PENERAPAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING BERBASIS MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK CAHAYA SISWA KELAS VIII-A MTS NEGERI JEKETRO TAHUN AJARAN 2009/2010 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1) dalam Ilmu Pendidikan Fisika
Oleh:
Husni Robith NIM: 063611004
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
ABSTRAK Husni Robith (NIM: 063611004). Penerapan Pendekatan Reciprocal Teaching Berbasis Media Pembelajaran Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Pokok Cahaya Siswa Kelas VIII – A MTs Negeri Jeketro Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Semarang Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010. Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui cara penerapan pendekatan Reciprocal Teaching berbasis media pembelajaran visual pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII – A MTs Negeri Jeketro Kab. Grobogan Tahun Ajaran 2009/2010. 2) Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII – A MTs Negeri Jeketro dengan penerapan pendekatan Reciprocal Teaching berbasis media pembelajaran visual. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus. Pengumpulan data menggunakan instrumen tes yang berupa multiple choice test dan essay untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa, lembar observasi digunakan sebagai lembar penilaian psikomotorik dan afektif siswa selama proses pembelajaran di kelas berlangsung. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Dari hasil penelitian, pada siklus I nilai rata-rata aspek kognitif naik sebesar 5,80 poin dari 63,55 pada temuan awal naik menjadi 69,35 pada siklus I. Persentase ketuntasan naik sebesar 3,27 % dari persentase ketuntasan temuan awal 67,74% naik menjadi 70,97 % pada siklus I. Jumlah siswa tuntas 22 siswa, dan tidak tuntas 9 siswa. Persentase nilai rata-rata aspek afektif menunjukkan kategori cukup, dilihat dari kenaikan sebesar 4,36 % dari persentase nilai aspek afektif pada temuan awal 62,58 % naik menjadi 66,94 % pada siklus I. Persentase nilai rata-rata aspek psikomotorik menunjukkan kategori cukup, dilihat dari kenaikan sebesar 1,94 % dari persentase nilai aspek psikomotorik pada temuan awal 64,03 % naik menjadi 65,97 % pada siklus I. Pada siklus II nilai rata-rata aspek kognitif naik sebesar 5,27 poin dari 69,35 pada siklus I naik menjadi 74,62 pada siklus II. Persentase ketuntasan naik sebesar 12,90 % dari persentase ketuntasan siklus I 70,97 % naik menjadi 83,87 % pada siklus II. Jumlah siswa tuntas 26 siswa, dan tidak tuntas 5 siswa. Persentase nilai rata-rata kelas dilihat dari aspek afektif menunjukkan kategori baik, dilihat dari kenaikan sebesar 9,35 % dari persentase nilai aspek afektif pada siklus I 65,94 % naik menjadi 76,29 % pada siklus II. Persentase nilai rata-rata kelas dilihat dari aspek psikomotorik menunjukkan kategori baik, dilihat dari kenaikan sebesar 19,51 % dari persentase nilai aspek psikomotorik pada siklus I 65,97 % naik menjadi 85,48 % pada siklus II. Pada siklus III nilai rata-rata aspek kognitif naik sebesar 5,27 poin dari 74,62 pada siklus I naik menjadi 79,78 pada siklus III. Persentase ketuntasan naik sebesar 16,13 % dari persentase ketuntasan siklus II 83,87 % naik menjadi 100 % pada siklus III. Jumlah siswa yang tuntas 31 siswa, dan tidak ada siswa tidak tuntas. Persentase nilai rata-rata kelas dilihat dari aspek afektif menunjukkan kategori baik, dilihat dari kenaikan sebesar 9,84 % dari persentase nilai aspek afektif pada siklus II 76,29 % naik menjadi 86,13 % pada siklus III. Persentase nilai rata-rata kelas dilihat dari aspek psikomotorik menunjukkan kategori baik, dilihat dari
kenaikan sebesar 7,10 % dari persentase nilai aspek psikomotorik pada siklus II 85,48 % naik menjadi 92,58 % pada siklus III. Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa penerapan Pendekatan Reciprocal Teaching Berbasis Media Pembelajaran Visual dapat Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Pokok Cahaya Siswa Kelas VIII – A MTs N Jeketro.
MOTTO Hidup bukan tujuan, tetapi hidup adalah pilihan1
1
Dedi Mizwar, Film Para Pencari Tuhan di SCTV
DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi dalam referensi yang penulis jadikan bahan rujukan.
Semarang, Deklarator,
Husni Robith NIM: 063611004
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tuaku ayahanda H. Choiruman dan Ibunda Siti Rukayah 2. Kedua adikku Alfi Roichanna dan Muhammad Kholis 3. Keluarga Eka Listiyawati 4. Semua Dosen dan Guru-guru yang telah membekali ilmu kepada penulis 5. Teman-temanku seperjuangan di Tadris Fisika IAIN Walisongo Semarang khususnya angkatan 2006, umumnya semua angkatan. 6. Teman-temanku SDN 3 Purwodadi, SMPN 1 Purwodadi, SMAN 1 Toroh Grobogan
KATA PENGANTAR Bismillaahir Rahmaanir Rahiim Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga menjadikan kita lebih bermakna dalam menjalani hidup ini. Terlebih lagi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa cahaya Ilahi kepada umat manusia sehingga dapat mengambil manfaatnya dalam memenuhi tugasnya sebagai khalifah di muka bumi. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, saran-saran serta motivasi dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Suatu keharusan bagi pribadi penulis untuk menyampaikan terimakasih kepada: 1. Dr. Suja’i, M.Ag, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, yang telah memberikan segala fasilitas dalam penyusunan skripsi ini. 2. Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd, M.Kom, dosen wali studi sekaligus sebagai dosen pembimbing dan Ketua Prodi Fisika yang telah banyak berjasa kepada penulis untuk membimbing penulis selama masa studi. 3. Dr. Ruswan, M.A. pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, motivasi, petunjuk, dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Andi Fadllan, S.Si. M.Sc. sekertaris Prodi Fisika yang banyak membantu penulis dalam melengkapi administrasi perkuliahan. 5. Joko Budi Poernomo, M. Pd. Dan Para Dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah yang telah membekali ilmu dan pengetahuan selama menempuh studi di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 6. Bapak/Ibu karyawan perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan perpustakaan IAIN Walisongo, atas pelayanan selama penyusunan skripsi.
7. Pihak MTs Negeri Jeketro Kab. Grobogan yang telah memberikan tempat kepada penulis dalam melakukan penelitian sehingga terciptanya kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Kedua orang tuaku, Ayahanda H. Sujitman Al Choiruman dan Ibunda Siti Rukayah, adik-adikku Alfi Roichaana dan Muhammad Kholis yang aku sayangi dan senantiasa memberikan semangat dan memperjuangkan segalanya demi suksesnya penulis menuntut ilmu. 9. Eka Listiyawati yang selalu memberikan motivasi semangat penulis. Sahabat ku (Arif Mulyono, Harits Fahmi, Rohmat, M. Khafid) yang selalu memberikan motivasi, semangat dan selalu menemaniku. Teman-teman seperjuangan (Tadris Fisika angkatan 2006) semoga persahabatan yang telah terukir tetap selalu ada. 10. Teman-teman kos 29 (Afif, Puji, Wasiq, Riza Xeon, Lukni, Yanto, Boel2, Khafid), yang menjadi tempat menciptakan banyak kenangan. 11. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak, yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, karena keterbatasan ruang. Harapan dan doa penulis, semoga amal dan jasa baik dari semua pihak dapat menjadi amal baik dan semoga mendapat balasan dari Allah SWT. Pada akhirnya penulis menyadari, bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam makna yang sesungguhnya, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, baik bagi penulis maupun bagi pembaca pada umumnya.
Semarang, 2 Desember 2010 Penulis
Husni Robith NIM: 063611004
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
ABSTRAK..........................................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI...........................................................
v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................
vi
HALAMAN DEKLARASI ................................................................................ vii HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... viii HALAMAN KATA PENGANTAR...................................................................
ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................
1
B. Penegasan Istilah ....................................................................
4
C. Rumusan Masalah ..................................................................
6
D. Tujuan dan.. ...........................................................................
6
E. Manfaat Penelitian..................................................................
6
LANDASAN TEORI A. Belajar dan Hasil Belajar ........................................................
8
1. Belajar..............................................................................
8
a. Pengertian Belajar.......................................................
8
b. Pembelajaran ..............................................................
9
c. Prinsip-Prinsip Belajar ................................................ 11 d. Hakikat Belajar Mengajar ........................................... 11 2. Hasil Belajar..................................................................... 12
B. Media Pembelajaran ............................................................... 15 1. Pengertian Media.............................................................. 15 2. Media Pembelajaran ......................................................... 15 3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran.......................... 16 4. Macam - Macam Media .................................................... 17 5. Media Pembelajaran Visual .............................................. 18 6. Fungsi dan Kelebihan Media Pembelajaran Visual............ 19 C. Pendekatan Reciprocal Teaching ............................................ 20 1. Pengertian Pendekatan Reciprocal Teaching ..................... 20 2. Langkah-Langkah Pendekatan Reciprocal Teaching ......... 20 D. Materi Pokok Cahaya ............................................................. 22 1. Sifat Cahaya .................................................................. 22 2. Pemantulan dan Pembiasan Cahaya ............................... 23 3. Alat-Alat Optik.............................................................. 29 E. Penerapan Pendekatan Reciprocal Teaching berbasis Media Pembelajaran Visual............................................................... 33 F. Penelitian yang relevan........................................................... 35 G. Kerangka Berpikir .................................................................. 37 H. Hipotesis Tindakan................................................................. 37
BAB III
METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. 38 B. Subyek Penelitian ................................................................... 38 C. Metode Penelitian................................................................... 38 1. Pengertian PTK ............................................................... 38 2. Model PTK...................................................................... 39 3. Tujuan dan Manfaat PTK................................................. 41 4. Prinsip PTK..................................................................... 41 5. Langkah Pelaksanaan PTK .............................................. 42 D. Metode Pengumpulan Data..................................................... 50 E. Metode Analisis Data ............................................................. 52
1. Analisis Hasil Belajar ...................................................... 52 2. Analisis Data Hasil Observasi.......................................... 54 3. Indikator keberhasilan...................................................... 54 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Awal ........................................................................ 55 B. Hasil Penelitian ...................................................................... 56 1. Pra Siklus ........................................................................... 56 2. Siklus I................................................................................ 56 3. Siklus II .............................................................................. 58 4. Siklus III ............................................................................. 60 C. Pembahasan............................................................................ 62 1. Siklus I................................................................................ 62 2. Siklus II .............................................................................. 63 3. Siklus III ............................................................................. 64
BAB V
KESIMPULAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................ 67 B. Saran ...................................................................................... 68 C. Penutup .................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 3.1.
: Daftar Nama Peserta Didik................................................... 50
Tabel 4.1.
: Hasil Nilai Awal Siswa ........................................................ 55
Tabel 4.2.
: Hasil analisis nilai kognitif siswa siklus I ............................. 57
Tabel 4.3.
: Hasil analisis nilai afektif siswa siklus I ............................... 57
Tabel 4.4.
: Hasil analisis psikomotorik siswa siklus I............................. 58
Tabel 4.5.
: Hasil analisis nilai kognitif siswa siklus II............................ 59
Tabel 4.6.
: Hasil analisis nilai aspek afektif siswa siklus II .................... 59
Tabel 4.7.
: Hasil analisis nilai aspek psikomotorik siswa siklus II.......... 60
Table 4.8.
: Hasil analisis nilai aspek kognitif siswa siklus III................. 61
Tabel 4.9.
: Hasil analisis nilai aspek afektif siswa siklus III................... 61
Tabel 4.10.
: Hasil analisis nilai aspek psikomotorik siswa siklus III ........ 62
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1.
: Pemantulan cahaya pada cermin datar ................................. 24
Gambar 2.2a.
: Sinar istimewa pada cermin cekung ..................................... 25
Gambar 2.2b.
: Sinar istimewa pada cermin cekung ..................................... 25
Gambar 2.2c.
: Sinar istimewa pada cermin cekung ..................................... 25
Gambar 2.3a.
: Sinar istimewa pada cermin cekung ..................................... 26
Gambar 2.3b.
: Sinar istimewa pada cermin cekung ..................................... 26
Gambar 2.3c.
: Sinar istimewa pada cermin cekung ..................................... 26
Gambar 2.4.
: Pembentukan titik fokus (F) pada cermin cekung ................. 26
Gambar 2.5.
: Pembentukan titik fokus (F) pada cermin cembung .............. 27
Gambar 2.6.
: Pembiasan cahaya ................................................................ 28
Gambar 2.7.
: Bagian-bagian mata ............................................................. 29
Gambar 2.8.
: Pembentukan bayangan pada mata ....................................... 30
Gambar 2.9a. : Pembentukan bayangan pada Lup dengan mata berakomodasi maksimum. .......................................................................... 31 Gambar 2.9b.
: Pembentukan
bayangan
pada
Lup
dengan
mata
tidak
berakomodasi....................................................................... 31 Gambar 2.10.
: Pembentukan bayangan pada mikroskop .............................. 32
Gambar 2.11.
: Pembentukan bayangan pada teropong................................. 33
Gambar 3.1.
: Siklus Berulang dalam PTK ................................................ 40
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
: Silabus
Lampiran 2
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 3
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 4
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III
Lampiran 5
: Kisi-kisi soal tes
Lampiran 6
: Media pembelajaran dengan animasi flash
Lampiran 7
: Lembar observasi afektif dan psikomotorik siswa
Lampiran 8
: Soal instrumen siklus I dan kunci jawaban soal
Lampiran 9
: Soal instrumen siklus II dan kunci jawaban soal
Lampiran 10
: Soal instrumen siklus III dan kunci jawaban soal
Lampiran 11
: Data temuan awal
Lampiran 12
: Rekapitulasi hasil kognitif siswa siklus I
Lampiran 13
: Rekapitulasi hasil afektif siswa siklus I
Lampiran 14
: Rekapitulasi hasil psikomotorik siswa siklus I
Lampiran 15
: Rekapitulasi hasil kognitif siswa siklus II
Lampiran 16
: Rekapitulasi hasil afektif siswa siklus II
Lampiran 17
: Rekapitulasi hasil psikomotorik siswa siklus II
Lampiran 18
: Rekapitulasi hasil kognitif siswa siklus III
Lampiran 19
: Rekapitulasi hasil afektif siswa siklus III
Lampiran 20
: Rekapitulasi hasil psikomotorik siswa siklus III
Lampiran 21
: Dokumentasi pelaksanaan pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam rangka mencapai keunggulan masyarakat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembelajaran IPA yang dikehendaki dalam KTSP adalah pembelajaran yang menekankan pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.2 Kurikulum dan pengajaran merupakan dua hal yang berbeda namun erat kaitannya antara satu sama lainnya. Kurikulum pada dasarnya merupakan suatu perencanaan menyeluruh yang mencakup kegiatan dan pengalaman yang perlu disediakan yang memberikan kesempatan secara luas bagi peserta didik untuk belajar. Semua proses belajar mengajar atau pengajaran, atau pembelajaran senantiasa berpedoman pada kurikulum tertentu sesuai dengan tuntutan lembaga pendidikan/sekolah dan kebutuhan masyarakat serta faktorfaktor lainnya. Tujuan yang hendak dicapai di dalam kurikulum dan pengajaran antara lain memberikan informasi secara menyeluruh tentang ilmu yang diajarkan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari ilmu pendidikan, memberikan informasi tentang konsep belajar serta beberapa teori belajar, yang pada dasarnya turut mewarnai suatu sistem dan strategi pengajaran, memberikan informasi tentang konsep mengajar serta beberapa teori dan pendekatan mengajar dan pengajaran, memberikan informasi tentang dasardasar pengembangan kurikulum secara singkat, yang merupakan bagian yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan pengajaran.3 Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. 2
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 1, hlm. 110 3 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm. 1 – 2
Interaksi ini bernilai edukatif karena kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran
dilakukan.
Guru
dengan
sadar
merencanakan
kegiatan
pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu untuk kepentingan pengajaran. Strategi belajar
mengajar
yang digunakan oleh guru sangat
mempengaruhi hasil dari tujuan yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilaksanakan. Terdapat empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi mengidentifikasi peserta didik, memilih pendekatan belajar mengajar, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar, dan menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan.4 Oleh karena itu seorang guru dituntut untuk mempunyai wawasan yang luas tentang pemilihan strategi/metode belajar mengajar, sehingga memudahkan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Strategi dalam belajar mengajar diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang digariskan. Strategi-strategi belajar mengacu pada perilaku dan proses-proses berpikir yang digunakan oleh siswa dalam mempengaruhi hal-hal yang dipelajari, termasuk proses memori dan metakognitif. Strategi-strategi belajar adalah operator-operator kognitif meliputi proses-proses yang secara langsung terlibat dalam menyelesaikan suatu tugas belajar. 5 MTs Negeri Jeketro adalah sebuah lembaga pendidikan yang setara dengan SMP yang berada di bawah naungan Kementerian Agama. Madrasah ini terletak di desa Jeketro, Kecamatan Gubug. Berjarak 10 Km dari Kecamatan Gubug, dan 45 Km sebelah timur kota Semarang. MTs Negeri Jeketro merupakan Madrasah Tsanawiyah Negeri yang terletak di wilayah
4
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 5 5 Trianto, Model Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Konsep, Landasan Teoritis Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), hlm. 85
Kabupaten Grobogan dengan luas tanah 9.985 m 2 yang memiliki fasilitas sekelas SMP/ SMA favorit dan memiliki laboratorium IPA, Bahasa, Multimedia, Hotspot Area, dan masih banyak lagi. Berdasarkan wawancara dengan Drs. Ali Murtandlo selaku Kepala Sekolah di MTs Negeri Jeketro dan dokumen siswa tentang hasil belajar siswa kelas VIII, diperoleh data bahwa di kelas VIII-A pada mata pelajaran fisika materi pokok Cahaya, siswa kurang menguasai materi pokok cahaya. Hal ini karena, waktu yang diperlukan untuk materi cahaya sangat panjang, maka siswa kesulitan mengingat-ingat materi pelajaran yang diajarkan oleh guru dengan menggunakan metode konvensional, yaitu guru sebagai teacher centered dan menggunakan metode ceramah, sehingga diperoleh hasil belajar siswa pada materi pokok cahaya, rata-rata nilainya 60, maka masih perlu ditingkatkan lagi hasil belajar siswa yang kurang memuaskan tersebut. Dari permasalahan di atas, penulis menawarkan sebuah pendekatan pembelajaran yang memberikan pemecahan masalah yang terjadi di dalam kelas tersebut, yaitu dengan pendekatan pembelajaran Reciprocal Teaching. Pada pendekatan Reciprocal Teaching terdapat empat strategi dasar yang terlibat dalam proses pembelajaran yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasi, dan prediksi. 6 Dengan pendekatan Reciprocal Teaching siswa dapat merangkum, mengajukan pertanyaan, mengklarifikasi dan memprediksi apa yang dipelajari. Dengan pendekatan Reciprocal Teaching siswa diharapkan mampu mengingat-ingat materi pelajaran yang telah diajarkan. Pendekatan
Reciprocal
Teaching
mengajarkan
siswa
keterampilan-
keterampilan kognitif dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu dan kemudian membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut, selanjutnya guru menunjuk seorang siswa untuk menggantikan peranannya sebagai guru dan bertindak sebagai “guru” dan bertindak sebagai pemimpin diskusi dalam kelompok tersebut. Sehingga diharapkan bisa meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
6
Ibid., hlm 97
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang: Penerapan Pendekatan Reciprocal Teaching Berbasis Media Pembelajaran Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Materi Pokok Cahaya Siswa Kelas VIII-A MTs Negeri Jeketro Tahun Ajaran 2009/2010.
B. Penegasan Istilah 1. Pendekatan Reciprocal Teaching Pendekatan Reciprocal Teaching (Pembelajaran terbalik) adalah pendekatan kontruktivis yang berdasar pada prinsip-prinsip pembuatan atau pengajuan pertanyaan. Dengan pengajaran terbalik guru mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan kognitif penting dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu dan kemudian membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha mereka sendiri dengan pemberian semangat, dukungan dan suatu sistem scaffolding.7 Scaffolding adalah pemberian bantuan kepada anak selama tahap-tahap awal perkembangannya dan mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah anak dapat melakukannya.8 2. Media Pembelajaran Visual Media visual adalah media yang mengandalkan indra penglihatan.9 Media pembelajaran visual adalah media yang digunakan di dalam proses pengajaran dengan mengandalkan indra penglihatan. Perkembangan teknologi yang semakin canggih, semakin banyak peralatan media pembelajaran visual yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, contohnya; LCD, Komputer, Televisi, dll. Salah satu aplikasi media pembelajaran visual dapat diperoleh dengan menggunakan program komputer, seperti; Microsoft Office (Word, Power Point, Excel), Flash, Adobe Reader, dan masih banyak lagi. Setiap program komputer 7
Ibid., hlm. 96 Ibid., hlm. 27 9 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, op.cit., hlm. 120 – 124 8
mempunyai keuntungannya sendiri-sendiri. Peneliti menggunakan media pembelajaran visual dengan menggunakan Flash. Flash adalah program grafis animasi standar professional untuk membuat halaman web yang interaktif. 10 Peneliti menggunakan media pembelajaran visual ini karena dengan menggunakan flash dapat membuat animasi bergerak yang sesuai dengan kejadian sebenarnya, sehingga materi yang diajarkan sesuai dengan keadaan sebenarnya. 3. Cahaya Cahaya merupakan arus korpuskel-korpuskel yang memancar berupa garis lurus yang disebut sebagai sinar.
11
Sinar dapat terus
menembus benda bening dan dapat pula dipantulkan kembali sampai ke mata sehingga dapat dilihat benda-benda yang berada di depannya. Cahaya mempunyai sifat dua-listik (kembar), yaitu cahaya sebagai gelombang dan cahaya sebagai partikel. Skripsi ini membahas tentang Sifat Cahaya, Pemantulan dan Pembiasan Cahaya, dan Alat-Alat Optik. 4. Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.12 Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi
kemanusiaan.
Menurut
Bloom,
hasil
belajar
mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Evaluasi hasil belajar bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah mencapai hasil belajar yang telah direncanakan sebelumnya.13
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan permasalahan yaitu: 10
Wenty Dwi Yuniarti, Simulasi dan Pemodelan Fisika, (Semarang: Pendidikan Fisika Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007), hlm. 1 11 Hedi Supramono dkk., Common Text Book (Edisi Revisi) Físika Dasar II, (Malang: JICA-Universitas Negeri Malang (UM), 2003), hlm. 45- 46 12 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 5 13 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), Cet.2, hlm. 227
1. Bagaimana penerapan pendekatan reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual untuk meningkatkan hasil belajar pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII – A MTs N Jeketro Tahun Ajaran 2009/2010? 2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan penerapan pendekatan reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII – A MTs N Jeketro Tahun Ajaran 2009/2010?
D. Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui cara penerapan pendekatan Reciprocal Teaching berbasis media pembelajaran visual pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII – A MTs Negeri Jeketro Kab. Grobogan Tahun Ajaran 2009/2010. 2. Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII – A MTs Negeri Jeketro dengan penerapan pendekatan Reciprocal Teaching berbasis media pembelajaran visual.
E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Guru a. Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memotivasi
guru
untuk
mengembangkan metode pembelajaran yang diterapkan, sebagai upaya meningkatan hasil belajar siswa. b. Peningkatan kompetensi guru, karena dengan penelitian ini guru lebih terpacu untuk meningkatkan metode pembelajaran yang lebih bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi Siswa a. Siswa lebih termotivasi dalam meningkatkan kemampuan berfikirnya. b. Siswa lebih memahami materi yang diajarkan dengan menggunakan media pembelajaran visual.
c. Siswa dapat mengetahui manfaat perkembangan teknologi dalam proses belajar mengajar. 3. Bagi Sekolah a. Dapat memberdayakan semua alat multimedia yang tersedia untuk digunakan dalam proses pembelajaran. b. Dapat berperan serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar Dan Hasil Belajar 1. Belajar a. Pengertian belajar Howar L. Kingskey dalam Syaiful Bahri Djamarah learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training. Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik dan latihan.14 Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is devined as the modification of strengthening of behavior through experiencing).15 Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Belajar menurut Morris L. Bigge seperti yang dikutip Max Darsono dkk. yang dikutip Ismail SM adalah perubahan yang menetap dalam diri seseorang yang tidak dapat diwariskan secara genetis. Selanjutnya Morris bahwa perubahan
itu terjadi pada pemahaman
(insight), perilaku, persepsi, motivasi, atau campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat pengalaman dalam situasi-situasi tertentu.16 Belajar menurut Harold Spears yang dikutip Agus Suprijono learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves,
14
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), Edisi 2,
hlm. 13 15
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm. 27 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM, (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008), hlm. 9 16
to listen, to follow direction (Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu).17 Di dalam perspektif agama Islam, belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat. Hal ini dinyatakan dalam Firman Allah Surat Al-Mujaadilah ayat 11.18
4 ;M»y_u‘yŠ zOù=Ïèø9$# (#qè?ré& tûïÏ%©!$#ur öNä3ZÏB (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$# ª!$# Æìsùö•tƒ….…. ÇÊÊÈ ×Ž•Î7yz tbqè=yJ÷ès? $yJÎ/ ª!$#ur ...Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujaadilah : 11)19 Dari pengertian belajar yang dikemukakan sebelumnya, maka belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk mengetahui apa yang ingin diketahui sebagai suatu bentuk perubahan perilaku dirinya. b. Pembelajaran Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerjasama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada. Baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti minat, bakat, dan kemampuan dasar yang dimiliki. Termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa. Seperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.20
17
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 2 18 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), edisi revisi, hlm. 35. 19 Departemen Agama RI, Alqur an dan Terjemahannya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2004), hlm. 434. 20 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 26
Pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. 21 Guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya. Subjek pembelajaran adalah peserta didik, jadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Sehingga pembelajaran dapat diartikan sebagai dialog interaktif antara guru dan siswa. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi (hubungan timbal balik) antara guru dengan siswa. Dalam proses tersebut, guru memberikan bimbingan dan menyediakan berbagai kesempatan yang dapat mendorong siswa belajar dan untuk memperoleh pengalaman sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran ditandai oleh tingkat penguasaan kemampuan dan pembentukan kepribadian.22 Aliran psikologi belajar yang sangat besar mempengaruhi arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran adalah aliran
behavioristik.
