IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF, MENYENANGKAN (PAIKEM) MODEL INDEX CARD MATCH DAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS VII DI SMPN 36 SEMARANG
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam
Oleh: AFIF NURROHMAN NIM. 3104195
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 4 (Empat) Eksemplar Hal : Naskah Skripsi An. Sdr. Afif Nurrohman
Kepada Yth. DekanFakultasTarbiyah IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu alaikum Wr. Wb Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka saya menyatakan bahwa skripsi saudara: Nama NIM Jurusan Judul skripsi
: : : :
Afif Nurrohman 043111195 / 3104195 Pendidikan Agama Islam (PAI)
Implementasi Strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan (PAIKEM) Model Index Card Match dan Card Sort Pada Mata Pelajaran Pai Kelas VII di SMPN 36 Semarang
Telah melalui proses bimbingan, selanjutnya saya mohon agar skripsi saudara tersebut dapat segera dimunaqosahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Semarang, 17 Juni 2010 Mengetahui, Pembimbing I
Pembimbing II
Hj. Lif Anis Ma’shumah M.Ag.
H. Mursid, M.Ag.
ii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50184
PENGESAHAN Skripsi saudari NIM Judul Skripsi
: : :
Afif Nurrohman 3104195
Implementasi Strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan (PAIKEM) Model Index Card Match dan Card Sort Pada Mata Pelajaran Pai Kelas VII di SMPN 36 Semarang.
Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus pada tanggal 07 Juli 2010 Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata I Tahun Akademik 2009/2010
Semarang, 8 Juli 2010 Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Ismail SM, M.Ag. NIP. 19711021 199703 1002
Hj. Tuti Qurrotul Aini, M.Si. NIP. 19721016 199703 2 001
Penguji I
Penguji II
Drs. H. Fatah Syukur, M.Ag. NIP. 19681212 199403 1003
Dr. H. Ruswan, M.A. NIP. 19680424 199303 1004
iii
ABSTRAK Afif Nurrohman (3104195). Implementasi Strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) Model Index Card Match dan Card Sort pada Mata Pelajaran PAI kelas VII di SMPN 36 Semarang. Skripsi, Semarang: Program Strata I Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) Model Index Card Match dan Card Sort pada mata pelajaran PAI kelas VII di SMPN 36 Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan kualitatif dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan : 1). Observasi yaitu untuk mengamati pelaksanaan strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) Model Index Card Match dan Card Sort pada mata pelajaran PAI kelas VII di SMPN 36 Semarang. 2). Interview yaitu untuk mengetahui tentang berbagai informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) Model Index Card Match dan Card Sort pada mata pelajaran PAI kelas VII di SMPN 36 Semarang. 3). Dokumentasi yaitu untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan penerapan strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) Model Index Card Match dan Card Sort pada mata pelajaran PAI kelas VII seperti rencana pembelajaran, jadwal pembelajaran, dokumen kegiatan dan lain-lain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) Model Index Card Match dan Card Sort pada mata pelajaran PAI kelas VII dalam ke-lima komponen yang saling mempengaruhi yaitu tujuan pembelajaran, metode, media, guru, serta siswa. Komponen tersebut dirancang dan diarahkan agar dalam pelaksanaannya siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Untuk itulah strategi yang dikembangkan adalah strategi PAIKEM. Sedangkan implementasi strategi PAIKEM dalam pembelajaran PAI kelas VII di SMPN 36 Semarang terwujud dalam 2 bentuk metode pembelajaran yaitu Index Card Match (mencari jodoh kartu tanya jawab) dan Card Sort (menyortir kartu). Secara umum metode ini diterapkan melalui 4 tahapan, yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi, dan tahap tindak lanjut Pada praktiknya kegiatan pembelajaran PAI melalui strategi PAIKEM sudah hampir mendekati teori. Ini dibuktikan dengan persiapan guru dalam proses pembelajaran yang telah melalui tahapan-tahapan seperti yang tersebut diatas. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para tenaga pengajar, para peneliti, dan semua pihak yang membutuhkannya.
iv
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau telah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi dalam referensi yang penulis jadikan bahan rujukan.
Semarang, 17 Juni 2010 Deklarator,
Afif Nurrohman 3104195
v
MOTTO
3 öNÍkŦàÿRr'Î/ $tB (#rçŽÉi•tóム4Ó®Lym BQöqs)Î/ $tB çŽÉi•tóムŸw ©!$# žcÎ)
Sesungguhnya Allah SWT tidak akan merubah nasib/keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Q. S. Ar-Ra’d: 11)1
1
Departemen Agama RI, al-Qur an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro, 2000), hlm. 199.
vi
- PERSEMBAHAN Dengan rendah hati dan segenap ketulusan, skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Ayah & Ibuku, Kakak-kakakku, Ponakan-ponakanku, Guruku, Sahabat-sahabatku dan Pembaca yang budiman.
Terima kasih.
vii
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan ridha-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul, “Implementasi Strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) Dalam Pembelajaran Mata Pelajaran PAI di SMPN 36 Semarang” Selanjutnya shalawat serta salam senantiasa penulis sanjungkan kepada Rasul-Nya yang agung baginda Nabi Muhammad SAW. Rasul terakhir yang membawa risalah Islamiyah, penyejuk dan penerang hati umat sehingga selamat bahagia dunia akhirat serta mendapatkan syafaat kelak pada hari yaumul qiyamah nanti. Pada kesempatan ini, perkenankan penulis sampaikan rasa terima kasih yang tiada hingga kepada pihak-pihak yang membantu dan mendukung dalam proses penyusunan skripsi, terutama kepada: 1.
Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
2.
Hj.Lift Anis Ma’shumah, M.Ag dan H.Mursid, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I dan II, yang berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran yang sangat berharga semata-semata demi untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3.
Para Dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo yang telah membekali
berbagai
ilmu
pengetahuan
sehingga
penulis
mampu
menyelesaikan skripsi ini. 4.
Bapak/Ibu karyawan Perpustakaan Tarbiyah, Perpustakaan IAIN Walisongo dan Perpustakaan Daerah atas pelayanan selama penyusunan skripsi ini.
5.
Kepala SMPN 36 Semarang, Ibu L. Yekti Setyawati beserta Guru dan Karyawan yang telah banyak membantu penelitian ini.
viii
6.
Kedua orang tuaku tercinta, dengan segala usaha, ketulusan, dan kasih sayangnya telah memberikan motivasi baik secara meteriil maupun spiritual sehingga penulis mampu menyelesaikan studi Strata Satu (S1).
7.
Kakak-kakakku, terima kasih atas semua dukungannya baik moril maupun materiil sehingga saya bisa sampai pada tingkat ini.
8.
Ponakan-ponakanku yang cerdas, lucu dan menyenangkan. Kalian adalah pencerahan sekaligus motivasi buat penulis.
9.
Temen-temen PAI paket B ’04.
10. Teman-teman Keluarga Mahasiswa Jepara Semarang (KMJS) yang saya banggakan 11. Teman-teman Walisongo Sport Club (WSC) 12. Teman-teman kos 29 13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka selain untaian rasa terima kasih dan iringan do’a, semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan sebaik-baiknya. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Semarang, 17 Juni 2010 Penulis,
Afif Nurrohman 3104195
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………………......
i
Halaman Persetujuan Pembimbing ……………...……………..……………..
ii
Halaman Pengesahan …………………………………………………............ iii Halaman Abstraksi …………………………………………………................ iv Halaman Deklarasi …………………………………………………...............
v
Halaman Motto …………………….………………………….…………....... vi Halaman Persembahan ….……………………………….……………............ vii Kata Pengantar ……………...………………………………………............... viii Daftar Isi …………………………………………………................................ ix BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………
1
B. Penegasan Istilah………………………………...………...
6
C. Rumusan Masalah ………………...………………………. 9 D. Tujuan dan Manfaat penelitian…………………………….. 9 E. Kajian Pustaka…………………………………………….. 10 F. Metodologi Penelitian…………………………..…………. 12
BAB II
STRATEGI
PEMBELAJARAN
PAIKEM
DALAM
PEMBELAJARAN PAI A. Strategi Pembelajaran PAIKEM 1. Pengertian Strategi PAIKEM. .......................................
15
2. Landasan Yuridis dan Landasan Psikologis ................... 18 B. Pembelajaran PAI 1. Pengertian PAI ................................................................. 28 2. Fungsi, Tujuan dan Ruang Lingkup PAI ......................... 31 C. Strategi pembelajaran PAIKEM dalam pembelajaran PAI 1. Tujuan pembelajaran PAIKEM..........................................33 2. Materi pembelajaran PAIKEM..........................................34 3. Model pembelajaran PAIKEM
x
a. Index Card Match (mencari jodoh kartu Tanya jawab).........................................................................34 b. Card Sort (menyortir kartu).......................................36 4. Media.................................................................................37 BAB III
IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF, MENYENANGKAN (PAIKEM)
DALAM
PEMBELAJARAN
MATA
PELAJARAN PAI DI SMP N 36 SEMARANG A. Gambaran Umum SMPN 36 Semarang 1. Tinjauan historis.... ........................................................... 38 2. Visi dan Misi .................................................................... 38 3. Letak Geografis................................................................. 39 4. Struktur Organisasi ......................................................... 40 5. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa ............................. 40 6. Sarana dan Prasarana ....................................................... 40 7. Ekstra Kulikuler ............................................................... 40 8. Kegiatan Keagamaan ....................................................... 41 C. Implementasi Strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif,
Menyenangkan
(PAIKEM)
Dalam
Pembelajaran Mata Pelajaran PAI Di SMP N 36 Semarang 1. Tujuan .............................................................................43 2. Materi .............................................................................43 3. Metode............................................................................44 c. Index Card Match (mencari jodoh kartu Tanya jawab)........................................................................45 a. Card Sort (menyortir kartu)......................................50 4. Media...............................................................................56 5. Guru dan siswa................................................................56 BAB IV
ANALISIS
STRATEGI
PEMBELAJARAN
AKTIF,
INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF, MENYENANGKAN
xi
(PAIKEM)
DALAM
PEMBELAJARAN
MATA
PELAJARAN PAI DI SMP N 36 SEMARANG
A. Analisis implementasi strategi PAIKEM dalam pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang...................................................58 C. Faktor Pendukung dan Penghambat strategi PAIKEM dalam pembelajaran
mata
pelajaran
PAI
di
SMPN
36
Semarang................................................................................ 62
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................ 65 B. Saran-saran ............................................................................. 66 C. Penutup .................................................................................. 66
Daftar Pustaka Lampiran-lampiran Biodata Penulis
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih tetap merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha dalam pembaharuan pendidikan nasional, karena pendidikan adalah usaha sadar bertujuan. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, dan proses belajar mengajar terjadi manakala adanya interaksi antara pendidik dengan peserta didik atau sesama peserta didik .Dalam interaksi tersebut pendidik memerankan fungsi sebagai pengajar atau fasilitator dalam belajar, sedangkan peserta didik sendiri sebagai pelajar atau individu yang belajar.2 Selama ini didalam dunia pendidikan kita, khususnya dalam proses pembelajaran yang lebih dominan oleh seorang guru dan siswa kurang dilatih untuk mengembangkan pengetahuan yang diterimanya sehingga potensi diri yang ada pada siswa kurang dapat diaktualisasikan secara optimal. Hal ini kurang menghormati kebebasan yang ada pada siswa dan kekuasaan pribadipribadi.3 Selain itu, karena terdesak waktu yang mengejar pencapaian kurikulum,
maka
guru
akan
memilih
jalan
yang
mudah
yakni
menginformasikan fakta dan konsep melalui ceramah. Akibatnya, para peserta didik memiliki banyak pengetahuan, tetapi tidak dilatih untuk menemukan pengetahuan, mereka tidak dilatih untuk menemukan konsep dan tidak dilatih untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.4 Terjadinya akselerasi perubahan pada era globalisasi ini, setidaknya mampu membuka mata untuk melihat fenomena kemandegan dunia pendidikan secara umum dan pendidikan Islam pada khususnya dalam 2
Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung:PT. Sinar Baru Algensindo, 1989), Cet. 2.hlm.1-3 3 J. Drost. S.J, Proses Pembelajaran Sebagai Pendidikan, (Jakarta:PT Gramedia, Sarana Indonesia, 1999), hlm.3 4 Conny Semiawan , dkk, Pendekatan Ketrampilan Proses, (Jakarta:PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992 ), hlm .14
kerangka mengantarkan dan membentuk manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Sebagai media refleksi umat Islam, harus diakui bahwa dunia pandidikan Islam masih diselimuti mendung dan aneka problematika yang belum terurai dari masa ke masa. Diantara problematika dan indikator kemandegan yang selama ini menghantui pendidikan Islam adalah dalam hal menerapkan metode dalam proses pembelajaran. 5 Pembelajaran sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari landasan dan mangindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pembelajaran merupakan pilar utama terhadap pangembangan manusia dan masyarakat. Dalam Alqur’an banyak sekali ayat ayat yang berhubungan dengan pembelajaran dan metode pembelajaran, di antaranya yaitu: Yang pertama Q.S Al-Alaq ayat 1-5 :
ãPt•ø.F{$# y7š/u‘ur ù&t•ø%$# ÇËÈ @,n=tã ô`ÏB z`»|¡SM}$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ “Ï%©!$# y7În/u‘ ÉOó™$$Î/ ù&t•ø%$# ÇÎÈ ÷Ls>÷ètƒ óOs9 $tB z`»|¡SM}$# zO¯=tæ ÇÍÈ ÉOn=s)ø9$$Î/ zO¯=tæ “Ï%©!$# ÇÌÈ Artinya : “ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakan (1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah, dam Tuhanmulah yang paling sempurna (3) yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam (4) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak di ketahuinya (5)”. (Q.S Al- Alaq 1-5).6 Landasan Alqur’an yang kedua adalah surah an-Nahl ayat 125 : 5
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan), (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008), hlm.1 6 Departemen Agama RI, Alqur an dan Terjemahnya, (Semarang: PT Karya Toha Putra, tt), hlm. 127
2
4 ß`|¡ômr& }‘Ïd ÓÉL©9$$Î/ Oßgø9ω»y_ur ( ÏpuZ|¡ptø:$# ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ y7În/u‘ È@‹Î6y™ 4’n<Î) äí÷Š$# ÇÊËÎÈ tûïωtGôgßJø9$$Î/ ÞOn=ôãr& uqèdur ( ¾Ï&Î#‹Î6y™ `tã ¨@|Ê `yJÎ/ ÞOn=ôãr& uqèd y7-/u‘ ¨bÎ) Artinya: “ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”(Q.S An – Nahl: 125).7 Selama ini, metodologi pembelajaran agama Islam yang diterapkan masih mempertahankan cara-cara lama (tradisional) seperti ceramah, menghafal dan demonstrasi praktik-praktik ibadah yang tampak kering. Caracara seperti itu diakui atau tidak membuat siswa tampak bosan, jenuh, dan kurang bersemangat dalam belajar agama. Jika secara psikologis siswa kurang tertarik dengan metode yang di gunakan guru, maka dengan sendirinya siswa akan memberikan umpan balik (feedback) psikologis yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran. Inilah yang oleh Kurt Singer disebut sebagai bentuk schwarzer paedagogi, pedagogi hitam. Indikasinya adalah timbul rasa tidak simpati siswa terhadap guru agama, tidak tertarik dengan materi-materi agama, dan lama kelamaan timbul sikap acuh terhadap agamanya sendiri. Kalau kondisinya sudah seperti itu, sangat sulit mengharapkan siswa sadar dan mau mengamalkan ajaran ajaran Agama. Oleh karena itu, jika secara umum pendidikan di Indonesia memerlukan berbagai inovasi dan kreativitas agar tetap berfungsi optimal ditengah arus perubahan, maka pendidikan agama juga membutuhkan berbagai upaya inovasi agar eksistensinya tetap bermakna bagi kehidupan siswa sebagai seorang pribadi, anggota masyarakat, dan dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu, inovasi dan kreativitas, 7
Ibid, hlm.536
3
terutama dalam penerapan metode pembelajaran Agama Islam yang menjadi tujuan dari Agama itu sendiri. Untuk mencapai harapan-harapan tersebut, sikap inklusif para pemikir pendidik Agama, dan praktisi pendidikan sangatlah perlu. Keterbukaan untuk bisa menerima segala apa yang dianggap baik dan terbaik untuk sebuah masa depan adalah sebuah keniscayaan. Tentunya keterbukaan yang dimaksud bukan keterbukaan buta tanpa selektivitas. Mental inkluisif, inovatif, dan kreatif dalam maemilih dan memilah metode pembelajaran ini sejalan dengan semangat
reformasi
pendidikan
yang
bergulir.
menghendaki adanya perubahan perubahan pembelajaran.
