HUBUNGAN MOTIVASI OLAHRAGA DAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA SD NEGERI 16 SITOGA KECAMATAN SINTUK TOBOH GADANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Tim Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Olahraga Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh A.D VERNANDES NIM. 59095
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2014
ABSTRAK
A.D VERNANDES
: Hubungan Motivasi Olahraga Dan Kemampuan Motorik Dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Siswa SDNegeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman
Masalah dalam penelitian ini yaitu rendahnya hasil belajar pendidikan jasmaniOlahraga dan kesehatan siswa SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi Olahraga dan kemampuan motorik dengan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan siswa SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Jenis penelitian ini adalah korelasional. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariamanyaitu berjumlah sebanyak 77 orang, terdiri dari kelas IV yang berjumlah sebanyak 39 orang dan kelas V berjumlah sebanyak 38 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakanpurposive sampling. Dengan demikian jumlah sampel di dalam penelitian ini adalah sebanyak 36 orang. Data motivasi olahraga diperoleh dari hasil penyebaran angket kepada siswa yang terpilih menjadi sampel, variabel kemampuan motorik diperoleh dari hasil pengukuran terhadap kemampuan motorik siswa dan data hasil belajar penjasorkes diperoleh dari nilai siswa yang tertera di dalam rapor. Data dianalisis dengan korelasi productmoment dan dilanjutkan dengan korelasi ganda. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa motivasi olahraga mempunyai hubungan secara signifikan, karena ditemukanrhitung 0.05 . Variabel 0,341> rtabel 0,329 dan thitung = 2,11> ttabel 1,69 kemampuan motorik mempunyai hubungan secara signifikan karena ditemukan rhitung 0,402 > rtabel 0,329 dan thitung = 2,56 > t tabel 1,69 0.05 Sedangkan variabel motivasi olahraga dan kemampuan motorik secara bersama-sama mempunyai hubungan secara signifikan dengan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dan diterima kebenarannya secara empiris, karena ditemukan rhitung = 0,487> rtabel 0,329 dan Fhitung = 5,13> Ftabel 3,29.
i
KATA PENGANTAR Puji Syukur Penulis Ucapkan Kehadirat Allah SWT Yang Telah Memberikan
Rahmat
Dan
Karunia-Nya,
Sehingga
Penulis
Dapat
Menyelesaikan Skripsi Yang Berjudul “Hubungan motivasi Olahraga dan kemampuan motorik dengan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan siswa SD Negeri 16 sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman”. Penulisan skripsi ini merupakan sebagai salah satu syarat untuk melengkapi tugas dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Padang. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulisan skripsi ini banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil.. Sebagai tanda hormat penulis pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tidak terhingga kepada: 1.
Drs. H. Arsil, M. Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragan Universitas Negeri Padang, yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas belajar selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.
2.
Drs. Yulifri, M. Pd Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang, yang telah memberi kesempatan dan mengizinkan penelitian ini.
3.
Drs. Yulifri, M. Pd dan Drs. Zarwan, M. Kes yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pemikiran,
ii
pengarahan dan bantuan secara moril maupun materil yang sangat berarti kepada penulis. 4.
Drs. Willadi Rasyid, M. Pd, Drs. Edwarsyah, M. Kes dan Drs. Nirwandi,
M. Pd yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
menguji penulis dan memberikan saran, bimbingan dan pemikiran. 5.
Kepala SD Negeri 16 Sintoga Kec. Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut dan siswa yang terpilih menjadi sampel yang telah membantu kelancaran pengambilan data.
6.
Ayahanda
dan
Ibunda
tercinta
yang
telah
berjuang
untuk
membimbing dan memenuhi segala kebutuhan perkuliahan penulis sehingga bisa mengerjakan penulisan skripsi ini dengan baik. 7.
Seluruh staf pengajar dan karyawan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. Akhir kata penulis do’akan semoga semua amal yang diberikan
kepada penulis mendapat imbalan yang setimpal dan bermanfaat bagi kita semua. Maka pada kesempatan ini penulis mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini. Amin…Amin.. Ya Robal.. Alamin. Padang, Juli 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..........................................................................................
i
KATA PENGANTAR ...........................................................................
ii
DAFTAR ISI ........................................................................................
iv
DAFTAR TABEL .................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN A. . Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. . Identifikasi Masalah .............................................................
4
C. . Pembatasan Masalah ..........................................................
4
D. . Rumusan Masalah ...............................................................
5
E. . Tujuan Penelitian .................................................................
5
F. . Kegunaan Penelitian ............................................................
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar Penjasorkes .............................................
7
2. Motivasi Berolahraga ....................................................
11
3. Kemampuan Motorik Siswa Sekolah Dasar ..................
14
B. Kerangka Konseptual ..........................................................
21
C. Hipotesis Penelitian.............................................................
22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...................................................................
24
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................
24
C. Populasi dan Sampel ..........................................................
24
D. Jenis dan Sumber Data.......................................................
25
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ....................................
36
F. Teknik Analisa Data ............................................................
31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data iv
1. Motivasi Berolahraga ....................................................
34
2. Kemampuan Motorik.....................................................
36
3. Hasil Belajar Penjasorkes .............................................
38
B. Uji Persyaratan Analisis ......................................................
39
C. Uji Hipotesis ........................................................................
40
D. Pembahasan dan Hasil Penelitian ......................................
43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................
49
B. Saran ................................................................................
49
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
51
v
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
Populasi Penelitian ................................................................................
25
2.
Sampel Penelitian ..................................................................................
25
3.
Distribusi Hasil Data Motivasi Berolahraga ............................................
35
4.
Distribusi Hasil Data Kemampuan Motorik .............................................
36
5.
Distribusi Hasil Data Hasil Belajar Penjasorkes .....................................
39
6.
Rangkuman Uji Normalitas Data ............................................................
40
7.
Rangkuman Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Antara X1 dengan Y .....
41
8.
Rangkuman Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Antara X2 dengan Y .....
42
9.
Rangkuman Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Antara X1danX2
10. Secara Bersama-sama dengan Y ..........................................................
vi
43
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Kerangka Konseptual ....................................................................
22
2. Sasaran Tes Koordinasi Mata-Kaki ...............................................
27
3. Lintasan Shuttle Run .....................................................................
28
4. Testi Berdiri di Depan Garis Start ..................................................
29
5. Testi Mengambil Balok Kayu .........................................................
29
6. Testi Meletakkan Balok Kayu pada ½ Lingkaran ...........................
30
7. Sit and Reach Test ........................................................................
31
8. Histogram Motivasi Olahraga ........................................................
35
9. HistogramFrekuensi Kemampuan Motorik.....................................
37
10. Histogram Frekuensi Hasil Belajar Penjasorkes ............................
39
vii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Kisi-kisi Angket ..............................................................................
53
2. Format Pengisian Angket ..............................................................
54
3. Angket Penelitian...........................................................................
55
4. Rekap Data Motivasi Olahraga ......................................................
58
5. Rekap Hasil Data Tes Kemampuan Motorik ..................................
59
6. Rekap Data Hasil Belajar Penjasorkes ..........................................
60
7. Uji Normalitas Variabel Motivasi Berolahraga................................
62
8. Uji Normalitas Variabel Kemampuan Motorik ................................
63
9. Uji Normalitas Variabel Hasil Belajar Penjasorkes ........................
64
10. Uji Hipotesis X1 dan Y.................................................................... …65 11. Korelasi Ganda ..............................................................................
66
12. Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Ilmu Keolahragaan UNP ......... …67 13. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman ………………………………………………………………….68
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional merupakan tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh
setiap
usaha
pendidikan.
Artinya
setiap
lembaga
dan
penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk manusia sesuai dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan pemerntah
dalam
bentuk
undang-undang.
Secara
jelas
tujuan
pendidikan nasional yang bersumber dari system nilai Pancasila yang dirumuskan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, yang merumuskan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreaktif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berpedoman dari penjelasan di atas,maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pendidikan di selenggarakan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik, sehingga nantinya mereka menjadi manusia yang cakap, berilmu, mandiri, kreaktif, sehat, berakhlak mulia dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta menjadi manusia yang bertanggung jawab, dan menjadi warga Negara yang demokratis. Di samping itu melalui pendidikan terciptanya manusia yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
merupakan salah
satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum Sekolah Dasar. 1
Menurut Mulyasa (2010:49) kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksud untuk “meningkatkan
potensi
fisik
dan
menanamkan
sportifitas
serta
kesadaran hidup sehat”. Artinya peserta didik setelah mendapat pembelajaran penjasorkes yang diberikan guru akan dapat memahami dan menerapkan kesadaran hidup sehat dan meningkatkan potensi fisik serta mempunyai sikap sportifitas yang tinggi. Mengajar sering diistilahkan dengan pembelajaran dalam kontek standar proses pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tidak hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga dimaknai sebagai proses
mengatur
lingkungan
supaya
siswa
belajar.
Hal
ini
mengisaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar siswa harus dijadikan sebagai pusat kegiatan. Sukmadinata (2003:155) mengartikan belajar sebagai “suatu perubahan di dalam kepribadian yang dinamis prestasinya
sebagai
pola-pola
respon
yang
baru
berbentuk
keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. Dari uraian di atas, maka dalam pembelajaran penjasorkes perlu memberdayakan
semua
potensi
siswa
seperti
berkembangnya
pengetahuan, keterampilan, adanya perubahan sikap dan tingkah laku siswa kearah yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan akhir dari proses pembelajaran penjasorkes tersebut siswa akan mendapat atau memperoleh hasil belajar, setelah guru penjasorkes melakukan evaluasi atau penilaian. Dapat juga diartikan bahwa hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar adalah hasil belajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Berdasarkan informasi dan wawancara penulis lakukan pada guru penjasorkes SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman, ternyata hasil belajar penjasorkes siswa masih banyak yang rendah, khususnya pada siswa kelas IV, kelas V. 2
Gambaran data yang diberikan guru penjasorkes, dari 77 orang siswa hanya sebanyak 45 orang (58,44%) hasil belajar penjasorkes siswa berada di atas nilai rata-rata kelas yaitu 7 dan sebanyak 32 orang (41,56%) hasil belajar penjasorkes berada di bawah nilai rata-rata kelas. Rendahnya hasil belajar penjasorkes siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman, mungkin disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah mungkin kemampuan guru dalam mengajar, pemilihan metoda dan media yang kurang tepat, sarana dan prasarana yang belum memadai, status gizi siswa yang buruk, tingkat kesegaran jasmani yang belum begitu baik, lingkungan belajar yang kurang kondusif, motivasi berolahraga yang rendah dan mungkin juga disebabkan kemampuan motorik atau gerak mereka yang rendah. Setelah penulis mendapatkan informasi tentang hasil belajar penjasorkes siswa SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman, maka penulis melakukan observasi ke lapangan pada saat siswa mengikuti proses pembelajaran penjasorkes. Dari hasil observasi dan pengamatan tersebut, penulis menduga motivasi berolahraga dan kemampuan motorik siswa masih rendah. Hal ini terlihat dari penampilan dan sikap mereka ketika guru penjasorkes memberikan materi pembelajaran, banyak yang bermain sesuka hatinya, ada yang malas, sedikit saja bergerak sudah berhenti, geraknya tidak lincah, tidak mampu melakukan gerakan yang diajarkan guru dan sebagainya. Di samping itu banyak siswa perempuan ketika jam istirahat hanya duduk sambil jajan, begitu juga siswa laki-laki hanya sebahagian kecil melakukan aktivitas bermain atau berolahraga dan sebagian lainnya duduk main game yang ada di handpone mereka, sehingga hal ini penulis berpraduga penampilan dan sikap serta kebiasaan siswa akan berpengaruh pada kemampuan motorik mereka, bahkan penulis 3
cendrung mengatakan kemampuan motorik siswa rendah dan berakibat pada hasil belajar penjasorkes mereka, karena dalam pembelajaran penjasorkes banyak berhubungan dengan gerakan. Dari uraian di atas, benar atau tidaknya dugaan penulis yang menyatakan rendahnya hasil belajar penjasorkes siswa SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman, ada hubungannya dengan motivasi berolahraga dan kemampuan motorik mereka. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin melakukan suatu penelitian dengan suatu harapan ditemui kebenaran dan sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan tentang hasil belajar penjasorkes ini.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah rendahnya kemampuan motorik siswa seperti yang telah di uraikan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yaitu sebagai berikut: 1. Motivasi berolahraga 2. Status gizi 3. Kesegaran jasmani 4. Lingkungan belajar 5. Sarana dan prasarana 6. Kemampuan guru dalam mengajar 7. Metoda pembelajaran 8. Media pembelajaran
C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah yang telah dikemukan di atas, banyaknya variabel yang mempengaruhi hasil belajar penjasorkes, maka peneliti membatasi penelitian ini hanya dua variabel yaitu: 1. Motivasi berolahraga 2. Kemampuan motorik
4
D. Rumusan Masalah Dari pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah yakni sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan motivasi berolahraga dengan hasil belajar penjasorkes siswa SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. 2. Apakah terdapat hubungan kemampuan motorik dengan hasil belajar penjasorkes siswa SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. 3. Apakah terdapat hubungan motivasi berolahraga dan kemampuan motorik secara bersama-sama dengan hasil belajar penjasorkes siswa SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman.
