FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT PERSALINAN PASIEN POLIKLINIK KANDUNGAN DAN KEBIDANAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KEMANG MEDICAL CARE TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Masyarakat
OLEH :
RAHMANIA FAUZIA NIM : 1110101000065
PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H 2014 M
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN Skripsi, November 2014
Rahmania Fauzia, NIM : 1110101000065 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keputusan Pemilihan Tempat Persalinan Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang Medical Care Tahun 2014 xiv + 119 halaman, 18 tabel, 11 gambar, 3 lampiran. Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kemang Medical Care (KMC) sebagai salah satu rumah sakit swasta yang sedang mengalami persaingan ketat, memiliki pelayanan poliklinik kandungan dan kebidanan yang sangat ramai dikunjungi. Namun, besarnya jumlah kunjungan di poliklinik, tidak diikuti dengan jumlah rawat inap kebidanan, sehingga ditemukan BOR RSIA KMC rendah. Hal ini berkaitan dengan keputusan pasien dalam memilih tempat persalinan. Rumah sakit perlu mengetahui perilaku konsumennya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keputusan memilih tempat persalinan pasien poliklinik kandungan dan kebidanan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan 106 responden. Kuesioner yang dipakai untuk mengukur telah melalui uji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian ini diketahui bahwa karakteristik pasien mayoritas berusia normal (20-35 tahun), bekerja sebagai karyawan dengan pendidikan setara akademi/sarjana dan gaji diatas UMR DKI Jakarta. Sebanyak 37 responden (35%) yang menyatakan tidak memilih untuk bersalin di RSIA KMC. Variabel peran keluarga, penghasilan, harga, tempat dan promosi memiliki hubungan dengan keputusan memilih tempat persalinan di RSIA KMC. Sedangkan variabel usia, pekerjaan, pelayanan dokter, pelayanan perawat tidak ada hubungan dengan keputusan memilih tempat persalinan di RSIA KMC. Saran untuk RSIA KMC adalah menambahkan jumlah perawat di poliklinik kandungan dan kebidanan untuk hari libur dan weekend, melakukan tiga tahapan dalam penetapan berubah atau tidaknya harga, survey konsumen lebih mendalam dan spesifik agar dapat membantu menemukan media promosi yang tepat serta melakukan evaluasi terhadap bahan promosi, media promosi, dan tingkat pengeluaran biaya promosi. Kata kunci: perilaku konsumen, keputusan pemilihan, poliklinik kandungan Daftar bacaan: 38 (2000-2012)
i
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM HEALTH CARE MANAGEMENT Thesis, November 2014
Rahmania Fauzia, NIM : 1110101000065 Factors Associated with The Decision of Birth Place Selection by Obstetrics and Gynecology Clinic Patients at Mother and Children Hospital Kemang Medical Care 2014 xiv + 119 pages, 18 tables, 11 pictures, 3 appendix Mother and Child Hospital (RSIA) Kemang Medical Care (KMC) as one of the private hospitals has been experiencing tough competition, have the gynecological and obstetrics clinic services which is very crowded. However, the large number of visits in the clinic, was not followed by the number of inpatient obstetrics, so it found the number of BOR RSIA KMC is low. This is related to the patient's decision in choosing the place of birth. Hospital must know about their consumer behavior. This research aims to determine the factors that influence the decision to choose a place of birth for obstetrics clinic patients. This research is quantitative research with cross sectional approach with 106 respondents. Questionnaires were used to measure through validity and reliability. The results of this research is the majority of patients characteristics are normal aged (20-35 years), working as an employee with college / bachelor education and the salary is above the minimum wage of Jakarta. A total of 37 respondents (35%) states to not choose to give birth at RSIA KMC. Variable role of family, income, price, place and promotion are related with the decision of choosing the place of giving birth in RSIA KMC. While the variables age, occupation, physician services, nursing services are unrelated with the decision of choosing the place of giving birth in RSIA KMC. Suggestions for RSIA KMC is added the number of nurses in obstetrics clinic for holidays and weekends, do the three stages in the determination of whether or not to change the price, more in-depth survey and specific for consumers, in order to find the right media campaign as well as an evaluation of promotional material, media campaign, and the level of expenditure promotions Keywords: consumer behavior, The reading list: 38 (2000-2012)
selection
ii
decisions,
obstetric
clinic
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, November 2014
Rahmania Fauzia
iii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam tidak lupa penulis sampaikan pada baginda Rasulullah Muhammad SAW yang membawa umatnya ke jalan yang diridhoi oleh Allah SWT. Skripsi ini merupakan syarat kelulusan sebagai hasil studi selama empat tahun. Dengan pengetahuan, pengarahan dan bimbingan yang diperoleh selama perkuliahan, penulis
mencoba
menyusun
skripsi
yang
berjudul
“Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Keputusan Pemilihan Tempat Persalinan Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang Medical Care Tahun 2014” Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, petunjuk, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kedua orang tua tercinta, Ayah Rohmain dan Ibunda Tarwiyah yang telah memberi semangat, memotivasi serta doa. 2. Prof.Dr (hc). dr. M. K. Tajudin, Sp.And sebagai Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatukkah Jakarta. 3. Ibu Fajar Ariyanti, Ph.D sebagai Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat. 4. Ibu Riastuti Kusuma Wardani, MKM selaku penanggung jawab Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan. 5. Ibu Febrianti, SP, M.Si selaku Pembimbing I yang selalu memberikan arahan dan bimbingannya yang sangat berharga dan bermanfaat untuk penyelesaian skripsi ini. 6. dr. Yuli Praranca Satar, MARS selaku Pembimbing II atas bimbingan serta arahannya bagi penulis. vi
7. Segenap bapak / ibu dosen Jurusan Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis dan mahasiswa pada umumnya. 8. Bapak Heri Iswanto MARS, selaku Direktur Umum Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang Medical Care yang telah memberi arahan, bimbingan dan mengizinkan penulis untuk dapat meneliti di rumah sakit. 9. Bapak Kristian, Ibu Nini dari unit SDM & ADM di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang Medical Care
yang membantu perizinan dan administrasi
sehingga penulis dapat melaksanakan kegiatan pengambilan data untuk skripsi ini dengan lancar. 10. Perawat dan asssiten perawat di poliklinik kandungan dan kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang Medical Care yang telah membantu dalam kegiatan pengambilan data di rumah sakit. 11. Adik-adik (Alviani Fauriza dan M. Luthfi Alfarizi) yang sudah membantu dalam doa dan menjadi penghibur dikala susah. 12. Bing Rais yang selalu mendengarkan keluh kesah, memberi semangat dan masukan, serta mendoakan, terima kasih. 13. Sahabat terbaik Supri, Angga, Sebay, Elija, Nina, Bayti, Iqbal, Anis, Prima, Alul, Icha, Enno serta teman-teman yang Manajemen Pelayanan Kesehatan (MPK) 2010 yang saya sayangi dan seluruh teman-teman Kesmas angkatan 2010 untuk semangat yang diberikan. 14. Segenap pihak yang belum disebutkan satu persatu atas bantuan, semangat dan doanya untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi. Terakhir, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Jakarta, November 2014 Penulis
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………
ii
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………
v
KATA PENGANTAR..........................................................................................
vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................
xii
DAFTAR TABEL...............................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.......................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................
7
1.3 Pertanyaan Penelitian..............................................................................
8
1.4 Tujuan...................................................................................................
8
1.4.1. Tujuan Umum...............................................................................
8
1.4.2. Tujuan Khusus...............................................................................
9
1.5 Manfaat..................................................................................................
9
1.5.1 Bagi Peneliti ................................................................................
9
1.5.2. Bagi Rumah Sakit……………………………………………..
9
1.5.3. Bagi Institusi Pendidikan ……………………………………..
10
1.6 Ruang Lingkup penelitian ………………………………………….
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran……………………………………………….
11
2.2 Konsep Jasa................................................................................
11
2.2.1 Dimensi Kualitas Jasa................................................................. 2.3 Perilaku Konsumen....................................................................... 2.3.1 Rangsangan Pemasaran.................................................................
viii
11 12 13
2.3.1.1 Produk...............................................................................
14
2.3.1.2 Harga……………………………………………………
15
2.3.1.3 Tempat………………………………………………….
17
2.3.1.4 Promosi…………………………………………………
18
2.3.2 Rangsangan Lain…………………………………………………
19
2.3.3 Karakteristik Pembeli……………………………………………
20
2.3.3.1 Faktor Budaya…………………………………………….
20
2.3.3.2 Faktor Sosial………………………………………………
21
2.3.3.3 Faktor Pribadi……………………………………………
24
2.3.3.4 Faktor Psikologi…………………………………………..
27
2.4 Keputusan Pembelian...................................................................... 2.5 Rumah Sakit.................................................................................
30 32
2.5.1 Pengertian Rumah Sakit………………………………………….
32
2.5.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit .………………………………….
33
2.6 Pelayanan Poliklinik…………………………………………………...
34
2.7 Pemeriksaaan Antenatal Care………………………………………….
34
2.8 Pelayanan Persalinan............................................................................
36
2.9 Pelayanan Rawat Inap..........................................................................
37
2.9.1 Pelayanan Dokter...................................................................
37
2.9.2 Pelayanan Perawat……………………………………………….
39
2.9.3 Pelayanan Makanan/Gizi...............................................................
39
2.9.4 Pelayanan Farmasi/Obat…………………………………………
40
2.9.5 Pelayanan Ruang Perawatan…………………………………......
41
2.9.6 Pelayanan Rohani.........................................................................
41
2.10 Penelitian Terdahulu…………………………………………………
42
2.11 Kerangka Teori………………………………………………………
43
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep................................................................................
ix
45
3.2 Definisi Operasional...........................................................................
49
3.3 Hipotesis...........................................................................................
50
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian..................................................................................
52
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian..............................................................
52
4.3 Populasi dan Sampel..........................................................................
52
4.3.1 Populasi………………………………………………………. ..
52
4.3.2 Sampel………………………………………………………….
53
4.4 Teknik Pengumpulan Data..................................................................
54
4.4.1 Sumber Data…………………………………………………….
54
4.4.2 Instrumen Penelitian…………………………………………….
55
4.5 Uji Validitas dan Realibilitas...............................................................
56
4.6 Pengolahan Data.................................................................................
58
4.7 Analisis Data.........................................................................................
63
4.8 Penyajian Data.................................................................................
65
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Keterbatasan Penelitian………………………………………………..
66
5.2 Gambaran Umum RSIA Kemang Medical Care……………………..
66
5.2.1 Profil Kemang Medical Care……………………………………
66
5.2.2 Visi, Misi, Value RSIA Kemang Medical Care ………………..
67
5.2.3 Fasilitas RSIA Kemang Medical Care …………………………
68
5.3 Hasil Penelitian……………………………………………………….. 5.3.1 Gambaran Karakteristik Pasien Poliklinik kandungan dan kebidanan………………………………………………………… 5.3.2 Gambatan Keputusan Memilih Pasien Terhadap Faktor Perilaku Konsumen………………………………………………………… 5.3.3 Gambaran Variabel Peran Keluarga, Pelayanan Dokter, Pelayanan Perawat, Harga, Tempat dan Promosi Terhadap Keputusan Memilih 5.3.4 Hubungan antara Faktor perilaku Konsumen (Peran Keluarga, Usia, Pekerjaan, Penghasilan, Pelayanan Dokter, Pelayanan
x
70 70 71 72 79
Perawat, Harga, Tempat dan Promosi) dengan Keputusan Memilih BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Gambaran Karakteristik Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan….
88
6.2 Hubungan Peran Keluarga dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan……………………………………………………………….. 6.3 Hubungan Usia dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan……….
91
6.4 Hubungan Pekerjaan dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan…..
97
6.5 Hubungan Penghasilan dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan… 6.6 Hubungan Pelayanan Dokter dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan……………………………………………………… 6.7 Hubungan Pelayanan Perawat dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan……………………………………………………………… 6.8 Hubungan Harga dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan
99
94
102 104 107
6.9 Hubungan Tempat dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan
110
6.10 Hubungan Promosi dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan
112
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan…………………………………………………………………
116
7.2 Saran……………………………………………………………………..
118
7.2.1 Bagi Rumah Sakit………………………………………………..
118
7.2.2 Bagi Peneliti Lain………………………………………………..
119
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler
13
Gambar 2.2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
29
Gambar 2.3
Kerangka Teori Penelitian
44
Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
47
Gambar 5.2
Distribusi Pasien Terhadap Variabel Keputusan Memilih
72
Gambar 5.3
Distribusi Pasien Terhadap Variabel Peran Keluarga Berdasarkan Kategori Distribusi Pasien Terhadap Variabel Pelayanan Dokter Berdasarkan Kategori Distribusi Pasien Terhadap Variabel Pelayanan Perawat Berdasarkan Kategori Distribusi Pasien Terhadap Variabel Harga Berdasarkan Kategori Distribusi Pasien Terhadap Variabel Tempat Berdasarkan Kategori Distribusi Pasien Terhadap Variabel Promosi Berdasarkan Kategori
73
Gambar 5.4 Gambar 5.5 Gambar 5.6 Gambar 5.7 Gambar 5.8
xii
74 75 76 77 78
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian
49
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas
56
Tabel 4.3
Hasil Skor Variabel Peran Keluarga
59
Tabel 4.4
Hasil Skor Variabel Pelayanan Dokter
60
Tabel 4.5
Hasil Skor Variabel Pelayanan Perawat
61
Tabel 4.6
Hasil Skor Variabel Harga
61
Tabel 4.7
Hasil Skor Variabel Tempat
62
Tabel 4.8
Hasil Skor Variabel Promosi
63
Tabel 5.1
Gambaran Karakteristik Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan Analisis Hubungan Peran Keluarga Dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014 Analisis Hubungan Usia Dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014 Analisis Hubungan Pekerjaan Dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014 Analisis Hubungan Penghasilan Dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014 Analisis Hubungan Pelayanan Dokter Dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014 Analisis Hubungan Pelayanan Perawat Dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014 Analisis Hubungan Harga Dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014 Analisis Hubungan Tempat Dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014 Analisis Hubungan Promosi Dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014
70
Tabel 5.2
Tabel 5.3 Tabel 5.4 Tabel 5.5 Tabel 5.6
Tabel 5.7
Tabel 5.8 Tabel 5.9 Tabel 5.10
xiii
79
80 81 82 83
84
85 86 87
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kuisioner
Lampiran 2
Lampiran SPSS
Lampiran 3
Surat Izin Penelitian
xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memunculkan banyak pilihan terhadap barang maupun jasa disegala bidang termasuk kesehatan. Kesehatan merupakan sektor jasa yang memiliki pertumbuhan pesat dalam bisnis. Hal ini didukung oleh meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan medis yang menyebabkan masyarakat menjadi lebih selektif dalam pemilihan jasa fasilitas pelayanan kesehatan. Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang tumbuh pesat dalam bisnis jasa adalah Rumah Sakit. UU RI no. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit di Indonesia kini banyak yang menjadi institusi yang bersifat profit oriented. Hal ini dilihat dengan keluarnya Permenkes No. 80/Menkes/Per/II/90 yang menyatakan bahwa badan hukum termasuk perorangan diperkenankan memiliki dan mengelola Rumah Sakit dengan sifat profit oriented. Semakin menjamurnya rumah sakit dengan berbagai jenis fasilitas pelayanan
1
yang ada pada segmen pasar yang direbutkan relatif sama. Sehingga menimbulkan persaingan antar rumah sakit. Persaingan yang terjadi untuk memperoleh pangsa pasar menyebabkan kegiatan pemasaran jasa pelayanan Rumah Sakit menjadi suatu hal yang lazim (Gani (1994) dalam Margaretha (2003). American Marketing Association oleh Philip Kotler dan Kevin lane keller (2009), menyatakan bahwa pemasaran (marketing management) adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Fungsi pemasaran adalah ujung tombak perusahaan yang menjual produk atau jasa. Fungsi pemasaran diharapkan mampu mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan perusahaan. Fungsi pemasaran tidak hanya sekedar menjual produk tetapi bagaimana pada akhirnya dapat memberikan keuntungan (maksimal) bagi perusahan (Situmorang, 2008). Keuntungan yang didapat rumah sakit tentu berasal dari penjualan jasa pelayanan rumah sakit. Dalam menjual jasa pelayanan, rumah sakit harus mengetahui bagaimana
perilaku
konsumennya
(pasien)
untuk
dapat
memenangkan
persaingan. Suatu perusahaan perlu mengidentifikasi perilaku konsumen dan faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Penelitian atas semua faktor akan memberikan petunjuk bagi pemasar untuk dapat menjangkau konsumen (Kotler, 2009). Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009)
2
mengatakan perilaku konsumen
adalah studi tentang bagaimana individu,
kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Dalam model perilaku konsumen menurut Kotler (2009), rangsangan pemasaran (produk, harga, tempat dan promosi) dan rangsangan lain (ekonomi, teknologi, politik, dan budaya) membentuk kesadaran pembeli. Dimana karakteristik pembeli seperti budaya, sosial, pribadi dan psikologi serta proses pengambilan keputusan lima tahap yang akan menghasilkan keputusan pembelian tertentu. Menurut Kotler (2009), Dalam pemasaran, persepsi itu lebih penting daripada realitas, karena persepsi yang akan mempengaruhi perilaku aktual konsumen. Perilaku aktual konsumen dinilai sebagai keputusan pembelian. Dimana persepsi terhadap masing-masing determinan dari model perilaku pembelian yang akan mempengaruhi keputusan pembelian seseorang. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterprestasi masukan informasi guna menciptakan gambaran yang memiliki arti (Kotler,2009). Salah satu jasa pelayanan yang ditawarkan rumah sakit kepada konsumen (pasien) adalah pelayanan rawat jalan. Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan yang wajib diselenggarakan oleh rumah sakit, seperti yang dituliskan dalam UU No. 40 tahun 2009 tentang rumah sakit. Poliklinik tempat pemeriksaan
3
pasien rawat jalan mempunyai fungsi tempat konsultasi dan pemeriksaan pasien oleh dokter yang ahli di bidang masing-masing untuk penemuan diagnosa dini dan tempat pemeriksaan pertama untuk pengobatan lebih lanjut, yang mempunyai jadwal pelayanan pada pagi sampai dengan siang selebihnya ditangani oleh Instalasi Gawat Darurat (Miller, 1995 dalam Khudori 2012). Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kemang Medical Care adalah salah satu rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan rawat jalan. Rumah sakit yang melayani khusus untuk kesehatan ibu dan anak ini memiliki beberapa poliklinik. Salah satu poliklinik andalan rumah sakit dengan jumlah kunjungan terbesar adalah poliklinik kandungan dan kebidanan. Sebagai rumah sakit yang fokus pada Ibu dan anak, RSIA Kemang Medical Care memiliki pelayanan bersalin dengan fasilitas ruang operasi, ruang bersalin, ICU, NICU, ruang perinatal, ruang bayi sehat dan laboratorium untuk pemeriksaan. Pada Februari 2014, ruang rawat inap kebidanan terdiri dari 13 ruangan dengan 22 tempat tidur yang terdiri atas kelas VVIP, kelas VIP, kelas Utama, kelasa I, kelas II dan kelas III. Penggunaan ruang rawat inap kebidanan di RSIA Kemang Medical Care terbilang rendah, hal ini dapat diketahui dari angka BOR (Bed Occupancy Rate). Untuk rumah sakit khusus, angka BOR RSIA Kemang Medical Care pada tahun 2013 sebesar 28%. Angka BOR ini terlihat masih rendah karena ideal parameter BOR rumah sakit menurut Depkes (2007) adalah 60-85%.
