SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN PADA SMA NEGERI 8 SEMARANG Agus Purwanto1), Abdul Rouf2) Program Studi Sistem Informasi, Stmik Himsya 2) Program Studi Teknik Informatika, Stmik Himsya 1)
Jalan Raya Karanganyar Tugu Km 12 No 8 Telp 024-8665420 Semarang E-mail :
[email protected],
[email protected]
Abstrak Perkembangan teknologi yang semakin canggih yang sekarang telah membuat banyak organisasi atau lembaga menggunakannya sebagai media yang pengolahan data, mendukung kemampuan Komputer dalam pengolahan data telah sangat mendukung dalam menghadirkan information bahwa mudah, akurat dan berkualitas. Seperti dengan organisasi atau lembaga lain, SMA Negeri 8 Semaranga Jl. Raya Tugu Kecamatan Ngaliyan Semarang membutuhkan sistem yang dapat meningkatkan kualitas siswanya. peningkatan kualitas dapat dilakukan dengan banyak cara, salah yang menempatkan siswa di kelas di mana ada beberapa siswa yang memiliki kinerja yang baik. Untuk itu diperlukan suatu kelas sistem pendukung keputusan acak untuk membantu sekolah dalam membuat keputusan. Proses randomi lisasi kelas ini didasarkan pada tiga aspek, yaitu berdasarkan jumlah Mahasiswa Induk, Nilai, Dan Psikologis Nilai masing-masing siswa. Ketiga aspek akan acak sesuai dengan kebutuhan sekolah, dalam hal pemilihan penjurusan siswa. Keywod : Sistem Pendukung Keputusan, Metode AHP, Penjurusan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era teknologi komputer dan informasi ini, berbagai instansi termasuk instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang apapun sangat membutuhkan alat bantu dalam pengolahan data. Alat bantu tersebut adalah komputer yang salah satu fungsinya adalah pendukung dalam mengambil keputusan seorang manager tingkat atas, teknologi informasi merupakan suatu usaha pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, penyebaran dan pemanfaatan informasi yang meliputi bidang IPTEK dan perekayasaan serta teknik-teknik pengelolaannya. SMA Negeri 8 Semaranga Jl. Raya Tugu Kecamatan Ngaliyan Semarang merupakan salah satu lembaga pendidikan sekolah lanjutan tingkat atas yang ada dan tumbuh berkembang di wilayah Kota Semarang. Berbagai upaya dan kebijakan dilakukan dengan memberdayakan semua komponen yang ada terutama sekali adalah sumber daya manusia untuk meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu prosedur operasional rutin pada Sekolah Menengah Umum adalah memberikan pilihan kepada para siswa untuk memilih jurusan baik IPA, IPS maupun Bahasa
dilihat dari hasil akademik dan keinginan mereka. Para siswa harus memberikan data untuk diproses yang kemudian keputusannya adalah berdasarkan nilai akademik, tes psikologi, kebutuhan siswa, dan harapan dari orang tua siswa. Data-data tersebut kemudian diproses dengan beberapa kriteria. Akan tetapi, hasilnya tidak selalu sama dengan keinginan serta harapan dari siswa dan orang tuanya. Penelitian ini mencoba untuk memberikan sebuah saran atau masukan untuk masalah tersebut dengan menggunakan sistem penunjang keputusan (SPK) yang dapat membantu kepala sekolah. Model yang dapat digunakan untuk menganalisa permasalahan tersebut adalah proses analisa hirarki. Model ini dapat digunakan untuk menganalisa alternatif pilihan dengan banyak kriteria yang mudah untuk dimengerti. Sistem sederhana yang digunakan oleh SMA Negeri 8 Semaranga Jl. Raya Tugu Kecamatan Ngaliyan Semarang saat ini tentunya akan membutuhkan waktu yang lama dan rumit dalam membantu guru untuk memutuskan muridnya memilih jurusan sesuai dengan nilai dan minat siswa tersebut. Dengan adanya masalah tersebut diatas, maka diperlukan sarana yang dapat mengatasi kekurangan–kekurangan tersebut. Salah satu alternatif yang dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan menerapkan sistem pendukung keputusan penjurusan siswa yang diharapkan dapat memperoleh keputusan secara tepat, cepat dan lebih efisiensi waktu, tenaga dan biaya.
II. TINJAUAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Konsep Sistem Pendukung Keputusan/ Decision Support Sistem (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision Sistem. Sistem tersebut adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur. Istilah SPK mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan.
1.2 Metode Sistem Pendukung Keputusan Beberapa macam metode yang sering digunakan sebagai sistem pendukung keputusan seperti; metode sistem pakar, regresi linier, B/C ratio, AHP, IRR, NPV, FMADM, dan SAW.
2.3 Pengertian Metode AHP Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, member nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat. (Saaty, 1993). Proses hierarki adalah suatu model yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Ada dua alasan utama untuk menyatakan suatu tindakan akan lebih baik dibanding tindakan lain. Alasan yang pertama adalah pengaruh-pengaruh tindakan tersebut kadangkadang tidak dapat dibandingkan karena sutu ukuran atau bidang yang berbeda dan kedua, menyatakan bahwa pengaruh tindakan tersebut kadang-kadang saling bentrok, artinya perbaikan pengaruh tindakan tersebut yang satu dapat dicapai dengan pemburukan lainnya. Kedua alasan tersebut akan menyulitkan dalam membuat ekuivalensi antar pengaruh sehingga diperlukan suatu skala luwes yang disebut prioritas.
2.4 Tahapan Metode AHP Tahapan metode Analisis Hierarki Proses (AHP) adalah sebagai berikut: 1. Memdefinisikan permasalahan dan penentuan tujuan. Jika AHP digunakan untuk memilih alternatif atau menyusun prioriras alternatif, pada tahap ini dilakukan pengembangan alternatif. 2. Menyusun masalah kedalam hierarki sehingga permasalahan yang kompleks dapat ditinjau dari sisi yang detail dan terukur. 3. Penyusunan prioritas untuk tiap elemen masalah pada hierarki. Proses ini menghasilkan bobot atau kontribusi elemen terhadap pencapaian tujuan sehingga elemen dengan bobot tertinggi memiliki prioritas penanganan. Prioritas dihasilkan
dari suatu matriks perbandinagan berpasangan antara seluruh elemen pada tingkat hierarki yang sama. 4. Melakukan pengujian konsitensi terhadap perbandingan antar elemen yang didapatan pada tiap tingkat hierarki. Sedangkan langkah-langkah “pairwise comparison” AHP adalah : 1. Pengambilan data dari obyek yang diteliti. 2. Menghitung data dari bobot perbandingan berpasangan responden dengan metode “pairwise comparison” AHP berdasar hasil kuisioner. 3. Menghitung rata-rata rasio konsistensi dari masing-masing responden. 4. Pengolahan dengan metode “pairwise comparison” AHP. 5. Setelah dilakukan pengolahan tersebut, maka dapat disimpulkan adanya konsitensi
dengan tidak, bila data tidak konsisten maka diulangi lagi dengan
pengambilan data seperti semula, namun bila sebaliknya maka digolongkan data terbobot yang selanjutnya dapat dicari nilai beta (b).
