PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 PADA PUSKESMAS DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi
Oleh : Monalisa Mangkoan NIM : 128114159
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 PADA PUSKESMAS DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi
Oleh : Monalisa Mangkoan NIM : 128114159
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian Berdasar Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 Pada Puskesmas Kota Yogykakarta”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Farmasi (S.Farm.), program Studi Farmasi. Selama penyelesaian skripsi ini penulis banyak mengalami permasalahan, kesulitan, suka dan duka. Namun dengan adanya perhatian dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 2. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini M.Si., Apt selaku dosen pembimbing sekaligus pencetus ide awal penelitian ini. Terimakasih saya ucapkan yang sebesarbesarnya kepada Ibu Yustina atas motivasi, semangat, dukungan, perhatian yang begitu besar, serta selalu memberikan kritik dan saran dari awal sampai selesai penelitian, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. 3. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt selaku dosen penguji. Terimakasih atas waktu, kritik dan saran yang telah diberikan. 4. Aris Widayati, Msi., Ph.D., Apt selaku dosen penguji. Terimakasih atas waktu, kritik dan saran yang telah diberikan. 5. Dinas Perizinan Kota Yogyakarta yang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana. 6. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta yang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik. 7. Bapak dan Ibu Apoteker Puskesmas Kota Yogyakarta yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Bapak Simon Palaun dan Ibu Teresia Havi selaku orang tua. Terimakasih atas segala dukungan, pengorbanan, motivasi, semangat, perhatian dan doa, yang telah diberikan, saya sangat berterimakasih kepada Tuhan karena telah memberikan saya orang tua seperti mereka. 9. Yunita Anandha adikku tercinta. Terimakasih atas dukungan dan semangat yang telah diberikan. 10. Keluarga besar penulis. Terimakasih atas dukungan, bantuan dan motivasi yang telah diberikan. 11. Amirul Chairiansyah (Paul/Pong). Terimakasih atas dukungan, semangat, motivasi, pengorbanan, dan bantuan serta kasih sayang yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. 12. Teman-teman seperjuangan : Nanda Tia Sari dan Aditya Lela Novitasari. Terimakasih atas suka duka, keceriaan, kerjasama, semangat serta dukungan, dan bantuan yang telah diberikan selama ini. 13. Teman-teman Keluarga Cemara : Tete, Vero, Ida, Atik, Itin, Rahayu, Siti, Cindy, Rury, Sona, Satrio, Maria, Boni, Jois, Yeni, Lela, Nanda, Trisna. Terimakasih atas semangat, dukungan, kerjasama, bantuan, motivasi dan yang telah diberikan. 14. Teman-teman Kenjet : Dewi, Oppy dan Ica. Terimakasih atas semangat, dukungan, keceriaan dan kebersamaannya selama ini. 15. Teman-teman Fakultas Farmasi Sanata Dharma angkatan 2012. Terimakasih atas dukungan dan kebersamaannya selama ini. 16. Teman-teman
Kost
Wisma
Putri
Anugrah
WPA.
Terimakasih
atas
kebersamaannya selama ini. 17. Google Maps. Terimakasih atas bantuannya dalam mencari alamat Puskesmas sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. 18. Prambors radio. Terimakasih telah menemani penulis dalam pengerjaan skripsi selama ini. 19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu, memberikan dukungan dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terjadi kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis dengan rendah hati mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua piihak. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca.
Yogyakarta, 03 Mei 2016
Penulis
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN COVER………………………………………………
i
HALAMAN JUDUL……………………………………….………
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………….…..
iii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………..
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………….
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.……
vi
PRAKATA……………………………..……………………….….
vii
DAFTAR ISI………………………………………………………
x
DAFTAR TABEL…………………………...……………………..
xii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………….….……..…
xiii
ABSTRAK……………………………………………………....…
xiv
ABSTRACT………………………………..……………………….
vv
PENDAHULUAN……………………………………………..….
1
METODE PENELITIAN………………………………………....
2
HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………..…
3
A. Profil Demografi Responden………………………..........
3
B. Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai……..….
5
C. Pelayanan Farmasi Klinik…………………………………
5
D. Sumber Daya Kefarmasian…………………………….….
7
E. Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian…………..….
8
KESIMPULAN………………………………………………..…
9
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA………………………………..……..……
10
LAMPIRAN……………………………………………..………..
12
BIOGRAFI PENULIS………………………………………..….
104
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel I. Pelaksanaan Ketentuan dari Masing-Masing Standar di Puskesmas Rawat Jalan……………………….
3
TabelII. Pelaksanaan Ketentuan dari Masing-Masing Standar di Puskesmas Rawat Inap……………………….
xii
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Puskesmas Rawat Inap…………
13
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Puskesmas Rawat Jalan………
36
Lampiran 3. Hasil Wawancara Apoteker………………………….
58
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian dari Dinas Perizinan Kota Yogyakarta……………………………………
76
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta………….……………………...
78
Lampiran 6. Ketentuan Permenkes Nomor 30 Tahun 2014…………………………………………….…
xiii
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standard Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan Standard Pelayanan Kefarmasian berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 yang ada di Puskesmas-Puskesmas Kota Yogyakarta setalah dikeluarkannya peraturan tersebut. Apoteker penanggung jawab yang ada di Puskesmas menjadi responden dalam penelitian ini. Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif.adapun instrument penelitian ini berupa kuesioner. Jumlah subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 14 Puskesmas yang ada di Kota Yogyakarta.Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik demografi responden didominasi oleh perempuan sebanyak 12 orang sedangkan laki-laki sebanyak 2 orang, dengan rentang usia 23-40 tahun. Secara keseluruhan pelaksanaan standard pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kota Yogyakarta pada Puskesmas rawat jalan sebesar 63,95% dan rawat inap sebesar 68,83%. Sehingga dapat dikatakan bahwa standard pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kota Yogyakarta belum dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014. Kata kunci : Kota Yogyakarta, Permenkes RI Nomor 30 Tahun 2014, Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT This research was motivated by the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 30 Year 2014 concerning Standards of Pharmaceutical Services in the Health Center. This study aims to describe the implementation of the Standard of Pharmaceutical Services based on the Minister of Health No. 30 of 2014 in the city of Yogyakarta-district health centers after the issuance of the regulation. Pharmacist in charge in health centers were respondents in this study.This research is non-experimental research with the study design deskriptif.adapun this research instrument was a questionnaire. The number of subjects used in this study are 14 health centers in the city of Yogyakarta.The results showed that the demographic characteristics of respondents are dominated by women as many as 12 people, while men by 2 people, with an age range of 23-40 years. The overall implementation of the standards of pharmacy services at the health center of Yogyakarta on outpatient health centers amounted to 63.95% and hospitalization by 68.83%. So it can be said that the standard of pharmacy services at the health center of Yogyakarta has not been implemented fully in accordance with the regulations of the Minister of Health No. 30 of 2014. Keywords: Yogyakarta City, Health Minister Regulation No. 30 Year 2014, Standards of Pharmaceutical Services in the Primer Health Care
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.
Pendahuluan Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan primer yang selama ini sangat banyak membantu masyarakat dalam masalah kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 75 Tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat menyebutkan bahwa puskesmas merupakan
fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas sebagai palayanan kesehatan paling dasar yang melayani rujukan pertama sebelum selanjutnya mendapatkan rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan (Rumah Sakit), serta sangat mudah untuk dijangkau oleh masyarakat, dituntut untuk dapat memiliki karakter mutu pelayanan prima yang sesuai dengan harapan pasien, serta memberikan pelayanan medis yang bermutu. Berbicara tentang puskesmas tentunya tidak terlepas dari peran tenaga kesehatan di dalamya termasuk tenaga kefarmasian. Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Fungsi tenaga kefarmasian adalah sebagai pembuat termasuk
pengendali
mutu
sediaan
farmasi,
pengamanan,
pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional (Depkes, 2009). Sebagai tolok ukur serta pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian di Puskesmas maka Menteri Kesehatan mengeluarkan peraturan yaitu Permenkes 30 Tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di puskesmas. Standar ini berisikan pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai, pelayanan farmasi klinik, sumber daya kefarmasian dan pengendalian mutu pelayanan kefarmasian. Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian,
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian serta melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient oriented). Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat primer yang dapat diakses oleh masyarakat di seluruh pelosok Indonesia. Mengingat belum ada penelitian tentang Permenkes No 30 tahun 2014 maka dilakukan penelitian dengan pendekatan pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di puskesmas ini. Penelitian ini memberi gambaran tentang pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di puskesmas berdasarkan ketentuan pada Permenkes No 30 tahun 2014. 2. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April 2016 di 14 Puskesmas yang ada di Kota Yogyakarta yaitu Puskesmas Tegalrejo, Wirobrajan, Gondokusuman, Pakualaman,
Umbulharjo,
Gomdomanan,
Ngampilan,
Danurejan,
Jetis,
Mergangsan, Gedongtengan, Kraton, Kotagede. Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif, untuk mengkaji pelaksanaan pelayanan kefarmasian berdasarkan Permenkes Nomor 30 Tahun 2014. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah apoteker yang bekerja di Puskesmas-Puskesmas Kota Yogyakarta. Jumlah responden dalam penelitian ini yaitu terdapat 14 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuisioner yang berisi informasi mengenai berdasarkan Permenkes Nomor 30 Tahun 2014. Penilaian kuisioner menggunakan skala Guttman yang hanya terdiri dari 2 alternatif jawaban yaitu ‘Ya’ dan ‘Tidak’. Skala ini merupakan skala kumulatif dan mengukur satu dimensi saja dari satu variabel. Skala Guttman menetapkan bobot jawaban terhadap tiap-tiap item yaitu skor pernyataan ya (skor 1) dan tidak (skor 0). Total skor diperoleh terendah adalah 0 dan tertinggi yaitu 180. Penilaian untuk mengindentifikasi dari hasil skor dibagi dalam 2 kategori penilaian: a. Baik adalah jika responden menjawab > 150 dari 180 pertanyaan. b. Kurang adalah jika resonden menjawab < 0 dari 180 pertanyaan.
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengumpulan data yang berupa kuesioner langsung dikumpul pada saat hari penyebaran kuesioner, sesaat setelah pengumpulan kuesioner akan langsung diadakan wawancara terkait jawaban yang sudah diisi oleh para responden guna mengetahui lebih dalam mengenai jawaban yang telah diberikan oleh para responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data demografi responden (umur, jabatan, lama masa kerja, jam kerja perhari), standar I pelaksanaan pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai, standar II pelayanan farmasi klinik, standar III sumber daya kefarmasian, dan standar IV pengendalian mutu pelayanan kefarmasian (kriteria lengkap dapat dilihat di lampiran 6).
3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Profil Demografi Responden Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa semua responden adalah apoteker penanggung jawab Puskesmas, 13 orang responden berumur 23-40 tahun, dan 1 orang lebih dari 40 tahun. Masa kerja para apoteker tersebut berbeda-beda, sebelas apoteker memiliki lama masa kerja antara 1-5 tahun, dua apoteker di bawah 1 tahun dan yang lain antara 6-10 tahun. Selain lama masa kerja peneliti juga menemukan durasi jam kerja perhari para apteker di Puskesmas kota Yogyakarta yaitu 12 apoteker bekerja lebih dari enam jam perhari dan lainnya memiliki jam kerja yaitu antara 4-6 jam perhari.
Tabel I. Pelaksanaan Ketentuan dari Masing-Masing Standar di Puskesmas Rawat Jalan Ketentuan yang dilaksanakan (%) No
Nama Puskesmas
Standar I
Standar II
Standar III Standar IV
Standar I-IV
n = 21
n = 76
n = 60
n = 21
n = 178
1
Gondokusuman
90
95
65
42
70,78
2
Mantrijeron
100
62
78
33
64,04
3
Ngampilan
100
62
60
23
56,74
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Pakualaman
100
70
66
9
60,11
5
Danurejan
85
62
68
0
55,05
6
Gedongtengen
95
75
75
14
64,60
7
Kraton
100
62
75
28
62,35
8
Mergangsan
90
70
61
23
58,98
9
Kotagede
100
69
91
38
71,34
10
Umbuharjo
100
91
70
38
71,91
11
Gondomanan
100
69
73
23
63,48
12
Wirobrajan
100
79
71
38
67,97
96.7
72,6
71
25,7
63,95
Rerata % pelaksanaan butir standar
Tabel II. Pelaksanaan Ketentuan dari Masing-Masing Standar di Puskesmas Rawat Inap Ketentuan yang dilaksanakan (%) No
Nama
Standar I
Standar II
Standar III Standar IV
Standar I-IV
Puskesmas
n = 21
n = 76
n = 60
n = 21
n = 178
1
Tegalrejo
100
60
66
28
63,48
2
Jetis
100
65
91
28
74,15
100
62,5
78,5
28
68,82
Rerata % pelaksanaan butir standar
*n = jumlah ketentuan yang ditanyakan dalam kuesioner *standar I = pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai *standar II = pelayanan farmasi klinik *standar III = sumber daya kefarmasian *standar IV = pengendalian mutu pelayanan kefarmasian
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2 Pengelolaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai dalam standar Permenkes Nomor 30 Tahun 2014 bertujuan untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan obat dan bahan medis habis pakai yang efisien, efektif dan rasional, meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian, mewujudkan sistem informasi manajemen, dan melaksanakan pengendalian mutu pelayanan. Tercatat bahwa dari ketentuan standar yang terdiri dari 21 ketentuan (ketentuan dapat dilihat pada lampiran 6), diperoleh hasil yaitu yang dapat dilihat pada tabel I dan tabel II yang mana hampir semua Puskesmas di Kota Yogyakarta melaksanakan dengan baik standar yang telah dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan. 3.3 Pelayanan Farmasi Klinik Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan farmasi klinik berfungsi untuk meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin efektivitas, keamanan dan efisiensi obat dan bahan medis habis pakai, meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan pasien yang terkait dalam Pelayanan Kefarmasian, dan melaksanakan kebijakan obat di Puskesmas dalam rangka meningkatkan penggunaan obat secara rasional (Depkes, 2014a) Pada standar pelayanan farmasi klinik ini terdapat sedikit perbedaan dengan 3 standar lainnya yang mana dalam standar ini mengatur adanya ronde atau visite bagi Puskesmas rawat inap maka dari itu dalam pelaksanaan penelitian ini penulis membagi kuesioner manjadi dua yaitu kuesioner khusus Puskesmas rawat jalan dan Puskesmas rawat inap. Jumlah ketentuan yang ada juga berbeda, Puskesmas rawat jalan memiliki 62 ketentuan sementara Puskesmas rawat inap memiliki 76 ketentuan (ketentuan-ketentuan dari standar ini dapat dilihat pada lampiran 6). 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel I dan II menunjukkan bahwa persentase terbesar diperoleh Puskesmas Gondokusuman, sementara persentase terendah terdapat pada Puskesmas Danurejan, Ngampilan, Mantrijeron, Kraton, sementara pada Puskesmas rawat inap persentase terendah terdapat pada Puskesmas Tegalrejo. Rendahnya persentase tersebut dikarenakan adanya penumpukkan pada ketentuan yang masih belum dilaksanakan oleh Puskesmas. Ketentuan-ketentuan masih belum dilaksakanan oleh Puskesmas yaitu yang pertama menganai pelayanan informasi obat, menurut Permenkes No. 30 tahun 2014 merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien (Depkes, 2014b) Ketentuan yang kedua yakni konseling, konseling didefinisikan sebagai suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat pasien rawat jalan dan rawat inap, serta keluarga pasien (Depkes, 2014c). Beberapa tujuan konseling adalah meningkatkan kesadaran (Kreitler et al.,2004) dan adherence (kepatuhan) pasien (Kreps et al., 2011). Pengetahuan pasien merupakan awal untuk meraih tujuan tersebut (Blom dan Krass, 2011).Pasien yang kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan mereka cenderung kurang patuh terhadap rejimen terapi (Rapoff, 2010).Studi tambahan juga telah menunjukkan bahwa intervensi oleh apoteker, menggunakan konseling lisan dan tertulis pada permulaan terapi obat, menghasilkan perbaikan yang signifikan dalam kepatuhan pasien. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya konseling dan edukasi terhadap pasien (Kurniawan dan Chabib, 2010). Ketentuan berikutnya yang belum sepenuhnya dilaksanakan yakni pemantauan terapi obat, ini merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. Kegiatan tersebut mencakup pengkajian pilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD),)dan rekomendasi perubahan atau alternatif terapi (Depkes, 2009).
