IDENTIFIKASI ATRIBUT USABILITAS DAN PENYUSUNAN USULAN PERBAIKAN WEBSITE PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) ONLINE KOTA SURAKARTA BERDASARKAN PERSEPSI PENGGUNA
Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
TRI RAKHMAWATI I 0305010
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 IV-1
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi:
IDENTIFIKASI ATRIBUT USABILITAS DAN PENYUSUNAN USULAN PERBAIKAN WEBSITE PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) ONLINE KOTA SURAKARTA BERDASARKAN PERSEPSI PENGGUNA
Ditulis oleh: TRI RAKHMAWATI I 0305010
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Irwan Iftadi, ST., M.Eng NIP. 19700404 199603 1 002
Ilham Priadythama, ST, MT NIP. 19801124 200812 1 002
Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNS
Ketua Jurusan Teknik Industri
Ir. Noegroho Djarwanti, MT NIP. 19561112 198403 2 007
Ir. Lobes Herdiman, MT NIP. 19641007 199702 1 001
IV-2
LEMBAR VALIDASI
Judul Skripsi:
IDENTIFIKASI ATRIBUT USABILITAS DAN PENYUSUNAN USULAN PERBAIKAN WEBSITE PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) ONLINE KOTA SURAKARTA BERDASARKAN PERSEPSI PENGGUNA
Ditulis oleh: TRI RAKHMAWATI I 0305010
Telah disidangkan pada hari Jumat tanggal 22 Januari 2010 Di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan
Dosen Penguji : 1. Ir. Munifah, MSIE, MT NIP. 19561215 198701 2 001
2. Taufiq Rochman, STP, MT NIP. 19701030 199802 1 001
Dosen Pembimbing : 1. Irwan Iftadi, ST., M.Eng NIP. 19700404 199603 1 002
2. Ilham Priadythama, ST, MT NIP. 19801124 200812 1 002
IV-3
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Tri Rakhmawati
Nim
: I 0305010
Judul tugas akhir
: Identifikasi Atribut Usabilitas dan Penyusunan Usulan Perbaikan Website Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online Kota Surakarta Berdasarkan Persepsi Pengguna
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun tidak mencontoh atau melakukan plagiat dari karya tulis orang lain. Jika terbukti bahwa Tugas Akhir yang saya susun mencontoh atau melakukan plagiat dapat dinyatakan batal atau gelar Sarjana yang saya peroleh dengan sendirinya dibatalkan atau dicabut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila dikemudian
hari terbukti melakukan
menanggung segala konsekuensinya.
Surakarta, 29 Januari 2010
Tri Rakhmawati I 0305010
IV-4
kebohongan maka
saya
sanggup
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Tri Rakhmawati
Nim
: I 0305010
Judul tugas akhir
: Identifikasi Atribut Usabilitas dan Penyusunan Usulan Perbaikan Website Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online Kota Surakarta Berdasarkan Persepsi Pengguna
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun sebagai syarat lulus Sarjana S1 disusun secara bersama-sama
dengan Pembimbing 1 dan
Pembimbing 2. Bersamaan dengan syarat pernyataan ini bahwa hasil penelitian dari Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun bersedia digunakan untuk publikasi dari proceeding, jurnal, atau media penerbit lainnya baik di tingkat nasional maupun internasional sebagaimana mestinya yang merupakan bagian dari publikasi karya ilmiah Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Surakarta, 29 Januari 2010
Tri Rakhmawati I 0305010
IV-5
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT, tuhan seru sekalian alam. Berkat segala kemudahan yang Allah berikan, akhirnya Skripsi dengan judul “Identifikasi Atribut Usabilitas dan Penyusunan Usulan Perbaikan Website Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online Kota Surakarta Berdasarkan Persepsi Pengguna” dapat diselesaikan. Semoga Skripsi ini memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membacanya. Dengan segala ketulusan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga atas segala bantuan baik materiil maupun immateriil dari berbagai pihak. Hanya-lah Allah SWT kiranya yang dapat membalas segala bantuan dan budi baik beliau-beliau dan rekan-rekan. Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada: 1. Allah SWT, atas segala kemurahan, kemudahan, dan kelancaran yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. 2. Kedua orang tuaku. Terima kasih atas doa dan dorongan semangat yang tak pernah putus. Semoga Allah selalu menyayangi Bapak dan Ibu. 3. Ir. Lobes Herdiman, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Irwan Iftadi, ST, M.Eng., selaku Dosen Pembimbing I atas segala bimbingan, bantuan dan waktu yang tak ternilai harganya. 5. Ilham Priadythama, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing II atas segala bimbingan, bantuan dan waktu yang tak ternilai harganya. 6. Ir. Munifah, MSIE, MT., selaku Dosen Penguji I atas segala masukan yang diberikan. 7. Taufiq Rochman, STP, MT., selaku Dosen Penguji II atas semua masukan yang diberikan. 8. Kedua saudaraku, Kurniawan, Ssos. dan Dwi Rakhmawati, SP. atas dorongan dan dukungan yang diberikan untuk memacu semangatku. 9. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Surakarta atas ijin penelitian yang diberikan. IV-6
10. Bapak Sapto Hermawan dan Bapak Winarno selaku tim PPDB online 2009 Kota Surakarta atas segala informasi dan masukan yang diberikan. 11. Kepala Sekolah, Guru, dan Staff SMA
Negeri 2, SMA Negeri 5 SMA
Muhamadiyah 1, SMA AL Islam 1, SMP Negeri 4, SMP Negeri 8 atas kesempatan dan bantuan yang diberikan. 12. Keluarga besar Laboratorium Sistem Kualitas 13. Mbak Yayuk, Mbak Rina, Mbak Tutik, dan Pak Agus atas bantuan yang diberikan dalam hal administrasi. 14. Teman-teman seperjuangan Teknik Industri angkatan 2005. Terima kasih atas pertemanan yang kalian berikan selama ini. 15. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Skripsi ini. Sebagai akhir dari kata pengantar ini, penulis ingin menyampaikan bahwa laporan ini masih belum sempurna. Hal ini semata-mata dikarenakan oleh keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan berbagai masukan maupun kritikan dari pembaca. Sekian serangkai Kata Pengantar dari penulis. Semoga Skripsi ini bermanfaat. Amin
Surakarta,
Januari 2010
Penulis,
IV-7
ABSTRAK Tri Rakhmawati, NIM: I 0305010. IDENTIFIKASI ATRIBUT USABILITAS DAN PENYUSUNAN USULAN PERBAIKAN WEBSITE PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) ONLINE KOTA SURAKARTA BERDASARKAN PERSEPSI PENGGUNA. Skripsi. Surakarta : Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Januari 2010.
Sejak tahun 2006 yang lalu, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) ke SMP/MTs dan SMA/MA di Surakarta telah menerapkan sistem online tetapi, sampai sekarang dalam penerapan sistem ini masih muncul permasalahanpermasalahan yang berkaitan dengan usabilitas (kemampupakaian) dari website PPDB online. Munculnya permasalahan tersebut mendorong perlunya dilakukan perbaikan website agar lebih baik di mata penggunanya. Pada penelitian ini dilakukan identifikasi atribut-atribut usabilitas dan penyusunan usulan perbaikan website PPDB online Kota Surakarta. Hasil identifikasi atribut ini dapat digunakan sebagai dasar penyusunan usulan perbaikan website PPDB online. Penelitian ini terdiri dari lima tahapan. Tahap pertama yaitu pengumpulan dan evaluasi atribut-atribut usabilitas sistem informasi dari studi pustaka dengan tujuan memperoleh atribut awal usabilitas website PPDB online. Tahap kedua yaitu konfirmasi atribut awal kepada pengguna dengan tujuan mendapatkan tambahan atribut usabilitas versi pengguna. Tahap yang ketiga adalah pemilihan atribut yang penting menurut persepsi responden dengan Uji Cochran. Tahap yang keempat yaitu tahap pengelompokkan atribut ke dalam dimensi usabilitas yang lebih general untuk memudahkan penyusunan perbaikan website PPDB online. Tahap yang terakhir yaitu penyusunan usulan perbaikan website melalui Focus Group Discussion (FGD). Dari tahap identifikasi atribut diperoleh 18 atribut usabilitas yang menurut responden merupakan atribut penting dan ketika kedelapanbelas atribut tersebut dikelompokkan diperoleh bahwa kedelapanbelas atribut tersebut mengelompok pada lima dimensi usabilitas yaitu effectivity, efficiency, learnability, flexibility, dan satisfaction. Sementara pada FGD diperoleh lima usulan perbaikan website PPDB online Kota Surakarta yang mengacu hanya pada tiga dimensi usabilitas yaitu effectivity, efficiency, dan satisfaction
Kata kunci: usabilitas, website, Uji Cochran xv + 81 halaman; 7 gambar; 13 tabel; 1 Persamaan; 21 lampiran Daftar Pustaka: 37 (1988-2009) IV-8
ABSTRACT Tri Rakhmawati, NIM: I0305010. USABILITY ATTRIBUTES INDENTIFICATION AND IMPROVEMENT PROPOSAL GENERATION OF PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) ONLINE WEBSITE IN SURAKARTA BASED ON USER PERCEPTION. Thesis. Surakarta: Industrial Engineering Department, Faculty of Engineering, Sebelas Maret University, Januari 2010.
Since 2006, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) to junior high school or MTS and senior high school or MA in Surakarta have applied online system. However, until now in this system still happend problems that related with PPDB online website usability. These problems make PPDB online website should be improve to make it better in the user perception. This research indentify usability attributes and then generate improvement proposal of PPDB online website in Surakarta. The results of attributes indentification can be used as base for generating improvement proposal of PPDB online website. This research consists of five stages. The first stage is collection and evaluation usability attributes of the information system from literature study. This stage aims to obtain initial usability attributes of PPDB online website. The second stage is confirmation of initial attributes to the user to obtain additional usability attributes of the user version. The third stage is the sellection of important attributes by respondens perception with Cohran’s test. The fourth stage is grouping attributes into dimension of usability to make improvement proposal generation easier. The last stgae is generating improvement proposal trough Focus Group Discussion (FGD). From identification stages obtained 18 important usability attributes and after the 18 attributes are grouped, the 18 attributes are grouped in five usability dimensions. These dimension are effectivity, efficiency, learnability, flexibility, and satisfaction. In the FGD gained five improvement proposal of PPDB online website in Surakarta that refer to only three dimensions. They are effectivity, efficiency, and satisfaction.
Keywords: usability, website, Cochran Test xv + 81 pages; 7 pictures; 13 tables; 1 equation; 21 appendixs References: 37 (1988-2009)
IV-9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
LEMBAR VALIDASI
iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH
iv
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
v
KATA PENGANTAR
vi viii
ABSTRAK ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I PENDAHULUAN
I-1
1.1 Latar Belakang Penelitian
I-1
1.2 Perumusan Masalah
I-4
1.3 Tujuan Penelitian
I-4
1.4 Manfaat Penelitian
I-4
1.5 Batasan Masalah
I-5
1.6 Asumsi Penelitian
I-5
1.7 Sistematika Penulisan
I-5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II-1
2.1 Pengertian Website.
II-1
2.2 Website Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online Kota Surakarta
II-2
2.3 Pengertian Usability
II-5
2.3.1 Usability Evaluation 2.3.2 Usabilitas Website
II-9 II-10
2.4 Focus Group Discussion (FGD)
IV-10
II-11
2.4.1 Karakteristik Focus Group Discussion (FGD)
II-12
2.4.2 Keunggulan dan Kelemahan Focus Group Discussion (FGD) 2.4.3 Prinsip-Prinsip Focus Group Discussion (FGD) 2.5 Kuesioner (Alat Ukur)
II-13 II-15 II-15
2.5.1 Desain Kuesioner
II-16
2.5.2 Skala Dalam Kuesioner
II-18
2.6 Kuesioner-Kuesioner Usabilitas
II-20
2.7 Sampling
II-23
2.7.1 Ukuran Sampling
II-24
2.7.2 Teknik Pengambilan Sampel
II-25
2.8 Uji Cochran
II-28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III-1
3.1 Diagram Alir Peneltian
III-1
3.2 Penjelasan Diagram Alir
III-2
3.2.1 Preliminary Study (Studi Awal)
III-2
3.2.2 Requirement Definition (Pendefinisian Kebutuhan Penelitian)
III-3
3.2.3 Data Collecting and Processing (Pengumpulan dan Pengolahan Data)
III-4
3.2.4 Analysis and Conclusion (Analisis dan Penarikan Kesimpulan)
III-15
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
IV-1
4.1 Pengumpulan dan Evaluasi Atribut-Atribut Usabilitas Sistem Informasi dari Studi Pustaka
IV-1
4.2 Konfirmasi Atribut Awal Usabilitas Website PPDB Online Kota Surakarta Kepada User 4.3 Analisis Asosiasi dengan Uji Cochran
IV-4 IV-5
4.3.1 Uji Cochran
IV-6
4.3.2 Rekapitulasi Uji Cochran
IV-9
4.4 Pengelompokkan Atribut Usabilitas Website PPDB Online
IV-11
Kota Surakarta ke Dalam Dimensi Usabilitas
IV-12
4.5 Penyusunan Usulan Perbaikan dengan Forum Focus Group Discussion (FGD) BAB V
IV-14
ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
V-1
5.1 Analisis Pengelompokkan Atribut ke Dalam Dimensi
V-1
Usabilitas
V-6
5.2 Analisis Focus Group Discussion (FGD) BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
VI-1 VI-1 VI-1
6.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Lampiran 1
L-1
Lampiran 2
L-6
Lampiran 3
L-15
IV-12
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pengertian Usability
II-5
Tabel 2.2 Kriteria Pengukuran Usability
II-6
Tabel 4.1 Daftar Atribut Awal Usabilitas Webiste PPDB Online Kota Surakarta
IV-3
Tabel 4.2 Daftar dan Jumlah sampel pada Penyebaran Kuesioner Pertama
IV-4
Tabel 4.3 Daftar Usulan Atribut Usabilitas Website PPDB Online Yang Terpilih
IV-5
Tabel 4.4 Daftar dan Jumlah sampel pada Penyebaran Kuesioner Kedua
IV-6
Tabel 4.5 Daftar Rekapitulasi Hasil Uji Cochran
IV-9
Tabel 4.6 Daftar Atribut yang Dihilangkan
IV-10
Tabel 4.7 Daftar Atribut Sama Penting
IV-11
Tabel 4.8 Proses Pengelompokkan Atribut ke Dalam Dimensi Usabilitas
IV-13
Tabel 4.9 Daftar Dimensi Usabilitas Website PPDB Online
IV-14
Tabel 4.10 Permasalahan dan Usulan Perbaikan Website PPDB Online Kota Surakarta
IV-17
Tabel 5.2 Daftar Dimensi Usabilitas Gabungan
IV-13
V-1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tampilan Home dari Website PPDB Online Surakarta Tahun 2009
II-4
Gmabar 2.2 Tampilan Menu “Petunjuk Teknis” Website PPDB Online Surakarta Tahun 2009
II-5
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
III-1
Gambar 3.2 Tahapan dalam Pengumpulan dan Evaluasi Atribut-Atribut Usabilitas Sistem Informasi
III-5
Gambar 3.3 Tahapan dalam Konfirmasi Atribut Awal Usabilitas Website PPDB Online Kota Surakarta kepada User Gambar 3.4 Tahapan dalam Analisis Asosiasi dengan Uji Cochran
III-7 III-10
Gambar 4.1 Peta Penggabungan Dimensi Usabilitas Shackel (1990), Nielsen (1993), ISO 9241-11 (1998), dan Preece dkk. (2002)
IV-14
IV-12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1
Kuesioner Pertama
L-1
Lampiran 1.2
Kuesioner Kedua
L-4
Lampiran 2.1
Daftar Atribut Usabilitas Website Usulan Responden
L-6
Lampiran 2.2
Rekapitulasi Kuesioner Kedua
L-7
Lampiran 2.3
Uji Cochran dengan SPSS
L-9
Lampiran 2.4
Tabel Pengelompokkan Atribut ke Dalam Dimensi Usabilitas Menurut Shackel (1990)
Lampiran 2.5
Tabel Pengelompokkan Atribut ke Dalam Dimensi Usabilitas Menurut ISO 9241-11 (1998)
Lampiran 2.6
L-12
Tabel Pengelompokkan Atribut ke Dalam Dimensi Usabilitas Menurut Preece dkk. (2002)
Lampiran 2.8
L-11
Tabel Pengelompokkan Atribut ke Dalam Dimensi Usabilitas Menurut Nielsen (1993)
Lampiran 2.7
L-11
L-12
Contoh Pendeletan Atribut Pada Uji Cochran dengan Excel
L-13
Lampiran 3.1
USE Questionnaire
L-16
Lampiran 3.2
Nielsen’s Heuristic Evaluation (NHE)
L-17
Lampiran 3.3
Practical Heuristic for Usability Evaluation (PHUE)
L-17
Lampiran 3.4
Perceived Usefulness and Ease of Use (PUEU)
L-18
Lampiran 3.5
Purdue Usability Testing Questionnaire (PUTQ)
L-19
Lampiran 3.6
Website Analysis and Measurement Inventory (WAMMI)
L-22
Lampiran 3.7
Software Usability Measurement Inventory (SUMI)
L-23
Lampiran 3.8
Questionnaire for User Interface Satisfaction (QUIS)
L-25
Lampiran 3.9
WEBUSE
L-25
Lampiran 3.10
Computer System Usability Questionnaire (CSUQ)
L-26
Lampiran 3.11
Usability Evaluation Checklist for Websites (UECW)
L-27
IV-15
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dikemukakan uraian tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi, serta sistematika penulisan penelitian. 1.1. Latar Belakang Penelitian Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink) (Saputro, 2007). Website adalah halaman web di internet yang menyediakan informasi. Pemanfaatan website untuk sekarang ini sudah semakin luas. Baik di dunia kerja, pendidikan, pariwisata, bisnis, kesehatan, dan lain sebagainya. Banyak perusahaan, instansi, sekolah, universitas, dan lembaga-lembaga lainnnya yang penggunakan website sebagai bentuk pelayanan kepada customer, karyawan, siswa, mahasiswa, dan para relasinya. Pemanfaatan website di bidang pendidikan antara lain untuk pendaftaran siswa baru seperti yang dilaksanakan di Surakarta, Malang, Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Padang, Sidoarjo, Bengkulu, Batam, dan Bandung. Herman Tolle (2007) mengatakan bahwa situs web yang baik adalah situs web yang memiliki keseimbangan antara desain dan usefulness. Desain yang dimaksudkan meliputi estetika yang terdiri dari warna, layout, elemen serta tipografi dan komunikasi yang terdiri dari isi, penyampaian pesan serta pembentukan citra. Sedangkan usefulness meliputi utility yang terdiri dari fungsionalitas serta teknologi yang tepat dan usability yang terdiri dari kemudahan penggunaan: waktu
belajar,
kesalahan, daya ingat dan kepuasan subjektif.
