MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SKI MELALUI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING MATERI POKOK DINASTI AL-AYYUBIAH PADA SISWA KELAS IX F MTS AL-ASROR GUNUNG PATI SEMARANG TAHUN AJARAN 2009-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh : SUDRAJAT 3105350
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009
ABSTRAK Sudrajat (NIM : 3105350), Meningkatkan Hasil Belajar SKI Melalui Pembelajaran Aktif Role Playing Materi Pokok Dinasti Al-Ayyubiah pada Siswa Kelas IX F di MTs AlAsror Gunung Pati Semarang Tahun Ajaran 2009-2010 Pelaksanaan pembelajaran SKI di kelas IX F cenderung menggunakan metode ceramah sehingga guru memegang kendali kelas, sehingga siswa tidak berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, Akibatnya hasil pembelajaran tidak optimal. Salah satu alternatif adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang mampu membuat siswa aktif yaitu salah satu metode pembelajaran tersebut adalah metode pembelajaran aktif role playing. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IX F MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang dengan menggunakan metode pembelajaran aktif Role Playing mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pokok bahasan Dinasti AlAyyubiah Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus mencakup empat tahapan kegiatan yaitu (1) Perencanaan (planning) (2) Pelaksanaan tindakan (acting) (3) Pengamatan (observing) dan (4) Refleksi (reflecting). Adapun pengumpulan datanya dengan menggunakan tes. Sedangkan analisisnya menggunakan teknik analisis deskripsi prosentase. Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah tercapainya ketuntasan belajar secara individu dan klasikal. Seorang siswa dikatakan tuntas belajar secara individu apabila mencapai skor 65, dan untuk tuntas belajar secara klasikal jika 85% siswa mendapat skor 65 atau lebih. Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan metode role playing diadakan tahap pra siklus dengan melihat secara langsung pembelajaran dengan metode ceramah dan di dapat data pada tahap pra siklus ini, tahap para siklus menunjukkan belum tuntas hasil belajarnya, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata yang diperoleh 62,98 dan ketuntasan belajar klasikal 25%. Untuk itu perlu diadakan variasi pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran role playing, pada pelaksanaan siklus I menggunakan metode pembelajaran role playing menunjukkan rata-rata yang diperoleh 74,83 dan ketuntasan belajar klasikal 80%. Dengan mengadakan perbaikan-perbaikan pada peningkatan keaktifan peserta didik, diadakan pembelajaran siklus II. Analisis hasil pembelajaran meningkat dengan rata-rata yang dicapai pada siklus II 82,50 dan ketuntasan belajar 85%. Adapun melalui wawancara kepada peserta didik setelah pelaksanaan siklus II tentang tanggapan terhadap pelaksanaan pembelajaran role playing diketahui bahwa dengan metode pembelajaran role playing menyenangkan, mengasah kreatifitas seorang pelajar dan metode ini dapat diterapkan pada semua mata pelajaran. Sehingga dengan metode ini diharapkan dapat menjadikan suasana kelas hidup. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi informasi dan masukan bagi mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti, dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tanggal
Tanda Tangan
Drs. H. Fatah Syukur, M.Ag. Pembimbing I
___________
____________
Drs. Abdul Wahib, M.Ag. Pembimbing II
___________
____________
iii
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal
Tanda Tangan
Hj. Lift Anis Ma’shumah, M. Ag Ketua
___________
____________
Andi Fadlan, MSi. Sekretaris
___________
____________
Nasiruddin, M. Ag. Penguji I
___________
____________
Sugeng Ristiyanto, M.Ag. Penguji II
___________
____________
iv
PERNYATAAN Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis, menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 20 Oktober 2009 Deklarator,
Sudrajat NIM. 3105350
v
MOTTO
⌧
⌧ ⌧ “Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. berkata Qabil: "Aduhai celaka Aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" karena itu jadilah Dia seorang diantara orang-orang yang menyesal”1 (Surat Al-Maidah Ayat: 31)
(ayat ini menjelaskan bahwa manusia banyak pula mengambil pelajaran dari alam dan jangan segan-segan mengambil pelajaran dari yang lebih rendah tingkatan pengetahuannya)
1
Departemen Agama, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 1996), hlm. 89.
vi
PERSEMBAHAN
Aku persembahkan totalitas usaha, karya dan buah pikiran skripsi ini untuk: Bapak dan Ibu tercinta yang selalu menemani penulis dengan doa dan kasih sayangnya. Saudara-saudaraku tersayang: Mas Ari Sulistyawan, Mas Muklis Diyanto, Mbak Ninik, Mas Sandy dan Akmalil yang senantiasa selalu memberikan dukungan baik moril maupun materiil terhadap keberhasilan skripsi ini. Dek kukum yang memberikan motivasi dan semangatnya dalam pembuatan skripsi ini Dewan asatidz dan Rekan-rekan pengurus Pondok Pesantren Al-Islah: Kang Tholabi, Kang Asror, kang Asep, kamar 9 (Walisongo), kelas V, Angkatan 05, anggota DPR dan teman-teman pondok. Teman-teman seperjuangan: Teman-teman paket PAI05, teman-teman TPQ AlIslahul Amin, muh. Nofiyanto. Sedulur-sedulur PSHT : mas-mas warga, warga angkatan 09 tunggal keceran, adekadek siswa teruskan perjuangan kalian. Teman-teman PPL dan Siswa-siswi Mts Al-Asror, KKN Pagergunung, KKN Mulyosari dan semua yang pernah tak buat repot dengan kedatanganku, semoga allah membalas semua kebaikan kalian semua. Amiiiin…….
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan dan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Shalawat, salam, kepada beliau sayyidina wa habibina wa syafi’ina wa qurrati A’yunina wa maulana Muhammad SAW yang telah membawa risalah yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita, baik di dunia dan di akhirat kelak. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dengan moral dan bantuan apapun yang sangat besar artinya bagi penulis. Ucapan terimakasih ini terutama penulis sampaikan kepada : 1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Ahmad Muthohar, M.Ag. Selaku Ketua Jurusan PAI dan Nasiruddin, M.Ag. Selaku Sekretaris Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 3. Drs. H. Fatah Syukur, M.Ag dan Drs. H. Abdul Wahib, M.Ag selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 4. Yunita Rahmawati M.A. selaku wali studi, segenap bapak dan ibu dosen beserta karyawan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
viii
5. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ishlah Mangkang Kulon Semarang, Drs. KH. Ahmad Hadlor, beserta keluarga. yang selalu meluangkan waktu dan fikiranya mentrasfer Ilmunya kepada para santri semoga berkah dan barokah. 6. Drs. Subki, selaku Kepala MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang, juga Pak Nur Hadi BA yang selalu mengabdi untuk agama dan pendidikan sepanjang masa, Bu Sri Nuriyah, juga guru-guru MTs yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di MTs Al-Asror Gunung pati Semarang. 7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang membantu penulis dan memberikan dukungan, inspirasi, dan motivasi dalam pembuatan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas jasa-jasanya dengan balasan yang setimpal. Penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis, guru, dan semua pihak yang aktif dalam bidang pendidikan. Semoga ridho Allah SWT. menyertai kita semua. Amin.
Semarang, 20 Oktober 2009 Penulis
Sudrajat NIM. 3105350
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv HALAMAN DEKLARASI ............................................................................ v HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... x DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1 B. Penegasan Istilah .................................................................. 7 C. Rumusan Masalah................................................................. 8 D. Tujuan Penelitian .................................................................. 9 E. Manfaat Penelitian…………………………………………. 9 F. Kajian Pustaka ...................................................................... 10
BAB II
: LANDASAN TEORI A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar ......................................................... 12 2. Pengertian Pembelajaran ................................................ 13
x
B. Hasil Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran 1. Pengertian Hasil Belajar ................................................ 17 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran ...... 18 C. Metode Role Playing 1. Pengertian Role Playing ................................................ 20 2. Tujuan Pembelajaran Aktif Role Playing ...................... 22 3. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Aktif Role Playing………………… ...................................... 23 4. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Aktif Role Playing .................................................................. 24 D. Kajian Materi Tentang Dinasti Al-Ayyubiah 1. Latar Belakang Berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah ......... 25 2. Kemajuan-Kemajuan Dinasti Al-Ayyubiah ................. 27 E. Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Role Playing pada Mata Pelajaran Materi Dinasti Al-Ayyubiah ...................... 29 F. Hipotesis Tindakan ............................................................... 30 BAB III : METODE PENELITIAN A. Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian 1. Tempat Penelitian .......................................................... 31 2. Waktu Penelitian ............................................................ 31 3. Subjek Penelitian ........................................................... 32 B. Desain Penelitian 1. Model Penelitian ............................................................ 33 2. Siklus Kegiatan .............................................................. 34 C. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 39 D. Instrument Penelitian ........................................................... 39 E. Teknik Analisis Data ............................................................ 40 1. Analisis Data Kuantitatif ................................................. 40 2. Analisis Data Kualitatif.................................................... 41 F. Indikator Keberhasilan ........................................................ 41 xi
BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum MTs Al-Asror 1. Sejarah Berdirinya MTs Al-Asror ................................ 42 2. Kurikulum ...................................................................... 42 3. Struktur Organisasi ....................................................... 42 4. Visi dan Misi MTs Al-Asror ......................................... 44 5. Keadaan Umum MTs al-asror ....................................... 44 B. Analisis Pelaksanaan Tindakan Tahap Pra Siklus ............. 49 C. Analisis Pelaksanaan Tindakan Siklus I .............................. 52 D. Analisis Pelaksanaan Tindakan Siklus II ............................. 56 E. Analisis Penelitian Paska Tindakan Pelaksanaan Siklus...... 58 F. Keterbatasan Penelitian . ...................................................... 60 BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................... 62 B. Saran ..................................................................................... 62 C. Penutup ................................................................................ 63
DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ................................................ 31
Tabel 3.2
Nama-Nama Peserta Didik kelas IX F ........................................... 32
Tabel 4.1
Struktur Organisai Pengurus MTs Al-Asror ................................. 43
Tabel 4.2
Data Ruang Kelas ......................................................................... 45
Tabel 4.3
Daftar Pembina Dan Pendamping Ekstra Kurikuler Mts Al-Asror 46
Tabel 4.4
Susunan Pengurus Lembaga Pendidikan Ma’arif MTs Al-Asror . 46
Tabel 4.5
Keadaan Guru MTs Al-Asror ....................................................... 47
Tabel 4.6
Keadaan Siswa MTs Al-Asror ...................................................... 48
Tabel 4.7
Test Akhir pada Tahap Pra Siklus ................................................. 50
Tabel 4.8
Rekapitulasi Hasil Post Tes .......................................................... 50
Tabel 4.9
Data Hasil Belajar Siklus I ............................................................ 53
Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Post Tes Siklus I ............................................. 54 Tabel 4.11 Data Analisis Refleksi Siklus I ..................................................... 55 Tabel 4.12 Tes Akhir Pada Siklus II ................................................................ 57 Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Post Tes Siklus II .......................................... 57 Tabel 4.14 Perbandingan Rata-Rata Tes Akhir dan Prosentase % Tuntas Belajar Klasikal pada Tahap Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ..... 58 Tabel 4.15 Perbandingan Rata-Rata hasil belajar siswa tahap pra siklus, Siklus I dan siklus II ...................................................................... 59 Tabel 4.16 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tahap Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ...................................................................... 60
xiii
LAMPIRAN 1. Instrument Evaluasi Pra Siklus dan Lembar Jawab Soal PraSiklus 2. Instrument Evaluasi Siklus 1 dan Lembar Jawab Soal Siklus 1 3. Instrument Evaluasi Siklus II dan Lembar Jawab Soal Siklus II 4. Naskah Drama Dinasti Al-Ayyubiah Materi Pokok Sejarah Berdirinya Dinasti AlAyyubiah 5. Naskah Drama Dinasti Al-Ayyubiah Materi Pokok Kemajuan Dinasti Al-Ayyubiah 6. Nama-Nama Kelompok Bermain Peran 7. Silabus Sejarah Kebudayaan Islam 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I pertemuan 1 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I pertemuan 2 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II pertemuan 1 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II pertemuan 2 12. Denah Tempat Duduk Siswa Kelas IX F 13. Surat Permohonan Izin Orang Tua Murid 14. Surat Keterangan Penunjukkan Pembimbing 15. Surat Keterangan Ijin Pra Riset 16. Surat Keterangan Ijin Riset 17. Surat Keterangan Telah Selesai Penelitian 18. Surat Keterangan Ko-Kurikuler 19. Piagam PASSKA Institut 20. Piagam PASSKA Fakultas 21. Piagam KKN 22. Daftar Riwayat Hidup
xiv
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Sejarah Pendidikan Islam telah dimulai sejak pertama kali Islam disampaikan oleh Rasulullah, terlebih lagi terjadi di Madinah, yaitu di Masjid Nabawi. Hal ini tampak dengan adanya proses belajar dari Rasulullah kepada umat Islam, perkembangan pendidikan Islam mengalami perjalanan terus-menerus, sehingga tidak mungkin dapat dipisahkan antara satu periode dengan periode selanjutnya. Hal ini berkaitan erat dengan tingkat kebutuhan umat Islam, sehingga diibaratkan bahwa pendidikan ini sebagai sebuah piramida.1 Sistem Pendidikan Islam diharapkan tidak saja sebagai penyangga nilai-nilai tetapi sekaligus sebagai penyeru pikiran-pikiran produktif dan berkolaborasi dengan kebutuhan zaman. Pendidikan Islam diharapkan tidak saja memainkan peran sebagai pelayanan rohaniah saja semata, yaitu fungsi yang sangat sempit dan suplementer, tetapi juga terlibat dan melibatkan diri di dalam pergaulan global.2 Pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia. atau dengan kata lain pendidikan merupakan suatu upaya untuk “memanusiakan” manusia. melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan “sempurna” sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia.3 Dalam mendewasakan manusia ini tentunya melalui beberapa proses dalam pembelajaran agar pembelajaran dapat mengubah manusia menjadi lebih baik. Menurut Paul Tillich (1995) bahwa Pendidikan Agama itu idealnya bisa bertujuan dalam tiga hal sekaligus yaitu Teknis, Humanistis dan Induktif. Tujuan Teknis artinya pendidikan diorientasikan kepada kemahiran dan keahlian (Skill) seperti membaca, menulis dan lain-lain. Tujuan Humanistik adalah sikap disiplin, penundukan pada tuntutan-tuntutan objektif bagaimana mengolah partisipasi dan integrasi di dalam pergaulan sosial dan pemanfaatan secara maksimal semua potensi 1
Suwito dan Fauzan, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2004), hlm. 244. Imam Thalkhah dan Ahmad Barizi, Membuka Jendela Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 4. 3 Hari Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2005), hlm. 1. 2
manusia secara individual dan sosial. Tujuan Induktif adalah bagaimana membangun peserta didik kearah kesadaran akan tradisi, simbol dan nilai serta kepercayaan yang dipegangi bersama sehingga terjadi proses internalisasi dan inkulturasi.4 Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Bab II pasal 3 dikemukan bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.5 Tercapainya Tujuan Pendidikan Nasional tersebut, tidak terlepas dalam memahami makna pendidikan itu sendiri. Sehingga dalam proses pembelajaran, seorang pendidik senantiasa mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pendidikan dalam mengembangkan potensi peserta didik. Tujuan mengembangkan potensi peserta didik dapat dilakukan melalui proses pendidikan, yaitu melalui sekolah maupun madrasah. Sekolah maupun madrasah merupakan lembaga yang menjalankan proses pendidikan memberi pengajaran kepada peserta didik. Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainya akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Sebaiknya guru memandang anak didik sebagai makhluk individu dengan segala perbedaanya, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pengajaran.6 Fungsi guru paling utama adalah memimpin anak-anak membawa ke arah tujuan yang jelas. Guru Itu, disamping orang tua, harus menjadi model atau suri tauladan bagi anak-anak. Anak mendapatkan rasa keamanan dengan adanya model itu dan rela menerima petunjuk maupun teguran bahkan hukuman.7
4
Imam Thalkhah dan Ahmad Barizi, Ibid., hlm. 5. E. Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan: Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 2, hlm. 20. 6 Syaiful Bahri Jamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm 5-6. 7 S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 124. 5
Pengajaran SKI di madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk menumbuhkan kembangkan peserta didik dalam memahami secara mendalam peristiwa sejarah dan produk peradaban atau kebudayaan yang membawa kemajuan dan kejayaan Islam, sehingga
tertanam
nilai-nilai
kepahlawanan,
kepeloporan,
kreativitas
dan
produktivitas serta menyiapkan mereka untuk mengikuti dan sekaligus berperan serta dalam perkembangan dunia Islam.8 Jadi pengajaran SKI tidak hanya menjangkau ranah pengetahuan teoritis saja, melainkan juga harus memberikan tatanan pada penghayatan dan kesadaran untuk bertindak (ranah afektif dan ranah psikomotorik). Peserta didik tidak hanya dituntut untuk mengetahui dan menghafal peristiwa-peristiwa penting, tetapi juga bisa meneladani perjuangan pejuang Islam dalam membela agama Islam. Pembelajaran SKI atau Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah AlAsror Gunung Pati Semarang utamanya di kelas IX ternyata tidak mudah. Adanya anggapan bahwa SKI hanyalah pelajaran yang dihafal dan tidak termasuk pelajaran yang menentukan saat akhir sekolah yang membuat peserta didik menjadi statis dan kurang berprestasi. SKI yang merupakan bagian dari pada Pendidikan Agama Islam (PAI) tentunya dalam pengajarannya guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan sistem belajar mengajar secara kreatif imajinatif, menguasai metode penyampaian yang mampu memotivasi siswa. Sebagai suri tauladan yang baik, guru juga mampu melahirkan suasana proses pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan sehingga mengajar secara profesional
benar-benar
mendukung
keberhasilan
pembelajaran.
Hakikat
keprofesionalan jabatan guru tidak akan terwujud hanya dengan mengeluarkan pernyataan bahwa guru adalah jabatan atau pekerjaan profesional. Bahkan suatu profesional hanya dapat diraih melalui perjuangan yang berat dan cukup panjang. Ditingkatan madrasah seorang pendidik memandang siswa adalah individu yang menginjak proses dewasa antara usia 11-15 tahun. Secara psikologis remaja pada usia ini adalah seorang remaja yang mampu berpikir mengenai sesuatu
8
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: Toha Putra, 1989), hlm. 8.
khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang ia respon.9 Guru sebagai seorang pendidik berusaha merancang konsep pembelajaran di kelas yang mampu membangkitkan semangat peserta didik dan tidak menjenuhkan. Semangat dalam mengikuti pembelajaran dalam proses belajar didorong oleh motivasi intrinsik siswa. Disamping itu proses belajar juga terjadi, atau menjadi bertambah kuat, bila didorong oleh lingkungan siswa. Dengan kata lain aktivitas belajar dapat meningkat bila program pembelajaran disusun dengan baik.10 Dalam konteks merancang sistem belajar, hal yang sudah pasti bahwa belajar yang dilakukan oleh manusia senantiasa dilandasi oleh iktikad dan maksud tertentu. Belajar dalam hal ini harus dilakukan secara sengaja, direncanakan sebelumnya dengan struktur tertentu. Maksudnya agar proses belajar dan hasil-hasil yang dicapai dapat dikontrol secara cermat.11 Lebih jauh berbicara mengenai peserta didik dalam proses belajar mengajar bahwa minat atau semangat dalam melaksanakan tugas guru, daya tangkap peserta didik dalam menerima pelajaran, kemampuan menuangkan ide, kemampuan mengerjakan tugas dirasa masih belum sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dan belum sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh guru itu sendiri yaitu siswa mampu belajar mandiri, mengembangkan ide atau pemikiran yang ada pada dirinya dan memiliki kemampuan berpikir tinggi (higher level thinking). Hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Hasil belajar siswa dapat berupa penilaian yang berupa angka sebagai indeks prestasi untuk mengetahui keberhasilan siswa. Hasil penilaian memberikan informasi balikan, baik siswa maupun guru. Informasi tersebut memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kelemahan-kelemahan serta kesulitan yang dihadapi oleh siswa dan guru. Kelemahan dalam hasil belajar ditafsirkan sebagai kurang tercapainya tujuan
9
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2004), Cet. III. hlm. 74. 10 Dimyati Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2006), hlm. 247. 11 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 234.