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Adanya ketentuan-ketentuan yang belum sepenuhnya dilaksanakan oleh Puskesmas membuat penulis mengajukan wawancara singkat terkait jawaban yang diberikan oleh para apoteker. Pada wawancara yang dilakukan secara singkat penulis memperoleh hasil bahwa tidak dilaksanakannya ketentuan-ketentuan tersebut dikarenakan para apoteker yang bekerja di Puskesmas tidak memiliki cukup waktu untuk melakukannya banyaknya jumlah pasien yang berkunjung di Puskesmas perharinya serta kurangnya tenaga yang ada di Puskesmas membuat apoteker kewalahan jika harus malaksanakan semua ketentuan yang ada. Sama halnya dengan konseling para apoteker juga menjelaskan bahwa dikarenakan keterbatasan waktu dan tenaga yang ada maka konseling hanya dilakukan bila perlu dan bila pasien membutuhkan dan dengan kriteria tertentu misalnya pasien dengan TB, DM, dan hipertensi. 3.4 Sumber Daya Kefarmasian Sumber daya kefarmasian mencakup dua standar yakni sumber daya manusia dan sarana prasarana. Ketentuan yang terdapat pada standard ini berjumlah 60 ketentuan (ketentuan detail dapat dilihat pada lampiran 6). Hasil yang diperoleh pada tabel I dan II menunjukkan bahwa persentase tertinggi diperoleh Puskesmas Kotagede dan Jetis. Sementara persentase terendah yakni Puskesmas Ngampilan. Rendahnya persentase ini disebabkan karena tidak adanya surat izin praktik (SIPA) pada apoteker yang bekerja di Puskesmas Ngampilan. Menurut Permenkes nomor 889/Menkes/Per/V/2011 tentang registrasi, izin praktik, dan izin kerja tenaga kefarmasian. Surat Izin Praktik Apoteker, yang selanjutnya disingkat SIPA adalah surat izin yang diberikan kepada Apoteker untuk dapat melaksanakan praktik kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian, jika apoteker tidak memiliki SIPA sebaiknya tidak melaksanakan praktik kefarmasian terlebih dahulu. Tetapi responden pada Puskesmas Ngampilan mengatakan bahwa SIPA sedang dalam proses pembuatan.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Terkait hal ini penulis melakukan wawancara lebih dalam mengenai jawaban yang telah diberikan oleh apoteker. Apoteker menjelaskan bahwa hal pertama yang menyebabkan apoteker lebih banyak menjawab “tidak” pada kuesioner dikarenakan apoteker merupakan apoteker yang baru bekerja di Puskesmas ngampilan, jadi apoteker belum terlalu banyak tahu mengenai Puskesmas Ngampilan. Masalah lain yang paling banyak dijumpai penulis dalam penelitian ini adalah masih banyak Puskesmas yang tidak menyediakan ruang konseling dan segala isi didalamnya, tercatat dari 14 Puskesmas yang ada di Kota Yogyakarta Hanya 3. Hal ini dekarenakan keterbatasan ruangan yang dimiliki oleh Puskesmas.Ruang konseling merupakan hal yang sebenarnya harus ada di dalam sebuah Puskesmas karena sebuah konseling yang efektif harus mempertimbangkan lingkungan dan tempat dilakukannya konseling, lingkungan yang dimaksud haruslah kondusif, aman serta mampu menjaga kerahasiaan untuk dapat membuat pasien menerima dengan baik informasi yang diberikan. 3.5 Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan untuk mencegah terjadinya masalah terkait Obat atau mencegah terjadinya kesalahan pengobatan atau kesalahan pengobatan/medikasi (medication error), yang bertujuan untuk keselamatan pasien (patient safety) (Depkes, 2014d). Kegiatan pengendalian mutu ini erdiri dari 21 ketentuan (ketentuan detail dapat dilihat pada lampiran 6). Berdasarkan data yang ada pada tabel I dan II rata-rata Puskesmas yang ada di Kota Yogyakarta memiliki persentase terendah pada standar dan ketentuan ini, bahkan diperoleh persentase 0% pada salah satu Puskesmas. Pencapaian persentase yang rendah pada seluruh Puskesmas ini dikarenakan rata-rata apoteker tidak punya waktu serta masih bingung tentang bagaimana sebenarnya audit klinis dan audit professional, dan tenaga kerja yang sedikit di Puskesmas. Mengenai hal ini penulis melakukan wawancara singkat kepada para apoteker dan apteker
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjelaskan bahwa untuk melakukan pengendalian mutu sesuai dengan standard Permenkes 30 tahun 2014 agak sedikit susah dikarenakan pada Puskesmas, satu karyawan yang ada di Puskesmas biasanya memegang lebih dari satu program, jadi untuk melakukan pengendalian yang sesuai dengan standard agak sedikit susah. Sebenarnya secara tidak langsung biasanya pada masing-masing Puskesmas dilaksanakan audit yang diselenggarakan 3 bulan sekali, tetapi audit yang dilakukan tidak terstruktur atau belum mengikuti Permenkes 30 Tahun 2014.
4.
Kesimpulan 1. Butir-butir dalam standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas belum sepenuhnya dilaksanakan oleh apoteker di Puskesmas Kota Yogyakarta. 2. Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian
di
Puskesmas pada
Puskesmas rawat jalan sebesar 63,95 %, sedangkan pada Puskesmas rawat inap sebesar 68,82 %. 3. Butir-butir pada standar 4 paling sedikit dilaksanakan oleh apoteker di Puskesmas pelaksanaan
karena
kurang
butir-butir
pahamnya
standar
kefarmasian.
9
apoteker
pengendalian
terhadap mutu
teknis
pelayanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Pustaka Departemen Kesehatan RI, 2004, Standar Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta, DirektoratJenderal Pelayanan Medik Rumah Sakit Umum dan Pendidikan Departemen Kesehatan RI, 2009, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 889/MENKES/PER/V/2011, Tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian,Depkes RI, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 2009, Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009, tentang Pekerjaan Kefarmasian, Depkes RI, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 201,4 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Depkes RI, Jakarta Departemen Kesehatan RI, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2014, tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Depkes RI, Jakarta Departemen Kesehatan RI, 2014, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Nomor Departemen Kesehatan RI, 2014a, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014, tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Depkes RI, Jakarta Departemen Kesehatan RI, 2014b, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Depkes RI, Jakarta Departemen Kesehatan RI, 2014c, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Depkes RI, Jakarta Departemen Kesehatan RI, 2014d, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Depkes RI, Jakarta Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Pedoman Pemantauan Terapi Obat Departemen Kesehatan RI, 2009. Kreitler, S., Weissler, K., Nurymberg, K., 2004, The cognitive orientation of patients with type 2 diabetes in Israel, Patient Educ Couns, 257 – 67 Kreps, G.L., Villagran, M.M., Zhao, X., McHorney, C.A., Ledford, C., Weathers, M., 2011, Development and validation of motivational messages to
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
improve prescription medication adherence for patients with chronic health problems, Patient Educ couns, 375 – 81 Kurniawan, W. K., dan Chabib, L., 2010, Pelayanan Informasi Obat Teori dan Praktik, Graha Ilmu, Yogyakarta Rapoff, M.A., 2010, Adherence to Pediatric Medical Regimen, 2th Ed., 1-43, 4851, 83-84, Springer New York Dordrecht Heidelberg, London
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Puskesmas Rawat Inap
Nama Puskesmas
: ...............................................................
No Ijin Puskesmas
: ...............................................................
Nama Apoteker Penanggung Jawab : ............................................................... No SIPA, SIKTTK
: ...............................................................
Petunjuk pengisian : Berilah tanda (√) pada jawaban yang sesuai
Profil Demografi Responden
1. Berapakah umur anda? <23 tahun
23-30 tahun
31– 40 tahun
>40 tahun
2. Apakah posisi anda di Puskesmas? Apoteker penanggung jawab
Asisten apoteker
Apoteker pendamping
Apoteker pengganti
3. Berapa lama pengalaman Anda bekerja di Puskesmas ini? < 1 tahun
1-5 tahun
6-10 tahun
> 10 tahun
4. Berapa lama rata-rata Anda bekerja di Puskesmas ini dalam sehari? < 4 jam
4-6 jam
13
> 6jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Apakah proses perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh tenaga kefarmasian di bagian Ruang Farmasi? Ya
Tidak
Penggelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
6. Pada saat proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai apakah anda melakukan pertimbangan seperti berikut : Ya
rencana pengembangan
Tidak
data mutasi Obat
Ya
Tidak
pola konsumsi Obat periode sebelumnya
Ya
Tidak
pola penyakit
Ya
Tidak
7. Apakah proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas ini mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional? Ya
Tidak
8. Pada proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai, apakah Anda melibatkan tenaga medis lain? Ya
Tidak
9. Jika Ya, tenaga medis mana sajakah yang Anda libatkan? (Jawaban boleh lebih dari satu) Dokter
Ya
Tidak
Dokter gigi
Ya
Tidak
Bidan
Ya
Tidak
Perawat
Ya
Tidak
lainnya (sebutkan) : .....
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Apakah proses perencanaan kebutuhan obat pertahun dilaksanakan secara berjenjang (bottom-up)? Ya
Tidak
11. Apakah Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) di sediakan Puskesmas ini? Ya
Tidak
12. Apakah permintaan obat dan bahan medis habis pakai dilakukan sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah dibuat? Ya
Tidak
13. Apakah dalam penerimaan obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas anda terlibat didalamnya? Ya
Tidak
14. Apakah di Puskesmas ini diterapkan proses pengecekan yang mencakup kemasan/peti, jenis dan jumlah obat, bentuk obat sesuai dengan (LPLPO) pada saat penerimaan ? Ya
Tidak
15. Apa saja pertimbangan yang dilakukan dalam penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas ini? (Jawaban boleh lebih dari satu) Pertimbangan Bentuk dan jenis sediaan
Ya
Tidak
Pertimbangan suhu
Ya
Tidak
Pertimbangan cahaya
Ya
Tidak
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertimbangan kelembaban
Ya
Tidak
Pertimbangan mudah atau tidaknya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
meledak/terbakar Pertimbangan narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus Sebutkan pertimbangan lainnya jika ada :
16. Apakah penyebaran pendistribusian obat dan bahan medis habis pakai dilakukan secara merata dan teratur di seluruh sub unit yang ada di Puskesmas? Ya
Tidak
17. Apakah terdapat proses pengendalian obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas ini? Ya
Tidak
18. Jika Ya, pengendalian apa sajakah yang dilakukan? (Jawaban boleh lebih dari satu) Pengendalian persediaan
Ya
Tidak
Pengendalian penggunaan
Ya
Tidak
Penanganan Obat hilang
Ya
Tidak
Penanganan rusak
Ya
Tidak
Penanganan kadaluwarsa
Ya
Tidak
lainnya (sebutkan) : ..... 19. Apa saja yang dilakukan terhadap Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya? Ya
Pencatatan
16
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pelaporan
Ya
Tidak
Pengarsipan
Ya
Tidak
lainnya (sebutkan) : .....
20. Secara periodik/berkala apakah di Puskesmas ini dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai? Ya
Tidak Pelayanan Farmasi Klinik
21. Apakah di Puskesmas ini dilakukan pengkajian resep sebelum obat diserahkan kepada pasien? Ya
Tidak
22. Jika Ya, seleksi persyaratan apa saja yang dilakukan? (Jawaban boleh lebih dari satu) Persyaratan administrasi
Ya
Tidak
Persyaratan farmasetik
Ya
Tidak
Persyaratan klinis
Ya
Tidak
lainnya (sebutkan) : .....
23. Jika dilakukan seleksi persyaratan administrasi, apa saja persyaratan tersebut? (Jawaban boleh lebih satu) Nama pasien
Ya
Tidak
Umur pasien
Ya
Tidak
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jenis kelamin pasien
Ya
Tidak
Berat badan pasien
Ya
Tidak
Nama dokter
Ya
Tidak
Paraf dokter
Ya
Tidak
Tanggal resep
Ya
Tidak
Ruangan/unit asal resep
Ya
Tidak
lainnya (sebutkan) : .....