III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini Metode Penelitian yang digunakan adalah metode AHP a. Prosedur AHP Pada dasarnya, prosedur atau langkah-langkah dalam metode AHP meliputi : 1. Mendefenisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi. 2. Menentukan prioritas, meliputi menentukan prioritas elemen dan matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk mempresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya. 3. Sistesis, terdiri dari menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks, membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks dan menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata. 4. Mengukur konsistensi, dengan cara mengalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua dan seterusnya. 5. Menghitung consistency index (CI) dengan rumus. CI = ( maks-n ) / n Dimana n adalah banyaknya elemen 6. Hitung Rasio Konsistensi/Consistency Ratio (CR) dengan rumus : CR = CI/RC
Dimana CR = Consistency Ratio CI = Consistency Index IR = Index Random Consistency 7. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar. Daftar Indeks Random Konsistensi (IR) bisa dilihat dalam tabel berikut : Tabel 1 Daftar Indeks Random Konsistensi Ukuran Matriks Nilai IR 1,2 0,00 3 0,58 4 0,90 5 1,12 6 1,24 7 1,32 8 1,41 9 1,45 10 1,49 11 1,51 12 1,48 13 1,56 14 1,57 15 1,59 Sumber : Sistem Pendukung Keputusan, Kadarsyah,2000
b. Tahapan Pengembangan Sistem Terdapat lima tahap dalam pengembangan sistem (System Life Cicle), Empat tahap pertama disebut dengan siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cicle). Dalam penelitian ini penulis menggunakan Metode SDLC, empat tahap dalam metode SDLC meliputi : 1. Tahap perencanaan Merupakan tahap awal dalam pengembangan sistem, dalam pengembangan suatu sistem perlu adanya perencanaan agar tujuan dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Langkahlangkah yang dilakukan dalam proses perencanaan, seperti; menyadari masalah, mendefinisikan masalah, menentukan tujuan sistem, mengidentifikasi kendala-kendala sistem, membuat studi kelayakan, mempersiapkan usulan penelitian sistem, menyetujui atau menolak keputusan penjurusan siswa, menetapkan mekanisme pengendalian. 2. Analisis Sistem Dalam analisis sistem prosedur pengolahan informasi yang ada dibedakan secara terinci melalui proses identifikasi, adapun proses identifikasi yang dilakukan dalam proses
analisa sistem ini, seperti; identifikasi kebutuhan informasi, identifikasi sumber data dan tujuan informasi, identifikasi sumber daya manusia (SDM). 3. Desain Sistem Desain sistem adalah penentuan bagaimana sebuah sistem akan menyesuaikan apa yang harus diselesaikan, meliputi konfigurasi komponen-komponen dari sistem sehingga setelah instalasi dari sistem akan benar-benar memuaskan rancang bangun pada akhir tahap analisa sistem. Tahapan yang peneliti lakukan dalam menganalisa sistem ini antara lain : a. Menyusun aliran data. b. Menyusun flow of document. c. Menyusun sistem secara global dengan penggambaran context diagram, decompotition diagram, data flow diagram, levelled. d. Merancang sistem secara rinci dengan penggambaran normalisasi, pembuatan struktur database, penyusunan kamus data dan desain objek (database). e. Menyusun formulir dan bentuk input data. f. Merancang bentuk laporan. 4. Implementasi Sistem Tahap implementasi sistem merupakan tahap meletakkan atau menerapkan sistem supaya sistem tersebut siap untuk dioperasikan. Kegiatan dalam mengimplementasikan sistem dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu: a. Rencana Implementasi Sistem Dalam tahap ini dimaksudkan untuk mengatur biaya dan waktu yang dibutuhkan selama tahap implementasi supaya lebih optimal. b. Pelaksanaan Implementasi Sistem Dalam tahap ini dilakukan kegiatan, seperti; pemilihan dan pelatihan personil, pemilihan tempat dan instalasi perangkat lunak, pengetesan program, konversi sistem c. Tindak lanjut tahap implementasi Pada tahap ini penulis akan melakukan uji sistem dengan jalan menggunakan data yang sesungguhnya dalam jangka waktu waktu tertentu.
