SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENGADAAN LAPTOP PADA PENGADILAN NEGERI PANGKALPINANG Tri Palupi Program Studi Sistem Informasi STMIK Atma Luhur Pangkalpinang Jl. Raya Sungailiat Selindung Baru Pangkalpinang Telp. (0717)433506 E-mail:
[email protected]
ABSTRAKS Pengadilan Negeri Pangkalpinang adalah sebuah instansi pemerintah yang bertujuan untuk memberikan jasa berupa pelayanan terhadap masyarakat yang mencari keadilan. Di Pengadilan Negeri Pangkalpinang, terdapat 6 bagian, dan masing – masing bagian telah memiliki sistem tersendiri yang berbasis teknologi informasi. Karena itu pemilihan produk laptop yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan sangat diperlukan. Untuk memilih produk laptop yang tepat dengan tiga level kriteria. Level 1 kriteria terdiri dari spesifikasi hardware, spesifikasi software, harga dan layanan purbajual. Di level 2 terdapat 20 kriteria yang menjelaskan lebih spesifik untuk kriteria 1 dan di level 3 ada alternatif yaitu produk laptop Acer, Toshiba dan HP. Hasil pemilihan ini menghasilkan produk laptop Toshiba sebagai produk laptop yang paling memiliki kompetensi untuk dipilih pada pengadaan laptop pada Pengadilan Negeri Pangkalpinang. Adapun tingkat kompetensinya mencapai 60,7% dan faktor yang paling menentukan dalam pemilihan ini adalah Spesifikasi Hardware dengan kompetensi 62,1 %. Kata Kunci: pengadaan laptop pada pengadilan negeri pangkalpinang, analitical hierarchy process, expert choice 2000 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin cepat sekarang ini, telah membawa banyak perubahan bagi masyarakat dunia termasuk berpengaruh terhadap perkembangan suatu perusahaan maupun instansi pemerintah. Pemanfaatan komputer sebagai alat kerja bantu tidak diragukan lagi. Baik sebagai media penerima data, pengolah data, dan penyimpan data. Pengadilan Negeri Pangkalpinang adalah sebuah instansi pemerintah yang bertujuan untuk memberikan jasa berupa pelayanan terhadap masyarakat yang mencari keadilan. Di Pengadilan Negeri Pangkalpinang, terdapat beberapa bagian, diantaranya adalah bagian pidana, bagian perdata, bagian hukum, bagian umum, bagian keuangan dan bagian kepegawaian dan pada setiap bagian tersebut memiliki sistem tersendiri yang telah berbasis teknologi informasi. Penulis mengambil judul Sistem Pendukung Keputusan dalam Pengadaan Laptop dengan Menggunakan Metode AHP karena pada Pengadilan Negeri Pangkalpinang, tiap tahunnya rutin mengadakan pengadaan untuk laptop yang digunakan untuk menunjang penerapan dari sistem yang berbasis teknologi informasi ini. 1.2 Batasan Masalah Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini dua, yaitu : a. Faktor – faktor apa saja yang dijadikan pertimbangan dalam memilih laptop? b. Menentukan laptop mana yang paling baik secara kulitas dan cocok secara anggaran.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penilitian Tujuan Penelitian adalah : a. Melakukan kajian strategis dan evaluasi untuk memilih laptop yang sesuai dengan anggaran dan kebutuhan pemakaiannya pada Pengadilan Negeri Pangkalpinang. b. Untuk mengetahui tingkat kehandalan dari laptop yang sesuai dengan kriteria dan subkriteria dengan teknik pendekatan berdasarkan AHP ( Analytical Hierarchy Process ). Berikut beberapa manfaat penelitian ini : a. Setelah mengetahui kriteria – kriteria pemilihan laptop maka akan menunjang pengambilan keputusan oleh Pimpinan Instansi. b. Bagi instansi, penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian lanjut dalam pengadaan laptop dengan Analytical Hierarchy Process (AHP). 2.