pengajaran. Dengan kata lain, ada sejumlah tujuan yang mungkin tidak tercapai atau kurang mencapai target yang direncanakan sebelumnya.12 Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan ketrampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibanding dengan sebelumnya. Hasil belajar ini dapat dilakukan dengan mengamati terjadinya perubahan tingkah laku tersebut setelah dilakukan penilaian. Dalam proses perubahan ini siswa mempunyai peranan penting dalam perubahan tingkah lakunya, sebab guru sebagai pendidik hanya berusaha bagaimana anak didiknya mengalami perubahan baik tingkah laku maupun dari sisi intelektualitasnya. Sebagaimana firman Allah SWT:
% Íp¯PoÙÉe y xJ´ Íp¯PoÙÉe ¹/` %4Ü ´ Ü1³R«Æá5 ´ % Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Q.S Ar-Ra’du: 11)13 Dalam tafsir Al-Mishbah. M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa perubahan yang dilakukan oleh Allah haruslah dilakukan oleh perubahan yang dilakukan oleh masyarakat menyangkut sisi dalam mereka atau nafs. Tanpa perubahan ini, mustahil akan terjadi perubahan sosial. Karena itu boleh saja terjadi perubahan penguasa atau bahkan sistem, tetapi jika sisi dalam masyarakat tidak berubah, maka keadaan akan tetap bertahan sebagaimana sediakala.14 Oleh karena itu, pendidikan sangat berperan dalam mewujudkan perubahan seseorang untuk kehidupannya yang lebih baik. Lebih khusus pada mata pelajaran SKI yang merupakan bidang studi Agama yang berkenaan dengan masalah-masalah Sejarah. Pada bidang studi ini lebih cenderung menghafal dari pada mempraktekkan materi yang sudah didapat di kelas. Pembelajaran di kelas dan kegiatan siswa secara individu masih sangat ditentukan dan bergantung pada figur seorang pendidik. 12
Oemar Hamalik, op. cit., hlm. 234. Depag. RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: PT Tanjung Mas Inti: 1992), hlm. 370. 14 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol. 6. hlm. 569. 13
Pengalaman pembelajaran seperti di atas menumbuhkan pemikiran baru bagaimana hal yang kurang baik tersebut dapat dirubah untuk diperbaiki. Muncul suatu gagasan untuk berkolaborasi mencari solusi masalah diatas untuk menemukan cara bagaimana memberi peran masing-masing peserta didik sesuai dengan kemampuan yang ia miliki. Bagaimana memanfaatkan kemampuan tersebut agar mereka terus bersemangat untuk belajar dan untuk meningkatkan hasil belajar mereka. Sebagai seorang yang berkecimpung dibidang pendidikan, maka peneliti merasa tertantang untuk mencari alternatif sebagai bentuk model pembelajaran dengan diberi kegiatan yang langsung mempraktikan tentang kehidupan pada zaman masa Rasulullah atau shahabat nabi dengan menggunakan metode Role Playing atau Sosiodrama. Dengan model pembelajaran ini diharapkan membantu mengaktifkan peserta didik, menumbuhkan semangat dan motivasi siswa serta meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pembelajaran Kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.15 Strategi pelaksanaan model pembelajaran ini dapat meningkatkan semangat dan minat belajar peserta didik sehingga pelaksanaan pembelajaran akan berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Dengan Penelitian tindakan kelas guru akan lebih banyak mendapatkan pengalaman tentang ketrampilan praktek pembelajaran secara reflektif dan bukanya bertujuan untuk menyebutkan secara eksplisit bahwa tujuan utama dalam PTK adalah pengembangan ketrampilan guru berdasarkan pada persoalan pembelajaran yang dihadapi guru di kelasnya sendiri dan bukanya bertujuan pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.16 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menawarkan
15
E. Mulyasa, Implementasi kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 137. 16 Bahan Ajar; Penelitian Tindakan Kelas, Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, (Semarang: UNNES, 2007), hlm. 11.
peluang sebagai strategi pengembangan kinerja, sebab pendekatan penelitian ini menampilkan pola kerja yang bersifat kolaboratif. Berangkat dari pokok permasalahan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar SKI melalui pembelajaran Aktif Role Playing Materi Pokok Dinasti Al-Ayyubiah pada Siswa kelas IX di Mts AlAsror Gunung Pati Semarang Tahun Ajaran 2009-2010” dengan menggunakan Metodologi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau yang lebih dikenal dengan Action Research pada kelas IX di MTs Al-Asror Semarang.
B. Penegasan Istilah Sebelum membahas lebih lanjut, Akan dijelaskan judul penelitian ini berdasarkan permasalahan yang akan penulis bahas, dengan harapan agar mudah dapat dipahami dan tidak terjadi kesalahpahaman serta salah tafsir. Adapun judul skripsi yang penulis bahas adalah “Meningkatkan Hasil Belajar SKI melalui Pembelajaran Aktif Role Playing Materi Pokok Dinasti Al-Ayyubiah pada Siswa Kelas IX di MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang Tahun Ajaran 2009-2010. Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan istilah-istilah yang akan dipakai dalam pembahasan judul tersebut. Adapun istilah-istilah yang terdapat dalam judul adalah: 1. Meningkatkan adalah berasal dari kata tingkat yang artinya menunaikan derajat, taraf dan sebagainya.17 2. Hasil Belajar Hasil belajar disini adalah hasil belajar setelah melakukan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Role Playing yang berupa nilai atau skor test. nilai inilah yang nantinya akan dibandingkan dengan nilai melalui pembelajaran menggunakan metode pembelajaran konvensional. 3. SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) SKI adalah singkatan dari Sejarah Kebudayaan Islam. Sejarah adalah asalusul, silsilah atau kejadian dan peristiwa yang lain-lain terjadi pada masa lampau.18 Kebudayaan adalah pikiran, akal, budi, adat istiadat. sedangkan Agama
17
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa, Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm. 17.
Islam adalah Agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW yang berpedoman pada kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT. Jadi SKI adalah salah satu mata pelajaran yang menelaah tentang asalusul, perkembangan, peranan kebudayaan atau peradaban Islam di masa lampau, mulai dari perkembangan masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan
Khulafaurasyidin,
Bani
Umayyah,
Abbasiyyah,
Ayyubiah
sampai
perkembangan Islam di Indonesia. 4. Pembelajaran Aktif Role Playing Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari.19 Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktifitas peserta didik dalam mengakses berbagi informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas.20 Role Playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang. Topik yang dapat diangkat untuk Role Playing misalnya kejadian seputar pemberontakan G30 S/PKI, memainkan peran sebagai juru kampanye suatu partai atau gambaran keadaan yang mungkin muncul pada abad teknologi informasi.21
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka timbul permasalahan sebagai berikut: Apakah dengan metode Pembelajaran Aktif Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar SKI materi pokok Dinasti Al-Ayyubiah pada siswa kelas IX F di MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang Tahun Ajaran 2009-2010?
18
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm. 10-11. Agus Suprijono, op.cit., hlm. 13. 20 Mulyasa, op.cit., hlm. 191. 21 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 161. 19
D. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Apakah dengan metode Pembelajaran Aktif Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar SKI materi pokok Dinasti Al-Ayyubiah pada siswa kelas IX F di MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang Tahun Ajaran 2009-2010
D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: 1. Bagi peneliti Dapat memberikan pengalaman kepada peneliti tentang peranan pembelajaran Aktif Role Playing untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, skripsi ini sebagai persyaratan menyelesaikan studi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang. 2. Bagi Peserta Didik a. Memudahkan siswa dalam menghafal tokoh-tokoh yang berperan dalam materi SKI pokok bahasan Dinasti Al-Ayyubiah. b. Meningkatkan kreativitas siswa. c. Siswa termotivasi belajar SKI. d. Memberikan pengalaman baru pada siswa dalam belajar SKI. e. Memberikan suasana kelas yang menyenangkan sehingga siswa tertarik dan antusias dalam mengikuti pelajaran. f. Melatih siswa untuk belajar aktif dengan menumbuhkan daya kreatif siswa. 3. Bagi Guru a.
Memperoleh
pengetahuan
baru
dalam
tentang
penerapan
metode
pembelajaran Aktif Role Playing. b. Termotivasi untuk lebih meningkatkan kinerja dan keprofesionalismeanya dalam kegiatan belajar mengajar. c.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran SKI.
d. Bagi Sekolah a. Memperbaiki dan meningkatkan mutu proses pembelajaran SKI siswa kelas IX. b. Mengoptimalkan hasil belajar siswa kelas IX.
E. Kajian Pustaka Skripsi
Tri
Mulatsih
(3104912),
lulus
tahun
2008,
dengan
judul
"Meningkatkan Hasil Belajar Biologi melalui Pembelajarn Aktif Role Playing dalam Materi Pokok Pencemaran Lingkungan pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 08 Mijen Semarang Semester II Tahun Ajaran 2008/2009." Hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar, yang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 12,22%. Dari angket diketahui suasana dalam kelas berubah ditunjukkan dengan 73,53% siswa memiliki rasa senang, 65,59 terlibat aktif selama pelajaran dan 70,59 siswa terlibat aktif dalam pembelajaran Role Playing.22 Skripsi Kunarsih (03320019), lulus tahun 2008, dengan judul "Pembelajaran Biologi dengan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Pokok Sistem Pernapasan pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 3 Tambakromo Pati Tahun Pelajaran 2008/2009." Berdasakan data hasil observasi pada siklus I dan siklus II dapat diperoleh kesimpulan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing akan dapat menarik perhatian dan pemahaman siswa terhadap pelajaran biologi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang memenuhi ketuntasan belajar baik individu maupun klasikal.23 Skripsi Pipit Saktiani (3101403061), lulus tahun 2008, dengan judul " Efektifitas pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode Role Playing pada kelas VIII SMP N 1 pangkah kabupaten tegal tahun ajaran 2007/2008." Menurut penulis pembelajaran Role Playing yang dilakukan seorang pendidik sudah 22
Tri Mulatsih (3104912) tentang “Meningkatkan Hasil Belajar Biologi melalui PEmbelajarn Aktif Role Playing dalam Materi Pokok Pencemaran Lingkungan pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah )” Mijen Semarang Semester II Ajaran tahun 2008/2009.” Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Semarang, 2008) 23 Kunarsih (03320019) tentang “Pembelajaran Biologi dengan Meningkatkan Hasil Belajar Materi Pokok Sistem Pernapasan pada Siswa Kelas VIII A SMP negeri 3 Tambakromo Pati Tahun Pelajaran 2008/2009.” Skripsi (Semarang: Fakultas Pendidikan Biologi IKIP Semarang, 2008)
dilaksanakan sesuai proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik banyak mengalami perubahan atau inovasi sehingga tercipta suatu proses kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan dan mencapai hasil yang baik.24 Skripsi Aris Kurniasih (4401401019), lulus tahun 2006, dengan judul ”Penerapan Metode Pembelajaran Bermain Peran Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas VII SMP N 1 Semarang pada Materi Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia Terhadap Lingkungan.” Hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bermain peran yang dilakukan oleh guru telah banyak mengalami perubahan atau inovasi sehingga tercipta suatu proses belajar mengajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.25 Penelitian yang telah dilakukan di atas, merupakan penelitian yang menekankan ilmu pengetahuan umum, sedangkan pada skripsi ini adalah penelitian menekankan pada pengetahuan sejarah yaitu sejarah kebudayaan islam sehingga alur naskah urut. Tahun terjadinya peristiwa dan tokoh dalam naskah sama seperti yang terlibat dalam sejarah, sehingga siswa akan menyenangi pembelajaran role playing karena terlibat aktif dalam cerita.
24
Pipit Saktiani (3101403061) tentang “Efektifitas Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Metode Role Playing pada Kelas VIII SMP 1 Pangkah Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2007/2008.” Skripsi (Semarang: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri (UNNES) Semarang, 2008) 25 Aris Kurnianingsih (4401401019) tentang “Penerapan Metode Pembelajaran Bermain Peran Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas VII SMP N 1 Semarang pada Materi Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia Terhadap Lingkungan.” Skripsi ( Semarang: Fakultas Pendidikan Biologi Universitas Negeri (UNNES) Semarang, 2006)
BAB II METODE ROLE PLAYING PADA MATERI POKOK DINASTI Al-AYYUBIAH
A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar Pengertian belajar menurut Kamus Besar lengkap Bahasa Indonesia adalah memiliki arti berusaha memperoleh ilmu atau menguasai suatu ketrampilan; berlatih.1 Beberapa pakar juga mendefiniskan sebagai berikut: a) Tom Hutchinson dan Alan Waters mengatakan “learning is a mechanical process of habit formation and proceeds by means of the frequent reinforcement of a stimulus-response sequence”.2 (bahwa belajar adalah proses mekanik yang berbentuk kebiasaan dan proses yang bermaksud untuk menguatkan jawaban rangsangan yang secara teratur). b) Muhibbin Syah mendefinisikan belajar adalah tahapan perubahan tingkah laku siswa yang positif sebagai hasil interaksi edukatif dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.3 c) Syaiful Bahri Djamarah mendefinisikan belajar sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut afektif, kognitif, juga psikomotorik.4 Meskipun para ahli berbeda pendapat dalam mendefinisikan belajar seperti yang telah diuraikan di atas, namun ada kesamaan esensi atau hakikat belajar yaitu adanya perubahan tingkah laku. Di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut ; a) Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif. 1
Pius Abdillah dan Danu Prasetya, Kamus lengkap Besar Bahasa Indonesia, (Surabaya: Arkola, 2005), hlm. 19. 2 Tom Hutchinson and Alan Waters, English for Specific Purposes: A Learning-Centred Approach. (England: Cambridge University Press, 2002), hlm. 40. 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), hlm. 14. 4 Syaiful Bahri Jamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 13.
b) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya. c) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar. d) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti. e) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.5 Adapun ciri-ciri belajar yaitu: 1) Perubahan terjadi secara sadar.6 2) Perubahan perilaku relatif permanen, artinya perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap dan tidak berubahrubah. tetapi, perubahan tingkah laku tersebut tidak terpancang seumur hidup. 3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar berlangsung. 4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil dari latihan atau pengalaman.7 Dari beberapa definisi belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktifitas yang disengaja yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang relatif tetap melalui latihan dan pengalaman. 2. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari.8 pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan.9 Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan
5
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2008), Cet. 3, hlm. 16. 6 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995), Cet. 3, hlm. 3. 7 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, op.cit., hlm.15. 8 Agus Suprijono, op.cit., hlm. 13. 9 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 117.
pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.10 Islam mengajarkan bahwa dalam mengajar manusia diperlukan metode yang baik, hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat An-Nahl Ayat 125:
☺
☺
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.”11 Dalam tafsir Al-Mishbah, Allah memerintahkan rasulnya Muhammad untuk menyeru manusia ke jalan Allah dengan hikmah12 dan pengajaran yang baik. Ayat ini menjelaskan 3 macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran dakwah, yakni dengan: 1) Hikmah, yakni berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian mereka. 2) Mau’izhah, yakni memberikan nasihat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka. 3) Jidal atau perdebatan, yakni dengan logika, retorika yang halus dan lepas dari kekerasan dan umpatan, metode ini digunakan terhadap Ahlul-Kitab dan penganut agama-agama lain.13 Pengertian di atas menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas yang dapat meningkatkan
kemampuan
berpikir
peserta
didik,
serta
meningkatkan
kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena melibatkan beberapa aspek, yaitu: a) Aspek Pedagogis
10
Ismail, SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), hlm. 8. 11 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya: Dana Karya, 2004), hlm. 383. 12 Hikmah: perkataan yang benar dan jelas yang dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil. 13 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002),Vol. 7, hlm. 387-388.
Aspek pedagogis menunjuk pada kenyataan bahwa pembelajaran berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan. Sehingga guru harus mendampingi peserta didik menuju kesuksesan belajar atau penguasaan sejumlah kompetensi tertentu.14 b) Aspek Psikologis Aspek psikologis menunjuk pada kenyataan bahwa peserta didik pada umumnya memiliki taraf perkembangan yang berbeda.15 c) Aspek Didaktis Aspek didaktis menunjuk pada pengaturan belajar peserta didik oleh guru. sehingga guru harus menentukan secara tepat jenis belajar manakah yang berperan dalam proses pembelajaran.16 Pada hakekatnya terdapat dua proses yang saling berkaitan dalam proses pembelajaran yaitu proses belajar dan mengajar. Untuk itu perlu dijelaskan lebih lanjut pengertian dari belajar dan mengajar itu sendiri: 1) Belajar Meskipun para ahli berbeda pendapat dalam mendefinisikan belajar seperti yang telah diuraikan di atas, namun ada kesamaan esensi atau hakikat belajar ialah sesuatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri.17 Menurut Gagne, proses belajar terutama belajar yang terjadi di sekolah, melalui tahap-tahap atau fase-fase, sebagai berikut; a) Tahap Motivasi b) Tahap Konsentrasi c) Tahap Mengolah d) Tahap Menyimpan e) Tahap Menggali f) Tahap Prestasi 14
E. Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan: Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 2, hlm. 190. 15 Ibid., hlm. 191. 16 Ibid., hlm. 192. 17 Slameto, op.cit,. hlm. 2.
g) Tahap Umpan Balik.18 Belajar adalah proses bagi peserta didik dalam mengembangkan gagasan atau pemahaman sendiri. Maka kegiatan pembelajaran seharusnya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan prosesnya secara lancar dan termotivasi.19 Dengan demikian belajar sangatlah penting demi kemajuan peserta didik. Terutama para pendidik untuk berusaha bagaimana anak didiknya mampu berprestasi yang tinggi, ketika di kelas tidak mengalami kejenuhan akan tetapi mereka menikmati suasana pembelajaran dengan suasana menyenangkan dan bermakna bagi mereka. Hal ini sejalan dengan pengertian belajar yang disebutkan oleh Shaleh Abdul Aziz Majid dalam kitab AtTarbiyatul wa Thuruqut Tadris mendefinisikan belajar adalah: 20
ن اﻟﺘﻌﻠﻢ ﻫﻭﺘﻐﻴﻴﺭﻓﻰ ذهﻦ اﻟﻤﺘﻌﻠﻢ ﻳﻄﺮأ ﻋﻠﻰ ﺧﺒﺮة ﺳﺎﺑﻘﺔ ﻓﻴﻬﺎ ﺗﻐﻴﺮا ﺟﺪﻳﺪا ّأ
“Belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku pada hati (jiwa) si pelajar berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki menuju perubahan baru”. 2) Mengajar Mengajar menurut definisi adalah penyerahan kebudayaan berupa pengalaman-pengalaman dan kecakapan kepada peserta didik. Atau usaha mewariskan kebudayaan masyarakat pada generasi berikut sebagai generasi penerus.21 Menurut Dequeliy dan Gazali sebagai mana yang telah dikutip oleh Slameto dalan bukunya yang berjudul "Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya," menyebutkan bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada seseorang dengan cara yang singkat dan tepat.22
18
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, op.cit., hlm. 17-19.
19
Ismail. SM dan Lift Ma’shumah, Materi Kuliah Micro Teaching: Penerapan Model atau Strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), (Semarang: Fakultas Tarbiyah, 2008), hlm. 1. 20 Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, At-Tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz I (Mesir: Darul Ma’arif, t.th), hlm. 169. 21 Slameto, op.cit., hlm. 29. 22 Ibid., hlm. 30.
Biggs seorang pakar psikologi kognitif masa kini, membagi konsep mengajar dalam tiga macam pengertian: a) Pengertian Kuantitatif Mengajar berarti “The Transmission Of Knowledge”, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini, guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebaik-baiknya. b) Pengertian Institusional Mengajar berarti.......The Efficient Orchestraction Of Teaching Skill, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam pengertian ini, guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar untuk bermacam-macam siswa yang berbeda bakat dan kemampuan. c) Pengertian Kualitatif Mengajar berarti The Facilitation Of Learning, yakni upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa. Dalam hal ini, guru berinteraksi sedemikian rupa dengan siswa sesuai dengan konsep kualitatif, yakni agar siswa belajar dalam arti membentuk makna dan pemahamannya sendiri.23
B. Hasil Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil berarti sesuatu yang diadakan oleh usaha.24 Sedangkan pengertian belajar merujuk pada pengertian diatas adalah suatu aktifitas yang disengaja yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang relatif tetap melalui latihan dan pengalaman. Jadi hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan.25 Merujuk pada Gagne, hasil berupa:
23
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2004), Cet. III, hlm. 183. 24 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), hlm. 300. 25 Agus Suprijono, op.cit., hlm. 5.
a. Informasi Verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. b. Ketrampilan Intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis, fakta-konsep dan mengembangkan prinsipprinsip keilmuan. c. Strategi Kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi pengunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. d. Ketrampilan Motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisai dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan nilai-nilai sebagai standar perilaku. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah. Secara garis besar faktor tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: A. Faktor yang Berasal dari Dalam Diri Siswa (Internal) 1. Faktor Jasmaniah a. Faktor Kesehatan Proses belajar seseorang akan tergangu jika kesehatan seseorang tergangu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah. b. Cacat Tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna keadaan tubuh dan badan. Keadaan cacat tubuh seseorang sangat mempengaruhi belajarnya.26 26
Slameto, op.cit,. hlm. 55.
2. Faktor Psikologis Sekurang-kurangnya ada 5 faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar, faktor itu adalah: a. Intelegensi atau Kecerdasan Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar peserta didik, karena itu menentukan kualitas belajar peserta didik. Semakin tinggi tingkat intelegensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar.27 b. Sikap Siswa Sikap individu dapat mempengaruhi keberhasilan proses belajar. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.28 c. Bakat Siswa Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.29 d. Minat Siswa Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat sama halnya dengan dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar.30 e. Motivasi Siswa
27
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, op.cit., hlm. 20.
28
Ibid., hlm. 24-25. Muhibbin Syah, op. cit., hlm. 135. 30 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, op.cit., hlm. 24.