Aliran
behavioristik
menekankan
pada
terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik siswa, media, dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Di dalam teori behavioristik tujuan pembelajaran ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar merupakan bentuk aktivitas (mimetic) yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.23 c. Prinsip-prinsip belajar a) Belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari,
21
kontinu atau
Agus Suprijono, Op Cit., hlm. 13 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), Cet. 8, hlm. 148 23 C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), hlm. 27-28 22
berkesinambungan dengan perilaku lainnya, fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup, positif atau berakumulasi, aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan, permanen atau tetap, bertujuan dan terarah, mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan. b) Belajar adalah suatu proses. Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Maka belajar merupakan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh.24 c) Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah
hasil
dari
interaksi
antara
peserta
didik
dengan
lingkungannya. d. Hakikat belajar mengajar Peserta didik adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran
tidak lain
adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik di sini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan, bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya anak didik tidak belajar, karena anak didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya. Padahal belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktifitas belajar, walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Ciri-ciri belajar mengajar yaitu belajar mengajar memiliki tujuan, ada suatu prosedur, kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus, ditandai dengan aktivitas anak
24
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm. 29
didik, guru berperan sebagai pembimbing, kegiatan belajar mengajar membutuhkan kedisiplinan, ada batas waktu, evaluasi.25 Kegiatan mengajar pasti merupakan kegiatan yang mutlak memerlukan keterkaitan individu anak didik, bila tidak ada anak didik atau objek didik, maka siapa yang akan diajar. Berbeda dengan belajar, belajar dapat dilakukan setiap saat. Belajar dan mengajar merupakan istilah yang sangat baku dan menyatu di dalam konsep pengajaran. Hakikat mengajar adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Akhirnya, bila hakikat belajar adalah “perubahan” maka hakikat mengajar adalah proses “pengaturan” yang dilakukan guru. 2. Hasil belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.26 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 27 Hasil belajar yang dicapai harus sesuai dengan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dirumuskan pada tiga tingkatan, yaitu: a. Tujuan umum pendidikan, tujuan ini menentukan perlu tidaknya sesuatu program diadakan. b. Tujuan yang didasarkan atas tingkah laku, hal ini merupakan taksonomi. Pada taksonomi ini ada 3 macam tingkah laku yang dikenal umum, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. c. Tujuan yang lebih jelas yang dirumuskan secara operasional. 28
25
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hlm. 40-41 26 Ibid., hlm. 5 27 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 14, hlm. 22 28 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 115
Dalam menentukan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di SMP/ MTs harus mengikuti Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SMP/ MTs, yang meliputi: a. Melakukan pengamatan dengan peralatan yang sesuai, melaksanakan percobaan sesuai prosedur, mencatat hasil pengamatan dan pengukuran dalam tabel dan grafik yang sesuai, membuat kesimpulan dan mengkomunikasikannya secara lisan dan tertulis sesuai dengan bukti yang diperoleh. b. Memahami
keanekaragaman
hayati,
klasifikasi
keragamannya
berdasarkan ciri-ciri, cara pelestariannya, serta saling ketergantungan antar makhluk hidup di dalam ekosistem. c. Memahami sistem organ pada manusia dan kelangsungan makhluk hidup. d. Memahami konsep partikel materi, berbagai bentuk, sifat dan wujud zat, perubahan, dan kegunaannya. e. Memahami konsep gaya, usaha, energi, getaran, gelombang, optik, listrik, magnet, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. f. Memahami sistem tata surya dan proses yang terjadi di dalamnya.29 Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom, yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.30 Sudah banyak para pendidik dan guru terbantu untuk merumuskan tujuan-tujuan belajar yang akan dicapai dengan rumusan yang mudah dipahami, yaitu dengan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom, yang lebih dikenal taksonomi Bloom. Berpijak pada taksonomi Blom ini para praktisi pendidikan dapat merancang programprogram pembelajarannya. Secara ringkas, ketiga kawasan taksonomi Bloom tersebut adalah sebagai berikut: 29
_____, Permendiknas 2006 Tentang SI Dan SKL, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm.
76 30
Nana Sudjana, loc.cit., hlm. 22
a. Domain kognitif, terdiri atas 6 tingkatan, yaitu: 1) Pengetahuan (mengingat, menghafal) 2) Pemahaman (menginterprestasikan) 3) Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan masalah) 4) Analisis (menjabarkan suatu konsep) 5) Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh) 6) Evaluasi (membandingkan nilai-nilai, ide, metode, dsb.) b. Domain Psikomotorik, terdiri atas 5 tingkatan, yaitu: 1) Peniruan (menirukan gerak) 2) Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak) 3) Ketepatan (melakukan gerak dengan benar) 4) Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar) 5) Naturalisasi (melakukan gerakan secara wajar) c. Domain afektif, terdiri atas 5 tingkatan, yaitu: 1) Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu) 2) Merespon (aktif berpartisipasi) 3) Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai tertentu) 4) Pengorganisasian
(menghubung-hubungkan
nilai-nilai
yang
dipercayainya) 5) Pengamalan (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidupnya).31
B. Media Pembelajaran 1. Pengertian media Media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti “tengah, perantara, atau pengantar”.32 Maka media merupakan wahana 31
C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2008), hlm. 75-76 32 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), Cet. 5, hlm. 3
penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Media dapat digunakan sebagai alat bantu dan sumber belajar. Media sebagai alat bantu dalam belajar mengajar adalah media digunakan untuk membantu guru dalam proses belajar mengajar. Media sebagai sumber belajar adalah media dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang. Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, yang berupa alat bantu auditif (suara), visual (penglihatan), dan audiovisual (suara dan penglihatan). Sehingga dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. 33 2.
Media pembelajaran Rossi dan Breidle dalam Wina Sanjaya mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televise, buku, Koran, majalah, dan sebagainya.
Gerlach dan Ely menyatakan “A medium, conceived is any
person, material or event that establish condition which enable the learner to acquire knowledge, skill, and attitude.” Menurut Gerlach secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan
kondisi
yang
memungkinkan
siswa
memperoleh
pengetahuan, keterampilan ,dan sikap.34 3. Fungsi dan manfaat media pembelajaran Memberikan pengamatan langsung kepada siswa bukan sesuatu yang mudah, bukan hanya menyangkut segi perencanaan dan waktu saja yang dapat menjadi kendala, akan tetapi memang ada sejumlah pengamatan yang sangat tidak mungkin dipelajari secara langsung oleh siswa. Contohnya seorang guru akan menjelaskan materi cahaya yang mempelajari hukum pemantulan cahaya, maka tidak mungkin jalannya satu sinar tersebut diamati secara langsung oleh siswa, karena siswa 33
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 120-124 34 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 163
mengamati keseluruhan sinar. Maka peranan media pembelajaran sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar. Guru dapat menggunakan film animasi, gambar, atau gambar animasi untuk memberikan informasi yang lebih baik kepada siswa. Menurut Wina Sanjaya Media pembelajaran mempunyai fungsi; Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu, memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu, menambah gairah dan motivasi belajar siswa. Dari fungsi tersebut maka media pembelajaran mempunyai manfaat; media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa, mengatasi batas ruang kelas, memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta dengan lingkungan, menghasilkan keseragaman pengamatan, menanamkan konsep dasar yang benar, nyata, dan tepat, membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar dengan baik, membangkitkan keinginan dan minat baru, mengontrol kecepatan belajar siswa, memberikan pengalaman yang menyeluruh. 35 4. Macam-macam media 36 a. Dilihat dari jenis media a) Media auditif, media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja. Contohnya; radio, cassette recorder. b) Media visual, media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Contohnya; flim strip, slides, foto, gambar atau lukisan, film bisu, film kartun. c) Media audiovisual, media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Media audiovisual dibagi lagi ke dalam audiovisual diam dan audiovisual bergerak. b. Dilihat dari daya liput media a) Media dengan daya liput luas dan serentak, dalam penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat 35 36
Ibid., hlm. 170-172 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, op.cit., hlm. 124-126
menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama. Contohnya; radio dan televisi. b) Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat, dalam penggunaan media ini membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap c) Media untuk pengajaran individual, dalam penggunaan media ini hanya untuk seorang diri. Contohnya; pengajaran melalui komputer. c. Dilihat dari bahan pembuatan media a) Media sederhana adalah media yang bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit. b) Media kompleks adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta harganya mahal, sulit membuatnya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai. 5. Media pembelajaran visual Media pembelajaran visual adalah media yang digunakan dalam perbuatan mempelajari yang mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun. Media pembelajaran dapat dibuat dengan program komputer. Beberapa media pembelajaran menggunakan program komputer untuk mensimulasikan beberapa percobaan/kejadian dalam fisika, melalui layar monitor komputer sehingga siswa lebih memahami konsep/materi yang disampaikan. Salah satu aplikasi media pembelajaran visual dapat diperoleh dengan menggunakan program komputer, seperti; Microsoft Office (Word, Power Point, Excel), Flash, Adobe Reader, dan masih banyak lagi. Setiap
program komputer mempunyai keuntungannya sendiri-sendiri. Peneliti menggunakan media pembelajaran visual dengan menggunakan Flash. Flash adalah program grafis animasi standar professional untuk membuat halaman web yang interaktif.37 Peneliti menggunakan media pembelajaran visual ini karena dengan menggunakan flash dapat membuat animasi bergerak yang sesuai dengan kejadian sebenarnya, sehingga materi yang diajarkan sesuai dengan keadaan sebenarnya. Media pembelajaran ini sangat bagus digunakan dalam mata pelajaran sains, karena mata pelajaran sains
menekankan
pada
pemberian
pengalaman
langsung
untuk
mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Mata pelajaran IPA Terpadu yang termasuk mata pelajaran sains diarahkan untuk ”mencari tahu” dan ”berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang
lebih
mendalam
tentang
alam
sekitar.
Sehingga
peneliti
menggunakan media pembelajaran visual menggunakan Flash pada mata pelajaran IPA Terpadu untuk menjelaskan materi pokok cahaya. 6. Fungsi dan kelebihan media pembelajaran visual Menurut Levied an Lentz dalam Azhar Arsyad mengemukakan empat fungsi media pengajaran, khususnya media visual, yaitu; fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. a. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. b. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar/membaca teks yang bergambar. c. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
37
mengungkapkan
bahwa
lambing
visual
atau
gambar
Wenty Dwi Yuniarti, Simulasi dan Pemodelan Fisika, (Semarang: Pendidikan Fisika Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007), hlm. 1
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. d. Fungsi kompensatoris media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. 38 Dari keempat fungsi yang dikemukakan Levied an Lentz, maka media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Kelebihan menggunakan media pembelajaran visual antara lain; Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan, menumbuhkan minat siswa, memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata, media visual dapat meyakinkan terjadinya proses informasi.39
C. Pendekatan Reciprocal Teaching 1. Pengertian Pendekatan Reciprocal Teaching Pendekatan Reciprocal Teaching (Pembelajaran terbalik) adalah pendekatan kontruktivis yang berdasar pada prinsip-prinsip pembuatan atau pengajuan pertanyaan. Dengan pengajaran terbalik guru mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan kognitif penting dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu dan kemudian membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha mereka sendiri dengan pemberian semangat, dukungan dan suatu sistem scaffolding.40 Scaffolding adalah pemberian bantuan kepada anak selama tahap-tahap awal perkembangannya dan mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah anak dapat melakukannya.41
38
Azhar Arsyad, op.cit., hlm. 16-17 Ibid., hlm. 89 40 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher), hlm. 96 41 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group), Cet. 2, hlm. 39 39
Pengajaran
terbalik
dikembangkan
untuk
membantu
guru
menggunakan dialog-dialog belajar yang bersifat kerja sama untuk mengajarkan pemahaman bacaan-bacaan secara mandiri di kelas. Melalui pengajaran terbalik siswa diajarkan empat strategi pemahaman pengaturan diri spesifik yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian dan prediksi.42 2. Langkah-langkah Pendekatan Reciprocal Teaching Pada pendekatan Reciprocal Teaching terdapat empat strategi dasar yang terlibat dalam proses pembelajaran yaitu; perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasi, dan prediksi.
43
Adapun penjelasan untuk
masing-masing strategi adalah sebagai berikut; a. Perangkuman Dalam membuat rangkuman dibutuhkan kemampuan untuk dapat membedakan hal-hal yang penting dan hal-hal yang tidak penting. Menentukan intisari dari teks bacaan tersebut. b. Pengajuan pertanyaan Strategi
bertanya
ini
digunakan
untuk
memonitor
dan
mengevalusi sejauh mana pemahaman pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam hal ini siswa mengajukan pertanyaanpertanyaan pada dirinya sendiri, teknik ini seperti sebuah proses metakognitif. c. Klarifikasi Dalam suatu aktifitas membaca mungkin saja seorang siswa menganggap pengucapan kata yang benar adalah hal yang terpenting walaupun mereka tidak memahami makna dari kata-kata yang diucapkan tersebut. Siswa diminta untuk mencerna makna dari katakata atau kalimat-kalimat yang tidak familier, apakah meraka dapat memaknai maksud dari suatu paragrap. d. Prediksi 42 43
Trianto, op.cit., hlm. 96 Ibid., hlm 97
Pada tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari teks yang dibaca untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan kemungkinan yang akan terjadi berdasar atas gabungan informasi yang sudah dimilikinya. Pada penerapan pendekatan reciprocal teaching mengacu pada empat strategi dasar yang terlibat di dalam proses pembelajaran, maka langkah pembelajaran dengan pendekatan reciprocal teaching sebagai berikut: a. Pada
awal
penerapan
memberitahukan
akan
pendekatan
reciprocal
memperkenalkan
teaching
suatu
guru
pendekatan,
menjelaskan tujuan, manfaat, dan prosedurnya. b. Guru mengawali dengan member contoh dengan cara membaca satu paragraf suatu bacaan. Kemudian menjelaskan dan mengajarkan bahwa pada saat atau selesai membaca terdapat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, yaitu; 1) Memikirkan pertanyaan-pertanyaan penting yang dapat diajukan dari apa yang telah dibaca. 2) Membuat ikhtisar/rangkuman tentang informasi terpenting dari wacana. 3) Memprediksi/meramalkan apa yang mungkin akan dibahas selanjutnya. 4) Mencatat apabila ada hal-hal yang kurang jelas. c. Guru menunjuk seorang siswa untuk memimpin diskusi dalam kelompok tersebut. Selanjutnya setiap siswa merasakan/melakukan peran sebagai guru. d. Guru menjelaskan kepada siswa mengapa, kapan, dan bagaimana strategi tersebut digunakan.44
D. Materi Pokok Cahaya 44
Ibid., hlm 97-98
1. Sifat Cahaya Pada tingkat yang dapat diamati, cahaya menunjukkan dua perilaku yang tampaknya berlawanan, yang digambarkan secara kasar melalui model-model gelombang dan partikel.45 Sejak abad 17 orang percaya bahwa cahaya merupakan arus korpuskel-korpuskel yang memancar berupa garis lurus yang disebut sebagai sinar. Sinar dapat terus menembus benda-benda bening dan dapat pula dipantulkan kembali. 46 Selain itu cahaya juga mempunyai sifat yang berkaitan dengan partikel, karena energinya tidak disebarkan merata pada muka gelombang, melainkan dilepaskan dalam bentuk buntelan-buntelan seperti partikel, sebuah buntelan diskrit (kuantum) energi elektromagnet ini dikenal sebagai sebuah foton.47 Oleh karena itu para ilmuan yang mempelajari hasil eksperimeneksperimen mereka, dapat menarik kesimpulan bahwa cahaya mempunyai sifat dua-listik (kembar), yaitu teori korpuskel dan teori gelombang cahaya. 2. Pemantulan dan pembiasan cahaya Sinar yang direfleksikan atau direfraksikan terletak pada suatu bidang datar yang dibentuk oleh sinar datang, garis normal, dan bidang batas berada dititik datang. Untuk refleksi, sudut datang ( θ 1 ) = sudut pantul ( θ 2 ). Sedangkan untuk refraksi yaitu:
Dengan:
= sudut datang ( ), = sudut bias ( ), n21
= konstanta indeks bias relatif atau perbandingan indeks bias dari medium 2 terhadap medium 1.
45
Frederick J. Bueche, Eugene Hecht, Fisika Universitas Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 239 46 Hedi Supramono, dkk., Common Text Book (Edisi Revisi) Físika Dasar II, (Malang: JICA-Universitas Negeri Malang (UM), 2003), hlm. 45-46 47 Kenneth Krane, Fisika Modern, (Jakarta: Universitas Indonesia (UI – Press), 1992), hlm. 77
Benda bening seperti cermin datar dapat memantulkan cahaya yang jatuh pada cermin datar dengan mengikuti aturan hukum pemantulan. Cermin datar membentuk bayangan yang tegak, dengan ukuran yang sama dengan bendanya, dan bayangannya berada dalam jarak yang sama dari permukaan pantul dengan jarak benda dipermukaan cermin. Bayangan tersebut maya, yaitu bayangan yang tidak akan muncul pada layar yang diletakkan pada posisi bayangan karena cahaya tidak memusat di sana. Cermin datar
garis normal
A
A’ s0
si
Gambar 2.1. Pemantulan cahaya pada cermin datar Benda nyata A berada di depan permukaan pantul. Bayangan A’ yang terbentuk bersifat maya, sama besar, dan tegak. Posisi bayangan berada di belakang cermin. Besarnya jarak benda (s0) = jarak bayangan (si), tetapi keduanya mempunyai tanda yang berbeda karena saling berseberangan. Perbesaran bayangan pada cermin datar dapat dituliskan:
Dengan:
M = perbesaran bayangan (kali)
= tinggi bayangan
(cm) h = tinggi benda (cm) a. Pemantulan cahaya pada permukaan sferis (lengkung)
Pada pemantulan cahaya yang dilakukan oleh permukaan sferis (lengkung), hukum pemantulan memegang peranan penting dalam pembentukan bayangan. Bayangan yang terbentuk mempunyai sifatsifat yang berbeda tergantung dimana posisi bendanya berada. Maka kita perlu mengetahui sinar-sinar istimewa.
a) Sinar-sinar istimewa pada permukaan sferis cekung: -
Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan menuju titik fokus (F).
Gambar 2.2a. Sinar istimewa pada cermin cekung Keterangan gambar: P = Pusat kelengkungan cermin F = Fokus cermin O = Vertex -
Sinar datang menuju titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama.
Gambar 2.2b. Sinar istimewa pada cermin cekung -
Sinar yang menuju titik pusat kelengkungan (P) akan dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan (P).
Gambar 2.2c. Sinar istimewa pada cermin cekung b) Sinar-sinar istimewa pada permukaan sferis cembung:
-
Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah datangnya dari titik fokus (F).
Gambar 2.3a. Sinar istimewa pada cermin cekung -
Sinar datang menuju titik fokus (F) akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
Gambar 2.3b. Sinar istimewa pada cermin cekung -
Sinar yang menuju titik pusat kelengkungan (P) akan dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan (P).
Gambar 2.3c. Sinar istimewa pada cermin cekung c) Titik fokus Titik fokus adalah sebuah titik yang sedemikian letaknya sehingga sinar-sinar yang datang dari jauh tak terhingga akan dipantulkan ke titik tersebut jika permukaan pantulnya sferis cekung.
III
II P
I F
IV O
Sumbu utama
Gambar 2.4. Pembentukan titik fokus (F) pada cermin cekung Dari gambar di atas, maka bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung bersifat: nyata atau maya, tegak atau terbalik, dan diperbesar atau diperkecil tergantung sama letak benda terhadap permukaan pantul. Pembagian ruang pada cermin cekung meliputi ruang I (antara O-F), ruang II (antara F-P), ruang III (antara P-tak terhingga), dan ruang IV (ruang dibelakang cermin). Apabila permukaan pantulnya sferis cembung maka sinarsinar yang datang dari jauh tak terhingga seolah-olah datangnya dari titik tersebut.
P
F
III
II
O I
Sumbu utama IV
Gambar 2.5. Pembentukan titik fokus (F) pada cermin cembung Dari pelukisan jalannya sinar, tampak satu hal penting bila diperhatikan, yaitu bahwa bayangan akan selalu maya, apabila bendanya terletak di depan permukaan pantul dari cermin cembung. Hal ini terjadi karena perpotongan sinar-sinar pantulnya akan bertemu di depan cermin. Pembagian ruang pada cermin cembung meliputi ruang I (antara O-F), ruang II (antara F-P), ruang III (antara P-tak terhingga), dan ruang IV (ruang di depan cermin). d) Hubungan jarak benda (so), jarak bayangan (si), jarak fokus (f) Hubungan antara ketiga besaran so (jarak benda), si (jarak bayangan), f (jarak fokus) ditunjukkan oleh Gauss melalui persamaan:
Perbesaran bayangan yang terbentuk dapat dihubungkan dengan persamaan:
Dengan: M = perbesaran bayangan (kali) h = tinggi bayangan (cm) h = tinggi benda (cm) b. Pembiasan cahaya Seberkas cahaya yang datang pada permukaan bening tembus cahaya kemungkinan yang terjadi adalah cahaya tersebut akan diteruskan atau dibelokkan. Peristiwa ini dinamakan pembiasan.
n (udara) n’ (kaca) Gambar 2.6. Pembiasan cahaya Menurut hukum Snellius cara sebuah sinar membias pada permukaan batas antara medium-medium dengan indeks bias n dan ditentukan oleh persamaan:
Dengan: n = indeks bias udara; = indeks bias medium; = sudut bias ( ); = sudut datang ( ). a) Lensa tipis Ada dua jenis lensa tipis, yaitu: lensa cekung dan lensa cembung.
Lensa
cekung
merupakan
lensa
divergen
atau
menyebarkan sinar, atau lensa negatif, yang bagian tengah lensa lebih tipis daripada bagian tepinya. Lensa cembung merupakan
lensa konvergen atau mengumpulkan sinar, atau lensa positif, yang bagian tengah lensa lebih tebal daripada bagian tepi lensa tersebut. Hubungan benda dan bayangan untuk lensa tipis yang memusat dan menyebar berlaku persamaan:
Dengan: s0 = jarak benda dari lensa (cm) si = jarak bayangan dari lensa (cm) f = panjang fokus lensa (cm) Pada lensa tipis terdapat dua permukaan sferis dengan jarijari R1 dan R2, maka bayangan akhir yang terbentuk adalah bayangan yang dibentuk oleh permukaan kedua dengan bendanya adalah
bayangan dari permukaan pertama. Maka berlaku
persamaan pembuat lensa, yaitu:
Dengan: f = fokus lensa (cm) R1 = jari-jari lensa 1(cm)
n = indeks bias R2 = jari-jari lensa 2(cm)
3. Alat – alat optik a. Mata 1
9 8
2 3 4 5 6
7 Gambar 2.7. Bagian-bagian mata Keterangan gambar: 1. Retina
4. Lensa Mata
7. Penggerak bola mata
2. Kornea
5. Aqueous humor
8. Vitreous humor
3. Pupil
6. Iris
9. Saraf Mata
Mata merupakan salah satu alat optik yang efektif luar biasa. Mata menggunakan lensa dengan fokus bervariasi untuk membentuk bayangan pada retina di bagian belakang mata. Batas dari jarak jangkauan penglihatan disebut sebagai titik jauh dan titik dekat penglihatan. Titik jauh mata normal berada di jauh tak terhingga, titik dekat mata normal berada 25 cm di depan mata. Sifat bayangan yang dibentuk oleh mata yaitu: nyata, terbalik, diperkecil. Karena kekuasaan Yang Maha Pencipta memberi manusia otak, maka bayangan benda yang
terlihat
sama
seperti
bentuk
aslinya.
Berikut
gambar
pembentukan bayangan pada retina mata.
Benda
Lensa Cembung yang diibaratkan lensa mata
Bayangan yang Ditangkap retina Gambar 2.8. Pembentukan bayangan pada mata Keterangan gambar: F
= Fokus mata.
2F = Dua kali fokus mata. b. Lup Lup merupakan lensa konvergen atau lensa positif yang digunakan untuk meperjelas benda-benda yang kecil. Sebuah benda yang terletak di antara titik dekat mata dan titik jauh mata normal, bayangannya akan terpusat pada retina mata. Untuk titik dekat (Pn) nilainya 25 cm. Perbesaran (M) yang dihasilkan dengan pengamatan berakomodasi maksimum adalah:
Sedangkan dengan pengamatan santai atau tanpa berakomodasi adalah:
Dengan:
M
= Perbesaran bayangan (kali)
Pn = titik dekat mata (cm) f
= fokus (cm)
Berikut gambar pembentukan bayangan pada Lup. Bayangan
Maya
b
a Gambar 2.9a.
Pembentukan bayangan pada Lup dengan mata berakomodasi maksimum.
2.9b.
Pembentukan bayangan pada Lup dengan mata tidak berakomodasi.
Keterangan gambar: Maya, artinya tidak terbentuk bayangan. F
= Fokus Lup.