Latar Belakang Perlunya Pengambilan Keputusan Dalam Pengadaan Laptop pada Pengadilan Negeri Pangkalpinang
Model adalah percontohan yang mengandung unsur yang bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan suatu proses berurutan yang memerlukan penggunaan model secara cepat dan benar. Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan diselesaikan itu. b. Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan diantara unsur-unsur itu. c. Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar variabel. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika. d. Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan seperti yang dijelaskan oleh [Efrain Turban, 1990] mengatakan bahwa proses pengambilan keputusan mempunyai empat tahapan, yaitu, kecerdasan, desain, pilihan, dan implementasi. Tahap intelijen menyelidiki keterlibatan lingkungan, baik bersifat sementara atau terus menerus. Proses pengambilan keputusan menurut Efrain Turban dijelaskan dalam gambar berikut :
yaitu Acher, Toshiba dan HP. Ketiganya akan dibandingkan satu sama lain dengan menggunakan 4 kriteria di level 1, dan 20 kriteria lagi di level 2 sehingga nantinya didapat laptop mana yang paling memiliki kompetensi dan layak untuk dipilih. Kriteria – Kriteria Pembanding Ada 4 kriteria pada level 1 dan kemudian dikembangkan menjadi 20 kriteria lagi pada level 2. 4 kriteria pada level 1, mengacu pada data – data yang didapat dari para expert judgement yang dalam hal ini diwakili oleh 2 panitia pengadaan dan 1 orang staf pengelola IT. Ada pun untuk kriteria pada level 1 antara lain : Spesifikasi Hardware, Spesifikasi Software, Harga dan Layanan Purnajual. Pada level 2 terdapat 20 kriteria yang natara lain yaitu, Kapasitas Harddisk, RAM, VGA, Processore, Lebar Layar Monitor, Jumlah USB Port,Bluetooth,Port HDMI,Fingerprint,Wireless, Diskdrive, Sistem Operasi, BIOS, 3-4.5 juta rupiah, 5-7.5 juta rupiah, 8-10 juta rupiah, 10-15 juta rupiah, 15-20 juta rupiah, Garansi dan Perpanjangan Garansi. 3.1
3.2
Gambar 1. Proses Pengambilan Keputusan [Efrain Turban, 1990] sebagian besar masalah dalam pengambilan keputusan tidak terstruktur adalah ketidakpastian, inkonsistensi, multi-kriteria keputusan, dan keputusan ketidakstabilan. 3.
PEMILIHAN LAPTOP UNTUK PENGADAAN PADA PENGADILAN NEGERI PANGKALPINANG
Seperti yang telah dibahas pada bagian abstrak, settiap bagian pada Pengadilan Negeri Pangkalpinang telah berbasis teknologi dan memerlukan laptop untuk melakukan pekerjaan sehari - hari. Namun laptop dengan kriteria seperti apakah yang layak untuk dipilih? Dalam menjawab pertanyaan ini diperlukan sebuah model untuk menentukan pegawai mana yang paling layak untuk diusulkan. Ada tiga lalpt yang menjadi pilihan . Ketiga laptop tersebut tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan nya masing – masing. Ketiga laptop ini
Alternative Ada tiga alternative dalam penelitian ini. Produk Laptop Acer, Toshiba dan HP. Yang mana dari hasil penelitian didapat produk laptop Toshiba yang paling layak dipilih. Berdasarkan 4 kriteria yang dibandingkan pada level 1, yang memiliki nilai paling dominan yaitu kriteria Spesifikasi Hardware. Yang mana nilai paling tinggi dipegang oleh Toshiba Untuk kriteria lainnya seperti Spesifikasi Software, dengan subkriteria Sistem Operasi dengan yang paling tinggi dan juga dimiliki oleh Toshiba. Begitu juga dengan Harga, dengan nilai subkriteria paling tinggi 10-15 juta rupiah dipegang oleh Toshiba. Untuk Layanan Purnajual, nilai tertinggi di dapat oleh subkriteria Garansi dan lagi lagi produk laptop yang memiliki nilai tertinggi yaitu Toshiba. 4.
Menggunakan AHP Sebagai Model Pengambilan Keputusan
Ketika keputusan yang akan diambil bersifat kompleks dengan risiko yang besar seperti perumusan kebijakan, pengambil keputusan sering memerlukan alat bantu dalam bentuk analisis yang bersifat ilmiah, logis, dan terstruktur/konsisten. Salah satu alat analisis tersebut adalah berupa decision making model (model pembuatan keputusan) yang memungkinkan mereka untuk membuat keputusan untuk masalah yang bersifat kompleks. AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu
representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternative, seperti yang tampak pada gambar berikut :
GO AL
Sedangkan kelemahan AHP adalah (1) Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli, selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru. (2) Model AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk. 5.
