1 RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) PENJURUSAN PROGRAM STUDI (Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta) Oleh : BACHTIAR PROGRAM STUDI SISTEM IN...
RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) PENJURUSAN PROGRAM STUDI (Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta)
Oleh : BACHTIAR 105093002978
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1431 H
RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) PENJURUSAN PROGRAM STUDI (Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta)
Oleh : BACHTIAR 105093002978
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1431 H
RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) PENJURUSAN PROGRAM STUDI (Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta)
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh : BACHTIAR 105093002978
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1431H
ii
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PENGESAHAN UJIAN Skripsi berjudul “Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi (Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta)” yang ditulis oleh Bachtiar, NIM 105093002978 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Mei 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program Studi Sistem Informasi. Menyetujui : Penguji I
Penguji II
Nur Aeni Hidayah, MMSI. NIP. 19750818 200501 2 008
Nia Kumaladewi, MMSI. NIP. 150 411 179
Pembimbing I
Pembimbing II
Ditdit N Utama, MMSI, M.Com. NIP. 19741129 200801 1 006
Zainuddin Bey Fananie, M.Sc. NIP. Mengetahui :
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Ketua Program Studi Sistem Informasi
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 196801172001121001
A'ang Subiyakto, M. Kom NIP. 150 411 252
iii
RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) PENJURUSAN PROGRAM STUDI (Studi Kasus: MAN 4 Model Jakarta) Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh : BACHTIAR 105093002978
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Ditdit N Utama, MMSI, M.Com. NIP. 19741129 200801 1 006
Zainuddin Bey Fananie, M.Sc NIP. Mengetahui,
Ketua Program Studi Sistem Informasi
A’ang Subiyakto, M.Kom. NIP. 150 411 252
iv
PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Mei 2010
BACHTIAR 105093002978
v
ABSTRAK
Bachtiar (105093002978), Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi (Studi Kasus: MAN 4 Model Jakarta). (Di bawah bimbingan Ditdit N. Utama dan Zainuddin Bey Fananie).
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta merupakan sebuah lembaga Pendidikan Agama Islam Negeri. Oleh karena itu, berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor: 12/C/KEP/TU/2008, tentang bentuk dan tata cara penyusunan laporan hasil belajar peserta didik satuan pendidikan dasar dan menengah, maka di MAN 4 Model Jakarta harus diadakan penjurusan program studi siswa sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dilakukan setiap satu tahun sekali. Penjurusan program studi dimaksudkan untuk setiap siswa dapat menyalurkan peminatan pada tempat yang sesuai. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pendukung keputusan untuk mengetahui minat dari masing-masing siswa. Dalam Sistem Pendukung Keputusan ini, menggunakan metodologi pengumpulan data, metodologi terstruktur dengan model pengembangan System Development Life Cycle (SDLC), dan juga metodologi perancangan model, menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Perangkat lunak yang digunakan dalam perancangan dan pembangunan sistem ini, menggunakan PHP dan MySQL. Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan ini diharapkan telah dapat menentukan jurusan yang terbaik buat siswa serta dapat menjadi solusi dalam membantu pengambil keputusan untuk menentukan perhitungan bobot penjurusan program studi siswa/i.
Kata Kunci: Penjurusan, System Development Life Cycle (SDLC), AHP (Analitical Hierarchy Process ), PHP dan MySQL. V Bab + xx Halaman + 151 Halaman + 52 Tabel + 33 Gambar + Daftar Pustaka + 6 Lampiran Daftar Pustaka: 34 (1998-2009) vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan pembuatan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam penulis curahkan pada Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari kegelapan menuju masa yang terangbenderang hingga akhir zaman. Skripsi berjudul “Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi (Studi Kasus: MAN 4 Model Jakarta)”, disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan banyak rasa terima kasih kepada seluruh individu yang telah mendukung dan memotivasi penulis dalam penelitian dan pembuatan skripsi. Persembahan ini penulis tujukan kepada: 1.
Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak A’ang Subiyakto, M.Kom., selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi, dan Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI., selaku Sekretaris Program Studi Sistem Informasi.
3.
Bapak Ditdit N. Utama, MMSI, M.Com., selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Zainuddin Bey Fananie, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Dosen
vii
Pembimbing II yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,
dorongan
semangat,
dan
motivasi
dalam
membantu
menyelesaikan penulisan skripsi ini. 4.
Terima kasih penulis haturkan kepada pihak sekolah MAN 4 Model Jakarta terutama kepada Ibu Titik Sumanti dan Bapak Agus Mudhafar, selaku Guru Bimbingan Konseling dan WAKA Kurikulum yang telah membantu penulis dalam memperoleh data serta kelengkapan yang dibutuhkan oleh penulis.
5.
Ibu dan Bapak tersayang yang selalu mencurahkan segala perhatian, materi, semangat, motivasi, doa yang tiada putus-putusnya serta kakak dan nenek tercinta yang selalu memberikan doanya.
6.
Bapak Inayatullah yang telah meluangkan waktunya dan memberikan ilmunya. Terima kasih Pak!
7.
Citra Nuraini Mursa tersayang yang selalu mencurahkan segala perhatian, semangat, motivasi, dan doanya. Thank’s Beib.
8.
Muhammad Irfan, The PS2 Langgeng, Mamad, Yangga, Abdiyasa, Hari, dan The REIM Roy, Eka, Mulyadi atas bantuan dan doanya, terima kasih.
9.
Teman-teman SI-A angkatan 2005, Dinal, Haris, Fadly serta teman-teman TI dan SI angkatan 2004, dan 2005, ka Aldi, Annisa, Intan, Andi, dan semua yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih banyak!
10.
Seluruh pihak yang membantu pembuatan skripsi tanpa terkecuali namun tak bisa disebutkan satu per satu (Thank’s for all).
viii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu diharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan khususnya kepada penulis sendiri.
Transformasi ERD ke Logical Record Structure (LRS)…..
118
4.3.3.3
Normalisasi…………...………….………………………...
118
4.3.3.4
Spesifikasi Basis Data……………………………………..
126
4.3.4 Kamus Data………………………………………………………….
128
4.3.5 Perancangan State Transition Diagram…………………………….
130
4.3.6 Perancangan Tampilan Layar……………………………………..
132
Implementasi………………………………………………………………
143
4.4.1
143
Pembuatan Source Code……………………………………………….
xv
117
4.4.2 4.5
Pengujian Sistem…………………………………………………
143
Fitur Sistem………………………………………………………………
145
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan...............................................................................................................
146
5.2 Saran...................................................................................................................... 147 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
4.20 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria……………………
106
Tabel
4.21 Normalized Matrix untuk Kriteria………………………………….
107
Tabel
4.22 Rangking Alternatif Keputusan…………………………………….
109
Tabel
4.23 Nilai Indeks Random (Random Index)…………………………………
112
xix
Tabel
4.24 Tabel Siswa ……………………………………………………………….
126
Tabel
4.25 Tabel Nilai…………………………………………………………..
126
Tabel
4.26 Tabel Pilihan……………………………………………………….
127
Tabel
4.27 Tabel Hasil…………………………………………………………
128
Tabel
4.28 Tabel Kriteria………………………………………………………
128
Tabel
4.31
Pengujian black-box halaman utama………………………………
143
Tabel
4.32
Pengujian black-box halaman data siswa………………………….
144
Tabel
4.33
Pengujian black-box halaman AHP……………………………….
144
Tabel
4.34
Pengujian black-box halaman penjurusan…………………………
144
Tabel
4.35
Pengujian black-box halaman keluar………………………………
144
Tabel
4.36
Fitur Sistem………………………………………………………..
xx
145
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang cukup
pesat, hal tersebut hampir terjadi di seluruh bidang, termasuk bidang komputer. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan komputer, di mana dahulu hanya digunakan sebagai alat bantu elektronik untuk menyimpan dan mengolah data, tetapi sekarang komputer bisa digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan. Semakin cepatnya perkembangan teknologi, maka semakin banyak persaingan-persaingan yang terjadi pada dunia usaha maupun pada lembagalembaga. Selain teknologi, dunia pendidikan dalam beberapa tahun terakhir ini juga banyak mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan dunia pendidikan yang bermutu dan berkualitas (Iwan, 2007). Perkembangan dunia pendidikan tersebut sangat berpengaruh pada perkembangan kualitas pelajar, karena seorang pelajar lebih bisa mengembangkan diri sesuai dengan potensi dan minat yang dimiliki, misalnya Madrasah Aliyah Negeri (MAN). Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta merupakan sebuah lembaga Pendidikan Agama Islam Negeri. Oleh karena itu, berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Nomor:
12/C/KEP/TU/2008, tentang bentuk dan tata cara penyusunan laporan hasil belajar peserta didik satuan pendidikan dasar dan menengah, maka di MAN 4
2
Model Jakarta harus diadakan penjurusan program studi siswa sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dilakukan setiap satu tahun sekali. Penjurusan program studi dimaksudkan untuk setiap siswa dapat menyalurkan peminatan pada tempat yang sesuai. Penjurusan merupakan salah satu proses penempatan atau penyaluran dalam pemilihan program pengajaran para siswa. Penentuan penjurusan program studi dilakukan mulai akhir semester - 2 kelas X (Muhaimin, Sutiah dan Sugeng, 2008). Di dalam proses penjurusan ini ditujukan agar membantu pihak sekolah dalam menentukan jurusan yang terbaik buat siswa berdasarkan kemampuan siswa, minat siswa, minat orang tua, nilai akademik dan tes IQ (Rohayati, 2007). Namun, terkadang pihak sekolah tidak obyektif dalam menentukan penjurusan siswa. Misalnya, seorang siswa bisa masuk program studi IPA hanya dilihat dari nilai, tanpa melihat aspek-aspek lain yang mempengaruhi penentuan penjurusan. Dari hasil penelitian yang ada penjurusan program studi MAN 4 Model Jakarta pada dasarnya masih bersifat manual, tidak adanya sistem yang dapat memberikan alternatif solusi dalam penjurusan program studi siswa/i, tidak adanya standarisasi bobot nilai yang digunakan untuk menentukan penjurusan program studi, dan tidak adanya penambahan parameter kriteria baku yang dibutuhkan seorang siswa untuk mendapatkan jurusan program studi. Untuk meminimalisir hal tersebut, maka perlu adanya suatu sistem yang dapat memudahkan pihak sekolah dalam mengambil keputusan penjurusan program studi. Sistem ini yang kemudian bisa disebut sebagai Sistem Pendukung Keputusan (SPK). Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai sebuah sistem
3
yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur (Turban, Aronson, dan Liang, 2005). Dari penjelasan di atas, maka dibuatlah skripsi dengan judul “Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi (Studi kasus Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta)”.
1.2
Rumusan Masalah Pada penelitian ini, ada 5 jenis masalah yang dapat dirumuskan di
antaranya ialah: 1.
Bagaimana membuat Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan yang dapat menjadi alat bantu para pengambil keputusan penjurusan program studi MAN 4 Model Jakarta?
2.
Bagaimana tahapan prosedur baku untuk membuat keputusan penjurusan program studi MAN 4 Model Jakarta?
3.
Belum adanya prosedur baku dengan standarisasi bobot nilai yang digunakan untuk menentukan penjurusan program studi.
4.
Tidak adanya sistem yang dapat memberikan alternatif solusi dalam penjurusan program studi siswa/i.
5.
Tidak adanya penambahan parameter kriteria baku yang dibutuhkan seorang siswa untuk mendapatkan jurusan program studi.
4
1.3
Batasan Masalah Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka batasan masalah dari
penulisan skripsi ini antara lain: 1.
Tidak menentukan kuota (daya tampung) siswa untuk setiap jurusan program studi.
2.
Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat tidak membahas mengenai Sistem Informasi Manajemen (SIM).
3.
Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat hanya sampai pada tahap pengujian sistem, pengujian sistem yang dilakukan dengan pengujian black box testing dari sisi programmer.
1.4
Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai 3 tujuan, yaitu:
1.
Analisis proses penjurusan siswa/i di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta.
2.
Merancang Sistem Pendukung Keputusan dalam penjurusan program studi siswa/i.
3.
Merancang model Sistem Pendukung Keputusan dengan menggunakan metodologi Analitical Hierarchy Process (AHP).
5
1.5
Manfaat Peneletian Manfaat penelitian untuk pembaca skripsi ini adalah:
1.
Dapat dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) khususnya di bidang penjurusan program studi siswa/i MAN.
2.
Dapat memberikan pemahaman mengenai konsep Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) terutama untuk penjurusan program studi di MAN.
3.
Dapat memberikan pemahaman mengenai konsep Analitical Hierarchy Process (AHP).
1.6
Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi
pengumpulan data dan metodologi pengembangan sistem. 1.6.1
Metodologi Pengumpulan Data
a.
Studi pustaka Pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku dan situs-situs sebagai referensi yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam masalah ini.
b.
Studi Lapangan a)
Observasi Mengumpulkan data dan informasi dengan cara meninjau dan mengamati secara langsung kegiatan yang terjadi di lapangan.
6
b)
Wawancara Mengumpulkan data dengan mewawancarai langsung kepada pihak sekolah yang mempunyai wewenang untuk melakukan pengambilan keputusan.
c.
Studi Literatur Sejenis Membandingkan penelitian sebelumnya yang sejenis dan dilihat apa kekurangan dan kelebihannya untuk membuat penelitian yang lebih baik.
1.6.2
Metodologi Pengembangan Sistem
a.
Perancangan Sistem Dalam metodologi perancangan Sistem Pendukung Keputusan di dalam skripsi ini digunakan metodologi terstruktur dengan model System Development Live Cycle (SDLC) (Ladjamudin, 2005).
b.
Perancangan Model Perancangan Model Sistem Pendukung Keputusan, digunakan model AHP (Analytical Hierarchy Process) yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty (Taylor III, 2005).
1.7
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan skripsi Rancang Bangun Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi MAN 4 Model Jakarta, meliputi:
7
BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Pada bab ini akan menguraikan teori Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Program Studi, model AHP dan konsep-konsep yang terkait dengan penulisan skripsi ini.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan menguraikan tentang metodologi yang digunakan dalam membuat Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Program Studi.
BAB IV
PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Program Studi.
BAB V
PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir dari laporan, yang terdiri dari simpulan dan saran yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.
8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Rancang Bangun
2.1.1
Definisi Rancang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata rancang berarti mengatur
segala sesuatu sebelum bertindak mengerjakan atau melakukan sesuatu untuk merencakan (Departemen Pendidikan Nasional, 2000).
2.1.2
Definisi Bangun Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata bangun berarti bentuk, cara
menyusunan atau susunan yang merupakan suatu wujud, struktur (Departemen Pendidikan Nasional, 2000). Rancang bangun berarti mendesain bangunan yang akan dibuat (Departemen Pendidikan Nasional, 2000).
2.2
Sistem Informasi
2.2.1 Definisi Sistem Informasi Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan
9
eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang cerdik. Ada beragam definisi sistem informasi, yaitu: Menurut Alter (1992), sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Menurut Bodnar dan Hopwood (1993), sistem Informasi adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data kedalam bentuk informasi yang berguna. Menurut Gelinas, Oram, dan Wiggins (1990), sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri dari atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai. Menurut Hall (2001) sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai. Menurut Turban, McLean, dan Wetherbe (1999), sebuah sistem informasi adalah mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik (Kadir, 2003). Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi mencangkup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan (Kadir, 2003).
10
2.2.2
Komponen Sistem Informasi Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti
(Kadir, 2003): A.
Perangkat keras (Hardware): mencangkup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer.
B.
Perangkat lunak (software) atau program: sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.
C.
Prosedur (orang): sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.
D.
Orang: semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.
E.
Basis data (database): sekumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data.
F.
Jaringan komputer dan komunikasi data: sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.
11
Perangkat Keras Orang
Basis Data
Perangkat Komponen Sistem Informasi
Lunak
Jaringan
Prosedur
Komputer dan Komunikasi Data
Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi (Kadir, 2003)
2.3
Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
2.3.1 Sistem 2.3.1.1 Definisi Sistem Istilah sistem bukanlah hal yang asing bagi kebanyakan orang. Sering kali sistem mengacu pada komputer seperti IBM PC dan Macintosh, tetapi juga kearah yang lebih luas seperti tata surya atau bahkan ke hal-hal yang lebih spesifik seperti sistem respirasi mamalia. Kata sistem berasal dari bahasa Yunani yang mengandung arti kesatuan atau keseluruhan dari bagian yang berhubungan satu sama yang lainnya. Definisi dari sebuah sistem mempunyai peranan penting dalam pendekatan untuk mempelajari sebuah sistem.
12
Pada dasarnya, sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai gambaran, jika dalam sebuah sistem terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat dalam mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut sudah dipastikan bukanlah bagian dari sistem. Sebagai contoh, raket dan pemukul bola kasti (masing-masing sebagai elemen) tidak bisa membentuk sebuah sistem, karena tidak ada sistem permainan olahraga yang memadukan kedua peralatan tersebut (Kadir, 2003). Jadi, sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.
2.3.1.2 Klasifikasi Sistem Suatu sistem dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Kadir, 2003): 1.
Sistem Abstrak dan Sistem Fisik Sistem Abstrak adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep. Misalnya, sistem teologi yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dan Tuhan. Sistem fisik adalah sistem yang secara fisik dapat dilihat, Misalnya: sistem komputer, sistem sekolah, sistem akuntansi, dan sistem transportasi.
2.
Sistem Deterministik dan probabilistik Sistem deterministik adalah suatu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat. Misalnya sistem komputer. Sistem probabilistik adalah sistem yang tak dapat diramal dengan pasti karena mengandung unsur probabilitas.
13
3.
Sistem Tertutup dan Terbuka Sistem tertutup adalah tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan. Dengan kata lain, sistem ini tidak berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Ciri-ciri sebuah sistem yang relatif tertutup, antara lain sistem hanya mempunyai masukan dan keluaran yang tertentu, terkendali,
dan
mempengaruhinya.
gejolak Misalnya,
diluar sistem
sistem
(lingkungan)
penerimaan
mahasiswa
tidak baru
dilingkunan universitas negeri. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Ciricirinya, sistem menerima masukan yang diketahui, yang bersifat acak, maupun gangguan. Selain itu, umumnya sistem melakukan adaptasi terhadap lingkungan. Pada umumnya, sistem perusahaan dagang merupakan contoh sistem terbuka. 4.
Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena alam (tidak dibuat oleh manusia). Misalnya, sistem tata surya. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dibuat oleh manusia. Misalnya, sistem komputer dan sistem mobil.
5.
Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi sistem yang sederhana (misalnya sepeda) dan sistem kompleks (misalnya otak manusia).
14
2.3.2 Pendukung Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pendukung mempunyai arti sesuatu atau orang yang mendukung; pembantu; penyokong; penunjang (Departemen Pendidikan Nasional, 2002). . 2.3.3 Keputusan 2.3.3.1 Definisi Keputusan Pada umumnya, kata keputusan berarti pilihan yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Namun, hampir tidak merupakan pilihan antara yang benar dan salah, tetapi yang justru sering terjadi ialah pilihan antara yang “hampir benar” dan yang mungkin salah. Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan pilihan, ada perbedaan penting diantara keduanya. Mc Kenzie melihat bahwa keputusan adalah “pilihan nyata” karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau pada tingkat kolektif. Mc Grew dan Wilson (1985) lebih melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah keadaan akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan keputusan. Morgan dan Cerullo (1984) mendefinisikan keputusan sebagai sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih, sementara yang lain dikesampingkan (Salusu, 2008).
15
2.3.4 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) 2.3.4.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Definisi awal Sistem Pendukung Keputusan menunjukkan SPK sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur. Sistem Pendukung Keputusan dimaksudkan untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka, namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka. SPK ditujukan untuk keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma. Definisi awal mengimplikasikan (tidak menyatakan secara spesifik) bahwa sistem akan berbasis komputer, akan beroperasi online interaktif, dan kemungkinan akan memiliki kapabilitas output grafis. Definisi awal terbuka terhadap beberapa interpretasi. Dengan cepat munculah definisi lainnya yang menimbulkan ketidaksepakatan mengenai apa sesungguhnya SPK itu. Bonczek (1980) mendefinisikan SPK sebagai sistem berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi: sistem bahasa (mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen SPK lain), sistem pengetahuan (repositori pengetahuan domain masalah yang ada pada SPK entah sebagai data atau prosedur), dan sistem pemrosesan masalah (hubungan antara dua komponen lainnya, terdiri satu atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengmabilan keputusan).
16
Konsep-konsep yang diberikan oleh definisi tersebut sangat penting untuk memahami hubungan antara SPK dan pengetahuan. Keen (1980) menerapkan istilah SPK “untuk situasi dimana sistem ‘final’ dapat dikembangkan hanya melalui suatu proses pembelajaran dan evolusi yang adaptif.” Jadi, Keen mendefinisikan SPK sebagai suatu produk dari proses pengembangan dimana pengguna SPK, pembangun SPK, dan SPK itu sendiri mampu mempengaruhi satu dengan yang lainnya, dan menghasilkan evolusi sistem dan pola-pola penggunaan. Moore dan Chang (1980) mendefinisikan konsep struktur Sistem Pendukung Keputusan secara umum tidaklah penting. Sebuah masalah dapat dijelaskan sebagai masalah terstruktur dan tidak terstruktur
hanya dengan
memperhatikan si pengambil keputusan atau suatu situasi spesifik. Sistem ini dapat diperluas dan dapat mendukung analisis data ad hoc dan pemodelan keputusan yang berorientasi terhadap perencanaan masa depan. Definisi-definisi tersebut diperbandingkan dan dikontraskan dengan memeriksa berbagai konsep yang digunakan untuk mendefinisikan SPK. Tampaknya basis untuk mendefinisikan SPK dikembangkan dari persepsi tentang apa yang dilakukan oleh SPK (misal dukungan pengambilan keputusan pada masalah tak terstruktur) dan dari ide-ide mengenai bagaimana tujuan SPK dapat dicapai (misal komponen yang diperlukan, pola penggunaan yang tepat, dan proses pengembangan yang diperlukan (Turban, Aronson dan Liang , 2005).
17
Tabel 2.1 Konsep yang Mendasari Definisi SPK Sumber
SPK yang didefinisikan
Moore dan Chang (1980) Pola penggunaan, kapabilitas sistem Bonczek (1980) Komponen-komponen sistem Keen (1980) Proses pengembangan Sumber: Turban, Aronson, dan Liang, 2005 Dari beberapa definisi pengambilan keputusan yang ditemukan, dapat dirangkum bahwa pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi merupakan hasil suatu proses komunikasi dan partisipasi yang terus menerus dari keseluruhan organisasi. Hasil keputusan tersebut dapat merupakan pernyataan yang disetujui antar alternatif atau antar prosedur untuk mencapai tujuan tertentu. Pendekatannya dapat dilakukan, baik pendekatan yang bersifat individual/kelompok. Sentralisasi/ desentralisasi, partisipasi/tidak berpartisipasi, maupun demokratis/konsensus (Suryadi, 1998). Persoalan pengambilan keputusan, pada dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang prosesnya melalui mekanisme tertentu, dengan harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik. Penyusunan model keputusan adalah suatu cara untuk mengembangkan hubungan-hubungan logis yang mendasari persoalan keputusan ke dalam suatu model matematis, yang mencerminkan hubungan yang terjadi diantara faktorfaktor yang terlibat. Apapun dan bagaimanapun prosesnya, satu tahapan lanjut yang paling sulit dihadapi pengambil keputusan adalah dalam segi penerapannya karena di sini perlu meyakinkan semua orang yang terlibat, bahwa keputusan tersebut memang merupakan pilihan terbaik. Semuanya akan merasa terlibat dan terikat pada
18
keputusan tersebut. Hal ini adalah proses tersulit. Walaupun demikian, bila hal tersebut dapat disadari, proses keputusan secara bertahap, sistematik, konsisten, dan dalam setiap langkah sejak awal telah mengikutsertakan semua pihak, maka usaha tersebut dapat memberikan hasil yang baik. Di balik suatu keputusan terdapat prosedur, yaitu pertama-tama pembuat keputusan mengidentifikasi masalah, mengklarifikasi tujuan-tujuan khusus yang diinginkan, memeriksa berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan mengakhiri proses itu dengan menetapkan pilihan bertindak. Atau dengan kata lain, suatu keputusan didasarkan atas fakta dan nilai (facts and values). Keduanya sangat penting, tetapi nampaknya fakta lebih mendominasi nilai-nilai dalam pengambilan keputusan. Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa setiap keputusan itu bertolak dari beberapa kemungkinan atau alternatif untuk dipilih. Setiap alternatif membawa konsekuensi-konsekuensi. Ini berarti, sejumlah alternatif itu berbada satu dengan yang lain mengingat perbedaan dari konsekuensi-konsekuensi yang akan ditimbulkannya. Pilihan yang dijatuhkan pada alternatif itu harus dapat memberikan kepuasan karena kepuasan merupakan salah satu aspek paling penting dalam keputusan (Suryadi, 1998).
2.3.4.2 Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Menurut Suryadi (1998) Sistem Pendukung Keputusan memiliki tiga subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis SPK tersebut, yaitu
19
subsistem manajemen basis data, subsistem manajemen basis model, dan subsistem perangkat lunak penyelenggara dialog. 1.
Subsistem Manajemen Basis Data (Data Base Management Subsystem) Kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen database, yaitu: a.
Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data melalui pengambilan dan ekstrasi data.
b.
Kemampuan untuk menambahkan sumber data secara cepat dan mudah.
c.
Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logikal sesuai dengan pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan pengurangan.
d.
Kemampuan untuk menangani data secara personil sehingga pemakai dapat mencoba berbagai alternatif pertimbangan personil.
e. 2.
Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data.
Subsistem Manajemen Basis Model (Model Base Management Subsystem) Salah satu keunggulan SPK ialah kemampuan untuk mengintegrasikan akses data dan model-model keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan model-model keputusan ke dalam sistem informasi yang menggunakan database sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi diantara model-model. Karakteristik ini menyatukan kekuatan pencarian dan pelaporan data dari PDE dan pengembangan disiplin manajemen.
