SINTESA RPI 16 EKONOMI DAN KEBIJAKAN PENGURANGAN EMISI DARI DEFORESTASI DAN DEGRADASI
Koordinator DEDEN DJAENUDIN
TARGET OUTPUT RPI 2010-2014 SINTESA
OUTPUT 1:
Sosial budaya REDD+
OUTPUT 2:
OUTPUT 3:
Kebijakan, tatakelola dan kelembaga an REDD+
distribusi insentif dan manfaat REDD+
OUTPUT 4:
OUTPUT 5:
Pasar dan pendanaa n REDD+
biaya, manfaat dan resiko REDD+
Ditargetkan dapat dicapai melalui 6 Kelompok Judul Penelitian pada 31 Satker/UPT Badan Litbang
REALISASI OUTPUT RPI 2010-2014 SINTESA
OUTPUT 1:
OUTPUT 2:
OUTPUT 3:
Analisis sosial budaya REDD+
Kebijakan, tatakelola dan kelembaga an REDD+
Distribusi insentif dan manfaat REDD+
OUTPUT 4:
OUTPUT 5:
Pasar dan pendanaa n REDD+
Biaya, manfaat dan resiko REDD+
Kegiatan Penelitian yang telah dilakukan berjumlah 31 Judul Penelitian; dan dilaksanakan di 7 Satker/UPT
HASIL SINTESA RPI (1) Biaya, manfaat dan resiko REDD+ a. Implementasi REDD+ dapat dilaksanakan melalui berbagai kegiatan pengelolaan hutan diantaranya melalui pencegahan deforestasi dan peningkatan peran hutan. Dari beberapa lokasi menunjukan bahwa implementasi REDD+ tersebut adalah layak pada tingkat harga karbon tertentu. b. Implementasi REDD+ harus mengikuti kaidah MRV. Untuk dapat mengukur dengan akurat tingkat penurunan emisi diperlukan biaya (operasional dan transaksi) yang tidak kecil. c. Terdapat ketidakpastian yang dihadapi yaitu terkait dengan faktor pendorong deforestasi seperti perambahan dan daya saing karbon terhadap komoditi lain yang rendah. d. Strategi penurunan risiko: memaksimumkan co-benefit dari REDD+, pembentukan sistem insentif, penetapan kebijakan tata ruang, perlindungan kawasan hutan di lokasi, pembiayaan jangka panjang dan penciptaan lapangan kerja off-farm
HASIL SINTESA RPI (2) Sosial budaya REDD+ a. Pemahaman terhadap mekanisme REDD+ masih belum merata baik untuk swasta maupun masyarakat sehingga menghasilkan persepsi dan harapan masyarakat yang berbeda à tingkat “keterlibatan” masyarakat melalui PADIATAPA b. Peran pemimpin lokal atau tokoh masyarakat setempat (baik formal maupun informal) mempengaruhi perilaku masyarakat à peningkatan pelibatan masyarakat dalam melestarikan hutan. c. Penyediaan alternative mata pencaharian bagi masyarakat
HASIL SINTESA RPI (3) Distribusi insentif dan REDD+ a) Mekanisme distribusi insentif yang efektif, efisien, dan berkeadilan menjadi syarat perlu dalam implementasi REDD+. Hal ini terkait dengan banyaknya stakeholder yang terlibat dan mempunyai kepentingan yang berbeda. b) Terdapat berbagai alternative distribusi insentif yang dikembangkan. Mekanisme yang dipandang sesuai untuk Indonesia adalah Transfer Fiskal (Psat-Daerah) dan PNPM. c) Para pihak yang terkait dalam persiapan implementasi REDD terdiri atas komponen penting