i
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH --Yogyakarta: LeutikaPrio, 2016 vi + 144 hlm ; 16,5x25 cm Cetakan Pertama, Maret 2016 Penulis Desain Sampul Tata Letak
: 1. Dr. Arifuddin, SE,M.Si, Ak, CA 2. Syarifuddin, SE, M.S.Ak, Ak, CA : Cynthia Maharani : Iwan Winata Aji Jl. Wiratama No. 50, Tegalrejo, Yogyakarta, 55244 Telp. (0274) 625088 www.leutikaprio.com email:
[email protected]
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin dari penerbit. ISBN 978-602-371-210-6 Dicetak oleh PT Leutika Nouvalitera Isi di luar tanggung jawab percetakan.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas perkenaanNya, Buku Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor.71 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 akhirnya dapat diselesaikan dengan baik oleh penyusun. Salah satu tujuan penyusunan buku ini adalah menambah khasanah bacaan para penyusun Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah di Provinsi/ Kabupaten/Kota dalam hal menyusun Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah. Isi buku ini adalah bahan untuk menyusun Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah. Cakupan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah berisikan sistem akuntansi piutang, sistem akuntansi persediaan, sistem akuntansi aset tetap, sistem akuntansi penyusutan, sistem akuntansi aset lainnya. Selain itu buku ini berisikan sistem akuntansi pendapatan, sistem akuntansi beban dan belanja, sistem akuntansi kewajiban, sistem akuntansi koreksi kesalahan dan sistem akuntansi penyajian kembali Neraca (Restatement) Kandungan se ap sistem akuntansi terdiri dari gambaran umum tentang sistem yang dibahas, kemudian definisi, klasifikasi, sistem akuntansi, pihak pihak terkait, dokumen yang digunakan serta jurnal standar. Manfaat dari buku ini diharapkan menjadi salah satu bahan dalam rangka penyusunan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 tahun 2013 .Disamping itu buku ini diharapkan juga dapat berfungsi sebagai pedoman dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi terkait pengelolaan keuangan Pemerintah Daerah berdasarkan peraturan dan ketentuan terbaru. Akhir kata, semoga buku ini dapat memberikan manfaat
iii
sesuai dengan yang diharapkan. Penyusun mengharapkan saran dan kri k yang membangun dari para pembaca dan pengguna buku ini. Penyusun tak lupa pula untuk menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung dan dak langsung dalam penyelesaian buku ini.
Makassar, 5 Maret 2016 Penulis
iv
DAFTAR ISI
SISTEM AKUNTANSI PIUTANG ....................................................................... 1 A. UMUM ..................................................................................................... 1 B. PIHAK PIHAK YANG TERKAIT .................................................................... 2 C. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN................................................................. 3 D. SISTEM AKUNTANSI PIUTANG ................................................................. 4 SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN ................................................................. 9 A. UMUM ..................................................................................................... 9 B. PIHAK –PIHAK YANG TERKAIT ................................................................ 10 C. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN............................................................... 11 D. SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN .......................................................... 11 SISTEM AKUNTANSI ASET TETAP ................................................................. 21 A. UMUM ................................................................................................... 21 B. PIHAK–PIHAK YANG TERKAIT ................................................................. 23 C. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN............................................................... 23 D. SISTEM AKUNTANSI ASET TETAP ............................................................ 24 SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN .............................................................. 35 A. UMUM ................................................................................................... 35 B. PIHAK –PIHAK YANG TERKAIT ................................................................ 36 C. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN............................................................... 36 D. SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ......................................................... 36
v
SISTEM AKUNTANSI ASET LAINNYA ............................................................. 41 A. UMUM ................................................................................................... 41 B. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT ................................................................. 42 C. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN............................................................... 44 D. SISTEM AKUNTANSI ASET LAINNYA ........................................................ 45 SISTEM AKUNTANSI PENDAPATAN ............................................................. 59 A. UMUM ................................................................................................... 59 B. PIHAK PIHAK YANG TERKAIT .................................................................. 60 C. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN............................................................... 62 D. SISTEM AKUNTANSI PENDAPATAN ......................................................... 64 SISTEM AKUNTANSI BEBAN & BELANJA ...................................................... 85 A. UMUM ................................................................................................... 85 B. PIHAK PIHAK YANG TERKAIT .................................................................. 89 C. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN............................................................... 90 D. SISTEM AKUNTANSI BEBAN & BELANJA ................................................. 91 SISTEM AKUNTANSI KEWAJIBAN ............................................................... 109 A. UMUM ................................................................................................. 109 B. PIHAK PIHAK YANG TERKAIT ................................................................ 111 C. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN............................................................. 112 D. SISTEM AKUNTANSI KEWAJIBAN .......................................................... 113 SISTEM AKUNTANSI KOREKSI KESALAHAN................................................ 119 A. UMUM ................................................................................................. 119 B. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT ................................................................ 121 C. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN............................................................. 121 D. SISTEM AKUNTANSI KOREKSI KESALAHAN ........................................... 121 SISTEM AKUNTANSI PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA ....... 133 A. UMUM ................................................................................................. 133 B. PIHAK PIHAK YANG TERKAIT ................................................................ 134 C. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN............................................................. 135 D. SISTEM AKUNTANSI PENYAJIAN KEMBALI NERACA.............................. 135
vi
SISTEM AKUNTANSI PIUTANG
A. UMUM 1. Definisi Piutang adalah hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari en tas lain termasuk wajib pajak/bayar atas kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Piutang adalah manfaat masa depan yang diakui pada saat ini. Aset berupa piutang di Neraca harus terjaga agar nilainya sama dengan nilai bersih yang dapat direalisasi (net realizable value). Alat untuk menyesuaikan adalah dengan melakukan penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan piutang tak tertagih adalah taksiran nilai piutang yang kemungkinan dak dapat diterima pembayarannya dimasa akan datang dari seseorang dan/atau korporasi dan/atau en tas lain. Nilai penyisihan piutang tak tertagih dak bersifat akumula f tetapi diterapkan se ap akhir periode anggaran sesuai perkembangan kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang untuk penyisihan piutang tak tertagih dihitung berdasarkan kualitas umur piutang, jenis/ karakteris k piutang, dan diterapkan dengan melakukan modifikasi tertentu tergantung kondisi darid ebitornya Mekanis meperhitungan dan penyisihan saldo piutang yang mungkin dak dapat ditagih, merupakan upaya untuk menilai kualitas piutang.
1
2. Klasifikasi Klasifikasi Piutang Pajak Daerah Piutang Retribusi Piutang Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Piutang Lain-lain PAD yang Sah Piutang Transfer PemerintahPusat Piutang Transfer PemerintahLainnya Piutang Transfer Pemerintah Daerah Lainnya Piutang Pendapatan Lainnya Bagian Lancar Tagihan Jangka Panjang Bagian Lancar Tagihan Pinjaman Jangka Panjang kepada En tas Lainnya Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Bagian lancar Tuntutan Gan Kerugian Daerah UangMuka
B. PIHAK PIHAK YANG TERKAIT 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pihakpihak yang terkait dalam system akuntansi piutang antara lain Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) dan Bendahara Penerimaan SKPD. a. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) Dalam system akuntansi piutang, PPK-SKPD melaksanakan fungsi akuntansi SKPD,memiliki tugas sebagai berikut: 1) Mencatat transaksi/kejadian piutang berdasarkan buk buk transaksi yang sah dan valid keBuku Jurnal LRA dan Buku Jurnal LO dan Neraca. 2) melakukan pos ng jurnal-jurnal transaksi/kejadian pendapatan LO dan pendapatan LRA kedalam Buku Besar masing-masing rekening. 3) Menyusun Laporan Keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan keuangan. b. Bendahara Penerimaan SKPD. 1) mencatat dan membukukan semua penerimaan kedalam buku kas penerimaan SKPD. 2) membuat SPJ atas pendapatan.
2
2. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD-PPKD) Pihak-pihak yang terkait dalam system akuntansi piutang antara lain Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD) dan Bendahara Penerimaan PPKD. a. Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD)Dalam system akuntansi piutang, PPK-PPKD melaksanakan fungsi akuntansi PPKD, memiliki tugas sebagai berikut: 1) Mencatat transaksi/kejadian piutang berdasarkan buk buk transaksi yang sah dan valid ke Buku Jurnal LRA dan Buku Jurnal LO danNeraca. 2) melakukan pos ng jurnal jurnal transaksi/kejadian pendapatan LO dan pendapatan LRA kedalam Buku Besar masing masing rekening. 3) Menyusun Laporan Keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), LaporanPerubahan SAL (LP SAL), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Laporan Arus Kas (LAK), Neraca dan Catatan atas Laporan keuangan. b. Bendahara Penerimaan PPKD 1) Mencatat dan membukukan semua penerimaan kedalam buku kas penerimaan PPKD; 2) membuat SPJ atas pendapatan.
C. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Uraian Piutang Retribusi
Dokumen SKR Daerah/Dokumen yang dipersamakan
2. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD-PPKD) Uraian
Dokumen
PiutangPajak Daerah
SKP Daerah/SKPDKB/Dokumen yang dipersamakan
PiutangHasilPengelolaanKekayaan Daerah yang Dipisahkan
Hasil RUPS/Dokumen yang dipersamakan
Piutang Lain-lain PAD yang sah: JasaGiro/Bungadeposito
Nota Kredit/ser fikatdeposito/dokumen yang dipersamakan
TuntutanGan kerugiandaerah
SK Pembebanan/SKP2K/SKTJM/ Dokumen yang dipersamakan
3
Uraian
Dokumen KeputusanPengadilan/Dokumen yang dipersamakan
PiutangHasilEksekusiatasJaminan Piutang Transfer PemerintahPusat : BagiHasilPajak
Perpres
Bukanhasilpajak
Perpres
DAU
Perpres
DAK
Perpres
Bukanhasilpajak
Perpres
Piutang Transfer PemerintahLainnya: Dana Otsus
Perpres
Dana Penyesuaian
Perpres
Piutang Dana BosKurangSalur
KeputusanKepala Daerah/PMK/Dokumen yang dipersamakan
Piutang Transfer Pemerintah Daerah Lainnya BagiHasilPajak
KeputusanKepala Daerah/Dokumen yang dipersamakan
BantuanKeuangan
KeputusanKepala Daerah/Dokumen yang dipersamakan
PiutangPendapatanLainnya
Dokumen yang dipersamakan
BagianLancarTagihanJangkaPanjang
SuratkeputusanKepala Daerah/Dokumen yang dipersamakan
BagianLancar Tagihan Pinjaman Jangka Panjang kepada En tas Lainnya
SuratKeputusanKepala Daerah/Dokumen yang dipersamakan
BagianLancarTagihanPenjualanAngsuran
Kontrak/ PerjanjianPenjualansecaraanggsuran/ Dokumen yang dipersamakan
BagianlancarTuntutanGan Kerugian Daerah
SuratKeputusanPembebanankerugian/ Dokumen yang dipersamakan
UangMuka
SP2D/Nota Debet/Dokumen yang dipersamakan
D. SISTEM AKUNTANSI PIUTANG Jurnal Standar dan Ilustrasi 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pada saat Diterbitkan SKR Daerah atau SKP Daerah oleh SKPD maka jurnal standar: Jurnal LO dan Neraca
4
Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Piutang ….
XXX
XXX
Pendapatan …. LO
Kredit
XXX
Jika Wajib Retribusi melakukan pembayaran maka jurnal standar: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Kasdi Bendahara Penerimaan
XXX
XXX
Piutang ….
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Perubahan SAL
XXX
XXX
Pendapatan … LRA
Kredit
XXX
Apabila Wajib Retribusi menyetor langsung ke kas daerah pada Bank yang ditunjuk, maka pada saat diterima Nota Kredit dari bank, jurnal standar: Jurnal LO danNeraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
RK PPKD
XXX
XXX
Pendapatan …. LO
Uraian
Debit XXX
Kredit
XXX
JurnalLRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
XXX
Perubahan SAL
XXX
Pendapatan… LRA
Kredit
XXX
Pada saat diterima Nota Kredit dari bank untuk pembayaran yang bersumber dari piutang maka jurnal standar: Jurnal LO danNeraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
RK PPKD
XXX
XXX
Piutang …. LO
Kredit
XXX
5
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Perubahan SAL
XXX
XXX
Pendapatan … LRA
Kredit
XXX
2. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD-PPKD) a. Melakukan rekonsiliasi terhadap dokumen penetapan yang belum diterima pembayarannya : Pada akhir tahun, PPK-PPKD melakukan inventarisasi atas dokumen penetapan Pendapatan-LO yang belum diterima pembayarannya. Terhadap dokumen penetapan tersebut, PPKPPKD mencatat pengakuan Pendapatan-LO dan Piutang sebagai jurnal penyesuaian. Di awal tahun berikutnya, PPK- PPKD melakukan jurnal balik atas jurnal penyesuaian pendapatan yang dilakukan diakhir tahun untuk menghindari duplikasi pencatatan Pendapatan-LO. Jurnal LO danNeraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Piutang ….
XXX
XXX
Pendapatan …. LO
Kredit
XXX
Mencatat penerimaan kas atas pendapatan LO yang sudah diakui tahun sebelumnya. Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Pendapatan …. LO
XXX
XXX
Piutang ….
Kredit
XXX
Telah diterima Nota Kredit dari bank/buk tanda terima pembayaran/buk penerimaan kas/dokumen yang dipersamakan dimana terjadi pemindahbukuan ke kas daerah, oleh itu bendahara penerimaan akan mencatat sebagai penerimaan kas untuk pelunasan piutang maka fungsi akuntansi melakukan jurnal standar:
6
Jurnal LO danNeraca Tanggal
Nomor Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Kas di Kas Daerah
XXX
XXX
Piutang ….
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Perubahan SAL
XXX
XXX
Pendapatan … LRA
Kredit
XXX
b. Pengakuan Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang yang jatuh tempo pada periode akuntansi berikutnya. Se ap akhir periode akuntansi PPK-PPKD berdasarkan buk memorial melakukan reklasifikasi Piutang Jangka Panjang ke Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang, yaitu piutang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun ke depan. Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Bagian Lancar Tagihan…
XXX
XXX
Tagihan Jangka Panjang…
Kredit
XXX
c. Menetapkan umur piutang sebagai dasar ngkat kolektabilitas piutang (aging schedule) Berdasarkan buku piutang, PPK-PPKD membuat buk memorial atas jumlah piutang yang tak tertagih. Berdasar buk memorial tersebut, PPK-PPKD mencatat pengakuan Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih dan pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih.
7
Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Beban Penyisihan Piutang…
XXX
XXX
PenyisihanPiutang…
Kredit
XXX
d. Mencatat Penghapusbukuan dan Penghapustagihan Piutang Berdasarkan keputusan Kepala Daerah terkait penghapusbukuan dan penghapustagihan piutang, maka PPK-PPKD akan mencatat penghapusbukuan piutang dengan mengurangkan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih dan Piutang, sedangkan untuk penghapustagihan piutang PPK dak melakukan pencatatan ke dalam jurnal. Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Penyisihan Piutang…
XXX
XXX
Beban Penyisihan Piutang…
XXX
XXX
Piutang…
Kredit
XXX
Untuk Piutang yang penyisihan piutangnya telah seluruhnya disisihkan : Jurnal LO dan Neraca
8
Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Penyisihan Piutang…
XXX
XXX
Piutang…
Kredit
XXX
SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN
A. UMUM 1. Definisi Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/ atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. 2. Klasifikasi Suatu aset dapat diklasifikasikan sebagai persediaan manakala aset tersebut memenuhi salah satu kriteria yang disebutkan dalam PSAP Nomor 05, yaitu: a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan operasional pemerintah. Termasuk dalam kelompok ini adalah barang pakai habis seper alat tulis kantor, barang tak pakai habis seper komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seper komponen bekas; b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akandigunakan dalam proses produksi. Persediaan dalam kelompok ini melipu bahan yang digunakan dalam proses produksi seper bahan baku pembuatan alat-alat pertanian, dan lain-lain; c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat. Contoh persediaan yang termasuk dalam kelompok ini adalah alat-alat pertanian setengah jadi; d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka kegiatan pemerintahan. Contohnya adalah hewan/tanaman.
9
Dalam Bagan Akun Standar Permendagri Nomor 64 Tahun 2013, persediaan diklasifikasikan sebagai berikut:
Persediaan Alat Tulis Kantor Persediaan Dokumen/Administrasi Tender Persediaan Alat Listrik dan Elektronik (lampu pijar, ba ery kering) Persediaan Bahan Pakai Habis
Persediaan Perangko, Materai dan Benda Pos Lainnya Persediaan Peralatan Kebersihan dan Bahan Pembersih Persediaan Bahan Bakar Minyak/Gas Persediaan Isi Tabung Pemadam Kebakaran Persediaan Isi Tabung Gas Persediaan Bahan Baku Bangunan Persediaan Bahan/Bibit Tanaman
Persediaan Bahan/Material
Persediaan Bibit Ternak Persediaan Bahan Obat-Obatan Persediaan Bahan Kimia Persediaan Bahan Makanan Pokok
Persediaan Barang Lainnya
Persediaan Barang yang akan Diberikan Kepada Pihak Ke ga
B. PIHAK –PIHAK YANG TERKAIT Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi persediaan antara lain adalah: 1. Pengurus Barang atau Penyimpan Barang Dalam sistem akuntansi persediaan, pengurus barang/penyimpan barang bertugas untuk menyiapkan dan menyampaikan dokumendokumen atas pengelolaan persediaan. 2. Bendahara Pengeluaran Dalam sistem akuntansi persediaan,bendahara pengeluaran bertugas untuk menyiapkan dan menyampaikan dokumen-dokumen atas transaksi tunai yang berkaitan dengan persediaan. 3. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Dalam sistem akuntansi persediaan,pejabat pelaksana teknis kegiatan bertugas untuk menyiapkan dokumen atas beban pengeluaran pelaksanaan pengadaan persediaan. 4. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD Dalam sistem akuntansi persediaan,pejabat penatausahaan keuangan SKPD bertugas untuk melakukan proses akuntansi persediaan yang dimulai dari jurnal hingga penyajian laporan keuangan SKPD.
10
C. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi persediaan antara lain adalah: 1. BukƟ Belanja Persediaan Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk melakukan jurnal pengakuan beban persediaan dan belanja persediaan dengan cara pembayaran UP. 2. Berita Acara Serah Terima Barang Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk melakukan jurnal atas pengakuan persediaan atau beban persediaan. 3. Berita Acara Pemeriksaan Persediaan Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk melakukan jurnal penyesuaian untuk pengakuan beban persediaan setelah dilakukannya stock opname. 4. SP2D LS atau SP2D UP/GU/TU Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk melakukan pembayaran.
D. SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN Jurnal Standard an Ilustrasi 1. Pencatatan Persediaan dengan Metode Periodik a. Pada awal tahun Berdasar Buk Memorial, PPK-SKPD mencatat pengakuan Persediaan awal pada neraca. b. Pada saat pembelian Pembelian persediaan dapat dilakukan dengan menggunakan UP (Uang Persediaan) atau GU (Gan Uang) atau TU (Tambah Uang) maupun LS (Langsung). SKPD melakukan pembelian persediaan dimana barang yang akan dibeli untuk digunakan sepanjang tahun atau sifatnya berjaga jaga dan berdasarkan bukƟ Berita Acara Penerimaan Barang pada saat bersamaan dialkukan pembayaran dengan menggunakan metode UP sebagai dasar pengakuan persediaan. PPK SKPD akan mencatat jurnal: Jurnal LO dan Neraca
11
Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
XXX
Persediaan …
XXX
XXX
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Belanja Persediaan …
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Jika SKPD melakukan pembelian persediaan tanpa melakukan pembayaran pada saat barang tersebut diterima dimana barang tersebut akan digunakan sepanjang tahun atau sifatnya berjaga jaga, pengakuan persediaan dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima Barang dan belum dilakukan pembayaran. Berita Acara Serah Terima Barang tersebut menjadi dasar bagi PPK-SKPD untuk menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Persediaan …
XXX
XXX
Utang Belanja Barang dan Jasa
Kredit
XXX
Dilakukan pembayaran persediaan dengan menggunakan SP2D LS, maka PPK-SKPD akan menghapus utang belanja dengan menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
12
Uraian
Debit
XXX
Utang Belanja Barang dan Jasa
XXX
XXX
RK PPKD
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Belanja Persediaan …
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Dilakukan pembayaran persediaan dengan menggunakan SP2D UP/GU/TU, maka PPK-SKPD akan menghapus utang belanja dengan menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
XXX
Utang Belanja Barang dan Jasa
XXX
XXX
Kas Bendahara Pengeluaran
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Belanja Persediaan …
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Jika SKPD melakukan pembelian persediaan tanpa melakukan pembayaran terlebih dahulu pada saat barang tersebut diterima dimana barang tersebut akan digunakan secepatnya atau dikonsumsi segera, pengakuan persediaan dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima Barang. Berita Acara Serah Terima Barang tersebut menjadi dasar bagi PPK-SKPD untuk menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
XXX
Beban Persediaan …
XXX
XXX
Utang Belanja Barang dan Jasa
Kredit
XXX
13
Dilakukan pembayaran persediaan dengan menggunakan SP2D LS, maka PPK-SKPD akan menghapus utang belanja dengan menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Utang Belanja Barang dan Jasa
XXX
XXX
RK PPKD
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Belanja Persediaan …
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Dilakukan pembayaran persediaan dengan menggunakan SP2D UP/GU/TU, maka PPK-SKPD akan menghapus utang belanja dengan menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Utang Belanja Barang dan Jasa
XXX
XXX
Kas Bendahara Pengeluaran
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Belanja Persediaan …
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
c. Pada akhir periode (bulanan, triwulanan, semesteran), sebelum menyusun laporan keuangan, bagian gudang akan melakukan stock opname untuk mengetahui sisa persediaan yang dimiliki. Berdasarkan berita acara hasil perhitungan persediaan akhir tahun (stock opname), PPK-SKPD akan menjurnal sebagai berikut:
14
Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Beban Persediaan …
XXX*
XXX
Persediaan …
Kredit
XXX
*Sebesar persediaan yang dipakai 2. Pencatatan Persediaan dengan Metode Perpetual a. Di awal tahun dak dilakukan penjurnalan b. Pada saat pembelian Pembelian persediaan dapat dilakukan dengan menggunakan UP (Uang Persediaan) atau GU (Gan Uang) atau TU (Tambah Uang) maupun LS (Langsung). SKPD melakukan pembelian persediaan dimana barang yang akan dibeli untuk digunakan sepanjang tahun atau sifatnya berjaga jaga dan berdasarkan bukƟ Berita Acara Penerimaan Barang pada saat bersamaan dialkukan pembayaran dengan menggunakan metode UP sebagai dasar pengakuan persediaan. PPK SKPD akan mencatat jurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
XXX
Persediaan …
XXX
XXX
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Belanja Persediaan …
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Jika SKPD melakukan pembelian persediaan tanpa melakukan pembayaran pada saat barang tersebut diterima dimana barang tersebut akan digunakan sepanjang tahun atau sifatnya berjaga jaga, pengakuan persediaan dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima Barang dan belum dilakukan pembayaran.
