SINTASAN DAN DAYA TAHAN LARVA IKAN NEMO (Amphiprion percula) YANG DIBERI ARTEMIA sp. DAN DIPELIHARA SEMI OUTDOOR (SKRIPSI)
Oleh
RAHAJENG UTAMI PUTRI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
ABSTRAK
SINTASAN DAN DAYA TAHAN LARVA IKAN NEMO (Amphiprion percula) YANG DIBERI ARTEMIA sp. DAN DIPELIHARA SEMI OUTDOOR Pada fase larva ikan nemo sangat rentan terhadap infeksi bakteri, sehingga perlu diberi pakan yang dapat meningkatkan stamina larva. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Artemia sp. yang diperkaya terhadap sintasan, pertumbuhan dan daya tahan larva ikan nemo. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – Maret 2016 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL). Model rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu: pemberian Artemia sp.; Artemia sp. diperkaya dengan tepung Spirullina 1 gram; Artemia sp. diperkaya dengan Nannochloropsis 600 ml + Isochrysis 400 ml dan Artemia sp. diperkaya tepung Spirullina 0,5 gram + Nannochloropsis 300 ml+ Isochrysis 200 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Artemia sp. diperkaya dengan Nannochloropsis 600 ml + Isochrysis 400 ml berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan berat mutlak larva ikan nemo yaitu sebesar 0,113 gram.
Kata Kunci : Ikan nemo, Artemia sp., Spirullina, Nanochloropsis, Isochrysis
ABSTRACT
SURVIVAL AND IMMUNITY OF CLOWNFISH LARVAE(Amphiprion percula) FEED BY ARTEMIA sp. IN SEMI OUTDOOR SYSTEM
In phase larvae of clownfish are very susceptible to bacterial infections, so it needs to be given to increase stamina larvae. The aim of this research was to know of effect Artemia sp. enriched to survival, growth and immunity of clownfish larvae. The research conducted on February – March 2016 at Main Center of Marine Culture Development of Lampung. The experimental design was used completely randomized design with 4 treatments and 3 replicates: A (Artemia sp. without enrichment), B (Artemia sp enrich by 1 gram Spirullina powder), C (Artemia sp enrich by 600 ml Nannochloropsis + 400 ml Isochrysis), D (Artemia sp enrich by 0,5 gram Spirullina powder + 600 ml Nannochloropsis + 400 ml Isochrysis). The result showed that C treatment was give significant effect to weight of clownfish larvae 0,113 gram.
Keyword: Clownfish, Artemia sp., Spirullina, Nanochloropsis, Isochrysis
SINTASAN DAN DAYA TAHAN LARVA IKAN NEMO (Amphiprion percula) YANG DIBERI Artemia sp. DAN DIPELIHARA SEMI OUTDOOR
Oleh
RAHAJENG UTAMI PUTRI
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERIKANAN Pada Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 1 April 1994 sebagai putri pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Minto Raharjo dan Ibu Sitii Fatimah. Penulis menempuh pendidikan formal dari Taman Kanakkanak (TK) Setia Kawan, Kecamatan Panjang, Bandar Lampung pada tahun 1999-2000. Melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Karang Maritim, Kecamatan Panjang, Bandar Lampung pada tahun 2000-2006. Menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 25 Bandar Lampung pada tahun 2006-2009, dan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 10 Bandar Lampung pada tahun 2009-2012. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan kejenjang Perguruan Tinggi di Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Univesitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri (UM) pada tahun 2012 dan telah menyelesaikan studinya pada tahun 2016. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten praktikum Limnologi dan Oseanografi. Selain itu, penulis juga aktif dalam kegiatan organisasi di Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan (HIDRILA) sebagai anggota Bidang Kewirausahaan
pada
Periode
2013-2014
dan
sebagai
anggota
Bidang
Pengkaderan 2014-2015. Penulis melakukan kegiatan Praktik Umum (PU) di Dunia Air Tawar (DAT), Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur dengan judul “Pembenihan Ikan Palmas Albino (Polypterus senegalus) di Dunia Air Tawar (DAT), Taman Mini Indonesia Indah (TMII)” selama 30 hari pada Juli-Agustus 2015 dan melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Menggala, Kecamatan Menggala Timur, Kabupaten Tulang Bawang selama 40 hari pada bulan JanuariMaret 2015.
Pada tahun 2016, penulis melaksanakan penelitian dan menyelesaikan tugas akhir dalam bentuk skripsi yang berjudul “Sintasan dan Daya Tahan Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula) diberi Artemia sp. dan Dipelihara Semi Outdoor”.
PERSEMBAHAN
Dengan segala rasa syukur kepada Allah SWT atas kenikmatan dan kasih sayang untuk semua hambanya. Kupersembahkan skripsi ini kepada Mama dan Papa tercinta. Terima Kasih atas kasih sayang dan dukungan yang tiada henti, pengorbanan yang begitu berarti serta do’a yang selalu mengalir menjadi jalan kemudahan dalam penyelesaian studi ku. Adik-adiku yang sangat aku sayangi Satrio Budi Raharjo dan Nurul Rahma Fitriani yang memberikan do’a dan dukungan dalam setiap langkahku. Sahabat-sahabatku yang memberikan kasih sayang dan kebahagiaan disetiap hariku .
Almamater tercinta “UNIVERSITAS LAMPUNG”
MOTTO
Knowledge is power. Information is liberating. Education is the premise of progress, in every society, in every family. (Kofi Annan) The first step toward success is taken when you refuse to be a captive of the enviroment in which you first find yourself. (Mark Caine) When everything seems to be going against you, remember that the airplane takes off against the wind, not with it. (Henry Ford) All our dreams can come true if we have the courage to pursue them. (Walt Disney) Surprised people who make you down with your ability, just fight and trust of yourself.