29
Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar peserta didik.31 Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. sehingga para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah dan menjaga perilaku setiap saat.32 B. Faktor yang Berasal dari Luar Siswa (Eksternal) Terdiri dari beberapa faktor, yaitu: 1. Lingkungan Sosial a. Lingkungan Sosial Sekolah Guru, administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa. b. Lingkungan Sosial Masyarakat Kondisi
lingkungan
masyarakat
tempat
tinggal
siswa
akan
mempengaruhi belajar siswa. c. Lingkungan Sosial Keluarga Ketenangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. 2. Lingkungan Nonsosial a. Lingkungan Alamiah Lingkungan
alamiah
merupakan
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi aktivitas belajar seperti; kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah atau gelap, suasana yang sejuk dan tenang. b. Faktor Instrumental Perangkat belajar dapat mempengaruhi belajar seperti; gedung sekolah, alat-alat belajar, lapangan olah raga, silabus, peraturanperaturan sekolah dan lain sebagainya. c. Faktor Materi Pelajaran
31
Slameto, op.cit., hlm. 54. Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, op.cit., hlm. 22.
32
Materi pelajaran harus disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan metode mengajar harus disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.33
C. Metode Role Playing 1. Pengertian Role Playing Metode Sosiodrama dan Role Playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam
pemakainya
sering
disilihgantikan.
Sosiodrama
pada
dasarnya
mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.34 Metode bermain peran adalah metode yang meletakkan interalisasi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan pokok yang ia lakoni. Mereka berinteraksi sesama mereka melakukan peran terbuka. Metode ini dapat dipergunakan dalam mempraktikan pelajaran yang baru.35 Prinsip dasar metode ini terdapat dalam ayat Al-Qur’an pada Surat AlMaidah (5) ayat: 31
⌧ ⌧ ⌧ Artinya : Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. berkata Qabil: "Aduhai celaka Aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" karena itu jadilah Dia seorang diantara orang-orang yang menyesal. 36 33
Ibid., hlm. 27-28. Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2008), Cet. 9, hlm. 84. 35 Martinis Yamin, Profesionalisme Guru Dan Implementasinya KTSP, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), Cet. 3, hlm. 152. 36 Departemen Agama, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 1996), hlm. 89. 34
Pada ayat tersebut memberikan gambaran yang jelas, bagaimana lakon yang dikerjakan oleh Qabil dapat memberikan kesan yang sangat mendalam sehingga menyesali perbuatanya, karena melihat secara langsung perbuatan dirinya sendiri dari seekor burung gagak.37 Soelaiman Joesoef mendefinisikan teknik Role Playing dengan Sandiwara. Dengan metode ini dimaksudkan “mendramatisasikan cara tingkah laku di dalam hubungan sosial dan menekankan kenyataan dimana siswa dituntut serta dalam memainkan peranan di dalam mendramatisasikan masalah-masalah hubungan sosial.38 Pada dramatisasi ini biasanya anak-anak sebagai pelaku untuk mendramatisaikan segala peristiwa atau keadaan yang berkenaan dengan pelajaran sejarah atau cerita masa lampau.39 2. Tujuan Pembelajaran Aktif Role Playing Bermain peran sebagai suatu model pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok, Artinya melalui bermain peran siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran-peran yang berbeda dan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain. Proses bermain peran ini dapat memberikan contoh kehidupan perilaku manusia yang berguna sebagai saran bagi siswa untuk : a) Mendalami mata pelajaran dengan berbagai macam cara. Hal ini bermanfaat bagi siswa pada saat terjun ke masyarakat kelak karena ia akan mandapatkan dari dalam suatu situasi dimana begitu banyak peran terjadi, seperti dalam lingkungan keluarga, bertetangga, lingkungan sosial dan lain-lain.40 b) Menghargai pendapat orang lain.41
37
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), Cet. 1, hlm. 180. 38 Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999), Cet. II, hlm. 121. 39 Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. 1. hlm. 104. 40 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran; Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. 3, hlm. 26. 41 Soelaiman Joesoef, op.cit., hlm. 122
c) Membantu untuk menghilangkan perasaan malu, rendah diri, keseganan, dan kemurungan pada anak.42 d) Menyediakan sarana untuk mengekspresikan perasaan yang tersembunyi di balik suatu keinginan.43 Guru menggunakan teknik ini dalam proses belajar mengajar memiliki tujuan agar siswa dapat memahami perasaan orang lain; tepo seliro dan toleransi sehingga dapat mengurangi terjadinya perselisihan dalam pergaulan.44 3. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Aktif Role Playing Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, karya Armai Arief. dalam buku ini dijelaskan prosedur pelaksanaan sebelum dilaksanakanya metode Role Playing yang meliputi: a) Menentukan secara pasti situasi masalah b) Menentukan pelaku atau peranan, c) Permainan peranan dimulai, d) Menghentikan peranan setelah mencapai klimaks, e) Menganalisa dan membahas permainan peran, f) Mengadakan evaluasi.45 Sedangkan dalam buku Metodologi Pembelajaran Agama Islam, karya Basyiruddin Usman. dalam buku ini dijelaskan prosedur pelaksanaan sebelum dilaksanakanya metode Role Playing yang meliputi: a) Persiapan, Tahap ini meliputi: 1) Menentukan pokok masalah yang akan didramatisasikan, 2) Menentukan para pemain, 3) Mempersiapkan jalannya cerita. b) Pelaksanaan, Tahap ini meliputi: 1) Mendramatisasikan masalah yang diminta selama 4-5 menit, 2) Guru mengawasi dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk bermain peran, 42
Asnawir dan Basyiruddin Usman, op.cit., hlm. 104. Ismail. SM dan Lift Ma’sumah, op.cit., hlm. 6. 44 Roestiyah, N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), hlm. 90. 45 Armai Arief, op.cit,. hlm. 181. 43
3) Bila terjadi kemacetan, sebaiknya guru cepat bertindak dengan menunjuk siswa lain untuk menggantikannya, atau siswa yang memainkan peran tersebut diberikan isyarat atau aba-aba agar mereka dapat membetulkan permainanya. 4) Pelaksanaan sosio drama ini tidak perlu selesai dan juga dapat oleh siswa lainnya sebagai lanjutan. c) Tindak Lanjut Tahap ini meliputi: 1) Tanya jawab, diskusi, kritik atau analisis persoalan, 2) Bila dipandang perlu siswa lainnya mengulang kembali untuk memainkan peranan yang lebih baik jika bermain peranan atau dramatisasi yang dimainkan kurang memuaskan.46 Keberhasilan model pembelajaran melalui bermain peran tergantung pada kualitas permainan peran yang diikuti dengan analisis terhadapnya. Disamping itu, tergantung pula pada persiapan siswa tentang peran yang dimainkan terhadap situasi yang nyata. 4. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Aktif Role Playing Kelebihan metode pembelajaran aktif role playing atau bermain peran adalah: 1) Siswa mendapat kesempatan terlibat aktif sehingga akan lebih memahami konsep dan lebih lama mengingat.47 2) Mengembangkan ketrampilan dan sikap dalam memecahkan masalah.48 3) Siswa terlatih untuk mendramatisasikan sesuatu dan juga melatih keberanian mereka. 4) Kelas akan menjadi hidup karena menarik perhatian siswa. 5) Siswa dapat menghayati sesuatu peristiwa sehingga mudah mengambil suatu kesimpulan berdasarkan penghayatannya sendiri.49 46
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputra Press, 2003),
hlm. 52.
47
Nuryani Y. Rustaman, Common Text: Strategi Belajar Mengajar, ( Universitas Pendidikan Indonesia: Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) 48 Hamzah B. Uno, op.cit,. hlm. 26. 49 Basyiruddin Usman, op.cit., hlm. 52.
Adapun kelemahan metode ini adalah: 1) Banyak menyita waktu atau jam pelajaran 2) Memerlukan persiapan yang lebih teliti dan matang 3) Kadang-kadang siswa berkeberatan untuk melakukan peranan yang diberikan karena alasan psikologis, seperti rasa malu, peran yang diberikan kurang cocok dengan minatnya dan sebagainya. 4) Bila dramatisasi gagal, siswa tidak dapat mengambil suatu kesimpulan.50
D. Kajian Materi tentang Dinasti Al-Ayubbiah Menurut MGMP Sejarah Kebudayaan Islam yang merupakan buku panduan kelas IX MTs, masa pendudukan Dinasti Al-Ayyubiyah dibagi menjadi: 1) Latar Belakang Berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah Sebelum Shalahudin berkuasa di Mesir telah berdiri Dinasti Fathimiyah yang bermadzab Syi'ah yang waktu itu dipimpin oleh S. Al-Adhid Lidinillah jelas Dinasti ini sudah dalam keadaan lemah dan tinggal menunggu saat-saat terakhir keruntuhan. Dinasti ini melemah karena menghadapi ancaman pasukan Salib. Keberhasilan Shalahuddin Al-Ayyubi meniti karier sebagai tentara pejuang pertama kali terlihat ketika ia pergi ke mesir mendampingi pamannya Asasuddin Syirkuh, yang mendapat tugas dari Nuruddin Mahmud (Nuruddin Zanki) untuk membantu Dinasti Fathimiyyah mengembalikan kekuasaanya pada tahun 1164 M. Sebagai imbalan karena dapat mengusir tentara Amaury yang berusaha menguasai mesir secara keseluruhan dan dapat menyelamatkan Mesir dari cengkeraman tentara Salib, Khalifah Al-Adid (1160-1171) dari Dinasti Fathimiyah mengangkat Syirkuh sebagai perdana menteri tahun 564H/1169M. ini untuk pertama kalinya keluarga Al-Ayyubi menjadi perdana menteri. Syirkuh berkuasa hanya dua bulan, kemudian khalifah mengangkat Shalahuddin Al-
50
Ibid., hlm. 53.
Ayyubi sebagai perdana menteri dengan gelar Al-Malik An-Nasir (25 Jumadil Akhir 564 H/ 26 Maret 1169 M), umur Shalahudin saat itu adalah 32 tahun. 51 Berkat dukungan rakyat Mesir di tambah keadaan Bani Fathimiyah yang semakin melemah, maka terbentanglah jalan untuk mendirikan Dinasti baru, Shalahudin kemudian memulai langkah-langkah penting sebagai berikut: a) Pada tahun 567/1171 Jum’at pertama bulan Muharram Shalahuddin AlAyyubi menghapus penyebutan nama Khalifah Dinasti Fathimiyah dalam khutbah keagamaan sekaligus menukarnya dengan menyebut Khalifah Dinasti Abasiyah.52 b) Memecat seluruh hakim Mesir yang berasal dari aliran Syiah dan sebagai gantinya ia mengangkat hakim baru dari kalangan madzab Syafi’i.53 Pasca wafatnya khalifah terakhir negara Fathimiyah, Al-Adhid perdana menteri Shalahuddin Al-Ayyubi menjadi penguasa tunggal Mesir tanpa pesaing kendati ia tetap memberikan loyalitasnya kepada sultan Nuruddin Mahmud Zanki.54 Tahun 1173M, Nuruddin Zanki wafat dan digantikan Ismail atau yang bergelar Al-Malik Shalih yang ketika itu berusia 11 tahun. Para ulama dan pembesar menginginkan agar Shalahuddin Al-Ayyubi mengambil alih kekuasaan karena tidak suka kepada Ismail yang kurang bertanggung jawab.55 Tidak lama kemudian Ismail wafat. Maka Shalahuddin Al-Ayyubi menyatukan syiria dan menciptakan emirat Al-Ayyubiah dengan beliau sendiri sebagai amir yang pertama, Shalahuddin memproklamasikan dirinya sebagai Sultan Mesir dengan nama Al-Malik An Nasir (raja yang menang).56 Shalahuddin Al-Ayyubi (Tikrit, Irak 532 H/1138 M-Damaskus, Safar 589 H/1193 M). Tikrit, merupakan sebuah kota antara Bagdad dan Mosul adapun nama lengkapnya Abdul Muzaffar Yusuf bin Najmudin bin Syadzi nama 51
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), cet. 2, hlm. 206. 52 Muhammad Sayyid Al-Wakil, Wajah Dunia Islam, terj. Fadli Bachri, (Jakarta: Pustaka AlKautsar, 1998), cet. 1, hlm. 178. 53 Ibid, hlm. 179. 54 Ibid, hlm. 183. 55 Dikutip dari majalah Al-Mihrab, edisi 19/ tahun ke-3/ Semarang: 2006 M/ 1427 H, hlm. 66. 56 Karen Amstrong, Holy War: The Crusades and Their Impact On Today’s World, (New York: Anchor Books, 2001), terj, Hikmat Darmawan, Perang Suci, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2003), hlm. 374.
pendeknya Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi merupakan panglima dan pahlawan muslim yang terkenal sebagai ahli ilmu agama Islam Sunni. Dinasti yang didirikan Shalahuddin Al-Ayyubi ini berkuasa pada tahun 567-658 H/ 1171-1250 M di Mesir. Shalahuddin Al-Ayyubi seorang pemuda bertubuh kurus berusia 31 tahun, dengan wajah tampan dan melankolis yang bisa tiba-tiba tersenyum mempesona, dia mudah sakit-sakitan dan memiliki sifat sensitif yang membuatnya gampang berubah dan sering menangis.57 Pendidikan dan kehidupan masa muda Shalahuddin Al-Ayyubi kurang dikenal oleh masyarakat. Shalahuddin Al-Ayyubi senag berdiskusi tentang ilmu kalam, ilmu fikih, Al-Qur’an dan hadist.58 Masa kecil Shalahuddin Al-Ayyubi selama sepuluh tahun dihabiskan belajar di Damaskus di lingkungan anggota Dinasti Zangid yang memerintah Syiria, yaitu Nur Ad-Din atau Nuruddin Zanki.59 Lika liku hidup Shalahuddin Al-Ayyubi penuh dengan perjuangan dan peperangan. Peperangan yang dilaluinya begitu beragam, adakalanya hanya memadamkan pemberontakan dalam negeri yang dilakukan oleh gerakan pengacau keamanan dan makar, dan adakalanya pula melawan pasukan Salib yang berusaha menguasai Islam dan merampas hak-haknya dengan penuh kekejaman.60 Shalahuddin Al-Ayyubi lebih mengutamakan perdamaian daripada perang, hal ini tergambar dalam perdamaian-perdamaian dengan kaum Assassin61 yang mencoba mengganggu keamanan dalam negeri maupun dengan kaum Salib yang dipimpin oleh raja-raja Eropa.62 2) Kemajuan-Kemajuan Dinasti Al-Ayyubiah
57
Ibid,. hlm. 372 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, op.cit,. hlm.205. 59 Yulian.firdaus.or.id.wikipedia/2005/04/21/Shalahuddin Al-Ayyubi. 60 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, op.cit,. hlm. 205. 61 Nama mereka diambil dari kata Hashishim, pemakan hashish atau obat-obatan agar pemakainya tidak takut terhadap apapun. Korban kelompok ini adalah kelompok muslim Sunni. Aliran ini percaya mistis dan kedatangan mahdi yang akan muncul menghancurkan tirani dan membangun firdaus. Lihat www. Kaskus.us/showthread.php 62 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, op.cit,. hlm. 205. 58
Ketika masa kekuasaan Dinasti Al-Ayyubiah, sumbangan yang dapat diberikan Dinasti Al-Ayyubiah kepada umat Islam adalah peperangan yang terbesar dalam merebut kembali Yerusalem pada tahun 1187 M. dengan demikian kerajaan latin di Yerussalem yang berlangsung selam 88 tahun berakhir.63 Shalahuddin Al-Ayyubi tidak hanya aktif dalam perang Salib saja tetapi memberikan kontribusi besar pula pada bidang pendidikan untuk memajukan pemerintahan dan peradaban umat Islam. Hal ini di mulai sejak kekuasaan Dinasti Al-Ayyubiah dipegang oleh Shalahuddin. Beliau tidak hanya dikenal sebagai pahlawan dalam peperangan, tetapi juga dikenal sebagai pelindung para sarjana dan ilmuwan serta penyokong besar dalam kajian ilmu kalam. Dimana setelah Shalahuddin berhasil mendirikan Dinasti Al-Ayyubiah beliau berusaha keras untuk mengganti paham Syi’ah dengan paham Suni dan melakukannya melalui pendidikan sehingga menjadikan Syiria sebagai kota pendidikan yang besar. Satu konsep dan budaya dari pahlawan perang ini adalah perayaan hari lahir nabi Muhammad SAW yang kita kenal dengan sebutan maulud atau maulid. Berasal dari kata milad yang artinya tahun.64 Menurut catatan sejarah pada tahun 1184 M. Ibnu Jubair mengunjungi kota Damaskus dan di Kota tersebut sudah terdapat sekitar dua puluh (20) Madrasah, dua (2) Rumah Sakit bebas biaya (gratis) dan sejumlah Khanqah65 bagi para Darwis. a) Shalahuddin berhasil pula memperkenalkan sekolah model Madrasah ke Mesir dan Yerussalem. Sekolah model Madrasah ini dapat dinikmati pula oleh masyarakat Hijaz. Pada masanya juga Shalahuddin berhasil mendirikan akademi terkemuka yang bernama Ash-Shalafiyah di Kairo dan perjuangan di bidang pendidikan diteruskan oleh saudaranya sebagai penerusnya yang bernama Sultan Al-Adil dengan membangun sekolah yang bernama AlAdliyah di Damaskus serta Al-Azhar sebagai lembaga pendidikan yang semula mengajarkan paham Syi’ah (masa Dinasti Fathimiyah) kemudian pada 63
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2003), cet. 15, hlm. 78. Yulian.firdaus.or.id.wikipedia/2005/04/21/Shalahuddin Al-Ayyubi. 65 Khanqah menurut bahasa Persia: Khanegah, Ribat, Zawiya atau Tekke, adalah bangunan yang dirancang khusus untuk pertemuan dari sebuah persaudaraan Sufi atau Tarekat, lihat Http: //www, Wikipedia, org// 64
masa Dinasti Al-Ayyubiah penganut madzab Suni. Al-Azhar berubah menjadi media penyebarluasan madzab Suni. Perkembangan ilmu pengetahuan saat itu berkembang pesat ditandai dengan datangnya ulama-ulama masyur untuk mengajar Al-Azhar.
E. Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Role Playing pada Materi Dinasti AlAyyubiah Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Role Playing pada Materi Dinasti AlAyyubiah adalah sebagai berikut: a) Persiapan, Tahap ini meliputi: 1) Memberikan penjelasan mengenai metode pembelajaran Role Playing, 2) Menentukan pokok masalah yang akan didramatisasikan, dalam hal ini pada mata pelajaran SKI pokok materi Dinasti Al-Ayyubiah, 3) Menyiapkan skenario pembelajaran berupa percakapan tentang materi Dinasti Al-Ayubbiah, 4) Membagi kelompok kecil yang terdiri dari 5 siswa dengan pemilihan secara acak dan siswa tergabung dengan kelompoknya masing-masing, 5) Dalam setiap kelompok Menentukan para pemain, 6) Membagi skenario kepada masing-masing siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan memahami skenario terlebih dahulu. 7) Mempersiapkan jalannya cerita dengan Membagi acak kelompok mana yang lebih dulu tampil, kelompok terdiri dari 4 kelompok. b) Pelaksanaan, Tahap ini meliputi: 1) kelompok maju ke depan untuk memperagakan simulasi sesuai urutan, dengan skenario yang telah dipersiapkan, 1) Mendramatisasikan masalah yang diminta selama ±15 menit, 2) Guru mengawasi dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk bermain peran, sedang peneliti mengawasi aktivitas siswa selama pembelajaran, 3) Siswa yang tidak mendapatkan tugas berperan, duduk dan mencatat segala hal yang berhubungan dengan materi. c) Tindak Lanjut, Tahap ini meliputi:
1) Setelah semua kelompok telah selesai berperan, guru mulai mengajak siswa untuk berdiskusi mengenai masalah yang telah disimulasikan, mengenai informasi apa yang bisa didapatkan, kritikan kepada kelompok yang telah melakukan simulasi, 2) Peneliti masih terus mengawasi jalannya diskusi, 3) Bila dipandang perlu siswa lainnya mengulang kembali untuk memainkan peranan yang lebih baik jika bermain peranan atau dramatisasi yang dimainkan kurang memuaskan 4) Mengevaluasi metode pembelajaran ini dengan soal yang telah disiapkan, yang nanti akan dijadikan sebagai patokan berhasil tidaknya pembelajaran Role Playing.
F. Hipotesis Tindakan Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya.66 hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin juga salah.67 Berdasarkan kerangka teoritik di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah “Pembelajaran dengan metode Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar SKI pada pokok bahasan Dinasti Al-Ayubbiah pada kelas IX F MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang tahun ajaran 2009-2010.