Diantaranya
adalah
Semangat
reformasi
mendasar dalam system
bagaimana
pembelajaran
itu
menguntungkan semua pihak, baik sekolah, guru, dan terutama peserta didik.8 Dalam proses pendidikan Islam, metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan, karena ia menjadi sarana dalam transformasi materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan sehingga dapat dipahami atau diserap oleh anak didik dan menjadi pengertian yang fungsional terhadap tingkah lakunya.9 Pada orang dewasa telah terbentuk sikap belajar yang baik. Dorongan internal berupa motivasi sangat penting dan mahalnya ilmu yang dimiliki membuat orang dewasa benar-benar mencari bahkan merasakan sebagai suatu kebutuhan. Tidak demikian halnya dengan anak anak, untuk dapat menerapkan sikap belajar yang baik dan benar, anak-anak harus dibimbing karena pada umumnya mereka masih tergantung pada dorongan-dorongan eksternal. Untuk itu, unsur metode mendidik anak yang benar benar merangsang minat, pemberian motivasi yang tepat, kemampuan komunikasi orang tua yang luwes, dinamis dan penuh nuansa akan sangat berpengaruh bagi keberhasilan pendidikan anak-anak kita.10 8
Ibid., hlm.3-4 Hamdani Ikhsan, A. Fuadu Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 1998), hlm.163 10 T. Handayu, Memaknai Ceruta Mengasah Jiwa, (Solo: Era Infomedia, 2000 ), hlm.17 9
4
Suatu metode bisa dikatakan efektif jika prestasi belajar yang diinginkan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat guna. Maksudnya dengan memakai metode tertentu tetapi dapat menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik. Hasil pembelajaran yang baik haruslah bersifat menyeluruh, artinya bukan hanya sekedar penguasaan pengetahuan semata-mata, tetapi juga tampak dalam perubahan sikap dan tingkah laku secara terpadu. Perubahan ini sudah barang tentu harus dapat dilihat dan diamati, bersifat khusus dan operasional, dalam arti mudah di ukur. Agar metode yang digunakan dalam suatu pembelajaran bisa lebih efektif maka guru harus mampu melihat situasi dan kondisi siswa, termasuk perangkat pembelajaran. Kegiatan pembelajaran untuk peserta didik berkemampuan sedang tentu berbeda dengan peserta didik yang pandai.11 Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, poses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan
yang positif dari peserta didik seluruhnya atau
setidak-tidaknya sebagian besar (75%). Suatu proses belajar mengajar yang efektif dan bermakna akan berlangsung apabila dapat
memberikan
keberhasilan bagi siswa maupun guru itu sendiri. 12 Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di SMPN 36 Semarang, banyak siswa yang kurang paham atau menguasai mata pelajaran PAI apabila strategi pembelajaran yang digunakan hanya menggunakan metode ceramah. Karena, akan menjadi kurang efektif kalau metode ceramah itu di pakai dalam kelas yang jumlah siswanya besar, karena berbagai alasan, 11
Ismail SM, op.cit, hlm. 30 Ibid, hlm.31
12
5
seperti sebagian mereka kurang memperhatikan pembicaraan guru, bicara sendiri dengan temannya, atau guru kurang optimal mengawasi siswanya. Disini, guru mata pelajaran PAI di SMPN 36 Semarang menggunakan salah satu dari strategi PAIKEM yaitu Index Card Match ( mencari jodoh kartu tanya jawab ) dan Card Sort ( menyortir kartu ), hal ini dimaksudkan nantinya pembelajaran PAI yang berlangsung di SMPN 36 Semarang dapat menjadikan peserta didik menjadi lebih aktif dan paham pada materi yang dipelajari dan pembelajaran yang dilakukan.
B. Penegasan Istilah Untuk dapat mengambil suatu pengertian yang jelas dan terhindar dari kesalahpahaman (miss understanding) dalam memahami judul skripsi diatas yaitu : IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF, MENYENANGKAN (PAIKEM) MODEL INDEX CARD MATCH DAN CARD SORT PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS VII DI SMPN 36 SEMARANG, maka penulis perlu menjelaskan maksud dan arti berbagai istilah yang ada pada judul tersebut : 1. Implementasi Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa pengetahuan, ketrampilan, maupun nilai dan sikap.13 Yang dimaksud implementasi disini adalah penerapan ide, kebijakan atau inovasi dalam bentuk suatu tindakan praktis dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. 2. Strategi 13
E.Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 93
6
Dalam konteks pendidikan,
strategi merupakan kebijakan-
kebijakan yang mendasar dalam pengembangan pendidikan sehingga tercapai tujuan pendidikan secara lebih terarah, lebih efektif dan efisien. 14 Dalam pembelajaran, strategi merupakan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang mendasar dalam proses belajar mengajar untuk mencapai sasaran pendidikan maupun tujuan pembelajaran itu sendiri. 3. PAIKEM Pengertian PAIKEM, secara bahasa dan istilah dapat dijelaskan secara singkat, merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Istilah Aktif maksudnya pembelajaran adalah sebuah proses aktif membangun makna dan pemahaman dari informasi, ilmu pengetahuan maupun pengalaman oleh peserta didik sendiri. Dalam proses belajar peserta didik tidak semestinya diperlakukan seperti bejana kosong yang pasif yang hanya menerima kucuran ceramah sang guru tentang ilmu pengetahuan atau informasi. Karena itu, dalam proses pembelajaran guru di tuntut mampu menciptakan suasana yang memungkinkan peserta didik secara aktif menemukan, memproses dan mengkontruksi ilmu pengetahuan dan ketrampilan ketrampilan baru. Istilah inovatif, di maksudkan dalam proses pembelajaran di harapkan muncul ide ide baru atau inovasi inovasi positif yang lebih baik. Istilah kreatif memiliki makna bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses mengembangkan kreatifitas peserta didik, karena pada dasarnya setiap individu memiliki imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti. Dengan demikian, guru di tuntut mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam sehingga seluruh potensi dan daya imajinasi peserta didik dapat berkembang secara maksimal. Istilah efektif, berarti bahwa model pembelajaran apapun yang di pilih harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Ini dapat di buktikan dengan adanya penyampaian kompetensi baru oleh peserta didik setelah 14
Djamaludin Darwis, Strategi Belajar Mengajar, dalam Chabib Thoha dan Abdul Mu thi, PBM-PAI disekolah: eksistensi dan proses belajar PAI, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah
7
proses belajar
mengajar
berlangsung.
Di akhir
kegiatan proses
pembelajaran harus ada perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dari diri peserta didik. Sedangkan istilah menyenangkan di maksudkan bahwa proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang menyenangkan
dan
mengesankan.
Suasana
pembelajaran
yang
menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta didik untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara maksimal. Di samping itu, pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menjadi hadiah, reward bagi peserta didik yang pada gilirannya akan mendorong motivasinya semakin aktif dan berprestasi pada kegiatan belajar berikutnya.15 4. Index Card Match dan Card Sort Index Card Match yaitu metode mencari pasangan kartu yang cukup menyenangkan, yang digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya.16 Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan.17 Sedangkan Card Sort yaitu Yaitu peserta didik memilah-milah kartu rincian untuk disesuaikan dengan kartu induk dalam materi yang diberikan oleh guru. Adapun bentuk Card Sort berupa : a. Pemilahan kartu, baik kartu induk maupun kartu rincian b. Menentukan kelompok atau individu c. Mempertanggung jawabkan kelompok atas hasil sortiran kartu. 5. Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Walisongo bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 194 15 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan),(Semarang: RaSAIL Media Group, 2008), hlm.46-47 16 Agus Supriyono, Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 120
8
Pendidikan Agama Islam merupakan sebutan yang diberikan kepada salah satu subyek mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa muslim dan menjelaskan pendidikan pada tingkat tertentu,18 menurut Zuhairini, dkk, Pendidikan Agama Islam yaitu usaha selaras sistematis dalam membantu siswa supaya mereka hidup dengan ajaran Islami. 19 Jadi yang dimaksud pada penelitian ini adalah bagaimana penerapan strategi PAIKEM model Index Card Match dan Card Sort pada mata pelajaran PAI kelas VII di SMPN 36 Semarang.
C. Rumusan masalah Berdasarkan
latar
belakang
yang
dijelaskan
di
atas,
maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana implementasi strategi PAIKEM model Index Card Match dan Card Sort pada mata pelajaran PAI kelas VII di SMPN 36 Semarang?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan umum studi bertujuan untuk mencari data dan informasi yang kemudian dianalisis dan diolah secara sistematis dalam rangka menyajikan ganbaran yang semaksimal mungkin tentang penerapan strategi PAIKEM dalam pembelajaran mata pelajaran PAI di SMPN 36 Semarang. Tujuan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Untuk menghimpun data dan menyajikan informasi tentang pelaksanaan strategi PAIKEM model Index Card Match dan Card Sort kelas VII pada mata pelajaran PAI di SMP N 36 Semarang 2. Menambah ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pendidikan Islam. 17
Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Jakarta: Pustaka Insan Madani, 2008),
18
Chabib Thoha, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 1991),
19
Zuhairini, et. al, Metodik Pengajaran Agama Islam, (Solo: Ramadhani, 1993), hlm.3
hlm.32 hlm.4
9
3. Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi kalangan dunia pendidikan dalam mengembangkan metode yang tepat dalam pembelajaran.
E. Kajian Pustaka Berdasarkan judul skripsi diatas, ada beberapa kajian yang telah dilakukan oleh peneliti yang lain, yang relevan dengan penelitian ini, dengan segala kemampuan penulis berusaha menelusuri dan menelaah beberapa hasil kajian, antara lain : Pertama, skripsi saudari Mahmudah, lulus tahun 2005 dengan judul Model Pembelajaran PAKEM Dalam Pengaruh Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Di MI Donorejo Magelang, dimana PAKEM yang dilakukan seorang pendidik sudah dilaksanakan sesuai proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik banyak mengalami perubahan / inovasi sehingga tercipta suatu proses kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan dan mencapai hasil yang baik.20 Kedua, skripsi saudari Khusnul Khotimah, lulus tahun 2007 dengan judul Studi Tentang Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif ,Efektif, Menyenangkan (PAKEM) Pada Mata Pelajaran PAI Di SD Pasuruan 02 Mertoyudan Magelang. Dimana, dapat dilihat bahwa dalam peningkatan mutu pembelajaran PAI di SD Pasuruan 02 Mertoyudan Magelang tersebut telah adanya peningkatan, dengan di lakukannya evaluasi setiap di akhir jam pelajaran. Para guru dapat dilihat apakah dalam penyampaian tersebut sia-sia / menjadi bahan untuk mereka.21 Ketiga, skripsi saudari Rianawati, lulus tahun 2004, dengan judul skripsi, Implementasi CTL Dalam PAI Di SD Alam Ar.ridha Bukit Kencana Jaya Semarang, bahwa hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa dengan 20
Mahmudah, “Model Pembelajaran PAKEM Dalam Pengaruh Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Di MI Donorejo Magelang” Skripsi ( Semarang : Fakultas tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang, 2005). 21 Khusnul Khotimah, “Studi Tentang Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif ,Efektif, Menyenangkan (PAKEM) Pada Mata Pelajaran PAI Di SD Pasuruan 02 Mertoyudan Magelang” Skripsi ( Semarang : Fakultas tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang, 2007).
10
pendekatan CTL dapat membantu pendidik untuk menyampaikan materi yang diajarkan dengan situasi nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini hasil pembelajaran lebih bermakna bagi peserta didik.22 Keempat, Ismail SM, M.Ag. Dalam karyanya yang berjudul “ Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM ( Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan ). Dalam buku ini terdapat beberapa strategi pembelajaran, strategi dan teknik penggunaan metode pembelajaran, dan efektifitas penggunaan strategi pembelajaran. Lewat beberapa metode pembelajaran dan strategi, teknik penggunaan strategi pembelajaran ini diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif, mampu menciptakan kegiatan belajar mengajar yang beragam, dengan suasana yang menyenangkan dan tidak membelenggu siswa dalam proses pembelajaran, sehingga dapat menghasilkan apa yang di harapkan dalam pembelajaran itu. Dari penelitian yang dilakukan tersebut, sekilas memang tampak adanya persamaan dengan permasalahan yang akan dikaji oleh penulis, namun dalam skripsi ini penulis lebih menekankan pada implementasi strategi PAIKEM model Index Card Match dan Card Sort kelas VII pada mata pelajaran PAI di SMP N 36 Semarang F. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan kualitatif, dimana penelitian ini mempunyai ciri khas yang terletak pada tujuannya.Yakni mendeskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan keseluruhan kegiatan pada proses pembelajaran 22
Rianawati, Implementasi CTL Dalam PAI Di SD Alam Ar.ridha Bukit Kencana Jaya Semarang,” Skripsi ( Semarang : Fakultas tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang, 2004).
11
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, sasaran penelitian ini adalah pola-pola yang berlaku dan mencolok berdasarkan atas perwujudan dengan gejala-gejala yang ada pada kehidupan manusia. Jadi, pendekatan ini sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dan diarahkan pada latar alamiah dan individu tersebut secara holistic (menyeluruh). 23 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dipergunakan untuk memperoleh data yang diperlukan, baik yang berhubungan dengan studi literatur maupun data yang dihasilkan dari data empiris. Mengenai sumber empirik, penulis menggunakan beberapa teknik penelitian sebagai cara yang ditempuh untuk mengumpulkan data, diantaranya adalah : 1. Observasi/pengamatan Yaitu metode pengumpulan data dengan mengulas dan mencatat secara sistematis kejadian atau fenomena yang sedang diteliti.24 Metode ini di gunakan untuk mengamati secara langsung kondisi dan situasi SMPN 36 Semarang, baik fisik, atau peristiwa yang dianggap penting dan relevan dalam peneliti ini, dan metode ini juga digunakan untuk mengamati proses belajar mengajar, termasuk metode dan sistem pembelajaran yang digunakan di SMPN 36 Semarang. 2. Wawancara Yaitu teknik pengumpulan data yang menggunakan pedoman berupa pertanyaan yang diajukan langsung kepada obyek untuk mendapatkan respon secara langsung.25 Metode ini merupakan alat pengumpulan data dangan cara menggunakan sejumlah pertanyaan lisan kepada informan untuk dijawab secara lisan pula. Penulis 23
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, cet. XIV, 2001), hlm.3. 24 S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 20000, hlm.158. 25 Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasih, Cet.VIII, 1998), hlm. 104.