E. Tujuan Penelitian Berpedoman pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Hubungan motivasi berolahraga dengan hasil belajar penjasorkes siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. 2. Hubungan kemampuan motorik dengan hasil belajar penjasorkes siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. 3. Hubungan antara motivasi berolahraga dan kemampuan motorik secara bersama-sama dengan hasil belajar penjasorkes siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman.
F. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi:
5
1. Penulis sendiri sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. 2. Guru penjasorkes sebagai masukan dalam meningkatkan belajar
penjasorkes
dperlukan
motivasi
berolahraga
hasil dan
kemampuan motorik siswa. 3. Pihak sekolah sebagai sumbangan ilmu kasanah tentang motivasi berolahraga dan kemampuan motorik siswa yang berkaitan dengan hasil belajar penjasorkes. 4. Mahasiswa
Jurusan
Pendidikan
Olahraga
Fakultas
Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Padang sebagai bahan bacaan di Perpustakaan 5. Peneliti selanjutnya sebagai referensi dalam menelti dengan kajian yang sama secara mendalam.
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar Penjasorkes Guru perlu mengenal hasil belajar dan kemajuan belajar siswa karena belajar menurut Slameto (1995:2) adalah “suatu proses usaha yang di lakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam lingkungan”. Sementara Syaiful (1994:21) mengartikan “belajar sebagai suatu aktifitas yang dilakukan secara sadar atau mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari,sehingga terjadilah perubahan dalam diri individu. Sedangkan Sukmadinata ((2005:155) mengatakan belajar “merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. Dengan demikian pengertian belajar, maka belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar yang mengakibatkan terjadinya perubahan sikap,
tingkah
laku,
pengetahuan
dan
kecakapan.
Artinya
seseorang yang sudah belajar akan terjadi perubahan kepribadian ke arah yang lebih baik dan hal ini terjadi karena adanya respon terhadap situasi, sehingga dia ingin untuk belajar dan akhir dari proses belajar tersebut siswa menerima hasil dari belajarnya setelah guru melakukan evaluasi. Menurut Dimyati dkk (2006:200) mengatakan bahwa “evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran hasil belajar”. Belajar mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan
suatu 7
upaya
pengembangan
seluruh
kepribadian individu, baik segi fisik maupun psikis. Dalam proses belajar penjasorkes di Sekolah Dasar sasaran belajar ini sering dirumuskan dalam bentuk tujuan pembelajaran. Menurut Nana Sudjana (2009:22) ada empat unsur utama dalam proses belajar mengajar yaitu: 1) Tujuan, sebagai arah dari proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai siswa setelah menerima dan menempuh pengalaman
belajar.
2)
Bahan
adalah
seperangkat
pengetahuan ilmiah yang dijabarkan darikurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam proses belajar mengajar agar sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan. 3) Metoda dan alat adalah cara atau teknik yang digunakan yang digunakan dalam mencapai tujuan. 4) Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Berpedoman pada penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa satu unsur yang penting dalam proses belajar mengajar di sekolah adalah guru melakukan penilaian yang berfungsi untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran, seperti dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Selanjutnya penilaian tersebut berfungsi sebagai alat yang dapat mengukur apakah tujuan pembelajaran dapat dicapai atau tidak sesuai dengan tujuan kurikulum yang telah ditetapkan. Selanjutnya Sukmadinata (2003:179) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah: Merupakan
realisasi
atau
pemekaran
dari
kecakapan-
kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang, penguasaan
hasil
belajar
seseorang
dapat
dilihat
dari
prilakunya, baik prilaku dalam bentuk penguasaan penetahuan, 8
keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik”. Di sekolah hasil belajar dalam mata pelajaran dilambangkan dengan angka-angka atau huruf misalnya pada pendidikan dasar dilambangkan dalam bentuk angka 0 sampai angka 10, dan diperguruan tinggi dilambangkan dengan huruf A, B, C, D dan E. Menurut
teori
Bloom
dalam
Nana
Sudjana
(2009:22)
mengatakan secara garis besar membagi tiga ranah dari
hasil
belajar yaitu: 1) ranah kognitif, 2) ranah afektif dan 3) ranah psikomotorik”. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif yaitu yang berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Sedangkan ranah psikomotorik adalah yang berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak, ada 6 aspek yakni gerakan refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Sementara Nana Sudjana (2009:22) mengatakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Demikian dapat diartikan bahwa seseorang untuk mendapatkan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang didapat dari proses belajar merupakan hasil dari penguasaan tiga ranah tersebut yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotoris. Semua ranah tersebut yang menjadi evaluasi yang dilakukan guru penjasorkes untuk mengetahui apakah suatu tujuan pembelajaran di sekolah dapat dicapai dengan baik atau tidak dan siswa juga
9
mengetahui sampai dimana usahan dan keberhasilan mereka dalam belajar. Berpedoman pada kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) di Sekolah Dasar yang dikemukakan oleh Depdiknas, (2007:296) mata pelajaran Pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan bertujuan untuk: Mengembangkan keterampilan pengelolahan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih, meningkatkan pertumbuhan fisik, keterampilan gerak dasar, memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, keterampilan, serta memiliki sikap yang positif’’. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, dapat mengembangkan potensi siswa dalam berbagai cabang olahraga yang digemarinya. Juga dapat meningkatkan kesegaran jasmani melalui berbagai aktivitas fisik, keterampilan gerak dasar dan memahami konsep pola hidup sehat. Sehingga diharapkan melalui proses
pembelajaran
perkembangan
dan
yang
diikuti
pertumbuhan
siswa
fisik siswa
dengan
baik,
menjadi
lebih
sempurna. Bila dikaitkan dengan motivasi maka merupakan suatu keharusan bagi seorang guru penjasorkes untuk memotivasi siswa di dalam berolahraga, karena di dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dijabarkan berbagai keterampilan berolahraga melalui aktivitas bermain atau dalam bentuk permainan. Hal ini merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan
pencapai
tujuan
penjasorkes
mendapatkan hasil belajar dengan baik. 10
dan
siswa
Selanjutnya hasil belajar siswa tentu akan lebih baik, apabila di dukung oleh faktor kemampuan motorik yang dimiliki siswa. Sehingga dengan kemampuan motorik baik, mereka akan mudah melakukan keterampilan jasmani, olahraga yang merupakan materi dalam pembelajaran penjasorkes. Di samping itu siswa akan dapat menyelesaikan gerakan-gerakan atau keterampilan gerak dalam berbagai olahraga seperti olahraga permainan, senam dan atletik. Hal ini merupakan materi yang harus dipelajari dan dievaluasi setelah siswa mengalami belajar selama satu semester.
2. Motivasi Berolahraga Motif sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Dengan demikian motif dapat diartikan sebagai daya penggerak bagi manusia dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat
tertentu,
terutama
bila
kebutuhan
tersebut
untuk
mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak. Sardiman (2007:73) menjelaskan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap tujuannya ”Artinya bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang komplek, karena motivasi yang menyebabkan suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan berhubungan dengan persoalan, gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu yang didorong karena adanya kebutuhan dan tujuan yang diinginkan. Misalnya saja siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan berolahraga misalnya saja dalam kegiatan berolahraga dalam pembelajaran penjasorkes di sekolah. 11
Tanpa adanya motivasi dalam diri seseorang, sesuatu yang diinginkan berkemungkin kurang dapat dicapai dengan baik, misalnya seseorang dalam melakukan suatu latihan olahraga tanpa didukung oleh motivasi, mungkin tujuan latihan tersebut kurang tercapai dengan baik. Motivasi berolahraga bervariasi antara individu yang satu dengan yang lain karena perbedaan kebutuhan dan
kepentingan,
baik
disebabkan
karena
perbedaan
tingkatperkembangan umurnya, minat, pekerjaan dan kebutuhankebutuhan lainnya. Michael Passer seorang psikolog olahraga dalam Setyobroto (2002:27) mengatakan bahwa adanya indikasi enam kategori utama
motif-motif
yang
menumbuhkan
minat
anak-anak
berpartisipasi dalam program-program olahraga yaitu sebagai berikut: 1) Untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan, 2) Untuk berhubungan dan mencari teman, 3) Untuk mencapai sukses dan mendapat pengakuan, 4) Untuk latihan dan menjadi sehat dan segar, 5) Untuk menyalurkan emosi, 6) Untuk mendapatkan pengalaman penuh tantangan dan yang mengembirakan. Berpedoman pada uraian pendapat yang dikemukakan di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa seorang anak Sekolah Dasar
melakukan kegiatan berolahraga, mungkin
mempunyai tujuan dan harapan menyalurkan emosi, dan untuk mendapat kegembiraan serta kesenangan dengan teman-teman. Di samping itu mungkin juga mereka berolahraga untuk kesegaran dan mengembangkan keterampilan dan kemampuan. Selanjutnya anak-anak yang senang melakukan kegiatan berolahraga atau dapat dikatakan mereka memiliki motivasi yang tinggi, karena mereka berharap dapat mencapai kepuasan untuk mendapatkan nilai mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan 12
kesehatan (penjasorkes) karena dalam pembelajaran penjasorkes tersebut banyak menuntut kegiatan atau aktivitas olahraga. Artinya mereka berolahraga ingin
mengembangkan keterampilan dan
kemampuan dengan motivasi yang tinggi
ada hubungannya
dengan harapann hasil belajar penjasorkes menjadi lebih baik. Setyobroto (2002:24) jenis motivasi terdiri dari: “motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik”. Artinya dalam diri siswa ada dua motivasi yang dapat dikembangkan yaitu motivasi intrinsik, Sardiman (2007:89) menjelaskan motivasi intrinsik adalah “motifmotif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu”. Sedangkan motivasi ekstrinsik dikemukakan oleh Prayitno (1973:127) sebagai “motif-motif yang muncul berkat adanya tarikantarikan dari luar yang sebenarnya tidak mempunyai hubungan langsung dengan tindakan dan hasil yang ditimbulkan oleh motifmotif tersebut”. Kedua jenis motivasi inilah yang dapat membuat seorang siswa mau mengikuti atau melakukan kegiatan olahraga, baik dalam proses pembelajaran penjasorkes, maupun dalam mengisi waktu luangnya dengan teman-teman sebaya mereka setelah pulang sekolah. Motivasi berolahraga merupakan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan tersebut untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak yaitu tujuan dalam berolahraga. Aktivitas jasmani dan olahraga merupakan aspek penting bagi kehidupan manusia, begitu juga pada anak berusia sekolah dasar. Menurut Harsuki (2002:30) olahraga (sport) dapat diartikan sebagai aktivitas jasmani yang dilembagakan yang peraturannya ditetapkan bukan oleh pelakunya atau secara eksternal dan sebelum melakukan aktivitas tersebut. 13
Di sekolah dasar penekanan pada tujuan untuk mengenal dan mengermari serta menyenangi olahraga. Misalnya saja olahraga pendidikan yang diberikan pada proses pembelajaran yang dirancang khusus dalam kurikulum di sekolah dasar yaitu dalam mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, (penjasorkes) yang menekankan pencapaian tujuan pendidikan. Luthan dkk, (1991:13) mengatakan bahwa: 1) Ciri-ciri hakiki dalam olahraga adalah: olahraga merupakan sub bagian dari permainan yang ditandai dengan kebebasan dan kegiatan sukarela tanpa paksaan, 2) ciri khas dalam olahraga, berorientasi pada kegiatan jasmani dalam wujud kemampuan motorik (gerak) atau dapat dikatakan olahraga menekankan pada kemampuan gerak ketimbang non motorik, 3) olahraga merupakan sebagai realitas atau olahraga dilakukan dalam suasana yang tak sebenarnya namun keterlibatan seseorang dalam olahraga merupakan sesuatu yang nyata. Berpedoman pada uraian di atas, maka olahraga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan secara sukarela tanpa paksaan, yang berorientasi kepada kegiatan jasmani dalam wujud dalam kegiatan gerak. Kemampuan atau keterampilan gerak tersebut dipelajari dan dilatih. Di samping itu olahraga dapat juga dikatakan sebagai sebuah realitas yang dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan adanya suatu keterlibatan seseorang dalam berolahraga secara nyata.
