PENGARUH KELENGKAPAN PERALATAN PRAKTEK SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT PRAKTEK DASAR INSTALASI LISTRIK DI KELAS X SMK NEGERI 1 BULAKAMBA KABUPATEN BREBES
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektro
Oleh : Fajar Supriyatno 5301406010
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012
ABSTRAK Fajar Supriyatno, 2012. Pengaruh Kelengkapan Peralatan Praktek Sekolah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik di Kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba Kabupaten Brebes. Skripsi. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing:Dr. H. Eko Supraptono, M. Pd dan Drs. Sutarno, M.T. Kata kunci : Kelengkapan Peralatan, Hasil Belajar, SMK N 1 Bulakamba Pembelajaran di SMK Negeri 1 Bulakamba tidak hanya membekali peserta didiknya di dalam sekolah melalui teori, namun dibekali pula melalui praktek. Pelaksanaan praktek sangat bergantung pada kelengkapan peralatan praktek, keterbatasan dan kelengkapan dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa pada saat melakukan praktek. Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil belajar Praktek Dasar Instalasi Listrik pada siswa kelas X di SMK N 1 Bulakmaba, serta adakah pengaruh kelengkapan peralatan praktek dengan hasil belajar. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan hasil belajar Praktek Dasar Instalasi Listrik pada siswa kelas X SMK N 1 Bulakamba dan adakah pengaruh kelengkapan peralatan praktek dasar instalasi listrik terhadap hasil belajar siswa SMK N 1 Bulakamba. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, dengan metode survey yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Bulakamba. Sumber penelitian adalah siswa kelas X SMK N 1 Bulakamba dengan metode pengumpulan data observasi, angkaet atau kuesioner dan dokumentasi. Hasil penelitian melalui observasi langsung, angket atau kuesioner serta dokumentasi ini dengan analisis deskriptif persentase diperoleh sebanyak 50% dalam kategori lengkap, 36% dengan kategori cukup lengkap, sebanyak 14% dalam kategori tidak tuntas dalam pembelajaran. Variabel kelengkapan alat praktek diperoleh sebanyak 3% menyatakan kelengkapan alat dalam kategori sangat lengkap, 44% dalam kategori lengkap, sebanyak 53% kategori cukup lengkap. Kesimpulan dari penelitian ini secara rata-rata hasil belajar Praktek Dasar Instalasi Listrik pada siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba masuk dalam kategori lengkap, yaitu persentase sebesar 50% dengan rata-rata klasikal sebesar 80%. Ada pengaruh yang signifikan antara kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik Siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba dengan besarnya pengaruh 30,9%.
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada : Hari
:
Tanggal
:
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. H. Eko Supraptono, M. Pd
Drs. Sutarno, M. T
NIP. 196109021987021001
NIP. 195510051984031001
Mengetahui : Ketua Jurusan Teknik Elektro
Drs. Suryono, M. T NIP. 195503161985031001
iii
PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada tanggal : 13 November 2012 Panitia, Ketua,
Sekretaris,
Drs. Suryono, M. T NIP. 195503161985031001
Drs. Suryono, M. T NIP. 195503161985031001
Penguji :
Drs. Usman Nurzaman, M. Pd NIP. 194904051975011001 Penguji/pembimbing I,
Penguji/Pembimbing II,
Dr. H. Eko Supraptono, M. Pd NIP. 196109021987021001
Drs. Sutarno, M.T NIP. 195510051984031001 Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik UNNES
Drs. Muhammad Harlanu, M. Pd NIP. 196602151991021001 iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri bukan jiplakan dari karya orang lain, lengkap sebagian atau seluruhnya. Pendapat/temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip untuk dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah dan disebutkan di dalam daftar pustaka.
Semarang, September 2012
Fajar Supriyatno NIM. 5301406010
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Satu tetes tinta akan mengubah bening segelas air murni, namun jangan pernah putus asa hingga terpuruk oleh kesalahan yang kamu buat, karena Allah masih memberi kesempatan untuk hamba-Nya untuk membenahinya. Manfaatkan hidupmu agar hidupmu bermanfaat. Hargai seseorang yang meminta maaf, beri kesempatan ia untuk lebih lengkap dan jangan pernah buat ia merasa kehilangan segalanya. Ikhlas adalah satu kata yang mudah diucapkan tapi susah diamalkan, tapi sejalan dengan waktu dan ikhtiar semua tidak ada yang tidak mungkin.
PERSEMBAHAN 1. Ucapan syukur kehadirat Allah SWT. 2. Bapak dan Ibu, H. Soedikro dan Hj. Mulyati tersayang yang selalu memberikan doa, dukungan dan segalanya. 3. Kakak-kakak tercinta, yang selalu mendoakan dan memotivasi. 4. Sahabat-sahabatku, semangat
dan
yang
telah
memantapkan
memberikan hatiku
untuk
menuntut
ilmu.
melangkah. 5. Teman-teman seperjuangan PTE 06. 6. Almamater
vi
tempat
aku
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat, Hidayah serta Inayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Kelengkapan Peralatan Praktek Sekolah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik di Kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba Kabupaten Brebes” dapat terselesaikan dengan lengkap. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi strata 1 (satu) guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada kepada yang terhormat : 1.
Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M. Si, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk membina ilmu di UNNES.
2.
Dr. H. Eko Supraptono, M. Pd, Dosen Pembimbing I dan Drs. Sutarno, M.T, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3.
Drs. Muhammad Harlanu, M. Pd, Dekan Fakultas Teknik UNNES.
4.
Drs. Suryono, M. T, Ketua Jurusan Teknik Elektro UNNES.
5.
Drs. Usman Nurzaman, M. Pd, dosen penguji. Penulis berusaha untuk menyusun skripsi ini dengan lengkap, namun
penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dan kelemahan. Penulis
vii
mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini. Semarang, September 2012
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL ……………………………………………………….………….. i ABSTRAK ……………………………………………………………….
ii
LEMBAR PENGESAHAN ..…………………………………………….. iii PERNYATAAN …………………………………………………………. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………….
v
KATA PENGANTAR …………………………………………………… vi DAFTAR ISI ……………………………………………………………..
viii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………….…………….
xii
DAFTAR TABEL …... …………………………………….…………….
xiii
DAFTAR GRAFIK …..…………………………………….…………….
xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang ………………………………..............………… 1
1.2
Rumusan Masalah ………………………………...............….
6
1.3
Batasan Masalah …………………………….…..............…......
6
1.4
Tujuan Penelitian ……………………………….…..........…........ 7
1.5
Manfaat Penelitian …………………………….…..........……...... 7
1.6
Sistematika Skripsi.....................................................................
ix
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1
Tinjauan Belajar……………………..………............……............. 10 2.1.1 Pengertian Belajar ………………….............……............. 10 2.1.2 Tujuan Belajar …………..………………….............……. 11 2.1.3 Hasil Belajar …………………………............................... 14 2.1.4 Proses Pembelajaran………….………............................... 15
2.2
Sekolah Menengah Kejuruan …..……………................................ 16
2.3
Dasar Instalasi Listrik …….. …..……………................................ 20
2.4
Kelengkapan Praktek dan Peralatan Praktek ……………............... 20 2.4.1 Kelengkapan Praktek …..……………….............……........ 20 2.4.2 Peralatan Praktek …….............……..................................... 23
2.5
Kerangka Berfikir …..……………................................................. 28
2.6
Hipotesis ………..…..……………................................................. 31
BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Lokasi Penelitian ……………........................................................ 33
3.2
Populasi dan Sampel Penelitian ….................................................. 33 3.2.1 Populasi …….………….....…….......................................... 33 3.2.1 Sampel .…..…………….....…….......................................... 34
3.3
Variabel Penelitian .......................................................................... 35 3.3.1 Variabel Bebas………….....…….......................................... 35 3.4.2 Variabel Terikat ………......................................................... 35
3.4
Metode Pengumpulan Data ............................................................. 35
x
3.4.1 Metode Dokumentasi ………….....…….................................35 3.4.2 Metode Observasi ………….....….......................................... 36 3.3.1 Metode Angket atau Kuesioner …….......................................36 3.5
Metode Penyusunan instrumen ....................................................... 37 3.5.1 Menentukan Tipe Item Angket ….......................................... 37 3.5.2 Menentukan Jumlah Item Angket ………............................... 38 3.5.3 Membuat Kisi-Kisi Uji coba …………...................................38 3.3.1 Uji coba Perangkat Angket…………...................................... 38
3.6
Uji Instrumen Penelitian …….…………............….......................... 39 3.6.1 Validitas eksternal ..………….....…….................................... 39 3.3.1 Reliabilitas ………….....……................................................. 41
3.6
Metode Analisis Data ……….…………............….......................... 42 3.7.1 Analisis Deskriptif Persentase ..……...................................... 42 3.7.2 Uji Normalitas Data ..………………..................................... 44 3.7.3 Analisis Regresi ..………….................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Penelitian …………….......................................................... 48 4.1.1 Analisis Deskriptif Data ……………….…...........………. 48 4.1.2 Hasil Belajar Praktek .......................................................... 48 4.1.3 Kelengkapan Alat Praktek …………………...........…........ 49 4.1.4 Hasil Uji Prasyarat …………..…….................................... 51 4.1.4.1 Uji Normalitas …………………….…...........….... 51
xi
4.1.4.2 Uji Linieritas Garis Regresi .................................... 51 4.1.4.3 Uji Homogenitas …………...…….......................... 52 4.1.4.4 Uji Hipotesis …..…………...…….......................... 53 4.1.4.5 Koefisien Determinasi ....…...…….......................... 54 4.2 Pembahasan …….................................................................................
55
BAB V PENUTUP 5.1
Simpulan …......................................................................... 58
5.2
Saran ….............................................................................
59
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………......
60
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Uji Validitas dan Reliabilitas Data Penelitian ....................... 62 Lampiran 2 Hasil Data Penelitian............................................................. 70 Lampiran 3 Hasil Belajar Siswa ............................................................... 72 Lampiran 4 Uji Normalitas Data Kelengkapan Praktek ........................... 73 Lampiran 5 Uji Normalitas Hasil Belajar ................................................ 74 Lampiran 6 Uji Homogenitas Data Variabel X dengan Variabel Y .......... 75 Lampiran 7 Analisis Regresi antara Kelengkapan Alat dengan Hasil Belajar Praktek ............................................................ 77 Lampiran 8 Angket Penelitian ................................................................. 81 Lampiran 9 Daftar Nama Siswa SMK N 1 Bulakamaba .......................... 88 Lampiran 11 Surat Perijinan Penelitian ................................................... 90 Lampiran 12 Surat Penetapan Pembimbing ............................................. 91 Lampiran 13 Surat Keterangan Selesai Penelitian ................................... 92 Lampiran 14 Surat Selesai Bimbingan .................................................... 93 Lampiran 15 Foto ................................................................................... 94
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 Nilai Belajar Siswa … .............................................................. 4 Tabel 2.1 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktek Dasar Instalasi Listrik .......................................................................... 22 Tabel 2.2 Standar Sarana Dasar Instalasi Listrik ...................................... 22 Tabel 2.3 Kelengkapan Alat Program Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK Negeri 1 Bulakamba .................................................... 28 Tabel 3.1 Kisi-kisi item angket ............................................................... 38 Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Kelengkapan Alat ........................ 40 Tabel 3.3 Reliabilitas Instrumen .............................................................. 42 Tabel 3.4 Kriteria Persentase ................................................................... 44 Tabel 3.5 Ringkasan Analisis Varian ...................................................... 46 Tabel 4.1 Hasil Belajar Praktek .............................................................. 49 Tabel 4.2 Kelengkapan Alat Praktek ....................................................... 50 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data ....................................................... 51 Tabel 4.4 Hasil Uji Keberatian Koefisien ................................................ 53
xiv
DAFTAR DIAGRAM
Halaman Diagram 4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Praktek Dasar Instalasi Listrik 49 Diagram 4.2 Deskripsi Kelengkapan Alat Praktek ................................... 50 Diagram 4.3 Diagram Pencar dan Garis Persamaan Regresi ..................... 52 Grafik Persamaan Garis Linier ................................................................ 53
xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik, yang memungkinkan pengembangan segenap potensi individu, sehingga cita-cita membangun manusia Indonesia seutuhnya dapat tercapai. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, visi dari Pendidikan Nasional yaitu terwujudnya sistem pendidikan
sebagai
pranata
sosial
yang
kuat
dan
berwibawa
untuk
memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Sedangkan misi Pendidikan Nasional sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. “Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia, membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar, meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral, meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global, dan memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarakan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI”. Pendidikan menengah kejuruan merupakan institusi yang bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
1
2
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Pendidikan menengah kejuruan dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berorientasi pada kinerja individu dalam dunia kerja dan memiliki jastifikasi khusus pada kebutuhan di lapangan sehingga harus memiliki
kepekaan
terhadap
perkembangan
dunia
kerja
agar
mampu
menyesuaikan lulusannya dengan tuntutan kerja. Untuk mempersiapkan siswa dan lulusannya dalam memasuki dunia kerja, maka harus dipersiapkan program pembelajaran dasar, pembelajaran lanjutan dan program pembelajaran aplikasi. Program pembelajaran dasar yang dimaksud proses belajar yang diberikan pada tahap awal kepada siswa dalam menguasai suatu bidang, dalam hal ini diberikan kepada kelas dasar atau kelas X. Program pembelajaran lanjutan adalah proses belajar yang diberikan setelah siswa telah menamatkan proses belajar pada tingkat dasar, biasanya proses belajar ini diberikan pada kelas XI. Sedangkan program pembelajaran aplikasi adalah proses pembelajaran yang diberikan kepada siswa setelah menamatkan program pembelajaran tingkat lanjutan, program ini diberikan pada kelas akhir atau kelas XII. Pada SMK proses pembelajaran bertahap ini menjadi hal mutlak dilakukan karena untuk mendapatkan lulusan yang mampu menjadi tenaga kerja yang professional. Pada jurusan listrik program pembelajaran dasar terdiri dari berbagai mata pelajaran kejuruan. Proses pembelajaran yang dilakukan aada tingkat dasar saling terkait antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya sehingga
3
diharapkan saling mendukung dan menguatkan siswa dalam mengikuti proses belajar yang selanjutnya. Salah satu mata diklat di SMK Negeri 1 Bulakamba adalah dasar instalasi listrik. Di di SMK Negeri 1 Bulakamba menerapkan sistem pengajaran teori dan praktek. Pelajaran teori dilaksanakan terlebih dahulu baru kemudian melakukan secara praktek. Setelah proses pembelajaran diharapkan siswa dapat memahami dan terampil praktek instalasi dasar listrik dengan baik dan benar, serta siswa mampu
memilih
karier,
berkompetensi
dan
mengembangkan
sikap
profesionalisme dalam program keahlian instalasi dasar listrik dan membekali siswa dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan. Salah satu tujuan pelaksanaan mata diklat dasar instalasi listrik adalah siswa diharapkan mampu mengenal dasar tentang bagaimana cara pemasangan instalasi listrik rumah tangga maupun dasar tentang peralatan yang diperlukan atau dibutuhkan dan mengetahui tata cara pada saat melaksanakan praktek yang sesuai dengan tata tertib praktek yang ditentukan. Guna menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih dan arus globalisasi yang semakin hebat sehingga banyak persaingan dalam berbagai hal yang menuntut peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terutama untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berprestasi serta untuk mencapai tujuan pembelajaran mata diklat instalasi listrik dasar, maka siswa mampu menguasai teori dasar listrik instalasi dan mampu menerapkan praktek sesuai dengan job praktek, yang dalam ini didukung oleh peralatan praktek yang ada.
