PENGARUH LKS BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGIDENTIFIKASI VARIABEL DAN MENENTUKAN LANGKAH KERJA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT
(Skripsi)
Oleh Hanni Dwiputri
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2017
ABSTRAK PENGARUH LKS BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGIDENTIFIKASI VARIABEL DAN MENENTUKAN LANGKAH KERJA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT
Oleh HANNI DWIPUTRI
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh LKS berbasis inkuiri terbimbing terhadap peningkatan keterampilan mengidentifikasi variabel dan menentukan langkah kerja pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MIPA di SMA YP Unila Tahun Pelajaran 2016/2017. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA 8 sebagai kelas eksperimen (menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing) dan siswa kelas X MIPA 2 sebagai kelas kontrol (menggunakan LKS konvensional). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi experimental dengan desain non-equivalent pretest posttest control group design. Pengaruh LKS berbasis inkuiri terbimbing terhadap peningkatan keterampilan siswa dalam mengidentifikasi variabel dan menentukan langkah kerja ditunjukkan oleh perbedaan yang signifikan antara rata-rata n-gain siswa kelas eksperimen dengan rata-rata n-gain siswa kelas kontrol. Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji perbedaan dua rata-rata dan uji ukuran pengaruh. Hasil penelitian
Hanni Dwiputri
menunjukkan rata-rata n-gain keterampilan mengidentifikasi variabel pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sebesar 0,12 dan 0,69, sedangkan rata-rata n-gain keterampilan menentukan langkah kerja pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sebesar 0,21 dan 0,69. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, kelas yang diterapkan LKS berbasis inkuiri terbimbing memiliki keterampilan mengidentifikasi variabel dan keterampilan menentukan langkah kerja yang lebih tinggi daripada kelas yang diterapkan pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan mengidentifikasi variabel dan menentukan langkah kerja.
Kata kunci : LKS, inkuiri terbimbing, larutan elektrolit dan non-elektrolit, keterampilan mengidentifikasi variabel, keterampilan menentukan langkah kerja
PENGARUH LKS BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGIDENTIFIKASI VARIABEL DAN MENENTUKAN LANGKAH KERJA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT
Oleh HANNI DWIPUTRI
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandarlampung pada tanggal 13 Juni 1995 dan merupakan putri kedua dari tiga bersaudara buah hati dari Bapak M. Chairiyo Sidin dan Ibu Haiyana (Alm). Pendidikan formal penulis awali di TK Kartika II-26 pada tahun 2001, kemudian dilanjutkan ke SD 1 Gulak-galik lulus tahun 2007, SMP Negeri 1 Bandarlampung lulus tahun 2010, dan SMA Negeri 1 Bandarlampung lulus tahun 2013.
Pada tahun 2013 terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Eksakta (HIMASAKTA) dan FOSMAKI Pendidikan Kimia Unila. Penerima dana hibah Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan (PKM-K) Tahun 2017. Pada tahun 2016 mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dan Program Praktek Profesi Kependidikan (PPK) di SMA Negeri 1 Punggur yang terintegrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon Nunggalrejo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah.
KEPADA MAMA DAN PAPA TERSAYANG
MOTTO
Life is like riding a bicycle, To keep your balance, you must keep moving. (Albert Einstein)
Tidak ada hasil yang mengkhianati usaha. Be you, do you, for you. (Hanni Dwiputri)
SANWACANA
Dengan menyebut nama Allah SWT, Rabb semesta alam yang senantiasa memberikan rahmat serta ridho-Nya sehingga dapat diselesaikannya skripsi yang berjudul “Pengaruh LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing Terhadap Peningkatan Keterampilan Mengidentifikasi Variabel dan Menentukan Langkah Kerja pada Materi Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2.
Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3.
Ibu Dr. Ratu Beta Rudibyani, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia.
4.
Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Pembimbing I atas kesediaan, keikhlasan, dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi ini.
5.
Bapak Dr. Sunyono, M.Si., selaku Pembimbing II atas kesediaan, keikhlasan, dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi ini.
6.
Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku Pembahas atas kritik, saran, dan motivasi yang diberikan dalam memperbaiki penulisan skripsi ini.
7.
Bapak dan Ibu dosen pendidik mahasiswa Pendidikan Kimia.
8.
Bapak Drs. H. B. Pitoewas, M. H., selaku Kepala SMA YP Unila Bandarlampung, Ibu Dian Eka Puspita Sari, S.Pd., selaku guru mitra beserta para jajarannya atas izin yang diberikan untuk melaksanakan penelitian.
9.
Keluarga tercinta, Papa, Mama, Ka Atu, Hendri, dan Riana terimakasih atas kasih sayang, do’a serta pengorbanan yang tiada hentinya kalian berikan.
10. Sahabat dan teman-teman seperjuangan, “JK” (Dela, Dian, Neny, Tika, Tiwi, Riri, dan Yuke), Siti, Yunita, Yulia, “ANTHRAX 24” (Suci, Afreni, Nico, Cahya, dan Meidian) atas doa, semangat dan dukungannya.
