EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN FISIKA HANDS ON ACTIVITY PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI MA NEGERI DEMAK TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Fisika
Oleh: ZULFATUN NAELI NIM: 073611032
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Zulfatun Naeli
NIM
: 073611032
Jurusan/Progam Studi
: Tadris Fisika
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 03 Desember 2011 Saya yang menyatakan,
Zulfatun Naeli NIM: 073611032
ii
iii
NOTA PEMBIMBING Semarang, 05 Desember 2011 Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalamu ’alaikum wr. wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Efektivitas Model Pembelajaran Fisika Hands On Activity Pada Materi Pokok Fluida Statis Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI MA Negeri Demak Tahun Pelajaran 2010/2011 Nama : Zulfatun Naeli NIM : 073611032 Jurusan : Tadris Fisika Program Studi : S.1 Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam sidang munaqasyah. Wassalamu ’alaikum wr. wb. Pembimbing I,
Joko Budi Poernomo, M.Pd NIP. 19760214 200801 1011
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, 05 Desember 2011 Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalamu ’alaikum wr. wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Efektivitas Model Pembelajaran Fisika Hands On Activity Pada Materi Pokok Fluida Statis Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI MA Negeri Demak Tahun Pelajaran 2010/2011 Nama : Zulfatun Naeli NIM : 073611032 Jurusan : Tadris Fisika Program Studi : S.1 Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam sidang munaqasyah. Wassalamu ’alaikum wr. wb. Pembimbing II,
Dr. Hj. Sukasih, M. Pd NIP.19570202 199203 2 001
v
ABSTRAK Judul
Penulis NIM
: Efektivitas Model Pembelajaran Fisika Hands On Activity Pada Materi Pokok Fluida Statis Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas Xi Ma Negeri Demak Tahun Pelajaran 2010/2011 : Zulfatun Naeli : 073611032
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran fisika dengan model hands on activity pada materi pokok fluida statis efektif terhadap hasil belajar peserta didik kelas XI MA Negeri Demak Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini dilaksanakan di MA Negeri Demak. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI MA Negeri Demak Semester 2 tahun pelajaran 2010/2011, yang terdiri kelas XI MA Negeri Demak dengan jumlah peserta didik 225, kelas XI IPA1 dengan jumlah peserta didik 45, dan XI IPA2 dengan jumlah peserta didik 44. Jadi jumlah keseluruhan populasi 104 peserta didik. Pada penggunaan sempel menggunakan cluster random sampling, diperoleh kelas XI IPA1 sebagai kelas eksperimen dengan model pembelajaran fisika hands on activity, dan XI IPA2 sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan berupa metode dokumentasi dan metode tes. Dari metode dokumentasi diperoleh data-data mengenai kelas eksperimen, kelas kontrol dan kelas uji coba. Tes diberikan setelah peserta didik kelas eksperimen diberi perlakuan dengan pembelajaran fisika hands on activity dan tes tersebuat juga di berikan pada kelas kontrol. Sebelum tes tersebut diberikan, terlebih dahulu tes di uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda pada kelas uji coba. Sebelum hasil penelitian dianalisis dengan uji-t pihak kanan, lebih dahulu tes tersebut diuji prasyarat dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar Fisika pada materi pokok fluida statis dengan pembelajaran fisika hands on activity adalah 75,24 sedangkan rata-rata hasil belajar fisika dengan pembelajaran konvensional adalah 69,34. Dari uji perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji-t (uji pihak kanan) dihasilkan t hitung sebesar 4,2628. Setelah t hitung dikonsultasikan dengan
t tabel dengan dk (n1 n2 2) = 87 dan taraf signifikan ( ) 5% = 1,9876, diketahui bahwa t hitung > t tabel , jadi Ha : μ1 > μ2 diterima. Artinya, bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara nyata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika dengan model pembelajaran fisika hands on activity pada materi pokok fluida statis efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI MA Negeri Demak tahun pelajaran 2010/2011.
vi
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرحمن الرحيم Dengan menyebut Asma Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang. Penulis panjatkan puji syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih, tercurahkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah, taufik serta inayahNya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Fisika Hands On Activity Pada Materi Pokok Fluida Statis Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI MA Negeri Demak Tahun Pelajaran 2010/2011”dengan baik. Shalawat
serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa risalah islam sehingga dapat menjadi bekal hidup berupa ilmu pengetahuan kita baik di dunia maupun di akhirat. Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana S-1 pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang jurusan Tadris Fisika. Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat bantuan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini dengan rasa hormat yang dalam penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini. 2. Bapak Joko Budi Poernomo, M.Pd, dan Ibu Dr. Hj. Sukasih, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Andi Fadlan, S.Si., M.Sc., selaku dosen wali yang memotivasi dan memberi arahan selama kuliah. 4. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. 5. Bapak Drs. H. Mohamad Sholeh, M.Ag., Kepala MA Negeri Demak yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis.
vii
6. Ibu Rizqi Widarti, S.Pd., Guru fisika MA Negeri Demak yang telah berkenan memberi bantuan, informasi, dan kesempatan waktu untuk melakukan penelitian. 7. Bapak dan ibu tercinta yang selalu berdoa dan memberikan semangat baik moral, material maupun spiritual. 8. Kakak dan adikku tersayang (Mb’ Hana & Dek Luluk) serta semua keluargaku yang senantiasa memberikan dukungan. 9. Keluarga Besar Asrama An-Nur yang senantiasa memberi dukungan dan semangat. 10. Saudara-saudara
PSHT
walisongo
yang
selalu
mengulurkan
tangan
menyambut tawa dan tangisku, Sahabat-sahabatku tercinta seperjuangan fisika angkatan ’07 (mb’ wah, mb yum, ani, ijah, sair dan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu), segenap penghuni kost Sari (Indry, dek Ul, Nisa’, Putri, dek Nifa, dek Ayik, dek Ami, Mb’ Umi, mb’ Ida), dan tak lupa Sahabatsahabat terbaikku di PMII Rayon Tarbiyah dan Komisariat Walisongo Semarang yang telah membantu dengan do’a, materi maupun support. 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil demi terselesaikannya skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran sangat penulis harapkan dari setiap pembaca. Walaupun demikian penulis berharap bahwa skripsi ini dapat memberi manfaat dan inspirasi bagi penulis sendiri dan pembaca.
Semarang, 03 Desember 2011 Penulis
Zulfatun Naeli NIM. 073511032
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL...........................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................
ii
PENGESAHAN .................................................................................................. iii NOTA PEMBIMBING ....................................................................................... iv ABSTRAK .......................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................
4
C. Penegasan Istilah .........................................................................
4
D. Rumusan Masalah .......................................................................
6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................
6
F. Manfaat Penelitian ......................................................................
6
BAB II : LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka.............................................................................
8
B. Kerangka Teoritik .......................................................................
8
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran....................................
8
2. Hasil Belajar ......................................................................... 12 3. Klasifikasi Hasil Belajar ....................................................... 13 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ................... 22 5. Pokok bahasan fluida statis ................................................... 23 6. Pembelajaran hands on activity ............................................. 27 C. Hipotesis...................................................................................... 28
ix
BAB III : METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 29 B. Populasi dan Sampel ................................................................... 29 C. Variabel Penelitian ...................................................................... 30 D. Metode Penelitian........................................................................ 28 E. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 33 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi data Hasil Penelitian ................................................... 45 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian .................................... 45 2. Data Nilai Tes Akhir ............................................................ 47 B. Analisis Uji Prasyarat .................................................................. 49 C. Uji Signifikansi ........................................................................... 54 D. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 55 E. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 57 BAB V : PENUTUP A. Simpulan ..................................................................................... 59 B. Saran ............................................................................................ 59 C. Penutup........................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam suatu Negara untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia.1 Upaya agar manusia dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya melalui proses pembelajaran. Dan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan diperlukan adanya proses belajar mengajar yang optimal sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal pula. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan kesadaran baik peserta didik sebagai subyek yang harus terlibat secara aktif dalam proses belajar maupun guru sebagai pendidik, karena belajar pada hakikatnya merupakan usaha yang dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk menghasilkan perubahan tingkah laku dalam dirinya sendiri baik dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam bentuk sikap dan nilai yang positif. Dalam proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar mengajar memegang peranan yang sangat penting. Sehingga guru harus memahami benar kedudukan model pembelajaran yaitu sebagai strategi pengajaran dan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Tugas utama guru adalah menciptakan suasana kelas agar terjadi interaksi belajar-mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Salah satu kemampuan yang sangat penting adalah kemampuan mengatur kelas.2 Berhasil dan tidaknya tujuan pembelajaran banyak tergantung pada proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di kelas tanpa mengesampingkan faktor-faktor pendidikan. Dalam proses belajar ada beberapa faktor yang mempengaruhi yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri peserta didik, meliputi kondisi
1
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2008),
hlm. 15. 2
Conny Semiawan, dkk, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992), hlm. 63.
1
fisik, motivasi, bakat, minat dan integrasi. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang ada di luar peserta didik meliputi guru, sarana dan prasarana, kurikulum dan model pembelajaran. Kewajiban menuntut ilmu merupakan kewajiban yang universal artinya bersifat umum baik laki-laki, perempuan, tua, muda, kaya, miskin. Nabi Muhammad SAW bersabda:
Telah diceritakan kepada kami oleh Hasyim bin Umar, diceritakan kepada kami oleh Hatsu bin Sulaiman, diceritakan kepada kami oleh Katsir bin sindzir, dari Muhammad bin Sirin dari Anas bin Malik berkata, Rosulullah SAW bersabda : “Menuntut ilmu itu kewajiban oleh setiap orang Islam”. (HR. Ibnu Majjah).3 Melalui proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu membimbing dan memfasilitasi peserta didik agar mereka dapat memahami kekuatan serta kemampuan yang mereka miliki, untuk selanjutnya memberi motivasi agar siswa terdorong untuk bekerja atau belajar sebaik mungkin untuk mewujudkan keberhasilan berdasarkan kemampuan yang mereka miliki. Dan penggunaan model
pembelajaran
ini
merupakan
sebagai
strategi
untuk
membantu
membimbing siswa mencapai kompetensi yang diharapkan dan mampu meningkatkan motivasi dan mencapai hasil belajar yang maksimal. Yang dikembangkan dalam pendidikan saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang menuntut peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran dan mempersyaratkan kompetensi sebagai hasil belajar yang meliputi tiga ranah yaitu pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Sesuai dengan KTSP, salah satu standar kompetensi yang dikembangkan pada mata pelajaran fisika di SMA atau MA adalah kemampuan menganalisis dan memecahkan 3
Al Hafidz Abdullah Muhammad Ibnu Yazid Al Qazwani, Sunan Ibnu, (Beirut: Darul Fikr,t.th), hlm. 6
2
masalah kompleks. Dan salah satu Indikator bahwa mutu pendidikan baik ketika peserta didik telah mampu untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan itu dikembangkan melalui pengalaman langsung dengan melakukan penyelidikan atau percobaan di laboratorium atau di kelas. Penyelidikan atau percobaan yang dilaksanakan di laboratorium maupun di kelas dapat meningkatkan keterampilan proses peserta didik. Berdasarkan hasil observasi awal di Kelas XII MA Negeri Demak diperoleh bahwa pembelajaran secara umum yang berlangsung masih menggunakan pembelajaran konvensional. Dalam pembelajaran konvensional, peserta didik menerima pelajaran hanya dengan mendengarkan ceramah dari guru, mencatat dan mengerjakan tugas sehingga peserta didik tidak memiliki kesempatan untuk menggembangkan pengetahuan dan kemampuan berfikir kritis.
Berdasarkan
informasi dari guru mata pelajaran fisika sebagian besar peserta didik untuk kelas XI mempunyai minat dan tingkat perhatian yang kurang terhadap pelajaran fisika. Mereka merasa pelajaran fisika adalah pelajaran yang sukar pemahamannya, Selain itu guru jarang melaksanakan kegiatan praktikum karena masih berorientasi terselesaikannya materi. Hal ini menyebabkan peserta didik tidak terlibat dalam aktivitas kerja ilmiah yang berarti keterampilan proses peserta didik belum dikembangkan. Permasalahan tersebut berakibat peserta didik kurang dapat memahami konsep materi tersebut. Terutama Pada pokok bahasan fluida statis, peserta didik masih mengalami kesulitan untuk berfikir aktif, kreatif, kritis dan terlebih secara teliti. Dan Pembelajaran hands on activity menekankan agar peserta didik aktif membuat atau menciptakan suatu peralatan yang menggunakan prinsip fisika. Serta peserta didik bisa termotivasi belajarnya apabila hal-hal yang dipelajari mengandung makna tertentu baginya. Berdasarkan hasil semester sebagian besar mereka belum mampu mencapai standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah. Dapat dilihat nilai rata-rata yaitu 64, dan ini masih di bawah kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah yakni 70,00. Berdasarkan permasalahan di atas, pembelajaran fisika di kelas XI MA Negeri
Demak
perlu
diupayakan
proses
kegiatan
pembelajaran
yang
3
meningkatkan keaktifan dan pemahaman konsep peserta didik. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN FISIKA HANDS ON ACTIVITY PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI MA NEGERI DEMAK TAHUN PELAJARAN 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka ada beberapa permasalahan yang dapat di identifikasi sebagai berikut: 1. Belum efektifnya proses pembelajaran di MA Negeri Demak dikarenakan selama ini masih menggunakan model pembelajaran yang masih konvensional TCL (Teacher Centered Learning). 2. Masih banyak peserta didik yang belum tuntas hasil belajar pada mata pelajaran fisika. 3. Dalam proses pembelajaran fisika di MA Negeri Demak belum pernah menerapkan model pembelajaran fisika hands on activity.
C. Penegasan Istilah Suatu istilah dapat ditafsirkan berbeda, untuk menghindari salah penafsiran dalam penelitian ini, maka perlu diberikan batasan pengertian dan penegasan istilah, serta pembatasan ruang lingkup penelitian, bagian-bagian yang perlu dijelaskan adalah: Untuk menjaga agar jangan sampai terjadi salah penafsiran dalam mengartikan judul, maka perlu diberikan penegasan istilah sebagai berikut: 1. Efektivitas Kata „efektivitas‟ menurut E. Mulyasa, mempunyai pengertian tepat sasaran, sesuai yang direncanakan, berdaya guna, atau mampu mencapai tujuan secara optimal.4 Pengertian efektivitas pada penelitian ini dimaksudkan
4
E. Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan, hlm. 193.
4
pada efektivitas suatu pembelajaran, artinya pembelajaran akan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru, dan membentuk kompetensi serta mengantarkan peserta didik mencapai tujuan secara optimal.5 Suatu usaha dikatakan efektif apabila usaha itu mencapai tujuannya , sedangkan efektivitas menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan.
2. Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan dicapai secara efektif dan efisien.
3. Pembelajaran Hands On Activity (HOA) Pembelajaran hands on activity merupakan pendekatan yang membiasakan peserta didik aktif membuat atau menciptakan suatu peralatan yang menggunakan prinsip fisika.6 Kadang peralatan yang itu sungguh alat yang digunakan dalam hidup nyata, tetapi kadang lebih permainan, atau juga penemuan konsep fisika sendiri. Dalam prosesnya kadang sangat mirip dengan percobaan atau eksperimen, dengan beberapa petunjuk dari guru yang perlu cukup jelas.
4. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas.7 Hasil belajar fisika dalam penelitian ini adalah skor formatif yang dikerjakan peserta didik. Jika skor dari tes menunjukkan hasil yang tinggi dengan banyaknya peserta didik yang mendapat nilai bagus lebih banyak dari sebelumnya ini berarti hasil belajar fisika meningkat.
5
E. Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan, hlm. 193.
6
Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Kontrukvistik & Menyenangkan, (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007), hlm. 123 7
Catrine Tri Anni, Psikologi Belajar, (Semarang, UPT UNNES Press, 2004), hlm. 4
5
5. Materi pokok fluida statis Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan.8 Materi fluida statik merupakan sub materi pokok dari mekanika fluida yang diberikan di kelas XI IPA MA/SMA semester genap dari standar kompetensi “menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah, dan kompetensi dasar menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari”. Dalam penelitian ini, materi fluida statik yang akan diberikan meliputi prinsip Archimedes, terapung, melayang, dan tenggelam.
D. Rumusan Masalah Apakah Pembelajaran Fisika dengan Model Pembelajaran Fisika Hands On Activity pada Materi Pokok Fluida Statis Efektif dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI MA Negeri Demak Tahun Pelajaran 2010/2011?”
E. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah pembelajaran fisika dengan model pembelajaran fisika hands on activity pada materi pokok fluida statis efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI MA Negeri Demak tahun pelajaran 2010/2011.
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi siswa Dapat meningkatkan pemahaman peserta didik pada akhir pembelajaran fisika dan keaktifan peserta didik di kelas.
8
Dauglas C. Giancoli, Fisika, (Jakarta: Erlangga, 2001), hlm. 324
6
2. Guru Dapat membantu guru dalam proses belajar mengajar, dan menambah pengetahuan guru serta memotivasi guru untuk melakukan variasi dalam mengajarkan materi fisika menggunakan model. 3. Sekolah Sebagai
masukan
dalam
pembaruan
proses
pembelajaran
untuk
meningkatkan prestasi belajar serta agar lebih memperhatikan sarana prasarana atau fasilitas pendidikan yang mendukung kegiatan belajar mengajar peserta didik terutama dalam pembelajaran fisika. 4. Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan pembelajaran yang efektif dan bervariasi dalam mata pelajaran fisika dan bagi dunia pendidikan pada umumnya.
7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka Kajian penelitian yang relevan merupakan deskripsi hubungan antara masalah yang diteliti dengan kerangka teoritik yang dipakai serta hubungannya dengan penelitian terdahulu yang relevan. Pada hakikatnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan kritik terhadap penelitian yang sudah ada, sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian terdahulu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan perbandingan dengan skripsi yang sudah ada yaitu: Hasil penelitian yang dilakukan Medialista, Wulan. (2010) Pembelajaran Fisika Berbasis Hands On Activity (HOA) Pokok Bahasan Kalor untuk Mengembangkan Kemampuan Berfikir Kritis dan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 12 Semarang . Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kontrol mengalami peningkatan. Peningkatan pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Peningkatan hasil belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotorik pada kelas ekperimen sebesar 0.53, 0.26 dan 0.33, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0.33, 0.13 dan 0.07. Peningkatan kemampuan berfikir kritis pada kelas eksperimen sebesar 0.34, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 017.
B. Kerangka Teoritik 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar dan pembelajaran merupakan usaha kegiatan yang tidak terpisahkan dari manusia agar dapat memenuhi kebutuhan serta perubahan dalam diri manusia. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya untuk dapat diketahui seberapa jauh kemampuannya. Belajar selalu melibatkan adanya perubahan dalam diri orang yang belajar. Perubahan itu bisa terjadi dengan sengaja bisa juga tidak sengaja, bisa lebih baik juga bisa lebih
8
buruk. Perubahan tingkah laku memang dapat diamati dalam waktu relatif lama disertai pula usaha sehingga seseorang dari yang mula-mula tidak mampu menjadi mampu. Tanpa usaha, walaupun terjadi perubahan tingkah laku tidak dapat dikatakan telah terjadi belajar.1 Dalam surat AlQuran juga di sebutkan bawa perubahan keadaan berawal dari diri masing-nasing individu dengan adanya proses belajar maka perubahan keadaan akan terbentuk. Allah berfirman dalam AlQur’an surat Arra’du: 11
”Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (Qs. Al-Ra’du : 11). Dari ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Allah itu tidak akan merubah keadaan kita (pengetahuan), selagi kita tidak berusaha untuk merubahnya sendiri. Belajar memegang peranan penting dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan persepsi manusia. Oleh karena itu dengan menguasai prinsip-prinsip dasar tentang belajar, seseorang telah mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologis. Telah banyak konsep yang didefisinikan oleh para pakar psikologi tentang belajar, diantaranya:2 a. Teori dari R. Gadne dan Berliner Menurut Gadge belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. b. Morgan et. Al Menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif
permanen yang
terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. 1
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Angkasa, 2003), hlm. 45.
2
Catrine Tri Anni, Psikologi Belajar, (Semarang, UPT UNNES Press, 2004), hlm. 2.
9
c. Slavin Menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Jadi dari berbagai pengertian para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan individu baik kecakapan maupun tingkah laku yang terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman dan bukan karena proses pertumbuhan yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu. Berikut akan diuraikan teori belajar menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut: a. Daharma dan Bhatnagar Belajar ialah setiap perubahan tingkah laku yang berlangsung sebagai hasil dari pengalaman, ”lerning is a relatively permanent change is behavior that occurs sa a result of practice”. b. Hilgard dan Aitson Belajar sebagai perubahan relatif permanen dalam tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari praktek,”Any change ofbehavior which takes place as result experience may be called learning”. 3 Hakekat pembelajaran yang paling hakiki adalah upaya seorang guru, pendidik atau pembimbing agar peserta didik mau melaksanakan kegiatan belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. 4 Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Menurut Jean Piaget menyatakan pembelajaran memusatkan perhatian pada berpikir atau proses mental anak, yang tidak sekedar hasilnya tetapi mengutamakan peran peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dan memaklumi
3
Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Balai Diklat Propinsi Jawa Tengah, 2007 ). hlm. 12. 4
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2007), hal. 287.
10
perbedaan individu dalam perkembangannya.5 Pendapat Piaget ini melandasi penerapan aliran konstruktivisme yang memposisikan peran guru sebagai fasilitator dan motivator agar peserta didik mempunyai kesempatan untuk membangun sendiri pengetahuannya. Menurut Djahri dalam proses pembelajaran prinsip utamanya adalah adanya proses keterlibatan seluruh atau sebagian besar potensi diri peserta didik (fisik dan non fisik) dan bermaknaannya bagi diri dan kehidupan saat ini dan dimasa yang akan datang (life skill).6 Salah satu pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Gagne akan lebih memperjelas makna yang terkandung dalam pembelajaran: “Instruction as a set of external events design to support the several processes of learning, which are internal”. Menurut Syekh Abdul Aziz dan Abdul Majid dalam kitab At-Tarbiyatul wa Thuruqut Tadris mendenifisikan belajar sebagai berikut:
(Belajar adalah perubahan di dalam diri (jiwa) peserta didik yang dihasilkan dari pengalaman terdahulu sehingga menimbulkan perubahan yang baru). Dalam perspektif keagamaan belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat. Hal ini dinyatakan dalam surat Mujadalah ayat 11 yang tercantum di bawah ini:
5 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 30-31 6
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 30-31 7 Syekh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, At-tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz I, (Mesir: Darul Ma’arif, t.th), hlm. 169
11
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Almujadalah: 11).8 Dari beberapa pengertian pembelajaran yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran harus menghasilkan belajar pada peserta didik dan harus dilakukan suatu perencanaan yang sistematis.9 Penghargaan terhadap orang yang ingin belajar adalah Allah SWT akan memudahkan menuju surga-Nya. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW:
10
:
Dari Ibnu Abbas R.A. bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa mencari jalan menuju ilmu maka Allah memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Bukhori).
2. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
8
Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1997), hlm. 434 9
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 12. 10
Al-Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Al-Bukhori, (Makkah: Darul Ilm, t.th.),
hlm. 24.