SANWACANA
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kekuatan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Sintasan dan Daya Tahan Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula) diberi Artemia sp. dan Dipelihara Semi Outdoor”,sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung. Selama proses penyelesaian skripsi, penulis telah memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 2. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc selaku Ketua Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan selaku dosen Pembahas yang telah memberikan saran dan masukan yang membangun dalam penyusunan skripsi. 3. Ibu Berta Putri, S.Si., M.Si selaku dosen Pembimbing Utama yang dengan sabar dan kesediaannya meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan 4. Ibu Henni Wijayanti, S.Pi., M.Si selaku dosen Pembimbing Kedua yang memberikan arahan dan membimbing dengan kesabaran sehingga skripsi ini menjadi semakin baik. 5. Bapak Herman Yulianto,S.Pi, M.Si selaku Pembimbing Akademik yang meberikan dukungan dan saran yang membangun selama penulis aktif dalam perkuliahan. 6. Seluruh dosen dan staff jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 7. Bapak Ir. Mimid Abdul Hamid, M.Sc., selaku Kepala Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di BBPBL Lampung.
8. Bapak Drs. Suci Antoro sebagai pembimbing lapang dan Seluruh karyawan Divisi Ikan Hias BBPBL Lampung (Ibu Yuli Yulianti, S.Pi, Bapak Warsono, dan Mas Rendi), Divisi Laboratorim Lingkungan dan Kesehatan Ikan (Ibu Ir Julinasari Dewi, Ibu Dra. Rini Purnomowati, Ibu Margie Brite, Bapak Hadi, dan Bapak Pebri), Divisi Kualitas Air (Ibu Ana dan Mas Wahyu, dan Mas Doni). 9. Kedua Orang tuaku, Bapak Minto Raharjo dan Ibu Siti Fatimah atas segala yang diberikan, limpahan kasih sayang, dukungan serta doa yang tiada hentinya untuk setiap langkahku. Aku selalu bangga terlahir sebagai anak kalian. 10. Adikku Satrio Budi Raharjo dan Nurul Rahma Fitriani serta nenek dan eyangku yang selalu mendoakanku, memberikan semangat dan dukungan serta pengorbanannya untuk kebahagianku. 11. Sepupuku tercinta M.Cahyo Raharjo, Alya Rahma Ramadani, Dinda Puspa Putri, Riska Rahma Utami, Tiara Afridania, Gusti Arisna, Niken Ayoba, Radite Fitri dan Nando serta keluarga besar Alm. Bapak Soepeno atas doa, dukungan, motivasi dan kecerian yang diberikan. 12. Sahabat setia Shara Anbia Putri yang selalu mendoakan, memberikan kasihsayangnya, yang selalu ada disaat-saat sulitku, yang bersedia mendengarkan keluh kesahku, memberikan motivasi dan semangat serta kecerian dari 7 tahun yang lalu sampai saat ini. 13. Sahabat terbaikku Ardian Thomas Simanjuntak dan Renaldo Syaputra yang banyak membantu dalam kegiatan penelitian, memberikan doa, ilmu, semangat, dukungan, keceriaan, candatawa, kesabaran, dan selalu ada selama empat tahun ini. 14. Sahabat pembawa kebahagian Eshy TW, Tatang Purnama, Ranindia Akbar, M.Rukni, M.Rio, Khanif Ardiansyah, Auliyan Azizi dan Agi Ramanda yang selalu memberikan doa, motivasi, semangat, dukungan dan canda tawa selama empat tahun ini.
kesabaran, kasih sayang,
15. Abang-abang “Chindo squad” bang Jum, bang Puraka, bang Dimas, bang Imam, bang Sandi, bang Agasi, bang Yuti, bang Anggi, bang Anjar dan bang Rudi yang memberikan dukungan, ilmu, motivasi dan kecerian selama ini. 16. Sahabat-sahabat Marina Asnusa, Desinta Anggraeni, Risnasari Z, Rindi Ayu, Veni Septiyani yang memberikan doa, dukungan serta motivasi selama ini. 17. Teman-teman seperjuangan selama penelitian : Atik Musdhalifah, Desy Sasri Untari, Septi Diah Palupi, Doni Nurlisa, Adetya Putri, Ira Septiana, Puji Lestari atas segala bantuan, ilmu dan semangat yang telah diberikan sehingga penelitian kita berjalan lancar. 18. Kepada teman-teman seperjuangan angkatan 2012 atas kebersamaannya selama ini, abang dan mba angkatan 2009, 2010, 2011 dan adik-adik angkatan 2013, 2014, 2015, dan 2016 19. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terimakasih atas bantuan dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempuna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca maupun bagi penulis untuk mengembangkan dan mengamalkan ilmu yang telah diperoleh.
Bandar lampung, 10 Oktober 2016 Penulis,
Rahajeng Utami Putri
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... KATA PENGANTAR............................................................................... DAFTAR ISI.............................................................................................. DAFTAR TABEL ..................................................................................... DAFTAR GAMBAR................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
ii iii iv vi vii viii
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1.2 Tujuan Penelitian .................................................................................. 1.3 Manfaat Penelitian ................................................................................ 1.4 Kerangka Pikir Penelitian ..................................................................... 1.5 Hipotesis................................................................................................ 1.5.1 Hipotesis Pertumbuhan ................................................................. 1.5.2 Hipotesis Sintasan .........................................................................
1 2 2 3 4 4 5
II. METODELOGI PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................... 2.2 Alat dan Bahan Penelitian..................................................................... 2.2.1 Alat Penelitian............................................................................... 2.2.2 Bahan Penelitian............................................................................ 2.3 Rancangan Penelitian ............................................................................ 2.4 Prosedur Penelitian ............................................................................... 2.4.1 Persiapan Wadah Pemeliharaann Larva Ikan Nemo ..................... 2.4.2 Persiapan Wadah Pengkayaan Artemia......................................... 2.5 Pelaksanaan Penelitian .......................................................................... 2.5.1 Tahapan Penetasan Artemia sp..................................................... 2.5.2 Tahapan Pengkayaan Artemia sp .................................................. 2.5.3 Tahapan Pemeliharaan Larva Ikan Nemo ..................................... 2.5.4 Reinfeksi Bakteri Vibrio alginolyticus.......................................... 2.5.5 Uji LD50 ........................................................................................ 2.5.6 Uji Patogenesitas........................................................................... 2.6 Parameter Penelitian.............................................................................. 2.6.1 Survival Rate (SR)......................................................................... 2.6.2 Pertumbuhan Bobot Mutlak .......................................................... 2.6.3 Pertumbuhan Panjang Mutlak ......................................................
