UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN
SKRIPSI
FLYPAPER EFFECT PADA PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI SUMATERA UTARA OLEH :
NAMA
: PRAMELA AUGUSTINA SIAGIAN
NIM
: 050503108
DEPARTEMEN
: AKUNTANSI – S1
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi 2009
Pramela Augustina Siagian : Flypaper Effect Pada Pendapatan Asli Daerah (Pad) Dan Dana Alokasi Umum (Dau) Terhadap Belanja Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
PERNYATAAN
Dengan ini Saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : “Flypaper Effect Pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum
(DAU)
Terhadap
Belanja
Daerah
Pada
Pemerintahan
Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara” adalah benar hasil karya Saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan Skripsi tingkat Program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan jelas dan benar apa adanya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, Saya bersedia menerima sanksi yang telah ditetapkan oleh Universitas.
Medan, 02 Februari 2009 Yang Membuat Pernyataan
Pramela Augustina Siagian NIM. 0 5 0 5 0 3 1 0 8
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
dan karuniaNya yang senantiasa menyertai, membimbing dan memberikan kemampuan serta kekuatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini. Tanpa campur tanganMu tak mungkin penulis dapat melalui segala rintangan dan hambatan dalam kehidupan ini. Skripsi yang berjudul “Flypaper Effect Pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Belanja Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara” ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Atas bimbingan dan petunjuk serta nasehat yang telah diterima selama penyusunan Skripsi ini dan juga selama mengikuti pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Fahmi Natigor Nst, SE, M.Acc, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
ii
3. Bapak Dr. Agusni Pasaribu, MBA, Ak. selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Drs. Rasdianto, M.Si, Ak. selaku penguji I dan Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak. selaku penguji II yang telah memberikan masukan yang bermanfaat kepada penulis. Ibu Dr. Erlina, M.Si, Ak selaku dosen metode penelitian yang banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi. 5. Seluruh staf pengajar terima kasih atas ilmu yang telah diberikan, pegawai Departemen Akuntansi, Bang Hairil, Bang Oyong dan Kak Dame serta para pegawai PPAK, Bang Kartun dan Kak Vida. 6. Ayahanda tercinta L. Siagian dan Ibunda terkasih R. br Panjaitan yang senantiasa memberikan dorongan serta doa selama menjalani perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Saudara saudariku yang aku cintai dan sayangi David Siagian / Vaceanty br. Panjaitan, Rebekka Siagian, SE, Ak. dan Yulius Siagian, S.Ds yang selalu ada untukku dan selalu menerima segala kekuranganku. Sepupuku, Abraham Siagian, terimakasih bantuannya ketika seminar proposal. Teristimewa untuk keponakanku, Kevin Alexander Jansihar Siagian yang tak bosan menemani hari-hariku di kala suka dan duka. 7. Sahabat-sahabat terbaikku, Rara Putri, Fitrah Maisarah, Nabila Syafrina, Eka Pramudita, dan Martha Yurdila terima kasih atas segala kebersamaan, semangat dan inspirasi. Seluruh teman-teman yang penulis kasihi Herry Sukamto, Ningsih, Sammy, Ami Fadilla, Melina, Andre Sitepu, Kak
iii
Monika Siagian, Kak Irene, Bang Eddy Sebayang yang selalu memberi semangat dan teman-teman AKSI 2005 lainnya. Untuk Teguh Mikha, terima kasih telah menjadi teman curhat yang sangat menyenangkan. 8. Pihak yang memberikan Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) kepada penulis sejak penulis duduk di semester II. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pengetahuan dan pengalaman penulis belumlah cukup untuk menyempurnakan Skripsi ini sehingga masih banyak terdapat kekurangan baik dalam penggunaan bahasa maupun penyajian data. Dengan demikian penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, 02 Februari 2009 Penulis,
Pramela Augustina Siagian NIM. 0 5 0 5 0 3 1 0 8
iv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap belanja daerah. Variabel independen yang digunakan adalah PAD dan DAU sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah belanja daerah. Penelitian ini dilakukan dengan jumlah sampel 13 kabupaten/ kota dari 33 kabupaten/ kota yang ada di Propinsi Sumatera Utara untuk periode 2004-2006. Penarikan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Data diperoleh melalui situs Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (www.djpkpd.go.id). Data yang dianalisis dalam penelitian ini diolah dari Laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Metode statistik yang digunakan adalah statistik inferensial dengan analisis regresi sederhana dan berganda menggunakan perangkat SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 15.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, PAD maupun DAU berpengaruh signifikan positif terhadap belanja daerah. Hasil uji t menunjukkan PAD mempunyai koefisien regresi 0,180 dan nilai sig 0,001. Hasil uji t menunjukkan DAU mempunyai koefisien regresi 0,837 dengan nilai sig 0,000. Uji F menunjukkan bahwa kedua variabel independen yaitu PAD dan DAU secara simultan berpengaruh signifikan terhadap belanja daerah dengan nilai sig 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi flypaper effect, sesuai dengan syarat bahwa nilai koefisien DAU lebih besar dari nilai koefisien PAD dan keduanya signifikan. Untuk memprediksi kecenderungan peningkatan belanja daerah karena adanya flypaper effect dilakukan regresi dengan lag satu tahun dan hasil yang ada pada pengujian tersebut dibandingkan dengan pengujian tanpa lag. Setelah dilakukan pengujian maka ada indikasi bahwa pengaruh DAU periode lalu terhadap belanja daerah periode sekarang lebih besar daripada pengaruh DAU periode sekarang terhadap belanja daerah periode sekarang.
Kata Kunci : Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Belanja Daerah, Flypaper Effect.
v
ABSTRACT
The objective of this research is to examine the effect of local own revenue (PAD) and intergovernmental transfer (DAU) to region government expense. Independent variables which are used in this research are local own revenue (PAD) and intergovernmental transfer (DAU), and dependent variable is region government expense. This research is committed with 13 regency/ city as a sample from 33 regency/ city at North Sumatera Province. This research is done for 2004-2006 period. The data are taken from the website Financial Department of the Republic Indonesia (www.djpkpd.go.id). The data which is analyzed in this research are collected through the region budget of Revenue and Expense (APBD). The analyzing method that is used is the inferensial statistic method with simple and multiple regression and used SPSS (Statistic Product and Service Solution) 15.0 version. The research result shows that partially, local own revenue (PAD) or intergovernmental transfer (DAU) have significant effect to region government expense. t test result shows that local own revenue (PAD) has regression coefficient 0,180 with sig value 0,001. t test result shows that intergovernmental transfer (DAU) has regression coefficient 0,837 with sig value 0,000. F test shows that both of the two independen variables simultaneously affect region government expense with sig value 0,000. It indicates that there have occurred flypaper effect. Flypaper effect is defined as region government expense that is greater than intergovernmental transfer (DAU). Result of test to examine whether or not flypaper effect that tend to increase amount of region government expense is significant. Keywords : Local Own Revenue (PAD), Intergovernmental Transfer (DAU), Region Government Expense and Flypaper Effect
vi
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ……………………………………………………………... i KATA PENGANTAR …………………………………………………….…. ii ABSTRAK …………………………………………………………….……... v ABSTRACT …………………………………………………………….….... vi DAFTAR ISI ……………………………………………………………..….. vii DAFTAR TABEL…. ……………………………………………………..…. xi DAFTAR GAMBAR …………………………………………………..……. xii DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………..…..... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………………………………………………… 1 B. Perumusan Masalah dan Batasan Permasalahan………………. 3 1. Perumusan Masalah…………………………………………. 3 2. Batasan Permasalahan………………………………………. 4 C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian……………………………….
4
1. Tujuan Penelitian……………………………………………. 4 2. Manfaat Penelitian…………………………………………... 5 D. Kerangka Konseptual dan Hipotesis…………………………... 5 1. Kerangka Konseptual………………………………………. 5 2. Hipotesis…………….……………………………………...
vii
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis……………………………………………… 8 1. Keuangan Daerah…………………………………………… 8 a. Pengertian Keuangan Daerah…………………………… 8 2. Penganggaran Daerah dan APBD…………………………… 9 a. Pengertian dan Prinsip Anggaran………………………… 9 b. Pengertian APBD………………………………………
11
c. Klasifikasi APBD………………………………………
11
d. Konsep Pertanggungjawaban APBD………………….... 12 3. Pendapatan Asli Daerah (PAD)……………………………
14
a. Pengertian Pendapatan Asli Daerah……………………
14
b. Klasifikasi Pendapatan Asli Daerah…………….……..
15
4. Dana Alokasi Umum (DAU)………………………………. a. Pengertian Dana Alokasi Umum………………………
19 19
b. Tujuan Dana Alokasi Umum…………………………… 19 5. Belanja Daerah…………………………………………….
20
a. Pengertian Belanja Daerah……………………………. 20 b. Klasifikasi Belanja Daerah……………………………… 21 6. Flypaper Effect…………………………………………......
22
7. Pengaruh Flypaper Effect pada Prediksi Belanja Daerah ....
23
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu………………………………… 23
viii
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian …..………………………………………….. 31 B. Populasi dan Sampel Penelitian ………………………...……... 31 C. Jenis dan Sumber Data..……………………………………….. 32 D. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………. 33 E. Defenisi Operasional ………………………………………….. 33 F. Metode Analisis Data ………………...………………………... 34 1. Uji Asumsi Klasik …………………………………………. 35 2. Pengujian Hipotesis ……………………………………….. 39 G. Jadwal Penelitian………………………………………………. 42
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Secara Statistik ……………………………….. 43 B. Uji Asumsi Klasik ……………………………………………. 46 1. Uji Normalitas……………………………………………..
46
2. Uji Multikolinearitas ……………………………………… 48 3. Uji Heteroskedastisitas……………………………………
49
4. Uji Autokorelasi……………………………………..........
50
C. Pengujian Hipotesis………………………………………......... 51 1. Analisis Koefisien Determinasi………………………………... 52
2. Uji Simultan (F test)…………………………………………..
53
3. Hasil Model Estimasi dan Uji Parsial (t-test)..………………..
54
ix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan …………………………………………………….. 60 B. Ketarbatasan Penelitian ………………………………………... 60 C. Saran ………………………………………………………….... 61
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 62 LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
34
Tabel 3.1
Defenisi Operasional
35
Tabel 4.1
Daftar Kabupaten/Kota Sampel
38
Tabel 4.2
Descriptive Statistics
45
Tabel 4.3
Uji Normalitas (3)
48
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Tabel 4.4
Uji Multikolinearitas
49
Coefficients(a) Tabel 4.5
Uji Autokorelasi
51
Model Summary(b) Tabel 4.6
Model Summary
52
Tabel 4.7
ANOVA(b)
53
Tabel 4.8
Coefficients(a)
54
Tabel 4.9
Uji Statistik t
55
Tabel 4.10
Coefficients(a)
57
Tabel 4.11
Coefficients(a)
57
Tabel 4.12
Coefficients(a)
58
Tabel 4.13
Coefficients(a)
59
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
Gambar 1.1
Kerangka Konseptual
6
Gambar 4. 1
Uji Normalitas (1)
46
Normal P-Plot of Regression Standard Residual Gambar 4.2
Uji Normalitas (2)
47
Histogram Gambar 4.3
50
Scatter Plot
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Lampiran 1
Judul Laporan APBD T.A. 2004 Kabupaten/ Kota dan Propinsi se-Provinsi Sumatera Utara
Lampiran 2
Laporan APBD T.A. 2005 Kabupaten/ Kota dan Propinsi se-Provinsi Sumatera Utara
Lampiran 3
Laporan APBD T.A. 2006 Kabupaten/ Kota dan Propinsi se-Provinsi Sumatera Utara
Lampiran 4
Data Dana Alokasi Umum (DAU) 2004-2006
Lampiran 5
Data Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2004-2006
Lampiran 6
Data Belanja Daerah 2004-2006
Lampiran 7
Hasil Uji Normalitas
Lampiran 8
Hasil Uji Multikolinearitas
Lampiran 9
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 10
Hasil Uji Autokorelasi
Lampiran 11
Hasil Uji Hipotesi
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan umum di Undang-Undang Otonomi Daerah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang telah menggantikan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999. Pelaksanaan kebijakan pemerintahan Indonesia tentang Otonomi Daerah, dimulai secara efektif pada tanggal 1 Januari 2001, merupakan kebijakan yang dipandang sangat demokratis dan memenuhi aspek desentralisasi yang sesungguhnya. Desentralisasi sendiri mempunyai tujuan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat, pengembangan kehidupan berdemokrasi, keadilan, pemerataan, dan pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah dan antar daerah (dalam Sidik et al, 2002). Dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 disebutkan bahwa untuk pelaksanaan kewenangan Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Pusat akan mentransfer Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan bagian daerah dari Dana Bagi Hasil yang terdiri dari pajak dan sumber daya alam. Disamping dana perimbangan tersebut, Pemerintahan Daerah mempunyai sumber pendanaan sendiri berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD), pembiayaan, dan lain-lain pendapatan. Kebijakan penggunaan
1
semua dana tersebut diserahkan kepada Pemerintahan Daerah. Seharusnya dana transfer dari Pemerintahan Pusat diharapkan digunakan secara efektif dan efisien oleh Pemerintahan Daerah untuk meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat. Kebijakan penggunaan dana tersebut sudah seharusnya pula secara transparan dan akuntabel. Pada praktiknya, transfer dari Pemerintahan Pusat merupakan sumber dana utama Pemerintahan Daerah untuk membiayai operasi utamanya sehari-hari, yang oleh Pemerintahan Daerah dilaporkan diperhitungan APBD. Tujuan dari transfer ini adalah untuk mengurangi (kalau tidak mungkin menghilangkan) kesenjangan fiskal antar pemerintahan dan menjamin tercapainya standar pelayanan publik minimum di seluruh negeri (Simanjuntak dalam Sidik et al, 2002). Fenomena utama dalam penelitian ini adalah flypaper effect, yang merupakan suatu kondisi yang terjadi saat pemerintahan daerah merespon (belanja) lebih banyak/boros dengan menggunakan dana transfer (grants) yang diproksikan
dengan
DAU
daripada
menggunakan
kemampuan
sendiri,
diproksikan dengan PAD. Penelitian sebelumnya telah banyak yang mengangkat permasalahan transfer ini, di Amerika Serikat, persentase transfer dari seluruh pendapatan mencapai 50% untuk pemerintahan federal dan 60% untuk pemerintahan daerah (Fischer, 1996). Di Indonesia, pada masa sekarang ini, sesuai dengan UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004, transfer yang dalam hal ini disamakan istilahnya dengan DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26% dari Pendapatan Dalam Negeri Neto yang ditetapkan dalam APBN.
2
Pengaruh DAU dan PAD terhadap Belanja Pemerintahan Daerah di Pulau Jawa dan Bali sebelumnya telah diteliti dan menghasilkan analisis bahwa ketika digunakan dengan lag, pengaruh DAU terhadap Belanja daerah justru lebih kuat daripada PAD (Sukriy dan Halim, 2004). Hal ini berarti terjadi flypaper effect dalam respon Pemerintahan Daerah terhadap DAU. Penelitian terdahulu ini memiliki keterbatasan dimana penggunaan sampel Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali tidak sepenuhnya dapat dijadikan landasan untuk kasus di luar Jawa-Bali. Selain itu, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota di Jawa-Bali memiliki kemampuan keuangan berbeda dengan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota di luar Jawa-Bali. Pulau Sumatera, khususnya Propinsi Sumatera Utara memiliki karakteristik ekonomi dan geografis yang berbeda dengan pulau Jawa. Oleh karena keterbatasan penelitian terdahulu tersebut, penulis ingin melakukan penelitian replikasi dengan mengambil sampel di luar Pulau JawaBali. Penelitian replikasi ini akan mengambil sampel Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara.
