PENERAPAN STRATEGI BELAJAR TUNTAS PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAKHASSUS AL QUR’AN SADAMIYYAH GUYANGAN BANGSRI JEPARA TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Bidang Pendidikan Agama Islam
Oleh : SRI ASTUTIK NIM : 131310001217
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU) JEPARA 2015
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: SRI ASTUTIK
NIM
: 131310001217
Fakultas
: TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi suatupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi dalam referensi yang penulis jadikan bahan rujukan.
Jepara, 14 September 2015 Deklarator,
SRI ASTUTIK NIM: 131310001217
xi
NOTA PEMBIMBING Lampiran : Hal
Jepara, 15 September 2015
: Naskah Skripsi Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara Di Jepara Assalamu’alaikum Wr.Wb Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini saya kirimkan naskah skripsi saudari: Nama
: SRI ASTUTIK
NIM
: 131310001217
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI) Alamat
: Guyangan RT. 02 RW. 02 Bangsri Jepara
Judul
: PENERAPAN STRATEGI BELAJAR TUNTAS
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
TAKHASSUS
SADAMIYYAH
GUYANGAN
AL-QUR’AN BANGSRI
JEPARA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Dengan ini saya mohon agar skripsi saudari tersebut dapat dimunaqosahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Pembimbing
Drs. Abdul Rozaq Alkam, M.Ag
ii
MOTTO
(۱۳۵ : )اﻻﻧﻌﺎ م
Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu. Sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. (QS. Al-An’am: 135).*
*
Departemen Agama RI, Al-qur'an dan Terjemahnya, (Bandung : CV.Diponegoro, 2000), hlm. 115
iv
PERSEMBAHAN
Saya persembahkan skripsi ini kepada: 1. Ahayahanda
dan
Ibu
tercinta
yang
dimuliakan
dan
dirahmati Allah yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang dan do’a kepada penulis 2. Suami dan anakku tercinta 3. Adik-adikku tercinta yang senantiasa memberikan motivasi dan menambah semangat sampai selesainya skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu Dosen di UNISNU Jepara yang telah memberikan bimbingan dan ilmu sehingga penulis dapat menjadi pribadi baru yang lebih baik. 5. Guru-guruku yang mulia 6. Sahabat-sahabatku di UNISNU Jepara, kebersamaan kita tak akan terhapus dari sanubari 7. Almamaterku yang tercinta
v
KATA PENGANTAR Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang mana atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya semata, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang sederhana ini. Shalawat salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. H Muhtarom, HM selaku Rektor UNISNU Jepara. 2. Bapak Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara. 3. Bapak Drs. Abdul Rozaq Alkam, M.Ag yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sampai dengan selesainya skripsi ini. 4. Hadi M. Yunus, Kepala SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan sekaligus guru PAI yang berkenan memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam pembelajaran PAI. Walaupun demikian, penulis menyadari bahwa masih begitu banyak kekurangan dan kelemahan yang ada dalam skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang konstruktif tetap penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membawa manfaat sehingga mendapat ridlo dari Allah SWT. Amin. Jepara, 14 September 2015 Penulis SRI ASTUTIK
vi
ABSTRAK
SRI ASTUTIK (131310001217). PENERAPAN STRATEGI BELAJAR
TUNTAS PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAKHASSUS AL-QUR’AN SADAMIYYAH GUYANGAN BANGSRI JEPARA TAHUN PELAJARAN 2015/2016, Skripsi, Jepara: Program Strata 1 Jurusan
Pendidikan Agama Islam, UNISNU Jepara, 2015. Penelitian ini bertujuan : 1) Untuk mengetahui kriteria belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016, 2) Untuk mengetahui penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016. 3) Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016 Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan metode pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Dari analisa yang penulis lakukan, dapat disimpulkan hasil sebagai berikut: Kriteria belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016 adalah nilai mencapai kriteria ketuntasan minimal, fashih membaca al-Qur’an dan hadits dan mampu mengartikannya, mampu dalam praktek ibadah dengan cara yang benar. Penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016 meliputi tiga tahapan yaitu: Tahap persiapan: guru menetapkan tujuan pelajaran yang harus dicapai dan kriteria ketuntasan minimal. Tahap pelaksanaan: guru melakukan pembelajaran dengan metode yang tepat, mengimplementasikan strategi PAIKEM, dan evaluasi. Tahap akhir: tindak lanjut bagi siswa yang belum tuntas dilakukan remedi dan pengayaan bagi yang tuntas. Faktor-faktor pendukung dan penghambat yang berpengaruh pada penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016 adalah: 1. Faktor pendukung meliputi: intak siswa, intelegensi, dan motivasi belajar siswa. 2. Faktor penghambat meliputi: kurangnya ketersediaan buku penunjang mata pelajaran PAI dan kurangnya sarana pembelajaran seperti: belum adanya proyektor. Kata Kunci
: Strategi Belajar Tuntas Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
HALAMAN MOTTO
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
v
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR ISI
vii
ABSTRAK
x
DEKLARASI
xi
BAB I
1
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1
B. Penegasan Istilah
4
C. Rumusan Masalah
5
D. Tujuan Penelitian
6
E. Manfaat Penelitian
6
F. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
6
G. Metode Penelitian
9
H. Sistematika Penulisan Skripsi BAB II
: LANDASAN TEORI
13 17
A. Strategi Belajar Tuntas
15
1. Pengertian Strategi Belajar Tuntas
15
2. Asumsi yang Mendasari Strategi Belajar Tuntas
19
3. Prosedur dan Langkah-langkah dalam Penerapan Strategi Belajar Tuntas
21
4. Indikator Guru Strategi Belajar Tuntas
26
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan Belajar Siswa
29
6. Kriteria Ketuntasan Belajar
vii
30
B. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
32 32
2. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
33
3. Landasan Pendidikan Agama Islam
35
4. Materi Pokok dan Ruang Lingkup Dan SK KD Mapel Pendidikan Agama Islam
39
C. Penerapan Strategi Belajar Tuntas Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam BAB III
: KAJIAN OBYEK PENELITIAN
42 50
A. Data Fisik SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan 50 1. Visi misi
50
2. Letak Geografis
50
3. Data Guru dan Karyawan
50
4. Data Siswa
52
5. Sarana prasarana
52
6. Materi Pelajaran PAI
53
B. Data Non Fisik SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri
61
1. Proses Pembelajaran PAI di Kelas VII SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri
61
2. Proses Pembelajaran PAI di Kelas VIII SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri
63
3. Proses Pembelajaran PAI di Kelas VIII SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri
63
C. Proses Penerapan Strategi Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016 1. Penetapan Kriteria Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016
viii
64
2. Penerapan Strategi Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016
65
3. Faktor-faktor Berpengaruh Pada Penerapan Strategi Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016 BAB IV
67
: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI BELAJAR TUNTAS PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP TAQ SADAMIYAH GUYANGAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
68
A. Kriteria Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016
65
B. Penerapan Strategi Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016
69
C. Faktor-faktor Berpengaruh Pada Penerapan Strategi Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016 BAB V
76
: PENUTUP
79
A. Kesimpulan
79
B. Saran-Saran
80
C. Penutup
81
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN PENUTUP
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam senantiasa menganjurkan kepada manusia untuk selalu belajar. Bahkan, Islam mewajibkan kepada setiap orang yang beriman untuk belajar. Perlu diketahui bahwa setiap apa yang diperintahkan Allah untuk dikerjakan, pasti dibaliknya terkandung hikmah atau sesuatu yang penting bagi manusia. Bahwa orang yang belajar akan dapat memiliki ilmu pengetahuan yang akan berguna untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Sehingga dengan ilmu pengetahuan yang didapatkannya itu manusia akan dapat mempertahankan hidupnya. Dengan demikian orang yang tidak belajar mungkin tidak akan memiliki ilmu pengetahuan atau mungkin ilmu pengetahuan yang dimilikinya sangat terbatas. Sehingga ia akan kesulitan ketika harus memecahkan persoalanpersoalan yang dihadapinya. 1 Dari uraian di atas, diketahui bahwa belajar merupakan hal yang sangat penting, dan dapat menjadi kunci bagi seseorang untuk meraih kesuksesan di dunia maupun di akhirat dengan ilmu yang dimilikinya melalui proses belajar. Dengan demikian pembelajaran sebagai kegiatan yang tidak bisa dilepaskan dari kegiatan belajar menjadi hal yang tak kalah penting untuk diperhatikan.
1
Baharuddin, Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2009), hlm. 32
1
2
Pembelajaran
adalah
suatu
kegiatan
yang
dilakukan
untuk
membelajarkan siswa atau upaya yang dilakukan untuk mengarahkan agar siswa belajar. Sebagaimana pernyataan Degeng sebagaimana dikutip oleh Hamzah B. Uno, pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa.2 Mengingat pentingnya belajar bagi perkembangan dan kesuksesasan seseorang maka pelaksanaan kegiatan pembelajaran harus dilaksanakan semaksimal mungkin agar siswa mencapai hasil belajar yang tinggi. Untuk itu, setiap siswa harus tuntas atau rampung dalam menguasai setiap pokok materi pelajaran yang disampaikan oleh guru yang sekarang ini dikenal dengan istilah belajar tuntas. Belajar tuntas berasumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik mampu belajar dengan baik, dan memperoleh hasil dengan maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari. Agar semua peserta didik memperoleh hasil secara maksimal, belajar harus dilaksanakan dengan sistematis. Kesistematisan akan tercermin dari strategi pembelajaran yang dilaksanakan, terutama dalam mengorganisir tujuan dan bahan belajar, melaksanakan evaluasi dan memberi bimbingan terhadap peserta didik yang gagal mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran harus diorganisir secara spesifik untuk memudahkan pengecekan hasil belajar, bahan perlu dijabarkan menjadi satuan-satuan belajar tertentu dan penguasaan bahan yang lengkap untuk semua tujuan setiap satuan belajar dituntut dari peserta didik sebelum proses belajar melangkah pada tahap berikutnya. Evaluasi yang 2
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. 3, hlm. 2
3
dilaksanakan setelah para peserta didik menyelesaikan suatu kegiatan belajar tertentu merupakan dasar untuk memperoleh balikan. Tujuan utama evaluasi adalah memperoleh informasi tentang pencapaian tujuan dan penguasaan bahan oleh peserta didik. Hasil evaluasidigunakan untuk menentukan dimana dan dalam hal apa para peserta didik memparoleh bimbingan dalam mencapai tujuan, sehinggab seluruh peserta didik dapat mencapai tujuan dan menguasai bahan belajar secara maksimal (belajar tuntas).3 Strategi belajar tuntas dapat diterapkan secara tuntas sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan, teruatama dalam level mikro, yaitu mengembangkan individu. Hal ini tidak menuntut perubahan secara bersarbesarab baik dalam kurikulum maupun pembelajaran, tetapi yang penting adalah merubah strategi guru teruatama berhubungan dengan waktu. Perhatian guru terhadap waktu bukan waktu yang dibutuhkan untuk mengajar melainkan waktu yang digunakan peserta didik untuk belajar sampai taraf penguasaan bahan sepenuhnya (belajar tuntas). Berdasarkan hal tersebut, maka selanjutnya penulis mengadakan penelitian tentang strategi guru dalam implementasi atau penerapan belajar tuntas dan secara lugas judul dalam penelitian ini adalah “Penerapan Strategi Belajar Tuntas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016”.
3
E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 3, hlm. 237-238
4
B. Penegasan Istilah Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam mengartikan judul dalam penelitian ini, maka penulis uraikan beberapa istilah dibawah ini: 1. Strategi Belajar tuntas Secara bahasa strategi berarti muslihat untuk mencapai sesuatu. Maksudnya strategi merupakan cara untuk mencapai sesuatu.4 Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.5 Dan tuntas berarti habis sama sekali, tak ada yang tersisa.6 Dalam istilah pendidikan belajar tuntas adalah suatu kondisi dimana peserta didik mampu belajar dengan baik, dan memperoleh hasil dengan maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari.7 2. Mata Pelajaran PAI Abdul Majid dan Dian Andayani menjelaskan pendidikan agama Islam adalah “usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.8
4 5
hlm. 37
6
Farida Hamid, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, (Surabaya: Apollo, tth.), hlm. 620 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet. 5,
Abuddin Nata, Op.Cit., hlm. 592 E. Mulyasa, Loc.Cit. 8 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakrya, 2004), Cet. 1, hlm. 132 7
5
3. Sekolah Menengah Pertama Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Sekolah Menengah Pertama Takhassus Al Qur’an yang kemudian lebih sering disebut dengan “SMP TAQ Sadamiyyah” Guyangan Bangsri adalah satu lembaga pendidikan lanjutan tingkat pertama yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Sadamiyyah Guyangan. Sekolah ini merupakan lembaga pendidikan Swasta dengan tingkat terakkreditasi B. Ciri khusus lembaga pendidikan SMP TAQ Sadamiyyah adalah terletak pada karakteristik pelaksanaan pendidikannya yang berbasis Islam. Dari pengertian beberapa istilah di atas, maka maksud dari judul dalam penelitian ini adalah suatu penelitian yang berupaya untuk mengetahui, menelaah dan menganalisis cara-cara yang digunakan oleh guru dalam menerapkan belajar tuntas dalam mata pelajaran yang mengarahkan agar peserta didik meyakini, memahami, mengamalkan ajaran Islam di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam skripsi yang penulis ajukan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kriteria belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016?
