perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN PENGENALAN HURUF UNTUK MENGATASI KESULITAN MEMBACA PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS DI CI SEMESTER II SLB-ABCD YBS SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh SRI WAHYUNI NIM. X.5209020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commiti to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN PENGENALAN HURUF UNTUK MENGATASI KESULITAN MEMBACA PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS DI CI SEMESTER II SLB-ABCD YBS SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh SRI WAHYUNI NIM. X.5209020
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Luar Biasa Jurusan Ilmu Pendidikan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commitiito user HALAMAN PERSETUJUAN
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Sri Wahyuni, PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN PENGENALAN HURUF UNTUK MENGATASI KESULITAN
MEMBACA
PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS DI CI SEMESTER II SLB-ABCD YBS SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Penelitian ini bertujuan : Untuk meningkatkan prestasi belajar membaca melalui media gambar pada siswa Tunagrahita di kelas DI CI semester II SLBABCD YBS Simo Boyolali tahun pelajaran 2010/2011. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan peneliti di kelas tempat mengajar, dengan penekanan pada penggunaan media gambar dalam pembelajaran pengenalan huruf untuk mengatasi kesulitan membaca pada siswa tunagrahita kelas DI CI SLB-ABCD YBS Simo Boyolali tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 4 anak.Tehnik pengumpulan data dengan observasi, dokumen dan tes, tehnik analisis data digunakan analisis perbandingan, artinya peristiwa/kejadian yang timbul kondisi awal, siklus I maupun siklus II dibandingkan kemudian dideskripsikan ke dalam suatu bentuk data penilaian yang berupa nilai. Dari prosentase dideskripsikan kearah kecenderungan tindakan guru dan reaksi serta prestasi belajar anak. Penggunaan media gambar dalam pengenalan huruf dapat mengatasi kesulitan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia anak tunagrahita kelas DI CI SLBABCD YBS Simo Boyolali tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini dilihat dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan prestasi belajar Bahasa Indonesia pada kondisi awal tentang membaca sebelum menggunakan media gambar, diketahui rata-rata kelas dengan nilai 5 ketuntasan secara klasikal 25%. Prestasi belajarBahasa Indonesia pada siklus I tentang membaca setelah menggunakan media gambar rata-rata kelas dengan nilai 5,75 ketuntasan secara klasikal telah mencapai 75%, pada siklus II rata-rata kelas menjadi 6,75 seluruh anak mendapat nilai di atas 6 yang diasumsikan secara klasikal telah menuntaskan belajar Bahasa Indonesia tentang membaca (100%).
commitvto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTO Kecacatan bukan halangan untuk berprestasi (Penulis)
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada : -
Suamiku tercinta, yang selalu mendukung agar saya dapat menempuh pendidikan ke jenjang S1
-
Putraku tersayang yang telah memberi dorongan didalam meneruskan pendidikan.
-
Orang tuaku yang selalu berdoa agar anaknya dapat meraih cita-citanya.
vii commit to user KATA PENGANTAR
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Luar Biasa, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan penelitian tindakan kelas ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat diatasi. Untuk itu, atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 2. Drs. R. Indianto, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan petunjuk kepada penulis dalam menulisan skripsi. 3. Drs. Gunarhadi. MA Phd, Ketua Program Studi Pendidikan Luar Biasa yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi, juga pembimbing II yang telah memberikan bimbingan petunjuk penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 4. Drs. Maryadi, M.Ag selaku pembimbing I yang dengan sabar telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Drs. Wahyoto, selaku Kepala SLB-ABCD YBS Simo Boyolali yang telah memberikan ijin tempat penelitian dan informasi yang dibutuhkan penulis. 6. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian tindakan kelas ini.
viii Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih ada kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan yang ada dan tentu hasilnya juga masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Semoga kebaikan Bapak, Ibu, mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa, dan menjadi amal kebaikan yang tiada putus-putusnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Surakarta, Penulis
ix
commit to user
Juli 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
iv
HALAMAN ABSTRAK .............................................................................
v
HALAMAN MOTTO .................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................
vii
KATA PENGANTAR .................................................................................
viii
DAFTAR ISI .............................................................................................
x
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xii
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xv
BAB I.
PENDAHULUAN ......................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Perumusan Masalah ...............................................................
3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ................................................................
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................
5
A. Kajian Teori .............................................................................
5
1. Tinjauan Anak Tunagrahita ...............................................
5
a. Pengertian Anak Tunagrahita ........................................
5
b. Klasifikasi Anak Tunagrahita ....................................... commit to user c. Karakteristik Anak Tunagrahita ....................................
6 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Penyebab Anak Tunagahita ...........................................
11
2. Tinjauan tentang Kesulitan Belajar Membaca ...................
13
a. Pengertian kesulitan belajar membaca ...........................
13
x b. Macam-macam bentuk kesulitan belajar membaca ..............
15
c. Metode mengatasi kesulitan membaca ................................
16
3. Tinjauan tentang Media Gambar dalam pembelajaran Membaca ...............................................................................
18
a. Pengertian tentang media gambar .........................................
18
b. Jenis-jenis media ...................................................................
19
c. Tujuan pemberian media dan fungsi media ..........................
21
d. Pengertian membaca ..............................................................
22
e. Tujuan membaca ....................................................................
23
f. Tinjauan tentang huruf ...........................................................
24
B. Kerangka Berpikir ....................................................................
26
C. Perumusan Hipotesis Kerja ......................................................
27
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................
28
A. Setting Penelitian ......................................................................
28
B. Subyek Penelitian ......................................................................
29
C. Data dan Sumber Data ...............................................................
29
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................
29
E. Tehnik Pemeriksaan Validitas Data ..........................................
33
F. Teknik Analisis Data .................................................................
33
G. Indikator Kinerja .......................................................................
34
H. Prosedur Penelitian ...................................................................
34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………………
36
A. Pelaksanaan Penelitian ..............................................................
37
B. Hasil Penelitian ..........................................................................
45
C. Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................
45
SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. commit to user
48
A. Simpulan ....................................................................................
48
BAB V
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Implikasi ...................................................................................
48
C. Saran ..........................................................................................
48
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
49
LAMPIRAN .....................................................................................................
51
xi DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Waktu penelitian ..........................................................................
28
Tabel 2. Daftar nama siswa .........................................................................
29
Tabel 3. Nilai kondisi awal ..........................................................................
37
Tabel 4. Nilai rata-rata Kondisi Awal ..........................................................
38
Tabel 5. Nilai siklus 1 ..................................................................................
41
Tabel 6. Nilai siklus 2 ..................................................................................
44
Tabel 7. Nilai kondidi awal sampai siklus 2 ................................................
45
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xii DAFTAR GRAFIK
Halaman
1. Nilai Kondisi Awal ....................................................................................
38
2. Nilai Siklus 1 .............................................................................................
41
3. Nilai Siklus 2 ............................................................................................
44
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xiii DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ....................................... 2. Instrumen Pengamatan Siswa Siklus I ................................................. 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ..................................... 4. Instrumen Pengamatan Siswa Siklus II ............................................... 5. foto Pembelajaran Siklus I dan siklus II ............................................. 6. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Penyusunan Skripsi ............... 7. Surat Ijin Menyusun Skripsi ............................................................... 8. Permohonan Research/Try Out ........................................................... 9. Permohonan Ijin Research Kepada Kepala SLB-ABCD Boyolali ..... 10. Surat Keterangan telah melaksanakan Penelitain ...............................
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xv
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
52
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..............................................................................
53
xi
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.
Hasil Belajar IPS Kompetensi Dasar Mengenal Lingkungan Buatan Siswa Kelas III SLB/A YKAB Surakarta pada Kondisi Awal ...............................................................................................
Tabel 2.
Hasil Belajar IPS Kompetensi Dasar Mengenal Lingkungan Buatan Siswa Kelas III SLB/A YKAB Surakarta pada Siklus I .....
Tabel 3.
38
Hasil Belajar IPS Kompetensi Dasar Mengenal Lingkungan Buatan Siswa Kelas III SLB/A YKAB Surakarta pada Siklus II ....
Tabel 4.
33
43
Hasil Belajar IPS Kompetensi Dasar Mengenal Lingkungan Buatan Siswa Kelas III SLB/A YKAB Surakarta pada Siklus III ..
commit to user
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 1. Hasil Belajar IPS Awal Siswa Kelas III SLB-A YKAB Surakarta ........................................................................................ Grafik 2.
Hasil Belajar IPS Siklus I Siswa Kelas III SLB-A YKAB Surakarta ........................................................................................
Grafik 3.
43
Hasil Belajar IPS Siklus III Siswa Kelas III SLB-A YKAB Surakarta ........................................................................................
Grafik 5.
38
Hasil Belajar IPS Siklus II Siswa Kelas III SLB-A YKAB Surakarta ........................................................................................
Grafik 4.
34
47
Peningkatan Hasil Belajar IPS Kompetensi Dasar Mengenal Lingkungan Buatan Setiap Siklus Menggunakan Orientasi commit to user Mobilitas .......................................................................................
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1.
Jadwal Kegiatan Penelitian ......................................................
53
Lampiran 2.
Kisi-kisi Soal Tes IPS Kelas III SLB/A ...................................
54
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............................
55
Lampiran 4.
Soal Post Tes IPS Kelas III (Siklus I) .....................................
59
Lampiran 5.
Soal Post Tes IPS Kelas III (Siklus II) ....................................
62
Lampiran 6.
Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I .............................
65
Lampiran 7.
Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ............................
66
Lampiran 8.
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ............................
67
Lampiran 9.
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ...........................
68
Lampiran 10. Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SLB-A YKAB Surakarta ( Kemampuan Awal )commit .............................................................. to user Lampiran 11. Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SLB-A YKAB Surakarta
69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
( Siklus I ) ...............................................................................
70
Lampiran 12. Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SLB-A YKAB Surakarta ( Siklus II ) ..............................................................................
71
Lampiran 13. Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SLB-A YKAB Surakarta ( Siklus III ) .............................................................................