Gambar 2 Repserentasi abstrak untuk Hirarki Keputusan Karena sulitnya menentukan bobot-bobot ataupun prioritas-prioritas yang sering berubahubah, digunakan perbandingan berpasangan yang menggunakan data, pengetahuan, dan pengalaman untuk memperoleh prioritas. Prinsip ini berarti membuat penilaian berkenaan dengan pertimbangan relatif pentingnya satu elemen terhadap yang lain. Untuk itu diperlukan suatu skala perbandingan antar dua elemen, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pertanyaan biasanya diajukan dalam penyusunan skala kepentingan adalah: a. Elemen mana yang lebih penting (penting/ disukai/ mungkin/…. )? b. Berapa kali lebih penting (penting/disukai/ mungkin/ ……)?
Kriteria yang digunakan untuk menentukan Pegawai yang akan diusulkan dalam Jabatan Panitera Pengganti
Secara garis besar, ada tiga tahapan AHP dalam penyusunan prioritas, yaitu : (1) Dekomposisi dari masalah; (2) Penilaian untuk membandingkan elemenelemen hasil dekomposisi (3) Sintesis dari prioritas. Dalam menyusun prioritas, maka masalah penyusunan prioritas harus mampu didekomposisi menjadi tujuan (goal) dari suatu kegiatan, identifikasi pilihan-pilihan (options), dan perumusan kriteria (criteria) untuk memilih prioritas. Untuk goal / tujuan ‘Mengusulkan Pegawai dalam Jabatan Panitera Pengganti’ kriteria dibagi dalam tujuh pilihan utama, setelah itu baru memecah pilihan utama itu menjadi beberapa sub kriteria, dan terakhir menentukan alternative yang akan dipilih. Rincian sub kriteria dalam startegi pengusulan pegawai dalam jabatan panitera pengganti, disusun sebagai berikut :
Untuk kegiatan pembandingan antar sepasang objek, metode AHP memberikan sebuah standar nilai pembandingan antar dua objek sebagai berikut :
a) Spesifikasi Hardware, dengan subkriteria : kapasitas hardware, RAM, VGA, Processore, lebar layar monitor, jumlah USB port, bluetooth, port HDMI, fingerprint, wireless, diskdrive.
Tabel 1 Nilai Perbandingan Pembanding
b) Spesifikasi Software, dengan subkriteria : Sistem Operasi dan BIOS.
Sangat diutamakan Lebih diutamakan menuju sangat diutamakan Lebih diutamakan Diutamakan menuju lebih diutamakan Diutamakan Cukup diutamakan menuju diutamakan Cukup diutamakan Setara menuju cukup diutamakan Setara
Nilai 9 8 7 6 5 4 3 2 1
AHP sebagai teknik penelitian memiliki kelebihan dan kelemahan, berikut adalah kelebihan AHP : (1) Kesatuan, (2) Kesepakatan, (3) Saling ketergantungan, (4) Penyusunan hierarki, (5) Pengukuran, (6) Konsistensi, (7) Sintesis, (8) Tawar – menawar, (9) Penilaian dan Konsensus, (10) Pengulangan proses
c) Harga, dengan subkriteria : 3-4.5 juta rupiah, 57.5 juta rupiah, 8-10 juta rupiah, 10-15 juta rupiah dan 15-20 juta rupiah. d) Layanan Purnajual, dengan subkriteria : Garansi dan Perpanjangan Garansi. Dari kriteria – kriteria tersebut maka terbentuklah hirarki sebagai berikut :
Gambar 3. Gambar Hirarki Pengadaan Laptop pada Pengadilan Negeri Pangkalpinang Dari Gambar 3 di atas dilihat bahwa terdapat 4 elemen kriteria di level 1 dan tujuh 20 kriteria di level 2 yang menjadi pertimbangan dalam Hirarki Pengadaan Laptop pada Pengadilan Negeri Pangkalpinang kriteria mempunyai tiga elemen alternatif.
Tabel 2 : Perbandingan elemen dan nilai CR No 1 2 3 4
6.
Solusi dengan Expert Choice 2000
Metode yang digunakan pada program Expert Choice adalah Analytic Hierarchy Process (AHP). Expert Choice 2000 menyediakan struktur untuk seluruh proses pengambilan keputusan, yaitu: a. Sebuah tool yang memfasilitasi kerjasama antara beberapa pihak yang berkepentingan b. Analisis pengambil keputusan c. Meningkatkan komunikasi d. Memberi keputusan yang lebih cepat e. Dokumentasi proses pengambilan keputusan f. Sebuah konsensus keputusan g. Keputusan akhir yang lebih baik dan dapat dibenarkan. Hasil perhitungan dengan geometric mean tiap responden, akhirnya akan digabungkan, dan nilai hasil penggabungan tersebut akan dihitung tingkat consistency ratio-nya (CR) menggunakan tool Expert Choice 2000. Berikut adalah hasil yang didapat :
5 6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Gambar 4. Gambar Hirarki dan Solusi yang dihasilkan Dari hasil yang tertera di Gambar 4, telah terlihat bahwa produk laptop yang paling layak dan sesuai dipilih adalah Toshiba dengan bobot 0,607, level berikutnya adalah Acer dengan bobot 0,282, dan terakhir adalah HP dengan bobot 0,111. 7.