15
Berita Acara Serah Terima Barang tersebut menjadi dasar bagi PPK-SKPD untuk menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Persediaan …
XXX
XXX
Utang Belanja Barang dan Jasa
Kredit
XXX
Dilakukan pembayaran persediaan dengan menggunakan SP2D LS, maka PPK-SKPD akan menghapus utang belanja dengan menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
XXX
Utang Belanja Barang dan Jasa
XXX
XXX
RK PPKD
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Belanja Persediaan …
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Dilakukan pembayaran persediaan dengan menggunakan SP2D UP/GU/TU, maka PPK-SKPD akan menghapus utang belanja dengan menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Utang Belanja Barang dan Jasa
XXX
XXX
Kas Bendahara Pengeluaran
Jurnal LRA
16
Kredit
XXX
Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Belanja Persediaan …
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Jika SKPD melakukan pembelian persediaan tanpa melakukan pembayaran terlebih dahulu pada saat barang tersebut diterima dimana barang tersebut akan digunakan secepatnya atau dikonsumsi segera, pengakuan persediaan dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima Barang. Berita Acara Serah Terima Barang tersebut menjadi dasar bagi PPK-SKPD untuk menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
XXX
Beban Persediaan …
XXX
XXX
Utang Belanja Barang dan Jasa
Kredit
XXX
Dilakukan pembayaran persediaan dengan menggunakan SP2D LS, maka PPK-SKPD akan menghapus utang belanja dengan menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Utang Belanja Barang dan Jasa
XXX
XXX
RK PPKD
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Belanja Persediaan …
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Dilakukan pembayaran persediaan dengan menggunakan SP2D UP/GU/TU, maka PPK-SKPD akan menghapus utang belanja dengan menjurnal:
17
Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Utang Belanja Barang dan Jasa
XXX
XXX
Kas Bendahara Pengeluaran
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Belanja Persediaan …
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
c. Pada akhir periode (bulanan, triwulanan, semesteran), sebelum menyusun laporan keuangan, bagian gudang akan melakukan stock opname untuk mengetahui sisa persediaan yang dimiliki. Berdasarkan berita acara hasil perhitungan persediaan akhir tahun (stock opname), PPK-SKPD akan menjurnal sebagai berikut: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Beban Persediaan …
XXX*
XXX
Persediaan …
Kredit
XXX
*Sebesar persediaan yang dipakai d. Tidak terdapat jurnal pada saat penyusunan laporan keuangan Persediaan akhir merupakan saldo Persediaan Awal + Pembelian – Pemakaian Persediaan selama tahun berjalan. Jurnal standar dari se ap jenis transaksi terkait persediaan tersebut secara ringkas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
18
Jurnal Standar Persediaan dengan Sistem Pencatatan Periodik No 1a
Transaksi
PENCATATAN OLEH SKPD Uraian
Pembelian Persediaan Persediaan dengan uang UP/ Kas di Bendahara Pengeluaran GU/TU Belanja Persediaan
xxx
Pelunasan Utang/ Penerbitan SP2D LS Barang
Persediaan
Utang Belanja
Pemakaian Persediaan
Tidak ada jurnal
3
Penyesuaian di Akhir Tahun
Beban Persediaan
Tidak ada jurnal
xxx
Tidak ada jurnal RK PPKD
xxx
Kas di kas Daerah
xxx
Tidak ada jurnal
xxx
Perubahan SAL 2
xxx
xxx
RK PPKD Belanja Persediaan
Tidak ada jurnal
xxx
Utang Belanja
Uraian
xxx xxx
Perubahan SAL 1b Pembelian Persediaan dengan uang LS (Utang)
PENCATATAN OLEH PPKD
Debit Kredit
Debit Kredit
xxx xxx
Tidak ada jurnal xxx
Persediaan
xxx
Tidak ada jurnal
Jurnal Standar Persediaan dengan Sistem Pencatatan Perpetual No 1a
Transaksi
PENCATATAN OLEH SKPD Uraian
Pembelian Persediaan Persediaan dengan uang UP/ Kas di Bendahara Pengeluaran GU/TU Belanja Persediaan
Debit Kredit xxx
Pembelian Persediaan dengan uang LS (Utang)
Persediaan
Pelunasan Utang/ Penerbitan SP2D LS Barang
Utang Belanja
3
Pemakaian Persediaan
Persediaan
Penyesuaian di Akhir Tahun
Tidak ada jurnal
xxx
Tidak ada jurnal RK PPKD
xxx xxx
Perubahan SAL 2
xxx
Tidak ada jurnal
xxx
RK PPKD Belanja Persediaan
xxx
xxx
Utang Belanja
Uraian Tidak ada jurnal
xxx
Perubahan SAL 1b
PENCATATAN OLEH PPKD
xxx
Kas di kas Daerah
Debit Kredit
xxx xxx
Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal
Beban Persediaan xxx xxx
Tidak ada jurnal
19
20
SISTEM AKUNTANSI ASET TETAP
A. UMUM 1. Definisi Aset tetap adalahaset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Dari definisi tersebut, terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar suatu aset dapat diakui sebagai aset tetap, yaitu (1) berwujud, (2) mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan, (3) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal, (4) dak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal en tas, dan (5) diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan. 2. Klasifikasi Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam ak vitas operasi en tas.Klasifikasi aset tetap menurut adalah sebagai berikut: a. Tanah Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah daerah dan dalam kondisi siap dipakai. b. Peralatan dan Mesin Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektonik, inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan, masa manfaatnya lebih dari 12 bulan, dan dalam kondisi siap pakai.
21
c. Gedung dan Bangunan Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah daerah dan dalam kondisi siap dipakai. d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah daerah; dan dalam kondisi siap dipakai. e. Aset Tetap Lainnya Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang dak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah daerah dan dalam kondisi siap dipakai. f. Konstruksi Dalam Pengerjaan Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan yang pada tanggal laporan keuangan belum selesai seluruhnya. 3. Pengeluaran setelah perolehan Suatu pengeluaran setelah perolehan atau pengeluaran pemeliharaan akan dikapitalisasi jika memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Menambah manfaat ekonomi atas aset tetap yang dipelihara yang dapat berupa: a) bertambah ekonomis/efisien, dan/atau b) bertambah umur ekonomis, dan/atau c) bertambah volume, dan/atau d) bertambah kapasitas produksi. Nilai pengeluaran belanja atas pemeliharaan aset tetap tersebut harus sama dengan atau melebihi nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap. Nilai satuan minimum kapitalisasi adalah penambahan nilai aset tetap dari hasil pengembangan, reklasifikasi, renovasi, dan restorasi. Nilai satuan minimum kapitalisasi ini harus dituangkan di dalam kebijakan akuntansi di masing-masing en tas pelaporan
22
B. PIHAK–PIHAK YANG TERKAIT Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi aset tetap antara lain adalah: a. Pengurus Barang atau Penyimpan Barang Dalam sistem akuntansi aset tetap, pengurus barang/penyimpan barang bertugas untuk menyiapkan dan menyampaikan dokumendokumen atas pengelolaan aset tetap. b. Bendahara Pengeluaran Dalam sistem akuntansi aset tetap, bendahara pengeluaran bertugas untuk menyiapkan dan menyampaikan dokumen-dokumen atas transaksi tunai yang berkaitan dengan aset tetap. c. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Dalam sistem akuntansi aset tetap, pejabat pelaksana teknis kegiatan bertugas untuk menyiapkan dokumen atas beban pengeluaran pelaksanaan pengadaan aset tetap. d. Pejabat Penatausahaan Keuangan Dalam sistem akuntansi aset tetap, pejabat penatausahaan keuangan SKPD bertugas untuk melakukan proses akuntansi aset tetap yang dimulai dari jurnal hingga penyajian laporan keuangan SKPD.
C. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi aset tetap antara lain adalah: a. BukƟ Belanja/Pembayaran AkƟva Tetap Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk melakukan jurnal pengakuan ak va tetap dan belanja modal dengan cara pembayaran UP. b. Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk melakukan jurnal atas pengakuan ak va tetap dengan cara pembayaran LS. c. SP2D LS/SP2D UP/GU/TU Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk melakukan pembayaran atas belanja modal/aset tetap. d. Surat Permohonan Kepala SKPD tentang Penghapusan Aset Tetap Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk pengakuan reklasifikasi aset tetap menjadi aset lainnya. e. Surat Keputusan Kepala Daerah tentang Penghapusan Aset Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk pengakuan penghapusan aset tetap.
23
f.
Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk pengakuan aset tetap konstruksi dalam pekerjaan.
D. SISTEM AKUNTANSI ASET TETAP Jurnal Standard an Ilustrasinya 1. Dalam transaksi pembelian aset tetap (bukan Kontruksi) yang menggunakan mekanisme LS, aset tetap diakui ke ka telah terjadi serah terima barang dari pihak ke ga dengan SKPD terkait dan pada saat bersamaan dilakukan pembayaran. Berdasarkan Berita Acara Penerimaan Barang atau Berita Acara Serah Terima dan SP2D LS, maka PPK-SKPD akan mengakui adanya penambahan aset tetap dengan jurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Aset Tetap ….
XXX
XXX
RK PPKD ….
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Belanja Modal ….
XXX
XXX
Perubahan SAL ….
Kredit
XXX
2. Dalam transaksi pembelian aset tetap (bukan Konstruksi) dimana aset tetap diakui ke ka telah terjadi serah terima barang dari pihak ke ga dengan SKPD terkait dan belum dilakukan pembayaran. Berdasarkan Berita Acara Penerimaan Barang atau Berita Acara Serah Terima, maka PPK-SKPD akan mengakui adanya penambahan aset tetap dengan jurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Aset Tetap ….
XXX
XXX
Utang Belanja Modal ….
24
Kredit
XXX
Selanjutnya dilaksanakan proses penatausahaan dan dilakukan pembayaran perolehan aset tetap tersebut hingga SP2D LS terbit. Berdasarkan SP2D-LS tersebut PPK-SKPD akan membuat jurnal sebagai berikut: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Utang Belanja Modal ….
XXX
XXX
RK PPKD
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Belanja Modal ….
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Selanjutnya dilaksanakan proses penatausahaan dan dilakukan pembayaran perolehan aset tetap tersebut hingga SP2D UP/GU/ TU terbit. Berdasarkan SP2D-LS tersebut PPK-SKPD akan membuat jurnal sebagai berikut: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Utang Belanja Modal ….
XXX
XXX
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Belanja Modal ….
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan.Apabila penilaian menggunakan biaya perolehan dak memungkinkan, maka digunakan nilai wajar pada saat perolehan. Untuk aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola, biaya perolehannya melipu biaya
25
langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya dak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut. 3. Penambahan nilai asset tetap dan pengurangan nilai asset tetap. a. Penambahan SKPD ABC melakukan renovasi aset tetapnya sehingga masa manfaat aset tetap tersebut bertambah, misalnya umur ekonomis bertambah dari 10 tahun menjadi 15 tahun.Biaya renovasi telah melebihi satuan minimum kapitalisasi. 1. Berdasarkan Kontrak Kerja dimana Renovasi/Rehabilitasi dilakukan pembayaran dengan menggunakan SP2D LS sebagai Uang Muka atas transaksi ini PPK-SKPD akan melakukan Jurnal sebagai berikut : Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Uang Muka Belanja ….
XXX
XXX
RK-PPKD
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Belanja Modal ….
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
2. Berdasarkan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan ata Renovasi/ Rehabilitasi atas transaksi ini PPK-SKPD akan melakukan Jurnal sebagai berikut : Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Konstruksi Dalam Pekerjaan ….
XXX
XXX
Uang Muka Belanja ......
XXX
26
Utang Belanja Modal .....
Kredit
XXX XXX
3. Berdasarkan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan ata Renovasi/ Rehabilitasi dilakukan Pembayaran dengan menggunakan SP2D LS atas transaksi ini maka PPK-SKPD akan melakukan Jurnal sebagai berikut : Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Utang Belanja Modal ….
XXX
XXX
RK-PPKD
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Belanja Modal ….
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
4. Berdasarkan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan ata Renovasi/ Rehabilitasi dimana pekerjaan tersebut telah selesai dan belum dilakukan pembayaran atas transaksi ini maka PPKSKPD akan melakukan Jurnal sebagai berikut : Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
XXX
Konstruksi Dalam Pekerjaan ….
XXX
XXX
Utang Belanja Modal ,,,,,
Kredit
XXX
SKPD melakukanpengadaan berupa konstruksi atau pembangunan. 5. Berdasarkan Kontrak Kerja, Pihak ke ka menerima pembayaran dengan menggunakan SP2D LS, PPK-SKPD akan mencatat dalam buku jurnal. Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Uang Muka Belanja Modal ….
XXX
XXX
RK PPKD
Kredit
XXX
27
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Belanja Modal ….
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
6. Berdasarkan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan atas Konstruksi/Pembangunan, PPK-SKPD akan mencatat dalam buku jurnal. Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Konstruksi Dalam Pekerjaan ….
XXX
XXX
Uang Muka Belanja Modal ....
XXX
Kredit
XXX
Utang Belanja Modal .........
XXX
7. Kemudian dilakukan pembayaran atas Berita Acara Kemajuan Pekerjaan atas Konstruksi/Pembangunan dengan menggunakan SP2D LS, maka PPK-SKPD akan mencatat dalam buku jurnal. Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Utang Belanja Modal ….
XXX
XXX
RK PPKD .........
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Belanja Modal ….
XXX
XXX
Perubahan SAL
28
Kredit
XXX
8. Kemudian pada akhir tahun/periode pekerjaan konstruksi telah selesai dan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan atas Konstruksi/Pembangunan dan dilakukan pembayaran sebesar 95% dengan menggunakan SP2D LS, maka PPK-SKPD akan mencatat dalam buku jurnal. Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Konstruksi Dalam Pekerjaan ….
XXX
XXX XXX
RK PPKD
Kredit
XXX
Utang Belanja Modal (Retensi).........
XXX
b. Pengurangan Pelepasan aset tetap dapat terjadi karena proses penghapusan aset tetap yang dapat diiku dengan proses pemindahtanganan, seper penjualan, maupun pemusnahan aset tetap. 1. Reklasifikasi asset tetap ke asset lainnya berdasarkan Surat Permohonan Kepala SKPD untuk penghapusan asset tetap, PPK-SKPD akan mencatat dalam buku jurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Akumulasi Penyusutan ….
XXX
XXX
Aset Lainnya
XXX
XXX
Aset Tetap ….
Kredit
XXX
2. Penghapusan asset tetap yang telah direklasifikasi ke asset lainnya berdasarkan Surat Keputusan Kepala Daerah tentang penghapusan asset tetap, PPK-SKPD akan mencatat dalam buku jurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Defisit Penghapusan Aset Non Lancar…
XXX
XXX
Aset Lainnya…
Kredit
XXX
29
3. Sedangkan untuk penghapusan aset tetap yang diiku dengan proses penjualan, SKPD harus menyerahkan aset tetap tersebut kepada PPKD, sebab kewenangan untuk menjual aset tetap ada di PPKD. Namun demikian, PPK SKPD tetap mencatat penghapusan aset tetap tersebut.Jurnal penghapusan aset tetap untuk aset yang akan diserahkan ke PPKD untuk kemudian dijual, yaitu: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Akumulasi Penyusutan ….
XXX
XXX
Aset Lainnya
XXX
XXX
Aset Tetap ….
Kredit
XXX
4. Setelah menerima pelimpahan aset dari SKPD, Fungsi Akuntansi PPKD menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Aset Lainnya PPKD
XXX
XXX
Aset Lainnya
Kredit
XXX
5. Pada saat aset tersebut telah dijual oleh PPKD, berdasarkan buk transaksi penjualan, Fungsi Akuntansi PPKD menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Kas di Kas Daerah
XXX
XXX
Aset Lainnya
XXX
XXX
Surplus Penjualan Aset Non Lancar
XXX
30
Kredit
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
X.X.X.XX. XX
Perubahan SAL
XXX
X.X.X.XX. XX
Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan
Kredit
XXX
atau Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
XXX
Kas di Kas Daerah
XXX
XXX
Defisit penjualan Aset Non Lancar
XXX
XXX
Aset Lainnya
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
XXX
Perubahan SAL
XXX
XXX
Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan
Kredit
XXX
6. Pertukaran aset tetap yang menghasilkan keuntungan karena nilai aset yang masuk lebih nggi dari aset yang keluar Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap (yang keluar)…
XXX
XXX
Aset Tetap (yang keluar)…
XXX
XXX
Surplus Penjualan Aset Non Lancar-LO
XXX
Kredit
31
7. Pemberian hibah atas aset yang belum disusutkan berdasarkan surat keputusan kepala daerah tentang hibah dan naskah pemberian hibah, PPK-SKPD membukukan pada buku jurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Beban Hibah…
XXX
XXX
Aset Tetap…
Kredit
XXX
8. Pengakuan Aset Tetap sebagai penyertaan modal pemerintah, jurnalnya : Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Penyertaan Modal Pemda…
XXX
XXX
Akumulasi Penyusutan…
XXX
XXX
Aset Tetap…
Kredit
XXX
9. Pengakuan Ke ka terjadi permindahan aset antar en tas akuntansi (SKPD), berdasarkan BAST perpindahan aset, dengan jurnal: - SKPD Asal Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Akumulasi Penyusutan…
XXX
XXX
Aset Tetap…
-
XXX
SKPD Baru Jurnal LO dan Neraca
Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
32
Kredit
Uraian
Debit
XXX
Aset Tetap…
XXX
XXX
Akumulasi Penyusutan…
Kredit
XXX
10. Pengakuan ke ka dilakukan pemanfaatan aset tetap. Aset tetap tersebut harus direklasifikasi ke aset lainlain dan merubah status penggunaan dari SKPD kepada PPKD berdasarkan SK Penetapan Penggunaan Aset Tetap, denganjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
RK PPKD
XXX
XXX
Akumulasi Penyusutan…
XXX
XXX
Aset Tetap…
Kredit
XXX
33
34
SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN
A. UMUM 1. Definisi Penyusutan merupakan alokasi yang sistema s atas nilai perolehan suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Penyusutan merupakan penyesuaian nilai yang terus menerus sehubungan dengan penurunan kapasitas suatu aset, baik penurunan kualitas, kuan tas, maupun nilai. Penurunan kapasitas terjadi karena aset digunakan dalam operasional suatu en tas. Penyusutan dilakukan dengan mengalokasikan biaya perolehan suatu aset menjadi beban penyusutan secara periodik sepanjang masa manfaat aset. Tanpa penyusutan, nilai aset tetap dalam neraca akan lebih saji (overstated). Dalam Bule n Teknis SAP Nomor 5 tentang Penyusutan disebutkan bahwa adanya penyusutan dimaksudkan untuk menggambarkan penurunan kapasitas dan manfaat yang diakibatkan pemakaian aset tetap dalam kegiatan pemerintahan. Tidak semua aset tetap perlu disusutkan karena dak semua jenis aset tetap mengalami penurunan nilai. Beberapa jenis aset tetap justru dapat meningkat nilainya seiring waktu. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, disebutkan bahwa tanah dan konstruksi dalam pengerjaan merupakan dua jenis aset tetap yang dak disusutkan.
35
B. PIHAK –PIHAK YANG TERKAIT Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi penyusutan aset tetap antara lain adalah: a. Bendahara Barang atau Pengurus Barang SKPD Dalam sistem akuntansi penyusutan, bendahara barang/pengurus barang bertugas untuk menyiapkan dan menyampaikan dokumendokumen atas penyusutan aset tetap. b. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD Dalam sistem akuntansi penyusutan, pejabat penatausahaan keuangan SKPD bertugas untuk melakukan proses akuntansi penyusutan yang dimulai dari jurnal hingga penyajiannya laporan keuangan SKPD.
C. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penyusutan adalah: Buk Memorial Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk melakukan penyusutan aset tetap.
D. SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN Jurnal Standar dan Ilustrasi Beban penyusutan dijurnal se ap akhir periode (bulanan, triwulanan, semesteran atau tahunan). Se ap penyusutan akan dijurnal sebagai berikut: Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Beban Penyusutan ….
XXX
XXX
Akumulasi Penyusutan
Kredit
XXX
Beban penyusutan merupakan alokasi penyusutan yang akan dilaporkan dalam Laporan Operasional en tas. Seper layaknya beban lainnya, beban penyusutan merupakan akun nominal yang pada akhir periode harus ditutup sehingga saldonya nol di se ap awal periode. Sedangkan akumulasi penyusutan akan dilaporkan dalam neraca. Akumulasi penyusutan merupakan akun nominal sehingga angkanya dak akan pernah ditutup di akhir tahun. Akumulasi penyusutan merupakan total dari penyusutan suatu aset tetap yang telah dibebankan. Akumulasi penyusutan menjadi pengurang aset tetap dalam neraca dimana harga perolehan aset tetap yang telah dikurangi dengan akumulasi penyusutannya menjadi nilai buku (book value) aset tetap tersebut.