20
Salah satu persoalan yang berkaitan dengan model adalah bahwa penyusunan model seringkali terkait pada struktur model yang mengasumsikan adanya masukan yang benar dan cara keluaran yang tepat. Sementara itu, model cenderung tidak mencukupi karena adanya kesulitan dalam mengembangkan model yang terintegrasi untuk menangani sekumpulan keputusan yang saling bergantungan. Cara untuk menangani persoalan ini dengan menggunakan koleksi berbagai model yang terpisah, dimana setiap model digunakan untuk menangani bagian yang berbeda dari masalah yang sedang dihadapi. Komunikasi antara berbagai model digunakan untuk menangani bagian yang berbeda dari masalah tersebut. Komunikasi antara berbagai model yang saling berhubungan diserahkan kepada pengambil keputusan sebagai proses intelektual dan manual. Salah satu pandangan
yang lebih optimis, berarah untuk bisa
menambahkan model-model ke dalam sistem informasi dengan database sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi diantara mereka. Kemampuan yang dimiliki subsistem basis model meliputi: a.
Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat dan mudah.
b.
Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model keputusan.
c.
Kemampuan untuk mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang analog dan manajemen database (seperti
21
mekanisme untuk menyimpan, membuat dialog, menghubungkan, dan mengakses model). 3.
Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog (Dialog Generation and Management Software) Fleksibilitas dan kekuatan karakteristik SPK timbul dari kemampuan interaksi antara sistem dan pemakai, yang dinamakan subsistem dialog. Bennet mendefinisikan pemakai, terminal, dan sistem perangkat lunak sebagai komponen-komponen dari sistem dialog. Bennet membagi subsistem menjadi tiga bagian, yaitu: 1.
Bahasa aksi, meliputi apa yang dapat digunakan oleh pemakai dalam berkomunikasi dengan sistem. Hal ini meliputi pemilihanpemilihan seperti papan ketik (key board), panel-panel sentuh, joystick, perintah suara dan sebagainya.
2.
Bahasa tampilan atau presentasi, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai. Bahasa tampilan meliputi pilihan-pilihan seperti printer, layer tampilan, grafik, warna, plotter, keluaran suara, dan sebagainya.
3.
Basis pengetahuan, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai agar pemakai sistem bisa efektif. Basis pengetahuan bisa berada dalam pikiran pemakai, pada kartu referensi atau petunjuk, dalam buku manual, dan sebagainya.
22
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
Bahasa tampilan (presentasi)
Bahasa aksi
PEMAKAI
Gambar 2.2 Subsistem Penyelenggaraan Dialog (Suryadi, 1998)
Kombinasi dari kemampuan-kemampuan di atas terdiri dari apa yang disebut gaya dialog, misalnya yang meliputi pendekatan tanya dan jawab, bahasa perintah, menu-menu, dan mengisi tempat kosong. Kemampuan yang harus dimiliki oleh SPK untuk mendukung dialog pemakai/sistem meliputi: a.
Kemampuan untuk menangani berbagai variasi gaya dialog, bahkan jika mungkin untuk mengkombinasikan berbagai gaya dialog sesuai dengan pilihan pemakai.
b.
Kemampuan untuk mengakomodasi tindakan pemakai dengan berbagai peralatan masukan.
23
c.
Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai variasi format dan peralatan keluaran.
d.
Kemampuan untuk memberikan dukungan yang fleksibel untuk mengetahui basis pengetahuan pemakai.
2.4
Penjurusan
2.4.1
Definisi Penjurusan Penjurusan merupakan salah satu proses penempatan atau penyaluran
dalam pemilihan program pengajaran para siswa SMA. Dalam penjurusan, siswa diberi kesempatan memilih jurusan yang paling cocok dengan karakteristik dirinya. Ketepatan memilih jurusan dapat menentukan keberhasilan belajar siswa. Sebaliknya, kesempatan yang sangat baik bagi siswa akan hilang karena kekurangtepatan menentukan jurusan (Mulyaningtyas dan Hadiyanto, 2006).
2.4.2
Tujuan Penjurusan Para siswa dijuruskan sesuai dengan kurikulum yang berlaku bertujuan untuk:
1)
Mengelompokkan siswa sesuai dengan kecakapan, kemampuan, bakat, dan minat yang relatif sama.
2)
Membantu mempersiapkan siswa melanjutkan studi dan memilih dunia kerja.
24
3)
Membantu memperkokoh keberhasilan dan kecocokan atas prestasi yang akan dicapai di waktu mendatang (kelajutan studi dan dunia kerja) (Mulyaningtyas dan Hadiyanto, 2006).
2.4.3
Waktu Penjurusan Waktu Penjurusan dibagi menjadi 2, yaitu (Muhaimin, Sutiah dan Sugeng,
2008): 1)
Penentuan penjurusan program studi dilakukan mulai akhir semester - 2 kelas X.
2)
Pelaksanaan penjurusan program studi di semester -1 kelas XI.
2.4.4 Kriteria Penjurusan Program Studi Kriteria-kriteria penjurusan program studi meliputi: 2.4.4.1 Nilai Akademik Siswa yang naik kelas ke kelas XI dan yang bersangkutan mendapat nilai tidak tuntas tiga mata pelajaran, maka nilai tersebut harus dijadikan dasar untuk menentukan program studi yang dapat diikuti oleh siswa, contoh (Muhaimin, Sutiah dan Sugeng, 2008): A.
Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Matematika dan Sejarah (dua mata pelajaran ciri khas program studi Ilmu Alam dan satu ciri khas Ilmu Sosial), maka siswa tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke program studi bahasa.
25
B.
Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika (dua mata pelajaran ciri khas program studi Bahasa dan satu ciri khas Ilmu Alam), maka siswa tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke program Ilmu Sosial.
C.
Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Ekonomi dan Bahasa Inggris (mencakup semua mata pelajaran ciri khas program studi ketiga program di MA), maka siswa tersebut: 1.
Perlu diperhatikan prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor mata pelajaran yang menjadi ciri khas program Ilmu Pengetahuan Alam lainnya
seperti
Matematika,
Fisika,
Kimia
dan
Biologi
dibandingkan dengan mata pelajaran yang menjadi ciri khas program Ilmu Pengetahuan Sosial (Ekonomi, Sejarah, Geografi, Sosiologi) dan dibandingkan dengan mata pelajaran yang menjadi ciri khas program Ilmu Bahasa (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Asing lain). Apabila nilai dari setiap mata pelajaran yang menjadi ciri khas program ada nilai prestasi yang lebih unggul daripada program lainnya, maka siswa tersebut bisa dimasukkan ke program studi yang nilai prestasi mata pelajarannya lebih unggul tersebut. 2.
Perlu diperhatikan minat siswa/i.
26
2.4.4.2 Minat Minat adalah salah satu tanda kemantapan dan kesiapan seseorang untuk memilih cita-cita/karirnya dengan adanya dorongan yang kuat dalam belajar, pekerjaan atau tugas-tugas yang dibebankannya. Minat sangat erat sekali hubungannya dengan perasaan suka atau tidak suka, tertarik atau tidak tertarik, senang atau tidak senang (Widajati, Suryani dan Resminingsih, 2004).
2.4.4.3 Tes IQ Tes merupakan sumber data yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Hasil tes kecerdasan, biasa dinyatakan dalam koefisien/intelligensi quotient (yang sering menggunakan simbol IQ). Definisi IQ menyangkut 3 hal: (1) kemampuan tingkat tinggi (seperti penalaran abstrak, representative mental, pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, (2) kemampuan belajar dan (3) untuk memenuhi tuntutan lingkungan. Dua unsur penting dalam definisi tersebut adalah “kapasitas untuk belajar dari pengalaman” dan “kapasitas untuk beradaptasi dengan lingkungan” (Widajati, Suryani dan Resminingsih, 2004).
2.5
Program Studi Program Studi adalah kesatuan rencana belajar yang diselenggarakan atas
dasar suatu kurikulum dan ditujukan agar mahasiswa dapat menguasai pengetahuan,
‘Berlapang-lapanglah dalam majelis’, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan, ‘Berdirilah kamu, maka berdirilah’, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Mujadalah: 11).
2.6
Metodologi Penelitian
2.6.1
Pengertian Metodologi Penelitian Metode ialah kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan, atau suatu
kerangka berpikir untuk menyusun suatu gagasan yang terarah dan terkait dengan maksud dan tujuan (Hasibuan, 2007). Metode merupakan bagian dari metodologi. Metodologi itu sendiri berasal dari kata metodos dan logos yang berarti ilmu dari metode. Bila kita melakukan penelitian berarti kita menguraikan cara-cara meneliti disebut juga metodologi.
28
Dalam tahapan tahapan tersebut ada metode, teknik, dan alat (tools) yang bisa kita gunakan (Hasibuan, 2007). Metodologi merupakan suatu formula dalam penerapan penelitian dimana dalam melakukan penelitian tersebut terdapat langkah-langkah dan juga hasil penelitian. Sedangkan metodologi penelitian dalam ilmu komputer/sistem informasi/teknologi informasi merupakan “langkah-langkah/tahapan perencanaan dengan bantuan beberapa metode, teknik, alat (tools) dan dokumentasi dengan tujuan untuk membantu peneliti dalam meminimalkan resiko kegagalan dan menekankan pada proses/sasaran penelitian di bidang CS/IS/IT” (Hasibuan, 2007). Metodologi penelitian merupakan suatu kerangka dan asumsi yang ada dalam melakukan elaborasi penelitian sedangkan metode penelitian memerlukan teknik atau prosedur untuk menganalisa data yang ada. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian merupakan langkah-langkah yang ada dalam penelitian sedangkan metode penelitian adalah cara dari setiap langkah yang ada (Hasibuan, 2007). Langkah-langkah dalam metodologi penelitian sebaiknya disesuaikan dengan metode, prosedur, tools dan lain sebagainya. Hal ini berguna untuk membantu dalam memecahkan permasalahan yang ada dan juga membantu dalam menangani,
mengontrol,
(Hasibuan, 2007).
dan
mengevaluasi
suatu
proses
riset/penelitian
29
2.6.2
Manfaat Metodologi Penelitian Manfaat Penggunaan Metodologi yaitu (Hasibuan, 2007):
1.
Metodologi membuat kita lebih paham, lebih bertanggungjawab, lebih comfortable, dan lebih responsible.
2.
Metodologi membuat kita lebih knowladgetable (berpengetahuan) dan lebih berguna dalam beragumen karena selalu berdasarkan fakta dan tidak berdasarkan pada instuisi-instuisi maupun bisikan-bisikan.
3.
Dengan menggunakan metodologi kita bisa memaparkan lebih banyak lagi gambaran berupa saran, ide maupun masukan-masukan yang bisa dielaborate dan dipondasikan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk memunculkan ide-ide baru.
2.6.3
Metodologi Pengumpulan Data Metodologi penelitian pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dari
cara untuk menemukan atau menyusun pengetahuan memerlukan kajian atau pemahaman tentang metode-metode kearah pelaksanaan penelitian, sehingga perlu dibedakan antara metode dan teknik. Berikut ini beberapa metodologi pengumpulan data pada suatu penelitian (Jogiyanto, 2005): 1.
Studi Pustaka Studi pustaka merupakan proses umum yang dilalui untuk mendapatkan teori terlebih dahulu. Mencari kepustakaan yang terkait adalah tugas yang segera dilakukan, lalu menyusunnya secara teratur dan rapi untuk
30
dipergunakan dalam keperluan penelitian (Sevilla, 1993). Kajian pustaka memiliki beberapa fungsi sebagai berikut: a.
Menyediakan kerangka konsepsi atau kerangka teori untuk penelitian yang direncanakan.
b.
Menyediakan informasi tentang penelitian-penelitian yang lampau yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Proses ini menghindari pengulangan yang tidak sengaja dari penelitianpenelitian terdahulu dan membimbing kita pada apa yang perlu diselidiki.
c.
Memberikan rasa percaya diri, sebab melalui kajian pustaka semua konstruk yang berhubungan dengan penelitian telah tersedia. Oleh karena itu, kita menguasai informasi subyek tersebut.
d.
Memberikan informasi tentang metode-metode penelitian, populasi dan sample, instrument pengumpulan data dan perhitungan statistik yang digunakan pada penelitian-penelitian sebelumnya.
e.
Menyediakan
temuan-temuan
dan
kesimpulan-kesimpulan
penyelidikan terdahulu yang dapat dihubungkan dengan penemuan dan kesimpulan kita. 2.
Studi Lapangan Studi lapangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: a.
Pengamatan (Observasi) Observasi atau pengamatan (observation) merupakan salah satu teknik pengumpulan data/fakta (fact finding technique) yang cukup
31
efektif untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan. Pada waktu melakukan observasi, analis sistem dapat ikut juga berpartisipasi atau hanya mengamati saja orang-orang yang sedang melakukan suatu kegiatan tertentu yang diobservasi (Jogiyanto, 2005). b.
Wawancara (Interview) Wawancara (Interview) telah diakui sebagai teknik pengumpulan data/fakta
yang
penting
dan
banyak
dilakukan
dalam
pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan analisa
sistem
sebagai
pewawancara
(interviewer)
untuk
mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang
diwawancarai
(interviewee).
Seperti
halnya
teknik
pengumpulan data yang lain wawancara bukanlah teknik yang terbaik untuk semua situasi (Jogiyanto, 2005). 3.
Studi Literatur Sejenis Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi–informasi tersebut dapat diperoleh melalui peninjauan literature yang relevan (Gulo, 2002).
32
2.6.4
Metodologi Analisis
2.6.4.1 Analytic Hierarchy Process (AHP) 2.6.4.1.1Definisi AHP AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran. AHP digunakan untuk menemukan skala rasio baik dari perbandingan pasangan yang diskrit maupun kontinyu. Perbandingan–perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau dari suatu skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan prefensi relatif. AHP memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi, pengukuran, dan pada ketergantungan di dalam dan di antara kelompok elemen strukturnya. Penyelesaian masalah berdasarkan AHP mengandalkan intuisi sebagai input utamanya, namun intuisi harus datang dari pengambil keputusan yang cukup informasi dan memahami masalah keputusan yang dihadapi. Peralatan utama AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan ke dalam kelompok–kelompoknya. Kemudian kelompok– kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki (Perdana, 2009). Proses analitik bertingkat (Analytical Hierarchy Process–AHP) yang dikembangkan oleh Thomas Saaty merupakan metode untuk membuat urutan alternatif keputusan dan memilih yang terbaik pada saat pengambil keputusan memiliki beberapa tujuan atau kriteria, untuk mengambil keputusan tertentu (Taylor III, 2005).
33
2.6.4.1.2Kelebihan AHP AHP mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan metode yang lainnya, diantaranya yaitu (Perdana, 2009): 1.
Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria–subkriteria yang paling dalam.
2.
Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.
3.
Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan. Selain itu, AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah
yang multiobjektif dan multikriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki. Jadi, model ini merupakan suatu model pengambilan keputusan yang komperhensif (Perdana, 2009).
2.6.4.1.3Prosedur Kegiatan AHP Dalam membuat rekomenadasi keputusan menggunakan model AHP, tahap matematis yang digunakan adalah sebagai berikut (Taylor III, 2005): 1.
Mengembangkan matriks perbandingan pasangan untuk tiap alternatif keputusan berdasarkan tiap kriteria
2.
Sintesis: 1.
Menjumlahkan nilai pada tiap kolom pada matriks perbandingan pasangan
34
2.
Membagi nilai tiap kolom dalam matriks perbandingan pasangan dengan
jumlah
kolom
bersangkutan–yang
disebut
matriks
normalisasi 3.
Hitung nilai rata–rata tiap baris pada matriks normalisasi–yang disebut vektor preferensi atau eigenvektor
4.
Gabungkan vektor preferensi untuk tiap kriteria (dari langkah 2-(3) di atas) menjadi suatu matriks preferensi yang memperlihatkan preferensi tiap jurusan berdasarkan tiap kriteria
3.
Membuat matriks perbandingan pasangan untuk kriteria
4.
Menghitung matriks normalisasi (normalized matrix) dengan membagi tiap nilai pada masing–masing kolom matriks dengan jumlah kolom yang terkait
5.
Membuat vektor preferensi dengan menghitung rata–rata baris pada matriks normalisasi
6.
Hitung skor keseluruhan untuk tiap alternatif keputusan dengan mengalikan vektor preferensi kriteria (dari langkah 5) dengan matriks kriteria (dari langkah 2-(4) di atas)
7.
Merangking alternatif keputusan berdasarkan nilai alternatif yang dihitung pada langkah 6
2.6.4.1.4Perbandingan Pasangan (Pairwise Comparison) Pada AHP pengambil keputusan menentukan nilai atau “skor” tiap alternatif untuk suatu kriteria menggunakan Perbandingan Pasangan (pairwise
35
comparison). Pada perbandingan pasangan, pembuat keputusan membandingkan dua alternatif (yaitu, sepasang) berdasarkan suatu kriteria tertentu dan mengindikasikan suatu preferensi. Standar skala preferensi yang digunakan AHP (untuk memasukkan nilai perbandingan berpasangan) diperlihatkan pada tabel 2.2. Suatu skala preferensi memberikan nilai numerik untuk berbagai tingkat preferensi. Tiap tingkat pada skala dibuat berdasarkan perbandingan dua item (Taylor III, 2005).
Tabel 2.2 Skala Preferensi untuk Perbandingan Pasangan Tingkat Preferensi
Nilai Angka
Sama disukai
1
Sama hingga cukup disukai
2
Cukup disukai
3
Cukup hingga sangat disukai
4
Sangat disukai
5
Sangat disukai hingga amat sangat disukai
6
Amat sangat disukai
7
Amat sangat disukai hingga luar biasa disukai
8
Luar biasa disukai
9
Sumber : Taylor III, 2005
2.6.4.1.5Contoh Penggunaan AHP Berikut adalah contoh penggunaan AHP dalam suatu kasus (Taylor III, 2005):
36
Southcorp Development mendirikan dan mengelola mal di Amerika. Perusahaan telah mengidentifikasi tiga lokasi potensial untuk proyek terakhirnya, yaitu Atlanta, Birmingham, dan Charlotte. Perusahaan juga telah mengidentifikasi empat kriteria utama sebagai dasar perbandingan lokasi, yaitu – (1) pangsa pasar pelanggan (termasuk ukuran pasar dan populasi pada tiap tingkat usia); (2) tingkat pendapatan; (3) infrastruktur (termasuk listrik dan jalan raya; dan (4) transportasi (yaitu kedekatan dengan jalan layang untuk memudahkan akses pelanggan dan antaran dari pemasok. Tujuan perusahaan keseluruhan adalah memilih lokasi terbaik. Tujuan ini berada pada puncak hierarchy masalah di atas. Pada tingkat hierarki berikutnya (kedua) ditentukan bagaimana kontribusi keempat kriteria dalam pencapaian tujuan. Pada tingkat hierarki masalah ditentukan bagaimana tiap alternatif lokasi memberikan kontribusi pada tiap kriteria. Proses matematis secara umum yang tercakup dalam AHP adalah menetapkan preferensi lokasi untuk tiap kriteria.
Tabel 2.3 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Pangsa Pasar Lokasi
A
Pangsa Pasar B
C
A
1
3
2
B
1/3
1
1/5
C
½
5
1
11/6
9
16/5
Sumber : Taylor III, 2005
37
Tabel 2.4 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Tingkat Pendapatan Lokasi
A
Tingkat Pendapatan B
C
A
1
6
1/3
B
1/6
1
1/9
C
3
9
1
Sumber : Taylor III, 2005
Tabel 2.5 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Infrastruktur Lokasi
A
Infrastruktur B
C
A
1
1/3
1
B
3
1
7
C
1
1/7
1
Sumber : Taylor III, 2005
Tabel 2.6 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Transportasi Lokasi
A
Transportasi B
C
A
1
1/3
1/2
B
3
1
4
C
2
1/4
1
Sumber : Taylor III, 2005
38
Mengembangkan Preferensi dan Kriteria Langkah berikut dalam AHP adalah membuat prioritas alternatif keputusan dalam tiap kriteria. Tahap pertama dalam menetukan skor preferensi adalah dengan menjumlahkan nilai pada tiap kolom matriks perbandingan pasangan. Penjumlahan kolom untuk matriks pangsa pasar adalah sebagai berikut:
Tabel 2.7 Pengembangan Preferensi dan Kriteria Pangsa Pasar Lokasi
A
Pangsa Pasar B
C
A
1
3
2
B
1/3
1
1/5
C
1/2
5
1
11/6
9
16/5
Sumber : Taylor III, 2005 Kemudian nilai pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom terkait. Hasilnya merupakan matriks normalisasi (normalized matrix) sebagai berikut:
Tabel 2.8 Matriks Normalisasi Kriteria Pangsa Pasar Lokasi
A
Pangsa Pasar B
C
A
6/11
3/9
5/8
B
2/11
1/9
1/16
C
3/11
5/9
5/16
Sumber : Taylor III, 2005
39
Perhatikan bahwa jumlah dari tiap kolom adalah 1. Tahap berikut adalah untuk menghitung rata–rata nilai pada setiap baris. Pada titik ini perlu adanya konversi nilai pecahan pada matriks menjadi desimal seperti diperlihatkan pada tabel 2.9 berikut.
Tabel 2.9 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Transportasi
A
Pangsa Pasar B
C
Rata–rata Baris
A
0,5455
0,3333
0,6250
0,5012
B
0,1818
0,1111
0,0625
0,1185
C
0,2727
0,5556
0,3125
0,3803
Lokasi
1,0000 Sumber : Taylor III, 2005 Pangsa Pasar A
0,5012
B
0,1185
C
0,3803 1,0000
Vektor preferensi untuk kriteria keputusan lainnya dihitung dengan cara serupa. Tingkat Pendapatan A
0,2819
B
0,0598
C
0,6583
40
Infrastruktur A
0,1780
B
0,6850
C
0,1360
Transportasi A
0,1561
B
0,6196
C
0,2243
Empat vektor preferensi ini kemudian diringkas ke dalam suatu matriks preferensi yang diperlihatkan pada tabel 2.10.
Tabel 2.10 Matriks Preferensi Kriteria Kriteria Lokasi
Pasar
Tingkat
Infrastruktur
Transportasi
0,1780
0,1561
A
0,5012
Pendapatan 0,2819
B
0,1185
0,0598
0,6850
0,6196
C
0,3803
0,6583
0,1360
0,2243
Sumber : Taylor III, 2005
41
Merangking Kriteria Tahap berikut adalah menentukan tingkat kepentingan atau bobot dari kriteria, yaitu merangking kriteria dari yang paling penting hingga yang kurang penting. Hal ini dilakukan dengan cara serupa seperti merangking lokasi di setiap kriteria dengan menggunakan perbandingan pasangan berdasarkan skala preferensi pada tabel 2.2.
Tabel 2.11 Merangking Kriteria Kriteria
Pasar
Pendapatan
Infrastruktur
Transportasi
Pasar
1
1/5
3
4
Pendapatan
5
1
9
7
Infrastruktur
1/3
1/9
1
2
Transportasi
1/4
1/7
1/2
1
Sumber : Taylor III, 2005 Matriks normalisasi yang dikonversi menjadi angka desimal dengan rata– rata baris (eigenvector) untuk tiap kriteria diperlihatkan pada tabel 2.12 berikut:
Tabel 2.12 Matriks Normalisasi untuk Kriteria dengan Rata–rata Baris Rata–rata Kriteria
Pasar
Pendapatan
Infrastruktur Transportasi Baris
Pasar
0,1519
0,1375
0,2222
0,2857
0,1993
Pendapatan
0,7595
0,6878
0,6667
0,5000
0,6535
Infrastruktur
0,0506
0,0764
0,0741
0,1429
0,0860
42
Transportasi
0,0380
0,0983
0,0370
0,0714
0,0612 1,0000
Sumber : Taylor III, 2005 Vektor preferensi yang dihitung dari rata–rata baris pada matriks normalisasi dalam tabel 2.12 adalah sebagai berikut: Kriteria Pasar
0,1993
Pendapatan
0,6535
Infrastruktur
0,0860
Transportasi
0,0612
Mengembangkan Rangking Keseluruhan Skor keseluruhan tiap lokasi ditentukan dengan perhitungan matriks tabel 2.10 dan mengalikannya dengan vektor preferensi kriteria di atas, dan hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.13 Rangking AHP Lokasi
Skor
Charlotte
0,5314
Atlanta
0,3091
Birmingham
0,1595 1,0000
Sumber : Taylor III, 2005
43
Berdasarkan skor yang dikembangkan melalui AHP ini, Charlotte seharusnya dipilih sebagai lokasi mal baru, dengan Atlanta pada rangking kedua dan Birmingham di rangking ketiga.
2.7
Metodologi Pengembangan Sistem Metodologi adalah suatu cara yang disarankan untuk melakukan suatu hal.
Pendekatan sistem adalah metodologi dasar untuk memecahkan masalah (Mc.Leod, 2004). Metodologi pengembangan sistem adalah suatu proses standar yang diikuti oleh organisasi untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk menganalisa, merancang, mengimplementasikan dan memelihara sistem informasi (Kadir, 2003).
2.7.1
Pengertian System Development Life Cycle (SDLC) SDLC adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem
atau subsistem informasi berbasis komputer. SDLC terdiri dari serangkaian tugas yang erat mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem. Karena tugas-tugas tersebut mengikuti suatu pola yang teratur dan dilakukan secara top-down, SDLC sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembang dan penggunaan sistem. Suatu SDLC tradisional terdiri dari empat fase pokok yaitu perencanaan, analisis, rancangan, dan penerapan (Mc.Leod, 2004).
44
SDLC berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam tiga kegiatan utama, yaitu (Ladjamudin, 2005): 1.
Analysis
2.
Design
3.
