SKRIPSI
PELAKSANAAN INTERNATIONAL STANDARDS ORGANIZATION (ISO) 9001:2008 PADA SMK NEGERI 1 MAKALE
ANDREW PARAMBAN E 211 08 285
UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA 2013
i
UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN Saya yang bertanda-tangan dibawah ini: Nama
: Andrew Paramban
NIM
: E211 08 285
Program Studi
: ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PELAKSANAAN INTERNATIONAL STANDARDS ORGANIZATION (ISO) 9001:2008 PADA SMK NEGERI 1 MAKALE ” benar-benar merupakan hasil karya pribadi dan seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Makassar, 4 November 2013
ANDREW PARAMBAN E211 08 285
ii
UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI Nama
:
Andrew Paramban
NIM
:
E211 08 285
Program Studi
:
Ilmu Administrasi Negara
Judul
: Pelaksanaan International Standards Organization (ISO) 9001:2008 Pada SMK Negeri 1 Makale
Telah diperiksa oleh Pembimbing dan diketahui oleh Ketua Jurusan serta dinyatakan layak untuk diajukan ke sidang tugas karya akhir Program Sarjana Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin. Makassar,
November 2013
Menyetujui, Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Sangkala, MA NIP : 19631111 199103 1 002
Dr. H.Muhammad Yunus, MA NIP : 19591030 198703 1 002
Mengetahui, Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Prof. Dr. Sangkala, MA NIP : 19631111 199103 1 002
iii
UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Nama Penulis
:
Andrew Paramban
Nomor Pokok
:
E211 08 285
Program Studi
:
Judul Skripsi
:
Ilmu Administrasi Negara Pelaksanaan International Standards Organization (ISO) 9001:2008 Pada SMK Negeri 1 Makale
telah
dipertahankan
dihadapan
sidang
Penguji
Skripsi
Program
Studi
Administrasi Negara Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, pada Hari Jumat, Tanggal 6 Desember 2013
Penguji Skripsi,
Ketua Sidang
: Prof. Dr. Sangkala, MA
(..……….………)
Sekretaris Sidang
: Dr. H. Muhammad Yunus, MA
(..……….………)
Anggota
: Prof. Deddy T. Tikson, Ph.D
(..……....………)
Dr. Hamsinah, M.Si
(.............………)
Dr. H. Baharuddin, M.Si
(……......………)
iv
UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA
ABSTRAK Andrew Paramban (E211 08 285), Pelaksanaan International Standards Organization (ISO) 9001:2008 Pada SMK Negeri 1 Makale, xiv + 98 halaman + 11 tabel + 6 gambar + 20 pustaka (2001-2013). Dibimbing oleh Prof. Dr. Sangkala, MA dan Dr. H.Muhammad Yunus, MA Pelaksanaan International Standards Organisation (ISO) 9001:2008 merupakan hal yang baru dalam dunia pendidikan nasional yang diadopsi dari dunia industri produk. ISO 9001 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. SMK Negeri 1 Makale sebagai suatu lembaga pendidikan formal diharapkan mampu menciptakan lulusan/tamatan yang memiliki kompetensi dan salah satu upayanya adalah dengan menerapkan standar mutu internasional ISO 9001:2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengambarkan pelaksanaan ISO 9001:2008 pada Sekolah Menengah Kejuruan SMK Negeri 1 Makale. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan International Standards Organization (ISO) 9001:2008 pada SMK Negeri 1 Makale dengan menggunakan metode PDCA (plan-do-check-act) yang dikembangkan oleh Edward Deming, kemudian diadopsi kedalam klausul-klausul yang dipersyaratkan dalam ISO 9001:2008 sebagian besar telah berjalan baik, walaupun belum terlalu maksimal ditinjau dari hasil audit internal, dimana ditemukan bahwa ketidaksesuain (KTS) minor meningkat dari tahun ke tahun yang mengindikasikan bahwa kepatuhan personil terhadap prosedur dan instruksi kerja dalam ISO 9001:2008 berkurang. Kata kunci : Mutu, ISO 9001
v
UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA
ABSTRACT Andrew Paramban (E211 08 285), Implementation of the International Standards Organization (ISO) 9001:2008 At SMK Negeri 1 Makale, xiv + 98 pages + 11 table + 6 picture + 20 literature (2001-2013). Guided by Prof. Dr. Sangkala, MA and Dr. H.Muhammad Yunus, MA Implementation of the International Standards Organisation (ISO) 9001:2008 is nothing new in the world of national education which was adopted from the world of industrial products. ISO 9001 establishes requirements and recommendations for the design and assessment, which aims to ensure that the organization will provide a product that meets the requirements set. SMK Negeri 1 Makale as a formal educational institution is expected to create graduates who are competent and is one of the efforts to implement international quality standard ISO 9001:2008. The purpose of this study was to portray the implementation of ISO 9001:2008 in the Vocational School SMK Negeri 1 Makale. In this research uses descriptive qualitative method approach to data collection techniques through interview, observation and documentation
Based on the results of the study it can be concluded that the implementation of the International Standards Organization (ISO) 9001:2008 SMK Negeri 1 Makale using PDCA (plan-do-check-act) developed by Edward Deming, later adopted into clauses required in ISO 9001:2008 have largely been going well, although not quite up, in terms of the results of the internal audit, which found that the nonconformance (KTS) minor increases from year to year, which indicates that compliance personnel with procedures and work instructions in ISO 9001:2008 reduced.
Keywords: Quality, ISO 9001
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan kasih karunianya, Ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya penulis ucapkan atas semua dukungan dan doa keluarga, juga temanteman sehingga skripsi yang berjudul “Pelaksanaan International Standards Organization (ISO) 9001:2008 Pada SMK Negeri 1 Makale” ini, dapat penulis selesaikan dengan baik. Penulis menyusun skripsi ini sebagai karya ilmiah yang merupakan persyaratan memperoleh gelar kesarjanaan pada Program Studi Ilmu Administrasi Jurusan Ilmu Politik Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin. Penulis sangatlah menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi teknik penulisan maupun dari segi isinya. Untuk itu, penulis menerima segala bentuk usul, saran ataupun kritikan yang sifatnya membangun demi penyempurnaan berikutnya. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari berbagai rintangan, mulai dari pengumpulan literatur, pengumpulan data sampai pada pengolahan data maupun dalam tahap penulisan. Namun dengan kesabaran dan ketekunan yang dilandasi dengan rasa tanggung jawab selaku mahasiswa dan juga bantuan dari berbagai pihak, baik material maupun moril, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Olehnya itu dalam kesempatan ini izinkanlah penulis mengucapkan rasa Terima Kasih setulus hati kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof. Dr. dr. Idrus Paturusi, Sp. BO. FICS, selaku Rektor Universitas Hasanuddin yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
vii
menyelesaikan studi Strata Satu (S1) di kampus terbesar di Indonesia Timur ini, Universitas Hasanuddin. 2. Bapak Prof. Dr. Hamka Naping, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin beserta seluruh stafnya. 3. Bapak Prof.Dr.Sangkala,MA dan Ibu Dr.Hj. Hamsinah M.Si ,selaku ketua dan sekretaris jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4. Bapak Prof. Dr. Sangkala, MA dan Dr. H.Muhammad. Yunus, MA selaku pembimbing penulis yang telah banyak memberikan masukan dan waktunya untuk penyelesaian. 5. Bapak Dr. Suryadi Lambali, MA sebagai Penasihat Akademik penulis. Terimakasih atas bimbingannya selama penulis kuliah. 6. Seluruh Dosen di lingkungan jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin yang sudah memberikan banyak ilmunya kepada penulis baik di ruang-ruang kuliah maupun di luar waktu kuliah. 7. Seluruh Staf di lingkungan jurusan ilmu administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Kak Aci, Ibu Ina, Ibu Ani dan Pak Lili yang selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada penulis selama menuntut ilmu di jurusan ilmu administrasi. 8. Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Makale, Drs. Martinus Samben, MM beserta jajaran stafnya yang selama ini telah memberikan kesempatan dan menerima saya dengan baik untuk meneliti di SMK Negeri 1 Makale. 9. Kedua orang tua penulis yang tercinta, Ayahanda Pieter Paramban dan Ibunda (Almh,) Dalma Hasna yang telah melahirkan saya, yang telah mencurahkan seluruh kasih sayang, merawat dan membimbing penulis
viii
dengan penuh cinta dan kasih sayang yang hingga kapanpun penulis takkan bisa membalasnya. 10. Saudara-saudaraku tersayang Kakak Theresia Paramban, Kakak Inggrid Paramban, dan Adik Agnes Paramban. yang selalu memberikan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Seluruh Keluarga Paramban yang telah banyak membantu baik itu Doa maupun Materi. Om Frans, Om Simeng, Tante Lince, dan Paulus Patampang. Terima Kasih atas banyak bantuannya. Buat Apo dan Akung terkasih yang telah merawat dan membimbing saya, selalu menjadi dari sosok panutan buat saya. 12. Seluruh Keluarga di Makassar, Pak Toper Sekeluarga yang begitu banyak memberikan
bantuan
yang
tak
ternilai
harganya
selama
penulis
menyelesaikan kuliahnya di Makassar. 13. Sahabat-sahabat di PMKO yang selalu menjadi teman berbagi suka dan duka semasa kuliah. Jansen, Ivan, Efrianto, Okta, Apri, Btr, Eric, Rano, Victor, Galih dan Seluruh Aset C181 , Senior dan Adek-adek 14. Teman-teman BRAVO 08 yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah menjadi sumber inspirasi selama masa perkuliahan penulis. 15. Kepada kakak Prima Permatasari yang sudah bersabar menemani dan menyumbangkan waktu, tenaga, pikiran, dan masih banyak lagi yang penulis tidak bisa uraikan dengan kata-kata. 16. Seluruh keluarga, rekan, sahabat dan yang memberikan bantuan yang semuanya tak bisa penulis sebutkan satu persatu dan telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian studi penulis.
ix
Selain itu, penulis juga mengucapkan permohonan maaf yang sedalamdalamnya jika penulis telah banyak melakukan kesalahan dan kekhilafan, baik dalam bentuk ucapan maupun tingkah laku, semenjak penulis menginjakkan kaki pertama kali di Universitas Hasanuddin hingga selesainya studi penulis. Semua itu adalah murni dari penulis sebagai manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan dan kekhilafan Akhirnya, penulis berharap bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Semoga semua ini dapat bernilai baik di mata Tuhan. Sekian dan terimakasih. Makassar, 4 November 2013
Penulis
x
DAFTAR ISI halaman LEMBAR JUDUL ........................................................................................................... i LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN............................................................................ ii LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................................ iii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. iv ABSTRAK ..................................................................................................................... v ABSTRACK ................................................................................................................. vi KATA PENGANTAR .................................................................................................. vii DAFTAR ISI ................................................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xiv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 I.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 I.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 8 I.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8 I.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 10 II.1 Konsep Mutu ........................................................................................... 10 II.1.1 Pengertian Mutu .........................................................................10 II.1.2 Indikator Mutu Pendidikan ......................................................... 12 II.1.3 Sumber-Sumber Mutu................................................................ 13 II.2 Konsep Jasa .............................................................................................15 II.2.1 Pengertian Jasa Pendidikan ...................................................... 15 II.2.2 Karakteristik Jasa Pendidikan .................................................... 15 II.3 Penjaminan Kualitas (Quality Assurance) ..................................................16 II.3.1 Konsep Penjaminan Kualitas ..................................................... 16 II.3.2 Elemen-Elemen Dalam Penjaminan Kualitas ............................ 17 II.3.2 Standar Penjaminan Kualitas ..................................................... 18 II.3.4 Penjaminan Kualitas Dengan ISO 9000 ......................................20 II. 4. Konsep Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 ........................................... 21 II. 4.1 Pengertian ISO 9000 ................................................................ 21 II. 4.2 Penerapan ISO 9001:2008 ....................................................... 22 II. 4.3 Manfaat Penerapan ISO 9001 ...................................................24 II. 4.4 Persyaratan standar (Klausul) ISO 9001:2008 .......................... 25 II. 4.5 Aplikasi PDCA dalam ISO 9001 ................................................ 30 II. 5 Kerangka Pikir ..........................................................................................35
xi
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................. 36 III. 1 Pendekatan Penelitian......................... ....................................................36 III. 2 Jenis dan Dasar Penelitian ......................................................................36 III. 3 Tempat Penelitian ...................................................................................37 III. 4 Fokus Penelitian ......................................................................................37 III. 5 Informan........ ..........................................................................................38 III. 6 Jenis Dan Sumber Data ..........................................................................39 III. 7 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 39 III. 8. Teknik Analisis Data ..............................................................................41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 43 IV. 1 Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................... 43 IV. 1.1 Sejarah SMK Negeri 1 Makale................................................. 43 IV. 1.2 Visi Dan Misi Sekolah .............................................................. 44 IV. 1.3 Kondisi Pegawai ...................................................................... 45 IV. 1.4 Tenaga Pengajar (Guru) ...........................................................46 IV. 1.5 Program Pendidikan ................................................................ 47 IV. 1.6 Fasilitas Pendidikan..................................................................49 IV. 1.7 Struktur Organisasi ................................................................. 49 IV. 2 Hasil Penelitian .......................................................................................51 IV. 2.1 Pelaksanaan ISO 9001:2008 Pada SMK Negeri 1 Makale ......51 IV. 2.2 Pelaksanaan Prinsip PDCA (Plan-Do-Check-Act) dalam ISO 9001:2008 di SMK Negeri 1 Makale ............................54 IV.3 Pembahasan............................................................................................78 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................91 VI. 1 Kesimpulan ........................................................................................... 91 VI. 2 Saran..................................................................................................... 93 DAFTAR PUSTAKA.... ................................................................................................ xv LAMPIRAN.............................................................................................................. ...xviii
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Model Hierarki Dokumentasi SMM ISO 9001:2008 .................................23 Gambar 2. Model Proses Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 ....................................28 Gambar 3. Gambaran Pendekatan Proses .................................................................29 Gambar 4. Konsep PDCA Dalam model ISO 9001 .....................................................34 Gambar 5. Kerangka Pikir...........................................................................................35 Gambar 6. Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Makale ................................................50
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Contoh Penjaminan Kualitas Formal..............................................................18 Tabel 2. Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001............................................26 Tabel 3.Tenaga Kependidikan dan Kebutuhan Pegawai..............................................46 Tabel 4. Jumlah Tenaga Guru......................................................................................47 Tabel 5. Data Siswa Per Tingkat pada SMK Negeri 1 Makale.....................................48 Tabel 6. Tim ISO 9001:2008 SMK Negeri 1 Makale.....................................................58 Tabel 7. Laporan Ketidaksesuaian (KTS) Hasil Audit Internal SMM ISO 9001:2008 Tahun 2012.....................................................................................76 Tabel 8. Pelaksanaan Metodologi Peningkatan Berkelanjutan Dalam Sistem Manajemen Mutu ISO...........................................................................79 Tabel 9. Laporan Ketidaksesuaian (KTS) Hasil Audit Internal Ke-1 SMM ISO 9001:2008.........................................................................................................85 Tabel 10. Laporan Ketidaksesuaian (KTS) Hasil Audit Internal Ke-2 SMM ISO 9001:2008.........................................................................................................86 Tabel 11.Laporan Ketidaksesuaian (KTS) Hasil Audit Internal Ke-3 SMM ISO 9001:2008............................,............................................................................87
xiv
BAB I PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetisi di berbagai bidang baik
ekonomi, politik, budaya, sosial dan lain sebagainya. Kondisi seperti ini menuntut masyarakat untuk menyadari segala kemampuan yang dimiliki agar mampu menghadapi tantangan tersebut. Salah satu faktor yang dapat merubah masyarakat adalah keterampilan dan kreativitas. Oleh karena itu, saat ini yang diperlukan adalah bagaimana menciptakan kehidupan yang lebih baik melalui manusia berkualitas. Manusia yang berkualitas tersebut meliputi aspek fisik, mental maupun spriritual. Masalah pengganguran adalah masalah serius yang saat ini dialami oleh pemerintah, menurut data dari Kementerian Tenaga Kerja Dan Transmigrasi, saat ini masih ada 7,24 juta orang di Indonesia yang menganggur (Republika.co.id, 13 November 2012) sedangkan menurut data dari Dinas Tenaga Kerja Sulsel, setiap tahunnya jumlah pencari kerja di sulsel bertambah sampai 100 ribu orang, pada
tahun 2011 jumlah tenaga kerja yang mampu
terserap hanya 25 ribu orang (Tribun-timur.com, 21 Februari 2012. 19:37 WITA). Juga Berdasarkan Sumber Dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja, Dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Tana Toraja tahun 2013, jumlah pengangguran di kabupaten Tana Toraja masih cukup tinggi, hal ini terbukti dari jumlah pencari kerja yang mengurus kartu kuning hingga juni 2013 sebanyak 4.505 orang dari berbagai tingkatan pendidikan.(sindonews.com, 16 juli 2013. 16.42 WITA).
1
Membahas mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Pemerintah
telah
berusaha untuk mewujudkan
pembangunan
pendidikan yang lebih berkualitas, hal ini dapat dilihat dari pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga pendidikan lainnya, tetapi dalam kenyataannya upaya pemerintah tersebut belum cukup berarti dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Pada Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini bermakna bahwa masyarakat Indonesia diharapkan mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki. Salah satu sarana untuk membangun masyarakat adalah Sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mengemban amanat masyarakat untuk membantu menciptakan siswa yang memiliki kualitas yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan Visi Pendidikan Nasional tahun
2020 yaitu: “Terwujudnya
bangsa, masyarakat, dan manusia Indonesia yang berkualitas tinggi, maju, dan mandiri. Dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas tinggi maka pemerintah menerapkan pemerataan kesempatan pendidikan yang bermutu pada semua
2
jalur, jenis dan jenjang pendidikan. Termasuk dalam kebijakan ini adalah pengembangan pendidikan kejuruan (SMK). Pendidikan kejuruan merupakan
sebuah program
diharapkan mampu menyediakan tenaga kerja
strategis yang
tingkat menengah, dan
diharapkan mampu mengurangi penggangguran. Untuk meningkatkan sumber daya manusia, pemerintah Indonesia saat ini telah mencoba untuk mempertinggi rasio SMK menjadi lebih besar daripada SMA. Pada akhir 2006 rasio jumlah SMA : SMK diupayakan menjadi 60:40. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat pertumbuhan SDM di tingkat menengah yang siap kerja, cerdas, dan kompetitif yang pada akhirnya mengurangi jumlah pengangguran. Sejalan dengan itu, dalam upaya peningkatan mutu pendidikan kejuruan, Direktorat Pembinaan SMK berhasrat pada tahun 2014 mewujudkan visi: “Terselenggaranya layanan prima pendidikan menengah kejuruan untuk membentuk lulusan SMK yang berjiwa wirausaha, cerdas, siap kerja, kompetitif, dan memiliki jati diri bangsa, serta mampu mengembangkan keunggulan lokal dan dapat bersaing di pasar global”. Dengan visi ini diharapkan SMK mampu menciptakan manusia Indonesia yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM). SDM adalah salah satu faktor dalam persaingan global, sehingga dengan menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi diharapkan mampu memenangi persaingan global. Edward Sallis menyatakan bahwa sebab-sebab rendahnya mutu pendidikan biasa disebabkan oleh beberapa sumber yang mencakup desain kurikulum yang lemah, bangunan yang tidak memenuhi syarat, lingkungan kerja yang buruk, system dan prosedur yang tidak sesuai, jadwal kerja yang
3
serampangan, sumberdaya yang kurang, dan pengembangan staff yang tidak memadai (Sallis 2011:104). Salah satu upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 yang telah ditetapkan sebagai standar mutu internasional. Standar ISO 9001 : 2008 adalah persetujuan terdokumentasi yang berisi spesifikasi dan kriteria lainnya untuk digunakan secara konsisten sebagai peraturan, petunjuk atau definisi karakteristik untuk memastikan bahwa material, produk. Dalam dunia pendidikan produk yang dimaksud lulusan atau jasa pendidikan, proses dan layanan sesuai dengan tujuannya. (Purwadi 2012:29) Fokus ISO adalah Persyaratan minimal untuk menerapkan sistem manajemen mutu, merupakan standar sistem manajemen mutu atau standar percepatan layanan bukan standar Produk, sebagai acuan untuk meninjau keefektifan sistem manajemen mutu, bertujuan untuk memenuhi persyaratan pelanggan, dan dapat diterapkan untuk internal sekolah, organisasi, lembaga, kelompok, untuk memperoleh sertifikasi atau tujuan kontrak (Purwadi 2012:30). Proses sertifikasi ISO meliputi penyusunan program kualitas yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Sertifikasi ISO 9001:2008 sendiri, merupakan pengakuan internasional terhadap sistem manajemen mutu (quality management system) suatu organisasi, juga merupakan pengakuan bahwa suatu organisasi telah menerapkan ISO 9001:2008 yang merupakan titik awal atau gerbang untuk memasuki era sistem manajemen mutu internasional dalam upaya mencapai kinerja yang lebih baik. Tujuan dari pelaksanaan ISO adalah untuk mempromosikan arus pertukaran barang dan jasa internasional melalui pengembangan stadarisasi,
4
sedangkan tujuan riil konsep ISO adalah meningkatkan kualitas dengan memberikan panduan pada institusi atau organisasi dengan kriteria yang dapat mereka pergunakan untuk menetapkan dan mengukur sistem kualitas (Ariani 2003: 141). ISO adalah alat pemasaran yang sangat jitu bagi organisasi dengan menunjukkan logo registrasinya. Salah satu keuntungan utamanya adalah lembaga-lembaga akan mengupayakan disiplin untuk menspesifikasikan dan mendokumentasikan sistem mutu mereka dengan mendapatkan akreditasi dari pihak ketiga (Edward Sallis 2011:121). Kesuksesan penerapan prinsip manajemen mutu tersebut diharapkan mampu menghasilkan manfaat bagi peningkatan kinerja untuk mencapai tujuan meningkatnya kualitas mutu pendidikan. Dengan penerapan manajemen mutu ISO 9001:2008, diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang mampu bersaing baik di tingkat nasional maupun internasional. Penerapan sistem manajemen mutu yang konsisten SMK sebagai lembaga yang menerapkan manajemen mutu akan menghasilkan tenaga kerja dengan mutu yang lebih terjamin bagi perusahaan dan dunia industri. Robert Caine, Presiden American Society for Quality Control (ASQC) Menyatakan “Agar ISO berjalan dengan baik, hal itu harus melampaui laporan konsultan kualitas yang didatangkan atau professional kualitas internal. Orangorang diseluruh organisasi itu harus menyadari standar tersebut. Orang di bagian produksi, pembelian, dokumentasi, dilapangan, orang dalam pekerjaan pasca produksi, semua harus menerima standar, memiliki, terlibat dalam seluruh proses tersebut. (Patterson 2010:8). Dari pernyataan tersebut, bila dikaitkan dengan penggunaan ISO pada dunia pendidikan dapat diambil makna bahwa itu melaksanakan ISO secara maksimal, dibutuhkan komitmen yang tinggi karena
5
inti dari ISO adalah komitmen terhadap pengembangan terus menerus, bukan hanya dari top management tetapi seluruh komponen-kompenen yang berada pada lingkungan sekolah harus memahami betul apa yang dimaksud dengan ISO dan bagaimana bekerja dibawah sistem ISO. SMK Negeri I Makale merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang
telah
menerapkan
standar
internasional
ISO
9001:2008.
