IMPLEMENTASI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KALOR DI KELAS VII MTs. NU NAHDLATUL ATHFAL KUDUS TAHUN 2009-2010
SRIKPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Pendidikan Fisika
Jurusan Tadris Fisika Disusun oleh: Ahmad Ainun Nafi’ 043611051
FAKULTAS TARBIYAH INSTTUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
i
ii
iii
MOTTO
Artinya: Sedikit amal lebih bermanfaat jika disertai dengan ilmu, banyak amal tidak bermanfaat jika disertai dengan kebodohan “
1
Al Imam Ahmad Ibnu Hanbal, Al Musnad, Darul Fikr, Jilid 4, hlm. 33
iv
PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, karya skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1) Bapak dan ibu tercinta yang selalu berdoa dan memberikan semangat baik moral, material maupun spiritual. 2) Adik-adikku tersayang (M. Hisyam, dan Tanzila Nuruzzakiya) serta semua keluargaku yang senantiasa memberikan dukungan. 3) Shobat Karibku (Dewi Kurniasari, Mathliatul Fitriyani, Rafiqa Haque, M. Dain Fazani, Andi Prasetyo, Aidi Syafiq Mubarok, M. Sholeh, A. Ridho Pahlawi) yang selalu berjuang bersama. 4) Seluruh teman-teman alumni D 102, dan ITS, Adib Zubaidi, M. Munawwir, Gus Saad, Fahrul Anam, Maulana Malikuddin, Supriyanto, Ma mur Zaenal M, Sofyan Efendi, Hanafi Maulana, Rifa I, AlKautsar,A. Basyar, Agung, Fikar, Khoirul Amilin, dan lain-lain yang pernah menolongku dalam kesusahan. 5) Seluruh teman-teman di kos Cendana (Dhe Gareng and Friends). 6) Kawan-kawan, kakak-kakak dan adik-adikku di UKM WSC (Walisongo Sport Club). 7) Teman-teman seperjuangan Tadris Fisika angkatan 2004 yang menjadi angkatan pertama jurusan tadris. 8) Adik-adik Tadris Fisika angkatan 2005, 2006, 2007 yang pernah menemani saat kuliah. 9) Almamaterku IAIN Walisongo Semarang.
v
PERNYATAAN Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 21 Juni 2010 Deklarator,
Ahmad Ainun Nafi’ NIM. 3104051
vi
ABSTRAK Ahmad Ainun Nafi’ (NIM: 3104051). Implementasi pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok kalor di kelas VII A MTs. NU. Nahdlatul Athfal Kudus tahun 2009/2010. Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. 2010. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan dan menganalisa tentang implementasi CTL (Contextual Teaching and Learning) pada materi pokok kalor siswa kelas VII MTs NU Nahdlatul Athfal Kudus, (2) mendeskripsikan dan menganalisa tentang implementasi CTL (Contextual Teaching and Learning) guna meningkatkan pembelajaran dan hasil belajar pada materi pokok kalor siswa kelas VII MTs NU Nahdlatul Athfal Kudus. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian peserta didik kelas VII A MTs. NU. Nahdlatul Athfal Kudus dengan jumlah peserta didik sebanyak 39 anak. Proses penelitian dilakukan dalam tiga siklus. Pelaksanaan siklus I sudah direncanakan sebelumnya. Pelaksanaan siklus II merupakan hasil refleksi dari siklus I dan pelaksanaan siklus III adalah hasil refleksi dari siklus II. Pengumpulan data penelitian dengan menggunakan metode observasi secara langsung pada saat pembelajaran dan pengambilan nilai pada tiap akhir siklus. Pengolahan data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil dari pengolahan data digunakan untuk menggambarkan ketercapaian tindakan terhadap peningkatan pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian, hasil penelitian siklus I ketuntasan belajar mencapai 41,02 % dengan nilai rata-rata kelas sebesar 55,64, pada siklus II ketuntasan belajar mencapai 66,66 % dengan rata-rata kelas sebesar 65,51, sedangkan pada siklus III ketuntasan belajar telah mencapai 89,74 % dengan nilai rata-rata kelas sebesar 83,71. Dari hasil penelitian yang diperoleh berarti terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II dengan ketuntasan 25,64 % dan rata-rata sebesar 9,9, sedangkan peningkatan dari siklus II ke siklus III dengan ketuntasan 23,08 % dan rata-rata sebesar 18,2. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti, dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
vii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil alamin, penulis panjatkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah pada setiap ciptaanNya. Tak lupa shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada nabi agung Muhammad SAW atas syafa’at yang diberikan kepada seluruh umatnya dan penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:”Implementasi pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok kalor di kelas VII A MTs. NU. Nahdlatul Athfal Kudus tahun 2009/2010”. Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bantuan dan peran serta dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih kepada: 1) Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Prof. DR. Ibnu Hajar, M. Ed. 2) Abdul Wahid, M. Ag., selaku Ketua Jurusan Tadris MIPA dan Bahasa Inggris IAIN Walisongo Semarang. 3) Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd, M.Kom., selaku Ketua Prodi Fisika Jurusan Tadris MIPA Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan pembimbing I serta Dra. Hj Nur Uhbiyati, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4) Bapak dan ibu dosen Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan bekal ilmu selama menjadi mahasiswa di IAIN Walisongo Semarang. 5) Drs. Sugiharto, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah (MTs) NU. Nahdlatul Athfal Kudus yang telah membantu penulis dalam pelaksanakan penelitian. 6) Dra. Fatkhiyah, selaku guru mata pelajaran Fisika kelas VII A MTs. NU. Nahdlatul Athfal Kudus yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. 7) Peserta didik kelas VII A MTs. NU. Nahdlatul Athfal Kudus yang telah membantu kelancaran pelaksanakan penelitian.
viii
8) Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, dorongan serta bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada beliau-beliau yang telah bersedia membantu. Atas kebijaksanaannya kepada penulis dalam penyusunan skripsi. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan penulisan di masa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan memberikan masukan bagi pembaca. Amin. Terima kasih.
Semarang, 21 Juni 2010 Penulis,
Ahmad Ainun Nafi’
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL …………………………………………………………
i
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………
iii
HALAMAN DEKLARASI ………………………………………………….
iv
HALAMAN MOTTO ………………………………………………………..
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………...
vi
ABSTRAK ……………………………………………………………………
vii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. viii DAFTAR ISI …………………………………………………………………
x
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………
xii
DAFTAR LAMPIRAN
…………………………………………………… xiii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… xiv BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………
1
B. Penegasan Istilah……………………………………………………
3
C. Batasan Masalah…………………………………………………….
4
D. Perumusan Masalah ………………………………………………..
4
E. Tujuan Penelitian ………………………………………………….. 5 F. Manfaat Penelitian …………………………………………………. 5 BAB II : BELAJAR, CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING), DAN KALOR A. Belajar ……………………………………………………………...
7
1. Pengertian Belajar………………………………………………
7
2. Prinsip-prinsip Belajar…………………………………………. 10 B. Hasil Belajar ………………..……………………………………… 11 1. Ranah Kognitif…………………………………………………. 12 2. Ranah Afektif…………………………………………………... 13 3. Ranah Psikomotorik…………………………………………… 14 C. CTL (Contextual Teaching and Learning)………………………... 17
x
1. Hakikat Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)………………………….
17
2. Komponen CTL (Contextual Teaching and Learning………… 18 D. Tinjauan Materi Pokok Kalor…….. ………………………………. 21 1. Kalor…………………………………………………………… 21 2. Perpindahan Kalor……………………………………………... 23 E. Implementasi CTL (Contextual Teaching and Learning) Dalam Pembelajaran Fisika Pada Materi Pokok Kalor……………. 25 F. Kajian Penelitian Yang Relevan…………………………………… 26 G. Hipotesis Tindakan………………………………………………… 27 BAB III: METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian…………………………………….
28
B. Subjek Penelitian………………………………………………….
28
C. Metode Penelitian …………………………………………………
28
D. Metode Pengumpulan Data ………………………………………
36
E. Teknik Analisis Data ……………………………………………..
37
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian ……………………………………………...
41
B. Pra Siklus …..…………………………………………………….
41
C. Hasil Penelitian …………………………………………………..
41
D. Pembahasan ………………………………………………………
55
BAB V: SIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP A. Simpulan …………………………………………………………
57
B. Saran ……………………………………………………………..
57
C. Keterbatasan penelitian…………………………………………..
58
D. Penutup …………………………………………………………..
58
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Prosedur Pelaksanaan PTK.....................................................28 Gambar 2. Spiral Tindakan Kelas..............................................................31
xii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Silabus ……………………………......……………………………...............58 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I...……………………………...............61 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II...……………………………………..64 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III ...…………………………………...67 5. Lembar Kerja Siswa Siklus I………… ...…………………………...............70 6. Lembar Kerja Siswa Siklus II...……… ...…………………………...............72 7. Lembar Kerja Siswa Siklus III…..…… ...…………………………...............74 8. Daftar Kelompok Siswa……………….. …………………………………....76 9. Soal Instrumen Siklus I……………. ………………………………………..78 10. Kunci Jawaban Soal Instrumen Siklus I …………………………..…………81 11. Soal Instrumen Siklus II...…………. ………………………………………..82 12. Kunci Jawaban Soal Instrumen Siklus II...………………………..…………85 13. Soal Instrumen Siklus III.…………. ………………………………………..86 14. Kunci Jawaban Soal Instrumen Siklus III…..……………………..…………89 15. Daftar Nilai Awal…………….. ......................................................................90 16. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaraan siklus I………..93 17. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaraan siklus II..……..95 18. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaraan siklus III ……..97 19. Tabel Pengamatan……………........................................................................99 20. Lembar Pengamatan Psikomotorik Siklus I ..................................................100 21. Lembar Pengamatan Psikomotorik Siklus II..................................................103 22. Lembar Pengamatan Psikomotorik Siklus III................................................106 23. Lembar Pengamatan Afektif Siklus I ............................................................109 24. Lembar Pengamatan Afektif Siklus II............................................................112 25. Lembar Pengamatan Afektif Siklus III..........................................................115 26. Kriteria Penilaian Psikomotorik siswa…………………………….....……..118 27. Kriteria Penilaian Afektif siswa………………………………..….....……..119 28. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I .....................................................120 29. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II ....................................................122 30. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus III...................................................124
xiii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Pendidikan dikatakan berhasil apabila hasilnya mampu membawa perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan terbentuknya kepribadian peserta didik. Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap ilmu pengetahuan. Banyak ayat al qur’an dan hadits yang menyatakan pentingnya dalam mencari ilmu.
... ;M»y_u‘yŠ zOù=Ïèø9$# (#qè?ré& tûïÏ%©!$#ur öNä3ZÏB (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$# ª!$# Æìsùö•tƒ .... Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang di beri ilmu beberapa derajat. (QS. Al-Mujadalah 58 ayat 11).
.
. (
)
Tuntutlah ilmu walau kenegeri china, sesungguhnya mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, sesungguhnya para Malaikat meletakkan sayapnya kepada para pencari ilmu karena mereka (para Malaikat) ridho dengan apa yang mereka cari. (HR. Ibnu Abdi al-Bar). Pada dasarnya, belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada setiap diri seseorang di sepanjang hidupnya.4 Salah satu tugas guru adalah menciptakan suasana pembelajaran yang dapat memotivasi peserta didik untuk senantiasa belajar dengan baik. Suasana yang demikian akan 2
Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2006), hlm. 910-911. 3 Sayyid Ahmad Al-Hasyimi, Mukhtaru al-Hadits an-Nabawiyah ,(Makkah: Darul Ilmi, T.th), hlm. 26 4 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.1.
14
berdampak positif dalam pencapaian keberhasilan belajar yang optimal. Untuk itu, guru harus mempunyai kemampuan dalam memilih metode dan pendekatan yang paling efektif. Dari observasi awal yang berupa wawancara dengan guru mata pelajaran fisika di MTs NU Nahdlatul Athfal Kudus5, menyatakan bahwa : 1. Fisika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian besar dari peserta didik sehingga membuat kurang berminat dalam mengikuti pelajaran fisika. 2. Sistem pengajaran yang masih cenderung klasik, sehingga membuat peserta didik cepat bosan dan mudah lupa dalam materi pelajaran fisika. 3. Peserta didik jarang melakukan praktikum karena keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah. Dari permasalahan-permasalahan tersebut menyebabkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fisika kurang maksimal, akibatnya berdampak tidak tercapainya ketuntasan belajar secara klasikal maupun individu. Untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran tersebut diatas, perlu dilakukan upaya antara lain berupa penggunaan beberapa strategi, metode, pendekatan dalam proses belajar mengajar. Usaha yang dapat dilakukan dalam peningkatan kualitas pendidikan fisika adalah melalui pendekatan kontekstual yang biasa disebut CTL (Contextual Teaching and Learning). Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.6 CTL (Contextual Teaching and Learning) memungkinkan proses belajar yang tenang dan menyenangkan, karena pembelajaran dilakukan secara alamiah, sehingga peserta didik dapat mempraktekkan langsung materi yang telah dipelajarinya. CTL (Contextual Teaching and Learning) mendorong peserta didik untuk dapat memahami makna, hakekat, dan manfaat belajar, sehingga memungkinkan mereka rajin 5 6
Wawancara dengan Ibu Dra. Fatkhiyah tanggal 9 september 2009. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2008), cet. V, hlm. 127.
15
dan termotivasi untuk selalu belajar. Dengan demikian, maka hasil belajar peserta didik dapat meningkat.7 Penelitian seperti tersebut diatas nampaknya belum banyak dilakukan oleh pemerhati pendidikan di negeri kita ini memperhatikan permasalahan seperti tersebut di atas, maka skripsi dengan judul "Implementasi CTL (Contextual Teaching and Learning) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kalor Di Kelas VII MTs Nu Nahdlatul Athfal Kudus" sangat menarik untuk di cermati dalam kesempatan kali ini.
B. Penegasan Istilah 1. Implementasi Implementasi diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan.8 Dalam kamus bahasa inggris, implementasi adalah kata serapan dari bahasa Inggris. Implementasi berasal dari kata kerja bersinonim dengan kata mempergunakan
dan
apply
imply , kata ini
yang artinya adalah memasang,
mempraktekkan.
Sedangkan
yang
dimaksud
implementasi disini adalah penerapan sebuah konsep pembelajaran. 2. CTL (Contextual Teaching and Learning) CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan peserta didik untuk dapat menemukan keterkaitan antara materi pembelajaran dengan situasi kehidupan nyata. Sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 9 CTL (Contextual Teaching and Learning) memiliki tujuh komponen utama yang harus diterapkan dalam proses pembelajaran. Ketujuh komponen adalah Konstruktivisme (Constructivism), Menemukan (Inquiry),
Bertanya
(Questioning),
7
Masyarakat
Belajar
(Learning
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 102. 8 A. Mulyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), ed. 3, cet.3, hlm. 427. 9 E. Mulyasa, op.cit.
16
Community), Pemodelan (Modeling), Refleksi (Reflection), Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment). 3. Belajar Menurut Whiterington, dalam Ngalim Purwanto, belajar adalah perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.10 4. Hasil belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar. Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif
berkenaan dengan hasil belajar intelektual, sedangkan ranah
afektif berkenaan dengan sikap, dan ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak dari peserta didik. 11 5. Kalor Kalor merupakan suatu bentuk energi yang berpindah dari benda satu ke benda yang lain.12 Jumlah energi kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur suatu zat adalah sebanding dengan perubahan temperatur dan massa zat tersebut. Atau dirumuskan dengan: Q=m.c. T Kalor yang diberikan pada suatu zat dapat mengubah wujud zat. Ada 6 istilah perubahan dari 3 zat, yaitu : melebur, menguap, mengembun, membeku, menyublim, dan mengkristal. Kalor dapat berpindah secara konduksi, konveksi, dan radiasi.
10
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), hlm.
84. 11
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 22. 12 Paul A. Tipler, Fisika untuk Sain dan Teknik, (Jakarta : Erlangga, 1998), hlm. 597.
17
C. Batasan Masalah Implementasi CTL (Contextual Teaching and Learning) pada materi pokok kalor.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian dapat diidentifikasikan antara lain sebagai berikut : 1. Bagaimanakah implementasi CTL (Contextual Teaching and Learning) pada materi pokok kalor di kelas VII MTs NU Nahdlatul Athfal Kudus? 2. Apakah implementasi CTL (Contextual Teaching and Learning) pada materi pokok kalor dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas VII MTs NU Nahdlatul Athfal Kudus?
E. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisa tentang implementasi CTL (Contextual Teaching and Learning) pada materi pokok kalor siswa kelas VII MTs NU Nahdlatul Athfal Kudus.
2.
Untuk mendeskripsikan dan menganalisa tentang implementasi CTL (Contextual Teaching and Learning) guna meningkatkan pembelajaran dan hasil belajar pada materi pokok kalor siswa kelas VII MTs NU Nahdlatul Athfal Kudus.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis. Secara teoritis adalah : menambah khasanah keilmuan serta menambah pemahaman yang lebih dalam tentang materi pokok kalor . Sedangkan secara praktis adalah : 1. Bagi siswa, memudahkan siswa dalam memahami dan menguasai fisika melalui pengalaman nyata dalam pembelajaran.
18
2. Bagi guru, memberi konsep yang jelas mengenai pendekatan CTL (Contextual
Teaching
and
Learning)
sebagai
upaya
untuk
mengembangkan ilmu pendidikan. 3. Bagi sekolah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
19
BAB II
BELAJAR, CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING), DAN KALOR A. Belajar 1. Pengertian Belajar Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi satu sama lain, dan saling ketergantungan. Manusia memiliki banyak potensi dari diri mereka masing-masing yang diantaranya berupa akal dan panca indra sebagai alat untuk melakukan aktifitas belajar. Belajar merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan setiap orang secara maksimal agar dapat memperoleh sesuatu yang bermanfaat bagi diri seseorang tersebut. Setiap manusia dimanapun berada tentu melakukan aktifitas belajar.13 Belajar dapat didefinisikan menjadi beraneka ragam dari beberapa sudut pandang. Diantaranya adalah : a. Menurut Whiterington, dalam Ngalim Purwanto, belajar adalah perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.14 b. Menurut Sholeh Abdul Aziz belajar adalah:
15
Belajar adalah suatu perubahan di dalam pemikiran siswa yang dihasilkan dari pengalaman terdahulu kemudian menumbuhkan perubahan yang baru dalam pemikiran siswa. 13 14
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997), hlm. 48 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), hlm.
84. 15
Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, At-Tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz I, (Mesir: Darul Ma’arif, t.th.), hlm. 169.
20
c. Menurut
Muhammad
Muzamil Basyir
dan Muhammad Malik
Muhammad Said mendefinisikan belajar dengan: 16
Belajar adalah merubah dengan mengadakan beberapa pelatihan d. Menurut Ngalim Purwanto, belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti:
perubahan
dalam
pengertian,
pemecahan
suatu
masalah/berpikir, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.17 e. Menurut James O. Whittaker dalam Wasty Soemanto mengemukakan : "Learning may be defined as the process by which behavior originates or is altered through training or experience". 18 Belajar adalah proses yang menimbulkan atau merubah prilaku melalui latihan atau pengalaman. f. Hillgard dan Bower mengemukakan bahwa : "Learning is the process by which an activity originates or is changed through reacting to an encountered situation, provided that the characteristic of the changes in the activity cannot be explained on the basis of native response tendencies, maturation, or temporary states of the organisme (e. g., fatigue, drugs, etc)". 19 Belajar adalah suatu proses yang berhubungan dengan aktivitas seseorang atau perubahan melalui pemberian reaksi tingkah laku potensial terhadap situasi yang ada, yang perubahan karakteristiknya tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan tanggapan
16
Muhammad Muzamil Basyir dan Muhammad Malik Muhammad Said, Madkhol Ila al Manahij Wa Turuqu al Tadris, (Makkah: Darul Liwak, t.th), hlm. 64. 17 Ngalim Purwanto, Op Cit, hlm. 85. 18 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1998)cet IV. hlm 104. 19 Ernest R. Hillgard and Gordon H. Bower, Theories of Learning, 3th, (New York, Appleton – Century – Croft, 1966), Page. 2.
