INSTAGRAM DAN PRESENTASI DIRI (Analisis Kuantitatif Hubungan Penggunaan Media Sosial Instagram Dengan Presentasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA Angkatan 2013-2015) SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Humas Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh : ERI HUSNA PERMATA NIM. 6662120923
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA BANTEN 2016-2017
ii
iii
iv
"Ya Allah kuharap limpahan rahmat-Mu. Janganlah Engkau jadikan Aku Bergantung pada diriku sendiri walau sekejap mata. Dan perbaikilah semua urusanku. Tiada illah selain Engkau."
"Cukuplah Allah bagi kita dan Dia adalah sebaik-baiknya Pelindung."
Bismillah, Skripsi ini ku persembahkan dengan segalah hormat dan cinta kasih kepada keluarga ku, papah, mamah, kaka serta adik-adik ku yang luar biasa hebat menjadi sumber motivasi dan inspirasi. thank’s for everything you gave and Love you as always *
v
ABSTRAK
Eri Husna Permata. NIM. 6662120923. Skripsi. INSTAGRAM DAN PRESENTASI DIRI (Analisis Kuantitatif Hubungan Penggunaan Media Sosial Instagram Dengan Presentasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta Angkatan 2013-2015). Pembimbing I: Dr. Rahmi Winangsih.,M.Si dan Pembimbing II: Burhanuddin Mujtaba, M.Si. Dari sekian banyak social media dan Seiring dengan berkembangnya zaman, Instagram menjadi salah satu media sosial yang cukup diminati untuk mempresentasikan diri. Instagram merupakan media social yang cukup popular dikalangan anak muda zaman sekarang. Berbeda dengan jejaring sosial lainnya, Instagram menggunakan foto sebagai media penyampai pesan. Presentasi diri dalam media sosial juga bisa dipandang sebagai sebuah bentuk revitalisasi atau eksperimen terhadap identitas dirinya. Individu bisa saja memiliki kendala dalam melakukan presentasi diri sesuai dengan impiannya. Namun media sosial memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi pengguna tersebut untuk mempresentasikan dirinya. Maka, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penggunaan Instagram dengan persentasi diri mahasiswa Ikom Untirta. Dengan keberadaan media sosial sebagai media massa, maka dalam penelitian ini teori yang digunakan sebagai alat ukur atau pendukung adalah teori perbedaan individu. Metode yang digunakan adalah survei, dimana peneliti mengumpulkan informasi dari 75 responden dengan menyebarkan kuesioner pada mahasiswa Ikom Untirta angkatan 2013-2015. Dari analisis korelasi antara variabel penggunaan media social Instagram dan variabel presentasi diri memiliki hubungan yang kuat dan positif. Setelah dilakukan uji regresi dihasilkan persamaan Y = 8,838 + 0,547 X dengan hasil koefisien determinasi sebesar 51,6%, yang menandakan bahwa presentasi diri mahasiswa Ikom Untirta dapat dipengaruhi dengan penggunaan media social Instagram, sedangkan sisanya disebabkan oleh faktor lain. Kata Kunci : Instagram, Teori Perbedaan Individu, Presentasi Diri.
vi
ABSTRACT
Eri Husna Permata. NIM. 6662120923. Thesis. INSTAGRAM and SELF PRESENTATION (Quantitative Analyze Correlations Social Media Instagram Usage With Self Presentation Department of Communication Studies University of Sultan Ageng Tirtayasa Force in 2013-2015). Guide I: Dr. Rahmi Winangsih.,M.Si And Guide II: Burhanuddin Mujtaba, M.Si. Of the many social media and with the development of the times, Instagram be one that is quite attractive social media to express themselves. Different from other social networks, Instagram use the image as a media transmitter of revitalization or experiments against his or her identity, the individual may have difficulties in implementing the self-presentation in accordance with his dream, but social media gives wide space for those users to present it-self. Then the purpose of this study was to determine the correlation between Instagram usage with the selfpresentation department of communication studies UNTIRTA. In the presence of social media as mass media, in this study the theories used as a measuring tool or supporting the Individual Differences Theory. This research by using survey methods with 75 respondents as department of communication studies UNTIRTA force in 2013-2015. The result of correlation analyze, social media Instagram usage and self-presentation variables have a strong and positive correlation. After conducting regression test, there is found a regression Y = 8,838 + 0.547 X. then found the coefficients determination about 48.8%, indicating that the selfpresentation department of communication studies UNTIRTA can be influenced by social media use Instagram, while the remainder caused by other factors out of research. Keywords: Instagram, Individual Differences Theory, Self-Presentation.
vii
KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia yang tidak terhingga sehingga skripsi berjudul “INSTAGRAM DAN PRESENTASI DIRI dengan Sub Judul (Analisis Kuantitatif Hubungan Penggunaan Media Sosial Instagram Dengan Presentasi Diri Mahasiswa Ikom UNTIRTA)” bisa tertuntaskan dengan baik. Juga shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang menjadi insiprasi dan pembuka gerbang cahaya bagi umatnya hingga akhir zaman. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana. Dalam penyusunannya, peneliti banyak menemukan kendala dan kesulitan, namun berkat niat dan usaha yang sungguh- sungguh serta bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Peneliti menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, maka penyusunan skripsi ini akan jauh lebih sulit dari yang dijalankan. Untuk itu peneliti ingin menyampaikan terimakasih yang setulusnya kepada : 1.
Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2.
Bapak Dr. Agus Sjafari M. Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3.
Ibu Dr. Rahmi Winangsih.,M.Si Selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi dan juga Selaku Dosen Pembimbing I, yang dengan penuh
viii
kesabaran menghadapi penulis, meluangkan waktu, memberi masukan, arahan, dan dukungan penuh kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini 4.
Bapak Burhanuddin Mujtaba, M.Si. selaku dosen pembimbing II, yang juga dengan penuh kesabaran menghadapi penulis serta meluangkan waktu, masukan, dan nasehat kepada penulis selama proses penyusunan tugas akhir ini.
5.
Bapak Iman Mukhroman, S.Sos.,M.Si selaku Ketua Penguji dan dosen dari penulis, yang memberi inspirasi, pengajaran serta kritik dan saran yang membangun.
6.
Bapak Husnan Nurjuman, M.Si selaku Penguji II dan dosen dari penulis, yang memberi inspirasi, pengajaran serta kritik dan saran yang membangun.
7.
Ibu Uliviana Restu H, S.Sos., M.I.Kom selaku Penguji III dan dosen dari penulis, yang memberi inspirasi, pengajaran serta kritik dan saran yang membangun.
8.
Ibu Neka Fitriyah S.Sos.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik. Dosen-dosen pengajar Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sultan ageng tirtayasa yang telah memberikan ilmunya.
9.
Seluruh staff Program Studi Ilmu Komunikasi dan staff Fakultas Ilmu Sosial dan Imu Politik yang telah membantu penulis dalam hal kelancaran proses skripsi.
ix
10.
Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Buhori dan Ibunda Siti Khotimah serta kakak dan adik-adik penulis Mei Rahma yanti, Khoharuddin Abd Ghafur, Aprilianita Rawdhatul Darmawanti dan Adli Darmawan. Terima kasih atas doa tulus yang tiada henti diberikan, perhatian dan cinta yang senantiasa menjadi kekuatan terbesar bagi penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
11.
Sahabat-sahabat tercinta, Terima kasih untuk Siti Nurfaizah, Egi Winadya, Yesi Afrianti, Nefi Lidya Maita, Della Krestianti P, Roviq Vidi Royansyah, Rydma, Apis, Ali, yang telah bersedia menemani dan memberi semangat. Semoga persahabatan kita selalu dijaga dan terjaga oleh Allah yang telah menyatukan kita. Heart you, my beloved friends!
12.
Excellent Communication Society angkatan 2012 khususnya Abdul Nashir, trimakasih untuk semua suka dan duka yang telah dilewati bersama. You guys such an awesome family, I love you all!
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak atas segala kekurangan, kekeliruan, dan kesalahan dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Serang, Oktober 2016
Peneliti x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i PERNYATAAN ORISINALITAS....................................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ iv MOTTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN ..................................................... v ABSTRAK ............................................................................................................ vi ABSTRACT ......................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi DAFTAR DIAGRAM ...................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………... 1 1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 7 1.3 Identifikasi Masalah .......................................................................................... 8 1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 8 1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………… 10 2.1 Kajian Teoritis................................................................................................. 10 2.1.1 Komunikasi ........................................................................................... 10 2.1.2 Komunikasi Massa ................................................................................. 11 2.1.3 New Media ............................................................................................. 12 2.1.4 Media Sosial........................................................................................... 15 2.1.5 Instagram dan Sejarah Instagram ........................................................... 18
xi
2.1.6 Teori Perbedaan Individu....................................................................... 24 2.1.7 Presentasi Diri ........................................................................................ 25 2.2 Kerangka Berpikir........................................................................................... 29 2.3 Hipotesis Penelitian......................................................................................... 30 2.4 Oprasional Variabel ........................................................................................ 31 2.5 Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………………… 35 3.1 Pendekatan & Metode Penelitian .................................................................... 35 3.2 Paradigma Penelitian....................................................................................... 37 3.3 Fokus Penelitian .............................................................................................. 38 3.4 Lokasi Penelitian............................................................................................. 38 3.5 Tekhnik Pengumpulan Data............................................................................ 38 3.6 Sumber Data ................................................................................................. 40 3.7 Instrumen Penelitian........................................................................................ 41 3.8 Pengujian Instrumen Penelitian....................................................................... 43 3.8.1 Hasil Uji Validitas ................................................................................... 43 3.8.2 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................... 46 3.9 Populasi & Sampel Penelitian......................................................................... 47 3.9.1 Populasi ................................................................................................... 47 3.9.2 Sampel ..................................................................................................... 48 3.9 Tekhnik Pengolahan & Analisis Data ............................................................. 50 3.10.1 Tekhnik Pengolahan Data...................................................................... 50 3.10.2 Analisis Data.......................................................................................... 53 3.11 Jadwal Penelitian........................................................................................... 61 BAB IV HASIL PENELITIAN ………………………………………………. 62 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian............................................................................. 62 4.1.1 Instagram................................................................................................ 62 4.1.2 Sejarah Singkat UNTIRTA .................................................................... 64 4.2 Deskripsi Data Penelitian................................................................................ 68 4.2.1 Data Diri Responden .............................................................................. 68 xii
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian............................................................................... 73 4.3.1 Tanggapan Responden Tentang Variabel (X)........................................ 73 4.3.2 Tanggapan Responden Tentang Variabel (Y)........................................ 89 4.4 Pengujian Data Statistik ................................................................................ 103 4.4.1 Analisis Deskriptif Data....................................................................... 103 4.4.2 Uji Normalitas Data ............................................................................. 104 4.4.3 Uji Koefesien Korelasi......................................................................... 106 4.4.4 Uji regresi............................................................................................. 107 4.4.5 Uji Hipotesis ........................................................................................ 109 4.5 Pembahasan................................................................................................... 111 BAB V PENUTUP …………………………………………………………… 121 5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 121 5.2 Saran.............................................................................................................. 122 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 124 LAMPIRAN....................................................................................................... 128 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 139
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Operasional Variabel berdasarkan Olahan Peneliti .............................. 31 Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ..............................................................................32 Tabel 3.1 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha .......................................43 Tabel 3.2 Case Processing Summary X ............................................................................................... 44 Tabel 3.3 Item-Total Statistics X ............................................................................................................... 44 Tabel 3.4 Case Processing Summary Y ............................................................................................... 45 Tabel 3.5 Item-Total Statistics Y ............................................................................................................... 45 Tabel 3.6 Reliability Statistics X............................................................................46 Tabel 3.7 Reliability Statistics Y............................................................................47 Tabel 3.8 Jumlah Mahasiswa IKOM Semester Genap .............................................................. 48 Tabel 3.9 Kriteria Analisis Deskriptif Presentase.......................................................................... 55 Tabel 3.10 Kriteria Interpretasi Koefisien Korelasi ..................................................................... 56 Tabel 3.11 Jadwal Penelitian..................................................................................61 Tabel 4.1 Jenis Kelamin.........................................................................................68 Tabel 4.2 Pengguna Instagram...............................................................................69 Tabel 4.3 Frekuensi Mengakses Instagram............................................................70 Tabel 4.4 Lama Menggunakan Instagram..............................................................71 Tabel 4.5 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.1.......................................73 Tabel 4.6 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.2.......................................74 Tabel 4.7 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.3.......................................75 Tabel 4.8 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.4.......................................77 Tabel 4.9 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.5.......................................78 Tabel 4.10 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.6.....................................79 Tabel 4.11 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.7.....................................80 Tabel 4.12 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.8.....................................81
xiv
Tabel 4.13 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.9.....................................82 Tabel 4.14 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.10...................................83 Tabel 4.15 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.11...................................85 Tabel 4.16 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.12...................................86 Tabel 4.17 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.13...................................87 Tabel 4.18 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.14...................................88 Tabel 4.19 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.15...................................89 Tabel 4.20 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.16...................................91 Tabel 4.21 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.17...................................92 Tabel 4.22 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.18...................................93 Tabel 4.23 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.19...................................95 Tabel 4.24 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.20...................................96 Tabel 4.25 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.21...................................97 Tabel 4.26 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.22...................................98 Tabel 4.27 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.23.................................100 Tabel 4.28 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.24.................................101 Tabel 4.29 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.25.................................102 Tabel 4.30 One Sample Kolmogorov Smirnov Test .............................................105 Tabel 4.31 Correlations .......................................................................................106 Tabel 4.32 Coefficients.........................................................................................107 Tabel 4.33 Anova .................................................................................................110 Tabel 4.34 Model Summary Coefficient Determination .....................................111
xv
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Logo Instagram ................................................................................. 18 Gambar 2.2 Pencipta Instagram ............................................................................ 22 Gambar 2.3 Kerangka Berfikir.............................................................................. 29 Gambar 4.1 Jenis Kelamin .................................................................................... 68 Gambar 4.2 Pengguna Instagram .......................................................................... 69 Gambar 4.3 Frekuensi Mengakses Instagram ....................................................... 70 Gambar 4.4 Lama Menggunakan Instagram......................................................... 72
xvi
DAFTAR DIAGRAM Diagram 4.1 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.1................................. 74 Diagram 4.2 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.2................................. 75 Diagram 4.3 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.3................................. 76 Diagram 4.4 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.4................................. 77 Diagram 4.5 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.5................................. 78 Diagram 4.6 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.6................................. 79 Diagram 4.7 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.7................................. 80 Diagram 4.8 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.8................................. 81 Diagram 4.9 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.9................................. 82 Diagram 4.10 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.10............................. 84 Diagram 4.11 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.11............................. 85 Diagram 4.12 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.12............................. 86 Diagram 4.13 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.13............................. 87 Diagram 4.14 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.14............................. 88 Diagram 4.15 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.15............................. 90 Diagram 4.16 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.16............................. 91 Diagram 4.17 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.17............................. 92 Diagram 4.18 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.18............................. 94 Diagram 4.19 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.19............................. 95 Diagram 4.20 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.20............................. 96 Diagram 4.21 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.21............................. 97 Diagram 4.22 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.22............................. 99 Diagram 4.23 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.23........................... 100
xvii
Diagram 4.24 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.24........................... 101 Diagram 4.25 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.25........................... 102 Diagram 4.26 Hasil Uji Regresi .......................................................................... 107
xviii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuisioner .........................................................................................128 Lampiran 2 Data dan Jawaban Responden ..........................................................132 Lampiran 3 Dokumentasi ....................................................................................137 Lampiran 4 Kartu Bimbingan ..............................................................................138
xix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya dunia jejaring sosial terutama Instagram yang kemunculannya menjadi suatu hal yang cukup diminati oleh para pengguna social media, Instagram bisa dibilang merupakan aplikasi edit berbagai foto maupun video yang paling fenomenal. Media sosial ini tidak jauh beda dengan jejaring sosial lainnya seperti Facebook, twitter ataupun Path, yang membedakannya adalah Instagram lebih berfokus pada foto dan video dalam isi penyapaiannya diikuti dengan pesan yang diberikan pada foto dan video yang diunggahnya. Instagram menjadi salah satu media social yang sangat popular belakangan ini dikalangan anak muda zaman sekarang. Bagaimana tidak, aplikasi Instagram yang diluncurkan pada tahun 2010 lalu oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger yang kemudian diakuisisi oleh Mark Zuckerberg pada tahun 2012, telah memiliki 400 juta lebih pengguna dari seluruh dunia. Dan dari angka tersebut Indonesia merupakan salah satu negara pengguna Instagram terbanyak.1 Dikutip dari media online AntaraNews.com2 Pengguna instagram di Indonesia termasuk yang terbanyak di dunia bersama Jepang dan Brazil, kata Brand Development Lead, Instagram APAC Paul Webster. "Di Indonesia, pengguna aktif
1
sella panduarsa gareta.kamis, 14 januari 2016 17:47 wib http://www.antaranews.com/berita/540022/pengguna-instagram-indonesia-termasukterbanyak-di-dunia diakses pada sabtu, 07 januari 2017 pukul 21:08 2
ibid
1
2
per bulannya telah menjadi dua kali lebih besar dari tahun ke tahun per Maret 2015". Kendati tidak melansir jumlah pengguna Instagram asal Indonesia, Paul mengatakan terdapat 12.000 pengguna asal Indonesia yang bergabung di komunitas pengguna Instagram bernama InstaMeet dan 89% pengguna layanan Instagram berasal dari kalangan usia 18-34 tahun yang mengakses Instagram setidaknya seminggu sekali. Perempuan mendominasi dengan porsi 63%. Paul menyampaikan, mayoritas pengguna media sosial berlambang lensa kamera di Indonesia itu adalah anak muda, pengguna ponsel pintar, dengan kemampuan finansial yang baik dan memiliki gelar sarjana. Menurut Paul, masyarakat Amerika Serikat masih menjadi pengguna terbesar di dunia media sosial yang kerap membagikan foto-foto ini, di mana angkanya mencapai 75 persen. Sementara 25 persen lainnya, tersebar di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, dengan jumlah keseluruhan mencapai 400 juta pengguna. Secara rata-rata, pengguna Instagram membagikan 150 foto dalam sebulan, dengan lebih dari 80 juta foto dan video dibagikan secara global setiap harinya, dan menghasilkan 3,5 miliar likes. Adapun temuan lain yang dilakukan oleh TNS, sebuah lembaga riset dari Inggris, mengenai studi "Pengguna Instagram di Indonesia":3
Pengguna Instagram di Indonesia 63% adalah anak muda usia 18-24 tahun yang terdidik dan mapan.
3
Yoseph Edwin @edjozeph Jumat, 15 Januari 2016. 07:08 WIB https://beritagar.id/artikel/sainstekno/instagram-beberkan-fakta-fakta-pengguna-di-indonesia diakses pada sabtu, 07 januari 2017 pukul 21:22
3
88%
pengguna
menggunakan filter dan
97%
menggunakan
fitur search untuk mencari informasi yang lebih spesifik.
97% menuliskan komentar pada postingan dan menandai (mention) teman-teman mereka yang mendorong proses pencarian di Instagram.
85% pengguna di Indonesia juga memposting di media sosial lainnya langsung dari Instagram (cross posting). 49% juga membeli produk dari penjual/jenama (brand) yang mereka ikuti (follow).
Masyarakat Indonesia menggunakan Instagram untuk mencari inspirasi, membagi pengalaman, dan mencari informasi dan tren terbaru.
Kategori konten yang paling banyak dibagikan di Instagram (berlaku untuk Instagram dan Facebook) antara lain: Makanan yang dimakan, Barang yang dibelidan Barang yang mau dijual, Foto atau video dari keluarga dan Peristiwa-pristiwa khusus, Binatang peliharaan, Alam terbuka dan Tempat-tempat yang pernah dikunjungi, Foto atau video dari perjalanan, Kutipan atau meme dan Foto atau video yang ditemukan secara daring
Semakin berkembangnya Instagram di masyarakat, beragam pula karakter masyarakat pengguna media sosial ini. Selain pengguna biasa, ada juga yang memanfaatkan nya sebagai media mengekspresikan diri ataupun sebagai media bisnis. Banyak juga akun-akun yang menawarkan berbagai macam hal-hal yang unik untuk menarik pengguna lain. Keperibadian seseorang bisa juga dilihat dari Instagram yang dimilikinya. Hal itu dilihat dari akun-akun seperti apa saja yang pengguna ikuti, jika seseorang mempunyai minat kearah fotografi mereka akan
4
mengikuti (following) akun-akun yang membahas atau mengunggah hal-hal yang berhubungan dengan fotografi. Begitu juga dengan seseorang yang memiliki minat berpetualang pastilah mereka akan mengikuti akun yang membahas tentang travelling dan lain sebagainya. Dapat dikatakan bahwa media sosial saat ini memiliki kekuatan tersendiri untuk mempengaruhi individu salah satu contohnya adalah menjadikan media social sebagai wadah untuk mempresentasikan diri. Presentasi diri melalui media sosial memberikan kesempatan yang luas bagi penggunanya, media sosial bisa difungsikan sebagai revitalisasi hubungan sosial diantara sesama pengguna. Kehadiran media sosial tidak berbayar, yang sekarang sudah sangat bervariasi, membuat penggunaan media sosial menjadi suatu praktek yang lumrah. Tanpa memerlukan keahlian khusus Sehingga hampir semua kalangan pun menjadi familiar dengan media social. Situs jejaring sosial memiliki daya tarik yang berbeda-beda. Namun pada dasarnya tujuannya sama yaitu untuk berkomunikasi dengan mudah dan lebih menarik karena ditambah dengan fitur-fitur yang memanjakan penggunanya. Dari sekian banyak social media dan Seiring dengan berkembangnya zaman, Instagram menjadi salah satu media sosial yang cukup diminati untuk mempresentasikan diri.4 Adanya keinginan untuk membuat kesan yang sempurna dan sesuai kepada orang lain dengan cara melakukan yang terbaik untuk terlihat sempurna inilah yang disebut sebagai impression management atau biasa dikenal dengan selfpresentation atau presentasi diri. Presentasi diri dalam Instagram juga bisa
4
Jandy E. Luik., 2014. Media social dan presentasi diri. UK Petra-Surabaya. Hal 9 http://repository.petra.ac.id/15386/1/Media_Sosial_dan_Presentasi_Diri.pdf diakses pada 070117
5
dipandang sebagai bentuk uji coba terhadap identitas dirinya. Seseorang akan mempresentasikan dirinya secara verbal maupun non-verbal kepada orang lain yang sedang berinteraksi dengannya.5 Saat berinteraksi dengan orang lain khususnya didunia maya, sering kali perhatian individu tertuju pada bagaimana orang akan menilai perilakunya. Baik dalam mengupload foto maupun cara berkomentar yang baik dan tidak menyinggung orang lain. Usaha untuk mengontrol bagaimana orang lain berfikir sesuai dengan pemikiran individu, sehingga individu tersebut perlu melakukan presentasi diri, yaitu usaha untuk mengatur kesan yang orang lain tangkap mengenai diri baik secara disadari maupun tidak.6 Sebagian individu memiliki masalah dalam melakukan presentasi diri sesuai dengan impiannya. Hal ini terlihat dalam kehidupan sehari-hari seorang individu yang ingin banyak memberi komentar terhadap peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi
namun
mengalami
masalah
kurang
percaya
diri
dalam
cara
penyampaiannya. Instagram memberikan ruang yang luas bagi pengguna tersebut untuk mempresentasikan dirinya. Seorang mahasiswa yang dalam kesehariannya mengalami kesulitan dalam mempresentasikan diri, bisa begitu berbeda cara mempresentasikan diri ketika di Instagram.7 Maka dari itu mahasiswa mendapatkan perasaan penerimaan diri di Instagram ketika orang lain memberikan komentar terhadap tampilan foto maupun video yang mereka unggah di Instagram.8
55
Feldman, R.S.1995. Social Psychology. New Jersey: A Simaon & Schuster Company. Englewood Cliffs. Hal 23 6 Sarwono, S.W, & Meinarno, E.A. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Hal 42 7 Nelson, J. 2011. The Sky Is Everywhere. United States: Penguin Group. Hal 65 8 Ofcom. 2008. Social networking: A quantitative research report into attidues, behaviours and use. Diambil tanggal 7 Januari 2017. http://www.ofcom.org.uk.