IV. PEMBAHASAN 4.1 Narasi Manual Prosedur Penjurusan Siswa Bagian tata usaha menyerahkan data nilai siswa kepada rapat guru. Guru Bidang studi menyerahkan data nilai kepada rapat guru. Bagian bimbingan penyuluhan juga menyerahkan data kemampuan akademik siswa kepada rapat guru dan lembaga konseling juga menyerahkan hasil pemeriksaan psikologis kepada rapat guru. Kemudian oleh rapat guru
dibuatkan hasil penjurusan program studi rangkap 6. selanjutnya data nilai siswa, data nilai studi, data kemampuan akademik siswa diarsip oleh rapat guru dan ke 6 rangkap Hasil Penjurusan Program Studi Siswa (HPPS) diserahkan kepada kepala sekolah untuk dilakukan pengesahan. Kemudian HPPS rangkap 1 diarsip oleh kepala sekolah, HPPS rangkap ke 2 diserahkan ke Tata usaha, HPPS rangkap ke 3 diberikan kepada guru bidang studi, HPPS rangkap ke 4 diserahkap ke Badan Penyuluhan, HPPS rangkap ke 5 diserahkan ke lembaga konsling dan HPPS rangkap ke 6 diserahkan kepada rapat guru, yang kesemuanya diberikan untuk dijadikan arsip. Flow Of Document Prosedur Penjurusan Siswa TATA USAHA
GURU BID STUDI
BP
LEMBAGA KONSELING
Dt Nilai siswa
Dt Nilai studi
DKAS
Hasil pemeriksaan psikologi
A
B
C
D
RAPAT GURU
KA SEKOLAH
C
A
B
E
D
DKAS
6
Dt Nilai siswa
5 4 3 Hasil pemeriksaan psikologi
Dt Nilai studi F
HPPS
G
2
H
3
HPPS
2 1
HPPS
I
4 HPPS
Pengesahan
5 HPPS
Buat hasil penjurusan program studi
6 5 Dt Nilai siswa
4 3
Dt Nilai studi 2
DKAS Hasil pemeriksaan psikologi 6
1 HPPS
I H J
5 G
4 3 F
2 1 HPPS
E J
6 HPPS
Keterangan : DKAS : Data Kemampuan Akademik Siswa HPPS : Hasil Penjurusan Program Studi Siswa
Gambar 1 Flow Of Document Prosedur Penjurusan Siswa
4.2 Analisa AHP a) Menentukan Prioritas Kriteria Tabel 2 Matriks Perbandingan Berpasangan Nilai T.Kecerdasan Akademik & Bakat Nilai Akademik 1.00 3.00 T.Kecerdasan & 0.33 1 Bakat T. Minat IPA 0.50 0.5 T. Minat IPS 0.50 0.5 T. Minat Bahasa 0.50 0.5
T. Minat T. Minat T. Minat IPA IPS Bahasa 2.00 2.00 2.00 2.00
2.00
2.00
1 0.5 0.5
2.00 1 0.5
2.00 2.00 1
Jumlah
2.83
5.50
6.00
7.50
9.00
Tabel 3 Matriks Nilai Kriteria
Nilai Akademik T.Kecerdasan & Bakat T. Minat IPA T. Minat IPS T. Minat Bahasa
T. Nilai T.Kecerdasan Minat Akademik & Bakat IPA
T. Minat IPS
T. Minat Jumlah Prioritas Bahasa
0.35
0.55
0.33
0.27
0.22
0.12
0.18
0.33
0.27
0.22
0.18 0.18
0.09 0.09
0.17 0.08
0.27 0.13
0.22 0.22
0.18
0.09
0.08
0.07
0.11
1.72 1.12 0.92 0.71 0.53
0.34 0.22 0.18 0.14 0.11
Tabel 4 Matriks Penjumlahan Setiap Baris
Nilai Akademik T.Kecerdasan & Bakat T. Minat IPA T. Minat IPS T. Minat Bahasa
T. Nilai T.Kecerdasan Minat Akademik & Bakat IPA
T. Minat T. Minat Jumlah IPS Bahasa
0.34
1.03
0.69
0.69
0.69
0.07
0.22
0.45
0.45
0.45
0.09 0.07
0.09 0.07
0.18 0.07
0.37 0.14
0.37 0.28
0.05
0.05
0.05
0.05
0.11