3. Kemampuan Motorik Siswa Sekolah Dasar Dalam kehidupan manusia gerak merupakan suatu kebutuhan dan mempunyai nilai yang sangat strategis bagi manusia dalam kehidupannya.
Hal ini dapat dikatakan demikian karena melalui
gerak manusia dapat mengatasi berbagai persoalan dalam 14
hidupnya.
Gerak
dibutuhkan
manusia
untuk
bekerja
dan
mempertahankan hidupnya dari ancaman yang datang dari lingkungan, serta melalui gerak manusia dapat mengalami sendiri suatu
pengalaman
menyakinkan
atau
dirinya
melalui
terhadap
geraknya sesuatu.
manusia Kiram
dapat
(2000:5)
menjelaskan bahwa: Di dalam belajar motorik, pengertian gerak tidak hanya dilihat dari perubahan tempat, posisi dan kecepatan tubuh manusia melakukan aksi-aksi dalam olahraga, tetapi gerak gerak juga diartikan atau dilihat sebagai hasil atau penampilan yang nyata
dari
proses-proses
motorik.
Penampilan
nyata
maksudnya adalah gerak sebagai sesuatu yang bisa diamati, sedangkan motorik adalah suatu proses yang tidak dapat diamati dan merupakan penyebab terjadinya gerak. Berdasarkan kutipan di atas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pengertian motorik dan gerak seringkali tidak dapat dipisahkan, karena keduanya memang terdapat hubungan sebab akibat. Artinya gerak sebagai sesuatu yang dapat diamati, sedangkan motorik merupakan proses terjadinya gerak. Kemudian perkembangan motorik tercermin dalam munculnya keterampilan baru, misalnya bila diperhatikan pada awalnya anak-anak bergerak tanpa sengaja (reflek), kemudian gerak anak semakin lama semakin berkembang dan anak-anak mendapat keterampilan baru seperti berlari, melompat, dan sebagainya. Selanjutnya untuk mengembangkan keterampilan ini anak-anak harus mengulangulang
keterampilan
tersebut
berkali-kali
sampai
terjadinya
penyempurnaan gerak atau motorik. Kemampuan motorik menurut Luthan (2002:12) merupakan “kualitas kemampuan seseorang yang dapat mempermudah dalam melakukan keterampilan gerak”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan motorik yang baik akan dapat mempermudah 15
seseorang dalam belajar keterampilan gerak, begitu juga bagi siswa SD Negeri 16 Sinuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Artinya siswa yang memiliki kemampuan motoriknya tinggi akan mudah melakukan keterampilan gerak, misalnya saja gerak dalam aktivitas sehari-harinya seperti belajar mata pelajaran penjasorkes. Gusril (2006:1) mengatakan bagi anak Sekolah Dasar “kemampuan
motorik
merupakan
kesanggupan
anak
dalam
memperagakan suatu keterampilan. Dengan sanggupnya anakanak dalam melakukan keterampilan tentunya akan memotivasi anak untuk bergerak”. Dengan demikian dapat diartikan bahwa gerak penting artinya dalam meningkatkan kemampuan motorik. Kemampuan motorik yang baik akan dapat meningkatkan hasil belajar penjasorkes, karena pembelajaran penjasorkes banyak menampilan gerak. Kiram (2000:5) mengartikan motorik adalah “suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh baik secara fisiologis maupun secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan”. Sedangkan pengertian motorik menurut Sukintaka (2004:77) “merupakan gerak dari dorongan dalam (internal) yag diarahkan kepada
beberapa
keterampilan
maksud
rendah,
lahiriah
sedangkan
(external) movement
dengan
ujud
dengan
ujud
mempunyai pengertian gerak lahiriah yang dapat diamati dan ia mengutamakan ketepatan”. Berdasarkan dua pendapat di atas, maka jelaslah bahwa motorik adalah suatu peristiwa latin dalam bentuk wujud gerak seseorang, akibat adanya dorongan dalam diri yang dapat diamati. Misalnya saja seorang anak untuk belajar berjalan akan akan diamati dan hal ini merupakan suatu peristiwa laten akibat adanya dorongan untuk bergerak. Pengembangan model motorik tersebut 16
menurut Gusril (2006:7) adalah “dengan mengeksplorasi jenis-jens permainan yang dilakukan oleh siswa sekolah dasar, baik waktu di sekolah maupun di luar sekolah”. Kemampuan motorik menurut Cholik Mutohir (2004:74) adalah “kapasitas seseorang dalam bergerak dilihat dilihat dari fisik dan daya fisik yang mengacu kepada otot”. Sementara Selanjutnya Luthan
(1988:213)
mengatakan
“kemampuan
motorik
juga
dikatakan sebagai kualitas kemampuan seseorang yang dapat mempermudah dalam melakukan keterampilan gerak”. Selain itu juga, kemampuan motorik merupakan kualitas umum yang dapat ditingkatkan melalui latihan. Dari penjelasan di atas, jelas sekali
bahwa kemampuan
motorik merupakan kualitas kemampuan seseorang (individu) dalam melakukan gerakan yang dipandang sebagai landasan keberhasilan untuk menyelesaikan keterampilan gerak. Dengan demikian dapat dikatakan seseorang yang memiliki kemampuan motorik
yang
tinggi,
diduga
akan
lebih
berhasil
dalam
menyelesaikan tugas keterampilan motorik khusus. Hal ini tentunya dapat ditingkatkan melalui latihan-latihan dan dalam bermain. Gusril (2005:10) menjelaskan di dalam operasionalnya, motorik (gerak) dikatakan sebagai ”perubahan tempat, posisi dan kecepatan tubuh atau bagian tubuh manusia yang terjadi dalam suatu dimensi ruang dan waktu serta dapat diamati secara objektif”. Misalnya sewaktu siswa Sekolah Dasar melakukan lari, jalan, lompatan dan memanjat serta kejar-kejaran. Selanjutnya untuk meningkatkan kemampuan motorik anak-anak Sekolah Dasar, tentunya diperlukan pengertian dan pemahaman tentang: 1) Tahap Kemampuan Motorik Siswa sekolah Dasar Pengertian dan pemahaman motorik, penting artinya dalam meningkatkan kemampuan motorik anak seusia sekolah dasar, karena pada anak-anak usia sekolah dasar pada 17
umumnya
memiliki
pengalaman-pengalaman
gerakan.
Pengalaman gerakan yang mereka miliki pada umumnya pengalaman gerakan yang mereka peroleh dari berbagai aksi motorik yang mereka lakukan dari kehidupan sehari-hari. Sehingga variasi pengalaman gerakan yang mereka miliki terbatas pada vaiasi-variasi yang mereka lakukan sehari-hari. Misalnya berjalan, berlari, melompat, melempar, memanjar, berguling dan sebagainya. Tetapi belum lagi terarah pada suatu cabang olahraga tertentu, walaupun pengalaman gerakan yang mereka
miliki
tersebut
akan
membantu
mempermudah
penguasaan keterampilan motorik olahraga. Berkembangnya kemampuan motorik sangat ditentukan oleh dua faktor pertumbuhan dan perkembangan. Kedua faktor ini
masih
harus
didukung
oleh
kematangan anak dan gizi yang
latihan
sesuai
dengan
baik. Pertumbuhan yang
dimaksud disini adalah perubahan kuantitatif dari organ tubuh yang dapat diukur dalam panjang (cm=sentimeter), dalam berat (kg=kilogram) atau dalam ukuran isi. Sedangkan perkembangan merupakan proses perubahan menuju ke arah yang lebih baik. Dalam arti lain merupakan perubahan kualitatif misalnya berkaitan dengan kepribadian, psikis dan perubahan fungsi otot menjadi lebih baik. Selanjutnya dapat dikataan keterampilan motorik tidak akan
berkembang
melalui
kematangan
saja,
melainkan
keterampilan motorik tersebut harus dipelajari.