B. Perumusan Masalah dan Batasan Permasalahan 1. Perumusan Masalah a. Apakah DAU dan PAD berpengaruh
terhadap Belanja Pemerintahan
Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara? b. Apakah terjadi flypaper effect pada Belanja Pemerintahan Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara?
3
c. Apakah flypaper effect cenderung menyebabkan peningkatan jumlah Belanja Daerah?
2. Batasan Permasalahan a. Batasan aspek dalam penelitian ini adalah hanya terhadap Laporan APBD saja, berkaitan dengan nilai realisasi DAU, PAD dibandingkan dengan Belanja Daerah. b. Batasan Lokasi dalam penelitian ini adalah hanya pada 13 Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara. c. Batasan waktu penelitian ini adalah hanya meliputi tahun 2004-2006.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris mengenai : a. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
terhadap Belanja Pemerintahan Kabupaten/Kota di Propinsi
Sumatera Utara. b. Kemungkinan terjadinya flypaper effect pada Belanja Pemerintahan Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara. c. Kecenderungan flypaper effect menyebabkan peningkatan jumlah belanja daerah.
2. Manfaat Penelitian
4
a. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dalam menulis karya ilmiah dan memperdalam wawasan sehubungan dengan flypaper effect pada DAU dan PAD terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara. b. Kontribusi kebijakan, memberikan masukan baik bagi Pemerintahan Pusat maupun daerah dalam hal penyusunan kebijakan di masa yang akan datang yang berkaitan dengan perencanaan, pengendalian, dan evaluasi dari APBN dan APBD, serta UU dan PP yang menyertainya. c. Kontribusi teori, sebagai bahan referensi dan data tambahan bagi penelitipeneliti lainnya yang tertarik pada bidang kajian ini.
D. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual Penelitian ini menggunakan dua variabel independen yaitu DAU dan PAD, serta satu variabel dependen yaitu Belanja Daerah. Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan bahwa untuk pelaksanaan kewenangan Pemerintahan Daerah (membiayai belanja daerah), Pemerintahan Pusat akan mentransfer Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan bagian daerah dari Dana Bagi Hasil yang terdiri dari pajak dan Sumber Daya Alam. Disamping dana perimbangan tersebut, Pemerintahan Daerah mempunyai sumber pendanaan sendiri berupa PAD, pembiayaan, dan lain-lain pendapatan. Dari keterangan diatas dapat diambil kesimpulan sementara bahwa hubungan DAU dan PAD terhadap Belanja Daerah
5
adalah berpengaruh positif baik sacara simultan maupun parsial. Flypaper effect tidak disimbolkan dalam kerangka konseptual karena flypaper effect merupakan sebuah fenomena yang terjadi saat pemerintah daerah merespon (belanja) lebih banyak/ boros dengan menggunakan DAU daripada menggunakan PAD. Dari fenomena flypaper effect, muncul kecenderungan peningkatan belanja daerah bahwa penggunaan DAU tahun sebelumnya dapat dijadikan prediksi belanja daerah periode berikutnya. Kecenderungan peningkatan belanja daerah ini juga tidak disimbolkan dalam kerangka konseptual. Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan keterangan diatas maka dapat digambarkan sebuah kerangka konseptual sebagai berikut : H1
Dana Alokasi Umum
(DAU) X1
Pendapatan Asli Daerah (PAD) X2
H2
Belanja Daerah (Y)
H3
Gambar 1.1 KERANGKA KONSEPTUAL Sumber : Penulis, 2009
2. Hipotesis Penelitian
6
Menurut Sugoyono (2004:10) “Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian”. Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian”. Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara yang akan diuji kebenarannya, melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : H1 : DAU dan PAD secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah. H2 : DAU berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah H3 : PAD berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah Untuk menentukan flypaper effect, tidak digunakan hipotesis, karena flypaper effect merupakan sebuah fenomena yang terjadi saat pemerintah daerah merespon (belanja) lebih banyak/ boros dengan menggunakan DAU daripada menggunakan PAD. Untuk menentukan kecenderungan peningkatan belanja daerah karena adanya flypaper effect digunakan hipotesis. Hipotesis untuk menguji hubungan DAU sebagai prediksi belanja daerah periode berikutnya adalah : H4 : DAUt-1 terhadap BDt lebih besar daripada pengaruh DAUt terhadap BDt
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Keuangan Daerah a. Pengertian Keuangan Daerah Menurut Mamesah (1995 : 16), keuangan daerah dapat diartikan sebagai : “Semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki/ dikuasai oleh Negara atau Daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai ketentuan/ peraturan perundangan yang berlaku.” Menurut Halim (2004 : 20), ruang lingkup keuangan daerah terdiri dari : “Keuangan daerah yang dikelola langsung dan kekayaan daerah yang dipisahkan. Yang termasuk dalam kekayaan daerah yang dikelola langsung adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan barang-barang inventaris milik daerah. Keuangan daerah yang dipisahkan meliputi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).” 2. Penganggaran Daerah dan APBD a. Pengertian dan Prinsip Anggaran Menurut Yuwono (2005 : 27) “anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang (perencanaan keuangan) untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumbersumber suatu organisasi.”
8
Suatu anggaran harus terorganisasi secara rapi, jelas, rinci dan komprehensif. Proses penganggaran harus dilakukan secara jujur dan terbuka serta dilaporkan dalam suatu struktur yang mudah dipahami dan relevan dalam proses operasional dan pengendalian organisasi. Untuk menyusun suatu anggaran, organisasi harus mengembangkan lebih dahulu perencanaan strategis. Melalui perencanaan strategis tersebut, anggaran mendapatkan kerangka acuan strategis. Disini, anggaran menjadi bermakna sebagai alokasi sumber daya (keuangan) untuk mendanai berbagai program dan kegiatan. Prinsip-prinsip yang mendasari pengelolaan anggaran daerah adalah sebagai berikut : 1) transparansi, adalah keterbukaan dalam proses perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan anggaran daerah. Transparansi memberikan arti bahwa anggota masyarakat memiliki hak dan akses yang sama untuk mengetahui proses anggaran karena menyangkut aspirasi dan kepentingan masyarakat, terutama pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat ; 2) akuntabilitas, adalah pertanggungjawaban publik yang berarti bahwa proses
penganggaran
pelaksanaan
harus
mulai
dari
benar-benar
perencanaan, dapat
penyusunan,
dan
dilaporkan
dan
dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan masyarakat. Masyarakat tidak hanya memiliki hak untuk mengetahui anggaran tersebut, tetapi juga berhak menuntut pertanggungjawaban atas rencana ataupun pelaksanaan anggaran tersebut ;
9
3) value for money, yakni diterapkannya tiga prinsip dalam proses penganggaran daerah yaitu ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Ekonomi berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan sumber daya dalam jumlah dan kualitas tertentu pada harga yang paling murah. Efisiensi berarti bahwa
penggunaan
dana
masyarakat
(public
money)
tersebut
menghasilkan output yang maksimal (berdaya guna). Efektivitas berarti bahwa penggunaan anggaran tersebut harus mencapai target-target atau tujuan kepentingan publik. Dalam konteks otonomi daerah, value for money merupakan jembatan untuk mengantarkan pemerintahan daerah mencapai good governance. Value for money tersebut harus dioperasionalkan dalam pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah. Untuk mendukung dilakukannya pengelolaan dana publik (public money) yang mendasarkan konsep value for money diperlukan sistem pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah yang baik. Hal tersebut dapat tercapai apabila pemerintahan daerah memiliki sistem akuntansi yang baik. b. Pengertian APBD Menurut Yuwono (2005 : 92), APBD didefinisikan sebagai “ suatu rencana keuangan tahunan daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.” Dalam satu tahun anggaran, APBD meliputi : 1) hak pemerintahan daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih ;
10
2) kewajiban pemerintahan daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih ; 3) penerimaan yang perlu dibayar kembali, dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
c. Klasifikasi APBD Klasifikasi APBD yang terbaru adalah berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah. Adapun bentuk dan susunan APBD yang didasarkan pada Permendagri 13/ 2006 pasal 22 ayat (1) terdiri atas 3 bagian, yaitu : “pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah.” Pendapatan daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 ayat (1) dikelompokkan atas pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lainlain pendapatan daerah yang sah. Belanja menurut kelompok belanja terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung. Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan mencakup sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman, dan penerimaan piutang daerah. Pengeluaran pembiayaan mencakup pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, pembayaran pokok utang, dan pemberian pinjaman daerah. (Permendagri 13/ 2006) Oleh karena penelitian ini menggunakan laporan APBD yang memakai format Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 2002, maka APBD yang berdasarkan format tersebut terdiri atas 3 bagian, yaitu : “pendapatan, belanja, dan pembiayaan.” Pendapatan dibagi menjadi 3 kategori yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
11
Belanja digolongkan menjadi 4 yakni belanja aparatur daerah, belanja pelayanan publik, belanja bagi hasil dan bantuan keuangan, dan belanja tak tersangka. Belanja aparatur daerah diklasifikasi menjadi 3 kategori yaitu belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan belanja modal/ pembangunan. Belanja pelayanan publik dikelompokkan menjadi 3 yakni belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan belanja modal. Pembiayaan dikelompokkan menurut sumber-sumber pembiayaan yaitu : sumber penerimaan daerah dan sumber pengeluaran daerah. Sumber pembiayaan berupa penerimaan daerah adalah : sisa lebih anggaran tahun lalu, penerimaan pinjaman dan obligasi, hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan dan transfer dari dana cadangan. Sumber pembiayaan berupa pengeluaran daerah terdiri atas : pembayaran utang pokok yang telah jatuh tempo, penyertaan modal, transfer ke dana cadangan, dan sisa lebih anggaran tahun sekarang. (Halim, 2004 : 18). d. Konsep Pertanggungjawaban APBD Pengelolaan keuangan daerah berkaitan dengan penyampaian laporan pertanggungjawaban APBD yang memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti Standar Akuntansi Pemerintah untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas. Penjelasan mengenai konsep pertanggungjawaban APBD memiliki hubungan dengan assymetry information theory dan commander theory. 1) Assymetri Information Theory Mohamad dkk. (2004) dalam Mulyana (2006 : 65) berpendapat bahwa assymetri information theory beranggapan bahwa banyak terjadi kesenjangan informasi antara pihak manajemen yang mempunyai akses langsung terhadap informasi dengan pihak konstituen atau masyarakat yang berada di luar manajemen. Dalam hal ini pemerintahan Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara bertindak sebagai manajemen yang mempunyai tanggung jawab berkenaan
12
dengan pengelolaan keuangan daerah kepada publik secara terbuka dan jujur melalui media berupa penyajian laporan APBD yang dapat diakses oleh berbagai pihak yang berkepentingan dengan anggapan bahwa publik berhak mengetahui informasi tersebut. Pada kenyataannya, publikasi laporan APBD oleh pemerintahan daerah melalui surat kabar, internet atau dengan cara lain belum menjadi hal yang umum. Kebijakan penggunaan Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tersebut sudah seharusnya pula secara transparan dan akuntabel. 2) Commander Theory Commander theory mengungkapkan bahwa yang perlu dijadikan sebagai pusat perhatian atau sebagai pemilik perusahaan adalah commandernya atau mereka yang memiliki kekuasaan atau wewenang untuk melakukan kontrol ekonomi atas resorsis yang efektif terhadap suatu perusahaan. Penekanan informasi menurut teori ini adalah pertanggungjawaban bagaimana mereka yang dipercayai mengelola kekayaan yang diamanahkan kepadanya. Pada pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah bagian keempat tentang belanja daerah ayat 1 dinyatakan bahwa ,“kekayaan yang dimiliki daerah seharusnya digunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.”
13
Pada kenyataan dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan, kategori pengeluaran kebutuhan non esensial atau kebutuhan luxury seperti taman dan rekreasi, kebudayaan dan pelayanan pendidikan adalah lebih kuat daripada kebutuhan esensial seperti keamanan (police), pelayanan dasar, kesehatan dan proteksi terhadap kebakaran yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. 3. Dana Alokasi Umum a. Pengertian Dana Alokasi Umum Menurut Halim (2004 : 141), Dana Alokasi Umum adalah “dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.” b. Tujuan Dana Alokasi Umum
Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 104 tahun 2000, Mardiasmo (2002 : 157) mengungkapkan bahwa “tujuan DAU adalah untuk horizontal equity dan sufficiency. Tujuan horizontal equity merupakan kepentingan pemerintah pusat dalam rangka melakukan distribusi pendapatan secara adil dan merta agar tidak terjadi kesenjangan yang lebar antar daerah. Sementara itu yang menjadi kepentingan daerah adalah kecukupan (sufficiency), terutama adalah untuk menutup fiscal gap.” Fiscal gap terjadi karena karakteristik daerah di Indonesia sangat beraneka ragam. Ada daerah yang dianugerahi kekayaan alam yang sangat melimpah. Ada
14
juga daerah yang sebenarnya tidak memiliki kekayaan alam yang besar namun karena stuktur perekonomian mereka telah tertata dengan baik maka potensi pajak dapat dioptimalkan sehingga daerah tersebut menjadi kaya. Namun, banyak juga daerah yang secara alamiah maupun struktur ekonomi masih sangat tertinggal. Untuk itulah maka transfer dari Pemerintahan Pusat dalam bentuk DAU masih diberikan untuk mengatasi kesenjangan antar daerah (fiscal gap). 4. Pendapatan Asli Daerah a. Pengertian Pendapatan Asli Daerah Menurut Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004, Pendapatan Asli Daerah adalah “pendapatan daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.” Disamping Dana Perimbangan yang berasal dari Pemerintahan Pusat, daerah juga dapat membiayai pelaksanaan pembangunan daerahnya melalui Pendapatan Asli Daerah. PAD inilah yang sebenarnya menjadi barometer utama suksesnya pelaksanaan otonomi daerah. Diharapkan dengan adanya otonomi, kemandirian daerah dapat diwujudkan yang dimanifestasikan lewat struktur PAD yang kuat. b. Klasifikasi Pendapatan Asli Daerah Sebagaimana dinyatakan Halim (2004 : 67), PAD merupakan sumber murni daerah yang terdiri dari : a. pajak daerah b. retribusi daerah
15
c. hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan d. lain-lain PAD yang sah Klasifikasi PAD yang dinyatakan oleh Halim (2004 : 67) adalah sesuai dengan klasifikasi PAD berdasarkan Kepmendagri 29/ 2002. Pajak Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang nomor 18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, yang dimaksud dengan “pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi dan badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.” Jenis pajak Kabupaten/Kota menurut Undang-Undang No. 34 tahun 2000 antara lain : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Pajak hotel Pajak restoran Pajak hiburan Pajak reklame Pajak penerangan jalan Pajak pengambilan bahan galian golongan C Pajak parkir
Retribusi Daerah Yang dimaksud dengan retribusi menurut Saragih (2003 : 65) adalah “pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang
16
khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemda untuk kepentingan orang pribadi atau badan.” Macam retribusi untuk kabupaten/ kota meliputi objek pendapatan sebagai berikut : a. Retribusi Jasa Umum, terdiri dari : 1) Pelayanan kesehatan 2) Pelayanan kebersihan dan persampahan 3) Penggantian biaya cetak KTP dan akta catatan sipil 4) Pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat 5) Pelayanan parkir di tepi jalan umum 6) Pelayanan Pasar 7) Pelayanan air bersih 8) Pengujian kendaraan bermotor 9) Pemeriksaan alat pemadam kebakaran 10) Penggantian biaya cetak peta 11) Pengujian terhadap kapal perikanan b. Retribusi Jasa Usaha 1) Pemakaian kekayaan daerah
17
2) Pasar grosir atau pertokoan 3) Pelayanan terminal 4) Pelayanan tempat khusus parkir 5) Pelayanan tempat penitipan anak 6) Penginapan/pesanggrahan/ vila 7) Penyedotan kakus 8) Rumah potong hewan 9) Tempat pendaratan kapal 10) Tempat rekreasi dan olahraga 11) Penyeberangan di atas air 12) Pengelolaan air limbah 13) Penjualan usaha produksi daerah c. Retribusi Perijinan Tertentu 1) Ijin penggunaan tanah 2) Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) 3) Ijin tempat penjualan minuman beralkohol 4) Ijin gangguan
18
5) Ijin trayek 6) Ijin pengambilan hasil hutan Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan Menurut Halim (2004 : 68), jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut “1) bagian laba perusahaan milik daerah, 2) bagian laba lembaga keuangan bank, 3) bagian laba lembaga keuangan nonbank, 4) bagian laba atas penyertaan modal/ investasi.” Lain-lain PAD yang sah Menurut Halim (2004 : 69), jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut “1) hasil penjualan asset daerah yang tidak dipisahkan, 2) penerimaan jasa giro, 3) penerimaan bunga deposito, 4) denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, 5) penerimaan ganti rugi atas kerugian/ kehilangan kekayaan daerah.” 5. Belanja Daerah a. Pengertian Belanja Daerah Menurut Kepmendagri No. 29 tahun 2002, belanja daerah adalah “semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurangan kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.” Dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004 dinyatakan bahwa belanja daerah dilaksanakan untk mendanai urusan pemerintah yang menjadi kewenangan daerah, sedangkan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan pemerintah pusat didanai dari dan atas beban APBN.