12
Learning is a process of discovery which takes place spontaneously and automatically providingg certain conditions have been met.11 Belajar adalah sebuah proses penemuan yang terjadi pemindahan secara spontan dan otomatis yang menyediakan keadaan pasti yang sudah ditemukan. Menurut Keller, seperti yang dikutip Mulyono Abdurrohman, hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak, hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan oleh anak.12 Batasan hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki setelah peserta didik menerima pengalaman belajarnya. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh orang yang belajar, setelah melaksanakan aktivitas belajar mengajar yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran, sedangkan pengajar sebagai mediator, motivator agar orang yang belajar mampu mengoptimalkan dirinya mengikuti proses secara baik sehingga berdampak pada hasil yang dicapai. Dengan demikian orientasi belajar yang sebenarnya adalah orientasi proses belajar bukan orientasi hasil belajar. Hasil yang dicapai hanyalah sebagai konsekuensi logis dari proses yang dijalankan. Hasil yang dicapai hanyalah sebagai tolok ukur keberhasilan atas proses belajar yang dilakukan.13
3. Klasifikasi Hasil belajar Klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif (penguasaan intelektual), ranah afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai), serta ranah psikomotorik (kemampuan/ketrampilan/bertindak/berperilaku).
11
Rod Ellis, Instructed Second Language Acquisition Learning in the Class Room, (Cambridge: Basil Backwell, 1990), hlm. 2. 12
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 39 13
Nana Sudjana, CBSA dalam Proses Belajar Mengaja, (Bandung: Sinar Baru, 1989),
hlm. 22
13
a. Ranah Kognitif Ranah kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut peserta didik untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Menurut taksonomi Bloom, jenjang yang perlu dilakukan dalam proses kognitif adalah enam tahapan, yaitu mengukur atau melihat pencapaian dari halhal sebagai berikut: 1) Pengetahuan (Knowledge) 2) Pemahaman (Comprehension, understanding) 3) Penerapan (Application) 4) Analisis (Analysis) 5) Sintesis (Synthesis) 6) Evaluasi (Evaluation).14 Ranah kognitif merupakan domain taksonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat intelektual berdasarkan satu hirarki kognitif yang disusun dari tingkat rendah hingga ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian. Selama hampir setengah abad taksonomi ini menjadi rujukan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, sekitar tahun 2000, terdapat
beberapa
perubahan telah dilakukan untuk lebih bisa mengadopsi perkembangan dan temuan baru dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu diterbitkan edisi revisi buku dari Taksonomi Bloom yang berjudul: “A Taxonomy for Learning and Teaching and
Assessing:
A
Revision
of
Bloom’s
Taxonomy
of
Educational
Objectives”(Anderson, Krathwohl, Airasian, Cruikshank, Mayer, Pintrich, Raths, danWittrock, 2000). Antara perubahan yang telah dilaksanakan ialah perubahan terminologi yang digunakan seperti yang ditunjukkan Gambar 2. Sebagai contoh, istilah pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi 14
SumiatiAsra, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2007), cet pertama,hlm. 214
14
ditukarkan
kepada
menghafal,
memahami,
mengaplikasi,
menganalisis,
mengevaluasi dan membuat.
Gambar 2.1. Perubahan taksonomi Bloom Gambar di atas menunjukkan perubahan dari taksonomi bloom meliputi dari kata yang digunakan berubah dari kata benda menjadi kata kerja aktif. Kemudian juga melakukan pemisahan antara dimensi pengetahuan dengan dimensi proses berpikir. Kalau pada taksonomi yang lama, dimensi pengetahuan dimasukkan pada jenjang paling bawah, sedangkan pada taksonomi yang baru pengetahuan benar-benar dipisah dari dimensi proses kognitif. Pemisahan ini dilakukan karena dimensi pengetahuan berbeda dari dimensi proses kognitif. Pengetahuan merupakan kata benda, sedangkan proses kognitif merupakan kata kerja. Pada taksonomi Bloom yang direvisi jumlah dan jenis proses kognitif tetap sama seperti dalam taksonomi yang lama, hanya kategori analisis dan evaluasi ditukar urutannya dan kategori sintesis kini dinamai mencipta (create). Seperti halnya taksonomi yang lama, taksonomi yang baru secara umum juga menunjukkan penjenjangan, dari proses kognitif yang sederhana ke proses kognitif yang lebih komplek. Namun demikian penjenjangan pada taksonomi
15
yang baru lebih fleksibel sifatnya. Artinya, untuk dapat melakukan proses kognitif yang lebih tinggi tidak mutlak disyaratkan penguasaan proses kognitif yang lebih rendah. Berikut adalah taksonomi proses kognitif yang baru: a) Mengingat (Remember, C1): menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang. Mengingat merupakan proses kognitif yang paling rendah tingkatannya. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif: mengenali (recognizing) dan mengingat (recalling). 1) Mengenali (Recognizing): mencakup proses kognitif untuk menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang yang identik atau sama dengan informasi yang baru. Bentuk tes yang meminta siswa menentukan betul atau salah, menjodohkan, dan pilihan berganda merupakan tes yang sesuai untuk mengukur kemampuan mengenali. Istilah lain untuk mengenali adalah mengidentifikasi (identifying). 2) Mengingat (Recalling): menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang apabila ada petunjuk (tanda) untuk melakukan hal tersebut. Tanda di sini seringkali berupa pertanyaan. Istilah lain untuk mengingat adalah menarik (retrieving). b) Memahami (Understand, C2): pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa. Karena penyusunan skema adalah konsep, maka pengetahuan konseptual merupakan dasar pemahaman. Kategori memahami mencakup tujuh proses kognitif: menafsirkan (interpreting), memberikan
contoh
(exemplifying),
mengklasifikasikan
(classifying),
meringkas (summarizing), menarik inferensi (inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining). 1) Menafsirkan (interpreting): mengubah dari satu bentuk informasi ke bentuk informasi yang lainnya, misalnya dari kata-kata ke grafik atau gambar, atau sebaliknya, dari kata-kata ke angka, atau sebaliknya, maupun dari kata-kata ke kata-kata, misalnya meringkas atau membuat parafrase. Informasi yang disajikan dalam tes haruslah “baru” sehingga dengan
16
mengingat saja siswa tidak akan bias menjawab soal yang diberikan. Istilah lain untuk menafsirkan adalah mengklarifikasi (clarifying), memparafrase
(paraphrasing),
menerjemahkan
(translating),
dan
menyajikan kembali (representing). 2) Memberikan contoh (exemplifying): memberikan contoh dari suatu konsep atau prinsip yang bersifat umum. Memberikan contoh menuntut kemampuan mengidentifikasi ciri khas suatu konsep dan selanjutnya menggunakan ciri tersebut untuk membuat contoh. Istilah lain untuk memberikan contoh adalah memberikan ilustrasi (illustrating) dan mencontohkan (instantiating). 3) Mengklasifikasikan(classifying): Mengenali bahwa sesuatu (benda atau fenomena) masuk dalam kategori tertentu. Termasuk dalam kemampuan mengklasifikasikan adalah mengenali ciri-ciri yang dimiliki suatu benda atau
fenomena.
Istilah
lain
untuk
mengklasifikasikan
adalah
mengkategorisasikan (categorizing). 4) Meringkas (summarizing): membuat suatu pernyataan yang mewakili seluruh informasi atau membuat suatu abstrak dari sebuah tulisan. Meringkas menuntut siswa untuk memilih inti dari suatu informasi dan meringkasnya. Istilah lain untuk meringkas adalah membuat generalisasi (generalizing) dan mengabstraksi (abstracting). 5) Menarik inferensi (inferring): menemukan suatu pola atau kesimpulan dari sederetan contoh atau fakta. Untuk dapat melakukan inferensi siswa harus terlebih dapat menarik abstraksi suatu konsep/prinsip berdasarkan sejumlah contoh yang ada. Istilah lain untuk menarik inferensi adalah mengekstrapolasi
(extrapolating),
menginterpolasi
(interpolating),
memprediksi (predicting), dan menarik kesimpulan (concluding). 6) Membandingkan (comparing): mendeteksi persamaan dan perbedaan yang dimiliki dua objek, ide, ataupun situasi. Membandingkan mencakup juga menemukan kaitan antara unsur-unsur satu objek atau keadaan dengan unsur yang dimiliki objek atau keadaan lain. Istilah lain untuk
17
membandingkan adalah mengkontraskan (contrasting), mencocokkan (matching), dan memetakan (mapping). 7) Menjelaskan (explaining): menggunakan model sebab-akibat dalam suatu system. Termasuk dalam menjelaskan adalah menggunakan model tersebut untuk mengetahui apa yang terjadi apabila salah satu bagian system
tersebut
diubah.
Istilah
lain
untuk
menjelaskan
adalah
mengkonstruksi model (constructing a model). c) Mengaplikasikan (Apply, C3): mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan
masalah
atau
mengerjakan
tugas.
Oleh
karena
itu
mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Namun tidak berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk pengetahuan prosedural saja. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif: menjalankan (executing) dan mengimplementasikan (implementing). 1) Menjalankan (executing): menjalankan suatu prosedur rutin yang telah dipelajari sebelumnya. Langkah-langkah yang diperlukan sudah tertentu dan juga dalam urutan tertentu. Apabila langkah-langkah tersebut benar, maka hasilnya sudah tertentu pula. Istilah lain untuk menjalankan adalah melakukan (carrying out). 2) Mengimplementasikan
(implementing):
memilih
dan
menggunakan
prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan tugas yang baru. Karena diperlukan
kemampuan
memilih,
siswa
dituntut
untuk
memiliki
pemahaman tentang permasalahan yang akan dipecahkannya dan juga prosedur-prosedur yang mungkin digunakannya. Apabila prosedur yang tersedia
ternyata
tidak
tepat
benar,
siswa
dituntut
untuk
bisa
memodifikasinya sesuai keadaan yang dihadapi. Istilah lain untuk mengimplementasikan adalah menggunakan (using). d) Menganalisis (Analyze, C4): menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsurunsur tersebut dan struktur besarnya. Ada tiga macam proses kognitif yang tercakup dalam menganalisis: membedakan (differentiating), mengorganisir (organizing), dan menemukan pesan tersirat (attributing).
18
1) Membedakan
(differentiating):
membedakan
bagian-bagian
yang
menyusun suatu struktur berdasarkan relevansi, fungsi dan penting tidaknya. Oleh karena itu membedakan (differentiating) berbeda dari membandingkan
(comparing).
Membedakan
menuntut
adanya
kemampuan untuk menentukan mana yang relevan/esensial dari suatu perbedaan terkait dengan struktur yang lebih besar. Misalnya, apabila seseorang diminta membedakan antara apel dan jeruk, faktor warna, bentuk dan ukuran bukanlah ciri yang esensial. Namun apabila yang diminta adalah membandingkan hal-hal tersebut bisa dijadikan pembeda. Istilah lain untuk membedakan adalah memilih (selecting), membedakan (distinguishing) dan memfokuskan (focusing). 2) Mengorganisir (organizing): mengidentifikasi unsur-unsur suatu keadaan dan mengenali bagaimana unsur-unsur tersebut terkait satu sama lain untuk membentuk suatu struktur yang padu. 3) Menemukan pesan tersirat (attributing): menemukan sudut pandang, bias, dan tujuan dari suatu bentuk komunikasi. e) Mengevaluasi (Evaluate, C5): membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini: memeriksa (checking) dan mengritik (critiquing). 1) Memeriksa (Checking): Menguji konsistensi atau kekurangan suatu karya berdasarkan kriteria internal (kriteria yang melekat dengan sifat produk tersebut). Contoh: Memeriksa apakah kesimpulan yang ditarik telah sesuai dengan data yang ada. 2) Mengkritik (Critiquing): menilai suatu karya baik kelebihan maupun kekurangannya, berdasarkan kriteria eksternal. Contoh: menilai apakah rumusan hipotesis sesuai atau tidak (sesuai atau tidaknya rumusan hipotesis dipengaruhi oleh pengetahuan dan cara pandang penilai). f) Mencipta (Create, C6): menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini, yaitu: membuat (generating), merencanakan (planning), dan memproduksi (producing).
19
1) Membuat (generating): menguraikan suatu masalah sehingga dapat dirumuskan berbagai kemungkinan hipotesis yang mengarah pada pemecahan masalah tersebut. Contoh: merumuskan hipotesis untuk memecahkan permasalahan yang terjadi berdasarkan pengamatan di lapangan. 2) Merencanakan (planning): merancang suatu metode atau strategi untuk memecahkan masalah. Contoh: merancang serangkaian percobaan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. 3) Memproduksi (producing): membuat suatu rancangan atau menjalankan suatu rencana untuk memecahkan masalah. Contoh: mendesain atau juga membuat suatu alat yang akan digunakan untuk melakukan percobaan.15 b. Ranah Afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai, tipe hasil belajar ranah afektif tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku seperti perhatianya dalam pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman-teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial.
16
Krathwohl membagi belajar
afektif menjadi lima tingkat yaitu: 1) Penerimaan (receiving) atau menaruh perhatian (attending) Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa untuk ikut dalam fenomena atau stimulus khusus dari luar yang datang pada siswa. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa. Pada tingkat ini, siswa tidak hanya menghadiri suatu fenomena tertentu tetapi juga mereaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Dalam hal ini termasuk ketepatan reaksi, perasaan, kepausan dalam menjawab stimulus dari luas yang datang kepada dirinya.
15
Siskha Sofiana, Skripsi Analisis Butir Soal Kenaikan Kelas Mata Pelajaran Kimia Kelas X SMA Negeri 8 Surakarta tahun Pelajaran 2009/2011, Fakultas Keguruan dan Pendidikan Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta 16
Nana Sudjana, Nana Sudjana, CBSA dalam Proses Belajar Mengaja, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm. 23-31.
20
2) Partisipasi atau merespon (responding) Kesediaan memberikan respon dengan berpartisipasi, pada tingkat ini peserta didik tidak hanya memberikan perhatian pada rangsangan tetapi juga berpartisipasi dalam kegiatan untuk menerima rangsangan. 3) Penilaian atau penentuan sikap (valuing) Kesediaan untuk menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan tersebut. 4) Organisasi Kesediaan mengorganisasikan nilai-nilai yang dipilihnya untuk menjadi pedoman yang mantap dalam perilaku. 5) Internalisasi nilai atau karakterisasi (characterization) Menjadikan nilai-nilai yang diorganisasikan untuk tidak hanya menjadi pedoman perilaku tetapi juga menjadi bagian dari pribadi dalam perilaku sehari-hari. c. Ranah psikomotorik Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan (skill) dan kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Simpson mengklasifikasikan hasil belajar pesikomotorik menjadi enam yaitu : 1) Persepsi (perception) Kemampuan hasil belajar pesikomotorik yang paling rendah. Persepsi adalah kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala lain. 2) Kesiapan (set) Kemampuan menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan. Misalkan persiapan untuk mendemonstrasikan penggunaan termometer dan alat-alat lainya. 3) Gerakan terbimbing (guided response) Kemampuan melakukan gerakan meniru model yang dicontohkan. 4) Gerakan terbiasa (mechanism) Kemampuan melakukan gerakan tanpa ada model atau contoh. Kemampuan dicapai karena latihan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan. 5) Gerakan kompleks (adaptation) Kemampuan melakuakan gerakan dengan cara, urutan dan irama yang tepat.
21
6) Kreativitas (origination) Kemampuan menciptakan gerakan-gerakan baru yang tidak ada sebelumnya atau mengkombinasikan gerakan-gerakan yang ada menjadi kombinasi gerakan baru yang orisinal.17
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku, sampai di manakah perubahan itu dapat tercapai atau dengan kata lain berhasil atau tidaknya itu tergantung kepada berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor internal meliputi: 1) Faktor jasmani, meliputi kesehatan dan cacat tubuh. 2) Faktor psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. 3) Faktor kelelahan.18 b. Faktor eksternal meliputi: 1) Faktor keluarga Meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. 2) Faktor sekolah Meliputi metode pengajaran, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
17
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 51.
18
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 54-59
22
3) Faktor masyarakat Meliputi kegiatan peserta didik dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, serta bentuk kehidupan masyarakat.19
5. Pokok bahasan fluida statis Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan.20 Materi fluida statik merupakan sub materi pokok dari mekanika fluida yang diberikan dikelas XI IPA MA/SMA semester genap dari standar kompetensi “menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah, dan kompetensi dasar menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari”. Dalam penelitian ini, materi fluida statik yang akan diberikan meliputi prinsip Archimedes, terapung, melayang, dan tenggelam. a. Prinsip Archimedes Sebuah benda yang dicelupkan dalam zat cair mendapat gaya ke atas sehingga benda kehilangan sebagian beratnya (beratnya menjadi berat semu). Gaya ke atas ini disebut sebagai gaya apung. Jika berat benda di udara W dan berat benda di dalam zat cair W’, gaya ke atas (Fa), maka berlaku: Gaya apung = berat benda di udara – berat benda dalam zat cair
Fa W W ' Gaya apung juga dapat dinyatakan dengan persamaan Fa m f .g . Jika m f diuraikan menjadi f .V f . Secara matematis gaya apung dapat dituliskan: Fa m f .g Fa f .V f .g
19
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 60-71. 20
Dauglas C. Giancoli, Fisika, (Jakarta: Erlangga, 2001), hlm. 324
23
dengan : W = berat benda di udara (N) W’ = berat benda dalam zat cair (N) Fa = gaya apung (N) mf = massa benda yang tercelup fluida (kg) ρf = massa jenis fluida (kg/m3) Vf = volume benda yang tercelup dalam fluida (m3) g
= percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
Tenggelam, Melayang dan Terapung Sebuah benda dikatakan tenggelam, melayang dan terapung bisa dilihat pada gambar 2.2.
(a) (b) (c)
(b)
Gambar 2.2. (a). Terapung, (b). Melayang, dan (c). Tenggelam
1) Terapung Sebuah benda dikatakan terapung jika benda tersebut tercelup sebagian di dalam zat cair. Keadaan ini berat benda yang tercelup dalam fluida sama dengan gaya apung.
wbenda tercelup Fa
b .Vb .g f .Vbf .g Oleh karena, hanya sebagian benda yang tercelup dalam air, maka volume benda yang tercelup di dalam air lebih kecil daripada volume benda. V f Vb sehingga benda fluida
24
Jika volume benda yang tercelup dalam zat cair adalah Vbf dan volume benda total adalah Vb berlaku:
b Vbf f Vb Jika tinggi benda yang tercelup dalam zat cair adalah hbf dan tinggi benda total adalah hb , maka berlaku:
b hbf f hb
Volume benda yang muncul di atas permukaan
hb hbf
Volume benda yang tercelup = Vbf Gambar 2.3. Benda mengapung
Massa jenis benda yang mengapung. Untuk benda yang mengapung dalam satu jenis fluida, maka massa jenisnya dirumuskan:
b
f Vbf Vb
2) Melayang Sebuah benda dikatakan melayang jika benda tersebut tercelup seluruhnya tetapi tidak mencapai dasar dari zat cair tersebut. Dalam keadaan ini berat benda sama dengan gaya apung dan volume benda yang tercelup sama dengan volume zat cair yang dipindahkan.
25
wbenda Fa
b .Vb .g f .Vbf .g benda fluida
3) Tenggelam Sebuah benda dikatakan tenggelam jika benda tersebut tercelup seluruhnya dan berada di dasar suatu zat cair. Hal ini terjadi karena berat benda lebih besar daripada gaya apung, dapat dituliskan:
wbenda Fa
b .Vb .g f .Vbf .g benda fluida b. Tegangan Permukaan zat cair Tegangan permukaan
zat cair adalah kecenderungan zat cair untuk
meregang sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu elastis. Beberapa contoh tegangan permukaan zat cair adalah 1) Pisau silet dan jarum dapat mengapung di air walaupun massa jenisnya lebih besar daripada massa jenis air. 2) Nyamuk dapat hinggap di atas permukaan air. Tegangan permukaan γ didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaan F dan panjang permukaan d di mana gaya bekerja.
F d
Untuk seutas kawat lurus dengan panjang l yang dapat meluncur pada kedua kaki kawat U seperti gambar berikut ini, panjang permukaan zat cair yang bersentuhan dengan kawat lurus sama dengan 2 x panjang kawat (d=2l), sehingga tegangan permukaan adalah
F 2l
26
Gambar 2.4 Air mengisi diantara kawat U karena tegangan permukaan
6. Pembelajaran Hands On Activity (HOA) Pembelajaran fisika dengan model hands on activity ini mengajak siswa untuk belajar fisika dengan melalui keaktifan membuat benda, peralatan atau hal, yang didasari dengan prinsip fisika. Dalam model hands on activity dapat berisikan pembelajaran dengan inquiry, discovery, kerja kelompok, eksperimen. Segi utama adalah aktivitas yang menggunakan prinsip fisika.21 Peserta didik melakukan percobaan dengan alat secara individual atau kelompok. Tekniknya sama dengan teknik demonstrasi. Perbedaannya adalah bahwa dalam hal ini peserta didik lebih aktif dan diharapkan mereka menemukan berbagai hal yang terkait dengan pembelajaran baik pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi maupun pemecahan masalah. Hands on activity dengan sentuhan tangan atau mengutak atik obyek dengan tangan. Hands on activity ini merupakan kegiatan “pengalaman belajar” dalam rangka menemukan konsep atau prinsip fisika melalui kegiatan eksplorasi, investigasi dan konklusi yang melibatkan aktivitas fisik, mental dan emosional. Investigasi maksudnya adalah peserta didik dituntut untuk lebih aktif mengembangkan sikap dan pengetahuannya tentang fisika sesuai dengan kemampuan masing-masing sehingga akibatnya memberikan hasil belajar yang lebih bermakna pada peserta didik. Dengan adanya benda-benda tiruan ataupun obyek-obyek kongkrit yang secara sengaja disiapkan untuk lebih merangsang pikiran peserta didik dalam 21
Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Kontrukvistik & Menyenangkan, (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007), hlm. 123
27
mengkonstruksi pengertian. Benda-benda tiruan ini biasa disebut dengan alat peraga. Jadi Hands on activity bukan hanya guru yang mendemonstrasikan suatu alat peraga, tetapi peserta didik yang secara langsung melakukan percobaan dengan peralatan secara berkelompok Ditambah lagi dengan bantuan LKS, dengan bantuan LKS ini diharapkan akan lebih mudah membantu peserta didik dalam menemukan suatu penemuan baru atau kesimpulan dari suatu kerja praktek yang telah dilaksanakan. Aturan mengenai pembelajaran fisika dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Pembentukan kelompok yang masing-masing terdiri dari 8 peserta didik.
b.
Penerimaan alat peraga beserta LKS oleh ketua masing-masing kelompok.
c.
Seluruh peserta didik menggunakan suatu alat peraga dan dibantu dengan LKS yang didalamnya berisi langkah-langkah untuk mencapai suatu kesimpulan yang diharapkan.
d.
Setelah kesimpulan yang diperoleh dianggap valid, maka salah satu kelompok mempresentasikan hasil penemuannya kepada peserta didik yang lain.
C. HIPOTESIS Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan sesuatu hal yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya.22 Hipotesis pada penelitian ini adalah : 1.
Hipotesis nol (Ho( : Pembelajaran Fisika dengan model pembelajaran fisika hands on activity efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI MA Negeri Demak pada materi pokok fluida statis.
