SISTEM PENERIMAAN DOSEN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN EXPERT COICE Andi Harmin 1), Sitti Arni 2) Program Studi Teknik Komputer STMIK Profesional Makassar
[email protected] Program Studi Sistem Informasi STMIK Profesional Makassar
[email protected] Abstrak Keputusan Penerimaan Dosen pada STMIK Profesional Makassar sering dilakukan secara subyektif, terutama jika beberapa pelamar yang ada memiliki kemampuan (dan beberapa pertimbangan lain) yang tidak jauh berbeda.Selain itu proses penerimaan (perekrutan) dosen menjadi rumit dengan adanya pelamar yang langsung diterima hanya dengan melihat pada kriteria pertama saja, tetapi pelamar tersebut belum tentu unggul pada beberapa criteria yang lain dibandingkan dengan pelamar yang lainnya. AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan kriteria pengambilan keputusan. Penggunaan sistem pendukung keputusan, diharapkan mengurangi subyektifitas dalam pengambilan keputusan. Sebagai gantinya akan dilakukan perhitungan terhadap seluruh kriteria penerimaan dosen, sehingga diharapkan pelamar dengan kemampuan terbaiklah yang terpilih. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria utama penerimaan dosen serta menerapkan metode AHP sebagai salah satu Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Dosen pada STMIK Profesional Makassar. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode AHP dengan Expert Coice untuk menganalisis Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Dosen. Penelitian ini menggunakan skala Perbandingan berpasangan, dimana tingkat kepentingan suatu criteria relative terhadap criteria lain dapat dinyatakan dengan jelas. Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Analytic Hierarchy Process, Expert Choice perguruan
A. PENDAHULUAN Salah satu elemen penting dalam
tinggi
dapat
menjalankan
prosesnya dengan baik.
perguruan tinggi adalah dosen. Pengelolaan
Dosen adalah sebutan untuk tenaga
dosen dari suatu perguruan tinggi sangat
pendidik pada perguruan tinggi. Dosen
mempengaruhi
kerja
mempunyai kedudukan sebagai tenaga
perguruan tinggi tersebut. Jika dosen dapat
profesional pada jenjang pendidikan tinggi
diorganisir dengan baik, maka diharapkan
yang diangkat sesuai dengan peraturan
keberhasilan
perundang-undangan.
Pada
perguruan 35
tinggi proses penerimaan dosen relatif
terbaiklah yang terpilih. Sistem pendukung
sering
keputusan
dilakukan
sehingga
diperlukan
bertujuan
untuk
membantu
prosedur yang baku dalam menetapkan
mengatasi problem yang terjadi diatas agar
persyaratan bagi seorang pelamar (calon
penerimaan dosen dapat dilakukan secara
dosen) untuk diangkat sebagai dosen.
efisien dan efektif. Sistem yang dibuat
Masalah yang sering terjadi dalam proses
penerimaan
subyektifitas
dosen
pengambilan
lebih bersifat membantu pihak manajemen
adalah
dalam pengambilan keputusan dan bukan
keputusan,
menggantikannya, diharapkan sistem juga
terutama jika beberapa pelamar yang ada
dapat
memiliki
efisiensi
kemampuan
pertimbangan
lain)
(dan
yang
beberapa
tidak
jauh
penerimaan
(perekrutan)
dosen
menjadi rumit dengan adanya pelamar
dari
efektivitas
proses
pengambilan
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana
menentukan
yang langsung diterima dengan hanya
utama
melihat pada kriteria pertama saja, tetapi
menggunakan
pelamar tersebut belum tentu unggul pada
Hierarcy
beberapa kriteria yang lain dibandingkan
Profesional Makassar ?
dengan pelamar
yang lainnya. Bisa saja
terjadi seorang pelamar
dan
keputusan itu sendiri.
berbeda. Masalah lain yang timbul adalah proses
meningkatkan
2.
