SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa total biaya rata-rata pada industri tahu bakso di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang dalam satu bulan adalah sebesar Rp 125.926.806,45. Penerimaan industri tahu bakso di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang rata-rata per bulan yang diperoleh sebesar Rp 138.495.600,00. Keuntungan rata-rata yang diperoleh industri tahu bakso sebesar Rp12.568.793,55 per bulan. B/C rasio usaha industri tahu bakso di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang adalah sebesar 9,98, sehingga usaha industri tahu bakso menguntungkan dan layak untuk dijalankan. Faktor-faktor (variabel) yang secara bersama-sama berpengaruh terhadap keuntungan industri tahu bakso di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang adalah harga jual, biaya produksi, biaya promosi, jumlah produksi dan volume penjualan. Faktor yang secara individu berpengaruh nyata terhadap keuntungan industri tahu bakso di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang adalah harga jual, biaya produksi, jumlah produksi dan volume penjualan. Sedangkan faktor-faktor yang tidak berpengaruh adalah biaya promosi. Saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya pengusaha industri tahu bakso dapat lebih mengoptimalkan lagi penggunaan biaya Sebaiknya pengusaha industri tahu bakso dapat lebih menekan lagi penggunaan biaya produksi untuk menghasilkan tahu bakso dengan harga jual yang lebih menguntungkan dengan disertai peningkatan kualitas. Contohnya dengan memberi penambahan isi daging bakso maupun dengan pemilihan bahan baku tahu yang baik. Para pengusaha industri tahu bakso di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang dapat memanfaatkan pengaruh sisa penjualan dari volume penjualan dengan cara melakukan
pengolahan lebih lanjut pada sisa penjualan tahu bakso, seperti pembuatan keripik tahu bakso. Sehingga masih dapat menghasilkan penerimaan dan menambah keuntungan. DAFTAR PUSTAKA
Arifin, J. 2007. Cara Cerdas Menilai Kinerja Perusahaan Berbasis Komputer. Gramedia. Jakarta. Boone, L dan David L. Kurtz, 2002. PengantarBisnis, Edisi 1, TerjemahanFadrinsyah Anwar, Emil Salim, Kusnedi, Jilid 2. Erlangga. Jakarta. Dinas
Koperasi, UMKM, dan Perindustrian Perdagangan Kabupaten Semarang. 2012. Data Industridan UMKM Kabupaten Semarang. DinasKoperasi, UMKM, dan Perindustrian Perdagangan. Kabupaten Semarang.
Juang, BM. 2004. Analisis Usaha Industri Tahu Skala Rumah Tangga dan Industri Kecil di Kabupaten Klaten. Skripsi S1 Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Saputro, B. Agus. 2009. Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Keuntungan Pengusaha Tahu Tempe Studi Kasus Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Surakarta Sudarsono. 1986. Pengantar Ekonomi Mikro. LP3ES. Jakarta.
besar perusahaan mengejar sejumlah sasaran profitabilitas dalam strategi penetapan harganya.Para pemasar mengerti bahwa laba diperoleh dari selisih pendapatan dan beban. Selain itu berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Juang (2004) diketahui bahwa harga jual produk dapat mempengaruhi variabel keuntungan. Variabel biaya produksi tahu bakso menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,020 dengan demikian maka nilai probanilitas signifikansi lebih kecil dari α = 5% (0,05) yang berarti H0 ditolak dan Hi diterima, artinya variabel biaya produksi tahu bakso secara individu berpengaruh nyata terhadap keuntungan industri tahu bakso di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang. Nilai koefisiensi biaya produksi industri tahu baksoadalah negatif sebesar 0,396 yang berarti setiap adanya peningkatan biaya produksi 1% akan menurunkan keuntungan sebesar 0,39%. Hal ini sesuai dengan pendapat Arifin (2007) yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keuntungan adalah biaya produksi. Variabel biaya promosi tahu bakso menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,590 dengan demikian maka nilai probabilitas signifikansi lebih besar dari α = 5% (0,05) yang berarti H0 diterima dan Hi ditolak, artinya variabel biaya promosi bakso secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap keuntungan industri tahu bakso di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang. Promosi yang dilakukan oleh para pengusaha industri tahu bakso hanya berupa pemasangan baliho depan tempat berjualan. Berdasarkan hasil analisis uji t, variabel jumlah produksi industri tahu bakso menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,033 dengan demikian maka nilai probabilitas signifikansi lebih besar dari α = 5% (0,05) yang berarti H0 ditolak dan Hi diterima, artinya variabel jarak ke sumber bahan baku industri tahu bakso secara individu berpengaruh nyata terhadap
keuntungan industri tahu bakso di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang. Variabel volume penjualan industri tahu bakso menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,012 dengan demikian maka nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari α = 5% (0,05) yang berarti H0 ditolak dan Hi diterima, artinya variabel volume penjualan industri tahu bakso secara individu berpengaruh nyata terhadap keuntungan industri tahu bakso di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang. Nilai koefisien industri tahu bakso adalah positif sebesar 6,370 yang berarti setiap penambahan outlet 1% akan meningkatkan keuntungan industri tahu bakso sebesar 6,37%. Kepemilikan outlet dapat menunjang penjualan tahu bakso sehingga apabila semakin banyak tahu bakso yang terjual maka keuntungan yang diperoleh juga semakin besar.