2. Hipotesis alternatif (H1): Pembelajaran Fisika dengan model pembelajaran hands on activity tidak efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI MA Negeri Demak pada materi pokok fluida statis.
22
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), hlm. 219.
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitiannya adalah semester genap Tahun Pelajaran 2010/2011 yakni tanggal 4 sampai 12 April 2011. Penelitian ini dilaksanakan di MA Negeri Demak dengan alamat Jl. Diponegoro PO BOX 107 Telp/Fax (0291) 681219 Demak 59571.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian.1 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA MA Negeri Demak Tahun Pelajaran 2010/2011, yang terdiri dari 5 kelas yang semuanya berjumlah 225 siswa, dengan rincian: Kelas XI-1 jumlah peserta didik 45, Kelas XI-2 jumlah peserta didik 44, Kelas XI-3 jumlah peserta didik 46, Kelas XI-4 jumlah peserta didik 46, Kelas XI-5 jumlah peserta didik 44. Dalam penelitian ini ada dua kelas yang diteliti yaitu kelas XI IPA 2 dan 1, sampel untuk kelas kontrol adalah peserta didik MA Negeri Demak kelas XI IPA 2, serta sampel untuk kelas eksperimen adalah peserta didik MA Negeri Demak kelas XI IPA 1 Tahun Pelajaran 2010/2011. 2. Sampel Dalam penelitian ini akan diambil sampel sebanyak tiga kelas. Sampel akan diambil dengan teknik cluster random sampling yaitu dengan memilih secara acak satu kelas sebagai kelas eksperimen, satu kelas sebagai kelas kontrol, dan satu kelas lagi sebagai kelas uji coba instrumen. Pengambilan sampel 1
Suharsimi Arilunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, (Jakarta: Rhineka Cipta, 1995), hlm. 130.
29
dikondisikan dengan pertimbangan bahwa peserta didik mendapatkan materi berdasarkan kurikulum yang sama, peserta didik yang menjadi objek penelitian duduk pada kelas yang sama, masing-masing kelas menggunakan media yang sama dan dalam pembagian kelas tidak ada kelas unggulan. Dalam penelitian ini kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen, kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol dan kelas XII IPA 1 sebagai kelas uji coba instrumen.
C. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. sering pula dinyatakan variabel penelitian sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.2 Berdasarkan pada masalah penelitian ini ada 2 Variabel yaitu variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi (X) dan Variabel terikat atau variabel yang di pengaruhi (Y). Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas (Independen) Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). 3 Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran fisika hands on activity. Dengan indikator berupa: keaktifan peserta didik dalam diskusi, adanya pemecahan masalah oleh siswa, kemampuan peserta didik dalam menjawab pertanyaan yang menyangkut materi pokok fluida statis. 2. Variabel Terikat (dependen) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.4 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar fisika peserta didik kelas XI pokok bahasan fluida MA Negeri Demak. indikator nilai akhir belajar fisika
2
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 82.
3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2007), Cet. III, hlm. 39. 4
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2007), Cet. III, hlm. 39.
30
D. Metode Penelitian Metode penelitian kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode eksperimen yang berdesain posttest-only control design, karena tujuan dalam peneliti ini untuk mencapai pengaruh treatment. yakni menempatkan subyek penelitian ke dalam dua kelompok (kelas) yang dibedakan menjadi kategori kelas eksperimen dan kelas kontrol. Eksperimen adalah suatu kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti yang ada hubungannya dengan hipotesis.5 Kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu pembelajaran dengan model pembelajaran Hands On Activity dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional, sedangkan untuk teknik analisisnya menggunakan uji t_tes untuk mengetahui pengaruh hasil belajar peserta didik yang diajak dengan model pembelajaran Hands On Activity pada materi fluida statis. Adapun pola desain penelitian sebagai berikut: R1
X
R2
O1 O2
Keterangan : R1
= Random (keadaan awal kelompok eksperimen)
R2
= Random (keadaan awal kelompok kontrol)
X
= Treatmen (perlakuan)
O1
= Pengaruh diberikannya treatmen
O2
= Pengaruh tidak diberikannya treatmen
5
Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2003), hlm. 337
31
Adapun skema penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: Penyusunan Instrumen
Uji Coba Instrumen
Analisis Data Hasil Uji Coba
Pembelajaran materi
Pembelajaran materi
Fluida statis dengan
Fluida statis dengan
Model Hands on
Metode konvensional
activity Pemberian Post test
Pemberian Post test
kelompok
kelompok kontrol
eksperimen
Pengaruh penggunaan model Pembelajaran hands on activity dengan melihat hasil post test pada kedua kelas Gambar 3.1. Skema Penelitian
Kelas eksperimen diterapkan pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran Hands On Activity. Sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Setelah proses belajar mengajar selesai, untuk mengetahui kemampuan peserta didik dilakukan post test di kedua kelas sampel dengan menggunakan soal evaluasi yang sama.
32
Dari hasil post test kedua kelas sampel dilakukan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan rata-rata dari skor pencapaian tersebut untuk mengetahui apakah perbedaan skor pencapaian pada kedua kelas sampel itu signifikan atau tidak secara statistik.
E. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nama dan jumlah peserta didik yang menjadi populasi, yang nantinya akan diambil sebagai sampel penelitian. Dokumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data nilai
ulangan bab 1 semester gasal seluruh peserta didik kelas XI, mulai XI IPA 1 sampai XI IPA 5. 2. Metode Test Tes merupakan cara yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan.6 Metode tes ini digunakan untuk mengambil data nilai tes pada kelas sampel. Tes diberikan kepada kedua kelas dengan alat tes yang sama. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian. Namun, sebelum soal tes tersebut diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, tes tersebut diujicobakan pada kelas uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal. a. Materi dan Bentuk Tes Materi tes yang akan diberikan adalah materi pokok fluida statis. Sedangkan bentuk tes yang digunakan adalah tes objektif (pilihan ganda). Tes pilihan ganda memiliki karakteristik beberapa kelebihan, yaitu sebagai berikut: 1) Tes pilihan ganda memiliki karakteristik yang baik untuk suatu alat pengukur hasil belajar. 2) Item tes pilihan ganda yang dikontruksi dengan intensif dapat mencakup hampir seluruh bahan pelajaran yang diberikan oleh guru di kelas.
6
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006 ), Cet. 6, hlm. 67.
33
3) Item tes pilihan ganda tepat untuk mengukur penguasaan informasi yang hendak dievaluasi. 4) Item tes pilihan ganda dapat mengukur kemampuan intelektual atau kognitif, afektif, dan psikomotor. 5) Hasil jawaban yang diperoleh dari tes pilihan ganda dapat dikoreksi dengan lebih mudah.7 b. Metode Penyusunan Perangkat Tes Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam penyusunan perangkat tes adalah sebagai berikut: a) Melakukan pembatasan materi yang diujikan. b) Menentukan tipe soal. c) Menentukan jumlah butir soal. d) Menentukan waktu mengerjakan soal. e) Menentukan komposisi atau jenjang. f) Membuat kisi-kisi soal. g) Menulis petunjuk pengerjaan soal, bentuk lembar jawab, kunci jawaban dan penentuan skor. h) Menulis butir soal. i) Menguji cobakan instrumen. j) Menganalisis hasil uji coba dalam hal validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. k) Memilih item soal yang sudah teruji berdasarkan analisis yang dilakukan. 3. Pelaksanaan Uji coba Instrumen Tes Setelah perangkat tes tersusun, kemudian instrumen tes tersebut diujicobakan terlebih dahulu kepada kelas lain yaitu kelas XI IPA 5 MA Negeri Demak sebelum diberikan kepada kelas objek penelitian. Instrumen tes dilakukan dengan tujuan untuk menentukan butir-butir soal yang memenuhi kualifikasi soal yang layak.
7
Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), hlm. 126
34
4. Analisis Instrumen Penelitian Setelah diadakan uji coba instrumen, langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil uji coba instrumen butir untuk diteliti kualitasnya. Kemudian, terlebih dahulu dilakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaraan, dan daya beda. Soal-soal tersebut terdapat pada lampiran 14. Adapun hal-hal yang dianalisis dari uji coba instrumen adalah: a. Validitas Validitas atau kesahihan adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut.8 Jadi suatu instrumen (soal) dikatakan valid apabila instrumen tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur. Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas tes item adalah korelasi product moment. rxy
=
N xy ( x)( y )
{N x ( x) 2 }{N y 2 ( y ) 2 } 2
Keterangan: rxy = koefisien korelasi antara x dan y
N = jumlah peserta didik x = skor butir soal (item) y = skor total butir soal Setelah dihitung rhitung dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%, jika rhitung rtabel maka soal dikatakan valid. 9 Berdasarkan hasil penghitungan validitas soal fluida statis diperoleh seperti berikut (dapat dilihat pada lampiran 15): Soal tes uji coba terdiri dari 40 buah soal pilihan ganda, dengan n = 44 dan taraf nyata α = 5% diperoleh rtabel 0,297 . Soal dikatakan valid jika 8
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006 ), hlm.182. 9
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), Edisi Ke-6, hlm 72.
35
rxy rtabel . Hasil perhitungan validitas soal pilihan ganda diperoleh
sebagai berikut.
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Fluida Statis No
Kriteria
No. Butir Soal
Jumlah
Prosentase
30
75%
2,3,4,5,6,7,8,9,10,12,13,14,15, 1
Valid
17,20,21,23,24,25,26,27,30,31, 32,34,36,37,38,39,40
Tidak
2
valid
1,11,16,18,19,22,28,29,33,35 Total
10 40
25% 100%
b. Reliabilitas Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil tes yang tetap, artinya apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah subjek yang sama pada waktu lain, maka hasilnya akan tetap sama atau relatif sama. Untuk mengatasi kesulitan dalam memenuhi prasarat ini, maka reliabilitas dapat dicari dengan rumus yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardson. Rumusnya yaitu K-R.20 2 K S Pq r11 S2 K - 1
dimana : r11
: releabilitas tes secara keseluruhan
P
: proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
q
: proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)
Pq
: jumlah hasil perkalian antara p dan q
k
: banyaknya item / butir soal
s
: standar deviasi dari tes (akar dari variasi)
36
x x N
2
2
S2
N
dimana x = simpangan x x 10
Berdasarkan hasil penghitungan diperoleh
r11 0,913 . Karena
r11 rtabel 0,913 0,297 maka soal reliabel (lihat pada lampiran 16).
c. Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang peserta didik untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dapat digunakan rumus:
P
B JS
Di mana: P = angka indek kesukaran item B = testee yang menjawab betul pada butir item JS = Jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar Cara menafsirkan angka tingkat kesukaran menurut Witherington dalam bukunya yang berjudul Psychological Education adalah sebagai berikut:11
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (LP3ES, Jakarta: 1983), hlm. 188 11 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006 ), hlm. 373.
37
Tabel.3.4 Kreiteria angka indek kesukaran item Besarnya P
Interpretasi
Kurang dari 0,25
Terlalu sukar
0,25-0,75
Cukup (sedang)
Lebih dari 0,75
Terlalu mudah
Berdasarkan hasil penghitungan tingkat kesukaran soal fluida statis diperoleh seperti pada tabel berikut: Tabel 3.5 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal No 1
Kriteria
No. Butir Soal
Jumlah
Prosentase
20
1
2,5%
29
72,5%
10
25%
40
100%
Sukar
1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 2
Sedang
14, 15, 18, 21, 22, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40
3
Mudah
3, 7, 12, 13, 16, 17, 19, 23, 27, 32 Total
d. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda, seluruh siswa yang mengikuti tes dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah. Rumusan daya pembeda soal adalah: 12 12
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), Cet. VII, hlm.218
38
D
BA BB JA JB
Keterangan: JA
: Jumlah peserta tes kelompok atas
JB
: Jumlah peserta tes kelompok bawah
BA
: Banyak peserta tes kelompok atas yang menjawab benar.
BB
: Banyak peserta tes kelompok bawah yang menjawab benar.
Tabel.3.6. Klasifikasi daya pembeda Besarnya D
Klasifikasi Soal
Kurang dari 0,20
Poor (jelek)
0,21 0,40
Satisfactory (cukup)
0,41 – 0,71
Good (baik)
0,71 1,00
Exellent (baik sekali)
Bertanda negatif
Butir soal dibuang
Dari hasil penghitungan pada lampiran10, diperoleh daya pembeda sebagai berikut: Tabel 3.7 Hasil Uji Daya Pembeda No 1
Kriteria Jelek
No. Butir Soal
Jumlah
Prosentase
3, 16, 18, 19, 22, 28
6
25%
28
58,33%
6
16,67%
40
100%
1, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 2
Cukup
17, 20 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40
3
Baik
2, 6, 10, 14, 21, 34 Total
39
Setelah instrumen penelitian yang berupa tes diujicobakan dan dianalisis kemudian dilakukan pengujian hipotesis dari data hasil belajar.
5. Analisis Data a. Analiasis data awal 1) Uji Normalitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan untuk uji normalitas menurut Sujdana dengan rumus sebagai berikut:
(Oi Ei ) 2 Ei i k
2
Keterangan : X2 = chi-kuarat Ei = Frekuensi yang diharapkan. Oi = Frekuensi pengamatan. k
= Banyaknya kelas interval.
Hipotesis: Ho = Data berdistribusi normal. H1 = Data tidak berdistribusi normal. Langkah-langkah uji normalitas adalah sebagai berikut. a) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah. b) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas. c) Menghitung rata-rata dan simpangan baku. d) Membuat tabulasi data kedalam interval kelas. e) Menghitung nilai z dari setiap batas kelas dengan rumus:
Zi
xi x S
,
di mana S adalah simpangan baku dan x adalah rata-rata sampel. f) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan menggunakan tabel.
40
g) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva K
Oi Ei 2
Ei
Ei
2 dengan:
2 = Chi–kuadrat Oi = frekuensi pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan h) Membandingkan harga Chi–kuadrat dengan tabel Chi–kuadrat dengan taraf signifikan 5%. Menarik kesimpulan, jika 2 hitung 2 tabel , maka data berdistribusi normal13
2) Uji Homogenitas Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut homogen atau tidak. Pengujian homogenitas data dilakukan dengan uji varians. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: a) Menghitung rata-rata (
)
b) Menghitung varians ( ) dengan rumus:
n fixi2 fixi
2
s 2
nn 1
c) Menghitung F dengan rumus : F
13
Varians terbesar Varians terkecil
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), Edisi Ke-6, hlm.273.
41
Ftabel F 1
2 ,v1 ,v2
Fhitung : Distribusi F.
s12
: Varians nilai data awal kelas eksperimen
s 22
: Varians nilai data awal kelas kontrol
n1
: Jumlah peserta didik kelas eksperimen
n2
: Jumlah peserta didik kelas kontrol
v1
: Derajat kebebasan dari varians terbesar
v2
: Derajat kebebasan dari varians terkecil Membandingkan Fhitung dengan Ftabel ½ (nb-1) (nk-1) dan dk = k-
1 apabila Fhitung < Ftabel maka data berdistribusi homogen.14 b. Analisis Tahap Akhir Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, maka dilaksanakan tes akhir. Dari hasil tes akhir ini akan diperoleh data yang digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian, yaitu hipotesis diterima atau ditolak. Uji perbedaan rata-rata yang digunakan adalah uji satu pihak (uji t) yaitu pihak kanan dengan ketentuan sebagai berikut. 1) Jika varians kedua kelas sama ( 1 2 ) , rumus yang digunakan 2
2
adalah:
H 0 : 1 2 H 1 : 1 2
14
Sudjana., Metode Statistika, hlm. 250.
42
dengan:
1 = rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Hands on Activity.
2 = rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran Hands on Activity. Uji perbedaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: x1 x 2
t= s
1 1 n1 n 2
dengan:
(n 1 1)s12 (n 2 1)s 22 s n1 n 2 2 2
Keterangan: x1
: skor rata-rata dari kelompok eksperimen
x2
: skor rata-rata dari kelompok kontrol.
n1
: banyaknya subyek kelompok eksperimen
n2
: banyaknya subyek kelompok kontrol
s12
: varians kelompok eksperimen
s 22
: varians kelompok kontrol s2
: varians gabungan
Kriteria pengujian: H0 ditolak jika
thitung ≥ ttabel dengan
dk n1 n2 2 dan peluang (1 ) dan H0 diterima untuk harga t
lainnya.15
15
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), hlm. 239.
43
2) Jika varians kedua kelas berbeda ( 1 2 ) , rumus yang digunakan: 2
t'
2
x1 x 2 s12 s 22 n1 n 2
Keterangan: x1 : skor rata-rata dari kelompok eksperimen x 2 : skor rata-rata dari kelompok kontrol.
n1 : banyaknya subyek kelompok eksperimen n2 : banyaknya subyek kelompok kontrol
s12 : varians kelompok eksperimen s 22 : varians kelompok kontrol Kriteria pengujian:
H 0 diterima jika: t ' H0 ditolak jika t’ ≥
dengan w1 =
16
w1t1 w2 t 2 dan w1 w2
w1t1 w2 t 2 . w1 w2
s12 s2 , w2 = 2 , t1 = t(1- )( n1 -1), dan t2 = t(1- )( n 2 -1). 16 n1 n2
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), hlm. 241.
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Demak bermula dari Madrasah Aliyah Islamic Centre Terletak di Jalan Diponegoro No. 27 Desa Jogoloyo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak yang didirikan tahun 1987 dibawah naungan Yayasan Pendidikan Islamic Centre Sultan Fattah. Madrasah Aliyah Islamic Centre berstatus "DIAKUI" sesuai dengan Surat Keputusan Dirjen Binbaga Islam Jakarta, nomor : 76/E.IV/PP.03.2/KEP/VIII/93 tanggal 21 Agustus 1993. Setelah melalui proses panjang, Madrasah Aliyah Islamic Centre Demak akhirnya berubah status menjadi Madrasah Aliyah Negeri Demak sesuai Surat Keputusan Menteri Agama RI nomor: 51.5 Tahun 1995 tanggal 25 November 1995. Dan diresmikan oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Demak H. Sukarlan pada tanggal 12 Januari 1996. Sejak penegeriannya Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Demak dengan kepala madrasah Drs. Mohamad Sholeh dan guru serta karyawaan menghadapi perjuangan yang amat berat karena harus mensosialisasikan adanya MAN Demak ke masyarakat yaitu melalui masjid-masjid maupun madrasah - madrasah disamping harus mengadakan konsolidasi ke dalam dan penataan administratif. Pada tahun 1998 pembelian dua bidang tanah di Tridonorejo masingmasing 10.175 m2 dan 9.500 m2 yang kemudian ditukar dengan tanah Wakaf BKM. Dokumen berita acara ditandatangani Kepala Madrasah Drs. Mohammad Sholeh dengan pihak BKM Drs. Mohammad Zaini tanggal 12 Agustus 1998 di pejabat Notaris Rustamaji Hendrawan, S.H. Setelah tersedia tanah, pada tahun 1998 mendapat bantuan pemerintah (ASFI) berupa 3 RKB, konstruksi tingkat tahap I. Setelah itu lokasi MAN Demak terpisah menjadi 2 lokasi yaitu di Kompleks Islamic Centre (Sekarang
45
digunakan untuk SMK Sultan Fattah) dan di depan RSI NU Demak (Lokasi MAN Baru). Melihat terus berkembangnya antusias masyarakat Demak untuk sekolah di MAN Demak, maka mulai tahun 1999 menerima 350 siswa yang terbagi dalam 7 lokal. Hal tersebut mengharuskan menambah sarana gedung, Alhamdulillah dari partisipasi wali murid serta pemerintah, maka secara berturut-turut MAN Demak dapat membangun gedung, diantaranya : a. Tahun 1999 : -
membangun 4 lokal RKB berasal dari Swadaya wali murid.
-
mendapat bantuan Pemerintah (ASFI) 3 lokal RKB
b. b.Tahun 2000 mendapat bantuan (ASFI) 3 lokal RKB tahap II (melanjutkan ASFI tahun 1998) c. Tahun 2001 mendapat bantuan pemerintah berupa pembangunan 3 lokal RKB konstruksi tingkat tahap I dan 1 ruang kantor. Pada perkembangan selanjutnya pada bulan Maret 2001 Kepala Madrasah Drs. H. Mohammad Sholeh dialih tugaskan ke MAN Model Kendal dan digantikan oleh Drs. H. Munawar. Sebagai Kepala Madrasah Aliyah Negeri Demak yang baru, Drs. H. Munawar melanjutkan program pengembangan madrasah yang telah dirintis oleh pendahulunya yaitu melanjutkan pembangunan gedung ruang belajar bantuan dari pemerintah tahun 2001 dan bantuan dari pemerintah (ASFI) 1 RKB konstruksi tingkat tahap 1. jadi secara keseluruhan, MAN Demak memiliki 23 Gedung RKB dan 3 Ruang Kantor dengan jumlah siswa kurang lebih 1.030. Pada awal tahun 2005 kepemimpinan Madrasah terjadi pergantian yaitu antara Drs. H. Munawar kepada Dra. Zulaikhah MT. beliau melanjutkan program kepemimpinan sebelumnya yaitu merencanakan dan melaksanakan program Madrasah pada masa kepemimpinannya. Dalam perkembangannya MA Negeri Demak dengan kepemimpinan Dra. Hj. Zulaikhah MT, M.PdI selalu membuat terobosan dan inovasi. salah satu terobosannya adalah identitas Madrasah berupa Logo Madrasah. Logo madrasah diresmikan pada 19 Nopember 2009 bersamaan dengan
46
peluncuran Website dan Akreditasi Madrasah Aliyah Negeri Demak. Logo dirancang oleh Tim yang diketuai oleh Drs. Abdul Rozaq dengan anggota Wahyu Hidayat, S.Pd, Edy Suparso, S.Pd. M.Sc , Drs. Shobirin, Drs. Halim Rois, dan digambar oleh Ahmad Munawir, A.Md.
2. Data Nilai Tes Akhir a. Data Nilai Akhir Kelas Eksperimen Setelah melakukan penelitian, peneliti memperoleh data nilai post test dari hasil tes setelah dikenai treatment. Untuk kelas eksperimen dikenai treatment model pembelajaran hands on activity. Sedangkan untuk kelas kontrol merupakan kelas yang tidak dikenai treatment. Data nilai tersebut yang akan dijadikan barometer untuk menjawab hipotesis pada penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran fisika hands on activity, mencapai nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 57. Rentang nilai (R) = 33, panjang kelas interval di ambil 5, banyaknya kelas interval diambil 7 kelas. Tabel 4.1 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Kelas Eksperimen Frekuensi Frekuensi NO Frekuensi Interval Absolut Relatif% 1
57-61
1
2. 22
2
62-66
2
4. 44
3
67-71
12
26. 67
4
72-76
6
13.33
5
77-81
14
31.11
6
82-86
8
17.778
7
87-91
2
4.44
Jumlah
45
100
47
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, daftar frekuensinya dapat kita buat histogram sebagai berikut:
Gambar 4.1 : Histogram Akhir Kelas Eksperimen b. Data Nilai Awal Kelas Kontrol Berdasarkan hasil penelitian kontrol mencapai nilai tertinggi 87 dan nilai terendah 53. Rentang nilai (R) = 34, panjang kelas interval di ambil 6, banyaknya interval kelas diambil 6 kelas.
