EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP PONDOK MODERN SELAMET KENDAL PADA MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA TAHUN 2010/2011
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Disusun oleh: MULI’ATUNNI’AM 63811016
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
i
KEMENTERIAN AGAMA R.I. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp. 024-7601295 Fax 7615387 PENGESAHAN Naskah skripsi dengan: Judul
: Efektifitas Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Terhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar Kelas VIII SMP Pondok Modern Selamat Kendal Pada Materi Pokok Sistem Peredaran Darah Pada Manusia Tahun 2010-2011. Nama : Muli’atunni’am NIM : 063811016 Jurusan : Tadris Biologi Program Studi : Tadris Biologi telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Biologi.
Semarang, 13 Juni 2011 DEWAN PENGUJI Ketua,
Sekretaris,
Drs. Achmad Suja’i, M.Ag NIP:19511005 197612 1 001
Nur Khasanah, S.Pd., M.Kes NIP.1975111 320050 1 2001
Penguji I,
Penguji II,
Dr. Ruswan, M.A. NIP: 19680424 199303 1 004
Lianah, M.Pd. NIP: 13191497 300000 2000
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Nur Khasanah, S.Pd., M.Kes. NIP.1975111 320050 1 2001
Drs. Wahyudi, M.Pd. NIP: 19680314 199503 1001
ii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Telp/ Fax (024)7601295, 7615387 Semarang, 08 April 2011
NOTA PEMBIMBING Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul
: Efektifitas Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal Pada Materi Pokok Sistem Peredaran Darah Tahun 2010/2011
Nama
: Muli’atunni’am
NIM
: 063811016
Jurusan
: Tadris Biologi
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb Pembimbing I
Nur Khasanah, S. Pd. M.Kes NIP.1975111 320050 1 2001
iii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Telp/ Fax (024)7601295, 7615387 Semarang, 08 April 2011
NOTA PEMBIMBING Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul
: Efektifitas Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal Pada Materi Pokok Sistem Peredaran Darah Tahun 2010/2011
Nama
: Muli’atunni’am
NIM
: 063811016
Jurusan
: Tadris Biologi
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb Pembimbing II
Drs. Wahyudi, M. Pd
iv
ABSTRAK Muli’atunni’am (NIM: 063811016), Efektifitas Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Terhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal Pada Materi Pokok Sistem Peredaran Darah Manusia. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui: Apakah pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih efektif dari pada pembelajaran konvensional (ceramah) terhadap keaktifan dan hasil belajar biologi kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal pada materi pokok sistem peredaran darah manusia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan desain true experimental design. Bentuk design true experimental dalam penelitian ini adalah pretest-postest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas VIII B sebagai kelas eksperimen, kelas VIII C sebagai kelas kontrol dan kelas VIII E sebagai kelas uji coba. Dalam penelitian ini kedua kelompok diberi pre test untuk mengetahui keadaan awal. Selanjutnya pada kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran biologi dengan menggunakan pembelajaran Numbered Head Together (NHT) sedangkan pada kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional (ceramah) pada materi pokok sistem peredaran darah pada manusia. Dan saat pembelajaran berlangsung keaktifan peserta didik diamati. Setelah pembelajaran selesai, kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol diberi tes akhir yang sama. Tes akhir dan hasil observasi keaktifan inilah yang digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar dan keaktifan peserta didik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes, metode observasi, dan metode dokumentasi. Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar, metode observasi digunakan untuk mengamati keaktifan dalam proses pembelajaran, sedangkan metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh gambaran umum dan data peserta didik. Instrumen tes sebelum digunakan, untuk mendapatkan data yang obyektif terlebih dahulu di lakukan uji coba untuk pengujian validitas, reabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran. Data hasil penelitian yang terkumpul, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik. Pengujian hipotesis menggunakan analisis uji-t. Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen postes adalah 70,09 dan kelompok kontrol adalah 60,46 berdasarkan uji perbedaan rata-rata pihak kanan, diperoleh hasil belajar thitung = 4,460 dan tabel = 1,67. Karena thitung > tabel, berarti Ho di tolak. karena hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol yang tidak mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT), maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) berpengaruh positif terhadap hasil belajar biologi materi pokok sistem peredaran darah pada manusia siswa kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal. v
TRANSLITERASI ARAB LATIN Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/Untuk1987. Penyimpangan penulisan kata sandang (al-) disengaja secara konsisten agar sesuai teks Arabnya.
ﺍ
A
ﻁ
t}
ﺏ
B
ﻅ
z}
ﺕ
T
ﻉ
‘
ﺙ
s|
ﻍ
Gh
ﺝ
j
ﻑ
F
ﺡ
h}
ﻕ
Q
ﺥ
kh
ﻙ
K
ﺩ
d
ﻝ
L
ﺫ
z|
ﻡ
M
ﺭ
r
ﻥ
Dan
ﺯ
z
ﻭ
W
ﺱ
s
ﻩ
H
ﺵ
sy
ﺀ
’
ﺹ
s}
ﻱ
Y
ﺽ
d}
Bacaan madd:
Bacaan diftong:
a> = a panjang
ﻭ = ﹶﺍau ﻱ = ﹶﺍa
i> = I panjang u> = u panjang
vi
DEKLARASI (PERNYATAAN)
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Muli’atunni’am
NIM
: 063811016
Jurusan/Program Studi : Tadris Biologi
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran orang lain kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan sumbernya.
Semarang, 08 April 2011 Deklarator,
Muli’atunni’am NIM. 063811016
vii
MOTTO ∩⊆⊃∪ 3“tムt∃ôθy™ …çµuŠ÷èy™ ¨βr&uρ ∩⊂∪ 4tëy™ $tΒ āωÎ) Ç≈|¡ΣM∼Ï9 }§øŠ©9 βr&uρ ∩⊆⊇∪ 4’nû÷ρF{$# u!#t“yfø9$# çµ1t“øgä† §ΝèO 39. Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, 40. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). 41. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.1(Qs. An-Najm : 39-41).
1
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Bandung: CV. Diponegoro, 2005), hlm. 421-422
viii
PERSEMBAHAN
Dengan keikhlasan hati yang diiringi rasa syukur kehadirat Ilahi Robbi, karya ilmiah ini penulis persembahkan untuk: 1. Ayahanda Bp. Moh.Fadhilah dan ibunda tercinta Ibu Siti Aisyah serta ibu Wiwik Wuryanti, yang selalu ikhlas mencurahkan kasih sayang, bimbingan, perhatian dan do’anya untukku. 2. Keluarga besarku tercinta, terima kasih atas perhatian serta dukungan semangat baik moral, material maupun spiritual. 3. The Big Family of Biologi ‘06, yang selalu kompak dalam menempuh perjuangan di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 4. Kakak-kakak dan adik-adikku tadris biologi yang telah membantu dan semoga tetap semangat untuk mengembangkan dan memajukan tadris biologi. 5. Segenap jajaran staf guru dan karyawan SMP Pondok Modern Selamet Kendal. 6. Sahabat-sahabat ku (Fitri, Aki, Murni, Fathul, Eka, Aida dan sahabat-sahabat lain yang tidak bias saya sebutkan) yang selalu sedia memberikan motivasi dan dorongan. 7. Untuk semua yang: “yang selalu memberi arti”.
Semoga Allah swt membalas budi baik semuanya. Amiin…
ix
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Dengan mengucap Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah pada setiap ciptaan-Nya. Tak lupa salawat serta salam penulis sanjungkan kepada nabi agung Muhammad SAW atas syafa’at yang diberikan kepada seluruh umatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Efektifitas Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal Pada Materi Pokok Sistem Peredaran Darah Tahun 2010/2011. Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bantuan dan peran serta dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih kepada: 1) Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Dr. Suja’i, M. Ag. 2) Ketua Jurusan Tadris MIPA dan Bahasa Inggris IAIN Walisongo Semarang Drs. Wahyudi, M. Pd 3) Ketua Prodi Biologi Jurusan Tadris MIPA Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Hj. Nur Khasanah, S.Pd, M. Kes. 4) Pembimbing I (Hj. Nur Khasanah, S.Pd., M. Kes) dan pembimbing II (Bp Wahyudi, M .Pd) yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 5) Dosen Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan bekal ilmu selama menjadi mahasiswa di IAIN Walisongo Semarang. 6) Kepala SMP Pondok Modern Selamet Kendal Bp Abdul Muid, S.S yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian. 7) Sukron Munir, S.Pd, guru mata pelajaran Biologi kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. 8) Peserta didik kelas VIII SMP Pondok Moden Selamet Kendal yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian.
x
9) Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, dorongan serta bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada beliau-beliau yang telah bersedia membantu. Atas kebijaksanaannya kepada penulis dalam penyusunan skripsi. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan penulisan di masa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan memberikan masukan bagi pembaca.
Semarang, 08 April 2011 Penulis,
Muli’atunni’am 063811016
xi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii ABSTRAK .......................................................................................................
v
TRANSLITERASI ARAB LATIN …………………………………………... vi HALAMAN DEKLARASI ............................................................................. vii HALAMAN MOTTO ..................................................................................... viii HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... ix KATA PENGANTAR ....................................................................................
x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ............................................................................
3
C. Penegasan Istilah……………………………………………………. 4 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................
6
BAB II: LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Landasan Teori ...............................................................................
8
1. Belajar dan Pembelajaran …………………………. ..................
8
2. Keaktifan …………………. ......................................................
11
3. Hasil belajar ................................................................................
13
4. Model Pembelajaran Kooperatif .................................................
18
5. Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) ........................
21
6. Materi Pokok Sistem Perdaran Darah .........................................
23
7. Penerapan Pembelajaran Numbered Head Together pada Pembelajaran Biologi ................................................................. xii
36
B. Penelitian yang Relevan ................................................................ ..
39
C. Pengajuan Hipotesis ...................................................................... ..
40
BAB III: METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian .............................................................................
42
B. Waktu dan Tempat Penelitian ..........................................................
42
C. Rancangan Penelitian .......................................................................
43
D. Variabel Penelitian ............................................................................
44
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................
44
F. Teknik Analisis Data ........................................................................
45
BAB IV: HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................
51
B. Pengujian Hipotesis ..........................................................................
51
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................................
58
D. Keterbatasan Penelitian ....................................................................
60
BAB V: SIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................
62
B. Saran .................................................................................................
62
C. Penutup .............................................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Eritrosit (sel darah merah)........................................................
25
Gambar 2.2
Pembuluh Darah Arteri, Vena dan Kapiler ..............................
27
Gambar 2.3
Sel Darah Merah ......................................................................
29
Gambar 2.4
Sel Darah Putih ........................................................................
30
Gambar 2.5
Skema Pembekuan Darah ........................................................
31
Gambar 2.6
Peredaran darah ........................................................................
32
Gambar 3.7
Pretest dan Postest ....................................................................
42
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ...................................
20
Tabel 2.2 Golongan Darah .............................................................................
34
Tabel 2.3 Kecocokan tranfusi darah ...............................................................
35
Tabel 4.1 Prosentase kesukaran butir soal .....................................................
52
Table 4.2 Prosentase daya beda butir soal…………………………………… 53 Table 4.2 Prosentase daya beda butir soal…………………………………… 53
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar nama kelas uji coba. 2. Daftar nama kelompok eksperimen dan kontrol 3. Daftar nama kelompok NHT 4. Rubrik skor keaktifan peserta didik 5. Rekapitulasi keaktifan peserta didik 6. Nilai pretes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 7. Nilai postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 8. Uji normalitas nilai pretes kelompok eksperimen. 9. Uji normalitas nilai pretes kelompok kontrol. 10. Uji homogenitas data pretes antara kelompok eksperimen dan kelompok control. 11. Uji perbedaan 2 rata-rata pretes antara kelompok eksperimen dan kelompok control. 12. Uji normalitas nilai postes kelompok eksperimen. 13. Uji normalitas nilai postes kelompok kontrol. 14. Uji homogenitas data hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok control. 15. Uji perbedaan 2 rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok control. 16. Hasil Analisis validitas, reliabilitas, daya perbedaan dan indeks kesukaran soal 17. Perhitungan validitas tes. 18. Perhitungan reabilitas tes. 19. Perhitungan tingkat kesukaran soal. 20. Perhitungan daya beda soal. 21. Kisi-kisi soal uji coba 22. Soal uji coba 23. Jawaban soal uji coba 24. Soal pretest dan postes 25. Jawaban soal pretest postes 26. Soal NHT dan jawabannya
xvi
27. RPP kelas eksperimen 28. RPP kelas control. 29. Lampiran lain-lain
xvii
1
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG Pada dasarnya pendidikan merupakan proses pengembangan potensi manusia baik fisik maupun psikis. Dalam diri manusia terdapat beberapa potensi (fitrah), dimana potensi-potensi tersebut tidak dapat berkembang dengan baik tanpa adanya proses pengembangan dengan kegiatan pendidikan. Dan untuk menghadapi era kompetensi sekarang ini. Pendidikan perlu mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik agar mampu bertindak atau belajar secara mandiri, memiliki pengetahuan yang mantap dan mampu berkomunikasi dengan orang lain dengan baik. Oleh karena itu keaktifan peserta didik untuk belajar mandiri dan mampu menyampaikan temuannya kepada orang lain perlu dilatih dan dikembangkan agar perubahan positif tersebut dapat menjadikan peseta didik mampu bersaing dan mampu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi secara mandiri. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berfikir kritis dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan. Untuk dapat mengaktifkan peserta didik. Pengajar dapat merekayasa pembelajaran secara sistematis,
sehingga
merangsang
keaktifan
peserta
didik
dalam
pembelajaran.1 Oleh sebab itu dalam pembelajaran guru sebaiknya menggunakan suatu strategi pembelajaran yang membuat peserta didik banyak beraktivitas. Untuk menjadikan peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran dan
dapat
mengembangkan
kemampuan
untuk
belajar
mandiri,
menyampaikan temuan serta berkomunikasi dengan orang lain, maka pola pembelajaran yang selama ini berlangsung haruslah diubah. Pola tipe pembelajaran yang terjadi sekarang ini adalah peserta didik hanya sebagai 1
Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press,2007),
hlm.77
1
2
objek pembelajaran yang mengakibatkan peserta didik bersifat dan hanya berpusat pada guru (teacher centered)2. Pembelajaran yang demikian ini sudah saatnya untuk diubah. Peserta didik haruslah lebih aktif dalam pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran tercapai, maka guru perlu memilih model pembelajaran yang tepat, guru hendaknya memilih atau menggunakan strategi pendekatan, dan metode yang sesuai dengan materi yang melibatkan peserta didik aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial. Sehingga kemahiran dalam menguasai materi yang diharapkan dapat dioptimalisasikan. Berdasarkan observasi awal di kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal diketahui hampir 80 % proses pembelajaran terpusat pada guru dan siswa kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran, selain itu hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal pada materi sistem peredaran darah kurang optimal. Hal ini disebabkan guru dalam menyampaikan materi kurang adanya variasi metode dan media pembelajaran, sehingga proses pembelajaran terkesan monoton dan kurang melibatkan siswa secara aktif.
Pada saat ini banyak dikembangkan model-model pembelajaran. Model-model pembelajaran tersebut sangat bergantung pada tujuan yang akan di capai oleh guru. Salah satu model pembelajaran yang dapat meng akomodasi kepentingan untuk mengkolaborasi pengembangan diri di dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT). Model pembelajaran kooperatif menerapkan ide bahwa peserta didik bekerjasama untuk belajar dan bertanggung jawab terhadap pembelajaran teman
sekelompoknya
dan
juga
sekaligus
bertanggungjawab
atas
pembelajaran untuk dirinya sendiri. Pembelajaran kooperatif terjadi ketika peserta didik bekerja sama dalam kelompok kecil (kelompok belajar)untuk saling membantu dalam belajar. Sehingga menciptakan sebuah resolusi 2
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Surabaya: Prestasi Pustaka, 2009) hlm 41
3
pembelajaran di kelas, dengan tidak ada lagi sebuah kelas yang sunyi selama proses pembelajaran3. Numebered Heads Together (NHT) merupakan model pembelajaran kooperatif yang dapat merangsang pola interaksi dan keaktifan peserta didik, karena setiap peserta didik mempunyai tanggung jawab secara individual terhadap pembelajaran dalam diskusi kelompok, sehingga menjadikan peserta didik selalu siap dan tidak lagi bergantung pada temannya. Dalam Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT). Peserta didik dikelompokkan dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 peserta didik dan diberi nomor. Selanjutnya dalam pembelajaran ini peserta didik diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan anggota kelompok dalam memecahkan masalah, menyampaikan temuannya, bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya serta membantu kelompok lain dalam menyelesaikan masalah melalui tanggapan. Sehingga peserta didik diharapkan dapat memahami dan menerapkan konsep serta dapat lebih aktif dalam pembelajaran. Berdasar uraian latar belakang di atas, maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian dengan judul “Efektifitas Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar dan keaktifan Peserta Didik Kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal
Pada Materi Pokok
Sistem Peredaran Darah Tahun Pelajaran 2010/2011”
B.