Tingkat Sensivitas Hasil Analisis
Inconsistency ratio atau rasio inkonsistensi data responden adalah parameter untuk memeriksa apakah perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak. Berikut disajikan matriks perbandingannya.
18 19 20 21 22 23 24
25
Matriks perbandingan elemen Perbandingan elemen kriteria level I berdasarkan sasaran pengadaan laptop pada Pengadilan Negeri Pangkalpinang Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Spesifikasi Hardware Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Spesifikasi Software Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Harga Perbandingan elemen sub kriteria level II criteria Layanan Purnajual Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Spesifikasi Hardware sub kriteria Kapasitas Harddisk Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Spesifikasi Hardware sub kriteria RAM Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Spesifikasi Hardware sub kriteria VGA Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Spesifikasi Hardware sub kriteria Processor Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Spesifikasi Hardware sub kriteria Lebar Layar Monitor Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Spesifikasi Hardware sub kriteria Jumlah USB Port Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Spesifikasi Hardware sub kriteria Bluetooth Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Spesifikasi Hardware sub kriteria Port HDMI Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Spesifikasi Hardware sub kriteria Fingerprint Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Spesifikasi Hardware sub kriteria Wireless Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Spesifikasi Hardware sub kriteria Diskdrive Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Spesifikasi Software sub kriteria Sistem Operasi Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Spesifikasi Software sub kriteria BIOS Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Harga sub kriteria 3-4.5 juta rupiah Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Harga sub kriteria 5-7.5 juta rupiah Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Harga sub kriteria 8-10 juta rupiah Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Harga sub kriteria 10-15 juta rupiah Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Harga sub kriteria 15-20 juta rupiah Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Layanan Purnajual sub kriteria Garansi Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Layanan Purnajual sub kriteria Perpanjangan Garansi
Nilai CR 0,01 0,05 0,00 0,07 0,00 0,06
0,04
0,01
0,09
0,00
0,03
0,01
0,04
0,01
0,06
0,01
0,00
0,06 0,04 0,01 0,07 0,04 0,05 0,00
0,03
Dapat disimpulkan bahwa perbandingan berpasangan yang diberikan responden ahli memiliki nilai rasio inkonsistensi yang lebih kecil dari 0,1 sebagai batas maksimum nilai rasio inkonsistensi. Dengan demikian hasil perhitungan geometrik gabungan data responden cukup konsisten. Berikut ini disajikan bobot masing-masing kriteria Pengadaan Laptop pada Pengadilan Negeri Pangkalpinang, yaitu : Gambar 9 Sub kriteria dari Layanan Purnajual berserta nilai bobotnya.
Gambar 5 kriteria Pengadaan Laptop Pada Pengadilan Negeri Pangkalpinang berserta nilai bobotnya.
Gambar 6 Sub kriteria dari Spesifikasi Hardware berserta nilai bobotnya.
Gambar 10 Sub kriteria dari kriteria Spesifikasi Hardware sub kriteria Kapasitas Harddisk berserta nilai bobotnya.
Gambar 11 Sub Kriteria Dari Kriteria Spesifikasi Hardware Sub Kriteria RAM Berserta Nilai Bobotnya.
Gambar 12 Sub Kriteria Dari Kriteria Spesifikasi Hardware Sub Kriteria VGA Berserta Nilai Bobotnya. Gambar 7 Sub kriteria dari Spesifikasi Software berserta nilai bobotnya.
Gambar 8 Sub kriteria dari Harga berserta nilai bobotnya.
Gambar 13 Sub Kriteria Dari Kriteria Spesifikasi Hardware Sub Kriteria Processor Berserta Nilai Bobotnya.
Gambar 14 Sub Kriteria Dari Kriteria Spesifikasi Hardware Sub Kriteria Lebar Layar Monitor Berserta Nilai Bobotnya.
Gambar 19 Sub Kriteria Dari Kriteria Spesifikasi Hardware Sub Kriteria Wireless Berserta Nilai Bobotnya.
Gambar 15 Sub Kriteria Dari Kriteria Spesifikasi Hardware Sub Kriteria Jumlah USB Port Berserta Nilai Bobotnya.