4
Menurut Slameto (2010. hal 68), perlengkapan alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu, peralatan yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju. Hasil belajar yang didapat siswa saat praktek dasar instalasi listrik adalah bentuk kongkret dan keterampilan yang didapat ditingkat dasar menuju proses pengembangan dirinya, oleh karena itu siswa dituntut agar dapat menerapkan teori yang didapatkan dengan praktek yang sesungguhnya. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti dilakukan pada bulan Februari 2012 menunjukan bahwa rata-rata kompetensi siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba pada mata diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik masih terdapat banyaknya siswa yang nilainya tergolong cukup dan ada siswa yang masih bernilai dibawah KKM, dengan ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu <75. Data nilai akhir siswa kelas X pada mata diklat Paktek Dasar Instalasi Listrik pada studi pendahuluan diperlihatkan tabel 1 Tabel. 1 Nilai Belajar siswa Praktek Dasar Instalasi Listrik Tahun Jumlah T TT % KKM Pelajaran siswa (Tuntas) (Tidak Tuntas) TT 2008/2009 76 60 16 75 21,5% 2009/2010
110
90
20
75
18,18%
2010/2011
107
89
18
75
16,82%
Sumber : Dokumen guru
5
Data di atas dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa untuk mata diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik pada siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba tahun 2008/2009 dengan jumlah siswanya keseluruhan dari 3 kelas terhadap nilai teori dan praktek yaitu 76 siswa, diketahui bahwa yang memenuhi kriteria ketuntasan dengan nilai ≥ 75 adalah 60 siswa atau 79,5% dan yang belum mencapai kriteria nilai tersebut sebanyak 16 siswa atau 21,5% . Tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa keseluruhan dari 3 kelas yaitu 110 siswa , di ketahui bahwa yang memenuhi kriteria ketuntasan dengan nilai ≥75 adalah 90 siswa atau 81,82% dan yang belum mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 20 siawa atau 18,18%. Sedangkan dari siwa tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa keseluruhan dari 3 kelas yaitu 107 siswa , di ketahui bahwa yang memenuhi kriteria ketuntasan dengan nilai ≥75 adalah 89 siswa atau 82,18% dan yang belum mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 18 siswa atau 17,82%. Nilai dalam praktek merupakan salah satu penunjang untuk meningkatkan nilai selain dari nilai tes atau teori, dan sebaiknya nilai praktek itu dalam kategori baik. Ditinjau dari proses belajar yang diterapkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berlatar belakang teori dan praktek, keterbatasan dan kelengkapan peralatan praktek yang ada di sekolah sering menjadi penyebab rendah. Keberhasilan belajar siswa dapat dipengaruhi dari kelengkapan peralatan praktek yang digunakan pada saat melakukan praktek. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Kelengkapan Peralatan Praktek Sekolah terhadap Hasil
6
Belajar Siswa pada mata Diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik di Kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba Kabupaten Brebes”.
1.2 Rumusan Masalah Bertolak dari penjelasan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1) Seberapa tinggi hasil belajar siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba mata Diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik? 2) Adakah pengaruh kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik Siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba.
1.3 Batasan Masalah Mengingat luasnya kajian yang menjadi obyek penelitian, maka dilakukan pembatasan terhadap masalah yang akan diteliti sebagai berikut : 1) Kelengkapan peralatan praktek dasar instalasi listrik yang dimiliki di SMK Negeri Bulakamba. 2) Hasil belajar mata diklat dasar instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba.
7
1.4 Tujuan Penelitian Pada umumnya penelitian mempunyai tujuan untuk menemukan, mengembangkan atau mengkaji kebenaran pengetahuan. (Sutrisno Hadi, 1985 : 3). Sesuai dengan permasalahan yang diungkap maka tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui tingkatan hasil belajar mata diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik pada siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba. 2) Untuk mengetahui pengaruh kelengkapan peralatan praktek dasar instalasi listrik terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklai Praktek Dasar Instalasi Listrik siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba.
1.5 Manfaat penelitian 1.5.1 Manfaaat Secara Teoritis Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya mengenai pengaruh peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek dasar instalasi listrik. 1.5.2 Manfaat Secara Praktis 1) Bagi Siswa Dapat digunakan sebagai motivasi bagi siswa untuk mengikuti mata diklat dasar instalasi listrik dengan alat yang lengkap sehingga siswa dapat memahami mata diklat dasar instalasi listrik dan siswa dapat meningkatkan nilai prakteknya. 2) Bagi Guru Dengan adanya penelitian ini, dapat dijadikan masukan mengenai keadaan peralatan praktek sekolah.
8
3) Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kasanah pengetahuan tentang pengaruh kelengkapan peralatan praktek dasar instalasi listrik terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik sehingga dapat dijadikan bekal bagi peneliti dalam menerapkan ilmu kependidikan yang telah diperoleh dikemudian hari. 4) Bagi Peneliti Lain Dapat menambah pengetahuan untuk melakukan sebuah penelitian yang masih dalam satu jenis penelitain.
1.6 Sitematika Skripsi Sistematika skripsi merupakan tata cara penyusunan skripsi yang bertujuan untuk memudahkan jalan pemikiran dalam memahami secara keseluruhan isi skripsi dalam penelitian ini sebagai berikut : 1.1.1 Bagian Awal Skripsi Terdiri dari : halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, daftar tabel. 1.1.2 Bagian Inti Skripsi Bagian inti skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana masing-masing bab menguraikan hal sebagai berikut : BAB I
: Pendahuluan, berisikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
9
BAB II
: Landasan teori penelitian, yang berisikan teori tinjauan belajar, hasil Sekolah Menengah Kejuruan, dasar instalasi listrik, peralatan praktek dan kelengkapan praktek, kerangka berpikir dan hipotesis.
BAB III : Metode penelitian, yang berisikan mengenai lokasi penelitian, populasi
dan
sampel
penelitian,
variable
penelitian,
metode
pengumpulan data, metode penyusunan instrumen uji instrument penelitian, dan metode analisis data. BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan, berisikan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan beserta pembahasannya. BAB V
: Penutup, mengemukakan simpulan hasil penelitian dan saran yang diberikan peneliti berdasarkan simpulan.
