MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) PADA SISWA KELAS VIID SMP N 2 DEPOK
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sains
Disusun oleh : AGUNG WAHYUDI NIM. 06301244005
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi
yang
KREATIF
berjudul
SISWA
“MENINGKATKAN
DALAM
BELAJAR
KEMAMPUAN
BERPIKIR
MATEMATIKA
DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) PADA SISWA KELAS VIID SMP N 2 DEPOK” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.
Disetujui pada tanggal: 11 Januari 2011
Menyetujui:
Pembimbing
Bambang Sumarno H.M, M. Kom. NIP. 196802101988121001
i
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
DALAM
MENGGUNAKAN
BELAJAR
PENDEKATAN
MATEMATIKA
PEMECAHAN
DENGAN MASALAH
(PROBLEM SOLVING) PADA SISWA KELAS VIID SMP N 2 DEPOK” telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 2 Maret 2011 dan dinyatakan lulus. DEWAN PENGUJI
Nama
Bambang S.H.M, M. Kom
Jabatan
Tanda Tangan
Ketua Penguji
NIP.196802101988121001 Dr. Hartono NIP.196203291987021002 Edi Prajitno, M.Pd NIP.130515010 Kana Hidayati, M.Pd NIP.197705102001122001
Sekretaris Penguji
Penguji Utama
Penguji Pendamping
Tanggal
..........................
......................
..........................
......................
..........................
......................
..........................
......................
Yogyakarta,
Maret 2011
Fakultas MIPA Dekan,
Dr. Ariswan NIP. 195909141988031003
ii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Agung Wahyudi
NIM
: 06301244005
Jurusan
: Pendidikan Matematika
Fakultas
: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Judul
: Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Belajar Matematika Dengan Menggunakan Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) Pada Siswa Kelas VIID SMP N 2 Depok
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang lazim.
Yogyakarta, 11 Januari 2011 Yang menyatakan,
Agung Wahyudi NIM. 06301244005
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Seribu langkah yang akan kita tempuh ditentukan oleh langkah pertama, impian besar akan dapat kita wujudkan jika kita mampu meraih impian-impian kecil. Belajarlah sampai batas impianmu, waluapun kita tak mampu harta tapi kita mampu akan cita-cita kita Hidup bukan untuk menunggu, tetapi untuk berjuang dan menjalankan hari-hari dengan senyuman PERSEMBAHAN Karya sederhana ini ku persembahkan untuk: Kedua orangtuaku, terima kasih untuk kesabaran dan doa yang tak pernah putus, Untuk kakakku yang telah mendukung perkuliahanku, terima kasih untuk doanya. Kedua ponakkanku, Keisaha dan Zahwa terimakasih telah jadi penyemangatku, Untuk Dyah Ika P, terimakasih telah menjadi pendukung qu selama proses pengerjaan skripsi ini. Sahabat-sahabat terbaikku, Iwan Tegar, Herry Prasetyo, Anggit Riyanto, Uwie Torus, David, Nindy & Pmat NR 06/C, thanx atas semua bantuan dan supportnya. Untuk anak-anak kost A 3 trimakasih telah menjadi perusuh di waktu malam Untuk adik-adikku di SEKRUP, terimakasih atas doa dan dukunganya. Semoga kalian cepat menyusul dan terus berkarnya seni. Semoga Karya Ini Menjadi Kebanggaan Selamanya.
iv
“MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) PADA SISWA KELAS VIID SMP N 2 DEPOK” Oleh: Agung Wahyudi NIM. 06301244005 ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika pada siswa kelas VIID SMP N 2 Depok. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif antara guru mata pelajaran matematika kelas VIID SMP N 2 Depok dengan peneliti. Tindakan dilaksanakan dalam 2 siklus dengan setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi, angket, wawancara, catatan lapangan dan tes akhir siklus. Aspek kemampuan berpikir kreatif yang diamati yaitu aspek kognitif dan afektif. Aspek kognitif digunakan untuk pedoman tes akhir siklus sedangkan aspek afektif digunakan untuk pedoman lembar observasi siswa. Untuk angket menggunakan pedoman dari aspek kognitif dan afektif dari berpikir kreatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan pemecahan masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah melalui beberapa tahap yaitu (1) Guru menyampaikan tujuan, motivasi dan apersepsi, (2) guru membentuk siswa menjadi 8 kelompok, (3) Guru memberikan masalah dalam bentuk LKS yang dapat diselesaikan dengan beberapa cara tetapi satu jawaban, (4) Siswa berdiskusi dalam menyelesaikan masalah di LKS, (5) beberapa siswa mengerjakan hasil diskusinya di depan kelas, (6) guru bersamasama dengan siswa menyimpulkan hasil diskusi. Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat. Hal ini ditunjukan dengan (1) Peningkatan hasil lembar observasi berpikir kreatif siswa dari 39,62% pada siklus I meningkat menjadi 63,66% pada siklus II, (2) Peningkatan hasil tes berpikir kreatif siswa dari 60,83% pada siklus I meningkat menjadi 76,39% pada siklus II, (3) Hasil angket berpikir kreatif siswa termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 71.68%.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA
DALAM
BELAJAR
MATEMATIKA
DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) PADA SISWA KELAS VIID SMP N 2 DEPOK”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S1 Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Dr. Ariswan selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNY, yang telah mengesahkan skripsi ini.
2.
Bapak Dr. Hartono selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika UNY yang telah memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini.
3.
Bapak Tuharto, M. Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika UNY yang telah memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini.
4.
Bapak Bambang Sumarno H.M, M. Kom selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktu
dan
pemikirannya
dalam
membimbing
penulis
menyelesaikan skripsi ini. 5.
Ibu Kana Hidayati, M. Pd dan Ibu Mathilda Susanti, M. Si yang telah bersedia menjadi validator instrument penelitian.
6.
Bapak Suharno, S.Pd. selaku Kepala SMP N 2 Depok yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
7.
Bapak Suharno, S.Pd. selaku guru mata pelajaran Matematika kelas VII yang telah membantu dalam proses pembelajaran di kelas, serta memberikan respons positif terhadap penelitian ini.
vi
8.
Seluruh siswa kelas VIID SMP N 2 Depok atas kerja sama yang menyenangkan selama proses penelitian.
9.
Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah turut membantu penyelesaian skripsi ini. Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi
amalan yang akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Di akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya. Amin.
Yogyakarta, 11 Januari 2011
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ iv ABSTRAK .......................................................................................................... v KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 6 C. Batasan Masalah..................................................................................... 6 D. Rumusan Masalah ................................................................................. 6 E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6 F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Matematika dan Pembelajarannya........................................................... 8 1. Matematika ..................................................................................... 8
viii
2. Pembelajaran Matematika................................................................ 8 B. Berpikir Kreatif…………………………….......................................... 11 C. Pendekatan Pemecahan Masalah .......................................................... 14 D. Kerangka Berfikir ................................................................................... 18 E. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian .................................................................................. 20 B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................ 20 C. Subjek Penelitian .................................................................................. 20 D. Rancangan Penelitian ............................................................................ 20 E. Instrumen Penelitian ............................................................................. 27 F. Teknik Pengumpulan Data..................................................................... 30 G. Teknik Analisis Data ............................................................................. 31 H. Indikator Keberhasilan .......................................................................... 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian........................................................................................ 40 1. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas a. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I 1) Perencanaan Siklus I ........................................................... 41 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I............................................ 43 3) Observasi Siklus I................................................................ 54 4) Tes Berpikir Kreatif Siklus I................................................ 58 5) Berpikir Kretaif Siklus I....................................................... 58
ix
6) Refleksi Siklus I.................................................................... 60 b. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II 1) Perencanaan Siklus II........................................................... 61 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II........................................... 61 3) Observasi Siklus II................................................................. 72 4) Tes Berpikir Kreatif Siklus II................................................ 75 5) Berpikir Kreatif Siklus II....................................................... 76 6) Refleksi Siklus II................................................................... 77 c. Angket Berpikir Kreatif Siswa…................................................ 78 d. Wawancara….............................................................................. 79 B. Pembahasan ............................................................................................ 80 C. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 87 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................ 88 B. Saran ...................................................................................................... 90 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 92 LAMPIRAN ....................................................................................................... 94
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
1. Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Individu…………………….
33
2. Kategori Pelaksanaan Pembelajaran…………………………………
34
3. Pedoman Pemberian Skor Angket………………………………….... 34 4. Kategori Tanggapan Siswa Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran…...
35
5. Rubrik Penskoran Tes…………………………...…………………...
37
6. Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ....................................
38
7. Jadwal Pelaksanaan Penelitian…………………………...…………..
40
8. Aspek Afektif Dalam Berpikir Kreatif……………………….……… 54 9. Persentase Tiap Aspek Berpikir Kreatif Pertemuan 1 Siklus I…….
55
10. Persentase Tiap Aspek Berpikir Kreatif Pertemuan 2 Siklus I……..
55
11. Persentase Tiap Aspek Berpikir Kreatif Pertemuan 3 Siklus I……..
56
12. Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Siklus I…………………....
56
13. Persentase Hasil Observasi Pembelajaran Siklus I…………….....…
58
14. Persentase Tiap Aspek Berpikir Kreatif Pertemuan 1 Siklus II……
72
15. Persentase Tiap Aspek Berpikir Kreatif Pertemuan 2 Siklus II……
72
16. Persentase Tiap Aspek Berpikir Kreatif Pertemuan 3 Siklus II ……..
73
17. Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Siklus II…………………….
74
18. Persentase Hasil Observasi Pembelajaran Siklus II ….……….......…
75
19. Aspek Kognitif Berpikir Kreatif Siswa……………………..….……. 78 20. Hasil Angket Berpikir Kreatif Siklus II…………………….……..…
xi
79
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Gambar alur penelitian tindakan kelas.............................................. . 21 2. Gambar kemampuan berpikir kreatif siswa tiap pertemuan dari data observasi................................................................................................ 84 3. Gambar kemampuan berpikir kreatif siswa tiap aspek dari data observasi................................................................................................ 84 4. Gambar kemampuan berpikir kreatif siswa dari hasil tes..................... 85 5. Gambar kemampuan berpikir kreatif siswa dari hasil angket............... 85
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1........................................ 95 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1................................................................ 100 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2........................................ 104 4. Lembar Kerja Siswa (LKS) 2................................................................ 109 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3........................................ 113 6.
Lembar Kerja Siswa (LKS) 3............................................................... 117
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4........................................ 120 8. Lembar Kerja Siswa (LKS) 4................................................................ 125 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 5........................................ 129 10. Lembar Kerja Siswa (LKS) 5................................................................ 133 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 6........................................ 136 12. Lembar Kerja Siswa (LKS) 6................................................................ 140 13. Jawaban LKS......................................................................................... 144 14. Kisi-Kisi Soal Tes Berpikir Kreatif....................................................... 155 15. Lembar Soal Pretes............................................................................... 156 16. Alternatif Jawaban Lembar Soal Pretes................................................ 158 17. Lembar Soal Tes Akhir Siklus I............................................................ 159 18. Alternatif Jawaban Lembar Soal Akhir Tes Siklus I............................. 161 19. Lembar Soal Tes Siklus II...................................................................... 164 20. Alternatif Jawaban Lembar Soal Tes Akhir Siklus II............................ 166 21. Kisi-Kisi Lembar Obervasi Berpikir Kreatif Siswa............................... 170
xiii
22. Lembar Obervasi Berpikir Kreatif Siswa.............................................. 171 23. Kisi-kisi Lembar Obervasi Pelaksanaan Pembelajaran......................... 173 24. Lembar Obervasi Pelaksanaan Pembelajaran........................................ 174 25. Kisi-Kisi Angket Berpikir Kreatif Siswa............................................... 177 26. Angket Berpikir Kreatif Siswa.............................................................. 179 27. Pedoman Wawancara Guru dan Wawancara Siswa.............................. 181 28. Daftar Nilai Tes Berpikir Kreatif........................................................... 182 29. Analisis Hasil Angket Berpikir Kreatif Siswa....................................... 183 30. Analisis Hasil Observasi Berpikir Kreatif Siswa................................... 185 31. Analisis Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran............................ 203 32. Hasil Wawancara Dengan Guru dan Wawancara Dengan Siswa.......... 205 33. Catatan Lapangan................................................................................... 207 34. Nama Anggota Kelompok..................................................................... 214 35. Surat-surat.............................................................................................. 215
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika (dari bahasa Yunani: μαθηματικά - mathēmatiká) adalah studi besaran, struktur, ruang, relasi, perubahan, dan beraneka topik pola, bentuk, dan entitas. Para matematikawan mencari pola dan dimensi-dimensi kuantitatif lainnya, berkenaan dengan bilangan, ruang, ilmu pengetahuan alam, komputer, abstraksi
imajiner,
atau
entitas-entitas
lainnya
(dalam
http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika). Menurut Erman Suherman (2003: 2526) bahwa matematika tumbuh dan berkembang untuk dirinya sendiri sebagai suatu ilmu, juga untuk melayani kebutuhan ilmu pengetahuan dalam pengembangan dan operasionalnya. Dengan demikian matematika mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik sebagai alat bantu dalam penerapan bidang ilmu lain maupun sebagai sarana berpikir logis, analis, kreatif dan sistematis Disebutkan dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mata pelajaran matematika (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tanggal 23 mei 2006 tentang standar isi) bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Sehingga dapat
1
2
dikatakan bahwa kemampuan berpikir keatif merupakan salah satu hal yang harus dimiliki siswa dalam belajar matematika. Berpikir kreatif dalam belajar matematika menurut menurut Krutetskii (dalam Tatag Yuli Eko Siswono dan Abdul Haris Rosyidi, 2009) merupakan kemampuan (abilities) siswa yang berhubungan dengan suatu penguasaan kreatif mandiri (independent) matematika di bawah pengajaran matematika, formulasi mandiri masalah-masalah matematis yang tidak rumit (uncomplicated), penemuan cara-cara dan sarana dari penyelesaian masalah, penemuan bukti-bukti teorema, pendeduksian mandiri rumus-rumus dan penemuan metode-metode asli penyelesaian masalah non standar. Untuk melihat adanya kemampuan berpikir kreatif dalam belajar matematika tidak mudah. Hal ini dikarenakan adanya karakteristik tersendiri dari siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif. Karakteristik siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kreatif menurut Guilford (ynag dikutip oleh James R. Evans 1994: 49) adalah kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), penguraian (elaboration) dan perumusan kembali (redefinition). Karakteristik tersebut merupakan karakteristik kognitif dari seorang siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kreatif. Sedangkan karakteristik afektif dari berpikir kreatif menurut Darwing dan Nurdin (2006) adalah rasa ingin tahu besar, berani dan antusias dalam mengemukakan pendapat serta menjawab pertanyaan, menyukai tantangan dan pengalaman baru, berani mengambil resiko (tapi dengan perhitungan), serta memiliki kemampuan memainkan konsep dan kemungkinan-kemungkinan. Komponen kognitif dan afektif dalam berpikir kreatif di atas digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika.
3
Komponen tersebut meninjau berbagai hal yang berbeda dan saling berdiri sendiri. Siswa atau individu dengan kemampuan dan latar belakang berbeda akan mempunyai kemampuan yang berbeda pula sesuai tingkat kemampuannya ataupun pengaruh lingkungannya. Dengan demikian memungkinkan akan terdapat suatu jenjang atau tingkat dalam berpikir kreatif sesuai dengan pencapaian siswa dari komponen berpikir kreatif tersebut. Dari pernyataan di atas, siswa dikatakan mempunyai kemampuan berpikir kreatif jika memenuhi sebagian besar karakteristik kognitif dan afektif dalam berpikir kreatif di atas. Sehingga dalam belajar matematika berpikir kreatif itu penting, sebab seorang anak dapat memandang suatu pokok bahasan dalam belajar matematika dari sudut pandang yang tidak biasa dan anak akan mempunyai pemikiran lain dari apa yang dasar dipikirkan oleh guru. Mengingat pentingnya kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika, maka tugas guru adalah bagaimana membantu siswa meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Salah satu upaya meningkatkan kemampuaan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika adalah dengan menerapkan pembelajaran yang menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving). Hal ini didasari dari pernyataan Tatag dan Abdul (2009) bahwa pemecahan masalah merupakan salah satu cara untuk mendorong kreativitas ataupun ketrampilan berpikir kreatif siswa. Menurut Sukoriyanto (2001: 103), pemecahan masalah merupakan proses dari menerima
tantangan
dan
usaha-usaha
untuk
menyelesaikannya
sampai
4
memperoleh penyelesaian. Proses pemecahan masalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam mempelajari, mencari, dan menemukan sendiri informasi atau data untuk diolah menjadi konsep, prinsip atau simpulan. Karakteristik dari pembelajaran menggunakan pendekatan pemecahan masalah menurut Sukoriyanto (2001: 103) adalah mendorong siswa agar menerima tantangan permasalahan dengan adanya pertanyaan yang bersifat menantang serta mengarahkan siswa agar dapat menyelesaikan pertanyaan atau permasalahan tersebut. Tujuan dari pembelajaran pemecahan masalah adalah seperti apa yang dikemukakan oleh Hudojo (2003: 155), yaitu sebagai berikut: 1. Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya. 2. Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi siswa. 3. Potensi intelektual siswa meningkat. 4. Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas VII D SMP Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta, diketahui bahwa kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki siswa kelas VII D di SMP tersebut masih rendah. Hal ini terlihat dari kecenderungan siswa untuk menentukan hasil saja tanpa mengerti akan pentingnya proses mendapatkan hasil dalam belajar matematika. Baik dalam proses merumuskan masalah, proses mengidentifikasi permasalahan, proses
5
mempertimbangkan solusi baru yang lain dan proses pemilihan hasil yang tepat. Kebanyakan siswa tidak berani mengemukakan ide atau gagasan kreatif yang ada dipikiran mereka. Dengan kondisi pembelajaran yang demikian, siswa bekerja dan berpikir menurut apa yang disampaikan oleh guru, sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika masih rendah. Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru matematika kelas VII D juga menunjukkan, bahwa pembelajaran matematika pada siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta masih terpusat pada guru. Guru matematika kelas VII D SMP Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta belum dapat memberikan suatu permasalahan dengan berbagai macam cara untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Selain itu guru kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk menyelesaikan permasalahan dengan berbagai macam cara sesuai pemikiran siswa sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa guru matematika kelas VII D SMP Negeri 2 Depok Sleman belum menerapkan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika. Berkaitan dengan permasalahan di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul: “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Belajar Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Siswa Kelas VII D SMP N 2 Depok”.
6
B. Identifikasi Masalah 1. Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika masih rendah. 2. Guru
sudah
menggunakan
pendekatan
pemecahan
masalah
dalam
pembelajaran matematika akan tetapi penerapanya kurang maksimal. C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka batasan masalah pada penelitian ini dimagsudkan untuk menghindari kesalahan persepsi dan perluasan masalah. Penelitian ini ditekankan pada upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah pada kelas VIID SMP N 2 Depok. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalahnya, yaitu bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah agar dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika pada kelas VIID SMP N 2 Depok E. Tujuan Penelitian Tujuan
penelitiannya
adalah
untuk
mendeskripsikan
pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika pada kelas VIID SMP N 2 Depok.
7
F. Manfaat Penelitian 1. Siswa kelas VII SMP N 2 Depok Dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika. 2. Guru matematika a. Dapat meningkatkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran matematika agar menjadi lebih menarik dan menyenangkan. b. Sebagai bahan wacana untuk dapat menggunakan model pembelajaran lain yang lebih atraktif. 3. Sekolah a. Memberikan penghargaan kepada guru yang menggunakan pembelajaran yang kreatif. b. Memotivasi pihak sekolah untuk dapat menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Matematika dan Pembelajaran Matematika 1. Matematika Matematika adalah alat untuk mengembangkan cara berpikir manusia. Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD bahkan sejak TK. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, matematika didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Akan tetapi matematika pada hakekatnya adalah suatu ilmu yang menggunakan cara bernalarnya deduktif formal dan abstrak yang cara berpikirnya adalah suatu hal yang konkret (Herman Hudojo 2005: 35). Sehingga dapat dikatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan yang hakiki yang melekat pada anak usia dini sejak mereka mendapat pendidikan SD hingga pendidikan di perguruan tinggi. 2. Pembelajaran Matematika Belajar menurut Sri Rumini dkk (2006: 59) adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap, baik yang dapat diamati maupun tidak dapat diamati secara langsung,
8
9
yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan. Menurut Sardiman (2006: 20) ada beberapa definisi tentang belajar, antara lain dapat diuraikan sebagai berikut. a. Cronbach memberikan definisi : Learning is shown by a change in behavior as a result of experience. b. Harold Spears memberikan batasan : Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. c. Geoch, mengatakan : Learning is a change in performance as a result of practice. Dari ketiga definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Kegiatan belajar memiliki beberapa maksud, antara lain: a. Mengetahui suatu kepandaian, kecakapan, atau konsep yang sebelumnya tidak pernah diketahui. b. Dapat mengerjakan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dibuat, baik tingkah laku maupun keterampilan. c. Mampu mengkombinasikan dua pengetahuan (atau lebih) ke dalam suatu pengertian baru baik keterampilan, pengetahuan, konsep, maupun sikap dan tingkah laku. d. Dapat memahami dan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.
10
Menurut James dan James matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri (yang dikutip Erman Suherman, 2003: 16). Dari berbagai definisi tentang belajar dan definisi tentang matematika maka dapat dikatakan bahwa belajar matematika adalah suatu kegiatan aktif yang dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi hasil dari berpikir, bernalar, berlogika, membaca, melihat, menghafal dan menerangkan suatu hal yang bekaitan tentang matematika. Pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, dalam rangka menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa sehingga akan menjadi kebiasaan bagi siswa yang bersangkutan (Erman Suherman, 2003: 8). Dengan demikian pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada para siswanya, yang di dalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa dalam mempelajari matematika tersebut.
11
B. Berpikir Kreatif Menurut Munandar (yang dikutip Darwing dan Nurdin, 2006) berpikir kreatif atau
berpikir
divergen
adalah
kemampuan
untuk
menemukan
banyak
kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah berdasarkan data atau informasi yang tersedia, dimana penekanannya didasarkan pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Ketika seseorang menerapkan berpikir kreatif dalam suatu praktek pemecahan masalah, pemikiran divergen menghasilkan banyak ide yang berguna dalam menyelesaikan masalah. Dalam berpikir kreatif dua bagian otak akan sangat diperlukan. Keseimbangan antara logika dan kreativitas sangat penting. Jika salah satu menempatkan deduksi logis terlalu banyak, maka kreativitas akan terabaikan. Dengan demikian untuk memunculkan kreativitas diperlukan kebebasan berpikir tidak di bawah kontrol dan tekanan. Berpikir kreatif berarti berpikir menurut dunianya sendiri atau membentuk dunianya sendiri tanpa memandang pemikiran yang sudah mapan. Seperti yang disebutkan dalam teori Gestalt (James R. Evan, 1994: 44), menurut teori ini bahwa pemikiran kreatif merupakan rekonstruksi dari gestalt atau pola-pola yang secara struktur tidak sempurna dan apabila orang berhadapan dengan suatu masalah, maka ia memahami masalah tersebut secara keseluruhan sehingga dinamika dari kekuatan dan ketegangan masalah tertekan di dalam pikiranya hingga mengakibatkan desakan yang akan memunculkan suatu penyelesaian masalah.
12
Berdasar analisis faktor, Guilford menemukan sifat-sifat yang menjadi karateristik kognitif dari kemampuan berpikir kreatif, yaitu kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), penguraian (elaboration) dan perumusan kembali (redefinition) (James R. Evans, 1994: 49). a. Fluency (kelancaran) Kelancaran adalah kemampuan untuk memberikan berbagai respon. Kelancaran pada umumnya berkaitan dengan kemampuan melahirkan alternatif-alternatif pada saat diperlukan. b. Flexibility (keluwesan) Keluwesan adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah. Keluwesan berkaitan dengan kemampuan untuk membuat variasi terhadap satu ide dan kemampuan memperoleh cara baru. c. Originality (keaslian) Keaslian adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan caracara yang asli, tidak klise. Keaslian berkaitan dengan kemampuan memberikan respon yang khas/unik yang berbeda dengan yang biasa dilakukan orang lain. d. Elaboration (penguraian) Penguraian adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara lebih terinci. Dapat dikatakan, elaborasi merupakan penambahan detail atau keterangan terhadap ide yang sudah ada. e. Redefinition (redefinisi/perumusan kembali) Redefinisi merupakan kemampuan untuk meninjau suatu persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah diketahui oleh banyak orang. Menurut Utami Munandar redefinisi memerlukan kemampuan untuk menghentikan interpretasi lama dari obyek-obyek yang telah dikenal dalam rangka menggunakannya atau bagian-bagiannya dalam beberapa cara baru. Sedangkan karakteristik afektif dari berpikir kreatif menurut Darwing dan Nurdin (2006) adalah rasa ingin tahu besar, berani dan antusias dalam mengemukakan pendapat serta menjawab pertanyaan, ,menyukai tantangan dan
13
pengalaman baru, berani mengambil resiko (tapi dengan perhitungan), serta memiliki kemampuan memainkan konsep dan kemungkinan-kemungkinan.Proses berpikir kreatif berkaitan dengan keterampilan untuk mengubah atau menemukan solusi baru. Hasil dari pemikiran kreatif akan berdampak pada keadaan dimana seseorang memiliki imajinasi lebih dari sekedar pemikiran yang biasa. Proses pemikiran kreatif menurut James (1994: 40) adalah suatu proses mental yang didalam proses itu pengalaman masa lampau dikombinasikan dan dikombinasikan kembali, sering dengan beberapa distorsi, dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga orang muncul pola-pola baru, konfigurasi baru, aturan baru, sehingga muncul pemecahan yang lebih baik yang dibutuhkan manusia. Berpikir kreatif dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting apalagi bagi proses belajar mengajar matematika. Disebutkan tujuan berpikir kreatif dalam (James R. Evans, 1994: 29) adalah : a. Menjadi lebih sensitif terhadap keberadaan masalah. b. Dapat membatasi masalah yang tepat dari masalah. yang mungkin dari kekacaubalauan yang saling terjadi. c. Dapat mencari dan mengusahakan semua informasi yang tersedia tentang sebuah masalah. d. Dapat mengakui dan menanyakan asumsi, baik eksplisit maupun implisit. e. Mempertimbangkan peringkat batasan masalah alternatif yang luas dan ide-ide penyelesaian. f. Menyelamatkan masalah-masalah pelaksanaan sejak dini dalam proses pemecahan masalah. Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa untuk menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah berdasarkan data atau informasi
14
yang tersedia, dimana penekanannya didasarkan pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban yang sesuai dengan aspek kognitif dalam berpikir kreatif yaitu fluency, flexibility, originality, elaboration, redefinition dan aspek afektif dalam berpikir kreatif yaitu rasa ingin tahu besar, berani dan antusias dalam mengemukakan pendapat serta menjawab pertanyaan, ,menyukai tantangan dan pengalaman baru, berani mengambil resiko (tapi dengan perhitungan), serta memiliki kemampuan memainkan konsep dan kemungkinan-kemungkinandari berfikir kreatif C. Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) Berdasarkan teori oleh Gagne dalam Suherman (2003: 83) menyatakan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat dikembangkan melalui pemecahan masalah. Pemecahan masalah merupakan tipe belajar paling tinggi dari delapan tipe belajar yaitu signal learning, stimulus respon learning, chaining, verbal association, discrimination learning, concept learning, rule learning dan problem solving. Semua strategi adalah bagian dari langkah yang terkait dan menguntungkan bagi penggunanya. Dalam penelitian ini peneliti mengambil pendekatan pemecahan masalah. Pendekatan pemecahan masalah menurut Erman Suherman dkk (2003: 83) adalah suatu bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta ketrampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.
15
Sedangkan langkah dalam pemecahan masalah menurut Polya (yang dikutip oleh Erman Suherman dkk, 2003: 89)adalah : a. b. c. d.
Memahami masalah Merencanakan pemecahannya Menyelesaikan masalah sesuai rencana kedua Memeriksa kembali hasil yang diperoleh (looking back)
Dalam Herman Hudojo (2005: 134) dikemukakan bagaimana memahami suatu masalah yaitu dengan: a. Baca dan bacalah ulang masalah tersebut. Pahami kata demi kata, kalimat demi kalimat. b. Identifikasi apa yang diketahui dari masalah tersebut. c. Identifikasi apa yang hendak akan dicari d. Abaikan hal-hal yang tidak relevan dengan permasalahan. e. Jangan menambah hal-hal yang tidak ada sehingga masalahnya menjadi berbeda dengan masalah yang kita hadapi. Masalah menurut Herman Hudojo (2005: 123) adalah suatu pertanyaan yang tidak dapat secara langsung ditemukan jawabanya karena seseorang tersebut tidak mempunyai aturan atau hukum tertentu yang segera dapat dipergunakan untuk menemukan jawaban pertanyaan tersebut. Dengan demikian pertanyaan merupakan suatu masalah bagi seorang siswa pada suatu saat, tetapi bukan merupakan masalah lagi pada saat berikutnya. Syarat suatu masalah bagi seorang siswa menurut Herman Hudojo (2005: 124) adalah: a. Pertanyaan yang dihadapkan kepada seorang siswa haruslah dapat dimengerti oleh siswa tersebut, namun pertanyaan itu harus merupakan tantangan baginya b. Pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab dengan prosedur rutin yang telah diketahui siswa.
16
Mengajar siswa dengan pendekatan pemecahan masalah perlu dengan adanya proses perencanaan. Proses perencanan yang dimaksud adalah dengan merumuskan tujuan, memerlukan prasyarat dan mengajarkan pemecahan masalah (Herman Hudojo, 2005: 130). Sedangkan pola perencanaan dalam pemecahan masalah diungkapkan oleh Hudojo dan Sutawijaya (Herman Hudojo, 2005: 134) adalah : (1) pemahaman terhadap masalah, (2) perencanaan penyelesaian masalah, (3) Pelaksanaan perencanaan penyelesaian masalah, (4) melihat kembali penyelesaian Menyelesaikan suatu masalah berdasarkan rencana yang telah dibuat diawal akan mempermudah dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Alur pikir yang terbentuk dari suatu perencanaan yang dibuat sendiri akan lebih mudah diselesaikan dari pada dengan perencanaan orang lain. Langkah yang terakhir adalah memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Dalam langkah yang terakhir dilakukan suatu pengecekan atas apa yang telah dilakukan, mulai dari langkah pertama hingga langkah ketiga. Dengan cara seperti itu maka berbagai kesalahan yang tidak perlu dapat terkoreksi kembali sehingga siswa dapat sampai pada jawaban yang benar sesuai dengan masalah yang diberikan. Mengajarkan pemecahan masalah kepada siswa merupakan kegiatan dari seorang guru dimana guru itu membangkitkan siswa-siswanya agar menerima dan merespon
pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan olehnya
dan
kemudian
membimbing siswa-siswanya menuju kepada penyelesaian masalah (Herman Hudojo, 2005: 125). Sehingga dapat dikatakan pembelajaran dengan pendekatan
17
pemecahan masalah sangatlah penting bagi proses belajar mengajar matematika. Pemecahan masalah dapat mengarahkan siswa menuju jalur pikir kreatifnya. Nantinya pola pikir tersebut dapat digunakan dalam permasalahan-permasalahan sehari-hari. Seperti yang dikatakan Cooney (yang dikutip Herman Hudojo, 2005: 126) bahwa mengajarkan siswa
untuk
menyelesaikan
masalah-masalah
memungkinkan siswa untuk menjadi lebih analitik didalam mengambil keputusan dikehidupan sehari hari. Matematika yang disajikan kepada siswa dengan pendekatan pemecahan masalah dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar matematika. Siswa akan merasa puas apabila dapat menyelesaikan suatu permasalahan matematika dengan pola pikirnya sendiri. Kepuasan tersebut merupakan suatu imbalan dari usaha yang dilakukan siswa sebagai sarana belajar matematika. Herman Hudojo (2005: 126) mengatakan bahwa alangkah baiknya bila aktivitasaktivitas matematika seperti mencari generalisasi dan menanamkan konsep melalui strategi pemecahan masalah. Dalam merencanakan pemecahan masalah diperlukan kreativitas yang tinggi. Sejumlah strategi patut di coba dan diujikan. Strategi yang membantu dalam merumuskan suatu pemecahan masalah menurut Wheeler (yang dikutip Hudojo, 2005: 135) antara lain dengan membuat suatu tabel, membuat suatu gambar, mencari pola, menyatakan kembali permasalahan, bekerja mundur, menggunakan variabel dan menyusun model permasalahan.