6
2. Bagaimana penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016? 3. Faktor-faktor pendukung dan penghambat apa saja yang berpengaruh pada penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kriteria belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016. 2. Untuk mengetahui penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat yang berpengaruh pada penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016.
7
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis a. Dapat mengetahui kriteria belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016. b. Dapat mengetahui penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016. c. Dapat mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat yang berpengaruh pada penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016. 2. Manfaat praktis a. Dapat memberikan informasi tentang penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016. b. Dapat menjadi bahan referensi pada mahasiswa yang sedang mengadakan penelitian di UNISNU Jepara a. Memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam.
8
F. Penelitian Terdahulu Yang Relevan Berikut ini adalah hasil penelitian terdahulu yang relevan atau sesuai dengan penelitian yang penulis lakukan. 1. Nur Hikmah dalam Skripsi: Implementasi Mastery Learning (Belajar Tuntas) Untuk Pencapaian Standar Kompetensi dalam Pembelajaran PAI di SD N Bulakwaru Kec. Tarub Kab. Tegal menjelaskan kelemahan dan kekuatan dalam implementasi mastery learning.9 Sedangkan dalam skripsi ini penulis membahas tentang prosedur, kriteria dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penerapan belajar tuntas dalam pembelajaran PAI. 2. Izzatun Nikmah dalam skripsi: Studi Deskriptif Strategi Guru Dalam Menerapkan Belajar Tuntas Pada Bidang Studi Aqidah Akhlak di Kelas X MA. Nahdlatul Ulama Tengguli dan MA. Al-Faizin Guyangan Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2011/2012, membahas tentang kelebihan, kelemahan, peluang dan tantangan penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran aqidah akhlak.10 3. Nurul Arfinanti dalam Skripsi Implementasi Metode Inside-Outside Cyrcle (IOC) dalam Mencapai Belajar Tuntas (Mastery Learning)Siswa Kelas VII E SMP N 2 Muntilan Pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Teorema Phytagoras, menemukan bahwa pencapaian ketuntasan belajar siswa dapat lebih maksimal ketika siswa saling membantu memberikan 9
Nur Hikmah, Skripsi: “Implementasi Mastery Learning (Belajar Tuntas) Untuk Pencapaian Standar Kompetensi dalam Pembelajaran PAI di SD N Bulakwaru Kec. Tarub Kab. Tegal, (Semarang: IAIN Walisongo Semarang), hlm. 8 10 Izzatun Nikmah, Skripsi: Studi Deskriptif Strategi Guru Dalam Menerapkan Belajar Tuntas Pada Bidang Studi Aqidah Akhlak di Kelas X MA. Nahdlatul Ulama Tengguli dan MA. AlFaizin Guyangan Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2011/2012, (Jepara: INISNU, 2011), hlm. 74
9
pemahaman, siswa lebih paham materi pelajaran saat dijelaskan oleh temannya sendiri karena bahasanya lebih mudah untuk dimengerti. Siswa pun tidak takut bertanya saat mereka belum mengerti.11 Dari beberapa penelitian tersebut di atas, ditemukan bahwa setiap penerapan strategi belajar tuntas di sekolah yang berbeda memiliki teknik penerapan dan faktor-faktor ketuntasan belajar siswa yang berbeda pula. Oleh karena itu, penulis meyakini untuk melakukan penelitian tentang penerapan
strategi belajar tuntas pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang ingin menemukan bagaimana langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh oleh guru dan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh pada ketuntasan belajar siswa. G. Metode Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu sebuah penelitian yang berupaya untuk menggambarkan suatu fenomena sesuai dengan kenyataan yang ada.12 Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan kualitatif. Bogilan dan Taylor sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong menyatakan bahwa metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang 11
Nurul Arfinanti, Skripsi Implementasi Metode Inside-Outside Cyrcle (IOC) dalam Mencapai Belajar Tuntas (Mastery Learning)Siswa Kelas VII E SMP N 2 Muntilan Pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Teorema Phytagoras, (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Fakultas Sains dan Teknologi, 2010), hlm. 103, diakses dari http://digilib.uin-suka.ac.id/4293/1/BAB%20I,V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf 12 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 2., hlm. 73
10
menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orangorang dan prilaku yang dapat diamati. 13 2. Subyek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru mata pelajaran PAI, dan siswa di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan. 3. Fokus Penelitian a. Penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016. b. Kriteria belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016. a. Faktor-faktor pendukung dan penghambat yang berpengaruh pada penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016. 4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara atau interviu Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban
13
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 4
11
atas pertanyaan itu.14 Wawancara ada beberapa jenis yaitu: wawancara tersetruktur, wawancara semi struktur dan wawancara tidak tersetruktur. Penulis menggunakan wawancara tidak tersetruktur dalam mengumpulkan data mengenai penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara TP. 2015/2016 agar responden terbuka dan leluasa untuk memberikan jawaban atau penjelasan. b. Dokumentasi Adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.15 Penulis
menggunakan
dokumentasi
untuk
mengetahui
dokumen-dokumen yang berkaitab dengan penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara TP. 2015/2016. 5. Teknik Analisis Data Menganalisis data adalah melakukan usaha secara kongkrit untuk membuat data dapat berbicara.16 Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dll. untuk meningkatkan pemahaman terhadap hasil penelitian.
14
Lexy J. Moleong, Op.Cit., hlm. 186 Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hlm. 200 16 Masri Singarimbun dan Sofwan Efendi, Metodologi Penelitian Survei, (Jakarta, LP3S, 1989), hlm. 192 15
12
Penulis melakukan analisis data secara kualitatif dari Miles dan Huberman seperti yang mereka kemukakan dalam buku Qualitative Data Analysis. Dimana Miles and Huberman menjelaskan bahwa tahapan analisis dan interpretasi data terdiri atas tiga komponen penting yang meliputi (1) reduksi data, (2) penyajian, dan (3) kesimpulan/ verifikasi. Reduksi data diartikan sebagi proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Penyajian data merupakan proses pengumpulan informasi yang disusun berdasar kategori atau pengelompokan-pengelompokan yang diperlukan. Penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan proses perumusan makna dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang singkat-padat dan mudah difahami, serta dilakukan dengan cara berulangkali melakukan peninjauan mengenai kebenaran dari penyimpulan itu, khususnya berkaitan dengan relevansi dan konsistensinya terhadap judul, tujuan dan perumusan masalah yang ada.17 Maka langkah-langkah yang penulis lakukan dalam melakukan analisis data adalah: melakukan pemisahan data yang dibutuhkan dan yang tidak dibutuhkan, melakukan penyajian data berdasarkan klasifikasi masing-masing data sesuai dengan tujuan penelitian, Melakukan analisa dengan menggunakan deskripsi kalimat yang mudah dipahami oleh pembaca kemudian menari kesimpulan hasil analisa. 17
Tahapan Analisis Data Penelitian Kualitatif, http://bersukacitalah.wordpress.com/2011/01/20/tahapan-analisis-data-penelitian-kualitatif/
13
H. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memudahkan pemahaman terhadap masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini, penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: Bagian awal berisi: Halaman Judul, Halaman Nota Pembimbing, Halaman Pengesahan, Halaman Motto, Halaman Persembahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, dan Abstraksi. Bagian inti terdiri dari beberapa bab yaitu: Bab I: Pendahuluan, berisi tentang: Latar belakang masalah, Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitan, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi. Bab II : Landasan Teori, terdiri dari: A. Strategi Belajar Tuntas, meliputi: 1. Pengertian Strategi Belajar Tuntas, 2. Asumsi Strategi Belajar Tuntas, 3. Tujuan Penerapan Strategi Belajar Tuntas, B. Mata pelajaran PAI, meliputi: 1. Pengertian Mata Pelajaran PAI, 2. Karakteristik Mata Pelajaran PAI, 3. Tujuan Mata Pelajaran PAI, 4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PAI. Dan C. Penerapan Strategi Belajar Tuntas Pada Mata Pelajaran PAI. Bab III : Hasil Penelitian, terdiri atas A. Data Umum SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara, meliputi: visi misi, letak geografis, data siswa, data guru dan sarana prasarana. B. Data Khusus, meliputi : 1. Penerapan Strategi Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Kriteria Belajar Tuntas Dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara Tahun
14
Pelajaran 2015/2016. 3. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat yang Berpengaruh Pada Penerapan Strategi Belajar Tuntas Dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016. Bab IV :
Analisis Penerapan Strategi Belajar Tuntas Pada Mata
pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara, meliputi: A. Analisis Penerapan Strategi Belajar Tuntas Dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Analisis Kriteria Belajar Tuntas Dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016. C. Analisis Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat yang Berpengaruh Pada Penerapan Strategi Belajar Tuntas Dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016. Bab V : Penutup, terdiri atas: A. Kesimpulan, B. Saran-saran dan C. Penutup. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Belajar Tuntas 1. Pengertian Slameto menyatakan strategi adalah suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi (pengajaran).1 Dinn Wahyudin dkk. menyatakan bahwa strategi merupakan perencanaan atau taktik yang dirancang sedemikian rupa untuk tujuan pembelajaran yang lebih khusus.2 Suyono dan Hariyanto menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan
siswa,
pengelolaan
guru,
pengelolaan
pembelajaran,
pengelolaan lingkungan belajar, pengelolaan sumber belajar dan penilaian (asesmen), agar pembelajaran lebih efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.3 Oemar Hamalik menyatakan bahwa strategi pengajaran adalah keseluruhan metode dan prosedur yang menitikberatkan pada kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu.4
1
hlm. 90
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Kredit Semester, (Jakarta: Bumu Aksara, 1991),
2
Dinn Wahyudin, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007)., hlm. 3.4 Suyono, Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), Cet. 4, hlm. 20 4 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), Cet. 7, hlm. 201 3
15
16
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran ada 3 jenis, yaitu: strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, strategi pengelolaan
pembelajaran.5
Strategi
pengorganisasian
pembelajaran
merupakan cara untuk menata isi suatu bidang studi dan kegiatan ini berhubungan dengan tindakan pemilihan isi/materi, penataan isi, pembuatan diagram, format dan sejenisnya. 6 Strategi
penyampaian
adalah
cara
untuk
menyampaikan
pembelajaran pada siswa atau untuk menerima serta merespon masukan dari siswa. Dan strategi pengelolaan adalah cara untuk menata interaksi siswa dan variabel strategi pembelajaran lainnya. Dan strategi pengelolaan pembelajaran
berhubungan
dengan
pemilihan
tentang
strategi
pengorganisasian dan strategi penyampaian yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. 7 Degeng sebagaimana dikutip Made Wena menyatakan bahwa ada empat hal yang menjadi urusan strategi pengelolaan, yaitu: penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran, pembuatan catatan kemajuan belajar, pengelolaan motivasional dan kontrol belajar.8
5
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 45 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 5 7 Ibid., hlm. 6 8 Ibid., hlm. 11 6
17
Sedangkan belajar tuntas berasal dari dua kata yaitu kata ”belajar” dan kata ”tuntas”. Illeris dan Ormorod sebagaimana dikutip Suyono dan Hariyanto menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses yang membawa bersamasama pengaruh dan pengalaman kognitif, emosional dan lingkungan untuk memperoleh,
meningkatkan,
atau
membuat
perubahan
di
dalam
pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan cara pandang (world views) dari seseorang.9 Oemar Hamalik menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.10 Charles E. Skinner sebagaimana dikutip oleh M. Dalyono menyatakan bahwa belajar adalah proses penyesuaian tingkah laku ke arah yang lebih maju.11 Dan tuntas berarti habis sama sekali, tak ada yang tersisa.12 Kunandar menyatakan bahwa belajar tuntas adalah suatu sistem belajar yang menginginkan sebagian besar peserta didik dapat menguasai tujuan pembelajaran secara tuntas.13 Suyono dan Hariyanto menjelaskan bahwa belajar tuntas adalah suatu upaya belajar dengan penekanan siswa harus menguasai seluruh bahan ajar. Karena menguasai 100% bahan ajar amat sukar, maka yang dijadikan 9
Suyono, Hariyanto,Op.Cit., hlm. 14 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hlm. 37 11 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 212 10
12
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Pendidik-Murid Studi Pemikiran Tasawuf Al-Ghazali, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2001), hlm. 592 13
Kunandar, Guru Profesional, Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), Cet. 3, hlm. 237
18
ukuran biasanya 85% tujuan atau kompetensi yang harus dikuasai. Biasanya tiap jenis mata pelajaran menetapkan tingkat ketuntasan yang berbeda sesuai dengan persepsi terhadap tingkat kesukaran mata pelajaran tersebut. Dalam konsep KTSP konsep ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). 14 Oemar Hamalik menyatakan bahwa belajar tuntas adalah strategi pembelajaran yang diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok (group based approach). Pendekatan ini memungkinkan para siswa belajar bersama-sama dengan memeperhatikan bakat dan ketekunan siswa, pemberian waktu yang cukup dan bantuan bagi siswa yang mengalami kesulitan. 15 Made Wena menyatakan bahwa belajar tuntas menyajikan suatu cara yang menarik dan ringkas untuk meningkatkan kerja siswa ke tingkat pencapaian suatu pokok bahasan yang lebih memuaskan.16 Strategi belajar tuntas dapat diterapkan secara tuntas sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan, terutama dalam level mikro, yaitu mengembangkan individu dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini tidak menuntut perubahan besar-besaran baik dalam kurikulum maupun pembelajaran, tetapi yang penting adalah merubah strategi guru terutama berhubungan dengan waktu. Bukan waktu yang dibutuhkan guru untuk
14
Suyono, Hariyanto, Op.Cit., hlm. 132
15
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Op.Cit., hlm. 133
16
Made Wena, Op.Cit., hlm. 184
19
mengajar akan tetapi waktu yang dibutuhkan siswa untuk belajar sampai taraf penguasaan bahan sepenuhnya (belajar tuntas).17 Dengan demikian maka belajar tuntas adalah termasuk dalam strategi pengelolaan pembelajaran. Karena belajar tuntas berkaitan dengan bagaimana
guru
menata
materi
dan
kemudian
bagaimana
menyampaikannya dengan cara yang tepat, pembuatan catatan kemajuan belajar, pengelolaan motivasional dan kontrol belajar siswa. Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan yang dimaksud dengan strategi guru dalam menerapkan belajar tuntas adalah taktik atau upaya yang ditempuh guru dalam dalam pembelajaran yang menghendaki agar peserta didik dapat menguasai materi pembelajaran secara tuntas sesuai dengan bakat dan kemampuannya serta alokasi waktu yang dibutuhkannya untuk menguasai bahan pelajaran sepenuhnya. 2. Asumsi yang Mendasari Strategi Belajar Tuntas Tokoh belajar tuntas adalah Benjamin S. Bloom, Fred S. Keller dan James H. Block. Mereka berasumsi bahwa sekitar 95% siswa sesungguhnya dapat menguasai secara tuntas bahan pelajaran yang disampaikan guru. Pada praktik pembelajaran konvensional ternyata angka ini jauh lebih kecil. Banyak siswa yang hanya menguasai sebagian kecil dari bahan ajaran. Dengan menerapkan dan mengikuti prosedur pembelajaran tuntas, jumlah ini ternyata dapat ditingkatkan mendekati 95 tersebut.18 17
E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 3,., hlm. 239 18 Suyono dan Hariyanto, Loc.Cit.