6
Individu yang memiliki presentasi diri positif akan menunjukkan identitas sosial sesuai dengan situasi yang terjadi. Sering mengeluarkan perkataan-perkataan yang dapat menyenangkan hati para pengguna instagram lain dengan memuji dan menghargai antar pengguna instagram. Menunjukkan keselarasan antara diri pribadi dengan perilaku yang ditunjukkan di media social instagram.9 Hal ini dikarenakan individu lebih selektif dalam menampilkan diri di instagram. Menyesuaikan tingkah laku verbal dengan non-verbal yang ditunjukkan lewat upload foto maupun video, serta berusaha menyamai apa yang dilakukan oleh orang lain dalam situasi tertentu, misalnya ketika orang lain berkomentar ramah tentang individu maka akan dibalas dengan komentar yang ramah pula.10 Sedangkan presentasi diri negative, maka subjek akan terlihat menakutkan atau disegani oleh pengguna instagram lain. Individu seolah-olah menimbulkan rasa takut dengan meyakinkan seseorang bahwa dirinya adalah orang yang berbahaya. Individu berusaha untuk menimbulkan kesan bahwa dirinya memiliki ahli dibidang tertentu dengan menampilkan prestasi-prestasi yang dimiliki dan melebih-lebihkan kemampuan
yang
individu
punya.
Terkadang
individu
memperlihatkan
ketidakmampuan dirinya untuk di update di instagram dan menunjukkan bahwa dirinya berpenampilan menarik dan pantas untuk diperhatikan.11 Goffman mengatakan bahwa manusia adalah aktor dalam panggung kehidupan, maka tentulah apa yang ditampilkan di panggung akan berdasarkan
9
Gonzales, Amy L, M.A. and Jeffrey T. Hancock, Ph.D. 2010. Mirror, Mirror on my Facebook Wall: Effects of Exposure to Facebook on Self-Esteem. Journal Cyberpsychology,Behavior, Andsocialnetworking, Vol: 020 (9). Hal 8 10 Fiske, S.T & S, Taylor. 1991. Social Cognitif, second edition. Singapore: McGraw-Hill Book Co. 11 Dayakisni, T., & Hudaniah. 2009. Psikologi Sosial. Malang: UMM Press. Hal 32
7
penataan. Apalagi jika kesempatan ini berada pada konteks media sosial instagram yang memberikan kebebasan bagi tiap individu untuk berkreasi, khususnya dalam menampilkan diri sebagai dirinya sendiri.12 Kalangan anak muda pada usia 18-24 tahun merupakan pengguna terbanyak dalam fenomena media sosial ini. Oleh sebab itu penulis memilih mahasiswa sebagai objek dari penelitian ini. Mahasiswa dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa awal, yaitu usia 18-21 tahun dan 22-24 tahun. Pada usia tersebut mahasiswa mengalami masa peralihan dari remaja akhir ke dewasa awal.13 Masa peralihan yang dialami oleh mahasiswa, mendorong mahasiswa untuk menghadapi berbagai tuntutan dan tugas perkembangan yang baru. Tuntutan dan tugas perkembangan mahasiswa tersebut muncul dikarenakan adanya perubahan yang terjadi pada beberapa aspek fungsional individu, yaitu fisik, psikologis dan sosial. Berdasarkan fenomena di atas penulis memilih mahasiswa angkatan 20132015 sebagai objek penelitian khususnya mahasiswa FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi UNTIRTA. Menimbang mahasiswa pada angkatan tersebut masih dalam proses perkuliahan yang aktif dan mahasiswa Ilmu Komunikasi terbilang lebih peka perhatiannya terhadap media karena secara akademik didalamnya telah tersajikan pengetahuan dibidang media massa. Selain itu UNTIRTA merupakan universitas negri ternama di Serang-Banten. Dan dalam hal ini pula penulis tertarik
12
Goffman, E. 1956. The Presentation of Self in Everyday Life. Harmondworth : Penguin. Hal 43 Monk, F. J., Knoers, A. M. P., Haditono, S. R. 2001. Psikologi Perkembangan:Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal 28 13
8
untuk meneliti tentang hubungan penggunaan media social instgaram dengan presentasi diri mahasiswa ilmu komunikasi untirta pada angkatan 2013-2015. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti lebih lanjut yaitu: “Bagaimana hubungan penggunaan media social Instagram dengan persentasi diri dikalangan mahasiswa ilmu komunikasi UNTIRTA ?”.
1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka identifkasi penelitiannya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penggunaan Instagaram di kalangan Mahasiswa IKOM UNTIRTA ? 2. Bagaimana Persentasi Diri Mahasiswa IKOM UNTIRTA melalui Instagram ? 3. Sejauh mana hubungan antara penggunaan Instagram dengan persentasi diri mahasiswa IKOM UNTIRTA ?
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi permasalahan diatas, maka tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk: 1. Mengetahui sejauh mana penggunaan Instagram di kalangan mahasiswa IKOM UNTIRTA
9
2. Mengetahui sejauh mana persentasi diri mahasiswa IKOM UNTIRTA melalui Instagram 3. Mengetahui sejauh mana hubungan antara penggunaan Instagram dengan persentasi diri mahasiswa IKOM UNTIRTA
1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang kelak diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara
Akademis,
penelitian
diharapkan
dapat
bermanfaat
bagi
perkembangan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penelitian ini juga dapat menjadi bahan bacaan dan referensi bagi penelitian serupa di masa yang akan datang. 2. Secara Teoritis, penelitian diharapkan dapat memberi kontribusi pengetahuan dibidang Ilmu Komunikasi yang berkaitan dengan studi Presentasi Diri dalam Komunikasi Antar Pribadi. 3. Secara Praktis, penelitian ini untuk menerapkan ilmu yang diterima peneliti selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi sekaligus memberikan masukan kepada siapa saja yang ingin mengetahui hubungan Instagram dengan presentasi diri.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh seorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau merubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media. Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari bahasa latin: communication dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini adalah maksudnya kesamaan makna.14 Rumusan komunikasi yang sangat dikenal adalah rumusan yang dibuat Harold Laswell. Menurut Laswell komunikasi adalah: “who says what in which chanell to whom with what effect”. Yang jika dijabarkan, akan terdapat lima unsur atau komponen di dalam komunikasi, yaitu:15
14
Siapa yang mengatakan (Komunikator)
Kepada siapa disampaikan (Komunikan)
Apa yang dikatakan (Pesan)
Media apa yang digunakan (Media)
Akibat apa yang terjadi (Efek)
Onong Uchjana Effendi. Imu Komunikasi Teori dan Praktek. 2005.Hal.9 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2008. Hal. 69 15
11
2.1.2 Komunikasi Massa Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukan oleh Bittner yang dikutip oleh Ardianto dkk dalam bukunya Komunikasi Massa, yakni pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.16 Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan yang luas yang dihadiri oleh ribuan orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa atau khalayak yang luar biasa banyaknya, tidak terbatas pada penduduk yang ada di suatu daerah melainkan semua orang dinegara yang satu dengan yang lain dapat mengetahui secara langsung apa yang disiarkan oleh media elektronik seperti televisi, radio, internet (satelit), beberapa ahli komunikasi juga mengemukakan pendapatnya tentang pengertian komunikasi massa. Joseph A. Devito merumuskan komunikasi massa menjadi dua hal, yaitu: seperti halnya pengertian Komunikasi Massa:17 “Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu
16 17
Ardianto dkk. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media. 2004. Hal 3 Ibid. Hal 6
12
besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar–pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita. Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa modern seperti pers, film, radio dan televise”. Dari pengertian di atas, secara umum sebenarnya komunikasi massa merupakan suatu proses yang melukiskan bagaimana komunikator secara profesional menggunakan teknologi dalam menyebarluaskan pengalamannya yang melampaui jarak untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang banyak. Dengan menggunakan saluran teknologi, komunikasi massa dipergunakan untuk mengirimkan pesan yang melintasi jarak jauh, misalnya buku, pamflet, majalah, surat kabar, warkat pos, radio, rekaman–rekaman, televisi, poster dan komputer serta aplikasinya jaringan telepon serta satelit (internet). 2.1.3 New Media (Media Baru) Media baru atau New Media merupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara privat maupun secara publik.18 Secara umum, media baru tidak hanya menjembatani perbedaan pada beberapa media, namun juga pada perbedaan mengenai batasan kegiatan komunikasi pribadi dengan batasan
18
Mc Quails, Dennis.Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Salemba Humanika. (2011). Hal 43
13
kegiatan publik. Karakternya yang berbentuk digital, memudahkan dalam berkomunikasi dan saling bertukar informasi. Media baru dan media lama sangatlah berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat melalui pendekatan interaksi sosial dan itegritas sosial media baru dan media lama. Pendekatan interaksi sosial membedakan media dengan seberapa mirip media tersebut dengan model interaksi tatap muka. Media yang lebih lama memiliki peluang interaksi yang sedikit, media yang lebih menekankan penyebaran informasi dan sedikit adanya interaksi yang diciptakan seperti halnya radio dan televisi. Media baru lebih memiliki interaksi didalamnya komunikator dengan komunikannya lebih bebas berkomunikasi dan berinteraksi.19 Rasmussen berpendapat bahwa media baru memiliki efek kualitatif yang berbeda terhadap integrasi sosial dalam jaringan masyarakat modern yang mengambil dari teori modernisasi Gidden (1991). Kontribusi pokoknya adalah untuk menjembatani jurang lebar yang terbuka antara dunia publik dan privat, antara dunia kehidupan dan dunia sistem serta organisasi. Kontras dengan televisi, media baru dapat memainkan peranan langsung dalam proyek kehidupan individual. Mereka juga mempromosikan keragaman penggunaan dan partisipasi yang lebih besar. Singkatnya, media baru membantu merekatkan kembali individu setelah efek tercerai – berai akibat dari efek modernisasi.20 Dalam bukunya, McQuail mengidentifikasikan Lima kategori utama media baru yang sama – sama memiliki kesamaan saluran tertentu dan kurang lebih
19 20
Littlejohn & Foss. Teori Komunikasi.Jakarta : Salemba Humanika. (2009). Hal 413 Mc Quails, Dennis.Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Salemba Humanika. (2011). Hal 155
14
dibedakan berdasarkan jenis penggunaan, konten, dan konteks seperti berikut ini:21 1. Media komunikasi antar pribadi (Interpersonal communication media). Meliputi telepon (yang semakin mobile) dan surat elektronik (terutama untuk pekerjaan, tetapi semakin personal). 2. Media permainan interaktif (Interactive play media). Media ini terutama berbasis komputer dan video game, ditambah peralatan realitas virtual. 3. Media pencarian informasi (information search media). Ini adalah kategori yang luas, tetapi Internet/ WWW merupakan contoh yang paling penting, dianggap sebagai perpustakaan dan sumber data yang ukuran, aktualitas, dan aksesibilitasnya belum pernah ada sebelumnya. 4. Media partisipasi kolektif (collective participatory media). Kategorinya khususnya meliputi penggunaan Internet untuk berbagi dan bertukar informasi, gagasan, dan pengalaman serta untuk mengembangkan hubungan pribadi aktif (yang diperantarai komputer). Situs jejaring sosial termasuk di dalam kelompok ini. 5. Subtisusi media penyiaran (substitution of broadcasting media). Acuan utamanya adalah penggunaan media untuk menerima atau
21
Ibid. Hal 156
15
mengunduh konten yang di masa lalu biasanya disiarkan atau disebarkan dengan metode lain yang serupa. Jelas media baru (new media) memiliki kecepatan untuk melakukan sebuah interaksi, lebih efisien, lebih murah, lebih cepat untuk mendapatkan sebuah informasi terbaru dan ter-update informasinya. Kelemahannya pada jaringan koneksi internet saja, jika jaringan internet lancar dan cepat maka informasi yang disampaikan kepada pembacanya lebih cepat serta harus ada koneksi internet dimana pun berada bersama media baru. Media baru (new media) masuk dalam kategori komunikasi massa. Hal ini dikarenakan pesan yang disampaikan kepada khalayak luas melalui media online / media baru. 2.1.4 Media Sosial Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan Wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.22 Menurut Antony Mayfield dari iCrossing, media sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan dan membangun
22
http://repository.petra.ac.id/15386/1/Media_Sosial_dan_Presentasi_Diri.pdf diakses pada 12 maret 2016 pukul 21.34
16
sebuahkomunitas. Intinya, menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai diri sendiri. Selain kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik, menjadi diri sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa media sosial berkembang pesat. Tak terkecuali, keinginan untuk aktualisasi diri dan kebutuhan menciptakan personal branding. Teknologi-teknologi web baru memudahkan
semua
orang
untuk
membuat
dan
yang
terpenting
menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di Blog, tweet, atau video di YouTube dapat direproduksi dan dilihat oleh jutaan orang secara gratis. Pemasang iklan tidak harus membayar banyak uang kepada penerbit atau distributor untuk memasang iklannya. Sekarang pemasang iklan dapat membuat konten sendiri yang menarik dan dilihat banyak orang.23 Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “Sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content".24 1. Ciri-ciri Media Sosial Media sosial mempunyai ciri - ciri sebagai berikut: a. Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet.
23
Zarella. The Social Media Marketing Books. O'Reilly Media, Sebastopol. 2010. Hal 2 http://www.trigonalmedia.com/2015/08/pengertian-media-sosial-menurut-para.html diakses pada 12 Maret 2016 pukul 22.28 24
17
b. Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper. c. Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya. d. Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi. 2. Jenis-jenis Media Sosial Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media sosial: a. Proyek Kolaborasi Website
mengizinkan
usernya
untuk
dapat
mengubah,
menambah, ataupun me-remove konten – konten yang ada di website ini.Contohnya wikipedia. b. Blog dan microblog User lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti curhat ataupun mengkritik kebijakan pemerintah. Contohnya Twitter, Blogspot, Tumblr, Path dan lain-lain. c. Konten Para user dari pengguna website ini saling meng-share konten – konten media, baik seperti video, ebook, gambar dan lain-lain. Contohnya Youtube. d. Situs jejaring social Aplikasi yang mengizinkan user untuk dapat terhubung dengan cara membuat informasi pribadi sehingga dapat terhubung
18
dengan orang lain. Informasi pribadi itu bisa seperti foto-foto. Contoh Facebook, Path, Instagram dan lain-lain. e. Virtual game world Dunia virtual dimana mereplikasikan lingkungan 3D, di mana user bisa muncul dalam bentuk avatar-avatar yang diinginkan serta berinteraksi dengan orang lain selayaknya di dunia nyata, contohnya game online. f. Virtual social world. Dunia virtual yang di mana penggunanya merasa hidup di dunia virtual, sama seperti virtual game world, berinteraksi dengan yang lain. Namun, Virtual Social World lebih bebas, dan lebih kearah kehidupan, contohnya second life. 2.1.5
Instagram dan Sejarah Instagram
2.1.5.1 Instagram
Gambar 2.1. Logo Instagram Instagram adalah aplikasi untuk photo-sharing dan layanan jejaring sosial online yang memungkinkan penggunanya untuk mengambil gambar, menerapkan filter digital untuk mereka, dan berbagi hasilnya
19
melalui berbagai layanan social media seperti Facebook, Twitter dan situs media lainnya.25 Ciri khas dari Instagram adalah hasil fotonya yang berupa persegi, mirip dengan produk Kodak Instamatic dan gambar-gambar yang dihasilkan oleh foto Polaroid - berbeda dengan kamera modern yang biasanya memiliki bentuk persegi panjang atau dengan rasio perbandingan bentuk 16:9. Pada awalnya Instagram hanya tersedia untuk smartphone milik Apple, seperti: iPhone, iPad, dan iPod Touch. Kemudian sejak bulan April 2012, fasilitas Instagram mulai diintegrasikan untuk ponsel kamera Android sehingga pengguna Android pun bisa mulai menggunakan Instagram untuk aktivitas sharing foto mereka.26 Atmoko dalam bukunya yang berjudul Instagram Handbook menjelaskan bahwa aplikasi Instagram memiliki lima menu utama yang semuanya terletak dibagian bawah, aplikasi tersebut yaitu:27 1. Home Page : Halaman utama menampilkan linimasa foto-foto terbaru dari sesama pengguna yang telah diikuti. 2. Search : Untuk memudahkan pengguna melakukan pencaharian pada akun pengguna lainnya atau pencharian pada foto-foto yang sedang popular.
25
http://www.scribd.com/doc/195027473/makalah-instagram. diakses 19 Mei 2016 pukul 18:59 Ibid. 27 Atmoko, Bambang Dwi. Instagram Handbook. Jakarta: Mediakita. 2012. Hal 28 26
20
3. Camera : dengan menu ini pengguna dapat langsung memotret dan mengunggah foto atau video keinstagram dengan berbagai effek yang disediakan di dalam aplikasi tersebut 4. Profile : Dihalaman profil kita bisa mengetahui secara detail mengenai informasi pengguna, baik itu diri kita maupun orang lain sesama pengguna. 5. News Feed : Fitur ini menampilkan notifikasi terhadap berbagai aktivitas yang dilakukan oleh pengguna Instagram. Selain itu menurut Atmoko ada beberapa bagian yang sebaiknya diisi agar foto yang kita unggah lebih informative. Bagian-bagian tersebut yaitu:28 1. Caption : Membuat judul atau caption foto lebih bersifat untuk memperkuat karakter atau pesan yang ingin disampaikan pada foto tersebut. 2. Hashtag : Hashtag adalah suatu label berupa suatu kata yang diberi awalan symbol bertanda pagar (#). Fitur pagar ini penting karena sangat memudahkan penggunna untuk menemukan foto-foto di Instagram dengan label tertentu. 3. Geotage atau Lokasi : Instagram memaksimalkan teknologi ini dengan menyediakan fitur lokasi. Sehingga setiap foto yang diunggah akan menampilkan lokasi dimana pengambilannya.
28
Ibid. Hal 52
21
4. Share : Instagram juga menyediakan fitur share kemedia social lainnya seperti facebook, twitter dan lainnya. Menurut Atmoko, meski instagram disebut layanan photo sharing, tetapi Instagram juga merupakan jejaring social. Karena disini kita bisa berinteraksi dengan sesama pengguna. Ada beberapa aktivitas yang dapat kita lakukan di Instagram, yaitu:29 1. Follow : Bisa dibayangkan betapa sepinya ketika sendirian didunia Instagram yang meriah. Oleh karena itu dengan adanya follow memungkinkan kita untuk mengikuti atau berteman dengan pengguna lain yang kita anggap menarik untuk diikuti. 2. Like : Jika menyukai foto yang ada di linimasa, jangan segansegan untuk memberi like. Pertama dengan menekan tombol like dibagian bawah caption yang bersebelahan dengan komentar. Kedua, dengan double tap (mengetuk dua kali) pada foto yang disukai. 3. Comment : Sama seperti like, komentar adalah bagian dari interaksi namun lebih hidup dan personal. Karena lewat komentar, pengguna mengungkapkan pikirannya melalui katakata. Kita bebas memberikan komentar apapun terhadap foto, baik itu saran, pujian atau kritikan.