1.1.3 Bagian Akhir Skripsi Bagian akhir dalam skripsi ini berisikan tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Belajar Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan didalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar menurut James O. Whittaker (dalam Darsono 2000:4) “Learning may be defined as the process by which behavior originates or altered through training or experience” belajar didefinisikan sebagai proses menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman. Slameto (2002 hal.13), mendefinisikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Dari dua definisi di atas, dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Perubahan yang terjadi setelah sesorang melakukan kegiatan belajar dapat berupa pengertian atau pengetahuan, keterampilan atau sikap. Belajar merupakan peristiwa yang disengaja atau terjadi secara sadar disertai dengan tindakan-tindakan mental, seperti berfikir dan
10
11
berimajinasi, artinya seseorang yang terlihat pada peristiwa belajar pada akhirnya menyadari bahwa ia telah mempelajari sesuatu. Perubahan tingkah laku yang terjadi merupakan perubahan yang diperoleh dari kegiatan yang disadari dan disengaja dilakukan. 2.1.2 Tujuan Belajar Secara umum tujuan belajar yang dicapai melalui kegiatan instruksional biasanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan (instrucsional effects). Tujuan lainnya disebut hasil sampingan (nurturent effects), biasanya berbentuk cara berpikir kritis, sikap terbuka, demokratis, dan sebagainya. Jadi dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar yaitu untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan pembentukan sikap atau tingkah laku. Dari ketiga tujuan tersebut, pada prinsipnya merupakan perubahan tingkah laku setelah melakukan belajar. Perubahan tersebut mencakup tiga aspek, yaitu kognitif, efektif, dan psikomotorik (Darsono, 2000 hal. 32). Ranah kognitif (cognitive domain), yaitu suatu wilayah kecakapan mempengaruhi tingkah laku seseorang, yang terdiri dari enam jenjang intelektuial, yaitu : 1) Pengetahuan (knowledge), yaiut mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan; 2) Pemahaman (comprehension), yaitu mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari;
12
3) Penerapan (application), yaitu mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus/problem yang kongkret dan baru; 4) Analisis (analisys), yaitu mencakup kemampuan untuk merinci satu keasatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik; 5) Sintesis (synthesis), yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru; 6) Evaluasi (evaluation), yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggung jawaban pendapat itu, yang berdasarkan criteria tertentu (Winkel, 1999 hal. 244-226). Ranah afektif (affective domain), yaitu suatu wilayah yang menyangkut reaksi-reaksi psikologi yang berkaitan dengan kemampuan dan perasaan. Ranah afektif terdiri dari lima jenjang, yaitu : 1) Penerimaan (receiving), yaitu mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti peralatan praktek 2) Partisipasi (responding), yaitu mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan; 3) Penilaian/penentuan sikap (valuing), yaitu mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu;
13
4) Organisasi (organization), yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan; 5) Pembentukan pola hidup (omplcharacterization by a value or value cex), yaitu mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri Ranah
psikomotorik
(psycho-motor
domain),
yaitu
keterampilan
mengadakan koordinasi antara proses-proses psikis dengan reaksi motorik. Ranah psikomotorik terdiri dari : 1) Persepsi (perception), yaitu mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara cirri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsanagan; 2) Kesiapan (set), yaitu mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu rangkaian gerakan, seperti persiapan untuk mengerjakan tugas-tugas; 3) Gerakan terbimbing (guided response), yaitu mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi); 4) Gerakan yang terbiasa ( mechanical response), yaitu mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan, seperti gerakan dalam menggunakan peralatan praktek;
14
5) Gerakan yang kompleks (complex response), yaitu mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancer, tepat dan efisien. Seperti halnya keterampilan dalam menggunakan peralatan praktek; 6) Penyesuaian pola gerakan (adjustment), yaitu mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengaqn kondisi setempat atau dengan menunjukan suatu taraf
keterampilan yang telah
mencapai kemahiran; 7) Kreativitas (creativity), yaitu mencakup kemampuan untuk melahirkan polapola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri; 2.1.3 Hasil Belajar Di dalam pendidikan, hasil belajar merupakan faktor yang amat penting untuk diperhatikan oleh setiap guru, karena hasil belajar yang tercapai siswa menunjukan seberapa jauh siswa telah menguasai materi perkuliahan dan mencerminkan pula berhasil tidaknya guru dalam mengajar. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, maka setiap proses perlu diadakan evaluasi. Prestasi adalah tingkatan-tingkatan sejauh mana mahasiswa telah dapat mendapat tujuan yang ditetapkan (Arikunto, 2001 : 226). Sedangkan Hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar
15
dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Hamalik, 2009 : 159). Hasil belajar adalah semua perubahan dibidang kognitif, sensorik-motorik, dan dinamik-afektif yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Hasil belajar ini merupakan suatu kemampuan internal (capability) yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu atau memberikan prestasi tertentu (performance). 2.1.4 Proses Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. (Darsono dkk, 2000 : 24). Berdasarkan pengertian pembelajaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran adalah rangkaian suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan sedemikian rupa, agar supaya berpengaryh terhadap tingkah laku dan sikap siswa kearah yang lebiuh baik, sampai dengan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah membantu pada siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah, baik kualitas maupun kuantitas (Darsono dkk, 2000:26). Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa. Kemudian dalam proses pembelajaran terdapat komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yaitu : (1) tujuan pendidikan dan pengajaran; (2) peserta didik; (3) guru; (4) perencanaan pengajaran sebagai suatu segmen kurikulum; (5)
16
strategi pengajaran; (6) media pengajaran; (7) evaluasi pengajaran (Hamalik, 2009: 77). Guru adalah merupakan pekerjaan profesi (Sutomo dkk, 1994:4). Dalam proses pembelajaran di sekolah guru sebagai pengajar dan pendidik. Untuk melaksanakan tugasnya dalam meningkatkan proses pembelajaran, guru mnempatkan kedudukannya sebagai figure sentral. Seorang guru harus mampu dalam mengorganisasi kegiatan belajar siswa maupun dengan keterampilan mengajar. Termasuk disini mengatur dan mengoptimalkan penggunaan sarana belajar, demi meningkatkan proses dan hasil belajar. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebgai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar. Saran dan fasilitas dalam hal ini termasuk di dalamnya keadaan kelengkapan peralatan praktek, tempat duduk, keadaan gedung, tempat belajar seta penerangan dan fasilitas pendukung lainnya dapat mempengaruhi proses dan keberhasilan siswa dalam belajar. 2.2 Sekolah Menengah Kejuruan Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan siswanya agar dapat bekerja dalam bidang tertentu, terutama yang ada kaitannya dengan teknologi. Usaha pemerintah untuk mewujudkan pendidikan Nasional secara merata adalah dengan lebih banyak mendirikan sekolah, baik sekolah umum maupun sekolah-sekolah kejuruan. Sedangkan Depdikbud (1989 : 9) menerangkan
bahwa
sekolah
kejuruan
merupakan
pendidikan
yang
17
mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa. Didirikannya sekolah kejuruan mempunyai tujuan agar lulusannya lebih siap bekerja dibandingkan dengan lulusan sekolah umum. Tujuan SMK negeri 1 Bulakamba adalah 1) Menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang produktif sesuai tuntutan standar kompetensi dunia kerja. 2)Menumbuhkan budaya hidup disiplin dan unggul di kalangan warga sekolah yang dilandasi nilai – nilai keimanan. Dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional, pasal 4 disebutkan bahwa : Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab terhadap masyarakat, bangsa dan Negara. Jenis dan tingkat kejuruan di Indonesia banyak macamnya, sesuai dengan kebijakan Direktorat Pendidikan Kejuruan, maka pada tahun 1979 sekolah kejuruan mulai ditertibkan sesuai dengan keahliannya. Untuk sekolah menengah tingkat atas dikelompokan sebagai berikut : a. Sekolah Teknologi Menengah (STM) b. Sekolah Menengah Teknologi Pertanian (SMTP) c. Sekolah Menengah Teknologi Kerumahtanggaan (SMKTA) d. Sekolah Menengah Industri Kerajinan (SMIK) e. Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA)
18
f. Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga (SMKK) g. Sekolah Menengah Kejuruan Kelompok Perkapalan dan Peberbangan Untuk mempermudah pengaturan dan pengelolaan, sebagaimana kebijakan Direktorat Pendidikan Kejuruan sejak tahun 1979 sekolah kejuruan tersebut disatukan yang kemudian disebut Sekolah Kejuruan Tingkat Atas (SMKTA). Dikeluarkannya surat Keputusan Mendibud Nomor 0409/U/1992 Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Atas (SMKTA), diganti istilahnya menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dalam keputusan tersebut, yang dimaksud dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah bentuk satuan pendidikan menengah yang dilaksanakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidiakn dasaar serta menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesionalisme. SMK menyelenggarakan program pendidikan yang disesuaikan dengan jenis lapangan pekerjaan. Sesuai dengan keputusan Mendibud RI Nomor 080/1/1993 tentang Kurikulum Sekolah Kejuruan (SMK), maka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dibagi menjadi 7 kelompok. Ketujuh kelompok tersebut adalah : 1. SMK Kelompok Teknologi dan Industri 2. SMK Kelompok Pertanian dan Kehutanan 3. SMK KelompokPerkapalan dan Penerbangan 4. SMK Kelompok Bisnis dan Manajemen 5. SMK Kelompok Kesejahteraan Keluarga 6. SMK Kelompok Pariwisata
19
7. SMK Kelompok Seni dan Kerajinan Untuk tiap kelompok program pendidikan tersebut kemudian dibagi menjadi beberapa jurusan dan tiap jurusan mempunyai program pendidiakn terkecil yang disebut program studi. Pengelompokan program ini, maka untuk SMK Kelompok Teknologi dan Industri terdiri atas beberapa program pendidikan yang mempersiapka tamatannya untuk dapat bekerja dan mengembangkan profesionalismenya pada berbagai jenis pekerjaan dibidang teknologi dan industry meliputi : teknik mesin, otomotif, kelistrikan, elektronika, kontruksi bangunan gedung, bangunan air, pertambangan, grafika, kimia, tektil, teknik pendingin, informatika dan instrument industry. Ini berarti SMK Kelompok Teknologi dan Industri merupakan gabungan dari berbagai program pendidikan di Sekolah Teknologi Menengah (STM). Dengan perkembangan teknologi dewasa ini dan banyaknya perusahaan atau industry yang menggunakan peralatan atau mesin dengan teknologi modern maka dibutuhkan lulusan dari SMK yang memiliki kemampuan sesuai yang dibutuhkan oleh dunia usaha / industry. Maka keberadaan SMK kelompok teknologi dan industry sampai saat ini masih mendominasi kuantitas SMK di Indonesia dibandingkan dengan SMK kelompok lain. SMK Negeri 1 Bulakamba yang beralamat Jalan Raya Bulakamba Brebes telah membuka lima program keahlian, yaitu : (1) Teknik Kendaraan Ringan, (2) Teknik Audio Video, (3) Teknik Instalasi Tenaga Listrik, (4) Agrobisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura, (5) Nautika Kapal dan Penangkapan Ikan. Secara umum saran dan prasarana yang ada di SMK Negeri 1 Bulakamba sudah cukup baik,
20
tetapi tidak menutup kemungkinan untuk terus dilakukan perbaikan dan pengadaan fasilitas sekolah, baik fisik maupun kualitas dan mutu sekolah. SMK Negeri 1 Bulakamba mulai menerapkan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 2006/2007 dengan pelaksanaan pengajaran sistem semester. 2.3 Dasar Instalasi Listrik Pada dasarnya untuk pemberian materi dasar instalasi listrik disini adalah bagaimana cara atau peraturan pemasangan instalasi listrik yang sesuai dengan aturan yang ada, karena dalam pemasangan instalasi penerangan listrik merupakan pekerjaan yang sangat komplek, pekerjaan ini meliputi perencanaan, membaca gambar, pemilihan bahan maupun alat serta pelaksanaan pemasangannya. 2.4 Kelengkapan Praktek dan Peralatan Praktek 2.4.1 Kelengkapan peralatan praktek Pada saat pelaksanaan proses belajar mengajar praktek dilaksanakan, hal utama yang harus dilakukan adalah mengetahui kebutuhan kelengkapan ideal. Saat pelaksanaan analisis dapat dilakukan dengan sistem semester. Kelengkapan berarti kegenapan, sedangkan alat berarti barang-barang yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu (Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Depdikbud, 1989). Sedangkan yang dimaksud dengan alat disini adalah alat-alat yang dipakai dalam melaksanakan praktek Pemasangan Dasar Instalasi Listrik. Siswa akan memperoleh keterampilan secara maksimal dalam proses praktek apabila didukung dengan adanya bengkel kerja yang memiliki peralatan praktek yang lengkap.
21
Adapun standarisasi kerja optimal dengan memiliki peralatan praktek lengkap (depdikbud, 1998) adalah : 1. Efisiensi penggunaan peralatan praktek berkisar antara 60% sampai dengan 80%. 2. Peralatan selalu siap pakai dan aman yaitu semua peralatan terhindar dari kerusakan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 Tanggal 31 Juli 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) untuk praktik dasar instalasi listrik sebagai berikut. a. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Pembangkit Tenaga Listrik berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran: penerapan konsep dasar kelistrikan dan pengukuran pada pembangkit listrik; instalasi pembangkit yang meliputi konstruksi, cara kerja, pemasangan, inspeksi, pengoperasian danperawatan/perbaikan, serta pembelajaran keselamatan dan kesehatan kerja listrik (K3 Listrik). b. Luas minimum ruang praktik Program Keahlian Teknik Pembangkit Tenaga Listrik adalah 208 m² untuk menampung 32 peserta didik, yang meliputi: laboratorium dasar teknik elektro 64 m², area kerja pembangkit tenaga listrik 96 m², ruang penyimpanan dan instruktur 48 m². c. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Pembangkit Tenaga Listrik dilengkapi prasarana
22
No 1
Tabel 2.1 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktik dasar instalasi listrik Jenis Rasio Deskripsi Laboratorium dasar
4m²/peserta didik Kapasitas untuk 16 peserta didik.
teknik elektro
Luas minimum adalah 64 m². Lebar minimum adalah 8 m.
2
3
Ruang kerja
6m²/peserta didik Kapasitas untuk 16 peserta didik.
pembangkit tenaga
Luas minimum adalah 96 m².
listrik
Lebar minimum adalah 8 m
Ruang penyimpanan
4m²/instruktur
dan instruktur
No 1 1.1 1.2 1.3 2 2.1
Luas minimum adalah 48 m². Lebar minimum adalah 6 m.
Tabel 2.2 Standar sarana dasar instalasi listrik Jenis Rasio Deskripsi Perabot Meja kerja 1 set/lab Kursi kerja Lemari simpan alat dan bahan Peralatan Peralatan untuk pekerjaan 1 set/lab penerapan konsep dasar teknik elektro
3 3.1
Media Pendidikan Papan tulis
4 4.1
Perlengkapan Lain Kontak kontak
4.2
Tempat sampah
Untuk minimum 4 peserta didik pada pekerjaan penerapan konsep dasar kelistrikan dan pengukuran pada pembangkit listrik. Untuk minimum 4 peserta didik pada pekerjaan penerapan konsep dasar kelistrikan dan pengukuran pada pembangkit listrik
1 set/lab
Untuk mendukung minimum 4 peserta didik pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoritis
Minimum 1 buah/area.
Untuk mendukung operasionalisasi peralatan yang memerlukan daya listrik
Minimum 1 buah/area.
23
2.4.2 Peralatan Praktek Dalam melaksanakan suatu pekerjaan (seringkali disebut praktek) diperlukan peralatan untuk mengerjakannya. Tanpa alat/ perkakas hampir dapat dipastikan bahwa pekerjaan tersebut tidak dapat dilaksanakan menbginagt pentingnya peralatan bagi praktek, maka wajib bagi siswa untuk mengenal nama dan bentuk penggunaannya yang tepat. Dengan menggunakan alat yang tepat dapat diharapkan hasil kerjaan yang baik. Sebaliknya, salah memilih atau memakai alat/perkakas, tidak mungkin dihasilkan pekerjaan yang baik. Untuk pekerjaan instalasi diperlukan berbagai jenis alat/perkakas. Oleh karena itu adanya pengelompokan yang berdasarkan kepentingan pemakaiannya yaitu dibedakan dari : 1. Alat / perkakas pokok Alat atau perkakas pada pekerjaan intsalasi listrik adalah merupakan alat / perkakas tangan, yaitu alat yang mudah dibawa kemana-mana. Alat ini biasanya dimasukan kedalam kantong dari terpal yang digantungkan pada ikat pinggang atau dimasukan dalam kantong baju atau celana yang dibuat khusus untuk keperluan tersebut. Adapun macam dari alat / perkakas pokok yaitu : a. Obeng adalah alat tangan yang digunakan untuk memasang atau membuka sekrup, obeng terdiri dari tiga bagian pokok ialah pegangan, batang dan mata obeng. (Daryanto 1995: 41) Macam-macam bentuk obeng antara lain :
24
1) Obeng Rata
2) Obeng bintang (Philips)
3) Obeng offset
b. Tang merupakan alat utama dalam pekerjaan instalasi listrik, yang digunakan untuk memegang benda kerja, memotong kawat, membuat mata (loop). Sedangkan macam bentuk tang antara lain :
25
1) Tang pemotong
2) Tang kombinasi
3) Tang pebulat
4) Tang pemegang
26
5) Tang kakatua
c. Pisau digunakan untuk mengupas kabel, memotong tali rami dan isolasi ban.
