SISTEM PAKAR DIAGNOSA DARAH HAID, ISTIHADOH DAN NIFAS MENURUT KAIDAH ISLAM MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0
Naskah Publikasi
diajukan oleh HASANUDIN 07.22.0850
JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA
2010
DIAGNOSYS EXPERT SYSTEM OF HAID BLOOD, NIFAS AND ISTIHADOH ACCORDING TO METHOD ISLAM USE VISUAL BASIC 6.0 SISTEM PAKAR DIAGNOAS DARAH HAID, ISTIHADOH DAN NIFAS MENURUT KAIDAH ISLAM MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0
Hasanudin Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT The human is always effort to solve all problems, one of the way making to helping tools to solve it. The part of information technology which computer based in this time interesting is development helping tools professional which very to help a need to human better than are in a level technology, doctor, research, and the businessman expert. Looking at the consciousness of Muslim is low especially a woman the problem menstruation to make feel a far everything which has relationship with pray, and then the professional system blood diagnose menstruation and problem to help all the agent who include in understanding and solving the problem can give a better advice about how important “Syariat Islam” is. The purpose from make this application is for easy and simple a problem with give a solution from complex problem. The abstract from developed this system with to input period out blood and after processing a result output. And then the result output from this system is information to contain species a blood group and description to direction pre and re menstruation.
KeyWords: A problem, the Expert System, and Description
1.
Pendahuluan Sistem pakar adalah sebuah perangkat lunak komputer yang memiliki basis
pengetahuan untuk domain tertentu dan menggunakan penalaran inferensi menyerupai seorang pakar dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi dan merupakan sebuah teknik inovatif baru dalam menangkap dan memadukan pengetahuan. Ditengah-tengah kehidupan bangsa yang makin komplek ini, dunia teknologi informasi
dituntut
harus
mampu
menyajikan
solusi
alternatif
beragam
bentuk
permasalahan salah satunnya dunia islam. Tingkat kecenderungan kaum muslim khususnya para perempuan terhadap permasalahan fiqiyah mendapat porsi yang kian terbatas dengan bahasan yang cenderung global, begitu pula realita yang dialami hukum-hukum ilmu haid yang merupakan sub bahasan dari bidang fiqih. Padahal problem haid, istihadoh, dan nifas selamanya akan dihadapi oleh setiap wanita sejak dahulu sampai zaman modern sekarang ini dan yang akan datang. Untuk itu peranan teknologi informasi khususnya bidang kecerdasan buatan sub bidang sistem pakar dapat memberikan sebuah solusi yang spektakuler di dunia keislaman. Penerapan ini dirasa perlu mengingat akan tingkat pemahaman masyarakat yang kurang antusias terhadap ilmu haid. 2.
Landasan Teori Definisi Kecerdasan buatan itu sendiri merupakan suatu ilmu yang mempelajari
cara membuat komputer melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia (Minsky, 1989). Oleh H.A. Simon (1987), kecerdasan buatan (Artificial Intelegence) merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang – dalam pandangan manusia – cerdas. Sedangakan sistem pakar menurut Profesor Edward Feigenbaum dari universitas Stanford adalah suatu program komputer yang cerdas yang menggunakan knowledge (pengetahuan) dan prosedur inferensi untuk menyelesaikan masalah yang cukup sulit sehingga membutuhkan seorang yang ahli untuk menyelesaikannya (Feigenbaum:1982). Sistem pakar menggabungkan pengetahuan dan penelusuran data untuk memecahkan masalah yang secara normal memerlukan keahlian manusia. Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktivitas
pemecahan masalah. Aktivitas yang
dimaksud antara lain: pembuatan keputusan (decision making), pemaduan pengetahuan (knowledge fusing), pembuatan desain (designing), perencanaan (planning), perkiraan (forecasting), pengaturan (regulatin), pengendalian (controlling), diagnosis (diagnosing), perumusan (prescribing), penjelasan (explaining), pemberian nasehat (advising), dan pelatihan (tutoring).