20
Abdul Majid menjelaskan bahwa pembelajaran tuntas (mastery learning)
merupakan
pendekatan
dalam
pembelajaran
yang
mempersyaratkan siswa menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran tertentu.19 E. Mulyasa menjelaskan bahwa belajar tuntas dilandasi oleh dua asumsi. Pertama, mengatakan bahwa adanya korelasi antara tingkat keberhasilan dengan kemampuan potensial (bakat). Hal ini dilandasi teori tentang bakat yang dikemukakan oleh carrol yang menyatakan bahwa apabila peserta didik didistribusikan secara normal dengan memperhatikan kemapuannya secara potensial untuk beberapa bidang pengajaran, kemudian mereka diberi pengajaran yang sama dan hasil belajarnya diukur, ternyata akan menunjukkan distribusi normal. Hal ini berarti bahwa peserta didik yang berbakat cenderung memperoleh nilai yang tinggi. Kedua, apabila pelajaran yang dilaksanakan secara sistematis, maka semua peserta didik akan mampu menguasai bahan yang disajikan kepadanya.20 Oleh karena itu, dalam pembelajaran tuntas tujuan pembelajaran harus diorganisir secara spesifik untuk memudahkan pengecekan hasil belajar, bahan perlu dijabarkan menjadi satuan-satuan belajar tertentu dan penguasaan bahan yang lengkap untuk semua tujuan setiap satuan belajar dituntut dari peserta didik sebelum proses belajar melangkah pada tahap berikutnya. Evaluasi yang dilaksanakan setelah para peserta didik menyelesaikan suatu kegiatan belajar tertentu merupakan dasar untuk 153
19
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm.
20
E. Mulyasa, Op.Cit.,hlm. 238
21
memperoleh balikan. Tujuan utama evaluasi adalah memperoleh informasi tentang pencapaian tujuan dan penguasaan bahan oleh peserta didik. Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan dimana dan dalam hal apa para peserta didik memperoleh bimbingan dalam mencapai tujuan, sehingga seluruh peserta didik dapat mencapai tujuan dan menguasai bahan belajar secara maksimal (belajar tuntas).21 Dalam proses pembelajaran dimungkinkan bagi para guru untuk menetapkan tingkat penguasaan yang diharapkan dari setiap peserta didik, dengan menyediakan berbagai kemungkinan belajar dan meningkatkan mutu pembelajaran. Dan guru harus mampu meyakinkan bahwa setiap peserta didik dapat mencapai penguasaan penuh dalam belajar.22 3. Prosedur dan Langkah-langkah dalam Penerapan Strategi Belajar Tuntas E. Mulyasa menjelaskan bahwa strategi belajar tuntas dapat dibedakan dari pengajaran non belajar tuntas terutama dalam hal-hal sebagai berikut: a. Pelaksanaan tes secara teratur untuk memperoleh balikan terhadap bahan yang diajarkan sebagai alat untuk mendiagnosa kemajuan (diagnostic progress tes) b. Peserta didik baru dapat melangkah pada pelajaran berikutnya setelah benar-benar menguasai bahan pelajaran sebelumnya sesuai patokan yang ditetapkan. 21 22
Ibid., hlm. 237-238 Ibid., hlm. 239
22
c. Pelayanan bimbingan dan penyuluhan terhadap anak didik yang gagal mencapai taraf penguasaan penuh, melalui pengajaran korektif, yang merupakan pengajaran kembali, pengajaran tutorial, restrukturisasi kegiatan belajar dan pengajaran kembali kebiasan-kebiasan belajar peserta didik, sesuai dengan waktu yang diperlukan masing-masing.23 Abdul Majid menjelaskan dalam penerapan pembelajaran tuntas juga harus menerapkan prinsip-prinsip utama sebagai berikut: 1) Kompetensi yang harus dicapai siswa dirumuskan dengan urutan yang hierarkis. 2) Evaluasi yang digunakan adalah penilaian acuan patokan, dan setiap kompetensi harus diberikan feedback. 3) Pemberian pembelajaran remidial dan bimbingan jika diperluka. 4) Pemberian program pengayaan bagi siswa yang mencapai ketuntasan belajar lebih awal.24 Strategi belajar tuntas yang dikembangkan oleh Bloom, meliputi tiga bagian yaitu: mengidentifikasi pra kondisi dan mengembangkan prosedur operasional dan hasil belajar. Selanjutnya diimplementasikan dalam pembelajaran klasikal dengan memberikan ‘bumbu” untuk menyesuaikan dengan kemampuan individual yang meliputi: a. Corrective technique, yaitu semacam pengajaran remedial, yang dilakukan dengan memberikan pengajaran terhadap tujuan yang gagal dicapai oleh peserta didik, dengan prosedur dan metode yang berbeda dari sebelumnya. b. Memberikan tambahan waktu kepada peserta didik yang membutuhkan (belum menguasai bahan secara tuntas).25 23
Ibid., hlm. 240
24
Abdul Majid, Op.Cit., hlm. 154
23
Di samping implementasi dalam pembelajaran klasikal, belajar tuntas dapat diterapkan dalam pembelajaran individual mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Dan sistem belajar tuntas akan mencapai hasil yang optimal ketika ditunjang oleh sejumlah media, baik perangkat keras (hardware), maupun perangkat lunak (software), termasuk penggunaan komputer (internet) untuk mengefektifkan proses belajar.26 Oemar Hamalik dalam bukunya Kurikulum dan Pembelajaran menyatakan bahwa mastery learning (pembelajaran tuntas) dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Mengajarkan satuan pelajaran pertama dengan menggunakan metode kelompok 2) Memberikan tes diagnostik untuk memeriksa kemajuan belajar siswa setelah disampaikan satuan pelajaran tersebut. Hasil tes ini menunjukkan siswa yang telah memenuhi kriteria dan yang belum. 3) Siswa yang telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan diperkenankan menempuh pengajaran berikutnya, sedangkan bagi yang belum diberikan kegiatan korektif 4) Melakukan pemeriksaan akhir untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu.27 Made Wena belajar tuntas dapat diterapkan dalam kelas melalui lima tahap, yaitu: a. Tahap orientasi Pada
tahap
orientasi
ini
dilakukan
penetapan
kerangka
isi
pembelajaran. Selama tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, tugas-tugas yang akan dikerjakan dan mengembangkan tanggung 25
E. Mulyasa, Loc.Cit
26
Ibid.
27
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Op.Cit., hlm. 133
24
jawab siswa. Langkah-langkah penting yang harus dilakukan dalam tahap ini, yaitu 1) guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan syaratsyarat kelulusan, 2) menjelaskan materi pembelajaran serta kaitannya dengan pembelajaran terdahulu serta pengalaman sehari-hari siswa, dan 3) guru mendiskusikan langkah-langkah pembelajaran seperti berbagai komponen-komponen isi pembelajaran dan tanggung jawab siswa yang diharapkan selama proses pembelajaran.28 b. Penyajian Dalam tahap ini guru menjelaskan konsep-konsep atau keterampilan baru disertai dengan contoh-contoh. Jika yang diajarkan berupa konsep baru, adalah penting untuk mengajak siswa untuk mendiskusikan karakteristik konsep, aturan atau definisi serta konsep. Jika yang diajarkan berupa keterampilan baru, adalah penting untuk mengajar siswa untuk mengidentifikasi langkah-langkah kerja keterampilan dan berikan contoh untuk tiap langkah keterampilan yang diajarkan. Penggunaan media pembelajaran, baik visual maupun audio visual sangat disarankan dalam mengajarkan konsep atau keterampilan baru. Dalam tahap ini perlu diadakan evaluasi seberapa jauh siswa telah paham dengan konsep atau keterampilan baru yang baru diajarkan. Dengan demikian siswa tidak akan mengalami kesulitan pada tahap latihan berikutnya.29
28
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 184 29 Ibid.
25
c. Latihan terstruktur Dalam tahap ini guru memberi siswa contoh penyelesaian masalah, berupa langkah-langkah penting secara bertahap dalam penyelesaian suatu masalah/tugas. Langkah penting dalam mengajarkan latihan penyelesaian soal adalah dengan menggunakan berbagai macam media (misalnya OHP, LCD) sehingga siswa bisa memahami setiap langkah kerja dengan baik. Dalam tahap ini siswa perlu diberi beberapa pertanyaan, kemudian guru memberi balikan atas jawaban siswa.30 d. Latihan terbimbing Pada tahap ini guru memberi kesempatan pada siswa untuk latihan menyelesaikan suatu permasalahan, tetapi masih dibawah bimbingan. Dalam tahap ini guru memberikan tugas/permasalahan yang harus dikerjakan
siswa,
menyelesaikannya.
namun Melalui
tetap kegiatan
diberi
bimbingan
latihan
dalam
terbimbing
ini
memungkinkan guru untuk menilai kemampuan siswa dalam menyelesaikan sejumlah tugas dan melihat kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa. Peran guru adalah memantau kegiatan siswa dan memberikan umpan balik yang bersifat kreatif jika diperlukan. 31 e. Latihan mandiri Tahap latihan mandiri merupakan inti dari strategi ini. Latihan mandiri dilakukan apabila siswa telah mencapai skor unjuk kerja antara 85%90% dalam tahap latihan terbimbing. Tujuan latihan mandiri adalah 30 31
Ibid., hlm. 184-185 Ibid., hlm. 185
26
menguatkan atau memperkokoh bahan ajar yang baru dipelajari, memastikan peningkatan daya ingat/retensi, serta untuk meningkatkan kelancaran siswa dalam menyelesaikan permasalahan. Kegiatan ini dapat dikerjakan di kelas atau berupa pekerjaan rumah. Peran guru dalam tahap ini adalah menilai hasil kerja siswa setelah selesai mengerjakan tugas secara tuntas. Jika perlu atau masih ada kesalahan, guru perlu umpan balik dan beberapa tugas untuk diselesaikan sehingga dapat mempertahankan daya ingat siswa.32 4. Indikator Strategi Belajar Tuntas a. Metode pembelajaran Pembelajaran tuntas dilakukan dengan pendekatan diagnostik preskriptif. Strategi belajar tuntas sebenarnya menganut pendekatan individual, dalam arti meskipun kegiatan kegiatan belajar ditujukan kepada sekelompok siswa (kelas), tetapi melayani dan mengakui perbedaan-perbedaan perorangan siswa sedemikian rupa sehingga pembelajaran memungkinkan berkembangnya potensi masingmasing siswa secara optimal. Adapun langkah-langkahnya adalah : mengidentifikasi prasyarat (prerequisite), membuat tes untuk mengukur perkembangan dan pencapaian kompetensi.33
32
Ibid.
33
Abdul Majid., Op.Cit., hlm. 166-167
27
Metode
pembelajaran
yang sangat
ditekankan
dalam
pembelajaran tuntas adalah pembelajaran individual, pembelajaran sejawat (peer instruction), dan bekerja dalam kelompok kecil. Berbagai metode (multimetode) pembelajaran harus digunakan untuk kelas atau kelompok. Pendekatan-pendekatan alternatif tambahan harus digunakan untuk mengakomodasi perbedaan gaya belajar siswa. Pembelajaran tuntas sangat mengandalkan pendekatan tutorial dengan kelompok kecil, tutorial orang perorang, pembelajaran terprogram, buku-buku kerja permainan dan pembelajaran berbasis komputer.34 b. Peran guru dalam pembelajaran tuntas Strategi pembelajaran tuntas menekankan pada peran atau tanggung jawab guru dalam mendorong keberhasilan siswa secara individual. Pendekatan yang digunakan lebih menekankan pada interaksi antara siswa dengan materi / objek belajar. Peran guru dalam pembelajaran tuntas adalah: 1) menjabarkan KD ke dalam satuan-satuan kecil dengan memperhatikan pengetahuan-pengetahuan prasyaratnya 2) menata indikator berdasarkan cakupan dan urutan unit 3) menyajikan materi dalam bentu bervariasi 4) memonitor seluruh pekerjaan siswa 5) menilai perkembangan siswa dalam pencapaian kompetensi (kognitif, afektif dan psikomotorik) 6) menggunakan teknik diagnostik 7) menyediakan sejumlah alternatif strategi pembelajaran bagi siswa yang mengalami kesulitan35
34 35
Made Wena,Op.Cit., hlm. 331-332 Ibid.