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : Apakah model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih efektif dari Pembelajaran konvensional (ceramah) terhadap hasil belajar dan keaktifan peserta didik kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal pada materi pokok sistem peredaran darah pada manusia?
3
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, hlm 41
4
C.
PENEGASAN ISTILAH 1. Efektifitas Dalam kamus besar bahasa Indonesia, efektif berarti baik, hasilnya, tepat, benar dapat membawa hasil dan berhasil guna.4 Jadi
yang
dimaksud dengan efektifitas adalah suatu yang dapat membawa hasil atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. 2. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang bernaung dalam teori kontruktivis yang menginginkan peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran kelompok.5 3. Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) Pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together (NHT) merupakan teknik pembelajaran yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Pembelajaran ini membagi siswa dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang dengan masing-masing siswa mendapat nomor 1-5 untuk mendiskusikan tugas yang diberikan guru. 4. Hasil belajar Biologi Untuk memperoleh hasil belajar perlu adanya evaluasi hasil belajar, yaitu keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha. Bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil di sini menunjukkan sesuatu yang dicapai oleh seseorang yang belajar dalam selang waktu tertentu. Hasil belajar di sini yang dimaksud pada dasarnya adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
4
Departemen pendidikan Nasional, kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga (Jakarta : Balai pustaka,2005),hlm.284 5
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi, halm.41
5
pengalaman belajarnya, yang dinyatakan dengan angka dan diukur dengan tes hasil belajar. Benyamin Bloom mengatakan ada tiga aspek hasil belajar, yang meliputi : a) Kognitif (intelektual) b) Afektif (sikap dan nilai) c) Psikomotor (kemampuan/keterampilan bertindak/berperilaku). Aspek kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan (ingatan), pemahaman, aplikasi, analisis dan evaluasi. Aspek afektif berkenaan dengan sikap, yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Aspek psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak6. 5. Keaktifan Keaktifan menurut kamus bahasa Indonesia adalah kegiatan.7 Keaktifan dalam penelitian ini yaitu kegiatan belajar peserta didik. Keaktifan belajar adalah kegiatan peserta didik yang dilakukan dalam proses belajar mengajar. Dalam melakukan aktivitas belajar seseorang akan berinteraksi dengan sumber-sumber belajar baik yang sengaja dirancang maupun yang dimanfaatkan. 6. Sistem Peredaran Darah Pada Manusia Sistem Peredaran darah
Pada Manusia merupakan salah satu
materi dalam KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) untuk mata pelajaran Biologi yang dipelajari peserta didik kelas VIII di tingkat SLTP atau sejenisnya. Sistem peredaran darah terdiri dari darah dan alat peredaran darah. Darah terdiri dari bagian yang berupa cairan dan bagian yang berupa sel-
6
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,1999) Cet V1,hlm 22-23. 7
Tim penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai pustaka, 2005)cet.3, hlm.23
6
sel darah. Alat peredaran darah terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Pembuluh darah meliputi pembuluh darah arteri, vena dan pembuluh darah kapiler.8
D.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mendapatkan hasil pengujian empiris di lapangan sejauh mana efektifitas pelaksanaan model Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran sistem peredaran darah di kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal tahun ajaran 2010/2011. b. Untuk membuktikan implikasi model Numbered Heads Together (NHT) terhadap keaktifan peserta didik dalam pembelajaran sistem peredaran darah di kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal tahun ajaran 2010/2011. 2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi peserta didik Dalam mengikuti proses belajar mengajar peserta didik dapat menerapkan prinsip kerjasama dalam kelompoknya serta dapat meningkat hasil belajar. b. Bagi guru Guru memperoleh inovasi dengan model pembelajaran yang lebih efektif dalam pembelajaran biologi dan sebgai bahan untuk meningkatkan kualitas pengajaran biologi di sekolah. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan berharga bagi sekolah dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan proses pembelajaran biologi yang lebih efektif 8
hlm.102
Istamar Syamsuri, dkk, IPA Biologi untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007),
7
d. Bagi peneliti Peneliti memperoleh data yang dapat menjawab permasalahan yang ada dan mendapat pengalaman menerapkan pembelajaran kooperatif model Numbered Heads Together (NHT) yang dapat diterapkan dikemudian hari saat sudah menjadi guru.
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A.
LANDASAN TEORI 1. Belajar dan Pembelajaran a. Belajar Belajar merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batas usia dan berlangsung seumur hidup (long live educational).1 Sudjana berpendapat, belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek–aspek yang ada pada individu yang belajar. Selain itu menurut Crobach di dalam bukunya Educational Psychology menyatakan bahwa: Learning is shown by a change in behavior as a result of experience (belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman) (Crobach, 1954: 47). Jadi menurut Crobach belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu peserta didik mempergunakan panca indranya.2 Sejalan dengan perubahan paradigma dalam belajar, belajar tidak efektif jika anak duduk dengan manis di kelas sementara guru menjejali anak dengan berbagai hal, namun belajar saat ini memiliki kecenderungan dengan istilah belajar aktif yang merupakan suatu pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui caracara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. Untuk dapat
1
Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), (Ciputat: Gaung Persada Press, 2009), hlm. 106 2
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Press, 2010), hlm. 231
8
9
mencapai hal tersebut, kegiatan pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar bermakna bagi siswa. Belajar yang bermakna terjadi bila siswa berperan secara aktif dalam proses belajar dan akhirnya mampu memutuskan apa yang akan diajari. Belajar aktif merupakan perkembangan dari teori Dewey Learning by Doing. Dewey tidak menyukai role learning ”belajar dengan menghafal”. Dewey menerapkan prinsip-prinsip learning by doing, yaitu bahwa siswa perlu terlibat dalam proses belajar secara spontan. Keingintahuan siswa akan hal-hal yang belum diketahuinya mendorong keterlibatan secara aktif dalam suatu proses belajar. Menurut Dewey, guru berperan untuk menyediakan sarana bagi siswa untuk dapat belajar. Dengan peran serta siswa dan guru dalam belajar aktif, akan tercipta suatu pengalaman belajar yang bermakna. Belajar aktif mengandung berbagai kiat yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan belajar aktif pada diri siswa dan menggali potensi siswa dan guru untuk sama-sama berkembang dan berbagi pengetahuan, keterampilan serta pengalaman.3 Dalam belajar aktif, peserta didik tidak hanya sekedar mendengar, tetapi lebih dari itu, peserta didik harus membaca, menulis, diskusi dan terlibat dalam pemecahan masalah yang dihadapi. Proses pembelajaran tidak hanya mencakup aspek kognitif (pengetahuan), tetapi juga emosional, sosial, fisik, dan spiritual. Dengan demikian, pembelajaran aktif akan bermuara pada peningkatan kemampuan untuk merasakan (emotions), menyadari (awarenesses) dan bertindak (actions). Peserta didik dapat memadukan keseluruhan dari proses belajar. Mulai dari mengalami (experiencing), mengungkapkan (publishing), menggeneralisasi (generalizing), hingga menerapkan (applying).
3
Asep Jihad, dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2009), hlm. 2-11
10
Dengan belajar aktif, peserta didik turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Sehingga peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan dan akhirnya hasil belajar dapat tercapai secara maksimal. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar aktif bersifat edukatif, pengembangan, terapeutik dan rekreaktif. Bersifat edukatif karena peserta didik dipandu untuk menyadari adanya kebutuhan untuk menambah pengetahuan mengenai konsep baru. Bersifat pengembangan dimaksudkan guna mengembangkan dan meningkatkan karakteristik-karakteristik yang dinalai positif (baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik). Pada saat peserta didik melakukan aktivitas experiencing (pengalami), peserta didik terlibat secara total dalam melakukan kegiatan yang dirancang untuk menunjang penjelasan materi yang akan disampaikan. Pada tahap ‘publishing’ guru menunjukkan hal-hal yang sudah dilakukan, difikirkan, dan dirasakan. Diskusi dan generalisasi dari kelompok kecil ke peristiwa dalam kehidupan sehari-sehari akan memperlebar kesadaran (awarenesses) peserta didik sehingga terjadi peningkatan karakteristik-karakteristik positif dan akan mengurangi perilakuperilaku negatif sebagai proses terapeutik. Bersifat rekreatif, karena pembelajaran
aktif
menekankan
pada
penyegaran
kembali,
pengkreasian, sosialisasi dan melatih keterampilan baru. b. Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru. Dengan kata lain, pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan pendidik dalam rangka perubahan sikap (Suherman, 1992). Karena itu baik konseptual maupun operasional konsep-konsep
11
komunikasi dan perubahan sikap akan selalu melekat pada pembelajaran. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memudahkan siswa untuk mempelajari sesuatu yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama atau suatu hasil belajar yang diinginkan.4 Pembelajaran
aktif
adalah
suatu
pembelajaran
yang
mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar secara aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan asumsi peserta didik adalah orang yang sudah mampu berpikir kritis, dan mampu membedakan mana yang baik dan tidak baik untuk diri mereka. Disamping itu peserta didik juga dapat menggunakan kemampuan otak mereka dalam belajar tanpa harus dipaksa. Dengan alasan tersebut guru dapat melakukan pembelajaran aktif, sehingga dengan pembelajaran aktif peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Sehingga peserta akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.5 Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik (perorangan dan /atau kelompok) serta peserta didik (perorangan dan /atau kelompok) yang berinteraksi edukatif antara satu dengan lainnya. Isi kegiatan adalah bahan (materi) belajar yang bersumber dan kurikulum suatu program pendidikan. Proses kegiatan adalah langkah-langkah atau tahapan yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran.6
4
Asep Jihad, dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran,, hlm.12
5
Hisyam Zaini, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryni, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2008), hlm.xiv 6
Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komuniksi Antar Peserta Didik,(Yogyakrta: Pustaka Pelajar, 2009).hlm.14
12
2. Keaktifan Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada keaktifan, inilah yang menjadikan keaktifan merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Setiap peserta didik yang melakukan belajar harus aktif sendiri. Ia
berusaha
dengan
kemampuannya
sendiri
untuk
melakukan
pengamatan, melakukan penyelidikan, dan mendapatkan pengalaman. Sehingga dapat dikatakan tanpa ada keaktifan, maka proses belajar tidak mungkin terjadi.7 Dengan demikian jelas bahwa dalam kegiatan belajar, peserta didik harus aktif berbuat atau dengan kata lain belajar sangat membutuhkan keaktifan peserta didik agar berlangsung baik. Penilaian proses belajar mengajar terutama adalah melihat sejauh mana keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar. Keaktifan peserta didik dapat dilihat sebagai berikut.8: a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. b. Terlibat dalam pemecahan masalah c. Bertanya kepada peserta didik lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya. d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah. e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru. f. Melatih diri dalam memecahkan soal masalah. g. Kesempatan
menggunakan atau
menerapkan
apa
yang telah
diperolehnya dalam menyampaikan tugas atau persoalan yang dihadapi.
7 8
Sardiman, AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, hlm. 95
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosdakarya,2009) cet. XV, hlm.61
13
Untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada diri peserta didik, maka guru diantaranya dapat melaksanakan perilaku-perilaku berikut :9 a. Menggunakan multimedia dan multi metode b. Memberikan tugas secara individu dan kelompok c. Memberikan kesempatan pada peserta didik melaksanakan eksperimen dalam kelompok kecil d.
Memberikan tugas untuk membaca bahan belajar, mencatat halhal yang kurang jelas.
e.
Mengadakan tanya jawab. Paul B. Diendrich membuat suatu daftar yang berisi macam-
macam
kegiatan peserta didik yang antara lain dapat digolongkan
sebagai berikut :10 a.
Visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi dan sebagainya.
b.
Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, mei menyatakan,
merumuskan,
bertanya,
memberi
saran,
mengeluarkan pendapat dan sebagainya. c.
Listening activities, seperti mendengarkan, seperti mendengarkan uraian, percakapan, musik, pidato dan sebagainya.
d.
Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, menyalin dan sebagainya.
e.
Mental activities, seperti menanggapi, mengingat, menganalisa, dan sebagainya.
9
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rhineka Cipta 2006), cet.3, hlm. 62-63 10
Sardiman, AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, hlm.99
14
3. Hasil Belajar Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”.11 Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sedangkan belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Dengan demikian hasil belajar adalah hasil yang dicapai dari proses belajar-mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata, hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.12 Jadi hasil belajar adalah perwujudan kemampuan akibat perubahan perilaku yang dilakukan oleh usaha pendidikan. Kemampuan di sini menyangkut domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar atau perubahan perilaku yang menimbulkan kemampuan dapat berupa hasil utama pengajaran (instructional effect) maupun hasil sampingan pengiring (nurturant effect). Menurut Bloom Cs, beserta para penerus gagasan-gagasannya pada garis besarnya telah mengklasifikasikan tujuan pengajaran kedalam 3 ranah (tiranah) yaitu: Ranah Kognitif, Ranah Afektif dan Ranah Psikomotorik.13
11
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet. I, hlm. 44.
12
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 102. 13
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Reneka Cipta, 1991), hlm. 41.
15
a. Ranah Kognitif (cognitive domain) meliputi 6 kategori yaitu:14 1) Mengingat (recall) Tujuan instruksional pada level ini menuntut siswa untuk mampu mengingat (recall) informasi yang telah diterima sebelumnya, seperti misalnya: fakta, terminologi, rumus, strategi, pemecahan masalah, dan sebagainya. 2) Mengerti Kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Dalam hal ini siswa diharapkan menerjemahkan,
atau
menyebutkan
kembali
yang
telah
didengarkan dengan kata-kata sendiri. 3) Memakai Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. 4) Menganalisis Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesis atau kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada tidaknya
kontradiksi.
Dalam
hal
ini
siswa
diharapkan
menunjukkan hubungan di antara berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah dipelajari. 5) Menilai Menilai merupakan level ke 5 menurut revisi Anderson, yang mengharapkan siswa mampu membuat penilaian dan 14
Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Kontruktivistik Implementasi KTSP & UU. No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), hlm. 34.
16
keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu. Jadi evaluasi di sini lebih condong ke bentuk penilaian biasa dari pada sistem evaluasi. 6) Mencipta Mencipta di sini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
b. Ranah kemampuan sikap (Affective Domain) meliputi 5 kategori secara hirarkis;15 1) Menerima (Receiving) atau memperhatikan. Jenjang pertama ini akan meliputi sifat sensitif terhadap adanya eksistensi suatu phenomena tertentu atas suatu stimulus dan kesadaran yang merupakan perilaku kognitif. Termasuk di dalamnya juga keinginan untuk menerima atau memperhatikan. 2) Merespon (Responding). Dalam jenjang ini anak didik dilibatkan secara puas dalam suatu subjek tertentu, phenomena atau suatu kegiatan sehingga ia akan mencari-cari dan menambah kepuasan dan bekerja dengannya atau terlibat di dalamnya. 3) Penghargaan, pada level ini perilaku anak didik adalah konsisten dan stabil, tidak hanya dalam persetujuan terhadap suatu nilai tetapi juga pemilihan terhadapnya dan keterkaitannya pada suatu pandangan atau ide tertentu. 4) Mengorganisasikan (Organization). Dalam jenjang ini anak didik membentuk suatu sistem nilai yang dapat menuntun perilaku. ini meliputi konseptualisasi dan mengorganisasikan 5) Mempribadi (Characterization). Pada tingkat terakhir sudah ada internalisasi, nilai-nilai telah mendapatkan tempat pada diri
15
Asep Jihad dan Abdul Haris, , Evaluasi Pembelajaran,, hlm. 18.
17
individu, diorganisir ke dalam suatu sistem yang bersifat internal, memiliki kontrol perilaku. c. Ranah Psikomotorik (Psikomotorik Domain) meliputi 4 kategori yaitu sebagai berikut :16 1) Gerakan seluruh badan (gross body movement). Gerakan seluruh badan adalah perilaku seseorang dalam suatu kegiatan yang memerlukan gerakan fisik secara menyeluruh. Contohnya yaitu peserta didik sedang senam mengikuti irama musik. 2) Gerakan yang terkoordinasi (coordination movement). Yaitu gerakan yang dihasilkan dari perpaduan antara fungsi salah satu atau lebih indera manusia dengan salah satu anggota badan. Contohnya yaitu seorang yang sedang berlatih menyetir. 3) Komunikasi nonverbal (nonverbal communication). Komunikasi nonverbal adalah hal-hal yang berkenaan dengan komunikasi yang menggunakan simbol-simbol atau isyarat, misalnya; isyarat, dengan tangan, anggukan kepala, ekspresi wajah, dan lain-lain. 4) Kebolehan dalam berbicara (speech behaviors). Kebolehan berbicara dalam hal-hal yang berhubungan dengan koordinasi gerakan tangan atau gerakan badan lainnya dengan ekspresi muka dan kemampuan berbicara. Contohnya yaitu perilaku seorang yang sedang membaca deklamasi atau sajak. Perubahan salah satu atau ketiga domain yang disebabkan oleh proses belajar dinamakan hasil belajar. Hasil belajar dapat dilihat dari ada tidaknya perubahan ketiga domain tersebut yang dialami peserta didik setelah menjalani proses belajar. Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah, ranah kognitif yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pelajaran. 16
Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Kontruktivistik Implementasi KTSP & UU. No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,, hlm. 45.