36
1. Metode Penyusutan Terdapat 3 ( ga) jenis metode penyusutan yang dapat dipergunakan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, yaitu Garis Lurus (Straight Line Method), Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method), Unit Produksi (Unit of ProducƟon Method). a. Metode Garis Lurus (Straight Line Method) Metode garis lurus merupakan metode yang paling umum digunakan dalam penyusutan. Metode garis lurus menghitung penurunan nilai aset dengan rumus: Beban penyusutan =
harga perolehan - esƟmasi nilai sisa esƟmasi masa manfaat
Ilustrasi: Harga sebuah printer adalah Rp5.000.000,00. Dies masikan bahwa printer ini dapat digunakan dengan baik selama 3 tahun dengan kemampuan mencetak 100.000 lembarkertas. Setelah masa manfaatnya habis, printer tersebut diharapkan dapat terjual dengan harga Rp500.000,00 (es masi nilai sisa). Jika printer ini disusutkan menggunakan metode garis lurus, maka besarnya beban penyusutan adalah Rp1.500.000,00 per tahun (Rp5.000.000,00 – Rp500.000,00)/3 tahun). Beban penyusutan terhadap AkƟva Tetap yang terjadi rehabilitasi atau renovasi atau overhaul dan atau terjadi kapitalisasi yang mengakibatkan penambahan nilai akƟva tetap tersebut maka nilai penyusutan sebagai berikut : Penyusutan yang baru =
Nilai Buku + Nilai Rehab/Renov/Kapitalisasi Sisa Masa manfaat
Beban penyusutan terhadap AkƟva Tetap yang terjadi rehabilitasi atau renovasi atau overhaul dan atau terjadi kapitalisasi yang mengakibatkan penambahan nilai akƟva tetap dan menambah sisa masa manfaat akƟva tetap tersebut maka nilai penyusutan sebagai berikut : Penyusutan yang baru =
Nilai Buku + Nilai Rehab/Renov/Kapitalisasi Sisa Masa manfaat + penambahan masa manfaat
37
b. Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Method) Metode ini menghitung penurunan nilai aset dengan rumus: Beban penyusutan =
100 % masa manfaat aset
x 2 x harga perolehan
Ilustrasi: Dengan menggunakan ilustrasi yang sama dengan sebelumnya, beban penyusutan per tahun yang dihitung dengan metode double declining balance dapat dilihat pada tabel berikut: Penyusutan dengan Metode Menurun Berganda Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
0
0
5.000.000
3.333.333
3.333.333
1.666.667
1.111.111
4.444.444
555.556
55.556
4.500.000
500.000
Persentase Penyusutan
Penyusutan
1
66,67%
2
66,67%
3
66,67%
Tahun ke0
Beban penyusutan pada tahun ke ga disesuaikan jumlahnya sebesar nilai yang belum terdepresiasi, sehingga nilai buku di akhir tahun ke ga adalah Rp500.000,00, sesuai dengan es masi nilai sisa yang diinginkan. Dengan metode double declining, nilai beban penyusutan akan lebih besar di tahun-tahun awal dan semakin menurun ke ka masa manfaat aset akan berakhir. c. Metode Unit Produksi (Unit of ProducƟon Method) Metode unit produksi menghasilkan perhitungan alokasi jumlah beban penyusutan periodik yang berbeda-beda tergantung jumlah penggunaan aset tetap dalam produksi. Metode ini paling tepat digunakan jika unit manfaat dari aset bersifat spesifik dan terkuan fikasi. Metode ini menghitung penurunan nilai aset tetap dengan rumus: Beban penyusutan =
38
harga perolehan - esƟmasi nilai sisa esƟmasi masa manfaat produksi
x produksi tahun ini
Ilustrasi: Dengan menggunakan ilustrasi yang sama dengan sebelumnya dengan tambahan informasi sebagai berikut: Tahun
JumlahKertas yang Dicetak
1
50.000 lembar
2
30.000 lembar
3
20.000 lembar
maka, nilai penyusutan tahunke-1 dapat dihitung dengan cara: Beban penyusutan
=
Rp 5.000.000,00 - Rp500.000,00 100.000 lembar
X 50.000 lbr
= Rp 4.750.000,00
Dalam metode ini, besaran beban penyusutan se ap tahunnya tergantung dengan besaran unit yang diproduksi se ap tahun. Biasanya, se ap tahun beban penyusutan akan semakin kecil sebab semakin lama kemampuan aset tetap menghasilkan produk semakin kecil. 2. Penyajian di Laporan Keaungan Penyajian beban penyusutan di Laporan Operasional dapat diilustrasikan sebagai berikut: PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA LAPORAN OPERASIONAL UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0
(Dalam rupiah)
No
URAIAN KEGIATAN OPERASIONAL PENDAPATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Pendapatan Asli Daerah Lainnya Jumlah Pendapatan Asli Daerah( 3 s/d 6 )
1 2 3 4 5 6 7 8 34 35 BEBAN 36 Beban Pegawai 37 Beban Persediaan 38 Beban Jasa 39 Beban Pemeliharaan 40 Beban Perjalanan Dinas 41 Beban Bunga 42 Beban Subsidi 43 Beban Hibah 44 Beban Bantuan Sosial 45 Beban Penyusutan 46 Beban Transfer 47 Beban Lain-lain 48 JUMLAH BEBAN (36 s/d 47)
20X1
20X0
Kenaikan/ Penurunan
xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
(%)
39
Penyajian akumulasi penyusutan aset tetap dapat diilustrasikan sebagai berikut:
40
SISTEM AKUNTANSI ASET LAINNYA
A. UMUM 1. Definisi Mengacu pada Bule n Teknis SAP 02 tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Daerah, dinyatakan bahwa aset lainnya merupakan aset pemerintah daerahyang dak dapat diklasifikasikan sebagai aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan. Aset Tidak Berwujud adalah aset nonkeuangan yang dapat diiden fikasi dan dak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset ini sering dihubungkan dengan hasil kegiatan en tas dalam menjalankan tugas dan fungsi peneli an dan pengembangan serta sebagian diperoleh dari proses pengadaan dari luar en tas. Definisi ATB mensyaratkan bahwa ATB harus memenuhi kriteria dapat diiden fikasi, dikendalikan oleh en tas, dan mempunyai potensi manfaat ekonomi masa depan. Layaknya sebuah aset, aset lainnya memiliki peranan yang cukup pen ng bagi pemerintah daerah karena mampu memberikan manfaat ekonomi dan jasa potensial (potenƟal service) di masa depan. Berbagai transaksi terkait aset lainnya seringkali memiliki ngkat materialitas dan kompleksitas yang cukup signifikan mempengaruhi laporan keuangan pemerintah daerah sehingga keakuratan dalam pencatatan dan pelaporan menjadi suatu keharusan. Semua standar akuntansi menempatkan aset lainnya sebagai aset yang pen ng dan memiliki karakteris k tersendiri baik dalam pengakuan, pengukuran maupun pengungkapannya.
41
2. Klasifikasi Dalam Bagan Akun Standar, aset lainnya diklasifikasikan sebagai berikut:
Tagihan Jangka Panjang
Tagihan Penjualan Angsuran Tuntutan Gan Kerugian Daerah
Kemitraan dengan Pihak Ke ga
Sewa Kerjasama Pemanfaatan Bangun Guna Serah Bangun Serah Guna
Aset Tidak Berwujud
Goodwill Lisensi dan Frenchise Hak Cipta Paten Aset Tidak Berwujud Lainnya
Aset Lain-lain
Aset Lain-Lain
Dari sekian banyak aset lainnya tersebut, terdapat beberapa aset yang hanya menjadi kewenangan PPKD dan beberapa lainnya menjadi kewenangan SKPD. Aset lainnya yang menjadi kewenangan PPKD melipu : a. Tagihan jangka panjang; b. Kemitraan dengan pihak ke ga; dan c. Aset lain-lain. Aset lainnya yang menjadi kewenangan SKPD melipu : a. Aset tak berwujud; dan b. Aset lain-lain.
B. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT 1. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD-PPKD) Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi Aset Lainnya pada PPKD antara lain Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD) dan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD). a. Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD) Dalam sistem akuntansi aset lainnya, PPK-PPKD melaksanakan fungsi akuntansi pada PPKD yang memiliki tugas sebagai berikut:
42
1) Mencatat transaksi/kejadian aset lainnya berdasarkan buk buk transaksi yang sah ke Buku Jurnal Umum. 2) Mempos ng jurnal-jurnal transaksi/kejadianaset lainnyake dalam Buku Besar masing-masing rekening (rincian objek). 3) Membuat laporan keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan SAL (LPSAL), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Laporan Arus Kas (LAK), Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). b. PPKD Dalam sistem akuntansi Aset lainnya,PPKD mempunyai tugas menandatangani laporan keuangan PPKDsebelum diserahkan dalam proses penggabungan/konsolidasi yang dilakukan oleh fungsi akuntansiPPKD. 2. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi aset lainnya pada SKPD antara lain Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD), Bendahara Penerimaan SKPD, Bendahara Pengeluaran SKPD dan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA). a. PPK-SKPD Dalam sistem akuntansi aset lainnya, PPK-SKPD melaksanakan fungsi akuntansi SKPD, memiliki tugas sebagai berikut: 1) Mencatat transaksi/kejadian aset lainnya berdasarkan buk buk transaksi yang sah ke Buku Jurnal Umum. 2) Mempos ng jurnal-jurnal transaksi/kejadian aset lainnya ke dalam Buku Besar masing-masing rekening (rincian objek). 3) Membuat laporan keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). b. Bendahara Penerimaan SKPD Dalam sistem akuntansi aset lainnya, Bendahara Penerimaan SKPD memiliki tugas menyiapkan dan menyampaikan dokumendokumen atas transaksi yang terkait dengan proses pelaksanaan sistem akuntansi aset lainnya ke PPK-SKPD.
43
c. Bendahara Pengeluaran SKPD Dalam sistem akuntansi aset lainnya, Bendahara Pengeluaran SKPD memiliki tugas menyiapkan dan menyampaikan dokumendokumen atas transaksi yang terkait dengan proses pelaksanaan sistem akuntansi aset lainnya ke PPK-SKPD. d. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran Dalam sistem akuntansi aset lainnya,Pengguna Anggaran /Kuasa Penggunan Anggaran memiliki tugas: 1) Menandatangani laporan keuangan SKPD sebelum diserahkan dalam proses penggabungan/konsolidasi yang dilakukan oleh Fungsi Akuntansi PPKD pada PPKD (PPKPPKD). 2) Menandatangani surat pernyataan tanggung jawabPA/KPA.
C. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN 1. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD-PPKD) Berikut disajikan dokumen terkait dengan sistem akuntansi aset lainnya pada PPKD: Uraian Tagihan Jangka Panjang
Kemitraan dengan Pihak Ke ga
Aset Lain-lain
44
Dokumen
Tagihan Penjualan Angsuran: a. Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas Kepada Kepala Daerah b. Penjualan Rumah Golongan III
Kontrak/Perjanjian Penjualan secara Angsuran/Berita Acara Penjualan/ yang Dipersamakan
Tuntutan Gan Kerugian Daerah
Keputusan Pembebanan dan/ atau Dokumen yang Dipersamakan
Sewa
Kontrak/Perjanjian – Sewa/yang Dipersamakan
Kerjasama Pemanfaatan
Kontrak/Perjanjian Kerjasama – Pemanfaatan/ dokumen yang Dipersamakan
Bangun Guna Serah (BOT)
Kontrak/Perjanjian Kerjasama - BOT/Dokumen yang Dipersamakan
Bangun Serah Guna (BTO)
Kontrak/Perjanjian Kerjasama – BOT & BAST/Dokumen yang Dipersamakan
Restricted Cash
Per-KDH/SP2D/Dokumenyang Dipersamakan
2. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Berikut disajikan dokumen terkait dengan sistem akuntansi Aset lainnya pada SKPD: Uraian Aset Tidak Berwujud
Aset Lain-lain
Dokumen
Lisensi dan Frenchise
Surat/Ijin dari pemegang Haki/ Dokumen yang Dipersamakan
Hak Cipta
Haki/Dokumen yang Dipersamakan
Paten
Haki/Dokumen yang Dipersamakan
Aset Tidak Berwujud Lainnya
Dokumen menyesuaikan
Barang Rusak dalam Proses Penghapusan
Surat Usulan Penghapusan/ Dokumen yang Dipersamakan.
D. SISTEM AKUNTANSI ASET LAINNYA Jurnal Standar dan Ilustrasi a. Tagihan Jangka Panjang Tagihan jangka panjang terdiri atas tagihan penjualan angsuran dan tuntutan gan kerugian daerah. 1) Tagihan Penjualan Angsuran Barang milik daerah yang dipindahtangankan/dijual adalah aset tetap yang dikuasai oleh SKPD. Sebelum proses dipindahtangankan/dijual, SKPD “menghapus”dari pembukuannya dengan mekanisme SKPD akan menyerahkan aset tersebut kepada PPKD. PPKD menerima pelimpahan aset yang hendak dijual ini dengan mencatatnya sebagai aset tetap/ barang milik daerah yang akan dijual. Selanjutnya, ke ka PPKD melakukan penjualan aset ini secara angsuran, makafungsi akuntansi PPKD akan membuat jurnal pengakuan tagihan penjualan angsuran berdasarkan dokumen transaksi terkait penjualan dengan angsuran. Jurnal ini mencatat “Tagihan Penjualan Angsuran” di debit dan “Surplus Penjualan Aset Non Lancar” serta “Aset Tetap” di kredit (asumsi harga jual lebih besar daripada nilai buku barang yang dijual). Besaran tagihan penjualan angsuran yang dicatat adalah sesuai yang ditetapkan dalam naskah/dokumen perjanjian. Selisih nilai penjualan dan nilai buku posi f:
45
Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Tagihan Angsuran Penjualan…
XXX
XXX
Akumulasi Penyusutan...
XXX
XXX
Surplus penjualan Aset Non Lancar – LO…
XXX
XXX
Aset Tetap …
XXX
Kredit
Selisih nilai penjualan dan nilai buku nega f: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Tagihan Angsuran Penjualan…
XXX
XXX
Akumulasi Penyusutan...
XXX
XXX
Defisit Penjualan Aset Nonlancar – LO…
XXX
XXX
Aset Tetap …
Kredit
XXX
Jika penguasaan aset tetap yang dijual berada dibawah penguasaan SKPD maka sebelum dilakukan jurnal tersebut diatas harus dilakukan pencatatan atas pengembalian penguasaan aset tetap dari SKPD ke PPKD. Fungsi akuntansi PPKD dan PPK-SKPD melakukan jurnal atas pengembalian penguasaan aset tetap tersebut sebagai berikut: Jurnal Standar – Penyerahan/Pengembalian Aset Tetap dari SKPD ke PPKD Fungsi AkuntansiPPKD - Jurnal LO dan Neraca: Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Aset Tetap – Gedung dan Bangunan
XXX
46
Kredit
XXX
RK SKPD
XXX
XXX
Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan
XXX
PPK-SKPD - Jurnal LO dan Neraca: Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
RK PPKD
XXX
XXX
Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan
XXX
XXX
Aset Tetap – Gedung dan Bangunan
Kredit
XXX
Karena tagihan penjualan tersebut bersifat jangka panjang makase ap akhir tahun Fungsi AkuntansiPPKD akan melakukan reklasifikasi untuk mengakui piutang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun ke depan. Berdasarkan buk memorial, fungsi akuntansi PPKD akan melakukan reklasifikasi dengan jurnal: Jurnal Standar – Reklasifikasi Tagihan Angsuran Penjualan ke Bagian Lancar Angsuran Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran – Rumah Dinas
XXX
XXX
Tagihan Angsuran Penjualan
Kredit
XXX
Jika pembeli tersebut melakukan pembayaran angsuran, maka fungsi akuntansi PPKD melakukan penjurnalan sebagai berikut(misalkan angsuran per bulan Rp1.000.000,00): Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Kas di Kas Daerah
XXX
XXX
Bagian Lancar Tagihan Angsuran Penjualan– Rumah Dinas
Kredit
XXX
47
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Perubahan SAL
XXX
XXX
Pendapatan - Angsuran/ Cicilan Penjualan Rumah Dinas - LRA
Kredit
XXX
2) Tagihan Tuntutan Kerugian Daerah Menurut UU No. 15 Tahun 2006 tentang BPK, gan kerugian adalah sejumlah uang atau barang yang dapat dinilai dengan uang yang harus dikembalikan kepada daerah oleh seseorang atau badan yang telah melakukan perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai. Tuntutan Gan Kerugian(TGR) ini diakui ke ka putusan Pembebanan dan/atau dokumen yang dipersamakan diterbitkan. Berdasarkan dokumen tersebut, PPK-SKPD akan membuat jurnal pengakuan tagihan tuntutan kerugian daerah. Jurnal Standar – Pengakuan Tuntutan Gan Kerugian Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Tuntutan Gan Kerugian Daerah terhadap Pegawai Bukan Bendahara
XXX
XXX
Pendapatan Tuntutan Gan Kerugian Daerah terhadap Pegawai Bukan Bendahara-LO
Kredit
XXX
Tuntutan Gan Kerugian Daerah merupakan aset nonlancar, atau piutang yang sifatnya jangka panjang. Untuk mengakui piutang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun ke depan,fungsi akuntansi PPKD akan melakukan reklasifikasi di se ap akhir tahun dengan jurnal: Jurnal Standar – Reklasifikasi Tuntutan Gan Kerugian Daerah ke Bagian Lancar Tuntutan Gan Kerugian Daerah
48
Jurnal LO dan Neraca Tanggal
XXX
Nomor Buk XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Bagian Lancar Tuntutan Gan Kerugian Daerah terhadap Pegawai Bukan Bendahara
XXX
XXX
Tuntutan Gan Kerugian Daerah terhadap Pegawai Bukan Bendahara
Kredit
XXX
Ke ka diterima pembayaran dari pegawai yang terkena kasus TGR ini, fungsi akuntansi PPKD akan menjurnal: Jurnal Standar – Penerimaan Pembayaran Bagian Lancar Tuntutan Gan Kerugian Daerah Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Kas di Kas Daerah
XXX
XXX
Bagian Lancar Tuntutan Gan Kerugian Daerah terhadap Pegawai Bukan Bendahara
Kredit
XXX*)
*) Jurnal ini dibuat se ap bulan saat ada transaksi pembayaran cicilan TGR Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Perubahan SAL
XXX
XXX
Pendapatan Tuntutan Gan Kerugian Daerah terhadap Pegawai Bukan Bendahara-LRA
Kredit
XXX
b. Kemitraan dengan PihakKeƟga Untuk mengop malkan pemanfaatan barang milik daerah yang dimilikinya, pemerintah daerah diperkenankan melakukan kemitraan dengan pihak lain dengan prinsip saling menguntungkan sesuai peraturan perundang-undangan. Kemitraan ini bisa berupa:
49
1. Kemitraan dengan Pihak Ke ga – Sewa Diakui pada saat terjadi perjanjian kerjasama/kemitraan, yaitu dengan perubahan klasifikasi aset dari aset tetap menjadi aset kerjasama/kemitraan-sewa. Pada saat perjanjian kemitraan ditandatangani oleh kedua pihak, fungsi akuntansi PPKD akan mereklasifikasi dari Aset Tetap ke “Aset Lain-lain-Kemitraan dengan Pihak Ke ga”. Jurnal Standar Pengakuan Kemitraan dengan Pihak Ke ga – Sewa Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Kemitraan dengan Pihak Ke ga – Sewa Tanah Kantor
XXX
XXX
Aset Tetap – Tanah Lapangan Olahraga
Kredit
XXX
Hasil dari kerjasama berupa uang sewa akan diakui sebagai pendapatan “Hasil dari Pemanfaatan Kekayaan Daerah – LO”. Berdasarkan Nota Kredit yang diterima dari Bank, fungsi akuntansi PPKD akan menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Kas di Kas Daerah
XXX
XXX
Hasil dari Pemanfaatan Kekayaan Daerah - Sewa – LO
Uraian
Debit XXX
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
XXX
Perubahan SAL
XXX
Hasil dari Pemanfaatan Kekayaan Daerah - Sewa – LRA
50
Kredit
XXX
Pada masa perjanjian kerjasama berakhir, aset kerjasama/ kemitraan harus dikembalikan kepada Pemerintah Daerah. Berdasarkan Berita Acara Serah Terima, fungsi akuntansi PPKD akan menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Aset Tetap – Tanah Lapangan Olahraga
XXX
XXX
Kemitraan dengan Pihak Ke ga – Sewa Tanah Kantor
Kredit
XXX
2. Kerjasama Pemanfaatan (KSP) Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah menyebutkan bahwa kerjasama pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik negara oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan daerah bukan pajak dan sumber pembiayaan lainnya. Diakui pada saat terjadi perjanjian kerjasama/kemitraan, yaitu dengan perubahan klasifikasi aset dari aset tetap menjadi aset kerjasama/kemitraan pemanfaatan (KSP). Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Kemitraan dengan Pihak Ke ga...
XXX
XXX
Aset Tetap/Aset LainLain..