72
Lampiran 14. Foto-foto Kegiatan Penelitian ..................................................
72
Lampiran 15. Perijinan Penelitian ..................................................................
79
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dan merupakan bagian dari kebudayaan manusia telah dianggap menjadi kebutuhan, karena maju mundurnya masyarakat suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju mundurnya suatu pendidikan. Disini pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas manusia baik spiritual, intelektual, sosial maupun professional. Tujuan pemerintah Republik Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini dipertegas dalam pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, yang berbunyi “Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran”. Tujuan pemerintah Republik Indonesia tersebut menunjukkan bahwa pendidikan merupakan dasar utama untuk mencerdaskan seluruh warga Negara Indonesia. Sedangkan tujuan umum pendidikan di Negara Replublik Indonesia sebagaimana diisyaratkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menjadikan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU Sisdiknas, 2003: 3) Dengan demikian setiap warga Negara yang normal maupun yang berkelainan akan secara merata mengalami jenjang pendidikan dasar. Anak tunagrahita merupakan salah satu anak yang mengalami kelainan yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
diidentifikasi memiliki tingkat kecerdasan yang sedemikian rendah atau dibawah rata-rata, sehingga untuk mengerjakan tugas memerlukan bantuan atau layanan secara khusus termasuk kebutuhan pendidikan dan bimbingan. Dengan keterbatasan intelegensinya mengakibatkan anak Tunagrahita mengalami kesulitan dalam belajar membaca dan menulis, yang berarti mengalami kesulitan dalam mengenal huruf dan merangkai menjadi suku kata, kata menjadi kalimat. Maka dengan diberikannya media gambar akan lebih memudahkan anak Tunagrahita dalam belajar membaca dan menulis. Namun banyak guru SLB-C yang mengeluh sulitnya untuk menyampaikan materi pembelajaran pengenalan huruf kepada peserta didik. Disini diperlukan upaya atau kreatif seorang guru untuk keberhasilan dalam memberikan materi pembelajaran untuk membaca. Dalam pengamatan sehari-hari kemampuan membaca mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa Tunagrahita kelas DI CI SLB-ABCD YBS Simo Boyolai sangat rendah, ini dibuktikan bahwa nilai rata-rata pada semester I menunjukan nilai 5, ini berarti dibawah nilai Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) karena nilai sudah ditentukan dari sekolah minimal 6 (enam). Sejalan dengan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), salah satu model pembelajaran dengan media pembelajaran yang tepat disesuaikan dengan kebutuhan siswa, sehingga siswa perlu mendapatkan perhatian, dan penanganan secara khusus. Banyak siswa yang belum dapat membaca dan mengenal huruf dengan benar dan tepat, maka perlu mendapatkan perhatian secara sirius untuk keberhasilannya. Guna meningkatkan strategi pembelajaran, dan mempermudah penyampaian materi pada siswa, secara berkelanjutan, variatif, inovatif dan mampu memperbaiki sistem pembelajaran di kelas serta menggunakan pelayanan khusus. Berdasarkan uraian tersebut diatas serta pengamatan di kelas D1 C1 SLBABCD YBS Simo Boyolali, menunjukan bahwa kemampuan membaca dan menulis dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia rendah. Untuk ini kiranya masih diperlukan adanya penelitian tentang metode atau media yang tepat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca dalam mata pelajaran Bahasa commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Indonesia. Dalam hal ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas tentang obyek penggunaan media gambar dengan mengangkat judul “Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran Pengenalan Huruf untuk Mengatasi Kesulitan Membaca pada Siswa Tunagrahita Kelas DI C1 Semester II di SLB-ABCD YBS Simo Boyolali”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang timbul tersebut di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : Apakah media gambar dalam pembelajaran pengenalan huruf dapat mengatasi kesulitan membaca bagi siswa Tunagrahia kelas DI C1 SLB-ABCD YBS Simo Boyolali?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : Untuk meningkatkan prestasi belajar membaca melalui media gambar pada siswa Tunagrahita kelas DI C1 semester II di SLB – ABCD YBS Simo Boyolali tahun pelajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat bagi guru SLB-ABCD YBS Simo Boyolali dalam upaya mengatasi kesulitan membaca
melalui media gambar
siswa
Tunagrahita kelas DI C1 di SLB-ABCD YBS Simo Boyolali. Manfaat yang dapat diambil oleh peneliti dalam pembelajaran bidang studi bahasa Indonesia pokok bahasan membaca adalah : 1. Manfaat teoritis Untuk menambah wawasan peneliti dalam menangani anak tunagrahita yang commit to user mengalami kesulitan membaca.
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Manfaat praktis a) Mencari solusi permasalahan yang dihadapi siswa tunagrahita kelas DI CI SLB-ABCD YBS Simo Boyolali dalam mengatasi kesulitan belajar membaca. b) Melakukan kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran pengenalan huruf yang berbasis pada kemampuan siswa tunagrahita kelas DI CI SLBABCD YBS Simo Boyolali.
commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Anak Tunagrahita a. Pengertian Anak Tunagrahita Tuna Grahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang
mempunyai
kemampuan
intelektual
dibawah
rata-rata.
Dalam
kepustakaan bahasa asing digunakan istilah - istilah mental retardasion, mentally retarded, mental deficiency, mental devective dan lain-lain. Namun istilah-istilah tersebut kadang digunakan secara tidak persis sama, kadang dikatakan pada tingkat berat dari ketunamentalan, atau untuk tingkat ringan dari keterbelakang mental. Lepas dari berbagai perbedaan penekanan dan istilah mana yang tepat, tunagrahita umumnya diartikan sebagai bentuk kelainan intelegensi, yaitu suatu kondisi kecerdasan di bawah rata-rata normal. Untuk jelasnya penulis kemukakan beberapa pendapat sebagai berikut : Jamila KA Muhammad (2007: 96) “anak-anak yang mengalami cacat mental adalah anak-anak yang mengalami keadaan perkembangan daya pikir yang kurang atau tidak lengkap, termasuk kecacatan dalam fungsi intelektual dan sosial anak”. Menurut Munzayanah (2000:13) pengertian anak anak Tunagrahita atau anak retardasi mental adalah : ”Anak yang mengalami gangguan dalam perkembangan daya pikir serta seluruh kepribadiannya,
sehingga mereka
tidak mampu hidup dengan kekuatan sendiri di dalam masyarakat meskipun dengan cara hidup yang sederhana.” Sedangkan menurut A. Salim Choiri, dan Munawir Yusuf (2008: 36) anak tunagrahita atau anak dengan gangguan intelektual rendah mengatakan sebagai berikut: Seseorang dikatakan tunagrahita apabila memiliki tiga faktor, yaitu (1) commit to secara user umum atau dibawah rata-rata, keterhambatan fungsi kecerdasan
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(2) Ketidakmampuan dalam perilaku adaktif, dan (3) terjadi selama perkembangan sampai usia 18 tahun. Biasanya dikenal istilah tunagrahita ringan memiliki IQ 70-55, tunagrahita sedang biasanya IQ 55-40 para ahli Indonesia mengemukakan klasifikasi tunagrahita ringan IQnya 50-70, tunagrahita sedang IQ 30-50. Dengan kata lain dikatakan bahwa mereka : 1) Tidak mampu bermasyarakat, artinya tidak mampu menyesuaikan diri di dalam masyarakat sekelilingnya, dan tidak mempunyai kecakapan untuk mengatasi persoalan diri sendiri. 2) Kemampuan mentalnya di bawah normal. 3) Kecerdasannya rendah sejak lahir. 4) Terbelakang untuk menjadi masak. 5) Mental deficiency merupakan hasil keadaan yang asli, baik karena keturunan maupun penyakit. 6) Pada dasarnya tidak dapat diobati. Berdasarkan dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat penulis simpulkan bahwa, anak tuna grahita adalah anak yang mengalami hambatan , kekurangan dalam perkembangan kecerdasan atau daya pikir serta seluruh kepribadiannya, sehingga mereka tidak mampu mencapai perkembangan yang optimal, tidak mampu hidup di dalam masyarakat dengan kekuatan sendiri meskipun dengan cara hidup yang sederhana,, untuk pendidikan dan pengajarannya
membutuhkan pendidikan dan bimbingan khusus serta
layanan khusus agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sesuai dengan kemampuannya.