18
4. Model Pembelajaran Kooperatif a. Landasan Pemikiran Pembelajaran kooperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif berasal dari kata “kooperatif”
yang artinya mengerjakan sesuatu
secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Slavin (1995) mengemukakan, “In cooperative learning method, students work together in four member team to master material initially presented by the teacher”. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Tujuan pembelajaran kooperatif adalah:17 1) Untuk meningkatkan partisipasi siswa 2) Memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok 3) Memberikan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya Pembentukan kelompok didasarkan agar peserta didik dapat teratur dan saling bekerjasama dalam kelompok. Seperti dalam firman Allah surat Al-Maidah ayat 2 sebagai berikut :
17
Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komuniksi Antar Peserta Didik,, hlm. 42.
19
4 Èβ≡uρô‰ãèø9$#uρ ÉΟøOM}$# ’n?tã (#θçΡuρ$yès? Ÿωuρ ( 3“uθø)−G9$#uρ ÎhÉ9ø9$# ’n?tã (#θçΡuρ$yès?uρ Artinya: “Dan tolong-menolonglah dalam kebajikan dan taqwa, dan janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”.18 Ayat di atas menunjukkan bahwa dianjurkan untuk saling tolong-menolong dalam hal kebajikan. Kerja kelompok dapat meningkatkan harga diri karena anggota kelompok merasa pendapatnya diterima. Hubungan teman sebaya membuat mereka merasa senang menikmati bagian dari proses belajar. Menurut Triyanto dengan bekerja secara bersama atau tolong- menolong untuk tujuan bersama, maka peserta didik akan mengembangkan
keterampilan
berhubungan
dengan
sesama
manusia yang akan sangat bermanfaat bagi lingkungan di luar sekolah19. c. Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan Pembelajaran kooperatif bertitik tolak pada pandangan John Dewey dan Herbert Thelan yang menyatakan pendidikan dalam masyarakat yang demokratis seyogyanya mengajarkan proses demokratis secara langsung. Proses demokrasi dan peran aktif merupakan ciri khas dari lingkungan pembelajaran kooperatif. Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah:20 1) Setiap anggota memiliki peran 2) Terjadi hubungan interaksi langsung antara peserta didik 3) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya
18
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 2005),
19
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, , hlm. 42
hlm. 85 20
Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komuniksi Antar Peserta Didik, hlm.27
20
4) Guru membantu mengembangkan ketrampilan-ketrampilan interpersonal kelompok, dan 5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. d. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif adalah sebagai berikut:21 Table 2.1 : Tabel langkah – langkah model pembelajaran
21
Fase
Aktivitas/Kegiatan Guru
Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase 2 Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
Fase 3 Mengorganisasi siswa ke dalam kelompokkelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
Fase 5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar siswa tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 6 Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu maupun kelompok
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik., hlm 48-49
21
5. Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) yaitu suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992) untuk melibatkan lebih banyak peserta didik dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
mengetahui pemahaman
mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Sebagai gantinya guru mengajukan pertanyaan kepada siswa dengan menggunakan empat langkah : a. Langkah 1, penomoran (numbering): guru membagi para peserta didik menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 -5 orang dan memberi mereka nomor 1-5, sehingga tiap peserta didik dalam tim tersebut memiliki nomor yang berbeda. b. Langkah 2, pengajuan pertanyaan: guru mengajukan suatu pertanyaan kepada peserta didik. Pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum, c. Langkah 3, berpikir bersama (Head Together): para peserta didik berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut, d. Langkah 4, pemberian jawaban: guru menyebutkan suatu nomor dan para peserta didik dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas Tujuan
dibentuk
kelompok
adalah
untuk
memberikan
kesempatan kepada semua peserta didik untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar dengan harapan bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Untuk menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada pembelajaran biologi dilakukan langkah-langkah : a. Peserta didik dibagi dalam kelompok heterogen 4-5 orang. Setiap peserta didik dalam kelompok mendapat nomor yang berbeda dari 1 sampai 5.
22
b. Guru
memberikan
tugas
dan
masing-masing
kelompok
mengerjakannya. Guru berkeliling mengamati kerja kelompok. c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan semua
anggota
kelompoknya
mengerjakan
dan
mengetahui
jawabannya. d. Guru berperan sebagai fasilitator dan narasumber yang membantu jika diperlukan e. Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka. f. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor lain. Menomori peserta didik bersama pembelokkannya yaitu hanya ada peserta didik yang mewakili kelompoknya tetapi sebelumnya tidak diberi tahu siapa yang akan menjadi wakil kelompok tersebut. Pembelokan tersebut memastikan keterlibatan total dari semua peserta didik.
6. Materi Pokok Sistem Peredaran Darah Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna (fi ahsan taqwim). Sempurna dalam bentuk dan rupa. Sempurna dalam derajatnya dibanding makhluk Tuhan yang lain. Sebagaimana dinyatakan Allah dalam surat At-Tin ayat 4. ٢٢
∩⊆∪ 5ΟƒÈθø)s? Ç|¡ômr& þ’Îû z≈|¡ΣM}$# $uΖø)n=y{ ô‰s)s9
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Manusia diciptakan dengan bentuk dan rupa yang sempurna. Kesempurnaan penciptaan itu salah satunya yaitu Allah menciptakan sistem transportasi dalam tubuh manusia dimana jantung sebagai alat
22
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro, 2005), Cet. 10, hlm. 478.
23
pemompa, pembuluh sebagai jalan dan darah sebagai alat pengangkut dalam tubuh manusia. Adanya alat transport ini darah dari jantung ke seluruh tubuh Pada manusia, Terjadinya sistem transport tersebut disebut Sistem peredaran darah atau sistem sirkulasi. a. Pengertian Sistem Peredaran Darah Sistem peredaran darah pada manusia adalah sistem transport yang mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh manusia. Darah membawa oksigen dan sari-sari makanan dari jantung menuju seluruh tubuh untuk menghasilkan energi. b. Fungsi Sistem Peredaran Darah Sistem peredaran darah berfungsi untuk:23 1) Sebagai alat transport : a) O2 dari paru-paru di angkut ke seluruh tubuh b) CO2 di angkut dari seluruh tubuh ke paru-paru c) Sari makanan di angkut dari jonjot usus ke seluruh jaringan yang membutuhkan. d) Zat sampah hasil metabolisme dari seluruh tubuh ke alat pengeluaran. e) Mengedarkan hormon dari kelenjar endokrin (kelenjar buntu) ke bagian tubuh tertentu. 2) Sebagai pertahanan tubuh dari infeksi kuman 3) Menjaga keseimbangan suhu tubuh
c. Struktur Alat Peredaran Darah Pada Manusia Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri.
23
hlm.105.
Istamar Syamsuri, dkk, IPA Biologi untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007),
24
1. Jantung Jantung merupakan organ pemompa yang besar yang memelihara darah melalui seluruh tubuh.24 Jantung manusia terletak di dalam rongga dada sebelah kiri, di atas diafragma. Besar jantung masing-masing orang
kira-kira sekepal
tangannya. Dari jantung darah diatur dan dialirkan
melalui
pembuluh-pembuluh darah ke seluruh bagian tubuh. Bagian luar jantung dilapisi oleh selaput yang disebut perikardium. Jantung memiliki empat ruang, yaitu serambi kiri (atrium kiri), serambi kanan (atrium kanan), bilik kiri ( ventrikel kiri) dan bilik kanan (ventrikel kanan).
Gambar 2.1: Jantung manusia25
a) Serambi (atrium) Merupakan ruangan tempat masuknya darah dari pembuluh balik (vena). Serambi ada dua yaitu serambi kanan dan serambi kiri. Atrium kanan (dexter) dan atrium kiri (sinister) terdapat katup valvula bikuspidalis. Pada fetus antara
24
Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, (Jakarta: PT Gramedia, 2006), hlm. 121 25
Obat Propolis, “Penyakit Jantung Rematik”, http://obatpropolis.com/wp-content/ uploads/2010/10/Jantung_bagian_dalam.jpg, diakses 15 Juni 2011
25
atrium kanan dan atrium kiri terdapat lubang disebut foramen ovale. b) Bilik (Ventrikel) Merupakan bagian jantung sebagai tempat masuknya darah dari serambi jantung, kemudian mengalirkan melalui arteri pulmonalis atau aorta. Diding ventrikel paling tebal dan dinding ventrikel kiri lebih tebal dari pada ventrikel kanan. Sebab kekuatan kontraksinya lebih besar agar darah mampu beredara keseluruh tubuh.26 Pada jantung yang mengempis (kontraksi) maka tekanan jantung menjadi maksimum disebut sistole. Keadaan jantung yang relaksasi (mengendur) maksimum, maka tekanan ruang jantung menjadi minimum disebut diastole. Jantung manusia berdenyut kira-kira 70 – 80 kali setiap menit, sehingga dalam sehari ± 100.000 kali. Pada bayi yang baru lahir berdenyut ± 130 setiap menit. Umur 20 tahun ± 72 / menit dan 45 tahun ± 75 / menit. 2. Pembuluh darah Pembuluh darah merupakan bagian darah yang berfungsi mengalirkan darah. Pembuluh darah pada manusia terdiri dari pembuluh nadi (arteri), pembuluh balik (vena) dan pembuluh kapiler. Dari ketiga pembuluh darah itu masing-masing memiliki struktur dan fungsi yang berbeda-beda.27 a. Pembuluh balik (Vena) Pembuluh balik (Vena) adalah pembuluh yang membawa darah kembali ke jantung dan umumnya kaya akan karbondioksida ( CO2). Vena memiliki cabang yang lebih kecil yaitu venula. Venula berperan untuk menampung
26
Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, hlm 123
27
Saktiyono,Sains Biologi SMP untuk Kelas VIII (Jakarta: Esis, 2004), hlm.151-157
26
darah dari kapiler. Pada saat jantung rileksasi (diastol), darah dari tubuh dan paru-paru akan masuk ke jantung melalui vena yang masuk jantung yaitu : 1) Vena kava Vena kava bercabang menjadi pembuluh yang lebih kecil yaitu vena. Vena kava terbagi menjadi dua, vena kava inferior yang mengumpulkan darah dari badan dan anggota gerak bawah dan vena kava superior yang mengumpulkan darah dari kepala dan alat gerak atas. Kedua pembuluh darah ini menuangkan isinya ke dalam atrium kanan jantung 2) Vena Pulmonalis Vena ini membawa darah yang mengandung O2 dari paru-paru ke serambi kiri jantung. b. Pembuluh Nadi (Arteri ) Pembuluh nadi (arteri) bertugas membawa darah yang berisi oksigen dari jantung ke seluruh tubuh. Arteri yang
lebih
kecil
disebut
arteriola
berperan
untuk
mendistribusikan darah ke pembuluh kapiler. Ada dua pembuluh nadi (arteri) yang melewati darah yaitu : 1) Pembuluh nadi besar (aorta) Aorta adalah pembuluh darah yang dilewati darah dari bilik kiri jantung menuju ke seluruh tubuh. 2) Pembuluh nadi paru-paru (arteri pulmonalis) Pembuluh nadi paru-paru adalah pembuluh yang dilewati darah dari bilik kanan menuju paru-paru (pulmo). c. Kapiler Pembuluh kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil dan disitu arteriola berakhir dan venula mulai. Kapiler menggabungkan arteri dan vena, terentang di
27
antaranya dan merupakan jalan lalu lintas antara makanan dan bahan buangan. Di sini juga terjadi pertukaran gas dalam cairan extraseluer atau interstisil. Kapiler membentuk jalinan pembuluh darah dan bercabang-cabang di dalam sebagian besar jaringan tubuh.28
Gambar 2.2: Pembuluh darah arteri, vena dan kapiler29
3. Darah Darah manusia tersusun atas dua komponen, yaitu sel-sel darah dan plasma darah (cairan darah). Sel darah adalah sel yang hidup dan merupakan bagian darah yang padat. Sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah atau sel darah pembeku (trombosit). Plasma darah merupakan bagian darah yang berbentuk cair dan berwarna kekuning-kuningan pada darah. Diperkirakan plasma darah berjumlah 55 % dari seluruh jumlah darah, dan sisanya 45 % adalah sel-sel darah. Plasma darah terdiri dari 90 % air dan sisanya adalah zat terlarut.30
28
Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, hlm 121
29
Sri Meikarnawati, “Sistem Peredaran Darah Manusia, http://www.google.co.id/ http://biologigonz.blogspot.com/2010/03/aorta-arteri-vena-kapiler.html&usg. 30
Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, hlm. 158
28
Begitu penting peran darah bagi tubuh manusia. Dalam agama Islam darah haram untuk dimakan, seperti diterangkan dalam surat Al- Maidah ayat 3 :
∩⊂∪ … ϵÎ/ «!$# ÎötóÏ9 ¨≅Ïδé& !$tΒuρ ̓̓Ψσø:$# ãΝøtm:uρ ãΠ¤$!$#uρ èπtGøŠyϑø9$# ãΝä3ø‹n=tæ ôMtΒÌhãm Artinya : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah,, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah…..” Darah diharamkan karena darah itu adalah tempat yang paling baik untuk pertumbuhan bakteri-bakteri,31 selain itu darah merupakan tempat pembuangan sisa metabolism dari semua sel dalam tubuh yang harus dibuang ke tempat pembuangan. Ini adalah beberapa hikmah yang dapat diambil dari ketetapan Allah yang mengharamkan darah untuk dimakan. a. Sel darah merah (Eritrosit) Sel darah merah berupa cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya, sehingga dilihat dari samping nampak seperti dua buah bulan sabit yang saling bertolak belakang. Struktur terdiri atas pembungkus luar atau stroma, berisi hemoglobin.32 Hemoglobin (Hb) ialah protein yang kaya
akan
zat
besi.
Hemoglobin
memungkinkan
pengangkutan oksigen dalam peredaran darah. Hb memiliki senyawa pigmen hem yang mengandung besi ferro, berikatan dengan globin. Setiap molekul Hb mengandung 4 atom besi ferro, satu atom disetiap kelompok hem dan dapat berikatan dengan 4 molekul oksigen.33
31
Departemenn Agama RI, Kesehatan dalam Perspektif Al-qur’an (Tafsir Al-Quran Tematik), (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an,2009), hlm.273-274 32
Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, hlm. 133-134
33
Green, Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, (Tanggerang : Binarupa Aksara, 2002),
hlm. 21-22
29
Gambar 2.3: Sel - sel darah merah 34 b. Sel darah putih (Leukosit) Leukosit mempunyai inti, setiap 1 mm3 mengandung 6000 – 9000 sel darah putih, bergerak bebas secara ameboid, berfungsi melawan kuman secara fagositosis, dibentuk oleh jaringan retikulo endothelium di sumsum tulang untuk granulosit dan kelenjar limpha untuk agranulosit. Sifat sel darah putih : 1) Amoeboid dapat merubah bentuk 2) Fagositosit dapat memakan terutama bakteri, virus, parasit lainnya Leukosit atau sel darah putih meliputi : a) Granulosit
: Merupakan
sel
darah
putih
yang
mengandung sitoplasma dan bergranula. 1) Neutrofil : Granula merah kebiruan, bersifat fagosit. 2) Basofil
: Granula biru, fagosit.
inti tidak jelas
apakah 2 (dua) atau lbh dari 2. 3) Eosinofil : Granula merah, fagosit. b) Agranulosit :
Merupakan
sel
darah
putih
yang
sitoplasmanya tidak bergranula , terdapat sebagai : 1) Monosit : Inti besar, bersifat fagosit, dapat bergerak cepat.
34
Ulil Lielliawati, “Belajarlah dari Sel Darah Merah” http://lielliawati. blogspot.com/2008/10/ belajarlah-dari-sel-darah-merah.html, di akses 15 Juni 2011.
30
2) Limphosit: Inti sebuah, intinya hampir sebesar selnya sendiri, untuk imunitas, tidak dapat bergerak35.
Gambar 2.4: Sel darah putih.36
c. Keping darah (Trombosit) Trombosit adalah sel kecil-kecil kira-kira sepertiga ukuran sel darah. Peranannya penting dalam penggumpalan darah.37 Trombosit mengumpul dan pecah di tempat luka, atau sel-sel itu bersentuhan dengan permukaan asing. Penggumpalan trombosit dapat menghentikan pendarahan dengan membentuk sumbat trombosit. Pembekuan darah (koagulasi), teory klasik mengenai pembekuan darah menyatakan bahwa pembekuan darah terjadi dalam tiga tahap.38 Tahap 1.
Pembentukan tromboplastin (trombokinase)
Tahap 2.
Perubahan protrombin menjdi trombin oleh tromboplastin dengan Ca++
35
Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, hlm.214.