Kredit
XXX
3. Bangun Guna Serah – BGS (Build, Operate, Transfer – BOT) Bule n Teknis SAP Nomor 2 tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Daerah menyebutkan bahwa BGS adalah suatu bentuk kerjasama berupa pemanfaatan aset pemerintah oleh pihak ke ga/investor, dengan cara pihak ke ga/investor tersebut mendirikan bangunan dan/atau sarana lain berikut fasilitasnya serta mendayagunakannya dalam jangka waktu tertentu, kemudian menyerahkan kembali bangunan dan atau sarana lain berikut fasilitasnya kepada pemerintah setelah berakhirnya jangka waktu yang disepaka (masa konsesi). Dalam perjanjian
51
ini pencatatannya dilakukan terpisah oleh masing-masing pihak. BGS dicatat sebesar nilai aset yang diserahkan oleh pemerintah daerah kepada pihak ke ga/investor untuk membangun aset BGS tersebut. Aset yang berada dalam BGS ini disajikan terpisah dari Aset Tetap. Jurnal Standar Pengakuan Kemitraan dengan Pihak Ke ga – Bangun Guna Serah – BGS/BOT Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Kemitraan dengan Pihak Ke ga – Bangun Guna Serah/BGS (BOT) atas Tanah Kantor
XXX
XXX
Aset Tetap – Tanah Lapangan Olahraga
Kredit
XXX
4. Bangun Serah Guna– BSG (Build, Transfer, Operate – BTO) Bule n Teknis SAP Nomor 2 Tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Daerah menyebutkan bahwa BSG adalah pemanfaatan aset pemerintah daerah oleh pihak ke ga/investor dengan cara pihak ke ga/investor tersebut mendirikan bangunan dan/atau sarana lain berikut fasilitasnya kemudian menyerahkan aset yang dibangun tersebut kepada pemerintah daerah untuk dikelola sesuai dengan tujuan pembangunan aset tersebut. BSG diakui pada saat pengadaan/pembangunan gedung dan/ atau sarana berikut fasilitasnya selesai dan siap digunakan untuk digunakan/dioperasikan. Penyerahan aset oleh pihak ke ga/ investor kepada pemerintah daerah disertai dengan kewajiban pemerintah daerah untuk melakukan pembayaran kepada pihak ke ga/investor. Pembayaran oleh pemerintah daerah ini dapat juga dilakukan secara bagi hasil. Jurnal Standar Pengakuan Kemitraan dengan Pihak Ke ga – Bangun Serah Guna – BSG/BTO
52
Jurnal LO dan Neraca Tanggal
XXX
Nomor Buk
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Kemitraan dengan Pihak Ke ga – Bangun Serah Guna/BSG (BTO) atas Tanah Lapangan & Gedung Olahraga
XXX
XXX
Aset Tetap – Tanah Lapangan Olahraga
XXX
XXX
Utang Jangka Panjang Lainnya- Utang kepada Pihak Ke ga BGS/BTO
XXX
Kredit
c. Aset Tidak Berwujud Bule n Teknis SAP Nomor 11 tentang Aset Tidak Berwujud menyebutkan bahwa aset dak berwujud (ATB) adalah aset nonmoneter yang dak mempunyai wujud fisik, dan merupakan salah satu jenis aset yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Aset ini sering dihubungkan dengan hasil kegiatan en tas dalam menjalankan tugas dan fungsi peneli an dan pengembangan serta sebagian diperoleh dari proses pengadaan dari luar en tas. Aset tak berwujud terdiri atas: a) Goodwill; b) Hak Paten atau Hak Cipta; c) Royal ; d) So ware; e) Lisensi; f) Hasil Kajian/Peneli an yang Memberikan Manfaat Jangka Panjang; g) Aset Tak Berwujud Lainnya; h) Aset Tak Berwujud dalam Pengerjaan. Pada saat aset dak berwujud diperoleh, maka fungsi akuntansi SKPD membuat jurnal pengakuan aset dak berwujud. Jurnal tersebut mencatat “Aset Tidak Berwujud” di debit dan “Kas di Bendahara Pengeluaran” (UP/GU/TU) atau “RK PPKD” di kredit (LS) berdasarkan dokumen sumber yang relevan. Jurnal Standar Pengakuan Aset Tidak Berwujud
53
Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Aset Tidak Berwujud – So ware
XXX
XXX
Kas Bendahara Pengeluaran
Kredit
XXX
atau Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Aset Tidak Berwujud – So ware
XXX
XXX
RK PPKD
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Belanja Barang dan Jasa–Konsultansi So ware
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Alokasi yang sistema s atas nilai perolehan suatu aset dak berwujud yang dapat disusutkan selama masa manfaat aset yang bersangkutan(Asumsi ada masa manfaatnya) disebut amor sasi. Amor si terhadap aset dak berwujud dapat dilakukan dengan berbagai metode seper garis lurus, metode saldo menurun dan metode unit produksi seper halnya metode penyusutan yang telah dibahas pada bab aset tetap. Metode amor sasi yang digunakan harus menggambarkan pola konsumsi en tas atas manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan. Jika pola tersebut dak dapat ditentukan secara andal, pemerintah daerah dapat menggunakan metode garis lurus. Amor sasi dilakukan se ap akhir periode dengan mencatatat “Beban Amor sasi” di debit dan “Akumulasi Amor sasi” di kredit Jurnal Standar Pengakuan Amor sasi Aset Tidak Berwujud
54
Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Beban Amor sasi – So ware
XXX
XXX
Akumulasi Amor sasi So ware
Kredit
XXX
d. Aset Lain-lain Aset tetap yang dimaksudkan untuk dihen kan dari penggunaan ak f pemerintah direklasifikasi kedalam aset lain-lain. Hal ini dapat disebabkan karena rusak berat, usang, dan/atau ast tetap yang dak digunakan karena sedang menunggu proses pemindahtanganan (Proses penjualan, sewa beli, penghibahan, penyertaan modal). Aset lain-lain diakui pada saat dihen kan dari penggunaan ak f pemerintah daerah dan direklasifikasikan kedalam aset lain-lain. Pada saat suatu aset direklasifikasi menjadi aset lainnya, fungsi akuntansi SKPD akan membuat jurnal pengakuan aset lain-lain dan penghapusan akumulasi penyusutan aset tetap yang direklasifikasi. Jurnal tersebut mencatat “Aset lain-lain” dan “Akumulasi Penyusutan” di debit serta “Aset tetap (sesuai rincian objek) di kredit berdasarkan dokumen sumber yang relevan. Jurnal Standar PengakuanAset Lain-lain Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
XXX
Aset lain-lain…
XXX
XXX
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap…
XXX
XXX
Aset Tetap...
Kredit
XXX
55
Berikut adalah jurnal standar untuk pencatatan aset lainnya di PPKD: No
Transaksi
1
Tagihan Penjualan Angsuran Saat Penjualan Aset Tetap Surplus
Pencatatan Oleh SKPD
Pencatatan Oleh PPKD
Uraian
Uraian
Debit Kredit
Tagihan Angsuran Penjualan… Tidak Ada Jurnal
Defisit
Jika penguasaan Aset Tetap yang dijual berada dibawah penguasaan SKPD maka sebelum dilakukan penjualanmaka harus dilakukan pengembalian atas penguasaan aset tetap dari SKPD ke PPKD.
Tidak Ada Jurnal
Debit Kredit xxx
Surplus Penjualan Aset Gedung dan Bangunan-LO
xxx
Aset Tetap – Gedung dan Bangunan
xxx
Tagihan Angsuran Penjualan
xxx
Defisit Penjualan Aset Non Lancar
xxx
Aset Lain-lain…
xxx
Fungsi Akuntansi PPKD: Aset Tetap – Gedung &Bangunan
xxx
RK SKPD Aset Lainlain (berupa Gedung & Bangunan)
xxx xxx
Aset Tetap – gedung & Bangunan
Saat Piutang Jatuh Tempo
xxx
PPK-SKPD: RK PPKD Saat Pembayaran Angsuran
Aset Tetap Gedung & Bangunan
Tidak Ada Jurnal
56
xxx xxx
Bagian Lancar Tagihan Angsuran Penjualan… – Tagihan Angsuran Penjualan
xxx
xxx
No
Transaksi
Pencatatan Oleh SKPD
Pencatatan Oleh PPKD
Uraian
Uraian
Debit Kredit
Kas di Kas Daerah
Debit Kredit xxx
Bagian Lancar Tagihan Angsuran Penjualan…Tidak Ada Jurnal
2
Tagihan Tuntutan Kerugian Daerah Saat Pengakuan TGR Tidak Ada Jurnal
Saat Piutang Jatuh Tempo
Tidak Ada Jurnal
Perubahan SAL
Tidak Ada Jurnal
xxx
Pendapatan Angsuran/ Cicilan Penjualan…LRA
Tuntutan Gan Kerugian Daerah…
xxx
xxx
Pendapatan Tuntutan Gan Kerugian Daerah...-LO Bagian Lancar Tuntutan Gan Kerugian Daerah…
xxx
xxx
Tuntutan Gan Kerugian Daerah… Kas di Kas Daerah
Saat Pembayaran Gan Rugi
xxx
xxx
xxx
Bagian Lancar Tuntutan Gan Kerugian Daerah… Perubahan SAL Pendapatan Tuntutan Gan Kerugian Daerah…- LRA
xxx
xxx xxx
57
No
Transaksi
3
Kemitraan dengan Pihak Ke ga
Pencatatan Oleh SKPD
Pencatatan Oleh PPKD
Uraian
Uraian
Debit Kredit
Saat Kemitraan Ditanda
Aset lainnyaKemitraan dengan Pihak Ke ga…
Debit Kredit
xxx
Aset Lain-lain Kas di Kas Daerah
xxx xxx
Hasil dari Pemanfaatan Kekayaan Daerah…- LO
Saat Hasil Kemitraan Diterima
Perubahan SAL
xxx
xxx
Hasil dari Pemanfaatan Kekayaan Daerah… LRA Aset Lain-lain Saat Kemitraan Berakhir
Kemitraan dengan Pihak Ke ga…
Saat Aset Dikembalikan ke SKPD
Aset Lain-lain
Aset Tetap
58
Aset Tetap RK PPKD
xxx
RK SKPD xxx
Aset Tetap
xxx
xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
SISTEM AKUNTANSI PENDAPATAN
A. UMUM 1. DEFINISI Standar Akuntansi Pemerintahanmendefinisikanpendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan dak perlu dibayar kembali. Perbedaan mendasar antara pendapatan-LO dan pendapatan-LRA terletak pada basis pencatatan yang digunakan. Pendapatan-LO akan dilaporkan di dalam Laporan Operasional dengan basis akrual, sedangkan pendapatan-LRA akan dimunculkan dalam Laporan Realisasi Anggaran dengan basis kas. Sehingga, pendapatan-LRA dicatat dan diakui ke ka ada kas yang diterima oleh SKPD. 2. KLASIFIKASI Dalam Bagan Akun Standar, Pendapatan diklasifikasikan sebagai berikut:
Pendapatan Asli Daerah
Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain PAD yang Sah
Pendapatan Dana Perimbangan/Pendapatan Bagi Hasil/DAU/DAK /Pendapatan Transfer Transfer Pemerintah Pusat Pendapatan Transfer Pemerintah Lainnya Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya
59
Bantuan Keuangan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Pendapatan Hibah Dana Darurat Pendapatan Lainnya
B. PIHAK PIHAK YANG TERKAIT 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pihakyang terkait dalam sistemakuntansi pendapatan pada SKPD adalah Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA), Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD), Bendahara Penerimaan SKPD, BUD, dan Pihak KeƟga. a. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran Menandatangani/mensahkan dokumen surat ketetapan pajak/ retribusi daerah/dokumen lain yang dipersamakan; b. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) 1) mencatat transaksi/kejadian pendapatan LO dan Pendapatan LRA berdasarkan buk -buk transaksi yang sah danvalid ke Buku Jurnal LRA dan Buku Jurnal LO danNeraca; 2) Melakukan penyesuaian di akhir tahun terhadap dokumen pendapatan yang belum diterima pembayarannya 3) Melakukan penyesuaian di akhir tahun terhadap dokumen pendapatan yang penerimaannya melewa periode diterbitkannya dokumen pendapatan 4) Melakukan pos ng jurnal kedalam buku besar dan menyajikan nilai pendapatan kedalam laporan keuangan. c. Bendahara Penerimaan SKPD 1) mencatat dan membukukan semua penerimaan pendapatan ke dalam buku kas penerimaan; 2) membuat rekap penerimaan harian yang bersumber dari Pendapatan. 3) melakukanpenyetoranuangyangditerimakekasdaerahse ap hari. d. Bendahara Umum Daerah (BUD) Menerima realisasi pendapatan yang dibayarkan baik oleh fihak ke ga ataupun melalui bendahara penerimaan. e. Pihak Ke ga Pihak ke ga disini adalah Wajib Pajak, Wajib Retribusi, atau pihak lainnya yang terkait dengan penerimaan pendapatan.
60
Pihak Pihak yang terkait dalam sistem akuntansi pendapatan pada SKPD antara lain Wajib Pajak atau Retribusi, Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD), Bendahara Penerimaan SKPD dan Pengguna Anggaran /Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA). a. Wajib Pajak atau Retribusi b. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) DalamsistemakuntansiPendapatan LO dan Pendapatan LRA, PPKSKPD melaksanakan fungsi akuntansi SKPD, memiliki tugas sebagai berikut: 1) mencatat transaksi/kejadian pendapatan LO dan Pendapatan LRA berdasarkan buk buk transaksi yang sah dan valid ke Buku Jurnal LRA dan Buku Jurnal LO dan Neraca; 2) melakukan pos ng jurnal jurnal transaksi/ kejadian pendapatan LO dan Pendapatan LRA kedalam Buku Besar masing masing rekening (rincian objek); 3) menyusun Laporan Keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Neraca dan Catatan atas Laporan keuangan. c. Bendahara Penerimaan SKPD 1) mencatat dan membukukan semua penerimaan pendapatan kedalam buku kas penerimaan; 2) membuat Rekap Penerimaan Harian yang bersumber dari Pendapatan; 3) melakukan penyetoran uang yang diterima ke kas daerah se ap hari. d. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran 1) menandatangani/mensahkan dokumen surat ketetapan pajak/ retribusi daerah; 2) menandatangani laporan keuangan yang telah disusun oleh Fungsi Akuntansi SKPD. 2. Satuan Kerja Pengelola Keuangan (SKPKD-PPKD) Pihak Pihak yang terkait dalam sistem akuntansi pendapatan pada PPKD antara lain Pemerintah Pusat, Fungsi Akuntansi PPKD, Bendahara PPKD, dan PPKD selaku BUD. a. Pemerintah Pusat b. Fungsi Akuntansi PPKD Dalam system akuntansi Pendapatan, fungsi akuntansi PPKD, memiliki tugas sebagai berikut:
61
1) mencatat transaksi/kejadian pendapatan LO berdasarkan buk buk transaksi yang sah dan valid ke Buku Jurnal LO dan Neraca; 2) melakukan pos ng jurnal jurnal transaksi/kejadian pendapatan LO kedalam Buku Besar masing masing rekening (rincian objek); 3) menyusun Laporan Keuangan. c. Bendahara PPKD 1) mencatat dan membukukan semua penerimaan pendapatan kedalam buku kas penerimaan. 2) membuat Rekap Penerimaan Harian yang bersumber dari Pendapatan. 3) melakukan penyetoran uang yang diterima ke kas daerah se ap hari. d. PPKD Selaku BUD 1) Menandatangani/mensahkan dokumen surat ketetapan pajak/ retribusi daerah. 2) Menandatangani laporan keuangan yang telah disusun oleh Fungsi Akuntansi SKPD.
C. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kelompok Pendapatan
Jenis Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah
Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Dokumen
SKP Daerah/SKR Daerah/ STS/TBP/Dokumen Lain yang dipersamakan
Lain-lain PAD yang Sah
2. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD-PPKD) Dokumen Pendapatan Asli Daerah
Pajak Daerah
Surat Ketetapan Pajak (SKP) Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Hasil RUPS/Dokumen yang dipersamakan
Lain-lain PAD yang Sah :
62
Penjualan Aset yang dipisahkan
Dokumen Kontrak Penjualan /Perjanjian Penjualan/Dokumen yang dipersamakan
Jasa giro/bunga deposito
Nota Kredit/ser fikat deposito / dokumen yang dipersamakan
Dokumen
Pendapatan Transfer
Tuntutan Gan Rugi
SK Pembebanan/SKP2K / SKTJM/ Dokumen yang dipersamakan
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat :
Bagi Hasil Pajak
PMK/Dokumen yang dipersamakan
Bagi hasil bukan Pajak
PMK/Dokumen yang dipersamakan
DAU
Perpres/Dokumen yang dipersamakan
DAK
PMK/Dokumen yang dipersamakan
Pendapatan Transfer Pemerintah Lainnya :
Dana Otonomi Khusus
PMK/Dokumen yang dipersamakan
Dana Keis mewaan
PMK/Dokumen yang dipersamakan
Dana Penyesuaian
PMK/Dokumen yang dipersamakan
Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya:
Pendapatan bagi hasil Pajak
Keputusan Kepala Daerah /Dokumen yang dipersamakan
Bantuan Keuangan
Keputusan Kepala Daerah /Dokumen yang dipersamakan
Lain-lain Pendapatan Daerah Pendapatan Hibah yang Sah
Keputusan Kepala Daerah /Dokumen yang dipersamakan
Dana Darurat
Keputusan Kepala Daerah / PMK / Dokumen yang dipersamakan
Pendapatan Lainnya
Dokumen yang dipersamakan
Pendapatan LO diakui pada saat: a. Timbulnya hak atas pendapatan, kriteria ini dikenal juga dengan earned; atau b. Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi baik sudah diterima pembayaran secara tunai (realized).
63
Pendapatan LRA diakui pada saat : a. diterima di rekening Kas Umum Daerah; atau b. diterima oleh SKPD; atau c. diterima enƟtas lain diluar pemerintah daerah atas nama BUD.
D. SISTEM AKUNTANSI PENDAPATAN Jurnal Standard an Ilustrasi 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dengan memperha kan sumber, sifat dan prosedur penerimaan pendapatan maka pengakuan pendapatan di SKPD dapat diklasi asikan kedalam beberapa alterna f flowchart dan jurnal standar sebagai berikut: a. Jurnal Standar Untuk Pencatatan Pajak 1) Pengakuan pendapatan yang didahului dengan adanya penetapan terlebih dahulu (earned).
Kelompok pertama merupakan kelompok pendapatan pajak yang didahului oleh penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP Daerah) untuk kemudian dilakukan pembayaran oleh wajib pajak yang bersangkutan. Contoh pendapatan yang masuk dalam kelompok pendapatan ini adalah Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Rokok, dan Pajak Air Permukaan.
64
Ke ka diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah, SKPD telah berhak mengakui pendapatan, meskipun belum diterima pembayarannya dari wajib pajak. Oleh karena itu, PPK-SKPD mengakui adanya pendapatan pajak LO dengan menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Piutang Pajak........
XXX
XXX
Pendapatan Pajak.......LO
Kredit
XXX
Pada saat wajib pajak membayar pajak yang terdapat dalam SKP tersebut, wajib pajak akan menerima Tanda Buk Pembayaran (TBP) sebagai buk telah membayar pajak. TBP juga menjadi dasar bagi PPK SKPD untuk mencatat pendapatan pajak tersebut dengan jurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Kas di Bendahara Penerimaan
XXX
XXX
Piutang Pajak......
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Perubahan SAL
XXX
XXX
Pendapatan Pajak.....LRA
Kredit
XXX
Selanjutnya, Bendahara Penerimaan akan menyetorkan pendapatan tersebut ke Kas Daerah. Berdasarkan dokumen penyetoran tersebut atau STS (Surat Tanda Setoran), PPK SKPD menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
RK PPKD
XXX
XXX
Kas di Bendahara Penerimaan
Kredit
XXX
65
Bila Wajib Pajak membayar langsung ke rekening Kas Daerah, maka berdasarkan Nota Kredit dari Bank, PPK-SKPD akan menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
XXX
RK PPKD
XXX
XXX
Piutang Pajak...
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Perubahan SAL
XXX
XXX
Pendapatan Pajak.....LRA
Kredit
XXX
2) Pengakuan pendapatan pajak yang didahului dengan penghitungan sendiri oleh wajib pajak (self assessment) dan dilanjutkan dengan pembayaran oleh wajib pajak berdasarkan perhitungan tersebut. Pendapatan Pajak Kategori Kedua PPKD/ Dinas yang berwenang
Wajib Pajak 11
Perhitungan Perhitungan pajak pajak terhutang terhutang
Bendahara Penerimaan
Bayar ke Bendahara
PPK
TBP TBP TBP TBP
22
Pembayaran Pembayaran
Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Kas Kas di di Bendahara Bendahara Penerimaan Penerimaan Cr. Cr. Pendapatan...-LO Pendapatan...-LO TBP TBP
33
Penyetoran Penyetoran
TBP TBP STS STS 44
STS STS
Dr. Dr. Perubahan Perubahan SAL SAL Cr. Cr. Pendapatan...-LRA Pendapatan...-LRA
STS STS
Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. RK RK PPKD PPKD Cr. Cr. Kas Kas di di Bendahara Bendahara Penerimaan Penerimaan
Pemeriksaan Pemeriksaan Surat Surat ketetapan ketetapan
Surat Surat Ketetapan Ketetapan
Jurnal Jurnal Lebih Lebih Bayar: Bayar: Dr. Dr. Pendapatan...-LO Pendapatan...-LO Cr. Cr. Utang Utang
Jurnal Jurnal Kurang Kurang Bayar: Bayar: Dr. Dr. Piutang Piutang Cr. Cr. Pendapatan...-LO Pendapatan...-LO
66
Pendapatan Pajak ini didahului dengan penghitungan sendiri oleh wajib pajak (selfassessment) dan dilanjutkan dengan pembayaran oleh wajib pajak berdasarkan perhitungan tersebut. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan terhadap nilai pajak yang dibayara pakah sudah sesuai, kurang atau lebih bayar untuk kemudian dilakukan penetapan. Contoh pendapatan pajak yang termasuk dalam kelompok pendapatan ini adalah pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak penerangan jalan, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak parkir, pajak air bawah tanah, pajak sarang burung walet, pajak lingkungan, pajak mineral bukan logam dan batuan, serta bea perolehan hak atas tanah dan bangunan. Ke ka bendahara penerimaan SKPD menerima pembayaran pajak dari wajib pajak atas pajak yang sudah dilakukan perhitungan sendiri oleh wajib pajak (self assessment), PPK-SKPD mengakui adanya pendapatan pajak LO dan pendapatan pajak LRA dengan menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Kas di Bendahara Penerimaan
XXX
XXX
Pendapatan Pajak ...... LO
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Perubahan SAL
XXX
XXX
Pendapatan Pajak ...... LRA
Kredit
XXX
Saat Bendahara Penerimaan menyetorkan pendapatan ini ke Kas Daerah. Berdasarkan dokumen penyetoran tersebut atau STS (Surat Tanda Setoran), PPK SKPD menjurnal:
67
Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
RK PPKD
XXX
XXX
Kas di Bendahara Penerimaan
Kredit
XXX
Selanjutnya, akan dilakukan pemeriksaan terhadap wajib pajak, apabila ditemukan adanya kurang bayar maka akan diterbitkan Surat Keterangan Kurang Bayar. SKPD mengakui adanya penambahan Pendapatan LO. Berdasarkan Surat Keterangan tersebut PPK SKPD menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
XXX
Piutang Pajak......