19
b. Klasifikasi Belanja Daerah Berdasarkan Kepmendagri 29/2002, belanja daerah terdiri dari : a. Belanja aparatur daerah, terdiri dari : 1) Belanja administrasi umum 2) Belanja operasi dan pemeliharaan 3) Belanja modal/ pembangunan b. Belanja pelayanan publik 1) Belanja administrasi umum 2) Belanja operasi dan pemeliharaan 3) Belanja modal c. Bagi Hasil d. Bantuan Keuangan Belanja daerah menurut kelompok belanja berdasarkan Permendagri 13/ 2006 terbagi atas : a. belanja tidak langsung yaitu belanja yang anggarannya tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Contohnya adalah belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga ; b. belanja langsung yaitu belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan seperti belanja pegawai honorarium/ upah, belanja barang dan jasa, dan belanja modal. 6. Flypaper Effect Istilah flypaper effect diperkenalkan pertama kali oleh Courant, Gramlich, dan Rubinfeld (1979) untuk mengartikulasikan pemikiran Arthur Okun (1930) yang menyatakan “money sticks where it hits”. Sejauh ini belum ada padanan kata
20
flypaper effect dalam bahasa indonesia sehingga kata ini dituliskan sebagaimana adanya tanpa diterjemahkan. Fenomena flypaper effect membawa implikasi lebih luas bahwa transfer dari pemerintah pusat akan meningkatkan belanja pemerintahan daerah yang lebih besar daripada penerimaan transfer itu sendiri (Turnbull, 1998). Dalam khasanah ekonomi, telaah mengenai flypaper effect dapat dikelompokkan menjadi 2 aliran pemikiran, yaitu model birokratik (bureaucratic model) dan ilusi fiskal (fiscal illusion model). Model birokratik menelaah flypaper effect dari sudut pandang birokrat, sedangkan model ilusi fiskal mendasarkan kajiannya dari sudut pandang masyarakat yang mengalami keterbatasan informasi terhadap anggaran pemerintahan daerahnya. Aliran pemikiran birokratik diawali oleh Niskanen (1968). Dalam pandangannya, posisi birokrat lebih kuat dalam pengambilan
keputusan
publik.
Ia
mengasumsikan
birokrat
berperilaku
memaksimisasi anggaran sebagai proksi kekuasaannya. Secara implisit, model birokratik menegaskan flypaper effect sebagai akibat dari perilaku birokrat yang lebih leluasa membelanjakan transfer daripada menaikkan pajak sebagai salah satu Pendapatan Asli Daerah. McGuire (1973) mengistilahkan hal ini sebagai ketamakan politisi (a greedy politicians model). Dengan demikian, flypaper effect terjadi karena superioritas pengetahuan birokrat mengenai transfer. Informasi lebih yang dimiliki birokrat memungkinkannya memberikan pengeluaran yang berlebih. 7. Pengaruh Flypaper Effect Pada Prediksi Belanja Daerah
21
Holtz-Eakin et al (1985) menyatakan bahwa terdapat keterkaitan sangat erat antara transfer dari Pemerintahan Pusat dengan belanja Pemerintahan Daerah. Secara
spesifik
mereka
menegaskan
bahwa
variabel-variabel
kebijakan
Pemerintahan Daerah dalam jangka pendek disesuaikan (adjusted) dengan transfer yang diterima, sehingga memungkinkan tejadinya respon yang non-linier dan assymetric. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Sukriy dan Halim (2004) bahwa daya prediksi DAU terhadap Belanja Daerah adalah lebih kuat pada regresi dengan lag (DAU tahun 2001 terhadap Belanja Daerah 2002). B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Abdullah dan Halim (2004) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemerintah Daerah di Indonesia dengan menggunakan sampel sebanyak 70 kabupaten dan 20 kota di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Bali. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data cross section yakni data tahun 2001 dan 2002 dari laporan APBD Pemda yang diperoleh dari situs Departemen Dalam Negeri dan Departemen Keuangan. Statistik yang digunakan dalam penelitian Abdullah dan Halim (2004) ini adalah regresi sederhana (simple regression) dan regresi berganda (multiple regression). Regresi sederhana dipakai untuk melihat pengaruh jumlah DAU, pajak daerah dan PAD secara terpisah terhadap jumlah belanja. Regresi berganda digunakan dengan tujuan untuk memprediksi apakah komponen-komponen pendapatan daerah tersebut secara serentak mempengaruhi belanja daerah. Hasil penelitian Abdullah dan Halim (2003) menunjukkan bahwa
22
secara terpisah dan atau secara bersama-sama DAU dan PAD berpengaruh signifikan positif terhadap belanja daerah. Haryo Kuncoro (2007) melakukan penelitian dengan mengangkat judul Fenomena Flypaper effect pada Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota dan Kabupaten Di Indonesia. Studi ini berbeda dengan studi-studi sebelumnya setidaknya dalam tiga hal. Pertama, studi ini mengklarifikasi keterkaitan langsung antara penerimaan transfer dengan upaya pemerintah daerah dalam menggali PAD. Hal ini ditujukan agar transfer mampu menciptakan kinerja fiskal yang lebih baik dalam mengurangi ketidakseimbangan fiskal secara vertikal. Kedua, dari sisi belanja adalah dengan mengamati sensitivitas belanja pemerintahan daerah dalam merespon perolehan transfer. Hal ini merupakan prasyarat penting yang harus dikaji agar transfer yang didistribusikan mampu mengurangi ketidakseimbangan fiskal secara horizontal. Ketiga, kedua aspek tersebut di atas dirangkum ke dalam satu kerangka kerja dengan memperhatikan eksternalitas fiskal (budget spillover), baik sisi penerimaan dan belanja, yang muncul secara timbal balik antardaerah. Data utama yang dikumpulkan meliputi pos-pos PAD, transfer antar pemerintah, Pengeluaran Rutin (Belanja Operasional), dan Pengeluaran Pembangunan (Belanja Modal) pemerintah daerah, serta PDRB. Di samping itu, penelitian ini memerlukan pula data pendukung lainnya seperti tingkat luas wilayah, tingkat harga (inflasi), dan jumlah penduduk di tiap kota dan kabupaten. Penelitian ini memanfaatkan data sekunder yang diperoleh dari BPS dan DitjenPKPD Departemen Keuangan. Data yang diteliti merupakan data pooling, yaitu gabungan antara data time series dan cross section. Data time series
23
mencakup periode tahun 1988 hingga 2003. Cakupan spasial studi adalah kota dan kabupaten. Atas dasar pertimbangan ini terkumpul 280 kota dan kabupaten. Sampel ini mencapai 75 persen atas jumlah populasi pada tahun 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alokasi transfer dari pemerintahan pusat diikuti dengan pertumbuhan belanja pemerintahan daerah yang lebih tinggi. Gejala ini memperlihatkan bahwa birokrat pemerintahan daerah bertindak sangat reaktif terhadap transfer yang diterima dari pusat. Ada indikasi peningkatan belanja yang tinggi tersebut disebabkan karena inefisiensi belanja pemerintahan daerah terutama belanja operasional. Monika Siagian (2008) melakukan penelitian untuk meguji Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pendapatan lain-lain yang Dianggap Sah Terhadap Belanja Pemerintah Daerah : Studi Kasus Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara. Data dalam penelitian Monika Siagian diperoleh dari situs Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (www.djpkpd.go.id). Adapun periode waktu yang digunakan terdiri dari data time series mulai tahun 2004 hingga 2006 yang dikombinasikan dengan data cross section pada 8 kabupaten dan 4 kota di Propinsi Sumatera Utara yang dipilih sebagai daerah sampel. Pengolahan data adalah dengan menggunakan metode analisis regresi berganda, uji F dan uji t. Hasil analisis yang dilakukan Monika Siagian menunjukkan bahwa DAU, PAD dan Pendapatan Lain-lain Yang Dianggap Sah secara simultan dan parsial berpengaruh positif terhadap belanja daerah.
24
Tabel 2. TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU No
Peneliti
Judul
(Tahun
Variabel
Metode
Penelitian
Penelitian
Hasil Penelitian
Penelitian) 1.
Sukriy
Pengaruh Dana
Variabel
Analisis
Hasil penelitian
Abdullah
Alokasi Umum
Independen :
regresi
Sukriy dan Abdul
dan Abdul
(DAU) dan
DAU dan
sederhana
Halim
Halim
Pendapatan Asli PAD
(simple
menunjukkan
Daerah (PAD)
regression)
bahwa bahwa
dan regresi
ketika tidak
berganda
digunakan tanpa
(multiple
lag, pengaruh
regression)
PAD terhadap
(2004)
terhadap Belanja Pemerintah Daerah : Studi Kasus
Variabel dependen : Belanja Pemerintahan Daerah
Belanja daerah
Kabupaten/Kota
lebih kuat
di Jawa dan
daripada DAU,
Bali
tetapi dengan digunakan lag, pengaruh DAU terhadap Belanja daerah justru lebih kuat dari pada PAD
2.
Haryo
Fenomena
Variabel
Analisis
Kuncoro
Flypaper effect
Independen :
ekonometrika diikuti dengan
pada Kinerja
DAU dan
spasial
pertumbuhan
Keuangan
PAD
melalui
belanja yang lebih
pendekatan
tinggi. Gejala ini
(2007)
Pemerintah
Variabel
Alokasi transfer
25
Daerah Kota
dependen :
sistem
memperlihatkan
dan Kabupaten
Belanja
persamaan
bahwa birokrat
Di Indonesia
Pemerintahan simultan.
pemerintahan
Daerah
daerah bertindak sangat reaktif terhadap transfer yang diterima dari pusat. Ada indikasi peningkatan belanja yang tinggi tersebut disebabkan karena inefisiensi belanja pemerintahan daerah terutama belanja operasional.
3.
Monika
Pengaruh Dana
Variabel
Setelah dilakukan
Siagian
Alokasi Umum
Independen :
pengujian
(DAU),
DAU, PAD
hipotesis dapat
(2008)
Pendapatan Asli dan
diambil
Daerah (PAD)
Pendapatan
kesimpulan bahwa
dan Pendapatan
Lain-lain
secara parsial
lain-lain yang
yang
DAU, PAD dan
Dianggap Sah
dianggap sah
pendapatan lain-
Terhadap
lain yang dianggap
Belanja
sah mempunyai
Pemerintah
Variabel
pengaruh
Daerah :
dependen :
signifikan positif
26
Studi Kasus
Belanja
Kabupaten/Kota Pemerintahan di Propinsi Sumatera Utara.
Daerah
terhadap belanja daerah. DAU, PAD dan pendapatan lainlain yang dianggap sah secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh signifikan terhadap belanja daerah.
27
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain kausal. “Desain kausal berguna untuk mengukur hubungan antara variabel X dengan variabel Y dimana variabel dependen ( sebut: variabel Y) dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen tertentu (sebut: variabel X), maka dapat dinyatakan bahwa variabel X menyebabkan variabel Y.” ( Indriantoro dan Supomo, 2002 : 90)
B. Populasi dan Sampel Penelitian “Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, suatu yang mempunyai karakteristik tertentu” (Erlina dan Mulyani, 2007 : 73). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pemerintahan Kabupaten/Kota
di
Propinsi
Sumatera
Utara,
dalam
hal
ini
seluruh
Kabupaten/Kota yang telah membuat dan mempublikasikan laporan APBDnya. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 25 Kabupaten dan 8 Kota. “Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi” (Erlina dan Mulyani, 2007 : 74). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan cara purposive sampling yaitu “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.” (Arikunto, 1990 : 128). Sampel tersebut adalah data dari 13 Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara. Alasan pemilihan sampel tersebut adalah sebagai berikut :
28
1. Kabupaten/ kota di Propinsi Sumatera Utara yang mempublikasikan laporan APBD dalam situs Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (www.djpkpd.go.id). 2. Kabupaten/ kota di Propinsi Sumatera Utara yang mempublikasikan laporan APBDnya selama periode 2004-2006. 3. Kabupaten/ kota di Propinsi Sumatera yang laporan APBDnya telah memakai format Kepmendagri 29/ 2002.
C. Jenis dan Sumber Data Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. “Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.” (Indriantoro dan Supomo, 2002 : 147). Data yang diperoleh adalah kombinasi antara data time series dan data cross section. Data time series adalah data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada suatu variabel tertentu dan data cross section yaitu data yang dikumpulkan pada suatu titik tertentu. (Kuncoro, Mudrajat 2003 : 125). Data diperoleh dari laporan APBD Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Propinsi Sumatera Utara tersebut, yakni data PAD, DAU dan total Belanja Daerah yang diperoleh dari situs Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Daerah (www.djpkpd.go.id).
29
D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data yang telah dikumpulkan sebelumnya dan telah menjadi dokumentasi. Data penelitian diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara yaitu internet yang diperoleh dari situs Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Daerah (www.djpkpd.go.id).
