REFERENCE EMISSION LEVEL (REL)
DARI DEFORESTASI, DEKOMPOSISI DAN KEBAKARAN GAMBUT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
1 Provinsi Kalimantan Timur 2014
REFERENCE EMISSION LEVEL (REL)
DARI DEFORESTASI, DEKOMPOSISI DAN KEBAKARAN GAMBUT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Tim Penyusun: Ir. Ujang Rachmad, M.Si Lenny Christy Ir. Momo Duratmo Dr. Fadjar Pambudhi
Didukung oleh: Green Economy and Locally Appropriate Mitigation Actions in Indonesia (GE-LAMA-I)
2
DAFTAR ISI DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 2 DAFTAR TABEL ........................................................................................................................................ 1 DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................................... 1 LATAR BELAKANG.................................................................................................................................... 2 DATA-DATA DAN METODE PERHITUNGAN ............................................................................................. 2 Unit Perencanaan................................................................................................................................ 3 Luas Deforestasi Pada Masing-Masing Unit Perencanaan.................................................................. 6 Luas Kebakaran Gambut ..................................................................................................................... 7 Faktor Emisi......................................................................................................................................... 7 HASIL PERHITUNGAN .............................................................................................................................. 9 Emisi Dari Deforestasi dan Dekomposisi Gambut .............................................................................. 9 Emisi Dari Kebakaran Gambut .......................................................................................................... 11
DAFTAR TABEL Tabel 1: Pembagian Unit Perencanaan di Provinsi Kalimantan Timur serta proyeksi pemanfaatan lahannya sampai tahun 2020 .................................................................................................... 3 Tabel 2: Luas deforestasi masing-masing Unit Perencanaan.................................................................. 6 Tabel 3: Luas Kebakaran Gambut dalam hektar ..................................................................................... 7 Tabel 4: Kelas Tutupan Lahan dan Cadangan Karbonnya ....................................................................... 7 Tabel 5: Tabel Faktor Emisi Dekomposisi Gambut.................................................................................. 8 Tabel 6: Nilai rata-rata emisi dari deforestasi tahun 2006-2011, 2011-2016 dan 2016-2021 ............... 9 Tabel 7: Nilai rata-rata emisi dari deforestasi dan dekomposisi gambut tahun 2006-2011, 2011-2016 dan 2016-2021 ........................................................................................................................ 10 Tabel 8: Emisi dari kebakaran gambut ton CO2 -eq ............................................................................. 11 Tabel 9: Rata-rata emisi dari deforestasi, dekomposisi dan kebakaran gambut dalam ton CO2 -eq .. 11
DAFTAR GAMBAR Gambar 1: Pendekatan perhitungan luas kebakaran gambut (sumber BP REDD+) ............................... 2 Gambar 2: Grafik emisi rata-rata dari deforstasi, dekomposisi dan kebakran gambut untuk tahun 2006-2011, 2011-2016 dan 2016-2021............................................................................... 11
1
LATAR BELAKANG Pada tanggal 19-20 Mei 2014 bertempat di kantor BP REDD+ di Jakarta, dilaksanakan pertemuan antara BP REDD+ dan Provinsi Kalimantan Timur serta Sulawesi Tengah. Adapun tujuan dari pertemuan ini adalah mendiskusikan metode perhitungan REL, inventarisasi dan data processing. Salah satu hasil pertemuan ini antara lain, disepakati bahwa Provinsi Kalimantan Timur akan menyampaikan hasil perhitungan REL dari deforestasi, dekomposisi dan kebakaran gambut kepada BP REDD+ pada tanggal 6 Juni 2014. Perhitungan REL dari deforestasi, dekomposisi dan kebakaran gambut dilakukan dengan menggunakan data-data yang yang sama untuk menghitung BAU baseline dari LULUCF dan dekomposisi gambut pada RAD-GRK Kaltim (tanpa Kalimantan Utara) dengan base year 2006 dan 2011, namun diekstrak khusus untuk deforestasi dan dekomposisi gambut saja. Sementara untuk emisi dari kebakaran lahan gambut akan ditambahkan dengan metode perhitungan yang digunakan oleh BP REDD+. Perbaharuan data sangat mungkin dilakukan untuk REL Kaltim di masa yang akan datang berdasarkan kesepakatan pihak-pihak terkait (Bappenas, DNPI, Kemenhut, KLH, BP REDD+) dan ada pemberitahuan mengenai hal tersebut kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk ditindaklanjuti.