12
menggunakan tehnik ini untuk mengadakan wawancara langsung dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran PAI tentang hal yang berkaitan dengan strategi PAIKEM model Index Card Match dan Card Sort kelas VII pada pada mata pelajaran PAI di SMP N 36 Semarang. 3. Dokumentasi Adalah metode untuk mencari data-data otentik yang bersifat dokumentasi, baik itu data berupa catatan harian, memori dan catatan penting. Dokumentasi ini dimaksudkan adalah semua data yang tertulis, metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan dokumen-dokumen SMPN 36 Semarang. 3. Teknik Analisis Data Berdasarkan pada tujuan penelitian yang akan dicapai, maka mulai dengan menelaah seluruh data yang sudah tersedia dari berbagai sumber yaitu pengamatan, wawancara dan dokumentasi dengan mengadakan reduksi data. Yaitu data-data yang diperoleh di lapangan dirangkum dengan memilih hal-hal yang pokok serta disusun lebih sistematis sehingga mudah dikendalikan. Maka dalam hal ini penulis menggunakan analisis data kualitatif, dimana data dianalisis dengan metode deskriptif analisis non statistic yaitu mendeskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan keseluruhan kegiatan pada proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, sasaran penelitian ini adalah pola-pola yang
berlaku dan mencolok berdasarkan atas
perwujudan dengan gejala-gejala yang ada pada kehidupan manusia. Jadi, pendekatan ini sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yaitu berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dan diarahkan pada latar alamiah dan individu tersebut secara holistic (menyeluruh). Yang meliputi cara berfikir induktif, yaitu penulis dalam meneliti dimulai dari fakta empiris.
13
BAB II STRATEGI PAIKEM (PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN) DALAM PEMBELAJARAN PAI A. Strategi PAIKEM dalam pembelajaran PAI 1. Pengertian Strategi PAIKEM Secara bahasa, strategi bisa diartikan sebagai siasat, kiat, trik, atau cara. Sedang secara umum strategi ialah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Adapun strategi pembelajaran bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Atau dengan kata lain, strategi belajar mengajar merupakan sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.26 Seorang yang selalu berkecimpung dalam proses belajar mengajar, agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka penguasaan materi saja tidaklah mencukupi, ia harus menguasai berbagai teknik atau metode penyampaian materi yang diajakan dan kemampuan anak yang menerima. Pemilihan teknik atau metode yang tepat kiranya memang memerlukan keahlian tersendiri. Para pendidik harus pandai memiliki dan mempergunakan teknik apa yang akan digunakan.27 Salah
satu
sarana
yang
efektif
untuk
membina
dan
mengembangkan manusia adalah pendidikan yang teratur, rapi, efektif dan efisien melalui sistem dan metode yang tepat guna pula. Kata Sayyidina Ali yang dikutip oleh M. Arifin, bahwa suatu perkara yang hak (benar)
26
Pupuh Fathurrohman dan M.Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT.Refika Aditama, 2007), hlm.3 27 Zuhairi, Metodologi Pengajaran Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), hlm.66
14
yang tidak diorganisasikan dengan baik, akan dapat dikalahkan oleh perkara yang batil yang terorganisasikan dengan baik.28 Dalam konteks pendidikan, strategi merupakan kebijakankebijakan yang mendasar dalam pengembangan pendidikan sehingga tercapai tujuan pendidikan secara lebih terarah, lebih efektif dan efisien.29 Dalam aplikasi pembelajaran, strategi merupakan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang mendasar dalam proses belajar mengajar untuk mencapai sasaran pendidikan maupun tujuan pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran
menurut
John
Holt
yaitu
proses
pencarian
pengetahuan yang dikemas dalam produk pendidikan dengan nama-nama “ sains ”. dengan demikian pembelajaran tercipta apabila ada rasa ingin tahu yang tinggi dari dalam diri peserta didik.30 Dalam pembelajaran terdapat unsur-unsur yang saling berkaitan yaitu manusia, material fasilitas atau perlengkapan dan prosedur unsurunsur tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Unsur manusia merupakan unsur utama dalam pembelajaran, karenanya untuk mencapai tujuan, peserta didik dan pendidik menjadi pangkal tolak dalam proses pembelajaran. Pendidik bertugas untuk mengarahkan peserta didik supaya aktif dalam menerima dan menyerap informasi atau materi pelajaran. Pengertian PAIKEM, secara bahasa dan istilah dapat dijelaskan secara singkat, merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Istilah Aktif maksudnya pembelajaran 28
M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Islam Dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm.74 29 Djamaluddin Darwis, Strategi Belajar Mengajar , dalam Ismail (ed), PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 194 30 John Halt, Belajar Sepanjang Masa, Bagaimana Anak-Anak Mulai Belajar Membaca, Menulis, Menghitung Dan Mengamati Dunia Tanpa Di Ajari, (Yogyakarta: Diglosa, 2004), hlm. 212
15
adalah sebuah proses aktif membangun makna dan pemahaman dari informasi, ilmu pengetahuan maupun pengalaman oleh peserta didik sendiri. Dalam proses belajar peserta didik tidak semestinya diperlakukan seperti bejana kosong yang pasif yang hanya menerima kucuran ceramah sang guru tentang ilmu pengetahuan atau informasi. Karena itu, dalam proses pembelajaran guru di tuntut mampu menciptakan suasana yang memungkinkan peserta didik secara aktif menemukan, memproses dan mengkontruksi ilmu pengetahuan dan ketrampilan ketrampilan baru. Istilah inovatif, di maksudkan dalam proses pembelajaran di harapkan muncul ide ide baru atau inovasi inovasi positif yang lebih baik. Istilah kreatif memiliki makna bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses mengembangkan kreatifitas peserta didik, karena pada dasarnya setiap individu memiliki imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti. Dengan demikian, guru di tuntut mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam sehingga seluruh potensi dan daya imajinasi peserta didik dapat berkembang secara maksimal. Istilah efektif, berarti bahwa model pembelajaran apapun yang di pilih harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Ini dapat di buktikan dengan adanya penyampaian kompetensi baru oleh peserta didik setelah proses belajar mengajar berlangsung. Di akhir kegiatan proses pembelajaran harus ada perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dari diri peserta didik. Sedangkan istilah menyenangkan di maksudkan bahwa proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang menyenangkan
dan
mengesankan.
Suasana
pembelajaran
yang
menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta didik untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara maksimal. Di samping itu, pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menjadi hadiah, reward bagi peserta didik yang pada
16
gilirannya akan mendorong motivasinya semakin aktif dan berprestasi pada kegiatan belajar berikutnya.31 Proses belajar mengajar yang dapat memungkinkan cara belajar aktif harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis. Dalam pelaksanaan mengajar hendaknya diperhatikan beberapa prinsip belajar sehingga pada waktu proses belajar mengajar, siswa melakukan kegiatan belajar secara optimal. Adapun prinsip pembelajaran aktif, yakni stimulus belajar, perhatian dan motivasi, respon yang dipelajari, penguatan dan umpan balik, serta pemakaian dan pemindahan.32 Pembelajaran inovatif bisa mengadopsi dari modal pembelajaran yang menyenangkan. Learning is Fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini dipikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif dikelas, perasaan tertekan dengan waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan. Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan dalam menyerap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.33 2. Landasan Yuridis Formal Dan Psikologis-Pedagogis PAIKEM 31
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008), hlm.46-47 32 Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1996),hlm. 27 33 http:// akhmadsudrajat. Wordpress.com/2008/01/22/konsep-pakem
17
a. Landasan Yuridis Formal Yang dimaksud dengan tinjauan landasan yuridis formal disini adalah dasar hukum yang melandasi diterapkannya PAIKEM. Dalam konteks ini adalah segala bentuk perundangan dan peraturan serta kebijakan pendidikan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang didalamnya mengatur dan memberi rambu-rambu tentang implementasi proses pendidikan yang berbasis PAIKEM. Berbagai bentuk regulasi dan kebijakan pendidikan yang dimaksud meliputi: 1) Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Beberapa pasal terkait antara lain terdapat pada Pasal 1 ayat 1: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pmbelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”. Pasal 39 ayat 2: “Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencpeserta didikan dan melakpeserta didikan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada sekolah/madrasah” 2) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pada beberapa pasal menyebutkan, antara lain pasal 19 ayat 1: “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
18
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”. Pasal 28 ayat 1: “ Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional “. 3) Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, beberapa pasal menyebutkan : Pasal 1 ayat 1 : “ Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan peserta didik usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah“. Berdasarkan kutipan regulasi pendidikan tersebut, baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan pemerintah dapat di pahami secara jelas bahwa proses pendidikan dan pembelajaran pada satuan pendidikan
manapun,
secara
yuridis
formal
dituntut
harus
diselenggarakan secara aktif, inovatif, kreatif, dialogis, demokratis dan dalam suasana yang mengesankan dan bermakna bagi peserta didik. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa perundangan dan peraturan pendidikan yang berlaku di Indonesia, mengindikasikan pentingnya di terapkan strategi pembelajaran yang memberdayakan peserta didik. Dalam konteks ini, PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) sebagai salah satu model pembelajaran yang
telah
dikembangkan
dan
sedang
gencar
dipromosikan
implementasinya dalam praktik dunia pendidikan di Indonesia,
19
memiliki singgungan dan relevansi yang kuat terhadap apa yang menjadi tuntutan yuridis formal ini.34 b. Landasan psikologis-pedagogis PAIKEM Psikologi yang dalam istilah lama disebut ilmu jiwa itu berasal dari bahasa inggris yaitu psychology. Kata psychology merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa yunani yaitu : 1). Psyche yang berarti jiwa, 2). Logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah berarti ilmu jiwa. 35 Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari pra syaratpra syarat (faktor-faktor) bagi pelajar disekolah, berbagai jenis belajar dan fase-fase dalam semua proses belajar.36 Psikologi
pendidikan
pada
dasarnya
mencurahkan
perhatiannya pada perbuatannya atau tindak tanduk orang-orang yang belajar dan mengajar. Oleh karena itu, psikologi pendidikan mempunyai dua obyek dan kajian. a. Peserta didik, yaitu orang-orang yang sedang belajar, termasuk pendekatan, strategi, faktor yang mempengaruhi, dan prestasi yang dicapai. b. Guru, yaitu orang-orang yang berkewajiban atau bertugas mengajar, termasuk metode, model strategi dan lain-lain yang berhubungan dengan aktifitas penyajian materi pelajaran. 37 Tinjauan psikologis-pedagogis dalam konteks ini dimaksudkan ingin melihat posisi dan signifikasi penerapan strategi berbasis PAIKEM menurut kajian psikologi belajar. Pembelajaran atau sebelumnya dikenal dengan istilah kegiatan belajar mengajar (KBM) 34
Ibid, hlm. 48-50 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Merupakan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995), hlm.7 36 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bekerja Sama Dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2000), hlm. 2 37 Muhibbin Syah, Op Cit., hlm. 14 35
20
atau disebut juga proses belajar mengajar (PBM) merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam aktifitas akademik rutinnya, sekolah atau madrasah sebagai lembaga pendidikan bukan hanya menjadi tempat untuk berkumpul peserta didik dan guru, melainkan ia berada dalam satu tatanan sistematik saling berkaitan. Oleh karena itu sekolah atau madrasah dipandang sebagai suatu organisasi yang membutuhkan pengelolaan secara efektif dan efisien Kegiatan pembelajaran adalah fokus kegiatan akademik di sekolah atau madrasah. Kualitas lulusan merupakan indikator penting bagi keberhasilan sebuah sekolah atau madrasah. Dengan demikian, guru memiliki peran dan tanggung jawab yang besar didalam menentukan kualitas keberhasilan tersebut.38 Sistem pembelajaran yang baik seharusnya dapat membantu siswa mengembangkan diri secara optimal serta mampu mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Meskipun proses belajar mengajar tidak dapat sepenuhnya berpusat pada siswa (pupil centered instruction) seperti pada system pendidikan terbuka, tetapi perlu di ingat bahwa pada hakikatnya siswalah yang harus belajar. Dengan demikian, proses belajar mengajar perlu berorientasi pada kebutuhan dan kemampuan siswa, misalnya dengan pendekatan “ inquiry-discovery learning “. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan disini harus dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan berguna baginya. Guru perlu memberikan bermacam-macam situasi belajar yang memadai untuk
materi
yang
disajikan,
dan
menyesuaikannya
dengan
kemampuan dan karakteristik serta gaya belajar siswa. Sebagai konsekwensi logisnya, guru dituntut harus kaya metodologi mengajar 38
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008), hlm.50
21
sekaligus terampil menerapkannya, tidak monoton dan variatif dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam konteks inilah, kehadiran pendekatan PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) diharapkan dapat memperkaya guru dalam hal strategi, metode, dan teknik mengajar sebagai seni. Sehingga secara psikologi-pedagogis, PAIKEM
secara
nyata
memiliki
relevansi
dalam
kerangka
mewujudkan proses belajar yang memberdayakan peserta didik.39 c. Indikator dan prinsip-prinsip dalam penerapan PAIKEM. Dalam penerapan PAIKEM oleh pendidik atau guru bisa dilihat dan dicermati berbagai indikator yang muncul pada saat proses belajar mengajar dilaksanakan. Disamping itu, pendidik juga perlu memperhatikan berbagai prinsip ketika menerapkannya. Kriteria ada atau tidaknya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan diantaranya dapat dilihat pada beberapa indikator berikut:
39
INDIKATOR PROSES 1. PEKERJAAN PESERTA DIDIK (Diungkapkan dengan bahasa/katakata peserta didik sendiri)
PENJELASAN PAIKEM sangat mengutamakan agar peserta didik mampu berfikir, berkata-kata, dan mengungkap sendiri
METODE Guru membimbing peserta didik dan memajang hasil karyanya agar dapat saling belajar
2. KEGIATAN PRSERTA DIDIK (Peserta didik banyak diberi kesempatan untuk mengalami atau melakukan sendiri)
Bila peserta didik mengalami atau mengerjakan sendiri, mereka belajar meneliti tentang apa saja
Guru dan peserta didik interaktif dan hasil pekerjaan peserta didik dipajang untuk meningkatkan motivasi
Ibid, hlm. 52
22
3. RUANGAN KELAS (Penuh pajangan hasil karya peserta didik dan alat peraga sederhana buatan guru dan peserta didik)
Banyak yang dapat dipajang di kelas dan dari pajangan hasil itu peserta didik saling belajar. Alat peraga yang sering dipergunakan diletakkan strategis
Pengamatan ruangan kelas dan dilihat apa saja yang dibutuhkan untuk dipajang, dimana dan bagaimana memajangnya
4. PENATAAN MEJA KURSI (Meja kursi tempat belajar peserta didik dapat diatur secara fleksibel)
Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan berbagai cara/metode/teknik, misalnya melalui kerja kelompok, diskusi, atau aktifitas peserta didik secara individual
Diskusi, kerja kelompok, kerja mandiri, pendekatan individual guru kepada murid yang prestasinya kurang baik, dsb
5. SUASANA BEBAS (Peserta didik memiliki dukungan suasana bebas untuk menyampaikan atau mengungkapkan pendapat)
Peserta didik dilatih untuk mengungkapkan pendapat secara bebas, baik dalam diskusi, tulisan, maupun kegiatan lain
Guru dan sesame peserta didik mendengarkan dan menghargai pendapat peserta didik lain, diskusi, dan kerja individual
6. UMPAN BALIK GURU (Guru memberi tugas yang bervariasi dan secara langsung memberi umpan balik agar peserta didik segera memperbaiki kesalahan)
Guru memberikan tugas yang mendorong peserta didik bereksplorasi; dan guru memberikan bimbingan individual maupun kelompok dalam hal penyelesaian masalah
Penugasan individual atau kelompok; bimbingan langsung; dan penyelesaian masalah
23
7. SUDUT BACA (Sudut kelas sangat baik bila diciptakan sebagai sudut kaca untuk peserta didik)
Sudut baca diruang kelas akan mendorong peserta didik gemar membaca. (peserta didik didekatkan dengan buku-buku, jurnal, Koran, dll)
Observasi kelas, diskusi, dan pendekatan terhadap orang tua
Sawah, lapangan, Observasi pohon, sungai, lapangan, kantor pos, eksplorasi, diskusi puskesmas, stasiun kelompok, tugas dan lain-lain individual, dll. dioptimalkan pemanfaatannya untuk pembelajaran Beberapa prinsip yang harus diperhatikan ketika pendidik atau
8. LINGKUNGAN SEKITAR (Lingkungan sekitar sekolah dijadikan media pembelajaran)
guru menerapkan PAIKEM adalah : Pertama, memahami sifat peserta didik. Pada dasarnya peserta didik memiliki sifat ingin tahu atau berimajinasi.