b. Klasifikasi Anak Tunagrahita Mengenai klasifikasi anak Tunagrahita belum ada keseragaman diantara para ahli, karena masing-masing ahli mengadakan klasifikasi sesuai dengan bidangnya masing-masing. Berikut berbagai klasifikasi tunagrahita yang dikemukakan menurut Munzayanah (2000 : 20)
commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Klasifikasi menurut derajat kecacatan Penetapan ini berdasarkan pada pengukuran intelegensi, yaitu terbagi menjadi : a) Idiot, IQ 0 – 25 b) Imbisil, IQ 25 – 50 c) Debil, IQ 50 – 70 (Sic) Berdasarkan intelegensi menurut A. Salim Choiri dan Munawir Yusuf (2007: 59) mengelompokan sebagai berikut : “Tunagrahita ringan IQ 70-55, Tunagrahita sedang biasanya memiliki IQ 40-25, tunagrahita berat sekali biasanya memiliki IQ > 25” 2) Klasifikasi menurut etiologi Klasifikasi ini sangat berguna bagi tujuan untuk usaha-usaha pencegahan, agar jumlah tunagrahita tidak semakin bertambah banyak. Klasifikasi etiologi itu sebagai berikut : a) Sebab-sebab keturunan b) Sebab-sebab gangguan fisik. c) Sebab-sebab kerusakan pada otak. 3) Klasifikasi menurut tipe klinis Sistem
klasifikasi ini didasarkan pada anomaly (penyimpangan-
penyimpangan) fisik yang terdapat pada anak-anak, antara lain : a) Cretinisme (kretin, kredil, cebol) b) Mongol (mongolisme, mongoloidd) c) Microchepalic d) Hydrochephalic (hydrocephalus) e) Cerebral Palsy
commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Klasifikasi menurut tujuan pendidikan Untuk tujuan pendidikan, klasifikasi ini dititik beratkan pada kemungkinan kemampuan anak dapat menerima pendidikan atau tidak. Klasifikasi ini meliputi : a) Anak perlu rawat Yaitu anak yang termasuk golongan
memerlukan perawatan dan
bimbingan secara penuh, baik oleh orang tuanya ataupun oleh lembaga masyarakat. Yang termasuk jenis anak mampu rawat ini adalah anak idiot. b) Anak mampu latih Maksudnya anak yang memiliki kemampuan yang kemungkinan masih dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat sederhana dengan jalan latihan-latihan yang teratur serta bimbingan yang terus menerus. c) Anak mampu didik Istilah
mereka
yang
masih
mempunyai
kemungkinan,
untuk
memperoleh pendidikan dalam bidang baca, tulis dan menghitung pada suatu tingkat tertentu di sekolah khusus. Biasanya untuk kelompok ini dapat mencapai tingkat tertentu, yaitu setingkat dengan kelas IV Sedolah Dasar, serta dapat mempelajari ketrampilan-ketrampilan yang sifatnya sederhana. 5) Kalsifikasi menurut “The American Psychiatric Associantion” a) Mild deficiency b) Moderaty deficiency c) Servere deficiency 6) Kalsifikasi menurut “American Associantion Mental Deficiency” atas dasar tujuan medik, meliputi : a) Penyakit karena infeksi b) Penyakit karena intoksitasi c) Penyakit akibat troma atau sebab fisik commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d) Penyakit akibat gangguan metabolisme, pertumbuhan atau nutrisi e) Penyakit karena pertumbuhan baru f) Penyakit akibat pengaruh prenatal g) Penyakit akibat dari sebab-sebab yang tidak jelas dengan reaksi fungsional dan kemungkinan psikologik. Menurut T. Sutjiati Somantri (2005:106), sebagai berikut kemampuan anak Tunagrahita kebanyakan diukur dengan tes Stanfort binet dan SkalaWesher (WISC) adalah: 1) Tunagrahita Ringan a) Disebut juga moron atau deil b) IQ antara 68 - 52 menurut Binet, sedangkan SkalaWeschler (WISC) memiliki IQ 69-55. c) Mereka masih dapat belajar membaca, menulis dan menghitung mampu mengerjakan pekerjaan yang ringan menyesuaikan sosial secara independent. d) Mereka secara fisik nampak seperti anak normal. 2) Tunagrahita Sedang a) Disebut juga imbisil b) IQ 51 – 36 pada skala Binet, dan IQ 54-40 pada skala Wescher. c) Bisa mencapai perkembangan MA sampai kurang leih 7 tahun. d) Mereka bisa dididik mengurus diri, melindungi diri dari bahaya. e) Anak tunagrahita sedang sangat sulit bahkan tidak dapat belajar secara akademik seperti membaca, menulis dan berhitung, mereka masih dapat menulis secara sosial, misalnya menulis namanya sendiri, alamat rumah, nama orang tua. 3) Tunagrahita Berat a) Kelompok ini sering disebut idiot. b) Kelompok ini dibedakan lagi menjadi antara anak Tunagrahita berat dan sangat berat. c) Tunagrahita berat (severe) memiliki IQ 39 – 20 menurut Binet, IQ 39 – 25 menurut Weschler. d) Tunagrahita sangat berat (profound) memiliki IQ dibawah 19 menurut skala Binet,dan IQ dibawah 24 menurut Weschler. e) Kemampuan MA maksimal yang dicapai kurang 3 tahun. f) Anak tunagrahita berat memerlukan bantuan perawatan secara total, bahkan memerlukan perlindungan dari bahaya sepanjang hidupnya. g) Dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan pengawasan yang terus menerus.
commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan pendapat diatas penulis menarik kesimpulan bahwa klasifikasi Anak Tunagrahita adalah : 1) Anak mampu rawat, yaitu anak yang memerlukan perawatan dan bimbingan secara penuh. 2) Anak mampu latih, yaitu anak yang masih mempunyai kemampuan untuk melakukan aktivitas yang sifatnya sederhana. 3) Anak mampu didik, yaitu anak masih memungkinkan untuk memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal.
c. Karakteristik Anak Tunagrahita Anak tunagrahita tidak hanya mengalami kelainan intelegensi dan bidang-bidang lain saja, akan tetapi hampir seluruh kepribadiannya terganggu. Kemampuan berpikir, emosional dan ingatan menunjukkan kelainan. Makin rendah intelegensi seorang anak, semakin rendah pula kepribadiannya, tunagrahita merupakan kondisi dimana perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan, sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang optimal. Karakteristik anak Tunagrahita menurut Jamila KA Muhammad (2007:99) menyebutkan bahwa anak tunagrahita/cacat mental menurut tingkat ketunagrahitaannya adalah sebagai berikut : 1) Anak tunagrahita ringan, mereka mengalami kesulitan untuk mengikuti program sekolah umum dan adaptasi untuk pendidikan yang sesuai, bila dewasa mereka juga berpotensi untuk mandiri dalam pekerjaan yang memerlukan keahlian tinggi. mampu mengurus dirinya sendiri, melindungi dirinya sendiri, menyesuaikan diri dengan lingkungan, bekerja di ruangan tertutup, menjalankan tugas dibawah pengawasan. 2) Anak tunagrahita sedang, mengurus dirinya sendiri, melindungi dirinya sendiri, menyesuaikan diri dengan lingkungan, bekerja di ruangan tertutup, menjalankan tugas dibawah pengawasan. 3) Anak tunagrahita berat, mereka memerlukan pengawasan dalam aktivitas keseluruhannya commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Karakteristik anak Tunagrahita menurut Direktorat Pendidikan Luar Biasa, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional (2004 : 19) sebagai berikut : 1) Anak Tunagrahita : (a) Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil atau besar. (b) Tidak bisa mengurus diri sendiri sesuai usia. (c) Perkembangan bicara/ bahasa lambat. (d) Koordinasi gerak kurang (gerak tidak terkendali). (e) Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan kosong). (f) Sering keluar ludah. 2) Anak lamban belajar (a) Rata-rata pretasi belajarnya selalu rendah (kurang dari 6,0) (b) Dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik sering terlambat dibanding teman-teman seusianya. (c) Daya tangkap terhadap pelajaran lambat. (d) Pernah tidak naik kelas. Berdasarkan pendapat diatas penulis simpulkan bahwa anak Tunagrahita sebenarnya tidak hanya menderita kelainan intelegensi dan bidang-bidang lain saja, akan tetapi hampir seluruh kepribadiannya terganggu. Kemampuan berfikir, emosi dan ingatan menunjukkan kelainan.
d. Penyebab Tunagrahita Mengenai penyebab Tunagrahita belum ada kesepakatan diantara para ahli di bidang pendidikan khusus, karena masing-masing ahli mempunyai pendapat sendiri-sendiri sesuai dengan bidangnya masing-masing. Menurut Tredgold yang dikutip Munzayanah (2000: 15) mengklasifikasikan etiologi menjadi dua yaitu : 1) Primary Amenstia Artinya kelompoik anak retardasi mental yang disebabkan karena faktor keturunan. 2) Secondary Amentia Yaitu kelompok retardasi mental yang disebabkan karena faktor eksternal atau sesudah lahir.
commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ada lagi klasifikasi etiologi yang lain dipandang dari empat hal yaitu : 1) Luka Otak Luka otak dapat terjadi pada masa prenatal, natal maupun postnatal. Misalnya pada waktu hamil ibu jatuh atau mengalami kecelakaan yang mengakibatkan tekanan keras pada kepala bayi, sehingga mengakibatkan luka pada otak. Pada masa natal luka otak saat waktu lahir, ini biasanya akibat proses kelahiran yang mengalami kesulitan. 2) Gangguan Fisiologok (Psysiologikal disturbances) Beberapa gangguan fisiologi yang dapat menyebabkan tunagrahita antara lain : a) Penyakit Rubella, antara lain : catarak, tuli, microcephalus. Penyakit ini diderita oleh ibu pada waktu hamil sehingga mengakibatkan anaknya cacat mental sejak lahir. b) Faktor Rh Yannet berpendapat apabila ada faktor incompatabilitas antara ibu dan anak dalam faktor Rh darah, anak pasti menderta cacat mental. c) Mongolisme Yaitu mempunyai tipe seperti orang Mongol yang bisa disebabkan karena faktor keturunan, kerusakan pada benih plasma atau faktor lain pada waktu ibu hamil. d) Cretinoid Disebabkan oleh penyakit thyroid (gondok). Kerusakan kelenjar thyroid dapat mengakibatkan kekurangan thyroxim pada anak dan konsekuensinya anak menjadi cacat dalam perkembangan jasmani maupun rohani. 3) Faktor penyebab keturunan (hereditary factors) Masih banyak pertentangan pendapat mengenai faktor keturunan bagi penderita cacat mental. Hal ini karena ada yang dapat membuktikan seberapa besar faktor keturunan berpengaruh. commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Penyebab kultur atau Lingkungan Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa factor lingkungan (lingkungan keluarga) berpengaruh terhadap retardasi mental. Melihat struktur masyarakat Indonesia, dimana golongan sosial ekonomi rendah maka dapat diperkirakan bahwa retardasi mental di Indonesia dipengaruhi juga oleh pola makan yang tidak teratur serta gizi yang buruk. Menurut
Grossman
Muhammad(2007:101)
(1983)
yang
dikutip
Jamila
KA
memaparkan 9 faktor yang menjadi penyebab
Tunagrahita/cacat mental : 1) Penyakit yang disebabkan minuman keras. 2) Trauma 3) Metabolisme atau pola makan yang tidak baik. 4) Penyakit dalam otak. 5) Pengaruh saat masa kehamilan yang tidak diketahui. 6) Kromosom yang abnormal. 7) Gangguan semasa kehamilan 9) Gangguan psikiatris. 10.Penyebab lingkungan. Sedangakan menurut Mulyono Adurrahman dan Suyadi (1999:22), sebagai berikut penyebab Tunagrahita adalah: 1) Faktor genetic 2) Sebab-sebab pada masa prenatal 3) Sebab-sebab pada masa perinatal. 4) Sebab-sebab pada masa postnatal. 5) Karena faktor sosiokultural (deprivasi lingkungan) Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab anak tunagrahita adalah dari pre natal, natal, pos natal keturunan dan faktor lingkungan.