4
Berdasarkan data Poliklinik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care pada bulan Juli 2014, jumlah kunjungan pasien yang melakukan ANC pada poliklinik kandungan dan kebidanan tahun 2013 sebesar 9593 dan
bulan Januari – Juni 2014 sebesar 5239. Jumlah pasien yang
menggunakan persalinan atau pelayanan rawat inap kebidanan dirumah sakit tahun 2013 sebesar 767 dan pada Januari – Juni 2014 sebesar 342. Rata-rata jumlah kunjungan rawat inap kebidanan per bulannya di RSIA Kemang Medical Care hanya sebesar 8,5%. Angka jumlah persalinan tersebut termasuk angka rujukan bidan yang mungkin saja bukan merupakan pasien ANC sehingga pasien baru lebih sedikit daripada yang tercantum. Dari data tersebut terlihat bahwa terdapat masalah utilisasi pelayanan rawat inap yang rendah. Dapat dilihat bahwa banyak pasien ANC pada poliklinik kandungan dan kebidanan RSIA Kemang Medical Care yang memilih untuk tidak menggunakan pelayanan bersalin di RSIA Kemang Medical Care. Pengambilan keputusan merupakan pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada (Terry,2006). Menurut Kotler (2009) proses seseorang mengambil keputusan ada lima tahap. Diantaranya adalah tahap pengenalan masalah, tahap pencarian informasi, tahap evaluasi alternatif, tahap keputusan pembelian dan tahap perilaku pembeli. Pengambilan keputusan menjadi hak penuh pasien ANC untuk menentukan pilihan tempat persalinan rawat inap.
5
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pelangi (2010), bahwa faktor pemilihan tempat bersalin dipengaruhi oleh pelayanan dokter spesialis kebidanan dan lokasi rumah sakit yang dekat tempat tinggal. Lalu hasil penelitian yang dilakukan oleh Khudori (2012) menunjukan bahwa ada hubungan antara pendidikan, penghasilan, penanggung biaya, fasilitas rumah sakit dan pelayanan dokter dengan keputusan pemilihan tempat persalinan di rumah sakit. Masalah ini tentunya berkaitan dengan pemasaran rumah sakit. Rumah Sakit perlu mengetahui faktor- faktor yang memepengaruhi perilaku pasiennya dalam mengambil keputusan. Pemahaman tentang perilaku pasien berguna untuk dapat menjangkau pasien, melayani pasien dengan efektif serta memberikan masukan untuk strategi pemasaran rumah sakit kedepannya. Sehingga jumlah angka pemakaian tempat tidur (BOR) rumah sakit dapat meningkat. Berdasarkan informasi diatas, penulis tertarik untuk melakukan analisis terkait faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan pemilihan tempat persalinan pasien poliklinik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014. Melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan memilih tempat persalinan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014. Dimana hasil penelitian ini nantinya diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pasien dalam utilisasi poliklinik maupun rawat inap kebidanan. Selain untuk meningkatkan BOR rawat inap kebidanan dan menjadi evaluasi dan dasar bagi pihak manajemen RSIA Kemang Medical Care untuk memberikan pelayanan prima kepada pasien. 6
1.2 Rumusan Masalah Angka BOR (Bed Occupancy Rate) RSIA Kemang Medical Care pada tahun 2013 hanya sebesar 28%. Hal ini sangat jauh dari standar yang telah ditentukan Depkes (2007) adalah 60-85%. Lalu rata-rata jumlah kunjungan rawat inap kebidanan per bulannya di RSIA Kemang Medical Care hanya sebesar 8,5%. Angka ini sangat rendah menunjukan bahwa kurang dari 10% jumlah pasien yang melakukan pelayanan ANC di poliklinik kandungan dan kebidanan rumah sakit memilih untuk bersalin di rumah sakit. Hal ini berkaitan dengan keputusan pasien dalam memilih tempat persalinan. Pasien memiliki hak sepenuhnya akan keputusan dalam pemilihan tempat persalinan. Dokter hanya dapat memberi keputusan atau diagnosis atas keadaan pasien. Dari masalah rendahnya angka utilisasi rawat inap ini diketahui bahwa keputusan pasien untuk memilih tempat bersalin dipengaruhi oleh faktorfaktor tertentu. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keputusan Pemilihan Tempat Persalinan Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang Medical Care Tahun 2014.
7
1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, maka pertanyaan penelitian yang muncul adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran karakteristik (usia, domisili, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan,penghasilan dan jumlah kehamilan) pasien poliklinik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014? 2. Bagaimana gambaran peran keluarga, pelayanan dokter, pelayanan perawat, harga, tempat, dan promosi terhadap keputusan pemilihan tempat persalinan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014? 3. Bagaimana hubungan antara usia, pekerjaan, penghasilan, pelayanan dokter, pelayanan perawat, harga, tempat, promosi dan peran keluarga dengan keputusan pemilihan tempat persalinan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan keputusan pemilihan tempat persalinan pasien poliklinik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014.
8
1.4.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya gambaran karakteristik (usia, domisili, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, penghasilan dan jumlah kehamilan) pasien poliklinik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014. 2. Diketahuinya gambaran peran keluarga, pelayanan dokter, pelayanan perawat, harga, tempat, dan promosi terhadap keputusan pemilihan tempat persalinan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014 3. Diketahuinya hubungan antara, peran keluarga, usia, pekerjaan, penghasilan, pelayanan dokter, pelayanan perawat, harga, tempat, dan promosi dengan keputusan pemilihan tempat persalinan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014 1.5. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian khususnya dalam bidang ilmu manajemen pemasaran Rumah Sakit serta faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan. 2. Bagi Rumah Sakit a) Sebagai bahan evaluasi dan dasar bagi pihak manajemen RSIA Kemang Medical care dalam pembuatan kebijakan terkait strategi pemasaran yang tepat. b) Sebagai bahan evaluasi terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh RSIA Kemang Medical Care kepada pasien. 9
3. Bagi Institusi Pendidikan a) Sebagai referensi guna penelitian selanjutnya dalam menentukan faktorfaktor yang berhubungan dengan keputusan pemilihan tempat persalinan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mengenai keputusan pembelian konsumen, dilakukan di RSIA Kemang Medical Care Jakarta Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan keputusan pemilihan tempat persalinan. Rentang penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Oktober 2014. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara kuesioner kepada pasien poliklinik kandungan dan kebidanan yang hamil pada usia trisemester di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Pemasaran American Marketing Association oleh Philip Kotler dan Kevin lane keller (2009), pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain. Thamrin Abdullah (2012), menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah proses perencanaa dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi. 2.2 Konsep Jasa Kotler dan Keller (2009) mengartikan jasa sebagai setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apa pun. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya. 2.2.1 Dimensi Kualitas Jasa Leonard Berry A. Parasuraman dan Valarie Zeithmal, yang dikutip dari Sulastri (2010) telah mengidentifikasikan suatu daftar dimensi-dimensi kualitas jasa, antara lain: 11
a. Berwujud, ini merupakan hal-hal yang dapat dilihat pelanggan saat jasa sedang dikerjakan – fasilitas, pegawai, perlengkapan, dan peralatan b. Kehandalan, yaitu personil jasa harus dapat melakukan pekerjaannya secara konsisten, akurat, dan dapat dihandalkan. c. Responsif, yaitu kemampuan personil untuk tidak membuat pelanggan menunggu lama d. Kepastian, yaitu pelanggan mengharapkan personil jasa sopan dan terpelajar agar menimbulkan kepercayaan dan keyakinan. e. Empati, yaitu personil harus menunjukan perhatian yang tulus pada para pelanggan dan kebutuhan mereka. 2.3 Perilaku Konsumen Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009) mengatakan perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Mempelajari perilaku konsumen, berarti memahami cara individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalm rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka. Perilaku konsumen merupakan hal yang tidak teratur. Akan tetapi, hal tersebut coba disederhanakan dengan pembuatan model-model terkait perilaku
12
konsumen. Berikut ini adalah model perilaku pembeli yang dikemukakan oleh Kotler (2009) Rangsangan Rangsangan
Ciri
Proses keputusan
Lain
pembeli
pembeli
Produk
Ekonomi
Budaya
Pemahaman masalah
Harga
Teknologi
Social
pemasaran
Keputusan pembelian Pemilihan produk Pemilihan merk
Pencarian informasi Saluran pemasaran
Politik
Pribadi
Budaya
Pemilihan psikologi alternative
Pemilihan saluran Penentuan waktu pembelian
Promosi Keputusan pembelian Perilaku pembelian
Jumlah pembelian pasca (sumber:PhilipKotler,2009)
Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler Rangsangan pemasaran dan lingkungan membentuk kesadaran pembeli. Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan akan menentukan keputusan pembelian yang dilakukan. Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, social, pribadi, dan psikologis. 2.3.1 Rangsangan Pemasaran Ada beberapa jenis rangsangan pemasaram atau yang dikenal dengan bauran pemasaran (marketing mix). Kotler dan Armstrong (2008) dalam bukunya Prinsip-prinsip Pemasaran, menjelaskan bahwa bauran
13
pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran. Dari definisi tersebut, elemen – elemen bauran pemasaran tersebut merupakan alat yang dapat di kendalikan oleh perusahaan untuk memenuhi target pasar. Dari bauran pemasaran, persepsi kosumen akan produk yang dikeluarkan oleh perusahaan mempengaruhi keputusan pembelian atas produk tersebut (Kotler,2009). Bauran pemasaran tersebut adalah : 2.3.1.1 Produk Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang bisa ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Dengan kata lain, produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Secara lebih terperinci, konsep produk (product concept) menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan fitur inovatif yang terbaik (Kotler dan Armstrong, 2008) sehingga penilaian terhadap produk dipandang
penting oleh konsumen dan dijadikan dasar
pengambilan keputusan pembelian. Suatu produk dapat dikatakan sukses atau tidak, dapat dilihat dari beberapa hal. Menurut pendapat Kotler dan Keller (2009) yang mengemukakan bahwa suatu produk tidak akan sukses jika tidak didukung oleh harga, distribusi, iklan, dan penjualan yang tepat. Lupiyoadi dan Hamdani (2006) menyatakan bahwa sebuah produk jasa tidak menimbulkan 14
beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen. Produk jasa merupakan sebuah Total Produk. Total Produk terdiri atas :
Produk inti (core product), merupakan fungsi inti dari produk tersebut.
Produk yang diharapkan (expected product)
Produk tambahan (augmented product).
Produk potensial (potential product). Selain core product, unsur lainnya merupakan unsur potensial
untuk dijadikan nilai tambah bagi konsumen sehingga produk berbeda dengan produk lain. (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006). 2.3.1.2 Harga Harga adalah sejumlah uang yang dibebaskan atas suatu produk atau
jasa,
atau
sejumlah
manfaat-manfaat
karena
memiliki
atau
mengggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler dan Amstrong, 2008). Harga dalam persepsi konsumen adalah sesuatu yang diberikan atau dikorbankan untuk memperoleh suatu produk. Chandra (2002) dalam (Tjiptono,2009) mengemukakan bahwa harga merupakan salah satu elemen dari bauran pemasaran yang membutuhkan pertimbangan yang cermat, sehubungan dengan sejumlah dimensi strategik harga berikut ini
15
a. Harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk (a statement of value) b. Harga merupakan aspek yang tampak jelas (visible) bagi pembeli c. Harga adalah determinan utama permintaan d. Harga berkaitan langsung dengan pendapatandan laba. e. Harga bersifat fleksibel, dalam artian dapat disesuaikandengan cepat. f. Harga mempengaruhi citra dan positioning g. Harga meupakan masalah nomer 1 yang dihadapi manajer. Menurut Engel, Blackwell,Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000) bahwa harga produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Harga yang lebih tinggi akan menimbulkan kekhawatiran yang lebih besar mengenai resiko keuangan yang terlibat dalam pembelian, yang pada gilirannya menyebabkan pencarian yang lebih besar terhadap produk lain. Karena menurut Hartono (2010), “harga” bagi konsumen tidak hanya uang, namun pengorbanan lain seperti waktu, tenaga, biaya perjalanan, dan kejemuan dalam menungg pelayanan. Dalam menangani masalah harga, perusahaan atau penyedia jasa dapat melakukan tahapan-tahapan untuk mengetahui apakah tarif atau biaya yang dipasangkan perlu untuk diubah atau tidak. Karena faktor harga dinilai sangat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang. Contoh dari perusahaan ialah rumah sakit, jadi rumah sakitdapat melakukan tiga tahapan seperti yang dikatakan oleh Hartono (2010), yaitu penetapan tujuan, penetapan strategi dan penetapan perlu tidaknya mengubah tarif/harga. 16
Pertama yang dilakukan adalah menetapkan tujuan utama penetapan tarif di rumah sakit. Karena menurut Hartono(2010) ada empat tujuan yang berbeda yaitu maksimalisasi laba, impas biaya, maksimalisasi pemanfaatan, dan disinsentivisasi pasar. Selanjutnya tahapan strategi penetapan harga/tarif dimana ada tiga jenis strategi yaitu berorientasi biaya, berorientasi permintaan dan beroriantasi persainga. Setelah itu, barulah masuk kedalam tahapan dimana rumahsakit mengetahui perlu atau tidaknya mengubah harga atau tarif dari jasa pelayanan yang telah ada. 2.3.1.3 Tempat Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006),tempat dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Meskipun ada banyak jenis saluran distribusi, tetapi jasa tidak dipasarkan melalui saluran distribusi tradisional layaknya barang fisik, yaitu terdiri dari pabrik ke pedagang grosir, kemudian ke pengecer hingga ke tangan konsumen akhir. Seringkali lokasi menjadi faktor yang sangat krusial dalam menentukan kesuksesan suatu penjualan jasa. Menurut Hartono (2010) bahwa lokasi merupakan salah satu pertimbangan konsumen dalam menentukan pilihannya terhadap suatu pelayanan. Menurut Fitzmsimmons & Fitzsimmons (1994) dalam Tjiptono (2009), lokasi berpengaruh terhadp
17
dimensi-dimensi pemasaran strategic, seperti fleksibilitas, competitive positioning, manajemen permintaan dan fokus strategik. Selain lokasi, Engel, Blackwell. Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000) mengatakan bahwa jarak lokasi rumah sakit merupakan determinan keputusan dalam pemilihan tempat penjualan. Jarak lokasi tempat penjualan dengan calon pembeli juga merupakan hal yang diperhatikan oleh pemasar. Selain itu Engel, Blackwell. Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000) mengatakan bahwa tempat dimana orang membeli produk dipengaruhi oleh rincian yang sangat spesifik dari tempat penjualan 2.3.1.4 Promosi Promosi merupakan salah satu bauran pemasaran yang mutlak digunakan dalam usaha perusahaan untuk lebih memperkenalkan suatu produk, menarik minat serta mempengaruhi prilaku konsumen untuk berkonsumsi. Promosi juga dapat merupakan suatu aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Hartono (2010) menjelaskan bahwa pilihan konsumen untuk memilih layanan rumah sakit bergantung pada banyak hal, diantaranya adalah banyaknya informasi yang telah dimilikinya dan kemudahanan atau kemungkinan mendapatkan informasi. Promosi merupakan dasar dalam bauran organisasi yang disajikan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan pasar atas organisasi atau produknya (Kotler,2009). Informasi yang diberikan tentu
18
sudah diasarkan survey atas kebutuhan pelanggan. Menurut Hartono (2010) bahwa rumah sakit atau penyedia jasa seyogianya melakukan survey konsumen untuk meneliti jenis-jenis pemicu yang merangsang minat konsumen terhadap pelayanan. Carvens (1996) dalam Nurhasanah (2001) mengemukakan bahwa kegiatan promosi digunakan untuk membantu produsen berkomunikasi dengan konsumen. Bauran promosi terdiri atas:
Iklan (advertising).
Promosi penjualan (sales promotions).
Penjualan perorangan (personal selling).
Hubungan masyarakat (public relation).
Informasi dari mulut ke mulut (word of mouth).
Surat pemberitahuan langsung (direct mail). Tentu perlu mengadakan evaluasi terhadap promosi yang telah
dilakukan. Menurut Hartono (2010) evaluasi pada promosi ini dapat dilakukan baik sebelum media promosi digunakan maupun setelah media promosi digunakan untuk menilai keefektifan media promosi. 2.3.2 Rangsangan Lain Selain
rangsangan
pemasaran,
kesadaran
pembelian
juga
dipengaruhi oleh adanya rangsangan lain (lingkungan makro). Faktor-faktor
19
yang termasuk dalam lingkungan makro, seperti ekonomi, teknologi, politik dan budaya. Kondisi ekonomi : Pendapatan sekarang, harapan pendapatan dimasa depan, tingkat konsumsi, inflasi. Perkembangan teknologi : Informasi produk baru adanya barang atau kebutuhan subtitusi atau komplementer.Situasi politik
:
Resiko,
fasilitas
kemudahan,
peraturan
pembatasan.
Kodisi budaya : Tradisi, kebutuhan sosial, strata sosial, upacara dan kepercayaan. (Kotler,2009) 2.3.3 Karakteristik Pembeli Karakteristik pembeli dipengaruhi oleh empat faktor penentu, yaitu faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis. 2.3.3.1 Faktor budaya Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Perusahaaan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, sub budaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling besar mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga peting lainnya. Sub budaya mencakup segala cara atau pola pikir, merasakan dan bertindak yang manusia sebagai anggota masyarakat. Perilaku konsumen ditentukan oleh kebudayaan, yang tercermin pada cara hidup, kebiasaan, dan
20
tradisi dalam permintaan akan bermacam - macam barang dan jasa di pasar dimana perusahaan dituntut untuk dapat memenuhinya. Sedangkan kelas sosial menurut Kotler (2009) kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai - nilai, kepentingan atau minat, serta tingkah laku yang sama. 2.3.3.2 Faktor Sosial Thamrin Abdullah dan Francis Tantri (2012) mengemukakan bahwa perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. a. Kelompok Acuan Banyak kelompok memengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok-kelompok yang mempunyai pengaruh langsung terhadap seseorang disebut kelompok keanggotaan (membership groups). Ini merupakan kelompok di mana orang tersebut ikut serta dan berinteraksi. b. Keluarga Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan ia telah menjadi objek-objek penelitian yang
21
luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga orientasi (family of orientation) terdiri dari orang tua seseorang. Dari orang tua, seseorang memperoleh orientasi terhadap agama, politik, dan ekonomi serta pemahaman atas ambisi pribadi, penghargaaan pribadi dan cinta. Bahkan jika pembeli sudah tidak lagi terlalu sering berinteraksi dengan orang tuanya, pengaruh orang tua terhadap perilaku pembeli tersebut bisa saja tetap signifikan. Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah keluarga prokreasi (family of procreation) seseorang, yakni pasangan hidup (suami/istri) dan anak-anaknya. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah diteliti secara ekstensif. Peran dan pengaruh ini akan sangat bervariasi di negara-negara dan kelas-kelas sosial yang berbeda. Terdapat beberapa tipe keluarga menurut Kotler (2009) yaitu autonomic (jumlah keputusan diambil oleh suami istri sama banyaknya), husband domination (sebagian besar diputuskan oleh suami), wife domination (sebagian besar pembelian diputuskan oleh istri), dan syncratic (sebagian besar keputusan dilakukan bersama-sama). Engel, Blackwell, Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000)
mengatakan
bahwa
keputusan pembelian dalam
keluarga
melibatkan setidaknya lima peranan yang dapat didefinisikan. Peranan ini 22
mungkin dipegang oleh suami, istri,anak, atau anggota lain dalam rumah tangga. Pemberi pengaruh (influencer) adalah individu yang opininya dicari sehubungan dengan kriteria yang harus digunakan oleh keluarga dalam pembelian mana yang paling cocok dengan kriterian evaluasi. Selain influencer, keluarga juga memiliki peranan decider. Engel, Blackwell, Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000) mengatakan bahwa peranan keluarga dalam pembelian salah satunya adalah sebagai pengambil keputusan (decider). Pengambil keputusan adalah orang dengan wewenang /kekuasaan keuangan untuk memilih bagaimana uang keluarga akan dibelanjakan dan produk atau merek mana yang akan dipilih. Peran dan pengaruh ini akan sangat bervariasi di negaranegara dan kelas-kelas sosial yang berbeda. Pemasar harus selalu meneliti pola-pola spesifik dalam pasar sasaran tertentu. c. Peran dan Status Seseorang berpartisipasi ke dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya seperti keluarga, klub dan organsisasi. Kedudukan orang di dalam kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan status sosialnya. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang dan setiap peran yang dilakukan tersebut akan menghasilkan status.