No 1 2 3 4 5 6
Tabel 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Kelas Kontrol Frekuensi Kelas Interval Frekuensi Absolut Relatif (%) 30-34 1 2,857 35-39 7 20 40-44 12 34,285 45-49 11 31,428 50-54 3 8,571 55-59 1 2,857 Jumlah
35
100
48
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, daftar frekuensinya dapat kita buat histogram sebagai berikut:
Gambar 4.2 : Histogram Akhir Kelas Kontrol B. Analisis Uji Prasyarat 1. Uji Normalitas Data nilai awal kelompok eksperimen dan kontrol diperoleh dari data nilai ulangan semester gasal sebelum mendapat perlakuan. Untuk data nilai awal dapat dilihat pada lampiran 1. Uji normalitas nilai awal pada kelompok eksperimen Hipotesis: Ho = Data berdistribusi normal H1 = Data tidak berdistribusi normal Pengujian hipotesis: k
2 i 1
(Oi Ei ) 2 Ei
Keterangan :
2 = Chi Kuadrat Oi = Frekuensi hasil pengamatan Ei = Frekuensi yang diharapkan 2 2 Kriteria yang digunakan diterima Ho = hitung < tabel
49
Berikut hasil perhitungan 2 nilai awal untuk kelas XI IPA1 – XI IPA5: Tabel 4.3 Hasil Perhitungan 2 Nilai Awal No.
Kelas
2 hitung
2 tabel
Keterangan
1
Kelas XI IPA 1
11,39
12,59
Normal
2
Kelas XI IPA 2
2,09
11,07
Normal
3
Kelas XI IPA 3
8,79
11,07
Normal
4
Kelas XI IPA 4
9,34
11,07
Normal
5
Kelas XI IPA 5
5,03
11,07
Normal
Diperoleh kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 adalah berdistribusi normal, adapun perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2 dan lampiran 3
2. Uji Kesamaan Rata-Rata Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah perbedaan rata-rata kedua sampel signifikan atau tidak. Statistik yang digunakan adalah uji t dengan hipotesis sebagai berikut. Hipotesis : Ho : 1 2 (perbedaan rata-rata tidak signifikan) H 1 : 1 2 (perbedaan rata-rata signifikan)
Karena telah diketahui bahwa kedua sampel homogen ( 1 2 ), maka statistik t yang digunakan adalah:
x1 x 2
t s
1 1 n1 n2
Kriteria yang digunakan diterima H 0 jika : t
1 (1 ) 2
thitung t
1 (1 ) 2
50
Tabel 4.4 Kesamaan Rata-rata Sumber variasi
Eksperimen
Kontrol
Jumlah
2862
2818
N
45
44
X
63,60
64,05
Varians ( S 2 )
101,6545
56,4630
Standar deviasi ( S )
8,9061
Dari data di atas, kemudian dilakukan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut :
x1 x 2
t s
1 1 n1 n2
63,60 64,05 8,9061
1 1 45 44
0,45 1,888 0,23
Dengan t ( 0,975;87) 1,9876 .
5% Karena
dan
dk 45 44 2 87
diperoleh
t 1,9876 t hitung 0,23 t 1,9876 ,
maka tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3. Analisis Uji Hipotesis a) Uji Normalitas Hipotesis yang diuji adalah:
H 0 : data berdistribusi normal H 1 : data tidak berdistribusi normal
51
Pengujian hipotesis k
2 i 1
(Oi Ei ) 2 Ei
2 2 Kriteria pengujian: H 0 diterima jika hitung tabel
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan 2 Nilai Akhir Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
x Standar deviasi Panjang kelas Banyak kelas N
90 51 75,24 6,90 5 7 45
87 53 69,34 6,14 6 6 44
2 hitung
3,5096
7,3743
Nilai maksimal Nilai minimal
Dari hasil perhitungan untuk kelas eksperimen diperoleh 2 hitung 3,5096. Banyaknya data 45, dk untuk distribusi Chi-Kuadrat 2 6 , diperoleh tabel 12,59 .
2 2 Karena hitung 3,5096 tabel 12,59 , maka H 0 diterima, artinya
hasil belajar kelas eksperimen berdistribusi normal. Dari
hasil
perhitungan
untuk
kelas
kontrol
diperoleh
2 hitung 7,3743. Banyaknya data 44, dk untuk distribusi Chi-Kuadrat 2 5 , diperoleh tabel 11,0705 .
2 2 Karena hitung 7,3743 tabel 11,0705, maka H 0 diterima, artinya
hasil belajar kelas kontrol berdistribusi normal.
52
b) Uji Kesamaan Dua Varians (Homogenitas) Penghitungan uji homogenitas untuk sampel dengan menggunakan data hasil belajar post test. Diperoleh Fhitung = 1,2326 dengan peluang 12 dan taraf signifikansi sebesar α = 5%, serta dk pembilang = 45 – 1 = 44 dan dk penyebut = 44 – 1 = 43 yaitu F1/2α
(nb-1):(nk-1)=
1,8281. Terlihat
bahwa Fhitung < Ftabel, hal ini berarti bahwa data bervarian homogen. Perhitungan selengkapnya dapat di lihat pada lampiran 33.
c) Uji Perbedaan Dua Rata-rata: Uji Pihak Kanan Hasil perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa data hasil belajar fisika kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen. Uji perbedaan dua rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji t satu pihak yaitu uji pihak kanan, karena varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sama. Uji perbedaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
t
x1 x 2 1 1 s n1 n 2
Dari data diperoleh: Tabel 4.6 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Sumber variasi
Eksperimen
Kontrol
Jumlah
3386
3051
n
45
44
X
75,24
69,34
Varians ( S 2 )
47,55
37,67
Standar deviasi ( S )
6,5321
53
Dari data di atas, kemudian dilakukan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut :
x1 x 2
t s
1 1 n1 n2
75,24 69,34 6,5321
1 1 45 44
5,9 1,3841 4,2628
Kemudian berdasarkan daerah penerimaan Ho dapat digambarkan sebagai berikut:
Daerah penerimaan Ho 1.9876
4.2628
Gambar 4.3 Grafik Penerimaan Ho
C. Uji Signifikansi Pengujian signifikansi dimaksudkan untuk mengolah data yang telah terkumpul dari data hasil belajar peserta didik kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah dikenai perlakuan. Tujuannya yaitu untuk membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis yang telah diajukan oleh peneliti, dan dalam pembuktiannya digunakan uji t. Hipotesis yang digunakan adalah:
H 0 : 1 2 H 1 : 1 2 Kriteria pengujian adalah H 0 diterima jika menggunakan = 5 % menghasilkan t hitung t tabel dengan dk = n 1 +n 2 - 2, dan H 0 ditolak untuk harga t lainnya.
54
Menurut perhitungan data akhir atau nilai akhir pada uji perbedaan dua rata-rata menunjukkan bahwa hasil perhitungan pada kemampuan akhir kelas eksperimen setelah mendapat perlakuan diperoleh rata-rata 75,24 dan (S2) adalah 42,55, sedangkan untuk kelas kontrol tanpa mendapat perlakuan diperoleh rata-rata 69,34 dan (S2) adalah 37,67. Dari hasil perhitungan t-test diperoleh t hitung = 4,2628 dikonsultasikan dengan t tabel pada α = 5 % dk (n1 n 2 2) = 87 diperoleh t tabel = 1,9876. hal ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya antara kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki rata-rata yang berbeda atau berbeda secara signifikan. Dari kriteria tersebut maka Ho ditolak, artinya ada perbedaan signifikan antara hasil belajar dikelas eksperimen dengan hasil belajar kontrol. Jika dilihat dari rata-rata hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran hands on activity lebih besar dari pada rata-rata hasil belajar kelas kontrol, maka dapat dikatakan bahwa model pembelajaran fisika hands on activity yang diterapkan pada pembelajaran fisika pada materi pokok fluida statis efektif dalam meningkatkan hasil belajar fisika untuk materi tersebut.
D. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Skor Kemampuan Awal (Nilai Awal) Hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen (XI IPA1) adalah 63,60 dengan standar deviasi (S) adalah 10,08. Sementara nilai rata-rata kelas kontrol (XI IPA2) adalah 64,05 dengan standar deviasi (S) adalah 7,51. Sehingga dari analisis dari awal diperoleh X2 hitung = 6,9386 dan X2 tabel = 9,4877. Ini menunjukkan bahwa diperoleh X2 hitung < X2 tabel pada uji normalitas. Uji homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata juga menunjukkan hasil yang sama seperti pada uji normalitas. Jadi, kesimpulannya adalah kedua kelas berasal dari konndisi yang sama dan dapat diberi perlakuan, yaitu kelas eksperimen diberi
55
perlakuan dengan model pembelajaran hands on activity dan kelas kontrol dengan model konvensional.
2. Skor Kemampuan Akhir (Nilai Akhir) Skor penilaian akhir dalam penelitian ini diperoleh dari nilai post test kelas eksperimen (Kelas XI IPA1) dan kelas kontrol (XI IPA2), setelah mendapat perlakuan yang berbeda. Dari nilai tersebut maka diolah menggunakan rumus Chi Kuadrat untuk mengetahui sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Chi Kuadrat. Kriteria 2 pengujian yang digunakan untuk taraf signifikansi α = 5%. Jika hitung < 2 2 2 , maka data berdistribusi normal dan sebaliknya jika hitung > tabel , tabel
maka data tidak berdistribusi normal. Uji normalitas post test pada kelas 2 eksperimen (XI IPA1) untuk taraf signifikansi α = 5%, diperoleh hitung =
2 2 2 3,5096 dan tabel = 12,59. Karena hitung < tabel , maka dapat dikatakan
bahwa data tersebut berdistribusi normal. Sedangkan uji normalitas hasil post test pada kelas kontrol (XI 2 IPA2) untuk taraf signifikansi α = 5%, diperoleh hitung = 7,3743 dan 2 2 2 = 11,07. Karena hitung < tabel , maka dapat dikatakan bahwa data tabel
tersebut berdistribusi normal. Sedangkan uji homogenitas dengan menggunakan statistik F dengan kriteria hipotesis diterima jika Fhitung F1 2
a ( nb 1)( nk 1)
untuk taraf
signifikansi 5% . Perhitungan statistik F diperoleh Fhitung 1,2623 dan
F1 2
a ( nb1)( nk 1)
1,8281 dengan 5% . Jadi Fhitung F1 2
a ( nb 1)( nk 1)
berarti
kedua kelompok memiliki varians yang homogen. Dari data awal diperoleh nilai rata-rata untuk kelas eksperimen (XI IPA1) adalah 75,24 dengan standar deviasi (S) adalah 6,90. Sementara
56
nilai rata-rata kelas kontrol (XI IPA2) adalah 69,34 dengan standar deviasi (S) adalah 6,14. Uji perbedaan rata-rata satu pihak yaitu pihak kanan diperoleh thitung = 4,2628 dan ttabel = t(0.95)(87) = 1,9876. karena thitung > ttabel maka signifikan dan hipotesis yang diajukan dapat diterima. Model pembelajaran hands on activity berdampak positif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik, sebab dalam pembelajaran ini peserta didik bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru sehingga mereka lebih berani untuk aktif bertanya kepada kelompoknya apa saja yang belum mereka pahami. Karena dengan temannya sendiri tidak ada rasa enggan, rendah diri, canggung dan takut. Hal ini sangat mendukung dalam pemahaman peserta didik Berdasarkan uraian diatas, maka hasilnya dapat dikemukakan bahwa: model pembelajaran fisika hands on activity efektif dalam meningkatkan hasil belajar fisika materi pokok fluida statis didik kelas XI MA Negeri Demak tahun pelajaran 2010/2011.
E. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian yang penulis lakukan tentunya mempunyai banyak keterbatasan antara lain : 1. Keterbatasan Tempat Penelitian Penelitian yang penulis lakukan hanya terbatas pada satu tempat, yaitu MA Negeri Demak untuk dijadikan tempat penelitian. Apabila ada hasil penelitian di tempat lain yang berbeda, tetapi kemungkinannya tidak jauh menyimpang dari hasil penelitian yang penulis lakukan.
2. Keterbatasan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama pembuatan skripsi. Waktu yang singkat ini termasuk sebagai salah satu faktor yang dapat mempersempit ruang gerak penelitian. Sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian yang penulis lakukan.
57
3. Keterbatasan dalam Objek Penelitian Dalam penelitian ini penulis hanya meneliti tentang teknik penerapan model pembelajaran fisika hands on activity pada pelajaran fisika materi pokok fluida statis. Sehingga dalam penyusunan instrumen penilaian menyesuaikan dengan karakteristik materi, serta dalam pembuatan rubriknya.
Dari berbagai keterbatasan yang penulis paparkan di atas maka dapat dikatakan bahwa inilah kekurangan dari penelitian ini yang penulis lakukan di MA Negeri Demak. Meskipun banyak hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam melakukan penelitian ini, penulis bersyukur bahwa penelitian ini dapat terselesaikan dengan lancar.
58
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pembahasan dari data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar fisika pada materi pokok fluida statis peserta didik kelas XI MA Negeri Demak dengan model pembelajaran fisika hands on activity adalah sebesar 75,24. Sedangkan rata-rata hasil belajar fisika dengan metode konvensional sebesar 69,34. Dari hasil perhitungan uji t-test diperoleh t hitung = 4,2628 dengan = 5%, dk = 87 diperoleh t tabel = 1,9876. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model pembelajaran fisika hands on activity pada materi pokok fluida statis efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI MA Negeri Demak.
B. Saran-saran Mengingat
pentingnya
pendekatan
pembelajaran
dalam
suatu
pembelajaran peneliti mengharapkan beberapa hal yang berhubungan dengan masalah tersebut di atas sebagai berikut: 1. Model pembelajaran hands on activity diharapkan menjadi alternatif model pembelajaran yang bisa dikembangkan tidak hanya di MA Negeri Demak. 2. Peserta didik hendaknya berlatih disiplin dan bekerja sama dengan peserta didik lain yang kemampuannya berbeda ataupun sama agar pembelajaran dengan model pembelajaran hands on activity dapat berlangsung dengan lebih baik. 3. Pembelajaran dengan model pembelajaran hands on activity melatih peserta didik untuk disiplin dengan cara elaborasi. Selain itu, peserta didik lebih termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu,
59
diperlukan kemampuan guru untuk mengelola kelas secara efektif dan efisien sehingga kondisi kelas menjadi kondusif untuk melaksanakan pembelajaran. 4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari penelitian ini.
C. Penutup Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan petunjuk yang telah diberikan, sehingga penyusunan skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak. Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
60
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. 1999. Jakarta: Rineka Cipta. Anni, Catrine Tri. Psikologi Belajar. 2004. Semarang, UPT UNNES Press. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. 1983. Jakarta: LP3ES. _____________, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. 2007. Jakarta: Bumi Aksara. Asra, Sumiati. Metode Pembelajaran. 2007. Bandung: Wacana Prima. Aziz, Syekh Abdul dan Majid, Abdul Aziz, At-tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz I, (Mesir: Darul Ma’arif, t.th). Departemen Agama RI. Alqur’an dan Terjemahnya. 1997. Semarang: PT. Karya Toha Putra. Ellis, Rod. Instructed Second Language Acquisition Learning in the Class Room. 1990. Cambridge: Basil Backwell. Furchan, Arief. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. 2003. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Giancoli, Dauglas C. Fisika. 2001. Jakarta: Erlangga. Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. 2003. Jakarta: Bumi Angkasa. Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. 2007. Jakarta: Rajawali Pers. Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. 1997. Jakarta: Rineka Cipta. Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi. 2008. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya. Mutadi. Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika. 2007. Jakarta: Balai Diklat Propinsi Jawa Tengah. Poerwadarwinta, W.J. S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. 2003. Jakarta: Balai Pustaka. Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. 2009.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Semiawan, Conny. dkk. Pendekatan Keterampilan Proses. 1992. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. Teori Belajar dan Pembelajaran. 2010. Bogor: Ghalia Indonesia. Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. 2010. Jakarta: Rineka Cipta. Sofiana, Siskha, Skripsi Analisis Butir Soal Kenaikan Kelas Mata Pelajaran Kimia Kelas X SMA Negeri 8 Surakarta tahun Pelajaran 2009/2011, Fakultas Keguruan dan Pendidikan Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. 2006. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sudjana, Nana. CBSA dalam Proses Belajar Mengaja. 1989. Bandung: Sinar Baru. ________, Metode Statistika. 2005. Bandung: Tarsito. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. 2007. Bandung: Alfabeta. Sukardi. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. 2009. Jakarta : Bumi Aksara. Suparno, Paul. Metodologi Pembelajaran Fisika Kontrukvistik & Menyenangkan. 2007. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2010. Jakarta: Kencana.
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1
: Hasil Uji Homogenitas Data Nilai Awal ..........................................
31
Tabel 3.2
: Tabel Uji Bartlett ..............................................................................
32
Tabel 3.3
: Hasil Uji Validitas Soal Uji Coba .....................................................
36
Tabel 3.4
: Kriteria Angka Indek Kesukaran Item ..............................................
38
Tabel 3.5
: Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal ...........................................
38
Tabel 3.6
: Klasifikasi Daya Pembeda ...............................................................
39
Tabel 3.7
: Hasil Uji Daya Pembeda ..................................................................
39
Tabel 4.1
: Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Kelas Eksperimen ............
47
Tabel 4.2
: Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Kelas Kontrol ....................
48
2
Tabel 4.3
: Hasil Perhitungan X Nilai Awal ......................................................
50
Tabel 4.4
: Kesamaan Rata-rata ..........................................................................
51
Tabel 4.5
: Hasil Perhitungan X2 Nilai Akhir ......................................................
52
Tabel 4.6
: Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata ...................................................
53
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 2.1
: Perubahan Taksonomi Bloom ........................................................... 15
Gambar 2.2
: (a) Terapung, (b) Melayang, dan (c) Tenggelam .............................. 24
Gambar 2.3
: Benda Mengapung ........................................................................... 25
Gambar 2.4
: Air Mengisi diantara Kawat U Karena Tegangan Permukaan ........................................................................................ 26
Gambar 3.1
: Skema Penelitian............................................................................... 32
Gambar 4.1
: Histogram Akhir Kelas Eksperimen ................................................. 48
Gambar 4.2
: Histogram Akhir Kelas Kelas ........................................................... 49
Gambar 4.3
: Grafik Daerah Penerimaan Ho .......................................................... 55
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Daftar Nilai Awal Mata Pelajaran Kelas XI MA Negeri Demak
Lampiran 2
: Uji Normalitas Nilai Awal Kelas XI IPA1
Lampiran 3
: Uji Normalitas Nilai Awal Kelas XI IPA2
Lampiran 4
: Uji Normalitas Nilai Awal Kelas XI IPA3
Lampiran 5
: Uji Normalitas Nilai Awal Kelas XI IPA4
Lampiran 6
: Uji Normalitas Nilai Awal Kelas XI IPA5
Lampiran 7
: Daftar Nama Peserta Didik Kelas Eksperimen
Lampiran 8
: Daftar Nama Peserta Didik Kelas Kontrol
Lampiran 9
: Daftar Nama Peserta Didik Kelas Uji Coba
Lampiran 10
: Kisi-kisi Soal Uji Coba
Lampiran 11
: Soal Tes Uji Coba
Lampiran 12
: Kunci Jawaban Soal Tes Uji Coba
Lampiran 13
: Lembar Jawaban
Lampiran 14
: Analisis Item Soal Pilihan Ganda Materi Fluida Statis
Lampiran 15
: Contoh Perhitungan Validitas Butir Soal Uji Coba
Lampiran 16
: Contoh Perhitungan Reliabilitas Butir Soal Uji Coba
Lampiran 17
: Contoh Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal Uji Coba
Lampiran 18
: Contoh Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal Uji Coba
Lampiran 19
: Silabus
Lampiran 20
: Rencana pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Lampiran 21
: Lembar Kerja Siswa
Lampiran 22
: Lembar Jawab Tes Akhir
Lampiran 23
: Kisi-kisi Soal Tes Akhir
Lampiran 24
: Soal Tes Akhir
Lampiran 25
: Kunci Jawaban Soal Tes Akhir
Lampiran 26
: Uji Normalitas Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Lampiran 27
: Uji Normalitas Hasil Belajar Kelas Kontrol
Lampiran 28
: Uji Kesamaan Dua Varians Data Nilai Awal Antarakelompok Ekperimen (Xi-A1) Dan Kelompok Kontrol (Xi-A2)
Lampiran 29
: Perhitungan Akhir Uji t
Lampiran 30
: Peta Kabupaten Demak
Lampiran 1 Daftar Nilai Awal Mata Pelajaran Fisika Kelas XI MA Negeri Demak No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
XI IPA1 40 61 69 69 71 55 60 70 68 60 69 50 64 38 55 60 60 68 53 60 65 46 73 46 73 85 53 60 66 56 61 63 65 70 72 69 72 73 69 69 75 75 79 75 52
XI IPA2 60 60 63 67 60 70 60 47 60 73 53 73 60 70 53 60 60 53 60 70 73 63 57 57 63 70 70 57 63 58 70 69 70 63 70 64 70 50 70 57 76 80 73 73
Kelas XI IPA3 72 60 64 50 60 70 63 60 70 63 53 70 63 70 43 70 45 57 44 60 50 50 70 64 64 55 64 56 53 60 63 74 67 57 64 70 65 63 47 53 72 75 81 54 72 55
XI IPA4 55 54 50 57 75 70 70 57 63 63 57 53 58 60 53 60 70 73 75 70 69 70 45 70 75 70 50 70 57 80 75 67 67 60 70 60 47 60 69 75 73 60 68 45 43 84
XI IPA5 60 63 50 60 70 63 60 70 63 53 70 63 70 43 70 57 57 57 60 50 60 70 63 63 50 72 63 66 65 66 60 53 60 63 77 70 57 60 67 65 63 48 53 77
64
Lampiran 2
UJI NORMALITAS DATA AWAL (KELAS XI-A1)
Berdasarkan data nilai awal kelas XI-A1 pada lampiran 1 diketahui bahwa: Nilai maksimal
=
85
Nilai minimal
=
38
Rentang nilai (R)
=
85 - 38
=
47
Banyaknya kelas (k) =
1 + 3,3 log 45 =
6,456
Panjang kelas (P)
47/7
8
=
=
= 6 kelas
Daftar nilai frekuensi observasi kelas XI-A1 Kelas
Bk 37,5
38
–
45
46
–
53
45,5
54 62 70 78
– – – –
P(Zi)
-2,57 -1,78
Oi Ei 2
Oi
0,0324
2
1,5
0,2015
0,1212
6
5,5
0,0547
0,2581
11
11,6
0,0325
0,1358
13
6,1
7,7660
0,1957
11
8,8
0,5464
0,0699
2
3,1
0,4172 9,0182
45
X² =
Ei
0,4625
-1,00
0,3413
61,5
-0,21
0,0832
61 69 69,5
0,58
0,2190
77,5
1,37
0,4147
77 85 2,16
Ei
Luas Daerah
0,4949
53,5
85,5 Jumlah
Zi
0,4846
Dari data di atas diketahui harga chi kuadrat ( 2 )hitung = 9,0182 dan harga chi kuadrat ( 2 )tabel dengan dk = 5 dan = 5% adalah 11,070. Karena 9,0182 < 11,070 maka data awal kelas XI-A1 dikatakan berdistribusi normal.