Implementation
2.7.2
Tahapan-tahapan System Development Life Cycle (SDLC) System Development Life Cycle (SDLC), yang memiliki tahapan–tahapan
sebagai berikut (Ladjamudin, 2005): A.
Analysis Tahap analisis digunakan oleh sistem analis untuk membuat keputusan.
Apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi secara baik, dan hasil analisisnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem. Seorang analis perlu mengetahui ruang lingkup pekerjaan yang akan ditanganinya, perlu memahami sistem yang sedang berjalan saat ini, dan dapat melakukan identifikasi terhadap masalah yang muncul dan mencari solusinya dengan profesional. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan analisis ini adalah sebagai berikut: 1.
Deteksi masalah (Problem Detection)
2.
Penelitian/investigasi awal (Initial Investigation)
3.
Analisa kebutuhan sistem (Requirement Analysis)
4.
Mensortir kebutuhan sistem (Generation of System Alternatives)
45
5.
Memilih sistem yang baik (Selectionof Proper System)
B.
Perancangan (Design) Tahapan perancangan (design) memiliki tujuan untuk men-design sistem
baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan perancangan ini meliputi perancangan output, input, dan file. C.
Penerapan (Implementation) Tahapan implementasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk melakukan
kegiatan spesifikasi rancangan logikal ke dalam kegiatan yang sebenarnya dari sistem
informasi
yang
akan
dibangunya
atau
dikembangkannya,
lalu
mengimplementasikan sistem yang baru tersebut ke dalam salah satu bahasa pemprograman yang paling sesuai. Pada tahap ini juga harus dijamin bahwa sistem yang baru dapat berjalan secara optimal. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap implementasi ini adalah pembuatan program dan test data, pelatihan, dan pergantian sistem.
2.8
Tools Perancangan
2.8.1
Bagan Alir (Flowchart) Flowchart
adalah
bagan-bagan
yang
mempunyai
arus
yang
menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma (Ladjamudin, 2005). Bagan alir (flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam program
46
atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi (Jogiyanto, 2005). Ada dua macam flowchart yang mengambarkan proses dengan komputer, yaitu (Jogiyanto, 2005): 1.
Bagan alir sistem (system flowchart) Bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam system, dengan menunjukan alat media input, output serta media penyimpanan dalam proses pengolahan data.
2.
Bagan alir program (program flowchart) Bagan yang memperlihatkan urutan instruksi yang digambarkan dengan symbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu program. Flowchart disusun dengan simbol. Simbol ini dipakai sebagai alat bantu
menggambarkan proses di dalam program. Simbol-simbol yang digunakan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yakni sebagai berikut (Ladjamudin, 2005): 1.
Flow Direction Symbol (Simbol penghubung/alur) Simbol yang digunakan untuk menghubungkan antara simbol yang satu dengan simbol yang lain. Simbol ini disebut juga connecting line. Simbolsimbol tersebut terdapat pada tabel 2.14 sebagai berikut:
Tabel 2.14 Flow Direction Symbols No 1.
Gambar
Keterangan Simbol arus / flow Untuk menyatakan jalannya arus suatu proses.
47
2.
Simbol Communication link Untuk menyatakan bahwa adanya transisi suatu data / informasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Simbol Connector Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang sama. Simbol Offline Connector Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang berbeda.
3.
4.
Sumber: Ladjamudin, 2005
2.
Processing Symbol (Simbol Proses) Simbol
yang menujukan jenis operasi pengolahan dalam suatu
proses/prosedur. Simbol-simbol tersebut terdapat pada tabel 2.15 sebagai berikut.
Tabel 2.15 Processing Symbols No
Gambar
Keterangan
1.
Simbol Offline Connector Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang berbeda.
2.
Simbol Manual Untuk menyatakan satu tindakan (proses) yang tidak dilakukan oleh komputer (manual).
3.
Simbol Decision/ logika Untuk menunjukan suatu kondisi tertentu yang akan menghasilkan dua kemungkinan jawaban, ya/tidak.
48
4.
Simbol Predefined Proses Untuk menyatakan penyediaan tempat penyimpanan satu pengolahan untuk memberi harga awal.
5.
Simbol Terminal Untuk menyatakan permulaan atau akhir suatu program.
6.
Simbol Keying Operation Untuk menyatakan segala jenis operasi yang diproses dengan menggunakan suatu mesin yang mempunyai keyboard.
7.
Simbol Off-line Storage Untuk menunjukkan bahwa data dalam simbol ini akan disimpan ke suatu media tertentu.
8.
Simbol Manual Input Untuk memasukkan data secara manual dengan menggunakan online keyboard.
Sumber: Ladjamudin, 2005
3.
Input-output Symbol (Simbol input-output) Simbol menunjukan jenis peralatan yang digunakan sebagai media inputoutput. Simbol tersebut terdapat pada tabel 2.16 sebagai berikut. Tabel 2.16 Input-output Symbols
No
Gambar
Keterangan
1.
Simbol Input-output Untuk menyatakan proses input dan output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya.
2.
Simbol Punched Card Untuk menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu.
49
3.
Simbol Magnetic-tape Unit Untuk menyatakan input berasal dari pita magnetic atau output disimpan ke pita magnetic.
4.
Simbol Disk Storage Untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk.
5.
Simbol Document Untuk mencetak laporan ke printer.
6.
Simbol Display Untuk menyatakan peralatan output yang digunakan berupa layer (video, komputer).
Sumber: Ladjamudin, 2005
2.8.2
Pseudocode Pseudocode merupakan kode yang mirip dengan kode pemrograman yang
sebenarnya. Pseudocode berasal dari kata pseudo (imitasi atau mirip atau menyerupai), dan code (program). Pseudocode berbasis bahasa pemrograman seperti PASCAL, atau C++, dan lebih tepat digunakan untuk menggambarkan algoritma yang akan dikomunikasikan kepada programmer. Pseudocode lebih rinci dari bahasa Inggris terstruktur, misalnya dalam menyatakan tipe data yang digunakan (Ladjamudin, 2005).
2.8.2.1 Bahasa Inggris (Indonesia) Terstruktur Bahasa Inggris terstruktur merupakan alat yang cukup efisien untuk menggambarkan suatu algoritma. Basis dari bahasa Inggris terstruktur adalah
50
bahasa Inggris, dapat ditulis dalam bahasa Indonesia (lebih dikenal dengan nama bahasa Indonesia terstruktur). Bahasa Inggris/Indonesia terstruktur merupakan alat yang digunakan dalam menulis pseudocode. Dasar penggambaran algoritma menggunakan bahasa manusia. Bahasa Inggris/Indonesia terstruktur menggambarkan suatu algoritma yang akan dikomunikasikan kepada pemakai sistem. Penulisan pada bahasa Inggris/Indonesia terstruktur dan pseudocode selalu menggunakan struktur penulisan struktur urut, struktur seleksi, dan struktur repetisi/iterasi/looping (Ladjamudin, 2005).
2.8.3 Data Flow Diagram (DFD) Diagram aliran data atau data flow diagram (DFD) merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil (Ladjamudin, 2005). Keuntungan menggunakan data flow diagram (DFD) adalah pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer dapat mengerti sistem yang akan dikerjakan.
2.8.3.1 Diagram Konteks (Context Diagram) Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks
51
hanya ada satu proses. Tidak ada store dalam diagram konteks (Ladjamudin, 2005).
2.8.3.2
Diagram Zero (Overview Diagram) Diagram nol/zero adalah diagram yang menggambarkan proses dari data
flow diagram. Diagram nol/zero memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani, menunjukkan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran data, dan eksternal entitiy. Pada level ini sudah dimungkinkan adanya/digambarkannya data store yang digunakan. Untuk proses yang tidak rinci lagi pada level selanjutnya, simbol ’*’ atau ’P’ (functional primitive) dapat ditambahkan pada akhir nomor proses. Keseimbangan input dan output (balancing) antara diagram zero dengan diagram konteks harus terpelihara (Ladjamudin, 2005).
2.8.3.3
Diagram Rinci (Level Diagram) Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada
dalam diagram zero atau diagram level di atasnya (Ladjamudin, 2005). Berikut ini perbedaan simbol DFD yang digunakan oleh beberapa ahli perancangan sistem pada Tabel 2.17:
52
Tabel 2.17 Perbedaan Simbol DFD Nama Simbol
Simbol DFD versi Yourdan, De Marco, dan lainnya
Simbol DFD veri Gane dan Sarson
Arus Data Proses Identifikasi Deskripsi Proses Deskripsi Proses
Lokasi fisik (opsional)
Penyimpanan Data Identifikasi Entitas Luar
Arus Material Penyimpanan Data yang ditunjukkan berulang kali pada satu diagram
Identifikasi
N baris untuk N pengulangan (tidak termasuk yang pertama)
Simpanan luar yang ditunjukkan berulang kali pada satu diagram
Sumber: Ladjamudin, 2005
2.8.4 State Transition Diagram Interaction diagram dan state chart menampilkan dua pandangan yang saling melengkapi, tentang perilaku dinamis sebuah sistem. Interaction diagram menunjukkan pesan-pesan yang dilewatkan diantara obyek-obyek di dalam sistem, selama periode waktu yang pendek. Sedangkan state chart diagram, menelusuri individu-individu obyek melalui keseluruhan daur hidupnya,
53
menspesifikasikan semua urutan yang mungkin dari pesan-pesan yang akan diterima obyek tersebut, bersama-sama dengan tanggapan atas pesan-pesan tersebut. State diagram menyediakan variasi simbol dan sejumlah ide untuk pemodelan. Tipe diagram ini, mempunyai potensi untuk menjadi sangat kompleks dalam waktu yang singkat. State chart diagram menampilkan state-state yang mungkin dari sebuah obyek, event yang dapat dideteksi dan respon atas eventevent tersebut. Secara umum, pendeteksian sebuah event dapat menyebabkan sebuah obyek bergerak dari satu state ke state yang lain, hal ini disebut dengan transition (Munawar, 2005). Para pengembang, tentunya harus mengetahui bagaimana obyek-obyek ini bertindak, karena harus dilakukan implementasi perilaku tersebut ke dalam perangkat lunak (software). Tidak cukup hanya mengimplementasikan sebuah obyek, pengembang juga harus membuat obyek tersebut melakukan sesuatu. State diagram memastikan bahwa obyek-obyek tersebut akan menebak apa yang seharusnya dilakukan. Dengan gambaran yang jelas tentang perilaku obyek, kemungkinan tim pengembang akan memproduksi sebuah sistem yang sesuai dengan peningkatan kebutuhan (Munawar, 2005).
2.8.5 Entity Relationship Diagram (ERD) ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak (Ladjamudin, 2005). ERD digunakan oleh professional sistem untuk berkomunikasi dengan pemakai eksekutif tingkat tinggi
54
dalam suatu organisasi, selain itu ERD memperlihatkan hubungan antar data store pada DFD.
2.8.5.1 Elemen Dasar ERD Elemen dasar ERD menurut Ladjamudin (2005) antara lain: 1
Entity adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam sistem, nyata maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Entitas diberi nama dengan kata benda dan dapat dikelompokkan dalam empat jenis nama, yaitu orang, benda, lokasi, kejadian (terdapat unsur waktu di dalamnya).
2.
Relationship Pada ERD, Relationship digambarkan dengan sebuah bentuk belah ketupat. Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi di antara entitas. Relationship diberi nama dengan kata kerja dasar sehingga memudahkan untuk melakukan pembacaan relasinya (bisa dengan kalimat aktif atau kalimat pasif).
3.
Relationship Degree Relationship Degree atau derajat relationship adalah jumlah entitas yang berpartisipasi dalam satu relationship.
4.
Atribut Atribut adalah sifat atau karakteristik dari tiap entitas maupun tiap relationship.
55
5.
Cardinality Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum tupel yang dapat berelasi dengan entitas pada entitas yang lain.
2.8.5.2 Simbol ERD Berikut ini simbol-simbol yang digunakan pada ERD (Ladjamudin, 2005) terdapat pada tabel 2.18 berikut ini: Tabel 2.18 Simbol ERD Gambar
Keterangan
Himpunan Entitas (Entity)
Himpunan Relasi (Relationship)
Atribut Garis penghubung (Link) Sumber: Ladjamudin, 2005
2.8.6 Kamus Data Kamus data adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi (Jogiyanto, 2005). Kamus data ini sangat membantu analis sistem dalam mendefinisikan data yang mengalir di dalam sistem, sehingga pendefinisian data itu dapat dilakukan dengan lengkap dan
56
terstruktur. Pembentukan kamus data dilaksanakan dalam tahap analisis dan perancangan suatu sistem. Pada tahap analisis, kamus data merupakan alat komunikasi antara user dan analis sistem tentang data yang mengalir di dalam sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh user. Sementara itu, pada tahap perancangan sistem kamus data digunakan untuk merancang input, laporan dan database. Kamus data harus berisi hal-hal berikut ini (Jogiyanto, 2005): 1.
Nama arus data Karena kamus data dibuat berdasarkan arus data yang mengalir di DFD, maka nama dari arus data juga harus dicatat di kamus data, sehingga mereka yang membaca DFD dan memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang suatu arus data tertentu di DFD dapat langsung mencarinya dengan mudah di DFD.
2.
Alias Alias atau nama lain dari data dapat dituliskan bila nama lain ini tidak ada. Alias perlu ditulis karena data yang sama mempunyai nama yang berbeda untuk orang atau departemen satu dengan yang lainnya.
3.
Bentuk data Bentuk data ini perlu di catat di kamus data, karena dapat digunakan untuk mengelompokkan perancangan sistem.
kamus
data
ke
dalam
kegunaannya
sewaktu
57
4.
Arus data Arus data menunjukkan dari mana data mengalir dan kemana data akan menuju. Keterangan arus data ini perlu dicatat di kamus data supaya memudahkan arus data ini di DFD.
5.
Penjelasan Untuk lebih memperjelas lagi tentang makna dari arus data yang dicatat di kamus data, maka bagian penjelasan dapat diisi dengan keteranganketerangan tentang arus data tersebut.
6.
Periode Periode ini menunjukkan kapan terjadinya arus data ini.
7.
Volume Volume yang perlu dicatat di kamus data adalah tentang volume rata-rata dan volume puncak dari arus data.
8.
Struktur data Struktur data menunjukkan arus data yang dicatat di kamus data terdiri dari item-item data apa saja.
2.9
Konsep Basis Data
2.9.1 Basis Data Basis data merupakan kumpulan field, tabel dan arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis (Fathansyah, 2002). Dalam sebuah basis data di sistem merupakan kumpulan dari field yang saling berhubungan, basis data juga yang memberikan visual dari database yang
58
akan dibangun oleh seorang programer (brainware) dalam membangun sebuah sistem yang edukatif, informatif dan validitas dalam sebuah data yang akurat. Pemanfaatan basis data dilakukan untuk tujuan seperti berikut ini (Fathansyah, 2002): 1.
Kecepatan dan Kemudahan Pemanfaatan basis data memungkinkan untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan atau manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan lebih cepat dan mudah.
2.
Efisiensi ruang penyimpanan Dengan basis data efisiensi dan optimalisasi penggunaan ruang penyimpanan dapat dilakukan, karena dapat melakukan penekanan jumlah redudansi data, baik dengan menerapkan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi antar kelompok data yang saling berhubungan.
3.
Keakuratan Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan atau batasan tipe data, domain data, keunikan data, dan sebagainya, yang secara ketat dapat diterapkan dalam sebuah basis data, sangat berguna untuk menekan ketidakakuratan pemasukan atau penyimpanan data.
4.
Ketersediaan Sebuah basis data dapat memiliki data yang disebar di banyak lokasi geografis. Data nasabah sebuah bank misalnya, dipisah-pisah dan disimpan
59
di lokasi yang sesuai dengan keberadaan nasabah. Dengan pemanfaatan teknologi jaringan komputer, data yang berada disuatu lokasi dapat juga diakses di lokasi lain. 5.
Kelengkapan Untuk mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang, maka kita tidak hanya dapat menambah record-record data, tetapi juga dapat melakukan perubahan struktur dalam basis data.
6.
Keamanan Untuk sistem yang besar dan serius, aspek keamanan juga dapat diterapkan dengan ketat. Dengan begitu, dapat ditentukan siapa yang boleh menggunakan basis data beserta objek-objek di dalamnya dan menentukan jenis-jenis operasi apa saja yang boleh dilakukannya.
7.
Kebersamaan pemakai Pemakai basis data seringkali tidak terbatas pada satu pemakai saja, basis data yang dikelola oleh sistem yang mendukung lingkungan multiuser, akan dapat memenuhi kebutuhan ini tetapi tetap dengan menjaga terhadap munculnya persoalan baru seperti inkonsistensi data atau kondisi deadlock.
2.9.2 DBMS (Database Management System) DBMS merupakan software yang digunakan untuk mengelola database, dari pendefinisian database, pengelolaan data, maintenance data, sampai dengan pengaturan siapa saja yang dapat mengakses dan menggunakan database tersebut (Sidik, 2005).
60
2.9.3 Basis Data Relational Pada model relational, basis data akan disebar ke dalam berbagai tabel dua dimensi. Setiap tabel selalu terdiri atas lajur mendatar yang disebut dengan baris data dan lajur vertikal yang disebut dengan kolom. Disetiap pertemuan baris data itulah, item-item data ditempatkan (Fathansyah, 2002).
2.9.4 Normalisasi Normalisasi akan membantu perancang basis data dengan menyediakan suatu ujicoba yang berurut yang dapat diimplementasikan pada hubungan individual, sehingga skema relasi dapat dinormalisasi ke dalam bentuk yang lebih spesifik untuk menghindari terjadinya error atau inkonsistensi data, bila dilakukan update terhadap relasi tersebut dengan anomaly (Ladjamuddin, 2005). Tahapan Normalisasi (Ladjamuddin, 2005): 1.
Bentuk Normal Pertama (1NF) Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi bentuk normal kesatu bila: a.
Setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record demi satu record nilai dari field berupa “atomic value”.
2.
b.
Tidak ada set atribut yang berulang atau bernilai ganda.
c.
Telah ditentukannya primary key untuk tabel atau relasi tersebut.
d.
Tiap atribut hanya memiliki satu pengertian.
Bentuk Normal Kedua (2NF) Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi bentuk normal kedua bila:
61
a.
Bentuk data telah memenuhi bentuk normal kesatu.
b.
Atribut bukan kunci harus memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya pada primary key.
3.
Bentuk Normal Ketiga (3NF) Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi bentuk normal ketiga bila: a.
Bentuk telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua.
b.
Atribut bukan kunci haruslah tidak memiliki ketergantungan transitif, dengan kata lain satu atribut bukan kunci tidak boleh memiliki ketergantungan fungsional terhadap atribut bukan kunci lainnya, seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap primary key di relasi itu saja.
2.10
Pengujian Black-Box Pengujian
black-box
merupakan
pengujian
yang
memungkinkan
perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program (Pressman,
2002).
Pengujian
black-box
juga
merupakan
pendekatan
komplementer yang memungkinkan besar mampu mengungkap kelas kesalahan daripada metode white-box. Pengujian black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut: 1.
Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.
2.
Kesalahan interface.
62
3.
Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.
4.
Kesalahan kinerja.
5.
Inisialisasi dan kesalahan terminasi.
2.11
PHP
2.11.1 Definisi PHP PHP adalah sebuah bahasa pemrograman yang didesain agar dapat disisipkan dengan mudah ke halaman HTML. PHP memberikan solusi sangat murah (karena gratis digunakan) dan dapat berjalan di berbagai jenis platform. Pada awalnya memang PHP berjalan di sistem UNIX dan variannya, namun kini dapat berjalan dengan lancar di lingkungan sistem operasi Windows. Suatu nilai tambah yang luar biasa karena proses pengembangan program berbasis web dapat dilakukan lintas sistem operasi. Dengan luasnya cakupan sistem operasi yang mampu menjalankan PHP dan ditambah begitu lengkapnya function yang dimilikinya (tersedia lebih dari 400 function di PHP yang sangat berguna) tidak heran jika PHP semakin menjadi tren di kalangan programmer web. Penemu bahasa pemrograman ini adalah Rasmus Lerdorf, yang bermula dari keinginan sederhana Lerdorf untuk mempunyai alat bantu dalam memonitor pengunjung yang melihat situs web pribadinya. Inilah sebabnya pada awal pengembangannya, PHP merupakan singkatan dari Personal Home Page tools, sebelum akhirnya menjadi Hypertext Preprocessor (Agus, 2008).
63
2.11.2 Kelebihan PHP Di antara maraknya pemrograman server web saat ini, adalah ASP yang berkembang menjadi ASP .NET, JSP, CFML, dan PHP. Jika dibandingkan di antara 3 terbesar pemrograman server web di atas. Terdapat kelebihan dari PHP itu sendiri, yaitu (Mohamad, 2006): 1.
PHP merupakan sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaanya. Tidak seperti halnya bahasa pemrograman aplikasi seperti Visual Basic dan sebagainya.
2.
PHP dapat berjalan pada web server yang dirilis oleh Microsoft, seperti IIS atau PWS juga pada Apache yang bersifat open source.
3.
Karena sifatnya yang open source, maka perubahan dan perkembangan interpreter pada PHP lebih cepat dan mudah, karena banyak milis-milis dan developer yang siap membantu pengembangannya.
4.
Jika dilihat dari segi pemahaman, PHP memiliki referensi yang begitu banyak sehingga sangat mudah untuk dipahami.
5.
PHP dapat berjalan pada 3 operating system, yaitu: Linux, Unux, dan Windows, dan juga dapat dijalankan secara runtime pada saat consule.
2.12
MySQL MySQL adalah sistem manajemen database yang bersifat open source.
MySQL adalah pasangan serasi dari PHP. MySQL dibuat dan dikembangkan oleh MySQL AB yang berada di Swedia.
64
MySQL merupakan sistem manajemen database yang bersifat relasional. Artinya data-data yang dikelola dalam database akan diletakkan pada beberapa table yang terpisah sehingga manipulasi data akan menjadi lebih cepat. MySQL dapat digunakan untuk mengelola database mulai dari yang kecil sampai dengan yang sangat besar. MySQL juga dapat menjalankan perintahperintah Structured Query Language (SQL) untuk mengelola database-database relasional yang ada di dalamnya (Arief, 2006).
2.13
Literatur Sejenis SPK Dari hasil pengumpulan data, terdapat beberapa literatur sejenis Sistem
Pendukung Keputusan (SPK), salah satunya yang dibuat oleh Siti Ummi Masruroh (2005) dengan judul “Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System) Penjurusan Program Studi Pada Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus SMAN 1 Ciputat)”. Dalam penelitian ini dijelaskan tentang sistem penunjang keputusan untuk penjurusan di SMAN 1 Ciputat yaitu Jurusan IPA dan IPS dan pembuatan sistemnya menggunakan Borland Delphi dan MySQL. Dengan adanya sistem penunjang keputusan ini diharapkan membantu pihak sekolah dalam menentukan penjurusan bagi siswa/i yang akan masuk ke IPA atau IPS.
Kelebihan yang dapat ditemukan dari sistem ini adalah: Menyelesaikan permasalahan pengambilan keputusan tentang penjurusan program studi, karena Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil
65
keputusan manajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur (Turban, Aronson, dan Liang, 2005). Kekurangan yang dapat ditemukan dalam sistem ini adalah: 1.
Sistem ini tidak ada keamanan sama sekali misalnya menu admin yang terdapat username dan password, karena suatu kebijakan dalam sistem keamanan diantaranya ialah adanya account user dan password. Keamanan didalam suatu sistem sangat penting karena dengan adanya keamanan maka data-data yang ada dapat terlindungi agar tidak dapat dibaca oleh orang yang tidak berhak dan mencegah agar orang yang tidak berhak tidak menyisipkan atau menghapus data (Deris, 2005).
2.
Tidak adanya fasilitas search engine yang berfungsi untuk mencari data secara cepat, karena search engine adalah fasilitas yang dipergunakan untuk mengeksplorasi berbagai data, informasi, dan pengetahuan (Anton, 2008).
3.
Masih menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi. Borland Delphi digunakan untuk perancangan aplikasi desktop saja dan terbatasnya kamampuan portabilitas antar-platform OS (Wahyudi, 2008).
66
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Metodologi Pengumpulan Data Metodologi pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data dan
informasi yang dibutuhkan. Data dan informasi tersebut digunakan sebagai bahan yang dapat melengkapi materi uraian dan pembahasan. Metodologi pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, studi lapangan, dan studi literatur sejenis. Studi lapangan dilakukan dengan cara pengamatan atau observasi dan wawancara.
3.1.1 Studi Pustaka Studi pustaka ini dilakukan dengan cara membaca atau mencari literatur baik berupa buku, artikel, karya-karya ilmiah yang ada kaitannya dengan penelitian. Pencarian informasi metodologi kepustakaan ini dilakukan di berbagai perpustakaan, antara lain perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, perpustakaan Universitas Gunadarma, dan perpustakaan Universitas Bina Nusantara yang digunakan untuk membantu dalam penyusunan skripsi. Data-data yang didapatkan berasal dari buku-buku dan internet, antara lain yang berkaitan dengan sistem informasi, analytical hierarchy process (AHP), decision support system (DSS), beberapa hal yang berkaitan dengan penjurusan di sekolah, teori-teori pengembangan sistem dan hasil penelitian sejenis yaitu skripsi dengan judul Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System) Penjurusan
67
Program Studi Pada Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus SMAN 1 Ciputat) yang disusun oleh Siti Ummi Masruroh pada tahun 2005. Secara lengkapnya judul buku dan website tersebut dapat dilihat pada daftar pustaka.
3.1.2 Studi Lapangan 3.1.2.1 Observasi Observasi atau pengamatan ini dilakukan peninjauan dan penelitian langsung di lapangan untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang dibutuhkan. Pengamatan dilakukan mulai dari bulan Mei 2009 sampai dengan November 2009 yang bertempat di MAN 4 Model Jakarta. Adapun observasi yang dilakukan adalah: 1.