2. Tinjauan tentang Kesulitan Belajar Membaca a. Pengertian kesulitan belajar membaca Kesulitan belajar membaca sering disebut juga (disleksia). “Istilah user dys yang berarti sulit dan lex disleksia berasal dari bahasacommit Yunani,to yakni
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berasal dari legiein, yang artinya berbicara”.
Jadi kata secara harfiah,
disleksia berarti kesulitan yang berhubungan dengan kata atau symbol-simbol tulis. Kelainan ini di sebabkan oleh ketidakmampuan dalam menghubungkan antara lisan dan tertyulis, atau kesulitan mengenal hubungan antara suara dan kata secara tertulis. Bryan & Bryan (dalam Abdurrahman, 1999:204), menyebut disleksia sebagai sindroma kesulitan dalam mempelajari komponen-komponen kata dan kalimat, mengintegrasikan komponen-komponen kata lain dan kalimat dalam belajar, segala sesuatu yang berkenaan dengan waktu, arah dan masa. Ada beberapa gejala disleksia yaitu disleksia auditori dan disleksia visual. Gejala disleksia auditori adalah sebagai berikut : 1) Kesulitan dalam diskriminasi auditoris dan persepsi sehingga mengalami kesulitan dalam analisis fonetik, contohnya anak tidak dapat membedakan kakak, kapak, katak. 2) Kesulitan analisis dan sintesis auditoris 3) Kesulitan auditoris bunyi atau kata 4) Membaca dalam hati lebih baik dari pada membaca lisan 5) Kadang – kadang disertai gangguan urutan auditoris 6) Anak cenderung melakukan aktifitas visual Gejala disleksia visual, antara lain : 1) Tendensi terbalik, misalnya b dibaca d, p dibaca g, u dibaca n, m dibaca w. 2) Kesulitan diskriminasi, mengacaukan huruf atau kata yang mirip. 3) Kesulitan mengikuti dan mengingat urutan visual. 4) Memori visual terganggu. 5) Kecepatan persepsi lambat 6) Kesulitan analisis dan sintesis visual 7) Hasil tes membaca buruk Menurut Harnsby, dalam Mulyono Abdulrrahman, (1994:8) Disleksia to user tidak hanya kesulitan belajarcommit membaca tetapi juga menulis.
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari berbagai macam difinisi tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kesulitan belajar membaca adalah : adanya gangguan fungsi otak, tidak hanya kesulitan membaca tetapi juga menulis karena ada kaitannya, yang tidak dapat dilepaskan dari kesulitan bahasa, karena semuanya merupakan komponen sistem komunikasi yang terintegrasi.
b. Macam-macam bentuk kesulitan belajar membaca Kesulitan membaca banyak dialami anak berkebutuhan khusus tunagrahita, karena berbagai keterbatasan kemampuan yang dimiliki sehingga
mengakibatkan
untuk
memahami
pelajaran
membaca
mengalamkesulitan. Menurut Mercer, dalam Mulyono Abdurrahman, (1999:309), ada empat kelompok karakteristik kesulitan belajar membaca: 1) Kebiasaan membaca Anak sering memperlihatkan kebiasaan membaca yang tidak wajar, adanya gerakan yang penuh ketegangan, seperti mengerutkan kening, gelisah, diam, suara meninggi atau menggigit bibir, perasaan tidak aman, perilaku menolak untuk membaca, menangis dan sebagainya. Anak berkesulitan belajar membaca juga sering memegang buku bacaan yang terlalu menyimpang dari kebiasaan anak normal, yaitu jarak antara mata dan buku kurang dari (15 inci + 37 cm). 2) Kekeliruan mengenal kata Anak berkesulitan belajar membaca sering mengalami kekeliruan dalam mengenal kata. Kekeliruan jenis ini mencakup penghilangan, penyisipan, penggantian, pembalikan, salah ucap, pengubahan tempat tidak mengenal kata dan tersentak-sentak. 3) Kekeliruan pemahaman Gejala ini tampak pada banyaknya kekeliruan dalam menjawab pertanyaan
yang
berkaitan
dengan
bacaan,
tidak
mampu
mengemukakan urutan cerita yang dibaca dan tidak mampu commit to user memahami tema utama dari cerita.
perpustakaan.uns.ac.id
16 digilib.uns.ac.id
4) Gejala-gejala serba neka Tampak seperti membaca kata demi kata, membaca dengan penuh ketegangan dan nada tinggi, dan membaca dengan penekanan yang tepat. Menurut Hargrove, dalam Mulyono Abdurrahman (1994 : 171) memperoleh data dalam anak belajar berkesulitan membaca mengalami berbagai kesalahan antara lain : 1) Penghilangan kata atau huruf. 2) Penyelipan kata. 3) Penggantian kata 4) Pengucapan kata salah tetapi makna berbeda 5) Pengucapan kata salah tetapi makna sama 6) Pengucapan kata salah dan tidak bermakna 7) Pengucapan kata dengan bantuan guru 8) Pengulangan 9) Pembalikan kata 10) Pembalikan huruf 11) Kurang memperhatikan tanda baca 12) Pembetulan sendiri 13) Ragu-ragu 14) Tersendat-sendat Berbagai kesalahan membaca yang telah dikemukakan diatas dapat digunakan guru sebagai acuan dalam menyusun kata diagnosis informal. Observasi yang dilakukan secara terus menerus, guru dapat mengetahui kesalahan-kesalahan anak dalam membaca dan berdasarkan kesalahankesalahan tersebut dapat dicari pemecahannya.
c. Metode mengatasi kesulitan membaca Kekeliruan memahami bacaan tampak pada banyaknya kekeliruan dalam menjawab pertanyaan yang terkait dengan bacaan, tidak mampu commit user mampu memahami tema bacaan mengurutkan cerita yang dibaca, dantotidak
perpustakaan.uns.ac.id
17 digilib.uns.ac.id
yang dibaca, karena anak mengalami kesulitan membaca. Ada beberapa metode yang dapat mengatasi kesulitan membaca Departemen Pendidikan Nasional (2004 : 4). Menawarkan berbagai metode yang diperuntukkan bagi siswa permulaan, antara lain : metode eja/bunyi, metode kata lembaga, metode global dan metode SAS. 1) Metode eja adalah belajar membaca yang dimulai dari mengeja huruf demi huruf. Pendekatan yang dipakai dalam metode eja adalah pendekatan harfiah. Siswa mulai diperkenalkan dengan lambang-lambang huruf. Pembelajaran metode eja terdiri dari pengenalan huruf atau abjad A sampai dengan Z dan pengenalan bunyi huruf atau fonem. 2) Metode kata lembaga didasarkan atas pendekatan kata-kata, yaitu cara memulai mengajarkan membaca dan menulis permulaan dengan menampilkan kata-kata. 3) Metode global adalah belajar membaca kalimat secara utuh. Adapun pendekatan yang dipakai dalam metode global ini adalah pendekatan kalimat. 4) Metode SAS didasarkan atas pendekatan cerita. Metode ini berdsasarkan asumsi bahwa pengamatan anak dimulai dari keseluruan dan kemudian ke bagian – bagian. Ada beberapa metode pengajaran membaca bagi anak berkesulitan belajar : 1) Metode Fernad Fernad telah mengembangkan suatu metode mutisensoris yang dikenal dengan metode VAKT (Visual, Auditory, Kinesthetic and Tactile). 2) Metode Gillingham Merupakan pendekatan terstruktur taraf tinggi yang memerlukan lima jam pelajaran selama dua tahun. 3) Metode Analisis Glas Merupakan suatu metode pengajaran melalui pemecahan sandi kelompok huruf dalam kata. Dengan metode ini anak akan merespon secara visual to user maupun auditoris terhadapcommit kelompok-kelompok huruf.
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Disini penulis menggunakan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik),. Yaitu mengkaitkan huruf-huruf dengan gambar atau benda. Penulis menggunakan media gambar dengan metode eja untuk pengenalan huruf dapat mengatasi kesulitan membaca anak kelas DI CI Tunagrahita SLB-ABCD YBS Simo Boyolali tahun 2010/2011.