18
Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dalam penyelesaian masalah sebagai inti pembelajaran yang dilaksanakan melalui : (1) memberikan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran, (2) mengorganisasikan dan membimbing siswa dalam pemecahan masalah (3) menyimpulkan materi dan melakukan refleksi. D. Kerangka Berpikir Dalam proses belajar matematika kemampuan untuk berpikir kreatif sangatlah penting seperti yang dikatakan dalam peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang standar isi bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kemampuan berpikir kreatif siswa meliputi kemampuan untuk memberikan berbagai
respon,
kemampuan
untuk
mengemukakan
bermacam-macam
pemecahan atau pendekatan terhadap masalah, kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli dan tidak klise, kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara lebih terinci dan kemampuan untuk meninjau suatu persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah diketahui oleh banyak orang
19
Salah satu pendekatan yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika adalah pendekatan pemecahan masalah. Pada pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah akan diberikan suatu masalah yang menuntut siswa untuk berpikir kreatif secara individu. Tahap berikutnya siswa akan diberi kesempatan untuk berdiskusi secara kelompok dan siswa di tuntut untuk bekerjasama yang kreatif. Dalam pemecahan masalah yang ada pada siswa, siswa di tuntut untuk
fluency, flexibility,
originality, elaboration dan redefinition. Dengan menggunakan lima aspek tersebut siswa akan dapat menggunakan pemikiran kreatifnya sehingga tujuan pembelajaran matematika akan tercapai dengan hasil yang baik. E. Penelitian Yang Relevan 1. Penelitian Purwanti 2007 mengenai pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah yang menunjukkan motivasi belalajar matematika untuk kelas VII B SMP N2 Melati Sleman meningkat. 2. Penelitian Dwi Fatmawati 2006 mengenai pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang menunjukkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika di SMA N 8 Purworejo kelas X. Salah satu hasil penelitian adalah menegaskan bahwa siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan pemecahan masalah siswa terlihat lebih aktif di kelas selama proses pembelajaran. Siswa aktif dalam mengemukakan pendapat, bertanya maupun dalam pemecahan masalah. Selain itu tingkat kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran matematika juga meningkat.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara kolaboratif antara guru mata pelajaran matematika dan peneliti yang dilaksanakan di SMP N 2 Depok, Yogyakarta. Peran guru disini adalah sebagai praktisi pembelajaran, sedangkan peneliti sebagai perancang dan pengamat. Guru dilibatkan sejak proses perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, hingga refleksi. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta, sedangkan waktu penelitiannya pada semester genap, yaitu semester 2 tahun pelajaran 2009/2010, tepatnya pada tanggal 23 April 2010 s/d 14 Mei 2010. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari tiga kali pertemuan pembelajaran dan satu kali tes akhir siklus. C. Subjek penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII D SMP N 2 Depok, Sleman Yogyakarta dengan jumlah siswa 34 anak. Mayoritas siswa kelas VII D berdomisili asli Yogyakarta. D. Rancangan Penelitian Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart dalam Rochiati Wiriaatmadja (2006: 66). Model tersebut digambarkan pada gambar 3.1.
20
21
Gambar 3.1 Bagan alur penelitian tindakan kelas Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahap dalam setiap siklus. Setiap siklus tindakan meliputi: 1. Perencanaan Tindakan 2. Pelaksanaan Tindakan 3. Observasi (Pengamatan) 4. Refleksi Pembelajaran melalui pendekatan pemecahan masalah ada empat bagian yaitu : 1. Menyusun rancangan pembelajaran melalui pendekatan pemecahan masalah 2. Merencanakan alokasi waktu untuk pembelajaran pemecahan masalah 3. Melakukan tindakan berupa pembelajaran melalui pemecahan masalah
22
4. Melakukan pengamatan dan pengkajian pembelajaran melalui pendekatan pemecahan masalah sebagai bahan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran pertemuan berikutnya. Dari setiap pembelajaran peneliti melakukan observasi untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir siswa. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap observer yang melakukan pengamatan terhadap kelompok-kelompok yang ada di kelas. Hal tersebut perlu dilakukan sebab peneliti tidak dapat mengamati secara keseluruhan tentang apa yang dikerjakan siswa sewaktu pembelajaran matematika berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh tiga orang observer yang akan melakukan pengamatan terhadap kelompok-kelompok kecil yang dibuat peneliti di dalam kelas. Peneliti akan membagi siswa menjadi 8 kelompok yang tiap kelompoknya terdiri dari 4 orang siswa berjumlah 6 kelompok dan 5 orang siswa berjumlah 2 kelompok. Setiap observer akan mengamati masing-masing 2 kelompok untuk membantu peneliti melakukan pengamatan terhadap tindakan afektif dalam berpikir kreatif siswa dan melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran matematika dengan pendekatan pemecahan masalah. Penelitian ini di desain sebagai penelitian tindakan kelas (PTK) yang tediri dari dua siklus. Tiap siklus berlangsung selama 3 kali pertemuan dan setiap akhir siklus akan diberikan tes kemampuan berpikir kreatif sehingga keseluruhan pertemuan menjadi 8 kali pertemuan.
23
1. Siklus I a. Perencanaan tindakan (planing) Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan tindakan adalah menyusun rancangan pembelajaran yang akan dilaksanakan sesuai dengan penemuan masalah dan gagasan awal akan dilaksanakan penelitian. Dalam tahap ini peneliti mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran atas kerjasama dengan guru. Peneliti juga bekerja berdasarkan bimbingan dari dosen pembimbing sehingga kerja peneliti akan lebih mendekati sempurna. Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan penelitian, seperti penyusunan instrumen yang akan digunakan. Peneliti juga melakukan uji kevalidan instrumen. Uji tersebut berkaitan dengan ke absahan dari instrumen yang digunakan sehingga dapat mengukur peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika b. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi dari perencanaan. Guru diharapkan melaksanakan dan berusaha mengikuti apa yang telah dirumuskan dalam rencana tindakan. Tetapi rencana tindakan ini bersifat tentatif dan sementara, fleksibel, dan tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan dalam penerapannya sesuai dengan kondisi yang ada sebagai usaha ke arah perbaikan.
24
Pelaksanaan proses belajar mengajar dalam penelitian ini difokuskan pada pemberian masalah-masalah terbuka yang terdapat dalam LKS guna meningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika. Guru memulai pembelajaran dengan salam, berdoa dan guru menanyakan tentang materi sebelumnya kemudian siswa diberi soal pretes dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan berjumlah 2 butir soal uraian. Pretes dilakukan hanya pada pertemuan pertama dari siklus I. Sedangkan pembelajaran pertemuan selanjutnya siswa diberi apersepsi tentang materi yang akan diajarkan tanpa pretes dan dilanjutkan dengan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah. Setelah pretes selesai, pada pertemuan pertama siswa diberi apersepsi tentang materi yang akan diajarkan dengan memberi teka-teki kepada siswa sehingga alur berpikir siswa tidak monoton. Kemudian siswa diberi permasalahan dengan konteks permasalahan ringan yang diberikan oleh peneliti. Dalam konteks ini siswa diharuskan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah. Setelah satu permasalahan selesai yang dapat dianggap sebagai taraf pemanasan bagi siswa kemudian siswa dibagi menjadi berkelompok dengan tiap anggotanya empat orang siswa. Pada tahap ini, di dalam kelas terdapat delapan kelompok dengan tingkat kemampuan yang berbeda tiap individu. Tiap kelompok akan diberi suatu permasalah dengan tiangkat kesulitan yang berbeda pada setiap pertemuan. Permasalah akan diberikan dalam bentuk LKS yang
25
berisi permasalahan dengan aspek berpikir kreatif dan aspek pemecahan masalah. Didalam kelompok siswa dituntut untuk dapat berinteraksi dengan teman satu kelompoknya. Tiap siswa didalam kelompok diharapkan dapat mengerjakan satu permasalah dengan alur pikirnya sendiri. Proses ini akan memunculkan pola pikir kreatif dengan beraneka kemungkinan jawaban yang hasilnya akan ditentukan oleh kesepakatan dari kelompok sehingga nantinya akan terbentuk kemampuan berpikir kreatif dari individu dan kemampuan berpikir kreatif dalam kelompok. c. Observasi Pada tahap observasi ini pelakunya adalah guru, peneliti dan observer yang dikenakan terhadap subjek penelitian yaitu siswa. Tahap ini sangat menentukan keberhasilan penelitian sebab pada tahap ini semua kegiatan dan kejadian akan diamati dan diharapkan tidak ada satu tindakan dari siswa yang memungkinkan untuk tidak tertangkap oleh observer dan guru. Dalam tahap ini, peneliti memberikan lembar observasi yang telah mendapat validasi dari ahli yang berkompeten dalam bidang ini. Lembar observasi diberikan kepada guru, peneliti dan observer. Pada lembar observasi ini terdapat alur penilaian dari apa yang dikerjakan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Lembar observasi ini berisi apek-aspek dalam berpikir kreatif dan aspek-aspek pemacahan masalah. Observer diharapkan dapat merekam semua kejadian dan tindakan yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran dengan
26
pendekatan pemecahan masalah. Data yang didapat observer diharapkan data asli tanpa adanya rekayasa oleh observer sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan refleksi dan pengolahan hasil pada akhir pertemuan. d. Refleksi Pada tahap refleksi ini peneliti melakukan diskusi dengan guru matematika untuk melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung dan menyusun rencana perbaikan pada siklus dua. Keseluruhan hasil evaluasi yang menyebabkan hambatan ketercapaian sasaran pada siklus pertama digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan siklus dua. 2. Siklus II Kegiatan pada siklus II bermaksud untuk perbaikan pada siklus I. Kegiatan pada siklus II dirancang dengan mengacu pada hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Masalah–masalah yang timbul dalam pembelajaran pada siklus I diperbaiki untuk meminimalkan kesalahan. Kegiatan pada siklus II tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi yang berupa penyempurnaan dari perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi dalam siklus pertama. Hasil refleksi pada siklus II ini merupakan langkah penting untuk menentukan apakah siklus penelitian akan dihentikan atau diteruskan.
27
E. Instrumen Penelitian Instrumen yang baik akan memenuhi validitas dan reliabilitas. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu Instrumen (Suharsimi Arikunto, 2006: 168). Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Untuk mendapatkan validitas isi dilakukan dengan cara menyusun instrumen berdasarkan kajian teori, kemudian dikonsultasikan dengan para ahli untuk dievaluasi secara sistematis apakah butir soal tersebut telah mewakili apa yang ingin diukur. Para ahli yang dimaksud adalah 1 orang dosen pembimbing dan 2 orang dosen validator. Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah: 1. Lembar observasi Lembar observasi digunakan sebagai pedoman untuk melakukan pengamatan yang ditujukan untuk mendapatkan data yang diinginkan oleh peneliti. Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi kemampuan berpikir kreatif siswa dan lembar observasi pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah untuk guru. Aspek-aspek berpikir kreatif siswa yang tercantum dalam lembar observasi adalah aspek afektif dalam berpikir kreatif. Aspek afektifnya adalah rasa ingin tahu besar, berani dan antusias dalam mengemukakan pendapat serta menjawab pertanyaan, menyukai tantangan dan pengalaman baru, berani mengambil resiko (tapi
28
dengan perhitungan), serta mempunyai keinginan untuk menemukan suatu pemecahan masalah dan tidak mudah putus asa. Pada lembar observasi untuk guru digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Aspek yang digunakan adalah aspek pembelajaran berdasarkan pendekatan pemecahan masalah. Untuk selengkapnya, kisi-kisi lembar observasi siswa dan lembar observasi guru disajikan pada lampiran. 2. Lembar Angket Angket digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan respon siswa. Angket disusun berdasarkan aspek kognitif dan aspek afektif dalam berpikir kreatif dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Angket tersebut terdiri dari 20 butir pernyataan yang terbagi menjadi 7 butir pernyataan negatif dan 13 butir pernyataan positif. Untuk selengkapnya, kisi-kisi lembar angket berpikir kreatif siswa disajikan pada lampiran. 3. Wawancara Wawancara dilakukan terhadap siswa untuk mengungkap data yang sulit ditemukan saat pengamatan berlangsung serta untuk mengetahui tanggapan dari siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Wawancara dilaksanakan terhadap guru dan siswa setiap akhir siklus. Untuk selengkapnya, pedoman wawancara guru, pedoman wawancara siswa disajikan pada lampiran.
29
4. Tes Tes dalam penelitian ini berisi tentang tes kemampuan awal individu atau pretes, postes siklus I dan postes silkus II. Pretes berisi 2 soal uraian, sedangkan postes berisi 3 soal uraian. Tes pada penelitian ini mengacu pada aspek-aspek kognitif dalam berpikir kreatif dengan pendekatan pemecahan masalah. Pretes dilakukan untuk menyiapkan peserta didik dalam proses pembelajaran, untuk mngetahui kemampuan awal yang dimiliki peserta didik yang akan dijadikan topik dalam proses belajar mengajar, dan untuk mengetahui dari mana seharusnya proses belajar mengajar dimulai. Sedangkan postes dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan sebelumnya dan sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap pembelajaran pada siklus selanjutnya. Tes disusun untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Tes memuat aspek berpikir kreatif dan apek pemecahan masalah yang digunakan sebagai kompetensi dalam pengukuran peningkatan kemampuan berpikir kreatif. Sehingga dari hasil tes tersebut dapat dilihat tingkat kemampuan berpikir kreatif masing-masing individu apakah meningkat atau menurun serta melihat apakah rata-rata kelas tiap siklusnya sudah tergolong baik atau masih perlu ditambahkan siklus lanjutan.
30
5. Catatan lapangan Catatan lapangan dalam penelitian ini berisi catatan tertulis dari peneliti tentang apa yang dilihat, didengar, dirasa, dialami dan dipikirkan dalam rangka sebagai tindakan pengumpulan data. F. Teknik pengumpulan data Teknik yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1. Observasi Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung berdasarkan pada lembar observasi untuk mengamati dan mencatat aktivitas berpikir kreatif siswa dalam proses belajar mengajar dengan pendekatan pemecahan masalah. Observasi dilakukan juga untuk mengetahui tindakan guru selama proses pembelajaran matematika berlangsung. Kegiatan observasi ini dilakukan disetiap pertemuan selama proses pembelajaran matematika. 2. Angket Angket berisi tentang pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan respon siswa mengenai berpikir kreatif siswa. Angket diberikan kepada siswa sebanyak 1 kali yaitu setelah tes siklus II. 3. Wawancara Wawancara dilakukan pada tiap akhir siklus yaitu pada akhir siklus pertama dan pada akhir siklus kedua. Peneliti melakukan wawancara secara langsung kepada siswa dengan memilih siswa yang dianggap memenuhi
31
kategori berpikir kreatif menurut pandangan peneliti serta melakukan wawancara langsung terhadap guru yang mengajar. 4. Tes Test dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Pretes Pretes dilakukan sebelum memulai siklus I dan siklus II sedangkan postes dilakukan setelah siklus I dan siklus II. Pretes berisikan 2 soal uraian yang memenuhi aspek kognitif berpikir kreatif. Soal dalam pretes memiliki beraneka ragam cara pengerjaan sehingga memunculkan satu hasil. b. Postes Postes dilaksanakan dua kali yaitu pada setiap akhir siklus. Postes berisikan 3 soal uraian yang memenuhi aspek kognitif berpikir kreatif. Postes dikerjakan secara individu dan dilakukan dalam satu pertemuan. Postes bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari pembelajaran yang dilakukan dengan standar kompetensi berpikir kreatif. G. Teknik Analisis Data Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Data hasil peserta didik selama proses pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah dijaring, dikumpulkan dan kemudian dianalisis melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai kompetensi atau pencapaian indikator yang akan dicapai. Data yang diperoleh adalah hasil dari proses pembelajaran di dalam kelas dengan sebagai subyek penelitian adalah siswa berupa hasil observasi, hasil wawancara,
32
hasil tes dan hasil catatan lapangan. Hasil belajar mengenai berpikir kreatif dengan pemecahan masalah siklus I dan siklus II dianalisis apakah mengalami peningkatan atau tidak. Hal ini bertujuan untuk melihat perkembangan pencapaian indikator kompetensi dari aspek berpikir kreatif. Setelah data terkumpul dilakukan reduksi data yang bertujuan untuk merangkum dan mentransfer data kasar ke catatan lapangan. Langkah selanjutnya yaitu dilakukan triangulasi untuk menganalisa data hasil wawancara, lembar observasi dan tes untuk mengecek keabsahan data. Triangulasi dilaksanakan setelah dilakukan analisis data, yang meliputi: 1. Data Hasil Lembar Observasi Untuk mengetahui kualitas pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru serta aktivitas berpikir kreatif siswa digunakan observasi. a. Hasil lembar observasi aktivitas berpikir kreatif siswa Data hasil observasi aktivitas berpikir kreatif dianalisis dengan mendiskripsikan aktivitas berpikir kreatif siswa dalam kegiatan pembelajaran berkelompok yaitu dengan menggunakan lembar observasi kemampuan berpikir kreatif siswa. Penskoran pada lembar observasi siswa berdasarkan berapa banyak siswa melakukan aspek yang tercantum dalam lembar observasi berpikir kreatif siswa kemudian peneliti menganalisa berapa aktifitas tertinggi tiap aspek dalam lembar observasi siswa. Setelah itu peneliti menghitung aktifitas berpikir kreatif tiap siswa dari data pada lembar observasi yang telah diamati
33
oleh observer. Cara menghitungnya adalah aktivitas berpikir kreatif siswa tiap aspek dibagi aktivitas tertinggi siswa tiap aspek kemudian dijumlahkan sebanyak aspek tersebut dan dibagi dengan jumlah aspeknya dikali dengan 100%. Hasilnya disajikan dalam bentuk presentase dari rata-rata kelas. Hasil akhir dari data yang diperoleh peneliti terdiri dari dua bagian yaitu bagian untuk data hasil pengukuran tingkat berpikir kreatif tiap siswa dan rata-rata kemampuan berpikir kreatif dalam satu kelas. Hasil data observasi ini dianalisis dengan pedoman merujuk pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Kategori kemampuan berpikir kreatif individu Persentase 81% - 100% 61% - 80% 41% - 60% 21% - 40% 0% - 20% (Riduwan, 2009: 15)
Kategori Aktivitas Berpikir Kreatif Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
Cara menghitung persentase aktivitas siswa berdasarkan lembar observasi untuk tiap pertemuan adalah sebagai berikut:
b. Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran Data hasil observasi pelaksanaan pembelajaran dianalisis dengan mendiskripsikan pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Data berupa pernyataan-pernyataan yang mendukung dalam proses belajar mengajar dengan pendekatan pemecahan masalah. Kriteria penilaian terdiri dari 2 skor,
34
yaitu skor 1 jika indikator pelaksanaan pembelajaran terpenui dan skor 0 jika indikator pelaksanaan pembelajaran tidak terpenui. Hasil data observasi ini dianalisis dengan pedoman merujuk pada tabel 3.2: Tabel 3.2 Kategori pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah Persentase 81% - 100% 61% - 80% 41% - 60% 21% - 40% 0% - 20% (Riduwan, 2009: 15)
Kategori Aktivitas Berpikir Kreatif Sangat baik Baik Cukup Kurang Tidak baik
2. Data hasil angket Untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa angket. Pemberian skor untuk tiap butir soal angket didasarkan pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Pedoman Pemberian Skor Angket Pernyataan Pernyataan Positif (+) Alternatif Sl Sr Jr Kd TP Jawaban Skor 5 4 3 2 1
Pernyataan Negatif (-) TP S Sr Kd Jr 1
2
3
4
Keterangan: Sl : Selalu S: Sering
Kd : Kadang-kadang Jr : Jarang
TP : Tidak Pernah
5
35
Setiap butir diberi skor kemudian skor-skor tersebut dijumlahkan berdasarkan aspek yang diteliti. Jumlah skor yang diperoleh untuk setiap aspek kemudian ditentukan persentasenya menggunakan perhitungan sebagai berikut.
p
A B
100 1 %
Keterangan: p = persentase skor A = jumlah skor setiap aspek B = jumlah skor maksimal setiap aspek
Setelah diperoleh persentase skor tiap aspeknya kemudian peneliti menentukan kategori tanggapan siswa terhadap kemampuan berpikir kreatif yaitu tercantum dalam tabel 3.4 . Tabel 3.4 Kategori Tanggapan Siswa Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Persentase 81% - 100% 61% - 80% 41% - 60% 21% - 40% 0% - 20% (Riduwan, 2009: 15)
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
3. Data Hasil Tes Teknik yang digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa adalah dengan pelaksanaan pretes, postes silkus I dan postes siklus II adalah dengan berdasarkan aspek kemampuan berpikir kreatif siswa dengan pendekatan pemecahan masalah.
36
a. Kelancaran (fluency) Siswa lancar dalam mengerjakan permasalahan yang diberikan tanpa adanya masalah dalam mengerjakan permasalahan. b. Keluwesan (flexibility) Siswa luwes dalam mengerjakan permasalahan matematika tanpa harus berpikir berbagai macam permasalahan yang diberikan. Siswa juga paham akan permasalahan yang diberikan sehingga siswa dapat dengan nyaman mengerjakan permasalahan tersebut. c. Keaslian (originality) Siswa mengerjakan permasalahan matematika dengan tidak menyontek jawaban teman. Siswa mengerjakan permasalahan matematika dengan penuh percaya diri bahwa permasalahan tersebut dapat dikerjakannya dengan pemikirannya sendiri dan hasilnya tentu saja orisinil dari pemikiran siswa. Siswa dapat menemukan metode lain dalam penyelesaian masalah dari masalah yang diberikan serta mampu menemukan hasil yang baru dengan cara pemecahan dan penyelesaian yang berbeda. d. Penguraian (elaboration) Siswa dapat menguraikan atau menjabarkan permasalahan matematika yang diberikan sehingga siswa mengetahui pola-pola dan langkah-langkah mengerjakan permasalahan tersebut sehingga memperoleh hasil yang valid.
37
e. Perumusan kembali (redefinition) Siswa dapat merumuskan kembali permasalahan yang diberikan tanpa harus
melihat
jawabannya
kembali.
Siswa
mampu
menyelesaikan
permasalahan matematika dengan merumuskan kembali apa yang pernah siswa pelajari sehingga mempermudah dalam penyelesainnya. Berdasarkan indikator di atas, kategori penilaian tes dikategorikan seperti pada Tabel 3.5 . Tabel 3.5 Rubrik Penskoran Tes Aspek Yang Dinilai 1. Jawaban semua benar 2. Mencerminkan kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), penguraian (elaboration) dan perumusan kembali (redefinition) 3. Hasil dijelaskan 4. Kesalahan kecil dalam pembulatan mungkin ada 1. Jawaban hampir semua benar 2. Mencerminkan kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), penguraian (elaboration) dan perumusan kembali (redefinition) 3. Hasil dijelaskan 4. Kesalahan kecil dalam pembulatan mungkin ada 1. Jawaban hanya sebagian benar, 2. Sebagian besar kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), penguraian (elaboration) dan perumusan kembali (redefinition) 3. Sebagian besar Hasil dijelaskan namun belum akurat 4. Kesalahan kecil dalam pembulatan mungkin ada 1. Jawaban dikemukakan tapi tidak mengembangkan ide-ide matematika 2. Kurang mencerminkan kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), penguraian (elaboration) dan perumusan kembali (redefinition) 3. Hanya sedikit hasil yang dijelaskan 4. Kesalahan kecil dalam pembulatan mungkin ada
Skor
4
3
2
1
38
1. Jawaban benar-benar tidak tepat 2. Jawaban tidak mencerminkan kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), penguraian (elaboration) dan perumusan kembali (redefinition)ah 3. Tidak menyatakan pemahaman sama sekali 4. Tidak menjawab
0
Setelah diperoleh nilai rata-rata kemudian peneliti menentukan kategori nilai rata-rata yang diperoleh siswa. Kategori kemampuan berpikir kreatif dalam belajar matematika tersaji pada tabel 3.6. Tabel 3.6 Kategori kemampuan berpikir kreatif dalam belajar matematika Persentase 81% - 100% 61% - 80% 41% - 60% 21% - 40% 0% - 20% (Riduwan, 2009: 15)
Kategori Berpikir Kreatif Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
H. Indikator Keberhasilan Komponen-komponen yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Rata-rata nilai tes akhir siklus dalam kategori baik yaitu minimal rata-rata 61. 2. Peningkatan nilai rata-rata dari nilai pretes, postes siklus I dan postes siklus II. 3. Aktivitas berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika pada akhir siklus II dalam kategori baik yaitu rata-rata kelas minimal 61% telah menunjukkan pemikiran kreatif dalam belajar matematika.
39
4. Peningkatan
persentase
kemampuan
berpikir
kreatif
dalam
belajar
matematika. 5. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah dalam kategori baik yaitu minimal 61% telah terlaksana dan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah sudah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika. 6. Hasil angket berpikir kreatif siswa dalam kategori baik yaitu minimal 61 % telah menunjukkan pemikiran kreatif dalam belajar matematika.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 23 April 2010 sampai dengan tanggal 14 Mei 2010. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dimana tiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Proses pembelajaran di SMP N 2 Depok dimulai pada pukul 07.00 WIB. Jadwal pelaksanaan pembelajaran matematika selama proses penelitian di kelas VII D dipaparkan pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Selama Penelitian Siklus I
Pertemuan Hari/Tanggal Waktu ke1 Jumat/23 09.30April 2010 11.05
2
3
4 II
1
07.0008.20
Rabu/28 April 2010
11.3512.15
Kamis/29 April 2010
Jumat/30 April 2010 Rabu/5 Mei 2010
09.3011.05 07.0008.20
2
Kamis/6 Mei 11.352010 12.15
3
Rabu/12 Mei 07.002010 08.20
40
Materi Keliling dan untuk persegi persegi panjang Mengerjakan pembahasan LKS Keliling dan segitiga Mengerjakan pembahasan LKS Keliling dan jajargenjang Mengerjakan pembahasan LKS Tes akhir siklus I
luas dan dan luas dan luas dan
Keliling dan luas belah ketupat Mengerjakan dan pembahasan LKS Keliling dan luas layang-layang Mengerjakan dan pembahasan LKS Keliling dan luas trapesium Mengerjakan dan
41
4
Jumat/14 Mei 09.302010 11.05
pembahasan LKS Tes akhir siklus II
1. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas a. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I 1) Perencanaan Kegiatan ini bertujuan untuk merencanakan dan mempersiapkan segala sesuatu sebelum penelitian. Kegiatan yang dilaksanakan selama perencanaan meliputi: a) Penyusunan Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang digunakan selama penelitian ini adalah: (1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mengenai materi yang akan diajarkan dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama adalah keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang. Pada pertemuan kedua materi yang diajarkan adalah keliling dan luas segitiga. Sedangkan pada pertemuan ketiga materi yang diajarkan adalah keliling dan luas jajargenjang. RPP disusun peneliti dengan pertimbangan dan masukan dari guru yang bersangkutan dan dosen pembimbing (2) Penyusunan Media Pembelajaran Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Untuk mengerjakan LKS siswa dibentuk dalam kelompokkelompok seperti telah tercantum pada subbab sebelumnya. LKS disusun
42
peneliti dengan pertimbangan dan masukan dari guru matapelajaran dan dosen pembimbing. b) Penyusunan Instrumen Penelitian (1) Menyiapkan soal pretes yang dilaksanakan pada awal pembelajaran pertemuan pertama pada siklus I. Pretes ditujukan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa dalam berpikir kreatif pada matapelajaran matematika serta digunakan sebagai acuan pada pembelajaran selanjutnya. (2) Menyiapkan tes akhir siklus I yang diberikan pada akhir dari siklus I. Tes akhir siklus I ditujukan untuk mengetahu tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika pada siklus I serta digunakan sebagai refleksi bila mana perlu diadakan perbaikanperbaikan pada siklus selanjutnya. (3) Lembar Observasi Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu: (a) Lembar observasi berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika yang disusun berdasarkan aspek afektif berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika. (b) Lembar obsevasi keterlaksanaan pembelajaran Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran yang disusun berdasarkan RPP yang telah dibuat dan
43
digunakan untuk mencatat hasil pengamatan mengenai keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan pendekatan pemecahan masalah. (4) Angket Berpikir Kreatif Siswa Menyusun dan mempersiapkan angket berpikir kreatif siswa Angket disusun berdasarkan aspek-aspek dari berpikir kreatif. (5) Pedoman Wawancara Menyusun dan mempersiapkan pedoman wawancara siswa dan guru. Wawancara dilakukan pada akhir siklus I dan akhir siklus II. Pedoman wawancara untuk siswa ditujukan untuk mengetahui pola pikir kreatif dari siswa. Sedangkan pedoman wawancara untuk guru berisi tentang penerapan pendekatan pemecahan masalah yang diterapkan dalam penelitian apakah ada kendala atau hambatan yang nantinya akan diperbaiki pada siklus kedua. 2) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 23 April 2010 sampai dengan 30 April 2010. Pada tahap ini guru melaksakan tindakan sesuai RPP yang telah disusun oleh peneliti dan sebelumnya telah dikonsultasikan dengan guru matapelajaran dan dosen pembimbing. Selama pembelajaran peneliti dibantu oleh 4 orang observer untuk mengamati aktivitas berpikir kreatif siswa dan mengamati pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Untuk selengkapnya data mengenai observer tercantum pada lampiran. Kegiatan pada siklus I dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan. Berikut penjabaran dari pelaksanaan siklus I.