65
Lampiran 3
UJI NORMALITAS DATA AWAL (KELAS XI-A2)
Berdasarkan data nilai awal kelas XI-A2 pada lampiran 1 diketahui bahwa: Nilai maksimal
=
80
Nilai minimal
=
47
Rentang nilai (R)
=
80 - 47 = 33
Banyaknya kelas (k)
=
1 + 3,3 log 44 = 6,423 = 6 kelas
Panjang kelas (P)
=
33/6 = 5,5
= 6
Daftar nilai frekuensi observasi kelas XI-A2 Kelas
Bk 46,5
47
– – –
65
–
71
–
76
77
–
82
76,5 82,5
Oi
0,0519
2
2,3
0,0352
0,1679
8
7,4
0,0508
0,2464
15
10,8
1,5950
0,2812
12
12,4
0,0112
0,1464
6
6,4
0,0303
0,0416
1
1,8
0,3767
44
X² =
2,0992
Ei
Ei
0,4382
-0,74 0,2703 0,06 0,0239
70 70,5
Jumlah
-1,54
64 64,5
Oi Ei 2
Luas Daerah
-2,33 0,4901
58 58,5
59
P(Zi)
52 52,5
53
Zi
0,86 0,3051 1,66 0,4515 2,46 0,4931
Dari data di atas diketahui harga chi kuadrat ( 2 )hitung = 2,0992 dan harga chi kuadrat ( 2 )tabel dengan dk = 5 dan = 5% adalah 11,070. Karena 2,0992 < 11,070 maka data awal kelas XI-A2 dikatakan berdistribusi normal.
66
Lampiran 4
UJI NORMALITAS DATA AWAL (KELAS XI-A3)
Berdasarkan data nilai awal kelas XI-A3 pada lampiran 1 diketahui bahwa: Nilai maksimal
=
81
Nilai minimal
=
43
Rentang nilai (R)
=
81 – 43 = 38
Banyaknya kelas (k)
=
1 + 3,3 log 46 = 6,487 = 6 kelas
Panjang kelas (P)
=
38/6 = 6,33 = 6
Daftar nilai frekuensi observasi kelas XI-A3 Kelas
43
–
Bk
Zi
42,5
-2,11 0,4826
49 49,5
50
– –
64 71 78
– – –
0,0744
4
3,4
0,0975
0,1994
10
9,2
0,0747
0,1178
12
5,4
7,9929
0,2538
14
11,7
0,4631
0,1193
5
5,5
0,0434
0,0310
1
1,4 0,0492 X² =
0,1273
Ei
Ei
0,23 0,0910
70 70,5
1,01 0,3448
77,5
1,80 0,4641
77 84 84,5
Jumlah
Oi
-0,55 0,2088
63 63,5
Oi Ei 2
Luas Daerah
-1,33 0,4082
56 56,5
57
P(Zi)
2,58 0,4951 46
8,7988
Dari data di atas diketahui harga chi kuadrat ( 2 )hitung = 8,7988 dan harga chi kuadrat ( 2 )tabel dengan dk = 5 dan = 5% adalah 11,070. Karena 8,7988<11,070 maka data awal kelas XI-A3 dikatakan berdistribusi normal.
67
Lampiran 5
UJI NORMALITAS DATA AWAL (KELAS XI-A4)
Berdasarkan data nilai awal kelas XI-A4 pada lampiran 1 diketahui bahwa: Nilai maksimal
=
84
Nilai minimal
=
43
Rentang nilai (R)
=
84 - 43 = 41
Banyaknya kelas (k)
=
1 + 3,3 log 46 = 6,487 = 6 kelas
Panjang kelas (P)
=
41/6 = 6,833333 = 7
Daftar nilai frekuensi observasi kelas XI-A4 Kelas
Bk 42,5
43
– – –
67 75 83
– – –
6
3,6
1,6132
0,2099
9
9,7
0,0445
0,0771
8
3,5
5,5921
0,2486
16
11,4
1,8218
0,1061
6
4,9
0,2567
0,0241
1
1,1 0,1561 X² =
0,0106
Ei
-0,51 0,1950 0,30 0,1179
74 74,5
1,11 0,3665
82,5
1,92 0,4726
82 90 90,5
Jumlah
0,0781
Ei
-1,31 0,4049
66 66,5
Oi
-2,12 0,4830
58 58,5
59
P(Zi)
50 50,5
51
Zi
Oi Ei 2
Luas Daerah
2,72 0,4967 46
9,3390
Dari data di atas diketahui harga chi kuadrat ( 2 )hitung = 9,339 dan harga chi kuadrat ( 2 )tabel dengan dk = 5 dan = 5% adalah 11,070. Karena 9,339<11,070 maka data awal kelas XI-A4 dikatakan berdistribusi normal.
68
Lampiran 6
UJI NORMALITAS DATA AWAL (KELAS XI-A5)
Berdasarkan data nilai awal kelas XI-A5 pada lampiran 1 diketahui bahwa: Nilai maksimal
=
77
Nilai minimal
=
43
Rentang nilai (R)
=
77 - 43 = 34
Banyaknya kelas (k)
=
1 + 3,3 log 45 = 6,423 = 6 kelas
Panjang kelas (P)
=
34/6 = 5,6667 = 6
Daftar nilai frekuensi observasi kelas XI-A5 Kelas
Bk 42,5
43
– – – – – –
-0,17 0,62 1,42 2,21
0,0265
2
1,2
0,5965
0,1276
6
5,6
0,0265
0,2665
12
11,7
0,0064
0,1649
13
7,3
4,5480
0,1898
9
8,4
0,0148
0,0642
2
2,8
0,2408
Ei
Ei
0,3340 0,0675 0,2324 0,4222
78 78,5
Jumlah
-0,97
Oi
0,4616
72 72,5
73
-1,77
66 66,5
67
0,4881
60 60,5
61
-2,56
54 54,5
55
P(Zi)
48 48,5
49
Zi
Oi Ei 2
Luas Daerah
0,4864 44
X² =
5,4680
Dari data di atas diketahui harga chi kuadrat ( 2 )hitung = 5,468 dan harga chi kuadrat ( 2 )tabel dengan dk = 5 dan = 5% adalah 11,070. Karena 5,468<11,070 maka data awal kelas XI-A5 dikatakan berdistribusi normal.
69
Lampiran 7 DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS EKSPERIMEN (XI IPA1) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
NAMA ABDUL HALIM ACHMAD SHOFIYULLOH AHMAD SOFWAN AINUN NAJIKHAH ALI USMAN ARINI FADHLIYAH EKA MARLIANA FIKA FIRONIKA HIDAYATUN ISTIROWATI JULI SARA KHOLIS FITRIYAH LAELATUS SOFIAH LAILATUL ROMDIYAH LIA HIKMATUL ASMA LIA KISMIATI LILIS ZULIANTI LUK LUK ATUL FUAH LUKLUK ATUL QUDSIYAH M ALI SHODIQIN MAFTUHATUL AINI MAKSYUFATUL 'ILMI MUHAMMAD BAKHRUDDIN NAFIATURROHMAH NAILUL MANAN NISFI LAILI NOVI ARIFATUL MUFIDAH NUR AINI NURHADI PENI REJEKI PUTRI INAYATUL RIZQIYAH RISA QUROTUL AINI ROFIATUN NI'MAH SILVY SHOFA MAHARANY SITI FATIHATUN NI'MAH SRI NUR FAIZAH SYAIKHUL AMRI SYAIRIN HIMMATUS SORAYA TRI PUJI UTAMI ULFATUN NIKMAH USWATUN KASANAH VINA INAYATUL MAULA WIWIN SUWARTININGSIH YUNI ASTUTI UUN MAUNAH
KODE E-01 E-02 E-03 E-04 E-05 E-06 E-07 E-08 E-09 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25 E-26 E-27 E-28 E-29 E-30 E-31 E-32 E-33 E-34 E-35 E-36 E-36 E-37 E-38 E-39 E-40 E-42 E-43 E-44 E-45 70
Lampiran 8 DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS KONTROL (XI IPA2) NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
NAMA AENUN FITRI ANA AFIDATUSY SYARIFAH AHMAD ASY'ARI AINUL YAQIN ANA FITRIANA ANA INDRAWATI RAHAYU ASLAMIYAH ATHIE DINA KAMALA AULA NISAK CHALIS EKA ROHMANIKA DONA NUR HAFIDLOH ENI WIDURI FEBRI SITI ROMDONAH HANA FITRIANI HERMIN AGUSTINA IKA SARI ISYATUL FAJRIYAH KHOERUN NISAK KHOIRUN NADHIF KOIMATUR ROSIDAH LUTHFI HAKIM M. SYAMSUL HIDAYAT MAHMUDAH MAWADDATUL JANNAH MUHAMMAD NADHIF ZA MUHAMMAD NAFIUL YAZID MUHAMMAD SIROJUN NI'AM MUNROSYIDATUL ULYA MURTININGSIH MUZAWIDATURRIAYAH NUR HASIM NURUL MUNTAFIAH RETNO MURDIANINGSIH RIKAYATUL MUSLIMAH SAPAR UTOMO SETYO EDO PRAMONO SITI KHOIRIYAH SYAFIATUN NAFI'AH TADZKIROTUL UBUDIYAH UMI LAELATUR ROFIAH UMMU SALAMAH USWATUN KHASANAH ZAENAL ABIDIN ZULFA ASPRIANA
KODE C-01 C-02 C-03 C-04 C-05 C-06 C-07 C-08 C-09 C-10 C-11 C-12 C-13 C-14 C-15 C-16 C-17 C-18 C-19 C-20 C-21 C-22 C-23 C-24 C-25 C-26 C-27 C-28 C-29 C-30 C-31 C-32 C-33 C-34 C-35 C-36 C-37 C-38 C-39 C-40 C-41 C-42 C-43 C-44
71
Lampiran 9 DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS UJI COBA (XI IPA5) NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
NAMA ADE IRMA SAFITRI AFIFATUS TSAMROH ANIS SAFITRI ASROTUN ELLY AFNI APRIYANI ENI KISWATI FIDA QOMARIAH FITA FAUZI RAHMAWATI FITRIYANTI HADI IHSANUL MAJID HINDUN ADHAYATUN ILMA ZUHAN NAFICHA IRA RAHMAWATI ISTIADATUL MUFIDAH KHARIROTUL LATIFAH KHOIRUN NI'MAH KHUZAIMAH LAILA NURUL ULFA MURTADLO LAILATUL MUBAROKAH LAILATUS SA'ADAH LAILY MILATUZZAHROH LATIF MUZAKKI LILIS NURWAHIDAH LINA PUJI HARTI LISA ISMIATI M ARIS MUNANDAR M. KUSNUDIN MARIA NURUL QOYYIMAH MASRIFATUN MIFTAKHUR ROHMAH MOH. AGUNG SAPUTRO MUHAMAD MISHBACHUL FALAH MUHAMMAD NAJIH ABIDILAH NAILIL HIDAYAH NAILUL MUNA NURUL HUDA NURUL IZA RATNA EFINA RINI ROCHMAWATI ROUDHOTUL HIKMAH SITI AENUR ROFIAH SITI MUSHTHOFIYAH SITI ROFIANA USWATUN KHASANAH
KODE C-01 C-02 C-03 C-04 C-05 C-06 C-07 C-08 C-09 C-10 C-11 C-12 C-13 C-14 C-15 C-16 C-17 C-18 C-19 C-20 C-21 C-22 C-23 C-24 C-25 C-26 C-27 C-28 C-29 C-30 C-31 C-32 C-33 C-34 C-35 C-36 C-37 C-38 C-39 C-40 C-41 C-42 C-43 C-44
72
Lampiran 10 KISI-KISI SOAL TES UJI COBA Satuan Pendidikan Sub Materi Pokok Kelas/Semester Standar Kompetensi Banyak Soal Alokasi Waktu
Kompetensi Dasar 2. Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamik dan dapat menerapkan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari
Materi Tenggelam, terapung, melayang dan tegangan permukaan
: MA Negeri Demak : Fluida statis : XI/2 : Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah : 40 : 2 X 45 menit
Kegiatan Pembelajaran Menentukan rumus tenggelam, terapung dan melayang Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan tenggelam, terapung melayang dan tegangan permukaan
Indikator
No. Soal
Bentuk Soal
2.1. Menerapkan konsep tenggelam, 8, 10, 12, 13, 18 terapung, melayang dan tegangan 22, 26, 33, 34 permukaan pada masalah fisika dalam kehidupan sehari-hari
Pilihan Ganda
2.2. Menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi tenggelam, melayang, terapung dan tegangan permukaan
Pilihan Ganda
2, 6, 7, 9, 11, 14,15, 16, 20, 21, 23, 24, 27, 30, 31, 32, 35, 36,37, 38, 39,
Pilihan Ganda 2.3. Menggunakan dan memformulasikan 1, 3, 4, 5, 17, 19, rumus matematis tenggelam, melayang, 25, 28, 29, 40 terapung dan tegangan permukaan untuk menghitung masalah fisika yang matematis.
82
Lampiran 11 SOAL TES UJI COBA Satuan Pendidikan : MA Negeri Demak Kelas : XI Waktu : 2 x 45 Menit Bentuk soal : Pilihan Ganda Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling benar, pada lembar jawab yang sudah tersedia. 1. Sebuah benda bermassa 10 kg dan massa jenisnya 5000 kg/m3 dicelupkan seluruhnya ke dalam air yang massa jenisnya 1000 kg/m3. Jika percepatan gravitasi 10 m/s2, maka gaya ke atas yang di alami benda tersebut adalah …. a. 20 N d. 200 N b. 50 N e. 500 N c. 100 N 2. Kapal laut dapat terapung di atas air karena …. a. Adanya gaya apung yang besar sehingga dapat mengimbangi berat kapal b. Adanya alat yang dapat mengatur keluar masuknya air dalam kapal, sehingga kapal tidak tenggelam c. Adanya gaya apung yang bernilai kecil sehingga dapat mengimbangi berat kapal d. Adanya gaya apung yang besarnya sama dengan berat kapal e. Adanya gaya apung yang arahnya ke atas 3. Sebuah batu volumenya 0,5 m3 tercelup seluruhnya ke dalam zat cair yang massa jenisnya 1500 kg/m3 . Jika percepatan gravitasi 10 m/s2 , maka batu akan mendapat gaya ke atas sebesar…. a. 1500 N d. 7500 N b. 3000 N e. 9000 N c. 4500 N 4. Benda yang massanya 600 gram terapung di dalam air (massa jenis air 1000 kg/m3) dan percepatan gravitasi bumi g = 10 m/s2 . Jika ¼ bagian benda muncul di atas permukaan air, maka volume benda tersebut adalah .… cm3 a. 450 d. 750 b. 500 e. 800 c. 600 5. Sebuah benda terapung di permukaan suatu zat cair dengan ¼ bagian muncul di permukaan. Bila massa jenis zat cair 800 kg/m3 , maka massa jenis benda tersebut adalah …. kg/m3 a. 1200 d. 600 b. 1000 e. 400 c. 800 6. Sebuah balok es terapung di dalam bejana berisi air, jika diketahui massa jenis es dan air masing-masing adalah 900 kg/m3 dan 1000 kg/m3, maka bagian es yang terendam dalam air adalah …. a. 90% d. 25% b. 75% e. 10% c. 60%
7. Sebuah benda terapung di permukaan suatu zat cair dengan ½ bagian muncul di permukaan. Bila massa jenis zat cair 800 kg/m3, maka massa jenis benda tersebut adalah …. a. 400 kg/m3 d. 700 kg/m3
b. 500 kg/m3 c. 600 kg/m3
e. 800 kg/m3
8. Sebuah benda berongga akan terapung dalam air jika … a. Gaya Archimedes benda < berat benda b. Gaya Archimedes benda = berat benda c. Gaya Archimedes benda > berat benda d. Massa jenis benda = massa jenis air e. Massa jenis benda < massa jenis air 9. Sebongkah es terapung di laut. Jika massa jenis air laut 1200 kg/m3 dan massa jenis sebongkah es 900 kg/m3. Maka volume sebongkah es yang tercelup dalam air laut sama dengan …. volume yang muncul. a. 2 kali d. 5 kali b. 3 kali e. 6 kali c. 4 kali 10. Ketika kita terlentang di atas permukaan air laut maka tubuh kita tidak tenggelam, hal tersebut terjadi karena .… a. Sebagian permukaan tubuh yang tercelup dalam air memindahkan air, sehingga kerja gaya apung yang dapat mengimbangi berat badan kita b. Massa jenis badan kita lebih kecil dari pada massa jenis air c. Gaya gravitasi yang bekerja lebih kecil daripada gaya gravitasi normal d. Berat jenis badan kita lebih kecil dari pada berat jenis air e. Adanya hukum Pascal 11. Ketika kita memasukkan telur ke dalam air segar maka telur akan tenggelam, akan tetapi apabila kita masukkan telur ke dalam air garam maka telur akan terapung. Hal tersebut terjadi karena .… a. Massa jenis air garam lebih besar dari pada massa jenis telur b. Massa jenis air garam lebih kecil dari pada massa jenis telur c. Massa jenis air garam sama dengan massa jenis telur d. Berat jenis air garam lebih kecil dari pada berat jenis telur e. Berat jenis air garam sama dengan berat jenis telur 12. Kapal selam merupakan peralatan yang memanfaatkan prinsip …. a. Hukum Pascal d. Hukum Boyle b. Hukum Archimedes e. Hukum Stokes c. Hukum pokok Hidrostatis 13. Balon udara dapat terbang di udara karena memanfaatkan prinsip .… a. Hukum Archimedes d. Hukum Stokes b. Hukum Pascal e. Hukum Pokok Hidrostatis c. Hukum Boyle 14. Kapal selam memiliki sebuah bagian pemberat yang dapat diisi dengan air. Fungsi dari bagian pemberat itu adalah sebagai …. a. Alat untuk mengatur masuknya air dan udara b. Alat yang dapat diisi air dan udara secara bergantian agar kapal selam dapat terapung, melayang dan tenggelam dengan mudah c. Alat pemberat kapal selam di dalam air d. Pelengkap agar kapal selam dapat berfungsi dengan baik e. Pelengkap agar kapal selam dapat berbelok di dalam air 15. Benda dapat terapung di permukaan air apabila .… a. Berat benda lebih besar dari gaya apung b. Berat benda lebih kecil dari gaya apung 84
c. Berat benda sama dengan gaya apung d. Gaya apung sebanding dengan berat benda e. Gaya apung yang diberikan mempengaruhi berat benda 16. Ketika timah di masukan ke dalam air maka timah tersebut akan tenggelam, hal tersebut terjadi karena …. a. Massa jenis timah sama dengan massa jenis air b. Massa jenis timah lebih besar dari pada massa jenis air c. Massa jenis timah lebih kecil dari pada massa jenis air d. Berat timah lebih kecil dari pada gaya apung e. Berat timah sama dengan gaya apung 17. Sebuah benda terapung di atas permukaan minyak yang massa jenisnya 0,8 g/cm3. Jika 40% volumenya berada di atas permukaan minyak, tentukan massa jenis benda itu dalam g/cm3.... a. 0,28 g/cm3 d. 0,68 g/cm3 3 b. 0,48 g/cm e. 0,75 g/cm3 3 c. 0,84 g/cm \ 18. Besarnya bagian suatu benda yang dapat muncul di permukaan air bergantung pada faktor di bawah ini, kecuali .… a. Volume zat cair yang dipindahkan d. Berat benda b. Massa jenis benda e. Elastisitas benda c. Massa jenis zat cair 19. Sebuah benda dimasukkan ke dalam air, ternyata 25% dari benda tersebut terapung di atas permukaan air. Massa jenis benda tersebut adalah.... a. 0,25 g/cm3 d. 0,60 g/cm3 3 b. 0,40 g/cm e. 0,75 g/cm3 3 c. 0,50 g/cm 20. Ketika kita berdiri di pantai yang dasarnya berbatu, kaki kita akan terasa lebih sakit dari pada ketika kita berdiri di pantai yang dasarnya berbatu akan tetapi batu tersebut tertutup oleh air. Hal tersebut terjadi karena …. a. Gaya yang diberikan pada batu lebih besar akibat adanya gaya ke atas oleh air b. Gaya yang diberikan pada batu lebih kecil akibat adanya gaya ke atas oleh air c. Gaya yang diberikan pada batu sama dengan akibat adanya gaya ke atas oleh air d. Adanya gaya aksi reaksi antara batu dan kaki e. Gaya aksi reaksi yang besarnya sebanding dengan gaya ke atas oleh air 21. Dengan hati-hati Ali meletakkan silet dipermukaan air dan silet tidak tenggelam. Hal tersebut terjadi karena … a. Adanya gaya apung Archimedes b. Adanya tegangan permukaan air c. Massa jenis silet lebih kecil dari pada air d. Massa jenis silet lebih besar dari pada air e. Massa jenis silet sama dengan air 22. Dua buah jarum A dan B mempunyai massa yang sama mengapung dipermukaan suatu zat cair. Panjang jarum A, dua kali jarum B, maka … a. Tegangan permukaan yang dialami A = ½ x B 85
b. c. d. e.