Tabel 10. B/C RasioIndustri Tahu Bakso di Kecamatan Ungaran Barat dan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang No 1 2
Uraian Keuntungan Total Biaya B/C Rasio Sumber :Analisis Data Primer, 2014
Rata-rata Per Pengusaha (Rp) 12.568.793,55 125.926.806,45 9,98
Tabel menunjukkan bahwa profitabilitas atau tingkat keuntungan dari usaha industri tahu bakso di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang dalam satu bulan
adalah sebesar 9,98. Usaha ini termasuk dalam kriteria menguntungkan, karena memiliki nilai B/C rasio lebih dari (>) 1 dan layak untuk dijalankan. Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai signifikansi/probabilitas lebih kecil dari pada α pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini menunjukan bahwa semua variabel yang diamati yaitu variabel harga jual, sisa penjualan, biaya produksi, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja produksi, biaya tenaga kerja produksi, jumlah tenaga kerja, jarak ke sumber bahan baku dan variabel dummy keberadaan outlet secara bersamasama berpengaruh nyata terhadap keuntungan industri tahu bakso di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang. Berdasarkan hasil analisis uji t, variabel harga jual tahu bakso menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,001 dengan demikian maka nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari α = 1% (0,01) yang berarti H0 ditolak dan Hi diterima, artinya variabel harga jual tahu bakso secara individu berpengaruh nyata terhadap keuntungan industri tahu bakso di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang. Nilai koefisien regresi harga jual tahu bakso positif sebesar 17,177 sehingga apabila terjadi peningkatan harga jual sebesar 1% maka keuntungan akan bertambah 17,17%. Harga jual tahu bakso di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang memiliki harga tertinggi sebesar Rp 27.000,00 dan harga terendah sebesar Rp 15.000,00. Keberadaan variabel harga jual yang berpengaruh terhadap keuntungan industri tahu bakso di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang sesuai dengan teori Boone dan Kurtz (2002) dimana sebagian
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Industri Tahu Bakso di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang Berdasarkan hasil analisis menggunakan regresi linear diperoleh persamaan : Y=-5,8387+17,177X1–0,396X2+ 4,883X3+5,554X5+6,370X6.............(5) Y adalah keuntungan industri tahu bakso (rupiah/bulan), X1 adalah harga jual produk (Rp/biji), X2 adalah biaya produksi (Rp/bulan), X3 adalah biaya promosi (Rp/bulan), X5 adalah jumlah produksi (biji/bulan), X6 adalah volume penjualan produksi (biji/bulan). Hasil dari analisis regresi yang dilakukan menunjukan bahwa nilai Adjusted R2 yaitu 73,7% dan hanya ada 1 variabel bebas individual yang tidak signifikan. Nilai VIF seluruh variabel bebas berada kurang dari 10, sehingga hal ini menunjukan bahwa dalam model yang digunakan tidak terjadi multikolinearitas. Pengujian ada atau tidaknya korelasi, dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui nilai Durbin Watson yaitu sebesar 2,15 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model yang digunakan tidak terjadi autokorelasi karena nilai tersebut berada diantara 1,48 < d < 2,52. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa titik-titik yang ada dalam diagram menyebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu, hal ini berarti model yang digunakan tidak terdapatheterokedastisitas.
