KARAKTERISTIK DAN PENANGANAN LIMBAH PADAT SERTA KELUHAN IRITASI KULIT PADA PETUGAS KEBERSIHAN DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN KOTA MEDAN TAHUN 2013
SKRIPSI
Oleh :
SRI ISNAINI RITONGA NIM. 111021013
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
1
KARAKTERISTIK DAN PENANGANAN LIMBAH PADAT SERTA KELUHAN IRITASI KULIT PADA PETUGAS KEBERSIHAN DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN KOTA MEDAN TAHUN 2013
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
OLEH
SRI ISNAINI RITONGA NIM. 111021013
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013
2
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi
Nama Mahasiswa
: KARAKTERISTIK DAN PENANGANAN LIMBAH PADAT SERTA KELUHAN IRITASI KULIT PADA PETUGAS KEBERSIHAN DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN KOTA MEDAN 2013 : Sri Isnaini Ritonga
No. Induk Mahasiswa : 111021013 Program Studi
: Ilmu Kesehatan Masyarakat
Peminatan
: Kesehatan Lingkungan
Tanggal Lulus
: 20 November 2013
Disahkan Oleh Komisi Pembimbing
3
Abstrak Pasar adalah suatu area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, supermarket, pertokoan, mal, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai karakteristik dan penanganan limbah padat pasar serta keluhan iritasi kulit pada petugas kebersihan di pasar tradisional dan pasar modern Kota Medan Tahun 2013. Jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan sampel petugas kebersihan yang berjumlah 40 orang. Hasil penelitian, karakteristik responden di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar, paling banyak petugas kebersihan yang berumur ≥ 26 tahun : 10 orang (45,5%), jenis kelamin adalah pria : 13 orang (59,1%), pendidikan terakhir SMA: 13 orang (59,1%), lama bekerja ≥ 1 tahun: 15 orang (68,2%), jam kerja ≥ 5 jam: 22 orang (100%), pernah merasakan keluhan iritasi kulit 8 orang (36,4%). Karakteristik responden di pasar modern Berastagi Supermarket, paling banyak petugas kebersihan yang berumur 15-20 tahun: 10 orang (55,6%), jenis kelamin adalah pria: 13 orang (55,6%), pendidikan terakhir SMA: 18 orang (100%), lama bekerja ≤ 1 tahun: 17 orang (94,4%), jam kerja ≥ 5 jam: 18 orang (100%), tidak pernah merasakan keluhan iritasi kulit 18 orang (100%). Pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar tidak dilakukan pemisahan sampah sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket dilakukan pemisahan sampah, antara sampah organik dan sampah anorganik. Disarankan kepada Dinas Pasar Dan Dinas Kebersihan untuk memberikan penyuluhan dan sosialisasi mengenai penanganan sampah yang benar dan pentingnya menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja kepada petugas kebersihan baik di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar maupun pasar modern Berastagi Supermarket. Kata Kunci : Limbah Padat, Keluhan Iritasi Kulit, Petugas Kebersihan, Pasar Tradisional dan Pasar Modern.
ii
Abstract Market is area where the buying and selling of goods with the seller more than one good something called the shopping centre traditional market, supermarket, shops, mal, plaza, central trade and others. Research is to give in idea of the characteristics and solid waste management market and complaint skin irritation on janitor in the traditional market and modern market in Medan city 2013. This research is descriptive with sample janitor which totaled 40 people. The characteristic of respondents in the traditional market Penampungan Pusat Pasar the most common being a janitor ≥ 26 years: 10 people (45,5%), gender is a man: 13 people (59,1%), last high school education: 13 people (59,1%), long work ≥ 1 years: 15 people (68,2%), working hour ≥ 5 hours: 22 people (100%), ever had complaints of skin irritation: 8 people (36,4%). The characteristic of respondents in the modern market Berastagi Supermarket, a janitor at most 15-20 years old: 10 people (55,6%), gender is a man: 13 people (55,6%), last high school education: 18 people (100%), long work ≤ 1 years: 17 people (94,4%), working hour ≥ 5 hours: 18 people (100%), never had complaints of skin irritation: 18 people (100%). The market Penampungan Central Market using traditional Markets do not waste separation while in the modern market made Berastagi Supermarket waste separation, between the organic and inorganic waste. Advices to departement of market and department of cleansing to provide counseling and socialization regarding waste management which is right and the importance of the use of a protective self (APD) while working to janitor both in traditional market Penampungan Central Market and modern market Berastagi Supermarket. Keywords: Solid waste, Skin irritation complaint, Janitors, Traditional market and Modern market.
iii
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama
: Sri Isnaini Ritonga
Tempat dan Tanggal Lahir
: Medan, 11 Oktober 1989
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Anak ke
: 1 dari 1 Bersaudara
Alamat Rumah
: Jln. Surya Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Rantau Utara, RantauPrapat-Labuhan Batu
Riwayat Pendidikan 1. Tahun 1995-2001
: SD Negeri 112134 RantauPrapat
2. Tahun 2001-2004
: SMP Negeri 1 Rantau Selatan
3. Tahun 2004-2007
: SMA Negeri 1 Rantau Selatan
4. Tahun 2008-2011
: D3 Kimia Analis USU
5. Tahun 2011-2013
: Fakultas Kesehatan Masyarakat USU
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim.. Puji dan syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Karakteristik dan Penanganan Limbah Padat Serta Keluhan Iritasi Kulit Pada Petugas Kebersihan Di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Kota Medan Tahun 2013”. Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta, Ayah Amri Ritonga dan Ibu Hj. Linda Sriwati Nasution yang tiada henti memberikan kasih sayang, selalu mendo’akan penulis dan selalu memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis dalam membuat skripsi ini. Selanjutnya tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Ir. Evi Naria, M.Kes, selaku Kepala Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Prof. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, M.S, selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Dr. dr. Wirsal Hasan, MPH, selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan hingga selesainya skripsi ini. 4. Ibu Ir. Evi Naria, M.Kes dan Ibu Ir. Indra Chahaya, M.Si, selaku dosen penguji.
v
5. Bapak Prof. dr. Sorimuda Sarumpaet, MPH, selaku Dosen Pembimbing Akademik. 6. Seluruh Dosen serta Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, khususnya Dosen dan Staf Departemen Kesehatan Lingkungan yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis selama mengikuti perkuliahan 7. Ibu Dessy Wulansari Harahap, S.Sos, selaku Kabag Kepegawaian di Kantor Dinas PD Pasar 8. Bapak H. Pardamean Siregar, SH, MAP, selaku Kepala Dinas Kebersihan Kota Medan 9. Bapak Harlen Lubis, SE, selaku HRD & GA HEAD di Berastagi Supermarket. 10.Untuk Nenek, Mak Ayang, Nantulang, Etek Ta dan etek Na serta sepupusepupu yang tidak bisa saya sebut satu persatu yang selalu memberikan semangat dan senantiasa mendo’akan penulis. 11.Untuk teman-teman seperjuanganku: Dessy Irfi, Dina Rizkha Utami, Tri Annisa Irsan, Siti Haritsah, Ika Surya Agustiani, Evie Putriany, Rizka Fiqih, Winda Rukmana, Bestty Pohan, Yuliana, Bang Jun Edy, Kak Wiwit dan semua teman-teman FKM dan D3 Kimia Analis yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis. 12.Teman-teman PBL rumah 5: Latifah Hanum Harahap, Suliyanti, Helena Sipahutar, Putri Ruth Sibarani, Suryani Harahap, Sri Milola Sitompul, Ayu Sirait, Kak Rumondang, Kak Ance, Bang Erwinsyah, Pak Sogirin yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis. Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin. Namun demikian, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari vi
kesempurnaan. Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan,
November 2013
Sri Isnaini Ritonga
vii
DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ ABSTRAK ............................................................................................................. ABSTRACT .......................................................................................................... RIWAYAT HIDUP PENULIS ........................................................................... KATA PENGANTAR ......................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................... DAFTAR TABEL......... ……….….... ................................................................. DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
i ii iii iv v viii xi xiii
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................. 1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1.2 Perumusan Masalah ........................................................................ 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................... 1.3 2 Tujuan Khusus...................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian ..........................................................................
1 1 4 5 5 5 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 2.1 Pengertian Pasar............ ................................................................. 2.1.1 Pembagian Tata Ruang Pasar ......................... .................. 2.1.2 Klasifikasi Barang Dagangan ............................................. 2.1.3 Tempat Sampah Sementara ................................................ 2.1.4 Saluran Untuk Limbah Cair ................................................ 2.2 Pengertian Limbah Padat Pasar .................................................... 2.2.1 Jenis Sampah ................................................................... 2.2.2 Sumber-sumber Sampah ..................................................... 2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sampah ...................... 2.2.4 Sistem Pembuangan Sampah .............................................. 2.2.5 Hubungan Sampah Padat dengan Kesehatan Lingkungan.. 2.3 Penanganan Limbah Padat ................... ........................................ 2.4 Pengertian Kulit ................... ......................................................... 2.4.1 Anatomi Kulit .................................................................. 2.4.2 Fungsi Kulit .............. .......................................................... 2.4.2 Penyebab Iritasi Kulit .............. ........................................... 2.5 Karakteristik Petugas Kebersihan .............................................. 2.6 Kerangka Konsep............................................................................
6 6 7 7 8 8 9 10 11 13 15 16 19 25 25 26 27 28 31
.
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 3.1 Jenis Penelitian ............................................................................. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 3.2.1 Tempat Penelitian ............................................................... 3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................... 3.3 Populasi dan Sampel .......... ........................................................... 3.3.1 Populasi ................ ............................................................ 3.3.2 Sampel .................. ............................................................... 3.4 Metode Pengumpulan Data .......................................................... viii
32 32 32 32 32 32 32 33 33
3.4.1 Data Primer ......... ............................................................... 3.4.1 Data Sekunder ...... ............................................................... 3.5 Defenisi Operasional........... .......................................................... 3.6 Aspek Pengukuran ............... ......................................................... 3.7 Tekhnik Pengolahan Data ... .......................................................... 3.8 Teknik Analisa Data.......... ..........................................................
33 33 33 35 38 39
BAB IV HASIL PENELITIAN ..... ................................................................. 4.1 Lokasi Geografis ................ .......................................................... 4.2 Karakteristik Responden Pasar Tradisional dan Pasar Modern .. 4.2.1 Umur Responden .............................................................. 4.2.2 Jenis Kelamin ...................................................................... 4.2.3 Tingkat Pendidikan Responden ......................................... 4.2.4 Lama Bekerja ...................................................................... 4.2.5 Jam Kerja ............................................................................. 4.2.6 Pengetahuan Petugas Kebersihan ...................................... 4.2.7 Sikap Petugas Kebersihan .................................................. 4.2.8 Tindakan Petugas Kebersihan ............................................ 4.2.9 Keluhan Iritasi Kulit ........................................................... 4.3 Tabulasi Silang .............................................................................. 4.3.1 Tabulasi Silang antara Umur dengan Keluhan Iritasi Kulit 4.3.2 Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Keluhan Iritasi Kulit .......................................................................... 4.3.3 Tabulasi Silang antara Tingkat Pendidikan dengan Keluhan Iritasi Kulit ........................................................... 4.3.4 Tabulasi Silang antara Lama Bekerja dengan Keluhan Iritasi Kulit .......................................................................... 4.3.5 Tabulasi Silang antara Jam Kerja dengan Keluhan Iritasi Kulit ..................................................................................... 4.3.6 Tabulasi silang antara Tingkat Pengetahuan dengan Keluhan Iritasi Kulit ........................................................... 4.3.7 Tabulasi Silang antara Sikap dengan Keluhan Iritasi Kulit 4.3.8 Tabulasi Silang antara Tindakan dengan Keluhan Iritasi Kulit ..................................................................................... 4.4 Penanganan Sampah di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Pasar Modern Berastagi Supermarket .......... ............. .
40 40 41 41 41 42 43 43 44 46 48 49 50 50
BAB V
58 58 61 61 62 62 63 64 64 65 65
PEMBAHASAN .............. ................................................................. 5.1 Karakteristik Responden .... .......................................................... 5.2 Tabulasi Silang .............................................................................. 5.2.1 Umur dengan Keluhan Iritasi Kulit ................................... 5.2.2 Jenis Kelamin dengan Keluhan Iritasi Kulit ..................... 5.2.3 Tingkat Pendidikan dengan Keluhan Iritasi Kulit ............ 5.2.4 Lama Bekerja dengan Keluhan Iritasi Kulit ...................... 5.2.5 Jam Kerja dengan Keluhan Iritasi Kulit ............................ 5.2.6 Tingkat Pengetahuan dengan Keluhan Iritasi Kulit .......... 5.2.7 Sikap dengan Keluhan Iritasi Kulit .................................... 5.2.8 Tindakan dengan Keluhan Iritasi Kulit ............................. ix
50 51 52 52 53 53 54 54
5.3 Penanganan Limbah Padat .. .......................................................... 5.4 Keluhan Iritasi Kulit Pada Petugas Kebersihan . ..........................
66 70
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 6.1 Kesimpulan ......................... .......................................................... 6.2 Saran .................................. ..........................................................
72 72 73
DAFTAR PUSTAKA
x
DAFTAR TABEL
No. 1. Tabel 1
2. Tabel 2
3. Tabel 3
4. Tabel 4
5. Tabel 5
6. Tabel 6
7. Tabel 7
8. Tabel 8
9. Tabel 9
10.Tabel 10
11.Tabel 11
12. Tabel 12
Hal Distribusi Petugas Kebersihan Menurut Umur Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 .................................... Distribusi Petugas Kebersihan Menurut Jenis Kelamin Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 .................... Distribusi Petugas Kebersihan Menurut Tingkat Pendidikan Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ..................................... Distribusi responden Berdasarkan Lama Bekerja sebagai Petugas Kebersihan Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ..... Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Penanganan Sampah Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ................................................................................ Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden sebagai Petugas Kebersihan Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ..................... Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap tentang Pemakaian APD Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ............... Distribusi Sikap Responden sebagai Petugas Kebersihan di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 .................................. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tindakan tentang Pemakaian APD Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ............... Distribusi Tindakan Responden sebagai Petugas Kebersihan Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ..................................... Distribusi Keluhan Iritasi Kulit Pada Petugas Kebersihan Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ..................................... Tabulasi Silang antara Umur dengan Keluhan Iritasi Kulit di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ..................... xi
41
41
42
43
44
46
46
48
48
49
49
50
No. 13. Tabel 13
14. Tabel 14
15. Tabel 15
16. Tabel 16
17. Tabel 17
Hal Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Keluhan Iritasi Kulit di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ..................... Tabulasi Silang antara Tingkat Pendidikan dengan Keluhan Iritasi Kulit di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ............. Tabulasi Silang antara Lama Bekerja dengan Keluhan Iritasi Kulit di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ................... Tabulasi Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan Keluhan Iritasi Kulit di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ..................... Tabulasi Silang antara Tindakan dengan Keluhan Iritasi Kulit di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 .....................................
xii
50
51
52
53
54
DAFTAR LAMPIRAN No.
Hal.
1. Lampiran 1. Daftar Kuisioner ............................................................
76
2.
Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian ..................................................
82
3.
Lampiran 3. Surat Telah Selesai Penelitian dari Dinas Pasar Kota Medan ......................................................................
86
4.
Lampiran 4. Surat Telah Selesai Penelitian dari Berastagi Supermarket ..
87
5.
Lampiran 5. Surat Telah Selesai Penelitian dari Dinas Kebersihan .........
