SITOSTATIKA = ONKOLITICA (Yun. kytos= sel, stasis= terhenti ongkos= benjolan, lysis= melarutkan) Adalah: zat-zat yang dapat menghentikan pertumbuhan pesat dari sel-sel ganas. Prinsipnya: penggunaan obat-obatan untuk merusak langsung DNA (dan RNA) sel. Senyawa ini mematikan sel-sel dengan menstimulir apoptosis.
Mekanisme efek terapeutik obat-obat ini adalah: mencari memanfaatkan perbedaan antara sel normal dan sel kanker, khususdiarahkan pada gen dari sel kanker tersebut. Toksisitasnya terhadap sel normal yang berkembang pesat seperti sumsum tulang, mukosa saluran cerna, sel rambut dll, dapat dikurangi dengan memberikan faktor pertumbuhan spt G-CSF (granulocyte colonystimulating factor.
Siklus kemoterapi
Obat diberikan selama beberapa hari dan diselingi dengan istirahat beberapa minggu, untuk memberikan kesempatan bagi jaringan normal untuk tumbuh kembali.
Kombiterapi Kombinasi dari tiga atau lebih sitostatika, seringkali digunakan, umumnya obat dengan mekanisme dan titik kerja pada siklus pertumbuhan sel tumor yang berlainan. Keuntungannya; - Daya kerja saling dipotensiasi - Resistensi dapat dihindari - Dosis masing2x dapat dikurangi - Toksisitas dapat dihindari
Beberapa kombinasi obat yang terkenal • MOPP= mustin, oncovin, prokarbazin dan prednisolon pada limfoma non-Hodgkin yang bermetastasis • VMCP= vinkristin, melfelan, cisplastin dan prednisolon pada myeloma • FAM= fluourasil, adriamisin dan mitomisin pada kanker lambung • CAF= cyclofosfamid, adriamisin dan fluourasil pada kanker mamma yang sudah menyebar • VAD= vinkristin, adriamisin, dan deksametason pada multiple myeloma
Efek samping umum: berupa gejala-gejala akibat penghambatan sel normal yang tumbuh pesat: a.
Myelosupresi penekanan sumsum tulang dengan efek gangguan darah (anemia, trombocytopenia, agranulocytosis, leukopenia). Pemeriksaan darah lengkap harus dilakukan sebelum kemoterapi dimulai dan pada waktu tertentu selama kemoterapi dilaksanakan. Penanganan: transfusi darah (anemia) transfusi plat darah (trombositopenia)
b. Mucositis perusakan mukosa mulut (luka, stomatitis) dan lambung usus (mual, muntah, diare) penanganan; dengan antiemetika spt; metoklopropamid, domperidon.
• c. Nefrotoksis kerusakan ginjal karena pengendapan asam urat. Dalam pemusnahan sel tumor, terlepas zat purin dan pirimidin yang dirombak menjadi asam urat. Penanganan: alopurinol= mencegah terbentuknya urat natriumbikarbonat: membuat kemih alkalis minum banyak air sitostatika: metotreksat, ifosfamida d. Gonadotoksis yaitu mengurangi mengurangi sel kelenjar kelamin dengan efek hilangnya libido, kemandulan permanen pd pria. sitostatika: zat-zat alkilasi.
e. Alopesia sitostatika mempunyai efek pada kulit. Hal ini terjadi sebagai akibat atropi pada akar rambut, sehingga rambut banyak yang rontok.
f. Infeksi merupakan anacaman yang selalu dihadapi pasien. Selesma atau influenza pada pasien neutropenia dapat berakhir pada syok septik dalam beberapa jam. Kulit dan selaput lendir yang utuh merupakan benteng utama dari tubuh, oleh karena itu, integritasnya harus dipertahankan.
Kemoterapi Kemoterapi memerlukan penggunaan obat untuk menghancurkan sel kanker. Walaupun obat ideal akan menghancurkan sel kanker dengan tidak merugikan sel biasa, kebanyakan obat tidak selektif. Malahan, obat didesain untuk mengakibatkan kerusakan yang lebih besar pada sel kanker daripada sel biasa, biasanya dengan menggunakan obat yang mempengaruhi kemampuan sel untuk bertambah besar. Pertumbuhan yang tak terkendali dan cepat adalah cirri khas sel kanker. Tetapi, karena sel biasa juga perlu bertambah besar, dan beberapa bertambah besar cukup cepat (seperti yang di sumsum tulang dan garis sepanjang mulut dan usus), semua obat kemoterapi mempengaruhi sel biasa dan menyebabkan efek samping.