2F = Dua kali fokus Lup. c. Mikroskop lensa okuler
Mata pengamat
lensa objektif
Benda
Fob 2Fob
Fok
Fob
Fok
2Fok
Bayangan akhir Bayangan lensa objektif
Gambar 2.10. Pembentukan bayangan pada mikroskop Keterangan gambar: Fob
= Fokus lensa objektif
2Fob
= Dua kali fokus objektif
Fok
= Fokus okuler
2Fok
= Dua kali fokus okuler
Mikroskop adalah sebuah alat optik yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang sangat kecil. Mikroskop terdiri dari dua lensa tipis konvergen yang mempunyai jarak fokus berbeda. Lensa yang berjarak fokus pendek dinamakan lensa objektif, dan lensa yang berfokus panjang dinamakan lensa okuler. Benda yang diamati diletakkan di depan lensa objektif terletak antara fokus lensa dengan pusat kelengkungan lensa, sehingga terbentuk bayangan nyata diperbesar. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif dianggap benda oleh lensa okuler. Bayangan yang dibentuk lensa objektif yang terbentuk harus terletak di antara fokus okuler dengan lensa okuler, agar terbentuk bayangan maya diperbesar. d. Teropong bintang Untuk mengamati benda yang terletak di jauh tak terhingga diperlukan alat optik dinamakan teropong bintang atau teleskop. Lensa yang berjarak fokus pendek berfungsi sebagai lensa okuler dan yang berfokus panjang dinamakan lensa objektif. Untuk mengamati benda yang jauh di tak terhingga mata pengamat berada di belakang lensa okuler. Sinar datang dari benda yang jauh di depan lensa objektif, dan terbentuk bayangan pada titik fokus objektif. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif dianggap benda oleh lensa okuler. Bayangan yang dibentuk lensa objektif yang terbentuk harus terletak di antara fokus okuler dengan lensa okuler, agar terbentuk bayangan maya diperbesar. Seperti gambar di bawah ini.
Mata pengamat
lensa objektif lensa okuler
Benda
Fok 2Fok
Fob Fob
Fok
2Fob
Bayangan akhir Bayangan lensa okuler
Gambar 2.11. Pembentukan bayangan pada teropong
E. Penerapan
Pendekatan
Reciprocal
Teaching
Berbasis
Media
Pembelajaran Visual Langkah-langkah
pembelajaran
dengan
pendekatan
reciprocal
teaching berbasis media pembelajaran visual sebagai berikut: 1. Pada
awal
penerapan
pendekatan
reciprocal
teaching
guru
memberitahukan akan memperkenalkan suatu pendekatan, menjelaskan tujuan, manfaat, dan prosedur pendekatan reciprocal teaching. a. Tujuan pendekatan reciprocal teaching yaitu untuk mengatasi kelemahan membaca siswa. b. Manfaat
pendekatan
reciprocal
teaching
mengajarkan
siswa
keterampilan-keterampilan kognitif dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu dan membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut. c. Prosedur pendekatan reciprocal teaching Siswa diharuskan dapat memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan, membuat rangkuman, memprediksi, dan mencatat hal-hal yang kurang jelas. 2. Guru memulai dengan membuka bagian awal media pembelajaran visual (animasi dengan program flash). 3. Guru mengawali dengan memberi contoh dengan cara membaca satu paragraf pada media pembelajaran visual. Kemudian menjelaskan dan
mengajarkan kepada siswa bahwa pada saat atau selesai membaca terdapat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, yaitu; a. Memikirkan pertanyaan-pertanyaan penting yang dapat diajukan dari apa yang telah dibaca. b.
Membuat ikhtisar/rangkuman tentang informasi terpenting dari wacana.
c.
Memprediksi/meramalkan apa yang mungkin akan dibahas selanjutnya.
d.
Mencatat apabila ada hal-hal yang kurang jelas.
4. Guru membentuk 6 kelompok dan menunjuk seorang siswa untuk memimpin diskusi dalam kelompok tersebut. 5. Guru menampilkan setiap slide pada media pembelajaran visual yang telah disiapkan. 6. Setiap slide yang dimunculkan, siswa mendiskusikan dalam kelompoknya. Setiap kelompok diharuskan dapat memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan, membuat rangkuman, memprediksi, dan mencatat hal-hal yang kurang jelas. 7. Setelah satu sub bahasan pada slide habis dimunculkan, siswa yang menjadi pemimpin diskusi melakukan peran menjadi seorang guru di depan kelas. Sedangkan Guru yang sebenarnya mengisi kekosongan kelompok dengan menjadi anggota kelompok. 8. Siswa yang mewakili kelompok menjelaskan materi sesuai dengan animasi yang dimunculkan. Guru bertindak seperti anggota kelompok sebagai mediator, motivator, memberi dukungan, umpan-balik, serta semangat bagi siswa yang menjadi guru, dan mendorong siswa dalam kelompok lain untuk berperan serta dalam dialog dengan menggunakan sistem scaffolding (pemberian bantuan kepada anak selama tahap-tahap awal perkembangannya dan mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah anak dapat melakukannya).
9. Secara bertahap Guru mengalihkan tanggung jawab pengajaran kepada siswa dalam kelompok untuk memotivasi, memberi dukungan, membantu dengan kata-kata dan memberi semangat anggotanya yang menjadi seorang guru di depan kelas. 10. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari pada pertemuan ini. Dan guru memerintahkan siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. Pada penerapan model pembelajaran Reciprocal Teaching berbasis media pembelajaran visual siswa diharuskan dapat melakukan empat strategi dasar yang meliputi perangkuman, pengajuan pertanyaan, klarifikasi, dan prediksi mengacu pada media pembelajaran berbasis visual yang ditampilkan. Pada pertemuan selanjutnya bantuan yang diberikan Guru sebagai anggota kelompok lebih berkurang.
F. Penelitian Yang Relevan 1. Skripsi ”Penerapan Pendekatan Moderat (Modification of Reciprocal Teaching) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Pada Siswa SMP Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2008/ 2009” oleh Yulia Dwi Proborini. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika pada siswa SMP Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas Tahun 2008/ 2009. Penelitian yang dilakukan menggunakan penerapan pendekatan Modification of Reciprocal Teaching. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari III siklus. Di dalam skripsi tersebut dapat dilihat hasil penelitian menunjukkan pemahaman konsep siswa pada siklus 1 sebesar 53, 85; pada siklus II sebesar 69, 233; dan siklus III sebesar 72, 82. Persentase ketuntasan belajar siswa dari siklus I sampai siklus III, yaitu pada siklus 1 sebesar 20,51 %, siklus II sebesar 58, 97%, dan siklus III sebesar 87,18 %. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Penerapan Pendekatan Modification Of Reciprocal Teaching Dapat Meningkatkan Pemahaman Konsep Secara Signifikan Pada Pokok Materi
Alat – Alat Optik Siswa Kelas VIII SMP N 1 Sumpiuh Tahun Pelajaran 2008/ 2009.48 2. Skripsi ”Simulasi Alat Optik Pada Penglihatan Manusia Berbantuan Macromedia Flash Proffesional 8 Sebagai Media Pembelajaran” oleh Purwo Jati Utoro. Penelitian
yang
dilaksanakan
bertujuan
untuk
mengetahui
kelayakan program multimedia interaktif sebagai media pembelajaran fisika pada pokok bahasan Alat Optik pada penglihatan manusia. Diperoleh ketercapaian indikator program hasil checklist yang diisi oleh peneliti adalah sebesar 83%, dan hasil angket yang diisi oleh responden adalah sebesar 76%, maka program multimedia interaktif ini layak digunakan sebagai media pembelajaran fisika pada pokok bahasan Alat Optik pada penglihatan manusia. 49
G. Kerangka Berpikir Siswa di MTs/SMP dan sederajat, khususnya mata pelajaran IPA sangat banyak teori yang harus dipelajari. Siswa harus mau untuk membaca dan menghafal materi yang dipelajari. Reciprocal teaching (pengajaran terbalik) dikembangkan untuk membantu guru menggunakan dialog-dialog belajar yang bersifat kerja sama untuk mengajarkan pemahaman bacaanbacaan secara mandiri di kelas. Melalui pengajaran terbalik siswa diajarkan empat strategi pemahaman pengaturan diri spesifik yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian dan prediksi. Media pembelajaran visual digunakan sebagai alat untuk mengajarkan pemahaman bacaan secara mandiri bersifat kerja sama untuk melakukan perangkuman, pengajuan pertanyaan,
48
pengklarifikasian
dan
prediksi.
Pembelajaran
dengan
Yulia Dwi Proborini, ” Penerapan Pendekatan Moderat untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Pada Siswa SMP Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2008/ 2009”, Skripsi Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang, 2009 49 Purwo Jati Utoro, ”Simulasi Alat Optik Pada Penglihatan Manusia Berbantuan Macromedia Flash Proffesional 8 Sebagai Media Pembelajaran”, Skripsi Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang, 2008
menggunakan pendekatan Reciprocal Teaching bertujuan untuk mengatasi kelemahan membaca siswa. Sehingga penerapan pendekatan reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
H. Hipotesis Tindakan Berdasarkan pada latar belakang dan kerangka berfikir maka dirumuskan Hipotesis tindakan sebagai berikut: ”Terdapat peningkatan hasil belajar materi pokok cahaya pada siswa kelas VIII-A MTs N Jeketro Tahun Ajaran 2009/2010 setelah diterapkan pendekatan reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual”.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, waktu yang digunakan penulis untuk mulai mengadakan penelitian sampai menyelesaikannya adalah selama
14 hari,
mulai tanggal 17 Mei 2010 s.d. 31 Mei 2010. Adapun yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah MTs Negeri Jeketro Kab. Grobogan.
B. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A MTs Negeri Jeketro tahun pelajaran 2009/2010, dengan jumlah 31 siswa yang terdiri dari 7 siswa putra dan 24 siswa putri.
C. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penjelasan mengenai Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Dalam bahasa Inggris istilah penelitian tindakan kelas adalah Classroom Action Research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas.
50
Dari namanya ada tiga pengertian yang dapat
diterangkan sebagai berikut; a. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
50
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitan Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), Cet. 6, hlm. 2
b. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. c. Kelas, adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut segera dapat disimpulkan penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.51 2. Model Penelitian Tindakan Kelas Ada beberapa orang ahli yang menekuni penelitian tindakan ini, pendapat tentang model penelitian tindakan antara lain Kurt Lewin, Kemmis, Henry, Mc Taggart, John Elliot, dan Hopkins. Ahli yang pertama kali menciptakan model penelitian tindakan adalah Kurt Lewin. Pada Model siklus Kurt Lewin meliputi Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, dan Refleksi. Kajian skripsi ini dirancang sebagai penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model siklus Kemmis dan Mc Targat. Penelitian tindakan kelas model siklus Kemmis dan Mc Taggart merupakan hasil pengembangan dari model siklus Kurt Lewin. Pada model siklus Kemmis dan Mc Taggart diawali dengan perencanaan, selanjutnya model siklus Kemmis dan Mc Targat memandang komponen sebagai langkah dalam siklus, sehingga antara tindakan (acting) dan pengamatan (observing) sebagai satu kesatuan. Hasil dari tindakan dan pengamatan dijadikan dasar untuk mencermati apa yang sudah terjadi (reflecting).52 Pada model Kemmis dan Mc Taggart antara setiap langkah dalam siklus tersebut saling terkait.53
51
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 91 52 Ibid., hlm. 91 – 92 53 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 214
Penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada tiap siklus yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut.54
Permasalahan
Siklus I
Permasalahan baru hasil refleksi
Perencanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
Refleksi I
Pengamatan/ Pengumpulan Data I
Perencanaan Tindakan II
Pelaksanaan Tindakan II
Refleksi II
Siklus II
Apabila permasalahan belum terselesaikan
Pengamatan/ Pengumpulan Data II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Gambar 3.1. Siklus Berulang dalam PTK
3. Tujuan dan manfaat Penelitian Tindakan Kelas Menurut Suhardjono di dalam buku Penelitian Tindakan Kelas tujuan PTK antara lain sebagai berikut: a. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
54
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitan Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), Cet. 9, hlm. 74.
b. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas. c. Meningkatkan sikap profesional pendidikan dan tenaga kependidikan. d. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).55 Menurut Supardi di dalam buku Penelitian Tindakan Kelas banyak manfaat yang dapat diraih dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas. Manfaat itu antara lain dapat dilihat dan dikaji dalam beberapa komponen pendidikan dan/atau pembelajaran dikelas, antara lain mencakup: inovasi pembelajaran; pengembangan kurikulum di tingkat regional/nasional; peningkatan profesionalisme pendidikan.56 4. Prinsip penelitian tindakan kelas Agar diperoleh informasi atau kejelasan yang lebih baik tentang penelitian tindakan kelas perlu kiranya peneliti memahami prinsip penelitian tindakan. Prinsip penelitian yang dimaksud adalah:57 a. Kegiatan nyata dalam situasi rutin. Penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti tanpa mengubah situasi rutin, karena penelitian tindakan kelas tidak memerlukan waktu yang khusus dan tidak mengubah jadwal yang ada, sehingga tidak merepotkan pihak pengelola sekolah. b. Adanya kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja. Penelitian tindakan didasarkan atas sebuah filosofi bahwa setiap manusia tidak suka halhal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik. c. SWOT sebagai dasar berpijak. SWOT terdiri atas unsur-unsur SStrenght (kekuatan), W-Weaknesses (kelemahan), O-Opportunity (kesempatan), T-Threat (ancaman). Dengan berpijak pada hal tersebut penelitian tindakan dapat dilaksanakan hanya apabila ada kesejalanan antara kondisi yang ada pada guru dan juga pada siswa.
55
Suharsimi Arikunto, dkk, Ibid., hlm. 61 Ibid., hlm. 107 – 108 57 Ibid., hlm. 6 – 8 56
d. Upaya empiris dan sistemik. Upaya ini merupakan penerapan dari prinsip ketiga. e. Ikuti prinsip SMART dalam perencanaan. SMART dalam proses perencanaan kegiatan merupakan singkatan dari lima huruf bermakna. Adapun makna masing-masing huruf adalah sebagai berikut; SSpesific (khusus, tidak terlalu umum), M-Managable (dapat dikelola, dilaksanakan),
A-Aceptable
(dapat
diterima
lingkungan)
atau
Achivable (dapat dicapai, dijangkau), R-Realistic (operasional, tidak di luar jangkauan), dan T-Time-bound (dilihat oleh waktu, terencana). 5. Langkah pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran fisika, guru mata pelajaran sebagai pihak yang melakukan
tindakan,
dan
peneliti
yang
melakukan
pengamatan
berlangsungnya proses tindakan. Adapun proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: a. Siklus I 1) Perencanaan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini: a) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan program tahunan, program semester, serta silabus dengan menggunakan pendekatan Reciprocal Teaching. b) Menyusun media pembelajaran visual dengan program animasi macromedia flash. c) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar penilaian dan lembar observasi. d) Mempersiapkan
peralatan
multimedia
yang
digunakan,
meliputi: OHP, LCD dan notebook. 2) Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Langkah-
langkah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: a) Guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan membuka pelajaran, kemudian memberikan apersepsi tentang materi pokok cahaya. b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pembelajaran. c) Guru memberikan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran dengan pendekatan reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual. Yang meliputi: 1. Guru menyiapkan media pembelajaran visual berupa animasi flash. 2. Guru
memberikan
petunjuk-petunjuk
yang
akan
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran 3. Guru membentuk kelompok belajar, memilih ketua kelompok dan mengatur tempat duduk siswa agar setiap anggota kelompok dapat saling bertatap muka dan melihat media pembelajaran yang digunakan. 4. Guru mengawali dengan menjelaskan materi Perambatan Cahaya dan Pemantulan Cahaya yang terdapat pada media pembelajaran visual yang dimunculkan pertama kali, sambil
menjelaskan
dilaksanakan pendekatan
dalam
petunjuk-petunjuk kegiatan
Reciprocal
yang
pembelajaran
Teaching
berbasis
akan dengan media
pembelajaran visual, yang meliputi rangkuman, pengajuan pertanyaan, klarifikasi, dan prediksi. 5. Setelah guru selesai menjelaskan, giliran siswa diminta mengikuti
setiap
materi
yang
disajikan
dengan
menggunakan media pembelajaran visual dengan animasi flash.
6. Siswa
berdiskusi
untuk
merangkum,
mengajukan
pertanyaan, mengklarifikasi apa yang telah dipelajari dengan media pembelajaran visual. 7. Siswa berdiskusi untuk memprediksi animasi yang belum di jalankan/masih diam. 8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan tentang
materi pada
untuk media
pembelajaran visual yang kurang jelas. 9. Guru meminta salah seorang siswa dari perwakilan salah satu kelompok yang akan berperan sebagai seorang guru di depan kelas dan bertindak sebagai layaknya seorang guru menjelaskan materi yang baru saja dipelajari. Sedangkan Guru yang sebenarnya mengisi kekosongan kelompok dengan menjadi anggota kelompok. 10. Siswa yang mewakili kelompok menjelaskan materi sesuai dengan animasi yang dimunculkan. Guru bertindak seperti anggota kelompok sebagai mediator, motivator, memberi dukungan, umpan-balik, serta semangat bagi siswa yang menjadi guru, dan mendorong siswa dalam kelompok lain untuk berperan serta dalam dialog.
11. Secara bertahap Guru mengalihkan tanggung jawab pengajaran
kepada
siswa
dalam
kelompok
untuk
memotivasi, memberi dukungan, membantu dengan katakata dan memberi semangat anggotanya yang menjadi seorang guru di depan kelas. d) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 3) Pengamatan Pada tahap pengamatan, peneliti mengamati jalannya kegiatan pembelajaran di kelas yang sedang berlangsung. Untuk
mendapatkan data yang diperlukan dalam penerapan pendekatan reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual, yang meliputi pengamatan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. 4) Refleksi Data yang diperoleh dari pelaksanaan dan pengamatan dikumpulkan dan dianalisis sehingga diperoleh kesimpulan tentang berhasil atau tidaknya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan penerapan pendekatan reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual. Kekurangan, kelebihan, dan hasil yang diperoleh pada siklus 1 ini dijadikan acuan untuk melakukan siklus II. b. Siklus II 1) Perencanaan a) Penyempurnaan pelaksanaan siklus I. b) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan program tahunan, program semester, serta silabus dengan menggunakan pendekatan Reciprocal Teaching. c) Menyusun media pembelajaran visual dengan program animasi macromedia flash. d) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar penilaian dan lembar observasi. e) Mempersiapkan
peralatan
multimedia
yang
digunakan,
meliputi: OHP, LCD dan notebook. 2) Tindakan Pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Langkahlangkah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: a) Guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan membuka pelajaran, kemudian memberikan apersepsi tentang materi pokok cahaya.
b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pembelajaran. c) Guru memberikan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran dengan pendekatan reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual. Yang meliputi: 1. Guru menyiapkan media pembelajaran visual berupa animasi flash. 2. Guru membentuk kelompok belajar, memilih ketua kelompok dan mengatur tempat duduk siswa agar setiap anggota kelompok dapat saling bertatap muka dan melihat media pembelajaran yang digunakan. 3. Setelah guru selesai menyiapkan media pembelajaran visual dengan animasi flash. Siswa berdiskusi untuk merangkum, mengajukan pertanyaan, mengklarifikasi apa yang telah dipelajari dengan media pembelajaran visual. 4. Siswa berdiskusi untuk memprediksi animasi yang belum di jalankan/masih diam. 5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan tentang
materi pada
untuk media
pembelajaran visual yang kurang jelas. 6. Guru meminta salah seorang siswa dari perwakilan salah satu kelompok yang akan berperan sebagai seorang guru di depan kelas dan bertindak sebagai layaknya seorang guru menjelaskan materi yang baru saja dipelajari. Guru tidak lagi menjadi anggota kelompok. 7. Siswa yang mewakili kelompok menjelaskan materi sesuai dengan animasi yang dimunculkan. 8. Guru mengalihkan tanggung jawab pengajaran kepada siswa dalam kelompok untuk memotivasi, memberi dukungan, membantu dengan kata-kata dan memberi
semangat anggotanya yang menjadi seorang guru di depan kelas. d) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 3) Pengamatan Pada tahap pengamatan, peneliti mengamati jalannya kegiatan pembelajaran di kelas yang sedang berlangsung. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penerapan pendekatan reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual, yang meliputi pengamatan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. 4) Refleksi Data yang diperoleh dari pelaksanaan dan pengamatan dikumpulkan dan dianalisis sehingga diperoleh kesimpulan tentang berhasil atau tidaknya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan penerapan pendekatan reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual. Kekurangan, kelebihan, dan hasil yang diperoleh pada siklus II ini dijadikan acuan untuk melakukan siklus III. c. Siklus III 1) Perencanaan a) Penyempurnaan pelaksanaan siklus II b) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan program tahunan, program semester, serta silabus dengan menggunakan pendekatan Reciprocal Teaching. c) Menyusun media pembelajaran visual dengan program animasi macromedia flash. d) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar penilaian dan lembar observasi. e) Mempersiapkan
peralatan
multimedia
meliputi: OHP, LCD dan notebook. 2) Tindakan
yang
digunakan,
Pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Langkahlangkah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: a) Guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan membuka pelajaran, kemudian memberikan apersepsi tentang materi pokok cahaya. b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pembelajaran. c) Guru memberikan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran dengan pendekatan reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual. Yang meliputi: 1. Guru menyiapkan media pembelajaran visual berupa animasi flash. 2. Guru membentuk kelompok belajar, memilih ketua kelompok dan mengatur tempat duduk siswa agar setiap anggota kelompok dapat saling bertatap muka dan melihat media pembelajaran yang digunakan. 3. Setelah guru selesai menyiapkan media pembelajaran visual dengan animasi flash. Siswa berdiskusi untuk merangkum, mengajukan pertanyaan, mengklarifikasi apa yang telah dipelajari dengan media pembelajaran visual. 4. Siswa berdiskusi untuk memprediksi animasi yang belum di jalankan/masih diam. 5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan tentang
materi pada
untuk media
pembelajaran visual yang kurang jelas. 6. Guru meminta salah seorang siswa dari perwakilan salah satu kelompok yang akan berperan sebagai seorang guru di depan kelas dan bertindak sebagai layaknya seorang guru
menjelaskan materi yang baru saja dipelajari. Guru tidak lagi menjadi anggota kelompok. 7. Siswa yang mewakili kelompok menjelaskan materi sesuai dengan animasi yang dimunculkan. 8. Guru mengalihkan tanggung jawab pengajaran kepada siswa dalam kelompok untuk memotivasi, memberi dukungan, membantu dengan kata-kata dan memberi semangat anggotanya yang menjadi seorang guru di depan kelas. d) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 3) Pengamatan Pada tahap pengamatan, peneliti mengamati jalannya kegiatan pembelajaran di kelas yang sedang berlangsung. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penerapan pendekatan reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual, yang meliputi pengamatan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. 4) Refleksi Data yang diperoleh dari pelaksanaan dan pengamatan dikumpulkan dan dianalisis sehingga diperoleh kesimpulan tentang berhasil atau tidaknya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan penerapan pendekatan reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual.
D. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini ada tiga cara yaitu: a. Dokumentasi
Dokumentasi adalah barang-barang yang tertulis. 58 Dokumentasi ini dilakukan untuk memperoleh daftar nama peserta didik serta nilai peserta didik. Berikut daftar nama peserta didik. Tabel 3.1. Daftar Nama Peserta Didik No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
58
Nama Abdul Aziz Ahmad Nafii Iksan Aivi Luthfiani Anamah Fudlah Aris Kurniawan Astuti Wulandari Devita Oktaviana Dewi Dian Febriani Dwi Puji Prasetyo N. Farakhindana Ida Fatkhurrohmah Ismi Saumi Wulandari Khoirotun Nisa Lia Umami Lilik Nurcholida Lulu Intan Faiqoh M. Ali Gufron Millati Azka Muhammad Hisyam Ali Muslikah Ida Mugi R Nelly Murodah Nur Azizah Nur Zakki Fuat Risha Fillah Agustina Siti Ului Zahroh Siti Nurmalisa Qodriyanah Siti Sinta Lestari Wahid Romdhoni Widyawati Wilda Roziatun Niah
Jenis Kelamin L L P P L P P P P P P P P P P P L P L P P P L P P P P P L P P
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 158.
Standar kompetensi dalam penelitian ini yaitu memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Kompetensi dasar dalam penelitian ini yaitu menyelidiki sifatsifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa, serta mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. b. Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.59 Di dalam penelitian ini memiliki kecenderungan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi pokok cahaya. Karena hal tersebut digunakan untuk mengukur besarnya kemampuan subjek, maka pengumpulan data yang digunakan berupa tes. Tes yang digunakan tes prestasi (achievement test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.60 Tes prestasi yang digunakan adalah tes buatan guru. Tes buatan guru yang dibuat berupa multiple choice test (tes pilihan ganda) dan tes essay. Tes multiple choice test digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif peserta didik dalam belajar fisika, sedangkan tes essay digunakan untuk nilai tugas dan mengukur kemampuan psikomotorik peserta didik, khususnya pada materi pokok Cahaya. c. Observasi Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan evaluasi dengan jalan pengamatan secara langsung menggunakan lembar pengamatan. Lembar pengamatan ini digunakan untuk pengambilan data siswa yang berkaitan dengan aspek afektif dan psikomotorik selama proses kegiatan pembelajaran dengan pendekatan reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual. 59 60
Ibid., hlm. 150. Ibid., hlm. 151
E. Metode Analisis Data 1. Analisis hasil belajar Data yang dihasilkan dari penelitian ini berupa data kuantitatif, maka di dalam analisis data menggunakan statistik deskriptif dengan cara membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa setelah tindakan. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, digunakan daftar nilai kognitif yang diperoleh dari tes prestasi yang berupa multiple choice test (tes pilihan ganda) yang diperoleh pada setiap siklus. Untuk mengetahui hasil psikomotorik siswa digunakan tes essay, daftar nilai psikomotorik yang diperoleh dari tes essay pada setiap siklus. Selanjutnya tes essay dinilai dengan rating method. Yaitu dinilai dengan menimbangnimbang kualitasnya dalam hubungannya dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Jawaban-jawaban pada soal tes essay dibagi ke dalam 5 tingkat yang selanjutnya diberi nilai 0, 1, 2, 3, 4, 5.61 Selanjutnya dianalisis secara deskriptif dengan menghitung percentages correction (hasil yang dicapai setiap siswa dihitung dari persentase jawaban yang benar) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: S=
R × 100 N
Keterangan: S = Nilai yang diharapkan (yang dicari). R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar. N = Skor maksimum dari tes tersebut.62 Untuk menghitung nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar setelah tindakan, dihitung dengan menggunakan rumus: X = 61
∑X N
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 15, hlm. 64 62 Ibid., hlm. 112
Keterangan:
X
= Nilai rerata.