21
kematangan atau keadaan sesaat seseorang, (misalnya kelelahan, obat dan sebagainya). Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan di dalam diri seseorang yang berupa pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan nilai-sikap yang disebabkan oleh latihan atau pengalaman. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya, oleh karena itu belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam pribadi seseorang yang memungkinkan disebabkan
karena
terjadinya
perubahan
pada
tingkat
pengetahuan,
ketrampilan, atau sikapnya. Islam mengajarkan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar manusia diperlukan cara-cara yang baik. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat an-Nahl ayat 125:
(
:
) ...
Ajaklah manusia itu ke jalan Tuhanmu dengan cara bijaksana dan nasehat (pengajaran) yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik pula… (Q.S. an-Nahl : 125).20 Belajar/mencari ilmu itu adalah merupakan keharusan yang mesti dilakukan oleh manusia yang memiliki cita-cita luhur. Karena dengan belajar maka jendela wawasan dunia dapat terlihat dan apa yang dicita-citakan bisa tercapai. Orang yang mau belajar sangat dihargai sampi-sampai Allah SWT akan memudahkan menuju surga-Nya. Sebagai mana sabda Rasulullah SAW:
: 21
20
Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2006), hlm. 224.
22
Dari Ibnu Abbas R.A. bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa mencari jalan menuju ilmu maka Allah memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Bukhori). 2. Prinsip-prinsip Belajar Dari berbagai macam definisi belajar, dapat dituliskan berbagai macam prinsip-prinsip belajar : a. Kematangan jasmani dan rohani Salah satu prinsip utama belajar adalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya.22 Kematangan jasmani yaitu telah sampai pada batas minimal umur serta kondisi fisik sudah cukup matang untuk melakukan kegiatan belajar. Kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk dapat mengikuti kegiatan belajar. b. Memiliki kesiapan Kesiapan merupakan hal yang dalam melakukan kegiatan belajar, yaitu mempunyai kesiapan fisik, mental maupun perlengkapan belajar. Kesiapan fisik meliputi kesiapan tenaga yang cukup, kesehatan yang baik. Kesiapan mental berupa kesiapan minat, motivasi yang baik untuk melakukan kegiatan belajar. c. Memahami tujuan Orang yang mempelajari sesuatu harus memahami apa tujuan yang akan diperoleh dan apa kegunaannya. Prinsip ini tidak kalah penting agar proses belajar yang dilakukan cepat selesai dan berhasil dengan baik karena belajar tanpa adanya tujuan akan menimbulkan kebingungan. d. Memiliki kesungguhan Kesungguhan harus tertanam dalam diri siswa, karena jika belajar tanpa memiliki kesungguhan hasilnya tidak akan maksimal atau kurang memuaskan. Tapi ketika siswa belajar dengan bersungguh-
21
Al-Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Al-Bukhori, (Makkah: Darul Ilm, t.th.),
22
M. Dalyono, op cit, hlm 51.
hlm. 24.
23
sungguh maka hasil yang dicapai akan maksimal dan penggunaan waktu akan lebih efektif. e. Ulangan dan latihan Prinsip ini penting karena sesuatu yang di pelajari perlu di ulang agar meresap dalam otak, sehingga dapat dikuasai dengan maksimal dan sulit dilupakan. Mengulang pelajaran adalah salah satu cara untuk membantu berfungsinya ingatan. 23
B. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.24 Kemampuan di sini adalah mampu memahami suatu ilmu pengetahuan yang didapat dari lingkungan atau orang lain seperti halnya guru. Dalam sebuah hadits dijelaskan:
: 25
Dari Ibnu Abbas R.A. bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang dikehendaki baik oleh Allah maka ia dikarunia kefahaman, dan sesungguhnya ilmu pengetahuan itu hanya diperoleh dengan belajar” (HR. Bukhori). Hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan.26 Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis
23
M.Dalyono, Op Cit, hlm. 54. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1991) cet. 3. hlm. 22. 25 Al-Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Al-Bukhori, (Makkah: Darul Ilm, t.th.), hlm. 24. 26 E. Mulyasa, Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hlm. 212. 24
24
besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1. Ranah Kognitif Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. a. Pengetahuan atau ingatan (Knowledge) Secara keseluruhan ingatan dapat membantu dalam proses belajar, manusia hampir tidak pernah belajar tanpa adanya bantuan ingatan. Pengetahuan adalah terjemahan dari kata knowledge yaitu kemampuan untuk mengetahui atau menghafal suatu rumus, definisi, istilah, nama tokoh dan lain-lain. b. Pemahaman (Comprehension) Pemahaman dapat berupa kesanggupan siswa untuk dapat menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri dari sesuatu yang dilihatnya ataupun didengarnya, atau dapat memberikan contoh lain dari yang telah dicontohkan. Pemahaman lebih tinggi tingkatnya di bandingkan dengan pengetahuan. Pemahaman dapat dibagi menjadi tiga macam. Yang pertama, pemahaman untuk menerjemahkan, seperti penerjemahan dalam bahasa inggris kedalam bahasa indonesia. Kedua, pemahaman untuk menafsirkan, atau menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang di ketahui berikutnya, mampu membedakan sesuatu yang bukan pokok dengan yang pokok. Ketiga yaitu pemahaman tentang ekstrapolasi,
pemahaman
ekstrapolasi
merupakan
pemahaman
seseorang untuk melihat dibalik sesuatu yang tertulis, dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus ataupun suatu permasalahan.27
27
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1991), cet, III, hlm. 24.
25
c. Aplikasi (Application) Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi nyata atau dalam situasi khusus.28 Abstraksi tersebut dapat berupa ide, teori ataupun petunjuk teknis yang membutuhkan prinsip atau sesuatu yang umum sifatnya untuk diterapkan pada situasi khusus. d. Analisis (Analysis) Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsurunsur
atau
bagian-bagian
sehingga
jelas
susunannya.
Analisis
merupakan kecakapan yang komplek, yang memanfaatkan ketiga kecakapan sebelumnya, yaitu pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi. Dengan
kemampuan
analisis
siswa
diharapkan
mempunyai
pemahaman yang luas dan dapat memilah integritas menjadi bagianbagian yang tetap terpadu, memahami proses, cara kerja dan sistematika. e. Sintesis (Synthesis) Sintesis merupakan penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian kedalam bentuk menyeluruh. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen yang menjadikan siswa berpikir kreatif, kritis, dan inovatif. Dengan kemampuan sintesis siswa diharapkan mampu menemukan hubungan sistematika, sehingga siswa mempunyai kreatifitas. f. Evaluasi (Evaluation) Pemberian keputusan terhadap nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan, metode, materi disebut evaluasi. 2. Ranah Afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
28
Nana Sudjana, Ibid, hlm. 25.
26
a. Penerimaan (Receiving) Penerimaan
berkenaan
dengan
kepekaan
siswa
untuk
memperhatikan gejala atau rangsangan (stimulus) yang datang dari luar diri siswa. 29 b. Merespon (Responding) Merespon menunjuk pada partisipasi aktif siswa. Siswa bukan hanya memperhatikan, tetapi juga memberikan reaksi terhadap gejala atau rangsangan tertentu. c. Menilai (Valuing) Kemampuan ini berkenaan dengan pemberian nilai terhadap suatu gejala, objek, atau tingkah laku tertentu. d. Organisasi (Organization) Kemampuan ini berkenaan dengan pengembangan nilai-nilai kedalam sistem organisasi. e. Karakterisasi (Characterization) Karakterisasi adalah kemampuan tertinggi dalam ranah afektif. Yaitu kemampuan mengontrol tingkah laku dan pola kepribadian dengan cara memadukan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh siswa. 3. Ranah Psikomotorik Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Dalam ranah psikomotorik terdapat enam aspek yang terkandung didalamnya yakni gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar, antara lain faktor yang berasal dari dalam diri seseorang (faktor internal), faktor dari
29
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), cet II, hlm. 122.
27
luar diri seseorang (faktor eksternal), dan faktor pendekatan belajar (approach to learning).30 Menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu : 1. Faktor internal siswa yang meliputi 2 aspek yaitu jasmani (fisiologis) dan rohani (psikologis). Dalam aspek fisiologis meliputi : a. Tingkat kecerdasan (intelligensi). Semakin tinggi tingkat intelligensi siswa maka semakin tinggi pula kesempatan meraih hasil belajar.
31
Siswa yang
memiliki inteligensi baik umumnya mudah belajar dan hasilnya cenderung baik. Tapi sebaliknya, jika siswa hanya memiliki inteligensi rendah, maka akan mengalami kesukaran belajar. b. Sikap siswa. Sikap positif siswa terhadap materi pelajaran atau guru, akan berdampak positif bagi keberhasilan dalam memperoleh hasil belajar. Tetapi sebaliknya, jika siswa bersikap negatif terhadap materi pelajaran atau guru pengajar dapat berakibat sulit dalam menerima materi pelajaran. c. Bakat siswa Siswa yang berbakat dalam materi
pelajaran tertentu
mempunyai tingkat hasil belajar yang tinggi dibandingkan dengan siswa yang kurang berbakat. d. Minat siswa Minat berarti kecenderungan dan kegairahan atau tingginya keinginan terhadap sesuatu, sehingga minat dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam materi pelajaran yang diminati. Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari dalam hati siswa sendiri. 32 30
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), hlm.
31
M.Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997), hlm. 56. M.Dalyono, ibid.
132. 32
28
e. Motivasi siswa Motivasi adalah keadaan jiwa yang mendorong untuk melakukan suatu perbuatan guna mencapai suatu tujuan tertentu.33 Kurangnya motivasi yang tertanam dalam diri siswa, akan berdampak kurang bersemangat dalam kegiatan belajar. 2. Faktor eksternal siswa yang terdiri dari dua macam, yakni : a. Faktor lingkungan sosial. 1. Sekolah Dalam lingkungan sekolah yang sering berinteraksi dengan siswa adalah Guru, staf sekolah, serta teman-teman se permainan ikut berperan dalam memperoleh hasil belajar. 2. Masyarakat Hasil belajar di lingkungan kumuh tentu akan berbeda dengan hasil belajar siswa yang hidup di lingkungan yang memadai, hal ini di sebabkan oleh perbedaan pola hidup masyarakat di kedua tempat yang berbeda tersebut.34 3. Keluarga Keluarga merupakan lingkungan sosial yang paling banyak mempengaruhi kegiatan belajar. b. Faktor lingkungan non sosial Menurut Soemadi Soerjabrata faktor lingkungan non sosial dapat berupa waktu, cuaca, sarana prasarana, lokasi belajar. Lokasi sekolah atau tempat belajar idealnya haruslah jauh dari keramaian, kebisingan serta bangunan yang memadai. 35 3. Faktor pendekatan belajar. Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala strategi atau cara yang dipergunakan dalam menunjang efektifitas dan efisiensi pada materi pelajaran tertentu. Disamping faktor internal dan eksternal, 33
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001), cet II, hlm. 77. Muhibbin Syah, op cit. Hlm. 137. 35 Soemadi Soerjabrata, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : Rake Press, 1975), Cet 5, hlm. 284. 34
29
faktor pendekatan belajar juga mempengaruhi hasil belajar. Semakin mendalam siswa dalam belajar, maka semakin baik hasil belajarnya. 36 Dalam proses belajar, siswa sering mengabaikan tentang hasil belajar selama dalam belajarnya. Pengenalan siswa terhadap hasil belajarnya sangat penting, karena dengan mengetahui hasil belajarnya siswa akan lebih berusaha untuk meningkatkan belajarnya. Agar dapat mengetahui seberapa besar tingkat hasil belajar siswa perlu di adakan evaluasi. Evaluasi adalah proses penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan yang telah di tetapkan suatu program pengajaran.
C. CTL (Contextual Teaching and Learning) 1. Hakikat pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Menurut Wina Sanjaya, CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.37 Menurut Sungkowo, CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk dapat membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.38 CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan
36
Muhibbin Syah, loc cit, hlm. 139. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta : Kencana, 2007), cet. III, hlm 255. 38 Sungkowo, Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL), (Jakarta : Depdiknas, 2003), hlm. 1. 37
30
subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan keadaan pribadi, sosial dan budaya mereka. 39 Karakteristik pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah : a. Learning in Real Life Setting yaitu pembelajaran dilaksanakan secara autentik, pembelajaran yang diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam konteks kehidupan nyata atau dilakukan secara alamiah. b. Meaningful Learning yaitu pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa agar dapat mengerjakan tugas-tugas yang bermakna. c. Learning
by
Doing
yaitu
pembelajaran
dilaksanakan
dengan
memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. d. Learning in a Group yaitu pembelajaran dilaksanakan secara kelompok agar dapat bekerjasama dalam mencari informasi tentang materi pelajaran, saling mengoreksi antar teman yang satu dengan yang lain. e. Learning to Know Each Other Deeply yaitu pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerjasama dalam memahami antara siswa satu dengan yang lainnya. f. Learning to Ask, to Inquiry, to Work Together yaitu pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, inovatif, dan lebih mementingkan kerjasama. g. Learning as Enjoy Activity yaitu pembelajaran dilaksanakan secara menyenangkan. 40 2. Komponen CTL (Contextual Teaching and Learning) CTL (Contextual Teaching and Learning) memiliki tujuh komponen utama yang harus diterapkan dalam proses pembelajaran. Ketujuh komponen diuraikan sebagai berikut :
39
Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning : Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna : Penerjemah Ibnu Setiawan, Penyunting Ida Sitompul, (Bandung : Mizan Learning Centre/ MLC, 2008), cet 6, hlm. 67. 40 Masnur Muslich, KTSP : Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hlm 42.
31
a. Konstruktivisme (Constructivism) Konstruktivisme (Constructivism) merupakan landasan berpikir (fisiologi) pendekatan CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak secara kebetulan. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. 41 Pembelajaran
yang
berciri
kontruktivisme
menekankan
terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan pengetahuan terdahulu dari pengalaman belajar yang bermakna. Pembelajaran harus di kemas dengan cara mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. b. Menemukan (Inquiry) Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkan. Inquiry dibentuk dan meliputi discovery karena siswa harus menggunakan kemampuan discovery dan lebih banyak lagi, misalnya merumuskan problem, merancang
eksperimen,
mengumpulkan
dan
melakukan
menganalisa
observasi data,
dan
eksperimen,
menarik
kesimpulan,
mempunyai sikap-sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya c. Bertanya (Questioning) Dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk : 1. Menggali informasi tentang kemampuan peserta didik dalam penguasaan materi. 2. Membangkitkan motivasi peserta didik untuk belajar. 3. Merangsang keingintahuan peserta didik terhadap sesuatu. 4. Memfokuskan peserta didik pada sesuatu yang diinginkan. 41
Masnur Muslich, ibid. hlm. 44
32
5. Membimbing peserta didik untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu.42 d. Masyarakat Belajar (Learning Community) Konsep
learning
community
menyarankan
agar
hasil
pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari “sharing” antara teman, antar kelompok, dan antara siswa yang sudah tahu kepada siswa yang belum tahu. 43 e. Pemodelan (Modeling) Pemodelan diartikan sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara melempar bola dalam olah raga, contoh karya tulis, cara melafalkan bahasa Inggris, dan sebaginya. Atau, guru memberi contoh cara mengerjakan sesuatu. Dengan begitu, guru memberi model tentang “bagaimana cara belajar” f. Refleksi (Reflection) Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan
atau
revisi dari pengetahuan sebelumnya.
Refleksi
merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima.44 g. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment) Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa untuk memastikan bahwa siswa mengalami proses belajar yang benar. Gambaran tentang kemajuan siswa diperlukan disepanjang proses pembelajaran maka assessment tidak dilakukan di akhir periode, tetapi dilakukan
bersamaan dengan proses pembelajaran. Karakteristik
authentic assessment adalah : 42
Wina Sanjaya, Op cit, hlm 266. Wina Sanjaya, Ibid, hlm 267. 44 Masnur Muslich, Loc cit. hlm. 46 43
33
1. Dilaksanakan
selama
dan
sesudah
proses
pembelajaran
berlangsung. 2. Dapat digunakan dalam formatif maupun sumatif. 3. Yang
diukur
adalah ketrampilan atau
performansi,
bukan
mengingat fakta. 4. Berkesinambungan. 5. Terintegrasi. 6. Dapat digunakan sebagai feed back.
D. Tinjauan Materi Pokok Kalor 1. Kalor Dalam kehidupan sehari-hari tidak akan terlepas dari yang namanya kalor, karena dalam kehidupan sehari-hari makhluk hidup terutama
manusia
membutuhkan
kalor.
Contohnya
yaitu
dalam
penggunaan perabot rumah tangga seperti setrika, AC (Air Conditioner), termos dan lain sebagainya. Kalor merupakan suatu bentuk energi yang berpindah dari benda satu ke benda yang lain.45 Jumlah energi kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur suatu zat adalah sebanding dengan perubahan temperatur dan massa zat tersebut. Kalor dapat dirumuskan dengan Q=m.c. T Keterangan: Q
= kalor yang diterima atau dilepas atau diberikan (joule)
m
= massa benda (kg)
c
= kalor jenis benda (J/kgºC) T
= perubahan suhu = pertambahan suhu (ºC)
Perpindahan energi selalu terjadi dari benda yang bertemperatur tinggi menuju ke benda yang bertemperatur rendah. Benjamin Thompson menyatakan bahwa kalor bukan zat yang dikonservasikan melainkan lebih 45
Paul A. Tipler, Fisika Untuk Sain dan Teknik (Jakarta : Erlangga, 1998), Ed.3, cet 1,
hlm. 597.
34
merupakan bentuk tertentu dari gerakan yang diteruskan benda ke benda lain.46 Satuan kalor sama dengan satuan energi yang lain, yaitu joule (j), satuan lain yang digunakan adalah kalori
(kal). satu kalori (1 kal)
didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu gram (1g) air sebesar satu derajat celcius (1°C). Secara alami tidak mungkin kalor dapat berpindah dari benda yang bersuhu rendah ke benda yang bersuhu tinggi. Namun dengan bantuan alat khusus, kalor dapat berpindah dari benda yang bersuhu rendah ke benda yang bersuhu tinggi. Sebagai contoh, perpindahan kalor dari ruangan berAC ke luar ruangan. Dengan bantuan AC, kalor dari ruangan AC yang bersuhu lebih rendah diserap, kemudian dilepaskan di ruangan lain yang bersuhu lebih tinggi. Kalor yang diberikan pada suatu zat dapat mengubah wujud zat. Zat yang berwujud padat dapat berubah menjadi cair jika kalor yang diberikan cukup untuk mengubah zat tersebut. Jika kalor yang diberikan ditambah, maka zat yang berwujud cair dapat berubah menjadi gas. Ada 5 istilah perubahan dari 3 zat, yaitu : a. Melebur Melebur atau mencair merupakan peristiwa perubahan wujud dari zat padat menjadi cair. b. Menguap Menguap merupakan peristiwa perubahan wujud dari zat cair menjadi gas. Pada sat menguap partikel-partikel yang berada di atas permukaan zat cair meninggalkan zat cair tersebut dan membutuhkan energi yang sangat besar untuk memutuskan ikatan kohesi dari partikel-partikel sejenis di dalam zat. c. Mengembun Mengembun merupakan peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi
zat
cair.
Dengan
kata
lain
mengembun
merupakan
penggabungan kembali partikel-partikel zat yang berada dalam wujud 46
Paul A. Tipler, Ibid.