24. Jika dilakukan seleksi persyaratan farmasetik, apa saja persyaratan tersebut? (Jawaban boleh lebih dari satu) Bentuk sediaan
Ya
Tidak
Kekuatan sediaan
Ya
Tidak
Dosis obat
Ya
Tidak
Jumlah obat
Ya
Tidak
Stabilitas obat
Ya
Tidak
Ketersediaan obat
Ya
Tidak
Aturan pakai obat
Ya
Tidak
Cara penggunaan obat Ya Inkompatibilitas
Tidak Ya
Tidak
lainnya (sebutkan) : .....
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25. Jika dilakukan persyaratan klinis, apa saja persyaratan tersebut? (Jawaban boleh lebih dari satu) Ketepatan indikasi
Ya
Tidak
Ketepatan dosis
Ya
Tidak
Ketepatan waktu penggunaan obat
Ya
Tidak
Duplikasi obat
Ya
Tidak
Alergi
Ya
Tidak
Interaksi
Ya
Tidak
Efek samping obat
Ya
Tidak
Kontra indikasi
Ya
Tidak
Adiktif
Ya
Tidak
lainnya (sebutkan) : .....
26. Dalam Pelayanan Informasi Obat (PIO) di Puskesmas, apakah Anda memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen? Ya
Tidak
27. Jika Ya, apakah informasi tersebut dilakukan secara? (Jawaban boleh lebih dari satu) Pro aktif
Ya
Tidak
Pasif
Ya
Tidak
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28. Pada saat menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan lain, apakah Anda menerima layanan : Telepon Ya
Tidak
Surat Ya
Tidak
29. Untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien, apa yang Anda lakukan di Puskesmas? (Jawaban boleh lebih dari satu) Membuat Buletin
Ya
Tidak
Membuat Leaflet
Ya
Tidak
Membuat Label obat
Ya
Tidak
Membuat Poster
Ya
Tidak
Membuat Majalah dinding
Ya
Tidak
lainnya (sebutkan) : .....
30. Apakah di Puskesmas ini dilakukan kegiatan penyuluhan tentang informasi obat kepada masyarakat? Ya
Tidak
31. Apakah di Puskesmas ini dilakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai? Ya
Tidak
32. Apakah dalam memberikan informasi obat Anda menggacu kepada sumber-sumber tertentu? Ya
Tidak
33. Jika Ya, sebutkan sumber tersebut?
sumber : .................................................................................................................... 34. Apakah dalam pelayanan kefarmasian di Puskesmas, Anda menerima konseling? Ya
Tidak
35. Jika Ya, apakah kriteria pasien tersebut? (jawaban boleh lebih dari satu) Pasien rujukan dokter
Ya
Tidak
Pasien dengan penyakit kronis
Ya
Tidak
Pasien dengan Obat yang berindeks
Ya
Tidak
terapetik sempit dan poli farmasi Pasien geriatrik
Ya
Tidak
Pasien pediatrik
Ya
Tidak
lainnya (sebutkan) : .....
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36. Apakah ada ruangan khusus untuk konseling antara anda dan pasien maupun dengan keluarga pasien? Ya
Tidak
37. Apakah anda memperagakan atau menjelaskan dengan lengkap cara penggunaan obat? Ya
Tidak
38. Apakah dilakukan verifikasi akhir tentang pemahaman pasien akan obat yang diberikan? Ya
Tidak
39. Apakah di Puskesmas ini dilakukan Ronde/Visite pasien? Ya
Tidak
40. Jika Ya, jenis visite apa sajakah yang dilakukan? Visite mandiri
Ya
Tidak
Visite bersama tim
Ya
Tidak
41. Pada saat melakukan visite mandiri untuk pasien baru apa sajakah yang Anda lakukan? Memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari kunjungan? Ya
Tidak
Memberikan informasi mengenai sistem pelayanan farmasi dan jadwal pemberian Obat? Ya
Tidak
Menanyakan Obat yang sedang digunakan atau dibawa dari rumah, mencatat jenisnya dan
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melihat instruksi dokter pada catatan pengobatan pasien? Ya
Tidak
Mengkaji terapi Obat lama dan baru untuk memperkirakan masalah terkait Obat yang mungkin terjadi? Ya
Tidak
42. Untuk pasien lama dengan instruksi baru apakah Anda : Menjelaskan indikasi dan cara penggunaan Obat baru? Ya
Tidak
Mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah pemberian Obat? Ya
Tidak
43. Untuk semua pasien, apakah Anda : Memberikan keterangan pada catatan pengobatan pasien? Ya
Tidak
Membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian masalah dalam satu buku yang akan digunakan dalam setiap kunjungan? Ya
Tidak
44. Pada saat kegiatan visite bersama tim apakah Anda : Melakukan persiapan yang dibutuhkan seperti memeriksa catatan pegobatan pasien dan
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyiapkan pustaka penunjang? Ya
Tidak
Mengamati dan mencatat komunikasi dokter dengan pasien dan/atau keluarga pasien terutama tentang Obat? Ya
Tidak
Menjawab pertanyaan dokter tentang Obat? Ya
Tidak
Mencatat semua instruksi atau perubahan instruksi pengobatan, seperti Obat yangdihentikan, Obat baru, perubahan dosis dan lainlain? Ya
Tidak
45. Apakah dilakukan (Home Pharmacy Care) pada pasien rawat inap yang telah pulang ke rumah? Ya
Tidak
46. Apakah di Puskesmas ini dilakukan pemantauan dan pelaporan terhadap efek samping obat? Ya
Tidak
47. Apakah di Puskesmas ini tersedia formulir monitoring efek samping obat? Ya
Tidak
48. Guna memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi Obat yang efektif, terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping apakah dilakukan pemantauan terapi obat (PTO) di Puskesmas ini? Ya
Tidak
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49. Jika Ya, apa saja kriteria pasien yang menerima PTO tersebut? (jawaban boleh lebih dari satu) Anak-anak Ya
Tidak
Lanjut usia Ya
Tidak
Ibu hamil dan menyusui Ya
Tidak
Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis Ya
Tidak
Adanya multidiagnosis Ya
Tidak
Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati Ya
Tidak
Menerima Obat dengan indeks terapi sempit Ya
Tidak
Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang merugikan Ya
Tidak
lainnya (sebutkan) : .....
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50. Guna menjamin Obat yang digunakan pasien sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau (rasional), apakah di Puskesmas ini dilakukan evaluasi penggunaan obat? Ya
Tidak Sumber Daya Kefarmasian
51. Apakah anda seorang tenaga kefarmasian? Ya
Tidak
52. Apakah terdapat Apoteker sebagai penanggung jawab di Pukesmas ini? Ya
Tidak
53. Jika Ya, apakah anda memiliki surat tanda registrasi dan surat izin praktik untuk melaksanakan Pelayanan Kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan termasuk Puskesmas? Ya
Tidak
54. Sebagai soerang tenaga kefarmasian, apakah anda selalu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam rangka menjaga dan meningkatkan kompetensi? Ya
Tidak
55. Apakah terdapat SPO (Standar Prosedur Operasional) di Puskesmas ini? Ya
Tidak
56. Jika Ya, apakah yang menyusun SPO tersebut adalah kepala ruang farmasi? Ya
Tidak
57. Apakah SPO tersebut di laksanakan? Ya
Tidak
58. Dalam upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang kefarmasian serta
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengembangkan potensi dan produktivitas tenaga kefarmasian secara optimal, apakah di Puskesmas ini dilaksanakan pendidikan dan pelatihan? Ya
Tidak
59. Apakah Puskesmas ini melakukan penyiapan dan pengembangan pengetahuan dan keterampilan tenaga kefarmasian dalam rangka penyiapan dan pengembangan pengetahuan dan keterampilan tenaga kefarmasian? Ya
Tidak
60. Jika Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut... Apakah setiap tenaga kefarmasian di Puskesmas mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya? Ya
Tidak
Dalam menyusun program pengembangan staf, apakah Apoteker dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian memberikan masukan kepada pimpinan? Ya
Tidak
Apakah pada staf baru dilakukan orientasi untuk mengetahui tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya? Ya
Tidak
Apakah dilakukan analisis kebutuhan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi tenaga kefarmasian? Ya
Tidak
Apakah tenaga kefarmasian difasilitasi untuk mengikuti program yang diadakan oleh organisasi profesi dan institusi pengembangan pendidikan berkelanjutan? Ya
Tidak
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apakah Puskesmas ini memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan praktik, magang, dan penelitian tentang pelayanan kefarmasian di Puskesmas? Ya
Tidak
61. Untuk menunjang pelayanan kefarmasian, apakah di Puskesmas disediakan sarana dan prasarana? Ya
Tidak
62. Jika Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut... Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang penerimaan resep? Ya
Tidak
Jika Ya, apakah terdapat : Satu set meja dan kursi :
Ya
Tidak
Satu set komputer
Ya
Tidak
:
Apakah ruang penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh pasien? Ya
Tidak
Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang pelayanan resep dan peracikan? Ya
Tidak
Jika Ya, apakah terdapat : Rak Obat
: Ya Tidak
Meja peracikan
: Ya
28
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Timbangan Obat Air mineral untuk pengencer Sendok Obat Bahan pengemas Obat
:
Lemari pendingin Termometer ruangan
Ya
Tidak
: Ya
Tidak
: Ya
Tidak
Ya
Tidak
: Ya
Tidak
: Ya
Tidak
Blanko salinan resep
:
Ya
Tidak
Etiket dan label Obat
:
Ya
Tidak
: Ya
Buku catatan pelayanan resep
Tidak
Buku-buku referensi
: Ya
Tidak
Pendingin ruangan
: Ya
Tidak
63. Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang penyerahan Obat? Ya
Tidak
64. Jika Ya, apakah terdapat : buku pencatatan penyerahan
Ya
Tidak
buku pencatatan pengeluaran Obat
Ya
Tidak
65. Apakah Puskesmas ini terdapat Ruang konseling? Ya
Tidak
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66. Jika Ya, apakah terdapat : Satu set meja dan kursi konseling
: Ya
Tidak
Lemari buku
: Ya
Tidak
Buku-buku referensi
: Ya
Tidak
Leaflet
: Ya
Tidak
Poster
: Ya
Tidak
Alat bantu konseling
: Ya
Tidak
Buku catatan konseling
: Ya
Tidak
Formulir jadwal konsumsi Obat
: Ya
Tidak
Formulir catatan pengobatan pasien
: Ya
Tidak
Lemari arsip (filling cabinet)
: Ya
Tidak
Komputer
: Ya
Tidak
67. Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai? Ya
Tidak
68. Jika Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.... Apakah selalu di perhatikan dan di cek
: kondisi sanitasi Ya kelembaban
30
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ya
Tidak
ventilasi Ya
Tidak
Untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas, apakah dilakukan pemisahan? Ya
Tidak
Apakah di dalam ruang penyimpanan obat terdapat pencahaayaan? Ya
Tidak
Apakah ruang penyimpanan di Puskesmas ini dilengkapi dengan : Rak/lemari Obat : Ya
Tidak
: Ya
Tidak
Pallet
Pendingin ruangan (AC) : Ya
Tidak
Lemari pendingin : Ya
Tidak
Lemari penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika
: Ya
Tidak
Lemari penyimpanan Obat khusus
: Ya
Tidak
Pengukur suhu : Ya
Tidak
Kartu suhu : Ya
Tidak
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69. Apakah Puskesmas ini terdapat Ruang arsip? Ya
Tidak Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian
70. Apakah di Puskesmas ini dilakukan Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian? Ya
Tidak
Jika jawaban Anda Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikkut : Apakah dilakukan perencanaan yang meliputi penyusunan rencana kerja, cara monitoring dan evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai standar? Ya
Tidak
Apakah dilakukan monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja (membandingkan antara capaian dengan rencana kerja)? Ya
Tidak
Apakah dilakukan pemberian umpan balik terhadap hasil capaian? Ya
Tidak
71. Apakah dilakukan Tindakan hasil monitoring dan evaluasi? Ya
Tidak
72. Jika jawaban Anda Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut : Apakah dilakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai standar? Ya
Tidak
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apakah dilakukan peningkatan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan? Ya
Tidak
73. Untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian, apakah dilakukan evaluasi? Ya
Tidak
74. Jika Ya, berdasarkan metode apa saja evaluasi itu dilakukan : (jawaban boleh lebih dari satu) Waktu pengambilan data
Ya
Tidak
Cara pengambilan data
Ya
Tidak
Teknik pengambilan data
Ya
Tidak
75. Jika evaluasi berdasarkan waktu pengambilan data, dengan cara apakah dilakukannya evaluasi tersebut? apakah dilakukan secara Retrospektif? (pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan) Ya
Tidak
apakah dilakukan secara Prospektif? (pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan) Ya
Tidak
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76. Jika evaluasi berdasarkan Cara pengambilan data, dengan cara apakah dilakukannya evaluasi tersebut? Langsung (data primer, data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh pengambil data) Ya
Tidak
Tidak langsung (data sekunder, data diperoleh dari sumber informasi yang tidak langsung) Ya
Tidak
77. Jika evaluasi berdasarkan Teknik pengambilan data, dengan cara apakah dilakukannya evaluasi tersebut? Apakah dilakukan secara Survei (pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner)? Ya
Tidak
Apakah dilakukan secara Observasi (pengamatan langsung aktivitas atau proses dengan menggunakan cek list atau perekaman) Ya
Tidak
78. Pada saat pelaksanaan evaluasi, apakah dilaksanakan audit? Ya
Tidak
79. Jika Ya, Apakah dilaksanakan audit klinis? Ya
Tidak
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apakah dilaksanakan audit secara professional? Ya
Tidak
80. Apakah di Puskesmas ini dilakukan review / pengkajian terhadap pelaksanaan pelayanan kefarmasian? Ya
Tidak
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Puskesmas Rawat Jalan
Nama Puskesmas
: ...............................................................
No Ijin Puskesmas
: ...............................................................