Tabel 8. Rata-rata Penjualan per Bulan, Harga/Biji dan Penerimaan per Bulan Industri Tahu Bakso di Kecamatan Ungaran Barat dan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang No. 1. 2.
Uraian Rata-rata Penjualan (biji) Rata-rata Harga/Biji (Rp) Rata-rata penerimaan (Rp) Sumber : Analisis Data Primer, 2014
Per Responden 74.460 1.860 138.495.600
Berdasarkan tabel dapat diketahui untuk harga jual paling rendah adalah bahwa rata-rata penjualan tahu bakso seharga Rp 1.500,00 per biji. selama satu bulan sebesar 74.460 biji Keuntungan dengan harga rata-rata per biji sebesar Rp Keuntungan yang diperoleh dari usaha 1.860,00 sehingga penerimaan yang industri tahu bakso merupakan diperoleh dari usaha industri tahu bakso di selisihantara penerimaan dengan biaya Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang total. Untuk mengetahui besarnya rata-rata rata-rata sebesar Rp 138.495.600,00. Harga keuntungan usaha industri tahu bakso di jual tahu bakso per biji di Kecamatan Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang Ungaran Kabupaten Semarang yang paling dapat dilihat dari tabel di bawah ini. tinggi adalah sebesar Rp 2.700,00 dan Tabel 9. Rata-rata Keuntungan per Bulan Industri Tahu Bakso di Kecamatan Ungaran Barat dan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang No 1 2
Uraian Penerimaan Total Biaya Keuntungan Sumber :Analisis Data Primer, 2014 Tabel menunjukkan bahwa penerimaan rata-rata per bulan industri tahu bakso di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang adalah sebesar Rp 138.495.600,00 dengan total biaya yang dikeluarkan rata-rata sebesar Rp 125.926.806,45. Sehingga rata-rata keuntungan yang diperoleh setiap industri tahu bakso adalah sebesar Rp 12.568.793,55. Keuntungan yang diterima oleh industri tahu bakso di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang antara lain dipengaruhi oleh perbedaan jumlah produk yang dijual, harga, dan biaya yang dikeluarkan. Semakin banyak produk yang dihasilkan dengan biaya yang rendah dan semakin tinggi harga produk maka keuntungan yang diperoleh akan semakin besar.
Rata-rata Per Industri (Rp) 138.495.600,00 125.926.806,45 12.568.793,55 B/C Rasio B/C Rasio merupakan hasil bagi antara keuntungan usaha dengan total biaya yang dinyatakan dalam persen. Untuk mengetahui besarnya profitabilitas dari usaha indusri tahu bakso di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 6. Rata-rata Biaya Variabel per Bulan Industri Tahu Bakso di Kecamatan Ungaran Barat dan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang No 1. 2. 3. 4. 5.
Jenis Biaya Variabel Bahan Baku Bahan Pelengkap Bahan Bakar Pengemasan Transportasi Jumlah Sumber : Analisis Data Primer, 2014
Rata-rata (Rp/bulan) 85.248.750 13.458.750 7.110.000 5.540.250 537.500 111.895.000
Prosentase (%) 76,19 12,03 6,35 4,95 0,48 100,00
Rata-rata biaya variabel yang Rp 5.540.250,00. Biaya transportasi ratadikeluarkan oleh pengusaha industri tahu rata yang dikeluarkan selama satu bulan bakso sebesar Rp 111.895.000,00.Rata-rata adalah sebesar Rp 537.250,00 merupakan biaya untuk bahan baku yang dikeluarkan biaya yang paling kecil prosentasenya dari oleh pengusaha industri tahu bakso dalam biaya variabel yaitu sebesar 0,48%. sebulan adalah Rp 85.248.750,00 Total Biaya (76,19%).Rata-rata biaya bahan pelengkap Biaya total (TC) merupakan keseluruhan yang dikeluarkan oleh pengusaha tahu jumlah biaya produksi yang dikeluarkan, bakso selama satu bulan sebesarRp yaitu merupakan penjumlahan dari biaya 13.458.750,00 (12,03%). Untuk biaya tetap dan biaya variabel (Sudarsono, bahan bakar per bulan rata-rata para 1986). Industri tahu bakso memiliki biaya pengusaha industri tahu bakso total adalah hasil dari penjumlahan seluruh mengeluarkan Rp 7.110.000,00 yaitu untuk biaya tetap dan biaya variabel yang dapat penggunaan bahan bakar kompor gas. dilihat pada tabel berikut : Biaya pengemasan rata-rata yang dikeluarkan per bulan untuk proses produksi tahu bakso sebesar Tabel 7. Rata-rata Total Biaya per Bulan Industri Tahu Bakso di Kecamatan Ungaran Barat dan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang No. 1. 2.