∑X
= Jumlah semua skor.
N
= Banyaknya siswa.63 Untuk mencari persentase nilai rata-rata menggunakan persamaan:
X % = X × 100%. Berdasarkan teori belajar tuntas, maka seorang peserta didik dipandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi, atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran, sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai nilai minimal 65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut.64
2. Analisis data hasil observasi Data hasil observasi meliputi penilaian afektif yang dihitung dengan menggunakan rumus: Nilai =
∑ skor ∑ skor
perolehan maksimal
× 100
3. Indikator keberhasilan Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil jika: a. Nilai rata-rata kelas di atas 65 b. Ketuntasan klasikal kelas di atas 85%.
63
Suharsimi Arikunto, Op Cit., hlm. 264 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 5, hlm. 254 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Awal Pada hasil observasi awal diperoleh masalah yang terjadi dalam pembelajaran fisika yaitu siswa siswa kurang menguasai materi pokok cahaya. Hal ini karena, waktu yang diperlukan untuk materi cahaya sangat panjang, maka siswa kesulitan mengingat-ingat materi pelajaran yang diajarkan oleh guru dengan menggunakan metode konvensional. Kondisi didukung oleh hasil nilai tes ulangan siswa pada materi sebelum penelitian. Adapun hasil analisis nilai tes yang dialami siswa adalah sebagai berikut: Tabel 4.1. Hasil Nilai Awal Siswa
Hasil belajar kognitif siswa
Nilai Awal
Jumlah siswa tuntas belajar
21
Jumlah siswa tidak tuntas belajar
10
Rata-rata nilai siswa Persentase ketuntasan
63,55 67,74 %
Berdasarkan hasil ulangan pada materi pokok bunyi sebelum dilakukan penelitian, ternyata hasil belajar siswa belum memenuhi harapan. Hal ini dapat diketahui dari nilai rata-rata ulangan harian siswa 63,55 dengan ketuntasan 67,74%. Berdasarkan kondisi awal tersebut, maka dilakukan penelitian tindakan kelas untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII – A MTs Negeri Jeketro dengan penerapan pendekatan reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual.
B. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VIII A MTs Negeri Jeketro Kab. Grobogan tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian ini dirancang dalam 3 siklus dan pada masing-masing siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. 1. Hasil Pra Siklus Berdasarkan hasil ulangan pada materi pokok bunyi sebelum dilakukan penelitian, ternyata hasil belajar siswa belum memenuhi harapan. Hal ini dapat diketahui dari nilai rata-rata ulangan harian siswa 63,55 dengan ketuntasan 67,74%. Hasil belajar siswa belum memenuhi indikator nilai rata-rata kelas belum di atas 65 dan ketuntasan kelas belum di atas 85%. Berdasarkan kondisi awal tersebut, maka dilakukan penelitian tindakan kelas untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII – A MTs Negeri Jeketro dengan penerapan pendekatan reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual. 2. Hasil Penelitian Siklus I Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus I pada hari Senin, tanggal 17 Mei 2010, jam 11.00 – 13.30. dengan materi Sifat Cahaya dan Pemantulan Cahaya. Pada siklus I dilakukan tes hasil belajar siklus I, penilaian sikap/afektif siswa, dan penilaian aktifitas/psikomotorik siswa, selama proses pembelajaran dengan pendekatan Reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual. Dari pengamatan siklus I diperoleh hasil sebagai berikut: a. Pengamatan terhadap tes hasil belajar siswa Data pengamatan aspek kognitif siswa diambil dari tes evaluasi siswa pada akhir pembelajaran siklus I dan nilai tugas pada saat pembelajaran berlangsung. Dari tes yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.2. Hasil analisis nilai kognitif siswa siklus I Hasil belajar kognitif siswa
Temuan Awal
Siklus I
Jumlah siswa tuntas belajar
21
22
Jumlah siswa tidak tuntas belajar
10
9
63,55
69,35
67,74 %
70,97 %
Rata-rata nilai siswa Persentase ketuntasan b. Pengamatan aspek afektif siswa
Pengamatan afektif siswa pada siklus I meliputi: 1) mengutarakan pendapat dan mengajukan pertanyaan, 2) memberikan tanggapan dan aktif berpartisipasi, 3) menghargai pendapat siswa lain, 4) menyelesaikan tugas dari guru, 5) tanggung jawab sebagai anggota kelompok. Kriteria pengamatan aspek afektif dapat dilihat pada lampiran 7. Data pengamatan aspek afektif siswa diambil dari lembar observasi pada saat pembelajaran siklus I. Dari lembar observasi yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.3. Hasil analisis nilai afektif siswa siklus I No Kategori penilaian
Afektif Jumlah Siswa
Persentase
1
Baik Sekali
1
3,23 %
2
Baik
9
29,03 %
3
Cukup
11
35,48 %
4
Kurang
10
32,26 %
Persentase Kelas
66,94 %
Kriteria
Cukup
Keterangan Nilai : < 65
= Kurang
65 – 75
= Cukup
75 – 84
= Baik
> 84
= Baik Sekali
c. Pengamatan aspek psikomotorik siswa
Pengamatan psikomotorik siswa pada siklus I meliputi: 1) Memberikan keterangan pada gambar, 2) Membentuk sinar istimewa, 3) Memadukan setiap sinar istimewa, 4) Membentuk bayangan, 5) Menunjukkan hasil gambar. Kriteria pengamatan dapat dilihat pada lampiran. Kriteria pengamatan aspek psikomotorik dapat dilihat pada lampiran. Data pengamatan aspek psikomotorik siswa diambil dari lembar observasi pada saat pembelajaran siklus I. Dari lembar observasi yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.4. Hasil analisis psikomotorik siswa siklus I No Kategori penilaian
Psikomotorik Jumlah Siswa
Persentase
1
Baik Sekali
1
3,23 %
2
Baik
6
19,35 %
3
Cukup
13
41,94 %
4
Kurang
11
35,48 %
Persentase Kelas
65,97 %
Kriteria
Cukup
3. Hasil Penelitian Siklus II Pelaksanaan tindakan kelas siklus II pada hari Rabu, tanggal 19 Mei 2010, jam 07.00 – 08.30 dengan materi Pembiasan Cahaya. Pada siklus II dilakukan tes hasil belajar siklus II, penilaian sikap/afektif siswa, dan penilaian aktifitas/psikomotorik siswa, selama proses pembelajaran dengan pendekatan Reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual. Dari pengamatan siklus II diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Pengamatan terhadap tes hasil belajar siswa Data pengamatan aspek kognitif siswa diambil dari tes evaluasi siswa pada akhir pembelajaran siklus II. Dari tes yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.5. Hasil analisis nilai kognitif siswa siklus II
Hasil belajar kognitif siswa
Siklus I
Siklus II
Jumlah siswa tuntas belajar
22
26
Jumlah siswa tidak tuntas belajar
9
5
69,35
74,73
70,97 %
83,87 %
Rata-rata nilai siswa Persentase ketuntasan b. Pengamatan aspek afektif siswa
Pengamatan afektif siswa pada siklus II meliputi: 1) mengutarakan pendapat dan mengajukan pertanyaan, 2) memberikan tanggapan dan aktif berpartisipasi, 3) menghargai pendapat siswa lain, 4) menyelesaikan tugas dari guru, 5) tanggung jawab sebagai anggota kelompok. Kriteria pengamatan aspek afektif dapat dilihat pada lampiran. Data pengamatan aspek afektif siswa diambil dari lembar observasi pada saat pembelajaran siklus II. Dari lembar observasi yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.6. Hasil analisis nilai aspek afektif siswa siklus II No Kategori penilaian 1 Baik Sekali 2 Baik 3 Cukup 4 Kurang Persentase Kelas Kriteria
Afektif Jumlah Siswa Persentase 11 35,48 % 9 29,03 % 8 25,81 % 3 9,68 % 76,29 % Baik
c. Pengamatan aspek psikomotorik siswa Pengamatan psikomotorik siswa pada siklus II meliputi: 1) Memberikan keterangan pada gambar, 2) Membentuk sinar istimewa, 3) Memadukan setiap sinar istimewa, 4) Membentuk bayangan, 5) Menunjukkan hasil gambar. Kriteria pengamatan dapat dilihat pada lampiran 7. Kriteria pengamatan aspek psikomotorik dapat dilihat pada lampiran. Data pengamatan aspek psikomotorik siswa diambil dari
lembar observasi pada saat pembelajaran siklus II. Dari lembar observasi yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.7. Hasil analisis nilai aspek psikomotorik siswa siklus II No Kategori penilaian 1 Baik Sekali 2 Baik 3 Cukup 4 Kurang Persentase Kelas Kriteria
Psikomotorik Jumlah Siswa Persentase 22 70,97 % 7 22,58 % 2 6,45 % 0% 85,48 % Baik Sekali
4. Pelaksanaan Tindakan Siklus III Pelaksanaan tindakan kelas siklus III pada hari Senin, tanggal 24 Mei 2010, jam 11.00 – 13.30. dengan materi Alat-alat Optik. Pada siklus III dilakukan tes hasil belajar siklus III, penilaian sikap/afektif siswa, dan penilaian aktifitas/psikomotorik siswa, selama proses pembelajaran dengan pendekatan Reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual. Dari pengamatan siklus III diperoleh hasil sebagai berikut: a. Pengamatan terhadap tes hasil belajar siswa Data pengamatan aspek kognitif siswa diambil dari tes evaluasi siswa pada akhir pembelajaran siklus III. Dari tes yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Table 4.8. Hasil analisis nilai aspek kognitif siswa siklus III Hasil belajar kognitif siswa
Siklus II
Siklus III
Jumlah siswa tuntas belajar
26
31
Jumlah siswa tidak tuntas belajar
5
0
74,62
79,78
83,87 %
100 %
Rata-rata nilai siswa Persentase ketuntasan b. Pengamatan aspek afektif siswa
Pengamatan afektif siswa pada siklus III meliputi: 1) mengutarakan pendapat dan mengajukan pertanyaan, 2) memberikan
tanggapan dan aktif berpartisipasi, 3) menghargai pendapat siswa lain, 4) menyelesaikan tugas dari guru, 5) tanggung jawab sebagai anggota kelompok. Kriteria pengamatan aspek afektif dapat dilihat pada lampiran. Data pengamatan aspek afektif siswa diambil dari lembar observasi pada saat pembelajaran siklus III. Dari lembar observasi yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.9. Hasil analisis nilai aspek afektif siswa siklus III No Kategori penilaian 1 Baik Sekali 2 Baik 3 Cukup 4 Kurang Persentase Kelas Kriteria
Afektif Jumlah Siswa Persentase 22 70,97 % 7 22,58 % 2 6,45 % 0% 86,13 % Baik Sekali
c. Pengamatan aspek psikomotorik siswa Pengamatan psikomotorik siswa pada siklus III meliputi: 1) Memberikan keterangan pada gambar, 2) Membentuk sinar istimewa, 3) Memadukan setiap sinar istimewa, 4) Membentuk bayangan, 5) Menunjukkan hasil gambar. Kriteria pengamatan dapat dilihat pada lampiran. Kriteria pengamatan aspek psikomotorik dapat dilihat pada lampiran 7. Data pengamatan aspek psikomotorik siswa diambil dari lembar observasi pada saat pembelajaran siklus III. Dari lembar observasi yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.10. Hasil analisis nilai aspek psikomotorik siswa siklus III No Kategori penilaian 1 Baik Sekali 2 Baik 3 Cukup 4 Kurang Persentase Kelas Kriteria
Psikomotorik Jumlah Siswa Persentase 30 96,77 % 1 3,23 % 0% 0% 92,58 % Baik Sekali
C. Pembahasan 1. Siklus I Proses pembelajaran pada siklus I dengan pendekatan Reciprocal Teaching berbasis media pembelajaran visual diperoleh nilai rata-rata aspek kognitif siswa 69,35 dengan Persentase ketuntasan sebesar 70,97 %. Hasil ini tidak bagus karena tidak sesuai dengan jumlah siswa yang mampu menyelesaikan atau mencapai nilai minimum 65 dan sekurangkurangnya 85 % dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut. Nilai rata-rata aspek kognitif naik sebesar 5,80 poin dari 63,55 pada nilai ratarata temuan awal naik menjadi 69,35 pada nilai rata-rata siklus I. Persentase ketuntasan naik sebesar 3,27 % dari persentase ketuntasan temuan awal 67,74% naik menjadi 70,97 % pada persentase ketuntasan siklus I. Jumlah siswa yang tuntas 22 siswa, dan yang tidak tuntas 9 siswa. Persentase nilai rata-rata aspek afektif menunjukkan kategori cukup, dilihat dari kenaikan sebesar 4,36 % dari persentase nilai rata-rata aspek afektif pada temuan awal 62,58 % naik menjadi 66,94 % pada siklus I. Persentase nilai rata-rata aspek psikomotorik menunjukkan kategori cukup, dilihat dari kenaikan sebesar 1,94 % dari persentase nilai rata-rata aspek psikomotorik pada temuan awal 64,03 % naik menjadi 65,97 % pada siklus I. Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya waktu yang tersita untuk mengajarkan kepada siswa tentang perangkuman, pengajuan pertanyaan, klarifikasi, dan prediksi. Karena siswa belum pernah mengalami model pembelajaran seperti ini. Selain itu dipengaruhi oleh keaktifan siswa yang kurang optimal dilihat dari siswa yang masih enggan untuk bertanya pada guru jika mengalami kesulitan khususnya pada saat klarifikasi. Siswa kurang tertib dalam mengamati media pembelajaran visual dan saat berdiskusi jika ada siswa yang berpendapat kurang sesuai, siswa yang lain akan berkomentar yang tidak baik. Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I sudah cukup baik akan tetapi belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian yaitu yaitu; nilai
rata-rata kelas 65 dan ketuntasan klasikal 85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut. Sehingga masih perlu dilaksanakan lagi siklus II dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan siklus I. 2. Siklus II Proses pembelajaran pada siklus II dengan pendekatan reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual diperoleh nilai rata-rata aspek kognitif siswa 74,62 dengan persentase ketuntasan sebesar 83,87 %. Hasil ini belum bagus karena belum sesuai dengan jumlah siswa yang mampu menyelesaikan sekurang-kurangnya 85 % dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut. Nilai rata-rata aspek kognitif naik sebesar 5,27 poin dari 69,35 pada nilai rata-rata siklus I naik menjadi 74,62 pada nilai rata-rata siklus II. Persentase ketuntasan naik sebesar 12,90 % dari persentase ketuntasan siklus I 70,97 % naik menjadi 83,87 % pada persentase ketuntasan siklus II. Jumlah siswa yang tuntas 26 siswa, dan yang tidak tuntas 5 siswa. Persentase nilai rata-rata kelas dilihat dari aspek afektif menunjukkan kategori baik, dilihat dari kenaikan sebesar 9,35 % dari persentase nilai rata-rata kelas aspek afektif pada siklus I 65,94 % naik menjadi 76,29 % pada siklus II. Persentase nilai rata-rata kelas dilihat dari aspek psikomotorik menunjukkan kategori baik, dilihat dari kenaikan sebesar 19,51 % dari persentase nilai rata-rata kelas aspek psikomotorik pada siklus I 65,97 % naik menjadi 85,48 % pada siklus II. Hal ini dipengaruhi oleh pada saat perangkuman ada beberapa siswa kurang tertib dalam mengamati media pembelajaran visual yang ditampilkan. Selain itu, siswa menganggap kata-kata yang telah diklarifikasi seperti bikonkaf, plankonkaf, konkafkonvek, dan lain sebagainya tidak perlu dihafalkan, padahal kata-kata tersebut sangat penting untuk dihafalkan. Selain itu siswa masih kesulitan memprediksi jalannya pembiasan cahaya apabila letak benda diubah-ubah. Sehingga pada saat tes evaluasi ada beberapa peserta didik belum mencapai kriteria ketuntasan minimal.
Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II sudah memenuhi 1 indikator keberhasilan penelitian yaitu nilai rata-rata kelas di atas 65, akan tetapi belum memenuhi indikator kedua yaitu ketuntasan klasikal 85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut. Sehingga masih perlu dilaksanakan lagi siklus III dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan siklus II. 3. Siklus III Proses pembelajaran pada siklus III dengan pendekatan reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual diperoleh nilai rata-rata aspek kognitif siswa 79,78 dengan persentase ketuntasan sebesar 100 %. Hasil ini sudah baik karena sudah sesuai dengan jumlah siswa yang mampu menyelesaikan atau mencapai nilai minimum 65 dan sekurangkurangnya 85 % dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut. Nilai ratarata aspek kognitif naik sebesar 5,27 poin dari 74,62 pada nilai rata-rata siklus I naik menjadi 79,78 pada nilai rata-rata siklus III. Persentase ketuntasan naik sebesar 16,13 % dari persentase ketuntasan siklus II 83,87 % naik menjadi 100 % pada persentase ketuntasan siklus III. Jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 31 siswa, dan tidak ada siswa yang tidak tuntas. Persentase nilai rata-rata kelas dilihat dari aspek afektif menunjukkan kategori baik, dilihat dari kenaikan sebesar 9,84 % dari persentase nilai rata-rata kelas aspek afektif pada siklus II 76,29 % naik menjadi 86,13 % pada siklus III. Persentase nilai rata-rata kelas dilihat dari aspek psikomotorik menunjukkan kategori baik, dilihat dari kenaikan sebesar 7,10 % dari persentase nilai rata-rata kelas aspek psikomotorik pada siklus II 85,48 % naik menjadi 92,58 % pada siklus III. Hal ini dipengaruhi oleh keseriusan siswa memperhatikan setiap media
pembelajaran
yang
ditampilkan,
sehingga
siswa
mampu
merangkum hal-hal yang menjadi inti dari media yang ditampilkan dan sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dikuasai. Siswa mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang kritis berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, hal ini menambah wawasan siswa
tentang materi pokok Cahaya. Peserta didik mampu mengklarifikasi katakata yang sulit dimengerti dengan menggunakan penjelasan yang tepat dan akurat, dan mampu memprediksi apa yang akan terjadi pada setiap media animasi yang ditampilkan pada media pembelajaran visual. Pada siklus III dapat diketahui keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas dihasilkan beberapa hal sebagai berikut: 1) Siswa mampu mengerjakan soal dengan benar melalui Pendekatan Reciprocal Teaching. 2) Siswa aktif dalam proses belajar mengajar dengan dibuktikanya hasil nilai aspek afektif siswa dan peran Guru menjalankan perannya sebagai mediator, motivator, memberi dukungan, umpan-balik, serta semangat bagi siswa yang menjadi guru, dan mendorong siswa dalam kelompok lain untuk berperan serta dalam dialog. 3) Siswa mampu menguasai empat strategi pemahaman yang diajarkan. Meliputi perangkuman, pengajuan pertanyaan, klarifikasi,
dan
prediksi. Sehingga secara keseluruhan pembelajaran dengan pendekatan Reciprocal Teaching berbasis media pembelajaran visual pada materi pokok Cahaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-A MTs Negeri Jeketro Tahun Pelajaran 2009/2010. Dengan peningkatan nilai ratarata kelas sebesar 16,23 poin dari nilai rata-rata temuan awal 63,55 dengan nilai rata-rata 79,78 pada siklus III. Persentase nilai rata-rata aspek afektif naik 24,55 % dari persentase nilai rata-rata aspek afektif 62,58 % pada temuan awal dengan 86,13 % pada persentase nilai rata-rata aspek afektif siklus III. Persentase nilai rata-rata aspek psikomotorik naik 28,55 % dari persentase nilai rata-rata aspek psikomotorik 64,03 % dengan 92,58 % pada persentase nilai rata-rata aspek psikomotorik siklus III.
BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan pendekatan reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII – A MTs Negeri Jeketro Kab. Grobogan Tahun Ajaran 2009/2010. Diterapkan dengan langkah sebagai berikut pada kegiatan awal penggunaan pendekatan reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual, guru menyiapkan media pembelajaran visual. Siswa di ajarkan empat keterampilan dasar pada pendekatan reciprocal teaching, yang meliputi perangkuman, pengajuan pertanyaan, klarifikasi, dan prediksi. Melalui tampilan animasi pada setiap media pembelajaran visual pada materi pokok Cahaya yang telah disiapkan. Setelah siswa mengerti, selanjutnya pada slide yang lain giliran siswa melakukan perangkuman, pengajuan pertanyaan, klarifikasi, dan prediksi. Setelah selesai seorang siswa diminta untuk menjadi guru di depan kelas, Guru yang sebenarnya mengisi kekosongan kelompok dan membantu siswa yang menjadi guru menggunakan sistem scaffolding. 2. Penerapan pendekatan Reciprocal Teaching berbasis media pembelajaran visual dapat meningkatkan hasil belajar pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII – A MTs Negeri Jeketro. Hasil yang diperoleh pada penerapan pendekatan Reciprocal Teaching berbasis media pembelajaran visual pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII-A MTs Negeri Jeketro sebagai berikut:
Hasil belajar kognitif siswa Jumlah siswa tuntas belajar Jumlah siswa tidak tuntas belajar Rata-rata nilai siswa
Temuan Awal
Siklus I
Siklus II
Siklus III
21
22
26
31
10
9
5
0
63,55
69,35
74,73
79,78
Persentase ketuntasan
67,74 %
70,97 %
83,87 %
100 %
B. Saran Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, dengan mendasarkan pada penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan, maka peneliti ingin memberikan saran yang mungkin dapat menjadi bahan masukan antara lain sebagai berikut : 1. Pendekatan Reciprocal Teaching berbasis media pembelajaran visual perlu dilakukan terutama oleh pengajar karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok Cahaya pada khususnya dan materi ajar lain pada umumnya. 2. Guru atau peneliti yang ingin menerapkan Pendekatan Reciprocal Teaching berbasis media pembelajaran visual hendaknya mempersiapkan media pembelajaran, materi yang akan disampaikan harus dikaji secara matang dan dibuat menarik bagi siswa yang mempelajarinya. 3. Hendaknya media pembelajaran visual memanfaatkan teknologi yang telah berkembang pesat. Agar siswa mengetahui kemajuan teknologi, dan tidak salah dalam menggunakan/memanfaatkan kemajuan teknologi. Pada khususnya siswa akan mendapatkan variasi pembelajaran dari Guru, sehingga mengurangi kejenuhan dan meningkatkan semangat siswa dalam belajar.
C. Penutup Syukur Alhamdulillah dengan rahmat dan hidayah Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari dalam penulisan dan pembahasan skripsi ini masih banyak kekurangan. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran untuk sempurnanya skripsi ini. Akhirnya penulis memanjatkan doa kepada Allah SWT, semoga penelitian yang telah dilakukan dapat bermanfaat dan mendapat ridho-Nya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
_____, Permendiknas 2006 Tentang SI Dan SKL, Jakarta: Sinar Grafika, 2009 Arikunto, Suharsimi, Prof., Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Jakarta: Bumi Aksara, 2007 _____, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006 _____, dkk., Penelitan Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008, Cet. 6 Arsyad, Azhar, Prof. Dr. M.A., Media Pembelajaran, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003, Cet. 5 Bahri Djamarah, Syaiful, Drs., Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008, Edisi 2 Bahri Djamarah, Syaiful, Drs., dan Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006 Budiningsih, C. Asri Belajar dan Pembelajaran Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2008 Departemen Agama RI, Alqur an dan Terjemahannya, Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2004 Dwi Proborini, Yulia, ” Penerapan Pendekatan Moderat untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Pada Siswa SMP Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2008/ 2009”, Skripsi Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang, 2009 Dwi Yuniarti, Wenty, S.Pd. M.Kom., Simulasi dan Pemodelan Fisika, Semarang: Pendidikan Fisika Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007 Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008, Cet. 8 _____, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM, (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), Semarang: RaSAIL Media Group, 2008
J. Bueche, Frederick, Eugene Hecht, Fisika Universitas Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 239 Jati Utoro, Purwo, ”Simulasi Alat Optik Pada Penglihatan Manusia Berbantuan Macromedia Flash Proffesional 8 Sebagai Media Pembelajaran”, Skripsi Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang, 2008 Krane, Kenneth, Fisika Modern, Jakarta: Universitas Indonesia (UI – Press), 1992 Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006, Cet.2 Mulyasa, E., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, Cet. 1 Purwanto, M. Ngalim, Drs. MP., Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, Cet. 15 Sanjaya, Wina, Dr. M.Pd., Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007 _____, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010 Sudjana, Nana, DR., Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, Cet. 14
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi Aksara, 2009 Supramono, Hedi dkk., Common Text Book (Edisi Revisi) Físika Dasar II, Malang: JICA-Universitas Negeri Malang (UM), 2003 Suprijono, Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009 Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, edisi revisi Trianto, S.Pd. M.Pd., Model Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Konsep, Landasan Teoritis Praktis dan Implementasinya, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher,2007
_____, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010, Cet. 2
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama Lengkap
: Husni Robith
2. Tempat Tanggal Lahir
: Grobogan, 4 Juli 1988
3. NIM
: 06611004
4. Alamat Asal
: Jl. Dr. Sutomo No. 1A Purwodadi Grobogan
5. Pendidikan Formal : a. TK Tunas Simpang, Lulus Tahun 1994 b. SD Negeri 3 Purwodadi, Lulus Tahun 2000 c. SLTP Negeri 1 Purwodadi, Lulus Tahun 2003 d. SMA Negeri Toroh 1, Lulus Tahun 2006 e. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Jurusan Fisika angkatan 2006
6. Pendidikan Non Formal a. -
Demikian riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Semarang, 1 Januari 2011 Penulis
Husni Robith 063611004
Lampiran 1
SILABUS Nama sekolah Mata pelajaran Kelas Semester Standar kompetensi Kompetensi
Materi
Dasar
Pokok
6.3 Menyelidiki
: MTs Negeri Jeketro : IPA : VIII :2 : 6.Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Penilaian Alokasi Pengalaman Sumber belajar Indikator Bentuk waktu Belajar Teknik Contoh instrumen instrumen
Cahaya • Melakukan
• mendeskripsikan - Tes
sifat-sifat cahaya
pengamatan
sifat–sifat
dan
tentang
hubungannya
jalannya sinar
dengan berbagai
- Tes Uraian - Sebutkan
10 x 40’ 1. Saeful Arim,
beberapa contoh
dkk. Belajar
perambatan
sifat perambatan
IPA
cahaya
cahaya dalam
Membuka
untuk
kehidupan
Cakrawala
bentuk cermin
menentukan
sehari-hari.