23
2.3.3.3 Faktor pribadi Menurut Sumarwan, dkk (2011) keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu usia pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahaapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian tearakhir telah mengidentifikasi tahapantahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. a. Usia dan Tahap Daur Hidup Setiap orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Kebutuhan seseorang terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia. Makan makanan bayi selama tahun-tahun awal hidupnya, banyak ragam makanan selama tahun-tahun pertumbuhan dan kedewasaan. Kebutuhan hidup lainnya juga akan mengalami perubahan sesuai dengan usia atau tahun pertumbuhan dan kedewasaannya. Jadi, pemasar sering memilih kelompok-kelopok berdasarkan siklus hidup sebagai pasar sasarannya. b. Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi Pekerjaan seseorang juga memengaruhi pola konsumsinya. Pekerjaan juga erat kaitannya dengan pendidikan seseorang. Menurut
24
Engel, Blackwell,Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000) mengatakan bahwa pekerjaan adalah indikator terbaik mengenai kelas social
konsumen.
pekerjaan
yang
dilakukan
konsumen
akan
mempengaruhi gaya hidup dan basis penting untuk menyampaikan prestise, kehormatan dan respek. Semakin tinggi pendidikan maka akan memiliki pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikannya. Menurut Depkes RI (2004), tingkat pendidikan khususnya tingkat pendidikan wanita mempunyai pengaruh terhadap derajat kesehatan. Dengan tingginya tingkat pendidikan juga menjadikan pembeli mencari aspek dari produk sebelum keputusan pembelian. Dalam mengumpulkan aspek atau valensi yang disebut sebagai nilai sifat dari lingkungan biologis, aspek informasi dibagi menjadi positif dan negative. Clawson dalam Sawastha dan Hani (2000) menjelaskan bahwa valensi positif berarti sesuatu yang apabila mengurangi tegangan bila pribadi mendapatkan sesuatu itu, hal ini bersifat menarik. Sedangkan valensi negative berarti apabila sesuatu yang meningkatkan tegangan bila pribadi menghampirinya, hal ini bersifat menolak Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok profesi yang memiliki minat diatas rata-rata atas produk dan jasa yang ditawarkan. Karena menurut Engel, Blackwell, Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000) pendidikan merupakan faktor penting yang mempengaruhi pendapatan seseorang yang pada akhirnya mempengaruhi keputusan 25
pembelian. Sehingga faktor pendapatan perlu diperhatikan pemasar. pendapat Engel, Blackwell,Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000) yang mengatakan bahwa mengetahui tingkat pengeluaran umum dan menghubungkannya dengan pendapatan dapat memberikan estimasi mengenai potensi pasar mengenai pembelian produk Kotler dan Keller
(2009) bahwa pilihan produk sangat
dipengaruhi oleh keadaan ekonomi : penghasilan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan aset, utang, kekuatan pinjaman, dan sikap terhadap pengeluaran dan tabungan. Hal ini membuat pemasar juga harus memperhatikan
keadaan
ekonomi
dari
pelanggan
untuk
dapat
mengidentifikasi pasaran produk di kalangan profesi atau pekerjaan pelanggan. Hal yang sama diungkapkan oleh Widhadiningrat dalam Khudori
(2012)
yang menyatakan bahwa faktor ekonomi terutama
pendapatan rumah tangga berperan penting dalam menjamin perempuan khususnya ibu hamil untuk memperoleh kesehatan maternal. Contoh produk dalam hal ini ialah pelayanan kesehatan untuk ibu hamil. c. Gaya Hidup dan Perilaku Orang-orang yang berasal dari sub budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri
26
seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya. (Sumarwan 2011) pada pemasaran, konsep gaya hidup dipakai sebagai cara baru untuk segmentasi pasar. Hal ini dilakukan karena segmentasi pasar berdasarkan pendekatan demografi tidak cukup untuk melakukan segmentasi pasar. Pendekatan demografi hanya mempelajari “siapa mereka” sedangkan gaya hidup akan mempelajari “apa yang ada di kepala mereka”. Oleh karena itu, gaya hidup sering dipakai perusahaan-perusahaan sebagai cara terbaru dalam mendefinisikan pasar atau seleksi terhadap target pasar utama. d. Kepribadian dan Konsep Diri Setiap
orang
memilik
kepribadian
yang
berbeda
yang
memengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain dan menyebabkan tanggapan
yang
relatif
konsisten
serta
bertahan
lama
terhadap
lingkungannya. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri, dan kemampuan beradaptasi. 2.3.3.4 Faktor Psikologi Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama – motivaasi, persepsi, keyakinan dan pendirian serta pembelajaran.
27
a. Motivasi Motif (atau dorongan) adalah kebutuhan yang cukup untuk mendorong seseorang agar bertindak. Suatu kebutuhan yang kuat seperti kebutuhan untuk kesehatan menjadi motif bila telah mencapai tingkat intensitas
yang
memadai
dan
bertindak
untuk
memenuhi
kebutuhannya.(Kotler,2009) b. Persepsi Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterprestasikan masukanmasukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi tidak hanya bergantung pada stimuli fisik, tetapi juga pada stimuli yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan kondisi individu tersebut. Proses penilaian terahdap lingkungan disekitarnya akan dijadikan bahan pertimbangan seseorang untuk memilih. c. Pembelajaran Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara dorongan, rangsangan, petunjuk bertindak, tanggapan, dan penguatan. Dari pembelajaran, seseorang dapat membuat keputusan dalam memilih untuk bertindak.
28
d. Keyakinan dan Sikap Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian memengaruhi perilaku pembelian. Keyakian (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal. Keyakinan mungkin berdasarkan pengetahuan, pendapat, atau kepercayaan (faith). Menurut Sumarwan (2011) sikap mempunyai tiga unsur yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (emosi, perasaan) dan konatif (tindakan). Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosional dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan serta bertahan lama dari seseorang terhadap suatu objek atau gagasan.
Budaya Budaya Sub budaya Kelas sosial
Social Kelompok acuan Keluarga Peran dan status
Gambar 2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Sumber : Kotler (2009)
29
Pribadi Usia dan tahap dalam siklus hidup Pekerjaan Situasi ekonomi Gaya hidup Kepribadian dan konsep diri
Psikologi Motivasi Persepsi Pembelajaran Kepercayaan dan sikap
Keputusan Pembelian
2.4 Keputusan Pembelian Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009). Keputusan pembelian adalah tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Menurut Ristyanti Prasetijo, & John J.O.I Ihalauw, (2005) mendefiniskan keputusan adalah : “Suatu pilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif”. Dalam pembelian produk seharihari, keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil. Menurut Deliyanti Oentoro (2010) penjual perlu menyusun struktur keputusan membeli secara keseluruhan untuk membantu konsumen dalam mengambil keputusan tentang pembeliannya. Setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh. Komponen komponen tersebut adalah 1. Keputusan tentang Jenis Produk Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk. Dalam hal ini perusahaan memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli suatu produk serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan. 2. Keputusan tentang Merek Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek
30
3. Keputusan tentang Penjualnya Konsumen harus mengambil keputusan di mana produk tersebut akan dibeli. Dalam hal ini produsen, pedagang besar dan pengecer baru mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu. 4. Keputusan tentang Waktu Pembelian Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut adanya uang. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. 5. Keputusan tentang Cara Pembayaran Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran
produk
yang
akan
dibeli.
Kepututsan
tersebut
akan
mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keniginan pembeli terhadap cara pembayarannya. Dalam penelitian ini, keputusan pembelian tentang pejualnya yang akan diteliti. Dimana pasien dapat menentukan utuk memilih layanan tempat persalinan di RSIA Kemang Medical Care atau tidak.
31
2.5 Rumah sakit 2.5.1 Pengertian Rumah Sakit Menurut Peraturan Menkes RI Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006, rumah sakit didefinisikan sebagai suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi, diagnostic, terapeutik, dan rehabilitative untuk orang-orang yang menderita sakit, cidera, dan melahirkan. Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Rumah sakit merupakan bagian integral organisasi sosial dan medik, yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekitar beserta lingkungannya. Sebagai Institusi publik rumah sakit memberikan pelayanan yang ekstra efektif dan efisien. Organisasi kesehatan dunia, WHO, menjelaskan mengenai rumah sakit dan peranananya, bahwa rumah sakit merupakan suatu bagian integral dari organsiasi social dan medis yang fungsinya adalah untuk memberikan pelayaanan kesehatan menyeluruh pada masyarakat baik perncegaham maupun penyembuhan dan pelayanan pada pasien yang jauh dari keluarga dan
32
lingkungan tempat tinggalnya., serta sebagai tempat pendidikan bagi tenaga kesehtan dan tempat penelitian biososial (Adisasmito, 2009) Berdasarkan ketiga definisi diatas, dapat disimpulkan bahawa rumah sakit adalah organisasi social dan media yang memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. 2.5.2 Tugas Dan Fungsi Rumah Sakit Berdasarkan
Peraturan
Menkes
RI
Nomor
1045/Menkes/Per/XI/2006, disebutkan bahwa rumah sakit mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kesehatanparipurna, pendidikan, dan pelatihan. Rumah
sakit
juga
dapat
bertugas
untuk
melakasanakan penelitian,
pengembangan, serta penapisan teknologi bidang kesehatan berdasarkan kemampuan pelayanan kesehatan dan kapasitas sumber daya organisai yang dimiliki. Milton Roemer dan Friedman dalam buku Doctors in Hospital (1971) yang dikutip oleh Aditama (2006), menyatakan bahwa rumah sakit setidaknya memiliki lima fungsi : 1. Pelayanan rawat inap dengan fasilitas diagnostic dan terapeutik 2. Pelayanan rawat jalan 3. Pendidikan dan pelatihan 4. Penelitian di bidang kedokteran dan kesehatan karena keberadaan pasien di rumah sakit merupakan modal dasar dalam penelitian ini
33
5. Program pencegahan dan penyuluhan kesehatan bagi populasi di sekitarnya. 2.6 Pelayanan Poliklinik Pelayanan poliklinik merupakan unit rawat jalan (ambulatory care) yang merupakan tempat pemberian pelayanan kepada pasien yang tidak terawat, pada saat ini merupakan bagian yang strategis dari rumah sakit, karena dari bagian tersebut sebagian pasien dirujuk untuk dirawat dan mendapatkan tindak lanjut (follow up) terutama untuk penyakit-penyakit kronis. Selain itu, programprogram kesehatan masyarakat sepeti program pendidikan kesehatan masyarakat, pelayana keluarga berencana dan perawatan kesehatan masyarakat dijalankan . Unit rawat jalan merupakan pintu gerbang rumah sakit yang merupakan cermin dari rumah sakit secara keseluruhan. Kesan pertama dari masyarakat terhadap rumah sakit adalah penampilan dari unit rawat jalan (Taurany dalam Novi, 2001). Pelayanan rawat jalan/poliklinik merupakan pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap. Keuntungannya, pasien tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menginap (opname). 2.7 Pemeriksaan Antenatal Care Pemeriksaaan/ pengawasan antenatal atau disebut juga Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Sarifudin,
34
AB, 2002). Selain pemeriksaan kehamilan yang perlu diperhatikan ibu adalah usia. Dimana usia ibu menjadi faktor resiko bagi keselamatan ibu dan bayi. Usia yang beresiko untuk seorang ibu hamil adalah kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun. Pada umur dibawah 20 tahun, rahim dan panggul sering kali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya, ibu hamil pada usia itu mungkin mengalami persalinan lama / macet atau gangguan lainnya karena ketidaksiapan ibu untuk menerima tugas dan tanggung jawabnya sebagai orang tua. Ibu dianjurkan hamil pada usia antara 20-35 tahun karena ibu lebih siap hamil secara jasmani dan kejiwaan. Pada umur 35 tahun atau lebih, kesehatan ibu sudah menurun, akibatnya ibu hamil pada usia itu mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mempunyai anak cacat, persalinan lama, dan pendarahan (Kemenkes RI, 2011). Tujuan dari Antenatal Care (ANC) : a. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehtan ibu dan tumbuh kembang bayi. b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik
dan mental dan social
ibu. c. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan, komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan. d. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 35
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif. f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal. Sedangkan untuk kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu : - 1 kali pada trimester I (0-14 minggu) - 1 kali pada trimester II (14-28 Minggu) - 2 kali pada trimester III (28-36 minggu) 2.8 Pelayanan Persalinan Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) (JNPK-KR DepKes RI, 2008). Bentuk persalinan menurut Manuaba (2009) adalah:
1. Persalinan spontan. Bila persalinan berlangsung dengan tenaga sendiri. 2. Persalinan buatan/induksi. Bila persalinan dengan rangsangan sehingga terdapat kekuatan untuk persalinan. 3. Persalinan dengan tindakan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam layanan persalinan adalah : a. Tempat persalinan. baik dirumah sendiri, rumah bersalin, puskesmas yang menyediakan ruang persalinan dan ruang rawat inap di rumah sakit
36
b. Penolong persalinan. dapat dilakukan oleh dokter, bidan, pembantu bidan, maupun perawat kesehatan c. Persiapan sarana persalinan. sarana persalinan yang perlu dipersiapkan misalnya partus set atau bidan kit dan meja ginekolog atau tempat tidur. d. Pemeriksaan pasien dan cara menolong persalinan. pemeriksaan pasien antara lain, anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan obstetric, pengamatan denyut nadi, pengamatan tekanan darah dan pernafasan, pengamatan HIS dan denyut jantung janin. 2.9 Pelayanan Rawat Inap Menurut Sk Menkes No. 159 tahun 1998 pelayanan rawat inap adalah pelayanan kesehatan yang diberikan dalam waktu sekurang-kurangnya 24 jam. Rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien rumah sakit yang menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosis, terapi, rehabilitasi medik, dan atau pelayanan medik lainnya. Kegiatan pelayanan rawat inap menurut Pahlevi (2009) terdiri dari: a. Penerimaan pasien (admission) b. Pelayanan medik c. Pelayanan penunjang medic d. Pelayanan perawatan e. Pelayanan obat f. Pelayanan makanan g. Pelayanan administrasi keuangan 37
Sedangkan Safrizal (2005) mengemukakan bahwa apek pelayanan rawat inap yang didapatkan oleh pasien/penanggung jawab pasien, yaitu pelayanan dokter, pelayaan perawat, pelayanan ruang perawatan, pelayanan makanan/menu, pelayanan obat/farmasi, dan pelayanan rohani. 2.9.1 Pelayanan Dokter Bila membutuhkan pelayanan kesehatan di rumah sakit, maka yang terpikir pertama kali adalah dokternya, baru kemudia akan terpikir olehnya mengharapkan perawatan yang lebih baik dari perawat. Dalambuku Pedoman Pelatihan Dokter Keluarga (2000, yang dikutip oleh Safrizal (2005)), dokter setiap orang yang mengabadikan diri dalam bidang profesi dokter dan kesehatan serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan di bidang kedokteran sehingga memiliki wewenang untuk menjalankan praktik dokter. Sedangkan pelayanan dokter adalah pelayanan yang dilakukan oleh dokter yang berwenang sesuai dengan latar belakang pendidikannya dibidang kedokteran, baik dijalankan sendiri ataupun bersama dalam organisasi, dengan cara memelihara, meningkatakan kesehatan, mencegah, memberikan tindakan yang dilaksanakan secara menyeluruh (holistic), paripurna
(comprehensive),
terpadu
(intergrated),
berkesinambugan
(continous), untuk menyembuhkan dan menyelesaikan masalah kesehatan dari pengguna jasa pelayanan baik indovidu, keluarga, kelompok, ataupun komunitas. Pelayanan dokter yang prima tentu menjadi sorotan setiap pasien. 38
Karena menurut Nelson (1990) dalam Khudori (2012) dokter dapat memberikan dampak langsung pada mutu pelayanan dan juga memberikan gengsi pada rumah sakit 2.9.2 Pelayanan Perawat Pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat diwarnai oleh pelayanan perawat, dimana menurut Ilyas (2000), keberadaan perawat di rumah sakit merupakan komunitas terbesar,proporsi tenaga keperawatan pada suatu rumah sakit diperkirakan sekitar 75% adalah perawat. Menurut Nuracmah (2004, yang dikutip oleh Safrizal (2005)), keperawatan merupakan terminology yang tidak dapat dilepaskan dari makna dasarnya, yaitu merawat (nurture). Pelayanan keperawatan adalah bentuk pelayanan fisiologis, psikologis, social spiritual, dan cultural yang diberikan kepada klien karena ketidakmampuan, ketidakmauan, dan ketidaktahuan klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yang sedang terganggu. Menurut Nelson (1990) dalam Khudori (2012) dimana perawat diharapkan merupakan sosok yang ramah dan dapat memahami pasien. 2.9.3 Pelayanan Makanan/Gizi Gizi adalah sesuatu tentang makanan dan hubungannnya dengan kesehatan. pelayanan gizi adalah pelayanan yang membantu masyarakat dalam keadaan sehat atau sakit memilih atau memperoleh makanan yang sesuai guna mencapai syarat gizi yang maksimal. Sedangkan pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang diberikan di rumah sakit bagi penderita yang
39
dirawat dan yang berobat jalan juga bagi karyawan rumah sakit. (Djojodibroto (1997), yang dikutip oleh Safrizal (2005). Selain nilai gizi makanan, penilaian pasien terhadap kuakitas makanan juga dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu aspek internal dan ekstrenal. Faktor internal meliputi suku, pengalaman, umur, dan tingkat ekonomi, sehingga standar kualitas makanan sulit ditetapkan (Mahaffey, 1986). Selain itu, faktor internal berkaitan dengan nafsu makan, kebiasaan makan dan rasa bosan (Prakoso, 1982). Sedangkan faktor ekternal adalah penilaian terhadap makanan itu sendiri, menyangkut cita rasa makanan, cara penyajian dan pelayanan (Mahaffey, 1986), serta pengolahan makanan, yang dikutip oleh Safrizal (2005). 2.9.4 Pelayanan Farmasi/Obat Menurut Djojodibroto (1997) ketersediaan
obat dirumah sakit
merupakan suatu keharusan mutlak. Pasien yang datang ke rumah skait untuk berobat akan mendapat diagnosis dari dokter dan sekaligus mendapat resep untuk mengambil obat. Resep ini juga akan dibawa ke apotik rumah sakit, kemudian apotik akan membuat atau meracik ataupun menyiapkan obat untuk diserahkan kepada pasien. Apotik rumah sakit mengahasilkan kurang lebih 30% dari revenue rumah sakit, oleh karenanya untuk mearik pelanggan makan manajemen rumah sakit harus memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan apotik.