Sistem
manajemen mutu tersebut telah diimplementasikan oleh SMK Negeri 1 Makale sejak tahun 2006 dan telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2008 dari PT. Tuv Rheinland Indonesia sebagai lembaga pemberi sertifikasi mutu internasional. Dengan pelaksanaan ISO 9001:2008 pada SMK Negeri 1 Makale artinya bahwa sekolah telah menetapkan suatu metodologi peningkatan terus-menerus yang lebih dikenal sebagai pendekatan Plan-Do-Check-Act (PDCA). Gaspersz (2012) Gaspersz
(2012)
mengemukakan
bahwa
standar
ISO
9001
mempromosikan suatu adopsi dari pendekatan proses ketika mengembangkan, menerapkan, dan meningkatkan sistem manajemen mutu. Pendekatan proses artinya bahwa setiap aktivitas, atau sekumpulan aktivitas, yang menggunakan sumber-sumber daya untuk mentransformasikan input menjadi output dapat dipertimbangkan sebagai suatu proses. Pendekatan proses bertujuan untuk mencapai suatu siklus dinamik dari peningkatan terus menerus. Dalam proses pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 ini tentu saja tidak luput dari berbagai masalah yang terjadi, idealnya pelaksanaan sistem
manajemen
pengembangan
mutu
ISO
terus-menerus.
9001
berarti
Berdasarkan
suatu hasil
komitmen
Observasi
terhadap awal
dan
wawancara awal saya kepada staff pegawai di SMK Negeri 1 Makale, ditemukan berbagai kendala. Adapun kendala yang berkaitan dengan pelaksanaan ISO
6
9001 adalah masih adanya personil-personil yang belum memahami betul apa yang dimaksud dengan ISO, khusus pada staff tingkat bawah. Kemudian kendala lain dari pelaksanaan ISO 9001 adalah kurangnya sumber daya manusia yang mamadai untuk menjalankan sistem ISO, seperti yang diketahui dalam pelaksanaan ISO, pada prinsipnya apa yang dikerjakan itu dicatat dan apa yang dicatat dikerjakan, seluruh aktivitas layanan memerlukan prosedur yang terdokumentasikan, sedangkan para personil kadang tidak mempunyai waktu untuk mendokumentasikan itu semua dikarenakan banyaknya kesibukan lain dan padatnya waktu mengajar. Kendala lain dari pelaksanaan ISO di SMK Negeri 1 Makale adalah terbatasnya dana anggaran untuk mendukung program pelaksanaan ISO. Seperti yang diketahui ISO adalah skema penilaian pihak ketiga artinya segala sistem yang berlaku di sekolah dinilai oleh suatu lembaga sertifikasi internasional, dan untuk mendapatkan pengakuan dari lembaga sertifikasi tersebut tentu mengeluarkan biaya yang bisa dibilang tidak sedikit. Hal ini menjadi sebuah dilema bagi sekolah, disatu sisi sekolah ingin mendapatkan pengakuan internasional dan disisi lain biaya ‘pengakuan’ tersebut tentu ‘menguras’ anggaran dari sekolah. Masalah lain yang pelaksanaan ISO 9001 adalah komitmen dari personil untuk menjalankan sistem ini. Patterson (2010) mengatakan bahwa alasan terburuk untuk mematuhi ISO adalah karena terpaksa. Perlu diketahui bahwa pelaksanaan ISO 9001 pada SMK Negeri 1 Makale awalnya adalah karena tuntutan Program RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional), dimana salah satu syarat utama untuk mendapatkan status sekolah bertaraf internasional adalah pelaksanaan ISO pada sekolah. Pasca Mahkamah Konstitusi (MK)
7
menghapuskan kebijakan RSBI, semangat sebagian beberapa orang pegawai untuk tetap menjalankan dan mematuhi ISO boleh dikatakan menurun. Dengan melihat uraian masalah tersebut di atas, maka penulis bermaksud
mengadakan penelitian berjudul:
Pelaksanaan International
Standards Organization (ISO) 9001:2008 Pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Makale I.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan tersebut diatas,
maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pelaksanaan ISO 9001:2008 Pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Makale?” I.3
Tujuan Penelitian Untuk lebih mengarahkan pada persoalan yang ada pada rumusan
masalah, maka perlu satu tujuan yang jelas, Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, adalah untuk mengambarkan pelaksanaan ISO 9001:2008 pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Makale I.4
Manfaat Penelitian Dengan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini diharapkan
memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Praktis a. Bagi penulis, sebagai pengalaman langsung untuk melihat kenyataan di lapangan dan menambah serta memperluas pengetahuan penulis dalam melaksanakan penelitian.
8
b. Bagi SMK Negeri 1 Makale sebagai bahan pertimbangan untuk tercapainya tujuan pendidikan berkualitas yang diselenggarakan di tingkat sekolah (SMK) 2. Manfaat Teoritis a. Sebagai syarat akademis untuk menempuh ujian sidang S1 Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin. b. Memberikan sumbangan berupa tambahan wawasan atau sumbangan pemikiran mengenai Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 bagi masyarakat luas pada umumnya. c. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan penelitian selanjutnya.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Konsep Mutu II. 1.1 Pengertian Mutu Dalam kamus Indonesia-Inggris kata kualitas memiliki arti dalam bahasa inggris quality, artinya taraf atau tingkatan kebaikan; penilaian sesuatu. Jadi mutu berarti kualitas atau nilai kebaikan suatu hal. Istilah ini banyak digunakan dalam bisnis, rekayasa, dan manufaktur dalam kaitannya dengan teknik dan konsep untuk memperbaiki kualitas produk atau jasa yang dihasilkan. Menurut Fandy Tjiptono & Gregorius Chandra (2007:308) “ Mutu suatu produk adalah kondisi fisik, sifat, dan kegunaan suatu barang yang dapat memberi kepuasan konsumen secara fisik maupun psikologis sesuai dengan nilai uang yang dikeluarkan.” Maksud produk disini adalah jasa. Mutu adalah salah satu hal yang selalu dipertimbangkan oleh seorang pelanggan dalam membeli suatu produk (baik barang maupun jasa). Pelanggan mempunyai angan-angan tentang perasaan mereka yang ingin mereka rasakan ketika mereka menikmati pelayanan yang telah mereka bayar Fandy Tjiptono & Anastasia Diana (2003:3) mengutip Goetsh dan Davis (1994, p. 4) membuat defenisi mengenai kualitas yang lebih luas cakupannya. Defenisi tersebut adalah. “Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”. Sedangkan menurut Feigenbaum dalam Ariani (2003:8) mendefinisikan Mutu merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang meliputi
10
marketing, engineering, manufacture, dan maintenance, dimana produk dan jasa tersebut dalam pemakainya akan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan Pendapat lain tantang mutu dikemukakan Prawirosentomo (2001), beliau mendefinisikan mutu sebagai berikut. “Mutu suatu produk adalah suatu kondisi fisik, sifat, dan kegunaan suatu barang yang dapat member kepuasan konsumen secara fisik maupun psikologis, sesuai dengan nilai uang yang dikeluarkan”. Dalam perbendaharaan istilah ISO 8420 dan dari Standar Nasional Indonesia (SNI 19-8402-1991) Mutu adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersama. Istilah kebutuhan diartikan sebagai spesifikasi yang tercantum dalam kontrak maupun kriteria-kriteria yang harus didefinisikan terlebih dahulu. Hal yang penting dipikirkan dalam upaya pencapaian kesempurnaan produk maupun jasa pelayanan adalah masalah-masalah yang ada dalam segenap aktivitas penciptaan produk maupun yang melebihi dari apa yang menjadi harapan konsumen. Pada prinsipnya, harapan konsumen terletak pada masalah-masalah harga dan tingkat kualitas yang ditawarkan. Dengan demikian, harapan dapat diartikan sebagai bagian dari indikator pengubah kinerja kualitas selain sebagai bagian dari indikator segmentasi pasar. Jika dilihat dari korelasi mutu dengan pendidikan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Dzaujak Ahmad dalam Umiarso (2011:124), bahwa mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah,
11
sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma atau standar yang berlaku II. 1.2 Indikator Mutu Pendidikan Indikator yang dapat dijadikan tolok ukur dalam mutu pendidikan menurut Nur Hasan dalam Umiarso (2011,132)
yaitu hasil akhir pendidikan, hasil
langsung pendidikan ( hasil langsung inilah yang dipakai sebagai titik tolak pengukuran mutu pendidikan suatu lembaga pendidikan, misalnya tes tertulis, daftar cek, anekdot, skala rating, dan skala sikap), proses pendidikan, instrument input (alat interaksi dengan raw input, yakni siswa), serta raw input dan lingkungan. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu dalam hal ini berpedoman pada konteks hasil pendidikan yang mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah setiap kurun waktu tertentu ( misalnya: setiap semester, setahun, 5 tahun, dan sebagainya). Prestasi yang dicapai dapat berupa hasil tes kemampuan akademis (misalnya: ulangan umum, ujian nasional, dll) atau prestasi dibidang lain (misalnya: dalam cabang olah raga atau seni). Bahkan prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible), seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, dan sebagainya. Dalam proses pendidikan yang bermutu, tercakup berbagai input, seperti bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), administrasi, sarana dan prasarana, sumber daya lainnya, serta penciptaan suasana yang kondusif. Manajemen sekolah menyingkronkan berbagai input tersebut atau menyinergikan semua komponen antara interaksi (proses) belajar mengajar, baik antara guru, siswa, dan sarana pendukung di kelas maupun diluar kelas, baik konteks kurikuler maupun ekstrakurikuler, baik
12
dalam lingkup substansi akademis maupun non akademis dalam suasana yang mendukung proses pembelajaran. Antara proses dan pendidikan yang bermutu saling berhubungan. Akan tetapi, agar proses itu tidak salah arah, maka mutu dalam arti hasil output harus dirumuskan terlebih dahulu oleh sekolah, dan target yang akan dicapai untuk setiap tahun kurun waktu tertentu harus jelas. Selain itu, berbagai input dan proses harus selalu mengacu pada mutu hasil output yang ingin dicapai. II. 1.3 Sumber-Sumber Mutu Manajemen Mutu di lingkungan
organisasi non profit, termasuk
pendidikan, tidak mungkin diwujudkan jika tidak didukung dengan tersedianya sumber-sumber untuk mewujudkan mutu atau kualitas proses dan hasil yang akan dicapai. Di lingkungan organisasi yang kondisinya sehat, terdapat berbagai sumber kualitas yang dapat mendukung pelaksanaan manajemen mutu secara maksimal (Umiarso 2011:139). Beberapa sumber Mutu tersebut yaitu: a. Komitmen Pucuk Pimpinan (Kepala Sekolah) terhadap kualitas Komitmen ini sangat penting karena berpengaruh langsung pada setiap pembuatn keputusan dan kebijakan, pemilihan serta pelaksanaan program dan proyek, pemberdayaan SDM, dan pelaksanaan control. Tanpa komitmen ini, tidak mungkin diciptakan dan dikembangkan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang berorientasi pada produk dan pelayanan umum b. Sistem Informasi Manajemen Sumber ini sangat penting karena usaha melaksanakan semua fungsi manajemen yang berkualitas sangat tergantung pada ketersediaan
13
informasi dan data yang akurat, lengkap, dan terjamin kekiniannya sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan tugas pokok organisasi c. Sumber Daya Manusia yang potensial SDM di lingkungan sekolah sebagai asset bersifat kuantitatif, dalam arti dapat dihitung jumlahnya. Di samping itu, SDM juga merupakan potensi yang berkewajiban melaksanakan tugas pokok organisasi (sekolah) untuk mewujudkan eksistensinya. Kualitas pelaksanaan tugas pokok sangat ditentukan oleh potensi yang dimiliki oleh SDM, baik yang telah diwujudkan dalam dalam prestasi kerja maupun yang masih bersifat potensial dan dapat dikembangkan. d. Keterlibatan Semua fungsi Semua fungsi
dalam
organisasi sebagai sumber kualitas sama
pentingnya antara satu dengan lainnya, yaitu sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Untuk itu, semua fungsi harus dilibatkan secara maksimal sehingga saling menunjang satu dengan yang lainnya. e. Filsafat perbaikan kualitas secara berkesinambungan Sumber-sumber kualitas yang ada bersifat sangat mendasar, karena tergantung pada kondisi pucuk pimpinan (kepala sekolah) yang selalu menghadapi
kemungkinan
dipindahkan
atau
dapat
memohon
dipindahkan. II. 2 Konsep Jasa II. 2.1 Pengertian Jasa Pendidikan Dewasa
ini
pendidikan
memegang
peranan
penting
dalam
mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Akan tetapi, minat dan perhatian pada aspek kualitas jasa pendidikan dikatakan baru
14
berkembang dalam satu dekade terakhir. Keberhasilan jasa pendidikan ditentukan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas pada para pelanggan jasa pendidikan tersebut (siswa/peserta didik). Fandi Tjiptono dalam Rochaety (2006:102) Mengemukakan pengertian jasa adalah aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Dalam hal ini jasa berupa suatu kegiatan yang bermanfaat bagi pihak lain dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Sedangkan Berry seperti dikutip Rochaety (2006:102) mengemukakan bahwa Jasa dapat diartikan sebagai Unjuk kerja (performance) ataupun prosedur kerja, tindakan dan aktivitas (deeds), maupun proses yang dilakukan oleh seseorang atau institusi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya. II. 2.2 Karakteristik Jasa Pendidikan Menurut Kotler dan Fox dalam Rochaety (2006:104) bahwa karakteristik jasa pendidikan antara lain: 1. Lembaga pendidikan termasuk jasa murni (pure services), dimana pemberian jasa yang dilakukan didukung alat kerja atau sarana pendukung semata, seperti ruangan kelas, kursi, meja, dan buku-buku. 2. Jasa yang diberikan lembaga pendidikan membutuhkan kehadiran penggunan jasa (siswa). Jadi, dalam hal ini pelanggan yang mendatangi lembaga pendidikan untuk mendapatkan jasa yang diinginkan. 3. Penerima jasa pendidikan adalah
orang (people), jadi merupakan
pemberian jasa yang berbasis orang. Jadi berdasarkan hubungan dengan pengguna jasa (siswa adalah high contact system yaitu hubungan pemberi jasa dengan pelanggan tinggi). Pelanggan dan penyedia jasa
15
terus berinteraksi selama proses pemberian jasa berlangsung. Untuk menerima jasa pendidikan, pelanggan harus menjadi bagian sistem lembaga pendidikan tersebut. 4. Hubungan antara lembaga pendidikan dengan pelanggan adalah berdasarkan member relationship, yaitu pelanggan adalah berdasarkan member relationship, yaitu pelanggan telah menjadi anggota lembaga pendidikan tersebut, sistem pemberian jasanya secara terus-menerus dan teratur sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan. II. 3 Penjaminan Kualitas (Quality Assurance) II. 3.1 Konsep Penjaminan Kualitas Menurut Elliot, 1993 dalam Ariani (2003:121) Penjaminan Kualitas (Quality Assurance) adalah seluruh rencana dan tindakan sistematis yang penting untuk menyediakan kepercayaan yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan tertentu dari kualitas. Sementara itu menurut Gryna (1988), penjaminan kualitas adalah (quality assurance)
merupakan
kegiatan
untuk
memberikan
bukti-bukti
untuk
membangun kepercayaan bahwa kualitas dapat berfungsi secara efektif. (Ariani 2011:122). Tujuan dari penjaminan kualitas (assurance) terhadap Kualitas menurut Yorke (1997) antara lain sebagai berikut: 1. Membantu memperbaiki dan peningkatan secara terus-menerus dan berkesinambungan
melalui
praktek
yang
terbaik
dan
mau
mengadakan inovasi. 2. Memudahkan mendapat bantuan, baik pinjaman uang atau fasilitas atau bantuan lain dari lembaga yang kuat dan dapat dipercaya.