6 6 6 7 7 8 8 9 9 9 9 10 10 11 12 12 12 13 13
iv
2.6.4 Daya tahan larva ikan nemo terhadap Infeksi Vibriosis ................ 2.6.5 Pergantian Air dan Pengontrolan Kualitas Air .............................. 2.7 Analisis Data ..........................................................................................
13 13 14
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Uji Proksimat Artemia sp. ............................................................ 3.2 Sintasan Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula)................................. 3.3 Pertumbuhan Larva Ikan Nemo (Amphiprion Percula)......................... 3.2.1 Pertumbuhan Bobot Mutlak Larva Ikan Nemo ............................ 3.2.2 Pertumbuhan Panjang Larva Ikan Nemo ...................................... 3.2.3 Pertumbuhan Panjang Mutlak Larva Ikan Nemo.......................... 3.4 Uji Patogenitas Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula)...................... 3.5 Parameter Kualitas Air Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula) ......... 3.5.1 Parameter Suhu .............................................................................. 3.5.2 Parameter pH ................................................................................. 3.5.3 Parameter Dissolved Oxygen (DO) ................................................ 3.5.4 Parameter Salinitas......................................................................... 3.5.5 Parameter Amoniak........................................................................
15 18 19 19 21 22 23 26 26 27 28 28 28
IV.KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ............................................................................................ 4.2 Saran ......................................................................................................
29 29
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
30
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Diagram Alir Kerangka Pemikiran ............................................... a. Sketsa Wadah Pemeliharaan .................................................... b. Sketsa Penempatan Wadah Pemeliharaan................................. Sketsa Wadah Pengkayaan Pakan Alami..................................... Sintasan Larva Ikan Nemo Selama Pemeliharaan ....................... Pertumbuhan Bobot Mutlak Larva Ikan Nemo ........................... Panjang Mutlak Larva Ikan Nemo pada awal dan akhir penelitian ...................................................................................... Pertumbuhan Panjang Mutlak Larva Ikan Nemo.........................
vi
4 8 8 9 18 19 21 22
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. 2. 3. 4. 5.
Peralatan yang digunakan selama penelitian................................... Hasil Uji Proksimat Nutrisi Artemia sp .......................................... Hasil Pengamatan Uji Patogenitas .................................................. Sintasan (%) Larva Ikan Nemo Pasca Uji Patogenitas ................... Hasil Pengukuran Kualitas Air Media Pemeliharaan Larva Ikan Nemo.............................................................................
vii
6 15 23 24 26
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Wadah Pemeliharaan Larva Ikan Nemo ......................................... 2. Wadah Pengkayaan Pakan Alami ................................................... 3. Isolat Bakteri Vibrio alginolyticus .................................................. 4. Analisis Homogenitas Sintasan Larva Ikan Nemo ......................... 5. Analisis Uji Normalitas Bobot Mutlak Larva Ikan Nemo .............. 6. Analisis Annova Panjang Mutlak Larva Ikan Nemo ...................... 7. Cara Pembuatan Media TSA 400 ml ............................................. 8. Cara Pembuatan Media TCBS 500 ml .......................................... 9. Cara Pembuatan Media TSB 100 ml............................................... 10. Cara Pembuatan Media TSA Agar Miring 100 ml ......................... 11. Reinfeksi Baktei Vibrio alginoliticus.............................................. 12. Standar Mc Farland’s ......................................................................
viii
36 36 36 37 38 40 41 42 43 44 45 46
I.
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Ikan nemo (Amphiprion percula) merupakan salah satu jenis ikan hias air
laut yang banyak diminati terutama di pasar luar negeri karena warna tubuhnya oranye cerah, dengan tiga garis putih (BBPBL, 2009). Permintaan pasar ikan nemo yang cukup tinggi sedangkan ketersediaanya hanya mengandalkan tangkapan di alam menyebabkan eksploitasi ikan yang tidak terkendali. Oleh karena itu budidaya ikan nemo sangat diperlukan untuk menjaga populasi dan memenuhi permintaan pasar. Salah satu tahapan penting dalam budidaya ikan nemo adalah pembenihan. Faktor utama yang mendukung keberhasilan usaha pembenihan yaitu ketersediaan pakan alami yang memadai dan berkesinambungan. Penyediaan pakan berkualitas dan mencukupi sangat penting untuk pemeliharaan larva. Pakan alami yang diberikan sebagai pakan larva ikan nemo umur 7-30 hari adalah naupli Artemia sp. (BBPBL, 2009), mulut larva ikan dan mudah dicerna.
karena ukurannya sesuai bukaan
Artemia memiliki kandungan
protein
sebesar 41,7%, kadar abu sebesar 32,6%, kadar lemak 8,2%, karbohidrat 17,5% dan energi 23,09 kkal/g (Tabel 2) sehingga Artemia perlu diperkaya untuk meningkatkan kandungan nutrisinya. Pakan Artemia sp. adalah fitoplankton atau mikroalga. Jenis fitoplankton yang diberikan adalah Nannochloropsis sp., Tetraselmis sp., Chaetoceros sp., Isochrysis sp., Pavlova sp., dan Dunaliella sp. (fitoplankton bersel tunggal). Pemberian fitoplankton terdiri dari satu jenis atau campuran dari beberapa jenis selama pemeliharan larva. Pemberian lebih dari satu jenis fitoplankton akan memberikan sumber nutrisi yang optimal bagi larva sehingga daya tahan dan sintasan larva akan menjadi lebih tinggi (BBPBL, 2009).