Alam Sekitar
dan lensa
sifat
kelas
perambatan
(BSE).
cahaya.
Tulis
2. Buku
VIII
LKS
Fisika, Gema
• Melakukan
• Menjelaskan
pengamatan
hukum
tentang
pemantulan.
- Tes tulis
pemantulan cahaya dan
• Menjelaskan
pembiasan
hukum
cahaya.
pembiasan.
- Tes tulis
• Menyebutkan
• Menggali informasi
- Tes Uraian - Bagaimana bunyi hukum
(Ilmu
pemantulan
Pengetahuan
cahaya?
Alam),
- Tes Uraian - Bagaimana bunyi
Semarang:
hukum
Pustaka
pembiasan
Indah.
cahaya?
3. Media
contoh pembisan
pembelajaran
dalam kehidupan
visual
sehari–hari.
dengan
• Mendeskripsikan - Tes tulis proses
- Tes Uraian - Lukiskan pembentukan
dari nara
pembentukan
bayangan pada
sumber untuk
dan sifat-sifat
cermin cekung
mengenal
bayangan pada
bila benda
sifat–sifat
cermin datar,
terletak antara F
bayangan
cermin cekung
dan R dan
pada cermin
Prestasi IPA
sebutkan sifat
animasi flash.
dan lensa.
dan cermin cembung. • Mendeskripsikan
6.4
• Menggali
bayangannya? - Tes tulis
- Tes Uraian - Lukiskan pembentukan
proses
bayangan pada
pembentukan
lensa cembung,
dan sifat-sifat
benda terletak di
bayangan pada
2F, dan sebutkan
lensa cekung dan
sifat
lensa cembung.
bayangannya?
• Menjelaskan
- Tes tulis
- Tes Uraian - Apakah fungsi mata?
Mendeskripsikan
informasi
fungsi mata
alat–alat optik
dari nara
sebagai alat
dan
sumber untuk
optik.
penerapannya
memperoleh
dalam kehidupan
penjelasan
pembentukan
sehari–hari.
tentang
bayangan benda
bayangan pada
fungsi mata
pada retina.
retina?
sebagai alat
• Menjelaskan
optik dan
• Menggambarkan - Tes tulis
- Tes Uraian - Gambarkan pembentukan
tentang cacat
beberapa cacat
mata.
mata dan penggunaan kacamata.
•Studi pustaka untuk
- Apakah • Menyelidiki
perbedaan antara
membedakan
ciri–ciri kamera
mata dan kamera
ciri–ciri
sebagai alat
sebagai alat
kamera dan
optik.
optik?
lup sebagai
• Menjelaskan
alat optik.
konsep lup sebagai alat
•Melalui
optik.
- Jelaskan cara
• Menjelaskan
kerja mikroskop
kelompok
cara kerja
dan gambarkan
dapat
beberapa produk
jalannya sinar
dijelaskan
teknologi yang
hingga terbentuk
cara kerja
relevan, seperti
bayangan.
alat–alat
mikroskop,
diskusi
optik yang
berbagai jenis
terdapat
teropong,
dalam
periskop dan
kehidupan
sebagainya.
sehari–hari.
Kepala Madrasah
Guru Mata Pelajaran
Drs. H. Fathul Hadi NIP. 196104211992031002
Sisnodo, S.Pd. NIP: 197103231995121002
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Sekolah
: MTs NEGERI JEKETRO
Kelas / Semester
: VIII – A / II
Mata Pelajaran
: IPA (Fisika)
Standar Kompetensi 6. Memahami konsep penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Kompetensi Dasar 6.3 Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. Indikator 1. Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya. 2. Menjelaskan hukum pemantulan cahaya. 3. Mendefinisikan pengertian bayangan nyata, letak benda, letak bayangan, pada proses pemantulan. Alokasi waktu: 2x 40 menit (2x Pertemuan)
I. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1. Menjelaskan sifat-sifat cahaya. 2. Menyebutkan jenis-jenis pemantulan cahaya. 3. Mengambarkan proses terjadinya pemantulan cahaya.
II. Materi Pembelajaran : Perambatan Cahaya dan Pemantulan Cahaya III. Metode Pembelajaran: Pendekatan Reciprocal Teaching IV. Langkah-langkah Kegiatan : No 1
Kegiatan pembelajaran
Alokasi Waktu
Pendahuluan a. Apersepsi -
3 menit
Mengapa matahari yang terletak di tempat yang sangat jauh, cahayanya bisa sampai ke bumi?
-
Pernahkah kamu berkaca di depan sebuah cermin?
2 menit
b. Prasyarat Pengetahuan 2
Apa saja sifat-sifat yang dimiliki oleh cahaya?
Kegiatan Inti e) Guru
menjelaskan
tujuan,
dan
manfaat
pendekatan reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pembelajaran, yaitu: a. Tujuan pendekatan reciprocal teaching yaitu untuk mengatasi kelemahan membaca siswa. b. Manfaat
pendekatan
reciprocal
teaching
mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan kognitif dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu
5 menit
dan
membantu
siswa
mengembangkan
keterampilan tersebut. c. Peserta didik dapat: a) Menjelaskan sifat-sifat cahaya. b) Menyebutkan
jenis-jenis
pemantulan
proses
terjadinya
2 menit
f) Guru menyiapkan media pembelajaran visual
6 menit
cahaya. c) Mengambarkan pemantulan cahaya.
berupa animasi flash. g) Guru memberikan petunjuk-petunjuk yang akan dilaksanakan
dalam
kegiatan
pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual, yaitu: 1) Pada awal penerapan pendekatan reciprocal teaching Guru mengajarkan kepada siswa memikirkan dapat
pertanyaan-pertanyaan
diajukan,
membuat
yang
rangkuman,
memprediksi, dan mencatat hal-hal yang kurang jelas dari media pembelajaran berbasis visual yang ditampilkan. 2) Siswa
setelah
mampu
memikirkan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan, dan
5 menit
mencatat hal-hal yang kurang jelas diminta
20 menit
membuat
rangkuman,
memprediksi,
untuk menjadi seorang Guru di depan kelas. h) Guru membentuk siswa menjadi 6 kelompok.
i) Guru meminta siswa untuk mengikuti setiap media pembelajaran yang ditampilkan. Selain mengikuti, siswa berdiskusi untuk merangkum, mengajukan pertanyaan, mengklarifikasi apa yang telah dipelajari dengan media pembelajaran
2 menit
visual, dan siswa berdiskusi untuk memprediksi animasi yang belum di jalankan/masih diam. j) Guru
meminta
salah
seorang
siswa
dari
perwakilan salah satu kelompok yang akan berperan sebagai seorang guru di depan kelas dan bertindak
sebagai
layaknya
seorang
guru
menjelaskan materi yang baru saja dipelajari. Sedangkan
Guru
yang
sebenarnya
10 menit
mengisi
kekosongan kelompok dengan menjadi anggota kelompok. k) Siswa yang mewakili kelompok menjelaskan materi sesuai dengan animasi yang dimunculkan. Guru bertindak seperti anggota kelompok sebagai mediator, motivator, memberi dukungan, umpan-
5 menit
balik, serta semangat bagi siswa yang menjadi guru, dan mendorong siswa dalam kelompok lain untuk berperan serta dalam dialog. l) Secara bertahap Guru mengalihkan tanggung jawab pengajaran kepada siswa dalam kelompok untuk
memotivasi,
membantu
dengan
memberi kata-kata
dan
dukungan, memberi
semangat anggotanya yang menjadi seorang guru di depan kelas.
10 menit
m) Setelah selesai presentasi dan tanya jawab, Guru membuka slide berisi tugas untuk dikerjakan dengan berdiskusi dengan kelompoknya, setiap siswa mengerjakan tugas sendiri-sendiri. 3
Penutup a. Guru meminta setiap kelompok menyimpulkan
5 menit
tentang materi yang telah dipelajari. b. Setelah
semua
kelompok
mengutarakan
3 menit
pendapatnya kemudian guru memberi penguatan dari kesimpulan setiap kelompok tentang materi yang telah dipelajari. c. Guru memberikan tugas untuk mempelajari materi
selanjutnya,
dan
memberi
2 menit
tahu
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya sama dengan pembelajaran pada pertemuan ini. Jumlah Waktu
80 menit
V. Sumber Belajar 4. Media pembelajaran visual dengan animasi flash. 5. Kanginan, Marthen, IPA Fisika Untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga, 2007. 6. Saeful Arim, dkk. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar kelas VIII (BSE). 7. Tim Penulis LKS Fisika, Gema Prestasi IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), Semarang: Pustaka Indah. 8. Wasis, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam Jilid 2 untuk SMP dan MTs kelas VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008
VI. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian : -
Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen : -
Tes Objektif
-
Lembar pengamatan
3. Contoh instrumen: a. Test Objektif 1) Yang bukan merupakan sifat cahaya adalah.... a. Merambat menurut garis lurus b. Dipancarkan dalam bentuk radiasi c. Tidak dapat merambat melalui ruang hampa d. Dapat dipantulkan dan dibiaskan ( skor : 1 ) 2) Sifat bayangan yang terbentuk pada cermin datar adalah..... a. Maya, tegak dan diperkecil b. Maya, tegak dan sama besar dengan benda c. Nyata, tegak dan diperkecil d. Nyata, tegak dan sama besar dengan benda ( skor : 1 ) b. Lembar pengamatan (terlampir)
Grobogan, 17 Mei 2010 Kepala Madrasah
Peneliti,
Drs. H. Fathul Hadi NIP. 196104211992031002
Husni Robith NIM: 063611004
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Sekolah
: MTs NEGERI JEKETRO
Kelas / Semester
: VIII – A / II
Mata Pelajaran
: IPA (Fisika)
Standar Kompetensi 6. Memahami konsep penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Kompetensi Dasar 6.3 Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. Indikator 1. Menjelaskan hukum pembiasan cahaya. 2. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat – sifat bayangan pada lensa cekung dan lensa cembung. Alokasi waktu: 2 x 40 menit (1 x Pertemuan)
I. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1. Menjelaskan pembiasan cahaya. 2. Menyebutkan contoh – contoh pembiasan dalam kehidupan sehari – hari. 3. Menggambarkan proses terjadinya pembiasan cahaya.
II. Materi Pembelajaran : Pembiasan Cahaya III. Metode Pembelajaran: Pendekatan Reciprocal Teaching IV. Langkah-langkah Kegiatan : No 1
Kegiatan pembelajaran
Alokasi Waktu
Pendahuluan a. Apersepsi -
3 menit
Mengapa matahari yang terletak di tempat yang sangat jauh, cahayanya bisa sampai ke bumi?
-
Pernahkah kamu berkaca di depan sebuah cermin?
2 menit
b. Prasyarat Pengetahuan 2
Apa saja sifat-sifat yang dimiliki oleh cahaya?
Kegiatan Inti a. Guru membentuk siswa dalam 6 kelompok dan
3 menit
Guru menyiapkan media pembelajaran visual berupa animasi flash. b. Guru meminta siswa untuk mengikuti setiap media pembelajaran yang ditampilkan. (Media yang ditampilkan dapat dilihat pada lampiran). Siswa berdiskusi untuk merangkum, mengajukan pertanyaan,
mengklarifikasi apa yang telah
dipelajari dengan media pembelajaran visual, dan siswa berdiskusi untuk memprediksi animasi yang belum di jalankan/masih diam.
30 menit
c. Guru
meminta
salah
seorang
siswa
dari
20 menit
perwakilan salah satu kelompok yang akan berperan sebagai seorang guru di depan kelas dan bertindak
sebagai
layaknya
seorang
guru
menjelaskan materi yang baru saja dipelajari. Sedangkan Guru
yang
sebenarnya
mengisi
kekosongan kelompok dengan menjadi anggota kelompok. Siswa yang mewakili kelompok menjelaskan materi sesuai dengan animasi yang dimunculkan. Guru bertindak seperti anggota kelompok sebagai mediator, motivator, memberi dukungan, umpan-balik, serta semangat bagi siswa yang menjadi guru, dan mendorong siswa dalam kelompok lain untuk berperan serta dalam dialog. Intensitasnya lebih berkurang dari Siklus
2 menit
I. d. Secara bertahap Guru mengalihkan tanggung jawab pengajaran kepada siswa dalam kelompok untuk
memotivasi,
membantu
dengan
memberi kata-kata
dan
dukungan, memberi
semangat anggotanya yang menjadi seorang guru di depan kelas. e. Setelah selesai presentasi dan tanya jawab, Guru membuka slide berisi tugas untuk dikerjakan dengan berdiskusi dengan kelompoknya, akan tetapi setiap siswa mengerjakan tugas sendirisendiri. 3
Penutup
15 menit
a. Melalui tanya
jawab guru
menyimpulkan
tentang
bersama
materi
yang
siswa
3 menit
telah 2 menit
dipelajari b. Guru memberikan tugas untuk mempelajari materi
selanjutnya,
dan
memberi
tahu
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan
selanjutnya
sama
dengan
pembelajaran pada pertemuan ini. Jumlah Waktu
80 menit
V. Sumber Belajar 1. Media pembelajaran visual dengan animasi flash. 2. Kanginan, Marthen, IPA Fisika Untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga, 2007. 3. Saeful Arim, dkk. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar kelas VIII (BSE). 4. Tim Penulis LKS Fisika, Gema Prestasi IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), Semarang: Pustaka Indah.
VI. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian : -
Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen : -
Tes Objektif
-
Lembar pengamatan
3. Contoh instrumen:
a. Test Objektif 1) Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa cekung adalah..... a. Maya, tegak dan diperkecil b. Maya, tegak dan sama besar dengan benda c. Nyata, tegak dan diperkecil d. Nyata, tegak dan sama besar dengan benda ( skor : 1 ) b. Lembar pengamatan (terlampir)
Grobogan, 19 Mei 2010 Kepala Madrasah
Peneliti,
Drs. H. Fathul Hadi NIP. 196104211992031002
Husni Robith NIM: 063611004
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS III Sekolah
: MTs NEGERI JEKETRO
Kelas / Semester
: VIII – A / II
Mata Pelajaran
: IPA (Fisika)
Standar Kompetensi 6. Memahami konsep penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Kompetensi Dasar 6.4 Mendeskripsikan alat – alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari - hari. Indikator 1. Menjelaskan fungsi mata sebagai alat optik. 2. Menjelaskan beberapa cacat mata. 3. Menjelaskan konsep Kamera, Lup, Mikroskop, Teropong, dan Periskop. Alokasi waktu: 2 x 40 menit (1 x Pertemuan)
I. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1. Menjelaskan cara kerja mata, dan cacat mata yang dialami seseorang. 2. Menyebutkan sifat bayangan yang terbentuk oleh Kamera, Lup, Mikroskop, Teropong, dan Periskop.
3. Mengambarkan proses terjadinya pembentukan bayangan pada Kamera, Lup, Mikroskop, Teropong, dan Periskop. II. Materi Pembelajaran : Alat – Alat Optik
III. Metode Pembelajaran: Pendekatan Reciprocal Teaching
IV. Langkah-langkah Kegiatan : No 1
Kegiatan pembelajaran
Alokasi Waktu
Pendahuluan a. Apersepsi -
3 menit
Mengapa manusia bisa melihat benda – benda yang sangat kecil dan letaknya jauh?
b. Prasyarat Pengetahuan 2
2 menit
Apa dimaksud dengan alat optik?
Kegiatan Inti a. Guru membentuk siswa dalam 6 kelompok dan
3 menit
Guru menyiapkan media pembelajaran visual berupa animasi flash. b. Guru meminta siswa untuk mengikuti setiap
25 menit
media pembelajaran yang ditampilkan. (Media yang ditampilkan dapat dilihat pada lampiran 5). c. Siswa berdiskusi untuk merangkum, mengajukan pertanyaan,
mengklarifikasi apa yang telah
dipelajari dengan media pembelajaran visual, dan siswa berdiskusi untuk memprediksi animasi yang belum di jalankan/masih diam. d. Guru
meminta
salah
seorang
siswa
dari
perwakilan salah satu kelompok yang akan berperan sebagai seorang guru di depan kelas dan
2 menit
bertindak
sebagai
layaknya
seorang
guru
menjelaskan materi yang baru saja dipelajari. Sedangkan
Guru
yang
sebenarnya
mengisi
kekosongan kelompok dengan menjadi anggota 15 menit
kelompok. e. Siswa yang mewakili kelompok menjelaskan materi sesuai dengan animasi yang dimunculkan. Guru bertindak seperti anggota kelompok sebagai mediator, motivator, memberi dukungan, umpanbalik, serta semangat bagi siswa yang menjadi guru, dan mendorong siswa dalam kelompok lain untuk berperan serta dalam dialog. Intensitasnya
5 menit
lebih berkurang dari Siklus II. f. Secara bertahap Guru mengalihkan tanggung jawab pengajaran kepada siswa dalam kelompok untuk
memotivasi,
membantu
dengan
memberi kata-kata
dukungan,
dan
memberi
semangat anggotanya yang menjadi seorang guru
15 menit
di depan kelas. g. Setelah selesai presentasi dan tanya jawab, Guru membuka slide berisi tugas untuk dikerjakan dengan berdiskusi dengan kelompoknya, akan tetapi setiap siswa mengerjakan tugas sendirisendiri. 3
Penutup a. Melalui tanya menyimpulkan dipelajari
jawab guru tentang
bersama siswa
materi
yang
8 menit
telah 2 menit
b. Guru menutup kelas dengan salam penutup. 80 menit
Jumlah Waktu
V. Sumber Belajar 1. Media pembelajaran visual dengan animasi flash. 2. Kanginan, Marthen, IPA Fisika Untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga, 2007. 3. Saeful Arim, dkk. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar kelas VIII (BSE). 4. Tim Penulis LKS Fisika, Gema Prestasi IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), Semarang: Pustaka Indah.
VI. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian : -
Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen : -
Tes Objektif
-
Lembar pengamatan
3. Contoh instrumen: a. Test Objektif 1) Yang merupakan sifat bayangan yang dibentuk oleh mata adalah.... a. Maya, terbalik dan diperkecil b. Maya, terbalik dan sama besar dengan benda c. Nyata, terbalik dan diperkecil d. Nyata, terbalik dan sama besar dengan benda ( skor : 1 ) b. Lembar pengamatan (terlampir) Grobogan, 24 Mei 2010 Kepala Madrasah
Peneliti,
Drs. H. Fathul Hadi NIP. 196104211992031002
Husni Robith NIM: 063611004
Lampiran 5 KISI – KISI SOAL TES Satuan Pendidikan
: MTs Negeri Jektro
Mata Pelajaran
: IPA
Kelas/Semester
: VIII/2
Materi Pokok
: Cahaya
Alokasi Waktu/ Jumlah Soal : 3 × 40 menit Bentuk Soal
: Pilihan Ganda
Standar Kompetensi
: Memahami
konsep
dan
penerapan
getaran,
gelombang dan optika dalam produk teknologi seharihari. Kompetensi Dasar Menyelidiki sifat
cahaya
Materi
Indikator
sifat- 1. Perambatan dan
cahaya
dan
hubungannya
Pemantulan
dengan
cahaya
berbagai
1. Menunjukkan sifat-sifat
Nomor Bentuk Soal
Tes
1–2
Pilihan Ganda
perambatan cahaya 2. Menjelaskan hukum pemantulan.
3–4
Ganda
3. Mendeskripsikan
bentuk cermin dan
proses pembentukan
lensa.
Pilihan
5 – 20
Pilihan Ganda
dan sifat-sifat bayangan pada cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung. 2. Pembiasan
1. Menjelaskan hukum
1–3
Pilihan
Ganda
pembiasan. 2. Menyebutkan contoh
4–6
Pilihan Ganda
pembisan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mendeskripsikan proses pembentukan
7 – 20
Pilihan Ganda
dan sifat-sifat bayangan pada lensa cekung dan lensa cembung. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan alat – alat optik dan penerapannya dalam
kehidupan
sehari – hari.
Materi
Indikator
3. Alat – Alat 1. Menjelaskan fungsi Optik
Nomor Bentuk Soal
Tes
1
Pilihan Ganda
mata sebagai alat optik. 2. Menggambarkan
2
Pilihan Ganda
pembentukan bayangan benda pada retina. 3. Menjelaskan beberapa
3–9
Pilihan Ganda
cacat mata dan penggunaan kacamata. 4. Menyelidiki ciri – ciri
10, 11
Pilihan Ganda
kamera sebagai alat optik. 5. Menjelaskan konsep
12, 13
Ganda
lup sebagai alat optik. 6. Menjelaskan cara kerja beberapa produk teknologi yang relevan, seperti mikroskop,
Pilihan
14–20
Pilihan Ganda
berbagai jenis teropong, periskop dan sebagainya.
Lampiran 7 LEMBAR OBSERVASI ASPEK AFEKTIF DAN ASPEK PSIKOMOTORIK 1. Lembar Observasi Aspek Afektif No
1
2
Aspek
Reesiving (Pengenalan)
Responding (Merespon)
Aspek yang diamati Skor Sikap untuk mengutarakan pendapat dan mengajukan pertanyaan 1. Tidak pernah berpendapat dan mengajukan pertanyaan
Skor 1
2. Berpendapat 1 kali tanpa mengajukan pertanyaan/mengajukan pertanyaan 1 kali tanpa berpendapat
Skor 2
3. Berpendapat 1 kali dan mengajukan pertanyaan 1 kali
Skor 3
4. Berpendapat dan mengajukan pertanyaan lebih dari 1 kali
Skor 4
Memberikan tanggapan dan aktif berpartisipasi 1. Tidak pernah memberikan tanggapan dan berpartisipasi dalam kegiatan Skor 1 pembelajaran, diminta berpendapat menolak. 2. Diminta untuk memberikan tanggapan tidak di dukung dengan Skor 2 tanggapan yang tepat 3. Diminta untuk memberikan tanggapan di dukung dengan Skor 3 tanggapan yang tepat 4. Kesadaran untuk memberikan tanggapan
3
Valuing (Penghargaan)
Menghargai pendapat siswa lain. 1. Tidak menghargai, memaksakan pendapatnya, dan membuat siswa lain terpojok. 2. Memaksakan pendapat dengan menghargai pendapat siswa lain.
Skor 4
Skor 1
Skor 2
3. Menghargai pendapat siswa lain dengan memberikan penguatan jawaban. 4. Tidak memaksakan pendapat, mau menerima jawaban siswa lain serta memberikan penguatan jawabannya, dan memberikan apresiasi kepada siswa lain. Menyelesaikan tugas dari guru
4
Organization (Pengorganisasian)
Skor 3
Skor 4
1. Tidak menyelesaikan tugas dari guru
Skor 1
2. Menyelesaikan tugas dari guru tidak tepat waktu
Skor 2
3. Menyelesaikan tugas dari guru sesuai dengan kesepakatan
Skor 3
4. Menyelesaikan tugas dari sebelum waktu selesai
Skor 4
Tanggung jawab sebagai anggota kelompok
5
Characterization by value (Pengamalan)
Skor yang diperoleh Skor maksimal
1. Membuat kekacauan di dalam kelompok
Skor 1
2. Pasif di dalam kelompok/hanya diam saja
Skor 2
3. Berpartisipasi dengan anggota kelompoknya kadang-kadang
Skor 3
4. Berpartisipasi dengan anggota kelompoknya dengan pendapatpendapatnya yang bertujuan menyelesaikan masalah
Skor 4
20
2. Lembar Observasi Aspek Psikomotorik No
1
2
3
Aspek yang diamati
Memberikan keterangan pada gambar
Kriteria
Skor
Tidak ada keterangan pada gambar
1
Hanya terdapat 2 keterangan pada gambar
2
Terdapat 4 keterangan pada gambar
3
Semua gambar terdapat keterangan
4
Tidak membentuk jalannya sinar istimewa
1
Terdapat 1 bentuk jalannya sinar istimewa
2
Terdapat 2 bentuk jalannya sinar istimewa
3
Terdapat semua bentuk jalannya sinar istimewa
4
Tidak jelas sinar istimewa yang digunakan
1
Memadukan 1 sinar istimewa
2
Memadukan 2 sinar istimewa
3
Memadukan 3 sinar istimewa
4
Membentuk sinar istimewa
Memadukan setiap sinar istimewa
4
5
Membentuk bayangan
Menunjukkan hasil gambar
Tidak membentuk bayangan
1
Membentuk bayangan tidak dilengkapi keterangan bentuk bayangan.