2. Alat / perkakas bantu Untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu pekerjaan instalasi listrik, selain perkakas pokok seringkali diperlukan alat / perkakas bantu. Alat / perkakas bantu ini sebenarnya amat luas, tetapi dalam hal ini akan disebutkan beberapa buah yang dirasa sangat penting, antara lain : a. Martil merupakan alat yang digunakan untuk memukul. Beberapa macam martil yang digunakan dalam pekerjaan instalasi listrik adalah martil paku, martil kepala baut, martil karet, martil muka lunak. b. Kunci adalah alat / perkakas yang dapat digunakan untuk memutar mur-baut. Macam-macam kunci yaitu : kunci inggris, kunci pipa, kunci pas tunggal, kunci pas ganda, kunci pas gelang, kunci sock.
27
c. Pemotong pipa, alat perkakas sederhana untuk memotong pipa adalah gergaji besi, pipa cutter. d. Pembengkok pipa yang sangat sederhana berupa sepotong kayu, umumnya jati dan dibuatkan lubang yang sesuai dengan lubang pipa. e. Penarik kawat / kabel, contoh dari penarik kabel yaitu penarik kawat berbentuk spiral. f. Baut soldir, alat untuk mematri ada dua macam, yaitu baut soldir baker dan baut soldir listrik. g. Kompor merupakan sumber api buatan dengan bahan bakar minyak, contoh dari kompor yaitu : kompor minyak, “push button torch”. h. Alat penekan keeling yaitu penekan keeling (mekanis), las titik (listrik). 3. Alat / perkakas pemeriksa a. Tespen merupakan alat sederhana yang sangat berguna untuk mengetahui hantaran fasa atau yang bertegangan dalam suatu instalasi listrik. b. Megeer adalah alat / perkakas penting yang sering digunakan dalam pemeriksaan instalasi listrik, alat ini dapat dipakai untuk mengetahui baik atau buruknya hantaran dalam suatu instalasi. c. Multimeter adalah alat / perkakas yang digunakan untuk mengertahui besar tegangan antara hantaran fasa dengan kawat nolnya. Jumlah Alat Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang dimiliki SMK Negeri 1 Bulakamba.
28
Tabel. 2.3 Kelengkapan Alat Alat / Bahan
No
1
2
3
4
Perkakas Pokok a. Tang - Tang Pemotong - Tang Kombinasi - Tang Pengupas - Tang Lancip b. Obeng - Kecil - Besar - Sedang Perkakas Bantu a. Martil - Kepala Bulat - Kepala Lunak - Kepala Karet b. BOR c. Gergaji d. Pisau e. Solder Perkakas Pemeriksa a. Tespen b. Multimeter c. Meger d. Tang Ampere e. Kwh meter 1 fasa Bahan instalasi Listrik a. Box Sikring 1 fasa 3 kelompok b. Box Sikring 1 fasa 2 kelompok c. Box Sikring 1 fasa 1 kelompok d. MCB 1 fasa e. Stop kontak f. Fitting g. Saklar - Tunggal - Seri h. Papan Praktek
Jumlah alat 27 27 25 26 24 25 25 24 26 24 11 8 9 18 30 20 7 20 15 10 10 11 10 13 20 25 25 26
2.5 Kerangka Berfikir Berdasarkan uraian di atas maka seorang siswa dituntut agar dapat mengenal peralatan praktek listrik sesuai dengan kegunaan masing-masing.
29
Seorang siswa harus bisa menggunakan peralatan praktek dengan benar dan tepat, karena selama melakukan aktivitas praktek instalasi listrik tidak menutup kemungkinan terjadinya bahaya yang dapat menyebabkan seseorang siswa menjadi/mengalami luka ringan bahkan serius. Pada saat praktek sedang berlangsung siswa harus mengetahui job sheet yang diberikan oleh guru dan betul-betul mengetahui bagan rangkaian yang akan dipraktekkan. Mengetahui bagan rangkaian yang akan dipraktekkan, sangat penting karena merupakan alat komunikasi yang sangat diperlukan sebelum melakukan aktivitas praktek dasar instalasi listrik. Dengan demikian seseorang dapat mengerjakan pekerjaannya dengan mudah dan benar. Oleh karena itu pada saat melakukan praktek instalasi listrik disekolah seorang siswa dituntut dapat membaca (berkomunikasi) dengan rangkaian pemasangan listrik yang benar. Baik dan buruknya hasil praktek pemasangan instalasi listrik sangat dipengaruhi oleh peralatan praktek yang digunakan. Seorang siswa harus bisa memanfaatkan semua peralatan yang ada pada bengkel praktek sekolah, karena peralatan yang memadai akan memperlancar jalannya proses belajar mengajar terutama pada pelajaran praktek. Apabila perlatan praktek/perkakas praktek yang tidak lengkap akan membuat siswa menjadi malas untuk mengikuti pelajaran praktek. Manfaat kelengkapan peralatan praktek dapat memperlancar proses belajar
mengajar,
menumbuhkan
kemampuan
mencari,
mengolah
dan
menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah atas tanggung jawab dan usaha sendiri dan akhirnya tumbuhlah sikap untuk belajar mandiri.
30
Banyak faktor yang mempengaruhi belajar siswa, salah satu dintaranya adalah peralatan praktek siswa yang juga merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Sebab tanpa adanya fasilitas belajar yang mendukung proses belajar, siswa tidak akan bersemangat dalam belajar dan tujuan belajar juga akan terhambat ketercapaiannya. Jika siswa telah kehilangan semangat belajar, maka akan berdampak pada prestasi yang didapat oleh siswa. Sumadi Suryabrata 2004: 233), mengemukakan bahwa alat-alat yang dipakai untuk belajar dan faktorfaktor lainnya harus diatur dengan sedemikian rupa sehingga dapat membantu proses belajar secara maksimal. Kecakapan
guru
dalam
menggunakan
fasilitas
yang
ada
akan
mempermudah dan mempercepat siswa untuk belajar. Begitu pula dengan pengadaannya, pengadaan fasilitas belajar yang memadai sangat diperlukan dalam menunjang proses pembelajaran terutama dalam pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan. Sebab, dewasa ini peranan fasilitas pendidikan semakin dirasakan sangat penting sekali mengingat semakin ketat pula persaingan diantara lembaga- lembaga sekolah yang ada. Bahkan saat ini sering kali kelengkapan fasilitas dijadikan sebagai tolak ukur dari keberhasilan pembelajaran dan kualitas suatu sekolah. Berdasarkan uraian tersebut di atas, peralatan praktek disediakan secara lengkap dalam proses belajar praktek, khususnya dalam praktek instalasi listrik tentu sangat berpengaruh terhadap hasil kerjanya. Melalui pengamatan yang dilakukan terhadap peralatan praktek yang disediakan secara lengkap maka berpengaruh terhadap hasil kerja praktek siswa serta lebih mampu menerapkan
31
teori yang diberikan dan hasil kerja praktek yang lebih cepat, peralatan praktek merupakan salah satu faktor yang dapat memperngaruhi dalam pencapaian hasil belajar siswa. Dari paradigma yang telah dijelaskan dapat digambarkan pada skema berikut : Perkakas Pokok
Perkakas Bantu
Perkakas Pemeriksa
Bahan Instalsi Listrik
Kelengkapan Peralatan Praktek Hail Belajar Gambar 1. Kerangka Berfikir 2.6 Hipotesis Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 71) Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan pada uraian teori di atas dalam penelitian ini, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut : a. Hipotesis Alternatif (Ha) Ada pengaruh antara kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar siswa program studi dasar instalsi listrik SMK Negeri 1 Bulakamba.
32
b. Hipotesis Nihil (Ho) Tidak ada pengaruh antara kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar Praktek dasar instalasi listrik program studi dasar instalsi listrik SMK Negeri 1 Bulakamba.
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah kegiatan untuk mengembangkan dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah untuk mencapai tujuan melalui proses yang sistematis dan analisis yang logis. Penggunaan metode penelitian yang tepat akan memperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sesuai dengan aturan yang berlaku. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey yaitu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual (Moh. Nazir, 1983 : 65). Jenis Penelitian ini tanpa menggunakan suatu perlakuan (treatment) pada suatu objek atau disebut juga penelitian non eksperimen. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Bulakamba pada siswa kelas X program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik, yang bealamat Jalan Raya Kluwut Bulakamba Brebes. 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diteliti. Menurut Arikunto (2006 : 108) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sutrisno Hadi (2004 : 182) populasi didefisinikan seluruh penduduk yang
33
34
dimaksudkan untuk diselidiki disebut populasi atau universum, populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai ssatu sifat yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang terdiri dari kelas X-1, X-2, X-3 yang siswanya berjumlah 107 siswa. 3.2.2 Sampel Menurut Arikunto (2006 : 19) sampel diartikan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangakan Sutrisno Hadi (2004 : 182) menyatakan bahwa sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi, juga harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama. Dari pengertian di atas yang dimaksud sampel pada penelitian ini adalah individu yang memiliki sifaat sama dan dapat mewakili penelitian ini adalah individu yang memiliki sifat yang sama dan dapat mewakili populasi. Tetapi apabila jumlah subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2006 : 112). Berdasarkan hal itu maka pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling, dengan catatan yang diacak adalah kelasnya. Dengan menggunakan teknik cluster random sampling diperoleh dua kelas sebagai kelas sampel yaitu satu kelas untuk uji coba instrumen dan satu kelas
untuk sampel penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X-1 yang berjumlah 36 siswa.
35
3.3 Variabel Penelitian Menurut Arikunto (2006 : 96) variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu. Dalam penelitian ini terdapat dua varibel bebas dan satu variable terikat, yaitu : 3.3.1 Variabel Bebas (X) Variable bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab. Dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu, mata pelajaran Praktek Dasar Instalasi Listrik di SMK yang selanjutnya diberi symbol X. 3.3.2 Variabel Terikat (Y) Variabel terikat disebut juga variabel tergantung atau variabel akibat, yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar mata pelajaran Praktek Dasar Instalasi Listrik siswa kelas X program keahlian Teknik Instalsi tenaga Listrik SMK Negeri 1 Bulakamba yang kemudian diberi symbol Y. 3.4 Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X program keahlian Teknik Instalasi Listrik SMK Negeri 1 Bulakamba diambil dari nilai raport. Sedangkan untuk mengetahui kelengkapan peralatan praktek di sekolah digunakan metode angket atau kuesioner. 3.4.1 Metode Dokumentasi Dokumntasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumntasi, peneliti menyelidiki benda-
36
benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 2006 : 231 ). Dalam memperoleh data atau informasi ada tiga macam sumber, yaitu tulisan (paper), tempat (place), dan kertas atau orang (people). Dalam penelitian ini data yang diambil yaitu dari tulisan, yaitu daftar nilai yang ada dalam raport. 3.4.2 Metode Observasi Observasi
atau
pengamatan
merupakan
suatu
teknik
atau
cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Nana Syaodih : 2010 : 220). Dalam penelitian ini menggunakan metode observasi langsung yaitu di SMK Negeri 1 Bulakamba pada Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Pengamatan dilakukan sendiri secara langsung ditempat yang menjadi objek penelitian. 3.4.2 Metode Angket atau Kuesioner Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung atau peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden, (Nana Syaodih : 2010 : 219). Dalam penelitian ini angket yang digunakan untuk memperoleh data tentang persepsi peserta didik mengenai pengaruh kelengkapan peralatan praktek di sekolah. Dalam pengumpulan data menggunakan angket mempunyai kelebihan sebagai berikut : 1.
Angket disebarkan kepada sejumlah responden secara serentak sehingga lebih efisien.
37
2.
Semua jawaban dapat dicatat secara lengkap, Lebih menjamin keseragaman dalam penulisan kata-kata, isi, dan urutannya.
Angket sendiri dibagi menjadi dua, yaitu : 1.