Mengamati setiap proses penjurusan yang diberikan oleh bagian kesiswaan.
2.
Mengamati apakah sistem yang ada sudah memenuhi kriteria yang diinginkan oleh MAN 4 Model Jakarta.
3.
Mengamati apakah sistem yang ada dapat mudah digunakan oleh user.
3.1.2.2 Wawancara Pada wawancara ini dilakukan dengan mengadakan wawancara kepada Dra. Titik Sumanti selaku Guru Bimbingan Konseling (BK) dan Drs. Agus Mudhafar selaku WAKA Kurikulum untuk memperoleh data-data penjurusan program studi serta saran yang diperlukan dalam pembuatan sistem dan penyusunan skripsi ini. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan,
68
dapat dikumpulkan informasi mengenai penjurusan program studi siswa/i, sistem penjurusan program studi yang berjalan di MAN 4 Model Jakarta, profil MAN 4 Model Jakarta dan permasalahan yang terdapat pada penjurusan program studi. Wawancara dilakukan di MAN 4 Model Jakarta Jl. Ciputat Raya, Pondok PinangJakarta Selatan 12440. Adapun kutipan wawancara lengkap dengan narasumber dapat dilihat pada lembar lampiran.
3.1.3
Studi Literatur Sejenis Pada tahap ini dilakukan perbandingan terhadap penelitian yang sejenis.
Perbandingan diambil dari penelitian yang disusun oleh Siti Ummi Masruroh (2005) dengan judul “Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System) Penjurusan Program Studi Pada Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus SMAN 1 Ciputat)”. Adapun studi literatur sejenis dilakukan untuk mendukung analisa terhadap permasalahan penelitian.
3.2
Metodologi Pengembangan Sistem
3.2.1
Perancangan Sistem Dalam perancangan sistem penjurusan program studi siswa/i
ini
digunakan metode pendekatan terstruktur dengan menggunakan model SDLC (System Development Life Cycle). Dalam skripsi ini digunakan tahapan SDLC menurut teori Al-Bahra bin Ladjamudin (2005), yang berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi ke dalam tiga tahapan utama, yaitu antara lain:
69
1.
Analisis Pada tahap analisis dilakukan analisa sistem penjurusan program studi siswa/i yang sedang berjalan pada MAN 4 Model Jakarta. Selain menganalisa sistem yang sedang berjalan, tahapan analisa ini juga digunakan untuk dapat merancang sistem baru atau melakukan perbaikan sistem yang telah ada. Adapun tahapan analisa sistem yang dilakukan antara lain: a)
Deteksi Masalah (Problem Detection) Identifikasi permasalahan yang ada pada sistem penjurusan program studi siswa/i yang sedang berjalan sehingga dapat diketahui permasalahan yang ada pada sistem yang berjalan dan dapat diberikan solusi pemecahan masalah untuk perbaikan sistem.
b)
Penelitian/Investigasi Awal (Initial Investigation) Penelitian atau investigasi awal untuk penulisan skripsi ini dilakukan dengan dua cara, antara lain: a)
Investigasi secara langsung, yaitu dengan menggunakan wawancara (interview), pengamatan (observation), dan studi literatur sejenis (study literature).
b)
Investigasi secara tidak langsung yaitu dengan mempelajari aliran prosedur (procedure flow) yang ada pada penjurusan program studi siswa/i MAN 4 Model Jakarta.
c)
Analisa Kebutuhan Sistem (Requirement Analysis)
70
Pada tahap ini dilakukan analisa sistem berjalan yaitu dengan menggunakan bagan alir (flowchart), yaitu dengan menggunakan flowchart pada sistem yang sedang berjalan sehingga dapat lebih mempermudah dalam menganalisa kebutuhan sistem penjurusan program studi siswa/i, kemudian mendeskripsikan mengenai masukan (input) dan keluaran (output) pada sistem yang sedang berjalan. Kemudian menggambarkan sistem penjurusan program studi siswa/i yang baru sesuai dengan keinginan/kebutuhan pemakai, dalam tahap ini digunakan bagan alir (flowchart) untuk menggambarkan penjurusan program studi siswa/i yang baru sebagai sistem usulan. d)
Mensortir Kebutuhan Sistem (Generation of System Alternatives) Setelah semua kebutuhan sistem dianalisa dan dirinci, langkah selanjutnya adalah mensortir kebutuhan sistem dan memilih sistem yang terbaik untuk diterapkan.
e)
Memilih Sistem yang Baik (Selection of Proper System) Langkah terakhir ditahap analisa adalah memilih sistem yang terbaik dalam merancang bangun Sistem Pendukung Keputusan penjurusan program studi yang dibutuhkan.
71
2.
Perancangan Setelah dilakukan analisis sistem kemudian dilakukan tahap perancangan yang dilakukan untuk men-design sistem penjurusan program studi siswa/i yang baru, yang dapat menyelesaikan ataupun memperkecil permasalahan dalam sistem penjurusan program studi siswa/i. Ada tiga jenis perancangan yang digunakan dalam membuat sistem penjurusan program studi siswa/i ini, antara lain: a)
Perancangan Masukan (input) Pada tahapan ini akan dilakukan proses perancangan form atau perancangan
antarmuka
program
yang
diperlukan
dengan
menentukan kebutuhan input dari sistem penjurusan program studi siswa/i yang baru. b)
Perancangan Keluaran (output) Pada tahapan ini akan dilakukan proses perancangan output dari sistem penjurusan program studi siswa/i yang berupa berupa tampilan-tampilan layar (interface system).
c)
Perancangan File Pada tahapan ini akan dilakukan proses perancangan basis data dari sistem
penjurusan program studi siswa/i yang baru, dengan
menggunakan tools Entity Relationship Diagram (ERD), yaitu dengan menggambarkan hubungan antar entity yang ada pada DFD. Kemudian membuat kamus data berdasarkan ERD yang telah dibuat, pembuatan basis data fisik, merancang normalisasi tabel pada
72
database untuk mendapatkan suatu tabel normal yang tidak memiliki redundancy data, dan terakhir membuat struktur/spesifikasi basis data.
3.
Implementasi Tahap implementasi ini dilakukan sebagai proses untuk menerapkan sistem penjurusan program studi siswa/i yang telah dibangun agar user dapat menggunakannya untuk menggantikan sistem yang lama. Pada tahap ini juga dilakukan transfer dari hasil rancangan ke dalam pengkodean program. Dalam mendesain sistem penjurusan program studi siswa/i ini digunakan PHP sebagai kode pemrograman dan MySQL sebagai database-nya. Setelah dilakukan programming dilakukan pengetesan dengan memasukkan sejumlah data ke dalam program tersebut, dan akan dilihat hasilnya, serta cara pemrosesan yang dilakukan oleh program tersebut. Dalam pengujian akan digunakan black-box testing.
3.2.2
Perancangan Model Dalam merancang dan membangun sistem pendukung keputusan
penjurusan program studi ini, perancangan model yang digunakan adalah model Analytical Hierarchy Process (AHP), yang dikutip dari, Perdana (2009), dan Taylor III (2005). Metodologi perancangan model ini digunakan sebagai perhitungan solusi.
73
3.2.3
Perancangan Menu Flow Dalam perancangan dan pembangunan Sistem Pendukung Keputusan
berbasis web ini, perlu dilakukan perancangan menu flow dengan menggunakan STD (State Transition Diagram), berdasarkan teori dari buku Munawar (2005).
3.3
Kerangka Penelitian Berikut ini adalah kerangka penelitian dari penelitian yang dilakukan. Studi Pustaka Observasi Studi Lapangan Wawancara
Pengumpulan Data
Studi Literatur Sejenis
Profil Organisasi Struktur Organisasi Tugas dan Fungsi Analisis
Deteksi Masalah Flowchart Sistem Berjalan Penelitian dan Investigasi Awal Flowchart Sistem Usulan Analisa Kebutuhan Sistem
Pengembangan Sistem
Metodologi Terstruktur dengan Model Pengembangan System Development Life Cycle ( SDLC) (Ladjamudin,2005)
Flowchart ProgramUsulan Pseudocode Input
Mensortir Kebutuhan Sistem Processing Output Memilih Sistem yang Baik
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
74
Metodologi Terstruktur dengan Model Pengembangan System Development Life Cycle (SDLC) (Ladjamudin,2005)
Desain
Perancangan Model SPK
Perancangan Masukan
Analitic Hierarchy Process (AHP) (Perdana, 2009), (Taylor III, 2005)
Diagram Konteks Sistem yang Diusulkan
Diagram Zero Sistem yang Diusulkan
Diagram Level 1 Diagram Level 2
Perancangan Files
ERD Tranformasi ERD ke LRS Normalisasi Spesifikasi Basis Data Kamus Data
Perancangan Menu Flow
State Transition Diagram (STD) Munawar, 2005
Perancangan Keluaran
Implementasi
Pemprograman dan Pengujian Perangkat Lunak
Fitur Sistem
Gambar 3.2 Kerangka Penelitian (lanjutan)
Blackbox Testing (Pressman, 2002)
75
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Profil Organisasi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta berdiri sejak tahun 1998.
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta adalah sebuah lembaga Pendidikan Agama Islam negeri yang memadukan dua unsur pendidikan yaitu pendidikan agama dan pendidikan Umum, sebuah kolaborasi yang sangat ideal. MAN 4 Model Jakarta adalah satu dari 38 MAN Model di Indonesia. Hadir dengan konsep globalisasi namun tidak meninggalkan pendidikan agama Islam yang sudah menjadi pegangan setiap muslim. MAN 4 Model Jakarta seakan membawa angin segar bagi setiap umat muslim di tengah hiruk pikuknya kemajuan zaman yang secara drastis mengubah gaya hidup manusia. MAN 4 Model Jakarta telah menghadirkan sebuah cakrawala baru di dunia pendidikan Indonesia yang senantiasa melahirkan para intelektual-intelektual muslim yang mampu memberi coretan indah di lembaran baru Indonesia.
4.1.1
Visi dan Misi MAN 4 Model Jakarta MAN 4 Model Jakarta memiliki visi dan misi dalam menjalankan kegiatan
proses belajar mengajar. Visi MAN 4 Model Jakarta adalah Pengembang pendidikan Islami unggul dalam prestasi. Sedangkan Misi MAN 4 Model Jakarta adalah:
76
1.
Menjadikan
agama
Islam
sebagai
ruh
dan
sumber
nilai
pengembangan madrasah. 2.
Pengembangan PBM bernuansa Islam.
3.
Menjadikan orang tua murid dan masyarakat sebagai mitra dan modal kerja madrasah.
4.
Menjalin kerjasama dengan masyarakat dan instansi yang peduli pendidikan.
5.
Menyiasati kurikulum secara cermat dan akurat.
6.
Menempatkan tugas guru secara cermat dan akurat.
7.
Menambah dan mengembangkan sarana pendukung pembelajaran.
8.
Mendorong semangat siswa dan guru dan seluruh komponen madrasah lainnya untuk belajar dan bekerja keras.
9.
4.1.2
Mendorong madrasah sebagai wahana pengembangan potensi siswa.
Struktur Organisasi MAN 4 Model Jakarta Stuktur organisasi MAN 4 Model Jakarta terdiri dari:
77
Komite Madrasah
Kepala Madrasah
Wakil Manajemen Mutu
KA. Tata Usaha
Kepegawaian
Keuangan
ADM. Kesiswaan
ADM. Pembelajaran
ADM. Laboratorium
ADM. IKN
ADM. Umum
ADM. Perpustakaan
Pramukantor
WAKA. Pengembangan Mutu
WAKA. Kurikulum
Ketua-ketua MGMP
Data Center/PDD
WAKA. Kesiswaan
Koordinator Perpustakaan
Wali Kelas
WAKA. Humas
Koord-Koord Labolatorium
Koord. BK
Guru
Siswa
Gambar 4.1 Stuktur organisasi MAN 4 Model Jakarta (WAKA. Kurikulum, 2009)
4.1.3
Tugas dan Fungsi Jabatan
A. WAKA Kurikulum
Tugas dan Fungsi A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP): 1. Menyusun KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). 2. Bersama Kepala Madrasah bertanggungjawab atas tersusunnya KTSP. 3. WAKA. Kurikulum bertanggungjawab atas pelaksanaan penyusunan KTSP.
78
4. Membuat jadwal penyusunan silabus setiap guru mata pelajaran sesuai dengan Standar Isi, Standar Kelulusan, dan Panduan Penyusunan KTSP melalui MGMP. B. Kalender Pendidikan: 1. Menyusun kalender pendidikan/akademik yang meliputi jadwal pembelajaran, ulangan, ujian, kegiatan ekstrakurikuler, dan hari libur. 2. Menyusun jadwal penyusunan KTSP. 3. Menyusun mata pelajaran yang dijadwalkan pada semester gasal, dan semester genap. C. Program Pembelajaran: 1. Menjamin mutu kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dan program pendidikan tambahan yang dipilihnya. 2. Menetapkan agar setiap guru bertanggung jawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya. D. Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik: 1. Menyusun program penilaian hasil belajar yang berkeadilan, bertanggung jawab dan berkesinambungan. 2. Penyusunan program penilaian hasil relajar didasarkan pada standar penilaian pendidik an. 3. Menilai hasil belajar untuk seluruh kelompok mata pelajaran, dan membuat catatan keseluruhan, untuk menjadi bahan program remedial, klarifikasi capaian ketuntasan yang direncanakan. 4. Membuat laporan kepada pihak yang memerlukan, pertimbangan kenaikan kelas atau kelulusan, dan dokumentasi. 5. Mensosialisasikan seluruh program hasil belajar 6. Meninjau program penilaian hasil belajar kepada guru. 7. Menetapkan prosedur yang mengatur transparansi sistem evaluasi hasil belajar untuk penilaian formal yang berkelanjutan. 8. Menyiapkan seperangkat metode penilaian 9. Menyusun ketentuan pelaksanaan penilaian hasil belajar sesuai dengan satandar pendidikan 10. Memantau kemajuan yang dicapai oleh peserta
79
11.
12.
B. Guru Bimbingan Konseling
1. 2.
didik, mendokumentasikan secara sistematis, dan digunakan sebagai balikan kepada peserta didik untuk perbaikan secara berkala. Mendokumentasikan penilaian yang disertai bukti kesahihan, keandalan, dan dievaluasi secara periodik untuk perbaikan metode penilaian. Melaporkan hasil belajar kepada orang tua peserta didik, komite sekolah/madrasah, dan institusi diatasnya. Mensosialisasikan BK kepada semua civitas akademi madrasah. Merencanakan program BK (terutama program program satuan layanan satuan pendukung).
3.
Melaksanakan program SATLAN BK.
4.
Melaksanakan program SATKUNG BK.
5.
Menilai proses dan hasil pelaksanaan SATLAN dan SATKUNG.
6. Menganalisis hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung BK. 7. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung BK 8. Mengadministrasikan kegiatan SATLAN dan SATKUNG BK yang dilaksanakan. 9. Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatannya dan pelayanan BK secara menyeluruh kepada koordinator BK serta kepala madrasah. 10. Mempersiapkan berpartisipasi
diri aktif
menerima dalam
kepengawasan oleh pengawas.
dan
kegiatan
80
4.2
Analisis Tahapan analisis ini digunakan untuk mengetahui masalah yang terdapat
dalam sistem penjurusan program studi siswa/i dan mendapatkan solusi dari masalah tersebut.
4.2.1
Deteksi Masalah Identifikasi permasalahan yang ada pada sistem penjurusan program studi
siswa/i yang sedang berjalan sehingga dapat diketahui permasalahan yang ada pada sistem yang berjalan dan dapat diberikan solusi pemecahan masalah untuk perbaikan sistem. Permasalahan yang terjadi yang berhubungan dengan sistem penjurusan program studi siswa/i adalah sebagai berikut: 1.
Bagian Bimbingan Konseling (BK) dan Bagian Kurikulum merasa kesulitan dalam melakukan proses penjurusan karena proses sinkronisasi antara minat siswa, nilai akademik, dan psikotes untuk penjurusan program studi siswa/i masih bersifat manual.
2.
Tidak adanya sistem yang dapat memberikan alternatif solusi dalam penjurusan program studi siswa/i.
3.
Belum adanya prosedur baku dengan standarisasi bobot nilai yang digunakan untuk menentukan penjurusan program studi. Berdasarkan deteksi masalah, diusulkan pembuatan Sistem Pendukung
Keputusan yang dapat menganalisa dan mensimulasikan masalah yang dihadapi dengan menggunakan Analitical Hierarchy Process (AHP). Dimana AHP ini
81
dimulai dengan membuat struktur hirarki atau jaringan dari permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam hirarki terdapat tujuan utama, kriteria-kriteria, dan alternatifalternatif yang ingin dibahas. Perbandingan berpasangan dipergunakan untuk membentuk hubungan di dalam struktur. Hasil dari perbandingan berpasangan ini akan membentuk matriks dimana skala rasio diturunkan dalam bentuk bobot vektor preferensi atau eigenvector. Bobot vektor preferensi ini akan digunakan untuk mencari bobot masing-masing jurusan.
4.2.2 Penelitian/investigasi Awal Pada penelitian/investigasi awal, telah dilakukan wawancara, observasi dan studi literatur sejenis. Dari hasil wawancara dengan Guru Bimbingan Konseling MAN 4 Model Jakarta, Dra. Hj.Titi Sumanti dan Bagian Kurikulum MAN 4 Model Jakarta, Drs. Agus Mudhafar maka diperoleh informasi-informasi apa saja yang dibutuhkan. Informasi tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana proses sistem penjurusan program studi siswa/i yang berjalan.
2.
Diperoleh data mengenai profil sekolah.
3.
Kriteria-kriteria baku yang dibutuhkan dalam penentuan penjurusan program studi siswa/i.
4.
Permasalahan-permasalahan yang muncul pada sistem yang masih dilakukan secara manual.
5.
Sistem yang diinginkan sesuai kebutuhan untuk proses penjurusan program studi siswa/i.
82
Dari hasil pengumpulan data, terdapat beberapa studi literatur sejenis Sistem Pendukung Keputusan (SPK), salah satunya yang disusun oleh Siti Ummi Masruroh (2005) dengan judul “Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System) Penjurusan Program Studi Pada Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus SMAN 1 Ciputat)”. Adapun perbandingan sistem studi literatur sejenis SPK dengan sistem yang diusulkan sebagai berikut: Tabel 4.1 Perbandingan Sistem Parameter Keamanan Data
Fasilitas engine
Studi Literatur Sejenis
Sistem yang Diusulkan
Sistem ini tidak ada Sistem ini terdapat keamanan keamanan sama sekali data yaitu username dan misalnya menu admin yang password terdapat username dan password
search Tidak adanya fasilitas search Adanya fasilitas search engine engine yang berfungsi untuk yang berfungsi untuk mencari mencari data secara cepat data secara cepat
Bahasa pemrograman
Masih menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi. Borland Delphi digunakan untuk perancangan aplikasi desktop saja
Menggunakan bahasa pemrograman PHP. Bahasa pemrograman PHP bersifat open source.
Grafik (Chart)
Tidak adanya fitur Chart Adanya fitur Chart penjurusan penjurusan yang dapat yang dapat menampilkan bobot menampilkan bobot hasil hasil penjurusan penjurusan
Penambahan kriteria
Tidak adanya fitur penambahan kriteria untuk dapat melakukan penambahan kriteria yang diinginkan
Adanya fitur penambahan kriteria untuk dapat melakukan penambahan kriteria yang diinginkan
83
4.2.3
Analisa Kebutuhan Sistem Menganalisa kebutuhan sistem merupakan tahapan ketiga dati tahap
analisa SDLC versi Al-Bahra Bin Ladjamudin. Dalam menganalisa kebutuhan sistem hal yang pertama adalah menganalisa sistem yang sedang berjalan pada penjurusan program studi siswa/i MAN 4 Model Jakarta.
4.2.3.1 Flowchart Sistem Berjalan Alur sistem yang berjalan diawali dengan Guru Bimbingan Konseling (BK) dan WAKA Kurikulum membuat angket penjurusan program studi. Setelah angket penjurusan program studi dirancang, selanjutnya Guru BK membagikan angket penjurusan program studi kepada masing-masing siswa kelas X untuk diisi agar dapat memilih jurusan yang diinginkan masing-masing siswa/i MAN 4 Model Jakarta yaitu jurusan IPA, IPS, BAHASA ARAB, dan BAHASA JEPANG. Setelah masing-masing siswa/i mengisi angket penjurusan program studi, lalu Guru BK mengumpulkan angket yang telah diisi. Hasil dari angket yang telah terkumpul tersebut kemudian dikolaborasi dengan hasil tes psikologi dan nilai akademik masing-masing siswa/i. Jika hasil yang telah dikolaborasi tersebut sesuai, maka akan langsung ditentukan jurusan yang dipilih oleh siswa, namun jika tidak sesuai maka Guru BK akan mengarahkan siswa ke jurusan lain. Berikut ini adalah flowchart dokumen dari sistem penjurusan program studi siswa/i yang berjalan, lihat gambar 4.2.
84
Guru BK dan WAKA Kurikulum
Siswa
Gambar 4.2 Flowchart Sistem Berjalan
85
4.2.3.2 Flowchart Sistem yang Diusulkan Dari hasil analisa flowchart sistem berjalan yang masih manual, maka dibuatlah flowchart sistem usulan yang dapat membantu dalam menentukan penjurusan program studi siswa/i yang akan naik ke kelas XI dan memudahkan Guru BK dan WAKA Kurikulum dalam menentukan penjurusan siswa/i. Berikut ini dapat digambarkan flowchart sistem yang diusulkan pada gambar 4.3.
User
Gambar 4.3 Flowchart Sistem Usulan
86
User
Gambar 4.4 Flowchart Sistem Usulan (Lanjutan) Flowchart sistem usulan dimulai dengan user memasukkan
nilai
perbandingan kriteria sesuai dengan nilai preferensi Analytical Hierarchy Process (AHP). Setelah
memasukkan
nilai perbandingan kriteria, selanjutnya
menentukan bobot vektor preferensi, dan nilai CI dan nilai CR. Jika nilai yang dimasukkan memiliki Concistency Ratio < 0,10, maka data yang dimasukkan
87
adalah konsisten dan jika Consistency Ratio > 0,10, maka data yang dimasukkan tidak konsisten. Konsistensi ini dapat terlihat dari proses penyimpanan dan adanya kotak dialog pesan dan bobot vektor preferensi tersimpan di database. Selanjutnya melakukan proses menghitung penjurusan dengan cara memilih salah satu siswa/i atau semua siswa/i yang ingin dilakukan perhitungan dan melakukan proses generate untuk dapat melihat hasil penjurusan siswa/i dan disimpan di dalam database, hasil penjurusan tersebut kemudian dicetak untuk dijadikan sebagai laporan penjurusan program studi siswa/i.
4.2.3.3 Flowchart Program yang Diusulkan Flowchart program digunakan untuk memberikan gambaran rinci tentang aturan instruksi yang disusun oleh program. Berikut ini dapat digambarkan flowchart program yang diusulkan pada gambar 4.5.
88
4.2.3.3.1Flowchart Program untuk menghitung hasil penjurusan Mulai
Input P1, NA1, NA2
Tidak
Data yang di input >= 1 dan <= 9
Ya Matriks Normalisasi (n) = nilai kriteria (n) / jumlah nilai kriteria (n)
Bobot Nilai Vektor = jumlah nilai vektor / n
CI = Bobot Nilai Vektor - n n-1
Nilai CR = CI / RI
Tampilan data tidak konsisten
Tidak
If CR < 0,1
Ya
Simpan Bobot Vektor Preferensi Eigenvektor
A
Gambar 4.5 Flowchart program untuk menghitung hasil penjurusan
89
A
Perkalian Matriks = jumlah (nilai kriteria yang di pilih * nilai akademik * bobot vektor preferensi)
Simpan Hasil Penjurusan
Hasil
Selesai
Gambar 4.6 Flowchart program untuk menghitung hasil penjurusan (lanjutan)
4.2.4
Pseudocode Bentuk struktur pseudocode sebagai berikut:
maka standar_ipa/total_standar maka standar_ips/total_standar
92
K1_2 = K2_1 =
K2_2 = K(n) =
K(n)_n AK1 = AK2 = AK(n)= M1 =
M2
=
M(n) =
Jika (Bahasa Arab) maka K1 = standar_arb/total_standar Lainnya Jika (Bahasa Jepang) maka K1 = standar_jpg/total_standar 0 Jika (IPA) maka K1 = standar_ipa/total_standar Lainnya Jika (IPS) maka K1 = standar_ips/total_standar Lainnya Jika (Bahasa Arab) maka K1 = standar_arb/total_standar Lainnya Jika (Bahasa Jepang) maka K1 = standar_jpg/total_standar 0 Jika (IPA) maka K1 = standar_ipa/total_standar Lainnya Jika (IPS) maka K1 = standar_ips/total_standar Lainnya Jika (Bahasa Arab) maka K1 = standar_arb/total_standar Lainnya Jika (Bahasa Jepang) maka K1 = standar_jpg/total_standar = 0 Total_nilai_K1/Total_akademik Total_nilai_K2/Total_akademik Total_nilai_K(n)/Total_akademik (K1_1 * Rata_baris1) + (K2_1 * Rata_baris2) +(K3_1 * Rata_baris3) + ……K(n)_n * Rata_baris(n)) (K2_2 * Rata_baris1) + (K2_2 * Rata_baris2) +(K3_2 * Rata_baris3) + ……K(n)_n * Rata_baris(n)) (Kn_n * Rata_baris1) + (Kn_n * Rata_baris2) +(Kn_n * Rata_baris3) + ……K(n)_n * Rata_baris(n))
Simpan M1, M2, M(n) Hasil Selesai
93
4.2.5
Mensortir Kebutuhan Sistem Pada tahap ini akan dianalisa alternatif sistem yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah penjurusan program studi siswa/i dengan melakukan perbandingan sistem yang berjalan dengan sistem yang diusulkan.