E. Defenisi Operasional Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian dan defenisinya akan dijelaskan melalui tabel berikut : Tabel 3. TABEL DEFENISI OPERASIONAL Jenis
Nama
Variabel
Variabel
Independen
DAU
Defenisi
DAU adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan
30
pengeluarannya
dalam
rangka
pelaksanaan
desentralisasi. Independen
PAD
PAD
adalah
pendapatan
daerah
yang
dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dependen
Belanja
Belanja Daerah adalah pengeluaran yang dilakukan oleh
Daerah
Pemda
untuk
melaksanakan
wewenang
dan
tanggungjawab kepada masyarakat dan pemerintah diatasnya.
F. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik model analisis regresi berganda dengan bantuan software SPSS 15 for windows. Peneliti melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis. 1.
Uji Asumsi Klasik Pengujian data dilakukan dengan uji asumsi klasik yang meliputi :
a. Uji Normalitas Menurut Erlina dan Mulyani (2007 : 103), ”uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik dan jika data tidak normal gunakan statistik non parametrik atau lakukan treatment agar data normal.”
31
Menurut Ghozali (2005 : 110), ”uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.” Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak menurut Ghozali (2005 : 110), yaitu : 1) Analisis grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan plotnya data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika
distribusi
data
residual
normal,
menggambarkan
data
sesungguhnya
maka
akan
garis
yang
mengikuti
garis
diagonalnya. 2) Analisis statistik Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan nilai Z-skewness. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).
32
Pedoman pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari : a) Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal. b). Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal.
b. Uji Multikolinearitas Multikolinieritas
adalah
situasi
adanya
korelasi
variabel-variabel
independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah: (1). Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir. (2). Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Pengujian ini bermaksud untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF dan korelasi diantara variabel independen. Jika nilai VIF lebih besar dari 10, maka terjadi multikolinearitas diantara variabel independent. Disamping itu, suatu
33
model dikatakan terdapat gejala multikolinearitas, jika korelasi diantara variabel independen lebih besar dari 0,1 (Ghozali, 2005 :92). Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinieritas, yaitu : a). Mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independent A dan B saling berkolerasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi. b). Menggunakan metode lanjut seperti Regresi Bayesian atau Regresi Ridge.
c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskesdatisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskesdatisitas. (Ghozali, 2005 : 105). Menurut Ghozali (2005 : 105), ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskesdatisitas : Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskesdatisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar analisis : a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskesdatisitas. b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskesdatisitas. Menurut Gujarati (1995) dalam Hadi (2006 : 172), “untuk mengetahui adanya masalah heteroskesdatisitas ini kita bisa menggunakan korelasi jenjang Spearman, tes Park, tes Goldfeld-Quandt, tes BPG, tes White atau tes
34
Glejser.” Bila menggunakan korelasi jenjang Spearman, maka kita harus menghitung nilai korelasi untuk setiap variabel independen terhadap nilai residu, baru kemudian dicari tingkat signifikansinya. Park dan Glejser test memiliki dasar test yang sama yaitu meregresikan kembali nilai residu ke variabel independen. Menurut Hadi (2006 : 174), salah satu cara untuk mengurangi masalah heteroskesdatisitas adalah “menurunkan besarnya rentang (range) data. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan rentang data adalah melakukan transformasi (manipulasi) logaritma. Tindakan ini bisa dilakukan bila semua data bertanda positif.”
d. Uji Autokorelasi Masalah autokorelasi akan muncul bila data yang dipakai adalah data runtut waktu (timeseries). “Autokorelasi akan muncul bila data sesudahnya merupakan fungsi dari data sebelumnya atau data sesudahnya memiliki korelasi yang tinggi dengan data sebelumnya pada data runtut waktu dan besaran data sangat tergantung pada tempat data tersebut terjadi.”(Hadi, 2006 : 175). Untuk mendeteksi adanya autokorelasi bisa digunakan tes Durbin Watson (DW). Deteksi autokorelasi dengan cara ini dimulai dengan menghitung nilai d, setelah nilai d diketemukan maka tahapan berikutnya adalah menentukan nilai du dan dl dengan menggunakan tabel Durbin Watson. Ketentuan : du < d < 4-du
Tidak ada autokorelasi
35
d < dl Terdapat autokorelasi positif d > 4-dl Terdapat autokorelasi negatif dl < d < du Tidak ada keputusan tentang autokorelasi 4-du < d < 4-dl Tidak ada keputusan tentang autokorelasi (Hadi, 2006 : 176) “Salah satu cara untuk mengatasi adanya masalah autokorelasi (bila ada) adalah dengan cara menambahkan satu variabel baru, yaitu variable lag -1.” (Hadi, 2006 : 176).
2. Pengujian Hipotesis a. Uji Simultan (Uji F statistik) Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test (ANOVA test). Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Variabel-variabel independen tersebut dikatakan
mempunyai pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap variabel independen apabila memiliki nilai signifikansi (sig) dibawah 0,05. (Ghozali, 2005 : 84). Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut : H1
: DAU dan PAD secara bersama berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah.
Kemudian data dianalisis dengan menggunakan model regresi berganda untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi yang digunakan yaitu : Y = a + b1X1 + b2X2 + e Dimana :
36
Y
= Total Belanja Daerah
a
= konstanta
b1, b2
= koefisien regresi
X1
= Dana Alokasi Umum (DAU)
X2
= Pendapatan Asli Daerah (PAD)
e
= Tingkat kesalahan pengganggu b. Uji Signifikansi Parsial (t-test) Pengujian ini dilakukan untuk melihat besarnya masing-masing variabel
dependen dengan menggunakan
t-test yaitu pengujian yang dilakukan untuk
melihat ada tidaknya pengaruh secara signifikan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.. Variabel independen dikatakan memiliki pengaruh terhadap variabel dependen apabila variabel tersebut memiliki nilai signifikansi (sig) dibawah 0,05. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut : H2
: Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah.
H3
: Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah.
c. Menentukan Flypaper Effect Untuk menentukan apakah terjadi flypaper effect, maka efek DAU terhadap BD dibandingkan dengan efek PAD terhadap BD (pada hipotesis 2 dan 3). Syarat terjadinya flypaper adalah (1) apabila efek (nilai koefisien) DAU terhadap Belanja Daerah lebih besar daripada efek PAD dan keduanya sama-sama
37
signifikan, atau (2) PAD tidak signifikan, maka dapat disimpulkan terjadi flypaper effect. Untuk menentukan kecenderungan peningkatan belanja daerah karena adanya flypaper effect dilakukan regresi dengan lag satu tahun, yakni antara DAU tahun lalu dengan Belanja Daerah tahun ini. Hasil yang ada pada pengujian tersebut akan dibandingkan dengan pengujian tanpa lag yaitu DAU tahun ini dengan Belanja daerah tahun ini. G. Jadwal Penelitian Jadwal Penelitian direncanakan sebagai berikut : Tahapan Penelitian
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Penyelesaian Proposal Pencarian data awal Pengajuan proposal Penyerahan proposal kepada dosen pembimbing Bimbingan dan perbaikan proposal Seminar Proposal Pengumpulan Data Pengolahan data Analisis data Bimbingan Skripsi Penyelesaian skripsi
38
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Secara Statistik Sebelum melakukan pembahasan mengenai data secara statistik harus terlebih dahulu memperhatikan data kabupaten/ kota yang telah ditentukan sebagai sampel.
Adapun kabupaten/ kota yang terpilih menjadi sampel
penelitian berdasarkan pertimbangan yang ditentukan oleh penulis pada halaman ??? adalah sebanyak 13 sampel untuk setiap tahunnya. Kabupaten/ kota yang dimaksud adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Daftar Kabupaten/ Kota Sampel NO NAMA KABUPATEN/ KOTA KRITERIA 1 2 1. Kabupaten Asahan √ x 2. Kabupaten Batubara x x 3. Kabupaten Dairi √ x 4. Kabupaten Deli Serdang √ √ 5. Kabupaten Humbang Hasundutan √ √ 6. Kabupaten Tanah Karo √ √ 7. Kabupaten Labuhanbatu √ √ 8. Kabupaten Labuhanbatu Selatan x x 9. Kabupaten Labuhanbatu Utara x x 10. Kabupaten Langkat √ √ 11. Kabupaten Mandailing Natal √ √ 12. Kabupaten Nias √ x 13. Kabupaten Nias barat x x 14. Kabupaten Nias Selatan √ x 15. Kabupaten Nias Utara x x 16. Kabupaten Padang Lawas x x 17. Kabupaten Padang Lawas Utara x x 18. Kabupaten Pakpak Barat √ x 19. Kabupaten Samosir √ x
SAMPEL 3 X x √ √ √ √ √ x x √ √ √ x x x x x √ √
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6 -
39
20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 29.
Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Simalungun Kabupaten Tapanuli Selatan Kabupaten Tapanuli Tengah Kabupaten Tapanuli Utara Kabupaten Toba Samosir Kota Binjai Kota Gunung Sitoli Kota Medan Kota Padang Sidempuan Kota Pematang Siantar Kota Sibolga Kota Tanjung Balai Kota Tebing Tinggi
√ √ √ √ √ √ √ x √ √ √ √ √ √
x √ x x √ √ √ x x x x √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ x √ √ √ √ √ √
Sampel 7 Sampel 8 Sampel 9 Sampel 10 Sampel 11 Sampel 12 Sampel 13
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki, 2009 Berdasarkan hasil pengolahan data, maka deskripsi statistik dari data penelitian dapat dilihat pada tabel 4. berikut ini. Tabel 4. Descriptive Statistics N DAU
39
Mean 233361.7436
PAD
39
14916.7190
BD
39
312416.1413
Std. Deviation 136317.67450
Minimum
Maximum
71368,00
637495,00
13328.82821
3087,31
62104,60
177829.39166
91795,02
831734,83
Catatan : Angka-angka tersebut dinyatakan dalam jutaan rupiah (Rp 000000). Misalnya DAU teringgi adalah Rp 637495000000 Sumber : Lampiran diolah dari SPSS, 2009 Dari tabel 4.1 di atas, dapat dijelaskan bahwa (dalam jutaan rupiah) : 1. Rata-rata dari DAU (X1) adalah 233361,7436 dengan standar deviasi sebesar 136317,67450 dan jumlah data yang ada sebanyak 39. Nilai DAU (X1) terendah adalah 71368 dan nilai DAU (X1) tertinggi adalah 637495 2. Rata-rata dari PAD (X2) adalah 14916,7190 dengan standar deviasi sebesar 13328,82821 dan jumlah data yang ada sebanyak 39. Nilai PAD
40
(X2) terendah adalah 3087,31 dan nilai PAD (X2) tertinggi adalah 62104,60 3. Rata-rata dari belanja daerah (Y) adalah 312416,1413 dengan standar deviasi sebesar 177829,39166 dan jumlah data yang ada sebanyak 39. Nilai belanja daerah
(Y) terendah adalah 91795,02 dan nilai belanja
daerah (Y) tertinggi adalah 831734,83
B. Uji Asumsi Klasik Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan menggunakan analisis regresi sehingga terhadap data penelitian terlebih dahulu harus dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari : 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal. Pengujian normalitas ini dilakukan dengan menggunakan analisis normal probabilty plot, grafik histogram serta Kolmogorov-Smirnov Test dengan hasil sebagai berikut : Gambar 4. Uji Normalitas (1)
41
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: BD
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Sumber : Lampiran diolah dari SPSS, 2009 Dari grafik normal probability plot di atas dapat dilihat bahwa sebaran data yang digunakan dalam penelitian ini membentuk titik-titik yang letaknya menyebar di sekitar garis normal. Begitu juga dari grafik histogram dapat dilihat bahwa grafik tidak menceng ke kanan atau ke kiri maka dinyatakan berdistribusi normal. Gambar 4. Uji Normalitas (2)
42
Histogram
Dependent Variable: BD 20
Frequency
15
10
5
Mean =6.85E-16 Std. Dev. =0.973 N =39
0 -4
-2
0
2
Regression Standardized Residual
Sumber : Lampiran diolah dari SPSS, 2009 Tabel 4. Uji Normalitas (3) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual 39
N Mean Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation
Most Extreme Differences
Absolute
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
.0000000 32487.1717952 5 .206
Positive
.134
Negative
-.206 1.286 .073
43
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Sumber : Lampiran diolah dari SPSS, 2009 Berdasarkan
hasil
pengujian
kolmogorov-smirnov
maka
dapat
disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi normal. Jika signifikansi nilai Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa data mempunyai distribusi normal. 2. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut : Tabel 4. Uji Multikolinearitas Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1
Standardized Coefficients
t
Sig.
B 21599.853
Std. Error 10835.099
1.994
.054
DAU
1.092
.062
.837
17.513
.000
.405
2.466
PAD
2.405
.638
.180
3.770
.001
.405
2.466
(Constant)
Beta
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
a Dependent Variable: BD
Sumber : Lampiran diolah dari SPSS, 2009 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0,10 dan nilai Variance Inflation Factors (VIF) tidak ada yang lebih besar dari 10, mengindikasikan bahwa tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel independen dalam penelitian. 3. Uji Heteroskedastisitas
44
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan (varians) antara satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Penulis menggunakan scatter plot untuk melakukan pengujian ini dengan hasil sebagai berikut : Gambar 4. Uji Heteroskedastisitas
Scatterplot
Regression Studentized Residual
Dependent Variable: BD
2
0
-2
-4
-2
-1
0
1
2
3
4
Regression Standardized Predicted Value
Sumber : Lampiran diolah dari SPSS, 2009 Dari scatter plot di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini mengindikasikan
45
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai. 4. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah pada suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode satu dengan periode sebelumnya. Penulis menggunakanperhitungan statistik untuk uji ini yaitu dengan melihat nilai Durbin-Watson (DW) sebagai berikut : Tabel 4. Uji Autokorelasi Model Summary(b)
Model 1
R .983(a)
R Square .967
Adjusted R Square .965
Std. Error of the Estimate 33377.39612
Durbin-Watson 1.729
a Predictors: (Constant), PAD, DAU b Dependent Variable: BD
Sumber : Lampiran diolah dari SPSS, 2009 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai dw sebesar 1,729. Nilai ini dibandingkan dengan nilai tabel dengan jumlah observasi 39 (n = 39) dan variabel independen (k) sebanyak 2, maka dari tabel statistik Durbin-Watson didapatkan nilai dl sebesar 1,382 dan nilai du sebesar 1,597. Nilai dw berada diantara du dan 4-du (1,597 < 1,729 < 2,403) berarti tidak terjadi autokorelasi. B. Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan diperoleh kesimpulan bahwa model sudah dapat digunakan untuk melakukan pengujian analisa regresi berganda, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Ringkasan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.?? berikut ini.