40
Sistem pelayanan kepada pelanggan harus ramah, cepat, tepat, serta dengan penjelasan atau penyuluhan yang jelas. 2.9.5 Pelayanan Ruang Perawatan Tidaklah berlebihan kalau ada administrator rumah sakit yang mengatakan bahwa mengelola rumah sakit yang baik adalah ibarat mengelola sebuah hotel. Diperlukan suasanan atau kondisi yang tenang, nyaman, aman, asri, bersih, dan sehat. Pada ruang perawatan, tentunya satu sama lain berbeda, namun pada prinsipnya keadaan ruang perawatan haruslah memberikan kenyaman bagi pasien. Rumah sakit
mempunyai dasar acuan untuk memberikan
kenyamanan dalam ruang perawatan pasien dalam Permenkes RI No. 986 Tahun 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit pasal 3 (1) yang menyatakan: lingkungan, bangunan, dan fasilitas sanitasi rumah sakit harus memenuhi persyaratan kesehatan. beberapa hal yang mesti di perhatikan adalah ruangan yang harus dalam keadaan bersih dan tersedia tempat sampah sesuai dengan jenis sampahnya serta tersedia fasilitas sanitasi. Lalu kualitas udara ruangan termasuk suhu dan kelembapan, pencahayaan ruangan atau penerangan serta tidak menimbulkan kebisingan agar tidak mengganggu ketenangan pasien selama menjalani perawatan. 2.9.6 Pelayanan Rohani Dalam buku Tuntunan Rohani Bagi Orang Sakit (2000),pelayanan rohani merupakan hal yang penting karena ketenangan batin dalam upaya
41
penyembuhan dan adanya doa mengandung unsur spiritual serta rasa percaya diri pada seseorang yang sedang sakit yang pada nantinya kekebalan tubuh dapat meningkat kembali sehingga mempercepat proses penyembuhan. Sebagai contohnya, pelayanan rohani
dan keluarganya, penyelengaraan
jenazah, klinik keluarga sakinah yang melayani konsultasi problem rumah tangga, warisan, pembinaan kesehatan mental, ketergantungan obat, dan lainlain.
2.10 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No
Peneliti
1
Sofana Pelangi (Tesis)
Judul
Analisis
Faktor-Faktor
Yang Berhubungan
Dengan Keputusan Pasien Poliklinik Kebidanan Dalam Pemilihan Tempat Bersalin Di RS Bahkti Yudha Depok Tahun 2010.
2
Rusnawati (Skripsi)
Faktor-Faktor
Yang
Berhubungan
Dengan
Pemilihan Tempat Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Negara Kec. Daha Utara Kab. Hulu
42
Sungai Selatan Prov. Kalimantan Selatan Tahun 2012 3
Budi Chandrarini (Tesis)
Faktor-faktor
yang
Berhubungan
dengan
keputusan pasien ANC Poliklinik berjenjang RSIA Budi Kemuliaan Untuk Memilih Tempat Bersalin tahun 2009
4
Khudori
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
(tesis)
Keputusan Pemilihan Tempat Persalinan Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidanan RS IMC Bintaro Tahun 2012.
2.11
Kerangka Teori Berdasarkan hasil studi pustaka yang dilakukan, maka peneliti berpedoman pada model perilaku konsumen yang dikemukakan Philip Kotler guna memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan dalam memilih layanan rawat inap di RSIA Kemang Medical care tahun 2014. Philip Kotler dan Lene Keller dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran mengatakan bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh karakteristik pembeli dan stimulus-stimulus berupa bauran pemasaran (produk,harga,tempat, dan promosi) serta stimulus lain yang bersifat lebih besar yaitu lingkungan makro, seperti ekonomi, teknologi, politik, dan budaya. Berikut ini adalah gambaran kerangka teori yang digunakan oleh peneliti
43
Karakteristik Pribadi 1. Budaya a. Budaya b. Subbudaya c. Kelas social 2. Sosial a. Kelompok Acuan b. Keluarga c. Peran dan Status Sosial 3. Pribadi a. Usia b. Tahap daur hidup c. Pekerjaan d. Keadaan ekonomi/penghas ilan e. Gaya hidup f. Konsep diri 4. Psikologis a. Motivasi b. Persepsi c. Kepercayaan d. pembelajaran
Keputusan Pembeli
Stimuli Bauran Pemasaran 1. Produk 2. Harga 1. Tempat 2. Promosi
Stimuli Lingkungan Makro
Gambar 2.3 Kerangka Teori Penelitian (Sumber : Kotler dan Keller 2009)
1. 2. 3. 4.
Ekonomi Teknologi Politik Budaya
3. Tempat
44
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Kotler (2009), bahwa terdapat faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. diantaranya adalah
rangsangan pemasaran (produk,harga,tempat
dan promosi)
dan
rangsangan lain (ekonomi,teknologi,politik, dan budaya) yang akan membentuk kesadaran pembeli. Lalu faktor karakteristik pembeli seperti budaya, sosial, pribadi dan psikologi serta proses pengambilan keputusan lima tahap yang akan menghasilkan keputusan suatu pembelian tertentu. Dalam pembuatan kerangka konsep, peneliti tidak menggunakan seluruh variabel yang terdapat dalam kerangka teori. Untuk karakteristik pembeli, peneliti hanya meneliti usia, pekerjaan dan penghasilan serta peran keluarga terhadap keputusan pemilihan layanan rawat inap di RSIA Kemang Medical Care. Budaya tidak peneliti teliti karena responden merupakan warga negara dan bangsa Indonesia sehingga bersifat homogen. Untuk social, kelompok rujukan dan peran dan status social tidak peneliti teliti karena responden merupakan kalangan menengah ke atas dimana untuk variabel tersebut bersifat homogen. Tahap daur hidup, keadaan ekonomi, gaya hidup serta konsep diri tidak diteliti karena responden merupakan kalangan menengah ke atas dimana 45
gaya hidup dan ekonomi mereka sama sehingga untuk variabel tersebut bersifat homogen. Faktor psikologis seperti motivasi dan kepercayaan tidak peneliti teliti karena motivasi responden dinilai sama untuk kebutuhan kesehatan responden sehingga bersifat homogen. Penelitian ini menggunakan persepsi sebagai bentuk penilaian individu terhadap faktor yang yang mempengaruhi keputusan pelayanan rawat inap di rumah sakit. Sedangkan untuk faktor stimuli bauran pemasaran, peneliti melibatkan ke empat variable yaitu harga, tempat, produk dan promosi. Alasan peneliti mengambil variable harga karena peneliti ingin mengetahui apakah harga pelayanan rawat inap yang dimiliki oleh rumah sakit memiliki pengaruh yang besar dalam memutuskan pemanfaatan layanan tersebut. Terlebih lagi dengan persaingan antara rumah sakit terkait dengan harga. Untuk variabel tempat, peniliti ambil untuk mengetahui seberapa besar pengaruh letak rumah sakit dari lokasi pembeli atau konsumen dalam pemutusan pemanfaatan layanan persalinan atau rawat inap kebidanan tersebut. Variabel promosi peneliti ambil karena RSIA Kemang Medical Care telah melakukan promosi ke luar. Sedangkan variabel produk yang peneliti ambil disini yaitu mengenai kualitas pelayanan. Pengukuran terhadap kualitas layanan berdasarkan penilaiann terdahap segala sesuatu yang mendukung terbentuknya persepsi mengenai kualitas tersebut. Dalam hal ini, peneliti mengacu pada enam pelayanan rawat inap yang dikemukakan oleh Safrizal (2005). Namun, peneliti hanya akan melibatkan dua aspek pelayanan rawat inap, yaitu pelayanan dokter dan pelayanan perawat. 46
Pelayanan rohani tidak dilibatkan dalam penelitian ini dikarenakan RSIA KMC tidak menerapkan aspek tersebut. Pelayanan makanan tidak diteliti karena pelayanan makanan dirumah sakit bersifat sama dalam hal penjadwalan maupun menu yang ditawarkan sehingga bersifat homogen. Sedangkan harga sudah termasuk ke dalam stimuli pemasaran. Faktor lingkungan makro tidak dilibatkan dalam penelitian ini karena lingkungan yang bersifat makro dinilai sama sehingga bersifat homogen. Dengan demikian disusunlah sebuah kerangkan konsep guna mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan keputusan memilih layanan rawat ianp di RSIA KMC tahun 2014. Adapun kerangka konsep yang digunakan peneliti dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Karakteristik Pembeli -
Peran Keluarga Usia Pekerjaan Penghasilan Keputusan Memilih Tempat Persalinan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014
Stimuli Bauran Pemasaran 1. Produk - Pelayanan dokter - Pelayanan perawat 2. Harga 3. Tempat 4. Promosi
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitia
47
Dari gambar diatas, variabel penelitian ini terdiri dari : Variabel terikat (dependent variable) dan variabel tidak terikat (independent variable). Variabel terikat (dependent variable) adalah Keputusan pemilihan tempat persalinan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014. Variabel tidak terikat (independent variable) terdiri usia, pekerjaan, penghasilan, pelayanan dokter, pelayanan perawat,
peran
keluarga,
harga,
48
tempat
dan
promosi.
3.2
Definisi Operasional Dengan kerangka konsep yang ada, penulis pun mendefinisikan variabel-variabel dalam kerangka konsep tersebut. Hal ini sangat penting agar terdapat kesamaan definisi antara variabel yang dimaksud oleh penulis dengan variabel yang dimengerti pembaca. Adapun definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada table dibawah ini, yaitu : Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian
No
Variabel
Pengukuran
Definisi Operasional Cara Ukur
Alat Ukur Variabel Dependen
1
Keputusan memilih
Pemilihan penggunaan pelayanan persalinan RSIA Kemang Medical Care dari beberapa alternatif pilihan lainnya.
Wawancara Kuesioner
Skala Ukur
Hasil Ukur
Ordinal 0 = Tidak memilih 1 = Memilih (Pelangi,2010)
Variabel Independen 1
Peran Keluarga Persepsi pasien tentang besar/kecilnya peranan keluarga (ayah, ibu, saudara kandung,
wawancara
Kuesioner
Ordinal 0 = Kurang berperan 1 = Berperan
49
2
Usia
3
pekerjaan
4
Penghasilan
5
Pelayanan Dokter
6
Pelayanan perawat
pasangan dan anak ) Lama hidup responden wawancara yang dihitung sejak lahir sampai dengan ulang tahun yang terakhir Jenis aktivitas/profesi wawancara responden yang dilakukan sehari-hari
Pendapatan rata-rata wawancara yang diterima dari hasil pekerjaan/ usaha oleh responden dalam satu bulan Persepsi responden Wawancara terhadap pelayanan dokter kebidanan ketika melayani pasien ANC meliputi cepat tanggap, rasa empati, keramah tamahan, dan kerapihan penampilan dokter di RSIA Kemang Medical Care Persepsi Wawancara pasien/responden terhadap pelayana perawat dan bidan yang 50
(Fitrianti,2010)
kuesioner
ordinal
0 = resiko tinggi (<20 dan >35tahun) 1= normal (20s/d 35 tahun) (Pelangi,2010)
kuesioner
nominal
1= ibu rumah tangga 2 = karyawan 3 = wiraswasta (Pelangi,2010)
kuesioner
Ordinal
0 = < 3.000.000 1 = ≥3.000.000 (Fitrianti,2010)
Kuesioner
Ordinal
0 = Kurang baik 1 = Baik (Khudori,2012)
Kuesioner
Ordinal
0 = Kurang baik 1 = Baik (Khudori,2012)
7
Harga
8
Tempat
9
Promosi
melayani pasien ANC meliputi cepat tanggap, rasa empati, keramahtamahan, dan kerapihan penampilan perawat di RSIA Kemang Medical Care Persepsi pasien tentang Wawancara tarif layanan pemeriksaaan dan persalinan di RSIA Kemang Medical Care Persepsi pasien tentang Wawancara letak,aksesibilitas,visibili tas, dan jarak RSIA Kemang Medical Care
Persepsi Wawancara pasien/responden tentang iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat RSIA Kemang Medical Care
51
Kuesioner
Ordinal
0 = Kurang sesuai 1 = Sesuai (Fitrianti,2010)
Kuesioner
Ordinal
0 = Kurang baik 1 = Baik (Fitrianti,2010)
Kuesioner
Ordinal
0 = Kurang baik 1 = Baik (Pelangi,2010)
3.3 Hipotesis Menurut Prasetyo (2010), hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Lalu menurut Sugiyono (2007), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Dari uraian diatas, maka peneliti menarik hipotesis
penelitian ini sebagai berikut : Ha : 1. Ada hubungan antara peran keluarga dengan keputusan pemilihan tempat
persalinan pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014 2. Ada hubungan antara usia dengan keputusan pemilihan tempat persalinan
pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014 3. Ada hubungan antara pekerjaan dengan keputusan pemilihan tempat
persalinan pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014
50
4. Ada hubungan antara penghasilan dengan keputusan pemilihan tempat
persalinan pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014 5. Ada hubungan antara pelayanan dokter dengan keputusan pemilihan tempat persalinan pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014 6. Ada hubungan antara pelayanan perawat dengan keputusan pemilihan tempat persalinan pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014 7. Ada hubungan antara harga dengan keputusan pemilihan tempat persalinan pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014 8. Ada hubungan antara tempat dengan keputusan pemilihan tempat persalinan pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014 9. Ada hubungan antara promosi dengan keputusan pemilihan tempat persalinan pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014
51
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei. Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Dalam hal ini, peneliti berupaya
untuk
memberikan
gambaran
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi keputusan pasien dalam memilih tempat persalinan. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang Medical Care yang terletak di jalan Ampera Raya No.34 Jakarta Selatan. Penelitian dilakukan di unit rawat inap rumah sakit. Waktu peneliltian dilaksanakan mulai bulan Juni – Oktober 2014. 4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Populasi pada penelitian ini adalah pasien (ibu hamil) poliklinik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care yang melakukan pemeriksaan Antenatal Care.
52
4.3.2. Sampel Pada penelitian ini, sampel yang digunakan adalah pasien poliklinik kandungan dan kebidanan RSIA Kemang Medical Care yang melakukan antenatal care dengan usia kehamilan trimester III. Untuk mendapatkan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus Lemeshow dalam Sopiyudin (2010) sebagai berikut : n=Z
2
xPxQ d2
Keterangan: n = Besar sampel Z = deviat baku alfa dengan asumsi tingkat kehandalan 95%, karena menggunakan
= 0,05, sehingga nilai Z = 1,96
P = proporsi sebesar 50% (0,5) Q = 1-p (0,5) d = derajat akurasi presisi 10% (0,1) Sehingga dalam penelitian ini jumlah sampel yang diperoleh adalah: n = 1,962 x 0,5 x 0,5 0,12 n = 96,04
96
53
Berdasarkan rumus di atas, diketahui bahwa nilai n = 96. Penelitian menambahkan 10% (persen kelonggaran ketidaktelitian) sehingga jumlah sample yang dibutuhkan sebesar 106. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik kuota sampling. Teknik ini menentukan sampel yang bersedia sebagai responden dari criteria populasi yang sudah ditentukan sampai jumlah batas minimal yang sudah ditentukan yaitu 106. 4.4 Teknik Pengumpulan Data 4.4.1 Sumber Data 1. Data Primer Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner sebagai alat pengumpul data. Kuesioner yang digunakan bersifat tertutup (close ended questionnaire) 2. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari laporan dan dokumen tertulis RSIA Kemang Medical Care tekait dengan indikator kinerja rumah sakit, jumlah tempat tidur rawat inap kebidanan, jumlah kunjungan poliknik kandungan dan kebidanan serta profil RSIA Kemang Medical Care.
54
4.4.2 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner dengan pertanyaan tertutup yang mewakili setiap variabel dan dibagikan kepada responden. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner diadaptasi dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Fitrianti (2010), Sulaastri (2010), Pelangi (2010) dan (Khudori (2012) yang sudah teruji validitas dan realibilitasnya. Dengan sedikit modifikasi dalam kuesioner ini, maka dilakukan uji validitas dan realibitas terhadap setiap pertanyaan Dalam kuesioner ini peneliti hanya memberikan empat pilihan jawaban untuk masing-masing variabel melalui penyajian skala Likert. Skala Likert tersebut terdiri dari Sangat Tidak Setuju (STS), dengan skor 1, Tidak Setuju (TS) dengan skor 2, Setuju (S) dengan skor 3, dan Sangat Setuju dengan skor 4. Alasan peneliti menggunakan empat pilihan jawaban dalam skala Likert ini adalah untuk mempermudah responden dalam menentukan jawaban dan menghindari terjadinya kecenderungan responden memilih jawaban ditengah-tengah, yaitu pilihan Netral (N) atau Ragu-Ragu (RR)
55
4.5 Uji Validitas dan Realibitas Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden utama, peneliti akan memberikan kuesioner responden pada sasaran yang berbeda namun memiliki kesamaan karakteristik, yaitu ibu hamil usia 7 bulan keatas pada rumah sakit swasta lain. Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang di ukur. Perhitungan dilakukan dengan rumus korelasi Product Moment kemudian membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan r tabel. Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS (Statistical Package for the Social Science) 16.0 for windows. Penyebaran kuisioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang responden pasien rumah sakit diluar dari responden penelitian. Nilai r tabel dengan ketentuan df (jumlah kasus) = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5% angka yang diperoleh adalah 0.361. Berikut merupakan hasil uji validitas pertanyaan kuesioner Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Pertanyaan A1 A2 A3 B1
Corrected Item – Total Corelation .783 .794 .748 .618
56
Keterangan Valid Valid Valid Valid
Pertanyaan B2 B3 B4 C1 C2 C3 C4 D1 D2 D3 D4 E1 E2 E3 E4 F1 F2 F3 G3
Corrected Item – Total Corelation .401 .639 .627 .491 .428 .650 .609 .698 .755 .713 .740 .845 .499 .478 .544 .478 .518 .445 .830
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 16.0
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai hasil uji validitas setiap item pertanyaan memiliki nilai > 0,361 sehingga semua pertanyaan pada kuesioner ini dinyatakan valid. Pada hasil uji reliabilitas, didapat nilai Alpha Cronbach sebesar 0,939 dengan besar N adalah 23.
57
Pada 21 pertanyaan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa koefisien alpha adalah sebesar 0.939. Ini berarti 0.939 > 0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa kuisioner tersebut telah reliable dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrument penelitian. 4.6 Pengolahan Data Data yang didapatkan akan dikelola sesuai jenisnya. Pengelolaan data hasil kuesioner dilakukan dengan 1. Cara penyuntingan data (editing) guna memastikan kelengkapan jawaban pada kuesioner yang telah diisi responden agar data yang akan dimasukkan tersebut valid dan reliable. 2. Scoring yaitu menjumlahkan seluruh skor jawaban responden berdasarkan 7 variabel. Variabel tersebut adalah peran keluarga, pelayanan dokter, pelayanan perawat, harga, tempat, promosi dan
keputusan pemilihan.