29
Ibid. Hal 59
22
4. Mentions : Fitur ini memungkinkan kita untuk memanggil pengguna lain. Caranya adalah dengan menambahkan tanda arroba (@) dan memasukan akun instagram dari pengguna tersebut. 5. Message : Fiture yang membantu mengirim pesan secara pribadi yang berupa foto, video maupun tulisan yang dikirim oleh sesama pengguna Instagram. 2.1.5.2 Sejarah Instagram Instagram pertama-tama dikembangkan di San Francisco oleh Kevin Systrom dan Brasil Michel "Mike" Krieger saat mereka berdua memilih untuk berfokus pada pembuatan aplikasi multi-fitur “HTML5 check-in” di proyek Burbn untuk fotografi mobile. 30
Gambar 2.2. Kevin Systrom dan Mike Krieger, Pencipta Instagram (Sumber: Instagram Blog)
Pada tanggal 3 April 2012, Instagram untuk Android akhirnya dirilis. Aplikasi tersebut diunduh sebanyak lebih dari satu juta kali dalam waktu kurang dari satu hari. Pada minggu yang sama Instagram berhasil
30
http://www.instagram.com diakses 19 Mei 2016 pukul 19:11
23
mengumpulkan US$ 50 juta dari venture capitalist untuk berbagi share perusahaannya, proses yang membuat nilai Instagram naik hingga sejumlah US$ 500 juta. Kenaikan pesat Instagram juga terlihat pada saat tiga bulan berikutnya Instagram mendapatkan lebih dari satu juta rating di Google Play. Instagram menjadi aplikasi kelima yang pernah mencapai satu juta peringkat di Google Play. Kesepakatan emas datang kepada Instagram pada saat tawaran akuisisi datang dari Facebook, dengan tawaran untuk membeli Instagram (beserta seluruh 13 karyawannya) dengan nilai sekitar US$ 1 miliar dalam bentuk tunai dan saham pada bulan April 2012. Tawaran ini datang beserta dengan kebijakan untuk membiarkan Instagram tetap dikelola secara independen. Britain‟s Office Of Fair Trading menyetujui kesepakatan pada tanggal 14 Agustus 2012, disusul dengan penutupan penyelidikan oleh Federal Trade Commission di Amerika Serikat pada tanggal 22 Agustus 2012 yang memungkinkan kesepakatan antara Instagram dan Facebook untuk dilanjutkan. Kesepakatan tersebut akhirnya resmi pada tanggal 6 September 2012. Pada tanggal 17 Desember 2012, Instagram memperbaharui Terms of Service mereka (atau Ketentuan Layanan) yang memungkinkan Instagram untuk mendapatkan hak penjualan foto pengguna kepada pihak ketiga tanpa pemberitahuan atau kompensasi. Kritik dari pendukung privasi hingga konsumen (seperti National Geographic dan selebriti Kim Kardashian) seluruhnya mengeluarkan pernyataan yang menuntut pembatalan atau pencabutan kebijakan baru tersebut. Isu kontroversial ini sempat
24
menyebabkan banyak pengguna beralih ke layanan lain yang mirip dengan Instagram. Akhirnya pada Januari 2013 Instagram menegaskan kembali bahwa pihaknya telah merevisi kebijakan yang menyebabkan terjadinya pemahaman yang ambigu di kalangan pelanggan, juga menekankan bahwa Instagram tidak akan menggunakan foto milik pengguna untuk tujuan komersil apapun.31 2.1.6 Teori Perbedaan Individu Nama teori ini diketengahkan oleh Malvin D.Dafleur ini lengkapnya “Individual Differences Theory of Mass Communication Effect”. Menurut teori ini individu-individu sebagai anggota khalayak sasaran media massa secara selektif, menaruh perhatian kepada pesan-pesan terutama jika berkaitan dengan kepentingannya, konsisten dengan sikap-sikapnya, sesuai dengan kepercayaan yang didukung oleh nilai-nilainnya. Tanggapannya terhadap pesan pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologisnya. Jadi efek media massa pada khalayak itu tidak seragam, melainkan beragam disebabkan secara individual berbeda satu sama lain dalam stuktur kejiwaannya.32 Anggapan dasar teori ini adalah bahwa manusia berbeda satu sama lain ketika mereka diterpa media massa, hal ini bisa terjadi bisa karena perbedaan psikologis, cara pandang berpikir, pengaruh lingkungan sekitar, sikap, nilai, agama, kepercayaan dan sebagainya. Teori ini mengatakan adanya pengaruh
31
Ibid. Onong Uchjana Effendi. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 2003. Hal: 275. 32
25
unsur-unsur psikologis yang berinteraksi dengan terpaan media massa dan menghasilkan efek. Dengan demikian terdapat suatu kaitan yang kuat antara pesan-pesan media dengan respon setiap individunya. Respon atau tanggapan terhadap pesan-pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologis setiap individu tersebut. Jadi efek media kepada khalayak massa itu tidak seragam melainkan beragam. Hal ini disebabkan karena mereka secara individual berbeda antara satu dengan yang lainnya dalam struktur kejiwaan maupun pola hidup yang terbentuk oleh lingkungan tempat individu tersebut dan berkembang. 2.1.7 Presentasi Diri Dalam bukunya Deddy Mulyana, Presentasi diri Menurut Goffman yaitu: “Merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu tertentu untuk memproduksi definisi situasi dan identitas sosial bagi para aktor dan definisi situasi tersebut mempengaruhi ragam interaksi yang layak dan tidak layak bagi para aktor dalam situasi yang ada”.33 Lebih jauh presentasi diri merupakan upaya individu untuk menumbuhkan kesan tertentu di depan orang lain dengan cara menata perilaku agar orang lain memaknai identitas dirinya sesuai dengan apa yang ia inginkan. Dalam proses produksi identitas tersebut, ada suatu pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan mengenai atribut simbol yang hendak digunakan sesuai dan mampu mendukung identitas yang ditampilkan secara menyeluruh.
Pada dasarnya, setiap orang memiliki langkah-langkah khusus dalam mempresentasikan dirinya kepada orang lain. Dalam bukunya yang berjudul ‘The
33
Mulyana, Deddy.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung, Remaja Rosdakarya. 2005. Hal 112
26
Presentation of Self in Everyday Life’,34 Goffman menyebutkan istilah self presentation (presentasi diri) dengan impression management (manajemen kesan). Menurutnya, dunia sama dengan panggung sandiwara. Setiap manusia mengatur hal-hal yang dia lakukan ketika berinteraksi dengan orang lain. Goffman menyebutnya sebagai dramaturgi.
Menurut Goffman,
dalam
pementasan terdapat front stage (panggung depan), back stage (panggung belakang), team of performers (kelompok atau tim yang terlibat dan mendukung pementasan), dan audience (masyarakat).35 Goffman memperkenalkan manajemen kesan sebagai kebutuhan individu dalam mempresentasikan dirinya sebagai seseorang yang bisa diterima oleh orang lain. Dia menjelaskan bahwa diri sebagai penampil (self as performer), bukan semata-mata sebuah produk sosial, tapi juga memiliki dasar motivasi. Individu menata kesan miliknya ketika mereka berharap untuk diterima sebagai seorang yang memiliki citra diri disukai oleh orang-orang.36 Pada umumnya Impression Management digunakan dalam konteks untuk mendapatkan pujian atas pertunjukan, wawancara, mencari respon balik, dan kesuksesan dalam karier. Pada tahun 1982 Jones & Pittman membangun sebuah sistem untuk merekam bermacam-macam perilaku manajemen kesan. Lima kelompok teoritik dari manajemen kesan telah diidentifikasikan paling banyak digunakan oleh setiap
34
Goffman, Erving. 1959. The Presentation of Self in Everyday Life. United States of America: Doubleday Anchor Books 35 Ibid. 36 Bolino, M. C., Kacmar, M. K., Turnley, W. H., & Gilstrap, B. J. (2008). A multilevel review of impression management motives and behaviors. Journal of Management, 34(6), 1080-1109
27
individu. Sistem tersebut mencakup lima strategi yang meliputi: ingratiation, selfpromotion, exemplification, intimidation dan supplication.37 Goffman memperkenalkan manajemen kesan sebagai kebutuhan individu dalam mempresentasikan dirinya sebagai seseorang yang bisa diterima oleh orang lain.38 Sedangkan menurut Schlenker, manajemen kesan terdiri dari perilaku individu saat menciptakan, mengendalikan, serta menata atau menjaga citra diri mereka (self image), dan hal tersebut mempengaruhi cara mereka dianggap oleh orang penting lainnya. Usaha manajemen kesan yang merupakan bagian dari presentasi diri ini jelas digunakan oleh banyak orang. Pada umumnya, seseorang menginginkan dirinya untuk diterima public sebagai sosok yang intelligent, friendly, dan morally good.39 Dalam penelitian ini penulis menggunakan taktik impression management milik Jones & Pittman yang terdiri dari ingratiation, selfpromotion, exemplification, intimidation dan supplication.40 1. Ingratiation Tindakan yang dilakukan untuk terlihat menarik dengan cara memuji diri sendiri, memuji orang lain, menyetujui pendapat yang ada, melakukan hal-hal baik seperti memberi bantuan dan hadiah, menutupi kelemahan dengan menunjukkan kelebihannya.
37
Jones, E. E., & Pittman, T. S. (1982). Toward a general theory of strategic Self-presentation. In J. Suls (Ed.), Psychological Perspectives on the Self (Vol.1, pp. 231-262). Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum 38 Goffman, Erving. 1959. The Presentation of Self in Everyday Life. United States of America: Doubleday Anchor Books 39 Schlenker, B. R. (1980). Impression management: The self-concept, social identity and interpersonal relation. Monterey, CA: Brooks/Cole. 40 Jones, E. E., & Pittman, T. S. (1982). Toward a general theory of strategic Self-presentation. In J. Suls (Ed.), Psychological Perspectives on the Self (Vol.1, pp. 231-262). Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum
28
2. Intimidation Dilakukan agar terkesan berbahaya. Menimbulkan rasa takut pada lawan, dengan memberikan ancaman, meluapkan amarah, pamer kekuasaan atau kekuatan. 3. Self Promotion Dilakukan agar orang lain terkesan, dengan terlihat kompeten. Dilakukan dengan cara memberikan penjelasan deskriptif, unjuk kemampuan dan prestasi. 4. Exemplification Menunjukkan bahwa dirinya bermoral dan berintegritas, dengan jalan menunjukkan dirinya sebagai seseorang yang peduli, disiplin, jujur, dermawan, serta rela berkorban. Dilakukan agar dihormati dan dikagumi. 5. Supplication Menampilkan dirinya sebagai orang yang lemah, tidak berdaya. Menunjukkan ketergantungannya pada orang lain, agar orang lain berbelas kasihan dan kemudian memberikan bantuan.
29
2.2 Kerangka Berpikir Dalam penelitian ini kerangka berfikir yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut: Teori Perbrdaan Individu (Individual Differences Theory)
Instagram
Presentasi Diri
-
Posting
-
Ingratiation
-
Following
-
Self Promotion
-
Followers
-
Intimidation
-
Like
-
Exemplification
-
Comment
-
Supplification
-
Mentions
(Atmoko, 2012:28-63)
(Jones, 1990:80)
-
INSTAGRAM DAN PRESENTASI DIRI (Analisis Kuantitatif Hubungan Penggunaan Media Sosial Instagram Dengan Presentasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA angkatan 2013-2015)
Ha = Terdapat hubungan antara Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa IKOM UNTIRTA angkatan 2013-2015. Ho = Tidak terdapat hubungan antara Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa IKOM UNTIRTA angkatan 2013-2015. Gambar 2.3. Kerangka pemikiran
30
2.3 Hipotesis Penelitian Secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu Hypo dan kata thesis. Hypo berarti kurang dan thesis adalah pendapat. Kedua kata itu kemudian digunakan secara bersama menjadi hypothesis dan penyebutan dalam dialek Bahasa Indonesia menjadi hipotesa kemudian berubah menjadi hipotesis yang maksudnya adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang belum sempurna.41 Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta- fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.42 Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha
: Terdapat hubungan antara Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa IKOM UNTIRTA angkatan 2013-2015.
Ho
: Tidak terdapat hubungan antara Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa IKOM UNTIRTA angkatan 2013-2015.
41 42
Burhan Bungin.Metodologi Penelitian Kuantitatif.2009. Hal.75 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. 2012. Hal.71
31
2.4 Oprasionalisasi Variabel Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel terdiri atas dua macam, yaitu variabel independen atau variabel (X) atau variabel bebas, dan variabel dependen atau variabel (Y) atau variabel terikat.43 Dalam penelitian ini variabel tersebut adalah: 1. Variable Bebas (X) yaitu Penggunaan Media Sosial Istagram 2. Variable Terikat (Y) yaitu Presentasi Diri Mahasiswa IKOM UNTIRTA Untuk lebih jelas dan terperinci maka operasional variabel dijelaskan dalam bentuk tabel seperti di bawah ini: Tabel 2.1 Operasional Variabel berdasarkan Olahan Peneliti Variabel
Dimensi
Indikator
Skala
2
3
4
Penelitian 1
Posting Following Penggunaan
Frekuensi Penggunaan
Media Sosial
dan aktifitas dalam
Followers
Instagram
instagram
Like / Suka
(Variabel X)
Comment Mentions
43
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. 2012. Hal. 42-43
Interval
32
1
2
3
4
Ingratiation Presentasi Diri
Self Promotion
Mahasiswa Ilmu
Taktik atau Strategi
Komunikasi
impression
UNTIRTA
management
(Variabel Y)
(menejemen kesan)
Intimidation
Interval
Exemplification Supplification
2.5 Penelitian Terdahulu Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Hanafi,ah Hidayatur Rohmah
Nama
Herlina Pangastuti
Judul,
Hubungan Antara Narsisme dengan Presentasi diri pada Pengguna jejaring sosial facebook (Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015)
New Media Dan Prilaku Konsumen
Untuk mengetahui hubungan antara Narsisme dengan presentasi diri, serta mengetahui tingkat presentasi diri dan narsisme pengguna facebook.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara penggunaan Instagram terhadap prilaku konsumen kearah pembelian jika ada seberapa besar pengaruhnya.
Universitas, Tahun
Tujuan Penelitian
(Studi Korelasi pengaruh penggunaan akun Instagram @md_store_hijab terhadap prilaku membeli di kalangan mahasiswi fakultas ekonomi angkatan 2011 universitas pembangunan nasional “veteran yogyakarta”)
Eri Husna P.
INSTAGRAM DAN PRESENTASI DIRI (Analisis Kuantitatif hubungan Penggunaan Media Sosial Instagram Dengan Presentasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA angkatan 2013-2015)Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2016 Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara media social Instagram dan persentasi diri apabila ada, seberapa besar eratnya hubungannya.
33
Teori
Metode / Paradigma
Hasil Penelitian / Kesimpulan
Persamaan
Teori Psikodinamika dan Teori Sosial Learning
Teori New Media
Teori Individual Differences Theory of Mass Communication Effect
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.
Berdasarkan hasil analisa statistic yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara narsisme dengan presentasi diri pada jejaring social facebook di peroleh nilai diperoleh signifikansi p = 0,019 (p < 0,05), hal ini menunjukan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara narsisme dengan presentasi diri. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti diterima.
Hasil dari penelitian menunjukan adanya pengaruh penggunaan akun Instagram @md_store_hijab terhadap prilaku membeli di kalangan mahasiswi fakultas ekonomi angkatan 2011 universitas pembangunan nasional “veteran Yogyakarta sebesar 52% dan memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 sesuai dengan kriteria bahwasannya Ha diterima dan Ho ditolak.
Berdasarkan hasil analisis statistic yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan media social Instagram Dengan presentasi diri memperoleh nilai sebesar 0,719 hal ini menunjukan bahwa berdasarkan pedoman interpretasi koefisien korelasi, hubungan antara variabel X dengan variabel Y merupakan hubungan yang kuat karena nilainya berkisar antara 0,60 – 0,799. Dan dari hasil perhitungan uji t, menyatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara Penggunaan Media Social Instagram (X) Dengan Presentasi Diri (Y).
Sama-sama melakukan riset
Sama sama melakukan riset
Sama-sama melakukan riset terkait
34
Perbedaan
terkait presentasi diri
terkait penggunaan Instagram
penggunaan Instagram dan presentasi diri
Penelitian ini menggunakan dua variabel independen dan satu variable dependen serta perbedaan objek yang diteliti
Metode yang digunakan tidaklah sama serta perbedaan objek yang diteliti
Metode yang digunakan serta objek yang diteliti
35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metodologi dan pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena sudah cukup lamadigunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah telah memenuhi kaidah- kaidah ilmiah yaitu konkret atau empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode kuantitatif merupakan penelitian yang berupa angka- angka dan analisis menggunakan ilmu statistik. Penelitian kuantitatif dimulai dengan kegiatan menjajaki permasalahan yang akan menjadi pusat perhatian peneliti. Penelitian kuantitatif dilakukan pada populasi dan sampel tertentu yang representatif. Sifatnya deduktif untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Pada umumnya sampel yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.44 Metode yang diusung dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode ini menggunakan kuesioner sebagai instrument utama untuk mengumpulkan data. Metode ini sering digunakan, karena desainnya sederhana serta prosesnya yang cepat. Sementara menurut Irawan Soehartono (2002:54), bahwa penelitian survei
44
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. 2012. Hal.8
36
adalah penelitian pengamatan yang bersekala besar pada kelompok-kelompok manusia.45 Tujuan survei yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana hubungan penggunaan media social Instagram Dengan presentasi diri mahasiswa Ikom Untirta. Dari jawaban-jawaban yang terhimpun dari berbagai responden nanti, maka peneliti akan dapat menarik kesimpulan sehingga akan terjawab apa dan bagaimana hubungannya dengan presentasi diri. Mengapa memilih survei, dikarenakan metode ini akan lebih mudah jika digunakan pada penelitian yang bersifat asosiatif seperti yang peneliti gunakan. Alasan peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif adalah lebih obyektif, terukur rasional dan sistematis. Sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh S.Arikunto (2002:11) yang menjelskan tentang beberapa keuntungan penelitian yang disajikan secara kuantitatif yaitu sebagai berikut: 1. Kejelasan unsur: tujuan, pendekatan, subjek, sampel, sumber data sudah mantap dan rinci sejak awal. 2. Langkah penelitian: segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun. 3. Dalam desain: desain, langkah-langkah penelitian dan hasil yang diharapkan jelas. 4. Pengumpulan data: kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan. 5. Analisis data: dilakukan sesudah semua data terkumpul.
45
Rusady Ruslan.Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. 2003. Hal 20
37
3.2 Paradigma Penelitian Paradigma penelitian yang digunakan sesuai dengan metode penelitian kuantitatif, yaitu paradigma positivistik. Paradigma positivistik dinyatakan sebagai paradigma
tradisional,
eksperimental,
atau
paradigma
empirisistis
yang
dikembangkan oleh para ahli sosiologi seperti Comte, Durkheim dan Mill. Positivisme menggambarkan pendekatan baru terhadap pengetahuan. Masyarakat bergerak dalam tiga tahap berdasarkan pola pikir dari teologis atau fiktif ke metafisik atau abstrak ke penjelasan ilmiah atau positif. Dalam tahap positif, gejala sosial dapat diungkapkan melalui observasi empiris atas gejala tersebut. Tidak seperti dalam tahap teologis dan metafisik yang mengandalkan kekuatan inti tertentu pada terjasinya suatu gejala. Tahap positif ditandai oleh kepercayaan akan data empiris sebagai sumber pengetahuan terakhir. Comte mengembangkan pendekatan positivisme dalam mempelajari masyarakat berpendapat bahwa aplikasi metodologi ilmu- ilmu alam dan asumsinya untuk mempelajari manusia akan menghasilkan satu “positive science of society’’. Dia percaya bahwa perilaku orang diatur oleh prinsip- prinsip sebab akibat.46 Begitu pula dalam penelitian ini, pada paradigma ini, suatu gejala dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab- akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja. Paradigma positivistik atau empiris berasumsi bahwa kebenaran objektif dapat dicapai dan bahwa proses meneliti untuk menemukan kebenaran dapat dilakukan
46
Ulber Silalahi. Metode Penelitian Sosial.2010.Refika Aditama.Bandung. Hal.68-76
38
paling tidak dengan bebas dari nilai.47 Positivisme sangat memperhatikan ketepatan dalam pembentukan teori atau terikat pada ketetapan konstruksi teori. Konsepkonsep atau variabel-variabel dan batasan mereka yang tepat adalah dasar dari pembentukan teori. Dalam paradigma positivistik atau kuantitatif, suatu teori harus dapat diuji secara empiris. 3.3 Fokus Penelitian Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas, maka peneliti memfokuskan Penelitian yang akan diteliti, yaitu untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara penggunaan media social Instagram dengan presentasi diri di kalangan Mahasiswa IKOM UNTIRTA angkatan 2013-2015. 3.4 Lokasi Penelitian Penelitian ini mengenai “Analisis Kuantitatif hubungan penggunaan media social Instagram Dengan presentasi diri mahasiswa IKOM UNTIRTA” dilakukan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang terletak di Jl. Raya Jakarta KM.4 Pakupatan Serang-Banten, 42122, Indonesia. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang penting dan strategis dalam sebuah penelitian. Karena lewat kegiatan ini, sebuah penelitian bisa memperoleh data untuk diproses dan diolah menjadi sebuah kesimpulan penelitian.
47
Richard West and Turner. Pengantar Teori Komunikasi.2008. Salemba Humanika. Jakarta.Hal.75
39
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.48 Kegiatan penelitian tidak akan berjalan apabila peneliti tidak dapat mengumpulkan data dan bahan yang diperlukan untuk melengkapi hasil penelitian tersebut. Maka disana terdapat proses bagaimana peneliti berusaha memperoleh data dan fakta dari lapangan atau objek penelitian. Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data dari berbagai sumber yang peneliti nilai sesuai dengan materi penelitian. Karena penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, maka teknik yang dilakukan peneliti yakni sebagai berikut: 1. Kuesioner Pertanyaan peneliti seputar penelitian dan jawaban responden dapat dilakukan dalam bentuk kuesioner lembaran tertulis atau tercetak. Pertanyaan – pertanyaan yang diajukan adalah seputar fakta dan pendapat responden berkenaan dengan penggunaan instagram dan presentasi diri. Kuesioner yang digunakan oleh peneliti adalah kuesioner tertutup, dimana responden hanya diperkenankan memilih dari sejumlah alternatif jawaban yang sudah peneliti sediakan. 2. Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen- dokumen non- buku, atau literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian seperti: data jumlah mahasiswa jurusan, company profile 48
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2012) hal. 114
40
atau data lain yang relevan. Sifat utama dari data ini tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk hal-hal yang telah silam.49 3.6 Sumber Data Kegiatan penelitian tidak akan berjalan apabila peneliti tidak dapat mengumpulkan data dan bahan yang diperlukan untuk melengkapi hasil penelitian. Maka peneliti memerlukan sumber untuk memperoleh semua data yang diperlukan untuk mendukung berjalannya penelitian. Data hasil penelitian bisa didapatkan melalui dua sumber, yakni: a. Data Primer Menurut S. Nasution, data Primer adalah data yang dapat diperoleh secara langsung dari lapangan tempat penelitian. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil kuesioner yang disebar di lapangan. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang perolehannya dari penelitian kepustakaan atau bahan yang bersifat teoritis yang relevan dengan penelitian. Misalnya diperoleh dari buku- buku, majalah, internet dan media lainnya. Data ini sebagai data pendukung dan pelengkap serta yang relevan dengan masalah yang tengah diteliti.