IV-16
kecepatan kinerja, tingkat
Penerimaan Siswa Baru (PSB) di Surakarta yang sekarang dikenal dengan istilah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sejak tahun 2006 dilakukan secara online, yaitu penerimaan siswa baru dengan model seleksi elektronik via internet atau perangkat komputer yang bisa diakses secara langsung melalui website yang telah disediakan. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online adalah sistem penerimaan peserta didik baru SMP/MTs dan SMA/MA secara transparan dan real time berbasis pada teknologi informasi. Sistem ini merupakan jaringan yang dapat diakses melalui sms maupun internet. Tujuan dari PPDB online adalah untuk memperlancar proses penerimaan peserta didik baru SMP/MTs dan SMA/MA serta memberikan pelayanan kepada masyarakat secara transparan, obyektif, memenuhi rasa keadilan, dan akuntabel pada proses penerimaan peserta didik baru SMP dan SMA. Pada tahun 2009, PPDB online diikuti oleh 85 sekolah dengan 58 sekolah setingkat SMP dan 27 sekolah setingkat SMA. PPDB online diikuti oleh sekolah negeri maupun swasta (Disdikpora Kota Surakarta, 2009). Website penerimaan peserta didik baru, www.ppdbsolo.net adalah website untuk Penerimaan Siswa Baru (PSB) tingkat SMP maupun SMA tahun 2009 yang bersifat online. Website ini dikelola oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Surakarta bekerja sama dengan UPT. Pusat Komputer (Puskom) Universitas Sebelas Maret Surakarta (Disdikpora Kota Surakarta, 2009). Website PPDB online memberikan informasi kepada masyarakat tentang pendaftaran siswa baru tingkat SMP dan SMA. Masyarakat
khususnya calon siswa baru dapat mengetahui
bagaimana alur pendaftaran, pengalihan, pencabutan, kuota masing-masing sekolah peserta PPDB online, contoh formulir pendaftaran, syarat-syarat pendaftaran dan lain sebagainya melalui website PPDB. Mereka juga dapat memantau perkembangan proses pendaftaran, diperingkat berapa mereka ataupun putra-putri mereka pada saat itu. Website tersebut diharapkan mempermudah calon siswa baru dan orang tua siswa dalam proses pendaftaran.
IV-17
Dari segi teknologi, pada tahun-tahun yang lalu, PPDB online dirasa kurang memuaskan oleh berbagai pihak. Hal ini disebabkan karena situs yang sulit diakses dan data yang tumpang tindih sehingga membingungkan publik (http://ppdbonline.wordpress.com, 2009). Permasalahan PPDB online lainnya yaitu terjadinya kesalahan pengolahan data. Hal ini menyebabkan pengumuman PPDB online diundur beberapa hari (http://ppdbonline. wordpress.com, 2008). Website PPDB online tahun 2009 ini telah mengalami perbaikan dari tahun-tahun sebelumnya, tetapi tidak sedikit masyarakat yang masih merasa kurang puas. Berdasarkan wawancara dengan beberapa pengguna, mereka mengatakan bahwa informasi yang ditampilkan pada website kurang lengkap, terdapat istilah-istilah yang menimbulkan kebingungan, gambar yang susah dimengerti, data siswa yang ditampilkan di website kurang lengkap, pengelola kurang cepat dalam menanggapi keluhan pengguna, tampilan website kurang menarik, dan kecepatan update informasi yang masih kurang. Adanya kekurangan tersebut menyebabkan perlunya dilakukan perbaikan usabilitas website untuk menjadi lebih baik di mata penggunanya. Usabilitas menunjukkan kemudahan pengoperasian, cara penggunaan yang mudah dipelajari dan diingat, serta kenyamanan penggunaan aplikasi. Sistem yang memiliki usabilitas yang baik meminimumkan usaha fisik dan kognitif pengguna pada saat memanfaatkan sistem tersebut (Yahya, 2008). Menurut ISO 9241-11 (1998), usability adalah tingkatan suatu produk dapat dipergunakan oleh pengguna spesifik untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan efektifitas, efisiensi, dan kepuasan pada suatu konteks penggunaan yang spesifik. Sebelum
melakukan
suatu
perbaikan,
sangat
penting
untuk
mengetahui kebutuhan-kebutuhan dari pengguna website tersebut. Hal ini bermanfaat untuk menyusun prioritas perbaikan website. Untuk itu perlu dilakukan survey terhadap beberapa user guna mengetahui keluhan-keluhan yang mereka rasakan dan apa yang mereka inginkan. Dalam penelitian ini
IV-18
keluhan-keluhan dari user disampaikan dalam bentuk atribut-atribut usabilitas. Akan tetapi, atribut-atribut tersebut perlu diidentifikasi untuk memastikan bahwa atribut-atribut usabilitas benar-benar spesifik sebagai atribut usabilitas website PPDB online Kota Surakarta sehingga dapat digunakan sebagai masukan untuk menyusun usulan perbaikan website tersebut. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana menyusun usulan perbaikan website Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online Kota Surakarta berdasarkan atribut-atribut usabilitas yang diidentifikasi dari persepsi penggunanya. 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi atribut usabilitas website Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online Kota Surakarta berdasarkan persepsi penggunanya. 2. Menyusun usulan perbaikan website Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online Kota Surakarta berdasarkan atribut usabilitas hasil identifikasi. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah: 1. Penelitian
ini
menyumbangkan
sebuah
metodologi
bagaimana
mengidentifikasi atribut usabilitas sebuah sistem informasi atau website yang dapat dipakai oleh sistem informasi atau website sejenis untuk menyusun usulan perbaikan. 2. Penelitian ini memberikan masukan usulan-usulan untuk perbaikan website Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online Kota Surakarta kepada pengelola.
IV-19
1.5. Batasan Masalah Pembatasan masalah pada penelitian Skrispi ini adalah bahwa responden yang digunakan adalah pengguna website PPDB online Kota Surakarta tahun 2009 yang meliputi siswa baru setingkat SMP dan SMA tahun 2009 dan orang tua/wali siswa baru tahun 2009. 1.6. Asumsi Penelitian Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bahwa website Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Surakarta merupakan website yang memiliki kemiripan karakteristik dengan website pada umumnya sehingga atribut awal usabilitas website ini dapat diadopsi dari kuesionerkuesioner usabilitas yang relevan seperti kuesioner usabilitas website: Website Analysis and Measurement Inventory (WAMMI), WEBUSE, Usability Evaluation Checklist for Websites (UECW); kuesioner usabilitas komputer: Computer System Usability Questionnaire (CSUQ); kuesioner usabilitas software: Software Usability Measurement Inventory (SUMI), Purdue Usability Testing Questionnaire (PUTQ); kuesioner usabilitas interface: Questionnaire for User Interface Satisfaction (QUIS); kuesioner usabilitas teknologi informasi: Perceived Usefulness and Ease of Use (PUEU); dan kuesioner-kuesioner usabilitas lain yang bisa digunakan untuk semua aplikasi seperti USE Questionnaire, Nielsen’s Heuristic Evaluation (NHE), dan Practical Heuristics for Usability Evaluation (PHUE) dengan mekanisme seleksi berdasarkan relevansi. 1.7. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan urutan sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, penetapan asumsi-asumsi serta sistematika digunakan dalam penelitian.
IV-20
penulisan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memberikan penjelasan secara terperinci mengenai teoriteori yang dipergunakan sebagai landasan pemecahan masalah serta memberikan penjelasan secara garis besar metode yang digunakan oleh penulis sebagai kerangka pemecahan masalah. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab metodologi penelitian merupakan langkah pemecahan masalah yang terstruktur setahap demi setahap, dalam proses pelaksanaan pemecahan masalah dijelaskan dalam bentuk flowchart metodologi penelitian yang menguraikan gambaran tahapan proses penelitian. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini membahas tentang pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan untuk menyusun usulan perbaikan website Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online Kota Surakarta berdasarkan atribut-atribut usabilitas yang diidentifikasi dari persepsi pengguna. BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini menganalisis hasil pengolahan data dan menginterpretasi hasil dari penelitian. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan terhadap hasil penelitian serta saransaran perbaikan untuk penelitian selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas mengenai konsep dan teori yang digunakan dalam penelitian, sebagai landasan dan dasar pemikiran untuk membahas serta menganalisis permasalahan yang ada. 2.1. Pengertian Website Saputro (2007) menyatakan website atau situs sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau
IV-21
gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman atau hyperlink. Website adalah halaman web di internet yang menyediakan informasi. Alamat dari website, biasanya ditunjukan berdasarkan URL-nya. Sebuah tempat yang berada dalam World Wide Web dimana lembar web merupakan sebuah media untuk dapat menyebarkan informasi individual, kelompok, suatu badan atau lembaga. Unsur-unsur website atau situs menurut Saputro (2007) yaitu: a. Nama domain (Domain name/URL - Uniform Resource Locator) Pengertian nama domain atau biasa disebut dengan domain name atau URL adalah alamat unik di dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah website atau dengan kata lain domain name adalah alamat yang digunakan untuk menemukan sebuah website pada dunia internet. Contoh: http://www.baliorange.net, http://www.detik.com. Contoh nama domain berekstensi internasional adalah com, net, org, info, biz, name, ws. Contoh nama domain berekstensi lokasi Negara Indonesia adalah co.id (untuk nama domain website perusahaan), ac.id (nama domain website pendidikan), go.id (nama domain website instansi pemerintah), or.id (nama domain website organisasi).
b. Rumah tempat website (Web hosting) Web Hosting dapat diartikan sebagai ruangan yang terdapat dalam harddisk tempat menyimpan berbagai data, file-file, gambar dan lain sebagainya yang akan ditampilkan di website. Besarnya data yang bisa dimasukkan tergantung dari besarnya web hosting yang disewa atau dipunyai. Semakin besar web hosting semakin besar pula data yang dapat dimasukkan dan ditampilkan dalam website. Besarnya hosting ditentukan ruangan harddisk dengan ukuran MB (Mega Byte) atau GB (Giga Byte). c. Bahasa Program (Scripts Program)
IV-22
Bahasa
program
adalah
bahasa
yang
digunakan
untuk
menerjemahkan setiap perintah dalam website pada saat diakses. Jenis bahasa program sangat menentukan statis, dinamis atau interaktifnya sebuah website. Semakin banyak ragam bahasa program yang digunakan, maka website akan terlihat semakin dinamis dan interaktif serta terlihat bagus. Beragam bahasa program telah hadir untuk mendukung kualitas website. Jenis-jenis bahasa program yang banyak dipakai para desainer website antara lain HTML, ASP, PHP, JSP, Java Scripts, dan Java applets. Bahasa dasar yang dipakai setiap situs adalah HTML, sedangkan PHP, ASP, JSP dan lainnya merupakan bahasa pendukung yang bertindak sebagai pengatur dinamis dan interaktifnya situs. d. Desain website Unsur website yang penting dan utama adalah desain. Desain website
menentukan kualitas dan keindahan sebuah website. Desain
sangat berpengaruh kepada penilaian pengunjung akan bagus tidaknya sebuah website. 2.2. Website Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online Kota Surakarta PPDB online secara harfiah didefinisikan sebagai penerimaan peserta didik baru dengan sistem online atau serangkaian proses penerimaan peserta didik baru dengan menggunakan sistem real time, dimana ketika peserta didik mendaftar pada sebuah sekolah akan langsung dinilai oleh engine secara sistemik (menggunakan parameter-parameter) dan peserta didik dapat memantau perankingkan melalui sebuah website secara online dan real time. Apabila dibandingkan dengan PPDB model manual, PPDB online lebih dari sisi transparancy dan accountability (Tim PPDB UPT. Pusat Komputer UNS, 2009). PPDB online yang dilaksanakan di Kota Surakarta dimulai tahun 2006 dengan dukungan UPT. Pusat Komputer Universitas Sebelas Maret. Selain di Surakarta, penerimaan siswa baru online juga telah dilaksanakan di
IV-23
kota-kota lain seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Padang, Sidoarjo, Bengkulu, Batam, dan Bandung (Haryanto, 2009). PPDB online Kota Surakarta dilaksanakan dengan memegang asas objektif, transparan, dan akuntabel. Objektif artinya penerimaan peserta didik, baik peserta didik baru maupun pindahan harus memenuhi ketentuan umum yang diatur di dalam petunjuk PPDB online. Transparan artinya pelaksanaan peserta didik baru bersifat terbuka dan dapat diketahui oleh masyarakat termasuk orang tua peserta didik untuk menghindarkan penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi. Sedangkan akuntabel artinya penerimaan peserta didik dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, baik prosedur maupun hasilnya (Disdikpora Kota Surakarta, 2009). Website
penerimaan
peserta
didik
baru
dengan
nama
www.ppdbsolo.net adalah nama situs penerimaan peserta didik baru kota Surakarta tahun 2009. Website ini dikelola oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga bekerjasama dengan UPT Pusat Komputer UNS. Website ini diharapkan dapat membantu kelancaran proses penerimaan siswa baru di Surakarta (Disdikpora Kota Surakarta, 2009). Website ini disediakan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh calon siswa baru tingkat SMP dan SMA. Melalui website tersebut mereka dapat mengetahui bagaimana sistem penerimaan peserta didik baru di Surakarta, apa syarat-syarat pendaftran yang harus dibawa pada saat mendaftar, bagaimana alur pendaftaran dan pencabutan, memantau perkembangan pendaftaran mereka dan bagaimana hasil akhir pendaftaran. Website ini diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada para pendaftar dalam memperoleh informasi. Para pendaftar tidak harus mendatangi sekolah dimana mereka mendaftar untuk mendapatkan informasi perkembangan pendaftaran. Mereka dapat memperolehnya dengan mengakses website penerimaan peserta didik baru baik melalui komputer maupun mengaksesnya lewat handphone.
IV-24
Gambar 2.1 Tampilan Home dari Website PPDB Online Surakarta Tahun 2009
Gambar 2.2 Tampilan Menu “Petunjuk Teknis” Website PPDB Online Surakarta Tahun 2009 2.3. Pengertian Usability Pengertian usabilitas (usability) berdasarkan ISO 9241-11 (1998) dalam Yudhistira (2007) ditunjukkan pada tabel berikut:
IV-25
Tabel 2.1 Pengertian Usability Sasaran Usability Efektifitas Efisiensi Kesesuaian Persentase tujuan Waktu untuk terhadap tercapai menyelesaikan pekerjaan tugas Kecocokan untuk Cacah fitur Relatif efisiensi user terlatih canggih terpakai dibanding pengguna ahli Kemudahan Persentase fungsi- Waktu untuk dipelajari fungsi/fitur belajar dipelajari Error tolerance
Persentase error terkoreksi dengan baik
Waktu untuk mengoreksi error
Kepuasan Skala kepuasan tercapai Skala kepuasan dengan fitur canggih Skala kepuasan untuk kemudahan dipelajari Skala kepuasan untuk penanganan error
Sumber : Yudhistira, 2007
Sedangkan prinsip usability menurut Dix (1993) dalam Yudhistira (2007) adalah sebagai berikut: a. Learnability : kemudahan bahwa pengguna baru dapat menggunakan interaksi secara efektif dan memperoleh maksimal kinerja. b. Flexibility
: ragam cara user dan sistem dapat bertukar informasi
c. Robustness : dukungan untuk user agar dapat mencapai tujuan dengan baik Yahya (2008) menyatakan bahwa usability menunjukkan kemudahan pengoperasian, cara penggunaan yang mudah dipelajari dan diingat, serta kenyamanan penggunaan aplikasi. Sistem yang memiliki usability yang baik meminimumkan usaha fisik dan kognitif pengguna pada saat memanfaatkan sistem tersebut. Tabel 2.2 Kriteria Pengukuran Usability N o. 1 2
Kriteria Effectivity (efektifitas) Efficiency (efisiensi)
Shackel (1990) √
Nielsen (1993) √
IV-26
ISO 924111 (1998) √ √
Preece, dkk (2002) √ √
3
Learnability (kemudahan dipelajari) 4 Memorability (kemudahan diingat) 5 Flexibility (fleksibilitas) 6 Error (kesalahan) 7 Utility (utilitas) 8 Safety (keamanan) 9 Satisfaction (kepuasan) 10 Attitude (perilaku)
√
√
√
√
√ √ √ √ √
√
√
Sumber : Yahya, 2008
Kriteria nomor 1 sampai 8 pada tabel di atas merupakan performansi pengguna (pengukuran yang bersifat objektif) dan kriteria nomor 9 dan 10 merupakan pengukuran yang bersifat subjektif dari sudut pandang pengguna. Berikut ini adalah penjelasan tentang kesepuluh kriteria usability yang terdapat dalam Yahya (2008): a. Effectivity (efektifitas) Shackel (1990) menjelaskan efektifitas sebagai performansi pengguna memakai sistem yang bersangkutan. Efektifitas diukur dari waktu yang diperlukan pengguna untuk menyelesaikan sebuah task dan dari jumlah kesalahan yang dibuat. Standar ISO 9241-11 (1998) memakai efektifitas sebagai indikator keakurasian dan kelengkapan sistem memenuhi kebutuhan pengguna. Sedangkan efektifitas menurut Preece dkk. (2002) mengacu pada kualitas sistem dalam menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan tujuan pembuatan sistem tersebut. b. Efficiency (efisiensi) Nielsen (1993) mengaitkan efisiensi dengan kebutuhan sumber daya, seperti usaha, waktu, dan biaya untuk mencapai tujuan pemakaian sistem tersebut. Standar ISO 9241-11 (1998) mengaitkan efisiensi dengan hubungan antara sumber daya yang dibutuhkan dan tujuan yang tercapai. Semakin efisien sebuah sistem semakin cepat pengguna mendapatkan tujuannya.