28
Agar penerapan strategi belajar tuntas dapat berjalan dengan baik maka sejumlah tanggung jawab tersebut harus dapat wujudkan oleh guru. Oemar Hamalik menambahkan bahwa tanggung jawab guru yang terpenting
adalah
melakukan
kegiatan
merencanakan belajar
guna
dan
menuntut
mencapai
murid-murid
pertumbuhan
da
perkembangan yang diinginkan.36 c. Peran siswa dalam pembelajaran tuntas KTSP sangat menunjang tinggi dan menempatkan peran siswa sebagai subjek didik. fokus program sekolah bukan pada guru dan yang akan dikerjakannya, melainkan siswa dan yang akan dikerjakannya. Oleh karena itu, dalam KTSP yang menganut pendekatan pembelajaran tuntas, siswa lebih leluasa dalam menentukan jumlah waktu jumlah belajar yang diperlukan. Artinya siswa diberikan kebebasan dalam menetapkan kecepatan pencapaian kompetensi. Kemajuan siswa sangat tertumpu pada usaha serta ketekunan siswa secara indivisual.37 d. Evaluasi dalam pembelajaran tuntas Dalam belajar tuntas sistem evaluasinya menggunakan ujian berkelanjutan yang ciri-cirinya adalah sebagai berikut: 1) Ujian menggunakan sistem blok 2) Tiap blok terdiri dari satu atau lebih 3) Hasil ujian dianalisis dan ditindaklanjuti melalui program remedial, program pengayaan, dan program percepatan. 4) Ujian mencakup aspek kognitif dan psikomotorik 5) Aspek afektif diukur melalui pengamatan dan kuisioner 38 36
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), Cet. 7, hlm. 127 37 Kunandar, Op.Cit., hlm. 332 38 Ibid.
29
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan Belajar Siswa Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan oleh beberapa faktor yang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Faktor tersebut dapat bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri atau dari luar.39 a. Faktor internal Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yaitu: aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).40 Faktor fisiologis adalah faktorfaktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif kegiatan belajar individu. Sebaliknya kondisi fisik yang lemah dan sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
41
Dan faktor-
faktor psikologis adalah kejiwaan seseorang yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Beberapa faktor psikologis tersebut antara lain: 1) Intelegensi dan bakat Seseorang yang IQ dan bakatnya tinggi akan lebih lancar dan sukses dalam belajarnya daripada orang yang IQ dan bakat rendah. 2) Minat dan motivasi Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilanya.42 39
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologis Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. 13. hlm. 162 40 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006), hlm. 145 41 Baharuddin, Esa Nur Wahyudi, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2009), hlm. 19 42 M. Dalyono, Psikologi Perdidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 56
30
b. Faktor eksternal Sugihartono, dkk. menyatakan bahwa faktor ekstern yang berpengaruh pada belajar meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor keluarga dapat meliputi cara orang tua mendidik, hubungan antara anggota keluarga, keadaan ekonomi, dll. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar meliputi: metode mengajar, kurikulum, hubungan antara guru dengan siswa, dan tugas rumah.43 6. Kriteria Ketuntasan Belajar Penilaian dilakukan untuk menentukan apakah peserta didik telah berhasil menguasai suatu kompetensi mengacu ke indikator-indikator yang telah ditentukan. Tidak semua indikator harus dinilai guru. Sekolah menetapkan minimal 75 % indikator-indikator yang dianggap sangat penting dan mewakili masing-masing kompetensi dasar dan hasil belajarnya untuk dinilai. Untuk mengetahui apakah suatu indikator telah tampil dalam diri peserta didik maka harus dilakukan penilaian sewaktu pembelajaran berlangsung atau setelahnya. Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100 %. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Setiap satuan pendidikan harus menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, 43
Sugiharto, dkk., Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Universitas Negeri, 2006), hlm. 84
31
kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan
pembelajaran.
Satuan
pendidikan
yang
diharapakan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai ketuntasan ideal.44 Kunandar menyatakan bahwa dalam pembelajaran tuntas tes-tes diusahakan dikemas dalam sub-sub KD sebagai alat diagnosis terhadap pembelajaran. Siswa dimungkinkan menilai sendiri hasil tesnya, termasuk mengenali di mana ia mengalami kesulitan segera. Sementara itu, penuntasan batas pencapaian ketuntasan, meskipun umumnya disepakati pada skor 75, namun batas ketuntasan yang paling realistik adalah ditetapkan oleh sekolah atau daerah.45 E. Mulyasa juga menyatakan bahwa seorang peserta didik dipandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65% adalah sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut.46
44
BSNP, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang pendidikan Dasar dan Menengah, (BSNP : Jakarta, 2006), hlm. 12 45 46
Kunandar, Op.Cit, hlm. 333
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 254
32
B. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Ahmad D. Marimba sebagaimana dikutip oleh Dr. Mansur, Pendidikan agama Islam adalah proses bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut aturan-aturan Islam.47 Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengai dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa48 Zakiah
Daradjat
sebagaimana
dikutip
oleh
Abdul
Majid
mengemukakan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.49
47
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), cet. 2, hlm. 328 48
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 130 49
Ibid.
33
Sedangkan pembelajaran adalah suatu proses untuk mengondisikan sekelompok orang dalam kegiatan belajar. Pembelajaran juga diartikan dengan upaya untuk mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.50 Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS dijelaskan bahwa “Pembelajaran adalah proses interkasi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.51 Maka pembelajaran PAI adalah kegiatan atau proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran Islam. 2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan adalah batas akhir yang dicita-citakan oleh seseorang dan dijadikan pusat perhatiannya untuk dicapai melalui usaha. Dalam tujuan terkandung cita-cita, kehendak dan kesengajaan serta berkonsekuensi penyusunan daya upaya untuk mencapainya.52 Tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan
50
hlm. 61
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet.5,
51
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Fokus Media, 2006), hlm. 4 52
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 51
34
bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, berbangsa dan bernegara.53 Mansur tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk membentuk kepribadian muslim yaitu suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran agama Islam yang bertujuan untuk mencapai dunia dan akhirat dengan ridla Allah.54 Adapun fungsi pendidikan agama Islam adalah memelihara dan mengembangkan fitrah dan sumber daya insani yang ada pada peserta didik menuju kepada terbentuknya manusia seutuhnya sesuai dengan norma Islam yang diridlai Allah.55 Adapun fungsi pendidikan agama Islam di sekolah menurut Abdul Majid adalah: a.
Pengembangan, yaitu pengembangan dan peningkatan keimanan dan ketakwaan siswa kepada Allah SWT yang telah diperoleh dari lingkungan keluarga
b.
Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan di dunia dan akhirat
c.
Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan siswa dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
53
hlm. 78 54 55
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), Mansur, Op.Cit., hlm. 333 Ibid., hlm. 334
35
d.
Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau
budaya
yang
dapat
membahayakan
dan
menghambat
perkembangan siswa untuk menjadi manusia seutuhnya. e.
Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
f.
Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal.56
3. Landasan Pendidikan Agama Islam Landasan pendidikan agama Islam adalah sumber pokok yang menjadi dasar pijakan dari segala aktivitas dalam pendidikan agama Islam. Landasan atau dasar tersebut akan membawa kemana tujuan Pendidikan Agama Islam diarahkan. Adapun yang menjadi landasan dalam pendidikan agama Islam adalah Al-Qur'an dan As-Sunnah.57 Karena Al-Qur'an dan As-Sunnah adalah dasar utama dari ajaran agama Islam. Hal itu sebagaimana dalam firman Allah yang berbunyi :
(٧١ : َو َﻣ ْﻦ ﻳُ ِﻄ ِﻊ اﷲَ َوَرﺳ ُْﻮ ﻟَﻪُ ﻓَـ َﻘ ْﺪ ﻓَﺎ َزﻓـ َْﻮزًا َﻋ ِﻈْﻴﻤًﺎ )اﻻ ﺣﺰاب Dan barang siapa mentaati Allah dan rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. (QS. Al-Ahzab : 71) 58
56
Abdul Majid, Dian Andayani, Op.Cit, hlm. 134 -135
57
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. 5, hlm. 35
58
Tim Pentashih Mushaf Al-Qur’an Kementerian Agama RI, al-Qur'anul dan Terjemahnya, (Jakarta : Al-Fatih, 2012), hlm. 427
36
Ayat tersebut diatas menegaskan bahwa jika seseorang mentaati apa yang diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya maka akan sukseslah hidupnya. Maka pendidikan agama Islam haruslah memasukkan dasardasar pendidikan yang terkandung dalam al-Qur'an dan as-Sunnah. Al-Qur'an adalah kalam atau firman Allah SWT yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW untuk disampaikan kepada manusia, agar dijadikan petunjuk dalam hidup di dunia maupun di akhirat. Dan asSunnah adalah semua sabda atau perbuatan Rasulullah SAW atau perbuatan sahabatnya karena dinilainya baik Zuhairini, dkk. Bahwa pelaksanaan pendidikan agama Isam di sekolah mempunyai dasar yang kuat. Dasar-dasar tersebut ditinjau dari berbagai segi: a. Dasar Yuridis/ hukum Maksudnya adalah bahwa dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam berasal dari perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama Islam di seluruh sekolah secara formal. Dasar tersebut terdiri dari: 1) Dasar idiil yaitu pancasila, sila I 2) Dasar konstitusional yaitu UUD 1945 pasal 29 ayat (1 dan 2) 3) Dasar operasional yaitu adanya undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional
37
b.
Segi Religius Maksudnya adalah bahwa dasar yang bersumber dari ajaran Islam. Menurut ajaran Islam, pendidikan agama adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya.
c. Segi Psikologis Hal ini berdasarkan bahan dalam hidupnya, manusia (sebagai individu maupun anggota masyarakat) dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang, tidak tenteram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup yang disebut agama. 59 Adapula yang menyebutkan bahwa dasar-dasar penyelenggaraan pendidikan agama Islam di sekolah ditinjau dari aspek yaitu: a. Aspek normatif Al-Qur'an dan sunnah Nabi SAW adalah sumber dan dasar ajaran Islam yang orisinal. Secara tidak langsung maupun secara langsung Al-Qur'an dan as-Sunnah nabi mewajibkan umat Islam untuk melaksanakan pendidikan khususnya pendidikan agama. Itulah yang dimaksud dengan dasar normatif pelaksanaan pendidikan agama Islam. b. Aspek Psikologis c. Aspek historis Pendidikan agama Islam tumbuh berkembang bersamaan dengan datangnya Islam. Hal ini terjadi sejak Nabi Muhammad SAW mendakwahkan ajaran Islam kepada masyarakat di sekitarnya yang 59
Abdul Majid dan Dian Andayani, Op.Cit., hlm. 132-133
38
dilaksanakan secara bertahap. Dia mulai berdakwah kepada keluarga dekatnya secara sembunyi-sembunyi. Intisari pendidikan Islam masa itu meliputi: pokok-pokok agama Islam seperti beriman kepada Allah, rasul-Nya dan hari kemudian, serta sedikit amal ibadah yaitu sholat. Adapun zakat belum diperinci bahkan zakat waktu itu berarti sedekah kepada fakir miskin dan anak yatim. d. Aspek yuridis Disini yang dimaksud aspek yuridis ialah kekuatan hukum dalam pelaksanaan pendidikan agama. 60 Hasan Langgulung sebagaimana dikutip oleh Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, dasar pendidikan Islam adalah sebagai berikut:61 a. Dasar Historis Yaitu dasar yang berorientasi pada pengalaman pendidikan masa lalu, baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan-peraturan agar kebijakan yang ditempuh masa kini akan lebih baik. b. Dasar sosiologis Yaitu dasar yang memberi kerangka sosial budaya, yang mana dengan sosial budaya itu pendidikan dilaksanakan. c. Dasar ekonomi
60
Tim Dosen IAIN Walisongo Semarang, PBM-PAI di Sekolah Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 33 61
Abdul Mujib, et.al., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), Cet. 1, hlm. 44-47
39
Yaitu memberikan perspektif tentang potensi-potensi finansial, menggali dan mengatur sumber-sumber serta bertanggung jawab terhadap rencana dan anggaran pembelajarannya. d. Dasar Politik dan administratif Yaitu dasar yang memberikan bingkai idiologis, yang digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan direncanakan bersama. e. Dasar Psikologi Yaitu dasar yang memberikan informasi tentang bakat, minat, watak, karakter, motivasi dan inovasi peserta didik, pendidik, tenaga administrasi serta sumber daya manusia yang lain. f. Dasar filosofis Yaitu dasar yang memberi kemampuan memilih yang terbaik, memberi arah suatu sistem, mengontrol dan memberi arah kepada semua dasardasar operasional lainnya. g. Dasar religius Yaitu dasar yang diturunkan dari ajaran agama. 4. Materi Pokok dan Ruang Lingkup Dan SK KD Mapel Pendidikan Agama Islam Materi pokok pendidikan Agama Islam adalah : a. Masalah keimanan (aqidah) b. Masalah keislaman (syariah) c. Masalah akhlak
40
Aqidah Akhlak terdiri dari dua kata yaitu aqidah dan akhlak yang mempunyai pengertian secara terpisah. Aqidah berasal dari kata aqoid bentuk jamak dari kata ‘aqidah yaitu sesuatu yang wajib dipercaya atau diyakini hati tanpa keraguan. Maka secara etimologis aqidah berarti kepercayaan atau keyakinan yang benar-benar menetap dan melekat dalam hati manusia. 62 Secara terminologis, Ibnu Taimiyah sebagaimana dikutip oleh Muhaimin menyatakan bahwa aqidah adalah suatu perkara yang harus dibenarkan dalam hati, dengannya jiwa menjadi tenang, sehingga jiwa itu menjadi yakin serta mantap tanpa ada keraguan dan syakwasangka.63 Aqidah menurut syara’ ialah: iman yang kokoh terhadap segala sesuatu yang disebut dalam al-Qur’an dan Hadis. Pokok-pokok keyakinan Islam yang terangkum dalam rukun iman merupakan pokok pembahasan dalam pelajaran aqidah yaitu : a. Keyakinan terhadap Allah b. Keyakinan terhadap malaikat-malaikat Allah c. Keyakinan terhadap kitab-kitab Allah d. Keyakinan terhadap para Nabi dan para Rasul e. Keyakinan akan adanya hari akhir f. Keyakinan akan qodlo dan qodar. 64
62
Muhaimin, Wacana pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), Cet. 2, hlm. 305-306 63 Ibid. 64 Muhammad Daud Ali, pendidikan Agama Islam, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2010), Cet. 9, hlm 210.