49
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif.2009. Hal.144
41
3.7 Instrumen Penelitian Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka dalam penelitian harus ada dan menggunakan alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diamati. Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variable penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti.50 Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Darivariabel- variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur.51 Alat pengukuran yang utama dalam penelitian ini adalah kuesioner dan menggunakan SPSS versi 21 for windows untuk menghitungnya. Karena menggunakan kuesioner sebagai alat penelitian, maka alat tersebut harus diuji kelayakannya melalui: 1. Uji Validitas Validitas artinya alat ukur yang digunakan dalam pengukuran, dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Hasan, 2006:15). Peneliti menggunakan SPSS 21 dengan mengolah data yang diperoleh di lapangan kedalam program tersebut untuk mengukur validitas instrument dalam penelitian ini. Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing- masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik corelation product moment yang rumusnya sebagai berikut:52
50
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. 2012. Hal.114-115. Sugiyono.Metode Penelitian Administrasi.2007.Hal.120 52 Masri Singarimbun. Metode Penelitian Survai. LP3ES. 2006. Jakarta Barat. Hal.137 51
42
Dimana: r = koefisien korelasi n = jumlah observasi / responden X = Skor pertanyaan Y = Skor total
Ketentuan pengujian uji validitas adalah rhitung dibandingkan dengan rtabel (dengan melihat taraf signifikansi penelitian, yakni sebesar 5% atau 0,05, dan jumlah N atau responden, barulah kita akan mendapatkan nilai rtabel). Apabila rhitung < rtabel maka instrument dikatakan tidak valid, namun sebaliknya jika rhitung > rtabel maka instrumen penelitian dikatakan valid.53 2. Uji Reliabilitas Sugiarto dan Situnjak (2006) menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data dan mampu mengungkap informasi yang sebenarnya di lapangan.54 Pengujian reliabilitas dengan teknik Cronbach alpha dengan rumus sebagai berikut:
53 54
Rosady Ruslan. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. 2003.Hal.189 www.slideshare.net/rachmatstatistika diakses pada Senin, 14 Maret 2016 pukul 20.51
43
K = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal Si = Jumlah varians butir St = Varians total Tabel 3.1 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan nilai Alpha Alpha
Tingkat Reliabilitas
0,00 s/d 0,20
Kurang Reliabel
>0,20 s/d 0,40
Agak Reliabel
>0,40 s/d 0,60
Cukup Reliabel
>0,60 s/d 0,80
Reliabel
>0,80 s/d 1,00
Sangat Reliabel
Sumber: Wahyu Agung, 2010:95 55 3.8 Pengujian Instrumen Penelitian 3.81 Hasil Uji Validitas Sebelum dilakukan penyebaran kuesioner terhadap sampel penelitian, peneliti terlebih dahulu menguji validitas dan reliabilitas intrumen dengan menyebarkan kuesioner pada 30 orang, Responden diminta untuk menyatakan jawaban pada pilihan jawaban yang telah disediakan. Syarat untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu butir pertanyaan, maka r hitung harus dibandingkan dengan r table. Pernyataan dalam penelitian ini dikatakan valid apabila nilai corrected item-total correlation (r hitung) lebih besar dari nilai r table.
55
Nisfu Maryana. Pengaruh Penyajian Media Internal terhadap Pemenuhan Kebutuhan Pegawai Pemerintah Kota Cilegon. 2011. Hal.50-51
44
1. Uji Validitas Variabel X Table 3.2 Case Processing Summary N
Cases
%
Valid
30
100.0
Excludeda
0
.0
Total
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Table 3.3 Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Multiple
Alpha if Item
Correlation
Correlation
Deleted
Q1
39.8667
33.430
.512
.530
.877
Q2
40.2333
33.633
.441
.563
.880
Q3
40.1667
32.006
.566
.588
.875
Q4
39.9333
31.237
.682
.756
.869
Q5
40.0000
31.931
.572
.771
.874
Q6
39.9667
31.482
.664
.788
.870
Q7
39.9667
34.102
.399
.648
.882
Q8
40.4667
31.223
.543
.553
.877
Q9
39.8667
31.568
.573
.740
.874
Q10
40.1667
29.799
.753
.864
.864
Q11
40.1667
31.040
.692
.842
.868
Q12
40.1333
33.913
.478
.684
.879
Q13
40.2333
35.289
.342
.634
.883
Q14
40.0000
33.862
.514
.588
.877
Analisis: Untuk mengetahui validitas butir pertanyaan tersebut harus dibandingkan dengan rtabel. Dengan taraf kesalahan 5%, dan N=30 maka harga rtabel sebesar 0,361 (rtabel dapat dilihat pada halaman lampiran). Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir tersebut dikatakan valid. Rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation pada tabel 3.3 setelah
45
membandingkan rtabel dan rhitung maka dapat disimpilkan bahwa butir pertanyaan pada variable X atau Penggunaan Sosial Media Instagram terdapat satu butir pertanyaan yang tidak valid yaitu pada butir pertanyaan Q13 karena nilainya kurang dari 0,361 sehingga pertanyaan tersebut tidak digunakan dalam penelitian. 2. Uji Validitas Variabel Y Table 3.4 Case Processing Summary N
Cases
%
Valid
30
100.0
Excludeda
0
.0
Total
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Tabel 3.5 Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Multiple
Alpha if Item
Correlation
Correlation
Deleted
Q15
29.4667
18.878
.581
.444
.836
Q16
29.0333
19.620
.482
.370
.843
Q17
29.0667
19.444
.551
.540
.840
Q18
29.4000
17.903
.572
.647
.836
Q19
28.9667
19.413
.428
.662
.847
Q20
28.8667
19.085
.512
.562
.841
Q21
29.2000
18.648
.462
.588
.846
Q22
29.8333
18.626
.488
.639
.843
Q23
29.5000
16.328
.715
.822
.823
Q24
29.1000
18.093
.589
.783
.835
Q25
29.5667
18.461
.567
.624
.837
46
Analisis: Untuk mengetahui validitas butir pertanyaan tersebut harus dibandingkan dengan rtabel. Dengan taraf kesalahan 5%, dan N=30 maka harga rtabel sebesar 0,361 (rtabel dapat dilihat pada halaman lampiran). Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir tersebut dikatakan valid. Rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation pada tabel 3.5 setelah membandingkan rtabel dan rhitung maka dapat disimpilkan bahwa butir pertanyaan pada variable Y atau Presentasi diri mahasiswa semua butir pertanyaannya valid sehingga semua pertanyaan tersebut digunakan dalam penelitian. 3.8.2 Hasil Uji Reliabilitas 1. Uji Reliabilitas Variabel X Table 3.6 Reliability Statistics X Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based on
N of Items
Standardized Items .883
.881
14
Dari table diatas dapat dilihat bahwa nilai pada kolom Cronbach’s Alpha adalah sebesar 0,883 dari variable penggunaan social media Instagram (X), berdasarkan criteria ketentuan Alpha Cronbach pada tabel 3.1 dapat dikatakan bahwa butir pertanyaan variabel X (Penggunaan social media instagram) yaitu sangat reliabel.
47
2. Uji Reliabilitas Variabel Y Table 3.7 Reliability Statistics Y Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based on
N of Items
Standardized Items .851
.853
11
Dari table diatas dapat dilihat bahwa nilai pada kolom Cronbach’s Alpha adalah sebesar 0,851 dari variable presentasi diri mahasiswa (Y), berdasarkan criteria ketentuan Alpha Cronbach pada tabel 3.1 dapat dikatakan bahwa butir pertanyaan variabel Y (Presentasi diri mahasiswa) yaitu sangat reliabel. 3.8 Populasi dan Sampel Penelitian 3.8.1 Populasi Populasi adalah semua individu atau unit-unit yang menjadi target penelitian. Populasi dalam setiap penelitian harus disebutkan secara tersurat yaitu yang berkenaan dengan besarnya anggota populasi serta wilayah penelitian yang disebutkan secara tersurat yaitu yang berkenaan dengan besarnya anggota populasi serta wilayah penelitian yang dicakup. Tujuan diadakannya populasi ialah agar kita dapat menentukan besarnya anggota sampel yang diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah generalisasi.56
56
Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm: 181.
48
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNTIRTA angkatan 2013-2015. Hal ini dikarenakan mahasiswa pada angkatan tersebut masih dalam proses perkuliahan yang aktif dan mahasiswa Ilmu Komunikasi terbilang lebih peka perhatiannya terhadap media karena secara akademik didalamnya telah tersajikan pengetahuan dibidang media massa, selain itu rentan usia pada mahasiswa angkatan 20132015 berkisar antara 18-24 tahun dimana pada usia ini merupakan kategori perkembangan remaja akhir dan dewasa awal. Jumlah populasi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNTIRTA angkatan 2013-2015 yang berhasil didapat yaitu sebagai berikut : Tabel 3.8 Jumlah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 NO
ANGKATAN
JUMLAH
1
2013
112
2
2014
78
3
2015
120
TOTAL
310
3.8.2 Sampel Menurut Sugiyono Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.57 Pengertian lain menurut Suharsimi
57
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. 2012. Hal.81
49
Arikunto Sampel adalah sebagian wakil populasi yang diteliti.58 Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi (Riduwan, 2013:70). Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Berdasarkan populasi yang ada maka untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% yaitu sebagai berikut:
ே
n = ே ௗమାଵ Keterangan:
n = jumlah sampel yang dicari N = jumlah populasi d = nilai presisi (tingkat kesalahan)
n= n= n= n=
ଷଵ
ଷଵ.(ଵΨ )మାଵ ଷଵ
ଷଵ.,ଵାଵ ଷଵ
ଷ.ଵାଵ ଷଵ ଷ.ଵ
=
ଷଵ ସ.ଵ
n = 75.60 = 75
Jadi menurut rumus Yamane disimpulkan bahwa yang akan menjadi sampel pada penelitian ini sebanyak 75 mahaiswa dari keseluruhan jumlah mahasiswa ilmu
58
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2010. Hal 131.
50
komunikasi angkatan 2013-2015. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Proportionate Stratified Random Sampling, teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstratata secara proposional59. Adapun jumlah sampel yang diambil dalam teknik sampel ini menggunakan rumus alokasi proposional60:
ni =
ே ே
×݊
ni = Jumlah sampel menurut strata Ni = Jumlah populasi menurut strata N = Jumlah populasi selurunya Maka jumlah mahasiswa yang di ambil dalam setiap angkatan adalah sebagai berikut: 1. Angkatan 2013 = 2. Angkatan 2014 = 3. Angkatan 2015 =
ଵଵଶ ଷଵ
଼
ଷଵ ଵଶ ଷଵ
× 75 = 27.09 = 27
× 75 = 18.87 = 19 × 75 = 29.03 = 29
3.9 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 3.9.1 Teknik Pengolahan Data Analisis data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan seluruh data dan informasi yang diperlukan dalam suatu penelitian, biasanya peneliti akan
59 60
Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2013. Hal: 64. Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. 2007. Hal: 80.
51
melakukan beberapa tahapan persiapan data untuk memudahkan proses analisis dan interpretasi hasilnya. Demikian juga peneliti melewati beberapa tahap dalam pengolahan datanya, yakni:61 1. Pengeditan (Editing) Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang diperlukan terhadap data penelitian, yaitu memudahkan proses pemberian kode dan pemrosesan data melalui teknik statistik, data diperoleh tersebut dihimpun oleh peneliti. Dalam tahap ini dilakukan pemeriksaan terhadap data yang sudah terkumpul baik data primer maupun sekunder. Hal yang diperiksa meliputi kelengkapan isian dari responden di lembar kuesioner, readability, kejelasan jawaban, relevansi jawaban dan sebagainya. 2. Pemberian Kode (Coding) Koding adalah proses identifikasi dan klasifikasi data penelitian ke dalam skor numerik atau karakter simbol- simbol tertentu. Dalam tahap ini, setelah peneliti memeriksa, maka peneliti memberikan kode- kode pada setiap data yang sudah terkumpul. Fungsinya adalah untuk memudahkan dalam proses penganalisisan dan penafsiran data untuk bahan penelitian. 3. Pemrosesan Data (Data Processing) Kini sebagian besar peneliti menggunakan sistem yang lebih canggih dalam pemrosesan dan analisis data, yakni dengan menggunakan aplikasi atau program bantuan seperti menggunakan program SPSS 21.00 guna 61
Rusady Ruslan. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. 2003. Hal.165
52
menghitung data berupa angka-angka yang kemudian dihitung dengan rumus statistik. Program ini membuat proses tersebut lebih cepat, mudah dengan tingkat keakuratan lebih tinggi. 4. Tabulating Setelah data di periksa dan di lakukan pengkodean agar lebih mudah dianalisis, maka saatnya memasukkan data- data tersebut dalam table sesuai dengan pengklasifikasiannya agar menjadi data yang lebih mudah dicerna. Pada penelitian ini menggunakan skala likert sebagai metode pengukuran. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.62 Skala Likert hanya menggunakan item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk, tidak dimasukkan yang agak baik, yang agak kurang, yang netral dan ranking lain diantara dua sikap yang pasti di atas.63 Maka peneliti menggunakan skala nilai dari 1 sampai 4, dan bobot yang diberikan pada setiap jawaban responden adalah sebagai berikut:64
62
Sangat Setuju
4
Setuju
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. 2012. Hal.104 Moh.Nazir. Metode Penelitian. 2009. Ghalia Indonesia. Jakarta. Hal.338 64 Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif. 2009. Hal.229 63
53
3.9.2 Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian kuantitaif ini menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Penelitian ini menggunakan statistik inferensial yakni teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi tersebut dilakukan secara random. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik nonparametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Penggunaan statistic parametris memerlukan banyak asumsi. Asumsi utama adalah data harus
berdistribusi
normal,
selanjutnya
penggunaan
salah
satu
tes
mengharuskan data dua kelompok atau lebih yang diuji harus homogen, dalam regresi harus dipenuhi asumsi linearitas. Statistik parametris digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio.65 1. Analisis Deskriptif Data Analisis
deskriptif
adalah
metode
yang
digunakan
untuk
mendeskripsikan masing – masing variabel, yaitu variabel Penggunaan Instagram (X), variabel Presentasi Diri (Y). Dalam analisis deskriptif ini perhitungan yang digunakan untuk mengetahui tingkat presentase skor jawaban dari masing – masing variable dengan rumus sebagai berikut:
65
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. 2012. Hal.164
54
Keterangan: n = skor empirik (skor yang diperoleh) N = jumlah seluruh skor atau nilai (skor ideal) Perhitungan deskriptif presentase ini mempunyai langkah – langkah sebagai berikut: 1. Menentukan presentase maksimal
2. Menentukan angka presentase minimal
3. Menentukan interval kelas presentase, diperoleh dari pembagian criteria terhadap rentang presentase (100% - 25% = 75%), maka didapat 75% : 4 = 18, 7%. Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif presentase diperoleh sebagai berikut :
55
Tabel 3.9 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase No
Rentang Persentase
Kriteria
1.
82%-100%
Sangat Baik
2.
82% - 63%
Baik
3.
62% – 54%
Cukup Baik
4.
53% - 34%
Tidak Baik
5.
33% - 19%
Sangat Tidak Baik
2. Uji Normalitas Data Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Karena menurut Sugiyono (2011), statistik parametris mensyaratkan bahwa setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis berdistribusi normal. Oleh karena itu sebelum pengujian hipotesis dilakukan maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data. Peneliti menggunakan SPSS 21 dalam penghitungan dengan One Sample Kolmogorov Smirnov Test, dasar pengambilan keputusan pada uji ini adalah sebagai berikut: a) Jika hasil uji memiliki nilai probabilitas > 0,05 maka data dinyatakan terdistribusi normal.
56
b) Jika hasil uji memiliki nilai probabilitas < 0,05 maka data dinyatakan tidak tidak terdistribusi normal. 3. Uji Koefisien Korelasi Analisis korelasi adalah untuk menyatakan derajat keeratan hubungan antar variabel.66 Dalam uji kali ini peneliti menggunakan koefisien korelasi product-moment pearson (r), yang digunakan untuk menemukan kekuatan hubungan antara dua variabel yang telah diukur pada skala interval dan skala rasio. Rumus dari uji koefisien korelasi product moment adalah:
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel berikut:67 Tabel 3.10 Kriteria Interpretasi Koefisien Korelasi
66 67
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0, 80 – 1,000
Sangat Kuat
C.Trihendradi. Step by Step IBM SPSS 21: Analisis Data Statistik. 2013. Hal.131 Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. 2010. Alfabeta.Bandung. Hal.230-231
57
4. Analisis Regresi Linear Sederhana Analisis regresi sederhana adalah persamaan regresi untuk meneliti hubungan antara satu variabel bebas (independent) terhadap variable terikat (dependent). Analisis regresi sederhana dalam penelitian ini digunakan untuk melihat arah hubungan fungsional atau kausal antara variabel presentasi diri (dependent variable) dengan penggunaan social media instagram (independent variable). Persamaan umum regresi linier sederhana adalah: Y = a + bx Dimana: Y = subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = harga Y bila X = 0 (harga konstan) b = Angka arah arau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan. X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. Untuk dapat menemukan persamaan regresi, harga a dan b harus terlebih dahulu dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini:
58
Keterangan: Y = Sumbu presentasi diri X = Sumbu penggunaan social media instagram a = Konstanta b = Koefisien regresi n = Banyaknya responden 5. Uji Hipotesis Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi yaitu hubungan yang ditemukan berlaku untuk keseluruhan populasi maka perlu diuji signifikansi dengan uji signifikansi korelasi uji t dan uji F, sebagai berikut:68 1. Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien korelasi variabel bebas dengan variabel terikat. Rumus thitung yaitu:
Dimana: R² = koefisien korelasi n-2 = derajat keabsahan t = nilai uji t Sementara untuk mencari ttabel maka terlebih dahulu tentukan taraf signifikansi, misalnya (α = 0,05), kemudian dicari ttabel dengan
68
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta. Hal 38
59
derajat kebebasan (dk) = n – 2. Kemudian mengacu pada ketentuan sebagai berikut: a. Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima Ha ditolak artinya tidak signifikan b. Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak Ha diterima artinya signifikan. 2. Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 5 %. Apabila nilai F hasil perhitungan lebih besar dari nilai F tabel maka hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara stimultan berpengaruh signifikan tehadap variabel dependen (Gunjarati, 2001). F= Dimana: R2 :
koefisien determinasi
n:
Jumlah sampel
k:
Jumlah variabel bebas
Dasar pengambilan keputusan: a. Jika probabilitas (signifikansi)> 0,05 (α) atau F hitung < F tabel berarti hipotesis tidak terbukti maka H0 diterima Ha ditolak bila dilakukan secara simultan.
60
b. Jika probabilitas (signifikansi) < 0,05 (α) atau F hitung > F tabel berarti hipotesis terbukti maka H0 ditolak dan Ha diterima bila dilakukan secara simultan. 3. Koefisien Determinasi digunakan pada penelitian untuk mengetahui sejauh mana hubungan dari variabel X Terhadap Y yaitu penggunaan media sosial instagram dengan presentasi diri. Berikut rumus yang digunakan untuk mencari Koefisien Detrminasi. Keterangan ; KD: Koefisien Determinasi r: Koefisien Korelasi 100: Bilangan Tetap Dengan batas koefisien determinan 0 < KD < 1 Untuk mempermudah dalam proses perhitungan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan program SPSS versi 21 dengan menggunakan program tersebut hasilnya dapat dilihat pada table model summary berdasarkan nilai dari tabel yang berjudul R-square atau melihat angka R.
61
3.11 Jadwal Penelitian Bulan Kegiatan Feb Observasi awal Penyusunan Bab 1-3 Sidang Outline Riset Lapangan Pengolahan Data Penyusunan bab 4-5 Siding Skripsi
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Agst
Sept
Okt
Nov
Jan
62
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1
Instagram
Instagram berdiri pada tahun 2010 perusahaan Burbn, Inc. merupakan sebuah teknologi startup yang hanya berfokus kepada pengembangan aplikasi untuk telepon genggam. Pada awalnya Burbn,Inc. sendiri memiliki fokus yang terlalu banyak di dalam HTML5 Mobile (hiper text markup language 5), namun kedua CEO (Chief Executive Officer), Kevin Systrom dan juga Mike Krieger, memutuskan untuk lebih fokus pada satu hal saja. Setelah satu minggu mereka mencoba untuk membuat sebuah ide yang bagus, pada akhirnya mereka membuat sebuah versi pertama dari Burbn, namun di dalamnya masih ada beberapa hal yang belum sempurna. Versi Burbn yang sudah final, aplikasi yang sudah dapat digunakan di dalam iPhone, yang dimana isinya terlalu banyak dengan fitur-fitur. Sulit bagi Kevin Systrom dan Mike Krieger untuk mengurangi fitur-fitur yang ada dan memulai lagi dari awal, namun akhirnya mereka hanya memfokuskan pada bagian foto, komentar, dan juga kemampuan untuk menyukai sebuah foto, itulah yang akhirnya menjadi awal mulai munculnya media sosial instagram. Nama instagram berasal dari pengertian dari keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata ‘insta’ berasal dari kata ‘instan’, seperti kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan ‘foto instan’.