88
6.
Lampiran 6. Output Hasil Penelitian ..................................................
89
7.
Lampiran 7. Lembar Konsultasi Skripsi ..............................................
98
xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan
penyehatan
lingkungan
pada
tempat-tempat
umum
merupakan upaya yang dilakukan untuk mengamankan lingkungan melalui pengawasan dan perbaikan kualitas kesehatan lingkungan. Salah satu yang merupakan bagian dari penyehatan lingkungan tersebut adalah Pasar. Menurut peraturan menteri perdagangan (2008) pasar adalah suatu area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, supermarket, pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Umumnya pasar di Indonesia digambarkan sebagai sebuah tempat yang ramai dan menyenangkan, dengan kegiatan yang sibuk dan tak terbatas, penuh dengan berbagai komoditas, serta banyak orang yang sibuk melakukan transaksi. Pasar tradisional adalah pasar yang dalam pelaksanaannya bersifat tradisional dan ditandai dengan pembeli serta penjual yang bertemu secara langsung. Proses jualbeli biasanya melalui proses tawar menawar harga, dan harga yang diberikan untuk suatu barang bukan merupakan harga tetap, dalam arti lain masih dapat ditawar, hal ini sangat berbeda dengan pasar modern (Dede, 2012). Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang diperjualbelikan dengan harga pas dan
dengan
layanan
sendiri.
Tempat
berlangsungnya pasar ini adalah di supermarket, mall, plaza, dan tempat-tempat modern lainnya (Syadiash, 2010). Ada beberapa kelebihan pasar tradisional dibandingkan dengan pasar modern, yaitu: lokasinya yang strategis karena dekat dengan pemukiman, dan masih adanya 1
sistem tawar-menawar yang secara fisikologis memberikan nilai positif pada proses interaksi penjual dan pembeli dan menjual barang kebutuhan sehari-sehari dengan harga relatif murah, karena jalur distribusi lebih pendek, tidak terkena pajak atau pungutan lain yang besar. Sedangkan kelebihan pasar modern dibanding pasar tradisional cukup jelas, mereka memiliki banyak keunggulan yaitu nyaman, bersih serta terjamin (Feryanto, 2006). Namun selain memiliki kelebihan tersebut pasar tradisional di Indonesia juga memiliki kelemahan berupa kondisi yang kumuh, becek, tidak teratur, panas, tidak aman, tidak nyaman karena biasanya menimbulkan bau, dan sering menimbulkan kemacetan. Sedangkan kelemahan pasar modern hanya di praktek jualbelinya dimana konsumen tidak bisa menawar harga barang yang hendak dibelinya. Untuk limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah yang terdapat di lingkungan. Masyarakat awam biasanya hanya menyebutnya sampah saja. Bentuk, jenis, dan komposisi sampah padat sangat dipengaruhi oleh tingkat budaya masyarakat dan kondisi alamnya (Kusnoputranto, 2000). Sampah ialah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sampah ini ada yang mudah membusuk dan ada pula yang tidak mudah membusuk. Yang membusuk terutama terdiri dari atas zat-zat organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun, dan lain-lain, sedangkan yang tidak mudah membusuk dapat berupa plastik, kertas, karet, logam, ataupun abu, bekas bahan bangunan, dan lain-lain (Soemirat, 2006). Penanganan limbah padat yang baik harus dilakukan oleh setiap Petugas kebersihan di pasar tradisional dan pasar modern. Penanganan limbah padat pasar tradisional biasanya pedagang membiarkannya atau mengumpulkannya di suatu 2
tempat, karena biasanya setelah siang sampai sore hari akan ada petugas kebersihan yang membersihkan pasar tersebut sedangkan pasar modern limbah padatnya dikumpulkan disuatu tempat dan setiap pagi akan ada mobil sampah yang akan mengangkut limbah padat dari pasar modern tersebut. Petugas kebersihan akan membersihkan pasar dari pagi sampai sore hari. Petugas kebersihan memiliki jadwal kerja atau shift, dimana mereka akan saling bergantian membersihkan pasar. Alat pelindung diri adalah kelengkapan yang wajib dikenakan saat bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja. Salah satu orang beresiko terkena iritasi kulit adalah petugas kebersihan. Biasanya petugas kebersihan jarang menggunakan alat pelindung diri yang lengkap, seperti: sarung tangan, masker dan lain-lain, sehingga bisa menyebabkan kulit mereka mengalami iritasi. Iritasi pada kulit merupakan kelainan kulit yang diakibatkan oleh adanya jamur, kuman-kuman, parasit, virus maupun infeksi. Penyakit jamur dapat hidup dan berkembang biak ditempat pembuangan sampah dan pada petugas pengangkut sampah. Penyakit kulit dapat menyerang keseluruhan atau sebagian tubuh tertentu. Berdasarkan survei awal yang penulis lakukan pada tanggal 29 Juni 2013 di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan dan 20 Juli 2013 di Pasar Modern Berastagi Supermarket. Terlihat bahwa kondisi penanganan limbah padat di pasar tersebut sudah bagus dimana setiap pagi sampai sore hari petugas kebersihannya mulai bekerja membersihkan pasar atau tempat pembuangan akhir sementara untuk pasar modern. Limbah padat pasar dikumpulkan di kontainer sampah lalu di bawa ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA). Seperti yang dilihat penulis tidak semua petugas kebersihan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) 3
pada saat bekerja sehingga memungkinkan petugas kebersihan terkena iritasi kulit dari limbah padat yang mereka bersihkan. Berdasarkan hal tersebut diatas penulis tertarik ingin melihat Karakteristik dan Penanganan Limbah Padat serta Keluhan Iritasi Kulit pada Petugas Kebersihan di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Kota Medan Tahun 2013. 1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang penulis rumuskan sesuai dengan latar belakang yang diatas bagaimana Karakteristik dan Penanganan Limbah Padat serta Keluhan Iritasi Kulit Pada Petugas Kebersihan di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Kota Medan. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui Karakteristik dan Penanganan Limbah Padat serta Keluhan Iritasi Kulit pada Petugas Kebersihan di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Kota Medan. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui karakteristik petugas kebersihan yang bekerja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Kota Medan 2. Mengetahui Penanganan Limbah Padat di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Kota Medan 3. Mengetahui adanya keluhan iritasi kulit pada petugas kebersihan di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Kota Medan 1.4 Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi kepada pihak Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan, khususnya dalam hal penanganan limbah padat dari pasar tradisional. 2. Memberikan informasi kepada petugas kebersihan di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Pasar Modern Berastagi Supermarket. 4
3. Memberikan informasi kepada petugas kebersihan akan pentingnya pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) untuk mencegah iritasi pada kulit.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pasar Pasar adalah suatu tempat fisik dimana pembeli dan penjual berkumpul untuk mempertukarkan barang dan jasa (Angiopora, 1999). Pasar tradisional adalah pasar yang dalam pelaksanaannya bersifat tradisional dan ditandai dengan pembeli serta penjual yang bertemu secara langsung. Proses jualbeli biasanya melalui proses tawar menawar harga, dan harga yang diberikan untuk suatu barang bukan merupakan harga tetap, dalam arti lain masih dapat ditawar. Timbulnya pasar modern atau plaza/supermarket, berhubungan dengan kebutuhan manusia yang selalu cenderung beraneka macam dan kemauan manusia untuk bekerja secara efisien. Dengan adanya supermarket maka pengunjung hanya sekali masuk toko, tetapi sudah lengkap apa yang mereka butuhkan. Dengan demikian menghemat tenaga dan daya serta menghemat uang parkir (Mukono, 2005). Supermarket biasanya menjual dagangan bahan makanan. Bahan makanan tersebut ada yang segar dan ada yang diawetkan (dalam kaleng). Bahan makanan segar antara lain: a. Sayur-mayur b. Buah-buahan c. Bahan lainnya. Bahan-bahan tersebut harus dijaga suhunya sehingga tidak cepat membusuk. Apabila sudah mulai rusak, maka harus ditarik dari penjualan. Bahan makanan yang diawetkan, antara lain:
6
a. Makanan/minuman dalam kaleng b. Makanan/minuman dalam botol. Yang penting untuk makanan dalam kaleng/botol harus ada labelnya. Label tersebut sebaiknya berisi: a. Terbuat dari apa b. Apa bahan pengawetnya c. Kapan mulai dibuat d. Kapan waktu kadaluwarsanya. 2.1.1 Pembagian Tata Ruang Pasar Untuk menjamin sanitasi pasar, faktor yang penting adalah pembagian tata ruang yang sesuai dengan peruntukannya. Hal ini sangat perlu, sebab tempat berjualan ikan/daging tidak berdekatan dengan rumah makan/warung ataupun kios pakaian. Yang paling menonjol dalam hal pembagian tata ruang pasar adalah faktor estetika (Mukono, 2005). 2.1.2 Klasifikasi Barang Dagangan Agar memudahkan pengumpulan sampah di pasar, maka klasifikasi barang dagangan sangat penting. Dagangan yang banyak mengeluarkan sampah (buahbuahan) sebaiknya diklasifikasikan dagangan yang mengeluarkan sampah, seperti halnya dengan kelapa dan sayuran. Meletakkan warung yang memakai kompor/api berjauhan dengan dagangan-dagangan yang mudah terbakar (flameable substances), misalnya kain dan barang kelontong. Dengan alasan-alasan seperti tersebut di atas, maka pembagian tata ruang dan klasifikasi barang dagangan sangat perlu.
7
2.1.3 Tempat Sampah Sementara Hal ini diperlukan agar pedagang bisa membuang sampah dengan cukup mudah tanpa meninggalkan terlalu lama barang dagangannya. Jadi tidak ada alasan para pedagang membuang sampah disembarang tempat karena tidak ada tempat sampah sementara. Tempat sampah sementara tersebut sangat vital, karena berfungsi untuk menampung sampah sebelum dibuang/diproses ditempat pembuangan akhir. 2.1.4 Saluran Untuk Limbah Cair Saluran dipasar sangat penting untuk: a) Estetika b) Kebersihan c) Kenyamanan Saluran berfungsi untuk pembuangan benda cair yang terutama berasal dari kios daging, ikan dan warung. Saluran di dalam pasar harus dikontrol agar para pedagang tidak membuang sampah seenaknya saja di got/saluran air. Dengan demikian para pedagang akan menggunakan semua fasilitas seperti sebagaimana mestinya. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada para pedagang. Pentingnya pendidikan kesehatan tersebut antara lain: 1. Pedagang menggunakan fasilitas kesehatan dipasar seperti sebagaimana seharusnya. 2. Pedagang mengerti akibat dari tidak dilakukannya aturan-aturan tentang kebersihan/kesehatan. 3. Pedagang mengerti bahwa beberapa penyakit dapat disebabkan oleh vektor (tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk).
8
4. Para pedagang agar menyadari bahwa membuang sampah (khususnya puntung rokok) yang apinya masih hidup sangat berbahaya. 2.2 Pengertian Limbah Padat Pasar Limbah padat pasar atau yang biasanya seperti kita ketahui adalah sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan hanya sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup (Azwar, 1996). Sampah adalah suatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang (Notoatmodjo, 2003). Dari segi ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia tetapi yang bukan biologis dan umumnya bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk ke dalamnya). Sehingga bukan semua benda padat yang tidak digunakan dan dibuang disebut sampah, misalnya: benda-benda alam, benda-benda yang keluar dari bumi akibat dari gunung meletus, banjir, pohon di hutan yang tumbang akibat angin ribut, dan sebagainya. Dengan demikian sampah mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Adanya sesuatu benda atau bahan padat b. Adanya hubungan langsung/tak langsung dengan kegiatan manusia c. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi.
9
2.2.1 Jenis Sampah Sampah padat dapat dibagi menjadi beberapa kategori, seperti berikut: (Chandra, 2005) 1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya. -
Organik, mis., sisa makanan, daun, sayur, dan buah
-
Anorganik, mis., logam, pecah-belah, abu, dan lain-lain
2. Berdasarkan dapat atau tidaknya terbakar -
Mudah terbakar, mis., kertas, plastik, daun kering, kayu.
-
Tidak mudah terbakar, mis., kaleng, besi, gelas, dan lain-lain.
3. Berdasarkan dapat atau tidaknya membusuk -
Mudah membusuk, mis. sisa makanan, potongan daging, dan sebagainya.
-
Sulit membusuk, mis. plastik, karet, kaleng, dan sebagainya.
4. Berdasarkan ciri atau karakteristik sampah 1. Garbage, terdiri atas zat-zat yang mudah membusuk dan dapat terurai dengan cepat, khususnya jika cuaca panas. Proses pembusukan seringkali menimbulkan bau busuk. Sampah jenis ini dapat ditemukan ditempat pemukiman, rumah makan, rumah sakit, pasar dan sebagainya. 2. Rubbish, terbagi menjadi dua: -
Rubbish mudah terbakar terdiri atas zat-zat organik, mis., kertas, kayu, karet, daun kering, dan sebagainya.
-
Rubbish tidak mudah terbakar terdiri atas zat-zat anorganik, mis., kaca, kaleng, dan sebagainya.
3. Ashes, semua sisa pembakaran dari industri.
10
4. Street sweeping, sampah dari jalan atau trotoar akibat aktivitas mesin atau manusia. 5. Dead animal, bangkai binatang besar (anjing, kucing, dan sebagainya) yang mati akibat kecelakaan atau secara alami. 6. House hold refuse, atau sampah campuran, (mis., garbage, ashes, rubbish) yang bersal dari perumahan. 2.2.2 Sumber-sumber Sampah Sumber-sumber sampah dibagi sebagai berikut: (Notoatmodjo, 2003) 1. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic waste) Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang, seperti: sisa-sisa makanan baik yang sudah dimasak atau belum, bekas pembungkus baik kertas, plastik, daun, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga. 2. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum. Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum, seperti pasar, tempat-tempat hiburan, terminal bus, stasiun kereta api. Sampah ini berupa kertas, plastik, botol, dan daun. 3. Sampah yang berasal dari perkantoran Sampah ini berasal dari perkantoran, perdagangan, departemen, perusahaan. Sampah ini berupa kertas-kertas, plastik, karbon, klip. Umumnya sampah ini bersifat kering dan mudah terbakar (rubbish).
11
4. Sampah yang berasal dari jalan raya Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri atas: kertaskertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdilonderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, dan plastik. 5. Sampah yang berasal dari industri (industrial waste) Sampah dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari pembangunan industri dan segala sampah yang berasal dari proses produksi, misalnya: sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil, kaleng. 6. Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian, misalnya: jerami, sisa sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah. 7. Sampah yang berasal dari pertambangan Sampah ini berasal dari daerah pertambangan, dan jenisnya tergantung dari jenis usaha pertambangan itu sendiri, misalnya: batu-batuan, tanah/cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran (arang). 8. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan Sampah dari peternakan dan perikanan ini berupa: kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa makanan, dan bangkai binatang. 2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Jumlah Sampah Menurut Chandra (2005), beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah sampah:
12
1)
Jumlah Penduduk Jumlah penduduk tergantung pada aktifitas dan kepadatan penduduk. Semakin padat penduduk, sampah semakin menumpuk karena tempat atau ruang untuk menampung sampah kurang. Semakin meningkat aktifitas penduduk, sampah yang dihasilkan semakin banyak, misalnya pada aktifitas pembangunan, perdagangan, dan industri.