kriteria
penerimaan AHP
Process)
Bagaimana
dosen (Analytic
pada
STMIK
menggunakan
metode
pada kriteria
AHP (Analytic Hierarchy Process)
pertama tidak lulus, tetapi baru akan
sebagai salah satu Sistem Pendukung
terlihat kelebihannya pada kriteria-kriteria
Keputusan Penerimaan Dosen pada
selanjutnya.
yang
STMIK Profesional Makassar ?
untuk
Penelitian ini bertujuan untuk :
berurutan
Serangkaian tersebut
kriteria
bertujuan
mengurangi kerumitan proses pengambilan
1.
keputusan akibat banyaknya alternatif. Penggunaan keputusan, subyektifitas keputusan.
sistem
penerimaan
pendukung
diharapkan
mengurangi
dalam
pengambilan
Sebagai
kriteria dosen
utama
menggunakan
AHP (Analytic Hierarcy Process) pada STMIK Profesional Makassar? 2.
Menerapkan metode AHP (Analytic
akan
Hierarchy Process) sebagai salah
dilakukan perhitungan terhadap seluruh
satu Sistem Pendukung Keputusan
kriteria
Penerimaan Dosen pada STMIK
penerimaan
diharapkan pelamar
gantinya
Menentukan
dosen,
sehingga
dengan kemampuan
Profesional Makassar ? 36
Data Pelamar
Kriteria dengan AHP
B. METODE PENELITIAN Jenis data yang digunakan bersifat
Database
kualitatif dan kuantitatif, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam SPK Penerimaan Dosen
penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Teknik
model
dilakukan
2.
yang
analitikal
untuk
secara
Gambar 1. Desain Penelitian Teknik
analisis
data
yang
mendapatkan data lojik penelitian.
digunakan dalam penelitian ini adalah
Teknik wawancara yang dilakukan
Metode (Analitycal Hierarchy Process)
secara langsung guna memperoleh
AHP
informasi
menganalisis Sistem Pendukung Keputusan
tentang spesifikasi
penerimaan
3.
matematik,
dosen
pada
SPK
STMIK
dengan
Penerimaan
Expert
Dosen
Coice
pada
untuk
STMIK
Profesional yang akan dikembangkan.
Profesional Makassar. Bentuk skala yang
Mempelajari dokumen terkait, yaitu
digunakan
formulir yang digunakan selama ini
menggunakan
untuk analisis lebih lanjut.
berpasangan
Penelitian akan dilaksanakan di STMIK
Profesional
merupakan
Makassar,
perguruan
tinggi
pada skala (pairwise
penelitian
ini
Perbandingan comparisions),
tingkat kepentingan suatu kriteria relative
yang
terhadap kriteria lain dapat dinyatakan
yang
dengan jelas.
diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Dipanegara
yang
berlokasi
di
Jl.A.P.Pettarani No.27 Makassar Sulawesi
penelitian
untuk
sistem
pendukung keputusan penerimaan dosen menggunakan
Sesuai dengan kebutuhan penelitian maka langkah-langkah penelitiannya adalah
Selatan. Desain
C. HASIL
metode
AHP
(Analityc
sebagai berikut : 1. Menentukan jenis kriteria yang akan menjadi persyaratan calon Dosen dan
Hierarcy Process) yang diusulkan dapat
menyusun
kriteria
tersebut
digambarkan sebagai berikut :
bentuk matriks berpasangan
dalam
Tabel 1. Matriks Berpasangan Kriteria Penilaian Calon Dosen
37
berpasangan
untuk
masing-masing
kriteria, sehingga terbentuk matriks berpasangan antar subkriteria. Langkah menentukan
prioritas
subkriteria.