Jarum A lebih mudah terapung Jarum A lebih mudah tenggelam Tegangan permukaan yang dialami B lebih besar dari pada A Jarum B lebih mudah mengapung
23. Sebuah jarum panjangnya 4 cm terapung di permukaan air. Jika massa jarum 1 gram dan g = 10 m/s2, besar tegangan permukaan air tersebut adalah … N/m a. 0,25 d. 0,55 b. 0,35 e. 0,65 c. 0,45 24. Sebuah pipa kapiler di masukkan ke dalam bejana zat cair. Kenaikan permukaan zat cair dalam pipa kapiler tidak tergantung pada … a. Sudut kontak d. Diameter pipa kapiler b. Tegangan permukaan e. Tekanan udara luar c. Massa jenis zat cair 25. Sebuah pipa kapiler berdiameter 0,2 mm dimasukkan dalam alkohol bersuhu 20o C ( ρalkohol ρ = 800 kg/m3). Jika sudut kontak 60o dan tegangan permukaan 0,02 N/m, kenaikan dalam pipa adalah … mm (g = 10 m/s2) a. 26 d. 23 b. 25 e. 22 c. 24 26. Pada tabel berikut : Zat cair Suhu (oC) Tegangan permukaan Air 0 0,076 Air 20 0,072 Air 100 0,059 Berdasarkan tersebut, pernyataan berikut yang benar adalah … a. Air panas lebih sulit membasahi kain b. Air dingin lebih mudah membasahi kain c. Jika air dipanaskan, tegangan permukaan semakin besar d. Pemanas air mengakibatkan menurunnya tegangan permukaan e. Penurunan suhu mengakibatkan kenaikan tegangan permukaan 27. Serangga dapat berjalan pada dipermukaan air karena … a. Berat jenis serangga lebih kecil dari pada berat jenis air b. Berat jenis serangga lebih besar dari pada berat jenis air c. Berat jenis serangga sama dengan air d. Adanya gaya apung Archimedes e. Adanya tegangan permukaan air 28. Sebuah pipa kapiler mempunyai jari-jari 1 mm dimasukkan ke dalam air, ternyata kenaikan air dalam pipa kapiler sebesar 5 cm. apabila sudut kontak 60o dan = 10 m/s2, besar tegangan permukaan airnya adalah sebesar …N/m f. 0,50 d. 0,57 g. 0,53 e. 0,60 h. 0,55 29. Minyak yang massa jenisnya 800 kg/m3 dan sudut kontaknya dengan gelas 45o, naik 2 cm di dalam sebuah pipa gelas kapiler yang diameternya 1,6 mm. Tegangan permukaan minyak tersebut adalah … (g = 10 m/s2) a. 62 dyne/cm d. 64√2 dyne/cm 86
b. 62√2 dyne/cm c. 64 dyne/cm
e. 63 dyne/cm
30. Ketika kita meneteskan air pada daun talas maka air tidak membasahi daun, hal tersebut terjadi karena … a. Gaya kohesi < gaya adhesi d. Meniscus cekung b. Gaya kohesi > gaya adhesi e. Meniscus datar c. Gaya kohesi = gaya adhesi 31. Dua tetes cairan diletakkan di atas sebuah gelas kaca yang bersih. Tetes yang satu berbentuk pipih dan tetes yang lain berbentuk bulat, hal tersebut terjadi karena … a. Tetes yang berbentuk bulat mempunyai permukaan lebih kecil dari pada tetes yang berbentuk pipih b. Tetes yang berbentuk bulat merupakan bentuk tetes yang paling kuat c. Tetes yang berbentuk bulat mempunyai gaya tegang lebih kecil dari pada tetes yang berbentuk pipih d. Tetes yang berbentuk bulat mempunyai permukaan lebih lebar dari pada tetes yang berbentuk pipih e. Tetes yang berbentuk bulat mempunyai gaya kohesi lebih kecil dari pada tetes yang berbentuk pipih 32. Tegangan permukaan dapat dikatakan sebagai kecenderungan permukaan untuk berkontraksi (mengkerut), ketika air dipanaskan maka sifat tegangan permukaannya menjadi … a. Membesar d. Menghilang b. Mengecil e. Tidak beraturan c. Tetap 33. Sup yang dicampur daging berlemak terasa enak ketika masih panas, pernyataan tersebut disebabkan karena … a. Pada saat sup sudah menjadi dingin tegangan permukaan sup menjadi mengecil sehingga lemaknya menjadi menggumpal di permukaan akibatnya sup menjadi tidak enak lagi b. Pada saat sup sudah menjadi dingin tegangan permukaan sup menjadi membesar sehingga lemaknya menjadi menggumpal di permukaan akibatnya sup menjadi tidak enak lagi c. Pada saat sup sudah menjadi dingin tegangan permukaan sup menjadi tidak beraturan sehingga lemaknya menjadi menggumpal di permukaan akibatnya sup menjadi tidak enak lagi d. Pada saat sup sudah menjadi dingin tegangan permukaan sup menjadi tidak ada sehingga lemaknya menjadi menggumpal di permukaan akibatnya sup menjadi tidak enak lagi e. Pada saat sup sudah menjadi dingin tegangan permukaan sup menjadi berubah-ubah sehingga lemaknya menjadi menggumpal di permukaan akibatnya sup menjadi tidak enak lagi 34. Tegangan permukaan suatu benda bergantung pada … a. Percepatan gravitasi dan luas permukaan benda b. Gaya tegang permukaan dan percepatan gravitasi c. Gaya tegang permukaan dan luas permukaan benda d. Berat benda dan luas permukaan benda e. Berat benda dan gaya tegang permukaan
87
35. Naiknya air di dalam pipa kapiler yang diameternya 0,6 mm apabila tegangan permukaan air 60 dyne/cm adalah … cm a. 4,59 d. 5,15 b. 5,00 e. 4 c. 4,80 36. Sebuah silet panjangnya 5 cm diletakkan di permukaan air dan terapung. Apabila massa silet 0,25 gram dan g = 10 m/s2, besar tegangan permukaan airnya adalah sebesar … a. 0,052 N/m d. 0,049 N/m b. 0,051 N/m e. 0,060 N/m c. 0,050 N/m 37. Sebuah pipa kapiler mempunyai jari-jari 0,2 mm. Pipa ini sebagian dimasukkan dalam air (γ = 7,27 x 10-2 N/m), maka kenaikan air dalam pipa tersebut jika sudut kontaknya dianggap 0o adalah … (g = 10 m/s2) a. 7,27 cm d. 7,31 cm b. 7,29 cm e. 7,32 cm c. 7,30 cm 38. Adanya tegangan permukaan pada zat cair disebabkan karena adanya … a. Resultan gaya berarah ke bawah yang bekerja pada permukaan zat cair b. Resultan gaya yang menyebar ke segala arah yang bekerja pada permukaan zat cair c. Resultan gaya berarah ke samping yang bekerja pada permukaan zat cair d. Resultan gaya antara air dan wadah yang bekerja pada permukaan zat cair e. Resultan gaya yang berlapis-lapis ke bawah yang bekerja pada permukaan zat cair 39. Gelombang laut menjadi agak tenang ketika minyak ditumpahkan di atas permukaan air laut, hal tersebut terjadi karena … a. Tegangan permukaan air ke arah depan besarnya berkurang b. Tegangan permukaan air ke arah depan besarnya bertambah c. Tegangan permukaan air ke arah depan besarnya tetap d. Tegangan permukaan air ke arah atas besarnya tetap e. Tegangan permukaan air ke bawah besarnya tetap 40. Merica bubuk yang menutupi permukaan air dalam sebuah wadah akan bergerak ke tepi wadah ketika sebuah sabun batangan didekatkan pada merica bubuk. Hal ini terjadi karena … a. Adanya perubahan tegangan permukaan air b. Adanya gaya elastisitas air c. Adanya gaya gauge d. Adanya paradoks fluida e. Adanya hukum Archimedes
Good Luck
88
Lampiran 12 KUNCI JAWABAN SOAL TES UJI COBA A. PilihanGanda
1.
A
16.
B
31.
A
2.
A
17.
E
32.
B
3.
D
18.
E
33.
A
4.
D
19.
D
34.
C
5.
D
20.
B
35.
D
6.
A
21.
B
36.
C
7.
A
22.
A
37.
A
8.
E
23.
A
38.
A
9.
B
24.
E
39.
A
10.
A
25.
B
40.
A
11.
A
26.
D
12.
B
27.
E
13.
A
28.
E
14.
B
29.
D
15.
B
30.
B
89
Lampiran 13 LEMBAR JAWABAN Nama : ……………………..
No. Absen : ……………………
Kelas : ……………………..
Materi
: ……………………
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling benar, pada lembar jawab yang sudah tersedia. No
No
1
A
B
C
D
E
21
A
B
C
D
E
2
A
B
C
D
E
22
A
B
C
D
E
3
A
B
C
D
E
23
A
B
C
D
E
4
A
B
C
D
E
24
A
B
C
D
E
5
A
B
C
D
E
25
A
B
C
D
E
6
A
B
C
D
E
26
A
B
C
D
E
7
A
B
C
D
E
27
A
B
C
D
E
8
A
B
C
D
E
28
A
B
C
D
E
9
A
B
C
D
E
29
A
B
C
D
E
10
A
B
C
D
E
30
A
B
C
D
E
11
A
B
C
D
E
31
A
B
C
D
E
12
A
B
C
D
E
32
A
B
C
D
E
13
A
B
C
D
E
33
A
B
C
D
E
14
A
B
C
D
E
34
A
B
C
D
E
15
A
B
C
D
E
35
A
B
C
D
E
16
A
B
C
D
E
36
A
B
C
D
E
17
A
B
C
D
E
37
A
B
C
D
E
18
A
B
C
D
E
38
A
B
C
D
E
19
A
B
C
D
E
39
A
B
C
D
E
20
A
B
C
D
E
40
A
B
C
D
E
Lampiran 14 ANALISIS ITEM SOAL PILIHAN GANDA MATERI FLUIDA STATIS No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
siswa S17 S35 S38 S8 S32 S27 S11 S43 S18 S19 S3 S6 S29 S41 S39 S1 S14 S31 S20 S30 S34
1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1
2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1
5 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
8 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0
9 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
10 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
15 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
17 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
18 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
20 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
22
S13
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
S23 S7 S33 S15 S21 S28 S22 S16 S5 S44 S24 S2 S9 S42
1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1
0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1
0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1
1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1
0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
91
S40 S26 S36 S25 S37 S4 S12
44
S10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
∑X
17
17
40
20
26
27
35
23
30
21
23
35
35
26
22
38
35
24
38
10
∑X2
17
17
40
20
26
27
35
23
30
21
23
35
35
26
22
38
35
24
38
10
∑XY
424 289
471 289
524 400
667 676
688 729
864 1225
587 529
763 900
561 441
557 529
880 1225
881 1225
708 676
568 484
0,32
0,31
0,41
0,46
0,09
0,46
0,47
0,67
0,34
VALID
TIDAK
VALID
VALID
VALID
VALID
Validitas
37 38 39 40 41 42 43
(∑X)2 rxy rtabel
Daya Beda
Tingkat Kesukaran
Reliabilitas
Kriteria
1 0 0 0 1 1 0
0 0 1 0 0 0 0
1 1 1 1 1 0 1
977 1600
0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 0 1
0,16 0,5 0,39 0,36 0,38 0,36 Dengan taraf signifikan 5% dan N = 44 di peroleh rtabel = TIDAK
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
0 1 1 0 1 1 0
1 0 1 1 0 0 0
0 0 0 0 0 1 1
0 0 0 0 0 1 0
0 1 1 1 0 1 1
0 0 1 1 0 0 1
1 0 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 1 0
0 1 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 0
918 1444
0 1 0 0 0 0 1
0 0 1 0 0 0 0
1 1 1 1 0 1 1
0 0 0 0 0 0 0
872 1225
594 576
916 1444
302 100
0,2
0,39
0,19
0,18
0,55
TIDAK
VALID
TIDAK
TIDAK
VALID
0,3 VALID
VALID
VALID
p
0,39
0,39
0,91
0,45
0,59
0,61
0,8
0,52
0,68
0,48
0,52
0,8
0,8
0,59
0,5
0,86
0,8
0,55
0,86
0,23
q
0,61
0,61
0,09
0,55
0,41
0,39
0,2
0,48
0,32
0,52
0,48
0,2
0,2
0,41
0,5
0,14
0,2
0,45
0,14
0,77
p*q
0,24
0,24
0,08
0,25
0,24
0,24
0,16
0,25
0,22
0,25
0,25
0,16
0,16
0,24
0,25
0,12
0,16
0,25
0,12
0,18
r11 Kriteria
0,91 RELIABEL
B
17
17
40
20
26
27
35
23
30
21
23
35
35
26
22
38
35
24
38
JS
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
10 44
P
0,39
0,39
0,91
0,45
0,59
0,61
0,8
0,52
0,68
0,48
0,52
0,8
0,8
0,59
0,5
0,86
0,8
0,55
0,86
0,23
Kriteria
sedang
sedang
mudah
sedang
sedang
sedang
mudah
sedang
sedang
sedang
sedang
mudah
mudah
sedang
sedang
mudah
mudah
sedang
mudah
Sukar
BA
11
13
22
13
16
18
20
15
19
15
14
20
21
20
15
19
20
13
20
9
BB
6
4
18
7
10
9
15
8
11
6
9
15
14
6
7
19
15
11
18
1
JA
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
JB
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
DP
0,23
0,41
0,18
0,27
0,27
0,41
0,23
0,32
0,36
0,41
0,23
0,23
0,32
0,64
0,36
0
0,23
0,09
0,09
0,36
Kriteria Keterangan
cukup
baik
jelek
cukup
cukup
baik
cukup
cukup
cukup
baik
cukup
cukup
cukup
baik
cukup
jelek
cukup
jelek
jelek
Cukup
dibuang
diterima
diterima
diterima
diterima
diterima
diterima
diterima
diterima
diterima
dibuang
diterima
diterima
diterima
diterima
dibuang
diterima
dibuang
dibuang
Diterima
92
Y
Y2
20 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
21 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0
22 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
24 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0
25 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
26 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
27 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0
30 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
31 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
32 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
33 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1
34 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
35 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
36 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
37 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0
38 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0
39 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1
40 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
35 34 34 33 32 32 31 31 31 29 29 28 28 26 25 27 27 27 27 28 26
1225 1156 1156 1089 1024 1024 961 961 961 841 841 784 784 676 625 729 729 729 729 784 676
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
24
576
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0
0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0
1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1
0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0
1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1
1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0
1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0
0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0
0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0
1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0
0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1
1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1
1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0
1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0
23 24 22 19 20 21 20 21 20 20 19 17 16 16
529 576 484 361 400 441 400 441 400 400 361 289 256 256
93
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0
1 1 0 1 1 0 0
1 1 1 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 0
1 0 0 0 1 1 0
0 1 1 1 0 0 1
0 1 1 1 0 1 1
1 0 1 0 1 1 0
1 0 0 1 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0 0
0 0 1 1 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 1 1 0
1 1 0 1 1 0 0
16 16 16 16 15 15 12
256 256 256 256 225 225 144
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
12
144
10
23
24
36
19
26
19
35
24
24
23
26
34
21
26
15
29
22
19
23
30
1040
26416
10
23
24
36
19
26
19
35
24
24
23
26
34
21
26
15
29
22
19
23
30
(∑Y)²=
1081600
∑pq S
4,606405 42,65539
302 100 0,55 VALID 0,23 0,77 0,18
604 529 0,43 VALID 0,52 0,48 0,25
585 576 0,13 TIDAK 0,55 0,45 0,25
899 1296 0,44 VALID 0,82 0,18 0,15
506 361 0,4 VALID 0,43 0,57 0,25
679 676 0,46 VALID 0,59 0,41 0,24
502 361 0,38 VALID 0,43 0,57 0,25
861 1225 0,29 TIDAK 0,8 0,2 0,16
611 576 0,31 VALID 0,55 0,45 0,25
616 576 0,34 VALID 0,55 0,45 0,25
557 529 0,09 TIDAK 0,52 0,48 0,25
658 676 0,31 VALID 0,59 0,41 0,24
840 1156 0,31 VALID 0,77 0,23 0,18
537 441 0,29 TIDAK 0,48 0,52 0,25
679 676 0,46 VALID 0,59 0,41 0,24
394 225 0,29 TIDAK 0,34 0,66 0,22
728 841 0,32 VALID 0,66 0,34 0,22
586 484 0,46 VALID 0,5 0,5 0,25
506 361 0,4 VALID 0,43 0,57 0,25
588 529 0,31 VALID 0,52 0,48 0,25
758 900 0,37 VALID 0,68 0,32 0,22
10 44 0,23
23 44 0,52
24 44 0,55
36 44 0,82
19 44 0,43
26 44 0,59
19 44 0,43
35 44 0,8
24 44 0,55
24 44 0,55
23 44 0,52
26 44 0,59
34 44 0,77
21 44 0,48
26 44 0,59
15 44 0,34
29 44 0,66
22 44 0,5
19 44 0,43
23 44 0,52
30 44 0,68
Sukar
sedang
sedang
mudah
sedang
sedang
sedang
mudah
sedang
sedang
sedang
sedang
mudah
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
9 1 22 22 0,36
16 7 22 22 0,41
14 10 22 22 0,18
21 15 22 22 0,27
13 6 22 22 0,32
17 9 22 22 0,36
12 7 22 22 0,23
20 15 22 22 0,23
14 10 22 22 0,18
15 9 22 22 0,27
14 9 22 22 0,23
17 9 22 22 0,36
20 14 22 22 0,27
13 8 22 22 0,23
18 8 22 22 0,45
10 5 22 22 0,23
17 12 22 22 0,23
15 7 22 22 0,36
13 6 22 22 0,32
14 9 22 22 0,23
18 12 22 22 0,27
cukup
baik
jelek
cukup
cukup
cukup
cukup
cukup
jelek
cukup
cukup
cukup
cukup
cukup
baik
cukup
cukup
cukup
cukup
cukup
cukup
diterima
diterima
dibuang
diterima
diterima
diterima
diterima
dibuang
diterima
diterima
dibuang
diterima
diterima
dibuang
diterima
dibuang
diterima
diterima
diterima
diterima
diterima
94
Lampiran 15
CONTOH PERHITUNGAN VALIDITAS SOAL UJI COBA Rumus :
NXY (X )(Y )
rxy
{NX 2 (X ) 2 }{NY 2 (Y ) 2 }
Keterangan : N
= jumlah responden.
X
= jumlah skor tiap item.
Y
= jumlah skor total.
XY = jumlah skor perkalian X dan Y. Apabila rhitung rtabel maka dianggap signifikan Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Kode S17 S35 S38 S8 S32 S27 S11 S43 S18 S19 S3 S6 S29 S41 S39 S1 S14 S31 S20 S30 S34 S13
X 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0
Y 35 34 34 33 32 32 31 31 31 29 29 28 28 26 25 27 27 27 27 28 26 24
X2 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0
Y2 1225 1156 1156 1089 1024 1024 961 961 961 841 841 784 784 676 625 729 729 729 729 784 676 576
XY 35 0 34 0 0 0 0 31 31 0 29 0 28 0 25 27 0 27 27 0 26 0
124
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 S
rxy
S23 S7 S33 S15 S21 S28 S22 S16 S5 S44 S24 S2 S9 S42 S40 S26 S36 S25 S37 S4 S12 S10
1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 17
23 24 22 19 20 21 20 21 20 20 19 17 16 16 16 16 16 16 15 15 12 12 1040
1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 17
529 576 484 361 400 441 400 441 400 400 361 289 256 256 256 256 256 256 225 225 144 144 26416
23 0 0 19 0 0 0 0 0 0 0 0 16 0 16 0 0 0 15 15 0 0 424
NXY (X )(Y ) {NX (X ) 2 }{NY 2 (Y ) 2 } 2
18656 (17)(1040)
748 (17) 1162304 (1040) 2
2
0,160
rhitung rtabel = 0,160 0,297 . Jadi soal uraian nomor 1 dikatakan tidak signifikan atau tidak valid.
125
Lampiran 16 PERHITUNGAN RELIABILITAS SOAL UJI COBA
Rumus: 2 k S pq r11 S2 k 1
Keterangan: r11 k P Q
: : : :
2
S
:
reliabilitas yang dicari jumlah item soal proporsi peserta tes menjawab benar proporsi peserta tes menjawab salah varians
=
X
X
=
1-p
2
2
N
N
N
:
jumlah peserta tes
Kriteria Soal dikatakan reliabel jika rhitung > rtabel dengan 5% . Perhitungan Berdasarkan tabel pada analisis uji coba diperoleh: n = 40 pq = 8,657
(1040) 2 26416 44 S2 44 1081600 26416 44 44 1834,1818 44 41,686
126
40 41,686 8,657 r11 41,686 40 1 (1,0256) (0,7923) 0,813 Pada 5% dan N = 39 diperoleh rtabel = 0,297 Karena r11 = 0,813 > rtabel = 0,297 maka soal reliabel.
127
Lampiran 17 CONTOH PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN
Rumus:
P
B JS
Keterangan: P = angka indek kesukaran item B = testee yang menjawab betul pada butir item JS = Jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar Kriteria
Besarnya P
Interpretasi
Kurang dari 0,25 0,25-0,75 Lebih dari 0,75
Terlalu sukar Cukup (sedang) Terlalu mudah
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kode S17 S35 S38 S8 S32 S27 S11 S43 S18 S19 S3 S6 S29 S41 S39 S1 S14
Skor 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0
No 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Kode S17 S35 S38 S8 S32 S27 S11 S43 S18 S19 S3 S6 S29 S41 S39 S1 S14
Skor 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0
128
18 19 20 21 22
S31 S20 S30 S34 S13 Jumlah
1 40 S31 1 41 S20 0 42 S30 1 43 S34 0 44 S13 11 Jumlah X = 11 + 6 = 17
1 1 0 1 0 6
Sehingga,
p
B JS 17 44 0,39
Berdasarkan kriteria, maka soal pilihan ganda nomor 1 mempunyai tingkat kesukaran yang sedang.
129
Lampiran 18 CONTOH PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA
Rumus:
D
BA BB JA JB
Keterangan: JA JB BA BB
: Jumlah peserta tes kelompok atas : Jumlah peserta tes kelompok bawah : Banyak peserta tes kelompok atas yang menjawab benar. : Banyak peserta tes kelompok bawah yang menjawab benar.
Kriteria Besarnya D
Klasifikasi Soal
Kurang dari 0,20 0,21 0,40 0,41 – 0,71 0,71 1,00 Bertanda negative
Poor (jelek) Satisfactory (cukup) Good (baik) Exellent (baik sekali) Butir soal dibuang
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kelompok Atas Kode Skor S17 1 S35 0 S38 1 S8 0 S32 0 S27 0 S11 0 S43 1 S18 1 S19 0 S3 1 S6 0 S29 1
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kelompok Bawah Kode Skor S23 1 S7 0 S33 0 S15 1 S21 0 S28 0 S22 0 S16 0 S5 0 S44 0 S24 0 S2 0 S9 1
130
14 15 16 17 18 19 20 21 22
S41 S39 S1 S14 S31 S20 S30 S34 S13 Jumlah
0 1 1 0 1 1 0 1 0 11
14 15 16 17 18 19 20 21 22
S42 S40 S26 S36 S25 S37 S4 S12 S10 Jumlah
0 1 0 0 0 1 1 0 0 6
Dari tabel di atas diperoleh: JA = 22 JB = 22 BA = 11 BB = 6 Jadi,
BA BB JA JB 11 6 22 22 0,5 0,27 0,23
D
Berdasarkan kriteria, maka soal pilihan ganda no 1 mempunyai daya pembeda cukup.
131
Lampiran 19 SILABUS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester
: MA Negeri Demak : FISIKA : XI : Genap
Standar Kompetensi : 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Penilaian Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Jenis Tagihan
2.2. Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan fluida dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Fluida statis
-
-
-
Memetakan konsep tekanan dan faktorfaktor yang mempengaruhinya Melakukan percobaan Hukum Archimedes tentang gaya ke atas dan benda tenggelam, melayang dan terapung.
Mencari informasi melalui lingkungan, mengenai alat-alat yang prinsip kerjanya berdasarkan Hukum Pascal dan Hukum Archimedes
o Memformulasikan hukum
dasar fluida statis o Menerapkan hukum dasar fluida statis pada masalah fisika sehari-hari o Memformulasikan tegangan permukaan zat cair
Tes Tertulis
Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat
6 jp
Sumber: o Buku FISIKA
Bentuk Instrumen Pilihan ganda
SMA Marthen Tes Observasi
Laporan dan unjuk kerja
Kanginan Kelas 2B o LKS o Alat-alat Pratikum
Demak, 07 Maret 2011 Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Rizqi Widarti, S.Pd
Mahasiswa Praktikan
Zulfatun Naeli Nim. 073611032 132
Lampiran 20
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah
: MA Negeri Demak
Mata Pelajaran
: FISIKA
Kelas/Semester
: XI IPA / Genap
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Standar Kompetensi
: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah
Kompetensi Dasar
: 2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
:
1. Menerapkan konsep tenggelam, terapung dan melayangpada masalah fisika dalam kehidupan sehari-hari 2. Menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi tenggelam, terapung dan melayang 3. Menggunakan dan memformulasikan rumus matematis tenggelam, terapung dan melayang untuk menghitung masalah fisika yang matematis
PERTEMUAN KE-1 I.