2)
Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai. Pengumpulan sampah dengan menggunakan gerobak lebih lambat jika dibandingkan dengan truk.
3)
Pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk dipakai kembali. Metode itu dilakukan karena bahan tersebut masih memiliki nilai ekonomi bagi golongan tertentu.
4)
Faktor Geografis Lokasi tempat pembuangan apakah didaerah pegunungan, lembah, pantai, atau di dataran rendah.
5)
Faktor Waktu Bergantung pada faktor harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Jumlah sampah perhari bervariasi menurut waktu. Contoh, jumlah sampah pada siang hari lebih banyak daripada jumlah di pagi hari, sedangkan sampah di daerah pedesaan tidak begitu bergantung pada faktor waktu.
6)
Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya Contoh, adat-istiadat dan taraf hidup dan mental masyarakat.
7)
Pada musim hujan, sampah mungkin akan tersangkut pada selokan, pintu air, atau penyaringan air limbah. 13
8)
Kebiasaan Masyarakat Contoh, jika seseorang suka mengkonsumsi satu jenis makanan atau tanaman, sampah makanan itu akan meningkat.
9)
Kemajuan Teknologi Akibat kemajuan teknologi, jumlah sampah dapat meningkat. Contoh: plastik, kardus, rongsokan, AC, TV, dan kulkas.
10) Jenis Sampah Makin maju tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin kompleks pula macam dan jenis sampahnya. 2.2.4 Sistem Pembuangan Sampah Menurut Azwar (1996), beberapa cara pembuangan sampah yang lazim dipergunakan dewasa ini antara lain: 1. Hog feeding, penggunaan sampah jenis garbage untuk makanan ternak (mis., babi). Perlu diingat bahwa sampah basah tersebut harus diolah lebih dahulu (dimasak atau direbus) untuk mencegah penularan penyakit cacing dan trichinosis ke hewan ternak. 2. Inceneration, pembakaran sampah secara besar-besaran melalui fasilitas pabrik yang khusus dibangun untuk itu. Cara pembuangan sampah jenis ini memang menguntungkan
karena
dapat
memperkecil
volume
sampah
sampai
sepertiganya. 3. Sanitary landfill, pembuangan sampah dengan cara menimbun sampah dengan tanah, yang dilakukan lapis demi lapis, sehingga sampah tidak berada di alam terbuka, jadi tidak sampai menimbulkan bau serta tidak menjadi tempat binatang bersarang. 14
4. Composting, pengolahan sampah menjadi pupuk, yakni dengan terbentuknya zat-zat organik yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah. 5. Discharge to sewers, sampah harus dihaluskan dahulu dan kemudian dibuang ke dalam saluran pembuangan air bekas. Cara ini dapat dilakukan pada rumah tangga ataupun dikelola secara terpusat di kota-kota. 6. Dumping, pembuangan sampah dengan meletakkan begitu saja di lapangan, jurang atau tempat sampah. 7. Dumping in water, sampah dibuang ke dalam air sungai atau laut. Akibatnya, terjadi pencemaran pada air dan pendangkalan yang dapat menimbulkan bahaya banjir. 8. Landfill, disini sampah dibuang di tanah rendah, tanpa ditimbun dengan lapisan tanah. Sama halnya dengan sistem dumping, cara ini banyak kerugiannya. 9. Individual
inceneration,
pembakaran
sampah
yang
dilakukan
secara
perorangan dirumah tangga. Pembakaran haruslah dilakukan dengan baik, jika tidak asapnya akan mengotori udara serta dapat menimbulkan bahaya kebakaran. 10. Recycling, pengolahan sampah dengan maksud pemakaian kembali hal-hal yang masih bisa dipakai (mis., kaleng dan kaca). Cara ini berbahaya untuk kesehatan, terutama jika tidak mengindahkan segi kebersihan. 11. Reduction, menghancurkan sampah menjadi jumlah yang lebih kecil dan hasilnya dimanfaatkan.
15
12. Salvaging, pemanfaatan beberapa macam sampah yang dipandang dapat dipakai kembali, misalnya pemakaian kertas bekas untuk pembungkus makanan. 2.2.5 Hubungan Limbah Padat Dengan Kesehatan Lingkungan Limbah padat mengakibatkan gangguan kesehatan, terutama bila di dalam limbah padat tersebut terdapat mikroorganisme pathogen ataupun bahan berbahaya atau beracun. Disamping itu, proses pembusukan, pembakaran, dan pembuangan limbah padat biasanya menghasilkan gas-gas yang dapat mengganggu estetika (Mulia, 2005). Menurut Soemirat (2006), pengaruh sampah terhadap kesehatan manusia dikelompokkan menjadi 2 kelompok: 1. Efek langsung Efek langsung adalah efek yang disebabkan karena kontak yang langsung dengan sampah tersebut, misalnya sampah beracun, sampah yang korosif terhadap tubuh, yang karsinogenik, dan teratogenik. Selain itu ada pula sampah yang mengandung kuman pathogen sehingga dapat menimbulkan penyakit. 2. Efek tidak langsung Pengaruh tidak langsung dapat dirasakan masyarakat akibat proses pembusukan, pembakaran dan pembuangan sampah. Dekomposisi sampah biasanya terjadi secara aerobik, dilanjutkan secara fakultatif, dan secara anaerobik apabila oxigen telah habis. Menurut Mukono (2005), pengelolaan sampah mempunyai pengaruh terhadap masyarakat dan lingkungan.
16
1. Pengaruh yang positif Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan pengaruh yang positif terhadap masyarakat dan lingkungannya, seperti berikut: (Chandra, 2005) 1. Sampah yang dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam rawa-rawa dan dataran rendah. 2. Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk. 3. Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani proses pengelolaan yang telah ditentukan lebih dahulu untuk mencegah pengaruh buruk sampah tersebut terhadap ternak. 4. Pengelolaan sampah menyebabkan berkurangnya tempat untuk berkembang biak serangga atau binatang pengerat. 5. Menurunkan insidensi kasus penyakit menular yang erat hubungannya dengan sampah. 6. Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup masyarakat. 7. Keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuan budaya masyarakat. 8. Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluaran dana kesehatan suatu Negara sehingga dana itu dapat digunakan untuk keperluan lain. 2. Pengaruh negatif Pengaruh negatif dari pengelolaan sampah ini tampak pada 3 aspek: a. Aspek Kesehatan -
Sampah dapat memberikan tempat tinggal bagi vektor penyakit, seperti: serangga, tikus, cacing dan jamur.
-
Dari vektor yang tersebut diatas dapat menimbulkan penyakit, antara lain: 17
1. Insect borne disease Lalat
: diare, cholera, typus
Nyamuk
: DHF (Dengue Haemorrhagic Fever)
2. Rodent borne disease Pes, murine typhus 3. Vektor jamur Penyakit kulit dan candidiasis 4. Vektor cacing Taenia, hookworm, cacing gelang dan cacing kremi b. Aspek lingkungan -
Estetika lingkungan
-
Penurunan kualitas udara
-
Pembuangan sampah ke badan air akan menyebabkan pencemaran air.
c. Aspek sosial masyarakat -
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat mencerminkan status keadaan sosial masyarakat.
-
Keadaan lingkungan yang kurang saniter dan estetika akan menurunkan hasrat turis untuk berkunjung.
2.3 Penanganan Limbah Padat Menurut UU No.18 tahun 2008 dalam buku Sarudji (2010) pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi: 1) Pembatasan timbulnya sampah. 2) Pendaur ulangan sampah. 18
3) Pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan penanganan sampah meliputi: 1) Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah. 2) Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu. 3) Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber atau tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemprosesan akhir. 4) Pengolahan sampah dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi dan jumlah sampah. 5) Pemprosesan akhir sampah dalam bentuk pengambilan sampah dalam dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman. Menurut Mulia (2005), pengelolaan limbah padat meliputi pengumpulan sampai dengan
pemusnahan/pembuangannya.
Pengelolaan
limbah
padat
harus
memperhatikan karakteristik dan kandungan yang terdapat didalam limbah padat tersebut. Limbah padat yang mengandung bahan organik dapat membusuk dengan adanya aktivitas mikroorganisme pengurai. Dengan demikian pengelolaannya menghendaki kecepatan, baik dalam pengumpulan maupun dalam pemusnahannya. Limbah padat yang mengandung bahan anorganik tidak dapat membusuk. Bila memungkinkan limbah padat jenis ini sebaiknya didaur ulang sehingga dapat bermanfaat kembali. Bila tidak memungkinkan, limbah jenis ini dapat dibakar agar terurai menjadi bentuk lain sehingga volumenya menjadi lebih kecil (Mulia, 2005).
19
Dalam ilmu kesehatan lingkungan, suatu pengelolaan sampah yang dianggap baik jika sampah tersebut tidak menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi medium perantara menyebar luasnya suatu penyakit. Syarat lainnya yang harus terpenuhi dalam pengelolaan sampah ialah tidak mencemari udara, air dan tanah, tidak menimbulkan bau (segi estetis), tidak menimbulkan kebakaran (Azwar, 1996). Dalam ilmu kesehatan lingkungan, pembicaraan tentang pengelolaan sampah meliputi tiga hal pokok, yakni: 1. Penyimpanan Sampah (refuse storage) Penyimpanan sampah maksudnya tempat sampah sementara, sebelum sampah tersebut dikumpulkan, untuk kemudian diangkut serta dibuang (dimusnahkan). Tentu saja dalam penyimpanan sampah yang bersifat sementara ini, sebaiknya disediakan tempat sampah yang berbeda untuk jenis sampah tertentu. Adapun syarat-syarat tempat sampah yang dianjurkan ialah: a. Konstruksi kuat, jadi tidak mudah bocor, penting untuk mencegah berserakannya sampah. b. Tempat sampah mempunyai tutup, tetapi tutup ini dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dibuka, dikosongkan isinya serta dibersihkan. c. Ukuran tempat sampah sedemikian rupa sehingga mudah diangkat oleh satu orang. 2. Pengumpulan Sampah Sampah yang disimpan sementara di rumah, kantor, atau restoran, tentu saja selanjutnya perlu dikumpulkan, untuk kemudian diangkut dan dibuang atau
20
dimusnahkan. Tempat pengumpulan sampah ini tentunya harus pula memenuhi syarat kesehatan. Syarat yang dianjurkan ialah: a. Dibangun diatas permukaan setinggi kendaraan pengangkut sampah. b. Mempunyai dua buah pintu, satu untuk tempat masuk sampah dan lainnya untuk mengeluarkan sampah. c. Perlu ada lubang ventilasi, bertutup kawat kasa untuk mencegah masuknya lalat. d. Di dalam rumah sampah harus ada keran air untuk membersihkan lantai. e. Tidak menjadi tempat tinggal lalat dan tikus. f. Tempat tersebut mudah dicapai, baik oleh masyarakat
yang
akan
mempergunakannya ataupun oleh kendaraan pengangkut sampah. Sama halnya dengan penyimpanan sampah, maka dalam pengumpulan sampah ini, sebaiknya juga dilakukan pemisahan. Untuk itu dikenal dua macam, yakni: a) Sistem duet, artinya disediakan dua tempat sampah yang satu untuk sampah basah dan lainnya untuk sampah kering. b) Sistem trio, yakni disediakannya tiga bak sampah, yang pertama untuk sampah basah, kedua untuk sampah kering yang mudah di bakar serta yang ketiga untuk sampah kering yang tidak mudah terbakar (kaca dan kaleng). 3. Pembuangan Sampah Pembuangan sampah biasanya dilakukan didaerah tertentu agar tidak mengganggu kesehatan manusia. Lazimnya syarat yang harus dipenuhi dalam membangun tempat pembuangan sampah adalah: a) Tempat tersebut dibangun tidak dekat dengan sumber air minum atau sumber air lainnya yang dipergunakan oleh manusia (mencuci, mandi, dan sebagainya) 21
b) Tidak pada tempat yang sering terkena banjir. c) Di tempat-tempat yang jauh dari tempat tinggal manusia. Adapun jarak yang sering dipakai sebagai pedoman ialah sekitar 2 km dari perumahan penduduk, sekitar 15 km dari laut serta 200 m dari sumber air. Menurut Soemirat (2006), pengelolaan sampah perlu didasarkan atas berbagai pertimbangan: 1. Untuk mencegah terjadinya penyakit. 2. Konservasi sumber daya alam. 3. Mencegah gangguan estetika. 4. Memberi insentif untuk daur ulang/pemanfaatan. 5. Bahwa kuantitas dan kualitas sampah akan meningkat. Kenyataan yang ada saat ini ialah bahwa sampah sulit dikelola oleh karena berbagai hal: 1. Cepatnya perkembangan teknologi, lebih cepat daripada kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memahami persoalan persampahan. 2. Meningkatnya tingkat hidup masyarakat, yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang persampahan. 3. Meningkatnya biaya operasi, pengelolaan, dan konstruksi di segala bidang termasuk bidang persampahan. 4. Kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien, tidak benar, menimbulkan permasalahan pencemaran udara, tanah, air, menimbulkan turunnya harga tanah karena daerah yang turun kadar estetikanya, bau, dan memperbanyak, populasi lalat dan tikus. 5. Kegagalan dalam daur ulang ataupun pemanfaatan kembali barang bekas. 22
6. Semakin sulitnya mendapatkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir sampah, selain tanah serta formasi tanah yang tidak cocok bagi pembuangan sampah; juga terjadi kompetisi yang semakin rumit akan penggunaan tanah. 7. Semakin banyaknya masyarakat yang berkeberatan bahwa daerahnya dipakai tempat pembuangan sampah. 8. Kurangnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan. 9. Sulitnya menyimpan sampah sementara yang cepat busuk, karena cuaca yang panas. 10. Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan memelihara kebersihan. 11. Pembiayaan yang tidak memadai, mengingat bahwa sampai saat ini kebanyakan sampah dikelola oleh jawatan pemerintah. 12. Pengelolaan sampah di masa lalu dan saat ini kurang memperhatikan faktor non-teknis seperti partisipasi masyarakat dan penyuluhan tentang hidup sehat dan bersih. 2.4 Pengertian Kulit Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1.5 m2 dengan berat kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang essensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastik dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan juga bergantung pada lokasi tubuh. Warna kulit berbeda-beda, dari kulit yang berwarna terang (fair skin), pirang dan hitam, warna merah muda, pada telapak kaki dan tangan bayi, serta warna hitam kecoklatan pada genitalia orang dewasa (Djuanda, dkk., 2007). 23