2.1
Konsep Dasar Sistem Pakar Salah satu fitur yang harus dimiliki sistem pakar adalah kemampuan untuk
menalar (reasoning). Jika keahlian-keahlian sudah disimpan sebagai basis pengetahuan dan sudah tersedia program yang mampu mengakses basis data, maka komputer harus dapat diprogram untuk membuat inferensi. Proses ini dibuat dalam bentuk motor inferensi (inferensi engine). Mekanisme inferensi merupakan perangkat lunak yang melakukan penalaran dengan menggunakan pengetahuan yang ada untuk menghasilkan suatu kesimpulan atau hasil akhir. Dalam komponen ini dilakukan pemodelan proses berpikir manusia. Fasilitas penjelasan berguna dalam memberikan penjelasan kepada pengguna mengapa komputer meminta suatu informasi tertentu dari pengguna dan dasar apa yang digunakan komputer sehingga dapat menyimpulkan suatu kondisi. 2.2
Pengertian Darah Dalam Islam 1. Darah haid Haid menurut bahasa adalah mengalir. Sedang menurut istilah sara’ atau agama haid adalah darah yang keluar dari pangkal rahim seorang perempuan setelah berumur 9 tahun, dalam keadaan sehat (tidak karena sakit) dan tidak setelah melahirkan, akan tetapi ia merupakan kodrat seorang wanita 2. Darah istihadoh Istihadoh ditinjau dari segi bahasa adalah mengalir, sedang menurut syara’ adalah darah yang keluar bukan pada masa/waktu haid dan nifas. Yaitu darah yang tidak memenuhi syarat-syarat darah haid dan nifas. Namun bukan berarti jika darah keluar melebihi 15 hari maka dianggap haidnya 15 hari dan selebihnya adalah darah istihadoh, akan tetapi masih campur, yaitu sebagian darah haid dan sebagian lagi darah istihadoh. 3. Darah nifas Nifas menurut bahasa adalah wiladah atau melahirkan. Sedangkan menurut syara’ adalah darah yang keluar dari pangkal rahim wanita setelah melahirkan. Yaitu setelah kosongnya rahim (kandungan) meskipun masih berupa darah menggumpal (alaqoh) atau daging menggumpal
(mudghoh) dan waktu
keluarnya darah tadi sebelum melewati 15 hari dari melahirkan (wiladah).
3.
Proses Penelitian (Analisis) 3.1 Tahap Studi Literatur Tahap ini merupakan metode pengumpulan data dan fakta yang didapat dari
sumber-sumber terkait seperti buku, kitab-kitab karya ulama islam, berkas internet dan penunjang lain yang terkait. Sehingga didapat sebuah kumpulan ilmu haid itu sendiri guna diperluas atau dikembangkan menjadi disimplin ilmu lain yaitu sistem pakar. Sistem pakar diagnosa darah haid, istihadoh dan nifas ini menggunakan faktafakta yang dibutuhkan oleh sistem dari tahap studi literatu. Sedangkan mesin inferensi digunakan untuk menganalisa fakta-fakta yang telah dipilih oleh pengguna sehingga akhirnya dapat ditentukan suatu kesimpulan. Tabel Data Fakta
Jenis Darah Haid (mentruasi)
Nifas (melahirkan)
Istihadoh (sakit)
Syarat/gejala Keluar darah lebih dari 24 jam Darah keluar tidak lebih dari 15 hari Bertempat pada waktu boleh haid keluar darah setelah umur 9 tahun Keluar darah setelah melahirkan Telah kosongnya rahim/bayi Keluar darah tidak melebihi 60 hari darah diluar siklus haid darah keluar kurang dari 24 jam keluar darah lebih dari 15 hari keluar darah berada diluar siklus haid keluar tidak sedang/setelah melahirkan keluar darah sebelum umur 9 tahun darah keluar karena sakit/terluka
Selain fakta-fakta tadi basis pengetahuan juga membutuhkan aturan yang merupakan informasi tentang cara bagaimana memproses dari fakta yang telah ada. Dalam sistem pakar ini basis pengetahuan yang dibutuhkan adalah aturan jenis darah, gajala darah, dan deskripsi tentang hukumnya ketika mengalami kondisi pada jenis darah tersebut.