1
Artemia sp. dapat diperkaya untuk meningkatkan kandungan nutrisinya. Pengkayaan pakan alami dengan bahan komersial sering dilakukan selama pemelihraan larva kerapu untuk meningkatkan kandungan nutrisi pakan, menurunnya abnormalitas, dan meningkatnya vitalitas sehingga sintasan larva meningkat (Sugama dkk., 2001). Beberapa jenis mikroalga digunakan dalam metode pengkayaan pakan alami yaitu Spirullina, Nannochloropsis dan Isochrysis. Kandungan nutrisi tepung Spirullina sp adalah protein 56,39 %, lemak 17,92%, abu 12,70, dan serat kasar 6,56% (Utomo, 2005). Pemberian Spirullina sp. sebagai pakan alami larva udang dan ikan dapat menekan besarnya kematian larva tersebut. Hal ini menjadikan Spirullina dapat digunakan sebagai bahan pengkayaan (Tri dan Suharyanto, 2001). Kandungan nutrisi Nannochloropsis adalah total lipid yang sangat besar, mengandung B12, EPA (EicosapentaenoiArtc acid) dan HUFA (Highly Unsaturated Fatty Acid). Kandungan Nutrisi Isochrysis menurut Liu dan Lin (2001) yaitu mengandung asam lemak yang tinggi sehingga produksi PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) dan DHA (Docosahexaenoic Acid) juga angka tinggi yang bermanfaat untuk larva ikan. Tingginya nutrisi mikroalga yang digunakan sebagai pengkaya Artemia sp. meningkatkan nutrisi yang diberikan pada larva ikan nemo. Keuntungan budidaya semi outdoor adalah sirkulasi udara yang baik dan fluktuasi suhu udara kecil, sehingga larva tidak stress. 1.2
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sintasan dan daya tahan larva ikan
nemo (Amphiprion percula) yang diberi Artemia sp. dan dipelihara semi outdoor.
1.3 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah untuk memberikan informasi kepada para pembudidaya ikan nemo dan masyarakat mengenai pengaruh pemberian Artemia sp. terhadap sintasan dan daya tahan larva ikan nemo (Amphiprion percula) yang dipelihara semi outdoor.
2
1.4 Kerangka Pikir Penelitian Ikan nemo (Amphiprion percula) merupakan salah satu komoditas unggulan ikan hias air laut. Ikan nemo banyak diminati pasar luar negeri karena bentuknya yang unik (BBPBL, 2009). Permintaan pasar ikan nemo yang cukup tinggi hanya mengandalkan tangkapan di alam menyebabkan eksploitasi ikan yang tidak terkendali. Oleh karena itu budidaya ikan nemo sangat diperlukan untuk menjaga populasi dan memenuhi permintaan pasar. Salah satu tahapan penting dalam budidaya ikan nemo adalah pembenihan. Faktor utama yang mendukung keberhasilan pembenihan yaitu ketersediaan pakan alami yang memadai dan berkesinambungan. Pakan alami yang diberikan sebagai pakan larva ikan nemo umur 7-30 hari adalah naupli Artemia (BBPBL, 2009). Pakan diperkaya dengan beberapa jenis fitoplankton atau mikroalga yaitu Spirullina, Nannochloropsis sp. dan Isochrysis sp untuk meningkatkan kandungan nutrisinya. Kandungan nutrisi tepung Spirullina sp adalah protein 56,39 %, lemak 17,92%, abu 12,70, dan serat kasar 6,56% (Utomo, 2005). Pemberian Spirullina sp. sebagai pakan alami larva udang dan ikan dapat menekan besarnya kematian larva tersebut. Hal ini menjadikan Spirullina dapat digunakan sebagai bahan pengkayaan (Tri dan Suharyanto, 2001). Kandungan nutrisi Nannochloropsis adalah total lipid yang sangat besar, engandung B12, EPA (Eicosapentaenoic acid) dan HUFA (Highly Unsaturated Fatty Acid). Sedangkan Isochrysis menurut Liu dan Lin (2001) memiliki kandungan asam lemak yang tinggi sehingga produksi PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) dan DHA (Docosahexaenoic Acid) yang bermanfaat untuk larva ikan.
3
Budidaya Ikan Nemo (Amphiprion percula) dipelihara semi outdoor
Kematian pada fase larva
Pengkayaan Pakan Alami yang diberikan untuk Larva Ikan Nemo
Nannochloropsis sp
Isochrysis sp
tepung Spirullina
Meningkatkan Pertumbuhan dan Ketahanan Larva Ikan
Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Pemikiran
1.5 Hipotesis 1.5.1 Hipotesis Pertumbuhan H0:α=0
Pemberian Artemia sp. yang diperkaya berpengaruh nyata terhadap Pertumbuhan Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula) dan dipelihara semi outdoor.
H1:α≠0
Pemberian Artemia sp. yang diperkaya tidak berpengaruh nyata terhadap Pertumbuhan Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula) dan dipelihara semi outdoor.
4
1.5.2 Hipotesis Sintasan H0:α=0
Pemberian Artemia sp. yang diperkaya berpengaruh nyata terhadap Sintasan Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula) dan dipelihara semi outdoor.
H1:α≠0
Pemberian Artemia sp. yang diperkaya tidak berpengaruh nyata terhadap Sintasan Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula) dan dipelihara semi outdoor.