IV-27
Preece dkk. (2002) mengukur efisiensi dari optimasi sistem pendukung pengguna
dalam penyelesaian tugas-tugasnya
sesuai
kemampuan sistem tersebut. c. Learnability (kemudahan dipelajari) Shackel (1990) dan Nielsen (1993) menyatakan learnability sebagai tingkat kemudahan sistem untuk dipelajari, diukur melalui waktu yang diperlukan untuk mempelajari penggunaan sistem hingga mencapai level kemahiran tertentu. d. Memorability (kemudahan diingat) Berbeda dengan Shackel (1990) yang memasukkan unsur memorability
sebagai bagian dari
learnability,
Nielsen
(1993)
berpendapat bahwa kriteria memorability berdiri sendiri terlepas dari kriteria learnability. Memorability berhubungan dengan proses recalling (mengingat) cara pemakaian sistem setelah pengguna tidak berinteraksi dengan sistem tersebut selama beberapa waktu. e. Flexibility (fleksibilitas) Shackel (1990) memandang perlunya sebuah sistem memiliki atribut fleksibilitas. Fleksibilitas berkaitan dengan variasi pengerjaan suatu task/fungsi. Pengguna dapat mengakses lebih dari satu cara untuk melakukan suatu task. f. Error (kesalahan) Nielsen (1993) menambahkan kriteria kesalahan dalam menilai usability sebuah sistem. Frekuensi kesalahan yang tinggi pada saat penggunaan sistem mengidentifikasikan rendahnya usability sistem yang bersangkutan. g. Utility (utilitas) Preece dkk. (2002) memakai utilitas sebagai acuan tingkat fungsionalitas sebuah sistem yang dapat digunakan pengguna untuk menyelesaikan suatu tugas. h. Safety (keamanan)
IV-28
Preece dkk. (2002) juga mempertimbangkan masalah safety (keamanan) sebagai sebuah kriteria usability. Sistem keamanan mencegah kerusakan fatal pada sistem dari kondisi yang tidak diinginkan. Tidak hanya itu, sistem juga memberikan petunjuk perbaikan apabila terjadi kesalahan. i. Satisfaction (kepuasan) Kriteria kepuasan menjadi pertimbangan bagi Nielsen (1993) dan standar ISO 9241-11 (1998). Kepuasan pengguna terhadap sistem yang dipakainya mengindikasikan bahwa sistem tersebut layak pakai. j. Attitude (perilaku) Shackel (1990) mengukur kriteria perilaku sistem dari bagaimana pengguna menerima dan merasa puas dari sistem yang dipakainya. Untuk saat ini, usability assesment telah banyak diterapkan dalam merancang suatu sistem atau produk. Di Indonesia, usability telah dipertimbangkan antara
lain dalam membuat jaringan komunikasi
pemerintah provinsi DKI Jakarta. Visi dan misi pembuatan jaringan komunikasi ini yaitu untuk melayani kebutuhan informasi bagi pemerintah DKI Jakarta dan pelayanan kepada publik untuk menuju DKI Jakarta menjadi kota pelayanan pata tahun 2020 (Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2009). Usability menjadi salah satu parameter yang digunakan oleh Departemen Komunikasi dan Informasi dalam menilai kualitas website pemerintah daerah dalam rangka pembuatan rating website pemerintah daerah. Usability menjadi salah satu parameter di samping parameterparameter yang lain seperti kecepatan (speed), homepage, isi (content), konteks, kemudahan dibaca (readability), mobilitas data, ketepatan (accuracy), layanan publik, dan penggunaan platform. Usability yang dimaksudkan di sini yaitu ukuran kualitas interaksi (http://eh.web.id, 2009). 2.3.1 Usability Evaluation
IV-29
Dalam The Usability First Glossary (2005) dikatakan bahwa usability evaluation dapat dilakukan dalam berbagai tahap, sebelum dan sesudah desain dan juga saat proses perbaikan desain. Dalam memilih metode evaluasi harus diperhatikan biaya tidak hanya dalam kaitannya dengan waktu dan material yang digunakan, tetapi juga kaitannya dengan pengguna karena biaya dapat menyebabkan kegagalan dalam menarik pengguna untuk kembali mengunjungi website kita. Beberapa metode dalam evaluasi usabilitas diantaranya: a. Teori penelusuran Adalah satu pendekatan untuk mengevaluasi suatu interface dengan memecah dan meneliti aksi yang dilakukan pengguna saat harus menggunakan suatu sistem untuk melaksanakan tugas tertentu. b. Fokus Grup Mengumpulkan pengguna dalam suatu group diskusi untuk mendengarkan feedback mereka, reaksi dari suatu desain dan mendiskusikan pilihan mereka. Fokus group berguna untuk menelusur masalah lebih lanjut yang tidak muncul saat wawancara. c. GOMS Merupakan suatu teknik dalam memodelkan dan mendeskripsikan kinerja manusia saat melaksanakan suatu tugas. GOMS merupakan kependekan dari Goals, Operators, Methods, and Selection Rules. d. Prototyping Menyertakan perbaikan representative dari suatu sistem yang bertujuan hanya untuk percobaan dan dapat dimulai dari sketsa sederhana sampai sistem fungsional sepenuhnya. e. Analisis tugas Mengevaluasi bagaimana pemakai menggunakan suatu software atau website. Analisis dilakukan dengan menentukan tujuan dan tugas yang harus dilakukan, kemudian membuat rekomendasi yang mengarah pada peningkatan efisiensi dan user-friendlines.
IV-30
f. User testing Mengamati interaksi pengguna dengan sistem atau website sementara ahli usabilitas mengamati dan mencatat aksi yang dilakukan. 2.3.2 Usabilitas Website Firmansyah (2008) menyatakan bahwa secara umum, usability diartikan pada bagaimana user dapat belajar dan menggunakan suatu produk untuk mencapai tujuan yang ia harapkan dan seberapa baik pengalaman yang didapat user saat produk itu digunakan. Berkaitan dengan web usability, tentunya produk yang dibicarakan di sini adalah website. Aspek-aspek yang harus teruji dalam suatu fungsi HCI (Human-Computer Interaction) antara lain: a. Aspek Fungsi (usefulness), adalah faktor- faktor yang berkaitan erat dengan pemrograman dan logika. b. Aspek Kemudahan (usability), adalah faktor-faktor yang berkaitan erat dengan user-interface. c. Aspek Budaya (culture), adalah faktor-faktor yang berkaitan erat dengan antropologi. Wikipedia (2009) menyatakan bahwa web usability merupakan suatu pendekatan untuk membuat situs mudah digunakan oleh penggunanya tanpa harus melalui pelatihan khusus. Pengguna harus mampu secara intuisi menentukan langkah yang harus dilakukan ketika menggunakan suatu website hanya dengan berinteraksi dengan semua hal yang ditampilkan dalam halaman website, seperti menekan tombol. Adapun tujuan dari pendekatan ini yaitu: a. Menampilkan informasi secara jelas kepada pengguna b. Memberikan pilihan yang tepat dengan cara yang jelas c. Menghilangkan langkah membingungkan terkait dengan aksi yang dilakukan d. Meletakkan bagian yang penting pada tempat yang tepat dalam website . IV-31
Menurut Herman Tolle (2007), situs web yang baik adalah situs web yang memiliki keseimbangan antara design dan usefulness. Design situs web meliputi estetika (warna, layout, elemen, tipografi) dan komunikasi (isi, penyampaian pesan, pembentukan citra). Sedangkan usefulness meliputi utility (fungsionalitas, teknologi yang tepat) dan usability (kemudahan penggunaan: waktu belajar, kecepatan kinerja, tingkat kesalahan, daya ingat, dan kepuasan subjektif). 2.4. Focus Group Discussion (FGD) Menurut Lingkaran Survei Indonesia (2009), FGD secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu diskusi yang dilakukan secara sistematis dan terarah atas suatu isu atau masalah tertentu. Meski sebuah diskusi, FGD bukan kumpul-kumpul beberapa orang untuk membicarakan suatu hal. Ada prosedur dan standar tertentu yang harus diikuti agar hasilnya benar dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Irwanto (1998) menyatakan bahwa FGD (Focus Group Discussion) adalah metode penelitian melalui proses pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok (Susilo dan Sutarta, 2004). Hoed (1995) menjelaskan Focus Group Discussion (FGD) adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kecenderungan yang ada pada individu mengenai persepsi individu itu tentang suatu hal (Yuliazmi, 2005). Menurut Litosseliti (2003) Focus Group Discussion ini disusun untuk tujuan menggali topik yang spesifik, pandangan, dan pengalaman individu, melalui interaksi kelompok (Yuliazmi, 2005). FGD adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti (Hendri, 2009).
IV-32
Litosseliti (2003) menyatakan jumlah peserta FGD secara tipikal berkisar antara enam dan delapan partisipan, tetapi ukuran itu dapat pada rentang empat sampai dengan dua belas tergantung pada tujuan penelitian (Yuliazmi, 2005). Krueger (1998) menambahkan bahwa hal yang perlu diperhatikan dalam Focus Group Discussion adalah khalayak sasaran harus homogen (Yuliazmi, 2005). 2.4.1 Karakteristik Focus group Discussion (FGD) Focus Group Discussion memiliki lima karakteristik sebagai berikut (Yuliazmi, 2005): a.
Jumlah peserta Focus Group Discussion sebaiknya empat sampai dua belas orang. Bila jumlah peserta kurang dari empat orang dikhawatirkan anggota kelompok cepat memperoleh giliran bicara dan tidak terjadi penggalian ide. Situasi ini akan mengurangi keragaman dan terjadi kekuasaan ide. Jumlah peserta lebih dari dua belas orang mengakibatkan diskusi akan sulit dikendalikan karena peserta terlalu banyak pandangan/ide atau bosan menunggu giliran berbicara.
b.
Peserta mempunyai karakteristik yang homogen. Homogenitas menjadi salah satu dasar pemilihannya. Peserta diskusi dipilih karena mempunyai persamaan pengalaman, profesi, gender, usia, status dan sebagainya. Disamping itu peserta mempunyai kepentingan dengan permasalahan yang akan dibahas.
c.
Informasi yang diambil dalam diskusi bukan yang bersifat konsensus atau rekomendasi untuk mengambil keputusan. Melainkan informasi mengenai sikap, persepsi, dan perasaan peserta yang berkaitan dengan topik diskusi yang diperlukan penulis.
d.
Data yang dihasilkan adalah data kualitatif yang dapat memberikan gambaran dan pemahaman melalui pertanyaan terbuka yang memungkinkan peserta
IV-33
merespon dengan cara
mereka sendiri. Disini peneliti dapat berperan sebagai moderator, pendengar, pengamat, dan akhirnya menganalisis secara induktif. e.
Pertanyaan diajukan dengan cara yang mudah dimengerti oleh peserta, spontan, logis, dengan menekankan pemahaman atas proses berpikir dari peserta atas topik yang didiskusikan
2.4.2 Keunggulan dan Kelemahan Focus Group Discussion (FGD) Menurut Krueger (1998) dalam (Yuliazmi, 2005), Focus Group Discussion (FGD) mempunyai keunggulan dan kelemahan sebagai berikut: a. Kelebihan yang dimiliki Focus Group Discussion antara lain sebagai berikut: 1. FGD merupakan salah satu prosedur penelitian berorientasi sosial dengan menempatkan manusia pada posisi dan situasi yang sesungguhnya. Dalam diskusi, pendapat peserta saling mempengaruhi dan keputusan dapat dibuat setelah mendengar peserta lain berinteraksi secara dinamis. 2. Bentuk diskusi memberikan keleluasaan bagi pemandu untuk menggali pendapat peserta yang lebih mendalam dan luas. Fleksibilitas ini dapat menggali hal-hal yang tidak dapat dilakukan dalam wawancara terstruktur. 3. Memiliki validitas tatap muka yang tinggi dan mudah dilakukan dengan biaya yang tidak terlalu besar. 4. Hasil Focus Group Discussion dapat diperoleh dengan cepat. Pemandu yang memiliki keterampilan baik dapat melaksanakan 3-4 kelompok diskusi, menganalisis hasil Focus Group Discussion dan menyiapkan laporan dengan segera . 5. Focus Group Discussion memungkinkan peneliti meningkatkan ukuran-ukuran dan jumlah sampel tanpa meningkatkan kebutuhan waktu untuk wawancara. b. Focus Group Discussion memiliki kelemahan di antaranya:
IV-34
1. Peneliti mempunyai kontrol yang kurang dalam wawancara Focus Group Discussion dibandingkan dengan wawancara perorangan karena pada saat berlangsungnya FGD, peneliti harus membagi konsentrasi kepada seluruh peserta. 2. Data yang masuk lebih sulit dianalisis karena diskusi dikondisikan seperti lingkaran sosial. Seluruh komentar peserta harus dihubungkan dengan topik diskusi saat itu sehingga perlu hati-hati dalam mengomentari atau mengambil kesimpulan. 3. FGD memerlukan pemandu yang terampil dengan kemampuan dapat membuka dan menutup sesi tanya jawab, memilih jeda waktu, dan perpindahan satu topik ke topik lain 4. Setiap kelompok dalam FGD memiliki karakteristik yang berbeda, misalnya kelompok pasif yang membosankan atau kelompok yang terlalu aktif yang mendominasi seluruh pembicaraan 5. Kesulitan dalam menyusun waktu pelaksanaan diskusi dan diskusi harus diadakan dalam kondisi yang kondusif sehingga diskusi menghasilkan poin-poin kesimpulan yang baik.
2.4.3 Prinsip-Prinsip Focus Group Discussion (FGD) Beberapa prinsip FGD menurut Irwanto (2006) dalam Zebua (2007) adalah sebagai berikut : a. FGD adalah kelompok diskusi bukan wawancara atau obrolan. Ciri khas metode FGD yang tidak dimiliki oleh metode riset kualitaif lainnya (wawancara mendalam atau observasi) adalah interaksi. Tanpa interaksi, sebuah FGD berubah wujud menjadi kelompok wawancara terfokus (FGI-Focus Group Interview). Hal ini terjadi apabila moderator cenderung selalu mengkonfirmasi setiap topik satu per satu kepada seluruh peserta FGD. b. FGD adalah group bukan individu. Prinsip ini masih terkait dengan prinsip sebelumnya. Agar terjadi dinamika kelompok, moderator
IV-35
harus memandang para peserta FGD sebagai suatu group, bukan orang per orang. c. FGD adalah diskusi terfokus bukan diskusi bebas. Prinsip ini melengkapi prinsip pertama di atas. Diingatkan bahwa jangan hanya mengejar interaksi dan dinamika kelompok, kalau hanya mengejar hal tersebut diskusi bisa berjalan ngawur. Selama diskusi berlangsung moderator harus fokus pada tujuan diskusi, sehingga moderator akan selalu berusaha mengembalikan diskusi ke “jalan yang benar” 2.5. Kuesioner (Alat Ukur) Kuesioner (questionnaires) adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan dijawab oleh responden. Kuesioner merupakan suatu mekanisme pengumpulan data yang efisien jika peneliti mengetahui dengan tepat apa yang diperlukan dan bagaimana mengukur variabel penelitian (Sekaran, 1992). Kuesioner dapat diberikan secara pribadi, disuratkan kepada responden, atau disebarkan secara elektronik.
2.5.1 Desain Kuesioner Menurut Sekaran (1992), aspek-aspek penting dalam desain kuesioner adalah sebagai berikut: a. Prinsip Susunan Kata Prinsip susunan kata mengacu pada faktor, seperti (1) ketepatan isi pertanyaan, (2) bagaimana pertanyaan disampaikan dan tingkat kefasihan bahasa yang digunakan, (3) tipe dan bentuk pertanyaan yang diajukan, (4) urutan pertanyaan, dan (5) data pribadi yang dicari dari responden. b. Prinsip Pengukuran Prinsip pengukuran perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh adalah tepat untuk menguji hipotesis.
IV-36
Hal ini mengacu pada skala dan teknik penyusunan skala yang digunakan untuk mengukur konsep, sekaligus penilaian terhadap keandalan dan validitas ukuran yang dipakai. c. Penampilan Umum atau Getup Kuesioner Kuesioner yang atraktif dan rapi dengan pendahuluan yang tepat, instruksi, dan kumpulan pertanyaan yang dipersiapkan dengan baik akan memudahkan responden dalam menjawab. Dalam Sekaran (1992) disebutkan bahwa terdapat tujuh tipe dan bentuk pertanyaan dalam kuesioner. Ketujuh tipe dan bentuk tersebut adalah sebagai berikut: a. Pertanyaan Terbuka versus Tertutup Pertanyaan terbuka (open-ended questions) memungkinkan responden untuk menjawab dengan cara yang mereka pilih. Sebuah contoh pertanyaan terbuka adalah meminta responden untuk menyebutkan lima hal yang menarik dan menantang dalam pekerjaan. Pertanyaan tertutup (closed question) sebaliknya, akan meminta responden untuk membuat pilihan di antara serangkaian alternatif yang diberikan oleh peneliti. Misalnya daripada meminta responden untuk menyebutkan lima aspek pekerjaan yang dirasa menarik dan menantang, peneilti dapat mendaftarkan 10 atau 15 aspek yang mungkin terlihat menarik atau menantang dalam pekerjaan dan meminta responden untuk mengurutkan lima aspek pertama di antara daftar tersebut menurut preferensi mereka. Semua item dalam kuesioner yang menggunakan skala nominal (nominal scale), ordinal (ordinal scale), interval (interval scale), atau rasio (ratio scale) dianggap tertutup. b. Pertanyaan yang Disusun secara Positif dan Negatif Daripada menyampaikan semua pertanyaan secara positif, disarankan memasukkan beberapa pertanyaan yang disusun secara negatif (negatively worded questions) sehingga kecenderungan
IV-37
responden untuk secara mekanis melingkari titik di salah satu ujung skala bisa diminimalkan. Misalnya, katakanlah bahwa enam pertanyaan digunakan untuk mengungkap variabel “perasaan sukses” menggunakan skala 5 titik, dengan 1 sebagai “sangat rendah” dan 5 sebagai “sangat tinggi”. Seorang responden yang tidak berminat untuk melengkapi kuesioner lebih mungkin tetap terlibat dan siaga saat menjawab pertanyaan jika pertanyaan yang disusun secara positif (positively worded questions) dan negatif diselang-seling dalam daftar pertanyaan. c. Pertanyaan yang Memiliki Respon Ganda Pertanyaan yang membuka kemungkinan respon yang berbeda pada subkalimatnya disebut pertanyaan yang memiliki respon ganda (double-barreled questions). Pertanyaan semacam itu sebaiknya dihindari dan lebih baik mengajukan dua atau lebih pertanyaan terpisah. d. Pertanyaan Ambigu Bahkan pertanyaan yang tidak memiliki respon ganda mungkin disusun secara ambigu dan responden menjadi tidak yakin apa arti pertanyaan yang sesungguhnya. Contoh pertanyaan seperti itu adalah “Seberapa besar menurut Anda kebahagiaan Anda?” Responden mungkin kesulitan untuk memutuskan apakah pertanyaan tersebut mengacu pada keadaan perasaan mereka di tempat kerja, di rumah, atau secara umum. e. Pertanyaan yang Bergantung pada Ingatan Beberapa pertanyaan mungkin mengharuskan responden untuk mengingat pengalaman dari masa lalu yang sudah kabur dalam memori mereka. Jawaban atas pertanyaan yang bergantung pada ingatan (recall-dependent questions) mungkin bias. f. Pertanyaan yang Mengarahkan
IV-38
Pertanyaan sebaiknya tidak disampaikan dalam cara tertentu yang mengarahkan responden untuk memberikan respons yang peneliti sukai dan inginkan dari mereka. g. Pertanyaan yang Bermuatan Jenis bias lain dalam pertanyaan terjadi ketika pertanyaan disampaikan dalam cara yang bemuatan (loaded questions) emosional. 2.5.2 Skala dalam Kuesioner Penskalaan adalah proses menetapkan nomor-nomor atau simbol-simbol terhadap suatu atribut atau karakteristik yang bertujuan untuk mengukur atribut atau karakteristik tersebut. Secara umum, terdapat empat tipe skala dasar yaitu nominal, ordinal, interval, dan rasio. Berikut ini adalah pengertian masing-masing skala pengukuran menurut Sekaran (1992). a. Nominal Skala nominal adalah skala yang memungkinkan peneliti untuk menempatkan subjek pada kategori atau kelompok tertentu. Misalnya, terkait dengan variabel gender, responden dapat dibagi kedalam dua kategori yaitu pria dan wanita. Kedua kelompok tersebut bisa diberi kode nomor 1 dan 2. Nomor tersebut berfungsi sebagai label kategori, tanpa nilai instrinsik. b. Ordinal Skala ordinal tidak hanya mengategorikan variabel-variabel untuk menunjukkan perbedaan di antara berbagai kategori, tetapi juga mengurutkannya ke dalam beberapa cara. Contoh : Urutkan karakteristik dalam suatu pekerjaan berikut ini yang terkait dengan seberapa penting karakteristik tersebut bagi Anda. Anda harus mengurutkan item yang paling penting sebagai 1, kedua terpenting sebagai 2, dan seterusnya hingga Anda selesai mengurutkan semua sebagai 1, 2, 3, 4, atau 5.