41
Syariah adalah sesuatu yang berhubungan dengan amal lahir dalam rangka mentaati semua peraturan dan hukum Tuhan, guna mengatur hubungan antar manusia dengan Tuhan, dan mengatur pergaulan hidup dan kehidupan manusia.65 Dan pengertian akhlak secara bahasa dijelaskan bahwa akhlak diartikan seabagai budi pekerti atau kelakuan. Dan dalam bahasa Arab ﺧﻠﻖ diartikan sebagai “tabiat, perangai atau kebiasaan” sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur’an surat al-Qalam ayat 4.66
(٤ :
)اﻟﻘﻠﻢ
Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. 67 (QS. Al-Qalam: 4). Akhlak adalah kemauan yang kuat tentang sesuatu yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi adat (membudaya) yang mengarah kepada kebaikan atau keburukan.68 Imam
al-Ghazali
sebagaimana
dikutip
oleh
Ismail
Thoib
menjelaskan bahwa pengertian akhlak adalah sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang menimbulkan segala perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pikiran dan pertimbangan dan mempunyai tiga dimensi, yakni:
65
Abdul Majid, Dian Andayani, Op.Cit, hlm. 77 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an (Jakarta:PT Mizan Pustaka), Cet ke-19, hlm. 253 67 Tim Pentashih Mushaf Al-Qur’an Kementerian Agama RI, al-Qur'anul dan Terjemahnya, (Jakarta : Al-Fatih, 2012), hlm. 564 68 Op.Cit., hlm. 79 66
42
a. Dimensi diri, yakni orang dengan dirinya dan Tuhannya, seperti ibadah dan sholat b. Dimensi sosial, yakni masyarakat, pemerintah dan pergaulannya dengan sesamanya. c. Dimensi metafisis, yakni aqidah adalah pegangan hidup.69 Ketiga materi pokok ilmu agama itu kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum Islam yaitu al-Qur'an dan al-hadits, ditambah dengan sejarah Islam (tarikh) sehingga ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut, Al-Qur’an dan Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, Tarikh dan Kebudayaan Islam (sejarah Islam) Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.70 C. Penerapan
Strategi
Belajar
Tuntas
Pada
Mata
Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Belajar merupakan kegiatan yang sangat penting karena belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. 71 69
Ismail Thoib, Risalah Akhlak, (Yogjakarta:CV. Bina Usaha,1984), Cet. 1, hlm. 2 Ibid., hlm. 131 71 Baharuddin, Wahyuni, Esa Nur, Op.Cit., hlm. 11-12 70
43
Bahkan, Islam mewajibkan kepada setiap orang yang beriman untuk belajar. Perlu diketahui bahwa setiap apa yang diperintahkan Allah untuk dikerjakan, pasti dibaliknya terkandung hikmah atau sesuatu yang penting bagi manusia. Bahwa orang yang belajar akan dapat memiliki ilmu pengetahuan yang akan berguna untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Sehingga dengan ilmu pengetahuan yang didapatkannya itu manusia akan dapat mempertahankan hidupnya. 72 Oleh karena itulah, kegiatan belajar harus dilakukan sebaik mungkin sehingga dapat dicapai hasil yang optimal dan diharapkan. Apalagi dalam pembelajaran bidang studi PAI di mana di dalamnya siswa diajarkan dan diarahkan untuk menjadi orang yang beriman dan berakhlak mulia. Dalam pendidikan formal, kegiatan belajar terjadi dalam proses belajar mengajar atau pembelajaran. Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dalam suatu pengajaran atau pembelajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan.73 Pembelajaran adalah usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya pendidikan. 74 Maka kegiatan pembelajaran PAI di sekolah harus dilakukan dan dikelola dengan strategi yang tepat.
72
Ibid., hlm. 32
73
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Kompetensi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 135 74
Kelvin Seifert, Educational Psychology, Terj. Yusuf Anas, Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan (Manajemen Mutu Psikologi Pendidikan para Pendidik), (Jogjakarta: Ircisod, 2009), hlm. 5
44
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru. Strategi pembelajaran ada 3 jenis, yaitu: strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, strategi pengelolaan pembelajaran.75 Strategi pengorganisasian pembelajaran merupakan cara untuk menata isi suatu bidang studi dan kegiatan ini berhubungan dengan tindakan pemilihan isi/materi, penataan isi, pembuatan diagram, format dan sejenisnya.76 Strategi penyampaian adalah cara untuk menyampaikan pembelajaran pada siswa atau untuk menerima serta merespon masukan dari siswa. Dan strategi pengelolaan adalah cara untuk menata interaksi siswa dan variabel strategi pembelajaran lainnya. Strategi ini berhubungan dengan pemilihan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.77 Mengapa
perlu
menggunakan
suatu
strategi
dalam
proses
pembelajaran?. Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan terarah sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai secara optimal.
75
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 45
76
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 5 77
Ibid., hlm. 6
45
Selain itu, strategi pembelajaran sangat berguna bagi guru maupun siswa. Bagi guru, strategi dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa penggunaan strategi pembelajaran dapat mempermudah proses belajar (mempercepat dan mempermudah
memahami
isi
pembelajaran),
karena
setiap
strategi
pembelajaran dirancang untuk mempermudah proses belajar siswa.78 Salah satu strategi belajar yang tepat untuk diterapkan dalam keragaman kemampuan belajar siswa adalah strategi belajar tuntas. Pendukung utama pendekatan ini adalah Carrol, yang memadukan teori behavioristik dan humanistik. Belajar tuntas adalah strategi pembelajaran yang diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok (group based approach). Pendekatan ini memungkinkan para siswa belajar bersamasama dengan memperhatikan bakat dan ketekunan siswa, pemberian waktu yang cukup dan bantuan bagi siswa yang mengalami kesulitan. 79 Belajar tuntas berasumsi bahwa dalam kondisi yang tepat semua peserta didik mampu belajar dengan baik, dan memperoleh hasil dengan maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari. Agar semua peserta didik memperoleh hasil secara maksimal, belajar harus dilaksanakan dengan sistematis. Kesistematisan akan tercermin dari strategi pembelajaran yang dilaksanakan, terutama dalam mengorganisir tujuan dan bahan belajar,
78
Made Wena, Op.Cit., hlm. 3
79
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Op.Cit., hlm. 133
46
melaksanakan evaluasi dan memberi bimbingan terhadap peserta didik yang gagal mencapai tujuan yang telah ditetapkan.80 Belajar tuntas adalah pendekatan pembelajaran yang mempersyaratkan siswa menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran. Harapan dari proses pembelajaran dengan pendekatan belajar tuntas adalah untuk mempertinggi rata-rata prestasi siswa dalam belajar dengan memberikan kualitas pembelajaran yang lebih sesuai, bantuan, serta perhatian khusus bagi siswa-siswi yang lamban agar menguasai standar kompetensi atau kompetensi dasar. Siswa lamban belajar adalah siswa yang kurang mampu menguasai pengetahuan dalam batas waktu yang telah ditentukan karena ada faktor tertentu yang mempengaruhinya. 81 Mereka membutuhkan waktu yang lama dalam memahami pelajaran dan prestasi yang dicapainya tidak dapat maksimal.
82
Maka agar dapat mencapai ketuntasan
dalam belajar bagi yang lamban harus diberikan waktu yang lebih leluasa dalam menguasai suatu kompetensi, diberikan bimbingan belajar dan bantuan dalam menyelesaikan berbagai tugas dan masalahnya. Dan guru juga harus mampu meyakinkan bahwa setiap peserta didik dapat mencapai penguasaan penuh dalam belajar.83 Adapun bagi siswa yang cepat dapat dilatih untuk belajar
mandiri
dan
melakukan
bimbingan
kepada
teman-temannya
(pembelajaran sejawat /peer instruction). 80
E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 3, hlm. 237 81
Cece Wijaya, Pendidikan Remidial Sarana Pengembangan Mutu Sumber Daya Manusia, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 52 82 83
Ibid., hlm. 52 Ibid., hlm. 239
47
Pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip ketuntasan secara individual. Dalam hal pemberian kebebasan belajar, serta untuk mengurangi kegagalan peserta didik dalam belajar, strategi belajar tuntas menganut pendekatan individual, dalam arti meskipun kegiatan belajar ditujukan kepada sekelompok peserta didik (klasikal), tetapi mengakui dan melayani perbedaan-perbedaan perorangan peserta didik sedemikian rupa, sehingga
dengan
penerapan
pembelajaran
tuntas
memungkinkan
berkembangnya potensi masing-masing peserta didik secara optimal. Dasar pemikiran dari belajar tuntas dengan pendekatan individual ialah adanya pengakuan terhadap perbedaan individual masing-masing peserta didik.84 Oemar Hamalik menyatakan bahwa individu adalah suatu kesatuan yang masing-masing memiliki ciri khasnya dan karena itu tidak ada individu yang sama, satu dengan yang lainnya berbeda. Ada dua faktor yang menyebabkan perbedaan individual yaitu faktor warisan keturunan dan faktor pengaruh lingkungan.85 Sehingga kedua faktor itu akan menyebabkan perbedaan antara lain: kecerdasan, bakat, minat, keadaan jasmaniah, dll. Perbedaan individu itu dapat menyebabkan adanya siswa yang lamban dan cepat dalam belajar. Karena itu dalam melakukan pembelajaran perlu mempertimbangkan dan memperhatikan perbedaan individual.
84
Kunandar, Op.Cit., hlm. 327
85
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), , hlm. 180
48
Untuk merealisasikan pengakuan dan pelayanan terhadap perbedaan individu, pembelajaran harus menggunakan strategi pembelajaran yang berasaskan maju berkelanjutan (continuous progress). Untuk itu, pendekatan sistem yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam teknologi pembelajaran harus benar-benar dapat diimplementasikan. Salah satu caranya adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar harus dinyatakan secara jelas, dan pembelajaran dipecah-pecah ke dalam satuan-satuan (cremental units). Peserta didik belajar selangkah demi selangkah dan boleh mempelajari kompetensi dasar berikutnya setelah menguasai sejumlah kompetensi dasar yang ditetapkan menurut kriteria tertentu. Dalam pola ini, seorang peserta didik yang mempelajari unit satuan pembelajaran tertentu dapat berpindah ke unit satuan pembelajaran berikutnya jika peserta didik yang bersangkutan telah menguasai sekurang-kurangnya 75% dari kompetensi dasar yang ditetapkan. Sedangkan pembelajaran konvensional dalam kaitan ini diartikan sebagai pembelajaran dalam konteks klasikal yang sudah terbiasa dilakukan, sifatnya berpusat pada guru, sehingga pelaksanaannya kurang memperhatikan keseluruhan situasi belajar (non belajar tuntas). Maka perbedaan antara pembelajaran tuntas dengan pembelajaran konvensional adalah bahwa pembelajaran tuntas dilakukan melalui asas-asas ketuntasan belajar, sedangkan pembelajaran konvensional kurang memperhatikan ketuntasan belajar khususnya ketuntasan belajar secara individual.86
86
Kunandar, Op.Cit., hlm. 328
49
Dari konsep tersebut, maka dapat dikemukakan prinsip-prinsip utama pembelajaran tuntas adalah: penguasaan kompetensi berdasarkan kriteria tertentu, pendekatan yang bersifat sistemik dan sistematis, pemberian bimbingan yang diperlukan, serta pemberian waktu yang cukup kepada siswa untuk menguasai kompetensi-kompetensi yang ditetapkan. Sehingga dengan diterapkannya strategi belajar tuntas dalam bidang studi PAI diharapkan siswa dapat dengan tuntas menguasai semua kompetensi yang ada dan menjadi insan yang beriman dan berakhlak mulia.