35
gas menjadi cair. Penggabungan dapat terjadi jika kecepatan gerak partikel dikurangi dengan cara menurunkan suhunya. d. Membeku Membeku merupakan peristiwa perubahan wujud dari zat cair menjadi zat padat e. Menyublim Menyublim merupakan peristiwa perubahan wujud dari zat padat menjadi gas. f. Mengkristal Mengkristal merupakan peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi padat. 2. Perpindahan Kalor Kalor dapat berpindah secara konduksi, konveksi, dan radiasi. a. Konduksi Konduksi merupakan peristiwa perpindahan kalor melalui benda tetapi bagian-bagian benda itu sendiri tidak mengalami perpindahan tempat. Dengan kata lain kalor berpindah dari molekul ke molekul lain dalam batang besi. Molekul-molekul pada ujung besi yang dipanaskan akan bergetar lebih cepat karena menerima kalor. Getaran ini mengakibatkan molekul disampingnya ikut bergetar dan menggetarkan molekul disampingnya sampai ke ujung batang besi. Tidak semua benda dapat dilewati kalor. Benda-benda yang dapat dilewati kalor dengan baik disebut penghantar kalor atau konduktor. Contohnya yaitu besi, aluminium, tembaga, dan emas. Sebaliknya benda-benda yang sulit dilewati kalor disebut penghambat kalor atau isolator. Contohnya yaitu kayu, kapas, plastik, kertas dan lain sebagainya. 47
47 Paul A. Tipler, Ibid. hlm. 606.
36
b. Konveksi Konveksi adalah perpindahan kalor dengan pergerakan molekul dari satu tempat ke tempat lain.48 Zat yang dapat memindahkan kalor secara konveksi hanyalah
zat cair dan gas. Kalor tidak merambat
dalam zat tersebut, namun disimpan oleh partikel-partikel zat. Jika partikel zat tersebut berpindah, maka secara otomatis kalor yang di simpannya juga akan berpindah. Arus samudra yang hangat atau dingin menunjukkan adanya konveksi dalam skala besar. Contoh konveksi yang lain yaitu angin, dan udara yang konvektif menghasilkan perubahan cuaca. c. Radiasi Berbeda dari cara perpindahan konveksi dan konduksi, pada perpindahan kalor secara radiasi atau pancaran tidak memerlukan kehadiran zat perantara. Dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemukan pada saat transfer energi dari matahari. Bahwa semua kehidupan di dunia ini bergantung dari energi matahari yang ditransfer ke bumi melalui ruang hampa. 49 Penyerap yang baik merupakan pemancar yang baik, artinya bahwa permukaan yang hitam pekat berbeda dengan permukaan yang mengkilat. Pada permukaan yang hitam mempunyai emisivitas (e) yang mendekati 1, sehingga mampu memancarkan radiasi yang lebih besar dan juga mampu menyerap banyak atau hampir seluruh radiasi yang
menimpanya.
Tetapi
pada
permukaan
yang
mengkilat
mempunyai emisivitas (e) yang mendekati 0 sehingga hanya mampu memancarkan radiasi yang lebih kecil dan juga menyerap sedikit dari radiasi yang menimpanya. Hal inilah yang merupakan sebab mengapa pada saat cuaca panas banyak orang lebih senang memakai pakaian yang berwarna terang, dan jika cuaca dingin lebih suka memakai pakaian yang berwarna gelap atau hitam. 48 49
Douglas C. Giancoli, Fisika, (Jakarta : Erlangga, 2001), hlm 504. Douglas C. Giancoli, Ibid, hlm 507.
37
E. Implementasi
CTL
(Contextual
Teaching
and
Learning)
dalam
pembelajaran fisika pada materi pokok kalor Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya.50 Pendekatan pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkahnya sebagai berikut ini. a. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya. b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. d. Menciptakan ‘masyarakat belajar’ (belajar dalam kelompok-kelompok). e. Menghadirkan ‘model’ sebagai contoh pembelajaran. f. Melakukan refleksi di akhir pertemuan. g. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. Materi pokok Kalor merupakan salah satu bahan kajian sains fisika kelas VII semester gasal siswa SMP atau sederajat. Secara rinci yang dipelajari dalam materi pokok kalor adalah: a. Pengertian kalor, bahwa kalor adalah suatu bentuk energi b. Kalor menyebabkan perubahan suhu benda c. Kalor menyebabkan perubahan wujud benda d. Rumus kalor : Q = m . c. (T2 – T1) e. Contoh soal turunan rumus : Q = m . c. (T2 – T1) f. Faktor yang mempengaruhi banyaknya kalor untuk menaikkan suhu zat: 1. massa zat 2. kalor jenis zat 3. perubahan suhu
50
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta : Kencana, 2007), cet. III, hlm 255
38
Pada pelaksanaan pembelajaran fisika materi pokok kalor dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah sebagai berikut : a. Guru menyampaikan materi pokok kalor secara garis besarnya saja, kemudian peserta didik mengkonstuksi sendiri materi secara lebih rinci. b. Peserta didik melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, membuat kesimpulan. Dengan demikian peserta didik akan menemukan pengetahuan baru yang belum diketahui sebelumnya. c. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik, dengan harapan guru dapat mendorong peserta didik untuk membiasakan bertanya. d. Peseta didik bekerja sama dengan teman sekelompoknya dalam melaksanakan
eksperimen,
mendiskusikan
hasil
eksperimen
dan
mengkomunikasikan kepada kelompok lain. e. Guru memperagakan cara mengoprasikan alat dan bahan eksperimen, sehingga peserta didik mampu menirukannya. f. Peserta didik dengan dibantu guru merefleksi kembali tentang hasil pengetahuan yang telah diperoleh dala proses pembelajaran. g. Guru memberikan penilaian terhadap peserta didik baik dalam proses dan hasil eksperimen.
F. Kajian Penelitian Yang Relevan 1. Skripsi yang ditulis oleh Yulianti Dwi Retnowati (NIM: 4201403009) mahasiswa Universitas Negeri Semarang Fakultas MIPA, Jurusan Fisika yang berjudul "Penerapan Model Pengajaran Berbasis CTL (Contextual Teaching and Learning) Dengan Bermain Untuk Meningkatkan Minat Sains Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Pada Siswa Kelas V Semester II SD Negeri II Patemon, Gunung Pati Tahun Pelajaran 2006/2007". Skripsi ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas dengan analisis data deskriptif. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa penerapan model pengajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa, yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
39
2. Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Maghfur (NIM : 3101120) seorang mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam yang berjudul : "Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 16 Mijen Semarang". Kesimpulan dari skripsi
ini
dikatakan
bahwa
penerapan
pendekatan
pembelajaran
kontekstual pada mata pelajaran pendidikan agama islam di SMA 16 Mijen Semarang dapat berjalan dengan baik. Hal ini dapat di lihat dalam KBMnya selalu menggunakan berbagai metode, media dan sumber belajar. Dari ke tujuh komponen CTL (Contextual Teaching and Learning) sudah dapat diterapkan sebagai pendekatan pembelajaran pada SMA 16 Mijen Semarang. 3. Skripsi yang ditulis oleh Faisal Kholid Ahmad (NIM : 3102084) seorang mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam yang berjudul : "Penerapan Model CTL (Contextual Teaching and Learning) Dalam Pembelajaran FIQH Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar FIQH (Studi Tindakan Di Kelas V MI Sruwen I Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang) . Dengan diperoleh hasil bahwa penerapan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) mempunyai dampak positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan ditunjukkan adanya perubahan tingkah laku siswa dalam proses pembelajaran yang dapat dilihat berdasarkan perolehan jumlah skor yang meningkat dari pra siklus sampai siklus III, yaitu dari 39 menjadi 5.
G. Hipotesis Tindakan Adapun hipotesis yang diajukan peneliti adalah dengan implementasi CTL (Contextual Teaching and Learning) pada materi pokok kalor, maka hasil belajar peserta didik di MTs NU Nahdlatul Athfal Kudus dapat di tingkatkan.
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 2 Nopember 2009 sampai 30 Nopember 2009 bertempat di MTs NU Nahdlatul Athfal Desa Puyoh Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus.
B.
Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah kelas VII A, dengan jumlah siswa 39 anak, 17 putra dan 22 Putri.
C.
Metode Penelitian Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). 1. Prosedur pelaksanaan PTK PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap sebagaimana dalam gambar 1 berikut: PERENCANAAN
TINDAKAN
OBSERVASI
REFLEKSI
Gambar 1. Prosedur Pelaksanaan PTK
Menurut Taggart, prosedur pelaksanaan PTK mencakup: 51 a. Penetapan fokus permasalahan 1) Merasakan adanya masalah 2) Analisis masalah 3) Perumusan masalah b. Perencanaan tindakan 1) Membuat skenario pembelajaran
51
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), Cet 8, hlm 2
41
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas. Jika digunakan instrumen pengamatan tertentu, perlu dikemukakan
bagaimana
pembuatannya,
siapa
yang
akan
menggunakan dan kapan akan digunakan. 3) Mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan. 4) Melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan. c. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan yang meliputi siapa melakukan apa, kapan, di mana dan bagaimana melakukannya. Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan pada situasi yang aktual. Pada saat yang bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi. d. Pengamatan interpretasi Tujuan dilakukan pengamatan adalah untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi. e. Refleksi Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. 2. Tujuan dan manfaat PTK Tujuan PTK (penelitian tindakan kelas) adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. PTK dapat memperbaiki berbagai
persoalan
nyata
dan
praktis
dalam
peningkatan
mutu
pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar. PTK diharapkan dapat meningkatkan
42
mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan profesionalisme, dan menumbuhkan budaya akademik.52 Sementara itu manfaat yang diharapkan dari PTK adalah peningkatan atau perbaikan mutu proses dan hasil pembelajaran, antara lain meliputi hal-hal berikut: a. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah dan mutu proses pembelajaran di kelas. b. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainnya. c. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa. d. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah. e. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di sekolah. 3. Rencana dan pelaksanaan tindakan Penelitian
tindakan
kelas
ini
menggunakan
metode
CTL
(Contextual Teaching and Learning) dalam mempelajari materi pokok kalor. Waktu pelaksanaan menggunakan jam pelajaran reguler yang berlaku sehingga kegiatan PTK tidak mengganggu KBM (kegiatan belajar mengajar). Penelitian ini dibagi dalam 3 siklus, dengan rincian : Siklus I : Metode pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) dengan materi perubahan wujud zat. Siklus II : Metode pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) dengan materi peristiwa mendidih dan melebur. Siklus III : Metode pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) dengan materi perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi. 52 Suharsimi Arikunto, dkk, ibid, hlm 2
43
Langkah-langkah penelitian dapat dibuat diagram sebagai berikut:53 Identifikasi masalah
Perencanaan
Siklus I Refleksi
Aksi
Observasi
Perencanaan Ulang
Perencanaan
Siklus II Refleksi
Aksi
Observasi
Identifikasi masalah
Perencanaan
Siklus III Refleksi
Aksi
Observasi
HASIL Gambar 2. Spiral Tindakan Kelas 53
Zaenal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yrama Widya, 2006), hlm. 31.
44
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini secara kolaboratif antara guru pengampu mata pelajaran fisika di kelas VII semester I MTs. NU. Nahdlatul Athfal Kudus dengan peneliti. Adapun proses kerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah : 1. Pra Siklus Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti terlebih dahulu melakukan diagnosa awal tentang kondisi peserta didik sebelum penelitian, yang disebut pra siklus. Adapun pra siklus dilaksanakan melalui observasi dengan mendapatkan data nilai ulangan harian peserta didik pada materi 3 bab sebelum materi pokok kalor. 2. Siklus I Siklus I dari penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Nopember 2009 dan Kamis, 12 Nopember 2009 dengan rincian jadwal sebagai berikut: Tabel 1. Jadwal Kegiatan Siklus I No 1
Hari/Tanggal Selasa,
Waktu 08.20-09.40
10 Nopember 2009 2
Kamis,
Kegiatan Praktikum
perubahan
wujud zat 08.20-09.40
12 Nopember 2009
Evaluasi siklus I dan pendalaman materi
1) Perencanaan a) Menetapkan materi perubahan wujud zat pada sub materi pokok kalor. b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi perubahan wujud zat. c) Mengembangkan skenario pembelajaran 1. Pembagian kelompok 2. Guru menyampaikan materi perubahan wujud zat secara singkat
45
3. Siswa secara berkelompok melakukan percobaan sederhana dengan dipandu oleh LKS yang dibuat oleh peneliti bersama guru. d) Menyiapkan sumber belajar dan perangkat pembelajaran: 1. Buku paket fisika SMP/MTs kelas VII 2. Alat dan bahan praktikum. 3. LKS 4. Menyusun format evaluasi hasil belajar 5. Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran oleh guru 6. Lembar observasi psikomotorik siswa 7. Lembar observasi afektif siswa 8. Lembar observasi kognitif siswa 2) Tindakan a) Guru
membimbing
peserta
didik
dalam
pembentukan
kelompok. b) Guru menyampaikan informasi materi secara garis besar mengenai perubahan wujud zat. c) Siswa secara kelompok melakukan eksperimen mengenai perubahan wujud zat menggunakan alat-alat sederhana yang telah disediakan dengan dipandu LKS yang dibuat oleh peneliti bersama guru. d) Siswa menyelesaikan soal yang ada dalam LKS e) Siswa yang belum memahami materi atau soal tertentu diperkenankan untuk bertanya kepada guru. Sebelum guru menjawab pertanyaan, siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat dari pertanyaan tersebut. f) Guru
menunjuk
satu
kelompok
secara
acak
untuk
mempresentasikan hasil eksperimen yang telah dilakukan sesuai dengan petunjuk LKS.
46
g) Guru meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan atas presentasi dari kelompok yang mempresentasikan. h) Siswa
bersama
guru
membuat
kesimpulan
dari
hasil
eksperimen. 3) Observasi Melaksanakan observasi dengan menggunakan format observasi, yaitu: a) Pengamatan pelaksanaan pembelajaran oleh guru b) Pengamatan aspek psikomotorik siswa c) Pengamatan aspek afektif siswa d) Pengamatan aspek kognitif siswa 4) Refleksi a) Memberikan penghargaan untuk tim dengan skor tertinggi. b) Pengolahan data hasil pengamatan. c) Mengolah data hasil evaluasi siklus I. d) Evaluasi keseluruhan program 3. Siklus II Siklus II dari penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada hari Selasa, 17 Nopember 2009 dan Kamis, 19 Nopember 2009 dengan rincian jadwal sebagai berikut: Tabel 2. Jadwal Kegiatan Siklus II No 1
Hari/Tanggal Selasa,
Waktu 08.20-09.40
17 Nopember 2009 2
Kamis,
Kegiatan Praktikum
peristiwa
mendidih dan melebur 08.20-09.40
19 Nopember 2009
Evaluasi siklus II dan pendalaman materi
1) Perencanaan a) Penyempurnaan pelaksanaan siklus I. b) Penyiapan materi peristiwa mendidih dan melebur c) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
47
2) Tindakan a) Kegiatan belajar mengajar sesuai dengan RPP siklus II b) Model pembelajaran sama dengan siklus I. 3) Observasi Melaksanakan observasi dengan menggunakan format observasi, yaitu: a) Pengamatan pelaksanaan pembelajaran oleh guru b) Pengamatan aspek psikomotorik siswa c) Pengamatan aspek afektif siswa d) Pengamatan aspek kognitif siswa 4) Refleksi a) Memberikan penghargaan untuk tim dengan skor tertinggi. b) Pengolahan data hasil pengamatan. c) Mengolah data hasil evaluasi siklus II. d) Evaluasi keseluruhan program. 4. Siklus III Siklus III dari penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Nopember 2009 dan Kamis, 26 Nopember 2009 dengan rincian jadwal sebagai berikut: Tabel 3. Jadwal Kegiatan Siklus III No 1
Hari/Tanggal Selasa,
Waktu
Kegiatan
08.20-09.40
Praktikum perpindahan
24 Nopember 2009
kalor secara konduksi dan konveksi
2
Kamis,
08.20-09.40
Evaluasi siklus III
26 Nopember 2009
1) Perencanaan a) Penyempurnaan pelaksanaan siklus II. b) Penyiapan materi perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi.
48
c) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 2) Tindakan a) Kegiatan belajar mengajar sesuai dengan RPP siklus III b) Model pembelajaran sama dengan siklus I dan II. 3) Observasi Melaksanakan observasi dengan menggunakan format observasi, yaitu: a) Pengamatan pelaksanaan pembelajaran oleh guru b) Pengamatan aspek kognitif peserta didik. c) Pengamatan aspek afektif peserta didik. d) Pengamatan aspek psikomotorik peserta didik. 4) Refleksi a) Memberikan penghargaan untuk tim dengan skor tertinggi. b) Pengolahan data hasil pengamatan. c) Mengolah data hasil evaluasi siklus III. d) Evaluasi keseluruhan program.
D.
Metode Pengumpulan Data 1. Sumber data Sumber data dalam penelitian ini ada 2 yaitu peserta didik, dan guru. 2. Jenis data Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Data pengamatan pelaksanaan pembelajaran oleh guru. b. Data pengamatan aspek kognitif peserta didik. c. Data pengamatan aspek afektif peserta didik. d. Data pengamatan aspek psikomotorik peserta didik. 3. Cara pengambilan data Untuk memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan peneliti menggunakan metode observasi, dan tes. Metode observasi
49
digunakan untuk mengamati kegiatan dan perilaku peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung, sedangkan metode tes digunakan untuk mengungkapkan data tentang nilai ulangan harian pelajaran fisika pada tiap akhir siklus. a. Observasi Metode observasi yaitu metode yang digunakan melalui pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan keseluruhan alat indera.54 Observasi merupakan pengamatan terhadap peserta didik dengan memperhatikan aktifitas belajar dan kerjasama peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan juga dilakukan terhadap guru
untuk
mencermati
bagaimana
kesesuaian
pelaksanaan
pembelajaran dengan skenario yang telah dirancang. b. Tes Tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya hasil pelajaran pada setiap atau sekelompok peserta didik.55 Metode ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dikaitkan dengan penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning). Dalam metode tes ini, penulis menggunakan 20 soal pilihan ganda (multiple choice).
E.
Teknik Analisis Data 1) Pengumpulan Data Untuk menganalisis data yang telah terkumpul, dilakukan analisis hasil yang telah dicapai oleh peserta didik melalui observasi, dan tes evaluasi. Data observasi penelitian diberikan dengan pemberian nilai berupa angka yang dikategorikan dengan kurang, cukup, baik dan sangat 54
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 149. 55 Suharsimi Arikunto dkk, Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002, Cet. 3, hlm. 36.
50
baik. Pada tindakan tiap siklus dan tiap siklus masing- masing dua kali pertemuan
kemudian
diberi
perlakuan
kegiatan
yang
meliputi
perencanaan, tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi. 2) Hasil observasi Hasil pengamatan (observasi) proses pembelajaran adalah dengan menghitung jumlah skor pengamatan dengan teknik dan kriteria sebagai berikut: a) Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru Data observasi tentang pelaksanaan pembelajaran oleh guru meliputi 4 aspek pengamatan yaitu: apersepsi, penyampaian materi pokok, penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning), dan menutup pelajaran. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif melalui prosentase. Adapun rumus yang digunakan adalah: Prosentase (%) =
jumlah skor yang diperoleh jumlah skor maksimal
x 100 %
Indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran oleh guru adalah sebagai berikut: Skor
85 %
65 %
Skor
84 %
: Pelaksanaan Pembelajaran Baik
45 %
Skor
64 %
: Pelaksanaan Pembelajaran Cukup
Skor
: Pelaksanaan Pembelajaran Baik Sekali
44 %
: Pelaksanaan Pembelajaran Kurang. 56
b) Lembar observasi aspek psikomotorik peserta didik Untuk mengetahui seberapa besar keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar, maka dibuat lima aspek pengamatan, meliputi: mempersiapkan alat, melakukan percobaan, mengambil data, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Kemudian dilakukan
56
analisis
pada
instrumen
lembar
observasi
dengan
Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung : Angkasa, 1995), hlm. 186.
51
menggunakan
teknik
deskriptif
melalui
prosentase.