2.4.1 Anatomi Kulit Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu: 1. Epidermis, terbagi atas empat lapisan yaitu basal atau stratum germinativum, lapisan malphigi atau stratum spinosum, lapisan granular atau stratum granulosum dan lapisan tanduk atau stratum korneum. 2. Dermis atau korium merupakan lapisan dibawah epidermis dan di atas jaringan subkutan. 3. Jaringan subkutan (subkutis atau hypodermis) merupakan lapisan yang langsung dibawah dermis (Harahap, M. 2000). 2.4.2 Fungsi Kulit Kulit mempunyai fungsi yang bermacam-macam untuk menyesuaikan tubuh dengan lingkungan. Fungsi kulit adalah: (Harahap, 2000) 1) Pelindung Jaringan tanduk sel-sel epidermis paling luar membatasi masuknya bendabenda dari luar dan keluarnya cairan berlebihan dari tubuh. Melamin yang memberi warna pada kulit untuk melindungi kulit dari akibat sinar ultraviolet. 2) Pengatur Suhu Di waktu suhu dingin, peredaran darah di kulit berkurang guna mempertahankan suhu badan. Pada waktu suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan terjadi penguapan keringat dari kelenjar keringat, sehingga tubuh dapat terjaga tidak terlalu panas. 3) Penyerap Kulit dapat menyerap bahan-bahan tertentu seperti gas dan zat yang larut dalam lemak, tetapi air dan elektrolit sukar masuk melalui kulit. Zat-zat yang 24
larut dalam lemak lebih mudah masuk ke dalam kulit dan masuk peredaran darah, karena dapat bercampur dengan lemak yang menutupi permukaan kulit. 4) Indera Perasa Indera perasa di kulit terjadi karena rangsangan terhadap saraf sensoris dalam kulit. Fungsi indera perasa yang pokok adalah merasakan nyeri, perabaan, panas dan dingin. 5) Fungsi Pergetahan Kulit diliputi oleh dua jenis pergetahan, yaitu sebum dan keringat. Getah sebum dihasilkan oleh kelenjar sebaseus dan keringat dihasilkan oleh kelenjar keringat. Sebum adalah sejenis zat lemak yang membuat kulit menjadi lentur. 2.4.3 Penyebab Iritasi Kulit Eczema atau dermatitis merupakan nama yang diberikan untuk suatu inflamasi khusus pada kulit, dermatitis kontak mengarah kepada inflamasi semacam itu yang disebabkan oleh dari zat-zat dari luar (external agents). Istilah eczema dan dermatitis digunakan untuk keadaan inflamasi kulit lainnya yang bukan terjadi karena faktorfaktor eksternal melainkan terutama karena faktor-faktor endogen (Fregert, 1988). Zat kimia dapat menyebabkan peradangan kulit oleh satu dari dua mekanisme yaitu iritasi (dermatitis kontak yang disebabkan oleh iritan/penyebab iritasi) atau reaksi alergi (dermatitis kontak yang disebabkan oleh alergi). Pada orang yang peka, reaksi alergi akan menimbulkan kelainan kulit yang biasanya 6-48 jam hingga beberapa hari setelah kontak dan kadangkala bisa berlangsung selama 1-2 minggu. Dermatitis kontak kerapkali menyerang kedua belah tangan sehingga dapat menjadi halangan bagi penderita untuk bekerja dan cenderung untuk menjadi kronik melalui kontak yang berulang. Pengaruh dermatitis kontak bertingkat mulai dari yang 25
ringan dengan bengkak yang parah dan melepuh. Seringkali pada ruam tersebut terdapat lepuhan-lepuhan/gelembung-gelembung kecil yang gatal. Jika zat-zat kimia penyebab ruam dihindari, biasanya kemerahan tersebut menghilang beberapa hari. Lepuhan bisa berair dan menjadi lapisan kerak, tetapi akan segera mengering. Sisa-sisa sisik, gatal dan cairan kental yang bersifat sementara pada kulit bisa berakhir selama beberapa hari atau berminggu-minggu. Menetapkan penyebab dermatitis kontak tidak selalu mudah dikarenakan banyak sekali kemungkinan yang ada. Selain itu banyak yang tidak tahu atau menyadari seluruh zat-zat kimia yang bersentuhan dengan kulit mereka. Seringkali lokasi awal ruam merupakan suatu petunjuk penting (Harahap, 2000). 2.5 Karakteristik Petugas Kebersihan 1. Golongan Umur Golongan umur adalah lama waktu perjalanan hidup petugas kebersihan yang dihitung sejak saat ia dilahirkan sampai batas waktu sekarang. 2. Tingkat Pendidikan Menurut Notoatmodjo (2003), tingkat pendidikan dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian bahan/materi pendidikan oleh pendidik guna mencapai perubahan perilaku (tujuan). 3. Lama Bekerja Lama bekerja adalah menunjukkan berapa lama seseorang bekerja pada masingmasing pekerjaan atau jabatan (Siagian, 2008). 4. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
26
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Untuk mengukur pengetahuan ini dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2003). Dalam domain kognitif ada 6 (enam) tingkatan pengetahuan, yaitu: 1) Tahu (knows) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. 2) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuaan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). 4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis yaitu menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6) Evaluasi (evaluation) 27
Evaluasi yaitu berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. 5. Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku (Notoatmodjo, 2003). 6. Tindakan Tindakan merupakan gerak/perbuatan dari tubuh setelah mendapat rangsangan ataupun adaptasi dari dalam tubuh maupun luar tubuh atau lingkungan. Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh berbagai kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut (Notoatmodjo, 2003). Tindakan mempunyai beberapa tingkatan, yaitu: a. Persesi (Perception) Mengenal dan memilih berbagai objek. b. Respons Terpimpin (Guided Response) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai. c. Mekanisme (Mecanism) Dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan. d. Adopsi (Adoption) Suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
28
2.6 Kerangka Konsep Karakteristik Petugas Kebersihan - Umur - Tingkat Pendidikan - Lama Bekerja - Pengetahuan - Sikap - Tindakan
Keluhan Iritasi Kulit
Penanganan Limbah Padat di Pasar Tradisional dan Pasar Modern meliputi: - Pengumpulan Sampah - Penyimpanan Sampah - Pembuangan Sampah
29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif yang akan memberikan gambaran mengenai karakteristik dan penanganan limbah padat pasar serta keluhan iritasi kulit pada petugas kebersihan dipasar tradisional dan pasar modern Kota Medan Tahun 2013. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah: 1. Termasuk pasar tradisional yang besar di Kota Medan. 2. Termasuk pasar modern (Berastagi Supermarket) yang besar di Kota Medan 3.2.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober tahun 2013. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah petugas kebersihan yang bertugas dalam menangani kebersihan pasar tradisional dan pasar modern. 3.3.2 Sampel Teknik pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Menurut Winarno (1978) dalam buku Kasjono (2009), jika jumlah populasi terbatas maka seluruh populasi dimasukkan sebagai sampel (subjek yang diteliti). Dengan demikian tidak 30
dilakukan penarikan sampel. Untuk penelitian deskriptif (survei) pada manusia jumlah sampelnya ≤ 100 subjek. Dengan jumlah populasi sebesar 40 orang, maka besar sampelnya juga 40 orang, dimana 22 orang bekerja sebagai petugas kebersihan di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar dan 18 orang bekerja sebagai petugas kebersihan di pasar modern Berastagi Supermarket. 3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer Diperoleh dari wawancara dengan petugas kebersihan dengan menggunakan daftar pertanyaan (quisioner) dan pengamatan langsung (observasi) ke pasar tradisional dan pasar modern di Kota Medan. 3.4.2 Data Sekunder Diperoleh dari Kantor PD Pasar, Kantor Dinas Kebersihan dan Kantor Pemasaran Berastagi Supermarket di Kota Medan. 3.5 Definisi Operasional 1. Pasar tradisional adalah pasar yang ditandai dengan pembeli dan penjual yang bertemu secara langsung serta proses jual beli melalui proses tawar-menawar harga. 2. Pasar modern (Berastagi Supermarket) adalah pasar yang berada dalam bangunan yang bersih dan pelayanannya dilakukan secara mandiri dengan melihat harga yang tercantum pada barang atau dilayani oleh pramuniaga. 3. Umur adalah lama waktu perjalanan hidup petugas kebersihan yang dihitung sejak saat ia dilahirkan sampai batas waktu sekarang.
31
4. Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian bahan/materi pendidikan oleh pendidik guna mencapai perubahan perilaku (tujuan). 5. Lama bekerja adalah menunjukkan berapa lama seseorang bekerja pada masingmasing pekerjaan atau jabatan. 6. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh petugas kebersihan tentang pengelolaan sampah di Pasar Tradisional Pusat Pasar dan Pasar Modern Berastagi Supermarket. 7. Sikap adalah respon yang diberikan oleh petugas kebersihan terhadap pengelolaan sampah. 8. Tindakan adalah gerakan/perbuatan dari tubuh setelah mendapat rangsangan ataupun adaptasi dari dalam tubuh maupun luar tubuh atau lingkungan. Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh berbagai kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut 9. Keluhan iritasi kulit adalah keluhan yang dirasakan oleh petugas kebersihan berupa gatal-gatal pada kulit tangannya. 3.6 Aspek Pengukuran Aspek pengukuran adalah mengukur perilaku responden yang meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan (Notoatmodjo, 2003) dan observasi penanganan sampah pasar. A. Pengetahuan Pengetahuan ini dapat diukur dengan memberikan skor terhadap kuesioner yang telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan sebanyak 10 dan total skor sebesar 10 dengan kriteria pertanyaan mempunyai 3 pilihan jawaban dengan keterangan: 32
1. Jika jawaban benar mendapat skor 1 2. Jika jawaban salah mendapat skor 0 Berdasarkan jumlah nilai tersebut pengetahuan diklasifikasi dalam 3 kategori yaitu baik, sedang dan kurang dengan definisi sebagai berikut (Pratomo dan Sudarti, 1986): a. Tingkat pengetahuan baik apabila jawaban responden benar ≥ 70% b. Tingkat pengetahuan sedang apabila jawaban responden benar 40-70% c. Tingkat pengetahuan kurang apabila jawaban responden benar ≤ 40% B. Sikap Sikap diukur berdasarkan nilai (skor) yang dijumlahkan pada 7 pertanyaan. Sistem penilaian dilakukan sesuai dengan skala Guttman, yang memberikan pilihan jawaban yang bersifat jelas/tegas dan konsisten (Riduwan, 2002) dengan kriteria yaitu: 1. Jawaban a (Sangat Setuju) = 3 2. Jawaban b (Setuju) = 2 3. Jawaban c (Ragu-ragu) = 1 4. Jawaban d (Tidak Setuju) = 0 Berdasarkan jumlah nilai tersebut sikap diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu: a. Baik, jika jawaban responden setuju > 50% atau memiliki nilai (skor) ≥ 7 dari pertanyaan yang ada. b. Buruk, jika jawaban responden tidak setuju < 50% atau memiliki nilai skor ≤ 7 dari pertanyaan yang ada. C. Tindakan Tindakan diukur berdasarkan nilai (skor) yang dijumlahkan pada 7 pertanyaan kuisioner observasi dengan kriteria yaitu: 33
1. Jawaban sesuai/benar = 1 2. Jawaban tidak sesuai/salah = 0 Berdasarkan jumlah nilai tersebut sikap diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu: a. Baik, jika jawaban responden sesuai/benar > 50% atau memiliki nilai (skor) ≥ 7 dari pertanyaan yang ada. b. Buruk, jika jawaban responden tidak sesuai/salah < 50% atau memiliki nilai (skor) ≤ 7 dari pertanyaan yang ada. D. Observasi Sistem Penanganan Sampah Pasar Kriteria penilaian ini berdasarkan SK Dirjen PPM dan PLP Depkes RI 1989 tentang pengawasan pengelolahan sampah sebagai berikut: a. Penyimpanan Sampah Untuk menilai penyimpanan sampah digunakan kriteria sebagai berikut: Memenuhi syarat
: Apabila tempat sampah yang dipakai kedap air, tidak mudah dilubangi tikus, rata bagian dalam/halus, mempunyai tutup, mudah diisi dan dikosongkan serta mudah dibersihkan.
Tidak memenuhi syarat
: Apabila tempat sampah yang dipakai tidak kedap air, mudah dilubangi tikus, tidak mempunyai tutup, hanya berupa tumpukan biasa dan mudah berserakan.
b. Pengumpulan sampah Untuk menilai pengumpulan sampah digunakan kriteria sebagai berikut: Memenuhi syarat
: Apabila terdapat peralatan pengumpulan, peralatan tidak bocor/rusak, frekuensi pengumpulan 1 kali sehari, mempunyai petugas pelaksana yang tetap dan 34
dibedakan tempat sampah yang mudah membusuk dan tidak mudah membusuk, desain TPS mudah untuk memasukkan/mengosongkan sampah dan tidak mudah berserakan, TPS tidak terlalu penuh oleh sampah, sampah tidak berserakan, dan tidak menimbulkan bau. Tidak memenuhi syarat
: Apabila tidak terdapat peralatan pengumpulan, peralatan bocor/rusak, frekuensi pengumpulan 3 kali sehari, tidak mempunyai petugas pelaksana yang tetap, tidak dibedakan tempat sampah yang mudah membusuk dan tidak mudah membusuk, hanya berupa tumpukan biasa, tumpukan sampah melebihi daya tampung TPS, sampah berserakan dan menimbulkan bau.
c. Pembuangan sampah Untuk menilai pembuangan sampah digunakan kriteria sebagai berikut: Memenuhi syarat
: Apabila pengumpulan dan penumpukan sampah yang dijadikan bahan pupuk dan proses pematangan pupuk tidak merupakan tempat perindukan serangga dan binatang pengerat serta memperhatikan prinsip estetika.
Tidak memenuhi syarat
: Apabila pengumpulan dan penumpukan sampah yang dijadikan bahan pupuk dan proses pematangan pupuk terdapat tempat perindukan serangga dan binatang pengerat serta tidak memperhatikan prinsip estetika. 35
3.7 Teknik Pengolahan Data Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan cara: 1. Editing Memeriksa data terlebih dahulu apakah telah sesuai seperti yang diharapkan, misalnya memeriksa kelengkapan, kesinambungan dan keseragaman data. 2. Koding Menyederhanakan semua jawaban jika cara pengumpulan data menggunakan pertanyaan. Menyederhanakan jawaban tersebut dilakukan dalam bentuk memberikan simbol-simbol tertentu. 3. Tabulasi Mengelompokkan data dalam satu tabel tertentu menurut sifat-sifat yang dimilikinya sesuai dengan tujuan penelitian. 3.8 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil observasi langsung dan wawancara dengan petugas kebersihan dengan menggunakan kuisioner, kemudian data dianalisis dan dinarasikan.