Kuesioner tertutup dimana pertanyaan disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga responden tinggal mengisi atau memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
2.
Kuesioner terbuka disusun sedemikian rupa sehingga responden bebas mengungkapkan pendapatnya dan pada umumnya digunakan untuk meminta pendapat dari seseorang dimana pendapatnya berlainan.
3.5 Metode Penyusunan Instrumen Penyusunan instrument penelitian digunakan untuk mengambil data seberapa besar pengaruh kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek dasar instalsi listrik, berdasarkan atas persepsi siswa dan diisi oleh siswa. Adapun jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk angket (kuesioner) tertutup. Hasil instrument nantinya akan digunakan untuk mendukung analisis kebutuhan alat yang telah diisi oleh pihak sekolah yang bersangkutan. 3.5.1 Menentukan tipe item angket Item angket yang digunakan adalah pilihan ganda bisa dengan 5 alternatif jawaban, responden hanya diminta untuk memilih salah satu jawaban yang telah disediakan. 3.5.2 Menentukan jumlah item angket dan alokasi waktu Jumlah item angket adalah 35 butir dengan waktu 60 menit. Kondisi peralatan praktek berjumlah 18 butir dan Kelengkapan alat praktek berjumalah 17 butir. Jadi jumlah keseluruhan indikatornya sebanyak 35 butir item.
38
3.5.3 Membuat kisi-kisi item angket uji coba Kisi-kisi pembuatan item angket tersebut di dalamnya tentang mengenai pengaruh kelengkapan peralatan praktek pada pelajaran Praktek Dasar Instalasi Listrik. Lebih jelasnya kisi-kisi item angket dapat dilihat di tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1 kisi-kisi item angket No
Indikator yang diukur
No Butir
Jumlah
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 1
Kondisi Alat Praktek
9, 10, 11, 12, 13,
18
14, 15, 16, 17, 18 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 2
Kelengkapan Peralatan Praktek
17 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35
3.5.4 Uji coba perangkat angket Uji coba perangkat angket dilaksanakan di SMK Negeri di Bulakamba kelas X program keahlianTeknik Instalasi Tenaga Listrik.
3.6 Uji Instrument Penelitian Setiap instrument dalam angket penelitian perlu diuji coba terlebih dahulu sebelum menganalisis dan penelitian. Langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk uji coba angket dalam penelitian ini adalah :
39
3.6.1 Validitas eksternal Validitas eksternal instrument diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrument dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan demikian masalah mendasar dari validitas/kesahihan alat pengukur adalah ketepatan dan ketelitian alat tersebut. Dalam penelitian untuk mengetahui validitas datanya dengan memakai rumus product moment dari Pearson (Arikunto, 2006 : 144).
Keterangan : rxy
= anak indek korelasi product moment
N
= banyak subyek
XY
= jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
X
= nilai dari item (angket)
Y
= nilai dari total item
X2
= jumlah skor X kuadrat
Y2
= jumlah skor Y kuadrat
Untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan valid atau tidak, maka r yang diperoleh (r
hitung)
dikonsultasikan dengan r
tabel
product moment
dengan taraf signifikan 5%. Apabila r hitung > r tabel maka instrumen dikatakan valid dan apabila rhitung < rtabel maka instrumen dikatakan tidak valid.
40
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa r hitung > r tabel yaitu N=35 dengan taraf signifgikan 5% adalah 0,334, dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini valid dan dapat digunakan dalam pengambilan data. Hasil perhitungan validitas variabel kelengkapan alat dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Kelengkapan alat No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
rxy 0.496 0.392 0.467 0.413 0.612 0.432 0.432 0.407 0.398 0.652 0.391 0.403 0.369 0.443 0.673 0.610 0.433 0.521 0.141 0.493 0.599 0.345 0.647 0.505 0.435 0.327
r tabel (5%; N=35)
Keterangan
0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
41
27 28 29 30 31 32 33 34 35
0.429 0.401 0.023 0.428 0.222 0.377 0.469 0.355 0.183
0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334
Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
3.6.2 Reliabilitas Realiabitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006 : 196). Untuk mencari reliabilitas, menggunakan rumus :
Keterangan : r11
: reabilitas instrument
K
: banyaknya butir pertanyaan
∑ 2
2
: jumlah varians butir : varians total
Kemudian harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel product moment. Apabila rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5% maka instrumen dinyatakan reliabel.
42
Pengukuran reliabilitas instrumen diperoleh dari hasil ujicoba instrumen terhadap 35 responden (lampiran). Hasil perhitungan reliabilitas variabel kelengakapan alat dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 3.3. Reliabilitas Instrumen Variabel
r11
Kelengankapan Alat 0,852 Sumber : Data primer diolah, 2012
rtabel (5%;N=35) 0,334
Keterangan Reliabel
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa rhitung > rtabel yaitu untuk N=35 dengan taraf signifikan 5% pada masing-masing perhitungan Uji reliabilitas variabel kelengakapan alat terlihat r alpha adalah positif lebih besar dari r tabel maka butir-butir variabel tersebut adalah reliabel. 3.7 Metode Analisis Data Analisis data merupakan langkah yang paling penting dalam suatu penelitian karena berfungsi untuk mengambil kesimpulan dari penelitian. Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 3.7.1 Analisis Deskriptif Persentase Analisis deskriptif adalah penelitian bertujuan untuk melihat mana variabel yang telah diteliti sesuai dengan tolak ukur yang telah ditetapkan. Menurut Nazir (1983 : 105) Penelitian Deskriptif adalah studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat. Metode ini digunakan untuk mengetahui ada
43
tidaknya pengaruh antara variabel kelengkapan peralatan praktek sekolah, terhadap variabel hasil belajar siswa. Dalam angket penelitian ini, ada 35 item pernyataan dengan masingmasing mempunyai 5 alternatif jawaban. a. Untuk jawaban a diberi skor 5 b. Untuk jawaban b diberi skor 4 c. Untuk jawaban c diberi skor 3 d. Untuk jawaban d diberi skor 2 e.
Untuk jawaban e diberi skor 1 Metode ini untuk mendiskripsikan data hasil angket dari varibel bebas (X)
kelengkapan peralatan praktek sekolah, terhadap variabel terikat (Y) hasil belajar siswa dengan rumus :
Keterangan : n
= jumlah skor yang diperoleh
N = jumlah nilai ideal (jumlah responden x jumlah soal x skor tertinggi) %
= tingkat keberhasilan yang diperoleh
Untuk menentukan kategori atau tingkat DP yang diperoleh dibuat tabel kategori yang disusun melalui perhitungan sebagai berikut: a.
Persentase maksimal = (5/5) x 100% = 100%
b.
Persentase minimal = (1/5) x 100% = 20%
c.
Rentang persentase = 100% - 20% = 80%
d.
Interval kelas persentase = (80%/5) = 16%
44
Membuat tabel interval kelas persentase dan kategori sarana dan lingkungan
Tabel 3.4 Kriteria Persentase Interval Kriteria
Kriteria
>84% - 100%
Sangat Lengkap
>68% - 84%
Lengkap
>52% - 68%
Cukup Lengkap
>36% - 52%
Kurang Lengkap
20% - 36%
Tidak Lengkap
Sedangkan kriteria ketuntasan belajar di SMK Negeri 1 Bulakamba adalah jika nilai yang diperoleh peserta didik <75 dikriteriakan tidak tuntas adalah nilai 75 keatas dikriteriakan tuntas. 3.7.2 Uji Normalitas Data Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal sehingga hasil penelitian ini dapat di generalisasi pada populasi. Data yang berdistribusi normal siap untuk dianalisis lebih lanjut dan kesimpulan akhir dapat dipertanggungjawabkan. Untuk menguji normalitas data digunakan rumus chi kuadrat sebagai berikut :
Keterangan :
45
X2
= Chi kuadrat
Oi
= frekuensi observasi
Ei
= frekuensi harapan
Data dikatakan normal jika X2hitung ≤ X2tabel dengan taraf signifikan 5% dan dk=k-3 (Sudjana, 2002 : 273). 3.7.3 Analisis Regresi Teknik regresi digunakan untuk mengetahui sejauh mana besarnya pengaruh variabel X dengan variabel Y. Mengacu pada tujuan hipotesis penelitian, maka dalam model penelitian ini adalah untuk menunjukan pengaruh antara kelengkapan peralatan praktik sekolah dengan hasik belajar siswa. Langkah-langkah dalam analisis regresi linier sederhana adalah sebagai berikut : 1) Menentukan persamaan regresi linier Bentuk persamaan regresi Y atas X adalah : Y = a + bX Keterangan : Y = Pembobotan nilai siswa a = Bilangan konstanta b = Koefisien regresi X = Pengaruh kelengkapan peralatan praktek (Sudjana, 2002 : 315) Rumus koefisien a dan b adalah :
46
2) Uji keberartian persamaan regresi dan uji kelinieran Untuk menguji keberartian persamaan regresi dan uji kelinieran garis regresi digunakan analisis varians seperti tabel berikut : Tabel 3.3 Ringkasan Analisis Varian Untuk Regresi Sumber Variasi
Dk
JK
KT
Total
N
∑ Y2
∑ Y2
Reg (a)
1
JK (a)
JK (a)
Reg (b│a)
1
JK (a│b)
S2 reg = JK (b│a)
Residu
n–2
JKres
Tuna cocok
k-2
JK (TC)
n-2
JK (E)
(Sudjana, 2005 : 327) Keterangan :
F
47
Keterangan : JK
= jumlah kuadrat
db
= derajat kebebasan
KT
= kuadrat total Dari tabel di atas sekaligus diperoleh dua hasil yaitu :
a) Harga F1 = S2 reg / S2res untuk uji keberartian regresi Jika F1 ≥ Ftabel pada dk pembilang 1 dan dk penyebut (n-2) dengan taraf signifikan 5% maka persamaan regresi tersebut dinyatakan signifikan. b) Harga F2 = S2 (TC) / S2(E) untuk uji kelinieran persamaan regresi Jika F2 < Ftabel pada dk pembilang (k-2) dan dk penyebut (n-k) dengan taraf signifikan 5% maka persamaan regresi tersebut dinyatakan linier. 3) Koefisien Determinasi Untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan : r2
= koefisien determinasi
b
= koefisien regresi X dari persamaan regresi
n
= jumlah data
X
= skor variabel X
48
Y
= skor variabel Y
(Sudjana, 2002 : 371)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dipaparkan tentang hasil penelitian meliputi analisis deskriptif data, uji normalitas, uji hipotesis, dan pembahasannya.