63
Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan, Sedangkan untuk kata ‘gram’ berasal dari kata ‘telegram’, dimana cara kerja telegram sendiri adalah untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat. Instagram secara sederhana dapat didefinisikan sebagai aplikasi mobile berbasis iOS, Android dan Windows Phone dimana pengguna dapat membidik, meng-edit dan mem-posting foto atau video ke halaman utama Instagram dan jejaring sosial lainnya. Foto atau video yang dibagikan nantinya akan terpampang di feed pengguna lain yang menjadi follower anda, sistem pertema nan di Instagram menggunakan istilah following dan follower. Following berarti anda mengikuti pengguna, sedangkan follower berarti pengguna lain yang mengikuti Anda. Selanjutnya setiap pengguna dapat berinteraksi dengan cara memberikan komentar dan memberikan respon suka terhadap foto yang dibagikan. Instagram awalnya dikembangkan oleh startup bernama Burbn, Inc yang dimotori oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger. Di tangan keduanya Instagram sukses membuat raksasa jejaring sosial Facebook bertekuk lutut sehingga bersedia membelinya seharga $1 miliar, akuisisi itu terjadi pada 9 April 2012. Sistem sosial di dalam instagram adalah dengan menjadi pengikut akun pengguna lainnya, atau memiliki pengikuti instagram. Sehingga dengan demikian komunikasi antara sesama pengguna instagram sendiri dapat terjalin
64
dengan baik melalui pemberian tanda suka dan juga mengomentari foto-foto yang telah diunggah oleh pengguna lainnya. Pengikut juga menjadi salah satu unsur yang penting, dimana jumlah tanda suka dari para pengikut sangat mempengaruhi apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang populer atau tidak. Untuk menemukan teman-teman yang ada di dalam instagram juga dapat menggunakan teman-teman mereka yang juga menggunakan instagram melalui jejaring sosial seperti twitter dan juga facebook. 4.1.2 Sejarah Singkat Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dimulai dengan berdirinya Yayasan Pendidikan Tirtayasa pada tanggal 1 oktober 1980 berdasarkan Akte Notaris No: 1 Tahun 1980, kemudian dilakukan penyempurnaan dan dikukuhkan kembali dengan akte Notaris Ny. R.Arie Soetardjo, Nomor 1, Tanggal 3 Maret 1986. Kata Tirtayasa (Bahasa Sansekerta yang berarti Air Mengalir) diambil dari Nama Pahlawan Nasional yang berasal dari Banten, yaitu Sultan Ageng Tirtayasa (Kepres RI Nomor: 045/TK/1070). Nama Asli Sultan Ageng Tirtayasa adalah Abul Fatih Abdul Fatah, pewaris ke-IV tahta Kesultanan Banten. Sultan Ageng Tirtayasa dianugerahi tanda jasa Pahlawan Nasional karena dengan gigih menentang penjajahan Belanda dan berhasil membawa kejayaan dan keemasan Kesultanan Banten. Langkah awal Yayasan Pendidikan Tirtayasa mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) pada tahun 1981 disusul dengan pendirian Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) pada tahun 1982. Berbarengan dengan pendiran STKIP, Yayasan Krakatau Steel Cilegon mendirikan SekolahTinggi
65
Teknik (STT) yang selanjutnya STT bergabung dengan Yayasan Pendidikan Tirtayasa untuk persiapan berdirinya Universitas Tirtayasa Serang-Banten. Universitas Tirtayasa Serang Banten merupakan merupakan penggabungan dari STIH, STT dan STKIP berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI Nomor; 0596/0/1984, tanggal 28 November 1984, maka berubahlah status masingmasing sekolah tinggi menjadi Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, dan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Seiring dengan harapan masyarakat Banten, dari tahun ke tahun Universitas Tirtayasa mengembangkan pendirian fakultas dan program studi baru ditandai dengan berdirinya Fakultas Pertanian berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI Nomor: 0123/0/1989, tanggal 8 Maret 1989, dan Fakultas ekonomi dengan Surat Keputusan Mendikbud Nomor: 0331/0/1989, tanggal 30 Mei 1989. Perubahan sosial politik yang terjadi di Indonesia telah ikut mempengaruhi perubahan yang terjadi pada Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Didasari oleh perkembangan Untirta sebagai Perguruan Tinggi Swasta yang kurang signifikan dan spirit era reformasi telah mendorong Pimpinan Universitas dan para Pimpinan Fakultas di lingkungan Universitas Tirtayasa serta Pengurus Yayasan Pendidikan Tirtayasa dan dukungan para tokoh Banten mengusulkan penegerian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa kepada pemerintah pusat melalui Departemen Pendidikan Nasional. Selanjutnya pada tanggal 13 oktober 1999 keluarlah Keppres RI Nomor; 130/1999 tentang Persiapan Perguruan Tinggi Negeri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Atas kerja keras dan kesungguhan dari pimpinan Untirta dan pengurus Yayasan maka pada tahun 2001
66
berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor: 32 tanggal 19 maret 2001 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa secara resmi ditetapkan menjadi PerguruanTinggi Negeri definitif. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai perguruan tinggi negeri yang baru terus berupaya melakukan perubahanperubahan dan perbaikan-perbaikan, baik dibidang kelembagaan, akademik, maupun dibidang kemahasiswaan dan kerjasama. Perubahan mendasar dibidang organisasi dan tata kerja adalah dengan ditetapkannya Keputusan Mendiknas Nomor 023/J43/d.1/SK/IV/2003 dan Statuta Universitas Sultan Ageng Tirtayasa berdasarkan Keputusan Mendiknas Nomor 10 tahun 2007. Demikian pula perubahan dan perbaikan dibidang akademik
khususnya
pendirian
fakultas
dan
jurusan-jurusan
pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, pengembangan
baru, dan
peningkatan kualitas dosen dan tenaga pendidikan lainnya, pengembangan ICT untuk menunjang pendidikan dan pelayanan akademik prima, pengembangan dan peningkatan sarana perpustakaan menuju e-library dan e-jurnal penguatan atmosfer akademik di kampus, serta peningkatan kualitas pendidikan melalui sistem penjaminan mutu dan evaluasi diri (Quality Assurance and Self evaluation). Universitas Sultan Ageng Tirtayasa saat ini menyelenggarakan program pendidikan akademik dan program pendidikan vokasi. Program Pendidikan Akademik terdiri atas Program Pendidikan Sarjana (S1) sebanyak 6 fakultas dan 1 Program Pendidikan Megister ( Pascasarjana), yaitu (1) Fakultas Hukum, (2) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, (3) Fakultas Teknik, (4) Fakultas Pertanian, (5) Fakultas Ekonomi, (6) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
67
Politik, dan (7) Pascasarjana. Jurusan/Program Studi yang saat ini dimiliki sebanyak 21 Prodi untuk Program Sarjana dan 3 Prodi untuk Program Megister dan Program Diploma III Ekonomi dengan rincian : Program Sarjana (S1) meliputi : FH 1 jurusan ( Jurusan Ilmu Hukum ); FKIP 3 Jurusan dengan 7 Prodi (Jurusan Ilmu Pendidikan meliputi Prodi PLS, PGSD dan PGPAUD; Jurusan Pendidikan Bahasa meliputi Prodi Diksastrasia dan Bahasa Inggris; Jurusan IPA meliputi Prodi Matematika dan Biologi); FT 5 Jurusan ( Jurusan T. Mesin, T. elektro, T. Sipil, T. Kimia; T. Industri; dan T. Metalurgi); FAPERTA 3 Jurusan ( Jurusan Agribisnis; Agroteknologi; dan perikanan); FE meliputi 3 Jurusan ( Jurusan manajemen; Jurusan Akuntansi; Jurusan Ekonomi Pembangunan); FISIP Meliputi 2 Jurusan ( Jurusan Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi). Fakultas Pascasarjana menyelenggarakan Program Megister (S2) dengan 3 Program Studi, yaitu (Prodi Teknologi Pembelajaran, Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Ilmu Hukum). Selain Program Pendidikan Akademik sebagaimana tersebut di atas, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa juga menyelenggarakan Program Pendidikan
Vokasi
yaitu
Program
Diploma
III.
Fakultas
yang
menyelenggarakan Program Diploma III, yaitu Fakultas Ekonomi terdiri atas Prodi Akuntansi, Prodi Marketing/Pemasaran, Prodi Perpajakan, Prodi Keuangan dan Perbankan. Fakultas Teknik dengan 1 Prodi yaitu Prodi Teknik Komputer dan Multimedia. Program Studi Teknik Komputer dan Multimedia pada tahun akademik 2011/2012 dipindahkan ke jenjang Sarjana (S1) program studi lain di lingkungan Fakultas Teknik.
68
4.2 Deskripsi Data Penelitian 4.2.1 Data Diri Responden Kuesioner disebarkan pada 75 responden yang merupakan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta Angkatan 2013-2015. Bagian awal kuesioner merupakan pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan dengan identitas atau data diri Responden. Poin- poin tersebut akan diprosentasekan untuk mengukur jumlah sehingga dapat diketahui karakteristik Responden dalam penelitian ini. Adapun pertanyaan untuk data diri responden meliputi: 1.
Nama Akun Instagram
2.
Jenis Kelamin
3.
Pengguna Aktif Instagram
4.
Frekuensi Mengakses Internet/Instagram
5.
Lama Menggunakan Instagram Tabel 4.1 Jenis_Kelamin Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Laki-Laki
34
45.3
45.3
45.3
Perempuan
41
54.7
54.7
100.0
Total
75
100.0
100.0
Gambar 4.1
69
Berdasarkan hasil jawaban dari 75 responden, apabila dilihat pada tabel 4.1 dari kolom frequency dan percent maka dari segi jenis kelamin didapatkan sebanyak 41 orang (54,7%) berjenis kelamin perempuan, dan 34 orang (45,3%) berjenis kelamin Laki-laki. Pada penelitian ini jenis kelamin responden yang penulis ambil dari angkatan 2013-2015 merupakan pengambilan acak yang peneliti lakukan, yang mana peneliti memilih berdasarkan responden yang aktif kuliah dan memiliki akun media social Instagram. Dalam hal ini jenis kelamin digunakan hanya untuk membandingkan penggunaan Instagram dengan presentasi diri pada anak perempuan dan laki-laki. Peran jenis kelamin bukanlah menjadi fokus utama dalam penelitian ini, karena jenis kelamin dalam penelitian ini hanya dipakai sebagai pembeda secara karakteristik demografis, bukan sebagai variabel kontrol, bebas ataupun terikat. Tabel 4.2 Pengguna_Instagram Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Iya
75
100.0
100.0
100.0
Gambar 4.2
Berdasarkan hasil jawaban dari 75 responden, apabila dilihat pada tabel 4.2 dari kolom frequency dan percent maka dari segi penggunaan Instagram
70
didapatkan bahwa 75 orang (100%) ialah pengguna aktif Instagram. Dalam penelitian ini responden yang peneliti gunakan hanyalah pengguna aktif Instagram saja, hal ini dikarenakan peneliti ingin melihat sejauh mana penggunaan Instagram digunakan oleh mahasiswa untuk mempresentasikan dirinya. Tabel 4.3 Frekuensi_mengakses_Instagram Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
<1 JAM
9
12.0
12.0
12.0
1-2 JAM
10
13.3
13.3
25.3
2-3 JAM
19
25.3
25.3
50.7
>3 JAM
37
49.3
49.3
100.0
Total
75
100.0
100.0
Gambar 4.3
Berdasarkan hasil jawaban dari 75 responden, apabila dilihat pada tabel 4.3 dari kolom frequency dan percent maka dari segi frekuensi mengakses Instagram didapatkan sebanyak 9 orang (12,0%) untuk frekuensi mengakses Instagram kurang dari 1 jam, 10 orang (13,3%) untuk frekunsi mengakses Instagram 1-2 jam, 19 orang (25,3%) untuk frekuensi mengakses Instagram 23 jam, dan 37 orang (49,3%) untuk frekuensi mengakses Instagram lebih dari 3 jam. Hal ini menunjukan bahwa Instagram merupakan social media yang cukup
71
diminati oleh mahasiswa ikom angkatan 2013-2015 karena dalam mengakses social media tersebut terdapat 37 orang dari keseluruhan responden yang mengakses lebih dari 3 jam. Ketika sebagian besar responden menggunakan internet pastinya mereka mempunyai bermacam-macam aktivitas yang bisa membuat mereka betah duduk berlama-lama di depan computer atau gatgetnya masing-masing, dan sebagian besar responden memilih memanfaatkan situs-situs di internet untuk mengakses jejaring social. Hal ini berkaitan dengan data dari kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tahun 2013 mengungkapkan bahwa, pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial.69 Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam menggunakan internet sangatlah beragam tergantung pada bagaimana mereka menyesuaikannya dengan kebutuhan dan keinginan yang sifatnya personal. Dan penggunaan media social Instagram dapat mempengaruhi para penggunanya untuk berlamalama dalam mengaksesnya. Hal ini dapat dijelaskan pada data yang telah di paparkan di atas bahwa mayoritas responden mengakses media social Instagram lebih dari 3 jam. Tabel 4.4 Lama_menggunakan_Instagram Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
<1tahun
6
8.0
8.0
8.0
1-2tahun
14
18.7
18.7
26.7
Valid
69
http://www.kominfo.com diakses pada 10 oktober 2016 pukul 19:08
72
2-4tahun
45
60.0
60.0
86.7
>4tahun
10
13.3
13.3
100.0
Total
75
100.0
100.0
Gambar 4.4
Berdasarkan hasil jawaban dari 75 responden, apabila dilihat pada tabel 4.4 dari kolom frequency dan percent maka dari segi Lamanya menggunakan Instagram didapatkan sebanyak 6 orang (8,0%) untuk lamanya menggunakan instagram kurang dari 1 tahun, 14 orang (18,7%) untuk lamanya menggunakan instagram 1-2 tahun, 45 orang (60,0%) untuk lamanya menggunakan instagram 2-4 tahun, dan 10 orang (13,3%) untuk lamanya menggunakan instagram lebih dari 4 tahun. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden telah lama menggunakan Instagram. Kehadiran Instagram yang merupakan social media baru dan berbeda dari social media lainnya membuat aplikasi Instagram menjadi daya Tarik yang cukup menarik perhatian, Instagram menggunakan Foto dan Video sebagai media komunikasinya selain itu, fitur-fitur yang menarik juga menjadi pelengkap bagi media social tersebut. Sejak kemunculannya yaitu pada tahun 2010 telah banyak yang tertarik pada media social tersebut. Hal ini terbukti pada
73
pertumbuhan pengguna aktif Instagram. Pada pertumbuhannya, Instagram terbilang media social yang pertumbuhannya sangat pesat. Hal itu membuat aplikasi Instagram menjadi social media yang cukup popular dikalangan anak muda. Dengan begitu hal ini dapat dikaitkan dengan data yang telah di paparkan di atas bahwa mayoritas responden telah lama menggunakan Instagram. 4.3 Deskripsi Hasil Penelitian Pada sub Bab ini penulis akan menjelaskan dan merincikan hasil tanggapan responden yangtelah memberikan jawaban melalui instrument penelitian (kuisioner). Data tersebut kemudian diolah menggunakan frekuensi dan diagram untuk memudahkan dalam penggambaran hasil penelitian. Dalam setiap butir pertanyaan yang terdistribusi terdapat jawaban positif (sangat setuju dan setuju) dan jawaban negative (sangat tidak setuju dan tidak setuju). Pengolahan jumlah data Responden sudah dilakukan pada aplikasi Microsoft Excel 2013 dan IBM spss 21. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing butir pertanyaan berdasarkan variable X dan variable Y. 4.3.1 Tangapan Responden Tentang Penggunaan Sosial Media Instagram (Variabel X)
Tabel 4.5 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.1 Q1 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Setuju
4
5.3
5.3
5.3
Setuju
41
54.7
54.7
60.0
Sangat Setuju
30
40.0
40.0
100.0
Total
75
100.0
100.0
Valid
74
Diagram 4.1
Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q1 tentang “Saya mengunggah foto dan video yang saya miliki agar foto tersebut dapat tersimpan dan dilihat oleh pengguna Instagram lainnya” dari 75 responden yang menjawab Sangat setuju sebanyak 30 orang (40,0%), setuju sebanyak 41 orang (54,7%), dan tidak setuju sebanyak 4 orang (5,3%). Instagram merupakan social media yang menggunakan foto dan video sebagai media komunikasinya atau biasa disebut sebagai foto sharig. Dengan begitu foto dan video yang mereka unggah dapat dilihat dan tersimpan di akun media sosialnya tersebut. Dari hasil jawaban diatas didapati bahwa mayoritas responden setuju dengan pertanyaan tersebut. Tabel 4.6 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.2 Q2 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
sangat tidak setuju
Valid
1
1.3
1.3
1.3
tidak setuju
15
20.0
20.0
21.3
setuju
49
65.3
65.3
86.7
sangat setuju
10
13.3
13.3
100.0
Total
75
100.0
100.0
75
Diagram 4.2
Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q2 tentang “Saya mem-follow akun Instagram orang lain untuk menampilkan citra yang baik dan ramah karena saya mau berkomunikasi dengan mereka” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 10 orang (13,3%), setuju sebanyak 49 orang (65,3%), tidak setuju sebanyak 15 orang (20.0%) dan sangat tidak setuju sebanyak 1 orang (1,3%). Meskipun Instagram sering di sebut foto sharing, tetapi Instagram juga Merupakan jejaring social. Karena disini kita dapat berinteraksi dengan sesama pengguna, salah satunya yaitu dengan mem-follow akun pengguna lain agar dapat berinteraksi dengan mereka ataupun hanya untuk menampilkan citra diri yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban diatas bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut. Tabel 4.7 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.3 Q3 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
tidak setuju
21
28.0
28.0
28.0
76
setuju
36
48.0
48.0
76.0
sangat setuju
18
24.0
24.0
100.0
Total
75
100.0
100.0
Diagram 4.3
Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q3 tentang “Saya mem-follow beberapa akun yang saya sukai untuk mendapat informasi dan hiburan” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 18 orang (24,0%), setuju sebanyak 36 orang (48,0%), dan tidak setuju sebanyak 21 orang (28,0%). Agar akun Instagram kita tidak terlihat membosankan kita dapat memfollow beberapa akun yang menyajikan hiburan atau pun informasi. Sepertihalnya meme, online shop, akun treveler, dll. Hal ini dapat dilihat pada hasil jawaban di atas bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut. Pernyataan yang menyatakan bahwa responden menggunakan Instagram tidak haya untuk mengunggah foto tetapi juga sebagai media hiburan yang cukup memenuhi kebutuhan pribadinya.
77
Tabel 4.8 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.4 Q4 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak setuju
12
16.0
16.0
16.0
setuju
40
53.3
53.3
69.3
sangat setuju
23
30.7
30.7
100.0
Total
75
100.0
100.0
Valid
Diagram 4.4
Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q4 tentang “Saya merasa semakin banyak followers berarti semakin banyak juga orang yang ingin mengenal saya lebih dekat” dari 75 responden yang menjawab Sangat setuju sebanyak 23 orang (30,7%), setuju sebanyak 40 orang (53,3%), dan tidak setuju sebanyak 12 orang (16,0%). Dalam hal ini memfollow ataupun di follow termasuk dalam aktivitas yang dilakukan pada instagram. Following berarti anda mengikuti pengguna Instagram lain, sedangkan follower berarti pengguna lain yang mengikuti anda. Dengan banyaknya pengikut memungkinkan pengguna lain tertarik dengan kita ataupun mungkin saja mereka ingin berinteraksi dengan kita atau mereka haya sekedar ingin di follow kembali oleh kita. Akan tetapi kebanyakan dari mereka
78
merasa bahwa semakin banyak follower semakin banyak pula yang ingin mengenal lebih dekat. Hal ini dapat dilihat pada hasil jawaban di atas bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut. Tabel 4.9 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.5 Q5 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
sangat tidak setuju
Valid
4
5.3
5.3
5.3
tidak setuju
18
24.0
24.0
29.3
setuju
31
41.3
41.3
70.7
sangat setuju
22
29.3
29.3
100.0
Total
75
100.0
100.0
Diagram 4.5
Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q5 tentang “Saya memanfaatkan hastag (#) untuk menyebarluaskan foto saya agar dapat dilihat oleh follower/following ataupun yang bukan follower/following.” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 22 orang (29,,3%), setuju sebanyak 31 orang (41,3%), tidak setuju sebanyak 18 orang (24,0%), dan sangat tidak setuju sebanyak 4 orang (5,3%). Dalam instagram ada beberapa bagian yang sebaiknya diisi agar foto yang kita unggah
79
lebih
informative
salah
satunya
yaitu
penggunaan
hastag.
Dengan
menggunakan hastag, foto yang kita unggah dapat dilihat oleh semua pengguna Instagram yang tidak hanya Followers kita saja dan foto yang menggunakan hastag juga dapat di lihat pada bagian pencaharian. Hal ini membuat foto yang kita unggah lebih menakrik perhatian pengguna lain dan dari hasil jawaban responden dapat kita lihat di atas bahwa mayoritas responden setuju bahkan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Tabel 4.10 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.6 Q6 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
sangat tidak setuju
1
1.3
1.3
1.3
tidak setuju
6
8.0
8.0
9.3
setuju
39
52.0
52.0
61.3
sangat setuju
29
38.7
38.7
100.0
Total
75
100.0
100.0
Diagram 4.6
Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q6 tentang “Fitur hastag (#) memudahkan saya untuk menemukan foto-foto yang tersebar di Instagram dengan label tertentu.” dari 75 responden
80
yang menjawab sangat setuju sebanyak 29 orang (38,7%), setuju sebanyak 39 orang (52,0%), tidak setuju sebanyak 6 orang (8,0%), dan sangat tidak setuju sebanyak 1 orang (1,3%). Seperti pada penjelasan sebelumnya penggunaan hastag juga dapat mempermudah kita dalm menemukan foto-foto yang tersebar di Instagram dengan label tertentu yang ingin kita cari atau kita lihat. Pada penggunaan hastag ini, mayoritas responden menjawab setuju bahkan sangat setuju pada pernyataan di atas. Tabel 4.11 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.7 Q7 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak setuju
6
8.0
8.0
8.0
setuju
41
54.7
54.7
62.7
sangat setuju
28
37.3
37.3
100.0
Total
75
100.0
100.0
Valid
Diagram 4.7
Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q7 tentang “Jika foto/video yang saya unggah banyak mendapatkan like maka foto yang saya unggah tersebut menarik atau memiliki kualitas baik.”