IV-39
Karakteristik Pekerjaan Peluang
yang
Urutan Kepentingan
disediakan
oleh
pekerjaan: 1. Berinteraksi dengan orang lain
-------------
2. Menggunakan
sejumlah
-------------
3. Menyelesaikan seluruh tugas dari
-------------
keterampilan yang berbeda
awal sampai akhir 4. Melayani orang lain
-------------
5. Bekerja secara bebas
-------------
c. Interval Skala interval memungkinkan kita melakukan operasi aritmatika
tertentu
terhadap
data
yang dikumpulkan dari
responden. Skala interval memampukan kita mengukur jarak antara setiap dua titik pada skala. Hal ini membantu kita untuk menghitung mean dan standar deviasi respon terhadap variabel. Contoh: Seberapa bermanfaatnyakah dukungan yang diberikan oleh kelompok pendukung teknis?
Sangat Tidak
Sangat bermanfaat
Bermanfaat 1
2
3
4
5
d. Rasio Skala rasio mengatasi kekurangan titik permulaan yang berubah-ubah pada skala interval. Skala rasio memiliki titik nol absolut yang merupakan titik pengukuran yang berarti. Jadi, skala rasio tidak hanya mengukur besaran perbedaan antartitik pada skala, tetapi juga menunjukkan proporsi dalam perbedaan. Skala ini merupakan yang tertinggi di antara keempat skala. IV-40
Contoh: Berapa lama dalam satuan jam anda menghabiskan waktu mengakses internet setiap harinya ? 0
2 4
6 8
2.6. Kuesioner-Kuesioner Usabilitas Telah banyak penelitian-penelitian dilakukan berkaitan dengan usabilitas. Penelitian-penelitiann tersebut menghasilkam beberapa kuesioner usabilitas yang diperuntukkan untuk mengukur usabilitas suatu objek yang diteliti. Berikut ini adalah uraian singkat dari beberapa contoh kuesioner usabilitas. Uraian isi kuesioner tersebut terdapat pada Lampiran 3.1 sampai dengan Lampiran 3.11. a. USE Questionnaire Kuesioner ini dikembangkan oleh Arnold M. Lund. USE terdiri dari Usefulness, Satisfaction, dan Ease of Use. Kuesioner ini pada awalnya hanya mengukur tiga dimensi usabilitas yaitu Usefulness, Ease of Use, dan Satisfaction. Dalam perkembangan selanjutnya, USE Questionnaire mengukur empat dimensi usabilitas yaitu
Usefulness,
Ease of Use, Ease of Learning, dan Satisfaction. b. Computer System Usability Questionnaire (CSUQ) Kueisoner ini merupakan pengembangan dari IBM Computer Usability Satisfaction Questionnaire yang dikembangkan oleh J. R. Lewis yang ditujukan untuk mengevaluasi psikometrik dan instruksi dalam sebuah komputer. c. Purdue Usability Testing Questionnaire (PUTQ) Kuesioner ini dikembangkan oleh H. X. Choong Lin dan Salvendy. Kuesioner ini adalah sebuah metode untuk membandingkan usabilitas relatif dari sistem software yang berbeda. Kuesioner ini terdiri dari 100 buah pertanyaan yang mewakili 8 dimensi usabilitas yaitu compatibility, consistency, flexibility, learnability, minimal action, minimal memory load, perceptual limitation, dan user guidance. d. Questionnaire for User Interface Satisfaction (QUIS) IV-41
Kuesioner ini merupakan pengembangan dari sebuah instrumen untuk mengukur kepuasan pengguna dari interface manusia-komputer. Kuesioner ini dikembangkan oleh J. P. Chin, V. A. Diehl, dan K. L. Norman. Kuesioner ini terdiri dari 27 pertanyaan yang mengukur 6 dimensi usabilitas yaitu overall reaction to the software, screen, terminology and system information, learning, dan system capabilities. e. Website Analysis and Measurement Inventory (WAMMI) WAMMI adalah kuesioner yang mengukur usabilitas dan kemanfaatan dari sebuah website berdasarkan persepsi dan sikap pengguna. Kuesioner ini dikembangkan oleh HFRG, University College Cork, Ireland dan Nomos AB, Stockholm, Sweden. WAMMI dapat digunakan untuk mengukur semua jenis website. f. Software Usability Measurement Inventory (SUMI) Kusioner ini digunakan untuk mengukur usabilitas software. Terdiri dari 28 pertanyaan dan dikembangkan J. Kirakowski dan M. Corbett. g. Nielsen’s Heuristic Evaluation Kueisoner ini dikembangkan oleh Jakob Nielsen. Tediri dari 10 buah pertanyaan.
h. Practical Heuristic for Usability Evaluation Kuesioner ini dikembangkan oleh G. Pearlman tahun 1997 dan digunakan untuk mengevaluasi usabilitas praktis. Kuesioner ini mengadopsi Nielsen’s Heuristic Evaluation dan prinsip-prinsip Norman. Kuesioner ini terdiri dari 13 pertanyaan yang mewakili tiga dimensi usabilitas yaitu learning, adapting to the user, serta feedback dan errors. i. Perceived Usefulness and Ease of Use Kuesioner ini dikembangkan oleh F. D. Davis pada tahun 1989. Kuesioner ini bertujuan untuk mengukur perceived usefulness, perceived ease of use, dan user acceptance dari sebuah teknologi informasi.
IV-42
j. Usability Evaluation Checklist for Websites (UECW) UECW merupakan checklist yang digunakan untuk mengevaluasi usabilitas dari sebuah website. Checklist ini terdiri dari 36 buah pertanyaan yang mengukur usabilitas website dari segi navigation, functionality, control, language, feedback, consistency, error prevention and corection serta visual clarity. k. WEBUSE Chiew dan Salim (2003) menyatakan bahwa WEBUSE (Website Usability
Evaluation
Tool)
merupakan
suatu
kuesioner
yang
dikembangkan dari empat buah usability evaluation tool, yaitu WAMMI, WebSAT, Bobby, dan protocol analysis untuk mengevaluasi usabilitas web. Kuesioner ini terdiri dari 24 pertanyaan dengan 5 opsi jawaban yang terbagi dalam 4 kategori, yaitu Content, Organization, and Readability, Navigation and Links, Desain User Interface, Performance and Effectiveness. WEBUSE dapat digunakan untuk semua jenis website, selain itu pembuat WEBUSE mengklaim bahwa evaluasi menggunakan WEBUSE adalah reliable dan telah mendapat tanggapan yang memuaskan dari user.
2.7. Sampling Nasution (2003) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan objek yang akan/ingin diteliti. Populasi juga disebut universe. Sedangkan yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (sampel sendiri secara harfiah berarti contoh). Menurut Sekaran (1992) populasi (population) mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi. Sampel (sample) adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain, sejumlah, tetapi tidak semua, elemen populasi akan membentuk sampel. IV-43
Dengan mempelajari sampel, peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Pengambilan sampel (sampling) adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat peneliti dapat menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi. Sampel yang dapat diandalkan dan valid akan memampukan kita untuk menggeneralisasikan temuan dari sampel untuk populasi yang diteliti. Dengan kata lain, statistik sampel harus menjadi taksiran yang dapat diandalkan dan mencerminkan parameter populasi sedekat mungkin dalam margin kesalahan yang tipis. Jika peneliti mengambil sejumlah besar sampel secara memadai dan memilihnya dengan teliti, maka ia akan memperolah distribusi pengambilan sampel dari rata-rata yang berdistribusi normal. Oleh karena itu, peneliti harus berhati-hati dalam menentukan ukuran sampel dan teknik pengambilan sampel. Ketelitian dan keyakinan adalah isu penting dalam pengambilan sampel ketika menggunakan data sampel untuk menarik kesimpulan tentang populasi. Ketelitian (precision) mengacu pada seberapa dekat taksiran peneliti dengan karakteristik populasi yang sebenarnya. Sedangkan keyakinan (confidence) menunjukkan seberapa yakin bahwa taksiran peneliti benar-benar berlaku bagi populasi. 2.7.1 Ukuran Sampel Menurut Sekaran (1992) sekurang-kurangnya ada empat hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan ukuran sampel. Keempat hal tersebut yaitu: a. Seberapa ketelitian yang dibutuhkan dalam menaksir karakteristik populasi yang diteliti b. Berapa besar keyakinan yang benar-benar diperlukan c. Tingkat variabilitas populasi yang diteliti d. Analisis biaya dan manfaat dari meningkatkan ukuran sampel. IV-44
Roscoe (1975) dalam Uma Sekaran (1992) memberikan usulan dalam penentuan jumlah sampel yaitu sebagai berikut: a. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian b. Bila
sampel
dipecah
ke
dalam
subsampel
(pria/wanita,
junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat. c. Pada penelitian multivariat (termasuk analisis regresi multivariate) ukuran sampel sebaiknya beberapa kali (lebih disukai 10 kali atau lebih) lebih besar dari jumlah variabel yang akan dianalisis. d. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana dengan kontrol eksperimen yang ketat, ukuran sampel bisa antara 10 s/d 20 elemen. Studi kualitatif biasanya menggunakan ukuran sampel kecil karena sifatnya yang intensif. Bila studi kualitatif dilakukan untuk tujuan eksploratif, teknik pengambilan sampel yang bisanya digunakan adalah pengambilan sampel yang mudah (Sekaran, 1992).
2.7.2 Teknik Pengambilan Sampel a. Random sampling/probability sampling Menurut Mustafa (2000), random sampling/probability sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25. Maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Yang termasuk kedalam teknik random sampling atau probability sampling yaitu: 1. Simple random sampling IV-45
Pada teknik ini, tiap elemen populasi memiliki peluang yang diketahui dan sama untuk terpilih sebagai subjek. Teknik ini memiliki bias paling sedikit dan memberikan generalisasi paling luas. Akan tetapi, proses pengambilan sampel ini dapat menjadi tidak praktis dan mahal; selain bahwa keseluruhan kumpulan populasi mungkin tidak selalu tersedia (Sekaran, 1992). 2. Stratified random sampling Pengambilan
sampel ini seperti namanya melibatkan
proses stratifikasi atau segregasi yang diikuti dengan pemilihan acak subjek dari setiap strata. Populasi terlebih dahulu dibagi ke dalam kelompok saling eksklusif yang relevan, tepat, dan berarti dalam konteks studi. Stratifikasi merupakan teknik sampling yang efisien yaitu menyediakan lebih banyak informasi dengan ukuran sampel yang diberikan. Teknik ini memastikan homogenitas dalam tiap strata (sangat sedikit perbedaan atau dispersi pada variabel penelitian dalam tiap strata), tetapi heterogenitas antarstrata (Sekaran, 1992).
3. Cluster sampling Teknik ini merupakan ekstensi dari konsep sampling rumpun. Rumpun pada umumnya merupakan kumpulan elemen secara alamiah seperti rumah tangga yang terhimpun dalam blok perumahan atau
bola lampu yang terhimpun dalam
kardus. Sering suatu rumpun terdiri dari begitu banyak elemen atau rumpun terdiri dari elemen yang hampir mirip sehingga hanya dengan beberapa elemen sudah menunjang informasi pada keseluruhan rumpun. Dalam hal demikian peneliti bisa memilih sampel probabilitas rumpun dan kemudian memilih sampel probabilitas elemen di dalam masing-masing rumpun yang telah terpilih (Kuntoro, 2006).
IV-46
4. Systematic sampling Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”. Misalnya, setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa dijadikan sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada ukuran populasi dan ukuran sampel (Mustafa, 2000). 5. Area sampling Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi penelitiannya tersebar di berbagai wilayah. Misalnya, seorang marketing manajer sebuah stasiun TV ingin mengetahui tingkat penerimaan masyarakat Jawa Barat atas sebuah tayangan, teknik pengambilan sampel dengan area sampling sangat tepat (Mustafa, 2000).
b. Nonrandom sampling atau nonprobability sampling Pada nonrandom sampling atau nonprobability sampling setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Beberapa teknik sampling yang termasuk dalam nonprobability sampling yaitu convenience sampling, purposive sampling, quota sampling, dan snowball sampling (Kuntoro, 2006). Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing teknik sampling menurut Mustafa (2000). 1. Convenience Sampling Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja.
IV-47
Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive sample (manon-the-street). Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini, hasilnya ternyata kurang obyektif. 2. Purposive Sampling Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya. 3. Quota Sampling Teknik
sampel
ini
adalah
bentuk
dari
sampel
distratifikasikan secara proposional, tetapi tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja. 4. Snowball Sampling Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel. 2.8. Uji Cochran Uji Cochran digunakan untuk menguji tiga sampel atau
lebih
dengan catatan reaksi (hasil) terhadap suatu perlakukan hanya dinyatakan dalam dua nilai, yaitu 0 dan 1. Karena itu, Uji Cochran dilakukan pada
IV-48
penelitian untuk uji sampel yang mempunyai data berskala nominal (kategori) (Toswari, 2008). Prosedur uji statistik Uji Cochran menurut Simamora (2004) dalam Kemalasari (2009) adalah sebagai berikut : a. H 0 : Semua atribut yang diuji memiliki proporsi jawaban Ya yang sama
H 1 : Semua atribut yang diuji memiliki proporsi jawaban Ya yang berbeda b. Taraf nyata = 0.05 dan X 2 (chi kuadrat) tabel Nilai X 2 memiliki derajat bebas (db) = k-1 c. Kriteria pengujian
H 0 diterima ( H 1 ditolak) apabila Q ≤
X 2 ; db / jika probabilitas > 0.05 X 2 ; db / jika probabilitas < 0.05
H 0 ditolak ( H 1 diterima apabila Q >
d. Menentukan nilai uji statistik (nilai Q) c
c ( c 1 ) ( Ci Q
i 1
N 2 ) c
r
................................(Persamaan 2.1)
Rj ( c Rj )
j 1
Q
: nilai Cochran dari hasil perhitungan
C
: banyaknya kategori/perlakuan
Ci
: jumlah data pada kategori/perlakuan ke-i
r
: banyaknya kelompok ulangan
Rj
: jumlah data pada kelompok ulangan ke-j
N
: jumlah seluruh data positif
e. Kesimpulan Yang menyatakan keputusan hasil perhitungan uji statistik terima atau tolak H 0 .
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
IV-49
3.1. Diagram Alir Penelitian Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah yang digunakan dalam mengerjakan penelitian. Metodologi penelitian yang dipakai
Analysis and Conclusion (Analisis dan Penarikan Kesimpulan)
Data Collecting and Processing (Pengumpulan dan Pengolahan Data)
Requirement Definition (Pendefinisian Kebutuhan Penelitian)
Preliminary Study (Studi Awal)
digambarkan dalam diagram alir pada gambar 3.1 berikut ini :
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 3.2. Penjelasan Diagram Alir Metodologi penelitian terdiri dari empat tahapan yaitu preliminary studi (studi awal), requirement definition (pendefinisian kebutuhan
IV-50
penelitian), data collecting and processing (pengumpulan dan pengolahan data), serta analysis and conclusion (analisis dan penarikan kesimpulan). Masing-masing tahapan terdiri dari beberapa kegiatan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Penjelasan dari masing-masing tahap adalah sebagai berikut. 3.2.1 Preliminary Study (Studi Awal) a. Studi Awal Masalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online
Kota
Surakarta
melalui
Searching
Internet
dan
Wawancara. Studi awal dilakukan untuk mengetahui gambaran umum pelaksanaan sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online Kota Surakarta pada tahun 2009 dan pada tahun-tahun sebelumnya. Studi awal dilakukan melalui searching internet dan wawancara dengan pihak Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Kota Surakarta. Searching internet dilakukan menggunakan mesin pencari Google dengan kata kunci antara lain PPDB Kota Solo. Hasil dari penelusuran kemudian dipelajari untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan PPDB online sejak tahun 2006 yang lalu seperti bagaiamana awal mula pelaksanaan PPDB online, siapa saja pihak yang terlibat, bagaimana teknis pelaksanaannya, dan bagaimana respon masyarakat terhadap sistem yang tergolong baru tersebut. Wawancara dengan pihak Disdikpora dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang PPDB online Kota Surakarta langsung dari pihak yang terlibat. Informasi yang diperoleh digunakan untuk melengkapi dan memperkuat informasi yang diperoleh melalui searching internet. b. Identifikasi Masalah Melalui Searching Internet dan Wawancara Identifikasi
masalah
dilakukan
untuk
mengetahui
permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan
IV-51
PPDB online. Identifikasi masalah dilakukan dengan searching internet serta wawancara dengan koordinator IT PPDB online 2009 dan beberapa user. Penelusuran melalui internet dilakukan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan selama PPDB online sejak awal dilaksanakannya sistem ini. Wawancara dengan koordinator IT PPDB online dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang website PPDB online, siapa saja pihak yang bertanggung jawab dalam pengelolaan website, apa saja kekurangan dan kelebihan website, dan informasi lainnya yang sekiranya dibutuhkan dalam penelitian. 3.2.2 Requirement Definition (Pendefinisian Kebutuhan Penelitian) a. Perumusan Masalah yang Akan Diangkat Permasalahan-permasalahan yang timbul dalam PPDB online
antara
lain
menyangkut
masalah
usabilitas
atau
kemampupakaian dari website PPDB online. Menurut ISO 924111 (1998), usability adalah tingkatan suatu produk dapat dipergunakan oleh pengguna spesifik untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan efektifitas, efisiensi, dan kepuasan pada suatu konteks penggunaan yang spesifik. Munculnya permasalahan dalam penggunaan website PPDB online mendorong perlunya dilakukan usaha perbaikan website untuk meningkatkan usabilitas website. Sebelum membuat perbaikan, perlu untuk diidentifikasi atribut-atribut usabilitas yang penting menurut pengguna website PPDB. Atribut-atribut tersebut membantu dalam menyusun prioritas perbaikan. Oleh karena itu, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana menyusun usulan perbaikan website PPDB online Kota Surakarta berdasarkan atribut-atribut usabilitas yang berhasil diidentifikasi dari persepsi penggunanya.
IV-52
b. Penentuan Tujuan dan Manfaat Penelitian Setelah diperoleh permasalahan yang akan dipecahkan, kemudian ditentukan tujuan yang hendak dicapai dan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini. Penetapan tujuan yang jelas berguna untuk mengarahkan penelitian sehingga manfaat penelitian dapat diperoleh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi atribut usabilitas website PPDB online Kota Surakarta dan menyusun usulan perbaikan berdasarkan atribut-atribut usabilitas yang berhasil
diidentifikasi.