Sehingga
keterampilan motorik anak yang dipelajar dapat meningkatkan kualitas keterampilan motorik. Masa kecil sering dikatakan saat ideal
untuk
mempelajari
keterampilan
motorik,
karena
berkembangnya kemampuan motorik sangat ditentukan oleh dua faktor yaitu: pertumbuhan dan perkembangan. Dari kedua
18
faktor ini masih didukung dengan latihan sesuai dengan kematangan kematangan anak, dan gizi yang baik. Tahap atau fase belajar motorik adalah suatu fase yang menggambarkan keadaan penguasaan keterampilan motorik seseorang dalam melaksanakan gerakan-gerakan olahraga. Kemampuan seseorang untuk dapat menguasai keterampilanketerampilan
motorik
olahraga
(2004:80-90)
mengelompokkan
berbeda-beda. tahap-tahap
Sukintaka kemampuan
motorik siswa kelas V dan VI (umur 10-12 tahun) Sekolah Dasar sebagai berikut:“1) Aktivitas rekreasi, 2) aquatik, 3) permainan dan olahraga, 4) aktivitas ritmik, 5) aktivitas pengembangan, 6) tes terhadap diri sendiri. Kiram (2000:23) mengemukakan kemampuan seseorang untuk dapat menguasai keterampilan-keterampilan motorik olahraga berbeda-beda, perbedaan tersebut ditentukan oleh: “kemampuan kondisi dan koordinasi yang dimiliki, perbedaan usia, pengalaman gerakan, jenis kelamin, frekuensi latihan, perbedaan tujuan dan motivasi dalam mempelajari suatu keterampilan motorik serta perbedaan suatu kemampuan kognitif”. Dengan demikian tentunya kita sebagai guru pendidikan jasmani ataupun orang tua dirumah, untuk dapat memberi kesempatan belajar keterampilan
pada anak. Banyak anak
yang tidak mempunyai kesempatan belajar keterampilan motorik disebabkan faktor orang tua, lingkungan yang tidak memiliki
tempat
bermain,
banyaknya
tugas-tugas
yang
diberikan guru di sekolah dan sebagainya. 2) Unsur-unsur kemampuan Motorik Harsono (1988:155). Mengatakan bahwa “unsur-unsur yang terkandung dalam kemampuan motorik yaitu kekuatan, kecepatan,
keseimbangan, 19
kelincahan,
daya
tahan
dan
koordinasi gerakan”. Dengan demikian dapat diartikan bahwa unsur-unsur
kemampuan
motorik
terdiri
dari
beberapa
komponen kondisi fisik seperti kelincahan, daya tahan, kecepatan dan koordinasi gerakan dan kekuatan. Depdiknas
Menurut
(2000:108)
”secara
fisiologis
kekuatan merupakan kemampuan otot mengatasi beban atau tahanan, sedangkan secara fisikalis kekuatan merupakan hasil perkalian antara massa dengan percepatan”. Seseorang tanpa memiliki kekuatan tidak akan bisa melompat, mendorong, menarik, menahan, mengangkat dan lain-lain sebagainya. Kecepatan
diartikan
sebagai
kemampuan
yang
berdasarkan kelentukan dalam satuan waktu tertentu, semakin jauh jarak yang ditempuh maka semakin tinggi kecepatannya. Daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja untuk waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut
Sedangkan
keseimbangan
adalah
kemampuan
seseorang untuk mempertahankan tubuh dalam berbagai posisi. Keseimbangan tersebut dibagi dalam dua bentuk yaitu keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis. Wahjoedi (2001:61) mengemukakan bahwa “koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara tepat, cermat
dan
efisien.
Dengan
demikian
dapat
dikatakan
seseorang yang memiliki koordinasi gerakan dengan baik, maka dia akan mampu melakukan gerakan secara tepat dan efesien. Sementara Kiram (1994:12) mengartikan “koordinasi merupakan hubungan timbal balik antara pusat susunan syaraf dengan alat gerak dalam mengatur dan mengendalikan impuls dan kerja otot untuk pelaksanaan suatu gerakan”. Selanjutnya
dalam
pembentukan,
pembinaan
dan
pengembangan keterampilan motorik olahraga pada anak-anak 20
usia sekolah dasar harus dikelolah dengan baik karena pada usia tersebut merupakan fase yang sangat menentukan bagi perkembangan keterampilan motorik mereka dalam suatu cabang olahraga tertentu. Dalam hal ini guru pendidikan jasmani
sekolah
dasar
perlu
memahami
setiap
ciri-ciri
koordinasi gerakan yang merupakan faktor yang sangat menentukan
keberhasilan
seseorang
dalam
penguasaan
keterampilan motorik dalam olahraga. Unsur-unsur yang terkandung dalam kemampuan motorik inilah dibutuhkan siswa dalam melakukan gerakan-gerakan jasmani dan olahraga dalam pembelajaran penjasorkes di sekolah. Artinya kemampuan motorik penting sekali bagi siswa, sehingga mereka dapat menyelesaikan gerakan secara tepat, cermat dan efesien. Begitu juga bagi siswa SD Negeri 16 Sintoga
Kec.Sintuk
Toboh
Gadang
Kabupaten
Padang
Pariaman, sehingga mereka mampu mengikuti proses belajar dengan baik dan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan menjadi lebih baik.
B. Kerangka Koseptual Berdasarkan kajian teori sebagai landasan berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan kerangka konseptual, yang berkaitan dengan hubungan motivasi berolahraga dengan kemampuan motorik dengan hasil belajar penjasorkes siswa SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Motivasi merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual, peranannya yang khas yaitu dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk berolahraga. Motivasi berolahraga bagi anak-anak sekolah dasar yang merupakan hal penting dalam 21
mengikuti proses belajar penjasorkes. Sedangkan kemampuan motorik
merupakan
kualitas
kemampuan
siswa
yang
dapat
mempermudah dalam melakukan keterampilan gerak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi berolahraga dan kemampuan motorik yang baik akan dapat mendorong siswa untuk aktif berolahraga dan mempermudah siswa
dalam belajar
keterampilan gerak, begitu juga bagi siswa Sekolah Dasar Negeri16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman, sehingga diduga berkemungkinan hasil belajar penjasorkes mereka dapat dicapai dengan baik. Dalam arti lain faktor motivasi berolahraga dan kemampuan motorik merupakan dua faktor yang diduga ada hubungannya dengan hasil belajar penjasorkes siswa. Untuk lebih jelasnya hubungan tersebut dapat digambarkan pada kerangka konseptual seperti yang terlihat pada gambar 1 berikut ini. Motivasi Berolahraga (X1) Hasil Belajar Penjasorkes (Y) Kemampuan Motorik (X2) Gambar 1. Kerangka Konseptual
C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
22
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berolahraga dengan hasil belajar penjasorkes
siswa SD Negeri 16 Sintoga
Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. 2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan motorik dengan hasil belajar penjasorkes
siswa SD Negeri 16 Sintoga
Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berolahraga dan kemampuan motorik secara bersama-sama dengan hasil belajar penjasorkes siswa SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman.
23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel yaitu: variabel bebas motivasi berolahraga (X1) dan kemampuan motorik (X2), sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar penjasorkes siswa (Y) SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Sedangkan waktu penelitian ini akan dilakukan setelah seminar proposal disetujui.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Sugiyono (2002:57) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman yaitu berjumlah sebanyak 77 orang, terdiri dari kelas IV yang berjumlah sebanyak 39 orang dan kelas V berjumlah sebanyak 38 orang. Untuk lebih jelasnya rincian tentang jumlah populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel. 1 di halaman berikutnya.
24
Tabel 1. Populasi Penelitian No.
Kelas
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
1
IV
22 orang
17 orang
39 orang
2
V
14 orang
24 orang
38 orang
Jumlah
36 orang
41 orang
77 orang
2. Sampel Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang akan dijadikan sebagai sumber data dalam suatu penelitian.
Sampel
dalam
penelitian
ini
diambil
dengan
menggunakan teknik purposive sampling yaitu “pengambilan sampel
didasarkan
pada
maksud
yang
telah
ditetapkan
sebelumnya atau dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu”. (Yusuf, 2005:105). Maka sampel yang diambil dalam penelitian ini hanya siswa yang laki-laki saja, dengan pertimbangan perbedaan kemampuan kondisi fisik siswa , agar populasi homogen waktu dan keterbatasan yang penulis miliki. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 36 orang siswa laki-laki, dengan rincian 22 orang dari kelas IV dan 14 orang dari kelas V. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Sampel Penelitian No.
Kelas
Jumlah
1
IV
22 orang
2
V
14 orang
Jumlah
36 orang
D. Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang berasal dari: hasill penyebaran angket untuk mendapatkan data motivasi 25
berolahraga dan hasil belajar penjasorkes diperoleh dari guru penjas, serta pengukuran terhadap kemampuan motorik siswa. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman yang terpilih sebagai sampel.
E. Teknik dan Alat Pengumpul Data Teknik dan alat pengumpul data yang digunakan adalah: 1. Motivasi Berolahraga Untuk memperoleh data motivasi berolahraga digunakan angket yang disebarkan kepada siswa yang terpilih menjadi sampel dalam penelitian. Angket yang disebarkan berisi pertanyaanpertanyaan yang berdasarkan pada indikator dari masalah yang diteliti yakni motivasi berolahraga.Angket ini berupa isian tertutup, dimana jawaban dari pertanyaan yang diajukan jawabannya telah disediakan dan responden hanya memilih salah satu alternatif jawaban tersebut. Untuk menjawab angket di dalam penelitian ini digunakan 2 (dua) kategori jawaban menurut (Sugiyono, 2008:139) yaitu: Ya (1) dan Tidak (0). 2. Tes Kemampuan Motorik untuk siswa Sekolah Dasar (SD) menurut Winarno (2006:87). Adapun rangkaian tes kemampuan motorik tersebut yakni sebagai berikut: a. Tes koordinasi mata kaki Tujuan tes ini untuk mengukur koordinasi mata kaki siswa (teste) dalam bergerak, tes ini digunakan untuk anak berusia 1015 tahun. Alat dan perlengkapan : kapur atau pita untuk membuat garis, formulir dan alat tulis, sasaran berbentuk lingkaran terbuat dari kertas dengan diameter 65 cm dengan ketinggian 1,25 meter dan jarak antara teste dengan sasaran 2 meter dan dibatasi dengan pita.
26
Pelaksanaan: (1) Sasaran ditempel pada tembok dengan ketinggian bawahnya setinggi 1,25 meter, teste berdiri dibelakang garis pembatas dengan jarak teste 2 meter dari tembok sasaran. (2) teste melaksanakan tes dengan cara melambungkan bola ke atas, menendang bola ke sasaran, menimbang bola yang memantul dari sasaran sebelum bola jatuh di lantai dan menangkapnya kembali. (3) sebelum melaksanakan tes teste diberi kesempatan untuk mencoba agar beradaptasi dengan tes tersebut. (4) tes dianggap berhasil apabila bola yang ditendang mengenai sasaran, bola yang memantul dapat di timang dan di tangkap kembali di depan garis batas. (5) teste memperoleh kesempatan melakukan tes 10 kali menggunakan kaki kanan dan 10 kali menggunakan kaki kiri. Penskoran, (1) satu tendangan yang mengenai sasaran dan dapat di tangkap dengan benar memperoleh skor 1 (satu).(2) jumlah skor yang diperoleh siswa (teste) adalah tendangan yang mengenai sasaran, di timang dan mampu ditangkap kembali oleh siswa, (3) jumlah skor tertinggi yang mampu diraih teste adalah 20. Untuk lebih jelasnya pelaksanaan tes koordinasi mata kaki dapat dilihat pada gambar 2.
65 cm
1,25 m testee
2m
Gambar2. Sasaran Tes Koordinasi Mata Kaki 27
b. Tes Kelincahan (Shuttle Run 4 x 10 Meter) Tes ini bertujuan untuk mengukur kelincahan siswa dalam bergerak mengubah arah. Tingkat usia dari anak usia 9 tahun sampai dengan mahasiswa. Alat / perlengkapan yang dibutuhkan adalah: 1) Stopwatch sesuai dengan keperluan 2) Formulir dan alat tulis 3) Lapangan: Lintasan lari yang datar berjarak 10 meter dengan kedua ujungnya dibatasi oleh garis lurus. Pada kedua ujung lintasan dibuat setengah lingkaran dengan jari-jari 30 cm, untuk tempat balok-balok (Gambar 3).