4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian dan pembahasan pada bab ini adalah hasil studi lapangan untuk memperoleh data dengan teknik kuisioner/angket. Variabel yang diteliti adalah hasil belajar praktek siswa praktek dasar instalasi listrik pada siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba. 4.1.1 Analisis Deskriptif Data Analisis deskripsi dimaksudkan untuk mengetahui gambaran dari masing-masing variabel kelengkapan peralatan praktek dan hasil belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba agar lebih mudah memahaminya. 4.1.2 Hasil Belajar Praktek Penilaian hasil belajar praktek dasar instalasi listrik pada siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba ditunjukkan dengan nilai raport. Berdasarkan hasil perhitungan analisis deskriptif presentase variabel hasil belajar praktek siswa, seperti yang disajikan pada tabel berikut ini :
48
49
Tabel 4.1 Hasil Belajar Parktek Dasar Instalasi Listrik Data statistik
Nilai
Mean
80.42
Median
80.50
Modus
70.00
Standar Deviasi
5.95
Nilai Makasimal
90
Nilai Minimal
70
Berdasarkan hasil perhitungan analisis, rata-rata nilai hasil belajar praktek siswa sebesar 80,42; nilai median hasil belajar siswa yaitu 80,50; nilai modus hasil belajar siswa yaitu 70, nilai maksimal siswa 90 dalam , dan nilai minimal siswa 70. Lebih jelasnya hasil tersebut dapat dilihat pada diagram batang berikut ini : Gambar 4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Parktek Dasar Instalasi Listrik
50
4.1.3 Kelengkapan Alat Praktek Hasil penelitian tentang variabel kelengkapan alat praktek berdasarkan pada tabel (terlampir) didapatkan hasil seperti pada tabel berikut : Tabel 4.2 Kelengkapan Alat Praktek No
interval
Kriteria
F
Persentase
1
> 84% - 100%
Sangat Lengkap
1
3%
2
> 68% - 84%
Lengkap
16
44%
3
> 52% - 68%
Cukup Lengkap
19
53%
4
> 36% - 52%
Kurang Lengkap
0
0%
5
20% - 36%
Tidak Lengkap
0
0%
36
100%
Jumlah
Berdasarkan hasil perhitungan analisis deskriptif presentase variabel kelengkapan alat praktek diperoleh sebanyak 1 (3%) menyatakan kelengkapan alat dalam kategori sangat lengkap, 16 (44%) siswa menyatakan kelengkapan dalam kategori lengkap, dan sebanyak 19 (53%) siswa
menyatakan
dalam
kategori
cukup
lengkap
dalam
hasil
pembelajaran. Hasil tersebut menunjukkan kelengkapan alat praktek berada pada kategori cukup lengkap. Lebih jelasnya hasil tersebut dapat dilihat pada diagram batang berikut ini : Gambar 4.2 Deskripsi Kelengkapan Alat Praktek
51
4.1.4 Hasil Uji Prasyarat 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Hasil analisis uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini : Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Variabel Kelengkapan alat praktek (X) Hasil belajar praktek (Y)
X2hitung 5,8002 4,4267
X2tabel 5,99 5,99
Keterangan Normal Normal
Dari data tersebut di atas terlihat bahwa harga X2hitung untuk data variabel Kelengkapan alat praktek (X) adalah 5,8002 dan untuk data variabel Hasil belajar praktek (Y) adalah 4,4267. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh X2hitung untuk setiap data lebih kecil dari X2tabel yaitu X2tabel = 5,99
52
untuk α = 5%, hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal. Karena data berdistribusi normal maka uji selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Data hasil perhitungan normalitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 2. Uji Linieritas Garis Regresi Uji linieritas garis regresi merupakan uji untuk mengetahui cocok tidaknya analisis regresi linier sederhana untuk menguji hipotesis penelitian. Uji linieritas garis regresi dapat dilakukan dengan uji F. Berdasarkan perhitungan pada lampiran diperoleh nilai Fhitung = 0,356 < Ftabel = 2,03 untuk α = 5% dengan dk pembilang = 1:34 dk penyebut = 36. Karena Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian berbentuk linier. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik persamaan linier berikut ini: Gambar 4.3 Diagram Pencar dan Garis Persamaan Regresi
3. Uji Homogenitas
53
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi dalam keadaan homogen atau tidak. Pada uji ini digunakan uji Bartlett dengan uji chi kuadrat. Suatu populasi dikatakan homogen jika X2hitung untuk setiap data lebih kecil dari X2tabel. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh X2hitung = 1,622 lebih kecil dari X2tabel = 31,41. Hal ini berarti populasi mempunyai varians yang sama (homogen). Hasil perhitungan homogenitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik persamaan linier berikut ini:
Gambar 4.4 Grafik penerimaan hipotesis uji homogenitas data
1,622
Karena
X2hitung <
2
X
tabel
31,41
maka data tersebut homogen.
Berdasarkan grafik diatas nilai X2hitung sebesar 1,622 berada di daerah penerimaan hipotesis, hal ini berarti tidak ada perbedaan variansi data. Sehingga dapat disimpulkan data penelitian homogen. 4. Uji Hipotesis Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kelengkapan peralatan praktek, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1
54
Bulakamba. Untuk menentukan besarnya pengaruh kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba digunakan analisa regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil analisis pada lampiran diperoleh hasil seperti disajikan pada tabel 4.6 berikut : Tabel 4.6 Hasil Uji Keberartian Koefisien Hubungan
dk
Fthitung
Ftabel
Kriteria
X-Y
1:34
3,901
2,03
Signifikan
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh nilai Fhitung dan pada α = 5% dengan dk = (1:34) diperoleh Ftabel = 2,03. Karena Fhitung = 3,901 > Ftabel = 2,03 sehingga hipotesis diterima, yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba. Dengan demikian dapat diputuskan bahwa hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi : “Tidak ada pengaruh kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba”, ditolak sehingga kerja (Ha) yang berbunyi : “Ada pengaruh kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba”, diterima.
55
Bentuk pengaruh kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba dapat digambarkan dengan persamaan regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana pada lampiran diperoleh persamaan regresi Y= 40,371+0,385X. 4.1.5 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi suatu variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam hal ini besarnya pengaruh antara kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh besarnya koefisien korelasi sebesar 0,556, sehingga besarnya koefisien determinasi (KD) yang diperoleh dari R square sebesar 30,9%. Jadi, besarnya pengaruh kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba sebesar 30,9%. Perhitungan koefisien korelasi dan determinasi dapat dilihat pada lampiran.
4.2 Pembahasan Hasil belajar adalah semua perubahan dibidang sensorik-motorik, dan dinamik-afektif yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Hasil belajar ini merupakan suatu kemampuan internal (capability) yang
56
telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu atau memberikan prestasi tertentu (performance). Berdasarkan hasil perhitungan analisis, rata-rata nilai hasil belajar praktek siswa sebesar 80,42; nilai median hasil belajar siswa yaitu 80,50; nilai modus hasil belajar siswa yaitu 70, nilai maksimal siswa 90 dalam , dan nilai minimal siswa 70. Hasil tersebut menunjukkan hasil belajar praktek siswa berada pada kategori baik. Pada saat pelaksanaan proses belajar mengajar praktek dilaksanakan, hal utama yang harus dilakukan adalah mengetahui kebutuhan kelengkapan ideal. Siswa akan memperoleh keterampilan secara maksimal dalam proses praktek apabila didukung dengan adanya bengkel kerja yang memiliki peralatan praktek yang lengkap. Berdasarkan hasil perhitungan analisis deskriptif presentase variabel kelengkapan alat praktek diperoleh sebanyak 1 (3%) menyatakan kelengkapan alat dalam kategori sangat baik, 16 (44%) siswa menyatakan kelengkapan dalam kategori baik, dan sebanyak 19 (53%) siswa menyatakan dalam kategori cukup baik dalam hasil pembelajaran. Hasil tersebut menunjukkan kelengkapan alat praktek berada pada kategori cukup baik. Manfaat kelengkapan peralatan praktek ternyata mampu meningkatkan dan memperlancar proses belajar mengajar, menumbuhkan kemampuan mencari, mengolah dan menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah atas tanggung jawab dan usaha sendiri dan akhirnya tumbuhlah sikap untuk belajar mandiri. Dalam pengertian bahwa saat melaksanakan praktek apabila didukung dengan
57
peralatan yang lengkap maka seorang siswa akan lebih giat dan mendapatkan hasil praktek yang lebih baik, sedangkan seorang siswa akan merasakan malas dalam melaksanakan praktek dengan hasil praktek yang kurang baik. Dengan demikian siswa menjadi terdidik untuk menghargai, memelihara dan memanfatkan waktu serta bahan secara tepat dan berhasil, sehingga mempermudah pencapaian target prestasi yang diharapkan. Berdasarkan hasil analisa data diperoleh nilai Fhitung dan pada α = 5% dengan dk = (1:34) diperoleh Ftabel = 2,03. Karena Fhitung = 3,901 > Ftabel = 2,03 sehingga hipotesis diterima, yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba. Dalam melaksanakan suatu pekerjaan (seringkali disebut praktek) diperlukan peralatan untuk mengerjakannya. Tanpa alat/ perkakas hampir dapat dipastikan bahwa pekerjaan tersebut tidak dapat dilaksanakan menbginagt pentingnya peralatan bagi praktek, maka wajib bagi siswa untuk mengenal nama dan bentuk penggunaannya yang tepat. Dengan menggunakan alat yang tepat dapat diharapkan hasil kerjaan yang baik. Sebaliknya, salah memilih atau memakai alat/perkakas, tidak mungkin dihasilkan pekerjaan yang baik. Untuk pekerjaan instalasi diperlukan berbagai jenis alat/perkakas.
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Rata-rata nilai hasil belajar Praktek Dasar Instalasi Listrik pada siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba sebesar 80,42. 2. Ada pengaruh yang signifikan antara kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik Siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba dengan besarnya pengaruh sebesar 30,9%.
5.2 Saran Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang praktek dasar instalasi listrik. Saran yang dapat disumbangkan kepada sekolah sehubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagi Sekolah Untuk mempertahankan nilai KKM kondisi peralatan praktek dasar instalasi listrik yang baik untuk lebih dapat memelihara dan menjaganya dengan baik.
58
59
2.
Bagi guru Bagi Guru pengampu palajaran dapat mengatasi permasalahan kurangnya kelengakapan alat praktek sehingga dapat melaksanakan proses belajar mengajar yang sesuai dengan kurikulum.
3.
Bagi siswa Bagi peserta didik dapat menjaga peralatan praktek dengan baik sehingga dapat digunakan dalam praktek dasar instalasi listrik.
4.
Bagi penelitian selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik melakukan kajian sejenis dapat mengambil variabel-variabel lain yang diduga turut mempengaruhi hasil belajar.
60
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. ________________,2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press. Daryanto. 2002. Pengetahuan Teknik Listrik. Jakarta : Bumi Aksara. Depdikbud. 1999. Kurikulum SMK Mata Pelajaran Jurusan Elektro. Jakarta : Depdikbud Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara. _____________. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Bumi Akasara. http://muniri.com/search/praktik+dasar+listrik Moh, Nazir. 1983. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Nana, Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Remaja Rosdakarya. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2002. Metode Stasistika. Bandung : Tarsito. Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Sutrisno, Hadi. 2000. Statistik Jilid 2. Yogyakarta. Andi.
61
Th. Katman. 2011. Menggunakan Alat-Alat Ukur (Measuring Tools). Bandar Lampung. Erlangga. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
62
63
HASIL DATA PENELITIAN No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
1
4
4
3
4
4
4
3
4
5
3
4
4
1
4
4
4
2
5
4
4
4
5
3
3
4
5
5
5
4
5
5
5
5
3
5
4
4
5
5
4
3
4
5
5
5
4
4
5
5
5
4
4
5
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
1
4
4
4
5
4
5
5
4
4
4
4
4
5
5
4
4
5
4
5
5
6
4
4
4
4
4
4
1
4
5
4
2
2
4
4
4
4
7
4
4
4
4
4
4
1
4
5
4
2
2
4
4
4
4
8
5
5
5
5
5
4
3
4
5
5
5
5
5
5
5
5
9
4
4
4
4
4
3
3
5
5
4
4
4
4
4
3
4
10
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
11
5
4
5
4
4
4
3
5
5
4
4
4
1
4
5
4
12
5
5
4
4
4
4
4
5
5
4
5
4
1
4
5
5
13
4
5
4
4
5
3
3
4
5
3
4
4
1
4
3
3
14
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
15
5
4
5
4
5
3
2
5
5
4
5
5
4
4
5
4
16
4
4
4
5
5
5
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
17
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
5
5
4
4
4
4
18
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
5
4
4
4
3
4
19
4
4
4
4
4
3
3
4
5
3
5
4
5
4
3
4
20
4
3
4
5
5
5
3
4
5
4
4
4
4
5
4
4
21
4
4
4
4
4
4
3
4
5
3
5
4
4
4
4
4
22
4
4
4
5
5
4
4
4
5
5
5
4
4
4
5
4
23
3
3
4
4
5
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
5
24
4
5
3
5
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
25
5
5
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
5
4
3
26
4
5
3
5
4
4
4
4
4
4
5
3
4
4
4
4
27
4
5
3
4
4
5
5
3
4
3
3
4
4
5
3
4
28
4
4
4
5
5
5
4
4
3
4
3
5
3
4
4
5
29
5
4
4
4
3
3
5
4
3
4
4
4
4
2
3
3
30
5
5
3
4
4
4
4
5
3
5
4
4
4
4
5
4
31
4
4
4
4
3
4
3
3
3
5
3
4
4
5
3
4
32
4
5
4
5
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
33
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
4
3
4
3
3
3
34
4
4
3
4
4
3
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
35
5
5
4
5
5
4
5
4
4
4
5
4
5
5
4
4
36
5
5
4
4
5
4
4
4
3
3
4
3
2
4
4
5
64
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Jum total
%
kriteria
4
4
4
3
4
3
3
3
1
2
1
1
2
1
95
63%
CB
5
4
4
4
5
4
5
5
2
2
2
2
2
4
121
81%
B
5
4
4
4
5
4
5
5
3
2
2
2
2
2
121
81%
B
67%
CB
4
4
4
4
4
5
4
3
1
2
1
1
1
1
100
5
4
4
4
4
5
2
3
1
4
1
1
2
5
116
77%
B
64%
CB CB
4
4
4
5
4
4
1
1
1
2
1
1
1
5
96
4
4
4
5
4
4
1
1
1
2
1
1
1
5
96
64%
5
4
4
4
5
4
5
5
3
3
2
1
1
5
127
85%
SB
65%
CB
4
4
4
3
3
3
1
1
1
2
2
1
1
5
98
4
4
4
4
4
4
5
2
1
2
2
2
1
5
109
73%
B
5
5
4
5
4
4
2
1
1
2
1
1
1
1
102
68%
CB
72%
B
4
5
4
5
4
4
3
1
1
2
3
1
2
1
108
4
3
4
5
1
4
2
2
1
2
1
2
3
1
94
63%
CB
4
4
4
4
3
4
1
1
1
2
1
3
1
5
99
66%
CB
71%
B
73%
B
4
5
3
4
2
4
2
1
1
2
1
3
1
5
107
4
4
4
4
4
4
3
2
1
2
1
1
3
1
109
4
4
4
4
5
4
2
2
1
2
1
1
1
1
104
69%
B
95
63%
CB
4
3
4
3
3
4
2
2
1
2
1
3
1
1
4
3
4
3
3
4
2
2
1
2
1
1
3
1
97
65%
CB
73%
B
4
4
5
4
5
5
2
1
1
4
1
2
1
3
109
5
4
4
4
4
4
2
2
1
2
1
1
1
1
100
67%
CB
4
4
4
4
4
4
3
1
3
2
1
2
1
2
109
73%
B
73%
B CB
4
5
4
5
5
5
4
3
1
2
1
2
1
2
110
4
3
4
3
3
4
4
2
3
2
1
1
1
2
101
67%
4
4
4
4
3
5
4
2
1
2
1
2
1
5
105
70%
B
67%
CB CB
5
3
5
4
2
5
2
1
1
2
1
2
1
1
100
4
4
4
4
5
4
2
2
1
2
1
1
1
1
99
66%
5
4
4
4
4
5
2
3
1
2
1
1
1
5
108
72%
B
61%
CB
4
3
4
5
1
4
2
2
1
2
1
2
1
1
92
4
4
4
4
4
4
5
2
1
1
2
2
1
5
110
73%
B
4
3
4
3
3
4
2
2
1
2
1
1
1
1
92
61%
CB
63%
CB
4
3
4
3
3
4
2
2
1
2
1
1
1
1
95
4
4
4
4
3
5
4
2
1
4
1
2
1
5
109
73%
B
66%
CB
4
4
4
3
4
3
3
3
1
2
1
1
1
1
99
4
4
4
4
4
5
4
3
1
3
1
2
2
1
114
76%
B
4
5
4
5
4
4
3
1
1
2
1
1
1
1
100
67%
CB
65
DATA HASIL BELAJAR PRAKTEK INSTALASI DASAR LISTRIK No 1 2
Nilai 70 87
KRITERIA TT B
3
88
B
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
78 86 75 76 89 77 83 78 74 75 77 80 70 80 75 76 85 83 84 77 85 88 83 87 78 81 82 70 83 88 87
C B C C B C B C TT C C C TT C C C B B B C B B B B C B B TT B B B
66
35 36 Jumlah Mean Median Modus Standar Deviasi Nilai Makasimal Nilai Minimal
90 70
B TT 2895 80.42 80.50 70.00 5.95 90 70
67
68
UJI NORMALITAS DATA KELENGKAPAN ALAT Hipotesis Ho Ha
: :
Data berdistribusi normal Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan 2
2
Ho diterima jika <
tabel
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
=
127
Nilai minimal
=
Rentang Banyak kelas
= = Batas
Kelas Interval
=
7.0
92
Panjang Kelas Rata-rata ( x)
=
104.06
35 5
S N
= =
8.60 36
Z untuk batas
Peluang untuk Z
Luas Kls.