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
menyumbangkan sebuah metodologi bagaimana mengidentifikasi atribut usabilitas sebuah sistem informasi dalam rangka menyusun usulan perbaikan. Penelitian ini akan menghasilkan usulan perbaikan website PPDB online yang akan disampaikan kepada pihak pengelola website ini sebagai masukan-masukan dalam perbaikan website agar lebih baik di mata penggunanya. 3.2.3 Data Collecting and Processing (Pengumpulan dan Pengolahan data) a. Pengumpulan dan Evaluasi Atribut-Atribut Usabilitas Sistem Informasi dari Studi Pustaka Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan atribut awal usabilitas website PPDB online Kota Surakarta. Pengumpulan atribut usabilitas sistem informasi dilakukan dengan studi pustaka terhadap jurnal-jurnal penelitian
yang memuat kuesioner-
kuesioner usabilitas sistem informasi. Pencarian jurnal dilakukan melalui searching internet dengan mesin pencari Google dengan kata kunci antara lain usability questionnaire dan website usability questionnaire. Kuesioner-kuesioner
yang diperoleh dari tahap
ini
kemudian dievaluasi untuk menentukan kuesioner-kuesioner yang mana yang layak dijadikan sumber dalam menentukan atribut
IV-53
awal usabilitas website PPDB online. Untuk menentukan kuesioner-kuesioner mana yang layak digunakan, peneliti melihat kesesuaian kuesioner tersebut terhadap aplikasi yang ada dalam sebuah website. Untuk menentukan atribut mana yang akan dijadikan atribut awal usabilitas website PPDB online, maka dilakukan evaluasi terhadap atribut-atribut dari kuesioner-kuesioner yang telah terpilih. Langkah pertama, atribut-atribut tersebut ditabelkan untuk memastikan tidak ada atribut yang disebut lebih dari satu kali. Kemudian atribut-atribut yang tidak relevan dihilangkan sehingga yang tersisa adalah atribut-atribut yang relevan dengan karakteristik website PPDB online. Atribut-atribut yang relevan ini merupakan atribut awal yang nantinya akan dikonfirmasikan kepada user.
Gambar 3.2 Tahapan dalam Pengumpulan dan Evaluasi AtributAtribut Usabilitas Sistem Informasi
b. Konfirmasi Atribut Awal Usabilitas Website PPDB Online Kota Surakarta kepada User
IV-54
Tujuan yang ingin dicapai pada tahap ini adalah mendapatkan konfirmasi kelengkapan atribut usabilitas website PPDB online. Pada tahap ini disebarkan kuesioner semi terbuka (kuesioner pertama). Kuesioner ini berisi atribut-atribut awal usabilitas website PPDB online Kota Surakarta hasil studi pustaka. Pada tahap ini sampel diberikan pertanyaan tentang kelengkapan atribut usabilitas website PPDB online yang terdapat dalam kuesioner, perlu atau tidak menambahkan atribut usabilitas lain di luar atribut awal yang sudah ada, adakah tambahan atribut lain dari sampel. Jika sampel menginginkan untuk menambahkan atribut usabilitas yang lain, maka mereka dipersilahkan untuk menambahkan atribut lain pada kuesioner.
IV-55
Gambar 3.3 Tahapan dalam Konfirmasi Atribut Awal Usabilitas Website PPDB Online Kota Surakarta kepada User 1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna website PPDB online Kota Surakarta tahun 2009. Dalam penelitian ini sampel dibatasi hanya pengguna website PPPDB online tahun 2009 yang terdiri dari siswa baru tingkat SMP dan SMA 2009 serta orang tua/wali dari siswa baru 2009. Alasan pembatasan tersebut yaitu karena peneliti menganggap mereka itulah yang paling intens membuka website PPDB online dengan beragam menu.
2. Teknik Sampling Kuesioner disebarkan kepada siswa baru tingkat SMP dan SMA tahun 2009 dengan teknik purposive sampling. Seseorang
diambil
sebagai
sampel
karena
peneliti
menganggap bahwa sampel yang diambil tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitian. Pertimbangan lainnya yaitu bahwa sampel yang diambil bersedia diajak bekerja sama dan mau berpikir untuk mengisi kuesioner dengan sejujur-jujurnya. Penyebaran kuesioner kepada siswa baru dilakukan di sekolah. Sampel orang tua/wali dari siswa baru 2009 diambil dengan menggunakan teknik snowball sampling. Teknik ini digunakan karena peneliti tidak banyak tahu tentang populasi dari pihak orang tua/wali. Peneliti mendapatkan sampel berikutnya berdasarkan informasi yang diberikan oleh sampel sebelumnya. 3. Jumlah Sampel
IV-56
Besarnya jumlah populasi pengguna website PPDB online tahun 2009 tidak bisa diketahui dengan pasti sehingga jumlah sampel ditentukan berkisar 45 orang. Jumlah ini telah memenuhi jumlah sampel minimal dalam statistik. Roscoe (1975) dalam Sekaran (1992) memberikan usulan dalam penentuan jumlah sampel yang antara lain yaitu bahwa ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian. Data yang dikumpulkan dari kuesioner ini adalah data kualitatif, yaitu data usulan atribut usabilitas website PPDB online Kota Surakarta berdasarkan persepsi pengguna. Jadi, pada penyebaran kuesioner pertama ini, pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif. Sampel kecil merupakan ciri pendekatan kualitatif karena pada pendekatan kualitatif penekanan pemilihan sampel didasarkan pada kualitasnya bukan jumlahnya (Sarwono, 2009). Dalam upaya mendapatkan sampel yang berkualitas, maka dipilih sampel yang mau diajak bekerja sama dan berpikir untuk mengisi kuesioner. Selain itu, dalam pengisian kuesioner, sampel didampingi oleh peneliti sehingga diharapkan tidak terjadi kebingungan dalam pengisian kuesioner. 4. Data dan Pengolahan Data Kuesioner usabilitas
ini akan menghasilkan usulan
website
PPDB
online
berdasarkan
atribut persepsi
pengguna. Usulan atribut yang diperoleh kemudian dievaluasi untuk mendapatkan usulan atribut yang sesuai dengan karakteristik dan fungsi website PPDB yang merupakan website pendidikan. Usulan atribut yang terpilih akan menjadi tambahan atribut usabilitas website PPDB online. Tambahan atribut tersebut akan melengkapi atribut awal yang diperoleh dari studi pustaka. IV-57
Evaluasi terhadap usulan atribut dilakukan juga untuk menghindari redundansi dan duplikasi atribut. Usulan atribut usabilitas yang memiliki maksud yang sama dengan atribut awal kemudian dihilangkan. Gabungan antara atribut awal dengan atribut usabilitas usulan dari sampel yang telah terpilih kemudian disebut sebagai atribut aktual usabilitas website PPDB online Kota Surakarta. c. Analisis Asosiasi dengan Uji Cochran Tujuan dari tahap ini adalah untuk mendapatkan atribut usabilitas website PPDB online Kota Surakarta yang sama-sama penting menurut sampel. Tahap ini diawali dengan penyebaran kuesioner tertutup kepada sejumlah sampel (kuesioner kedua). Kuesioner berisi atribut-atribut aktual usabilitas website PPDB online. Sampel diminta untuk menilai tingkat kepentingan masing-masing atribut usabilitas website PPDB online, mana atribut yang penting dan mana atribut yang tidak penting. Atribut yang menurut sampel penting diberi angka 1 dan atribut yang tidak penting diberi angka 0. Angka ini digunakan hanya untuk pelabelan.
IV-58
Gambar 3.4 Tahapan dalam Analisis Asosiasi dengan Uji Cochran 1. Jumlah Sampel Besarnya jumlah populasi pengguna website PPDB online tahun 2009 tidak bisa diketahui dengan pasti sehingga jumlah sampel ditentukan berkisar 50 orang. Jumlah ini telah memenuhi jumlah sampel minimal dalam statistik. Roscoe (1975) dalam Sekaran (1992) memberikan usulan dalam penentuan jumlah sampel yang antara lain yaitu bahwa ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian. Data yang dikumpulkan dari kuesioner ini adalah data kuantitatif sehingga jumlah sampel ditentukan yaitu lebih besar dari jumlah sampel pada penyebaran kuesioner pertama. 2. Data dan Pengolahan Data
IV-59
Kuesioner ini akan menghasilkan penilaian sampel terhadap tingkat kepentingan masing-masing atribut aktual usabilitas website PPDB online Kota Surakarta. Untuk memilih atribut mana saja yang memiliki tingkat kepentingan sama menurut persepsi pengguna maka dilakukan Uji Cochran. Simamora (2004) dalam Kemalasari dkk (2009) menjelaskan bahwa untuk menentukan atribut produk yang valid melalui uji Cochran Q. Uji Cochran digunakan untuk mengetahui atribut apa saja yang dianggap sah (valid). Atribut yang valid dalam penelitian ini merupakan atribut yang menurut
pengguna
penting
sehingga
perbaikan
akan
didasarkan pada atribut-atribut tersebut. Langkah pertama yang dilakukan adalah merekap respon sampel terhadap tingkat kepentingan masing-masing atribut aktual usabilitas website PPDB online Kota Surakarta dalam bentuk jawaban penting (angka 1) dan tidak penting (angka 0). Kemudian dalam menentukan atribut yang mendapatkan konsensus sebagai atribut penting digunakan Uji Cochran yaitu dengan membandingkan antara Qhitung dan Qtabel. Penentuan Qtabel diperoleh dari tabel Chi Square dengan derajat bebas atribut (db) = k-1 dengan tingkat kesalahan (α) 5%. Sedangkan Qhitung diperoleh dengan rumus yang terdapat pada persamaan 2.1. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H 0 : Semua atribut mempunyai tingkat kepentingan yang
sama
H 1 : Salah satu atau lebih atribut mempunyai tingkat kepentingan yang berbeda Sedangkan untuk kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
IV-60
a) Keputusan jika Qhitung > Qtabel maka tolak H0 dan terima H1 yang artinya salah satu atau lebih atribut mempunyai tingkat kepentingan yang berbeda. b) Keputusan jika Qhitung < Qtabel maka terima H0 dan tolak H1 yang artinya semua atribut mempunyai tingkat kepentingan yang sama. Jika Ho diterima berarti sampel dianggap sepakat mengenai semua atribut yang penting. Atribut-atribut yang terpilih dalam Uji Cochran merupakan atribut yang sama penting menurut sebagian sampel. Dalam penelitian ini Uji Cochran akan terus dilakukan sampai hipotesis nul diterima yang menyatakan bahwa semua atribut telah memiliki tingkat kepentingan yang sama (sama penting). Dalam uji ini, bila kesimpulan menyatakan bahwa hipotesis nul ditolak maka uji Cochran akan diulangi lagi dengan menghilangkan atribut-atribut dengan nilai penting paling sedikit. Demikian seterusnya sampai atribut-atribut yang tersisa adalah atribut-atribut yang menurut responden adalah atribut penting. d. Pengelompokkan Atribut Usabilitas Website PPDB Online Kota Surakarta ke Dalam Dimensi Usabilitas Atribut usabilitas yang sama penting menurut sampel kemudian dikelompokkan ke dalam beberapa dimensi usabilitas. Pengelompokkan atribut kedalam dimensi-dimensi usabilitas bertujuan untuk mengetahui dimensi atau aspek yang lebih general yang mampu mewakili atribut-atribut usabilitas tersebut. Pengelompokkan atribut-atribut usabilitas website PPDB online juga bertujuan untuk mempermudah dalam penyusunan usulan perbaikan. Penyusunan usulan perbaikan dengan memperhatikan dimensi akan jauh lebih mudah daripada harus memperhatikan atribut satu persatu kemudian membuat usulan perbaikan
IV-61
berdasarkan atribut-atribut tersebut. Hal ini akan jauh merepotkan terutama jika jumlah atribut sangat banyak. Atribut-atribut usabilitas yang sama penting menurut pengguna akan dikelompokkan ke dalam gabungan dimensi usabilitas menurut Shackel (1990), Jakob Nielsen (1993), ISO 9241-11 (1998), serta Preece dkk. (2002). Dimensi-dimensi usabilitas
tersebut
yaitu
effectivity
(efektifitas),
efficiency
(efisiensi), learnability (kemudahan dipelajari), memorability (kemudahan diingat), flexibility (fleksibilitas), error (kesalahan), utility (utilitas), safety (keamanan), satisfaction (kepuasan), dan attitude (perilaku). Penjelasan untuk masing-masing dimensi terdapat pada Bab II Subbab Pengertian Usability. Dimensi-dimensi
usabilitas
dari
keempat
sumber
digabungkan atas dasar kesamaan pengertian dari masing-masing dimensi menurut masing-masing sumber. Untuk mengetahui berapa dimensi yang terbentuk dari proses penggabungan tersebut, maka dibuat peta penggabungan dimensi usabilitas Shackel (1990), Nielsen (1993), ISO 9241-11 (1998), dan Preece dkk. (2002). Dimensi-dimensi
usabilitas
yang
digunakan
adalah
gabungan dimensi usabilitas dari Shackel (1990), Jakob Nielsen (1993), ISO 9241-11 (1998), serta Preece dkk. (2002) karena dimensi usabilitas dari keempat referensi tersebut telah mewakili dimensi-dimensi
usabilitas dari peneliti-peneliti
yang
ada
sehingga tidak ditambahkan referensi lain karena dimensi-dimensi usabilitas yang ada telah terangkum dalam gabungan dimensi dari keempat sumber tersebut. Pada proses pengelompokkan atribut, suatu atribut dimasukkan ke dalam salah satu dimensi usabilitas dengan melihat konsep yang diukur oleh atribut tersebut. Atribut-atribut
IV-62
yang tergabung dalam satu dimensi dikatakan mengukur konsep yang sama. e. Penyusunan Usulan Perbaikan dengan Forum Focus Group Discussion (FGD) Upaya penyusunan usulan perbaikan website PPDB online dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD). Dalam FGD akan digali masalah usabilitas pada website PPDB online dan bagaimana menyelesaikan permasalahan tersebut dalam rangka perbaikan website untuk menjadi lebih baik di mata pengguna. Permasalahan-permasalahan usabilitas
website
PPDB
online yang akan digali adalah permasalahan-permasalahan yang dialami pengguna berkaitan dengan dimensi-dimensi usabilitas yang berhasil terbentuk pada tahap pengelompokkan atribut. Usulan perbaikan website PPDB online disusun dengan mengacu pada masalah yang telah ditemukan dan prioritas penyelesaian masalah ditambah dengan pendapat, ide, masukan dari para peserta diskusi. FGD direncanakan melibatkan pihak-pihak yang terlibat langsung dengan website PPDB seperti perwakilan UPT Puskom UNS selaku pengelola website PPDB online dan pengguna website PPDB online 2009 yang terdiri dari perwakilan siswa baru tingkat SMP dan SMA tahun 2009, perwakilan orang tua/wali dari siswa baru 2009, dan perwakilan operator sekolah peserta PPDB online. Jumlah peserta FGD ditargetkan 12 orang. Litosseliti (2003) menyatakan jumlah peserta FGD secara tipikal berkisar antara enam dan delapan partisipan tetapi ukuran itu dapat pada rentang empat sampai dengan dua belas tergantung pada tujuan penelitian (Yuliazmi, 2005). Untuk mendapatkan peserta FGD, peneliti mendatangi beberapa sekolah dan menemui beberapa orang operator dan siswa baru di sekolah tersebut untuk mengajak mereka hadir
IV-63
dalam FGD. Peneliti menjelaskan maksud, tujuan, dan gambaran umum FGD yang akan dilaksanakan sehingga calon peserta yang diajak tertarik dan bersedia menjadi peserta FGD. Kriteria yang peneliti pergunakan untuk mendapatkan peserta FGD adalah kesamaan pengalaman yaitu sama-sama berpengalaman dalam menggunakan website PPDB online. Untuk mendapatkan peserta dari pihak orang tua/wali, teknik yang peneliti gunakan adalah snowball sampling. Satu hari sebelum pelaksanaan FGD, peneliti memberikan materi yang akan dibahas dalam FGD kepada peserta yang telah bersedia hadir sehingga peserta bisa mempersiapkan apa yang dibutuhkan sebelumnya. FGD diawali dengan penyampaian maksud dan tujuan FGD dilanjutkan dengan perkenalan peserta, penyampaian hasil penelitian, dan diskusi untuk menggali permasalahan dan penyusunan usulan perbaikan website PPDB online Surakarta. FGD dipimpin oleh peneliti sebagai moderator diskusi. 3.2.4 Analysis dan Conclusion (Analisis dan Penarikan Kesimpulan) a. Analisis dan Interpretasi Hasil Penelitian Pada bagian ini dilakukan analisis dan interpretasi hasil penelitian. Uraian yang diberikan diharapkan dapat menjelaskan sejauh mana keefektifan dari penggunaan metode penelitian yang digunakan. b. Penarikan Kesimpulan dan Pemaparan Saran Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan terhadap hasil penelitian yang merupakan jawaban dari perumusan masalah dan tujuan penelitian. Bab ini juga memaparkan saran-saran untuk penelitian selanjutnya agar memberikan hasil yang lebih baik.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA IV-64
4.1
Pengumpulan dan Evaluasi Atribut-Atribut Usabilitas Sistem Informasi dari Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan atribut-atribut awal usabilitas website PPDB online Kota Surakarta. Studi pustaka dilakukan terhadap jurnal-jurnal penelitian dan kuesioner-kuesioner usabilitas yang telah ada sebelumnya. Pencarian jurnal dilakukan melalui searching internet dengan mesin pencari Google dengan kata kunci antara lain usability questionnaire dan website usability questionnaire. Dari penelusuran melalui internet dengan kata kunci tersebut didapatkan jurnal-jurnal yang memuat kuesioner-kuesioner usabilitas yang telah dikembangkan oleh peneliti sebelumnya. Kuesioner-kuesioner tersebut antara lain USE Questioninaire, Computer System Usability Questionnaire (CSUQ), Purdue Usability Testing Questionnaire (PUTQ), Questionnaire for User Interface Satisfaction (QUIS), Website Analysis and Measurement Inventory (WAMMI), Software Usability Measurement Inventory (SUMI), Nielsen’s Heuristic Evaluation (NHE), Practical Heuristics for Usability Evaluation (PHUE), Perceived Usefulness and Ease of Use (PUEU), Usability Evaluation Checklist for Websites (UECW), WEBUSE, AfterScenario Questionnaire, Nielsen’s Atrributes of Usability (NAU), dan SUSType Items. Dari ketigabelas kuesioner usabilitas yang ada kemudian dipilih beberapa kuesioner yang sesuai dengan karakteristik website PPDB online Kota Surakarta. Dari ketigabelas kuesioner tersebut kemudian terpilih sebelas kuesioner yaitu USE Questioninaire, Computer System Usability Questionnaire (CSUQ), Purdue Usability Testing Questionnaire (PUTQ), Questionnaire for User Interface Satisfaction (QUIS), Website Analysis and Measurement Inventory (WAMMI),
Software Usability Measurement
Inventory (SUMI), Nielsen’s Heuristic Evaluation (NHE), Practical Heuristics for Usability Evaluation (PHUE), Perceived Usefulness and Ease of Use (PUEU), Usability Evaluation Checklist for Websites (UECW), dan WEBUSE.