5
II. METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Februari – Mei 2016 di Laboratorium Ikan Hias dan Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan, Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. 2.2 Alat dan Bahan Penelitian 2.2.1 Alat Penelitian Peralatan yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Peralatan yang digunakan selama penelitian Alat yang digunakan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Wadah Plastik ukuran (35 x 22 x 22 cm) Pipa Paralon Seltip Gunting Toples Plastik (kapasitas 2,5 liter) Ember Plastik 10 liter Paralon T ½ inch Paralon L ½ inch Selang Aerasi Batu Aerasi Kran F Sambungan aerator (cabang T) Kran Air Haemocytometer Mikroskop Coolbox Gelas Ukur Saringan Pakan Alami Ice cube Plankton net Pipet Tetes Timbangan Digital Cawan Petri Bunsen Spektrofotometer
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Gelas Objek Kertas Saring Cover glass Kamera Kertas Label Tissue Lemari Pendingin Jarum Ose Inkubator Alat Ukur Kualitas Air Penggaris Scope net Kantung Plastik ½ kg Spidol Buku Tulis Gergaji Besi Lakban Paku Lilin Kain Nampan Plastik Oksidator Tabung Erlenmeyer Styrofoam Beaker glass
6
2.2.2 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Larva ikan nemo ukuran ±2,5-3,5 mm, tepung Spirullina, Nannochloropsis sp., Isochrysis sp., Artemia sp., media TSA, media TCBS, isolat bakteri Vibrio alginolyticus, akuades, NaCl fisiologis, etil alkohol 70%, larutan lugol, dan air laut. 2.3 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Rancangan terdiri dari empat perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Perlakuan berupa pemberian pakan alami (Artemia sp) yang diperkaya dengan berbagai bahan pengkaya dan diberikan untuk larva ikan nemo yang dipelihara semi outdoor. Perlakuan tersebut adalah sebagai berikut : Perlakuan A : Artemia sp. Perlakuan B : Artemia sp. yang diperkaya dengan tepung Spirullina 1 gram/liter. Perlakuan C : Artemia sp. yang diperkaya dengan Nannochloropsis sp. dan Isochrysis sp. (kepadatan masing-masing 3 juta sel/ml). Perlakuan D : Artemia sp yang diperkaya dengan tepung Spirullina dan dua spesies plankton (Nannochloropsis sp dan Isochrysis sp.)
Model Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang digunakan adalah : Yij = μ + σi + єij Keterangan: Yij
: Data pengamatan perlakuan ke - i, ulangan ke - j
μ
: Nilai tengah umum
σi
: Pengaruh pemberian pakan ke - i
єij
: Galat percobaan pada Perlakuan ke - i dan ulangan ke - j
i
: Perlakuan pakan A, B, C
j
: Ulangan (1,2,3)
7
2.4
Prosedur Penelitian
2.4.1 Persiapan Wadah Pemeliharaan Larva Ikan Nemo 1.
Menyiapkan wadah plastik berbentuk persegi berukuran 35 x 22 x 22 cm sebanyak 12 buah.
2.
Menyiapkan sebuah bak fiber berukuran 2 x 1 m, yang dilengkapi dengan instalasi listrik serta penambahan heater (Lampiran 1).
3.
Wadah dibersihkan dengan cara direndam kaporit, kemudian
dibilas
dengan air laut steril dan dikeringkan selama 12 jam. 4.
Wadah pemeliharaan diisi air laut steril sebanyak 17 liter dan dilengkapi dengan instalasi aerasi kemudian ditata dalam bak fiber yang sudah diisi air dengan ketinggian 5 cm (Gambar 2).
A
C3
B2
B3
D1
A3
C2
D2
A2
C1
B1
A1
D3
B
Gambar 2.(a) Sketsa Wadah Pemeliharaan (b) Sketsa Penempatan Wadah Pemeliharaan
8
2.4.2 Persiapan Wadah Pengkayaan Artemia 1.
Wadah yang digunakan untuk pengkayaan Artemia sp berupa wadah plastik berkapasitas 2,5 liter, sebanyak 4 buah (Lampiran 2).
2.
Wadah dibersihkan sebelum digunakan. Volume air yang digunakan yaitu 1 liter dan dilengkapi dengan instalasi aerasi (Gambar 3).
Gambar 3. Sketsa wadah pengkayaan pakan alami 2.5 Pelaksanaan Penelitian 2.5.1 Tahapan Penetasan Artemia sp 1. Kista Artemia sp. sebanyak 8 gram ditetaskan menggunakan wadah berkapasitas 10 liter dengan volume 4 liter. Setelah 24 jam, naupli Artemia sp dipanen. 2. Naupli Artemia sp. dibersihkan menggunakan air laut bersih kemudian didiamkan selama 3 menit agar naupli Artemia sp. dan cangkang terpisah. 3. Naupli Artemia sp. yang telah bersih dan disaring dimasukkan ke dalam masing-masing wadah pengkaya. 2.5.2. Tahapan Pengkayaan Artemia sp 1. Tepung Spirullina ditimbang sebanyak 1 gram, kemudian dimasukkan ke dalam wadah pengkaya yang berisi Artemia sp. dan 1 liter air yang dipelihara selama 5 jam. Setelah 5 jam Artemia sp. kemudian dipanen dengan cara disaring untuk diberikan kepada larva ikan nemo (Perlakuan B). 2. Nannochloropsis sp. sebanyak 600 ml dan Isochrysis sp. sebanyak 400 ml dimasukkan ke dalam wadah pengkaya, selanjutnya Artemia sp. sebanyak 1 liter disaring dan dimasukkan kedalam wadah pengkaya yang telah berisi fitoplankton dan dipelihara selama 5 jam. Setelah 5 jam Artemia sp.