Nama Apoteker Penanggung Jawab : ............................................................... No SIPA, SIKTTK
: ...............................................................
Petunjuk pengisian : Berilah tanda (√) pada jawaban yang sesuai
Profil Demografi Responden
1. Berapakah umur anda? <23 tahun
23-30 tahun
31– 40 tahun
>40 tahun
2. Apakah posisi anda di Puskesmas? Apoteker penanggung jawab
Asisten apoteker
Apoteker pendamping
Apoteker pengganti
3. Berapa lama pengalaman Anda bekerja di Puskesmas ini? < 1 tahun
1-5 tahun
6-10 tahun
> 10 tahun
4. Berapa lama rata-rata Anda bekerja di Puskesmas ini dalam sehari? < 4 jam
4-6 jam
36
> 6jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penggelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
5. Apakah proses perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh tenaga kefarmasian di bagian Ruang Farmasi? Ya
Tidak
6. Pada saat proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai apakah anda melakukan pertimbangan seperti berikut : rencana pengembangan
Ya
Tidak
data mutasi Obat
Ya
Tidak
pola konsumsi Obat periode sebelumnya
Ya
Tidak
pola penyakit
Ya
Tidak
7. Apakah proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas ini mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional? Ya
Tidak
8. Pada proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai, apakah Anda melibatkan tenaga medis lain? Ya
Tidak
9. Jika Ya, tenaga medis mana sajakah yang Anda libatkan? (Jawaban boleh lebih dari satu) Dokter
Ya
Tidak
Dokter gigi
Ya
Tidak
Bidan
Ya
Tidak
Perawat
Ya
Tidak
lainnya (sebutkan) : .....
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Apakah proses perencanaan kebutuhan obat pertahun dilaksanakan secara berjenjang (bottom-up)? Ya
Tidak
11. Apakah Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) di sediakan Puskesmas ini? Ya
Tidak
12. Apakah permintaan obat dan bahan medis habis pakai dilakukan sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah dibuat? Ya
Tidak
13. Apakah dalam penerimaan obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas anda terlibat didalamnya? Ya
Tidak
14. Apakah di Puskesmas ini diterapkan proses pengecekan yang mencakup kemasan/peti, jenis dan jumlah obat, bentuk obat sesuai dengan (LPLPO) pada saat penerimaan ? Ya
Tidak
15. Apa saja pertimbangan yang dilakukan dalam penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas ini? (Jawaban boleh lebih dari satu) Pertimbangan Bentuk dan jenis sediaan
Ya
Tidak
Pertimbangan suhu
Ya
Tidak
Pertimbangan cahaya
Ya
Tidak
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertimbangan kelembaban
Ya
Tidak
Pertimbangan mudah atau tidaknya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
meledak/terbakar Pertimbangan narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus Sebutkan pertimbangan lainnya jika ada :
16. Apakah penyebaran pendistribusian obat dan bahan medis habis pakai dilakukan secara merata dan teratur di seluruh sub unit yang ada di Puskesmas? Ya
Tidak
17. Apakah terdapat proses pengendalian obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas ini? Ya
Tidak
18. Jika Ya, pengendalian apa sajakah yang dilakukan? (Jawaban boleh lebih dari satu) Ya
Pengendalian persediaan Ya
Pengendalian penggunaan
Tidak Tidak
Penanganan Obat hilang
Ya
Tidak
Penanganan rusak
Ya
Tidak
Penanganan kadaluwarsa
Ya
Tidak
lainnya (sebutkan) : .....
19. Apa saja yang dilakukan terhadap Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya?
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pencatatan
Ya
Tidak
Pelaporan
Ya
Tidak
Pengarsipan
Ya
Tidak
lainnya (sebutkan) : .....
20. Secara periodik/berkala apakah di Puskesmas ini dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai? Ya
Tidak Pelayanan Farmasi Klinik
21. Apakah di Puskesmas ini dilakukan pengkajian resep sebelum obat diserahkan kepada pasien? Ya
Tida
22. Jika Ya, seleksi persyaratan apa saja yang dilakukan? (Jawaban boleh lebih dari satu) Persyaratan administrasi
Ya
Tidak
Persyaratan farmasetik
Ya
Tidak
Persyaratan klinis
Ya
Tidak
lainnya (sebutkan) : .....
23. Jika dilakukan seleksi persyaratan administrasi, apa saja persyaratan tersebut? (Jawaban boleh lebih satu) Nama pasien
Ya
40
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Umur pasien
Ya
Tidak
Jenis kelamin pasien
Ya
Tidak
Berat badan pasien
Ya
Tidak
Nama dokter
Ya
Tidak
Paraf dokter
Ya
Tidak
Tanggal resep
Ya
Tidak
Ruangan/unit asal resep
Ya
Tidak
lainnya (sebutkan) : .....
24. Jika dilakukan seleksi persyaratan farmasetik, apa saja persyaratan tersebut? (Jawaban boleh lebih dari satu) Bentuk sediaan
Ya
Tidak
Kekuatan sediaan
Ya
Tidak
Dosis obat
Ya
Tidak
Jumlah obat
Ya
Tidak
Stabilitas obat
Ya
Tidak
Ketersediaan obat
Ya
Tidak
Aturan pakai obat
Ya
Tidak
Cara penggunaan obat Ya
Tidak
Ya
Tidak
Inkompatibilitas
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lainnya (sebutkan) : .....
25. Jika dilakukan persyaratan klinis, apa saja persyaratan tersebut? (Jawaban boleh lebih dari satu) Ketepatan indikasi
Ya
Tidak
Ketepatan dosis
Ya
Tidak
Ketepatan waktu penggunaan obat
Ya
Tidak
Duplikasi obat
Ya
Tidak
Alergi
Ya
Tidak
Interaksi
Ya
Tidak
Efek samping obat
Ya
Tidak
Kontra indikasi
Ya
Tidak
Adiktif
Ya
Tidak
lainnya (sebutkan) : .....
26. Dalam Pelayanan Informasi Obat (PIO) di Puskesmas, apakah Anda memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen? Ya
Tidak
27. Jika Ya, apakah informasi tersebut dilakukan secara?
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(Jawaban boleh lebih dari satu) Pro aktif
Ya
Tidak
Pasif
Ya
Tidak
28. Pada saat menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan lain, apakah Anda menerima layanan :
Telepon Ya
Tidak
Surat Ya
Tidak
29. Untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien, apa yang Anda lakukan di Puskesmas? (Jawaban boleh lebih dari satu) Membuat Buletin
Ya
Tidak
Membuat Leaflet
Ya
Tidak
Membuat Label obat
Ya
Tidak
Membuat Poster
Ya
Tidak
Membuat Majalah dinding
Ya
Tidak
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lainnya (sebutkan) : .....
30. Apakah di Puskesmas ini dilakukan kegiatan penyuluhan tentang informasi obat kepada masyarakat? Ya
Tidak
31. Apakah di Puskesmas ini dilakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai? Ya
Tidak
32. Apakah dalam memberikan informasi obat Anda menggacu kepada sumber-sumber tertentu? Ya
Tidak
33. Jika Ya, sebutkan sumber tersebut?
sumber : ........................................................................................... 34. Apakah dalam pelayanan kefarmasian di Puskesmas, Anda menerima konseling? Ya
Tidak
35. Jika Ya, apakah kriteria pasien tersebut? (jawaban boleh lebih dari satu) Pasien rujukan dokter
Ya
Tidak
Pasien dengan penyakit kronis
Ya
Tidak
Pasien dengan Obat yang berindeks Ya
44
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terapetik sempit dan poli farmasi Pasien geriatrik
Ya
Tidak
Pasien pediatrik
Ya
Tidak
lainnya (sebutkan) : .....
36. Apakah ada ruangan khusus untuk konseling antara anda dan pasien maupun dengan keluarga pasien? Ya
Tidak
37. Apakah anda memperagakan atau menjelaskan dengan lengkap cara penggunaan obat? Ya
Tidak
38. Apakah dilakukan verifikasi akhir tentang pemahaman pasien akan obat yang diberikan? Ya
Tidak
39. Untuk pasien lama dengan instruksi baru apakah Anda : menjelaskan indikasi dan cara penggunaan Obat baru? Ya
Tidak
Mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah pemberian Obat? Ya
Tidak
40. Untuk semua pasien, apakah Anda : Memberikan keterangan pada catatan pengobatan pasien?
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ya
Tidak
Membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian masalah dalam satu buku yang akan digunakan dalam setiap kunjungan? Ya
Tidak
41. Apakah di Puskesmas ini dilakukan pemantauan dan pelaporan terhadap efek samping obat? Ya
Tidak
42. Apakah di Puskesmas ini tersedia formulir monitoring efek samping obat? Ya
Tidak
43. Guna memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi Obat yang efektif, terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping apakah dilakukan pemantauan terapi obat (PTO) di Puskesmas ini? Ya
Tidak
44. Jika Ya, apa saja kriteria pasien yang menerima PTO tersebut? (jawaban boleh lebih dari satu) Anak-anak Ya
Tidak
Lanjut usia Ya
Tidak
Ibu hamil dan menyusui Ya
Tidak
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis Ya
Tidak
Adanya multidiagnosis Ya
Tidak
Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati Ya
Tidak
Menerima Obat dengan indeks terapi sempit Ya
Tidak
Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang merugikan Ya
Tidak
lainnya (sebutkan) : .....
45. Guna menjamin Obat yang digunakan pasien sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau (rasional), apakah di Puskesmas ini dilakukan evaluasi penggunaan obat? Ya
Tidak Sumber Daya Kefarmasian
46. Apakah anda seorang tenaga kefarmasian? Ya
Tidak
47. Apakah terdapat Apoteker sebagai penanggung jawab di Pukesmas ini? Ya
Tidak
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48. Jika Ya, apakah anda memiliki surat tanda registrasi dan surat izin praktik untuk melaksanakan Pelayanan Kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan termasuk Puskesmas? Ya
Tidak
49. Sebagai soerang tenaga kefarmasian, apakah anda selalu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam rangka menjaga dan meningkatkan kompetensi? Ya
Tidak
50. Apakah terdapat SPO (Standar Prosedur Operasional) di Puskesmas ini? Ya
Tidak
51. Jika Ya, apakah yang menyusun SPO tersebut adalah kepala ruang farmasi? Ya
Tidak
52. Apakah SPO tersebut di laksanakan? Ya
Tidak
53. Dalam upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang kefarmasian serta mengembangkan potensi dan produktivitas tenaga kefarmasian secara optimal, apakah di Puskesmas ini dilaksanakan pendidikan dan pelatihan? Ya
Tidak
54. Apakah Puskesmas ini melakukan penyiapan dan pengembangan pengetahuan dan keterampilan tenaga kefarmasian dalam rangka penyiapan dan pengembangan pengetahuan dan keterampilan tenaga kefarmasian? Ya
Tidak
55. Jika Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut... Apakah setiap tenaga kefarmasian di Puskesmas mempunyai kesempatan yang sama
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya? Ya
Tidak
Dalam menyusun program pengembangan staf, apakah Apoteker dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian memberikan masukan kepada pimpinan? Ya
Tidak
Apakah pada staf baru dilakukan orientasi untuk mengetahui tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya? Ya
Tidak
Apakah dilakukan analisis kebutuhan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi tenaga kefarmasian? Ya
Tidak
Apakah tenaga kefarmasian difasilitasi untuk mengikuti program yang diadakan oleh organisasi profesi dan institusi pengembangan pendidikan berkelanjutan? Ya
Tidak
Apakah Puskesmas ini memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan praktik, magang, dan penelitian tentang pelayanan kefarmasian di Puskesmas? Ya