Tujuan Pembelajaran : Dengan melakukan pembelajaran fisika hands on activity Peserta didik mampu menerapkan konsep benda tenggelam, melayang dan terapung serta mampu untuk memecahkan masalah fisika yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
II. Materi Ajar : Terapung, Melayang dan Terapung Benda terapung adalah gaya bera benda (W) sama dengan gaya ke atas Fa. Pada keadaan ini hanya sebagian benda tercelup ai dalam zat cair sehingga volume zat cair yang dipindahkan oleh benda lebih kecil daripada volume benda. Dari uraian di atas dapat dijabarkan.
wbenda tercelup Fa 133
b .Vb .g f .Vbf .g Oleh karena Vb Vbf akibatnya b f Benda melayang adalah volume zat cair yang dipindahkan oleh benda sama dengan volume bendanya. Dari uraian di atas dapat dijabarkan.
wbenda tercelup Fa
b .Vb .g f .Vbf .g Oleh karena Vb Vbf akibatnya b f Benda tenggelam maka akan berlaku : W = N+Fa, sehingga besarnya berat benda lebih besar dari pada gaya ke atas, dan dirumusakan
wbenda Fa b .Vb .g f .Vbf .g benda fluida
III. Metode Pembelajaran : Pembelajaran fisika Hands On Activity IV. Kegiatan Pembelajaran No
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Kegiatan Awal 1.
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa
2.
Guru melakukan presensi
3.
Apersepsi dengan menanyakan materi sebelumnya Guru memberikan motivasi (mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari). “Tahukah kalian hanya dengan memasukkan telur ke dalam
4.
5 Menit
air, kalian bisa membedakan anatara telur yang segar dengan telur yang busuk. Mengapa demikian?” Motivasi: “Pernahkah kalian melihat kapal selam? Mengapa kapal selam bisa terapung melayang dan tenggelam”
5.
Guru menjelaskan secara singkat tujuan pembelajaran yaitu 134
Dengan melakukan pembelajaran fisika hands on activity peserta didik mampu menjelaskan prinsip benda tenggelam, melayang dan terapung serta mampu menerapkannya untuk memecahkan masalah fisika yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan benar Kegiatan Inti Elaborasi 6.
7.
8.
Guru
memberikan
petunjuk-petunjuk
yang
akan
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.
7 Menit
Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok, melilih ketua kelompok dan mengatur tempat duduk peserta didik. Guru membagi tugas kepada masing-masing kelompok
5 Menit
dengan soal yang sama Eksplorasi
9.
Guru meminta tiap kelompok untuk melakukan praktikum, mengerjakan tugas dan berdiskusi dengan kelompoknya
30 menit
Guru meminta tiap kelompok maju untuk mempresentasikan 10. hasil praktikum, sedangkan kelompok lain yang tidak maju memperhatikan 11.
12.
Guru dan peserta didik bersama-sama mendiskusikan hasil
20 Menit
praktikum Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan Konfirmasi Guru meminta salah seorang peserta didik dari perwakilan
13. salah satu kelompok yang akan menjelaskan materi yang
3 menit
baru di pelajari 14
Guru menegaskan kembali tentang hukum Achimedes
5 Menit
Penutup peserta didik dipandu oleh guru menyimpulkan tentang 15. hukum Archimedes, besar gaya apung dan penerapan
5 Menit
hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari 16. Evaluasi/tes akhir (terlampir)
10 Menit
135
17. Berdoa dan mengucapkan salam
V. Bahan Ajar : FISIKA SMA kelas XI Marthen Kanginan (Erlangga), neraca ohauss, garam 1 kg, bejana/tabung, air, telur
VI. Penilaian : 1. Prosedur Tes :
Tes awal
Tes proses : ada
Tes akhir : ada
: ada
2. Jenis Tes:
Tes awal
Tes proses : pengamatan
Tes akhir : tertulis
: lisan
3. Alat Tes:
Tes awal
:
a. Apa yang dimaksud dengan fluida? b. Bagaimana bunyi hukum archimedes?
Tes proses : NO
Indikator
1
Kektifan dalam mengikuti pelajaran
2
Keaktifan dalam bertanya
3
Keaktifan dalam menyiapkan alat
4
Keaktifan dalam diskusi
Nilai
136
Tes akhir : Suatu benda dengan massa jenis ρb dicelupkan seluruhnya ke dalam zat cair dengan massa jenis ρf . Jika berat benda tersebut adalah w dan mengalami gaya ke Fa . buktikan bahwa:
b wu f Fa
Semarang, 10 Maret 2011 Mengetahui Guru Fisika
Peneliti
Rizqi Widarti, S.Pd
Zulfatun Naeli Nim: 073611032
Mengetahui, Kepala Sekolah
Drs. H. Mohamad Sholeh, M.Ag NIP. 19580409 198303 1 003
137
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah
: MA Negeri Demak
Mata Pelajaran
: FISIKA
Kelas/Semester
: XI IPA / Genap
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Standar Kompetensi
: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah
Kompetensi Dasar
: 2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
:
1. Menerapkan konsep tegangan permukaan pada masalah fisika dalam kehidupan sehari-hari 2. Menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi tegangan permukaan 3. Menggunakan dan memformulasikan rumus matematis tegangan permukaan untuk Menyelesaikan permasalahan matematis fisika yang berhubungan dengan materi permukaan suatu zat cair
PERTEMUAN KE-2 III.
Tujuan Pembelajaran : Dengan melakukan pembelajaran fisika hands on activity Peserta didik mampu menerapkan kosep tegangan permukaan serta mampu memecahkan masalah fisika yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
dengan
memformulasikan
benar
rumus
dan
mampu
matematis
tegangan
permukaan.
138
IV. Materi Ajar : Tegangan Permukaan Pada permukaan temu (antarmuka) antara zat dan gas atau antara dua zat cair yang tidak dapat bercampur, timbul gaya – gaya di permukaan cairan yang menyebabkan permukaan cairan seakan-akan seperti selaput. Tegangan permukaan dalam lapisan didefisinikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaan F dengan panjang d dimana gaya bekerja.
F d
Dimana,
teganganpermukaan( N / m) F gayateganganpermukaan( N ) d Panjangpermukaandim ana gayabe ker ja (m)
V. Metode Pembelajaran : Pembelajaran fisika Hands On Activity IV. Kegiatan Pembelajaran No
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Kegiatan Awal 1.
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa
2.
Guru melakukan presensi
3.
Apersepsi dengan menanyakan materi sebelumnya Guru memberikan motivasi (mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari).
4.
“Tahukah kalian tetes embun yang jatuh pada sarang laba-
5 Menit
laba berbentuk bola?, nyamuk dapat hinggap pada permukaan air?. Mengapa demikian?” Guru menjelaskan secara singkat tujuan pembelajaran yaitu Dengan melakukan pembelajaran fisika hands on activity 5.
peserta
didik
mampu
menerapkan
kosep
tegangan
permukaan serta mampu memecahkan masalah fisika yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan benar dan 139
mampu memformulasikan rumus matematis tegangan permukaan. Kegiatan Inti Eksplorasi Guru menjelalaskan sedikit materi yang berkaitan dengan
6.
materi tegangan permukaan
7.
10 Menit
Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok Guru membagi tugas kepada masing-masing kelompok
8.
5 Menit
dengan soal yang sama Guru meminta tiap kelompok untuk melakukan praktikum,
9.
mengerjakan tugas dan berdiskusi dengan kelompoknya
30 menit
Elaborasi Guru meminta tiap kelompok maju untuk mempresentasikan 10. hasil praktikum, sedangkan kelompok lain yang tidak maju memperhatikan 11.
20 Menit
Guru dan peserta didik bersama-sama mendiskusikan hasil praktikum Konfirmasi
12
Guru menegaskan kembali tentang tegangan permukaan
5 Menit
Penutup peserta didik dipandu oleh guru menyimpulkan tentang 13. tegangan permukaan dan penerapan tegangan permukaan
5 Menit
dalam kehidupan sehari-hari 14. Evaluasi/tes akhir (terlampir) 10 Menit 15. Berdoa dan mengucapkan salam VII.
Bahan Ajar : FISIKA SMA kelas XI Marthen Kanginan (Erlangga), air,
sabun batangan, silet dan merica bubuk, serta loyang pendek atau nampan.
VIII.
Penilaian :
4. Prosedur Tes :
Tes awal
Tes proses : ada
Tes akhir : ada
: ada
140
5. Jenis Tes:
Tes awal
Tes proses : pengamatan
Tes akhir : tertulis
: lisan
6. Alat Tes:
Tes awal
:
a. Apa yang dimaksud dengan tegangan permukaan ? b. Mengapa tetes air yanng jatuh dari kran mendekati bola?
Tes proses : NO
Indikator
1
Kektifan dalam mengikuti pelajaran
2
Keaktifan dalam bertanya
3
Keaktifan dalam menyiapkan alat
4
Keaktifan dalam diskusi
Nilai
Tes akhir : Bagaimana cara untuk menunjukkan bahwa pada permukaan zat cair terdapat teganngan permukaan?
Semarang, 10 Maret 2011 Mengetahui Guru Fisika
Peneliti
Rizqi Widarti, S.Pd
Zulfatun Naeli Nim: 073611032
Mengetahui, Kepala Sekolah
Drs. H. Mohamad Sholeh, M.Ag NIP. 19580409 198303 1 003
141
Lampiran 21 Lembar Kerja Peserta didik (LKS) (Percobaan Telur yang Mengapung dan Identifikasi Telur)
Materi Pokok
: Fluida statik
Jenis Percobaan
: Tenggelam, melayang dan terapung
A. Indikator 4. Menerapkan konsep tenggelam, terapung dan melayangpada masalah fisika dalam kehidupan sehari-hari 5. Menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi tenggelam, terapung dan melayang 6. Menggunakan dan memformulasikan rumus matematis tenggelam, terapung dan melayang untuk menghitung masalah fisika yang matematis
B. Tujuan a. Peserta didik mampu menerapkan konsep tenggelam, terapung, dan melayang pada masalah fisika dalam kehidupan sehari-hari b. Peserta didik mampu menyelesaikan masalah fisika dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi tenggelam, terapung dan melayang c. Peserta didik mampu menggunakan rumus gaya apung pada benda dengan kondisi tenggelam, terapung dan melayang untuk menghitung gaya apung benda tersebut d. Peserta didik mampu memformulasikan rumus gaya apung pada benda dengan kondisi tenggelan, terapung dan melayang untuk menghitung volume banda yang tercelup.
C. Alat dan Bahan a. Neraca ohauss
d. garam 1 kg
b. Bejana/tabung
e. Air
c. Telur
142
D. Permasalahan Tahukah kalian hanya dengan memasukkan telur ke dalam air, kalian bisa membedakan antara telur yang segar dengan telur yang busuk? Mengapa demikian?
E. Kegiatan pembelajaran No 1
Kegiatan Menentukan massa jenis larutan air garam pada saat benda melayang, terapung dan tenggelam: a. Coba kalian rangkai alat dan bahan di atas untuk percobaan menentukan massa jenis larutan air garam pada saat benda melayang, terapung dan tenggelam. b. Gambarkan rangkaiannya! Jawab: ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………… c. Setelah alat dan bahan terangkai dengan benar, timbanglah telur dengan neraca Ohauss. Amati penunjukan keseimbangan pada neraca ohauss sampai benar-benar seimbang. Berapakah massa telur tersebut? Jawab: ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………… d. Isi bejana dengan air hingga menunjukkan volume tertentu. Apa yang terjadi pada telur dan air di dalam bejana apabila telur dimasukkan ke dalam bejana tersebut? Setelah telur dimasukkan ke dalam air, menjadi berapakah volume air sekarang? Jawab:………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… e. Dari jawaban d, hitunglah volume telur! Jawab: ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 143
……………………………………
f. Hitunglah massa jenis telur! Jawab: ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………
g. Apa yang akan terjadi jika telur dimasukkan ke dalam larutan garam? Jawab: ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………
h. Hal ini terjadi karena Jawab: ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………
i. Timbang 250 gr garam dan masukkan ke dalam bejana yang berisi air dan telur. Aduk perlahan sampai bercampur dan amati apa yang terjadi pada telur? Berapakah massa jenis larutan garam tersebut? Jawab: ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………
j. Timbang 500 gr garam dan masukkan ke dalam bejana yang berisi air dan telur. Aduk perlahan sampai bercampur dan amati apa yang terjadi pada telur? Berapakah massa jenis larutan garam tersebut? Jawab: ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………
144
k. Setelah melakukan percobaan di atas, isilah tabel di bawah ini sesuai data yang anda peroleh! Jawab: Keadaan telur
Massa jenis
Massa jenis telur
air/larutan garam Tenggelam Melayang Terapung
Dari tabel di atas, bagaimana perbandingan massa jenis air/larutan garam dengan massa jenis telur pada keadaan tenggelam, melayang dan terapung? Tuliskan jawaban kalian! Jawab: ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………… 2
Menerapkan prinsip melayang, terapung dan tenggelam untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari: Jika ada 2 buah telur, satu diantara telur busuk. Bagaimana cara kalian membedakan kedua telur tersebut? Mengapa kalian melakukan hal tersebut? Jawab: ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………
3
Kesimpulan: a. Syarat benda melayang adalah… Jawab: ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………… b. Syarat benda terapung adalah… Jawab: ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………… c. Syarat benda tenggelam adalah… 145
Jawab: ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………
4
Buatlah laporan sederhana dari hasil percobaan yang telah kalian lakukan, kemudian laporkan hasil percobaan tersebut di depan kelas.
146
Lembar Kerja Peserta didik (LKS) (Percobaan merica yang ketakutan)
Materi Pokok
: Fluida statik
Jenis Percobaan
: Tegangan permukaan
F. Indikator 4. Menerapkan konsep tegangan permukaan pada masalah fisika dalam kehidupan sehari-hari 5. Menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi tegangan permukaan 6. Menggunakan dan memformulasikan rumus matematis tegangan permukaan untuk Menyelesaikan permasalahan matematis fisika yang berhubungan dengan materi permukaan suatu zat cair
G. Tujuan a. Peserta didik mampu menerapkan konsep tegangan permukaan pada masalah fisika dalam kehidupan sehari-hari b. Peserta didik mampu menyelesaikan masalah fisika dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan tegangan permukaan c. Peserta didik mampu menggunakan rumus gaya apung pada benda dengan tegangan permukaan suatu zat cair d. Peserta didik mampu memformulasikan rumus matematis tegangan permukaan pada untuk besarnya kenaikan permukaan suatu zat cair.
H. Alat dan Bahan a. Air
d. Silet dan merica bubuk
b. Penggaris
e. loyang kue pendek / nampan
c. Sabun batangan
I. Kegiatan pembelajaran No 1
Kegiatan l. Tuangkan air ke dalam loyang, hingga setinggi 1,5 cm. m. Diamkan loyang itu sampai tenang. Setelah air tenang masukkan dengan hati147
hati silet ke dalam air tersebut, amati apa yang terjadi dengan silet? Kemudian ambil kembali silatnya. Jawab:……………………………………………………………................... …………………………………………………………………….................. ……………………………………………………………………..................
n. Taburkan merica secukupnya di atas permukaan air, sampai semua permukaan air. o. Sentuhkan sabun batangan ke tengah air, amati apa yang terjadi dengan merica? Jawab:……………………………………………………………..................... …………………………………………………………………….................... …………………………………………………………………….................... …………………………………………………………………… 2
Kesimpulan: Syarat terjadinya tegangan permukaan adalah… Jawab:……………………………………………………………..................... …………………………………………………………………….................... …………………………………………………………………….................... ……………………………………………………………………..................... .........................
3
Buatlah laporan sederhana dari hasil percobaan yang telah kalian lakukan, kemudian laporkan hasil percobaan tersebut di depan kelas.
148
Lampiran 22 KISI-KISI SOAL TES AKHIR Satuan Pendidikan Sub Materi Pokok Kelas/Semester Standar Kompetensi Banyak Soal Alokasi Waktu
Kompetensi Dasar 3. Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamik dan dapat menerapkan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari
Materi Tenggelam, terapung, melayang dan tegangan permukaan
: MA Negeri Demak : Fluida statis : XI/2 : Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah : 30 : 2 X 45 menit
Kegiatan Pembelajaran Menentukan rumus tenggelam, terapung dan melayang Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan tenggelam, terapung melayang dan tegangan permukaan
Indikator
No. Soal
Bentuk Soal
2.4. Menerapkan konsep tenggelam, 7, 9, 10, 11, terapung, melayang dan tegangan 20, 25. permukaan pada masalah fisika dalam kehidupan sehari-hari
Pilihan Ganda
2.5. Menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi tenggelam, melayang, terapung dan tegangan permukaan
1, 5, 6, 8, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 21, 23, 24, 26, 27,28,29.
Pilihan Ganda
2.6. Menggunakan dan memformulasikan 2, 3, 4, 14, 19, 22, rumus matematis tenggelam, melayang, 30 terapung dan tegangan permukaan untuk menghitung masalah fisika yang matematis.
Pilihan Ganda
149
Lampiran 23
SOAL TES AKHIR Satuan Pendidikan : MA Negeri Demak Kelas : XI Waktu : 2 x 45 Menit Bentuk soal : Pilihan Ganda 1. Berdoalah dulu sebelum mengerjakan 2. Tulis nama lengkap dan kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan. 3. Kerjakan dengan tenang dan teliti, dahulukan soal yang dianggap mudah. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling benar, pada lembar jawab yang sudah tersedia. 41. Kapal laut dapat terapung di atas air karena …. a. Adanya gaya apung yang besar sehingga dapat mengimbangi berat kapal b. Adanya alat yang dapat mengatur keluar masuknya air dalam kapal, sehingga kapal tidak tenggelam c. Adanya gaya apung yang bernilai kecil sehingga dapat mengimbangi berat kapal d. Adanya gaya apung yang besarnya sama dengan berat kapal e. Adanya gaya apung yang arahnya ke atas 42. Sebuah batu volumenya 0,5 m3 tercelup seluruhnya ke dalam zat cair yang massa jenisnya 1500 kg/m3 . Jika percepatan gravitasi 10 m/s2 , maka batu akan mendapat gaya ke atas sebesar…. a. 1500 N d. 7500 N b. 3000 N e. 9000 N c. 4500 N 43. Benda yang massanya 600 gram terapung di dalam air (massa jenis air 1000 kg/m 3) dan percepatan gravitasi bumi g = 10 m/s2 . Jika ¼ bagian benda muncul di atas permukaan air, maka volume benda tersebut adalah .… cm3 a. 450 d. 750 b. 500 e. 800 c. 600 44. Sebuah benda terapung di permukaan suatu zat cair dengan ¼ bagian muncul di permukaan. Bila massa jenis zat cair 800 kg/m3 , maka massa jenis benda tersebut adalah …. kg/m3 a. 1200 d. 600 b. 1000 e. 400 c. 800 45. Sebuah balok es terapung di dalam bejana berisi air, jika diketahui massa jenis es dan air masing-masing adalah 900 kg/m3 dan 1000 kg/m3, maka bagian es yang terendam dalam air adalah …. a. 90% d. 25% b. 75% e. 10% c. 60%
150
46. Sebuah benda terapung di permukaan suatu zat cair dengan ½ bagian muncul di permukaan. Bila massa jenis zat cair 800 kg/m3, maka massa jenis benda tersebut adalah …. a. 400 kg/m3 d. 700 kg/m3 b. 500 kg/m3 e. 800 kg/m3 3 c. 600 kg/m 47. Sebuah benda berongga akan terapung dalam air jika … i. Gaya Archimedes benda < berat benda j. Gaya Archimedes benda = berat benda k. Gaya Archimedes benda > berat benda l. Massa jenis benda = massa jenis air m. Massa jenis benda < massa jenis air 48. Sebongkah es terapung di laut. Jika massa jenis air laut 1200 kg/m3 dan massa jenis sebongkah es 900 kg/m3. Maka volume sebongkah es yang tercelup dalam air laut sama dengan …. volume yang muncul. a. 2 kali d. 5 kali b. 3 kali e. 6 kali c. 4 kali 49. Ketika kita terlentang di atas permukaan air laut maka tubuh kita tidak tenggelam, hal tersebut terjadi karena .… a. Sebagian permukaan tubuh yang tercelup dalam air memindahkan air, sehingga kerja gaya apung yang dapat mengimbangi berat badan kita b. Massa jenis badan kita lebih kecil dari pada massa jenis air c. Gaya gravitasi yang bekerja lebih kecil daripada gaya gravitasi normal d. Berat jenis badan kita lebih kecil dari pada berat jenis air e. Adanya hukum Pascal 50. Kapal selam merupakan peralatan yang memanfaatkan prinsip …. a. Hukum Pascal d. Hukum Boyle b. Hukum Archimedes e. Hukum Stokes c. Hukum pokok Hidrostatis 51. Balon udara dapat terbang di udara karena memanfaatkan prinsip .… a. Hukum Archimedes d. Hukum Stokes b. Hukum Pascal e. Hukum Pokok Hidrostatis c. Hukum Boyle 52. Kapal selam memiliki sebuah bagian pemberat yang dapat diisi dengan air. Fungsi dari bagian pemberat itu adalah sebagai …. a. Alat untuk mengatur masuknya air dan udara b. Alat yang dapat diisi air dan udara secara bergantian agar kapal selam dapat terapung, melayang dan tenggelam dengan mudah c. Alat pemberat kapal selam di dalam air d. Pelengkap agar kapal selam dapat berfungsi dengan baik e. Pelengkap agar kapal selam dapat berbelok di dalam air 53. Benda dapat terapung di permukaan air apabila .… a. Berat benda lebih besar dari gaya apung b. Berat benda lebih kecil dari gaya apung c. Berat benda sama dengan gaya apung d. Gaya apung sebanding dengan berat benda e. Gaya apung yang diberikan mempengaruhi berat benda 151
54. Sebuah benda terapung di atas permukaan minyak yang massa jenisnya 0,8 g/cm3. Jika 40% volumenya berada di atas permukaan minyak, tentukan massa jenis benda itu dalam g/cm3.... a. 0,28 g/cm3 d. 0,68 g/cm3 b. 0,48 g/cm3 e. 0,75 g/cm3 3 c. 0,84 g/cm \ 55. Ketika kita berdiri di pantai yang dasarnya berbatu, kaki kita akan terasa lebih sakit dari pada ketika kita berdiri di pantai yang dasarnya berbatu akan tetapi batu tersebut tertutup oleh air. Hal tersebut terjadi karena …. a. Gaya yang diberikan pada batu lebih besar akibat adanya gaya ke atas oleh air b. Gaya yang diberikan pada batu lebih kecil akibat adanya gaya ke atas oleh air c. Gaya yang diberikan pada batu sama dengan akibat adanya gaya ke atas oleh air d. Adanya gaya aksi reaksi antara batu dan kaki e. Gaya aksi reaksi yang besarnya sebanding dengan gaya ke atas oleh air 56. Dengan hati-hati Ali meletakkan silet dipermukaan air dan silet tidak tenggelam. Hal tersebut terjadi karena … a. Adanya gaya apung Archimedes b. Adanya tegangan permukaan air c. Massa jenis silet lebih kecil dari pada air d. Massa jenis silet lebih besar dari pada air e. Massa jenis silet sama dengan air 57. Sebuah jarum panjangnya 4 cm terapung di permukaan air. Jika massa jarum 1 gram dan g = 10 m/s2, besar tegangan permukaan air tersebut adalah … N/m a. 0,25 d. 0,55 b. 0,35 e. 0,65 c. 0,45 58. Sebuah pipa kapiler di masukkan ke dalam bejana zat cair. Kenaikan permukaan zat cair dalam pipa kapiler tidak tergantung pada … a. Sudut kontak d. Diameter pipa kapiler b. Tegangan permukaan e. Tekanan udara luar c. Massa jenis zat cair 59. Sebuah pipa kapiler berdiameter 0,2 mm dimasukkan dalam alkohol bersuhu 20o C ( ρalkohol ρ = 800 kg/m3). Jika sudut kontak 60o dan tegangan permukaan 0,02 N/m, kenaikan dalam pipa adalah … mm (g = 10 m/s2) a. 26 d. 23 b. 25 e. 22 c. 24 60. Pada tabel berikut : Zat cair Suhu (oC) Tegangan permukaan Air 0 0,076 Air 20 0,072 Air 100 0,059 Berdasarkan tersebut, pernyataan berikut yang benar adalah … a. b. c. d.