BAB III KAJIAN OBYEK PENELITIAN A. Data Fisik SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan 1. Visi dan Misi Visi SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan adalah “Unggul dalam prestasi dan berakhlak Islami”. Adapun misinya adalah: a. Mewujudkan sistem pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik dan non akademik yang bertumpu pada imtaq dan iptek b. Mewujudkan
pembentukan
karakter
islami
yang
mampu
mengaktualisasikan diri dalam masyarakat c. Meningkatkan sumber daya manusia untuk mewujudkan generasi yang cerdas, berprestasi, beriman dan bertaqwa melalui pengembangan kegiatan yang meningkatkan imtaq dan iptek sesuai aqidah Islam Ahlussunnah wal jama’ah d. Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel 2. Letak Geografis SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan beralamat di Jl. Makamdowo Km. 03 RT. 01 RW. 04 Guyangan Bangsri Jepara.
50
51
3. Data Guru dan Karyawan NO
NAMA
1
Hadi M Yunus, S.Pd.I
2
Hj. Rohmatun, S.Pd.I
3
Amin Mudlofar, S.Pd
4
Moh. Imam Afanzi, S.Pd.I
5
Ahmad Hasan Sidiq, S.Pd.I
6
Ahmad Rifa'I, S.Pd.I
7 8
Hj. Fadlilah, S.Ag., S.Pd Eko Khaeroni, SE
9
Siti Barokah, S.Pd.I., S.Pd
10 11 12 13 14
Ali Syafi'I, S.Pd.I Sukendro Itus Arlita Arintarini, S.Pd Isnanu Rida, S.Pd Nunik Nurul Wakhidah, S.Pd
15
K.H. Masykuri
16 17 18 19
Ahmad Zaenal Abidin Moh. Syafiq, S.Pd.I Nihayatul Muhtaj, S.Pd.I Endang Waluyanti, S.Pd.I Dindu Setyo Wicaksono, S.Com Ahmad Chamim, S.Pd.I Anik Setyo Utami, S.Pd
20 21 22
MATERI PAI Ke-NU-an Bahasa Indonesia PKn Penjaskes Seni Ukir Seni Budaya Kaligrafi Hadist Tauhid Shorof Nahwu Al Qur'an dan Tajwid Nahwu Matematika IPS Bahasa Indonesia Bahasa Inggris PKn Bahasa Jawa Bahasa Inggris IPA Fiqih Nahwu Ke-NU-an Akhlaq Bahasa Arab PKK
JABATAN Kepala Sekolah Waka. Kurikulum Waka. Kesiswaan Ka TU Wali Kelas VIII. B dan BP/BK
Wali Kelas IX.B Wali Kelas IX.A Wali Kelas VII. B
Wali Kelas VII. A
TIK Hadist IPA
Wali Kelas VIII. A
52
Data Guru PAI SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan: Nama
: HADI M. YUNUS, S.Pd.I
TTL
: Jepara, 1 Oktober 1976
Pendidikan
:S1
Mengajar PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan mulai tahun 2003 sampai dengan sekarang. 4. Data siswa Data siswa SMP Takhassus Al Qur’an adalah sebagai berikut:
NO 1 2 3 4 5 6
Kelas 7A 7B 8A 8B 9A 9B Jumlah
Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan 25 12 28 15 15 11 19 12 10 16 12 15 109 81
Jumlah 37 43 26 31 26 27 190
5. Sarana Prasarana No
Nama Prasarana
Panjang Kondisi (m)
1
Ruang
4
baik
2
Ruang
1
baik
3
Ruang
1
baik
4
Ruang
1,5
baik
5
Ruang
1,5
baik
6
Ruang G
8
baik
7
Ruang Guru
6
baik
8
Ruang Kelas 7A
8
baik
9
Ruang Kelas 7B
8
baik
53
10
Ruang Kelas 8A
8
baik
11
Ruang Kelas 8B
8
baik
12
Ruang Kelas 9A
8
baik
13
Ruang Kelas 9B
8
baik
14
Ruang Komp
7
baik
15
Ruang KS
4
baik
16
Ruang Perpus
8
baik
17
Ruang TU
4
baik
6. Materi Pelajaran PAI a. Kelas VII, Semester I Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al-Qur’an 1. Menerapkan Hukum bacaan ”Al” Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah
1.1 Menjelaskan hukum bacaan bacaan ”Al” Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah 1.2 Membedakan hukum bacaan bacaan ”Al” Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah 1.3 Menerapkan bacaan bacaan ”Al” Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an dengan benar
Aqidah 2. Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT melalui pemahaman sifatsifatNya
2.1 Membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah 2.2 Menyebutkan arti ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah SWT 2.3 Menunjukkan tanda-tanda adanya Allah SWT 2.4 Menampilkan perilaku sebagai cermin
54
keyakinan akan sifat-sifat Allah SWT 3. Memahami Asmaul Husna
3.1 Menyebutkan arti ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan 10 Asmaul Husna 3.2 Mengamalkan isi kandungan 10 Asmaul Husna
Akhlak 4. Membiasakan perilaku terpuji
4.1 Menjelaskan pengertian tawadhu, ta’at, qana’ah dan sabar 4.2 Menampilkan contoh-contoh perilaku tawadhu, ta’at, qana’ah dan sabar 4.3 Membiasakan perilaku tawadhu, ta’at, qana’ah dan sabar
Fiqih 5. Memahami ketentuanketentuan thaharah (bersuci) 6. Memahami tatacara shalat
5.1 Menjelaskan ketentuan –ketentuan mandi wajib 5.2 Menjelaskan perbedaan hadas dan najis 6.1 Menjelaskan ketentuan –ketentuan shalat wajib 6.2 Memperaktikkan shalat wajib
7. Memahami tatacara shalat jamaah dan munfarid (sendiri)
7.1 Menjelaskan pengertian shalat jama’ah dan munfarid 7.2 Memperaktikkan shalat jama’ah dan shalat munfarid
Tarikh dan kebudayaan Islam 8. Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW
8.1 Menjelaskan sejarah Nabi Muhammad SAW 8.2 Menjelaskan misi Nabi Muhammad untuk semua manusia dan bangsa
55
b. Kelas VII, Semester 2 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al-Qur’an 9. Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati
9.1 Menjelaskan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati 9.2 Membedakan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati 9.3 Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an dengan benar.
Aqidah 10. Meningkatkan keimanan kepada Malaikat
10.1 Menjelaskan arti beriman kepada Malaikat 10.2 Menjelaskan tugas-tugas Malaikat
Akhlak 11. Membiasakan perilaku terpuji
11.1 Menjelaskan arti kerja keras, tekun, ulet dan teliti 11.2 Menampilkan contoh perilaku kerja keras, tekun, ulet, dan teliti 11.3 Membiasakan perilaku kerja keras, ulet, tekun dan teliti
Fiqih 12. Memahami tatacara shalat 12.1 Menjelaskan ketentuan – ketentuan Jum’at
shalat jum’at 12.2 Mempraktekkan shalat jum’at
13. Memahami tatacara shalat jama’ dan qashar
13.1 Menjelaskan shalat jama’ dan qashar 13.2 Mempraktekkan shalat jama’ dan qashar
Tarikh dan Kebudayaan Islam 14. Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW
14.1 Menjelaskan misi Nabi Muhammad untuk menyempurnakan akhlak,
56
membangun manusia mulia dan bermanfaat 14.2 Menjelaskan misi Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat 14.3 Meneladani perjuangan Nabi dan para Sahabat dalam menghadapi masyarakat Makkah c. Kelas VIII, Semester I Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al-Qur’an 1.
Menerapkan hukum bacaan Qalqalah dan Ra
1.1 Menjelaskan hukum bacaan Qalqalah dan Ra 1.2 Menerapkan hukum bacaan Qalqalah dan Ra dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an dengan benar.
Aqidah 2.
Meningkatkan keimanan kepada Kitab-kitab Allah
2.1 Menjelaskan pengertian beriman kepada Kitab-kitab Allah 2.2 Menyebutkan nama Kitab-kitab Allah SWT yang di turunkan kepada para Rasul 2.3 Menampilkan sikap mencintai Al-Qur’an sebagai Kitab Allah
Akhlak 3.
Membiasakan perilaku terpuji
3.1 Menjelaskan pengertian zuhud dan tawakkal 3.2 Menampilkan contoh perilaku zuhud dan tawakkal
57
3.3 Membiasakan perilaku zuhud dan tawakkal dalam kehidupan sehari-hari. 4.
Menghindari perilaku tercela
4.1 Menjelaskan pengertian ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah 4.2 Menyebutkan contoh - contoh perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah 4.3 Menghindari perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah dalam kehidupan sehari-hari.
Fiqih 5.
Mengenal tatacara shalat sunnat
5.1 Menjelaskan ketentuan shalat sunnat rawatib 5.2 Memperaktikkan shalat sunnat rawatib
6.
Memahami macammacam sujud
6.1 Menjelaskan pengertian sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah 6.2 Menjelaskan tatacara sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah 6.3 Memperaktikkan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah
7. Memahami tatacara puasa
7.1 Menjelaskan ketentuan puasa wajib 7.2 Memperaktekkan puasa wajib 7.3 Menjelaskan ketentuan puasa sunnah Senin-Kamis, Syawal, dan Arafah 7.4 Memperaktikkan puasa sunnah Senin Kamis, Syawal, dan Arafah
8. Memahami zakat
8.1 Menjelaskan pengertian zakat fitrah dan zakat mal 8.2 Membedakan antara zakat fitrah dan zakat mal
58
8.3 Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat fitrah dan zakat mal 8.4 Memperaktikkan pelaksanaan zakat fitrah dan zakat mal Tarikh dan Kebudayaan Islam 9. Memahami Sejarah Nabi
9.1 Menceritakan sejarah Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan 9.2 Meneladani perjuangan Nabi dan para Sahabat di Madinah
d. Kelas VIII, Semester 2 Standar Kompetensi Al-Qur’an 10. Menerapkan hukum bacaan mad dan waqaf
Kompetensi Dasar 10.1 Menjelaskan hukum bacaan mad dan waqaf 10.2 Menunjukkan contoh hukum bacaan mad dan waqaf dalam bacaan suratsurat Al-Qur’an 10.3 Mempraktikkan bacaan mad dan waqaf dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an
Aqidah 11. Meningkatkan keimanan kepada Rasul Allah
11.1 Menjelaskan pengertian beriman kepada Rasul Allah 11.2 Menyebutkan nama dan sifat-sifat Rasul 11.3 Meneladani sifat-sifat Rasulullah SAW
Akhlak 12. Membiasakan perilaku terpuji
12.1 Menjelaskan adab makan dan minum 12.2 Menampilkan contoh adab makan dan minum
59
12.3 Memperaktekkan adab makan dan minum dalam kehidupan sehari-hari 13. Menghindari Perilaku tercela
13.1 Menjelaskan pengertian perilaku dendam dan munafik 13.2 Menjelaskan ciri-ciri pendendam dan munafik 13.3 Menghindari perilaku pendendam dan munafik dalam kehidupan sehari-hari
14. Memahami hukum Islam tentang hewan sebagai sumber bahan makanan
14.1 Menjelaskan jenis-jenis hewan yang halal dan haram dimakan 14.2 Menghindari makanan yang bersumber dari binatang yang diharamkan.
Tarikh dan Kebudayaan Islam 15. Memahami sejarah dakwah 15.1 Menceritakan sejarah pertumbuhan Islam
ilmu pengetahuan Islam sampai masa Abbasiyah 15.2 Menyebutkan tokoh ilmuwan muslim dan perannya sampai masa daulah Abbasiyah.
e. Kelas , IX Semester I Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al-Qur’an dan Al-Hadits 1. Memahami Ajaran Al Qur’an surat At-Tin
1.1 Membaca QS At-Tin dengan tartil 1.2 Menyebutkan arti QS At-Tin 1.3 Menjelaskan makna QS At-Tin
2. Memahami Ajaran Al –
2.1 Membaca hadits tentang menuntut ilmu
Hadits tentang menuntut
2.2 Menyebutkan arti Hadits menuntut ilmu
ilmu
2.3 Menjelaskan makna menuntut ilmu seperti dalam Al-Hadits
60
Aqidah 3.
Meningkatkan keimanan 3.1 Menjelaskan arti beriman pada Hari Akhir kepada Hari Akhir
3.2 Menyebutkan ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan hari Akhir 3.3 Menceritakan proses kejadian kiamat sughro dan kubro seperti terkandung dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits
Akhlak 4.
Membiasakan perilaku terpuji
4.1 Menjelaskan pengertian qana’ah dan tasamuh 4.2 Menampilkan contoh perilaku qana’ah dan tasamuh 4.3 Membiasakan perilaku qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan sehari-hari.
Fiqih 5.
Memahami hukum Islam 5.1 Menjelaskan tatacara penyembelihan tentang penyembelihan hewan
hewan 5.2 Menjelaskan ketentuan aqiqah dan qurban 5.3 Memperagakan cara penyembelihan hewan aqiqah dan hewan qurban
6.
Memahami hukum Islam 6.1 Menyebutkan pengertian dan ketentuan tentang Haji dan Umrah
haji dan umrah 6.2 Memperagakan pelaksanaan ibadah haji dan umrah
Tarikh dan Kebudayaan Islam 7.