Perhitungan
subkriteria
dilakukan
Subkriteria Pendidikan
matriks pada tabel 1 dengan jumlah
a. Memasukkan
Tabel 2. Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Penilaian Calon Dosen
adalah
terhadap sub-sub dari semua kriteria
2. Membagi nilai masing-masing elemen
masing-masing kolom.
selanjutnya
nilai perbandingan
ke
dalam elemen-elemen Tabel 4. Matriks Subkriteria Pendidikan PENDIDIKAN S3 S2
Berpasangan S1
D4
S3
1.00
3.00
5.00
5.00
S2
0.33
1.00
2.00
2.00
S1
0.20
0.60
1.00
1.00
D4
0.20
0.60
1.00
1.00
Jumlah Kolom
1.73
5.20
9.00
9.00
3. Tahap selanjutnya adalah menentukan Tabel 5. Perhitungan Rasio Konsistensi Subkriteria Pendidikan
nilai prioritas kriteria. Tabel 3. Nilai Prioritas Penilaian Calon Dosen Kriteria
Kriteria
Bobot prioritas
Nilai prioritas
0.385674931
1
0.192837466
0.5
0.12855831
0.333333333
0.096418733
0.25
0.077134986
0.2
0.064279155
0.166666667
0.055096419
0.142857143
Pendidikan Pengetahuan & Skill Bidang Ilmu Pengalaman Kerja IPK
PENDIDIKAN
S3
S2
S1
D4
Jumlah Baris
Bobot Prioritas
S3
0.58
0.58
0.56
0.56
2.26
0.566239316
S2
0.19
0.19
0.22
0.22
0.83
0.207264957
S1
0.12
0.12
0.11
0.11
0.45
0.113247863
D4
0.12
0.12
0.11
0.11
0.45
0.113247863
Lamda Maks
4.10
CI = (λmaks-n)/n-1
0.03
CI=0,03 menunjukkan pembobotan yang konsisten
CR=CI/RI
0.04
CR kurang dari 10% dapat diterima
Hasil Psikotest Wawasan
b. Setelah mendapatkan bobot prioritas, tahap selanjutnya adalah menentukan
4. Menyusun ditentukan
alternatif dalam
yang
bentuk
telah
nilai prioritas subkriteria.
matriks
38
Tabel 6. Nilai Prioritas Subkriteria Pendidikan Bobot Nilai Pendidikan prioritas prioritas 0.5662393 S3 1.00 0.207265 S2 0.37 0.1132479 S1 0.20 0.1132479 D4 0.20
Pengetahuan & skill Sangat Baik
Bobot Prioritas 0.5719907
Baik
0.2228248
Cukup
0.1098527
Kurang
0.0953318
1.00 0.39 0.19 0.17
Subkriteria Bidang Ilmu a. Memasukkan
Subkriteria Pengetahuan dan Skill a. Memasukkan
nilai perbandingan
Tabel 7. Matriks Berpasangan Subkriteria Pengetahuan dan Skill Sanga t Baik
Baik
Cukup
nilai perbandingan
ke
dalam elemen-elemen pada matriks ke
dalam elemen-elemen pada matriks
Pengetahuan & Skill
Nilai Prioritas
Kurang
Tabel 10. Matriks Subkriteria Bidang Ilmu
Berpasangan
Sangat Sesuai
Sesuai
Hampir Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Sesuai
1.00
2.00
5.00
7.00
Sesuai
0.50
1.00
3.00
5.00
Hampir Sesuai
0.20
0.40
1.00
2.00
Bidang Ilmu
Sangat Baik
1.00
3.00
5.00
6.00
Tidak Sesuai
0.14
0.29
0.71
1.00
Baik
0.33
1.00
2.00
3.00
Jumlah Kolom
1.84
3.69
9.71
15.00
Cukup
0.20
0.60
1.00
1.00
Kurang
0.17
0.50
0.83
1.00
Jumlah Kolom
1.70
5.10
8.83
11.00
Tabel 11. Perhitungan Rasio Konsistensi Subkriteria Bidang Ilmu
Tabel 8. Perhitungan Rasio Konsistensi Subkriteria Pengetahuan dan Skill
b. Setelah mendapatkan bobot prioritas, tahap selanjutnya adalah menentukan nilai prioritas subkriteria. b. Setelah mendapatkan bobot prioritas, tahap selanjutnya adalah menentukan nilai prioritas subkriteria. Tabel 9. Nilai Prioritas Subkriteria Pengetahuan dan Skill
Tabel 12. Nilai Prioritas Subkriteria Bidang Ilmu Bobot Nilai Bidang Ilmu Prioritas Prioritas 0.516661 Sangat 1.00 Sesuai 0.2961981 Sesuai 0.57 39
0.1133322 Hampir Sesuai Tidak Sesuai 0.0738087
Subkriteria IPK 0.22
a. Memasukkan
0.14
nilai perbandingan
ke
dalam elemen-elemen pada matriks Tabel 16. Matriks Subkriteria IPK
Subkriteria Pengalaman Kerja a. Memasukkan
nilai perbandingan
4,0
1.00
3.00
5.00
2,75 s/d 2,99 6.00
3,5 s/d 3,99
0.33
1.00
2.00
3.00
3,0 s/d 3,49
0.20
0.60
1.00
1.00
2,75 s/d 2,99
0.17
0.50
0.83
1.00
Jumlah Kolom
1.70
5.10
8.83
11.00
ke
dalam elemen-elemen pada matriks. Tabel 13. Matriks Berpasangan Subkriteria Pengalaman Kerja
Berpasangan
IPK
4,0
3,5 s/d 3,99
3,0 s/d 3,49
Tabel 17. Perhitungan Konsistensi Subkriteria IPK
Rasio
Tabel 14. Perhitungan Rasio Konsistensi Subkriteria Pengalaman Kerja
b. Setelah mendapatkan bobot prioritas, b. Setelah mendapatkan bobot prioritas,
tahap selanjutnya adalah menentukan
tahap selanjutnya adalah menentukan
nilai prioritas subkriteria.
nilai prioritas subkriteria.
Tabel 18. Nilai Prioritas Subkriteria IPK
Tabel 15. Nilai Prioritas Subkriteria Pengalaman Kerja Pengalaman Bobot Nilai Kerja Prioritas Prioritas 0.4934666 Sangat 1.00 Pengalaman 0.2357755 Pengalaman 0.48 0.1720646 Cukup 0.35 Pengalaman 0.0986933 Tidak 0.20 Pengalaman
IPK
Bobot Prioritas
Annisa
0.5719907
Bambang
0.2228248
Cynthia
0.1098527
Desi
0.0953318
Nilai Prioritas 1.00 0.39 0.19 0.17
Subkriteria Hasil Psikotest a. Memasukkan
nilai perbandingan
ke
dalam elemen-elemen pada matriks
40
Tabel 19. Matriks Berpasangan Subkriteria Hasil Psikotest Sangat Baik
Sangat Baik 1.00
3.00
5.00
Kur ang 6.00
Baik
0.33
1.00
2.00
3.00
Cukup
0.20
0.60
1.00
1.00
Kurang
0.17
0.50
0.83
1.00
Jumlah Kolom
1.70
5.10
8.83
11
Hasil Psikotest
Baik
Cukup
Tabel 22. Matriks Subkriteria Wawasan
Berpasangan
Tabel 23. Perhitungan Rasio Konsistensi Subkriteria Wawasan
Tabel 20. Perhitungan Rasio Konsistensi Subkriteria Hasil Psikotest
b. Setelah mendapatkan bobot prioritas, tahap selanjutnya adalah menentukan b. Setelah mendapatkan bobot prioritas, tahap selanjutnya adalah menentukan nilai prioritas subkriteria. Tabel 21. Nilai Prioritas Hasil Psikotest Hasil Bobot Psikotest Prioritas Sangat Baik 0.5719907
Subkriteria Nilai Prioritas 1.00
Baik
0.2228248
0.39
Cukup
0.1098527
0.19
Kurang
0.0953318
0.17
nilai prioritas subkriteria. Tabel 24. Nilai Prioritas Subkriteria Wawasan Bobot Nilai Wawasan Prioritas Prioritas 0.5199758 Sangat Baik 1.00 0.2935331 Baik 0.56 0.0998285 Cukup 0.19 0.0866626 Kurang 0.17 5. Selanjutnya prioritas hasil perhitungan pada kriteria
Subkriteria Wawasan a. Memasukkan
nilai perbandingan
ke
kriteria
dan subkriteria
dituangkan
dalam
per
matriks
hasil
dalam elemen-elemen pada matriks
41
Tabel 25. Matriks Hasil
Berdasarkan
hasil
perhitungan
Analytical Hierarchy Process, selanjutnya akan diuji menggunakan expert choice.
6. Diberikan
data
calon dosen seperti
yang terlihat pada tabel 4.26 berikut : Tabel 26. Data Calon Dosen
Gambar 2. Tampilan Input Kriteria Data calon dosen dimasukkan ke dalam matriks hasil sehingga diperoleh informasi seperti pada tabel 4.27 berikut : Tabel 27. Perhitungan Hasil Akhir Data Calon Dosen
Gambar 3. Tampilan Matriks Nilai dari kolom jumlah inilah yang
dipakai
sebagai
dasar
Pairwaise Penerimaan Dosen
untuk
merangking prestasi alternatif dalam hal ini penentuan prioritas penerimaan dosen. Semakin besar nilainya, maka calon dosen memiliki
peluang
yang
diterima sebagai dosen.
besar
untuk Gambar 4. Tampilan Grafik Prioritas Penerimaan Dosen
D. PEMBAHASAN
Tingkat
pendidikan
menempati
urutan pertama dalam kriteria penerimaan dosen. Hasil analisis yang dilakukan secara 42
manual menunjukkan tingkatan yang
sama
menggunakan
prioritas
[3]
Eddy Herjanto.
dengan
hasil
sintesis
Kuantitatif
expert
choice,
namun
Keputusan. Grasindo.
terdapat selisih nilai sekitar 0,001. Tahapan yang sama dilakukan
[4]
terhadap setiap
setiap kriteria.
untuk
Fuzzi
Pengambilan
untuk
Pendukung
Keputusan. Graha Ilmu. Yogyakarta. [5]
Marimin. 2005. Teknik dan Aplikasi Pengambilan
Keputusan
Kriteria
Majemuk. Penerbit PT Grasindo.
E. KESIMPULAN a. Telah ditentukan kriteria utama
Jakarta.
penerimaan
dosen
dengan
menggunakan
AHP
(Analytic
Manajemen Sumber Daya Manusia :
Expert
Mencapai Keunggulan Bersaing Buku
Hierarcy
Process)
dan
[6]
b. Metode AHP (Analytic Hierarchy
[7]
Raymond
A,
dkk.
2011.
satu
Sistem
Pendukung
Keputusan Penerimaan Dosen.
Performance
[8]
Tugu
Daihani,D.Umar.
Pengambilan PT
Komputindo. Jakarta
Hierarchy
[9]
Suryadi, K. dan Ramdhani, MA. 2005. Sistem Pendukung Keputusan.
2001.
Komputerisasi
Analitycal
Process. Spinger. New York.
2004,
Management,
2012.
Saaty, T.L. 2012. Models, Methodes,
Metodhe Michael.
Triono.
Concepts, and Aplication of the
Publisher. Yogyakarta.
Keputusan.
Agus
Salemba Empat. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Armstrong,
Racmadi
Pengambilan Keputusan Manajerial.
Process) dapat diterapkan sebagai salah
Neo
2. Salemba Empat. Jakarta.
Choice.
[2]
Analisis
Kusumadewi, Sri, dkk. 2010. Aplikasi Logika
kriteria untuk mengetahui tingkat prioritas
[1]
2009.
Elekmedia
PT Remaja Rosdakarya. Bandung. [10] Turban. 2012.
Decision Support
Systems and Intelligent Systems II (Sistem pendukung keputusan dan system cerdas) Edisi 7. Andi Offset. Yogyakarta.
43