XXX
XXX
Pendapatan Pajak...... LO
Kredit
XXX
Apabila ditemukan adanya lebih bayar maka akan diterbitkan Surat Keterangan Lebih Bayar. SKPD mengakui adanya pengurangan Pendapatan LO. Berdasarkan Surat Keterangan tersebut PPK SKPD menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Pendapatan Pajak...... LO
XXX
XXX
Utang Kelebihan Pembayaran Pajak
Kredit
XXX
Namun, apabila kurang bayar maka PPK akan mengakui adanya piutang pendapatan pajak. PPK SKPD akan menjurnal Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Piutang pendapatan...
XXX
XXX
Pendapatan...-LO
68
Kredit
XXX
3) Pengakuan pendapatan pajak yang pembayarannya dilakukan di muka oleh wajib pajak untuk memenuhi kewajiban selama beberapa periode ke depan.
Contoh pendapatan kategori ke ga adalah Pajak kendaraan bermotor. Ke ka wajib pajak datang melapor dan pada saat itu diterbitkan SKP Daerah atas Pajak kendaraan, PPK-SKPD akan melakukan jurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Piutang Pajak PKB
XXX
XXX
Pendapatan PKB LO
Kredit
XXX
Kemudian Wajib Pajak melakukan pembayaran atas Pajak kendaraan dan diterima oleh Bendahara Penerimaan maka PPK-SKPD akan menjurnal : Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Kas Bendahara Penerimaan
XXX
XXX
Piutang Pajak PKB LO
Kredit
XXX
69
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Perubahan SAL
XXX
XXX
Pendapatan Pajak.....LRA
Kredit
XXX
Selanjutnya, Bendahara Penerimaan akan menyetorkan pendapatan ini ke Kas Daerah. Berdasarkan dokumen penyetoran tersebut atau STS (Surat Tanda Setoran), PPKSKPD menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
RK PPKD
XXX
XXX
Kas di Bendahara Penerimaan
Kredit
XXX
Diakhir tahun atau akhir periode akan diterbitkan buk memorial untuk mengakui pendapatan LO, PPK SKPD menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Pendapatan Diterima Dimuka
XXX
XXX
Pendapatan Pajak.....LO
70
Kredit
XXX
4) Pengakuan pendapatan pajak yang didahului dengan penghitungan sendiri oleh wajib pajak (self assessment) dan pembayarannya diterima di muka untuk memenuhi kewajiban selama beberapa periode ke depan.
Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan terhadap nilai pajak yang dibayar apakah sudah sesuai, kurang atau lebih bayar, untuk selanjutnya dilakukan penetapan. Contoh pendapatan daerah yang masuk dalam kategori ini adalah pajak reklame. Ke ka bendahara penerimaan SKPD menerima pembayaran pajak dari wajib pajak atas pajak yang dibayar untuk periode tertentu, PPK-SKPD mengakui adanya pendapatan diterima dimuka dengan menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Kas di Bendahara Penerimaan
XXX
XXX
Pendapatan Diterima Dimuka
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Perubahan SAL
XXX
XXX
Pendapatan Pajak..LRA
Kredit
XXX
71
Selanjutnya, Bendahara Penerimaan akan menyetorkan pendapatan ini ke Kas Daerah. Berdasarkan dokumen penyetoran tersebut atau STS (Surat Tanda Setoran), fungsi akuntansi mencatat dengan jurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
XXX
RK PPKD
XXX
XXX
Kas di Bendahara Penerimaan
Kredit
XXX
Pada akhir periode SKPD melakukan pemeriksaan. Apabila ditemukan adanya pajak kurang bayar, SKPD akan mengeluarkan surat ketetapan kurang bayar.Berdasarkan surat ketetapan tersebut, dicatat dengan jurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
Kredit
Pengakuan Pendapatan –LO pada saat pemeriksaan XXX
XXX
XXX
Pendapatan Diterima Dimuka
XXX
Pendapatan Pajak...LO
XXX XXX
Pengakuan Piutang atas Pajak Kurang Bayar XXX
XXX
XXX
Piutang Pajak ......
XXX
Pendapatan Pajak...LO
XXX XXX
Apabila ditemukan adanya pajak lebih bayar, SKPD akan mengeluarkan surat ketetapan lebih bayar atas pajak. Berdasarkan hal tersebut dicatat pengakuan dengan jurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
Kredit
Pengakuan Pendapatan –LO pada saat pemeriksaan XXX
XXX
XXX
Pendapatan Diterima Dimuka
XXX
Pendapatan Pajak....LO
XXX XXX
Pengakuan Piutang atas Pajak Lebih Bayar XXX
72
XXX
XXX
Pendapatan Pajak....LO
XXX
Utang Kelebihan Pembayaran Pajak
XXX XXX
b. Jurnal Standar Untuk Pencatatan Retribusi 1. Jurnal Standar - Earned Pendapatan Retribusi Earned Wajib Retribusi
PPKD/Dinas yang berwenang
Bendahara Penerimaan
PPK
11
SKP SKP
SKP SKP
SKP SKP
Jurnal: Jurnal: Dr.Piutang Dr.Piutang Retribusi Retribusi Cr. Cr. Pendapatan Pendapatan retribusi...-LO retribusi...-LO Pembayaran Pembayaran retribusi retribusi oleh oleh wajib wajib retribusi retribusi
Bayar Retribusi
TBP TBP
TBP TBP
22 TBP TBP 33 Penyebaran Penyebaran ke ke Kas Kas Daerah Daerah
Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Kas Kas di di Bendahara Bendahara Penerimaan Penerimaan Cr. Cr. Piutang Piutang Retribusi...-LO Retribusi...-LO Dr. Dr. Perubahan Perubahan SAL SAL Cr. Cr. Pendapatan Pendapatan Retribusi...-LRA Retribusi...-LRA
STS STS
STS STS
Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. RK RK PPKD PPKD Cr. Cr. Kas Kas di di Bendahara Bendahara Penerimaan Penerimaan
Ke ka diterbitkan Surat Ketetapan Retribusi Daerah, SKPD telah berhak mengakui pendapatan, meskipun belum diterima pembayarannya oleh wajib retribusi (earned). Oleh karena itu, PPK-SKPD mengakui adanya pendapatan retribusi LO dengan menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Piutang Retribusi ......
XXX
XXX
Pendapatan Retribusi.... LO
Kredit
XXX
Pada saat wajib retribusi membayar retribusi yang terdapat dalam SKR tersebut, wajib retribusi akan menerima Tanda Buk Pembayaran (TBP) sebagai buk telah membayar retribusi. TBP juga menjadi dasar bagi PPK SKPD untuk mencatat pendapatan retribusi -LRA dengan jurnal:
73
Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Kas di Bendahara Penerimaan
XXX
XXX
Piutang Retribusi....LO
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Perubahan SAL
XXX
XXX
Pendapatan Retribusi...... LRA
Kredit
XXX
Selanjutnya, Bendahara Penerimaan akan menyetorkan pendapatan ini ke Kas Daerah. Berdasarkan dokumen penyetoran tersebut atau STS (Surat Tanda Setoran), PPK SKPD menjurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
RK PPKD
XXX
XXX
Kas di Bendahara Penerimaan
74
Kredit
XXX
2. Jurnal Standar - Realized Pendapatan Retribusi Realized PPKD/ Dinas yang berwenang
Wajib Retribusi
Bendahara Penerimaan
PPK
TBP TBP Bayar ke Bendahara
Pembayaran Pembayaran
TBP TBP Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Kas Kas di di Bendahara Bendahara Penerimaan Penerimaan Cr. Cr. Pendapatan Pendapatan Retribusi....-LO Retribusi....-LO
TBP TBP
Dr. Dr. Perubahan Perubahan SAL SAL Cr. Cr. Pendapatan Pendapatan Retribusi...-LRA Retribusi...-LRA Penyetoran Penyetoran ke ke Kas Kas Daerah Daerah STS STS STS STS
STS STS Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. RK RK PPKD PPKD Cr. Cr. Kas Kas di di Bendahara Bendahara Penerimaan Penerimaan
Wajib retribusi melakukan pembayaran retribusi kemudian akan menerima Tanda Buk Pembayaran (TBP). TBP juga menjadi dasar bagi PPK SKPD untuk mengakui pendapatan dengan mencatat jurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Kas di Bendahara Penerimaan
XXX
XXX
Pendapatan Retribusi.........LO
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Perubahan SAL
XXX
XXX
Pendapatan Retribusi.........LRA
Kredit
XXX
75
Selanjutnya, Bendahara Penerimaan akan menyetorkan pendapatan ini ke Kas Daerah. Berdasarkan dokumen penyetoran tersebut atau STS (Surat Tanda Setoran), fungsi akuntansi mencatat dengan jurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
RK PPKD
XXX
XXX
Kas di Bendahara Penerimaan
Kredit
XXX
Berikut adalah rangkuman jurnal standar untuk pencatatan pendapatan di SKPD: No.
Transaksi
1 Penerbitan SK
PENCATATAN OLEH SKPD Uraian Debet Piutang ………. xxx Pendapatan …. - LO Kas di Bend Penerimaan
2 Penerimaan Pembayaran
xxx xxx xxx
Pendapatan …. - LRA Penyetoran Pendapatan RK PPKD 3 oleh SKPD ke Kas Daerah Kas di Bend Penerimaan Pendapatan langsung 4 disetor ke kas umum daerah
RK PPKD
Pendapatan …. - LRA
76
No Entry
No Entry
xxx xxx
Kas di Kas Daerah xxx
xxx
Piutang ………. Perubahan SAL
Kredit
xxx
Piutang ………. Perubahan SAL
PENCATATAN OLEH PPKD Uraian Debet
Kredit
Kas di Kas Daerah xxx
xxx xxx
xxx
RK SKPD RK SKPD
xxx xxx xxx
2. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD-PPKD) Dengan memperha kan sumber, sifat dan prosedur penerimaan pendapatan maka pengakuan pendapatan di PPKD dapat diklasi asikan ke dalam beberapa alterna f jurnal standar sebagai berikut: a. Prosedur Pencatatan PAD 1) PAD melalui Penetapan PAD Melalui Penetapan Wajib Pajak
PPKD
Fungsi Akuntansi PPKD
Menetapkan Menetapkan SKP SKP SKP SKP
SKP SKP
SKP SKP
Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Piutang Piutang Pendapatan Pendapatan ... ... Cr. Pendapatan Cr. Pendapatan Pajak... Pajak... -LO -LO
Pembayaran Pembayaran SKP SKP
TBP TBP
TBP TBP
TBP TBP
Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Kas Kas di di Kas Kas Daerah Daerah Cr. Piutang Cr. Piutang Pajak Pajak ... ... Dr. Dr. Perubahan Perubahan SAL SAL Cr. Pendapatan Cr. Pendapatan Pajak... Pajak... -LRA -LRA
Ke ka PPKD menerbitkan Dokumen Ketetapan yang mengindikasikan adanya hak Pemda atas suatu pendapatan. Berdasarkan Dokumen tersebut, Fungsi Akuntansi PPKD kemudian akan mencatat jurnal. Jurnal LO dan Neraca Tanggal
No Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Piutang Pendapatan......
XXX
XXX
Pendapatan Pajak .....LO
Kredit
XXX
Piutang Pendapatan atas Surat Ketetapan itu akan dibayar oleh Wajib Pajak yang selanjutnya akan menerima Tanda Buk Pembayaran (TBP) sebagai buk telah menyetor PAD melalui Penetapan. Berdasarkan Dokumen tersebut, Fungsi
77
Akuntansi PPKD kemudian akan mencatat jurnal. Jurnal LO dan Neraca Tanggal
No Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Kas di Kas Daerah
XXX
XXX
Piutang Pajak .....
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
No Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Perubahan SAL
xxxx
XXX
Pendapatan Pajak.....LRA
Kredit
xxxx
2) PAD Tanpa Penetapan PAD Tanpa Penetapan Pihak ke-3
PPKD
Fungsi Akuntansi PPKD
Pembayaran
TBP TBP
TBP
Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Kas Kas di di Kas Kas Daerah Daerah Cr. Pendapatan Cr. Pendapatan Pajak... Pajak... -LO -LO Dr. Dr. Perubahan Perubahan SAL SAL Cr. Pendapatan Cr. Pendapatan Pajak... Pajak... -LRA -LRA
Ke ka Pihak ke ga melakukan pembayaran PAD Tanpa Penetapan kemudian akan menerima Tanda Buk Pembayaran (TBP). Berdasarkan Dokumen tersebut, Fungsi Akuntansi PPKD kemudian akan mencatat jurnal.
78
Jurnal LO dan Neraca Tanggal
No Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Kas di Kas Daerah
xxxx
XXX
Pendapatan Pajak....LO
Kredit
xxxx
Jurnal LRA Tanggal
No Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Perubahan SAL
xxxx
XXX
Pendapatan Pajak...LRA
Kredit
xxxx
3) PAD dari Hasil Eksekusi Jaminan
Pihak ke ga melakukan pembayaran uang jaminan bersamaan dengan pembayaran perizinan, misal perizinan pemasangan iklan, kemudian akan menerima Tanda Buk Pembayaran (TBP). Berdasarkan Dokumen tersebut, Fungsi Akuntansi PPKD kemudian akan mencatat jurnal.
79
Jurnal LO dan Neraca Tanggal
No Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Kas di kas daerah
xxxx
XXX
Utang Jaminan...
Kredit
xxxx
Pada saat pihak ke ga dak menunaikan kewajibannya, PPKD akan mengeksekusi uang jaminan yang sebelumnya telah disetorkan. Fungsi Akuntansi PPKD akan membuat buk memorial terkait eksekusi jaminan. Berdasarkan Dokumen tersebut, Fungsi Akuntansi PPKD kemudian akan mencatat jurnal. Jurnal LO dan Neraca Tanggal
No Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Utang Jaminan
xxxx
XXX
Pendapatan....LO
Kredit
xxxx
Jurnal LRA Tanggal
No Buk
XXX
XXX
80
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Perubahan SAL
xxxx
XXX
Pendapatan...... LRA
Kredit
xxxx
b. Prosedur Pencatatan Transfer/Dana Perimbangan Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat
Bank Kas Daerah
Surat Surat Ketetapan Ketetapan Dana Dana Transfer Transfer
PPKD Surat Surat Ketetapan Ketetapan Dana Dana Transfer Transfer
Fungsi Akuntansi PPKD Surat Surat Ketetapan Ketetapan Dana Dana Transfer Transfer
Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Piutang Piutang Pendapatan Pendapatan Cr. Pendapatan Cr. Pendapatan Transfer.. Transfer.. -LO LO
Penerbitan Penerbitan Nota Nota Kredit Kredit
Pengiriman/ Pengiriman/ transfer transfer dana dana
Nota Nota Kredit Kredit
Nota Nota Kredit Kredit
Nota Nota Kredit Kredit
Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Kas Kas di di Kas Kas Daerah Daerah Cr. Piutang Cr. Piutang Pendapatan... Pendapatan... Dr. Dr. Perubahan Perubahan SAL SAL Cr. Pendapatan Cr. Pendapatan Transfer... Transfer... LRA LRA
Pemerintah Daerah menerima surat pemberitahuan dari Pemerintah Pusat terkait ketetapan jumlah dana transfer yang akan diterima oleh Pemerintah Daerah, makaberdasarkan ketetapan tersebut, Fungsi Akuntansi PPKD dak melakukan jurnal: Pemerintah daerah telah menerima dana transfer dari pemerintah pusat, maka bank kas daerah akan mengeluarkan Nota Kredit jika diterima per triwulan. Berdasarkan Dokumen tersebut, Fungsi Akuntansi PPKD kemudian akan mencatat jurnal. Jurnal LO dan Neraca Tanggal
XXX
No Buk
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Kas di kas daerah
xxxx
XXX
Pendapatan diterima dimuka ....
Xxxx
XXX
Pendapatan LO ..
Xxxx
Kredit
81
Jurnal LRA Tanggal
No Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Perubahan SAL
xxxx
XXX
Pendapatan Transfer...... LRA
Kredit
Xxxx
Pemerintah daerah se ap awal bulan, Fungsi Akuntansi PPKD kemudian akan mencatat jurnal atas penerimaan pendapatan diterima dimuka dengan jurnal : Jurnal LO dan Neraca Tanggal
XXX
No Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Pendapatan Diterima Dimuka
xxxx
XXX
Pendapatan Transfer...... LO
XXX
Kredit
Xxxx
c. Prosedur Pencatatan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Pendapatan Hibah, Dana Transfer Semua Pendapatan untuk Pendapatan Transfer akan dilakukan pencatatan dan pengakuan ke ka telah diterima secara kas maka akan dilakukan jurnal: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
XXX
No Buk
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Kas di Kas Daerah
xxxx
XXX
Pendapatan Transfer ....... LO
Xxxx
XXX
Pendapatan Transfer .... diterima dimuka
Xxxx
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Perubahan SAL
xxxx
XXX
Pendapatan Transfer...... LRA
Kredit
Jurnal LRA Tanggal
No Buk
XXX
XXX
82
Kredit
Xxxx
Pemerintah daerah se ap awal bulan, Fungsi Akuntansi PPKD kemudian akan mencatat jurnal atas penerimaan pendapatan diterima dimuka dengan jurnal : Jurnal LO dan Neraca Tanggal
XXX
No Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Pendapatan Diterima Dimuka
xxxx
XXX
Pendapatan Transfer...... LO
XXX
Kredit
Xxxx
83
84
SISTEM AKUNTANSI BEBAN & BELANJA
A. UMUM 1. Definisi Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau mbulnya kewajiban. Beban diakui ke ka sudah mbul kewajiban akan belanja yang kita lakukan. Belanja merupakan semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih (SAL) dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang dak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Pencatatan belanja merupakan realisasi dari anggaran belanja sehingga akan masuk ke dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) yang disusun dan disajikan dengan basis kas. Belanja akan diakui ke ka kas sudah keluar. 2. Klasifikasi Klasifikasi beban dalam LO menurut PSAP Nomor 12 Peraturan Pemerintah 71 Tahun 2010 dan kewenangan atas beban tersebut: BEBAN
KEWENANGAN
Beban Operasi – LO Beban Pegawai
SKPD
Beban Barang dan Jasa
SKPD
Beban Bunga
PPKD
Beban Subsidi
PPKD
Beban Hibah
PPKD&SKPD
85
BEBAN Beban Bantuan Sosial
KEWENANGAN PPKD
Beban Penyusutan dan Amor sasi
SKPD
Beban Penyisihan Piutang
SKPD
Beban Lain-Lain
SKPD
Beban Transfer Beban Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah
PPKD
Beban Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
PPKD
Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya
PPKD
Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Desa
PPKD
Beban Transfer Bantuan Keuangan Lainnya
PPKD
Beban Transfer Dana Otonomi Khusus
PPKD
Defisit Non Operasional
PPKD
Beban Luar Biasa
PPKD
Klasifikasi Belanja dalam LO menurut PSAP Nomor 12 Peraturan Pemerintah 71 Tahun 2010 dan kewenangan atas Belanja tersebut: BELANJA
KEWENANGAN
Belanja Operasi – LO Belanja Pegawai
SKPD
Belanja Barang dan Jasa
SKPD
Belanja Modal .......
SKPD
Belanja Bunga
PPKD
Belanja Subsidi
PPKD
Belanja Hibah
PPKD&SKPD
Belanja Bantuan Sosial
PPKD
Belanja Penyusutan dan Amor sasi
SKPD
Belanja Penyisihan Piutang
SKPD
Belanja Lain-Lain
SKPD
Belanja Transfer Belanja Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah
PPKD
Belanja Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
PPKD
Belanja Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya
PPKD
Belanja Transfer Bantuan Keuangan ke Desa
PPKD
Belanja Transfer Bantuan Keuangan Lainnya
PPKD
Belanja Transfer Dana Otonomi Khusus
PPKD
Defisit Non Operasional
PPKD
Belanja Luar Biasa
PPKD
86
Serta klasifikasi belanja dalam LRA menurut PSAP Nomor 02 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan kewenangan atas belanja tersebut: Belanja
Kewenangan
Belanja Operasi Belanja Pegawai
SKPD
Belanja Barang
SKPD
Bunga
PPKD
Subsidi
PPKD
Hibah (Uang, barang dan Jasa)*) Bantuan Sosial (uang dan barang)*)
PPKD/SKPD PPKD/SKPD
Belanja Modal Belanja Tanah
SKPD
Belanja Peralatan dan Mesin
SKPD
Belanja Gedung dan Bangunan
SKPD
Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan
SKPD
Belanja Aset tetap lainnya
SKPD
Belanja Aset Lainnya
SKPD
Belanja Tak Terduga Belanja Tak Terduga
PPKD
*) Hibah dan bantuan sosial berupa uang merupakan kewenangan PPKD, sedangkan hibah barang dan jasa serta bantuan sosial berupa barang merupakan kewenangan SKPD. Akuntansi Beban dan Belanja pada SKPD dilakukan oleh PPK SKPD. Sistem dan prosedur akuntansi beban ini melipu akuntansi beban pegawai dan beban barang. 1. Beban Pegawai/Belanja Pegawai Beban pegawai melipu Gaji dan Tunjangan, Tambahan Penghasilan PNS, Beban Penerimaan Lainnya Pimpinan dan Anggota DPRD serta KDH/WKDH, Biaya Pemungutan Pajak Daerah, Honorarium PNS, Honorarium Non PNS, Uang Lembur, Beban Beasiswa Pendidikan PNS, Beban Kursus, pela han, sosialisasi dan bimbingan teknis PNS, dan Beban Pegawai BLUD. Beban pegawai dapat dilakukan dengan mekanisme UP/GU/TU seper honorarium non PNS, atau melalui mekanisme LS seper beban gaji dan tunjangan.