Tabel 5 Perhitungan Rasio Konsistensi Jumlah Prioritas Nilai Akademik 3.44 0.34 T.Kecerdasan & Bakat 1.65 0.22 T. Minat IPA 1.11 0.18 T. Minat IPS 0.64 0.14 T. Minat Bahasa 0.32 0.11
3.44 1.65 1.11 0.64 0.32
Hasil 3.79 1.87 1.29 0.78 0.42
Tabel 6 Nilai Akademik IPS Bahasa Nilai Akademik IPA Test Baik Cukup Agak Kurang Baik Sedang Kurang Kecerdasan dan Sekali Baik Kurang Sekali Bakat >=130 120-129 11-119 90-109 80-89 70-79 <=69 Range Tabel 7 Test Minat -Test Minat IPA Tinggi Sedang Rendah -Test Minat IPS Tinggi Sedang Rendah -Test Minat Bahasa Tinggi Sedang Rendah b) Menentukan Prioritas Subkriteria Perhitungan Subkriteria Akademik
Tabel 8 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Nilai Akademik IPA IPS Bahasa IPA 1 2.00 4.00 IPS 0.5 1 2.00 Bahasa 0.25 0.50 1 Jumlah 1.75 3.50 7.00 Tabel 9 Matriks Nilai Kriteria Nilai Akademik IPA IPA IPS Bahasa
0.57 0.29 0.14
IPS 0.57 0.29 0.14
Bahasa Jumlah Prioritas 0.57 0.29 0.14
1.71 0.86 0.43
0.57 0.29 0.14
Prioritas subkriteria 1 0.50 0.25
Tabel 10 Matrik Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Nilai Akademik IPA IPS Bahasa Jumlah IPA 0.57 0.57 0.57 1.71 IPS 0.29 0.29 0.29 0.86 Bahasa 0.14 0.14 0.14 0.43 Tabel 11 Perhitungan Rasio Konsistensi Jumlah Prioritas Hasil IPA 1.71 0.57 2.29 IPS 0.86 0.29 1.14 Bahasa 0.43 0.14 0.57 4.00 3 1.33 -0.17 -0.29
Jumlah (penjumlahan dari nilai-nilai hasil) n (jumlah kriteria) maks (jumlah/n) CI ( maks -n) / n-1)) CR (CI/IR lihat tabel) Perhitungan Subkriteria Tes Kecerdasan dan Bakat
Tabel 12 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Nilai Test Kecerdasan dan Bakat
Baik Sekali Baik Cukup Baik Sedang Agak Kurang Kurang Kurang Sekali Jumlah
Baik Sekali >=130 1 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 4
Baik 120-129 2 1 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 5.50
Cukup Baik 11-119 4.00 2.00 1 0.5 0.5 0.5 0.5 9.00
Sedang 90-109 6.00 4.00 2.00 1 0.5 0.5 0.5 14.50
Agak Kurang 80-89 8.00 6.00 4.00 2.00 1 0.5 0.5 22.00
Kurang 70-79 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 1 0.5 31.50
Kurang Sekali <=69 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 1 43.00
Tabel 13 Matriks Nilai Kriteria Nilai Test Kecerdasan dan Bakat Baik Sekali
Baik
Cukup Baik
Sedang
Agak Kurang
Kurang
Kurang Sekali
Jumlah
Prioritas
Prioritas subkriteria
Baik Sekali Baik Cukup Baik Sedang Agak Kurang Kurang Kurang Sekali
>=130
120-129
11-119
90-109
80-89
70-79
<=69
0.25
0.36
0.44
0.41
0.36
0.32
0.28
2.43
0.35
1
0.13
0.18
0.22
0.28
0.27
0.25
0.23
1.56
0.22
0.64
0.13
0.09
0.11
0.14
0.18
0.19
0.19
1.02
0.15
0.42
0.13
0.09
0.06
0.07
0.09
0.13
0.14
0.70
0.10
0.29
0.13
0.09
0.06
0.03
0.05
0.06
0.09
0.51
0.07
0.21
0.13
0.09
0.06
0.03
0.02
0.03
0.05
0.41
0.06
0.17
0.13
0.09
0.06
0.03
0.02
0.02
0.02
0.37
0.05
0.15
Tabel 14 Matrik Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Nilai Test Kecerdasan dan Bakat