3. Tinjauan tentang Media Gambar dalam Pembelajaran Membaca a. Pengertian tentang media gambar Kegiatan pembelajaran agar dapat mecapai hasil yang baik, tidak lepas dari media yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan kepada peserta didik. Ada beberapa pendapat tentang media, adalah sebagai berikut : Menurut Romiszoweki, dalam Basuki Wibowo dan Farida Mukti (2001 : 12) sebagai berikut media “adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (yang dapat berupa orang tua atau benda ) kepada penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar penerima pesan itu adalah siswa. Pembawa pesan interaksi dengan siswa melalui indra mereka. Siswa dirangsang oleh media untuk
menggunakan inderanya agar dapat menerima informasi. Gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan dan sebagainya) yang dibentuk dengan cat, tinta, potret danlain-lain (Kamus Umum Bahasa Indonesia) sehingga gambar merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Gambar merupakan salah satu bentuk media yang masuk dalam kategori grafis. Gambar didefinisikan sebagai respresentasi visual dari orang, tempat ataupun benda yang diwujudkan di atas kanvas, kertas ataupun bahan lain baik dengan cara lukisan, gambar atau foto. Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacammacam seperti lukisan, potret, slide, film, proyektor (Hamalik, 1994 : 95) sebagai berikut :
commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Media gambar adalah media yang paling umum dipakai yang merupakan bahasa umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja. Sebagaimana di kutip (Sadiman, 1996 : 29). (http://tpcommunity05.blogspot.com/2008/05/sraegi memanfaatkan - media-gambar-htm/) Dari beberapa pernyataan tersebut diatas
dapat disimpulkan bahwa
media gambar adalah suatu media atau alat peraga yang digunakan sebagai alat Bantu untuk memperjelas dalam materi pembelajaran sehingga dapat mempermudah memahami suatu pesan yang disampaikan kepada peserta didik tentang bahan-bahan yang bersifat abstrak.
b. Jenis-jenis media Diantara media pembelajaran, media gambar yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan peserta didik lebih menyukai gambar dari pada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang baik, sudah tentu akan menambah semangat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Terdapat berbagai jenis media gambar, diantaranya : 1) Media visual Yaitu media yang dapat ditangkap dengan indra penglihatan jenisnya adalah : a) Media gambar diam (grafik, diagram, chart, bagan, poster) b) Media papan c) Media dengan proyeksi 2) Media audio Yaitu merupakan jenis media yang didengar, media ini memiliki karakteristik memanipulasi pesan hanya dilakukan melalui bunyi atau suara. Jenisnya antara lain : a) Cassete tape recorder b) Radio
commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Media audio visual Media ini tidak hanya dapat dipandang atau diamati, tetapi juga dapat didengar. Jenisnya antara lain : a) Televisi b) Vidio cassette c) Film d) Komputer 4) Media asli dan orang Media ini merupakan benda yang sebenarnya sehingga dapat membantu pengalaman nyata peserta didik Yang termasuk didalamnya antara lain : a) Laboratorium diluar sekolah. b) Musium. c) Community study. d) Modul. e) Diorama. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-media pembelajaran/ Basuki Wibowo dan Farida Mukti (2001:31) sebagai berikut mengklasifikasikan media atas karakteristik utamanya suara, bentuk, visual (gambar, garis dan simbol) Disamping itu juga membedakan media transmisi dan media rekaman. Atas dasar itu digolongkan menjadi tujuh macam yaitu : 1) Media audio visual gerak. 2) Media audio visual diam. 3) Media audio semi gerak. 4) Media visual gerak. 5) Media visual diam. 6) Media audio. 7) Media cetak commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan penjelasan diatas penulis menggunakan media visual yaitu media yang dapat ditangkap oleh indra penglihatan, jenis media gambar termasuk media cetak. c. Tujuan pemberian media & fungsi media Menurut Basuki Wibowo dan Farida Mukti (2001:31) secara khusus media pengajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut 1) Mendidik dan memberikan pengaruh positif
pada pendidikan, serta
memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsepinsip, sikap dan ketrampilan tertentu dengan menggunakan media yang paling tepat menurut karakteristik bahan. 2) Memberikan informasi dan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi
sehingga lebih merangsang minat peserta didik umtuk
belajar. 3) Menumbuhkan sikap dan ketrampilan tertentu dalam tehnologi, karena peserta didik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu. 4) Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik. 5) Mengatasi atas ruang dan kelas, serta mengatasi perbedaan pengalaman peserta didik. http://tpcommunity05.blogsot.com/2008/05/strategi-memanfaatkan-media -gambar. htm/ Adapun fungsi yang dijalankan oleh media pengajaran adalah: 1) Alat Bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. 2) Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar. 3) Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit dari konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme. 4) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik. 5) Mempertinggi mutu belajar mengajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
22 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat penulis simpulkan dari manfaat dan fungsi dari media adalah : 1) Memberikan kemudahan kepada siswa untuk lebih memahami konsep dalam pembelajaran. 2) Menarik minat dan perhatian anak, sehingga senang dalam pembelajaran dan mudah untuk menyampaikan materi serta tidak membosankan. 3) Merupakan alat bantu pendidikan yang efektif dan dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme. 4) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik dan mempertinggi mutu belajar mengajar.
d. Pengertian membaca Perubahan tingkah laku yang terjadi pada seseorang merupakan reaksi terhadap situasi tertentu atau adanya proses internal yang terjadi di dalam diri sendiri. Perubahan tersebut dapat diperoleh dari berbagai informasi, pengalaman, kegiatan membaca dan sebagainya. Membaca merupakan keharusan bagi peserta didik dalam proses belajar untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Ada beberapa pendapat tentang pengertian membaca, adalah sebagai berikut : Menurut Ahmadi dan Yeti Mulyati (1996 : 5) sebagai berikut ”membaca merupakan kemampuan yang komplek dan kesatuan berbagai proses psikologis, sensoris, motoris dan perkembangan keterampilan”. Sedangkan Burhan dalam Suyatmi (1997 : 4) sebagai berikut ”membaca dalam arti sebenarnya adalah perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerjasama beberapa keterampilan, yaitu mengamati, memahami dan memikirkan”. Berdasarkan beberapa pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa membaca adalah merupakan kemampuan yang dimiliki anak dalam melakukan suatu kegiatan yang komplek dan kesatuan berbagai proses psikologis, sensoris dan perkembangan keterampilan, sehingga dapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
23 digilib.uns.ac.id
menambah wawasaan dan pengetahuan serta perubahan sikap dan tingkah laku.
e. Tujuan membaca Dalam membaca secara alami orang mempunyai atau manfaat bagi dirinya, mungkin membaca untuk kesenangan, untuk memperoleh informasi serta menambah ilmu pengetahuan. Secara umum, tujuan membaca sebagai berikut : 1) mendapatkan informasi, serta dapat menangkap butir-butir yang penting dalam organisasi keseluruhan sebuah tulisan. 2) memperoleh pemahaman dan isi materi bahan bacaan dengan cepat. 3) memperoleh kesenangan dan memperkuat pemahaman dengan menambah kecepatan membaca. 4) mengerti dengan jelas untuk mengingat informasi dan menggunakannya. Secara khusus, tujuan membaca adalah sebagai berikut : 1) memperoleh informasi faktual 2) memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus dan problematis 3) memberikan penilaian kritis terhadap karya tulis seseorang 4) memperoleh kenikmatan emosi 5) mengisi waktu luang (Nurhadi:11) http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2060356-tujuan-membaca/ Sedangkan menurut Sabarti Akhadiah (1991 : 43) tujuan membaca adalah : 1) untuk mendapatkan informasi, tentang fakta, kejadian sehari-hari, teoriteori dan temuan ilmiah yang canggih. 2) agar citra dirinya meningkat, dengan membaca karya ilmiah tokohtokoh kenamaan orang lain akan menilai positif terhadap dirinya. 3) untuk rekreatif hiburan bacaan ringan. 4) mencari nilai-nilai keindahan dan nilai-nilai kehidupan lainnya yang bernilai sastra. 5) untuk melepaskan rasa kejenuhan sedih dan keputus asaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca adalah untuk mendapatkan informasi, agar citra diri meningkat, rekreatif, hiburan commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
serta mencari nilai-nilai kehidupan dalam rangka melepaskan diri dari kenyataan. f. Tinjauan tentang huruf 1) Pengertian huruf Secara tidak sadar dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan partisipan dari kegiatan berkomunikasi, baik sebagai pengirim pesan maupun penerima pesan. Selama berabad - abad lamanya telah terbukti bahwa bahasa tulis merupakan sebuah perangkat komunikasi yang efektif. Setiap sistem perlambangan bunyi ujaran secara tertulis mempunyai urutan-urutan tertentu. Rentetan urutan tulisan latin lain dari rentetan urutan tulisan Yunani dan tulisan Arab. Untuk ini dapat dikatakan bahwa bahasa tulis merupakan representasi fisik dari struktur pemikiran yang ada di otak kita yang tidak dapat terlihat secara kasat mata. Huruf merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan elemen dasar untuk membangun sebuah kata atau kalimat. Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja dapat memberikan suatu makna yang mengacu kepada sebuah oyek ataupun gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu cerita ataupun kesan secara visual. 2) Macam-macam huruf Huruf dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok vokal dan kelompok konsonan. Garys Keraf (1989 : 180). a) Vokal adalah huruf hidup atau huruf yang sudah mengandung arti. Terdiri dari : a, i, u, e, o. Vokal rangkap miliputi : ai, au, oi. b) Konsonan adalah huruf mati atau hutuf belum mengandung arti. Meliputi : b, c, d, f, g, j, k, l, m, n, p, q r, s, t, v, x, y, z, kh, ny, mg, sy commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Fungsi huruf a) Abjad Abjad yang digunakan dalam Bahasa Indonesia sendiri adalah sebagai berikut, beserta namanya masing-masing. Menurut Gorys Keraf, (1989 : 179) adalah sebagai berikut: Huruf Nama Aa
Huruf
a
Nama
Hhha
Huruf
Nama
Oo
Huruf
o
Vv
Nama ve
Bb
be
Ii
i
Pp
pe
Ww
we
Cc
ce
Jj
je
Qq
ki
Xx
ex
Dd
de
Kk
ka
Rr
er
Yy
ye
Ee
e
Ll
el
Ss
es
Zz
zet
Ff
ef
Mm
em
Tt
te
Gg
ge
Nn
en
Uu
u
b) Vokal Vokal tunggal : a, i, u, e, o Vokal rangkap (diftong) : ai, au, oi c) Konsonan Meliputi : b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, o, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z Kh, ny, ng, sy d) Persukuan Setiap suku kata Indonesia ditandai oleh sebuah vokal. Vokal itu dapat didahului atau diikuti oleh konsonan. Dalam Bahasa Indonesia mengenal empat macam pola umum suku kata. 1)
V
a – nak
i – tu
ba-u
2)
VK
ar – ti
ma – in
om - bak
3)
KV
ra – kit
ma – in
i - bu
4)
KVK
hi – lang
ma - kan
pin – tu
Disamping itu Bahasa Indonesia memiliki pola suku kata yang sebagai berikut : 1)
KKV
2)
KKVK
pra – ja sas – tra blokcommit – in to user trak – tor
in - fra prak - tis
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3)
VKK
eks, ons
4)
KVKK
teks, pers, kon - teks
5)
KKVKK
kom – pleks
6)
KKKV
stra – te – gi, in – struk - tur
7)
KKKVK
struk – tur,
in- struk – tur
e) Nama diri 1) Penulisan sungai, gunung, jalan, kota dan sebaginya disesuaikan dengan EYD 2) Nama orang, badan hukum dan nama diri lain yang sudah lazim disesuaikan dengan EYD, kecuali bila ada pertimbangan khusus. 3) Penulisan huruf besar atau huruf kapital. 4) penulisan huruf miring. Berdasarkan penjelasan diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa huruf adalah lambang atau gambaran dari suatu bunyi. Dengan menyusun beberapa huruf , kita akan membentuk suatu kata, bila katakata dirangkai dan mengandung suatu pengertian maka jadilah suatu kalimat. Jadi huruf adalah unsur terkecil dari suatu kalimat. Dalam Bahasa Indonesia huruf yang kita gunakan terdiri atas abjad-abjad dari huruf a, b, c, d, ........ z, sedangkan penulisannya disesuaikan dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Dengan mengenal huruf anak akan dapat mengatasi kesulitan membaca.