Belum ditemukan obat kanker yang ideal, yang menghancurkan sel-sel kanker tanpa mencederai sel-sel yang normal. Meskipun demikian, banyak penderita yang bisa diobati dengan obat-obat antikanker (kemoterapi) dan beberapa diantaranya mengalami kesembuhan. Pada saat ini efek samping dari kemoterapi dapat diminimalkan.
Pada penggunaan kemoterapi, ada obat yang diberikan berdiri tersendiri, namun ada juga yang dikombinasikan dengan radioterapi yang disebut kemoradiasi, dan ada yang digabung dengan operasi baik sebelum atau pun sesudah operasi. Bila kemoterapi diberikan sebelum dilakukan operasi kanker, maka disebut kemoterapi neoadjuvan, sedangkan bila kemoterapi diberikan sesudah operasi kankernya maka disebut kemoterapi adjuvant.
Obat kemoterapi banyak macamnya, dan penggunaannya tidak sama untuk satu kanker dengan kanker lainnya. Masingmasing jenis kanker sudah memiliki pedoman obat kemoterapi mana yang harus diberikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan secara Internasional.
Ada yang penggunannya hanya satu jenis obat saja atau single agent untuk satu jenis kanker disebut monoterapi. Namun yang terbanyak adalah penggunaan kemoterapi dengan cara kombinasi dr beberapa jenis obat dan diberikan kepada penderita kanker secara bersamaan, seperti ini disebut pemberian kemoterapi kombinasi.
• Pada kemoterapi kombinasi , obat kemoterapi yang dikombinasikan sudah ditentukan secara Internasional, baik jenis obatnya, dosis obatnya dan cara pemberian serta lama pemberiannya. • Di dalam terapi kombinasi obat-obat kemoterapi ini, obat yang dikombinasikan jumlahnya beragam, ada dua obat yang dikombinasikan, ada yang tiga obat, empat obat bahkan lima atau enam obat. Kombinasi obat yang sudah ditetapkan standarnya ini disebut regimen kemoterpi. Setiap jenis kanker memiliki regimen kankernya masing-masing. • Demikian pula dosis obat masing-masing yang dikombinasikan tersebut sudah ada ketentuannya, berapa dosis setiap kali pemberian dan juga dosis maksimalnya. Perhitungan dosis beradasarkan luas permukaan tubuh penderita yang dihitung dari tinggi badan dan berat badan dan dikalkulasi dengan rumus tertentu ataupu menggunakan alat yang sudah disediakan.
• Dosis obat masing-maing obat kemoterapi memiliki dosis toksik, artinya dosis maksimal yang tidak boleh terlewati, karena akan menyebabkan efek toksik pada tubuh, tergantung pada jenis obatnya, ada yang toksik pada jantung dan lainnya. • Cara pemberian obat kemoterapi juga sudah ditetapkan, ada yang dengan melalui cairan infus, ada yang disuntikan secara langsung, ada juga yang harus diminum berupa tablet ataupun kapsul. Waktu pemberian obat kemoterapi melalui cairan infus juga bervariasi, ada yang diberikan dalam waktu 30 menit, ada yang 3 jam , bahkan ada yang sampai 20 jam pemberian. Semua itu tergantung jenis obat yang diberikan. • Dalam pemberian kemoterapi ada yang disebut dengan istilah “siklus kemoterapi”. Siklus kemoterapi adalah waktu yang diperlukan untuk pemberian satu kemoterapi . Untuk satu siklus umumnya setiap 3 atau 4 minggu sekali, namun ada juga yang setiap minggu. Sudah ditentukan untuk masing-masing jenis kanker berapa siklus harus diberikan dan berapa interval waktu antar siklusnya.