81
dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 28 orang (37,3%), setuju sebanyak 41 orang (54,7%), dan tidak setuju sebanyak 6 orang (8,0%). Selain following dan follower, like juga merupakan salah satu aktifitas yang terdapat di Instagram yang bertujuan untuk saling berinteraksi kepada sesama pengguna Instagram. Sebagian orang merasa jika foto atau video yang diunggah mendapatkan banyak like berarti foto/video tersebut menarik. Akan tetapi beberapa beranggapan melike foto yang orang lain unggah dapat mempengaruhi orang lain untuk melike back apa yang kita unggah. Hal inipun termasuk kedalam aktivitas yang dilakukan di Instagram yaitu saling membalas like, dari hasil jawaban responden didapat bahwa mayoritas mahasiswa responden setuju dengan pernyataan tersebut. Tabel 4.12 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.8 Q8 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
sangat tidak setuju
Valid
3
4.0
4.0
4.0
tidak setuju
30
40.0
40.0
44.0
setuju
33
44.0
44.0
88.0
9
12.0
12.0
100.0
75
100.0
100.0
sangat setuju Total
Diagram 4.8
82
Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q8 tentang “Saya memberikan like apabila foto/video yang diunggah pengguna Instagram lain menarik perhatian saya.” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 9 orang (12,0%), setuju sebanyak 33 orang (44,0%), tidak setuju sebanyak 30 orang (40,0%), dan sangat tidak setuju sebanyak 3 orang (4,0%). Sama seperti pembahasan sebelumnya melike unggahan sesama pengguna dapat menimbulkan interaksi antar sesama pengguna, dalam hal ini unggahan yang menarik perhatian akan diberi like pada orang yang beranggapan bahwa unggahan tersebut menarik perhatiannya, dan beberapa dari responden beranggapan seperti itu. Hal ini dapat dilihat pada hasil jawaban responden bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut. Tabel 4.13 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.9 Q9 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
sangat tidak setuju
1
1.3
1.3
1.3
tidak setuju
8
10.7
10.7
12.0
setuju
39
52.0
52.0
64.0
sangat setuju
27
36.0
36.0
100.0
Total
75
100.0
100.0
Diagram 4.9
83
Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q9 tentang “Saya menggunakan geotag atau lokasi agar pengguna Instagram lain dapat mengetahui dimana foto/video tersebut diambil atau diunggah.” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 27 orang (36,0%), setuju sebanyak 39 orang (52,0%), tidak setuju sebanyak 8 orang (10,7%), dan sangat tidak setuju sebanyak 1 orang (1,3%). Geotage atau biasa disebut lokasi merupakan salah satu bagian yang sebaiknya diisi agar foto yang kita unggah lebih informative. Instagram memaksimalkan teknologi ini dengan menyediakan fitur lokasi. Sehingga setiap foto yang diunggah akan menampilkan lokasi dimana pengambilannya, foto yang diberi lokasi dapat menjadikan foto lebih informative dan lebih menarik sebagian mahasiswa menggunakan lokasi untuk unggahan fotonya agar para pengguna Instagram lainnya mengetahi lokasi dari foto itu diambil dan hasil jawaban responden menyatakan bahwa mayoritas responden setuju bahkan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Tabel 4.14 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.10 Q10 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
sangat tidak setuju
Valid
3
4.0
4.0
4.0
tidak setuju
21
28.0
28.0
32.0
setuju
28
37.3
37.3
69.3
sangat setuju
23
30.7
30.7
100.0
Total
75
100.0
100.0
84
Diagram 4.10
Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q10 tentang “Saya menggunakan fitur share untuk mengunggah ke akun media sosial saya seperti facebook, twitter dan lain-lain.” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 23 orang (30,7%), setuju sebanyak 28 orang (37,3%), tidak setuju sebanyak 21 orang (28,0%), dan sangat tidak setuju sebanyak 3 orang (4,0%). Sama seperti geotage fitur share juga termasuk kedalam bagian yang sebaiknya diisi agar foto lebih informative. Penggunaan fitur share dapat memudahkan pengguna Instagram dalam mengunggah foto kedalam media social lainnya. Bagi pengguna yang memiliki lebih dari satu akun media social, fitur share ini dapat membantu tanpa harus mengunggah satu persatu kedalam akun media sosialnya. Instagram menyediakan fitur share ke media social lainnya seperti facebook, twitter dan lainnya. Hasil jawaban responden menyatakan bahwa mayoritas responden setuju bahkan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
85
Tabel 4.15 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.11 Q11 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
sangat tidak setuju
Valid
3
4.0
4.0
4.0
tidak setuju
16
21.3
21.3
25.3
setuju
39
52.0
52.0
77.3
sangat setuju
17
22.7
22.7
100.0
Total
75
100.0
100.0
Diagram 4.11
Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q11 tentang “Saya memanfaatkan fitur share dengan tujuan agar unggahan foto/video dapat dilihat oleh pengguna media sosial lainnya.” dari 58 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 17 orang (22,7%), setuju sebanyak 39 orang (52,0%), tidak setuju sebanyak 16 orang (21,3%), dan sangat tidak setuju sebanyak 3 orang (4,0%). Sama seperti penjelasan sebelumnya sebagian orang memanfaatkan fitur share agar foto yang di unggah di akun Instagram dapat dilihat di akun media social lainnya dengan begitu foto yang telah terunggah dapat terlihat di akun
86
media social miliknya oleh pengguna akun social media lainnya, dan fitur share ini membuat social media Instagram terlihat lebih fleksible. Hasil jawaban pun menyatakan bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut. Tabel 4.16 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.12 Q12 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak setuju
11
14.7
14.7
14.7
setuju
50
66.7
66.7
81.3
sangat setuju
14
18.7
18.7
100.0
Total
75
100.0
100.0
Valid
Diagram 4.12
Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q12 tentang “Saya menggunakan arroba /mantion karena foto/video yang diunggah ada kaitannya dengan pengguna lain yang diberikan tanda.” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 14 orang (18,7%), setuju sebanyak 50 orang (66,7%), dan tidak setuju sebanyak 11 orang (14,7%). Selain follower, following, Arroba atau mention juga merupakan bagian dari aktivitas yang dilakuakan di Instagram. Penggunaan arroba atau mention memungkinkan kita untuk memanggil pengguna lain. Caranya adalah dengan menambahkan
87
tanda arroba (@) dan memasukan akun instagram dari pengguna tersebut. Beberapa responden menggunakan mention karena foto yang diunggah ada kaitannya dengan pengguna lain atau biasanya foto yang mereka unggah bersama dengan pengguna yang dimention. Hasil jawaban menyatakn bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut. Tabel 4.17 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.13 Q13 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak setuju
10
13.3
13.3
13.3
setuju
55
73.3
73.3
86.7
sangat setuju
10
13.3
13.3
100.0
Total
75
100.0
100.0
Valid
Diagram 4.13
Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q13 tentang “Saya menggunakan arroba /mantion untuk berkomunikasi dengan pengguna yang terkait.” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 10 orang (13,3%), sangat setuju sebanyak 55 orang (73,3%), dan tidak setuju sebanyak 10 orang (13,3%).
88
Penggunaan arroba dan mention telah dibahas sebelumnya namun tidak hanya itu arroba atau mention dapat digunakan untuk berinteraksi atau menjalin komunikasi kepada sesama pengguna atau teman yang menggunakan Instagram. Arroba atau mention memudahkan para pengguna Instagram dalam berkomunikasi, karena jika pengguna berbalas komentar atau pun mengunggah foto dengan memention pengguna yang terkait maka pengguna yang dimention akan mendapat pemberitahuan atau notifikasi pada news feed. Sebagian responden menyatakan
bahwa mereka menggunakan mention untuk
berkomunikasi. Hasil jawaban menyatakan bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut. Tabel 4.18 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.14 Q14 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak setuju
10
13.3
13.3
13.3
setuju
48
64.0
64.0
77.3
sangat setuju
17
22.7
22.7
100.0
Total
75
100.0
100.0
Valid
Diagram 4.14
89
Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q14 tentang “Saya memberikan komentar dari unggahan foto/video yang ada, guna terjalin komunikasi antar sesama pengguna Instagram.” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 17 orang (22,7%), setuju sebanyak 48 orang (64,0%), dan tidak setuju sebanyak 10 orang (13,3%). Berbalas komentar juga termasuk kedalam beberapa bagian aktivitas di dalam Instagram. Dengan berbalas komentar komunikasi sesama pengguna akan terjalin dengan baik. Selain memberikan like pengguna lain biasanya mengomentari foto atau video yang diunggah oleh pengguna lain terlebih pengguna lain tersebut adalah temannya. Berbalas komentar merupakan interaksi yang dilakukan oleh pengguna Instagram dan sebagian dari responden menyatakan bahwa mereka memberikan komentar pada unggahan foto atau video guna terjalin komunikasi antara pengguna Instagram. Hasil jawaban menyatakan bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut. 4.3.2 Tangapan Responden Tentang Presentasi Diri (Variabel Y) Tabel 4.19 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.15 Q15 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak setuju
26
34.7
34.7
34.7
setuju
41
54.7
54.7
89.3
8
10.7
10.7
100.0
75
100.0
100.0
Valid sangat setuju Total
90
Diagram 4.15
Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q15 tentang “Saya mengunggah foto/video yang menunjukkan rasa peduli, ramah, dan symbol-simbol positif lainnya.” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 8 orang (10,7%), setuju sebanyak 41 orang (54,7%), dan tidak setuju sebanyak 26 orang (34,7%). Jika presentasi diri ini dibawa dalam kehidupan virtual, maka terbentuk sebuah identitas virtual (Virtual Identity). Identitas virtual yang terbentuk bisa sangat bervariatif. Kemajuan media baru membuat identitas virtual merupakan sebuah proses yang terus menerus selayaknya proses yang terjadi di dunia nyata. Identitas juga bisa dilihat dari sisi mengkonstrusi kembali identitas diri, Presentasi diri yang terjadi di dalam new media akan berbeda-beda berdasarkan jenis mediumnya.70 Instagram yang biasa disebut foto sharing menjadi media bagi presentasi diri para penggunanya dimana para pengguna media social seperti Instagram ini dapat menciptakan sebuah kesan yang mereka inginkan,
70
http://repository.petra.ac.id/15386/1/Media_Sosial_dan_Presentasi_Diri.pdf diakses pada 20 oktober 2016 pukul 14:42
91
salah satunya dengan mengakui keberadaannya di media social dengan menunjukkan rasa peduli, ramah, dan symbol-simbol positif lainnya. Sebagian dari responden menyatakan dirinya setuju dengan pernyataan tersebut. Hasil jawaban responden dapat dilihat pada tabel dan diagram di atas. Tabel 4.20 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.16 Q16 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak setuju
10
13.3
13.3
13.3
setuju
48
64.0
64.0
77.3
sangat setuju
17
22.7
22.7
100.0
Total
75
100.0
100.0
Valid
Diagram 4.16
Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q16 tentang “Saya menata foto/video yang ingin saya unggah dengan mengeditnya agar terlihat bagus, menarik dan disukai banyak orang.” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 17 orang (22,7%), sangat setuju sebanyak 48 orang (64,0%), dan tidak setuju sebanyak 10 orang (13,3%).
92
Seperti penjelasan pada pernyataan sebelumnya, kondisi yang berbeda juga muncul ketika mediumnya adalah media sosal Instagram. Pengguna Instagram mempresentasikan dirinya melalui foto dan video yang mereka uggah. Maka dari itu Menata ataupun mengedit foto merupakan bagian dari presentasi diri yang dilakukan untuk memberikan kesan terhadap foto yang telah diunggahnya. Mengedit foto untuk di unggah ke sosial media merupakan hal yang lumrah terjadi kepada pengguna social media instagram. Sebagian besar responden menyatakan bahwa mereka menata foto/video yang ingin mereka unggah dengan mengeditnya terlebih dahulu agar terlihat bagus dan menarik. Hasil jawaban responden menyatakan dirinya setuju bahkan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
Tabel 4.21 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.17 Q17 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak setuju
5
6.7
6.7
6.7
setuju
52
69.3
69.3
76.0
sangat setuju
18
24.0
24.0
100.0
Total
75
100.0
100.0
Valid
Diagram 4.17
93
Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q17 tentang “Saya suka berbalas komentar dengan memuji foto/video yang teman atau pengguna Instagram lain posting.” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 18 orang (24,0%), sangat setuju sebanyak 52 orang (69,3%), dan tidak setuju sebanyak 5 orang (6,7%). Pernyataan diatas merupakan salah satu strategi dalam presentasi diri, Dengan begitu mereka pun bisa mendekatkan diri atau menjalin komunikasi terhadap orang-orang baru yang berada di dunia maya tersebut. Aktifitas yang mereka lakukan dapat menciptakan citra diri yang mereka inginkan, seperti mereka mengomentari hal-hal yang baik dengan memuji mereka, melike foto/video pengguna lain yang mereka unggah. Hal semacam itu dapat mereka gunakan sebagai presentasi diri, dimana mereka menggunakan aktifitas tersebut agar mereka terlihat baik dan agar mereka disukai. Dari hasil jawaban responden dapat kita lihat bahwa mayoritas responden menyatakan dirinya setuju dengan pernyataan tersebut.
Tabel 4.22 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.18 Q18 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
sangat tidak setuju
Valid
3
4.0
4.0
4.0
tidak setuju
16
21.3
21.3
25.3
setuju
43
57.3
57.3
82.7
sangat setuju
13
17.3
17.3
100.0
Total
75
100.0
100.0
94
Diagram 4.18
Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q18 tentang “Saya suka memposting foto atau video yang menunjukkan rasa percaya diri dengan penampilan maupun wajah.” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 13 orang (17,3%), setuju sebanyak 43 orang (57,3%), tidak setuju sebanyak 16 orang (21,3%), dan sangat tidak setuju sebanyak 3 orang (4,0%). Dalam presentasi diri, media sosial dipandang sebagai perpanjangan diri pengguna. Mereka akan menata akun media social mereka dengan baik agar menarik perhatian pengguna lain, salah satunya dengan memposting atau menampilkan foto-foto dengan menunjukkan rasa percaya dirinya, entah itu dengan foto selfie ataupun foto-foto dirinya dengan penampilan-penampilan yang menarik. Hal semacam itu dapat mereka gunakan sebagai presentasi diri, dan dari hasil jawaban responden dapat kita lihat bahwa mayoritas setuju dengan pernyataan tersebut.
95
Tabel 4.23 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.19 Q19 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
sangat tidak setuju
1
1.3
1.3
1.3
tidak setuju
8
10.7
10.7
12.0
setuju
40
53.3
53.3
65.3
sangat setuju
26
34.7
34.7
100.0
Total
75
100.0
100.0
Diagram 4.19
Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q19 tentang “Saya suka mengunggah foto/video yang mengajak orang lain untuk bertindak positif seperti motivasi.” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 26 orang (34,7%), setuju sebanyak 40 orang (53,3%), tidak setuju sebanyak 8 orang (10,7%), dan sangat tidak setuju sebanyak 1 orang (1,3%). Dalam mempresentasikan diri, ada banyak orang yang mempresentasikan dirinya secara positif maupun negative. Dalam pernyataan diatas melakukan hal yang positf dengan mengajak parapengguna lain adalah salah satu startegi yang dilakukan agar mereka terlihat baik. Mengunggah foto yang berupa kata-kata
96
motivasi atau pun hal-hal positif lainnya dapat dilakukan dalam media social untuk memberikan kesan bahwa mereka memiliki citra diri yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban responden yang menunjukkan mayoritas responden setuju bahkan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
Tabel 4.24 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.20 Q20 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak setuju
4
5.3
5.3
5.3
setuju
41
54.7
54.7
60.0
sangat setuju
30
40.0
40.0
100.0
Total
75
100.0
100.0
Valid
Diagram 4.20
Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q20 tentang “Saya suka mengunggah foto/video dengan captions yang menunjukkan contoh dalam tindakan moral seperti bersyukur, meminta maaf dan berdoa.” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 30 orang (40,0%), setuju sebanyak 41 orang (54,7%), dan tidak setuju sebanyak 4 orang (5,3%).
97
Layaknya candu, media social membuat penggunan menjadi ketagihan dalam mengaksesnya, seperti halnya media social yang satu ini yaitu Instagram. Mereka senantiasa ingin mengunggah apa saja yang sedang mereka lakukan dengan berbagai caption sesuai dengan foto yang mereka unggah, salah satunya dengan foto yang menunjukkan tindakan moral. Sesuai dengan sebutannya Instagram merupakan wadah bagi penggunanya yaitu sebagai photo sharing, dengan begitu pengguna Instagram mengunggah berbagai macam hal yang dilakuakan sebagai presentasi diri. Hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban responden yang menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju dan bahkan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
Tabel 4.25 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.21 Q21 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak setuju
21
28.0
28.0
28.0
setuju
36
48.0
48.0
76.0
sangat setuju
18
24.0
24.0
100.0
Total
75
100.0
100.0
Valid
Diagram 4.21
98
Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q21 tentang “Saya suka mengunggah foto/video yang menampilkan prestasi atau hasil karya-karya terbaik yang saya miliki.” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 18 orang (24,0%), setuju sebanyak 36 orang (48,0%), dan tidak setuju sebanyak 21 orang (28,0%). Dalam mempresentasikan diri, para pengguna harus mengatur penampilan mereka dengan berbagai strategi. Apa yang dipublikasikan atau konten dalam media sosial harus melalui standar editorial diri yang dimiliki. Mengunggah foto dengan menapilkan prestari atau hasil karya terbaik yang dimiliki merupakan strategi dalam konstruksi presentasi diri yang diperoleh dari eksperimen terhadap situasi interpersonal. Strategi tersebut termasuk kedalam kategori competence dimana tujuan dari strategi ini agar dianggap terampil dan berkualitas. Karakteristik umum meliputi pengakuan tentang kemampuan, prestasi, kinerja, dan kualifikasi. Sebagian besar dari responden melakukan strategi tersebut, hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban responden yang menunjukkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.
Tabel 4.26 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.22 Q22 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
sangat tidak setuju
17
22.7
22.7
22.7
tidak setuju
29
38.7
38.7
61.3
setuju
26
34.7
34.7
96.0
3
4.0
4.0
100.0
75
100.0
100.0
sangat setuju Total
99
Diagram 4.22
Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q22 tentang “Saya suka memposting foto/video yang menunjukkan kemarahan dengan menyindir orang lain.” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 3 orang (4,0%), setuju sebanyak 26 orang (34,7%), tidak setuju sebanyak 29 orang (38,7%), dan sangat tidak setuju sebanyak 17 orang (22,7%). Dalam mempersentasikan diri ada beberapa strategi konstruksi presentasi yang dilakukan oleh pengguna media social secara negative maupun positif, beberapa hal positif telah dibahas sebelumnya dan pada pernyataan di atas termasuk kedalam hal negative, pernyataan di atas dapat disebut intimidation. Pengguna strategi ini bertujuan untuk memperoleh kekuasaan, karakteristik umum yang dimiliki adalah ancaman, pernyataan kemarahan, dan kemungkinan ketidak senangan. Sebagian dari beberapa responden mungkin memang melakukannya namun tidak banyak dari mereka yang seperti itu, hal ini dapat
100
kita lihat dari hasil jawaban responden bahwa mayoritas responen menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Tabel 4.27 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.23 Q23 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
sangat tidak setuju
Valid
3
4.0
4.0
4.0
tidak setuju
30
40.0
40.0
44.0
setuju
33
44.0
44.0
88.0
9
12.0
12.0
100.0
75
100.0
100.0
sangat setuju Total
Diagram 4.23
Berdasarkan tabel dan diagram diatas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q23 tentang “Saya pernah mengomentari foto/video yang di unggah oleh pengguna lain dengan kata-kata yang penuh emosi atau kata-kata kasar dengan sebagian diberi tanda (*).” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 9 orang (12,0%), setuju sebanyak 33 orang (44,0%), tidak setuju sebanyak 30 orang (40,0%), dan sangat tidak setuju sebanyak 3 orang (4,0%).
101
Dalam pernyataan diatas masih berkaitan atau berhubungan dengan pernyataan sebelumnya diaman pernyataan diatas masih termasuk kedalam hal yang negative atau masuk kedalam strategi presentasi diri yaitu intimidation. Pengguna strategi ini bertujuan untuk memperoleh kekuasaan, karakteristik umum yang dimiliki adalah ancaman, pernyataan kemarahan, dan kemungkinan ketidak senangan. Tentunya strategi ini bisa dilihat dengan mudah jika membaca akun-akun media sosial pengguna yang mengekspresikan rasa tidak suka atau tidak setuju dengan sangat eskpresif. Bahkan kadang-kadang memberikan kata-kata tertentu yang karakter-karakter nya diganti dengan tanda “*”. Sebagian dari beberapa responden mungkin memang melakukan strategi itu, hal ini dapat kita lihat dari hasil jawaban responden bahwa mayoritas responden menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut. Tabel 4.28 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.24 Q24 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
sangat tidak setuju
2
2.7
2.7
2.7
tidak setuju
7
9.3
9.3
12.0
setuju
50
66.7
66.7
78.7
sangat setuju
16
21.3
21.3
100.0
Total
75
100.0
100.0
Diagram 4.24
102
Berdasarkan tabel dan diagram diatas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q24 tentang “saya suka mengunggah foto/video yang menunjukkan kesedihan, lelah dan kecewa.” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 16 orang (21,3%), setuju sebanyak 50 orang (66,7%), tidak setuju sebanyak 7 orang (9,3%), dan sangat tidak setuju sebanyak 2 orang (2,7%). Mengunggah hal-hal yang menunjukkan keadan mereka yang sedang tidak berdaya termasuk kedalam strategi presentasi diri yang disebut dengan supplication. Supplication adalah cara presentasi diri berupa penciptaan kesan bahwa seseorang tampak tidak berdaya. Tujuannya agar memperoleh bantuan dan simpati. Ternyata dalam hal ini banyak dari responden atau mayoritas responden menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut. Tabel 4.29 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.25 Q25 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
sangat tidak setuju
Valid
8
10.7
10.7
10.7
tidak setuju
33
44.0
44.0
54.7
setuju
31
41.3
41.3
96.0
3
4.0
4.0
100.0
75
100.0
100.0
sangat setuju Total
Diagram 4.25
103
Berdasarkan tabel dan diagram diatas maka dapat dilihat bahwa pada pernyataan Q25 tentang “Saya suka mengunggah foto/video yang menunjukkan keadaan yang tidak berdaya untuk mendapatkan simpati dari pengguna Instagram lain.” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 3 orang (4,0%), setuju sebanyak 31 orang (41,3%), tidak setuju sebanyak 33 orang (44,0%), dan sangat tidak setuju sebanyak 8 orang (10,7%). Pada pernyataan diatas masih berkaitan dengan strategi yang dibahas sebelumnya. Dimana pernyataan di atas masih termasuk kedalam strategi presentasi diri yang disebut dengan supplication. Namun pada pernyataan ini keadaan yang tidak berdaya untuk mendapatkan simpati orang merupakan tindakan yang tidak banyak dilakukan oleh responden didalam social media Instagram. Hal ini dapat dilihat dari hasil tanggapan responden yang mana mayoritas dari mereka menyatakan tidak setuju bahkan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. 4.4 Pengujian Data Statistik 4.4.1 Analisis Deskriptif Data Setelah mendeskripsikan masing- masing pernyataan pada setiap variabel X dan Y, maka penulis akan mengukur berapa besar presentase masing- masing variabel sebagai berikut : 1. Analisis deskriptif variable X (Penggunaan Media Sosial Instagram) :
104
%= =
݊ ܺ 100% ܰ
3207 ܺ100% 4200
= 76,71%
Perhitungan di atas menunjukkan bahwa presentase variabel X (Penggunaan Media Sosial Instagram) sebesar 76,35% dan dikategorikan baik. 2. Analisis deskriptif variable Y (Presentasi Diri) :
%= =
݊ ܺ 100% ܰ
2380 ܺ100% 3300
= 72,12%
Perhitungan di atas menunjukkan bahwa presentase variabel Y (Presentasi Diri) sebesar 72,12% dan dikategorikan baik. 4.4.2 Uji Normalitas Data Analisis One-Sample Kolgomorov Smirnov membandingkan fungsi distribusi kumulatif pengamatan suatu variabel dengan distribusi tertentu secara teoritis. Kriteria penentuan uji normalitas data menurut Wahyu Agung antara lain sebagai berikut:
105
a. Jika sign pada kolom Asymp Sig (2-tailed) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. b. Jika sign pada kolom Asymp Sig (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal. Adapun hasil pengujian data distribusi normal pada variabel Penggunaan Media Sosial Instagram (X) dengan variabel Presentasi Diri (Y) dapat dilihat pada tabel Kolgomorov-Smirnov dibawah ini: Tabel 4.30 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Penggunaan
Presentasi diri
media sosial instagram N
75
75
Mean
42.7600
31.7333
Std. Deviation
5.94988
4.52720
Absolute
.097
.102
Positive
.097
.102
Negative
-.064
-.055
Kolmogorov-Smirnov Z
.844
.882
Asymp. Sig. (2-tailed)
.474
.418
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil uji normalitas data terlihat bahwa nilai sign pada tabel diatas pada kolom Asymp. Sig (2-tailed) untuk variabel X (Penggunaan Media Sosial Instagram) sebesar 0,474, dan Variabel Y (Presentasi Diri) sebesar 0,418. Keduaanya melebihi angka 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data sampel pada variabel X dan Y berdistribusi normal dan dihitung menggunakan statistic parametrik.