36
Teuku Fakhrizal,S.Pd “Sel Darah Putih”, http://tfakhrizalspd.files.wordpress.com /http://tfakhrizalspd.wordpress.com/2009/07/09/sel-darah-putih/&usg, 15 Juni 2011. 37
Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, hlm. 137
38
Green, Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, hlm. 45-137
31
Tahap 3.
Perubahan fibrinogen oleh trombin menjadi fibrin.
Pemecahan trombin Tromboplastin Kerusakan jaringan Protrombin + tromboplastin + Ca++
trombin
Fibrinogen + trombin
fibrin
Gambar 2.5 : Skema proses pembekuan darah39
d. Peredaran Darah Peredaran darah manusia termasuk peredaran darah tertutup karena darah selalu beredar di dalam pembuluh darah. Setiap kali beredar melewati jantung dua kali, sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda. Pada peredaran darah ganda dikenal sistem peredaran kecil dan peredaran darah besar. 1) Peredaran Darah Kecil Peredaran darah kecil adalah peredaran darah yang dimulai dari jantung menuju paru-paru, kemudian kembali lagi ke jantung. Jantung (bilik kanan) paru-paru jantung (serambi kiri) 2) Peredaran Darah Besar Peredaran darah besar ialah peredaran darah dari bilik kiri jantung ke seluruh tubuh, kemudian kembali ke serambi kanan jantung. Bilik kiri jantung berkontraksi memompa darah kaya oksigen. Darah tersebut keluar dari jantung melalui aorta kemudian ke seluruh tubuh, kecuali ke paru-paru. Jantung (bilik kiri) seluruh tubuh jantung (serambi kanan)
39
Green, Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, hlm. 46
32
Gambar 2.6: Peredaran darah besar40
e. Golongan Darah Terdapat 3 sistem penggolongan darah pada manusia : 1) Sistem MN : Landsteiner dan Levine 1927 menemukan antigen –M dan atau antigen – N dalam darah orang. Tetapi serum darah orang tidak mengandung zat anti terhadap antigen ini, sehingga tidak perlu dikhawatirkan tentang kemungkinan terjadinya aglutinasi (penggumpalan) di waktu melakukan transfusi darah. Berdasarkan tes darah dengan menggunakan antiserum –M dan –N yang dibuat lewat kelinci, orang dibedakan atas :41 a) Mereka yang bergolongan -M memiliki antigen-M dalam eritrosit yang ditentukan oleh alel LM
dalam kromosom
sehingga memiliki genotip LM LM
40
Wawan Junaidi, “Sistem Peredaran Darah”, http://wawan-junaidi. .com/2009/08/peredaran-darah-manusia.html&usg=, diakses 15 Juni 2011 41
Blogspot
Suryo, Genetika Manusia, 2008, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press), cet.9, hlm. 131-132
33
b) Mereka yang bergolongan
-N memiliki antigen-N dalam
eritrosit yang ditentukan oleh alel LN dalam kromosom sehingga memiliki genotip LN LN. c) Mereka yang bergolongan -M memiliki antigen-M dan antigen –N dalam eritrosit yang ditentukan oleh alel LM
dalam
kromosom sehingga memiliki genotip LM LN. 2) Sistem ABO Pada tahun 1900, seorang dokter Wina (Austria) bernama Karl Lasteiner membedakan darah manusia menjadi empat golongan, yaitu golongan darah A, golongan darah B, golongan darah AB, dan golongan darah O. Penggolongan ini dikenal sistem penggolongan darah ABO. Pembagian golongan darah ini berdasarkan perbedaan aglutinogen (antigen) dan aglutinin (antibodi) yang terkandung dalam darah.. antigen terdapat pada membran permukaan sel darah merah. Antibodi terdapat di dalam plasma darah.42 Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen (aglutinogen) dan antibodi (agglutinin) yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut: a) Seseorang yang mempunyai aglutinogen A pada sel darahnya, dan aglitinin β pada plasmanya, maka
digolongkan dalam
golongan darah A. b) Seseorang yang mempunyai aglutinogen B pada sel darahnya, dan aglitinin α pada plasmanya, digolongkan dalam golongan darah B. c) Seseorang yang mempunyai aglutinogen A dan B pada sel darahnya, dan tidak memiliki aglitinin, maka digolongkan dalam golongan darah AB.
42
Istamar Syamsuri, dkk, IPA Biologi untuk SMP Kelas VIII, hlm.113-114
34
d) Seseorang yang tidak pempunyai aglutinogen A dan B pada sel darahnya, tapi memiliki aglitinin β dan α. Maka digolongkan dalam golongan darah O. e) Golongan darah
Aglutinogen
Aglutinin
A
A
β (beta)
B
B
α ( alfa)
AB
A dan B
Tidak ada
O
Tidak ada
β dan α
Tabel 2.2 : Tabel golongan darah43
3) Sistem Rhesus Pada tahun 1940 ditemukan suatu golongan darah lain yang penting dan disebut faktor Rhesus atau sistem Rhesus. Di samping aglutinogen A dan B, terdapat tiga aglutinogen lain C,D dan E yang berkaitan dengan sel darah merah. D merupakan aglutinogen yang terpenting, yang bila ada, maka sel disebut Rhesus positif. Dan yang tidak mempunyai aglutinogen D disebut Rhesus negatif. Terdapat semua kombinasi golongan O, A, B, AB dengan Rhesus positif dan negatif . berbeda dengan sistem ABO, tidak selalu ditemukan adanya aglutinin Rhesus (anti-D). Tetapi seseorang dengan
Rhesus
negatif,
dapat
membentuk
anti-D
setelah
mengalami sensitisasi oleh darah Rhesus positif. Maka transfusi dapat diberikan seperti di bawah ini :
Rh -
43
Rh +
Green, Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, (Tanggerang :Binarupa Aksara,2009), editor. Dr. Lyndon Saputra, hlm. 114
35
Dengan lebih ringkas, penderita dengan Rhesus positif dapat menerima darah dari golongan manapun. Penderita dengan Rhesus negatif akan mengalami sensitisasi bila mendapat darah dengan golongan yang salah.44 Tabel.2.3: Kecocokan transfusi45 Gol Darah Resipien
Donor harus
AB+
Golongan darah mana pun
AB-
O-
A-
B-
AB-
A+
O-
O+
A-
A+
A-
O-
A-
B+
O-
O+
B-
B+
B-
O-
B-
O+
O-
O+
O-
O-
Keterangan: AB+
= golongan darah AB rhesus +
AB-
= golongan darah AB rhesus –
A+
= golongan darah A rhesus +
A-
= golongan darah A rhesus –
B+
= golongan darah B rhesus +
B-
= golongan darah B rhesus –
O+
= golongan darah O rhesus +
O-
= golongan darah O rhesus –
7. Kelainan atau Penyakit Pada Sistem Peredaran Darah 1) Hemofili Hemophilia adalah penyakit darah sukar membeku akibat faktor keturunan (genetis). Jika terjadi luka, darah akan mengucur terus
44 45
Green, Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, hlm. 36-38
http://id.wikipedia.org/wiki/ Golongan_darah,golongan_darah&action, diunduh pada hari selasa, 23 September 2010,19:03
36
sehingga penderita dapat mengalami kekurangan darah, bahkan dapat menyebabkan kematian. 2) Anemia Penyakit kurang darah, akibat kandungan Hb rendah, kurangnya eritrosit atau menurunnya volume darah dari normal. 3) Leukimia Leukimia disebut juga Kanker darah. Leukemia adalah kanker pada sel sumsum tulang yang menghasilkan sel darah putih. 4) Thalasemia Rendahnya daya ikat eritrosit terhadap O2 karena kegagalan pembentukan hemoglobin (eritrosit pecah). Penyakit ini genetis. 5) Sklerosis Pengerasan pembuluh nadi akibat endapan senyawa lemak atau zat kapur. 6) Jantung koroner Jantung koroner disebabkan oleh penyumbatan atau Penyempitan arteri koroner pada jantung, sehingga suplai darah ke jantung menjadi berkurang. 7) Varises Pelebaran pembuluh vena dan umumnya di betis, sedang yang di anus disebut ameien (hemoroit). 8) Hipertensi : Tekanan darah tinggi. 9) Hipotensi : Tekanan darah rendah..46
46
Joko Sumarsono, Sri Utami, Yulianto, Sri Wiyati, Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/ MTS Kelas VIII, (Surakarta : Teguh Karya, 2006), hlm.95-96
37
B.
Penerapan Pembelajaran Numbered Head Together Pada Pembelajaran Biologi Biologi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, dalam konsep pembelajaran biologi. Kegiatan pembelajaran biologi dilakukan dengan mengaitkan antara pengembangan diri dengan proses pembelajaran di kelas melalui pengalaman – pengalaman belajar yang inovatif, menantang, dan menyenangkan. Penerapan pembelajaran Numbered Head Together
(NHT) pada
materi sistem peredaran darah dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Sebelum pokok bahasan sistem peredaran darah diberikan pada peserta didik, dibentuk kelompok yang heterogen berdasarkan nilai harian yang diperoleh pada materi sebelumnya dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 peserta didik yang mendapat nomor 1-5. b. Masing–masing kelompok mendapat lembar soal NHT yang berisikan soal sistem peredaran darah. Salah satunya yaitu : Rani secara tidak sengaja terluka di bagian tangan. Dari lukanya keluar darah yang deras. Pembuluh darah apakah yang terluka? Sesaat kemudian, pendarahan rani tidak kunjung berhenti sehingga darah terusmenerus keluar. Penyakit apakah yang diderita rani? Karena darah terus menerus keluar rani kekurangan darah dan harus transfusi darah. Golongan darah rani AB, kira-kira golongan darah apa sajakah yang dapat didonorkan pada rani? Dan bagaimana mengetahui darah seseorang itu AB dan bukan O. Jawab : 1) Pembuluh darah nadi / arteri 2) Hemofilia : penyakit yang darah sukar membeku 3) Donor untuk AB : A, B, AB, O
38
4) Bila sel darah merah seseorang tidak mengandung aglutinogen, maka golongan darah orang tersebut adalah O, namun jika memiliki aglutinogen A dan B, maka darahnya adalah AB c. Peserta
didik
mendiskusikan
atau
bertukar
pendapat
tentang
penyelesaian dari soal bersama kelompoknya, dan setiap anggota harus mengetahui jawabannya. d. Guru memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peserta didik untuk terlibat aktif dalam diskusi. e. Guru memanggil nomor 4 dan
peserta didik dengan nomor yang
dipanggil berdiri, guru dapat meminta peserta didik menulis di depan kelas dan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. f. Peserta didik yang lain diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan terhadap jawaban tersebut. g. Guru memanggil nomor yang lain untuk mempresentasikan jawaban dari soal, sehingga semua peserta didik dapat berperan aktif dalam menyelesaikan soal. h. Guru meluruskan jawaban peserta didik yang kurang tepat dan memberikan jawaban yang benar. i. Guru memberikan lembar soal individu untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi tersebut. j. Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan materi tentang sistem peredaran darah k. Guru menutup pelajaran. Langkah–langkah Pembelajaran dengan model Numbered Head Together pada materi sistem peredaran darah di atas menuntut peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran agar mereka dapat memahami konsep materi secara baik sehingga dapat mengerjakan soal dengan benar. Peserta didik mencari sendiri arti dari yang mereka pelajari dan bertanggungjawab terhadap hasil belajarnya karena setiap nomor yang diterima oleh peserta didik akan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipanggil oleh guru. Maka secara tidak langsung peserta didik harus ikut
39
aktif dalam diskusi untuk mencari jawaban dan mengetahui dari hasil diskusi ketika nomor mereka dipanggil. Dalam membentuk kefahaman peserta didik pada system peredaran darah dengan pembelajaran kooperatif Numbered Head Together dapat lebih jelas dan mudah, karena mereka terlibat secara langsung dalam pembinaan pengetahuan baru dan dalam hal ini adalah materi system peredaran darah. Saat belajar dengan mengalami langsung apa yang sedang dipelajari akan mengaktifkan lebih banyak indera dari pada hanya mendengarkan orang lain/guru menjelaskan. Kita belajar hanya 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan dan 90% dari yang dikatakan dan dilakukan.47 Dengan NHT dapat menciptakan suasana pembelajaran biologi yang menyenangkan sehingga peserta didik tidak merasa bosan dan selain itu juga dengan NHT dapat meningkatkan proses kerjasama antar peserta didik dalam mengerjakan soal, sehingga peserta didik benar-benar belajar tidak hanya secara individu tetapi juga secara kolaboratif agar semua anggota kelompoknya mampu memahami materi pelajaran. Dengan
demikian
pembelajaran
Numbered
Head
Together
merupakan model pembelajaran yang membantu peserta didik dalam menemukan konsep materi dengan cara berdiskusi dengan anggota kelompoknya sehingga lebih mengena dan mudah diingat oleh peserta didik karena mereka ikut serta dalam menemukan konsep sistem peredaran darah
C.
Penelitian yang Relevan 1. Skripsi Lailia Nuryani, UNNES dengan judul ”Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Menggunakan Model Numbered Heads Together (NHT)” menyatakan
47
Martinis Yamin, & Bansu I Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa, (Jakarta : Gaung Persada Press, 2009), hlm.53-54
40
bahwa model NHT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada pelajaran pengelolaan lingkungan. 2. Skripsi Laila Isyatun Haniyati, UNNES
dengan judul ”Efektifitas
Model Pembelajaran NHT Termodifikasi Pada Sub Konsep Sistem Reproduksi Manusia” menyatakan bahwa model NHT Termodivikasi efektif diterapkan pada pembelajaran sistem reproduksi. 3. Skripsi Sulistyowati, UNNES dengan judul ” Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together Pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Di SMA Negeri 2 Rembang”, menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif NHT dalam pembelajaran materi sistem ekskresi manusia dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. 4. Skripsi Ainun Nihayah, IAIN Walisongo Semarang dengan judul ”Upaya
Meningkatkan
hasil
Belajar
Biologi
melalui
Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Pada Materi Pokok Virus di kelas X MA Negereri 02 Pati Tahun 2009-2010” menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tiepe Numbered Heads Together mampu meningkatkan aktivitas belajar peserta didik kelas XI MAN 02 Pati, ditunjukkan dengan prosentase peningkatan aktivitas belajar siswa dari hasil observasi dimana siklus I sebesar 65.40%, siklus II sebesar 76.27% dan Siklus III 82.33%. Dari kajian penelitian yang telah diteliti tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian model Numbered Heads Together (NHT) yang diterapkan pada materi lain yaitu pada materi sistem peredaran darah pada manusia, dengan judul “Efektifitas Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal Pada Materi Pokok Sistem Peredaran Darah Pada Manusia Tahun Pelajaran 2010/2011.
41
D.
HIPOTESIS Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian.48 Hipotesis dalam penelitian ini yaitu pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) lebih efektif dari pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar dan keaktifan peserta didik SMP Pondok Modern Selamet Kendal kelas VIII pada materi pokok sistem peredaran darah pada manusia.
48
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabet, 2008), hlm.64
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) lebih efektif dari pada pembelajaran konvensional (ceramah) terhadap keaktifan dan hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal pada materi pokok sistem peredaran darah pada manusia. B. Waktu, Tempat dan Karakteristik Penelitian 1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan Oktober–November 2010, Bertempat di SMP Pondok Modern Selamet Kendal. 2. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.1 Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal tahun ajaran 2010-2011 yang terbagi menjadi sembilan kelas (A-I). 3. Sampel dan teknik pengambilan sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII B sebagai kelas Eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas control. Sampel tersebut diambil dengan teknik Cluster Random Sampling/ cluster sample. Teknik ini adalah teknik pengambilan sampel acak sederhana dimana setiap sampling unit terdiri dari kumpulan atau kelompok.2
1
Sugiono, Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung : Alfabeta,2008) cet.4, hlm.80 2
Supranto, M.A, APU, Teknik Sampling untuk Survey dan Eksperimen, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), hlm. 226.
42
43
C. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experimental dengan Bentuk design true experimental dalam penelitian ini adalah pretestpostest control group design. Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara rendom (R), kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal. Pengaruh perlakuan adalah (O2-O1)-(O4 –O3 ). R R
O1
X
O2
O3 Gambar 3.1
O4
Pretest-postest control group design 3 Keterangan : R
: Kelompok eksperimen dan kontrol murid diambil secara random.
O1
: Hasil belajar pretes kelas eksperimen
O3
:
O2
: Hasil
Hasil belajar pretes kelas kontrol belajar
kelompok
siswa
setelah
mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) O4
: Hasil belajar kelompok siswa dengan ceramah.
X
: Treatment pada kelompok eksperimen diberi treatment, yaitu pembelajaran dengan menggunakan model Numbered Heads Together (NHT).