Tidak
56. Untuk menunjang pelayanan kefarmasian, apakah di Puskesmas disediakan sarana dan prasarana? Ya
Tidak
57. Jika Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut...
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang penerimaan resep? Ya
Tidak
Jika Ya, apakah terdapat : Satu set meja dan kursi :
Ya
Tidak
Satu set komputer
Ya
Tidak
:
Apakah ruang penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh pasien? Ya
Tidak
Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang pelayanan resep dan peracikan? Ya
Tidak
Jika Ya, apakah terdapat : Rak Obat
: Ya
Tidak
Meja peracikan
: Ya
Tidak
Timbangan Obat
: Ya
Tidak
Timbangan obat
: Ya
Tidak
Air mineral untuk pengencer
: Ya
Tidak
Sendok Obat
: Ya
Tidak
Bahan pengemas Obat
: Ya
Tidak
Lemari pendingin
: Ya
Tidak
Termometer ruangan
: Ya
Tidak
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Blanko salinan resep
: Ya
Tidak
Etiket dan label Obat
: Ya
Tidak
Buku catatan pelayanan resep
: Ya
Tidak
Buku-buku referensi
: Ya
Tidak
Pendingin ruangan
: Ya
Tidak
58. Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang penyerahan Obat? Ya
Tidak
59. Jika Ya, apakah terdapat : buku pencatatan penyerahan
Ya
Tidak
buku pencatatan pengeluaran Obat
Ya
Tidak
60. Apakah Puskesmas ini terdapat Ruang konseling? Ya
Tidak
61. Jika Ya, apakah terdapat : : Ya
Satu set meja dan kursi konseling
Tidak
Lemari buku
: Ya
Tidak
Buku-buku referensi
: Ya
Tidak
Leaflet
: Ya
Poster
: Ya
51
Tidak Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Alat bantu konseling
: Ya
Tidak
Buku catatan konseling
: Ya
Tidak
: Ya
Formulir jadwal konsumsi Obat
Tidak
Formulir catatan pengobatan pasien
: Ya
Tidak
Lemari arsip (filling cabinet)
: Ya
Tidak
Komputer
: Ya
Tidak
62. Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai? Ya
Tidak
63. Jika Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.... Apakah selalu di perhatikan dan di cek
: kondisi sanitasi Ya
Tidak
kelembaban Ya
Tidak
ventilasi Ya
Tidak
Untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas, apakah dilakukan pemisahan? Ya
Tidak
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apakah di dalam ruang penyimpanan obat terdapat pencahaayaan? Ya
Tidak
Apakah ruang penyimpanan di Puskesmas ini dilengkapi dengan : Rak/lemari Obat : Ya
Tidak
: Ya
Tidak
Pallet
Pendingin ruangan (AC) : Ya
Tidak
Lemari pendingin : Ya
Tidak
Lemari penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika
: Ya
Tidak
Lemari penyimpanan Obat khusus
: Ya
Tidak
Pengukur suhu
: Ya
Tidak
Kartu suhu
: Ya
Tidak
64. Apakah Puskesmas ini terdapat Ruang arsip? Ya
Tidak Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian
65. Apakah di Puskesmas ini dilakukan Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian? Ya
Tidak
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jika jawaban Anda Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikkut : Apakah dilakukan perencanaan yang meliputi penyusunan rencana kerja, cara monitoring dan evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai standar? Ya
Tidak
Apakah dilakukan monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja (membandingkan antara capaian dengan rencana kerja)? Ya
Tidak
Apakah dilakukan pemberian umpan balik terhadap hasil capaian? Ya
Tidak
66. Apakah dilakukan Tindakan hasil monitoring dan evaluasi? Ya
Tidak
67. Jika jawaban Anda Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut : Apakah dilakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai standar? Ya
Tidak
Apakah dilakukan peningkatan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan? Ya
Tidak
68. Untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian, apakah dilakukan evaluasi? Ya
Tidak
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69. Jika Ya, berdasarkan metode apa saja evaluasi itu dilakukan : (jawaban boleh lebih dari satu) Waktu pengambilan data
Ya
Tidak
Cara pengambilan data
Ya
Tidak
Teknik pengambilan data
Ya
Tidak
70. Jika evaluasi berdasarkan waktu pengambilan data, dengan cara apakah dilakukannya evaluasi tersebut? apakah dilakukan secara Retrospektif? (pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan) Ya
Tidak
apakah dilakukan secara Prospektif? (pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan) Ya
Tidak
71. Jika evaluasi berdasarkan Cara pengambilan data, dengan cara apakah dilakukannya evaluasi tersebut? Langsung (data primer, data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh pengambil data) Ya
Tidak
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tidak langsung (data sekunder, data diperoleh dari sumber informasi yang tidak langsung) Ya
Tidak
72. Jika evaluasi berdasarkan Teknik pengambilan data, dengan cara apakah dilakukannya evaluasi tersebut? Apakah dilakukan secara Survei (pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner)? Ya
Tidak
Apakah dilakukan secara Observasi (pengamatan langsung aktivitas atau proses dengan menggunakan cek list atau perekaman) Ya
Tidak
73. Pada saat pelaksanaan evaluasi, apakah dilaksanakan audit? Ya
Tidak
74. Jika Ya, Apakah dilaksanakan audit klinis? Ya
Tidak
Apakah dilaksanakan audit secara professional? Ya
Tidak
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75. Apakah di Puskesmas ini dilakukan review / pengkajian terhadap pelaksanaan pelayanan kefarmasian? Ya
Tidak
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.Hasil Wawancara Apoteker Puskesmas tegalrejo Penulis : apa alasan untuk belum dilaksanakannya standar pada pertanyaan nomor 29 yang ada pada kuesioner? Apoteker : karena SDM yang ada pada Puskesmas ini terbatas, terutama SDM bagian kefarmasian, jadi untuk saat ini belum bias untuk dilakukan. Penulis : untuk pertanyaan pada kuesioner nomor 36, apa alasan anda untuk belum dilakukan? Apoteker : dokter sering lupa, sebenarnya sudah di infokan ke dokter tetapi dokter selalu lupa. Penulis : pertanyaan nomor 40, apa yang menjadi kendala sehingga belum dilkukan? Apoteker : kendalanya adalah waktu, menyatukan jadwal dokter satu dan lainnya saja susah apalagi menyatukan jadwal apoteker dan dokter, dan kegiatan ini juga belum terlalu rutin dilakukan hanya bila ada waktu saja baru dilakukan. Penulis : untuk pencatatan pada pertanyaan nomor 43, apa alasannya untuk belum dilakukan? Apoteker :pencatatan hanya dilakukan untuk konseling saja, karena Puskesmas ini belum mempunyai rekam medis. Penulis : pertanyaan nomor 45 apakah yang menjadi alasan sehingga belum dilakukan? Apoteker : alasannya hanya karna belum mempunyai waktu saja sih mbak, yaa.. waktu dan tenaga. Penulis : untuk pertanyaan nomor 60, alasan nya untuk belum dilakukan kenapa ya bu?
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apoteker : karena ya belum tau bentunya seperti apa, pelatihan dan lain-lain dilakukan rutin oleh Dinas saat rapat diminta butuh materi apa aja gitu mbak. Penulis : untuk timbangan obat dan blanko salinan resep kenapa belum dilakukan di Puskesmas ini bu? Apoteker : untuk timbangan obat kebanyakan sediaan di Puskesmas ini merupakan sediaan yang sudah jadi tidak punya serbuk dan lain-lain, itu sudah mencukupi dan ada sirup juga. Untuk blanko memeng tidak ada iter atau diulang di Puskesmas ini jadi kalo mau ada resep keluar ya ada form nya sendiri untuk resep keluar. Penulis : pertanyaan nomor 64 pada kuesioner, apa alasan nya untuk belum dilakukan? Apoteker : checklist dan PIO pakenya dan pake axcel. Penulis : untuk pertanyaan nomor 65, alasannya untuk belum dilakukan kenapa bu? Apoteker : belum dilakukan karena keterbatasan ruangan saja. Penulis : apakah lemari penyimpanan obat khusus memang tidak ada bu? Apoteker :memeng tidak ada mbak. Penulis : untuk ruang arsip memang tidak disediakan ya bu? Apoteker : ada nya cuma lemari arsip karena kalo ruang, terbatas mbak. Puskesmas wirobrajan Penulis :untuk inkompatibilitas alasannya untuk belum dilakukan apa ya pak? Apoteker : saya bingung tentang inkompatibilitas, Penulis : pertanyaan nomor 35 pada kuesioner, alasan nya untuk belum dilakukan?
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apoteker : untuk geriatric biasanya sudah sering ke Puskesmas obat nya sama rata-rata pasien lama jadi tidak perlu konseling, sebenarnya mau, tetapi terbatas pada waktu dan tenaga. Penulis :untuk pertanyaan nomor 36 apa alasannya untuk belum dilakukan? Apoteker : tidak ada ruangan khusus atau ruang laktasi tenaga juga jadi masalah, sudah diusulkan untuk ruang konseling tapi tidak jadi. Penulis : pertanyaan nomor 40 apa alasnnya untuk belum dilakukan pak? Apoteker : repot, hanya untuk pasien TBC saja biasanya. Penulis : untuk pertanyaan nomor 44, apa alasanya untuk belum dilakukan? Apoteker : karena keterbatasan tenaga. Penulis : untuk timbangan obat, lemari pendingin dan blanko salinan rese papa alasannya untuk belum dilakukan pak? Apoteker : untuk timbangan tidak ada karena di Puskesmas ini tidak ada racikan Cuma tablet kemudian digerus. Tidak ada lemari pendingin karena tidak ada tempat jadi lemari pendingin nya digabung dengan laboratorium, lemari vaksin, dan KIE, untuk blanko salinan resep tidak ada karena tidak boleh nulis resep. Penulis : pada pertanyaan nomor 64 apa alasan nya untuk belum dilakukan? Apoteker : Cuma ada rak karena keterbatasan ruangan. Penulis : pertanyaan nomor 70 alasan nya untuk belum dilakukan apa ya pak? Apoteker : setelah pelayanan kalo bersamaam tidak memungkinkan karena waktunya dan tenaga juga kurang. Penulis : untuk audit apa alasan nya untuk belum dilakukan pak? Apoteker : audit iya cuma disini ada tim auditor 3 bulan sekali mereka yanhg mengaudit, bukan dari farmasi.
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Puskesmas Gondokusuman Penulis : apa alasan dari belum dilaksanakannya penangganan terhadap obat hilang dan adiktif? Apoteker : memang belum dilakukan saja Penulis : pada pertanyaan nomor 29 apa alasan untuk belum dilakukan? Apoteker : baru dilakukan secara lagsung saja. Penulis : untuk pertanyaan nomor 53 alasan untuk belum dilakukan apa ya bu? Apoteker : dari Puskesmas belum ada dana, kalo ada seminar pun memang inisiatif sendiri, kalo anggaran tidak ada dari Puskesmas. Penulis : pertanyaan nomor 54, alasan nay untuk belum dilakukan apa ya bu? Apoteker : memang dari dinas langsung biasanya. Penulis : untuk timbangan obat dan blanko salinan resep, alasan nya untuk belum dilakukan apa ya bu? Apoteker : untuk timbangan memang tidak ada, untuk blanko salinan resep kalo resep keluar dokter langsung yang membuatnya. Penulis : untuk ruang konseling sendiri apa alasannya untuk belum ada? Apoteker : baru akan, karena keterbatasan ruangan Puskesmas Umbulharjo Penulis :untuk bulletin dan madding pada pertanyaan di kuesioner nomor 29, apa alasan nya untuk belum dilakukan? Apoteker : karena memang tidak ada biasanya ada info apa tentang apa ada pengumuman apa ditempel. Penulis : untuk pertanyaan nomor 31 apa alasannya untuk belum dilakukan?
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apoteker : biasanya lewat dinas. Penulis : kalo pertanyaan nomor 36 alasan nya untuk belum dilakukan apa bu? Apoteker : lokasi tidak ada, baru akan disiapkan baru dalam proses pengajuan. Penulis : pertanyaan nomor 39, apa alasan nya untuk belum dilakukan? Apoteker : keluhan memang tidak ada karena dari pasien selama ini tidak ada keluhan. Penulis : untuk pertanyaan nomor 40 alasannya belum dilakukan apa ya bu? Apoteker : Cuma pada beberapa saja misalnya pada TB, tensi dan DM. Penulis : pada pertanyaan nomor 55 alasan untuk belum dilakukannya analisis apa ya bu.? Apoteker : karena tidak punya kewenangan cuma bisa mengusulkan cuma kepala Puskesmas yang punya kewenangan. Penulis : timbangan obat, blanko salinan tesep, buku-buku referensi, dan kartu suhu alasan nya untuk belum dilakukan apa ya bu? Apoteker : untuk timbangan memang di Puskesmas tidak ada serbuk atau bahan aktif, kalo untuk buku referensi hanya buku yang dari dinas saja misalnya seperti peraturan dan DOEN. Untuk kartu suhu memang tidak ada. Puskesmas Gondomanan Penulis : apa alasan dari belum dilakukannya seleksi terhadap paraf dokter dan adiktif? Apoteker : untuk paraf dokter karena di Puskesmas ini tidak pernah berganti-ganti dokter, kalau adiktif memang tidak dilakukan saja. Penulis : kenapa tidak dilaksanakan pelayanan informasi obat berupa surat buletin, leaflet, poster, majalah dinding?
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apoteker : tenaga tidak ada, dan kerjaan cukup banyak. Penulis : untuk ruang konseling, apa alasan nya untuk belum diadakan ruang konseling? Apoteker : karena keterbatasan ruangan. Penulis : pada pertanyaan nomor 39 di kuesioner apa alasan untuk belum dilakukannya pertanyaan keluhan kepada pasien setelah pemberian obat? Apoteker : karena pasien rata-rata yang setelah diberikan obat di Puskesmas ini tidak mengeluh. Penulis : untuk pertanyaan nomor 40 alasannya untuk belum dilakukan? Apoteker : karena memang tidak ada. Penulis : apa alasn anda untuk belum melakukan PTO? Apoteker : karena memang belum melakukan saja. Penulis : untuk blanko salinan resep apa alasan untuk belum dilakukan? Apoteker : itu langsung dari dokter. Penulis : untuk catatan penyerahan obat apa alasan untuk belum dilakukan? Apoteker : karena memang tidak ada. Penulis : thermometer apakah memang tidak ada di Puskemas ini? Apoteker : ya memang tidak ada. Penulis : pada pertanyaan nomor 73 alasan untuk belum dilakukan apa ya bu? Apoteker : duh.. saya masih bingung tentang yang itu dek.. Puskesmas Ngampilan
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apoteker : maaf dek.. karena saya baru di Puskesmas ini jadi jawabannya banyak saya jawab tidak, karena saya belum tahu system di Puskesmas ini seperti apa. Penulis : oh iya bu.. tidak apa-apa mari kita mulai saja wawancaranya. Apoteker : iya.. Penulis : apakah di ibu memang tidak melayani surat dalam pelayanan informasi obt? Apoteker : iya memang tidak ada, Penulis : pada pertanyaan nomor 29 apa alasan untuk belum dilakukan? Apoteker : karena belum pernah Penulis : untuk pertanyaan nomor 35 apa alasan untuk belum dilakukan? Apoteker : untuk poli farmasi jarang ya, tapi kalo untuk pasien geriatric dan pediatric memang ngak aja. Penulis : untuk catatan permasalahan pada pertanyaan nomor 40, apa alasannya untuk belum dilakukan bu? Apoteker : karena saya baru disini jadi saya ngak tau. Penulis : pada pertanyaan nomor 44, apa alasannya untuk belum dilakukan? Apoteker : karena ya memang tidak dan Cuma dilakukan untuk pasien TB saja. Penulis : untuk SIP kenapa belum dibuat bu? Apoteker saya kalo STR ada tapi kalo SIPA memang belum membuat. Penulis : untuk timbangan obat dan termometer apakah memang tidak ada bu? Apoteker : ya.. timbangan obat dan thermometer memang tidak ada. Penulis : untuk blanko salinan resep, apakah memang tidak ada bu?