16
3. Menyediakan informasi pada masyarakat sesuai sasaran dan waktu secara konsisten, dan bila mungkin, membandingkan standar yang telah dicapai dengan standar pesaing. 4. Menjamin tidak akan adanya hal-hal yang tidak dikehendaki Dalam melaksanakan quality Assurance di sekolah, Menurut Bahrul Hidayat dalam Umiarso (2011: 149) sekolah harus: Menekankan pada kualitas hasil belajar, Hasil kerja siswa harus dimonitor secara terus-menerus, informasi dan data dari sekolah dikumpulkan serta dianalisis untuk memperbaiki proses di sekolah, dan semua pihak mulai kepala sekolah, guru, pegawai administrasi, dan juga orang tua siswa harus memiliki komitmen untuk bersamaa mengevaluasi kondisi sekolah yang kritis dan berusaha untuk memperbaiki. II. 3.2 Elemen-Elemen Dalam Penjaminan Kualitas. Menurut teminologi bahasa, Kualitas adalah tingkat kesempurnaan yang sifatnya relatif, bukan absolut. Oleh karena itu, kualitas memiliki arti yang berbeda untuk orang-orang yang berbeda, tetapi defenisi secara garis besar dapat dibaca “kualitas adalah keseluruhan cirri atau karakteristik yang berkaitan dengan kemampuan memuaskan kebutuhan tertentu”. Kegiatan penjaminan kualitas mempunyai beberapa komponen yang harus diperhatikan. Menurut Patel (1994) dalam Ariani (2011:124-125), terdapat tiga komponen dalam Quality Assurance yaitu: 1. Kualitas Pelanggan, yang menunjukkan apakah kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi dengan produk atau jasa yang ada. Hal ini dapat diketahui dengan mengukur tingkat kepuasan pelanggan. 2. Kualitas
Professional,
yang
menunjukkan
apakah
kebutuhan
pelanggan secara professional, dan apakah prosedur dan standar
17
professional yang dipercaya untuk menghasilkan produk dan jasa yang diinginkan dapat tetap terpelihara dengan baik. 3. Kualitas Proses, yang merupakan desain dan operasional dalam proses produksi atau pelayanan dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efisien untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Ketiga komponen tersebut harus dipenuhi dan harus ada dalam kegiatan penjaminan kualitas yang dilakukan oleh organisasi, terhadap produk atau jasa yang dihasilkannya. II. 3.3 Standar Penjaminan Kualitas Ada sejumlah standar penjaminan kualitas yang sudah dikenal di berbagai Negara, misalnya ISO 9000, BS 5750, CAN3-Z299, AS 1821, ANSI/ASME NQA-1, dan masih banyak lagi. Standar penjaminan kualitas dibagi menjadi penjaminan kualitas secara formal dan penjaminan kualitas secara informal. Penjaminan Kualitas formal merupakan penjaminan kualitas yang secara resmi digunakan di satu atau berbagai Negara. Penjaminan kualitas tersebut menyangkut pengendalian manajemen. Contoh penjamin kualitas formal dapat dilihat di tabel 1. Tabel 1. Beberapa Contoh Penjaminan Kualitas Formal
Negara
Standar Penjaminan Kualitas AS 1821
Sistem Kualitas pemasok untuk pengembangan, produksi dan instalasi
desain,
AS 1822
Sistem Kualitas pemasok untuk produksi dan instalasi
Australia
AS 1823 Sistem inspeksi kualitas pemasok 18
AS 2990 Sistem Kualitas untuk perancangan dan Konstuksi Proyek AS 3901 Adopsi ISO 9001 AS 3902 Adopsi ISO 9002 AS 3903 Adopsi ISO 9003
ISO 9001
Model penjaminan kualitas dalam desain/pengembangan produksi, instalasi, dan pelayanan
ISO 9002
Model penjaminan Kualitas dalam produksi dan instalasi
ISO 9003
Model penjaminan kualitas dalam inspeksi dan pengujian akhir
BS 5750
Sistem Kualitas
Internasional
Bagian 1 – Adopsi ISO 9001 Bagian 2 – Adopsi ISO 9002 U.K. Bagian 3 – Adopsi ISO 9003 BS 5882
Spesifikasi program penjaminan kualitas untuk tenaga nuklir
ANSI/ASME
Syarat program penjaminan kualitas untuk fasilitas
NQA - 1
tenaga nuklir
USA
Sumber: Stebbing (1993) dalam Ariani (2003:132) Dari tabel 2.1 nampak bahwa standar penjaminan kualitas ini sebenarnya telah banyak digunakan oleh berbagai Negara, hanya saja, mereka mengadopsi standar tersebut kemudian mengganti dengan nama lain menurut Negara dimana standar penjaminan mutu itu digunakan.
19
II. 3.4 Penjaminan Kualitas Dengan ISO 9000 Penjaminan kualitas dengan seri ISO 9000 dapat digolongkan menjadi penjaminan kualitas kualitas formal. Organisasi yang menerapkan standar ISO 9000 tidak secara otomatis memiliki kualitas produk yang baik, tetapi ada kemungkinan produk atau jasa dari organisasi atau perusahaan yang terdaftar tersebut mempunyai kualitas yang konstan, karena produk atau jasa tersebut dihasilkan dengan prosedur yang seragam atau standar. (Meegan and Taylor, 1997) dalam Ariani 2003. Ada beberapa keunggulan dan kelemahan dalam penerapan ISO 9000. Keunggulan dari penggunaan ISO 9000 dapat dilihat dari aspek internal maupun eksternal. Keunggulan dari aspek internal yaitu: keunggulan Nampak pada fungsi organisasi secara internal yang berkaitan dengan struktur dan tanggung jawab yang jelas, peningkatan produktivitas, perbaikan efisiensi, pengurangan biaya dan pemborosan, pengendalian manajemen yang baik memperbaiki struktur koordinasi, mendukung pengambilan keputusan, meningkatkan motivasi personil. Keunggulan dari aspek eksternalnya antara lain keunggulan bersaing, meningkatkan
pangsa
pasar,
mendapatkan
pelanggan,
kemungkinan memasuki
meningkatkan
kepuasan
pasar
baru
pelanggan,
dan serta
meningkatkan kepercayaan dan reputasi organisasi atau pelanggan. Sedangkan kelemahan dari penerapan ISO 9000, antara lain : biaya untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9000, meningkatnya dokumentasi yang berupa penumpukan kertas dan tidak ada perhatian terhadap pengembangan personil, memperkecil kreativitas dan pemikiran kritis organisasi karena
20
karyawan hanya dituntut melaksanakan prosedur dan aturan yang ada dalam sertifikasi tersebut. II. 4 Konsep Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 II. 4.1 Pengertian IS0 9000 International Standards Organization adalah suatu federasi seluruh dunia yang didirikan pada tahun 1946 untuk meningkatkan standar dunia bagi produksi, perdagangan, dan komunikasi dan terdiri atas lembaga-lembaga anggota sekitar 90 negara. (James G. Patterson 2010:3). ISO 9000 sebagai salah satu standar yang paling penting, yang dihasilkan oleh International Organization for Standardization di Jenewa, Swiss. ISO 9000 dapat didefinisikan sebagai sekumpulan standar sistem kualitas universal. (Fandy Tjiptono 2003:88) Istilah ISO 9000 biasanya menunjuk pada seperangkat standar yang meliputi ISO 9000, ISO 9001, ISO 9002, ISO 9003 dan ISO 9004. Standar ini mengacu pada perancangan kualitas, manajemen kualitas, dan penjaminan kualitas untuk Berbagai macam-macam perusahaan yang berbeda-beda. Standar ISO 9000 mencakup pembicaraan mengenai resiko, biaya, manfaat, tangggung jawab manajemen, prinsip-prinsip sistem kualitas, dan blok-blok lain yang membantu memasyarakatkan standar kualitas sesuai dengan situasi nyata (James G. Patterson, 2010:23) ISO 9001 adalah bagian ISO yang paling komprehensif. ISO ini berlaku untuk fasilitas yang mendesain, mengembangkan, memproduksi, memasang dan memberikan layanan produk atau jasa kepada pelanggan yang menetapkan bagaimana produk atau jasa harus tampil. ISO ini paling lazim digunakan perusahaan produksi yang mendesain produknya sendiiri atau membangunnya
21
II. 4.2 Penerapan ISO 9001:2008 Untuk mewujudkan suatu lembaga yang berkualitas, maka dibutuhkan suatu sistem manajemen mutu yang berstandar internasional. ISO adalah salah satu stndar mutu bidang manajemen yang banyak diterapkan di bidang industri dan jasa, termasuk pada jasa pendidikan Penerapan ISO 9001 pada dunia pendidikan adalah hal yang baru. Karena berasal dari dunia industri produk, istilah Standar menjadi tidak akrab bagi kebanyakan masyarakat dalam pendidikan. Oleh karena itu, dibutuhkan penerjemahan istilah standar tersebut kedalam konteks pendidikan (Edward Sallis, 2011:127) ISO 9001 adalah suatu standar internasional untuk manajemen mutu yang ditinjau sedikitnya lima tahun sekali. Sejalan dengan perkembangannya sistem manajemen mutu ISO 9001 yang semula lebih familiar dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 berubah menjadi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Perubahan ini tidak mengakibatkan persyaratan berubah secara total, perubahan hanya bersifat pengembangan. Sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 merupakan sistem manajemen yang diterapkan dalam dunia pendidikan yang mencakup manajemen sistem jaminan kualitas dalam bidang desain,pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan. Sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 ini juga disebut sistem manajemen dengan pendekatan kepada kepuasan pelanggan. Pelanggan disini adalah pelanggan internal, pelanggan eksternal, dan pihak yang berkepentingan Sistem Manjemen Mutu ISO 9001:2008 mensyaratkan adanya sistem dokumentasi pada perusahaan / institusi. Dokumentasi tersebut dapat dilihat melalui piramida berikut ini:
22
Manual Mutu Prosedur Mutu Instruksi Mutu Rekaman Mutu
Gambar 1. Model Hierarki Dokumentasi SMM ISO 9001:2008
a. Level 1 : Manual Mutu (Quality Manual). Manual mutu merupakan dokumen yang memuat sistem manajemen mutu secara umum dan disusun untuk mengarahkan perusahaan dalam menjalankan sistem manajemen mutu. Sistem manajemen yang tercakup dalam manual mutu antara lain: Struktur organisasi, dan penjelasan unsur sistem mutu. b. Level 2 : Prosedur Mutu (Quality Prosedure). Prosedur mutu merupakan dokumen yang berisi langkah-langkah dan tanggung jawab pelaksanaan proses manajemen. Prosedur disusun untuk menjelaskan bagaimana cara menjalankan kebijakan mutu yang telah disusunndalam manual mutu serta penanggung jawab dari masing-masing aktivitas dalam proses manajemen. Dalam prosedur mutu harus ditentukan bagaimana suatu kegiatan dilakukan, dicatat, dan dikendalikan. Prosedur-prosedur yang harus
didokumentasikan
adalah:
1.
Pengendalian
dokumen,
2.
Pengendalian rekaman, 3. Audit internal, 4.Pengendalian produk yang tidak sesuai, 5.Tindakan Koreksi, dan 6.Tindakan Pencegahan c. Level 3: Instruksi Kerja (Work Instruktion). Instruksi kerja menjelaskan lebih rinci bagaimana suatu kegiatan dalam prosedur mutu dilakukan,
23
dimana kegiatan tersebut berada pada suatu departemen. Tujuan pembuatan instruksi kerja yang ada tetap konsisten dan dapat mencapai kesesuaian dengan standar. d. Level 4 : Rekaman Mutu (Quality Record). Rekaman Mutu merupakan suatu
bukti
objektif
bahwa
sistem
manajemen
mutu
telah
diimplementasikan untuk membuktikan efektifitasnya. Rekaman harus diverifikasi keabsahannya, mudah diperoleh dan disimpan selama periode tertentu, dilindungi dari kerusakan, dan pencegahan kehilangan atau cacat selama penyimpanan. Rekaman mutu dibagi dua yaitu internal dan eksternal. II. 4.3 Manfaat Penerapan ISO 9001 Persaingan dalam merebut pasar merupakan tuntutan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Mutu produk dan pelayanan terbaiklah yang kemudian menjamin pilihan konsumen. Melalui penerapan ISO 9001, diharapkan mampun merubah pandangan pada masa lalu. Masyarakat bukan lagi melayani , birokrasilah yang berperan melakukan layanan terbaiknya, bagi kepuasan pelanggan. Vincent Gaspersz (2005:17-18), menjelaskan manfaat penerapan ISO 9001 yaitu: Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan kualitas yang terorganisasi dan sistematik, proses dokumentasi kebijakan, prosedur, dan instruksi yang berkaitan dengan kualitas telah direncanakan dengan baik, produsen yang telah bersertifikat ISO 9001:2000 diijinkan untuk mengiklankan pada media massa, Audit sistem manajemen mutu dari instansi yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001 dilakukan secara
24
periodik oleh lembaga Registrasi, sehingga pelanggan tidak perlu melakukan audit sistem mutu. Demikian pula dengan organisasi yang telah memperoleh Sertifikat ISO 9001 secara otomatis terdaftar pada Lembaga Registrasi. Jika nama instansi telah terdaftar pada lembaga registrasi bertaraf internasional, maka hal itu berarti terbuka kesempatan pasar baru, manfaat lain adalah meningkatkan mutu dan produktivitas dari manajemen. Melalui penerapan ISO 9001, juga meningkatkan kesadaran mutu dalam institusi. Manfaat lainnya yakni: Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh pegawai melalui prosedur-prosedur dan instruksi yang terdefenisi secara baik. Terjadinya perubahan positif dalam hal mutu, karena pimpinan dan pegawai terdorong untuk mempertahankan sertifikat ISO 9002 yang umumnya hanya berlaku selama tiga tahun. II. 4.4 Persyaratan standar (Klausul) ISO 9001:2008 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 merupakan sistem manajemen mutu yang berfokus pada proses dan pelanggan, maka pemahaman terhadap persyaratan-persyaratan standar dari ISO 9001 ini akan mambantu manajemen organisasi dalam mengembangkan sistem manajemen mutu secara sistematik untuk memenuhi kepuasan pelanggan (costumers satisfaction) dan peningkatan proses terus menerus (continual processes improvement) Terdapat delapan persyaratan SMM ISO 9001:2008 yang saling berkaitan. Persaratan SMM ISO 9001 tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
25
Tabel 2. Delapan (8) Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 Kode Keterangan 1 Ruang Lingkup 1.1 Umum 1.2 Aplikasi 2 Acuan Normatif 3 Istilah dan Defenisi 4 Sistem Manajemen Mutu 4.1. Persyaratan Umum 4.2 Persyaratan Dokumentasi 4.2.1 Umum 4.2.2 Panduan Mutu 4.2.3 Pengendalian Dokumen 4.2.4 Pengendalian Rekaman 5 Tanggung Jawab Manajemen 5.1. Komitmen Manajemen 5.2 Fokus Pelanggan 5.3 Kebijakan Mutu 5.4 Perencanaan Mutu 5.4.1 Sasaran Mutu 5.4.2 Perencanaan Sistem Manajemen Mutu 5.5 Tanggung Jawab, wewenang dan Komunikasi 5.5.1 Tanggung Jawab dan Wewenang 5..5.2 Wakil Manajemen 5.5.3 Komunikasi Internal 5.6 Tinjauan Manajemen 5.6.1 Umum 5.6.2 Masukan untuk tinjauan Manajemen 5.6.3 Keluaran dari tinjauan Manajemen
Kode Keterangan 7 Realisasi Produk 7.1 Perencanaan Realisasi Produk 7.2 Proses Yang Berkaitan dengan Pelanggan 7.2.1 Persyaratan yang berkaitan dengan Produk 7.2.2 Persyaratan yang berkaitan dengan pelanggan 7.2.3 Komunikasi pelanggan 7.3 Desain dan Pengembangan 7.3.1 Perencanaan Desain dan pengembangan 7.3.2 Masukan desain dan pengembangan 7.3.3 Keluaran desain dan pengembangan 7.3.4 Tinjauan desain dan pengembangan 7.3.5 Verifikasi desain dan pengembangan 7.3.6 Validasi desain dan pengembangan 7.3.7 Pengendalian perubahan desain dan pengembagan 7.4 Pembelian 7.4.1 Proses Pembelian 7.4.2 Informasi pembelian 7.4.3 Verifikasi produk yang dibeli 7.5 Produksi dan penyedian jasa 7.5.1 Pengendalian produksi dan penyediaan jasa 7.5.2 Validasi proses produksi dan penyediaan jasa 7.5.3 Identifikasi dan kemampuan telusur 7.5.4 Hak milik pelanggan 7.5.5 Preservasi Produk 7.6 Pengendalian sarana pemantau dan pengukuran
26
6 Manajemen Sumber Daya 6.1 Penyediaan Sumber Daya 6.2 Sumber Daya Manusia 6.2.1 Umum 6.2.2 Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian 6.3 Infrastuktur 6.4 Lingkungan Kerja
8 PENGUKURAN ANALISIS PERBAIKAN 8.1 Umum 8.2 Pemantauan dan pengukuran 8.2.1 Kepuasan pelanggan 8.2.2 Audit Internal 8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses 8.2.4 Pemantauan dan pengukuran produk 8.3 Pengendalian Produk tidak sesuai 8.4 Analisis Data 8.5 Perbaikan 8.5.1 Perbaikan Berkesinambungan 8.5.2 Tindakan korektif 8.5.3 Tindakan Pencegahan Sumber: Badan Standarisasi Nasional SNI ICS 03.120.10 dalam, Sobana, Tips Memahami Sistem Manajemen Mutu ISO 9001, 2012:22 Standar
ISO
9001:2008
dibuat
secara
umum
untuk
dapat
mengakomodasi segala jenis ukuran institusi/perusahaan. Penjabaran dari setiap klausul ISO 9001:2008 disesuaikan dengan perusahaan yang mengajukan sertifikasi ISO. Didalam ISO 9001:2008 yang menjadi persyaratan hanyalah pasal 4: sistem manajemen mutu, pasal 5: tanggung jawab manajemen, pasal 6: Manajemen sumber Daya, pasal 7: Realisasi Produk, dan pasal 8: Pengukuran, Analisa dan Perbaikan. Jadi suatu perusahaan yang ingin menerapkan ISO 9000 atau ingin mendapatkan sertifikasi ISO 9001 cukup dengan menerapkan kelima pasal tersebut. ISO 9001:2008 menganggap semua persyaratan-persyaratan (klausul)nya sebagai proses, oleh karena itu pemenuhan persyaratan-persyaratan ISO juga dilakukan dengan pendekatan tersebut. 27
Gambar 2. Model Proses Sistem Manajemen Mutu ISO 9001
PENINGKATAN SISTEM MANAJEMEN KUALITAS TERUSMENERUS
K E B U T U H A N
K E P U A S A N
Tanggung Jawab Manajemen
Pengukuran, Analisa, dan Perbaikan
Manajemen Sumber Daya
P E L A N G G G A
N
Realisasi Produk
OUTPUT
INPUT
P E L A N G G G A
N
Sumber : Gaspersz, Three-in-one ISO 9001, 2012:35 Standar Internasional ISO 9001 didasarkan pada metodologi peningkatan terus-menerus yang dikenal sebagai Plan-Do-Check-Act (PDCA). PDCA dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut: 1. Plan (Rencanakan): tetapkan tujuan-tujuan dan proses yang diperlukan untuk memberikan hasil sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan kebijakan organisasi 2. Do (Laksanakan) : implementasi proses-proses 3. Check (Periksa) : memonitor atau memantau dan mengukur prosesproses beserta produk terhadap kebijakan, tujuan-tujuan dan persyaratan
produk
terhadap
kebijakan,
tujuan-tujuan
dan
persyaratan produk, dan melaporkan hasil-hasil
28
4. Act (Bertindak) : melakukan tindakan untuk meningkatkan terusmenerus kinerja proses Konsep PDCA sudah dikembangkan sejak tahun 1920-an oleh Walter Shewhart, kemudian dipopulerkan oleh Edward Deming yang juga membawa konsep ini ke jepang. Sampai saat ini konsep ini diyakini merupakan pemikiran terbaik dalam melakukan perbaikan secara berkesinambungan terhadap suatu sistem. Gambar 3.Gambaran Pendekatan Proses
DO
PLAN
CHECK
ACTION
Kepuasan Pelanggaan
Peningkatan
Effort SMM ISO 9001
Waktu
Sumber : Sobana, Tips Memahami SMM ISO 9001, 2012:17
II. 4.5 Apikasi PDCA dalam Model Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001 Dalam buku Sistem Manajemen Kualitas,K3, Lingkungan (SMK4L) dan Peningkatan
Terus Menerus,
Karangan Vincent
Gaspersz (2012:64-70)
dikatakan bahwa aplikasi metodologi peningkatan terus menerus PDCA (PlanDo-Check-Act) dalam model sistem manajemen mutu akan memungkinkan organisasi
untuk
menetapkan,
menerapkan,
dan
memelihara
kebijakan
kualitasnya (Klausul 5.3) yang didasarkan pada kepemimpinan manajemen puncak dan komitmen terhadap sistem manajemen
kualitas (klausul 4.1).