Star dan Finish
Gambar 3. Lintasan Shuttle Run Sumber: (Winarno, 2006)
4) Petugas: Stater 1 orang, pengambil waktu menurut keperluan, pengawas 1 orang dan pencatat 1 orang. 5) Prosedur pelaksanaan: a) Start dilakukan dengan start berdiri
28
b) Pada aba-aba “bersedia” testi dengan salah satu ujung jari kaki sedekat mungkin dengan garis start (Gambar 4)
Gambar 4. Testi Berdiri di Depan Garis Start Sumber: (Winarno, 2006) c) Setelah tenang, aba-aba “siap” diberikan testi siap untuk berlari. d) Pada aba-aba “Ya” testi segera berlari menuju garis batas untuk mengambil dan memindahkan balok pertama ke setengah lingkaran yang berada ditempat garis start (Gambar 5)
Gambar 5. Testi Mengambil Balok Kayu 29
Sumber: (Winarno, 2006) e) Kemudian kembali lagi menuju ke garis batas untuk mengambil
dan
memindahkan
balok
kedua
ketengah
lingkaran yang berada ditempat garis start (Gambar 6)
Gambar 6. Testi Meletakkan Balok Kayu pada ½ Lingkaran Sumber: (Winarno, 2006) f) Bersamaan dengan aba-aba “Ya”, stopwatch dijalankan dan dihentikan
pada
saat
terakhir
diletakkan,
stopwatch
dihentikan. Catatan: Balok kayu dapat diganti dengan benda lain yang mendekati ukuran balok kayu tersebut. Setiap testi diberi kesempatan melakukan 2 kali, balok harus diletakan tidak boleh dilemparkan dan balok diletakan di dalam setengah lingkaran. 6) Pencatatan hasil: a) Hasil dicatat adalah waktu yang dicapai oleh testi untuk menempuh jarak 4 X 10 meter. b) Waktu yang dicapai dihitung sampai per sepuluh detik c) Hasil kedua percobaan dicatat
c. Tes Kelentukan Tegak Untuk
mengukur
kelentukan
tubuh
dilakukan
dengan
menggunakan sits and reach test menurut Winarno (2006:93) dengan menggunakan alat Flexiometer dengan Validitas tes berupa 30
Logical Validity dan Reliabitas yang digunakan adalah tes ulang (test re-test). Dengan petunjuk pelaksanaan yaitu: a) Perlengkapan yaitu blangko catatan, ballpoint, bangku swedia dan penggaris yang ada skalanya. b) Petugas yaitu seorang pemandu tes dan seorang pencatat skor. c) Pelaksanaan tes yaitu: testi duduk telunjur, kedua tungkai lurus, telapak kaki menempel penuh pada bangku swedia, testi dengan kedua tangannya mencoba meraih atau meletakkan jari-jari tangan ke depan pada tempat yang telah ditentukan sejauh mungkin
dan
dipertahankan
selama
tiga
detik.
Tidak
diperkenankan berlatih, diberikan tiga kesempatan melakukan tes. d) Penilaian yaitu skor yang dicatat berupa angka yang mampu diraih oleh testi dari jarak terjauh dalam tiga kali pelaksanaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 6 di bawah ini.
Gambar 7. Sit and Reach Test 3. Hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan siswa diperoleh dari nilai siswa yang tertera di dalam rapor
F. Teknik Analisis Data Uji persyaratan analisis terlebih dahulu yang dilakukan dengan uji normalitas dengan menggunakan uji liliefors. Setelah dilakukan uji persyaratan analisis, maka dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui beberapa
besar
hubungan
variabel
bebas
dengan
variabel
terikatdengan menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun
31
rumus korelasi product moment menurut Riduwan (2005:99) sebagai berikut : N(
rxy
(n
XY ) (
X2 (
Ket : rxy
X )(
X ) 2 )( n
Y)
Y2 (
Y )2 )
= koefisien korelasi
N
= Jumlah Total = Sigma/Jumlah
X1
= Motivasi Berolahraga
X2
= Kemampuan Motorik
Y
= Hasil belajar penjasorkes
Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi Pearson Product Moment (PPM) tersebut diuji dengan uji signifikansi dengan rumus:
Dimana: t h
ry1 n 2
thitung = Nilai t
1 r2
r
= Nilai koefisien korelasi
n
= Jumlah sampel
Rumus korelasi ganda menurut Riduwan, (2005:141) yakni sebagai berikut: R x1. x 2.Y
r 2 x1Y
r 2 X 2Y
2(rX 1.Y ).(rX 2.Y ).(rX 1. X 2) 1 rX 1. X 2Y
Keterangan : R X1X2Y
= Koefisien korelasi ganda
rX1Y
= Jumlah Koefisien Korelasi antara X1 dan Y
rX2Y
= Jumlah koefisien korelasi antara X2 dan Y
rX1X2
=jumlah koefisien korelasi antara X1 dan X2
32
Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi korelasi ganda, dicari Fhitung kemudian dibandingkan dengan Ftabel. Dengan menggunakan rumus seperti dibawah ini: Fhitung = R2 K___ (1 – R2) n–k-1 Dimana: R2
= Nilai Koefisien korelasi ganda
n
= Jumlah sampel
k
= Jumlah variabel prediktor
33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Dekripsi Data Variabel yang diteliti di dalam penelitian ini sebagai variabel bebas adalah:motivasi olahraga (X1) dan kemampuan motorik (X2), sedangkan sebagai variabel terikat adalah hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Selanjutnya akan diuraikan hasil penelitian yang mencakup: deskripsi data, uji persyaratan analisis hipotesis, uji hipotesis dan pembahasan. 1. Motivasi Olahraga Berdasarkan hasil datamotivasi olahraga dari 36 orang siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman, didapatkan skor tertinggi motivasi olahraganya adalah 29 dan skor terendah 16, sedangkan range (jarak pengukuran) yaitu 13. Berdasarkan data kelompok tersebut diperoleh nilai rata-rata hitung (mean) adalah 23,19, dan nilai tengah (median) 23. Simpangan
baku
(standar
deviasi)
adalah
sebesar
2,89.
Selanjutnya distribusi frekuensi hasil datamotivasi olahraga siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariamantersebut dapat dilihat pada tabel 3 di halaman berikutnya.
34
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Hasil DataMotivasi olahraga Siswa di SD Negeri 16 sintuk Toboh Gadang Frekuensi
Frekuensi
Absolut
Relatif
Baik Sekali
3
8,33%
24 – 26
Baik
14
38,89%
21 – 23
Sedang
14
38,89%
18 – 20
Kurang
3
8,33%
15 – 17
Kurang Sekali
2
5,56%
36
100%
Kelas Interval
Kategori
27 – 29
Jumlah
Pada Tabel 3 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dari 36 orang siswa, untuk variabel motivasi olahraga, siswa yang memiliki kelas interval 15 – 17 adalah 2 orang (5,56%), kelas interval 18 – 20 adalah 3 orang (8,33%) dan kelas interval 21 – 23 adalah sebanyak 14 orang (38,89%). Sedangkan yang memiliki kelas interval 24 – 26 adalah sebanyak 14 orang (38,89%) dan kelas interval 27 – 29 adalah 3 orang (8,33%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 8.
Gambar 8. Histogram Motivasi Olahraga SiswaSD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman 35
Selanjutnya berdasarkan hasil data yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwasiswa yang memiliki motivasi olahraga skor di atas kelompok rata-rata adalah sebanyak 17 orang (47,22%) dan motivasi olahraga skor
dalam kelompok rata-rata
adalah 5 orang (13,89%). Sedangkan untuk skor di bawah kelompok rata-rata yaitu sebanyak 14 orang (38,89%).
2. Kemampuan Motorik Hasil data variabel kemampuan motorik dari 36 orang siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman, didapatkan skor tertinggi adalah 20 dan skor terendah yaitu 11. Sedangkan range (jarak pengukuran) dari kemampuan motorik
tersebut adalah 9. Berdasarkan data
kelompok untuk variabel kemampuan motorik, diperoleh nilai ratarata hitung (mean) adalah 16,67 dan nilai tengah (median)nya adalah 17. Sedangkan simpangan baku (standar deviasi) adalah 2,12. Selanjutnya
distribusi frekuensi hasil datakemampuan
motorik siswaSD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman tersebut dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Distribusi Hasil Data Kemampuan Motorik Siswa di SD Negeri 16 sintoga Kabupaten Padang Pariaman Kelas Interval
Kategori
Frekuensi
Frekuensi
Absolut
Relatif
19 – 20
Baik Sekali
9
25%
17 – 18
Baik
12
33,33%
15 – 16
Sedang
10
27,78%
13 – 14
Kurang
4
11,11%
11 – 12
Kurang Sekali
1
2,78%
36
100
Jumlah
36
Berdasarkan pada Tabel 4 di halaman, maka dapat disimpulkan bahwa dari 36 orang siswa yang terpilih menjadi sampel dalam penelitian ini, yang memiliki kemampuan motorik untuk kelas interval 11 - 12 yaitu hanya 1 orang (2,78%), kelas interval 13 - 14 adalah 4 orang (11,11%) dan kelas interval 15 - 16 yaitu sebanyak 10 orang (27,78%). Sedangkan untuk kelas interval 17 – 18 adalah sebanyak 12 orang (33,33%) dan kelas interval 19 – 20 adalah sebanyak 9 orang (25%). Untuk lebih jelasnya variabel kemampuan motorik tersebut dapat dilihat pada gambar 9.
Gambar 9. Histogram Frekuensi Kemampuan Motorik
Berdasarkan uraian penskoran tentang variabel kemampuan motorik siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwasiswa yang memiliki kemampuan motorik dengan skor di atas kelompok rata-rata adalah sebanyak 10 orang (27,78%) dan skor dalam kelompok rata-rata adalah sebanyak 11 orang (30,56%). Sedangkan untuk skor di bawah kelompok rata-rata yaitu sebanyak 15 orang (41,67%). 37
3. Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Berdasarkan data hasil belajar penjasorkes dari 36 orang siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman, didapatkan skor tertinggi adalah 78 dan skor terendah yaitu 64, sedangkan range (jarak pengukuran) adalah 14. Berdasarkan data kelompok yang telah diuraikan di atas, maka diperoleh rata-rata hitung (mean) 70,50, nilai tengah (median) adalah 70, dan simpangan baku (standar deviasi) 4,02. Selanjutnya distribusi datahasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman tersebut dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Distribusi Frekuensi DataHasil Belajar Penjasorkes Frekuensi
Frekuensi
Absolut
Relatif
Baik Sekali
4
11,11%
73 – 75
Baik
9
25%
70 – 72
Sedang
10
27,78%
67 – 69
Kurang
6
16,67%
64 – 66
Kurang Sekali
7
19,44%
36
100%
Kelas Interval
Kategori
76 – 78
Jumlah
Berdasarkan Tabel 5 di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 36 orang siswa, yang memiliki datahasil belajar penjasorkes dengan kelas interval 64 - 66 adalah 7 orang (19,44%), kelas interval 67 - 69 adalah 6 orang (16,67%) dan kelas interval 70 - 72 adalah sebanyak 10 orang (27,78%). Sedangkan kelas interval 73 75 adalah sebanyak 9 orang (25%) dan kelas interval 76 – 78 adalah 4 orang (11,11%). Untuk lebih jelasnya variabel hasil belajarpenjasorkes siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh
Gadang
Kabupaten
Padang
histogram pada gambar 10 berikut. 38
Pariamandapat
dilihat
Gambar 10. Histogram Frekuensi Hasil BelajarPenjasorkes
Berdasarkan data tentang hasil belajar penjasorkes yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa siswadi SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariamanyang memiliki hasil belajar, dengan skor di atas kelompok rata-rata adalah sebanyak 14 orang (38,89%) dan yang memiliki hasil belajar skor dalam kelompok rata-rata hanya 1 orang (2,78%). Sedangkan hasil belajar penjasorkes untuk skor di bawah kelompok rata-rata yaitu sebanyak 21 orang (58,33%).
B. Uji Persyaratan Analisis Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka terlebih dahulu di lakukan uji persayaratan analisis dengan uji normalitas datauntuk mengetahui apakah data dari variabel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak dapat digunakan uji Lilliefors. Hipotesis uji Lilliefors:
39
Ho
: Lo
Ha
: Lo>Lt
data tidak berdistribusi normal
Tabel 6. Rangkuman Uji Normalitas Data Variabel
Lo
Motivasi olahraga (X1)
0,083
Kemampuan motorik (X2)
0,130
Hasil belajar (Y)
0,131
Lt
Kesimpulan
0,148
Normal
Berdasarkan pada tabel 6 di atas, ternyata hasil uji Lilliefors yang di observasi Lo< Lt
0.05) , jika Lo lebih kecil dari Lt hal ini
berarti ketiga data variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu motivasi
olahraga,
kemampuan
motorik
dan
hasil
belajar
penjasorkes adalah berdistribusi normal.