66
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 68. Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1998),
67
hlm. 117.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini di MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang. Dengan dasar pertimbangan sebagai berikut. a. Sarana dan prasarana sekolah yang lengkap, dan semua pihak sekolah yang bersedia membantu untuk mengadakan penelitian. b. Suasana sekolah yang nyaman, tertib, dan rapi, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan memudahkan peneliti dalam mengadakan penelitian. c. Sekolah terletak di suasana yang tidak begitu ramai, sehingga sangat strategis dan kondusif untuk proses belajar mengajar d. Sekolah terletak di daerah pegunungan yang sejuk dan menyegarkan, yang membuat suasana menjadi comfortable 2. Waktu Penelitian Penelitian skripsi ini dilaksanakan mulai tanggal 9 September–10 Oktober 2009, terhitung sejak mengajukan proposal sampai selesai penelitian. Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas No
Rencana Kegiatan
1
Observasi Awal Terhadap PBM Sejarah Kebudayaan Islam di kelas IX F o Persiapan menyusun konsep pelaksanaan o Menyusun dan menyepakati jadwal serta pembagian tugas o Menyusun instrument o Diskusi persiapan pelaksanaan tindakan
2
1 √
Minggu Ke 2 3 4 5 √ √ √ √ √
6
32
3
Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan Siklus II Pembuatan laporan Menyusun konsep laporan Penyelesaian laporan
4
√ √ √ √ √
3. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX F MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang yang berjumlah 20 orang
Tabel 3.2 Nama-Nama Peserta Didik Kelas IX F di MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang1 No.
1
Nama
Jenis Kelamin
1.
Agus Setiawan
L
2.
A’am Romansyah
L
3.
Afif Fahrul Ramadhan
L
4.
Ani Afifah
P
5
Atika Fadhilata. R
P
6..
Dinar Octiana Fitri
P
7.
Eko Arfiyanto
L
8.
Eko Nur Afifah
P
9.
Farokhatul Hidayah
P
10.
Fitriana Miftahul. H
P
11.
Hasan Faqih Abdullah
L
12.
M. Lukmanul Hakim
L
13.
Meyla Chusna Inayati
P
14.
Ngationo
L
15.
Qoidatul Fadhilah
P
Dokumen MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang Tahun Ajaran 2009-2010
33
16
Risky Wahyu Safitri
P
17
Ulfatun Magfiroh
P
18
Umar Shihabudin. A
L
19
Wawan Andriyanto
L
20
Yafi Sikhan Maulana
L
B. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (action reserch) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. penelitian tindakan kelas berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, dan bukan pada input kelas (silabus, materi, dll.) ataupun output (hasil belajar).2 1. Model Penelitian Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda-beda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, (4) Refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut. 3
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
? 2
Bahan Ajar Penelitian Tindakan Kelas, Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Sertifikasi Guru dalam Jabatan, (Semarang: Universitas Negeri Semarang (UNNES), 2007), hlm. 3. 3 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 16.
34
2. Siklus Kegiatan Siklus kegiatan dirancang dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kegiatan diterapkan dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) melalui pembelajaran Aktif Role Playing. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian dirancang dalam tiga tahap yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II. Pelaksanaan tiap tahap akan diambil 1 kelas dengan kolaborator guru pengampu mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yaitu Bapak Nur Hadi BA. a) Pra Siklus Tahap pra siklus ini peneliti akan melihat pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) secara langsung di kelas IX F MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang. Dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) secara langsung di kelas IX F tersebut belum menggunakan model pembelajaran secara aktif dan masih menggunakan metode ceramah yang siswanya masih belum banyak ikut aktif dalam proses pembelajaran dan cenderung terjadi komunikasi yang pasif Artinya seolah-olah guru yang bicara dan siswa atau peserta didik hanya mendengarkan dan keberanian untuk bertanya terhadap suatu masalah yang belum jelas yang ada dibenak mereka belum dapat diungkapkan secara maksimal.4 b) Siklus I Pelaksanaan siklus I menggunakan kelas IX F yang diampu oleh Bapak Nur Hadi BA. Langkah-langkah dalam siklus I dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang akan dijelaskan sebagai berikut: 1) Perencanaan (a) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah, dalam hal ini peneliti memilih pokok bahasan Dinasti Al-Ayyubiah. 4
Hasil pengamatan di kelas IX F MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang pada tanggal 11 September 2009
35
(b) Menyiapkan rencana pembelajaran pengajaran (RPP) (c) Menyiapkan naskah untuk Role Playing (d) Membagi siswa ke kelompok yang ditentukan secara acak, terdapat 4 kelompok dalam kelas ini. (e) Menyusun lembar soal untuk siswa 2) Pelaksanaan Guru mata pelajaran dengan didampingi peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan metode pembelajaran aktif Role Playing pada siklus I ini secara garis besar sebagai berikut: (a) Guru memberikan apersepsi tentang materi pembelajaran yang akan dibahas (b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (c) Guru memberikan pengarahan kepada siswa tentang simulasi yang akan dilaksanakan, sedangkan peneliti mengamati, menilai melalui lembar
observasi
atau
pengamatan
berkaitan
dengan
proses
pembelajaran di dalam kelas serta mencatat apa yang terjadi di dalam kelas pada siklus I terkait dengan pelaksanaan pembelajaran aktif Role Playing. (d) Kelompok yang mendapat undian pertama maju ke depan kelas untuk melakukan simulasi tentang sejarah peradaban Dinasti Al-Ayyubiah dengan skenario yang telah dipelajari sebelumnya, adapun skenario pada siklus I adalah: Judul
: Proses Berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah
Pemain
: 5 orang
Tokoh Drama : (1) Siswa 1 sebagai Pembaca Prolog (2) Siswa 2 sebagai Pimpinan Museum (3) Siswa 3 sebagai Ahmad
36
(4) Siswa 4 sebagai Adin (5) Siswa 5 sebagai Umar (e) Kelompok yang lain mengamati jalannya simulasi dan menuliskan hasil pengamatan pada lembar pengamatan siswa. (f) Guru mengajak siswa mendiskusikan tentang hasil pengamatan yang diperoleh yang meliputi tentang penampilan kelompok tersebut dan informasi apa yang bisa ditangkap dari simulasi tadi (g) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan berkaitan dengan materi proses berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah (h) Guru melaksanakan evaluasi pada akhir pembelajaran. 3) Pengamatan (a) Guru mengamati hasil belajar peserta didik pada siklus I (b) Guru mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dimulai dari permasalahan yang muncul pada awal pelajaran hingga akhir pelajaran. Berikan penilaian tentang aktivitas belajar siswa (c) Guru mengamati hasil evaluasi, apakah sudah mencapai ketuntasan belajar (d) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan penelitian. 4) Refleksi (a) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan (b) Secara kolaboratif guru mata pelajaran dan peneliti menganalisis dan mendiskusikan hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi, apakah ada yang perlu dipertahankan dan diperbaiki (c) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk tindakan berikutnya (d) Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus I
37
c) Siklus II Untuk pelaksanaan siklus II yang dilaksanakan di kelas IX F adalah sebagai tindak lanjut evaluasi dari pelaksanaan siklus I. Langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus II dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. 1) Perencanaan (a) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan refleksi pada siklus I (b) Menyiapkan rencana pembelajaran pengajaran (RPP) (c) Menyiapkan naskah untuk Role Playing (d) Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah. (e) Meninjau kembali rencana pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 2 dengan melakukan revisi sesuai hasil refleksi siklus I. Penekanan pada siklus ini adalah meningkatkan hasil belajar dan keaktifan belajar peserta didik (f) Menyusun lembar soal untuk siswa 2) Pelaksanaan Guru mata pelajaran dengan didampingi peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti dan direvisi berdasarkan evaluasi pada siklus I. (a) Guru memberikan apersepsi tentang materi pembelajaran yang akan dibahas (b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (c) Guru memberikan pengarahan kepada siswa tentang simulasi yang akan dilaksanakan, sedangkan peneliti mengamati, menilai melalui lembar
observasi
atau
pengamatan
berkaitan
dengan
proses
pembelajaran di dalam kelas serta mencatat apa yang terjadi di dalam kelas pada siklus 1 terkait dengan pelaksanaan pembelajaran aktif Role Playing.
38
(d) Kelompok yang mendapat selanjutnya maju ke depan kelas untuk melakukan simulasi tentang sejarah peradaban Dinasti Al-Ayyubiah dengan skenario yang telah dipelajari sebelumnya, adapun skenario pada siklus I adalah: Judul
: Kemajuan-Kemajuan Dinasti Al-Ayyubiah
Pemain
: 5 orang
Tokoh Drama : (1) Siswa 1 sebagai Pembaca Prolog (2) Siswa 2 sebagai Guru (3) Siswa 3 sebagai Ahmad (4) Siswa 4 sebagai Adin (5) Siswa 5 sebagai Arjun (e) Kelompok yang lain mengamati jalannya simulasi dan menuliskan hasil pengamatan pada lembar pengamatan (f) Guru mengajak siswa mendiskusikan tentang hasil pengamatan yang diperoleh yang meliputi tentang penampilan kelompok tersebut dan informasi apa yang bisa ditangkap dari simulasi tadi (g) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan berkaitan dengan materi Kemajuan-kemajuan Dinasti Al-Ayyubiah (h) Guru melaksanakan evaluasi pada akhir pembelajaran. 3) Pengamatan (a) Pengamatan
dilakukan
bersamaan
dengan
tindakan,
dengan
menggunakan instrumen yang telah tersedia. Fokus pengamatan adalah kegiatan siswa dalam mengerjakan sesuatu sesuai dengan skenario pembelajaran. (b) Peneliti mengamati pelaksanaan pembelajaran dan dibandingkan dengan siklus yang I (c) Guru bersama peneliti mengamati hasil tes formatif apakah sudah mencapai ketuntasan belajar
39
(d) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan penelitian. (e) Hasil pengamatan di analisis untuk memperoleh gambaran bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan. Jika permasalahan sudah terselesaikan dan sudah dirasa cukup maka tindakan akan dihentikan. 3. Refleksi Refleksi pada siklus kedua ini merupakan refleksi dari siklus I, siklus II dilakukan untuk melakukan penyempurnaan tentang pelaksanaan pembelajaran dengan metode pembelajaran aktif Role Playing yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam rangka untuk mencapai kompetensi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam secara maksimal.
C. Teknik Pengumpulan Data Metode tes adalah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penentu skor angka.5 Metode ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada pokok bahasan Dinasti Al-Ayyubiah di MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang.
D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan suatu alat untuk mrngetahui langkah-langkah yang harus kita ambil untuk memperoleh data penelitian. Instrument penelitian meliputi: 1. Skenario Pembelajaran
5
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 170.
40
Skenario pembelajaran berisi tentang langkah-langkah kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar pada tiap siklus. 2. Materi dan Bentuk Test Materi yang diberikan untuk test adalah materi yang berkaitan dengan materi Dinasti Al-Ayyubiah, soal yang digunakan adalah tipe objektif pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban dengan satu jawaban yang benar. Item soal yang akan digunakan dalam penelitian adalah 30 butir soal dan waktu yang digunakan adalah 30 menit 3. Menentukan Tipe Soal Soal test hasil belajar siswa yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban yang berbentuk pilihan ganda karena: (a) Dapat mewakili isi dan keluasan materi (b) Dapat dinilai secara obyektif oleh siapapun (c) Kunci jawaban sudah tersedia secara pasti, sehingga dapat dikoreksi dengan mudah. 4. Cara Penskoran dan Penilaian Cara pemberian nilai dalam penelitian ini adalah untuk jawaban yang benar diberi skor satu dan untuk jawaban yang salah diberi nilai skor nol.
E. Teknik Analisis Data 1. Analisi Data Kuantitatif Analisis data kuantitatif terdiri atas proses analisis untuk mengetahui tes hasil belajar siswa. Seorang dikatakan tuntas belajar secara individu jika telah mencapai skor 6,5. rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar secara individual adalah sebagai berikut:
NS =
Σb Σn
41
Keterangan : NS : Nilai ketuntasan belajar secara individual Σb : Jumlah skor jawaban benar tiap siswa
Σn : Jumlah item soal Kemudian untuk tuntas secara klasikal jika 85% dari seluruh peserta didik dalam kelas tersebut telah mencapai 65 untuk menghitung kriteria ketuntasan belajar secara klasikal digunakan rumus:
P=
Σn1 Χ100% Σn
Keterangan : P : Nilai ketuntasan belajar Σn1 : Jumlah siswa tuntas belajar secara klasikal
Σn : Jumlah total siswa 2. Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif mengunakan lembar pengamatan siswa dan hasil wawancara.
F. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada materi pokok Dinasti Al-Ayyubiah dengan metode Role Playing diharapkan akan mengalami peningkatan dari pencapaian rata-rata sebelumnya menjadi minimal 65. Seorang siswa dikatakan tuntas belajar secara individu apabila mencapai skor 65. untuk tuntas belajar secara klasikal jika 85% siswa mendapat 65 atau lebih.
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum MTs Al-Asror Semarang 1. Sejarah Berdirinya MTs Al-Asror MTs Al-Asror Semarang didirikan pada tahun 1987 yaitu 22 tahun yang lalu, yang mana dahulu MTs Al-Asror hanya mempunyai beberapa ruangan saja yang didirikan dengan bantuan swadaya masyarakat sekitar yang dikelola oleh warga Nahdhiyyin Patemon Gunung Pati kota Semarang. Pada awal tahun tersebut jumlah siswanya sebanyak 94 siswa dengan rincian hanya kelas tujuh, kemudian pada tahun ajaran berikutnya siswa bertambah menjadi 145 siswa. Dengan rincian kelas VII dan kelas VIII. Sedangkan pada tahun berikutnya siswa bertambah menjadi 188 siswa dengan rincian kelas VII, kelas VIII dan kelas IX. 2. Kurikulum Kurikulum yang digunakan saat ini di MTs Al-Asror Gunung pati Semarang adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang kini sudah marak dipakai dan digunakan oleh sekolah-sekolah lain di seluruh daerah di Indonesia. Hal ini terlihat dari berbagai pembuatan prota, promes, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan sebagainya. 3. Struktur Organisasi Secara struktural MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang dipimpin oleh kepala sekolah dan diawasi oleh komite sekolah Ma'arif. Kemudian wakil kepala Sekolah yang dibagi menjadi ke dalam empat bidang, yaitu: kurikulum, Kesiswaan, sarana prasarana dan humas.
43
Tabel 4.1 Struktur Organisasi Pengurus MTs Al-Asror Kota Semarang PELINDUNG Kepala kelurahan
KETUA UMUM KH. Almamnukhin Kholid
KETUA I H. Idris Imron
KETUA II Drs. Slamet Hidayat
SEKRETARIS
BENDAHARA
Munadhikin
Tamim
SEKRETARIS II
BENDAHARA II
-
Abdul Basir
TATA USAHA
Mukayadi Sungatmo
44
4. Visi dan Misi MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang a) Visi Menjadikan lembaga pendidikan dasar yang berwawasan, berprestasi, disiplin, terampil, bertanggungjawab, berakhlaqul karimah dalam bersikap dan bertindak serta berorientasi pada kebutuhan global. b) Misi 1) Mengembangkan iklim belajar yang kondusif, berakar pada norma dan nilai hidup bangsa. 2) Menyiapkan tamatan yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan standar keahlian dan kejujuran. 3) Mewujudkan pelayanan dalam upaya memaksimalkan pemberdayaan sumber daya manusia (SDM). 4) Mencetak tamatan agar mampu dan memiliki kemampuan untuk berwirausaha dan melanjutkan studi secara profesional dan berwawasan masa depan yang berakhlaqul karimah. 5) Menggali potensi sekolah yang memberdayakan lingkungan guna menunjang program pemerintah. 5. Keadaan Umum MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang a) Identitas Sekolah Nama Madrasah
: Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Asror
NPSN
: 20329177
NSM
: 212337402004
Status Akreditasi
: Terakreditasi “A”
Nomor Akreditasi
: DP. 009112 / 2008
Tahun Didirikan
: 1987
Tahun Beroperasi
: 1987
Alamat
: Jl. Legoksari Raya No. 02 Patemon Gunung Pati Semarang
Status Bangunan
: Milik Yayasan
Luas Bangunan
: 1.700 m2
Kepemilikan Tanah
: Milik Sendiri
45
1) Surat Kepemilikan Tanah : Sertifikat HM 2) Luas Tanah
: ± 10.000 m2
3) Telepon
: (024) 70710520
MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang terletak di suasana yang tidak begitu ramai, sehingga sangat strategis dan kondusif untuk proses belajar mengajar. MTs juga terletak di daerah pegunungan yang sejuk dan menyegarkan, yang membuat suasana menjadi nyaman. Dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk kegiatan sekolah. Ruang kelas yang tersedia sangat memungkinkan untuk menampung siswa kelas VII sampai kelas IX secara bersamaan masuk pagi. Untuk data bangunan dan ruangan terinci sebagai berikut : Tabel 4.2 Data Ruang Kelas Jumlah Ruang Kelas Asli (d)
Ukuran Ruang
Ukuran
Ukuran
Jumlah ruang kelas
Jumlah
7x9 m2
>63 m2
<63 m2
=(a+b+c)
(a)
(b)
(c)
(d)
17
17
Ruang Kelas
Jumlah ruang
lainnya yang
yang digunakan
digunakan untuk
untuk ruang kelas
ruang kelas
(F)=(d+e)
(e)
(f)
17
Ruang laboratorium dan multimedia terdiri dari 3 ruang (Ruang lab. Bahasa, lab. Mipa, lab. komputer). Extra kulikuler sekolah terdiri dari extra : 1) Bola Voli 2) Drumb Band 3) Pramuka 4) PMR 5) Rebana 6) Menjahit 7) Pencak Silat
46
Tabel 4.3 Daftar Pembina dan Pendamping Ekstra Kurikuler Mts Al-Asror Gunung Pati Semarang NO
Jenis Ekstra
Pembina / Pendamping
1
Pramuka
Khasbun, BA Puji Nurhayati, S.Pd Jamhari, S.Pd Safari
2
Marcing Band
M.Nur Makhsun, S.Pd Puji Nurhayati, S.Pd Jamhari,S.Pd Safari
3
Menjahit
Sulastri, A.Ma Toha
4
Rebana
Baha’udin, SE Nur Imroatunr R,S.Pd
5
Bola Voli
Khosim, S.Pd Agung. S
6
PMR
Hanik Malikhatin, S.Pd Tiya
7
Pencak Silat
Muiz Hasan
Tabel 4.4 Susunan PengurusLembaga Pendidikan Ma’arif Al-Asror Patemon Gunung Pati Kota Semarang
No
Nama
Jabatan
Ket.
1
Khusrin
Pelindung
Kepala Kelurahan
2
KH. Almamnukhin Kholid
Ketua Umum
Tokoh Masyarakat
3
Idris Imron, SH
Ketua I
Guru MTs Al-Asror
47
4
Drs. Slamet Hidayat
Ketua II
Tokoh Masyarakat
5
Munadhikin
Sekretaris
Tokoh Masyarakat
6
Tamim
Bendahara
Tokoh Masyarakat
7
Abdul Basir
Wakil Bendahara
Tokoh Masyarakat
8
Mukayadi
Tata Usaha I
Tokoh Masyarakat
9
Sungatmo
Tata Usaha II
Tokoh Masyarakat
b) Keadaan Guru dan Siswa MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang memiliki tenaga pengajar yang mumpuni dan memadai untuk mengembangkan kecakapan seluruh siswa. Kondisi dewan guru pada tahun terakhir tercatat : Tabel 4.5 Keadaan Guru No
Nama
Mata Pelajaran
1
Drs Subki
Matematika
2
Khasbun, BA
Bahasa Jawa
3
Nur Hadi, BA
Ke-NU-an & SKI
4
Drs. Muhzin, S.Pd
Qur’an Hadist
5
Khosim, S.Pd
Penjaskes
6
Dra. Siti Fatimah
Fiqih
7
Suratna, S.Pd.I
IPS
8
Dra. Istifaiyah, S.Pd
IPS
9
Andriyani, Amd
IPA
10
Idayanti, S. Sos. S.Pd
Bahasa Inggris
11
Imroatul. K,S.Ag,S.Pd
Bahasa Indonesia
12
Nur Imroatur.R, S.Pd.I
SBK
13
M. Jamhari, S.Ag, S.Pd
Bahasa Arab
14
Puji Nurhayati, S.Pd
Matematika
15
M.Nur Makhsun, S.Pd
Matematika & SKI
16
Nur Aliyah, S.Pd
PPKn
48
17
Sulastri, Amd
Matematika
18
Sri Hartatik, S.Pd
Bahasa Indonesia
19
Martini, S.Pd
IPA
20
Sri Nuriyah, S.Pd.I
Aqidah Akhlak
21
Siti Khudriyah, S.Pd
Bahasa Indonesia & B. Inggris
22
Baha’udin,A. SE
IPS
23
Nurdiyanto, S.Pd
Penjaskes
24
Agung S
Penjaskes & TIK
25
Hanik Malikhatin, S.Pd
IPA
26
Rohmad M
Aqidah Akhlak & SKI
27
Nur Syafa’ah
Bahasa Inggris
28
Taufik Romadhon
TIK
29
Mirna dkk
Ibadah
Keadaan siswa yang mendaftar di MTs Al-Asror Gunungpati Semarang pada tiga tahun terakhir ini sebagaimana pada tabel berikut : Data siswa dalam 3 tahun terakhir: Tabel 4.6 Keadaan Siswa Jumlah Kelas
Jumlah
Laki-Laki
Perempuan
Kelas VII A
22
18
40
Kelas VII B
19
20
39
Kelas VII C
20
20
40
Kelas VII D
19
20
39
Kelas VII E
23
17
40
Kelas VII F
10
10
20
113
105
218
Kelas VIII A
20
20
40
Kelas VIII B
20
20
40
Kelas VIII C
21
18
39
Jumlah Murid Kelas VII
49
Kelas VIII D
23
16
39
Kelas VIII E
20
20
40
Kelas VIII F
10
10
20
Kelas VIII G
22
16
38
136
120
256
Kelas IX A
20
20
40
Kelas IX B
20
20
40
Kelas IX C
20
20
40
Kelas IX D
12
28
40
Kelas IX E
9
12
21
Kelas IX F
10
10
20
Jumlah Murid Kelas IX
91
110
201
TOTAL SELURUHNYA
340
335
675
Jumlah Murid Kelas VIII
B. Analisis Penelitian Tindakan Tahap Pra Siklus Pelaksanaaan pembelajaran Pra Siklus untuk kelas IX F yang diampu oleh Bapak Nur Hadi BA. Dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 11 September 2009. Tahap pra siklus ini materi yang diajarkan adalah tentang Dinasti Al-Ayyubiah. Tahap pra siklus ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dengan menggunakan metode ceramah sebelum menerapkan metode pembelajaran aktif Role Playing. Berdasarkan hasil pengamatan pada pelaksanaan pra siklus di kelas IX F yang diampu oleh Bapak Nur Hadi BA. dalam proses pembelajarannya menggunakan metode ceramah dan pengerjaan Lembar Kerja Siswa (LKS). Observasi pada tahap pra siklus ini menggunakan instrument observasi yang dipegang oleh peneliti dan lembar kerja soal yang dipegang oleh guru untuk dibagikan kepada peserta didik di akhir pembelajaran. Lembar kerja ini adalah sebagai tes kemampuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam memahami materi sebelum diterapkannya metode pembelajaran aktif Role Playing.