B. Kerangka Berfikir Pada siswa kelas DI CI di SLB-ABCD YBS Simo Boyolali mengalami kesulitan untuk mengenal huruf dalam mata pelajaran Bahasa Indonesi pokok bahasan membaca. Kesulitan pengenalan huruf pada anak DI CI terutama pada membaca dengung misalnya ng, ny. Untuk ini kerangka berfikir disini merupakan arahan penalaran untuk sampai pada hipotesis. Adapun kerangka berfikir penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut : commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir KONDISI AWAL
KBM belum menggunakan media gambar
Siswa kurang mengerti huruf / kesulitan dalam membaca
TINDAKAN
KBM menggunakan Media gambar
KONDISI AHKIR
Kesulitan membaca siswa kelas I C1 SLB – ABCD YBS Simo Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat teratasi.
C. Perumusan Hipotesis Tindakan Berdasarkan dengan kajian teori tersebut diatas, maka hipotesis yang penulis ajukan adalah sebagai berikut : “Penggunaan media gambar dalam pembelajaran pengenalan huruf dapat mengatasi kesulitan membaca anak kelas D1 C1 Tunagrahita SLB-ABCD YBS Simo Boyolali tahun pelajaran 2010/2011”
commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SLB-ABCD YBS Simo Boyolali
Tahun Pelajaran 2010/2011. Dengan melaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas sesuai dengan tempat tugas sehingga peneliti dapat melakukan penelitian sekaligus melaksanakan tugas sehari – hari tanpa harus mengganggu proses pembelajaran sesuai dengan tugas pokok peneliti, bahkan penelitian ini merupakan hal yang sangat tepat dan menunjang proses kegiatan belajar mengajar Dengan demikian kualitas proses belajar mengajar dapat ditingkatkan sehingga nilai hasil belajar dapat meningkat pula. Hasil Penelitian Tindakan Kelas tersebut didokumentasikan melalui daftar nilai sehingga sewaktu – waktu dapat dibuka kembali dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi teman – teman guru, sekaligus dapat dijadikan acuan sebagai dasar penelitian selanjutnya
2. Waktu Penelitian Bulan No
Kegiatan
Maret
1
Menyusun proposal PTK
v
2
Persiapan
v
3
Pelaksanaan penelitian
4
Pengolahan data
5
Menyusun laporan
April
Mei
Juni
v v v
Tabel : 1 Waktu penelitian
commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Subyek Penelitian Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Tunagrahita kelas DI C1 SLB-ABCD YBS Simo Boyolali. Adapun jumlah siswa kelas DI C1 terdiri lakilaki 2 siswa dan perempuan 2 siswa. . Daftar Nama Siswa
NO
INISIAL ANAK
Kelas/L/P
1
YP
L
2
ML
L
3
EM
P
4
LT
P
Tabel : 2. Daftar Nama siswa
C. Data dan Sumber Data Data penelitian yang di pakai data kualitatif, dimana data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, meliputi : 1. Informan atau nara sumber yaitu siswa dan guru. 2. Hasil pengamatan/observasi terhadap peristiwa berlangsungnya aktivitas kegiatan pembelajaran. 3. Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa Kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, hasil kerja siswa, dan buku penilaian / raport. 4. Siswa kelas DI C1 SLB-ABCD YBS Simo Boyolali, data yang diperoleh berupa hasil penilaian terhadap kondisi pembelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan membaca dengan menggunakan media gambar, baik dalam siklus I maupun siklus II.
D. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penelitian diperlukan teknik tertentu yang mendukung keberhasilan penelitian. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, commit to user dokumen, dan tes yang masing-masing diuraikan sebagai berikut:
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Observasi Menurut Nana Sudjana (2008:84) ”observasi sebagai alat penilaian yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan”. Menurut Rochiati Wiriaatmadja (2005: 104) jenis-jenis observasi alalah sebagai berikut : a. Observasi terbuka ialah apabila sang pengamat atau observer melakukan pengamatannya dengan mengambil kertas pensil, kemudian mencatatkan segala sesuatu yang terjadi di kelas. b. Observasi terfokus ialah apabila penelitian ingin memfokuskan permasalahan kepada upaya-upaya guru dalam membangkitkan semangat belajar siswa dengan memberikan respons kepada pertanyaan guru. c. Observasi terstruktur, dilakukan apabila para mitra peneliti sudah menyetujui kreteria yang diamati. Berdasarkan uraian tersebut diatas observasi yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah menggunakan observasi
terstruktur, karena kreteria yang diamati sudah disetujui guru mitra. Antara lain perubahan yang terjadi, tindakan siswa dan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran. 2. Dokumen Pengertian dokumen menurut Iskandar (2008: 73) ”dokumen merupakan penelaahaan terhadap referensi-referensi yang berhubungan dengan fokus permasalahan penelitian. Dokumen-dokumen yang dimaksud adalah dokumen pribadi siswa, dokumen resmi, referensi-referensi, foto-foto, rekaman kaset, seperti raport siswa, absensi siswa)”. Sedangkan Rochiati dalam Iskandar (2008: 73) ada beberapa macam dokumen yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut : a. b. c. d. e.
Silabus dan rencana pembelajaran Laporan diskusi-diskusi tentang kurikulum. Berbagai macam ujuan dan tes. Laporan rapat. commit to user Laporan tugas peserta didik.
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f. Bagian-bagian dari buku teks yang pembelajaran. g. Contoh essay yang ditulis peserta didik.
digunakan
dalam
Berdasarkam uraian tersebut diatas, dokumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah berupa kurikulum, silabus,
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, nilai dan sebagainya. 3. Tes Pemberian tes disusun dan dilaksanakan untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan siswa hasil pembelajaran matematika setelah kegiatan pemberian tindakan dalam siklus yang ada. Materi tes mata pelajaran matematika adalah penjumlahan. Pengertian test menurut Suharsini Arikunto ( 1988:139 ) ”test adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”. Sedangkan pengertian tes menurut Sumadi Suryabrata ( 1993:22 ) adalah ”pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang berdasar atas bagaimana teste menjawab pertanyaan-pertanyaan dan atau melakukan perintah-perintah itu peneliti atau tester mengambil kesimpulan dengan cara membandingkan dengan standar atau teste yang lain.” Berdasarkan
pendapat tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa yang dimaksud dengan tes adalah sejumlah pertanyaan atau perintah yang diberikan kepada seseorang atau teste yang hasilnya dapat dipakai sebagai tolak ukur. a. Tehnik Tes Tehnik tes terdiri dari beberapa bentuk, menurut Cece Rahmad dan Didi Suhardi (1999:118 ) ”tehnik tes terdiri dari tes tertulis, tes lesan, dan tes tindakan.” Adapun penjelasannya sebagai berikut : commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Tes tertulis yaitu tes yang cara pelaksanaannya secara tertulis dimana tester memberikan soal-soal kepada testee untuk dikerjakan secara tertulis pula. 2) Tes lesan yaitu pertanyaan yang diajukan secara lesan, kemudian testee memberikan jawaban secara lesan pula. 3) Tes tindakan yaitu tester memberi perintah-perintah tertentu pada testee untuk dilaksanakan dalam bentuk perbuatan atau tindakan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tes tertulis. Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam penyusunan tes adalah sebagai berikut : 1) Menetapkan Tujuan Tujuan diadakan tes ini adalah untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar Bahasa Indonesia pada anak Tunagrahita kelas D1 C1 SLB-ABCD YBS Simo Boyolali 2010/2011 menggunakan media gambar. 2) Merumuskan aspek-aspek yang akan ditanyakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penilaian ini yaitu tentang pengenalan huruf, huruf dirangkai menjadi suku kata, suku kata dirangkai menjadi kata, kata menjadi kalimat. 3) Menetapkan Jenis Tes Jenis tes ada dua yaitu test tertulis dan test lisan, dalam pengambilan data peneliti menggunakan tes tertulis, setelah pelaksanaan tindakan baik siklus I maupun siklus II dilakukan. 4) Penyusunan Tes Tes tersusun atas item-item, setiap item merupakan kalimat pertanyaan dan anak diharapkan mengerjakan sesuai dengan perintah yang diberikannya. Materi test adalah huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat.
commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Teknik Pemeriksaan Validitas Data Validitas data yang akan dikumpulkan dalam penelitian menggunakan data yang
digunakan
dalam
penelitian
kualitatif
Menurut Sarwiji Suwandi dan Madya Ekosusilo
yaitu
Triangulasi.
(2007: 34) sebagai berikut
Triangulasi data, adalah penelitian yang menggunakan berbagai sumber data yang berbeda untuk mengumpulkan data yang sejenis atau sama. Triangulasi teknik mengumpulkan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai tehnik pengumpulan data dari sumber data yang berbeda.