11. Tim skripsi, Indah dan Nisa terimakasih telah memberikan semangat dan berjuang bersama hingga skripsi ini selesai 12. Teman-teman KKN-KT Nunggalrejo (Nadya, Dinda, Nanda, Endah,
Julia, Indah, Phita, Alex, dan Arizal) dan keluarga baru saya, Papa, Mama di pekon Nunggalrejo, serta sahabat-sahabat dan rekan-rekan Pendidikan Kimia 2013.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, akan tetapi semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Bandarlampung 25 Juli 2017 Penulis,
Hanni Dwiputri NPM.1313023034
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL…………………………………………………………………… ii DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………….. iii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang.................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah............................................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian................................................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian.............................................................................................. 5 E. Ruang Lingkup Penelitian................................................................................... 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa............................................................................................ 8 B. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing.......................................................... 10 C. Keterampilan Proses Sains................................................................................ 11 D. Kerangka Pemikiran.......................................................................................... 14 E. Anggapan Dasar................................................................................................ 15 F. Hipotesis Penelitian........................................................................................... 15
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel....................................................................................... 17 B. Jenis Data………………………......…………………………….......…...… 18 C. Variabel Penelitian.......................................................................................... 18 D. Desain Penelitian ........................................................................................... 18 D. Instrumen Penelitian....................................................................................... 19 F. Pelaksanaan Penelitian.................................................................................... 20 G. Teknik Analisis Data Penelitian .................................................................... 21 1. Uji validitas dan reliabilitas…………………………...…………………. 21 2. Pretes-postes……………………………………………………………... 23 3. n-gain…………………………………………………………………….. 23 H. Pengujian Hipotesis………………………………………………………… 24 1. Uji normalitas dan homogenitas…………………………………………. 24 2. Uji perbedaan dua rata-rata………………………………………………. 25 3. Uji paired sample T-test………………………………………………….. 27 4. Analisis ukuran pengaruh (effect size)…………………………………… 27 5. Analisis data aktivitas siswa……………………………………………... 28 VI. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian…………………………………………………….……….. 30 B. Pembahasan…………………………………………………………………. 38 C. Kendala Penelitian………………………………………………………….. 46 V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan……………………………………………………………………. 47 B. Saran………………………………………………………………………... 47 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
1. Analisis SKL-KI-KD Penelitian............................................................................ 52 2. Analisis Konsep..................................................................................................... 60 3. Silabus ................................................................................................................... 63 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran...................................................................... 72 5. Lembar Kerja Siswa……...................................................................................... 91 6. Kisi-kisi Pretes dan Postes…………................................................................... 110 7. Rubrik Soal Pertes dan Postes………………………………………………..... 117 8. Soal Pretest-Postest…………………………………………………………...... 126 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas……………………………………………. 133 10.Data Nilai Pretes, Nilai Postes, dan n-gain Keterampilan Mengidentifikasi Variabel pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol…………………………... 137 11.Data Nilai Pretes, Nilai Postes, dan n-gain Keterampilan Menentukan Langkah Kerja pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……………………………… 138 12.Hasil Uji Normalitas………………………………………………………….... 139 13.Hasil Uji Homogenitas……………………………………………………….... 142 14.Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata……………………...................................... 165 15.Hasil Uji Paired Sample T-test……………………………………………….... 167 16.Hasil Uji Ukuran Pengaruh…………………………………………………….. 169 17.Data Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen………………………………………. 170
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Tahap pembelajaran inkuiri terbimbing...…..…………………………. 11 Tabel 2. Indikator keterampilan proses sains…………..……………………….. 12 Tabel 3. Desain penelitian………………………………………………………. 19 Tabel 4. Kriteria tingkat keterlaksanaan…………...………………………...…. 29 Tabel 5. Hasil uji normalitas pretes dan postes keterampilan mengidentifikasi variabel………………………………………………………………… 33 Tabel 6. Hasil uji normalitas pretes dan postes keterampilan menentukan langkah kerja….………………………………………………………………… 33 Tabel 7. Hasil uji normalitas keterampilan mengidentifikasi variabel dan menentukan langkah kerja…………………………………..……….... 34 Tabel 8. Hasil uji homogenitas pretes dan postes keterampilan mengidentifikasi variabel………………………………………………………………… 34 Tabel 9. Hasil uji homogenitas pretes dan postes keterampilan menentukan langkah kerja….……………………………………………………….. 34 Tabel 10. Hasil uji homogenitas keterampilan mengidentifikasi variabel dan menentukan langkah kerja…………………………………………..… 35 Tabel 11. Uji-t keterampilan mengidentifikasi variabel……..………...…..…… 35 Tabel 12. Uji-t keterampilan menentukan langkah kerja……...………..………. 36 Tabel 13. Paired sample T-test kelas eksperimen………………………………. 36 Tabel 14. Effect size keterampilan mengidentifikasi variabel dan menentukan langkah kerja kelas eksperimen……………………………………… 37 Tabel 15. Data aktivitas siswa kelas eksperimen……………………………...... 37
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Alur penelitian………………………………………………………. 21 Gambar 2. Rata-rata nilai pretes dan nilai postes keterampilan mengidentifikasi variabel ………………………………………….…………………. 31 Gambar 3. Rata-rata nilai pretes dan nilai postes keterampilan menentukan langkah kerja ………………………………………………………. 31 Gambar 4. Rata-rata nilai n-gain keterampilan mengidentifikasi variabel dan menentukan langkah kerja……………………….…………………. 32
iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun ilmu pengetahuan alam (IPA) sehingga mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik tersebut meliputi objek ilmu, cara memperoleh, serta kegunaannya (Habibi & Syarief, 2014). Concise Dictionary of Science & Computers dalam Firman (2007) mendefinisikan kimia sebagai cabang dari IPA yang berkenaan dengan kajian mengenai struktur dan komposisi materi, perubahan yang dapat dialami materi, dan fenomena lain yang menyertai perubahan materi. Menurut Nurhadi dalam Supardi dan Putri (2010), pelajaran kimia sering dihubungkan dengan kebosanan, keengganan, dan kegagalan bagi sebagian siswa. Kimia diklasifikasikan ke dalam mata pelajaran yang sulit dan abstrak sehingga banyak siswa takut dan enggan untuk mempelajarinya. Suasana yang demikian dapat menyebabkan siswa sulit menerima materi yang diajarkan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi persoalan tersebut adalah dengan penyediaan media pembelajaran yang mendukung. Menurut Oemar Hamalik dalam Arsyad (1997) media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan untuk lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
2
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mendukung proses pembelajaran. LKS dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi (Widjajanti, 2008). Penyajian pembelajaran kimia menggunakan LKS menuntut adanya partisipasi aktif dari siswa, karena LKS merupakan bentuk usaha guru untuk membimbing siswa secara terstruktur melalui kegiatan yang mampu memberikan daya tarik kepada siswa untuk mempelajari kimia (Salirawati, 2006). LKS yang digunakan pada kegiatan pembelajaran akan sangat baik jika dapat melatih keterampilan proses siswa dan harus sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai oleh siswa pada pembelajaran tersebut.