IV-65
Kesebelas kuesioner terpilih memiliki atribut usabilitas masing-masing sesuai dengan tujuan penggunaan kuesioner. Tahap selanjutnya adalah menentukan atribut awal usabilitas website Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online Kota Surakarta menggunakan kesebelas kuesioner yang telah terpilih. Dalam menentukan atribut awal usabilitas website ini, dipilih atribut-atribut dari kesebelas kuesioner yang berkaitan dengan penggunaan website PPDB. Langkah pertama, atribut-atribut tersebut ditabelkan untuk memastikan tidak ada atribut yang disebut lebih dari satu kali. Kemudian atribut-atribut yang tidak relevan dihilangkan sehingga yang tersisa adalah atribut-atribut yang relevan dengan karakteristik website PPDB online. Atribut-atribut yang relevan ini merupakan atribut awal yang nantinya akan dikonfirmasikan kepada user. Dari tahap ini diperoleh 34 atribut yang akan menjadi atribut awal usabilitas website PPDB online Kota Surakarta. Atribut-atribut tersebut adalah sebagai berikut:
IV-66
Tabel 4.1 Daftar Atribut Awal Usabilitas Website PPDB online Kota Surakarta No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Atribut Awal Usabilitas Website PPDB Online Kota Surakarta
Manfaat website Tingkat pemenuhan kebutuhan informasi Kemudahan digunakan Kesederhanaan Tingkat keminiman usaha Tingkat keminiman penulisan instruksi Kelancaran saat digunakan Kemudahan diingat penggunaannya Kemudahan dipelajari Tingkat kepuasan penggunaan Kenyamanan saat digunakan Kejelasan pesan error Kemudahan dan kecepatan menemukan informasi yang dibutuhkan Kejelasan informasi yang disajikan Interface sistem menyenangkan Konsistensi Ketersediaan pilihan tampilan data Pengelompokkan data rasional Tingkat keminiman langkah dalam memilih menu Kepadatan layar rasional Keatraktifan website Efisiensi saat digunakan Kemudahan pembacaan karakter pada layar Kecepatan sistem Kesesuaian desain untuk semua level pengguna Ketersediaan dokumentasi software yang informatif Kecukupan informasi yang ditampilkan pada layar Penggunaan keystrokes ekonomis Kesederhaan dan kenaturalan dialog yang digunakan Penggunaan bahasa yang familiar Ketersediaan pilihan cancel untuk semua operasi Fleksibilitas Keterkinian informasi Ketersediaan zoom
USE CSUQ PUTQ WAMMI QUIS SUMI NHE PHUE UECW PUEU WEBUSE √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√
√ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√
√
√ √ √
√
√
√ √
√ √ √ √ √
√
√
√
√ √
√
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √
√
√ √
√ √ √ √ √
√
Sumber: Pengumpulan Atribut Dari Hasil Studi Pustaka, 2009
IV-67
4.2
Konfirmasi Atribut Awal Usabilitas Website PPDB Online Kota Surakarta Kepada User Tujuan yang ingin dicapai tahap ini adalah mendapatkan konfirmasi kelengkapan atribut mengenai usabilitas (kemampupakaian) website Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Pada tahap ini dilakukan penyebaran kuesioner semi terbuka (kuesioner pertama). Kuesioner ini berisi 34 atribut awal usabilitas PPDB online Kota Surakarta. Pada tahap ini sampel diberikan pertanyaan tentang kelengkapan atribut usabilitas website PPDB online yang terdapat dalam kuesioner, perlu atau tidak menambahkan atribut usabilitas lain di luar atribut awal yang sudah ada, adakah tambahan atribut lain dari sampel. Jika sampel menginginkan untuk menambahkan atribut usabilitas yang lain, maka mereka dipersilahkan untuk menambahkan atribut lain pada kuesioner. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan snowball sampling Format kuesioner pertama ini dapat dilihat pada Lampiran 1.1. Sampel yang digunakan yaitu siswa baru tingkat SMP dan SMA tahun 2009 serta orang tua/wali dari siswa baru. Jumlah sampel yang direncanakan adalah ± 45 responden. Akan tetapi terealisasi 56 responden dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4.2 Daftar dan Jumlah Sampel pada Penyebaran Kuesioner Pertama No. Sampel 1 Siswa SMP 2 Siswa SMA 3 Orang tua/wali Total
Jumlah 17 orang 37 orang 2 orang 56 orang
Sumber: Penyebaran Kuesioner Pertama, 2009
Dari penyebaran kuesioner pertama diperoleh 55 usulan atribut usabilitas website Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Daftar usulan atribut usabilitas tersebut terdapat pada Lampiran 2.1. Beberapa usulan yang diberikan oleh responden tersebut kemudian dievaluasi. Atribut usulan yang memiliki kesamaan maksud dengan atribut awal yang telah ada dan tidak sesuai dengan karakteristik dan fungsi website PPDB sebagai website
IV-68
pendidikan kemudian dihilangkan. Dari proses evaluasi diketahui bahwa terdapat beberapa atribut yang memiliki kesamaan maksud dengan atribut awal. Atribut tersebut contohnya adalah atribut ” kemampuan dibuka di semua browser”. Atribut ini telah terwakili oleh atribut awal ”fleksibilitas”. Dari 55 usulan atribut yang disampaikan oleh responden, terdapat pula atribut yang tidak relevan dengan karakteristik website PPDB online sehingga atribut tersebut tidak dijadikan sebagai atribut tambahan. Contoh dari atribut tersebut yaitu atribut ”ketersediaan musik”. Dari tahap evaluasi, diperoleh delapan atribut usulan yang bisa dijadikan sebagai atribut tambahan usabilitas website PPDB online Kota Surakarta. Kedelapan atribut tambahan tersebut terangkum dalam tabel di bawah ini. Tabel 4.3 Daftar Usulan Atribut Usabilitas Website PPDB Online Yang Terpilih No. Usulan Atribut Usabilitas Website PPDB Terpilih 1 Personalisasi Pendaftar 2 Ketersediaan link dengan website lain yang terkait 3 Kelengkapan informasi yang disajikan 4 Kecepatan dalam menjawab pertanyaan pengguna 5 Ketepatan dalam menjawab pertanyaan pengguna 6 Ketersediaan petunjuk penggunaan (pembacaan informasi) 7 Keterperincian informasi 8 Validitas informasi Sumber: Pengolahan Data Kuesioner Pertama, 2009
Dari proses evaluasi diperoleh delapan atribut tambahan sehingga jika ditotal terdapat empat puluh dua atribut usabilitas website PPDB yang terdiri dari tiga puluh empat atribut awal dan delapan atribut tambahan. Keempat puluh dua atribut tersebut kemudian disebut sebagai atribut aktual usabilitas website PPDB online Kota Surakarta. 4.3
Analisis Asosiasi dengan Uji Cochran Tujuan dari tahap ini adalah untuk mendapatkan atribut usabilitas website PPDB online Kota Surakarta yang sama-sama penting menurut sampel. Tahap ini diawali dengan penyebaran kuesioner tertutup kepada sejumlah sampel (kuesioner kedua). Sampel adalah pengguna website PPDB
IV-69
yang terdiri dari siswa baru tingkat SMP dan SMA serta wali siswa baru 2009. Kuesioner tersusun atas sejumlah atribut aktual usabilitas website PPDB online Kota Surakarta.yang harus disikapi oleh responden. Atribut usabilitas tersebut merupakan atribut usabilitas hasil dari tahap sebelumnya. Disini digunakan konsep kuesioner tertutup. Format kuesioner kedua terdapat pada Lampiran 1.2. Responden diminta menentukan sikap diantara dua pilihan (penting atau tidak penting) terkait atribut aktual usabilitas website PPDB online Kota Surakarta. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling dan snowball sampling. Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kedua, terkumpul 111 kuesioner yang diisi oleh 42 orang siswa SMP, 67 orang siswa SMA, dan 2 orang wali siswa. Rekapitulasi jawaban responden untuk kuesioner kedua terangkum dalam Lampiran 2.2. Data yang diperoleh melalui kuesioner kedua kemudian diuji dengan Uji Cochran untuk mendapatkan atributatribut usabilitas yang disepakati oleh sebagian sampel sebagai atribut penting. Tabel 4.4 Daftar dan Jumlah Sampel pada Penyebaran Kuesioner Kedua No. Sampel 1 Siswa SMP 2 Siswa SMA 3 Orang tua/wali Total
Jumlah 42 orang 67 orang 2 orang 111 orang
Sumber: Penyebaran Kuesioner Kedua, 2009
4.3.1 Uji Cochran Uji Cochran digunakan untuk menguji tiga sampel atau lebih dengan catatan reaksi (hasil) dinyatakan
dalam dua
nilai,
terhadap suatu
perlakukan
misalnya 0 dan 1. Uji
hanya Cochran
dilakukan pada penelitian untuk uji sampel yang mempunyai data berskala nominal (kategori). a. Contoh perhitungan Uji Cochran untuk Iterasi 0
1. H 0 : Semua atribut mempunyai tingkat kepentingan yang sama
IV-70
H1
:Salah satu atau lebih atribut mempunyai tingkat kepentingan yang berbeda
2. Taraf nyata = 0.05 Nilai X 2 memiliki derajat bebas (db) = k-1 = 42-1 = 41
X 2 ; db X 2 0.05; 41 56.9 3. Kriteria pengujian 2
H 0 diterima ( H1 ditolak) apabila Q ≤ X ; db / jika probabilitas > 0.05 2 H 0 ditolak ( H 1 diterima) apabila Q > X ; db / jika probabilitas < 0.05 4. Menentukan nilai uji statistik (nilai Q) c
c ( c 1) ( Ci Q
i 1
N 2 ) c
r
Rj ( c Rj ) j 1
Q = =
42(42 1) (1112 1072 1092 ... 1042 ) (42 1) ( 40412 ) 42(4041) (362 382 372 ... 272 ) 10316625 20389
= 505.99 5. Kesimpulan Berdasarkan perhitungan, nilai Q > X
2
; db
sehingga Ho
ditolak dan dapat disimpulkan bahwa salah satu atau lebih atribut mempunyai tingkat kepentingan yang berbeda. Uji Cochran juga dilakukan dengan software SPSS. Output perhitungan dengan SPSS terdapat pada Lampiran 2.3. Hasil pengujian SPSS menunjukkan bahwa nilai asymp.sig sebesar 0.000. Nilai tersebut masih lebih kecil dari α yaitu 0.05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak. Pada iterasi 0 baik dengan pengujian manual maupun SPSS diperoleh hasil bahwa H 0 ditolak yang artinya salah satu
IV-71
atau lebih atribut mempunyai tingkat kepentingan yang berbeda. Untuk memperoleh atribut-atribut dengan tingkat kepentingan yang sama, maka perlu dilakukan pengujian ulang dengan menghilangkan atribut dengan nilai penting paling sedikit. Atribut yang memiliki nilai penting terendah dari iterasi 0 di atas adalah atribut ke-20 (kepadatan layar rasional) yaitu sebesar 60. Oleh karena itu, atribut ke-20 perlu dibuang. Pengujian dilakukan terus-menerus sampai pengujian menunjukkan bahwa Ho diterima yang artinya semua atribut memiliki tingkat kepentingan yang sama. b. Contoh Perhitungan Uji Cochran untuk Iterasi 17
1. H 0 : Semua atribut mempunyai tingkat kepentingan yang sama
H1 : Salah satu atau lebih atribut mempunyai tingkat kepentingan yang berbeda 2. Taraf nyata = 0.05 Nilai X 2 memiliki derajat bebas (db) = k-1 = 18-1 = 17
X 2 ; db X 2 0.05;17 27.59 3. Kriteria pengujian
H 0 diterima ( H 1 ditolak) apabila Q ≤ X probabilitas > 0.05 H 0 ditolak ( H 1 diterima apabila Q > X
2
2
; db
/ jika
; db
/
jika
probabilitas < 0.05 4. Menentukan nilai uji statistik (nilai Q) c
c ( c 1 ) ( Ci Q
i 1
N 2 ) c
r
Rj ( c Rj )
j 1
Q = =
18 (18 1) (1112 1072 1092 ... 1042 ) (18 1) (19092 ) 18 (1909) (172 182 182 ... 162 )
32725 1343
IV-72
= 24.37 5. Kesimpulan Berdasarkan perhitungan,
nilai Q< X
2
; db
diterima dan dapat disimpulkan bahwa
sehingga
Ho
semua atribut
mempunyai tingkat kepentingan yang sama. Hasil pengujian SPSS menunjukkan bahwa nilai asymp.sig sebesar 0.110. Nilai tersebut lebih besar dari α yaitu 0.05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho diterima. Ouput SPSS untuk uji Cochran iterasi ke-17 terdapat pada Lampiran 2.3. 4.3.2 Rekapitulasi Uji Cochran Uji Cochran berhenti setelah iterasi ke-17. Pada iterasi ke-17 pengujian menunjukkan bahwa Ho diterima yang artinya semua atribut telah memiliki tingkat kepentingan yang sama. Rekapitulasi hasil Uji Cochran terangkum dalam tabel berikut ini. Tabel 4.5 Daftar Rekapitulasi Hasil Uji Cochran No Iterasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Q Hitung
Q Tabel
Keputusan
Atribut Hilang
505.990 412.674 336.389 302.140 234.712 208.307 186.122 167.777 149.793 124.216 111.305 99.677 82.799 73.217 64.352 60.267
56.9 55.8 54.6 53.4 52.2 51 49.8 48.6 47.4 46.2 45 43.8 42.6 41.3 40.1 38.9
Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak
20 34 5 6, 19 15 21 4 12 16, 36 28 25, 29 18, 31 8, 38 27, 30 17, 35 39
IV-73
17 18
16 17
58.276 24.367
37.7 36.4
Ho ditolak Ho diterima
26
Sumber : Pengolahan Data Kuesioner Kedua, 2009
Pada tabel di atas terlihat bahwa mulai dari iterasi ke-0 sampai dengan iterasi ke-16 nilai Q hitung lebih besar daripada Q tabel sehingga untuk iterasi tersebut Ho ditolak dan dapat dikatakan bahwa belum semua atribut mempunyai tingkat kepentingan yang sama. Pada iterasi ke-17, Q hitung memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan Q tabel sehingga Ho diterima dengan kata lain semua atribut mempunyai tingkat kepentingan yang sama. Untuk mendapatkan kesimpulan bahwa atribut telah memiliki tingkat kepentingan yang sama, Uji Cochran dilakukan sampai dengan iterasi ke-17. Pada uji ini terjadi penghilangan 24 atribut. Keduapuluhempat
atribut
tersebut
merupakan
atribut
yang
mendapatkan penilaian ”tidak penting” paling banyak di setiap iterasinya. Keduapuluhempat atribut yang dihilangkan terangkum pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Daftar Atribut Yang Dihilangkan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Atribut Usabilitas Website Yang Dihilangkan Kesederhanaan Tingkat keminiman usaha Tingkat keminiman penulisan instruksi Kemudahan diingat penggunaannya Kejelasan pesan error Interface sistem menyenangkan Konsistensi Ketersediaan pilhan tampilan data Pengelompokkan data rasional Tingkat keminiman langkah dalam memilih menu Kepadatan layar rasional Keatraktifan website Kesesuaian desain untuk semua level pengguna Ketersediaan dokumentasi software yang informatif Kecukupan informasi yang ditampilkan pada layar
IV-74
16 17 18 19 20 21 22 23 24
Penggunaan keystrokes yang ekonomis Kesederhanaan dan kenaturalan dialog yang digunakan Penggunaan bahasa yang familiar Ketersediaan pilihan CANCEL untuk semua operasi Ketersediaan zoom Personalisasi pendaftar Ketersediaan link dengan website lain yang terkait Kecepatan dalam menjawab pertanyaan pengguna Ketepatan dalam menjawab pertanyaan pengguna
Sumber: Pengolahan Data Kusioner Kedua, 2009
Atribut yang tertahan dalam Uji Cochran merupakan atribut yang telah memiliki tingkat kepentingan yang sama. Atribut-atribut tersebut merupakan atribut yang sama penting menurut sebagian sampel. Atribut-atribut tersebut mendapatkan konsensus dari sebgaian sampel sebagai atribut penting. Daftar atribut sama penting terdapat pada tabel 4.7 di bawah ini. Tabel 4.7 Daftar Atribut Sama Penting No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Atribut Usabilitas Website Manfaat website Tingkat pemenuhan kebutuhan informasi Kemudahan digunakan Kelancaran saat digunakan Kemudahan dipelajari Tingkat kepuasan penggunaan Kenyamanan saat digunakan Kemudahan dan kecepatan menemukan informasi yang dibutuhkan Kejelasan informasi yang disajikan Efisiensi saat digunakan Kemudahan pembacaan karakter pada layar Kecepatan sistem Fleksibilitas Keterkinian informasi Kelengkapan informasi yang disajikan Ketersediaan petunjuk penggunaan (pembacaan informasi) Keterperincian informasi Validitas informasi
Sumber : Pengolahan Data Kuesioner Kedua, 2009
IV-75
4.4
Pengelompokkan Atribut Usabilitas Website PPDB Online Kota Surakarta ke Dalam Dimensi Usabilitas Dari tahap sebelumnya diperoleh hasil bahwa tidak semua atribut aktual usabilitas website PPDB online adalah sama penting. Dari empat puluh dua atribut aktual usabilitas yang ada hanya delapan belas atribut yang memiliki tingkat kepentingan yang sama dan mendapatkan konsensus dari sampel sebagai atribut penting. Untuk memudahkan forum Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka menyusun usulan perbaikan website PPDB online maka kedelapan belas atribut tersebut kemudian dikelompokkan kedalam beberapa faktor atau dimensi usabilitas. Dimensi usabilitas yang digunakan adalah gabungan dimensi usabilitas menurut Shackel (1990), Jakob Nielsen (1993), ISO 9241-11 (1998), serta Preece dkk. (2002). Peta penggabungan dimensi usabilitas dari Shackel (1990), Jakob Nielsen (1993), ISO 9241-11 (1998), serta Preece dkk. (2002) bisa dilihat pada gambar 4.1. Peta penggabungan dibuat dengan menggabungkan dimensi berdasarkan pengertian dari masing-masing dimensi menurut masing-masing sumber. Flexibility (Shackel)
Safety (Preece dkk) Utility (Preece dkk)
Effectivity (Shackel) = Efficiency (ISO) Effectivity (ISO = Preece dkk.)
Attitute (Shackel) = Satisfaction (ISO)
ISO 9241-11 (1998)
Learnability (Shackel=Nielsen) Memorability (Shackel=Nielsen)
Error (Nielsen) = Effectivity (Shackel)
Nielsen (1993)
Shackel (1990)
Preece dkk (2002)
Gambar 4.1 Peta Penggabungan Dimensi Usabilitas Shackel (1990), Nielsen (1993), ISO (1998), dan Preece dkk. (2002)
IV-76
Berdasarkan peta di atas, terdapat sembilan kombinasi dimensi usabilitas yang akan digunakan untuk pengelompokkan atribut. Kesembilan dimensi tersebut yaitu effectivity (ISO/Preece dkk.), efficiency (ISO), flexibility (Shackel), satisfaction (ISO), learnability (Nielsen/Shackel), memorability (Nielsen/Shackel), safety (Preece dkk), utility (Preece dkk.), dan error (Nielsen). Proses pengelompokkan atribut kedalam dimensi-dimensi usabilitas menurut Shackel (1990), Jakob Nielsen (1993), ISO 9241-11 (1998), dan Preece dkk. (2002) terdapat pada tabel 4.8 di bawah ini. Sedangkan hasil dari proses pengelompokkan atribut terdapat pada tabel 4.9.
3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Satisfaction
Safety
Utility
Error
Flexibility
Manfaat website Tingkat pemenuhan kebutuhan informasi Kemudahan digunakan Kelancaran saat digunakan Kemudahan dipelajari Tingkat kepuasan penggunaan Kenyamanan saat digunakan Kemudahan dan kecepatan menemukan informasi yang dibutuhkan Kejelasan informasi yang disajikan Efisiensi saat digunakan Kemudahan pembacaan karakter pada layar Kecepatan sistem Fleksibilitas Keterkinian informasi Kelengkapan informasi yang disajikan Ketersediaan petunjuk penggunaan Keterperincian informasi Validitas informasi
Memorabolity
1 2
Learnability
Dimensi
Efficiency
No.