C. Uji Hipotesis 1. Uji Hipotesis Penelitian Pertama (X1 dengan Y) Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah Terdapat
hubungan
yang
signifikan
antara
motivasi
olahragadenganhasil belajar penjasorkes siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Berdasarkanuji besarnya koefisien korelasi, dilakukan analisis korelasi product moment dan untuk menguji keberartian (signifikan) koefisien korelasi dilanjutkan dengan uji t korelasi. Hasil analisis korelasi antara motivasi olahraga (X1) dengan hasil belajarpenjasorkes siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman (Y) adalah diperoleh rhitung 0,341> rtabel 0,329 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi olahragadenganhasil belajarpenjasorkes siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Untuk menguji signifikan koefisien korelasi
40
motivasi
olahragadengan
hasil
belajarpenjasorkes
tersebut
dilakukan uji t. Uji t tersebut dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 7. Rangkuman Uji Keberartian Koefisien KorelasiAntara Variabel Motivasi olahraga DenganHasil belajarPenjasorkes Koefisien Koefisien Korelasi 0,341
Determinasi
t hitung
t tabel
Kesimpulan
2,11
1,69
Signifikan
0,1163
Berdasarkan tabel 7 di atas, ternyata thitung = 2,11> ttabel
0.05 . Dengan demikian dapat disimpulan bahwa terdapat
1,69
hubungan yang berarti (signifikan) antara motivasi olahraga dengan hasil belajar penjasorkes di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh
Gadang
Kabupaten
Padang
Pariaman,
diterima
kebenarannya secara empiris.
2.
Uji Hipotesis Penelitian Ke Dua (X2 dengan Y) Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah Terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan motorik denganhasil belajar penjasorkes di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Untuk melihatbesarnya koefisien korelasi adalah dengan menggunakan analisis korelasiproduct moment dan untuk menguji keberartian (signifikan) koefisien korelasi dilanjutkan dengan uji t korelasi. Berdasarkan hasil analisis korelasi antara kemampuan motorik
(X2) dengan hasil belajar penjasorkes (Y) diperoleh
rhitung0,402> rtabel 0,329, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan motorik dengan hasil belajar penjasorkes siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Untuk menguji signifikan koefisien korelasi antara kemampuan motorik dengan hasil belajarpenjasorkes siswa
41
di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman dilakukan uji t. Untuk lebih jelasnya hasil rangkuman uji t atau uji koefisien korelasi
antara
kemampuan
motorik
dengan
hasil
belajarpenjasorkes di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariamantersebut, dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Rangkuman Uji Keberartian Koefisien Korelasi Antara Variabel Kemampuan Motorik Dengan Hasil belajar Penjasorkes Koefisien
Koefisien
Korelasi
Determinasi
0,402
0,329
thitung
t tabel
Kesimpulan
2,56
1,69
Signifikan
Berdasarkan tabel 8 di atas, ternyata thitung = 2,56> ttabel1,69
0.05 . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang berarti (signifikan) antara kemampuan motorik dengan hasil belajarpenjasorkes di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman,diterima kebenarannya secara empiris.
3. Pengujian Hipotesis Ketiga (X1 dan X2 dengan Y) Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian yaitu Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi olahraga dan kemampuan motorik secara bersama-sama denganhasil belajar penjasorkes siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Pengujian hipotesis ke tiga ini dilakukan menggunakan korelasi ganda. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi ganda diperoleh rhitung = 0,487 > rtabel 0,329 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan (berarti) antara motivasi olahraga dan kemampuan 42
motorik
secara bersama-sama denganhasil belajarpenjasorkes
siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman.Untuk lebih jelasnya hasil rangkuman uji t atau uji koefisien korelasi antara motivasi olahraga dan kemampuan motorik secara bersama-sama dengan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SD Negeri 16 Sintoga
Kec.Sintuk
Toboh
Gadang
Kabupaten
Padang
Pariamantersebut, dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9. Rangkuman Uji Keberartian Koefisien KorelasiAntara VariabelMotivasi Olahraga Dan Kemampuan Motorik Secara Bersama-Sama Terhadap Hasil Belajar Penjasorkes Koefisien
Koefisien
Korelasi
Determinasi
0,487
Fhitung
F tabel
Kesimpulan
5,13
3,29
Signifikan
0,329
Berdasarkan tabel 9 di halaman sebelumnya, ternyata t = 5,13> t
tabel
3,29
hitung
0.05 . Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang berarti (signifikan) antara motivasi olahraga dan kemampuan motorik secara bersama-sama terhadap hasil belajar penjasorkes di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariamandi atas,diterima kebenarannya secara empiris.
D. Pembahasan Hipotesis pertama yang diajukan di dalam penelitian ini adalah Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi olahraga dengan hasil belajar penjasorkes siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Berdasarkan hasil analisis data, ternyata motivasi olahraga mempunyai
hubungan
secara
signifikan
dengan
hasil
belajar
penjasorkes di terima kebenarannya secara empiris. Artinya semakin 43
tinggi motivasi olahraga, maka sejalan dengan itu semakin tinggi pula hasil belajar penjasorkes siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Siswa memperoleh hasil belajar penjasorkes setelah mereka mengikuti proses pembelajaran selama lebih kurang tiga bulan dan kemudian dilakukan evaluasi atau ujian tengah semester oleh guru penjasorkes. Hasil belajar menurut Sardiman, (2007:26) meliputi: “a) hal ikhwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif), b) hal ikhwal personal, kepribadian atau sikap (afektif), c) hal ikhwal kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik)”. Berdasarkan data tentang hasil belajar penjasorkes, dari 36 orang siswa diSD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman, hanya 4 orang dalam kategori baik sekali dan 9 orang dalam kategori baik, artinya sebagian besar siswa yang terpilih menjadi sampel hasil belajar penjasorkesnya dalam kategori sedang,kurang dan kurang sekali. Klasifikasi atau kategori ini dilakukan berdasarkan data kelompok dalam penelitian ini dan yang menjadi acuannya adalah nilai rata-rata kelompok tersebut. Dengan demikian,jelaslah bahwa hasil belajar penjasorkes siswa masih banyak yang rendah, salah satu variabel yang dapat mempengaruhi hasil belajar penjasorkes tersebut adalah motivasi siswa dalam olahraga. Dari hasil data motivasi olahraga yang diperoleh dari jawaban pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sesuai dengan indikator motivasi, maka sebanyak 19 orang motivasi olahraganya dalam kategori sedang, kurang dan kurang sekali. Artinya hanya sebagian siswa yang memiliki motivasi dalam kategori baik sekali dan baik. Motivasi olahraga dapat diartikan sebagai kekuatan dari dalam diri individu atau yang menggerakan dan mengarahkan, sehingga individu tersebut terjadi perubahan tingkah laku dalam mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini tentunya tujuannya adalah berolahraga atau 44
bagaimana tingkah lakunya atau perbuatannya dalam berolahraga. Biasanya siswa yang memiliki motivasi yang tinggi berolahraga akan terlihat dari sikap dan tingkah lakunya, misalnya dia rajin, tekun dan lebih bersemangat, bergairah dan senang dalam berolahraga. Namun menurut Setyobroto (2002:27) “motivasi berolahraga bervariasi antara individu yang satu dengan lain karena perbedaan kebutuhan dan kepentingan, baik disebabkan karena perbedaan tingkat perkembangan umurnya, minat, pekerjaan dan kebutuhkebutuh lainnya”. Artinya bila dikaitkan dengan motivasi berolahraga bagi
anak-anak
kepentingannya kemampuan
seusia untuk
dan
hubungannya
Sekolah
kebugaran
keterampilan
dengan
Dasar, jasmani
gerak,
pembelajaran
tentunya dan
yang
mereka
meningkatkan mungkin
penjasorkes,
dan
erat dapat
meningkatkan hasil belajar penjasorkes mereka. Hipotesis Kedua yang diajukan di dalam penelitian ini adalah Terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan motorik denganhasil belajar penjasorkes siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Berdasarkan hasil analisis data, ternyata kemampuan motorik mempunyai
hubungan
secara
signifikan
dengan
hasil
belajar
penjasorkes siswa dan di terima kebenarannya secara empiris. Artinya semakin tinggi kemampuan motorik siswa, maka berkemungkinan semakin baik hasil belajar penjasorkes yang mereka peroleh. Siswa untuk mendapatkan hasil belajar penjasorkes tersebut harus ikut beberapa macam tes atau evaluasi tentang keterampilan gerak (motorik) dalam olahraga dan pengetahuan tentang kesehatan, sesuai dengan materi pembelajaran yang diberikan guru penjas berdasarkan kurikulum pada semester tersebut. Dengan
demikian
penjasorkes tersebut
dapat
dikatakan
bahwa
hasil
belajar
erat kaitannya dengan kemampuan motorik
siswa, sehingga dengan kemampuan motorik yang baik mereka 45
dengan mudah melakukan keterampilan gerak dalam pembelajaran penjasorkes. Hal ini sesuai dengan pendapat Luthan (1988:213) yang menyatakan
bahwa
“kemampuan
motorik
sebagai
kualitas
kemampuan seseorang yang dapat mempermudah dalam melakukan keterampilan gerak.Selain itu juga, kemampuan motorik merupakan kualitas umum yang dapat ditingkatkan melalui latihan”. Selanjutnya Cholik Mutohir (2004:74) menjelaskan bahwa kemampuan motorik adalah “kapasitas seseorang dalam bergerak dilihat dilihat dari fisik dan daya fisik yang mengacu kepada otot”. Artinya daya fisik yang mengacu kepada otot, sangat dibutuhkan oleh siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran penjasorkes yang banyak hubungannya dengan kemampuan fisik, misalnya saja siswa akan berlari, memukul, mendorong, menahan, menarik, melompat dan sebagainya dalam berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Semua ini membutuhkan unsur-unsur kemampuan motorik. Unsur-unsur motorik menurut Harsono (1988:155). Mengatakan bahwa “unsur-unsur yang terkandung dalam kemampuan motorik yaitu kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelincahan, daya tahan dan koordinasi gerakan”. Dengan demikian dapat diartikan bahwa unsur-unsur kemampuan motorik terdiri dari beberapa komponen kondisi fisik seperti kelincahan, daya tahan, kecepatan dan koordinasi gerakan dan kekuatan. Dengan memiliki kemampuan motorik baik, siswa tentu mempunyai daya tahan, kecepatan, keseimbangan, kelincahan dan koordinasi gerakan yang baik pula. Hal ini akan sangat berarti dalam mengikuti proses pembelajaran, proses evaluasi pembelajaran dan membawa dampak positif terhadap hasil belajar penjasorkes yang mereka dapatkan, serta telah terbukti memang dalam penelitian ini yang
menyatakan
terdapat
hubungan
yang
sinigfikan
kemampuan motorik dengan hasil belajar penjasorkes.