44
a) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada tangagal 23 Maret 2010 pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul 11.05 WIB. Guru bersama peneliti dan 3 orang observer memasuki ruangan. (1) Kegiatan Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa kemudian dilanjutkan dengan memberikan apersepsi kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan. Sebelum memasuki materi guru memberikan soal pretes kepada siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa dalam berpikir kreatif selama 20 menit. Setelah siswa diberikan soal pretes dan dikerjakan oleh siswa, guru melanjutkan dengan memberikan apersepsi kemudian dilanjutkan menuju kemateri. Materi pada hari pertama penelitian adalah keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang. Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan berapa penting mamfaat dan kegunaan dari bangun datar persegi dan persegi panjang dalam kehidupan sehari-hari. Guru menunjukkan bentuk bangun persegi dan persegi panjang. (2) Kegiatan Inti Guru membentuk siswa menjadi delapan kelompok. Adapun kelompoknya terlampir dalam lampiran. Setelah membagi siswa menjadi beberapa kelompok, guru membagikan nomor absen berbentuk bulatan yang di tempelkan pada baju siswa. Kemudian guru membagikan LKS yang berisikan soal-soal tentang permasalahan keliling dan luas untuk persegi dan persegi
45
panjang dengan aspek berpikir kreatif dan pemecahan masalah. Guru memberikan waktu selama 20 menit untuk mengerjakan LKS. Selama proses pengerjaan LKS guru mendampingi siswa untuk memberikan masukan apabila diperlukan oleh siswa. Dalam proses pengerjaan, ada beberapa siswa yang bertanya tentang soal yang ada di dalam LKS. Ada yang bertanya tentang bagaimana menyelesaikan soal nomor 1 dalam LKS. Dengan tenangnya guru memberikan pengarahan kepada siswa bahwa pengerjaan soal nomor 1 adalah dengan membayangkan tentang sebuah bangun persegi dan persegi panjang kemuadian digambar dalam kertas berpetak yang telah tersedia dalam LKS. Ada siswa yang bertanya “pak guru, ini ukuranya berapa?’. Guru menjawab “anak-anak pada soal nomor 1 ukuran bebas sesuai dengan kehendak kalian masing-masing, asalkan ukuranya tidak melebihi petak-petak yang tertera dalam LKS”. Diskusi telah berjalan 10 menit, kemudian ada siswa dari kelompok 2 yang bertanya “ bapak, soal nomor 2 pada kegiatan 2 itu maksudnya bagaimana?”. Guru menjawab “soal nomor 2 itu adalah salah satu keguanaan dalam belajar keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang. Soal tersebut bercerita tentang seorang anak yang mengitari sebuah lapangan sepak bola dengan ukuran lapangan sepak bola yaitu 2 kali ukuran bangun datar persegi yang diketahui di dalam soal”. Guru bertanya “ berapa ukuran persegi?”. Siswa menjawab “64
pak”. Guru menyahut “lalu berapa ukuran sisi-sisi persegi
dan ukuran lapangan sepak bola?”. Siswa menjawab “ sisi-sisinya 8m dan ukuran lapangan sepakbola tersebut adalah 128
pak”. Kemudian guru
46
memberikan
instruksi
kepada
siswa
untuk
mendiskusikan
kembali
permasalahan tersebut dengan kelompoknya sehingga ditemukan suatu hasil akhir yang benar. Setelah 20 menit lebih guru menghentikan jalannya diskusi. Kemudian guru bersama-sama dengan siswa membahas LKS dengan beberapa siswa mengerjakan di depan kelas. (3) Penutup Guru bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan tentang materi yang dipelajari pada hari ini. Guru memancing siswa dengan pertanyaanpertanyaan yang mengarah pada kesimpulan tentang materi pada hari ini. Setelah hal tersebut dilakukan guru menyuruh siswa untuk merangkum hasil diskusi pada hari ini kemudian dilanjutkan dengan memberikan tugas rumah kepada siswa yaitu permasalahan nomor 9a halaman 97 pada buku Cholik M dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga yang merupakan buku pegangan siswa. Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam. b) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada tangagal 28 maret 2010 pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.20 WIB. Guru bersama peneliti dan 3 orang observer memasuki ruangan. (1) Kegiatan Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa kemudian dilanjutkan dengan memberikan apersepsi kepada siswa tentang materi yang akan
47
diajarkan. Setelah selesai memberikan apersepsi guru mengitari kelas untuk mengecek apakah pekerjaan rumah siswa sudah dikerjakan atau belum. Ternyata semua siswa sudah mengerjakan dan guru memancing siswa untuk menjawab dengan lesan untuk hasil akhirnya saja. Setelah itu guru menegaskan jawaban yang benar dan guru menyuruh siswa yang menjawab salah untuk diperbaiki. Selanjutnya guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok seperti kelompok pada pertemuan pertama. Guru mewajibkan siswa untuk menggunkan nomor absen pada baju mereka sehingga memudahkan guru dan observer dalam melakukan pengamatan. Nomor absen tersebut sama dengan nomor absen yang digunakan pada pertemuan pertama. Setelah masalah teknis tersebut selesai guru mengarahkan siswa menuju materi inti dengan menjelaskan tujuan dari pembelajaran pada pertemuaan hari ini serta memberikan masalah-maslah ringan yang mengacu pada pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah. Kemudian guru menjelaskan bahwa materi pada pertemuan hari ini adalah keliling dan luas segitiga. (2) Kegiatan Inti Guru membagikan LKS kepada siswa dan siswa diberikan kesempatan selama 25 menit untuk berdiskusi mengenai permasalahan yang ada di dalam LKS. Guru mengawasi jalannya diskusi, serta guru memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk bertanya kepada guru apabila ada yang hal-hal yang kurang dimengerti yang terdapat pada LKS. Ada salah satu siswa yang
48
bertanya dari kelompok 1, Rizki namanya. Dia bertanya apakah soal nomor 2 boleh dikerjakan dengan menggunakan rumus luas persegi dan persegi panjang?. Guru menjawab “pada soal nomor 2 boleh dikerjakan dengan cara yang pernah kalian dapatkan pada pertemuan sebelumnya atau dengan cara yang pernah kalian dapatkan melalui bimbingan belajar yang kalian ikuti. Ada siswa yang menyahut “bapak maksudnya 1 petak mewakili 1cm itu apa?”. Guru menjawab “maksudnya adalah 1 petak pada gambar tersebut mewakili 1cm, petak-petak tersebut berbentuk persegi yang mempunyai sisi 1cm sehingga luas persegi yang merupakan petak berbentuk persegi adalah 1
”.
Guru berkeliling hingga ke belakang kelas. Guru mengamati siswa yang aktif dan guru menegur beberapa siswa yang hanya bermain-main saja. Guru memberi motivasi kepada siswa bahwa berdiskusi adalah kegiatan masa depan yang dapat menjalin keakraban diantara masing-masing individu yang sekarang ini masih terlalu individualis. Dengan berdiskusi maka kalian telah menjalin hubungan saling menghargai sesama. Satelah diskusi berjalan 15 menit ada seorang siswa dari kelompok 5 yang menanyakan soal nomor terakhir. Berikut perbincangan antara guru dan siswa tersebut. Siswa : “bapak, ini cara pengerjaannya bagaimana?”. Guru : “ soal tersebut sama dengan soal nomor 2 atau nomor 1”. Siswa : “lalu bagaimana cara menghitungnya bapak?”. Guru : “kalian itu sudah belajar tentang keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang dan kalian juga telah menemukan rumus untuk menghitung luas segitiga, jadi kalian tinggal memilih untuk menggunakanya pada soal nomor terakhir. Terlebih dahulu amati bangun apa
49
yang dimaksud pada soal tersebut kemudian gunakan imajinasi kalian untuk mencerna permasalahan tersebut”. Siswa : berarti ini dibagi-bagi berdasarkan jenis bangunnya kemudian dihitung dengan rumus luas segitiga atau rumus luas persegi ya pak?”. Guru : “nah itu kalian pintar”.
Siswa : “he he he he
he…”. Diskusi telah berjalan 25 menit dan guru menghentikan jalannya diskusi. Guru menawarkan kepada siswa untuk mengerjakan hasil diskusi bersama kelompoknya di depan kelas. Suasana kelas kemudian berubah menjadi lebih riuh dengan adanya suara-suara dari siswa yang ingin mengajukan dirinya atau anggota dari kelompoknya untuk dapat ditunjuk oleh guru dalam mengerjakan permasalahan yang ada pada LKS dan dikerjakan di depan kelas. Kelompok yang mengerjakan di depan kelas ialah kelompok 3. Salah seorang dari kelompok 3 mengerjakan ke depan kelas. Anak tersebut mengerjakan soal nomor 1. Selain dari kelompok 3 ada dua kelompok lain yang mengerjakan untuk soal nomor 1 yaitu kelompok 2 dan kelompok 8. Mereka mengerjakan secara bersamaan di depan kelas. Dua kelompok dari 3 kelompok tersebut mendapatkan rumus untuk menghitung luas segitiga dengan melihat dari rumus luas persegi panjang. Mereka menghitung luas persegi panjang terlebih dahulu kemudian mereka menganalisis bahwa segitiga yang ada dalam persegi panjang ternyata adalah dua buah segitiga yang sama ukuranya yaitu
dari persegi panjang. Sedangkan satu kelompok
yang lain mendapatkan rumus luas persegi dengan memisalkan alas segitiga
50
dengan a dan tinggi segitiga dengan t dan mereka mendapatkan kesimpulan untuk rumus luas segitiga berasal dari pembelajaran sewaktu di SD. Soal nomor 1 telah selesai dibahas, kemudian siswa di suruh untuk mengganti jawaban mereka apabila terdapat jawaban yang masih salah pada LKS mereka masing-masing. Soal selanjutnya juga dikerjakan di depan kelas dengan beberapa siswa secara bersamaan mengerjakan didepan kelas. Ada satu soal yang tidak dibahas karena waktunya habis dan guru menyuruh siswa untuk mempelajarinya di rumah. (3) Penutup Guru bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan tentang materi yang dipelajari pada hari ini. Guru memancing siswa dengan pertanyaanpertanyaan yang mengarah pada kesimpulan tentang materi pada hari ini. Setelah hal tersebut dilakukan, guru menyuruh siswa untuk merangkum hasil diskusi pada hari ini kemudian dilanjutkan dengan guru memberikan tugas rumah kepada siswa yaitu permasalahan nomor 6 halaman 151 pada buku Cholik M dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga yang merupakan buku pegangan siswa. Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam. c) Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tangagal 29 Maret 2010 pukul 11.35 WIB sampai dengan pukul 12.15 WIB. Guru bersama peneliti dan 3 orang observer memasuki ruangan.
51
(1) Kegiatan Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan salam dan dilanjutkan dengan berdoa. Guru memberikan apersepsi kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan. Setelah selesai memberikan apersepsi guru mengitari kelas untuk mengecek apakah pekerjaan rumah siswa sudah dikerjakan atau belum. Ternyata semua siswa sudah mengerjakan dan guru memancing siswa untuk menjawab dengan lesan hasil akhirnya saja. Setelah itu guru menegaskan jawaban yang benar dan guru menyuruh siswa yang menjawab salah untuk diperbaiki. Kemudian guru menjelaskan tentang kegunaan dan tujuan dari belajar metematika tentang keliling dan luas bangun datar. Materi pada pembelajaran hari ini adalah keliling dan luas jajargenjang. Guru memberikan sebuah masalah tentang keliling dan luas jajargenjang kemudian guru memberikan waktu berpikir selama 1 menit. Setelah itu guru menanyakan jawabannya kepada siswa. Ada sebagian siswa yang menjawab benar dan ada pula yang menjawab salah. Kemudian guru menjelaskan maksud dari pertanyaanya tadi. Setelah hal tersebut, guru membagi siswa menjadi 8 kelompok dengan kelompok tetap sama dengan kelompok sebelumnya dan dengan tetap menggunakan nomor absen pada baju mereka. (2) Kegiatan Inti Guru membagikan LKS kepada siswa dengan tiap kelompok mendapatkan 1 bendel LKS. LKS tersebut berisi tentang permasalahan keliling dan luas jajargenjang dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Didalam LKS terdapat permasalahan-permasalahan yang menuntut siswa untuk dapat
52
menemukan kembali rumus luas dan keliling jajargenjang serta menggunakan rumus tersebut dalam permasalahan yang ada dalam LKS. Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya selama 25 menit dan apabila ada hal yang tidak dimengerti dari permasalahan yang ada didalam LKS guru memperbolehkan siswa untuk bertanya. Guru mengawasi jalannya diskusi serta mengamati siswa-siswa yang aktif dan siswa-siswa yang pasif. Sesekali guru menegur siswa yang pasif dan menegur siswa yang hiperaktif dalam hal negatife. Suasana pembelajaran pada hari ini berlangsung sedikit gaduh. Akan tetapi guru melihat hal positif dalam keadaan tersebut. Dengan keadaan demikian para siswa akan lebih berinteraksi dengan siswa lain dalam hal bertukar pikiran mengenai permasalahan-permasalahan yang terdapat pada LKS walaupun suasana kelas terlihat sedikit gaduh. Setelah 25 menit lebih guru menghentikan jalannya diskusi. Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk mengerjakan permasalahan yang telah didiskusikan bersama kelompoknya untuk dikerjakan di depan kelas. Guru melihat ada banyak siswa yang mengangkat tangan keatas untuk dapat mengerjakan di depan kelas. Guru menunjuk tiga orang siswa dari beberapa siswa yang mengajukan dirinya untuk mengerjakan di depan kelas. Tiga orang siswa tersebut mengerjakan satu soal yang sama sehingga muncul berbagai pemikiran yang berbeda. Soal selanjutnya juga dikerjakan oleh beberapa siswa di depan kelas.
53
(3) Penutup Guru menutup pelajaran dengan membimbing siswa untuk merangkum hasil diskusi pada pembelajaran hari ini. Guru menyarankan kepada siswa untuk lebih aktif dalam belajar sehingga akan mendapatkan hasil yang terbaik. Setelah hal tersebut dilakukan guru memberikan tugas rumah kepada siswa yaitu permasalahan nomor 6 halaman 101 pada buku Cholik M dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga yang merupakan buku pegangan siswa. Guru memberitahukan kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan tes dengan materi keliling dan luas untuk bangun datar persegi, persegi panjang, segitiga dan jajargenjang. Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam. d) Pertemuan Keempat Pertemuan keempat siklus I dilaksanakan pada tangagal 30 Maret pada pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul 11.05 WIB. Pada pertemuan keempat guru memberikan tes kemampuan berpikir kreatif. Tes tersebut berbentuk 3 soal urain yang berisi materi pembelajaran pada siklus pertama dengan aspek berpikir kreatif dan pemecahan masalah. Siswa diberi waktu untuk belajar selama 10 menit untuk mengingat kembali tentang materi yang telah dipelajari di rumah. Setelah selesai guru menyuruh siswa untuk memasukkan semua buku yang ada di atas meja ke dalam laci atau tas. Guru membagi lembar soal dan lembar jawab secara bersamaan. Guru memperingatkan kepada siswa untuk tidak meminta atau memberi bantuan
54
kepada teman lain dalam pengerjaan soal tes tersebut. Setelah semua mendapatkan lembar soal dan lembar jawab, guru menyuruh siswa untuk berdoa terlebih dahulu dengan dipimpin oleh guru tersebut. Setelah tes akhir siklus I berjalan 70 menit, guru membagikan lembar angket berpikir kreatif untuk diisi dan dikumpulkan beserta lembar jawab tes. Waktu telah berakhir dan guru menhyuruh siswa untuk segera mengumpulkan hasil jawabannya beserta lembar angket. Setelah itu guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam. 3) Observasi Siklus I Pada lembar observasi yang diamati adalah aspek afektif dalam berpikir kreatif dan aspek pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. (1) Lembar Observasi Berpikir Kreatif Siswa Aspek afektif berpikir kreatif yang diukur tampak pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Aspek Afektif Dalam Berpikir Kreatif Nomor Aspek 1 2
3 4 5
Aspek Afektif Berpikir Kreatif Berani mengambil resiko (tapi dengan perhitungan) Berani dan antusias dalam mengemukakan pendapat serta menjawab pertanyaan dengan memberi jawaban yang lebih banyak Rasa ingin tahu yang besar Menyukai tantangan dan pengalaman baru Keinginan untuk menemukan suatu pemecahan masalah dan tidak mudah putus asa
55
(a) Pertemuan 1 Pada pertemuan pertama siklus I lembar observasi siswa tentang aspek afektif pada berpikir kreatif dalam belajar matematika menunjukkan ratarata 37,98% siswa telah melaksanakan. Berikut adalah hasil ketercapaian tiap aspek: Tabel 4.3 Persentase Tiap Aspek Pertemuan 1 Nomor Aspek Afektif Berpikir Kreatif 1 2 3 4 5 Rata-rata kelas
Nomor Butir
Rata-rata Persentase Kelas VIID
1, 2, 3 4, 5, 6, 7, 8 9, 10 11, 12, 13 14, 15
41.40% 36.90% 38.03% 32.75 43.38% 37.98%
(b) Pertemuan 2 Pada petemuan kedua siklus I lembar observasi siswa tentang aspek afektif pada berpikir kreatif dalam belajar matematika menunjukkan ratarata 41,04% siswa telah melaksanakan. Untuk
hasil ketercapaian tiap
aspek tersaji pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Persentase Tiap Aspek Pertemuan 2 Nomor Aspek Afektif Berpikir Kreatif 1 2 3 4 5 Rata-rata kelas
Nomor Butir
1, 2, 3 4, 5, 6, 7, 8 9, 10 11, 12, 13 14, 15
Rata-Rata Persentase VIID 40.76% 44.38% 44.38% 45.83% 53.13% 41.04%
Kelas
56
(c) Pertemuan 3 Pada petemuan ketiga siklus I lembar observasi siswa tentang aspek afektif pada berpikir kreatif dalam belajar matematika menunjukkan ratarata 42,25% siswa telah melaksanakan. Untuk
hasil ketercapaian tiap
aspek tersaji pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Persentase Tiap Aspek Pertemuan 3 Nomor Aspek Afektif Berpikir Kreatif 1 2 3 4 5 Rata-rata kelas
Nomor Butir
1, 2, 3 4, 5, 6, 7, 8 9, 10 11, 12, 13 14, 15
Rata-Rata Persentase VIID 44.90% 38.24% 52.45% 39.05% 42.94% 42.25%
Kelas
Dari data pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga pada siklus I dapat dilihat bahwa aspek afektif dari berpikir kreatif siswa mengalami peningkatan. Dari 37,98% siswa yang telah berhasil menjadi 41,04% siswa pada pertemuan kedua dan meningkat kembali pada pertemuan ketiga menjadi 42,25% siswa. Untuk kategori kemampuan berpikir kreatif siswa dari pertemuan pertama sampai dengan ketiga pada siklus I tersaji pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Siklus I Pertemuan 1 2 3 Rata-rata
Persentase 37.98% 41.04% 42.25% 40.42%
Kategori Berpikir Kreatif Rendah Sedang Sedang Rendah
Walaupun keadaan diatas menunjukkan
suatu peningkatan
yang
signifikan, akan tetapi keadaan tersebut menggambarkan kemampuan berpikir
57
kreatif siswa dalam belajar matematika di kelas VII D pada siklus pertama masih rendah yaitu hanya mencapai 40,42% siswa. Untuk selengkapnya hasil dari observasi berpikir kreatif siklus I dapat dilihat pada lampiran (2) Lembar Observasi Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Pemecahan Masalah (a) Pertemuan Pertama Pada pertemuan pertama siklus I pembelajaran dengan pendekatan pemecahan berjalan dengan baik, hal tersebut ditunjukan dengan persentase dari data lembar observasi pembelajaran mencapai 80,95% yang termasuk dalam kategori baik. (b) Pertemuan Kedua Pada pertemuan kedua siklus I pembelajaran dengan pendekatan pemecahan berjalan dengan baik, hal tersebut ditunjukan dengan persentase dari data lembar observasi pembelajaran mencapai 78,57% yang termasuk dalam kategori baik. (c) Pertemuan Ketiga Pada pertemuan ketiga siklus I pembelajaran dengan pendekatan pemecahan berjalan dengan baik, hal tersebut ditunjukan dengan persentase dari data lembar observasi pembelajaran mencapai 73,80% yang termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan lembar observasi pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan pemecahan masalah pada siklus I dapat berjalan dengan baik. Berikut adalah penjabaran dari data lembar observasi pembelajaran Siklus I pada tabel 4.7.
58
Tabel 4.7 Data Lembar Observasi Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 2 3 1, 2 dan 3
Persentase 80,95% 78,57% 73,80% 77,77%
Kategori Baik Baik Baik Baik
4) Tes Berpikir Kreatif Siklus I Tes berpikir kreatif siklus I dilaksanakan pada pertemuan pertama dan pertemuan keempat. Pertemuan pertama diadakan tes awal atau pretes dan pertemuan kedua diadakan tes akhir siklus I. Siswa yang hadir pada tes awal dan tes akhir siklus I adalah sebanyak 34 siswa. Pretes dilaksanakan pada awal pertemuan pertama dengan jumlah soal tes adalah 2 butir soal uraian. Hasil dari pretes awal menunjukkan betapa rendah kemampuan berpikir kreatif siwa dalam belajar matematika yaitu dengan ratarata kelas sebesar 33,40 atau 33,40% siswa yang telah memenuhi kategori berpikir kreatif. Untuk selengkapnya hasil dari tes awal dapat dilihat dalam lampiran. Tes akhir siklus I dilaksanakan pada akhir siklus pertama yaitu pada pertemuan keempat dengan jumlah soal tes adalah 3 butir soal uraian. Hasil dari tes akhir siklus I mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dengan rata-rata kelas sebesar 60,83 atau 60,83% siswa yang termasuk dalam kategori berpikir kreatif sedang. Untuk selengkapnya hasil dari tes akhir siklus I dapat dilihat dalam lampiran. 5) Berpikir Kreatif Siklus I
59
Berpikir kreatif siklus pertama dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: (1) Berdasarkan Lembar Observasi Berpikir Kreatif Siswa Lembar observasi dibuat berdasarkan aspek afektif berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika. sehingga data yang diperoleh merupakan data afektif dari berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika. Data hasil observasi diperoleh dari tiap pertemuan pada setiap siklusnya. Data hasil observasi pada pertemuan pertama menunjukkan kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah yaitu dengan tingkat ketercapaian 37,98% yang termasuk dalam kategori rendah. Pada pertemuan kedua mengalami peningkatan yaitu dengan tingkat ketercapaian 41,04% yang termasuk dalam kategori sedang dan pada pertemuan ketiga juga mengalami peningkatan yaitu dengan tingkat ketercapaian 42,25% yang termasuk dalam kategori sedang. Sementara itu rata-rata ketercapaian siklus I dari masing-masing aspek yang diukur adalah 41,56% untuk nomor aspek (1), 35,13% untuk nomor aspek (2), 44,08% untuk nomor aspek (3), 38,31% untuk nomor aspek (4) dan 45,44% untuk nomor aspek (5). Sedangkan rata-rata ketercapaian keseluruhan dari data hasil observasi pada siklus I masih tergolong rendah yaitu dengan tingkat ketercapaian 40.42% yang termasuk dalam kategori rendah. Hasil tersebut merupakan hasil dari aspek afektif dari berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika. (2) Berdasarkan Hasil Tes Data hasil tes akhir siklus I menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dari tes awal atau pretes dengan rata-rata kelas sebesar 33,40 atau 33,40%
60
siswa yang telah memenuhi kategori berpikir kreatif naik menjadi 60,83 atau 60,83% siswa yang termasuk dalam kategori berpikir kreatif sedang. 6) Refleksi Siklus I Tujuan dari penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah
(problem
solving)
adalah
untuk
meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika. pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah pada siklus I belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan data sebagai berikut: (1) Siswa masih banyak yang mengobrol pada saat guru menerangkan materi sehingga siswa kurang memahami materi yang diterangkan guru. (2) Sebagian siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran. (3) Siswa masih kurang berani dalam memberikan pendapat ketika siswa dari kelompok lain mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. (4) Aspek afektif berpikir kreatif siswa berdasarkan lembar observasi mencapai 40,42% berada dalam kategori rendah dan belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu 61%. Dari hasil diskusi guru dan peneliti hal ini diakibatkan karena siswa kurang berani dalam mengungkapkan pendapat dan kurangnya kepercayaan diri dari masing-masing siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru. (5) Dari hasil tes telah menunjukkan suatu hasil yang cukup baik yaitu 60,83 atau 60,83%. Akan tetapi hasil tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu 61,00%. Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai tes akhir siklus I masih kurang memuaskan.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, maka perlu adanya siklus lanjutan untuk
memperbaiki
pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan
pemecahan masalah guna meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
61
dalam belajar matematika dengan pendekatan pemecahan masalah (problem solving) pada kelas VII D SMP N 2 Depok. b. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II 1) Perencanaan Siklus II Perencanaan pada siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Tindakan yang dilakukan pada siklus II masih seperti pada tindakan di siklus I. Namun pada siklus II terdapat beberapa tambahan kegiatan refleksi siklus I. Adapun perencanaan siklus II yang dilakukan peneliti yaitu: a) Menyiapkan pedoman wawancara dengan siswa b) Memepersiapkan soal tes akhir siklus II. Tes akhir siklus II digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika. c) Mempersiapkan lembar angket berpikir kreatif siswa. d) Mempersiapkan tindakan perbaikan pada siklus II (1) Guru mengkondisikan siswa agar lebih teratur dan tidak gaduh. (2) Guru menginstruksikan siswa agar lebih aktif dalam berdiskusi. (3) Guru menjelaskan materi dengan jelas dan akurat agar siswa menjadi lebih tanggap dan lebih tertarik terhadap permasalahan yang diberikan guru. (4) Peneliti mengkontruksi ulang permasalahan-permasalahan yang terdapat di LKS agar lebih mudah dipahami oleh siswa. 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2010 sampai dengan 14 Mei 2010. Pada tahap ini guru melaksakan tindakan sesuai RPP yang telah disusun oleh peneliti dan sebelumnya telah dikonsultasikan dengan guru matapelajaran dan dengan dosen pembimbing. Selama
62
pembelajaran peneliti dibantu oleh 3 orang observer untuk mengamati aktivitas berpikir kreatif siswa dan mengamati pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Kegiatan pada siklus II dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan. Berikut penjabaran dari pelaksanaan siklus II. a) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2010 pada pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.20 WIB. Guru bersama peneliti dan 3 orang observer memasuki ruangan. (1) Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan pertemuan pertama siklus II yaitu guru membuka pelajaran dengan salam dan dilanjutkan dengan berdoa. Setelah berdoa guru mengabsen siswa dengan menanyakan kepada siswa “siapa hari ini yang tidak masuk” siswa menjawab “hari ini nihil pak”. Setelah mengabsen siswa guru memberikan apersepsi kepada siswa tentang bangun datar segitiga, persegi dan persegi panjang guna masuk kemateri inti yaitu keliling dan luas belah ketupat. Setelah itu guru memberi motivasi kepada siswa bahwa belajar mengenai keliling dan luas belah ketupat sangatlah bermamfaat. Kemudian guru menjelaskan mengenai tujuan dari pembelajaran keliling dan luas belah ketupat. (2) Kegiatan Inti Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok dengan kelompok tetap sama dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru
63
memberikan permasalahan kepada setiap kelompok dalam bentuk LKS. Guru memberikan kesempatan kepada siswa selama 25 menit untuk berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing dan guru memberikan kesempatan kepada semua kelompok untuk bertannya kepada guru apabila ada hal-hal yang kurang dimengerti di dalam LKS. Suasana kelas pada hari ini terlihat lebih nyaman dan teratur. Siswa aktif dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru. Bahkan ada siswa yang sempat berdiskusi dengan kelompok lain untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang ada di dalam LKS. Ada siswa yang bertanya dari kelompok 4, dia bertanya “bapak, apakah soal nomor 2 itu harus dikerjakan dengan cara biasa atau dengan cara lengkap”. Guru menjawab “seperti biasa kalian mengerjakan, boleh dengan cara biasa atau dengan cara lengkap dengan satu syarat jawaban kalian mudah dimengerti oleh teman lain”. Siswa “iya pak”. Ada siswa lain yang menyahut “berarti kalau langsung hasilnya saja boleh pak?”. Guru “itu tidak boleh sebab kalian harus menjabarkan cara pengerjaannya agar teman lain yang belum paham dapat mengerti bagaimana mendapat jawaban itu”. Siswa “kalau dengan dua cara boleh pak?”. Guru “boleh anak-anak, sekarang diskusikan terlebih dahulu dengan teman kalian nanti kalau ada yang tidak paham tanyakan ke bapak”. Diskusi telah berjalan selama 15 menit ada siswa yang bertanya dari kelompok 5 mengenai permasalahan pada LKS kegiatan 2 nomor 3. Siswa bertanya “ bapak maksud dari soal nomor 3 ini bagaimana?, bingung pak. Guru : “maksudnya kalian disuruh menghitung luas daerah yang diarsir. Di
64
dalam gambar terdapat bangun datar apa saja?”. Siswa : “bangun datar segitiga, belah ketupat, persegi dan persegi panjang pak”. Guru : “lalu yang ditanyakan dalam soal apa?”. Siswa : “Bangun yang diarsir pak”. Guru “nah bangun yang diarsir itu berbentuk bangun datar apa?, kemudian kalian hitung luasnya tiap bangun datar kemudian hasilnya?”. Siswa : “dijumlahkan pak”. Guru : “silahkan kalian hitung dan kerjakan, 5 menit lagi kita bahas”. Setelah diskusi berjalan selama 25 menit guru menghentikan jalannya diskusi dan memeberi kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan jawabannya di depan kelas. Sebagian besar kelompok mengajukan dirinya untuk dapat mengerjakan di depan kelas. Akan tetapi guru hanya memberi kesempatan kepada 3 orang siswa dari tiga kelompok yang berbeda untuk mengerjakan permasalahan nomor 1. Ternyata jawabannya benar untuk semua anak yang mengerjakan didepan kelas. Untuk permasalahan nomor 2 guru memberi kesempatan kepada 2 orang siswa untuk mengerjakan di depan kelas. Ternyata ada dua cara pengerjaan dan jawabannya sama dan benar. Untuk permasalahan soal nomor 2 guru memberikan kesempatan kepada 2 orang siswa dan terdapat dua cara pengerjaan dan hasil akhirnya sama dan benar. Untuk soal nomor 3 kegiatan 2 ada tiga orang siswa yang mengerjakan dan siswa tersebut sama dengan siswa yang pertama tadi mengerjakan. Cara pengerjaannya berbeda, tetapi hasinya sama dan benar. (3) Penutup Guru
bersama-sama
dengan
siswa
menarik
kesimpulan
tentang
pemebelajaran pada hari ini. Siswa diberi kesempatan untuk merangkum hasil
65
diskusinya. Setelah siswa merangkum, guru memberikan tugas rumah kepada siswa yaitu permasalahan nomor 6 halaman 106 pada buku Cholik M dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga yang merupakan buku pegangan siswa. Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam. b) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2010 pada pukul 11.35 WIB sampai dengan pukul 12.15 WIB. Guru bersama peneliti dan 3 orang observer memasuki ruangan. (1) Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan pertemuan kedua siklus II yaitu guru membuka pembelajaran dengan salam dan dilanjutkan dengan berdoa. Setelah berdoa guru mengabsen siswa dengan menanyakan kepada siswa “siapa hari ini yang tidak masuk” siswa menjawab “hari ini nihil pak”. Setelah mengabsen siswa guru memberikan apersepsi kepada siswa tentang bangun datar segitiga, belah ketupat, persegi dan persegi panjang guna masuk kemateri inti yaitu keliling dan luas layang-layang. Setelah itu guru memberi motivasi kepada siswa, bahwa belajar mengenai keliling dan luas layang-layang sangatlah bermamfaat. Kemudian guru menjelaskan mengenai tujuan dari pembelajaran keliling dan luas layang-layang. (2) Kegiatan Inti Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok dengan kelompok tetap sama dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru
66
memberikan permasalahan kepada setiap kelompok dalam bentuk LKS. Guru memberikan kesempatan kepada siswa selama 25 menit untuk berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing dan guru memberikan kesempatan kepada semua kelompok untuk bertannya kepada guru apabila ada hal-hal yang kurang dimengerti di dalam LKS. Pada waktu pembagian kelompok ada siswa yang berkata bahwa siswa tersebut telah bosan dengan kelompok dan permasalahan yang ada dalam LKS. Kemudian guru menegaskan lagi bahwa pembelajaran seperti ini yang paling efektif dalam pembelajaran matematika di SMP. Sebab akan melatih siswa untuk lebih aktif dan lebih kreatif. Siswa tersebut kemudian mengikuti anjuran guru dan kembali menempatkan diri pada kelompoknya. Guru membagikan LKS kepada siswa dan guru menyuruh siswa untuk berdiskusi dalam mengerjakan permasalahan yang ada dalam LKS. Suasana diskusi sangat ramai, akan tetapi ramai dalam hal positif yaitu saling bertukar pikiran mengenai permasalahan yang ada dalam LKS. Ada siswa yang hiperaktif dan mengajukan diri untuk segera mengerjakan permasalah nomor 1 di depan kelas. Akan tetapi guru menanggapi siswa tersebut untuk menunggu teman yang lain dan mengerjakan permasalahan nomor selanjutnya. Guru mengitari kelas untuk mengecek apakah siswa-siswa mengerjakan LKS atau hanya bermain-main saja. Ternyata siswa-siswa masih aktif dalam berdiskusi. Sesampainya guru di kelompok 4 ada siswa yang bertanya “bapak nomor dua itu disuruh mencari luas layang-layang pak?”. Guru : “iya benar, apakah sudah dikerjakan?”. Siswa: “ini pak yang dimaksud dengan memberi
67
nama terlebih dahulu itu apa?”. Guru: “itu maksudnya adalah pemberian simbol pada setiap titik sudutnya, misalnya ABCD atau RSTU”. Siswa : “iya pak, terima kasih”. Guru: “segera dikerjakan”. Guru kemudian kembali kedepan kelas karena ada yang bertanya lagi dari siswa yang berkelompok di depan kelas. Siswa bertanya “bapak diagonal layang-layang pada soal nomor 2 itu berapa pak?”. Guru : “kalian cermati dahulu pertanyaan yang dimaksud dan keterangan dalam soal tersebut”. Siswa: “belum paham pak”. Guru: “di soal terdapat keterangan bahwa satu petak pada gambar mewakili 1cm. jadi panjang diagonalnya berapa petak atau berapa centimeter?”. Siswa : “12cm dan 14cm pak”. Guru : “nah itu kalian bisa, segera selesaikan soal selanjutnya”. Siswa : “iya pak”. Setelah 25 menit guru menghentikan jalannya diskusi dan memberikan instruksi kepada siswa untuk mengerjakan hasil diskusinya di depan kelas. Hampir semua kelompok mengajukan diri untuk mengerjakan di depan kelas. Akan tetapi guru hanya menunjuk 3 orang siswa untuk mengerjakan permasalahan nomor 1. Jawaban dari ketiga siwa tersebut berbeda karena cara pengerjaan mereka berbeda. Kemudian guru menjelaskan kenapa jawabannya dapat berbeda, itu semua disebabkan ada 2 orang siswa yang salah dalam melakukan operasi pembagian. Setelah semua siswa memperbaiki jawabannya kemudian guru memberi kesempatan kembali bagi siswa yang ingin mengerjakan pekerjaannya di depan kelas. Kemudian ada 2 orang siswa yang mengajukan diri dan guru menyuruh mereka untuk mengerjakan di depan kelas. Kedua siswa tersebut mengerjakan dengan cara yang berbeda, tetapi
68
mempunyai jawaban yang sama. Karena waktu habis guru menghentikan presentasinya untuk hari ini dan siswa disuruh untuk mengerjakan soal yang belum dibahas di rumah masing-masing. (3) Penutup Sebelum siswa beranjak dari tempat duduk, guru meminta tambahan waktu 5 menit untuk menyimpulkan pembelajaran pada pertemuan ke-4. Siswa mengikuti anjuran guru dan siswa kembali duduk dan merangkum kesimpulan pembelajaran pada hari ini. Setelah selesai merangkum guru memberi tugas rumah kepada siswa yaitu permasalahan nomor 6 halaman 109 pada buku Cholik M dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga yang merupakan buku pegangan siswa. Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam. c) Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga siklus II dilaksanakan pada tangagal 12 Mei 2010 pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.20 WIB. Guru bersama peneliti dan 3 orang observer memasuki ruangan. (1) Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahualuan pertemuan ketiga siklus II yaitu guru membuka pembelajaran dengan salam dan dilanjutkan dengan berdoa. Setelah berdoa guru mengabsen siswa dengan menanyakan kepada siswa “siapa hari ini yang tidak masuk?” siswa menjawab “hari ini nihil pak”. Setelah mengabsen siswa guru memberikan apersepsi kepada siswa tentang bangun datar segitiga, belah ketupat, dan layang-layang guna masuk kemateri inti yaitu keliling dan luas
69
trapesium. Setelah itu guru memberi motivasi kepada siswa, bahwa belajar mengenai keliling dan luas trapesium sangatlah bermamfaat. Kemudian guru menjelaskan mengenai tujuan dari pembelajaran keliling dan luas trapesium. (2) Kegiatan Inti Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok dengan kelompok tetap sama dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru memberikan permasalahan kepada setiap kelompok dalam bentuk LKS. Guru memberikan kesempatan kepada siswa selama 25 menit untuk berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing dan guru memberikan kesempatan kepada semua kelompok untuk bertannya kepada guru apabila ada hal-hal yang kurang dimengerti di dalam LKS. Keadaan awal pada pertemuan ketiga siklus II cenderung kondusif dan teratur. Siswa menempatkan diri terhadap kelompoknya
masing-masing
dengan
rapi
dan
tidak
gaduh.