Tabel Data Aturan Gejala
No
Aturan Gejala
1
IF darah keluar tidak kurang/lebih dari 24 jam OR darah keluar tidak lebih dari 15 hari OR bertempat pada waktu boleh haid OR keluar darah telah berumur 9 tahun THEN HAID IF darah keluar kurang dari 24 jam OR darah keluar lebih dari 15 hari OR keluar darah diluar kebiasaan haid OR darah keluar karena sakit/terluka OR keluar darah belum berumur 9 tahun OR tidak setelah melahirkan THEN ISTIHADOH IF darah keluar setelah melahirkan (wiladah) OR darah wiladah tidak melebihi 60 hari OR darah keluar setelah kosongnya rahim OR keluar darah diluar kebiasaan siklus haid THEN NIFAS
2 3
3.2 Perancangan Sistem Perancangan sistem merupakan gambaran, sketsa atau pengaturan dan pembuatan dari beberapa aturan yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh. Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memberikan gambaran kepada pengguna tentang sistem yang akan dibuat serta memberi ilustrasi atau rekayasa sistem yang lengkap untuk diimplementasikan kedalam program tersebut.
Data Darah, Data Gejala, Data Hukum, Data aturan gejala, data aturan hukum
USER
Gejala Darah
Sistem pakar diagnosa darah haid, istihadoh dan nifas
PAKAR
Data Darah, Data Gejala, Data Hukum, Data aturan gejala, data aturan hukum
Diagnosa Darah
Gambar Diagram alir data level 1 Gambar diatas merupakan proses perancangan sistem dalam bentuk aliran data yang mengacu pada Edward Yourdon. Setelah melalui proses tersebut pada gambar diatas, aliran data yang telah di rancang kemudian melakukan proses selanjutnya.dimana rancangan ini memaparkan bagaimana kinerja dari sistem pakar haid yang akan dikembangkan. Berikut gambar selanjutnya.
Gambar Diagram alir data level 2 3.3 Perancangan Basis Data Rancangan ini merupakan implementasi dari system pakar yang berguna untuk menyimpan data baik basis pengetahuan maupun basis aturan. Perancangan basis data ini merupakan bagian yang sangat penting karena sangat mempengaruhi kinerja dalam sebuah aliran data sistem. Dalam pengembangan selanjutnya sistem ini membutuhkan data relasi atau entitas sebagai dasar dari proses yang akan dikembangkan. Dan relasi tersebut harus mewakili dari fakta data yang telah ada sebelumnya. Berikut adalah diagram data fakta relasi antar entitas.
kd Darah
Darah
DARAH
Mempunyai
GEJALA
Deskripsi
kd gejala
gejala
Dihukumi
deskripsi
HUKUM
kd Hukum
Hukumnya
Deskripsi
Gambar Relasi antar Entitas 3.4 Perancangan Antar Muka Rancangan ini disusun dan dibuat sedemikian rupa untuk merpresentasikan hasil dari proses penelitian sebelumnya, dimana rancangan ini dimaksudkan agar sang pemakai dapat berinteraksi dengan sistem. Nantinya aplikasi ini juga merupakan pengenalan awal dalam proses pemasukan data, pemrosesan data, dan kesimpulan data yang telah disepakati oleh pengguna. Maka rancangan antar muka sangat diperlukan agar lebih memudahkan dalam mengakses ataupun memproses data tersebut. 4.
Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Uji Coba Kesalahan Program aplikasi yang telah diproses dan akan digunakan tentunya perlu di
implementasikan serta diuji kelayakan dan kinerjanya. Maka disini perlu adanya pengujian dalam sistem. Sebelum pengujian diterapkan, maka sistem harus bebas dari kesalahnkesalahan. Uji coba ini dimaksudkan apakah sistem yang saling terkait tersebut terdapat asinkronis dalam menentukan kode tautan. Selain uji coba sistem, diperlukan juga uji coba program. Uji coba program merupakan bentuk implementasi dari hasil sistem yang telah dibuat. Beberapa kesalahan sistem yang diklasifikasikan kedalam 3 kelompok yaitu: 1. Kesalahan penulisan (syntax error)
adalah kesalahan dalam penulisan kode-kode program yang tidak sesuai dengan yang diisyaratkan. Sistem ini telah terbebas dari permasalahan tersebut sehingga program bisa berjalan sesuai kebutuhan. Seandainya tedapat kesalahan bisa dipastikan sistem tidak dapat berjalan. Contoh kesalahan penulisan: Private Sub CmdOK_Click() Unload Me End Sub Private Sub Form_unLoad() Me.Top = 50
65
Me.Left = 50 End Sub Pada kasus ini ketika perintah ‘unload()’ diterapkan pada form yang seharusnya mengarah pada deklarasi membuka tampilan maka aplikasi akan terhenti langsung dan program tidak bisa berfungsi, sehingga ditampilkan pesan kesalahan dari penulisan kode program tersebut. Karena seharusnya perintah ‘unload()’ digunakan untuk menutup tampilan bukan membuka tampilan suatu form.