Kedua
sifat
ini
merupakan
modal
dasar
bagi
berkembangnya sikap atau berpikir kritis dan kreatif. Untuk itu kegiatan pembelajaran harus dirancang menjadi lahan yang subur bagi berkembangnya kedua sifat tersebut. Kedua, mengenal peserta didik secara perorangan. Peserta didik berasal dari latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Perbedaan individu harus diperhatikan dan harus tercermin dalam pembelajaran. Semua peserta didik dalam kelas ini tidak harus selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Peserta didik yang memiki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu teman yang lemah (tutor sebaya).
24
Ketiga, memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganisasian belajar. Peserta didik secara alami bermain secara berpasangan atau kelompok. Perilaku yang demikian dapat dimanfaatkan oleh guru dalam
pengorganisasian
kelas.
Dengan
berkelompok
akan
memudahkan mereka untuk berinteraksi ataubrtukar pikiran. Keempat, mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif serta mampu memecahkan masalah. Pada dasarnya hidup adalah memecahkan masalah, untuk itu peserta didik perlu dibekali kemampuan berpikir kritis dan kreatif untuk menganalisis masalah. Kedua jenis pemikiran tersebut sudah ada sejak lahir, guru diharapkan dapat mengembangkannya. Kelima, menciptakan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik. Ruangan kelas yang menarik sangat disarankan dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan peserta didik sebaiknya dipajang didalam kelas, karena dapat memotivasi peserta didik untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi peserta didik yang lain. Selain itu pajangan dapat juga dijadikan bahan ketika membahas materi pelajaran yang lain. Keenam, memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar. Lingkungan (fisik, sosial, budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar peserta didik. Lingkungan dapat berfungsi sebagai media belajar serta objek belajar peserta didik. Ketujuh, memberikan unpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan. Pemberian umpa balik dari guru kepada peserta didik merupakan suatu interaksi antara guru dan peserta didik. Umpan balik hendaknya lebih mengungkapkan kekuatan dan kelebihan peserta 25
didik dari pada kelemahannya. Umpan balik juga harus dilakukan secara santun dan elegan sehingga tidak meremehkan dan menurunkan motivasi. Kedelapan, membedakan antara aktif fisik dengan fisik mental. Dalam pembelajaran PAIKEM, aktif secara mental lebih diinginkan dari pada aktif fisik. Karena itu, aktifitas sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, mengemukakan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Dari uraian tentang prisip-prinsip penerapan PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan) tersebut dapat digaris bawahi bahwa secara praktis tingkat keberhasilan penerapan strategi ini dapat diketahui melalui uji coba yang berulang-ulang dari seorang pendidik, sekaligus terus perlu dilakukan evaluasi proses dari tahap ke tahap. Dengan kata lain, seorang pendidik yang berhasil, dalam menerapkan strategi PAIKEM, seharusnya ia sekaligus melakukan penelitian tindakan kelas, mskipun dalam skala kecil dan terbatas. Dalam perkembangan inovasi strategi pembelajaran beberapa istilah yang berasosiasi pada PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan) yaitu : Active Learning Strategy, CTL (Contextual Teaching and Learning), Quantum Learning, Cooperative Learning, E-Learning dan lain sebagainya. Munculnya berbagai strategi tersebut, sebenarnya secara substansial memiliki kesamaan tujuan dan bersifat saling melengkapi antara satu strategi dengan yang lainnya, meskipun secara istilah menjelma dengan nama yang berbeda. Dalam konteks relevansinya dengan pendidikan agama Islam (PAI), penerapan PAIKEM memiliki sifat yang fleksibel dan
26
dapat dimodifikasi sesuai karakteristik dan standar kompetensi yang diterapkan.40 B. Pendidikan Agama Islam (PAI) 1. Pengertian PAI Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka.
Secara detail,
dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga menjelaskan tentang pengertian pendidikan, yaitu: “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”41 Dalam hal ini tentu saja diperlukan adanya pendidik yang profesional yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan secara menyeluruh. Sedangkan menurut Zuhairini dkk, pendidikan adalah suatu aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup.
42
Pendidikan menurut Sir God Frey Thomson dalam A Modern Philosophy of Education dijelaskan bahwa “by education means the influence of environment upon the individual to produce a permanent change in his habits behavior, thought, and attitude. Yang dimaksud dengan pendidikan adalah hasil pengaruh lingkungan terhadap individu
40
Ibid, hlm. 54-56 UU RI no. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Cemerlang, 2003), hlm. 3 42 Zuhairini, et. al., Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 142 41
27
untuk menghasilkan perubahan yang bersifat permanen di dalam kebiasaan, tingkah laku, pemikiran dan sikap. 43 Dengan pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa PAI adalah usaha untuk membantu dan mengembangkan fitrah keberagamaan peserta didik agar menghargai, menghayati, memahami dan meyakini serta mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam dalam kehidupan supaya menjadi manusia yang bertaqwa dan mempunyai kepribadian yang utama serta berguna bagi umat manusia. Dalam pembelajaran pada hakikatnya terdapat dua proses yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu proses belajar dan mengajar.44 Belajar merupakan proses yang kompleks, yang terjadi pada semua orang yang berlangsung seumur hidup sejak masih bayi hingga mati45. Sedangkan mengajar adalah memberi pelajaran.46 Mengajar bisa diartikan kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak-anak baik yang dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya, kakak terhadap adiknya, tetapi secara formal adalah proses pengaturan kondisi-kondisi yang mana pelajaran merubah tingkah lakunya dengan sadar ke arah tujuan yang ingin dicapai, sehingga dapat diartikan bahwa mengajar yaitu untuk menanamkan pengetahuan pada anak. Secara global mengajar bisa dibedakan menjadi: a. Mengajar menurut faham lama Guru senantiasa aktif menyampaikan dan memompakan informasi, siswa hanya menerima/pasif. b. Mengajar menurut faham baru
43
Sir God Frey Thomson, A Modern Philosophy of Education, (London: 1957), hlm.19 Fatah Syukur NC., TeknologiPendidikan, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 26 45 Ibid., hlm 27 46 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Cet. 3, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hlm. 13 44
28
Guru sebagai pengelola, pengatur, peracik, lingkungan berupa tujuan, materi metode dan alat dengan siswa, siswa harus aktif. 47 Dalam bukunya
Ilmu Pendidikan Islam , Zakiah Daradjat
mengemukakan bahwa PAI adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang terkandung didalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya sebagai pedoman hidup sehingga dapat menjadikan keselamatan di dunia dan di akhirat.48 Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkenaan penjelasan diatas bahwa dalam pembelajaran PAI yaitu: a. PAI sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan, bimbingan, pengajaran / latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai. b. Peserta didik yang hendak dipersiapkan untuk mencapai tujuan; dalam arti ada yang dibimbing, diajari atau dilatih dalam peningkatan keyakinan pemahaman, penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam. c. Pendidik/guru PAI (GPAI) yang melakukan bimbingan pengajaran/ latihan secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan. d. Kegiatan
pembelajaran
PAI
diarahkan
untuk
meningkatkan
keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama Islam dari peserta didik, disamping untuk membentuk kesalehan atau kualitas pribadi juga sekaligus untuk membentuk kesalehan sosial. 49 47 48 49
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset, 2001), hlm. 92 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), hlm. 88 Muhaimin, M.A.et. al. Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung:Remaja Rosdakarya,2001),
hlm. 76
29
2. Fungsi, Tujuan, serta Ruang Lingkup PAI a. Fungsi PAI Dalam UU No.20 tahun 2003 bab II pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.50 b. Tujuan PAI Secara umum Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia yang muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan,
pengamalan
serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 51 Abdul Majid menambahkan bahwa tujuan dari pendidikan agama Islam adalah untuk membentuk perilaku dan kepribadian 50
UU. RI. N0. 20, tahun 2003, hlm. 10-11
51
PBM-PAI di Sekolah: eksistensi dan proses belajar PAI, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo bekerja sama dengan Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 181
30
individu sesuai dengan prinsip dan konsep Islam dalam mewujudkan nilai-nilai moral dan agama sebagai landasan pencapaian tujuan pendidikan nasional. 52 c. Ruang lingkup PAI Dalam PERMENDIKNAS No.22 Tahun.2006 tentang Standar Isi
untuk
Satuan
Pendidikan
Sekolah
Menengah
Pertama
(SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) materi pendidikan agama Islam (PAI) adalah: 1. Menerapkan tata cara membaca Alqur’an menurut tajwid, mulai dari cara membaca “ Al”-Syamsiyah dan “ Al”-Qomariyah sampai kepada menerapkan hukum bacaan mad dan waqaf 2. Meningkatkan pengenalan dan keyakinan terhadap aspek-aspek rukun iman mulai dari iman kepada Allah sampai iman kepada Qadha dan Qadar Allah serta Asmaul Husna 3. Menjelaskan dan membiasakan perilaku terpuji seperti qonaah dan tasawuh dan menjauhkan diri dari perilaku tercela seperti ananiah, hasad, ghadab, dan namimah 4. Menjelaskan tata cara mandi wajib dan sholat-sholat munfarid dan jamaah baik shalat wajib maupun shalat sunat 5. Memahami dan meneladani sejarah Nabi Muhammad SAW dan para
sahabat
serta
menceritakan
sejarah
masuk
dan
berkembangnya Islam di Nusantara.53 Ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, keseimbangan antara : a. Hubungan manusia dengan Allah SWT b. Hubungan manusia dengan manusia c. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri 52 53
Abdul Majid dan Dian Andayani, Op.cit, hlm. 162 PERMENDIKNAS 2006 TENTANG SI&SKL, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hlm.71
31
d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya
C. Strategi PAIKEM Model INDEX CARD MATCH dan CARD SORT Pada Mata Pelajaran PAI Sebagai seorang pendidik, guru senantiasa dituntut untuk mampu menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif serta dapat memotivasi siswa dalam belajar mengajar yang akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi hasil belajar secara optimal. Guru harus dapat menggunakan strategi tertentu dalam pemakaian metodenya sehingga dia dapat mengajar dengan tepat, efektif dan efisien untuk membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar serta memotivasi siswa untuk belajar dengan baik.54 Dalam penerapan strategi PAIKEM model Index Card Match dan Card Sort ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan : 1. Tujuan PAIKEM Dipilihnya beberapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin
bagi
pelaksanaan dan kesuksesan operasional pembelajaran. Sedangkan dalam konteks lain, metode mrupakan sarana untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dalam hal ini, metode bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil pembelajaran sehingga apa yang telah direncanakan bisa diraih dengan sebaik dan semudah mungkin.55 Tujuan dari strategi PAIKEM itu sendiri yaitu membuat peserta didik untuk terlibat aktif dalam pembelajaran, siswa tidak diperlakukan seperti bejana kosong yang hanya menerima kucuran ceramah dari guru tentang ilmu pengetahuan atau informasi itu. 54
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008), hlm.25 55 Ibid, hlm.18
32
2. Materi PAIKEM Materi PAI di SMPN 36 Semarang terbagi menjadi 5 kelompok, yaitu Alqur’an Hadis, Aqidah, Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam. Disini yang diajarkan dengan mnggunakan strategi PAIKEM adalah materi PAI yang tertuang dalam silabus di SMPN 36 Semarang pada kelas VII semester genap. Yaitu materi Alqur’an Hadis materi tentang hukum bacaan nun mati/tanwin yang dalam strategi PAIKEM menggunakan strategi Index Card Match dan materi aqidah akhlaq tentang iman kepada malaikat Allah yang menggunakan strategi Card Sort 3. Metode PAIKEM Materi PAI bersifat kompleks, sehingga metode yang bisa digunakan bisa bermacam-macam sesuai dengan tujuan dan karakteristik dari materi tersebut. Namun di sini peneliti hanya mengambil dua model metode dari strategi PAIKEM yaitu Index Card Match (mencari jodoh kartu tanya jawab) dan Card Sort (menyortir kartu). a) Index Card Match (Mencari Jodoh Kartu Tanya Jawab) a. Pengertian Index Card Match Yaitu metode mencari pasangan kartu yang cukup menyenangkan, yang digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya. 56 b. Tujuan Index Card Match Tujuan dari penerapan strategi atau metode ini adalah untuk melatih peserta didik agar terbiasa berdiskusi dan bertanggungjawab secara individu untuk mampu memahamkan atau menjelaskan suatu materi pokok kepada teman sekelasnya. c. Langkah-langkah Index Card Match 56
Agus Supriyono, Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 120
33
Langkah-langkah penerapannya : 1. Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta dalam kelas tersebut dibagi menjadi dua kelompok 2. Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada potongan kertas yang telah di persiapkan. Setiap kertas satu pertanyaan 3. Pada potongan kertas yang lain, tulislah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat 4. Kocokklah semua kertas tersebut sehingga akan tercampur soal dan jawaban 5. Bagikan setiap peserta satu kertas. Jelaskan bahwa ini aktivitas yang dilakukan berpasangan. Sebagian peserta akan mendapatkan soal dan sebagian yang lain akan mendapatkan jawaban 6. Mintalah peserta untuk mencari pasangannya. Jika sudah ada yang menemukan pasangannya, mintalah mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberikan materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain 7. Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah setiap pasangan secara bergantian membacakan soal yang diperoleh dengan suara yang keras kepada teman-teman yang lainnya. Selanjutnya soal tersebut di jawab oleh pasangannya. Demikian seterusnya 8. Akhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak lanjut.57 b) Card Sort (Menyortir Kartu)
57
Ismail SM, Loc.Cit, hlm. 81-82
34
a. Pengertian Card Sort Card Sort disebut juga dengan metode penyortiran kartu. Yaitu peserta didik
memilah-milah kartu rincian untuk
disesuaikan dengan kartu induk dalam materi yang diberikan oleh guru. Adapun bentuk Card Sort berupa : d. Pemilahan kartu, baik kartu induk maupun kartu rincian e. Menentukan kelompok atau individu f. Mempertanggung jawabkan kelompok atas hasil sortiran kartu. b. Tujuan Card Sort Adapun tujuan dari metode atau strategi ini adalah untuk mengaktifkan setiap peserta didik baik itu individu maupun kelompok (Cooperatif Learning) dalam proses belajar.58 c. Langkah-langkah dalam Card Sort a. Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok sesuai SK/ KD maple (Catatan : perkirakan jumlah kartu sama dengan jumlah murid dikelas, dan isi kartu terdiri dari kartu induk/ topic utama dan kartu rincian). b. Seluruh kartu diacak atau dikocok agar bercampur c. Bagikan kartu pada murid dan pastikan masing-masing memperoleh satu d. Perintahkan setiap murid bergerak mencari kartu induknya dengan mencocokkan kepada lawan sekelasnya e. Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, perintahkan masing-masing membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya di papan secara urut
58
Ibid, hlm.89
35
f. Lakukan
koreksi
bersama
setelah
semua
kelompok,
menempelkan hasilnya g. Mintalah salah satu penanggungjawab kelompok untuk menjelaskan hasil sortir kartunya, kemudian mintalah komentar dari kelompok lainnya h. Berikan apresiasi setiap hasil kerja murid i.