Guru
memeberikan masukan bahwa pembelajaran hari harus lebih aktif dan kondusif dari pada pertemuan sebelumnya. Guru mengucapkan terima kasih karena telah membentuk kelompok dengan rapi tanpa membuat gaduh. Kemudian guru menyuruh siswa untuk menggunakan nomor absen yang digunakan pada pertemuan sebelumnya. Guru mengawasi jalannya diskusi dengan berkeliling hingga ke belakang kelas dan mengecek apakah ada siswa yang tidak berdiskusi. Siswa kelihatan lebih aktif daripada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Itu dapat dilihat dengan keseriusan siswa dalam menjalani diskusi kelompok dan berbagai pertanyaan kepada guru tentang permasalahan yang ada pada LKS. Ada salah
70
satu siswa dari kelompok 4 yang menanyakan tentang permasalahan nomor 2. Siswa bertanya “bapak soal nomor 2 itu cara pengerjaannya bagaimana?”. Guru : “kalian cermati bangun apa saja yang ada pada gambar terlebih dahulu, lalu kalian aplikasikan pengetahuan kalian tentang bangaimana cara menghitung bangun yang terdapat pada gambar sehingga nantinya akan didapatkan rumus untuk menghitung luas trapesium. Selanjutnya untuk soal nomor (2.b) kalian hitung luas trapesium dengan rumus luas trapesiumk yang kalian peroleh atau dengan penjabaran rumus lain sehingga mendapatkan hasil yang benar. Waktu pembelajaran pada pertemuan ketiga siklus II sempit, oleh karena itu guru menghentikan jalannya diskusi setelah melihat waktu hampir habis. Guru menghentikan jalannya diskusi 15 menit sebelum jam pelajaran berakhir. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan di depan kelas. Beberapa siswa mengejakan hasil diskusinya di depan kelas dan dievaluasi bersama-sama dengan siswa. Bagi siswa yang menjawab salah guru menyuruh siswa untuk membetulkan jawabannya. (3) Penutup Setelah semua soal dibahas, guru bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran hari ini. Guru menyuruh siswa untuk merangkum
dan
memahami
hasil
diskusi.
Setelah
selesai
guru
memberitahukan kepada siswa, bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan ujian dengan materi keliling dan luas bangun datar. Guru menyarankan siswa untuk lebih giat dalam belajar sehingga hasil dari ujiannya
71
bagus. Sebelum mengakhiri pembelajaran guru meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan pada buku Cholik M dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga halaman 116-118, yang ada pada buku pegangan siswa untuk dikerjakan di rumah. Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam d) Pertemuan Keempat Pertemuan keempat siklus II dilaksanakan pada tangagal 14 Mei 2010 pukul 09.30 WIB sampai dengan 11.05 WIB. Pada pertemuan keempat siklus II guru memberikan tes kemampuan berpikir kreatif. Tes tersebut berbentuk 3 soal urain yang berisi materi pembelajaran pada siklus pertama dan kedua dengan aspek berpikir kreatif dan pemecahan masalah. Siswa diberi waktu untuk belajar selama 10 menit untuk mengingat kembali tentang materi yang telah dipelajari di rumah. Setelah selesai guru menyuruh siswa untuk memasukkan semua buku yang ada di atas meja ke dalam laci atau tas. Guru membagi lembar soal dan lembar jawab secara bersamaan. Guru memperingatkan kepada siswa untuk tidak meminta atau memberi bantuan kepada teman lain dalam pengerjaan soal tes tersebut. Setelah semua mendapatkan lembar soal dan lembar jawab, guru menyuruh siswa untuk berdoa terlebih dahulu dengan dipimpin oleh guru. Setelah tes akhir siklus II berjalan 70 menit, guru membagikan lembar angket berpikir kreatif untuk diisi dan dikumpulkan beserta lembar jawab tes. Waktu telah berakhir dan guru menyuruh siswa untuk segera mengumpulkan
72
hasil jawabannya beserta lembar angket. Setelah itu guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam. 3) Observasi Siklus II a) Lembar Observasi Berpikir Kreatif Siswa (1) Pertemuan 1 Pada petemuan pertama siklus II, lembar observasi siswa tentang aspek afektif pada berpikir kreatif dalam belajar matematika menunjukkan ratarata 54.35% siswa telah melaksanakan. Berikut adalah hasil ketercapaian tiap aspek yang terdapat pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Persentase Tiap Aspek Pertemuan 1 Nomor Aspek Afektif Berpikir Kreatif 1 2 3 4 5 Rata-rata kelas
Nomor Butir 1, 2, 3 4, 5, 6, 7, 8 9, 10 11, 12, 13 14, 15
Rata-rata Persentase VIID 61.76% 47.33% 46.13% 56.86% 65.25% 54.35%
Kelas
(2) Pertemuan 2 Pada petemuan kedua siklus II, lembar observasi siswa tentang aspek afektif pada berpikir kreatif dalam belajar matematika menunjukkan ratarata 65.77% siswa telah melaksanakan. Berikut adalah hasil ketercapaian tiap aspek yang terdapat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Persentase Tiap Aspek Pertemuan 2 Nomor Aspek Afektif Berpikir Kreatif 1 2
Nomor Butir 1, 2, 3 4, 5, 6, 7, 8
Rata-Rata Persentase VIID 67.42% 58.27%
Kelas
73
3 4 5 Rata-rata kelas
9, 10 11, 12, 13 14, 15
67.40% 67.40% 77.94% 65.77%
(3) Pertemuan 3 Pada petemuan ketiga siklus II, lembar observasi siswa tentang aspek afektif pada berpikir kreatif dalam belajar matematika menunjukkan ratarata 70.86% siswa telah melaksanakan. Berikut adalah hasil ketercapaian tiap aspek yang terdapat pada tabel 4.10. Tabel 4.10 Persentase Tiap Aspek Pertemuan 3 Nomor Aspek Afektif Berpikir Kreatif 1 2 3 4 5 Rata-rata kelas
Nomor Butir 1, 2, 3 4, 5, 6, 7, 8 9, 10 11, 12, 13 14, 15
Rata-Rata Persentase VIID 70.70% 66.14% 67.21% 79.87% 73.03% 70.86%
Kelas
Dari data pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga pada siklus II dapat dilihat bahwa aspek afektif dari berpikir kreatif siswa mengalami peningkatan. Dari 54.35% siswa yang telah berhasil menjadi 65.77% siswa pada pertemuan kedua dan meningkat kembali pada pertemuan ketiga menjadi 70.86% siswa. Berikut adalah tabel mengenai kategori dari kemampuan berpikir kreatif siswa dari pertemuan pertama samapai dengan ketiga pada siklus II yang terdapat pada tabel 4.11.
74
Tabel 4.11 Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Siklus II Pertemuan 1 2 3 Rata-rata
Persentase 54.35% 65.77% 70.86% 63.66%
Kategori Berpikir Kreatif Sedang Tinggi Tinggi Tinggi
Keadaan diatas menunjukkan suatu peningkatan yang signifikan dan menggambarkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika di kelas VII D pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu mencapai 63.66% siswa dengan kategori berpikir kreatif tinggi. Untuk selengkapnya hasil dari observasi berpikir kreatif siklus II dapat dilihat pada lampiran. b) Lembar
Observasi
Pembelajaran
Matematika
dengan
Pendekatan
Pemecahan Masalah (a) Pertemuan pertama Pada pertemuan pertama siklus II pembelajaran dengan pendekatan pemecahan berjalan dengan baik, hal tersebut ditunjukan dengan persentase dari data lembar observasi pembelajaran mencapai 86,71% yang termasuk dalam kategori sangat baik. (b) Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua siklus II pembelajaran dengan pendekatan pemecahan berjalan dengan baik, hal tersebut ditunjukan dengan persentase dari data lembar observasi pembelajaran mencapai 80,95% yang termasuk dalam kategori baik.
75
(c) Pertemuan ketiga Pada pertemuan ketiga siklus II pembelajaran dengan pendekatan pemecahan berjalan dengan baik, hal tersebut ditunjukan dengan persentase dari data lembar observasi pembelajaran mencapai 85,71% yang termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan lembar observasi pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan pemecahan masalah pada siklus II dapat berjalan dengan baik. Berikut adalah penjabaran dari data lembar observasi pembelajaran Siklus II pada tabel 4.12. Tabel 4.12 Data Lembar Observasi Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 2 3 1, 2 dan 3
Persentase 86,71% 80,95% 85,71% 84,12%
Kategori Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik
4) Tes Berpikir Kreatif Siklus II Tes berpikir kreatif siklus II dilaksanakan pada pertemuan keempat. Siswa yang hadir pada tes akhir siklus II adalah sebanyak 34 siswa. Jumlah soal tes akhir siklus II adalah 3 butir soal uraian. Hasil dari tes akhir siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dengan ratarata kelas sebesar 76,39 atau 76,39% siswa yang telah memenuhi indikator keberhasilan dengan kategori berpikir kreatif tinggi. Untuk selengkapnya hasil dari tes akhir siklus I dapat dilihat dalam lampiran.
76
5) Berpikir Kreatif Siklus II Berpikir kreatif siklus II dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: (1) Berdasarkan Lembar Observasi Berpikir Kreatif Lembar observasi dibuat berdasarkan aspek afektif berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika. sehingga data yang diperoleh merupakan data afektif dari berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika. Data hasil observasi diperoleh dari tiap pertemuan pada setiap siklusnya. Data hasil observasi pada pertemuan pertama siklus II menunjukkan kemampuan berpikir kreatif siswa telah meningkat yaitu dengan tingkat ketercapaian 54,35% yang termasuk dalam kategori sedang. Pada pertemuan kedua siklus II mengalami peningkatan kembali, yaitu dengan tingkat ketercapaian 65,77% yang termasuk dalam kategori tinggi dan pada pertemuan ketiga siklus II juga mengalami peningkatan yaitu dengan tingkat ketercapaian 79,87% yang termasuk dalam kategori tinggi. Sementara itu rata-rata ketercapaian pada siklus II dari masing-masing aspek yang diukur adalah 66,63% untuk nomor aspek (1), 57,25% untuk nomor aspek 2, 60,25% untuk nomor aspek (3), 68,04untuk nomor aspek (4) dan 72,07% untuk nomor aspek (5). Sedangkan rata-rata ketercapaian keseluruhan dari data hasil observasi pada siklus II termasuk dalam kategori tinggi yaitu dengan tingkat ketercapaian 63,66%. Hasil tersebut merupakan hasil dari aspek afektif dari berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika.
77
(2) Berdasarkan Hasil Tes Data hasil tes akhir siklus II menunjukkan peningkatan yang signifikan dan sesuai dengan indikator keberhasilan dengan nilai rata-rata pada tes akhir siklus II sebesar 76,39 atau 76,39% siswa dengan kategori berpikir kreatif tinggi. Dengan demikian kemampuan berpikir kreatif dari segi kognitif telah sesuai dengan indikator keberhasilan. (3) Berdasarkan Hasil Angket Data hasil dari angket telah menunjukkan hal yang sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu 71.68% siswa dengan kategori baik. Artinya kemampuan berpikir kreatif siswa dari segi tanggapan siswa yang diukur berdasarkan aspek kognitif dan afektif dari berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika telah terpenuhi. 6) Refleksi Siklus II Tujuan dari penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving) adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika. pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah pada siklus II sepenuhnya telah terlaksana dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan data sebagai berikut: a) Siswa sudah tidak banyak yang mengobrol pada saat guru menerangkan materi sehingga siswa dapat memahami materi yang diterangkan guru. b) Sebagian besar siswa aktif dalam pembelajaran.
78
c) Siswa telah berani dalam memberikan pendapat dan menyanggah pendapat ketika siswa dari kelompok lain mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. d) Aspek afektif berpikir kreatif siswa berdasarkan lembar observasi mencapai sebesar 63.66% berada dalam kategori tinggi dan telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu 61%. e) Dari hasil tes telah menunjukkan suatu hasil yang baik dengan tercapainya indikator keberhasilan yaitu dengan rata-rata kelas mencapai 76,39 atau 76,39% siswa telah berhasil. Sehingga dapat dikatakan nilai tes akhir siklus II telah baik Berdasarkan hasil refleksi tersebut, maka peneliti dan guru mengambil keputusan untuk menghentikan penelitian karena telah memenuhi indikator keberhasilan. Dan dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII D telah meningkat. c. Angket Berpikir Kreatif Siswa Angket berpikir kreatif merupakan tanggapan dari siswa mengenai kemampuan berpikir kreatif dalam belajar matematika. Angket tersebut berisi aspek afektif dan aspek kognitif dari berpikir kreatif. Berikut adalah aspek kognitif berpikir kreatif siswa yang terdapat pada tabel 4.13. Tabel 4.13 Aspek Kognitif Berpikir Kreatif Siswa Nomor aspek 1 2 3 4 5
Aspek Kognitif Berpikir Kreatif Siswa Kelancaran (Fluency) Keluwesan (Flexibility) Keaslian (Originality), Penguraian (Elaboration) Perumusan kembali (Redefinition)
79
Sedangkan penomoran untuk aspek afektif berpikir kreatif siswa telah tersaji pada tabel 4.2. Berikut adalah data hasil dari angket berpikir kreatif siswa tersaji pada Tabel 4.14 . Tabel 4.14 Hasil Angket Berpikir Kreatif Siswa Aspek
Nomor Butir 1, 2
Persentase
Kategori
Kognitif
Nomor Aspek 1
65.29%
Tinggi
Afektif
2 3 4 5 1
4, 5, 6 7, 8, 9 10,11 12, 13 15, 16
69.02% 75.09% 67.35% 66.76% 79.12%
Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi
2 3 4 5
17, 18 19 20 3, 14
66.76% 75.88% 74.71% 79.12% 71.68%
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Rata-rata
Dari data di atas dapat dilihat bahwa kategori siswa dalam berpikir kreatif tergolong tinggi yaitu dengan rata-rata persentase 71.68% siswa. Sedangkan untuk tiap aspek yang diukur masing-masing tergolong tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII D dari segi tanggapan siswa termasuk dalam kategori tinggi. Untuk selengkapnya hasil dari angket berpikir kreatif siklus II dapat dilihat pada lampiran. d. Wawancara Dalam penelitian ini, selain menggunakan angket, lembar observasi dan tes digunakan juga wawancara dengan siswa dan guru untuk
80
mengumpulkan data. Wawancara dilakukan setelah siklus II selesai. Adapun hasil wawancara dengan siswa: 1) Secara umum siswa menyukai pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Karena dengan pembelajaran ada beberapa kegiatan yang dilakukan siswa sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran. 2) Siswa mulai berani bertanya belum dimengerti.
kepada guru apabila ada hal yang
3) Dengan belajar kelompok maka meningkatkan kemampuan siswa untuk mengungkapkan pendapat, bekerja sama dan bertukar pendapat. 4) Siswa mulai terbiasa berpikir tidak monoton dan mulai mencoba halhal baru dalam suatu permasalahan. Adapun hasil wawancara dengan guru adalah sebagai berikut: 1) Selama pembelajaran matematika dengan pendekatan pemecahan masalah, kemampuan berpikir kretaif siswa dalam belajar matematika mengalami peningkatan. 2) Pembelajaran matematika dengan pendekatan pemecahan masalah membuat guru dan siswa lebih dekat dan lebih nyaman dalam berkomunikasi. Jadi dapat disimpulkan berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dan guru kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika mengalami peningkatan dan pada akhir siklus II berada pada kategori baik. Untuk selengkapnya hasil wawancara peneliti dengan siswa dan guru dapat dilihat dalam lampiran. B. Pembahasan 1. Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Pembelajaran matematika dengan pendekatan pemecahan masalah pada umumnya dapat terlaksana dengan baik yaitu dengan minimal
81
keterlaksanaan pembelajaran sebesar 61%. Semua itu tidak lepas dari peran peneliti dan peran guru. Peran guru dalam pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah adalah sebagai pengelola proses pembelajaran matematika di kelas VII D SMP N 2 Depok. Guru menyampaikan materi, membimbing siswa dalam pelaksanaan pembelajaran secara kelompok dengan memberikan masukan, arahan kepada kelompok ataupun menjawab pertanyaan siswa, membuat kesimpulan atas materi yang diajarkan untuk menyamakan persepsi dan guru sebagai fasilitator belajar siswa. Peran peneliti adalah menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan diterapkan dalam pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah, menyiapkan media, instrumen dan bahan yang akan digunakan, menyiapkan lembar observasi berpikir kreatif siswa dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, menyiapkan angket dan menyiapkan soal tes berpikir kreatif siswa. Peneliti juga mempunyai peran untuk merekam data penelitian dalam bentuk lembar pengamatan yang telah dipersiapkan dan dalam bentuk catatan lapangan. Tahapan
dalam
penerapan
pembelajaran
dengan
pendekatan
pemecahan masalah di kelas VII D SMP N 2 Depok adalah sebagi berikut: a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa dan memberikan apersepsi. b. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok dimana tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang siswa. c. Guru memberikan permasalahan dalam bentuk LKS yang mempunyai beberapa cara pengerjaan dan memepunyai satu hasil yang sama.
82
d. Siswa berdiskusi untuk memecahkan masalah yang ada dalam LKS. e. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa apabila ada permasalahan yang tidak dimengerti di dalam LKS. f. Beberapa siswa mengerjakan hasil diskusi dari kelompoknya di depan kelas. g. Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. h. Siswa merangkum hasil diskusi. i. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan berdoa.
Guru dan peneliti menggunakan
lembar
mengamati kegiatan observasi
pembelajaran
pembelajaran dengan dengan
pendekatan
pemecahan masalah serta melakukan evaluasi dan mencari solusi untuk mengatasi masalah-masalah serta kelemahan pada waktu pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah berlangsung. Dari hasil lembar observasi pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah dapat disimpulkan bahawa kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah pada siklus I dan siklus II berada pada kategori baik yaitu pada siklus I sebesar 77,77% dan pada siklus II sebesar 84,125%. 2. Berpikir kreatif Dalam penelitian ini, aspek berpikir kreatif yang diukur adalah aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif diukur dengan tes dan aspek afektif diukur dengan observasi. Sedangkan untuk aspek kognitif dan afektif yang diukur secara bersama dilakukan dengan angket.
83
Pada siklus I pertemuan pertama, kemampuan berpikir kreatif siswa belum dapat muncul. Hal ini terlihat dari data pada lembar observasi berpikir kreatif yang hanya pada kategori kurang yaitu 37,98%. Pada pertemuan kedua mengalami peningkatan yaitu 41.04% yang termasuk dalam kategori berpikir kreatif sedang. Sedangkan pada pertemuan ketiga mengalami peningkatan kembali yaitu 42.25% yang termasuk dalam kategori berpikir kreatif sedang. Dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga pada siklus I, kemampuan berpikir kreatif mengalami peningkatan. Pada siklus II kemampuan berpikir kreatif siswa terus berkembang. Hal ini terlihat dari data pada lembar observasi berpikir kreatif pada setiap pertemuannya. Pada pertemuan pertama siklus II kemampuan berpikir kretaif siswa masih pada kategori sedang yaitu 4,35% walaupun pada kategori sedang akan tetapi kemampuan berpikir kretaif siswa meningkat dibanding pada pertemuan ketiga siklus I. Begitu juga pada pertemuan kedua siklus II mengalami peningkatan yaitu 65,77% yang sudah termasuk dalam kategori berpikir kreatif tinggi. Pada pertemuan ketiga juga mengalami peningkatan kembali, yaitu menjadi 70,86% yang termasuk juga dalam kategori berpikir kreatif tinggi. Dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga pada siklus I, kemampuan berpikir kreatif mengalami peningkatan. Gambar peningkatan kemampuan berpikir kreatif dari data observasi pada tiap pertemuannya tersaji pada gambar 4.1.
Persentase
84
80 70 60 50 40 30 20 10 0
1 2 3 4 5 6 1
2
3
4
5
6
Pertemuan
Gambar 4.1 Kemampuan Berpikir Kreatif Tiap Pertemuan Untuk peningkatan kemampuan berpikir kreatif tiap aspeknya
Persentase
disajikan dalam gambar 4.2.
80 70 60 50 40 30 20 10 0
Siklus I Siklus II
1
2
3
4
5
Aspek Berpikir Kreatif
Gambar 4.2 Kemampuan Berpikir Kreatif Tiap Aspek Berdasarkan hasil tes berpikir kreatif yang diadakan pada siklus I dan siklus II kemampuan berpikir kreatif juga mengalami peningkatan. Dari hasil tes kemampuan awal (pretes) yang mencapai rata-rata 33,39 atau 33,40% yang termasuk dalam kategori kemampuan berpikir kreatif rendah meningkat pada tes akhir siklus I menjadi 60,83 atau 60,83% yang termasuk dalam kategori kemampuan berpikir kreatif sedang. Puncaknya pada tes akhir siklus II yang mengalami peningkatan kembali menjadi
85
76,39 atau 76,39% yang sudah termasuk dalam kategori kemampuan berpikir kreatif tinggi. Grafik mengenai peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan hasil tes berpikir kreatif tersaji pada gambar 4.3.
Persentase
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
76.39 60.83
33.4
Pretes
Tes Siklus I
Tes Siklus II
Gambar 4.3 Kemampuan Berpikir Kreatif Berdasarkan Tes Sedangkan
berdasarkan
hasil
angket
berpikir
kreatif
siswa,
kemampuan berpikir kreatif siswa berada dalam kategori tinggi yaitu sebesar 71.68%. Berikut adalah gambar angket berpikir kreatif tiap aspeknya tersaji pada gambar 4.4.
Angket Berpikir Kreatif Siswa 100
Persentase
80 60 40 20 0 1
2
3
4 5 6 7 Aspek Berpikir Kreatif
8
9
10
Gambar 4.4 Kemampuan Berpikir Kreatif Berdasrkan Angket
86
Berdasarkan hasil observasi berpikir kreatif yang sesuai dengan aspek afektif berpikir kreatif yang diungkapkan oleh Darwing dan Nurdin (2006) dan tes kemampuan berpikir kreatif yang sesuai dengan aspek kognitif berpikir kreatif yang diungkapkan James R. Evans (1994: 49), terlihat bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika pada siklus II siswa kelas VII D SMP N 2 Depok berada dalam kategori tinggi dan mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Angket berpikir kreatif siswa juga berada pada kategori tinggi sehingga respon siswa mengenai kemampuan berpikir kreatif di dalam didiri siswa juga tinggi. Sehingga dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika pada siswa kelas VII D SMP N 2 Depok berada pada kategori tinggi. Berdasarkan pembahasan di atas, penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving) yang dilakukan di kelas VII D SMP N 2 Depok dapat dikatakan telah mencapai indikator yang telah ditetapkan sebelumnya
yaitu meningkatkan
kemampuan
matematika
berpikir
kreatif
dalam
belajar
dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving) yang dilihat dari hasil observasi berpikir kreatif siklus I ke siklus II, hasil tes berpikir kreatif dari siklus I ke siklus II dan dari hasil angket berpikir kreatif
siswa
yang
rata-rata
persentasenya
mencapai
indikator
keberhasilan. Kesimpulan tersebut sesuai dengan aspek berpikir kreatif
87
dalam belajar matematika yang diungkapkan oleh James R. Evans (1994: 49) C. Keterbatasan Penelitian Penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas VII D SMP N 2 Depok dalam pelaksanaanya masih mengandung keterbatasan.3 Keterbatasan tersebut diantaranya adalah: 1. Wawancara dengan siswa tidak dapat secara keseluruhan siswa, sehingga hasilnya hanya mewakili beberapa orang siswa. 2. Refleksi antara guru dengan peneliti dilakukan dengan waktu yang terbatas. Semua itu disebabkan karena kesibukkan guru dalam hal lain sehingga refleksi tidak dapat berjalan maksimal. Refleksi dilakukan sejalan dengan pelaksanaan tindakan. 3. Keterbatasan waktu dalam pembelajaran membuat pembelajaran terkesan terburu-buru dan di karenakan jam pelajaran matematika di SMP N 2 Depok hanya 5 jam mata pelajaran tiap minggunya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah (problem solving) dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika yang dilaksanakan dengan cara : 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa dan memberikan apersepsi. 2. Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok dimana tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang siswa. 3. Guru memberikan permasalahan dalam bentuk LKS yang mempunyai beberapa cara pengerjaan dan memepunyai satu hasil yang sama. 4. Siswa berdiskusi untuk memecahkan masalah yang ada dalam LKS. 5. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa apabila ada permasalahan yang tidak dimengerti di dalam LKS. 6. Beberapa siswa mengerjakan hasil diskusi dari kelompoknya di depan kelas. 7. Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 8. Siswa merangkum hasil diskusi. 9. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan berdoa. Berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika mengalami peningkatan, hal ini ditunjukan dengan adanya : 88
89
a. Lembar observasi berpikir kreatif siswa 1) Keberanian siswa dalam mengambil resiko tapi dengan perhitungan mengalami peningkatan (dari 41,56% menjadi 66,63%). 2) Berani dan antusias dalam mengemukakan pendapat serta menjawab pertanyaan dengan memberi jawaban yang lebih banyak mengalami peningkatan (dari 35,13% menjadi 57,25%). 3) Rasa keingin tahuan siswa yang besar mengalami peningkatan (dari 29,39% menjadi 60,26%). 4) Rasa menyukai siswa terhadap tantangan dan pengalaman baru mengalami peningkatan (dari 38,31% menjadi 68,04%). 5) Keinginan siswa untuk menemukan suatu pemecahan masalah dan tidak mudah putus asa mengalami peningkatan (dari 30,29% menjadi 72,07%). Secara keseluruhan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika berdasarkan lembar observasi siswa mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan rata-rata seluruh asapek dalam lembar observasi pada siklus I yaitu 39,62% (kategori berpikir kreatif rendah) meningkat menjadi 63,66% (kategori berpikir kreatif tinggi) pada siklus II. b. Tes kemampuan berpikir kreatif siswa Peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa juga ditunjukkan berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kreatif siswa. Peningkatan hasil tes dimulai dari rata-rata hasil tes awal atau pretes sebesar 33,40 atau 33,40% (kategori berpikir kreatif rendah) meningkat pada rata-rata hasil
90
tes akhir siklus I sebesar 60,83 atau 60,83% (kategori berpikir kreatif sedang) dan mengalami peningkatan pada tes akhir siklus II yaitu sebesar 76,39 atau 76,39% (kategori berpikir kreatif tinggi). c. Lembar angket berpikir kreatif siswa Kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan dari respon siswa atau angket berpikir kreatif siswa termasuk dalam kategori berpikir kreatif tinggi yaitu sebesar 71.68%. Artinya kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika telah terpenui.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa saran yang perlu dipertimbangkan guru dalam menerapkan pendekatan pemecahan masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika, yaitu 1. Guru sebaiknya lebih mengevaluasi siswa agar saat diskusi semua anggota dapat berperan aktif dan fokus terhadap permasalahan yang siswa kerjakan sehingga mampu menumbuhkan rasa percaya diri siswa. 2. Penggunaan alokasi waktu dan pengelolaan kelas yang baik harus benarbenar diperhatikan agar dalam pelaksanaannya dapat maksimal dan berjalan dengan lancar.
91
3. Guru sebaiknya memberi kebebasan pada siswa untuk berdiskusi serta kebebasan untuk dapat berpikir berbeda dengan teman lain dengan suatu tujuan atau hasil yang sama. 4. Memperbanyak variasi masalah terbuka yang berdasarkan kehidupan seharihari
dengan
strategi
penyelesaian
masalah
yang
berbeda
dalam
pembelajaran. Diharapkan dengan pemberian masalah-masalah tersebut dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam memecahkan masalah matematika.