46
1. Analisis Koefisien Determinasi Tabel 4. Model Summary
Model 1
R .983(a)
R Square .967
Adjusted R Square .965
Std. Error of the Estimate 33377.39612
a Predictors: (Constant), PAD, DAU b Dependent Variable: BD
Sumber : Lampiran diolah dari SPSS, 2009 Nilai R pada intinya untuk mengukur seberapa besar hubungan antara independen variabel dengan dependen variabel. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai R sebesar 0.983 (98,3%). Hal ini menunjukkan bahwa variabel DAU dan PAD mempunyai hubungan yang sangat erat dengan variabel Belanja Daerah. Dasar untuk mengatakan hubungan yang erat adalah apabila nilai R diatas 50%. Sedangkan nilai R square (R2) atau nilai koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum R2 untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masingmasing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai koefisien determinasi yang tinggi. Nilai R2 sebesar 0,967 mempunyai arti bahwa variabel DAU dan PAD mampu dijelaskan oleh variabel Belanja
47
Daerah sebesar 96,7% sedangkan sisanya sebesar 3,3% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini. 2. Uji Simultan (F Test) Untuk mengetahui apakah DAU dan PAD secara bersama berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah, dilakukan uji statistik F. Hasil uji statistik F dengan program SPSS dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4. ANOVA(b) Sum of Squares Regression 116157929 5922.099 Residual 401058205 87.655 Total 120168511 6509.754 a Predictors: (Constant), PAD, DAU b Dependent Variable: BD Model 1
df 2 36
Mean Square 58078964796 1.050 1114050571.8 79
F 521.331
Sig. .000(a)
38
Sumber : Lampiran diolah dari SPSS, 2009 Dari tabel 4.? di atas, diperoleh nilai F hitung sebesar 521,331 dengan tingkat signifikansi 0,000 (< 0,05). Signifikansi F sebesar 0,000 menunjukkan tingkat kesalahan model yang diajukan. Nilai ini menunjukkan tingkat kesalahan yang akan ditanggung sebagai peneliti bila menolak hipotesa nul. Dengan demikian, maka tingkat kesalahan yang akan ditanggung kalau peneliti mengatakan bahwa X1 dan X2 mampu menjelaskan Y adalah 0,000. Tingkat kesalahan ini sangat jauh di bawah nilai α yang sudah ditetapkan diawal yaitu 5 %. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa DAU (X1), PAD (X2), secara bersama berpengaruh terhadap belanja daerah. 3. Hasil Model Estimasi dan Uji Parsial (t-test)
48
a. Hasil Model Estimasi Tabel 4. Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
1
Standardized Coefficients
B 21599.853
Std. Error 10835.099
DAU
1.092
.062
PAD
2.405
.638
(Constant)
t
Sig.
Beta 1.994
.054
.837
17.513
.000
.180
3.770
.001
a Dependent Variable: BD
Sumber : Lampiran diolah dari SPSS, 2009 Dari tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi fungsi adalah (dalam jutaan rupiah) : Y = 21599,853 + 1,092X1 + 2,405X2 Keterangan : Y
= Belanja Daerah
X1
= Dana Alokasi Umum (DAU)
X2
= Pendapatan Asli Daerah (PAD)
DAU memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 1,092, artinya apabila terjadi perubahan variabel DAU sebesar 1% akan menaikkan belanja daerah sebesar 1,092 atau 109,2% PAD memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 2,405, artinya apabila terjadi perubahan variabel PAD sebesar 1% akan menaikkan belanja daerah sebesar 2,405 atau 240,5 %. b. Uji Parsial (t-test)
49
Uji parsial (t-test) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Ringkasan hasil uji t untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 4. Uji Statistik t Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1
Standardized Coefficients
t
Sig.
B 21599.853
Std. Error 10835.099
1.994
.054
DAU
1.092
.062
.837
17.513
.000
.405
2.466
PAD
2.405
.638
.180
3.770
.001
.405
2.466
(Constant)
Beta
Collinearity Statistics Tolerance
a Dependent Variable: BD
Sumber : Lampiran diolah dari SPSS, 2009 Uji t dilihat dari tingkat signifikansi masing-masing variabel. Jika nilai sig dibawah 0,05, maka masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, terlihat bahwa variabel DAU memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000. Hasil tersebut membuktikan bahwa DAU secara individual mempengaruhi belanja daerah. Untuk variabel kedua yaitu PAD memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001. Hasil tersebut membuktikan bahwa PAD secara individual mempengaruhi belanja daerah. Dengan mendasar pada hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan adanya pengaruh DAU terhadap Belanja Daerah dapat diterima dan hipotesis ketiga yang menyatakan adanya pengaruh PAD terhadap Belanja Daerah juga diterima.
50
VIF
Untuk menunjukkan kemungkinan terjadi atau tidaknya flypaper effect, maka hasil yang diperoleh dari uji simultan haruslah menunjukkan syarat : 1. Nilai koefisien DAU lebih besar dari nilai koefisien PAD dan keduanya signifikan, atau ; 2. Nilai koefisien PAD lebih besar dari nilai koefisien DAU namun PAD tidak signifikan. Hasil yang didapat adalah nilai koefisien DAU sebesar 0,837 lebih besar dari nilai koefisien PAD sebesar 0,180 dan keduanya signifikan dengan nilai sig. sebesar 0,000 untuk DAU dan 0,001 untuk PAD. Hal ini berarti telah terjadi flypaper effect karena sesuai dengan syarat pertama. Untuk memprediksi kecenderungan peningkatan belanja daerah karena adanya flypaper effect dilakukan regresi dengan lag satu tahun dan hasil yang ada pada pengujian tersebut dibandingkan dengan pengujian tanpa lag yakni antara : 1. DAU 2004 dan PAD 2004 terhadap belanja daerah 2005 dibandingkan dengan DAU 2004 dan PAD 2004 terhadap belanja daerah 2004. Tabel 4. Coefficients(a) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1
Sig.
B
B 14404.802
Std. Error 16237.173
.887
Std. Error .396
DAU2004
1.481
.232
1.138
6.383
.000
PAD2004
-2.378
2.684
-.158
-.886
.396
(Constant)
Beta
t
a Dependent Variable: BD2005
Sumber : Lampiran diolah dari SPSS, 2009 Tabel 4. Model
Coefficients(a) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients
t Sig.
51
1
B 43181.550
Std. Error 28443.386
1.518
.160
DAU2004
1.285
.407
1.118
3.162
.010
PAD2004
-2.369
4.702
-.178
-.504
.625
(Constant)
Beta
a Dependent Variable: BD2004
Sumber : Lampiran diolah dari SPSS, 2009 Hasil yang didapat adalah ketika digunakan dengan lag, nilai koefisien DAU sebesar 1,481 adalah lebih besar dari DAU tanpa lag yaitu sebesar 1,285 demikian pula dengan koefisien PAD dengan lag sebesar -2,378 adalah lebih besar dari PAD tanpa lag sebesar -2,369. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pengaruh DAUt-1 (2004) terhadap BDt (2005) lebih besar daripada pengaruh DAUt (2004) terhadap BDt (2004), yang berarti hipotesis keempat diterima. 2. DAU 2005 dan PAD 2005 terhadap belanja daerah 2006 dibandingkan dengan DAU 2005 dan PAD 2005 terhadap belanja daerah 2005. Tabel 4. Coefficients(a) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1
Sig.
B
B 29669.837
Std. Error 38203.513
.777
Std. Error .455
1.735
.263
.738
6.588
.000
4.143 a Dependent Variable: BD2006
1.613
.288
2.568
.028
(Constant) DAU2005 PAD2005
Beta
t
Sumber : Lampiran diolah dari SPSS, 2009
Tabel 4. Coefficients(a) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1
(Constant) DAU2005
B 17310.721
Std. Error 18918.985
1.104
.130
Beta .755
t
Sig.
B .915
Std. Error .382
8.467
.000
52
PAD2005
2.513 a Dependent Variable: BD2005
.799
.280
3.146
.010
Sumber : Lampiran diolah dari SPSS, 2009 Hasil yang didapat adalah ketika digunakan dengan lag, nilai koefisien DAU sebesar 1,735 adalah lebih besar dari DAU tanpa lag yaitu sebesar 1,104 demikian pula dengan koefisien PAD dengan lag sebesar 4,143 adalah lebih besar dari PAD tanpa lag sebesar 2,513. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pengaruh DAUt-1 (2005) terhadap BDt (2006) lebih besar daripada pengaruh DAUt (2005) terhadap BDt (2005), yang berarti hipotesis keempat diterima.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. pengujian secara simultan menunjukkan bahwa DAU dan PAD secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap belanja daerah,
53
2. pengujian secara parsial menunjukkan bahwa DAU maupun PAD berpengaruh signifikan terhadap belanja daerah, 3. pengujian secara simultan membuktikan bahwa telah terjadi flypaper effect pada belanja daerah pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara. 4. hasil pengujian hipotesis ketiga yang tujuannya untuk mengetahui pengaruh flypaper effect dalam memprediksi belanja daerah periode kedepan adalah diterima.
B. Keterbatasan Penelitian Adapun yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah : 1. sampel dalam penelitian ini dibatasi pada Kabupaten/Kota tertentu, yaitu 13 Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara. Hal ini menyebabkan hasil penelitian hanya berlaku untuk Kabupaten/Kota yang menjadi sampel penelitian, 2. penulis hanya menggunakan dua variabel independen sehingga hasil penelitian ini masih sangat sederhana.
C. Saran 1. untuk penelitian selanjutnya disarankan agar lebih memperbanyak kabupaten/ kota yang akan diuji, sehingga akan diperoleh sampel yang banyak dan hasil yang lebih akurat. Selain memperbanyak, penelitian
54
selanjutnya disarankan agar mengambil sampel kabupaten/ kota di luar Propinsi Sumatera Utara. Ini dimaksudkan agar dapat membandingkan apakah hasil penelitian ini berlaku untuk kabupaten/ kota di luar propinsi Sumatera Utara. 2. bagi peneliti selanjutnya disarankan agar lebih banyak menggunakan variabel independen dalam penelitian. 3. saran yang diberikan terkait dengan hasil analisis berkisar pada masalah ketergantungan yang besar terhadap DAU dibandingkan dengan PAD dan pendapatan lain-lain yang dianggap sah ialah jika pemerintah concern terhadap pelaksanaan otonomi daerah maka seharusnya kemandirian daerah harus dapat diwujudkan. Kemandirian daerah melalui peningkatan Pendapatan Asli Daerah harus ditingkatkan sehingga pada akhirnya faktor yang paling berpengaruh terhadap belanja daerah adalah Pendapatan Asli Daerah.
55
Lampiran 1
Laporan APBD T.A. 2004b Kabupaten, Kota dan Propinsi se- Provinsi Sumatra Utara (dalam jutaan rupiah) Ko 02 Uraian 0200 0213 0214 de 15 Prop. Kab. Kota Ko Sumat Toba Binja ta ra Samo i Me Utara sir da n