46
antara
Hipotesis Ketiga yang diajukan di dalam penelitian ini adalah Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi olahraga dan kemampuan motorik secara bersama-sama dengan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Berdasarkan hasil analisis data, ternyata motivasi olahraga dan kemampuan motorik secara bersama-sama mempunyai hubungan secara signifikan dengan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di terima kebenarannya secara empiris. Artinya semakin tinggi motivasi olahraga dan semakin baik kemampuan motorik siswa, maka semakin baik pula hasil belajar penjasorkes siswa di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Meskipun dua variabel yang diteliti yaitu motivasi olahraga dan kemampuan
motorik
ditemukan
mempunyai
hubungan
secara
signifikan dengan hasil belajar penjasorkes siswa dan diterima kebenaranya secara empiris, namun hasil belajar penjasorkes sebagian besar siswa yang menjadi sampel di SD Negeri 16 Sintoga Kec.Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman masih rendah. Dua variabel penyebabnya adalah
rendahnya motivasi
olahraga siswa dan tingkat kemampuan motorik siswa, gambaran data tentang kedua variabel ini dapat dilihat pada halaman 35 dan 36. Hasil belajar penjasorkes tidak hanya dipengaruhi oleh variabel motivasi olahraga dan kemampuan motorik saja, melainkan banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar penjasorkes siswa. Diantaranya sarana dan prasarana pembelajaran, kemampuan guru dalam mengajar dan pemilihan metode dan media yang tepat untuk suatu materi pembelajaran, status gizi dan kesegaran jasmani siswa juga dapat mempengaruhi kesiapan siswa dalam belajar, begitu juga dengan lingkungan belajar. Lingkungan yang aman dan nyaman bagi siswa untuk melakukan aktivitas bermain misalnya tentu akan 47
dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, sehingga mereka serius, rajin dan bersemangat mengikuti pembelajaran. Jadi dapat dikatakan bahwa banyak faktor yang perlu diketahui, dipahami dan dimengerti serta dapat mempengaruhi hasil belajar penjasorkes. Semua ini merupakan tanggung jawab bersama, baik siswa, guru dan orang tua, karena orang tua penting memberikan perhatian dan pengawasan terhadap anaknya dalam belajar, sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan.
48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan kepada hasil analisis dan dan pembahasan yang telah di uraikan pada bagian terdahulu, maka pada bab ini dapat ditarik kesimpulan dan saran yakni sebagai berikut: A. Kesimpulan 1.
Motivasi olahraga mempunyai hubungan secara signifikan dengan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dan diterima kebenarannya secara empiris, karena ditemukanrhitung 0,341> rtabel 0,329 dan thitung = 2,11> ttabel 1,69
2.
0.05 .
Kemampuan motorik mempunyai hubungan secara signifikan dengan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dan diterima kebenarannya secara empiris, karena ditemukan rhitung 0,402 > rtabel 0,329 dan thitung = 2,56 > t tabel 1,69
3.
0.05 .
Motivasi olahraga dan kemampuan motorik secara bersamasama mempunyai hubungan secara signifikan dengan hasil belajar pendidikan
jasmani
olahraga
dan
kesehatan
dan
diterima
kebenarannya secara empiris, karena ditemukan rhitung = 0,487> rtabel 0,329 dan Fhitung = 5,13> Ftabel 3,29. B. Saran Beradasarkan kepada kesimpulan dalam penelitian ini, maka disarankan kepada: 1. Guru agar lebih meningkatkan kreaktivitas dalam mengajar mungkin dengan mengembangkan model-model pembelajaran, sehingga motivasi siswa dapat ditingkatan. 2. Siswa agar menyadari bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan dalam mencapai hasil belajar yang diinginkan, misalnya saja cara
49
belajar
dan
kemampuan
motorik
harus
ditingkatkan
dan
sebagainya. 3. Orang tua atau wali murid agar memperhatikan keseimbangan kebutuhan gizi anaknya, karena hal ini berpengaruhi terhadap hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. 4. Pihak
sekolah
pembelajaran,
agar sehingga
melengkapi kemampuan
sarana
dan
motorik
prasarana
siswa
dapat
ditingkatkan dan mengadakan kerjasama dengan dinas kesehatan tentang pemahaman dan pentingnya keseimbangan gizi dengan aktvitas yang mereka lakukan, sehingga siswa tidak mengalami kelebihan berat badan.
50
DAFTAR PUSTAKA Arsil, 2010. Evaluasi Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. Malang: Wineka Media. Depdiknas, 2000. Dasar-Dasar Kepelatihan Olahraga. Jakarta: Proyek Pendidikan Jasmani Luar Biasa. ----------, 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta. Dimyati, 2006. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineke Cipta. Gusril, 2005. Model Pengembangan Motorik Siswa Sekolah Dasar. Padang: FIK-Universitas Negeri Padang. Gusril, 2006. Model Pengembangan Motorik Siswa Sekolah Dasar. Padang: FIK-Universitas Negeri Padang. Harsono. 1988. Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: P2LPTK. Harsuki. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini, Kajian Para Pakar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Kiram, Yanuar. 1994. Belajar Motorik.Padang: FIK Universitas Negeri Padang. ----------. 2004. Belajar Motorik.Padang: FIK Universitas Negeri Padang. Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik : Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Depdikbud. --------, 2001. Mengajar Untuk Belajar Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia. Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Yakarta : PT. Rineka Cipta. Mulyasa. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Mutohir, T. Cholik (2004). Perkembangan Motorik Pada Masa Anak-Anak, Jakarta“ PPKKO, Dirjen Olahraga Depdiknas. Prayitno, 1973. Motivasi Belajar. Jakarta P2LPTK. Riduwan, 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula. Jakrta: Alfabeta.
51
Sardiman, 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Setyobroto, 2002. Psikologi Olahraga. Jakarta: Percetakan Universitas Negeri Jakarta. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor- faktor yang Mempengaruhi. Jakarta. PT. Rineka Cipta. Sudjana, 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukintaka, 2004. Teori Pendidikan Jasmani: Filosofi Pembelajaran Dan Masa Depan. Bandung: Nuansa. Sukmadinata. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rusda Karya. Syaiful. 1994. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Undang-undang Republik Indonesia No. 20, Tahun 2003. Tentang Sistim Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdikbud. Wahjoedi. 2001. Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada. Yusuf. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.
52
KISI-KISI ANGKET
No 1
Variabel
Indikator
Motivasi
a) Tekun
instrinsik
b) Giat
1,2,3,4,5,6,7,
c) Disiplin d) Semangat e) Perasaan
2.
Motivasi
a) Pujian
ekstrinsik
b) Hadiah
Nomor Soal
8,9,10,11,12, 13,14,15
c) Guru penjas
16,17,18,19,20
d) Teman sebaya
,21,22,23,24,25,
e) Orang tua
26,27,28,29.30
f)
Lingkungan
53
FORMAT PENGISIAN ANGKET
Isilah angket dibawah ini dengan baik dan benar sesuai dengan pendapat kamu! 1.
Isilah dengan tanda silang (x) pada setiap pertanyaan yang kamu anggap benar
2.
Setiap jawaban yang kamu berikan dijamin kerahasiaannya.
Nama
:
Tempat/Tanggal Lahir
:
Usia
:
Jenis Kelamin
:
Kelas
:
Nama Sekolah
:
54
ANGKET PENELITIAN
No
Pertanyaan
1
2
Jawaban
Motivasi Instrinsik 1
Apakah kamu punya keinginan sendiri
untuk
berolahraga? 2
Kamu
senang
mengikuti
pembelajaran
penjasorkes karena ada materi permainan olahraga ? 3
Apakah setiap ada kegiatan bermain dalam suatu cabang olahraga selalu kamu inginkan ?
4
Pada saat belajar penjasorkeskamu selalu mengikuti dengan rajin dan serius?
5
Apakah mata pelajaran penjasorkes adalah mata pelajaran yang paling kamu senangi ?
6
Merasa kurang senang apabila kamu tidak diikutkan
dalam
kegiatan
bermain
atau
berolahraga? 7
Apakah kamu tahu dengan rajin berolahraga dapat meningkatkan kemampuan motorik ?
8
Dalam mengikuti latihan dan bermain olahraga, apakah kamu selalu yang terbaik?
9
Walaupun kesehatan fisik kamu tidak fit, apakah kamu
akan
tetap
bersemangat
mengikutipermainan sepakbola atau permainan olahraga lainnya? 10
Apakah kamu tidak merasa kecewa apabila tidak dikutkan bermain dengan teman sebaya?
55
3
4
Ya
Tidak
11
Apakah kamu punya inisiatif sendiri untuk bermain dengan teman-teman, meskipun tidak dalam pembelajaran penjasorkes?
12
Apakah kamu selalu memahami dan mengerti setiap kegiatan olahraga yang kamu lakukan?
13
Apakah kamu merasa marah apabila diganggu teman dalam bermain?
14
Apakah kamu suka bermain sepakbola untuk mengisi waktu luang di sore hari?
15
Apakah kamu ikut berolahraga karena ingin mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang kamu miliki? Motivasi Ekstrinsik
16
Menyenangi kegiatan olahraga karena kamu ingin dipuji orang lain ?
17
Apakah
orang
tua
kamu
memberkan
kesempatan untuk bermain atau berolahraga ? 18
Apakah kamu selaju rajin dan tekun berolahraga hanya untuk mendapatkan nilai yang bagus dalam mata pelajaran penjasorkes?
19
Apakah dalam setiap kegiatan latihan dan bermain olahraga, kamu selalu ingin bersaing dengan teman-teman ?
20
Setiap kegiatan olahraga yang kamu lakukan, karena diajakoleh teman kamu?
21
Apakah lingkungan tempat tinggal kamu punya lapangan tempat bermain yang membuat kamu senang untuk berolahraga?
22
Bermain sepak bola atau bolavoli merupakan olahraga yang paling kamu sukai ?
56
23
Apakah peralatan olahraga seperti bola, net, raket dan lapangan yang baik
dan cukup
tersedia di sekolah yang membuat kamu tertarik untuk berolahraga ? 24
Tanpa berpakaian olahraga yang lengkap kamu tetap bersemangat mengikuti kegiatan olahraga dan bermain di lapangan ?
25
Apakah kamu selalu diikuti sertakan dalam pertandingan olahraga di sekolah kamu?
26
Buk guru yang cantik dan pak guru yang gagah, itukah yang membuat kamu tertarik dan senang bermain atau berolaharaga ?
27
Apakah kamu punya keinginan untuk berlatih dan bermain dalam cabang olahraga prestasi seperti sepakbolamini, bola basket dan bolavoli mini, dan sepak takraw untuk menjadi yang terbaik di sekolah kamu ?
28
Apakah kamu senang belajar olahraga senam, meskipun belajarnya dilakukan di atas rumput karena sekolah tidak punya ?
29
Latihan
olahraga
bela
diri
seperti
karate,
taekuwondo kamu juga ikutikarena kamu ingin menjadi anak kuat ? 30
Apakah
kamu
terbiasa
dengan
dengan berjalan kaki ?