D. Variabel dan Indikator Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah:4 a. Variabel bebas (independent variable ) Yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini yang
3
Sugiono, Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D, hlm.75-76
4
Sugiono, Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D, hlm 85-86
44
menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan Indikator : 1) Memiliki tujuan 2) Melibatkan peran serta peserta didik 3) Belajar berkelompok 4) Pemberian nomor pada masing-masing peserta didik b. Variabel terikat ( dependent variable) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah keaktifan dan hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal. Untuk menegetahui hasil belajar diperoleh dari hasil post-test dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dengan model NHT ini, maka dibuat beberapa aspek pengamatan yang meliputi : 1)
Melakukan kerja sama kelompok
2)
Memperhatiakan dan mendengarkan penjelasan dari guru atau teman
3)
Mengajukan pertanyaan
4)
Mengemukakan pendapat
5)
Menjawab pertanyaan
6)
Memberikan tanggapan dari pertanyaan guru atau teman
7)
Mencatat materi / penjelasan guru dan teman
8)
Menyimpulkan kegiatan pembelajaran
9)
Tidak melakukan aktivitas yang dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar
10) Membaca LDS / buku materi
E. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
45
1. Metode Observasi Observasi adalah kegiatan pengamatan ( pengambilan data ) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan yang telah mencapai sasaran dengan menggunakan alat indra.5 Jadi metode observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati atau memotret keaktifan belajar peseta didik dalam pembelajaran dengan model Numbered Head Together (NHT) 2. Metode dokumentasi Metode pengumpulan data yang kedua yaitu metode dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.6 Metode ini digunakan untuk memperoleh data nama peserta didik yang termasuk populasi dan sampel penelitian serta bukti kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. 3. Tes Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar. Bentuk tes yang digunakan berupa tes obyektif (multiple choice) dengan 4 pilihan dan hanya satu pilihan yang benar.7 Metode ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa pada materi pokok sistem peredaran darah pada manusia yang dilakukan dengan tes.
F. Teknik Analisis Data Dalam analisis data yang terkumpul dari penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data kuantitatif yang meliputi uji coba butir soal, uji normalitas, uji homogenitas dan analisis uji kesamaan dua rata-rata atau uji beda.
5
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
hlm 45 6
Sugiono, Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D, hlm. 231.
7
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 53.
46
1. Validitas butir soal Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu alat ukur dikatakan valid apabila tes tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.8 Pengajuan validitas menggunakan rumus sebagai berikut .9
Dimana rpbi
:
Koefisien biseral
Mp
:
Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
Mt
:
Rata-rata skor total
St
:
Standart deviasi skor total
p
:
Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal
q
:
Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal
2. Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Pengujian reliabilitas menggunakan rumus: 10 2 n S t − ∑ Piqi r11 = S t2 ( n − 1)
Dimana : r11
: Koefisien reliabilitas tes
n
: Banyaknya butir item
1
: Bilangan konstan
8
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 168.
9
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
hlm. 79. 10
Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung:Alfabet, 2007), hlm.359
47
St2
: Varian total
Pi
: Proporsi test yang menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan
qi
: Proporsi test yang jawaban nya salah, atau : qi = 1 - Pi
∑piqi : Jumlah dari hasil perkalian antara pi dengan qi 3. Indeks Kesukaran Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah, dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup.11 Angka indeks kesukaran item dapat diperoleh dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Dubois, yaitu:12 P
=
B JS
Dimana: P
: Indeks kesukaran
B
: Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
JS
: Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria yang digunakan: P < 0,30
Terlalu sukar
0,30 ≤ 0,70
Cukup (sedang)
P > 0,70
Terlalu mudah
4. Daya pembeda Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item hasil belajar untuk dapat membendakan antara test yang berkemampuan tinggi , dengan test yang kemampuannya rendah. Besarnya angka yang menunjukkan daya pembeda soal disebut indeks diskriminasi. Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin mampu soal tersebut membedakan antara peserta didik yang pandai dengan peserta didik yang kurang pandai.
11
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 207.
12
Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, hlm. 208.
48
Rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda soal dengan menggunakan rumus sebagai berikut:13 D
=
B J
A
−
A
B J
B B
Dimana : D
: Indeks diskriminasi
JA
: Banyaknya peserta kelompok atas
JB
: Banyaknya peserta kelompok bawah
BA
: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB
: Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria yang digunakan dalam menentukan daya pembeda adalah: P < 0,0 jelek sekali Ø
p < 0,20 lemah sekali (jelek)
0,20
p < 0,40 cukup (sedang)
0,40
p < 0,70 baik
0,70
p < 1,00 baik sekali.
5. Uji normalitas Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dengan Chi kuadrat ( χ 2 ). Rumus Chi kuadrat adalah sebagai berikut:14
χ
=
2
k
∑
i −1
( fo − fh ) fh
Dimana:
χ2
: Chi kuadrat
fo
: Frekuensi yang diobservasi
fh
: Frekuensi yang diharapkan
13
Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, hlm. 218.
14
Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, hlm. 104.
49
Langkah-langkah yang ditempuh dalam uji normalitas data dengan Chi kuadrat adalah sebagai berikut: 15 a. Menentukan jumlah kelas interval, untuk menguji normalitas dengan Chi kuadrat ini, jumlah kelas interval ditetapkan 6. Hal ini sesuai dengan bidang yang ada pada kurva normal baku. b. Menentukan panjang kelas interval: Panjang Kelas =
data terbesar - data terkecil 6 jumlah kelas interval)
c. Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi sekaligus tabel penolong untuk menghitung harga Chi kuadrat hitung. d. Menghitung fh (frekuensi yang diharapkan), cara menghitung fh didasarkan pada prosentase luas tiap bidang kurva normal dikalikan jumlah data observasi (jumlah individu dalam sampel).Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung hargaharga (fo – fh)2 dan
( f0 − fh )2 ( f0 − fh )2 menjumlahkan nya. Harga fh fh
merupakan harga Chi kuadrat ( χ 2 ) hitung. e. Membandingkan harga Chi kuadrat hitung dengan Chi kuadrat tabel. Bila harga Chi kuadrat hitung lebih kecil dari harga Chi kuadrat tabel, maka distribusi data dinyatakan normal, dan bila lebih besar dinyatakan tidak normal. 6. Uji homogenitas Uji homogenitas sampel dilakukan untuk mengetahui seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Pengujian homogenitas data dilakukan dengan uji varians. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Menghitung rata-rata ( x ) b. Menghitung varians (S2) dengan rumus:
15
Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, hlm. 80.
50
n ∑ x i − (∑ x i ) 2
S = 2
2
n ( n − 1)
c. Menghitung F dengan rumus
F=
Varian terbesar varian terkecil
d. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel ½ a (nb-1)(nk-1) dan dk=(k-1). Apabila Fhitung < Ftabel maka data berdistribusi homogen. Analisis tahap akhir digunakan untuk membuat interpretasi lebih lanjut. Analisis tahap akhir meliputi analisis data hasil observasi keaktifan peserta didik dan uji hipotesis. 7. Analisis data hasil observasi keaktifan peserta didik Data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Membuat rekapitulasi hasil observasi keaktifan peserta didik b. Menentukan criteria keaktifan peserta didik dengan parameter c. Penilaian tingkat keaktifan peserta didik secara klasikal ditentukan dengan menghitung prosentase keaktifan peserta didik keseluruhan selama pembelajaran. 8. Uji Hipotesis Hipotesis dapat diuji dengan menggunakan rumus uji t pihak kanan yang digunakan untuk menentukan adanya pengaruh positif model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar peserta didik. Data yang digunakan adalah data hasil tes setelah diberi perlakuan. Kriteria pengujian adalah Ho diterima. Jika thitung < ttabel. jika thitung > ttabel maka Ha diterima, artinya hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran
Numbered
Head
Together
(NHT)
pada
kelompok
eksperimen lebih baik dari pada hasil belajar belajar kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional (ceramah). Ini berarti model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) berpengaruh positif terhadap keaktifan dan hasil belajar peserta didik.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian dan pembahasan pada bab ini adalah hasil studi lapangan untuk memperoleh data dengan teknik observasi dan tes setelah dilakukan suatu pembelajaran yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih efektif dari pada pembelajaran konvensional (ceramah) terhadap keaktifan dan hasil belajar biologi kelas SMP Pondok Modern Selamet Kendal pada materi pokok sistem peredaran darah pada manusia. Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November di SMP Pondok Modern Selamet Kendal denga sampel penelitian kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagi kelas kontrol. Sebelum kegiatan penelitian ini dilaksanakan, peneliti menentukan materi pelajaran dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Materi yang dipilih adalah sistem peredaran darah pada manusia. Pembelajaran yang digunakan pada kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT), sedangkan kelompok kontrol dengan metode ceramah.
B. Pengujian Hipotesis Analisis data hasil belajar dan keaktifan dalam penelitian ini yaitu analisis uji coba, analisis hasil belajar dan analisis keaktifan peserta didik. 1. Analisis Uji Coba Analisis uji coba yang digunakan untuk menganalisis tes sebagai instrumen dalam penelitian ini. Hasil analisis butir soal adalah sebagai berikut:
51
52
a. Analisis Validitas Tes Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya itemitem tes soal. Soal yang tidak valid akan di drop (dibuang) dan tidak digunakan.
Item
yang
valid
berarti
item
tersebut
dapat
merepresentasikan materi terpilih yaitu sistem peredaran darah pada manusia. Berdasarkan Perhitungan validitas soal terdapat di lampiran 7. b. Analisis Reliabilitas Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas pada instrumen tersebut. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban instrumen. Instrumen yang baik secara akurat memiliki jawaban konsisten untuk kapanpun instrumen itu disajikan. Berdasarkan hasil perhitungan konsisten reliabilitas butir soal 1 diperoleh r11 = 0,465. Pada taraf signifikansi 5%, dengan N = 32, diperoleh ttabel = 0.367. Karena rhitung > rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa butir item tersebut valid. Perhitungan reliabilitas soal terdapat di lampiran 8. c. Analisis Indeks Kesukaran Uji indeks kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal itu apakah sedang, sukar atau mudah. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien indeks kesukaran butir soal diperoleh : Tabel 4.1 Prosentase kesukaran butir soal No
Kriteria
Nomor Soal
Jumlah (∑)
(%)
1
Sukar
18
2
3,3 %
2
Cukup
1,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13
26
86 %
(sedang)
,14,15,16,17,19,20,22,23,2
3
10 %
4,25,27,28,29,30 3
Mudah
2,8,21.
Perhitungan indeks kesukaran butir soal terdapat di lampiran 9.
53
d. Analisis Daya Beda Berdasarkan hasil perhitungan daya beda butir soal diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.2 Prosentase daya beda butir soal No
Kriteria
Nomor Soal
Jumlah
Prosentase
(∑)
(%)
1
Baik
1,7,10,11,19,23.16
7
23 %
2
Cukup
2,3,4,5,6,8,9,12,13,14,
18
60%
15,21,22,24,25,27,29, 30 3
Jelek
17,18,26
3
10 %
4
Sangat jelek
28.
1
3,3%
Perhitungan analisis daya beda terdapat di lampiran 10. 2. Analisis Hasil Belajar Setelah instrumen penelitian yang berupa tes diujicobakan dan dianalisis kemudian dilakukan pengujian hipotesis dari data hasil belajar. a. Hasil nilai awal Hasil nilai awal kelas kontrol dan kelas eksperimen disajikan dalam tabel berikut : Kelas
Rata-rata
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Eksperimen
47,71
30
64
Kontrol
50,97
30
68
Tabel 4.3 : Hasil nilai awal b. Uji Normalitas Awal Pengujian kenormalan distribusi populasi digunakan uji chi kuadrat. Nilai awal yang digunakan untuk menguji normalitas distribusi f adalah nilai pretest peserta didik kelas VIII B dan VIII C
54
SMP Pondok Modern Selamet Kendal materi pokok sistem peredaran darah pada manusia. Tabel 4.4 : Normalitas nilai awal Sumber Variasi
Kelas eksperimen
χ 2 hitung χ 2 table Dk Kriteria
Kelas kontrol
4,6799
3,5662
7,81
7,81
3
3
Normal
Normal
Berdasarkan perhitungan uji normalitas diperoleh untuk kelompok eksperimen χ 2 hitung = 4,67 untuk kelompok kontrol χ 2 hitung = 3,566 dan dengan α =5% dan Dk = 6-3 = 3 di tabel distribusi frekuensi Chi kuadrat didapat χ 2 (0,95)(3) = 7,81, maka dapat dikatakan bahwa data untuk populasi pada penelitian ini yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal karena χ 2 hitung < χ 2 tabel. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 15. c. Uji Homogenitas Awal Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui seragam tidaknya variasi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama pada nilai awal. Tabel 4.5 : Homogenitas nilai awal Kelas
Varians
Dk
Kontrol
106,4403
35
Eksperimen
105,4866
34
Fhitung
Ftabel
1,009
1,99
55
Dari perhitungan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh Fhitung= 1,009 Dengan α = 5% dan dk pembilang = nb-1, dk penyebut = nk-1 diperoleh Ftabel = 1,99. Karena F
hitung
berada pada
daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok tersebut homogen karena mempunyai varians yang sama. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 14. d. Uji perbedaan dua rata-rata Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kontrol mempunyai rata-rata yang tidak berbeda pada tahap awal ini. Rata-rata kedua kelompok dikatakan tidak berbeda apabila tabel < thitung < ttabel. Dengan taraf 1 signifikansi α = 5%, dk = 34+ 35- 2 = 67. Peluang = 1- α dari daftar 2 distribusi t didapat ttabel = 1.99. Dari perhitungan diperoleh thitung = 1,317 Karena thitung < ttabel maka Ho diterima sehingga dapat dikatakan bahwa rata-rata kedua kelompok tidak ada perbedaan. Artinya kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai kondisi yang sama. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 16. 3. Analisis Tahap Akhir a. Hasil nilai akhir Kelas
Rata-rata
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Eksperimen
70,09
44
86
Kontrol
60,46
44
80
Tabel 4.6 : hasil nilai akhir b. Uji normalitas hasil belajar (post-test) Untuk uji normalitas hasil belajar nilai yang digunakan adalah nilai post test peserta didik kelas VIII SMP pondok modern selamet Kendal pada materi pokok sistem peredaran darah pada manusia.
56
Tabel 4.7: Normalitas nilai akhir Sumber Variasi
Kelas eksperimen
Kelas kontrol
χ 2 hitung
5,4837
2,5419
χ 2 table
7,81
7,81
3
3
Normal
Normal
Dk Kriteria
Berdasarkan perhitungan uji normalitas diperoleh untuk kelompok eksperimen χ 2 hitung = 5,4 dan kelompok kontrol χ 2 hitung = 2,5 , dengan α = 5% dan dk = 6-3 = 3 di tabel distribusi frekuensi Chi kuadrat didapat χ 2 (0,95)(3) = 7,815, maka ber distribusi normal karena χ 2 hitung < χ 2 tabel. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 18. c. Uji homogenitas nilai post test Nilai yang digunakan untuk menguji homogenitas hasil belajar adalah nilai post-test peserta didik VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal pada materi pokok sistem peredaran darah pada manusia. Tabel 4.8 : homogenitas nilai akhir Kelas
Varians
Dk
Kontrol
77,9025
35
83,0526
34
Eksperimen
Berdasarkan
perhitungan
uji
Fhitung
Ftabel
1,066
1,99
homogenitas
hasil
belajar
diperoleh kelompok eksperimen dan kontrol Fhitung = 1,066, sedangkan dengan α = 5% dan dk = k-1 diperoleh Ftabel = 1,99. Karena F
hitung
berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat dikatakan kedua kelompok
homogen,
karena
mempunyai
varians
Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 19.
yang
sama.
57
d. Uji Perbedaan rata-rata hasil belajar Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji perbedaan dua rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji t yang digunakan adalah uji t satu pihak yaitu pihak kanan. Sedangkan nilai yang digunakan adalah nilai post-test. Dengan taraf signifikansi α = 5%, dk = n1+ n2-2 = 39. Peluang = 1- α = 1-0,05 = 0,95 dari daftar distribusi t didapat ttabel =1,979 Berdasarkan perhitungan hasil penelitian diperoleh thitung = 4,460 dan ttabel = 1,67. Kriteria pengujian Ho diterima jika thitung < ttabel. Karena pada penelitian ini thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 20. 4. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran Kektifan yang diamati dalam penelitian ini adalah keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Adapun keaktifan yang diamati meliputi: a. Melakukan kerja sama kelompok b. Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru atau teman c. Mengajukan pertanyaan d. Mengemukakan pendapat e. Menjawab pertanyaan f. Memberikan tanggapan dari pertanyaan teman g. Mencatat materi h. Menyimpulkan kegiatan pembelajaran i. Tidak melakukan kegiatan yang dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar j. Membaca bahan ajar (LDS,buku, LKS) Data hasil pengamatan keaktifan peserta didik dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel berikut :
58
Tabel 4.9 : Persentase keaktifan peserta didik
Perentase Tingkat Keaktifan Peserta Didik Pertemuan keEksperimen
Kontrol
1
77,13
32,43
2
86,1
43,5
Rata-rata
81,62
37,96
Dari data yang ditunjukkan pada tabel di atas keaktifan pesrta didik pada kelas kontrol pada pertemuan pertama 32,45% dan pertemuan kedua 43,5% dengan rata-rata 37,96%, sedangkan keaktifan peserta didik eksperimen pertemuan pertama 77,13 dan pertemuan kedua 86,1% dengan rata-rata 81,62. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol sehingga dengan kata lain pembelajaran NHT lebih dapat mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran dari pada pembelajaran konvensional. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 5.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan data hasil belajar dan keaktifan peserta didik dalam penelitian ini. Pengetahuan awal diketahui dari nilai pre-test dan pengetahuan akhir diperoleh dari nilai post-test peserta didik kelas VIII B dan VIII C Pondok Modern Selamet Kendal semester I materi pokok sistem peredaran darah. Hasil test awal pada kelas VIII C (kontrol) dan kelas VIII B (eksperimen) menunjukkan ttabel =1.99 dan thitung = -1.317. Karena thitung < tabel maka Ho diterima atau dengan kata lain rata-rata kedua kelompok tidak ada perbedaan (homogen). Hal ini berarti sampel berasal dari kondisi atau keadaan awal yang sama.