50
Tabel 4.7 Tes Akhir pada Tahap Pra Siklus No.
Nama
Nilai
1.
Agus Setiawan
2.
A’am Romansyah
63,33
3.
Afif Fahrul Ramadhan
56,67
4.
Ani Afifah
56,67
5
Atika Fadhilata. R
63,33
6..
Dinar Octiana Fitri
63,33
7.
Eko Arfiyanto
60
8.
Eko Nur Afifah
63,33
9.
Farokhatul Hidayah
56,67
10.
Fitriana Miftahul. H
60
11.
Hasan Faqih Abdullah
60
12.
M. Lukmanul Hakim
66,67
13.
Meyla Chusna Inayati
70
14.
Ngationo
70
15.
Qoidatul Fadhilah
16.
Risky Wahyu Safitri
17.
Ulfatun Magfiroh
63,33
18.
Umar Shihabudin. A
56,67
19.
Wawan Andriyanto
63,33
20.
Yafi Sikhan Maulana
56,67
Jumlah
80
66,67 -
1196,67
Rata-rata
62,98 Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Post Test Pra Siklus Hasil Post Test
Nilai Tertinggi
Pra Siklus 80
51
Nilai Terendah
56,67
Rata-rata Nilai
62,98
Prosentase % Tuntas Belajar Secara Klasikal
26,31%
Hasil tes akhir yang dilakukan di akhir pembelajaran di dapat bahwa ratarata hasil belajar pada siswa yang berjumlah 19 siswa pada tahap pra siklus yaitu 62,98 yang berada di bawah standar yaitu diatas 65. Adapun 1 siswa yang bernama Risky Wahyu Safitri tidak dapat mengikuti tes karena tidak berangkat sekolah alasan pulang ke rumah, sedangkan ketuntasan belajar klasikal 26,31% yang berada di bawah standar 85%. Dari data yang diperoleh pada tahap pra siklus ada 14 siswa yang belum tuntas. Setelah mengamati secara langsung pada proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas IX F pada tahap pra siklus, kemudian peneliti mendiskusikan dengan guru mitra untuk tahap berikutnya yaitu pada tahap siklus I Sebelum melaksanakan siklus berikutnya ada beberapa hal yang dapat diidentifikasi untuk pelaksanaan tindakan pada siklus I, yaitu: a. Pelaksanaan pembelajaran masih pada komunikasi satu arah. b. Belum terfokuskan pada materi sejarah Dinasti Al-Ayyubiah tapi pada materi lain. Pembelajaran yang ada di kelas berkaitan dengan sumber pembelajaran masih bergantung pada Lembar Kerja Siswa (LKS). c. Adanya penerapan satu metode yaitu ceramah, membuat peserta didik menjadi jenuh dan perhatian siswa belum terfokus pada satu permasalahan. d. Peserta didik belum terlibat aktif dalam pembelajaran karena hanya mencatat di buku catatannya masing-masing. e. Guru tidak mengaktifkan siswa dengan cara memberikan pertanyaan untuk di jawab siswa. Dari refleksi di atas kemudian di diskusikan dengan guru mitra atau kolaborator untuk mencari solusi tersebut atau mendiskusikan tentang pendekatan pembelajaran
yang
akan
diterapkan
yaitu
pendekatan
dengan
metode
pembelajaran aktif Role Playing. Solusi ataupun hasil diskusi tersebut akan diterapkan menjadi sebuah tindakan untuk tahap berikutnya yaitu pada siklus I.
52
C. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus I Penelitian Tindakan Kelas pada siklus I dilaksanakan oleh peneliti dengan Bapak Nur Hadi BA sebagai guru mitra atau kolaborator peneliti sekaligus sebagai pengampu mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas IX di MTs. Al-Asror Gunung Pati Semarang. Pada siklus I ini observasi dilakukan di kelas IX F dengan materi Dinasti Al-Ayyubiah pada tanggal 3 Oktober 2009 Dalam siklus I ini, solusi yang diperoleh dari tahap refleksi pada tahap pra siklus sebagai tindakan untuk mengatasi masalah-masalah permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas kaitannya dengan meningkatkan hasil belajar. Peneliti dan kolaborator yaitu guru mitra atau guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas IX F di MTs Al-Asror sebelum melaksanakan tindakan pada tahap siklus I melakukan diskusi terlebih dahulu tentang tindakan yang akan diambil untuk menyelesaikan permasalahan yang di dapat pada tahap pra siklus terutama bagaimana menciptakan suasana belajar yang tidak menjenuhkan yang akan membawa dampak hasil belajar peserta didik. Tindakan tersebut kemudian di diskusikan dengan kolaborator untuk menjadi alternatif pemecahan masalah. Tindakan tersebut adalah : 1. Melaksanakan pembelajaran yang ada di kelas dengan pembelajaran Aktif Role Playing 2. Meninjau kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada tahap pra siklus. 3. Pembelajaran akan lebih ditekankan pada keaktifan siswa, sehingga pembelajaran tidak hanya berjalan satu arah. Siswa akan belajar dalam memahami naskah bermain peran dan bagi siswa yang tidak bermain peran mengamati jalannya cerita dengan membuat catatan dari informasi yang didapat 4. Setelah simulasi bermain peran selesai, sebelum kelompok yang bermain peran duduk dikursinya masing-masing, siswa yang tidak bermain peran memberikan tanggapan atas penampilannya. 5. Guru lalu mengajak diskusi para siswa dengan melempar pertanyaan berkaitan dengan materi tersebut.
53
Dari hasil penelitian tentang meningkatkan hasil belajar melalui pembelajaran aktif Role playing pokok bahasan Dinasti Al-Ayyubiah pada Siklus I siswa kelas IX F MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.9 Data Hasil Belajar Siklus I
No.
Nama
Nilai
1.
Agus Setiawan
2.
A’am Romansyah
56,67
3.
Afif Fahrul Ramadhan
76,67
4.
Ani Afifah
60
5
Atika Fadhilata. R
80
6..
Dinar Octiana Fitri
76,67
7.
Eko Arfiyanto
90
8.
Eko Nur Afifah
80
9.
Farokhatul Hidayah
73,33
10.
Fitriana Miftahul. H
70
11.
Hasan Faqih Abdullah
66,67
12.
M. Lukmanul Hakim
56,67
13.
Meyla Chusna Inayati
83,33
14.
Ngationo
86,67
15.
Qoidatul Fadhilah
73,33
16
Risky Wahyu Safitri
63,33
17
Ulfatun Magfiroh
86,67
18
Umar Shihabudin. A
66,67
19
Wawan Andriyanto
86,67
20
Yafi Sikhan Maulana
73,33
Jumlah Rata-Rata
90
1496,68 74,83
54
Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Post Test Siklus I Hasil Post Test
Pra Siklus
Nilai Tertinggi
90
Nilai Terendah
56,67
Rata-Rata Nilai
74,83
Prosentase % Tuntas Belajar Secara Klasikal
80%
Berkaitan dengan hasil tes akhir yang dilakukan di akhir pembelajaran pada siklus 1 di dapat bahwa rata-rata hasil belajar pada tahap siklus I yaitu 74,83 yang berada di atas standar yang ditentukan yaitu diatas 65. Dari data yang diperoleh pada siklus I ada 4 peserta didik yang belum tuntas yaitu A’am Romansyah, Ani Afifah, M. Lukmanul Hakim dan Risky Wahyu Safitri. sedangkan ketuntasan belajar klasikal 80% yang berada di bawah standar 85% Berbeda dengan sebelumnya peserta didik yang belum tuntas ada 14 peserta didik. Setelah observasi selesai dilaksanakan peneliti bersama guru mitra sebagai kolaborator dalam Penelitian Tindakan Kelas dikemas IX F MTs Al-Asror kemudian
mengadakan
diskusi
berkaitan
dengan
pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran yang menggunakan pembelajaran Aktif Role Playing untuk membahas tentang hal-hal yang harus diperbaiki berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Pada siklus II yang mengambil materi pembelajaran proses berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah. Setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada siklus I ini guru bersama peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran tersebut dengan mendiskusikan kendala atau masalah yang dihadapi ketika berada di kelas. Dari hasil evaluasi siklus menghasilkan beberapa catatan yang harus direfleksikan pada pelaksanaan pembelajaran pada tahap siklus II yaitu pada tabel 4.6 sebagai berikut:
55
Tabel 4.11 Data Analisis Refleksi Siklus I Jenis Kendala No 1
yang dihadapi Keterlibatan aktif
Hasil Refleksi Banyak siswa yang
siswa selama proses tidak berani bertanya pembelajaran
Tindak Lanjut Rencana Siklus II Guru lebih memberi motivasi kepada siswa agar berani bertanya
terhadap materi
misalnya dengan memberi umpan
pelajaran yang belum
pertanyaan terlebih dahulu atau
jelas
memberi permasalahan
Siswa masih ragu-
Guru memberikan kesempatan yang
ragu mengungkapkan
luas kepada siswa agar berani
pendapatnya dalam
bertanya
menjawab pertanyaan Guru memberi motivasi siswa agar individu maupun
berani mengungkapkan pendapatnya
pertanyaan kelompok
atau dengan lebih menghargai setiap pendapat yang dikemukakan sesuatu
Siswa yang bermain
Guru membimbing dan memberikan
peran masih malu dan motivasi agar mereka tidak bingung bingung untuk
dan malu lagi
memainkan perannya Siswa yang tidak
Guru memberikan pengetahuan yang
berperan terlihat acuh
lebih kepada siswa pada saat anak
tak acuh sehingga
mengamati temannya yang sedang
dalam menilai peran
bermain peran sehingga siswa serius
temannya terkesan
dalam mengamatinya
asal-asalan Siswa tidak mencatat
Guru mengingatkan siswa agar tidak
informasi atau
hanya mengamati siswa yang sedang
pengetahuan saat
bermain peran tapi juga menuliskan
pembelajaran
di lembar pengamatan siswa
56
Siswa yang bermain
Guru memberikan motivasi agar
peran terlihat masih
siswa tidak malu berperan di depan
belum menguasai
kelas dan menumbuhkan sikap
peran yang
percaya diri pada siswa, meminta
dimainkan dan
siswa untuk mengadakan latihan
terlihat canggung
sebelumnya sehingga dengan latihan
sehingga suaranya
mampu menguasai peran yang
terdengar pelan
dimainkan dan mengeraskan suara pada saat bermain peran
2
Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar
Guru meningkatkan pelaksanaan
secara klasikal belum
pembelajaran Aktif Role Playing
tercapai dari 20 siswa
agar kreatif memberikan
masih terdapat 4
pengawasan yang lebih kepada
siswa yang belum
siswa saat mengamati bermain peran
tuntas belajar secara
dan guru mengarahkan siswa yang
individu
mengalami kesulitan belajar
D. Analisis Penelitian Tindakan Siklus II Seperti pada tahap pra siklus dan siklus II, observasi dilakukan oleh peneliti dan kolaborator untuk berupaya meningkatkan hasil belajar peserta didik yang berdampak pada hasil belajar dan pemahaman terhadap materi pelajaran yang menjadi pokok bahasan. Pada siklus II ini dilakukan di kelas IX F dengan materi ajar “Kemajuan-kemajuan Dinasti Al-Ayyubiah”pada tanggal 10 Oktober 2009 Tindakan yang telah dirumuskan pada siklus 1 diatas akan diterapkan pada siklus II. Dari hasil penelitian tentang meningkatkan hasil belajar melalui pembelajaran aktif Role playing pokok bahasan Dinasti Al-Ayyubiah pada Siklus II siswa kelas IX F MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang diperoleh data sebagai berikut:
57
Tabel 4.12 Tes Akhir pada Siklus II No.
Nama
Nilai
1.
Agus Setiawan
90
2.
A’am Romansyah
60
3.
Afif Fahrul Ramadhan
63,33
4.
Ani Afifah
86,67
5
Atika Fadhilata. R
86,67
6..
Dinar Octiana Fitri
66,67
7.
Eko Arfiyanto
83,33
8.
Eko Nur Afifah
100
9.
Farokhatul Hidayah
93,33
10.
Fitriana Miftahul. H
100
11.
Hasan Faqih Abdullah
70
12.
M. Lukmanul Hakim
86,67
13.
Meyla Chusna Inayati
90
14.
Ngationo
90
15.
Qoidatul Fadhilah
86,67
16.
Risky Wahyu Safitri
86,67
17.
Ulfatun Magfiroh
18.
Umar Shihabudin. A
56,67
19.
Wawan Andriyanto
86,67
20.
Yafi Sikhan Maulana
76,67
Jumlah
90
1650,02
Rata-rata
82,50 Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Post Test Siklus II Hasil Post Test
Nilai Tertinggi
Pra Siklus 100
58
Nilai Terendah
56,67
Rata-Rata Nilai
82,50
Prosentase % Tuntas Belajar Secara Klasikal
85%
Berkaitan dengan hasil tes akhir yang dilakukan di akhir pembelajaran pada siklus II di dapat bahwa rata-rata hasil tes pada siklus II yaitu 82,50 yang berada di atas standar yang ditentukan yaitu diatas 65. Dari data yang diperoleh pada tahap siklus II ada 3, Yaitu A’am Romansyah, Afif Fahrul Ramadhan dan Umar Shihabudin. A. Setelah observasi selesai dilaksanakan peneliti bersama guru mitra sebagai kolaborator dalam Penelitian Tindakan Kelas di kelas IX F MTs. Al-Asror kemudian
mengadakan
diskusi
berkaitan
dengan
pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran dengan metode pembelajaran Aktif Role Playing.
E. Analisis Penelitian Paska Tindakan Pelaksanaan Siklus Hasil diskusi tersebut berkaitan pembahasan hasil tindakan dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II yaitu: Hasil tes akhir menunjukkan peningkatan dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II Tabel 4.14 Perbandingan Rata-rata Tes Akhir dan Prosentase % Tuntas Belajar Klasikal pada Tahap Pra Siklus dan Siklus I No.
Pelaksanaan Siklus
Rata-rata
Prosentase % Tuntas Belajar Klasikal
1
Pra Siklus
62,98
25%
2
Siklus 1
74,83
80%
3
Siklus 2
82,50
85%
Dari perolehan hasil belajar siswa pada tahap pra siklus dan siklus I adanya peningkatan rata-rata nilai test siswa yaitu 11,93 dari tahap pra siklus yang semula 62,98 sedangkan pada tahap siklus I sebesar 74,83. sedangkan ketuntasan belajar klasikal yaitu 53,69% dari tahap pra siklus yang semula 26,31% sedangkan pada tahap siklus I sebesar 80%. peningkatan rata-rata
59
hasil belajar dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II dapat di lihat dari grafik di bawah ini Gambar 4.15 Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Tahap Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II
90 80 70 60 50 40
82,5
74,83 62,98
30
Pra Siklus
20
Siklus I
10
Siklus II
0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Dari perolehan hasil belajar siswa pada tahap siklus I dan siklus II adanya peningkatan rata-rata nilai test siswa yaitu 7,67 dari tahap siklus I yang semula 74,83 sedangkan pa da tahap siklus II sebesar 82,50. sedangkan ketuntasan belajar klasikal yaitu 5% dari siklus I yang semula 80% sedangkan pada tahap siklus II sebesar 85%. Untuk grafik ketuntasan belajar siswa secara klasikal dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II dapat di lihat pada grafik di bawah ini
60
Gambar 4.16 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Tahap Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
90% 80% 70% 60% 50% 80%
40%
85%
30%
Pra Siklus
20% 10%
Siklus I 25% Siklus II
0% Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
F. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut: 1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di MTs Al-Asror mencoba menerapkan model pembelajaran dengan metode pembelajaran Aktif Role Playing, sebagai upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Merupakan keterbatasan penelitian, diantaranya cara memperoleh data dari penelitian tersebut, peneliti harus mengamati secara langsung dengan cermat penerapan model pembelajaran Aktif Role Playing di kelas sebagai upaya meningkatkan hasil belajar, dengan mengamati secara langsung maka peneliti yang dibantu oleh kolaborator harus benar-benar kerja keras untuk memperoleh data dan mengetahui perkembangan yang dialami oleh peserta didik selama model pembelajaran tersebut diterapkan. Namun menjadi sebuah kelebihan, dengan meneliti secara langsung di kelas, peneliti dapat melihat secara langsung aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran dengan metode Role Playing.
61
2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh peneliti di MTs Al-Asror Semarang tidak lepas dari sumber-sumber pustaka sebagai landasan teori dari penelitian ini. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, maka referensi, daftar pustaka atau hasil-hasil penelitian yang relefan dengan penelitian kurang maksimal dalam mencari sumber tersebut. Sehingga menjadi sebuah kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini. 3. Penelitian ini dilaksanakan pada saat puasa Ramadhan, menjelang MID Semester bagi kelas satu, dua dan tiga, sehingga dalam waktu yang terbatas penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 Keterbatasan-keterbatasan yang peneliti hadapi diatas tentunya sedikit banyak berpengaruh terhadap penelitian yang peneliti lakukan. Namun demikian, banyak hambatan dan tantangan yang harus dihadapi, peneliti bersyukur bahwa penelitian ini telah berhasil dengan lancar dan sukses.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) pada dasarnya merupakan upaya peningkatan kualitas pendidikan khusus dalam proses pembelajaran. Jenis penelitian ini mampu menawarkan pendekatan dan prosedur baru yang lebih menjanjikan dampak langsung dalam bentuk perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola pembelajaran dikelas, dengan mengkaji berbagai indikator keberhasilan dan kesulitan dalam proses pembelajaran pada guru dan hasil belajar yang terjadi pada siswa. Adapun hasil tes akhir menunjukkan peningkatan dari tahap pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Pada tahap pra siklus diperoleh nilai rata-rata 62,98 meningkat pada perolehan pada siklus I dengan rata-rata 74,83 dan meningkat di siklus II dengan rata-rata 82,50, ketuntasan belajar klasikal yaitu 53,69% dari tahap pra siklus yang semula 26,31% sedangkan pada tahap siklus I sebesar 80%. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal yaitu 5% dari tahap siklus I yang semula 80% sedangkan pada tahap siklus II sebesar 85%.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis ingin mengajuakan saransaran sebagai berikut: 1. Pada Guru Sejarah Kebudayaan Islam a) Sebaiknya dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam guru tidak hanya menggunakan metode ceramah tetapi perlu pengembangan yang melibatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, misalnya dengan menggunakan metode pembelajaran Aktif Role Playing agar siswa lebih aktif dalam belajar. b) Mengingat
pembelajaran
dengan
metode
Role
Playing
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, maka metode role playing dapat dijadikan salah satu alternatif dalam proses pembelajaran.
2. Pihak Sekolah a) Hendaknya
seluruh
pihak
sekolah
mendukung
dalam kegiatan
pembelajaran yang berlangsung b) Kepada semua pihak sekolah terutama guru atau pendidik hendaknya dapat menggunakan metode yang bervariasi dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih tertarik dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.