Kuesioner pada pertanyaan ini menggunakan skala Likert dengan rentang skor 1-4. Setelah setiap pertanyaan diberi skor sesuai dengan jawaban responden, maka akan dijumlahkan per variabel. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pelangi (2010), Khudori (2012) dan Fitrianti (2010) setiap total skor dari masing-masing variabel dibagi menjadi 2 kategori dengan cut off point standar 70%. Sehingga pada penelitian ini, menggunakan cut off point yang sama dengan
58
penelitian terdahulu yaitu sebesar 70% lalu tiap variabel dibagi menjadi 2 kategori. a) Variabel Keputusan memilih, jumlah pertanyaan untuk variabel ini hanya satu. Dengan minimum skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju dan maksimum skor 4 untuk jawaban sangat setuju. Lalu dibagi menjadi 2 kategori, yaitu “tidak memilih” untuk jawaban dengan skor 1 dan 2. Kategori “memilih” untuk jawaban dengan skor 3 dan 4. b) Variabel peran keluarga, jumlah pertanyan untuk variabel ini adalah tiga buah. Dengan minimum skor 3 dan maksimum skor 12. Skor dari 3 pertanyaan dijumlahkan kemudian dibagi mennjadi 2 kategori dengan cut off point standar 70%. kategori “kurang bereperan” bila skor ≤70% dari maksimum skor. lalu kategori “berperan” bila skor > 70% dari maksimum skor. Nilai cut off point pada variabel ini sebesar 8,4 yaitu 70% dari 12
Tabel 4.3 Hasil Skor Variabel Peran keluarga Kategori
Hasil Skor
Kurang Berperan
3-8
Berperan
9-12
59
c) Variabel pelayanan dokter, jumlah pertanyan untuk variabel ini adalah empat buah. Dengan minimum skor 4 dan maksimum skor 16. Skor dari 4 pertanyaan dijumlahkan kemudian dibagi mennjadi 2 kategori dengan cut off point standar 70%. kategori “kurang baik” bila skor ≤70% dari maksimum skor. lalu kategori “baik” bila skor > 70% dari maksimum skor. Nilai cut off point pada variabel ini sebesar 11,2 yaitu 70% dari 16. Tabel 4.4 Hasil Skor Variabel Pelayanan Dokter Kategori
Hasil Skor
Kurang Baik
4-11
Baik
12-16
d) Variabel pelayanan perawat, , jumlah pertanyan untuk variabel ini adalah empat buah. Dengan minimum skor 4 dan maksimum skor 16. Skor dari 4 pertanyaan dijumlahkan kemudian dibagi mennjadi 2 kategori dengan cut off point standar 70%. Pertama kategori “kurang baik” bila skor ≤70% dari maksimum skor. lalu kategori “baik” bila skor > 70% dari maksimum skor. Nilai cut off point pada variabel ini sebesar 11,2 yaitu 70% dari 16.
60
Tabel 4.5 Hasil Skor Variabel Pelayanan Perawat Kategori
Hasil Skor
Kurang Baik
4-11
Baik
12-16
e) Variabel harga, jumlah pertanyan untuk variabel ini adalah empat buah. Dengan minimum skor 4 dan maksimum skor 16. Skor dari 4 pertanyaan dijumlahkan kemudian dibagi mennjadi 2 kategori dengan cut off point standar 70%. Pertama kategori “kurang sesuai” bila skor ≤70% dari maksimum skor. lalu kategori “sesuai” bila skor > 70% dari maksimum skor. Nilai cut off point pada variabel ini sebesar 11,2 yaitu 70% dari 16. Tabel 4.6 Hasil Skor Variabel Harga Kategori
Hasil Skor
Kurang Sesuai
4-11
Sesuai
12-16
61
f) Variabel Tempat, jumlah pertanyan untuk variabel ini adalah empat buah. Dengan minimum skor 4 dan maksimum skor 16. Skor dari 4 pertanyaan dijumlahkan kemudian dibagi mennjadi 2 kategori dengan cut off point standar 70%. Pertama kategori “kurang baik” bila skor ≤70% dari maksimum skor. lalu kategori “baik” bila skor > 70% dari maksimum skor. Nilai cut off point pada variabel ini sebesar 11,2 yaitu 70% dari 16. Tabel 4.7 Hasil Skor Variabel Tempat Kategori
Hasil Skor
Kurang Baik
4-11
Baik
12-16
g) Variabel Promosi, jumlah pertanyan untuk variabel ini adalah tiga buah. Dengan minimum skor 3 dan maksimum skor 12. Skor dari 4 pertanyaan dijumlahkan kemudian dibagi mennjadi 2 kategori dengan cut off point standar 70%. Pertama kategori “kurang baik” bila skor ≤70% dari maksimum skor. lalu kategori “baik” bila skor > 70% dari maksimum skor. Nilai cut off point pada variabel ini sebesar 8,4 yaitu 70% dari 12.
62
Tabel 4.8 Hasil Skor Variabel Promosi Kategori
Hasil Skor
Kurang Baik
3-8
Baik
9-12
3. Entry data, memasukkan data yang diperoleh dari hasil skoring di- entry ke dalam program komputer guna dianalisis 4. Cleaning data, mengecek kembali data yang sudah di-entry kedalam paket program computer guna menghindari terjadinya kesalahan. Pengolahan data kuesioner tersebut kemudian disajikan data dalam bentuk table ataupun diagram. Setelah itu, dilakukan analisis dengan menggunakan data sekunder lainnya. 4.7 Analisis Data Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Dalam menganalisis data penelitian ini dibantu dengan program komputer. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
63
a. Analisis Univariat Mendeskripsikan hasil distribusi frekuensi dan persentase dari variabel karakteristik responden seperti usia, domisili, pekerjaan, pendidikan terakhir, penghasilan dan jumlah kehamilan. Serta mendeskripsikan hasil distribusi frekuensi variabel indepensent pada penelitian ini yaitu peran keluarga, pelayanan dokter, pelayanan perawat, harga, tempat, dan promosi. b. Analisis Bivariat Analisis bivariat menggunakan uji statistik yakni uji Chi Square. Uji Chi Square dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel dependen dan variabel independen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. rumus untuk uji chi-square (Sugiyono, 2007) : 1. Mencari chi square dengan rumus: X2 =
Keterangan : X2
= nilai chi square
Fo
= frekuensi yang diobservasi
Fe
= frekuensi yang diharapkan
2. Mencari nilai X2tabel dengan rumus : dk = (k-1)(b-1) Keterangan :
64
Berikut
k
= banyaknya kolom
b
= banyaknya baris
dk
= derajat kebebasa
4.8 Penyajian Data Cara penyajian data dalam penelitian dilakukan melalui berbagai bentuk. Pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga, yakni penyajian dalam bentuk teks (textular), penyajian dalam bentuk tabel, dan penyajian dalam bentuk grafik. Hasil dari analisis kuantitatif tersebut akan dibahas dan dianalisis dengan cara berpikir rasional dan analistik dengan mengacu pada kerangka konsep yang telah ditetapkan sebelumnya kemudian dibandingkan dengan teori dalam tinjauan pustaka dan hasil penelitian sebelumnya. Kemudian dibentuklah suatu kesimpulan serta saran yang membangun dan sesuai dengan keadaan di lapangan.
65
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti memiliki beberapa keterbatasan, yaitu kuesioner penelitian yang bersifat tertutup sehingga tidak memungkinkan bagi pasien untuk mengemukakan alasan sehingga informasi dari pasien kurang tergali. Lalu, rancangan penelitian ini adalah cross sectional sehingga hasil yang diperoleh hanya dapat memberi gambaran keadaan pada satu waktu saja. Selanjutnya, Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, sehingga tidak dapat menjelaskan hubungan kausal (sebab-akibat) dari faktor yang diteliti. Serta jumlah pasien yang sedikit jika dibandingkan dengan jumlah pasien keseluruhan juga merupakan keterbatasan dalam penelitian ini, untuk menganulirnya dilakukan teknik systematic random sampling agar menghindari data yang homogen. 5.2 Gambaran Umum RSIA Kemang Medical Care 5.2.1 Profil Kemang Medical Care Nama
: Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang Medical Care
Tipe
: Rumah Sakit Ibu dan Anak
Alamat
: Jalan Ampera Raya No.34
Kelurahan
: Ragunan
66
Kecamatan
: Pasar Minggu
Kotamadya
: Jakarta Selatan
Batas wilayah: -
Sebelah Utara
: Jalan Ampera I
-
Sebelah Timur
: Pemukiman penduduk
-
Sebelah Selatan
: Pemukiman penduduk
-
Sebelah Barat
: Jalan Ampera Raya
Telepon
: 021-27545454, 27545400
Fax
: 021-78843548
Hotline
: 0812-18545454
Website : www.kemangmedicalcare.com
5.2.2 Visi, Misi, Value RSIA Kemang Medical Care Visi RSIA Kemang Medical Care ialah akan menjadi penyedia layanan kesehatan prima bagi wanita dan anak di Indonesia. Sedangkan Misinya adalah Kemang Medical Care akan memberikan layanan kesehatan yang holistik bagi wanita dan anak di Indonesia. Tujuan didirikannya RSIA Kemang Medical Care adalah dalam rangka mewujudkan cita-cita dan harapan dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi penduduk di wilayah Kotamadya Jakarta Selatan khususnya untuk kesehatan ibu dan anak.
67
RSIA Kemang Medical Care juga memiliki value (nilai) yang dianut adalah FRIENDLY yang memiliki makna sebagai berikut : F
= Forthooming, senantiasa memberikan layanan lebih bagi pasien
R
= Respect, menghargai perbedaan dan nilai dari setiap individu
I
= Integrity, Menciptakan lingkungan yang menjunjung tinggi kejujuran, integritas dan kepercayaan
E
=
Excellence,
mendorong
peningkatan
mutu,
kompetensi
dan
keselamatan secara berkelanjutan N
= Nimble, mengedepankan sikap aktif untuk memberikan layanan terbaik bagi pasien
D
= Distinctive, siap melayani kebutuhan setiap pasien
L
= Loyal, dapat diandalkan dan dipercaya dalam merawat pasien
Y
= Youthful, membangun tim yang penuh semangat dan dinamis yang selalu mengikuti kemajuan teknologi.
5.2.3 Fasilitas RSIA Kemang Medical Care Secara umum fasilitas RSIA Kemang Medical Care dalam hal pelayanan adalah rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis lainnya. RSIA Kemang Medical Care memiliki 14 dokter spesialis obgyn dan 38 perawat untuk melayani pasien dalam pelayanan poli klinik kandungan dan kebidanan serta rawat inap kebidanan/ melahirkan. Pelayanan dipoli klinik kandungan
68
dan kebidanan setiap dokter spesialis memiliki jadwal praktek yang bervariasi dari Senin- Sabtu mulai pukul 08.00 pagi sampai pukul 20.00 WIB. Sedangkan fasilitas rawat inap yang diberikan oleh RSIA Kemang Medical Care yaitu terdiri dari: 1. Kamar Perawatan Dewasa (19 kamar) 2. Kamar Perawatan Anak (15 kamar) 3. Kamar Operasi (3 kamar) 4. Kamar Bersalin / Melahirkan (3 kamar) 5. Kamar Perawatan Intensif & Perinatologi Selain itu, terdapat fasilitas lainnya untuk pasien ibu hamil dan ibu yang melahirkan di RSIA Kemang Medical Care yaitu : 1. Akupunktur 2. Fisioterapi 3. Kelas Pendukung ASI kASIh ibu 4. Senam Hamil 5. Bank Darah Tali Pusat – bekerjasama dengan CordLife 6. Ruang Menyusui di poliklinik Rawat Jalan 7. Pembuatan Akte Kelahiran 8. Gift Shop
69
5.3 Hasil Penelitian 5.3.1 Gambaran Karakteristik Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan Tabel 5.1 Tabel Pasien Berdasarkan Karakteristik Ibu yang Melakukan Antenatal Care Di RSIA Kemang Medical Care Tahun 2014 Karakteristik pasien Usia Beresiko (<20 atau >35 tahun) Normal (20-35 tahun) Domisili Banten Bekasi Bintaro Depok Jakarta Pusat Jakarta Selatan Jakarta Timur Tangerang Tangerang Selatan Jenis Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Karyawan Wiraswasta Tingkat Pendidikan SD-SMA Akademi/PT Penghasilan < Rp 3.000.000 ≥ Rp 3.000.000 Jumlah Kehamilan Hamil anak pertama Hamil anak kedua Hamil anak ketiga Hamil anak keempat
70
n= 106
%
12 94
11,3 88,7
1 9 3 17 9 39 14 1 13
0,9 8,5 2,8 16,0 8,5 36,8 13,2 0,9 12,3
29 68 9
27,4 64,1 8,5
8 98
7,5 92,5
29 77
27,4 72,6
54 40 8 4
50,9 37,7 7,5 3,8
Tabel diatas menunjukan tentang karakteristik pasien poliklinik kandungan dan kebidanan yakni ibu yang melakukan Antenatal Care di RSIA Kemang Medical Care. diketahui paling banyak pasien berusia antara 20-35 tahun atau termasuk kategori umur tidak beresiko yaitu sebesar 88,7%. Ibu dengan usia termuda adalah 17 tahun dan umur tertua adalah 40 tahun. Ratarata usia ibu adalah 28,08 tahun. Sedangkan karakteristik ibu yang lainnya adalah domisili atau wilayah tempat tinggal ibu paling banyak adalah di Jakarta Selatan sebesar 36,8 %. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pasien poliklinik kandungan dan kebidanan RSIA Kemang Medical Care mencakup wilayah Jabodetabek. Untuk karakteristik ibu yang lain, yang banyak dijumpai adalah ibu dengan pendidikan akademi/sarjana Perguruan Tinggi sebanyak 92,5%. Ibu yang bekerja sebagai karyawan institusi sebanyak 64,1%. Sedangkan untuk tingkat penghasilan ibu diatas Rp 3.000.000 sebanyak 72,6%. Dan paling banyak jumlah kehamilan ibu yakni hamil anak pertama 50,9%. 5.3.2 Gambaran Keputusan Memilih Pasien Terhadap Faktor Perilaku Konsumen Berdasarkan hasil kuisioner dari 106 pasien didapatkan distribusi jawaban pasien terhadap keputusan memilih. Distribusi jawaban dapat dilihar di gambar 5.2.
71
Tidak Memilih; 37; 35% Memilih; 69; 65%
Memilih Tidak Memilih
Gambar 5.2 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Keputusan Memilih Berdasarkan Kategori Berdasarkan pengkategorian variabel keputusan memilih pada gambar 5.2 dapat diketahui bahwa 37 orang pasien (35%) menyatakan bahwa tidak memilih RSIA Kemang Medical Care sebagai tempat persalinan. Sedangkan 69 orang pasien (71%) menyatakan bahwa memilih RSIA Kemang Medical Care sebagai tempat persalinan. Kebanyakan pasien menyatakan memilih atau memutuskan untuk bersalin di RSIA Kemang Medical Care. 5.3.3 Gambaran Variabel Peran Keluarga, Pelayanan Dokter, Pelayanan Perawat, Harga, Tempat dan Promosi Terhadap Keputusan Memilih Berdasarkan hasil kuisioner dari 106 pasien didapatkan distribusi jawaban pasien terhadap beberapa variabel faktor perilaku konsumen. Diantaranya jawaban dapat dilihat sebagai berikut :
72
Berperan; 35; 33% Berperan
Kurang berperan; 71; 67%
Kurang berperan
Gambar 5.3 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Peran Keluarga Berdasarkan Kategori Berdasarkan pengkategorian variabel peran keluarga pada gambar 5.3 dapat diketahui bahwa 71 orang pasien (67%) menyatakan bahwa keluarga kurang berperan dalam keputusan memilih tempat persalinan di RSIA Kemang Medical Care, sedangkan 35 orang pasien (33%) menyatakan bahwa keluarga berperan. Maka dapat disimpulkan bahwa kebanyakan pasien menyatakan bahwa keluarga kurang berperan.
73
Kurang Baik; 3; 3%
Baik Kurang Baik
Baik; 103; 97%
Gambar 5.4 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Pelayanan Dokter Berdasarkan Kategori Berdasarkan pengkategorian variabel pelayanan dokter pada gambar 5.4 dapat diketahui bahwa 3 orang pasien (3%) menyatakan bahwa pelayanan dokter di RSIA Kemang Medical Care kurang baik, sedangkan 103 orang pasien (97%) menyatakan bahwa pelayanan dokter di RSIA Kemang Medical Care baik. Mayoritas pasien menyatakan bahwa pelayanan dokter baik.
74
Kurang Baik; 10; 9%
Baik Kurang Baik
Baik; 96; 91%
Gambar 5.5 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Pelayanan Perawat Berdasarkan Kategori Berdasarkan pengkategorian variabel pelayanan perawat pada gambar 5.5 dapat diketahui bahwa 10 orang pasien (9%) menyatakan bahwa pelayanan perawat di RSIA Kemang Medical Care kurang baik, sedangkan 96 orang pasien (91%) menyatakan bahwa pelayanan perawat di RSIA Kemang Medical Care baik. Kebanyakan pasien menyatakan bahwa pelayanan perawat baik.
75
Sesuai; 21; 20%
Kurang Sesuai; 85; 80%
Sesuai Kurang Sesuai
Gambar 5.6 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Harga Berdasarkan Kategori Berdasarkan pengkategorian variabel harga pada gambar 5.6 dapat diketahui bahwa 85 orang pasien (80%) menyatakan bahwa harga atau tarif untuk pelayanan di RSIA Kemang Medical Care kurang sesuai antara keterjangkauan pasien,harga dan pelayanan. Sedangkan 21 orang pasien (20%) menyatakan bahwa harga atau tarif untuk pelayanan di RSIA Kemang Medical Care sesuai antara keterjangkauan pasien, harga dan pelayanan. Kebanyakan pasien menyatakan bahwa harga kurang sesuai.
76
Kurang Baik; 48; 45%
Baik; 58; 55%
Baik Kurang Baik
Gambar 5.7 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Tempat Berdasarkan Kategori Berdasarkan pengkategorian variabel tempat pada gambar 5.7 dapat diketahui bahwa 48 orang pasien (45%) menyatakan bahwa tempat kurang baik. Sedangkan 58 orang pasien (55%) menyatakan bahwa tempat baik. Sebagian besar menyatakan posisi atau letak tempat RSIA Kemang Medical care baik.
77
Kurang Baik; 31; 29%
Baik Baik; 75; 71%
Kurang Baik
Gambar 5.8 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Promosi Berdasarkan Kategori Berdasarkan pengkategorian variabel promosi pada gambar 5.8 dapat diketahui bahwa 31 orang pasien (29%) menyatakan bahwa promosi RSIA Kemang Medical Care kurang baik. Sedangkan 75 orang pasien (71%) menyatakan bahwa promosi RSIA Kemang Medical Care baik. Sebagian besar menyatakan promosi RSIA Kemang Medical care baik.
78
5.3.4 Hubungan antara Faktor Perilaku Konsumen (Peran Keluarga, Usia, Pekerjaan, Penghasilan, Pelayanan Dokter, Pelayanan Perawat, Harga, Tempat dan Promosi) dengan Keputusan Memilih Tabel 5.2 Analisis Hubungan Peran Keluarga dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA Kemang Medical Care Tahun 2014 (n = 106) Keputusan Memilih Variabel Peran
Tidak
Total
Memilih
P-Value
memilih
keluarga n
%
n
%
n
%
Kurang Berperan
33
46,5
38
53,5
71
100
Berperan
4
11,4
31
88,6
35
100
Total
37
34,9
69
65,1
106
100
0.001
Berdasarkan tabel 5.2 diatas diketahui pasien yang menyatakan bahwa keluarga kurang berperan dan memilih ada 38 dari 71 orang (53,5%). Sedangkan pasien yang menyatakan bahwa keluarga berperan dan memilih ada 31 dari 35 orang (88,6%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai probabilitas (Pvalue) sebesar 0,001 artinya pada alpha 5% terdapat hubungan yang bermakna antara peran keluarga dengan keputusan memilih.
79
Tabel 5.3 Analisis Hubungan Usia dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA Kemang Medical Care Tahun 2014 (n = 106) Keputusan Memilih Tidak
Variabel Usia
Total
Memilih
P-Value
memilih n
%
n
%
n
%
Beresiko
4
33,3
8
66,7
12
100
Normal
33
11,4
61
88,6
94
100
Total
37
34,9
69
65,1
106
100
1,000
Berdasarkan tabel 5.3 diatas diketahui bahwa pasien dengan usia beresiko dan memilih ada 8 dari 12 orang (66,7%). Sedangkan pasien dengan usia normal dan memilih ada 61 dari 94 orang (88,6%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai probabilitas (Pvalue) sebesar 1,00 artinya pada alpha 5% tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan keputusan memilih.