Gambar Tampilan hasil syntac error 2. Kesalahan waktu proses (run time error) merupakan kesalahan yang terjadi sewaktu executable program dijalankan, kesalahan ini akan mengakibatkan program berhenti sebelum selesai pada waktunya, karena komputer menemukan kondisi kompiler yang belum terpenuhi. Contoh kesalahan waktu proses: Private Sub About_click() About.show Skin1.LoadSkin Lk + Nm Skin1.ApplySkin hWnd End Sub Pada kasus contoh ini ketika tombol klik ‘about’ dieksekusi dan mengarah pada form ‘about.show’ dimana form tersebut menggunakan skin atau kulit, maka program akan mendeteksi kesalahan objek yang tidak terdapat tujuan perintah kode tersebut. Karena
perintah untuk memanggil skin tidak ditemukan. Untuk itu perintah ‘call skinn’ harus disertakan agar tidak terjadi kesalahan ini.
Gambar Tampilan pesan run-time error 3. Kesalahan logika Adalah kesalahan dari logika program tersebut, kesalahan ini sulit ditemukan karena tidak ada pemberitahuan akan kesalahan tersebut, dan akan tetap memberikan hasil dari program yang telah dijalankan tersebut tapi hasilnya salah atau tidak diharapkan. Contoh kesalahan logika: Logika mayor
= jika darah nifas
Logika minor
= darah berada pada siklus haid
Konklusi
= karena berada pada siklus haid maka nifas
Pada bagian ini kesalahan logika terdeteksi ketika hasil dari seluruh proses yang telah berjalan menemui kesimpulan yang tidak sesuai dengan fakta yang sudah ada sebelumnya. Ketika kode gejala ‘GJL0014’ dipilih dan diproses selanjutnya maka hasil yang seharusnya haid ternyata nifas inilah yang disebut sebagai kesalahan logika.
Gambar Tampilan gejala yang dipilih
Gambar Tampilan hasil yang tidak sesuai
4.2 Uji Coba Sistem
Kode Pilihan Pengguna
Private Sub Cmdbatal_Click() End End Sub Private Sub CmdOK_Click() If Opakar.Value = False And Opengguna.Value = False Then 'jika tidak memilih MsgBox "Pilih Dulu Sesuai Kepentingan Anda...!!!", vbCritical, "Pesan" Exit Sub ElseIf Opakar.Value = True Then Call Pakar_Login UTAMA.Show Unload Me Else Call Pengguna_Login UTAMA.Show Unload Me End If End Sub Private Sub Form_Load() Opakar.Value = False Opengguna.Value = False End Sub Sub Pakar_Login() 'sembunyikan akses pengguna UTAMA.CmdBantuan.Visible = False UTAMA.CmdAbout.Visible = False 'tampilkan akses pakar UTAMA.Timer2.Enabled = True UTAMA.CMDLOGIN.Visible = True UTAMA.Shape1.Visible = True UTAMA.Shape2.Visible = True UTAMA.Shape3.Visible = True UTAMA.Label2.Visible = True UTAMA.Label6.Visible = True UTAMA.Label1.Visible = True UTAMA.Lbdarah.Visible = True UTAMA.gejala.Visible = True UTAMA.Hukum.Visible = True UTAMA.LbGjl.Visible = True UTAMA.Cmdkonsul.Top = 3375 UTAMA.CmdKeluar.Top = 6720 UTAMA.Mn_Utility.Visible = True UTAMA.Mn_Help.Visible = True End Sub
Sub Pengguna_Login() 'sembunyikan akses pakar UTAMA.Mn_Utility.Visible = False UTAMA.Mn_Help.Visible = False UTAMA.CMDLOGIN.Visible = False UTAMA.Timer2.Enabled = False UTAMA.Shape1.Visible = True UTAMA.Shape2.Visible = False UTAMA.Shape3.Visible = False UTAMA.Label6.Visible = False UTAMA.Label1.Visible = False UTAMA.Lbdarah.Visible = False UTAMA.gejala.Visible = False UTAMA.Hukum.Visible = False UTAMA.LbGjl.Visible = False UTAMA.Cmdkonsul.Height = 500 UTAMA.CmdKeluar.Height = 500 UTAMA.CmdBantuan.Height = 500 UTAMA.CmdAbout.Height = 500 UTAMA.Cmdkonsul.Top = 120 UTAMA.CmdBantuan.Top = 800 UTAMA.CmdAbout.Top = 1500 UTAMA.CmdKeluar.Top = 2200 UTAMA.CmdKeluar.Caption = "&KELUAR" UTAMA.Cmdkonsul.Enabled = True 'tampilkan akses pengguna UTAMA.CmdAbout.Visible = True UTAMA.CmdBantuan.Visible = True End Sub
‘Next>>> Sintak atau kode tersebut merupaka hasil dari penelitian yang telah diuji cobakan kedalam sistem. Dimana kode tersebut merupakan tampilan antar muka pertama yaitu pilihan akses yang akan digunakan.