9
dipanen dengan disaring dan diberikan kepada larva ikan nemo (Perlakuan C). 3. Tepung Spirullina sebanyak 0,5 gram, Nannochloropsis sp. 300 ml dan Isochrysis sp. 200 ml dimasukkan ke dalam wadah pengkaya berisi 1 liter air. Artemia sp. sebanyak 1 liter disaring dan dimasukkan ke dalam wadah pengkaya yang telah berisi bahan pengkaya. Artemia sp. dipelihara selama 5 jam kemudian dipanen dengan cara disaring dan diberikan kepada larva ikan nemo (Perlakuan D). 2.5.3 Tahapan Pemeliharaa Larva Ikan Nemo 1. Larva dipelihara dalam wadah plastik berbentuk kotak berukuran 35 x 22 x 22 cm. 2. Setiap wadah pemeliharaan diisi larva ikan dengan jumlah 30 ekor. 3. Larva dipelihara mulai umur D7 – D20 dengan ukuran rata-rata panjang larva yang baru yaitu 2,5 – 3,5 mm. 4. Pakan Artemia sp. yang telah diperkaya diberikan pada larva berumur D7– D20. 5. Pemberian pakan dilakukan setiap hari sebanyak 2 kali yaitu pada pukul 09.00 WIB dan 15.00 WIB. 6. Pengukuran parameter kualitas air dilakukan setiap hari meliputi suhu, pH, DO, dan salinitas. Pengukuran konsentrasi ammonia dilakukan pada awal,tengah, dan akhir pemeliharaan. 7. Perhitungan sintasan larva dilakukan setiap hari selama pemeliharaan. 8. Pemanenan dilakukan pada D-21, selanjutnya dilakukan pengukuran panjang dan berat tubuh larva ikan nemo. 9. Uji patogenitas dilakukan pada D-21 untuk mengetahui daya tahan larva ikan nemo terhadap infeksi bakteri Vibrio alginolyticus. 2.5.4 Reinfeksi Bakteri Vibrio alginolyticus Proses reinfeksi bakteri Vibrio alginolyticus adalah sebagai berikut : 1. Isolat bakteri Vibrio alginolyticus yang disimpan di lemari pendingin diaktifkan kembali dengan melakukan reinfeksi bakteri (Lampiran 3).
10
2. Reinfeksi bakteri Vibrio alginolyticus dilakukan sebanyak 2 kali untuk meningkatkan keganasan bakteri. 3. Bakteri diisolasi ke media TSA miring dengan menggunakan jarum ose steril yang telah dipanaskan di atas bunsen kemudian diinkubasi pada suhu 33 - 35oC selama 24 jam. 4. Kemudian, isolat dari media TSA miring diisolasi kembali ke media TCBS dan TSA, selanjutnya disuntik pada ikan sampel (3 ekor) sebanyak 0,05 ml/ekor (reinfeksi 1). 5. Setelah 3 hari dilakukan isolasi kembali dari ikan yang telah diinfeksi ke media TSA dan TCBS lalu disimpan kembali. 6. Isolat yang tumbuh diisolasi kembali ke media TSA untuk kemudian disuntik pada ikan sampel (3 ekor) sebanyak 0,05 ml/ekor (reinfeksi 2). 7. Isolat bakteri kemudian digunakan untuk uji LD50 dan uji tantang sesuai dengan tingkat kepadatan yang digunakan. 2.5.5 Uji LD50 1. Larva ikan nemo berumur 21 hari disiapkan sebanyak 10 ekor dalam 3 wadah, dengan volume air 1 liter. 2. Bakteri Vibrio alginolyticus yang telah diaktifkan ditumbuhkan pada media TSA sebanyak 5 cawan. 3. Setelah bakteri tumbuh, bakteri dipanen dengan menggunakan NaCl fisiologis sebanyak 3 ml. 4. Bakteri diukur dengan menggunakan spektrofotometer hingga kepadatan 3x109 CFU/ml. 5. Perendaman ikan dilakukan dengan kepadatan bakteri 3x108, 3x107, dan 3x106 melalui pengenceran bakteri. 6. Pengamatan dilakukan selama satu minggu dengan melihat sintasan 50% dari populasi ikan. 7. Konsentrasi bakteri yang dapat menyebabkan kematian 50% dari populasi ikan akan digunakan untuk perhitungan LD50 dan menentukan jumlah bakteri yang digunakan. Nilai LD50 dihitung berdasarkan metode Reed-Muench sebagai berikut:
11
=
+
Keterangan :
50 − % % +1−%
m: log LD50 Xi
: log dosis bakteri dibawah LD50
D
: selisih log dosis di bawah LD50 dan di atas LD50
%xi
: peresentase kematian komulatif pada dosis di bawah LD50
Xi+1 : peresentase kematian komulatif pada dosis di atas LD50 (Brite,2007) 2.5.6 Uji Patogenitas Patogenitas bakteri Vibrio alginolyticus sebagai berikut : 1. Disiapkan ikan uji sebanyak 15 ekor dan dimasukkan ke wadah pemeliharaan yang bervolume 1 liter. 2. Bakteri Vibrio alginolyticus (3x107) dimasukkan ke dalam media pemeliharaan. 3. Ikan uji dipelihara selama satu minggu dengan mengamati sintasan akhir larva ikan nemo dan gejala klinis yang timbul. 2.6 Parameter Penelitian 2.6.1 Survival Rate (SR) Sintasan atau kelangsungan hidup (SR) diperoleh berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Zonneveld et al. (1991), yaitu :
Keterangan :
=
No
SR
: Kelangsungan hidup (%)
Nt
: Jumlah ikan akhir (ekor)
No
: Jumlah ikan awal (ekor)
x 100%
12
2.6.2 Pertumbuhan Bobot Mutlak Penghitungan pertumbuhan bobot mutlak menggunakan rumus Weatherley I972 dalam Dewantoro, 2001.