C. Penutup Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT penguasa alam semesta beserta apa yang ada di dalamnya, yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya, serta petunjuk dan karuniaNya yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis
menyadari
kemungkinan
akan
adanya
kekurangan
dan
ketidaksempurnaan dalam penyusunan serta pembahasan skripsi ini. Saran dan kritikan yang konstruktif dari semua pihak sangat penulis nantikan guna karya-karya penulis selanjutnya agar lebih baik. Penyusun berharap semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi lembaga yang bersangkutan pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Akhir kata hanya kepada Allah SWT jualah kami memohon perlindungan dan ampunan dari kesalahan dan ketidaktahuan. Amin
DAFTAR PUSTAKA Abdul, Shaleh Aziz san Abdul Aziz Majid, At-Tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz I Mesir: Darul Ma’arif, t.th. Amstrong, Karen, Holy War: The Crusades and Their Impact On Today’s World, (New York: Anchor Books, 2001), terj, Hikmat Darmawan, Perang Suci, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2003. Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2002. Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers, 2002. B, Hamzah, Uno, Model Pembelajaran; Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Bahan Ajar; Penelitian Tindakan Kelas, Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, Semarang: UNNES, 2007. Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2008. Bahri, Syaiful Jamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Bahri, Syaiful Jamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang: Toha Putra, 1989. Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Surabaya: Dana Karya, 2004. Depag. RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang: PT Tanjung Mas Inti: 1992. Departemen Agama, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, Semarang: PT Karya Toha Putra, 1996. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka, 2005. Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1993.
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2001. Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994. Hadi, Amirul dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 1998. Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Http:// www.google.republika.co.id/koran/36/79311 Http://Www.Google.Umatterbaik.Woedpress.Com/2008/11/0.. Hutchinson, Tom and Alan Waters, English for Specific Purposes: A LearningCentred Approach. England : Cambridge University Press, 2002. Jauhari, Hari Muchtar, Fiqih Pendidikan, Bandung: PT. Rosda Karya, 2005. Joesoef, Soelaiman, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999. Kunarsih (03320019) tentang “Pembelajaran Biologi dengan Meningkatkan Hasil Belajar Materi Pokok Sistem Pernapasan pada Siswa Kelas VIII A SMP negeri 3 Tambakromo Pati Tahun Pelajaran 2008/2009.” Skripsi, Semarang: Fakultas Pendidikan Biologi IKIP Semarang, 2008 Kurnianingsih, Aris (4401401019) tentang “Penerapan Metode Pembelajaran Bermain Peran Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas VII SMP N 1 Semarang pada Materi Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia Terhadap Lingkungan.” Skripsi, Semarang: Fakultas Pendidikan Biologi Universitas Negeri (UNNES) Semarang, 2006 Majalah Al-Mihrab, edisi 19/ tahun ke-3/ Semarang: 2006 M/ 1427 H.. Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Mujiono, Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2006. Mulatsih, Tri, (3104912) tentang “Meningkatkan Hasil Belajar Biologi melalui PEmbelajarn Aktif Role Playing dalam Materi Pokok Pencemaran Lingkungan pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah )” Mijen Semarang Semester II Ajaran tahun 2008/2009.” Skripsi, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Semarang, 2008
Mulyasa, E, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005. ------------- Kurikulum yang Disempurnakan: Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006. N, Roestiyah. K, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001. Nasution, S, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000. Pipit Saktiani (3101403061) tentang “Efektifitas Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Metode Role Playing pada Kelas VIII SMP 1 Pangkah Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2007/2008.” Skripsi, Semarang: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri (UNNES) Semarang, 2008 Quraish, M. Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan Kesan dan Keserasian AlQur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2002. Sayyid, Muhammad Al-Wakil, Wajah Dunia Islam, terj. Fadli Bachri, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1998. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995. SM, Ismail, dan Lift Ma’shumah, Materi Kuliah Micro Teaching: Penerapan Model atau Strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), Semarang: Fakultas Tarbiyah, 2008. SM, Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, Semarang: Rasail Media Group, 2008. Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2008. Suprijono, Agus, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, Jakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Suwito dan Fauzan, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Rosda Karya, 2004.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996. Thalkhah, Imam dan Ahmad Barizi, Membuka Jendela Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa, Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputra Press, 2003. Y Nuryani. Rustaman, Common Text: Strategi Belajar Mengajar, Universitas Pendidikan Indonesia: Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan Metematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Yamin, Martinis, Profesionalisme Guru Dan Implementasinya KTSP, Jakarta: Gaung Persada Press, 2007. Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2003. Yulian.firdaus.or.id.wikipedia/2005/04/21/Shalahuddin Al-Ayyubi.
Lampiran
1
JADWAL PENELITIAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DI MTS AL-ASROR KELAS IX F TAHUN AJARAN 2009-2010 Hari
Tanggal/Bulan/Tahun
Kegiatan
Senin
28/Juli/2009
Ijin pra riset di MTs Al-Asror dengan Bapak Subki selaku Kepala Sekolah
Jum’at
Rabu
Jum’at
Sabtu
31/Juli/2009
9/Sept/2009
11/Sept/2009
12/Sept/2009
• Tembusan ke Guru studi Sejarah Kebudayaan Islam (Bapak Nur Hadi) mengenai rencana penelitian tindakan kelas di kelas IX F dan menentukan materi yang akan diterapkan pada penelitian menggunakan metode pembelajaran aktif role playing, dan menyarankan materinya adalah Dinasti Al-Ayyubiah • Minta ijin kepada wali kelas IX F akan mengadakan penelitian di kelas tersebut Menyerahkan proposal dan Ijin riset di MTs Al-Asror dan tembusan kedua dengan guru studi atau bapak Nur Hadi mengenai pembelajaran yang akan diterapkan di kelas IX F, dan sekilas menceritakan metode pembelajaran aktif role playing Mengikuti pembelajaran SKI di kelas IX F pokok bahasan Dinasti Al-Ayyubiah dengan metode ceramah dan di akhir pembelajaran diadakan evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah Masuk kelas IX F mengenalkan metode pembelajaran yang akan diterapkan yaitu dengan metode pembelajaran aktif role playing pada mata pelajaran SKI pokok bahasan Dinasti Al-Ayyubiah, lalu membagi kelompok bermain peran dan membagikan skenario pembelajaran tersebut
2
Kamis
1/Okt/2009
Jum’at
2/Okt/2009
Sabtu
3/Okt/2009
Kamis
8/Okt/2009
Jum’at
9/Okt/2009
Sabtu
10/Okt/2009
Senin
11/Okt/2009
Bertemu dengan bapak nur hadi mengenai waktu yang tepat untuk melakukan penelitian menggunakan metode pembelajaran aktif role playing Pembelajaran menggunakan metode pembelajaran aktif role playing di kelas IX F kelompok 1 dengan pokok bahasan sejarah berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah Pembelajaran menggunakan metode pembelajaran aktif role playing di kelas IX F kelompok 2 dengan pokok bahasan sejarah berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah dan di akhir pembelajaran diadakan evaluasi Konfirmasi mengenai metode pembelajaran yang lalu, hal-hal apa saja yang perlu dibenahi dan merencanakan perbaikan di pembelajaran selanjutnya Pembelajaran menggunakan metode pembelajaran aktif role playing di kelas IX F kelompok 3 dengan pokok bahasan kemajuan-kemajuan Dinasti Al-Ayyubiah Pembelajaran menggunakan metode pembelajaran aktif role playing di kelas IX F kelompok 4 dengan pokok bahasan kemajuan-kemajuan Dinasti Al-Ayyubiah dan mengadakan evaluasi di akhir pembelajaran Minta surat ijin telah melaksanakan penelitian di MTs Al-Asror dan wawancara dengan kepala sekolah
3
INSTRUMENT EVALUASI Satuan Pendidikan
: MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Kelas / Semester
: IX F / Ganjil
Materi Pokok
: Sejarah Berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah
Jumlah Soal
: 30 Soal
Alokasi Waktu
: 30 Menit
1) Berilah tanda silang (X) pada huruf a,b,c atau d, pada jawaban yang paling tepat!
1. Kapan Dinasti Al-Ayyubiah berkuasa… a. 1171 – 1250 M
c. 1175 – 1250 M
b. 1170 – 1150 M
d. 1171 – 1351 M
2. Siapa pendiri Dinasti Al-Ayyubiah a. Syirkuh
c. Yusuf Al Ayyubi
b. Shalahuddin Al-Ayyubi
d. Al-Adid
3. Dinasti Al-Ayyubiah berkuasa di Mesir selama kurun waktu… a. 79 Tahun
c. 77 Tahun
b. 78 Tahun
d. 76 Tahun
4. Ayah Shalahuddin bernama…… a. Ayyub bin Syadzi
c. Imamuddin Zanki
b. Asadudin Syirkuh
d. Nuruddin Zanki
5. Apa nama suku asli Shalahuddin….. a. Persia
c. Kurdi
b. Syiria
d. Arab
6. Shalahuddin Al Ayyubi lahir pada tahun…… a. 1140 M
c. 1136 M
b. 1138 M
d. 1134 M
7. Shalahuddin lahir di ……. a. Mesir
c. Syiria
b. Bagdad
d. Tikrit
4
8. Daerah Tikrit kota Tigris merupakan daerah antara ………. a. Bagdad dan Mosul
c. Syiria dan Mesir
b. Bagdad dan Syiria
d. Bagdad dan Mesir
9. Bangsa-bangsa barat mengenal Shalahudddin dengan sebutan……. a. Shalahuddin
c. Saladin
b. Al-Ayyubi
d. Najmudin
10. Gelar yang diberikan kepada Shalahudin Al-Ayyubi setelah memproklamirkan diri sebagai penguasa Mesir adalah ….. a. Al Malik Al Mansur
c. Al Malik An Nashir
b. Al Malik Al Adil
d. Al Malik Al Kamil
11. Peperangan yang membawa nama Shalahuddin semakin disegani disebut perang… a. Perang Salib
c. Perang Mesir
b. Perang Gerilya
d. Perang khandak
12. Sultan terakhir Dinasti Fathimiyyah……… a. Al-Hafiz
c. Al-Amir
b. Al-Zafir
d. Al-Adid
13. Dinasti Fathimiyyah penganut madzab….. a. Syi’ah
c. Sunni
b. Mu’tazilah
d. Qadariyah
14. Serangan tentara Salib telah membuat Dinasti Fathimiyyah mengalami kehancuran, untuk itu Sultan Al-Adhid meminta bantuan kepada .......... a. Ayyub bin Syadzi
c. Imamuddin Zanki
b. Asadudin Syirkuh
d. Nuruddin Mahmud
15. Nuruddin Zanki merupakan penguasa Dinasti Abbasiyyah di…. a. Bagdad
c. Mesir
b. Syiria
d. Irak
16. Dinasti Fathimiyyah adalah golongan yang bermadzab Syi’ah, Syi’ah adalah ….. a. Golongan umat Islam
yang memberikan kedudukan istemewa terhadap keturunan nabi
Muhammad SAW dan menempatkan Abu bakar serta Ahlul Bait (keluarga Nabi pada derajat yang lebih utama. b. Golongan umat Islam
yang memberikan kedudukan istemewa terhadap keturunan nabi
Muhammad SAW dan menempatkan umar bin khotob serta Ahlul Bait (keluarga Nabi pada derajat yang lebih utama.
5
c. Golongan umat Islam
yang memberikan kedudukan istemewa terhadap keturunan nabi
Muhammad SAW dan menempatkan Usman bin Affan serta Ahlul Bait (keluarga Nabi pada derajat yang lebih utama. d. Golongan umat Islam
yang memberikan kedudukan istemewa terhadap keturunan nabi
Muhammad SAW dan menempatkan Ali bin Abi Thalib serta Ahlul Bait (keluarga Nabi pada derajat yang lebih utama Perang gerilya. 17. Siapa nama Panglima perang yang diberi tugas ke mesir oleh S. Nuruddin Zanki…… a. Syirkuh
c. Yusuf Al Ayyubi
b. Shalahuddin Al-Ayyubi
d. Al-Adid
18. Karena keberhasilan Syirkuh dalam menghadapi serangan tentara Salib, Syirkuh diangkat menjadi Wazir di…… a. Bagdad
c. Mesir
b. Syiria
d. Irak
19. Siapa nama keponakan Panglima Syirkuh yang diajak perang melawan tentara Salib…… a. Nuruddin Mahmud
c. Yusuf Al Ayyubi
b. Shalahuddin Al-Ayyubi
d. Al-Adid
20. Setelah Syirkuh meninggal, Shalahuddin Al-Ayyubi diangkat menjadi Wazir ketika berumur berapa…… a. 35 Tahun
c. 33 Tahun
b. 34 Tahun
d. 32 Tahun
21. Apa ambisi Shalahuddin setelah sukses menemani pamannya Syirkuh ke Mesir…. a. Mengusir pasukan Salib
c. Menaklukan Eropa
b. Menduduki Bagdad
d. Menaklukan seluruh Arab
22. Dinasti Al-Ayyubiah penganut madzab….. a. Syi’ah
c. Sunni
b. Mu’tazilah
d. Qadariyah
23. Apa yang dilakukan Shalahuddin untuk memulihkan kekuasaan spiritual Dinasti Abbasiyyah….. a. Meminta Khalifah Abbasiyyah untuk melantiknya sebagai penguasa b. Menyebut nama Khalifah Abbasiyyah dalam setiap Shalat Jum’at c. Menjaga Bagdad dari serangan bangsa lain d. Malarang Madzab Syi’ah diajarkan di Masjid Al-Azhar
6
24. Di bawah ini adalah salah satu usaha yang dilakukan oleh Shalahuddin dalam membangun pemerintahan, kecuali…… a. Mengganti Madzab negeri dari Madzab Syi’ah ke Madzab Sunni b. Mengganti pegawai-pegawai yang korup c. Membangun Irigasi d. Mengembangkan Universitas Al-Azhar 25. Pada awalnya Al Azhar merupakan lembaga pendidikan yang menyebarluaskan paham…. a. Mu’tazilah
c. Sunni
b. Murji’ah
d. Syi’ah
26. Salah satu langkah dalam membangun Dinasti Al-Ayyubiah adalah mendirikan 3 Madrasah yang bertempat di….. a. Bagdad
c. Kairo
b. Syiria
d. Irak
27. Yang bukan langkah-langkah Dinasti Al-Ayyubiah Dinasti Al-Ayyubiah dalam membangun Dinasti Al-Ayyubiah a. mendirikan tiga Madrasah di Al Qohiro (Kairo) dan Iskandariyah sebagai tempat menyiarkan paham Suni b. Pemberian jalan penting bagi Ulama Fiqih dari paham Suni c. menghapus penyebutan nama Khalifah Dinasti Fathimiyah dalam khutbah keagamaan sekaligus menukarnya dengan menyebut Khalifah Dinasti Abasiyah d. memberantas pegawai pemerintahan yang korup 28. Nuruddin Zanki merupakan penguasa dari Dinasti …. a. Abbasiyyah
c. Fathimiyyah
b. Al-Ayyubiah
d. Umayyah
29. Shalahuddin Al-Ayyubi dapat mengusir tentara Salib dari tanah…… a. Bagdad
c. Jerussalem
b. Syiria
d. Irak
30. Yang bukan sifat dari Shalahuddin Al-Ayyubi a. Pemberani
c. Tamak dari kekuasaan
b. Berjuang di jalan Allah
d. Pantang menyerah
fxÄtÅtà ÅxÇzxÜ}t~tÇ 7
LEMBAR JAWABAN INSTRUMENT EVALUASI 1 Satuan Pendidikan
: MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Kelas / Semester
: IX F / Ganjil
Materi Pokok
: Sejarah Berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah
Jumlah Soal
: 30 Soal
Alokasi Waktu
: 30 Menit
1. A
11. A
21. A
2. B
12. D
22. C
3. A
13. A
23. B
4. A
14. D
24. C
5. C
15. B
25. D
6. B
16. D
26. C
7. D
17. A
27. D
8. A
18. C
28. A
9. C
19. B
29. C
10. C
20. D
30. C
8
INSTRUMENT EVALUASI Satuan Pendidikan
: MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Kelas / Semester
: IX F / Ganjil
Materi Pokok
: Kemajuan-Kemajuan Dinasti Al-Ayyubiah
Jumlah Soal
: 30 Soal
Alokasi Waktu
: 30 Menit
2) Berilah tanda silang (X) pada huruf a,b,c atau d, pada jawaban yang paling tepat!
31. Di bawah ini adalah sifat-sifat Shalahuddin Al-Ayyubi, kecuali……… a. Tekun mencari ilmu b. Membela agama Allah c. Selalu mencari pangkat dan kedudukan d. Lebih mengutamakan kepentingan negara 32. Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil mengusir tentara Salib pada perang yang ke………. a. 4
c. 2
b. 3
d. 1
33. Ketika berhasil mengusir tentara Salib, sikap seperti apakah yang ditunjukkan Shalahuddin Al-Ayyubi ….. a. Memberi ampunan (Amnesti)
c. Menawan tentara Salib
b. Membunuh tentara Salib
d. Mewajibkan membayar pajak
34. Shalahuddin Al-Ayyubi mendapat gelar “Al-Mui’izz Li Amirul Mu’kminin”yang artinya….
a. Penganti kedudukan Amirul Mu’kminin b. Penguat kedudukan Amirul Mu’kminin c. Penyokong kedudukan Amirul Mu’kminin d. Pemimpin kedudukan Amirul Mu’kminin 35. Gelar “Al-Mui’izz Li Amirul Mu’kminin” adalah gelar yang diberikan oleh khalifah…… a. AL-Mustadi
c. Nurruddin Mahmud
b. Al-Adil
d. Panglima Syirkuh
36. Dalam pendidikan Shalahuddin Al-Ayyubi merupakan perintis berdirinya…. a. Madrasah
c. Alun-Alun
b. Perpustakaaan
d. Sekolah
9
37. Ibnu Jubair memberikan keterangan mengenai adanya Madrasah, Rumah Sakit pada tahun……. a. 1186 M
c. 1184 M
b. 1185 M
d. 1183 M
38. Dimanakah pertama kali Shalahuddin Al-Ayyubi memperkenalkan sekolah model Madrasah ……. a. Damaskus dan Syiria
c. Mesir dan Damaskus
b. Mesir dan Yerussalem
d. Yerussalem dan Syiria
39. Berapakah jumlah Madrasah di Damaskus… a. 23
c. 21
b. 22
d. 20
40. Dalam bidang kesehatan Shalahuddin Al-Ayyubi juga mendirikan rumah sakit, yang berjumlah……. a. 2
c. 4
b. 3
d. 5
41. Shalahuddin Al-Ayyubi juga mendirikan Khanqah, Khanqah adalah ……. a. Bangunan bagi para Raja
c. Bangunan bagi para Tentara
b. Bangunan bagi para persaudaraan Sufi
d. Bangunan bagi para orang jompo
42. Khanqah adalah tempat bagi para Darwis, Darwis adalah ……. a. Tentara
c. Sufi
b. Raja
d. Orang Jompo
43. Ash-Shalafiyah merupakan akademi yang berada di….. a. Syiria
c. Kairo
b. Damaskus
d. Bagdad
44. Al-Adliyah merupakan akademi yang dibangun oleh….. a. Shalahuddin Al-Ayyubi
b. Al-Hafiz
b. Al-Adil
c. Al-Amir
45. Al-Adliyah merupakan akademi yang berada di…….. a. Bagdad
c. Syiria
b. Mesir
d. Damaskus
46. Sebelum berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah Al-Azhar bermadzab….. a. Mu’tazilah
c. Sunni
b. Murji’ah
d. Syi’ah
10
47. Setelah berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah Al-Azhar bermadzab….. a. Mu’tazilah
c. Sunni
b. Murji’ah
d. Syi’ah
48. Siapakah panglima yang ditolong oleh Shalahuddin Al-Ayyubi karena terluka parah dalam pertempuran……. a. Raja Wilhem
c. Raja Arthur
b. Raja Richard
d. Raja Paus
49. ketika menolong panglima tentara Salib, Shalahuddin Al-Ayyubi menyamar sebagai…… a. Pedagang
c. Prajurit
b. Tabib
d. Rakyat biasa
50. Sifat Shalahuddin Al-Ayyubi dalam menolong Panglima tentara Salib menunjukkan sifat……… … a. Kebesaran Jiwanya
c. Ketidak tulusannya
b. Takut bila berperang
d. Kasihan melihat musuhnya
51. Syamsuddin Khalikan merupakan ulama Al-Azhar yang ahli dalam bidang……, a. Ahli Sejarah
c. Ahli Nahwu
b. Ahli Fiqih
d. Ahli Matematika
52. Abu Abdullah Muhammad bin Barakat adalah ulama yang Ahli Nahwu, Nahwu adalah … a. Ilmu Sejarah
c. Ilmu Matematika
b. Ilmu Tauhid
d. Ilmu Tata Bahasa Arab
53. Syekh Abdul Qasim Al Manfalubi adalah ulama Al-Azhar yang ahli…. a. Ilmu Sejarah
c. Ilmu Matematika
b. Ilmu Tauhid
d. Ilmu Fiqih
54. Al-Hufi adalah ulama yang Ahli Tarikh, Tarikh adalah … a. Ilmu Sejarah
c. Ilmu Matematika
b. Ilmu Tauhid
d. Ilmu Tata Bahasa Arab
55. Shalahuddin Al-Ayyubi juga mendapat julukan “Sultanul Islam Wal Muslimin”, yang artinya…. a. Penguasa tunggal yang bisa menyatukan Negara-negara Islam b. Pemimpin tunggal yang bisa menyatukan Negara-negara Islam c. Penguasa tangguh yang bisa menyatukan Negara-negara Islam d. Pemimpin tangguh yang bisa menyatukan Negara-negara Islam
11
56. Abu Abdullah Al-Quda’i adalah penulis karya tulis Asy-Syihab yang artinya… a. Bulan
c. Matahari
b. Bintang
d. Galaksi
57. Abu Abdullah Al-Quda’i adalah penulis karya tulis Sanadus Sihab yang artinya… a. Perawi hadist-hadist Shahih
c. Cerita para nabi
b. Perawi hadist-hadist Dhoif
d. Mata air ilmu pengetahuan
58. Budi pekerti Imam Syafi’I, merupakan karya Abu Abdullah Al-Quda’i yang dalam bahasa Arab…… a. Asy-Syihab
c. Anba Al-Anbia’
b. Sanadus Sihab
d. Manaqib Al-Imami Asy-Syafi’i
59. Abu Abdullah Al-Quda’I adalah penulis karya tulis Al-Mukhtar Fi Zikr Al-Khutat Wa alAnsar yang artinya… a. Perawi hadist-hadist Shahih
c. Cerita para nabi
b. Perawi hadist-hadist Dhoif
d. Buku tentang sejarah Mesir
60. Uyun Al-Ma’arif (mata air ilmu pengetahuan) adalah karya tulis yang ditulis oleh…………… a. Al-Hufi
c. Abu Abdullah Al-Quda’i
b. Abu Abdullah Muhammad bin Barakat
d. Hasan bin Khatir Al-Farisi
fxÄtÅtà ÅxÇzxÜ}t~tÇ
12
LEMBAR JAWABAN INSTRUMENT EVALUASI 2 Satuan Pendidikan
: MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Kelas / Semester
: IX F / Ganjil
Materi Pokok
: Kemajuan-Kemajuan Dinasti Al-Ayyubiah
Jumlah Soal
: 30 Soal
Alokasi Waktu
: 30 Menit
31. C
41. B
51. A
32. B
42. C
52. D
33. A
43. C
53. D
34. B
44. B
54. A
35. A
45. D
55. A
36. A
46. D
56. B
37. C
47. C
57. A
38. B
48. B
58. D
39. D
49. B
59. D
40. A
50. A
60. C
13
Skenario Dinasti Al-Ayyubiah Satuan Pendidikan
: Mts Al - Asror
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Kelas / Semester
: IX F/ I
Alokasi Waktu
: ± 15 Menit
Judul
: Sejarah Berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah
Metode pembelajaran : Role Playing Pemain
: 5 orang
Tokoh Drama 1. Pembaca Prolog, (laki/perempuan) 2. Pimpinan Museum, (laki/perempuan) 3. 3 Orang Siswa PROLOG (Study tour kali ini berbeda dengan study tour tahun-tahun yang lalu, kali ini study tour ditekankan pada pendidikan berbasis pengetahuan, yaitu dengan mengunjungi museum Sejarah Umat Islam) Adegan 1 (Siswa kelas 3 MTs Al-Asror tengah sibuk mengamati, ,membaca dan mencatat sejarah tentang dunia islam, khususnya Dinasti Al-Ayyubiah. Dinasti Al-Ayyubiah yang berkuasa selama ± 79 tahun, atau 1171-1250 M atau 567-658 H, tak kecuali 2 orang siswa yaitu Ahmad dan Adin yang tengah asyik berbincang-bincang) Ahmad
: “din”, “liat itu”, gambar siapa itu?