Gambar 20 Sub Kriteria Dari Kriteria Spesifikasi Hardware Sub Kriteria Diskdrive Berserta Nilai Bobotnya.
Gambar 16 Sub Kriteria Dari Kriteria Spesifikasi Hardware Sub Kriteria Bluetooth Berserta Nilai Bobotnya.
Gambar 17 Sub Kriteria Dari Kriteria Spesifikasi Hardware Sub Kriteria Port HDMI Berserta Nilai Bobotnya.
Gambar 18 Sub Kriteria Dari Kriteria Spesifikasi Hardware Sub Kriteria Fingerprint Berserta Nilai Bobotnya.
Gambar 21 Sub Kriteria Dari Kriteria Spesifikasi Software Sub Kriteria Sistem Operasi Berserta Nilai Bobotnya.
Gambar 22 Sub Kriteria Dari Kriteria Spesifikasi Software Sub Kriteria BIOS Berserta Nilai Bobotnya.
Gambar 23 Sub Kriteria Dari Kriteria Harga Sub Kriteria 3-4.5 Juta Rupiah Berserta Nilai Bobotnya.
Gambar 29 Sub Kriteria Dari Kriteria Layanan Purnajual Sub Kriteria Garansi Berserta Nilai Bobotnya.
Gambar 24 Sub Kriteria Dari Kriteria Harga Sub Kriteria 5-7.5 Juta Rupiah Berserta Nilai Bobotnya.
Gambar 25 Sub Kriteria Dari Kriteria Harga Sub Kriteria 8-10 Juta Rupiah Berserta Nilai Bobotnya.
Gambar 30 Synthesis with Respect 8.
Gambar 26 Sub Kriteria Dari Kriteria Harga Sub Kriteria 10-15 Juta Rupiah Berserta Nilai Bobotnya.
Gambar 27 Sub Kriteria Dari Kriteria Harga Sub Kriteria 15-25 Juta Rupiah Berserta Nilai Bobotnya.
Gambar 28 Sub Kriteria Dari Kriteria Layanan Purnajual Sub Kriteria Garansi Berserta Nilai Bobotnya.
KESIMPULAN
AHP adalah metodologi pengambilan keputusan untuk multi-atribut dan masalah multi-alternatif. Metode ini cukup sesuai untuk digunakan dalam membantu pengambilan keputusan Pengadaan Laptop pada Pengadilan Negeri Pangkalpinang. Berdasarkan hasil pengolahan kuisioner 3 responden ahli dalam menjawab pertanyaan dalam hirarki yang terbentuk dari 4 kriteria, 20 sub kriteria dan 3 alternatif, pengadaan laptop pada Pengadilan Negeri Pangkalpinang menghasilkan bahwa dari 4 kriteria yaitu Spesifikasi Hardware, Spesifikasi Software, Harga dan Layanan Purnajual, kriteria yang paling penting adalah Spesifikasi Hardware. Sedangkan untuk kriteria Spesifikasi Hardware, sub kriteria yang paling penting adalah processor, criteria Spesifikasi Software yaitu BIOS, kriteria Harga yaitu 10 – 15 juta rupiah, dan untuk kriteria Layanan Purnajual yang paling penting menurut responden ahli adalah Garansi. Dan menurut responden ahli produk laptop yang memenuhi pengadaan laptop pada Pengadilan Negeri Pangkalpinang adalah laptop Toshiba dengan faktor terpenting adalah spesifikasi hardware.
PUSTAKA [Alanbay, Oyku, 2005] Oyku Alanbay “ERP SELECTION USINGEXPERT CHOICESOFTWARE”http://www.isahp.org/ 2005Proceedings/Papers/Alanbay_ERPSelecti on.pdf diakses 18 Juni 2010 Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. CV Andi Offset. Yogyakarta Kadarsah, Suryadi., 1998, Sistem Pendukung Keputusan Suatu Wacana Struktural Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan : Ramaja Rosdakarya Kneale T. Marshall., 1995, Decision Making and Forecasting : With Emphasis on Model Building and Policy Anlysis : Mcgraw – Hill Sudjana, Nana. 2001.Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:Sinar Baru [Susila, Munadi, 2007]“PENGGUNAAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESSUNTUK PENYUSUNAN PRIORITAS PROPOSAL PENELITIAN” http://www.litbang.deptan.go.id/wartaip/p dffile/1.wayanerna_ipvol16-2-2007.pdf, diakses 5 April 2010 ”