Lakukan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut.
4. Media Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media tersebut, maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan secara tepat guna. Dalam pembelajaran PAIKEM secara garis besar media yang digunakan terbagi dalam dua bentuk, yaitu: media cetak atau media visual dan media elektronik. Media visual ini berfungsi untuk menambah pengetahuan umum dan dapat meningkatkan kompetensi siswa contoh artikel yang diberikan guru PAI kepada siswa untuk menunjang keberhasilan Pembelajaran PAI. Sedangkan media elektronik ini berfungsi sebagai media untuk mempermudah kegiatan pembelajaran dan penggunaannya disesuaikan dengan materi pembelajaran Sebagai misalnya penggunaan VCD, siswa dapat melihat langsung bagaimana cara melaksanakan sholat dan haji secara baik dan benar.
36
BAB III PELAKSANAAN STRATEGI PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMPN 36 SEMARANG
A. Gambaran Umum SMPN 36 Semarang 1. Tinjauan Historis Pendidikan merupakan wahana yang efektif untuk memajukan dan mempertahankan eksistensi bangsa secara kontinu. Dan yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan tersebut adalah keluarga, masyarakat dan pemerintah. Dengan demikian antara ketiganya perlu dibangun hubungan timbal balik yang serasi dan seimbang. Hal ini perlu dilakukan karena anak bangsa perlu mendapatkan pendidikan yang berkesinambungan, serasi, seimbang, sebagai langkah perwujudan manusia Indonesia seutuhnya. Kondisi obyektif SMPN 36 Semarang sejak berdiri tahun 1992 telah mengalami perkembangan yang berarti, sejalan dengan perkembangan sekolah tersebut, jika dilihat dari tuntutan peningkatan mitu dan pelayanan kepada siswa ternyata belum mendekati cukup, terutama dalam hal penyediaan sarana dan prasarana, untuk itulah perlu adanya kerja keras dari semua pihak. Sebagai upaya sekolah dalam peningkatan mutu dan pelayanan kepada siswa, maka tahun 2009/2010 ini masih memprioritaskan upaya pemenuhan
guru
tetap,
peningkatan
kemampiuan
guru,
pembekalan
ketrampilan terhadap siswa, peningkatan disiplin dan penataan lingkungan. 2. Visi dan Misi a. Visi SMPN 36 Semarang Visi
SMPN
36
Semarang
adalah
terwujudnya
Insan
yang
KOMPETITIF DALAM PRESTASI, BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, DAN BERBUDAYA
37
b. Misi SMPN 36 Semarang 1) Meningkatkan dan mengembangkan kurikulum. 2) Meningkatkan kualitas SDM bidang pendidikan. 3) Meningkatkan kualitas proses pembelajaran. 4) Mengembangkan fasilitas pendidikan. 5) Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik. 6) Meningkatkan mutu kelembagaan dan manajemen sekolah. 7) Mengembangkan kreatifitas penggalangan sumber dana pendidikan. 8) Meningkatkan standar penilaian. 9) Meningkatkan kualitas keimanan dan akhlak mulia. 10) Melestarikan budaya bangsa dan nasionalisme.59 3. Letak Geografis Secara geografis letak SMP Negeri 36 Semarang kurang strategis karena lokasinya yang berada jauh dari pusat kota atau pusat keramaian, tepatnya di Jl. Plampitan no. 35 Semarang, sehingga sulit dijangkau dengan sarana transportasi. Namun demikian, dengan lokasi yang jauh dari pusat keramaian tersebut sangat membantu dan mendukung proses kegiatan belajar mengajar karena kondisi lingkungan yang cukup tenang serta kondusif. SMP Negeri 36 Semarang merupakan sebuah institusi pendidikan yang telah berkiprah dalam kurun waktu cukup lama. Sejak berdirinya tahun 1952 sampai sekarang (Tahun 2010), usianya sudah 58 tahun, termasuk kategori lembaga pendidikan yang seharusnya sudah sangat dewasa dan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah negeri yang lain di kota Semarang. Sampai saat ini SMP Negeri 36 Semarang telah mengalami kepindahan lokasi sebanyak 2 kali, pada awalnya di Jalan Dr. Cipto no. 121 Semarang dan berpindah lokasi ke Jl. Suyudono no. 130 menjadi satu dengan SMP 40. Mulai
59
Informasi tentang SMP Negeri 36 Semarang diperoleh dari dokumentasi Sekolah, Selasa 4
Mei 2010
38
tanggal 16 Juni 1996, SMP 36 Semarang pindah ke lokasi baru yaitu di Jl. Plampitan no. 35 Semarang.60 4. Struktur Organisasi Struktur organisasi sekolah dibuat dalam rangka pengaturan aktifitas sekolah agar semua kegiatan dan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Begitu juga yang ada di SMPN 36 Semarang, untuk mengatur dan mengkoordinir seluruh elemen dan staff sekolah agar sesuai dengan tugas yang ada, maka dibuatlah struktur organisasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran. 61 5. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa a. Keadaan guru di SMPN 36 Semarang Berdasarkan dokumentasi SMPN 36 Semarang diketahui bahwa jumlah guru yang ada sebanyak 49 orang. Dengan kompetensi kelulusan S.1 sebanyak 45 orang dan 4 orang lulusan D3 Sedangkan untuk guru PAI di SMPN 36 Semarang berjumlah 2 orang. b. Keadaan pegawai Keadaan pegawai atau tenaga administrasi di SMPN 36 Semarang berjumlah 12 orang yang terdiri dari 7 laki-laki dan 5 perempuan. c. Keadaan siswa Pada tahun ajaran 2009/2010 jumlah siswa SMPN 36 Semarang sebanyak yang terdiri dari 375 laki-laki dan 382 perempuan. 6. Sarana Prasarana Untuk sarana prasarana yang ada di SMPN 36 Semarang dapat di lihat pada lampiran. 7. Ekstra Kurikuler 60
Informasi tentang SMP Negeri 36 Semarang diperoleh dari dokumentasi Sekolah, Selasa 4
Mei 2010 61
Dokumentasi SMPN 36 Semarang Tahun Ajaran 2009/2010
39
Seperti halnya sekolah-sekolah lain, di SMPN 36 Semarang diadakan berbagai macam kegiatan ekstra kurikuler yang antara lain meliputi: a. Bola Volley b. Pramuka c. Musik d. PMR e. Pencak Silat f. Ketrampilan-ketrampilan62 8. Kegiatan Keagamaan Sedangkan untuk kegiatan keagamaan, mengingat di SMPN 36 Semarang mayoritas siswanya beragama Islam, maka kegiatan keagamaan di SMPN 36 Semarang dikhususkan hanya bagi pemeluk Islam saja. Kegiatankegiatan tersebut meliputi : a. Pengajian Minggu Pagi b. Rebana c. Shalat Dhuha bersama-sama menjelang dimulainya Pelajaran Agama Islam ataupun sesudahnya yang dipimpin oleh guru pengampu. d. Dan beberapa kegiatan yang sifatnya insidental. Misalnya Ramadhanan.
62
Dokumentasi SMP Negeri 36 Semarang Tahun Ajaran 2009/2010
40
B. Implementasi Strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan (PAIKEM) Model INDEX CARD MATCH Dan CARD SORT Pada Mata Pelajaran PAI Kelas VII Di SMPN 36 Semarang.
Belajar adalah proses bagi peserta didik dalam membangun gagasan atau
pemahaman
sendiri.
Maka
kegiatan
pembelajaran
seharusnya
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan proses belajarnya secara mudah, lancar dan termotivasi. Karena itu pula, suasana belajar yang diciptakan guru seharusnya melibatkan peserta didik secara aktif. Pembelajaran aktif (active learning) hanya bisa terjadi bila ada partisipasi aktif dari peserta didik. Demikian juga peran serta aktif peserta didik tidak akan terjadi bilamana guru tidak aktif dan kreatif dalam melaksanakan pembelajaran. Proses pembelajaran aktif dalam memperoleh informasi, ketrampilan, dan sikap serta perilaku positif dan terpuji akan terjadi melalui suatu proses pencarian dari diri peserta didik. Hal ini akan terwujud bila peserta didik dikondisikan sedemikian rupa sehingga berbagai tugas dan kegiatan yang dilaksanakan sangat memotivasi mereka untuk berfikir, bekerja dan merasa serta mengamalkan kesholehan dalam kehidupan nyata. Peran guru dalam pembelajaran PAIKEM sebagai fasilitator, moderator, organisator dan mediator terlihat jelas. Dengan kondisi ini peran dan fungsi siswa dapat terlihat, keterlibatan semua siswa akan dapat memberikan suasana aktif dan pembelajaran terkesan demokratis, dan masingmasing siswa punya peran dan akan memberikan pengalaman belajarnya kepada siswa lain. Berikut akan dipaparkan model dan strategi pembelajaran aktif (active learning)-PAIKEM model Index Card Match dan Card Sort sebagai alternatif yang dapat digunakan oleh guru untuk dapat mengaktifkan peserta didik, baik secara individu maupun kelompok. Guru diharapkan dapat melakukan pengembangan, modifikasi, improvisasi atau mencari strategi atau metode lain 41
yang dipandang lebih tepat. Karena pada dasarnya tidak ada strategi yang ideal/baik. Masing-masing strategi memiliki kekurangan dan kelebihan sendiri. 1. Tujuan Tujuan pembelajaran PAIKEM di SMPN 36 Semarang yaitu untuk menumbuhkembangkan kerja sama peserta didik dalam pembelajaran dan menekankan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran, sehingga akan terbentuk peserta didik yang aktif, dan tumbuhnya suasana yang efektif dan menyenangkan dalam pembelajaran di kelas. 2. Materi Materi PAI di SMPN 36 Semarang terbagi menjadi 5 kelompok yaitu Alqur’an Hadis, Aqidah, Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam. 63 Dalam hal ini peneliti akan memfokuskan pada materi yang ada dalam silabus di SMPN 36 Semarang yang menggunakan strategi pembelajaran dengan model Index Card Match dan Card Sort. Pada silabus di SMPN 36 Semarang pada kelas VII semester genap, materi yang menggunakan strategi PAIKEM model Index Card Match adalah Alqur’an Hadis materinya tentang hukum bacaan nun mati/tanwin. Berikut akan peneliti paparkan standar kompetensi (materi pokok) PAI yang tercantum dalam silabus SMPN 36 Semarang materi pokok hukum bacaan nun mati/tanwin. 1) Menjelaskan tentang hukum bacaan nun mati/tanwin 2) Membedakan
tentang
hukum
bacaan
hukum
nun
mati/tanwin 3) Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dalam bacaan surat-surat Alqur’an dengan benar 63
Wawancara dengan bapak Sabngatun, S.Pd selaku guru PAI di SMPN 36 Semarang, Rabu 5 Mei 2010
42
Sedangkan yang menggunakan strategi PAIKEM model Card Sort pada silabus di SMPN 36 Semarang pada kelas VII semester genap terdapat pada Aqidah Akhlak materinya tentang iman kepada malaikat Allah SWT. Berikut akan peneliti paparkan standar kompetensi (materi pokok) PAI yang tercantum dalam silabus di SMPN 36 Semarang tentang materi pokok iman kepada malaikat Allah SWT. 1) Menjelaskan pengertian tentang iman kepada malaikat Allah SWT 2) Menjelaskan nama-nama malaikat Allah SWT 3) Menjelaskan sifat-sifat malaikat Allah SWT 4) Menjelaskan tentang tugas-tugas malaikat Allah SWT 3. Metode Materi PAI bersifat kompleks, sehingga metode yang bisa digunakan bisa bermacam-macam sesuai dengan tujuan dan karakteristik dari materi tersebut. Menurut guru PAI bahwa tiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masingmasing, sehingga seorang guru harus bisa memahami masing-masing metode untuk bisa diterapkan secara tepat dalam pembelajaran. Seorang guru dapat menggunakan beberapa metode dalam menyampaikan suatu pokok bahasan tertentu. Pada awal pengajaran guru menyampaikan suatu uraian dengan menggunakan metode ceramah, kemudian memberikan contoh-contoh dengan menggunakan metode peragaan dan dapat diakhiri dengan tanya jawab. Ditegaskan oleh guru PAI bahwa metode yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan dasar dan tujuan yang hendak dicapai materi yang akan disampaikan. Dengan demikian penggunaan metode
43
telah
ditetapkan
terlebih
dahulu
sebelum
proses
dilaksanakan sebagaimana tercantum dalam pembelajaran.
pembelajaran 64
Berikut ini adalah dua bentuk metode PAIKEM sebagai wujud dari penerapan strategi Active Learning dalam pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang: 1. Index Card Match Proses pembelajaran dengan metode Index Card Match dapat dijelaskan sebagai berikut, dengan mengambil contoh materi tentang hukum bacaan nun mati/tanwin yang tedapat dalam silabus di SMPN 36 Semarang kelas VII semester genap: a. Tahap persiapan 1.