DATA-DATA DAN METODE PERHITUNGAN Untuk data aktifitas, data yang dipergunakan adalah: 1. Unit perencanaan Provinsi Kalimantan Timur 2. Deforestasi pada masing-masing unit perencanaan dimana data tutupan hutan yang digunakan adalah data tutupan hutan dari Kementerian Kehutanan tahun 2006 dan 2011. 3. Luas kebakaran gambut, data diperoleh dari mengkonversikan data titik hotspot dari satelit Modis dengan nilai confidence >=80% untuk tahun 2006, 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011 kedalam satuan luas 1x1 km, sesuai dengan petunjuk teknis dari BP REDD+ sebagai berikut:
Gambar 1: Pendekatan perhitungan luas kebakaran gambut (sumber BP REDD+)
Untuk data faktor emisi, data yang digunakan antara lain:
2
1. Faktor emisi perubahan tutupan hutan dan lahan (untuk tanah mineral) dari Kementrian Kehutanan versi Desember 2012 2. Faktor emisi dekomposisi gambut, RAN-GRK 3. Faktor emisi kebakaran gambut, IPCC 2003, sesuai dengan petunjuk teknis dari BP REDD+, yaitu 923.1 ton CO2 –eq/ha.
Unit Perencanaan Area Kalimantan Timur dibagi kedalam 21 Unit Perencanaan. Hal ini dilakukan untuk memisahkan antara kawasan hutan dan kawasan non hutan. Pemisahan ini dilakukan agar dapat mengidentifikasi unit perencanaan mana yang berkontribusi besar terhadap emisi GRK dan juga agar dapat mengakomodir perencanaan pembangunan ruang Provinsi Kalimantan Timur yang akan datang, khususnya untuk unit perencanaan dalam Kawasan Budidaya Non Kehutanan Berikut ini adalah pembagian unit perencanaan di Provinsi Kalimantan Timur dan proyeksi rencana penggunaan lahan di sampai tahun 2020. Tabel 1: Pembagian Unit Perencanaan di Provinsi Kalimantan Timur serta proyeksi pemanfaatan lahannya sampai tahun 2020 No
Unit Perencanaan
Pengertian
Luas (Ha)
1
Food Estate
Alokasi lahan untuk pertanian dengan tujuan Kaltim swasembada pangan. Komoditi utama yang ditanam adalah padi
116,304
2
Hutan Lindung (HL)
1,757,606
3
Hutan Produksi (HP)
4
Hutan Produksi Terbatas (HPT)
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan yang belum memiliki izin konsesi Hutan produksi terbatas adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan yang belum memiliki izin konsesi
Penggunaan Lahan pada Tahun 2020 100% dari luasan akan berubah menjadi sawah kecuali pemukiman, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campur semak, sawah, tambak, bandara+pelabuhan, transmigrasi (sama dengan stock karbon 2009) Direncanakan tetap sebagai hutan lindung dan berkembangan sesuai dengan kondisi historisnya
386,969
Mengikuti historisnya
293,774
Mengikuti historisnya
3
No
Unit Perencanaan
Pengertian
Luas (Ha)
5
Izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan Kayu - Hutan Alam (IUPHHK-HA) Izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan Kayu - Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HT) Jalan
Kawasan hutan produksi yang telah memiliki izin konsesi Hak Pengusahaan Hutan Alam
2,793,233
Penggunaan Lahan pada Tahun 2020 Mengikuti historisnya
Kawasan hutan produksi yang telah memiliki izin konsesi Hak Pengusahaan Hutan Tanaman
769,394
Mengikuti historisnya
Jaringan jalan yang direncanakan untuk jalan nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota
21,121
8
Kawasan Industri Kariangau
Merupakan pengembangan kawasan industri skala nasional termasuk pembangkit tenaga listrik dan berada di Balikpapan. Juga akan dibangun industri yang berbahan bakar non listrik
2,184
9
Perkebunan
Izin perkebunan dalam bentuk HGU, Izin Lokasi, Kadastral dan Plasma
Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam (KSA/KPA)
Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya Kawasan hutan suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan Kawasan hutan pelestarian alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
30% menjadi jalan, kecuali pengembangan jalan tol dan jalur kereta api 70% areal akan berubah menjadi pelabuhan, pabrik, pembangkit tenaga listrik kecuali pemukiman, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campur semak, sawah, tambak, bandara+pelabuhan, transmigrasi, hutan lindung 50% akan berubah menjadi kebun kelapa sawit dari semua penggunaan lahan Direncanakan tetap sebagai kawasan konservasi dan berkembang sesuai dengan kondisi historisnya Direncanakan tetap sebagai kawasan konservasi dan berkembang sesuai dengan kondisi historisnya
6
7
10
1,542,723
396,161
Direncanakan tetap sebagai kawasan konservasi dan berkembang sesuai dengan kondisi historisnya
4
No
Unit Perencanaan
Pengertian
Luas (Ha)
Penggunaan Lahan pada Tahun 2020 50% areal akan berubah menjadi pelabuhan, pabrik, pembangkit tenaga listrik kecuali pemukiman, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campur semak, sawah, tambak, bandara plus pelabuhan, transmigrasi, hutan lindung, perkebunan kelapa sawit Mengikuti historisnya
11
Kawasan Industri Maloy
Kawasan industri pelabuhan internasional yang berada di Kabupaten Kutai Timur. Akan dibangun industri berbasis kelapa sawit. Juga akan digabungkan dengan pelabuhan batu bara dengan koneksi jaringan rel kereta api pengangkut batubara
16,034
12
Moratorium
Area dimana tidak ada izin pemanfaatan lahan yang diterbitkan selama 2 tahun (20112013)
414,711
13
Pemukiman, Fasos (fasilitas sosial), Fasum (fasilitas umum), Lahan Garapan Masyarakat
Alokasi lahan yang digunakan untuk pembangunan pemukiman beserta sarana dan prasarana umum untuk kepentingan masyarakat, termasuk alokasi lahan garapan masyarakat berupa kebun musiman
91,305
50% dari luas akan menjadi pemukiman kecuali pemukiman, pertanian lahan kering
14
Alokasi lahan untuk kegiatan pertanian, peternakan, dan perikanan
65,079
30% akan berubah menjadi pertanian lahan kering campur semak
15
Rencana untuk Pembangunan dan Pertanian dalam arti luas Pertambangan
Meliputi PKP2B atau Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat. IUP adalah Ijin Usaha Pertambangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah (Bupati/Walikota)
2,691,110
70% akan berubah menjadi kawasan pertambangan batubara
16
Transmigrasi
107,864
17
Unit Rencana Lainnya
Kawasan pengembangan transmigrasi Areal yang belum ditentukan unit perencanaan lahannya seperti: badan air termasuk danau, sungai dll serta kawasan perkotaan yang sudah ada saat ini (eksisting) Area gambut di dalam kawasan kehutanan Area gambut di luar kawasan kehutanan Area gambut di dalam kawasan moratorium Area gambut di unit perencanaan lainnya
839,970
50% akan menjadi areal transmigrasi Mengikuti historisnya
56,475
Mengikuti historisnya
145,876
Mengikuti historisnya
49,759
Mengikuti historisnya
67,209
Mengikuti historisnya
18
Gambut Kawasan Hutan 19 Gambut Non Kawasan Hutan 20 Gambut Moratorium 21 Gambut Unit Perencanaan Lainnya Sumber: Dokumen Revisi RAD-GRK Provinsi Kalimantan Timur, 2014
5