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apoteker : ya.. memang tidak ada. Penulis : untuk catatan penyerahan obat kenapa tif=dak ada bu? Apoteker : ya memang tidak ada saja. Penulis :untuk pertanyaan nomor 60 pada kuesioner kenapa belum ada bu? Apoteker : ruangan yang disediakan cuma ruangan psikologi saja untuk farmasi belu karena keterbatasan ruangan yang ada. Penulis : untuk masalah sanitasi, kelembaban, dan juga ventilasi pada farmasi kenapa tidak dilakukan bu? Apoteker : karena focus kepada ruang KIA aja sih untuk itu kalo farmasi ngak. Penulis : untuk narkotika yang disimpan di lemari khusus kenapa belum dilakukan bu? Apoteker : karena memang tidak ada ada sih, tapi Cuma dalam satu lemari terus dipisah. Puskesmas Danurejan Penulis : pada pertanyaan nomor 30, apa alasan untuk belum dilakukan? Apoteker : tenaga terbatas mbak, takut menganggu kelancaran pelayanan Penulis : untuk pertanyaan nomor 31, apa alasan untuk belum dilakukan? Apoteker : memang belum tapi rencanannya akan direncanakan workshop Penulis : pertanyaan nomor 35 apa alasannya untuk belum dilakukan? Apoteker : bias dilakukan sebenarnya Cuma tidak bias dilakukansecara mendalam karena utuh ruangan khusus Cuma kalo ada temuan penyakit khusus. Penulis :untuk pertanyaan nomor 36 apa alasannya untuk belum dilakukan? Apoteker : karena memang belum disediakan dari Puskesmas. 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis : apa alasan anda untuk tidak mengajukan pertanyaan kepada pasien terkait keluhan? Apoteker : karena jarang sih.. kecuali kalo pasien menyampaikan sendiri. Penulis : apa alasan anda untuk tidak membuat catatan pengobatan pasien? Apoteker : hanya dicatat di setiap lembar resep saja, kalo untuk catatan khusus sih memang tidak ada. Penulis : untuk PTO apa alasannya untuk belum dilakukan? Apoteker : karena saya belum tau kriteria pasiennya. Penulis : pada pertanyaan nomor 55, apa alasannya untuk belum dilakukan? Apoteker : karena memang belum ada penawaran dari atasan atau dinkes. Penulis : untuk timbangan apakah memang tidak ada bu? Apoteker : memang belum ada.. Penulis : untuk lemari pendingin apakah memenag tidak ada bu? Apoteker : lemari pendingin dijadikan satu dengan lab karena ruangan sempit. Penulis : untuk blanko salinan resep kenapa belum dilakukan? Apoteker : blanko baru akan diajukan sih.. Penulis : ruang konseling memang tidak ada ya bu? Apoteker : iya tidak ada karena keterbatasan ruangan. Penulis : pada pertanyaan nomor 67, alasan untuk belum dilakukan apa? Apoteker : karena belum mempunyai cukup waktu Penulis : untuk pertanyaan pada kuesioner nomor 68 apa alasannya untuk belum dilakukan?
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apoteker : biasanya itu dilakukan dibagian gudang farmasi dengan cara pengamatan tidak menggunakan data. Penulis : pada pertanyaan nomor 75, apa alasan untuk belum dilakukan? Apoteker : Cuma pada rapat saja yang dilakukan tiap bulan dibuat progresnya. Puskesmas Jetis Penulis :untuk pertanyaan nomor 25 tentang adiktif, apa alasan dari belum dilakukannya hal tersebut? Apoteker : jarang yaa.. Penulis : untuk konseling pada pediatric apa alasannya untuk tidak dilakukan? Apoteker : khawatir waktu akan habis bila dilakukan pada semua pasien, di Puskesmas ini hanya memprioritaskan pasien dengan penyakit TB, DM, Hipertensi, perubahan terapi, poli farmasi, dan obat khusus. Penulis : untuk visite mandiri apa alasan untuk tidak dilakukan? Apoteker : karena susah mengatur jadwal Penulis : untuk catatan penyelesaian malalah pada pertanyaan kuesioner nomor 43 apa alasaanya untuk belum dilakukan? Apoteker : sebenarnya dibuat, tetapi tidak dibukukan karena repot. Penulis : untuk home care kenapa tidak dilakukan? Apoteker : karena yang di Puskesmas ini pasien rawat inapnya cuma ada pasien bersalin saja jadi tidak dilakukan. Penulis : apa alasannya untuk tidak dilakukannya PTO terhadap anak-anak? Apoteker : karena tidak ada waktu Penulis : untuk timbangan obat apakah memang tidak ada bu?
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apoteker : memang tidak ada karena pake obat jadi langsung. Penulis : pada blanko salinan resep apakah memang tidak ada? Apoteker : ya, memang tidak ada Penulis : untuk buku pencatatan penyerahan obat kenapa tidak dilakukan? Apoteker : puskesmas sekarang sudah menggunakan simplus, jadi data-data nya dimasukkan kedalam simplus setiap hari. Penulis : pada pertanyaan nomor 66 untuk formulir apa alasannya untuk tidak dilakukan? Apoteker : belum buat memang Penulis : untuk pallet apakah memang tidak ada bu? Apoteker : belum dianggarkan Penulis : pada pertanyaan nomor 75, apakah kenapa pada prospek tidak dilakukan? Apoteker : karena tidak sempat atau tidak ada waktu Penulis :untuk pertanyaan nomor 79 yaitu pada audit klinis, apa alasannya untuk belum dilakukan? Apoteker : hanya kadang-kadang saja sih, dilakukan 32 bulan sekali. Puskesmas Mergangsan Penulis : pada pertanyaan nomor 16 apa alasannya untuk tidak diakukan? Apoteker : karena kebutuhan bahan medis berbeda, untuk penanganan obat hilang sendiri tidak pernah dilaporkan. Penulis : untuk pertanyaan nomor 20, apa alasannya untuk belum dilakukan?
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apoteker : memang tidak ada karena belum pernah dapat pelatihan tentang itu untuk evaluasinya Penulis : untuk pertimbangan berat badan apa alasannya untuk tidak dilakukan? Apoteker : memang tidak karena dianggap normal kecuali anak-anak Penulis : untuk inkompatibilitas kenapa tidak dilakukan? Apoteker :karena tidak punya dasarnya. Penulis : adiktif kenapa tidak dilakukan pak? Apoteker : memang tidak saja Penulis : untuk madding kenapa tidak dibuat pak? Apoteker : memang tidak saja karena tidak ada waktu. Penulis : pada pertanyaan nomor 31 di kuesioner kenapa tidak dilakukan pak? Apoteker : memang tidak dilakukan saja. Penulis : untuk pasien dengan rujukan dokter kenapa tidak dilakukan pak? Apoteker : karena memang belum pernah ada Penulis : pada pasien pediatric, geriatric, dan penyakit kronis kenapa tidak dilakukan konseling pak? Apoteker : dijadikan satu lihat sikon juga kalo sepi bisa tapi kalo rame ya ngak mungkin dilakukan. Penulis : pertanyaan nomor 36 pada kuesioner, kenpa belum dilakukan pak? Apoteker : tidak ada ruangan memang atau keterbatasan ruangan Penulis : pada pertanyaan nomor 43 kenapa tidak dilakukan? Apoteker : dilakukan tetapi tidak ke semua pasien
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis : untuk PTO kenapa tidak dilakukan pak? Apoteker : PTO di Puskesmas ini cuma dilakukan pada pasien TB saja Penulis : untuk computer apa alasannya untuk tidak ada pak? Apoteker : karena tidak cukup ruangan Penulis : kenapa timbangan obat tidak ada di Puskesmas ini pak? Apoteker : tidak perlu Penulis : untuk blanko salinan resep apakah memang tidak ada pak? Apoteker : ya, memang tidak ada Penulis : apakah memang tidak disediakan buku pelayanan resep pak? Apoteker : semua dicatat dalam computer Penulis : apakah pallet memang tidak ada di Puskesmas ini? Apoteker : memang tidak ada Penulis : kenapa tidak ada ruang arsip di Puskesmas ini pak? Apoteker : karena keterbatasan ruangan Penulis : untuk audit klinis apakah memang tidak ada pak? Apoteker : memang tidak ada Puskesmas Gedongtengan Penulis :untuk pertimbangan mudah atau tidaknya terbakar apa alasannya utuk tidak dilakukan bu? Apoteker : ada sih.. tapi cuma etilkloride, karena belum punya ruangan khusus aja sih,, Penulis : untuk stabilitas kenapa tidak dilakukan pertimbangan? 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apoteker : karena disini rata-rata merupakan obat jadi Penulis : untuk interaksi obat, apa akasannya untuk tidak dilakukan? Apoteker : tidak semua obat karena obat rata-rata simple Penulis :pada pelayanan informasi obat apakah memang tidak dilakukan bu? Apoteker : ya, memang belum menerima lewat surat Penulis : untuk ruang konseling apakah memang tidak ada bu? Apoteker : ruang konseling ada menjadi ruang konseling bersama dengan ruang konseling narkotika dan HIV untuk farmasi sendiri belum punya ruang khusu konseling karena keterbatasan ruangan. Penulis : pada pasien pediatric kenapa tidak dilakukan konseling? Apoteker : karena memang belum bias dilakukan saja Penulis : untuk keteranga catatan pengobatan pasien kenapa tidak dilakukan bu? Apoteker :belum bias melakukan karena banyak banget hanya untuk yang konseling aja Penulis : pada ESO kenapa belum dilakukan bu? Apoteker : karena belum sempat Penulis : PTO pada anak-anak dan ibu hami apa alasannya untuk tidak dilakukan bu? Apoteker : belum saja karena belum kepikiran Penulis : untuk timbangan obat apakah memang tidak ada bu? Apoteker : iya memang tidak menimbang karena semua bahan sudah jadi Penulis : apakah lemari pendingin memeng tidak ada bu?
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apoteker : iya mbak memang belum ada Penulis :blanko salinan resep apa alasannya untuk tidak ada bu? Apoteker : memang tidak ada, resep langsung dari dokter Penulis : untuk lemari buku dan lemari penyimpanan obat apakah memang tidak ada bu? Apoteker : iya memang tidak ada Penulis : apakah kartu suhu memang tidak ada di Puskesmas ini? Apoteker : iya memang belum ada aja Penulis : monitoring evaluasi dan pencapaian kenapa belum dilakukan bu? Apoteker : hanya dilakukan pengelolaan dan evaluasi terhadap waktu tunggu pasien saja dan kepuasan pasien untuk yang lainnya belum dilakukan. Puskesmas Kraton Penulis : pada pertanyaan pada nomor 25 apa alasannya untuk belum dilakukan? Apoteker : karena tidak ada waktu dan kekurangan tenaga. Penulis : pada pertanyaan nomor 29 di kuesioner apa alasannya untuk belum dilakukan? Apoteker
: karena waktu kurang, tenaga kurang, dan belum sanggup
melakukannya Penulis : untuk pelayanan surat memang tidak dilakukan ya bu di Puskesmas ini? Apoteker : memang jarang dilakukan. Penulis : untuk konseling pada pediatric mengapa tidak dilakukan konseling Bu? Apoteker : karena memang di Puskesmas ini hanya untuk penyakit kronis saja yang dilakukan konseling. 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis : untuk pertanyaan nomor 36 mengapa tidak dilakukan Bu? Apoteker : karena memang belum disediakan. Penulis : untuk verifikasi akhir tentang pasien pada pertanyaan kuesioner nomor 38 mengapa tidak dilakukan Bu? Apoteker :jarang dilakukan.. karena memenag pasien kalo nga paham langsung tanya biasanya. Penulis : pemantauan dan pelaporan efek samping obat mengapa belum dilakukan Bu? Apoteker : karena belum pernah pemantauan ESO ya.. belum pernah mengirim juga karena bingung ngirim kemana.. Penulis : untuk formulir efek samping obat pada kuesioner nomor 42 mengapa tidak ada Bu? Apoteker : karena sebenarnya formulir udah ada.. Cuma belum di print dan diisi. Penulis : mengapa tidak dilakukan PTO di Puskesmas ini? Apoteker : karena memang tidak pernah Penulis : pada analisis kebutuhan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi tenaga kefarmasian mengapa tidak dilakukan? Apoteker : karena memang tidak pernah, karena Cuma terima dari dinas saja Penulis : untuk timbangan obat mengapa tidak ada Bu? Apoteker : timbangan memang tidak ada karena sediaan di Puskesmas rata-rata tidak membutuhkan timbangan. Penulis : pada pertanyaan kuesioner nomor 60 untuk ruang konseling mengapa tidak ada Bu? Apoteker : karena tempat di Puskesmas ini terbatas. 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis : untuk umpan balik mengapa tidak dilakukan Bu? Apoteker : lihat langsung satu Puskesmas jadi satu campur Penulis : pada pertanyaan nomor 70 mengapa tidak dilakukan Bu? Apoteker : dilakukan biasa aja, Cuma ngisi pake kuesioner biasa Penulis : untuk audit mengapa tidak dilakukan Bu? Apoteker : biasanya akreditasi khusus, jadi tidak ada audit. Puskesmas Kotagede Penulis : untuk nama dan paraf dokter mengapa tidak dilakukan skrining Bu? Apoteker : memang belum dari awal dulu pertama saya kerja disini karena dokter belum mau Penulis : untuk buletin, poster serta madding mengapa tidak dilakukan di Puskesmas ini? Apoteker : memang tidak pernah dan orang atau tenaga kerja nya pun terbatas. Penulis : mengapa tidak dilakukan pendidikan dan pelatihan terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas ini? Apoteker : biasanya dilakukan langsung oleh dinas/UPT farmasi Penulis : unutk pelaporan ESO kenapa tidak dilakukan? Apoteker : karena memang belum saja. Penulis : untuk MESO mengapa tidak dilakukan? Apoteker : karena belum menemukan Penulis : untuk PTO pada anak dan lainnya mengapa tidak dilakukan Bu?
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apoteker : selau, tetapi karena tidak ada rawat inap jadi tidak tertulis, sebenarnya dilakukan sih, Cuma sama pasien TB saja. Penulis : untuk timbangan obat mengapa tidak ada Bu? Apoteker : karena memang tidak ada tapi setiap tahun selalu diusulkan Penulis : untuk poster pada pertanyaan nomor 61 di kuesioner mengapa tidak ada Bu? Apoteker : karena memang tifak ada ya.. paling pas ada anak-anak PKL saja baru ada dan dibuat, Penulis : untuk formulis jadwal konsumsi obat mengapa tidak ada di Puskesmas ini Bu? Apoteker : karena Cuma konseling biasa karena banyak PTO Cuma pake formulir konseling PTO 30 aja. Penulis : mengapa tidak ada kartu suhu di Puskesmas ini Bu? Apoteker : karena memang belum ada, di Puskesmas ini Cuma ada kartu suhu di vaksin saja. Penulis : untuk ruang arsip sendiri mengapa tidak ada Bu? Apoteker : memang tidak ada, karena keterbatasan ruangan Penulis : untuk audit mengapa tidak dilakukan Bu? Apoteker : memang tidak karena tenaga kerja yang sedikit, satu karyawan di Puskesmas bisa memegang banyak program. Penulis : untuk review mengapa tidak dilakukan Bu? Apoteker : memang belum karena belum sempat.