106
4.4.3 Uji Koefesien Korelasi Pada pembahasan ini, pengujian koefisien korelasi adalah Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel X (Penggunaan Media Sosial Instagram) dengan variabel Y (Presentasi Diri), Untuk memudahkan hal tersebut, penulis menggunakan perhitungan Pearson Correlation sebagai berikut : Tabel 4.31 Correlations Penggunaan
Presentasi diri
media sosial instagram Pearson Correlation Penggunaan media sosial instagram
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Presentasi diri
1
Sig. (2-tailed) N
.719** .000
75
75
.719**
1
.000 75
75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai korelasi Product Moment antar variable X (Penggunaan Media Sosial Instagram) Dengan Y (Presentasi Diri) menunjukan angka sebesar 0,719. Ini berarti berdasarkan pada tabel 3.9 tentang pedoman interpretasi koefisien korelasi, didapatkan bahwa nilai koefisien korelasi atau hubungan antara variabel X dengan variabel Y merupakan hubungan yang kuat dan searah karena nilainya berkisar antara 0,60 – 0,799.
107
4.4.4 Uji Regresi Uji regresi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kelinieran antara variabel bebas dengan variabel terikat. Penulis menggunakan SPSS 21 sebagai alat untuk mempermudah perhitungan, dan hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.32 Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardize
Coefficients
d
t
Sig.
Coefficients B (Constant) 1
Penggunaan media sosial
Std. Error
8.356
2.674
.547
.062
instagram a. Dependent Variable: Presentasi diri
Diagram 4.26
Beta
.719
3.125
.003
8.827
.000
108
Dari tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi sederhana yang diperoleh sebagai berikut: Y = a + BX
Y = 8,356 + 0,547 X
Pada persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa; a. Nilai konstan (a) adalah sebesar 8,356 yang artinya apa bila tidak ada variabel pengguanaan media social Instagram maka presentasi diri mahasiswa Ikom Untirta adalah 0,547. b. Nilai koefisien variabel penggunaan media social Instagram (X) memiliki nilai positif itu sebesar 0,547 berarti angka koefisien yang positif mengindikasikan adanya hubungan positif anara variabel peneliti. c. Gambar di atas menunjukkan garis lurus diagonal naik ke atas, itu berarti menunjukkan hubungan yang positif yaitu ketika nilai X (penggunaan media social Instagram) naik, maka akan diikuti oleh kenaikan nilai variabel Y (Presentasi Diri). Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada kolom sig. variabel penggunaan media social Instagram mempunyai nilai signifikan dibawah 0,05 atau sebesar 0,000. Maka dalam penelitian ini H0 ditolak dan Ha diterima. Ini artinya terdapat pengaruh antara Penggunaan Media Social Instagram (X) Dengan Presentasi Diri (Y).
109
4.4.5 Uji Hipotesis 1. Uji T (Variabel X terhadap Y) Tahap selanjutnya adalah menguji signifikansi hubungan atau thitung antar variabel penelitian yaitu Penggunaan Media Social Instagram (X) Dengan Presentasi Diri (Y). Perhitungannya adalah sebagai berikut :
=ݐ
r√n − 2 √1 − ݎ²
=
0,719√75 − 2
√1 − (0,698)²
= ૡ, ૡૡ
Harga thitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harga ttabel (lihat pada tabel ditribusi t di halaman lampiran). Untuk derajat kesalahan 5% atau 0,05, dan derajat keabsahan atau dk= n-2 (75-2=73), maka diperoleh ttabel sebesar 1,665. Ternyata harga thitung dari perhitungan diatas sebesar 8,838 (hasil ini hampir sama dengan hasil thitung pada SPSS 21 di tabel 4.32 sebesar 8,827) yang artinya lebih besar dari ttabel. Sehingga didapatkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti terdapat Pengaruh antara Penggunaan Media Social Instagram (X) Dengan Presentasi Diri (Y). 2. Uji F (Variabel X terhadap Y) Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen (Ghozali 2006 : 84). Hasil perhitungan menggunakan SPSS 21 menghasilkan;
110
Tabel 4.33 ANOVAa Model
Sum of
df
Mean Square
F
Sig.
Squares
1
Regression
782.995
1
782.995
Residual
733.671
73
10.050
1516.667
74
Total
77.908
.000b
a. Dependent Variable: Presentasi diri b. Predictors: (Constant), Penggunaan media sosial instagram
Berdasarkan uji ANOVA atau F test yang tertera pada tabel 4.33 di atas, maka diperoleh Fhitung sebesar 77,908 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas jauh lebih kecil daripada 0,05 (0,000 < 0,005) dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (77,908 > 3,97) maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen yakni Penggunaan Media Sosial Instagram (X) mempengaruhi variabel Presentasi Diri (Y). Ini berarti bahwa H0 ditolak sementara Ha diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara Penggunaan Media Sosial Instagram terhadap Presentasi Diri. 3. Koefisien Penentuan (Determinasi) Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui sifat dan nilai hubungan antara dua variabel sedangkan koefisien determinasi (koefisien penentuan = KP) digunakan untuk menunjukkan besar kecilnya kontribusi variabel atau pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Berikut hasil koefisien determinasi dari SPSS 21;
111
Tabel 4.34 Model Summary Model
R
R Square
.719a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.516
.510
3.17022
a. Predictors: (Constant), Penggunaan media sosial instagram
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai R square yaitu 0,516. Yang berarti korelasi antara variable penggunaan social media Instagram (X) dengan variable presentasi diri (Y) adalah sebesar 51,6%, dan sisanya ditentukan oleh faktor lain. 4.5 Pembahasan 4.5.1 Penggunaan Media Social Instagram Sesuai dengan namanya, media yang tergolong dalam media sosial ini memiliki fungsi untuk mendukung interaksi sosial penggunanya. Dalam konteks ini, media sosial bisa digunakan untuk mempertahankan atau mengembangkan relasi atau interaksi sosial yang sudah ada dan bisa digunakan untuk mendapatkan teman-teman yang baru. Dengan adanya perkembangan yang pesat ini, pengguna mendapatkan kesempatan yang seluasluasnya untuk memaksimalkan tujuan berintekasi sosial ataupun melakukan pengembangan dirinya.
Maraknya
dunia
jejaring
sosial
terutama
Instagram
yang
kemunculannya menjadi suatu hal yang cukup diminati oleh para pengguna social media, telah memiliki 400 juta lebih pengguna dari seluruh dunia. Dan dari angka tersebut Indonesia merupakan salah satu negara pengguna Instagram terbanyak. 89% pengguna layanan Instagram berasal dari kalangan usia 18-34
112
tahun yang mengakses Instagram setidaknya seminggu sekali. Perempuan mendominasi dengan porsi 63% mayoritas pengguna media social instagram adalah anak muda, pengguna ponsel pintar, dengan kemampuan finansial yang baik dan memiliki gelar sarjana.71 Dalam penelitian ini peneliti mengukur penggunaan media social dengan menggunakan indicator dalam aktivitas Instagram yang dikemukakan oleh Atmoko dimana indicator tersebut adalah : 1. Posting merupakan aktivitas yang dilakukan pengguna Instagram dengan mengunggah foto ataupun video mereka kedalam social media Instagram. Instagram yang biasa disebut foto sharing menjadi media bagi presentasi diri para penggunanya dimana para pengguna media Instagram ini dapat menciptakan sebuah citra diri yang mereka inginkan, salah satunya dengan mengakui keberadaannya di media social dengan menggunggah foto atau video mereka agar terlihat eksis. 2. Following dan followers merupakan aktvitas yang dilakukan para pengguna Instagram sebagai bentuk pertmanan diman following dan followers adalah mengikuti atau diikuti sesama pennguna Instagram. dengan memfollow atau menjadi followers para pennguna dapat berinteraksi dengan pengguna lainnya selain akun-akun pengguna biasa adapun akun-akun Instagram yang menyediakan konten hiburan, informasi-informasi, traveling, online shop dll. Mereka memfollow
71
kamis, 14 januari 2016 17:47 wib pewarta : sella panduarsa gareta http://www.antaranews.com/berita/540022/pengguna-instagram-indonesia-termasukterbanyak-di-dunia diakses pada sabtu, 07 januari 2017 pukul 21:08
113
akun-akun tersebut agar akun-akun mereka terasa lebih hidup karena postingan-postingan mereka. 3. Like/suka adalah cara mengapresiasi sebuah kiriman foto, dengan fitur ini kita dapat menekan tombol like/suka kepada kiriman foto yang menurut kita menarik perhatian, semakin banyak like/suka pada sebuah foto menandakan bahwa foto tersebut menarik perhatian khalayak. 4. Komentar adalah bagaimana para pengguna Instagram bisa menanggapi sebuah foto di Instagram, para pengguna bebas berpendapat kepada foto yang mereka komentari, komentar yang bersifat positif dapat menambah daya tarik foto begitu juga sebaliknya. Dengan berkomentar para pengguna Instagram juga dapat berinteraksi dan berkomunikasi. 5. Mentions merupakan aktivitas yang dilakukan ketika berkomentar pada foto atau video yang pengguna lain unggah. Dengan menngunakan mention pengguna lain dapat langsung memberi tanggapan pada komentar yang diberi mention oleh pengguna lain karena memention berarti memanggil pengguna lain. Dari hasil jawaban responden mengenai pertanyan-pernyataan indikator dari penggunaan media social Instagram memiliki nilai presentase sebesar 76,35%. Artinya penggunaan media social dikatagorikan baik. 4.5.2 Presentasi Diri Mahasiswa ILKOM UNTIRTA Pada dasarnya, setiap orang memiliki langkah-langkah khusus dalam mempresentasikan dirinya kepada orang lain. Apalagi, jika kesempatan
114
mempresentasikan diri ini berada pada konteks media sosial. Sekilas terlihat bahwa kehadiran media sosial seperti Facebook, Twitter, Blog dll memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi setiap individu untuk berkreasi, khususnya dalam menampilkan diri masing-masing. Ada berbagai jenis penampilan diri yang bisa terlihat secara kasat mata yaitu menuliskan kata-kata bijak di status, tweets, maupun captions, menyampaikan kritik, mengkomunikasikan kondisi pribadi saat ini, menyampaikan aktivitas dan lokasi saat ini, dan berbagai cara lainnya. Selain kata-kata, presentasi diri juga dikombinasi dengan video, gambar dan foto seperti foto-foto di berbagai lokasi, foto bersama figur publik: seperti pejabat negara, pakar atau ahli, aktor/artis, dll, foto hasil karya sendiri. Berbagai jenis ekspresi yang dilakukan oleh pengguna media sosial akan mengerucut pada jenis-jenis strategi presentasi diri. Presentasi diri atau sering juga disebut manajemen impresi (impression management) merupakan sebuah tindakan menampilkan diri yang dilakukan oleh setiap individu untuk mencapai sebuah citra diri yang diharapkan dengan berbagai tujuan, setiap individu akan berupaya untuk mengkonstruksi dirinya dengan cara yang sesuai dengan karakteristiknya. Presentasi diri yang terjadi di dalam new media akan berbeda-beda berdasarkan jenis mediumnya. Jika medium tersebut adalah homepage pribadi, maka presentasi diri akan terjadi lebih konstan dan tetap. Hal disebabkan frekuensi untuk melakukan perubahanperubahan di dalam medium tersebut tidak terlalu tinggi. Kondisi yang berbeda muncul ketika mediumnya adalah Instagram, microblog. Pengguna instagram mempresentasikan dirinya melalui foto ataupun video singkat Sementara ini
115
instagram yang bersifat dinamis dan interaktif, mengalami perubahan yang sangat cepat dari waktu ke waktu. Sehingga, medium seperti instagram membuat presentasi diri berlangsung lebih dinamis. Adapun yang dilakukan oleh penulis untuk mengukur presentasi diri mahasisawa ILKOM UNTIRTA dengan menggunakan indicator yang ditetapkan menggunaka strategi presentasidiri yang dikemukakan oleh jones strategi tersebut yaitu sebagai berikut : 1. Ingratiation Tujuan pengguna strategi ini adalah agar ia disukai oleh orang lain. Beberapa karakteristik umum yang dimiliki adalah mengatakan hal positif tentang orang lain atau mengataan sedikit halhal negatif tentang diri sendiri, untuk menyatakan kesederhanaan, keakraban dan humor. Dalam konteks media sosial, strategi jenis ini bisa dilihat secara jelas dengan memberikan apresiasi terhadap foto- foto pengguna lainnya. 2. Competence atau self promotion Tujuan dari strategi ini agar dianggap terampil dan berkualitas. Karakteristik umum meliputi pengakuan tentang kemampuan, prestasi, kinerja, dan kualifikasi. Beberapa pengguna media sosial dengan profesi tertentu seperti analis politik akan menggunakan akun media sosialnya untuk memberikan tanggapan mengenai kondisi politik saat ini. Tentu akan diupayakan untuk menunjukkan kompetensinya. Begitu pula dalam media sosial yang fokus ke arah karya seni. Pengguna akan berupaya sebaik mungkin untuk menampilkan karya-karya terbaik di dalam media sosialnya.
116
3. Intimidation Pengguna strategi ini bertujuan untuk memperoleh kekuasaan. Karakteristik umum yang dimiliki adalah ancaman, pernyataan kemarahan, dan kemungkinan ketidak senangan. Tentunya strategi ini bisa dilihat dengan mudah jika membaca akunakun media sosial pengguna yang mengekspresikan rasa tidak suka atau tidak setuju dengan sangat eskpresif. Bahkan kadang-kadang memberikan kata-kata tertentu yang karakter-karakter nya diganti dengan tanda “*”. 4. Exemplification Tujuan dari strategi ini agar dianggap secara moral lebih unggul atau memiliki standar moral yang lebih tinggi. Karakter umumnya adalah komitmen ideologis atau militansi, pengorbanan diri, dan kedisiplinan diri. Dalam media sosial umumnya ini akan dilihat dengan menampilkan foto atau gambar-gambar bersifat nasionalis, atau menggambarkan ideologi tertentu. Pengguna bisa juga memanfaatkan strategi
ini
dengan
memberikan
komentar-komentar
terkait
pemberantasan korupsi, mafia hukum, dll. 5. Supplication Tujuannya adalah merawat atau tampak tidak berdaya sehingga orang lain akan datang untuk membantu orang tersebut. Karakter dari pendekatan presentasi diri termasuk memohon bantuan dan rendah diri. Strategi ini bisa terlihat dari foto dengan captioncaptions yang menunjukkan ketidak berdayaannya. Strategi-strategi yang ada ini bisa dipakai oleh pengguna dalam memodifikasi akun media sosialnya. Implementasi dari masing-masing strategi ini akan bergantung pada kehendak pengguna memodifikasi media sosial yang
117
dimilikinya. Seperti yang telah diutarakan di atas, pengguna bisa menggunakan segala fitur yang ada pada media sosial untuk mencapai strategi yang ingin dipakai. Dari hasil jawaban responden mengenai pertanyan-pernyataan indikator dari presentasi Diri mahasiswa ilmu komunikasi UNTIRTA diketahui sebesar 72,12%. Artinya presentasi diri mahasiswa ilmu komunikasi UNTIRTA dikatagorikan baik. 4.5.3 Hubungan Penggunaan Media Social Instagram Dengan Presentasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA angkatan 2013-2015 Di dalam media sosial Instagram ada beberapa elemen yang harus diperhatikan untuk bisa menarik perhatian masyarakat, menurut peneliti ada beberapa elmen yang mendukung hal tersebut elmen-elmentersebut yaitu posting, following, follower, like, komentar, mentions. Elmen-elmen ini merupakan indicator yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media sosial Instagram karena dengan memperhatikan elmen tersebut penggunaan media social Instagram akan lebih menarik dan mendapat perhatian dari khalayak. Melalui penngunaan media social Instagram peneliti ingin melihat presentasi diri mahasiswa ilmu komunikasi Untirta melalui konteks media social. Presentasi diri tersebut terdiri dari 5 strategi presentasi diri yaitu Ingratiation, Competence atau self promotion, Intimidation, Exemplification, Supplication. Teori yang digunaan dalam penelitian ini adalah teori perbedaan individu, menurut teori ini individu-individu sebagai anggota khalayak sasaran media massa secara selektif, menaruh perhatian kepada pesan-pesan terutama jika
118
berkaitan dengan kepentingannya, konsisten dengan sikap-sikapnya, sesuai dengan kepercayaan yang didukung oleh nilai-nilainnya. Tanggapannya terhadap pesan pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologisnya. Jadi efek media massa pada khalayak itu tidak seragam, melainkan beragam disebabkan secara individual berbeda satu sama lain dalam stuktur kejiwaannya72. Dari sini peneliti ingin melihat bagaimana presentasi diri mahasiswa ilmu komunikasi UNTIRTA dalam penggunaan media social Instagram dengan kepribadian, minat, sifat dan psikologi yang berbeda-beda. Di dapatkan hasil pada setiap butir pertanyaaan yang diajukan kepada responden memiliki variasi jawaban yang berbeda-beda, hal ini sejalan dengan penjelasan teori perbedaan individu. Sebagai pengguna media massa responden menaruh selektif pada penggunaan media social khususnya instagram, pesanpesan yang terkandung dalam media social instagram diterima responden dengan berbeda-beda sesuai dengan karakteristik kebutuhan personal individu, kemudian pesan tersebut diubah dalam diri responden sesuai dengan tatanan psikologis masing-masing individu. Sehingga efek yang dirasakan setiap individu memiliki perbedaan sesuai dengan apa yang disampaikan pada teori perbedaan individu. Penelitian yang penulis lakukan pada media social berkenaan dengan “hubungan penggunaan media social Instagram dengan presentasi diri mahasiswa ilmu komunikasi UNTIRTA”. Dalam penelitian ini dapat
72
Onong Uchjana Effendi. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 2003. Hal: 275.
119
digambarkan bahwa penggunaan media social Instagram memiliki hubungan yang kuat dengan presentasi diri mahasiswa IKOM UNTIRTA. Hal ini dapat dibuktikan dengan jawaban responden pada kuesioner yang sebagian besar menjawab setuju atau bahkan sangat setuju. Selanjutnya, menurut hasil penelitian berdasarkan uji validitas dan reliabilitas, baik variabel X, maupun Y telah memenuhi standar validitas dan reliabilitas. Ini berarti instrumen yang digunakan bisa mewakili dari apa yang diteliti dan bisa digunakan berkali- kali dalam penelitian yang sejenis karena nilai Cronbach Alpha rata- rata di atas 0,800. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara penggunaan media social Instagram dengan presentasi diri mahasiswa IKOM UNTIRTA dan mengukur tingkat hubungan antara kedua variabel tersebut. Hasil uji korelasi menunjukkan hubungan antara variable penggunaan social media Instagram (X) dengan variable presentasi diri (Y) memiliki hubungan signifikansi positif dengan variabel Y, yaitu sebesar 0,719. Ini berarti berdasarkan pedoman interpretasi koefisien korelasi, hubungan antara variabel X dengan variabel Y merupakan hubungan yang kuat karena nilainya berkisar antara 0,60 – 0,799. Dari hasil perhitungan regresi linear dengan program SPSS 21,00 maka persamaan regresi linear dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Y = 8,356 + 0,547 X dimana Y adalah Presentasi diri dan X adalah penggunaan media social Instagram. Model tersebut mengartikan bahwa setiap terjadi kenaikan nilai Penggunaan media social instagram (X) akan diikuti kenaikan Presentasi Diri (Y). Dan dari hasil perhitungan uji t, menunjukkan bahwa
120
variabel independen, yakni Penggunaan media social Instagram mempunyai signifikansi yang kurang dari 0,05 karena nilai signifikansinya adalah 0,000. Dan juga nilai thitung (8,838) > ttabel (1,665) angka tersebut menyatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara Penggunaan Media Social Instagram (X) Dengan Presentasi Diri (Y). Dari hasil uji F memperlihatkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam penelitian layak untuk menguji presentasi diri yang dilakukan di social media. Hal tersebut ditunjukkan dari uji F pada variabel X dengan Y yang diperoleh sebesar 77,908. Nilai tersebut lebih besar dari Ftabel yaitu 3,97 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 (kurang dari 0,05). Hal tersebut menguatkan hasil dari Uji t bahwa dari hasil hipotesis pada penelitian ditolak. Karena pada variabel X memiliki pengaruh dengan variabel Y. Dan pada koefisien penentu (Determinasi) menunjukkan bahwa pada nilai R square yaitu 0,516 Yang berarti korelasi antara variable X terhadap variable Y adalah sebesar 51,6%, dan sisanya ditentukan oleh faktor lain. Hasil dari pengujian hipotesis merupakan tahap akhir dari keseluruhan analisis data. Setelah seluruh nilai-nilai diperoleh, maka akan dilanjutkan dengan memberikan kesimpulan dan saran atas penelitian ini, yaitu dalam bagian penutup pada BAB V.