29
setelah organisasi telah dievaluasi posisi saat ini dalam kaitannya dengan manajemen kualitas (klausul 4.1), maka langkah-langkah dari proses yang sedang berlangsung dapat mengikuti PDCA (Plan-Do-Check-Act) sebagai berikut: 1. Perencanaan (Plan) Menetapkan proses perencanaan Sistem Manajemen Kualitas yang sedang berlangsung (klausul 5.4 ) akan memungkinkan organisasi untuk:
Menetapkan
proses-proses beserta sekuens dan interaksi di
antara proses-proses, termasuk menetapkan kriteria dan metode yang dibutuhkan untuk operasi pengendalian proses (klausul 4.1)
Mengidentikasi tujuan-tujuan kualitas (klausul 5.4.1)
Menetapkan sumber-sumber daya yang diperlukan (klausul 6.1)
Menetapkan kompetensi, pelatihan, dan kesadaran dari sumber daya manusia yang diperlukan (klausul 6.2.2)
Menetapkan sumber daya infrastuktur yang dibutuhkan (klausul 6.3)
Menetapkan lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk (klausul 6.4)
Mengidentifikasi
persyatan-persyaratan
dokumentasi
yang
diperlukan dalam Sistem Manajemen Mutu (klausul 4.2) 2. Laksanakan (Do) Menerapkan dan mengoperasikan Sistem Manajemen kualitas melalui:
Msenciptakan struktur manajemen, menetapkan tanggung jawab dengan kewenangan yang memadai (klausul 5.5.1)
30
Mengangkat secara formal seorang wakil manajemen yang bebas dari tugas-tugas lain dan bertanggung jawab penuh terhadap sistem manajemen kualitas (klausul 5.5.2)
Menetapkan dan melakukan proses komunikasi internal tentang sistem manajemen kualitas ke seluruh organisasi (klausul 5.5.3)
Memberikan sumber daya yang cukup untuk melaksanakan dan memelihara Sistem Manajemen Kualitas serta secara terus menerus
meningkatkan
efektivitasnya
dalam
memuaskan
pelanggan melalui kebutuhan pelanggan (klausul 6.1)
Menyediakan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi, pelatihan yang cukup dan kesadaran untuk mempromosikan dan melaksanakan Sistem Manajemen Kualitas (klausul 6.2.2)
Memberikan infrastuktur yang dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk (klausul 6.3)
Mengelolah lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk (klausul 6.4)
Melaksanakan
realisasi
produk
dengan
memperhatikan
perencanaan realisasi produk (klausul 7.1), proses-proses terkait pelanggan (klausul 7.2), desain dan pengembangan produk (klausul 7.3), persyaratan kualitas dalam proses pembelian (klausul 7.4), melaksanakan ketentuan produksi dan pelayanana dibawah kondisi terkendali (klausul 7.5), serta mengendalikan pemantauan dan peralatan pengukuran (klausul 7.6)
31
3. Periksa (Check = C) Menilai proses Sistem Manajemen Kualitas melalui:
Melakukan pemantauan dan pengukuran terhadap kepuasan pelanggan (klausul 8.2.1),
Melakukan audit internal secara berkala (klausul 8.2.2)
Melakukan pemantauan dan pengukuran proses-proses (klausul 8.2.3)
Melakukan pemantauan dan pengukuran produk (klausul 8.2.4)
Mengevaluasi status kesesuaian dan mengendalikan produkproduk yang tidak memenuhi persyaratan (klausul 8.3)
Melakukan analisis data yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan, kesesuaian terhadap persyaratan produk, kinerja proses dan produk, serta kinerja pemasok (8.4)
Mengidentifikasi
penyebab
ketidaksesuaian
dan
mengambil
tindakan korektif (klausul 8.5.2) dan / atau tindakan pencegahan (klausul 8.5.3)
Mengendalikan
dokumen-dokumen
yang
diperlukan
untuk
efektivitas Sistem Manajemen Kualitas (klausul 4.2.3)
Mengendalikan catatan-catatan atau rekaman-rekaman yang berkaitan dengan Sistem Manajemen kualitas (klausul 4.2.4)
4. Bertindak (Act=A) Mengambil tindakan untuk memperbaiki atau meningkatkan terusmenerus Sistem Manajemen Kualitas melalui:
32
Melakukan
peninjauan-ulang
manajemen
terhadap
Sistem
Manajemen Kualitas pada interval waktu yang tepat (klausul 5.6) dan
Mengidentifikasi area untuk perbaikan atau peningkatan terusmenerus (klausul 8.5.1)
Melakukan
tindakan-tindakan
korektif
untuk
menghilangkan
penyebab-penyebab ketidaksesuaian itu (klausul 8.5.2) dan
Melaksanakan
tindakan-tindakan
pencegahan
untuk
menghilangkan penyebab-penyebab potensial ketidaksesuaian sehingga mencegah terjadinya ketidaksesuaian (klausul 8.5.3) Aplikasi PDCA (Plan-Do-Check-Act) dalam model Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001 di atas, akan menungkinkan organisasi untuk terus menerus meningkatkan Sistem Manajemen Kualitas beserta kinerja organisasi secara keseluruhan seperti yang ditunjukkan pada gambar 4 Pada berikut ini
33
Gambar 4.Konsep PDCA dalam Model Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001 dalam Gaspersz (2012)
5.1 Komitmen Manajemen 5.2 Fokus Pelanggan 5.3 Kebijakan Mutu
F E E D B A C K
5.4 Perencanaan Perencanaan (Plan = P)
5.4.1 Tujuan Kualitas & 5.4.2 Perencanaan Sistem Manajemen Mutu
6.Manajemen Sumber Daya (6.1-6.4)
4.2 Persyaratan Dokumentasi (4.2.1 – 4.2.2)
Pelaksanaan (Do = D)
Pemeriksaan (Check = C)
Bertindak
5.5. Tanggung Jawab, Kewenangan dan Komunikasi
6.2.2 Kompetensi, Pelatihandan Kesadaran
8.2 Pemantauan dan Pengukuran (8.2.18.2.4)
8.3 Pengendalian Ketidaksesuain Produk
6.3 Infrastrukur
8.4 Analisis Data
6.4 Lingkungan Kerja
4.2.3 Pengendalian Dokumen
&
7. Realisasi Produk (7.1 – 7.6)
4.2.4 Pengendalian Catatan atau Rekaman
5.6 Peninjauan ulang Manajemen dan 8.5 Peningkatan (8.5.1-8.5.3)
(Act = A)
34
F E E D F O R D W A R D
II.5 Kerangka Pikir Dalam pelaksanaan ISO 9001, SMK Negeri 1 Makale, dapat dikaji dengan menerapkan prinsip PDCA yang dikembangkan oleh Edward Deming. Perencanaan (Plan) adalah tahap awal dalam aplikasi SMM ISO 9001, kemudian Pelaksanaan (Do) adalah tahap selanjutnya, kemudian untuk mengecek keefektifan sistem manajemen mutu, diuji dalam tahap Pengecekan (Check), kemudian tahap terakhir dalam sistem manajemen mutu adalah tahap Tindakan (Act) yaitu bentuk peninjauan ulang manajemen dan peningkatan berkelanjutan. Penerapan prinsip PDCA dalam Standar Internasional ISO 9001 didasarkan pada metode Peningkatan berkelanjutan (Gaspersz, 2012:35). Gambar 5. Kerangka Pikir
PRINSIP ISO 9001 BERDASARKAN PENDEKATAN PROSES 1. Perencanaan (Plan) Pelaksanaan ISO 9001:2008
2. Pelaksanaan (Do) 3. Pengecekan (Check)
Peningkatan Kualitas Pendidikan Secara Berkelanjutan
4. Tindakan (Act)
35
BAB III METODE PENELITIAN
III. 1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu untuk mengolah data-data yang diperoleh dari lokasi penelitian, dimana data kualitatif dapat berupa data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengungkapkan informasi kualitatif sehingga lebih menekankan pada masalah proses dan makna dengan cara mendeskripsikan suatu masalah (Sugiyono, 2007: 11). Tujuan penelitian melalui pendekatan kualitatif ini adalah bermaksud untuk mengetahui fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya Orientasi sistem Manajemen, Perilaku Staff, Budaya Organisasi dan Proses Pelayanan dan lain-lainya . Secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode yang alamiah. Selanjutnya
digunakan
teknik
deskriptif
untuk
mengetahui
dan
menggambarkan tentang Pelaksanaan ISO 9001:2008 pada sekolah menengah kejuruan (SMK) Negeri 1 Makale III. 2 Jenis Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam peneltian ini yaitu tipe penelitian deskriptif, dimana tipe penelitian deskriptif adalah penyelidikan yang dilakukan terhadap variabel mandiri atau satu variabel, yaitu tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lainnya. Oleh karena itu penulis
36
menggunakan tipe penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk memberi gambaran secara jelas mengenai masalah-masalah yang diteliti yaitu tentang Pelaksanaan International Standard Organisation (ISO) 9001:2008 pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Makale. III. 3 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SMK Negeri I Makale. Alasan memilih lokasi penelitian ini adalah karena SMK Negeri I Makale menerapkan standar manajemen mutu ISO 9001:2008 dan telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008. III. 4 Fokus Penelitian Fokus
penelitian
pada
penelian
ini
adalah
pelaksanaan
sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri 1 Makale Kabupaten Tana Toraja. Pelaksanaan ISO 9001:2008 pada SMK Negeri 1 Makale, berarti mengadopsi suatu prinsip pengembangan berkelanjutan (continunous quality improvement). Dalam pelaksanaan ISO 9001:2008, terdapat 8 klausul-klausul yang harus dipenuhi oleh institusi yang mengadopsi sistem ini, klausul-klausul ini adalah penjabaran dari prinsip peningkatan berkelanjutan yang didasarkan pada teori PDCA yang dikembangkan oleh Edward Deming. Berdasarkan situasi yang ditetapkan, penelitian difokuskan pada keberhasilan sekolah melaksanakan sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008 dalam penyelenggaraan pendidikan di SMK Negeri 1 Makale. Keberhasilan dari pelaksanaan ISO 9001:2008 pada SMK Negeri 1 Makale dapat diketahui dengan cara melihat pemenuhan delapan klausul dalam ISO 9001:2008 yang telah ditetapkan dalam dokumen mutu sekolah. keberhasilan pelaksanaan ISO
37
9001:2008
pada
SMK
Negeri
1
Makale
dapat
dilihat
dengan
cara
membandingkan hasil audit mutu internal terbaru dengan hasil audit mutu internal sebelumnya. III. 5 Informan Informan adalah orang yang berada pada lingkup penelitian, artinya orang yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Untuk memperoleh data secara representatif, maka diperlukan informan kunci yang memahami dan mempunyai kaitan dengan permasalahan yang sedang dikaji. Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang berpotensi untuk memberikan informasi tentang Gambaran Pelaksanaan Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri I Makale. Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu informan yang dipilih secara sengaja atau menunjuk langsung kepada orang yang diinginkan peneliti dalam pertimbangan bahwa informan yang dipilih dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan (Sugiyono,
2011:219).
Penggunaan
teknik
ini
senantiasa
mempunyai
pertimbangan-pertimbangan tertentu, yaitu penelitian harus terlebih dahulu memiliki pengetahuan tentang ciri-ciri tertentu yang didapat dari populasi sebelumnya. Adapun informan dalam penelitian ini yang dipilih secara purposive sampling adalah : 1. Kepala Sekolah 2. Wakil Kepala Sekolah 3. Wakil Manajemen Mutu (QMR)
38
4. Guru 5. Staff Pegawai III. 6 Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data 1. Data Kualitatif, yaitu data yang berupa informasi non angka, seperti data berupa informasi hasil interpretasi, dan hasil wawancara secara lisan maupun tertulis. 2. Data Kuantitatif, yaitu data berupa angka numerik, seperti laporanlaporan yang berhubungan dengan penulisan ini. b. Sumber Data 1. Data Primer, yaitu data hasil wawancara secara langsung kepada Guru Dan Pegawai 2. Data Sekunder, yaitu data-data pendukung lain
yang dapat
mendukung data primer untuk kelanjutan penelitian.
III. 7 Teknik Pengumpulan Data Sebelum mengumpulkan data, perlu diketahui jenis dan sumber data yang digunakan pada penelitian ini. Jenis dan sumber data yang digunakan ada dua, data primer dan data sekunder, yaitu: 1. Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, kemudian diamati, dan dicatat oleh penulis. Data primer merupakan data utama yang kemudian akan diolah dan menghasilkan jawaban penelitian. Data Primer tersebut adalah:
39
1. Wawancara Mendalam Wawancara adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan yang diperlukan untuk keperluan penelitian. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data guna kelengkapan data sebelumnya. Wawancara mendalam merupakan proses menggali informasi secara mendalam, terbuka, dan bebas sesuai dengan masalah dan fokus penelitian dan diarahkan pada pusat penelitian. 2. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.Kegiatan pengamatan terhadap obyek penelitian ini untuk memeperoleh keterangan data yang lebih akurat mengenai hal-hal yang teliti serta untuk mengetahui relevansi antara jawaban responden dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah dokumen yang sudah ada sebelum dan ketika penelitian dilakukan, data sekunder pada penelitian ini adalah: 1. Studi Dokumentasi Pengumpulan data yang dapat menunjang data primer ini didapat dari SMK Negeri I Makale, seperti: profil Sekolah, Sejarah Sekolah, Struktur Organisasi dan dokumentasi lainnya 2. Studi Pustaka Studi Pustaka yaitu cara pengumpulan data dan telaah pustaka, dimana dokumen-dokumen yang dianggap menunjang dan relevan dengan permasalahan yang akan diteliti baik berupa literatur, laporan tahunan, tabel, karya tulis ilmiah maupun dokumen peraturan pemerintah dan
40
undang-undang yang telah tersedia yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. III. 8 Teknik Analisis Data Dalam penelitian kualitatif, untuk menghasilkan dan memperoleh data yang akurat dan objektif sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dalam penelitian ini, maka model analisis data yang digunakan adalah pendekatan model Miles and Huberman. Miles and Huberman (1984) dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Sugiyono, 2011:246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data,, meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) serta penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/ verification). Analisis data kualitatif model Miles and Huberman terdapat 3 tahap yaitu: 1. Tahap Reduksi Data (Data Reduction). Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicata secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, makin lama penelitian di lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. 2. Tahap Penyajian Data/ Analisis Data setelah pengumpulan data (Data Display)
41
Pada tahap ini, peneliti banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau penyampaian (display) dari data yang dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya, mengingat bahwa penelitian kualitatif banyak menyusun teks naratif. Display adalah format yang menyajikan informasi secara tematik kepada pembaca. Milis and Huberman (1986) dalam buku Sugiyono (2011:249) memperkenalkan format, yaitu: diagram, grafik, phie, chard, dan sejenisnya. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasi, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya. Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan data, membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian. 3. Tahap Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing/ Verification). Langkah ketiga dalam analisis data kualititatif menurut miles and Huberman dalam Sugiyono (2011: 252) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bilah tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsistensi pada saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV. 1. Deskripsi Lokasi Penelitian IV. 1.2. Sejarah SMK Negeri 1 Makale SMK Negeri 1 Makale terletak di kabupaten Tana Toraja, lokasi sekolah adalah di Jalan Tilangga, 9 KM dari Pusat Kota Makale, Ibukota dari kabupaten Tana Toraja. SMK Negeri 1 Makale didirikan pertama tanggal 29 Agustus 1965 dengan Surat Keputusan Direktorat Pendidikan Tehnik SK. No:108/DIRPT/B.I/65 tanggal 29-8-1965 diberi nama STM Instruktur. Tamatan STM Instruktur pada waktu itu lebih banyak dipersiapkan untuk mengisi kebutuhan guru pada sekolah tehnik (ST), dan sebagian dapat bekerja pada bidang yang relevan seperti Departemen PU, PLN, Departemen Pertambangan dan bidang pekerjaan lain yang membutuhkan. Memasuki masa Orde Baru, pemerintah membangun gedung permanen dan pengadaan peralatan praktik melalui bantuan Asia Development Bank/ADB (Bank Pembangunan Asia) seri 704 sehingga tampil menjadi salah satu SMK Negeri yang menghasilkan lulusan bertaraf nasional. Untuk meningkatkan mutu lulusan secara berkesinambungan, Komite Sekolah terus mengadakan peralatan terbaru seperti komputer, mesin , dan peralatan pendukung OHP, Laptop, LCD, serta peralatan fisika, kimia. Pembekalan bahasa juga menjadi titik perhatian, khususnya Bahasa Inggris, dengan kegiatan Club English Student, English Training Area, menghadirkan guru tamu (Native Speaker) serta pemberian Bahasa Jepang sejak tahun 2002.
43
IV. 1.2 VISI DAN MISI SEKOLAH Dalam mengemban tugasnya sebagai sebagai salah satu lembaga pendidikan kejuruan, SMK Negeri 1 Makale menetapkan visi kedepan dan adapun Visi SMK Negeri 1 Makale adalah : “Menjadi SMK Bertaraf Internasional yang
menghasilkan lulusan berkualitas
langsung terserap di dunia Kerja,berwiraswasta dan dapat melanjutkan
ke
Perguruan tinggi” Sedangkan untuk mewujudkan Visi yang telah ditetapkan oleh sekolah maka SMK Negeri 1 Makale menjalankan misinya sebagai lembaga pendidikan kejuruan. Adapun Misi SMK Negeri 1 Makale adalah sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan program diklat berkualitas pada Program Studi Keahlian Teknik Bangunan, Teknik Elektronika, Teknik Mesin , Teknik Komputer dan Informatika, Teknik Otomotif dan Teknik Ketenagalistrikan,
yang dikelola
secara profesional 2. Meningkatkan
keterampilan
melalui
kegiatan
ekstrakurikuler
untuk
mengembangkan bakat minat; 3. Melaksanakan pemelajaran tuntas secara konsekuen; 4. Meningkatkan kompetensi guru dan staf administrasi; 5. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris; 6. Menumbuhkan kebiasaan belajar disiplin, efektif, efisien, mandiri dan bekerja keras; 7. Menumbuhkan sikap keterbukaan yang mencintai, kebaikan, keadilan, kejujuran, kebenaran dan estetika; 8. Meningkatkan jaringan kerja dengan dunia kerja bertaraf Nasional dan Internasional;
44
9. Meningkatkan kerjasama dengan Pemda, lembaga kependidikan, ormas, LSM; 10. Meningkatkan kemampuan guru menggunakan media pengajaran berbasis teknologi Informasi dan Komunikasi; 11. Menumbuhkan sikap dan perilaku kewirausahaan; 12. Meningkatkan kualitas barang dan jasa melalui unit produksi sekolah. Adapun tujuan dari Pendidikan Menengah Kejuruan adalah: 1. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional 2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri. 3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun yang akan datang. 4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga Negara yang produktif, adaptif, kreatif dan normatif
IV. 1.3 Kondisi Pegawai Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, SMK Negeri 1 Makale didukung 26 orang pegawai dengan rincian sebagai berikut:
45
Tabel 3. Data Jumlah Tenaga Kependidikan Pada SMK Negeri 1 Makale menurut status kepegawaian Status Kepegawaian NON PNS PNS 1. Kepala tata usaha 1 1 2 Tenaga teknis keuangan 2 1 1 3 Tenaga perpustakaan 3 1 2 4 Tenaga laboratorium 5 Tenaga teknis praktek kejuruan 6 6 6. Pesuruh/ Penjaga sekolah 2 2 7. Tenaga administrasi lainnya 9 4 5 8 Satpam 3 3 TOTAL 26 7 19 (Sumber : Data Sekunder, SMK Negeri 1 Makale, Tahun 2013) No
Tenaga Kependidikan
Total Pegawai
Dari tabel diatas, dapat dikatakan bahwa jumlah tenaga pendidikan pada SMK Negeri 1 Makale telah cukup memadai, dimana terdapat total 26 orang, walau yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) masih 7 orang. IV. 1.4 Tenaga Pengajar (Guru) Sekolah mempunyai tenaga pengajar yang berkualifikasi Sarjana (S1) dan
juga
pascasarjana
(S2)
serta
guru
tamu
yang
kompeten
dibidangnya.Sekolah memberi kesempatan kepada Tenaga pengajar untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan didalam dan diluar negeri. Adapun data tenaga pendidik SMK Negeri 1 Makale dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:
46
Tabel
4.
Jumlah
Tenaga
Kepengajar
(Guru)
berdasarkan
Status
kepegawaian. Status Kepegawaian Nama Mata Pelajaran
No
PNS
Non PNS
GT
GTT
GT
GTT
Total Guru
1
Normatif
6
5
-
10
21
2
Adaptif
15
-
-
10
25
3
Produktif
48
-
-
6
54
Jumlah
74
26
100
(Sumber : Data Sekunder, SMK Negeri 1 Makale, Tahun 2013) Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah tenaga pengajar (Guru) pada SMK Negeri 1 Makale telah memadai, dimana terdapat 100 orang personil dan sebahagian besar telah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan berstatus Guru Tetap (GT). Adapun guru pada mata pelajaran Normatif (kelompok mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap) yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah,Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani dan Olah Raga, Seni dan Budaya, BP/BK sebanyak 21 orang dan sebahagian besar masih berstatus Non PNS dan Guru Tidak tetap (GTT). Guru Mata Pelajaran Adaptif (Mencakup Matematika, Bahasa Inggris, IPA, IPS, Kewirausahaan) sebanyak 25 Orang. Dan Guru mata pelajaran Produktif (menyangkut bidang keahlian seperti Teknik Bangunan, Teknik Audio Video, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Las, dan Teknik Komputer Jaringan) relative telah memadai dimana terdapat 54 orang dan 48 orang diantaranya telah berstatus PNS dan Guru Tetap (GT).