02 022 0223 0212 0211 0201 0202 0203 0204 0205 0206 0207 0208 0209 0210 22 4 Kota Kota Kota Kota Kota Ka Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Pem Sibol Tanj Tebin Pada b. Hum Tapa Tapa Asah Dairi Deli Tana Labu Lang Mand Nias Simal Tapa Pak atan ga ung g ng Nia bang nuli nuli an Serd h han kat ailin ungu nuli pak g Balai Tingg Side s Hasu Utar Teng ang Karo Batu g n Selat Bhar Siant i mpu Sel ndut a ah Natal an at ar an ata an n TOTAL 1.359 210. 189. 195. 123. 141. 132. 146. 92.0 181. 176. 381. 169. 653. 231. 365. 421. 212. 208. 411. 338. 41.1 0, 0,0 1 PENER .934, 579, 920, 287, 493, 115, 140, 397, 45,5 649, 837, 529, 997, 424, 174, 467, 574, 910, 667, 929, 641, 79,2 00 0 IMAAN 55 09 60 96 43 96 10 59 9 51 67 71 96 69 67 79 72 60 03 67 14 4 BAGIA N PENDA 11.6 11.5 13.6 21.6 41.6 10.4 21.1 16.5 21.4 17.8 10.3 10 874.2 0, 5.78 8.71 6.23 3.91 0,0 4.36 8.78 5.28 4.35 7.25 859, PATAN 04,8 87,9 03,6 84,6 28,2 59,5 52,7 70,1 97,9 57,5 03,1 2 68,40 00 2,97 2,05 0,88 8,45 0 8,15 3,44 8,40 4,23 0,00 15 4 7 5 7 0 9 5 3 3 8 7 ASLI DAERA H 10 Pos 12.6 31.4 15.2 825.9 1.68 4.57 0, 4.53 1.30 3.57 2.52 1.59 0,0 2.13 4.31 1.62 1.45 4.27 7.05 9.42 2.38 9.10 2.41 128, 20 Pajak 30,1 27,4 23,6 17,96 7,10 8,60 00 1,42 1,80 3,89 6,42 0,20 0 7,04 3,63 2,29 8,10 1,00 7,50 4,13 6,00 3,00 2,72 40 1 Daerah 0 0 9 0216 0217 0218 0219 0220
Pos
10 Retribu 21.93 1.60 3.82 0, 7.63 2.89 2.76 2.16 1.59 0,0 967, 2.89 1.10 5.05 1.83 9.81 4.41 8.64 4.68 1.54 4.21 4.38 6.06 355, 20 1,73 7,74 3,37 00 9,78 5,63 8,83 9,46 7,23 0 21 8,50 9,81 9,28 7,63 5,12 5,00 0,30 5,50 9,00 6,28 5,48 2,44 75 si 2
10 20 3
10 20 4
Daerah Pos Laba Perusa 6.388 120, 2.96 0, ,75 00 1,00 00 haan Milik Daerah Pos Lainlain Penda 20.02 8.19 225, 0, patan 9,95 0,00 00 00 Asli Daerah Yang Sah
530, 132, 42,0 0,0 350, 72,0 50,0 120, 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 00 00 0 0 00 0 0 00
902, 1.45 2.36 1.53 689, 0,0 1.26 1.57 2.55 3.99 1.05 385, 1.42 5.38 2.46 3.26 2.05 4.36 1.70 375, 45 3,54 9,33 5,00 02 0 3,90 1,32 6,29 5,29 8,50 68 3,59 2,95 0,50 5,00 7,96 9,10 8,00 00
DANA 182. 157. 162. 110. 119. 120. 131. 82.4 160. 160. 328. 149. 546. 211. 311. 346. 192. 174. 352. 298. 38.5 10 PERIM 485.6 0, 0,0 454, 306, 595, 066, 480, 583, 480, 33,0 630, 617, 135, 141, 915, 428, 686, 734, 060, 615, 391, 215, 56,7 3 BANGA 66,15 00 0 19 72 01 47 52 13 46 0 97 81 59 17 80 83 95 97 42 05 55 88 3 N
Pos
10 Bagi 30 Hasil 1
Pajak
12.5 12.9 12.8 10.8 11.0 40.6 58.5 10.7 33.2 46.9 11.9 38.0 26.6 146.8 0, 9.50 8.68 4.04 7.24 0,0 6.77 8.30 7.92 8.34 37,3 99,4 84,7 59,4 43,0 62,1 54,8 68,8 19,0 90,4 00,0 63,6 99,1 08,00 00 5,63 7,76 7,28 5,99 0 4,00 0,00 3,05 2,73 0 0 3 4 0 1 0 3 6 8 0 6 2
56
10 30 2
10 30 3 10 30 4
Pos Bagi Hasil Bukan Pajak Sumbe r Daya Alam Pos Dana Alokasi Umum Pos Dana Alokasi Khusus
14.7 959, 0,0 291, 485, 2.54 1.16 625, 2.94 1.85 1.33 1.95 1.57 1.44 6.18 19.11 1.06 2.75 0, 558, 1.01 1.43 0,00 0,00 61,4 47 0 00 00 7,81 5,86 00 5,00 0,00 0,89 0,00 6,00 7,89 4,49 8,15 8,88 7,32 00 12 9,84 2,76 9
159. 132. 140. 93.1 103. 110. 110. 71.3 139. 134. 274. 131. 485. 190. 268. 273. 168. 155. 299. 252. 25.9 319.7 0, 0,0 848, 050, 229, 21,0 860, 041, 115, 68,0 276, 817, 447, 494, 416, 230, 127, 583, 144, 786, 970, 889, 42,0 40,00 00 0 00 00 00 0 00 00 00 0 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 0
0,00
13.1 10.0 12.2 11.8 11.4 10.0 12.9 12.4 9.00 9.50 0, 8.92 6.42 5.50 6.49 0,0 4.00 8.72 8.58 9.01 9.33 4.27 60,0 10,5 10,0 60,6 00,0 66,4 10,0 43,2 0,00 0,00 0,00 00 3,16 0,00 0,00 4,85 0 0,00 2,17 0,00 0,00 0,00 2,00 0 3 0 2 0 2 0 7
BAGIA N LAIN16.5 21.0 19.0 12.9 10.9 12.2 10.9 31.7 16.5 64.8 32.6 58.2 13.6 12.5 41.6 30.1 10 LAIN 0, 7.64 5.32 0,0 5.24 9.28 1.76 89,3 23,3 98,6 35,1 31,4 09,4 02,5 80,6 28,0 69,6 00,1 54,0 80,5 22,0 0,00 20,0 25,9 5 PENER 00 4,00 6,09 0 4,44 6,25 3,36 6 0 1 8 8 0 6 6 6 8 8 2 9 5 4 9 IMAAN YANG SAH
Peneri
10 maan 10.4 19.0 12.2 18.8 37.4 16.8 21.0 23.4 8.50 0, 4.56 5.32 5.86 0,0 6.45 8.80 1.98 8.40 0,00 0,00 35,1 0,00 04,7 0,00 0,00 50 Dari 0,00 45,0 89,3 34,5 64,1 78,0 25,4 0,00 00 9,00 6,09 3,99 0 0,46 2,56 6,25 0,19 6 1 0 3 1 8 3 8 1 Pemeri
10 50 2
10 50 3
ntah Peneri maan 6.07 6.15 0, 0,00 Dari 0,00 5,00 8,13 00 Propin si Peneri maan Dari 0, Kabup 0,00 0,00 0,00 0,00 aten/K 00 ota Lainny a Dana 0, Darura 0,00 0,00 0,00 0,00 00 t
10 50 4 10 Lain59 Lain 9 TOTAL 3 BELANJ A Belanja 30 Pegaw 1 ai 30 Belanja 2 Barang
0,00 0,00 0,00
12.8 27.4 15.7 12.2 11.7 12.6 3.07 3.55 5.13 0,0 1.09 4.48 6.00 7.30 5.20 1.24 0,00 0,00 0,00 48,8 00,0 74,9 16,5 50,0 44,1 5,00 3,74 4,69 0 1,00 1,00 0,00 0,00 0,00 4,82 3 8 0 9 8 0
0,00 0,00 0,00 0,00
1.440 216. 189. 0, .238, 841, 654, 00 07 48 23 135. 119. 373.9 0, 716, 185, 97,04 00 34 24 178.4 29.8 26.5 0, 46,67 65,3 47,8 00
214. 843, 26 121. 868, 37 25.2 78,0
25.0 0,0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 00,0 0,00 0,00 0 0 12.5 0,0 4.15 1.70 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 54,0 0 3,44 0,00 5 153. 91.7 198. 204. 388. 175. 610. 240. 384. 435. 223. 224. 0,0 309, 95,0 596, 468, 431, 947, 503, 956, 296, 165, 774, 295, 0 34 2 16 37 16 96 82 42 02 77 15 26 87.3 57.7 130. 88.3 250. 123. 469. 148. 236. 246. 120. 137. 0,0 32,6 70,4 213, 83,0 924, 528, 879, 414, 077, 196, 540, 115, 0 8 2 02 6 75 44 64 46 71 82 36 10 20.6 0,0 8.19 19.2 24.5 36.6 18.6 56.7 32.7 28.4 51.4 27.9 16.9 29,8 0 4,73 93,7 93,1 43,0 49,9 09,4 40,3 00,4 96,1 06,6 68,5
0,00 0,00 0,00 0,00
0, 9.36 0,00 0,00 0,00 00 9,64 136. 201, 00 68.6 59,1 4 10.3 65,3
175. 456, 61 63.1 13,3 9 19.6 40,8
155. 916, 71 80.1 72,8 0 18.3 59,6
0,0 250, 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 00
0,00 0,00 0,00 17.5 6.52 268, 22,0 6,88 54 9 415. 347. 41.2 176, 339, 13,2 08 33 4 308. 201. 17.0 581, 627, 66,7 44 78 5 33.2 43.5 2.48 82,9 35,6 6,99
57
30 3 30 4 30 5
dan Jasa Belanja Perjala nan Dinas Belanja Pemeli haraan Belanja Lainlain
7
8
2
1
7
0
3
1
2
1
0
5
0
3
3
0
8
9
9
19.7 59.65 8.67 4.14 0, 4.28 1.28 5.38 2.82 3.59 0,0 2.17 6.48 4.44 4.34 4.51 6.76 5.47 5.09 7.46 8.56 6.95 7.21 1.02 50,0 2,51 2,04 0,11 00 0,04 7,58 4,42 7,89 9,60 0 2,79 3,52 2,27 2,80 5,65 0,56 5,54 1,02 1,45 7,24 9,99 9,80 8,68 8 17.4 13.5 14.7 18.0 15.9 23.7 21.1 36.4 89.58 5.54 0, 3.03 5.84 4.30 0,0 765, 5.19 1.70 8.43 7.76 2.09 8.25 6.06 453, 06,8 51,2 29,7 18,1 69,3 24,0 89,2 27,4 4,50 4,95 00 8,95 4,45 3,55 0 25 4,67 7,54 9,04 7,02 8,21 1,84 7,97 58 6 9 7 5 6 3 5 7 0,00 0,00 0,00
25.5 30 Belanja 310.5 72,1 6 Modal 70,04 6 Belanja Bagi Hasil 10.5 30 dan 417.4 51,0 7 Bantua 87,31 6 n Keuang an Belanja 30 Tidak 10.50 919, 8 Tersan 0,00 56 gka
0, 0,0 325, 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 00 0 00
18.7 47.4 43.7 60.9 32.7 30.0 17.6 14.2 70.2 75.1 25.2 33.1 82.6 70.4 55.7 12.1 45.1 52.9 19.2 0, 0,0 8.13 37,0 10,3 19,0 54,7 74,9 06,2 37,6 43,2 74,3 10,6 42,2 36,8 98,6 72,3 21,7 63,9 45,4 01,1 58,4 00 0 8,67 4 4 8 2 3 9 2 6 3 3 4 7 0 0 4 7 6 5 8
10.8 10.1 11.3 19.4 25.1 22.2 26.6 13.8 12.3 17.1 3.57 0, 6.05 7.31 6.95 7.30 0,0 5.04 4.14 8.44 618, 67,2 44,5 73,3 56,1 87,9 0,00 73,7 22,0 65,0 15,3 60,5 7,10 00 6,22 1,92 1,73 4,38 0 9,40 2,50 0,00 77 5 0 3 8 0 5 5 8 5 8
25.1 60,0 0, 2.10 269, 5.50 100, 133, 0,0 204, 200, 207, 246, 1.00 3.00 1.31 500, 795, 379, 5.97 300, 0,00 50,0 0 00 0,29 21 0,00 00 00 0 81 00 58 26 3,45 0,00 5,48 00 06 19 1,10 00 0
TOTAL 19.5 12.7 34.3 23.7 - 16.9 27.6 80.30 6.26 0, 6.91 0,0 6.90 5.95 42.9 4 PEMBI 266, 55,3 07,5 40,6 76,6 250, 46,6 30,6 3,52 2,39 00 1,75 0 1,44 0,00 20,8 AYAAN 36 0 6 5 1 57 5 9 7 Peneri 20.5 15.7 37.3 34.1 19.4 28.0 20.1 40 215.2 8.26 1.41 0, 8.13 0,0 7.30 6.50 9,13 00,0 80,6 maan 55,3 31,9 05,1 68,5 50,0 1 29,13 2,39 3,64 00 2,29 0 1,44 0,00 Daerah 0 5 3 6 0 9 0 Pengel 10.3 63.0 40 134.9 2.00 1.68 0, 1.00 3.02 2.96 1.22 0,0 259, 2.45 450, 400, 550, uaran 91,9 70,8 2 25,61 0,00 0,00 00 0,00 4,39 4,48 0,54 0 70 3,35 00 00 00 Daerah 5 7
18.8 13.5 10.8 11.4 8.65 3.24 34,0 27,3 91,0 63,5 23,2 0,00 6,75 6,41 0 2 5 5 8 47.2 9.82 10,1 5,33 6 28.3 1.16 82,8 8,58 4
23.3 11.8 11.6 16.7 8.46 34,0 18,6 45,3 73,2 91,5 9,11 0 4 4 8 1 13.5 9.72 981, 250, 8.46 0,00 45,1 7,60 80 00 9,11 0
Sumber : www.djpkpd.go.id
58
Lampiran 2
Laporan APBD T.A. 2005b Kabupaten, Kota dan Propinsi se- Provinsi Sumatra Utara (dalam jutaan rupiah) 0 Ko 021 02 021 02 2 Uraian 0200 0213 0214 0215 0217 0218 0219 0220 0223 0212 0202 0203 0204 0205 0206 0207 0209 0 de 6 22 1 01 8 Prop. Kab. Kota Kota Kota Kota Kota Kota Kota Ka Kab. Kab. Kab Ka Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Ka Kab. Sumat Toba Binja Medan Pem Sibol Tanju Tebin Pada b. Hum Tapa . b. Dairi Deli Tana Labu Lang Mand b. Simal ra Samo i atan ga ng g ng Nia bang nuli Tap Asa Serda h han kat ailing Ni ungu Utara sir g Balai Tingg Side s Hasu Utara anu ha ng Karo Batu Natal as n Sian i mpu Sel ndut li n tar an ata an Ten n gah TOTAL 1 PENERI MAAN BAGIAN PENDA 10 PATAN 2 ASLI DAERA H 10 Pos 20 Pajak 1 Daerah
02 24
0210 Kab. Tapa nuli Selat an
Ka b. Pa kp ak Bh ara t
1.502. 153. 192. 1.156. 137. 146. 142. 123. 205. 185. 512. 237. 392. 423. 0, 407. 363. 120, 0,0 0,0 0,0 238.2 0,0 474,5 932, 895, 200,0 0,00 026, 019, 278, 321, 215, 801, 621, 134, 469, 973, 0 911, 907, 10 0 0 0 28,35 0 5 28 66 7 28 49 56 46 19 38 80 77 39 56 0 28 79 1.026. 13.0 59.1 11.0 23.3 16.8 0, 18.8 8.61 282.2 5.82 9.57 6.85 120, 0,0 3.08 5.81 0,0 0,0 5.24 5.801 6.98 0,0 0,00 891,5 02,7 45,8 91,7 98,8 34,7 0 22,3 7,02 18,79 2,47 4,57 1,24 10 0 7,31 4,79 0 0 3,10 ,50 3,20 0 1 9 0 2 5 4 0 8 46.0 10.1 0, 10.0 972.4 1.32 5.81 170.1 1.58 4.22 2.84 16,1 0,0 531, 1.14 0,0 0,0 1.69 5.12 9.05 2.381 3.16 0,0 0,00 00,7 80,8 0 86,7 50,00 8,85 8,60 80,00 9,97 0,61 2,97 0 0 63 3,49 0 0 3,50 4,02 7,27 ,00 5,53 0 0 0 0 4
Pos
10 12.2 0, 3.36 3.06 2.47 104, 0,0 1.07 1.34 0,0 0,0 2.13 5.43 9.00 4.49 1.620 5.10 3.19 0,0 Retribu 19.10 918, 4.10 109.5 0,00 20 90,1 0 si 1,90 17 6,59 23,79 9,01 0,33 3,27 00 0 9,61 4,98 0 0 1,09 0,70 3,79 3,47 ,50 1,17 7,67 0 2 0 0
10 20 3
10 20 4
Daerah Pos Laba 300, 80,0 0,0 25,0 Perusa 8.373, 120, 160, 1.450, 0,00 0,00 0,00 0,00 00 0 0 0 haan 50 00 00 00 Milik Daerah Pos Lainlain Pendap 26.96 6.25 2.91 1.065, 563, 2.21 1.53 0,0 1.47 3.30 0,00 0,00 atan 6,11 0,00 7,60 00 50 3,63 5,00 0 6,08 1,32 Asli Daerah Yang Sah
DANA 10 475.5 PERIMB 3 83,04 ANGAN 10 Pos 149.0 30 Bagi 16,00
131. 169, 27 10.0 57,8
172. 762, 88 16.8 63,0
123. 823.4 0,00 954, 46,28 80 391.5 14.1 0,00 26,00 53,3
125. 004, 06 10.6 72,0