DAFTAR PUSTAKA
Darwing Paduppai dan Nurdin. 2006. Penerapan Pendekatan Open-Ended Problem dalam Pembelajaran Kalkulus. http://www.depdiknas.go.id/publikasi/ balitbang/074/j74_06.pdf. Diakses 3 Februari 2010. Erman Suherman. 2003. Setrategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI Graham Wilson. 1993. Problem Solving And Decision Making. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Herman Hudojo. 2003. Pengembangan Kurikulum dan pembelajaran Matematika. Malang: JICA. . 2005. Pengembang kurikulum dan pembelajaran matematika. Malang : Universitas Negeri Malang http://eko13.wordpress.com/2008/03/16/ciri-ciri-dan-faktor-yang-mempengaruhikreativitas/. Diakses 12 Februari 2010 http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika. Diakses 12 Februari 2010 James R. Evans. 1994. Berpikir Kreatif dalam pengambilan keputusan dan manajemen. Jakarta : Bumi Aksara M Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta. Erlangga Retno Puji W. 2008. Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Open Ended Sebagai Upaya Meningkatkan Kreatifitas Siswa Kelas VII SMP 3 Depok. Yogyakarta Riduwan. 2009. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta Rochiati Wiriatmadja. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rumini, Sri (et al). 2006. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press. Sardiman, A. M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
92
93
Sukoriyanto. 2001. Langkah-langkah dalam Pengajaran Matematika dengan Menggunakan Penyelesaian Masalah. Dalam Jurnal Matematika atau Pembelajarannya. Malang : JICA. Volume 7 nomor 2. Sumitro (et al). 2006. Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press. Tatag Yuli Eko Siswono dan Abdul Haris Rosyidi. 2005. Menilai KreativitasSiswa Dalam Matematika. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika di jurusan matematika FMIPA Unesa, 28 Februari 2005. Tatag Yuli Eko Siswono dan Abdul Haris Rosyidi. 2009. Menilai Kreativitas Siswa Dalam Matematika. tatagyes.files.wordpress.com/2009/11/ paper05nilaikreatif .pdf. Diakses 19 Desember 2009. Utami Munandar. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta. . Kreativitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: PT Gramedia.
LAMPIRAN
95
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
: SMP Negeri 2 Depok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII D/2
Pertemuan ke-
:1
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)
Standar Kompetensi
: 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar
: 6. 3 menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
I. Indikator 6.3.1 Menemukan rumus keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang. 6.3.2 Menghitung keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang. 6.3.3 Menggunakan rumus keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang dalam pemecahan masalah. II. Tujuan A. Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang. B. Siswa dapat menghitung keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang. C. Siswa dapat menggunakan rumus keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang dalam pemecahan masalah. III. Materi Pembelajaran adalah keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang. A. Persegi a. Keliling persegi
96
Keliling suatu persegi adalah penjumlahan dari panjang sisi-sisi persegi, dengan memisalkan sisi persegi adalah a, b, c dan d . Nilai a = b = c = d seperti tampak pada gambar 1 di bawah ini: Keliling ABCD = AB + BC
c
D
C
+ CD + DA, dengan memisalkan keliling persegi adalah K, maka keliling persegi adalah :
d
b
K=a+b+c+d Karena AB = BC = CD = DA maka keliling persegi adalah 4
A
B
a
x sisi-sisi persegi
b. Luas persegi adalah : Perhatikan persegi pada gambar 1 di atas menunjukan bahwa panjang tiap sisi dari persegi adalah sama sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa luas persegi adalah sisi x sisi. Misalkan sisi persegi adalah s dan luas persegi adalah L maka secara matematis luas persegi dapat ditulis L = s
2
B. Persegi panjang a. Keliling persegi panjang Keliling suatu persegi panjang D
C p
penjumlahan dari panjang sisi terpendek dan sisi terpanjang, seperti tampak pada gambar
l B
A
adalah
1 di samping dengan memisalkan sisi terpendek adalah l dan sisi terpanjang
Gambar 1
97
adalah p dan keliling persegi panjang adalah K, maka : Keliling ABCD = AB + AC + BC + DA Karena panjang AB = CD = p dan AD = BC = l maka keliling persegi panjang adalah : (2 x AB) + ( 2 x BC ) = 2p + 2l =2(p+l) Jadi rumus keling persegi panjang adalah : K = 2p + 2l atau K= 2 ( p + l ) b. Luas persegi panjang Dari gambaran tentang luas persegi maka luas persgi panjang dapat ditemukan. Karena sisi persegi panjang terdiri dari sisi pendek dan sisi panjang maka luas persegi panjang adalah sisi panjang x sisi pendek. jika melihat pada gambar 1 untuk persegi panjang maka luas persegi panjang adalah : L=pxl IV. Metode Pembelajaran Diskusi kelompok V. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan awal. ( 15 menit ) 1. Membuka Pelajaran : salam 2. Guru mengabsen siswa. 3. Guru membagikan soal pretes untuk mengetahui kemampuan awal dalam berpikir kreatif dan diselesaikan selama 20 menit (terlampir) 4. Apersepsi : ( 5 menit ) Guru mengajak siswa untuk mengingat materi sebelumnya, yaitu tentang sifat-sifat persegi.
98
5. Motivasi Guru memberi motivasi kepada siswa bahwa pembelajaran keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang sangatlah mudah dan penggunaannya berguna dalam kehidupan sehari-hari. 6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, yaitu: a. Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang. b. Siswa dapat menghitung keliling dan luas
untuk persegi dan
persegi panjang. c. Siswa dapat menggunakan rumus keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang dalam pemecahan masalah B. Kegiatan inti ( 45 menit ) 1. Guru membentuk siswa menjadi delapan kelompok dengan tiap kelompok terdiri dari empat orang siswa berjumlah 6 kelompok dan lima orang siswa berjumlah 2 kelompok. 2. Siswa dibagikan LKS yang dibuat oleh guru. 3. Siswa mengerjakan LKS secara individu selama 30 menit. 4. Guru mengawasi jalannya diskusi dan membimbing siswa bila diperlukan. 5. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, guru bersama-sama dengan siswa mendiskusikan hasil pekerjaan siswa. 6. Beberapa siswa mengerjakan hasil pekerjaannya di papan tulis dengan keinginannya sendiri. C. Penutup ( 20 menit ) 1. Guru mengarahkan siswa agar membuat kesimpulan dari materi yang telah didiskusikan. 2. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa yaitu permasalahan nomor 9.a pada buku M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga yang merupakan buku pegangan siswa.
99
3. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu tentang luas dan keliling segitiga. 4. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. VI. Alat dan sumber belajar A. Buku teks : M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga. VII. Penilaian A. Teknik : Observasi dan pretes. B. Bentuk instrumen : ceklis dan LKS
Yogyakarta, 23 April 2010 Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Suharno
Agung Wahyudi
NIP. 19560805 198003 1017
NIM. 06301244005
100
Nama dan no Absen
: 1………………………………….(….) : 2………………………………….(….) : 3………………………………….(….) : 4………………………………….(….) : 5………………………………….(….) :……………………………………… :………………………………………
Kelas Kelompok
Kompetensi Dasar empat serta
: 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi
Indikator
:
menggunakannya dalam pemecahan masalah
6.3.1 Menemukan rumus keliling dan luas persegi dan persegi panjang 6.3.2 Menghitung keliling dan luas persegi dan persegi panjang 6.3.3 Menggunakan rumus keliling dan luas persegi dan persegi panjang dalam pemecahan masalah A. Kegiatan 1 1. Gambarlah satu buah persegi dan persegi panjang pada kertas berpetak yang telah tersedia. Ukuran sesuai dengan yang kamu bayangkan.
101
2. Tentukanlah berapa keliling dari persegi dan persegi panjang yang kamu buat dengan satuan tiap kotak dalam kertas berpetak. Jawaban:
3. Tentukan luas persegi dan persegi panjang dari gambar no 1. Jawaban:
4. Ambillah kesimpulan untuk rumus keliling dan luas persegi dan persegi panjang. Jawaban :
B. Kegiatan 2 1. Setelah kamu temukan rumus luas persegi dan persegi panjang, gunakanlah rumus tersebut untuk menyelesaikan persmasalahan di bawah ini.
102
a. Pada gambar di samping terlihat beberapa
lantai
berbentuk
keramik
persegi.
yang
Jika
tiap
keramik mempunyai luas 36 tentukan
sisi-sisi
keramik
dan
tentukan keliling pada bidang yang diarsir.
Jawaban :
b. Jika pak Andi ingin memasang keramik terhadap bidang persegi panjang yang berukuran 90cm x 180 cm. berapakah jumlah keramik yang dibutuhkan pak Andi?
Jawaban :
103
c. Berapakah luas daerah yang diinginkan pak Andi untuk diberi keramik. Jawaban :
2. Apabila
Amat
ingin
memutari
sebuah
lapangan
sepakbola
yang
berbentuk dua kali persegi. Dengan ukuran luas satu persegi adalah 64
. Berapa jauhkah Amat mengitari lapangan sepakbola tersebut
jika Amat mengitarinya sebanyak 2 kali? ( gunakan minimal 2 cara untuk mengerjakan soal ini). Jawaban :
104
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
: SMP Negeri 2 Depok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII D/2
Pertemuan ke-
:2
Alokasi Waktu
: 2 40 menit (1 kali pertemuan)
Standar Kompetensi
: 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar
: 6. 3 menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
I. Indikator 6.3.4 Menemukan rumus keliling dan luas segitiga. 6.3.5 Menghitung keliling dan luas segitiga. 6.3.6 Menggunakan keliling dan luas segitiga dalam pemecahan masalah. II. Tujuan 1. Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas segitiga. 2. Siswa dapat menghitung keliling dan luas segitiga. 3. Siswa dapat menggunakan rumus keliling dan luas segitiga dalam pemecahan masalah. III. Materi Pembelajaran adalah keliling segitiga. 1. Keliling segitiga Keliling suatu segitiga adalah penjumlahan dari panjang sisi-sisi segitiga seperti tampak pada gambar 1 di bawah ini:
105
Keliling ∆ ABC = AB + AC + BC Dengan memisalkan
C a
panjang sisi-sisi segitiga
b
adalah a, b dan c,
B
sedangkan keliling
c
A
segitiga kita misalkan K.
Gambar 1 Maka rumus keling segitiga (K) dengan panjang sisi a, b, dan c adalah : K = a + b + c 2. Luas segitiga Untuk dapat menentukan rumus luas segitiga kita analisa dari luas persegi seperti tampak pada gambar 2 di bawah ini : C
D
D
luas ABCD = luas ∆ABD + l A
luas ∆BDC p
B
A
B
Misalkan panjang AB = p dan panjang BC = l maka: luas ABCD = luas ∆ ABD = luas ∆BDC
Gambar 2 luas ABCD = luas ∆ ABD =
luas ABCD
106
luas ∆ ABD =
.
Oleh karena p dan l hanya sebagai pemisalan dan p dapat dipandang sebagai alas segitiga dan l dapat dipandang sebagai tinggi segitiga maka dalam dunia matematika telah disepakati bahwa luas segitiga adalah alas segitiga dikalikan dengan tinggi segitiga. Jadi luas untuk setiap segitiga dengan memisalkan alas segitiga adalah a, tinggi segitiga adalah t dan luas segitiga adalh L, maka luas segitiga dapat ditulis L = Jadi luas untuk setiap segitiga adalah : L =
. atau
L= IV. Metode Pembelajaran Diskusi kelompok V. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan awal. ( 15 menit ) 1. Membuka Pelajaran : salam 2. Guru mengabsen siswa. 3. Apersepsi : (5 menit ) Guru mengajak siswa untuk mengingat materi sebelumnya, yaitu tentang keliling dan luas persegi dan persegi panjang. 4. Motivasi Guru memberi motivasi kepada siswa bahwa pembelajaran keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang sangatlah mudah dan penggunaannya berguna dalam kehidupan sehari-hari. 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, yaitu :
a. Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas segitiga. b. Siswa dapat menghitung keliling dan luas segitiga. c. Siswa dapat menggunakan keliling dan luas segitiga dalam pemecahan masalah.
107
B. Kegiatan inti ( 45 menit )
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan kondisi kelompok tetap sama dengan kelompok sebelumnya pada pertemuan 1. 2. Siswa dibagikan LKS yang di buat oleh guru. 3. Siswa mengerjakan LKS secara kelompok selama 30 menit. 4. Guru mengawasi jalannya diskusi dan membimbing siswa bila diperlukan. 5. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, guru bersama-sama dengan siswa mendiskusikan hasil dari pekerjaan siswa. 6. Beberapa siswa mengerjakan hasil pekerjaannya di papan tulis dengan keinginannya sendiri. C. Penutup ( 20 menit )
1. Guru mengarahkan siswa agar membuat kesimpulan dari materi yang telah didiskusikan. 2. Siswa mencatat kesimpulan dengan bantuan oleh guru. 3. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa yaitu permasalahan nomor 6.a halaman 151 pada buku M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga yang merupakan buku pegangan siswa. 4. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu tentang keliling dan luas jajargenjang. 5. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. VI. Alat dan sumber belajar Buku teks : M.
Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga.
VII. Penilaian A. Teknik : Observasi dan pretes. B. Bentuk instrumen : ceklis dan LKS
108
Yogyakarta, 28 April 2010 Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Suharno
Agung Wahyudi
NIP. 19560805 198003 1017
NIM. 06301244005
109
Nama dan no Absen
Kelas Kelompok Kompetensi Dasar Indikator
: 1………………………………….(….) : 2………………………………….(….) : 3………………………………….(….) : 4………………………………….(….) : 5 ……………………………….....(….) :……………………………………… : ……………………………………... : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah : 6.3.4 Menemukan rumus luas keliling dan luas segitiga 6.3.5 Menghitung keliling dan luas segitiga 6.3.6 Menggunakan rumus luas segitiga dalam permasalahan
A. Kegiatan 1 1. Dengan pengetahuanmu tentukan luas segitiga berikut: Dengan panjang tiap kotak mewakili 1cm a. Dengan pemikiranmu D C sendiri tentukan bagaimana mendapatkan keliling dan luas segitiga dari gambar disamping. b. Dengan hasil dari soal 1.a maka tuliskanlah rumus keliling dan luas untuk A B setiap segitiga. c. Apakah ada hubungan antara luas persegi panjang disamping dengan luas segitiga. Jika ada tuliskan pendapatmu! JAWAB :
110
2. Perhatikan gambar : a). Cermatilah gambar disamping,kemudian berilah nama sesuai keingnanmu. Setelah itu, tentukanlah luas dan keliling segitiga disamping dengan panjang tiap 1 petak mewakili 1cm. b). Temukanlah cara lain untuk mendapatkan jawaban pada soal (a).
Jawaban (a):
Jawaban (b):
B. Kegiatan 2 1. Gunakanlah kemampuanmu untuk menyelesaikan permasalahan berikut: Hitunglah luas bangun datar yang diarsir di samping dengan satu petak mewakili 1cm. Serta cari cara lain untuk mendapatkan hasil tersebut. Minimal 2 cara pengerjaan:
111
JAWAB :
2. Perhatikan gambar berikut :
112
a. Apabila diketahui panjang satu petak dalam gambar diatas adalah 1cm, tentukanlah luas bangun yang diarsir.: Jawaban :
b. Setelah kamu memperoleh jawaban soal (a), temukanlah cara lain untuk mendapatkan jawaban pada soal (a). Jawaban :
c. Gambarkanlah sebuah bangun datar segitiga sembarang yang mempunyai nilai keliling sama dengan nilai luas yang kamu peroleh pada soal (a).
113
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
: SMP Negeri 2 Depok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII D/2
Pertemuan ke-
:3
Alokasi Waktu
: 40 menit (1 kali pertemuan)
Standar Kompetensi
: 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar
: 6. 3 menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
I. Indikator 6.3.7
Menemukan rumus keliling dan luas jajargenjang.
6.3.8
Menghitung keliling dan luas jajargenjang.
6.3.9
Menggunakan rumus keliling dan luas jajargenjang dalam pemecahan masalah.
II. Tujuan 1. Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas jajargenjang. 2. Siswa dapat menghitung keliling dan luas jajargenjang. 3. Siswa dapat menggunakan rumus keliling
dan luas jajargenjang dalam
pemecahan masalah. III. Materi Pembelajaran adalah keliling dan luas jajargenjang dan belah ketupat. 1. Jajargenjang Jajargenjang dapat di bentuk dari dua buah segitiga yang sama besar. Tampak pada gambar 1 di bawah ini : C
A
Q
R
P
B D
A
C
B
Gambar 1
114
Sifat-sifat jajargenjang adalah : a. Panjang setiap sisi-sisi jajargenjang yang berhadapan sama panjang dan sejajar. b. Pada setiap sudut jajargenjang yang salang berhadapan sama besar c. Pada setiap jajargenjang jumlah besar sudut-sudut yang berdekatan adalah 180 d. Kedua diagonal pada setiap jajargenjang saling membagi dua sama panjang Keliling jajargenjang Keliling jajargenjang adalah penjumlahan sisi-sisi pada jajargenjang. Karena pada jajargenjang sisi yang berhadapan sama panjang yaitu dengan memisalkan sisi yang berhapan pertama adalah p, berhadapan kedua adalah l dan keliling jajargenjang adalah K maka keliling jajargenjang adalah sama dengan keliling persegi panjang yaitu : K = 2p + 2l atau K= 2( p + l ) Luas jajargenjang Luas jajargenjang adalah : Dengan alas a dan tinggi t seperti tampak pada gambar 2 di bawah ini:
Jajar genjang D
Persegi panjang C
t A
P
tl a
B
P
Gambar 2.1
a
Gambar 2.2
Gambar 2
Langkah-langkah menemukan rumus luas jajargenjang adalah dengan membuat jajargenjang ABCD kemudian dipotong seperti gambar 2.1 dan
115
selanjutnya dirangkai seperti gambar 2.2 sehingga didapat bahwa luas bangun gambar 2 sama dengan luas bangun datar gambar 2.2. Dengan memisalkan alas jajar genjang dengan a, tinggi jajargenjang dengan b dan luas jajar genjang dengan L, maka luas jajar genjang adalah : L = alas x tinggi atau L = a x t . IV. Metode Pembelajaran Diskusi kelompok V. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan awal. (5 menit ) 1. Membuka Pelajaran : salam 2. Guru mengabsen siswa. 3. Apersepsi : ( 3 menit ) Guru mengajak siswa untuk mengingat materi sebelumnya, yaitu tentang keliling dan luas persegi, persegi panjang dan segitiga. 4. Motivasi Guru memberi motivasi kepada siswa bahwa pembelajaran keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang sangatlah mudah dan penggunaannya berguna dalam kehidupan sehari-hari. 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, yaitu : a. Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas jajargenjang. b. Siswa dapat menghitung keliling dan luas jajargenjang. c. Siswa dapat menggunakan rumus keliling dan luas jajargenjang dalam pemecahan masalah. B. Kegiatan inti ( 25 menit ) 1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan kondisi kelompok tetap sama dengan kelompok sebelumnya. 2. Siswa dibagikan LKS yang di buat oleh guru. 3. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok selama 20 menit. 4. Guru mengawasi jalannya diskusi dan membimbing siswa bila diperlukan.
116
5. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, guru bersama-sama dengan siswa mendiskusikan hasil dari pekerjaan siswa. 6. Beberapa siswa mengerjakan hasil pekerjaannya di papan tulis dengan keinginannya sendiri. C. Penutup ( 10 menit ) 1. Guru mengarahkan siswa agar membuat kesimpulan dari materi yang telah didiskusikan. 2. Siswa mencatat kesimpulan dengan bantuan oleh guru. 3. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa yaitu permasalahan no 8.a halaman 106 pada buku M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga yang merupakan buku pegangan siswa. 4. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu keliling dan luas belah ketupat. 5. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. VI. Alat dan sumber belajar Buku teks : M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga. VII. Penilaian A. Teknik : Observasi dan pretes. B. Bentuk instrumen : Ceklis dan LKS
Guru Mata Pelajaran
Yogyakarta, 29 April 2010 Peneliti
Suharno NIP. 19560805 198003 1017
Agung Wahyudi NIM. 06301244005
117
Nama dan no Absen
: 1………………………………….(….) : 2………………………………….(….) : 3………………………………….(….) : 4………………………………….(….) :………………………………………
Kelas Kompetensi Dasar Indikator
: 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah : 6.3.7 Menemukan rumus luas keliling jajargenjang 6.3.8 Menghitung keliling dan luas jajargenjang 6.3.9 Menggunakan rumus luas jajargenjang dalam permasalahan
A. Kegiatan 1 1. Ikuti langkah kerja berikut : a. Pada kertas berpetak, gambarlah sebuah jajargenjang. b. Gunting kertas yang berbentuk bangun jajargenjang tersebut. c. Gambarlah garis yang mewakili tinggi jajargenjang dan potong sepanjang garis tinggi tersebut sehingga terjadi dua bagian. d. Gabungkanlah dua bagian tersebut sehingga membentuk sebuah persegi panjang. Dari langkah-langkah di atas selesaikan soal berikut : 1) Bandingkan luas persegi panjang yang terbentuk dengan luas jajargenjang semula! Apa yang kamu peroleh? 2) Apakah tinggi jajargenjang sama dengan panjang salah satu sisi persegi panjang? 3) Apakah alas jajargenjang sama panjang dengan alas persegi panjang? 4) Dengan kata-katamu sendiri, nyatakanlah sebuah rumus untuk menentukan luas dan keliling jajargenjang!
Jawaban :
118
2. Diketahui bangun datar seperti gambar di bawah ini :
D
A
C
30
B
12
E
Tentukan a).Luas segitiga ABD dan BCD jika di ketahui luas segitiga BCE . adalah 84 (dengan minimal 2 cara pengerjaan) b).hubungan antara jajargenjang ABCD dengan kedua segitiga pada soal a.
119
B. Kegiatan 2
Pak Umar mempunyai sebidang tanah berbentuk persegi panjang dengan ukuran 3
! tanah tersebut sudah terpakai semua untuk
membangun rumah akan tetapi belum tersedia kamar mandi, dapur serta tempat sembahyang. Lalu beliau berencana membeli 2 bidang tanah berbentuk segitiga yang berbatasan di kanan dan kiri tanah pak Umar sehingga membentuk jajargenjang. Jika luas tanah Pak Umar menjadi 1950
.
a. Gambarkanlah
tanah
pak
Umar
ukuranya? Minimal 2 gambar b. Berapa luas segitiga yang terbentuk?
sesuai
imajinasimu
beserta
120
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
: SMP Negeri 2 Depok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII D/2
Pertemuan ke-
:5
Alokasi Waktu
: 40 menit (1 kali pertemuan)
Standar Kompetensi
: 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar
: 6. 3 menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
I. Indikator 6.3.10 Menemukan rumus keliling dan luas belah ketupat 6.3.11 Menghitung keliling dan luas belah ketupat 6.3.12 Menggunakan keliling dan luas belah ketupat dalam pemecahan masalah II. Tujuan 1. Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas belah ketupat 2. Siswa dapat menghitung keliling dan luas belah ketupat 3. Siswa dapat menggunakan rumus keliling dan luas belah ketupat dalam pemecahan masalah III. Materi Pembelajaran adalah keliling dan luas belah ketupat 1. Belah ketupat Belah ketupat dibentuk dari gabungan dua buah segitiga sama kaki seperti tampak pada gambar 3 di bawah ini : C D
A
B
P
Q
A
C
B R
Gambar 3
121
Sifat-sifat belah ketupat adalah : a. Semua sisi belah ketupat sama panjang b. Kedua buah diagonal belah ketupat adalah sumbu simetri. c. Sudut yang berhadapan pada belah ketupat sama besar dan dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya. d. Kedua buah diagonalnya saling membagi dua sama panjang dan berpotongan tegak lurus Keliling belah ketupat Keliling belah ketupat adalah penjumlahan dari semua sisi-sisinya oleh karena sisi-sisi pada belah ketupat sama panjang, maka rumus keliling belah ketupat sama dengan rumus keling pada persegi yaitu sisi + sisi + sisi + sisi. Misalkan sisi-sisi belah ketupat adalah s dan keliling belah ketupat adalah K, maka keliling belah ketupat adalah
K = s + s + s + s atau K = 4 x s
Luas belah ketupat Belah
D
ketupat
gabungan A A
D
dari
merupakan dua
buah
segitiga sama kaki yang apabila diputar dan ditarik garis dari
C B
C
salah satu titik terhadap salah satu garis lurusnya dan tegak lurus maka akan tampak bahwa
B
Gambar 3.1
belah
ketupat
sebuah
bangun
merupakan datar
jajar
genjang seperti tampak pada
gambar 3.1 . Mengacu pada luas jajar genjang maka luas belah ketupat adalah alas x tinggi. Akan tetapi pada prakteknya, akan sulit mencari luas belah ketupat dengan rumus luas layang-layang maka gambaran umum mendapatkan luas belah ketupat adalah :
122
C
D
B
O
A Luas bangun belah ketupat di atas terdiri dari empat kali luas AOD Luas belah ketupat = 4 x Luas AOD =4x = = Selanjutnya AC dan BD merupakan diagonal-diagonal belah ketupat dengan simbol d1 dan d2 Jadi luas belah ketupat dirumuskan: L= IV. Metode Pembelajaran Diskusi kelompok V. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan awal. (5 menit ) 1. Membuka Pelajaran : salam 2. Guru mengabsen siswa. 3. Apersepsi : (3 menit ) Guru mengajak siswa untuk mengingat materi sebelumnya, yaitu tentang keliling dan luas layang-layang. 4. Motivasi Guru memberi motivasi kepada siswa bahwa pembelajaran keliling dan luas belah ketupat sangatlah mudah dan penggunaannya berguna dalam kehidupan sehari-hari. 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, yaitu : a. Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas belah ketupat
123
b. Siswa dapat menghitung keliling dan luas belah ketupat c. Siswa dapat menggunakan rumus keliling dan luas belah ketupat dalam pemecahan masalah B. Kegiatan inti ( 25 menit ) 1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan kondisi kelompok tetap sama dengan kelompok sebelumnya. 2. Siswa dibagikan LKS yang di buat oleh guru 3. Siswa mengerjakan LKS secara individu selama 20 menit. 4. Guru mengawasi jalannya diskusi dan membimbing siswa bila diperlukan. 5. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, guru bersama-sama dengan siswa mendiskusikan hasil dari pekerjaan siswa. 6. Beberapa siswa mengerjakan hasil pekerjaannya di papan tulis dengan keinginannya sendiri. C. Penutup ( 10 menit ) 1. Guru mengarahkan siswa agar membuat kesimpulan dari materi yang telah didiskusikan. 2. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa, yaitu permasalahan no 6 halaman 111 pada buku M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta.Erlangga yang merupakan buku pegangan siswa. 3. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu tentang keliling dan luas belah ketupat. 4. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. VI. Alat dan sumber belajar Buku teks : M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga. VII. Penilaian A. Teknik : Observasi dan pretes. B. Bentuk instrumen : ceklis dan LKS.
124
Yogyakarta, 5 Mei 2010 Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Suharno
Agung Wahyudi
NIP. 19560805 198003 1017
NIM. 06301244005
125
Nama dan no Absen
Kelas Kelompok Kompetensi Dasar Indikator
: 1………………………………….(….) : 2………………………………….(….) : 3………………………………….(….) : 4………………………………….(….) : 5 …………………………………(….) : ……………………………………… : ……………………………………… : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah : 6.3.10 Menemukan rumus luas keliling belah ketupat 6.3.11 Menghitung keliling dan luas belah ketupat 6.3.12 Menggunakan rumus luas belah ketupat dalam permasalahan
A. Kegiatan 1 1. a. Buatlah empat buah segitiga siku-siku yang sama ukurannya menggunakan . kertas lipat yang sudah tersedia dengan luas segitiga siku-siku adalah Kemudian susun segitiga tersebut menjadi bangun belah ketupat, gambarlah pada bagian di bawah ini dan berilah nama bangun tersebut sesuai keinginan anda (misal : PQRS dan O sebagai perpotongan diagonal) Jawaban
126
b. Hitunglah luas dan keliling belah ketupat tersebut dengan rumus luas bangun datar yang pernah kamu ketahui, Jawaban
c. Carilah cara lain untuk mendapatkan luas dan keliling belah ketupat tersebut. Jawaban
d. Tuliskanlah kesimpulan untuk rumus luas dan keliling pada setiap belah ketupat. Jawaban
2. Pada sebuah belah ketupat diketahui panjang salah satu sisinya adalah 15cm dan panjang salah satu diagonalnya adalah 18cm (gambarkan belah ketupat tersebut dan beri nama sesuai keinginanmu serta temukanlah cara lain untuk mendapatkan hasil pada soal b). Tentukanlah : a. Keliling belah ketupat tersebut b. Luas belah ketupat tersebut
127
Jawaban :
B. Kegiatan 2 1. Perhatikan gambar berikut : Tentukanlah luas bangun datar disamping. Dengan tiap satu petak mewakili 1 cm.
Jawaban :
128
2. Berdasarkan gambar di bawah ini, tentukanlah luas daerah yang tidak diasrsir. Pada gambar dibawah ini, berilah nama setiap titik sudut sesuai keinginanmu.(Setelah kamu menemukan jawabanya, selesaikanlah kembali dengan cara yang berbeda untuk mendapatkan jawaban tersebut)
Jawaban :
129
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
: SMP Negeri 2 Depok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII D/2
Pertemuan ke-
:6
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)
Standar Kompetensi
: 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar
: 6. 3 menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
I. Indikator 6.3.13 Menemukan rumus keliling dan luas layang-layang 6.3.14 Menghitung keliling dan luas layang-layang 6.3.15 Menggunakan keliling dan luas layang-layang dalam pemecahan masalah. II. Tujuan 1. Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas layang-layang. 2. Siswa dapat menghitung keliling dan luas layang-layang. 3. Siswa dapat menggunakan rumus keliling dan luas layang-layang dalam pemecahan masalah. III. Materi Pembelajaran adalah keliling dan luas layang-layang dan trapesium A B
1. C
O
Layang-layang dapat di
A
O B
O
C
B
O
Layang layang
C
bentuk dari dau buah segitiga sama kaki yang berbeda akan tetapi panjang alasnya sama.
D
D
Seperti tampak pada gambar 1 di bawah ini :
Gambar 1
Dalam ∆ BCA, AB = AC,
130
Dalam ∆ BCD, BD = CD Panjang BC pada ∆ BCA sama dengan panjang BC pada ∆ BCD Keliling layang-layang Keliling layang-layang adalah jumlahan dari keempat sisinya. Karena kedua sisi yang terpanjang adalah sama panjang dan kedua sisi yang terpendek juga sama panjang maka keliling layang-layang adalah : K = (2 x sisi terpendek) + ( 2 x sisi yang terpanjang) K = 2 x ( sisi terpendek + sisi terpanjang ) Luas layang-layang Luas layang-layang adalah gabungan dari dua luas bangun datar segitiga yang membentuknya. Pada gambar 1 tampak bahwa luas layang-layang dapat dihitung dengan menggunakan jumlahan dari kedua luas segitiga penyusunnya. Perhitungan : Luas layang-layang ABCD = luas ∆ BCA + luas ∆ BCD =(
BC x AO) + (
=
BC x (AO + DO )
=
BC x DO )
BC x AD
Karena BC dan AD merupakan diagonal dari layang-layang maka luas layang-layang adalah =
diagonal x diagonal yang lain.
IV. Metode Pembelajaran Diskusi kelompok V. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan awal. ( 15 menit ) 1. Membuka Pelajaran : salam 2. Guru mengabsen siswa. 3. Apersepsi : ( 5 menit )
131
Guru mengajak siswa untuk mengingat materi sebelumnya, yaitu tentang keliling dan luas segitiga. 4. Motivasi Guru memberi motivasi kepada siswa bahwa pembelajaran keliling dan luas layang-layang sangatlah mudah dan penggunaannya berguna dalam kehidupan sehari-hari.. 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, yaitu : a. Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas layang-layang. b. Siswa dapat menghitung keliling dan luas layang-layang. c. Siswa dapat menggunakan rumus keliling dan luas layang-layang dalam pemecahan masalah. B. Kegiatan inti ( 45 menit ) 1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan kondisi kelompok tetap sama dengan kelompok sebelumnya. 2. Siswa dibagikan LKS yang dibuat oleh guru 3. Siswa mengerjakan LKS secara individu selama 30 menit. 4. Guru mengawasi jalannya diskusi dan membimbing siswa bila diperlukan. 5. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, guru bersama-sama dengan siswa mendiskusikan hasil dari pekerjaan siswa. 6. Beberapa siswa mengerjakan hasil pekerjaannya di papan tulis dengan keinginannya sendiri. C. Penutup ( 20 menit ) 1. Guru mengarahkan siswa agar membuat kesimpulan dari materi yang telah didiskusikan. 2. Siswa mencatat kesimpulan dengan bantuan oleh guru. 3. Guru memberi tugas rumah kepada siswa yaitu permasalahan no 6 halaman 111 pada buku M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga yang merupakan buku pegangan siswa.