Jenis Biaya Total
Biaya tetap Biaya variabel Jumlah Sumber :Analisis Data Primer, 2014
Rata-rata Biaya Total (Rp/bulan) 14.031.806,45 111.895.000,00 125.926.806,45
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa total biaya rata-rata yang dikeluarkan oleh industri tahu bakso di Kecamatan Ungaran selama satu bulan adalah sebesar Rp 125.926.806,45. Biaya terbesar yang dikeluarkan dalam usaha industri tahu bakso berasal dari biaya variabel yaitu sebesar Rp 111.895.000,00 (88,86%). Hal ini disebabkan penggunaan biaya variabel lebih rutin daripada biaya
Prosentase (%) 1,16 98,84 100,00
tetap yaitu berupa tahu dan daging sapi giling yang setiap harinya digunakan untuk produksi industri tahu bakso. Penerimaan Penerimaan industri tahu bakso merupakan perkalian antara total produk yang terjual dengan harga per satuan produk yaitu biji dalam kurun waktu satu bulan pada saat penelitian. Penerimaan dari usaha industri tahu bakso dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Sumber Modal Industri Tahu Bakso di Kecamatan Ungaran Barat dan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang No. 1. 2.
Uraian Modal sendiri Pinjaman Bank
Jumlah (Responden) 20 0
Jumlah Sumber : Analisis Data Primer, 2014
20
Prosentase (%) 100,00 0 100,00
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Biaya Tetap keseluruhan pengusaha industri tahu bakso Biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan di Kecamatan Ungaran memilih modal dan biaya bunga modal investasi. Biaya sendiri yaitu sebanyak 20 orang dengan penyusutan peralatan dan biaya bunga alasan karena para pengusaha lebih suka investasi sebenarnya tidak benar-benar menjalankan usahanya dengan dikeluarkan oleh produsen, tetapi karena mengumpulakan modal terlebih dahulu dalam penelitian ini menggunakan konsep dari penghasilan yang diperoleh dari keuntungan, maka biaya ini harus pekerjaan sebelumnya baru kemudian diperhitungkan. Rata-rata biaya tetap dapat dijadikan sumber modal usaha. dilihat pada tabel 5berikut ini. Tabel 5. Rata-rata Biaya Tetap per Bulan Industri Tahu Bakso diKecamatan Ungaran Barat dan Kecamatan Ungaran TimurKabupaten Semarang No. 1. 2. 3. 4. 5.
Jenis Biaya Tetap Penyusutan peralatan Bunga modal investasi Sewa tempat Tenaga kerja Listrik dan air Jumlah Sumber : Analisis Data Primer, 2014
Rata-rata (Rp/Bulan) 682.488,68 781.817,77 375.000,00 458.019,80 627.500,00 14.031.806,45
Tabel menunjukkan bahwa sumber biaya tetap usaha industri tahu bakso terbesar berasal dari biaya tenaga kerja sebesar Rp 458.019,80, kemudian bunga modal investasi yaitu sebesar Rp 781.817,77 (5,57%). Para pengusaha industri tahu bakso tidak melakukan peminjaman modal, namun dalam perhitungan bunga modal investasi digunakan suku bunga Bank Jateng (Jawa Tengah) bulan Maret 2014 sebesar 7,27% per tahun. Biaya penyusutan rata-rata yang dikeluarkan oleh para pengusaha industri tahu bakso di Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang yaitu sebesar Rp 682.488,68 (4,86%). Biaya listrik dan air yang dikeluarkan Rp 627.500,00 (4,47%) dan biaya tetap yang palin kecil adalah
Prosentase (%) 4,86 5,57 2,67 82,42 4,47 100,00
biaya untuk sewa tempat yaitu berupa outlet sebesar Rp 375.000,00 (2,67%). Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang digunakan dalam industri tahu bakso yang besarnya berubah-ubah secara proporsional terhadap kuantitas output yang dihasilkan. Rata-rata biaya variabel usaha pembuatan tahu bakso di Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini.