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian dari Dinas Perizinan Kota Yogyakarta
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6. Ketentuan Permenkes Nomor 30 Tahun 2014
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, s Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di Puskesmas yang berorientasi kepada pasien diperlukan suatu standar yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pelayanan kefarmasian; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakanketentuan Pasal 21 ayat (4) Peraturan PemerintahNomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentangStandar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3781); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Kefarmasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5044); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5419); 8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat; 9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/Menkes/SK/III/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional; 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741); 11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 322); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. 2. Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. 3. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia. 5. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam peraturan perundang-undangan. 6. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker. 7. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker. 8. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Pasal 2 Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas bertujuan untuk: a. meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian; b. menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan c. melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety). Pasal 3 (1) Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi standar: a. pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai; dan b. pelayanan farmasi klinik. (2) Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. perencanaan kebutuhan; b. permintaan; c. penerimaan; d. penyimpanan: e. pendistribusian; f. pengendalian; g. pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan; dan h. pemantauan dan evaluasi pengelolaan. (3) Pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: a. pengkajian resep, penyerahan Obat, dan pemberian informasi Obat; b. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. d. e. f. g.
konseling; ronde/visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap); pemantauan dan pelaporan efek samping Obat; pemantauan terapi Obat; dan evaluasi penggunaan Obat.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini Pasal 4 (1) Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas harus didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian, pengorganisasian yang berorientasi kepada keselamatan pasien, dan standar prosedur operasional sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Sumber daya kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. sumber daya manusia; dan b. sarana dan prasarana. (3) Pengorganisasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menggambarkan uraian tugas, fungsi, dan tanggung jawab serta hubungan koordinasi di dalam maupun di luar pelayanan kefarmasian yang ditetapkan oleh pimpinan Puskesmas. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai sumber daya kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 5 (1) Untuk menjamin mutu Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, harus dilakukan pengendalian mutu Pelayananan Kefarmasian meliputi: a. monitoring; dan b. evaluasi. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengendalian mutu Pelayananan Kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 6 (1) Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas dilaksanakan pada unit pelayanan berupa ruang farmasi. (2) Ruang farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apoteker sebagai penanggung jawab. Pasal 7 Setiap Apoteker dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian yang menyelenggarakan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas wajib mengikuti Standar Pelayanan Kefarmasian sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini. Pasal 8 (1) Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini dilakukan oleh Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai tugas dan fungsi masing-masing. (2) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat melibatkan organisasi profesi. Pasal 9 (1) Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, bagi Puskesmas yang belum memiliki Apoteker sebagai penanggung jawab, penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian secara terbatas dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian atau tenaga kesehatan lain. (2) Pelayanan Kefarmasian secara terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai; dan b. pelayanan resep berupa peracikan Obat, penyerahan Obat, dan pemberian informasi Obat. (3) Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian secara terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berada di bawah pembinaan dan pengawasan Apoteker yang ditunjuk oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. (4) Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Menteri ini dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai berlaku. Pasal 10 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia termasuk Puskesmas. Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan dasar yang ada di Puskesmas dilakukan sejalan dengan perkembangan kebijakan yang ada pada berbagai sektor. Adanya kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi diikuti pula dengan menguatnya kewenangan daerah dalam membuat berbagai kebijakan. Selama ini penerapan dan pelaksanaan upaya kesehatan dalam kebijakan dasar Puskesmas yang sudah ada sangat beragam antara daerah satu dengan daerah lainnya, namun secara keseluruhan belum menunjukkan hasil yang optimal. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah Obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Tuntutan pasien dan masyarakat akan peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical care). B. Ruang Lingkup Pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Obat dan BahanMedis Habis Pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik. Kegiatantersebut harus didukung oleh sumber daya manusia dan sarana dan prasarana.
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II PENGELOLAAN OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan salah satukegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauanObat dan Bahan Medis Habis Pakai yang efisien, efektif dan rasional, meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian, mewujudkan sistem informasi manajemen, dan melaksanakan pengendalian mutu pelayanan. Kepala Ruang Farmasi di Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menjamin terlaksananya pengelolaan Obat dan Bahan Medis HabisPakai yang baik. Kegiatan pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi: 1.
Perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Obat dan Bahan MedisHabis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Obat dalam rangkapemenuhan kebutuhan Puskesmas. Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan: a. perkiraan jenis dan jumlah Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang mendekati kebutuhan; b. meningkatkan penggunaan Obat secara rasional; dan c. meningkatkan efisiensi penggunaan Obat. Perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh Ruang Farmasi di Puskesmas. Proses seleksi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi Obat periode sebelumnya, data mutasi Obat, dan rencana pengembangan. Proses seleksi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai juga harus mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional. Proses seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat, serta pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan. Proses perencanaan kebutuhan Obat per tahun dilakukan secara berjenjang (bottom-up). Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian Obat dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO).
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selanjutnya Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota akan melakukan kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan Obat Puskesmas di wilayah kerjanya, menyesuaikan pada anggaran yang tersedia dan memperhitungkan waktu kekosongan Obat, buffer stock, serta menghindari stok berlebih. 2.
Permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai Tujuan permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai adalah memenuhi kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan kebijakan pemerintah daerah setempat.
3.
Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan dalam menerima Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota sesuai dengan permintaan yang telah diajukan. Tujuannya adalah agar Obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas. Semua petugas yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan bertanggung jawab atas ketertiban penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai berikut kelengkapan catatan yang menyertainya. Petugas penerimaan wajib melakukan pengecekan terhadap Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang diserahkan, mencakup jumlahkemasan/peti, jenis dan jumlah Obat, bentuk Obat sesuai dengan isi dokumen (LPLPO), ditandatangani oleh petugas penerima, dan diketahui oleh Kepala Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat, maka petugas penerima dapat mengajukan keberatan. Masa kedaluwarsa minimal dari Obat yang diterima disesuaikan dengan periode pengelolaan di Puskesmas ditambah satu bulan.
4.
Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Obat yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Tujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a. bentuk dan jenis sediaan; b. stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban); c. mudah atau tidaknya meledak/terbakar; dan d. narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus. 5.
dengan
Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit/satelit farmasi Puskesmas dan jaringannya. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat. Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara lain: a. Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas; b. Puskesmas Pembantu; c. Puskesmas Keliling; d. Posyandu; dan e. Polindes. Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain) dilakukan dengan cara pemberian Obat sesuai resep yang diterima (floorstock), pemberian Obat per sekali minum (dispensing dosis unit) ataukombinasi, sedangkan pendistribusian ke jaringan Puskesmas dilakukan dengan cara penyerahan Obat sesuai dengan kebutuhan (floorstock).
6.
Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan Obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan Obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Pengendalian Obat terdiri dari: a) Pengendalian persediaan; b) Pengendalian penggunaan; dan c) Penanganan Obat hilang, rusak, dan kadaluwarsa.
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6.
Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai secara tertib, baik Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya. Tujuan pencatatan, pelaporan dan pengarsipan adalah: a. Bukti bahwa pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai telah dilakukan; b. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian; dan c. Sumber data untuk pembuatan laporan.
7.
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Obat dan Bahan Medis HabisPakai Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk: a. mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan; b. memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai; dan c. memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III PELAYANAN FARMASI KLINIK Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan farmasi klinik bertujuan untuk: 1. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. 2. Memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin efektivitas, keamanan dan efisiensi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai. 3. Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan pasien yang terkait dalam Pelayanan Kefarmasian. 4. Melaksanakan kebijakan Obat di Puskesmas dalam rangka meningkatkan penggunaan Obat secara rasional. Pelayanan farmasi klinik meliputi: 1. Pengkajian Resep, Penyerahan Obat, dan Pemberian Informasi Obat 2. Pelayanan Informasi Obat (PIO) 3. Konseling 4. Ronde/Visite Pasien (khusus Puskesmas rawat inap) 5. Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat (ESO) 6. Pemantauan Terapi Obat (PTO) 7. Evaluasi Penggunaan Obat
1.
Pengkajian Resep, Penyerahan Obat, dan Pemberian Informasi Obat Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan. Persyaratan administrasi meliputi: a. Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien. b. Nama, dan paraf dokter. c. Tanggal resep. d. Ruangan/unit asal resep. Persyaratan farmasetik meliputi: a. Bentuk dan kekuatan sediaan. b. Dosis dan jumlah Obat. c. Stabilitas dan ketersediaan. d. Aturan dan cara penggunaan. e. Inkompatibilitas (ketidakcampuran Obat).
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Persyaratan klinis meliputi: a. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat. b. Duplikasi pengobatan. c. Alergi, interaksi dan efek samping Obat. d. Kontra indikasi. e. Efek adiktif. Kegiatan Penyerahan (Dispensing) dan Pemberian Informasi Obat merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap menyiapkan/meracik Obat, memberikan label/etiket, menyerahan sediaan farmasi dengan informasi yang memadai disertai pendokumentasian. Tujuan: a. Pasien memperoleh Obat sesuai dengan kebutuhan klinis/pengobatan. b. Pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi intruksi pengobatan. 2.
Pelayanan Informasi Obat (PIO) Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien. Tujuan: a. Menyediakan informasi mengenai Obat kepada tenaga kesehatan lain di lingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat. b. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan dengan Obat (contoh: kebijakan permintaan Obat oleh jaringan dengan mempertimbangkan stabilitas, harus memiliki alat penyimpanan yang memadai). c. Menunjang penggunaan Obat yang rasional. Kegiatan: a. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara pro aktif dan pasif. b. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui telepon, surat atau tatap muka. c. Membuat buletin, leaflet, label Obat, poster, majalah dinding dan lainlain. d. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap, serta masyarakat. e. Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai. f. Mengoordinasikan penelitian terkait Obat dan kegiatan Pelayanan Kefarmasian.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan: a. Sumber informasi Obat.
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. c. d. 3.
Tempat. Tenaga. Perlengkapan.
Konseling Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat pasien rawat jalan dan rawat inap, serta keluarga pasien. Tujuan dilakukannya konseling adalah memberikan pemahaman yang benar mengenai Obat kepada pasien/keluarga pasien antara lain tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan Obat, efek samping, tandatanda toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan Obat. Kegiatan: a. Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien. b. Menanyakan hal-hal yang menyangkut Obat yang dikatakan oleh dokter kepada pasien dengan metode pertanyaan terbuka (open-ended question), misalnya apa yang dikatakan dokter mengenai Obat,bagaimana cara pemakaian, apa efek yang diharapkan dari Obat tersebut, dan lain-lain. c. Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan Obat d. Verifikasi akhir, yaitu mengecek pemahaman pasien, mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara penggunaan Obat untuk mengoptimalkan tujuan terapi. Faktor yang perlu diperhatikan: a. Kriteria pasien: 1) Pasien rujukan dokter. 2) Pasien dengan penyakit kronis. 3) Pasien dengan Obat yang berindeks terapetik sempit dan poli farmasi. 4) Pasien geriatrik. 5) Pasien pediatrik. 6) Pasien pulang sesuai dengan kriteria di atas. b.
Sarana dan prasarana: 1) Ruangan khusus. 2) Kartu pasien/catatan konseling.
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah dilakukan konseling, pasien yang memiliki kemungkinan mendapat risiko masalah terkait Obat misalnya komorbiditas, lanjut usia, lingkungan sosial, karateristik Obat, kompleksitas pengobatan, kompleksitas penggunaan Obat, kebingungan atau kurangnya pengetahuan dan keterampilan tentang bagaimana menggunakan Obat dan/atau alat kesehatan perlu dilakukan pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care) yang bertujuan tercapainya keberhasilan terapi Obat. 4.
Ronde/Visite Pasien Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan secara mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, dan lain-lain. Tujuan: a. Memeriksa Obat pasien. b. Memberikan rekomendasi kepada dokter dalam pemilihan Obat dengan mempertimbangkan diagnosis dan kondisi klinis pasien. c. Memantau perkembangan klinis pasien yang terkait dengan penggunaan Obat. d. Berperan aktif dalam pengambilan keputusan tim profesi kesehatan dalam terapi pasien. Kegiatan yang dilakukan meliputi persiapan, pelaksanaan, pembuatan dokumentasi dan rekomendasi. Kegiatan visite mandiri: a. Untuk Pasien Baru 1) Apoteker memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari kunjungan. 2) Memberikan informasi mengenai sistem pelayanan farmasi dan jadwal pemberian Obat. 3) Menanyakan Obat yang sedang digunakan atau dibawa dari rumah, mencatat jenisnya dan melihat instruksi dokter pada catatan pengobatan pasien. 4) Mengkaji terapi Obat lama dan baru untuk memperkirakan masalah terkait Obat yang mungkin terjadi. b.
Untuk pasien lama dengan instruksi baru 1) Menjelaskan indikasi dan cara penggunaan Obat baru. 2) Mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah pemberian Obat.
c.
Untuk semua pasien 1) Memberikan keterangan pada catatan pengobatan pasien. 2) Membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian masalah dalam satu buku yang akan digunakan dalam setiap kunjungan.