Ei
Oi
(Oi-Ei)²
69
Kelas
kls.
Untuk Z
Ei
92
-
98
91.5
-1.46
0.4280
0.1870
6.7314
10
1.5871
99 106
-
105 112
98.5 105.5
-0.65 0.17
0.2410 0.0667
0.3077 0.2703
11.0770 9.7318
11 10
0.0005 0.0074
119 127
112.5 119.5
0.98 1.80
0.3371 0.4638
0.1268 0.0330
4.5634 1.1877
2 3
1.4400 2.7652
127.5
2.73
0.4968 =
5.8002
113 120
-
² Untuk = 5%, dengan dk = 5 - 3 = 2 diperoleh ² tabel =
5.800165
5.99
Karena ² pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
5.99
70
UJI NORMALITAS DATA HASIL BELAJAR PRAKTEK Hipotesis Ho
:
Data berdistribusi normal
Ha
:
Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan 2
2
Ho diterima jika <
tabel
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
=
90
Nilai minimal
=
70
Panjang Kelas Rata-rata ( x)
=
4.0
=
80.42
Rentang
=
20
S
=
5.95
Banyak kelas
=
5
N
=
36
71
Kelas Interval
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z
Ei
Oi
(Oi-Ei)² Ei
70
-
73
69.5
-1.83
0.4667
0.0892
3.2125
4
0.1930
74 78
-
77 81
73.5 77.5
-1.16 -0.49
0.3775 0.1880
0.1895 0.2603
6.8214 9.3698
9 6
0.6958 1.2119
85 90
81.5 85.5
0.18 0.85
0.0722 0.3036
0.2313 0.1514
8.3278 5.4497
8 9
0.0129 2.3130
90.5
1.69
0.4550 =
4.4267
82 86
-
² Untuk = 5%, dengan dk = 5 - 3 = 2 diperoleh ² tabel =
4.42667
5.99
Karena ² pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
5.99
72
UJI HOMOGENITAS DATA VARIABEL X1 DENGAN VARAIABEL Y
No
Kode
X
Y
ni
dk = ni1
si2
log si2
(ni-1)si2
(ni-1) logsi2
1
R-01
95.00
70.00
2
1
312.500
2.495
312.500
2.495
2
R-02
121.00
87.00
0
3
R-03
121.00
88.00
1
0
544.500
0.000
0.000
0.000
4
R-04
100.00
78.00
3
2
242.000
2.384
484.000
4.768
5
R-05
116.00
86.00
450.000
6
R-06
96.00
75.00
220.500
7
R-07
96.00
76.00
2.301
200.000
2.301
8
R-08
127.00
89.00
9
R-09
98.00
0.000
0.000
10
R-10
11
R-11
12
578.000
2
1
200.000
77.00
1
0
220.500
0.000
109.00
83.00
1
0
338.000
0.000
0.000
0.000
102.00
78.00
3
2
288.000
2.459
576.000
4.919
R-12
108.00
74.00
13
R-13
94.00
75.00
14
R-14
99.00
77.00
2.384
726.000
7.151
15
R-15
107.00
80.00
364.500
16
R-16
109.00
70.00
760.500
17
R-17
104.00
80.00
288.000
18
R-18
95.00
75.00
1
0
200.000
0.000
0.000
0.000
19
R-19
97.00
76.00
1
0
220.500
0.000
0.000
0.000
20
R-20
109.00
85.00
1
0
288.000
0.000
0.000
0.000
21
R-21
100.00
83.00
1
0
144.500
0.000
0.000
0.000
22
R-22
109.00
84.00
1
0
312.500
0.000
0.000
0.000
23
R-23
110.00
77.00
2
1
544.500
2.736
544.500
2.736
24
R-24
101.00
85.00
25
R-25
105.00
88.00
5
4
144.500
2.160
578.000
8.639
26
R-26
100.00
83.00
27
R-27
99.00
87.00
72.000
28
R-28
108.00
78.00
450.000
29
R-29
92.00
81.00
60.500
30
R-30
110.00
82.00
2.593
392.000
2.593
31
R-31
92.00
70.00
32
R-32
95.00
83.00
1
0
72.000
0.000
0.000
0.000
33
R-33
109.00
88.00
1
0
220.500
0.000
0.000
0.000
34
R-34
99.00
87.00
2
1
72.000
1.857
72.000
1.857
35
R-35
114.00
90.00
36
R-36
100.00
70.00
722.000
578.000 180.500 4
3
242.000
128.000
144.500
2
1
392.000 242.000
288.000 1
0
450.000
0.000
0.000
0.000
36
16
10975.500
21.369
3885.000
37.460
73
Varians gabungan dari kelompok sampel adalah: 2 (ni-1) Si 3885.000 S2 = = = 242.813 (ni-1) 16 Log = S2 2.385 Harga satuan B B = (Log S2 ) (ni - 1) = 2.385 x 16 = 38.164
74
ANALISIS REGRESI ANTARA KELENGKAPAN ALAT DENGAN HASIL BELAJAR PRAKTEK
No
Kode
X
Y
X2
Y2
XY
JKE
4
R-01
95.00
70.00
9025.00
4900.00
6650.00
0.00
34
R-02
121.00
87.00
14641.00
7569.00
10527.00
144.50
35
R-03
121.00
88.00
14641.00
7744.00
10648.00
0.00
14
R-04
100.00
78.00
10000.00
6084.00
7800.00
0.00
33
R-05
116.00
86.00
13456.00
7396.00
9976.00
0.00
7
R-06
96.00
75.00
9216.00
5625.00
7200.00
64.67
8
R-07
96.00
76.00
9216.00
5776.00
7296.00
0.00
36
R-08
127.00
89.00
16129.00
7921.00
11303.00
84.50
10
R-09
98.00
77.00
9604.00
5929.00
7546.00
0.00
25
R-10
109.00
83.00
11881.00
6889.00
9047.00
0.00
19
R-11
102.00
78.00
10404.00
6084.00
7956.00
0.00
23
R-12
108.00
74.00
11664.00
5476.00
7992.00
0.00
3
R-13
94.00
75.00
8836.00
5625.00
7050.00
8.67
11
R-14
99.00
77.00
9801.00
5929.00
7623.00
0.00
22
R-15
107.00
80.00
11449.00
6400.00
8560.00
0.00
26
R-16
109.00
70.00
11881.00
4900.00
7630.00
0.00
20
R-17
104.00
80.00
10816.00
6400.00
8320.00
66.75
5
R-18
95.00
75.00
9025.00
5625.00
7125.00
0.00
9
R-19
97.00
76.00
9409.00
5776.00
7372.00
0.00
27
R-20
109.00
85.00
11881.00
7225.00
9265.00
0.00
15
R-21
100.00
83.00
10000.00
6889.00
8300.00
0.00
28
R-22
109.00
84.00
11881.00
7056.00
9156.00
0.00
30
R-23
110.00
77.00
12100.00
5929.00
8470.00
0.00
18
R-24
101.00
85.00
10201.00
7225.00
8585.00
32.00
21
R-25
105.00
88.00
11025.00
7744.00
9240.00
0.00
16
R-26
100.00
83.00
10000.00
6889.00
8300.00
0.00
12
R-27
99.00
87.00
9801.00
7569.00
8613.00
0.00
24
R-28
108.00
78.00
11664.00
6084.00
8424.00
0.00
1
R-29
92.00
81.00
8464.00
6561.00
7452.00
69.20
31
R-30
110.00
82.00
12100.00
6724.00
9020.00
0.00
2
R-31
92.00
70.00
8464.00
4900.00
6440.00
72.00
6
R-32
95.00
83.00
9025.00
6889.00
7885.00
0.00
29
R-33
109.00
88.00
11881.00
7744.00
9592.00
0.00
13
R-34
99.00
87.00
9801.00
7569.00
8613.00
0.00
32
R-35
114.00
90.00
12996.00
8100.00
10260.00
4.50
17
R-36
100.00
70.00
10000.00
4900.00
7000.00
0.00
3746.00
2895.00
392378.00
234045.00
302236.00
546.783
75
N X Y
Berdasarkan tabel persiapan diperoleh: 2 = 36 X 2 = 3746.00 Y = 2895.00 XY
= = =
392378.00 234045.00 302236.00
Persamaan Regresi
Persamaan regresi yang diprediksi dalam bentuk:
Untuk memperoleh koefisien a dan koefisien b digunakan rumus:
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh: a
=
392378
2895 36
= b
=
3746 392378
3746
40.371 36
3746
302236.00
36 392378 = 0.385 Sehingga persamaan regresinya adalah: Y
=
302236.00
40.371
+
0.385
2895
3746
X
Secara grafik persamaan tersebut dapat dilihat pada diagram pencar berikut ini.