Baik Sekali Baik Cukup Baik Sedang Agak Kurang Kurang Kurang Sekali
Baik Sekali >=130 0.35 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17
Baik 120-129 0.45 0.22 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11
Cukup Baik 11-119 0.58 0.29 0.15 0.07 0.07 0.07 0.07
Sedang 90-109 0.60 0.40 0.20 0.10 0.05 0.05 0.05
Tabel 15 Perhitungan Rasio Konsistensi Jumlah Prioritas Baik Sekali 3.77 0.35 Baik 2.51 0.22 Cukup Baik 1.69 0.15 Sedang 1.15 0.10 Agak Kurang 0.81 0.07 Kurang 0.61 0.06 Kurang Sekali 0.53 0.05 Jumlah (penjumlahan dari nilai-nilai hasil) n (jumlah kriteria) maks (jumlah/n) CI ( maks -n) / n-1)) CR (CI/IR lihat tabel)
Agak Kurang 80-89 0.58 0.44 0.29 0.15 0.07 0.04 0.04
Kurang 70-79 0.58 0.47 0.35 0.23 0.12 0.06 0.03
Kurang Sekali <=69 0.63 0.53 0.42 0.32 0.21 0.11 0.05
Hasil 4.12 2.74 1.84 1.25 0.88 0.67 0.58
12.07 7 1.72 -0.88 -1.52
Perhitungan Subkriteria Nilai Tes Minat IPA Tabel 16 Matriks Perbandingan berpasangan kriteria Nilai T. Minat IPA Tinggi Sedang Rendah Tinggi 1 2.00 4.00 Sedang 0.50 1 2.00
Jumlah 3.77 2.51 1.69 1.15 0.81 0.61 0.53
Rendah Jumlah
0.25 1.75
0.50 3.50
1 7.00
Tabel 17 Matriks Nilai Kriteria Nilai T. Minat IPA Tinggi Tinggi Sedang Rendah
Sedang
0.57 0.29 0.14
Rendah
0.57 0.29 0.14
Jumlah
0.57 1.71 0.29 0.86 0.14 0.43
Prioritas 0.57 0.29 0.14
Prioritas subkriteria 1 0.50 0.25
Tabel 18 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Nilai T. Minat IPA Tinggi Sedang Rendah Jumlah Tinggi 0.57 0.57 0.57 1.71 Sedang 0.29 0.29 0.29 0.86 Rendah 0.14 0.14 0.14 0.43 Tabel 19 Perhitungan Rasio Konsistensi Jumlah Prioritas Tinggi 1.71 0.57 Sedang 0.86 0.29 Rendah 0.43 0.14 Jumlah (penjumlahan dari nilai-nilai hasil) n (jumlah kriteria) maks (jumlah/n) CI ( maks -n) / n-1)) CR (CI/IR lihat tabel)
Hasil 2.29 1.14 0.57 4.00 3 1.33 -0.17 -0.29
Perhitungan Subkriteria Nilai Tes Minat IPS Tabel 20 Matriks Perbandingan berpasangan kriteria Nilai T. Minat IPS Tinggi Sedang Rendah Tinggi 1 2.00 6.00 Sedang 0.50 1 2.00 Rendah 0.17 0.33 1 Jumlah 1.67 3.33 9.00 Tabel 21 Matrik Nilai Kriteria Nilai T. Minat IPS
Tinggi Sedang Rendah
Tinggi
Sedang Rendah
Jumlah
Prioritas
0.60 0.30 0.10
0.60 0.30 0.10
1.87 0.82 0.31
0.62 0.27 0.10
0.67 0.22 0.11
Prioritas subkriteria 1 0.44 0.17
Tabel 22 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Nilai T. Minat IPS Tinggi Sedang Rendah Jumlah Tinggi 0.62 0.55 0.62 1.79 Sedang 0.31 0.27 0.21 0.79 Rendah 0.10 0.09 0.10 0.30
Tabel 23 Perhitungan Rasio Konsistensi Jumlah Prioritas Hasil Tinggi 1.79 0.62 2.41 Sedang 0.79 0.27 1.07 Rendah 0.30 0.10 0.40 Jumlah (penjumlahan dari nilai-nilai hasil) n (jumlah kriteria) maks (jumlah/n) CI ( maks -n) / n-1)) CR (CI/IR lihat tabel)
3.88 3 1.29 -0.21 -0.35