• Sebagai contoh , kanker payudara umumnya diberikan 6 siklus kemoterapi dengan interval antar siklus adalah setiap 3 minggu. Ini artinya penderita kanker payudara tersebut harus menjalani 6 kali kemoterapi sampai kemoterapinya selesai diberikan. • Misalkan kemoterapi pertama diberikan pada tanggal 1 Okober 2007, maka penderita tersebut harus dilakukan kemoterapi kedua pada tanggal 22 Oktober 2007, demikian pula seterusnya untuk kemoterapi ke 3,4,5,6, penderita harus datang setiap 3 minggu sekali ke rumah sakit. • Jumlah pemberian kemoterapi juga sudah ditetapkan untuk masingmasing kanker. Ada yang 4 kali, 6 kali , 12 kali, dsb. Jumlah pemberian ini tidak boleh ditawar-tawar, misalkan hanya diberikan satu atau dua kali saja lalu berhenti.
• Hukumnya dalam pemberian kemoterapi adalah diberikan semuanya atau tidak sama sekali. Bila diberikan hanya satu atau dua kali saja, tidak ada manfaatnya, karena kanker tidak akan dapat disembuhkan bahkan menjadi lebih tahan atau resisten terhadap pemberian kemoterapi berikunya, selain itu efek sampingnya juga hebat namun tidak memberikan manfaat, juga secara ekonomi memboroskan biaya • Efek lainnya adalah bisa saja kanker justru berkembang dan stadium kankernya meningkat, yang tadinya stadium dua menjadi stadium empat misalnya. Bisa juga kanker akan kambuh kembali di tempat semula dia tumbuh . • Mengingat pemberian kemoterapi ini sangatlah bervariasi, efek sampingnya juga banyak dan berat , maka pemberian kemoterapipun tidak dapat diberikan oleh setiap dokter. Hanya dokter yang sudah benar-benar mengerti pemberian kemoterapi yang umumnya menangani kemoterapi.
Prinsip kemoterapi kanker
Sebagian besar zat antikanker bekerja dengan menghambat proliferasi sel. Secara umum hal ini dapat dicapai dengan menghancurkan DNA atau mencegah perbaikan DNA.
Siklus sel Empat fase yang dilalui sel pada setiap siklus nya. 1. G1 (gap1)= sel tumbuh dan mulai mempersiapkan segala sesuatunya untuk proses sintesa DNA. 2. S phase (sinthesis)= replikasi DNA. 3. G2 (gap 2)= sel melakukan persiapan untuk membelah 4. M (mitosis)= sel membelah
Obat obat kemoterapi yang mengganggu/menghambat siklus sel disebut dg; zat spesifik siklus sel; - Bekerja di fase S= spesifik fase S - Menganggu proses mitosis= spesifik fase M
Sebaliknya, obat yang menghancurkan sel tumor tanpa melalui siklus sel; non spesifik siklus sel.
Faktor yang mempengaruhi respon kanker terhadap kemoterapi: • Jenis kanker • Jenis obat yang digunakan • Kombinasi dengan apa • Dosis berapa
Respon terhadap pengobatan
• Respon komplit Pengobatan yang paling berhasil menyebabkan kesembuhan, dimana semua bukti-bukti kanker tidak ditemukan lagi.
Namun para ahli kadang mengartikan kesembuhan sebagai angka harapan hidup 5-10 tahun bebas penyakit, dimana kanker tidak menghilang secara keseluruhan dan tidak kambuh lagi dalam periode tersebut.
• Respon inkomplit ukuran dari 1 atau lebih tumor berkurang lebih dari setengahnya. Respon ini bisa mengurangi gejala dan memperpanjang harapan hidup, meskipun pada akhirnya kanker akan tumbuh kembali.
• Pengobatan yang gagal; tidak menimbulkan respon
Kadang kanker menghilang secara keseluruhan, tetapi kemudian kembali lagi. Selang waktu antara kedua keadaan ini disebut waktu harapan hidup bebas penyakit.
Selang waktu dari respon komplit sampai penderita meninggal disebut waktu harapan hidup total. Pada penderita yang memiliki respon inkomplit, lamanya respon diukur dari saat respon inkomplit terjadi sampai saat kanker mulai membesar atau menyebar lagi.