Pada pembelajaran kimia, terdapat KD yang harus dikuasai oleh siswa. KD adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus diperoleh siswa melalui pembelajaran. Salah satu KD yang harus dikuasai siswa kelas X semester genap, seperti yang tercantum dalam kurikulum 2013 saat ini adalah KD 3.8 yaitu menganalisis sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit berdasarkan daya hantar listrikya, serta KD 4.8 yaitu merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit (Permendikbud, 2014).
Pada KD keterampilan tersebut siswa diharapkan mampu untuk merancang dan melakukan suatu percobaan mengenai larutan elektrolit dan non-elektrolit. Keterampilan merancang dan melakukan percobaan merupakan bagian dari Keterampilan Proses Sains (KPS) Terintegrasi, sehingga cocok untuk dilatihkan kepada siswa dalam pembelajaran materi larutan elektrolit dan non-elektrolit. Menurut
3
Rustaman (2009) KPS merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada proses IPA. KPS melibatkan keterampilan kognitif, intelektual, manual, dan sosial (Dahar, 1996). Selain pendekatan KPS, penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing juga cocok diaplikasikan pada pembelajaran materi larutan elektrolit dan non-elektrolit.
Model pembelajaran inkuiri bertujuan untuk memberikan cara bagi peserta didik dalam membangun kecakapan intelektual terkait dengan proses berfikir reflektif. Proses pembelajaran inkuiri terbimbing meliputi beberapa tahapan, yaitu stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan), problem statement (pernyataan/identifikasi masalah), data collection (pengumpulan data), data processing (pengolahan data), generalization (generalisasi/menarik kesimpulan), (Fathurrohman, 2015).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SMA YP Unila Bandarlampung, diperoleh informasi bahwa pembelajaran kimia yang dilakukan oleh guru kurang memperhatikan proses dalam penyampaian materi kimia dan kebanyakan hanya menerapkan metode ceramah. Selama proses pembelajaran kegiatan praktikum tidak dilaksanakan secara maksimal, sebab fasilitas laboratorium yang kurang baik, sehingga keterampilan siswa dalam merancang dan melakukan suatu percobaan kurang dilatih secara maksimal. Pembelajaran kimia seperti yang diterapkan guru belum mengoptimalkan keterampilan proses sains khususnya keterampilan merancang, seperti keterampilan mengidentifikasi variabel dan menentukan langkah kerja.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Iryani, dkk (2016) dalam penelitiannya mengenai pengaruh penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing terhadap hasil
4
belajar siswa untuk materi koloid kelas XI SMAN 1 Batusangkar, menyatakan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing lebih tinggi secara signifikan dibandingkan hasil belajar siswa yang menggunakan LKS biasa. Penelitian lainnya oleh Mizarwan, dkk (2015) dalam penelitiannya mengenai pengaruh lembar kerja peserta didik (LKPD) berorientasi inkuiri terbimbing terhadap kompetensi IPA kelas VII SMPN 2 Bukittinggi, menyatakan bahwa penggunaan LKPD berorientasi inkuiri terbimbing memiliki pengaruh berarti terhadap kompetensi IPA peserta didik.
Beberapa penelitian sejenis tersebut dimaksudkan sebagai pendukung dilakukannya penelitian mengenai pengaruh penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing terhadap peningkatan keterampilan mengidentifikasi variabel dan menentukan langkah kerja suatu percobaan. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing Terhadap Peningkatan Keterampilan Mengidentifikasi Variabel dan Menentukan Langkah Kerja Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh LKS berbasis inkuiri terbimbing terhadap peningkatan keterampilan mengidentifikasi variabel pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit?
5
2. Bagaimana pengaruh LKS berbasis inkuiri terbimbing terhadap peningkatan keterampilan menentukan langkah kerja pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1. Pengaruh LKS berbasis inkuiri terbimbing terhadap peningkatan keterampilan mengidentifikasi variabel pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit. 2. Pengaruh LKS berbasis inkuiri terbimbing terhadap peningkatan keterampilan menentukan langkah kerja pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa Dengan diterapkannya LKS berbasis inkuiri terbimbing dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam memecahkan masalah kimia sehingga siswa dapat memahami materi pelajaran dengan mudah khususnya pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit, serta dapat meningkatkan KPS siswa khusunya dalam keterampilan mengidentifikasi variabel dan menentukan langkah kerja. 2. Bagi guru
6
Dengan adanya LKS berbasis inkuiri terbimbing ini diharapkan dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran serta menambah media pembelajaran baru, yang diharapkan dapat menunjang kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan menjadi lebih efektif dan konstruktif. 3. Bagi sekolah LKS berbasis inkuiri terbimbing dalam pembelajaran diharapkan dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. LKS berbasis inkuiri terbimbing adalah LKS yang terdiri dari tahapan-tahapan dalam inkuiri terbimbing, yaitu : 1. merumuskan masalah, 2. merumuskan hipotesis, 3.mengumpulkan data, 4. menganalisis data, 5. menyimpulkan, (Trianto, 2010). 2. LKS konvensional berupa LKS yang berisi ringkasan materi dan soal-soal. 3. Pengaruh LKS berbasis inkuiri terbimbing pada penelitian ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan n-gain yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ukuran pengaruh dihitung menggunakan uji effect size. 4. Keterampilan mengidentifikasi variabel dan menentukan langkah kerja merupakan bagian dari Keterampilan Proses Sains Terintegrasi (Dimyati & Mudjiono, 2002). 5. Keterampilan mengidentifikasi variabel yaitu menentukan variabel atau faktor penentu, seperti varibel kontrol, variabel terikat, dan variabel bebas dalam percobaan (Warianto, 2011).