Adapun
perhitungan prosentase keaktifan peserta didik adalah: Prosentase (%) =
jumlah skor yang diperoleh jumlah skor maksimal
x 100 %
Indikator keberhasilan aktifitas belajar peserta didik ditentukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: Skor
85 %
65 %
Skor
84 %
: Aktifitas belajar Baik
45 %
Skor
64 %
: Aktifitas belajar Cukup
Skor
: Aktifitas belajar Baik Sekali
: Aktifitas belajar Kurang. 57
44 %
c) Lembar observasi aspek afektif peserta didik. Untuk mengetahui tenteng afektif peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar, maka dibuat lima aspek pengamatan, meliputi: kedisiplinan, kerjasama, menghargai pendapat orang lain, kerapian dan kelengkapan catatan, dan partisipasi dalam kelompok belajar. Kemudian dilakukan analisis pada instrumen lembar observasi dengan menggunakan teknik deskriptif melalui prosentase. Adapun perhitungan prosentase kerjasama peserta didik adalah: Prosentase (%) =
jumlah skor yang diperoleh jumlah skor maksimal
x 100 %
Indikator keberhasilan kerjasama peserta didik ditentukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: Skor
85 %
65 %
Skor
84 %
: Afektif peserta didik Baik
45 %
Skor
64 %
: Afektif peserta didik Cukup
Skor
: Afektif peserta didik Baik Sekali
44 %
: Afektif peserta didik Kurang. 58
3) Hasil belajar kognitif peserta didik Hasil belajar kognitif peserta didik diperoleh dari nilai tes akhir siklus berupa 20 soal pilihan ganda (multiple choice). Kemudian dari data 57 58
Mohammad Ali, Ibid. Mohammad Ali, Ibid.
52
yang diperoleh dapat dianalisis nilai ketuntasan individu, ketuntasan klasikal, dan nilai perkembangan peserta didik setelah adanya tindakan, adapun rumus dan kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: a) Ketuntasan individu Ketuntasan belajar individu dihitung dengan menggunakan analisis deskriptif prosentase, yaitu: Prosentase (%) =
jumlah skor yang diperoleh jumlah skor maksimal
x 100 %.59
Indikator keberhasilan Peserta didik untuk dikatakan tuntas belajar yaitu jika peserta didik memperoleh nilai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu minimal 60. b) Ketuntasan Klasikal Ketuntasan belajar klasikal dihitung dengan menggunakan analisis deskriptif prosentase, yaitu: Prosentase (%) =
jumlah skor yang diperoleh jumlah skor maksimal
x 100 %.60
Indikator keberhasilan ketuntasan belajar klasikal ditentukan jika rata- rata kelas yang diperoleh di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan minimal 85 % dari jumlah peserta didik di kelas tersebut mendapatkan nilai minimal 60.
59 60
Mohammad Ali, Ibid. Mohammad Ali, Ibid.
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan persiapan penelitian sebagai berikut: 1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah melalui wawancara dengan guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam. 2. Peneliti meminta persetujuan kepada Kepala MTs NU Nahdlatul Athfal Puyoh Dawe Kudus 3. Mencari informasi dan mencatat daftar nama serta jumlah peserta didik kelas VII A MTs NU Nahdlatul Athfal Puyoh Dawe Kudus tahun pelajaran 2009/2010.
B. Pra Siklus Untuk mendiagnosis kondisi awal (pra siklus), peneliti menggunakan rata-rata nilai tes ulangan harian peserta didik pada tiga bab sebelumnya. Adapun hasil analisis nilai tes yang dialami peserta didik adalah sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Analisis Nilai Kondisi Awal (pra siklus) Peserta Didik Nilai tertinggi
77
Nilai terendah
33
Jumlah peserta didik tuntas belajar
18
Jumlah peserta didik tidak tuntas belajar
21
Rata-rata nilai peserta didik Ketuntasan
56,88 46,15 %
C. Hasil Penelitian Penelitian ini dirancang dalam 3 siklus dan pada masing-masing siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
54
1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I a. Perencanaan 1) Guru menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu tentang perubahan wujud zat. 2) Guru dan peneliti secara kolaboratif merencanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning),
yaitu
dengan
pembuatan
silabus
dan
rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). 3) Merancang materi yang akan diajarkan kepada siswa seperti lembar kerja siswa (LKS), dan menyiapkan alat peraga. 4) Membuat lembar observasi pelaksanaan pembelajaran oleh guru di kelas. 5) Membuat lembar observasi psikomotorik peserta didik. 6) Membuat lembar observasi afektif peserta didik. 7) Membuat tes evaluasi peserta didik. b. Pelaksanaan tindakan 1) Guru membuka pelajaran kemudian mengecek kehadiran peserta didik. 2) Guru
menjelaskan
langkah-langkah
menggunakan pendekatan
CTL
pembelajaran
(Contextual
dengan
Teaching
and
Learning) kepada peserta didik. 3) Guru mengorganisasikan peserta didik dalam kelompok-kelompok belajar. 4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi secara singkat 5) Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) untuk didiskusikan dalam kelompok dengan mekanisme pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
CTL
(Contextual
Teaching
and
Learning). 6) Peserta didik secara kelompok melakukan eksperimen mengenai perubahan wujud zat menggunakan alat-alat sederhana yang telah
55
disediakan dengan dipandu LKS yang dibuat oleh peneliti bersama guru 7) Peserta didik menyelesaikan soal yang ada dalam LKS 8) Guru membimbing setiap kelompok secara bergantian. 9) Peserta didik yang belum memahami materi atau soal tertentu diperkenankan untuk bertanya kepada guru. Sebelum guru menjawab pertanyaan, siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat dari pertanyaan tersebut. 10) Peserta didik mempresentasikan hasil praktikum yang telah dilakukan sesuai dengan petunjuk LKS. 11) Guru meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan atas presentasi dari kelompok yang mempresentasikan. 12) Peserta didik membuat kesimpulan dari hasil paktikum dengan didampingi dan diperhatikan guru. c. Observasi Pada tahap observasi dilakukan tes hasil belajar siklus I, penilaian kinerja atau aktifitas peserta didik (ranah psikomotorik), dan penilaian sikap (afektif) peserta didik selama proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning). Dari pengamatan siklus I diperoleh hasil sebagai berikut : 1) Pengamatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru Data ini diambil dari lembar observasi pelaksanaan pembelajaran guru dalam pengelolaan kelas. Dari pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru diperoleh data sebagai berikut: Tabel 5. Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Aspek yang diamati
Skor
Apersepsi
10
Penyampaian materi pokok
7
Penerapan pembelajaran dengan pendekatan CTL
13
56
(Contextual Teaching and Learning) Menutup pelajaran
5 Jumlah Prosentase
35 62,5%
Kategori Cukup
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus I menunjukkan hasil dengan kategori cukup dengan jumlah persentase sebesar 62,5%. 2) Pengamatan aspek psikomotorik peserta didik Data pengamatan aspek psikomotorik diambil dari lembar observasi kinerja dan aktifitas peserta didik pada saat pembelajaran pada siklus I. Dari pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 6. Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik Siklus I Aspek psikomotorik yang diamati
Skor
Persentase (%)
Mempersiapkan alat
92
58,97
Melakukan percobaan
81
51,92
Mengambil data
92
58,97
Menyimpulkan
74
47,43
Mengkomunikasikan
89
57,05
85,6
54,87
Nilai rata-rata Kategori
Cukup
Dari data pengamatan psikomotorik peserta didik, pada siklus I menunjukkan hasil dengan kategori cukup dengan persentase sebesar 54,87%. Hasil pada siklus I dapat dibuat acuan untuk lebih meningkatkan kegiatan belajar peserta didik pada siklus II karena pada siklus I peserta didik belum terbiasa dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) sehingga masih
belum
terkondisikan
untuk
menyampaikan
atau
mengkomunikasikan materi yang diajarkan atau yang dipelajari.
57
3) Pengamatan aspek afektif peserta didik Data pengamatan aspek afektif diambil dari lembar observasi penilaian sikap dan kedisiplinan peserta didik pada saat pembelajaran pada siklus I. Dari pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 7. Hasil Pengamatan Aspek Afektif Peserta Didik Siklus I Aspek Afektif yang Diamati
Skor
Persentase (%)
Kedisiplinan
105
67,3
Kerjasama
90
57,69
Menghargai pendapat orang lain
90
57,69
Kerapian dan kelengkapan catatan
92
58,97
Partisipasi dalam kelompok belajar
96
61,53
Nilai rata-rata
94,6
60,64
Kategori
Cukup
Dari data pengamatan afektif peserta didik, pada siklus I menunjukkan hasil dengan kategori cukup dengan persentase sebesar 60,64%. Hasil pengamatan afektif peserta didik ini tentunya masih jauh dari harapan, maka dengan demikian masih diperlukannya perlakuan untuk meningkatkan aspek afektif peserta didik pada siklus II. 4) Pengamatan hasil tes peserta didik (kognitif) Data pengamatan kognitif diambil dari tes evaluasi peserta didik pada akhir pembelajaran siklus I. Dari tes yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 8. Hasil Tes Peserta Didik (Kognitif) Siklus I Hasil belajar kognitif
Nilai
Siklus I
Awal Jumlah peserta didik tuntas belajar
18
16
Jumlah peserta didik tidak tuntas belajar
21
23
58
Rata-rata nilai peserta didik Persentase ketuntasan
56,88
55,64
46,15%
41,02%
Dari data hasil tes peserta didik, pada siklus I menunjukkan hasil persentase ketuntasan belum mencapai angka 85%, bahkan kalau dibandingkan dengan hasil analisis nilai kondisi awal peserta didik mengalami penurunan persentase ketuntasan sebesar 5,13%, dimana pada hasil analisis nilai kondisi awal persentase ketuntasan sebesar 46,15 % sedangkan pada siklus I persentase ketuntasan sebesar 41,02%, dengan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 40. d. Refleksi Berdasarkan data hasil belajar siklus I dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) menunjukkan bahwa aspek psikomotorik persentase keseluruhan kelas sebesar 54,87% dan aspek afektif persentase kelas sebesar 60,64%. Nilai rata-rata siswa turun 1,24 poin dari rata-rata data awal sebesar 56,88 turun menjadi sebesar 55,64. Dan turun sebesar 5,13% dari persentase data awal sebesar 46,15% menjadi 41,02% pada siklus I. persentase ketuntasan tersebut belum dikatakan tuntas karena ketuntasan belajar klasikal fisika adalah 85% dari peserta didik yang mendapat nilai KKM 60. Pada hasil pembelajaran siklus I mengalami penurunan dan ini tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini dikarenakan kurangnya keberanian dan rasa percaya diri peserta didik dan karena faktor peserta didik yang belum mengerti dengan benar tentang mekanisme belajar dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning). Untuk itu perlu adanya perbaikan pada proses pembelajaran siklus II guna meningkatkan hasil belajar peserta didik.
59
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II a. Perencanaan 1) Guru menentukan materi yang akan diajarkan yaitu tentang peristiwa mendidih dan melebur 2) Guru dan peneliti secara kolaboratif merencanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning),
yaitu
dengan
pembuatan
silabus
dan
rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). 3) Merancang materi yang akan diajarkan kepada peserta didik seperti lembar kerja siswa (LKS), dan menyiapkan alat peraga. 4) Membuat lembar observasi pelaksanaan pembelajaran oleh guru di kelas. 5) Membuat Lembar observasi psikomotorik peserta didik. 6) Membuat lembar observasi afektif peserta didik. 7) Membuat tes evaluasi peserta didik. b. Pelaksanaan tindakan 1) Guru membuka pelajaran kemudian mengontrol kehadiran peserta didik. 2) Guru
menjelaskan
langkah-langkah
menggunakan pendekatan
CTL
pembelajaran
(Contextual
dengan
Teaching
and
Learning) kepada para peserta didik. 3) Guru mengorganisasikan peserta didik dalam kelompok-kelompok belajar. 4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi secara singkat 5) Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) untuk didiskusikan dalam
kelompok
dengan
menggunakan
pendekatan
CTL
(Contextual Teaching and Learning). 6) Peserta didik secara kelompok melakukan eksperimen mengenai perubahan wujud zat menggunakan alat-alat sederhana yang telah
60
disediakan dengan dipandu LKS yang dibuat oleh peneliti bersama guru. 7) Peserta didik menyelesaikan soal yang ada dalam LKS 8) Guru membimbing setiap kelompok secara bergantian 9) Peserta didik yang belum memahami materi atau soal tertentu diperkenankan untuk bertanya kepada guru. Sebelum guru menjawab pertanyaan, siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat dari pertanyaan tersebut. 10) Peserta didik mempresentasikan hasil praktikum yang telah dilakukan sesuai dengan petunjuk LKS. 11) Guru meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan atas presentasi dari kelompok yang mempresentasikan. 12) Peserta didik membuat kesimpulan dari hasil paktikum dengan didampingi dan diperhatikan guru. c. Observasi Pada tahap observasi dilakukan tes hasil belajar siklus II, penilaian kinerja atau aktifitas peserta didik (ranah psikomotorik), dan penilaian sikap (afektif) peserta didik selama proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning). Dari pengamatan siklus II diperoleh hasil sebagai berikut : 1) Mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru Data ini diambil dari lembar observasi pelaksanaan pembelajaran guru dalam pengelolaan kelas. Dari pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru diperoleh data sebagai berikut: Tabel 9. Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Aspek yang diamati
Skor
Apersepsi
13
Penyampaian materi pokok
9
Penerapan pembelajaran dengan pendekatan CTL
17
61
(Contextual Teaching and Learning) Menutup pelajaran
6 Jumlah
45
Prosentase
80,35%
Kategori
Baik
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus II menunjukkan kategori baik dengan jumlah persentase mencapai 80,35%. Hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus II mengalami
peningkatan
jumlah
persentase
sebesar
17,5%
dibandingkan pada siklus I yang hanya mencapai 62,5%. 2) Pengamatan aspek psikomotorik peserta didik Data pengamatan aspek psikomotorik diambil dari lembar observasi kinerja dan aktifitas peserta didik pada saat pembelajaran pada siklus II. Dari pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 10. Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik Siklus II Aspek Psikomotorik yang Diamati
Skor
Persentase (%)
Mempersiapkan alat-alat
125
80,12
Melakukan percobaan
113
72,43
Mengambil data
121
77,56
Menyimpulkan
117
75
Mengkomunikasikan
127
81,41
120,6
77,3
Nilai rata-rata Kategori
Baik
Dari data pengamatan psikomotorik peserta didik pada siklus II menunjukkan hasil dengan kategori baik dengan persentase sebesar 77,3%. Hasil pada siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan dibanding pada siklus I sehingga diharapkan pada siklus III akan mendapatkan hasil yang lebih baik karena peserta didik sudah
62
terbiasa dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning). 3) Pengamatan aspek afektif peserta didik Data pengamatan aspek afektif diambil dari lembar observasi penilaian sikap dan kedisiplinan peserta didik pada saat pembelajaran pada siklus II. Dari pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 11. Hasil Pengamatan Aspek Afektif Peserta Didik Siklus II Aspek Afektif yang Diamati
Skor
Persentase (%)
Kedisiplinan
131
83,97
Kerjasama
122
78,2
Menghargai pendapat orang lain
121
77,56
Kerapian dan kelengkapan catatan
119
76,28
Partisipasi dalam kelompok belajar
122
78,2
123,2
78,97
Nilai rata-rata Kategori
Baik
Dari data pengamatan afektif pada siklus II menunjukkan hasil dengan kategori baik dengan persentase sebesar 78,97%. Dan diharapkan pada siklus III aspek afektif peserta didik akan lebih meningkat dengan perlakuan tertentu. 4) Pengamatan hasil tes peserta didik (kognitif) Data pengamatan kognitif diambil dari tes evaluasi peserta didik pada akhir pembelajaran siklus II. Dari tes yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 12. Hasil Tes peserta didik (Kognitif) Siklus II Hasil belajar kognitif siswa
Siklus I
Siklus II
Jumlah peserta didik tuntas belajar
16
26
Jumlah peserta didik tidak tuntas belajar
23
13
55,64
65,51
41,02%
66,66%
Rata-rata nilai peserta didik Persentase ketuntasan
63
Dari data hasil tes peserta didik pada siklus II menunjukkan hasil yang baik dengan persentase ketuntasan mencapai 66,66%. Akan tetapi nilai tersebut belum dikatakan tuntas, sehingga perlu di lanjutkan pada siklus III. d. Refleksi Berdasarkan data hasil belajar siklus II dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) menunjukkan bahwa aspek psikomotorik persentase keseluruhan kelas sebesar 77,3% dan aspek afektif persentase kelas sebesar 78,97%. Nilai rata-rata siswa naik 9,87 poin dari rata-rata data siklus I sebesar 55,64 naik menjadi sebesar 65,51. Dan naik sebesar 25,64% dari persentase siklus I sebesar 41,02% menjadi 66,66% pada siklus II. Persentase ketuntasan tersebut dikatakan masih belum tuntas karena ketuntasan belajar klasikal fisika adalah 85% dari peserta didik yang mendapat nilai KKM 60. Dari hasil data yang didapatkan pada siklus II menunjukkan hasil yang menakjubkan karena hasil peningkatannya sangat tinggi. Untuk itu keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) pada materi peristiwa mendidih dan melebur pada siklus II diuji lagi pada siklus III. 3. Pelaksanaan Tindakan Siklus III a. Perencanaan 1) Guru menentukan materi yang akan diajarkan yaitu tentang perpindahan kalor. 2) Guru dan peneliti secara kolaboratif merencanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning),
yaitu
dengan
pembuatan
silabus
dan
rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). 3) Merancang materi yang akan diajarkan kepada peserta didik seperti lembar kerja siswa (LKS), dan menyiapkan alat praktikum.
64
4) Membuat lembar observasi pelaksanaan pembelajaran oleh guru di kelas. 5) Membuat Lembar observasi psikomotorik peserta didik. 6) Membuat lembar observasi afektif peserta didik. 7) Membuat tes evaluasi peserta didik b. Pelaksanaan tindakan 1) Guru membuka pelajaran kemudian mengontrol kehadiran peserta didik. 2) Guru
menjelaskan
langkah-langkah
menggunakan pendekatan
CTL
pembelajaran
(Contextual
dengan
Teaching
and
Learning) kepada peserta didik. 3) Guru mengorganisasikan peserta didik dalam kelompok-kelompok belajar. 4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi secara singkat 5) Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) untuk didiskusikan dalam
kelompok
dengan
menggunakan
pendekatan
CTL
(Contextual Teaching and Learning). 6) Peserta didik secara kelompok melakukan eksperimen mengenai perubahan wujud zat menggunakan alat-alat sederhana yang telah disediakan dengan dipandu LKS yang dibuat oleh peneliti bersama guru. 7) Peserta didik menyelesaikan soal yang ada dalam LKS 8) Guru membimbing setiap kelompok secara bergantian 9) Peserta didik yang belum memahami materi atau soal tertentu diperkenankan untuk bertanya kepada guru. Sebelum guru menjawab pertanyaan, siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat dari pertanyaan tersebut. 10) Peserta didik mempresentasikan hasil praktikum yang telah dilakukan sesuai dengan petunjuk LKS.