87
Dalam konteks beban pegaawai dengan mekanisme LS, akuntansi mempunyai asumsi bahwa dana SP2D dari BUD langsung diterima oleh pihak ke ga/pihak lain yang telah ditetapkan. Dengan demikian, beban pegawai melalui mekanisme LS diasumsikan dana dari Kas Daerah langsung diterima oleh pegawai. Dalam mekanisme UP/GU/TU, beban pegawai diakui ke ka buk pembayaran beban (Buk Pembayaran Honor) telah diterima oleh PPK. Sedangkan dalam mekanisme LS, beban pegawai diakui ke ka Da ar Gaji telah terbit dan diterima oleh PPK. 2. Beban Barang/Belanja Barang Beban barang terdiri atas Beban Persediaan, Beban Jasa, Beban Pemeliharaan, dan Beban Perjalanan Dinas. Beban barang dapat dilakukan dengan mekanisme UP/GU/TU maupun dengan mekanisme LS. Dalam mekanisme UP/GU/TU, beban barang diakui ke ka buk pembayaran beban kepada pihak ke ga atau buk transaksi telah diterima oleh PPK. Hal ini terjadi pada saat adanya pengajuan GU. Seangkan dalam mekanisme LS, beban barang diakui ke ka Berita Acara (yang megindikasikan telah diterimanya barang oleh SKPD atau telah selesainya jasa yang dilakukan oleh pihak ke ga) diterima oleh PPK> Khusus untuk beban persediaan, terdapat 2 (dua) alterna f pendekatan yang dapat dilakukan sebagai metode pengakuan transaksi pembelian persediaan serta metode pencatatan persediaan. Pengakuan persediaan dapat dilakukan melalui 2 (dua) pendekatan, yaitu pendekatan aset dan pendekatan beban. Melalui pendekatan aset, se ap pembelian persediaan dilakukan oleh Pemerintah Daerah langsung akan menambah aset yaitu pada akun persediaan. Melalui pendekatan beban, transaksi pembelian persediaan dak secara langsung menambah akun persediaan, melainkan diakui sebagai beban. Metode pencatatan persediaan terbagi 2 (dua), yaitu metode perpetual dan metode periodik. Metode perpetual menutut dilakukannya pemutakhiran se ap terjadi perubahan posisi akun persediaan. Sedangkan penggunaan metode periodik dalam pencatatan persediaan hanya meminta pemutakhiran posisi akun persediaan di akhir periode (saat dilakukannya penyesuaian).
88
B. PIHAK PIHAK YANG TERKAIT 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah(SKPD) a. Kuasa Bendahara Umum Daerah (BUD) b. Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) Dalam sistem akuntansi Beban & Belanja, PPK-SKPD melaksanakan fungsi akuntansi, memiliki tugas sebagai berikut: 1) mencatat transaksi/kejadian beban berdasarkan buk -buk transaksi yang sah dan valid ke Buku Jurnal LRA dan Buku Jurnal LO dan Neraca; 2) melakukan pos ng jurnal-jurnal transaksi/kejadian pendapatan LO dan pendapatan LRA kedalam Buku Besar masing-masing rekening (rincian objek); 3) menyusun Laporan Keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca dan Catatan atas Laporan keuangan. c. Bendahara Pengeluaran mencatat dan membukukan semua pengeluaran belanja/beban kedalam buku kas umum SKPD, dan membuat SPJ atas beban/ belanja d. Pengguna Anggaran e. Pejabat Pelaksana Teknis Anggaran 2. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD-PPKD) a. Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD) Dalam sistem akuntansi Belanja & Beban, PPK-PPKD melaksanakan fungsi akuntansi PPKD, memiliki tugas sebagai berikut: 1) mencatat transaksi/kejadian beban berdasarkan buk -buk transaksi yang sah dan valid ke Buku Jurnal LRA dan Buku Jurnal LO dan Neraca; 2) melakukan pos ng jurnal-jurnal transaksi/kejadian pendapatan LO dan pendapatan LRA kedalam Buku Besar masing-masing rekening (rincian objek); 3) menyusun Laporan Keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan SAL, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca dan Catatan atas Laporan keuangan.
89
b. Bendahara Pengeluaran PPKD 1) mencatat dan membukukan semua pengeluaran beban kedalam buku kas umum PPKD. 2) membuat SPJ atas beban. c. Kuasa BUD d. Pemda Lain/PD/Masyarakat/Ormas
C. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah(SKPD) a. Da ar barang/honor b. Nota Permintaan Dana (NPD) c. Buk Pembayaran Gaji/Barang/Jasa d. Berita Serah Terima Barang e. Surat Perintah Pembayaran (SPP) f. Surat Perintah Membayar (SPM) g. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) 2. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD-PPKD) Uraian
Ddokumen
Beban Operasi – LO Beban Bunga
Nota Debet/SP2D/Dokumen yang dipersamakan
Beban Subsidi
Surat Keputusan Kepala Daerah/SP2D/ Dokumen yang dipersamakan
Beban Hibah
NPHD/SP2D/Dokumen yang dipersamakan
Beban Bantuan Sosial
Surat Keputusan Kepala Daerah/SP2D/ Dokumen yang dipersamakan
Beban Transfer Beban Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah
Surat Keputusan Kepala Daerah/SP2D/ Dokumen yang dipersamakan
Beban Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
Surat Keputusan Kepala Daerah/SP2D/ Dokumen yang dipersamakan
Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya
Surat Keputusan Kepala Daerah/SP2D/ Dokumen yang dipersamakan
Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Desa
Surat Keputusan Kepala Daerah/SP2D/ Dokumen yang dipersamakan
Beban Transfer Bantuan Keuangan Lainnya
Surat Keputusan Kepala Daerah/SP2D/ Dokumen yang dipersamakan
Beban Transfer Dana Otonomi Khusus
Surat Keputusan Kepala Daerah/SP2D/ Dokumen yang dipersamakan
90
D. SISTEM AKUNTANSI BEBAN & BELANJA Jurnal Standard dan Ilustrasi 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) a. Beban Pegawai 1) Beban pegawai menggunakan mekanisme LS Beban Pegawai Menggunakan Mekanisme LS Kuasa BUD
Pengguna Anggaran
PPK
Penyiap Daftar Gaji
Daftar Daftar Gaji Gaji Pegawai Pegawai
Menyiapkan Menyiapkan Daftar Daftar Gaji Gaji 11
Dr. Dr. Beban Beban Gaji Gaji Pegawai Pegawai Cr. Cr. Utang Utang Gaji Gaji
22
Pembuatan Pembuatan Draft Draft SPM SPM
33
Penandatangan Penandatangan SPM SPM
44
Penerbitan Penerbitan SP2D SP2D
SPM SPM
SP2D SP2D
SP2D SP2D
Draft Draft SPM SPM
SP2D SP2D
Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Beban Beban Gaji Gaji Pokok Pokok Cr. Cr. RK RK SKPD SKPD Dr. Dr. Belanja Belanja Gaji Gaji Pokok Pokok Cr. Cr. Perubahan Perubahan SAL SAL
Beban pegawai yang pembayarannya melalui mekanisme LS dimana pembayaran tersebut langsung ditransfer ke rekening masing-masing PNSD. Berdasarkan SP2D LS Gaji dan Tunjangan, maka jurnal standar: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Beban Gaji Pokok
XXX
XXX
RK PPKD
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Belanja Gaji Pokok
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
91
Beban pegawai yang pembayarannya melalui mekanisme LS dimana pembayaran ditransfer ke Bendahara Pengeluaran kemudian oleh bendahara pengeluaran melakukan pembayaran ke masing masing PNS. Berdasarkan SP2D LS Gaji dan Tunjangan, maka jurnal standar: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
XXX
Nomor Buk
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Kas di Bendahara Pengeluaran
XXX
XXX
RK PPKD
XXX
Beban Gaji Pokok
XXX
Kas di bendahara Pengeluaran
Kredit
XXX XXX XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
XX
XXXXX
92
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Belanja Gaji Pokok
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
2) Beban pegawai menggunakan Uang Persediaan Beban Pegawai Menggunakan Uang Persediaan Pengguna Anggaran
PPTK
Menyiapkan Menyiapkan NPD NPD dan dan Daftar Daftar Honor Honor
PPK
Bendahara Pengeluaran
11
NPD NPD
22
Verifikasi Verifikasi NPD NPD
Daftar Daftar Honor Honor 33 NPD NPD
Otorisasi Otorisasi NPD NPD
Daftar Daftar Honor Honor NPD NPD
NPD NPD
Pembayaran Pembayaran
44
Daftar Daftar Honor Honor Bukti Bukti Pembayaran Pembayaran
Bukti Bukti Pembayaran Pembayaran
Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Beban Beban Uang Uang Lembur Lembur PNS PNS Cr. Cr. Kas Kas di di Bendahara Bendahara Pengeluaran Pengeluaran Dr. Dr. Beban Beban Uang Uang Lembur Lembur PNS PNS Cr. Cr. Perubahan Perubahan SAL SAL
Beban pegawai (misalnya pembayaran lembur) yang pembayarannya melalui mekanisme UP/GU/TUdimana pembayaran oleh Bendahara Pengeluaran melakukan pembayaran ke masing masing PNS, maka jurnal standar: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Beban Uang Lembur PNS
XXX
XXX
Kas Bendahara Pengeluaran
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Belanja Uang Lembur PNS
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
93
b. Beban Barang Beban Barang Menggunakan Mekanisme LS Kuasa BUD
Pengguna Anggaran
PPTK
PPK Berita Berita Acara Acara Serah Serah Terima Terima Barang Barang
Menyiapkan Menyiapkan Berita Berita Acara Acara Serah Serah Terima Terima Barang Barang 11
Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Beban Beban Barang Barang Cr. Cr. Utang Utang
22
Pembuatan Pembuatan Draft Draft SPM SPM
33 Penandatang Penandatang anan anan SPM SPM
44
Penerbitan Penerbitan SP2D SP2D
SPM SPM
SP2D SP2D
SP2D SP2D
Draft Draft SPM SPM
SP2D SP2D
Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Utang Utang Cr. Cr. RK RK PPKD PPKD Dr. Dr. Belanja Belanja Barang Barang dan dan Jasa Jasa Cr. Cr. Perubahan Perubahan SAL SAL
Beban Barang Meggunakan Uang Persediaan Pengguna Anggaran
PPTK
Menyiapkan Menyiapkan NPD NPD
PPK
Bendahara Pengeluaran
11
22 NPD NPD 33
Verifikasi Verifikasi NPD NPD
Daftar Daftar Barang Barang
NPD NPD
Otorisasi Otorisasi NPD NPD
Daftar Daftar Barang Barang
NPD NPD
NPD NPD
Pembayaran Pembayaran Daftar Daftar Barang Barang Buku Buku Pembayaran Pembayaran
Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Beban Beban Barang Barang dan dan Jasa... Jasa... Cr. Cr. Kas Kas di di Bendahara Bendahara Pengeluaran Pengeluaran
94
Bukti Bukti Pembayaran Pembayaran
44
1) Pendekatan Beban Pembelian Barang dan jasa berupa ATK yang mana ATK tersebut akan langsung digunakan segera pada kegiatan. Serta Pembelian tersebut belum dilakukan Pembayaran dan Barang dan jasa yang dibeli telah diterima dengan surat Berita Acara Serah Terima Barang dari Rekanan. Berdasarkan kejadian tersebut maka jurnal standar: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Beban Persediaan ATK
XXX
XXX
Utang Belanja ATK
Kredit
XXX
Kemudian dilakukan pembayaran melalui mekanisme SP2D LS maka jurnal standar: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Utang Belanja ATK
XXX
XXX
RK PPKD
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Belanja ATK
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Atau kemudian dilakukan pembayaran melalui mekanisme SP2D UP/GU/TU maka jurnal standar: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Utang Belanja ATK
XXX
XXX
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kredit
XXX
95
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Belanja ATK
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Pada akhir periode fungsi akuntansi akan melakukan Penghitungan fisik (Stock Opname) terhadap barang dan jasa yang dibeli dan belum digunakan dan berdasarkan hasil stock opnamemaka jurnal standar: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Persediaan ATK
XXX
XXX
BebanATK
Kredit
XXX
2) Pendekatan Aset Pembelian Barang dan jasa berupa ATK yang mana ATK tersebut dak langsung akan digunakan/dikonsumsisegera tapi sifatnya untuk digunakan dalam satu periode atau sifatnya berjaga-jaga. Serta pembelian tersebut belum dilakukan Pembayaran dan Barang dan jasa yang dibeli telah diterima dengan Surat Berita Acara Serah Terima Barang dari Rekanan. Berdasarkan kejadian tersebut maka jurnal standar: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
XXX
XXX
96
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Persediaan ATK
XXX
XXX
Utang Belanja ATK
Kredit
XXX
Kemudian dilakukan pembayaran melalui mekanisme SP2D. LS maka jurnal standar: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Utang BelanjaATK
XXX
XXX
RK PPKD
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Belanja ATK
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Atau kemudian dilakukan pembayaran melalui mekanisme SP2D UP/GU/TU makajurnal standar: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Utang Belanja ATK
XXX
XXX
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Belanja ATK
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Apabila perhitungan persediaan menggunakan metode perpetual maka pada akhir periode akuntansi dak perlu dilakukan jurnal penyesuaian. Selanjutnya apabila perhitungan persediaan menggunakan metode periodik, maka fungsi akuntansi melakukan Penghitungan fisik (Stock Opname) terhadap barang dan jasa yang dibeli dan belum digunakan, dan berdasarkan hasil stock opname tersebut jurnal standar:
97
Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
BebanATK
XXX
XXX
Persediaan ATK
Kredit
XXX
2. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD-PPKD) Akuntansi Beban pada PPKD dilakukan oleh fungsi Akuntansi PPKD. Sistem dan prosedur Akuntansi Beban ini melipu Beban Bunga, Beban Subsidi, Beban Hibah, Beban Bantuan Sosial, dan Beban Transfer. 1) Beban bunga Beban bunga merupakan alokasi pengeluaran pemerintah daerah untuk pembayaran bunga (interest) yang dilakukan atas kewajiban penggunaan pokok utang (principal outstanding), termasuk beban pembayaran biaya-biaya yang terkait dengan pinjaman dan hibah yang diterima pemerintah seper biaya commitment fee dan biaya denda. Beban bunga melipu Beban Bunga Pinjaman dan Beban Bunga Obligasi. Beban bunga diakui ap akhir tahun atau ke ka pinjaman telah jatuh tempo. 2) Beban subsidi Beban subsidi merupakan pengeluaran atau alokasi anggaran yang diberikan pemerintah daerah kepada perusahaan negara/ daerah, lembaga pemerintah atau pihak ke ga lainnya yang memproduksi dan mengimpor barang serta menyediakan jasa untuk dijual dan diserahkan dalam rangka memenuhi hajat hidup orang banyak agar harga jualnya dapat dijangkau masyarakat. 3) Beban hibah Beban hibah merupakan beban pemerintah dalam bentuk uang/barang atau jasa kepada pemerintah lainnya, perusahaan negara/daerah, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan, bersifat dak wajib dan dak mengikat. Beban hibah melipu beban hibah kepada pemerintah pusat, beban hibah kepada pemerintah daerah lainnya, beban hibah kepada pemerintah desa, beban hibah kepada perusahaan daerah/BUMD/BUMN, beban hibah kepada badan/lembaga/ organisasi swasta, beban hibah kepada kelompok masyarakat/ perorangan, beban hibah kepada satuan pendidikan dasar. Beban
98
hibah diakui ke ka nota perjanjian hibah sudah ditandatagani oleh PPKD dan pihak penerima hibah. 4) Beban Bantuan Sosial Beban bantuan sosial merupakan transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial. Beban bantuan sosial melipu beban bantuan sosial kepada organisasi sosial kemasyarakatan, beban bantuan sosial kepada kelompok masyarakat, dan beban bantuan sosial kepada anggota masyarakat. Beban bantuan sosial diakui ke ka SP2D atas beban ini sudah diterbitkan. 5) Beban Transfer Beban transfer merupakan beban berupa pengeluaran uang atau kewajiban untuk mengeluarkan uang dari en tas pelaporan kepada suatu en tas pelaporan lain yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan. Beban transfer melipu bagi hasil pajak, bagi hasil pendapata lainnya, bantuan keuangan ke pemerintah daerah lainnya, bantuan keuangan ke desa, dan bantuan keuangan lainnya. Bantuan transfer diakui saat ke ka SP2D atas beban ini sudah diterbitkan. 6) Beban Bunga Beban Bunga PPKD
Kuasa BUD
Bendahara PPKD
Bukti Bukti Memorial Memorial
Fungsi Akuntansi Dokumen Dokumen Perjanjian Perjanjian Utang Utang Membuat Membuat Bukti Bukti Memorial Memorial
Mengotorisasi Mengotorisasi SPM SPM
Bukti Bukti Memorial Memorial
Bukti Bukti Memorial Memorial Bukti Bukti Memorial Memorial
Membuat Membuat SPP SPP untuk untuk pembayaran pembayaran utang utang bunga bunga
Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Beban Beban Bunga Bunga Cr. Cr. Utang Utang Bunga Bunga Memverifikasi Memverifikasi SPP SPP dan dan menyiapkan menyiapkan SPM SPM
SPP SPP Mengotorisasi Mengotorisasi SPM SPM
SPM SPM
SPM SPM Menerbitkan Menerbitkan SP2D SP2D
SP2D SP2D
SP2D SP2D Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Utang Utang Bunga Bunga Dr. Dr. Beban Beban Bunga Bunga Cr. Cr. Kas Kas di di Kas Kas Daerah Daerah Dr. Dr. Belanja Belanja Bunga Bunga Cr. Cr. Perubahan Perubahan SAL SAL
99
Pemerintah Daerah menandatangani Perjanjian Utang dengan pihak ke ga, dimana konsekuensi dari utang tersebut akan mbul adanya kewajiban bunga, berdasarkan kejadian tersebut maka jurnal standar: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
XXX
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Beban bunga utang pinjaman
XXX
XXX
Utang Bunga kpdPemerintah
XXX
Kredit
XXX
Pemerintah Daerah melakukan pembayaran bunga dengan mekanisme SP2D LSberdasarkan pembayaran SP2D LS maka fungsi akuntansi akan melakukan pencatatan dalam jurnal standar: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Utang Bunga kpd Pemerintah
XXX
XXX
Kas di Kas Daerah
Kredit
XXX
Karena merupakan transaksi realisasi anggaran. Fungsi akuntansi PPKD juga mencatat belanja dan melakukan penyesuaian Perubahan SAL melalui jurnal: Jurnal LRA Tanggal
XXX
100
Nomor Buk XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Belanja bunga utang pinjaman
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
7) Beban Subsidi Beban Subsidi PPKD
Kuasa BUD
Bendahara PPKD
Surat Surat Ketetapan Ketetapan Belanja Belanja Subsidi Subsidi
Fungsi Akuntansi PPKD Surat Surat Ketetapan Ketetapan Belanja Belanja Subsidi Subsidi Pengakuan Pengakuan Beban Beban Subsidi Subsidi
Bukti Bukti Memorial Memorial
Bukti Bukti Memorial Memorial
Otorisasi Otorisasi
Bukti Bukti Memorial Memorial
Bukti Bukti Memorial Memorial
Membuat Membuat SPP SPP untuk untuk pembayaran pembayaran subsidi subsidi
SPP SPP Otorisasi Otorisasi SPM SPM
Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Beban Beban Subsidi Subsidi Cr. Cr. Utang Utang Beban Beban Subsidi Subsidi Verifikasi Verifikasi SPP SPP dan dan menyiapkan menyiapkan SPM SPM
SPM SPM
Penerbitan Penerbitan SP2D SP2D
SPM SPM
SP2D SP2D Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Utang Utang Beban Beban Subsidi Subsidi Cr. Cr. Kas Kas di di Kas Kas Daerah Daerah
SP2D SP2D
Dr. Dr. Belanja Belanja Subsidi Subsidi Cr. Cr. Perubahan Perubahan SAL SAL
Pemerintah Daerah menerbitkan Surat Keputusan Kepala Daerah/ Perjanjian/Dokumen yang dipersamakan tentang pemberian subsidi kepada en tas lain. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Daerah/Perjanjian/Dokuemn yang dipersamakan maka fungsi akuntansi belum melakukan pencatatan dalamjurnal standar: Kemudian Pemeritah Daerah melakukan pencairan subsidi dengan diterbitkan SP2D LS dan dilakukan penyerahan kepada yang berhak menerima subsidi berdasarkan kejadian tersebut fungsi akuntansi akan melakukan pencatatan dalam jurnal standar: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Beban Subsidi BUMD
XXX
XXX
RK PPKD
Kredit
XXX
Karena merupakan transaksi realisasi anggaran. Fungsi akuntansi PPKD juga mencatat belanja dan melakukan penyesuaian Perubahan SAL melalui jurnal:
101
Jurnal LRA Tanggal
XXX
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Belanja Subsidi kepada BUMD
XXX
XXX
Perubahan SAL
XXX
Kredit
XXX
8) Beban Hibah Beban Hibah Pemda Lain/PD/ Masyarakat/Ormas
PPKD
Kuasa BUD
Bendahara PPKD
Fungsi Akuntansi PPKD
Penandatanganan Penandatanganan NHP NHP
NHP NHP
NHP NHP
NHP NHP
Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Beban Beban Hibah Hibah Cr. Cr. Utang Utang Hibah Hibah Pelaksanaan Pelaksanaan Belanja Belanja HIbah HIbah
SPP SPP
Verifikasi Verifikasi SPP SPP dan dan menyiapkan menyiapkan SPM SPM
Otorisasi Otorisasi SPM SPM
SPM SPM
SPM SPM
SP2D SP2D
Penerbitan Penerbitan SP2D SP2D
SP2D SP2D
SP2D SP2D
Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Utang Utang Hibah Hibah Cr. Cr. Kas Kas di di Kas Kas Daerah Daerah Dr. Dr. Belanja Belanja Hibah Hibah Cr. Cr. Perubahan Perubahan SAL SAL