4.2.5.1 Input Alternatif input digunakan untuk menentukan sistem mana yang terbaik untuk diterapkan dalam memasukkan transaksi dan kecepatan proses transaksi.
Tabel 4.2 Alternatif input untuk menentukan sistem mana yang terbaik Sistem yang Berjalan Sistem
yang
masih
Data
dalam
langsung dilihat dalam sistem. Kriteria
menentukan penjurusan masing-
untuk masing-masing penjurusan sudah
masing siswa/i yang akan naik ke
tersedia dan Guru Bimbingan Konseling
kelas XI dan dalam menentukan
(BK) dapat langsung memasukkan bobot
kriteria
nilai sesuai dengan skala dasar yang
terdapat
berjalan
Sistem yang Diusulkan
kesulitan
untuk
masing-masing
siswa/i
yang
jurusan, serta tidak adanya bobot
ditampilkan
nilai
mengetahui hasil proses perhitungan.
yang
keperluan
dimasukkan proses
program studi siswa/i.
untuk
penjurusan
dalam
diinginkan
sistem
dan
dapat
dapat
94
4.2.5.2 Processing Alternatif processing digunakan untuk menentukan sistem processing mana yang baik untuk diterapkan, agar tidak terjadi subyektifitas.
Tabel 4.3 Alternatif processing untuk menentukan sistem processing Sistem yang Berjalan
Sistem yang Diusulkan
Tidak adanya suatu sistem perhitungan
Tersedianya
yang tepat terhadap masing-masing
dengan
siswa/i yang akan naik ke kelas XI,
Hierarchy
sehingga
penjurusan
menentukan penjurusan program studi
membutuhkan waktu yang lama dan
siswa/i dan juga proses penjurusan
tidak efektif.
tidak
proses
proses
perhitungan
menggunakan
akan
Process
Analytical
(AHP)
membutuhkan
dalam
waktu
banyak.
4.2.5.3 Output Alternatif output digunakan untuk menentukan output mana yang terbaik untuk diterapkan dalam memproses laporan hasil penjurusan.
95
Tabel 4.4 Alternatif output untuk menentukan output mana yang terbaik Sistem yang Berjalan
Sistem yang Diusulkan
Laporan hasil penjurusan yang ada
Didalam sistem terdapat cetak laporan
masih berbentuk dokumen sehingga
terhadap hasil yang sudah diproses
dapat mudah rusak dan hilang.
dan dapat tersimpan dalam database.
4.2.6
Memilih Sistem yang baik Setelah membuat alternatif-alternatif untuk mensortir kebutuhan sistem,
maka langkah selanjutnya dilakukan pemilihan sistem yang baik. Berikut ini dapat digambarkan tabel perbandingan kebutuhan sistem sehingga dapat menemukan hanya satu sistem yang terbaik.
Tabel 4.5 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Berjalan Kelebihan
Kekurangan
Tidak membutuhkan biaya yang besar untuk
menggunakan
sistem
a.
yang
User mengalami kesulitan dalam menentukan jurusan untuk siswa/i
berjalan.
yang akan naik ke kelas XI. b.
Tidak adanya sinkronisasi antara minat siswa, psikotes, dan nilai akademik.
96
Tabel 4.6 Kelebihan dan Kekurangan Sistem yang Diusulkan Kelebihan a.
Kekurangan
Sudah memenuhi fungsi-fungsi yang
User membutuhkan waktu yang lama
diinginkan
dalam pemakaian sistem penjurusan
user
untuk
proses
penjurusan siswa/i. b.
program studi siswa/i yang dibuat.
Adanya suatu metode perancangan model yaitu metode AHP (Analytical Hierarchy
Process)
membantu
dalam
yang
dapat
melakukan
perhitungan untuk penentuan jurusan bagi siswa/i yang akan naik ke kelas XI. c.
Proses yang terjadi tidak akan membutuhkan banyak waktu karena sudah adanya sistem yang membantu untuk proses penjurusan program studi siswa/i.
d.
Laporan hasil proses penjurusan program studi siswa/i tersimpan secara aman dan teratur dalam database,
sehingga
tidak
mudah rusak dan hilang.
akan
97
4.3
Perancangan Setelah tahap analisis selesai, maka tahap selanjutnya yang akan dilakukan
adalah tahap perancangan sistem. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem yang akan dibangun. 4.3.1 Perancangan Model Sistem Pendukung Keputusan 4.3.1.1 Analytic Hierarchy Process (AHP) Struktur hirarki :
Level 1
Penentuan Penjurusan
Tujuan
Level 2
Psikotes
Minat Siswa
Nilai Akademik
Kriteria : Level 3
IPA
IPS
Alternatif
BAHASA ARAB
Gambar 4.7 Struktur Hirarki SPK Program Studi Keterangan Gambar adalah sebagai berikut:
BAHASA JEPANG
98
Tabel 4.7 Struktur Hirarki SPK Program Studi Level Level 1 (Tujuan) Level 2 (Kriteria)
Level 3 (Alternatif)
Keterangan Merupakan tujuan dari penelitian yaitu penentuan penjurusan. Kriteria 1 Kriteria 3 1. Kriteria 1 : Psikotes 2.
Kriteria 2
: Minat Siswa
3.
Kriteria 3
: Nilai Akademik
Merupakan alternatif dari penelitian yaitu berbagai jurusan yang ingin dipilih berdasarkan kriteriakriteria yang terdapat pada level 2.
Kriteria di atas ditetapkan berdasarkan hasil wawancara terhadap Guru Bimbingan Konseling MAN 4 Model Jakarta, Dra. Hj.Titi Sumanti, serta WAKA Kurikulum, Drs. Agus Mudhafar (keterangan wawancara terlampir).
1.
Mengembangkan matriks perbandingan pasangan untuk tiap alternatif keputusan berdasarkan tiap kriteria.
Tabel 4.16 Normalized Matrix – Kriteria 3 Nilai Akademik Jurusan
3).
IPA
IPS
B.Arab
B.Jepang
IPA
8/24
8/24
8/24
8/24
IPS
7/24
7/24
7/24
7/24
B.Arab
5/24
5/24
5/24
5/24
B.Jepang
4/24
4/24
4/24
2/24
Hitung nilai rata–rata tiap baris pada matriks normalisasi–yang disebut vektor preferensi atau eigenvektor. Sebelumnya, jadikan nilai – nilai di atas menjadi angka desimal Tabel 4.17 Vektor Preferensi – Kriteria 1 Psikotes Jurusan
Tabel 4.19 Vektor Preferensi – Kriteria 3 Nilai Akademik Jurusan
IPA
IPS
B.Arab
Rata–rata B.Jepang
Baris
IPA
0,33333
0,33333
0,33333
0,33333
0,33333
IPS
0,29167
0,29167
0,29167
0,29167
0,29167
B.Arab
0,20833
0,20833
0,20833
0,20833
0,20833
B.Jepang
0,16667
0,16667
0,16667
0,16667
0,16667 1
106
4). Gabungkan vektor preferensi untuk tiap kriteria (dari tahap 2-3) menjadi suatu matriks preferensi yang memperlihatkan preferensi tiap jurusan berdasarkan tiap kriteria. Psikotes
Minat Siswa
IPA
0,375
0,375
Nilai Akademik 0,33333
IPS
0,29167
0,3125
0,29167
B.Arab
0,20833
0,1875
0,20833
0,125
0,125
0,16667
B.Jepang
3.
Membuat matriks perbandingan pasangan untuk kriteria
Tabel 4.20 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Kriteria Psikotes
Minat Siswa
Nilai Akademik
Psikotes
1
1/3
1/7
Minat Siswa
3
1
3/7
Nilai Akademik
7
7/3
1
JUMLAH
11
3.66666
1.57143
4.
Menghitung matriks normalisasi (normalized matrix) dengan membagi tiap nilai pada masing–masing kolom matriks dengan jumlah kolom yang terkait.
107
Tabel 4.21 Normalized Matrix untuk Kriteria Kriteria Psikotes
Minat Siswa
Psikotes
1/11
1/11
1/11
Minat Siswa
3/11
3/11
3/11
Nilai Akademik
7/11
7/11
7/11
5.
Nilai Akademik
Minat Siswa
Membuat vektor preferensi dengan menghitung rata–rata baris pada matriks normalisasi Sebelumnya, jadikan nilai–nilai di atas menjadi angka desimal.
Kriteria Psikotes
0.09091
Minat Siswa
0.27273
Nilai Akademik
0,63636 1
6.
Hitung skor keseluruhan untuk tiap alternatif keputusan dengan mengalikan vektor preferensi kriteria (dari langkah 5) dengan matriks kriteria (dari langkah 2-4)
Merangking alternatif keputusan berdasarkan nilai alternatif yang dihitung pada langkah 6.
Tabel 4.22 Rangking Alternatif Keputusan Jurusan
Skor
IPA
0,34848
IPS
0,29736
B.Arab
0,20265
B.Jepang
0,15151 1
Jadi, kesimpulan perhitungan ini adalah: Program Studi IPA mempunyai bobot sebesar 35 %. Program Studi IPS mempunyai bobot sebesar 30 %. Program Studi B. Arab mempunyai bobot sebesar 20 %. Program Studi B. Jepang mempunyai bobot sebesar 15 %.
Menghitung Consistency Index (CI) Consistency Index ini dihitung dengan mengalikan matriks perbandingan pasangan dengan vektor preferensi kriteria yang telah dihitung sebelumnya.
110
Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Psikotes
Minat Siswa
Nilai Akademik
Psikotes
1
1/3
1/7
Minat Siswa
3
1
3/7
Nilai Akademik
7
7/3
1
X Kriteria
Psikotes
0.09091
Minat Siswa
0.27273
Nilai Akademik
0,63636
Hasil perkalian di atas dihitung adalah sebagai berikut: 1.
Berikutnya, masing–masing nilai dibagi dengan bobot terkait yang diperoleh dari vektor preferensi kriteria. 0,27273 / 0,09091 = 3 0,81819 / 0,27273
= 3
1,9091 / 0,63636
= 3,00003
+
9,00003
Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat berdasarkan pada 3 parameter kriteria. Maka rata–rata nilainya adalah sebagai berikut:
9,00003
=
3,00001
n 3,00001 – n CI =
3,00001 – 3
=
n–1 CI CR =
=
0,00001
3–1
=
0,00001
RI
Nilai di atas KONSISTEN.
0,58
=
0,00002
112
Keterangan: Jika data yang dimasukkan menghasilkan consistency ratio < 0,10 maka datanya konsisten. Jika nilai yang dimasukkan menghasilkan consistency ratio > 0,10 maka datanya tidak konsisten.
Keterangan nilai RI berdasarkan jumlah parameter kriteria dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.23 Nilai Indeks Random (Random Index) Ukuran Matriks
Nilai RI
1,2
0,00
3
0,58
4
0,90
5
1,12
6
1,24
7
1,32
8
1,41
9
1,45
10
1,49
11
1,51
12
1,48
13
1,56
14
1,57
15
1,59
113
4.3.2
Perancangan Masukan Perancangan masukan ini digunakan untuk menentukan data-data apa saja
yang digunakan untuk mengoperasikan sistem nantinya agar sesuai dengan kebutuhan pengguna. Perancangan spesifikasi sistem pendukung keputusan ini memiliki tahapan diantaranya, merancang diagram konteks, diagram Zero dan diagram rinci sistem yang diusulkan.
Gambar 4.8 Diagram Konteks Sistem yang Diusulkan Diagram konteks pada gambar 4.8 menggambarkan diagram konteks sistem pendukung keputusan penjurusan program studi siswa/i MAN 4 Model Jakarta. Dalam diagram konteks tersebut terdapat satu entitas luar yaitu user. Entitas user dapat memasukkan ke sistem username, password, bobot kriteria, dan siswa. Entitas user menerima output otentifikasi login, nilai CR, hasil penjurusan, dan laporan hasil penjurusan.
114
4.3.2.2 Diagram Zero Sistem yang Diusulkan
username, password
User
1.0* Cek login
username, password
user
otentifikasi_login
bobot_kriteria
2.0 Menghitung nilai perbandingan kriteria
bobot_vektorpreferensi
eigenvektor
nilai_CR
nilai_siswa siswa hasil_penjurusan
3.0 Menghitung matriks perbandingan
nilai
bobot_vektorpreferensi hasil_penjurusan hasil
lap_hasil_penjurusan
4.0* Laporan hasil
hasil_penjurusan
Gambar 4.9 Diagram Zero Sistem yang Diusulkan Dalam diagram Zero pada gambar 4.9, proses 1.0 adalah proses otentifikasi login yang dimasukkan oleh user. Jika otentifikasi login valid maka dapat masuk kedalam sistem dan jika tidak maka akan ada output login tidak valid. Fungsi dari proses ini adalah untuk otentifikasi login. Proses 2.0 adalah proses menghitung nilai perbandingan kriteria. Hasil dari proses ini adalah bobot vektor preferensi. Fungsi dari proses ini adalah untuk mendapatkan bobot vektor preferensi.
115
Proses 3.0 adalah proses menghitung matriks perbandingan. Hasil dari proses ini adalah hasil penjurusan. Fungsi dari proses ini adalah perkalian matriks antara vektor preferensi, kriteria, dan nilai akademik. Proses 4.0 adalah laporan hasil. Hasil dari proses ini adalah hasil laporan penjurusan. Fungsi dari proses ini adalah untuk mendapatkan laporan penjurusan penjurusan siswa/i.
4.3.2.3 Diagram Level 1
bobot_kriteria User
2.1* Menghitung Vektor_Preferensi
bobot_vektorpreferensi eigenvektor
CI
2.2* Menghitung CR
nilai_CR
Gambar 4.10 Diagram Level 1 Diagram Level 1 ini menjelaskan rinci proses dari menghitung nilai perbandingan kriteria, bobot kriteria akan dimasukkan ke dalam database oleh user. Pada detil proses ini terdapat dua proses yaitu menghitung vektor preferensi dan menghitung CR. Kedua proses tersebut berguna dalam proses menentukan vektor preferensi dan penentuan nilai CR setelah mendapatkan nilai CI. Jika nilai CR memiliki Concistency Ratio <
116
0,10, maka data yang dimasukkan adalah konsisten dan jika Consistency Ratio > 0,10, maka data yang dimasukkan tidak konsisten.
4.3.2.4 Diagram Level 2
siswa
3.1* Menentukan bobot hasil AHP
User
nilai bobot_nilai nilai_siswa
hasil_penjurusan
3.3* Menghitung hasil penjurusan
nilai_siswa
3.2* Menghitung nilai akademik
bobot_vektorpreferensi eigenvektor hasil_penjurusan hasil
Gambar 4.11 Diagram Level 2 Diagram Level 2 ini menjelaskan rinci proses dari menghitung matriks perbandingan, hasil penjurusan akan dimasukkan ke dalam database oleh user. Pada detil proses ini terdapat tiga proses yaitu menentukan bobot hasil AHP, menghitung nilai akademik, dan menghitung hasil penjurusan. Ketiga proses tersebut berguna dalam proses penentuan bobot hasil AHP, penentuan nilai akademik yang diambil dari database nilai, dan penentuan hasil penjurusan dengan perkalian matriks antara bobot vektor preferensi, kriteria, dan nilai akademik.
117
4.3.3
Perancangan Files
4.3.3.1 ERD (Entity Relationship Diagram)
id_hasil* NIS** ipa ips ba bj hasil
1 miliki2
Hasil
1
1 Siswa
1
1 miliki1
Nilai
NIS* nama_siswa kelas alamat tempat_lahir tgl_lahir
id_nilai* NIS** matematika fisika kimia biologi ekonomi geografi sosiologi bhs_indo bhs_eng bhs_arb
miliki3
M
M Pilihan
miliki4
id_pilihan* NIS** id_kriteria** pilihan
1
Kriteria id_kriteria* kriteria
Gambar 4.12 Entity Relationship Diagram (ERD) Dalam ERD pada gambar 4.11 yang digunakan untuk perancangan sistem penjurusan program studi digunakan 5 buah tabel yaitu tabel siswa, pilihan, kriteria, nilai, dan hasil.
118
4.3.3.2 Transformasi ERD ke Logical Record Structure (LRS) siswa
pilihan
NIS* nama_siswa kelas alamat tempat_lahir tgl_lahir
kriteria id_kriteria* kriteria
id_pilihan* NIS** id_kriteria** pilihan
hasil nilai
id_hasil* NIS** IPA IPS BA BJ hasil
id_nilai* NIS** matematika fisika kimia biologi ekonomi geografi sosiologi bhs_indo bhs_eng bhs_arab
Gambar 4.13 Transformasi ERD ke Logical Record Structure (LRS)
4.3.3.3 Normalisasi Normalisasi digunakan untuk membantu mengidentifikasi relasi-relasi. Normalisasi bertujuan mengkonversi relasi menjadi bentuk normal yang lebih tinggi
sehingga
dapat
menghindari
pembentukan normalisasi adalah:
redudansi
data.
Langkah-langkah
119
Bentuk tidak normal (Unnormalized Form) NIS
nama_siswa
kelas
alamat
tempat_lahir
08.8298
Abdul Latief
X.1
Jl. Bali IV
Jakarta
08.8321
AlamTanzilah
X.1
Jl. H. Hanafi
Jakarta
tanggal_lahir
id_pilihan
NIS
id_kriteria
pilihan
25/04/1993
001
08.8298
1
IPS
10/03/1993
009
08.8321
2
IPA
id_kriteria
kriteria
id_nilai
NIS
matematika
fisika
1
psikotes
10
08.8298
74
48
2
minat siswa
19
08.8321
65
57
ekonomi
geografi
biologi
kimia
sosiologi
85
62
68
74
72
72
79
62
46
68
68
bhs_arb
id_hasil
NIS
...
...
bhs_indo ...
69
bhs_eng
…
IPA
IPS
67
73
01
08.8298
0
0.32949
60
76
21
08.8321
0.65936
0
…
120
BA
BJ
hasil
0
0
IPS
0
0
IPA
Relasi di atas dalam bentuk tidak normal (Unnormalized Form) masih memiliki elemen data yang berulang.
Bentuk normal pertama (1st NF) NIS 08.8298 08.8298 08.8321 08.8321
nama_siswa Abdul Latief Abdul Latief AlamTanzilah AlamTanzilah
Relasi di atas sudah 2 NF, karena sudah dalam bentuk 1NF, dan setiap atribut yang bukan kunci tergantung secara fungsional pada Primary Key.
Relasi di atas sudah memenuhi kriteria 3NF, karena semua atribut non- Primary Key dari relasi di atas hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap Primary Key
Relasi di atas sudah 2 NF, karena sudah dalam bentuk 1NF, dan setiap atribut yang bukan kunci tergantung secara fungsional pada Primary Key.
Relasi di atas sudah memenuhi kriteria 3NF, karena semua atribut non- Primary Key dari relasi di atas hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap Primary Key
Relasi di atas sudah 2 NF, karena sudah dalam bentuk 1NF, dan setiap atribut yang bukan kunci tergantung secara fungsional pada Primary Key.
Relasi di atas sudah memenuhi kriteria 3NF, karena semua atribut non- Primary Key dari relasi di atas hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap Primary Key
Relasi di atas sudah 2 NF, karena sudah dalam bentuk 1NF, dan setiap atribut yang bukan kunci tergantung secara fungsional pada Primary Key.
Relasi di atas sudah memenuhi kriteria 3NF, karena semua atribut non- Primary Key dari relasi di atas hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap Primary Key.
Relasi di atas sudah 2 NF, karena sudah dalam bentuk 1NF, dan setiap atribut yang bukan kunci tergantung secara fungsional pada Primary Key.
Relasi di atas sudah memenuhi kriteria 3NF, karena semua atribut non- Primary Key dari relasi di atas hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap Primary Key.
126
4.3.3.4 Spesifikasi Basis Data a.
Nama tabel
: Siswa
Primary key
: nis
Fungsi Tabel : Tabel yang digunakan untuk menjelaskan data siswa/i kelas X yang terdapat di MAN 4 Model Jakarta. Tabel 4.24 Tabel Siswa Nama Field
b.
Ukuran
nis
Tipe Data Varchar
10
No
nama_siswa kelas alamat tempat_lahir tgl_lahir
Varchar Varchar Varchar Varchar Date
50 5 100 100 -
No No No No No
Nama tabel
: Nilai
Primary key
: id_nilai
Null
Default
Keterangan Nomor Induk Siwa Nama Siswa Kelas Alamat Tempat_lahir Tgl_lahir
Fungsi Tabel : Tabel yang digunakan untuk menjelaskan nilai mata pelajaran siswa/i MAN 4 Model Jakarta. Tabel 4.25 Tabel Nilai Nama Field id_nilai nis
Tipe Data Int Varchar
matematika fisika kimia biologi ekonomi
Ukuran
Null
5 10
No No
Int
3
No
Int Int Int Int
3 3 3 3
No No No No
Default
Keterangan Id Nilai Nomor Induk Siswa Nilai Matematika Nilai Fisika Nilai Kimia Nilai Biologi Nilai
127
c.
geografi
Int
3
No
sosiologi
Int
3
No
bhs_indo
Int
3
No
bhs_eng bhs_arb
Int Int
3 3
No No
Nama tabel
: Pilihan
Primary key
: id_pilihan
Ekonomi Nilai Geografi Nilai Sosiologi Nilai Bhs_indo Bhs_eng Bhs_arb
Fungsi Tabel : Tabel yang digunakan untuk menjelaskan pilihan siswa/i, hasil psikotes, dan hasil dari kriteria lain dalam penjurusan Tabel 4.26 Tabel Pilihan Nama Field
d.
Ukuran
id_pilihan nis
Tipe Data Int Varchar
Null
5 15
No No
kriteria pilihan
Varchar Varchar
15 15
No No
Default
Keterangan Id pilihan Nomor Induk Siswa Kriteria Pilihan jurusan
Nama tabel
: Hasil
Primary key
: id_hasil
Fungsi Tabel
: Tabel yang digunakan untuk menjelaskan hasil dari perhitungan AHP.
128
Tabel 4.27 Tabel Hasil Nama Field
e.
Ukuran
id_hasil nis
Tipe Data int Varchar
5 10
No No
IPA IPS BA
Varchar Varchar Varchar
20 20 20
Ya Ya Ya
NULL NULL
BJ
Varchar
20
Ya
NULL
hasil
Varchar
20
No
Nama tabel
: Kriteria
Primary key
: id_kriteria
Null
Default
Keterangan
NULL
Id Hasil Nomor Induk Siswa Bobot Ipa Bobot Ips Bobot Bhs. Arab Bobot Bhs. Jepang Hasil Penjurusan
Fungsi Tabel : Tabel yang digunakan untuk menjelaskan kriteria penjurusan siswa/i MAN 4 Model Jakarta. Tabel 4.28 Tabel Kriteria Nama Field id_kriteria kriteria
= no + nis + matematika + fisika + biologi + kimia + ekonomi + geografi + sosiologi + bhs_ind + bhs_eng + bhs_arb
Nama Data Store
= eigenvektor
Struktur Data
= id_eigen + vektor + isi
Nama Data Store
= pilihan
Struktur Data
= id_pilihan + nis + kriteria + pilihan
Nama Data Store
= kriteria
Struktur Data
= id_kriteria + jenis
Nama Data Store
= hasil
Struktur Data
= id_hasil + nis + ipa + ips + ba + bj + hasil
130
4.3.5 Perancangan State Transition Diagram (STD) a.
Halaman utama Halaman Utama
Klik "Lihat Data Siswa" Masuk ke halaman Lihat Data Siswa
Klik "Cari Data Siswa" Masuk ke halaman Cari Data Siswa
Lihat Data Siswa
Cari Data Siswa
Klik "Perbandingan Kriteria" Masuk ke halaman Perbandingan Kriteria
Perbandingan Kriteria
Klik "Halaman Utama" Masuk ke halaman utama Klik "Hitung Hasil" Masuk ke halaman Hitung Hasil
Hitung Hasil
Klik "Bantuan" Masuk ke halaman Bantuan
Bantuan
Klik "Keluar" Keluar
Keluar Keluar
Gambar 4.14 Perancangan STD halaman utama Melalui halaman utama ini dapat menuju ke halaman lihat data siswa,. halaman cari data siswa, halaman perbandingan kriteria, halaman hitung hasil, halaman bantuan, dan halaman keluar.
b.
Halaman Lihat Data Siswa Lihat Data Siswa
Klik "Detail" Masuk ke halaman Detail
Detail
Klik "Lihat Data Siswa" Masuk ke halaman Lihat Data Siswa
Keluar
Gambar 4.15 Perancangan STD halaman lihat data siswa Halaman ini merupakan tampilan dari halaman lihat data siswa, dimana user dapat melakukan detail data siswa untuk melihat data dari masingmasing siswa/i.
131
c.
Halaman Cari Data Siswa Cari Data Siswa
Klik "Cari" Masuk ke halaman Cari
Cari
Klik "Cari Data Siswa" Masuk ke halaman Cari Data Siswa
Keluar
Gambar 4.16 Perancangan STD halaman cari data siswa Halaman ini merupakan tampilan dari halaman cari data siswa, dapat melakukan pencarian data siswa/i dengan menggunakan penelusuran berdasarkan NIS.
d.
Halaman Perbandingan Kriteria
Perbandingan Kriteria
Klik "Proses" Masuk ke halaman Proses
Proses
Klik "Perbandingan Kriteria" Masuk ke halamanPerbandingan Kriteria Keluar
Gambar 4.17 Perancangan STD halaman perbandingan kriteria Halaman ini merupakan proses perhitungan nilai matriks perbandingan kriteria berpasangan, nilai CI dan nilai Consistensy Ratio (CR). Jika nilai yang dimasukkan memiliki Concistency Ratio < 0,10, maka data yang dimasukkan adalah konsisten dan jika Consistency Ratio > 0,10, maka data yang dimasukkan tidak konsisten. Konsistensi ini dapat terlihat dari proses penyimpanan dan adanya kotak dialog pesan dan bobot vektor preferensi tersimpan di database.