2
Membentuk bayangan dilengkapi keterangan bentuk bayangan tetapi tidak sesuai teori yang diberikan.
3
Membentuk bayangan dilengkapi keterangan bentuk bayangan sesuai teori yang diberikan.
4
Tidak dapat menunjukkan hasil.
1
Menunjukkan hasil sesuai dengan kaidah jalannya sinar istimewa, bentuk bayangan tidak jelas. Menunjukkan hasil sesuai dengan kaidah jalannya sinar istimewa, bentuk bayangan jelas, tanpa kesimpulan Menunjukkan hasil sesuai dengan kaidah jalannya sinar istimewa, bentuk bayangan jelas, dan kesimpulan yang jelas. Skor yang diperoleh Skor maksimal
Keterangan: Nilai diperoleh dari: ∑ skor perolehan × 100 Nilai = ∑ skor maksimal Persentase nilai diperoleh dari: ∑ skor perolehan × 100% Nilai = ∑ skor maksimal
Pengamat,
Husni Robith NIM: 063611004
2
3
4
20
Lampiran 8 LEMBAR SOAL Mata Pelajaran : IPA Fisika Materi Pokok/ Sub Bahasan : Cahaya/ Perambatan dan Pemantulan Cahaya Kelas : VIII Jumlah Soal : 20 Butir Waktu : 40 menit PETUNJUK UMUM: a. Tuliskan identitas anda ke dalam lembar jawab yang disediakan. b. Tersedia waktu 40 menit untuk mengerjakan tes tersebut. c. Jumlah soal 20 butir, pada setiap butir soal terdapat 4 (empat) pilihan jawaban. d. Beri tanda (X) pada lembar jawaban yang anda anggap benar e. Apabila anda terlanjur salah membubuhkan tanda dan ingin memperbaikinya caranya: Contoh: Jawaban salah Dibetulkan menjadi f. Periksa kembali jawaban anda
a
b
c
d
a
b
c
d
sebelum dikembalikan kepada guru
PETUNJUK KHUSUS: Pilihlah satu jawaban yang paling tepat. 1. Berikut yang bukan merupakan sifat cahaya adalah .... a. Ada medium untuk merambat b. Dapat dibiaskan c. Dapat dipantulkan d. Termasuk gelombang elektromagnetik 2. Pemantulan sempurna dapat terjadi bila cahaya jatuh ke.... a. Bebatuan
c. Pohon
b. Jalan beraspal
d. Tanah
3. Pernyataan berikut yang sesuai dengan Hukum Pemantulan Cahaya yaitu…. a. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seakan-akan berasal dari titik fokus. b. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus. c. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada dua bidang datar. d. Sudut datang sama dengan sudut pantul. 4. Perhatikan gambar berikut.
Daerah yang disebut sudut pantul adalah.... a. a b. b c. c d. d 5. Pernyataan berikut yang sesuai untuk dua buah cermin datar adalah.… b. Jumlah bayangan tidak selalu sama dengan jumlah benda c. Jumlah bayangan sama dengan jumlah benda d. Jarak bayangan sama dengan jarak fokus e. Tinggi bayangan setengah dari tinggi benda 6. Bayangan yang dibentuk oleh cermin datar bersifat .... a. Nyata, terbalik, dan diperkecil b. Nyata, sama besar, dan tegak c. Maya, tegak, dan sama besar d. Nyata, terbalik, dan diperbesar
7. Sebuah benda berada 12 cm di depan cermin datar, kemudian didekatkan 6 cm mendekati cermin, jarak bayangan tersebut dari cermin sekarang adalah…. a. 6 cm
c. 18 cm
b. 12 cm
d. 20 cm
8. Dua buah cermin datar membentuk sudut 450, banyaknya bayangan yang terbentuk adalah …. a. 7
c. 3
b. 5
d. 1
9. Seberkas sinar datang dari titik fokus sebuah cermin cekung, akan dipantulkan.… a. Menuju pusat kelengkungan cermin b. Menuju titik fokus c. Sejajar sumbu utama d. Seolah-olah sejajar sumbu utama 10. Berikut ini gambar proses pembentukan bayangan pada cermin cekung yang benar adalah…. a.
b.
c.
d.
11. Bayangan maya yang terbentuk pada cermin cekung terjadi pada saat…. a. Benda berada di ruang III (antara R – ∞ ) b. Benda berada di ruang II (antara F – R) c. Benda terletak di ruang I (antara O – F) d. Benda terletak di ruang IV ( di belakang cermin) 12. Sifat – sifat bayangan yang terbentuk pada cermin cembung yang benar adalah..... a. Maya, tegak, diperbesar. b. Maya, tegak, diperkecil. c. Maya, terbalik, diperkecil. d. Nyata, tegak, diperbesar. 13. Suatu benda berjarak 10 cm di depan sebuah cermin cekung yang memiliki fokus 15 cm. Perbesaran bayangan yang dihasilkan adalah .... a. 3,0 kali
c. 1,5 kali
b. 2,0 kali
d. 0,5 kali
14. Benda yang terletak di ruang II (dua) di depan sebuah cermin cekung akan menghasilkan bayangan yang bersifat…. a. Diperbesar, terbalik, terletak di ruang II, dan nyata. b. Diperbesar, terbalik, terletak di ruang III, dan maya. c. Diperbesar, terbalik, terletak di ruang III, dan nyata. d. Diperkecil, terbalik, terletak di ruang III, dan nyata. 15. Cermin cekung disebut juga dengan cermin, kecuali.... a. Konvergen b. Mengumpulkan sinar c. Negatif d. Positif 16. Cermin cembung disebut juga: 1. Cermin divergen 2. Cermin konvergen 3. Cermin negatif
4. Cermin positif Pernyataan yang benar tentang nama lain cermin cembung adalah .... a. 1
c. 2, 4
b. 1, 4
d. Salah semua
17. Sebuah cermin cembung memiliki jarak fokus 20 cm. Apabila bayangan yang terbentuk 30 cm di belakang cermin maka jarak bendanya adalah .... a. 12 cm maya
c. 12 cm nyata
b. 60 cm maya
d. 60 cm nyata
18. Untuk menghitung perbesaran bayangan pada cermin cekung dapat menggunakan rumus …. a. M =
h h1
c. M =
s0 s1
b. M =
s1 s0
d. M =
s1 f
19. Sebuah benda terletak 60 cm dari cermin cekung memiliki jarak fokus 180 cm. Jarak bayangan yang terjadi adalah .... a. 45 cm maya
c. 90 cm maya
b. 45 cm nyata
d. 90 cm nyata
20. Sebuah benda terletak 60 cm dari cermin cekung memiliki jarak fokus 180 cm. Perbesaran bayangan yang terjadi adalah .... a. 0,5 kali
c. 1,5 kali
b. 1 kali
d. 2 kali
Lampiran 9 LEMBAR SOAL Mata Pelajaran
:IPA Fisika
Materi Pokok/ Sub Bahasan
:Cahaya/ Pembiasan Cahaya
Kelas
:VIII
Jumlah Soal
: 20 Butir
Waktu
: 40 menit
PETUNJUK UMUM: a. Tuliskan identitas anda ke dalam lembar jawab yang disediakan. b. Tersedia waktu 40 menit untuk mengerjakan tes tersebut. c. Jumlah soal 20 butir, pada setiap butir soal terdapat 4 (empat) pilihan jawaban. d. Beri tanda (X) pada lembar jawaban yang anda anggap benar e. Apabila anda terlanjur salah membubuhkan tanda dan ingin memperbaikinya caranya: Contoh: Jawaban salah Dibetulkan menjadi f. Periksa kembali jawaban anda
a
b
c
d
a
b
c
d
sebelum dikembalikan kepada guru
PETUNJUK KHUSUS: Pilihlah satu jawaban yang paling tepat. 1. Pembiasan cahaya adalah peristiwa .... a. Pembelokan dan penerusan cahaya karena melalui dua medium yang sama kerapatannya. b. Pembelokan dan penerusan cahaya karena melalui zat yang sama c. Pembelokan dan penerusan cahaya karena melalui dua medium yang berbeda kerapatannya d. Penerusan cahaya karena cahaya datang tidak tegak lurus dengan bidang batas antara kedua medium.
2. Pernyataan berikut yang benar adalah .... a. Lensa cembung disebut juga lensa negatif. b. Sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium lebih rapat dibiaskan mendekati normal. c. Sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium lebih rapat dibiaskan menjauhi normal. d. Pembentukan bayangan oleh lensa cembung selalu diperbesar 3. Hukum pembiasan cahaya dikemukakan oleh.... a. Einstein
c. Newton
b. Gauss
d. Snellius
4. Pembiasan di dalam air mengakibatkan benda yang ada di dalam air kelihatan.... a. Bergerak – gerak
c. Kurang terang
b. Jauh
d. Lebih dekat
5. Di bawah ini merupakan contoh pembiasan cahaya yang benar adalah..... a. Ikan di dalam air kelihatan lebih jauh jika dilihat dari udara. b. Jalan beraspal terlihat seperti terbakar diwaktu panas disiang hari. c. Pensil kelihatan patah ketika sebagian pensil dimasukkan ke dalam air. d. Ruang di dalam rumah kelihatan terang diwaktu siang hari. 6. Pada gambar dibawah ini, sudut bias ditunjukkan oleh huruf ....
a. p b. q c. r d. s
7. Jika seberkas cahaya datang pada lensa cembung, maka sifat sinar yang dibiaskan adalah…….
a. Konvergen
c. Membaur
b. Hilang
d. Sejajar
8. Pernyataan berikut yang salah adalah ....
-
-
9. Berikut ini yang termasuk macam – macam lensa cembung yaitu.... a. Bikonkaf. b. Plankonkaf. c. Konkafkonvek. d. Konvekkonkaf. 10. Perhatikan pernyataan berikut: 1. bi-konkaf adalah lensa cekung dua 2. konkaf adalah lensa cembung 3. konvek adalah lensa cekung 4. plan-konkaf adalah lensa cekung datar Pernyataan yang benar adalah pernyataan nomor .... a. 1 dan 4 b. 2 dan 3 c. Benar semua
d. Salah semua 11. Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung apabila benda di ruang I adalah.... a. Maya, tegak, dan diperbesar. b. Maya, tegak, dan diperkecil. c. Maya, terbalik, dan diperbesar d. Nyata, terbalik, dan diperbesar 12. Sebuah lensa positif mempunyai panjang fokus = 50 cm. Maka kekuatan lensa tersebut adalah.... a. 0,5 Dioptri.
C. 2 Dioptri.
b. – 2 Dioptri.
D. – 0,5 Dioptri.
13. Lensa yang mempunyai sifat memusatkan berkas cahaya adalah.... a. Lensa cekung
c. Lensa bikonkaf
b. Lensa cembung
d. Lensa plankonkaf
14. Sudut yang dibentuk oleh sinar datang dengan sinar bias yang keluar dari prisma disebut .... a. Sudut bias
c. Sudut deviasi
b. Sudut datang
d. Sudut pembias
15. Sinar yang datang sejajar sumbu utama pada lensa cembung, akan dibiaskan.... a. Melalui sumbu utama
c. Menuju pusat kelengkungan
b. Menuju fokus
d. Menyebar.
16. 1.
2
3
Urutan nama gambar lensa di atas adalah .... a. Lensa plankonvek, bikonveks, konkafkonvek b. Lensa plankonkaf, bikonveks, konkafkonvek c. Lensa plankonvek, bikonveks, konvekkonkaf d. Lensa plankonvek, konkafkonveks, konvekkonkaf
17. Lensa cembung jarak fokusnya 20 cm. Sebuah benda terletak pada jarak 10 cm. Sifat – sifat bayangan yang terbentuk adalah .... a. Nyata, terbalik, sama besar dengan bendanya b. Nyata, terbalik, lebih besar dari bendanya c. Maya, tegak, sama besar dengan bendanya d. Maya, tegak, lebih besar dari bendanya 18. Sebuah benda terletak pada jarak 12 cm dari lensa cembung yang jarak fokusnya 4 cm. Jarak bayangan ke lensa adalah …. a. 2 cm
b. 4 cm
c. 6 cm
d. 8 cm
19. Sebuah benda terletak pada jarak 12 cm dari lensa cembung yang jarak fokusnya 4 cm. Perbesaran bayangan yang terbentuk adalah ..... a. 0,25 kali
c. 0,75 kali
b. 0,5 kali
d. 1 kali
20. Sebuah lensa mempunyai kekuatan lensa 2 Dioptri. Jarak fokus lensa tersebut adalah.... a. 0,5 cm
c. 0,5 m
b. 5 cm
d. 50 m
Lampiran 10 LEMBAR SOAL Mata Pelajaran
:IPA Fisika
Materi Pokok/ Sub Bahasan
:Cahaya/ Alat – Alat Optik
Kelas
:VIII
Jumlah Soal
: 20 Butir
Waktu
: 40 menit
PETUNJUK UMUM: a. Tuliskan identitas anda ke dalam lembar jawab yang disediakan. b. Tersedia waktu 40 menit untuk mengerjakan tes tersebut. c. Jumlah soal 20 butir, pada setiap butir soal terdapat 4 (empat) pilihan jawaban. d. Beri tanda (X) pada lembar jawaban yang anda anggap benar e. Apabila anda terlanjur salah membubuhkan tanda dan ingin memperbaikinya caranya: Contoh: Jawaban awal Dibetulkan menjadi f. Periksa kembali jawaban anda
a
b
c
d
a
b
c
d
sebelum dikembalikan kepada guru
PETUNJUK KHUSUS: Pilihlah satu jawaban yang paling tepat. 1. Mata disebut alat optik karena .... a. Memiliki lensa
c. Memiliki saraf
b. Menggunakan kacamata
d. Memiliki otot
2. Sifat bayangan pada yang terbentuk pada retina mata yaitu.... a. Diperkecil, nyata, terbalik b. Tegak, maya, diperbesar c. Tegak, nyata, diperbesar d. Terbalik, maya, diperkecil
3. Perhatikan gambar.
Gambar di atas merupakan gambar cacat mata.... a. Hipermetropi
c. Normal
b. Miopi
d. Presbiopi
4. Cacat mata yang dialami seseorang yang tidak dapat melihat jelas benda – benda yang letaknya jauh disebut.... a. Hipermetropi
c. Normal
b. Miopi
d. Presbiopi
5. Mata seseorang yang digunakan untuk melihat benda, ternyata menghasilkan bayangan tepat di selaput jala. Keadaan mata tersebut termasuk .... a. Mata hipermetropi
c. Mata normal
b. Mata miopi
d. Mata presbiopi
6. Penderita cacat mata presbiopi ditolong dengan kacamata berlensa.... a. Cekung
c. Konvergen
b. Cembung
d. Rangkap
7. Seseorang tidak mampu melihat jelas benda yang terletak pada jarak lebih dari 50 cm di depan mata. Kekuatan lensa kaca mata yang diperlukan adalah .... a. – 0,02 Dioptri
c. – 2 Dioptri
b. – 0,5 Dioptri
d. +2 Dioptri
8. Jarak paling dekat yang dapat dilihat jelas oleh orang yang rabun dekat adalah 40 cm. Kekuatan lensa kacamata yang diperlukan orang tersebut adalah .... a. 1 D
c. 2 D
b. 1,5 D
d. 2,5 D
9. Seorang penderita miopi memakai kacamata dengan kekuatan lensa sebesar –0,33 D. Jarak titik jauh penderita miopi tersebut adalah ....
a. 100 cm
c. 250 cm
b. 200 cm
d. 300 cm
10. Bayangan pada kamera memiliki sifat .... a. Nyata, terbalik, diperkecil b. Nyata, tegak, diperbesar c. Maya, terbalik, diperkecil d. Maya, tegak, diperbesar 11. Yang berfungsi sebagai retina pada kamera adalah…. a. Diafragma
c. Lensa
b. Film
d. Shutter
12. Bayangan yang dibentuk lup adalah.... a. Maya, diperkecil, tegak b. Maya, tegak, diperbesar. c. Maya, terbalik, diperbesar. d. Maya, terbalik, diperkecil. 13. Sebuah lup mempunyai jarak fokus 2,5 cm untuk melihat komponen jam tangan. Perbesaran bayangan yang dilihat jika mata tidak berakomodasi adalah.... a. 8 kali
c. 10 kali
b. 9 kali
d. 11 kali
14. Alat optik yang digunakan untuk melihat jasad renik adalah .... a. Lup
c. Periskop
b. Mikroskop
d. Teropong
15. Sifat bayangan akhir yang dibentuk pada mikroskop adalah .... a. Nyata, tegak, dan diperbesar b. Nyata, tegak, dan diperkecil c. Maya, terbalik, dan diperbesar d. Maya, tegak, dan diperbesar
16. Sebuah mikroskop mempunyai lensa objektif dan lensa okuler, lensa objektif dapat menghasilkan perbesaran 20 kali. Jika perbesaran mikroskop (perbesaran total) sebesar 300 kali, maka perbesaran lensa okuler adalah.... a. 10 kali
c. 50 kali.
b. 15 kali
d. 6000 kali
17. Di bawah ini yang merupakan dua jenis teropong/teleskop adalah….. a. Teropong bias dan teropong pantul. b. Teropong bintang dan teropong bias. c. Teropong bintang dan teropong bumi. d. Teropong bumi dan teropong pantul. 18. Teropong bumi menggunakan lensa sebanyak.... a. 2 lensa
c. 4 lensa
b. 3 lensa
d. 5 lensa
19. Lensa pembalik pada teropong bumi berfungsi untuk.... a. Membalikkan bayangan lensa objektif. b. Membalikkan benda tegak untuk lensa objektif c. Membalikkan bayangan lensa okuler. d. Membentuk benda terbalik untuk lensa okuler. 20. Perbedaan mendasar periskop dengan alat optik lainnya adalah adanya .... a. Dua pasang cermin datar b. Sepasang lensa cekung c. Sepasang lensa cembung d. Sepasang prisma siku-siku
LEMBAR SOAL TUGAS Mata Pelajaran : IPA Fisika Materi Pokok/ Sub Bahasan : Cahaya/ Perambatan dan Pemantulan Cahaya Kelas : VIII Jumlah Soal
: 2 Butir
Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar dan lengkap dengan keterangan gambar. 1. Seberkas sinar datang membentuk sudut 300 mengenai sebuah cermin datar, kemudian cahaya sinar tersebut memantul. Gambarkan peristiwa pemantulan tersebut dengan ukuran yang sesuai dan jelaskan peristiwa pemantulan cahaya. (Skor = 10) 2. Sebuah benda tegak tingginya 5 mm, jarak benda dengan cermin 4 cm, panjang fokus 6 cm. Gambarlah proses pembentukan bayangan pada cermin cembung (sesuai dengan ukuran), dan tuliskan sifat bayangan yang diperoleh. (Skor = 10)
LEMBAR JAWAB SOAL TUGAS 1. Pemantulan Cahaya A
N i
B r
bidang batas N
C
Keterangan: A = Sinar datang.
N = Garis Normal.
B = Sinar pantul.
i = Sudut datang.
C = Hasil penerusan sinar pantul.
r = Sudut pantul.
Besarnya sudut datang adalah 300 maka besarnya sudut pantul adalah 300. Hal ini terjadi karena mengacu pada Hukum Pemantulan Cahaya sebagai berikut: 1. Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada suatu bidang datar 2. Sudut datang (i) = sudut pantul (r) 2. Pembentukan bayangan pada cermin cembung
III
II
I
IV
Keterangan: O = verteks
F
= Fokus
M = Pusat Kelengkungan Cermin
I,II,III,IV
= Ruang I, II, III, IV
Sifat bayangan yang terbentuk adalah maya, tegak, diperbesar.
LEMBAR SOAL TUGAS Mata Pelajaran
:IPA Fisika
Materi Pokok/ Sub Bahasan
:Cahaya/ Pembiasan Cahaya
Kelas
:VIII
Jumlah Soal
: 3 Butir
Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar dan lengkap dengan keterangan gambar. 1. Sebuah benda tegak tingginya 10 mm, jarak benda dengan lensa 3 cm, panjang fokus 2 cm. Gambarlah proses pembentukan bayangan pada lensa cembung (sesuai dengan ukuran), dan tuliskan sifat bayangan yang diperoleh. (Skor = 10) 2. Gambar dan jelaskan peristiwa pembiasan cahaya, jika sinar datang dari udara kemudian mengenai medium yang lebih rapat (misalnya kaca, air, minyak). (Skor = 10) 3. Sebuah benda tegak tingginya 10 mm, jarak benda dengan lensa cembung 3 cm, panjang fokus 2 cm. Gunakan perhitungan untuk mencari jarak bayangan, tinggi bayangan dan perbesaran bayangan yang terjadi pada lensa cembung. (skor = 5)
LEMBAR JAWAB SOAL TUGAS 1.
Keterangan: F = Fokus 2F = 2 kali fokus Sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik, diperbesar. 2. Pembiasan Cahaya N n (udara)
θ'
n’(medium)
Keterangan: = sudut datang
N= garis normal
’ = sudut bias n = indeks bias medium 1 n’= indeks bias medium 2 Pembiasan cahaya terjadi jika cahaya merambat melalui dua medium yang berbeda indeks biasnya. Hukum Pembiasan cahaya 1. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada suatu bidang datar 2. Sinar datang dari medium renggang ke medium rapat, sinar dibiaskan mendekati normal.
3. Sinar datang dari medium rapat ke medium renggang, sinar dibiaskan menjauhi normal. 4. Bila sinar datang tegak lurus bidang batas maka sinar diteruskan. 3. Lensa cembung: Diketahui:
Ditanyakan: ….
….
Jawab: Besarnya
:
Besarnya perbesaran bayangan:
Tinggi bayangan:
….
LEMBAR SOAL TUGAS Mata Pelajaran
:IPA Fisika
Materi Pokok/ Sub Bahasan
:Cahaya/ Alat – Alat Optik
Kelas
:VIII
Jumlah Soal
: 3 Butir
Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar dan lengkap dengan keterangan gambar. 1. Gambar dan jelaskan pembentukan bayangan pada Lup. (Skor = 10) 2. Gambar dan jelaskan pembentukan bayangan pada Mikroskop. (Skor = 10) 3. Gambar dan jelaskan pembentukan bayangan pada Teropong. (Skor = 10)
LEMBAR JAWAB SOAL TUGAS 1. Pembentukan Bayangan Pada Lup Bayangan
Maya
B
A
Lup merupakan lensa konvergen atau lensa positif yang digunakan untuk meperjelas benda-benda yang kecil. Sebuah benda yang terletak di antara titik dekat mata dan titik jauh mata normal, bayangannya akan terpusat pada retina mata. Sifat bayangan yang terbentuk maya, tegak, diperbesar. 2. Pembentukan Bayangan Pada Mikroskop lensa okuler
Mata pengamat
lensa objektif
Benda
Fob 2Fob
Fok
Fob
Fok
2Fok
Bayangan akhir Bayangan lensa objektif
Mikroskop adalah sebuah alat optik yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang sangat kecil. Mikroskop terdiri dari dua lensa tipis konvergen yang mempunyai jarak fokus berbeda. Lensa yang berjarak fokus pendek dinamakan lensa objektif, dan lensa yang berfokus panjang dinamakan lensa okuler. Benda yang diamati diletakkan di depan lensa objektif terletak antara fokus lensa dengan pusat kelengkungan lensa, sehingga terbentuk bayangan nyata diperbesar. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif dianggap benda oleh lensa okuler. Bayangan yang dibentuk lensa objektif yang terbentuk harus terletak
di antara fokus okuler dengan lensa okuler, agar terbentuk bayangan maya diperbesar. 3. Pembentukan Bayangan Pada Teropong
lensa objektif
Mata pengamat
lensa okuler
Benda
Fok 2Fok
Fob
Fok
Fob
2Fob
Bayangan akhir Bayangan lensa okuler
Untuk mengamati benda yang terletak di jauh tak terhingga diperlukan alat optik dinamakan teropong bintang atau teleskop. Lensa yang berjarak fokus pendek berfungsi sebagai lensa okuler dan yang berfokus panjang dinamakan lensa objektif. Untuk mengamati benda yang jauh di tak terhingga mata pengamat berada di belakang lensa okuler. Sinar datang dari benda yang jauh di depan lensa objektif, dan terbentuk bayangan pada titik fokus objektif. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif dianggap benda oleh lensa okuler. Bayangan yang dibentuk lensa objektif yang terbentuk harus terletak di antara fokus okuler dengan lensa okuler, agar terbentuk bayangan maya diperbesar.
LEMBAR JAWABAN SOAL TES SIKLUS I
1. A
6. C
11. C
16. A
2. B
7. A
12. B
17. C
3. D
8. A
13. A
18. B
4. C
9. C
14. C
19. C
5. B
10. A
15. C
20. C
LEMBAR JAWABAN SOAL TES SIKLUS II
1. C
6. D
11. B
16. C
2. B
7. A
12. B
17. D
3. D
8. B
13. B
18. C
4. D
9. D
14. C
19. B
5. C
10. A
15. B
20. C
LEMBAR JAWABAN SOAL TES SIKLUS III
1. A
6. D
11. B
16. B
2. A
7. C
12. B
17. A
3. A
8. B
13. C
18. B
4. B
9. D
14. B
19. C
5. C
10. A
15. D
20. D
Lampiran 5 KISI – KISI SOAL TES Satuan Pendidikan
: MTs Negeri Jektro
Mata Pelajaran
: IPA
Kelas/Semester
: VIII/2
Materi Pokok
: Cahaya
Alokasi Waktu/ Jumlah Soal : 3 × 40 menit Bentuk Soal
: Pilihan Ganda
Standar Kompetensi
: Memahami
konsep
dan
penerapan
getaran,
gelombang dan optika dalam produk teknologi seharihari. Kompetensi Dasar Menyelidiki sifat
cahaya
Materi
Indikator
sifat- 4. Perambatan dan
cahaya
dan
hubungannya
Pemantulan
dengan
cahaya
berbagai
bentuk cermin dan
4. Menunjukkan sifat-sifat
Nomor Bentuk Soal
Tes
1–2
Pilihan Ganda
perambatan cahaya 5. Menjelaskan hukum pemantulan.