Pemerintah Daerah menerbitkan SK tentang nama-nama penerima hibah daerah dan telah menandatangani NPHD/ Dokumen yang dipersamakan tentang pemberian hibah kepada kelompok masyarakat berdasarkan kejadian tersebut maka fungsi akuntansi belum melakukan pencatatan dalamjurnal standar: Kemudian Pemeritah Daerah melakukan pencairan bantuan hibah dengan diterbitkan SP2D LS dan dilakukan penyerahan kepada yang berhak menerima hibah dalam bentuk uang berdasarkan kejadian tersebut maka fungsi akuntansi akan melakukan pencatatan dalam jurnal standar:
102
Jurnal LO dan Neraca Nomor Buk
Tanggal
XXX
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Beban hibah kpd masyarakat
XXX
XXX
RK PPKD
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Belanja hibah kpd masyarakat
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
XXX
XXX
Kredit
XXX
9) Beban Bantuan Sosial Beban Bantuan Sosial PPKD
Kuasa BUD
Bendahara PPKD
Membuat Membuat SPP SPP untuk untuk pembayaran pembayaran beban beban bantuan bantuan sosial sosial
Dokumen Dokumen Terkait Terkait
SPP SPP
Otorisasi Otorisasi SPM SPM
SPM SPM
Fungsi Akuntansi
Verifikasi Verifikasi SPP SPP dan dan menyiapkan menyiapkan SPM SPM
SPM SPM
Penerbitan Penerbitan SP2D SP2D
SP2D SP2D
SP2D SP2D Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Beban Beban Bantuan Bantuan Sosial Sosial Cr. Cr. Kas Kas di di Kas Kas Daerah Daerah Dr. Dr. Belanja Belanja Bantuan Bantuan Sosial Sosial Cr. Cr. Perubahan Perubahan SAL SAL
Pemerintah Daerah mengeluarkan Surat Keputusan kepala daerah tentang penerima bantuan sosial berupa uang serta menandatangani Surat Perjanjian pemberian bantuan sosial dengan penerima bantuan sosial. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Daerah dan surat perjanjian pemberian bantuan sosial maka fungsi akuntansi belum melakukan pencatatan dalam jurnal standar:
103
Kemudian Pemeritah Daerah melakukan pencairan bantuan sosial dengan diterbitkan SP2D LS dan dilakukan pembayaran kepada yang berhak menerima bantuan sosial dalam bentuk uang berdasarkan kejadian tersebut maka fungsi akuntansi akan melakukan pencatatan dalam jurnal standar: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
XXX
Nomor Buk
XXX
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Beban bantuan sosial kpd organisasi sosial masyarakatan
XXX
XXX
RK PPKD
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Belanja sosial kpd organisasi kemasyarakatan
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
XXX
Nomor Buk
XXX
Kredit
XXX
10) Beban Transfer Bagi hasil Pajak Daerah Pemerintah Daerah mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Daerah tentang Bagi Hasil Pajak Ke kabupaten/kota. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Daerah tentang bagi hasil pajak kabupaten/kota maka fungsi akuntansi belum melakukan pencatatan dalam jurnal standar:
104
Beban Transfer PPKD
Kuasa BUD
Bendahara PPKD
Fungsi Akuntansi PPKD Surat Surat Ketetapan Ketetapan tentang tentang Transfer Transfer
Surat Surat Ketetapan Ketetapan tentang tentang Transfer Transfer
Pengakuan Pengakuan Beban Beban Transfer Transfer Bukti Bukti Memorial Memorial
Bukti Bukti Memorial Memorial
Bukti Bukti Memorial Memorial
Otorisasi Otorisasi
Membuat Membuat SPP SPP untuk untuk pembayaran pembayaran Transfer Transfer
Bukti Bukti Memorial Memorial
SPP SPP
Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Beban Beban Transfer Transfer Cr. Cr. Utang Utang Beban Beban Transfer Transfer
Verifikasi Verifikasi SPP SPP dan dan menyipakan menyipakan SPM SPM
SPM SPM
Otorisasi Otorisasi SPM SPM
SP2D SP2D
SPM SPM
Penerbitan Penerbitan SP2D SP2D
Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Utang Utang Beban Beban Transfer Transfer Cr. Cr. Kas Kas di di Kas Kas Daerah Daerah
SP2D SP2D
Dr. Dr. Transfer... Transfer... Cr. Cr. Perubahan Perubahan SAL SAL
Kemudian Pemeritah Daerah melakukan pencairan dana bagi hasil pajak ke kabupaten/kota dengan diterbitkan SP2D LS dan dilakukan pembayaran kepada kabupaten/kota berdasarkan kejadian tersebut maka fungsi akuntansi akan melakukan pencatatan dalam jurnal standar: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
XXX
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Beban transfer bagi hasil pajak
XXX
XXX
RK PPKD
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Transfer bagi hasil pajak kepada pemerintah daerah
XXX
XXX
Perubahan SAL
XXX
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
XXX
Nomor Buk
XXX
Kredit
XXX
105
11) Beban transfer Bantuan Keuangan Beban Transfer PPKD
Kuasa BUD
Bendahara PPKD
Fungsi Akuntansi PPKD Surat Surat Ketetapan Ketetapan tentang tentang Transfer Transfer
Surat Surat Ketetapan Ketetapan tentang tentang Transfer Transfer
Pengakuan Pengakuan Beban Beban Transfer Transfer Bukti Bukti Memorial Memorial
Bukti Bukti Memorial Memorial
Bukti Bukti Memorial Memorial
Otorisasi Otorisasi
Membuat Membuat SPP SPP untuk untuk pembayaran pembayaran Transfer Transfer
Bukti Bukti Memorial Memorial
SPP SPP
Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Beban Beban Transfer Transfer Cr. Cr. Utang Utang Beban Beban Transfer Transfer
Verifikasi Verifikasi SPP SPP dan dan menyipakan menyipakan SPM SPM
SPM SPM
Otorisasi Otorisasi SPM SPM
SP2D SP2D
SPM SPM
Penerbitan Penerbitan SP2D SP2D
Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Utang Utang Beban Beban Transfer Transfer Cr. Cr. Kas Kas di di Kas Kas Daerah Daerah
SP2D SP2D
Dr. Dr. Transfer... Transfer... Cr. Cr. Perubahan Perubahan SAL SAL
Pemerintah Daerah mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Daerah tentang bantuan keuangan. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Daerah tentang bantuan keuangan maka fungsi akuntansi belum melakukan pencatatan dalam jurnal standar: Kemudian Pemerintah Daerah melakukan pencairan dana bantuan keuangan dengan diterbitkan SP2D LS dan dilakukan pembayaran kepada yang berhak menerima berdasarkan kejadian tersebut maka fungsi akuntansi akan melakukan pencatatan dalam jurnal standar: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
XXX
XXX
106
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Beban transfer bantuan keuangan ke kabupaten
XXX
XXX
RK PPKD
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
XXX
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
Transfer bantuan keuangan pemerintah kabupaten
XXX
XXX
Perubahan SAL
XXX
Kredit
XXX
107
108
SISTEM AKUNTANSI KEWAJIBAN
A. UMUM 1. Definisi Kewajiban adalahutang yang mbul dari peris wa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah. Kewajiban pemerintah daerah dapat muncul akibat melakukan pinjaman kepada pihak ke ga, perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintahan, kewajiban kepada masyarakat, alokasi/realokasi pendapatan ke en tas lainnya, atau kewajiban kepada pemberi jasa. Kewajiban bersifat mengikat dan dapat dipaksakan secara hukum sebagai konsekuensi atas kontrak atau peraturan perundang-undangan. Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bhawa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat pelaporan, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal. Sistem akuntansi kewajiban adalah suatu proses yang dimulai dari pembelian/pengadaan barang/jasa (secara kredit) yang dibuk kan dengan dokumen yang sah sampai kepada proses penyelesaian/ pembayaran utang yangbersangkutan. 2. Klasifikasi Kewajiban dikategorisasikan berdasarkan waktu jatuh tempo penyelesaiannya, yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Pos-pos kewajiban menurut PSAP Berbasis Akrual Nomor 09 tentang Kewajiban antara lain:
109
a. Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan dibayar dalam waktu paling lama 12 bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka pendek antara lain utang transfer pemerintah daerah, utang kepada pegawai, utangbunga, utang jangka pendek kepada pihak ke ga, utang Perhitungan Fihak Ke ga (PFK), dan bagian lancar utang jangka panjang. b. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang diharapkan dibayar dalam waktu lebih dari 12 (duabelas) bulan setela htanggalpelaporan. Selain itu, kewajiban yang akan dibayar dalam waktu 12 bulan dapat diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika: 1) jangka waktu aslinya adalah untuk periode lebih dari 12 bulan 2) en tas bermaksud untuk mendanai kembali (refinance) kewajiban tersebut atas dasar jangka panjang 3) maksud tersebut didukung dengan adanya suatu perjanjian pendaan kembali (refinancing), atau adanya penjadwalan kembali terhadap pembayaran, yang diselesaikan sebelum pelaporan keuangan disetujui. Dalam Bagan Akun Standar, kewajiban diklasifikasikan sebagai berikut:
Kewajiban Jangka Pendek
Utang Perhitungan Fihak Ke ga (PFK) Utang Bunga Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Pendapatan Diterima Dimuka Utang Belanja Utang Jangka Pendek Lainnya
Kewajiban Jangka Panjang
Utang Dalam Negeri Utang Jangka Panjang Lainnya
110
B. PIHAK PIHAK YANG TERKAIT 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Akuntansi kewajiban di SKPD terdiri atas penerimaan utang, pembayaran utang khususnya utang jangka pendek. Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi kewajiban si SKPD terdiri atas: PPTK, PPK-SKPD dan PPKD. a. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Dalam sistem akuntansi kewajiban, PPTK melaksanakan fungsi untuk pengadaan barang/jasa kegiatan, dengan memiliki tugas sebagai berikut: 1) melakukan pembelian/pengadaan barang/jasa berdasarkan kebutuhan kegiatan dengan menggunakan nota pesanan/ dokumen lain yang dipersamakan; 2) menerima barang berdasarkan nota pesanan dengan dibuk kan dengan Berita Acara Serah Terima Barang (BAST); 3) menyiapkan dokumen pembayaran. b. Pejabat Penatausahaan Keuangan - SKPD Dalam sistem akuntansi kewajiban, PPK-SKPD melaksanakan fungsi akuntansi pada SKPD dengan memiliki tugas sebagai berikut: 1) mencatat transaksi/kejadian investasi lainnya berdasarkan buk -buk transaksi yang sah ke Buku Jurnal Umum; 2) mempos ng jurnal-jurnal transaksi/kejadian investasi ke dalam Buku Besar maasing-masing rekening (rincian objek); 3) menyusun laporan keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). c. PenggunaAnggaran (PA / KPA) Dalam sistem akuntansi kewajiban, PA/KPA menandatangani laporan keuangan yang telah disusun oleh Fungsi Akuntansi SKPD. 2. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD-PPKD) a. Fungsi Akuntansi – PPKD Dalam sistem akuntansi kewajiban, fungsi akuntansi pada PPKD dengan memiliki tugas sebagai berikut: 1) mencatat transaksi/kejadian investasi lainnya berdasarkan buk -buk transaksi yang sah ke Buku Jurnal Umum;
111
2) mempos ng jurnal-jurnal transaksi/kejadian investasi ke dalam Buku Besar masing-masing rekening (rincian objek); 3) menyusun laporan keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan SAL (LP-SAL), Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). b. BendaharaUmum Daerah (BUD) Dalam sistem akuntansi kewajiban, BUD melakukan fungsi mengadministrasi penerimaan utang, pembahayaran utang dan reklasifikasi utang, sehingga BUD memiliki tugas: 1) menyiapkan dokumen transaksi penerimaan, pembayaran dan reklasifikasi utang; 2) menyiapkan buk memorial untuk pencatatan akuntansi oleh Fungsi Akuntansi PPKD yang sebelumnya disahkan oleh Kepala SKPKD. c. Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD) Dalam sistem akuntansi kewajiban, PPKD memiliki tugas menandatangani laporan keuangan Pemerintah Daerah sebelum diserahkan kepada BPK.
C. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi kewajiban antara lain: 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) a. Peraturan KepalaDaerah tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah; b. Nota Pesanan; c. Berita Acara Serah Terima; d. Kuitansi; e. Surat Perjanjian Kerja; f. SP2D UP/GU/TU; g. SP2D LS; h. Surat Pernyataan PA tentang tanggungjawab PA terhadap laporan keuangan SKPD. 2. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD-PPKD) a. Peraturan KepalaDaerah tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah; b. Surat Perjanjian Utang; c. Nota Kredit; d. SP2D LS.
112
D. SISTEM AKUNTANSI KEWAJIBAN Jurnal Standar dan Ilustrasi 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Akuntansi kewajiban di SKPD terdiri atas pencatatan atas terjadinya utang dan pembayaran utang. Ke ka SKPD melakukan suatu transaksi pembelian barang dan jasa yang telah dilaksanakan dan pelunasan belum dilakukan, PPK-SKPD akan mengakui adanya utang. Pencatatan atas pengadaan/pembelian barang/jasa dapat dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) pendekatan, yaitu: (1) Pendekatan Beban dan (2) Pendekatan Aset. a. Transaksi pengakuan terjadinya utangpadasaat pengadaan/ pembelian ATK yang telah dilaksanakan dan pelunasan belum dilakukan. 1) Jika menggunakan pendekatan beban, maka jurnal yang dibuat oleh fungsi akuntansi SKPD adalah: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
XXX
Beban ATK
XXX
XXX
Utang Belanja Bahan Pakai Hahis
Kredit
XXX
2) Jika menggunakan pendekatan aset, maka jurnal yang dibuat oleh fungsi akuntansi SKPD adalah: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Persediaan Alat Tulis Kantor
XXX
XXX
Utang Belanja Bahan Pakai Hahis
Kredit
XXX
b. Transaksi pembayaran utang pada saat dilakukan pembayaran/ pelunasan dengan asumsi menggunakan mekanisme UP/GU, maka jurnal yang dibuat oleh fungsi akuntansi SKPD adalah: 1) Jika menggunakan pendekatan aset, maka jurnal yang dibuat oleh fungsi akuntansi SKPD adalah:
113
Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Utang Belanja Bahan Pakai Hahis
XXX
XXX
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Belanja ATK
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Jika menggunakan pendekatan aset, maka jurnal yang dibuat oleh fungsi akuntansi SKPD adalah: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Utang Belanja Bahan Pakai Hahis
XXX
XXX
Kas di BendaharaPengeluaran
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
XXX
Belanja ATK
XXX*)
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX*)
*) Pengakuan nilai belanja ditentukan berdasarkan metode pencatatan yang dilakukan. Apakah menggunakan metode perpetual atau metode periodik Perlakuan Metode Perpetual maupun Metode Periodik dibahas dalam Modul PERSEDIAAN
114
c. Transaksi pembayaran utang pada saat dilakukan pembayaran/ pelunasan dengan asumsi menggunakan mekanisme LS, maka jurnal yang dibuat oleh fungsi akuntansi SKPD adalah: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Utang Belanja Bahan Pakai Hahis
XXX
XXX
RK PPKD
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Belanja ATK
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
2. SatuanKerjaPengelolaKeuangan Daerah (SKPKD-PPKD) Flowchart Penerimaan Kewajiban Bank
Pengiriman/ Pengiriman/ Transfer Transfer Dana Dana
Bank Kas Daerah
PPKD
Fungsi Akuntansi
Pengiriman Pengiriman Uang Uang atau atau Transfer Transfer
Nota Nota Kredit Kredit
Nota Nota Kredit Kredit
Nota Nota Kredit Kredit
Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Kas Kas di di Kas Kas Daerah Daerah Cr. Cr. Kewajiban Kewajiban Jangka Jangka Panjang Panjang Dr. Dr. Perubahan Perubahan SAL SAL Cr. Cr. Penerimaan Penerimaan Pembiayaan Pembiayaan
115
Penyelesaian Kewajiban Pihak ke-3
Bank Kas Daerah
PPKD
Fungsi Akuntansi PPKD
Pelunasan Pelunasan Kewajiban Kewajiban Jangka Jangka Panjang Panjang
Buka Buka Besar Besar Kewajiban Kewajiban Jangka Jangka Panjang Panjang
SP2D SP2D LS LS PPKD PPKD SP2D SP2D LS LS PPKD PPKD
SP2D SP2D LS LS PPKD PPKD
Transfer Transfer Dana Dana ke ke Pihak Pihak ke-3 ke-3
Uang Uang
Penjurnalan Penjurnalan
Bukti Bukti Memorial Memorial Jurnal: Jurnal: Dr. Dr. Kewajiban Kewajiban Jangka Jangka Panjang... Panjang... Cr. Cr. Kas Kas di di Kas Kas Daerah Daerah Dr. Dr. Pengeluaran Pengeluaran Pembiayaan Pembiayaan Cr. Cr. Perubahan Perubahan SAL SAL
a. Transaksi pengakuan terjadinya penerimaan utang jangka panjang pada pembiayaan penerimanan. Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Kas di Kas Daerah
XXX
XXX
Kewajiban Jangka Panjang
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Perubahan SAL
XXX
XXX
Penerimaan Pembiayaan
Kredit
XXX
b. Pada saat melakukan pembayaran bunga pinjaman maka jurnalnya adalah: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Beban Bunga Pinjaman
XXX
XXX
Kas di Kas Daerah
116
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Bunga Utang
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
c. Pada saat melakukan pembayaran/pelunasan kewajiban jangka panjang maka jurnalnya: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Kewajiban Jangka Panjang
XXX
XXX
Kas di kas Daerah
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Pengeluaran Pembiayaan Utang jg Pjg
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
d. Pada saat reklasifikasi dari kewajiban jangka panjang maka jurnal adalah: Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Kewajiban Jangka Panjang
XXX
XXX
Bagian Lancar Kewajiban Jangka Pajang
Kredit
XXX
117
118
SISTEM AKUNTANSI KOREKSI KESALAHAN
A. UMUM 1. Definisi Koreksi merupakan ndakan pembetulan secara akuntansi agar akun/pos yang tersaji dalam laporan keuangan en tas menjadi sesuai dengan yang seharusnya. Kesalahan merupakan penyajian akun/pos yang secara signifikan dak sesuai dengan yang seharusnya yang mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan atau periode sebelumnya. Sehingga koreksi kesalahan merupakan ndakan untuk membetulkan kesalahan penyajian dalam suatu akun/pos. Koreksi kesalahan diungkapkan pada Catatan atas LaporanKeuangan. Ada beberapa penyebab bisa terjadinya kesalahan. Antara lain disebabkan karena keterlambatan penyampaian buk transaksi oleh pengguna anggaran, kesalahan hitung, kesalahan penerapan standar dan akuntansi, kelalaian, dan lain-lain. Kesalahan juga bisa ditemukan di periode yang sama saat kesalahan itu dibuat, namun bisa pula ditemukan pada periode di masa depan. Itulah sebabnya akan ada perbedaan perlakuan terhadap beberapa kesalahan tersebut. 2. Klasifikasi Di njau dari sifat kejadiannya, kesalahan dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis: a. Kesalahan dak berulang Kesalahan dak berulang adalah kesalahan yang diharapkan dak akan terjadi kembali. Kesalahan ini dikelompokkan kembali menjadi 2 (dua) jenis:
119
1) Kesalahan dak berulang yang terjadi pada periode berjalan 2) Kesalahan dak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya b. Kesalahan berulang Kesalahan berulang merupakan kesalahan yang disebabkan sifat alamiah (normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi secara berulang. Misalnya penerimaan pajak dari wajib pajak yang memerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan res tusi atau tambahan pembayaran dari wajib pajak. Sistem akuntansi koreksi kesalahan yang diatur dalam modul ini adalah sistem akuntansi koreksi kesalahan yang terjadi di SKPD dan sistem akuntansi koreksi kesalahan yang terjadi di PPKD. Penyebab terjadinya kesalahan antara lain disebabkan karena keterlambatan penyampaian buk transaksi oleh pengguna anggaran, kesalahan hitung, kesalahan penerapan standar dan akuntansi, kelalaian, dan lain-lain. Kesalahan juga bisa ditemukan di periode yang sama saat kesalahan itu dibuat, namun bisa pula ditemukan pada periode di masa depan. Itulah sebabnya akan ada perbedaan perlakuan terhadap beberapa kesalahan tersebut.Dari sifat kejadiannya, koreksi kesalahan dapat terjadi berulang dan dak berulang. Berikut disajikan tabel atas koreksi kesalahan : Sifat
Kelompok
Kesalahan Tidak Berulang
Terjadi pada periode berjalan Terjadi pada periode sebelumnya
Jenis
Laporan Keuangan Belum diterbitkan Laporan Keuangan Sudah Diterbitkan
Kesalahan berulang
120
Batasan
Sudah ditetapkan dalam Perda (PSAP Nomor 10 Paragraf 29)
B. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi koreksi kesalahan di SKPD terdiri atas : 1. PPK-SKPD dan 2. PA/KPA. sedangkan pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi koreksi kesalahan di PPKD terdiri atas : 1. Fungsi Akuntansi PPKD dan 2. PPKD.
C. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi kewajiban antara lain: 1. Peraturan Kepala Daerah tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah; 2. Buk Memorial/Dokumen lain yang dipersamakan; 3. SP2D.