0, 0,0 0,0 107, 76,0 120, 0,0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0 0 00 0 00 0 0
0, 0,0 0,0 1.41 855, 430, 5.26 2.16 1.800 3.63 500, 0,0 0 0 0 8,50 00 00 1,79 0,48 ,00 4,47 00 0 0
128. 113. 177. 159. 391. 0,0 0,0 0,0 457, 0,00 195, 619, 128, 964, 0 0 0 32 98 40 29 35 6.83 0,0 13.9 12.7 0,0 0,0 9.20 54.0 0,00 7,32 0 53,7 63,0 0 0 0,00 00,0
215. 449, 05 8.68 2,05
333. 600, 89 41.6 20,0
389. 693, 81 68.4 47,3
216.5 77,30 0 11.36 1,30
0, 0 0 0, 0
355. 086, 44 35.9 99,5
319. 193, 64 35.4 75,6
0,0 0 0,0 0
59
1 Hasil
10 30 2
10 30 3 10 30 4
Pajak Pos Bagi Hasil Bukan Pajak Sumber Daya Alam Pos Dana Alokasi Umum Pos Dana Alokasi Khusus
7
0
0
6
8
2
0
0
2
0
5
4
14.7 0, 1.00 1.27 0,0 735, 1.38 0,0 0,0 625, 3.34 10,0 1.43 1.950 1.44 3.59 0,0 6.827, 1.12 1.79 1.350, 0,00 0,00 0,00 61,4 0 2,50 5,00 0 36 6,50 0 0 00 5,00 0 0,89 ,00 7,89 0,00 0 04 3,41 9,88 28 9 0
108. 146. 101. 106. 114. 83.5 149. 138. 330. 194. 286. 293. 0, 313. 265. 319.7 426.5 0,0 0,0 0,0 183.0 0,0 0,00 569, 177, 200, 0,00 378, 640, 80,0 607, 511, 429, 397, 550, 755, 0 639, 560, 40,00 70,00 0 0 0 20,00 0 00 00 00 00 00 0 00 00 00 00 00 00 0 00 00 11.6 14.9 13.8 10.7 12.3 12.7 0, 14.5 7.46 4.000, 7.23 6.88 7.42 0,0 0,0 0,0 4.19 4.00 11.63 4.00 0,0 26,8 62,8 92,2 60,0 30,0 0 68,0 0,00 10,0 0,00 0,00 0,00 00 0,00 0,00 0,00 0 0 0 0,35 0,00 0,00 0,00 0 0 4 8 8 0 0 0 0
BAGIAN LAINLAIN 14.1 11.4 21.7 21.4 61.5 10.5 35.4 17.4 0, 34.0 37.7 10 7.13 50.53 7.24 6.97 0,0 7.03 0,0 0,0 6.810 0,0 40,8 81,0 30,0 11,6 94,0 69,6 45,0 0 02,4 30,9 PENERI 0,00 45,9 0,00 0,00 5 0,00 5,00 9,01 0,00 0 8,17 0 0 ,00 0 MAAN 8 6 0 0 5 0 5 0 0 6 5 YANG SAH
Peneri
10 maan 50 Dari 1 Pemeri
10 50 2
10 50 3
10 50 4 10 59 9
12.8 25.2 13.2 15.3 0, 18.5 7.18 27.51 2.83 4.27 0,0 3.72 0,0 0,0 7.75 550, 0,0 49,0 87,2 90,0 80,0 0,00 0 52,0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5,00 0,00 4,00 6,47 0 0,00 0 0 0,00 00 0 0 0 0 0 0 0
ntah Peneri 36.2 10.0 22.1 0, 14.2 15.9 maan 6.96 7.13 15.00 4.41 2.86 3.00 0,0 3.31 8.93 0,0 0,0 2.06 8.616 0,0 0,00 0,00 0,00 24,4 44,0 79,6 0,00 0 48,2 10,0 Dari 0,98 0,00 0,00 5,01 0,00 0,00 0 8,17 2,00 0 0 5,00 ,00 0 Propins 5 0 5 0 1 0 i Peneri maan Dari 0, 0,0 0,0 0,0 0,0 Kabupa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0 0 0 ten/Kot 0 a Lainny a 0,
21.8
0 0, 0 0 0, 0 0 0, 0 0 0,
5
Dana 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00 20,9 Darurat 0 0 0 0 LainLain
TOTAL 3 BELANJ A Belanja 30 Pegawa 1 i 30 Belanja
0,00
13.6 8.025, 0,0 0,0 0,0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 80,0 00 0 0 0 0 196. 1.135. 152. 176. 160. 121. 222. 199. 0,0 0,0 0,0 945, 936,6 0,00 332, 601, 542, 0,00 944, 292, 051, 0 0 0 66 6 97 68 16 96 19 38 116. 75.4 158. 79.6 59.4 133. 119. 536.9 0,0 0,0 0,0 0,00 99,1 229, 43,5 0,00 505, 46,0 123, 076, 95,35 0 0 0 54 0 59 2 4 68 18 27.5 223.5 0,00 11.5 12.1 22.1 0,00 0,0 13.9 25.5 0,0 0,0 20.3
0,00 0,00 0,00 1.646. 167. 276,3 332, 5 42 96.6 351.1 41,6 38,53 3 222.6 22.7
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 522. 345, 02 350. 216, 28 65.5
242. 099, 76 151. 584, 82 31.1
404. 690, 14 241. 097, 98 40.9
412. 974, 76 245. 665, 86 53.7
166.3 56,29 134.8 46,47 17.28
1.20 0,0 0,00 2,25 0 414. 348, 87 309. 322, 43 30.8
358. 906, 05 201. 540, 32 37.5
0,0 0 0,0 0 0,0
60
2 Barang dan Jasa Belanja 30 Perjala 3 nan Dinas Belanja 30 Pemeli 4 haraan Belanja 30 Lain5 lain
31,07 31,7 50,8 87,82 9 5
16,3 03,4 70,0 6 3 0
0 79,3 03,5 2 0
0 0 84,1 91,2 06,8 60,1 84,8 1,91 0 95,4 97,5 0 3 9 9 2 7 0 1 3
0, 20.5 49.14 7.07 6.20 13.61 2.22 3.62 2.19 0,0 5.13 7.01 0,0 0,0 7.56 6.38 4.05 8.63 6.70 5.676 8.99 0,0 0 98,5 0,00 0,00 6,23 3,82 0,98 3,31 1,17 2,28 0,97 0 5,56 1,39 0 0 7,35 7,11 0,13 4,33 8,35 ,63 6,08 0 0 4
13.8 14.0 14.1 26.5 31.9 0, 94.17 23.92 8.24 2.46 0,0 1.72 4.77 0,0 0,0 5.86 8.24 5.98 2.577 53,9 97,6 0,00 26,7 0,00 56,8 14,1 0 9,86 8,52 3,48 0,30 0 7,00 1,83 0 0 6,75 8,64 2,86 ,02 7 3 7 2 5 0 0, 1.00 0,0 105, 0,0 0,0 528, 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 2,00 0 08 0 0 20 0 15.2 23.2 42.6 35.7 29.6 36.8 14.2 31.0 42.0 80.9 76.0 0, 30 Belanja 345.6 185.5 186, 0,0 0,0 0,0 5.974 83,6 47,4 0,00 04,4 57,8 0,00 84,0 05,7 64,9 00,6 67,8 61,0 59,7 0 6 Modal 48,38 14,33 08 0 0 0 ,24 8 9 6 2 2 1 5 6 7 0 2 0 Belanja Bagi Hasil 10.8 11.2 11.3 14.5 33.2 24.1 24.2 0, 30 dan 568.0 8.29 146.2 6.55 0,0 0,0 0,0 6.75 6.30 27,9 0,00 75,5 0,00 0,00 95,8 75,6 35,5 98,5 27,0 0,00 0 7 Bantua 32,28 1,17 97,32 3,08 0 0 0 8,00 3,31 7 5 5 2 3 1 9 0 n Keuang an Belanja 0, 30 Tidak 15.50 919, 50,0 6.000, 972, 100, 0,0 472, 500, 0,0 0,0 3.91 4.00 1.12 589, 546, 0,00 0,00 0,00 0,00 0 8 Tersang 0,00 56 0 00 85 00 0 09 46 0 0 5,76 0,00 0,00 56 00 0 ka TOTAL 13.4 15.3 30.5 18.2 - 17.0 13.2 12.2 0, 143.4 4.05 0,0 0,0 0,0 9.72 5.12 11.0 9.039 4 PEMBIA 68,1 20.27 0,00 05,6 82,1 63,6 0,00 1.37 77,0 50,0 64,2 0 00,0 ,55 01,80 0,00 0 0 0 3,22 5,20 YAAN 4 3,41 9 9 0 6,50 0 0 3 0 0 Peneri 17.3 18.3 32.7 24.5 20.3 14.0 14.9 25.0 30.2 0, 40 240.0 5.95 0,0 0,0 0,0 5.32 0,00 0,00 30,0 50,0 02,5 0,00 0,00 45,0 maan 06,5 00,0 95,0 00,0 42,3 0,00 0 1 00,00 0,00 0 0 0 5,94 Daerah 3 8 0 6 0 0 0 0 9 0 Pengel 12.7 41.2 0, 40 96.59 3.83 1.90 20.27 3.02 2.16 6.23 0,0 1.37 3.26 0,0 0,0 750, 5.27 200, uaran 0,00 0,00 35,7 42,3 0,00 0 2 8,20 8,39 0,00 3,41 4,39 7,81 8,95 0 6,50 8,00 0 0 00 1,78 74 Daerah 7 9 0
10.6 5.97 0,0 50,5 2,98 0 0 0,00 0,00
0,0 0
40.0 67.1 0,0 52,3 89,3 0 6 6
13.8 25.7 0,0 29,2 32,3 0 1 2
602, 275, 0,0 88 00 0 10.3 6.43 0,0 54,7 7,60 0 5 13.9 8.47 0,0 78,5 1,06 0 6 2.03 3.62 0,0 3,46 3,81 0
Sumber : www.djpkpd.go.id
61
Lampiran 3
Laporan APBD T.A. 2006b Kabupaten, Kota dan Propinsi se- Provinsi Sumatera Utara (dalam jutaan rupiah) 0 0 Ko 021 021 021 021 021 022 02 02 022 021 021 020 2 020 020 020 020 020 2 020 02 021 022 Uraian 0200 0215 0223 de 4 6 7 8 9 0 21 22 4 3 2 1 0 3 4 5 6 7 0 9 10 1 5 2 8 Prop. Kota Kota Kota Kota Kota Kota Kota Ka Ka Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. K Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. K Kab. Kab Kab. Kab. Suma Binja Meda Pem Sibol Tanj Tebi Pada b. b. Hum Serd Toba Tapa Asah a Deli Tana Labu Lang Man a Sima . Tapa Sam tera i n atan ga ung ng ng Pa Ni bang ang Sam nuli an b. Serd h han kat daili b. lung Tap nuli osir Utara g Balai Ting Side kp as Hasu Beda osir Utar D ang Karo Batu ng Ni un anu Teng Siant gi mpu ak Sel ndut gai a ai Nata as li ah ar an Bh at an ri l Sel ara an ata t n TOTAL 2.115 301. 1.429 314. 200. 223. 221. 245. 253. 388. 270. 343. 617. 0, 836. 415. 623. 641. 401. 0, 653. 287. 230. 0,0 0, 0,0 1 PENER .791, 924, .763, 236, 442, 409, 531, 200, 357, 400, 768, 964, 917, 0 600, 294, 135, 775, 278, 0 226, 926, 314, 0 00 0 IMAAN 22 63 12 48 34 00 20 30 69 34 60 40 89 0 10 14 64 04 00 0 53 88 96 BAGIA N 16.2 10.8 17.1 10.3 23.8 0, 62.1 15.1 32.1 20.6 0, 20.9 PENDA 1.377 13.8 10 320.0 7.50 8.76 6.13 0,0 0, 3.50 6.72 9.29 0,0 7.37 6.57 PATAN .138, 14,5 66,4 43,4 65,1 75,6 79,0 0 04,6 94,5 44,5 64,5 0 52,7 2 62,95 8,50 5,95 5,30 0 00 8,02 5,47 5,72 0 3,11 5,08 ASLI 22 9 8 9 2 0 0 0 0 6 0 9 0 2 DAERA H
Pos
10 13.3 10.6 0, 46.9 10.2 11.7 0, 10.8 1.283 5.83 183.3 6.38 1.65 4.75 3.35 2.49 0,0 0, 1.02 1.98 1.13 5.49 2.36 0,0 2.20 782, Pajak 20 14,4 48,7 0 35,0 28,5 18,3 0 25,0 .750, 5,58 92,01 9,80 6,56 4,89 0,98 5,00 0 00 8,73 0,00 1,23 1,60 7,44 0 8,87 40 Daera 1 8 9 0 0 1 0 0 0 00 10 20 2
10 20 3
10 20 4
h Pos Retrib usi Daera h Pos Laba Perusa haan Milik Daera h Pos Lainlain Penda patan Asli Daera h Yang Sah
0, 12.0 10.2 0, 7.06 5.13 2.18 5.23 0,0 1.34 692, 10.43 4.63 130.7 7.08 4.08 3.16 3.31 3.28 0,0 0, 1.38 2.85 1.29 1.35 7.27 0 69,6 79,4 0 7,96 2,29 9,27 0,72 0 7,29 68 1,01 9,01 49,46 3,73 1,94 2,70 4,97 0,30 0 00 0,76 0,64 5,35 9,44 0,20 0 0 2 0
0, 0, 60,0 0,0 0, 60,0 120, 712, 1.70 337, 2.67 0,0 1.03 48.07 160, 2.450 850, 620, 380, 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0 0 00 0 00 30 0,00 00 5,66 0 7,00 5,85 00 ,00 00 00 00 0 0
0, 0, 34.88 3.18 3.471 1.94 1.15 2.54 2.10 300, 0,0 0, 1.03 1.00 6.98 3.52 5.96 1.40 2.29 8.96 3.81 4.73 4.89 0,0 2.77 5.10 0 0 1,36 0,00 ,48 2,95 0,00 5,89 0,00 00 0 00 8,53 0,00 0,25 2,50 0,01 0,00 8,00 0,90 4,00 8,99 6,99 0 9,95 0,00 0 0
10 DANA 738.6 276. 822.6 283. 185. 202. 204. 228. 0,0 0, 248. 350. 251. 325. 571. 0, 737. 375. 562. 617. 371. 0, 601. 0,0 270. 217. 3 PERIM 53,00 953, 79,57 075, 813, 608, 865, 075, 0 00 294, 801, 622, 737, 325, 0 995, 525, 234, 630, 381, 0 923, 0 221, 798,
62
BANGA N
03
00 84 80 26 00
73 95 24 57 45 0 00 55 15 45 22 0 08
27 78
Pos
10 28.3 14.1 12.7 10.6 10.5 15.1 20.8 17.3 13.6 10.3 42.1 0, 68.2 13.9 57.4 95.4 23.5 0, 39.1 17.2 227.6 0,0 0, 0,0 8.27 Bagi 192.0 30 33,1 00,0 80,3 78,8 10,2 46,0 70,0 25,3 41,0 34,3 17,7 0 00,0 94,0 72,2 50,4 33,0 0 97,1 81,2 Hasil 00,00 49,57 0 00 0 8,66 1 6 0 4 0 5 0 0 3 9 4 9 0 0 0 5 5 2 0 9 1
10 30 2
10 30 3 10 30 4
Pajak Pos Bagi Hasil Bukan 6.935 Pajak ,00 Sumbe r Daya Alam Pos Dana 539.7 Alokasi 18,00 Umum Pos Dana 0,00 Alokasi Khusus
0, 0, 1.99 1.10 1.00 640, 100, 0,0 0, 772, 565, 1.07 696, 1.32 2.02 665, 1.43 8.58 971. 1.44 0,0 1.10 635, 0,00 0,00 0 0 9,88 0,00 2,50 00 00 0 00 54 61 6,00 23 1,65 0,00 55 0,89 0,00 658 7,89 0 6,54 00 0 0
226. 251. 163. 174. 179. 200. 199. 303. 210. 286. 493. 0, 637. 334. 471. 484. 298. 0, 528. 226. 184. 574.5 0,0 0, 0,0 850, 255, 031, 380, 085, 749, 863, 501, 442, 277, 236, 0 495, 102, 211, 070, 969, 0 358, 435, 943, 50,00 0 00 0 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 0 00 00 00 00 00 0 00 00 00 19.7 16.6 16.9 15.1 12.1 26.7 29.4 26.4 28.4 34.6 0, 30.2 26.7 32.1 29.5 30.0 0, 32.9 25.3 23.9 20.48 9.00 0,0 0, 0,0 70,0 20,0 10,0 70,0 80,0 89,1 10,0 63,1 30,0 50,0 0 80,0 64,0 20,0 30,0 38,9 0 20,0 98,5 42,1 0,00 0,00 0 00 0 0 0 0 0 0 9 0 5 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 2 2
BAGIA N LAIN11.1 14.8 10.9 20.4 11.5 22.7 0, 36.5 24.5 28.7 0, 30.3 10.3 10 LAIN 287.0 7.12 9.95 7.90 0,0 0, 1.55 8.77 3.48 2.74 0,0 5.94 95,0 90,0 33,2 01,3 13,4 0 00,5 74,0 57,0 0 50,7 32,5 0,00 57,0 5 PENER 20,60 0,00 6,72 0,00 0 00 4,95 0,75 0,00 9,00 0 1,10 0 0 0 8 6 5 0 0 3 0 0 3 0 IMAAN YANG SAH
Peneri
10 maan 0, 13.3 0, 0,0 0, 2.74 0,0 400, 50 Dari 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00 97,0 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0 00 9,00 0 00 1 Pemeri 0 3 0
10 50 2
10 50 3