59
Selanjutnya kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan perlakuan yang berbeda dalam mempelajari materi pokok sistem peredaran darah. Dalam kelas kontrol pembelajaran dengan menggunakan model konvensional (ceramah), sedangkan kelas eksperimen menggunakan numbered head
together (NHT). Setelah pembelajaran selesai kelas kontrol dan eksperimen diberi tes akhir yang sama. Dari hasil tes akhir yang telah dilakukan diperoleh rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen adalah 70,09 sedangkan rata-rata hasil belajar kelompok kontrol adalah 60,46. Berdasarkan uji perbedaan rata-rata satu pihak yaitu uji pihak kanan diperoleh thitung = 4,460 dan ttabel = 1,99 Karena thitung > ttabel berarti Ho ditolak, artinya bahwa hasil belajar kedua kelompok tersebut berbeda secara nyata atau signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, maka pembelajaran NHT lebih efektif dari pada pembelajaran konvensional. Selain hasil belajar di atas, keaktifan peserta didik dalam setiap tahap diamati untuk memperoleh data tentang keaktifan peserta didik saat proses belajar mengajar berlangsung, baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Dari hasil pengamatan atau observasi keaktifan peserta didik saat proses belajar mengajar berlangsung menunjukkan keaktifan peserta didik pada kelas kontrol 37,96 %, sedangkan kelas eksperimen 81,62%. Persentase keaktifan tersebut menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik saat proses belajar dengan model numbered head together lebih tinggi dari pada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hasil belajar dan keaktifan peserta didik pada kelas ekperimen lebih tinggi dari kelas kontrol karena dengan pembelajaran NHT memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama saat belajar dan menemukan penyelesaian dari masalah yang ada, selain itu peserta didik diajak untuk lebih aktif dan mampu berinteraksi dengan peserta didik yang lain. Dalam pembelajaran NHT peserta didik dapat berdiskusi, bertanya, dan menanggapi jawaban dari yang lainnya. Dengan berdiskusi peserta didik
60
senang belajar bersama teman karena dapat saling aktif bertukar pendapat, membagi
ide-ide,
aktif
mencari
informasi
dengan
membaca
dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Dengan cara belajar yang bervariasi peserta didik tidak merasa bosan dan lebih bersemangat dalam belajar. Sehingga materi pelajaran lebih mudah diserap oleh peserta didik. Confucius mengatakan ada tiga konsep belajar aktif yaitu : 1. what I hear, I forget (apa yang saya dengar , saya lupa) 2. what I see, I remember (apa yang saya lihat , saya ingat) 3. what I do, I understand (apa yang saya lakukan, saya paham)1. Sehingga dengan keterlibatan peserta didik dalam mempelajari konsep dalam suatu kelompok akan mempermudah peserta didik untuk memahami konsep tersebut dibandingkan peserta didik kelas kontrol yang hanya diam, melihat dan mendengarkan guru menjelaskan konsep tersebut. Pembelajaran yang demikian cenderung monoton dan membosankan karena kurang mengikutsertakan peserta didik dalam proses pembelajaran.
D. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini pasti terjadi banyak kendala dan hambatan. Hal tersebut bukan karena faktor kesengajaan, melainkan terjadi karena adanya keterbatasan dalam melakukan penelitian. Adapun keterbatasan yang dialami peneliti dalam penelitian ini adalah 1. Pengukuran penelitian yang hanya hasil belajar biologi materi pokok sistem peredaran darah pada manusia, tidak mengukur pada peningkatan hasil belajar. 2. Dan juga pelaksanaan pembelajaran Numbered Head Together (NHT) hanya pada materi sistem peredaran darah. 3. Selain itu, tempat penelitian hanya terbatas di SMP Pondok Modern Selamet Kendal, sehingga apabila dilakukan di sekolah lain, hasil penelitian ini dimungkinkan berbeda.
1
Melvin l. Silberman, Active learning, 10 Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta : Pustaka Insan Mandiri), 2007.hlm.1
61
Demikianlah beberapa keterbatasan penelitian ini. Untuk selanjutnya pelaksanaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) tidak terbatas pada hasil belajar biologi materi pokok sistem peredaran darah pada manusia saja, melainkan dapat ditetapkan pada materi biologi lain yang dianggap sesuai dengan model pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan adanya tindak lanjut dari model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) sehingga mampu menggiring pengetahuan guru dalam memudahkan pemahaman peserta didik dalam menuntut ilmu
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Numbered Head Together (NHT) kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal pada Sistem Peredaran Darah Manusia yaitu: 1. Dari pembahasan diketahui rata-rata kelas eksperimen 70.09 dan kelas kontrol 60,46 dan uji perbedaan rata-rata pihak kanan, diperoleh hasil belajar t
hitung
= 4,460 dan t
tabel
= 1,67 jadi Ho ditolak yang artinya hasil
belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Sehingga pembelajaran NHT lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar dari pada model konvensional (ceramah) 2. Selain itu pembelajaran NHT juga efektif untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran sistem peredaran darah. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat keaktifan peserta didik pada kelompok kontrol 37.965 % sedangkan kelompok eksperimen 81.62 %. Sehingga dengan kata lain kelompok eksperimen lebih tinggi tingkat keaktifannya.
B. SARAN-SARAN Dari kesimpulan penelitian yang dilakukan, peneliti memberikan saran yang ditujukan untuk pihak-pihak yang berkepentingan antara lain: Bagi para Pendidik dapat menerapkan model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada materi
pelajaran dan pokok bahasan lain yang nantinya
diharapkan mampu meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran sehingga mampu menanamkan belajar mandiri. Selain itu Penerapan Numbered Heads Together (NHT) perlu dikembangkan pada konsep lain yang mempunyai permasalahan yang sama.
61
62
C. PENUTUP Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan, hidayah dan taufik-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak bisa lepas dari kesalahan dan kekeliruan. Hal ini semata-mata merupakan keterbatasan ilmu dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak demi perbaikan yang akan datang untuk mencapai kesempurnaan. Akhirnya penulis hanya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dasar-asar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Bandung: CV. Diponegoro, 2005. Departemen pendidikan Nasional, kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2005. Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta :Rhineka Cipta 2006, cet.3. Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta: PT Gramedia, 2006. http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://adedq.files.wordpress.com/2007/09/13 /jantung-dan-pembuluh http://www.google.co.id/http://biologigonz.blogspot.com/2010/03/aorta-arteri-venakapiler. html&usg. http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.becomehealthynow.com/images/ organs/cells/http://lielliawati.blogspot.com/2008/10/belajarlah-dari-sel-darahmerah. http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://tfakhrizalspd.files.wordpress.com/http: //tfakhrizalspd.wordpress.com/2010/07/09/sel-darah-putih/&usg http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/08/peredaran-darah-manusia.html&usg= http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah,golongan_darah&action,diunduh
pada
hari selasa, 23 September 2010,19: 03 Isjoni, M.Si,Ph.D, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komuniksi Antar Peserta Didik, Yogyakrta: Pustaka Pelajar, 2009.
Iskandar, M.Pd, Psikologi Pendidikan ( sebuah Orientasi Baru), Ciputat: Gaung Persada (GP) Press, 2009. J.H Green, Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, Tanggerang: Binarupa Aksara, 2002. Jihad, Asep, M.Pd dan Dr.Abdul Haris, M.Sc, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi Pressindo, 2009. Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, cet. I. Rohani, Ahmad dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: PT. Reneka Cipta, 1991. Sardiman, AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,Jakarta: CV Rajawali, 2006.cet VI Saktiyono, Sains Biologi SMP untuk Kelas VIII ,Jakarta: Esis, 2004. Sumarsono, Joko, Sri Utami, Yulianto, Sri Wiyati, Ilmi Pengatahuan Alam Untuk SMP/ MTS Kelas VIII, Surakarta: Teguh Karya, 2006. Supranto, M.A, APU, Teknik Sampling untuk Survey dan Eksperimen, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007. Suryo, Genetika Manusia, Yogyakarta : Gajah Mada Universiti Press, 2008, cet.9, Syamsuru, Istamar dkk, IPA Biologi untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga, 2007. Soemanto,Wasty. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998. Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999, Cet V1. Sugiono, Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2008, cet.4. ----------, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabet, 2007.
Suryabrata,Sumadi. Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rajawali Press, 2010. Syaodih, Nana Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003. Tim penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai pustaka, 2005, cet.3. Trianto,
Model-Model
Pembelajaran
Inovatif
Berorientasi
Konstruktivistik,
Surabaya: Prestasi Pustaka, 2009. Yamin, Martinis, M.Pd, Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press,2007. --------- & Bansu I Ansari, M.Pd, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009. ---------, Paradigma Pendidikan Kontruktivistik Implementasi KTSP & UU. No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008. Zaini, Hisyam, bermawy Munthe dan sekar ayu aryni, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2008.
Lampiran 1 DAFTAR KELAS UJI COBA Kelas : VIII E No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nama Aditya Ahsin M Agung Nur Qonita Ananda M Iqbal Athfal.C Bangun Satria Diana Putri. J Dyah Saraswati Fatimah Nur Amalia Feni Fitriani.P Fijay Afif Fauzi Fionita Yuliani Devi Fuhad A Najib Habibatul Ulya Ishak M Istiana Dina Frita Intan Chasanah Ita Elita CH Khansa Hanna Islamica Khoirudin Nur Alif Laila Nur H Layyinatus Syifa A Machelina M. Fahrul Al Falazi M. Nur Azzam Muhammad Aghna H Oki Hendrawan Puji Nurul Hikmah Putri Nur H Rizal D. Syifa Taufik Soni F Ratna Mustika Yuni Nur Azizah
Lampiran 2 DAFTAR ABSEN PESERTA DIDIK
Kelas : VIII C No
Kelas : VIII B Nama
1 Abdul Malik 2 Ahmad Fatah Maulana Alamudin Bahrul 3 Atho' 4 Anis Sudarti 5 Anisa Surahmah 6 Aqdiyah Hanif Sabila 7 Aulinadia Kholifasati Budi Muhammad 8 Yusuf 9 Dika Dwi Hapsari 10 Estiana Cinta Dewi 11 Febdy Danu P 12 Firdinsyah 13 Hendi Irawan 14 Hesti Setia Wenti 15 Iqbal Nazer 16 Isnaya Fahmi M. Akbar Ujung 17 Negoro Muhammad Arinal 18 Haq 19 M. Farhan Navis 20 Muhammad Fikri 21 Muhammad Mahsus 22 M.Najib Lutfi 23 Muhammad Rosikin 24 M.Zainal Ibad 25 Maulana Yususf 26 Nur Hayati 27 Nur Rahman Najib 28 Rijal Ali 29 Rizal Alifin 30 Rizky Darmawan 31 Rona Rofifah
No
Nama
1 Arina Hidayah 2 Meira Sita Dewi 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Hilman Syah D Abdul Aziz Lutfi Agung P Nadhi Khusaini A. Syaifullah R Ibnu Hanif Eli Novia Ela Untari Iklal Achmad M.Adli Zaim Aisyah Hanna Fiqih Dwi Aryani Salafudin Didik Hidayat
17 M.Asrifudin 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Nur Rahmat Malik Hanifah M.Ristiawan Satria Java S Riky Dwi Kristiyanto Septian Adi P Rojib Sulistyanto M. Alif Miftakhur R Rif'an Musyafa Ariyanto Sri Lestari Mitha Alifiah Feri Zulfahmi Tri Putro Wibowo
32 33 34 35
Siti Nurul Hikmah Tri Aji Prabowo Tyas Ayu Kusumawati Ufita Al Ariza
32 M.Nur Kholik 33 Nurul Faizah 34 Khuswatun Nur K
Lampiran 3 Daftar Kelompok NHT Kelas Eksperimen Kelompok A Arina Hidayah Meira Sita Dewi Hilman Syah D Abdul Aziz Lutfi Agung P
Kelompok B Nadhi Khusaini
Kelompok C Iklal Achmad
A. Syaifullah R Ibnu Hanif Eli Novia Ela Untari
M.Adli Zaim Aisyah Hanna Fiqih Dwi Aryani Salafudin
Kelompok D Didik Hidayat M.Asrifudin Nur Rahmat Malik Hanifah M.Ristiawan
Kelompok E Satria Java S Zuhairina Riky Dwi Kristiyanto Septian Adi P Rojib Sulistyanto
Kelompok F M. Alif Miftakhur R Rif'an Musyafa
Kelompok G Feri Zulfahmi Tri Putro Wibowo M.Nur Kholik Nurul Faizah Khuswatun Nur K
Ariyanto Sri Lestari Mitha Alifiah
Lampiran 4 RUBRIK SKOR KEAKTIFAN PESERTA DIDIK No
Aspek yang Diamati
Skor
Melakukan 1 kerja sama a b c d
Bekerja sama dalam kelompok yang terstruktur, tidak bergurau Bekerja sama dalam kelompok yang terstruktur, bergurau Bekerja sama dalam kelompok tdk terstruktur, tidak bergurau Bekerja sama dalam kelompok tdk terstruktur, bergurau
4 3 2 1
Memperhatiakan dan mendengarkan penjelasan dari guru dan 2 teman a b c d
Memperhatiakan dengan serius Memperhatiakan dengan sedikit bergurau Memperhatiakan dengan bergurau Tidak memperhatiakan penjelasan
3 Mengajukan perrtanyaan Bertanya sesuai dengan materi, jelas, a membutuhkan analisis Bertanya sesuai dengan materi, jelas, b tdk membutuhkan analisis Bertanya sesuai dengan materi, tidak c jelas d Bertanya tidak sesuai dengan materi 4 Mengemukakan pendapat Pendapat sesuia denga materi, runtut, a mudah dipahami Pendapat sesuia denga materi, tidak b runtut Pendapat sesuia denga materi, tidak c mudah dipahami d Pendapat tidak sesuai denga materi 5 Menjawab pertanyaan Menjawab pertanyaan dengan benar, a jelas, lengkap Menjawab pertanyaan dengan benar, b jelas, tidak lengkap Menjawab pertanyaan dengan benar, c tidak jelas d Menjawab pertanyaan salah 6 Meberikan tanggapan dari pertanyaan guru atau teman
4 3 2 1
4 3 2 1
4 3 2 1
4 3 2 1
a b c d
Menanggapi sesuai dengan materi , benar Menanggapi sesuai dengan materi , kurang benar Menanggapi sesuai dengan materi , tidak benar Menanggapi tidak sesuai dengan materi
