Sistem Manajemen Maintenance
Pembukaan Yang dimaksud dengan manajemen maintenance modern bukan memperbaiki mesin rusak secara cepat. Manajemen maintenance modern bertujuan untuk menjaga mesin berjalan dengan kapasitas tinggi,kualitas terjamin, dan dengan biaya rendah
• Dalam usaha untuk mempertahankan mutu dan meningkatkan produktifitas, salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah masalah perawatan (maintenance) fasilitas produksi. Fasilitas produksi disini berupa komponen mesin yang harus dipertahankan agar kondisinya sama dengan ketika masih baru, atau setidaknya berada dalam kondisi yang wajar untuk melakukan operasi. Mesin merupakan komponen utama dalam proses produksi. Apabila suatu mesin mengalami kerusakan/breakdown, maka proses produksi juga akan terpengaruh, dan akan berakibat pada gagalnya menghasilkan produk. Paling fatal adalah jika mesin tidak bisa berfungsi, maka proses produksi tidak akan bisa berjalan.
• Oleh karena itu, untuk mendapatkan mesin yang dapat terjaga keterhandalannya dibutuhkan suatu konsep yang baik. • Total Productive Maintenance (TPM) merupakan sebuah konsep yang baik untuk merealisasikan hal tersebut. Dikarenakan konsep tersebut selain melibatkan semua personil dalam perusahaan juga bertujuan untuk merawat semua fasilitas produksi/ performance maintenance yang dimiliki perusahaan.
Total Productive Maintenance mempunyai tiga pengertian yang dikaitkan pada tiga hal penting dari TPM : a. Total Effectiveness, menunjukkan bahwa TPM bertujuan untuk efisiensi ekonomi - efektifitas dari peralatan/mesin secara keseluruhan- dan mencapai keuntungan. b. Total Participation, semua orang ikut terlibat, bertanggung jawab dan menjaga semua fasilitas yang ada dalam pelaksanaan TPM (dari operator sampai top management). c. Total Maintenance System, pelaksanaan perawatan dan peningkatan efektifitas dari fasiitas dan kesatuan operasi produksi. Meliputi maintenance prevention, maintainability improvement, dan preventive maintenance.
TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)
Sasaran TPM adalah Zero ABCD, yaitu antara lain : 1. Accident, yang artinya dengan penerapan TPM yang baik maka diharapkan dapat meminimalisasi adanya kecelakaan kerja. 2. Breakdown, artinya TPM mempunyai sasaran agar tidak terjadi adanya kerusakan (breakdown), sebab dengan adanya breakdown dapat mengganggu aktivitas proses produksi. 3. Crisis, yaitu TPM bertujuan untuk mengurangi semua krisis yang terjadi yang jelas-jelas sangat merugikan perusahaan. 4. Defect, artinya TPM juga mempunyai sasaran untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan segala cacat produk yang terjadi sehingga produk yang dinikmati oleh konsumen sangat terjamin kualitasnya.
Performance maintenance terdiri dari 3 bagian : 1. Reliability adalah kemungkinan (probabilitas) dimana peralatan dapat beroperasi dibawah keadaan normal dengan baik. Mean Time Between Failure (MTBF) adalah rata – rata waktu suatu mesin dapat dioperasikan sebelum terjadinya kerusakan. MTBF ini dirumuskan sebagai hasil bagi dari total waktu pengoperasian mesin dibagi dengan jumlah/frekuensi kegagalan pengoperasian mesin karena breakdown. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Total Operation Time MTBF = --------------------------------Frekuensi Breakdown
2. Maintainability adalah suatu usaha dan biaya untuk melakukan perawatan (pemeliharaan). Suatu pengukuran dari maintainability adalah Mean Time To Repair (MTTR), tingginya MTTR mengindikasikan rendahnya maintainability. Dimana MTTR merupakan indikator kemampuan (skill) dari operator maintenance mesin dalam menangani atau mengatasi setiap masalah kerusakan.
Breakdown Time MTTR = ---------------------------Frequensi Breakdown Dimana Breakdown Time adalah termasuk waktu menunggu untuk repair, waktu yang terbuang untuk melakukan repair, waktu yang terbuang untuk melakukan pengetesan dan mendapatkan peralatan yang siap untuk mulai beroperasi.