65
11) Guru meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan atas presentasi dari kelompok yang mempresentasikan. 12) Peserta didik membuat kesimpulan dari hasil paktikum dengan didampingi dan diperhatikan guru.. c. Observasi Pada tahap observasi dilakukan tes hasil belajar siklus III, penilaian kinerja atau aktifitas peserta didik (ranah psikomotorik), dan penilaian sikap (afektif) peserta didik selama proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning). Dari pengamatan siklus I diperoleh hasil sebagai berikut : 1) Mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru Data ini diambil dari lembar observasi pelaksanaan pembelajaran guru dalam pengelolaan kelas. Dari pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru diperoleh data sebagai berikut : Tabel 13. Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III Aspek yang diamati
Skor
Apersepsi
14
Penyampaian materi pokok
10
Penerapan pembelajaran dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Menutup pelajaran
18 7
Jumlah Prosentase Kategori
49 87.50% Baik Sekali
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus III menunjukkan kategori baik sekali dengan jumlah persentase sebesar 87,50%. Hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus III mengalami peningkatan sebesar 7,15% dibandingkan pada siklus II yang hanya mencapai 80,35%. 2) Pengamatan aspek psikomotorik peserta didik
66
Data pengamatan aspek psikomotorik diambil dari lembar observasi kinerja dan aktifitas peserta didik pada saat pembelajaran pada siklus III. Dari pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 14. Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik Siklus III Aspek Psikomotorik yang Diamati
Skor
Persentase (%)
Mempersiapkan alat-alat
137
87,82
Melakukan percobaan
139
89,1
Mengambil data
143
91,66
Menyimpulkan
144
92,3
Mengkomunikasikan
148
94,87
142,2
91,15
Nilai rata-rata Kategori
Baik sekali
Dari data pengamatan psikomotorik pada siklus III menunjukkan hasil dengan kategori baik sekali dengan persentase sebesar 91,15%. 3) Pengamatan aspek afektif peserta didik Data pengamatan aspek afektif diambil dari lembar observasi penilaian sikap dan kedisiplinan peserta didik pada saat pembelajaran pada siklus III. Dari pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 15. Hasil Pengamatan Aspek Afektif Peserta Didik Siklus III Aspek Afektif yang Diamati
Skor
Persentase (%)
Kedisiplinan
140
89,74
Kerjasama
139
89,1
Menghargai pendapat orang lain
142
91,02
Kerapian dan kelengkapan catatan
133
85,25
Partisipasi dalam kelompok belajar
150
96,15
Nilai rata-rata
141
90,38
Kategori
Baik Sekali
67
Dari data pengamatan afektif pada siklus III menunjukkan hasil dengan kategori baik sekali dengan persentase mencapai 90,38%. 4) Pengamatan hasil tes peserta didik (kognitif) Data pengamatan kognitif diambil dari tes evaluasi peserta didik pada akhir pembelajaran siklus III. Dari tes yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 16. Hasil Tes Peserta Didik (Kognitif) Siklus III Hasil belajar kognitif peserta didik
Siklus II
Siklus III
Jumlah peserta didik tuntas belajar
26
35
Jumlah peserta didik tidak tuntas belajar
13
4
65,51
83,71
66,66%
89,74
Rata-rata nilai peserta didik Persentase ketuntasan
Dari data hasil tes pada siklus III menunjukkan hasil persentase ketuntasan mencapai angka 89,74%, sehingga hasil tes peserta didik pada siklus III dikatakan tuntas dengan persentase ketuntasan sebesar 85% dari peserta didik yang mendapatkan nilai KKM 60. d. Refleksi Berdasarkan data hasil belajar siklus III dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) menunjukkan bahwa aspek psikomotorik persentase keseluruhan kelas sebesar 91,15% dan aspek afektif persentase kelas sebesar 90,38%. Nilai rata-rata peserta didik naik 18,2 poin dari nilai rata-rata pada siklus II 65,51 menjadi sebesar 83,71. Dan persentase ketuntasan naik sebesar 23,08% dari persentase siklus II sebesar 66,66% menjadi 89,74% pada siklus III.
68
D. Pembahasan Dalam pembahasan ini akan diuraikan ringkasan atau rangkuman hasil penelitian dari seluruh siklus yang didasarkan pada hasil refleksi tiap siklus. Berdasarkan hasil refleksi siklus I diperoleh bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran oleh guru untuk siklus I prosentase skor yang diperoleh sebesar 62,5 % dengan kategori cukup, untuk siklus II skornya sebesar 80,35 % dengan kategori baik, dan untuk siklus III dengan skor 87,50 % dengan kategori baik sekali. Hasil pengamatan psikomotorik peserta didik pada siklus I, aspek-aspek yang diamati rata-rata masih dalam kategori cukup dengan perolehan 54,87 %. Hal ini disebabkan karena kurangnya keberanian dan rasa percaya diri peserta didik. Sedangkan dari hasil pengamatan afektif peserta didik, belum mencapai hasil dengan rata-rata baik, rata-rata aspek yang diteliti dalam kategori cukup dengan perolehan 60,64 % . Hal ini disebabkan karena faktor peserta didik yang belum mengerti dengan benar dan kurangnya minat peserta didik untuk melakukan pembelajaran dengan mekanisme belajar dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning). Hasil evaluasi peserta didik pada siklus I ketuntasan klasikal mencapai 41,02 % dengan rata-rata 55,64. Secara individu masih terdapat 23 peserta didik yang tidak tuntas belajar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor berikut : 1. Peserta didik yang belum mengerti dengan benar tentang mekanisme belajar dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning). 2. Sebagian besar peserta didik belum aktif dalam kegiatan diskusi dan tanya jawab. 3. Masih ada peserta didik yang tidak melaksanakan kegiatan pembelajaran secara serius. 4. Guru dalam apersepsi kurang jelas dalam menjelaskan tentang gambaran kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peserta didik.
69
5. Lemahnya pengelolaan waktu dari guru saat diskusi menyebabkan langkah - langkah pembelajaran tidak berjalan sesuai dengan rencana tindakan. Pada Siklus II diperoleh hasil refleksi bahwa pada siklus II, implementasi pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) berlangsung sesuai dengan
rencana tindakan serta hasil refleksi siklus I.
Dalam pelaksanaan pembelajaran prosentase skor yang diperoleh sebesar 80,35 % dengan kategori baik. Hasil pengamatan psikomotorik peserta didik pada siklus II, aspek-aspek yang diamati mengalami peningkatan dibanding siklus I, rata-rata aspek pengamatan dalam kategori baik. Untuk hasil pengamatan afektif peserta didik juga telah menunjukkan kemajuan yang baik. Peserta didik mulai memahami mekanisme pembelajaran yang diterapkan. Rata-rata aspek yang diteliti dalam kategori baik. Hasil evaluasi peserta didik pada siklus II ketuntasan klasikal mencapai 66,66 % dengan nilai rata-rata 65,51. Secara individu masih terdapat 13 peserta didik yang tidak tuntas belajar. Sedangkan pada siklus III hasil refleksi yang diperoleh yaitu pada siklus III, implementasi pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) secara keseluruhan telah berjalan sesuai dengan rencana tindakan. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru telah mempunyai rasa percaya diri yang besar serta pengelolaan waktu telah dilaksanakan dengan baik. Prosentase skor yang diperoleh dari hasil pengamatan sebesar 87,50 % dengan kategori baik sekali. Hasil pengamatan psikomotorik belajar peserta didik pada siklus III, prosentase rata-rata tiap aspek dalam kategori baik sekali. Keberanian peserta didik dalam bertanya, mengutarakan pendapat serta menjawab pertanyaan dari guru semakin meningkat. Sedangkan dari hasil pengamatan afektif peserta didik, diperoleh data bahwa proses diskusi telah berjalan dengan baik, sebagian besar peserta didik telah memahami arti pembelajaran yaitu dengan saling membantu satu sama lain. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan ratarata tiap aspek yang diamati dalam kategori baik sekali.
70
Untuk hasil evaluasi peserta didik pada siklus III ketuntasan klasikal mencapai 89,74 % dengan rata-rata 83,71. Hanya 4 peserta didik yang belum tuntas belajar, nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 55. Secara klasikal peserta didik dapat dikatakan tuntas karena ketuntasan belajar klasikal fisika adalah 85% dari peserta didik yang mendapat nilai KKM 60.
71
BAB V
SIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP
A. Simpulan Upaya yang dilakukan oleh peneliti dan guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam kelas VII A dalam meningkatkan prestasi belajar yaitu dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) melalui pelaksanaan tiga siklus tindakan kelas. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Implementasi CTL (Contextual Teaching and Learning) pada materi pokok kalor di kelas VII MTs NU Nahdlatul Athfal Kudus dapat dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi dengan melalui tiga siklus. 2. Implementasi CTL (Contextual Teaching and Learning) pada materi pokok kalor di kelas VII MTs NU Nahdlatul Athfal Kudus dapat meningkatkan hasil belajar, hal ini ditunjukkan dalam peningkatan perolehan hasil belajar aspek kognitif dengan ketuntasan klasikal pada siklus I mencapai 41,02 %, siklus II mencapai 66,66 %, dan pada siklus III naik menjadi 89,74%. Aspek psikomotorik pada siklus I mencapai 54,87%, siklus II mencapai 77,3 %, dan dan pada siklus III naik menjadi 91,15%. Sedangkan aspek afektif pada siklus I mencapai 60,64 %, siklus II mencapai 78,97 %, dan pada siklus III naik menjadi 90,38%. Secara klasikal peserta didik dapat dikatakan tuntas karena ketuntasan belajar klasikal fisika sudah mencapai lebih dari 85%.
B. Saran- Saran Setelah selesainya penelitian tindakan kelas ini penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Pendekatan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat membuat kondisi belajar peserta didik menjadi menyenangkan, untuk itu
72
kepada guru-guru dapat menggunakan pendekatan tersebut dalam proses belajar mengajar. 2. Menurut pengamatan peneliti pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan hasil prestasi, untuk itu pendekatan tersebut dapat digunakan dalam strategi menyampaikan materi ajar di MTs NU Nahdlatul athfal Kudus.. 3. Implementasi pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) sebaiknya dipersiapkan secara matang dari diri peserta didik maupun dari guru dalam pengelolaan kelas. Apabila persiapan dapat dipenuhi, maka hasil yang diinginkan dapat tercapai secara maksimal.
C. Keterbatasan Penelitian Mengingat terbatasnya waktu penelitian, peneliti hanya mampu melaksanakan penelitian pada materi pokok kalor, dan berharap agar peneliti lain dapat melanjutkan penelitian ini pada tempat dan materi yang berbeda karena mungkin akan mendapatkan hasil yang berbeda. . D. Penutup Syukur Alhamdulillah dengan rahmat dan hidayah Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari dalam penulisan dan pembahasan skripsi ini masih banyak kekurangan. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran untuk sempurnanya skripsi ini. Akhirnya penulis memanjatkan doa kepada Allah SWT, semoga penelitian yang telah dilakukan dapat bermanfaat dan mendapat ridho-Nya. Amin.
73
DAFTAR PUSTAKA Abdul Azis, Sholeh dan Abdul Azis Madjid, At-Tarbiyah Wa Turuqu At-Tadris, Jus. 1., Makkah : Darul Ma'rif, tth. Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Al-Imam, Al-Bukhori, Semarang: Thoha Putra, t.th Agama RI, Departemen, al-Quran dan Terjemahnya, Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2006 Al-Hasyimi, Sayyid Ahmad, Mukhtaru al-Hadits an-Nabawiyah ,Surabaya, Darul Ilmi, T.th Ali, Mohammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung : Angkasa, 1995 Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara, 2008. , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Jakarta: Rineka Cipta, 2002 , dkk, Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002, Cet. 3 Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005. Aqib, Zaenal, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yrama Widya, 2006 Dalyono, M, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1997. Giancoli, Douglas C, Fisika, Jakarta : Erlangga, 2001. Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta : Bumi Aksara, 2003, cet II. Johnson, Elaine B, Contextual Teaching and Learning : Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna : Penerjemah Ibnu Setiawan, Penyunting Ida Sitompul, Bandung : Mizan Learning Centre/ MLC, 2008, cet 6. Mulyasa, E, Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta : Bumi Aksara, 2008. Mulyasa, E., Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005.
74
Mulyono, A, KBBI, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta : Balai Pustaka, 2005. Muslich, Masnur, KTSP : Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta : Bumi Aksara, 2008. Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001, cet II. Muzamil Basyir, Muhammad dan Malik Muhammad Said, Muhammad, Madkhol Ila al Manahij Wa Turuqu al Tadris, Makkah: Darul Liwak, t.th Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000. R. Hillgard, Ernest and Gordon H. Bower, Theories of Learning, 3th, New York, Appleton – Century – Croft, 1966. Sanjaya, Wina, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta : Kencana, 2006. ____________, Strategi Pembelajaran, Jakarta : Kencana, 2008, cet. V. Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1998, cet IV. Soerjabrata, Soemadi, Psychologi Pendidikan, Yogyakarta : Rake Press, 1975, Cet 5. Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1989. Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001. Sungkowo, Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL), Jakarta : Depdiknas, 2003. Syah, Muhibbin Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000. Tipler, Paul A., Fisika untuk Sain dan Teknik, Jakarta : Erlangga, 1998.
75
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Ahmad Ainun Nafi’
Tempat/Tanggal Lahir : Kudus, 13 April 1987 Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: Dk. Buloh Ds. Puyoh RT. 01 RW. 07 Kec. Dawe Kab. Kudus.
Riwayat Pendidikan
: a. SD Negeri 03 Samirejo Dawe Kudus b MTs NU Nahdlatul Athfal Kudus c MAU NU Tasywiquth Thullab Salafiyyah Kudus d Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris Fisika IAIN Walisongo Semarang
Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Semarang, 21 Juni 2010 Penulis
(Ahmad Ainun Nafi’)
76
SILABUS Sekolah
: MTs NU. Nahdlatul Athfal
Mata Pelajaran
: IPA
Kelas
: VII (Tujuh)
Semester
: 1/ Gasal
Standar Kompetensi 3. Memahami wujud zat dan perubahannya.
Kompetensi Dasar
Materi Pokok/
Kegiatan
Pembelajaran
Pembelajaran
Penilaian Indikator Teknik
Sumber
Waktu
Belajar
Contoh
Instrumen
Instrumen
§ Uji petik
Pada waktu
6x40
Buku
menit
siswa,
§ Melakukan
§ Menyelidiki
Mendeskripsikan
percobaan
pengaruh
unjuk
kerja
zat berubah
peran kalor dalam
kalor
kalor
kerja
prosedur
wujud maka
LKS,
mengubah wujud
terhadap
terhadap
suhunya?
Alat-alat
zat dan suhu suatu
perubahan
perubahan
benda serta
suhu benda,
suhu benda,
penerapannya
perubahan
perubahan
3.4
Kalor
§ Tes
Alokasi
Bentuk
§ Tes
77
tertulis
§ Pilihan ganda
praktikum
dalam kehidupan sehari-hari
wujud zat
wujud zat
§ Melakukan
§ Menyelidiki
percobaan
pengaruh
unjuk
kerja
semakin
tentang
kalor pada
kerja
prosedur
cepat
peristiwa
peristiwa
mendidih
mendidih
dan melebur
dan melebur
§ Mencari
§ Tes
§ Tes
§ Menyelidiki
tertulis
§ Uji petik
§ Pilihan ganda
Jika air
mendidih maka kalor semakin?
§ Tes
§ Uji petik § Salah satu
informasi
peristiwa
unjuk
kerja
cara
tentang
perpindahan
kerja
prosedur
mempercep
perpindahan
kalor baik
kalor.
secara
§ Tes tertulis
konduksi, konveksi, dan radiasi
78
§ Pilihan ganda
at konveksi adalah?
Kudus, 3 November 2009
Peneliti
Guru Mata Pelajaran
Ahmad Ainun Nafi’
Dra. Fatkhiyah
NIM. 043611051
NIP. _________ Mengetahui,
Kepala MTs NU Nahdlatul Athfal Kudus
Drs. Sugiharto NIP. ________
79
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah
: Mts. NU. Nahdlatul Athfal
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester
: VII A (Tujuh)/Gasal
Standar Kompetensi (SK) : Memahami wujud zat dan perubahannya. Kompetensi Dasar (KD)
: Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
: Menyelidiki pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda, perubahan wujud zat.
Alokasi Waktu
: 2 X 40 menit.
A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu menjelaskan peranan kalor terhadap perubahan wujud zat secara sederhana dalam kehidupan sehari-hari. B. Materi Pembelajaran Perubahan wujud zat. C. Strategi Pembelajaran §
Metode Pembelajaran Ø Praktikum
§
Model Pembelajaran Ø Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)
D. Langkah-langkah 1. Kegiatan Pendahuluan a. Motivasi Mengapa air dapat menjadi es, mengapa es dapat mencair, mengapa air dapat menjadi uap? b. Prasyarat pengetahuan Memahami materi tentang pemuaian zat
80
c. Prasyarat Praktikum Memahami alat-alat yang digunakan untuk melaksanakan praktikum mengenai perubahan wujud zat secara sederhana. 2. Kegiatan Inti §
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
§
Guru menyampaikan informasi materi secara garis besar mengenai perubahan wujud zat.
§
Peserta didik secara kelompok melakukan eksperimen mengenai perubahan wujud zat dengan menggunakan alat-alat sederhana yang telah disediakan dengan dipandu LKS yang dibuat oleh peneliti bersama guru.
§
Peserta didik menyelesaikan soal yang ada dalam LKS
§
Peserta didik yang belum memahami materi atau soal tertentu diperkenankan untuk bertanya kepada guru. Sebelum guru menjawab pertanyaan, peserta didik dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat dari pertanyaan tersebut.
§
Guru menunjuk satu kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil eksperimen yang telah dilakukan sesuai dengan petunjuk LKS.
§
Guru meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan atas presentasi dari kelompok yang mempresentasikan.
§
Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan dari hasil eksperimen.
3. Kegiatan Penutup §
Guru memberikan penguatan materi yang telah diajarkan
§
Guru memberikan motivasi supaya peserta didik selalu belajar
E. Penilaian §
Teknik Ø Tes unjuk kerja Ø Tes tertulis
§
Bentuk Instrumen Ø Uji petik kerja prosedur
81
Ø Pilihan ganda.
Kudus, 3 November 2009 Guru mata pelajaran fisika
Peneliti
Dra. Fatkhiyah NIP.________
Ahmad Ainun Nafi’ NIM. 3104051
Mengetahui Kepala MTs. NU. Nahdlatul Athfal Kudus
Drs. Sugiharto NIP.________
82
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah
: Mts. NU. Nahdlatul Athfal
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester
: VII A (Tujuh)/Gasal
Standar Kompetensi (SK) : Memahami wujud zat dan perubahannya. Kompetensi Dasar (KD)
: Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
: Menyelidiki pengaruh kalor pada peristiwa mendidih dan melebur.
Alokasi Waktu
: 2 X 40 menit.
A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu menjelaskan peranan kalor terhadap peristiwa mendidih dan melebur secara sederhana dalam kehidupan sehari-hari. B. Materi Pembelajaran Peristiwa mendidih dan melebur. C. Strategi Pembelajaran §
Metode Pembelajaran Ø Praktikum
§
Model Pembelajaran Ø Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)
D. Langkah-langkah 1. Kegiatan Pendahuluan a. Motivasi Mengapa air dapat mendidih? b. Prasyarat pengetahuan Memahami materi tentang perubahan wujud zat.
83
c. Prasyarat Praktikum Memahami alat-alat yang digunakan untuk melaksanakan praktikum mengenai peristiwa mendidih dan melebur secara sederhana. 2. Kegiatan Inti §
Guru meminta peserta didik berkumpul dengan kelompok masingmasing.
§
Guru menyampaikan informasi materi secara garis besar mengenai peristiwa mendidih dan melebur.
§
Peserta didik secara kelompok melakukan eksperimen mengenai peristiwa mendidih dan melebur dengan menggunakan alat-alat sederhana yang telah disediakan dengan dipandu LKS yang dibuat oleh peneliti bersama guru.
§
Peserta didik menyelesaikan soal yang ada dalam LKS
§
Peserta didik yang belum memahami materi atau soal tertentu diperkenankan untuk bertanya kepada guru. Sebelum guru menjawab pertanyaan, peserta didik dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat dari pertanyaan tersebut.
§
Guru menunjuk satu kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil eksperimen yang telah dilakukan sesuai dengan petunjuk LKS.
§
Guru meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan atas presentasi dari kelompok yang mempresentasikan.
§
Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan dari hasil eksperimen.
3. Kegiatan Penutup §
Guru memberikan penguatan materi yang telah diajarkan
§
Guru memberikan motivasi supaya peserta didik selalu belajar
E. Penilaian §
Teknik Ø Tes unjuk kerja Ø Tes tertulis
84
§
Bentuk Instrumen Ø Uji petik kerja prosedur Ø Pilihan ganda.
Kudus, 3 November 2009 Guru mata pelajaran fisika
Peneliti
Dra. Fatkhiyah NIP.________
Ahmad Ainun Nafi’ NIM. 3104051
Mengetahui Kepala MTs. NU. Nahdlatul Athfal Kudus
Drs. Sugiharto NIP.________
85
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah
: Mts. NU. Nahdlatul Athfal
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester
: VII A (Tujuh)/Gasal
Standar Kompetensi (SK) : Memahami wujud zat dan perubahannya. Kompetensi Dasar (KD)
: Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
: Menyelidiki peristiwa perpindahan kalor baik secara konduksi, konveksi, dan radiasi
Alokasi Waktu
: 2 X 40 menit.