Luas Deforestasi Pada Masing-Masing Unit Perencanaan Pada kegiatan ini, yang dihitung adalah emisi dari deforestasi yang terjadi di masing-masing Unit Perencanaan berdasarkan data tutupan hutan dan lahan dari Kementerian Kehutanan tahun 2006 dan 2011. Berikut adalah luas deforestasi yang terjadi di masing-masing Unit Perencanaan: Tabel 2: Luas deforestasi masing-masing Unit Perencanaan No
Unit Perencanaan
2006-2011
Deforestasi (Ha) 2011-2016 154 160
2016-2021
1
Food Estate
2
Hutan Lindung (HL)
10,394
10,384
10,372
3
Hutan Produksi (HP)
11,529
11,529
9,871
4
Hutan Produksi Terbatas (HPT)
716
718
720
5
Izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan Kayu - Hutan Alam (IUPHHK-HA) Izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan Kayu - Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HT)
21,854
21,898
21,864
19,429
18,805
18,189
238
233
1,232
0
0
0
73,319
64,053
120,715
2,464
2,442
2,394
6
6
6,326
16
11
7
3,369
3,038
9,399
4,878
4,436
10,632
42,188
40,193
174,757
2,445
2,153
473
15,025
14,395
13,603
6 7
Jalan
8
Kawasan Industri Kariangau
9
Perkebunan
10
Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam (KSA/KPA)
11
Kawasan Industri Maloy
12
Moratorium
13
Pemukiman, Fasos (fasilitas sosial), Fasum (fasilitas umum), Lahan Garapan Masyarakat Rencana untuk Pembangunan dan Pertanian dalam arti luas
14
0
15
Pertambangan
16
Transmigrasi
17
Unit Rencana Lainnya
18
Gambut Kawasan Hutan
797
726
653
19
Gambut Non Kawasan Hutan
170
142
116
20
Gambut Moratorium
0
0
0
6
No 21
Unit Perencanaan
2006-2011
Gambut Unit Perencanaan Lainnya Total
Deforestasi (Ha) 2011-2016 94 92
209,085
2016-2021 89
195,414
401,412
Luas deforestasi masing-masing unit perencanaan tahun 2006-2011 diperoleh dari data tutupan lahan Kementrian Kehutanan, sementara proyeksi deforestasi 2011-2016 dan 2016-2021 diperoleh dengan metode prinsip spasial yang memperkirakan kemungkinan perubahan lahan di masa datang dengan memperhitungkan aktifitas di masa lalu dan juga mempertimbangkan kemungkinan rencana perubahan/penggunaan lahan di masa depan (lihat tabel 1). Model yang digunakan adalah “Marcov Chain Transition Matrix” yang menghitung distribusi perubahan lahan pada dua titik waktu yang berbeda. Untuk mempermudah perhitungan, maka digunakan alat yang sudah dikembangkan oleh ICRAF, yaitu LUWES (Land Use Planning for Low Emission Development Strategy). Walaupun pada prinsipnya spreadsheet excel dapat juga digunakan untuk membantu perhitungan, namun penggunaannya akan sangat rumit untuk MPTPL dengan dimensi besar (21 x 21) dan jumlah matriks (zone pemanfaatan ruang) yang banyak seperti yang digunakan pada RAN/RAD GRK.
Luas Kebakaran Gambut Berdasarkan data hotspot dari satelit Modis tahun 2006, 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011 yang kemudian diolah untuk mendapatkan luasan berdasarkan panduan teknis dari BP REDD+, berikut ini adalah luas kebakaran gambut untuk masing-masing tahun tersebut dalam satuan hektar. Tabel 3: Luas Kebakaran Gambut dalam hektar
Kabupaten Kab. Kutai Barat Kab. Kutai Kartanegara Total
2006 200
2007
1,000 1,200
200 200
Tahun 2008 2009
200 200
2,500 2,500
2010
2,200 2,200
2011 100 200 300
Total 300 6,300 6,600
Faktor Emisi Faktor Emisi yang dipergunakan adalah cadangan karbon di atas permukaan tanah yang direkomendasikan untuk inventarisasi emisi dari perubahan penggunaan lahan pada skala nasional. Tabel 4: Kelas Tutupan Lahan dan Cadangan Karbonnya No.
Penutupan Lahan
1 2
Hutan Lahan Kering Primer Hutan Lahan Kering Sekunder/Bekas Tebangan
3
Hutan Mangrove Primer
Cadangan Karbon (ton/ha) 195,4 169,7
Sumber Kemenhut Kemenhut
170
Kemenhut
7
No.