Memahami sejarah
7.1 Menceritakan sejarah masuknya Islam di
perkembangan Islam di
Nusantara melalui perdagangan, sosial,
Nusantara
dan pengajaran 7.2 Menceritakan sejarah beberapa kerajaan Islam di Jawa, Sumatera dan Sulawesi
61
B. Data Non Fisik SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri 1. Proses Pembelajaran PAI di Kelas VII SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Berikut hasil observasi tentang kegiatan pembelajaran PAI di kelas VII SMP TAQ Sadamiyyah dengan Standar Kompetensi “Memahami tatacara shalat jamaah dan munfarid (sendiri)” dengan kompetensi dasar “menjelaskan pengertian shalat jama’ah dan munfarid”. Dalam SK-KD tersebut guru menggunakan metode ceramah, penugasan dan tanya jawab yang dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Kegiatan awal 1) Guru membuka pelajaran dengan salam 2) Guru memberi motivasi kepada siswa agar giat belajar 3) Guru melakukan appersepsi b. Kegiatan Inti 1) Guru dan siswa bersama membaca materi pelajaran PAI 2) Guru mengajukan beberapa pertanyaan Guru menuliskan soal-soal tentang tatacara shalat jamaah dan munfarid di papan tulis 3) Siswa menuliskan jawaban di papan tulis c. Kegiatan Penutup 1) Siswa dan guru mengoreksi hasil pekerjaan siswa 2) Guru memberikan postes 3) Guru memberikan PR
62
Berikut ini gambar-gambar yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran PAI di kelas VII SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan tersebut:
Gambar 1. Kegiatan guru dan siswa bersama-sama membaca materi pelajaran PAI di SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan pada hari Sabtu, 29 Agustus 2015
Gambar 2. Kegiatan siswa mengerjakan soal latihan PAI
Gambar 3. Kegiatan siswa menunjukkan jawaban soal latihan PAI
63
2. Proses Pembelajaran PAI di Kelas VIII SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Di kelas VIII SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan guru melaksanakan pembelajaran PAI dalam standar kompetensi tentang “Memahami zakat” dengan kompetensi dasar “menjelaskan orang yang berhak menerima zakat fitrah dan zakat mal” dengan metode inkuiri sebagai berikut: a. Guru menerangkan materi tentang zakat kepada siswa b. Guru mengemukakan masalah jika ada orang yang memiliki banyak harta namun ia juga berhutang wajibkah ia mengeluarkan zakat harta? c. Siswa melakukan inquiry dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang d. Siswa mencari sumber dalil-dalil untuk menyelesaikan masalah e. Masing-masing kelompok mengumpulkan hasilnya kepada guru f. Guru melakukan analisa terhadap hasil pekerjaan inquiry siswa g. Pengambilan kesimpulan akhir dan tindak lanjut oleh guru 3. Proses Pembelajaran PAI di Kelas IX SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Di kelas IX SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan dalam standar kompetensi tentang “Membiasakan perilaku terpuji” dengan kompetensi dasar
“Menjelaskan
pengertian
qana’ah
dan
tasamuh”
kegiatan
pembelajaran PAI berlangsung sebagai berikut: a. Guru menjelaskan materi tentang pengertian qana’ah dan tasamuh secara lisan
64
b. Guru membagi kelas menjadi kelompok yang terdiri dari 5-6 orang dalam setiap kelompoknya c. Guru menugaskan kepada masing-masing kelompok untuk berdiskusi untuk menemukan ciri-ciri sifat qana’ah dan tasamuh yang ada dalam kehidupan sehari-hari d. Siswa melakukan diskusi dengan kelompok masing-masing saling bertukar pikiran untuk menemukan ciri-ciri sifat qana’ah dan tasamuh. Setelah itu siswa menuliskan hasil temuannya dan mengumpulkannya kepada guru. e. Setelah semua pekerjaan kelompok terkumpul guru menganalisa satu persatu hasil pekerjaan siswa tersebut. C. Proses Penerapan Strategi Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016 1. Penetapan Kriteria Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016 Berkaitan dengan kriteria belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran, penulis mengajukan pertanyaan “Berapa besar prosentase ketuntasan belajar PAI siswa, apa saja kriteria ketuntasan belajar siswa pada bidang studi PAI dan hal-hal apa saja yang menjadi pertimbangan dalam penetapan kriteria bagi ketuntasan belajar siswa tersebut ?”.
65
Adapun jawaban guru adalah: “Siswa tuntas belajar jika ia mencapai KKM, ditambah dengan kemampuan dan kefashihan dalam membaca Arab, mengartikan surat Al Qur’an atau hadits dan kemampuan dalam praktek ibadah dengan cara yang benar.93 2. Penerapan Strategi Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016 Untuk mengetahui mengenai data tentang penerapan belajar tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara maka penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode wawancara dengan guru PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan yaitu Bapak Hadi M Yunus, S.Pd.I. Pertanyaan penulis antara lain: “Bagaimana langkah-langkah yang Bapak tempuh dalam penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP T Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan?”. Dari pertanyaan wawancara tersebut Bapak Hadi M Yunus, S.Pd.I menjelaskan bahwa langkah-langkah penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan adalah: a. Menetapkan tujuan pelajaran yang harus dicapai b. Menetapkan KKM (kriteria ketuntasan minimal) untuk bidang studi PAI yang berbeda-beda untuk tiap kelas yaitu kelas 7 KKM-nya 77, kelas 8 KKM-nya 76, kelas 9 KKM-nya 75. Hal ini disesuikan dengan tingkat kesukaran dari tiap pokok bahasan, kemampuan siswa, kemampuan guru dan dukungan sarana pembelajaran. 93
Ibid.
66
c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan memilih metodemetode yang sesuai dengan materi bidang studi PAI dan mengusahakan agar suasana kelas tidak membosankan. d. Pemberian perhatian dan bimbingan belajar lebih intensif kepada siswa yang lambat dalam belajar, dan latihan mandiri dalam belajar kepada siswa yang cepat (cerdas). e. Kegiatan evaluasi dilakukan secara kontinu setiap kali selesai satu bab atau satu kompetensi dasar untuk mengetahui tingkat penyerapan dan penguasaan siswa terhadap materi-materi yang telah disampaikan guru. f. Melakukan remedi bagi siswa yang tertinggal dan pengayaan bagi siswa yang sudah mencapai kemajuan94 Berkaitan dengan metode pembelajaran yang digunakan agar semua siswa dapat mencapai ketuntasan dalam belajar PAI dan apakah ada perbedaan perlakuan atau metode dalam pembelajaran terhadap siswa yang cepat (cerdas) dan lambat dalam kegiatan pembelajaran bidang studi PAI yang menerapkan belajar tuntas, Bapak Hadi M Yunus, S.Pd.I menjelaskan: Saya menggunakan berbagai metode yang efektif dan variatif seperti ceramah, diskusi, tanya jawab dan juga praktek. Siswa juga harus terus menunjukkan kemampuannya secara individu maupun kelompok. Dan saya juga membimbing dan memacu siswa yang kemampuannya rendah agar mampu mencapai prestasi ke jenjang yang lebih tinggi. 95 Penulis juga menanyakan apa tindak lanjut pada siswa telah tuntas dalam belajar dan tidak tuntas dalam belajar, Bapak Hadi M Yunus, S.Pd.I menjelaskan:
94
Hasil wawancara dengan Bapak Hadi M. Yunus, S.Pd.I, guru PAI SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan pada 28 Agustus 2015 jam 09.26 WIB 95 Ibid
67
Kalau setelah tes ada siswa yang belum tuntas, maka saya harus melakukan remedi dengan menyampaikan kembali mata pelajaran yang sulit dan tes ulang. Dan bagi yang sudah tuntas saya berikan tugas secara mandiri tentang materi selanjutnya, jadi mereka tidak harus menunggu sampai teman-temannya bisa.96 3. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat yang Berpengaruh Pada Penerapan Strategi Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016 Secara umum Bapak Hadi M. Yunus menjelaskan tentang faktorfaktor yang berpengaruh pada penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara adalah: “Intak siswa, IQ, motivasi belajar anak, ketersediaan buku penunjang mata pelajaran PAI, dan alat-alat pendukung lainnya seperti sarana pembelajaran.” 97
96 97
Ibid Ibid.
BAB IV ANALISIS PENERAPAN STRATEGI BELAJAR TUNTAS PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAKHASSUS AL QUR’AN SADAMIYYAH GUYANGAN BANGSRI JEPARA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 A. Analisis Kriteria Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016 Berdasarkan pada data yang berhasil penulis kumpulkan, maka dapat ditemukan atau diketahui bahwa kriteria ketuntasan belajar di SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan dalam mata pelajaran PAI adalah 1. Siswa tuntas belajar jika ia mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal) yaitu kelas 7 KKM-nya 77, kelas 8 KKM-nya 76, kelas 9 KKM-nya 75. Hal ini disesuikan dengan tingkat kesukaran dari tiap pokok bahasan, kemampuan siswa, kemampuan guru dan dukungan sarana pembelajaran 2. Kemampuan dan kefashihan siswa dalam membaca al-Qur’an atau hadits 3. Kemampuan siswa dalam mengartikan surat atau ayat Al Qur’an atau hadits 4. Kemampuan dalam praktek ibadah dengan cara yang benar.
68
69
B. Analisis Penerapan Strategi Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016 Pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip ketuntasan secara individual. Dalam hal pemberian kebebasan belajar, serta untuk mengurangi kegagalan peserta didik dalam belajar, strategi belajar tuntas menganut pendekatan individual, dalam arti meskipun kegiatan belajar ditujukan kepada sekelompok peserta didik (klasikal), tetapi mengakui dan melayani perbedaan-perbedaan perorangan peserta didik sedemikiah rupa, sehingga
dengan
penerapan
pembelajaran
tuntas
memungkinkan
berkembangnya potensi masing-masing peserta didik secara optimal. Dasar pemikiran dari belajar tuntas dengan pendekatan individual ialah adanya pengakuan terhadap perbedaan individual masing-masing peserta didik. Berdasarkan analisa penulis terhadap penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan, dapat dijabarkan bahwa langkah-langkah penerapan strategi belajar tuntas adalah: 1. Tahap persipan Dalam tahap ini beberapa kegiatan yang dilakukan oleh guru PAI di SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan adalah: a. Menetapkan tujuan pelajaran yang harus dicapai b. Menetapkan KKM (kriteria ketuntasan minimal) untuk bidang studi PAI yang berbeda-beda untuk tiap kelas yaitu kelas 7 KKM-nya 77, kelas 8 KKM-nya 76, kelas 9 KKM-nya 75. Hal ini disesuikan dengan
70
tingkat kesukaran dari tiap pokok bahasan, kemampuan siswa, kemampuan guru dan dukungan sarana pembelajaran. Perbedaan strategi belajar tuntas dan konvensional adalah bahwa dalam strategi belajar tuntas menggunakan strategi pembelajaran yang berasaskan maju berkelanjutan. Peserta didik belajar selangkah demi selangkah dan boleh mempelajari kompetensi dasar berikutnya setelah menguasai sejumlah kompetensi dasar sekurang-kurangnya 75% dari kompetensi dasar yang ditetapkan. Sedangkan pembelajaran konvensional dalam kaitan ini diartikan sebagai pembelajaran dalam konteks klasikal yang sudah terbiasa dilakukan, sifatnya berpusat pada guru, sehingga pelaksanaannya kurang memperhatikan keseluruhan situasi belajar (non belajar tuntas). Maka perbedaan antara pembelajaran tuntas dengan pembelajaran konvensional adalah bahwa pembelajaran tuntas dilakukan melalui
asas-asas
ketuntasan
belajar,
sedangkan
pembelajaran
konvensional kurang memperhatikan ketuntasan belajar khususnya ketuntasan belajar secara individual. 2. Tahap Pelaksanaan a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan memilih metode-metode yang sesuai dengan materi bidang studi PAI dan mengimplementasikan strategi PAIKEM Metode pengajaran memiliki kedudukan yang amat strategis dalam mendukung keberhasilan pengajaran. itulah sebabnya, para ahli pendidikan sepakat, bahwa seorang guru yang ditugaskan mengajar di
71
sekolah, haruslah guru yang profesional, yaitu yang antara lain ditandai oleh penguasaan yang prima terhadap metode pengajaran. Melalui metode pengajaran, mata pelajaran dapat disampaikan secara efisien, efektif dan tersetruktur dengan baik, sehingga dapat dilakukan perencanaan dan perkiraan yang tepat. Agar siswa mencapai ketuntasan dalam belajar dalam mata pelajaran PAI di SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan, guru menerapkan strategi PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif da menyenangkan) dengan memilih metode-metode pembelajaran yang banyak melibatkan siswa dan dapat merangsang kreatifitas siswa misalnya: metode diskusi, demonstrasi, bermain peran, tanya jawab, pemecahan masalah dan sebagainya. Selain itu guru juga harus menggunakan berbagai sumber belajar dan media pembelajaran yang disukai siswa misalnya media gambar seperti gambar-gambar proses shalat
dan
tatacara
wudlu
sehingga
suasana
pembelajaran
menyenangkan dan siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal. b. Pemberian perhatian dan bimbingan belajar lebih intensif kepada siswa yang lambat dalam belajar, dan latihan mandiri dalam belajar kepada siswa yang cepat (cerdas). Oemar Hamalik menyatakan bahwa individu adalah suatu kesatuan yang masing-masing memiliki ciri khasnya dan karena itu tidak ada individu yang sama, satu dengan yang lainnya berbeda. Ada dua faktor yang menyebabkan perbedaan individual yaitu faktor
72
warisan keturunan dan faktor pengaruh lingkungan.1 Sehingga kedua faktor itu akan menyebabkan perbedaan antara lain: kecerdasan, bakat, minat, keadaan jasmaniah, dll. Perbedaan individu itu dapat menyebabkan adanya siswa yang lamban dan cepat dalam belajar. Karena itu dalam melakukan pembelajaran perlu mempertimbangkan dan memperhatikan perbedaan individual. Penggunaan strategi belajar tuntas merupakan pendekatan yang memungkinkan
para
siswa
belajar
bersama-sama
dengan
memperhatikan bakat dan ketekunan siswa, pemberian waktu yang cukup dan bantuan bagi siswa yang mengalami kesulitan. Maka untuk mencapai prestasi yang maksimal bagi setiap siswa, guru harus membedakan perlakukan antara siswa yang lamban dan cepat dalam belajar. Langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh guru dalam membantu siswa yang lamban dalam belajar sebagaimana di SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan yaitu: 1) Memberikan waktu belajar yang lebih lama untuk menguasai suatu kompetensi Karena pada umumnya siswa lamban membutuhkan waktu yang lama dalam memahami pelajaran dan prestasi yang dicapainya tidak dapat maksimal. Sehingga agar dapat mencapai ketuntasan dalam belajar bagi yang lamban harus diberikan waktu
1
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 180
73
yang lebih leluasa dalam menguasai suatu kompetensi. Guru PAI di SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan juga memberikan perhatian lebih bagi siswa lamban belajar yaitu dengan terus memantau perkembangannya misalnya dengan menghampirinya ke tempat duduk siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan dan membimbingnya jika ada kesulitan. 2) Memberikan bimbingan cara-cara belajar yang mudah dan efektif Cara yang dapat ditempuh guru untuk membimbing siswa lamban misalnya adalah membuat singkatan-singkatan pada konsep-konsep pelajaran yang kompleks sehingga mereka lebih mudah memahaminya, membantu siswa lamban membuat catatancatatan ringkas dari materi dan lain sebagainya. 3) Meyakinkan dan memberikan motivasi bahwa siswa lamban pasti juga mampu meraih prestasi yang baik Guru harus memberikan motivasi mampu meyakinkan bahwa setiap peserta didik dapat mencapai penguasaan penuh dalam belajar. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh guru dalam membelajarkan siswa yang cepat adalah memberikan mereka untuk belajar secara mandiri, memberikan tugas-tugas tambahan mislanya dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan guru dan menuliskannya di papan tulis dan menugaskan mereka agar memberikan bimbingan kepada teman-temannya.