ntah Peneri 11.1 maan 287.0 Dari 0,00 57,0 20,60 0 Propin si Peneri maan Dari Kabup 0,00 0,00 0,00 aten/K ota Lainny a Dana Darura 0,00 0,00 0,00 t
10 50 4 10 Lain0,00 0,00 0,00 59 Lain 9 TOTAL 2.268 301. 1.395 3 BELAN .990, 124, .563,
14.8 10.9 17.6 11.5 22.7 0, 36.5 11.1 28.7 17.8 0, 23.4 7.12 7.95 7.90 0,0 0, 1.55 8.77 3.48 0,0 4.03 5.54 95,0 90,0 84,2 01,3 13,4 0 00,5 77,0 57,0 68,6 0 00,7 0,00 6,72 0,00 0 00 4,95 0,75 0,00 0 7,50 1,10 0 0 8 6 5 0 0 0 0 14 0 3
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0, 0, 0,0 0, 0,0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0 00 0 0 0
0, 0,0 0, 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0 00 0 0, 2.00 0,0 0, 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0 00 0 312. 212. 253. 231. 247. 0,0 0, 255. 388. 288. 345. 625. 0, 763, 826, 775, 251, 706, 0 00 442, 400, 872, 111, 444, 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0, 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0 0, 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0 831. 425. 672. 637. 240. 0, 734, 704, 361, 212, 692, 0
0,00
0,0 0,00 0,00 0
6.95 0,0 0,00 0,00 0,00 0 652. 0,0 310. 252. 979, 0 937, 217,
63
30 1
30 2
30 3
30 4
30 5 30 6
30 7
30 8
4
40 1
40 2
JA 57 Belanj a 448.4 Pegaw 39,81 ai Belanj a 319.0 Baran 10,22 g dan Jasa Belanj a 67.44 Perjala 7,48 nan Dinas Belanj a 87.83 Pemeli 0,97 haraan Belanj a 0,00 Lainlain Belanj 632.8 a 03,91 Modal Belanj a Bagi Hasil dan 706.9 Bantu 58,19 an Keuan gan Belanj a 6.500 Tidak ,00 Tersan gka TOTAL 153.1 PEMBI 99,35 AYAAN Peneri maan 169.4 Daera 85,86 h Pengel uaran 16.28 Daera 6,51 h
63
12 84 55 50 38 84
17 34 41 40 72 0 83 58 84 81 05 0 00
20 97
174. 174. 81.1 94.7 100. 125. 95.8 188. 135. 169. 316. 0, 442. 252. 315. 340. 157. 0, 402. 131. 85.7 664.3 0,0 0, 0,0 826, 781, 33,9 95,8 217, 998, 64,8 416, 198, 517, 095, 0 380, 924, 901, 961, 501, 0 376, 444, 27,5 01,57 0 00 0 22 33 6 6 46 33 1 13 18 09 30 0 50 03 69 38 41 0 99 35 8 45.8 31.1 41.4 34.2 27.7 46.4 30.9 55.6 36.7 40.4 63.2 0, 111. 37.9 60.0 76.1 45.1 0, 51.1 44.9 36.4 315.7 0,0 0, 0,0 90,9 25,0 86,1 32,2 67,5 41,5 54,6 44,3 77,2 91,3 63,3 0 642, 20,8 95,6 38,4 89,5 0 21,6 15,1 34,0 91,01 0 00 0 8 3 1 0 8 8 8 0 6 6 2 0 03 0 1 4 7 0 8 4 8
12.2 13.5 13.1 11.3 0, 10.1 11.1 13.8 14.1 0, 15.1 10.7 11.2 6.07 18.95 5.20 4.02 6.91 3.93 8.60 0,0 0, 6.82 5.84 0,0 96,4 53,2 24,3 50,2 0 52,4 16,2 75,4 51,7 0 80,6 09,0 23,0 2,80 5,65 9,89 1,35 4,04 3,41 0,16 0 00 8,62 8,42 0 4 0 8 2 0 3 7 6 6 0 5 4 8 20.3 13.2 15.8 25.2 18.1 22.3 30.0 17.1 20.8 0, 50.9 54.3 14.0 72.3 0, 45.1 12.3 56.13 0,0 0, 3.20 5.47 3.64 0,0 2.96 29,1 43,1 77,3 32,0 60,2 72,5 94,3 60,2 28,9 0 92,0 42,9 63,4 37,5 0 12,7 37,9 5,48 0 00 1,01 0,12 6,92 0 1,16 5 7 9 2 9 2 6 8 1 0 4 4 0 0 0 0 7
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0, 0, 0,0 0, 0,0 400, 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0 00 0 00 0 0
47.6 76.9 57.6 86.0 75.9 34.1 98.9 90.9 71.6 77.9 197. 0, 167. 68.3 239. 104. 20.2 0, 107. 101. 109. 234.4 0,0 0, 0,0 06,2 84,0 17,4 93,5 17,3 14,0 26,0 07,0 02,8 21,3 049, 0 718, 85,8 930, 393, 02,3 0 640, 318, 829, 90,32 0 00 0 0 4 2 5 0 0 0 0 9 7 58 0 37 6 72 24 79 0 23 35 88
10.5 10.4 10.0 13.1 16.0 13.7 21.7 31.2 0, 44.8 27.5 29.3 0, 30.0 6.32 98.38 6.00 5.15 0,0 0, 4.52 0,0 9.25 5.04 82,5 59,8 30,2 99,2 09,9 30,6 10,1 16,1 0 49,4 74,3 06,8 0,00 0 64,5 4,28 9,08 7,83 5,34 0 00 0,92 0 6,23 2,18 8 3 6 4 3 0 2 8 0 6 4 0 0 5
0, 0, 75,0 7.500 837, 2.23 500, 100, 150, 0,0 0, 1.00 500, 850, 1.51 1.00 4.00 1.76 3.67 200, 1.48 0,0 556, 1.00 0 0,00 0 0 ,00 80 0,50 00 00 00 0 00 0,00 00 00 8,17 0,00 0,00 1,61 9,81 00 2,20 0 12 0,00 0 0 12.3 30.3 18.1 0, - 10.1 50.2 - 17.8 0, 23.0 21.9 6.42 9.72 2.50 0,0 0, 1.39 7.52 0,0 0,00 0,00 03,8 800, 34.20 84,2 59,0 0 4.86 95,2 85,9 4.56 52,0 0 247, 10,3 03,0 2,06 0,18 6,54 0 00 2,00 6,83 0 00 0,00 1 0 2 0 5,27 3 9 2,23 6 0 53 1 1 12.5 32.3 45.0 23.9 20.9 14.0 0, 11.8 64.5 20.1 0, 15.8 27.8 23.2 1.00 7.85 5.70 0,0 0, 6.00 4.46 0,0 00,0 50,0 91,2 26,8 0 80,0 50,4 96,6 0,00 0 47,2 46,0 58,6 0,00 0,00 32,7 28,0 0,00 8,69 8,11 0 00 0,00 3,00 0 0 0 9 8 1 3 0 4 6 0 0 9 1 7 35.3 23.9 0, 14.2 24.7 0, 16.0 1.80 34.20 1.43 115, 1.99 3.20 0,0 0, 2.82 4.60 6.50 9.32 1.68 0,0 4.83 1.35 71,1 0 64,4 58,8 0,00 0 94,8 0,00 32,7 0,00 0,00 6,63 79 1,00 1,57 0 00 4,20 8,00 0,00 8,28 4,80 0 5,70 5,66 1 8 0 8 3 0 3
Sumber : www.djpkpd.go.id
64
Lampiran 4 Data Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2004‐2006 (dalam jutaan rupiah) 2004 2005 2006 Kabupaten Deli Serdang 41628,20 59145,80 62104,60 Kabupaten Humbang Hasundutan 4368,15 3087,31 3508,02 Kabupaten Tanah Karo 10459,59 11091,72 15194,56 Kabupaten Labuhan Batu 21152,75 23398,85 32144,50 Kabupaten Langkat 16570,13 16834,74 20664,59 Kabupaten Mandailing Natal 7250,00 5801,50 9295,72 Kabupaten Simalungun 17857,58 18822,38 20952,72 Kabupaten Tapanuli Utara 8783,44 5814,79 6725,47 Kabupaten Toba Samosir 11604,84 8617,02 10375,60 Kota Binjai 11587,97 13002,79 13814,59 Kota Sibolga 5782,97 5822,47 7508,50 Kota Tanjung Balai 8712,05 9574,57 10843,49 6230,88 6851,24 8765,95 Kota Tebing Tinggi Sumber : www.djpkpd.go.id
65
Lampiran 5 Data Dana Alokasi Umum (DAU) 2004‐2006 (dalam jutaan rupiah) 2004 2005 2006 Kabupaten Deli Serdang 485416 330429 637495 Kabupaten Humbang Hasundutan 71368 83580 199863 Kabupaten Tanah Karo 190230 194397 334102 Kabupaten Labuhan Batu 268127 286550 471211 Kabupaten Langkat 273583 293755 484070 Kabupaten Mandailing Natal 168144 183020 298969 Kabupaten Simalungun 299970 313639 528358 Kabupaten Tapanuli Utara 139276 149607 286277 Kabupaten Toba Samosir 159848 108378 210442 Kota Binjai 132050 146640 226850 Kota Sibolga 93121 101569 163031 Kota Tanjung Balai 103860 106177 174380 Kota Tebing Tinggi 110041 114200 179085
Sumber : www.djpkpd.go.id
66
Lampiran 6 Data Belanja Daerah 2004‐2006 (dalam jutaan rupiah) 2004 Kabupaten Deli Serdang 610503,82 Kabupaten Humbang Hasundutan 91795,02 Kabupaten Tanah Karo 240956,42 Kabupaten Labuhan Batu 384296,02 Kabupaten Langkat 435165,77 Kabupaten Mandailing Natal 223774,15 Kabupaten Simalungun 415176,08 Kabupaten Tapanuli Utara 198596,16 Kabupaten Toba Samosir 216841,48 Kota Binjai 189654,23 Kota Sibolga 136201,00 Kota Tanjung Balai 174546,61 155916,71 Kota Tebing Tinggi
2005
2006
522345,02
831734,83
121944,96
255442,17
242099,76
425704,58
404690,14
672361,84
412974,76
637212,81
166356,29
240692,06
414348,87
652979,00
222292,19
345111,40
167332,42
288872,41
196945,66
301124,63
152332,97
212826,55
176601,68 160542,16
253775,50 231251,38
Sumber : www.djpkpd.go.id
67
Lampiran 7
Descriptives Descriptive Statistics
N DAU PAD BD
Minimum
Maximum
39
Mean 233361.7436
Std. Deviation 136317.67450
39
14916.7190
13328.82821
3087,31
62104,60
177829.39166
91795,02
831734,83
39
312416.1413
71368,00
637495,00
HASIL UJI NORMALITAS
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: BD
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
68
Histogram
Dependent Variable: BD 20
Frequency
15
10
5
Mean =6.85E-16 Std. Dev. =0.973 N =39
0 -4
-2
0
2
Regression Standardized Residual
NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual 39
N Mean Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation
Most Extreme Differences
Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
.0000000 32487.1717952 5 .206 .134 -.206 1.286 .073
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
69
Lampiran 8
HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS Coefficients(a) Standardized Coefficients
Unstandardized Coefficients Model 1
B 21599.853
Std. Error 10835.099
DAU
1.092
.062
PAD
2.405
.638
(Constant)
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
1.994
.054
.837
17.513
.000
.405
2.466
.180
3.770
.001
.405
2.466
a Dependent Variable: BD
70
Lampiran 9
HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
Scatterplot
Regression Studentized Residual
Dependent Variable: BD
2
0
-2
-4
-2
-1
0
1
2
3
4
Regression Standardized Predicted Value
71
Lampiran 10
HASIL UJI AUTOKORELASI Model Summary(b)
Model 1
R R Square .983(a) .967 a Predictors: (Constant), PAD, DAU b Dependent Variable: BD
Adjusted R Square .965
Std. Error of the Estimate 33377.39612
Durbin-Watson 1.729
72
Lampiran 11
HASIL UJI HIPOTESIS 1. Analisis Koefisien Determinasi Model Summary
Model 1
R .983(a)
R Square .967
Adjusted R Square .965
Std. Error of the Estimate 33377.39612
a Predictors: (Constant), PAD, DAU b Dependent Variable: BD
2. Uji Simultan (F test)
ANOVA(b) Sum of Squares Regression 116157929 5922.099 Residual 401058205 87.655 Total 120168511 6509.754 a Predictors: (Constant), PAD, DAU b Dependent Variable: BD Model 1
df 2 36
Mean Square 58078964796 1.050 1114050571.8 79
F
Sig.
521.331
.000(a)
38
3. Uji Parsial (t‐test) Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1
Standardized Coefficients
B 21599.853
Std. Error 10835.099
DAU
1.092
.062
PAD
2.405
.638
(Constant)
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics Tolerance
.054
.837
17.513
.000
.405
2.466
.180
3.770
.001
.405
2.466
a Dependent Variable: BD
VIF
1.994
73
4.
Pengaruh DAUt‐1 terhadap BDt lebih besar daripada pengaruh DAUt terhadap BDt
a. DAUt (Belanja Daerah 2004) Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant) DAU2004
B 43181.550
Standardized Coefficients
Std. Error 28443.386
Sig.
t
Beta 1.518
.160
1.285
.407
1.118
3.162
.010
-2.369 a Dependent Variable: BD2004
4.702
-.178
-.504
.625
PAD2004
b. DAUt‐1 (Belanja Daerah 2005) Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1
B 14404.802
Std. Error 16237.173
DAU2004
1.481
.232
PAD2004
-2.378
2.684
(Constant)
Standardized Coefficients
t
Beta
B
Sig.
.887
Std. Error .396
1.138
6.383
.000
-.158
-.886
.396
a Dependent Variable: BD2005
c. DAUt (Belanja Daerah 2005) Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1
B 17310.721
Std. Error 18918.985
DAU2005
1.104
.130
PAD2005
2.513
.799
(Constant)
Standardized Coefficients
t
Beta
B
Sig.
.915
Std. Error .382
.755
8.467
.000
.280
3.146
.010
a Dependent Variable: BD2005
74
d. DAUt‐1 (Belanja Daerah 2006) Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1
B 29669.837
Std. Error 38203.513
1.735
.263
4.143 a Dependent Variable: BD2006
1.613
(Constant) DAU2005 PAD2005
Standardized Coefficients
t
Beta
B
Sig.
.777
Std. Error .455
.738
6.588
.000
.288
2.568
.028
75