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan visite bersama tim: a. Melakukan persiapan yang dibutuhkan seperti memeriksa catatan pegobatan pasien dan menyiapkan pustaka penunjang. b. Mengamati dan mencatat komunikasi dokter dengan pasien dan/atau keluarga pasien terutama tentang Obat. c. Menjawab pertanyaan dokter tentang Obat. d. Mencatat semua instruksi atau perubahan instruksi pengobatan, seperti Obat yang dihentikan, Obat baru, perubahan dosis dan lain-lain. Hal-hal yang perlu diperhatikan: a. Memahami cara berkomunikasi yang efektif. b. Memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan pasien dan tim. c. Memahami teknik edukasi. d. Mencatat perkembangan pasien. Pasien rawat inap yang telah pulang ke rumah ada kemungkinan terputusnya kelanjutan terapi dan kurangnya kepatuhan penggunaan Obat. Untuk itu, perlu juga dilakukan pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care) agar terwujud komitmen, keterlibatan, dankemandirian pasien dalam penggunaan Obat sehingga tercapai keberhasilan terapi Obat. 5. Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat (ESO) Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis. Tujuan: a. Menemukan efek samping Obat sedini mungkin terutama yang berat, tidak dikenal dan frekuensinya jarang. b. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping Obat yang sudah sangat dikenal atau yang baru saja ditemukan. Kegiatan: a. Menganalisis laporan efek samping Obat. b. Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalami efek samping Obat. c. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO). d. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional. Faktor yang perlu diperhatikan: a. Kerja sama dengan tim kesehatan lain. b. Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat.
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6.
Pemantauan Terapi Obat (PTO) Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi Obat yang efektif, terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping. Tujuan: a. Mendeteksi masalah yang terkait dengan Obat. b. Memberikan rekomendasi penyelesaian masalah yang terkait dengan Obat. Kriteria pasien: a. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui. b. Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis. c. Adanya multidiagnosis. d. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati. e. Menerima Obat dengan indeks terapi sempit. f. Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang merugikan. Kegiatan: a. Memilih pasien yang memenuhi kriteria. b. Membuat catatan awal. c. Memperkenalkan diri pada pasien. d. Memberikan penjelasan pada pasien. e. Mengambil data yang dibutuhkan. f. Melakukan evaluasi. g. Memberikan rekomendasi.
7.
Evaluasi Penggunaan Obat Merupakan kegiatan untuk mengevaluasi penggunaan Obat secara terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin Obat yang digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau (rasional). Tujuan: a. Mendapatkan gambaran pola penggunaan Obat pada kasus tertentu. b. Melakukan evaluasi secara berkala untuk penggunaan Obat tertentu.
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV SUMBER DAYA KEFARMASIAN A. Sumber Daya Manusia Penyelengaraan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas minimal harus dilaksanakan oleh 1 (satu) orang tenaga Apoteker sebagai penanggung jawab, yang dapat dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian sesuai kebutuhan. Jumlah kebutuhan Apoteker di Puskesmas dihitung berdasarkan rasio kunjungan pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan serta memperhatikan pengembangan Puskesmas. Rasio untuk menentukan jumlah Apoteker di Puskesmas adalah 1 (satu) Apoteker untuk 50 (lima puluh) pasien perhari. Semua tenaga kefarmasian harus memiliki surat tanda registrasi dan surat izin praktik untuk melaksanakan Pelayanan Kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan termasuk Puskesmas, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Setiap tahun dapat dilakukan penilaian kinerja tenaga kefarmasian yang disampaikan kepada yang bersangkutan dan didokumentasikan secara rahasia. Hasil penilaian kinerja ini akan digunakan sebagai pertimbangan untuk memberikan penghargaan dan sanksi (reward andpunishment). 1.
Kompetensi Apoteker a. Sebagai Penanggung Jawab 1) mempunyai kemampuan untuk memimpin; 2) mempunyai kemampuan dan kemauan untuk mengelola dan mengembangkan Pelayanan Kefarmasian; 3) mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri; 4) mempunyai kemampuan untuk bekerja sama dengan pihak lain; dan 5) mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi, mencegah, menganalisis dan memecahkan masalah. b.
Sebagai Tenaga Fungsional 2) mampu memberikan pelayanan kefarmasian; 3) mampu melakukan akuntabilitas praktek kefarmasian; 4) mampu mengelola manajemen praktis farmasi; 5) mampu berkomunikasi tentang kefarmasian; 6) mampu melaksanakan pendidikan dan pelatihan; dan 7) mampu melaksanakan penelitian dan pengembangan.
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Semua tenaga kefarmasian di Puskesmas harus selalu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam rangka menjaga dan meningkatkan kompetensinya. Upaya peningkatan kompetensi tenaga kefarmasian dapat dilakukan melalui pengembangan profesional berkelanjutan. Semua tenaga kefarmasian di Puskesmas melaksanakan Pelayanan Kefarmasian berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang dibuat secara tertulis, disusun oleh Kepala Ruang Farmasi, dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. SPO tersebut diletakkan di tempat yang mudah dilihat. Jenis SPO dibuat sesuai dengan kebutuhan pelayanan yang dilakukan pada Puskesmas yang bersangkutan. Contoh-contoh SPO sebagaimana terlampir. 2.
Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan pelatihan adalah salah suatu proses atau upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang kefarmasian atau bidang yang berkaitan dengan kefarmasian secara berkesinambungan untuk mengembangkan potensi dan produktivitas tenaga kefarmasian secara optimal. Puskesmas dapat menjadi tempat pelaksanaan program pendidikan, pelatihan serta penelitian dan pengembangan bagi calon tenaga kefarmasian dan tenaga kefarmasian unit lain. Tujuan Umum: a. Tersedianya tenaga kefarmasian di Puskesmas yang mampu melaksanakan rencana strategi Puskesmas. b. Terfasilitasinya program pendidikan dan pelatihan bagi calon tenaga kefarmasian dan tenaga kefarmasian unit lain. c. Terfasilitasinya program penelitian dan pengembangan bagi calon tenaga kefarmasian dan tenaga kefarmasian unit lain. Tujuan Khusus: a. Tersedianya tenaga kefarmasian yang mampu melakukan pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai. b. Tersedianya tenaga kefarmasian yang mampu melakukan Pelayanan Kefarmasian. c. Terfasilitasinya studi banding, praktik dan magang bagi calon tenaga kefarmasian internal maupun eksternal. d. Tersedianya data Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan konseling tentang Obat dan Bahan Medis Habis Pakai. e. Tersedianya data penggunaan antibiotika dan injeksi. f. Terwujudnya Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas yang optimal. g. Tersedianya Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. h. Terkembangnya kualitas dan jenis pelayanan ruang farmasi Puskesmas.
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.
Pengembangan Tenaga Kefarmasian dan Program Pendidikan Dalam rangka penyiapan dan pengembangan pengetahuan dan keterampilan tenaga kefarmasian maka Puskesmas menyelenggarakan aktivitas sebagai berikut: a. Setiap tenaga kefarmasian di Puskesmas mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. b. Apoteker dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian harus memberikan masukan kepada pimpinan dalam menyusun program pengembangan staf. c. Staf baru mengikuti orientasi untuk mengetahui tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya. d. Melakukan analisis kebutuhan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi tenaga kefarmasian. e. Tenaga kefarmasian difasilitasi untuk mengikuti program yang diadakan oleh organisasi profesi dan institusi pengembangan pendidikan berkelanjutan terkait. f. Memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan praktik, magang, dan penelitian tentang pelayanan kefarmasian di Puskesmas.
Pimpinan dan tenaga kefarmasian di ruang farmasi Puskesmas berupaya berkomunikasi efektif dengan semua pihak dalam rangka optimalisasi dan pengembangan fungsi ruang farmasi Puskesmas. B. Sarana dan Prasarana Sarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi sarana yang memiliki fungsi: 1. Ruang penerimaan resep Ruang penerimaan resep meliputi tempat penerimaan resep, 1 (satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer, jika memungkinkan. Ruang penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh pasien. 2.
Ruang pelayanan resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas) Ruang pelayanan resep dan peracikan atau produksi sediaan secara terbatas meliputi rak Obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang peracikan disediakan peralatan peracikan, timbangan Obat, air minum (air mineral) untuk pengencer, sendok Obat, bahan pengemas Obat, lemari pendingin, termometer ruangan, blanko salinan resep, etiket dan label Obat, buku catatan pelayanan resep, buku-buku referensi/standar sesuai kebutuhan, serta alat tulis secukupnya. Ruang ini diatur agar mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang cukup. Jika memungkinkan disediakan pendingin ruangan (air conditioner) sesuai kebutuhan.
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
Ruang penyerahan Obat Ruang penyerahan Obat meliputi konter penyerahan Obat, buku pencatatan penyerahan dan pengeluaran Obat. Ruang penyerahan Obat dapat digabungkan dengan ruang penerimaan resep.
4.
Ruang konseling Ruang konseling meliputi satu set meja dan kursi konseling, lemari buku, buku-buku referensi sesuai kebutuhan, leaflet, poster, alat bantu konseling, buku catatan konseling, formulir jadwal konsumsi Obat (lampiran), formulir catatan pengobatan pasien (lampiran), dan lemari arsip (filling cabinet), serta 1 (satu) set komputer, jika memungkinkan.
5.
Ruang penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur, kelembaban, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas. Selain itu juga memungkinkan masuknya cahaya yang cukup. Ruang penyimpanan yang baik perlu dilengkapi dengan rak/lemari Obat, pallet, pendingin ruangan (AC), lemari pendingin, lemari penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika, lemari penyimpanan Obat khusus, pengukur suhu, dan kartu suhu.
6.
Ruang arsip Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan dengan pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan Pelayanan Kefarmasian dalam jangka waktu tertentu. Ruang arsip memerlukan ruangan khusus yang memadai dan aman untuk memelihara dan menyimpan dokumen dalam rangka untuk menjamin penyimpanan sesuai hukum, aturan, persyaratan, dan teknik manajemen yang baik.
Istilah ‘ruang’ di sini tidak harus diartikan sebagai wujud ‘ruangan’ secara fisik, namun lebih kepada fungsi yang dilakukan. Bila memungkinkan, setiap fungsi tersebut disediakan ruangan secara tersendiri. Jika tidak, maka dapat digabungkan lebih dari 1 (satu) fungsi, namun harus terdapat pemisahan yang jelas antar fungsi.
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN
Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan untuk mencegah terjadinya masalah terkait Obat atau mencegah terjadinya kesalahan pengobatan atau kesalahan pengobatan/medikasi (medicationerror), yang bertujuan untuk keselamatan pasien (patient safety). Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan: a. Unsur masukan (input), yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana, ketersediaan dana, dan Standar Prosedur Operasional. b. Unsur proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi, dan kerja sama. c. Unsur lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manajemen, budaya, respon dan tingkat pendidikan masyarakat. Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian terintegrasi dengan program pengendalian mutu pelayanan kesehatan Puskesmas yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Kegiatan pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian meliputi: a. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai standar. b. Pelaksanaan, yaitu: 1) monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja (membandingkan antara capaian dengan rencana kerja); dan 2) memberikan umpan balik terhadap hasil capaian. c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu: 1) melakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai standar; dan 2) meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan. Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses berlangsung untuk memastikan bahwa aktivitas berlangsung sesuai dengan yang direncanakan. Monitoring dapat dilakukan oleh tenaga kefarmasian yang melakukan proses. Aktivitas monitoring perlu direncanakan untuk mengoptimalkan hasil pemantauan. Contoh: monitoring pelayanan resep, monitoring penggunaan Obat, monitoring kinerja tenaga kefarmasian. Untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian, dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang diperoleh melalui metode berdasarkan waktu, cara, dan teknik pengambilan data.
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan waktu pengambilan data, terdiri atas: a. Retrospektif: pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan. Contoh: survei kepuasan pelanggan, laporan mutasi barang. b. Prospektif: pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan. Contoh: Waktu pelayanan kefarmasian disesuaikan dengan waktupelayanan kesehatan di Puskesmas, sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan cara pengambilan data, terdiri atas: a. Langsung (data primer): data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh pengambil data. Contoh: survei kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan kefarmasian. b. Tidak Langsung (data sekunder): data diperoleh dari sumber informasi yang tidak langsung. Contoh: catatan penggunaan Obat, rekapitulasi data pengeluaran Obat. Berdasarkan teknik pengumpulan data, evaluasi dapat dibagi menjadi: a. Survei Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Contoh: survei kepuasan pelanggan. b. Observasi Observasi yaitu pengamatan langsung aktivitas atau proses dengan menggunakan cek list atau perekaman. Contoh: pengamatan konseling pasien. Pelaksanaan evaluasi terdiri atas: a. Audit Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas pelayanan dengan pengukuran kinerja bagi yang memberikan pelayanan dengan menentukan kinerja yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki dan dengan menyempurnakan kinerja tersebut. Oleh karena itu, audit merupakan alat untuk menilai, mengevaluasi, menyempurnakan pelayanan kefarmasian secara sistematis. Terdapat 2 macam audit, yaitu: 1) Audit Klinis Audit Klinis yaitu analisis kritis sistematis terhadap pelayanan kefarmasian, meliputi prosedur yang digunakan untuk pelayanan, penggunaan sumber daya, hasil yang didapat dan kualitas hidup pasien. Audit klinis dikaitkan dengan pengobatan berbasis bukti.
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Audit Profesional Audit Profesional yaitu analisis kritis pelayanan kefarmasian oleh seluruh tenaga kefarmasian terkait dengan pencapaian sasaran yang disepakati, penggunaan sumber daya dan hasil yang diperoleh. Contoh: audit pelaksanaan sistem manajemen mutu. b. Review (pengkajian) Review (pengkajian) yaitu tinjauan atau kajian terhadap pelaksanaanpelayanan kefarmasian tanpa dibandingkan dengan standar. Contoh: kajian penggunaan antibiotik.
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI PENUTUP
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ditetapkan sebagai acuan pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Untuk keberhasilan pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ini diperlukan komitmen dan kerja sama semua pemangku kepentingan terkait. Hal tersebut akan menjadikan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas semakin optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan citra Puskesmas dan kepuasan pasien atau masyarakat. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd NAFSIAH MBOI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS Monalisa Mangkoan, merupakan anak pertama dari pasanganSimon Palaun dan Teresia Havi.Lahir di Putussibau Pada tanggal 16 Juli 1994. Pendidikan awal dimulai di SD Negeri 01 Putussibau pada tahun 2000-2006, dilanjutkan ke jenjang pendidikan SMP Karya Budi Putussibau pada tahun 2006-2009. Kemudian naik ke jenjang pendidikan SMA Karya Budi Putussibau pada tahun 2009-2012.Selanjutnya pada tahun 2012 melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan menyelesaikan studi pada tahun 2016.
104