Kode Hasil Konsultasi Private Sub CmdDetail_Click() If AdoSKT.Recordset.RecordCount = 0 Then Exit Sub Else FrmDetail.Show End If End Sub Private Sub CmdTutup_Click() Unload Me End Sub Private Sub DataGrid1_RowColChange(LastRow As Variant, ByVal LastCol As Integer) Call IsiDarah End Sub Private Sub Form_Activate() UTAMA.CMDLOGIN.Enabled = False End Sub Private Sub Form_Load() Me.Top = 50 Me.Left = 50 FrmDiagnosa.HslDiagnosa AdoSKT.ConnectionString = CnKonek AdoSKT.RecordSource = "SELECT * FROM Tdarah WHERE kd_darah IN ('" & HasilDarah & "')" AdoSKT.Refresh Call IsiDarah End Sub Private Sub Form_Unload(Cancel As Integer) UTAMA.CMDLOGIN.Enabled = True Gejala_Terpilih = "" HasilDarah = "" End Sub Sub IsiDarah() With AdoSKT.Recordset If .RecordCount > 0 Then TxtKode.Text = !kd_darah TxtDeskripsi.Text = !deskripsi ElseIf .RecordCount = 0 Then Exit Sub End If End With End Sub
Kode tersebut merupakan hasil dari proses yang dilakukan sedemikian rupa sehingga menghasilkan info yang didapat dari si pengguna. Uji coba dalam sistem kali ini bekerja lebih efisien dan tepat guna. Karena untuk melihat semua proses dapat terlihat pada implementasi program berikutnya.
4.3 Uji Coba Program Berkaitan dengan uji coba sistem diatas dimana ketika kode pilihan program dijalankan maka akan ditampilkan antar muka untuk memilih apakah pengguna sebagai pemakai awam atau pemakai pakar.
Gambar Pilihan Akses Pada proses selanjutnya, jika kita memilih akses pengguna maka program hanya menampilkan beberapa hak akses sesuai dengan yang dibutuhkan. Disana hanya terdapat beberapa tombol seperti Konsultasi, Pertolongan, Tentang, dan Keluar.
Gambar Tampilan Menu Pengguna Awam Sedangkan untuk pilihan pengguna pakar maka akan diberi akses yang lebih banyak. Seperti pemberian akses data aturan maupun data pengetahuan. Selain itu juga terdapat akses pengolahan data baru bagi pakar yang disertai password dan username.