Penutupan Lahan
Cadangan Karbon (ton/ha) 196 64 15 63 1 0 4,5 0 120
Sumber Kemenhut Kemenhut Kemenhut Kemenhut Kemenhut Kemenhut Kemenhut Kemenhut Kemenhut
4 5 6 7 8 9 10 11 12
Hutan Rawa Primer Hutan Tanaman Semak Belukar Perkebunan/Kebun Permukiman/Lahan Terbangun Lahan Terbuka Rumput Tubuh Air Hutan Mangrove Sekunder/Bekas Tebangan
13
Hutan Rawa Sekunder/Bekas Tebangan
155
Kemenhut
14
Semak Belukar Rawa
15
Kemenhut
15
Pertanian Lahan Kering
8
Kemenhut
16
Pertanian Lahan Kering Campur Semak/Kebun Campur
10
Kemenhut
5 0 5 10 0 0 0
Kemenhut Kemenhut Kemenhut Kemenhut Kemenhut Kemenhut Kemenhut
17 Sawah 18 Tambak 19 Bandara/Pelabuhan 20 Transmigrasi 21 Pertambangan 22 Rawa 23 No Data Sumber: Kementerian Kehutanan, Desember 2012
Sementara itu, faktor emisi yang digunakan untuk menghitung emisi dari dekomposisi gambut adalah sebagai berikut: Tabel 5: Tabel Faktor Emisi Dekomposisi Gambut
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Tutupan Hutan dan Lahan Hutan Primer Hutan Sekunder Hutan Mangrove Primer Hutan Rawa Primer Hutan Tanaman Semak/Belukar Perkebunan Permukiman Tanah Terbuka/Kosong Awan Savana Air Hutan Mangrove Sekunder Hutan Rawa Sekunder Belukar Rawa
Emisi CO2 (t/ha/th)
0 19 0 0 32 19 38 45 19 0 6 0 19 19 19 8
16 17 18 19 20 21 22 23
Pertanian Lahan Kering Pertanian Lahan Kering Campur Sawah Tambak Bandara Transmigrasi Pertambangan Rawa
19 32 6 0 0 45 64 0
Sumber: Buku I: Landasan Ilmiah Panduan Teknis Penghitungan Baseline Emisi dan Serapan Gas Rumah Kaca Sektor Berbasis Lahan, Bappenas, 2014
Adapun untuk kebakaran lahan gambut, faktor emisi yang digunakan adalah 923.1 tCO2/ha/th (IPCC, 2003) dalam panduan teknis dari BP REDD+.
HASIL PERHITUNGAN Emisi Dari Deforestasi dan Dekomposisi Gambut Hasil perhitungan emisi CO2 –eq rata-rata dari deforestasi yang terjadi di masing-masing unit perencanaan ditampilkan dalam tabel berikut: Tabel 6: Nilai rata-rata emisi dari deforestasi tahun 2006-2011, 2011-2016 dan 2016-2021
Unit Perencanaan
Emisi rata-rata dari deforestasi (ton CO2 -eq) 2006-2011
Food Estate
2011-2016
2016-2021
13,127
13,604
0
Hutan Lindung
1,082,576
1,081,416
1,080,034
Hutan Produksi
1,168,628
1,168,628
999,035
72,789
72,979
73,139
IUPHHK-HA
2,269,198
2,273,245
2,269,237
IUPHHK-HT
2,034,314
1,969,001
1,904,490
24,181
23,631
150,166
7,266,282
6,343,523
9,573,272
Hutan Produksi Terbatas
Jaringan Jalan Kebun Kariangau KSA/KPA Maloy Moratorium Pemukiman, Fasos, Fasum, Lahan Garapan Masyarakat Rencana Pembangunan dlm Arti Luas Tambang Transmigrasi Unit Rencana Lainnya
0
0
7,422
232,104
229,966
225,376
615
615
738,269
1,962 343,570
1,296 309,781
855 1,092,548
504,044
458,324
1,090,654
4,469,816
4,257,795
21,648,696
215,739
189,986
41,744
1,435,310
1,374,388
1,298,053
9
Gambut Kawasan Hutan
73,786
67,118
60,313
Gambut Non Kawasan Hutan Gambut Unit Perencanaan Lainnya
13,605
11,402
9,292
0
0
0
Gambut Moratorium TOTAL