A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu menjelaskan perpindahan kalor secara sederhana dalam kehidupan sehari-hari. B. Materi Pembelajaran Perpindahan kalor. C. Strategi Pembelajaran §
Metode Pembelajaran Ø Praktikum
§
Model Pembelajaran Ø Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)
D. Langkah-langkah 1. Kegiatan Pendahuluan a. Motivasi Jika ada sebatang besi ujungnya di panaskan, mengapa ujung yang satunya ikut panas? b. Prasyarat pengetahuan Memahami materi tentang perubahan wujud zat dan peristiwa mendidih serta melebur.
86
c. Prasyarat Praktikum Memahami alat-alat yang digunakan untuk melaksanakan praktikum mengenai perpindahan kalor secara sederhana. 2. Kegiatan Inti §
Guru meminta peserta didik berkumpul dengan kelompok masingmasing.
§
Guru menyampaikan informasi materi secara garis besar mengenai perpindahan kalor.
§
Peserta didik secara kelompok melakukan eksperimen mengenai perpindahan kalor dengan menggunakan alat-alat sederhana yang telah disediakan dengan dipandu LKS yang dibuat oleh peneliti bersama guru.
§
Peserta didik menyelesaikan soal yang ada dalam LKS
§
Peserta didik yang belum memahami materi atau soal tertentu diperkenankan untuk bertanya kepada guru. Sebelum guru menjawab pertanyaan, peserta didik dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat dari pertanyaan tersebut.
§
Guru menunjuk satu kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil eksperimen yang telah dilakukan sesuai dengan petunjuk LKS.
§
Guru meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan atas presentasi dari kelompok yang mempresentasikan.
§
Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan dari hasil eksperimen.
3. Kegiatan Penutup §
Guru memberikan penguatan materi yang telah diajarkan
§
Guru memberikan motivasi supaya peserta didik selalu belajar
E. Penilaian §
Teknik Ø Tes unjuk kerja Ø Tes tertulis
87
§
Bentuk Instrumen Ø Uji petik kerja prosedur Ø Pilihan ganda.
Kudus, 3 November 2009 Guru mata pelajaran fisika
Peneliti
Dra. Fatkhiyah NIP.________
Ahmad Ainun Nafi’ NIM. 3104051
Mengetahui Kepala MTs. NU. Nahdlatul Athfal Kudus
Drs. Sugiharto NIP.________
88
Lembar Kerja Siswa Siklus I (LKS) A. Materi Menyelidiki perubahan wujud zat secara fisika akibat kalor B. Alat dan Bahan 1. Lilin 2. Bejana 3. Pembakar spiritus C. Cara Kerja 1. Sediakan lilin dan kemudian potonglah lilin menjadi bagian bagian kebih kecil 2. Letakkan potongan-potongan lilin kedalam bejana 3. Panaskan bejana sampai semua potongan lilin mencair, Amatilah wujud lilin pada saat mencair. 4. Hentikan pemanasan dan diamkan beberapa saat. Amatilah wujud lilin pada saat membeku. D. Kesimpulan
89
Lembar Kerja Siswa Siklus I (LKS) A. Materi Menyelidiki perubahan wujud zat secara fisika akibat kalor B. Alat dan Bahan 1. Karet ban 2. Pipa 3. Korek api C. Cara Kerja 1. Bakarlah karet ban sehingga muncul asap yang banyak 2. Aturlah agar asap pembakaran mengalir kedalam pipa 3. Tunggu beberapa saat, setelah agak dingin perhatikan rongga dalam pipa, apa yang kamu amati? D. Kesimpulan
90
Lembar Kerja Siswa Siklus II (LKS) A. Materi Menyelidiki pengaruh kalor pada peristiwa mendidih dan melebur B. Alat dan Bahan 1. bejana 2. pembakar spiritus 3. penyangga kaki tiga 4. thermometer 5. air secukupnya C. Cara Kerja 1. panaskan air dalam bejana dengan api pembakar spiritus, tunggu sampai air itu mendidih. 2. apabila air sudah mendidih, masukkan thermometer kedalam bejana. 3. catat suhu air yang ditunjukkan thermometer ketika air itu baru mendidih, perhatikan apa yang timbul dari dasar air pada saat mendidih. D. Kesimpulan
91
Lembar Kerja Siswa Siklus II (LKS) A. Materi Menyelidiki pengaruh kalor pada peristiwa mendidih dan melebur B. Alat dan Bahan 1. es batu 2. bejana 3. penyangga kaki tiga 4. pembakar spiritus C. Cara Kerja 1. masukkan beberapa potong es batu kedalam bejana dan diamkan beberapa Menit. 2. Panaskan potongan-potongan es batu tersebut. 3. Amatilah apa yang terjadi D. Kesimpulan
92
Lembar Kerja Siswa Siklus III (LKS) A. Materi Menyelidiki peristiwa perpindahan kalor B. Alat dan Bahan 1. bejana 2. penyangga kaki tiga 3. pembakar spiritus 4. air 5. zat pewarna C. Cara Kerja 1. masukkan air kedalam bejana 2. masukkan zat pewwarna kedalam bejana berisi air. Usahakan terletak didasar bejana. 3. panaskan bagian dasar bejana tepat dibawah zat pewarna 4. selama pemanasan amati zat pewarna itu D. Kesimpulan
93
Lembar Kerja Siswa Siklus III (LKS) A. Materi Menyelidiki peristiwa perpindahan kalor B. Alat dan Bahan 1. penyangga kaki tiga 2. pembakar spiritus 3. paku C. Cara Kerja 1. letakkan paku di atas penyangga kaki tiga 2. bakar salah satu ujung paku, 3. setelah beberapa menit amatilah ujung paku yang tidak terkena pembakaran D. Kesimpulan
94
Daftar kelompok siswa kelas VII A MTs NU. Nahdlatul Athfal
Kelompok I 1. Abdul Rohman 2. Baharudin Bagus Panuntun 3. Dyah Safitri 4. Indah Purnama Sari 5. Mutiara Yofi Putri Zaenah Kelompok II 1. Ahmad Nur Hasyim 2. Muhammad Gunawan 3. Noor Hasanah 4. Siti Nur Khayati 5. Zuli Rafika Sari Kelompok III 1. Agus Setyawan 2. Ahmad Khoirul 3. Dini Arifna 4. Erna Fatmawati 5. Ngatmini Kelompok IV 1. Dwiyana Amalina Sari 2. M. Idrus Muzaqqi 3. Mamnun Natul Ulya 4. Siti Zulaikah 5. Yusuf Habiby Kelompok V 1. Ali Mukminin 2. Diah Zulis Setiawati 3. Fitri Setianingsih 4. M. Riza Taufiqurrohman
95
5. Novia Ardana Riswari Kelompok VI 1. Eri Purwaningrum 2. Heriyadi 3. Nanang Gunawan 4. Siti Fathimah 5. Ulya KHoirun Nisa’ Kelompok VII 1. Fitri Ayu Lestari 2. Imam Burhanuddin 3. Mukhtar Latif 4. Novita Sari 5. Rangga Asmara Gusman Kelompok VIII 1. Atok Ubaidillah 2. M. Hasyim As’ari 3. Sri Sasmini 4. Vita Sovia Kurniawati
96
Nama : Kelas :
Lampiran 9
SOAL INSTRUMEN SIKLUS I
Petunjuk : Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar
1. Pada waktu zat berubah wujud, maka suhunya…. a. naik
c. tetap
b. turun
d. mungkin naik dan mungkin turun
2. Kalor adalah…. a. merupakan suatu bentuk energi b. sesuatu yang menyebabkan suhu benda naik c. sejenis zat cair yang tidak terlihat oleh mata d. sejenis dengan suhu 3. Satuan kalor dalam SI adalah…. a. kwh
b. joule
c. kalori
d. kilo kalori
4. Untuk menuliskan hubungan antara banyaknya kalor (Q), massa zat (m), kalor jenis zat (c), dan kenaikan suhu ( t), dapat dituliskan dengan rumus? m.c
m.c c. Q = t
a. Q = m . c . t b. Q = t
c. t d. Q = m
5. Banyaknya kalor yang diperlukan pada benda untuk menaikkan suhunya 1”C adalah… a. kalor jenis
b. kapasitas kalor
c. tara kalor
d. nilai kalor
6. Benda dapat berubah wujud apabila mendapat energi… a. mekanik
b. potensial
c. kimia
d. kalor
c. memerlukan
d.
7. Pada waktu benda mencair maka…kalor. a. mengeluarkan b. melepaskan menghasilkan 8. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk melebur zat sebanding dengan… a. massa zat dan kalor lebur
c. massa zat dan kalor uap.
b. massa zat dan titik lebur zat
d. massa zat dan titik beku zat
97
9. Apabila uap air didinginkan akan mengembun, selama mengembun suhunya… a. tetap
b. berubah
c. naik turun
d. tidak
menentu
10. Berikut ini adalah proses yang memerlukan kalor…. a. menguap
b. membeku
c. pendinginan
d. mengembun
11. Jika kedalam gelas dimasukkan segumpal es, pada dinding gelas bagian luar menjadi basah. Hal ini disebabkan… a. udara disekitar gelas yang suhunya lebih panas mengembun pada dinding luar gelas b. es melebur sehingga sampai membasahi dinding luar gelas c. es yang dingin dapat menembus pori-pori dinding gelas d. air keluar melalui pori-pori gelas yang dingin 12. Satuan kalor jenis zat adalah… a. kkal . kgºC
b. kkal/kgºC
c. kkal/kg
d. kkal/ºC
13. Contoh perubahan wujud dari bentuk padat menjadi gas adalah…. a. air dingin akan membeku b. kapur barus di almari lama kelamaan akan habis c. es dipanaskan akan mencair d. logam dipanaskan mencair kemudian menguap. 14. Apabila akan menaikkan suhu logam 20 ºC menjadi 100 ºC, sedangkan kalor jenis logam 0,5 kkal/kg ºC, dan massa logam 1kg, maka kalor yang dibutuhkan sebesar…. a. 20 kkal
b. 40 kkal
c. 80 kkal
d. 120 kkal
15. Apabila kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu air 20ºC sebesar 100 kalori, maka massa air yang di panaskan sebesar…. (ambil Cair = 4200 J/kgºC) a. 4 gram
b. 5 gram
c. 6 gram
d. 7 gram
16. Satu kilo kalori adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan… a. 1 kg air sebesar 100ºC
c. 1 gram air sebesar 1ºC
98
b. 1 gram air sebesar 100ºC
d. 1 kg air sebesar 1ºC
17. Partikel-partikel akan bergerak lebih cepat apabila…. a. dipanaskan
c. ditambah air
b. didinginkan
d. ditambah zat padat
18. Mengembun adalah perubahan wujud dari…. a. cair menjadi gas
c. cair menjadi padat
b. padat menjadi cair
d. gas menjadi padat
19. Lilin cair bila didiamkan akan membeku, hal ini menunjukkan bahwa lilin….kalor. a. melepas
c. menyerap
b. menjadi
d. menyimpan
20. Perhatikan diagram dibawah ini! 1 PADAT
3 CAIR
2
GAS 4
Perubahan wujud yang melepas kalor sesuai gambar nomor…. a. 3 dan 4
b. 2 dan 4
c. 1 dan 2
99
d. 1 dan 3
Lampiran 10 KUNCI JAWABAN SOAL INSTRUMEN SIKLUS I 1. c. tetap 2. a. merupakan suatu bentuk energi 3. b. joule 4. a. Q = m . c . t 5. b. kapasitas kalor 6. d. kalor 7. c. memerlukan 8. a. massa zat dan kalor lebur 9. a. tetap 10. a. menguap 11. a. udara disekitar gelas yang suhunya lebih panas mengembun pada dinding luar gelas 12. b. kkal/kgºC 13. c. es dipanaskan akan mencair 14. b. 40 kkal 15. b. 5 gram 16. d. 1 kg air sebesar 1ºC 17. a. dipanaskan 18. d. gas menjadi cair 19. a. melepas 20. b. 2 dan 4
100
Lampiran 11
Nama : Kelas : SOAL INSTRUMEN SIKLUS II
1. Titik lebur es akan turun jika? a. suhu dinaikkan
c. suhu diturunkan
b. tekanan dinaikkan
d. tekanan diturunkan
2. Penguapan dapat dipercepat dengan cara sebagai berikut, kecuali…. a. dipanaskan
c. udara di biarkan ke permukaan
b. memperbesar luas permukaan
d. suhu dikecilkan
3. Jika air memiliki massa 150 gr, dengan kalor jenis air 1 kal/grºC, maka besar kapasitas kalornya? a. 75 kal
c. 300 kal
b. 150 kal
d. 1.500 kal
4. Sebuah benda massanya 200 gr, kalor jenisnya 2,70 J/kgºC terjadi perubahan suhu 30ºC. Maka jumlah kalor yang diserap adalah? a. 16,2 j
c. 600j
b. 60 j
d. 16.200 j
5. Pernyataan berikut ini yang benar adalah? a. besar kalor penguapan suatu zat, sama dengan besar kalor peleburannya b. besar kalor pengembunan suatu zat, sama dengan besar kalor pembekuannya c. besar kalor peleburan suatu zat, sama dengan besar kalor pembekuannya d. besar kalor peleburan suatu zat, sama dengan besar kolor pengembunannya. 6. Kalor jenis es = 2100 J/kgºC, artinya? a. satu gram es memerlukan 2100 J kalor agar suhunya naik 1ºC b. satu kilogram es memerlukan 2100 J kalor untuk menaikkan suhunya sebesar 1 ºC atau K c. satu kilogram es memerlukan 2100 J kalor untuk melebur seluruhnya d. satu gram es memerlukan 2100 J kalor agar dapat menguap seluruhnya 7. Perubahan wujud zat berikut yang melepaskan kalor adalah? a. menguap
c. mencair
101
b. melebur
d. membeku
8. Apabila campuran air alkohol dipanaskan, maka alkohol akan menguap lebih cepat dari pada air. Hal ini disebabkan? a. alkohol mudah menguap b. alkohol dingin c. titik didih alkohol lebih rendah dibandingkan titik didih air d. titik didih alkohol lebih tinggi dibandingkan titik didih air 9. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk melebur zat sebanding dengan… a. massa zat dan kalor lebur
c. massa zat dan kalor uap.
b. massa zat dan titik lebur zat
d. massa zat dan titik beku zat
10. Apabila di atas permukaan balok es ditambahkan tekanan, maka es itu dapat melebur dibawah titik leburnya. Bila tekanan kembali normal (1atm), maka es yang tadinya sudah mencair akan kembali membeku. Peristiwa ini disebut? a. rekonstruksi
c. penyulingan
b. regulasi
d. pengendapan
11. Bila potongan-potongan es batu di campur dengan garam, maka titik lebur es itu akan? a. tetap
c. turun
b. naik
d. berubah-ubah
12. Lilin cair bila didiamkan akan membeku, hal ini menunjukkan bahwa lilin….kalor. a. melepas
c. menyerap
b. menjadi
d. menyimpan
13. Apabila kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu air 20ºC sebesar 100 kalori, maka massa air yang di panaskan sebesar…. (ambil Cair = 4200 J/kgºC) a. 4 gram
b. 5 gram
c. 6 gram
d. 7 gram
14. Volume air jika dipanaskan dari 00C – 40C, volumenya akan? a. tetap
c. mengecil
b. membesar
d. tidak menentu
15. Pada saat mendidih, suhu zat akan …….meskipun kalor tetap diberikan. a. tetap
c. berkurang
102
b. bertambah
d. naik turun
16. Penguapan merupakan peristiwa? a. bertambahnya partikel-partikel pada permukaan zat cair b. bergabungnya partikel-partikel pada permukaan zat cair c. lepasnya partikel-partikel pada permukaan zat cair d. tetapnya partikel-partikel pada permukaan zat cair 17. Di daerah pegunungan air akan cepat mendidih dari pada di daerah pantai karena? a. gaya gravitasi bumi di daerah pegunungan lebih tinggi dari pada di daerah pantai b. gaya gravitasi bumi di daerah pegunungan lebih rendah dari pada di daerah pantai c. tekanan atmosfer di daerah pegunungan lebih tinggi dari pada di daerah pantai d. tekanan atmosfer di daerah pegunungan lebih rendah dari pada di daerah pantai 18. Untuk menuliskan hubungan antara banyaknya kalor (Q), massa zat (m), kalor jenis zat (c), dan kenaikan suhu ( t), dapat dituliskan dengan rumus? m.c
m.c c. Q = t
a. Q = m . c . t b. Q = t
c. t d. Q = m
19. Partikel-partikel akan bergerak lebih cepat apabila…. a. dipanaskan
c. ditambah air
b. didinginkan
d. ditambah zat padat
20. Pada saat kulit kita ditetesi spiritus akan terasa dingin, hal ini disebabkan? a. spiritus merupakan zat dingin b. kalor spiritus diserap kulit c. panas kulit diserap spiritus untuk menguap d. suhu spiritus lebih rendah daripada kulit.
103
Lampiran 12 KUNCI JAWABAN SOAL INSTRUMEN SIKLUS II
1. b. tekanan dinaikkan 2. d. suhu dikecilkan 3. b. 150 kal 4. a. 16,2 j 5. a. besar kalor penguapan suatu zat, sama dengan besar kalor peleburannya 6. b. satu kilogram es memerlukan 2100 J kalor untuk menaikkan suhunya sebesar 1 ºC atau K 7. d. membeku 8. d. titik didih alkohol lebih tinggi dibandingkan titik didih air 9. b. massa zat dan titik lebur zat 10. b. regulasi 11. c. turun 12. a. melepas 13. b. 5 gram 14. c. mengecil 15. a. tetap 16. c. lepasnya partikel-partikel pada permukaan zat cair 17. d. tekanan atmosfer di daerah pegunungan lebih rendah dari pada di daerah pantai 18. a. Q = m . c . t 19. a. dipanaskan 20. c. panas kulit diserap spiritus untuk menguap
104
Lampiran 13 Nama : Kelas : SOAL INSTRUMEN SIKLUS III 1. Bahan yang mudah menghantarkan kalor dinamakan? a. konduksi
c. isolator
b. konduktor
d. isolasi
2. Bahan yang sulit menghantarkan kalor disebut? a. konduksi
c. isolator
b. konduktor
d. isolasi
3. Jika memasak air, seluruh bagian air akan menjadi panas. Hal ini disebabkan kalor berpindah dalam air secara ? a. konduksi
c. radiasi
b. konveksi
d. dispersi
4. Dinding termos bersifat sebagai cermin dengan maksud untuk? a. mengurangi perpindahan kalor secara konduksi b. mengurangi perpindahan kalor secara konveksi c. mengurangi perpindahan kalor secara radiasi d. memperlancar pertukaran kalor dengan udara diluar termos 5. Sisi luar mesin kendaraan setelah dikendarai terasa panas. Hal ini karena adanya? a. konduksi kalor dari dalam mesin b. konveksi kalor dari dalam mesin c. radiasi kalor dari dalam mesin d. gesekan udara selama kendaraan bergerak. 6. Apabila kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu air 20ºC sebesar 100 kalori, maka massa air yang di panaskan sebesar…. (ambil Cair = 4200 J/kgºC) a. 4 gram
b. 5 gram
c. 6 gram
7. Salah satu cara mempercepat konveksi adalah? a. memperbanyak jumlah zat b. menggunakan zat alir yang lebih kental c. menggunakan zat alir yang memiliki partikel besar
105
d. 7 gram
d. melakukan pengadukan 8. Zat-zat berikut yang dapat memindahkan kalor secara konveksi adalah? a. udara, besi, tanah
c. emas perak, tembaga
b. air, oli, udara
d. kayu, gabus, plastik
9. Penyerap kalor yang baik adalah? a. cermin
c. benda hitam
b. benda putih
d. benda mengkilap
10. Angin darat dan angin laut terjadi karena? a. konduksi
c. radiasi
b. konveksi
d. rotasi bumi
11. Pada dua benda yang disentuhkan tidak akan terjadi perpindahan kalor jika? a. energi kalor yang dikandung kedua benda sama besar b. suhu kedua benda sama c. kedua benda terbuat dari bahan yang sama d. kedua benda memiliki kalor jenis yang sama. 12. Kalor dari api unggun dapat berpindah ke tubuh kita secara a. konduksi
c. radiasi
b. konveksi
d. regelasi
13. Gerakan asap pabrik termasuk perpindahan kalor secara? a. turbulen
c. konduksi
b. radiasi
d. konveksi
14. Apabila campuran air alkohol dipanaskan, maka alkohol akan menguap lebih cepat dari pada air. Hal ini disebabkan? a. alkohol mudah menguap b. alkohol dingin c. titik didih alkohol lebih rendah dibandingkan titik didih air d. titik didih alkohol lebih tinggi dibandingkan titik didih air 15. Kalor jenis es = 2100 J/kgºC, artinya? a. satu gram es memerlukan 2100 J kalor agar suhunya naik 1ºC b. satu kilogram es memerlukan 2100 J kalor untuk menaikkan suhunya sebesar 1 ºC atau K
106
c. satu kilogram es memerlukan 2100 J kalor untuk melebur seluruhnya d. satu gram es memerlukan 2100 J kalor agar dapat menguap seluruhnya 16. Untuk menuliskan hubungan antara banyaknya kalor (Q), massa zat (m), kalor jenis zat (c), dan kenaikan suhu ( t), dapat dituliskan dengan rumus? m.c
m.c c. Q = t
a. Q = m . c . t b. Q = t
c. t d. Q = m
17. Gagang setrika sebaiknya berupa? a. pemancar kalor yang baik b. penyerap kalor yang baik c. penghambat kalor yang baik d. penghantar kalor yang baik 18. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk melebur zat sebanding dengan… a. massa zat dan kalor lebur
c. massa zat dan kalor uap.