Guru mengkondisikan kelas. Pada tahap persiapan ini guru mengkondisikan kelas dengan cara mengajak berdo’a bersama sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar, setelah selesai berdo’a bersama guru mengabsen siswa
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah guru selesai mengajak para siswa berdo’a bersama
dan
guru
selesai
mengabsen
siswa,
guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan yaitu
mempelajari materi tentang
hukum bacaan nun
mati/tanwin dan mim mati. Dan diharapkan siswa dapat aktif dalam mngikuti pembelajaran. 3. Guru menjelaskan kepada siswa tentang model pembelajaran yang akan dilakukan yaitu Index Card Match
64
Wawancara dengan bapak Sabngatun, S.Pd selaku guru PAI di SMPN 36 Semarang, Rabu 5 Mei 2010
44
Pada tahap ini guru menjelaskan kepada siswa tentang model pembelajaran yang akan dilakukan yaitu Index Card Match. Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang menggunakan kartu yang terdiri dari soal dan jawaban, atau biasa disebut dengan metode mencari jodoh kartu tanya jawab, yang mana nanti peserta didik akan mencari pasangan kartu pada teman sekelasnya. 4. Guru menyampaikan motivasi kepada siswa tentang manfaat mempelajari materi hukum nun mati/tanwin Pada tahap ini Guru menyampaikan motivasi kepada siswa tentang manfaat mempelajari materi hukum nun mati/tanwin yaitu dengan mempelajari hukum bacaan nun mati/tanwin ini siswa diharapkan
mampu
menjelaskan
pengertian hukum bacaan nun mati/tanwin, macam-macam hukum bacaan nun mati/tanwin, dan mempraktekkan hukum bacaan nun mati/tanwin ini dalam kehidupan sehari-hari dalam membaca Alqur’an 5. Guru membuat potongan-potongan kertas sejumlah peserta dalam kelas tersebut dibagi menjadi dua kelompok Pada tahap ini guru membuat potongan-rotongan sejumlah peserta didik dalam kelas yang terdiri dari kartu yang berisi soal dan jawaban, dalam hal ini guru membuat potongan kartu sejumlah siswa dalam kelas dan membagi kartu itu dalam 2 kelompok yaitu kartu berisi soal dan kartu yang berisi jawaban. 6. Guru menulis pertanyaan tentang materi hukum bacaan nun mati/tanwin yang telah diberikan sebelumnya pada potongan kertas yang telah dipersiapkan. Setiap kertas satu pertanyaan
45
Pada tahap ini guru membuat pertanyaan tentang materi hukum mati/tanwin. Misalnya: a. Apabila ada nun mati/tanwin bertemu demgan huruf kha’ adalah bacaan..... b. Huruf idzhar yaitu............... c. Apabila ada nun mati/tanwin bertemu dengan huruf ba adalah bacaan........ d. Dan seterusnya 7. Pada potongan kertas yang lain, guru menulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat Pada tahap ini, ini kebalikan dari tahap sebelumnya, disini guru membuat jawaban dari soal-soal yang telah dibuat sebelumnya. Misalnya: a. Apabila ada nun mati/tanwin bertemu demgan huruf kha’ adalah bacaan.................................................. (maka jawabannya adalah idzhar) b. Huruf idzhar yaitu............................................. (maka jawabannya adalah hamzah, kha’, kho’, ‘ain, ghin) c. Apabila ada nun mati/tanwin bertemu dengan huruf ba adalah bacaan........................................................... (maka jawabannya adalah iqlab) d. Dan seterusnya b. Tahap pelaksanaan 1. Guru mengocok semua kartu tersebut sehingga akan tercampur soal dan jawaban Pada tahap ini guru mencampur/mengkocok kartu menjadi satu sehingga tercampur antara kartu yang berisi soal dan yang berisi jawaban. Disini nanti siswa akan ada yang 46
mendapatkan kartu yang soal dan ada juga yang mendapatkan kartu yang berisi jawaban 2. Guru membagikan setiap peserta satu kartu. Guru menjelaskan bahwa ini aktivitas yang dilakukan berpasangan. Sebagian peserta akan mendapatkan soal dan sebagian yang lain akan mendapatkan jawaban Pada tahap ini guu menjelaskan pada siswa bahwa ini adalah kegiatan berpasangan, jadi nanti setiap siswa pasti akan mendapatkan pasangan karena dalam pelaksanaan model sepeti ini setiap siswa masing-masing mendapatkan satu kartu, ada yang mendapatkan kartu yang berisi soal dan ada juga yang mendapatkan kartu berisi jawaban. Dan kartu ini udah disesuaikan dengan jumlah siswa yang ada di dalam kelas 3. Guru meminta peserta untuk mencari pasangannya. Jika sudah ada yang menemukan pasangannya, guru meminta mereka untuk duduk berdekatan. Guru menjelaskan juga agar mereka tidak memberikan materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain Pada pembelajaran ini siswa aktif mencari rekanrekannya sehingga siswa memerlukan gerakan untuk mencari rekannya dan melatih siswa untuk melatih daya ingat tentang materi hukum bacaan nun mati/tanwin. Setelah guru membagikan kartu pada semua siswa, kemudian guru meminta siswa untuk mencari pasangannya. Pada tahap ini timbul sebuah permasalahan yaitu ketika proses pencarian pasangan, dalam proses pencarian pasangan ini keadaan kelas menjadi ramai sekali, suara bising, siswa bergerak kasana kemari, dan lainnya. Ini menurut peneliti adalah sebuah kewajaran, karena dalam pembelajaran ini siswa 47
emang dituntut aktif dalam nencari pasangannya. Untuk solusinya,
sebelum
guru
menyuruh
siswa
mencari
pasangannya, guru menjelaskan dulu kepada siswa agar dalam proses pencarian pasangannya siswa jangan terlalu ramai, dalam hal ini guru mempersilahkan siswa aktif mencari pasangannya dengan catatan siswa dalam proses pencarian pasangannya tidak boleh membuat gaduh/kekacauan dalam kelas, dan guru bisa memberi peringatan dengan mengurangi nilai siswa pada siswa yang membuat kekacauan. Hal ini dimaksudkan agar siswa tetap aktif dalam pembelajaran tanpa membuat suasana kelas menjadi ramai 4. Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk berdekatan, guru meminta setiap pasangan secara bergantian membacakan soal yang diperoleh dengan suara yang keras kepada teman-teman yang lainnya. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya. Demikian seterusnya Pada tahap ini setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, guru meminta setiap pasangan secara bergantian membacakan soal yang diperoleh dengan suara
yang
keras kepada
teman-teman
yang
lainnya.
Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya. Hal ini dimaksudkan
agar
materi
yang
dilaksanakan
dalam
pembelajaran dapat diserap oleh smua siswa dalam kelas. Dan apabila ada siswa mendapat pasangan yang salah maka siswa yang lain tahu dan siswa yang lain bisa memberikan penjelasan/jawaban yang benar c. Tahap evaluasi Guru mengevaluasi pembelajaran secara keseluruhan dengan mengulas kembali apa yang tadi dilakukan siswa, 48
kemudian menyimpulkan materi tersebut. Dan guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari bacaan nun mati/tanwin yang ada dalam Alqur’an kemudian dikumpulkan pada pertemuan berikutnya d. Tahap tindak lanjut Sebagai tindak lanjut dari pembelajaran ini, siswa menjadi terbiasa membaca alqur’an sesuai dengan bacaan hukum nun mati/tanwin dalam kehidupan sehari-hari65 2. Card Sort Card Sort disebut juga dengan metode penyortiran kartu. Yaitu peserta didik memilah-milah kartu rincian untuk disesuaikan dengan kartu induk dalam materi yang diberikan oleh guru. Proses pembelajaran dengan metode Card Sort dapat dijelaskan sebagai berikut, dengan mengambil contoh materi tentang iman kepada Malaikat Allah SWT yang terdapat pada silabus di SMPN 36 Semarang kelas VII semester genap: a. Tahap persiapan 1. Guru mengkondisikan kelas. Sama dengan model pembelajaran Index Card Match pada tahap persiapan ini guru mengkondisikan kelas dengan cara mengajak berdo’a bersama sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar, setelah selesai berdo’a bersama guru mengabsen siswa 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah guru selesai mengajak para siswa berdo’a bersama
dan
guru
65
selesai
mengabsen
siswa,
guru
Observasi Penerapan Metode Index Card Match sebagai wujud dari Strategi PAIKEM dalam pembelajaran PAI di kelas VIIA SMPN 36 Semarang
49
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan yaitu mempelajari materi tentang iman kepada malaikat Allah SWT. Dan diharapkan siswa dapat aktif dalam mngikuti pembelajaran. 3. Guru menjelaskan kepada siswa tentang model pembelajaran yang akan dilakukan yaitu Card Sort. Pada tahap ini guru menjelaskan kepada siswa tentang model pembelajaran yang akan dilakukan yaitu Card Sort. Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang menggunakan kartu yang terdiri dari kartu induk/topik dan kartu rincian, atau biasa disebut dengan metode menyortir kartu, yang mana nanti siswa akan
memilah-milah kartu rincian untuk
disesuaikan dengan kartu induk dalam materi yang diberikan oleh guru. 4. Guru menyampaikan motivasi kepada siswa tentang manfaat mempelajari materi iman kepada malaikat Allah SWT Pada tahap ini Guru menyampaikan motivasi kepada siswa tentang manfaat mempelajari materi tentang iman kepada malaikat Allah SWT yaitu dengan mempelajari materi tentang iman kepada Allah SWT ini siswa diharapkan mampu menjelaskan pengertian iman kepada Allah SWT, nama-nama malaikat Allah SWT, dan sifat-sifat malaikat Allah SWT 5. Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok sesuai SK/ KD mapel yaitu tentang materi iman kepada malaikat Allah SWT (Catatan : perkirakan jumlah kartu sama dengan jumlah murid dikelas, dan isi kartu terdiri dari kartu induk/ topik utama dan kartu rincian). Pada tahap ini guru menyiapkan kartu yang berisi tentang materi tentang iman kepada malaikat Allah SWT, yang mana 50
kartu itu terdiri dari kartu induk/topik utama dan kartu rincian dan kartu itu berjumlah sesuai dengan jumlah siswa yang ada dalam kelas. Sebagai contoh: a. Kartu induk/topik utama -
Nama-nama malaikat Allah SWT
-
Sifat-sifat malaikat Allah SWT
-
Tugas-tugas malaikat Allah SWT
b. Kartu rincian -
Malaikat Jibril, Malaikat Mika’il, Malaikat Isrofil, Malaikat Izroil, Malaikat Munkar, Malaikat Nakir, Malaikat Roqib, Malaikat Atid, Malaikat Malik, Malaikat Ridwan
-
Tidak laki-laki dan tidak perempuan (tidak berjenis)
-
Selalu taat kepada Allah SWT dan g pernah durhaka kepada Allah SWT
-
Tidak makan dan tidak minum
-
Tidak tidur dan tidak mempunyai nafsu
-
Tidak pernah bohong
-
Tidak berayah dan beribu
-
Selalu bertasbih dan beribadah
-
Selalu memintakan ampun kepada orang-orang yang beriman
-
Menyampaikan wahyu
-
Membagikan rizqi dan menurunkan hujan
-
Meniup terompet pada hari qiamat
-
Mencabut nyawa
-
Mencatat amal baik
-
Mencatat amal buruk 51
-
Menanyai manusia di alam kubur
-
Menjaga pintu neraka
-
Menjaga surga
b. Tahap pelaksanaan 1. Guru mengacak seluruh kartu agar bercampur Pada tahap ini guru mengacak kartu induk/topik utama dan kartu rincian menjadi satu 2. Guru membagikan kartu pada murid dan guru memastikan masing-masing memperoleh satu Setelah guru mengacak kartu induk/topik utama dan kartu rincian menjadi satu, kemudian pada tahap ini guru membagikanya kepada siswa, yang mana setiap siswa akan mendapatkan satu kartu, bisa mendapatkan yang berisi kartu induk/topik utama dan bisa juga mendapatkan kartu rincian 3. Guru memerintahkan setiap murid bergerak mencari kartu induknya dengan mencocokkan kepada lawan sekelasnya, Setelah guru membagikan kartu pada semua siswa, kemudian guru meminta siswa untuk mencari pasangannya. Pada pembelajaran ini siswa aktif mencari rekanrekannya sehingga siswa memerlukan gerakan untuk mencari rekannya dan melatih siswa untuk melatih daya ingat tentang materi iman kepada malaikat Allah SWT Seperti halnya dalam penerapan Index Card Match Pada tahap ini timbul sebuah permasalahan yaitu ketika proses pencarian pasangan, dalam proses pencarian pasangan ini keadaan kelas menjadi ramai sekali, suara bising, siswa bergerak kasana kemari, dan lainnya. Ini menurut peneliti adalah sebuah kewajaran, karena dalam pembelajaran ini siswa emang dituntut aktif dalam nencari pasangannya. Untuk 52
solusinya,
sebelum
guru
menyuruh
siswa
mencari
pasangannya, guru menjelaskan dulu kepada siswa agar dalam proses pencarian pasangannya siswa jangan terlalu ramai, dalam hal ini guru mempersilahkan siswa aktif mencari pasangannya dengan catatan siswa dalam proses pencarian pasangannya tidak boleh membuat gaduh/kekacauan dalam kelas, dan guru bisa memberi peringatan dengan mengurangi nilai siswa pada siswa yang membuat kekacauan. Hal ini dimaksudkan agar siswa tetap aktif dalam pembelajaran tanpa membuat suasana kelas menjadi ramai. 4. Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, guru memerintahkan masing-masing membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya di papan secara urut. Setelah semua siswa menemukan kartu induknya, pada tahap
ini
guru
memerintahkan
masing-masing
siswa
membentuk kelompok sesuai dengan kartu induk/topik utama dan kartu rincian yang sudah di dapat, kemudian siswa itu menempelkan hasil kartu rinciannya di tempelkan di papan secara urut. 5. Guru melakukan koreksi bersama setelah semua kelompok, menempelkan hasilnya Pada tahap ini setelah siswa sudah menempelkan semua kartu yang terdiri dari kartu induk dan rincian di papan tulis, guru melakukan koreksi bersama apakah sudah benar apa belum hasil sortiran kartu yang dilakukan oleh siswa 6. Guru meminta salah satu penanggungjawab kelompok untuk menjelaskan hasil sortir kartunya, kemudian guru meminta komentar dari kelompok lainnya
53
Pada tahap ini siswa melakukan diskusi tentang iman kepada malaikat Allah SWT dan aspek-aspeknya untuk memecahkan jawaban yang ada pada kelompoknya. Setelah guru melakukan koreksi bersama mengenahi hasil sortiran siswa, guru meminta salah satu penanggung jawab kelompok menjelaskan hasil sortir kartunya, Hal ini dimaksudkan agar ada rasa tanggung jawab dari diri siswa tentang hasil sortiran kartunya itu kemudian guru meminta komentar dari kelompok lainnya. Ini dimaksudkan ada timbal balik antara kelompok satu dengan yang lainnya yang mana akan menimbulkan proses diskusi yang akan bisa memecahkan permasalahan. 7. Guru memberikan apresiasi setiap hasil kerja murid Guru memberikan apresiasi setiap hasil kerja murid, mulai dari proses pencarian kartu, menempelkan kartu, mendiskusikan kartu, sampai mempertanggungjawabkan hasil sortiran dan memberikan komentar kepada kelompok tyang lain. Hal ini dimaksudkan agar siswa semangat dan sungguhsungguh ketika melaksanakan pembelajaran dengan model Card Sort ini. c. Tahap evaluasi Pada tahap evaluasi dilakukan dengan evaluasi proses kelompok, hal ini dilakukan pada saat diskusi berlangsung, dengan melihat peran dan keaktifan siswa dalam kelompok diskusi. d. Tahap tindak lanjut Guru memberikan tindak lanjut dari pembelajaran yang telah disampaikan yaitu tentang materi iman kepada malaikat Allah SWT dengan menyuruh masing-masing kelompok untuk
54
merangkum hasil diskusi tersebut dan mengumpulkan pada pertemuan berikutnya.66 4. Media Media atau sumber belajar yang dipakai dalam penerapan strategi PAIKEM model Index Card Match dan Card Sort dalam pembelajaran PAI di SMPN 36 yaitu: White Board, spidol, LKS, buku Paket, pulpen dan kertas kwarto, lem, dan lain-lain. 5. Guru dan siswa Pembelajaran PAIKEM yang berlangsung di SMPN 36 Semarang jelas terlihat oleh peneliti ketika melakukan observasi baik di kelas VII A. Proses belajar mengajar yang dipusatkan kepada keaktifan siswa dengan melakukan pembelajaran model Index Card Match dan Card Sort Dengan strategi PAIKEM model Index Card Match ini siswa begitu antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar dan tidak merasa jenuh. Karena siswa dituntut untuk aktif dalam mencari pasangan kartu pada teman sekelasnya. Sedangkan pada strategi model Card Sort ini siswa juga dituntut untuk aktif dalam mencari kartu induk/topik utama, mendiskusikan
pada
kelompoknya