132
4. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu tentang keliling dan luas trapesium. 5. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. VI. Alat dan sumber belajar 1. Buku teks : M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga. VII. Penilaian A. Teknik : Observasi dan pretes. B. Bentuk instrumen : ceklis dan LKS
Yogyakarta, 6 Mei 2010 Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Suharno
Agung Wahyudi
NIP. 19560805 198003 1017
NIM. 06301244005
133
Nama dan no Absen
Kelas Kelompok Kompetensi Dasar Indikator
: 1………………………………….(….) : 2………………………………….(….) : 3………………………………….(….) : 4………………………………….(….) : 5………………………………….(….) :……………………………………… :……………………………………… : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah : 6.3.13 Menemukan rumus luas keliling layang-layang. 6.3.14 Menghitung keliling dan luas layang-layang. 6.3.15 Menggunakan rumus keliling dan luas layang-layang dalam permasalahan.
A. Kegiatan 1 1. Ikuti langkah-langkah berikut : a. Gambarlah sebuah persegi panjang pada kertas berpetak. b. kemudian potonglah kertas berpetak tersebut. c. Ubahlah kertas berpetak tersebut sehingga terbentuk layang-layang dan berilah nama sesuai keinginanmu, misalkan ABCD. d. Setelah kamu lakukan hal tersebut tariklah garis dari titik-titik ujungnya. e. Setelah melakukan langkah a sampai dengan d, diskusikanlah bersama kelompokmu bagaimakah mendapatkan rumus kelilng dan luas layanglayang. Jawaban :
f. Buatlah kesimpulan tentang rumus keliling dan luas layang-layang untuk setiap layang-layang
134
Jawaban :
2. Perhatikan gambar : a.) Tentukan luas layang-layang. Pada gambar disamping satu petak mewakili 1cm. Pada pekerjaanmu berilah nama layang-layang disamping sesuai dengan keinginanmu. (langkah pertama
sebelum mengerjakan adalah memberi nama pada bangun layang-layang disamping) Jawaban :
135
b.) Setelah kamu temukan jawaban untuk soal (a), temukanlah cara lain untuk mendapatkan jawaban tersebut. Jawaban :
B. Kegiatan 2 1. Pak andi menjual layang-layang dengan berbagai ukuran. Salah satunya adalah layang-layang raksasa yang mempunyai panjang diagonal terpendeknya adalah 2 kali tinggi pak andi. Jika sisi miring terpanjangnya adalah
dari
diagonal terpanjangnya. Pak Andi mempunyai tinggi 160cm. Hitunglah luas layang-layang tersebut dan berapa panjang benang yang dibutuhkan untuk membuat layang-layang tersebut.(temukan satu cara lain dalam menjawab soal tersebut) Jawaban
136
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
: SMP Negeri 2 Depok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII D/2
Pertemuan ke-
:7
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)
Standar Kompetensi
: 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar
: 6. 3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
I. Indikator 6.1.16 Menemukan rumus keliling dan luas trapesium. 6.1.17 Menghitung keliling dan luas trapesium. 6.1.18 Menggunakan keliling dan luas trapesium dalam pemecahan masalah. II. Tujuan 1. Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas trapesium. 2. Siswa dapat menghitung keliling dan luas trapesium. 3. Siswa dapat menggunakan rumus keliling dan luas trapesium dalam pemecahan masalah. III. Materi Pembelajaran: Keliling dan luas trapesium Trapesium adalah segi empat yang hanya memiliki sepasang sisi yang saling berhadapan yang sejajar. Tampak seperti gambar 2 di bawah ini :
Gambar 1
137
Keliling trapesium Keliling trapesium adalah jumlahan dari sisi-sisi trapesium. Karena panjang sisi trapesium berbeda tiap sisinya maka keliling trapesium merupakan jumlahan dari seluruh sisi dalam trapesium. Misalkan sisi-sisi trapesium adalah
dan keliling trapesium adalah K, maka keliling
trapesium adalah K = Luas trapesium Untuk menentukan luas trapesium ABCD pada gambar 2 adalah dengan D
membuat salah satu
C
b
diagonalnya misal BD sehingga t
terbentuk dua buah segitiga a
A D
yaitu ∆ABD dan ∆BCD.
B C
b
t
A
a
B
Gambar 2 Luas trapesium = luas ∆ABD + luas ∆BCD = = = Karena a dan b merupakan sisi-sisi yang sejajar dan t merupakan tinggi trapesium maka luas trapesium adalah : Luas trapesium =
jumlah sisi sejajar
IV. Metode Pembelajaran Diskusi kelompok V. Langkah-langkah Pembelajaran
tinggi
138
A. Kegiatan awal. ( 15 menit ) 1. Membuka Pelajaran : salam 2. Guru mengabsen siswa. 3. Apersepsi : ( 5 menit ) Guru mengajak siswa untuk mengingat materi sebelumnya, yaitu tentang keliling dan luas layang-layang. 4. Motivasi Guru memberi motivasi kepada siswa bahwa pembelajaran tentang keliling dan luas trapesium sangatlah mudah dan penggunaannya berguna dalam kehidupan sehari-hari.. 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, yaitu : a. Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas trapesium. b. Siswa dapat menghitung keliling dan luas trapesium. c. Siswa dapat menggunakan rumus keliling dan luas trapesium dalam pemecahan masalah B. Kegiatan inti ( 45 menit ) 1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan kondisi kelompok tetap sama dengan kelompok sebelumnya 2. Siswa dibagikan LKS yang dibuat oleh guru. 3. Siswa mengerjakan LKS secara kelompok selama 30 menit. 4. Guru mengawasi jalannya diskusi dan membimbing siswa bila diperlukan. 5. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, guru bersama-sama dengan siswa mendiskusikan hasil dari pekerjaan siswa. 6. Beberapa siswa mengerjakan hasil pekerjaannya di papan tulis dengan keinginannya sendiri. C. Penutup ( 5 menit ) 1. Guru mengarahkan siswa agar membuat kesimpulan dari materi yang telah didiskusikan. 2. Siswa mencatat kesimpulan dengan bantuan oleh guru. 3. Guru meminta siswa mengerjakan soal latihan pada buku M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga
139
halaman 116 -118, yang ada pada buku pegangan siswa untuk dikerjakan di rumah. 4. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu tentang melukis segitiga. 5. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. VI. Alat dan sumber belajar 1. Buku teks : M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga. VII. Penilaian A. Teknik : Observasi dan pretes. B. Bentuk instrumen : ceklis dan LKS
Yogyakarta, 12 Mei 2010 Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Suharno
Agung Wahyudi
NIP. 19560805 198003 1017
NIM. 06301244005
140
Nama dan no Absen
Kelas Kelompok Kompetensi Dasar
Indikator
: 1………………………………….(….) : 2………………………………….(….) : 3………………………………….(….) : 4………………………………….(….) : 5……………………………….....(….) :……………………………………… :……………………………………… : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah : 6.3.16 Menemukan rumus keliling dan luas trapesium 6.3.17 Menghitung keliling dan luas trapesium 6.3.18 Menggunakan rumus luas trapesium dalam permasalahan.
A. Kegiatan 1 1. Langkah 1: a. Lipatlah kertas yang dibagikan oleh guru sehingga membentuk petak-petak berbentuk persegi. b. Buatlah garis pada bekas lipatan dengan menggunakan penggaris. c. Berapakah jumlah persegi kecil yang ada pada bangun persegi besar tersebut?..... d. Bagaimanakah cara menghitung jumlah persegi kecil pada persegi besar tersebut?..... 2. Langkah 2 a. Potonglah persegi besar tersebut, sehingga apabila ditempelkan bada bagian lain yang telah terpotong mebentuk sebuah trapesium. b. Berapa jumlah persegi kecil pada trapesium tersebut?..... c. Apakah keliling dan luas persegi sama dengan keliling dan luas trapesium?......... d. Bagaimanakah mencari luas persegi dengan satuan luas satu satuan petak luas. Jawaban :
141
B. Kegiatan 2 1. Perhatikan gambar :
e
b
d c
t
f
t
a).Tentukanlah rumus untuk keliling dan luas trapesium dari gambar disamping dengan menggunakan rumus yang kamu peroleh dan gunakanlah a, b,c, d, e, f dan t sebagai pemisalannya
a
Jawaban :
b). Tentukanlah luas trapesium diatas dengan ukuran panjang tiap petak mewakili 1cm. Jawaban :
c). Setelah kamu temukan jawaban soal 1 kegiatan 2, periksalah jawabanmu dengan cara yang berbeda? Jawaban :
142
C. Kegiatan 3 1. Perhatikan gambar:
Tentukan luas bangun datar 6m
3m
12m
6m
trapesium di samping dengan menggunakan minimal 2 cara pengerjaan.
Jawaban :
143
2. Perhatikan gambar dibawah ini:
Tentukanlah luas daerah yang diarsir disamping dengan menggunakan pengetahuanmu. Berilah nama sesuai dengan keinginanmu serta gunakan minimal dua cara pengerjaan.
5cm 7cm 2cm
4cm
3cm 9cm
5cm
6cm
Jawaban : CARA 1
Jawaban : CARA 2
144
Jawaban LKS A. LKS 1 (Siklus I) Kegiatan 1 1. Gambar
2. Panjang sisi persegi = 6 kotak sehingga keliling persegi = 6 x 4 = 24. Panjang sisi persegi panjang = 13 kotak, lebar persegi panjang = 6 kotak sehingga Keliling persegi panjang adalah 38 3. luas persegi = 36 kotak dan luas persegi panjang adalah 78 kotak 4. Rumus keliling persegi adalah (4 x sisi persegi) dan rumus luas persegi adalah (sisi x sisi). Rumus keliling persegi panjang adalah (2 x panjang )+( 2 x lebar) dan rumus luas persegi panjang adalah (panjang x lebar ) atau p x l. Kegiatan 2 1. a. Diketahui luas keramik = 36 Ditanya sisi keramik dan keliling daerah yang diarsir. Dijawab : Sisi keramik = Keliling daerah yang diarsir = ((6+6+6+6) x 4 ) = 24 x 4 = 96 b. diketahui lahan yang akan dipasang = 90cm x 180cm
ditannya berapa jumlah keramik yang diperlukan? Dijawab : Luas lahan = 90 x 180 =16200, jadi luas lahanya adalah 16200 Keramik yang diperlukan = 16200 : 36 = 450 keramik c. luas daerah yang ingin diberi keramik adalah 16200
145
2. (salah satu alternatif jawaban) Diketahui 2 buah persegi dengan luas 1 persegi = 64 ditanya : berapa jauhkah Amat mengitari lapangan tersebut jika amat mengitari sebanyak 2 kali? , sehingga panjang persegi panjang adalah 8 x 2 Dijawab : sisi 1 persegi = = 16m, lebarnya = 8m. Keliling lapangan = (16 x 2) + (8 x 2) =32 + 16 = 48 Jadi Amat mengitari lapangan sejauh (48 x 2) = 96 Jadi Amat mengitari lapangan sejauh 96 B. LKS 2(Siklus I) Kegiatan 1 1. Diketahui gambar a. keliling segitiga adalah : sisi + sisi + sisi luas persegi ABCD = AB x BC
D
C
Luas segitiga ABC =
b. Luas untuk setiap segitiga A
c. Ada, luas segitiga itu setengah dari luas persegi panjang. 2. Diketahui gambar a. diketahui : segitiga ABC, dengan AB = 16 cm, dan CE = 6cm. ditanya keliling dan luas segitiga ABC? Dijawab: CD = AC = BC = 10 cm, sehingga keliling segitiga ABC = 10 + 10 + 16 = 36, jadi keliling segitiga ABC adalah 36cm Luas segitiga ABC =
Jadi luas segitiga ABC adalah b. Cara lain sesuai dengan kreatifitas siswa.
B
C
A
D
E
F
B
146
Kegiatan 2 1. Gambar ; D
diketahui bangun datar seperti gambar disamping. Ditanya luas daerah yang diarsir: Dijawab : Luas persegi panjang ABCD = 8 x 10= 80
C
Luas segitiga besar = A
Luasa 2 segitiga kecil =
B
Luas daerah yang diarsir adalah : = 80 – (20 + 5 ) =80 – 25 = 55 Jadi luas daerah yang diarsir adalah 55 Cara lain: Luas segitiga 1 (yang diarsir) = Luas segitiga 2 (2 segitiga yang diarsir sama) = Luas daerah yang diarsir adalah : 20 + 35 = 55 Jadi luas daerah yang diarsir adalah 55 2. Gambar : a. Diketahui : bangun seperti gambar disamping dengan panjang 1 petak = 1cm. ditannya luas bangun yang diarsir? Dijawab : Luas A = 30 Luas B = 25
A E C D B
Luas C = Luas D = 33 Luas E = Luas daerah yang diarsir adalah : Luas ( A+B+C+D+E) 30 + 25 + 33 +
+
= 127
Jadi luas daerah yang diarsir adalah 127
147
b. Cara lain atau alternatif yang lain Luas persegi – luas daerah yang tidak diarsir adalah 127 c. Gambar segitiga yang kelilingnya sama dengan luas segitiga diatas :
27
cm
C
A 55cm
B
C. LKS 3(Siklus I) Kegiatan 1 1. Mengikuti langkah kerja dalam LKS d. 1) luas jajar genjang sama dengan luas persegi panjang 2) sama 3) sama 4) rumus untuk keliling jajar genjang adalah (sisi 1+ sisi2 + sisi3 + sisi4), sedangkan untuk rumus luas jajar genjang sama dengan rumus persegi panjang yaitu panjang dikalikan lebarnya. Akan tetapi karena lebar pada jajar genjang adalah tinggi maka luas pada jajargenjang adalah panjang dikalikan tinggi atau (alas x tinggi) 2. Diketahui bangun jajar genjang ABCD dan segitiga BEC seperti pada gambar, BE =12 dan AB =30, luas segitiga BCE = 84
D
a. Ditanya : luas segitiga ABD dan BCD. Dijawab :
C
Luas BCE = , t= 14 cm Luas segitiga ABD = A
30
B
12
E
Segitiga ABD = segitiga BCD, maka luas segitiga tersebut sama yaitu Cara lain : luas jajargenjang = 30 x14 = 420.
148
Luas masing-masing segitiga adalah Jadi luas masing-masing segitiga adalah b. Hubunganya adalah bahwa luas segitiga yang berada pada diagonal jajar genjang adalah setengah dari luas jajargenjang tersebut. Kegitan 2 Diketahui ukuran tanah berbentuk persegi panjang = 30m x 50m Luas tanah yang diminta pak Umar = 1950 a. Gambarnya adalah : 15m
50m
15m
30m
50m
30m
15m
15m
b. Luas kedua segitiga = Jadi luas kedua segitiga adalah Cara lain : luas yang diminta – luas persegi panjang = 1950 – 1500 = Jadi luas kedua segitiga adalah D. LKS 4 (Siklus II) Kegiatan 1 1. Alternative jawaban: Diketahui luas segitiga = 6 a. Gambar belah ketupat
D 3cm 4cm
A
O
B
C
149
b. Keliling bangun tersebut : , keliling bangun tersbut = 4 x 5 = 20 cm Panjang CD = Luas belah ketupat ABCD adalah 4 x luas segitiga = 4 x 6 = 24 Jadi luas ketupat ABCD adalah 24 c. Cara lain mencari luas belah ketupat: Luas belah ketupat ABCD =
=
Jadi luas ketupat ABCD adalah 24 d. Rumus keliling belah ketupat = 4 x sisi belah ketupat Rumus luas belah ketupat = 2. Diketahui salah satu sisi belah ketupat adalah 15cm dan diagonalnya adalah 18cm. a. ditanya keliling belah ketupat ABCD ? D dijawab : keliling = 4 x 15 = 60 15 jadi keliling belah ketupat ABCD adalah 60cm cm 9cm
A
O
C b. Luas belah ketupat ABCD ? Dijawab : DO =
B 18cm
L∆ABO =
L belah ketupat ABCD = 4 L∆ABO = 4 x 54 =216 Jadi luas belah ketupat ABCD adalah 216 Cara lain : , Jadi luas belah ketupat ABCD adalah 216
Kegiatan 2 1. D
H
E
O
A
F
C
G
B
Luas belah ketupat pada gambar adalah
= 2. Gambar : luas ∆DEH = 88 luas ∆EOH = 88 luas ∆GOH = 88
150
Luas = 88 + 88 + 88 = 263 Jadi luas daerah yang tidak diarsir adalah 263 cara lain : Luas ∆DEH= luas ∆EOH = luas ∆GOH maka luas yang tidak diarsir adalah : 3 x luas ∆DEH = 3 x 88 = 263, Jadi luas daerah yang tidak diarsir adalah 263 E. LKS 5 (Siklus II) Kegiatan 1 1. e. dengan menggunakan luas bagian segitiga untuk menghitung luas layanglayang f.rumus keliling layang-layang adalah (sisi+sisi+sisi+sisi), sedangkan rumus untuk luas layang-layang adalah (diagonal x diagonal):2, 2. Gambar
B
A
O
C
a. Diketahui : Layang-layang ABCD , AC =12cm, 14cm, Ditanya : Berapakah luas layang-layang tersebut? Dijawab : Luas ABCD =
D
Jadi luas Layang-layang adalah 84 b. Cara lain :
Diketahui : Layang-layang ABCD , AC =12cm, 14cm, Ditanya : Berapakah luas layang-layang tersebut? Dijawab : Luas ∆ABD = Luas ∆BCD = Luas ABCD O = Luas ∆ABD + Luas ∆BCD = 42 + 42 = Jadi luas Layang-layang adalah 84 .
.
151
Kegiatan 2 Diketahu : sebuah layang-layang raksasa dengan diagoanal pertama 2 x 160 = 320 diagonal kedua ditanya : luas layang-layang tersebut? Dijawab : Luas layang-layang = ((480 x 320) : 2) = Jadi luas Layang-layang adalah
.
Cara lain : Diketahui : Ditanya : luas layang-layang tersebut? Dijawab : L layang-layang tersebut = Jadi luas Layang-layang adalah
.
F. LKS 6 (Siklus II) Kegiatan 1. 1. Langkah 1 c. 16 kotak d. Dengan menjumlahkannya saja atau dengan mengalikan sisi kali sisi. 2. Langkah 2 b. 16 kotak persegi c. Luasnya sama akan tetapi kelilingnya berbeda d. Dengan menjumlahkan persegi-persegi kecil yang berada pada persegi besar tersebut. Kegiatan 2 1. a. Luas segitiga 1 = Luas segitiga 2 = Luas trapesium =
152
Sehingga luas untuk setiap trapesium adalah jumlahan sisi yang sejajar dikalikan tinggi dibagi dengan dua. Keliling trapesium adalah jumlahan sisi-sisi pada trapesium. b. Diketahui : sisi sejajar pertama = 21cm dan sisi sejajar yang lain adalah = 12cm, dan tinggi trapesium adalah 11cm. Ditanya : luas trapesium? Dijawab : Luas trapesium = Jadi luas trapesium c. Cara lain : Pandang bangun trapesium tersebut berada dalam persegi panjang. Luas persegi panjang = 21 x 11 = 231 Luas daerah didalam persegi panjang yang tidak diarsir : L∆1 = L∆2 = Luas trapesium = luas persegi panjang – (L∆1 + L∆2) = 231 – (33+
) = 181,5
Jadi luas trapesium Kegiatan 3 1. Diketahui :
D
C
Trapesium ABCD adalah trapesium sama kaki dengan : AE = FB = 6m, EF = 12m, ED = 3m Ditannya : luas trapesium ABCD ?
A
E
F
Dijawab : L trapesium ABCD = Jadi luas trapesium adalah
B
153
Cara lain : Trapesium ABCD adalah trapesium sama kaki dengan : AE = FB = 6m, EF = 12m, ED = 3m Ditannya : luas trapesium ABCD ? Dijawab : Luas ∆AED = Luas ∆FCB = Luas □CDEF = 12 X 3 = 36 L trapesium ABCD = Luas ∆AED + Luas ∆FCB + Luas □CDEF = 9 + 9 + 36 = Jadi luas trapesium adalah 2. Gambar : I
D
5cm
C
7cm J
4cm
E 2cm M
3cm H
5cm
9cm
F
L
Diketahui : AB= 14cm,AD = 17cm, AF=6cm, EF=HG= 4cm, HL=3cm, EM= 2cm, IC=JH=5cm, DI = 9cm dan ED=7cm.
K
G
Ditanya : luas daerah yang diarsir?
6cm A
B
Dijawab : Luas EDIJ = 9 x 7 = 63 Luas Trapesium FGLM = Luas segitiga BFG = Luas bangun yang diarsir adalah: Luas EDIJ + Luas Trapesium FGLM + Luas segitiga BFG = 63 + Jasi luas daerah bangun yang diarsir adalah Cara lain : Luas ABCD = AB x AD = 14 x 17 = 238 Luas CIJH = CI x CH = 5 x 7 = 35 Luas ∆GHL =
154
Luas ∆EFM = Luas ∆ABF = Luas bangun yang diarsir adalah : = [Luas ABCD – (Luas CIJH + Luas ∆GHL + Luas ∆EFM + Luas ∆ABF)] = (238 – (35 + + 4 + 42)) = 238 – 87 = Jasi luas daerah bangun yang diarsir adalah
155
KISI KISI TES BERPIKIR KREATIF Nomor Butir Soal Aspek kognitif 1.1 Kelacaran (Fluency)
Indikator Arus pemikiran lancar sesuai dengan pemikiran sendiri. Tidak menemui hambatan dalam pemecahan masalah
Pretes 1.a, 1.b dan
Tes SK I 1, 2.a, dan 3.a
1.c 1.2 Keluwesan (Flexibility)
Menghasilkan cara pemecahan masalah yang beragam. Menghasilkan jawaban-jawaban yang beragam.
1.a, 1.b
Tes SK II 1.a, 1.b, 2.a, dan 3.a
2.b dan 3.b
2.b, 2.c
2.b, 2.c, 3.b dan 3.c 1 dan 3
2.b,
dan 3.b
dan 1.c
1.3 Keaslian (Originality),
1.4 Penguraian (Elaboration)
Mempunyai pendapat yang berbeda dengan teman yang lain. Jawaban asli dari diri sendiri.
Pemecahan masalah secara lebih teliti dan teratur. Mampu menguraikan masalah dengan baik.
1.b, 1.c
1.b, 1.c
2.c, 3.b dan 3.c 1.a, 1.b, 2.a dan 3.a
1.5 Perumusan kembali (Redefinition)
Meninjau permasalahan dengan metode lain yang pernah diperoleh dengan perspektif pemikiran sendiri Mengerjakan permasalahan secara berulang Meninjau kembali hasil yang diperoleh
1.a, 1.b dan 1.c
3.b, 3.c
2.b, 2.c
156
Nama
: ……………………
No Absen
: ……………………
1. Perhatikan gambar berikut :
a. Perhatikan bangun datar yang diarsir, tentukanlah keliling dan luas bangun yang diarsir dengan panjang satu petak pada gambar di atas sama dengan 1cm. Jawaban :
b. Gambarkanlah
beberapa
bangun
datar
luasnya
sama
dengan luas bangun persegi di atas, minimal 6 bentuk bangun datar yang berbeda! tuliskan ukuran sisi-sisinya.
157
Jawaban :
c. Pilihlah satu bangun yang kamu buat kemudian hitunglah
luas dan keliling bangun tersebut jika panjang sisi-sisnya dari panjang sisi-sisi semula. Jawaban :
158
ALTERNATIF JAWABAN PRETES Jawaban Skor a. Bangun yang diarsir adalah bangun persegi. 4 Misal bangun persegi diberi nama ABCD luasnya dimisalkan L. persegi kecil yang terdapat dalam arsiran dimisalkan p dapat dihitung bahwa jumlah persegi kecil (p) di dalam ABCD ada 64 sehingga luas persegi ABCD adalah 64 atau dapat ditulis :
11cm
8cm
4cm
13cm 4cm
4cm
32cm
2cm
16cm 5cm
16cm
8cm
4cm
b. gambar bangun datar persegi panjang, segitiga, jajargenjang, belah 4 ketupat, layang-layang serta trapesium adalah sebagai berikut:
19cm
c. Gambar yang dipilih adalah gambar bangun datar segitiga. Sisi segitiga semula adalah 8,16 dan Sisi segitiga sekrang 4, 8 dan Keliling segitiga tersebut = 4 + 8 + Luas segitiga tersebut = Jadi luas segitiga tersebut adalah 16 Nilai maksimum :
= (12+
)
4
159 SOAL TES I Nama
: ……………………………………….
No Absen
: ……………………………………….
Petunjuk: a. Berdoalah sebelum mengerjakan soal b. Kerjakanlah soal yang menurut kamu mudah terlebih dahulu c. Kerjakanlah dilembar jawab yang telah tersedia d. Waktu pengerjaan adalah 80 menit
1. Sebuah taman berbentuk persegi dengan panjang sisinya 10 m. Dalam taman tersebut terdapat sebuah kolam renang yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 8m dan lebar 6 m. Berapakah luas tanah dalam taman yang dapat ditanami bunga?
2. Apabila pak Amat mempunyai sebidang tanah yang dipagari dengan menggunakan kawat seperti gambar di bawah ini (bagian putus-putus merupakan bayangan).
2 5m
39m
m 20 7m a. Berapakah panjang pagar kawat yang dimiliki pak Amat? b. Suatu saat pak amat menjual tanah yang dimilikinya tersebut dan beliau melepas
pagar
kawat
yang
mengelilingi
tanahnya
kemudian
beliau
menggunakan kawat tersebut untuk memagari tanah lain yang dimiliki beliau. Usulkanlah minimal dua bidang tanah yang dapat terbentuk dari kawat yang dimiki pak Amat.
160 3. Perhatikan bangun datar di bawah ini:
a. Tentukan luas bangun datar yang diarsir di atas! (satu petak sama dengan
1cm) b. Tentukan cara yang berbeda untuk menghitung luas bangun datar yang diarsir di atas! c. Buatlah bangun datar yang luasnya sama dengan luas bangun datar yang diarsir di atas! Tuliskan ukurannya!
161
Jawaban Tes Akhir Siklus I No Jawaban dibawah adalah salah satu cara menjawab yang peneliti kemukakan, untuk siswa yang menjawab dengan cara lain dan hasilnya benar maka jawaban siswa tersebut bernilai benar. 1 Salah satu cara menjawab soal nomor 1 Diketahui : Taman berbentuk Persegi dengan panjang sisi s = 10 cm Kolam berbentuk Persegi panjang p dan lebar l adalah p =8cm dan l = 6cm Ditanya : Luas tanah yang ditanami bunga? Dijawab : Luas taman = s x s = 10 x 10 = 100 Luas persegi = p x l = 8 x 6 = 48 Luas yang ditanami bunga = L taman – L kolam = 100 – 48 = 52 Jadi luas tanah yang ditanami bunga adalah 52
4
Salah satu cara menjawab soal nomor 2 39cm
4
D J
m
G
C
H
F
25c
2
Skor
7 cm A
I
E
Diketahui AI = BC = DC =
: 7m 25m 39m
B
HE = EF = FG = GH DH = HI = JF = FB Sehingga DI = JB
Ditanya : a. Panjang kawat yang dimiliki pak amat b. Usulan model kawat dan ukurannya Dijawab a. Panjang kawat yang dimiliki pak amat Panjang kawat = AE + EF + FJ + JD +DA BJ = BJ = BJ = 24 BJ = BJ = Sehingga BF =
, BE =
JC = AI, AD = A
162
EF = EF = EF = 20
EF = EF = EF =
Panjang kawat = AE + EF + FJ + JD +DA = (7+16) + 20 + 12 + 32 + 25 = 112 Jadi panjang kawat yang dimiliki pak Amat adalah 112m b. Usulan model kawat dan ukurannya 36m 18m E E D F m 18
20m
4
10m
D 13c
20m
m
18m
C
C A
10m
9m
m 16
A
36m
B
Model 2
Model 1
3
B
Salah satu cara menjawab soal nomor 3 Diketahui :
I
H
J
A
B
G
F
L
E
K
C
D
Ditanya : a. Luas daerah yang diarsir. b. Cara lain untuk mendapatkan luas daerah yang diarsir c. Buat model bangun datar yang luasnya sama dengan daerah yang diarsir Dijawab: a. Luas daerah yang diarsir
4
163
Luas ∆EHB = Luas BCKJ = Luas ∆CEL = Luas yang diarsir = Jadi luas daerah yang diarsir adalah 55 satuan luas b. Cara lain untuk mendapatkan luas daerah yang diarsir
4
Luas ∆ BHI = Luas ∆ CEL = Luas B CKJ = Luas yang diarsir = Jadi luas daerah yang diarsir adalah 55 satuan luas c. Buat model bangun datar yang luasnya sama dengan daerah yang diarsir
2
C
E
10 5 A
B
8
6
D 2
Buat model lain
C
E
10 5 A
Nilai maksimum :
8
B
6
D
164 SOAL TES II : ………………………………………. : ……………………………………….
Nama No Absen Petunjuk: a. Berdoalah sebelum mengerjakan soal b. Kerjakanlah soal yang menurut kamu mudah terlebih dahulu c. Kerjakanlah dilembar jawab yang telah tersedia d. Waktu pengerjaan adalah 80 menit
1. Perhatikan gambar :
D
C
15m
20m
28m A
B
Gambar diatas merupakan taman berbentuk trapesium siku-siku yang dikelilingi oleh jalan. Sekeliling taman itu akan ditanami pohon dengan jarak tiap tanaman 1m dimulai dari keempat pojok taman. Tentukan : a. Jika hraga 1 bibit pohon adalah Rp1.500,00, berapakah harga untuk membeli seluruh bibit pohon untuk menanami taman tersebut? b. Apabila biaya pemeliharaan taman tiap 1
adalah Rp1.000,00 setiap
harinya, berapakah biaya untuk pemeliharaan taman setiap bulanya? 2. Seorang penjual layangan biasa membuat layangan dengan perbandingan diagonal-diagonalnya adalah 2:5. Sementara bambu, bahan pembuat layanglayang yang dimilikinya tinggal 1m. Pak Amat ingin membuat 2 layang-layang dengan perbandingan diatas (ukuran dua layang-layang tidak harus sama). a. Berapa luas dua model layang-layang yang dibuat penjual tersebut? b. Apakah ada kemungkinan jawaban lain yang berbeda dari soal 2.a ? Bila ada sebutkan kemungkinan-kemungkinan jawaban itu paling sedikit satu kemungkinan. c. Pilih salah satu model layang-layang yang kamu buat kemudian periksalah jawaban yang telah kamu peroleh. Tunjukkan cara yang berbeda untuk mendapatkan jawaban itu.
165 3. Perhatikan gambar berikut: F
5cm
G
E D
H
cm
6c m
16
10 cm
A
4c m
O
Keterangan: AB= 16cm BD= 16cm BH= 6cm BE= 10cm OE= 5cm
C cm 16
B
a. Tentukan keliling bangun datar ABDEFG di atas! b. Buatlah bangun trapesium, belah ketupat dan layang layang yang nilai kelilingnya sama dengan nilai keliling bangun di atas! Tuliis ukurannya! c. Tentukan luas trapesium dari gambar yang anda buat!
166
Jawaban Tes Akhir Siklus II
1
Jawaban dibawah adalah salah satu cara menjawab yang peneliti JJ kemukakan, untuk siswa yang menjawab dengan cara lain dan hasilnya benar maka jawaban siswa tersebut bernilai benar. Salah satu cara menjawab soal nomor 1 Diketahui : 4 D
C 20m
15m
No
28m A
O
B
trapesium siku-siku ABCD AB= 30m, AD= 15m, DC= 20m Jarak tiap tanaman 1m Ditanya : a. Harga untuk membeli seluruh bibit, jika harga 1 bibit adalah Rp1500,00 b. Biaya untuk pemeliharaan taman, jika pemeliharaan tiap 1
adalah Rp1000,00 setiap bulan.