76
77
Uji Keberartian Persamaan Regresi Jumlah Kuadrat JK (T) = Y2
JK (a)
=
JK (b|a)
=
(Y)2 N
JK(E)
234045 2 2895 36 (X)(Y)
=
XY
b
= JK(S)
=
232806.25
N
0.385
3746
302236
-
7396.00 -
= 546.783 = JK (S) - JK(E) = 855.765
88 1
= 855.765
+
7569.00
-
87.00 1
+
+
6084.00
-
78.00 1
+
-
86.00
70.00 1
546.783
=
=
308.982
1
= 1 = n-2 = k-2 = n-k
= = =
36 20 36
2 = 2 = 20 =
34 18 16
Rerata Kuadrat (RK)
RK (a)
=
RK (b|a)
=
JK (a) dk(a) JK (b|a) dk(b|a)
= =
232806.25 1 382.985 1
75.00 2
Derajat Kebebasan (dk)
dk (a) dk (b|a) dk (S) dk (TC) dk (E)
= 382.985
382.985
5625.00
4900.00
2895 36
= JK (T) - JK(a) - JK (b|a) = 234045 232806.25 2 (Yi) 2 Yi = ni 70.00 = 4900.00 1 7744.00
JK(E) JK(TC)
=
= 232806.25 = 382.985
+…+
78
RK (S)
=
RK (TC)
=
RK (E)
=
JK (S) dk(S) JK (TC) dk(TC) JK (E) dk(E)
= = =
855.765 34 308.982 18 546.783 16
= 25.170 = 17.166 = 34.174
79
Sumber Variasi
dk 36 1 1 34 18 16
Total Regresi (a) Reresi (b|a) Residu (S) Tuna Cocok (TC) Galat (E)
JK 234045.000 232806.250 382.985 855.765 308.982 546.783
F hitung
RK
232806.250 382.985 15.216 25.170 17.1656 0.502 34.1740
F tabel
Kriteria
4.13 Signifikan 2.30 Linier
Koefisien korelasi dan Determinasi
Koefisien korelasi (rxy) dinyatakan dengan rumus:
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh: rxy
= 36
R
2
=
0.556
=
0.309
36 302236 392378 3746
3746 2 36
2895 234045
2895
2
Uji Keberartian Koefisien Korelasi
Untuk menguji keberartian koefisien korelasi digunakan uji t dengan rumus:
Apabila t berada pada daerah penerimaan Ho, yaitu -t(1-1/2)(n-2) < t < t(1-1/2)(n-2), berarti bahwa koefisien korelasi tidak signifikan.
80
-t(1-)(n- 2)
t(1-)(n- 2)
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh: 0.56
T
36
2
= 3.901
= 1
-
0.309
2.03
Pada = 5% dan dk = (36-2) = 34 diperoleh t(0,975)(33) =
-2.03
2.03
3.901
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, berarti bahwa koefisien korelasi ini signifikan.
81
ANGKET PENELITIAN I.
PETUNJUK PENGISIAN a. Isilah identitas diri anda pada kolom yang telah disediakan b. Bacalah tiap-tiap pertanyaan secara teliti sebelum anda menjawab c. Pilihlah salah satu jawaban secara benar dengan member tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai.
II. IDENTITAS RESPONDEN a. Nama
: ………………..
b. No. Absen
: ………………..
c. Kelas
: ………………..
d. Sekolah
: ………………..
III. DAFTAR PERTANYAAN 1. Menurut anda bagaimana kondisi alat-alat yang tersedia sesuai dengan job yang akan kerjakan ? a. Sangat memenuhi syarat
d. Tidak memenuhi syarat
b. Cukup memenuhi syarat
e. Tidak tahu
c. Kurang memenuhi syarat 2. Menurut anda, bagaimana kondisi alat berupa tang yang ada di bengkel kerja anda? a. Sangat layak pakai
d. Tidak layak pakai
b. Cukup layak pakai
e. Tidak tahu
82
c. Kurang layak pakai 3. Menurut anda, bagaimana kondisi alat berupa obeng yang ada di bengkel kerja anda? a. Sangat layak pakai
d. Tidak layak pakai
b. Cukup layak pakai
e. Tidak tahu
c. Kurang layak pakai 4. Menurut anda, bagaimana kondisi alat berupa palu / martil yang ada di bengkel kerja anda? a. Sangat layak pakai
d. Tidak layak pakai
b. Cukup layak pakai
e. Tidak tahu
c. Kurang layak pakai 5. Menurut anda, bagaimana kondisi alat berupa BOR tangan dan BOR listrik yang ada di bengkel kerja anda? a. Sangat layak pakai
d. Tidak layak pakai
b. Cukup layak pakai
e. Tidak tahu
c. Kurang layak pakai 6. Menurut anda, bagaimana kondisi alat berupa gergaji yang ada di bengkel kerja anda? a. Sangat layak pakai
d. Tidak layak pakai
b. Cukup layak pakai
e. Tidak tahu
c. Kurang layak pakai 7. Menurut anda, bagaimana kondisi alat berupa pisau yang ada di bengkel kerja anda?
83
a. Sangat layak pakai
d. Tidak layak pakai
b. Cukup layak pakai
e. Tidak tahu
c. Kurang layak pakai 8. Pada saat melaksanakan prkatek, bagaimana keadaan atau kondisi solder listrik yang anda pakai ? a. Sangat layak pakai
d. Tidak layak pakai
b. Cukup layak pakai
e. Tidak tahu
c. Kurang layak pakai 9. Menurt anda, bagaimana kondisi alat berupa Taspen yang ada di bengkel kerja anda? a. Sangat layak pakai
d. Tidak layak pakai
b. Cukup layak pakai
e. Tidak tahu
c. Kurang layak pakai 10. Pada saat melaksanakan praktek bagaimana kondisi alat ukur multimeter yang anda pakai? a. Sangat layak pakai
d. Tidak layak pakai
b. Cukup layak pakai
e. Tidak tahu
c. Kurang layak pakai 11. Pada saat melaksanakan praktek, bagaimana keadaan atau kondisi Merger yang anda pakai? a. Sangat layak pakai
d. Tidak layak pakai
b. Cukup layak pakai
e. Tidak tahu
c. Kurang layak pakai
84
12. Pada saat melaksanakan praktek, bagaimana keadaan atau kondisi alat ukur tang ampere yang anda pakai? a. Sangat layak pakai
d. Tidak layak pakai
b. Cukup layak pakai
e. Tidak tahu
c. Kurang layak pakai 13. Pada saat melaksanakan praktek, bagaimana keadaan atau kondisi KWH meter 1 fasa yang anda pakai? a. Sangat layak pakai
d. Tidak layak pakai
b. Cukup layak pakai
e. Tidak tahu
c. Kurang layak pakai 14. Pada melaksanakan praktek, bagaimana keadaan atau kondisi MCB 1 fasa yang anda pakai ? a. Sangat layak pakai
d. Tidak layak pakai
b. Cukup layak pakai
e. Tidak tahu
c. Kurang layak pakai 15. Pada saat melaksanakan praktek, bagaimana keadaan atau kondisi stop kontak yang anda pakai? a. Sangat layak pakai
d. Tidak layak pakai
b. Cukup layak pakai
e. Tidak tahu
c. Kurang layak pakai 16. Pada saat melaksanakan praktek, bagaimana keadaan atau kondisi fitting yang anda pakai ? a. Sangat layak pakai
d. Tidak layak pakai
85
b. Cukup layak pakai
e. Tidak tahu
c. Kurang layak pakai 17. Pada saat melaksanakan praktek, bagaimana keadaan atau kondisi sakelar yang anda pakai ? a. Sangat layak pakai
d. Tidak layak pakai
b. Cukup layak pakai
e. Tidak tahu
c. Kurang layak pakai 18. Pada saat melaksanakan praktek, bagaimana keadaan atau kondisi kabel penghantar yang anda pakai ? a. Sangat layak pakai
d. Tidak layak pakai
b. Cukup layak pakai
e. Tidak tahu
c. Kurang layak pakai 19. Menurut anda dengan kondisi bengkel praktek anda, apakah telah memenuhi persyaratan dalam melaksanakan praktek (berkaitan dengan alat dan bahan praktek) ? a. Sangat layak pakai
d. Tidak layak pakai
b. Cukup layak pakai
e. Tidak tahu
c. Kurang layak pakai 20. Pada saat anda melakukan praktek, apakah jenis tang potong dan tang kombinasi di bengkel anda sudah lengkap ? a. Sangat layak pakai
d. Tidak layak pakai
b. Cukup layak pakai
e. Tidak tahu
c. Kurang layak pakai
86
21. Pada saat anda melaksanakan praktek dengan bebagai job , apakah gergaji di bengkel anda sudah lengkap? (gergaji besi, gergaji kayu, gergaji triplek) a. Sangat layak pakai
d. Tidak layak pakai
b. Cukup layak pakai
e. Tidak tahu
c. Kurang layak pakai 22. Pada waktu anda melaksanakan praktek dengan berbagai macam job, apakah fitting di bengkel anda sudah lengkap? ( fitting ulir, fitting tusuk, fitting duduk, fitting gantung, fitting kombinasi, fitting kedap air ) a. Sangat layak pakai
d. Tidak layak pakai
b. Cukup layak pakai
e. Tidak tahu
c. Kurang layak pakai 23. Berapakah jumlah tang yang ada di bengkel sekolah anda? a. 31 – 35
d. 16 – 20
b. 26 – 30
e. < 16
c. 21 – 25 24. Berapakah jumlah obeng yang ada di bengkel sekolah anda ? a. 31 – 35
d. 16 – 20
b. 26 – 30
e. < 16
c. 21 – 25 25. Berapakah jumlah martil yang ada di bengkel sekolah anda ? a. 31 – 35
d. 16 – 20
b. 26 – 30
e. < 16
87
c. 21 -25 26. Berapakah jumlah BOR yang ada di bengkel sekolah anda? a. > 15
d. 1 - 5
b. 11 – 15
e. tidak punya
c. 6 - 10 27. Berapakah jumlah gergaji yang ada di bengkel sekolah anda? a. 31 – 35
d. 16 – 20
b. 26 – 30
e. < 16
c. 21 -25 28. Berapakah jumlah multimeter yang ada di bengkel sekolah anda? a. 31 – 35
d. 16 – 20
b. 26 – 30
e. < 16
c. 21 -25 29. Berapakah jumlah KWH meter 1 fasa yang ada di bengkel sekolah anda? a. 31 – 35
d. 16 – 20
b. 26 – 30
e. < 16
c. 21 -25 30. Berapakah jumlah taspen yang ada di bengkel sekolah anda ? a. 31 – 35
d. 16 – 20
b. 26 – 30
e. < 16
c. 21 -25 31. Berapakah jumlah merger yang ada di bengkel sekolah anda / a. > 15
d. 1 - 5
88
b. 11 – 15
e. tidak punya
c. 6 – 10 32. Berapakah jumlah sakelar baik tunggal maupun seri yang ada di bengkel sekolah anda? a. 31 – 35
d. 16 – 20
b. 26 – 30
e. < 16
c. 21 -25 33. Berapakah jumlah solder di bengkel sekolah anda ? a. 31 – 35
d. 16 – 20
b. 26 – 30
e. < 16
c. 21 -25 34. Berapakah jumlah papan praktek yang ada di bengkel sekolah anda ? a. 31 – 35
d. 16 – 20
b. 26 – 30
e. < 16
c. 21 -25 35. Berapakah jumlah MCB 1 fasa yang ada di bengkel sekolah anda ? a. 31 – 35
d. 16 – 20
b. 26 – 30
e. < 16
c. 21 -25
89
DAFTAR NAMA SISWA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
KODE K-1 K-2 K-3 K-4 K-5 K-6 K-7 K-8 K-9 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29 K-30 K-31 K-32 K-33 K-34 K-35 K-36
NAMA SISWA ABDULLAH YUSUF BAJHAQIE ACHMAD R1RAI AHKOMUN NAZAR. AKKIRIL ALI HUSEN MAHMUD AMINUDIN AR1MULYANTO ASEP FEBRIAH SAPUTRA CASMUDI . CHAERULOMAM DENIRIYANTO FEBRI ALFARIZKA HERU RIZKY FAUZI IMAM BAEHAQ1 IRFAN RIZKI . IRFAN WIHARJO LUKMAH PRATOYOGI M. ABDURROHMAN NAWAWI M. MASTHUR SOPWAN M. NUROKHIM MOH. NUR FAJAR MUH. MUAKH1R MOHAMMAD MIEZAN SYAMSIR NURDIANSYAH NOVA NURFALAKUL MUSTAQIM PUTRI OKTAVIANI RlFQYATl RISKA APRILIA SUPR1YADI SYUR1PUDDIN TEQUH FIRMAHSYAH TITO HARYANTO' WALID HUSAIN WARYONO YOGI RICKY PRAYOGO YUNI ASTUTI ZULFI KARLIDIANTIO
90
DAFTAR NAMA SISWA
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
KODE K-1 K-2 K-3 K-4 K-5 K-6 K-7 K-8 K-9 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29 K-30 K-31 K-32 K-33 K-34 K-35 K-36
NAMA SISWA Abdul Ghofur Ade Nur Faizal Agung Budiman A. Maulana Ghifari Ahmad Taufik Ajis Rudiyantoro Akhmad Dani Amin Slamet Anggun Srikandi Bagus Nur Wahyu Bagus Setiawan Evi Amalia Imam Sibaweh M. Syafiqul Latif Meidi Sandika Miftakhul Farid Moh. Azqi Nur. F Muh Khadafi Muh. Arif Maulana. G Nur Irianti Fauziah Nurleni Ilin. H Ogy Witayanto Pratama Teguh. M Ratna Sari Ridwani Hanif. M Rimanto Wahyu Tri. A Sigit Rama Sanjaya Siska Ardilawati Sri Mulyani Suntara Teguh Satriyadi Tidi Firmansyah Umar Said Wahyu Tri. A Zulfatun Amalia
91
92
93
94
95
96
97
98
99