7
6. Keterampilan menentukan langkah kerja yaitu menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja (Warianto, 2011).
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Lembar Kerja Siswa
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. LKS yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi. LKS juga merupakan media pembelajaran, karena dapat digunakan secara bersama dengan sumber belajar atau media pembelajaran yang lain. LKS menjadi sumber belajar dan media pembelajaran tergantung pada kegiatan pembelajaran yang dirancang (Widjajanti, 2008).
LKS selain sebagai media pembelajaran juga mempunyai beberapa fungsi yang lain, yaitu : 1) Merupakan alternatif bagi guru untuk mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai kegiatan belajar mengajar. 2) Dapat digunakan untuk mempercepat proses pengajaran dan menghemat waktu penyajian suatu topik. 3) Dapat untuk mengetahui seberapa jauh materi yang telah dikuasai siswa. 4) Dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas. 5) Membantu siswa dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar. 6) Dapat membangkitkan minat siswa jika LKS disusun secara rapi, sistematis mudah dipahami oleh siswa sehingga mudah menarik perhatian siswa. 7) Dapat menumbuhkan kepercayaan pada diri siswa dan meningkatkan motivasi belajar dan rasa ingin tahu. 8) Dapat mempermudah penyelesaian tugas perorangan, kelompok atau klasikal karena siswa dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan kecepatan belajarnya.
9
9) Dapat digunakan untuk melatih siswa menggunakan waktu seefektif mungkin. 10) Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
Cara penyajian materi pelajaran dalam LKS meliputi penyampaian materi secara ringkas kegiatan yang melibatkan siswa secara aktif misalnya latihan soal, diskusi dan percobaan sederhana. Selain itu penyusunan LKS yang tepat dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan proses (Widjajanti, 2008).
Menurut Arsyad dalam Rohaeti, dkk (2009) Penggunaan media memberikan manfaat dalam proses pembelajaran antara lain: (1) Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga proses belajar semakin lancar dan meningkatkan hasil belajar; (2) Meningkatkan motivasi siswa, dengan mengarahkan perhatian siswa sehingga memungkinkan siswa belajar sendirisendiri sesuai kemampuan dan minatnya; (3) Penggunaan media dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu; (4) Siswa mendapat pengalaman yang sama mengenai suatu peristiwa, dan memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan lingkungan sekitar.
LKS yang berkualitas harus memenuhi syarat- syarat didaktik yang dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Syarat didaktik Syarat didaktik mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat universal. Artinya, penggunaan LKS ini berguna untuk siswa yang lamban dan siswa yang pandai. 2. Syarat konstruksi Syarat konstruksi adalah syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada hakekatnya harus tepat guna. 3. Syarat teknik Syarat teknik menekanan pada penyajian LKS yaitu berupa tulisan, gambar, dan penampilan dalam LKS (Widjajanti, 2008).
10
B. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman dalam perencanaan pembelajaran bagi para pendidik dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada peserta didik. Sebagian perencanaan dibuat oleh guru, peserta didik tidak merumuskan problem atau masalah.
Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatankegiatan yang dilakukan oleh peserta didik. Guru harus memberikan pengarahan dan bimbingan kepada peserta didik dalam melakukan kegiatan sehingga peserta didik yang berfikir lambat atau peserta didik yang mempunyai intelegensi rendah tetap mampu mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan dan peserta didik yang mempunyai intelegensi tinggi tidak memonopoli kegiatan oleh sebab itu guru harus memiliki kemampuan mengelola kelas yang bagus (Fathurrohman, 2015).
Menurut Syah dalam Fathurrohman (2015), beberapa prosedur kegiatan belajar dalam model pembelajaran inkuiri di kelas, secara umum sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan) atau Orientasi Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah) Data collection (pengumpulan data) Data processing (pengolahan data) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
11
Tahapan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang dikemukakan oleh Gulo dalam Trianto (2010), dapat dijelaskan pada Tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Tahap Pembelajaran Inkuiri Terbimbing No. Fase Kegiatan Guru 1. Mengajukan Guru membimbing siswa pertanyaan atau mengidentifikasi masalah. permasalahan Guru membagikan LKS kepada siswa 2. Membuat Guru memberikan kesempatan Hipotesis pada siswa untuk curah pedapat dalam membuat hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan 3. Mengumpulkan Guru membimbing siswa Data mendapatkan informasi atau data-data melalui percobaan maupun telaah literatur
4.
Menganalisis Data
Guru memberi kesempatan pada tiap siswa untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul
5.
Membuat Kesimpulan
Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan
Kegiatan Siswa Siswa mengidentifikasi masalah yang terdapat dalam LKS Siswa memberikan pendapat dan menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan
Siswa melakukan percobaan maupun telaah literature untuk mendapatkan data-data atau unformasi Siswa mengumpulkan dan menganalisis data serta menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul Siswa membuat kesimpulan
C. Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses adalah keterampilan yang melibatkan keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Funk dalam
12
Dimyati dan Mudjiono, (2002: 140) mengutarakan bahwa berbagai keterampilan proses dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
1.