dan
mampu
mempertanggung
jawabkan hasil diskusi kelompoknya. Meskipun proses pembelajaran PAIKEM dipusatkan pada siswa yang dituntut untuk aktif. Bukan berarti seorang guru tidak memiliki peranan yang urgen dalam kegiatan ini. Justru lewat metode Index Card Match dan Card Sort inilah peneliti menemukan peran guru begitu unik dan kompleks, selain sebagai seorang pendidik. Disini peneliti melihat guru PAI yang mampu berperan sebagai sahabat, yang begitu akrab berinteraksi dengan para siswa, selain instruktur yang mengarahkan para 66
Observasi Penerapan Metode Card Sort sebagai wujud dari Strategi PAIKEM dalam pembelajaran PAI di kelas VIIA SMPN 36 Semarang
55
tiap-tiap kelompok, fasilitator yang memenuhi kebutuhan siswa dalam berdiskusi, mediator yang menengahi siswa ketika mengalami ketegangan proses diskusi
56
BAB IV ANALISIS
A. Analisis Penerapan Strategi PAIKEM Model INDEX CARD MATCH Dan CARD SORT Dalam Pembelajaran PAI Di SMPN 36 Semarang 1. Tujuan Tujuan pembelajaran PAIKEM di SMPN 36 Semarang yaitu menumbuhkembangkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran yang menekankan terbentuknya hubungan kerjasama antara siswa satu dengan yang lainnya, terbentuknya sikap dan perilaku yang demokratis serta tumbuhnya produktivitas kegiatan belajar siswa. 2. Materi Bahan atau meteri pelajaran pada hakekatnya adalah isi dari materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Materi atau bahan yang diajarkan dalam Pendidikan Agama Islam sudah seharusnya menyesuaikan dengan tujuan yang sudah direncanakan dari awal pelaksanaan. Materi pelajaran yang dipilih haruslah dapat memberikan kecakapan untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunkaan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan ketrampilan (psikomotorik) yang telah dipelajarinya. Hal yang diperlukan dalam menetapkan bahan pelajaran adalah kemampuan guru memilih bahan yang akan diberikan kepada siswa. Guru harus memilih bahan mana yang perlu diberikan dan mana yang tidak perlu. Sehingga
dalam
menyampaikan
bahan
atau
materi
pelajaran
perlu
memperhatikan dasar atau landasan sebelum menetapkan bahan pelajaran. Oleh karena itu perlu kiranya diadakan suatu pengorganisasian materi (merancang materi), maksudnya adalah mensiasati proses pembelajaran dengan
57
rekayasa terhadap unsur-unsur instrumental melalui upaya pengorganisasian yang rasioanal dan meyeluruh. Pengorganisasian
ini
mencakup
tiga
tahap
kegiatan,
pertama
perencanaan (perencanaan per satuan waktu; terdiri dari program catur wulan/ semester dan program tahunan, dan perencanaan per satuan bahan ajar dibuat berdasarkan satu kebulatan bahan ajar yang dapat disampaikan dalam satu atau beberapa kali pertemuan/RPP. Kedua pelaksanaan, yang terdiri dari langkahlangkah pembelajaran di dalam kelas atau di luar kelas (mulai dari pendahuluan, penyajian, dan penutup). Ketiga penilaian, yang merupakan proses terus menrus sejak perencanaan, pelaksanaan dan setelah pelaksanaan pembelajaran per pertemuan, satuan bahan ajar, maupun satuan waktu. 3. Metode Metode merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu, peranan metode mengajar diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Oleh karenanya metode yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa, serta menggunakan metode mengajar secara bervariasi. Sebelum metode tersebut diterapkan terlebih dahulu seorang guru harus benar-benar menyelidiki apakah materi yang akan disampaikan tepat menggunakan metode tertentu, dan apakah situasi yang terjadi saat itu mendukung untuk menggunakan metode tertentu. Karena bagaimanapun juga sehebat apapun metode yang diterapkan, tetapi kalau materi dan situasi serta kondisi belajar tidak memungkinkan, maka metode yang digunakan tidak akan berhasil dengan maksimal. Seorang guru dalam proses belajar mengajar di kelas harus menggunakan metode dan pendekatan-pendekatan belajar agama yang lebih tepat guna dan berhasil guna, tepat pada sasaran pembentukan nilai-nilai dan moral agama peserta didik. 58
Berdasarkan pengamatan peneliti, dalam pelaksanaan pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang dengan menerapkan strategi PAIKEM model Index Card Match dan Card Sort secara prosedural sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan pebelajarannya itu sendiri mulai dari menerangkan prosedur pelaksanaan pembelajaran, membagikan kartu yang berisi soal dan jawaban kepada peserta didik, meminta peserta didik membacakan soal dan jawaban masing-masing dan menyimpulkan materi pembelajaran. Akan tetapi ada hal yang perlu dibenahi dalam penerapan strategi PAIKEM model Index Card Match dan Card Sort, yaitu: Pertama, berkaitan dengan setting kelas. Berdasarkan pengamatan peneliti, ruangan kelas sudah penuh dengan meja dan kursi sehingga apabila kegiatan tersebut dilakukan dengan meminta peserta didik untuk mencari pasangan kartunya masing-masing, maka kelas perlu di setting. Ketiadaan setting kelas akan sangat menyulitkan peserta didik untuk bergerak mencari pasangan kartunya masing-masing. Untuk setting kelas memang tidak mudah semudah membalikkan telapak tangan. Karena peneliti sendiri menyadari bahwa untuk setting kelas dengan bentuk meja dan kursi yang masih konvensional diperlukan energi yang lebih karena bobot meja dan kursi tersebut cukup berat. Selain itu juga biasanya menimbulkan kebisingan di dalam kelas yang dapat mengganggu kelas lain. Dalam penerapan strategi PAIKEM model Index Card Match dan Card Sort dalam pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang peserta didik terlihat masih bingung tentang prosedur pembelajarannya, walaupun guru sudah menerangkan dengan detail. Hal ini menurut peneliti masih dalam kategori wajar karena mereka belum terbiasa dengan pembelajaran yang menerapkan beberapa metode pembelajaran. secara keseluruhan suasana PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) sudah tercipta dalam pembelajaran tersebut 59
Kedua, berkaitan dalam proses penjodohan/pencocokan kartu dalam strategi PAIKEM model Index Card Match. Dalam melakukan penjodohan kartu, seharusnya guru meminta peserta didik untuk mencari pasangan kartunya dan duduk berdekatan dengan pasangan kartu masing-masing. Akan tetapi dalam prakteknya guru hanya meminta peserta didik yang memegang kartu soal untuk membacakannya dengan suara keras dan meminta peserta didik yang memegang kartu jawaban yang merasa jawaban soal yang telah dibacakan tadi untuk membacakannya dengan suara keras juga 4. Media Media atau sumber belajar yang dipakai dalam penerapan strategi pembelajaran PAIKEM pendidikan agama Islam di SMPN 36 Semarang yaitu White Board, spidol, LKS, buku Paket, pulpen, lem dan kertas folio. Dengan media yang telah tersedia diharapkan siswa mampu mengasah pola pikir mereka untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam penguasaan materi pelajaran yang harus dikuasainya. Selain mempermudah pemahaman para siswa. Media juga memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan, dengan demikian pembelajaran mampu menciptakan suatu kelas yang dinamis dan sehat, dimana terjadi interaksi yang bersifat simbiosis mutualisme. 5. Guru dan siswa Pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran akan menimbulkan suasana belajar partisipatif dan menjadi lebih hidup. Strategi pembelajaran PAIKEM dapat mendorong timbulnya gagasan yang lebih bermutu dan dapat meningkatkan kreativitas siswa. Selain itu, peran penggunaan strategi pembelajaran PAIKEM adalah menghilangkan perbedaan atau gape antar siswa sehingga tidak terjadi kesenjangan dimana siswa yang pandai akan mau bekerja sama dengan siswa yang sedang, begitu juga siswa yang sedang dapat bekerja sama dengan siswa yang kurang pandai. hal ini juga membuat siswa termotivasi untuk belajar. 60
Sisi lain yang tidak boleh dikesampingkan adalah peranan guru, guru PAI sebagai fasilitator serta instruktur sangatlah vital, guru harus mampu memotivasi serta mengembangkan potensi siswa ke arah yang positif. Dimana dalam pembelajaran PAIKEM peran guru akan sangat penting untuk menghilangkan kelemahan dalam pembelajaran PAIKEM. Ketika dalam berdiskusi mengalami kebuntuan maka disinilah peran guru untuk mampu memberi penjelasan dan pemahaman karena walau bagaimanapun siswa masih dalam tahap belajar dimana masih membutuhkan penyerapan informasi serta faktor keterbatasan pengetahuan dibandingkan dengan guru.
B. Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pelaksanaan Strategi PAIKEM Model INDEX CARD MATCH Dan CARD SORT Dalam Pembelajaran Mata Pelajaran PAI Di SMPN 36 Semarang. Keberlangsungan pelaksanaan strategi PAIKEM dalam pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang penulis amati dalam upaya untuk lebih baik lagi. Jika dilihat dari hasil yang telah dicapai selama ini, maka dapat dikatakan bahwa penerapan strategi PAIKEM sudah cukup baik dan sesuai dengan standard unsur Active learning. Namun dalam pengamatan penulis ada beberapa faktor penunjang keberhasilan strategi PAIKEM dalam pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang diantaranya adalah: 1. Guru Guru merupakan salah satu hal yang menunjang keberhasilan dalam penerapan strategi pembelajaran PAIKEM di SMPN 36 Semarang. Profesionalitas guru ini terwujud dalam persiapan (baik berupa pemilihan materi, pengolahan dan pembentukan kelompok) yang guru lakukan untuk menerapkan metode-metode Active learning. Tanpa adanya persiapan yang sungguh-sungguh atau dengan kata lain metode-metode tersebut dilaksanakan secara asal-asalan, tentunya tujuan pembelajaran akan sulit tercapai.
61
Hal lain yang mendukung dari sisi guru adalah kreatifitas guru dalam mengembangkan materi secara mandiri ataupun mengadopsi dari rekan-rekan lainnya yang telah lebih dulu memiliki kreatifitas dalam mencoba menerapkan metode pembelajaran tertentu kemudian dimodifikasi dan dikembangkan lebih jauh. Hal ini diketahui penulis dari bapak Sabngatun, S.Pd selaku guru PAI sekarang, bahwa strategi PAIKEM yang diterapkan merupakan hasil adopsi dari guru mata pelajaran PAI terdahulu yang di lakukan oleh bapak Ahsan, S.Ag yang kemudian diikuti dengan diskusi yang matang untuk menetapkan apakah metode tersebut cocok diterapkan dalam mata pelajaran PAI sehingga mampu membangkitkan kecerdasan dan potensi siswa. 2. Siswa Antusiasme peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PAIKEM. Hal ini terlihat dari aktifitas bertanya dari peserta didik. Peserta didik merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran dan juga metode ini mengandung unsur permainan sehingga peserta didik tertarik untuk mengikutinya. 3. Pimpinan sekolah Empati pimpinan sekolah terhadap pelaksanaan program menjadi penyemangat para pengajar. Bahkan tidak jarang pimpinan sekolah turun tangan sendiri untuk menjelaskan program-program pengajaran secara langsung. 4. Orang tua siswa Sebaik apapun pelaksanaan pendidikan di sekolah tidak akan mendapatkan hasil yang baik tanpa adanya dukungan dan partisipasi dari orang tua. Dukungan dari keluarga memberikan motivasi tersendiri bagi siswa karena peran orang tua sebagi pondasi dan kontrol utama dalam pembentukan pribadi siswa. Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan strategi PAIKEM dalam pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang antara lain: 62
1. Kurang fahamnya peserta didik tentang skenario pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis PAIKEM. Walaupun sudah diterangkan/dijelaskan tentang langkah-langkah pembelajarammya oleh guru bersangkutan. Hal ini dikarenakan peserta didik belum terbiasa dengan penerapan berbagai model pembelajaran. Mereka sudah terbiasa belajar dengan metode ceramah yang merupakan metode yang banyak dipakai oleh pendidik 2. Peserta didik terlihat malu-malu dalam mengungkapkan gagasannya. Hal ini menjadi kendala tersendiri dimana dalam proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran PAIKEM peserta didik dituntut untuk aktif 3. Siswa mempunyai latar belakang berbeda-beda, seperti lingkungan sosial, lingkungan budaya, gaya belajar, keadaan ekonomi, dan tingkat kecerdasan. Masing-masing berbeda pada setiap siswa. Makin tinggi kemajemukan masyarakat, makin besar pula perbedaan atau variasi yang muncul di dalam kelas. Hal ini akan memicu tenaga dan pikiran yang ekstra dari guru untuk menanganinya. 4. Guru terkadang juga kurang matang mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran
yang
sebenarnya
ketelatenan.
63
tidak
sedikit
dan
membutuhkan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis melakukan penelitian yang tertuang dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Bahwa strategi pembelajaran PAI yang diterapkan di SMP N 36 Semarang diwujudkan dalam beberapa komponen yang saling mempengaruhi yaitu tujuan pembelajaran, pemilihan metode dan media pembelajaran serta guru dan siswa itu sendiri. Komponen-komponen tersebut dirancang agar dalam pelaksanaannya siswa lebih aktif dan partisipasif dalam pembelajaran. Untuk itulah strategi yang dikembangkan adalah Active Learning. Karena Active Learning merupakan strategi pembelajaran yang menekankan aktifitas peserta didik dalam kelas yang mana peserta didik dituntut aktuf dalam belajar, sehingga siswa mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dan memungkinkan berkembangnya daya aktif dan kreatif. b. Problematika penerapan PAIKEM mata pelajaran PAI di SMPN 36 Semarang berkisar pada guru kurang dapat memanfaatkan dan memproduksi media pembelajaran, disamping itu juga guru kurang dapat mengelola , kurang terampil dalam pengelolaan kelas dalam waktu pembelajaran, maka yang harus dilakukan adalah meningkatkan kompetensi guru dalam pengelolaan kelas dan waktu agar proses pembelajaran bisa berjalan efektif dalam keadaan apapun. Selain itu kepala sekolah harus medukung melalui kebijakankebijakan yang mendorong guru untuk bisa membudayakan penerapan strategi PAIKEM ini melalui kegiatan-kegiatan pelatihan yang terus menerus dilakukan
64
B. Saran-saran Mengingat pentingnya strategi PAIKEM yang merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar, mengembangkan potensi siswa, dan membuat siswa lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Dalam hal ini penulis memberikan beberapa saran yang berhubungan dengan permasalahan diatas. 1. Strategi pembelajaran PAI yang telah diterapkan di SMPN 36 Semarang agar lebih dikembangkan dan ditingkatkan lagi dengan memperhatikan perbedaan karakteristik siswa, sehingga terjadi kesesuain antara kemampuan yang dimiliki dengan tujuan pembelajaran PAI yang akan dicapai siswa. Selain itu pemilihan metode dan alat bantu (media pembelajaran) yang digunakan menjadi penentu untuk memperjelas bahan pembelajaran yang dipelajari. 2. Perlu adanya peningkatan profesionalitas guru PAI melalui training strategi PAIKEM agar pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh guru PAI terus bertambah dan berkembang mengikuti majunya dunia pendidikan. Sehingga dalam proses pembelajaran PAI guru mampu mengaktualisasikan situasi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien.
C. Penutup Puji syukur Alhamdulillah dengan rahmat, taufiq dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan tugas penysusunan skripsi ini. Sholawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah diutus untuk menyampaikan risalah kebenaran kepada umat manusia. Penulis sadar bahwa meskipun ada upaya untuk menyelesaikan secara maksimal, namun dalam kenyataannya masih terdapat banyak kekurangan, Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan penulis demi kesempurnaan penulisan berikutnya. Semoga penelitian ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Amin..