132
e.
Halaman Hitung Hasil Klik "Generate" Masuk ke halaman generate
Hitung Hasil
Generate
Klik "Hitung Hasil" Masuk ke halamanHitung Hasil Keluar
Gambar 4.18 Perancangan STD halaman hitung hasil Halaman ini merupakan proses hitung hasil untuk mendapatkan hasil penjurusan siswa/i dengan melakukan proses generate siswa/i yang telah dipilih.
f.
Halaman Bantuan Klik "Bantuan" Masuk ke halaman Bantuan
Bantuan
Bantuan
Klik "Bantuan" Masuk ke halamanBantuan Keluar
Gambar 4.19 Perancangan STD halaman bantuan Halaman ini merupakan halaman bantuan untuk mendapatkan informasi tentang Sistem Pendukung Keputusan penjurusan program studi siswa/i.
Gambar 4.20 Perancangan tampilan halaman masuk Pada halaman ini user diminta untuk memasukkan username dan password yang telah dimilikinya sebagai wewenang pengguna sistem pendukung keputusan.
134
2.
Rancangan Halaman Utama
BANNER Halaman Utama
Data Siswa
AHP
Penjurusan
Keluar
Selamat Datang di Sistem Pendukung Keputusan Program Studi MAN 4 Model Jakarta
Gambar
Footer
Gambar 4.21 Perancangan tampilan halaman utama Pada halaman ini akan ditampilkan sebuah pemberitahuan bahwa user telah masuk ke dalam sistem pendukung keputusan penjurusan program studi. Selanjutnya user dapat menggunakan untuk melihat data siswa/i MAN 4 Model Jakarta untuk kelas X dan dapat melakukan proses perhitungan penjurusan siswa/i.
135
3.
Rancangan Halaman Lihat Data Siswa
BANNER Halaman Utama
Data Siswa Lihat Data Siswa
AHP
Penjurusan
Keluar
Data Siswa Kalender NIS
Nama Siswa Kelas
Alamat
Tempat Lahir Tanggal Lahir Aksi
Gallery
Waktu
<< Prev
1
Next >>
Footer Gambar 4.22 Perancangan tampilan halaman lihat data siswa Pada Halaman ini berfungsi untuk melihat data-data siswa/i dan data hasil psikotes dan minat siswa/i MAN 4 Model Jakarta kelas X yang telah masuk ke dalam sistem penjurusan program studi siswa/i.
136
4.
Rancangan Halaman Cari Data Siswa
BANNER Halaman Utama
Data Siswa
AHP
Penjurusan
Keluar
Lihat Data Siswa Cari Data Siswa Kalender
Pencarian Data Siswa
SEARCH
Gallery
NIS CARI
HAPUS
Waktu
Footer Gambar 4.23 Perancangan tampilan halaman cari data siswa Pada Halaman ini berfungsi untuk halaman cari data siswa, dapat melakukan pencarian data siswa/i dengan menggunakan penelusuran berdasarkan NIS.
137
5.
Rancangan Halaman Perbandingan Kriteria
BANNER Halaman Utama
Kalender
Data Siswa
AHP Perbandingan Kriteria
Penjurusan
Keluar
Perbandingan Kriteria
- Kriteria - v
Preferensi Nilai Perbandingan Kriteria Gallery
Psikotes
Minat Siswa
Proses
Batal
Nilai Akademik
Minat Siswa Minat Siswa Nilai Akademik Waktu
Footer Gambar 4.24 Perancangan tampilan halaman perbandingan kriteria
Pada halaman ini diperlihatkan pembobotan nilai kriteria-kriteria yaitu minat siswa, psikotes, dan nilai akademik. Di dalam halaman ini ada acuan nilai untuk pembobotan nilai yaitu tingkat preferensi nilai. Langkah pertama yaitu meng-input nilai untuk matrik kriteria penjurusan sesuai tingkat preferensi nilai dan diproses.
138
6.
Rancangan Halaman Perbandingan Kriteria Lanjutan
BANNER Halaman Utama
Kalender
Data Siswa
AHP Perbandingan Kriteria
Penjurusan
Keluar
Perbandingan Kriteria
Perbandingan Kriteria Psikotes
Minat Siswa
Nilai Akademik
Rata-rata Baris
Minat Siswa Gallery
Minat Siswa Nilai Akademik Jumlah
Waktu
Nilai CR Keterangan: Jika data yang dimasukkan menghasilkan consistency ratio < 0,10 maka datanya konsisten. Jika nilai yang dimasukkan menghasilkan consistency ratio > 0,10 maka datanya tidak konsisten. Simpan
Footer
Gambar 4.25 Perancangan tampilan halaman perbandingan kriteria Lanjutan Pada halaman ini diperlihatkan nilai vektor preferensi, dan nilai Concitency Ratio. Jika nilai yang dimasukkan memiliki Concistency Ratio < 0,10, maka data yang dimasukkan adalah konsisten dan jika Consistency Ratio > 0,10, maka data yang dimasukkan tidak konsisten. Konsistensi ini dapat terlihat dari proses penyimpanan dan adanya kotak dialog pesan dan bobot vektor preferensi tersimpan di database.
139
7.
Rancangan Halaman Hitung Hasil
BANNER Halaman Utama
Data Siswa
AHP
Penjurusan Hitung Hasil
Keluar
Hitung Hasil Penjurusan Kalender NIS
NIS
Nama Siswa
Kelas
Aksi
Gallery
Waktu
Check All
/
Uncheck All
GENERATE << Prev
1
Next >>
Footer
Gambar 4.26 Perancangan tampilan halaman hitung hasil
Pada halaman hitung hasil ini diperlihatkan perhitungan penjurusan siswa berdasarkan kriteria-kriteria yaitu minat siswa, psikotes, dan nilai akademik. Selanjutnya kriteria-kriteria tersebut dikalikan dengan bobot vektor preferensi yang telah dihitung pada halaman perbandingan kriteria.
140
8.
Rancangan Halaman Hasil Generate Penjurusan
BANNER Halaman Utama
Data Siswa
AHP
Penjurusan
Keluar
Kalender No
Nama Siswa NIS
Kelas
Psikotes
Minat Siswa
Hasil
Aksi
Gallery
Waktu
Footer Gambar 4.27 Perancangan tampilan halaman hasil generate penjurusan Pada halaman ini diperlihatkan hasil perhitungan penjurusan siswa dalam bentuk tabel dan diagram chart. Selanjutnya hasil penjurusan siswa tersebut dapat disimpan, atau dicetak.
141
9.
Rancangan Halaman Bantuan
BANNER Halaman Utama
Data Siswa
AHP
Penjurusan
Keluar
Bantuan Kalender Bantuan
Gallery
Waktu
Footer Gambar 4.28 Perancangan tampilan halaman bantuan penjurusan Pada halaman ini diperlihatkan informasi mengenai penggunaan sistem pendukung keputusan penjurusan program studi MAN 4 Model Jakarta.
142
10.
Rancangan Laporan Penjurusan
Logo
DEPARTEMEN AGAMA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 4 JAKARTA Jl. Ciputat Raya Pondok Pinang Kebayoran Lama - Jaksel Website: www.man4-jkt.sch.id
BOBOT PENJURUSAN BOBOT IPA BOBOT IPS BOBOT BAHASA ARAB BOBOT BAHASA JEPANG
: : : :
HASIL Dengan demikian, siswa dengan nama ............... mampu ditempatkanpada Jurusan ...... Jakarta, DD-MM-YY Guru Bimbingan Konseling,
Dra. Titik Sumanti ( NIP.
WAKA. Kurikulum,
Drs. Agus Mudhafar ( NIP. )
) Mengetahui, Kepala Madrasah,
Drs. M. Fadoli ( NIP.
)
Gambar 4.29 Perancangan tampilan laporan penjurusan Pada halaman ini diperlihatkan laporan hasil penjurusan program studi siswa/i MAN 4 Model Jakarta.
143
4.4
Implementasi Setelah dilakukan perancangan sistem pendukung keputusan program studi
diatas maka tahap selanjutnya adalah pembuatan source code program dan pengujian sistem. 4.4.1 Pembuatan Source Code Pada tahap ini dilakukan pengkodean terhadap rancangan-rancangan yang telah didefinisikan. Pengkodean sistem dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL sebagai basisdatanya. Adapun baris kode program yang dibuat dapat dilihat pada bagian lampiran skripsi ini. 4.4.2
Pengujian Sistem Sebelum sistem informasi ini dapat digunakan, maka harus dilakukan
pengujian terlebih dahulu. Beberapa pengujian dilakukan oleh programmer sendiri. Pengujian ini dilakukan dengan metode Blackbox testing. Berikut ini adalah hasil pengujian terhadap sistem yang dibuat. 1.
Halaman Utama Tabel 4.31 Pengujian black-box halaman utama
No 1.
Rancangan Proses Klik ‘Halaman Utama’
2.
5.
Klik ‘Lihat Data Siswa’ Klik ‘Cari Data Siswa’ Klik ‘Perbandingan Kriteria’ Klik ‘Hitung Hasil’
6. 7.
Klik ‘Bantuan’ Klik ‘Keluar’
3. 4.
Hasil Yang Diharapkan Menampilkan halaman utama sistem penjurusan program studi Menampilkan data siswa
Hasil OK
Menampilkan data siswa berdasarkan NIS siswa Menampilkan perbandingan kriteria Menampilkan hitung hasil penjurusan Menampilkan bantuan Keluar dari sistem
OK
OK
OK OK OK OK
Keterangan
144
2.
Halaman Data Siswa Tabel 4.32 Pengujian black-box halaman data siswa
No 1 2.
Rancangan Proses Klik ‘Lihat Data Siswa’ Klik ‘Cari Data Siswa’
Hasil Yang Diharapkan Menampilkan data siswa kelas X Menampilkan data siswa berdasarkan NIS siswa
Fitur Sistem Adanya fitur search, sehingga memudahkan user untuk dapat melakukan pencarian data siswa berdasarkan nomor induk siswa. Adanya fitur Analitical Hirarchy Process, dimana user dapat mudah melakukan proses perhitungan penjurusan siswa/i. Adanya fitur kalender yang dapat menampilkan tanggal sekarang. Adanya report hasil penjurusan, sehingga dapat dicetak sebagai hasil penjurusan program studi siswa/i. Adanya fitur waktu yang dapat menampilkan waktu sekarang. Adanya fitur penambahan kriteria untuk dapat melakukan penambahan kriteria yang diinginkan. Adanya fitur preferensi nilai yang dapat menampilkan tingkat preferensi nilai yang dibutuhkan untuk kriteria. Adanya fitur Chart penjurusan yang dapat menampilkan bobot hasil penjurusan.
146
BAB V PENUTUP
5.1
Simpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab–bab
sebelumnya, maka dapat ditarik lima simpulan antara lain: 1.
Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat dapat membantu para pengambil keputusan pada MAN 4 Model Jakarta, dalam hal ini Guru Bimbingan Konseling dan Bidang Kurikulum, dalam proses sinkronisasi antara minat siswa, psikotes, dan nilai akademik untuk penjurusan program studi siswa/i.
2.
Tahapan AHP ini dimulai dengan membuat struktur hirarki atau jaringan dari permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam hirarki terdapat tujuan utama, kriteria-kriteria, dan alternatif-alternatif yang ingin dihitung. Perbandingan berpasangan dipergunakan untuk membentuk hubungan di dalam struktur. Hasil dari perbandingan berpasangan ini akan membentuk matriks dimana skala rasio diturunkan dalam bentuk bobot vektor preferensi atau eigenvector. Nilai vektor preferensi ini akan digunakan untuk mencari bobot masing-masing jurusan.
3.
Para pengambil keputusan dapat menentukan penjurusan program studi siswa/i dengan menggunakan model sebagai referensi akhir, yakni model AHP (Analitycal Hierarchy Process). Dengan model AHP, Program Studi IPA mempunyai bobot sebesar 35 %, Program Studi IPS mempunyai
147
bobot sebesar 30 %, Program Studi Bahasa Arab mempunyai bobot sebesar 20 %, dan Program Studi Bahasa Jepang mempunyai bobot sebesar 15 %. 4.
Dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Program Studi, dapat memberikan alternatif solusi dalam penjurusan program studi siswa/i di MAN 4 Model Jakarta.
5.
Dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Program Studi, didapati beberapa parameter kriteria baku dalam penjurusan sehingga memudahkan dalam penjurusan program studi siswa/i.
5.2
Saran Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan di atas, maka terdapat saran
guna penelitian berikutnya, yakni: 1.
Kajian dan penelitian di tahapan implementasi Sistem Pendukung Keputusan penjurusan program studi.
2.
Sistem Pendukung Keputusan yang dikembangkan di kemudian hari diharapkan dapat menentukan jumlah kuota masing-masing jurusan.
148
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Bahtiar. 2008. PHP Script Most Wanted. Yogyakarta: Andi. Al-Qur’an, QS. Al-Mujadalah: 11. Arief, Ramadhan. 2006. Pemrograman Web Database dengan PHP dan MySQL. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Anton, Mulyadi. 2008. Mengenal Type Pencarian Search Engine. Style Sheet. http://one.indoskripsi.com/node/1380. (07 Juli 2009, pukul 11.22). Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Deris, Stiawan. 2005. Sistem Keamanan Komputer. Jakarta: Elex Media Komputindo. Fathansyah. 2002. Basis Data. Bandung: Informatika Bandung. Ferdy.
2009.
Kelebihan
Kekurangan
AHP.
Style
Sheet.
http://ferdyti05.wordpress.com. (26 November 2009, pukul 21.30). Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grassindo. Hasibuan, Zainal A. 2007. Metodologi Peneliltian Pada Bidang Ilmu Kompunter dan Teknologi Informasi Konsep, Teknik, Aplikasi, Depok: Universitas Indonesia. Iwan. 2007. Timbangan Pendidikan Kita. Style Sheet. http://lumajang.go.id. (27 April 2009, pukul 23.10).
149
Jogiyanto, Hartono. 2005. Analisis & Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi. Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. Ladjamudin, Al-Bahra Bin. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Mc.Leod, Raymond. 2001. Sistem Informasi Manajemen Jilid I, Jakarta:
PT.
Prenhallindo Mc.Leod, Raymond. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Pt.Indeks. Mohamad, Sukarno. 2006. Membangun Website Dinamis dan Interaktif dengan PHP-MySQL (Windows dan Linux). Jakarta: Eska Media. Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng. 2008. Pengembangan Model KTSP pada Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Mulyaningtyas, B. Renita, dan Hadiyanto, Yusup Purnomo. 2006. Bimbingan dan Konseling SMA. Jakarta: Esis. Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Yogyakarta: Graha Ilmu. Perdana, Ilham. 2009. Prosiding: Sistem Pendukung Keputusan Penyusunan Rencana Bisnis Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus di PD. BPR LPK Garut Kota). Berbagai Makalah Sistem Informasi dalam KNSI 2009. Bandung: Informatika. Pressman, Roger S. 2007. Rekaya Perangkat Lunak, Yogyakarta: Andi. Rohayati,
Yati.
2007.
Menyikapi Penjurusan di SMA.
Style sheet.
http://indonesia.smksakti.sch.id. (19 April 2009, pukul 15.13) . Salusu. 2008. Pengambilan Keputusan Strategik. Jakarta: PT Grasindo
150
Sidik, Betha. 2004. Pemrograman Web dengan PHP. Bandung: Informatika. Siti Ummi Masruroh. 2005. Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System) Penjurusan Program Studi pada Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus SMAN 1 Ciputat). Skripsi. Jakarta: Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Suryadi. 1998. Sisem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi. Taylor III. 2005. Introduction to Management Science (Sains Manajemen) Buku Dua Edisi 8 Indonesian Translation. Jakarta: Salemba Empat. Turban, Aronson, dan Liang. 2005. Decision Support System and Intelligent Systems (Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas) Jilid I Edisi 7. Yogyakarta: Andi. Turban, Aronson, dan Liang. 2005. Decision Support System and Intelligent Systems (Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas) Jilid 2 Edisi 7. Yogyakarta: Andi. Wahyudi, Anang. 2008. Archive for The Delphi Category. Style Sheet. http://anaklanang.wordpress.com/category/delphi/
(04
Agustus
2009,
pukul 09.45). Widajati, Retno, dan Suryani, Yeni, dan Resminingsih. 2004. Modul Bimbingan dan Konseling Pengambilan Keputusan. Jakarta: Sanggar Bimbingan dan Konseling DKI Jakarta.
LAMPIRAN
151
Wawancara I
Wawancara dilaksanakan pada: Hari/Tanggal
: Selasa/19 Mei 2009
Tempat
: MAN 4 Model Jakarta
Interviewee
: Dra. Titi Sumanti
Interviewer
: Bachtiar
Dari hasil wawancara dengan Ibu Dra. Titi Sumanti selaku Guru Bimbingan Konseling menghasilkan beberapa keterangan, antara lain: 1.
Ada berapakah penjurusan di MAN 4 Model Jakarta ini Bu? Jawab: Penjurusan di MAN 4 Model Jakarta ini terdapat empat jurusan yaitu IPA, IPS, BAHASA ARAB, dan BAHASA JEPANG.
2.
Proses penjurusan di sekolah ini dilakukan mulai kelas berapa bu? Jawab: Proses penjurusan di sekolah ini dilakukan pada saat kelas X, semester pertama dilakukan tes IQ dan penyuluhan minat dan penentuan penjurusan program studi dilakukan mulai akhir semester - 2 kelas X.
3.
Bagaimanakah proses penjurusan program studi siswa/i yang dilakukan di MAN 4 Model Jakarta ini bu?
TAMPILAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
1. Halaman Masuk
Pada halaman ini user diminta untuk memasukkan username dan password yang telah dimilikinya sebagai wewenang pengguna sistem pendukung keputusan. 2.
Halaman Utama
Pada halaman ini akan ditampilkan sebuah pemberitahuan bahwa user telah masuk ke dalam sistem pendukung keputusan penjurusan program studi. Selanjutnya user dapat menggunakan untuk melihat data siswa/i MAN 4 Model Jakarta untuk kelas X dan dapat melakukan proses perhitungan penjurusan siswa/i. 3.
Halaman Lihat Data Siswa
Pada Halaman ini berfungsi untuk melihat data-data siswa/i dan data hasil psikotes dan minat siswa/i MAN 4 Model Jakarta kelas X yang telah masuk ke dalam sistem penjurusan program studi siswa/i. 4.
Halaman Detail Siswa
Pada Halaman ini berfungsi untuk melihat secara detail data-data siswa/i, nilai akademik siswa/i, data hasil psikotes dan minat siswa/i MAN 4 Model Jakarta kelas X yang telah masuk ke dalam sistem penjurusan program studi siswa/i. 5.
Halaman Cari Data Siswa
Pada Halaman ini berfungsi untuk halaman cari data siswa, dapat melakukan pencarian data siswa/i dengan menggunakan penelusuran berdasarkan NIS. 6.
Halaman Perbandingan Kriteria
Pada halaman ini diperlihatkan pembobotan nilai kriteria-kriteria yaitu minat siswa, psikotes, dan nilai akademik. Di dalam halaman ini ada acuan nilai untuk pembobotan nilai yaitu tingkat preferensi nilai. Langkah pertama yaitu meng-input nilai untuk matrik kriteria penjurusan sesuai tingkat preferensi nilai dan diproses. 7.
Halaman Perbandingan Kriteria (Lanjutan)
Pada halaman ini diperlihatkan nilai vektor preferensi, dan nilai Concitency Ratio. Jika nilai yang dimasukkan memiliki Concistency Ratio < 0,10, maka data yang dimasukkan adalah konsisten dan jika Consistency Ratio > 0,10, maka data yang dimasukkan tidak konsisten. Konsistensi ini dapat terlihat dari proses penyimpanan dan adanya kotak dialog pesan dan bobot vektor preferensi tersimpan di database.
8.
Halaman Hitung Hasil
Pada halaman hitung hasil ini diperlihatkan perhitungan penjurusan siswa berdasarkan kriteria-kriteria yaitu minat siswa, psikotes, dan nilai akademik. Selanjutnya kriteria-kriteria tersebut dikalikan dengan bobot vektor preferensi yang telah dihitung pada halaman perbandingan kriteria. 9.
Halaman Chart Hasil Penjurusan
Pada halaman ini diperlihatkan Chart Hasil Penjurusan Program Studi untuk masing-masing siswa/i MAN 4 Model Jakarta.
10.
Halaman Laporan Hasil Penjurusan
Pada halaman ini diperlihatkan Laporan Hasil Penjurusan Program Studi untuk masing-masing siswa/i MAN 4 Model Jakarta.
11.
Halaman Bantuan
Pada halaman ini diperlihatkan Bantuan mengenai penggunaan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi siswa/i MAN 4 Model Jakarta.
12.
Halaman Tambah Kriteria
Pada halaman ini diperlihatkan fitur tambah kriteria yang digunakan untuk mencari bobot hasil penjurusan program studi, apabila ingin menambah kriteria baku, maka lakukan aksi tambah. 13.
Halaman Lihat Kriteria
Pada halaman ini digunakan untuk lihat kriteria penjurusan program studi siswa/i MAN 4 Model Jakarta
14.
Halaman Hasil Pencarian Data Siswa
Pada halaman ini diperlihatkan hasil pencarian penjurusan program studi siswa/i MAN 4 Model Jakarta.
Index.php
echo "
Username dan Password Salah.
";
align="left">
}
?>
Media.php
<span class="content message">
Username:
style="padding:20px;">
Password:
"; $row=mysql_num_rows($hasil); Ahp.php if ($row<1) echo "
{
$r[nis]
if($_GET['admin']=="perbandinganKriteria")
print"<script>alert('Maaf, NIS tidak terdaftar');
$r[nama]
{
javascript:history.go(-1);";
$r[kelas]
include"Module/bobot.php";
exit;
$r[hasil]
";
}
} if($level=="admin"){ $view=mysql_query("SELECT * from hasil where nis='$nis'"); $r=mysql_fetch_array($view); echo"Hasil Pencarian Data Siswa
if($bms>=$bmo) {$a=$np;} else{ $a=$mos;} $pdf->SetY(130); $pdf->SetX(30); $pdf->Cell(40,6,'',0,5,'L',2); $pdf->Cell(40,6,'',0,5,'L',2); $pdf->Cell(40,6,'',0,5,'L',2); $pdf->Cell(30,6,'HASIL',0,5,'L',2); $pdf->Cell(30,6,"Dengan demikian, siswa dengan nama $nama",0,5,'L',2);
Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Kuesioner Uji Coba Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi Assalamualaikum Wr.Wb Kepada Yth Bapak/Ibu WAKA Kurikulum, dan Guru Bimbingan Konseling MAN 4 Model Jakarta, saya Bachtiar. Mahasiswa Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan NIM 105093002978, sedang melakukan penelitian berjudul “Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi Pada Madrasah Aliyah Negeri (Studi Kasus MAN 4 Model Jakarta)”. Saya memohon kesediannya untuk mengisi kuesioner (pertanyaan) di bawah ini dengan lengkap sesuai petunjuk yang telah ditetapkan untuk menguji sistem yang telah saya buat.
Atas kesediaan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk: 1. Pilih salah satu jabatan dengan memberi tanda silang. 2. Beri tanda contreng (√) pada salah satu jawaban.
Jabatan : 1. WAKA Kurikulum 2. Guru Bimbingan Konseling
( X ) (
)
RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) PENJURUSAN PROGRAM STUDI (Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta)
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Sains dan Teknologi Universitas Islam geri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh: BACHTIAR 105093002978
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTAM/1431
151
Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi (Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta) Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ditdit N Utamaa, MMSI, M.Com, Zainuddin Bey Fananie, M.Scb dan Bachtiar, S.Komc a
Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : (021) 7493606 Fax : (021) 7493315 e-mail : [email protected] b
Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : (021) 7493606 Fax : (021) 7493315 e-mail : @yahoo.com c
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Indonesia Jakarta
State Madrasah Aliyah (MAN) 4 model is an institution Jakarta State Islamic Religious Education. Therefore, based on the Regulation of the Director General of Primary and Secondary Education Management Number: 12/C/KEP/TU/2008, about forms and procedures for the preparation of the consolidated results of study of students of primary and secondary education unit, then in MAN 4 Model Jakarta should be held students' majors course in accordance with Education Unit Level Curriculum (SBC) which is conducted every once a year. Majors course intended for students to channel any specialization in the appropriate places. Therefore, we need a decision support to find out the interests of each student. In this Decision Support System, using the methodology of data collection, structured methodology to model the development of the System Development Life Cycle (SDLC), and also methodological design model, using Analytical Hierarchy Process (AHP). The software used in designing and building this system, using PHP and MySQL. Design of Decision Support System is expected to have been able to determine the best direction for students as well as can be the solution in helping decision makers to determine the weight calculation majors course students. Keywords: Penjurusan, System Development Life Cycle (SDLC), AHP (Analitical Hierarchy Process ), PHP dan MySQL.