IV. 1.5 Program Pendidikan SMK Negeri 1 Makale telah melaksanakan proses pendidikan dengan pendekatan BBC (Broad Based Curriculum) atau Kurikulum Berbasis luas CBT 47
(Competency Based Training ) atau Kurikulum Berbasis kompetensi dan juga Mastery Learning atau belajar tuntas Sekolah menyelenggarakan pendidikan pada program studi keahlian yaitu: Teknik Bangunan & Teknik Survey Pemetaan, Teknik Elektronika & Teknik Ketenagalistrikan, Teknik Mesin, Teknik Otomotif, dan Teknik Komputer dan Informatika. Sedangkan berdasarkan kompetensi Keahlian, SMK Negeri 1 Makale terdiri dari 8 kompetensi keahlian yaitu: Teknik gambar bangunan, Teknik Servey dan pemetaan, Teknik Konstruksi Batu Beton, Teknik Komputer Jaringan, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Pengelasan, Teknik Audio Video, Teknik Otomasi Industri dengan data jumlah siswa sebagai berikut: Tabel 5. Data Siswa Per Tingkat pada SMK Negeri 1 Makale SISWA Tk.3
L
L
Rombel
Tk. 2 Rombel
Tk.1 Rombel
Kompetensi Keahlian
L
Teknik Gambar Bangunan
2
61
5
2
40
3
1
16
2
127
Teknik Konstruksi Batu Beton
1
24
-
1
14
-
1
19
-
57
Teknik Survey Pemetaan
-
-
-
-
-
-
1
13
1
14
Teknik Audio Video
2
49
11 2
41
2
2
40
1
143
Teknik Pengelasan
1
42
-
1
28
-
1
24
-
94
Teknik Otomasi Industri / Listrik 1
41
-
1
32
-
1
22
-
95
Teknik Kendaraan Ringan
5
190 -
5
140 -
5
140 -
469
Teknik Komputer Jaringan
2
49
35
2
40
203
TOTAL
14
456 43 14
14
314 26
P
27 2
P
30
330 34
P
L+P
22
1.202
(Sumber : Data sekunder, SMK Negeri 1 Makale Tahun 2013)
48
IV. 1.6 Fasilitas Pendidikan Sekolah berada dilingkungan yang asri, tenang dan nyaman sangat menunjang suasana pendidikan dengan luas 35.396 m2. Untuk menunjang proses belajar mengajar sekolah
mempunyai fasilitas antara lain :bengkel
bangunan, ruang teori, bengkel eletronika, ruang guru, bengkel Komputer / Informatika, ruang perpustakaan, bengkel Las, ruang tata usaha, bengkel otomotif,ruang studio gambar, ruang Normatif / Adaptif, ruang audio video, ruang bahasa, ruang kurikulum, ruang UKS, genset, ruang hubungan industri, ruang serbaguna, ruang kepala Sekolah, gudang, ruang WKS1,WKS2,WKS3,WKS4, ruang OSIS, ruang Penggandaan, ruang shalat, ruang koperasi.
IV. 1.7. Struktur Organisasi Sebagaimana lazimnya lembaga pendidikan atau sekolah lainnya, SMK Negeri 1 Makale juga memiliki bagan struktur organisasi. Berikut bagan struktur organisasi SMK Negeri 1 Makale akan jelaskan di halaman berikut:
49
Gambar 6. Struktur Organisasi Smk Negeri 1 Makale Tahun Pelajaran 2012/2013
KEPALA SEKOLAH
KOMITE SEKOLAH
QMR WKS 1. KURIKULUM
WKS 2. HUBIN
WKS 3. KESISWAAN
PENGAJARAN & EVALUASI
HUBUNGAN INDUSTRI
PENG. KURIKULUM & KBM
PENELUSURAN TAMMATAN
PEMBINA OSIS
PENGA. & PENGE. SARPRAS
PENG. SDM & KETENAGAAN
LKS & UJI KOMPETENSI
PRAMUKA & PBKB
M & R SARPRAS
BP/BK/SPIRITUAL
WKS 4. SARPRAS
KA. TATA USAHA
INVENTARISASI SARPRAS
PMI & UKS
EKSTRA KURIKULER
STUDIO MUSIK
Kapro Otomotif
Kapro Mesin
Kapro TIK
Kapro. Bangunan
Kapro. Elektronika
KOORD N & A
Kabeng Engine/Listrik
Kabeng Las
Kabeng Hardware
Kabeng. TKB/ Survey
Kabeng. Audio Video
Ka. Lab. Bhs. Inggris
Kabeng Software
Ka. Studio Gambar
Kabeng. Listrik
Ka. LaB. Fisika / Kimia
Kabeng Chasis
Keterangan : Garis Tanggung Jawab
WALI KELAS GURU DAN PEGAWAI
Garis Koordinasi
50
KEPALA PERPUSTAKAAN
IV. 2 Hasil Penelitian IV. 2.1 Pelaksanaan ISO 9001:2008 Pada SMK Negeri 1 Makale SMK Negeri 1 Makale telah menerapkan SMM ISO 9001:2000 sejak tahun 2006 yang setahun kemudian SMK Negeri 1 Makale memperoleh sertifikat SMM ISO 9001:2000 dari lembaga sertifikasi mutu internasional, PT. TUV Rheinland Indonesia sebagai bukti penerapan Sistem Manajemen Mutu. Dengan memperoleh sertifikat ISO tersebut, SMK Negeri 1 Makale menjadi sekolah yang pertama di kabupaten Tana Toraja yang menerapkan Sistem manajemen mutu ISO 9001. Kemudian pada 2 tahun kemudian tepatnya 2010, semua yang menggunakan
standar
sistem manajemen mutu
ISO
9001:2000 harus
menggunakan standar ISO 9001:2008, karena standar ISO 9001:2000 dianggap sudah tidak berlaku lagi. SMK Negeri 1 Makale kembali memperbaharui SMM ISO 9001 hal ini dibuktikan dengan kembalinya SMK Negeri 1 Mendapatkan sertifikasi SMM ISO 9001:2008 dari PT. TUV Rheinland Indonesia dengan nomor registrasi 01 100 085418. Dalam pelaksanaan SMM ISO 9001:2008, SMK Negeri 1 Makale mempersiapkan dokumen-dokumen seperti yang diperoleh dari wawancara dengan Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Makale, Bapak Drs. Martinus Samben, MM: “Dengan adanya standar ISO maka kita memiliki Dokumen Mutu yang kita pedomani nanti dalam melaksanakan tugas. Dalam dokumen mutu itu sudah diatur semua, ada Pedoman Mutu yang mencakup 8 klausul, kemudian ada dokumen Standar Operasional Prosedur (SOP), yang lebih rinci lagi ada Instruksi Kerja (IK), kemudian ada formulir rekaman. jadi memang kita punya pedoman dalam melaksanakan tugas” (Hasil wawancara tanggal 11 April 2013) Dari hasil wawancara itu kita mengetahui bahwa SMK Negeri 1 Makale telah melaksanakan SMM ISO 9001, yang mensyaratkan setiap instansi yang 51
menerapkan standar ISO 9001:2008 memiliki hierarki dokumentasi yaitu dokumen tingkat I mencakup Pedoman Mutu (PM), dokumen tingkat II mencakup Standar Operasional Prosedur (SOP), dokumen tingkat III yaitu Instruksi Kerja (IK) yang bersifat lebih teknis, kemudian dokumen tingkat IV berisi formulir rekaman. Hal Senada dipaparkan oleh Wakil Kepala Sekolah 1 bagian Kurikulum sekaligus merangkap jabatan Quality Management Representatif (QMR), Bapak Nasrullah Sa’pangallo, S.Pd. Beliau mengatakan bahwa: “Penerapan ISO 9001:2008 pada SMK Negeri 1 Makale ini, kami sangat sepakat karena dimana kami disini memiliki buku Pedoman Mutu yang mengatur semua tentang Hierarki dan bagian-bagian tugas personil yang harus dikerjakan, jadi dengan penerapan SMM ISO 9001, segala sistem yang berlaku di sekolah ini diatur dalam pedoman mutu jadi kami tidak terlalu repot lagi, kami punya arah yang jelas dalam bekerja dari acuan yang jelas” (Hasil wawancara tanggal 12 April 2013)
Pendapat lain tentang pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dipaparkan oleh Wakil Kepala Sekolah 3 bagian Kesiswaan, Bapak Drs. Alexander Tarampak. Beliau mengatakan bahwa: “…adanya Sistem Manajemen Mutu ISO ini, itu kan sudah merupakan pedoman, baik dari segi pelaksanaan administrasi dan yang paling utama disini adalah tidak ada istilah spekulasi disitu, karena betul-betul harus dibuktikan dengan nyata. Itulah untungnya dengan adanya SMM ISO 9001. Jadi ada yang sudah digariskan kemudian kita berupaya bagaimana mencapai sasaran itu, misalnya ditentukan dalam jangka waktu 1 tahun, kita harus berupaya capai dalam jangka waktu tersebut.” (Hasil wawancara tanggal 15 April 2013) Dari penyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan ISO 9001:2008
ini,
menyangkut
tentang
bagamaina
suatu
tugas
harus
terdokumentasi dengan baik. Segala sistem yang berlaku diatur dalam Pedoman
52
Mutu yang menjadi acuan bagi personil-personil yang berada dalam organisasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing. Pelaksanaan sistem manajemen ISO 9001 organisasi
untuk
menetapkan,
menerapkan
dan
akan memungkinkan memelihara
kebijakan
kualitasnya yang didasarkan pada kepemimpinan puncak dan komitmen terhadap sistem manajemen kualitas (Gaspersz 2012:64) Pada SMK Negeri 1 Makale telah menetapkan, menerapkan dan memelihara kebijakan mutu. Hal ini dapat dilihat dari penyataan yang dilontarkan oleh Nasrullah Sa’pangallo,S.Pd yang menyatakan bahwa: “Kebijakan mutu kami disini itu “SENYUM SEHAT”, jadi sebagian telah berjalan dengan baik dan berjalan secara bertahap. Salah satu prinsip ISO adalah perbaikan berkelanjutan jadi setiap tahun itu kami melakukan audit internal untuk memastikan apakah semua kebijakan mutu dalam sistem itu berjalan atau tidak, hal-hal yang belum berjalan itu,akan dibuatkan koreksinya kemudian tindakan-tindakan pencegahan.” (Hasil wawancara tanggal 12 April 2013) Uraian Dari Kebijakan Mutu pada SMK Negeri 1 Makale mengandung makna sebagai berikut: Sekolah merupakan lembaga Pendidikan Menengah Kejuruan, yang diharapkan oleh pemerintah dan masyarakat mampu menghasilkan tenaga kerja trampil tingkat menengah untuk mengisi lapangan kerja yang tersedia di tingkat regional, nasional dan internasional. Sekolah bertekad memenuhi persyaratan stakeholders dengan bekerja keras untuk membentuk sumber daya / lulusan yang SENYUM yaitu : S emangat
:
Bersemangat
dalam
melaksanakan
tugas
dan
penguasaan ketrampilan teknik, E tos kerja
:
Memiliki motivasi belajar dan motivasi kerja yang tumbuh
dari dalam diri sendiri 53
N orma
: Mempunyai keutuhan moral dengan mengutamakan kejujuran, keiklasan, kebenaran untuk mencapai tujuan,
Y akin
: Memiliki kenyakinan teguh untuk meraih keberhasilan;
U let
: Mempunyai kemampuan produktif, berkreasi dan inovasi serta berjiwa wirausaha.
M andiri
: Dapat mengatasi setiap permasalahan dan sanggup menyelesaikan tugas secara profesional.
Untuk mewujudkan harapan stakeholders, sekolah membangun mutu organisasi yang SEHAT dari setiap unsur organisasi yakni : S erasi
:
Mempunyai
terciptalingkungan E mpati
kepedulian
yang
tinggi
sehingga
kerja yang bersih, indah dan kondusif.
: Memahami perasaan orang lain, solider dan mampu mengaplikasikan dalam bentuk nyata
H armonis
: Mampu membangun kerjasama yang baik dengan semua pihak,
A dil
: Menerapkan prinsip keadilan secara proporsional,
T ertib
: Menerapkan disiplin waktu, belajar, mengajar, administrasi dan Cara berbusana
IV. 2.2 Proses Pelaksanaan Prinsip PDCA (Plan-Do-Check-Act) dalam ISO 9001:2008 di SMK Negeri 1 Makale 1. Perencanaan (Plan) Perencanaan ialah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan 54
Dalam pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, sekolah meninjau tujuan-tujuan akhir kualitas (Sesuai klausul 5.4.1 tentang Sasaran Mutu Sekolah) dalam Pedomam Mutu SMK Negeri 1 Makale, menyatakan bahwa kepala sekolah memastikan Sasaran mutu ditetapkan pada fungsi dan tingkat yang relevan dalam organisasi sekolah dan kemudian Sasaran mutu tersebut harus terukur dan taat asas dengan kebijakan mutu. Adapun Sasaran Mutu yang telah ditetapkan oleh SMK Negeri 1 Makale pada tahun ajaran 2012/2013 adalah 1. Minimal 85% Siswa Lulus Ujian Negara Bhs. Inggris dengan nilai > 7,25 2. Minimal 60% Siswa Lulus Ujian Negara Matematika dengan nilai > 7,25 3. Minimal 55% Siswa Lulus Ujian Negara Bhs. Indonesia dengan nilai > 7,3 Demi mendukung tercapainya sasaran mutu yang telah ditetapkan, maka Kepala sekolah dibantu oleh Wakil Manajemen Mutu (Quality Management Representative) memastikan apa saja sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi sasaran mutu yang telah ditetapkan sebelumnya (Sesuai klausul 6.1 Pedoman Mutu tentang Penyediaan Sumber Daya). Sumber daya yang diperlukan meliputi Sumber Daya Manusia (SDM), Prasarana, dan Lingkungan kerja. Perencanaan penyediaan sumber daya manusia demi mendukung pelaksanaan ISO 9001:2008 dan tercapainya sasaran mutu yang telah ditetapkan sebelumnya adalah dengan cara menyediakan tenaga-tenaga yang kompeten pada masing-masing bidangnya. Untuk pelaksanaan ISO sendiri, Kepala Sekolah telah membentuk Tim Inti ISO yang dikepalai oleh seorang Wakil Manajemen Mutu atau yang biasa disebut sebagai Quality Management Representative (QMR). Tim ISO inti ISO ini terdiri dari Pegawai dan Staff 55
pengajar yang telah mengikuti program pembinaan dari konsultan sistem manajemen mutu, program pembinaan terdiri dari pelatihan pemahaman penerapan sistem manajemen mutu dan pelatihan Audit Mutu Internal. Demi mendukung tercapainya sasaran mutu tersebut, sekolah juga menyediakan tenaga kerja yang kompeten. Berdasarkan data yang didapat, terdapat 100 orang tenaga pengajar di SMK Negeri 1 Makale dan 60 orang diantaranya telah mendapatkan sertifikasi profesi. Untuk menunjang pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001 di sekolah, maka sekolah harus menyediakan dan merencanakan tersedianya prasarana yang memadai. Prasara tersebut terdiri dari 1. Ruang Pembelajaran umum seperti ruang kelas, ruang laboratorium, ruang perpustakaan. 2.Ruang Praktik khusus seperti bengkel / workshop. Dan 3. Ruang penunjang seperti ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang pelayanan administrasi, aula, toilet ruang ibadah, dll. Setiap tahunnya demi meningkatkan harapan stakeholders, sekolah selalu melakukan perbaikan-perbaikan dan penambahan prasarana melalui rencana kebutuhan tahunan dan rencana pengembangan sarana dan prasarana tidak habis pakai. Sedangkan pada upaya perencanaan lingkungan kerja, SMK Negeri 1 Makale yang menempati lahan seluas 35.396 meter persegi merencanakan lingkungan yang bersih dan terawat dengan cara membuat jadwal perawatan lingkungan, dan denah lokasi kebersihan. Dalam Perencanaan Sistem Manajemen Mutu perlu adanya pengelolaan dokumentasi (sesuai dengan klausul 4.2 Pedoman Mutu tentang Pengelolaan Dokumen). Dalam dokumen mutu yang terdapat pada SMK Negeri 1 Makale dijelaskan bahwa dokumentasi sistem manajemen mutu harus mencakup :
56
1. Rumusan Kebijakan Mutu (lihat lampiran) dan sasaran mutu yang ditetapkan, didokumentasikan,diterapkan dan dipelihara 2. Pedoman Mutu 3. Prosedur dan rekaman terdokumentasi yang diminta oleh standar Internasional, yaitu a. Prosedur Pengendalian Dokumen b. Prosedur Pengendalian Rekaman c. Prosedur Audit Internal d. Prosedur Pengendalian Produk Tidak Sesuai e. Prosedur Tindakan Korektif f.
Prosedur Tindakan Preventif.
4. Dokumen termasuk rekaman yang diperlukan oleh sekolah untuk memastikan bahwa perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian proses-prosesnya efektif.
2. Tahap Pelaksanaan (Do) a) Tanggung Jawab, Wewenang dan Komunikasi Pada tahap pelaksanaan, hal pertama yang dilakukan oleh sekolah dalam menjalankan
sistem
manajemen
mutu
ISO
9001:2008
adalah
dengan
menciptakan struktur manajemen, menetapkan tanggung jawab dengan kewenangan yang memadai (klausul 5.5.1 Pedoman Mutu tentang Tanggung Jawab dan kewenangan). salah satu bentuk upaya mendukung pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 adalah kepala sekolah membentuk tim ISO 9001:2008. Gambaran tim ISO 9001:2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 57
Tabel 6. Tim ISO 9001:2008 SMK Negeri 1 Makale No
Nama
Jabatan Dalam Tim
1
Nasrullah Sa’pangallo, S.Pd
QMR (WKS 1)
2
Drs. Baharuddin
DQMR (Kapro I)
3
Wanny Kombong, S.Pd
Sekretaris
4
Sofyan Linggi, S.Pd
Wakil Sekretaris
5
Esrom Pakidi, S.Pd. MM
Lead Auditor
6
Drs. Ahmad Gazali
Bendahara
7
Drs. Tinus
Anggota (WKS 2)
8
Drs. Alaxander Tarampak
Anggota (WKS 3)
9
Yohanis Bongga Mangesa, S.Pd
Anggota (WKS 4)
10
Drs.Luther Sulle Palin
Anggota (Ka. Perpustakaan)
11
Drs. Yohanis Rombe Paggua
Anggota (Kapro B)
12
Indra Christian Rempe, ST
Anggota (Kapro E)
13
Alexander Pasepang, ST
Anggota (Kapro M)
14
Markus Minggu Palamban, S.Pd
Anggota (Kapro O)
15
Hilda Calvin, S.Pd
Anggota (Guru Bahasa Inggris)
16
Irdayanti Sorean, S.Pd
Anggota (Guru Bahasa Indonesia)
17
Drs. Fanny Paelongan
Anggota (Koord.N/A)
(Sumber: Data Sekunder, SMK Negeri 1 Makale, 2013) Kepala sekolah juga menunjuk salah satu personil sebagai QMR (Quality Management Representative). Tanggung jawab QMR adalah sebagai berikut: 1. Memastikan proses yang diperlukan untuk Sistem Manajemen Mutu ditetapkan, diterapkan, dan dipelihara.