74
c. Kegiatan evaluasi dilakukan secara kontinu setiap kali selesai satu bab atau satu kompetensi dasar untuk mengetahui tingkat penyerapan dan penguasaan siswa terhadap materi-materi yang telah disampaikan guru. Evaluasi harus dilakukan secara sistematis dan kontinu, agar dapat menggambarkan kemampuan para siswa yang dievaluasi. Kesalahan utama pada guru adalah, evaluasi hanya dilakukan saat-saat tertentu, seperti pada akhir unit, pertengahan dan/atau akhir program pengajaran. Akibat yang terjadi adalah minimnya informasi tentang para siswa sehingga banyaknya perlakuan prediksi guru menjadi bias dalam menentukan posisi siswanya dalam kegiatan dalam kelas. Informasi yang berhasil didapatkan melalui kegiatan evaluasi selanjutnya
dijadikan
pembelajaran
yang
sebagai dapat
umpan
berguna
balik untuk
terhadap
proses
memperbaiki
dan
meningkatkan kualitas dari kegiatan pembelajaran selanjutnya. Selain itu, evaluasi hasil belajar juga memiliki fungsi untuk mengetahui kemajuan atau kegagalan yang telah dicapai oleh masing-masing siswa dan untuk menetapkan siswa sesuai dengan prestasi belajarnya. 3. Tahap Akhir (tindak lanjut) a. Melakukan remedi bagi siswa yang tertinggal Pengajaran remedial adalah upaya guru (dengan atau tanpa bantuan pihak lain) untuk menciptakan situasi baru/berbeda yang memungkinkan
individu
atau
kelompok
siswa
lebih
mampu
meningkatkan prestasi seoptimal mungkin sehingga memenuhi kriteria
75
keberhasilan minimal yang diharapkan. Tujuan remedi adalah diarahkan untuk meningkatkan prestasi siswa (baik kualitatif maupun kuantitatif) atau untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan penyesuaian baik terhadap dirinya maupun lingkungannya. Maka dengan dilaksanakannya remedi diharapkan dapat menjadi solusi bagi penyembuhan kesulitan belajar siswa dan perbaikan dari ketertinggalan keberhasilan akademiknya. Karena tujuan dari pengajaran remedial adalah untuk mengadakan perbaikan bagi siswa mengalami kesulitan dalam satu mata pelajaran maupun dalam beberapa mata pelajaran. b. Pengayaan bagi siswa yang sudah mencapai kemajuan Pengayaan dapat diberikan guru dengan memberikan tugas-tugas tambahan bagi siswa yang sudah mencapai kemajuan. Ketika siswa lamban masih berusaha mencapai kompetensi yang ditelah dicapai siswa lain, maka siswa yang cepat dalam belajar dapat menjadi jenuh jika mereka tidak diberikan kegiatan. Maka guru juga harus mempersiapkan kegiatan yang baik sebaik untuk siswa yang lamban dalam belajar. Mereka dapat ditugaskan untuk mempelajari terlebih dahulu bab selanjutnya dan apabila sudah menguasainya mereka dapat ditugaskan pula untuk membantu teman-temannya.
76
C. Analisis Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat yang Berpengaruh Pada Penerapan Strategi Belajar Tuntas Dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016 Faktor-faktor pendukung dan penghambat yang berpengaruh pada penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara adalah: 1. Faktor Pendukung a. Intak siswa Pencapaian
ketuntasan
belajar
siswa
ditandai
dengan
tercapainya KKM (kriteria ketuntasan minimal) yang ditetapkan setiap mata pelajaran. Dan dalam penetapan KKM tersebut salah satunya harus mempertimbangkan intak siswa atau daya kemampuan siswa untuk menguasai satu indikator atau bab tertentu sesuai dengan tingkat kemudahan atau kesulitan dari bab tersebut. b. Intelegensi Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan inteligensi adalah: kecerdasan.2 Inteligensi juga disebut
dengan
IQ
atau
Intelligensi
Quotient.Seseorang
yang
intelegensinya tinggi akan lebih lancar dan sukses dalam belajarnya daripada orang yang berinteligensi rendah. Dalam al-Qur’an juga
2
WJS, Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), Cet 14, hlm. 438
77
dijelaskan mengenai pentingnya inteligensi sebagaimana dalam ayat berikut:
(٩: )اﻟﺰﻣﺮ Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS. Az-Zumar: 9)3
c. Motivasi belajar Motivasi
adalah
tenaga
pendorong
atau
penarik
yang
menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh jika motivasi belajarnya tinggi. Dengan kata lain seorang siswa akan belajar dengan baik jika ada faktor pendorongnya (motivasi). Motivasi siswa dalam pembelajaran PAI di SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan sebagaimana hasil observasi penulis tampak cukup baik. Hal ini terlihat dari antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh guru. Sebagaimana dalam gambar berikut:
3
367
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro, 2000), hlm.
78
Gambar 4. Kegiatan siswa dalam pembelajaran PAI 2. Faktor Penghambat a. Ketersediaan buku penunjang mata pelajaran PAI Kurangnya sumber belajar berpengaruh pada sedikitnya informasi yang bisa didapatkan oleh siswa, dan terbatasnya informasi yang dapat disampaikan oleh guru kepada siswa. Demikian halnya di SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan, karena terbatasnya sumber belajar kegiatan pembelajaran hanya menggunakan modul dan guru saja. b. Keterbatasan sarana pembelajaran Keterbatasan alat peraga dan media dalam proses pembelajaran PAI di SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan, menghambat proses pemahaman dan penguasaan siswa pada materi pelajaran PAI yang sedang dipelajari. Syaiful Bahri Djamarah menjelaskan bahwa jika alat/media yang kurang memadai dan kurang lengkap membuat penyajian pelajaran tidak baik.4
4
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 205
BAB V A. Kesimpulan
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian baik yang bersifat kepustakaan maupun yang bersifat penelitian lapangan dapat disimpulkan bahwa: 1. Kriteria belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016 adalah nilai mencapai kriteria ketuntasan minimal, fashih membaca alQur’an dan hadits dan mampu mengartikannya, mampu dalam praktek ibadah dengan cara yang benar. 2. Penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016 meliputi tiga tahapan yaitu: Tahap persiapan: guru menetapkan tujuan pelajaran yang harus dicapai dan kriteria ketuntasan minimal. Tahap pelaksanaan: guru melakukan pembelajaran dengan metode yang tepat, mengimplementasikan strategi PAIKEM, dan evaluasi. Tahap akhir: adalah tindak lanjut bagi siswa yang belum tuntas dilakukan remedi dan pengayaan bagi yang tuntas. 3. Faktor-faktor pendukung dan penghambat yang berpengaruh pada penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016 adalah:
79
80
a. Faktor pendukung meliputi: intak siswa, intelegensi, dan motivasi belajar siswa. b. Faktor penghambat meliputi: kurangnya ketersediaan buku penunjang mata pelajaran PAI dan kurangnya sarana pembelajaran seperti: belum adanya proyektor. B. Saran-saran 1. Bagi guru PAI Hendaknya terus meningkatkan kompetensinya baik kompetensi sosial, kompetensi pribadi dan kompetensi profesional dalam mengajar. Dan hendaknya guru lebih kreatif dalam melaksanakan pembelajaran yang terkait dengan karakteristik siswa SMP Takhassus al-Qur’an Guyangan untuk meningkatkan rata-rata nilai PAI siswa dan mengoptimalkan ketuntasan belajar mereka. 2. Kepala Sekolah Hendaknya Kepala senantiasa memberikan pembinaan kepada guru-guru agar senantiasa meningkatkan kualitas pembelajarannya terutama yang terkait dengan karakteristik SMP Takhassus al-Qur’an Guyangan dengan membuat perencanaan pembelajaran yang sistematis, fleksibel dan komprehensif.
81
C. Penutup Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, pertolongan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, meskipun dengan tidak terlepas dari kekurangan dan kekeliruan. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi hingga selesainya skripsi ini, penulis haturkan terima kasih. Dengan harapan dan doa semoga tulisan yang sederhana ini dapat bermanfaat. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad Daud Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2010). Aly, Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999) Anggoro, M. Toha, dkk., Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007) Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta :Rineka Cipta, 2002) Baharuddin, Wahyuni, Esa Nur, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: ArRuz Media, 2009) BSNP, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang pendidikan Dasar dan Menengah, (BSNP : Jakarta, 2006) Dalyono, M. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005) Darajat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996) Djamarah, Syaiful Bahri Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) Hadi, Sutrisno, Metodologi Reseach, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989) Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005) …….…………., Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008) Hamid, Farida, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, (Surabaya: Apollo, tth.) Kunandar, Guru Profesional, Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009) Majid, Abdul dan Andayani, Dian, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakrya, 2004) Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Kompetensi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008) ……………., Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013) Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007) Masri, Singarimbun, dan Efendi, Sofwan, Metodologi Penelitian Survei, (Jakarta, LP3S, 1989) Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004) Muhaimin, Paradigma Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999) ………..., Wacana pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004)
Mujib, Abdul, et.al., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006) Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006) ……………., Kurikulum Yang Disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009) Nata, Abuddin, Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Pendidik-Murid Studi Pemikiran Tasawuf Al-Ghazali, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2001) Seifert, Kelvin, Educational Psychology, Terj. Yusuf Anas, Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan (Manajemen Mutu Psikologi Pendidikan para Pendidik), (Jogjakarta: Ircisod, 2009) Shihab, M. Quraish, Wawasan al-Qur’an (Jakarta:PT Mizan Pustaka) Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Kredit Semester, (Jakarta: Bumu Aksara, 1991) Sugiharto, dkk., Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Universitas Negeri, 2006) Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologis Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005) …………………………….., Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006) Suyono, Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014) Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006) Tahapan Analisis Data Penelitian Kualitatif, http://bersukacitalah.wordpress.com/2011/01/20/tahapan-analisis-datapenelitian-kualitatif/ Thoib, Ismail Risalah Akhlak, (Yogjakarta:CV. Bina Usaha,1984) Tim Dosen IAIN Walisongo Semarang, PBM-PAI di Sekolah Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998) Tim Pentashih Mushaf Al-Qur’an Kementerian Agama RI, al-Qur'anul dan Terjemahnya, (Jakarta : Al-Fatih, 2012) Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Fokus Media, 2006) Uno, Hamzah B., Model Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) ……………., Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006)
Wahyudin, Dinn, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007) Wena, Made Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) Wijaya, Cece, Pendidikan Remidial Sarana Pengembangan Mutu Sumber Daya Manusia, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007)
RIWAYAT HIDUP PENULIS Data Pribadi Nama
: SRI ASTUTIK
NIM
: 131310001217
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Tempat, Tanggal lahir
: Jepara, 02 Desember 1990
Alamat
: Guyangan RT. 02 RW. 05 Bangsri Jepara
Data Orang Tua
:
Ayah
: Darus
Ibu
: Suyat
Pendidikan 1. MI Talimul Athfal lulus tahun 2002 2. MTs. Alfaizin Guyangan lulus tahun 2005 3. MA. Alfaizin Guyangan lulus tahun 2008 4. UNISNU Jepara Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan jurusan Pendidikan Agama Islam lulus tahun 2015 Demikian riwayat pendidikan penulis ini dibuat dengan sebenarnya, apabila masih terdapat kekurangan harap maklum.
Jepara, 19 September 2015 Penulis
SRI ASTUTIK NIM : 131310001217
DATA DOKUMENTASI
Foto penulis saat wawancara dengan Bapak Hadi M Yunus selaku Kepala dan guru PAI di SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan
Foto aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran PAI di SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan