SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN CERDAS UNTUK OPTIMISASI PERMASALAHAN MULTI OBYEKTIF PADA SERIOUS GAME:
ECONOMIC AND EMISSION DISPATCH I.G.P. Asto Buditjahjanto NRP : 2207 301 702
Latar Belakang
Perkembangan game tumbuh dengan pesatnya, salah satu bentuk game adalah Game serius berkenaan dengan produk yang digunakan untuk rekayasa, perawatan kesehatan, manajemen, pertahanan, pendidikan, ekplorasi keilmuan, perencanaan kota, politik dan agama. Game serius mempunyai keuntungan karena dengan cara mensimulasikan permasalahannya maka resiko yang dihadapi lebih minimal apabila dibandingkan dengan melaksanakannya dalam sistem nyata
Latar Belakang
Kebanyakan perusahaan mempunyai permasalahan multiobyektif. Permasalahan multiobyektif pada produksi daya listrik dikenal dengan permasalahan Economic and Emission Dispatch (EED). Permasalahan multiobyektif mempunyai beberapa kriteria atau obyektif untuk dipenuhi secara bersamaan menjadi suatu permasalahan yang komplek. Hal ini disebabkan masing-masing obyektif akan saling konflik antara satu obyektif dengan obyektif yang lainnya.
Latar Belakang
Meskipun beberapa metode MOP telah dikembangkan dan dipelajari namun hanya sedikit dari mereka yang mengevaluasi hasil hasil dari MOP. Hal ini dikarenakan pemilihan sebuah solusi untuk implementasi sistem dari Paretooptimal set dapat menjadi pekerjaan yang sulit, hal ini karena Pareto-optimal sets dapat berupa solusi-solusi dengan jumlah sangat besar bahkan sampai tak terhingga.
Latar Belakang
Pendekatan praktis digunakan untuk membantu dalam menganalisa solusi dari sebuah optimisasi multiobyektif dan menyediakan kepada pengambil keputusan sekumpulan solusi terukur yang dapat digunakan untuk dianalisa. Metode ini didasarkan pada metode clustering di mana solusi solusi dari Pareto optimal set dikelompokkan sehingga Pareto optimal front dikurangi menjadi sekumpulan cluster (C.A. Coello, 2007).
Perumusan Masalah
Bagaimana merencanakan dan membuat Inteligent Decision Support System (IDSS) dalam mengatasi Multi-objective Optimisation Problem?. Bagaimana mengimplementasikan Inteligent Decision Support System (IDSS) pada permasalahan Economic and Emission Dispatch (EED)? Bagaimana membuat modul Non Player Character (NPC) untuk game serius yang berguna sebagai Inteligent Decision Support System (IDSS) yang menggunakan gabungan metode NSGA2 dan metode pengklasteran ?
Batasan Masalah
Pada tahap pemodelan digunakan model matematis untuk fungsi obyektifnya yaitu fungsi fuel cost (biaya bahan bakar) fungsi emission (emisi) dan fungsi transmission loss (rugi-rugi transmisi) yang diminimalkan. Pada bagian optimasi digunakan metode NSGA2 untuk menyelesaikan permasalahan optimasi multiobyektif Metode pengklasteran yang digunakan adalah FCM dan FLVQ untuk dibandingkan metode yang mana yang paling tepat Modul NPC yang dibuat hanya untuk permasalahan EED pada produksi daya listrik dari pembangkit listrik
Tujuan
Mensimulasikan Multiobjective Optimization Problem (MOP) untuk permasalahan optimisasi dari EED dalam bentuk modul NPC. Menggabungkan metode yang dapat menyelesaikan MOP (NSGA2) dengan metode pengklasteran (FCM dan FLVQ) untuk memberikan suatu keputusan yang cerdas bagi para pengambilkeputusan. Memberikan suatu media pembelajaran dengan menggunakan konsep Game Based Learning dalam bentuk modul NPC yang membahas permasalahan EED dari pembangkit listrik.
Manfaat
Simulasi berbentuk Serious Game yang menggunakan teknik optimasi dapat menjadikan sebagai suatu pembanding bagi metode yang telah digunakan. Menggabungkan optimasi permasalahan multiobyektif dengan teknik pengklasteran akan memudahkan bagi pengambilkeputusan dalam memutuskan suatu keputusan berdasarkan hasil dari simulasi Serious Game. Modul NPC menghasilkan solusi – solusi yang dihasilkan dari simulasi game serius dalam bentuk beberapa keputusan alternatif.
Kontribusi Penelitian
Mengembangkan IDSS yang berdasarkan MOP untuk permasalahan EED. Menghasilkan hibridisasi dari metode NSGA2 untuk dan metode pengklasteran (FLVQ atau FCM) dalam membentuk IDSS. Menghasilkan modul Non Playable Character (NPC) berdasarkan IDSS untuk serius game pada permasalahan EED. Menghasilkan suatu media pembelajaran yang didasarkan pada penggunaan NPC untuk mempelajari keputusan pada permasalahan EED.
Permasalahan Economic and Emission Dispatch
NSGA2
Pengklasteran
Keputusan oleh Pengambil Keputusan
Beberapa Solusi Alternatif
Blok diagram Sistem Pendukung Keputusan Cerdas pada permasalahan multiobyektif pada EED
Permasalahan Multiobyektif pada Economic and Environment Dispatch (EED)
Penentuan Jumlah Fungsi Obyektif
Optimisasi dengan Metode NSGA2 Penentuan Jumlah Populasi yang dibangkitkan
TAHAP 1 PEMODELAN
Pemodelan
TAHAP 2 OPTIMISASI
Optimasi
Solusi Optimal dalam Jumlah Banyak
Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan Cerdas pada permasalahan multiobyektif pada EED
TAHAP 3 Penentuan Jumlah Klaster dan Pengklasteran Penentuan Jumlah Klaster untuk Solusi
PENGKLASTERAN
Pengklasteran
Beberapa Solusi Alternatif
Pengaturan Skenario Game
TAHAP 4 SCENARIO GENERATOR
ScenGen
Perubahan Pilihan Solusi Berdasarkan Skenario yang dihadapi
Pemilihan Solusi Berdasarkan Skenario
NPC
Keputusan
TAHAP 5 PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan Keputusan
PENGKLASTERAN SOLUSI OPTIMAL DARI PERMASALAHAN OPTIMISASI MULTIOBYEKTIF DENGAN 2 FUNGSI OBYEKTIF Tabel 4.3 Parameter masukan NSGA2 Keterangan
Nilai
Populasi
200
Generasi
1000
Probabilitas Crossover
0.9
Probabilitas Mutasi
0.1
• Minimalkan [F, E]
Gambar 4.1 Hasil output dari NSGA 2 untuk 2 fungsi obyektif
Perbandingan FCM dan FLVQ untuk 2 fungsi obyektif pada EED Tabel 4.4 Cluster validity untuk jumlah klaster optimal dari 2 fungsi obyektif Jumah Klaster
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PC
0.8586
0.8044
0.7771
0.7591
0.7443
0.7412
0.7348
0.7345
0.7318
PE
0.1039
0.1552
0.1861
0.2078
0.2254
0.2322
0.2422
0.2461
0.2521
Gambar 4.2 Hasil Cluster Validity untuk 2 fungsi obyektif
Tabel 4.5 Hasil performansi FCM untuk mencari nilai optimal bagi 2 klaster dengan 2 fungsi obyektif Perfor mansi Jml iterasi
Eksponen Pembobot (m) 1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2.0
25
25
24
24
25
25
26
26
27
28
7.2104 E-08
4.7016 E-08
6.7133 E-08
6.4997 E-08
8.4580 E-08
5.3970 E-08
6.1608 E-08
6.4712 E-08
7.6726 E-08
Error
Perfor mansi Jml iterasi
9.6730 E-08
Eksponen Pembobot (m) 2.5
3
3.5
4
4.5
5
5.5
6
6.5
7
30
36
38
48
45
50
52
56
62
64
7.0735 E-08
9.1239 E-08
7.0064 E-08
6.6606 E-08
9.8412 E-08
7.0103 E-08
7.3716 E-08
9.4546 E-08
8.9199 E-08
Error 7.9886 E-08
Gambar 4.3 Perubahan nilai error terhadap m dari FCM
Tabel 4.6 Hasil performansi FLVQ untuk mencari nilai optimal bagi 2 klaster dengan 2 fungsi obyektif Perfor mansi Jml iterasi Error
Eksponen Pembobot awal (mi) 1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2.0
20
20
20
20
21
21
21
21
22
22
5.5661 E-08
8.7969 E-08
2.9659 E-08
4.1367 E-08
5.7744 E-08
8.2681 E-08
3.3085 E-08
5.1303 E-08
2.8752 3.5901 E-08 E-08
Perfor mansi Jml iterasi Error
Eksponen Pembobot awal (mi) 2.5
3
3.5
4
4.5
5
5.5
6
6.5
7
24
26
28
29
31
32
35
37
39
40
4.7660 E-08
8.4788 E-08
6.2053 E-08
9.4834 E-08
5.3266 E-08
6.0898 E-08
6.7632 E-08
9.6699 E-08
4.8394 5.0505 E-08 E-08
Gambar 4.4 Perubahan nilai error terhadap mi dari FLVQ
Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Pengklasteran antara FCM dengan FLVQ Keterangan
Parameter dari metode Pengklasteran FLVQ(mi=1.1)
FCM(m=1.2) Nilai pusat klaster
Fuel Cost ($/hr)
Emission (ton/hr)
Fuel Cost ($/hr)
Emission (ton/hr)
Solusi ke -1
509.4706
0.1935
508.7295
0.1935
Solusi ke -2
234.0859
0.2280
234.3716
0.2279
Iterasi
25
20
Toleransi Error
4.7016 E-08
2.8752 E-08
Gambar 4.5 Hasil pengklasteran FLVQ dengan mi =1.1
Tabel 4.8 Hasil performansi FCM untuk mencari nilai optimal bagi 5 klaster dengan 2 fungsi obyektif Perfor mansi
Jml iterasi Error
Eksponen Pembobot (m) 1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2.0
220
427
308
191
151
120
117
112
89
130
9.3964 E-08
9.7172 E-08
9.8927 E-08
9.9756 E-08
9.9030 E-08
9.7107 E-08
9.2032 E-08
9.7262 E-08
9.5390 E-08
Perfor mansi
Jml iterasi Error
9.3319 E-08
Eksponen Pembobot (m) 2.5
3
3.5
4
4.5
5
5.5
6
6.5
7
197
223
303
218
324
154
315
149
216
193
9.5082 E-08
9.7576 E-08
9.7622 E-08
9.8196 E-08
9.9098 E-08
9.9727 E-08
9.6695 E-08
9.4809 E-08
9.4695 E-08
9.8427 E-08
Gambar 4.6 Perubahan nilai error terhadap m dari FCM
Tabel 4.9 Hasil performansi dari FLVQ untuk mencari nilai optimal bagi 5 klaster dengan 2 fungsi obyektif
Perfor mansi Jml iterasi Error
Eksponen Pembobot awal (mi) 1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2.0
49
177
181
131
109
99
94
92
92
94
8.8072 E-08
9.0524 E-08
6.2580 9.7943 9.7371 8.9686 9.9203 9.0008 8.5247 8.3776 E-08 E-08 E-08 E-08 E-08 E-08 E-08 E-08
Perfor mansi Jml iterasi Error
Eksponen Pembobot awal (mi) 2.5
3
3.5
4
4.5
5
5.5
6
6.5
7
134
177
328
211
233
236
453
110
114
142
6.4206 E-08
6.6722 E-08
8.9690 9.9289 9.2495 8.3365 9.3950 9.8144 9.1593 8.9343 E-08 E-08 E-08 E-08 E-08 E-08 E-08 E-08
Gambar 4.7 Perubahan nilai error terhadap mi dari FLVQ
Table 4.10 Perbandingan Hasil Pengklasteran antara FCM dengan FLVQ Keterangan
Parameter dari metode Pengklasteran FLVQ(mi=1.1)
FCM(m=1.8) Nilai klaster
pusat Fuel Cost ($/hr)
Emission (ton/hr)
Fuel Cost ($/hr)
Emission (ton/hr)
Solusi ke -1
625.9815
0.1872
627.0382
0.1872
Solusi ke -2
502.9355
0.1926
510.2026
0.1921
Solusi ke -3
390.4892
0.2026
399.4639
0.2016
Solusi ke -4
274.5854
0.2192
284.6583
0.2175
Solusi ke -5
169.8937
0.2409
176.3579
0.2394
Iterasi Toleransi Error
112
49
9.2032 E-08
6.2580E-08
Gambar 4.8 Hasil pengklasteran menggunakan metode FLVQ mi = 1.1
PENGKLASTERAN SOLUSI OPTIMAL DARI PERMASALAHAN OPTIMISASI MULTIOBYEKTIF DENGAN 3 FUNGSI OBYEKTIF
Minimalkan [F, E, PL]
Gambar 5.1 Hasil output dari NSGA 2 untuk 3 fungsi menggunakan populasi sebesar 200 dan generasi sebesar 100
Perbandingan FCM dan FLVQ untuk 3 fungsi obyektif pada EED Tabel 5.2 Cluster validity untuk 3 fungsi obyektif Jumlah Klaster
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PC
0.8648
0.8186
0.7894
0.7604
0.7504
0.7460
0.7397
0.7383
0.7376
PE
0.0997
0.1447
0.1769
0.2072
0.2205
0.2285
0.2375
0.2417
0.2441
Gambar 5.2 Hasil Cluster Validity untuk 3 fungsi obyektif
Tabel 5.3 Hasil performansi dari FCM untuk mencari nilai optimal bagi 2 klaster dengan 3 fungsi obyektif
Perfor mansi
Eksponen Pembobot (m) 1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2.0
Jml iterasi
26
23
23
22
23
22
24
23
24
22
Error (Ev)
5.4483 E-08
8.7806 E-08
5.7478 E-08
8.5324 E-08
9.4455 E-08
7.1575 E-08
5.1838 E-08
5.1805 E-08
5.8356 E-08
6.5866 E-08
Perfor mansi
Eksponen Pembobot (m) 2.5
3
3.5
4
4.5
5
5.5
6
6.5
7
Jml iterasi
25
27
30
34
38
42
44
48
51
56
Error (Ev)
9.0430 E-08
9.0541E08
6.5092E08
9.4482 E-08
7.6428 E-08
7.6151 E-08
7.3607 E-08
8.6011 E-08
9.7320 E-08
9.0270 E-08
Gambar 5.3 Perubahan nilai error terhadap m dari FCM
Tabel 5.4 Hasil performansi dari FLVQ untuk mencari nilai optimal bagi 2 klaster dengan 3 fungsi obyektif Perfor mansi
Eksponen Pembobot awal (mi) 1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2.0
Jml iterasi
22
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Error (Ev)
3.2878 E-08
4.9544 E-08
3.5800 E-08
3.0561 E-08
2.6337 E-08
2.5102 E-08
2.7535 E-08
3.4439 E-08
4.7721 E-08
7.1024 E-08
Perfor mansi
Eksponen Pembobot awal (mi) 2.5
3
3.5
4
4.5
5
5.5
6
6.5
7
Jml iterasi
22
24
26
28
30
32
33
35
37
38
Error (Ev)
5.8079 E-08
6.4911 E-08
7.0567 E-08
7.0557 E-08
6.3457 E-08
5.4496 E-08
9.3175 E-08
7.0888 E-08
5.7256 E-08
7.8320 E-08
Gambar 5.5 Perubahan nilai error terhadap mi dari FLVQ
Tabel 5.5 Perbandingan Hasil Pengklasteran antara FCM dengan FLVQ
Parameter dari metode Pengklasteran
Keterangan
FLVQ (mi=1.6)
FCM (m=1.8) Fuel Cost ($/hr)
Emissio n (ton/hr)
Solusi ke - 1 580.1288
0.1912
0.0042 577.6081
0.1912
0.0042
258.634
0.2241
0.0015 260.3508
0.2238
0.0015
Pusat Klaster
Solusi ke - 2
TL (p.u)
Fuel Cost Emission ($/hr) (ton/hr)
TL (p.u)
Iterasi
23
20
Error
5.1805 E-08
2.5102 E-08
Gambar 5.4 Hasil pengklasteran menggunakan metode FLVQ dengan mi = 1.6
Tabel 5.6 Hasil performansi dari Fuzzy C-means untuk mencari nilai optimal bagi 5 klaster dengan 3 fungsi obyektif Perfor mansi Jml iterasi Error (Ev) Perfor mansi Jml iterasi Error (Ev)
Eksponen Pembobot (m) 1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2.0
42
106
145
104
112
111
127
115
131
175
8.4025 8.6798 E-08 E-08
9.3600 E-08
9.4268 8.8803 9.3413 E-08 E-08 E-08
9.822 0 E-08
9.2199 9.8523 9.9190 E-08 E-08 E-08
Eksponen Pembobot (m) 2.5
3
3.5
4
4.5
5
5.5
6
6.5
7
248
209
169
185
238
160
273
422
278
272
9.4517 9.9728 E-08 E-08
9.2421 E-08
9.5793 9.3631 9.1406 E-08 E-08 E-08
9.637 2 E-08
9.6808 9.5774 9.3614 E-08 E-08 E-08
Gambar 5.6 Perubahan nilai error terhadap m dari FCM
Tabel 5.7 Hasil performansi dari FLVQ untuk mencari nilai optimal bagi 5 klaster dengan 3 fungsi obyektif
Perfor mansi
Eksponen Pembobot awal (mi) 1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2.0
Jml iterasi
94
74
75
74
78
84
93
104
116
127
Error (Ev)
4.8716 E-08
7.6088 E-08
9.3572 E-08
8.8134 E-08
7.6587 E-08
8.8018 E-08
8.8749 E-08
9.0919 E-08
9.2758 E-08
9.9095 E-08
Perfor mansi
Eksponen Pembobot awal (mi) 2.5
3
3.5
4
4.5
5
5.5
6
6.5
7
Jml iterasi
155
148
123
118
136
152
234
407
186
92
Error (Ev)
9.9968 E-08
9.2389 E-08
9.4676 E-08
9.5306 E-08
9.1046 E-08
8.8146 E-08
9.7628 E-08
9.1562 E-08
6.2146 E-08
9.7139 E-08
Gambar 5.7 Perubahan nilai error terhadap mi dari FLVQ
Tabel 5.8 Perbandingan Hasil Pengklasteran antara FCM dengan FLVQ Parameter dari metode Pengklasteran
Keterangan Pusat Klaster
FLVQ (mi=1.1)
FCM (m=1.1) Fuel Cost ($/hr)
Emission (ton/hr)
TL (p.u)
Fuel Cost ($/hr)
Emission (ton/hr)
TL (p.u)
Solusi ke - 1
645.1701
0.1885
0.0051
645.1702
0.1885
0.0051
Solusi ke - 2
527.7062
0.1927
0.0032
527.7064
0.1927
0.0032
Solusi ke - 3
415.6776
0.2004
0.0026
415.6777
0.2004
0.0026
Solusi ke - 4
298.4910
0.2155
0.0017
298.4911
0.2155
0.0017
Solusi ke - 5
184.7776
0.2378
0.0012
184.7777
0.2378
0.0012
Iterasi
42
94
Error
8.4025 E-08
4.8716 E-08
Gambar 5.8 Hasil pengklasteran menggunakan metode FLVQ dengan mi=1.1
SCENARIO GENERATOR UNTUK PERMASALAHAN EED PADA GAME SERIUS
Tabel 6.1 Daya listrik permintaan untuk seluruh scenario generator pada serius game Jam
Daya Listrik Permintaan (p.u)
1
2.057
2
1.941
3
1.564
4
1.903
5
1.574
6
1.873
7
2.834
8
2.635
Penggunaan formula pada NPC
Profit = ((PDtot*100*1000*0.0928)-FCtot-Devtot*π-Penalty) $/h
PDtot = Daya Total Permintaan (p.u perunit =MW/100); FCtot = Total Biaya Bahan Bakar ($/h); Devtot = Total Selisih Emisi (ton/h); π (harga emisi perunit ) = $ 100/ton;
Penentuan Penalty if (Devtot>=2) Penalty=Devtot*10000; elseif(Devtot<1.8)&&(Devtot>=1.6); Penalty=Devtot*10000*1.8; elseif(Devtot<1.6)&&(Devtot>=1.4); Penalty=Devtot*10000*1.6; elseif(Devtot<1.4)&&(Devtot>=1.2); Penalty=Devtot*10000*1.4; elseif(Devtot<1.2)&&(Devtot>=1.0); Penalty=Devtot*10000*1.2; elseif(Devtot<1.2)&&(Devtot>=1); Penalty=Devtot*10000; elseif(Devtot<1)&&(Devtot>=0.8); Penalty=Devtot*10000*0.8; elseif(Devtot<0.8)&&(Devtot>=0.6); Penalty=Devtot*10000*0.6; elseif(Devtot<0.6)&&(Devtot>=0.4); Penalty=Devtot*10000*0.4; elseif(Devtot<0.4)&&(Devtot>=0.2); Penalty=Devtot*10000*0.2; elseif(Devtot<0.2)&&(Devtot>=0); Penalty=Devtot*10000*0.1; elseif(Devtot<0); Penalty=0; end
Gambar 6.1 Listing Program Penentuan Penalty
Skenario Berorientasi Keuntungan
Gambar 6.2 Scenario Generator untuk skenario berorientasi keuntungan dengan Emisi Reduksi (R) = 0.3 dan Emisi yang diijinkan (G) = 0.3
Gambar 6.3 Solusi Pilihan dengan Emisi Reduksi (R) = 0.3 dan Emisi yang diijinkan (G) = 0.3
Tabel 6.3 Hubungan Solusi Pilihan dengan Emisi Reduksi (R) = 0.3 dan Emisi yang diijinkan (G) = 0.3 terhadap Profit
Solusi pilihan
Emisi Reduksi (R)
Emisi Total Biaya Yang Bahan Diijinkan Bakar (G)
Total Selisih Emisi
Penalty
Profit
[1,1,1,1,1,1,1,1]
0.3
0.3
5276.5896
-1.3513
0
146974.2204
[1,3,1,3,1,3,1,3]
0.3
0.3
4289.3149
-1.3134
0
147857.7051
[3,1,3,1,3,1,3,1]
0.3
0.3
4317.2362
-1.3140
0
147829.8437
[3,3,3,3,3,3,3,3]
0.3
0.3
3329.9616
-1.2761
0
148813.3284
[5,5,5,5,5,5,5,5]
0.3
0.3
1440.3953
-1.0627
0
150681.5547
[4,5,4,5,4,5,4,5]
0.3
0.3
1880.9195
-1.1226
0
150247.0205
[5,4,5,4,5,4,5,4]
0.3
0.3
1896.3668
-1.1258
0
150231.8932
Gambar 6.4 Scenario Generator untuk skenario berorientasi keuntungan dengan Emisi Reduksi (R) = 0.3 dan Emisi yang diijinkan (G) = 0.1
Tabel 6.4 Hubungan Solusi Pilihan dengan Emisi Reduksi (R) = 0.3 dan Emisi yang diijinkan (G) = 0.1 terhadap Profit
Emisi Total Biaya Yang Bahan Diijinkan Bakar (G)
Total Selisih Emisi
Solusi pilihan
Emisi Reduksi (R)
[1,1,1,1,1,1,1,1]
0.3
0.1
5276.5896
0.2487
497.48
146216.7364
[1,3,1,3,1,3,1,3]
0.3
0.1
4289.3149
0.2866
573.22
147124.4841
[3,1,3,1,3,1,3,1]
0.3
0.1
4317.2362
0.2860
571.96
147097.8857
[3,3,3,3,3,3,3,3]
0.3
0.1
3329.9616
0.3239
647.70
148005.6334
[5,5,5,5,5,5,5,5]
0.3
0.1
1440.3953
0.5373
2149.12
148372.4367
[4,5,4,5,4,5,4,5]
0.3
0.1
1880.9195
0.4774
1909.44
148177.5845
[5,4,5,4,5,4,5,4]
0.3
0.1
1896.3668
0.4742
1896.84
148175.0522
Penalty
Profit
Gambar 6.6 Scenario Generator untuk skenario berorientasi keuntungan dengan Emisi Reduksi (R) = 0.1 dan Emisi yang diijinkan (G) = 0.05
Tabel 6.5 Hubungan Solusi Pilihan dengan Emisi Reduksi (R) = 0.1 dan Emisi yang diijinkan (G) = 0.05 terhadap Profit
Total Biaya Bahan Bakar
Solusi pilihan
Emisi Reduksi (R)
Emisi Yang Diijinkan (G)
[1,1,1,1,1,1,1,1]
0.1
0.05
5276.5896
0.9484
7587.04
139057.2124
[1,3,1,3,1,3,1,3]
0.1
0.05
4289.3149
0.9971
7976.56
139650.0981
[3,1,3,1,3,1,3,1]
0.1
0.05
4317.2362
0.9963
7970.08
139628.7377
[3,3,3,3,3,3,3,3]
0.1
0.05
3329.9616
1.0450
12540.0
136041.2184
[5,5,5,5,5,5,5,5]
0.1
0.05
1440.3953
1.3194
18471.6
131971.7447
[4,5,4,5,4,5,4,5]
0.1
0.05
1880.9195
1.2423
17392.2
132618.3305
[5,4,5,4,5,4,5,4]
0.1
0.05
1896.3668
1.2383
17336.2
132659.2832
Total Selisih Emisi
Penalty
Profit
Skenario Berorientasi Lingkungan
Gambar 6.8 Scenario Generator untuk Skenario Berorientasi Lingkungan dengan Emisi Reduksi (R) = 0.1 dan Emisi yang diijinkan (G) = 0.03
Gambar 6.9 Solusi Pilihan dengan Emisi Reduksi (R) = 0.1 dan Emisi yang diijinkan (G) = 0.03
Tabel 6.6 Hubungan Solusi Pilihan dengan Emisi Reduksi (R) = 0.1 dan Emisi yang diijinkan (G) = 0.03 terhadap Profit
Solusi pilihan
Emisi Reduksi (R)
Emisi Yang Diijinkan (G)
Total Biaya Bahan Bakar
Total Selisih Emisi
Penalty
Profit
[1,1,1,1,1,1,1,1]
0.1
0.03
5276.5896
1.1084
13300.8
133327.4504
[1,3,1,3,1,3,1,3]
0.1
0.03
4289.3149
1.1571
13885.2
133725.4551
[3,1,3,1,3,1,3,1]
0.1
0.03
4317.2362
1.1563
13875.6
133707.2137
[3,3,3,3,3,3,3,3]
0.1
0.03
3329.9616
1.2050
16870.0
131695.2184
[5,5,5,5,5,5,5,5]
0.1
0.03
1440.3953
1.4794
23670.4
126756.9447
[4,5,4,5,4,5,4,5]
0.1
0.03
1880.9195
1.4023
22436.8
127557.7305
[5,4,5,4,5,4,5,4]
0.1
0.03
1896.3668
1.3983
19576.2
130403.2832
Gambar 6.10 Scenario Generator untuk Skenario Berorientasi Lingkungan dengan Emisi Reduksi (R) = 0.1 dan Emisi yang diijinkan (G*) = 0.01
Tabel 6.7 Hubungan Solusi Pilihan dengan Emisi Reduksi (R) = 0.1 dan Emisi yang diijinkan (G) = 0.01 terhadap Profit
Emisi Total Biaya Yang Bahan Diijinkan Bakar (G)
Total Selisih Emisi
Solusi pilihan
Emisi Reduksi (R)
[1,1,1,1,1,1,1,1]
0.1
0.01
5276.5896
1.2684
17757.6
128854.6504
[1,3,1,3,1,3,1,3]
0.1
0.01
4289.3149
1.3171
18439.4
129155.2551
[3,1,3,1,3,1,3,1]
0.1
0.01
4317.2362
1.3163
18428.2
129138.6137
[3,3,3,3,3,3,3,3]
0.1
0.01
3329.9616
1.3649
19108.6
129440.6284
[5,5,5,5,5,5,5,5]
0.1
0.01
1440.3953
1.6394
29509.2
120902.1447
[4,5,4,5,4,5,4,5]
0.1
0.01
1880.9195
1.5623
24996.8
124981.7305
[5,4,5,4,5,4,5,4]
0.1
0.01
1896.3668
1.5583
24932.8
125030.6832
Penalty
Profit
Skenario Dengan Mengatur Parameter Sendiri Tabel 6.8 Pengaruh Hubungan Emisi yang diijinkan (G) dengan Nilai Tetap Terhadap Emisi Reduksi (R) yang Berubah – ubah Terhadap Profit Jika Solusi Pilihannya Tetap
Solusi pilihan
Emisi Reduksi (R)
Emisi Yang Diijinkan (G)
Total Biaya Bahan Bakar
Total Selisih Emisi
Penalty
Profit
[3,3,3,3,3,3,3,3]
0.1
0.05 3329.9616
1.045
12540
136041.2184
[3,3,3,3,3,3,3,3]
0.3
0.05 3329.9616
0.72385
4343.1
144270.2334
[3,3,3,3,3,3,3,3]
0.5
0.05 3329.9616
0.40275
1611
147034.4434
[3,3,3,3,3,3,3,3]
0.7
0.05 3329.9616
0.08165
81.65
148595.9034
[3,3,3,3,3,3,3,3]
0.9
0.05 3329.9616
-0.23945
0
148709.6634
Tabel 6.9 Pengaruh Hubungan Emisi Reduksi (R) dengan Nilai Tetap Terhadap Emisi yang diijinkan (G) yang Berubah – ubah Terhadap Profit Jika Solusi Pilihannya Tetap
Emisi Yang Diijinkan (G)
Total Biaya Bahan Bakar
Total Selisih Emisi
Solusi pilihan
Emisi Reduksi (R)
[3,3,3,3,3,3,3,3]
0.6
0.01 3329.9616
0.5622
2248.8
146380.6984
[3,3,3,3,3,3,3,3]
0.6
0.05 3329.9616
0.2422
484.4
148177.0984
[3,3,3,3,3,3,3,3]
0.6
0.10 3329.9616
-0.1578
0
148701.4984
[3,3,3,3,3,3,3,3]
0.6
0.15 3329.9616
-0.5578
0
148741.4984
[3,3,3,3,3,3,3,3]
0.6
0.2 3329.9616
-0.9578
0
148781.4984
Penalty
Profit
KESIMPULAN z
z
z
Metode FCM dan FLVQ dapat mengurangi jumlah solusi optimal menjadi beberapa klaster untuk menjadi solusi yang ditawarkan dari NSGA2. Hasil simulasi dengan 2 fungsi obyektif dan 2 klaster menunjukkan bahwa FCM mempunyai error lebih besar yaitu 4.7016 E-08 dibandingkan FLVQ dengan error sebesar 2.8752 E-08. Hasil simulasi dengan 2 fungsi obyektif dan 5 klaster menunjukkan bahwa FCM mempunyai error lebih besar yaitu 9.2032 E-08 dibandingkan FLVQ dengan error sebesar 6.2580 E0-8.
KESIMPULAN z
z
z
Hasil simulasi dengan 3 fungsi obyektif dan 2 klaster menunjukkan bahwa FCM mempunyai error lebih besar yaitu 5.1805 E-08 dibandingkan dengan error FLVQ yaitu sebesar 2.5102 E-08. Hasil simulasi dengan 3 fungsi obyektif dan 5 klaster menunjukkan bahwa FCM mempunyai error lebih besar yaitu 8.4025 E-08 dibandingkan dengan error FLVQ yaitu sebesar 4.8716 E-08. Hasil simulasi menunjukkan bahwa FLVQ lebih baik daripada FCM. Sehingga FLVQ digunakan untuk membangun NPC pada penelitian ini.
KESIMPULAN z
z
z
Gabungan dari metode metaheuristik dan pengklasteran ini membentuk suatu Sistem Pendukung Keputusan Cerdas bagi pengambil keputusan pada permasalahan EED . NPC dibangun dengan menggunakan IDSS dengan menggunakan parameter lain yang dapat diubah-ubah untuk memberikan pembelajaran kepada pengambil keputusan terhadap permasalahan EED . Simulasi game serius dengan menggunakan NPC sebagai pendukung keputusan dapat membantu untuk mempelajari skenario yang diberikan berdasarkan konsep GBL.
Saran 1.
Penelitian ini sebatas mensimulasikan NPC untuk mendukung pengambil keputusan dalam menyelesaikan permasalahan optimisasi multiobyektif pada EED. Masih diperlukan pengembangan lanjut, baik dari segi scenario generator-nya untuk pembelajaran serta tampilan dari GUI nya agar lebih fleksibel.
Terimakasih