80
Tabel 5.4 Analisis Hubungan Pekerjaan dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA Kemang Medical Care Tahun 2014 (n = 106) Keputusan Memilih Variabel
Tidak memilih
Total
Memilih
P-Value
Pekerjaan N
%
n
%
n
%
Ibu Rumah Tangga
12
41,4
17
58,6
29
100
Karyawan
20
29,4
48
70,6
68
100
Wiraswasta
5
55,6
4
44,4
9
100
Total
37
34,9
69
65,1
106
100
0,209
Berdasarkan tabel 5.4 diatas diketahui bahwa pasien dengan pekerjaan Ibu rumah tangga dan memilih ada 17 dari 29 orang (58,6%). Sedangkan pasien dengan pekerjaan karyawan dan memilih ada 48 dari 68 orang (70,6%). Pasien dengan pekerjaan wirasawasta dan memilih ada 4 dari 9 orang (44,4%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai probabilitas (Pvalue) sebesar 0,209 artinya pada alpha 5% tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan keputusan memilih.
81
Tabel 5.5 Analisis Hubungan Penghasilan dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA Kemang Medical Care Tahun 2014 (n = 106) Keputusan Memilih Tidak
Variabel Penghasilan
Total
Memilih
P-Value
memilih n
%
n
%
n
%
< Rp. 3.000.000
18
62,1
11
37,9
29
100
>Rp. 3.000.000
19
24,7
58
75,3
77
100
Total
37
34,9
69
65,1
106
100
0,001
Berdasarkan tabel 5.5 diatas diketahui bahwa pasien dengan penghasilan kurang dari Rp.3.000.000 dan memilih ada 11 dari 29 orang (37,9%). Sedangkan pasien dengan penghasilan lebih dari Rp 3.000.000 dan memilih ada 58 dari 77 orang (75,3%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai probabilitas (Pvalue) sebesar 0,001 artinya pada alpha 5% terdapat hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan keputusan memilih.
82
Tabel 5.6 Analisis Hubungan Pelayanan Dokter dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA Kemang Medical Care Tahun 2014 (n = 106) Keputusan Memilih Tidak
Variabel Pelayanan
Total
Memilih
P-Value
memilih
Dokter n
%
n
%
n
%
Kurang Baik
0
0
3
100
3
100
Baik
37
35,9
66
64,1
103
100
Total
37
34,9
69
65,1
106
100
0.550
Berdasarkan tabel 5.6 diatas diketahui pasien yang menyatakan bahwa pelayanan dokter kurang baik dan memilih ada 3 orang (100%). Sedangkan pasien yang menyatakan bahwa pelayanan dokter baik dan memilih ada 66 dari 103 orang (64,1%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai probabilitas (Pvalue) sebesar 0,550 artinya pada alpha 5% terdapat tidak hubungan yang bermakna antara pelayanan dokter dengan keputusan memilih.
83
Tabel 5.7 Analisis Hubungan Pelayanan Perawat dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA Kemang Medical Care Tahun 2014 (n = 106) Keputusan Memilih Tidak
Variabel Pelayanan
Total
Memilih
P-Value
memilih
Perawat n
%
n
%
n
%
Kurang Baik
4
40
6
60
10
100
Baik
33
35,9
63
64,1
96
100
Total
37
34,9
69
65,1
106
100
0.737
Berdasarkan tabel 5.7 diatas diketahui pasien yang menyatakan bahwa pelayanan perawat kurang baik dan memilih ada 6 orang (60%). Sedangkan pasien yang menyatakan bahwa pelayanan perawat baik dan memilih ada 63 dari 96 orang (64,1%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai probabilitas (Pvalue) sebesar 0,737 artinya pada alpha 5% terdapat tidak hubungan yang bermakna antara pelayanan perawat dengan keputusan memilih.
84
Tabel 5.8 Analisis Hubungan Harga dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA Kemang Medical Care Tahun 2014 (n = 106) Keputusan Memilih Tidak Variabel Harga
Total
Memilih
P-Value
memilih n
%
n
%
n
%
Kurang Sesuai
37
43,5
48
56,5
85
100
Sesuai
0
0
21
100
21
100
Total
37
34,9
69
65,1
106
100
0,000
Berdasarkan tabel 5.8 diatas diketahui pasien yang menyatakan bahwa harga yang kurang sesuai dan memilih ada 48 dari 85 orang (56,5%). Sedangkan pasien yang menyatakan bahwa harga sesuai dan memilih ada 21 orang (100%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai probabilitas (Pvalue) sebesar 0,000 artinya pada alpha 5% terdapat hubungan yang bermakna antara harga dengan keputusan memilih.
85
Tabel 5.9 Analisis Hubungan Tempat dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA Kemang Medical Care Tahun 2014 (n = 106) Keputusan Memilih Tidak Variabel Tempat
Kurang Baik
Total
Memilih
P-Value
memilih n
%
n
%
n
%
26
54,2
22
45,8
48
100 0,000
Baik
11
19
47
81
58
100
Total
37
34,9
69
65,1
106
100
Berdasarkan tabel 5.9 diatas diketahui pasien yang menyatakan bahwa tempat kurang baik dan memilih ada 22 dari 48 orang (45,8 %). Sedangkan pasien yang menyatakan bahwa tempat baik dan memilih ada 47 dari 58 orang (81%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai probabilitas (Pvalue) sebesar 0,000 artinya pada alpha 5% terdapat hubungan yang bermakna antara tempat dengan keputusan memilih.
86
Tabel 5.10 Analisis Hubungan Promosi dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA Kemang Medical Care Tahun 2014 (n = 106) Keputusan Memilih Tidak Variabel Promosi
Kurang Baik
Total
Memilih
P-Value
memilih n
%
n
%
n
%
16
51,6
15
48,4
31
100 0,036
Baik
21
28
54
72
75
100
Total
37
34,9
69
65,1
106
100
Berdasarkan tabel 5.10 diatas diketahui pasien yang menyatakan bahwa promosi kurang baik dan memilih ada 15 dari 31 orang (48,4 %). Sedangkan pasien yang menyatakan bahwa promosi baik dan memilih ada 54 dari 75 orang (72%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai probabilitas (Pvalue) sebesar 0,036 artinya pada alpha 5% terdapat hubungan yang bermakna antara promosi dengan keputusan memilih.
87
BAB VI PEMBAHASAN Sebagai rumah sakit ibu dan anak yang pangsa pasar terbesarnya adalah pasien ibu, RSIA Kemang Medical Care perlu mengenal perilaku konsumennya. RSIA Kemang Medical Care tergolong rumah sakit baru dengan usianya yang baru 5 tahun. Untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan pasar, RSIA Kemang Medical Care memerlukan strategi yang tepat. Dari berbagai literature penelitian yang pernah dilakukan dan literatur, disebutkan bahwa pemilihan tempat persalinan oleh ibu hamil dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Pada bab ini, akan dibahas variabel-variabel dalam penelitian yang telah disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan rumah sakit yang menjadi tempat penelitian. Variabel yang diteliti dianalisis dengan metode univariat dan bivariat sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini yaitu melihat gambaran distribusi frekuensi dari variabel dan melihat hubungan antara setiap variabel bebas terhadap variabel terikat. 6.1 Gambaran Karakteristik Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa mayoritas pasien ibu hamil berusia normal (20-35 tahun) sebanyak 88,7%. Ibu dianjurkan hamil pada usia antara 20-35 tahun karena ibu lebih siap hamil secara jasmani dan kejiwaan. Pada umur dibawah 20 tahun, rahim dan panggul sering kali belum tumbuh 88
mencapai ukuran dewasa. Akibatnya, ibu hamil pada usia itu mungkin mengalami persalinan lama / macet atau gangguan lainnya karena ketidaksiapan ibu untuk menerima tugas dan tanggung jawabnya sebagai orang tua. Pada umur 35 tahun atau lebih, kesehatan ibu sudah menurun, akibatnya ibu hamil pada usia itu mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mempunyai anak cacat, persalinan lama, dan pendarahan (Kemenkes RI, 2011). Rumah Sakit yang fokus pada kesehatan ibu dan anak tentu memberikan perhatian lebih terhadap pasien calon ibu untuk lebih merencanakan kehamilannya di usia ideal atau normal. Hal ini dilakukan untuk mencegah angka kematian ibu maupun bayi pada saat kehamilan maupun melahirkan. Karakteristik ibu yang lain adalah domisili atau wilayah tempat tinggal pasien paling banyak adalah di Jakarta Selatan sebesar 36,8 %. Ibu yang berdomisili di Jakarta Selatan tentu memiliki jarak lebih dekat untuk ke RSIA Kemang Medical Care yang beralamatkan di daerah Kemang Jakarta Selatan. Semakin dekatnya jarak anytara tempat tinggal pasien dengan tempat pelayanan kesehatan tentu menjadi salah satu faktor pertimbangan pasien dalam memilih pelayanan. Menurut Caroline dan Claire (1990), faktor jarak merupakan faktor penting dalam pilihan penderita menggunakan sarana pelayanan kesehatan. Mayoritas pasien RSIA Kemang Medical Care berpendidikan setara akademi/sarjana Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 92,5%. Semakin tingginya tingkat pendidikan ibu, maka tingkat kepeduliannya terhadap kesehatan
89
kandungan juga tinggi. Hal ini sesuai dengan penyataan Feldstein (1993) bahwa pendidikan mempengaruhi demand seseorang terhadap pelayanan kesehatan. Dengan pendidikan tinggi pasien memiliki kesadaran terhadap kesehatan ibu dan sang bayi lebih baik dibanding dengan berpendidikan rendah. Dengan pengetahuan yang dimilikinya akan mendorong untuk sadar akan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Sehingga pasien akan mencari lebih banyak informasi mengenai rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan sebagai alternatif pilihan dalam penggunaan pelayanan kesehatan. Mayoritas pasien adalah ibu yang bekerja sebagai karyawan institusi sebanyak 64,1%. Dengan mayoritas tingkat penghasilan ibu diatas Rp 3.000.000 yaitu sebanyak 84,9%. Dapat dilihat bahwa pasien merupakan wanita karir yang bekerja pada satu institusi. Untuk ibu hamil yang bekerja tentu memilih tempat pelayanan antenatal di rumah sakit yang menyediakan pelayanan pada hari weekend atau hari libur. Pekerjaan merupakan faktor tidak langsung yang mempengaruhi pemilihan tempat, dimana pendapatan atau penghasilan pasien yang mayoritas diatas tiga juta rupiah yang bersinggungan langsung dengan biaya yang akan dikeluarkan pasien untuk pelayanan kandungan maupun kebidanan. Karena pendapatan berkaitan dengan kemampuan daya beli seseorang. Hal yang sama diungkapkan oleh Widhadiningrat dalam Khudori (2012) yang menyatakan bahwa faktor ekonomi terutama pendapatan rumah
90
tangga berperan penting dalam menjamin perempuan khususnya ibu hamil untuk memperoleh kesehatan maternal. 6.2 Hubungan Peran Keluarga dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan Dari hasil uji statistic dengan program komputer, diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peran keluarga dengan keputusan memilih tempat persalinan. Adanya hubungan yang signifikan ini menunjukan bahwa keluarga yang dinilai berperan mempunyai peluang yang lebih besar dalam mempengaruhi keputusan memilih tempat persalinan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Khudori (2012) dimana keluarga memilki pengaruh terhadap keputusan memilih tempat persalinan. Kesamaan didapatkan karena karakteristik tempat penelitian yang sama yaitu rumah sakit swasta yang mementingkan pelayanan prima kepada pasien. Peran keluarga yang kurang dapat dilihat dari jawaban pasien yang mayoritas negative (tidak setuju/sangat tidak setuju) seperti tidak mendapatkan informasi mengenai RSIA Kemang Medical Care, tidak mendapatkan rekomendasi untuk menggunakan layanan di RSIA Kemang Medical care dan juga keluarga pasien tidak biasa menggunakan layanan kesehatan/ pelanggan di RSIA Kemang Medical Care. Berdasarkan data distribusi pasien terhadap variabel promosi, diketahui bahwa promosi RSIA Kemang Medical Care
91
dikatakan baik oleh 71% pasien. Media promosi RSIA Kemang Medical Care diantaranya adalah website, brosur, radio. Bisa disimpulkan kalau promosi yang baik telah dilakukan RSIA Kemang Medical Care. Pesan promosi yang mudah dimengerti membuat pasien mendapatkan informasi lebih banyak dari media promosi rumah sakit dibandingkan keluarga pasien. Hartono (2010) menjelaskan bahwa pilihan konsumen untuk memilih layanan rumah sakit bergantung pada banyak hal, diantaranya adalah banyaknya informasi yang telah dimilikinya dan kemudahanan atau kemungkinan mendapatkan informasi. Menurut Kotler dan Keller (2009) yang disebut keluarga ada dua jenis, yaitu keluarga orientasi yang terdiri dari orangtua dan saudara kandung. Dan keluarga prokreasi yaitu pasangan dan anak-anak. Peran keluarga yang dapat terlihat disini adalah banyaknya pasien atau ibu hamil yang menggunakan pelayanan ANC di poliklinik selalu ditemani dengan keluarga mereka. Sebagian besar pasien pergi ke rumah sakit bersama dengan ibu dan suami mereka. Keluarga pasien/pasien tidak hanya sekedar menemani pasien dalam melakukan antenatal care. Namun, peran keluarga terjadi ketika suami/pasangan dan orang tua menjadi influencer yang mempengaruhi keputusan pasien. Swasta dan Hani (2000) mengatakan bahwa keputusan pembelian dalam keluarga melibatkan setidaknya lima peranan yang dapat didefinisikan.
92
Peranan ini mungkin dipegang oleh suami, istri,anak, atau anggota lain dalam rumah tangga. Pemberi pengaruh (influencer) adalah individu yang opininya dicari sehubungan dengan kriteria yang harus digunakan oleh keluarga dalam pembelian mana yang paling cocok dengan kriterian evaluasi. Dalam mengambil keputusan tentu keluarga juga melihat variabel lain seperti harga. Pada data distribusi pasien terhadap variabel harga dimana 80% pasien menyatakan bahwa harga atau tarif untuk pelayanan di RSIA Kemang Medical Care kurang sesuai antara keterjangkauan pasien, harga dan pelayanan. Keluarga tentu memberi pengaruh terhadap pertimbangan harga dalam mengambil keputusan yang tentunya disesuaikan dengan keadaan keluarga pasien. Tidak hanya menjadi influencer, keluarga juga bisa menjadi decider atau pengambil keputusan. Keputusan untuk memilih atau tidak memilih juga bisa dilakukan oleh keluarga. Engel, Blackwell, Miniard (1994) mengatakan bahwa peranan keluarga dalam pembelian salah satunya adalah sebagai pengambil keputusan (decider). Pengambil keputusan adalah orang dengan wewenang /kekuasaan keuangan untuk memilih bagaimana uang keluarga akan dibelanjakan dan produk atau merek mana yang akan dipilih. Dalam memutuskan untuk bersalin di rumah sakit, pasien ibu hamil mungkin tidak menjadi pengambil keputusan langsung. Karena dalam keluarga, ada keputusan yang dibuat bersama, ada yang diputuskan oleh suami, atau
93
mungkin yang dilakukan oleh istri sendiri. Karena wewenang untuk membuat keputusan pembelian tergantung pada tipe keluarga menurut Kotler (2009) yaitu autonomic (jumlah keputusan diambil oleh suami istri sama banyaknya), husband domination (sebagian besar diputuskan oleh suami), wife domination (sebagian besar pembelian diputuskan oleh istri), dan syncratic (sebagian besar keputusan dilakukan bersama-sama). Rumah sakit perlu mengetahui macammacam peranan anggota keluarga pasien yang bertindak sebagai pengambil inisiatif, pemberi pengaruh,pengambilan keputusan, pembeli dan pemakai jasa pelayanan. 6.3 Hubungan Usia dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan Semakin besar angka usia seseorang,
maka semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki. Tingginya pengetahuan dapat dilihat dari tingkat pendidikan ibu. Hal ini terlihat dari karakteristik pasien ibu hamil dengan mayoritas tingkat pendidikan setara akademi/perguruan tinggi sebanyak 98 orang (92,5%). Pengetahuan tentang usia yang beresiko terhadap kehamilan ibu telah dimengerti oleh mayoritas pasien. Dengan tingginya pendidikan pasien juga berpengaruh kepada besarnya tingkat kesadaran akan penggunan pelayanan kesehatan. Pasien ibu hamil di poliklinik kandungan dan kebidanan sadar untuk mengggunakan layanan kesehatan sebagai pemenuhan kebutuhannya di usia kehamilan. Tidak hanya pemenuhan kebutuhan, pemenuhan keinginan dengan selera yang berbeda juga menjadi pengaruh bagi pasien ibu hamil untuk
94
memilih melahirkan di mana. Karena tingginya pendidikan akan memudahkan seseorang menyerap informasi baru dan mencari informasi. Selain itu, pasien dengan jenjang pendidikan tinggi mulai kritis terhadap pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan persalinan, yang pada akhirnya mempengaruhi keputusan mereka terhadap pemilihan tempat bersalin. Menurut Depkes RI (2004), tingkat pendidikan khususnya tingkat pendidikan wanita mempunyai pengaruh terhadap derajat kesehatan. Dengan pendidikan yang tinggi seorang wanita tentu dapat mengaplikasikan perilaku hidup sehat. Tidak hanya aplikasi pada wanita itu sendiri namun kepada keluarga dan lingkungan disekitar sehingga dapat mempengaruhi derajat kesehatan. Pasien ibu hamil di poliklinik RSIA Kemang Medical Care yang berpendidikan tinggi tentu akan mencari informasi atau aspek –aspek pisitf dan negative dari suatu produk sebelum mengambil keputusan. Pasien yang melakukan pelayanan ANC di RSIA Kemang Medical Care, mengumpulkan aspek atau valensi yang sering disebut oleh Clawson dalam Sawastha dan Hani (2000) sebagai nilai sifat dari lingkungan psikologis. Clawson dalam Sawastha dan Hani (2000) menjelaskan bahwa valensi positif berarti sesuatu yang apabila mengurangi tegangan bila pribadi mendapatkan sesuatu itu, hal ini bersifat menarik. Sedangkan valensi negative berarti
apabila
sesuatu
yang
meningkatkan
tegangan
bila
pribadi
menghampirinya, hal ini bersifat menolak. Dari hasil pengumpulan aspek atau
95
valensi negative dan positif dari produk jasa pelayanan kandungan, kebidanan dan bersalin di RSIA Kemang Medical Care yang dilakukan oleh pasien ibu hamil, dapat menggambarkan tingkat keinginan, hasrat dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh konsumen dari suatu pembelian. Hasil uji statistik menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan keputusan pemilihan tempat persalinan di RSIA Kemang Medical Care. Hasil ini sesuai dengan penelitian Syahrial (2001), yang menyatakan bahwa tidak terbukti adanya hubungan usia ibu dengan keputusan pemilihan tempat bersalin di Jakarta. Demikian juga hasil penelitian Pelangi (2010) dimana tidak ada hubungan antara usia dengan keputusan pasien poliklinik kebidanan RS Bahkti Yudha dalam pemilihan tempat bersalin. Hal ini juga sama dengan hasil penelitian Khudori (2012) bahwa variabel usia tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan keputusan pemilihan tempat persalinan di RS IMC. Dari beberapa hasil penelitian diatas, terlihat bahwa keputusan memilih tempat persalinan bagi ibu hamil di RSIA Kemang Medical Care tidak dipengaruhi oleh usia. Dalam memutuskan tempat untuk persalinan tidak tergantung pada usia, namun faktor pendidikan yang mempengaruhi yang mempengaruhi pasien sehingga pasien mencari informasi tentang produk yang akan dibeli dahulu baik aspek positif maupun aspek negatif. Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa pasien yang memutuskan untuk memilih lebih banyak
96
daripada yang tidak memilih RSIA Kemang Medical Care sebagai tempat bersalin. Keputusan pasien untuk memilih bukan dipengaruhi oleh usia melainkan karakteristik pasien lainnya. Sebagai penyedia fasilitas pelayanan kesehatan, RSIA Kemang Medical Care perlu untuk lebih mendengar, dan tangkap terhadap kebutuhan pasien sesuai dengan karakteristik pasien. 6.4 Hubungan Pekerjaan dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan Berdasarkan hasil uji stastistik, diketahui bahwa mayoritas pasien memiliki pekerjaaan sebagai karyawan. Pekerjaan sangat menentukan seseorang untuk berbuat suatu kegiatan bila seorang ibu ikut membantu penghasilan rumah tangga, maka pada saat ibu hamil, mereka akan lebih banayak mengeluarkan tenaga dan pikiran. Maka efeknya sangat berpengaruh terhadp perilaku ibu dalam memeriksakan kehamilannya. Ibu tidak punya waktu untuk merawat kehamilannya. Karena waktu ibu banyak tersita untuk pekerjaannya. Yang membuat ibu kadang-kadang lupa untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin dan teratur. Menurut Engel, Blackwell,Miniard (1994) mengatakan bahwa pekerjaan adalah indikator terbaik mengenai kelas social konsumen. pekerjaan yang dilakukan konsumen akan mempengaruhi gaya hidup dan basis penting untuk menyampaikan prestise, kehormatan dan respek. Seseorang yang memiliki pekerjaan memiliki wawasan yang lebih luas daripada ibu rumah