3–4
Ganda
6. Mendeskripsikan
lensa.
proses pembentukan
Pilihan
5 – 20
Pilihan Ganda
dan sifat-sifat bayangan pada cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung. 5. Pembiasan
4. Menjelaskan hukum
1–3
Ganda
pembiasan. 5. Menyebutkan contoh pembisan dalam kehidupan sehari-hari.
Pilihan
4–6
Pilihan Ganda
6. Mendeskripsikan proses pembentukan
7 – 20
dan sifat-sifat bayangan
Pilihan Ganda
pada lensa cekung dan lensa cembung. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan alat – alat optik dan penerapannya dalam
kehidupan
sehari – hari.
Materi
Indikator
6. Alat – Alat 7. Menjelaskan fungsi Optik
Nomor Bentuk Soal
Tes
1
Pilihan Ganda
mata sebagai alat optik. 8. Menggambarkan
2
Pilihan Ganda
pembentukan bayangan benda pada retina. 9. Menjelaskan beberapa
3–9
Pilihan Ganda
cacat mata dan penggunaan kacamata. 10. Menyelidiki ciri – ciri
10, 11
Pilihan Ganda
kamera sebagai alat optik. 11. Menjelaskan konsep
12, 13
Ganda
lup sebagai alat optik. 12. Menjelaskan cara kerja beberapa produk teknologi yang relevan, seperti mikroskop, berbagai jenis teropong, periskop dan sebagainya.
Pilihan
14–20
Pilihan Ganda
Lampiran 7 LEMBAR OBSERVASI ASPEK AFEKTIF DAN ASPEK PSIKOMOTORIK 3. Lembar Observasi Aspek Afektif No
1
2
Aspek
Reesiving (Pengenalan)
Responding (Merespon)
Aspek yang diamati Skor Sikap untuk mengutarakan pendapat dan mengajukan pertanyaan 5. Tidak pernah berpendapat dan mengajukan pertanyaan
Skor 1
6. Berpendapat 1 kali tanpa mengajukan pertanyaan/mengajukan pertanyaan 1 kali tanpa berpendapat
Skor 2
7. Berpendapat 1 kali dan mengajukan pertanyaan 1 kali
Skor 3
8. Berpendapat dan mengajukan pertanyaan lebih dari 1 kali
Skor 4
Memberikan tanggapan dan aktif berpartisipasi 5. Tidak pernah memberikan tanggapan dan berpartisipasi dalam kegiatan Skor 1 pembelajaran, diminta berpendapat menolak. 6. Diminta untuk memberikan tanggapan tidak di dukung dengan Skor 2 tanggapan yang tepat 7. Diminta untuk memberikan tanggapan di dukung dengan Skor 3 tanggapan yang tepat 8. Kesadaran untuk memberikan tanggapan
3
Valuing (Penghargaan)
Menghargai pendapat siswa lain. 5. Tidak menghargai, memaksakan pendapatnya, dan membuat siswa lain terpojok. 6. Memaksakan pendapat dengan menghargai pendapat siswa lain.
Skor 4
Skor 1
Skor 2
7. Menghargai pendapat siswa lain dengan memberikan penguatan jawaban. 8. Tidak memaksakan pendapat, mau menerima jawaban siswa lain serta memberikan penguatan jawabannya, dan memberikan apresiasi kepada siswa lain. Menyelesaikan tugas dari guru
4
Organization (Pengorganisasian)
Skor 3
Skor 4
5. Tidak menyelesaikan tugas dari guru
Skor 1
6. Menyelesaikan tugas dari guru tidak tepat waktu
Skor 2
7. Menyelesaikan tugas dari guru sesuai dengan kesepakatan
Skor 3
8. Menyelesaikan tugas dari sebelum waktu selesai
Skor 4
Tanggung jawab sebagai anggota kelompok
5
Characterization by value (Pengamalan)
Skor yang diperoleh Skor maksimal
5. Membuat kekacauan di dalam kelompok
Skor 1
6. Pasif di dalam kelompok/hanya diam saja
Skor 2
7. Berpartisipasi dengan anggota kelompoknya kadang-kadang
Skor 3
8. Berpartisipasi dengan anggota kelompoknya dengan pendapatpendapatnya yang bertujuan menyelesaikan masalah
Skor 4
20
4. Lembar Observasi Aspek Psikomotorik No
1
2
3
Aspek yang diamati
Memberikan keterangan pada gambar
Kriteria
Skor
Tidak ada keterangan pada gambar
1
Hanya terdapat 2 keterangan pada gambar
2
Terdapat 4 keterangan pada gambar
3
Semua gambar terdapat keterangan
4
Tidak membentuk jalannya sinar istimewa
1
Terdapat 1 bentuk jalannya sinar istimewa
2
Terdapat 2 bentuk jalannya sinar istimewa
3
Terdapat semua bentuk jalannya sinar istimewa
4
Tidak jelas sinar istimewa yang digunakan
1
Memadukan 1 sinar istimewa
2
Memadukan 2 sinar istimewa
3
Memadukan 3 sinar istimewa
4
Membentuk sinar istimewa
Memadukan setiap sinar istimewa
4
5
Membentuk bayangan
Menunjukkan hasil gambar
Tidak membentuk bayangan
1
Membentuk bayangan tidak dilengkapi keterangan bentuk bayangan.
2
Membentuk bayangan dilengkapi keterangan bentuk bayangan tetapi tidak sesuai teori yang diberikan.
3
Membentuk bayangan dilengkapi keterangan bentuk bayangan sesuai teori yang diberikan.
4
Tidak dapat menunjukkan hasil.
1
Menunjukkan hasil sesuai dengan kaidah jalannya sinar istimewa, bentuk bayangan tidak jelas. Menunjukkan hasil sesuai dengan kaidah jalannya sinar istimewa, bentuk bayangan jelas, tanpa kesimpulan Menunjukkan hasil sesuai dengan kaidah jalannya sinar istimewa, bentuk bayangan jelas, dan kesimpulan yang jelas. Skor yang diperoleh Skor maksimal
Keterangan: Nilai diperoleh dari: ∑ skor perolehan × 100 Nilai = ∑ skor maksimal Persentase nilai diperoleh dari: ∑ skor perolehan × 100% Nilai = ∑ skor maksimal
2
3
4
20
Pengamat,
Husni Robith NIM: 063611004
Lampiran 8 LEMBAR SOAL Mata Pelajaran : IPA Fisika Materi Pokok/ Sub Bahasan : Cahaya/ Perambatan dan Pemantulan Cahaya Kelas : VIII Jumlah Soal : 20 Butir Waktu : 40 menit PETUNJUK UMUM: g. Tuliskan identitas anda ke dalam lembar jawab yang disediakan. h. Tersedia waktu 40 menit untuk mengerjakan tes tersebut. i.
Jumlah soal 20 butir, pada setiap butir soal terdapat 4 (empat) pilihan jawaban.
j.
Beri tanda (X) pada lembar jawaban yang anda anggap benar
k. Apabila anda terlanjur salah membubuhkan tanda dan ingin memperbaikinya caranya: Contoh: Jawaban salah Dibetulkan menjadi l.
Periksa kembali jawaban anda
a
b
c
d
a
b
c
d
sebelum dikembalikan kepada guru
PETUNJUK KHUSUS: Pilihlah satu jawaban yang paling tepat. 21. Berikut yang bukan merupakan sifat cahaya adalah .... e. Ada medium untuk merambat f. Dapat dibiaskan g. Dapat dipantulkan h. Termasuk gelombang elektromagnetik 22. Pemantulan sempurna dapat terjadi bila cahaya jatuh ke.... c. Bebatuan
c. Pohon
d. Jalan beraspal
d. Tanah
23. Pernyataan berikut yang sesuai dengan Hukum Pemantulan Cahaya yaitu…. b. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seakan-akan berasal dari titik fokus. c. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus. d. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada dua bidang datar. e. Sudut datang sama dengan sudut pantul. 24. Perhatikan gambar berikut.
Daerah yang disebut sudut pantul adalah.... a. a b. b c. c d. d 25. Pernyataan berikut yang sesuai untuk dua buah cermin datar adalah.… f. Jumlah bayangan tidak selalu sama dengan jumlah benda g. Jumlah bayangan sama dengan jumlah benda h. Jarak bayangan sama dengan jarak fokus i.
Tinggi bayangan setengah dari tinggi benda
26. Bayangan yang dibentuk oleh cermin datar bersifat .... e. Nyata, terbalik, dan diperkecil f. Nyata, sama besar, dan tegak g. Maya, tegak, dan sama besar h. Nyata, terbalik, dan diperbesar
27. Sebuah benda berada 12 cm di depan cermin datar, kemudian didekatkan 6 cm mendekati cermin, jarak bayangan tersebut dari cermin sekarang adalah…. c. 6 cm
c. 18 cm
d. 12 cm
d. 20 cm
28. Dua buah cermin datar membentuk sudut 450, banyaknya bayangan yang terbentuk adalah …. c. 7
c. 3
d. 5
d. 1
29. Seberkas sinar datang dari titik fokus sebuah cermin cekung, akan dipantulkan.… e. Menuju pusat kelengkungan cermin f. Menuju titik fokus g. Sejajar sumbu utama h. Seolah-olah sejajar sumbu utama 30. Berikut ini gambar proses pembentukan bayangan pada cermin cekung yang benar adalah…. e.
f.
g.
h. 31. Bayangan maya yang terbentuk pada cermin cekung terjadi pada saat….
a. Benda berada di ruang III (antara R – ∞ ) b. Benda berada di ruang II (antara F – R) c. Benda terletak di ruang I (antara O – F) d. Benda terletak di ruang IV ( di belakang cermin) 32. Sifat – sifat bayangan yang terbentuk pada cermin cembung yang benar adalah..... a. Maya, tegak, diperbesar. b. Maya, tegak, diperkecil. c. Maya, terbalik, diperkecil. d. Nyata, tegak, diperbesar. 33. Suatu benda berjarak 10 cm di depan sebuah cermin cekung yang memiliki fokus 15 cm. Perbesaran bayangan yang dihasilkan adalah .... c. 3,0 kali
c. 1,5 kali
d. 2,0 kali
d. 0,5 kali
34. Benda yang terletak di ruang II (dua) di depan sebuah cermin cekung akan menghasilkan bayangan yang bersifat…. a. Diperbesar, terbalik, terletak di ruang II, dan nyata. b. Diperbesar, terbalik, terletak di ruang III, dan maya. c. Diperbesar, terbalik, terletak di ruang III, dan nyata. d. Diperkecil, terbalik, terletak di ruang III, dan nyata. 35. Cermin cekung disebut juga dengan cermin, kecuali.... a. Konvergen b. Mengumpulkan sinar c. Negatif d. Positif 36. Cermin cembung disebut juga: 1. Cermin divergen 2. Cermin konvergen 3. Cermin negatif 4. Cermin positif
Pernyataan yang benar tentang nama lain cermin cembung adalah .... c. 1
c. 2, 4
d. 1, 4
d. Salah semua
37. Sebuah cermin cembung memiliki jarak fokus 20 cm. Apabila bayangan yang terbentuk 30 cm di belakang cermin maka jarak bendanya adalah .... c. 12 cm maya
c. 12 cm nyata
d. 60 cm maya
d. 60 cm nyata
38. Untuk menghitung perbesaran bayangan pada cermin cekung dapat menggunakan rumus …. c. M =
h h1
c. M =
s0 s1
d. M =
s1 s0
d. M =
s1 f
39. Sebuah benda terletak 60 cm dari cermin cekung memiliki jarak fokus 180 cm. Jarak bayangan yang terjadi adalah .... c. 45 cm maya
c. 90 cm maya
d. 45 cm nyata
d. 90 cm nyata
40. Sebuah benda terletak 60 cm dari cermin cekung memiliki jarak fokus 180 cm. Perbesaran bayangan yang terjadi adalah .... c. 0,5 kali
c. 1,5 kali
d. 1 kali
d. 2 kali
Lampiran 9 LEMBAR SOAL Mata Pelajaran
:IPA Fisika
Materi Pokok/ Sub Bahasan
:Cahaya/ Pembiasan Cahaya
Kelas
:VIII
Jumlah Soal
: 20 Butir
Waktu
: 40 menit
PETUNJUK UMUM: g. Tuliskan identitas anda ke dalam lembar jawab yang disediakan. h. Tersedia waktu 40 menit untuk mengerjakan tes tersebut. i.
Jumlah soal 20 butir, pada setiap butir soal terdapat 4 (empat) pilihan jawaban.
j.
Beri tanda (X) pada lembar jawaban yang anda anggap benar
k. Apabila anda terlanjur salah membubuhkan tanda dan ingin memperbaikinya caranya: Contoh: Jawaban salah Dibetulkan menjadi l.
Periksa kembali jawaban anda
a
b
c
d
a
b
c
d
sebelum dikembalikan kepada guru
PETUNJUK KHUSUS: Pilihlah satu jawaban yang paling tepat. 21. Pembiasan cahaya adalah peristiwa .... e. Pembelokan dan penerusan cahaya karena melalui dua medium yang sama kerapatannya. f. Pembelokan dan penerusan cahaya karena melalui zat yang sama g. Pembelokan dan penerusan cahaya karena melalui dua medium yang berbeda kerapatannya h. Penerusan cahaya karena cahaya datang tidak tegak lurus dengan bidang batas antara kedua medium.
22. Pernyataan berikut yang benar adalah .... e. Lensa cembung disebut juga lensa negatif. f. Sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium lebih rapat dibiaskan mendekati normal. g. Sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium lebih rapat dibiaskan menjauhi normal. h. Pembentukan bayangan oleh lensa cembung selalu diperbesar 23. Hukum pembiasan cahaya dikemukakan oleh.... a. Einstein
c. Newton
b. Gauss
d. Snellius
24. Pembiasan di dalam air mengakibatkan benda yang ada di dalam air kelihatan.... c. Bergerak – gerak
c. Kurang terang
d. Jauh
d. Lebih dekat
25. Di bawah ini merupakan contoh pembiasan cahaya yang benar adalah..... e. Ikan di dalam air kelihatan lebih jauh jika dilihat dari udara. f. Jalan beraspal terlihat seperti terbakar diwaktu panas disiang hari. g. Pensil kelihatan patah ketika sebagian pensil dimasukkan ke dalam air. h. Ruang di dalam rumah kelihatan terang diwaktu siang hari. 26. Pada gambar dibawah ini, sudut bias ditunjukkan oleh huruf ....
e. p f. q g. r h. s
27. Jika seberkas cahaya datang pada lensa cembung, maka sifat sinar yang dibiaskan adalah…….
c. Konvergen
c. Membaur
d. Hilang
d. Sejajar
28. Pernyataan berikut yang salah adalah ....
-
-
29. Berikut ini yang termasuk macam – macam lensa cembung yaitu.... e. Bikonkaf. f. Plankonkaf. g. Konkafkonvek. h. Konvekkonkaf. 30. Perhatikan pernyataan berikut: 1. bi-konkaf adalah lensa cekung dua 2. konkaf adalah lensa cembung 3. konvek adalah lensa cekung 4. plan-konkaf adalah lensa cekung datar Pernyataan yang benar adalah pernyataan nomor .... e. 1 dan 4 f. 2 dan 3 g. Benar semua
h. Salah semua 31. Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung apabila benda di ruang I adalah.... e. Maya, tegak, dan diperbesar. f. Maya, tegak, dan diperkecil. g. Maya, terbalik, dan diperbesar h. Nyata, terbalik, dan diperbesar 32. Sebuah lensa positif mempunyai panjang fokus = 50 cm. Maka kekuatan lensa tersebut adalah.... c. 0,5 Dioptri.
C. 2 Dioptri.
d. – 2 Dioptri.
D. – 0,5 Dioptri.
33. Lensa yang mempunyai sifat memusatkan berkas cahaya adalah.... c. Lensa cekung
c. Lensa bikonkaf
d. Lensa cembung
d. Lensa plankonkaf
34. Sudut yang dibentuk oleh sinar datang dengan sinar bias yang keluar dari prisma disebut .... c. Sudut bias
c. Sudut deviasi
d. Sudut datang
d. Sudut pembias
35. Sinar yang datang sejajar sumbu utama pada lensa cembung, akan dibiaskan.... c. Melalui sumbu utama
c. Menuju pusat kelengkungan
d. Menuju fokus
d. Menyebar.
36. 1.
2
3
Urutan nama gambar lensa di atas adalah .... e. Lensa plankonvek, bikonveks, konkafkonvek f. Lensa plankonkaf, bikonveks, konkafkonvek g. Lensa plankonvek, bikonveks, konvekkonkaf h. Lensa plankonvek, konkafkonveks, konvekkonkaf
37. Lensa cembung jarak fokusnya 20 cm. Sebuah benda terletak pada jarak 10 cm. Sifat – sifat bayangan yang terbentuk adalah .... e. Nyata, terbalik, sama besar dengan bendanya f. Nyata, terbalik, lebih besar dari bendanya g. Maya, tegak, sama besar dengan bendanya h. Maya, tegak, lebih besar dari bendanya 38. Sebuah benda terletak pada jarak 12 cm dari lensa cembung yang jarak fokusnya 4 cm. Jarak bayangan ke lensa adalah …. b. 2 cm
b. 4 cm
c. 6 cm
d. 8 cm
39. Sebuah benda terletak pada jarak 12 cm dari lensa cembung yang jarak fokusnya 4 cm. Perbesaran bayangan yang terbentuk adalah ..... c. 0,25 kali
c. 0,75 kali
d. 0,5 kali
d. 1 kali
40. Sebuah lensa mempunyai kekuatan lensa 2 Dioptri. Jarak fokus lensa tersebut adalah.... c. 0,5 cm
c. 0,5 m
d. 5 cm
d. 50 m
Lampiran 10 LEMBAR SOAL Mata Pelajaran
:IPA Fisika
Materi Pokok/ Sub Bahasan
:Cahaya/ Alat – Alat Optik
Kelas
:VIII
Jumlah Soal
: 20 Butir
Waktu
: 40 menit
PETUNJUK UMUM: g. Tuliskan identitas anda ke dalam lembar jawab yang disediakan. h. Tersedia waktu 40 menit untuk mengerjakan tes tersebut. i.
Jumlah soal 20 butir, pada setiap butir soal terdapat 4 (empat) pilihan jawaban.
j.
Beri tanda (X) pada lembar jawaban yang anda anggap benar
k. Apabila anda terlanjur salah membubuhkan tanda dan ingin memperbaikinya caranya: Contoh: Jawaban awal Dibetulkan menjadi l.
Periksa kembali jawaban anda
a
b
c
d
a
b
c
d
sebelum dikembalikan kepada guru
PETUNJUK KHUSUS: Pilihlah satu jawaban yang paling tepat. 21. Mata disebut alat optik karena .... c. Memiliki lensa
c. Memiliki saraf
d. Menggunakan kacamata
d. Memiliki otot
22. Sifat bayangan pada yang terbentuk pada retina mata yaitu.... e. Diperkecil, nyata, terbalik f. Tegak, maya, diperbesar g. Tegak, nyata, diperbesar h. Terbalik, maya, diperkecil
23. Perhatikan gambar.
Gambar di atas merupakan gambar cacat mata.... c. Hipermetropi
c. Normal
d. Miopi
d. Presbiopi
24. Cacat mata yang dialami seseorang yang tidak dapat melihat jelas benda – benda yang letaknya jauh disebut.... c. Hipermetropi
c. Normal
d. Miopi
d. Presbiopi
25. Mata seseorang yang digunakan untuk melihat benda, ternyata menghasilkan bayangan tepat di selaput jala. Keadaan mata tersebut termasuk .... c. Mata hipermetropi
c. Mata normal
d. Mata miopi
d. Mata presbiopi
26. Penderita cacat mata presbiopi ditolong dengan kacamata berlensa.... a. Cekung
c. Konvergen
b. Cembung
d. Rangkap
27. Seseorang tidak mampu melihat jelas benda yang terletak pada jarak lebih dari 50 cm di depan mata. Kekuatan lensa kaca mata yang diperlukan adalah .... a. – 0,02 Dioptri
c. – 2 Dioptri
b. – 0,5 Dioptri
d. +2 Dioptri
28. Jarak paling dekat yang dapat dilihat jelas oleh orang yang rabun dekat adalah 40 cm. Kekuatan lensa kacamata yang diperlukan orang tersebut adalah .... c. 1 D
c. 2 D
d. 1,5 D
d. 2,5 D
29. Seorang penderita miopi memakai kacamata dengan kekuatan lensa sebesar –0,33 D. Jarak titik jauh penderita miopi tersebut adalah ....
c. 100 cm
c. 250 cm
d. 200 cm
d. 300 cm
30. Bayangan pada kamera memiliki sifat .... e. Nyata, terbalik, diperkecil f. Nyata, tegak, diperbesar g. Maya, terbalik, diperkecil h. Maya, tegak, diperbesar 31. Yang berfungsi sebagai retina pada kamera adalah…. c. Diafragma
c. Lensa
d. Film
d. Shutter
32. Bayangan yang dibentuk lup adalah.... a. Maya, diperkecil, tegak b. Maya, tegak, diperbesar. c. Maya, terbalik, diperbesar. d. Maya, terbalik, diperkecil. 33. Sebuah lup mempunyai jarak fokus 2,5 cm untuk melihat komponen jam tangan. Perbesaran bayangan yang dilihat jika mata tidak berakomodasi adalah.... c. 8 kali
c. 10 kali
d. 9 kali
d. 11 kali
34. Alat optik yang digunakan untuk melihat jasad renik adalah .... c. Lup
c. Periskop
d. Mikroskop
d. Teropong
35. Sifat bayangan akhir yang dibentuk pada mikroskop adalah .... e. Nyata, tegak, dan diperbesar f. Nyata, tegak, dan diperkecil g. Maya, terbalik, dan diperbesar h. Maya, tegak, dan diperbesar
36. Sebuah mikroskop mempunyai lensa objektif dan lensa okuler, lensa objektif dapat menghasilkan perbesaran 20 kali. Jika perbesaran mikroskop (perbesaran total) sebesar 300 kali, maka perbesaran lensa okuler adalah.... a. 10 kali
c. 50 kali.
b. 15 kali
d. 6000 kali
37. Di bawah ini yang merupakan dua jenis teropong/teleskop adalah….. a. Teropong bias dan teropong pantul. b. Teropong bintang dan teropong bias. c. Teropong bintang dan teropong bumi. d. Teropong bumi dan teropong pantul. 38. Teropong bumi menggunakan lensa sebanyak.... a. 2 lensa
c. 4 lensa
b. 3 lensa
d. 5 lensa
39. Lensa pembalik pada teropong bumi berfungsi untuk.... e. Membalikkan bayangan lensa objektif. f. Membalikkan benda tegak untuk lensa objektif g. Membalikkan bayangan lensa okuler. h. Membentuk benda terbalik untuk lensa okuler. 40. Perbedaan mendasar periskop dengan alat optik lainnya adalah adanya .... e. Dua pasang cermin datar f. Sepasang lensa cekung g. Sepasang lensa cembung h. Sepasang prisma siku-siku
LEMBAR SOAL TUGAS Mata Pelajaran : IPA Fisika Materi Pokok/ Sub Bahasan : Cahaya/ Perambatan dan Pemantulan Cahaya Kelas : VIII Jumlah Soal
: 2 Butir
Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar dan lengkap dengan keterangan gambar. 3. Seberkas sinar datang membentuk sudut 300 mengenai sebuah cermin datar, kemudian cahaya sinar tersebut memantul. Gambarkan peristiwa pemantulan tersebut dengan ukuran yang sesuai dan jelaskan peristiwa pemantulan cahaya. (Skor = 10) 4. Sebuah benda tegak tingginya 5 mm, jarak benda dengan cermin 4 cm, panjang fokus 6 cm. Gambarlah proses pembentukan bayangan pada cermin cembung (sesuai dengan ukuran), dan tuliskan sifat bayangan yang diperoleh. (Skor = 10)
LEMBAR JAWAB SOAL TUGAS 3. Pemantulan Cahaya A
N i
B r
bidang batas N
C
Keterangan: A = Sinar datang.
N = Garis Normal.
B = Sinar pantul.
i = Sudut datang.
C = Hasil penerusan sinar pantul.
r = Sudut pantul.
Besarnya sudut datang adalah 300 maka besarnya sudut pantul adalah 300. Hal ini terjadi karena mengacu pada Hukum Pemantulan Cahaya sebagai berikut: 3. Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada suatu bidang datar 4. Sudut datang (i) = sudut pantul (r) 4. Pembentukan bayangan pada cermin cembung
III
II
I
IV
Keterangan: O = verteks
F
= Fokus
M = Pusat Kelengkungan Cermin
I,II,III,IV
= Ruang I, II, III, IV
Sifat bayangan yang terbentuk adalah maya, tegak, diperbesar.