Wm = Wt – W0 Keterangan : Wm
:Pertumbuhan berat mutlak (gram)
Wt
:Bobot rata-rata akhir penelitian (gram)
Wo
:Bobot rata-rata awal penelitian (gram)
2.6.3 Pertumbuhan Panjang Mutlak Pertumbuhan panjang mutlak merupakan selisih panjang total tubuh ikan pada akhir penelitian dengan panjang total tubuh ikan pada awal penelitian. Perhitungan panjang mutlak dapat dihitung dengan rumus (Effendi, 1997) :
Lm = LtL0 Keterangan : Lm
= Pertumbuhan berat mutlak (Cm)
Lt
= Panjang rata-rata akhir penelitian (Cm)
L0
= Panjang rata-rata awal penelitian (Cm)
2.6.4 Daya Tahan Larva Ikan Nemo terhadap Infeksi Vibriosis Populasi ikan nemo diinfeksi dengan bakteri Vibrio alginolyticus melalui perendaman dengan dosis kronis. Pengamatan dilakukan selama 7 hari dengan mengamati sintasan dan gejala yang timbul pasca infeksi. 2.6.5 Pergantian Air dan Pengontrolan Kualitas Air Pengontrolan media pemeliharaan dilakukan setiap hari dengan menyipon sisa pakan dan feses yang ada di dasar kolam dan pengukuran parameter kualitas air. Volume air ditambah sehingga volume kembali seperti semula. Parameter kualitas air yang diukur setiap hari adalah pH dan suhu. Konsentrasi DO dan
13
salinitas dilakukan setiap 5 hari sekali. Amoniak (NH3) diukur pada awal, tengah dan akhir penelitian. 2.7
Analisis Data Sintasan dan pertumbuhan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam
(Anova). Apabila hasil uji antar perlakuan berbeda nyata maka akan dilakukan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan tingkat kepercayaan 95% (Steel dan Torrie, 2001). Hasil pengamatan infeksi V.alginolyticus larva ikan nemo dan nilai parameter kualitas air dianalisis secara deskriptif.
14
IV . KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan 1. Pemberian Artemia sp. diperkaya dengan Nannochloropsis sp. + Isochrysis sp. berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan berat mutlak larva ikan nemo. 2. Sintasan larva ikan nemo pasca infeksi bakteri Vibrio tertinggi pada larva yang diberi pakan Artemia sp..
4.2 Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengkayaan Artemia dengan bahan-bahan pengkaya lain.
30
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E., Liviaaty, E. 2005. Pakan Ikan. Kanisius:Yogyakarta.148 hal. Anggraeni N.M. dan N. Abdulgani. 2013. Pengaruh Pemberian Pakan Alami dan Pakan Buatan terhadap Pertumbuhan Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata) pada Skala Laboratorium. Jurnal Sains dan Seni Pomits, Surabaya, 2(1): 197201. Arifin, M.Z. 1991. Budidaya Lele. Dohara Prize. Semarang Ari, W., Antoro, S dan Valentine. 2009. Perbaikan Produksi Benih Amphiprion ocellaris dengan Aplikasi Berbagai Fitoplankton.Makalah dipresentasikan di seminar Indo Aqua, 2009 di Manado. Ditjenkan Budidaya, DKP Manado. Arie, U. 2000. Budidaya Bawal Air Tawar untuk Konsumsi dan Ikan Hias. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal 7-67. Arief, M., Mufidah, & Kusriningrum. (2008). Pengaruh Penambahan Probiotik Pada Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan dan Rasio Konversi Pakan Ikan Nila Gift (Oreochromis niloticus). Surabaya: Jurnal Ilmiah Berkala Perikanan, Program Studi Budidaya Perairan, Universitas Airlangga. [BBPBL] Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut. 2009. Budidaya Clownfish (Amphiprion). Lampung : Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut. Brite, M., Kurniastuty, J. Dewi dan A. T. Kartikasari, 2007. Rekayasa Imunitas Ikan Kerapu Terhadap Infeksi Bakteri Pseudomonas aeruginosa. BBPBL. Lampung. Boyd, C. E. 1990. Water Quality in Pond for Aquaculture. Alabama: Elsevier Science. Caldeira K., Wickett M. E. 2005. Anthropogenic carbon and ocean pH. J. Geophys. Res. 110 Dhert J., Lavens P. and Sorgeloos P. 1993. Preparation and use of Artemia as food for shrimp and prawn larvae. In: CRC Handbook in Mariculture, Vol. 1. Crustacean Aquaculture. McVey J. (ed) CRC Press,Boca Raton, Florida, USA, pp. 61–63. Effendie H. 2003. Telaah Kualitas Air. Bagi pengelolaan dan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta. 258 hal.S.
31
Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara. Erniati dan Hairina. 2012. Pemberian Mikroalga Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Artemia salina. Berkala Perikanan Terubuk, Juli 2012,hlm13– 19 Vol. 40. No.2 ISSN 0126 – 4265. Ghosh S., Ajith Kumar, T., Vinoth, R., Balasumbramanian, T., Dabbegh A., & Keshavarz M., (2011). Effect of Short-Term Enrichment of Wild Zooplankton on Survival of Larval Maroon Clownfish (Permnas biaculleatus). MiddleEast Journal of Scientific Research 7 (5), 674-677. Goddard S. 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. New York: Chapman and Hall. Hardjojo B dan Djokosetiyanto. 2005. Pengukuran dan Analisis Kualitas Air. Edisi Kesatu, Modul 1 - 6. Universitas Terbuka. Jakarta. Heisler N. 1989. Acid–base regulation in fishes. 1. Mechanisms. In Acid toxicity and aquatic animals (eds Morris R., Taylor E. W., Brown D. J. A., Brown J. A.), pp. 85–96. Cambridge, UK: Cambridge University Press. Hernowo dan S.R. Suyanto. 2008. Pembenihan dan Pembesaran Lele di Pekarangan Sawah dan Longyam. Penebar Swadaya. Jakarta Ishimatsu A., Hayashi M., Lee K.-S., Kikkawa T., Kita J. 2005. Physiological effects on fishes in a high-CO2 world. J. Geophys. Res. 110 Isnansetyo, A. & Kurniastuty. (1995). Pakan Alami untuk Pembenihan Organisme Laut. Kanisius. Yogyakarta. Kamiso HN. 1996. Vibriosis pada ikan dan alternatif penanggulangannya J.Perikanan UGM. 1: 78-86. Kamiso, H.N. 1996. Vibriosis pada ikan dan alternatif penanggulangannya. Jurnal Perikanan I (I) : 78 – 86. Kumlu, M. (1998). Larval Growth and Survival of Penaus indicus (Decapoda: Penaidae) on Live Feeds. Faculty of Fisheries. Cukurova University. Balcah. Adana-Turkey. Kramer, S. 2005. An Exploration of the Clownfish : Clownfish 2 and Clownfish 1, Havergal College. Toronto, Ontario, Canada. Kordi, M.G. dan AB. Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas air dalam budidaya periaran. Rineka Cipta. Jakarta. Liu, Ching-Piao dan Liang-Ping Lin. 2001. Ultrastructural Study And Lipid FormationOf Isochrysis sp. CCMP1324. Botanical Bulletin of Academia Sinica, Vol. 42 : 207 – 214.Budidaya Branchionus (Brachionus plicatilis). Oseana, Volume XXIV, Nomor 2, 1999: 27-43. Jurnal.Hal 27-37.