Keterampilan proses dasar (basic skill) Keterampilan proses dasar meliputi kegiatan yang berhubungan dengan observasi, klasifikasi, pengukuran, komunikasi, prediksi, inferensi. 2. Keterampilan terintegrasi (integrated skill) Keterampilan terintegrasi merupakan perpaduan dua kemampuan keterampilan proses dasar atau lebih. Keterampilan terintegrasi terdiri atas: mengidentifikasi variabel, tabulasi, grafik, diskripsi hubungan variabel, perolehan dan proses data, analisis penyelidikan, hipotesis ekperimen.
Keterampilan proses yang diutarakan oleh Funk merupakan keterampilan proses yang harus diaplikasikan pada pendidikan di sekolah oleh guru. Pembelajaran sains menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengembangkan sikap ilmiah. Hal ini bisa tercapai apabila dalam pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses baik keterampilan proses dasar maupun keterampilan proses terintegrasi (terpadu) seperti terungkap di atas. Keterampilan memperoleh pengetahuan yang ingin dibentuk adalah daya pikir dan kreasi. Daya pikir dan daya kreasi merupakan indikator perkembangan kognitif (Dimyati & Mudjiono, 2002).
Indikator keterampilan proses sains menurut Warianto (2011) seperti pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Indikator Keterampilan Proses Sains Keterampilan Proses Sains Mengamati (observasi)
Mengelompokkan (klasifikasi)
1. 2. 1. 2. 3. 4.
Indikator Menggunakan sebanyak mungkin indera Mengumpulkan atau menggunakan fakta yang relevan Mencatat setiap pengamatan secara terpisah Mencari perbedaan dan persamaan Mengontraskan ciri-ciri Membandingkan
13
Tabel 2. Lanjutan Keterampilan Proses Sains 5.
Menafsirkan (Interpretasi)
Meramalkan (Prediksi)
6. 1. 2. 3. 1. 2.
Mengajukan pertanyaan
1. 2. 3.
Berhipotesis
1. 2.
Merencanakan percobaan/penelitian
1. 2. 3. 4.
Menggunakan alat/bahan
1. 2. 3.
Menerapkan konsep
1. 2.
Berkomunikasi
1.
2. 3. 4. 5.
Melaksanakan percobaan/ eksperimentasi
6. 1.
Indikator Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan Menghubungkan hasil-hasil pengamatan Menghubungkan hasil-hasil pengamatan Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan Menyimpulkan Menggunakan pola-pola hasil pengamatan Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati Bertanya apa,bagaimana, dan mengapa Bertanya untuk meminta penjelasan Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari satu kejadian Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dalam memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan Menentukan variabel atau factor penentu Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja Memakai alat dan bahan Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan Mengetahui bagaimana menggunakan alat dan bahan Menggunakana konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi Memeriksa/menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau table atau diagram Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis Menjelaskan hasil percobaan secara sistematis Membaca grafik atau table diagram Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa Mengubah bentuk peyajian Melakukan percobaan
14
D. Kerangka Pemikiran
KD keterampilan pada materi pokok larutan elektrolit dan non-elektrolit, yaitu KD 4.8 merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta me-nyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit memerlukan kemampuan/keterampilan siswa dalam merancang dan melakukan percobaan. Kemudian untuk melatih dan meningkatkan keterampilan siswa dalam merancang suatu percobaan digunakan media pembelajaran berupa LKS yang tidak hanya berisi materi-materi saja, tetapi LKS yang menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan KD yang akan dicapai dan dapat melatih keterampilan siswa yang ingin dicapai.
LKS yang digunakan pada penelitian ini menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang didukung dengan kegiatan eksperimen untuk melatih keterampilan proses sains siswa terutama pada keterampilan mengidentifikasi variabel dan menentukan langkah kerja. Proses pembelajaran inkuiri terbimbing meliputi beberapa tahapan, yaitu Stimulation (stimulasi/ pemberian rangsangan), Problem statement ( pernyataan/ identifikasi masalah), Data collection (pengumpulan data), Data processsing (pengolahan data), Generalization (generalisasi/menarik kesimpulan).
Keterampilan mengidentifikasi variabel dan menentukan langkah kerja bila dikaitkan dengan prosedur/tahapan pembelajaran tersebut, siswa dapat melatih keterampilan mengidentifikasi variabel dan menentukan langkah kerja pada prosedur ketiga, yaitu pada data collection (pengumpulan data), dimana pada tahap ini siswa dilatih untuk mengidentifikasi suatu wacana mengenai percobaan uji daya hantar
15
listrik larutan elektrolit dan non-elektrolit, kemudian siswa menentukan variabelvariabel dalam percobaan tersebut dan menentukan langkah kerja yang harus dilakukan untuk melakukan suatu percobaan uji daya hantar listrik larutan elektrolit dan non-elektrolit. Dengan demikian, penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa terutama pada keterampilan mengidentifikasi variabel dan menentukan langkah kerja.
E. Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah: 1. Siswa kelas X MIPA SMA YP Unila Bandarlampung tahun pelajaran 2016/107 yang menjadi subjek penelitian mempunyai kemampuan akademik yang sama 2. Perbedaan peningkatan keterampilan mengidentifikasi variabel dan menentukan langkah kerja hanya dipengaruhi oleh LKS yang diterapkan pada masing-masing kelas. 3. Faktor-faktor lain di luar perlakuan pada kedua kelas diabaikan.
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan mengidentifikasi variabel.
16
2. Penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan menentukan langah kerja.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah swasta di Bandar Lampung, yaitu SMA YP Unila. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MIPA SMA YP Unila Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 266 siswa dan tersebar dalam 8 kelas, meliputi kelas X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, dan X8. Pembagian siswa pada tiap kelas dilakukan secara heterogen, sehingga proporsi jumlah siswa yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi, sedang maupun kurang dalam tiap kelasnya sama antara satu kelas dengan kelas yang lainnya.
Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya, yakni siswa yang memiliki kemampuan nilai akademis yang relatif sama. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil dua kelas sebagai sampel dari seluruh populasi secara acak. Kelas X MIPA 8 sebagai kelas eksperimen (menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing) dan kelas X MIPA 2 sebagai kelas kontrol (menggunakan LKS konvensional seperti yang dijelaskan pada ruang lingkup penelitian).
18
B. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer berupa data hasil tes sebelum pembelajaran diterapkan (pretes) dan hasil tes setelah pembelajaran diterapkan (postes), serta lembar aktivitas siswa sebagai data pendukung.
C. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1.
Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah LKS berbasis inkuiri terbimbing dan LKS konvensional.
2.
Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan mengidentifikasi variabel dan keterampilan menentukan langkah kerja.
3.
Variabel Kontrol Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.
D. Desain Penelitian
Metode penelitian ini adalah quasi experimental dengan desain non-equivalent pretest-posttest control group design (Creswell, 2003). Di dalamnya terdapat
19
langkah-langkah yang menunjukkan suatu urutan kegiatan penelitian, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3. Desain penelitian Kelas
Pretes
Perlakuan
Postes
Kelas eksperimen
O1
X
O2
Kelas kontrol
O1
-
O2
O1 adalah pretes yang diberikan sebelum perlakuan. Kemudian pada kelas eksperimen diterapkan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing (X). Selanjutnya, kedua kelompok sampel diberikan postes (O2).
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan sesuatu (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah: 1. Silabus yang dimodifikasi dari Saputri (2015) 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dimodifikasi dari Saputri (2015). 3.
Lembar kerja siswa (LKS) berbasis inkuiri terbimbing materi larutan elektrolit dan non-elektrolit berjumlah tiga LKS yang dimodifikasi dari Saputri (2015). LKS 1 mengenai daya hantar arus listrik larutan elektrolit dan nonelektrolit, LKS 2 mengenai penyebab perbedaan kemampuan daya hantar arus listrik larutan elek-trolit dan non-elektrolit dan LKS 3 mengenai jenis
20
senyawa yang dapat atau tidak-nya larutan menghantarkan arus listrik berdasarkan jenis ikatan. 4.
Soal pretes dan postes yang berupa soal uraian yang melatih keterampilan mengidentifikasi variabel dan menentukan langkah kerja suatu percobaan, dimodifikasi dari Saputri (2015).
5.
Lembar pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, dimodifikasi dari Sunyono (2014).
F. Pelaksanaan Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.
Melakukan observasi ke sekolah untuk mendapatkan informasi tentang keadaan sekolah, data siswa, data nilai, jadwal dan tata tertib sekolah, serta sarana prasarana di sekolah.
2.
Menentukan dua kelas sebagai kelas sampel.
3.
Mempersiapkan perangkat pembelajaran dan Instrumen.
4.
Pengujian validitas instrumen yang dilakukan kepada 20 siswa kelas XI MIPA yang telah menerima pembelajaran mengenai materi larutan elektrolit dan non- elektrolit.
5.
Memberikan pretes pada kelas kontrol dan eksperimen.
6.
Melaksanakan kegiatan pembelajaran pada materi pokok larutan elektrolit dan non-elektrolit.
7.
Memberikan postes pada kelas kontrol dan eksperimen.
8.
Analisis Data
21
Adapun langkah-langkah penelitian tersebut ditunjukkan pada alur penelitian, seperti ditunjukkan pada gambar 1:
Observasi Pendahuluan
1. Menentukan populasi dan sampel 2. Mempersiapkan perangkat pembelajaran dan Instrument 3. Validasi Intrument
Kelas Kontrol
pretes
Kelas Eksperimen
Menggunakan LKS
postes
menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik
konvensional
Analisis Data
Gambar 1. Alur Penelitian
G. Teknik Analisis Data Penelitian
1. Uji validitas dan reliabilitas instrument Uji validitas dan reabilitas instrumen tes digunakan untuk mengetahui kualitas instrumen yang digunakan dalam penelitian. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui dan mengukur apakah instrumen yang digunakan telah memenuhi syarat dan layak digunakan sebagai pengumpul data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel (Arikunto, 2010). Berdasarkan hasil uji coba tersebut maka akan diketahui validitas dan reliabilitas instrumen tes.
22
a) Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen tes (Arikunto, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Konteks pengujian kevalidan instrumen dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu cara judgment atau keputusan ahli dan pengujian empirik. Uji validitas soal tes pada penelitian ini dilakukan menggunakan SPSS 17.0. Soal tes diujikan kepada 20 orang siswa SMA YP Unila kelas XI MIPA yang telah mendapatkan materi larutan elektrolit dan non-elektrolit. Pengujian validitas ini dilakukan dengan uji Validitas Product Moment Pearson Correlation menggunakan SPSS 17.0. Instrument tes dikatakan valid apabila nilai rhitung > rtabel.
b) Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kepercayaan instrumen penelitian yang digunakan sebagai alat pengumpul data. Suatu alat evaluasi disebut reliabel jika alat tersebut mampu memberikan hasil yang dapat dipercaya dan konsisten. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0. dengan rumus Alpha Cronbach yang kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan derajat reliabilitas alat evaluasi menurut Guilford (Suherman, 2003). Kriteria derajat reliabilitas (r11) alat evaluasi menurut Guilford: 0,80 < r11≤ 1,00; derajat reliabilitas sangat tinggi 0,60 < r11≤ 0,80; derajat reliabilitas tinggi 0,40 < r11≤ 0,60; derajat reliabilitas sedang
23
0,20 < r11≤ 0,40; derajat reliabilitas rendah 0,00 < r11≤ 0,20; tidak reliabel
2. Pretes-postes Ketika instrument tes telah valid dan reliabel, maka instrument tes dianggap layak untuk diaplikasikan pada siswa. Instrument tes selanjutnya diaplikasikan dalam bentuk pretes dan postes. Skor yang dipadatkan pada pretes dan postes, kemudian diubah kedalam bentuk nilai akhir pretes dan postes yang dirumuskan sebegai berikut: nilai siswa=
jumlah skor yang diperoleh x 100 jumlah skor maksimal
Data nilai pretes dan postes siswa yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk menentukan rata-rata nilai pretes dan postes siswa yang dirumuskan sebagai berikut: rata-rata nilai siswa=
jumlah nilai siswa jumlah siswa
3. n-gain Dilakukan analisis skor gain ternormalisasi untuk mengetahui pengaruh LKS berbasis inkuiri terbimbing terhadap peningkat-an keterampilan mengidentifikasi variabel dan menentukan langkah kerja pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Perhitungan indeks gain bertujuan untuk mengetahui peningkatan nilai pretes dan postes dari kedua kelas. Rumus n-gain 〈 〉 menurut Hake (1999) adalah sebagai berikut:
n-gain 〈 〉=
(nilai postes-nilai pretes) (nilai maksimal ideal-nilai pretes)
24
Kriteria n-gain adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan skor n-gain “tinggi”, jika n-gain >0,7; 2. Pembelajaran dengan skor n-gain “sedang”, jika 0,3 < n-gain ≤ 0,7; 3. Pembelajaran dengan skor n-gain “rendah” jika n-gain ≤ 0,3 (Hake,1999).
Selanjutnya menentukan rata-rata n-gain yang dirumuskan sebagai berikut: ata-rata n-gain=
jumlah n-gain jumlah siswa
H. Pengujian Hipotesis
Setelah diketahui nilai rata-rata dari analisis pengukuran keterampilan mengidentifikasi variabel dan menentukan langkah kerja, analisis ukuran pengaruh penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing terhadap peningkatan kemampuan mengidentifikasi variabel dan menentukan langkah kerja, maka dilakukan pengukuran menggunakan uji-t dan uji ukuran pengaruh (effect size).
1.
Uji normalitas dan homogenitas
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, ada beberapa uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
a) Uji normalitas Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah memakai statistik parametrik atau non parametrik. Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas, yaitu jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05
25
maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov menggunakan SPSS 17.0
b) Uji homogenitas dua varians Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian homogen, yang selanjutnya untuk menentukan statistik t yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji homogenitas dilakukan dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0. Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut: :
=
:
≠
= kedua kelas mempunyai variansi yang homogen. = kedua kelas mempunyai variansi yang tidak homogen.
Kriteria : Terima H0 hanya jika Fhitung > Ftabel, dengan taraf nyata α 0,05, dalam hal lain tolak H0.
2.
Uji perbedaan dua rata-rata
Untuk data sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji parametik, yaitu uji perbedaan dua rata-rata atau uji-t (Sudjana, 2005). Uji-t dilaksanakan pada hasil perbedaan rata-rata ngain nilai kemampuan mengidentifikasi variabel dan menentukan langkah kerja, yaitu dari hasil n-gain pretes maupun postesnya. Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pasangan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1).
26
Hipotesis 1 (keterampilan mengidentifikasi variabel) Ho : μ1x ≤ μ 2x : Rata-rata n-gain keterampilan mengidentifikasi variabel pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit pada kelas yang diterapkan LKS berbasis inkuiri terbimbing lebih rendah atau sama dengan rata-rata n-gain keterampilan mengidentifikasi variabel pada kelas yang diterapkan pembelajaran konvensional.
H1 : μ1x > μ2x : Rata-rata n-gain keterampilan mengidentifikasi variabel pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit pada kelas yang diterapkan LKS berbasis inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada rata-rata n-gain keterampilan mengidentifikasi variabel pada kelas yang diterapkan pembelajaran konvensional.
Hipotesis 2 (keterampilan menentukan langkah kerja) Ho : μ1x ≤ μ 2x : Rata-rata n-gain keterampilan menentukan langkah kerja pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit pada kelas yang diterapkan LKS berbasis inkuiri terbimbing lebih rendah atau sama dengan rata-rata n-gain keterampilan menentukan langkah kerja pada kelas yang diterapkan pembelajaran konvensional.
H1 : μ1x > μ2x : Rata-rata n-gain keterampilan menentukan langkah kerja pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit pada kelas yang diterapkan LKS berbasis inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada rata-rata n-gain keterampilan menentukan langkah kerja pada kelas yang diterapkan pembelajaran konvensional.
27
Keterangan: μ1 : Rata-rata n-gain (x,y) pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit pada kelas yang diterapkan pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing. μ2 : Rata-rata n-gain (x,y) pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit pada kelas dengan pembelajaran konvensional. x : keterampilan mengidentifikasi variabel y : keterampilan menentukan langkah kerja Uji statistik ini sangatlah bergantung pada homogenitas kedua varians data, dalam hal ini uj t dilakukan menggunakan SPSS 17.0 dengan uji independen sampel Ttes dengan kriteria uji : terima H1 jika thitung < t(1-α) dan tolak sebaliknya.
3.
Uji paired sample T-test
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang berpasangan atau berhubungan. Uji paired sample T-test dilakukan menggunakan SPSS 17.0 dengan memasukkan data nilai pretes dan postes kelas eksperimen. Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pasangan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1). H0 : nilai rata-rata hasil belajar tidak terdapat perbedaan H1 : nilai rata-rata hasil belajar terdapat perbedaan Kriteria : terima H1 jika nilai sig. < 0,05 dan sebaliknya.
4.