3. Availability adalah proporsi dari waktu peralatan/mesin yang sebenarnya tersedia untuk melakukan suatu pekerjaan dengan waktu yang ditargetkan seharusnya tersedia untuk melakukan suatu pekerjaan. Atau dengan definisi lain bahwa availability adalah ratio untuk melihat line stop ditinjau dari aspek breakdown saja. Satu pengukuran dari availability (A) adalah : Total Operational Time
A = ------------------------------ x 100 % Loading Time
Klasifikasi maintenance dibagi menjadi 3 bagian: 1. Corrective maintenance (repair) Meliputi semua kegiatan untuk memperbaiki(repair) sebuah kerusakan pada mesin
2. Preventive maintenance (PM) Semua pekerjaan perawatan yang terencana untuk mencegah kerusakan mesin sebelum terjadi breakdown / interupsi di produksi
3. Improvement maintenance (workshop) Modifikasi mesin sehingga kondisinya meningkat. Improvement maintenance meliputi pekerjaan yang hanya dilakukan sekali. Tujuan dari improvement maintenance adalah untuk menghilangkan kemungkinan penyebab rusak, sehingga kerusakan tersebut tidak terulang lagi.
Corrective Maintenance
Tidak Terencana
• Breakdown (mesin tdk dapat digunakan / downtime) • Perbaikan darurat • Mendesak • Kemungkinan parts tidak tersedia • Tidak dapat dikendalikan • Biaya tinggi (lembur, urgent • request parts, dll) • Anda dikendalikan oleh mesin
Terencana
• Terencana • Dipersiapkan dengan baik • Parts sudah dipersiapkan • Dapat dikendalikan • Biaya rendah • Anda mengendalikan mesin
Bagaimana caranya supaya repair tak terencana menjadi terencana? Salah satu tujuan pekerjaan maintenance adalah untuk menjadikannya terencana Dengan begitu akan menurunkan downtime mesin dan menurunkan biaya langsung maintenance serta keuntungan lainnya. Beban kerja divisi repair akan turun secara instan dan kualitas pekerjaan meningkat Gunakan Condition Based Monitoring dan Fixed Time Maintenance
Preventive Maintenance
Tidak Langsung (Condition Based Maintenance)
• Deteksi awal kerusakan mesin • Suara abnormal mesin • Motor trip (overcurrent), dll
Langsung (Fixed Time Maintenance)
• Terjadwal dan rutin • Pembersihan • Pelumasan • Penggantian parts rutin, dll
Fixed Time Maintenance (1) Dengan maintenance terjadwal, terjadi evolusi pekerjaan dari Reaktif ke Proaktif. Termasuk staff maintenance terlatih membantu untuk mengajari operator untuk merawat/menggunakan mesin dengan baik. Tujuan: – Menjaga tingkat ketersediaan mesin – Optimum maintenance cost – Mengurangi inventori spareparts – Menjaga kapasitas optimum mesin
Fixed Time Maintenance (2) Steps : • Evaluasi mesin dan pencatatan kondisi saat ini • Perbaiki kerusakan/kekurangan mesin • Bangun sistem manajemen informasi kondisi mesin • Persiapkan rencana kerja rutin, tentukan mesin, parts, dan pelaksana • Bangun kemampuan untuk prediksi gejala awal • kerusakan mesin (abnormal sound, vibration, trip, temperatur motor, dll) • Evaluasi maintenance terjadwal
THE BASIC MAINTENANCE CYCLE
PLANNING
ANALYSIS
PERFORMANCE
RECORDING
Preventive Maintenance Langkah kerja Preventive Maintenance: Rencana kerja harian, mingguan, dan bulanan, meliputi: pelumasan, pembersihan, penggantian parts, dll Rencana kebutuhan consumable goods (misal: grease) dan parts pengganti (misal:bearing)
Secara umum, fungsi dasar yang wajib dimiliki oleh Maintenance Management System adalah: 1. Preventive maintenance 2. Pendataan kondisi mesin dan catatan kerusakan (historical record) 3. Inventory and spare parts control system, Purchasing system 4. Penyimpanan dokumen/arsip 5. Perencanaan untuk perawatan dan perintah kerja rutin 6. Analisis teknis/ekonomis untuk riwayat pabrik, 7. maintenance dan ketersediaan mesin