97
tangga. Karena pergaulan yang lebih luas dimana pertukaran informasi serta interaksi dengan rekan atau teman sering dilakukan. Karateristik pasien ibu hamil dengan domisili yang kebanyakan di Jabodetabek (Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi), dapat dilihat pada tabel 5.2 dimana paling banyak pasien tinggal di daerah Jakarta Selatan yaitu sebanyak 39 orang (36,8%). Masyarakat dengan lingkungan sekitar ibu kota tentu memiliki lingkungan social yang berbeda dengan masyarakat pinggiran kota. Lingkungan sosial pada masyarakat yang tinggal di Jabodetabek tentu lebih banyak menemukan interaksi social mengenai gaya hidup. Pada interaksi tersebut, terdapat pertukaran informasi dimana juga untuk menyampaikan respek, prestise serta impact positif yang didapatkan. Berdasarkan data distribusi promosi, diketahui bahwa promosi RSIA Kemang Medical Care dikatakan baik oleh 71% pasien. Salah satu media promosi tradisional promosi mouth to mouth atau dimana seseorang mengetahui informasi dari mulut atau perkataan orang lain. Bisa disimpulkan bahwa dari lingkungan pekerjaan seseorang, social hidup membuat terjadinya pertukaran informasi termasuk promosi rumah sakit yang membuat pasien mengetahui tentang pelayanan kandungan dan kebidanan RSIA Kemang Medical Care. Hasil uji statistik menunjukan bahwa pekerjaan tidak ada hubungan yang signifikan dengan keputusan memilih tempat persalinan. hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Yuswar (2002) yang dilakukan di Jakarta
98
menyatakan bahwa tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan pemilihan tempat persalinan. Hal ini juga sama dengan hasil penelitian Khudori (2012) bahwa variabel pekerjaan tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan keputusan pemilihan tempat persalinan di RS IMC. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa pekerjaan ibu tidak berpengaruh secara langsung terhadap keputusan memilih tempat persalinan. Oleh karena itu, dalam upaya untuk meningkatkan pemanfaatan bed rawat inap persalinan di rumah sakit faktor pekerjaan bukanlah dasar utama, namun demikian tetap harus diperhatikan karena menyangkut hal lain seperti gaya hidup selain pekerjaan itu sendiri. Dengan menjadi karyawan akan terkait dengan jaminan kesehatan walaupun tidak semua karyawan mendapatkan jaminan kesehatan gratis dari instansinya, hal ini berarti ada kaitan dengan penanggung biaya yang mana penanggung biaya akan menentukan tempat sebagai rujukan dalam pelayanan kesehatan. maka akan mempengaruhi tempat pelayanan kesehatan yang akan dikunjungi karena menyesuaikan dengan rujukan dari penanggung biaya tersebut. 6.5 Hubungan Penghasilan dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan Penghasilan atau pendapatan yang didapat oleh sang pasien ibu hamil tentu berbanding dengan pekerjaan dan tingkat pendidikan sang ibu. Semakin tinggi pendidikan, maka Ibu akan mendapatkan pekerjaan dengan pendapatan
99
yang sesuai dengan tingkat pendidikannya. Hal ini dapat dilihat bahwa pada data 92,5% pasien ibu hamil memiliki pendidikan jenjang akademi atau perguruan tinggi. Menurut Engel, Blackwell, Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000) pendidikan merupakan faktor penting yang mempengaruhi pendapatan seseorang yang pada akhirnya mempengaruhi keputusan pembelian. Namun, pada kenyataannya tidak semua orang dengan jenjang pendidikan tinggi mendapatkan pendapatan yang tinggi juga, hal ini disebabkan apabila seorang ibu memutuskan untuk hanya menjadi ibu rumah tangga bukan menjadi wanita karir. Pendapatan yang dihasilkan oleh Ibu bukanlah pendapatan rumah tangga. Pendapatan rumah tangga adalah gabungan dari pendapatan suami dan istri. Sehingga pasien dapat dikategorikan mampu untuk membiayai persalinan mereka di RSIA Kemang Medical Care. Namun, nyatanya bukan hanya pendapatan yang rumah tangga yang dipertimbangkan dalam memutuskan tempat persalinan. 37 orang yang memutuskan untuk tidak memilih melihat dari variabel yang paling berkaitan dengan penghasilan yaitu harga. Berdasarkan data diketahui bahwa 80% pasien menyatakan bahwa harga atau tarif untuk pelayanan di RSIA Kemang Medical Care kurang sesuai antara keterjangkauan pasien,harga dan pelayanan. Dapat
disimpulkan
bahwa
walaupun
banyak
pasien
dengan
pendapatan lebih dari tiga juta rupiah, tidak semua merasa harga pelayanan di
100
RSIA Kemang Medical Care sesuai dengan keterjangkauan mereka. Harga merupakan faktor yang begitu dilihat atau pertimbangkan karena berhubungan dengan pendapatan yang dihasilkan oleh keluarga. Hal ini sesuai dengan pendapat Widhadiningrat dalam Khudori
(2012) yang menyatakan bahwa
faktor ekonomi terutama pendapatan rumah tangga berperan penting dalam menjamin perempuan khususnya ibu hamil untuk memperoleh kesehatan maternal. Karena istri membutuhkan biaya banyak untuk melahirkan di sarana kesehatan. Dari hasil uji statistik menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel penghasilan dengan keputusan memilih tempat bersalin di RSIA Kemang Medical Care. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Khudori (2012) dimana variabel penghasilan memiliki hubungan yang bermakna dengan keputusan pemilihan tempat persalinan di RS IMC Bintaro. Pendapatan tentu memiliki hubungan bermakna dengan keputusan memilih tempat bersalin. Dari penghasilan yang didapat oleh sang ibu, Ibu dapat menentukan pilihan untuk menggunakan pelayanan mana yang sesuai dengan biaya, selera dan kebutuhan. Karena selain melihat kepada pendapatan, ibu juga memirkan biaya yang bisa dijangkau oleh pendapatannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Engel, Blackwell,Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000) yang mengatakan bahwa mengetahui tingkat pengeluaran umum dan menghubungkannya dengan pendapatan dapat
101
memberikan estimasi mengenai potensi pasar mengenai pembelian produk. Keputusan pembelian sehubungan dengan produk dan merek sangat dipengaruhi oleh jumlah sumber daya ekonomi yang mereka punyai. Hal yang sama dikatakan oleh Kotler dan Keller (2009) bahwa pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi : penghasilan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan aset, utang, kekuatan pinjaman, dan sikap terhadap pengeluaran dan tabungan. 6.6 Hubungan Pelayanan Dokter dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan RSIA Kemang Medical Care memiliki dokter – dokter spesialis yang handal dalam menangani pasien. Standar Pelayanan Minimal menjadi acuan rumah sakit dalam memberikan pelayanan prima kepada pasien. Sebagai rumah sakit swasta dengan pangsa pasar menengah ke atas, rumah sakit tentu akan memberikan pelayanan terbaiknya. Menurut Safrizal (2005) pelayanan dokter merupakan salah satu aspek dari pelayanan rawat inap. Aspek pelayanan rawat inap kebidanan ini termasuk produk penjualan yang ditawarkan rumah sakit kepada pasien. Kepuasan akan pelayanan dokter yang diterima tidak menjadi garansi bahwa pasien ingin melahirkan dengan ditangani oleh dokter yang bersangkutan. Ada hal lain yang turut mempengaruhi keputusan pasien. Dokter
102
dalam pemeriksaan ANC di poliklinik kandungan dan kebidanan dapat memberikan rekomendasi atau masukan kepada pasien atau ibu hamil di trimester III untuk melahirkan di RSIA Kemang Medical Care. Namun, dokter tidak dapat memberikan keputusan kepada pasien. Pasien memiliki hak penuh untuk memilih tempat bersalin. Variabel lain yang dipertimbangkan selain pelayanan dokter yaitu harga. Biaya yang dibebankan kepada pasien atas pelayanan yang didapatkan di RSIA Kemang Medical Care dirasa kurang sesuai dengan keterjangkauan pasien, harga dan pelayanan. Dapat dilihat dari data distribusi frekuensi pasien yang menyatkan bahwa 80% pasien menyatakan bawa harga yang dibebankan kurang sesuai. Mayoritas pasien menjawab tidak setuju untuk pernyataan bahwa tarif pelayanan yang ditetapkan oleh RSIA Kemang Medical Care lebih murah dibandingkan dengan rumah sakit lain. Dapat disimpulkan bahwa harga yang diitetapkan rumah sakit terbilang cukup mahal. Harga yang tinggi menjadi salah satu alasan mengapa pasien tidak memilih. Karena biaya atau harga juga dipengaruhi oleh pendapatan atau penghasilan pasien. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler dan Keller (2009) yang mengemukakan bahwa suatu produk tidak akan sukses jika tidak didukung oleh harga, distribusi, iklan, dan penjualan yang tepat. Maka meskipun produk yang diberikan oleh RSIA Kemang Medical Care sudah diupayakan semaksimal
103
mungkin, tanpa adanya harga, saluran distribusi, dan iklan yang tepat, sedikit kemungkinan produk rumah sakit akan sukses. Berdasarkan uji statistik, diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pelayanan dokter dengan keputusan memilih tempat persalinan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Chandrarini (2010) dimana pelayanan dokter tidak berpengaruh terhadap keputusan memilih. Hal ini menunjukan bahwa dalam memilih tempat persalinan, pasien tidak melihat kepada baik atau kurangnya pelayanan dokter. Kesan keramahan, komunikasi, dan ketrampilan dokter yang baik sudah didapatkan pasien di RSIA Kemang Medical Care. Tingginya persaingan antar rumah sakit swasta menjadikan pelayanan dokter yang baik merupakan sebuah pelayanan utama yang perlu di tingkatkan. Karena menurut Nelson (1990) dalam Khudori (2012) dokter dapat memberikan dampak langsung pada mutu pelayanan dan juga memberikan gengsi pada rumah sakit. 6.7 Hubungan Pelayanan Perawat dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan Berdasarkan uji statistik, diketahui bahwa tidak hubungan yang bermakna antara pelayanan perawat dengan keputusan memilih. Menurut Kotler, produk merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Namun, pada penelitian ini, pelayanan perawat tidak memiliki
104
hubungan yang signifikan terhadap keputusan memilih tempat bersalin. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Pelangi (2010) yakni pelayanan perawat tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap keputusan pemilihan tempat persalinan. hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Khudori (2012) dimana tidak ada pengaruh pelayanan perawat terhadp keputusan melahirkan di RS IMC Pelayanan perawat merupakan subkomponen pelayanan dalam komponen produk menurut Kotler dan Keller (2009). Pelayanan perawat sebagai salah satu aspek rawat inap yang dikemukakan Safrizal (2005) adalah bentuk pelayanan fisiologis, psikologis, social spiritual, dan cultural yang diberikan
kepada
klien
karena
ketidakmampuan,
ketidakmauan,
dan
ketidaktahuan klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yang sedang terganggu. Menurut Ilyas (2000) keberadaan perawat di rumah sakit merupakan komunitas terbesar,proporsi tenaga keperawatan pada suatu rumah sakit diperkirakan sekitar 75% adalah perawat. Dengan proporsi terbesar dirumah sakit, perawat menjadi salah satu yang memberikan dampak langsung kepada mutu pelayanan. Sehingga pelayanan perawat yang baik menjadi keharusan bagi rumah sakit swasta seperti RSIA Kemang Medical Care. Dari data diatas dapat dilihat bahwa mayoritas pasien memiliki persepsi bahwa pelayanan perawat di poliklinik RSIA Kemang Medical Care sudah baik. Pasien merasa perawat begitu ramah, cepat tanggap
105
akan keluhan pasien, berpenampilan rapi, sopan dan memberikan perhatian khusus kepada pasien ibu hamil. Hal ini sesuai dengan pendapat Nelson (1990) dalam Khudori (2012) dimana perawat diharapkan merupakan sosok yang ramah dan dapat memahami pasien.. Pasien ibu hamil di rumah sakit tidak terpengaruh oleh bagusnya produk atau pelayanan yang diberikan rumah sakit. Hal ini seperti yang diungkapkan Kotler dan Keller (2009) bahwa suatu produk tidak akan sukses jika tidak didukung oleh harga, distribusi, iklan, dan penjualan yang tepat. Walaupun promosi yang telah dilakukan RSIA Kemang Medical Care dikatakan baik oleh 71% pasien, namun variabel harga berdasarakan data distribusi disebut kurang sesuai oleh sebanyak 80% pasien. Dapat disimpulkan bahwa produk pelayanan perawat di RSIA Kemang Medical Care dpat dikatakan tidak cukup sukses. Beberapa pasien yang memiliki persepsi bahwa pelayanan perawat kurang baik, terlihat pada jawaban negatif terhadap kinerja perawat bahwa perawat dirasa lambat dalam menanggapi keluhan pasien dan kurang memberi perhatian khusus kepada pasien. Kurangnya pelayanan perawat biasa terjadi pada hari weekend yaitu Jum’at malam dan Sabtu. Jumlah pasien ibu hamil yang datang bisa 3 kali lipat dari hari biasa. Jumlah perawat di Poliklinik kandungan dan kebidanan yang kurang untuk berjaga di nurse station. Sebaiknya RSIA Kemang Medical Care menambahkan jumlah perawat di
106
poliklinik kandungan dan kebidanan untuk hari libur dan weekend. . Penambahan perawat dapat dilakukan dengan memindahkan perawat di unit poliklinik yang sepi kunjungan pasiennya ke unit poliklinik kandungan dan kebidanan. 6.8 Hubungan Harga dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan Berdasarkan uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan antara harga dengan keputusan memilih. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Rusnawati (2012) dimana terdapat hubungan yang bermakna antara biaya dengan tempat pemilihan persalinan. Harga atau tarif pelayanan yang diberlakukan oleh rumah sakit menjadi hal yang sangat berpengaruh dalam keputusan pemilihan pelayanan. Kebanyakan pasien mengatakan bahwa harga atau tarif pelayanan yang telah ditentukan oleh rumah sakit cukup mahal. Dilihat dari mayoritas jawaban pasien yang mengatakan tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa RSIA Kemang Medical Care menetapkan tarif pelayanan yang lebih murah dari rumah sakit lain. Mayoritas jawaban pasien juga menyatakan bahwa harga atau tarif pelayanan RSIA Kemang Medical Care kurang mampu untuk bersaing dengan rumah sakit lain. Harga yang ditetapkan oleh rumah sakit tentu sudah menjadi kebijakan rumah sat sesuai dengan tujuan penetapan tarif tersebut. Menurut Hartono, terdapat empat tujuan penetapan tariff/harga pelayanan rumah sakit
107
yaitu maksimalisasi laba, impas biaya, maksimalisasi pemanfaatan, dan disentivisasi pasar. Kotler dan Amstrong (2008) mengungkapkan bahwa harga adalah sejumlah uang yang dibebaskan atas suatu produk atau jasa, atau sejumlah manfaat-manfaat karena memiliki atau mengggunakan produk atau jasa tersebut. Ketika pasien atau pasien ibu hamil menggunakan pelayanan ANC di poliklinik, tentu pertimbangan untuk tempat bersalin sudah dipikirkan pasien. Sebelum memutuskan untuk memilih, pasien membandingkan antara biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang diterima oleh pasien. Prakiraan biaya melahirkan di RSIA Kemang Medical Care untuk abortus normal, dengan tiga hari rawat paling murah di Kelas 3 pelayanan rawat inap bisa sebesar 13 juta rupiah. Sedangkan prakiraan biaya melahirkan di RSIA Kemang Medical Care untuk abortus caesar,dengan tiga hari rawat paling murah di Kelas 3 pelayanan rawat inap bisa sebesar 28 juta rupiah. Untuk tarif melahirkan di rumah sakit swasta, bisa dibilang cukup mahal bila dibandingkan dengan rumah sakit swasta lainnya di Jakarta. Salah satu perbandingan dengan RSAB Harapan Kita Jakarta Barat. Prakiraan biaya melahirkan normal dengan perawatan kelas 3 sebesar 6,5 juta rupiah. Sedangkan biaya untuk melahirkan Caesar atau dengan tindakan operasi dengan perawatan kelas 3 sebesar 11,5 juta rupiah. Satu lagi perbandingan dengan rumah sakit Bunda Jakarta dibilangan Jakarta Pusat. Biaya melahirkan untuk kelahiran normal dengan perawatan kelas 3 sebesar 11 juta rupiah. 108
Sedangkan biaya untuk melahirkan Caesar atau dengan tindakan operasi dengan perawatan kelas 3 sebesar 22,5 juta rupiah. Dibandingkan dengan dua rumah sakit swasta yang memiliki pangsa pasar sama, RSIA Kemang Medical Care terbilang cukup mahal dengan lokasi di Jakarta Selatan. Besarnya biaya
yang akan dikeluarkan tentu akan menjadi
pertimbangan penting dalam memutuskan untuk memilih tempat persalinan bagi pasien ibu hamil.Menurut Engel, Blackwell,Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000) bahwa harga produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Harga yang lebih tinggi akan menimbulkan kekhawatiran yang lebih besar mengenai resiko keuangan yang terlibat dalam pembelian, yang pada gilirannya menyebabkan pencarian yang lebih besar terhadap produk lain. Dengan mayoritas pasien yang berpendidikan tinggi, tentu pasien akan mencari banyak informasi seputar biaya pembanding dengan rumah sakit lain. RSIA Kemang Medical Care tentu telah menetapkan tarif sesuai dengan riset pasar dan tujuan dari rumah sakit itu sendiri. Sebagai rumah sakit swasta tentu rumah sakit ingin mencari keuntungan atau profit untuk dapat terus bersaing diantara rumah sakit lain dan tidak defisit. Namun, rumah sakit juga perlu meninjau kembali tarif yang telah ditetapkan. Hal yang berkaitan dengan tarif atau harga tentu terbilang cukup rumit, karena tidak semua pasien melihat kedalam tarif itu sendiri, melainkan faktor lain seperti kenyamanan pelayanan, dan kualitas produk yang dianggap lebih penting. Menurut Hartono (2010),
109
“harga” bagi konsumen tidak hanya uang, namun pengorbanan lain seperti waktu, tenaga, biaya perjalanan, dan kejemuan dalam menungg pelayanan. Sehingga, untuk menangani masalah harga ini, rumah sakit dapat melakukan tiga tahapan seperti yang dikatakan oleh Hartono (2010), yaitu penetapan tujuan, penetapan strategi dan penetapan perlu tidaknya mengubah tarif/harga. Pertama yang dilakukan adalah menetapkan tujuan utama penetapan tarif di rumah sakit. Karena menurut Hartono(2010) ada empat tujuan yang berbeda yaitu maksimalisasi laba, impas biaya, maksimalisasi pemanfaatan, dan disinsentivisasi pasar. Selanjutnya tahapan strategi penetapan harga/tarif dimana ada tiga jenis strategi yaitu berorientasi biaya, berorientasi permintaan dan beroriantasi persainga. Setelah itu, barulah masuk kedalam tahapan dimana rumahsakit mengetahui perlu atau tidaknya mengubah harga atau tarif dari jasa pelayanan yang telah ada. 6.9 Hubungan Tempat dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan Berdasarkan uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tempat dengan keputusan memilih.. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Pelangi (2010) dimana terdapat hubungan yang bermakna antara lokasi rumah sakit dengan keputusan memilih tempat persalinan. Tempat yang dimaksud adalah lokasi rumah sakit, jarak, desain tempat serta askes menuju rumah sakit. Tempat menjadi faktor yang banyak dipertimbangkan pasien dalam keputusan memilih pelayanan.