0
0
0
21,221,646
19,846,697
42,262,595
Sementara itu, angka emisi dari deforestasi dan dekomposisi gambut ditampilkan dalam grafik berikut: Tabel 7: Nilai rata-rata emisi dari deforestasi dan dekomposisi gambut tahun 2006-2011, 2011-2016 dan 2016-2021
Unit Perencanaan
Emisi rata-rata dari deforestasi dan dekomposisi gambut (ton CO2 -eq) 2006-2011
2011-2016
2016-2021
13,127
13,604
0
Hutan Lindung
1,082,576
1,081,416
1,080,034
Hutan Produksi
1,168,628
1,168,628
999,035
72,789
72,979
73,139
IUPHHK-HA
2,269,198
2,273,245
2,269,237
IUPHHK-HT
2,034,314
1,969,001
1,904,490
24,181
23,631
150,166
7,266,282
6,343,523
9,573,272
0
0
7,422
232,104
229,966
225,376
Food Estate
Hutan Produksi Terbatas
Jaringan Jalan Kebun Kariangau KSA/KPA Maloy Moratorium Pemukiman, Fasos, Fasum, Lahan Garapan Masyarakat Rencana Pembangunan dlm Arti Luas Tambang Transmigrasi Unit Rencana Lainnya Gambut Kawasan Hutan Gambut Non Kawasan Hutan Gambut Unit Perencanaan Lainnya Gambut Moratorium TOTAL
615
615
738,269
1,962 343,570
1,296 309,781
855 1,092,548
504,044
458,324
1,090,654
4,469,816
4,257,795
21,648,696
215,739
189,986
41,744
1,435,310
1,374,388
1,298,053
909,588
925,629
929,750
1,930,614
1,989,775
1,982,915
864,576
894,476
908,024
632,548
633,634
634,071
25,471,581
24,211,691
46,647,751
10
Emisi Dari Kebakaran Gambut Hasil Perhitungan untuk emisi kebakaran gambut ditampilkan dalam tabel berikut ini: Tabel 8: Emisi dari kebakaran gambut ton CO2 -eq Tahun
Kabupaten
2006
2007
2008
2009
Kab. Kutai Barat Kab. Kutai Kartanegara
141,973 709,864
141,973
141,973
1,774,660
Total
851,837
141,973
141,973
1,774,660
2010
Total
2011 70,986
212,959
1,561,701
141,973
4,472,143
1,561,701
212,959
4,685,102
Rata-rata emisi dari kebakaran gambut dari tahun 2006 ke tahun 2011 adalah 780,850 ton CO2 –eq. Tabel berikut ini adalah rangkuman hasil dari perhitungan rata-rata emisi dari deforestasi, dekomposisi kebakaran gambut dalam ton CO2 –eq. Tabel 9: Rata-rata emisi dari deforestasi, dekomposisi dan kebakaran gambut dalam ton CO2 -eq
Emisi Dari
2006-2011
Deforestasi Dekomposisi gambut Kebakaran gambut Total
Tahun 2011-2016
2016-2021
21,221,646
19,846,697
42,262,595
4,249,935
4,364,994
4,385,156
780,850
780,850
780,850
26,252,431
24,992,541
47,428,601
Apabila ditampilkan dalam grafik, rangkuman rata-rata emisi dari deforestasi, dekomposisi gambut dan kebakaran gambut di Kaltim untuk periode waktu 2006 – 2011, 2011 – 2016 dan 2016 – 2021 adalah sebagai berikut: 50,000,000
780,850 4,385,156
45,000,000 40,000,000
Ton CO2 -eq
35,000,000 30,000,000 25,000,000
780,850 4,249,935
20,000,000
780,850 4,364,994
Kebakaran gambut 42,262,595
Dekomposisi gambut Deforestasi
15,000,000 10,000,000
21,221,646
19,846,697
2006-2011
2011-2016
5,000,000 0 2016-2021
Gambar 2: Grafik emisi rata-rata dari deforstasi, dekomposisi dan kebakran gambut untuk tahun 2006-2011, 2011-2016 dan 2016-2021
11