yaitu: pemerintah pusat, pemda, swasta, masyarakat, akademisi/NGO, lembaga internasional. Pengelolaan dana/pembiayaan REDD+ dengan menggunakan mekanisme anggaran pemerintah dipandang yang paling efektif dan efisien (infrastruktur mekanisme pendanaan dan pengakuan terhadap kinerja penurunan emisi yang dihasilkan). d) Penetapan proporsi distribusi insentif berdasarkan tanggung jawab (peran dan biaya) à value change analysis
HASIL SINTESA RPI (4) Kebijakan, Kelembagaan dan Tata kelola REDD+ a) Kelembagaan REDD+ nasional mencakup kapasitas dan tanggung jawab stakeholder (pemerintah, swasta dan masyarakat) yang terlibat dan aturan hubungan antar stakeholder tersebut. Bentuk kelembagaan ini mempengaruhi baik biaya koordinasi - biaya transaksi - maupun motivasi mereka yang terlibat. b) Model kelembagaan dengan stakeholder yang mempunyai tupoksi dan terkena dampak implementasi REDD+, dukungan peraturan dan distribusi manfaat yang jelas akan menjadi kunci keberhasilan implementasi REDD+ secara efektif, efisiens, dan berkeadilan. c) Telah banyak kegiatan-kegiatan REDD+ dalam skala percontohan atau kecil, akan tetapi sampai dengan sekarang tidak dapat dilacak dan tidak diketahui informasinya sampai seberapa besar penurunan emisi yang telah dihasilkan, dan sumber pembiayaannya. d) Keterbukaan informasi antar sektor dan sosialisasi prosedur dan metodologi pengukuran dan mekanisme pelaporan kinerja penurunan emisi perlu ditingkatkan. Langkah ini diperlukan untuk lebih memantapkan sistem MRV Indonesia à pengembangan
HASIL SINTESA RPI (4) Pasar dan pendanaan REDD+ a) Sumber pembiayaan REDD+: mekanisme pasar dan non pasar b) Potensi permintaan penurunan emisi dari REDD+ sangat tinggi à diperlukan upaya untuk mendatangkan dan menarik sumber pembiayaan REDD+ internasional dan sumber lain. Kondisi ini membuka peluang pasar karbon sukarela dan pendanaan nonmarket menjadi alternatif pembiayaan implementasi REDD+ yang potensial. c) Permasalahan utama dalam implementasi REDD+ à kepastian modal d) Pembentukan instrumen pendanaan yang mampu menstimulasi implementasi REDD+ dalam bentuk kontrak dengan pembeli dengan pembayaran dimuka. e) Alternatif lain sumber pembiayaan REDD+ adalah dengan mobilisasi investasi swasta. Dalam pengelolaan hutan di Indonesia, telah menerapkan sistem pengelolaan sumberdaya
HASIL SINTESA RPI (2) Peningkatan peran swasta dapat dilakukan melalui :
a) penyusunan standarisasi metodologi dan mekanisme pengumpulan data dari unit managemen b) penyediaan insentif (fiskal & non fiskal) atas inisiatif unit managemen seperti eg. pengalokasian DR untuk upaya rehabilitasi tingkat tapak c) kejelasan benefit sharing ; d) ketegasan pemerintah atas national compliance terhadap standar yang dikembangkan pasar.