D. SISTEM AKUNTANSI KOREKSI KESALAHAN Jurnal Standard an Ilustrasinya 1. Koreksi Kesalahan yang Tidak Berulang a. Kesalahan dak berulang yang terjadi pada periode berjalan Kesalahan jenis ini, baik yang mempengaruhi posisi kas maupun yang dak, dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan dalam periode berjalan. Baik pada akun pendapatan LRA, belanja, pendapatan LO, maupun beban. Pengembalian pendapatan hibah yang diterima pada tahun yang bersangkutan kepada pemerintah pusat karena terjadi kesalahan pengiriman oleh pemerintah pusat. Jurnal Semula: Jurnal LO danNeraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
1.1.1.01.01
Kas di Kas Daerah
XXX
8.3.1.01.01
Pendapatan Hibah dari Pemerintah - LO
Kredit
XXX
121
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
0.0.0.00.00
Perubahan SAL
XXX
4.3.1.01.01
Pendapatan Hibah dari Pemerintah -LRA
Kredit
XXX
Jurnal Koreksi : Jurnal LO danNeraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
8.3.1.01.01
Pendapatan Hibah dari Pemerintah - LO
XXX
1.1.1.01.01
Kas di Kas Daerah
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
4.3.1.01.01
Pendapatan Hibah dari Pemerintah -LRA
XXX
0.0.0.00.00
Perubahan SAL
Kredit
XXX
b. Kesalahan Tidak Berulang yang Terjadi Pada PeriodeSebelumnya Kesalahanjenis ini bisa terjadi pada saat yang berbeda, yakni yang terjadi dalam periode sebelumnya namun laporan keuangan periode tersebut belum diterbitkandan yang terjadi dalam periode sebelumnya dan laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan.Keduanya memiliki perlakuan yang berbeda. 1) Koreksi - Laporan Keuangan Belum Diterbitkan Apabila laporan keuangan belum diterbitkan,maka dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan, baik pada akun pendapatan-LRA atau akun belanja, maupun akun pendapatan-LO atau akun beban. Ilustrasi: Terjadi pengembalian belanja pegawai tahun lalu karena salah penghitungan jumlah gaji.
122
Jurnal semula : Asumsi pelaksanaan anggaran mengiku kode rekening BAS (Permendagri Nomor 64 Tahun 2013) Jurnal LO danNeraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
9.1.1.XX.XX
BebanPegawai - LO
XXX
3.1.3.01.01
RK PPKD
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
5.1.1.XX.XX
Belanja Pegawai - LRA
XXX
0.0.0.00.00
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Asumsi pelaksanaan anggaran mengiku kode rekening anggaran(Permendagri Nomor 13 Tahun 2006) Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
5.1.1.XX.XX
Belanja Pegawai
XXX
0.0.0.00.00
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Jurnal Koreksi: Asumsi pelaksanaan anggaran mengiku kode rekening BAS (Permendagri Nomor 64 Tahun 2013) Jurnal LO danNeraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
1.1.1.01.01
Kas di Kas Daerah
XXX
8.3.3.01.02
Pendapatan Lainnya - LO
Kredit
XXX
123
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
0.0.0.00.00
Perubahan SAL
XXX
4.3.3.01.02
PendapatanLainnya– LRA
Kredit
XXX
Asumsi pelaksanaan anggaran mengiku kode rekening anggaran (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006) Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
0.0.0.00.00
Perubahan SAL
XXX
4.3.X.XX.XX
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah– LRA
Kredit
XXX
2) Koreksi - Laporan Keuangan sudah Diterbitkan Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang dak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan menambah posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan (Peraturan Daerah/Peraturan Kepala DaerahPertanggungjawaban), dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-lain–LRA. Dalam hal mengakibatkan pengurangan kas dilakukan dengan pembetulan pada akun Saldo Anggaran Lebih. Ilustrasi : Terjadi pengembalian belanja pegawai tahun lalu karena salah penghitungan jumlah gaji. Jurnal semula: Asumsi pelaksanaan anggaran mengiku kode rekening BAS (Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
124
Jurnal LO danNeraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
9.1.1.01.01
Beban Gaji Pokok PNS - LO
XXX
1.1.1.03.01
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
5.1.1.0101
Belanja Gaji Pokok PNSLRA
XXX
0.0.0.00.00
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Asumsi pelaksanaan anggaran mengiku kode rekening anggaran (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006) Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
5.1.1.01.01
Belanja Gaji Pokok PNS – LRA
XXX
0.0.0.00.00
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Jurnal Koreksi: Asumsi pelaksanaan anggaran mengiku kode rekening BAS (Permendagri Nomor 64 Tahun 2013) Jurnal LO danNeraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
1.1.1.01.01
Kas di Kas Daerah
XXX
3.1.1.01.01
Ekuitas
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
0.0.0.00.00
Perubahan SAL
XXX
0.2.1.00.00
Surplus/Defisit LRA
Kredit
XXX
125
Asumsi pelaksanaan anggaran mengiku kode rekening anggaran (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006) Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
0.0.0.00.00
Perubahan SAL
XXX
Surplus/Defisit
Kredit
XXX
Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan yang dak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun kas dan akun ekuitas. Ilustrasi : Pengembalian pendapatan dana alokasi umum karena kelebihan transfer oleh Pemerintah Pusat Jurnal semula : Asumsi pelaksanaan anggaran mengiku kode rekening BAS (Permendagri Nomor 64 Tahun 2013) Jurnal LO danNeraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
1.1.1.01.01
Kasdi KasDaerah
XXX
8.2.1.03.01
Dana AlokasiUmum - LO
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
0.0.0.00.00
Perubahan SAL
XXX
4.2.1.03.01
Dana Alokasi Umum - LRA
Kredit
XXX
Asumsi pelaksanaan anggaran mengiku kode rekening anggaran (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006)
126
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
0.0.0.00.00
Perubahan SAL
XXX
4.2.2.01.01
Dana Alokasi Umum
Kredit
XXX
Jurnal Koreksi Asumsi Pelaksanaan anggaran mengiku kode rekening BAS (Permendagri Nomor 64 Tahun 2013) Jurnal LO danNeraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
3.1.1.01.01
Ekuitas
XXX
1.1.1.01.01
Kas di Kas Daerah…
Kredit
XXX
Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
0.2.1.00.00
Surplus / Defisit LRA
XXX
0.0.0.00.00
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Asumsi Pelaksanaan anggaran mengiku kode rekening anggaran(Permendagri Nomor 13 Tahun 2006) Jurnal LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
0.2.1.00.00
Surplus / Defisit
XXX
0.0.0.00.00
Perubahan SAL
Kredit
XXX
2. Koreksi Kesalahan yang Berulang dan SistemaƟk Kesalahan berulang dan sistemik adalah kesalahan yang disebabkan sifat alamiah (normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi secara berulang. Contohnya adalah penerimaan pajak dari wajib pajak yang memerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan res tusi atautambahan pembayaran dari wajib pajak.
127
Kesalahan berulang dak memerlukan koreksi melainkan dicatat pada saat terjadi pengeluaran kas untuk mengembalikan kelebihan pendapatan dengan mengurangi pendapatan-LRA maupun pendapatan-LO yang bersangkutan. Ilustrasi: Pada tanggal 15April 2015, DPPKADmenerima pendapatan pajak hotel bulan maret dari Hotel Maleo sebesar Rp.25.000.000,Asumsi Pelaksanaan anggaran mengiku kode rekening BAS (Permendagri Nomor 64 Tahun 2013) Jurnal – LO Dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
15-042015
Kode Rekening
Uraian
Debit
1.1.1.02.01
Kas di Kas Daerah
25.000.000
8.1.1.06.01
Pajak Hotel – LO
Kode Rekening
Uraian
Debit
0.0.0.00.00
Perubahan SAL
25.000.000
4.1.1.06.01
Pajak Hotel – LRA
Kredit
25.000.000
Jurnal – LRA Tanggal
Nomor Buk
15-042015
Asumsi Pelaksanaan anggaran mengiku (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006) Jurnal – LRA Tanggal 15-042015
Nomor Buk
Kredit
25.000.000
kode rekening anggaran
Kode Rekening
Uraian
Debit
0.0.0.00.00
Perubahan SAL
25.000.000
4.1.1.06.01
Pajak Hotel
Kredit
25.000.000
Ilustrasi: Pada tanggal 25 April 2015, atas pajak hotel yang diterima dari Hotel Maleo dan terjadi kelebihan pembayaran sebesar Rp7.000.000,00. Asumsi Pelaksanaan anggaran mengiku kode rekening BAS (Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
128
Jurnal – LO Dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
25-04-15
BM
8.1.1.06.01
Pajak Hotel - LO
7.000.000
1.1.1.02.01
Kas di Kas Daerah
Kredit
7.000.000
Jurnal – LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
25-04-15
BM
4.1.1.06.01
Pajak Hotel - LRA
7.000.000
0.0.0.00.00
Perubahan SAL
Asumsi Pelaksanaan anggaran mengiku (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006) Jurnal – LRA Tanggal
Nomor Buk
25-04-15
BM
Kode Rekening
Kredit
7.000.000
kode rekening anggaran
Uraian
Debit
4.1.1.06.01
Pajak Hotel
7.000.000
0.0.0.00.00
Perubahan SAL
Kredit
7.000.000
Ilustrasi: Pada tanggal 20 Mei 2015, ditemukan kesalahan pencatatan belanja cetak sebesar Rp 5.400.000,00 (transaksi 19 April 2015),yang seharusnya belanja ATK sebesar Rp 4.500.000,00 dengan menggunakan UP/GU. Jurnal Semula : Asumsi Pelaksanaan anggaran mengiku (Permendagri Nomor 64 Tahun 2013) Jurnal – LO danNeraca
kode rekening BAS
Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
19-04-15
BKK
9.1.2.06.01
Beban Cetak - LO
5.400.000
1.1.1.03.01
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kredit
5.400.000
129
Jurnal – LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
19-04-15
BKK
5.1.2.06.01
Belanja Cetak - LRA
5.400.000
0.0.0.00.00
Perubahan SAL
Asumsi Pelaksanaan anggaran mengiku (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006) Jurnal – LRA
Kredit
5.400.000
kode rekening anggaran
Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
19-04-15
BKK
5.2.2.06.01
Belanja Cetak
5.400.000
0.0.0.00.00
Perubahan SAL
Kredit
5.400.000
Jurnal Koreksi : Asumsi Pelaksanaan anggaran mengiku (Permendagri Nomor 64 Tahun 2013) Jurnal – LO DanNeraca
kode rekening BAS
Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
25-05-15
BKK
1.1.1.03.01
Kas di Bendahara Pengeluaran
900.000
9.1.2.01.01
Beban Persediaan ATK – LO
4.500.000
9.1.2.06.01
Beban Cetak – LO
Kode Rekening
Uraian
Debit
Kredit
5.400.000
Jurnal – LRA Tanggal
Nomor Buk
25-04-15
BKK
5.1.2.01.01
Belanja ATK - LRA
4.500.000
0.0.0.00.00
Perubahan SAL
900.000
5.1.2.06.01
Belanja Cetak - LRA
Asumsi Pelaksanaan anggaran mengiku (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006)
130
Kredit
5.400.000
kode rekening anggaran
Jurnal – LRA Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
25-04-15
BKK
5.1.2.01.01
Belanja ATK
4.500.000
0.0.0.00.00
Perubahan SAL
900.000
5.2.2.06.01
Belanja Cetak
Kredit
5.400.000
131
132
SISTEM AKUNTANSI PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA
A. UMUM 1. Definisi PSAP 10 – Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 paragraf 42 menyatakan bahwa perubahan kebijakan akuntansi harus disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas dan diungkapkan dalam CALK. Penyajian Kembali (restatement) adalah perlakuan akuntansi yang dilakukan atas pos-pos dalam Neraca yang perlu dilakukan penyajian kembali pada awal periode ke ka Pemerintah Daerah untuk pertama kali akan mengimplementasikan kebijakan akuntansi yang baru dari semula basis Kas Menuju Akrual menjadi basis Akrual penuh. Penyajian kembali diperlukan untuk pos-pos Neraca yang kebijakannya belum mengiku basis akrual penuh. Karena untuk penyusunan neraca ke ka pertama kali disusun dengan basis akrual, neraca akhir tahun periode sebelumnya masih menggunakan basis Kas Menuju Akrual (cash toward accrual). Berdasarkan iden fikasi ini maka perlu disajikan kembali antara lain untuk akun sebagai berikut: 1. piutang yang menampilkan nilai wajar setelah dikurangi penyisihan piutang; 2. beban dibayar dimuka, sebelumnya diakui seluruhnya sebagai belanja, apabila masih belum dimanfaatkan seluruhnya, maka disajikan sebagai akun beban dibayar di muka. Hal tersebut dak dilakukan penyesuaian di tahun sebelumnya, oleh karena itu akun ini perlu disajikan kembali; 3. Beban yang telah dikonsumsi atau digunakan yang dimana pada akhir tahun belum dilakukan pembayaran oleh karena itu akun ini perlu disajikan kembali.
133
4. persediaan,di pemerintah daerah esensinya adalah beban dibayar di muka. Sehingga dapat dicatat sebagai aset atau beban pada saat perolehan awal. Konsumsi atas beban dibayar di muka dalam persediaan ini harus diakui sebagai beban, sementara yang masih belum dikonsumsi diakui sebagai aset persediaan. Akun persediaan ini perlu dilakukan penyajian kembali bila metode penilaian persediaan pada periode sebelumnya dak sama dengan metode penilaian persediaan setelah basis akrual penuh; 5. investasi jangka panjang, disajikan kembali bila metode pencatatan sebelumnya berbeda dengan metode yang digunakan setelah menggunakan basis akrual. Misalnya ada investasi yang pada periode sebelumnya seharusnya sudah memenuhi kriteria pencatatan dengan metode ekuitas tapi masih dicatat dengan metode biaya, maka perlu disajikan kembali; 6. aset tetap yang menampilkan nilai buku setelah dikurangi akumulasi penyusutan; 7. aset dak berwujud, perlu disajikan kembali dengan nilai buku setelah dikurangi akumulasi amor sasi; 8. utang bunga, perlu disajikan kembali terkait dengan akrual utang bunga akibat adanya utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo; 9. pendapatan diterima dimuka, perlu disajikan kembali karena pada periode sebelumnya belum disajikan; 10. ekuitas, perlu disajikan kembali karena kebijakan yang digunakan dalam pengklasifikasian ekuitas berbeda.
B. PIHAK PIHAK YANG TERKAIT 1. Fungsi Akuntansi – PPKDdan SKPD Dalam sistem akuntansi kewajiban, fungsi akuntansi pada PPKD dengan memiliki tugas sebagai berikut: a. mencatat transaksi/kejadian lainnya berdasarkan buk -buk transaksi yang sah ke Buku Jurnal Umum; b. mempos ng jurnal-jurnal transaksi/kejadian ke dalam Buku Besar masing-masing rekening (rincian objek); c. menyusun laporan keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan SAL (LP-SAL), Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
134
C. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN Tahapan yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk melakukan penyajian kembali Neraca adalah : 1. menyiapkan data yang relevan untuk dasar pengakuan akun-akun terkait seper misalnya untuk dasar menghitung dan mencatat beban penyisihan piutang dan cadangan penyisihan piutang; beban penyusutan dan akumulasi penyusutan; beban amor sasi dan akumulasi amor sasi; dst 2. menyajikan kembali akun-akun neraca yang belum sama perlakuan kebijakannya, dengan cara menerapkan kebijakan yang berlaku yaitu basis akrual, sesuai dengan Peraturan Kepala Daerah tentang kebijakan akuntansi berbasis akrual.
D. SISTEM AKUNTANSI PENYAJIAN KEMBALI NERACA Jurnal Standard an Ilustrasi Untukmenyajikankembalinilaipiutangwajar(untuk mencatat koreksi penyajian kembali menambah akun akumulasi penyisihan piutang tak tertagih sebesar jumlah cadangan piutang yang seharusnya dicadangkan s/d tahun terakhir sebelum pelaksanaan basis akrual) Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
XXX
Ekuitas
XXX
XXX
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
Kredit
XXX
Penyajian kembali nilai beban dibayar dimuka (untuk mencatat koreksi penyajian kembali menambah nilai beban dibayar dimuka) Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Beban Dibayar Dimuka
XXX
XXX
Ekuitas
Kredit
XXX
135
Penyajian beban yang belum dibayar dan telah digunakan(untuk mencatat koreksi penyajian kembali menambah utang belanja jasa) Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Ekuitas
XXX
XXX
Utang Belanja
Kredit
XXX
Penyajian kembali nilai persediaanuntuk mencatat koreksi penyajian kembali menambah nilai persediaan, bila berkurang maka jurnal akan sebaliknya) Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Persediaan
XXX
XXX
Ekuitas
Kredit
XXX
Penyajian kembali nilai investasi jangka pendek(untuk mencatat koreksi penyajian kembali menambah nilai investasi jangka pendek) Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Investasi Jangka Pendek
XXX
XXX
Ekuitas
Kredit
XXX
Penyajian kembali nilai investasi jangka panjang(untuk mencatat koreksi penyajian kembali menambah nilai investasi jangka panjang, dan sebaliknya bila nilai investasi jangka panjang berkurang akibat investee mengalami kerugian) Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Investasi Jangka Pendek
XXX
XXX
Ekuitas
Kredit
XXX
Penyajian kembali nilaibuku aset tetapuntuk mencatat koreksi penyajian kembali menambah nilai Akumulasi penyusutan
136
Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Ekuitas
XXX
XXX
Akkumulasi Penyusutan
Kredit
XXX
Penyajian kembali nilaibuku ak va dak berwujud (untuk mencatat koreksi penyajian kembali menambah nilai akumulasi penyusutan) Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Ekuitas
XXX
XXX
Amor sasi
Kredit
XXX
Penyajian kembali nilai utang jangka pendek(untuk mencatat koreksi penyajian kembali menambah nilai utang bunga jangka pendek) Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Ekuitas
XXX
XXX
Utang Jangka Pendek
Kredit
XXX
Penyajian kembali nilai utang jangka panjang(untuk mencatat koreksi penyajian kembali menambah nilai utang bunga jangka panjang) Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
XXX
Ekuitas
XXX
XXX
Utang bunga Jangka Panjang
Kredit
XXX
Penyajian kembali nilai Ekuitas(untuk mencatat koreksi penyajian kembali reklasifikasi ekuitas)
137
Jurnal LO dan Neraca Tanggal
Nomor Buk
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Ekuitas Dana Lancar/ EDI/ED.Cad
XXX
XXX
Ekuitas
138
Kredit
XXX
DAFTAR PUSTAKA
K.Fred Skousen W. Steve Albrect, James D S ce, Earl K S ce, Akuntansi Keuangan: Konsep dan Aplikasi ed. 7, Penerbit Salemba Empat, Januari – 2001 Kieso, Weygandt, dan Warfield, Intermediate Accoun ng, Penerbit Erlangga, Edisi ke-12, Tahun, 2010 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); _________________,Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355) _________________,Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400) _________________,Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421 __________________,Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
139
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) __________________,Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ___________________,Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049) ____________________,Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5155) _____________________,Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578) _____________________,Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah ______________________,Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165) _____________________, Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembara n Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502) Komite Standar Akuntansi Pemerintah, Bule n Teknis Nomor 15 tentang aset tetap, oktober 2014 Jakarta. _________________________, Bule n Teknis Nomor 16 tentang Piutang Akrual, oktober 2014
140
_________________________, Bule n Teknis Nomor 10 tentang Belanja Bantuan Sosial _________________________, Bule n Teknis Nomor 14 tentang Akuntansi Kas _________________________, Bule n Teknis Nomor 17 tentang Aset Tidak Berwujud _________________________, Bule n Teknis Nomor 18 tentang Penyusutan. Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 diubah pertama menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 dan diubah yang kedua menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Deerah. ________________________________, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara, _______________________________, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.6/2013 tentang Tabel Masa Manfaat dalam rangka penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset tetap pada En as Pemerintah Pusat. _______________________________, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah Rudianto, Pengantar Akuntansi, Tahun, 2012 Suwarjono,Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan ISBN: 979503-478-2. Penerbit BPFE Yogyakarta, 2005 (Edisi Ke ga)
141
142
TENTANG PENULIS
Dr. Arifuddin, SE,M.Si, Ak, CA adalah Dosen Tetap Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar. Ia menyelesaikan Pendidikan Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Unhas (1991). Pendidikan S2 Magister Akuntansi diselesaikan di Universitas Diponegoro Semarang (2002) dan pendidikan S3 Ekonomi dibidang Akuntansi diselesaikan di Universitas Diponegoro Semarang (2012) Buku-buku yang pernah ditulis adalah Akuntansi Sektor Publik yang diterbitkan oleh Badan penerbit Universitas Diponegoro, Buku Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Jilid I dan Jilid II oleh leu kaprio ISBN 978-602-371-079-9 bulan Juni 2015, Modul Akuntansi Berbasis Akrual diterbitkan oleh Kementrian Dalam Negeri serta karya tulis Interna onal Journal of Economic Research “ Modera on Effects of Organiza onal Commitment of Islamic Work Ethic Influence to a tudes toward organiza onal Change, Volume 11, Number3 December 2014 dan Interna onal Journal of Applied Business and Economic Research “ The Effect of Performance Incen ve on Audit Judgement By Using the Effort as Intervening Variable and the Task Complexity as The Modera ng Variable” Volume12, Number1, December 2014 diterbitkan Serials Publica ons Pvt.Ltd India
143
Syarifuddin, SE, M.S.Ak, Ak, CA adalah Dosen Tetap Pada Fakultas Ekonomi Universitas Papua Barat Manokwari. Ia menyelesaikan Pendidikan Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Hasanuddin Makassar (2000.). Pendidikan S2 Magister Akuntansi diselesaikan di Universitas Indonesia Jakarta (2009). Karya Tulis Lensa Ekonomi “ Pengaruh Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan terhadap Koefisien Respon Laba. Volume 4, No 2. Desember 2010.
144
145
146