58
2. Melaporkan kepada KS tentang perikerja Sistem Manajemen Mutu di sekolah dan kebutuhan apapun untk perbaikannya, 3. Membangkitkan dan meningkatkan kesadaran di sekolah tentang pentingnya harapan Stakeholders, 4. Menjadi penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang berkaitan dengan Sistem Manajemen Mutu. Adapun kewenangan yang diberikan kepada QMR untuk dapat melaksanakan tanggung jawabnya berupa: a) Mengatur, menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya harapan stakeholders, mengendalikan, dan mengembangkan sistem dari seluruh proses yang terjadi sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen Mutu, serta kewenangan untuk menjalin hubungan dengan pihak luar khususnya mengenai Sistem Manajemen Mutu, b) Mengesahkan dokumen SOP (Standar Operasional Prosedur) dan dokumen-dokumen lain seperti yang diatur dalam Dokumen Mutu. Berdasarkan hasil observasi, QMR pada SMK Negeri 1 Makale sendiri masih dijabat rangkap oleh WKS 1 Bagian kurikulum, Bapak Nasrullah Sa’pangallo, S.Pd. Kemudian pada klausul 5.5.3 Pedoman Mutu Mengenai Komunikasi Internal dikatakan bahwa Kepala Sekolah menetapkan proses komunikasi dengan menerbitkan Instruksi Kerja (IK) tentang komunikasi internal. Adapun gambaran komunikasi internal dijelaskan oleh Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Makale, Bapak Martinus Samben, MM. Beliau mengatakan bahwa: “Selalu kita melaksanakan komunikasi internal untuk mengevaluasi dimana kekurangan kita, apa yang mau diperbaiki, jadi istilahnya itu perbaikan berkelanjutan. Selalu ada perbaikan berkelanjutan, dokumen mutu juga itu tidak menjadi barang mati, tetapi kita selalu ada revisi-revisi. 59
Nanti itu akan kita lihat dari laporan-laporan ketika kita mengadakan audit internal maupun audit eksternal jadi dilaporkan nanti didalam manajemen review.” (Hasil wawancara tanggal 11 April 2013) b) Peningkatan Sumber Daya Manusia. Mengelola SDM merupakan bidang yang sangat penting dalam melaksanakan proses pendidikan di sekolah, diantara SDM tersebut yang paling berhubungan langsung dengan kegiatan pembelajaran atau pendidikan adalah guru, sehingga bagaimana kualitas guru dalam proses proses pembelajaran akan memberikan dampak yang sangat besar bagi kualitas hasil pembelajaran yang pada akhinya akan menentukan pada kualitas lulusannya. Dalam rangka peningkatan peningkatan kualitas guru, dalam Pedoman Mutu (PM) klausul 6.2.2 tentang Kemampuan, Kesadaran, dan Pelatihan menyatakan bahwa bila memungkinkan menyediakan pelatihan atau melakukan tindakan lain untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Seperti yang dikatakan oleh kepala sekolah SMK Negeri 1 Makale, Bapak Drs.Martinus Samben, MM. beliau menyatakan bahwa: “…Sekolah selalu berupaya mendukung dan menfasilitasi, usaha-usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia baik itu guru maupun tenaga administrasi, karena itu demi kebaikan kita bersama. Bentuk dukungan dari sekolah seperti kesempatan bagi guru atau pegawai untuk mengikuti program pendidikan baik itu dalam bentuk diklat maupun seminarseminar, sekolah selalu dukung..” (Hasil wawancara tanggal 11 April 2013) Hal senada dikatakan oleh Wakil Kepala Sekolah 1 Bagian Kurikulum, Bapak Nasrullah Sa’pangallo, S.Pd. Beliau mengatakan bahwa “Peningkatan SDM itu dibawa koordinasi bidang kurikulum tetapi dalam ISO 9001 lebih fokus pada manajemennya bahwa didalam itu mereka tetap dituntut disetiap unit-unit kerja itu ada program-program pengembangan SDM.” (Hasil wawancara tanggal 23 April 2013)
60
Dari
uraian
diatas,
dapat
disimpulkan
bahwa
pelaksanaan ISO
mendukung pengembangan SDM di sekolah, karena dalam ISO telah diatur bahwa perlu adanya pengembangan sumber daya manusia (sesuai klausul 6.2 tentang sumber daya manusia). Mengenai program pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan oleh SMK Negeri 1 Makale, dapat dilihat dari hasil wawancara dibawah ini terhadap ketua tata usaha, sekaligus menjabat sebagai sekretaris quality management sistem (QMS) di SMK Negeri 1 Makale, Ibu Wanny Kombong, S.Pd. beliau mengatakan bahwa: “Kalau pelatihan yang ada pada unit kami,ada pelatihan komputer, dalam pelatihan tersebut bertujuan untuk mengembangkan keterampilan pegawai dalam menggunakan program yang berhubungan dengan tugas administrasi, seperti word, excel, dan powerpoint. kalau menurut saya pelatihan ini perlu karena dalam menggunakan sistem ISO 9001, kita banyak berhubungan dengan komputer namun saya kira pelatihan itu belum terlalu maksimal.” (Hasil wawancara tanggal 11 April 2013) Senada dengan pendapat diatas, bapak Nasrullah Sa’pangallo, S.Pd yang menjabat Wakil Manajemen Mutu/Quality management Representative (QMR) mengatakan bahwa: “Kelemahan dikami disini, karena sebagian besar form-form itu disiapkan dalam bentuk softcopy, ketika itu diberikan, sebagian dari teman-teman belum memiliki SDM untuk mendukung itu.” (Hasil Wawancara tanggal 12 April 2013) Sistem manajemen mutu ISO 9001 adalah sebuah standar mutu internasional, sekolah yang mengaplikasikan sistem ini tentu merupakan sekolah yang berfokus pada peningkatan mutu pendidikan. Dalam pengembangan mutu pendidikan, tentu hal utama adalah pengembangan kompetensi guru. Dalam Buku Pedoman Mutu yang ada di SMK Negeri 1 Makale, pada klausul 6.2.2. tentang kemampuan, kesadaran dan pelatihan, point a (klausul 6.2.2 a), Pedoman Mutu SMK Negeri 1 Makale menyatakan bahwa sekolah harus 61
menetapkan kemampuan (kompetensi) yang diperlukan untuk tugas yang mempengaruhi
mutu
pendidikan.
Lebih
rinci
mengenai
gambaran
pengembangan kompetensi guru, WKS 1 Bagian Kurikulum SMK Negeri 1 Makale, bapak Nasrullah Sa’pangallo, S.Pd menyatakan bahwa: “Bentuk pengembangan SDM pada guru di sini itu ada pelatihanpelatihan, contohnya pelatihan e-learning yang dilaksanakan tahun lalu. Disitu guru diajar bagaimana pembuatan bahan ajar berbasis pada TIK. semester ini juga sudah dibentuk (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) MGMP tetapi baru 2 MGMP yang agak efektif berjalan yakni MGMP Teknik Bangunan dan Teknik Otomotif. khusus untuk peningkatan tapi program yang khusus untuk ini, itu kadang dikondisikan jadi tergantung kebutuhan apa yang perlu ditingkatkan.” (Hasil wawancara Tanggal 17 Juli 2013) Dari hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan SDM pada guru di SMK Negeri 1 Makale, telah berjalan dengan baik walaupun belum sepenuhnya maksimal. Masih banyak guru yang belum memahami betul tugasnya dalam ISO 9001, yaitu pengembangan mutu pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh WKS 2 Bagian Hubungan Industri, Bapak Drs. Tinus. Beliau mengatakan bahwa: “Paradigma teman-teman tentang ISO itu ada beberapa memang yang belum memahami betul, dan ada juga yang memang namum mungkin persentasenya kecil yang tidak mau tau, karena begini, dengan ISO ini memang kita dituntut untuk bekerja lebih aktif, sementara ada saja orang yang Cuma mau lipat tangan, tanda tangan. Orang-orang yang seperti inilah yang bermasalah dalam sistem ISO.” (Hasil wawancara tanggal 16 April 2013) Dikonfirmasi sehubungan mengenai hal ini, salah seorang guru mengemukakan pendapatnya mengenail pelaksanaan ISO 9001 membebankan guru, Ibu Sudarmin S.Pd. beliau mengatakan bahwa: “Kalo membebankan guru itu relatif, maksudnya kalo person gurunya berpikiran itu untuk kebaikan bersama dan untuk meningkatkan mutu pendidikan maka tidak akan menjadi beban tetapi ada guru yang Cuma sekedar datang untuk melaksanakan tugas, tidak ada niat untuk minmeningkatkan kualitas maka itu menjadi beban.” (Hasil wawancara tanggal 17 April 2013) 62
c) Infrastruktur (Sarana Dan Prasarana) Sarana parasarana pendidikan adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dan penunjang utama dalam proses pendidikan. Sarana dan prasarana
secara umum
dipakai
sebagai alat
atau
penunjang
utama
terselenggaranya proses pendidikan. Sarana prasarana pendidikan terbagi atas 2 macam yaitu sarana prasarana yang habis pakai dan tidak habis pakai. Sarana prasaranana pendidikan yang habis pakai adalah sarana yang akan habis untuk pemakaian jangka pendek dan atau untuk sekali pemakaian, sedangkan yang tidak habis pakai adalah yang dapat dipergunakan berulang kali untuk jangka waktu panjang. Gambaran mengenai Infrastruktur di SMK Negeri 1 Makale, dapat dilihat dari wawancara dengan guru SMK Negeri 1 Makale, Bapak Obed R.Loloallo, S.Pd. Beliau mengatakan bahwa: “Menurut saya, fasilitas di SMK ini sudah cukup memadai walaupun kita sebagai guru masih mengharapkan untuk dilakukan peningkatan secara terus menerus. Salah satu bukti bahwa fasilitas kita sudah baik yaitu banyak sekolah-sekolah lain, ada yang dari Makassar, Palopo, Soppeng, dan lain-lain yang datang studi banding ke sekolah kita dan mereka ratarata kagum dengan fasilitas kita “ (Hasil wawancara tanggal 17 April 2013) Hal senada dikatakan oleh Ibu Sudarmin, S.Pd, berhubungan dengan fasilitas yang terdapat pada SMK Negeri 1 Makale. Beliau mengatakan bahwa: “Peningkatan fasilitas disekolah ini selalu ada peningkatan karena semua kembali pada Sistem manajemen manajemen mutu ISO itu sendiri sehingga ada bagian-bagian yang selalu terpenuhi.” (Hasil wawancara tanggal 17 April 2013). Dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) nomor 63 tentang sarana dan prasarana yang terdapat pada Dokumen Mutu SMK Negeri 1 Makale, telah diatur mengenai tata cara pengelolaan dan pemberdayaan sarana dan prasarana 63
pendididikan. Adapun prosedur tanggung jawab pengelolaan sarana dan prasarana yaitu: a) Tanggung
jawab
dalam
pengelolaan
dan
pemberdayaan
sarana
prasarana pendidikan di sekolah terletak pada WKS 4 b) Tanggung
jawab
dalam
pengelolaan
dan
pemberdayaan
sarana
prasarana umum terletak pada WKS 4 c) Tanggung Jawab dalam pengelolaan dan pemberdayaan sarana dan prasarana pendidikan secara teknis terletak pada WKS 4, Kapro, dan KTU Kemudian selanjutnya dalam bentuk pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang tidak habis pakai ditetapkan prosedur yaitu : 1. WKS 4 bersama Kapro menyusun Rencana Kebutuhan Tahunan Sarana Prasarana. Rencana kebutuhan dibuat atas usulan wari WKS, Kapro setiap awal tahun pelajaran 2. WKS 4 mengajukan Rencana Kebutuhan Tahunan Sarana Prasarana kepada Kepala sekolah 3. WKS 4 menyusun rencana pengembangan sarana prasarana pendidikan untuk barang-barang yang tidak habis pakai, setiap awal tahun pelajaran atas usulan WKS/Kapro/KTU 4. WKS atau Kapro yang membutuhkan sarana prasarana diluar rencana kebutuhan tahunan dapat mengajukan permintaan sarana prasarana dengan mengisi formulir F/63/WKS/3 tentang Permintaan Sarana Unit Kerja, kepada WKS 4. 5. Pengadaan bahan dan material praktek bengkel diatur dan dikelolah oleh WKS dan Kapro 64
Adapun prosedur yang juga diatur dalam SOP Nomor 63 tentang Sarana dan Prasarana yang terdapat pada SMK Negeri 1 Makale meliputi: (1) Inventarisasi, Alokasi dan Pemanfaatan,(2) Pengecekan, Perawatan dan Perbaikan, (3) Penghapusan Sarana Prasarana, (4) Kehilangan, (5) Peminjaman dan (6) Penerimaan bantuan sarana dan prasarana dari pemerintah dan institusi lain. d) Lingkungan Kerja Lingkungan Kerja adalah daerah atau ruangan dimana segala aktifitas KBM atau ruang penunjang proses pendidikan dilaksanakan. Lingkungan kerja terbagi atas lingkungan dalam ruang dan lingkungan di luar ruang. Dalam klausul 6.4 Pedoman Mutu SMK Negeri 1 Makale mengenai Lingkungan kerja, dikatakan bahwa sekolah mengidentifikasi dan mengelola lingkungan kerja mengenai aspek yang berpengaruh terhadap faktor manusia dan fisik agar memenuhi syarat-syarat untuk kegiatan belajar mengajar sesuai dengan Pedoman penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional tahun 2010 Bab.IV tentang Kultur Sekolah Poin A (lingkungan sekolah). Adapun bunyi dari poin tersebut bahwa: “Mengembangkan lingkungan sekolah yang bersih, tertib, indah, rindang, aman, bebas asap rokok dan narkoba, bebas budaya kekerasan, berbudaya dan akhlak mulia” Gambaran mengenai lingkungan kerja pada SMK Negeri 1 Makale, dapat dilihat dari pendapat dari WKS 3 Bagian Kesiswaan, Bapak Drs. Alexander Tarampak. Beliau mengatakan bahwa: “Saya pikir lingkungan kerja sudah bagus tapi bukan berarti kalau sudah bagus dan mendukung begini kita diam, pokoknya kita berupaya meningkatkan. Itulah salah satu nilai tambah dari SMM ISO, karena apa yang kita anggap sudah baik harus ada tindak lanjut, upaya yang lebih baik atau perbaikan berkelanjutan. Itulah prinsip dari ISO” (Hasil wawancara tanggal15 April 2013) 65
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa SMK Negeri 1 Makale selalu melakukan perbaikan-perbaikan secara bertahap demi mencapai lingkungan kerja yang diidamkan bersama. Adapun
prosedur
dalam
merawat,
mengecek
dan
memperbaiki
lingkungan kerja yang ada di SMK Negeri 1 Makale sesuai dalam SOP Nomor 64 tentang Lingkungan Kerja: 1. Perawatan, pengecekan dan perbaikan lingkungan kerja dilakukan oleh WKS 4 2. Bila terjadi ketidaksesuaian atau kerusakan di lingkungan kerja WKS, atau KBM maka WKS atau Kapro melaporkan kepada WKS 4, dengan memakai Nota SMM 3. WKS 4 Menerima laporan dari WKS atau KTU dan mencatat kejadiannya, selanjutnya melaporkan kerusakan terjadi kepada KS untuk ditindaklanjuti Berdasarkan observasi penulis selama melakukan penelitian di SMK Negeri 1, SMK Negeri 1 Makale relatif bersih dan terawatt , sampah-sampah tidak ada berserakan, Ruangan kelas
juga bersih,
namun bengkel dan
laboratorium masih ada yang belum terlalu bersih. Lokasi lingkungan sekolah sendiri sangat rindang karena banyak pohon-pohon di sekitar lokasi sekolah. Menyangkut masalah ketertiban juga sudah memadai. Namun Menyangkut bebas asap rokok, berdasarkan observasi penulis, masih jauh dari harapan karena masih banyak guru dan pegawai sekolah yang merokok di lokasi sekolah dan sekolah belum sepenuhnya steril dari asap rokok.
66
e) Realisasi Hasil Proses Pendidikan Dalam Bab 7 Pedoman Mutu SMK Negeri 1 Makale tentang realisasi hasil proses pendidikan, sekolah merencanakan dan mengembangkan proses pendidikan yang mengacu pada visi, misi, kurikulum, kebijakan pemerintah, kebijakan sekolah, dan mempertimbangkan hal-hal lain yang diperlukan untuk dapat meningkatkan kualitas tamatan atau lulusan dari SMK Negeri 1 Makale. Indikator dari Realisasi haril Proses Pendidikan adalah Pengembagan Kurikulum, Pembelian, Kegiatan Belajar Mengajar, dan Pengendalian Sarana Pemantauan dan Pengukuran
Pengembangan Kurikulum Kurikulum adalah elemen strategis dalam sebuah layanan program
pendidikan. Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum didefenisikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam Pedoman Mutu SMK Negeri 1 Makale pada klausul 7.3. tentang Pengembangan kurikulum dikatakan bahwa sekolah mengelola bidang temu antara kelompok berbeda terkait dengan pengembangan kurikulum untuk memastikan komunikasi efektif dan kejelasan penugasan tanggung jawab. Sekolah lalu memastikan penerapan kurikulum 2004 dan KTSP setelah melalui tahapan-tahapan yang
telah ditetapkan dalam
prosedur pengembangan
kurikulum. Keluaran atau output perencanaan harus dimutakhirkan, agar sesuai dengan perkembangan kurikulum berlaku.
67
Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah 1 bagian kurikulum, Bapak Nasrullah Sa’pangallo, Beliau menyatakan bahwa: “Untuk sampai sekarang kami masih menerapkan KTSP, sebenarnya mulai tahun 2013 ini, ada perubahan kurikulum untuk kurikulum 2013. Cuma dari pemerintah itu hanya menetapkan sekitar 200 sekolah sasaran dan sekarang ini kami belum masuk sehingga kurikulum yang kami terapkan sekarang masih kurikulum KTSP” (Hasil wawancara tanggal 17 Juli 2013) Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa: “SMK Negeri 1 menggunakan kurikulum spektrum, kurikulum Spektrum sendiri merupakan induksi dari kurikulum SMK Edisi 2004, Spektrum adalah daftar kompetensi yang harus diajarkan di SMK, lengkap dengan durasi-durasi jam setiap kali pertemuan. Spetrum itu mulai berlaku tahun 2008 dan itu sampai sekarang kami gunakan” (Hasil wawancara tanggal 17 Juli 2013) Verifikasi Pengembangan kurikulum juga dilakukan oleh SMK Negeri 1 Makale. Verifikasi pengembangan kurikulum sesuai dalam klausul 7.3.5 Pedoman Mutu sekolah, dilakukan dengan metode komparasi pada hasil analisa kurikulum dengan beberapa komponen masukan yaitu, tinjauan pengembangan kurikulum yang lalu, kurikulum dari pemerintah, dan masukan dari stakeholders atau industri. Gambaran dari verifikasi pengembangan kurikulum dapat dilihat dari pernyataan dari WKS 1 Bagian Kurikulum, Bapak Nasrullah Sa’pangallo,S.Pd. beliau menyatakan bahwa: “kurikulum yang kita terapkan itu terdiri dari standar kompetensikompetensi dasar dan juga dimasukkan di RPP Silabus, dibutuhkan oleh guru. saya kira dalam hal pengembangan ini yang kita lakukan diawal semester itu adalah mengumpulkan guru-guru untuk menata dan menyusun kembali Silabus yang akan dipergunakan untuk 1 tahun berikutnya.” (Hasil wawancara 17 Juli 2013) Lebih lanjut beliau memaparkan gambaran mengenai masukan dari stakeholders atau industri dalam pengembangan kurikulum bahwa : 68
“Kendala dari pengembangan kurikulum itu ada keterlibatan industri dalam menyusun kurikulum, kesulitan kami adalah agak sulit menghadirkan orang-orang industri untuk duduk bersama-sama merumuskan itu, jadi selama ini yang kami lakukan hanya disusun oleh tim pengembangan di sekolah kemudian kami validasi, tanda tangan pengesahan dari industri” (Hasil wawancara 17 Juli 2013) Dari Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum SMK Negeri 1 Makale telah sesuai dengan Pedoman Mutu Klausul 7.3 telah berjalan baik namun tidak terlepas dari kendala dalam memenuhi seluruh kriteria dalam klausul tersebut, salah satu kriteria yang masih menjadi kendala yaitu dalam memperoleh masukan dari industri masih sulit karena
tidak ada
partisipasi industri sebagai stakeholders dalam penyusunan kurikulum.
Pembelian Dalam Pedoman Mutu SMK Negeri 1 Makale, Klausul 7.4 tentang
Pembelian. Diatur bagaimana pembelian yang ada pada sekolah. Prosedur ini diatur lebih rinci dalam SOP Nomor 74 Dokumen Mutu Sekolah tentang pembelian. Adapun Prosedurnya : 1. Persyaratan Pembelian a. Yang berwenang melakukan pembelian adalah WKS 4 untuk barang dan jasa yang dibutuhkan oleh umum dan Kapro untuk barang dan jasa yang dibutuhkan oleh jurusan masing-masing b. Sebelum tahun sekolah dimulai WKS 4 dan setiap kapro menyusun daftar barang dan jasa yang dibutuhkan untuk tahun sekolah yang akan dating dan dilengkapi dengan Spesifikasi, Jumlah, Harga Pasti atau harga perkiraan dan pemasoknya
69
c. QMR melakukan tinjauan atas daftar barang atau jasa yang akan dibeli
sehubungan
dengan
pengaruhnya
terhadap
mutu
jasa
pendidikan yang dihasilkan oleh sekolah d. Berdasarkan hasil tinjauan QMR, Kepala Sekolah memberikan persetujuan atas daftar barang atau jasa yang akan dibeli, apabila memang benar-benar sesuai dengan kebutuhan. e. Kepala sekolah menyerahkan dana yang diperlukan untuk membeli barang dan jasa yang dibutuhkan kepada WKS 4 dan para Kapro melalui bendahara sekolah. Besarnya dana
yang diserahkan
tergantung ketersediaan dana dan skala prioritas tahun sekolah terkait 2. Proses Pembelian a. Dalam proses pembelian, Kepala Sekolah harus membuat Daftar Pemasok yang dilengkapi dengan hasil penilaian atas kemampuan memasok barang dan jasa yang sesuai dengan yang dibutuhkan sekolah. Daftar pemasok ini harus diperbaharui setiap dua tahun sehubungan penilaian ulang. Gambaran pelaksanaan pembelian pada SMK Negeri 1 Makale dapat diketahui dari wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah 4 bagian Sarana dan Prasarana. Bapak YB Mangesa, S.Pd. Beliau mengatakan bahwa: “… saya pikir proses pembelian yang sudah berjalan sesuai format namun kadang tidak sesuai dengan prosedur yang telah ada, jalur urusan pembelian kadang tidak mengacu pada aturan yang ada. Saya kurang mengerti apa penyebabnya, namun kita telah mengupayakan untuk memperbaiki kedepannya supaya sesuai dengan harapan.” (Hasil wawancara tanggal 18 juli 2013) 70
Hal senada juga dikatakan oleh seorang guru SMK Negeri 1. Beliau mengatakan bahwa: “…masalah pembelian masih belum berjalan maksimal karena kadang pembelian itu tidak sesuai dengan prosedur yang ada, juga kadang menurut saya tidak sesuai dengan skala prioritas” (Hasil wawancara tanggal 18 Juli 2013) Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Pembelian yang ada pada SMK Negeri 1 Makale, belum berjalan secara maksimal. Hal ini dikarena karena prosedur-prosedur yang telah ditetapkan pada Pelaksanaan Pembelian, kadang tidak dilaksanakan sesuai dengan yang telah diatur.