KEMANFAATAN (OUTCOME) BUKU:
• Redd+ dan Forest Governance • Pedoman pengukuran karbon mendukung penerapan REDD+ • Pendanaan dan Distribusi Pembayaran untuk REDD JURNAL
• Tingkat kesiapan implementasi REDD di Indonesia berdasarkan persepsi para pihak, studi kasus Riau • Persepsi para pihak tentang mekanisme distribusi insentif REDD melalui dana perimbangan pusat dan daerah • Upaya pembangunan Hutan Tanaman Industri Terhadap Penurunan Emisi Karbon • Faktor Penentu Keberhasilan Implementasi Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan • Analisis peran para pihak dalam rancangan mekanisme distribusi insentif REDD+ • Analisis resiko kegagalan imple-mentasi REDD+ di Prop Riau • Potensi stok karbon dan tingkat emisi pada kawasan DA di
KEMANFAATAN (OUTCOME) JURNAL
• Identifikasi tenurial sebagai prakondisi untuk implementasi REDD • Analisis resiko kegagalan implementasi REDD+ di Prop Riau • Penguatan tata kelola kepemerintahan untuk implementasi REDD+ di Indonesia • Analisis kesiapan tiga kabupaten di Kalimantan dalam upaya mendukung implementasi REDD+ • Analisis kesiapan tiga kabupaten di Kalimantan dalam upaya mendukung implementasi REDD+ • Potensi simpanan karbon di kawasan hutan • Dukungan Kelembagaan Lokal dalam implementasi REDD+ di Pulau Lombok POLICY BRIEF • Bagaimana Pandangan para aktor yang terkait dengan implementasi REDD+ di daerah? Bagaimana mekanisme Distribusi peran dan manfaat REDD + yang efisien dan berkeadilan ? • Opsi mekanisme distribusi insentif untuk REDD+
KEMANFAATAN (OUTCOME)
POLICY BRIEF • Inter governmental fiscal transfer for conservation management : the case of REDD in Indonesia • Biodiversity as an important part of REDD+ mechanism benefit • Bagaimana menyikapi ketidakpastian pasar karbon? POSTER, LEAFLET & FLYER
• Tenure Identification as a Starting Point of REDD+ (Poster Presentation INAFOR 2011) • Rekomendasi pendanaan dan distribusi insentif REDD+ • Inter governmental fiscal transfer for conservation management : the case of REDD in Indonesia • Local stakeholder’s perception on REDD+ • Apa kata generasi muda tentang perubahan iklim • Apa kata generasi muda tentang perubahan iklim • Padiatapa : semangat partisipasi REDD+ • Perubahan iklim hutan dan Redd • Study of traditional agroforestry system in West Nusa Tenggara :Finding The Alternatif of da REDD based on carbon stockssite
KEMANFAATAN (OUTCOME) NASKAH AKADEMIK
• Naskah akademis usulan revisi PP Nomor 59 tahun 1998 à PP No. 12 Tahun 2014 • Naskah akademis Perdagangan Sertifikat Penurunan Emisi Karbon Hutan Indonesia à Permenhut No. 50 Tahun 2014 • Naskah akademis Penerapan teknik silvikultur untuk usaha penyerapan dan/atau penyimpanan karbon di hutan produksi
PERMASALAHAN UTAMA • Kegiatan mitigasi perubahan iklim sampai dengan tahun 2014 masih dalam tahapan fase readiness. Belum sampai ke perdagangan karbon. • Proses pembelajaran sangat tergantung pada kegiatan DA REDD. Sementara itu setiap DA mempunyai inti kegiatan yang berbeda-beda. • Isu mitigasi perubahan iklim sangat dinamis. Kesepakatan internasional masih berkembang. • Kebijakan REDD+ sangat tergantung pada hasil kesepakatan internasional • Lembaga REDD+ (nasional dan sub nasional) sudah terbentuk tetapi belum berjalan secara efektif
REKOMENDASI UNTUK 2015-2019 • Perlunya pengembangan system registry kegiatan penurunan emisi sector kehutanan, mengingat banyaknya inisiatif, sumber pembiayaan, dan DA REDD+ yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Manfaat sistem registry ini diantaranya akan memudahkan pelacakan sumber penurunan emisi dan menghindari double counting dalam pengukuran penurunan emisi • Investasi swasta merupakan potensial sumber pembiayaan implementasi REDD+. Pemerintah yang mengeluarkan dukungan kebijakan untuk implementasi REDD+ à mengkaji kemauan swasta untuk terlibat dalam aksi mitigasi PI sector kehutanan. • Perlunya mengidentifikasi program-program di KLHK yang mendukung terhadap mitigasi PI, kemudian mengukur efekvitas (cost effectiveness) dari setiap program tersebut à menentukan prioritas program untuk percepatan pencapaian target penurunan emisi 26% di tahun 2020.