F. Tennik Analisis Data Menurut Imam dkk yang dikutip Sarwiji Suwandi dan Madya Ekosusilo (2007:
25)
sebagai
berikut
analisis
data
adalah
proses
menyeleksi
menyederhanaan, memfokuskan, mengorganisasikan data secara sistematik dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap penelitian tindakan kelas. Dengan demikian teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dimulai sejak awal sampai berakhirnya pengumpulan data (Analisis Proses dan Produk). Sesuai dengan hipotesis yang penulis ajukan adalah Penggunaan media gambar dalam pembelajaran pengenalan huruf dapat mengatasi kesulitan membaca anak kelas D1 C1 Tunagrahita SLBABCD YBS Simo Boyolali tahun pelajaran 2010/2011. .
Disini penulis membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil
akhir setiap siklus, pada kondisi awal atau sebelum tindakan, setelah pelaksanaan siklus I, dan setelah pelaksanaan siklus II.
Teknik analisis kritis mencakup
kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar yang diturunkan dari kajian teoritis maupun dari ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada.
commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
G. Indikator Kerja Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian tentang penggunaan media gambar dalam pembelajaran pengenalan huruf untuk mengatasi kesulitan membaca, pada anak Tunagrahita kelas DI CI SLB-ABCD YBS Simo Boyolali tahun pelajaran 2010/2011. Dalam penelitian ini indikator kerja yang berupa KKM ditentukan 6,0. H. Prosedur Penelitian Secara umum, langkah-langkah operasionl yang akan dilakukan peneliti dalam Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi tahap Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan tahap Refleksi . Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus. Oleh karena itu, rancangan tindakan pada masing-masing siklus I, seperti di bawah ini : 1. Perencanaan Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut : a. Menetapkan waktu pelaksanaan, serta membuat Rencana pelaksanaan Pembelajaran. b. Menyiapkan instrument pembelajaran hubungannya dengan pengenalan huruf. c. Membuat lembar penilaian, lembar pengamatan, lembar kerja siswa. d. Observasi. 2. Pelaksanaan Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut : a. Menyiapkan materi, dilanjutkan kegiatan pembelajaran pengenalan huruf dengan menggunakan media gambar. b. Menyuruh siswa untuk menirukan sesuai dengan perintah guru. c. Memberi tugas para siswa untuk menunjukkan gambar, mengambil gambar membaca dan memasangkan huruf. d. Memberi tugas siswa untuk menebalkan garis-garis atau titik-titik yang commit useryang sudah disiapkan. membentuk huruf pada kertas atautobuku
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan. 3. Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan melihat perubahan yang terjadi, pada nilai tugas, nilai hasil ulangan pada siklus I, motivasi belajar peserta didik, keaktifan dalam pembelajaran, serta proses kegiatan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam pengenalan huruf dengan menggunakan media gambar, yang dibantu guru kolaborasi. 4. Refleksi Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar, dan penguasaan materi. Berdasarkan pelaksanaan tahap observasi dan evaluasi sebelumnya. Data yang diperoleh selanjutnya menjadi bahan refleksi bagi peneliti untuk perbaikan tentang penggunaan media gambar dalam pembelajaran pengenalan huruf mata pelajaran Bahasa Indonesia..
Siklus II 1. Pelaksanaan Merencanakan perbaikan pelaksanaan pembelajaran atas dasar temuan di siklus sebelumnya (siklus I), dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menetapkan waktu pelaksanaan, serta membuat Rencana pelaksanaan Pembelajaran. b. Menyiapkan instrument pembelajaran hubungannya dengan pengenalan huruf. c. Membuat lembar penilaian, lembar pengamatan, lembar kerja siswa. d. Observasi. 2. Pelaksanaan Kegiatan pembelajaran pengenalan huruf dengan menggunakan media gambar. Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut : a. Menyiapkan materi, dilanjutkan kegiatan pembelajaran pengenalan huruf commit to user dengan menggunakan media gambar.
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b Menyuruh siswa untuk menirukan sesuai dengan perintah guru. c. Memberi tugas para siswa untuk menunjukkan gambar, mengambil gambar membaca dan memasangkan huruf. d. Memberi tugas siswa untuk menebalkan garis-garis atau titik-titik yang membentuk huruf pada kertas atau buku yang sudah disiapkan. e. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan. 3. Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan melihat perubahan yang terjadi, pada nilai tugas, nilai hasil ulangan pada siklus II, motivasi belajar peserta didik, keaktifan dalam pembelajaran, serta proses kegiatan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam pengenalan huruf dengan menggunakan media gambar, yang dibantu guru kolaborasi. 4. Refleksi Menganalisis temuan-temuan selama pelaksanaan tindakan pada siklus II untuk kemudian di ambil kesimpulan apakah media gambar dalam pembelajaran pengenalan huruf dapat mengatasi kesulitan membaca pada siswa tunagrahita kelas D1C1 semester II di SLB-ABCD YBS Simo Boyolali.
commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Awal Sebagaimana uraian pada latar belakang bahwa kondisi awal penetian tindakan kelas ini nilai rata-rata kelas DI CI SLB-ABCD YBS Simo Boyolali masih rendah, melihat kenyataan tersebut pihak sekolah melakukan berbagai upaya untuk menyiapkan siswanya agar dapat nilai mencapai target ketuntasan minimal, bahwa satuan
pendidikan harus menentukan kreteria ketuntasan
minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran dan satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kreteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kreteria ketuntasan yang ideal. Hasil belajar yang masih rendah dapat dilihat pada daftar nilai yang merupakan kumpulan nilai ulangan harian, nilai sumatif yang dirata-rata memperoleh nilai 5 (lima) belum sesuai dengan Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan sekolah yaitu 6.
Nilai Kondisi awal NO
IDENTITAS SISWA
NILAI
1
YOGA PAMUNGKAS
5
Belum tuntas
2
MUSLIMIN
5
Belum tuntas
3
EKA MERLIYANA
6
Tuntas
4
LISTIYANI
5
Belum tuntas
Tabel 3. Nilai kondisi awal
commit to user
KETERANGAN
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6 5.8 5.6 5.4 5.2 5 4.8 4.6 4.4 YP
MS
EM
LT
Grafik 1. Nilai Kondisi Awal.
Tabel : 4 NilaiI Rata-rata Hasil Belajar Pada Kondisi Awal NO
1
MATA PELAJARAN
Bahasa Indonesia
Tertinggi
NILAI Terendah
Rata-rata
6
5
5,25
Perolehan hasil evaluasi yang masih dibawah KKM menggambarkan belum maksimalnya cara penyampaian materi yang cenderung monoton dan kurang kreatif, hal ini disebabkan kurang bisa memanfaatkan media belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan pengenalan huruf, sehingga perlu adanya cara baru melalui teknik yang lebih menarik bagi siswa. Dengan mengoptimalkan media penggunaan gambar diharapkan mendorong siswa akan dapat dengan mudah menerima materi pelajaran.
commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.Diskripsi Siklus I 1. Tahap Perencanaan (Planning) Melaksanakan tindakan kelas pada siklus I pelaksanaannya meliputi tiga langkah yaitu, apersepsi, inti dan penutup. a. Aperepsi Guru menyampaikan gambaran penggunaan media gambar secara umum baik dalam sekolah maupun situasi lingkungan di luar sekolah. b. Inti Proses pembelajaran dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia matematika dengan penggunaan media gambar secara belajar. c. Penutup Pada akhir siklus dilakukan evaluai secara individual tentang materi yang telah disampaikan pada siswa. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia dalam pengenalan
huruf dengan
menggunakan gambar. Siklus I a. Apersepsi 1) Guru bersama-sama dengan siswa melakukan doa bersama sebagai awal pelajaran. 2) Guru mengkondisikan kelas, agar siswa siap menerima pelajaran. b. Inti 1) Guru menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia 2) Guru menjelaskan penggunaan gambar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. 3) Guru menyuruh siswa secara individual untuk melakukan kegiatan merangkai huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat. 4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan halcommit to user hal yang belum jelas.
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5) Guru membagi tugas
kepada siswa, untuk menjawab soal – soal
latihan yang diberikan. c. Penutup Pada akhir kegiatan siklus I diadakan tes. Tes yang dilaksanakan dalam pembelajaran ini adalah tes uji kemampuan dalam megerjakan tugas dan dilakukan secara individu. Kegiatan selanjutnya siswa diminta melakukan tugas/perintah yang diberikan peneliti. Peneliti mendampingi para siswa untuk memberikan penilaian mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam pengenalan huruf dengan batuan menggunakan media gambar pada tes siklus I. Selain peneliti yang mengamati ada pengamat lain dalam hal ini teman sejawat sebagai kolaborator untuk mengamati jalannya proses pembelajaran apakah sudah sesuai apa belum. 3. Hasil Pengamatan Tes akhir siklus I dapat dilaksanakan dalam waktu satu kali pertemuan seluruh subyek penelitain yaitu siswa kelas DI C1 SLB-ABCD YBS Simo Boyolali tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 4 siswa, semuanya dapat mengikuti tes akhir siklus I. Dari hasil siklus I dapat diketahui bahwa peserta tes yang berjumlah 4 siswa, ada 3 siswa mendapatkan nilai sesuai dengan Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan 1 siswa belum memenuhi standar Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari 4 siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan hasil memenuhi standar Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) ada 1 siswa, diketahui bahwa nilai yang diperoleh 7 satu siswa, dan yang mendapat nilai 6 dua siswa. Adapun 1 siswa yang mendapat nilai tidak memenuhi standar Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM)
commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel : 5 NilaiI Ulangan Pada Siklus I NO
INISIAL SISWA
NILAI
KETRANGAN
1
YP
6
Tuntas
2
ML
6
Tuntas
3
EM
7
Tuntas
4
LT
5
Belum tuntas
JUMLAH
24
NILAI RATA-RATA
6
7 6 5 4 3 2 1 0 YP
MS
EM
LT
Grafik. 2. Nilai Kondisi Siklus I
4. Refleksi Jika dilihat dari nilai rata – rata pada kondisi awal (5,25) dibandingkan dengan nilai rata – rata pada akhir siklus I (6) maka terdapat kenaikan sebesar 0,75. Kenaikan nilai rata-rata yang mencapai angka 0,75 tergolong kenaikan yang belum cukup, mengapa demikian? Jika diamati dari kondisi awal sampai pada siklus I, walaupun minat belajar siswa sudah mulai terbangun namun dari hasil tes masih ada 1 siswa yang ada belum memenuhi KKM. Sistem commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti dalam siklus I siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran. Penggunaan media gambar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia sudah memacu keaktifan siswa secara individual, sebab dilihat dari hasil tes siklus I dengan rata – rata 6. Namun demikian masih ada siswa yang nilainya dibawah Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM), untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas D1 C1 SLB-ABCD YBS Simo Boyolali KKMnya 6,0.