Adin
: (sambil memegang kepala, adin kebinggungan) “Pangeran Diponegoro po”.
Ahmad
: “ya engga”, “itu kan gambarnya Shalahuddin Al-Ayyubi”(Shalahuddin Al-Ayyubi adalah putra Ayyub bin Syadzi dari suku Kurdi) , “ingat pelajaran pak Nur Hadi kemaren ga”
Adin
: “ooooooiya”, “aku ingat”, Shalahuddin Al-Ayyubi kan yang lahir pada tahun 532 H/1138 M di Tikrit, Tigris daerah antara Bagdad dan Mosul kan….
( ketika tengah berbincang-bincang, umar datang bersama pimpinan museum)
14
Umar
: “Assalamualaikum…..”
(Ahmad dan Adin)
: “waalaikumsalam……”
Umar
: “gy sibuk bincang-bincang apa ni”?
Ahmad
: “gy bahas tentang gambar yang menempel di dinding itu”, “benar kan itu gambarnya Shalahuddin Al-Ayyubi”
Umar
: “iya”,“itu gambarnya Saladin” sang penguasa Mesir bergelar Al-Malik An Nasir
Adin
: “kok”! “Saladin”!!!
Umar
: “iya”, “Saladin”, “nama yang akrab di dunia Barat”, “benar kan pak”? “oh ya kenalkan ini pak sholeh, selaku pimpinan museum ini”?
Ahmad
: “kenalkan pak”, saya Ahmad dan ini Adin (ahmad dan adin sambil bersalaman)
Pak Sholeh
: “senang berkenalan dengan anak-anak pintar seperti ”, “kenalkan nama saya sholeh, kalian bisa panggil dengan bapak sholeh”, (diam sejenak sambil memperhatinkan gambar yang ada di dinding), “ehmm jadi benar, gambar yang ada di sana adalah gambar Shalahuddin Al-Ayyubi “ atau boleh “saladin”
Adin
: “memang siapa dia pak”
Pak Sholeh
: “dialah yang mengusir tentara salib dari tanah Jerussalem, tepatnya Baitul Maqdis”
Ahmad
: “apakah beliau yang memproklamasikan berdirinya Dinasti AlAyyubiah”,“bisa ceritakan mengenai sejara berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah pak”?
Pak Sholeh
: “benar nak”, “saya akan menceritakan sedikit tentang berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah”, (ketiga siswa tampak ingin sekali mendengarkan penjelasan pak sholeh), “jadi ceritanya begini, jadi waktu pendudukan Sultan Al-Adhid Lidinillah……..”(sebelum sempat melanjutkan)
Adin
: “Sultan Al-Adhid Lidinillah”, “siapa itu pak”??????
15
Umar
: “ah kamu, ga pernah baca”, Sultan Al-Adhid Lidinillah itukan penguasa terakhir Dinasti Fathimiyyah yang bermadzab syiah”(Syiah adalah golongan umat Islam yang memberikan kedudukan istemewa terhadap keturunan nabi Muhammad SAW dan menempatkan Ali bin Abi Thalib serta Ahlul Bait (keluarga Nabi) pada derajat yang lebih utama1)
Adin
: ooooooooooo
Pak Sholeh
: “baik:, “saya lanjutkan”, “jadi benar Dinasti Fathimiyyah ini hamper runtuh karena serangan dari tentara salib. Oleh karena itu, Sultan Al-Adhid Lidinillah meminta bantuan kepada Nuruddin Mahmud (beliau adalah penguasa Syiria dari Dinasti Abbasiyyah).lalu Nuruddin Mahmud mengirim panglima Syirkuh dan keponakannya Shalahudin”
Umar
: “lalu apakah berhasil menghadapi tentara salib”??
Pak Sholeh
: “iya”, “pada serangan pertama dan kedua panglima Syirkuh berhasil menghadapi tentara salib dan akhirnya Syirkuh diangkat menjadi wazir di Mesir pada tahun 1169 ”
Ahmad
: “lha bagaimana dengan Shalahuddin Al-Ayyubi pak”??
Pak Sholeh
: “Shalahuddin Al-Ayyubi diangkat untuk menjadi wazir di mesir (kala itu mesir berpaham Syiah) mengantikan panglima Syirkuh karena panglima Syirkuh meninggal tak lama setelah diangkat menjadi wazir”(kala itu umur Shalahuddin Al-Ayyubi 32 tahun)
Adin
: “loh pak”! “Shalahuddin Al-Ayyubi berpaham Sunni2”? “apa enga terjadi perselisihan”???
Pak Sholeh
: “awalnya memang bertentangan”, “tapi karena jasa Shalahuddin Al-Ayyubi mengamankan negeri mesir,
1 2
Muhaimin, Ilmu Kalam, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Semarang, 1999), hlm. 41. Sunni atau Ahlu Sunah Wal Jama’ah (paham yang mengikuti pada Al-Qur’an dan Sunah)
16
semakin besar pula dukungan rakyat, sehingga lama kelamaan paham syiah tergantikan” Umar
: “lalu bagaimana kelanjutan dari Dinasti Fathimiyyah pak”?
Pak Sholeh
: “Dinasti Fathimiyyah semakin melemah karena Sultan
Al-Adhid Lidinillah meninggal, kemudian disusul Nuruddin Mahmud, sehingga Shalahuddin Al-Ayyubi memproklamasikan Dinasti Al-Ayyubiah” Ahmad
: “lalu langkah-langkah apa yang dilakukan Shalahuddin Al-Ayyubi setelah Dinasti Al-Ayyubiah terbentuk”???
Pak Sholeh
: “yang pertama 1. Pada tahun 1170, Shalahudin mendirikan tiga madrasah di Al Qohiro (Kairo) dan Iskandariyah sebagai tempat menyiarkan faham Suni. 2. Pemberian jalan penting bagi ulama fiqih dari faham Suni. 3. Pada tahun 1171 Shalahudin menghapus penyebutan nama Khalifah dinasti Fathimiyah dalam khutbah keagamaan sekaligus menukarnya dengan menyebut Khalifah Dinasti Abasiyah.”, cukup jelas nak”???
(ahmad, adin dan umar): (serentak menjawab bersama), “JELAS PAK”
17
Skenario Dinasti Al-Ayyubiah Satuan Pendidikan
: MTs Al - Asror
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Kelas / Semester
: IX F/ I
Alokasi Waktu
: ± 15 Menit
Judul
: Kemajuan-Kemajuan Berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah
Metode pembelajaran : Role Playing Pemain
: 5 orang
Tokoh Drama 4. Pembaca Prolog, (laki/perempuan) 5. Guru, (laki/perempuan) 6. 3 Orang Siswa PROLOG (liburan telah selesai, kini saatnya siswa-siswa memulai masuk sekolah. Hari ini adalah pengumpulan tugas Study Tour pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dan berbagi pengalaman tentang Study Tour kemarin). Adegan 1 (di kelas) (Siswa-siswa terlihat semangat untuk memulai pelajaran, terbukti dengan siapnya laporan dari tiap-tiap siswa. Bahkan mereka terlihat asyik ngobrol dan berbagi pengalaman mereka, tak kecuali Ahmad dan Adin) Ahmad
: “Assalamu’alaikum”, “met pagi Din”?
Adin
: “wa’alaikum salam, pagi juga, tampak semangat sekali kamu”?
Ahmad
: “ya iyalah”, “kan baru refreshing dan baru belajar dari Shalahudin Al-Ayyubi”
Adin
: “emangnya belajar dari Shalahuddin Al-Ayyubi apa”?
Ahmad
: “yang pertama tekun dan semangat mencari ilmu”
Adin
: “kamu bisa aja, ada lagi ga”?
Ahmad
: “ada to ya”, yang kedua; •
Selalu membela agama Allah
•
Lebih mengutamkan kepentingan Negara
18
Adin
: “keren ya Shalahuddin Al-Ayyubi”.
(ketika asyik mengobrol, tiba-tiba kepala adi terkena bola) Adin
: “waduh”, “MasyaAllah” (adin marah dan ga sabar ingin yahu
siapa yang menendang bolanya), “BOLA SIAPA INI”!!!!!! : “Sabar din”,“Innallaha Ma’ashobiriin3”,“kan baru belajar dari
Ahmad
Shalahuddin Al-Ayyubi”? Adin
:”oh”, “iya deng..kok bisa”?
Ahamad
: “lhoo”? “Kamu harus sabar, seperti sabarnya Shalahuddin Al-Ayyubi mengahadapi tentara Salib, lalu memaafkan seperti Shalahuddin AlAyyubi memberi ampunan kepada tentara Salib pada waktu perang salib 3 dengan memberi ampunan (amnesti)4 sehingga mereka dibiarkan bebas”
Adin
: (masih menimbang-nimbang), “ya udah tak maafke”, “makasih ya freend
(tiba-tiba ada seseorang yang menghampirinya untuk mengambil bola) Arjun
: “maafe ya mas tadi ga sengaja bola ketendang kesini”?
Adin
: “ga papa”, “ga sakit ock”, “besok lagi hati-hati”?
Arjun
: “gy bahas apa”, “kok kayaknya asik banget”? leh bagung ga”
Ahmad
: “oh ini lagi bahas tentang Study Tour kemaren”, “tentang
Shalahuddin Al-Ayyubi” Arjun
: “ooo…”Shalahuddin Al-Ayyubi”, “Al-Mui’izz Li Amirul Mu’kminin”(adalah gelar yang diberikan Al-Mustadi atau
Khalifah Dinasti Al-Abbasiyyah) Adin
: “apaan tu artinya”?
Arjun
: “artinya”: “Penguat Kedudukan Amirul Mu’kminin”.
Ahmad
: “kamu kemaren juga ikut ya”
Arjun
: “iya”. “Aku ikut”
Adin
: “punya informasi apa kamu”?
3
Inallaha ma’ashobiriin : Allah bersama orang-orang yang sabar Hal inilah yang terjadi pada masa Rasulullah SAW, ketika terjadi Fathu Makkah atau pembukaan kota makkah, beliau mengampuni kafir Quraisy dengan tidak membunuh mereka. 4
19
Arjun
: (sambil berpikir keras mengingat-ngiga) “oo” iya, kita sekolah
disini
juga karena usaha Shalahuddin Al-Ayyubi dalam
memajukan pendidikan, bahkan kesehatan….. Adin
: “contohnya”
Arjun
: “Shalahuddin Al-Ayyubi kan yang memperkenalkan sekolah
model Madrasah ke Mesir dan Jerussalem, jumlahnya berapa ya”……”tahu ga kamu”???? Ahamd
: “oo”, kalau menurut catatan sejarah, kala itu Ibnu Jubair Tahun
1184 M, di Damaskus terdapat 20 Madrasah dan 2 rumah 5
sakit gratis,
6
juga Khanqah bagi para Darwis Adin
: “kalian kok pinter-pinter siiii”
(Bel berbunyi, saatnya pelajaran di mulai. Saat itu juga siswa-siswa mulai duduk di tempatnya masing-masing) Guru
: “Assalamu’alaikum”?
Siswa-siswa
: “Wa’alaikumsalam”
Guru
: “bagaimana kabar kalian anak-anak”
Siswa-siswa
: “baek-baek Bu”
Guru
: “bagaimana liburan kalian”, “menyenangkan kan”? “Kuharap
pada hari ini kalian mengumpulkan laporan Study Tour kalian”? Siswa-siswa
: “iya bu”
(siswa-siswa pun mengumpulkan laporan masing-masing) Guru
: “setelah saya lihat”, “laporan kalian dah bagus”, “tapi masih ada
yang
perlu ditambahi”? “sebelumnya ada yang mau ditanyakan”?
Adin
: “ada bu”, “ saya ingin Tanya apakah ada akademi yang didirikan
masa Dinasti Al-Ayyubiah ”?
5
Khanqah menurut bahasa Persia: Khanegah, Ribat, Zawiya atau Tekke, adalah bangunan yang dirancang khusus untuk pertemuan dari sebuah persaudaraan Sufi atau Tarekat, lihat Http: // www, Wikipedia, org// 6 Darwis: Salik (penempuh jalan menuju Allah), Sufi,
20
Guru
: “oooo”, “tentu ada”, yang pertama 1) “Ash-Shalafiyah, di Kairo” 2) “Al-Adliyah, yang didirikan oleh Sultan Al-Adil” 3) “Lalu Al-Azhar, yang perlu kalian tahu semula Al-Azhar mengajarkan paham Syi’ah (Dinasti Fathimiyyah ), tapi kemudian diganti oleh Shalahuddin Al-Ayyubi dengan paham Suni”.”paham din”??
Adin
: “paham bu”
Guru
: “ada lagi”???? “kalau tidak ada, ibu telah menyiapkan tulisan di
karton ulama-ulama masyhur yang mengajar di Al-Azhar untuk papan tulis”, coba Ahmad dan Adin, Bantu ibu
ditempel di
menempel dipapan tulis!
(Ahmad dan Adin pun membantu untuk menempel di papan tulis, setelah tertempel, ibu guru pun membacakanya, dan murid-murid menyimak dengan baik) Guru
: “akan ibu bacakan ulama-ulama tersebut, semuanya mohon disimak” 1) Abdul Latif Al Bagdadi, Ahli Ilmu Mantiq dan Bayan 2) Syekh Abdul Qasim Al Manfalubi, Ahli Fiqih 3) Syamsuddin Khalikan, Ahli Sejarah 4) Abu Abdullah Al Quda’i, Ahli Fiqih, Hadist dan Sejarah 5) Al-Hufi, Ahli Sejarah 6) Abu Abdullah Muhammad bin Barakat, Ahli Nahwu 7) Hasan bin Khatir Al-Farisi, Ahli Fiqih dan Tafsir 8) Abu Hasan An-Numan, Ahli Fiqih dan Sastra
Guru
: “dan juga ada karya tulis yang ditulis oleh Abu Abdullah Al-
Quda’I”, “bisa dibacakan Adin” Adin
:” iya bu”, yang pertama 1) Asy-Syihab (Bintang) 2) Sanadus Sihab (perawi hadist-hadist shahih) 3) Manaqib Al-Imami Asy-Syafi’I (budi pekerti Imam Syafi’i) 4) Anba Al-Anbia’ (cerita para nabi) 5) Uyun Al-Ma’arif (mata air ilmu pengetahuan)
21
6) Al-Mukhtar Fi Zikr Al-Khutat Wa al-Ansar (buku tentang sejarah Mesir) Guru
: “terima kasih din”, itulah tadi ulama-ulama pada masa Dinasti AlAyyubiah , kalian harus bisa mencontoh beliau-beliau, juga Shalahuddin Al-Ayyubi dalam menyatukan Negara-negara islam, itulah mengapa ia mendapat julukan “Sultanul Islam Wal Muslimin”7
Adin
: “wah aku pengen menjadi seperti Shalahuddin Al-Ayyubi dan ulama ulama di Al-Azhar”,
Ahmad
: “kalau pengen”, “kamu harus belajar dulu, seperti ilmu: Al-Qur’an, Fiqih, Bahasa, Nahwu8, Tarikh9, Adab10 dan Ilmu Kalam11”,dan yang ga kalah pentingnya beliau pernah menolong Panglima tentara Salib 3 yaitu Raja Richard yang terluka parah karena perang dalam pertempuran, Shalahuddin Al-Ayyubi menyamar sebagai Tabib, hingga akhirnya Raja Richard sembuh
Adin
:
“hebat”,
“2
menunjukkan
jempol
untuk
ketulusannya
Shalahuddin dan
Al-Ayyubi,
kebesaran
jiwanya
Sungguh dalam
mengobati musuhnya,,” Ahmad
: “besok langsung praktekan Din”, “kalau kena bola lagi langsung minta terima kasih, karena bolanya dah sempat mengenai kamu, kan jarangjarang kamu dicium bola”, heee,,he,…
(Siswa-siswa) : (tertawa lepas, Adin hanya bisa menundukkan kepala karena malu..)