36
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Lokasi Geografis a. Pasar Tradisional Lokasi pasar tradisional penampungan Pusat Pasar Medan berada di sepanjang jalan Veteran yang termasuk dalam 3 Kelurahan, yaitu: Kelurahan Gang Buntu, Kelurahan Pusat Pasar, dan Kelurahan Pandau Hulu. Pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan merupakan pasar yang khusus menjual sayur-sayuran yang berasal dari daerah penghasil sayur-sayuran di Sumatera Utara. Secara geografis lokasi pasar tradisional Pusat Pasar Medan berbatasan dengan: Sebelah Timur : Jalan MT. Haryono Sebelah Barat
: Jalan Bulan
Sebelah Utara
: Jalan Thamrin
Sebelah Selatan : Jalan Sutomo b. Pasar Modern Lokasi pasar modern Berastagi Supermarket berada di jalan Jenderal Gatot Subroto No. 288 Medan yang mulai berdiri tahun 2006. Pasar modern Berastagi Supermarket ini menjual semua kebutuhan manusia, mulai dari peralatan rumah tangga hingga sayur-sayuran. Sayur-sayuran yang dijual di Berastagi Supermarket merupakan sayur-sayuran yang berkualitas dan nomor satu dimana sebagian sayursayuran tersebut di impor dari luar negeri. Secara geografis lokasi pasar modern Berastagi Supermarket berbatasan dengan: Sebelah Timur
: Jalan Piring
Sebelah Barat
: Jalan Ayahanda
Sebelah Utara
: Jalan Panci 37
Sebelah Selatan
: Jalan Jendral Gatot Subroto
4.2 Karakteristik Responden Pasar Tradisional dan Pasar Modern 4.2.1 Umur Responden Responden berdasarkan data umur dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1. Distribusi Petugas Kebersihan Menurut Umur Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 No
Umur (Tahun)
1 2 3
15-20 Tahun 21-26 Tahun ≥ 26 Tahun Total
Pasar Tradisional Jumlah Persen (%) 3 13,6 9 40,9 10 45,5 22 100,0
Berastagi Supermarket Jumlah Persen (%) 10 55,6 8 44,4 0 0 18 100,0
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa petugas kebersihan menurut umur di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar adalah responden dengan umur 15-20 tahun dengan jumlah 3 orang (13,6 %), responden dengan umur 21-26 tahun dengan jumlah 9 orang (40,9 %) dan responden dengan umur > 26 Tahun sebanyak 10 orang (45,5 %). Sedangkan di Berastagi Supermarket responden yang paling banyak berumur 15-20 tahun dengan jumlah 10 orang (55,6 %), sedangkan responden dengan umur 21-26 tahun dengan jumlah 8 orang (44,4 %). 4.2.2 Jenis Kelamin Responden berdasarkan jenis kelamin yang bekerja sebagai petugas kebersihan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Distribusi Petugas Kebersihan Menurut Jenis Kelamin Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 No
Jenis Kelamin
1 2
Laki-laki Perempuan Total
Pasar Tradisional Jumlah Persen (%) 13 59,1 9 40,9 22 100,0 38
Berastagi Supermarket Jumlah Persen (%) 10 55,6 8 44,4 18 100,0
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa petugas kebersihan menurut jenis kelamin di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar yang paling banyak adalah laki-laki sebanyak 13 orang (59,1 %) sedangkan perempuan sebanyak 9 orang (40,9 %). Sedangkan di Berastagi Supermarket jenis kelamin responden yang paling banyak adalah laki-laki sebanyak 10 orang (55,6%) sedangkan perempuan sebanyak 8 orang (44,4%). 4.2.3 Tingkat Pendidikan Responden Tingkat pendidikan responden dikategorikan dari SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas) dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Distribusi Petugas Kebersihan Menurut Tingkat Pendidikan Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 No 1 2 3
Tingkat Pendidikan SD SMP SMA Total
Pasar Tradisional Jumlah Persen (%) 2 9,1 7 31,8 13 59,1 22 100,0
Berastagi Supermarket Jumlah Persen (%) 0 0 0 0 18 100 18 100,0
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa petugas kebersihan menurut tingkat pendidikan di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar adalah tingkat pendidikan responden dari SD sebanyak 2 orang (9,1 %), SMP sebanyak 7 orang (31,8%) dan SMA sebanyak 13 orang (59,1 %). Sedangkan di Berastagi Supermarket bahwa tingkat pendidikan responden yang paling banyak adalah SMA sebanyak 18 orang (100%).
39
4.2.4 Lama Bekerja Responden berdasarkan lama bekerja sebagai petugas kebersihan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan lama bekerja sebagai petugas kebersihan di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 No
Lama Bekerja
1 2
≤ 1 Tahun ≥ 1 Tahun Total
Pasar Tradisional Jumlah Persen (%) 7 31,8 15 68,2 22 100,0
Berastagi Supermarket Jumlah Persen (%) 17 94,4 1 5,6 18 100,0
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa petugas kebersihan di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar yang lama bekerja ≤ 1 tahun sebanyak 7 orang (31,8 %) dan yang lama bekerja ≥ 1 tahun sebanyak 15 orang (68,2 %). Sedangkan di Berastagi Supermarket responden yang memiliki lama bekerja ≥ 1 tahun sebanyak 17 orang (94,4%) dan yang lama bekerja ≤ 1 tahun sebanyak 1 orang (5,6%). 4.2.5 Jam Kerja Jam kerja petugas kebersihan di Pasar Tradisional Pusat Pasar Medan dapat dilihat bahwa petugas kebersihan yang memiliki jam kerja ≥ 5 jam sebanyak 22 orang (100%). Sedangkan di Berastagi Supermarket responden yang memiliki jam kerja ≥ 5 jam sebanyak 18 orang (100%). 4.2.6 Pengetahuan Petugas Kebersihan Tingkat pengetahuan responden sebagai petugas kebersihan dapat dilihat pada tabel berikut:
40
Tabel 5. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Penanganan Sampah di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No. 1.
Pertanyaan
Jawaban
Pengertian Sampah
a. Sesuatu yang tidak dipakai dan harus dibuang b. Tidak Tahu
Total No. 2.
3.
4.
5.
Pertanyaan
Jawaban
Pembagian Sampah
a. Sampah Organik dan Anorganik b. Tidak Tahu
7.
Pasar Modern n %
20
88,8
18
100
2
11,2
0
0
22 100,0 Pasar Tradisional n % 18 63,6
18
100,0 Pasar Modern n % 18 100,0
4
36,4
0
0
22 14 8 22 14
100,0 63,6 36,4 100,0 63,6
18 18 0 18 18
100,0 100 0 100,0 100
8 22 14
35,4 100,0 63,6
0 18 18
0 100,0 100
5
22,8
0
0
3
13,6
0
0
22
100,0
18
100,0
Berapa lama a. 1 x 24 Jam sampah di simpan b. 2 x 24 Jam dalam kontainer sampah sebelum dibawa oleh truk Dinas Kebersihan Total
22 0
100 0
16 2
88,8 11,2
22
100,0
18
100,0
Cara Penanganan sampah yang baik
10
45,5
18
100
Total Sampah Organik a. Sisa-sisa sayuran b. Tidak Tahu Total Sampah a. Plastik, kayu dan Anorganik kaca b.Tidak Tahu Total Syarat Tempat a. Konstruksi kuat, Pengumpulan mudah dijangkau dan Sampah dikosongkan Sementara yang maksimal Baik 1 x 24 b. Tidak menjadi perindukan serangga dan tikus c. Tidak Tahu Total
6.
Pasar Tradisional n %
a. Memisahkan sampah organik dan 41
anorganik, kemudian sampah organik diolah menjadi kompos dan sampah anorganik dapat didaur ulang b. Dipisahkan sampah organik dan sampah anorganik dan dibuang begitu saja ke tempat sampah c. Tidak Tahu
Total No. 8.
9.
Pertanyaan
Jawaban
Dampak yang akan timbul apabila limbah padat pasar tidak dikelola dengan baik
a. Sampah tersebut akan akan menjadi tempat berkembang biaknya vektor penyakit dan menyebabkan penyakit dan menyebabkan banjir b. Tidak Tahu Total Efek positif dari a. Sampah dapat pengelolaan dijadikan pupuk sampah atau makanan ternak Total
10.
Efek negatif dari pengelolaan sampah
a. Sampah dapat menjadi tempat berkembang biaknya vektor yang dapat menyebabkan penyakit dan menyebabkan banjir Total
9
40,9
0
0
3
13,6
0
0
22 100,0 Pasar Tradisional n % 19 86,4
18
100,0 Pasar Modern n % 18 100
3 22 22
13,6 100,0 100
0 18 18
0 100,0 100
22
100,0
18
100,0
22
100
18
100
22
100,0
18
100,0
Berdasarkan perhitungan jumlah skor pada indikator pengetahuan, maka variabel pengetahuan dapat dikategorikan baik, sedang dan buruk. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:
42
Tabel 6. Distribusi tingkat pengetahuan responden sebagai petugas kebersihan di Pasar Tradisional Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 Pasar Tradisional Jumlah Persen (%) 14 63,6 8 36,4 22 100,0
Tingkat Pengetahuan Baik Sedang Total
No 1 2
Berastagi Supermarket Jumlah Persen (%) 18 100 0 0 18 100,0
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa petugas kebersihan di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasaryang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang penanganan sampah sebanyak 14 orang (63,6 %) dan yang memiliki tingkat pengetahuan sedang tentang penanganan sampah sebanyak 8 orang (36,4 %). Sedangkan di Berastagi Supermarket, responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang penanganan sampah adalah baik sebanyak 18 orang (100 %). 4.2.7 Sikap Petugas Kebersihan Sikap yang diukur dalam penelitian ini menyangkut perasaan sangat setuju, setuju, Ragu-ragu dan tidak setuju terhadap item-item pernyataan yang diberikan tentang sikap petugas kebersihan. Hasil jawaban responden berdasarkan sikap dapat dilihat pada tabel 7. Tabel
7.
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap tentang Pemakaian APD di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 Pasar Tradisional
No.
1.
Pernyataan
Pada saat bekerja anda harus memakai pakaian khusus
SS
S
n
% n
0
0
19
Pasar Modern
R %
86,4
TS
n % n 0 0
43
3
SS
%
n
%
13,6
18
100,0
S
R
TS
n % n % n
%
0 0
0
0 0
0
2.
3.
4.
Pada saat 0 bekerja anda harus memakai sarung tangan Pada saat 0 bekerja anda harus memakai masker Pada saat 0 bekerja anda harus memakai sepatu
0
20
88,8
0 0
2
11,2
18
100,0
0 0
0 0
0
0
0
22
100,0
0 0
0
0
18
100,0
0 0
0 0
0
0
0
22
100,0
0 0
0
0
18
100,0
0 0
0 0
0
0
Pasar Tradisional No.
Pernyataan
SS n
5.
6.
7.
Mencuci 0 tangan setelah selesai bekerja Sebaiknya 0 mencuci tangan dengan menggunaka n sabun Mencuci 0 tangan harus menggunaka n air bersih dan mengalir n
S
% n
Pasar Modern
R %
TS
n % n
%
SS n
%
S
R
TS
n % n % n
%
0
22
100,0
0 0
0
0
18
100,0
0 0
0 0
0
0
0
22
100,0
0 0
0
0
18
100,0
0 0
0 0
0
0
0
22
100,0
0 0
0
0
18
100,0
0 0
0 0
0
0
22
18
Sikap petugas kebersihan di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar bahwa petugas kebersihan dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) adalah baik sebanyak 22 orang (100 %). Sedangkan di Berastagi Supermarket sikap petugas kebersihan dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) adalah baik sebanyak 18 orang (100 %). 44
Tabel 8. Distribusi sikap responden sebagai petugas kebersihan di Pasar Tradisional Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 No
Sikap
1 2
Baik Buruk Total
Pasar Tradisional Jumlah Persen (%) 22 100 0 0 22 100,0
Berastagi Supermarket Jumlah Persen (%) 18 100 0 0 18 100,0
4.3.8 Tindakan Petugas Kebersihan Tindakan responden sebagai petugas kebersihan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 9. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tindakan tentang Pemakaian APD di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No. 1. 2.
3.
4.
5.
6. 7.
Pertanyaan
Jawaban
Apakah anda memakai pakaian khusus? Jika ya, apakah anda mengganti pakaian (min. 1 kali sehari) Apakah anda memakai sarung tangan saat bekerja? (observasi) Apakah anda memakai masker saat bekerja? (Obervasi) Apakah anda memakai sepatu saat bekerja? (Observasi) Apakah anda selesai bekerja mencuci tangan?
a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak
Apakah anda menggunakan sabun pada saat mencuci tangan? Total
Pasar Tradisional n % 14 63,6 8 36,4 22 100,0 0 0
Pasar Modern n % 18 100,0 0 0 18 100,0 0 0
a. Ya b. Tidak
10 12
45,5 54,5
16 2
88,8 11,2
a. Ya b. Tidak
3 19
13,6 86,4
0 18
0 100,0
a. Ya b. Tidak
17 5
82,4 17,6
18 0
100,0 0
a. Ya b. Tidak
22 0
100,0 0
18 0
100,0 0
a. Ya b. Tidak
14 8
63,6 36,4
18 0
100,0 0
22
45
18
Tabel 10. Distribusi tindakan responden sebagai petugas kebersihan di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 No 1 2
Tindakan Baik Buruk Total
Pasar Tradisional Jumlah Persen (%) 14 63,6 8 36,4 22 100,0
Berastagi Supermarket Jumlah Persen (%) 18 100 0 0 18 100,0
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa petugas kebersihan di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasarmenunjukkan tindakan yang baik sebanyak 14 orang (63,6 %) dan responden yang menunjukkan tindakan buruk sebanyak 8 orang (36,4%). Sedangkan di Berastagi Supermarket yang menunjukkan tindakan yang baik sebanyak 18 orang (100%). 4.2.9 Keluhan Iritasi Kulit Keluhan iritasi kulit pada petugas kebersihan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 10. Distribusi keluhan iritasi kulit pada petugas kebersihan di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 No
Tindakan
1 2
Pernah Tidak Pernah Total
Pasar Tradisional Jumlah Persen (%) 8 36,4 14 63,6 22 100,0
Berastagi Supermarket Jumlah Persen (%) 0 0 18 100 18 100,0
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa petugas kebersihan di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 8 orang (36,4 %) dan responden yang tidak pernah merasakan keluhan iritasi kulit sebanyak 14 orang (63,6 %). Sedangkan di Berastagi Supermarket responden tidak pernah merasakan keluhan iritasi kulit sebanyak 18 orang (100 %).
46
4.3 Tabulasi Silang 4.3.1 Tabulasi Silang antara Umur dengan Keluhan Iritasi Kulit Tabel 11. Tabulasi Silang antara Umur dengan Keluhan Iritasi Kulit di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar dan pasar modern Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No 1 2 3
Umur 15-20 Tahun 21-26 Tahun ≥ 26 Tahun Total
Keluhan Iritasi Kulit Pasar Tradisional Pasar Modern Tidak Tidak Pernah n Pernah Pernah Pernah 3 0 3 0 0 3 6 9 0 10 2 8 10 0 8 8 14 22 0 18
n 10 8 18
Berdasarkan tabel 11. diatas dapat dilihat bahwa petugas kebersihan menurut umur yang pernah mengalami keluhan iritasi kulit di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar sebanyak 8 orang dan yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 14 orang sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 18 orang. 4.3.2 Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Keluhan Iritasi Kulit Tabel 12. Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Keluhan Iritasi Kulit di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar dan pasar modern Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No
Jenis Kelamin
1 2
Laki-laki Perempuan Total
Keluhan Iritasi Kulit Pasar Tradisional Pasar Modern Tidak Tidak Pernah n Pernah n Pernah Pernah 8 4 12 0 10 10 3 7 10 0 8 8 11 11 22 0 18 18
Berdasarkan tabel 12. diatas dapat dilihat bahwa petugas kebersihan menurut jenis kelamin yang pernah mengalami keluhan iritasi kulit di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar adalah laki-laki sebanyak 8 orang dan yang tidak pernah 47
mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 4 orang. Untuk perempuan yang pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 3 orang dan yang tidak pernah merasakan keluhan iritasi kulit sebanyak 7 orang. Sedangkan dipasar modern Berastagi Supermarket petugas kebersihan yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 18 orang. 4.3.3 Tabulasi Silang antara Tingkat Pendidikan dengan Keluhan Iritasi Kulit Tabel 13. Tabulasi Silang antara Tingkat Pendidikan dengan Keluhan Iritasi Kulit di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar dan pasar modern Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No 1 2 3
Tingkat Pendidikan SD SMP SMA Total
Keluhan Iritasi Kulit Pasar Tradisional Pasar Modern Tidak Tidak Pernah n Pernah Pernah Pernah 5 2 7 0 0 3 10 13 0 0 0 2 2 0 18 8 14 22 0 18
n 0 0 18 18
Berdasarkan tabel 13. diatas dapat dilihat bahwa petugas kebersihan menurut tingkat pendidikan yang pernah mengalami keluhan iritasi kulit di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar adalah SD sebanyak 5 orang, SMP sebanyak 3 orang dan yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit adalah SD sebanyak 2 orang, SMP sebanyak 10 orang dan SMA sebanyak 2 orang. Sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket tingkat pendidikan yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit adalah SMA sebanyak 18 orang.