Gambar Tampilan Menu Pengguna Pakar 4.4 Pengujian Konsultasi Pada bagian ini baik sebagai pengguna awam maupun pakar dapat melakukan atau memproses data yang telah berinteraksi dengan program. Pada tamilan ini sang pengguna ditawarkan daftar gejala yang tersedia oleh sistem. Fasilitas ini nantinya ketika diproses akan menampilkan 3 langkah selanjutnya yaitu tampilan diagnosa, tampilan hasil diagnosa, tampilan detail kesimpulan
Gambar Tampilan Daftar Gejala
Gambar Tampilan Diagnosa
Gambar Tampilan Hasil Diagnosa
Gambar Tampilan Detail Kesimpulan Apabila sudah sesuai langkah-langkahnya dan ingin kembali ke tampilan sebelumnya maka program ini juga menyediakan tombol untuk mengakses ke tampilan awal pengguna ataupun tampilan pilihan akses diawal pembahasan uji program. Setelah proses semua dijalankan dengan sempurna dan sesuai harapan pengguna maka sistem ini telah dikatakan berhasil dan layak untuk digunakan selanjutnya. Untuk itu pengembangan selanjutnya adalah merawat dan memelihara program ini sebaik mungkin. 4.5 Pemeliharaan Sistem Semua
sistem
informasi
sewaktu-waktu
akan
berubah
seiring
dengan
perkembangan jaman. Begitu pula halnya dengan program aplikasi system pakar yang terus kian berkembang pesat, untuk itu pemeliharaan sistem dilakukan guna menjaga dan mengembangkan sistem menjadi lebih baik lagi. Sistem perlu dipelihara karena beberapa hal, yaitu: a). Sistem memiliki kesalahan yang dulunya terdeteksi, sehingga kesalahankesalahan sistem perlu diperbaiki. b). Sistem mengalami perubahan-perubahan karena permintaan baru dari pemakai sistem. c). Sistem mengalami perubahan karena lingkungan luar. d). Sistem perlu ditingkatkan.
Pemeliharaan sistem memang perlu dilakukan karena untuk menjaga agar sistem pakar ini dapat berjalan tanpa adanya gangguan. Pemeliharaan sistem dapat dikelompokan menjadi 4 jenis:
Pemeliharaan Korektif Pemeliharaan ini mengoreksi kesalahan-kesalahan pada saat sistem sedang berjalan. Untuk itu sebelum digunakan hasil akhir dari program tersebut lebih baik dibaca dengan teliti setiap detail kesimpulan dari hasil konsultasi pada aplikasi sistem pakar haid ini.
Pemeliharaan Adaptif Pemeliharaan yang dilakukan untuk menyesuaikan perubahan dalam lingkungan data baru dan memenuhi persyaratan pemakai baru. Jika terdapat data baru dan sesuai dengan persyaratan baik itu dari pengembangan sistem pakar maupun ilmu haid itu sendiri.
Pemeliharaan Prefektif Melakukan pemeliharaan dengan meningkatkan aplikasi program tersebut menjadi lebih sempurna. Dalam hal ini sistem pakar haid bisa direkayasa ulang atau restrukturisasi perangkat lunak, penulisan ulang dokumentasi dan pengembangan efisiensi pengoprasian program.
Pemeliharaan Preventif Kontroling terhadap kesalahan yang bersifat periodik, karena terkadang seringkali menemukan cacat yang bukan kesalahan sebenarnya. Dalam hal ini aplikasi sistem pakar haid harus sesering mungkin dicoba pada perangkat yang lain atau komputer lain guna mencegah kesalahan tersebut.
5.
Kesimpulan Berdasarkan proses evaluasi dari program aplikasi yang telah diuraikan pada
bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulannya yaitu: 1. Siklus bulanan yang selalu dihadapi kaum muslimah dan gejala-gejalanya dapat dibentuk menjadi basis pengetahuan dalam kaidah produksi (if then) 2. Sebuah sistem dapat bekerja apabila telah terbebas dari kesalahan-kesalahan universal 3. Program aplikasi ini merupakan alternative lain bagi pemakai sebagai panduan dalam mendiagnosa darah haid, istihadoh dan nifas 4. Data-data pada aplikasi ini dapat ditambah ataupun diperbaharui jika ditemukan data yang baru
5. Program aplikasi ini lebih cepat memberi informasi kepada pemakai yang membutuhkan informasi tentang darah haid, istihadoh dan nifas. 6.
Daftar Pustaka
Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Andi. Tim Penerbit Andi. 2003. Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic. Yogyakarta: Penerbit andi. Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta: Penerbit Andi. Ardani, Muhammad. 1998. Risalah Haidl, Nifas, dan Istihadoh Lengkap. Surabaya: Al-Miftah. Sunarto, Achmad. 1987. Haidl dan Masalahnya. Surabaya: Mutiara ilmu. Bilqisti, Aqis. 2005. Wanita Dalam Naungan Islam. Surabaya: Bintang Usaha Jaya. Tim Madcoms dan Penerbit Andi. 2005. Panduan Aplikasi Pemrograman database dengan menggunakan visual basic 6.0 dan crystal report. Yogyakarta: Penerbit Andi Dan Madcoms.