Perhitungan Subkriteria Nilai Tes Minat Bahasa Tabel 24 Matriks Perbandingan berpasangan kriteria Nilai T. Minat Bahasa Tinggi Sedang Rendah Tinggi 1 2.00 6.00 Sedang 0.50 1 2.00 Rendah 0.17 0.33 1 Jumlah 1.67 3.33 9.00 Tabel 25 Matriks Nilai Kriteria Nilai T. Minat Bahasa
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
0.6
0.6
0.6
0
0 0.3
Sedang
0
0 0.1
Rendah
0
7 0.3
Priorita s
1.87
0.62
1
0.82
0.27
0.44
0.31
0.10
0.17
Prioritas subkriteria
0.2 2
0.1 0
Jumlah
0.1 1
Tabel 26 Matrik Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Nilai T. Minat Bahasa Tinggi Sedang Rendah Jumlah Tinggi 0.62 0.55 0.62 1.79 Sedang 0.31 0.27 0.21 0.79 Rendah 0.10 0.09 0.10 0.30 Tabel 27 Perhitungan Rasio Konsistensi Jumlah Prioritas Hasil Tinggi 1.79 0.62 2.41 Sedang 0.79 0.27 1.07 Rendah 0.30 0.10 0.40 Jumlah (penjumlahan dari nilai-nilai hasil) n (jumlah kriteria) maks (jumlah/n) CI ( maks -n) / n-1)) CR (CI/IR lihat tabel)
3.88 3 1.29 -0.21 -0.35
MENGHITUNG HASIL Tabel 28 Matrik hasil Nilai Akademik T.Kecerdasan & Bakat 0.34 0.22 IPA Baik Sekali 1 1 IPS Baik 0.50 0.64 Bahasa Cukup Baik 0.25 0.42 Sedang 0.29 Agak Kurang 0.21 Kurang 0.17 Kurang Sekali 0.15
T. Minat IPA 0.18 Tinggi 1 Sedang 0.50 Rendah 0.25
T. Minat IPS 0.14 Tinggi 1 Sedang 0.44 Rendah 0.17
T. Minat Bahasa 0.11 Tinggi 1 Sedang 0.44 Rendah 0.17
Perancangan Sistem Secara Umum 0 SPK Penjurusan
Top Level
Level 0 1
2
Pendataan Data
Pendataan Nilai Siswa
1.1
1.2
4.1 Laporan Data Jurusan
4
Analisa Penjurusan
Pendataan Kriteria Penjurusan
4.2 Laporan Data Mata Pelajaran
Laporan
1.4
1.3
Pendataan Mata Pelajaran
Pendataan Penjurusan
3 Level 0 Hasil
Level 1
Pendataan Nilai Kriteria Penjuruasan
4.3 Laporan Data Nilai Siswa
4.4
4.5
4.6
Laporan Data Kriteria Penjurusan
Laporan Data Niali Kriteria Penjurusan
Laporan Hasil Penjurusan
Gambar 2 Decomposisi
ERD (Entity Relationship Diagram)
Nm_nilai
Kd_kriteria
Kd_kriteria
1
KRITERIA
N
MEMILIKI
Nm_nilai NILAI KRITERIA Nilai
Nm_kriteria
N NIS Nilai_mapel Kd_kriteria
HASIL Kd_mapel
NIS
Nilai_hasil
N Kd_mapel
1
MAPEL
N
NILAI
NIS SISWA Nm_siswa
Nm_mapel
Al_siswa Kt_siswa
N N
Tl_siswa
Kd_mapel
Tmp_lhr
MEMILIKI
Tgl_lhr
Kd_jurusan Kd_jurusan
Nm_jurusa
NIS
1 JURUSAN
1
MEMPUNYAI Kd_jurusan
Gambar 3 ERD Tabel Relasi (Relationship Tabel) KRITERIA
NILAI KRITERIA
Kd_kriteria * Nm_kriteria
Kd_kriteria ** Nm_kriteria * Nilai
Keterangan :
MAPEL HASIL Kd_jurusan ** Kd_mapel * Nm_mapel
NIS ** Kd_kriteria ** Nilai_hasil
NILAI NIS ** Kd_mapel ** Nilai_mapel
JURUSAN Kd_jurusan * Nm_jurusan
Gambar 4 Tabel Relasi
SISWA NIS * Nm_siswa Al_siswa Kt_Siswa Tl_siswa Tmp_lhr Tgl_lhr Kd_jurusan **
*
: Primary Key
**
: Secondary Key
Flowchart Program Hasil penjurusan Mulai
Open #Kriteria Open #Hasil
Read Data Hasi Penjurusan
A
y Eof Hasil
Selesai
n V.NilaiSiswa=0
Read Data Kriteria
y Eof Kriteria
Write #Hasil H.NilaiSiswa to V.NilaiSiswa