7 Mencatat materi / pernjelasan guru dan teman Mencatat sesuai dengan materi, a lengkap, rapih Mencatat sesuai dengan materi, b lengkap, tidak rapih Mencatat sesuai dengan materi, tidak c lengkap d Mencatat tidak sesuai dengan materi 8 Menyimpulkan kegiatan pembelajaran Membuat kesimpulan dengan benar a dan jelas Membuat kesimpulan dengan benar b dan tidak jelas Membuat kesimpulan dengan kurang c benar dan jelas d tidak membuat kesimpulan
4 3 2 1
4 3 2 1
4 3 2 1
Tidak melakukan aktivitas yang dapat mengganggu kegitan 9 belajar mengajar a Menghapus papan tulis b Membantu membagikan lembar tugas c Membantu menyiapka alat tulis guru d diam tenang di bangku 10 Membaca LDS / buku materi a Sangat aktif membaca b Aktif membaca c Cukup aktif membaca d Kurang membaca
4 3 2 1 4 3 2 1
Lampiran 5 REKAPITULASI OBSERVASI KEAKTIFAN PESERTADIDIK Pokok bahasan Kelas )
: sistem Peredaran darah : VIII C ( Kontrol
Isilah kolom aspek pengamatan dengan memberi nilai berupa angka sesuai dengan rubrik pengamatan dan berdasarkan keadaan sebenarnya ! Kriteria Aspek yang diamati No Nama Jumlah SB B C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1
0
4
0
0
0
0
4
0
1
0
9
√
0
1
0
0
0
0
4
0
1
1
7
√
0
1
3
1
0
0
4
0
3
0
12
√
Anis Sudarti
0
3
3
0
0
0
4
0
1
3
14
√
Anisa Surahmah Aqdiyah Hanif Sabila Aulinadia Kholifasati Budi Muhammad Yusuf
0
3
0
0
0
0
4
0
4
2
13
√
0
1
0
0
0
0
4
0
1
0
6
√
0
3
2
2
0
0
4
4
1
3
19
√
0
4
2
0
0
0
4
0
1
1
12
√
3
Abdul Malik Ahmad Fatah Maulana Alamudin Bahrul Atho'
4 5
2
6 7 8
K
0
4
0
2
0
0
4
0
1
0
11
√
10
Dika Dwi Hapsari Estiana Cinta Dewi
0
3
0
1
0
0
3
0
1
2
10
√
11
Febdy Danu P
0
3
1
0
0
0
4
4
1
0
13
√
12
Firdinsyah
0
3
0
1
0
1
3
0
1
1
10
√
13
Hendi Irawan
0
1
2
1
0
0
2
0
3
0
9
√
14
Hesti Setia Wenti
0
4
1
4
3
0
4
0
1
1
18
√
15
Iqbal Nazer
0
1
0
0
0
0
4
0
1
0
6
√
16
0
2
0
3
0
0
2
0
4
2
13
√
0
1
1
1
3
0
2
0
1
0
9
√
18
Isnaya Fahmi M. Akbar Ujung Negoro Muhammad Arinal Haq
0
3
0
0
0
0
4
0
1
2
10
√
19
M. Farhan Navis
0
1
1
0
0
0
3
0
4
0
9
√
20
Muhammad Fikri Muhammad Mahsus
0
1
0
3
0
0
4
0
1
1
10
√
0
1
0
1
0
0
2
0
1
0
5
√
9
17
21
0
4
0
1
3
0
4
0
4
0
16
√
23
M.Najib Lutfi Muhammad Rosikin
0
1
1
0
0
0
4
4
1
3
14
√
24
M.Zainal Ibad
0
2
0
1
0
0
4
0
1
0
8
√
25
Maulana Yususf
0
4
0
0
0
1
4
0
2
2
13
√
22
0
1
0
0
3
0
4
0
1
0
9
√
27
Nur Hayati Nur Rahman Najib
0
1
0
0
0
0
3
0
2
3
9
√
28
Rijal Ali
0
3
0
2
0
0
4
0
1
0
10
√
29
Rizal Alifin
0
4
0
0
0
0
3
0
1
0
8
√
30
Rizky Darmawan
0
1
0
0
0
0
4
3
1
2
11
√
31
Rona Rofifah
0
3
3
0
3
1
4
0
1
0
15
√
32
Siti Nurul Hikmah
0
3
0
1
0
0
4
0
1
2
11
√
33
0
1
0
0
0
0
3
0
1
3
8
√
34
Tri Aji Prabowo Tyas Ayu Kusumawati
0
3
1
0
0
0
4
3
2
0
13
√
35
Ufita Al Ariza
0
4
0
2
0
0
3
0
1
1
11
√
26
Jumlah Persentase
0 0%
0
LEMBAR SOAL UJI COBA Mata Pelajaran
: BIOLOGI
Hari / Tanggal
:
Petunjuk Umum 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Isikan identitas anda ke dalam lembar jawaban yang telah tersedia Tersedia waktu 60 menit untuk mengerjakan soal tersebut Jumlah soal sebanyak 25 butir, setiap soal terdapat 4 pilihan ganda Periksa dan baca soal-soal sebelum anda menjawabnya Tanyakan pada guru apabila terdapat soal yang belum jelas Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru
Pilihlah jawaban berikut dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d. ! 1. Sistem peredaran darah manusia terdiri atas alat-alat berikut ini . . . a. Jantung – ginjal – hati c. Jantung – pembuluh darah – darah b. Jantung – paru-paru d. Jantung – ginjal – paru-paru 2. Warna merah pada darah manusia disebabkan oleh adanya . . . a. Fibrinogen c. Plasma darah b. Hemoglobin d. Serum darah 3. Golongan darah A memiliki : . . . a. Aglutinogen A dan aglutinin b b. Aglutinogen B dan aglutinin a c. Aglutinogen A dan B tanpa aglutinin d. Aglutinin a dan b tanpa aglutinogen 4. Ciri-ciri pembuluh darah : 1) Letaknya dekat permukaan tubuh 2) Jika terluka darah mngucur deras 3) Katup di sepanjang pembuluh 4) Jika terluka darah hanya menetes 5) Dinding tebal, kuat dan elastis Manakah yang merupakan ciri pembuluh balik (vena) . . . a. 1,2 dan 3 c. 2,4 dan 5 b. 1,3 dan 4 d. 3,4 dan 5 5. Manakah yang merupakan fungsi sel darah putih ? a. Membunuh kuman-kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh b. Melakukan pembekuan darah jika terjadi luka c. Mengangkut sari-sari makan ke seluruh tubuh d. Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh
6. Dalam proses pembekuan darah, yang mengubah fibrinogen menjadi benangbenang fibrin adalah . . . a. Thrombin c. Vitamin K b. Kalsium d. Trombokinase 7. Manakah pernyataan berikut ini yang benar mengenai bilik jantung . . . a. Bilik hanya memompa darah kaya oksigen b. Bilik hanya memompa darah kaya karbondioksida c. Bilik jantung berdinding lebih tebal dari pada serambi jantung d. Bilik jantung berdinding lebih tipis dari pada serambi jantung 8. Dalam sistem transportasi, jantung berfungsi sebagai . . . a. Pengangkut darah c. Memompa darah b. Penyaring darah d. Pembentuk darah 9. Urutan aliran darah pada sistem peredaran darah kecil yang benar adalah . . . a. Jantung – seluruh tubuh – paru-paru b. Jantung – seluruh tubuh – jantung c. Jantung – paru-paru - seluruh tubuh d. Jantung –paru-paru - jantung 10. Peredaran darah manusia di sebut peredaran darah ganda (rangkap) karena . . . a. Sekali beredar darah melewati jantung dua kali b. Memiliki pembuluh nadi dan pembuluh balik c. Darah selalu beredar di dalam pembuluh d. Jantung memiliki empat ruangan 11. Fungsi sistem peredaran darah manusia adalah sebagai berikut, kecuali . . . a. Mengangkut sari makanan ke dalam sel tubuh b. Menghasilkan Karbondioksida c. Mengatur suhu tubuh d. Menetralkan racun 12. Bagian darah yang mengangkut sari makanan adalah . . . a. Keping darah c. Sel darah merah b. sitoplasma d. Sel darah putih 13. Bila sel darah merah seseorang tidak mengandung aglutinogen, maka golongan darah orang tersebut adalah . . . a. O c. B b. A d. AB 14. Jika sel darah putih di dalam tubuh seseorang semakin meningkat dan jumlahnya tidak terkendali, maka di sebut menderita . . . a. Hemophilia c. Thalasemia b. Anemia d. Leukimia
15. Ciri-ciri sel darah : 1) Bentuknya tidak beraturan 2) Memakan kuman 3) Mengandung hemoglobin 4) Tidak ber inti Manakah yang merupakan ciri sel darah merah . . . a. 1 dan 2 c. 2 dan 4 b. 1 dan 3 d. 3 dan 4 16. Bila agglutinin A bertemu dengan aglutinogen A maka akan terjadi . . . a. Penerimaan darah c. Peredaran darah b. Donor darah d. Penggumpalan darah 17. Seseorang yang menderita anemia disebabkan oleh kekurangan . . . a. Sel darah putih dan sel darah merah b. Keeping-keping darah dan zat besi c. Sel darah merah dan zat besi d. Sel darah putih dan keeping darah 18. Bagian dari sel darah yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh karena dapat membunuh kuman penyakit yang masuk adalah . . . a. Plasma darah c. Sel darah putih b. Sel darah merah d. Trombosit 19. Dalam sistem peredaran darah tersebut darah melewati jantung sebanyak…. a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. 4 kali 20. Kelainan menurun yang menyebabkan pendarahan pada seseorang tidak dapat membeku atau sukar membeku di sebut . . . a. Leukemia c. Hemofilia b. Thalasemia d. Anemia 21. Bahan-bahan berikut berperan dalam proses pembekuan darah, kecuali . . . a. Keeping darah c. Ion Ca b. Fibrinogen d. Ion Na 22. Fungsi pembuluh kapiler adalah…. a. Tempat pertukaran zat antara darah dan sel tubuh b. Mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh c. Mengalirkan darah dari tubuh kembali ke jantung d. Menyediakan O2 ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolism 23. Golongan darah resipien universal adalah golongan darah . . . a. A c. AB b. B d. O
24. Di bawah ini yang merupakan komponen darah, adalah . . . a. Plasma darah dan sel-sel darah c. Cairan b. Protein d. Karbohidrat 25. Penyakit berikut yang berhubungan dengan gangguan/kelainan pada sistem peredaran darah pada manusia, kecuali…. a. Hipertensi
c. anemia
b. Hemofili
d. konstipasi/sembelit
26. Peredaran darah pada manusia melalui lintasan . . . a. Bilik kiri – tubuh – atrium kanan b. Bilik kiri – paru-paru – bilik kiri c. Atrium kanan – tubuh – bilik kiri d. Atrium kanan – paru-paru – bilik kiri 27. Golongan darah A hanya dapat di donor kan kepada orang yang ber golongan darah . . a. A, AB dan O c. A dan AB b. A, AB dan B d. A dan O 28. Sebelum diedarkan, darah yang kaya akan….dari paru-paru, secara berurutan masuk ke dalam jantung, yaitu pada ruang….lalu ke….untuk dipompa ke seluruh tubuh a. O2 – serambi kiri – bilik kiri
c. O2 – serambi kanan – bilik kanan
b. CO2 – serambi kiri – bilik kiri
d. CO2 - serambi kanan – bilik kanan
29. Pembuluh darah arteri yang membawa darah miskin oksigen adalah . . . a. Arteri ginjal c. Aorta b. Arteri hepar d. Arteri paru-paru 30. Pembuluh balik paru-paru di lalui darah yang mengangkut….. a. Oksigen dari jantung c. Oksigen ke jantung b. Karbondioksida dari jantung
d. Karbondioksida ke jantung
LEMBAR JAWABAN
1. C
6. A
11. 6
16. D
21. D
26. A
2. B
7. C
12. C
17. C
22. A
27. C
3. A
8. C
13. A
18. C
23. C
28. A
4. B
9. D
14. D
19. B
24. A
29. D
5. A
10. A
15. D
20. C
25. D
30. C
LEMBAR SOAL Mata Pelajaran Hari / Tanggal
: BIOLOGI :
Petunjuk Umum 1. Isikan identitas anda ke dalam lembar jawaban yang telah tersedia 2. Tersedia waktu 60 menit untuk mengerjakan soal tersebut 3. Jumlah soal sebanyak 25 butir, setiap soal terdapat 4 pilihan ganda 4. Periksa dan baca soal-soal sebelum anda menjawabnya 5. Tanyakan pada guru apabila terdapat soal yang belum jelas 6. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru Pilihlah jawaban berikut dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d ! 1. Sistem peredaran darah manusia terdiri atas alat-alat berikut ini . . . a.
Jantung – ginjal – hati
c. Jantung – pembuluh darah
– darah b. Jantung – paru-paru
d. Jantung – ginjal – paru-paru
2. Warna merah pada darah manusia disebabkan oleh adanya . . . a.
Fibrinogen
b. Hemoglobin
c. Plasma darah d. Serum darah
3. Golongan darah A memiliki : . . . a.
Aglutinogen A dan aglutinin b
b. Aglutinogen B dan aglutinin a c. Aglutinogen A dan B tanpa aglutinin d. Aglutinin a dan b tanpa aglutinogen 4. Ciri-ciri pembuluh darah : 1)
Letaknya dekat permukaan tubuh
2)
Jika terluka darah mngucur deras
3) Katup di sepanjang pembuluh 4) Jika terluka darah hanya menetes 5) Dinding tebal, kuat dan elastis Manakah yang merupakan ciri pembuluh balik (vena) . . . a.
1,2 dan 3
b. 1,3 dan 4
c. 2,4 dan 5 d. 3,4 dan 5
5. Manakah yang merupakan fungsi sel darah putih ? a.
Membunuh kuman-kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh
b. Melakukan pembekuan darah jika terjadi luka c. Mengangkut sari-sari makan ke seluruh tubuh d. Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh 6. Dalam proses pembekuan darah, yang mengubah fibrinogen menjadi benangbenang fibrin adalah . . . a.
Thrombin
b. Kalsium
c. Vitamin K d. Trombokinase
7. Manakah pernyataan berikut ini yang benar mengenai bilik jantung . . . a. Bilik hanya memompa darah kaya oksigen b. Bilik hanya memompa darah kaya karbondioksida c. Bilik jantung berdinding lebih tebal dari pada serambi jantung d. Bilik jantung berdinding lebih tipis dari pada serambi jantung 8. Dalam sistem transportasi, jantung berfungsi sebagai . . . a. Pengangkut darah
c. Memompa darah
b.
d. Pembentuk darah
Penyaring darah
9. Urutan aliran darah pada sistem peredaran darah kecil yang benar adalah . . . a.
Jantung – seluruh tubuh – paru-paru
b.
Jantung – seluruh tubuh – jantung
c.
Jantung – paru-paru - seluruh tubuh
d.
Jantung –paru-paru - jantung
10. Peredaran darah manusia di sebut peredaran darah ganda (rangkap) karena . . . a.
Sekali beredar darah melewati jantung dua kali
b.
Memiliki pembuluh nadi dan pembuluh balik
c.
Darah selalu beredar di dalam pembuluh
d.
Jantung memiliki empat ruangan
11. Fungsi sistem peredaran darah manusia adalah sebagai berikut, kecuali . . . a.
Mengangkut sari makanan ke dalam sel tubuh
b.
Menghasilkan Karbondioksida
c.
Mengatur suhu tubuh
d.
Menetralkan racun
12. Bagian darah yang mengangkut sari makanan adalah . . . a.
Keping darah
c. Sel darah merah
b.
Sitoplasma
d. Sel darah putih
13. Bila sel darah merah seseorang tidak mengandung aglutinogen, maka golongan darah orang tersebut adalah . . . a.
O
c. B
b.
A
d. AB
14. Jika sel darah putih di dalam tubuh seseorang semakin meningkat dan jumlahnya tidak terkendali, maka di sebut menderita . . . a.
Hemophilia
b.
Anemia
c. Thalasemia d. Leukimia
15. Ciri-ciri sel darah : 1)
Bentuknya tidak beraturan
2)
Memakan kuman
3)
Mengandung hemoglobin
4)
Tidak ber inti
Manakah yang merupakan ciri sel darah merah . . . a.
1 dan 2
c. 2 dan 4
b.
1 dan 3
d. 3 dan 4
16. Bila agglutinin A bertemu dengan aglutinogen A maka akan terjadi . . . a.
Penerimaan darah
c. Peredaran darah
b.
Donor darah
d. Penggumpalan darah
17. Seseorang yang menderita anemia disebabkan oleh kekurangan . . . a. Sel darah putih dan sel darah merah b. Keeping-keping darah dan zat besi c. Sel darah merah dan zat besi d. Sel darah putih dan keeping darah 18. Bagian dari sel darah yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh karena dapat membunuh kuman penyakit yang masuk adalah . . .
a. Plasma darah
c. Sel darah putih
b. Sel darah merah
d. Trombosit
19. Kelainan menurun yang menyebabkan pendarahan pada seseorang tidak dapat membeku atau sukar membeku di sebut . . . a.
Leukemia
c. Hemofilia
b.
Thalasemia
d. Anemia
20. Bahan-bahan berikut berperan dalam proses pembekuan darah, kecuali . . . a.
Keeping darah
b.
Fibrinogen
c. Ion Ca d. Ion Na
21. Golongan darah resipien universal adalah golongan darah . . . a.
A
c. AB
b.
B
d. O
22. Di bawah ini yang merupakan komponen darah, adalah . . . a. Plasma darah dan sel-sel darah
c. Cairan
b. Protein
d. Karbohidrat
23. Peredaran darah pada manusia melalui lintasan . . . a. Bilik kiri – tubuh – serambi kanan b. Bilik kiri – paru-paru – bilik kiri c. Serambi kanan – tubuh – bilik kiri d. Serambi kanan – paru-paru – bilik kiri 24. Golongan darah A hanya dapat di donor kan kepada orang yang ber golongan darah . . a.
A, AB dan O
c. A dan AB
b.