rata-rata lama pendidikan formal yang hanya dua orang. Industri tahu bakso di telah ditempuh oleh pengusaha industri Kecamatan Ungaran mulai berkembang tahu bakso di Kecamatan Ungaran adalah pesat beberapa tahun terakhir, hal ini 12 tahun atau setara dengan tingkat SMA terbukti dari lamanya pengalaman usaha (Sekolah Menengah Atas). yang dimiliki oleh para pengusaha yaitu Jumlah rata-rata anggota keluarga rata-rata berkisar 7 tahun. Sedangkan pengusaha industri tahu bakso di alasan responden dalam menjalankan Kecamatan Ungaran sebanyak lima orang. usaha industri tahu bakso dapat dilihat Jumlah anggota keluarga yang ikut aktif pada tabel 2 dibawah ini. dalam usaha industri tahu bakso rata-rata Tabel 2.Alasan Mengusahakan Industri Tahu Bakso di Kecamatan UngaranBarat dan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Alasan Usaha Tidak mempunyai pekerjaan lain Lebih menguntungkan dari usaha lain Usaha warisan Total Sumber: Analisis Data Primer, 2014
Jumlah (Responden)
Tabeldi atas menunjukkan bahwa usaha pembuatan tahu bakso di Kecamatan Ungaran banyak dipilih oleh para responden sebagai usaha yang lebih menguntungkan dari usaha lain. Hal ini terlihat dari prosentase alasan mengusahakan sebesar 65% dimana selain karena proses pembuatannya yang mudah Tabel 3. Status Usaha Industri Tahu Bakso di Ungaran Timur Kabupaten Semarang
responden merasa dapat menerima untung lebih besar dari usaha lain. Responden yang mengusahakan usaha tahu bakso karena tidak ada pekerjaan lain sebanyak 7 orang (35%). Karena tidak mempunyai pekerjaan, maka mereka mencoba mengembangkan usaha industri ini untuk mendapatkan penghasilan. Kecamatan Ungaran Barat dan Kecamatan
No 1. 2. 3.
No.
Status Usaha 1. 2.
Prosentase (%)
7 13 0 20
Jumlah (Responden)
35,00 65,00 0 100,00
Prosentase (%)
Utama Sampingan
15 5
75,00 25,00
Jumlah
20
100,00
Sumber: Analisis Data Primer, 2014 Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebesar 15 responden (75%) menjadikan usaha industri tahu bakso ini sebagai usaha utama karena mampu untuk menopang kebutuhan hidup sehari-hari. Sedangkan sebanyak lima responden (25%), usaha industri tahu bakso hanya sebagai pekerjaan sampingan yang dapat memberikan tambahan penghasilan. Selain itu, usaha industri tahu bakso menjadi usaha sampingan karena responden sudah memiliki pekerjaan tetap
yaitu sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) ataupun pegawai swasta. Modal Usaha Pembuatan Tahu Bakso Usaha industri tahu bakso membutuhkan modal yang jumlahnya tidak terlalu banyak. Pada dasaranyasumber modal tersebut dapat berasal dari modal sendiri atau modal pinjaman dari bank.
industri atau berarti seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Metode Analisis Data Untuk menghitung nilai total biaya pada usaha pengolahan industri tahu bakso adalah penjumlahan dari nilai total biaya tetap (TFC) dan nilai biaya variabel (TVC) yang digunakan dalam kegiatan produksi. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut : TC = TFC + TVC...............................(1) TC adalah biaya total usaha tahu bakso (Rp/bulan), TFC adalah total biaya tetap usaha tahu bakso (Rp/bulan), dan TVC adalah total biaya variabel usaha tahu bakso (Rp/bulan). Untuk menghitung penerimaan diperoleh dengan mengalikan jumlah kemasan yang dihasilkan (terjual) dengan harga tahu bakso tersebut. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut : TR = Q x P.........................................(2) TR adalah penerimaan total usaha (Rp/bulan), Q adalah jumlah tahu bakso yang dihasilkan (biji), dan P adalah harga tahu bakso per biji (Rupiah). Keuntungan usaha adalah selisih antara penerimaan dengan biaya yang secara matematis dirumuskan sebagai berikut: π = TR-TC..........................................(3) π adalah keuntungan industri tahu bakso (Rp/bulan), TR adalah penerimaan total industri tahu bakso (Rp/bulan), dan TC
adalah biaya total industri tahu bakso (Rp/bulan). Untuk menganalisis beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keuntungan industri tahu bakso di Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang digunakan persamaan regresi linear yaitu : Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5+ β6X6 …....................................................(4) Y adalah keuntungan industri tahu bakso (rupiah/bulan), X1 adalah harga jual produk (Rp/biji), X2 adalah biaya produksi, X3 adalah biaya promosi, X4 adalah biaya distribusi, X5 adalah jumlah produksi dan X6 adalah volume penjualan.αadalah konstanta, dan β1-β12 adalah koefisien regresi masing-masing variabel. Adapun pengujian model yang dilakukan meliputi Uji Koefisien Determinasi (R2), Uji F dan Uji t. Selain itu juga dilakukan uji terhadap asumsi klasik yang meliputi uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. HASIL DAN PEMBAHASAN