b. massa zat dan titik lebur zat
d. massa zat dan titik beku zat
19. Arus konveksi yang terjadi di udara dapat menyebabkan a. hujan badai
c. langit mendung
b. angin
d. angin darat
20. Perpindahan kalor dengan disertai perpindahan bagian-bagian benda adalah perpindahan kalor secara? a. konveksi
c. radiasi
b. konduksi
d. konduksi dan konveksi
107
Lampiran 14 KUNCI JAWABAN SOAL INSTRUMEN SIKLUS III
1. b. konduktor 2. c. isolator 3. b. konveksi 4. c. mengurangi perpindahan kalor secara radiasi 5. a. konduksi kalor dari dalam mesin 6. b. 5 gram 7. d. melakukan pengadukan 8. b. air, oli, udara 9. c. benda hitam 10. b. konveksi 11. a. energi kalor yang dikandung kedua benda sama besar 12. c. radiasi 13. d. konveksi 14. d. titik didih alkohol lebih tinggi dibandingkan titik didih air 15. b. satu kilogram es memerlukan 2100 J kalor untuk menaikkan suhunya sebesar 1ºC atau K 16. a. Q = m . c . t 17. c. penghambat kalor yang baik 18. b. massa zat dan titik lebur zat 19. d. angin darat 20. a. konveksi
108
Lampiran 16 REKAPITULASI HASIL PENGAMATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Nama Guru Yang Diamati : Dra. Fatkhiyah Satuan Pendidikan
: MTs NU. Nahdlatul Athfal
Kelas
: VII A
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Pokok
: Kalor
Hari/Tanggal
: Selasa, 10 Nopember 2009
Jam Pelajaran
: 08.20-09.40
No
Check List
Aspek Pengamatan 4
1
3
2
Skor 1
Apersepsi a. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3
b. Memberikan gambaran umum materi
2
pembelajaran c. Memberikan gambaran kegiatan yang akan
2
dilaksanakan dalam pembelajaran CTL d. Memotivasi dan membangkitkan siswa
3
untuk aktif dalan kelompok 2
Penyampaian Materi Pokok a. Materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran b. Menyajikan informasi tentang materi yang dipelajari c. Penyampaian materi sistematis disertai contoh yang sesuai dengan materi pelajaran dengan pendekatan CTL
109
2
3
2
3
Penerapan
pendekatan
CTL
(Contextual
Teaching and Learning) a. Menjelaskan kepada siswa tentang model
2
pembelajaran yang akan digunakan 3
b. Membentuk kelompok-kelompok diskusi secara heterogen c. Membimbing siswa belajar dan kerja dalam
3
kelompok d. Mengevaluasi hasil belajar dan kerja siswa
3
e. Memberi penghargaan upaya dan hasil
2
belajar siswa 4
Menutup pelajaran 3
a. Memberikan penguatan materi yang telah diajarkan
2
b. Memberikan motivasi supaya siswa selalu belajar Jumlah
35
Prosentase
62,5 %
Kategori
Cukup
Keterangan: Nilai 4 3 2 1
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang
Observer,
Ahmad Ainun Nafi’ NIM: 3104051
110
REKAPITULASI HASIL PENGAMATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Nama Guru Yang Diamati : Dra. Fatkhiyah Satuan Pendidikan
: MTs NU. Nahdlatul Athfal
Kelas
: VII A
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Pokok
: Kalor
Hari/Tanggal
: Selasa, 17 Nopember 2009
Jam Pelajaran
: 08.20-09.40
No 1
Check List
Aspek Pengamatan 4
3
2
1
Skor
Apersepsi a. Menyampaikan tujuan pembelajaran
4
b. Memberikan gambaran umum materi
3
pembelajaran c. Memberikan gambaran kegiatan yang akan
3
dilaksanakan dalam pembelajaran CTL d. Memotivasi dan membangkitkan siswa
3
untuk aktif dalan kelompok 2
Penyampaian Materi Pokok a. Materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran b. Menyajikan informasi tentang materi yang dipelajari c. Penyampaian materi sistematis disertai contoh yang sesuai dengan materi pelajaran dengan pendekatan CTL
111
3
3
3
3
Penerapan
pendekatan
CTL
(Contextual
Teaching and Learning) 3
a. Menjelaskan kepada siswa tentang model pembelajaran yang akan digunakan
4
b. Membentuk kelompok-kelompok diskusi secara heterogen
4
c. Membimbing siswa belajar dan kerja dalam kelompok d. Mengevaluasi hasil belajar dan kerja siswa
3
e. Memberi penghargaan upaya dan hasil
3
belajar siswa 4
Menutup pelajaran a. Memberikan penguatan materi yang telah
3
diajarkan b. Memberikan motivasi supaya siswa selalu
3
belajar Jumlah
45
Prosentase
80,35 %
Kategori
Baik
Keterangan: Nilai 4 3 2 1
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang
Observer,
Ahmad Ainun Nafi’ NIM: 3104051
112
REKAPITULASI HASIL PENGAMATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS III
Nama Guru Yang Diamati : Dra. Fatkhiyah Satuan Pendidikan
: MTs NU. Nahdlatul Athfal
Kelas
: VII A
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Pokok
: Kalor
Hari/Tanggal
: 24 Nopember 2009
Jam Pelajaran
: 08.20-09.40
No 1
Check List
Aspek Pengamatan 4
3
2
1
Skor
Apersepsi a. Menyampaikan tujuan pembelajaran
4
b. Memberikan gambaran umum materi
4
pembelajaran c. Memberikan gambaran kegiatan yang akan
3
dilaksanakan dalam pembelajaran CTL d. Memotivasi dan membangkitkan siswa
3
untuk aktif dalan kelompok 2
Penyampaian Materi Pokok a. Materi yang disampaikan sesuai dengan
4
tujuan pembelajaran b. Menyajikan informasi tentang materi yang
3
dipelajari c. Penyampaian materi sistematis disertai contoh yang sesuai dengan materi pelajaran dengan pendekatan CTL
113
3
3
Penerapan
pendekatan
CTL
(Contextual
Teaching and Learning) 4
a. Menjelaskan kepada siswa tentang model pembelajaran yang akan digunakan
4
b. Membentuk kelompok-kelompok diskusi secara heterogen
3
c. Membimbing siswa belajar dan kerja dalam kelompok d. Mengevaluasi hasil belajar dan kerja siswa
4
e. Memberi penghargaan upaya dan hasil
3
belajar siswa 4
Menutup pelajaran a. Memberikan penguatan materi yang telah
4
diajarkan b. Memberikan motivasi supaya siswa selalu
3
belajar Jumlah
49
Prosentase
87,50 %
Kategori
Baik Sekali
Keterangan: Nilai 4 3 2 1
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang
Observer,
Ahmad Ainun Nafi’ NIM: 3104051
114
TABEL PENGAMATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Guru Aspek yang diamati
Skor
Apersepsi
10
Penyampaian materi pokok
7
Penerapan
pendekatan
CTL
(Contextual
Teaching
and
Learning) Menutup pelajaran
13 5
Jumlah
35
Prosentase
62,5 %
Kategori
Cukup
TABEL PENGAMATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Guru Aspek yang diamati
Skor
Apersepsi
13
Penyampaian materi pokok
9
Penerapan
pendekatan
CTL
(Contextual
Teaching
and
Learning) Menutup pelajaran
17 6
Jumlah Prosentase Kategori
115
45 80,35 % Baik
TABEL PENGAMATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS III
Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Guru Aspek yang diamati
Skor
Apersepsi
14
Penyampaian materi pokok
10
Penerapan
pendekatan
CTL
(Contextual
Teaching
and
Learning) Menutup pelajaran
18 7
Jumlah Prosentase Kategori
49 87.50 %
Baik Sekali
Observer,
Ahmad Ainun Nafi’ NIM: 3104051
116
Kriteria Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
1. Apersepsi Skor 1
: Guru tidak memberikan apersepsi sama sekali.
Skor 2
: Guru memberikan apersepsi tetapi tidak sesuai dengan RPP
Skor 3
: Guru memberikan apersepsi tetapi kurang/ sebagian besar sesuai dengan RPP
Skor 4
: Guru memberikan apersepsi sesuai dengan RPP
2. Penyampaian Materi Pokok Skor 1
: Guru tidak menyampaikan materi pokok
Skor 2
: Guru menyampaikan materi pokok tetapi tidak sesuai dengan
RPP Skor 3
: Guru menyampaikan materi pokok tetapi kurang/ sebagian besar sesuai dengan RPP
Skor 4
: Guru menyampaikan materi pokok sesuai dengan RPP
3. Penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Skor 1
: Guru tidak menerapkan pendekatan CTL
Skor 2
: Guru menerapkan pendekatan CTL tetapi tidak sesuai dengan
RPP Skor 3
: Guru menerapkan pendekatan CTL tetapi kurang/ sebagian besar sesuai dengan RPP
Skor 4
: Guru menerapkan pendekatan CTL sesuai dengan RPP
4. Menutup pelajaran Skor 1
: Guru tidak menutup pelajaran
Skor 2
: Guru menutup pelajaran tetapi tidak sesuai dengan RPP
Skor 3
: Guru menutup pelajaran tetapi kurang/ sebagian besar sesuai dengan RPP
Skor 4
: Guru menutup pelajaran sesuai dengan RPP
117
LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS I Jenis Penilaian Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok Jumlah Siswa
: Psikomotorik : MTs NU. Nahdlatul Athfal : Ilmu Pengetahuam Alam : VII A / Gasal : Kalor : 39 Siswa
Komponen Psikomotorik Kel.
A
B
C
No 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
A
B
C
D
E
Jumlah (skor)
3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2
3 2 3 2 1 3 3 2 2 1 3 2 1 1 3
2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2
3 2 2 2 2 3 2 2 1 1 3 2 2 1 2
2 3 2 2 1 3 3 2 2 1 3 3 2 2 2
13 12 12 10 8 15 14 10 9 7 15 13 9 9 11
Nama Abdur Rohman Baharudin Bagus P. Dyah Safitri Indah Purnama Sari Mutiara Yovi P. Z. Ahmad Nur Hasyim M. Gunawan Noor Hasanah Siti Nur Khayati Zuli Rafika Sari Agus Setyawan Ahmad Khoirul Dini Arifna Erna Fatmawati Ngatmini
118
Pencapaian (%)
keterangan
65 60 60 50 40 75 70 50 45 35 75 65 45 45 55
Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Baik Cukup Cukup Kurang Baik Baik Cukup Cukup Cukup
D
E
F
G
H
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4
Dwiyana Amalina S. M. Idrus Muzaqqi Mamnun Natul Ulya Siti Zulaikah Yusuf Habiby Ali Mukminin Diah Zuls Setiawati Fitri Setianingsih M. Riza T. Novia Ardana R. Eri Purwaningrum Heriyadi Nanang Gunawan Siti Fathimah Ulya Khoirun Nisa’ Fitri Ayu Lestari Imam Burhanuddin Mukhtar Latif Novita Sari Rangga Asmara G. Atok Ubaidillah M. Hasyim As’ari Sri Sasmini Vita Sovia K. Jumlah Pencapaian (%) Keterangan
2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 92 58,97
3 2 2 1 1 3 3 2 1 1 3 3 2 2 2 2 2 3 1 1 3 3 2 1 81 51,92
3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 92 58,97
3 1 1 1 1 3 2 2 2 1 3 2 2 1 1 1 3 2 2 1 3 2 2 2 74 47,43
3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 1 3 3 2 2 89 57,05
14 10 9 9 9 15 13 10 9 9 14 13 10 10 9 10 13 12 9 7 15 13 10 9 428 54,87
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
119
70 50 45 45 45 75 65 50 45 45 70 65 50 50 45 50 65 60 45 35 75 65 50 45 2140 54,87 Cukup
Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Baik Cukup Cukup Cukup Baik Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Kurang Baik Baik Cukup Cukup
Keterangan :
kriteria penilaian :
A = Mempersiapkan alat
Nilai
keterangan
B = Melakukan percobaan
4
Baik sekali
C = Mengambil data
3
Baik
D = Menyimpulkan
2
Cukup
1
Kurang
E = Mengkomunikasikan
120
LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS II Jenis Penilaian Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok Jumlah Siswa
: Psikomotorik : MTs NU. Nahdlatul Athfal : Ilmu Pengetahuam Alam : VII A / Gasal : Kalor : 39 Siswa
Komponen Psikomotorik Kel.
A
B
C
No 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
A
B
C
D
E
Jumlah (skor)
4 4 3 2 2 4 4 3 3 3 4 4 3 4 2
4 3 3 2 2 4 4 3 3 2 4 3 2 3 2
3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3
4 3 3 2 2 4 3 3 2 2 4 4 3 3 2
3 3 3 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3
18 17 15 11 11 20 18 15 14 12 19 18 14 16 12
Nama Abdur Rohman Baharudin Bagus P. Dyah Safitri Indah Purnama Sari Mutiara Yovi P. Z. Ahmad Nur Hasyim M. Gunawan Noor Hasanah Siti Nur Khayati Zuli Rafika Sari Agus Setyawan Ahmad Khoirul Dini Arifna Erna Fatmawati Ngatmini
121
Pencapaian (%)
keterangan
90 85 75 55 55 100 90 75 70 60 95 90 70 80 60
Baik sekali Baik sekali Baik Cukup Cukup Baik sekali Baik sekali Baik Baik Cukup Baik sekali Baik sekali Baik Baik Cukup
D
E
F
G
H
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4
Dwiyana Amalina S. M. Idrus Muzaqqi Mamnun Natul Ulya Siti Zulaikah Yusuf Habiby Ali Mukminin Diah Zuls Setiawati Fitri Setianingsih M. Riza T. Novia Ardana R. Eri Purwaningrum Heriyadi Nanang Gunawan Siti Fathimah Ulya Khoirun Nisa’ Fitri Ayu Lestari Imam Burhanuddin Mukhtar Latif Novita Sari Rangga Asmara G. Atok Ubaidillah M. Hasyim As’ari Sri Sasmini Vita Sovia K. Jumlah Pencapaian (%) Keterangan
3 4 2 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 2 4 4 3 3 2 4 4 3 3 125 80,12
4 3 3 3 3 4 3 2 2 2 4 3 3 3 2 3 4 3 2 2 4 3 2 2 113 72,43
4 3 3 3 2 4 4 2 2 3 4 4 3 3 2 4 4 3 2 2 4 4 2 2 121 77,56
3 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 4 3 2 4 4 2 3 117 75
4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 127 81,41
18 18 15 15 14 20 19 12 13 13 18 15 16 15 11 18 18 17 13 11 20 19 12 13 603 77,3
3015 77, 3
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
122
90 90 75 75 70 100 95 60 65 65 90 75 80 75 55 90 90 85 65 55 100 95 60 65
Baik sekali Baik sekali Baik Baik Baik Baik sekali Baik sekali Cukup Baik Baik Baik sekali Baik Baik Baik Cukup Baik sekali Baik sekali Baik Baik Cukup Baik sekali Baik sekali Cukup Baik
Keterangan :
kriteria penilaian :
A = Mempersiapkan alat
Nilai
Keterangan
B = Melakukan percobaan
4
Baik sekali
C = Mengambil data
3
Baik
D = Menyimpulkan
2
Cukup
1
Kurang
E = Mengkomunikasikan
123
LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS III Jenis Penilaian Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok Jumlah Siswa
: Psikomotorik : MTs NU. Nahdlatul Athfal : Ilmu Pengetahuam Alam : VII A / Gasal : Kalor : 39 Siswa
Komponen Psikomotorik Kel.
A
B
C
No 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
A
B
C
D
E
Jumlah (skor)
4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3
4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3
4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3
4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
20 20 18 16 18 20 20 19 16 15 20 20 18 16 16
Nama Abdur Rohman Baharudin Bagus P. Dyah Safitri Indah Purnama Sari Mutiara Yovi P. Z. Ahmad Nur Hasyim M. Gunawan Noor Hasanah Siti Nur Khayati Zuli Rafika Sari Agus Setyawan Ahmad Khoirul Dini Arifna Erna Fatmawati Ngatmini
124
Pencapaian (%)
Keterangan
100 100 90 80 90 100 100 95 80 75 100 100 90 80 80
Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik Baik Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik Baik
D
E
F
G
H
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4
Dwiyana Amalina S. M. Idrus Muzaqqi Mamnun Natul Ulya Siti Zulaikah Yusuf Habiby Ali Mukminin Diah Zuls Setiawati Fitri Setianingsih M. Riza T. Novia Ardana R. Eri Purwaningrum Heriyadi Nanang Gunawan Siti Fathimah Ulya Khoirun Nisa’ Fitri Ayu Lestari Imam Burhanuddin Mukhtar Latif Novita Sari Rangga Asmara G. Atok Ubaidillah M. Hasyim As’ari Sri Sasmini Vita Sovia K. Jumlah Pencapaian (%) Keterangan
4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 137 87,82
4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 139 89,1
4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 143 91,66
4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 144 92,30
4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 148 94,87
20 20 19 17 15 20 20 20 17 15 19 19 19 17 15 20 20 19 16 15 20 20 20 17 711 91,15
Baik
Baik
B.sekali
B. sekali
B. sekali
B. sekali
125
100 100 95 85 75 100 100 100 85 75 95 95 95 85 75 100 100 95 80 75 100 100 100 85 3555 91,15 B. Sekali
Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik Baik Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik Baik Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik Baik Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik Baik Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik
Keterangan :
kriteria penilaian :
A = Mempersiapkan alat
Nilai
keterangan
B = Melakukan percobaan
4
Baik sekali
C = Mengambil data
3
Baik
D = Menyimpulkan
2
Cukup
1
Kurang
E = Mengkomunikasikan
126
LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS I Jenis Penilaian Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok Jumlah Siswa
: Afektif : MTs NU. Nahdlatul Athfal : Ilmu Pengetahuam Alam : VII A / Gasal : Kalor : 39 Siswa
Komponen Afektif Kel.