Selesai
7
Penguasa tunggal di wilayah Mesir, Syiria, Maroko, Naubah, Palestina, Yaman dan Tripoli Nahwu: Tata Bahasa Arab 9 Tarikh: Sejarah 10 Adab: Bahasa 11 Kalam: tauhid atau Ilmu mengesakan Allah 8
22
Kelompok Bermain Peran Kelas IXF MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang Materi : Proses Berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah Kelompok 1 (Abu Bakar bin Shiddiq)
Kelompok 2 (Usman bin Affan)
1) Eko Arfiyanto
1) Hasan Faqih Abdullah
2) M. Lukmanul Hakim
2) Ngationo
3) A’am Romansyah
3) Dinar Octiana Fitri
4) Fitriana Miftahul. H
4) Meyla Chusna Inayati
5) Ulfatun Magfiroh
5) Risky Wahyu Safitri
Materi : Kemajuan Dinasti Al-Ayyubiah Kelompok 3 (Umar bin Khattab)
Kelompok 4 (Ali bin Abi Thalib)
1) Afif Fahrul Ramadhan
1) Wawan Andriyanto
2) Umar Shihabudin. A
2) Yafi Sikhan Maulana
3) Atika Fadhilata. R
3) Agus Setiawan
4) Farokhatul Hidayah
4) Eko Nur Afifah
5) Ani Afifah
5) Qoidatul Fadhilah
1. Abu Bakar bin Siddiq
(3Lk + 2Pr)
2. Umar bin Khotob
(2 Lk + 3 Pr)
3. Usman bin Affan
( 2 Lk+ 3 Pr)
4. Ali bin Abi Thalib
(3 Lk+ 2 Pr)
23
SILABUS Mata pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas / Semester
: IX / Ganjil
Aspek
: Dinasti Al-Ayyubiah
Standar Kompetensi : - Menganalisa Secara Runtut Proses Berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah - Menganalisa Kemajuan-Kemajuan Dinasti AlAyyubiah
Kompetensi
Materi
Kegiatan
Dasar
Pembelajaran
Pembelajaran
Menjelaskan Secara Runtut Proses Berdirinya Dinasti AlAyyubiah
Proses Berdirinya Dinasti AlAyubbiah
• Mendiskusik an Sejarah Berdirinya Dinasti AlAyyubiah • Menunjukka n Manfaat dari Sejarah Berdirinya Dinasti AlAyyubiah
Indikator • Mampu Menjelaskan Secara Runtut Proses Berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah • Mampu menguraikan Manfaat yang Dapat Diambil dari Sejarah Berdirinya Dinasti AlAyubbiah
24
Penilaian
Jenis Tagihan • Lembar Pengam atan Siswa • Diskusi Bentuk Instrument Soal Pilihan Ganda 30 Soal
Alokasi
Sumber/Bahan/
Waktu
Alat
15 Menit
15 Menit
30 Menit
• Buku SKI Kelas IX • Buku-Buku Lain yang Relevan
Menganalisa
Kemajuan-
Kemajuan-
Kemajuan
Kemajuan
Dinasti Al-
Dinasti Al-
Ayubbiah
Ayubbiah
• Mampu Menganalisa • Mendiskusi Kan KemajuanKemajuan-Kemajuan Kemajuan Dinasti Al-Ayubbiah Dinasti AlAyubbiah • Mampu Menunjukkan • Menunjukkan Kemajuan-Kemajuan KemajuanKemajuan Pada Masa Dinasti alpada Masa Ayubbiah Dinasti AlAyyubiah
25
Jenis Tagihan • Lembar Pengam atan Siswa • Diskusi Bentuk Instrument Soal Pilihan Ganda 30 Soal
15 Menit
15 Menit
30 Menit
• Buku SKI Kelas IX • Buku-Buku Lain yang Relevan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah
: MTs Al-Asror
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/ Semester
: IX F/ I
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit
Standar Kompetensi : Dinasti Al-Ayyubiah Kompetensi Dasar
: - Menjelaskan secara runtut proses berdirinya Dinasti AlAyyubiah - Kemajuan-Kemajuan di Masa Dinasti Al-Ayyubiah
Indikator
: - Mampu menjelaskan secara runtut proses berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah - Mampu menguraikan manfaat yang dapat diambil dari sejarah berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah - Mampu menganalisa kemajuan-kemajuan Dinasti AlAyyubiah - Mampu menunjukkan kemajuan-kemajuan pada masa Dinasti Ayyubiah menguraikan
I.
Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Mengetahui mengenai metode Pembelajaran Aktif Role Playing
II.
Materi Ajar •
Proses berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah
•
Kemajuan-Kemajuan di masa Dinasti Al-Ayyubiah
III. Metode Pembelajaran • Pembelajaran Aktif Role playing • Diskusi
26
IV.
Langkah-Langkah Pembelajaran
kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Awal •
Mengucapkan salam
2 Menit
•
Melakukan absensi
3 Menit
•
Memperkenalkan diri kepada
5 Menit
siswa •
Mengutarakan maksud penelitian 5 Menit
yang akan dilakukan di kelas tersebut. Kegiatan inti
10 Menit
1. Mengenalkan metode pembelajaran Aktif Role Playing 2. Membagi kelas yang terdiri dari 4
10 Menit
kelompok. 10 Menit
3. Menyusun pembagian urutan maju berdasarkan undian. 4. Membagikan skenario cerita kepada kelompok yang akan maju
5 Menit
pertama kali Kegiatan Akhir •
Guru menawarkan murid untuk 20 Menit
bertanya mengenai peran yang dilakukan • •
Guru memberikan motivasi
5 Menit
kepada siswa
5 Menit
Guru mengakhiri dengan Salam 80 menit
27
V.
VI.
Alat/ Bahan/ Sumber Belajar •
MGMP Sejarah Kebudayaan Islam buku panduan kelas IX MTs
•
Skenario Pembelajaran Aktif Role Playing
•
Lks Kelas IX MTs
•
Buku-buku lain yang Relevan
Penilaian a. Kognitif (Tes Lisan/ Tulis) b. Afektif (Pengamatan)
Semarang, 3 Oktober 2009 Mengetahui,
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Nur Hadi, BA
Sudrajat Mengetahui, Kepala Sekolah MTs Al-Asror
Drs. Subki
28
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Siklus I) Nama Sekolah
: MTs Al-Asror
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/ Semester
: IX F/ I
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit
Pertemuan ke
:1
Standar Kompetensi : Menganalisa secara runtut proses berdirinya Dinasti AlAyyubiah Kompetensi Dasar
: Menjelaskan secara runtut proses berdirinya Dinasti AlAyyubiah
Indikator
: - Mampu menjelaskan secara runtut proses berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah - Mampu menguraikan manfaat yang dapat diambil dari sejarah berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah
I. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Menjelaskan secara runtut proses berdirinya Dinasti AlAyyubiah II. Materi Ajar Proses berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah III. Metode Pembelajaran • Pembelajaran Aktif Role playing • Diskusi IV. Langkah-Langkah Pembelajaran kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Awal •
Mengucapkan salam
2 Menit
•
Melakukan absensi
3 Menit
•
Memotivasi siswa dengan cara menggali pengetahuan awal atau
29
bercerita sesuatu hal yang 5 Menit
berhubungan dengan materi Dinasti Al-Ayyubiah. Kegiatan inti 1. Mempersilahkan kelompok yang mendapat tugas untuk bermain peran, dan siswa yang tidak mendapat tugas menyimak dan mencatat informasi yang ada
5 Menit
dalam permainan peran tersebut . 2. Kelompok yang mendapat tugas maju ke depan kelas untuk
15 Menit
bermain peran 3. Setelah kelompok selesai bermain peran, guru mempersilahkan kepada siswa yang tidak mendapat tugas bermain peran untuk mengomentari penampilan
15 Menit
kelompok yang tadi maju. 4. Setelah mengomentari penampilan kelompok siswa yang bermain peran, guru memberikan beberapa pertanyaan terkait
15 Menit
pelajaran Dinasti Al-Ayyubiah. Kegiatan Akhir •
Guru memberikan kesimpulan
•
Guru menanyakan persiapan
•
10 Menit
kelompok bermain peran
5 menit
selanjutnya
5 menit
Guru mengakhiri dengan Salam
80 menit
V. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
30
•
MGMP Sejarah Kebudayaan Islam buku panduan kelas IX MTs
•
Skenario Pembelajaran Aktif Role Playing
•
Lks Kelas IX MTs
•
Buku-buku lain yang relevan
VI. Penilaian c. Kognitif (Tes Lisan/ Tulis) d. Afektif (Pengamatan)
Semarang, 3 Oktober 2009 Mengetahui,
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Nur Hadi, BA
Sudrajat Mengetahui, Kepala Sekolah MTs Al-Asror
Drs. Subki
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Siklus I)
31
Nama Sekolah
: MTs Al-Asror
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/ Semester
: IX F/ I
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit
Pertemuan ke
:2
Standar Kompetensi : Menganalisa secara runtut proses berdirinya Dinasti AlAyyubiah Kompetensi Dasar
: Menjelaskan secara runtut proses berdirinya Dinasti AlAyyubiah
Indikator
: - Mampu menjelaskan secara runtut proses berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah - Mampu menguraikan manfaat yang dapat diambil dari sejarah berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah
I. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Menjelaskan secara runtut proses berdirinya Dinasti AlAyyubiah II. Materi Ajar Proses berdirinya Dinasti Al-Ayyubiah III. Metode Pembelajaran • Pembelajaran Aktif Role playing • Diskusi IV. Langkah-Langkah Pembelajaran kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Awal •
Mengucapkan salam
2 Menit
•
Melakukan absensi
3 Menit
•
Memotivasi siswa dengan cara menggali pengetahuan awal atau bercerita sesuatu hal yang berhubungan dengan materi
32
5 Menit
Dinasti Al-Ayyubiah. Kegiatan inti 1. Mempersilahkan kelompok yang mendapat tugas untuk bermain peran, dan siswa yang tidak mendapat tugas menyimak dan mencatat informasi yang ada dalam permainan peran tersebut .
5 Menit
2. Kelompok yang mendapat tugas maju ke depan kelas untuk bermain peran
15 Menit
3. Setelah kelompok selesai bermain peran, guru mempersilahkan kepada siswa yang tidak mendapat tugas bermain peran untuk mengomentari penampilan kelompok yang tadi maju.
10 Menit
4. Setelah mengomentari penampilan kelompok siswa yang bermain peran, guru memberikan beberapa pertanyaan terkait pelajaran Dinasti Al-Ayyubiah.
15 Menit
Kegiatan Akhir •
Guru memberikan kesimpulan
•
Guru memberikan evaluasi terkait
•
5 Menit
pelajaran Dinasti Al-Ayyubiah
15 Menit
Guru mengakhiri dengan Salam
5 menit 80 menit
V. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar •
MGMP Sejarah Kebudayaan Islam buku panduan kelas IX MTs
•
Skenario Pembelajaran Aktif Role Playing
33
•
Lks Kelas IX MTs
•
Buku-buku lain yang relevan
VI. Penilaian e. Kognitif (Tes Lisan/ Tulis) f. Afektif (Pengamatan)
Semarang, 3 Oktober 2009 Mengetahui,
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Sudrajat
Nur Hadi, BA Mengetahui,
Kepala Sekolah MTs Al-Asror
Drs. Subki
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Siklus II)
Nama Sekolah
: MTs Al-Asror
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/ Semester
: IX F/ I
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit
34
Pertemuan ke
:1
Standar Kompetensi : Kemajuan-Kemajuan Dinasti Al-Ayyubiah Kompetensi Dasar
: Menjelaskan Kemajuan-Kemajuan Dinasti Al-Ayyubiah
Indikator
: - Mampu menganalisa kemajuan-kemajuan Dinasti AlAyyubiah - Mampu menunjukkan kemajuan-kemajuan pada masa Dinasti Ayyubiah menguraikan
I. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Menjelaskan Kemajuan-Kemajuan Dinasti Al-Ayyubiah II. Materi Ajar Kemajuan Dinasti Al-Ayyubiah III. Metode Pembelajaran •
Pembelajaran Aktif Role playing
•
Diskusi
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Awal •
Mengucapkan salam
2 Menit
•
Melakukan absensi
3 Menit
•
Memotivasi siswa dengan cara menggali pengetahuan awal atau bercerita sesuatu hal yang berhubungan dengan materi 5 Menit
Dinasti Al-Ayyubiah. Kegiatan inti 1. Mempersilahkan kelompok yang mendapat tugas untuk bermain peran, dan siswa yang tidak mendapat tugas menyimak dan mencatat informasi yang ada dalam permainan peran tersebut .
35
5 Menit
2. Kelompok yang mendapat tugas maju ke depan kelas untuk 15 Menit
bermain peran 3. Setelah kelompok selesai bermain peran, guru mempersilahkan kepada siswa yang tidak mendapat tugas bermain peran untuk mengomentari penampilan
15 Menit
kelompok yang tadi maju. 4. Setelah mengomentari penampilan kelompok siswa yang bermain peran, guru memberikan beberapa pertanyaan terkait
15 Menit
pelajaran Dinasti Al-Ayyubiah. Kegiatan Akhir •
Guru memberikan kesimpulan
10 Menit
•
Guru menanyakan persiapan
5 Menit
kelompok bermain peran selanjutnya •
5 Menit
Guru mengakhiri dengan Salam
80 menit
V. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar •
MGMP Sejarah Kebudayaan Islam buku panduan kelas IX MTs
•
Skenario Pembelajaran Aktif Role Playing
•
Lks Kelas IX MTs
•
Buku-buku lain yang relevan
VI. Penilaian g. Kognitif (Tes Lisan/ Tulis) h. Afektif (Pengamatan)
36
Semarang, 3 Oktober 2009 Mengetahui,
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Sudrajat
Nur Hadi, BA Mengetahui,
Kepala Sekolah MTs Al-Asror
Drs. Subki
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Siklus II) Nama Sekolah
: MTs Al-Asror
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/ Semester
: IX F/ I
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit
Pertemuan ke
:2
Standar Kompetensi : Kemajuan-Kemajuan Dinasti Al-Ayyubiah Kompetensi Dasar
: Menjelaskan Kemajuan-Kemajuan Dinasti Al-Ayyubiah
37
Indikator
: - Mampu menganalisa kemajuan-kemajuan Dinasti AlAyyubiah - Mampu menunjukkan kemajuan-kemajuan pada masa Dinasti Ayyubiah menguraikan
I. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Menjelaskan Kemajuan-Kemajuan Dinasti Al-Ayyubiah II. Materi Ajar Kemajuan Dinasti Al-Ayyubiah III. Metode Pembelajaran •
Pembelajaran Aktif Role Playing
•
Diskusi
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Awal •
Mengucapkan salam
2 Menit
•
Melakukan absensi
3 Menit
•
Memotivasi siswa dengan cara menggali pengetahuan awal atau bercerita sesuatu hal yang berhubungan dengan materi 5 Menit
Dinasti Al-Ayyubiah.
Kegiatan inti 5. Mempersilahkan kelompok yang mendapat tugas untuk bermain peran, dan siswa yang tidak mendapat tugas menyimak dan 5 Menit
mencatat informasi yang ada dalam permainan peran tersebut . 6. Kelompok yang mendapat tugas
38
15 Menit
maju ke depan kelas untuk bermain peran 7. Setelah kelompok selesai bermain peran, guru mempersilahkan kepada siswa yang tidak mendapat tugas bermain peran untuk mengomentari penampilan
10 Menit
kelompok yang tadi maju. 8. Setelah mengomentari penampilan kelompok siswa yang bermain peran, guru memberikan 15 Menit
beberapa pertanyaan terkait pelajaran Dinasti Al-Ayyubiah.
5 Menit
Kegiatan Akhir •
Guru memberikan kesimpulan
•
Guru memberikan evaluasi terkait
•
15 Menit
pelajaran Dinasti Al-Ayyubiah
5 Menit
Guru mengakhiri dengan Salam
80 menit
V. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar •
MGMP Sejarah Kebudayaan Islam buku panduan kelas IX MTs
•
Skenario Pembelajaran Aktif Role Playing
•
Lks Kelas IX MTs
•
Buku-buku lain yang relevan
VI. Penilaian i. Kognitif (Tes Lisan/ Tulis) j. Afektif (Pengamatan)
Semarang, 3 Oktober 2009 Mengetahui,
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
39
Nur Hadi, BA
Sudrajat Mengetahui, Kepala Sekolah MTs Al-Asror
Drs. Subki
DEPAN
GURU
TEMPAT BERMAIN PERAN
Fitri A4
Eko Nur A3
Yafi A2
Agus A1
Dinar A5
Risky A6
Hasan A7
Afif A8
Meyla A12
Ulfatun A11
A’am A10
Lukman A9
40
Tika
Qo’id
Umar A15
Arfi
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
Hal
: Mohon Izin Melakukan Pembelajaran
Semarang, 2 Oktober 2009
Kepada Yth. Orang Tua Murid Siswa Kelas IX F di Tempat Assalamu’alaikum Wr. Wb. Diberitahukan dengan hormat, bahwa mahasiswa kami yang bernama. Sudrajat, NIM: 3105350 sangat membutuhkan data sehubungan dengan penulisan
skripsi
yang
berjudul:
“MENINGKATKAN
HASIL
BELAJAR SKI DENGAN METODE PEMBELAJARAN ROLE
41
PLAYING PADA SISWA KELAS IX F DI MTS AL-ASROR GUNUNG PATI SEMARANG TAHUN AJARAN 2009-2010 Untuk itu kami mohon kepada orang tua murid siswa kelas IX F dapat memberikan izin kepada anaknya untuk mengikuti pembelajaran tersebut Hari
: Sabtu
Tanggal
: 2 Oktober 2009
Waktu
: Pulang Sekolah ( jam 13.00 – selesai)
Atas izin yang diberikan kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. A.n.mahasiswaIAIN, Tertanda
Sudrajat 3105350
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
Nomor : In.06.3/J.1/PP.00.9/ 2685/2009 Lamp. : Hal : Penunjukan Pembimbing Skripsi
Semarang, 1 Juli 2009
Kepada Yth: 1. Drs. H. Fatah Syukur, M.Ag. 2. Drs. H. Abdul wahib, M.Ag. Berdasarkan hasil pembahasan usulan judul penelitian di jurusan Tadris, maka Fakultas Tarbiyah menyetujui judul skripsi mahasiswa : Nama NIM
: Sudrajat : 3105350
42
Judul
: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SKI MELALUI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING MATERI POKOK DINASTI AL-AYYUBIAH PADA SISWA KELAS IX F MTS AL-ASROR GUNUNG PATI SEMARANG TAHUN AJARAN 2009-2010
dan menunjuk saudara Drs. H. Fatah Syukur, M.Ag. sebagai pembimbing I (bidang materi), dan saudara Drs. H. Abdul wahib, M.Ag. sebagai pembimbing II (bidang metodologi) Demikian dan atas kerjasama yang diberikan kami ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum Semarang, 23 juli 2009 Mengetahui Ketua jurusan PAI
Ahmad muthohar, M.Ag. NIP: 150276929
Tembusan: 1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang (sebagai laporan) 2. Mahasiswa yang bersangkutan 3. Arsip
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
Nomor : In.06.3/D1/TL.00/2724/2009 Lamp. : Hal : Surat Pengantar Pra Riset A.n. : Sudrajat NIM : 3105350
Semarang, 29 Juli 2009
Kepada Yth. Kepala MTs Al-Asror Gunung Pati Di Semarang Assalamu’alaikum Wr. Wb.
43
Dalam rangka melengkapi bahan-bahan proposal/skripsi, maka bersama ini kami bapak/ibu/saudara :
untuk menyusun hadapkan kepada
Nama
: Sudrajat
NIM
: 3105350
Jurusan Alamat
: Pendidikan Agama Islam (PAI) : Legoksari Raya No. 02 Patemon Gunung Pati Semarang
Keperluan
: Mohon Bantuan untuk memberikan keterangan tentang : “Upaya Meningkatkan Hasil Pembelajaran SKI dengan Metode Drama kelas VII di MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang “
Demikian atas bantuan bapak/ibu/saudara kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. A.n. Dekan, Pembantu Dekan I Dra. Muntholi’ah, M.Pd. NIP 150 263 16 Tembusan: Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
Nomor : In.06.3/D1/TL.00./2989/2009 Lamp : Proposal Hal : Mohon Izin Riset A.n. Sudrajat NIM : 3105350 Kepada Yth. Kepala MTs Al-Asror di Semarang Assalamu’alaikum Wr. Wb.
44
Semarang, 8 September2009
Diberitahukan dengan hormat, bahwa mahasiswa kami yang bernama . Sudrajat , NIM: 3105294
sangat membutuhkan data sehubungan
dengan penulisan skripsi yang berjudul: Meningkatkan Hasil Belajar SKI Melalui Pembelajaran Aktif Role Playing Materi Pokok Dinasti Al-Ayyubiah Pada Siswa Kelas IX F MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang Tahun Ajaran 2009-2010 di bawah bimbingan Saudara Drs. H. Fatah Syukur M, Ag, dan saudara Drs. H. Abdul Wahib, M.Ag. Untuk itu kami mohon agar mahasiswa tersebut diberi izin untuk melaksanakan penelitian di MTs Al-Asror Gunung Pati selama 30 hari. Atas izin yang diberikan kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. A.n. Dekan, Pembantu Dekan I
Dra.Muntholi’ah, M.Pd. NIP 150 263 166 Tembusan: Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
TRANSKIP KO KURIKULER Nama
: Sudrajat
Nim
: 3105350
No 1 2 3
Nama kegiatan Aspek keagamaan dan kebangsaan Aspek penalaran dsan idealisme Asapek kepemimpinan dan loyalitas
45
Jumlah nilai 10 25 14
keterangan
4 5
Aspek pemenuhan bakat dan minat Aspek pengabdian pada masyarakat Jumlah
18 18 75
Semarang, 2 oktober 2009 A.n Dekan, Pembantu Dekan III
Dra. Siti Mariam, M.Pd. Nip : 150 257 372
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama
: Sudrajat
NIM
: 3105350
TTL
: Semarang, 14 Desember 1986
Alamat
: Jl. Meranti Barat Dalam I no 49, Banyumanik Semarang
Riwayat Pendidikan : •
SD Islam Hidayatullah
Lulus Tahun1999
•
SMP Islam Terpadu Hidayatullah
Lulus Tahun 2002
46
•
SMA Negeri 4 Semarang
•
S1 Fakultas Tarbiyah IAIN walisongo Semarang
Lulus Tahun 2005
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Angkatan 2005
Demikian daftar riwayat hidup ini, dibuat dengan sebenar-benarnya.
Semarang, 31 Desember 2009
Sudrajat
47