110
Hal ini terlihat bahwa mayoritas jawaban pasien menyatakan bahwa tempat RSIA Kemang Medical Care kurang strategis dan tempat yang sulit untuk ditemukan. Karna rumah sakit kurang di desain secara maksimal. Hal ini ditandai dengan banyaknya jawaban negative (tidak setuju/sangat tidak setuju) terhadap pernyataan letak RSIA Kemang Medical Care strategis. Kurangnya penunjuk akan keberadaan rumah sakit, dan kurangnya neon box penanda lokasi rumah sakit.
Sesuai dengan pernyataan Hartono (2010) bahwa lokasi
merupakan salah satu pertimbangan konsumen dalam menentukan pilihannya terhadap suatu pelayanan. Untuk dapat mengatasinya tentu dengan penambahan petunjuk jalan untuk keberadaan atau loksi rumah sakit, serta penambahan neon box yang menjadi penanda lokasi rumah sakit. Dari data karakteristik pasien diketahui bahwa pasien berdomisili di sekitar Jabodetabek, sebagian pasien tinggal di daerah Tangerang, Tangerang Selatan, Bintaro, Depok dan Bekasi. Sehingga pemilihan tempat bersalin juga melihat dari jarak tempat tinggal dengan rumah sakit. Engel, Blackwell. Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000) mengatakan bahwa jarak lokasi rumah sakit merupakan determinan keputusan dalam pemilihan tempat penjualan. Walaupun dari data dapat dilihat bahwa 38% pasien berdomisili di Jakarta Selatan, namun kebanyakan pasien menjawab negative terhadap pernyataan letak RSIA Kemang Medical Care dekat dengan tempat tinggal Anda. Jarak yang ditempuh juga merupakan pertimbangan seseorang untuk memutuskan memilih sebuah pelayanan. 111
Pemilihan tempat bersalin, tidak hanya melihat jarak, desain tempat, namun juga melihat kemudahan akses dan dijangkau oleh transportasi umum. Mayoritas pasien menjawab bahwa RSIA Kemang Medical Care cukup mudah untuk akses dan mudah dijangkau oleh transportasi umum. Angkutan transportasi umum yang biasa melewati RSIA Kemang Medical Care adalah bis Kopaja, mini bus angkutan kota, ojek, dan juga taksi. Kemudahan akses tentu menajdai pertimbangan bagi pasien untuk memilih rumah sakit sebagai tempat bersalin. Engel, Blackwell. Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000) mengatakan bahwa tempat dimana orang membeli produk dipengaruhi oleh rincian yang sangat spesifik dari tempat penjualan. Salah satu komponen yang penting adalah kemudahan akses dan transportasi umum. 6.10 Hubungan Promosi dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan Mayoritas pasien menyatakan bahwa pesan promosi yang disampaikan oleh rumah sakit mengenai informasi pelayanan rumah sakit mudah untuk dipahami. Dari informasi persalinan yang mudah dipahami, tentu memudahkan pasien dalam memahami dan mengumpulkan informasi seputar produk pelayanan persalinan. tidak hanya informasi yang mudah dipahami, kebanyakan pasien menyatakan bahwa mereka mendapatkan kemudahan informasi dari berbagai media promosi yang dimiliki oleh rumah sakit. media promosi yang dimiliki oleh RSIA Kemang Medical Care adalah website, brosur, banner, spanduk, radio, dan akun social media seperti facebook dan twitter. Hartono
112
(2010) menjelaskan bahwa pilihan konsumen untuk memilih layanan rumah sakit bergantung pada banyak hal, diantaranya adalah banyaknya informasi yang telah dimilikinya dan kemudahanan atau kemungkinan mendapatkan informasi. Dasar dari promosi adalah membujuk atau mengiklankan produk untuk dapat membuat konsumen menggunakan produk kita. Seperti yang dikatakan oleh Kotler (2009) Promosi merupakan dasar dalam bauran organisasi yang disajikan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan pasar atas organisasi atau produknya. Pesan atau informasi yang dipancar kepada pasar sasaran dibuat terkait gaya dan atribut pelayanan rumah sakit, tarifnya, serta lokasi dan tempat penyelenggaraan. Design dari media promosi yang dimiliki oleh rumah sakit dinilai kurang menarik bagi sebagian pasien. Karena menarik atau tidaknya design media promosi tergantung oleh selera masing-masing orang. Sebelum membuat iklan di media promosi, sebaiknya rumah sakit membuat survey konsumen. Survey ini dilakukan untuk mengetahui minat pasien dan bagaimana menarik pasien untuk menggunakan pelayanan Hal ini sejalan dengan pernyataan Hartono (2010) bahwa rumah sakit seyogianya melakukan survey konsumen untuk meneliti jenis-jenis pemicu yang merangsang minat konsumen terhadap pelayanan. Dengan dilakukannya survey konsumen juga dapat membantu menemukan media promosi yang tepat guna
113
untuk menjangkau pengunjung dan calon pengunjung. Hasil survey tentu akan membantu rumah sakit untuk memuat materi serta design menarik dalam media promosi mereka. RSIA Kemang Medical Care sudah melakukan survey konsumen, namun kurang melakukan secara mendalam dan spesifik dengan cara pembagian kuesioner pelayanan kepada pasien di unit kasir. Berdasarkan uji statistik diketahui terdapat hubungan yang bermakna antara promosi dengan keputusan memilih. Dengan adanya hubungan promosi dengan keputusan memilih, rumah sakit perlu melakukan evaluasi terhadap bahan promosi, media promosi, dan tingkat pengeluaran biaya. dengan membuat form indikator pencapaian atau output dan melihat apakah sudah sesuai dengan indikator tersebut. Menurut Hartono (2010) evaluasi pada promosi ini dapat dilakukan baik sebelum media promosi digunakan maupun setelah media promosi digunakan untuk menilai keefektifan media promosi. Dalam evaluasi ini, rumah sakit dapat mengetahui media promosi manakah yang paling efektif untuk meningkatkan penggunaan rawat inap kebidanan. Media promosi tentu selain meningkatkan jumlah pasien, juga mengenalkan brand RSIA Kemang Medical Care di Indonesia. Media promosi yang dapat dibuat adalah media iklan baik surat kabar atau elektronik seperti radio dan tv. Selain itu bisa juga dengan mempercantik website, membuat tampilan lebih menarik sesuai dengan branding rumah sakit. Di zaman
114
teknologi canggih seperti sekarang ini, kemudahan akses melalui internet merupakan hal yang mudah dan efektif dalam anggaran.
115
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1.
Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 106 pasien pasien poliklinik kandungan dan kebidanan RSIA Kemang Medical Care 2014 pada waktu Juli-Oktober 2014 maka simpulan yang didapatkan adalah: a.
11,3% pasien memiliki usia beresiko (<20 tahun dan >35 tahun). Pasien dengan domisili atau tempat tinggal terjauh Tangerang (0,9%) dan Banten (0,9%). Kebanyakan pasien adalah wanita yang bekerja sebagau karyawan yaitu 64,1%. Mayoritas pasien sebanyak 92,5% berpendidikan setara akademi atau perguruan tinggi. 15,1% pasien memiliki penghasilan kurang dari tiga juta rupiah. Paling banyak jumlah kehamilan ibu yakni hamil anak pertama sebesar 50,9% pasien.
b. 33 dari 71 orang (31%) pasien yang menyatakan bahwa keluarga
kurang berperan dan tidak memilih RSIA Kemang Medica Care untuk tempat bersalin. 4 dari 12 orang (4%) pasien yang memiliki usia beresiko untuk hamil dan tidak memilih RSIA Kemang Medica Care untuk tempat bersalin. 12 dari 29 orang (11%) pasien yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan tidak memilih RSIA
116
Kemang Medica Care untuk tempat bersalin. 18 dari 29 orang (17%) pasien dengan penghasilan kurang dari tiga juta rupiah dan tidak memilih RSIA Kemang Medica Care untuk tempat bersalin. 37 dari 103 orang (35%) pasien yang menyatakan pelayanan dokter baik dan tidak memilih RSIA Kemang Medica Care untuk tempat bersalin. 33 dari 96 orang (31%) pasien yang menyatakan pelayanan perawat baik dan tidak memilih RSIA Kemang Medica Care untuk tempat bersalin. 37 dari 85 orang (35%) pasien yang menyatakan bahwa harga kurang sesuai dan tidak memilih RSIA Kemang Medica Care untuk tempat bersalin. 26 dari 48 orang (25%) menyatakan bahwa tempat kurang baik dan tidak memilih RSIA Kemang Medica Care untuk tempat bersalin. 16 dari 31 orang (15%) yang menyatakan bahwa promosi kurang baik dan tidak memilih RSIA Kemang Medica Care untuk tempat bersalin. c. Variabel peran keluarga, penghasilan, harga, tempat dan promosi diketahui adanya hubungan dengan keputusan memilih tempat persalinan di RSIA Kemang Medical Care. Sedangkan variabel usia, pekerjaan, pelayanan dokter, pelayanan perawat tidak ada hubungan dengan keputusan memilih tempat persalinan di RSIA Kemang Medical Care.
117
7.2.
Saran Berdasarkan dari pembahasan dalam penelitian ini, maka peneliti menyarankan: 7.2.1. Bagi Rumah Sakit a) Menambahkan jumlah perawat di poliklinik kandungan dan kebidanan untuk hari libur dan weekend. Penambahan perawat dapat dilakukan dengan memindahkan perawat di unit poliklinik yang sepi kunjungan pasiennya ke unit poliklinik kandungan dan kebidanan. b) Melakukan tiga tahapan penetapan berubah atau tidaknya harga. Diantaranya adalah menetapkan kembali tujuan penetapan harga, menetapkan strategi penetapan harga dan menetapkan perlu atau tidaknya mengubah harga. c) Melakukan survey konsumen lebih mendalam dan spesifik dengan cara pembagian kuesioner pelayanan kepada pasien di unit kasir. d) Melakukan evaluasi terhadap bahan promosi, media promosi, dan tingkat pengeluaran biaya, dengan membuat form indikator pencapaian atau output dan melihat apakah sudah sesuai dengan indikator tersebut.
118
7.2.2. Bagi Peneliti Lain a) Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan penelitian ini dengan menambah variabel lain seperti pengaruh kelompok acuan, peran dan status social. b) Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan penelitian ini dengan
melakukan wawancara terstruktur selain menggunakan
kuesioner untuk memperdalam hasil penelitian. Wawancara terstuktur ini dibuat untuk menggali lebih dalam penyebab atau alasan terkait faktor apa yang mempengaruhi pasien dalam mengambil keputusan. c) Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan penelitian ini tidak hanya uji univariat dan bivariat saja, namun juga sampai uji multivariate untuk mengetahui variabel mana yang paling berpengaruh
119
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin dan Tantri, Francis. (2012). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Adisasmito, Wiku. 2009. Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta : PT.Rajagrafindo Persada. Aditama, tjandra yoga. 2006. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. edisi 2. Jakarta : UI- press Chandrarini, Budi. 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan keputusan pasien ANC Poliklinik berjenjang RSIA Budi Kemuliaan Untuk Memilih Tempat Bersalin tahun 2009. Tesis. FKM UI Dahlan, M. Sopiyudin. 2010. Besar Sampel Dan Cara Pengambilan Sampel Dalam Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Statistik Rumah Sakit tahun 2007. Jakarta. Fitrianti, Adinda. 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keputusan Memilih Layanan Rawat Inap Di RS PMI Bogor Tahun 2010. FKM UI Hartono, Bambang Dr. SKM, Msc, MM. 2010. Manajemen Pemasaran Untuk Rumah Sakit. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Ilyas, Yasil. 2000. Perencanaan SDM Rumah Sakit : Teori, Metode, dan Formula. Cetakan Pertama. Depok : FKM UI Depok Kemenkes RI. 2011. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kementerian Kesehatan
Khudori. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pemilihan Tempat Persalinan Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidanan RS IMC Bintaro Tahun 2012. Tesis. FKM Universitas Indonesia. Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. (2009). Manajemen Pemasaran (Benyamin Molan) Penerjemah). Edisi 13. Indonesia: PT. Macanan Jaya Cemerlang. Kotler, Philip. 2003. Manajemen pemasaran Jilid 1. Klaten : PT. Intan Sejati Kotler, Philip, Armstrong, Garry.2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1. Jakarta : Erlangga Kustiati, etik, 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keputusan Pasien Memilih Kelas Rawat Inap (Studi Di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang). Tesis,. Universitas Muhammadiyah Semarang Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat. Margaretha, Iphenia, 2003, Analisis Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Keputusan Dalam Memilih Layanan Ruang Rawat Inap Vvip,Vip, Dan Kelas 1 Di Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok Tahun 2003, tesis, Akk ui Mullins, ed. 2004. Marketing Management. -----.Paperback Nurhasanah, Nilai Utami. 2001. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keputusan Memilih Jasa Pelayanan Rawat Inap Di Ruang VIP Rumah Sakit DR. Mochammad Hoesin Palembang Tahun 2001. FKM UI
Oentoro, Deliyanti. (2012).
Manajemen Pemasaran Modern.
Yogyakarta: LaksBang
PRESSindo. Pahlevi, wildan, 2009. Analisis Pelayanan Pasien Rawat Ianp Di Unit Admisi RSUD Budhi Asih Jakarta Timur Tahun 2009. (Skripsi) . FKM- UI Prasetyo, Bambang, Lina Miftahul. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif:Teori Dan Aplikasi. Jakarta : PT. rajagrafindo persada Pelangi, Sofana. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keputusan Pasien Poliklinik Kebidanan Dalam Pemilihan Tempat Bersalin Di RS Bahkti Yudha Depok Tahun 2010. Tesis. FKM UI Purwanto, Sri Sugiarsi, Tri Lestari, 2010. Hubungan Kunjungan Pasien Rawat Inao Dengan Persentase Penggunaan Tempat Tidur Di RSUD Sragen Periode Tahun 2009-2010. Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar1,Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar2 Rusnawati. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Tempat Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Negara Kec. Daha Utara Kab. Hulu Sungai Selatan Prov. Kalimantan Selatan Tahun 2012. Skripsi FKM-UI.Depok Safrizal, heri. 2005. Analisis Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Rawat Inap Di Rumah Sakit Islam Jakarta Tahun 2005. FKM-UI Sampeluna, Noviana, Balqis, Asia Hamzah. 2013. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di RSUD Lakipada Kabuoaten Tana Toraja. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM, UNHAS. Makassar
Selvians, Dayvi. 2010. Laporan Magang di Unit Pemasaran & Humas RS PMI Bogor Tahun 2010. FKM-UI Situmorang, Henry. (2008). Manajemen Pemasaran Internasional Jilid 1. Jakarta : Salemba Empat. Sugiyono, Prof.Dr. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D. Jakarta : Alfabeta Sulastri. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keputusan Memilih Layanan Rawat Inap RSUD Budhi Asih Jakarta Tahun 2010. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. FKM UI Depok. Sumarwan, Ujang, Jauzi Ahmad, Mulyana Asep, Karno Bagio Nugroho, Mawardi Ponti Kurniawan, Nugroho Wahyu. (2011). Riset Pemasaran dan Konsumen. Bogor: IPB Press. Sumarwan, Ujang. (2011). Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Edisi 2. Bogor: Ghalia Indonesia. Swasta, Basu, Hani T. Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Konsumen. Edisi pertama. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta Tjiptono, Fandy. 2009. Service Marketing. Yogyakarta. Marknesis. Terry, R, George. 2006. Prinsip-Prinsip Managemen. Jakarta : Bumi Aksara. UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan UU RI no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit Yuzwar, Evarini Yullita. 2002. Faktor Yang Berhubungan Dengan Monat Pasien Poliklinik Kebidanan Untuk Dirawar Inap Kebidanan Rumah Sakit Yadika,Tesis.. Administrasi Rumah Sakit Pascasarjana Universitas Indonesia
PERNYATAAN PERSETUJUAN Selamat Pagi/Siang/Sore Yth. Ibu / Sdri yang saya hormati, Perkenalkan nama saya Rahmania Fauzia, mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta semester akhir. Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Keputusan Pemilihan Tempat Persalinan Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang Medical Care tahun 2014”, Penelitian ini dilakukan sebagai tahap akhir dalam penyelesaian studi S1 saya. Penelitian ini tentunya juga akan bermanfaat dalam meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Saya berharap Ibu / Sdri bersedia meluangkan waktu 10 menit untuk menjadi responden dan mengisi angket yang terkait dengan penelitian. Semua informasi yang Ibu / Sdri berikan terjamin kerahasiaannya dan hanya digunakannya untuk tujuan penelitian saja. Bahkan nama Ibu/ Sdri tidak akan saya berikan kepada siapapun Setelah Ibu / Sdri membaca maksud dan kegiatan penelitian diatas, maka saya mohon untuk mengisi nama dan tanda tangan dibawah ini. Saya setuju untuk ikut serta dalam penelitian ini. Nama : _________________________________________
Tanda tangan : _________________________________________
Nomer Telepon/ HP : _________________________________________
Terima kasih Ibu / Sdri atas kesediaan untuk ikut serta di dalam penelitian ini.
KUESIONER PENELITIAN FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT PERSALINAN PASIEN POLIKLINIK KANDUNGAN DAN KEBIDANAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KEMANG MEDICAL CARE TAHUN 2014 No.Responden: PETUNJUK PENGISIAN : Beri tanda check list (√) atau silang (X) pada kotak yang tersedia sesuai dengan jawaban Anda. 1. IDENTITAS RESPONDEN 1. Usia
: …….. tahun
2. Domisili
:……………………………………………………………….. ……………………………………………………………….. : Ibu Rumah Tangga Pegawai Negeri Sipil
3. Pekerjaan
Pegawai Swasta
Wiraswasta
4. Pendidikan Terakhir : SD
S
SMP 5. Gaji perbulan
:
SMA
Sarjana
Diploma
Pasca Sarjana