Analisis ukuran pengaruh (Effect Size)
Setelah mendapatkan hasil output dari uji paired sample T-test, selanjutnya menganalisis ukuran pengaruh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
28
= Keterangan : = effect size = t hitung dari uji-t df= derajat kebebasan
(Jahjuoh, 2014)
Dengan kriteria sebagai berikut: η= 0,15; efek diabaikan (sangat kecil) 0,15< η = 0,40; efek kecil 0,40< η = 0,75; efek sedang 0,75< η = 1,10; efek besar η> 1,10; efek sangat besar
5.
(Dincer, 2015)
Analisis data aktivitas siswa
Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung diukur dengan menggunakan lembar observasi oleh dua orang observer. Analisis deskriptif terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menghitung persentase aktivitas siswa untuk setiap pertemuan dengan rumus: % Pa =
x100%
Keterangan: Pa = Persentase aktivitas siswa dalam belajar di kelas. Fa = Frekuensi rata-rata aktivitas siswa yang muncul. Fb = Frekuensi rata-rata aktivitas siswa yang diamati. 2) Menghitung jumlah persentase aktivitas siswa yang relevan dan yang tidak relevan untuk setiap pertemuan dan menghitung rata-ratanya, kemudian menafsirkan data dengan menggunakan tafsiran harga persentase sebagaimana Tabel 4.
29
3) Mengurutkan aktivitas siswa yang dominan dalam pembelajaran berdasarkan persentase setiap aspek aktivitas yang diamati.
Tabel 4. Kriteria tingkat keterlaksanaan Persentase
Kriteria
80,1% - 100,0%
Sangat tinggi
60,1% - 80,0%
Tinggi
40,1% - 60,0%
Sedang
20,1% - 40,0%
Rendah
0,0% - 20,0%
Sangat rendah
(Ratumanan dalam Sunyono, 2012)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1.
Penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan siswa dalam mengidentifikasi variabel.
2.
Penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan siswa dalam menentukan langkah kerja.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa : 1. Penggunaan LKS hedaknya dilakukan dalam pembelajaran kimia terutama pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit untuk mendukung tercapainya pembelajaran yang lebih baik.
48
2. Bagi calon peneliti yang lain yang juga tertarik untuk menerapkan LKS, hendaknya lebih membuat perencanaan kegiatan yang lebih matang untuk mengoptimalkan penggunaan waktu, sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan maksimal. 3. Bagi sekolah hendaknya menyediakan fasilitas laboratorium secara maksimal, dilakukan kembali pengecekkan alat yang masih layak dan tidak layak pakai serta segera mengganti alat yang rusak dengan yang baru. 4. Penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing dapat diterapkan pada materi kimia yang lainnya. 5. Soal pretes dan postes dalam melatih suatu keterampilan siswa akan lebih valid jika jumlah soal keterampilan tersebut lebih dari dua.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, A. 1997. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Creswell, J. W. (2003). Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches Fourth Edition. New Delhi: Sage Publications. Dahar, R.W. 1996. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Bandung. Dimyati, & Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dincer, S. (2015). Effect of Computer Assited Learning on Student Achievement in Turkey: a Meta-Analysis. Journal of Turkish Science Education, 12(1), 99-118. Fathurrohman, M. (2015). Paradigma Pembelajaran Kurikulum 2013. Yogyakarta: Kalimedia. Firman, H. (2007). Pendidikan Kimia. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian III. Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama. Habibi, I. R., & Syarief, S. H. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA pada Pembelajaran Kimia Menggunakan LKS dengan Pendekatan Keterampilan Proses. Mahasiswa Teknologi Pendidikan, 25. Hake. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. Diambil kembali dari http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf Iryani, Mawardi, & Andromeda. (2016). Pengaruh Penggunaan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa untuk Materi Koloid Kelas XI SMAN 1 Batusangkar. Eksakta, 82-88. Jahjouh, Y. M. A. (2014). The Effectiveness of Blended E-Learning Forumin Planning for Science Instruction. Journal of Turkish Science Education, 11(4). 3-16.
Mizarwan, B. (2015). Pengaruh Lembar Kerja Peserta Didik Berorientasi Inkuiri Terbimbing Terhadap Kompetensi Ipa Kelas VII SMPN 2 Bukit tinggi. Pillar Of Physics Education, 6(2). Permendikbud Nomor 59c tentang Kompetensi Dasar Kelompok Mata Pelajaran Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. 2014. Rohaeti, E., Widjajanti, E., & Tu, R. (2009). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia Untuk SMP. Inovasi Pendidikan Jilid 10, 2. Rustaman, N. 2009. Pengembangan Butir Soal Keterampilan Proses Sains. Bandung. FMIPA UPI. Salirawati, D. (2006). Penyusunan dan Kegunaan LKS dalam Proses Pembelajaran. Makalah pada Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat. Yogyakarta: UNY Press. Saputri, D. (2015). Efektivitas Pendekatan Saintifk Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit Dalam Meningkatkan Keterampilan Menganalisis Argumen. Skripsi. Skripsi tidak dipublikasikan. Bandar Lampung: Universitas Lampung Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA UPI. Sunyono. (2012). Buku Model Pembelajaran Berbasis Multipel Representasi (Model SiMaYang). Bandar Lampung: Aura. Sunyono. (2014). Model Pembelajaran Kimia Berbasis Multipel Representasi dalam Membangun Model Mental dan Penguasaan Konsep Mahasiswa Kimia Dasar Mahasiswa. Disertasi. Program S3 Pendidikan Sains. Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya: tidak dipublikasikan. Supardi, K. I., & Putri, I. R. (2010). Pengaruh penggunaan artikel kimia dari internet pada model pembelajaran creative problem solving terhadap hasil belajar kimia siswa SMA. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 4(1). Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta. Warianto. 2011. Keterampilan Proses Sains. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Widjajanti, E. (2008). Kualitas Lembar Kerja Siswa. Pendidikan Kimia FMIPA.