2. Diskripsi Siklus II 1. Tahap Perencanaan (Planning) Sesuai dengan perencanaan awal, siklus II pada proses Kegiatan Belajar Mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan penggunaan media gambar. Planing (perencanaan tindakan) meliputi tiga langkah yaitu, apersepsi, inti dan penutup. a. Aperepsi Sebagaimana proses pembelajaran peneliti bersama siswa berdoa, dilanjutkan mengkondisikan kelas agar siswa siap menerima pelajaran. Peneliti menanyakan pelajaran yang lalu atau mengulas kembali pelajaran pada siklus I. b. Inti Kegiatan pembelajaran ini seperti yang telah dilaksanakan pada siklus I, proses pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan penggunaan media gambar. c. Penutup Pada akhir siklus dilakukan evaluai secara individual tentang materi yang telah disampaikan pada siswa. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia dalam pengenalan commit to user menggunakan gambar.
huruf dengan
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Siklus II Langkah – langkah Pembelajaran : a. Apersepsi Sebagaimana proses pembelajaran, peneliti bersama siswa berdoa, dilanjutkan mengkondisikan kelas agar siswa siap menerima pelajaran. Peneliti menanyakan pelajaran yang lalu atau mengulas kembali pelajaran pada siklus I. b. Inti 1) Peneliti menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia dalam pengenalan huruf. 2) Peneliti menjelaskan penggunaan media gambar dalam merangkai suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat. dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. 3) Peneliti menyuruh siswa secara individual untuk melakukan kegiatan merangkai huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat. 4) Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas. 5) Peneliti membagi tugas
kepada siswa, untuk membuat kalimat
sederhana. c. Penutup Pada akhir kegiatan siklus II diadakan tes. Tes yang dilaksanakan dalam pembelajaran ini adalah tes uji kemampuan dalam menjawab soal/tugas dan dilakukan secara individu. Kegiatan selanjutnya
siswa diminta melakukan tugas/perintah
yang diberikan peneliti. Peneliti mendampingi para siswa untuk memberikan penilaian mata pelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan penggunaan media gambar melalui kegiatan belajar, pada tes siklus II. Selain peneliti yang mengamati ada pengamat lain dalam hal ini teman sejawat
sebagai
pembelajaran.
kolaborator untuk mengamati commit to user
jalannya
proses
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Hasil Pengamatan Tes akhir siklus II dapat dilaksanakan dalam waktu satu kali pertemuan yaitu seluruh subyek penelitain yaitu siswa kelas D1 C1 SLB-ABCD YBS Simo Boyolali tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 4 siswa, semuanya dapat mengikuti tes akhir siklus II. Dari hasil siklus II dapat diketahui bahwa peserta tes yang berjumlah 4 siswa, semua mendapatkan nilai sesuai dengan Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM). Diketahui bahwa nilai yang diperoleh 7 dua siswa, dan 6 dua siswa.
Tabel : 6. NilaiI Ulangan Pada Siklus II NO
INISIAL SISWA
NILAI
KETRANGAN
1
YP
7
Tuntas
2
ML
6
Tuntas
3
EM
7
Tuntas
4
LT
6
Tuntas
JUMLAH
26
NILAI RATA-RATA
6,5
7 6.8 6.6 6.4 6.2 6 5.8 5.6 5.4 YP
MS
EM
LT
commit to user Grafik. 3. Nilai Kondisi siklus II
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti melalui evaluasi dalam bentuk tes dari kondisi awal, siklus I sampai siklus II terjadi peningkatanpeningkatan terhadap hasil belajar, hasil tersebut dapat dilihat melalui tabel berikut:
Tabel: 7 Hasil Evaluasi Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Dari Kondisi Awal Sampai Siklus II NOMOR
SITUASI
RATA-RATA NILAI
1
KODISI AWAL
5,25
2
SIKLUS I
6
3
SIKLUS II
6,5
C. Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil evaluasi belajar pada subyek penelitian dari kondisi awal dengan rata-rata nilai 5,25 ke akhir siklus I mencapai rata-rata nilai 6 berarti mengalami kenaikan 0,75 poin. Dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan ratarata nilai hasil belajar 6 menjadi 6,5 berarti terjadi kenaikan 0,5 poin, dengan demikian dari kondisi awal ke kondisi akhir dari 5,25 menjadi 6,5 berarti ada peningkatan yang signifikan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian pada kondisi awal, bahwa pembelajaran pengenalan huruf dalam mengatasi kesulitan membaca tidak memakai media gambar ternyata hasil yang diperoleh siswa rendah dengan ketuntasan secara klasikal mencapai 25%. Hasil penelitian pada siklus I bahwa pembelajaran pengenalan huruf mengatasi kesulitan membaca dengan menggunakan media gambar sudah ada peningkatan mencapai rata-rata kelas 6 secara klasikal ketuntasan mencapai 75% ada siswa yang
belum memperoleh commit tonilai user sesuai ketuntasan
yang telah
perpustakaan.uns.ac.id
46 digilib.uns.ac.id
ditentukan, karena menganggap gambar tidak menarik perhatian, malas berlatih membaca, merasa bosan saat pembelajaran berlangsung, sehingga hasilnya masih kurang, dalam siklus II kelemahan yang timbul dalam siklus I akan dicari pemecahannya. Demikian juga hasil penelitian dalam siklus II pembelajaran pengenalan huruf mengatasi kesulitan membaca dengan menggunakan media gambar sudah ada peningkatan, nilai yang diperoleh rata-rata secara klasikal 6,5. Prosentase ketuntasan sudah 100%. Siswa merasa senang dengan media gambar yang menarik perhatian, siswa dengan tekun berlatih membaca dengan didampingi peneliti sehingga saat diadakan tes hasilnya ada peningkatan. Selain itu berbagai literatur menunjukan bahwa media gambar dapat memberikan kemudahan kepada siswa untuk lebih memahami konsep dalam pembelajaran, menarik minat dan perhatian anak, sehingga senang dalam pembelajaran dan mudah untuk menyampaikan materi serta tidak membosankan. Hal itu sesuai dengan pendapat Basuki Wibowo dan Farida Mukti (2001:31) fungsi media adalah mendidik dan memberikan pengaruh positif pada pendidikan, serta memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsepinsip, sikap dan keterampilan tertentu dengan menggunakan media yang paling tepat menurut karakteristik bahan, serta memberikan informasi dan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat peserta didik umtuk belajar. Media gambar juga merupakan alat bantu pendidikan yang efektif dan dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme, membangkitkan motivasi belajar peserta didik dan mempertinggi mutu belajar mengajar. Penggunaan media gambar dalam mengatasi kesulitan membaca tidak lepas dari kelebihan maupun kelemahannya. Salah satu kekuatan atau kelebihan penggunaan media gambar untuk mengatasi kesulitan pengenalan huruf adalah anak merasa senang untuk memilih atau menunjukkan gambar yang menarik dengan mengenalkan huruf yang ada dalam gambar tersebut. Huruf yang terdapat dalam gambar terdiri dari suku kata di rangkai menjadi kata, kata dirangkai commit to user menjadi kalimat pendek.
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sedangkan kelemahan penggunaan media gambar dalam mengatasi kesulitan pengenalan huruf yaitu anak merasa bosan, huruf yang tersedia dalam gambar terbatas, sehingga untuk merangkai suatu kalimat pendek juga terbatas. Untuk mengatasi masalah atau kesulitan dalam penelitian ini diambil tindakan atau cara yang lebih menarik perhatian siswa salah satu caranya adalah dengan memberikan gambar yang menarik perhatian, dengan nara sumber yang berbeda, mempersiapkan sarana prasarana yang dibutuhkan, memberikan contoh presentasi di depan kelas berulang-ulang dan memberikan reward dan hadiah kecil pada saat siswa berhasil menyelesaikan pekerjaanya dan pendapatkan nilai tinggi. Dari hipotesa tindakan yang diajukan berbunyi “penggunaan media gambar, siswa dapat mengatasi kesulitan pengenalan huruf belajar pada siswa kelas D1 C1 SLB-ABCD Simo Boyolali tahun pelajaran 2010/2011, terbukti kebenarannya
commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Sebagaimana yang telah diuraikan dalam bab IV tentang pembahasan hasil penelitian dapat peneliti simpulkan bahwa dengan pengunaan media gambar dapat mengatasi kesulitan pengenalan huruf pada Anak tunagrahita kelas D1 C1 SLBABCD YBS Simo Boyolali tahun pelajaran 2010/2011.
B. Saran Dilihat dari bukti hipotesis tindakan kelas dengan penggunaan media gambar dalam pembelajaran pengenalan huruf pada Anak tunagrahita kelas D1 C1 SLB-ABCD
YBS
Simo
Boyolali
tahun
pelajaran
2010/2011
terbukti
kebenarannya, maka penulis menyampaikan saran sebagai berikut: 1
Kepada Kepala Sekolah Dalam upaya mengektifkan penggunaan media gambar dalam pembelajaran bagi
anak tunagrahita, kepala sekolah
hendaknya
mensosialisasikan
penggunaan media gambar kepada para guru supaya memahami betul serta dapat menerapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia terutama pada pengenalan huruf. 2. Kepada Guru Guru, dapat menggunakan media gambar dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan minat, perhatian dan motivasi anak, serta untuk ditanamkan kepada anak sedini mungkin, agar anak dapat mengatasi permasalahannya.
commit to user