Proses Pendidikan dan Kegiatan Belajar Mengajar Dalam klausul 7.5 Pedoman Mutu tentang Proses Pendidikan dan
Kegiatan Belajar Mengajar yang terdapat pada SMK Negeri 1 Makale, terdapat beberapa poin-poin yang di atur. Yaitu 1. Pengendalian Kegiatan Belajar Mengajar (dalam klausul 7.5.1), 2. Pembenaran Proses Pendidikan (dalam klausul 7.5.2), 3. Identifikasi dan Kemampuan telusur (dalam klausul 7.5.3), 4. Kepemilikan siswa (dalam klausul 7.5.4), dan Pendampingan dan perlindungan Siswa (dalam klausul 7.5.5) Gambaran mengenai kondisi belajar mengajar pada SMK Negeri 1 Makale dapat dilihat dari pernyataan dari WKS 1 Bidang Kurikulum, Bapak Nasrullah Sa’pangallo, S.Pd, Beliau mengatakan bahwa: “Gambaran Kegiatan Belajar mengajar kami disini mengerjakan secara administrasi, ada kontrol. jadi dalam pengaturan KBM, kami sudah menggunakan sistem elektronik jadi pergantian jam itu dikontrol dan pemantauan apakah proses berjalan pada tiap-tiap kelas ada absen kami buat untuk mengontrol. Setiap pergantian jam, ada guru piket yang keliling untuk memastikan di setiap-setiap kelas ada guru sementara mengajar.” (Hasil wawancara tanggal 17 juli 2013)
71
Sedangkan gambaran mengenai pendampingan dan perlindungan siswa dapat dilihat dari pernyataan WKS 3 Bidang Kesiswaan, Bapak Alexander Tarampak, S.Pd. Beliau mengatakan bahwa: “Bentuk perlindungan kita itu adalah kewajiban sekolah. Yang kita lakukan disini pertama Asuransi. Jadi kita bekerja sama dengan asuransi. Sejak masuk sebagai siswa baru, sudah langsung semua siswa kita asuransikan termasuk juga anak-anak yang keluar prakerin, termasuk gurunya kita juga asuransikan.” (Hasil wawancara tanggal 15 April 2013) Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa: “Bentuk perlindungan didalam sistem manajemen mutu ISO bukan hanya dalam bentuk asuransi termasuk disini pendampingan, mencarikan beasiswa, juga pendampingan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Itu semua bentuk perlindungan” (Hasil wawancara tanggal 15 April 2013) Didalam Dokumen Mutu sendiri pada SOP 755 pasal 5.2 tentang Pendampingan dan Perlindungan Siswa. yang berlaku di SMK Negeri 1 Makale, dijelaskan
bahwa:
pendampingan
terhadap
siswa
dilaksanakan
dengan
pembinaan berupa pelayanan BP-BK, kegiatan kesiswaan yang meliputi: OSIS, Latihan Dasar Kepemimpinan, Widyatamandala, ekstrakurikuler. Dan bentuk pendampingan lainnya yang direkomendasikan oleh Kepala Sekolah. Kemudian Perlindungan terhadap seluruh siswa dilaksanakan dengan mengikutsertakan siswa pada asuransi kecelakaan. Gambaran mengenai Asuransi yang terdapat disekolah, dijelaskan oleh WKS 3 Kesiswaan, sebagai berikut: “Asuransinya itu kita kerjasama dengan Perusahaan Asuransi Bumi Putera, selama berapa tahun kita kerjasama, preminya itu dibayar pertahun sebesar Rp.5000 (lima ribu rupiah) per tahun. Khusus yang kami asuransikan itu asuransi kecelakaan”. (Hasil Wawancara tanggal 15 april 2013)
72
Pengendalian Sarana Pemantauan dan Pengukuran Untuk memantau ketecapaian ketercapaian dari Realisasi hasil proses
pendidikan maka sekolah menetapkan cara untuk memantau dan mengukur keberhasilan KBM (terdapat dalam Klausul 7.6) dengan cara memperhatikan kebijakan pemerintah dan internal sekolah. Sarana pemantau dan pengukur yang diperlukan untuk memberikan bukti kesesuaian proses pendidikan dengan persyaratan yang ditetapkan. Adapun gambaran mengenai pemantauan keberhasilan KBM pada SMK Negeri 1 Makale dapat dilihat dari wawancara dengan WKS 1 Bagian kurikulum. Bapak Nasrullah Sa’pangallo, S.Pd. Beliau mengatakan bahwa: “Efektif tidaknya proses ini ada beberapa proses pemantauan yang dilakukan yang pertama adalah daftar hadir, baik itu yang menggunakan sidik jari maupun tanda tangan itu yang kami pantau, yang kedua adalah melakukan pemantauan setiap pergantian jam, yang ketiga memantau jurnal, karena didalam kelas itu kita siapkan jurnal, karena didalam kelas itu kita siapkan jurnal mengajar guru yang harus ditandatangani, selanjutnya setiap hari sabtu, oleh bapak Kepala sekolah mengambil semua jurnal itu untuk diperiksa jadi dari situlah nanti menjadi dasar bagi kami untuk menyusun perbaikan, dst.” (Hasil wawancara tanggal 17 Juli 2013) Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian dan pemantauan sarana belajar, telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan klausul yang dipersyaratkan.
3. Tahap Pemeriksaan (Check) a) Audit Internal Sesuai dengan Klausul 8.2.2 dalam Pedoman Mutu, tentang Audit Internal dikatakan bahwa sekolah menetapkan pelaksanaan audit intenel dalam selang waktu tertentu dan menetapkan tata cara audit internal.
73
Hasil wawancara dengan QMR SMK Negeri 1 Makale, Bapak Nasrullah Sa’pangallo, S.Pd. beliau menaparkan: Salah satu prinsip ISO adalah perbaikan berkelanjutan jadi setiap tahun itu kami melakukan audit internal untuk memastikan apakah semua kebijakan mutu dalam sistem itu berjalan atau tidak, hal-hal yang belum berjalan itu dibuatkan koreksinya kemudian tindakan-tindakan (Hasil wawancara tanggal 12 april 2013)
Pelaksanaan audit internal bertujuan untuk menilai apakah pelaksanaan ISO 9001:2008 telah dilaksanakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan dan yang lebih penting lagi adalah untuk menilai apakah ISO 9001:2008 telah berjalan secara efektif. Audit internal pada SMK Negeri 1 Makale dilaksanakan 1 kali dalam setahun biasanya pada bulan September. Sejak diterapkannya ISO 9001:2008 pada SMK Negeri 1 Makale, telah dilaksanakan 3 kali Audit Internal. Adapun tujuan dari pelaksanaa audit internal adalah: a. Melihat kekurangan sistem manajemen mutu b. Mengevaluasi kekurangan untuk tindakan koreksi c. Menilai kesiapan untuk audit eksternal (audit surveilance) d. Mendorong pemeliharaan dan perbaikan dari pelaksanaan sistem manajeme mutu e. Hasil audit internal sebagai masukan buat tinjauan manajemen Dalam Audit internal dimulai dari Perencanaan, kemudian Kesiapan audit internal, Kemudian pelaksanaan.Tahap-tahap pelaksanan audit internal pada SMK Negeri 1 Makale ialah: a. QMR menetapkan waktu yang disetujui bersama auditee (yang diaudit)
74
b. Auditor berkoordinasi dengan WKS, Kapro, dan KTU sebelum pelaksanaan audit c. Hasil audit internal ditulis dalam form audit untuk pelaporan rekaman a.
Bila
hasil
audit
internal
menunjukkan
adanya
KTS
(Ketidaksesuaian), WKS, Kapro, dan KTU harus menentukan penyebab KTS, melakukan tindakan koreksi dan korektif dalam batas waktu yang disetuju auditor. Ketidaksesuaian (KTS) pada SMK Negeri 1 terbagi atas 3 macam, yaitu: KTS Mayor, KTS Minor, dan KTS Observasi. Ketidaksesuaian Mayor adalah ketidaksesuaian yang
berpotensi menimbulkan dampak serius terhadap
pencapaian mutu dan efektifitas sistem mutu, ketidaksesuaian Minor adalah ketidaksesuaian yang tidak mempunyai dampak yang serius terhadap mutu atau sistem mutu dan juga dapat diartikan sebagai ketidaksesuaian pada dokumen seperti prosedur atau instruksi kerja terhadap pelaksanaan yang sebenarnya atau terhadap persyaratan standar yang ada. Sedangkan Ketidaksesuaian Observasi adalah ketidaksesuaian yang diharapkan itu bagus kalau itu ada, tetapi tidak masalah bila itu tidak terlaksanakan, jadi ketidaksesuaian observasi hanya semacam saran saja untuk perbaikan kedepannya. Gambaran mengenai hasil audit internal sistem manajemen mutu dapat dilihat pada tabel pada halaman selanjutnya.
75
Tabel 7. Laporan Ketidaksesuaian (KTS) Hasil Audit Internal SMM ISO 9001:2008 Pada SMK Negeri 1 Makale Tahun 2012 No.
Unit Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total
KS WKS 1 WKS 2 WKS 3 WKS 4 KTU KBKB KBKE KBKO KBKI KBKM Perpustakaan QMS
Jumlah Ketidaksesuaian (KTS) KTS Observasi KTS Minor KTS Mayor 3 Temuan 4 Temuan 2 Temuan 2 Temuan 4 Temuan 3 Temuan 1 Temuan 2 Temuan 1 Temuan 3 Temuan 1 Temuan 2 Temuan 5 Temuan 1 Temuan 3 Temuan 1 Temuan 32 Temuan 6 Temuan (Sumber: Data Sekunder SMK Negeri 1 Makale 2012)
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa masih ada sejumlah ketidaksesuaian yang ditemukan saat audit internal ketiga. Namun SMK Negeri 1 Makale terus berupaya memperbaiki keefektifan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 seperti yang dikemukakan oleh QMR SMK Negeri 1 Makale, Bapak Nasrullah Sa’pangallo, S.Pd. Beliau mengatakan: “Tetap ada peningkatan berkelanjutan, apapun yang ditemukan dalam audit, dipastikan tidak akan terulang lagi, karena itu sudah ada tindakan korektif, dan tindakan preventifnya.” (Hasil wawancara tanggal 12 April 2013) 4. Tahap Tindakan (Act) a) Rapat Tinjauan Manajemen Setelah
pelaksanaan
Audit
Internal
dilaksanakan,
manajemen
menyelenggakan rapat tinjauan manajemen, dimana pelaksanaannya mengacu pada prosedur rapat tinjauan manajemen dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) Nomor 56 Dokumen Mutu SMK Negeri 1 Makale. Dalam prosedur 76
tersebut diatur bahwa rapat tinjauan manajemen harus dilaksanakan paling sedikit 1 kali dalam setahun. Rapat yang dipimpin oleh Kepala Sekolah atau personil yang ditunjuk harus dihadiri oleh staf pimpinan, Tim ISO, Auditor, dan Auditee dan Personil lain yang ditunjuk. Adapun agenda rapat tersebut memuat tinjauan-tinjauan atau evaluasi menyangkut: 1. Hasil Audit sejak rapat terakhir 2. Tindakan koreksi sejak rapat terakhir 3. Tindak lanjut dari Tinjauan Manajemen terakhir 4. Umpan balik pelanggan/stakeholders 5. Tindakan pencegahan dan tindakan koreksi 6. Masalah mutu lainnya 7. Kinerja proses dan kesesuaian pencapaiannya 8. Perubahan-perubahan atau usul untuk memperbaiki sistem 9. Penetapan sasaran mutu dan peningkatan produktifitas/efisiensi kerja Keluaran dari Rapat tinjauan manajemen merupakan dasar penyusunan program dan pelaksanaan sistem manajemen mutu yang akan datang yang meliputi : 1. Perubahan pada keefektifan sistem manajemen mutu dan prosesprosesnya 2. Perbaikan pada produk berkaitan dengan persyaratan pelanggan 3. Sumber daya yang diperlukan
77
IV. 3 Pembahasan Salah satu tujuan dalam pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 yaitu peningkatan berkelanjutan (Vincent Gazpersz 2012:21).seperti dalam Bab 8 Pedoman Mutu SMK Negeri 1 Makale tentang Pengukuran,Analisis Dan
Perbaikan,
yang
menyatakan
bahwa
sekolah
merencanakan
dan
menetapkan proses-proses pemantauan,pengukuran,analisis dan perbaikan yang diperlukan untuk menunjukkan kesesuaian persyaratan pelanggan (stakeholders), memastikan kesesuaian sistem manajemen,dan memperbaiki keefektifan sistem manajemen mutu secara terus menerus. Dalam Pelaksanaan Aplikasi Motodologi peningkatan terus menerus PDCA (Plan-Do-Check-Act) dalam model Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 pada SMK Negeri 1 Makale dapat dilihat pada gambar 3. Untuk lebih jelasnya penulis akan memaparkan hubungan antara teori PDCA dengan fakta pelaksanaannya di lapangan.
78
Tabel 8. Pelaksanaan prinsip peningkatan Berkelanjutan (PDCA) dalam Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001 Menurut Gaspersz (2012)
A. PERENCANAAN (PLAN) PERSYARATAN NO
DALAM
ISO PELAKSANAAN
9001:2008
SMK
NEGERI
1
MAKALE Sekolah
1
DI
Penekanan pada Kebutuhan untuk peningkatan terus-menerus
telah
mendokumentasikan,
menetapkan, menerapkan,
dan
memelihara Sistem Manajemen Mutu sesuai dengan persyaratan ISO 9001 : 2008 yang di rumuskan dalam Pedoman Mutu dan terus menerus memperbaikinya. 2
Manajemen
Organisasi Sekolah telah menetapkan Sasaran Mutu
menetapkan tujuan-tujuan kualitas sekolah yang tiap tahunnya ditinjau ulang pada fungsi Dan tingkatan (level) sesuai dengan tingkat relevan dalam sekolah yang relevan dengan organisasi 3
Menetapkan sumber daya yang Sekolah telah membentuk Tim ISO yang diperlukan untuk menerapkan dan terdiri dari personil-personil yang dianggap mempertahankan manajemen
sistem kompeten mutu
dalam
menjalankan
Sistem
serta Manajemen Mutu
meningkatkan keefektifannya 4
Menetapkan
Kompetensi, Sekolah telah menetapkan personil-personil
Pelatihan, dan kesadaran dari yang
telah mengikuti pelatihan-pelatihan
SDM
berhubungan
yang
diadakan
sekolah
dengan serta
ISO
yang
memberikan
kesempatan kepada setiap staff guru untuk mengembangkan kemampuannya
79
PERSYARATAN NO
5
DALAM
9001:2008 Menetapkan
ISO PELAKSANAAN
DI
SMK
NEGERI
1
MAKALE Infrastruktur
diperlukan
yang Sekolah telah menetapkan infrastruktur yang telah
sesuai
dengan
cara,
selalu
mengembangkan sarana dan prasarana di sekolah agar sesuai dengan kebutuhan pelanggan
seperti
sarana
laboratorium,
penambahan ruang belajar, alat-alat praktik, toilet, dll.
6
Menetapkan
lingkungan
kerja Sekolah memiliki lingkungan kerja yang telah
yang diperlukanuntuk mencapai memenuhi standar, lingkungan kerja yang kesesuaian terhadap persyaratan asri, sejuk, nyamaan serta jauh dari pusat produk
7
keramaian.
Mengidentifikasi persyaratan diperlukan manajemen
persyatan- Sekolah telah memiliki rumusan kebijakan
dokumentasi dalam
yang mutu yaitu SENYUM SEHAT dan sasaran sistem mutu. SMK memiliki pedoman mutu dan telah memenuhi prosedur dan rekaman terdokumentasi yang diminta oleh standar internasional
80
B. LAKSANAKAN (DO) PERSYARATAN NO
1.
DALAM
9001:2008 Menyediakan manusia
ISO PELAKSANAAN
DI
SMK
NEGERI
1
MAKALE sumber yang
daya Sekolah selalu mendukung dan menfasilitasi memiliki upaya-upaya
kompetensi
peningkatan
SDM
seperti
memberikan kesempatan kepada guru dan personil-personil untuk mengikuti program pendidikan dan pelatihan conthnya pelatihan e-learning,
pembentukan
MGMP
(Musyawarah Guru Mata Pelajaran), dll 2
Memberikan
Infrastruktur
dibutuhkan
untuk
yang Sekolah telah memiliki infrastruktur yang
mencapai sangat menunjang persyaratan baik itu
kesesuaian terhadap persyaratan sarana maupun prasarana sekolah. produk 3
Mengelolah lingkungan kerja yang Telah diperlukan
untuk
ada
mencapai mengenai
prosedur lingkungan
yang kerja
mengatur meliputi
kesesuaian terhadap peryaratan perawatan lingkungan kerja, pengecekan produk
dan perbaikan lingkungan kerja.
81
B. LAKSANAKAN (DO) PERSYARATAN NO
4
DALAM
ISO PELAKSANAAN
9001:2008 Melaksanakan
DI
SMK
NEGERI
1
MAKALE realisasi
produk
yang meliputi:
Melaksanakan
realisasi
produk
yang
dalam
SMK
meliputi:
Pengembangan Produk
Proses pembelian
Negeri 1 Makale melalui pengembangan
Pelayanan dalam kondisi
kurikulum.
terkendali
dilakukan dengan cara komparasi antara
Pengendalian pemantauan
kurikulum dari pemerintah dan masukan
dan peralatan pengukuran
dari dunia industri
Pengembangan
produk
Pengembangan
kurikulum
Pembelian pada SMK Negeri 1 Makale mengacu
pada
ditetapkan
prosedur
namun
yang
proses
telah
pembelian
belum maksimal karena personil-personil yang
menjalankan
masih
sering
mengindahkan prosedur yang ditetapkan sebelumnya Sekolah
telah
mengatur
proses
pendidikan dan kegiatan belajar mengajar dengan cara e-learning, dan mengontrol proses belajar mengajar melalui guru piket
yang
selalu
mengecek
proses
Belajar mengajar di setiap kelas Bentuk pendampingan proses pendidikan adalah dengan mengasuransikan seluruh siswa,
mencarikan
beasiswa
dan
pendampingan kegiatan ekstrakurikuler. Pemantauan daftar hadir dan absensi menggunakan
sidik
jari,
pemantauan
jurnal kelas yang setiap akhir pekan diperiksa oleh kepala sekolah. 82
C. PEMERIKSAAN (CHECK) PERSYARATAN NO
1
DALAM
ISO PELAKSANAAN
9001:2008
DI
SMK
NEGERI
1
MAKALE
Pemantauan
dan
pengukuran
produk
Bentuk pemantauan dan pengukuran produk / hasil pendidikan adalah dengan evaluasi Kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari 1. Tes formatif contohnya kuis, dan ulangan harian dan ujian kompetensi dasar. 2.Tes sumatif seperti ulangan semester dan ujian kenaikan kelas dan 3. Ujian akhir sekolah
2
Mengevaluasi status kesesuaian
Sekolah
dan
mengenai
mengendalikan
produk
yang
tidak
produkmemenuhi
telah
menetapkan
pengendalian
prosedur
ketidaksesuaian
dan pelanggaran tata tertib siswa
persyaratan
3
Melakukan analisis data yang
Sekolah telah melakukan analisis data yang
berkaitan
kepuasan
berdasarkan pada daya serap dan daya
pelanggan, kesesuaian terhadap
capai siswa, harapan stakeholders, lager
persyaratan
kenaikan kelas, lager kelulusan, dan data
dengan produk,
kinerja
proses dan produk, serta kinerja
nilai.
pemasok 4
Mengidentifikasi
penyebab
Sekolah
telah
mengidentifikasi
ketidaksesuaian dan mengambil
ketidaksesuaian dan mengambil tindakan
tindakan korektif dan tindakan
korektif dan preventif dengan cara sekolah
pencegahan
mencatat setiap keluhan dan masukan, melakukan penyelidikan untuk menemukan penyebab
ketidaksesuaian,
kemudian
mengadakan rapat-rapat koordinasi.