65
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Erwati, Prinsip Prinsip Pendidikan Islam, Solo: Tiga Serangkai, 2003. Departemen Agama RI, Alqur an dan tterjemahnya, Semarang: PT Karya Toha Putra. Handayu, T., Memaknai Cerita Mengasah Jiwa, Solo: Era Infomedia, 2000. Hasan, Fuad, dan Kontjoroningrat, Beberapa Asas Metodologi Ilmiah, Di Dalam Metode Penelitian Masyarakat, Red. Kontjoroningrat, Jakarta: Gramedia, 1997. Ikhsan, Hamdani, A. Fuadu Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 1998. Khotimah, Khusnul, “Studi Tentang Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif ,Efektif, Menyenangkan (PAKEM) Pada Mata Pelajaran PAI Di SD Pasuruan 02 Mertoyudan Magelang” Skripsi ( Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang, 2007). Mahmudah, Model Pembelajaran PAKEM Dalam Pengaruh Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Di MI Donorejo Magelang” Skripsi, ( Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang, 2005). Margono, S, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000. Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda Karya, cet. XIV, 2001. Muhadjir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasih, Cet.VIII, 1998. Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004. Nur, Moh dan Primo Retno W, Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran, Surabaya: IKIP Surabaya, 1998. Poerwadarminto, W. J.S, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997.
66
Purwanti, Endang, dkk, Perkembangan Peserta Didik, Malang: UMM Press, 2002. Rianawati, “Implementasi CTL Dalam PAI Di SD Alam Ar.ridha Bukit Kencana Jaya Semarang,” Skripsi ( Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang, 2004). S.J, J. Drost, Proses Pembelajaran Sebagai Pendidikan, Jakarta: PT Gramedia Sarana Indonesia,1999. SM, Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan), Semarang: RaSAIL Media Group, 2008. Semiawan, Conny, dkk, Pendekatan Ketrampilan Proses, Jakarta: PT Gramedia, 1992. Shadily, Hasan, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: Ichtiar Baru Von Hoeve, tth. Sudjana, Nana, Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: PT.Sinar Baru Algensindo,1989. Surakhmad, Winarno, Pengantar Interaksi Mengajar Belajar Dasar Dan Teknik Metodologi Pengajaran, Bandung: Tarsito, 1994. Thoha, Chabib, Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1991. Tim Penyusun Kamus Pusat Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988. Zuhairini, et. al, Metodik Pengajaran Agama Islam, Solo: Ramadhani, 1993.
Pupuh Fathurrohman dan M.Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT.Refika Aditama, 2007) Zuhairi, Metodologi Pengajaran Agama, (Solo: Ramadhani, 1993) M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Islam Dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara, 1993) Djamaluddin Darwis, Strategi Belajar Mengajar , dalam Ismail (ed), PBMPAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998)
67
John Halt, Belajar Sepanjang Masa, Bagaimana Anak-Anak Mulai Belajar Membaca, Menulis, Menghitung Dan Mengamati Dunia Tanpa Di Ajari, (Yogyakarta: Diglosa, 2004) Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1996) http:// akhmadsudrajat. Wordpress.com/2008/01/22/konsep-pakem Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Merupakan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bekerja Sama Dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2000), UU RI no. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Cemerlang, 2003 Zuhairini, et. al., Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1995) Sir God Frey Thomson, A Modern Philosophy of Education, (London: 1957 Muhammad Munir Mursyi, Attarbiyyatul Al-Islamiyyah, (Cairo: Alimul Khutub, 1977 Fatah Syukur NC., TeknologiPendidikan, (Semarang: Rasail, 2005 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Cet. 3 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset, 2001), Syafruddin Nurdin, M. Basyiruddin Usman M, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum,(Jakarta: Ciputat Pers, 2002 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,(Jakarta: Bumi Aksara, 2001), Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), UU. RI. N0. 20, tahun 2003
68
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dalam Kurikulum dan Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004) PBM-PAI di Sekolah: eksistensi dan proses belajar PAI, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo bekerja sama dengan Pustaka Pelajar, 1998), PERMENDIKNAS 2006 TENTANG SI&SKL, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006 Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), Husni Rahim, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Logos, 2001
Athiyah al-Abrasyi, Attarbiyyatul Islamiyyah wa Falasifatuha , Cet. Ke 3. (Mesir: Isa Al-Baab Al-Halabi, 1395), cet. 3 Agus Supriyono, Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009 Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Jakarta: Pustaka Insan Madani, 2008 Endang Soenarya, Pengantar Teori Perencanaan Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Yogyakarta: Adicipta Karya Nusa, 2000 Moh. Durori, Konsep Dan Penerapan Model Belajar Mandiri, (Purwokerto:Mitra Mas, 2002
69
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama Lengkap
: Afif Nurrohman
2. Tempat Tanggal Lahir : Jepara, 02 Februari 1986 3. NIM
: 3104195
4. Alamat Asal
: Ds. Kalipucang Wetan RT. 07/01 Kec.Welahan Kab. Jepara
5. Pendidikan Formal
:
a. MI Miftahussibyan, Lulus Tahun 1998 b. MTs Hasyim Asy’ari, lulus tahun 2001 c. SMU Negeri 1 Welahan, Lulus tahun 2004 d. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) angkatan 2004 Demikian riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Semarang, 17 Juni 2010 Penulis
Afif Nurrohman 3104195
70
Contoh Skenario Strategi PAIKEM Model INDEX CARD MATCH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM/CTL Satuan Pendidikan : SMPN 36 Semarang Mata pelajaran
: PAI
Kelas/Semester
: VII/Genap
Materi Pokok
: Hukum Nun Mati Dan Tanwin
Alokasi Waktu
: 2x40
A. Standar Kompetensi Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin B. Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan hukum bacaan nun mati/tanwin 2. Membedakan hukum bacaan nun mati/tanwin 3. Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dalam bacaan Alqur’an dengan benar C. Tujuan Pendidikan Setelah memahami pokok pembahasan ini, diharapkan siswa dapat: 1. Menjelaskan pengertian hukum bacaan nun mati/tanwin 2. Menjelaskan macam-macam hukum bacaan nun mati/tanwin 3. Mempraktekan hukum bacaan nun mati/tanwin dalam kehidupan sehari-hari D. Skenario Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Alokasi waktu
Kegiatan Awal: Ø Salam pembuka, presensi, pengaturan kelas, berdo’a dan apersepsi Kegiatan inti: Ø Guru menjelaskan tentang sub materi yang akan
71
10 menit
disampaikan antara lain: 40 menit • Pengertian hukum bacaan nun mati/tanwin • Pengertian hukum bacaan nun mati/tanwin • Macam-macam hukum bacaan nun mati/tanwin Ø Guru membagikan kartu yang berisikan sub materi pelajaran yang berisi soal dan jawaban Ø Guru mempersilahkan siswa untuk mencari pasangannya Ø Setelah mendapat rekan/kelompok yang sesuai kemudian guru meminta untuk duduk berdekatan Ø Guru mempersilahkan siswa untuk membacakan soal yang diperoleh dengan suara yang keras kepada teman-teman yang lainnya Ø Guru mengapresiasikan pendapat siswa dan mengklasifikasi Kegiatan akhir Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi pembahasan yang belum dimenerti. Guru menyyimpulkan materi yang baru dipelajari Evaluasi dan tindak lanjut dengan memberi tugas rumah E. Media/Alat/Bahan/Sumber - LKS kelas VII - Kertas kwarto F.
Penilaian Otentik - Partisipasi aktif dalam pembelajaran
72
20 menit
10 menit
Contoh Skenario Strategi PAIKEM Model CARD SORT RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM Satuan Pendidikan : SMPN 36 Semarang Mata pelajaran
: PAI
Kelas/Semester
: VII/Genap
Materi Pokok
: Iman kepada malaikat Allah
Alokasi Waktu
: 2x40
A. Standar Kompetensi Iman kepada malaikat Allah SWT B. Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan pengertian iman kepada malaikat Allah 2. Menjelaskan sifat-sifat malaikat 3. Menjelaskan nama-nama malaikat Allah 4. Menjelaskan tugas-tugas malaikat Tujuan Pendidikan Setelah memahami pokok pembahasan ini, diharapkan siswa dapat: 1. Menjelaskan pengertian iman kepada malaikat Allah 2. Menjelaskan sifat-sifat malaikat 3. Menjelaskan nama-nama malaikat 4. Menjelaskan tugas-tugas malaikat C. Skenario Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Alokasi waktu
Kegiatan Awal: Salam pembuka, presensi, pengaturan kelas, berdo’a dan apersepsi Kegiatan inti: Ø Guru menjelaskan tentang sub materi
73
10 menit
yang akan disampaikan antara lain: • Pengertian iman kepada malaikat • Nama-nama malaikat • Sifat-sifat malaikat • Tugas-tugas malaikat Ø Guru membagikan kartu yang berisikan sub materi pelajaran Ø Mempersilahkan siswa untuk mencari rekan-rekannya yang membawa kartu/istilah yang sesuai Ø Setelah mendapat rekan/kelompok yang sesuai kemudian di diskusikan, diurutkan dan ditempel di depan sesuai urutannya Ø Guru mempersilahkan siswa untuk menerangkan urutan kartu yang ditempel oleh masing-masing kelompok Ø Guru mengapresiasikan pendapat siswa dan mengklasifikasi Kegiatan akhir
40 menit
Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi pembahasan yang belum dimenerti. Guru menyyimpulkan materi yang baru dipelajari Evaluasi dan tindak lanjut dengan memberi tugas rumah
20 menit
D. Media/Alat/Bahan/Sumber - Alat-alat bersuci - LKS kelas VII - Kertas kwarto - Lakban untuk menempel E. Penilaian Otentik - Partisipasi aktif dalam diskusi kelompok - Presentasi dan kinerja individu
74
10 menit
Nama sekolah Mata pelajaran Kelas/ Semester Standar Kompetensi Alokasi waktu Kompetensi Dasar -Menjelaskan tentang hukum nun mati/ tanwin -membedakan hukum bacaan nun mati/ tanwin -menerapkan hukum nun mati/tanwin dalam bacaan surat-surat al-Quran dengan benar.
: SMP N 36 Semarang : Pendidikan Agama Islam : VII / Genap tahun ajaran 2009-2010 : Menerapkan hukum nun mati/ tanwin : 2x40 menit Materi pokok -Hukum bacaan nun mati dan tanwin
Kegiatan belajar -siswa membaca, menerapkan, menganalisa tentang hukum nun mati - siswa mencari tahu pengertian bacaan nun mati dan tanwin -siswa berlatih membaca ayat alQuran dengan menggunakan hukum nun mati
Indikator
Strategi pembelajaran
Penilaian
Alokasi waktu
-menjelaskan hukum nun mati dan tanwin
-Index card match (mencari pasangan kartu) yang terdiri dari soal dan jawaban
Tugas tes Dan praktek membaca ayat AlQuran terkait hukum nun mati tanwin
1x40 menit
Sumber/ alat -LKS dan buku paket PAI
-Kartu index yang berisi soal dan jawaban 1x40 menit -Doubel tip -Sumber buku bacaan tajwid
75
Nama sekolah Mata pelajaran Kelas/ Semester Standar Kompetensi Alokasi waktu Kompetensi Dasar
-Menjelaskan tentang pengertian iman kepada malaikat Allah SWT -menerangkan tentang nama-nama malaikat Allah SWT -Menjelaskan sifatsifat malaikat -menjelaskan tugastugas malaikat
: SMP N 36 Semarang : Pendidikan Agama Islam : VII / Genap tahun ajaran 2009-2010 : Iman kepada malaikat Allah SWT : 2x40 menit Materi pokok
pengertian iman kepada malaikat Allah -namanama dan tugas malaikat
Kegiatan belajar
-siswa membaca, menelaah dan menyimak dari berbagai sumber dari pengertian iman kepada malaikat Allah
Indikator
-menjelaskan pengertian iman kepada malaikat -menjelaskan nama-nama malaikat - menjelaskan sifat-sifat malaikat -menjelaskan tugas-tugas malaikat
76
Strategi pembelajaran
Penilaian
Alokasi Sumber/ alat waktu
- strategi card sort (menyortir kartu)
Tugas tes
1x40 menit
-LKS dan buku paket PAI
-Kartu card sort yang berisi kartu induk dan kartu rincian 1x40 menit
-Doubel tip -Sumber buku bacaan
Tabel I Jumlah Guru Berdasarkan Ijazah Tarakhir Jumlah Guru
No
Mata Pelajaran
Jumlah Guru Berdasarkan
Berdasarkan
Ijazah terakhir
Status Kepegawaian
D1 D2
D3
S1
S2 S3
PNS
1
PAI
2
2
2
PPKn
3
3
3
B. Indonesia
5
5
4
B. Inggris
5
5
5
Matematika
1
6
6
6
IPA
1
4
4
7
IPS
1
4
4
8
Seni Budaya
3
3
9
Penjaskes
2
2
10
TIK
3
3
11
B. Jawa
2
2
12
BK
4
4
13
PA-Biologi
3
3
14
PA-Fisika
3
3
1
GTT
1
1
Tabel II Rekapitulasi Data Siswa SMPN 36 Semarang Tahun Ajaran 2009/2010 No
Kelas
L
P
Jumlah
1
VIIA
17
15
32
2
VIIB
17
14
31
3
VIIC
16
16
32
4
VIID
15
17
32
5
VIIE
16
16
32
6
VIIF
15
16
31
7
VIIG
15
16
31
8
VIIH
15
17
32
126
127
253
Jumlah 8
VIIIA
16
16
32
9
VIIIB
15
16
31
10
VIIIC
14
17
31
11
VIIID
16
16
32
12
VIIIE
16
15
31
13
VIIIF
16
15
31
14
VIIIG
16
15
31
15
VIIIH
16
16
32
125
126
251
Jumlah 16
IXA
16
16
32
17
IXB
15
17
32
18
IXC
15
16
31
19
IXD
16
16
32
20
IXE
16
16
32
21
IXF
15
17
32
22
IXG
16
15
31
23
IXH
15
16
31
ii
Jumlah
124
129
253
Jumlah Total
375
382
757
(Sumber: Dokumen SMPN 36 Semarang)
\ iii
Tabel III Sarana dan prasarana SMPN 36 Semarang Nama Ruang
Jumlah
Ukuran
Ruang Kepala Sekolah
1 ruang
75 m2
Ruang TU
1 ruang
45m2
Ruang Guru
2 ruang
90m2
Ruang BP/BK
1 ruang
42m2
Ruang Perpustakaan
1 ruang
48m2
Ruang Lab. Biologi
1 ruang
40m2
Ruang Lab. Fisika
1 ruang
40m2
Ruang Pertemuan
1 ruang
147m2
Ruang UKS
1 ruang
25m2
8Ruang OSIS
1 ruang
42m2
Musholla
1 ruang
76,5m2
Koperasi SMPN 36
1 ruang
25m2
Kamar Kecil Guru
2 ruang
12m2
Kamar Kecil Kep. Sek
1 ruang
6m2
2 tempat
20m2
Ruang Kelas I
7 ruang
336m2
Ruang Kelas II
7 ruang
336m2
Ruang Kelas III
7 ruang
336m2
Ruang Ketrampilan
3 ruang
147m2
Ruang Kesenian
1 ruang
40m2
Ruang MGMP/PPL
1 ruang
36m2
Ruang Agama Non Islam
1 ruang
56m2
Ruang Kantin
2 ruang
46m2
Ruang Aula
1 ruang
150m2
Kamar Kecil Siswa
iv