1. PENDAHULUAN Pada saat ini perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang cukup pesat, hal tersebut hampir terjadi di seluruh bidang, termasuk bidang komputer. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan komputer, di mana dahulu hanya digunakan sebagai alat bantu elektronik untuk menyimpan dan mengolah data, tetapi sekarang komputer bisa digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan. Semakin cepatnya perkembangan teknologi, maka semakin banyak persainganpersaingan yang terjadi pada dunia usaha maupun pada lembaga-lembaga. Selain teknologi, dunia pendidikan dalam beberapa tahun terakhir ini juga banyak mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan dunia pendidikan yang bermutu dan berkualitas (Iwan, 2007). Perkembangan dunia pendidikan tersebut sangat berpengaruh pada perkembangan kualitas pelajar, karena seorang pelajar lebih bisa mengembangkan diri sesuai dengan potensi dan minat yang dimiliki, misalnya Madrasah Aliyah Negeri (MAN). Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta merupakan sebuah lembaga Pendidikan Agama Islam Negeri. Oleh karena itu, berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor: 12/C/KEP/TU/2008, tentang bentuk dan tata cara penyusunan laporan hasil belajar peserta didik satuan pendidikan dasar dan menengah, maka di MAN 4 Model Jakarta harus diadakan penjurusan program studi siswa sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dilakukan setiap satu tahun sekali. Penjurusan program studi dimaksudkan untuk setiap siswa dapat menyalurkan peminatan pada tempat yang sesuai. Penjurusan merupakan salah satu proses penempatan atau penyaluran dalam pemilihan program pengajaran para siswa. Penentuan penjurusan program studi dilakukan mulai akhir semester - 2 kelas X (Muhaimin, Sutiah dan Sugeng, 2008). Di dalam proses penjurusan ini ditujukan agar membantu pihak sekolah dalam menentukan jurusan yang terbaik buat siswa berdasarkan kemampuan siswa, minat siswa, minat orang tua, nilai akademik dan tes IQ (Rohayati, 2007). Namun, terkadang pihak sekolah tidak obyektif dalam menentukan penjurusan siswa. Misalnya, seorang siswa bisa
masuk program studi IPA hanya dilihat dari nilai, tanpa melihat aspek-aspek lain yang mempengaruhi penentuan penjurusan. Dari hasil penelitian yang ada penjurusan program studi MAN 4 Model Jakarta pada dasarnya masih bersifat manual, tidak adanya sistem yang dapat memberikan alternatif solusi dalam penjurusan program studi siswa/i, tidak adanya standarisasi bobot nilai yang digunakan untuk menentukan penjurusan program studi, dan tidak adanya penambahan parameter kriteria baku yang dibutuhkan seorang siswa untuk mendapatkan jurusan program studi. Untuk meminimalisir hal tersebut, maka perlu adanya suatu sistem yang dapat memudahkan pihak sekolah dalam mengambil keputusan penjurusan program studi. Sistem ini yang kemudian bisa disebut sebagai Sistem Pendukung Keputusan (SPK). Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur (Turban, Aronson, dan Liang, 2005). Dari penjelasan di atas, maka dibuatlah skripsi dengan judul “Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi (Studi kasus Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta)”.
2. RUMUSAN MASALAH Pada penelitian ini, ada 5 jenis masalah yang dapat dirumuskan di antaranya ialah: 1. Bagaimana membuat rancang bangun Sistem Pendukung Keputusan yang dapat menjadi alat bantu para pengambil keputusan penjurusan program studi MAN 4 Model Jakarta? 2. Bagaimana tahapan prosedur baku untuk membuat keputusan penjurusan program studi MAN 4 Model Jakarta? 3. Belum adanya prosedur baku dengan standarisasi bobot nilai yang digunakan untuk menentukan penjurusan program studi. 4. Tidak adanya sistem yang dapat memberikan alternatif solusi dalam penjurusan program studi siswa/i.
5.
Tidak adanya penambahan parameter kriteria baku yang dibutuhkan seorang siswa untuk mendapatkan jurusan program studi.
3. BATASAN MASALAH Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka batasan masalah dari penulisan skripsi ini antara lain: 1. Tidak menentukan kuota (daya tampung) siswa untuk setiap jurusan program studi. 2. Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat tidak membahas mengenai Sistem Informasi Manajemen (SIM). 3. Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat hanya sampai pada tahap pengujian sistem, pengujian sistem yang dilakukan dengan pengujian black box testing dari sisi programmer.
4. TUJUAN Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah: 1. Analisis proses penjurusan siswa/i di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta. 2. Merancang Sistem Pendukung Keputusan dalam penjurusan program studi siswa/i. 3. Merancang model Sistem Pendukung Keputusan dengan menggunakan metodologi Analitical Hierarchy Process (AHP).
5. MANFAAT Manfaat penelitian untuk pembaca skripsi ini adalah: 1. Dapat dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) khususnya di bidang penjurusan program studi siswa/i MAN 2. Dapat memberikan pemahaman mengenai konsep rancang bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) terutama untuk penjurusan program studi di MAN. 3. Dapat memberikan pemahaman mengenai konsep Analitical Hierarchy Process (AHP).
7. METODE PENGUMPULAN DATA Dalam mengumpulkan data untuk pengembangan sistem ini dilakukan dengan cara: 1. Studi Pustaka Pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku terkait yang dapat dijadikan bahan acuan penelitian (Sevilla, 1993). 2. Observasi Pengamatan yang langsung dilakukan peneliti terhadap objek-objek yang ada pada perusahaan atau instansi terkait untuk mendapatkan data-data yang diperlukan (Jogiyanto, 2005). 3. Wawancara Mengumpulkan data dengan mewawancarai langsung orang yang terkait langsung dengan penggunaan sistem yaitu WAKA Kurikulum dan Guru Bimbingan Konseling (BK) (Jogiyanto, 2005). 4. Studi Literatur Sejenis Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi– informasi tersebut dapat diperoleh melalui peninjauan literature yang relevan (Gulo, 2002).
8. METODE SISTEM
PENGEMBANGAN
Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi (Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta) menggunakan metodologi terstruktur dengan model System Development Live Cycle (SDLC) (Ladjamudin, 2005), dan Model Sistem Pendukung Keputusan, digunakan model AHP (Analytical Hierarchy Process) (Taylor III, 2005). Metodologi terstruktur dengan model System Development Live Cycle (SDLC) yang memiliki tahapan–tahapan sebagai berikut: 1. Analysis Tahapan analisis ini digunakan untuk mengetahui masalah yang terdapat dalam sistem penjurusan program studi siswa/i dan mendapatkan solusi dari masalah tersebut. 1. Deteksi masalah (Problem Detection) Identifikasi permasalahan yang ada pada sistem penjurusan program studi siswa/i yang sedang berjalan sehingga dapat diketahui permasalahan yang ada pada sistem yang berjalan dan dapat diberikan
solusi pemecahan masalah untuk perbaikan sistem. 2. Penelitian/investigasi awal (Initial Investigation) Pada penelitian/investigasi awal, telah dilakukan wawancara, observasi dan studi literatur sejenis. 3. Analisa kebutuhan sistem (Requirement Analysis) Dalam menganalisa kebutuhan sistem hal yang pertama adalah menganalisa sistem yang sedang berjalan pada penjurusan program studi siswa/i MAN 4 Model Jakarta. 4. Mensortir kebutuhan sistem (Generation of System Alternatives) Pada tahap ini akan dianalisa alternatif sistem yang digunakan untuk menyelesaikan masalah penjurusan program studi siswa/i dengan melakukan perbandingan sistem yang berjalan dengan sistem yang diusulkan. 5. Memilih sistem yang baik (Selectionof Proper System) Setelah membuat alternatif-alternatif untuk mensortir kebutuhan sistem, maka langkah selanjutnya dilakukan pemilihan sistem yang baik. Pada saat memilih sistem yang baik dilakukan perbandingan kebutuhan sistem sehingga dapat menemukan hanya satu sistem yang terbaik. 2. Perancangan (Design) Tahapan perancangan (design) memiliki tujuan untuk men-design sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan perancangan ini meliputi perancangan output, input, dan file. 3. Penerapan (Implementation) Tahapan implementasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk melakukan kegiatan pembuatan source code program dan pengujian sistem. Sedangkan perancangan model Sistem Pendukung Keputusan, digunakan model AHP (Analytical Hierarchy Process) yang memiliki tahapan– tahapan sebagai berikut: 1. Mengembangkan matriks perbandingan pasangan untuk tiap alternatif keputusan berdasarkan tiap kriteria 2. Sintesis: 1. Menjumlahkan nilai pada tiap kolom pada matriks perbandingan pasangan
3. 4.
5.
6.
7.
2. Membagi nilai tiap kolom dalam matriks perbandingan pasangan dengan jumlah kolom bersangkutan–yang disebut matriks normalisasi 3. Hitung nilai rata–rata tiap baris pada matriks normalisasi–yang disebut vektor preferensi atau eigenvektor 4. Gabungkan vektor preferensi untuk tiap kriteria (dari langkah 2-(3) di atas) menjadi suatu matriks preferensi yang memperlihatkan preferensi tiap jurusan berdasarkan tiap kriteria Membuat matriks perbandingan pasangan untuk kriteria Menghitung matriks normalisasi (normalized matrix) dengan membagi tiap nilai pada masing–masing kolom matriks dengan jumlah kolom yang terkait Membuat vektor preferensi dengan menghitung rata–rata baris pada matriks normalisasi Hitung skor keseluruhan untuk tiap alternatif keputusan dengan mengalikan vektor preferensi kriteria (dari langkah 5) dengan matriks kriteria (dari langkah 2-(4) di atas) Merangking alternatif keputusan berdasarkan nilai alternatif yang dihitung pada langkah 6
9. KERANGKA PENELITIAN
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
User
Gambar 3.2 Kerangka Penelitian (lanjutan) Gambar 4.3 Flowchart Sistem Usulan
10. FLOWCHART SISTEM BERJALAN DAN SISTEM USULAN User
Guru BK dan WAKA Kurikulum
Siswa
Gambar 4.4 Flowchart Sistem Usulan (lanjutan)
Gambar 4.2 Flowchart Sistem Berjalan
Mulai
Input P1, NA1, NA2
Level 1
Penentuan Penjurusan
Tidak
Tujuan Data yang di input >= 1 dan <= 9
Ya Matriks Normalisasi (n) = nilai kriteria (n) / jumlah nilai kriteria (n)
Bobot Nilai Vektor = jumlah nilai vektor / n
CI = Bobot Nilai Vektor - n n - 1
Level 2
Psikotes
Nilai CR = CI / RI
Kriteria Tampilan data tidak konsisten
Minat Siswa
Nilai Akademik
If CR < 0,1
Tidak
:
Ya
Simpan Bobot Vektor Preferensi Eigenvektor
Level 3 A
Alternatif
IPA
IPS
BAHASA ARAB
BAHASA JEPANG
Gambar 4.5 Flowchart program untuk menghitung hasil penjurusan Gambar 4.7 Struktur Hirarki SPK Program Studi
A
1.
Perkalian Matriks = jumlah (nilai kriteria yang di pilih * nilai akademik * bobot vektor preferensi)
Mengembangkan matriks perbandingan pasangan untuk tiap alternatif keputusan berdasarkan tiap kriteria. Kriteria 1: Psikotes Tabel 4.8 Matriks Perbandingan Pasangan Kriteria 1
Simpan Hasil Penjurusan Hasil
Selesai
Gambar 4.6 Flowchart program untuk menghitung hasil penjurusan (lanjutan)
10.ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Struktur hirarki :
Kriteria 3 : Nilai Akademik Tabel 4.10 Matriks Perbandingan Pasangan Kriteria 3
2.
Sintesis 1) Menjumlahkan nilai pada tiap kolom pada matriks perbandingan pasangan. Kriteria 1 : Psikotes Tabel 4.11 Penjumlahan Matriks Perbandingan Pasangan – Kriteria 1
Maka matriks perbandingan pasangan untuk kriteria keputusan adalah: Kriteria 2 : Minat Siswa Tabel 4.12 Penjumlahan Matriks Perbandingan Pasangan – Kriteria 2
Psikotes IPA
1
9/7
9/5
9/3
IPS
7/9 1
7/5
7/3
B.ARAB
5/9
1
5/3
B.JEPANG
3/9 3/7
5/7
3/5
1 Kriteria 3: Nilai Akademik Tabel 4.13 Penjumlahan Matriks Perbandingan Pasangan – Kriteria 3 2) Membagi nilai tiap kolom dalam matriks perbandingan pasangan dengan jumlah kolom bersangkutan–yang disebut matriks normalisasi (normalized matrix) Tabel 4.14 Normalized Matrix – Kriteria 1
Minat Siswa IPA
1
6/5
6/3
6/2
IPS
5/6
1
5/3
5/2
B.ARAB
3/6
3/5
1
3/2
2/3
1
B.JEPANG
2/6
2/5
Nilai Akademik IPA
1
8/7
8/5
8/4
IPS
7/8 1
7/5
7/4
B.ARAB
5/8
5/7
1
5/4
B.JEPANG
4/8
4/7
4/5
1
Tabel 4.15 Normalized Matrix – Kriteria 2
Tabel 4.16 Normalized Matrix – Kriteria 3
preferensi tiap jurusan berdasarkan tiap kriteria.
3.
Membuat matriks perbandingan pasangan untuk kriteria Tabel 4.20 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria
4.
Menghitung matriks normalisasi (normalized matrix) dengan membagi tiap nilai pada masing–masing kolom matriks dengan jumlah kolom yang terkait. Tabel 4.21 Normalized Matrix untuk Kriteria
5.
Membuat vektor preferensi dengan menghitung rata–rata baris pada matriks normalisasi Sebelumnya, jadikan nilai–nilai di atas menjadi angka desimal.
6.
Hitung skor keseluruhan untuk tiap alternatif keputusan dengan mengalikan vektor
3) Hitung nilai rata–rata tiap baris pada matriks normalisasi– yang disebut vektor preferensi atau eigenvektor. Sebelumnya, jadikan nilai – nilai di atas menjadi angka decimal Tabel 4.17 Vektor Preferensi – Kriteria 1
Tabel 4.18 Vektor Preferensi – Kriteria 2
Tabel 4.19 Vektor Preferensi – Kriteria 3
4) Gabungkan vektor preferensi untuk tiap kriteria (dari tahap 2-3) menjadi suatu matriks preferensi yang memperlihatkan
Menghitung Consistency Index (CI) Consistency Index ini dihitung dengan mengalikan matriks perbandingan pasangan dengan vektor preferensi kriteria yang telah dihitung sebelumnya.
Merangking alternatif keputusan berdasarkan nilai alternatif yang dihitung pada langkah 6. Tabel 4.22 Rangking Alternatif Keputusan
Jadi, kesimpulan perhitungan ini adalah: Program Studi IPA mempunyai bobot sebesar 35 %. Program Studi IPS mempunyai bobot sebesar 30 %. Program Studi B. Arab mempunyai bobot sebesar 20 %. Program Studi B. Jepang mempunyai bobot sebesar 15 %.
Hasil perkalian di atas dihitung adalah sebagai berikut: 1. 1 (0,09091) + 1/3 (0,27273) + 1/7 (0,63636) = 0,09091 + 0,09091 + 0,09091 = 0,27273 2. 3 (0,09091) + 1 (0,27273) + 3/7 (0,63636) = 0,27273 + 0,27273 + 0,27273 = 0,81819 3. 7 (0,09091) + 7/3 (0,27273) + 1 (0,63636) = 0,63637 + 0,63637 + 0,63636 = 1,9091 Berikutnya, masing– masing nilai dibagi dengan bobot terkait yang diperoleh dari vektor preferensi kriteria.
Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat berdasarkan pada 3 parameter kriteria. Maka rata– rata nilainya adalah sebagai berikut:
1.
2.
Keterangan: Jika data yang dimasukkan menghasilkan consistency ratio < 0,10 maka datanya konsisten. Jika nilai yang dimasukkan menghasilkan consistency ratio > 0,10 maka datanya tidak konsisten.
10. KEUNGGULAN LUNAK SISTEM
PERANGKAT
Berikut ini adalah merupakan fitur-fitur yang diunggulkan pada perangkat lunak yang dikembangkan untuk Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Program Studi: 1. Adanya fitur search, sehingga memudahkan user untuk dapat melakukan pencarian data siswa berdasarkan nomor induk siswa 2. Adanya fitur Analitical Hirarchy Process, dimana user dapat mudah melakukan proses perhitungan penjurusan siswa/i 3. Adanya fitur kalender yang dapat menampilkan tanggal sekarang 4. Adanya report hasil penjurusan, sehingga dapat dicetak sebagai hasil penjurusan program studi siswa/i 5. Adanya fitur waktu yang dapat menampilkan waktu sekarang 6. Adanya fitur penambahan kriteria untuk dapat melakukan penambahan kriteria yang diinginkan. 7. Fitur tampilan detail profil siswa/i 8. Adanya fitur preferensi nilai yang dapat menampilkan tingkat preferensi nilai yang dibutuhkan untuk kriteria. 9. Adanya fitur Chart penjurusan yang dapat menampilkan bobot hasil penjurusan.
11. SIMPULAN Simpulan dari penelitian tentang Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi, sebagai berikut:
3.
4.
5.
Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat dapat membantu para pengambil keputusan pada MAN 4 Model Jakarta, dalam hal ini Guru Bimbingan Konseling dan Bidang Kurikulum, dalam proses sinkronisasi antara minat siswa, psikotes, dan nilai akademik untuk penjurusan program studi siswa/i. Tahapan AHP ini dimulai dengan membuat struktur hirarki atau jaringan dari permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam hirarki terdapat tujuan utama, kriteriakriteria, dan alternatif-alternatif yang ingin dihitung. Perbandingan berpasangan dipergunakan untuk membentuk hubungan di dalam struktur. Hasil dari perbandingan berpasangan ini akan membentuk matriks dimana skala rasio diturunkan dalam bentuk bobot vektor preferensi atau eigenvector. Nilai vektor preferensi ini akan digunakan untuk mencari bobot masing-masing jurusan. Para pengambil keputusan dapat menentukan penjurusan program studi siswa/i dengan menggunakan model sebagai referensi akhir, yakni model AHP (Analitycal Hierarchy Process). Dengan model AHP, Program Studi IPA mempunyai bobot sebesar 35 %, Program Studi IPS mempunyai bobot sebesar 30 %, Program Studi Bahasa Arab mempunyai bobot sebesar 20 %, dan Program Studi Bahasa Jepang mempunyai bobot sebesar 15 %. Dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Program Studi, dapat memberikan alternatif solusi dalam penjurusan program studi siswa/i di MAN 4 Model Jakarta. Dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Program Studi, didapati beberapa parameter kriteria baku dalam penjurusan sehingga memudahkan dalam penjurusan program studi siswa/i.
REFERENSI [1] Agus, Bahtiar. 2008. PHP Script Most Wanted. Yogyakarta: Andi. [2] Al-Qur’an, QS. Al-Mujadalah: 11. [3] Arief, Ramadhan. 2006. Pemrograman Web Database dengan PHP dan MySQL. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. [4] Anton, Mulyadi. 2008. Mengenal Type Pencarian Search Engine. Style Sheet. http://one.indoskripsi.com/node/1380. (07 Juli 2009, pukul 11.22).
[5] Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. [6] Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. [7] Deris, Stiawan. 2005. Sistem Keamanan Komputer. Jakarta: Elex Media Komputindo. [8] Fathansyah. 2002. Basis Data. Bandung: Informatika Bandung. [9] Ferdy. 2009. Kelebihan Kekurangan AHP. Style Sheet. http://ferdyti05.wordpress.com. (26 November 2009, pukul 21.30). [10] Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grassindo. [11] Hasibuan, Zainal A. 2007. Metodologi Peneliltian Pada Bidang Ilmu Kompunter dan Teknologi Informasi Konsep, Teknik, Aplikasi, Depok: Universitas Indonesia. [12] Iwan. 2007. Timbangan Pendidikan Kita. Style Sheet. http://lumajang.go.id. (27 April 2009, pukul 23.10). [13] Jogiyanto, Hartono. 2005. Analisis & Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi. [14] Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. [15] Ladjamudin, Al-Bahra Bin. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. [16] Mc.Leod, Raymond. 2001. Sistem Informasi Manajemen Jilid I, Jakarta: PT. Prenhallindo [17] Mc.Leod, Raymond. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Pt.Indeks. [18] Mohamad, Sukarno. 2006. Membangun Website Dinamis dan Interaktif dengan PHP-MySQL (Windows dan Linux). Jakarta: Eska Media. [19] Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng. 2008. Pengembangan Model KTSP pada Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. [20] Mulyaningtyas, B. Renita, dan Hadiyanto, Yusup Purnomo. 2006. Bimbingan dan Konseling SMA. Jakarta: Esis. [21] Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Yogyakarta: Graha Ilmu. [22] Perdana, Ilham. 2009. Prosiding: Sistem Pendukung Keputusan Penyusunan Rencana Bisnis Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus di PD. BPR LPK Garut Kota). Berbagai Makalah Sistem Informasi dalam KNSI 2009. Bandung: Informatika.
[23] Pressman, Roger S. 2007. Rekaya Perangkat Lunak, Yogyakarta: Andi. [24] Rohayati, Yati. 2007. Menyikapi Penjurusan di SMA. Style sheet. http://indonesia.smksakti.sch.id. (19 April 2009, pukul 15.13) . [25] Salusu. 2008. Pengambilan Keputusan Strategik. Jakarta: PT Grasindo [26] Sidik, Betha. 2004. Pemrograman Web dengan PHP. Bandung: Informatika. [27] Siti Ummi Masruroh. 2005. Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System) Penjurusan Program Studi pada Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus SMAN 1 Ciputat). Skripsi. Jakarta: Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. [28] Suryadi. 1998. Sisem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi. [29] Taylor III. 2005. Introduction to Management Science (Sains Manajemen) Buku Dua Edisi 8 Indonesian Translation. Jakarta: Salemba Empat. [30] Turban, Aronson, dan Liang. 2005. Decision Support System and Intelligent Systems (Sistem Pendu kung Keputusan dan Sistem Cerdas) Jilid I Edisi 7. Yogyakarta: Andi. [31] Turban, Aronson, dan Liang. 2005. Decision Support System and Intelligent Systems (Sistem Pendu kung Keputusan dan Sistem Cerdas) Jilid 2 Edisi 7. Yogyakarta: Andi. [32] Wahyudi, Anang. 2008. Archive for The Delphi Category. Style Sheet. http://anaklanang.wordpress.com/category/d elphi/ (04 Agustus 2009, pukul 09.45). [33] Widajati, Retno, dan Suryani, Yeni, dan Resminingsih. 2004. Modul Bimbingan dan Konseling Pengambilan Keputusan. Jakarta: Sanggar Bimbingan dan Konseling DKI Jakarta.
COPYRIGHT Dengan ini kami menyatakan bahwa jurnal ini benar-benar hasil karya sendiri yang belum pernah diajukan sebagai jurnal atau karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Penulis bertanggung jawab dalam menyalin (mereproduksi) gambar atau tabel dan citra yang diperoleh dari pihak lain dengan apresiasi (acknowledgement) yang benar.
Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi (Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta) Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Bachtiara, Ditdit N Utamab dan Zainuddin Bey Fananie c a
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Indonesia Jakarta
Tel : (021) 7493606 Fax : (021) 7493315 e-mail : [email protected] b
Staf Pengajar Fakultas Sain s dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : (021) 7493606 Fax : (021) 7493315 e-mail : [email protected] c
Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : (021) 7493606 Fax : (021) 7493315 e-mail : [email protected]
ABSTRACT Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta merupakan sebuah lembaga Pendidikan Agama Islam Negeri. Oleh karena itu, berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor: 12/C/KEP/TU/2008, tentang bentuk dan tata cara penyusunan laporan hasil belajar peserta didik satuan pendidikan dasar dan menengah, maka di MAN 4 Model Jakarta harus diadakan penjurusan program studi siswa sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dilakukan setiap satu tahun sekali. Penjurusan program studi dimaksudkan untuk setiap siswa dapat menyalurkan peminatan pada tempat yang sesuai. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pendukung keputusan untuk mengetahui minat dari masing-masing siswa. Dalam Sistem Pendukung Keputusan ini, menggunakan metodologi pengumpulan data, metodologi terstruktur dengan model pengembangan System Development Life Cycle (SDLC), dan juga metodologi perancangan model, menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Perangkat lunak yang digunakan dalam perancangan dan pembangunan sistem ini, menggunakan PHP dan MySQL. Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan ini diharapkan telah dapat menentukan jurusan yang terbaik buat siswa serta dapat menjadi solusi dalam membantu pengambil keputusan untuk menentukan perhitungan bobot penjurusan program studi siswa/i. Keywords: Penjurusan, System Development Life Cycle (SDLC), AHP (Analitical Hierarchy Process ), PHP dan MySQL.
1. PENDAHULUAN Pada saat ini perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang cukup pesat, hal tersebut hampir terjadi di seluruh bidang, termasuk bidang komputer. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan komputer, di mana dahulu hanya digunakan sebagai alat bantu elektronik untuk menyimpan dan mengolah data, tetapi sekarang komputer bisa digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan. Semakin cepatnya perkembangan teknologi, maka semakin banyak persainganpersaingan yang terjadi pada dunia usaha maupun pada lembaga-lembaga. Selain teknologi, dunia pendidikan dalam beberapa tahun terakhir ini juga banyak mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan dunia pendidikan yang bermutu dan berkualitas (Iwan, 2007). Perkembangan dunia pendidikan tersebut sangat berpengaruh pada perkembangan kualitas pelajar, karena seorang pelajar lebih bisa mengembangkan diri sesuai dengan potensi dan minat yang dimiliki, misalnya Madrasah Aliyah Negeri (MAN). Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta merupakan sebuah lembaga Pendidikan Agama Islam Negeri. Oleh karena itu, berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor: 12/C/KEP/TU/2008, tentang bentuk dan tata cara penyusunan laporan hasil belajar peserta didik satuan pendidikan dasar dan menengah, maka di MAN 4 Model Jakarta harus diadakan penjurusan program studi siswa sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dilakukan setiap satu tahun sekali. Penjurusan program studi dimaksudkan untuk setiap siswa dapat menyalurkan peminatan pada tempat yang sesuai. Penjurusan merupakan salah satu proses penempatan atau penyaluran dalam pemilihan program pengajaran para siswa. Penentuan penjurusan program studi dilakukan mulai akhir semester - 2 kelas X (Muhaimin, Sutiah dan Sugeng, 2008). Di dalam proses penjurusan ini ditujukan agar membantu pihak sekolah dalam menentukan jurusan yang terbaik buat siswa berdasarkan kemampuan siswa, minat siswa, minat orang tua, nilai akademik dan tes IQ (Rohayati, 2007). Namun, terkadang pihak sekolah tidak obyektif dalam menentukan penjurusan siswa. Misalnya, seorang siswa bisa
masuk program studi IPA hanya dilihat dari nilai, tanpa melihat aspek-aspek lain yang mempengaruhi penentuan penjurusan. Dari hasil penelitian yang ada penjurusan program studi MAN 4 Model Jakarta pada dasarnya masih bersifat manual, tidak adanya sistem yang dapat memberikan alternatif solusi dalam penjurusan program studi siswa/i, tidak adanya standarisasi bobot nilai yang digunakan untuk menentukan penjurusan program studi, dan tidak adanya penambahan parameter kriteria baku yang dibutuhkan seorang siswa untuk mendapatkan jurusan program studi. Untuk meminimalisir hal tersebut, maka perlu adanya suatu sistem yang dapat memudahkan pihak sekolah dalam mengambil keputusan penjurusan program studi. Sistem ini yang kemudian bisa disebut sebagai Sistem Pendukung Keputusan (SPK). Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur (Turban, Aronson, dan Liang, 2005). Dari penjelasan di atas, maka dibuatlah skripsi dengan judul “Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi (Studi kasus Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta)”.