Identitas Responden Industri Tahu Bakso Karakteristik dari responden meliputi umur responden, lama pendidikan, lama usaha, jumlah anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang terlibat dalam produksi, jumlah keberadaan outlet, jarak ke sumber bahan baku, status usaha dan alasan usaha yang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Identitas Responden Industri Tahu Bakso di Kecamatan UngaranBarat dan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Uraian Umur responden (th) Lama pendidikan (th) Lama usaha (th) Jumlah anggota keluarga (orang) Jumlah anggota keluarga yang terlibat dalam produksi (orang) Jumlah keberadaan outlet Jarak ke sumber bahan baku (km)
Rata-rata per Responden 42 12 7 5 2 1 2
Sumber : Analisis Data Primer, 2014 Tabel 1 menunjukan bahwa umur rata-rata pengusaha industri tahu bakso di KecamatanUngaran adalah 42 tahun yang
berarti termasuk dalam usia produktif. Setiap pengusaha memiliki tingkat pendidikan yang berbeda-beda sehingga
PENDAHULUAN Kegiatan usaha yang umumnya banyak dilakukan oleh masyarakat dengan memanfaatkan potensi daerah adalah usaha pengolahan makanan. Usaha ini cocok untuk dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat yang ingin merintis usaha mandiri karena umumnya modal yang diperlukan relatif terjangkau. Selain itu, target pasar untuk hasil olahan makanan juga sangat luas, sehingga mudah untuk membidik konsumen sesuai dengan produk yang dihasilkan. Produk olahan tahu pada industri pangan dari Kabupaten Semarang salah satunya adalah tahu bakso. Kecamatan Ungaran sebagai ibukota Kabupaten Semarang merupakan daerah yang dikenal sebagai sentra produksi industri tahu bakso. Walaupun mayoritas industri tahu bakso tersebut dijalankan oleh industri rumah tangga ataupun industri kecil menengah, para pengusaha tahu bakso di Kecamatan Ungaran sangat memperhatikan keamanan produksi tahubakso untuk dikonsumsi. Salah satunya dengan menghindari penggunaan boraxyang berbahaya bagi tubuh. Tahu bakso yang diproduksi dalam kemasan siap masak dapat bertahan maksimal 5 hari dengan perlakuan suhu rendah. Pengusaha industri tahu bakso di Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang memasarkan produknya masih dalam lingkup Kabupaten Semarang. Semakin banyaknya pesaing dari daerah yang sama mengharuskan pengusaha indutri tahu bakso di Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang untuk memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keuntungan dari usahanya. Menurut Arifin (2007) suatu industri atau perusahaan secara umum memiliki tujuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan yang merupakan salah satu ukuran kesuksesan dalam mengelola perusahaan yang bersangkutan. Keuntungan atau laba dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti biaya, harga jual, dan volume penjualan produk. Keberadaan faktor tersebut perlu
diperhatikan dalam menjalankan usaha industri karena akan mempengaruhi pengelolaan usaha secara berkelanjutan. Oleh sebab itu, penelitian tentang hubungan antara beberapa faktor yang mempengaruhi keuntunganpada industri tahu bakso di Ungaran Barat dan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang perlu dilakukan. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, sedangkan teknik pelaksanaannya menggunakan teknik survey. Jenis dan Sumber Data Data primer yang digunakan dalam penelitian ini meliputi identitas responden, penerimaan, serta data-data lain yang menunjang tujuan penelitian mengenai beberapa faktor yang diduga mempengaruhi keuntungan industri rumah tangga tahu bakso di Ungaran Kabupaten Semarang.Data sekunder diperoleh dariDinas Koperasi, UMKM, Perindustriandan Perdagangan Kabupaten Semarang dan Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang. Penentuan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dipilih secara purposiveberada di Kecamatan Ungaran Barat dan Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang dengan pertimbangan kedua kecamatan tersebut memiliki jumlah unit usaha industri pembuatan tahu bakso terbanyak 9 Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindag Kabupaten Semarang, 2012). Kecamatan Ungaran Barat dan Kecamatan Ungaran Timur memiliki jumlahprodusen industri tahu bakso terbanyak yaitu sebanyak 13 unit dan 7 unit sehingga total keseluruhan 20 unit di Kecamatan Ungaran. Pengambilan Responden Berdasarkan jumlah populasi industri tahu bakso yang ada di Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang, maka penelitian ini mengambil sampel sebanyak 20 unit