57
kesekolah
REKAP DATA MOTIVASI OLAHRAGA No
Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
Agung Prayuda
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
2
Aldo Renoldi
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
3
Anggi Aldila Putra
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
4
Yogi Isra
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
5
Yusuf Rahmad Dani
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
6
Rahmad Setia Putra
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
7
Ridal Bastian
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
8
Muhamad Arifan
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
9
Zikri Alfitrah
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
10
Ari Wahyudi
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
11
Riski Wahyudi
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
12
M. Fahrezi Ramadoni
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
13
Salman Alfarisi
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
14
Fikri Alfarisi
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
15
Dimas Aidil Masoni
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
16
Rafi Alfino
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
17
Khairul Fuadi
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
18
Wahyuda Marnur
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
19
Genta Putra Pesada
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
20
Ferdi Septian Putra
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
21
David Hidayatullah
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
22
Doni Hidayatullah
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
23
Aris Cokro Bintoro
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
24
Wahyudi Ozi S
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
25
Doni Kusuma
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
26
Muhamad Reza A
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
27
Septiawan Riski M
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
28
Deni Saputra
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
29
M. Alfarezi
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
30
M. Ilham
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
31
Alfindo Erianto
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
32
Novrianto Ramadoni
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
33
Rahmad Illahi
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
34
Feri Fernando M
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
35
Azwarman
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
36
Novrianto Rahmadan
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
58
REKAP HASIL DATA TES KEMAMPUAN MOTORIK No
Nama
Kelincahan
T- Score
Nilai
Kelentukan
T- Score
Nilai
1
Agung Prayuda
12
56.79
18.93
30.2
36.7
12.23
2
Aldo Renoldi
13
43.21
14.4
30.1
36.36
12.12
3
Anggi Aldila Putra
14
29.64
9.88
30
36.02
12
4
Yogi Isra
12
56.79
18.93
30.5
37.72
12.57
5
Yusuf Rahmad Dani
13
43.21
14.4
30.7
38.4
12.8
6
Rahmad Setia Putra
11
56.79
18.93
35
53.03
17.68
7
Ridal Bastian
12
29.64
9.88
40
70.05
23.35
8
Muhamad Arifan
13
56.79
18.93
35.7
55.42
18.47
9
Zikri Alfitrah
14
29.64
9.88
30.2
36.7
12.23
10
Ari Wahyudi
11
56.79
18.93
35
53.03
17.68
11
Riski Wahyudi
12
43.21
14.4
35.2
53.72
17.9
12
M. Fahrezi Ramadoni
13
56.79
18.93
30
36.02
12
13
Salman Alfarisi
13
56.79
18.93
35.1
53.37
17.79
14
Fikri Alfarisi
12
56.79
18.93
30.2
36.7
12.23
15
Dimas Aidil Masoni
12
43.21
14.4
35.2
53.72
17.9
16
Rafi Alfino
13
56.79
18.93
35.2
53.72
17.9
17
Khairul Fuadi
13
56.79
18.93
35
53.03
17.68
18
Wahyuda Marnur
12
43.21
14.4
36.1
56.78
18.92
19
Genta Putra Pesada
13
56.79
18.93
30.7
38.4
12.8
20
Ferdi Septian Putra
15
43.21
14.4
30.5
37.72
12.57
21
David Hidayatullah
12
56.79
18.93
34.2
50.31
16.77
22
Doni Hidayatullah
13
56.79
18.93
36.5
58.14
19.38
23
Aris Cokro Bintoro
11
56.79
18.93
32
42.82
14.27
24
Wahyudi Ozi S
14
43.21
14.4
36
56.44
18.81
25
Doni Kusuma
13
56.79
18.93
31.2
40.1
13.37
26
Muhamad Reza A
12
56.79
18.93
37.4
61.2
20.4
27
Septiawan Riski M
13
43.21
14.4
39.1
66.99
22.33
28
Deni Saputra
14
56.79
18.93
31.3
40.44
13.48
29
M. Alfarezi
11
56.79
18.93
37.2
60.52
20.17
30
M. Ilham
12
56.79
18.93
36
56.44
18.81
31
Alfindo Erianto
14
29.64
9.88
37.3
60.86
20.29
32
Novrianto Ramadoni
12
56.79
18.93
36.4
57.8
19.26
33
Rahmad Illahi
12
56.79
18.93
35.5
54.74
18.24
34
Feri Fernando M
14
29.64
9.88
34
49.63
16.54
35
Azwarman
12
56.79
18.93
36.2
57.12
19.04
36
Novrianto Rahmadan
12
56.79
18.93
37
59.84
19.95
Nilai Rata-rata Simpangan Baku
12.61
34.11
0.99
2.94
59
Ko M
REKAP DATA HASIL BELAJAR PENJASORKES
No
Nama
Hasil Belajar Penjasorkes
1
Agung Prayuda
66
2
Aldo Renoldi
73
3
Anggi Aldila Putra
73
4
Yogi Isra
73
5
Yusuf Rahmad Dani
70
6
Rahmad Setia Putra
70
7
Ridal Bastian
77
8
Muhamad Arifan
72
9
Zikri Alfitrah
69
10
Ari Wahyudi
70
11
Riski Wahyudi
70
12
M. Fahrezi Ramadoni
65
13
Salman Alfarisi
75
14
Fikri Alfarisi
65
15
Dimas Aidil Masoni
71
16
Rafi Alfino
74
17
Khairul Fuadi
74
18
Wahyuda Marnur
78
19
Genta Putra Pesada
68
20
Ferdi Septian Putra
66
21
David Hidayatullah
65
22
Doni Hidayatullah
78
23
Aris Cokro Bintoro
70
24
Wahyudi Ozi S
68
25
Doni Kusuma
64
26
Muhamad Reza A
75
27
Septiawan Riski M
75
60
28
Deni Saputra
67
29
M. Alfarezi
76
30
M. Ilham
67
31
Alfindo Erianto
67
32
Novrianto Ramadoni
70
33
Rahmad Illahi
70
34
Feri Fernando M
64
35
Azwarman
73
36
Novrianto Rahmadan
70
61
UJI NORMALITAS VARIABEL MOTIVASI BEROLAHRAGA (X1) Luas Kurva
F(zi)
S(zi)
│F(zi)-S(zi)│
0.4936
0.0064
0.0278
0.0214
2
0.4838
0.0162
0.0556
0.0394
1
3
0.4641
0.0359
0.0833
0.0474
-1.45
1
4
0.4265
0.0735
0.1111
0.0376
20
-1.10
1
5
0.3643
0.1357
0.1389
0.0032
6
21
-0.76
3
8
0.2764
0.2236
0.2222
0.0014
7
22
-0.41
6
14
0.1591
0.3409
0.3889
0.0480
8
23
-0.07
5
19
0.0279
0.4721
0.5278
0.0557
9
24
0.28
3
22
0.1103
0.6103
0.6111
0.0008
10
25
0.63
6
28
0.2357
0.7357
0.7778
0.0421
11
26
0.97
5
33
0.3340
0.8340
0.9167
0.0827
12
27
1.32
2
35
0.4066
0.9066
0.9722
0.0656
13
29
2.01
1
36
0.4778
0.9778
1.0000
0.0222
No
Xi
zi
Fr(zi)
Fcum (zi)
1
16
-2.49
1
1
2
17
-2.14
1
3
18
-1.80
4
19
5
Mean
23.19
SD
2.89
Max
29
Min
16
Median
23
Normal Baku
Lobservasi 0.083 < Ltabel 0,148
Keterangan : zi
= Skor baku
F(zi)
= Peluang skor baku
S(zi)
= Proporsi skor baku
Fr(zi)
= Frekuensi skor baku
Fcum (zi)
= Frekuensi kumulatif skor baku
62
UJI NORMALITAS VARIABEL KEMAMPUAN MOTORIK (X2) Luas Kurva
F(zi)
S(zi)
│F(zi)-S(zi)│
0.4931
0.0069
0.0278
0.0209
4
0.4625
0.0375
0.1111
0.0736
1
5
0.4082
0.0918
0.1389
0.0471
-0.88
2
7
0.3106
0.1894
0.1944
0.0050
16
-0.54
8
15
0.2054
0.2946
0.4167
0.1221
6
17
-0.07
11
26
0.0279
0.5921
0.7222
0.1301
7
18
0.47
1
27
0.1808
0.6808
0.7500
0.0692
8
19
0.88
5
32
0.3106
0.8106
0.8889
0.0783
9
20
1.38
4
36
0.4162
0.9162
1.0000
0.0838
No
Xi
zi
Fr(zi)
Fcum (zi)
1
11
-2.46
1
1
2
13
-1.78
3
3
14
-1.33
4
15
5
Mean
16.67
SD
2.12
Max
20
Min
11
Median
17
Normal Baku
Lobservasi 0.130 < Ltabel 0,148
Keterangan : zi
= Skor baku
F(zi)
= Peluang skor baku
S(zi)
= Proporsi skor baku
Fr(zi)
= Frekuensi skor baku
Fcum (zi)
= Frekuensi kumulatif skor baku
63
UJI NORMALITAS VARIABEL HASIL BELAJAR PENJASORKES Luas Kurva
F(zi)
S(zi)
│F(zi)-S(zi)│
0.4474
0.0526
0.0556
0.0030
5
0.4147
0.0853
0.1389
0.0536
2
7
0.3686
0.1314
0.1944
0.0630
-0.87
3
10
0.3078
0.1922
0.2778
0.0856
68
-0.62
2
12
0.2324
0.2676
0.3333
0.0657
6
69
-0.37
1
13
0.1443
0.3557
0.3611
0.0054
7
70
-0.12
8
21
0.0478
0.4522
0.5833
0.1311
8
71
0.12
1
22
0.0478
0.5478
0.6111
0.0633
9
72
0.37
1
23
0.1443
0.6443
0.6389
0.0054
10
73
0.62
4
27
0.2324
0.7324
0.7500
0.0176
11
74
0.87
2
29
0.3078
0.8078
0.8056
0.0022
12
75
1.12
3
32
0.3686
0.8686
0.8889
0.0203
13
76
1.37
1
33
0.4147
0.9147
0.9167
0.0020
14
77
1.62
1
34
0.4474
0.9474
0.9444
0.0030
15
78
1.87
2
36
0.4693
0.9693
1.0000
0.0307
No
Xi
zi
Fr(zi)
Fcum (zi)
1
64
-1.62
2
2
2
65
-1.37
3
3
66
-1.12
4
67
5
Mean
70.50
SD
4.02
Max
78
Min
64
Median
70
Normal Baku
Lobservasi 0.131 < Ltabel 0,148
Keterangan : zi
= Skor baku
F(zi)
= Peluang skor baku
S(zi)
= Proporsi skor baku
Fr(zi)
= Frekuensi skor baku
Fcum (zi)
= Frekuensi kumulatif skor baku
64
UJI HIPOTESIS X2Y No
X2
X2
1
17
2
2
2
Y
Y
X2Y
273
66
4356
1091
13
167
73
5329
944
3
15
219
73
5329
1081
4
16
255
73
5329
1165
5
14
192
70
4900
969
6
18
312
70
4900
1236
7
17
273
77
5929
1273
8
19
346
72
5184
1340
9
11
131
69
4761
791
10
19
362
70
4900
1332
11
16
242
70
4900
1088
12
16
271
65
4225
1070
13
20
390
75
5625
1481
14
15
230
65
4225
986
15
17
286
71
5041
1201
16
16
268
74
5476
1211
17
16
265
74
5476
1206
18
17
275
78
6084
1292
19
17
280
68
4624
1137
20
13
171
66
4356
864
21
17
301
65
4225
1128
22
20
384
78
6084
1529
23
17
273
70
4900
1157
24
17
273
68
4624
1124
25
16
263
64
4096
1038
26
19
371
75
5625
1444
27
20
418
75
5625
1533
28
16
264
67
4489
1090
29
20
394
76
5776
1509
30
19
377
67
4489
1300
31
16
241
67
4489
1039
32
17
283
70
4900
1178
33
19
344
70
4900
1297
34
13
166
64
4096
826
35
17
304
73
5329
1272
36
17
291
70
4900
1193
∑
600
10155
2538
179496
42416
65
KORELASI GANDA
Variabel
Y
Y
X1
0,341
X2
0,402
Rumus Korelasi Ganda
R x1. x 2.Y
r 2 x1Y
r 2 X 2Y
2(rX 1.Y ).(rX 2.Y ).(rX 1. X 2) 1 rX 1. X 2
rhitung 0,487 > rtabel 0,329
Fh =
Fh =
=
= 5,13
Ft = 3,29
Kriteria pengujian adalah, apabila F hitung > F table, maka Ho ditolak dan berarti Ha diterima. Ternyata 5,13 > 3,29 pada £ 0,05. Harga F table 3,29 dengan dk penyebut n – k – 1 = 33 dan dk pembilang k = 2
66
X1
X2
0,341
0,402 0,174
0,174
67
68