Air panas lebih sulit membasahi kain Air dingin lebih mudah membasahi kain Jika air dipanaskan, tegangan permukaan semakin besar Pemanas air mengakibatkan menurunnya tegangan permukaan 152
e. Penurunan suhu mengakibatkan kenaikan tegangan permukaan 61. Serangga dapat berjalan pada dipermukaan air karena … a. Berat jenis serangga lebih kecil dari pada berat jenis air b. Berat jenis serangga lebih besar dari pada berat jenis air c. Berat jenis serangga sama dengan air d. Adanya gaya apung Archimedes e. Adanya tegangan permukaan air 62. Minyak yang massa jenisnya 800 kg/m3 dan sudut kontaknya dengan gelas 45o, naik 2 cm di dalam sebuah pipa gelas kapiler yang diameternya 1,6 mm. Tegangan permukaan minyak tersebut adalah … (g = 10 m/s2) a. 62 dyne/cm d. 64√2 dyne/cm b. 62√2 dyne/cm e. 63 dyne/cm c. 64 dyne/cm 63. Dua tetes cairan diletakkan di atas sebuah gelas kaca yang bersih. Tetes yang satu berbentuk pipih dan tetes yang lain berbentuk bulat, hal tersebut terjadi karena … a. Tetes yang berbentuk bulat mempunyai permukaan lebih kecil dari pada tetes yang berbentuk pipih b. Tetes yang berbentuk bulat merupakan bentuk tetes yang paling kuat c. Tetes yang berbentuk bulat mempunyai gaya tegang lebih kecil dari pada tetes yang berbentuk pipih d. Tetes yang berbentuk bulat mempunyai permukaan lebih lebar dari pada tetes yang berbentuk pipih e. Tetes yang berbentuk bulat mempunyai gaya kohesi lebih kecil dari pada tetes yang berbentuk pipih 64. Tegangan permukaan dapat dikatakan sebagai kecenderungan permukaan untuk berkontraksi (mengkerut), ketika air dipanaskan maka sifat tegangan permukaannya menjadi … a. Membesar d. Menghilang b. Mengecil e. Tidak beraturan c. Tetap 65. Tegangan permukaan suatu benda bergantung pada … a. Percepatan gravitasi dan luas permukaan benda b. Gaya tegang permukaan dan percepatan gravitasi c. Gaya tegang permukaan dan luas permukaan benda d. Berat benda dan luas permukaan benda e. Berat benda dan gaya tegang permukaan 66. Naiknya air di dalam pipa kapiler yang diameternya 0,6 mm apabila tegangan permukaan air 60 dyne/cm adalah … cm a. 4,59 d. 5,15 b. 5,00 e. 4 c. 4,80 67. Sebuah pipa kapiler mempunyai jari-jari 0,2 mm. Pipa ini sebagian dimasukkan dalam air (γ = 7,27 x 10-2 N/m), maka kenaikan air dalam pipa tersebut jika sudut kontaknya dianggap 0o adalah … (g = 10 m/s2) a. 7,27 cm d. 7,31 cm b. 7,29 cm e. 7,32 cm c. 7,30 cm 153
68. Adanya tegangan permukaan pada zat cair disebabkan karena adanya … a. Resultan gaya berarah ke bawah yang bekerja pada permukaan zat cair b. Resultan gaya yang menyebar ke segala arah yang bekerja pada permukaan zat cair c. Resultan gaya berarah ke samping yang bekerja pada permukaan zat cair d. Resultan gaya antara air dan wadah yang bekerja pada permukaan zat cair e. Resultan gaya yang berlapis-lapis ke bawah yang bekerja pada permukaan zat cair 69. Gelombang laut menjadi agak tenang ketika minyak ditumpahkan di atas permukaan air laut, hal tersebut terjadi karena … a. Tegangan permukaan air ke arah depan besarnya berkurang b. Tegangan permukaan air ke arah depan besarnya bertambah c. Tegangan permukaan air ke arah depan besarnya tetap d. Tegangan permukaan air ke arah atas besarnya tetap e. Tegangan permukaan air ke bawah besarnya tetap 70. Merica bubuk yang menutupi permukaan air dalam sebuah wadah akan bergerak ke tepi wadah ketika sebuah sabun batangan didekatkan pada merica bubuk. Hal ini terjadi karena … a. Adanya perubahan tegangan permukaan air b. Adanya gaya elastisitas air c. Adanya gaya gauge d. Adanya paradoks fluida e. Adanya hukum Archimedes
Selamat Mengerjakan
154
Lampiran 24 KUNCI JAWABAN SOAL TES AKHIR B. PilihanGanda 1. A
16.
B
2. D
17.
A
3. D
18.
E
4. D
19.
B
5. A
20.
D
6. A
21.
E
7. E
22.
D
8. B
23.
A
9. A
24.
B
10. B
25.
C
11. A
26.
D
12. B
27.
A
13. B
28.
A
14. E
29.
A
15. B
30.
A
155
Lampiran 25
UJI NORMALITAS HASIL BELAJAR KELAS EKSPERIMEN
Berdasarkan data pada tabel 4.2 (nilai hasil belajar fisika materi pokok fluida statis di kelas eksperimen) diketahui: Nilai maksimal
=
90
Nilai minimal
=
57
Rentang nilai (R)
=
90 - 57
=
33
Banyaknya kelas (k) =
1 + 3,3 log 45 =
6,456
= 7 kelas
Panjang kelas (P)
33/7
4,714
=5
=
=
Tabel Perhitungan uji normalitas data akhir kelas eksperimen Kelas
Bk 56,5
57
–
61
62
–
66
61,5
67 72
– –
Zi
P(Zi)
-2,72 -1,99
0,3980
71,5
-0,54
0,2054
71 76
77
–
81
82
–
86
87
–
91
81,5 86,5 91,5
0,91 1,63 2,36
0,0200
1
0,9
0,0111
0,0787
2
3,5
0,6710
0,1926
12
8,7
1,2817
0,1340
6
6,0
0,0001
0,2472
14
11,1
0,7436
0,1298
8
5,8
0,7980
0,0425
2
1,9
0,0040
45
X² =
3,5096
0,4767
-1,27
0,18
Oi
0,4967
66,5
76,5
Ei O E 2 i i Ei
Luas Daerah
0,0714 0,3186 0,4484 0,4909
Jumlah
Dari data di atas diketahui harga chi kuadrat ( 2 )hitung = 3,5096 dan harga chi kuadrat ( 2 )tabel dengan dk = 6 dan = 5% adalah 12,59. Karena 3,5096<12,59 maka data akhir kelas eksperimen dikatakan berdistribusi normal
156
Lampiran 26
UJI NORMALITAS HASIL BELAJAR KELAS KONTROL
Berdasarkan data pada tabel 4.2 (nilai hasil belajar fisika materi pokok fluida statis di kelas kontrol) diketahui: Nilai maksimal
=
87
Nilai minimal
=
53
Rentang nilai (R)
=
87 - 53
=
34
Banyaknya kelas (k) =
1 + 3,3 log 44 =
6,423
= 6 kelas
Panjang kelas (P)
34/6
5,667
=6
=
=
Tabel Perhitungan uji normalitas data akhir kelas kontrol Kelas
Bk 52,5
53
– –
65
–
71 77 83
– – –
-1,77
Oi Ei 2
0,0353
2
1,6 0,1285
0,1764
7
7,8 0,0747
0,2109
17
9,3 6,4232
0,3047
14
13,4 0,0262
0,1048
3
4,6 0,5630
0,0153
1
0,7 0,1586
44
X² = 7,3743
-0,79 0,2852 0,19 0,0743
76 76,5
1,17 0,3790
82,5
2,14 0,4838
82 88 88,5
Ei
0,4616
70 70,5
Oi
-2,74 0,4969
64 64,5
Luas Daerah
Ei
58 58,5
59
Zi
P(Zi)
3,12 0,4991
Jumlah
Dari data di atas diketahui harga chi kuadrat ( 2 )hitung = 7,3743 dan harga chi kuadrat ( 2 )tabel dengan dk = 5 dan = 5% adalah 11,070. Karena 7,343<11,070 maka data akhir kelas eksperimen dikatakan berdistribusi normal
157
Lampiran 27 UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA NILAI AWAL ANTARA KELOMPOK EKPERIMEN (XI-A1) DAN KELOMPOK KONTROL (XI-A2) Hipotesis :
H 0 : 1 2 H 1 : 1 2 Uji Hipotesis : Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
F
Varians terbesar Varians terkecil
Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)
F 1/2a (nb-1):(nk-1) Data yang diperoleh: Sumber variasi
Eksperimen
Kontrol
Jumlah n
3386 45 75.24
3051 44 69.34
Varians (s2) Standart deviasi (s)
47.5525 6.90
37.6718 6.14
Berdasarkan rumus di atas diperoleh: F
=
47.5525 37.6718
Pada a = 5% dengan: dk pembilang = nb - 1 dk penyebut = nk -1 F (0.025)(44:43) =
=
1.2623
= = 1.8281
45-1 = 44 44 -1 = 43
158
1.2623
1.8281
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama.
159
Lampiran 28 PERHITUNGAN AKHIR UJI T
Untuk menguji kesamaan rata-rata digunakan analisis uji t dengan rumus:
x1 x 2
t s
1 1 n1 n2
Keterangan: x1
: mean sampel kelas eksperimen
x2
: mean sampel kelas kontrol
n1
: jumlah siswa pada kelas eksperimen
n2
: jumlah siswa pada kelas kontrol
S1
2
S2
2
: variansi data pada kelas eksperimen : variansi data pada kelas kontrol
Hipotesis yang digunakan adalah:
H 0 : 1 2 H 0 : 1 2 Kriteria pengujian adalah H 0 diterima jika menggunakan = 5 % menghasilkan t
hitung
t tabel dengan dk = n 1 +n 2 - 2, dan H 0 ditolak untuk harga t
lainnya. Dari data diperoleh:
Sumber variasi
Eksperimen
Kontrol
Jumlah
3386
3051
n
45
44
X
75,2444
69,3409
Varians ( S 2 )
47,5525
37,6718
Standar deviasi ( S )
6,8958
6,1377
160
Perhitungan:
x1 x 2
t s
1 1 n1 n2
75,2444 63,3409 6,5321
1 1 45 44
5,9035 1,3841 4,2652
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh thitumg sebesar 4,2652, nilai ini kemudian dibandingkan dengan ttabel dengan dk = 87 pada taraf signifikan 5% adalah sebesar 1,9876. Karena thitumg (4,2652) > ttabel (1,9876) maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai akhir antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara signifikan.
161
Lampiran 29 DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL No Kelas eksperimen 1 E-01 2 E-02 3 E-03 4 E-04 5 E-05 6 E-06 7 E-07 8 E-08 9 E-09 10 E-10 11 E-11 12 E-12 13 E-13 14 E-14 15 E-15 16 E-16 17 E-17 18 E-18 19 E-19 20 E-20 21 E-21 22 E-22 23 E-23 24 E-24 25 E-25 26 E-26 27 E-27 28 E-28 29 E-29 30 E-30 31 E-31 32 E-32 33 E-33 34 E-34 35 E-35 36 E-36 37 E-37 38 E-38 39 E-39 40 E-40 41 E-41 42 E-42 43 E-43 44 E-44 45 E-45
Nilai 63 73 77 73 80 80 73 70 77 63 77 80 83 67 83 70 70 77 57 83 77 70 73 70 83 90 83 77 73 87 73 80 77 83 83 67 83 80 67 70 70 70 77 77 70
Kelas kontrol C-01 C-02 C-03 C-04 C-05 C-06 C-07 C-08 C-09 C-10 C-11 C-12 C-13 C-14 C-15 C-16 C-17 C-18 C-19 C-20 C-21 C-22 C-23 C-24 C-25 C-26 C-27 C-28 C-29 C-30 C-31 C-32 C-33 C-34 C-35 C-36 C-37 C-38 C-39 C-40 C-41 C-42 C-43 C-44
Nilai 60 70 70 73 60 70 67 53 73 73 57 60 67 73 63 67 73 63 67 73 77 73 70 73 63 73 70 70 67 70 73 70 73 67 70 67 73 67 73 63 77 87 80 73
162
TABEL DISTRIBUSI Z LUAS DI BAWAH LENGKUNGAN KURVA NORMAL STANDAR DARI 0 S/D Z z 0 0,0 0000 0,1 0398 0,2 0793 0,3 1179 0,4 1554 0,5 1915 0,6 2258 0,7 2580 0,8 2810 0,9 3159 1,0 3413 1,1 3643 1,2 3849 1,3 4032 1,4 4192 1,5 4332 1,6 4452 1,7 4554 1,8 4641 1,9 4713 2,0 4772 2,1 4821 2,2 4861 2,3 4898 2,4 4918 2,5 4938 2,6 4953 2,7 4965 2,8 4974 2,9 4981 3,0 4987 3,1 4990 3,2 4993 3,3 4995 3,4 4997 3,5 4998 3,6 4998 3,7 4999 3,8 4999 3,9 5000
1 0040 0438 0832 1217 1591 1950 2291 2612 2612 3186 3448 3665 3869 4049 4207 4345 4463 4564 4649 4719 4778 4826 4864 4896 4920 4940 4955 4966 4975 4982 4987 4991 4993 4995 4997 4998 4998 4999 4999 5000
2 0080 0478 0871 1255 1628 1985 2324 2642 2939 3212 3461 3686 3888 4066 4222 4357 4474 4573 4656 4726 4783 4830 4868 4898 4922 4941 4956 4967 4976 4982 4987 4991 4994 4995 4997 4998 4999 4999 4999 5000
3 0120 0517 0910 1293 1664 2019 2357 2673 2967 3238 3485 3708 3907 4082 4236 4370 4484 4582 4664 4732 4788 4864 4871 4901 4925 4943 4957 4968 4977 4983 4988 4991 4994 4986 4997 4998 4999 4999 4999 5000
4 0160 0557 0948 1331 1700 2054 2389 2703 2995 3264 3508 3729 3925 4099 4251 4382 4495 4591 4671 4738 4793 4838 4875 4904 4927 4945 4959 4969 4977 4984 4988 4992 4994 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000
5 0199 0596 0987 1368 1736 2088 2422 2734 3023 3289 3531 3749 3944 4115 4265 4394 4505 4599 4678 4744 4798 4842 4878 4906 4929 4946 4960 4970 4978 4984 4989 4992 4994 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000
6 0239 0636 1026 1406 1772 2123 2454 2764 3051 3315 3554 3770 3962 4131 4279 4406 4515 4608 4686 4750 4808 4846 4881 4909 4931 4948 4961 4971 4979 4985 4989 4992 4994 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000
7 0279 0675 1064 1443 1808 2157 2486 2794 3078 3340 357 3790 3980 4147 4292 4419 4525 4616 4693 4756 4808 4850 4884 4911 4932 4949 4962 4972 4979 4985 4989 4992 4994 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000
8 0319 0714 1103 1480 1844 2190 2517 2823 3106 3365 3599 3810 3997 4162 4306 4429 4535 4625 4699 4761 4812 4854 4887 4913 4934 4951 4963 4973 4980 4986 4990 4993 4995 4997 4997 4998 4999 4999 4999 5000
9 0359 0743 1141 1517 1879 2224 2549 2852 3133 3389 3621 3830 4015 4177 4319 4441 4545 4633 4706 4767 4817 4857 4890 4916 4936 4952 4964 4974 4981 4986 4990 4993 4995 4997 4998 4998 4999 4999 4999 5000
Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), (Bandung: CV. Alfabeta, 2009), hlm. 453
163
0 db 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95
t 0,995 2.66 2.66 2.66 2.66 2.65 2.65 2.65 2.65 2.65 2.65 2.65 2.65 2.65 2.64 2.64 2.64 2.64 2.64 2.64 2.64 2.64 2.64 2.64 2.64 2.64 2.63 2.63 2.63 2.63 2.63 2.63 2.63 2.63 2.63 2.63 2.63
t 0,99 2.39 2.39 2.39 2.39 2.39 2.39 2.38 2.38 2.38 2.38 2.38 2.38 2.38 2.38 2.38 2.38 2.38 2.38 2.38 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37
Z t 0,975 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99
t 0,95 1.67 1.67 1.67 1.67 1.67 1.67 1.67 1.67 1.67 1.67 1.67 1.67 1.67 1.67 1.67 1.67 1.67 1.66 1.66 1.66 1.66 1.66 1.66 1.66 1.66 1.66 1.66 1.66 1.66 1.66 1.66 1.66 1.66 1.66 1.66 1.66
t 0,925 1.46 1.46 1.46 1.46 1.46 1.46 1.46 1.46 1.46 1.46 1.46 1.46 1.46 1.45 1.45 1.45 1.45 1.45 1.45 1.45 1.45 1.45 1.45 1.45 1.45 1.45 1.45 1.45 1.45 1.45 1.45 1.45 1.45 1.45 1.45 1.45
Sumber: Excel for Windows [=TINV( , db)]
t 0,90 1.30 1.30 1.30 1.30 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29 1.29
t 0.75 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68
t 0.70 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53
t 0.60 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25
t 0.55 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13
164
TABEL NILAI CHI KUADRAT d.b 1
50% 0.45
30% 1.07
20% 1.64
10% 2.71
5% 3.84
1% 6.63
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1.39 2.37 3.36 4.35 5.35 6.35 7.34 8.34 9.34 10.34 11.34 12.34 13.34 14.34 15.34 16.34 17.34 18.34 19.34 20.34 21.34 22.34 23.34 24.34 25.34 26.34 27.34 28.34 29.34 30.34 31.34 32.34 33.34 34.34 35.34 36.34 37.34 38.34 39.34
2.41 3.66 4.88 6.06 7.23 8.38 9.52 10.66 11.78 12.90 14.01 15.12 16.22 17.32 18.42 19.51 20.60 21.69 22.77 23.86 24.94 26.02 27.10 28.17 29.25 30.32 31.39 32.46 33.53 34.60 35.66 36.73 37.80 38.86 39.92 40.98 42.05 43.11 44.16
3.22 4.64 5.99 7.29 8.56 9.80 11.03 12.24 13.44 14.63 15.81 16.98 18.15 19.31 20.47 21.61 22.76 23.90 25.04 26.17 27.30 28.43 29.55 30.68 31.79 32.91 34.03 35.14 36.25 37.36 38.47 39.57 40.68 41.78 42.88 43.98 45.08 46.17 47.27
4.61 6.25 7.78 9.24 10.64 12.02 13.36 14.68 15.99 17.28 18.55 19.81 21.06 22.31 23.54 24.77 25.99 27.20 28.41 29.62 30.81 32.01 33.20 34.38 35.56 36.74 37.92 39.09 40.26 41.42 42.58 43.75 44.90 46.06 47.21 48.36 49.51 50.66 51.81
5.99 7.81 9.49 11.07 12.59 14.07 15.51 16.92 18.31 19.68 21.03 22.36 23.68 25.00 26.30 27.59 28.87 30.14 31.41 32.67 33.92 35.17 36.42 37.65 38.89 40.11 41.34 42.56 43.77 44.99 46.19 47.40 48.60 49.80 51.00 52.19 53.38 54.57 55.76
9.21 11.34 13.28 15.09 16.81 18.48 20.09 21.67 23.21 24.73 26.22 27.69 29.14 30.58 32.00 33.41 34.81 36.19 37.57 38.93 40.29 41.64 42.98 44.31 45.64 46.96 48.28 49.59 50.89 52.19 53.49 54.78 56.06 57.34 58.62 59.89 61.16 62.43 63.69
Sumber: Excel for Windows [=Chiinv( , db)]
165
TABEL NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT
3 4 5
Taraf Signifikan 5% 1% 0.997 0.999 0.950 0.990 0.878 0.959
27 28 29
6 7 8 9 10
0.811 0.754 0.707 0.666 0.632
0.917 0.874 0.834 0.798 0.765
30 31 32 33 34
0.361 0.355 0.349 0.344 0.339
11 12 13 14 15
0.602 0.576 0.553 0.532 0.514
0.735 0.708 0.684 0.661 0.641
35 36 37 38 39
16 17 18 19 20
0.497 0.482 0.468 0.456 0.444
0.623 0.606 0.590 0.575 0.561
21 22 23 24 25
0.433 0.423 0.413 0.404 0.396
26
0.388
N
55 60 65
Taraf Signifikan 5% 1% 0.266 0.345 0.254 0.330 0.244 0.317
0.463 0.456 0.449 0.442 0.436
70 75 80 85 90
0.235 0.227 0.220 0.213 0.207
0.306 0.296 0.286 0.278 0.270
0.334 0.329 0.325 0.320 0.316
0.430 0.424 0.418 0.413 0.408
95 100 125 150 175
0.202 0.195 0.176 0.159 0.148
0.263 0.256 0.230 0.210 0.194
40 41 42 43 44
0.312 0.308 0.304 0.301 0.297
0.403 0.398 0.393 0.389 0.384
200 300 400 500 600
0.138 0.113 0.098 0.088 0.080
0.181 0.148 0.128 0.115 0.105
0.549 0.537 0.526 0.515 0.505
45 46 47 48 49
0.294 0.291 0.288 0.284 0.281
0.380 0.376 0.372 0.368 0.364
700 800 900 1000
0.074 0.070 0.065 0.062
0.097 0.091 0.086 0.081
0.496
50
0.729
0.361
N
Taraf Signifikan 5% 1% 0.381 0.487 0.374 0.478 0.367 0.470
N
Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendeklatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: CV. Alfabeta, 2009), hlm. 455.
166
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri 1. Nama
: Zulfatun Naeli
2. Tempat/Tanggal Lahir
: Demak, 21 Februari 1989
3. NIM
: 073611032
4. Alamat
: Ds. Gebangarum Rt.01 Rw.VI Bonang Demak 59552
HP
: 0856 4025 5886
E-mail
:
[email protected]
B. Riwayat Pendidikan Pendidikan Formal a. SD Negeri 03 Wilalung, lulus tahun 2001 b. MTs Negeri Kudus, lulus tahun 2004 c. MA Negeri Demak, lulus tahun 2007
Semarang, 30 November 2011 Penulis
Zulfatun Naeli NIM. 073611032