JAWABAN 4 a. Harga untuk membeli seluruh bibit, jika harga 1 bibit adalah Rp1500,00? CB
=
Keliling ABCD = Jumlah pohon yang akan ditanam = 80-4=76 pohon Harga untuk membeli bibit pohon,jika harga 1 bibit sama dengan Rp1.500,00 adalah : Jadi harga untuk bibit pohon adalah Rp114.000,00 b. Biaya 1
untuk
pemeliharaan
taman,
jika
pemeliharaan
tiap 4
adalah Rp1000,00 setiap bulan.
Luas trapesium ABCD = = Biaya untuk pemeliharaan taman, jika pemeliharaan tiap
167 1
adalah Rp1000,00 setiap bulan:
Jadi biaya pemeliharaan taman tiap bulan adalah Rp360.000,00 2
Salah satu cara menjawab soal nomor 2 Diketahui: Misalkan layang layang-layang yang dibuat penjual tersebut adalah A dan B Perbandingan diagonal-diagonal A dan diagonal-diagonal B adalah 2:5 Persedian bambu 1m = 100cm Ditanya : a. b.
c.
Berapa luas dua model layang-layang yang dibuat penjual tersebut? Apakah ada kemungkinan jawaban lain yang berbeda ? Bila ada sebutkan kemungkinan-kemungkinan jawaban itu paling sedikit dua kemungkinan. Periksalah jawaban yang telah kamu peroleh. Tunjukkan cara yang berbeda untuk mendapatkan jawaban itu
Dijawab : a. Luas masing-masing model layang-layang yang dibuat A dibuat dengan bahan 40cm B dibuat dengan bahan 60cm 2:5 =
4
= Misalkan luas layang-layang adalah L maka:
Jadi luas layang-layang pertama yang dibuat oleh penjual tersebut adalah 192 dan luas layang layang yang kedua adalah 432
b. Dua kemungkinan jawaban yang berbeda Pertama : A dibuat dengan bahan 40cm B dibuat dengan bahan 60cm 2:5
4
168 = =
Jadi luas layang-layang pertama yang dibuat oleh penjual tersebut adalah 108 dan luas layang layang yang kedua adalah 558
Kedua : A dibuat dengan bahan 40cm B dibuat dengan bahan 60cm 2:5 = =
Jadi luas layang-layang pertama yang dibuat oleh penjual tersebut adalah 243 dan luas layang layang yang kedua adalah 363
c. Cara yang berbeda untuk mendapatkan luas salah layang-layang di atas. Pertama : D Luas ACBD= L∆ABD + L∆BDC L∆ABD = 14cm C
42cm
A
B
3
satu 4
L∆ABD = L∆BDC = L∆BDC = Luas ABCD = 294 + 294 =588 Luas ABCD = 588
Salah satu cara menjawab soal nomor 3 Diketahui : AB= 16cm, BD= 16cm, BE= 10cm, BH= 6cm dan EG= 10cm AG=BH=CE, BC=HE=HG=EF=FG, Ditanya : a. Tentukan keliling bangun datar ABEFG di atas!
4
169 b. Buatlah bangun trapesium, belah ketupat dan layang layang yang kelilingnya sama dengan keliling bangun di atas! Tuliis ukurannya! c. Tentukan luas trapesium dari gambar yang anda buat!
Dijawab : a. Keliling bangun ABEFG di atas
4
Missal keliling bangun ABEFG adalah K, maka: K=
CD= BD – BC = 16 – 8 = 8, CD=BC,sehingga BE = ED =10 K =
= Jadi keliling bangun ABEFG adalah 64cm b. Membuat bangun trapesium, belah ketupat dan layang layang yang 4 kelilingnya sama dengan keliling bangun diatas cm
D
D 10cm C
A
C
C
20
cm
B
21
A
cm
16
cm 12
15cm
D
A
18cm
B
B
c. Luas trapesium dari gambar soal b. Missal luas trapesium ABCD adalah LABCD, maka: LABCD=
Jadi luas trapesium ABCD adalah
Nilai maksimum :
4
170
Kisi-Kisi Lembar Observasi Berpikir Kreatif Siswa Ciri-ciri afektif 1. Berani mengambil
Indikator
No butir 1, 2,3
Menerima kritik dan
resiko (tapi dengan
mempertahankan pendapat.
perhitungan)
Mempertahankan sesuatu yang belum diketahui
2. Berani dan antusias
Berani untuk mempresentasikan
dalam
jawabannya di depan kelas.
mengemukakan
Antusias dalam mengemukakan
pendapat serta
pendapat
4, 5, 6, 7, 8
menjawab pertanyaan dengan memberi jawaban yang lebih banyak 3. Rasa ingin tahu yang besar
Berusaha menemukan pemecahan
9,10
masalah. Berusaha bertanya kepada teman atau guru tentang permasalahan yang belum paham.
4. Menyukai tantangan dan pengalaman baru
Antusias
dengan
permasalahan
dengan
permasalahan
11,12,13
yang baru. Antusias
yang lebih sulit. 5. Keinginan untuk
Tidak mudah putus asa dalam
menemukan suatu
pemecahan masalah.
pemecahan masalah
Mempunyai
dan tidak mudah
pemecahan masalah.
putus asa (Utami Munandar, 1999)
motivasi
dalam
14,15
Lembar Observasi Berpikir Kreatif Siswa Siklus / Pertemuan ke Hari / Tanggal Waktu Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
: ………………………… : ………………………… : ………………………… : ……………………....... : …………………………
Petunjuk Pengisian : Berilah nilai sesuai banyaknya aktivitas bagi tiap siswa dalam kelompok dengan turus (|) No
No absen siswa kelompok :……..
No absen siswa kelompok :……..
Aspek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Pengamat
ASPEK PENGUKURAN DALAM LEMBAR OBSERVASI SISWA 1. Siswa terlihat percaya diri dan yakin kepada hasil diskusi. 2. Bersedia menjawab permasalahan yang diberikan guru baik itu berupa jawaban benar atau salah. 3. Berani dalam mempertahankan pendapat. 4. Berani menjawab pertanyaan dari guru atau teman kelompok lain. 5. Berani mengungkapkan pendapat yang berbeda dengan orang lain dalam penyelesaian masalah. 6. Mempunyai cara yang berbeda dalam menarik kesimpulan dengan teman satu kelompoknya. 7. Berani untuk tampil kedepan kelas untuk menyelesaikan permasalahan. 8. Bertindak bodoh dalam menarik simpati guru dengan tujuan agar guru mendakati kelompoknya. 9. Bertanya kepada guru saat tidak paham materi atau permasalahan yang disampaikan. 10. Bertanya kepada teman satu kelompoknya atau teman dari kelompok lain saat tidak paham tentang permasalahan yang sedang didiskusikan. 11. Siswa tertantang untuk lebih cepat dalam menyelesaikan permasalahan 12. Antusias terhadap permasalahan baru yang diberikan guru. 13. Siswa antusias untuk menjadi leader dalam kelompoknya. 14. Aktif dalam memecahkan masalah yang diberikan. 15. Aktif dalam berdiskusi dalam kelompok.
173
Kisi Kisi Lembar Observasi Pembelajaran Dengan Pendekatan Problem Solving No 1 2
Kegiatan Indikator Kegiatan awal 1. Memberikan Apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan inti 1. Pemberian masalah dengan pendekatan problem solving 2. Perekaman respon siswa
3. Pembahasan respon siswa 4. Meringkas pembelajaran 3
Kegiatan akhir 1. Siswa
No Butir 1.1, 1.2, 1.3, dan 1,4 a, b, c, d, e, dan f a, b, c dan d a dan b a, b, c dan d guru 3.1
bersama dengan menyimpulkan hasil pembelajaran. 2. Refleksi
3.2
174
Lembar Observasi Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Siklus / Pertemuan ke Hari / Tanggal Waktu Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
: ………………………… : ………………………… : ………………………… : ……………………....... : …………………………
Petunjuk Pengisian : Berilah tanda ( √ ) dan tuliskan deskripsi hasil pengamatan
No pembelajaran dengan Pelaksanaan pendekatan pemecahan Ya Tidak masalah 1 Kegiatan awal 1.1 Guru memberikan apresepsi sebelum dimulai pembelajaran 1.2 Guru memberikan informasi kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajari 1.3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 1.4 Guru memberikan motivasi kepada siswa 2 Kegiatan inti 2.1 Pemberian masalah dengan eksplorasi masalah a. Guru memberikan permasalahan dalm bentuk LKS pada masing-masing kelompok. b. Siswa diberikan kebebasan untuk memecahkan permasalahan c. Siswa diberikan waktu yang cukup yaitu ( 1 soal 810 menit )
Keterangan
175
d. Diskusi berjalan aktif antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru e. Setiap kelompok menyelesaikan permasalahan dengan pola pikirnya sendiri f. Setiap kelompok meringkas memeriksa kembali hasil diskusi kelompok 2.2 Perekaman respon siswa a. Siswa merespon masalah dengan berbagai cara yang aktraktif b. Guru mengelompokkan respon siswa berdasarkan sudut pandang tertentu. c. Guru berkeliling mengamati jalanya diskusi d. Guru mengidentifikasi siswa yang belum memahami masalah dan memberikan saran yang diperlukan. 2.3 Pembahasan respon siswa a. Diskusi kelas membahas hasil diskusi kelompok b. Guru mengawasi berbagai macam respon siswa yang ditulis siswa di papan tulis 2.4 Meringkas pembelajaran a. Seluruh siswa dapat melihat hasil diskusi di papan tulis b. Guru melibatkan semua pendapat dari siswa c. Guru menghargai pendapat siswa baik yang benar
176
maupun yang salah 3 Kegiatan akhir 3.1 Siswa bersama dengan guru menyimpulkan hasil pembelajaran. 3.2 Refleksi Hambatan …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… Saran …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… Pengamat
177
Kisi-Kisi Lembar Angket Berpikir Kreatif Siswa No 1
Aspek yang diamati
Indikator
No butir
Aspek kognitif 1.1 Kelancaran (Fluency)
Arus pemikiran lancar sesuai
1(+), 2(+),
dengan pemikiran sendiri. Tidak menemui hambatan dalam pemecahan masalah
1.2 Keluwesan (Flexibility)
Menghasilkan cara pemecahan masalah yang beragam.
4(+), 5(+), 6(-)
Menghasilkan jawaban-jawaban yang beragam. 1.3 Keaslian (Originality),
Mempunyai pendapat yang
7(+), 8(+),
berbeda dengan teman yang
9(-)
berada dalam satu konteks. Jawaban asli dari pemikiran diri sendiri yang berbeda dengan teman lain. 1.4 Penguraian (Elaboration)
Pemecahan masalah secara lebih
10(+), 11(-)
teliti dan teratur. Mampu menguraikan masalah dengan baik.
1.5 Perumusan
Meninjau permasalahan dengan
kembali
metode lain yang pernah diperoleh
(Redefinition)
dengan perspektif pemikiran sendiri Mengerjakan permasalahan secara berulang.
12(+),13(-),
178
2
Aspek afektif 2.1 Berani mengambil
15(+), 16(+)
Menerima kritik dan
resiko (tapi dengan
mempertahankan pendapat.
perhitungan)
Mempertahankan sesuatu yang belum diketahui
2.2 Berani dan antusias
Berusaha untuk tampil dalam
dalam
menjawab suatu permasalahan.
mengemukakan
Antusias dalam mengemukakan
pendapat serta
pendapat
17(-),18(-)
menjawab pertanyaan, 2.3 Rasa ingin tahu yang besar
19(+)
Berusahan menemukan pemecahan masalah. Berusaha bertanya kepada teman atau guru tentang permasalahan yang belum paham.
2.4 Menyukai
Antusias
tantangan dan
yang baru.
pengalaman baru
Antusias
dengan
permasalahan
dengan
permasalahan
20(+)
yang lebih sulit. 2.5 Keinginan untuk
Tidak mudah putus asa dalam
menemukan suatu
pemecahan masalah.
pemecahan
Mempunyai
masalah dan tidak
pemecahan masalah.
mudah putus asa (Utami Munandar, 1999)
motivasi
dalam
3(-), 14(-)
Angket Berpikir Kreatif Siswa Dalam Belajar Matematika Dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan, diharapkan Anda dapat memilih salah satu pernyataan sesuai keadaan Anda dengan memberi tanda (√ ) pada kolom yang telah tersedia. Isilah dengan jujur. Keterangan : TP : Tidak pernah SR : Sering JR : Jarang SL : Selalu KD : Kadang-kadang Nama : ………………………. No Absen : ………………………. Isilah semua pernyataan yang sesuai dengan diri anda! No Pernyataan 1 Saya tidak mengalami kesulitan dari permasalahan yang diberikan guru. 2 Saya dapat mengerjakan permasalahan dengan pola pikir sendiri. 3 Saya lebih baik tidak mengerjakan dari pada menjawab salah. 4 Saya dapat menerima jawaban yang berbeda dari permasalahan yang ada. 5 Saya senang mencari berbagai kemungkinan jawaban walaupun nantinya jawaban saya salah 6 Saya ragu akan berbagai jawaban yang saya dapatkan. 7 Saya senang dengan adanya perbedaan pendapat dengan teman satu kelompok. 8 Perbedaan pendapat membuat saya semakin tertantang. 9 Perbedaan pendapat dengan teman sering membuat saya bersitegang dengan teman. 10 Saya senang mengoreksi pekerjaan yang saya lakukan secara berulang-ulang. 11 Saya lebih senang menyelesaikan permasalahanpermasalahan dengan cepat dan tidak peduli apakah jawaban saya benar atau salah. 12 Saya selalu memandang permasalahan yang diberikan oleh guru dengan pandangan yang berbeda. 13 Saya tidak suka mengulang-ulang jawaban yang sudah saya pecahkan. 14 Saya tidak suka dengan mata pelajaran matematika. 15 Saya senang menerima pendapat dari teman tentang permasalahan yang sedang di diskusikan 16 Saya tidak berani mempertahankan jawaban
TP JR
KD SR SL
180
17 18 19
20
yang menurut saya benar akan tetapi menurut sebagian teman itu salah. Saya takut untuk mengerjakan permasalahan di depan kelas. Saya takut salah dalam mengemukakan pendapat. Saya merasa belum puas dengan apa yang saya peroleh apabila saya tidak menemukan hasil dalam memecahkan masalah. Saya senang dengan permasalahan yang lebih sulit dan menantang.
181
PEDOMAN WAWANCARA GURU 1. Persiapan-persiapan seperti apa yang bapak lakukan sebelum mengajar menggunakan pendekatan pemecahan masalah? 2. Bagaimana pendapat bapak terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan pemecahan masalah? 3. Kendala apa saja yang bapak hadapi ketika menerapkan pembelajaran menggunakan pendekatan pemecahan masalah? 4. Bagaimanakah langkah mengatasi kendala tersebut? 5. Menurut bapak, bagaimana pendapat siswa selama pembelajaran setelah menggunakan pendekatan pemecahan masalah? 6. Menurut bapak apakah melalui pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika? 7. Apa saran bapak tentang pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah?
Pedoman wawancara siswa 1. Apakah anda senang dengan mata pelajaran matematika? 2. Bagaimana tanggapan anda dengan pelajaran matematika? 3. Apakah anda senang mengikuti pembelajaran matematika dengan pendekatan pemecahan masalah? Anda menyukai belajar secara individu atau kelompok? 4. Apakah pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah secara kelompok menbuat anda dapat mengungkapkan pemikiran anda sendiri dan berani mengeluarkan pendapat? 5. Apakah dalam diskusi anda selalu mencatat hal-hal yang penting selama proses diskusi berlangsung? 6. Apakah soal dalam LKS merupakan soal yang menantang bagi anda? 7. Apa yang anda lakukan ketika menghadapi soal yang sulit? 8. Apakah anda termasuk orang yang kreatif? 9. Menurut anda, gambaran orang yang kreatif itu seperti apa?
182
Daftar Nilai Pretes, Tes Akhir Siklus I dan Tes Akhir Siklus II No Absen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama
Nilai I
Nilai II
Nilai III
Aby Aziz Pratama Aisa Oktifani Ana Astika Anggita Nurjanah Anisa Septiyani Annas Yuda Laksana Ardiyani Arif Rohman S.R Azizah Khairunnisa I Bhima Alesandro
28.6 35.7 28.6 64.3 35.7 14.3 42.8 28.6 42.9 35.7
62.5 54.1 33.3 58.3 75.0 62.5 95.8 83.3 45.8 79.2
77.5 75.0 80.0 85.0 80.0 62.5 80.0 85.0 72.5 80.0
Dewanti Catur Dhamayanti Eni Dewiyanti Fahrisa Rahma Nurina Farizfika Eva Damaratri Fitria Nur Khasanah Hanindya Rina Hanifa Kurnia Asri Paramita Muh. Roby Wijayantoro Muhammad Kevin Dovara Nazula Choiriyah Nugroho Nenni Susetyowati Nila Asa Femilia Nur Tri Hidayati Rifa Pangesti Rizki Nur Rahayu Rusyda Faza Wulaningrum Saida Dita Hanifawati Salsabila Azziesta R Titis Safitri Wastudiawan Swidho Wulandari Rahmadini
42.8 35.7 14.3 35.7 42.9 14.3 35.7 21.4 21.4 14.3 50.0 21.4 35.7 64.3 35.7 35.7 28.9 42.8 35.7 35.7 28.6
30.0 30.0 37.5 58.3 50.0 25.0 79.2 54.2 66.7 45.8 41.7 50.0 45.8 100 58.3 62.5 58.3 91.6 79.2 79.4 50.0
72.5 85.0 75.0 95.0 65.0 60.0 80.0 62.5 70.0 82.5 65.0 62.5 80.0 90.0 62.5 65.0 70.0 85.0 90.0 80.0 85.0
62.5 79.2 83.3 2068.3 60.83 60,83%
70.0 97.5 70.0 2597.5 76.39 76,39%
Yoga Adi Pradana Yulinda Putriana Zulvichar Eki Dwi P Jumlah Rata-rata kelas Persentase
14.3 35.7 35.7 1135.9 33.4 33,4%
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
X Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1
3 3 4 3 3 4 1 3 3 3 4 3 3 3
3 3 4 3 3 3 2 3 2 3
2
4 3 5 3 3 3 4 5 4 4 5 4 4 3
5 4 4 2 1 3 3 3 3 5
3
3 3 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4
5 5 3 3 3 4 4 4 3 4
4
4 4 4 5 2 3 5 3 3 4 4 3 4 4
3 2 4 3 2 3 3 4 3 5
5
3 4 3 5 3 3 5 3 3 4 5 4 3 4
3 5 5 3 2 3 2 3 2 5
6
4 4 3 4 3 5 4 4 3 3 4 3 4 4
4 4 4 2 3 3 3 3 2 3
7
4 3 5 3 4 4 4 4 4 4 2 3 1 4
3 4 3 2 3 3 4 2 4 5
8
5 4 5 2 3 3 5 3 3 3 5 5 5 4
4 4 4 5 2 3 3 4 3 2
9
3 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 3 5
5 4 3 2 5 4 4 4 4 4 3 3 5 3 2 3 5 4 3 3 4 4 3 3
3 2 5 4 2 4 3 3 3 5
10
3 2 5 4 3 3 5 4 4 3 5 3 3 3
3 3 4 2 3 3 4 2 4 5
11
3 5 4 5 2 3 1 3 3 5 2 3 3 2
2 3 3 3 1 3 2 3 3 3
12
4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 3
4 4 5 4 5 4 4 4 4 4
13
3 3 3 5 3 4 2 4 5 4 3 4 4 5
5 3 5 4 3 5 3 5 5 3
14
Data Hasil Angket Berpikir Kreatif
5 4 4 3 3 4 3 5 4 3 3 4 5 5
5 4 5 3 5 3 4 4 3 5
15
3 5 1 5 3 2 5 4 5 5 5 5 5 5
5 5 4 5 2 3 2 2 2 5
16
3 4 3 4 3 3 1 4 3 5 3 4 5 4
3 2 5 5 3 3 4 3 3 5
17
3 5 2 5 3 3 4 3 3 3 3 3 5 3
3 3 5 3 2 3 3 3 2 5
18
3 4 5 4 3 4 5 4 4 4 3 3 3 4
4 5 5 4 3 3 3 5 5 3
19
5 3 3 5 3 5 5 3 3 5 5 3 5 4
3 3 5 4 2 3 3 4 3 5
20
71 75 79 81 60 72 78 75 73 77 77 73 77 76
75 72 85 66 55 66 63 68 63 84
C
X Y A B C O J P
O A B J P
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
4 3 3 3 3 4 3
4 2 5 5 4 4 4
5 4 3 3 3 3 3
5 4 2 3 3 3 3
4 1 3 3 3 3 3
4 5 3 3 4 4 3
5 4 4 3 3 3 3
5 4 5 4 4 4 5
5 3 2 3 3 3 3
5 3 4 2 3 4 3
1 3 3 3 3 3 3
KETERANGAN Butir Indikataor Nomor Absen Siswa Nomor Aspek Berpikir Kreatif Siswa Nomor Butir Indikataor Tiap Aspek Jumlah Indikator Perolehan Tiap Siswa Jumlah Perolehan Tiap Indikataor Jumlah Perolehan Tiap Aspek Persentase Tiap Aspek
3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 2 4 4 3 4 3 120 134 119 118 115 118 125 143 113 116 98 1 2 3 4 5 6 1, 2 4, 5, 6 7, 8, 9 10, 11 12, 13 15,16 222 352 386 229 227 269 65.29% 69.02% 75.69% 67.35% 66.76% 79.12%
3 5 3 102
1 3 3 3 3 3 3
5 3 3 4 4 5 3
4 4 4 3 3 4 4
5 2 5 5 5 3 3
1 2 4 3 3 3 3
2 2 3 4 4 4 3
5 3 3 3 3 3 4
5 3 3 3 3 4 2
80 61 68 66 66 70 64
5 5 3 3 3 3 3 68 5 5 5 4 5 4 5 82 5 5 3 3 3 5 4 71 2437 129 135 137 132 114 113 129 127 7 8 9 10 17, 18 19 20 3, 14 227 129 127 269 2437 66.76% 75.88% 74.71% 79.12% 71.68%
4 4 2
5 3 3 3 2 3 3
13
11 12
10
9
8
7
6
5
4
3
2
X Y 1
1 5
2 7
3 5
4 5
5 5
6 3
7 1
8 5
9 7
10 4
11 5
12 7
Hasil Lembar Observasi Berpikir Kreatif Pertemuan 1 13 7
14 10
15 5
10.29524
10.14286
5.152381 0
5.104762
5.916667
5.242857
5.964286
4.397619
5.980952
5.916667
4.057143
5.180952
C
28
27
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
4.183333
3.564286
5.161905
4.266667
6.995238
6.088095
4.67381
4.909524
5.311905
6.514286
5.27381
5.295238
4.530952
6.07381
5.116667
17.4
11.42857 42.22857 41.40%
P
C O I
X Y
13.4
Observer Pertemuan 1 1. Anggit Riyanto 2. Herry Prasetyo 3. Nyndi N 4. Agung Wahyudi
O J P
36
35
33 34
32
31
30
29
12.8
18.33333 62.73333 36.90%
4
13.2
6.857143 19 25.85714 38.03%
Keterangan Nomor Butir Nomor Absen Siswa Jumlah Indikator Perolehan Tiap Siswa Jumlah Perolehan Tiap Indikataor Jumlah tiap aspek Persentase Tiap Aspek
14.4
13.4
10.71429 9.285714 33.4 32.75%
6.809524 10.5 19 193.719 29.5 193.719 43.38% 37.98%
4.190476
9.464286
5.166667
4.97381
4.766667
7.035714
14
11 12 13
10
9
8
7
6
5
4
3
2
X Y 1
1 5
2 5
3 6
4 4
5 5
6 4
7 4
8 5
9 5
10 5
11 5
12 5
13 5
Hasil Lembar Observasi Berpikir Kreatif Pertemuan 2 14 5
15 5 5.85
4.383333
11.48333
6.8 0 0
7.883333
7.3
7.333333
4.716667
4.666667
4.433333
6.233333
7.733333
C
30
29
28
26 27
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
2.6
9.333333
4.683333
3.7
3.583333 0
10.3
7.25
5
4.066667
10.85
5.983333
5.433333
4.516667
4.933333
4.783333
4.6
10.58333
4.383333 0
5.283333
P
C O I
X Y
Keterangan Nomor Butir Nomor Absen Siswa Jumlah Indikator Perolehan Tiap Siswa Jumlah Perolehan Tiap Indikataor Jumlah tiap aspek Persentase Tiap Aspek
6.3 12.4 15.4 11.33333 14 13.6 9.75 4.5 9.6 15 13.4 13.6 14.6 15.8 16.6 17.4 196.9833 39.13333 51.45 28.4 44 34 196.9833 40.76% 32.16% 44.38% 45.83% 53.13% 41.04%
Observer Pertemuan 2 1. Evi K 2. Herry Prasetyo 3. Anggit Riyanto 4. Agung Wahyudi
O I P
36
35
33 34
32
31
5
Y 1
1 0 1 1 12
9
8
7
6
5
4
3
2
1
X
5
2
5
3 6
4 4
5 3
6 2
7 3
8 3
9 3
10 3
11
Hasil Lembar Observasi Berpikir Kreatif Pertemuan 3 1 2 5 6
13 5
14 5
15
9.48333 3
8.05 8.71666 7 5.28333 3 8.36666 7 6.28333 3
4.85 4.76666 7
6.38333 3 8.23333 3 6.36666 7
C
27
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
6.3
4.2 7.11666 7 8.51666 7 5.11666 7 5.83333 3
5 6.36666 7
6.35 5.28333 3 4.96666 7 4.91666 7
9.05 5.36666 7 6.61666 7
1 6
14. 15. 6 2 45.8 44.90%
P
C O I
X Y
11.1666 7
Observer Pertemuan 3 1. Dwi Indarti T 2. David salamet S 3. Herry Prasetyo 4. Agung Wahyudi
J P
O
36
35
33 34
32
31
30
29
28
18.3333 3 65 38.24%
2. 5
1 7
16.3333 19.3333 3 3 35.66667 52.45%
Keterangan Nomor Butir Nomor Absen Siswa Jumlah Indikator Perolehan Tiap Siswa Jumlah Perolehan Tiap Indikataor Jumlah tiap aspek Persentase Tiap Aspek
1 6
16.3333 10. 3 5 13 39.83333 39.05%
13. 15. 4 8 29.2 42.94%
215.5 215.5 42.25%
8.4 4.88333 3 4.78333 3
5.2
6.2
5.25
7.4
5.6
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
X Y 1
1 5
2 5
3 5
4 5
5 5
6 5
7 2
8 6
9 5
10 6
11 5
12 5
13 5
14 5
Hasil Lembar Observasi Berpikir Kreatif Pertemuan 5 15 7
12.21429
7.914286
7.452381
8.128571
6.952381
8.128571
8.638095
7.980952
6.519048
6.528571
8.995238
7.728571
C
28
27
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
10.58095
6.947619
5.795238
9.347619
12.90476
9.514286
8.919048
8.519048
6.785714
8.852381
5.295238
8.095238
5.552381
8.447619
6.185714
7.661905
11.53333
7.014286
6.352381
8.147619
9.861905
P
C O I
X Y
Keterangan Nomor Butir Nomor Absen Siswa Jumlah Indikator Perolehan Tiap Siswa Jumlah Perolehan Tiap Indikataor Jumlah tiap aspek Persentase Tiap Aspek
7.709524 23.2 22.4 17.4 23 19.4 18.4 5 14.66667 16.2 15.16667 18.4 22.6 17 27.8 16.57143 277.2048 63 80.46667 31.36667 58 44.37143 277.2048 61.76% 47.33% 46.13% 56.86% 65.25% 54.35%
Observer Pertemuan 5 1. David salamet S 2. Herry Prasetyo 3. Anggit Riyanto 4. Agung Wahyudi
O J P
36
35
33 34
32
31
30
29
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
X Y 1
1 3
2 4
3 5
4 5
5 5
6 3
7 1
8 3
9 4
10 3
11 12 3 4
13 14 4 5
Hasil Lembar Observasi Berpikir Kreatif Pertemuan 6 15 5 9.7
9.183333
9.616667
10.11667
9.933333
8.75
9.833333
10.58333
11.58333
9.216667
8.416667
9.966667
10.96667
C
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
10.56667
10.2
8.183333
9.266667
10.51667
11.56667
9.583333
10.51667
10.43333
10.05
10.3
9.083333
8.933333
10.05
9.366667
8.566667
9.316667
9.916667
10.25
11.31667
9.566667 5 31 19.5 26.33333 27 19.75 22 23.4 29.6 335.4167 45.83333 68.75 53 335.4167 67.40% 67.40% 77.94% 65.77%
Keterangan X Nomor Butir Y Nomor Absen Siswa C Jumlah Indikator Perolehan Tiap Siswa O Jumlah Perolehan Tiap Indikataor I Jumlah tiap aspek P Persentase Tiap Aspek
30.66667 20.5 17.6 18 15.4 29.66667 68.76667 99.06667 67.42% 58.27%
Observer Pertemuan 6 1. Dyah Ika P 2. Herry Prasetyo 3. Anggit Riyanto 4. Agung Wahyudi
O J P
36
35
33 34
32
31
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
X Y 1
1 5
2 7
3 5
4 5
5 5
6 6
7 1
8 5
9 5
10 6
11 6
12 5
13 14 5 5
Hasil Lembar Observasi Berpikir Kreatif Pertemuan 7 15 7
10.70952
11.08571
10.48571
10.5381
9.352381
11.8619
10.45238
10.10952
10.1
9.742857
10.71905
11.99524
10.98571
C
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
10.60952
10.17619
11.99524
11.37619
11.3619
11.99524
10.31905
12.0619
9.885714
10.05238
11.5
6.82381
10.98571
10.40952
10.85238
10.53333
10.12381
10.29524
11.0619
10.20476
10.60952 9 23 24.2 21.5 22.66667 29.8 29 25.8 23.85714 361.3714 45.7 81.46667 49.65714 361.3714 67.21% 79.87% 73.03% 70.86%
Keterangan X Nomor Butir Y Nomor Absen Siswa C Jumlah Indikator Perolehan Tiap Siswa O Jumlah Perolehan Tiap Indikataor I Jumlah tiap aspek P Persentase Tiap Aspek
28.2 19.71429 24.2 29 28.6 22.83333 72.11429 112.4333 70.70% 66.14%
Observer Pertemuan 7 1. Dyah Ika P 2. Herry Prasetyo 3. David salamet S 4. Agung Wahyudi
O J P
36
35
33 34
32
31
203
Analisis Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) X SIKLUS I Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 2 A B C D A B C D A B C D 1.1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1.2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1.3 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1.4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2.1.a 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2.1.b 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2.1.c 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 2.1.d 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2.1.e 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2.1.f 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 2.2.a 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2.2.b 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2.2.c 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2.2.d 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 2.3.a 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2.3.b 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2.4.a 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2.4.b 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 2.4.c 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3.1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 3.2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 J1 16 18 17 17 16 17 17 16 14 17 15 16 J2 68 66 62 P1 80,95% 78,57% 73,80% P2 77,77% X
1.1 1.2 1.3 1.4 2.1.a 2.1.b
Pertemuan 1 A B C D 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SIKLUS II Pertemuan 2 A B C D 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Pertemuan 2 A B C D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
204
2.1.c 2.1.d 2.1.e 2.1.f 2.2.a 2.2.b 2.2.c 2.2.d 2.3.a 2.3.b 2.4.a 2.4.b 2.4.c 3.1 3.2 J1 J2 P1 P2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 18
72 86,71% Siklus Siklus I Siklus II
1 0 X J1 J2 P1 P2
Pertemuan 1 Nindy (A) Herry (B) Anggit (C) Agung (D)
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 17
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 17
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 17
68 80,95% 84,12% Persentase 77,77% 84,12%
Keterangan Kegiatan pembelajaran terlakasana Kegiatan pembelajaran tidak terlakasana Nomor Butir Pengamatan Jumlah pengamatan tiap observer Jumlah pengamatan tiap pertemuan Persentase tiap pertemuan Persentase tiap Siklus OBSERVER Silkus I Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 1 Evy (A) Uwie (A) David (A) Herry (B) David (B) Herry (B) Anggit (C) Herry (C) Anggit (C) Agung (D) Agung (D) Agung (D)
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19
0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 17
0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18
72 85,71% Kategori Baik Sangat baik
Silkus II Pertemuan 2 Dyah (A) Herry (B) Anggit (C) Agung (D)
Pertemuan 3 Dyah (A) Herry (B) David (C) Agung (D)
205 Hasil Wawancara Siswa Hasil wawancara dengan siswa adalah sebagai berikut: P S P S P S
: “ Permisi dek, maaf mengganggu. Mas mau tanya-tanya sebentar bisa nggak?” : “ Bisa mas, mau Tanya apa mas?” : “ Bagaimana pandapatmu mengenai pembelajaran matematika yang telah dilaksanakan? : “ Senang mas…” : “ Senangnya bagaimana?” : “ Kalo pakai pembelajaran yang kaya kemarin mas ajarkan , saya lebih paham, karena dikasih soal-soal untuk ngerjakan sendiri” S1 : “ Iya mas, aku juga gitu, jadi lebih mudeng” P : “ Ohh…begitu ya…. Kalo menurut adek-adek,senang bekerja kelompok atau sendiri-sendiri?” S : “ Kalo saya lebih seneng kerja kelompok mas, kan jadi bisa tanya-tanya ma teman, tapi juga seneng kalo kerja sendiri-sendiri, kan jadi bisa nuangin ide-ide dalam ngerjain soal” S2 : “ Kalo saya juga gitu, jadi kerja kelompok dulu, baru kalo latihan soal-soal ngerjain sendiri-sendiri, kan jadi lebih mudeng mas” S3 : “ Kalau aku sama aja mas, tapi enak kelompok, lebih rame dan bias tuker jawaban. P : “ Jadi enaknya kerja kelompok dulu trus baru ngerjain soal sendiri-sendiri?” S, S1, : “ Iya mas,gitu….” S2, S3 P : “ Ooooo…..mas mau tanya lagi, kalau kalian mengerjakan latihan soal, kalian menuliskan apa yang diketahu dan ditanyakan soal tidak?” S2 : “ Kalau aku iya mas, soalnya biar jelas, jadi gampang nanti ngerjainnya” S1 : “ Aku juga mas, jadi lebih gampang menyelesaikannya” S3 : “ Kalau aku ngak mas, aku lebih suka yang ringkas dan mudah di mengerti aku aja. P : “ Kalau kalian merasa kesulitan dalam menyelesaikan masalah, apa yang kalian lakukan?” S : “ Kalau saya tanya sama pak guru” S2 : “ kalau saya, tak kerjain dulu sebisanya mas, kalau udah mentok baru tanya ke pak guru” S3 : “ Kalau saya tanya ke temen inti soalnya bagaimana, terus aku kerjain sendiri. P : “ Emmm….begitu ya…. Kalian kalau habis mengerjakan soal kemudian dibahas di depan, menurut kalian bisa menamash pengetahuan tidak?” S : “ Iya mas, kan jadi kita tahu salahnya dimana truk benernya seperti apa” S1 : “ Kita juga jadi tahu cara lain dalam meyelesaikan soal tersebut mas” P : “ Apakah kalian menyukai matematika setelah pembelajaran ini? S : “ Iya mas, soalnya aku jadi lebih gampang dalam mengerjakan soal” S2 : “ Aku juga mas, aku jadi seneng sama matematika, ternyata asyik ya mas, kita bisa ngotak atik jawaban, bisa nyoba-nyoba cara juga dalam menyelesaikan soal” P : “ Ya sudah adek-adek, terima kasih atas waktunya ya”