48
4.3.4 Tabulasi Silang antara Lama Bekerja dengan Keluhan Iritasi Kulit Tabel 14. Tabulasi Silang antara Lama Bekerja dengan Keluhan Iritasi Kulit di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar dan pasar modern Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 Keluhan Iritasi Kulit Pasar Tradisional Pasar Modern No Lama Bekerja Tidak Tidak Pernah n Pernah Pernah Pernah 1 ≤ 1 Tahun 8 3 11 0 17 2 ≥ 1 Tahun 0 11 11 0 1 Total 8 14 22 0 18
n 17 1 18
Berdasarkan tabel 14. diatas dapat dilihat bahwa petugas kebersihan menurut lama bekerja yang pernah mengalami keluhan iritasi kulit di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar adalah ≤ 1 tahun sebanyak 8 orang dan yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 3 orang. Untuk ≥ 1 tahun yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 11 orang. Sedangkan di pasar modern responden yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit adalah ≤ 1 tahun sebanyak 17 orang dan ≥ 1 tahun sebanyak 1 orang. 4.3.5 Tabulasi Silang antara Jam Kerja dengan Keluhan Iritasi Kulit Berdasarkan tabulasi silang antara jam kerja dengan keluhan iritasi kulit pada petugas kebersihan dapat diketahui bahwa di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar memiliki jam kerja ≥ 5 Jam yang pernah mengalami iritasi kulit sebanyak 8 orang dan yang tidak pernah mengalami iritasi kulit sebanyak 14 orang. Sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket yang respondennya memiliki jam kerja ≥ 5 Jam yang tidak pernah mengalami iritasi kulit sebanyak 18 orang.
49
4.3.6 Tabulasi Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan Keluhan Iritasi Kulit Tabel 15. Tabulasi Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan Keluhan Iritasi Kulit di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar dan pasar modern Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No 1 2
Tingkat Pengetahuan Baik Sedang Total
Keluhan Iritasi Kulit Pasar Tradisional Pasar Modern Tidak Tidak Pernah n Pernah Pernah Pernah 0 11 11 0 18 8 3 11 0 0 8 14 22 0 18
n 18 0 18
Berdasarkan tabel 15. diatas dapat dilihat bahwa petugas kebersihan menurut tingkat pengetahuan baik yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar sebanyak 11 orang, untuk pengetahuan sedang yang pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 8 orang dan yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 3 orang. Sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket tingkat pengetahuan baik yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 18 orang. 4.3.7 Tabulasi Silang antara Sikap dengan Keluhan Iritasi Kulit Berdasarkan tabulasi silang antara sikap dengan keluhan iritasi kulit pada petugas kebersihan dapat diketahui bahwa di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar memiliki sikap baik yang pernah mengalami iritasi kulit sebanyak 8 orang dan yang tidak pernah mengalami iritasi kulit sebanyak 14 orang. Sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket yang respondennya memiliki sikap baik yang tidak pernah mengalami iritasi kulit sebanyak 18 orang.
50
4.3.8 Tabulasi Silang antara Tindakan dengan Keluhan Iritasi Kulit Tabel 16. Tabulasi Silang antara Tindakan dengan Keluhan Iritasi Kulit di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar dan pasar modern Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No 1 2
Tindakan Baik Buruk Total
Keluhan Iritasi Kulit Pasar Tradisional Pasar Modern Tidak Tidak Pernah n Pernah n Pernah Pernah 0 14 14 0 18 18 8 0 8 0 0 0 8 14 22 0 18 18
Berdasarkan tabel 16. diatas dapat dilihat bahwa petugas kebersihan menurut tindakan baik yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar sebanyak 14 orang dan tindakan buruk yang pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 8 orang sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket yang tidak pernah mengalami iritasi kulit sebanyak 18 orang. 4.4 Penanganan Sampah di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Pasar Modern Berastagi Supermarket Kota Medan Untuk mengambil data-data ini penulis mengadakan tinjauan langsung ke lapangan dengan cara melihat langsung petugas kebersihan dan kondisi di sekitar tempat pembuangan sampah sementara di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar dan pasar modern Berastagi Supermarket. a. Pengumpulan Sampah Pengumpulan sampah di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar tidak memenuhi kriteria tentang pengelolaan sampah dimana sampah dikumpulkan begitu saja tanpa dilakukan pemisahan, tumpukan sampah melebihi daya tampung TPS dan menimbulkan bau. Sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket memenuhi criteria pengelolaan sampah karena dibedakan sampah organik dan sampah 51
anorganik, TPS mudah untuk memasukkan/mengosongkan sampah, sampah tidak berserakan dan tidak menimbulkan bau. Jenis sampah yang paling banyak dibersihkan di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar adalah sisa-sisa sayuran yang bersumber dari pedagang yang berjualan, sampah yang telah di kumpulkan oleh petugas kebersihan dan diletakkan di sudut pasar sebelum dibuang ke kontainer sampah. Tempat pengumpulan sampah yang digunakan adalah keranjang rotan, yang bersifat ringan dan mudah dibersihkan ada juga petugas kebersihan yang menggunakan gerobak sampah. Peralatan yang digunakan dalam pengumpulan sampah adalah sapu lidi dan sekop. Sampah yang telah dikumpulkan di kontainer pada saat sore hari akan di bawa oleh truk sampah dari Dinas Kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pasar modern Berastagi Supermarket jenis sampah yang paling banyak dikumpulkan adalah sisa-sisa buah dan sayuran yg telah layu dan bekas kardus buah dan sayur. Sampah tersebut dikumpulkan di tong sampah yang memiliki roda sehingga bisa dibawa kemana saja. Peralatan yang digunakan dalam pengumpulan sampah di pasar modern Berastagi Supermarket adalah sapu ijuk dan serokan. Sampah yang telah dikumpulkan di tong sampah pada saat sore hari akan di buang ke tempat pembuangan sementara yang terletak di belakang Berastagi Supermarket dan besok harinya akan dibawa oleh truk sampah dari Dinas Kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). b. Penyimpanan Sampah Pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan dalam hal penyimpanan sampah tidak memenuhi persyaratan kesehatan dimana tempat sampah yang digunakan tidak mempunyai tutup, sampah masih berserakan di sekitar kontainer 52
sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket tempat penyimpanan sampahnya memenuhi persyaratan kesehatan karena tempat sampah yang digunakan memiliki tutup, mudah diisi dan dikosongkan serta mudah dibersihkan. Tempat penyimpanan sampah di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar yang digunakan yaitu tempat sampah yang kuat dan tidak mudah bocor, di pasar ini pada saat penyimpanan sampah tidak dilakukan pemisahan, waktu penyimpanan sampah sebelum diangkut oleh truk Dinas Kebersihan adalah 1 x 24 jam. Lokasi tempat penyimpanan sampah sementara di pasar ini terletak di sudut pasar yang tidak begitu jauh dari pedagang berjualan. Pasar modern Berastagi Supermarket menggunakan tong sampah yang kuat dan tidak mudah bocor untuk tempat penyimpanan sampahnya. Pasar modern Berastagi Supermarket ini pada saat penyimpanan sampah dilakukan pemisahan sampah, waktu penyimpanan sampah sebelum diangkut oleh truk Dinas Kebersihan adalah 1 x 24 jam. Lokasi tempat penyimpanan sampah di pasar modern Berastagi Supermarket terletak di bagian belakang bangunan pasar modern. c. Pembuangan Sampah Kondisi tempat pembuangan sampah di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar ini sangat tidak memenuhi kriteria pengelolaan sampah dimana sampah di sekitar kontainer masih berserakan dan menimbulkan bau yang tidak enak yang bersumber dari sisa-sisa sayuran yang sudah membusuk. Sedangkan kondisi tempat pembuangan sampah di pasar modern Berastagi Supermarket ini sudah memenuhi kriteria pengelolaan sampah karena telah dilakukan pemisahan sampah antara sampah organik dan sampah anorganik.
53
Sistem pembuangan sampah di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar ini di kumpulkan dan dibuang di tempat pembuangan sampah sementara atau kontainer sebelum di angkut semuanya oleh truk kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Untuk pasar modern Berastagi Supermarket sistem pembuangan sampah di pasar modern Berastagi Supermarket ini di kumpulkan ditempat pembuangan sementara sebelum di angkut semuanya oleh truk kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Tempat pembuangan sampah sementara di pasar modern Berastagi Supermarket berbentuk bangunan yang memiliki dua ruangan yaitu untuk sampah organik dan sampah anorganik.
54
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden a. Umur Responden Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa petugas kebersihan menurut umur di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar adalah responden dengan umur 15-20 tahun dengan jumlah 3 orang (13,6 %), responden dengan umur 21-26 tahun dengan jumlah 9 orang (40,9 %) dan responden dengan umur ≥ 26 Tahun sebanyak 10 orang (45,5 %). Sedangkan di Berastagi Supermarket responden yang paling banyak berumur 15-20 tahun dengan jumlah 10 orang (55,6 %), sedangkan responden dengan umur 21-26 tahun dengan jumlah 8 orang (44,4 %). Petugas kebersihan di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar kebanyakan berumur ≥ 26 tahun sebanyak 10 orang (45,5 %) dikarenakan mereka menganggap pekerjaan sebagai petugas kebersihan merupakan pekerjaan utama mereka sedangkan di pasar modern Berastagi responden yang paling banyak berumur 15-20 tahun sebanyak 10 orang (55,6 %) kebanyakan dari mereka bekerja sebagai petugas kebersihan hanya pekerjaan sampingan. Menurut penelitian Eviyani (2007) bahwa tidak selamanya umur seseorang menentukan apa yang dia kerjakan dan bagaimana hasil pekerjaannya. Umur hanya menunjukkan seberapa lama dan seberapa kuat dia melakukan pekerjaannya tersebut. b. Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa jenis kelamin responden di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar paling banyak adalah laki-laki sebanyak 13 orang (59,1%) dan yang paling sedikit adalah perempuan sebanyak 9 orang (40,9%) sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket responden yang paling banyak 55
adalah laki-laki sebanyak 10 orang (55,5%) dan responden yang paling sedikit adalah perempuan sebanyak 8 orang (44,4%). c. Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian untuk pendidikan terakhir responden dipasar tradisional Penampungan Pusat Pasar terbanyak yaitu responden dengan pendidikan terakhir SMA sebanyak 13 orang (59,1%), pendidikan terakhir SMP sebanyak 7 orang (31,8%) dan pendidikan terakhirnya SD sebanyak 2 orang (9,1%) sedangkan untuk pendidikan terakhir responden di pasar modern Berastagi Supermarket adalah SMA sebanyak 18 orang (100%). Pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar rata-rata pendidikan terakhirnya adalah SMA sebanyak 13 orang (59,1 %) sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket semua petugas kebersihan pendidikan terakhirnya adalah SMA sebanyak 18 orang (100 %) dan sebagian dari mereka ada yang sedang melanjutkan pendidikan di bangku perkuliahan. Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa manusia yang memiliki sumber daya manusia yang lebih baik, dalam arti tingkat pendidikan yang lebih tinggi maka akan semakin mengerti dan semakin mudah memahami manfaat dari suatu hal. d. Lama Bekerja Berdasarkan hasil penelitian bahwa selama menjadi petugas kebersihan di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan, responden memiliki lama bekerja ≤ 1 tahun sebanyak 7 orang (31,8%) dan yang lama bekerja ≥ 1 tahun sebanyak 15 orang (68,2%) sedangkan untuk pasar modern Berastagi Supermarket Medan, responden yang memiliki lama bekerja ≤ 1 tahun sebanyak 17 orang (94,4%) dan yang lama bekerja ≥ 1 tahun sebanyak 1 orang (5,6%). Menurut Siagian (2008) bahwa lama 56
bekerja adalah menunjukkan berapa lama seseorang bekerja pada masing-masing pekerjaan atau jabatan. e. Jam Kerja Berdasarkan hasil penelitian bahwa petugas kebersihan yang bekerja di pasar tradisional penampungan Pusat Pasar Medan memiliki jam kerja ≥ 5 jam sebanyak 22 orang (100%) sedangkan petugas kebersihan yang bekerja di pasar modern Berastagi Supermarket Medan juga memiliki jam kerja ≥ 5 jam sebanyak 18 orang (100%). f. Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Berdasarkan hasil penelitian untuk ttingkat pengetahuan responden tentang penanganan sampah di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan yang terbanyak adalah responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 14 orang (63,6%) dan tingkat pengetahuan sedang sebanyak 8 orang (36,4%), untuk sikap responden dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) adalah baik sebanyak 22 orang (100%) dan responden yang menunjukkan tindakan yang baik sebanyak 14 orang (63,6%) dan responden yang menunjukkan tindakan buruk sebanyak 8 orang (36,4%). Tingkat pengetahuan responden di pasar modern Berastagi Supermarket Medan tentang penanganan sampah adalah baik sebanyak 18 orang (100%), untuk sikap responden dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) adalah baik sebanyak 18 orang (100%) dan responden yang menunjukkan tindakan yang baik sebanyak 18 orang (100%). Menurut Sari S. (2006), ada keeratan hubungan antara pengetahuan dalam upaya memperbaiki perilaku. Dengan demikian meningkatkan pengetahuan akan memberi hasil yang cukup berarti untuk memperbaiki perilaku kesehatan. Hal ini sesuai
dengan
Rogers
dalam
Sari
S. 57
(2006)
yang
menyatakan
bahwa
pengetahuan/kognitif merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya perilaku, dan perilaku yang didasari pengetahuan yang baik akan bertahan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan yang baik. Jika di bandingkan dengan persentase pengetahuan dan sikap responden yang hampir semuanya tergolong baik, tindakan responden sedikit berbeda. Responden yang sudah mempunyai pengetahuan dan sikap yang baik tentang personal hygiene dan sanitasi dasar belum tentu akan melakukan tindakan yang baik pula, bahkan bisa melakukan tindakan sebaliknya. Hal itu terjadi karena suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu tindakan diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas dan faktor dukungan (support) dari pihak lain (Notoatmodjo, 2003). 5.2 Tabulasi Silang 5.2.1 Umur dengan Keluhan Iritasi Kulit Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 responden di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan menurut umur 15-20 tahun pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 3 orang, umur 21-26 tahun sebanyak 3 orang dan umur ≥ 26 tahun sebanyak 2 orang sedangkan umur 21-26 tahun yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 6 orang dan ≥ 26 tahun sebanyak 8 orang. Pasar Modern Berastagi Supermarket dari 18 responden menurut umur 15-20 tahun yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 10 orang dan umur 21-26 tahun sebanyak 8 orang. 5.2.2 Jenis Kelamin dengan Keluhan Iritasi Kulit Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 responden di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan menurut jenis kelamin laki-laki yang pernah 58
mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 8 orang dan perempuan sebanyak 3 orang dan jenis kelamin laki-laki yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 4 orang dan perempuan sebanyak 7 orang sedangkan di Pasar Modern Berastagi Supermarket dari 18 responden menurut jenis kelamin laki-laki yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 10 orang dan perempuan sebanyak 8 orang. Petugas kebersihan di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar paling banyak berjenis kelamin laki-laki, biasanya mereka kurang memperhatikan kebersihan dan jarang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sehingga mereka bisa saja mengalami keluhan iritasi kulit. 5.2.3 Tingkat Pendidikan dengan Keluhan Iritasi Kulit Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 responden di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan menurut tingkat pendidikan yang pernah mengalami keluhan iritasi kulit dari kategori SD sebanyak 5 orang, SMP sebanyak 3 orang dan yang tidak pernah merasakan keluhan iritasi kulit dari kategori SD sebanyak 2 orang, SMP sebanyak 10 orang, SMA sebanyak 2 orang sedangkan di Pasar Modern Berastagi Supermarket dari 18 responden yang tidak pernah merasakan keluhan iritasi kulit adalah tingkat pendidikan SMA sebanyak 18 orang. Pendidikan yang rendah pada petugas kebersihan dapat menyebabkan keluhan iritasi kulit karena mereka kurang mendapatkan informasi pada saat bersekolah dulu. Pendidikan yang rendah disebabkan karena kurangnya biaya untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat selanjutnya.