2. RUMUSAN MASALAH Pada penelitian ini, ada 5 jenis masalah yang dapat dirumuskan di antaranya ialah: 1. Bagaimana membuat rancang bangun Sistem Pendukung Keputusan yang dapat menjadi alat bantu para pengambil keputusan penjurusan program studi MAN 4 Model Jakarta? 2. Bagaimana tahapan prosedur baku untuk membuat keputusan penjurusan program studi MAN 4 Model Jakarta? 3. Belum adanya prosedur baku dengan standarisasi bobot nilai yang digunakan untuk menentukan penjurusan program studi. 4. Tidak adanya sistem yang dapat memberikan alternatif solusi dalam penjurusan program studi siswa/i.
5.
Tidak adanya penambahan parameter kriteria baku yang dibutuhkan seorang siswa untuk mendapatkan jurusan program studi.
3. BATASAN MASALAH Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka batasan masalah dari penulisan skripsi ini antara lain: 1. Tidak menentukan kuota (daya tampung) siswa untuk setiap jurusan program studi. 2. Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat tidak membahas mengenai Sistem Informasi Manajemen (SIM). 3. Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat hanya sampai pada tahap pengujian sistem, pengujian sistem yang dilakukan dengan pengujian black box testing dari sisi programmer.
4. TUJUAN Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah: 1. Analisis proses penjurusan siswa/i di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta. 2. Merancang Sistem Pendukung Keputusan dalam penjurusan program studi siswa/i. 3. Merancang model Sistem Pendukung Keputusan dengan menggunakan metodologi Analitical Hierarchy Process (AHP).
5. MANFAAT Manfaat penelitian untuk pembaca skripsi ini adalah: 1. Dapat dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) khususnya di bidang penjurusan program studi siswa/i MAN 2. Dapat memberikan pemahaman mengenai konsep rancang bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) terutama untuk penjurusan program studi di MAN. 3. Dapat memberikan pemahaman mengenai konsep Analitical Hierarchy Process (AHP).
7. METODE PENGUMPULAN DATA Dalam mengumpulkan data untuk pengembangan sistem ini dilakukan dengan cara: 1. Studi Pustaka Pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku terkait yang dapat dijadikan bahan acuan penelitian (Sevilla, 1993). 2. Observasi Pengamatan yang langsung dilakukan peneliti terhadap objek-objek yang ada pada perusahaan atau instansi terkait untuk mendapatkan data-data yang diperlukan (Jogiyanto, 2005). 3. Wawancara Mengumpulkan data dengan mewawancarai langsung orang yang terkait langsung dengan penggunaan sistem yaitu WAKA Kurikulum dan Guru Bimbingan Konseling (BK) (Jogiyanto, 2005). 4. Studi Literatur Sejenis Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi– informasi tersebut dapat diperoleh melalui peninjauan literature yang relevan (Gulo, 2002).
8. METODE SISTEM
PENGEMBANGAN
Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi (Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta) menggunakan metodologi terstruktur dengan model System Development Live Cycle (SDLC) (Ladjamudin, 2005), dan Model Sistem Pendukung Keputusan, digunakan model AHP (Analytical Hierarchy Process) (Taylor III, 2005). Metodologi terstruktur dengan model System Development Live Cycle (SDLC) yang memiliki tahapan–tahapan sebagai berikut: 1. Analysis Tahapan analisis ini digunakan untuk mengetahui masalah yang terdapat dalam sistem penjurusan program studi siswa/i dan mendapatkan solusi dari masalah tersebut. 1. Deteksi masalah (Problem Detection) Identifikasi permasalahan yang ada pada sistem penjurusan program studi siswa/i yang sedang berjalan sehingga dapat diketahui permasalahan yang ada pada sistem yang berjalan dan dapat diberikan
solusi pemecahan masalah untuk perbaikan sistem. 2. Penelitian/investigasi awal (Initial Investigation) Pada penelitian/investigasi awal, telah dilakukan wawancara, observasi dan studi literatur sejenis. 3. Analisa kebutuhan sistem (Requirement Analysis) Dalam menganalisa kebutuhan sistem hal yang pertama adalah menganalisa sistem yang sedang berjalan pada penjurusan program studi siswa/i MAN 4 Model Jakarta. 4. Mensortir kebutuhan sistem (Generation of System Alternatives) Pada tahap ini akan dianalisa alternatif sistem yang digunakan untuk menyelesaikan masalah penjurusan program studi siswa/i dengan melakukan perbandingan sistem yang berjalan dengan sistem yang diusulkan. 5. Memilih sistem yang baik (Selectionof Proper System) Setelah membuat alternatif-alternatif untuk mensortir kebutuhan sistem, maka langkah selanjutnya dilakukan pemilihan sistem yang baik. Pada saat memilih sistem yang baik dilakukan perbandingan kebutuhan sistem sehingga dapat menemukan hanya satu sistem yang terbaik. 2. Perancangan (Design) Tahapan perancangan (design) memiliki tujuan untuk men-design sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan perancangan ini meliputi perancangan output, input, dan file. 3. Penerapan (Implementation) Tahapan implementasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk melakukan kegiatan pembuatan source code program dan pengujian sistem. Sedangkan perancangan model Sistem Pendukung Keputusan, digunakan model AHP (Analytical Hierarchy Process) yang memiliki tahapan– tahapan sebagai berikut: 1. Mengembangkan matriks perbandingan pasangan untuk tiap alternatif keputusan berdasarkan tiap kriteria 2. Sintesis: 1. Menjumlahkan nilai pada tiap kolom pada matriks perbandingan pasangan
3. 4.
5.
6.
7.
2. Membagi nilai tiap kolom dalam matriks perbandingan pasangan dengan jumlah kolom bersangkutan–yang disebut matriks normalisasi 3. Hitung nilai rata–rata tiap baris pada matriks normalisasi–yang disebut vektor preferensi atau eigenvektor 4. Gabungkan vektor preferensi untuk tiap kriteria (dari langkah 2-(3) di atas) menjadi suatu matriks preferensi yang memperlihatkan preferensi tiap jurusan berdasarkan tiap kriteria Membuat matriks perbandingan pasangan untuk kriteria Menghitung matriks normalisasi (normalized matrix) dengan membagi tiap nilai pada masing–masing kolom matriks dengan jumlah kolom yang terkait Membuat vektor preferensi dengan menghitung rata–rata baris pada matriks normalisasi Hitung skor keseluruhan untuk tiap alternatif keputusan dengan mengalikan vektor preferensi kriteria (dari langkah 5) dengan matriks kriteria (dari langkah 2-(4) di atas) Merangking alternatif keputusan berdasarkan nilai alternatif yang dihitung pada langkah 6
9. KERANGKA PENELITIAN
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
User
Gambar 3.2 Kerangka Penelitian (lanjutan)
10. FLOWCHART SISTEM BERJALAN DAN SISTEM USULAN
Guru BK dan WAKA Kurikulum
Gambar 4.3 Flowchart Sistem Usulan
User Siswa
Gambar 4.4 Flowchart Sistem Usulan (lanjutan) Gambar 4.2 Flowchart Sistem Berjalan
Mulai
Input P1, NA1, NA2
Level 1
Penentuan Penjurusan
Tidak
Tujuan Data yang di input >= 1 dan <= 9
Ya Matriks Normalisasi (n) = nilai kriteria (n) / jumlah nilai kriteria (n)
Bobot Nilai Vektor = jumlah nilai vektor / n
CI = Bobot Nilai Vektor - n n - 1
Level 2
Psikotes
Nilai CR = CI / RI
Kriteria Tampilan data tidak konsisten
Minat Siswa
Nilai Akademik
If CR < 0,1
Tidak
:
Ya
Simpan Bobot Vektor Preferensi Eigenvektor
Level 3 A
Alternatif
IPA
IPS
BAHASA ARAB
BAHASA JEPANG
Gambar 4.5 Flowchart program untuk menghitung hasil penjurusan Gambar 4.7 Struktur Hirarki SPK Program Studi
A
1.
Perkalian Matriks = jumlah (nilai kriteria yang di pilih * nilai akademik * bobot vektor preferensi)
Mengembangkan matriks perbandingan pasangan untuk tiap alternatif keputusan berdasarkan tiap kriteria. Kriteria 1: Psikotes Tabel 4.8 Matriks Perbandingan Pasangan Kriteria 1
Simpan Hasil Penjurusan Hasil
Selesai
Gambar 4.6 Flowchart program untuk menghitung hasil penjurusan (lanjutan)
10.ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Struktur hirarki :
Kriteria 3 : Nilai Akademik Tabel 4.10 Matriks Perbandingan Pasangan Kriteria 3
2.
Sintesis 1) Menjumlahkan nilai pada tiap kolom pada matriks perbandingan pasangan. Kriteria 1 : Psikotes Tabel 4.11 Penjumlahan Matriks Perbandingan Pasangan – Kriteria 1
Maka matriks perbandingan pasangan untuk kriteria keputusan adalah: Kriteria 2 : Minat Siswa Tabel 4.12 Penjumlahan Matriks Perbandingan Pasangan – Kriteria 2
Psikotes IPA
1
9/7
9/5
9/3
IPS
7/9 1
7/5
7/3 5/3
B.ARAB
5/9
5/7
1
B.JEPANG
3/9
3/7
3/5
1 Kriteria 3: Nilai Akademik Tabel 4.13 Penjumlahan Matriks Perbandingan Pasangan – Kriteria 3 2) Membagi nilai tiap kolom dalam matriks perbandingan pasangan dengan jumlah kolom bersangkutan–yang disebut matriks normalisasi (normalized matrix) Tabel 4.14 Normalized Matrix – Kriteria 1
Minat Siswa IPA
1
6/5
IPS
5/6
1
B.ARAB
3/6
B.JEPANG
2/6
6/3
6/2
5/3
5/2
1
3/2
3/5
2/5
2/3
1
Nilai Akademik IPA
1
8/7
IPS
7/8 1
B.ARAB
5/8
B.JEPANG
4/8 4/7
5/7
8/5
8/4
7/5
7/4
1
5/4
4/5
1
Tabel 4.15 Normalized Matrix – Kriteria 2
Tabel 4.16 Normalized Matrix – Kriteria 3
preferensi tiap jurusan berdasarkan tiap kriteria.
3.
Membuat matriks perbandingan pasangan untuk kriteria Tabel 4.20 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria
4.
Menghitung matriks normalisasi (normalized matrix) dengan membagi tiap nilai pada masing–masing kolom matriks dengan jumlah kolom yang terkait. Tabel 4.21 Normalized Matrix untuk Kriteria
5.
Membuat vektor preferensi dengan menghitung rata–rata baris pada matriks normalisasi Sebelumnya, jadikan nilai–nilai di atas menjadi angka desimal.
6.
Hitung skor keseluruhan untuk tiap alternatif keputusan dengan mengalikan vektor
3) Hitung nilai rata–rata tiap baris pada matriks normalisasi– yang disebut vektor preferensi atau eigenvektor. Sebelumnya, jadikan nilai – nilai di atas menjadi angka decimal Tabel 4.17 Vektor Preferensi – Kriteria 1
Tabel 4.18 Vektor Preferensi – Kriteria 2
Tabel 4.19 Vektor Preferensi – Kriteria 3
4) Gabungkan vektor preferensi untuk tiap kriteria (dari tahap 2-3) menjadi suatu matriks preferensi yang memperlihatkan
Berikutnya, masing– masing nilai dibagi dengan bobot terkait yang diperoleh dari vektor preferensi kriteria.
Jadi, kesimpulan perhitungan ini adalah: Program Studi IPA mempunyai bobot sebesar 35 %. Program Studi IPS mempunyai bobot sebesar 30 %. Program Studi B. Arab mempunyai bobot sebesar 20 %. Program Studi B. Jepang mempunyai bobot sebesar 15 %. Menghitung Consistency Index (CI) Consistency Index ini dihitung dengan mengalikan matriks perbandingan pasangan
Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat berdasarkan pada 3 parameter kriteria. Maka rata– rata nilainya adalah sebagai berikut:
1.
2.
Keterangan: Jika data yang dimasukkan menghasilkan consistency ratio < 0,10 maka datanya konsisten. Jika nilai yang dimasukkan menghasilkan consistency ratio > 0,10 maka datanya tidak konsisten.
10. KEUNGGULAN LUNAK SISTEM
PERANGKAT
Berikut ini adalah merupakan fitur-fitur yang diunggulkan pada perangkat lunak yang dikembangkan untuk Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Program Studi: 1. Adanya fitur search, sehingga memudahkan user untuk dapat melakukan pencarian data siswa berdasarkan nomor induk siswa 2. Adanya fitur Analitical Hirarchy Process, dimana user dapat mudah melakukan proses perhitungan penjurusan siswa/i 3. Adanya fitur kalender yang dapat menampilkan tanggal sekarang 4. Adanya report hasil penjurusan, sehingga dapat dicetak sebagai hasil penjurusan program studi siswa/i 5. Adanya fitur waktu yang dapat menampilkan waktu sekarang 6. Adanya fitur penambahan kriteria untuk dapat melakukan penambahan kriteria yang diinginkan. 7. Fitur tampilan detail profil siswa/i 8. Adanya fitur preferensi nilai yang dapat menampilkan tingkat preferensi nilai yang dibutuhkan untuk kriteria. 9. Adanya fitur Chart penjurusan yang dapat menampilkan bobot hasil penjurusan.
11. SIMPULAN Simpulan dari penelitian tentang Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi, sebagai berikut:
3.
4.
5.
Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat dapat membantu para pengambil keputusan pada MAN 4 Model Jakarta, dalam hal ini Guru Bimbingan Konseling dan Bidang Kurikulum, dalam proses sinkronisasi antara minat siswa, psikotes, dan nilai akademik untuk penjurusan program studi siswa/i. Tahapan AHP ini dimulai dengan membuat struktur hirarki atau jaringan dari permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam hirarki terdapat tujuan utama, kriteriakriteria, dan alternatif-alternatif yang ingin dihitung. Perbandingan berpasangan dipergunakan untuk membentuk hubungan di dalam struktur. Hasil dari perbandingan berpasangan ini akan membentuk matriks dimana skala rasio diturunkan dalam bentuk bobot vektor preferensi atau eigenvector. Nilai vektor preferensi ini akan digunakan untuk mencari bobot masing-masing jurusan. Para pengambil keputusan dapat menentukan penjurusan program studi siswa/i dengan menggunakan model sebagai referensi akhir, yakni model AHP (Analitycal Hierarchy Process). Dengan model AHP, Program Studi IPA mempunyai bobot sebesar 35 %, Program Studi IPS mempunyai bobot sebesar 30 %, Program Studi Bahasa Arab mempunyai bobot sebesar 20 %, dan Program Studi Bahasa Jepang mempunyai bobot sebesar 15 %. Dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Program Studi, dapat memberikan alternatif solusi dalam penjurusan program studi siswa/i di MAN 4 Model Jakarta. Dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Program Studi, didapati beberapa parameter kriteria baku dalam penjurusan sehingga memudahkan dalam penjurusan program studi siswa/i.
REFERENSI [1] Agus, Bahtiar. 2008. PHP Script Most Wanted. Yogyakarta: Andi. [2] Al-Qur’an, QS. Al-Mujadalah: 11. [3] Arief, Ramadhan. 2006. Pemrograman Web Database dengan PHP dan MySQL. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. [4] Anton, Mulyadi. 2008. Mengenal Type Pencarian Search Engine. Style Sheet. http://one.indoskripsi.com/node/1380. (07 Juli 2009, pukul 11.22).
[5] Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. [6] Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. [7] Deris, Stiawan. 2005. Sistem Keamanan Komputer. Jakarta: Elex Media Komputindo. [8] Fathansyah. 2002. Basis Data. Bandung: Informatika Bandung. [9] Ferdy. 2009. Kelebihan Kekurangan AHP. Style Sheet. http://ferdyti05.wordpress.com. (26 November 2009, pukul 21.30). [10] Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grassindo. [11] Hasibuan, Zainal A. 2007. Metodologi Peneliltian Pada Bidang Ilmu Kompunter dan Teknologi Informasi Konsep, Teknik, Aplikasi, Depok: Universitas Indonesia. [12] Iwan. 2007. Timbangan Pendidikan Kita. Style Sheet. http://lumajang.go.id. (27 April 2009, pukul 23.10). [13] Jogiyanto, Hartono. 2005. Analisis & Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi. [14] Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. [15] Ladjamudin, Al-Bahra Bin. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. [16] Mc.Leod, Raymond. 2001. Sistem Informasi Manajemen Jilid I, Jakarta: PT. Prenhallindo [17] Mc.Leod, Raymond. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Pt.Indeks. [18] Mohamad, Sukarno. 2006. Membangun Website Dinamis dan Interaktif dengan PHP-MySQL (Windows dan Linux). Jakarta: Eska Media. [19] Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng. 2008. Pengembangan Model KTSP pada Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. [20] Mulyaningtyas, B. Renita, dan Hadiyanto, Yusup Purnomo. 2006. Bimbingan dan Konseling SMA. Jakarta: Esis. [21] Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Yogyakarta: Graha Ilmu. [22] Perdana, Ilham. 2009. Prosiding: Sistem Pendukung Keputusan Penyusunan Rencana Bisnis Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus di PD. BPR LPK Garut Kota). Berbagai Makalah Sistem Informasi dalam KNSI 2009. Bandung: Informatika.
[23] Pressman, Roger S. 2007. Rekaya Perangkat Lunak, Yogyakarta: Andi. [24] Rohayati, Yati. 2007. Menyikapi Penjurusan di SMA. Style sheet. http://indonesia.smksakti.sch.id. (19 April 2009, pukul 15.13) . [25] Salusu. 2008. Pengambilan Keputusan Strategik. Jakarta: PT Grasindo [26] Sidik, Betha. 2004. Pemrograman Web dengan PHP. Bandung: Informatika. [27] Siti Ummi Masruroh. 2005. Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System) Penjurusan Program Studi pada Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus SMAN 1 Ciputat). Skripsi. Jakarta: Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. [28] Suryadi. 1998. Sisem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi. [29] Taylor III. 2005. Introduction to Management Science (Sains Manajemen) Buku Dua Edisi 8 Indonesian Translation. Jakarta: Salemba Empat. [30] Turban, Aronson, dan Liang. 2005. Decision Support System and Intelligent Systems (Sistem Pendu kung Keputusan dan Sistem Cerdas) Jilid I Edisi 7. Yogyakarta: Andi. [31] Turban, Aronson, dan Liang. 2005. Decision Support System and Intelligent Systems (Sistem Pendu kung Keputusan dan Sistem Cerdas) Jilid 2 Edisi 7. Yogyakarta: Andi. [32] Wahyudi, Anang. 2008. Archive for The Delphi Category. Style Sheet. http://anaklanang.wordpress.com/category/d elphi/ (04 Agustus 2009, pukul 09.45). [33] Widajati, Retno, dan Suryani, Yeni, dan Resminingsih. 2004. Modul Bimbingan dan Konseling Pengambilan Keputusan. Jakarta: Sanggar Bimbingan dan Konseling DKI Jakarta.
COPYRIGHT Dengan ini kami menyatakan bahwa jurnal ini benar-benar hasil karya sendiri yang belum pernah diajukan sebagai jurnal atau karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Penulis bertanggung jawab dalam menyalin (mereproduksi) gambar atau tabel dan citra yang diperoleh dari pihak lain dengan apresiasi (acknowledgement) yang benar.
BACHTIAR 105093002978
Dosen Pembimbing : Ditdit N. Utama, MMSI, M.Com ZAINUDDIN BEY FANANIE , M.Sc
ﻢ ﯿ ﻟﺮﺣ ا ﻤﻦ ﻟﺮﺣ ا اﷲ ﻢ ﺑﺴ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, ‘Berlapang-lapanglah dalam majelis’, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan, ‘Berdirilah kamu, maka berdirilah’, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Mujadalah: 11).
OUTLINE Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Manfaat Metodologi Penelitian Analitycal Hierarchy Process (AHP) Fitur Sistem Simpulan Saran
LATAR BELAKANG
Pendidikan yang bermutu dan berkualitas (Iwan, 2007)
Penjurusan ditujukan agar membantu pihak sekolah (Rohayati, 2007) Sistem Pendukung Keputusan (SPK) (Turban, Aronson, dan Liang, 2005).
RUMUSAN MASALAH Bagaimana membuat rancang bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Bagaimana tahapan prosedur baku untuk membuat keputusan penjurusan program studi MAN 4 Jakarta
Belum adanya prosedur baku dengan standarisasi bobot nilai yang digunakan untuk menentukan penjurusan program studi
Tidak adanya sistem yang dapat memberikan alternatif solusi dalam penjurusan program studi
Tidak adanya penambahan parameter kriteria baku yang dibutuhkan seorang siswa untuk mendapatkan jurusan program studi
BATASAN MASALAH
Tidak menentukan kuota (daya tampung)
Tidak Membahas SIM
SPK yang dibuat hanya pada tahap pengujian sistem
TUJUAN Analisis proses penjurusan siswa/i MAN 4 Model Jakarta
Merancang Sistem Pendukung Keputusan dalam penjurusan program studi
Merancang model Sistem Pendukung Keputusan dengan menggunakan metodologi AHP
MANFAAT
Sebagai referensi bagi penelitian berikutnya di bidang kajian pengembangan SPK
Memberikan pemahaman mengenai konsep SPK
Memberikan pemahaman mengenai konsep AHP
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi Pengumpulan Data
Studi Pustaka
Observasi
Studi Lapangan
Studi Literatur Sejenis
Wawancara
Metodologi Pengembangan Sistem
Perancangan Sistem
Perancangan Model
METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Penelitian Studi Pustaka Observasi Studi Lapangan Wawancara Pengumpulan Data
Studi Literatur Sejenis
Profil Organisasi Struktur Organisasi Tugas dan Fungsi Analisis
Deteksi Masalah Flowchart Sistem Berjalan Penelitian dan Investigasi Awal Flowchart Sistem Usulan Analisa Kebutuhan Sistem
Pengembangan Sistem
Metodologi Terstruktur dengan Model Pengembangan System Development Life Cycle ( SDLC) (Ladjamudin,2005)
Flowchart ProgramUsulan Pseudocode Input
Mensortir Kebutuhan Sistem Processing Output Memilih Sistem yang Baik
METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Penelitian Metodologi Terstruktur dengan Model Pengembangan System Development Life Cycle ( SDLC) (Ladjamudin,2005)
Analitic Hierarchy Process (AHP) Desain
Perancangan Model SPK
Perancangan Masukan
(Perdana, 2009), (Taylor III, 2005)
Diagram Konteks Sistem yang Diusulkan
Diagram Zero Sistem yang Diusulkan
Diagram Level 1 Diagram Level 2
Perancangan Files
ERD Tranformasi ERD ke LRS Normalisasi Spesifikasi Basis Data Kamus Data
Perancangan Menu Flow
State Transition Diagram (STD) Munawar, 2005
Perancangan Keluaran
Implementasi
Fitur Sistem
Pemprograman dan Pengujian Perangkat Lunak
Blackbox Testing (Pressman, 2002)
ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
AHP merupakan metode untuk membuat urutan alternatif keputusan dan memilih yang terbaik pada saat pengambil keputusan memiliki beberapa tujuan atau kriteria, untuk mengambil keputusan tertentu (Taylor III, 2005).
ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Struktur Hirarki SPK Program Studi
Penentuan Penjurusan
Level 1 Tujuan
Level 2
Psikotes
Kriteria
Minat
Nilai
Siswa
Akademik
Level 3 Alternatif
IPA
IPS
BAHASA
BAHASA
ARAB
JEPANG
ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Prosedur Kegiatan AHP Mengembangkan matriks perbandingan pasangan
NIS* nama_siswa kelas alamat tempat_lahir tgl_lahir
miliki3
M
M Pilihan id_pilihan* NIS** id_kriteria** pilihan
miliki4
1
Kriteria id_kriteria* kriteria
id_nilai* NIS** matematika fisika kimia biologi ekonomi geografi sosiologi bhs_indo bhs_eng bhs_arb
FITUR SISTEM
Adanya fitur search
Adanya fitur AHP
Adanya fitur tambah kriteria Adanya fitur report hasil penjurusan Adanya fitur kalender
Adanya fitur waktu
Adanya fitur gallery
Adanya fitur chart
Adanya fitur preferensi nilai
DEMO APLIKASI
SIMPULAN Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat dapat membantu para pengambil keputusan pada MAN 4 Model Jakarta. Tahapan prosedur baku dimulai dengan membuat struktur hirarki atau jaringan dari permasalahan yang ingin diteliti. Para pengambil keputusan dapat menentukan penjurusan program studi siswa/i dengan menggunakan model sebagai referensi akhir. Dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Program Studi, dapat memberikan alternatif solusi. Dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Program Studi, didapati beberapa parameter kriteria baku.
SARAN Kajian dan penelitian di tahapan implementasi Sistem Pendukung Keputusan penjurusan program studi. Sistem Pendukung Keputusan yang dikembangkan di kemudian hari diharapkan dapat menentukan jumlah kuota masing-masing jurusan