Effectivity
Tabel 4.8 Proses Pengelompokkan Atribut ke Dalam Dimensi Usabilitas
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
IV-77
Suatu atribut dimasukkan ke dalam salah satu dimensi usabilitas dengan melihat konsep yang diukur oleh atribut tersebut. Atribut-atribut yang tergabung dalam satu dimensi dikatakan mengukur konsep yang sama. Dari proses pengelompokkan atribut ke dalam dimensi usabilitas, diketahui bahwa kedelapanbelas atribut usabilitas website PPDB online terwakili oleh lima dimensi usabilitas yaitu sebagai berikut. Tabel 4.9 Daftar Dimensi Usabilitas Website PPDB Online Kota Surakarta No.
Atribut Usabilitas Website PPDB
1
Manfaat website Tingkat pemenuhan kebutuhan informasi Kejelasan informasi yang disajikan Keterkinian informasi Kelengkapan informasi yang disajikan Keterperincian informasi Validitas informasi Kemudahan digunakan Kelancaran saat digunakan Kemudahan dan kecepatan menemukan informasi yang dibutuhkan Efisiensi saat digunakan Kemudahan pembacaan karakter pada layar Kecepatan sistem Kemudahan dipelajari Ketersediaan petunjuk penggunaan Fleksibilitas Tingkat kepuasan penggunaan Kenyamanan saat digunakan
2
3 4 5
Dimensi Usabilitas Website PPDB
Effectivity
Efficiency
Learnability Flexibility Satisfaction
Sumber: Pengelompokkan Atribut, 2009
4.5
Penyusunan Usulan Perbaikan dengan Forum Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan usulan perbaikan website PPDB online dilakukan melalui forum Focus Group Discussion (FGD). Tujuan FGD adalah untuk menggali permasalahan yang dialami oleh pengguna website PPDB online dan memperoleh masukan untuk perbaikan website terkait dengan usabilitasnya. FGD dilaksanakan pada hari Rabu, 6 Januari 2010 pukul 14.30 WIB bertempat di Laboratorium Optimasi dan Perancangan Sistem Informasi (OPSI), Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, UNS. Peserta FGD
IV-78
merupakan orang-orang yang pernah membuka website PPDB online 2009. FGD diiukuti oleh lima orang peserta dan dipimpin oleh seorang moderator. Kelima
orang
peserta
tersebut
memiliki
kesamaan
pengalaman
menggunakan website PPDB online meskipun pengalaman tersebut dari bidang yang berbeda, seperti ada peserta dari pihak siswa dan pihak orang tua/wali siswa yang memang menggunakan website PPDB online untuk mendapatkan informasi tentang penerimaan peserta didik baru dan ada peserta yang menggunakan website PPDB online karena tugasnya sebagai operator PPDB. Profil singkat dari moderator dan masing-masing peserta FGD adalah sebagai berikut: a. Moderator Nama
: Tri Rakhmawati
Pekerjaan
: Mahasiswa
b. Peserta 1. Nama
: Agus Sugiharto, S.Pd.
Pekerjaan
: Guru SMA Negeri 2 Surakarta
Lain-lain
: Berpengalaman sebagai tim mobile dari UPT. Pusat Komputer (Puskom UNS) dalam PPDB online selama 3 tahun mulai dari tahun 2006-2008. Pada PPDB tahun 2009, peserta menjadi operator PPDB di SMA Negeri 2 Surakarta.
2. Nama
: Joko Purwanto, S.Pd
Pekerjaan
: Guru SMA Negeri 5 Surakarta
Lain-lain
: Berpengalaman menjadi operator PPDB online di SMA Negeri 5 dari tahun 2006-2009.
3. Nama Lain-lain
: Rahayuningsih, SP : Pernah mengakses website PPDB online tahun 2009 beberapa kali.
4. Nama Pekerjaan
: Heni Pratiwi : Mahasiswa
IV-79
Lain-lain
: Pernah mengakses website PPDB online tahun 2009 beberapa kali.
5. Nama
: Fajar Rosyidi
Pekerjaan
: Pelajar SMA (pengurus OSIS)
Lain-lain
: Pernah mengakses website PPDB online tahun 2008 dan tahun 2009 beberapa kali.
FGD direncanakan dihadiri oleh perwakilan dari UPT. Pusat Komputer (Puskom) UNS selaku pengelola website PPDB online 2009. Namun, pada hari pelaksanaan perwakilan dari UPT. Puskom tidak bisa hadir. Akan tetapi, karena ada salah satu peserta yang telah berpengalaman di UPT. Puskom dimana beliau juga telah berperan aktif sebagai tim mobile PPDB online mulai tahun pertama hingga tahun ketiga, maka dalam FGD diperoleh sedikit masukan untuk usulan perbaikan. Hasil yang diperoleh dalam FGD, kemudian peneliti komunikasikan dengan perwakilan dari UPT Puskom untuk mendapatkan tanggapan dan masukan perbaikan terhadap permasalahan-permasalahan yang pernah dialami pengguna website PPDB. Hasil yang diperoleh dari Focus Group Discussion (FGD) dan tanggapan serta masukan yang diperoleh dari perwakilan UPT Puskom dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini. Tabel 4.10 diperoleh dari pengolahan data terhadap permasalahan yang ditemukan.
Setelah
permasalahan-permasalahan
tersebut
dievaluasi,
diketahui bahwa terdapat permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan lebih dari satu dimensi usabilitas.
IV-80
Tabel 4.10 Permasalahan dan Usulan Perbaikan Website PPDB Online Kota Surakarta No.
Permasalahan
1
Belum ada pengelompokkan pendaftar berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya berdasarkan asal sekolah
2
Kelengkapan data siswa yang diterima sekolah kurang.
Effectivity √
Efficiency
Dimensi Usabilitas Learnability Flexibility
Satisfaction
Usulan Perbaikan Secara teknis jika itu dikehendaki oleh Disdikpora, UPT Puskom bisa saja memunculkan menu atau fitur tersebut. Hal yang perlu diingat adalah fungsionalitasnya, apakah memang benar-benar diperlukan atau tidak. Jika ada sekolah yang menginginkan, sekolah sebenarnya bisa meminta data tersebut ke Puskom dengan surat resmi dan Puskom akan memberikan print out-nya. Solusi lain yang mungkin bisa dilakukan yaitu dengan mengirim via email data tersebut kepada masing-masing sekolah peserta PPDB online. Menu/fitur tersebut tidak dimunculkan, tetapi secara teknis jika itu dikehendaki oleh
√
IV-81
3
4
Tidak adanya informasi mengenai prestasi dan data pendaftar dari luar kota sehingga operator harus menginput data tersebut sendiri Kecepatan akses
Disdikpora, UPT Puskom bisa saja memunculkannya. Hal yang perlu diingat adalah fungsionalitasnya, apakah memang benar-benar diperlukan atau tidak. Jika ada sekolah yang menginginkannya, sebenarnya pihak sekolah bisa memintanya ke Puskom dengan surat resmi dan Puskom akan memberikan print out-nya. Alternatif lainnya yaitu dengan mengirimkan data tersebut via email kepada sekolah-sekolah peserta PPDB online. Penambahan data base prestasi dan data base pendaftar dari luar kota.
√
√
√
IV-82
Untuk mendukung kecepatan
(delay 10 menit). Kecepatan akses bermasalah terutama di hari-hari terakhir PPDB online.
5
Operator kesulitan untuk melakukan perbaikan apabila terjadi kesalahan menginput data. Pihak sekolah juga mengalami kesulitan merevisi informasi yang salah yang terdapat dalam website. Misal informasi tentang
√
√
IV-83
akses, maka diperlukan bandwidth yang besar, tidak hanya server, tetapi juga client. Untuk tahun 2009 ini, kecepatan server adalah 20 MBps. Hal ini digunakan untuk sekapasitas Solo dengan jumlah peserta PPDB online 85 sekolah. Usulan perbaikan yang mungkin bisa dilakukan yaitu dengan penambahan bandwidth dan penggunaan server yang bagus. Perbaikan oleh operator tidak bisa dilakukan karena perubahan data dilakukan di satu titik yaitu Disdikpora. Hal ini dilakukan untuk menjamin keamanan data karena terlalu banyak singgungan dengan berbagai kepentingan. Penggantian informasi yang salah tentang sekolah tertentu hanya dapat dilakukan sebelum PPDB dimulai. Jika PPDB sudah
kuota sekolah
berjalan, maka tidak dapat diganti. Sebelum data sekolah di upload ke website PPDB online, sebaiknya sekolah memastikan informasi yang ada di dalamnya.
IV-84
Dari lima permasalahan yang berhasil digali pada saat FGD, kebanyakan permasalahan tersebut adalah permasalahan yang dialami oleh sekolah yang dalam FGD ini diwakili oleh operator sekolah. Berikut ini adalah penjelasan dari tiap permasalahan yang dialami oleh pengguna. a. Belum ada pengelompokkan pendaftar berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya pengelompokkan pendaftar berdasarkan asal sekolah Hal ini muncul sebagai salah satu permasalahan yang dirasakan oleh pengguna dari pihak sekolah yaitu dalam hal ini diwakili oleh operator PPDB online. Tidak adanya pengelompokkan pendaftar berdasarkan kriteria tertentu menjadi masalah karena informasi tersebut dibutuhkan oleh pihak sekolah untuk mengetahui pendaftar-pendaftar yang diterima di sekolahnya berasal dari sekolah mana saja. b. Kelengkapan data siswa yang diterima sekolah masih kurang Permasalahan ini muncul karena informasi yang diterima sekolah berkaitan dengan siswa yang diterima di sekolahnya tidak lengkap. Informasi itu hanya terbatas pada nama, asal, dan nilai ujian akhir. Sedangkan pihak sekolah membutuhkan data lengkap siswa untuk data induk sekolah. c. Tidak adanya informasi mengenai prestasi dan data pendaftar dari luar kota sehingga operator harus menginput data tersebut sendiri Hal ini muncul sebagai permasalahan yang dialami oleh operator PPDB online. Tidak adanya informasi prestasi menyebabkan mereka harus menginput sendiri data prestasi pendaftar. Mengingat data prestasi adalah data tambahan selain data nilai ujian akhir, maka kadang operator lupa untuk memasukkan data tersebut. Tidak adanya informasi prestasi juga bisa menimbulkan adanya kecurangan, seperti operator memasukkan data prestasi palsu. Tidak adanya informasi tentang pendaftar luar kota juga menyebabkan operator harus menginput data lengkap pendaftar. Hal ini akan sangat melelahkan apabila jumlah pendaftar luar kota banyak. Kegiatan menginput data rentan dengan adanya human error terutama apabila
lxxxv
operator telah mengalami kelelahan. Dalam kondisi seperti itu, mungkin saja operator melakukan kesalahan memasukkan data. Tidak adanya informasi tentang pendaftar luar kota juga memungkinkan adanya kecurangan dalam pendaftaran. d. Kecepatan akses (delay 10 menit). Kecepatan akses bermasalah terutama di hari-hari terakhir PPDB online Hari-hari terakhir PPDB online merupakan hari-hari yang menegangkan bagi para pendaftar. Hal ini memicu mereka untuk sering mengakses website PPDB online. Namun, pada hari-hari terakhir PPDB online, website PPDB online menjadi sulit diakses baik oleh pendaftar maupun dari pihak sekolah. Pada hari pengumuman, sekolah tidak bisa mengakses website PPDB online sehingga mereka tidak bisa mengeluarkan pengumuman siapa saja pendaftar yang diterma di sekolahnya. Untuk mendapatkan hasil dari proses penerimaan tersebut, pihak sekolah terpaksa harus mendapatkannya dari Disdikpora. e. Operator kesulitan untuk melakukan perbaikan apabila terjadi kesalahan menginput data. Pihak sekolah juga mengalami kesulitan merevisi informasi yang salah yang terdapat dalam website. Misal informasi tentang kuota sekolah Selama ini apabila operator melakukan kesalahan dalam input data, operator tidak bisa langsung membenarkannya. Untuk membenarkan, operator harus menghubungi Disdikpora dan kadang Disdikpora tidak bisa langsung memperbaiki karena pada hari-hari pelaksanaan PPDB online, Disdikpora sangat sibuk sehingga harus mengantri. Lamanya prosedur tersebut menyebabkan update informasi pendaftar ke website juga semakin lama. Pihak sekolah mengalami kesulitan dalam merevisi informasi yang salah tentang sekolahnya yang terdapat dalam website (misalnya informasi kuota) karena revisi atau perbaikan hanya dilayani sebelum PPDB berlangsung. Setelah PPDB berlangsung, perbaikan tidak bisa dilakukan.
lxxxvi
Di luar permasalahan-permasalahan yang diketemukan pada saat FGD, peneliti juga mendapatkan permasalahan-permasalahan lain yang dialami pengguna selama menggunakan website PPDB online. Permasalahan tersebut peneliti peroleh pada saat penyebaran kuesioner pertama. Pada kuesioner pertama, sebagian responden mengusulkan atribut usabilitas website PPDB online dalam bentuk keluhan-keluhan sehingga untuk mendapatkan usulan atribut, peneliti menerjemahkan keluhan-keluhan tersebut ke dalam atribut usabilitas. Permasalahan atau keluhan yang diperoleh pada penyebaran kuesioner pertama adalah sebagai berikut: a. Gambar-gambar (misal alur pendaftaran) kurang jelas Informasi bagaimana alur pendaftaran dan pencabutan dalam PPDB online disajikan dalam bentuk gambar. Informasi tersebut dirasa kurang jelas karena penggunaan font huruf yang digunakan untuk memperjelas informasi gambar ukurannya kurang besar sehingga pengguna mengalami kesulitan saat membaca informasi tersebut. b. Komentar dari penanya melalui website kadang tidak dibalas Selama ini, komentar atau pertanyaan yang diajukan oleh pengguna website kadang tidak dibalas. Komentar atau pertanyaan yang tidak dijawab menyebabkan pengguna website merasa kecewa. c. Desain interface kurang menarik Desain dari website PPDB online dirasakan oleh beberapa pengguna kurang menarik dan terkesan biasa saja. Background yang digunakan dalam website ini adalah warna putih. Website PPDB online hanya sedikit menggunakan warna dan simbol. Warna-warna yang digunakan hanya biru, hijau, kuning, dan abu-abu. Warna-warna tersebut digunakan untuk bagian atas halaman website sedangkan selebihnya hanya menggunakan warna putih. Usulan perbaikan yang bisa dilakukan untuk mengatasi ketiga permasalahan yang dialami pengguna tersebut antara lain: a. Gambar-gambar (misal alur pendaftaran) kurang jelas Perbaikan yang bisa dilakukan yaitu dengan memperbaiki ukuran
lxxxvii
gambar dan ukuran huruf yang digunakan. Hal lain yang harus diperhatikan adalah penggunaan warna. Untuk memperjelas informasi bisa digunakan warna-warna yang kontras, tetapi tidak terlalu mencolok. b. Komentar dari penanya melalui website kadang tidak dibalas Komentar dari penanya kadang-kadang tidak dijawab karena pertanyaanpertanyaan tersebut kadang-kadang memang tidak membutuhkan jawaban
karena
informasi
yang
dibutuhkan
sebenarnya
telah
dicantumkan di website. Akan tetapi, tidak dijawabnya pertanyaan tersebut membuat masyarakat yang tidak tahu semakin bingung. Usulan perbaikan yang bisa dilakukan yaitu apapun pertanyaan yang diajukan oleh penyanya sebaiknya dijawab walaupun hanya sekedar petunjuk dimana meraka bisa memperoleh informasi yang mereka butuhkan. c. Desain interface kurang menarik Perbaikan desain interface dapat dilakukan dengan menambahkan tema, simbol, gambar, dan penggunaan warna. Selain membuat lebih menarik, warna dapat juga berfungsi untuk meningkatkan efek penyorotan (highlighting). Dalam mendesain interface, hal yang tidak boleh dilupakan adalah efektifitas. Perlu diperhatikan terkait dengan beban bandwidth yang digunakan. Tema yang komplek identik dengan akses yang berat.
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Pada bagian sebelumnya telah dipaparkan teknis pengolahan dan pengumpulan data, tetapi hasil tersebut memerlukan pemahaman yang menyeluruh agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan setiap makna yang terkandung dalam tahapan. Untuk itu pada bagian ini akan dijelaskan uraian singkat mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan hasil pengumpulan dan pengolahan data.
lxxxviii
5.1
Analisis Pengelompokkan Atribut ke Dalam Dimensi Usabilitas Pengelompokkan
atribut
dilakukan
dalam
rangka
mempermudah dalam penyusunan usulan perbaikan. Membuat usulan perbaikan dengan memperhatikan dimensi jauh lebih mudah daripada harus memperhatikan semua atribut dan membuat usulan perbaikan berdasarkan masing-masing atribut tersebut. Dalam pengelompokkan atribut tersebut, peneliti menggunakan gabungan dimensi usabilitas dari Shackel (1990), Nielsen (1993), ISO 9241-11 (1998), dan Preece dkk. (2002). Dimensi usabilitas yang terbentuk dari penggabungan keempat sumber terdapat pada tabel 5.1. Tabel 5.1 Daftar Dimensi Usabilitas Gabungan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Dari
Dimensi Usabilitas Effectivity (efektifitas) Efficiency (efisiensi) Learnability (kemudahan dipelajari) Memorability (kemudahan diingat) Flexibility (fleksibilitas) Error (kesalahan) Utility (utilitas) Safety (keamanan) Satisfaction (kepuasan)
proses
pengelompokkan
atribut
diperoleh
bahwa
kedelapanbelas atribut usabilitas website PPDB online Kota Surakarta tergabung dalam lima dimensi usabilitas yaitu effectivity (efektifitas), efficiency (efisiensi), learnability (kemudahan dipelajari), flexibility (fleksibilitas), dan satisfaction (kepuasan). Hal ini menunjukkan bahwa dimensi-dimensi usabilitas website yang paling penting dalam website PPDB online Kota Surakarta menurut pengguna adalah kelima dimensi tersebut. Sedangkan dimensi-dimensi yang lain, menurut pengguna, kurang begitu penting dalam website PPDB online Kota Surakarta. a. Dimensi 1: Effectivity (efektifitas)
lxxxix
Shackel (1990) menjelaskan efektifitas sebagai performansi pengguna memakai sistem yang bersangkutan. Efektifitas diukur dari waktu yang diperlukan pengguna untuk menyelesaikan sebuah task dan dari jumlah kesalahan yang dibuat. Standar ISO 9241-11 (1998) memakai efektifitas sebagai indikator keakurasian dan kelengkapan sistem memenuhi kebutuhan pengguna. Sedangkan efektifitas menurut Preece dkk. (2002) mengacu pada kualitas sistem dalam menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan tujuan pembuatan sistem tersebut. Atribut “manfaat website”, “tingkat pemenuhan kebutuhan informasi”, dan “kelengkapan informasi yang disajikan” masuk ke dalam
dimensi
efektifitas
karena
atribut-atribut
tersebut
melambangkan kelengkapan sistem dalam memenuhi kebutuhan pengguna. Sedangkan “kejelasan informasi yang disajikan”, “keterkinian informasi”, “keterperincian informasi”, dan “validitas informasi” masuk ke dalam dimensi efektifitas karena keempat atribut ini menunjukkan kualitas dari informasi yang disajikan. b. Dimensi 2: Efficiency (efisiensi) Nielsen (1993) mengaitkan efisiensi dengan kebutuhan sumber daya, seperti usaha, waktu, dan biaya, untuk mencapai tujuan pemakaian sistem tersebut. Standar ISO 9241-11 (1998) mengaitkan efisiensi dengan hubungan antara sumber daya yang dibutuhkan dan tujuan yang tercapai-semakin efisien sebuah sistem semakin cepat pengguna mendapatkan tujuannya. Preece dkk. (2002) mengukur efisiensi dari optimasi sistem pendukung pengguna dalam penyelesaian tugas-tugasnya sesuai kemampuan sistem tersebut. Atribut
“kemudahan
digunakan”,
“kelancaran
saat
digunakan”, “kemudahan dan kecepatan menemukaan informasi yang
dibutuhkan”, “efisiensi saat
pembacaan karakter pada
xc
layar”,
digunakan”, “kemudahan dan “kecepatan sistem”
tergabung dalam dimensi efficiency (efisiensi) karena apabila keenam atribut tersebut terpenuhi dengan baik maka akan meminimalisasi sumber daya
yang harus dikeluarkan oleh
pengguna website untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Sumber daya tersebut misalnya antara lain usaha dan waktu. Hal ini berarti semakin menghemat biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan informasi. Contoh untuk kasus ini yaitu apabila kecepatan sistem tinggi dan desain website juga memudahkan pengguna dalam menemukan informasi yang dibutuhkan maka waktu yang dibutuhkan pengguna untuk menemukan informasi tersebut relatif singkat. Pemakaian internet dengan waktu yang singkat
berarti
menghemat
biaya
yang
harus
dikeluarkan
pengguna. c. Dimensi 3: Learnability (kemudahan dipelajari) Shackel (1990) dan Nielsen (1993) menyatakan learnability sebagai tingkat kemudahan sistem untuk dipelajari, diukur melalui waktu yang diperlukan untuk mempelajari penggunaan sistem hingga mencapai level kemahiran tertentu. Atribut “kemudahan dipelajari” dan “ketersediaan petunjuk pengunaan” tergabung dalam dimensi learnability karena kedua atribut mempermudah para pengguna yang baru pertama kali menggunakan website PPDB online untuk mendapatkan apa yang mereka
inginkan.