59
5.2.4 Lama Bekerja dengan Keluhan Iritasi Kulit Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 responden di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan menurut lama bekerja ≤ 1 tahun yang pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 8 orang dan yang tidak pernah sebanyak 3 orang sedangkan lama bekerja ≥ 1 tahun tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 11 orang. Untuk Pasar Modern Berastagi Supermarket dari 18 responden menurut lama bekerja ≤ 1 tahun yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 17 orang dan lama bekerja ≥ 1 tahun tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 1 orang. Petugas kebersihan di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan pernah mengalami keluhan iritasi kulit pada saat ≤ 1 tahun mereka bekerja. Ini dikarenakan pada saat awal bekerja sebagai petugas kebersihan mereka tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap. 5.2.5 Jam Kerja dengan Keluhan Iritasi Kulit Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 responden di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan yang memiliki jam kerja ≥ 5 jam yang pernah mengalami iritasi kulit sebanyak 8 orang dan yang tidak pernah mengalami iritasi kulit sebanyak 14 orang. Sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket dari 18 responden yang memiliki jam kerja ≥ 5 jam yang tidak pernah mengalami iritasi kulit sebanyak 18 orang. 5.2.6 Tingkat Pengetahuan dengan Keluhan Iritasi Kulit Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 responden di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan yang memiliki tingkat pengetahuan baik yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 11 orang untuk pengetahuan sedang 60
yang pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 8 orang dan yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 3 orang sedangkan di Pasar Modern Berastagi Supermarket dari 18 responden tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 18 orang. Hasil yang didapat terlihat bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan pekerja kategori baik. Hal tersebut didukung oleh tingkat pendidikan pekerja yang sebagian besar tingkat SMA. Dipasar tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan sebanyak 8 orang yang pernah mengalami keluhan iritasi kulit dikarenakan mereka memiliki pengetahuan yang kurang tentang penanganan sampah yang benar. 5.2.7 Sikap dengan Keluhan Iritasi Kulit Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 responden di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan yang memiliki sikap baik yang pernah mengalami iritasi kulit sebanyak 8 orang dan yang tidak pernah mengalami iritasi kulit sebanyak 14 orang. Sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket yang respondennya memiliki sikap baik yang tidak pernah mengalami iritasi kulit sebanyak 18 orang. Menurut
Notoatmodjo
(2003)
menyatakan
bahwa
sikap
merupakan
kecenderungan dan kesediaan untuk bertindak dan disertai dengan perasaan-perasaan yang dimiliki oleh individu tersebut. Dengan dasar pengetahuan dan pengalaman masa lalu maka timbul sikap dalam diri manusia dengan perasaan-perasaan tertentu, dalam menanggapi suatu objek yang menggerakkan untuk bertindak. 5.2.8 Tindakan dengan Keluhan Iritasi Kulit Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 responden di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan yang melakukan tindakan baik yang tidak pernah mengalami keluhan iritasi kulit di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar 61
sebanyak 14 orang dan tindakan buruk yang pernah mengalami keluhan iritasi kulit sebanyak 8 orang sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket dari 18 responden yang tidak pernah mengalami iritasi kulit sebanyak 18 orang. Tindakan petugas kebersihan yang selalu menggunakan sarung tangan dan sepatu dengan tepat akan menurunkan terjadinya dermatitis kontak akibat kerja baik jumlah maupun lama perjalanan dermatitis kontak. Kenyataannya tindakan petugas kebersihan banyak termasuk kategori kurang baik dikarenakan petugas kebersihan sering mengabaikan dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti masker, sarung tangan dan sepatu. 5.3 Penanganan Limbah Padat a. Pengumpulan Sampah Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengumpulan sampah di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan berada pada kategori tidak memenuhi syarat kesehatan karena TPS tidak dilengkapi dengan tutup, masih banyak sampah yang berserakan, TPS menimbulkan bau dan tidak dibedakannya tempat sampah yang mudah membusuk dan tidak mudah membusuk. Menurut Chandra (2007) sampah basah dan sampah kering sebaiknya dikumpulkan dalam tempat yang terpisah untuk memudahkan pemusnahannya, sedangkan pasar modern Berastagi Supermarket sudah memenuhi syarat kesehatan dimana TPS telah memiliki tutup karena berbentuk bangunan permanen yang memiliki 2 ruangan untuk sampah organik dan sampah anorganik, sampah tidak berserakan, mudah diisi dan dikosongkan serta mudah dibersihkan. Petugas kebersihan dalam melaksanakan pengumpulan sampah dilengkapi dengan alat pengumpul sampah seperti sekop, sapu lidi, dan keranjang atau tong 62
sampah yang jumlah dan kondisinya cukup baik. Agar pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan baik maka dilakukan pembagian kerja yang jelas bagi setiap petugas kebersihan. Pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan sampah yang telah dikumpulkan di kontainer pada saat sore hari akan dibawa oleh truk sampah dari Dinas Kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sedangkan pada pasar modern Berastagi Supermarket, sampah yang telah dikumpulkan pada saat sore hari akan dibuang ke tempat pembuangan sementara dan besok harinya akan dibawa oleh truk sampah dari Dinas Kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Menurut Azwar (1996), adapun persyaratan tempat pengumpulan sampah yang memenuhi syarat kesehatan yaitu: Dibangun di atas permukaan setinggi kendaraan pengangkut sampah, mempunyai dua buah pintu, satu untuk tempat masuk sampah dan yang lain untuk mengeluarkannya, perlu ada lubang ventilasi, bertutup kawat kasa untuk mencegah masuknya lalat, tidak menjadi tempat tinggal lalat dan tikus, tempat tersebut mudah dicapai, baik oleh masyarakat yang akan mempergunakannya ataupun oleh kendaraan pengangkut sampah. b. Penyimpanan Sampah Penyimpanan sampah di pasar tradisional dan pasar modern berbeda dimana pada pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan pada saat penyimpanan sampah tidak dilakukan pemisahan sampah, antara sampah organik dan sampah anorganik, sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket Medan pada saat penyimpanan sampah dilakukan pemisahan sampah, antara sampah organik dan sampah anorganik.
63
Menurut Chandra (2007), tempat penyimpanan sementara (tempat sampah) yang digunakan harus memenuhi persyaratan seperti berikut ini: Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor, memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan, dan ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang. c. Pembuangan Sampah Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pembuangan sampah di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar dan pasar modern Berastagi Supermarket sama dimana sampah yang telah di kumpulkan dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara atau kontainer sebelum di angkut oleh truk sampah Dinas Kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pengangkutan sampah harus memenuhi syarat sesuai dengan keputusan Dirjen PPM dan PLP DepKes RI (1989) adalah: 1. Alat pengangkut sampah harus mempunyai wadah yang mudah dibersihkan bagian dalamnya serta dilengkapi dengan penutup. 2. Setiap keluar dari TPA sampah, semua kendaraan pengangkut sampah selalu dalam keadaan bersih 3. Petugas yang mengangkut sampah harus menggunakan perlengkapan kerja sebagai berikut: pakaian kerja khusus, sarung tangan, masker, topi dan memakai sepatu. Kondisi tempat pembuangan sampah di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan sangat tidak teratur dimana sampah di sekitar kontainer masih berserakan menimbulkan bau yang tidak enak yang bersumber dari sisa-sisa sayuran yang sudah membusuk. Menurut Chandra (2007), pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah sebagai tempat perkembangbiakan vektor penyakit, seperti lalat atau tikus dan estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata 64
sedangkan tempat pembuangan sampah sementara di pasar modern Berastagi Supermarket berbentuk bangunan yang memiliki dua ruangan yaitu untuk sampah organik dan sampah anorganik. Kondisi tempat pembuangan sampah di pasar modern ini sudah teratur karena telah dilakukannya pemisahan sampah antara sampah organik dan sampah anorganik. a. Sampah organik 1. Dampak terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan dari sampah organik sebagai berikut: a. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorrhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai. b. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit). c. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah. 2. Dampak terhadap Lingkungan Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
65
b. Sampah Anorganik 1. Gangguan Kesehatan a. Timbulan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat mendorong penularan infeksi; b. Timbulan sampah dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan tikus 2. Menurunnya kualitas lingkungan Timbulan sampah yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan lingkungan tidak indah untuk dipandang mata (Anwar, 2012) 5.3 Keluhan Iritasi Kulit pada Petugas Kebersihan Hasil penelitian menunjukkan bahwa petugas kebersihan di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar pernah merasakan dampak negatif/menderita penyakit iritasi kulit karena kurangnya kepedulian dalam pemakaian Alat Pelindung Diri (APD), yang mereka rasakan adalah kulit tangan mereka terasa sangat gatal, memerah dan muncul lepuhan yang berair tetapi mereka tidak pernah memeriksakannya ke dokter atau puskesmas karena mereka berfikir keluhan iritasi kulit biasa dan tidak berbahaya. Jika zat-zat kimia penyebab ruam dihindari, biasanya kemerahan tersebut menghilang beberapa hari. Lepuhan bisa berair dan menjadi lapisan kerak, tetapi akan segera mengering. Sisa-sisa sisik, gatal dan cairan kental yang bersifat sementara pada kulit bisa berakhir selama beberapa hari atau berminggu-minggu. Menurut Harahap (2000), banyak yang tidak tahu atau menyadari seluruh zat-zat kimia yang bersentuhan dengan kulit mereka seringkali menunjukkan lokasi awal ruam. Petugas kebersihan di pasar modern Berastagi Supermarket tidak pernah merasakan dampak negatif/menderita penyakit iritasi kulit akibat pekerjaan yang ditekuninya tersebut. Pengaruh sampah terhadap kesehatan secara garis besar 66
dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengaruh langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung terhadap kesehatan disebabkan karena adanya kontak langsung antara manusia dengan sampah tersebut. Misalnya: sampah beracun, sampah yang korosif terhadap tubuh, sampah yang karsinogenik, teratogenik, dan sebagainya. Selain itu, ada pula sampah yang mengandung kuman patogen, sehingga dapat menimbulkan penyakit. Sampah ini bisa berasal dari sampah rumah tangga selain sampah industri. Pengaruh tidak langsung umumnya disebabkan oleh adanya vektor yang membawa kuman penyakit yang berkembang biak di dalam sampah kepada manusia. Menurut Fregert (1988), menyatakan salah satu penyebab terjadinya penyakit kulit adalah agen-agen biologis dan kimia seperti mikroorganisme maupun parasit kulit dan zat-zat kimia lainnya.
67
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Pasar Modern Berastagi Supermarket Medan mengenai karakteristik dan penanganan limbah padat serta keluhan iritasi kulit pada petugas kebersihan dapat disimpulkan: 1. Karakteristik responden yang bekerja di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan dan pasar modern Berastagi Supermarket yang meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan lama bekerja dan jam kerja dalam melakukan penanganan sampah sudah baik. Karakteristik responden di pasar tradisional penampungan Pusat Pasar paling banyak petugas kebersihan yang berumur ≥ 26 tahun sebanyak 10 orang (45,5%), jenis kelamin adalah pria sebanyak 13 orang (59,1%), pendidikan terakhir SMA sebanyak 13 orang (59,1%), lama bekerja ≥ 1 tahun sebanyak 15 orang (68,2%), jam kerja ≥ 5 jam sebanyak 22 orang (100%). Karakteristik responden di pasar modern Berastagi Supermarket paling banyak petugas kebersihan yang berumur 15-20 tahun sebanyak 10 orang (55,6%), jenis kelamin adalah pria sebanyak 10 orang (55,6%), pendidikan terakhir SMA sebanyak 18 orang (100%), lama bekerja ≤ 1 tahun sebanyak 17 orang (94,4%), jam kerja ≥ 5 jam sebanyak 18 orang (100%). 2. Penanganan limbah padat di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan dan pasar modern Berastagi Supermarket yang meliputi: pengumpulan sampah (dilengkapi dengan alat pengumpul seperti sekop, sapu lidi, dan keranjang atau tong sampah), penyimpanan sampah (di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan tidak dilakukan pemisahan sampah sedangkan 68
di
pasar
modern
Berastagi Supermarket dilakukan pemisahan sampah) dan pembuangan sampah (sampah di pasar tradisional dibuang ke kontainer sedangkan sampah di pasar modern dibuang di tempat pembuangan sampah sementara sebelum diangkut oleh truk sampah Dinas Kebersihan). 3. Petugas kebersihan yang bekerja di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan sebanyak 8 orang (36,4%) pernah merasakan keluhan iritasi kulit seperti gatal-gatal, kulit memerah dan melepuh sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket Medan tidak pernah merasakan keluhan iritasi pada kulit mereka. 6.2 Saran 1. Perlu ditingkatkan penyuluhan dan sosialisasi mengenai penanganan sampah yang benar dan pentingnya menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja dari Dinas Pasar dan Dinas Kebersihan kepada petugas kebersihan baik di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar
maupun pasar modern
Berastagi
Supermarket. 2. Adanya pemberian Alat Pelindung Diri seperti sarung tangan dan masker secara gratis dari Dinas Pasar maupun Dinas Kebersihan kepada petugas kebersihan untuk menggantikan APD petugas kebersihan yang telah rusak. 3. Bagi penelitian selanjutnya dilakukan lebih lanjut mengenai program pemisahan sampah antara sampah organik dan sampah anorganik di pasar tradisional Kota Medan.