83
C. PEMERIKSAAN (CHECK) PERSYARATAN NO 5
DALAM
ISO PELAKSANAAN
9001:2008
DI
SMK
NEGERI
1
MAKALE
Mengendalikan
dokumen- Telah
dibuat
tata
cara
pengendalian
dokumen yang diperlukan untuk dokumen-dokumen yang berkaitan dengan efektivitas
Sistem
Manajemen Sistem manajemen mutu yang terdiri dari
Kualitas
tata cara meninjau, merevisi, dan menyetujui dokumen.
6
Mengendalikan atau
catatan-catatan
rekaman-rekaman
berkaitan
dengan
yang Sistem
Manajemen kualitas
Sekolah
telah
menetapkan
prosedur-
prosedur pengendalian rekaman yang berisi tata
cara
penyimpanan
perlindungan,
rekaman,
rekaman,pengambilan
rekaman,penyimpan dokumen, dan pembuangan dokumen D. TINDAKAN (ACT) Melakukan 1
peninjauan
sistem manajemen mutu pada melalui rapat tinjauan manajemen yang interval waktu yang tepat Mengidentifikasi
2
ulang Sekolah telah melakukan peninjauan ulang dilaksanakan setelah audit internal.
area-area Sekolah
melaksanakan
perbaikan atau peningkatan terus peningkatan menerus
perbaikan
berkelanjutan.
Hal
dan ini
dibicarakan dalam rapat tinjauan manajemen dan evaluasi bulanan.
Melakukan 3
korektif
untuk
tindakan-tindakan Sekolah
melaksanakan
koreksi
menghilangkan sesuai dengan prosedur yang ada. Tindakan
penyebab-penyebab
koreksi ini, merupakan salah satu agenda
ketidaksesuaian itu
dalam rapat tinjauan manajemen.
Melaksanakan tindakan-tindakan Bentuk 4
tindakan
pencegahan menghilangkan
pencegahan
untuk ketidaksesuaian dalam sistem manajemen potensial mutu
ketidaksesuaian sehingga terjadi internal ketidaksesuaian
tindakan
yaitu dan
dengan tinjauan
dilaksanakan
audit
manajemen
yang
dilaksanakan sekali dalam setahun.
84
Untuk
mengetahui
sejauh
mana
efektifitas
pelaksanaan
sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 pada SMK Negeri 1 Makale dapat dilakukan dengan membandingkan hasil audit internal sebelumnya dengan hasil audit terbaru. Sejak menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, SMK Negeri 1 Makale telah melaksanakan 3 kali audit internal. Yaitu yang pertama pada tahun 2010, kemudian yang kedua pada tahun 2011, dan terakhir pada tahun 2012. Berikut ini tabel hasil audit internal ke-1 dari SMK Negeri 1 Makale. Audit Internal sendiri dilaksanakan pada tanggal 20-21 September 2010. Tabel 9. Laporan Ketidaksesuaian (KTS) Hasil Audit Internal Ke-1 SMM ISO 9001:2008
No.
Unit Kerja
Jumlah Ketidaksesuaian (KTS) KTS Observasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KS WKS 1 WKS 2 WKS 3 WKS 4 KTU KBK Bangunan KBK Elektro KBK Otomotif KBK Informatika KBK Mesin Perpustakaan QMS Total
KTS Minor
KTS Mayor
4 Temuan 7 Temuan 2 Temuan 3 Temuan 7 Temuan 6 Temuan 1 Temuan 3 Temuan 4 Temuan 4 Temuan 6 Temuan 3 Temuan 3 Temuan 1 Temuan 1 Temuan 7 Temuan 58 Temuan 4 Temuan (Sumber : Data Sekunder SMK Negeri 1 Makale 2010)
Dari hasil laporan ketidaksesuaian (KTS) diatas, ditemukan tidak ada (0) ketidaksesuaian (KTS) Mayor, 4 temuan ketidaksesuaian (KTS) Minor, dan 58 temuan ketidaksesuaian (KTS) Observasi.
85
Sedangkan pada Audit Internal ke-2 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 yang dilaksanakan pada tanggal 19-20 september 2011 ditemukan ketidaksesuaian, seperti pada tabel di berikut ini: Tabel 10. Laporan Ketidaksesuaian (KTS) Hasil Audit Internal Ke-2 SMM ISO 9001:2008 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Jumlah Ketidaksesuaian (KTS) KTS Observasi KTS Minor KTS Mayor KS 3 Temuan WKS 1 5 Temuan WKS 2 2 Temuan WKS 3 4 Temuan WKS 4 4 Temuan KTU 1 Temuan 3 Temuan KBK Bangunan 2 Temuan KBK Elektro 5 Temuan KBK Otomotif 3 Temuan 2 Temuan KBK Informatika 5 Temuan KBK Mesin 6 Temuan Perpustakaan 3 Temuan QMS 4 Temuan Total 47 Temuan 5 Temuan (Sumber : Data Sekunder SMK Negeri 1 Makale 2011) Unit Kerja
Dari hasil laporan ketidaksesuaian (KTS) diatas, ditemukan tidak ada ketidaksesuaian (KTS) Mayor, 5 temuan ketidaksesuaian (KTS) Minor, dan 47 temuan ketidaksesuaian (KTS) Observasi. Kemudian pada rapat audit internal terakhir yang dilaksanakan pada tanggal 26-28 November 2012, ditemukan ketidaksesuaian (KTS) seperti pada table berikut ini:
86
Tabel 11. Laporan Ketidaksesuaian (KTS) Hasil Audit Internal Ke-3 SMM ISO 9001:2008 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Unit Kerja KS WKS 1 WKS 2 WKS 3 WKS 4 KTU KBK Bangunan KBK Elektro KBK Otomotif KBK Informatika KBK Mesin Perpustakaan QMS Total
Jumlah Ketidaksesuaian (KTS) KTS Observasi 3 Temuan 4 Temuan 2 Temuan 2 Temuan 4 Temuan 3 Temuan 2 Temuan 1 Temuan 5 Temuan 1 Temuan 1 Temuan 3 Temuan 1 Temuan
KTS Minor 1 Temuan 3 Temuan 2 Temuan -
-
KTS Mayor
32 Temuan
6 Temuan
-
(Sumber : Data Sekunder SMK Negeri 1 Makale 2012)
Dari hasil laporan ketidaksesuaian (KTS) diatas, ditemukan tidak ada (0) ketidaksesuaian (KTS) Mayor, 6 temuan ketidaksesuaian (KTS) Minor, dan 32 temuan ketidaksesuaian (KTS) Observasi. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam pelaksanaan audit mutu internal terdapat 3 jenis ketidaksesuainya (KTS). Yang pertama adalah ketidaksesuaian (KTS) Minor , ketidaksesuaian minor artinya bahwa bila ada salah satu dari persyaratan ISO 9001:2008 tidak konsisten diterapkan. Yang kedua adalah ketidaksesuaian Mayor artinya bahwa adanya ketidaksesuaian yang berpotensi menimbulkan dampak serius terhadap pencapaian mutu dan efektifitas sistem mutu sehingga dapat membuat sistem yang berhenti secara total. Dan yang ketiga adalah ketidaksesuaian observasi artinya bahwa adanya
87
kecenderungan atau potensi ketidaksesuaian
yang dapat berdampak pada
masa depan Berdasarkan
hasil
pelaporan
audit
mutu
internal kedua
Sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 pada tahun 2011. Ditemukan ketidaksesuaian minor secara keseluruhan sebanyak 5 temuan. Pada unit kerja KTU sebanyak 3 temuan. Ketiga ketidaksesuaian Minor tersebut adalah: 1. Rekaman dan dokumen di unit kerja Tata Usaha tidak teridentifikasi dengan baik (tidak sesuai dengan SOP 423 Mengenai Pengendalian Rekaman). 2. Sasaran mutu pada unit kerja KTU yakni 92% pengadministrasian dikerjakan dengan komputer tidak tidak tercapai karena tidak sebanding dengan jumlah personil yang menguasai Komputer yaitu hanya 3 orang dari 10 orang personil (tidak sesuai dengan Pedoman Mutu Bab 5 tentang Tanggung Jawab Manajemen). 3. Kegiatan pelatihan Komputer bagi anggota KTU tidak teridentifikasi karena tidak adanya catatan dan rekaman pelaksanaannya. (tidak sesuai dengan Pedoman Mutu Bab 6 tentang Pengelolaan Sumber Daya). Sedangkan pada Unit kerja Ketua Program
Studi
Keahlian
Otomotif
(KBK
O),
ditemukan
sebanyak
2
ketidaksesuaian minor yaitu 1. Tidak adanya daftar rekaman dokumen yaitu data pendukung sasaran mutu yaitu rekaman nilai ujian kompetensi (tidak sesuai dengan Pedoman Mutu Bab 4 tentang Sistem Manajemen Mutu). 2. Tidak lengkapnya daftar pemasok ( tidak sesuai dengan Pedoman Mutu Bab 6 tentang Pengelolaan Sumber Daya) Kemudian pada hasil pelaporan Audit
Mutu Internal ketiga Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada tahun 2012. Ditemukan secara keseluruhan, ada 6 temuan ketidaksesuaian minor. Ketidaksesuaian tersebut terdiri dari 1 temuan pada unit kerja KTU yaitu Sasaran mutu tidak tercapai 88
karena ada dokumen yang seharusnya di input kedalam komputer tidak dilaksanaka sehingga analisa ketercapaian sasaran mutu tidak dapat diukur (tidak sesuai dengan Pedoman Mutu Bab 4 tentang Sistem Manajemen Mutu). Kemudian pada unit kerja kerja Ketua Program Studi Keahlian Elektro (KBK E) ditemukan sebanyak 3 ketidaksesuaian minor, yaitu: 1. Barang/alat yang dibeli tidak diverifikasi (tidak sesuai dengan SOP 74 tentang Pembelian). 2. Dokumen belum ditata dengan baik (tidak sesuai dengan Pedoman Mutu Bab 4 tentang Sistem Manajemen Mutu). 3 Beberapa Dokumen tidak dilegalisir (tidak sesuai dengan SOP 423 tentang Pengendalian Dokumen). Terakhir ditemukan ketidaksesuaian minor pada Ketua Program Studi Keahlian Otomotif (KBK O) sebanyak 2 temuan yakni: 1.Tidak adanya uraian tugas dan wewenang pada Unit kerja (tidak sesuai dengan SOP 62 tentang Sumber Daya Manusia). 2 Sasaran mutu pada unit kerja tidak sesuai sesuai dengan sasaran mutu sekolah. (tidak sesuai dengan SOP 423 Mengenai Pengendalian Rekaman) Berdasarkan hasil pelaksanaan audit internal, yang menjadi tolok ukur dalam menilai peningkatan berkelanjutan dari sistem manajemen mutu telah berjalan dengan baik namum belum maksimal karena masih banyak ditemukan ketidaksesuaian (KTS) baik itu KTS observasi maupun KTS Minor. Dari data di atas dapat dilihat ketidaksesuaian (KTS) observasi, setiap tahunnya berkurang, dari 58 temuan, ke 47 temuan, dan terakhir audit internal ditemukan 32 temuan. Namun pada ketidaksesuaian (KTS) Minor, setiap tahunnya Ketidaksesuaian (KTS) bertambah tiap tahunnya,dari yang hanya di temukan 4 KTS pada audit internal pertama tahun 2010, menjadi 5 temuan pada audit kedua tahun 2011, dan pada audit terakhir bertambah jadi 6 temuan pada audit ketiga tahun 2012. Walaupun Ketidaksesuaian minor tidak mempunyai dampak serius terhadap 89
sistem mutu, namun mengindikasikan temuan adanya pelaksanaan yang tidak sesuai dengan prosedur atau instruksi kerja prosedur. Dan itu setiap tahunnya bertambah, artinya bertambah pula ketidakpatuhan personil-personil di SMK Negeri 1 Makale pada sistem manajemen mutu yang telah ditetapkan sebelumnya.
90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V. 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pelaksanaan ISO 9001:2008 pada SMK Negeri 1 Makale, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan International Standar Organization (ISO) 9001:2008 pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Makale
telah berjalan
dengan baik, dimana SMK Negeri 1 Makale telah mendapatkan sertifikasi SMM ISO 9001:2008 dari lembaga sertifikasi mutu internasional, PT. TUV Rheindland sebagai bukti komitmen SMK Negeri 1 Makale terhadap pengembangan mutu. Dengan pelaksanaan SMM ISO 9001 pada SMK Negeri 1 Makale, para personil di sekolah memiliki pedoman dari acuan yang jelas dalam melaksanakan tugasnya karena semua diatur dalam Dokumen Mutu Sekolah. 2. Pelaksanaan International Standards Organization (ISO) 9001:2008 pada Sekolah
Menengah
Kejuruan
(SMK)
Negeri
1
Makale
dengan
menggunakan konsep PDCA (Plan-Do-Check-Act) yang dikembangkan oleh Edward Deming
dan dikondisikan dengan klausul-klausul yang
terdapat dalam standar ISO 9001:2008 (Vincent Gaspersz, 2012), telah berjalan dengan baik. Dimulai dari proses perencanaan (Plan), untuk itu sekolah telah berkomitmen untuk melaksanakan sistem manajemen mutu sesuai
dengan
persyaratan-persyaratan
yang
diminta
oleh
ISO
9001:2008, dimana terdapat klausul-klausul yang mesti dipenuhi, sekolah 91
membentuk tim ISO. Kemudian apa yang telah direncanakan kemudian dilaksanakan (Do),
proses pelaksanaan ini di bawah kontrol seorang
yang menjabat sebagai wakil manajemen mutu. Dalam pelaksanaan ISO ini dituntut pada masing-masing unit kerja membuat program-program pengembangan mutu. Kemudian untuk mengetahui jalan tidaknya suatu program, maka diadakan Audit Mutu Internal setiap setahun sekali. Audit Mutu Internal bertujuan untuk memeriksa
(Check) dan mengevaluasi
kinerja dari masing-masing unit kerja. Setelah proses pemeriksaan selasai maka kemudian diambil tindakan (Act). Tindakan ini dalam bentuk Tindakan Korektif artinya mengoreksi ketidaksesuaian dalam sistem dan Tindakan Preventif artinya mencegah terjadinya ketidaksesuan dalam sistem sehingga kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada saat audit, dihapkan tidak terulang. 3. Hal yang paling utama dalam menyukseskan pelaksanaan ISO di sekolah dan demi mendapatkan manfaat dari pelaksanaan ISO 9001:2008 adalah komitmen dan keseriusan dari seluruh komponen yang terlibat dalam sistem ini. Karena dari penemuan yang saya dapatkan pada pelaksanaan ISO 9001 di SMK Negeri 1 Makale, kebanyakan ketidaksesuaian minor yang sering terjadi pada unit-unit kerja adalah lemahnya pengendalian dokumen dan rekaman. Hal ini cukup krusial mengingat pada prinsipnya pengambilan keputusan dalam pelaksanaan ISO selalu berdasarkan fakta.
92
V. 2 Saran Dari hasil penelitian yang ada dan melihat dari kondisi yang ada, maka penulis dapat mengemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Perlu adanya sosialisasi yang lebih intens dari pihak top management dalam hal ini kepala sekolah dan wakil manajemen mutu kepada semua personil sehingga seluruh personel mengerti apa tujuan dari pelaksanaan ISO, menanamkan manfaat-manfaat dari pelaksanaan ISO 9001:2008 kepada para pegawai dan staff sehingga muncul semangat kerja yang berujung pada komitmen peningkatan terus menerus. 2. Perlu sering diadakan pelatihan-pelatihan yang mendukung pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 kepada personil-personil yang ada pada SMK Negeri 1 Makale. Sehingga meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dari personil dalam menjalankan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. 3. Diharapkan
semangat
dari
personil-personil
sekolah
untuk
tetap
menjalankan dan mematuhi sistem manajemen mutu yang telah dibangun walaupun telah dihapuskannya program RSBI. Karena tujuan utama dari pelaksanaan ISO 9001:2008 adalah peningkatan mutu secara konsisten melalui proses bukan pada hasil akhir yakni mendapatkan sertifikasi .
93
DAFTAR PUSTAKA Buku-buku Rujukan:
Ariani, Dorothea Wahyu. 2003. Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi Kualitatif. Jakarta: Ghalia Indonesia Bayangkara, IBK. 2011. Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi. Jakarta: Penerbit Salemba Raya Gaspersz, Vincent. 2005. ISO 9001:2000 And Continual Quality Improvement. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama _______________. 2012. Sistem Manajemen Kualitas, K3, Lingkungan (SMK4L) dan Peningkatan Kinerja Terus-Menerus. Jakarta: Vinchristo Publication Hadis, Abdul dan Nurhayati. 2012. Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung : CV. Alfabeta Nasution, M. N. 2004. Manajemen Jasa Terpadu. Bogor : Ghalia Indonesia ____________. 2005. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor : Ghalia Indonesia Patterson, James G. 2010. ISO 9000 Standar Kualitas Seluruh Dunia. Jakarta: PT Indeks Prawirosentono dan Suyadi. 2001. Manajemen Operasi, Analisi dan Studi Kasus. Jakarta: Bumi Aksara Purwadi. 2012. ISO 9001:2008 Document Development Compliance Manual. Jakarta: Media Guru Riduwan. 2012. Metode dan Teknik Menyusunan Proposal Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta Sallis, Edward. 2011. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. Jogjakarta: Penerbit IRCiSoD Rochaety, Ety. 2006. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara Sobana. 2012. Tips Memahami Sistem Manajemen Mutu ISO 9001. Bandung: CV. Alfabeta
xv
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta ________. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta Suharsaputra, Uhar. 2013. Administrasi Pendidikan Edisi Revisi. Bandung: PT Refika Aditama Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2003. Total Quality Management. Yogyakarta : Penerbit Andi Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra, 2007. Service, Quality, & Statisfaction. Yogyakarta: Penerbit Andi Umiarso dan Imam Gojali, 2011. Manajemen Mutu Sekolah Di Era Otonomi Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit IRCiSoD
Dokumen dan Peraturan Perundang-undangan : Dokumen Mutu Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 SMK Negeri 1 Makale Tahun 2012 Laporan Audit Mutu Internal 1 Sistem Manajemen Mutu SMK Negeri 1 Makale Tahun 2010 Laporan Audit Mutu Internal 2 Sistem Manajemen Mutu SMK Negeri 1 Makale Tahun 2011 Laporan Audit Mutu Internal 3 Sistem Manajemen Mutu SMK Negeri 1 Makale Tahun 2012 “Garis-garis Besar Program Pembinaan SMK Tahun 2012” http://dikmen.kemdiknas.go.id/bantuansmk/00garis-garis-besar-program.pdf (diunduh pada Tanggal 12 Januari 2013) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.” www.unpad.ac.id/wp content/uploads/2012/10/UU202003-Sisdiknas.pdf (diunduh tanggal 12 Januari 2013)
xvi
Referensi Lainnya: 1. Diunduh dari internet, (http://smkn1makale.sch.id/infusions/dokuwiki/doku.php?id=sbi) diakses pada tanggal 23 Desember 2012 pukul 17.35 WITA 2. Diunduh dari internet, (www.smkn1makale.sch.id/infusions/dokuwiki/doku.php?id=iso&sb_action=re frh) diakses pada tanggal 23 Desember 2012 pukul 17.41 WITA 3. Diunduh dari internet, (m.sindonews.com/read/2012/11/22/34/690595/pencari-kerja-di-tana-toraja-4514-orang) diakses pada tanggal 14 Januari 2013 pukul 16.53 WITA 4. Diunduh dari internet, (m.makassar.tribunnews.com/mobile/indeks.php//2012/02/21.angkapenganguran-di-sulsel-mengkhawatirkan.html) diakses pada tanggal 14 Januari 2013 pukul 17:21 WITA 5. Diunduh dari internet, (//m.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/11/14/mdfqa5-pengangguran-diindonesia-capai-724-juta) diakses pada tanggal 14 Januari 2013 pukul 17.53 WITA
xvii
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi Nama
: Andrew Paramban
Tempat, Tanggal Lahir
: Makale, 14 Agustus 1990
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat Rumah
: BTP Blok L / 58
No Telepon dan HP
: 085285136123
Alamat E-mail
:
[email protected]
Nama Orang Tua Ayah
: Pieter Paramban
Ibu
: (Almh) Dalma Hasnah
Riwayat Pendidikan Pendidikan Formal: 1995-1996 : TK Pertiwi Makale Kabupaten Tana Toraja 1996-2002 : SD Kristen Makale 1 Kabupaten Tana Toraja 2002-2005 : SMP Katolik Makale Kabupaten Tana Toraja 2005-2008 : SMA Katolik Makale Kabupaten Tana Toraja