206
Hasil Wawancara Guru Hasil wawancara dengan guru adalah sebagai berikut: P G
P G
P G P G
P G
P G
P
: “Bagaimana pendapat Bapak terhadap pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah ( Problem Solving )?” : “ Menurut saya, pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah (problem solving) itu bagus untuk diterapkan. Hal ini dikarenakan siswa jadi terbiasa dengan masalah-masalah matematika, sehingga menjadi tertantang untuk menyelesaikannya” : “Kendala apa saja yang dihadapi saat melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah ( Problem Solving )?” : “ Kalau menurut saya, kendalanya adalah waktu. Karena pembelajaran dengan pemecahan masalah ( Problem Solving) memerlukan waktu yang lama, tidak bisa cepat. Karena siswa dituntut untuk menyelesaikan masalah, dan masalah yang disajikan juga bukan masalah rutin, tapi aplikasi, sehingga siswa harus berpikir dulu sebelim menjawabnya” : “Bagaimana langkah-langkah untuk mengatasi kendala itu?” : “ ya kalau untuk mengatasi hal tersebut, ya waktunya tetap ditamash dan soalnya jangan terlalu banyak, tetapi tetap mengena pada materi” : “Apakah Bapak tertarik untuk menggunakan pendekatan pemecahan masalah ( Problem Solving ) dalam pembelajaran selanjutnya? Mengapa?” : “ Ya saya tertarik sekali untuk menggunakannya dalam pembelajaran, karena siswa jadi terbiasa dalam menyelesaiakn masalah, dan cara yang digunakan beragam sesuai pemahaman mereka sendiri” : “ Apakah menurut Bapak pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa? : “ Kalau menurut saya pembelajaran tersebut dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, sebab anak akan menjadi lebih kreatif dalam menyelesaikan maslah dan tidak monoton dalam pola berpikirnya.” : “Apakah saran Bapak untuk pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah ( Problem Solving )?” : “ Variasi soalnya diperbanyak sehingga siswa akan terlatih dan terampil dalam menyelesaikan masalah khususnya masalah nonrutin, sehigga kalau mengerjakan soal rutin jadi merasa lebih mudah” : “ terima kasih pak atas waktunya telah berbincang-bincang”
207 CATATAN LAPANGAN Siklus I, pertemuan 1 (Jumat/23 Maret 2010) Materi pada hari pertama penelitian adalah keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang. Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan berapa penting mamfaat dan kegunaan dari bangun datar persegi dan persegi panjang dalam kehidupan sehari-hari. Guru menunjukkan bentuk bangun persegi dan persegi panjang. Sebelum memasuki materi inti, guru memberikan soal pretes dan diselesaikan siswa selama 15 menit. Setelah selesai guru melanjutkan kemateri inti. Guru membentuk siswa menjadi delapan kelompok. Adapun kelompoknya terlampir dalam lampiran. Setelah membagi siswa menjadi beberapa kelompok, guru membagikan nomor absen berbentuk bulatan yang di tempelkan pada baju siswa. Kemudian guru membagikan LKS yang berisikan soal-soal tentang permasalahan keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang dengan aspek berpikir kreatif dan pemecahan masalah. Guru memberikan waktu selama 20 menit untuk mengerjakan LKS. Selama proses pengerjaan LKS guru mendampingi siswa untuk memberikan masukan apabila diperlukan oleh siswa. Dalam proses pengerjaan, ada beberapa siswa yang bertanya tentang soal yang ada di dalam LKS. Diskusi telah berjalan 10 menit, kemudian ada siswa dari kelompok 2 yang bertanya “ bapak, soal nomor 2 pada kegiatan 2 itu maksudnya bagaimana?”. Guru menjawab “soal nomor 2 itu adalah salah satu keguanaan dalam belajar keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang. Soal tersebut bercerita tentang seorang anak yang mengitari sebuah lapangan sepak bola dengan ukuran lapangan sepak bola yaitu 2 kali ukuran bangun datar persegi yang diketahui di dalam soal”. Guru bertanya “ berapa ukuran persegi?”. Siswa pak”. Guru menyahut “lalu berapa ukuran sisi-sisi persegi dan ukuran menjawab “64 lapangan sepak bola?”. Siswa menjawab “ sisi-sisinya 8m dan ukuran lapangan sepakbola pak”. Kemudian guru memberikan intruksi kepada siswa untuk tersebut adalah 128 mendiskusikan kembali permasalahan tersebut dengan kelompoknya sehingga ditemukan suatu hasil akhir yang benar. Setelah 20 menit lebih guru menghentikan jalannya diskusi. Kemudian guru bersamasama dengan siswa membahas LKS dengan beberapa siswa mengerjakan di depan kelas. Setelah kegiatan tersebut guru dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan dan menutup pelajaran dengan berdoa. Siklus I, pertemuan 2 (Rabu/28 Maret 2010) Materi pada pertemuan 2 siklus I adalah keliling dan luas dari bangun datar segitiga. Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa dilanjutkan dengan memberikan motivasi dan menegaskan tujuan dari pembelajaran kali ini. Setelah itu guru memberikan apersepsi dengan mengadakan tanya jawab secara lesan. Setelah itu guru membagi membentuk siswa menjadi beberapa kelompok dengan kelompok tetap sama dengan pertemuan sebelumnya. Guru membagikan LKS kepada siswa dan siswa diberikan kesempatan selama 25 menit untuk berdiskusi mengenai permasalahan yang ada di dalam LKS. Guru mengawasi jalannya diskusi, serta guru memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk bertanya kepada guru apabila ada yang hal-hal yang kurang dimengerti yang terdapat pada LKS. Ada salah
208 satu siswa yang bertanya dari kelompok 1, Rizki namanya. Dia bertanya apakah soal nomor 2 boleh dikerjakan dengan menggunakan rumus luas persegi dan persegi panjang?. Guru menjawab “pada soal nomor 2 boleh dikerjakan dengan cara yang pernah kalian dapatkan pada pertemuan sebelumnya atau dengan cara yang pernah kalian dapatkan melalui bimbingan belajar yang kalian ikuti. Ada siswa yang menyahut “bapak maksudnya 1 petak mewakili 1cm itu apa?”. Guru menjawab “maksudnya adalah 1 petak pada gambar tersebut mewakili 1cm sebenarnya, petak-petak tersebut berbentuk persegi yang mempunyai sisi 1cm ”. sehingga luas persegi yang merupakan petak berbentuk persegi adalah 1 Satelah diskusi berjalan 15 menit ada seorang siswa dari kelompok 5 yang menanyakan soal nomor terakhir. Berikut perbincangan antara guru dan siswa tersebut. Siswa : “bapak, ini cara pengerjaannya bagaimana?”. Guru : “ soal tersebut sama dengan soal nomor 2 atau nomor 1”. Siswa : “lalu bagaimana cara menghitungnya bapak?”. Guru : “kalian itu sudah belajar tentang keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang dan kalian juga telah menemukan rumus untuk menghitung luas segitiga, jadi kalian tinggal memilih untuk menggunakanya pada soal nomor terakhir. Terlebih dahulu amati bangun apa yang dimaksud pada soal tersebut kemudian gunakan imajinasi kalian untuk mencerna permasalahan tersebut”. Siswa : berarti ini dibagi-bagi berdasarkan jenis bangunnya kemudian dihitung dengan rumus luas segitiga atau rumus luas persegi ya pak?”. Guru : “nah itu kalian pintar”. Siswa : “he he he he he…”. Diskusi telah berjalan 25 menit dan guru menghentikan jalannya diskusi. Kelompok yang mengerjakan di depan kelas ialah kelompok 3. Salah seorang dari kelompok 3 mengerjakan ke depan kelas. Anak tersebut mengerjakan soal nomor 1. Selain dari kelompok 3 ada dua kelompok lain yang mengerjakan untuk soal nomor 1 yaitu kelompok 2 dan kelompok 8. Mereka mengerjakan secara bersamaan di depan kelas. Dua kelompok dari 3 kelompok tersebut mendapatkan rumus untuk menghitung luas segitiga dengan melihat dari rumus luas persegi panjang. Mereka menghitung luas persegi panjang terlebih dahulu kemudian mereka menganalisis bahwa segitiga yang ada dalam persegi panjang ternyata adalah dua buah segitiga yang sama ukuranya yaitu dari persegi panjang. Sedangkan satu kelompok yang lain mendapatkan rumus luas persegi dengan memisalkan alas segitiga dengan a dan tinggi segitiga dengan t dan mereka mendapatkan kesimpulan untuk rumus luas segitiga berasal dari pembelajaran sewaktu di SD. Ada satu soal yang tidak dibahas karena waktunya habis dan guru menyuruh siswa untuk mempelajarinya di rumah. Setelah itu guru menberi kesimpulan tentang pembelajaran kali ini dan guru member pekerjaan rumah untuk siswa. Siklus I, pertemuan 3 (Kamis/29 Maret 2010) Guru membuka pelajaran dengan salam dan dilanjutkan dengan berdoa. Guru memberikan apersepsi kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan. Setelah selesai memberikan apersepsi guru mengitari kelas untuk mengecek apakah pekerjaan rumah siswa sudah dikerjakan atau belum. Ternyata semua siswa sudah mengerjakan dan guru memancing siswa untuk menjawab dengan lesan hasil akhirnya saja. Setelah itu guru menegaskan jawaban yang benar dan guru menyuruh siswa yang menjawab salah untuk diperbaiki. Kemudian guru menjelaskan tentang kegunaan dan tujuan dari belajar metematika tentang keliling dan luas bangun datar. Materi pada pembelajaran hari ini adalah keliling dan luas jajargenjang. Guru memberikan sebuah masalah tentang keliling dan luas jajargenjang kemudian guru memberikan waktu berpikir selama 1 menit. Setelah itu guru menanyakan
209 jawabannya kepada siswa. Ada sebagian siswa yang menjawab benar dan ada pula yang menjawab salah. Kemudian guru menjelaskan maksud dari pertanyaanya tadi. Guru membentuk siswa menjadi 8 kelompok dengan kelompok tetap sama dengan kelompok sebelumnya dan dengan tetap menggunakan nomor absen pada baju mereka. Guru membagikan LKS kepada siswa dengan tiap kelompok mendapatkan 1 bendel LKS. LKS tersebut berisi tentang permasalahan keliling dan luas jajargenjang dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya selama 25 menit dan apabila ada hal yang tidak dimengerti dari permasalahan yang ada didalam LKS guru memperbolehkan siswa untuk bertanya. Guru mengawasi jalannya diskusi serta mengamati siswa-siswa yang aktif dan siswa-siswa yang pasif. Sesekali guru menegur siswa yang pasif dan menegur siswa yang hiperaktif dalam hal negatife. Suasana pembelajaran pada hari ini berlangsung sedikit gaduh. Akan tetapi guru melihat hal positif dalam keadaan tersebut. Dengan keadaan demikian para siswa akan lebih berinteraksi dengan siswa lain dalam hal bertukar pikiran mengenai permasalahanpermasalahan yang terdapat pada LKS walaupun suasana kelas terlihat sedikit gaduh. Setelah 25 menit lebih guru menghentikan jalannya diskusi. Guru memberikan intruksi kepada siswa untuk mengerjakan permasalahan yang telah didiskusikan bersama kelompoknya untuk dikerjakan di depan kelas. Guru melihat ada banyak siswa yang mengangkat tangan keatas untuk dapat mengerjakan di depan kelas. Guru menunjuk tiga orang siswa dari beberapa siswa yang mengajukan dirinya untuk mengerjakan di depan kelas. Tiga orang siswa tersebut mengerjakan satu soal yang sama sehingga muncul berbagai pemikiran yang berbeda. Soal selanjutnya juga dikerjakan oleh beberapa siswa di depan kelas. Guru menutup pelajaran dengan membimbing siswa untuk merangkum hasil diskusi pada pembelajaran hari ini. Setelah hal tersebut dilakukan guru memberikan tugas rumah kepada siswa yaitu permasalahan nomor 6 halaman 101 pada buku M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga. Guru memberitahukan kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan tes dengan materi keliling dan luas untuk bangun datar persegi, persegi panjang, segitiga dan jajargenjang. Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam. Siklus I, pertemuan 4 (Jumat/30 Maret 2010) Pertemuan keempat siklus I dilaksanakan pada tangagal 30 Maret pada pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul 11.05 WIB. Pada pertemuan keempat guru memberikan tes kemampuan berpikir kreatif. Tes tersebut berbentuk 3 soal urain yang berisi materi pembelajaran pada siklus pertama dengan aspek berpikir kreatif dan pemecahan masalah. Siswa diberi waktu untuk belajar selama 10 menit untuk mengingkat kembali tentang materi yang telah dipelajari di rumah. Setelah selesai guru menyuruh siswa untuk memasukkan semua buku yang ada di atas meja ke dalam laci atau tas. Guru membagi lembar soal dan lembar jawab secara bersamaan. Guru memperingatkan kepada siswa untuk tidak meminta atau memberi bantuan kepada teman lain dalam pengerjaan soal tes tersebut. Setelah semua mendapatkan lembar soal dan lembar jawab, guru menyuruh siswa untuk berdoa terlebih dahulu dengan dipimpin oleh guru tersebut.
210 Setelah tes akhir siklus I berjalan 70 menit, guru membagikan lembar angket berpikir kreatif untuk diisi dan dikumpulkan beserta lembar jawab tes. Waktu telah berakhir dan guru menhyuruh siswa untuk segera mengumpulkan hasil jawabanya beserta lembar angket. Setelah itu guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam. Siklus II, pertemuan 1 (Rabu/5 Mei 2010) Kegiatan pertemuan pertama siklus II yaitu guru membuka pelajaran dengan salam dan dilanjutkan dengan berdoa. Setelah berdoa guru mengabsen siswa dengan menanyakan kepada siswa siapa hari ini yang tidak masuk. Setelah mengabsen siswa guru memberikan apersepsi kepada siswa tentang bangun datar segitiga, persegi dan persegi panjang guna masuk kemateri inti yaitu keliling dan luas belah ketupat. Setelah itu guru memberi motivasi dan menegaskan tujuan dari pembelajarn kali ini. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok dengan kelompok tetap sama dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru memberikan permasalahan kepada setiap kelompok dalam bentuk LKS. Guru memberikan kesempatan kepada siswa selama 25 menit untuk berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing dan guru memberikan kesempatan kepada semua kelompok untuk bertannya kepada guru apabila ada hal-hal yang kurang dimengerti di dalam LKS. Suasana kelas pada hari ini terlihat lebih nyaman dan teratur. Siswa aktif dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru. Bahkan ada siswa yang sempat berdiskusi dengan kelompok lain untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang ada di dalam LKS. Ada siswa yang bertanya dari kelompok 4, dia bertanya “bapak, apakah soal nomor 2 itu harus dikerjakan dengan cara biasa atau dengan cara lengkap”. Guru menjawab “seperti biasa kalian mengerjakan, boleh dengan cara biasa atau dengan cara lengkap dengan satu syarat jawaban kalian mudah dimengerti oleh teman lain”. Siswa “iya pak”. Ada siswa lain yang menyahut “berarti kalau langsung hasilnya saja boleh pak?”. Guru “itu tidak boleh sebab kalian harus menjabarkan cara pengerjaannya agar teman lain yang belum paham dapat mengerti bagaimana mendapat jawaban itu”. Siswa “kalau dengan dua cara boleh pak?”. Guru “boleh anak-anak, sekarang diskusikan terlebih dahulu dengan teman kalian nanti kalau ada yang tidak paham tanyakan ke bapak”. Diskusi telah berjalan selama 15 menit ada siswa yang bertanya dari kelompok 5 mengenai permasalahan pada LKS kegiatan 2 nomor 3. Siswa bertanya “ bapak maksud dari soal nomor 3 ini bagaimana?, bingung pak. Guru : “maksudnya kalian disuruh menghitung luas daerah yang diarsir. Di dalam gambar terdapat bangun datar apa saja?”. Siswa : “bangun datar segitiga, belah ketupat, persegi dan persegi panjang pak”. Guru : “lalu yang ditanyakan dalam soal apa?”. Siswa : “Bangun yang diarsir pak”. Guru “nah bangun yang diarsir itu berbentuk bangun datar apa?, kemudian kalian hitung luasnya tiap bangun datar kemudian hasilnya?”. Siswa : “dijumlahkan pak”. Guru : “silahkan kalian hitung dan kerjakan, 5 menit lagi kita bahas”. Setelah diskusi berjalan selama 25 menit guru menghentikan jalannya diskusi dan memeberi kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan jawabanya di depan kelas. Sebagian besar kelompok mengajukan dirinya untuk dapat mengerjakan di depan kelas. Akan tetapi guru hanya memberi kesempatan kepada 3 orang siswa dari tiga kelompok yang berbeda untuk mengerjakan permasalahan nomor 1. Ternyata jawabanya benar untuk semua anak yang mengerjakan didepan kelas. Untuk permasalahan nomor 2 guru memberi
211 kesempatan kepada 2 orang siswa untuk mengerjakan di depan kelas. Ternyata ada dua cara pengerjaan dan jawabanya sama dan benar. Untuk permasalahan soal nomor 2 guru memberikan kesempatan kepada 2 orang siswa dan terdapat dua cara pengerjaan dan hasil akhirnya sama dan benar. Untuk soal nomor 3 kegiatan 2 ada tiga orang siswa yang mengerjakan dan siswa tersebut sama dengan siswa yang pertama tadi mengerjakan. Cara pengerjaannya berbeda, tetapi hasinya sama dan benar. Guru bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan tentang pemebelajaran pada hari ini. Siswa diberi kesempatan untuk merangkum hasil diskusinya. Setelah siswa merangkum, guru memberikan tugas rumah kepada siswa yaitu permasalahan nomor 6 halaman 106 pada buku M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga yang merupakan buku pegangan siswa. Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam Siklus II, pertemuan 2 (Kamis/6 Mei 2010) Pertemuan kedua siklus II yaitu guru membuka pembelajaran dengan salam dan dilanjutkan dengan berdoa. Setelah berdoa guru mengabsen siswa dan memberikan motivasi kepada siswa serta menegaskan tujuan dari pembelajaran kali ini. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok dengan kelompok tetap sama dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru memberikan permasalahan kepada setiap kelompok dalam bentuk LKS. Guru memberikan kesempatan kepada siswa selama 25 menit untuk berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing dan guru memberikan kesempatan kepada semua kelompok untuk bertannya kepada guru apabila ada hal-hal yang kurang dimengerti di dalam LKS. Pada waktu pembagian kelompok ada siswa yang berkata bahwa siswa tersebut telah bosan dengan kelompok dan permasalahan yang ada dalam LKS. Kemudian guru menegaskan lagi bahwa pembelajaran seperti ini yang paling efektif dalam pembelajaran matematika di SMP. Sebab akan melatih siswa untuk lebih aktif dan lebih kreatif. Siswa tersebut kemudian mengikuti anjuran guru dan kembali menempatkan diri pada kelompoknya. Guru membagikan LKS kepada siswa dan guru menyuruh siswa untuk berdiskusi dalam mengerjakan permasalahan yang ada dalam LKS. Suasana diskusi sangat ramai, akan tetapi ramai dalam hal positif yaitu saling bertukar pikiran mengenai permasalahan yang ada dalam LKS. Ada siswa yang hiperaktif dan mengajukan diri untuk segera mengerjakan permasalah nomor 1 di depan kelas. Akan tetapi guru menanggapi siswa tersebut untuk menunggu teman yang lain dan mengerjakan permasalahan nomor selanjutnya. Guru mengelilingi kelas untuk mengecek apakah siswa-siswa mengerjakan LKS atau hanya bermain-main saja. Ternyata siswa-siswa masih aktif dalam berdiskusi. Sesampainya guru di kelompok 4 ada siswa yang bertanya “bapak nomor dua itu disuruh mencari luas layang-layang pak?”. Guru : “iya benar, apakah sudah dikerjakan?”. Siswa: “ini pak yang dimaksud dengan memberi nama terlebih dahulu itu apa?”. Guru: “itu maksudnya adalah pemberian simbol pada setiap titik sudutnya, misalnya ABCD atau RSTU”. Siswa : “iya pak, terima kasih”. Guru: “segera dikerjakan”. Guru kemudian kembali kedepan kelas karena ada yang bertanya lagi dari siswa yang berkelompok di depan kelas. Siswa bertanya “bapak diagonal layang-layang pada soal nomor 2 itu berapa pak?”. Guru : “kalian cermati dahulu pertanyaan yang dimaksud dan keterangan dalam soal tersebut”. Siswa: “belum paham pak”. Guru: “di soal terdapat keterangan bahwa
212 satu petak pada gambar mewakili 1cm. jadi panjang diagonalnya berapa petak atau berapa centimeter?”. Siswa : “12cm dan 14cm pak”. Guru : “nah itu kalian bisa, segera selesaikan soal selanjutnya”. Siswa : “iya pak”. Setelah 25 menit guru menghentikan jalannya diskusi dan memberikan intruksi kepada siswa untuk mengerjakan hasil diskusinya di depan kelas. Hampir semua kelompok mengajukan diri untuk mengerjakan di depan kelas. Akan tetapi guru hanya menunjuk 3 orang siswa untuk mengerjakan permasalahan nomor 1. Jawaban dari ketiga siwa tersebut berbeda karena cara pengerjaan mereka berbeda. Kemudian guru menjelaskan kenapa jawabanya dapat berbeda, itu semua disebabkan ada 2 orang siswa yang salah dalam melakukan operasi pembagian. Setelah semua siswa memperbaiki jawabanya kemudian guru memberi kesempatan kembali bagi siswa yang ingin mengerjakan pekerjaannya di depan kelas. Kemudian ada 2 orang siswa yang mengajukan diri dan guru menyuruh mereka untuk mengerjakan di depan kelas. Kedua siswa tersebut mengerjakan dengan cara yang berbeda, tetapi mempunyai jawaban yang sama. Karena waktu habis guru menghentikan presentasinya untuk hari ini dan siswa disuruh untuk mengerjakan soal yang belum dibahas di rumah masing-masing. Sebelum siswa beranjak dari tempat duduk, guru meminta tambahan waktu 5 menit untuk menyimpulkan pembelajaran pada pertemuan ke 2 siklus II. Siswa mengikuti anjuran guru dan siswa kembali duduk dan merangkum kesimpulan pembelajaran pada hari ini. Setelah selesai merangkum guru memberi tugas rumah kepada siswa yaitu permasalahan no 6 halaman 109 pada buku M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga yang merupakan buku pegangan siswa. Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam. Siklus II, pertemuan 3 (Rabu/12 Mei 2010) Kegiatan pendahualuan pertemuan ketiga siklus II yaitu guru membuka pembelajaran dengan salam dan dilanjutkan dengan berdoa. Guru mengabsen siswaterlebih dahulu kemudian guru memberikan apersepsi kepada siswa tentang bangun datar segitiga, belah ketupat, dan layang-layang guna masuk kemateri inti yaitu keliling dan luas trapesium. Setelah itu guru memberi motivasi kepada siswa, bahwa belajar mengenai keliling dan luas trapesium sangatlah bermamfaat. Kemudian guru menjelaskan mengenai tujuan dari pembelajaran keliling dan luas trapesium. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok dengan kelompok tetap sama dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru memberikan permasalahan kepada setiap kelompok dalam bentuk LKS. Guru memberikan kesempatan kepada siswa selama 25 menit untuk berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing dan guru memberikan kesempatan kepada semua kelompok untuk bertannya kepada guru apabila ada hal-hal yang kurang dimengerti di dalam LKS. Keadaan awal pada pertemuan ketiga siklus II cenderung kondusif dan teratur. Siswa menempatkan diri terhadap kelompoknya masingmasing dengan rapi dan tidak gaduh. Guru memberikan masukan bahwa pembelajaran hari harus lebih aktif dan kondusif dari pada pertemuan sebelumnya. Guru mengucapkan terima kasih karena telah membentuk kelompok dengan rapi tanpa membuat gaduh. Kemudian guru menyuruh siswa untuk menggunakan nomor absen yang digunakan pada pertemuan sebelumnya.
213 Guru mengawasi jalannya diskusi dengan berkeliling hingga ke belakang kelas dan mengecek apakah ada siswa yang tidak berdiskusi. Siswa kelihatan lebih aktif daripada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Itu dapat dilihat dengan keseriusan siswa dalam menjalani diskusi kelompok dan berbagai pertanyaan kepada guru tentang permasalahan yang ada pada LKS. Ada salah satu siswa dari kelompok 4 yang menanyakan tentang permasalahan nomor 2. Siswa bertanya “bapak soal nomor 2 itu cara pengerjaannya bagaimana?”. Guru : “kalian cermati bangun apa saja yang ada pada gambar terlebih dahulu, lalu kalian aplikasikan pengetahuan kalian tentang bangaimana cara menghitung bangun yang terdapat pada gambar sehingga nantinya akan didapatkan rumus untuk menghitung luas trapesium. Selanjutnya untuk soal nomor (2.b) kalian hitung luas trapesium dengan rumus luas trapesiumk yang kalian peroleh atau dengan penjabaran rumus lain sehingga mendapatkan hasil yang benar. Waktu pembelajaran pada pertemuan ketiga siklus II sempit, oleh karena itu guru menghentikan jalannya diskusi setelah melihat waktu hampir habis. Guru menghentikan jalannya diskusi 15 menit sebelum jam pelajaran berakhir. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan di depan kelas. Beberapa siswa mengejakan hasil diskusinya di depan kelas dan dievaluasi bersama-sama dengan siswa. Bagi siswa yang menjawab salah guru menyuruh siswa untuk membetulkan jawabanya. Setelah semua soal dibahas, guru bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran hari ini. Guru menyuruh siswa untuk merangkum dan memahami hasil diskusi. Setelah selesai guru memberitahukan kepada siswa, bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan ujian dengan materi keliling dan luas bangun datar. Guru menyarankan siswa untuk lebih giat dalam belajar sehingga hasil dari ujiannya bagus. Sebelum mengakhiri pembelajaran guru meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan pada buku M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga halaman 116-118, yang ada pada buku pegangan siswa untuk dikerjakan di rumah sebagai latihan. Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam Siklus II, pertemuan 4 (Jumat/14 Mei 2010) Pada pertemuan keempat siklus II guru memberikan tes kemampuan berpikir kreatif. Tes tersebut berbentuk 3 soal urain yang berisi materi pembelajaran pada siklus pertama dan kedua dengan aspek berpikir kreatif dan pemecahan masalah. Siswa diberi waktu untuk belajar selama 10 menit untuk mengingkat kembali tentang materi yang telah dipelajari di rumah. Setelah selesai guru menyuruh siswa untuk memasukkan semua buku yang ada di atas meja ke dalam laci atau tas. Guru membagi lembar soal dan lembar jawab secara bersamaan. Guru memperingatkan kepada siswa untuk tidak meminta atau memberi bantuan kepada teman lain dalam pengerjaan soal tes tersebut. Setelah semua mendapatkan lembar soal dan lembar jawab, guru menyuruh siswa untuk berdoa terlebih dahulu dengan dipimpin oleh guru. Setelah tes akhir siklus II berjalan 70 menit, guru dan peneliti membagikan lembar angket berpikir kreatif untuk diisi dan dikumpulkan beserta lembar jawab tes. Waktu telah berakhir dan guru menyuruh siswa untuk segera mengumpulkan hasil jawabanya beserta lembar angket. Setelah itu guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam.
214
Daftar nama angota kelompok No Absen 4 15 16 22 28 No Absen 3 14 17 21 No Absen 2 6 9 13 No Absen 8 19 36 34
Kelompok 1 Nama Anggita Nurjanah Farizfika Eva Damaratri Fitria Nur Khasanah Nenni Susetyowati Saida Dita Hanifawati Kelompok 3 Nama Ana Astika Fahrisa Rahma Nurina Hanindya Rina Hanifa Nazula Choiriyah Nugroho Kelompok 5 Nama Aisa Oktifani Annas Yuda Laksana Azizah Khairunnisa I Eni Dewiyanti Kelompok 7 Nama Arif Rohman S.R Muh. Roby Wijayantoro Zulvichar Eki Dwi P Yoga Adi Pradana
No Absen 5 18 26 27 35 No Absen 23 25 30 32 No Absen 7 12 24 29 No Absen 1 10 20 31
Kelompok 2 Nama Anisa Septiyani Bhima Alesandro Rizki Nur Rahayu Rusyda Faza Wulaningrum Yulinda Putriana Kelompok 4 Nama Nila Asa Femilia Rifa Pangesti Titis Safitri Wulandari Rahmadini Kelompok 6 Nama Ardiyani Dewanti Catur Dhamayanti Nur Tri Hidayati Salsabila Azziesta R Kelompok 8 Nama Aby Aziz Pratama Bhima Alesandro Muhammad Kevin Dovara Wastudiawan Swidho