A
B
C
No 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
A
B
C
D
E
Jumlah (skor)
4 4 3 2 2 3 3 2 2 1 3 4 3 2 2
4 3 2 2 1 3 3 2 1 1 3 4 1 3 1
2 3 3 2 2 3 2 2 2 1 4 3 2 2 2
3 3 2 2 2 3 2 2 2 1 3 3 3 3 2
2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 1
15 16 13 10 9 15 12 11 9 7 15 17 12 12 8
Nama Abdur Rohman Baharudin Bagus P. Dyah Safitri Indah Purnama Sari Mutiara Yovi P. Z. Ahmad Nur Hasyim M. Gunawan Noor Hasanah Siti Nur Khayati Zuli Rafika Sari Agus Setyawan Ahmad Khoirul Dini Arifna Erna Fatmawati Ngatmini
127
Pencapaian (%)
keterangan
75 80 65 50 45 75 60 55 45 35 75 85 60 60 40
Baik Baik Baik Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Kurang Baik Baik Cukup Cukup Cukup
D
E
F
G
H
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4
Dwiyana Amalina S. M. Idrus Muzaqqi Mamnun Natul Ulya Siti Zulaikah Yusuf Habiby Ali Mukminin Diah Zuls Setiawati Fitri Setianingsih M. Riza T. Novia Ardana R. Eri Purwaningrum Heriyadi Nanang Gunawan Siti Fathimah Ulya Khoirun Nisa’ Fitri Ayu Lestari Imam Burhanuddin Mukhtar Latif Novita Sari Rangga Asmara G. Atok Ubaidillah M. Hasyim As’ari Sri Sasmini Vita Sovia K. Jumlah Pencapaian (%) Keterangan
3 4 3 2 1 4 3 2 2 2 3 3 4 2 2 4 3 2 2 3 4 3 2 2 105 67,3
4 4 2 1 1 4 3 2 1 2 4 3 2 1 1 3 3 2 2 1 4 3 2 1 90 57,69
Baik
Cukup
4 3 2 2 2 3 2 2 1 3 2 4 2 1 2 4 2 3 2 1 3 2 2 1 90 57,69
3 2 2 1 1 2 3 3 2 1 3 3 3 2 1 2 3 3 3 3 2 3 3 2 92 58,97
Cukup
Cukup
128
3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 96 61,53
Cukup
17 15 12 9 7 15 14 11 8 11 14 16 13 8 9 16 14 12 12 11 15 14 11 8 473 60,64 Cukup
85 75 60 45 35 75 70 55 40 55 70 80 65 40 45 80 70 60 60 55 75 70 55 40 2365 60,64 Cukup
Baik Baik Cukup Cukup Kurang Baik Baik Cukup Cukup Cukup Baik Baik Baik Cukup Cukup Baik Baik Cukup Cukup Cukup Baik Baik Cukup Cukup
Keterangan :
kriteria penilaian :
A = Kedisiplinan
Nilai
Keterangan
B = Kerjasama
4
Baik sekali
C = Menghargai pendapat orang lain
3
Baik
D = Kerapian dan kelengkapan catatan
2
Cukup
1
Kurang
E = Partisipasi dalam kelompok belajar
129
LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS II Jenis Penilaian Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok Jumlah Siswa
: Afektif : MTs NU. Nahdlatul Athfal : Ilmu Pengetahuam Alam : VII A / Gasal : Kalor : 39 Siswa
Komponen Afektif Kel.
A
B
C
No 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
A
B
C
D
E
Jumlah (skor)
4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 4 3
4 4 3 3 2 4 4 3 2 2 4 4 2 3 2
4 3 3 2 3 4 3 3 2 2 4 4 3 3 2
4 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2
3 4 4 2 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2
19 18 15 12 13 19 17 15 14 12 18 19 15 16 11
Nama Abdur Rohman Baharudin Bagus P. Dyah Safitri Indah Purnama Sari Mutiara Yovi P. Z. Ahmad Nur Hasyim M. Gunawan Noor Hasanah Siti Nur Khayati Zuli Rafika Sari Agus Setyawan Ahmad Khoirul Dini Arifna Erna Fatmawati Ngatmini
130
Pencapaian (%)
keterangan
95 90 75 60 65 95 85 75 70 60 90 95 75 80 55
Baik sekali Baik sekali Baik Cukup Baik Baik sekali Baik Baik Baik Cukup Baik sekali Baik sekali Baik Baik Cukup
D
E
F
G
H
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4
Dwiyana Amalina S. M. Idrus Muzaqqi Mamnun Natul Ulya Siti Zulaikah Yusuf Habiby Ali Mukminin Diah Zuls Setiawati Fitri Setianingsih M. Riza T. Novia Ardana R. Eri Purwaningrum Heriyadi Nanang Gunawan Siti Fathimah Ulya Khoirun Nisa’ Fitri Ayu Lestari Imam Burhanuddin Mukhtar Latif Novita Sari Rangga Asmara G. Atok Ubaidillah M. Hasyim As’ari Sri Sasmini Vita Sovia K. Jumlah Pencapaian (%) Keterangan
4 4 4 3 2 4 4 3 3 2 3 3 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 131 83,97
4 4 3 2 2 4 3 4 2 3 4 4 3 2 3 4 4 2 3 3 4 3 4 2 122 78,2
4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 121 77,56
4 4 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 2 4 4 3 3 3 4 3 3 119 76,28
4 2 4 3 3 4 4 3 2 3 2 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 122 78,2
20 17 17 13 12 19 18 16 12 13 16 18 17 12 13 17 20 16 17 15 19 18 16 12 616 78,97
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
131
100 85 85 65 60 95 90 80 60 65 80 90 85 60 65 85 100 80 85 75 95 90 80 60 3080 78,97 Baik
Baik sekali Baik Baik Baik Cukup Baik sekali Baik sekali Baik Cukup Baik Baik Baik sekali Baik Cukup Baik Baik Baik sekali Baik Baik Baik Baik sekali Baik sekali Baik Cukup
Keterangan :
kriteria penilaian :
A = Kedisiplinan
Nilai
Keterangan
B = Kerjasama
4
Baik sekali
C = Menghargai pendapat orang lain
3
Baik
D = Kerapian dan kelengkapan catatan
2
Cukup
1
Kurang
E = Partisipasi dalam kelompok belajar
132
LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS III Jenis Penilaian Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok Jumlah Siswa
: Afektif : MTs NU. Nahdlatul Athfal : Ilmu Pengetahuam Alam : VII A / Gasal : Kalor : 39 Siswa
Komponen Afektif Kel.
A
B
C
No 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
A
B
C
D
E
Jumlah (skor)
4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3
4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3
4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3
4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
20 19 19 16 18 20 20 19 16 15 19 20 19 18 15
Nama Abdur Rohman Baharudin Bagus P. Dyah Safitri Indah Purnama Sari Mutiara Yovi P. Z. Ahmad Nur Hasyim M. Gunawan Noor Hasanah Siti Nur Khayati Zuli Rafika Sari Agus Setyawan Ahmad Khoirul Dini Arifna Erna Fatmawati Ngatmini
133
Pencapaian (%)
Keterangan
100 95 95 80 90 100 100 95 80 75 95 100 95 90 75
Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik Baik Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik
D
E
F
G
H
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4
Dwiyana Amalina S. M. Idrus Muzaqqi Mamnun Natul Ulya Siti Zulaikah Yusuf Habiby Ali Mukminin Diah Zuls Setiawati Fitri Setianingsih M. Riza T. Novia Ardana R. Eri Purwaningrum Heriyadi Nanang Gunawan Siti Fathimah Ulya Khoirun Nisa’ Fitri Ayu Lestari Imam Burhanuddin Mukhtar Latif Novita Sari Rangga Asmara G. Atok Ubaidillah M. Hasyim As’ari Sri Sasmini Vita Sovia K. Jumlah Pencapaian (%) Keterangan
4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 140 89,74
4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 139 89,1
4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 142 91,02
4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 133 85,25
4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 150 96,15
20 20 18 17 15 20 20 18 16 15 18 18 20 18 15 19 20 19 17 15 20 20 18 16 705 90,38
B.sekali
Baik
B.sekali
Baik
B.sekali
B.sekali
134
100 100 90 85 75 100 100 90 80 75 90 90 100 90 75 95 100 95 85 75 100 100 90 80 3525 90,38 B. Sekali
Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik Baik Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik Baik Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik Baik Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik
Keterangan :
kriteria penilaian :
A = Kedisiplinan
Nilai
keterangan
B = Kerjasama
4
Baik sekali
C = Menghargai pendapat orang lain
3
Baik
D = Kerapian dan kelengkapan catatan
2
Cukup
1
Kurang
E = Partisipasi dalam kelompok belajar
135
Kriteria Penilaian Afektif Peserta Didik
1. Kedisiplinan Skor 1
: Telat masuk kelas
Skor 2
: Mengikuti kegiatan pembelajaran dengan tidak tertib
Skor 3
: Mengikuti kegiatan pembelajaran dengan sedikit tertib
Skor 4
: Mengikuti kegiatan pembelajaran dengan tertib
2. Kerja sama Skor 1
: Melaksanakan tugas sendiri
Skor 2
: Berdiskusi dengan satu teman saja
Skor 3
: Berdiskusi dengan beberapa teman saja
Skor 4
: Berdiskusi bersama teman satu kelompok
3. Menghargai pendapat orang lain Skor 1
: Berbicara sendiri saat orang lain berbicara
Skor 2
: Mendengarkan pendapat orang lain
Skor 3
: Menyanggah pendapat orang lain tetapi kurang sopan
Skor 4
: Menyanggah pendapat orang lain dengan sopan
4. Kerapian dan kelengkapan catatan Skor 1
: Tidak mau mencatat pelajaran
Skor 2
: Mencatat pelajaran hanya sedikit
Skor 3
: Mencatat pelajaran tapi kurang lengkap
Skor 4
: Mencatat pelajaran dengan lengkap
5. Partisipasi dalam kelompok belajar Skor 1
: Tidak berpartisipasi sama sekali
Skor 2
: Sedikit berpartisipasi dalam kelompok belajar
Skor 3
: Kurang aktif berpartisipasi dalam kelompok belajar
Skor 4
: Berpartisipasi aktif dalam kelompok belajar
136
Kriteria Penilaian Psikomotorik Siswa
1. Mempersiapkan alat Skor 1
: Tidak tahu bentuk fisik alat dan bahan
Skor 2
: Dapat menyiapkan alat dan bahan tetapi sangat sedikit
Skor 3
: Dapat menyiapkan alat dan bahan atas bantuan guru
Skor 4
: Dapat menyiapkan alat dan bahan
2. Melakukan percobaan Skor 1
: Tidak mau melakukan percobaan
Skor 2
: Melakukan percobaan dengan seenaknya
Skor 3
: Melakukan percobaan dengan bantuan guru
Skor 4
: Melakukan percobaan dengan baik
3. Mengambil data Skor 1
: Tidak tahu cara mengambil data
Skor 2
: Dapat mengambil data percobaan tapi belum benar
Skor 3
: Dapat mengambil data percobaan dengan bantuan guru
Skor 4
: Dapat mengambil data dengan benar
4. Menyimpulkan Skor 1
: Tidak dapat menyimpulkan hasil percobaan
Skor 2
: Dapat menyimpulkan hasil percobaan tetapi kurang benar
Skor 3
: Dapat menyimpulkan hasil percobaan dengan bantuan guru
Skor 4
: Dapat menyimpulkan hasil percobaan dengan benar
5. Mengkomunikasikan Skor 1
: Tidak mau membuat laporan
Skor 2
: Membuat laporan dengan sembarangan
Skor 3
: Membuat laporan tetapi kurang benar
Skor 4
: Membuat laporan dengan baik dan benar
137
REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I
No.
Jenis Penilaian
: Kognitif
Satuan Pendidikan
: MTs NU. Nahdlatul Athfal
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester
: VII A / Gasal
Materi Pokok
: Kalor
Jumlah Siswa
: 39 Siswa
Nama
Jumlah
Penguasaan Keterangan
(skor)
(%)
1
Abdul Rohman
65
65
Tuntas
2
Agus Setyawan
70
70
Tuntas
3
Ahmad khoirul
55
55
Tidak tuntas
4
Ahmad Nur Hasyim
70
70
Tuntas
5
Ali Mukminin
75
75
Tuntas
6
Atok Ubaidillah
70
70
Tuntas
7
Baharudin Bagus Panuntun
55
55
Tidak tuntas
8
Diah Zulis Setiawati
65
65
Tuntas
9
Dini Arifna
50
50
Tidak tuntas
10
Dwiyana Amalina Sari
70
70
Tuntas
11
Dyah Safitri
60
60
Tuntas
12
Eri Purwaningrum
65
65
Tuntas
13
Erna Fatmawati
45
45
Tidak tuntas
14
Fitri Ayu Lestari
60
60
Tuntas
15
Fitri Setianingsih
55
55
Tidak tuntas
16
Heriyadi
65
65
Tuntas
17
Imam Burhanuddin
55
55
Tidak tuntas
18
Indah Purnama Sari
50
50
Tidak tuntas
19
M. Hasyim As’ari
55
55
Tidak tuntas
20
M. Idrus Muzaqqi
50
50
Tidak tuntas
21
M. Riza Taufiqurrohman
45
45
Tidak tuntas
138
22
Mamnun Natul Ulya
45
45
Tidak tuntas
23
Muhammad Gunawan
65
65
Tuntas
24
Mukhtar Lathif
50
50
Tidak tuntas
25
Mutiara Yovi Putri Zaenah
60
60
Tuntas
26
Nanang Gunawan
50
50
Tidak tuntas
27
Ngatmini
55
55
Tidak tuntas
28
Noor Hasanah
50
50
Tidak tuntas
29
Novia Ardana Riswari
45
45
Tidak tuntas
30
Novita Sari
45
45
Tidak tuntas
31
Rangga Asmara Gusman
40
40
Tidak tuntas
32
Siti Fathimah
65
60
Tuntas
33
Siti Nur Khayati
50
50
Tidak tuntas
34
Siti Zulaikah
45
45
Tidak tuntas
35
Sri Sasmini
50
50
Tidak tuntas
36
Ulya Khoirun Nisa’
60
60
Tuntas
37
Vita Sovia Kurniawati
60
60
Tuntas
38
Yusuf Habiby
50
50
Tidak tuntas
39
Zuli Rafika Sari
40
40
Tidak tuntas
Jumlah
2170
2170
Rata-rata
55,64
55,64%
Keterangan : Jumlah peserta didik tuntas belajar
: 16 anak/ 41,02%
Jumlah peserta didik tidak tuntas belajar
: 23 anak/ 58,97%
Nilai tertinggi
: 75
Nilai terendah
: 40
139
REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II
No.
Jenis Penilaian
: Kognitif
Satuan Pendidikan
: MTs NU. Nahdlatul Athfal
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester
: VII A / Gasal
Materi Pokok
: Kalor
Jumlah Siswa
: 39 Siswa
Nama
Jumlah
Penguasaan
(skor)
(%)
Keterangan
1
Abdul Rohman
85
85
Tuntas
2
Agus Setyawan
75
75
Tuntas
3
Ahmad khoirul
60
60
Tuntas
4
Ahmad Nur Hasyim
85
85
Tuntas
5
Ali Mukminin
80
80
Tuntas
6
Atok Ubaidillah
85
85
Tuntas
7
Baharudin Bagus Panuntun
45
45
Tidak tuntas
8
Diah Zulis Setiawati
75
75
Tuntas
9
Dini Arifna
55
55
Tidak tuntas
10
Dwiyana Amalina Sari
75
75
Tuntas
11
Dyah Safitri
75
75
Tuntas
12
Eri Purwaningrum
70
70
Tuntas
13
Erna Fatmawati
50
50
Tidak tuntas
14
Fitri Ayu Lestari
80
80
Tuntas
15
Fitri Setianingsih
60
60
Tuntas
16
Heriyadi
75
75
Tuntas
17
Imam Burhanuddin
50
50
Tidak tuntas
18
Indah Purnama Sari
65
65
Tuntas
19
M. Hasyim As’ari
65
65
Tuntas
20
M. Idrus Muzaqqi
50
50
Tidak tuntas
21
M. Riza Taufiqurrohman
60
60
Tuntas
140
22
Mamnun Natul Ulya
55
55
Tidak tuntas
23
Muhammad Gunawan
80
80
Tuntas
24
Mukhtar Lathif
55
55
Tidak tuntas
25
Mutiara Yovi Putri Zaenah
80
80
Tuntas
26
Nanang Gunawan
60
60
Tuntas
27
Ngatmini
65
65
Tuntas
28
Noor Hasanah
65
65
Tuntas
29
Novia Ardana Riswari
50
50
Tidak tuntas
30
Novita Sari
60
60
Tuntas
31
Rangga Asmara Gusman
50
50
Tidak tuntas
32
Siti Fathimah
75
75
Tuntas
33
Siti Nur Khayati
55
55
Tidak tuntas
34
Siti Zulaikah
50
50
Tidak tuntas
35
Sri Sasmini
65
65
Tuntas
36
Ulya Khoirun Nisa’
80
80
Tuntas
37
Vita Sovia Kurniawati
85
85
Tuntas
38
Yusuf Habiby
55
55
Tidak tuntas
39
Zuli Rafikaa Sari
50
50
Tidak tuntas
Jumlah
2555
2555
Rata-rata
65,51
65,51%
Keterangan : Jumlah peserta didik tuntas belajar
: 26 anak/ 66,66%
Jumlah peserta didik tidak tuntas belajar
: 13 anak/ 33,33%
Nilai tertinggi
: 85
Nilai terendah
: 45
141
Lampiran 30 REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS III
No.
Jenis Penilaian
: Kognitif
Satuan Pendidikan
: MTs NU. Nahdlatul Athfal
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester
: VII A / Gasal
Materi Pokok
: Kalor
Jumlah Siswa
: 39 Siswa
Nama
Jumlah
Penguasaan
(skor)
(%)
Keterangan
1
Abdul Rohman
100
100
Tuntas
2
Agus Setyawan
90
90
Tuntas
3
Ahmad khoirul
85
85
Tuntas
4
Ahmad Nur Hasyim
100
100
Tuntas
5
Ali Mukminin
100
100
Tuntas
6
Atok Ubaidillah
100
100
Tuntas
7
Baharudin Bagus Panuntun
70
70
Tuntas
8
Diah Zulis Setiawati
90
90
Tuntas
9
Dini Arifna
75
75
Tuntas
10
Dwiyana Amalina Sari
95
95
Tuntas
11
Dyah Safitri
80
80
Tuntas
12
Eri Purwaningrum
90
90
Tuntas
13
Erna Fatmawati
65
65
Tuntas
14
Fitri Ayu Lestari
100
100
Tuntas
15
Fitri Setianingsih
90
90
Tuntas
16
Heriyadi
95
95
Tuntas
17
Imam Burhanuddin
75
75
Tuntas
18
Indah Purnama Sari
85
85
Tuntas
19
M. Hasyim As’ari
90
90
Tuntas
20
M. Idrus Muzaqqi
55
55
Tidak tuntas
142
21
M. Riza Taufiqurrohman
85
85
Tuntas
22
Mamnun Natul Ulya
85
85
Tuntas
23
Muhammad Gunawan
100
100
Tuntas
24
Mukhtar Lathif
80
80
Tuntas
25
Mutiara Yovi Putri Zaenah
90
90
Tuntas
26
Nanang Gunawan
90
90
Tuntas
27
Ngatmini
80
80
Tuntas
28
Noor Hasanah
85
85
Tuntas
29
Novia Ardana Riswari
55
55
Tidak tuntas
30
Novita Sari
80
80
Tuntas
31
Rangga Asmara Gusman
55
55
Tidak tuntas
32
Siti Fathimah
90
90
Tuntas
33
Siti Nur Khayati
75
75
Tuntas
34
Siti Zulaikah
85
85
Tuntas
35
Sri Sasmini
90
90
Tuntas
36
Ulya Khoirun Nisa’
85
85
Tuntas
37
Vita Sovia Kurniawati
95
95
Tuntas
38
Yusuf Habiby
55
55
Tidak tuntas
39
Zuli Rafikaa Sari
75
75
Tuntas
Jumlah
3265
3265
Rata-rata
83,71
83,71%
Keterangan : Jumlah peserta didik tuntas belajar
: 35 anak/ 89,74%
Jumlah peserta didik tidak tuntas belajar
: 4 anak/ 10,25%
Nilai tertinggi
: 100
Nilai terendah
: 55
143
144