32
Lovell T. 1989. Nutrition of Fish. New York: Van Nostrand Reinhold. 260 pp. Meliani. (2002). Pertumbuhan dan Indeks Visceral Somatis Ikan Gurami Pada Pemeliharaan dengan Temperatur Air Berbeda. Purwokerto: Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman. Murdjani M. 2002. Identifikasi dan Patologi bakteri Vibrio alginolyticus pada ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis). Universitas Brawijaya. Malang. Murtidjo, A.B. 2001. Pedoman Meramu Pakan Ikan. Kanisius, Yogyakarta. 48-49 hal. McIntosh, R. P.2001. Changing Paradigms in Shirmp Farming: Estabisment of Heterothropic Bacterial Communities. Global Aquaculture Alliance. Natalist. 2003. Pengaruh Pemberian Tepung Wortel (Daucus Carota L. Dalam Pakan Buatan Terhadap Warna Ikan Mas Koi (Cyprinus Carpio L). Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.Yogyakarta. Nattasya, G. Yuliani. 2009. Skripsi. Pengaruh Sedimen Berminyak Terhadap Pertumbuhan Mikroalga Isochrysis sp. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor: Bogor. National Research Council [NRC]. 1993. Nutrient Requirements of Fish Subcomittee on Fish Nutrition, National Academies Press (USA). 124 pp. Panjaitan, A. S., Hadie Wartono, Harijati Sri. 2014. Pemeliharaan Larva Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Dengan Pemberian Jenis Fitoplankton Yang Berbeda. Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No. 1. Jakarta. Pörtner H. O., and Farrell A. P. 2008. Physiology and climate change. Science 322, 690–691 Rahayu S. 1991. Penelitian Kadar Oksigen Terlarut (DO) dalam Air bagi Kehidupan Ikan. BPPT No. XLV/1991. Jakarta. Raymont. 1963. Plankton and productivity in the oceans. J. E. G. Pergamon Press, Oxford, London, New York and Paris; Macmillan, New York Serang, M. S., 2006. Pengaruh Kadar Protein dan Rasio Energi Protein Pakan Berbeda Terhadap Kinerja Pertumbuhan Benih Rajungan (Portunus pelagicus). Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 59 hal. SNI. 7778. 20013. Produksi Ikan Hias Nemo/ Clownfish (Amphiprion ocellaris). Badan Standardisasi Nasional.
33
Setiawati, Ketut Maha dan Gunawan. 2013. Pemeliharaan Larva Ikan Hias Balong Padang (Premnas biaculeatus) dengan Pengkayaan Pakan Alami. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 5, No. 1. 47-53. Sitanggang, M., dan Sarwono B., 2001. Budidaya Gurami. Penebar Swadaya, Jakarta. Sugama, K., dan A. Wijono. 1995 Teknologi Pembenihan dan Pengadaan Ikan laut.Prosiding Temu Usaha Pemasyarakatan Teknologi Karamba Jaring Apung bagi Budidaya Laut. Jakarta Suprayudi, M.A., T. Takeuchi, I. Mokoginta & T. Kartikasari. 2000. The effect of additional arginine in the high defatted soybean meal diet on the growth of giant gouramy Osphronemus gouramy Lac. Fish Sci 13 :178 – 187. Sutihat, A. 2003. Pengaruh Astaxanthin Dalam Pakan Buatan Terhadap Peningkatan Warna Dan Pertumbuhan Ikan Rainbow Merah. Jakarta; Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta. Taufik I. 2008. Pengaruh Sistem Pergantian Air yang Berbeda Pada Pemeliharaan Benih Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata Blkr.). Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar : Bogor. Tri Panji & Suharyanto.2001. Optimization media from low-cost nutrient sources for growing Spirullina platensis and carotenoid production. Menara Perkebunan, 68 (1), 64-44. Tsai, C. K. 1989. Pengelolaan Mutu Air (Shrimp Pond Water Quality Management). Lokakarya Pengelolaan Budidaya Udang. Badan Penelitian dan Pengembangan Perikanan Bekerja Sama dengan American Soybeans Association. Yayasan Pendidikan Wijayakusuma dan Institut Politeknik Indonesia. Widyaya,fifi.2004. Pendayagunaan Branchionus yang Diberi Pakan Alami Berbagai Jenis Mikroalgae. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan Dan Perikanan Indonesia. 11 (1): 23-27. Wyk, P.V. (1999). Nutrition and Feeding of Litopenaeus vannamei in Intensive Culture Systems. Farming Marine Shrimp in Recirculating Freshwater Systems. Harbor Branch Oceanographic Institution. Yuasa K. Rosa D, Koesharyani I.Johny F, Mahardika K. 2000. General remarkson fish desease diagnosis. Training Course on Fish Disease diagnosis. Lolitkanta-JICA. Booklet 12:5-18. Yuliati P. 2003. Pengaruh padat penebaran terhadap pertumbuhan dan sintasan dederan ikan nila Gift (Oreochromis sp.) di Kolam. Jurnal Ikhtiologi Indonesia. 3(2).
34
Zonneveld, N. E.A. Huinsman and J.H Boon. 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 318 hal.
35