A
n K.Kd_Kriteria = H.Kd_Kriteria
y
K.Nm_Nilai = H.Nm_Nilai
y
V.NilaiSiswa=K.Nilai
n
Gambar 5 Flowchart Program Hasil penjurusan V. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan mengenai Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan pada SMA Negeri 8 Semaranga Jl. Raya Tugu Kecamatan Ngaliyan Semarang maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pada saat ini sistem penjurusan yang masih diterapkan masih belum menggunakan sistem komputerisasi, sehingga sering mengalami berbagai hambatan-hambatan dalam hal : a. Informasi yang disajikan menjadi kurang teliti, seperti penyajian data yang kurang lengkap atau terjadi adanya duplikasi data. b. Sulit untuk mengadakan proses penyediaan atau pengecekan sewaktu-waktu. Proses pencarian data akan sulit dilakukan karena harus membuka atau melihat banyak dokumen, sehingga resiko kehilangan data sangat besar. 2.
Dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan yang akan diterapkan, maka akan diperoleh berbagai kemudahan dalam hal : a. Lebih memudahkan dan membantu Pimpinan dalam mengambil keputusan dalam hal ini penjurusan siswa. b. Dapat mengetahui secara jelas dan lengkap serta cepat tentang keputusan yang dihasilkan dari setiap kriteria yang mengacu pada penjurusan melalui teknik AHP.
DAFTAR PUSTAKA Agus M J Alam, Membuat Program Aplikasi Menggunakan Delphi 6 dan Delphi 7, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2003. Dadan Umar Daihani, Komputerisasi Pengambilan Keputusan, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2001. Fathansyah, Basis Data, Penerbit Informatika Bandung, 2001. Gordon B. Davis, Sistem Informasi Manajemen, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000.
Husni Iskandar dan Kusnasrianto, Pengantar Perancangan Sistem, Fiksi,ITB, Bandung, 2001 Jogiyanto HM, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi IV, Andi Offset, Yogyakarta, 2001. Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Penerbit PT Grasindo, Jakarta. Martin, Merle P., Analisa dan Desain Sistem Informasi Bisnis, Macmiland Publishing Company, 2000. McLeod, Raymond. Jr., Sistem Informasi Manajemen, Edisi Bahasa Indonesia Jilid II, PT.Prenhallindo, Jakarta, 2001 Permadi, B. 2002. AHP. Pusat Antar Universitas, Universitas Indonesia. Jakarta. Saaty, T.L. 2001. Decision Making For Leaders. Forth edition, University of Pittsburgh, RWS Publication. Teddy, Pemrograman Delphi untuk Pemula: IDE dan Struktur Pemrograman, Kuliah Umum Ilmu Komputer.Com, 2003 http://haniif.wordpress.com/2007/08/01/23-tinjauan-pustaka-sistem-pendukung-keputusanspk/ http://bangded.blogspot.com/2011/04/penerapan-metode-ahp.html http://blog.uad.ac.id/sulisworo/2009/04/16/analisis-hierarki-proses/ http://piithaselaludisinii.blogspot.com/2011/04/macam-macam-metode-sistempenunjang.html