Ketersediaan
petunjuk
penggunaan
akan
membantu pengguna dalam mempergunakan website maupun untuk memahami informasi-informasi yang ada di dalamnya. Hal ini akan sangat membantu bagi pengguna yang belum terbiasa dengan website PPDB online.
d. Dimensi 4: Flexibility (fleksibilitas) Shackel (1990) memandang perlunya sebuah sistem memiliki atribut
fleksibilitas.
Fleksibilitas
xci
berkaitan
dengan
variasi
pengerjaan suatu task/fungsi. Pengguna dapat mengakses lebih dari satu cara untuk melakukan suatu task. Dalam penelitian ini atribut “fleksibilitas” tergabung dalam dimensi flexibility. Dimensi ini hanya terdiri dari satu atribut karena memang dari ke-18 atribut sama penting yang mengukur konsep fleksibilitas
hanya
atribut
fleksibilitas
itu
sendiri.
Atribut
fleksibilitas sebenarnya merupakan perwakilan dari beberapa atribut. Pada pembangkitan atribut awal, atribut ini diperoleh dari beberapa kuesioner dimana dalam kuesioner tersebut fleksibilitas berdiri sebagai atribut. Namun pada tahap konfirmasi atribut kepada pengguna, diperoleh beberapa usulan atribut yang mana atribut tersebut menggambarkan fleksibilitas website sehingga atribut-atribut usulan tersebut dianggap telah terwakili oleh atribut fleksibilitas yang diperoleh dari studi pustaka. Usulan-usulan atribut
yang
menggambarkan
fleksibilitas
seperti
atribut
“kemampuan dibuka di semua browser” dan “kemampuan dibuka pada monitor dengan beragam resolusi”. e. Dimensi 5: Satisfaction (kepuasan) Kriteria kepuasan menjadi pertimbangan bagi Nielsen (1993) dan standar ISO 9241-11 (1998). Kepuasan pengguna terhadap sistem yang dipakainya mengindikasikan bahwa sistem tersebut layak pakai. Atribut “tingkat kepuasan penggunaan” dan “kenyamanan saat digunakan” tergabung dalam dimensi satisfaction (kepuasan) karena kedua atribut tersebut mengukur konsep satisfaction (kepuasan). Website
yang
memberikan kenyamanan kepada
penggunanya bisa membuat penggunanya merasa puas. Kepuasan pengguna sangatlah mempengaruhi terhadap penilaian pengguna terhadap website apakah website tersebut layak dipakai atau tidak. Website yang tidak layak pakai berarti memiliki usabilitas yang rendah.
xcii
Jika kedelapanbelas atribut sama penting dikelompokkan ke dalam dimensi usabilitas menurut Shackel (1990), maka terdapat sembilan atribut yang tidak masuk ke dalam dimensi. Atribut tersebut adalah atribut “manfaat website”, “tingkat pemenuhan kebutuhan
informasi’,
“kenyamanan
saat
“tingkat
digunakan”,
kepuasan “kejelasan
penggunaan”, informasi
yang
disajikan”, “keterkinian informasi”, “kelengkapan informasi yang disajikan”, “keterperincian informasi”, dan “validitas informasi”. Kedelapanbelas atribut pengelompok hanya pada tiga dimensi yaitu effectivity, learnability, dan flexibility. Hasil pengelompokkan atribut ke dalam dimensi usabilitas Shackel (1990) terdapat pada Lampiran 2.4. Pengelompokkan atribut ke dalam dimensi usabilitas menurut ISO 9241-11 menunjukkan bahwa terdapat satu atribut yang tidak masuk ke dalam dimensi usabilitas. Atribut tersebut yaitu atribut “fleksibilitas”. Atribut tersebut tidak masuk ke dalam dimensi usabilitas karena atribut tersebut tidak sesuai dengan kriteria
masing-masing
dimensi
usabilitas yang
ada.
Hasil
pengelompokkan atribut ke dalam dimensi usabilitas ISO 9241-11 (1998) terdapat pada Lampiran 2.5. Sedangkan jika atribut dikelompokkan ke dalam dimensi usabilitas menurut Nielsen (1993) terdapat delapan atribut yang tidak masuk ke dalam dimensi manapun. Atribut tersebut yaitu manfaat website”, “tingkat pemenuhan kebutuhan informasi’, “kejelasan informasi yang disajikan”, “fleksibilitas”, “keterkinian informasi”,
“kelengkapan
“keterperincian Kedelapanbelas
informasi”, atribut
sama
informasi dan
yang
disajikan”,
“validitas
informasi”.
penting
menurut
responden
mengelompok pada tiga dimensi yaitu efficiency, learnability, dan satisfaction. Hasil pengelompokkan atribut ke dalam dimensi usabilitas Nielsen (1993) terdapat pada Lampiran 2.6.
xciii
Pengelompokkan atribut sama penting menurut responden ke
dalam dimensi
usabilitas
menurut
Preece
dkk.
(2002)
menunjukkan bahwa atribut mengelompok ke dalam dua dimensi usabilitas yaitu effectivity dan efficiency. Pada penegelompokkan tersebut terdapat beberapa atribut yang tidak masuk ke dalam dimensi manapun seperti atribut “tingkat kepuasan penggunaan”, “kenyamanan
saat
digunakan”,
dan
“fleksibilitas”.
Hasil
pengelompokkan atribut ke dalam dimensi usabilitas Preece dkk. (2002) terdapat pada Lampiran 2.7. Jika dilihat, pengelompokkan atribut kedalam dimensi usabilitas gabungan dari Shackel (1990), Nielsen (1993), ISO 924111 (1998), dan Preece dkk. (2002) menghasilkan pengelompokkan yang paling bagus daripada pengelompokkan ke dalam dimensi usabilitas dari masing-masing referensi yang digunakan. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya atribut usabilitas yang tidak tergabung ke dalam salah satu dimensi. Dengan tidak
adanya
atribut yang tidak tergabung berarti tidak ada atribut yang keluar dari pengelompokkan yang berarti pula tidak ada informasi penting yang harus dihilangkan. 5.2
Analisis Focus Group Discussion (FGD) Dari proses pemetaan masalah ke dalam dimensi usabilitas diketahui bahwa kebanyakan permasalahan yang dialami pengguna adalah berkaitan dengan efektifitas, efisiensi, dan kepuasan pengguna saat menggunakan website PPDB online. Hal ini memberikan masukan bahwa perbaikan yang dilakukan oleh pihak pengelola website sebaiknya menekankan kepada tiga dimensi tersebut karena tiga dimensi tersebutlah yang paling bermasalah.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
xciv
Bab ini menguraikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta saran
yang berisi tentang hal-hal
yang harus dipertimbangkan untuk
pengembangan penelitian selanjutnya. Kesimpulan dan saran secara rinci dipaparkan pada sub bab berikut: 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan yang mengacu pada tujuan, yaitu: 1. Dari proses identifikasi atribut usabilitas website PPDB online Kota Surakarta diperoleh delapan belas atribut usabilitas website PPDB online Kota Surakarta yang menurut pengguna penting. 2. Kedelapanbelas atribut usabilitas website PPDB online Kota Surakarta mengelompok pada lima dimensi usabilitas yaitu effectivity, efficiency, learnability, flexibility, dan satisfaction. 3. Dari tahap Focus Group Discussion (FGD) diperoleh 5 usulan perbaikan website PPDB online Kota Surakarta untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi, dan kepuasan pengguna saat menggunakan website tersebut. 6.2 Saran Dalam upaya perbaikan website PPDB online, sebaiknya pihak Disdikpora dan pihak yang terlibat langsung dalam pengelolaan website memasukkan unsur-unsur usabilitas sehingga website PPDB online menjadi lebih baik di mata penggunanya.
DAFTAR PUSTAKA
Chiew, T. K. and Salim, S. S. 2003. Webuse: Website Usability Evaluation Tool. Kuala Lumpur: University of Malaya. Chin, J. P., Diehl, V.A., and Norman, K.L. 1988. Development of an Instrument Measuring User Satisfaction of the Human-Computer Interface. ACM
xcv
CHI'88 Proceedings, 213-218. Tersedia di http://hcibib.org/perlman/ question cgi?form=QUIS. Diakses tanggal 5 Mei 2009. Davis, F. D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly, 13:3, 319-340. Tersedia di http://hcibib.org/perlman/question.cgi?form=PUEU. Diakses tanggal 5 Mei 2009. Disdikpora
Kota
Solo.
2009.
Tentang
PPDB
Online.
Tersedia
di
www.ppdsolo.net. Diakses tanggal 2 Juli 2009. Firmansyah, S. 2008. “Web Usability”. CHIP Hal. 134-137. Gaffney, G. 1998. Usability Evaluation Checklist For Web Sites. Tersedia di http://www.infodesign.com.au/ftp/WebCheck.pdf. Diakses tanggal 5 Mei 2009. Haryanto. 2009. List Website Penerimaan Siswa Baru, PSB Online 2009, SMP, SMA, SMK. Tersedia di http://haryantotips.blogspot.com. Diakses tanggal 9 Desember 2009. Hendri, J. 2009. Riset Kualitatif. Tersedia di http://hendri.staff.gunadarma. ac.id/Downloads/files/15716/RISET+KUALITATIF.pdf. Diakses tanggal 14 November 2009. International Organization for Standardization. 1998. Ergonomic Requirements for Office Work With Visual Display Terminal (VDTs)-Part 11: Guidance on Usability. Tersedia di www.iso.org. Diakses tanggal 3 Mei 2009. Kemalasari, F. A.,Tatiek K. A., dan Soekartawi. 2009. Efektifitas pemanfaatan televisi Untuk Meningkatkan Portofolio Agroindustri: Kasus Iklan-TV produk ‘Minute Maid Puply Orange’. Tersedia di http://journal.uii.ac.id/ index.php/Snati/article/viewFile/1075/999. Diakses tanggal 13 November 2009. Kuntoro. 2006. Konsep Metode Sampling. Tersedia di http://202.57.9.147. Diakses tanggal 5 Mei 2009. Lewis, J. R. 1995. IBM Computer Usability Satisfaction Questionnaires: Psychometric Evaluation and Instructions for Use. International Journal
xcvi
of Human-Computer Interaction, 7:1, 57-78. Tersedia di http://hcibib.org/ perlman/question.html. Diakses tanggal 5 Mei 2009. Lin, H.X., Choong, Y.Y., and Salvendy, G. 1997. A Proposed Index of Usability: A Method for Comparing the Relative Usability of Different Software Systems. Behaviour & Information Technology, 16:4/5, 267-278. Tersedia di http://oldwww.acm.org/perlman/question.cgi? form=PUTQ. Diakses tanggal 5 Mei 2009. Lingkaran Survei Indonesia. 2009. Panduan Menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD). Tersedia di http://www.lsi.co.id/artikel.php?id=197. Diakses tanggal 15 November 2009. Lund, A.M. 2001. Measuring Usability with the USE Questionnaire. STC Usability SIG Newsletter, 8:2. Tersedia di http://hcibib.org/perlman/ question.cgi?form=USE. Diakses tanggal 5 Mei 2009. M., Erik P. W. 1998. Questionnaire Based Usability Testing. Tersedia di http://www.improveqs.nl/pdf/sumi.pdf. Diakses tanggal 5 Mei 2009. Mustafa, H. 2000. Teknik Sampling. Tersedia di www home.unpar.ac.id/~hasan /SAMPLING.doc. Diakses tanggl 5 Mei 2009. Nasution, R. 2003. Teknik Sampling. Tersedia di http://library.usu.ac.id/ download/fkm/fkm-rozaini.pdf. Diakses tanggal 5 Mei 2009. Nielsen, J. 1993. Usability Engineering. Academic Press. Chapter 5, p. 115. Tersedia di http://hcibib.org/perlman/question.cgi?form=NHE. Diakses tanggal 5 Mei 2009. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 2009. Master Plan Jaringan Komunikasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Tersedia di http://www.jakarta.go. id/jarkom/mpjk. pdf. Diakses tanggal 7 Januari 2010. Perlman, G. 1997. Practical Usability Evaluation. Based in part on Nielsen's 1993 Heuristics and Norman's 1990 Principles. Tersedia di http://hcibib.org/ perlman/question.cgi?form=PHUE. Diakses tanggal 5 Mei 2009. Saputro, H. W. 2007. Pengertian Website dan Unsur-Unsurnya. Tersedia di http://www.balebengong.net/teknologi/2007/08/01/pengertian-websitedan-unsur-unsurnya.html Diakses tanggal 2 Juli 2009.
xcvii
Sarwono, J. 2009. Memadu Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif: Mungkinkah?. Tersedia di http://jonathansarwono.info/memadu.pdf. Diakses tanggal 10 Desember 2009. Sekaran, U. 1992. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat. Susilo, Y. S, dan Sutarta, A. E. 2004. Masalah Dinamika Industri Kecil Pasca Krisis Ekonomi. Tersedia di http://journal.uii.ac.id/index.php/JEP/article /viewFile/626/552. Diakses tanggal 13 November 2009. The Usability First Glossary. 2005. Methods. Tersedia di http://www. usabilityfirst.com/methods/index.txl. Diakses tanggal 6 Agustus 2009. Tim PPDB UPT. Pusat Komputer UNS. 2009. Laporan PPDB Kota Solo. Surakarta: UPT. Puskom UNS Tolle, H. 2007. Aksesibilitas dan Usabilitas: Membuat Website yang Baik dan Benar.
Tersedia
di
http://inherent.brawijaya.ac.id/vlm/mod/resource
/view.php?id= 599. Diakses tanggal 3 Mei 2009. Toswari. 2008. Uji Data Tiga atau Lebih Sample Berhubungan (Dependent). Tersedia
di
http://toswari.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/8995/
Statistik+Non+Parametrik+-++Uji+Data+Tiga+Sampel+Dependent.pdf. Diakses tanggal 14 November 2009. Yahya, A. J. 2008. Pembangunan Aplikasi Web NoteBOX. Tersedia di http://digilib.itb.ac.id . Diakses tanggal 3 Mei 2009. Yudhistira.
2007.
Usability.
Tersedia
di
http://mti.ugm.ac.id/~yudhistira/
ResourceMTI/UAS/IMK(22-07-07)/11%20-%20Usability.pdf.
Diakses
tanggal 3 Mei 2009. Yuliazmi. 2005. Penerapan Knowledge Management Pada Perusahaan Reasuransi : Studi Kasus PT Reasuransi Nasional Indonesia. Tersedia di http://riyogarta.com/downloads/tesis_yuliazmi.pdf. Diakses tanggal 13 November 2009. Wikipedia. 2009. Web Usability. Tersedia di http://en.wikipedia.org/wiki/Web _usability. Diakses tanggal 6 Agustus 2009.
xcviii
www.eh.we.id. 2008. Standar Kualitas Website Pemerintah Indonesia. Tersedia di www.eh.we.id. Diakses tanggal 10 Desember 2009. www.ppdbonline.wordpress.com. 2008. Budy Sartono, Most Wanted People Kisruh PPDB Solo. Tersedia di http://ppdbonline.wordpress.com/2008/ 07/15/budy-sartono-most-wanted-people-kisruh-ppdb-solo/. Diakses tanggal 3 Mei 2009. www.ppdbonline.wordpress.com 2009. PSB Online Versus PSB Manual. Tersedia di http://ppdbonline.wordpress.com/2009/03/17/psb-online-versus-psb manual/. Diakses tanggal 3 Mei 2009. Zebua. 2007. Research Digest. Tersedia di http://researchexpert.wordpress.com /2007/11/08/ focus-group-discussion/. Diakses tanggal 6 Agustus 2009.
xcix
1. Herman Tolle dalam Widjaya dan Eliasaputra....situs web yang baik 2. Bustami 1999 bila kita mengunjungi sebuah situs web... 3. Pengertian browser adalah sebuah program aplikasi yang dipergunakan untuk menjelajah....sumber???? 4. Usability evaluation....dg teori penelusuran, fokus grup, GOMS.. (http://www.usabilityfirst.com/methods/index.txl)
5. Irwanto 2008 FGD... 6. Kuesioner-kuesioner usabilitas...(USE, CSUQ, PUTQ, QUIS, WAMMI, SUMI, Nielsen’s Heuristic evaluation, Practical Heuristic for Usability Evaluation, Perceived Usefulness and Ease of Use, UECW 7. http://oldwww.acm.org/perlman/question.cgi 8. http://oldwww.acm.org/perlman/question.cgi?form=PUTQ 9. 10. http://hcibib.org/perlman/question.cgi?form=QUIS 11. http://www.improveqs.nl/pdf/sumi.pdf 12. http://hcibib.org/perlman/question.html 13. http://hcibib.org/perlman/question.cgi?form=PUEU 14. http://www.infodesign.com.au/ftp/WebCheck.pdf 15. http://business.clemson.edu/ISE/html/perceived_usefulness__perceive.htm l
c
16. http://hcibib.org/perlman/question.cgi?form=NHE
17. Chiew dan Salim 2003 Webuse digunkaan untuk semua jenis webiste 18. Gay dan Diehl 1992 sampel...
ci