LEMBAR SOAL TUGAS Mata Pelajaran
:IPA Fisika
Materi Pokok/ Sub Bahasan
:Cahaya/ Pembiasan Cahaya
Kelas
:VIII
Jumlah Soal
: 3 Butir
Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar dan lengkap dengan keterangan gambar. 4. Sebuah benda tegak tingginya 10 mm, jarak benda dengan lensa 3 cm, panjang fokus 2 cm. Gambarlah proses pembentukan bayangan pada lensa cembung (sesuai dengan ukuran), dan tuliskan sifat bayangan yang diperoleh. (Skor = 10) 5. Gambar dan jelaskan peristiwa pembiasan cahaya, jika sinar datang dari udara kemudian mengenai medium yang lebih rapat (misalnya kaca, air, minyak). (Skor = 10) 6. Sebuah benda tegak tingginya 10 mm, jarak benda dengan lensa cembung 3 cm, panjang fokus 2 cm. Gunakan perhitungan untuk mencari jarak bayangan, tinggi bayangan dan perbesaran bayangan yang terjadi pada lensa cembung. (skor = 5)
LEMBAR JAWAB SOAL TUGAS 4.
Keterangan: F = Fokus 2F = 2 kali fokus Sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik, diperbesar. 5. Pembiasan Cahaya N n (udara)
θ'
n’(medium)
Keterangan: = sudut datang
N= garis normal
’ = sudut bias n = indeks bias medium 1 n’= indeks bias medium 2 Pembiasan cahaya terjadi jika cahaya merambat melalui dua medium yang berbeda indeks biasnya. Hukum Pembiasan cahaya 5. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada suatu bidang datar 6. Sinar datang dari medium renggang ke medium rapat, sinar dibiaskan mendekati normal.
7. Sinar datang dari medium rapat ke medium renggang, sinar dibiaskan menjauhi normal. 8. Bila sinar datang tegak lurus bidang batas maka sinar diteruskan. 6. Lensa cembung: Diketahui:
Ditanyakan: ….
….
Jawab: Besarnya
:
Besarnya perbesaran bayangan:
Tinggi bayangan:
….
LEMBAR SOAL TUGAS Mata Pelajaran
:IPA Fisika
Materi Pokok/ Sub Bahasan
:Cahaya/ Alat – Alat Optik
Kelas
:VIII
Jumlah Soal
: 3 Butir
Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar dan lengkap dengan keterangan gambar. 4. Gambar dan jelaskan pembentukan bayangan pada Lup. (Skor = 10) 5. Gambar dan jelaskan pembentukan bayangan pada Mikroskop. (Skor = 10) 6. Gambar dan jelaskan pembentukan bayangan pada Teropong. (Skor = 10)
LEMBAR JAWAB SOAL TUGAS 4. Pembentukan Bayangan Pada Lup Bayangan
Maya
B
A
Lup merupakan lensa konvergen atau lensa positif yang digunakan untuk meperjelas benda-benda yang kecil. Sebuah benda yang terletak di antara titik dekat mata dan titik jauh mata normal, bayangannya akan terpusat pada retina mata. Sifat bayangan yang terbentuk maya, tegak, diperbesar. 5. Pembentukan Bayangan Pada Mikroskop lensa okuler
Mata pengamat
lensa objektif
Benda
Fob 2Fob
Fok
Fob
Fok
2Fok
Bayangan akhir Bayangan lensa objektif
Mikroskop adalah sebuah alat optik yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang sangat kecil. Mikroskop terdiri dari dua lensa tipis konvergen yang mempunyai jarak fokus berbeda. Lensa yang berjarak fokus pendek dinamakan lensa objektif, dan lensa yang berfokus panjang dinamakan lensa okuler. Benda yang diamati diletakkan di depan lensa objektif terletak antara fokus lensa dengan pusat kelengkungan lensa, sehingga terbentuk bayangan nyata diperbesar. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif dianggap benda oleh lensa okuler. Bayangan yang dibentuk lensa objektif yang terbentuk harus terletak
di antara fokus okuler dengan lensa okuler, agar terbentuk bayangan maya diperbesar. 6. Pembentukan Bayangan Pada Teropong lensa objektif
Mata pengamat
lensa okuler
Benda
Fok 2Fok
Fob
Fok
Fob
2Fob
Bayangan akhir Bayangan lensa okuler
Untuk mengamati benda yang terletak di jauh tak terhingga diperlukan alat optik dinamakan teropong bintang atau teleskop. Lensa yang berjarak fokus pendek berfungsi sebagai lensa okuler dan yang berfokus panjang dinamakan lensa objektif. Untuk mengamati benda yang jauh di tak terhingga mata pengamat berada di belakang lensa okuler. Sinar datang dari benda yang jauh di depan lensa objektif, dan terbentuk bayangan pada titik fokus objektif. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif dianggap benda oleh lensa okuler. Bayangan yang dibentuk lensa objektif yang terbentuk harus terletak di antara fokus okuler dengan lensa okuler, agar terbentuk bayangan maya diperbesar.
LEMBAR JAWABAN SOAL TES SIKLUS I
1. A
6. C
11. C
16. A
2. B
7. A
12. B
17. C
3. D
8. A
13. A
18. B
4. C
9. C
14. C
19. C
5. B
10. A
15. C
20. C
LEMBAR JAWABAN SOAL TES SIKLUS II
1. C
6. D
11. B
16. C
2. B
7. A
12. B
17. D
3. D
8. B
13. B
18. C
4. D
9. D
14. C
19. B
5. C
10. A
15. B
20. C
LEMBAR JAWABAN SOAL TES SIKLUS III
1. A
6. D
11. B
16. B
2. A
7. C
12. B
17. A
3. A
8. B
13. C
18. B
4. B
9. D
14. B
19. C
5. C
10. A
15. D
20. D
Lampiran 6
Gambar 6.1. Slide awal media pembelajaran berbasis visual
Gambar 6.2. Slide Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Gambar 6.3. Tampilan slide Materi
Gambar 6.4. Tampilan slide Latihan Soal
Gambar 6.5. Slide perambatan cahaya
Gambar 6.6. Slide sifat Cahaya
Gambar 6.7. Slide hukum pemantulan cahaya
Gambar 6.8. Slide pemantulan cahaya
Gambar 6.9. Slide cermin datar
Gambar 6.10. Slide animasi cermin datar
Gambar 6.11. Slide cermin cekung Gambar
6.12. Slide animasi sinar istimewa pada cermin cekung
Gambar 6.13. Slide cermin cembung
Gambar 6.14. Slide animasi sinar istimewa pada cermin cembung
Gambar 6.15. Slide pembiasan cahaya
Gambar 6.16. Slide pembiasan pada lensa cekung
Gambar 6.17. Slide pembentukan bayangan pada lensa cekung
Gambar 6.18. Slide pembiasan pada lensa cembung
Gambar 6.19. Slide pembentukan bayangan pada lensa cembung
Gambar 6.20. Slide macam-macam lensa cembung
Gambar 6.21. Slide Alat Optik
Gambar 6.22. Slide pembentukan bayangan pada mata
Gambar 6.23. Slide daya akomodasi mata
Gambar 6.24. Slide cacat mata
Gambar 6.25. Slide Lup
Gambar 6.26. Slide pembentukan bayangan pada Lup
Gambar 6.27. Slide Mikroskop
Gambar 6.28. Slide Teropong
Gambar 6.29. Slide Periskop
Lampiran 13 ANALISIS AFEKTIF SIKLUS 1 SISWA KELAS VIII A No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Abdul Aziz Ahmad Nafii Iksan Aivi Luthfiani Anamah Fudlah Aris Kurniawan Astuti Wulandari Devita Oktaviana Dewi Dian Febriani Dwi Puji Prasetyo N. Farakhindana Ida Fatkhurrohmah Ismi Saumi Wulandari Khoirotun Nisa Lia Umami Lilik Nurcholida Lulu Intan Faiqoh M. Ali Gufron Millati Azka
Aspek Yang Diamati 1 2 3 4 5 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 3 1 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 4
Jumlah Nilai
Nilai Afektif
14 15 15 14 12 15 13 12 15 9 12 10 11 10 15 13 16 17
70 75 75 70 60 75 65 60 75 45 60 50 55 50 75 65 80 85
19 Muhammad Hisyam Ali 20 Muslikah Ida Mugi R 21 Nelly Murodah 22 Nur Azizah 23 Nur Zakki Fuat 24 Risha Fillah Agustina 25 Siti Ului Zahroh 26 Siti Nurmalisa 27 Qodriyanah 28 Siti Sinta Lestari 29 Wahid Romdhoni 30 Widyawati 31 Wilda Roziatun Niah Jumlah Total Nilai Rata-rata Presentase Kelas Kriteria
2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 77
2 2 3 3 2 4 3 2 4 4 3 4 3 83
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 88
2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 86
2 2 3 3 2 4 3 2 3 4 2 2 2 81
11 13 14 14 12 16 13 13 16 16 12 14 13 415
ii
55 65 70 70 60 80 65 65 80 80 60 70 65 2075 66,94 66,94% Cukup
Lampiran 16 ANALISIS AFEKTIF SIKLUS II SISWA KELAS VIII A No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Abdul Aziz Ahmad Nafii Iksan Aivi Luthfiani Anamah Fudlah Aris Kurniawan Astuti Wulandari Devita Oktaviana Dewi Dian Febriani Dwi Puji Prasetyo N. Farakhindana Ida Fatkhurrohmah Ismi Saumi Wulandari Khoirotun Nisa Lia Umami Lilik Nurcholida Lulu Intan Faiqoh M. Ali Gufron Millati Azka
Aspek Yang Diamati 1 2 3 4 5 3 3 2 4 2 3 3 2 4 2 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 2 4 1 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 2 2 4 2 2 2 4 4 3 2 2 2 4 2 2 3 4 4 3 2 2 1 4 2 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3
Jumlah Nilai
Nilai Afektif
14 14 17 15 13 15 17 18 18 13 15 12 16 11 15 17 16 19
70 70 85 75 65 75 85 90 90 65 75 60 80 55 75 85 80 95
iii
19 Muhammad Hisyam Ali 20 Muslikah Ida Mugi R 21 Nelly Murodah 22 Nur Azizah 23 Nur Zakki Fuat 24 Risha Fillah Agustina 25 Siti Ului Zahroh 26 Siti Nurmalisa 27 Qodriyanah 28 Siti Sinta Lestari 29 Wahid Romdhoni 30 Widyawati 31 Wilda Roziatun Niah Jumlah Total Nilai Rata-rata Presentase Kelas Kriteria
2 2 2 4 2 2 3 2 2 2 2 4 2 83
3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 4 3 96
3 2 4 4 2 4 3 3 4 4 2 3 2 91
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 124
3 2 2 3 1 3 3 2 3 3 2 3 3 79
15 13 15 17 12 17 16 14 17 17 13 18 14 473
iv
75 65 75 85 60 85 80 70 85 85 65 90 70 2365 76,29 76,29% Baik
Lampiran 19 ANALISIS AFEKTIF SIKLUS III SISWA KELAS VIII A No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Abdul Aziz Ahmad Nafii Iksan Aivi Luthfiani Anamah Fudlah Aris Kurniawan Astuti Wulandari Devita Oktaviana Dewi Dian Febriani Dwi Puji Prasetyo N. Farakhindana Ida Fatkhurrohmah Ismi Saumi Wulandari Khoirotun Nisa Lia Umami Lilik Nurcholida Lulu Intan Faiqoh M. Ali Gufron Millati Azka
1 3 3 4 3 2 4 2 2 4 2 2 2 2 3 4 3 4 4
Aspek Yang Diamati 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
v
5 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
Jumlah Nilai
Nilai Afektif
17 18 19 17 15 19 16 17 19 14 17 14 16 17 19 18 19 19
85 90 95 85 75 95 80 85 95 70 85 70 80 85 95 90 95 95
19 Muhammad Hisyam Ali 20 Muslikah Ida Mugi R 21 Nelly Murodah 22 Nur Azizah 23 Nur Zakki Fuat 24 Risha Fillah Agustina 25 Siti Ului Zahroh 26 Siti Nurmalisa 27 Qodriyanah 28 Siti Sinta Lestari 29 Wahid Romdhoni 30 Widyawati 31 Wilda Roziatun Niah Jumlah Total Nilai Rata-rata Presentase Kelas Kriteria
2 3 2 4 3 2 3 3 2 2 3 4 3 89
3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 107
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 123
vi
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 124
2 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 91
15 16 16 19 17 18 18 17 18 18 17 19 16 534
75 80 80 95 85 90 90 85 90 90 85 95 80 2670 86,13 86,13% Baik Sekali
Lampiran 14 ANALISIS PSIKOMOTORIK SIKLUS 1 SISWA KELAS VIII A No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Abdul Aziz Ahmad Nafii Iksan Aivi Luthfiani Anamah Fudlah Aris Kurniawan Astuti Wulandari Devita Oktaviana Dewi Dian Febriani Dwi Puji Prasetyo N. Farakhindana Ida Fatkhurrohmah Ismi Saumi Wulandari Khoirotun Nisa Lia Umami Lilik Nurcholida Lulu Intan Faiqoh M. Ali Gufron Millati Azka
Aspek Yang Diamati 1 2 3 4 5 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 3 1 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 4
vii
Jumlah Nilai
Nilai Psikomotorik
13 14 14 13 12 14 12 12 15 9 12 10 11 10 15 13 16 17
65 70 70 65 60 70 60 60 75 45 60 50 55 50 75 65 80 85
19 Muhammad Hisyam Ali 20 Muslikah Ida Mugi R 21 Nelly Murodah 22 Nur Azizah 23 Nur Zakki Fuat 24 Risha Fillah Agustina 25 Siti Ului Zahroh 26 Siti Nurmalisa 27 Qodriyanah 28 Siti Sinta Lestari 29 Wahid Romdhoni 30 Widyawati 31 Wilda Roziatun Niah Jumlah Total Nilai Rata-rata Persentase Kelas Kriteria
2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 71
2 2 3 3 2 4 3 2 4 4 3 4 3 83
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 88
viii
2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 86
2 2 3 3 2 4 3 2 3 4 2 2 2 81
11 13 14 14 12 16 13 13 16 16 12 14 13 409
55 65 70 70 60 80 65 65 80 80 60 70 65 2045 65,97 65,97% Cukup
Lampiran 17 ANALISIS PSIKOMOTORIK SIKLUS II SISWA KELAS VIII A No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Abdul Aziz Ahmad Nafii Iksan Aivi Luthfiani Anamah Fudlah Aris Kurniawan Astuti Wulandari Devita Oktaviana Dewi Dian Febriani Dwi Puji Prasetyo N. Farakhindana Ida Fatkhurrohmah Ismi Saumi Wulandari Khoirotun Nisa Lia Umami Lilik Nurcholida Lulu Intan Faiqoh M. Ali Gufron Millati Azka
1 3 4 4 4 3 3 4 3 4 2 4 3 2 2 4 4 3 4
Aspek Yang Diamati 2 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4
ix
5 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4
Jumlah Nilai
Nilai Psikomotorik
16 18 18 17 17 16 17 17 19 14 17 14 16 16 18 18 18 19
80 90 90 85 85 80 85 85 95 70 85 70 80 80 90 90 90 95
19 Muhammad Hisyam Ali 20 Muslikah Ida Mugi R 21 Nelly Murodah 22 Nur Azizah 23 Nur Zakki Fuat 24 Risha Fillah Agustina 25 Siti Ului Zahroh 26 Siti Nurmalisa 27 Qodriyanah 28 Siti Sinta Lestari 29 Wahid Romdhoni 30 Widyawati 31 Wilda Roziatun Niah Jumlah Total Nilai Rata-rata Persentase Kelas Kriteria
3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 108
4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 110
3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 112
x
3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 111
2 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 89
15 16 17 18 16 18 18 17 18 18 18 18 18 530
75 80 85 90 80 90 90 85 90 90 90 90 90 2650 85,48 85,48% Baik Sekali
Lampiran 20 ANALISIS PSIKOMOTORIK SIKLUS III SISWA KELAS VIII A No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Abdul Aziz Ahmad Nafii Iksan Aivi Luthfiani Anamah Fudlah Aris Kurniawan Astuti Wulandari Devita Oktaviana Dewi Dian Febriani Dwi Puji Prasetyo N. Farakhindana Ida Fatkhurrohmah Ismi Saumi Wulandari Khoirotun Nisa Lia Umami Lilik Nurcholida Lulu Intan Faiqoh M. Ali Gufron Millati Azka
1 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4
Aspek Yang Diamati 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3
xi
5 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4
Jumlah Nilai
Nilai Psikomotorik
19 19 19 19 18 19 19 19 19 16 18 17 18 18 19 19 19 19
95 95 95 95 90 95 95 95 95 80 90 85 90 90 95 95 95 95
19 Muhammad Hisyam Ali 20 Muslikah Ida Mugi R 21 Nelly Murodah 22 Nur Azizah 23 Nur Zakki Fuat 24 Risha Fillah Agustina 25 Siti Ului Zahroh 26 Siti Nurmalisa 27 Qodriyanah 28 Siti Sinta Lestari 29 Wahid Romdhoni 30 Widyawati 31 Wilda Roziatun Niah Jumlah Total Nilai Rata-rata Persentase Kelas Kriteria
3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 112
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 121
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 124
xii
3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 114
3 2 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 103
17 17 19 19 17 19 19 19 19 19 19 19 19 574
85 85 95 95 85 95 95 95 95 95 95 95 95 2870 92,58 92,58% Baik Sekali
xiii
Lampiran 11
No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Abdul Aziz Ahmad Nafii Iksan Aivi Luthfiani Anamah Fudlah Aris Kurniawan Astuti Wulandari Devita Oktaviana Dewi Dian Febriani Dwi Puji Prasetyo N. Farakhindana Ida Fatkhurrohmah Ismi Saumi Wulandari Khoirotun Nisa Lia Umami Lilik Nurcholida Lulu Intan Faiqoh M. Ali Gufron Millati Azka Muhammad Hisyam Ali Muslikah Ida Mugi R Nelly Murodah Nur Azizah Nur Zakki Fuat Risha Fillah Agustina Siti Ului Zahroh Siti Nurmalisa Qodriyanah Siti Sinta Lestari Wahid Romdhoni
ANALISIS NILAI TUGAS SIKLUS I SISWA KELAS VIII A No Soal 1 2 Gambar Keterangan Kesimpulan Gambar Keterangan Kesimpulan 2,75 1 3 3 2 3 3 1 4 4 2 4 3 1 3 4 2 3 2,75 1 2 3 2 2 2,5 1 3 3 2 3 3 1 4 3 2 4 2,5 1 2 3 2 2 2,5 1 3 2 2 2 3 1,5 3 3 2 3 1,75 1 2 3 2 3 2,5 1 3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2,25 1 3 3 2 3 2 1 2 2 2 2 3 1,5 3 2 2 2 2,5 1,5 2 3 2 3 3 2 4 4 2 4 3,5 1,5 4 4 2 4 2,25 1 3 3 2 3 2,5 1,5 3 3 2 3 3 1 3 4 2 3 3 1 3 3 2 3 2,5 1 3 3 2 3 3,5 1 4 3 2 3 2,75 1 3 4 2 3 2,5 1,5 4 4 2 4 3,25 1,5 2 3 2 2 3,5 1 3 2 2 2 2,5 1 3 2 2 2
Jumlah Nilai
Nilai Tugas
14,75 18 16 12,75 14,5 17 12,5 12,5 15,5 12,75 12,5 12 14,25 11 13,5 14 19 19 14,25 15 16 15 14,5 16,5 15,75 18 13,75 13,5 12,5
73,75 90,00 80,00 63,75 72,50 85,00 62,50 62,50 77,50 63,75 62,50 60,00 71,25 55,00 67,50 70,00 95,00 95,00 71,25 75,00 80,00 75,00 72,50 82,50 78,75 90,00 68,75 67,50 62,50
30 Widyawati 31 Wilda Roziatun Niah Jumlah Total Nilai Rata-rata Kriteria
3 2,75 84,5
1 1 35,5
2 4 93
3 3 93
ii
2 2 62
2 4 88
13 16,75 456
65,00 83,75 2280,00 73,55 Tuntas
Lampiran 14
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Nama Abdul Aziz Ahmad Nafii Iksan Aivi Luthfiani Anamah Fudlah Aris Kurniawan Astuti Wulandari Devita Oktaviana Dewi Dian Febriani Dwi Puji Prasetyo N. Farakhindana Ida Fatkhurrohmah Ismi Saumi Wulandari Khoirotun Nisa Lia Umami Lilik Nurcholida Lulu Intan Faiqoh M. Ali Gufron Millati Azka Muhammad Hisyam Ali Muslikah Ida Mugi R Nelly Murodah Nur Azizah Nur Zakki Fuat Risha Fillah Agustina Siti Ului Zahroh Siti Nurmalisa Qodriyanah
Gambar 3,25 3,5 3,5 3,25 3,5 3,25 3,25 3,5 3,75 3 3,25 2,75 3,5 3,5 3,5 3,5 3,75 3,75 3 3,25 3,25 3,5 3,25 3,5 3,5 3,5 3,5
ANALISIS NILAI TUGAS SIKLUS II SISWA KELAS VIII A No Soal 1 2 Keterangan Kesimpulan Gambar Keterangan Kesimpulan 1,5 3 3,25 1,5 3 2 3,5 3,5 2 3,5 2 3,5 3,5 2 3,5 2 3 3,25 2 3 1,5 3,5 3,5 1,5 3,5 1,5 3 3,25 1,5 3 2 3 3,25 2 3 1,5 3,5 3,5 1,5 3,5 2 4 3,75 2 4 1 2 3 1 2 2 3 3,25 2 3 1,5 1,5 2,75 1,5 1,5 1 3,5 3,5 1 3,5 1 3,5 3,5 1 3,5 2 3,5 3,5 2 3,5 2 3,5 3,5 2 3,5 1,5 4 3,75 1,5 4 2 4 3,75 2 4 1,5 2 3 1,5 2 1,5 3 3,25 1,5 3 2 3 3,25 2 3 2 3,5 3,5 2 3,5 1,5 3 3,25 1,5 3 2 3,5 3,5 2 3,5 2 3,5 3,5 2 3,5 1,5 3,5 3,5 1,5 3,5 2 3,5 3,5 2 3,5 iii
3 Perhitungan 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3
Jumlah Nilai
Nilai Tugas
19,5 22 22 19,5 20 19,5 20,5 21 23,5 15 19,5 14,5 20 19 22 21 22,5 23,5 16 19,5 20,5 22 19,5 22 22 21 21
78,00 88,00 88,00 78,00 80,00 78,00 82,00 84,00 94,00 60,00 78,00 58,00 80,00 76,00 88,00 84,00 90,00 94,00 64,00 78,00 82,00 88,00 78,00 88,00 88,00 84,00 84,00
28 Siti Sinta Lestari 29 Wahid Romdhoni 30 Widyawati 31 Wilda Roziatun Niah Jumlah Total Nilai Rata-rata Kriteria
3,5 3,5 3,5 3,5 105,5
2 2 2 2 54
3,5 3,5 3,5 3,5 101
3,5 3,5 3,5 3,5 105,5
iv
2 2 2 2 54
3,5 3,5 3,5 3,5 101
4 4 3 4 4
22 22 21 22 635
88,00 88,00 84,00 88,00 2540,00 81,94 Tuntas
Lampiran 17
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Nama Abdul Aziz Ahmad Nafii Iksan Aivi Luthfiani Anamah Fudlah Aris Kurniawan Astuti Wulandari Devita Oktaviana Dewi Dian Febriani Dwi Puji Prasetyo N. Farakhindana Ida Fatkhurrohmah Ismi Saumi Wulandari Khoirotun Nisa Lia Umami Lilik Nurcholida Lulu Intan Faiqoh M. Ali Gufron Millati Azka Muhammad Hisyam Ali Muslikah Ida Mugi R Nelly Murodah Nur Azizah Nur Zakki Fuat Risha Fillah Agustina Siti Ului Zahroh Siti Nurmalisa Qodriyanah
Gambar 3,75 4 4 4 3,75 4 4 4 3,75 3,5 3,5 3,25 4 4 4 4 4 4 3,5 3,5 4 4 3,5 3,75 3,75 3,75 3,75
ANALISIS NILAI TUGAS SIKLUS III SISWA KELAS VIII A No Soal 1 2 Keterangan Kesimpulan Gambar Keterangan Kesimpulan Gambar 2 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3 3 2 3 4 2 3 3 2 3 3 2 3 3 1,5 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 1,5 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 1 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 1 3 3 2 3 3 1 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 4 4 2 3 3 2 4 4 2 3 3 1,5 3 3 2 3 3 1,5 3 3 2 3 3 2 3 4 2 3 3 2 3 3 2 3 3 1,5 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3 3 2 3 4 2 3 3 2 4 4 2 3 3 2 3 3 2 3 3 v
3 Keterangan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Kesimpulan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Jumlah Nilai
Nilai Tugas
24,75 26 26 25 24,25 26 25 24,5 24,75 23,5 24,5 24,25 24 24 25 25 27 27 24 24 26 25 24 25,75 25,75 26,75 24,75
82,50 86,67 86,67 83,33 80,83 86,67 83,33 81,67 82,50 78,33 81,67 80,83 80,00 80,00 83,33 83,33 90,00 90,00 80,00 80,00 86,67 83,33 80,00 85,83 85,83 89,17 82,50
28 Siti Sinta Lestari 29 Wahid Romdhoni 30 Widyawati 31 Wilda Roziatun Niah Jumlah Total Nilai Rata-rata Kriteria
4 3,75 4 3,75 4
2 2 2 2 56,5
3 3 3 4 100
3 3 3 3 99
2 2 2 2 62
vi
3 3 3 3 93
3 3 3 3 93
2 2 2 2 62
3 3 3 3 93
25 24,75 25 25,75 777
83,33 82,50 83,33 85,83 2590,00 83,55 Tuntas