121
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, permasalahan yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah mengenai “hubungan penggunaan media social Instagram dengan presentasi diri mahasiswa IKOM UNTIRTA pada angkatan 2013-2015” dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Penggunaan media social Instagram yang dilakukan oleh mahasiswa ilmu komunikasi UNTIRTA termasuk kedalam kategori baik dimana skor pada variabel X sebesar 76,35%. Penggunaan media social merupakan suatu kegiatan sehari hari yang biasa dilakukan. Dalam penggunaanya mereka melakukan interaksi melalui fitur-fitur yang telah disediakan di dalam aplikasi Instagram. Ketika menggunakan situs jejaring sosial, pengguna memiliki kecenderungan tersendiri akan cara mereka berkomunikasi dan berinteraksi, sesuai dengan tujuan masing-masing. 2. Presentasi diri pada mahasiswa ilmu komunikasi UNTIRTA juga termasuk kedalam kategori baik dimana skor pada variabel Y sebesar 72,12%. Yang berarti presentasi diri mahasiswa ilmukomunikasi UNTIRTA pada angkatan 2013-2015 berhasil dipengaruhi dan memiliki hubungan yangkuat dengan penggunaan media social Instagram.
122
3. Berdasarkan dari perhitungan yang dilakukan, hasil dari uji korelasi dan regresi menunjukkan antara variabel X dengan variabel Y memiliki hubungan positif yang kuat dan signifikan. Sedangkan pengaruh yang dihasilkan adalah sebesar 51,6%, yang menandakan bahwa presentasi diri mahasiswa ikom untirta dapat dipengaruhi dengan penggunaan media social Instagram. Sedangkan sisanya disebabkan oleh faktor lain. 5.2 Saran Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut: 1. Dari kesimpulan di atas menunjukkan pada penggunaan media social instagram didapat sekor sebesar 76,35% , sekor tersebut sudah memenuhi kriteria analisis deskriptif data dengan kategori baik, namun untuk penggunaan media social yang jauh lebih baik maka disarannkan bagi pengguna media social agar memahami dulu tujuan penggunaannya dari fitur-fitur yang disediakan di social media tersebut. Serta menggunakan social media tersebut sesuai dengan fungsinya. 2. Sama halnya dengan penggunaan media social Instagram di atas yang telah dibahas pada kesimpulan, presentasi diri yang terjadi pada mahasiswa ilmu komunikasi Untirta juga memiliki sekor dengan kategori baik yaitu sebesar 72,12%, sekor tersebut juga telah memenuhi kriteria analisis deskriptif data namun untuk presentasi diri yang dipengaruhi dan memiliki hubungan dengan penggunaan media social, disarankan agar mahasiswa lebih memperhatikan tujuan dari presentasi dirinya di media social, berbagai
123
jenis ekspresi yang dilakukan oleh pengguna media sosial akan mengerucut pada jenis-jenis strategi presentasi diri, karena social media memberikan ruang seluas-luasnya bagi setiap individu untuk berkreasi, khususnya dalam menampilkan diri masing-masing. 3. Hubunagn antara variabel X dan variabel Y memiliki hubungan yang kuat dan signifikan namun pada pengaruh yang dihasilkan sebesar 51,6%. Dari hasil tersebut, 51,6% presentasi diri mahasiswa dijelaskan dengan variabel penggunaan media social Instagram. Untuk mendapatkan hasil dari pengaruh yang lebih besar, diharapkan pada penelitian berikutnya dapat melihat factor lain yang mempengaruhi presentasi diri. Karena Kajiankajian presentasi diri tidak hanya tertutup pada level individu tetapi juga pada level keompok atau institusi. Presentasi diri juga bisa dilakukan dengan memperhatikan factor gender, usia, etnis, dan jenis media itu sendiri.
124
DAFTAR PUSTAKA Atmoko, Bambang Dwi. 2012. Instagram Handbook. Jakarta: Mediakita. Ardianto dkk. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media. Arikunto. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rhineka Cipta Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Prenada Media Group: Jakarta. Dayakisni, T., & Hudaniah. 2009. Psikologi Sosial. Malang: UMM Press. Devito, Joseph. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Proffesional Books: Jakarta. Durianto, Darmadi. Brand Equity Ten. 2004. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Effendi, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti. ____________________. 2007. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Feldman, R.S.1995. Social Psychology. New Jersey: A Simaon & Schuster Company. Englewood Cliffs. Fiske, S.T & S, Taylor. 1991. Social Cognitif, second edition. Singapore: McGrawHill Book Co. Goffman, E. 1956. The Presentation of Self in Everyday Life. Harmondworth : Penguin Laksono, Agung Dwi, Dkk. 2014. Pro Kontra Diskursus Rokok Dalam Media Sosial Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mc Quails, Dennis. 2011. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.
125
Monk, F. J., Knoers, A. M. P., Haditono, S. R. 2001. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nasrullah, Rulli. 2011. Media Internet: Konstruksi Identitas Keagamaan (Terorisme) di Dunia Cyber. Jakarta: Sincere. _____________. 2012. Komunikasi Antar Budaya: di Era Dunia Siber. Jakarta: Kencana Prenada Group. Nelson, J. 2011. The Sky Is Everywhere. United States: Penguin Group. Nurudin. 2003. Komunikasi Massa. Malang: Cespur. Nurudin. 2009. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers. Rakhmat, Jalaludin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya. Ruslan, Rusady. 2003. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Sarwono, S.W, & Meinarno, E.A. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi., 2011. Metode Penelitian Survai. Jakarta: PT PustakaLP3ES Indonesia. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta ________. 2012. Statistic untuk penelitian. Bandung: Alfabeta ________. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Van Dijk, J.A.G.M. 2006. The Network Society. SAGE Publications, London Zarella. 2010. The Social Media Marketing Books. O'Reilly Media, Sebastopol.
126
JURNAL DAN SKRIPSI Boyer, L., Brunner, B.R., Charles, T., and Coleman, P. (2006). Managing Impessions in a virtual environment: Is ethnic diversity a selfpresentation strategy for colleges and universities?. Journal of Computer-Mediated Communication. Gustina Heny. (Jom FISIP Volume 2 No. 2 – Oktober 2015). Korelasi Media Sosial Instagram Dengan Presentasi Diri Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi. Universitas Riau. Hidayatur Rohmah Hanafi,ah. (2016) New Media Dan Prilaku Konsumen (Studi Korelasi pengaruh penggunaan akun Instagram @md_store_hijab terhadap prilaku membeli di kalangan mahasiswi fakultas ekonomi angkatan 2011 universitas pembangunan nasional “veteran yogyakarta”) universitas islam negri sunan kalijaga Yogyakarta.
Pangastuti Herlina. (2015) Hubungan Antara Narsisme dengan Presentasi diri pada Pengguna jejaring sosial facebook. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Maryana, Nisfu. 2011. Pengaruh Penyajian Media Internal terhadap Pemenuhan Kebutuhan Pegawai Pemerintah Kota Cilegon. Untirta: Serang. Gonzales, Amy L, M.A. and Jeffrey T. Hancock, Ph.D. 2010. Mirror, Mirror on my Facebook Wall: Effects of Exposure to Facebook on Self-Esteem. Journal Cyberpsychology,Behavior, Andsocialnetworking, Vol: 00 (0).
INTERNET http://www.trigonalmedia.com/2015/08/pengertian-media-sosial-menurutpara.html diakses pada 24 feb 2016 pukul 20.25 http://repository.petra.ac.id/15386/1/Media_Sosial_dan_Presentasi_Diri.pd f diakses pada 24 feb 2016 pukul 21.34
127
http://print.kompas.com/baca/2015/09/23/Pengguna-Instagram-Kini-400Juta. Diakses pada 25 februari 2016 pukul 19:45 http://terinspirasikomunikasi.blogspot.co.id/2013/05/teori-untuk-newmedia.html diakses pada 19 mei 2016 pukul 21:16 http://ahlikomunikasi.wordpress.com/2012/11/01/teori-media-baru/ diakses pada 19 mei 2016 pukul 21:16 http://komunikasi-indonesia.org. Diakses pada 20 maret 2016 pukul 21:58 http://www.scribd.com/doc/195027473/makalah-instagram. diakses 19 Mei 2016 pukul 18:59 http://www.instagram.com diakses 19 Mei 2016 pukul 19:11 www.slideshare.net/rachmatstatistika diakses pada Senin, 14 Maret 2016 pukul 20.51 http://www.kominfo.com diakses pada 10 oktober 2016 pukul 19:08 http://www.antaranews.com/berita/540022/pengguna-instagram-indonesiatermasuk-terbanyak-di-dunia kamis, 14 januari 2016 17:47 wib pewarta : sella panduarsa gareta. Diakses pada 07 januari 2017 pukul 20.22 https://beritagar.id/artikel/sains-tekno/instagram-beberkan-fakta-faktapengguna-di-indonesia Oleh : Yoseph Edwin @edjozeph | 07:08 WIB Jumat , 15 Januari 2016. Diakses pada 07 januari 2017 pukul 20.45 Ofcom. 2008. Social networking: A quantitative research report into attidues, behaviours and use. Diakses tanggal 7 Januari 2017. http://www.ofcom.org.uk.
LAMPIRAN 1 KUISIONER PENELITIAN No Responden : Responden Yth., Saya adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA yang sedang melakukan penelitian untuk tugas akhir mengenai Instagram dan Presentasi diri dengan sub judul (Analisis Kuantitatif Hubungan penggunaan media social Instagram terhadap presentasi diri mahasiswa ikom UNTIRTA angkatan 2013-2015). Saya mohon kesediaan dan partisipasi responden untuk mengisi kuesioner ini dengan baik dan apa adanya. Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih. Mohon beri tanda checklist pada pilihan jawaban yang telah tersedia. Data Responden 1. Nama Akun Instagram : 2. Jenis Kelamin (
) Laki-Laki
(
) Perempuan
3. Pengguna aktif social media Instagram (
) Iya
(
) Tidak
4. Frekuensi mengakses internet atau Instagram dalam sehari (
) < 1 jam
(
) 1-2 jam
(
) 2-3 jam
(
) > 3 jam
5. Lama menggunakan Instagram (
) < 1tahun
(
) 2-4 tahun
(
) 1-2tahun
(
) >4 tahun
128
PETUNJUK PENGISIAN SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No
Penggunaan Instagram
1.
Saya mengunggah foto dan video yang saya miliki agar foto tersebut dapat tersimpan dan dilihat oleh pengguna Instagram lainnya Saya mem-follow akun Instagram orang lain untuk menampilkan citra yang baik dan ramah karena saya mau berkomunikasi dengan mereka Saya memfollow beberapa akun yang saya sukai untuk mendapat informasi dan hiburan Saya merasa semakin banyak followers berarti semakin banyak juga orang yang ingin mengenal saya lebih dekat Saya memanfaatkan hastag (#) untuk menyebarluaskan foto saya agar dapat dilihat oleh follower/following ataupun yang bukan follower/following. Fitur hastag (#) memudahkan saya untuk menemukan foto-foto yang tersebar di Instagram dengan label tertentu Jika foto/video yang saya unggah banyak mendapatkan like maka foto yang saya unggah tersebut menarik atau memiliki kualitas baik. Saya memberikan like apabila foto/video yang diunggah pengguna Instagram lain menarik perhatian saya. Saya menggunakan geotag atau lokasi agar pengguna Instagram lain dapat mengetahui dimana foto/video tersebut diambil atau diunggah. Saya menggunakan fitur share untuk mengunggah ke akun media sosial saya seperti facebook, twitter dan lain-lain.
2.
3. 4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
129
SS
S
TS
STS
11.
12.
13. 14.
Saya memanfaatkan fitur share dengan tujuan agar unggahan foto/video dapat dilihat oleh pengguna media sosial lainnya Saya menggunakan arroba /mantion karena foto/video yang diunggah ada kaitannya dengan pengguna lain yang diberikan tanda. Saya menggunakan arroba /mantion untuk berkomunikasi dengan pengguna yang terkait. Saya memberikan komentar dari unggahan foto/video yang ada, guna terjalin komunikasi antar sesama pengguna Instagram
No
Presentasi Diri
15.
Saya mengunggah foto/video yang menunjukkan rasa peduli, ramah, dan symbolsimbol positif lainnya. Saya menata foto/video yang ingin saya unggah dengan mengeditnya agar terlihat bagus,menarik dan disukai banyak orang Saya suka berbalas komentar dengan memuji foto/video yang teman atau pengguna Instagram lain posting. Saya suka memposting foto atau video yang menunjukkan rasa percaya diri dengan penampilan maupun wajah. Saya suka mengunggah foto/video yang mengajak orang lain untuk bertindak positif seperti motivasi. Saya suka mengunggah foto/video dengan captions yang menunjukkan contoh dalam tindakan moral seperti bersyukur, meminta maaf dan berdoa. Saya suka mengunggah foto/video yang menampilkan prestasi atau hasil karya-karya terbaik yang saya miliki
16.
17.
18.
19.
20
21.
130
SS
S
TS
STS
22.
23.
24. 25.
Saya suka memposting foto/video yang menunjukkan kemarahan dengan menyindir orang lain Saya pernah mengomentari foto/video yang di unggah oleh pengguna lain dengan kata-kata yang penuh emosi atau kata-kata kasar dengan sebagian diberi tanda (*) saya suka mengunggah foto/video yang menunjukkan kesedihan, lelah dan kecewa Saya suka mengunggah foto/video yang menunjukkan keadaan yang tidak berdaya untuk mendapatkan simpati dari pengguna Instagram lain
Terimakasih atas kesediaan anda dalam mengisi kuesioner ini .
131
LAMPIRAN 2 DAFTAR NAMA AKUN INSTAGRAM RESPONDEN ANGKATAN 2013 1. Faisal ramadhan. Id.
14. Ariesta dwi hartanti
Ramadhansidi
@ariesstaadh
2. Mulyanah. Id. irukalb
15. Yola malinda . @yolamalinda
3. Fahri novyandi. Id. Fahrinovian
16. Denisa Anpertala @denisaanpertala
4. Arif hermansyah. Id. ahermansyahh
17. Syifa Khairani@sipasipeng
5. Nila Nurmala dewi . Id
18. Dinda Desvita @dindathink
Nilanurmala26
19.Robiyani yulia utami
6. Bayu Triaji Yulianto. Id
@robiyaniyuliautami
triajibayu
20. Richa Rahayu Mtd id @richa.
7. Nandar meylana burhan. Id
mtd
nandrameylana
21. Anggoro.adi (adi anggoro)
8. Lela nurhalimah @lalebogh
22. Nimas Nurushaumy
9. R Bramantyo Jati K
@nimasshaumy
@bramantyo26
23. Tjitra Putri Koentjoro
10. Aminah yasmin id
@tjitrakoenbu
@yasminbaharmii
24. Ririn @ririnfajrin1
11. Ratih Kurnia Amanda id
25. Lestari @tariigirsang
@ratih1315
26. Fitriani nur m @fitpitong
12. Suheni. Id suheni17
27. Wilda Aulia Anzani @wildaanz
13. Muhammad aliazmi id. Muhammad aliazmi 132
ANGKATAN 2014 1. gabriella_putrii (gabriella putri
11. Rskaaulia (RiskaAulia )
sabrina dewi)
12. Ichhaci (annisa ayu
2. Aisyahanitp (aisyahani tiara
chrisnadilla)
puspita)
13. puputfji (Puput Fujianti)
3. an.yoys (ananda ayu)
13.syifapril (syifa april)
4. Megabaasithp (mega baasith
14.rrikafitri (rikafitriani)
putri)
15. MuhammadFirmansyaah
6. Nilamspurwadi (nilam sari
(muhammad firmansyah)
purwadi)
16. Novitadsa (novita dewi)
7. sucisekars (suci sekar ayuning)
17. Fiedyzx(fiedy nur annisa)
8. Annisapinki (annisa pinki)
18. Vive_962 (putri patria vive)
9. Idahandiani (Ida Handiani)
19. Mufarhaan (muhammad
10. Andaririkanan (dialus andari)
farhan)
ANGKATAN 2015 1. Ega Ernayanti : @ega_eryan
7. Radhita Aulia: @radhita.aulia
2.solihin akbar:@Solihin.akbar
7. Agnes Yusuf: @heysenja
3. Jane Gaos : @janeagaos
8. Nabila maghfira : @nabilamgfr
4.vindi mulia : @vindimulia
9. Raka V. Raspati : @kang_rak
5. Adi Rachmawan:
10. Lilik aditya : lilik_aditya
@adirachmawan
11. Mita Nurbaiti: @mittanurbaiti
6. Diana Larisma : @dianalarisma
12. Ana yuliana: @anayuliana24
133
13. Meydiana Rosha
23. TommyMayarPrandana :
Riszkya@meydianaroshaa
@tommymayar_06
14. Ccun doang : @cunmeii
24. Muhammad Hafidz M : @hafidzmlnaa
15. Nanda rifqi @nandarifqii
25. Zuwita agustina :
16. Bambang Gunawan
@zuwitagustina
@bgunawan.xx
26. Muflikhah : @Muflikhah0910
17. Ririn Kurniati @ririnkrniati
27. M.N Fikri naufal :
18. Mariz mario @marizmarioo
@fikrinaufall
19. Sazqia Nur'aini J : @sazqiyay
28. Hairun Nisa :
20. Puspita S @pupuspitasari
@hairunnisaaa_14
21. Jasmine P Larasati :
29. Syarifah Nurbay :
@jaasminepl
@syarifahnurbay
22. Fajar firmansyah: @fajarfrmansyh
134
DATA JAWABAN RESPONDEN PADA VARIABEL X NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
Q1
Q2 4 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3
Q3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3
Q4 4 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 2 3 2 2 2 2 2 2 3 4 3 3 3 2 2 4 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4
Q5 4 3 2 4 3 3 2 4 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3
Q6 4 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 4 2 2 3 3 2 2 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 2 2 4 2 1 2 3 1 3 2 3 3 2 4 1 4 2 3 3 2 1 2 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3
Q7
Q8
4 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 1 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3
4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 TOTAL
135
Q9 4 3 2 2 1 3 2 3 2 4 1 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 1 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 4
Q10 4 4 2 4 2 4 3 3 3 1 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4
Q11 4 2 2 3 2 4 3 3 2 2 2 4 2 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 4 2 3 4 2 2 3 2 4 3 3 4 4 4 4 3 4
Q12 4 2 2 3 3 4 3 2 2 3 3 4 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4
Q13 3 4 3 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4
Q14 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4
3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 4 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3
Jumlah 53 40 34 44 33 45 37 39 38 41 40 48 43 47 44 42 37 42 44 31 39 40 42 50 49 51 45 48 53 56 51 42 49 55 53 51 42 36 42 41 41 43 49 33 35 42 35 33 37 40 40 38 42 42 41 41 38 36 48 40 47 43 36 33 45 32 45 42 43 48 46 52 51 44 49 3207
DATA JAWABAN RESPONDEN PADA VARIABEL Y No
Q15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
Q16 4 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 4 3 3 2 4 4 3 4 3
Q17 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 4 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3
Q18 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3
Q19 3 3 2 2 3 3 2 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 1 2 2 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 1 2 3 1 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2
Q20 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 3 3 4 4 4 1 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 4
Q21 4 3 2 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4
TOTAL
136
Q22 4 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 2 3 2 2 2 2 2 2 3 4 3 3 3 2 2 4 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4
Q23 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 1 2 3 3 3 2 2 3 4 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 1 3 4 1 4 2 1 1 1 2 2 1 1 3 3 2 1 1 2 3 1 1 1 2 2 1 3 1 3 2 2 2 3 3 3 2
Q24 4 3 2 2 1 3 2 3 2 4 1 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 1 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 4
Q25 4 4 3 3 1 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 1 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4
3 3 3 2 2 3 2 3 1 3 3 2 3 3 4 4 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 1 1 2 1 3 3 2 2 2 3 2 1 2 3 4 1 1 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2
Jumlah 38 31 27 28 25 33 28 32 25 34 28 32 33 32 39 34 31 33 36 27 27 28 27 35 32 36 41 32 41 41 38 31 36 39 33 37 39 25 29 31 33 37 33 27 29 25 30 29 30 28 28 27 36 33 27 26 23 30 36 28 30 25 30 28 31 27 34 33 31 30 32 42 38 35 35 2380
LAMPIRAN 3 DOKUMENTASI
Selasa,
20
september
2016.
Beberapa
mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta atau Responden sedang mengisi kuisioner di gedung D Lantai 3.
137
LAMPIRAN 4 KARTU BIMBINGAN
138
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Diri Nama
: Eri Husna Permata
Alamat
: Des. Cijakan Kp. Cinangis Rt/07-Rw/05 Kec. Bojong Kab. Pandeglang, Banten – 42274
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Juli 1994 Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Nomor Handphone
: 083813623795
E – mail
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan 2012 – 2016
S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2009 – 2012
SMK Negri 4 Pandeglang
2006 – 2009
MTS PON-PES Al-amanah Al-gontory
2000 – 2006
SDN Jombang 1 Ciputat
1999 – 2000
TK Tunas Mutiara
Pengalaman Organisasi 1. Anggota Keputrian SMKN 4 Pandeglang 2. Anggota English Club SMKN 4 Pandeglang 3. Anggota Pramuka SMKN 4 Pandeglang 4. LDK BAABUSSALAM UNTIRTA
139