69
DAFTAR PUSTAKA
Angiopora, M. 1999. Dasar-dasar Pemasaran. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta. Anwar. 2012. Sampah Organik dan Anorganik. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2013.http://www.buletinbelantara.com/2012/05/sampah-organik-dan-anorganik.html Azwar, A. 1996. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara Sumber Widya. Jakarta Chandra, B. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta Dede. 2012. Pengertian Pasar Tradisional. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2013. http://ddsulai.blogspot.com/2012/12/ciri-ciri-pengertian-pasartradisional.html Dirjen PPM dan PLP Depkes RI. 1989. Persyaratan Kesehatan Pengelolaan Sampah. Jakarta Djuanda, A. Hamzah, M. & Aisah, S. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta Eviyani, 2007. Hubungan Karakteristik Ibu dengan Tindakan Pemanfaatan Sampah Organik dan Anorganik di Desa Waringin, Solo, Jawa Tengah. http://www.srieviyani.multiply.com/skripsieviyani/. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2013. Feryanto. 2009. Kelemahan Pasar Tradisional. Diakses pada tanggal 10 Februari 2013. http//www.management.com/pasar tradisional Fregert. 1988. Kontak Dermatitis. Yayasan Essentia. Jakarta Harahap, M. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates. Jakarta Kasjono, H.S. dan Yasril. 2009. Teknik Sampling Untuk Penelitian Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta Kusnoputranto, H. 2000. Kesehatan Lingkungan. Penerbit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta Mukono, 2005. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Airlangga University Press. Surabaya Mulia, R. 2005. Kesehatan Lingkungan. Cetakan Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta 70
Pratomo, H. dan Sudarti. 1986. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat dan Keluarga Berencana. Depdikbud. Jakarta Riduwan, 2002. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Cetakan I. Alpabeta bandung. Bandung Sari S, 2006. Hubungan Faktor predisposisi dengan perilku personal hygiene anak jalanan bimbingan rumah singgah. YMS Bandung. Skripsi, Keperawatan komunitas Fakultas Ilmu keperawatan Universitas Padjadjaran, Bandung. Sarudji, D. 2010. Kesehatan Lingkungan. Putra Darmawati. Bandung Siagian, S. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta Slamet, J. 2006. Kesehatan Lingkungan. Gajahmada University Press. Yogyakarta Syadiash, 2010. Jenis-jenis Pasar. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2013. http://syadiashare.com/jenis-jenis-pasar.html
71
DAFTAR KUESIONER KARAKTERISTIK DAN PENANGANAN LIMBAH PADAT SERTA KELUHAN IRITASI KULIT PADA PETUGAS KEBERSIHAN DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN KOTA MEDAN 2013
No. Responden
:
Tanggal Wawancara : I. Karakteristik Responden 1.
Nama
:
2.
Umur
:
3.
Jenis kelamin :
4.
Pendidikan
5.
Sudah berapa lama Anda bekerja sampai sekarang ? ...........................
6.
Dalam sehari, berapa jam Anda bekerja ? ......................................
:
II. Pengetahuan Petugas Kebersihan 1. Apa pengertian sampah yang anda ketahui? a. Sesuatu yang tidak dipakai dan tidak disenangi dan harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan manusia. b. Sesuatu yang berasal dari kegiatan manusia termasuk kotoran c. Tidak tahu 2. Apa yang anda ketahui mengenai pembagian sampah?? a. Sampah organik dan anorganik b. Sampah mudah terbakar dan tidak mudah terbakar c. Tidak tahu 3. Apa yang anda ketahui tentang sampah organik? a. Sisa-sisa sayuran b. Plastik, kayu dan kaleng c. Tidak tahu
72
4. Apa saja yang anda ketahui tentang sampah anorganik? a. Plastik, kayu dan kaca b. Sisa-sisa sayuran c. Tidak tahu 5. Apakah anda mengetahui syarat tempat pengumpulan sampah sementara yang baik?? a. Konstruksi kuat, mudah dijangkau, dan dikosongkan maksimal 1x24 jam b. Tidak menjadi tempat perindukan serangga dan tikus c. Tidak tahu 6. Menurut anda berapa lama sampah yang telah dikumpulkan di dalam kontainer sampah akan dibawa oleh truk sampah Dinas Kebersihan?? a. 3x24 jam b. 1x24 jam c. 2x24 jam 7. Menurut anda bagaimana cara penanganan sampah dengan baik? a. Memisahkan sampah organik dan anorganik, kemudian sampah organik dapat diolah menjadi kompos dan sampah anorganik dapat didaur ulang b. Dipisahkan sampah organik dan sampah anorganik serta dibuang begitu saja ke tempat sampah. c. Tidak tahu 8. Apa dampak yang akan timbul apabila limbah padat pasar tidak dikelola dengan baik? a.Sampah tersebut akan menjadi tempat berkembangbiaknya vektor penyakit dan menyebabkan banjir. b. Sampah tersebut menimbulkan bau c. Tidak tahu 9. Apakah anda mengetahui efek positif dari pengelolaan sampah? a. Sampah dapat dijadikan pupuk atau makanan ternak b. Sampah tidak dapat di daur ulang c. Tidak tahu
73
10. Apakah anda mengetahui efek negatif dari pengelolaan sampah? a. Sampah dapat menjadi tempat berkembang biaknya vektor yang dapat menyebabkan penyakit dan menyebabkan banjir b. Sampah tidak memiliki nilai ekonomi c. Tidak tahu
II. Sikap Petugas Kebersihan Berilah tanda checklist (√) pada salah satu kolom setiap pertanyaan dibawah No.
Pernyataan
SS
1.
Pada saat bekerja anda harus memakai pakaian khusus
2.
Pada saat bekerja anda harus memakai sarung tangan
3.
Pada saat bekerja anda harus memakai masker
4.
Pada saat bekerja anda harus memakai sepatu
5.
Mencuci tangan setelah selesai bekerja
6.
Sebaiknya mencuci tangan dengan menggunakan sabun
7.
Mencuci tangan harus menggunakan air bersih dan mengalir
Keterangan: SS : Sangat Setuju S
: Setuju
RR : Ragu-ragu TS : Tidak Setuju
III. Tindakan Petugas Kebersihan 1. Apakah anda memakai pakaian khusus? a.
Ya (1)
b.
Tidak (0)
2. Jika ya, apakah anda mengganti pakaian (minimal 1 kali sehari)? a.
Ya (1)
b.
Tidak (0)
3. Apakah anda memakai sarung tangan saat bekerja? (Observasi) a.
Ya (1)
b.
Tidak (0) 74
S
R
TS
4. Apakah anda memakai masker saat bekerja? (Observasi) a.
Ya (1)
b.
Tidak (0)
5. Apakah anda memakai sepatu saat bekerja? (Observasi) a.
Ya (1)
b.
Tidak (0)
6. Apakah setelah selesai bekerja anda mencuci tangan? a.
Ya (1)
b.
Tidak (0)
7. Apakah anda menggunakan sabun pada saat mencuci tangan? a.
Ya (1)
b.
Tidak (0)
IV. Observasi Penanganan Limbah Padat (Sampah) a. Pengumpulan Sampah 1. Jenis sampah yang paling banyak bersihkan adalah? _______________________ 2. Sampah yang telah bersihkan dikumpulkan dimana? _______________________ 3. Tempat pengumpulan sampah yang digunakan? __________________________ 4. Peralatan yang digunakan dalam pengumpulan sampah? ____________________ 5. Sampah yang telah di kumpulkan dalam kontainer, kapan akan dibawa oleh truk sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)? ___________________________
b. Penyimpanan Sampah 1. Tempat penyimpanan sampah yang digunakan? ________________________________________________ 2. Penyimpanan sampah sudah dilakukan pemisahan sampah? _________________________________________________ 3. Berapa lama waktu penyimpanan sampah tersebut sebelum diangkut oleh truk Dinas Kebersihan? ___________________________________________ 4. Lokasi yang digunakan untuk tempat penyimpanan sampah sementara dipasar ini? _______________________________________________________
c. Pembuangan Sampah 1. Sistem pembuangan sampah di pasar ini? _____________________________________
75
2. Tempat pembuangan sampah sementara yang digunakan? __________________________________________________ 3. Kondisi tempat pembuangan sampah sementara di pasar tradisional/pasar modern? _______________________________________________
V. Keluhan Iritasi Kulit 1. Apakah dalam 1 bulan terakhir anda pernah atau ada merasakan keluhan iritasi kulit? a. Pernah b. Tidak 2. Jika pernah, keluhan seperti apa yang anda rasakan? a. Kulit memerah dan gatal-gatal b. Timbulnya lepuhan yang berisi air c. Tidak merasakan apa-apa 3. Bila anda mengalami iritasi kulit, apa yang anda akan lakukan? a. Di periksakan ke puskesmas b. Diobati dengan salep c. Dibiarin begitu saja
76
Output Hasil Penelitian Frequencies [DataSet1] G:\Proposal Terbaru Nai\Tradisional.sav
Statistics Jenis_ Kelam Pendi Umur in dikan N Valid 22 22 22 Missing 0 0 0
Jam Keluhan Lama_B _Ker Penget Tinda _Iritasi_ ekerja ja ahuan Sikap kan Kulit 22 22 22 22 22 22 0 0 0 0 0 0
Frequency Table Umur
Valid 15-20 Tahun 21-26 Tahun > 26 Tahun Total
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulativ e Percent
3
13.6
13.6
13.6
9
40.9
40.9
54.5
10 22
45.5 100.0
45.5 100.0
100.0
Jenis_Kelamin
13
59.1
Valid Percent 59.1
9
40.9
40.9
22
100.0
100.0
Frequency Percent Valid Laki-laki Perempua n Total
77
Cumulativ e Percent 59.1 100.0
Pendidikan
Valid SD SMP SMA Total
Frequency
Percent
2 7 13 22
9.1 31.8 59.1 100.0
Valid Percent 9.1 31.8 59.1 100.0
Cumulative Percent 9.1 40.9 100.0
Lama_Bekerja Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
7
31.8
31.8
31.8
15
68.2
68.2
100.0
22
100.0
100.0
Valid < 1 Tahun >1 Tahun Total
Jam_Kerja
Valid > 5 Jam
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
22
100.0
100.0
100.0
Valid Percent 63.6 36.4 100.0
Cumulative Percent 63.6 100.0
Pengetahuan
Valid Baik Sedang Total
Frequency
Percent
14 8 22
63.6 36.4 100.0 Sikap
Frequency Percent Valid Baik
22
100.0
Valid Percent 100.0
78
Cumulative Percent 100.0
Tindakan Valid Percent 63.6 36.4 100.0
Frequency Percent Valid Baik Buruk Total
14 8 22
63.6 36.4 100.0
Cumulative Percent 63.6 100.0
Keluhan_Iritasi_Kulit
Valid Pernah Tidak Pernah Total
36.4
Valid Percent 36.4
Cumulative Percent 36.4
14
63.6
63.6
100.0
22
100.0
100.0
Frequency
Percent
8
Frequencies [DataSet1] F:\Proposal Terbaru Nai\Pasar Modern.sav
Statistics
N Valid Missi ng
Jenis_ Pen Kelami didi Umur n kan 18 18 18 0
0
Lama_ Bekerj a 18
0
0
Keluhan Jam_K Penget Tinda _iritasi_ erja ahuan Sikap kan kulit 18 18 18 18 18 0
0
Umur
Valid 15-20 Tahun 21-26 Tahun Total
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulativ e Percent
10
55.6
55.6
55.6
8
44.4
44.4
100.0
18
100.0
100.0
79
0
0
0
Jenis_Kelamin
Frequency
Percent
10 8 18
55.6 44.4 100.0
Valid Laki-laki Perempuan Total
Valid Percent 55.6 44.4 100.0
Cumulative Percent 55.6 100.0
Pendidikan
Valid SMA
Frequency
Percent
Valid Percent
18
100.0
100.0
Cumulative Percent 100.0
Lama_Bekerja Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
17
94.4
94.4
94.4
1
5.6
5.6
100.0
18
100.0
100.0
Valid < 1Tahun > 1Tahun Total
Jam_Kerja
Valid > 5 Jam
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
18
100.0
100.0
100.0
Pengetahuan
Valid Baik
Frequency
Percent
18
100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
Sikap
Valid Baik
Frequency
Percent
18
100.0
Valid Percent 100.0
80
Cumulative Percent 100.0
Tindakan
Valid Baik
Frequency
Percent
18
100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
Keluhan_iritasi_kulit
Valid Tidak Pernah
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
18
100.0
100.0
100.0
Crosstabs [DataSet1] F:\Proposal Terbaru Nai\Tradisional.sav Umur * Keluhan_Iritasi_Kulit Crosstabulation Count
Umur
15-20 Tahun 21-26 Tahun > 26 Tahun Total
Keluhan_Iritasi_Kulit Pernah Tidak Pernah 3 0 3 6 2 8 8 14
Total 3 9 10 22
Jenis_Kelamin * Keluhan_Iritasi_Kulit Crosstabulation Count
Jenis_Kelamin
Laki-laki Perempuan Total
Keluhan_Iritasi_Kulit Pernah Tidak Pernah 8 4 3 7 11 11
Pendidikan * Keluhan_Iritasi_Kulit Crosstabulation Count
Pendidikan
Total
SD SMP SMA
Keluhan_Iritasi_Kulit Pernah Tidak Pernah 5 2 3 10 2 8 14 81
Total 7 13 2 22
Total 12 10 22
Lama_Bekerja * Keluhan_Iritasi_Kulit Crosstabulation Count Keluhan_Iritasi_Kulit Pernah Tidak Pernah Lama_ < 1 Tahun Bekerja > 1 Tahun Total
Total
8
3
11
8
11 14
11 22
Jam_Kerja * Keluhan_Iritasi_Kulit Crosstabulation Count
Jam_Kerja > 5 Jam Total
Keluhan_Iritasi_Kulit Pernah Tidak Pernah 8 14 8 14
Total 22 22
Pengetahuan * Keluhan_Iritasi_Kulit Crosstabulation Count
Pengetahuan
Baik Sedang
Total
Keluhan_Iritasi_Kulit Pernah Tidak Pernah 11 8 3 8 14
Sikap * Keluhan_Iritasi_Kulit Crosstabulation Count
Sikap Baik Total
Keluhan_Iritasi_Kulit Pernah Tidak Pernah 8 14 8 14
Total 22 22
Tindakan * Keluhan_Iritasi_Kulit Crosstabulation Count
Tindakan
Baik Buruk Total
Keluhan_Iritasi_Kulit Pernah Tidak Pernah 0 14 8 0 8 14
82
Total 14 8 22
Total 11 11 22
Crosstabs [DataSet1] F:\Proposal Terbaru Nai\Pasar Modern.sav Umur * Keluhan_iritasi_kulit Crosstabulation Count Keluhan_iritasi_kulit
Total
Tidak Pernah Umur
15-20 Tahun 21-26 Tahun Total
10
10
8
8
18
18
Jenis_Kelamin * Keluhan_iritasi_kulit Crosstabulation Count Keluhan_iritasi_kulit
Total
Tidak Pernah 10 8 18
Jenis_Kelamin Laki-laki Perempuan Total
10 8 18
Pendidikan * Keluhan_iritasi_kulit Crosstabulation Count Keluhan_iritasi_kulit Pendidikan Total
SMA
Total
Tidak Pernah 18 18
18 18
Lama_Bekerja * Keluhan_iritasi_kulit Crosstabulation Count Keluhan_iritasi_kulit Lama_Bekerja Total
< 1Tahun > 1Tahun
Tidak Pernah 17 1 18
83
Total 17 1 18
Jam_Kerja * Keluhan_iritasi_kulit Crosstabulation Count Keluhan_iritasi_kulit Jam_Kerja > 5 Jam Total
Total
Tidak Pernah 18 18
18 18
Pengetahuan * Keluhan_iritasi_kulit Crosstabulation Count Keluhan_iritasi_kulit Pengetahuan Total
Baik
Tidak Pernah 18 18
18 18
Sikap * Keluhan_iritasi_kulit Crosstabulation Count Keluhan_iritasi_kulit Sikap Baik Total
Tidak Pernah 18 18
Total 18 18
Tindakan * Keluhan_iritasi_kulit Crosstabulation Count Keluhan_iritasi_kulit Tindakan Baik Total
Tidak Pernah 18 18
Total 18 18
84
Total