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN INDUSTRI TAHU BAKSO DI KECAMATAN UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Alfitri Dian Pangastuti, Minar Ferichani, Emi Widiyanti Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No.36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax (0271) 637457 Email :
[email protected]. Telp. 085727566855 Abstract : The study aims to determine the amount of cost, revenue and profit of the tahu bakso industry, as well as the influence of several factors on profit tahu bakso industry. The basic method is descriptive analysis and implementation using survey techniques. The study was conducted in District Ungaran, Semarang regency. Determination of the location of the sample area to considerations made these districts have the highest number of tahu bakso industry in Semarang Regency. The selection of the sample using census technique, which has 20 tahu bakso industry. Methods of data analysis using the calculation cost, revenue, profit and regression analysis on several factors that affect profits. The analysis showed that the average total cost of tahu bakso industry is Rp 125,926,806.45 per month, average revenue received Rp 138,495,600.00 per month so average tahu bakso industry profit out in District Ungaran Semarang Regency is Rp 12,568,793.55 per month. B/C ratio of the tahu bakso industry are at 9,98 and thus it is said to run a profitable and viable. Factors (variables) that together had same effect on industry profits out meatballs in District Ungaran Semarang Regency is the selling price factor, production cost, cost of promotion, production quantit and selling quantity. Individual factors that significantly affect tahu bakso industry profits out in District Ungaran Semarang Regency is the selling price factor, production cost, cost of promotion, production quantit and selling quantity. Factor that was not significantly affect tahu bakso induStry profits was cost of promotion. Keyword : Influence, Profit of Industry, Tahu Bakso Abstrak : Penelitian bertujuan mengetahui besarnya biaya, penerimaan dan keuntungan dari industri tahu bakso, serta besarnya pengaruh beberapa faktor terhadap keuntungan industri tahu bakso. Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif analisis dan pelaksanaannya menggunakan teknik survey. Penelitian dilakukan di Kecamatan Ungaran Barat dan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Penentuan lokasi yang dijadikan daerah sampel dengan pertimbangan kecamatan tersebut memiliki jumlah industri tahu bakso terbanyak di Kabupaten Semarang. Pemilihan sampel menggunakan teknik sensus yang berjumlah 20 industri tahu bakso. Metode analisis data menggunakan perhitungan biaya, penerimaan, keuntungan dan analisis regresi pada beberapa faktor yang mempengaruhi keuntungan. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata - rata total biaya industri tahu bakso adalah Rp 125.926.806,45 per bulan, rata - rata penerimaan yang diperoleh sebesar Rp 138.495.600,00 per bulan sehingga rata – rata keuntungan industri tahu bakso di Kecamatan Ungaran Barat dan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang adalah Rp 12.568.793,55 per bulan. B/C rasio industri tahu bakso adalah sebesar 9,98 sehingga usaha tersebut dikatakan menguntungkan dan layak dijalankan. Faktor – faktor (variabel) yang secara bersama – sama berpengaruh terhadap keuntungan industri tahu bakso di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang adalah faktor harga jual produk, biaya produksi, biaya pomosi, jumlah produksi, dan volume penjualan. Faktor yang secara individu berpengaruh secara nyata terhadap keuntungan industri tahu bakso di Kecamatan Ungaran Barat dan Kecamatan Ungaran Timur adalah harga jual produk, biaya produksi, jumlah produksi dan volume penjualan mempengaruhi keuntungan industri tahu bakso. Faktor yang tidak berpengaruh nyata terhadap kentungan industri tahu bakso adalah faktor biaya promosi. Kata Kunci : Pengaruh, Keuntungan Industri, Tahu Bakso