A, AB dan B
d. A dan O
25. Pembuluh darah arteri yang membawa darah miskin oksigen adalah . . . a. Arteri ginjal
c. Aorta
b. Arteri hepar
d. Arteri paru-paru
Lembar Jawaban
1. C
11. B
21. C
2. B
12. C
22. A
3. A
13. D
23. A
4. B
14. D
24. C
5. A
15. D
25. D
6. A
16. D
7. C
17. C
8. C
18. C
9. D
19. C
10. A
20. D
KISI – KISI UJI COBA Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Materi Pokok Standar Kompetensi Kompetensi dasar
Mendeskrips ikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
: SMP Jumlah Soal : 25 Butir : VIII / I Waktu : 60 Menit : BIOLOGI Bentuk Soal : Pilihan Ganda : Sistem peredaran darah pada manusia : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia Materi Pokok Nomor Bentuk Indikator tes Pokok Pembahasan Soal
Sistem peredaran darah pada manusia
1. Menyebutkan fungsi system peredaran darah pada manusia.
1. Sel-sel darah dan fungsinya.
2. Menjelaskan struktur organ penyusun sistem peredaran darah pada manusia.
2. Alat-alat sistem peredaran darah manusia
3. Menjelaskan sistem peredaran darah pada manusia 4. Mengidentifikasi golongan darah pada manusia 5. Mengidentifikasi kelainan atau penyakit system peradaran darah pada manusia
2,5,6,12 ,15,18,2 0,22
Pilihan ganda
B,A,A,C,D,C,D,A B,C,D
1,4,7,25
Pilihan ganda
C,B,C,D
Pilihan ganda
C,D,A,B,A
Pilihan ganda
A,D,D,C,C
Pilihan ganda
D,C,C
3. Sistem peredaran darah manusia
8,9,10,1 1,23,
4. Penggolongan darah
3,13,16, 21,24
5. Kelainan atau penyakit sistem peredaran darah
Kunci Jawaban
14,17,1 9,
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan
: SMP Pondok Modern Selamet Kendal
Mata Pelajaran
: IPA (Biologi)
Kelas / Semester
: VIII
Alokasi Waktu
: 2 JP (2 X40 menit)
I. Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia II. Kompetensi Dasar 1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan III. Indikator o Menyebutkan contoh kelainan atau penyakit pada sistem peredaran darah o Mengidentifikasi penyakit yang menyerang sistem peredaran darah IV. Tujuan Pembelajaran o Peserta didik dapat menyebutkan contoh kelainan atau penyakit pada sistem peredaran darah o Peserta didik dapat mengidentifikasi penyakit yang menyerang sistem peredaran darah V. Materi Ajar Sistem peredaran darah pada manusia VI. Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) VII. Skenario Pembelajaran Kegiatan
Alokasi Waktu
•
Kegiatan Awal
1. Guru membuka pertemuan dengan salam 2. appersepsi : leli didiagnosa menderita hipertensi. Berpakah tekanan darah disebut hipertensi?
10 menit
3. Guru menuliskan judul ”darah dan kelainan atau penyakit pada sistem peredaran darah” •
Kegiatan Inti
1. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3 - 5 orang dan memberi mereka nomor,
55 menit
sehingga tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor yang berbeda. 2. Guru membagikan LDS kepada masing-masing kelompok untuk dikerjakan bersama-sama. 3. Guru membimbing dan memantau siswa saat melakukan diskusi kelompok 4. Guru menyebutkan satu nomor dan peserta didik dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. 5. Guru memberikan apresiasi atas hasil diskusi siswa 15 menit
6. Penegasan materi oleh guru •
Kegiatan Akhir
1. Peserta didik merangkum materi dengan bimbingan guru 2. Guru mengadakan evaluasi dengan memberikan soal postest 3. Guru menutup pertemuan dengan salam.
VIII. Alat dan Sumber Belajar 1. Alat
: kapur, penghapus , black bord, LDS
2. Sumber Belajar Dr.Mikrojuddin.Abdullah,M.Si dkk.IPA Terpadu SMP&MTs kls VIII/I.2007.Jakarta :Erlangga Istamar Syamsuri,dkk.IPA Biologi SMP kls VIII/I.2006.Jakarta : Erlangga IX. Penilaian a. Teknik Penilaian b. Teas Tindakan c. Soal / Instrumen
: Tes Lisan : Keaktifan siswa di kelas : Aspek Penguasaan Konsep ( kognitif)
Kendal, Oktober 2010 Mengetahui, Guru Mapel
Peneliti
IPA (biologi)
Sukron Munir, S.Pd
Muli’atunni’am NIM.063811016
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan
: SMP Pondok Modern Selamet Kendal
Mata Pelajaran
: IPA (Biologi)
Kelas / Semester
: VIII
Alokasi Waktu
: 2 JP (2 X40 menit)
I. Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia II. Kompetensi Dasar 1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. III. Indikator o Menyebutkan fungsi darah pada sistem peredaran darah manusia o Menjelaskan organ penyusun sistem peredaran darah pada manusia o Menggambarkan peredaran darah pada manusia o Mengidentifikasi golongan darah pada manusia o Mengidentifikasi penyakit yang menyerang sistem peredaran darah IV. Tujuan Pembelajaran o Peserta didik dapat menyebutkan fungsi darah pada sistem peredaran darah pada manusia. o Peserta didik dapat menjelaskan macam organ penyusun sistem peredaran darah serta fungsinya. o Peserta didik dapat menggambarkan peredaran darah pada manusia. o Peserta didik dapat mengidentifikasi penggolongan darah pada manusia o Peserta didik dapat mengidentifikasi penyakit yang menyerang sistem peredaran darah V. Materi Ajar Sistem peredaran darah pada manusia VI. Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) VII. Skenario Pembelajaran
Kegiatan
Alokasi Waktu
•
Kegiatan Awal 1.Guru membuka pertemuan dengan salam 2.Appersepsi : tahukah kamu saat kamu siapa yang bertugas mengedarkan sari-sari makanan keseluruh tubuh kita?
10 menit
3. Guru menuliskan judul ” pada sistem peredaran darah pada manusia” •
Kegiatan Inti 1. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3 - 5 orang dan memberi mereka nomor, sehingga tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor yang berbeda 2. Guru membagikan LDS kepada masing-masing kelompok untuk
55 menit
dikerjakan bersama-sama. 3. Guru membimbing dan memantau siswa saat melakukan diskusi kelompok 4. Guru menyebutkan satu nomor dan peserta didik dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. 5. Guru memberikan apresiasi atas hasil diskusi siswa 6. Penegasan materi oleh guru •
Kegiatan Akhir 1. Peserta didik merangkum materi dengan bimbingan guru 2. Guru mengadakan evaluasi dengan memberikan soal
15
3. Guru menutup pertemuan dengan salam.
menit
VIII. Alat dan Sumber Belajar 1. Alat
: kapur, penghapus , black bord, LDS
2. Sumber Belajar Dr.Mikrojuddin.Abdullah,M.Si dkk.IPA Terpadu SMP&MTs kls VIII/I.2007.Jakarta :Erlangga Istamar Syamsuri,dkk.IPA Biologi SMP kls VIII/I.2006.Jakarta : Erlangga
IX. Penilaian a. Teknik Penilaian
: Tes Lisan
b. Tes Tindakan
: Keaktifan siswa di kelas
c. Soal / Instrumen
: Aspek Penguasaan Konsep ( kognitif) Semarang, Oktober 2010
Mengetahui, Guru Mapel
Peneliti
IPA (biologi)
Sukron Munir, S.Pd
Muli’atunni’am NIM.063811016
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan
: SMP Pondok Modern Selamet Kendal
Mata Pelajaran
: IPA (Biologi)
Kelas / Semester
: VIII
Alokasi Waktu
: 2 JP (2 X40 menit)
I. Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia II. Kompetensi Dasar 1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. III. Indikator o Menyebutkan contoh kelainan atau penyakit pada sistem peredaran darah o Mengidentifikasi penyakit yang menyerang sistem peredaran darah IV. Tujuan Pembelajaran o Peserta didik dapat menyebutkan contoh kelainan atau penyakit pada sistem peredaran darah o Peserta didik dapat mengidentifikasi penyakit yang menyerang sistem peredaran darah V. Materi Ajar Sistem peredaran darah pada manusia VI. Metode Pembelajaran Ceramah interaktif VII. Skenario Pembelajaran Kegiatan
Alokasi Waktu
•
Kegiatan Awal 1. Guru membuka pertemuan dengan salam 2. appersepsi : leli didiagnosa menderita hipertensi. Berpakah tekanan darah disebut hipertensi? 3.
Guru menuliskan judul ”kelainan atau penyakit pada sistem
10 menit
peredaran darah” •
Kegiatan Inti 1. Guru meminta peserta didik menyebutkan beberapa contoh 55 menit
penyakit sistem peredaran. 2. Guru menjelaskan penyebab penyakit sistem peredaran darah. •
Kegiatan Akhir (10 menit) a. Siswa
diberi
kesempatan
bertanya
tentang
materi 15 menit
pembahasan yang belum dimengerti b. Guru menyimpulkan yang telah disampaikan c. Salam
VIII. Alat dan Sumber Belajar 1. Alat
: kapur, penghapus , black bord, LDS
2. Sumber Belajar Dr.Mikrojuddin.Abdullah,M.Si dkk.IPA Terpadu SMP&MTs kls VIII/I.2007.Jakarta :Erlangga Istamar Syamsuri,dkk.IPA Biologi SMP kls VIII/I.2006.Jakarta : Erlangga
IX. Penilaian a. Teknik Penilaian b. Teas Tindakan c. Soal / Instrumen
: Tes Lisan : Keaktifan siswa di kelas : Aspek Penguasaan Konsep ( kognitif)
Semarang, November 2010
Mengetahui, Guru Mapel
Peneliti
IPA (biologi)
Sukron Munir, S.Pd
Muli’atunni’am NIM.063811016
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan
: SMP Pondok Modern Selamet
Mata Pelajaran
: IPA (Biologi)
Kelas / Semester
: VIII
Alokasi Waktu
: 2 JP (2 X40 menit)
I. Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia II. Kompetensi Dasar 1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. III. Indikator o Menyebutkan contoh kelainan dan penyakit pada sistem peredaran darah o Mengidentifikasi penyakit yang menyerang sistem peredaran darah IV. Tujuan Pembelajaran o Peserta didik dapat menyebutkan contoh kelainan dan penyakit pada sistem peredaran darah o Peserta didik dapat mengidentifikasi penyakit yang menyerang sistem peredaran darah V. Materi Ajar Sistem Peredaran Darah VI. Metode Pembelajaran Ceramah interaktif VII. Skenario Pembelajaran Kegiatan
Alokasi Waktu
•
Kegiatan Awal
4. Guru membuka pertemuan dengan salam 5. Appersepsi : 6. Guru menuliskan judul ”kelainan atau penyakit pada sistem peredaran darah”
10 menit
•
Kegiatan Inti 3. Guru menyampaikan dan menjelaskan tentang sub materi yang akan di sampaikan, yang meliputi : 55 menit
a. Darah : 1) Komponen darah 2) Fungsi darah b. Alat peredaran darah (jantung dan pembuluh darah) c. Sistem peredaran darah pada manusia (sistem peredaran besar-kecil dan sistem peredaran darah ganda dan tertutup). 4. Guru memberi tugas/pekerjaan rumah secara individu kepada siswa tentang pokok bahasan yang sedang dipelajari. 5. Guru meminta siswa untuk mempelajari pokok bahasan pertemuan berikutnya. •
Kegiatan Akhir
4. Guru mengadakan evaluasi denga memberikan soal
15 menit
5. Untuk memantapkan pemahaman siswa diminta membuat resum mengenai materi yang telah dibahas. 6. Guru menutup pertemuan dengan salam. VIII. Alat dan Sumber Belajar 1. Alat
: kapur, penghapus , black bord, LDS
2. Sumber Belajar Dr.Mikrojuddin.Abdullah,M.Si dkk.IPA Terpadu SMP&MTs kls VIII/I.2007.Jakarta :Erlangga Istamar Syamsuri,dkk.IPA Biologi SMP kls VIII/I.2006.Jakarta : Erlangga
IX. Penilaian a. Teknik Penilaian
: Tes Lisan
b. Teas Tindakan
: Keaktifan siswa di kelas
c. Soal / Instrumen
: Aspek Penguasaan Konsep ( kognitif)
Kendal, Juli 2010
Mengetahui, Guru Mapel
Peneliti
IPA (biologi)
Sukron Munir, S.Pd
Muli’atunni’am NIM.063811016
Aktifitas diskusi dalam pembelajaran Numbered Head Together
Peserta didik berpikir bersama untuk menyelesaikan soal NHT
Guru sebagai fasilitator dan memberikan dorongan kepada peserta didik untuk berperan aktif
Peserta didik dengan nomor yang ditunjuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelasjawabannya di depan kelas
Peserta didik diberi kesmpatan untuk menanggapi jawaban dari teman
Evaluai dengan soal individu untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda Materi Sistem Peredaran Darah Rumus
IK =
JB A + JB B JS A + JS B
Keterangan: IK
:
Indeks kesukaran
JBA
:
Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB
:
Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA
:
Banyaknya siswa pada kelompok atas
JSB
:
Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Kriteria
0,00 0,30 0,70
Interval IK IK = IK < IK < IK < IK =
< < <
Kriteria Terlalu sukar Sukar Sedang Mudah Terlalu mudah
0,00 0,30 0,70 1,00 1,00
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. Kelompok Atas Kode
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
U-11 U-07 U-15 U-27 U-19 U-03 U-24 U-29 U-05 U-23 U-08 U-13 U-21 U-28 U-01 U-16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1
Jumlah IK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
13 13
= =
Kelompok Bawah No Kode Skor
Skor
+ 32
0,59
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat kesukaran yang sedang
U-14 U-20 U-12 U-31 U-25 U-06 U-10 U-26 U-17 U-32 U-09 U-02 U-18 U-22 U-30 U-04
Jumlah 6
0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0
6
Perhitungan Daya Pembeda Soal Materi Sistem Peredaran Darah 1. Soal Pilihan Ganda Rumus
ATAU Keterangan: DP :
Daya Pembeda
JBA
:
Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB
:
Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA
:
Banyaknya siswa pada kelompok atas
Kriteria
0,00 0,20 0,40 0,70
Interval DP DP < DP < DP < DP < DP <
< < < <
Kriteria Sangat jelek Jelek Cukup Baik Sangat Baik
0,00 0,20 0,40 0,70 1,00
Perhitungan Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. Kelompok Atas No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
DP
Kode U-11 U-07 U-15 U-27 U-19 U-03 U-24 U-29 U-05 U-23 U-08 U-13 U-21 U-28 U-01 U-16 Jumlah =
Skor 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 13 13
16
Kelompok Bawah No Kode Skor 1 U-14 0 2 U-20 0 3 U-12 0 4 U-31 0 5 U-25 1 6 U-06 1 7 U-10 1 8 U-26 0 9 U-17 0 10 U-32 0 11 U-09 1 12 U-02 0 13 U-18 0 14 U-22 1 15 U-30 1 16 U-04 0 Jumlah 6 6 16
=
0,44
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai daya pembeda baik
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
rpbis 0,322 0,384 0,496 0,403 0,388 0,321 0,429 0,384 0,421 0,410 0,369 0,397 0,447 0,410 0,353 0,369 0,455 0,368 0,53 0,40 0,05 0,40 0,22 0,39 0,42 0,28 0,45 0,10 0,37 0,16
Validitas ttabel Kriteria 0,320 Valid 0,320 Valid 0,320 Valid 0,320 Valid 0,320 Valid 0,320 Valid 0,320 Valid 0,320 Valid 0,320 Valid 0,320 Valid 0,320 Valid 0,320 Valid 0,320 Valid 0,320 Valid 0,320 Valid 0,320 Valid 0,320 Valid 0,320 Valid 0,320 Valid 0,320 Valid 0,320 Tidak 0,320 Valid 0,320 Tidak 0,320 Valid 0,320 Valid 0,320 Tidak 0,320 Valid 0,320 Tidak 0,320 Valid 0,320 Tidak
Daya Pembeda DP Kriteria 0,438 Baik 0,375 Cukup 0,250 Cukup 0,375 Cukup 0,250 Cukup 0,375 Cukup 0,438 Baik 0,375 Cukup 0,250 Cukup 0,500 Baik 0,500 Baik 0,375 Cukup 0,375 Cukup 0,250 Cukup 0,250 Cukup 0,500 Baik 0,188 Jelek 0,188 Jelek 0,44 Baik 0,25 Cukup 0,25 Cukup 0,38 Cukup 0,50 Baik 0,31 Cukup 0,25 Cukup 0,13 Jelek 0,38 Cukup -0,06 Sangat jelek 0,31 Cukup 0,25 Cukup
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN
Nama
: Muli’atunni’am
NIM
: 063811016
Tempat Tanggal Lahir
: Kendal, 24 Nopember 1988
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Desa Sukodadi RT 07/02 Kangkung - Kendal
Jenjang Pendidikan : 1. MI Sendang Kulon Kendal
Lulus Tahun 2000
2. SMP Pondok Modern Selamet Kendal
Lulus Tahun 2003
3. MA Salafiyah Syafi’iyah Seblak Jombang
Lulus Tahun 2006
4. IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Masuk Tahun 2006
Demikian daftar riwayat pendidikan ini saya buat dengan sebenarnya :
Semarang, 20 Juni 2010 Penulis
Muli’atunni’am NIM : 063811016