SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PERUSAHAAN TAMBANG ANDESIT DI DESA CIPINANG KECAMATAN RUMPIN KABUPATEN BOGOR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Winda Septi Kusuma NIM 1112015000075
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
ABSTRAK Winda Septi Kusuma (1112015000075) Sikap Masyarakat Terhadap Perusahaan Tambang Andesit di Desa Cipinang Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Skripsi, Program Studi Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Latar belakang penelitian ini adalah adanya perusahaan tambang yang ada di Desa Cipinang yang cukup banyak. Sehingga menarik peneliti untuk melakukan peneliti untuk mengetahui dampak perusahaan dan mengetahui seperti apa sikap masyarakat terhadap perusahaan tambang andesit tersebut. Untuk menjawab keingintahuan penulis maka penulis melakukan melakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi dan wawancara ke desa tersebut. Dengan 10 narasumber yang dipilih secara acak dengan beberapa kriteria. Dan yang terpilih menjadi responden yaitu Tokoh Masyarakat, Ketua RT, Ketua RW, Ibu Rumah Tangga, Pemuda Desa dan Staf Desa. Dari hasil penelitian tersebut maka dapat diketahui bahwa dampak yang ditimbulkan perusahaan yakni adanya kerusakan lingkungan. Diantaranya yaitu menurunnya kualitas dan kuantitas air, adanya polusi udara, polusi suara serta kerusakan fasilitas jalanan umum desa. Dari adanya dampak tersebut maka dapat diketahui sikap masyarakat terhadap perusahaan tambang adalah negatif. Kata Kunci : Sikap, Tambang Andesit, Lingkungan.
i
ABSTRACT Winda Septi Kusuma (1112015000075) Public Attitude Toward Andesite Mining Company in Cipinang Village Rumpin District Bogor Regency. Thesis, Geography Program, Department of Education Social Sciences (IPS), Tarbiyah and Teaching Science Faculty, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. The background of this the existence of mining in Cipinang Village considerable. So that the writer want to know company toward andesite damage and the writer wants to know the public attitude toward andesit mining company. To answer the writer’s curiosty, the writer should do research by qualitative methods. With data collection technique observation and interview to the villagers. There are 10 selected interviewees randomly with some criterias, they are public figure, chairman of RT, chairman of RW, house wife, the village youngster and the village staff. From the research result we know that the company is enviromental damage. Such as decreasing of water quality and quantity, air pollution, noise pollution and the damage of village public road facilities. From existence that damage, we know that the public attitude toward andesite mining is negative. Keyword
: Attitude, Andesite, Enviromental.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan lancar. Tak lupa shalawat dan salam selalu tercurah limpahkan kepada nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya. Penelitian ini dilakukan guna memenuhi persyaratan kelulusan guna memeproleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penulisan penelitian skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penelitian skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun penelitian pendidikan ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada:. Dalam penyusunan Skripsi ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A yang senantiasa selalu ada untuk seluruh mahasiswa/i tarbiyah. 2. Ketua Prodi Jurusan PIPS, Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd yang selalu ceria dan sabar membimbing mahasiswa/i IPS. 3. Sekretaris Jurusan Pak Syaripulloh, M.Si yang selalu sabar membimbing mahasiswa/i P.IPS. 4. Dosen-dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang senantiasa tulus memberikan ilmu bagi mahasiswa/I P.IPS. 5. Dosen Pembimbing Skripsi I, Bapak Andri Ardiansyah, M.Si yang senantiasa membimbing dengan penuh kesabaran.
iii
6. Ibu Neng Sri Nuraeni, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II, yang senantiasa penuh perhatian serta semangat yang menggebu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.. 7. Dosen pembimbing akademik, Ibu Dr. Ulfah Fajarini, M.Si,, yang sudah membimbing penulis dengan sangat baik dengan penuh kesabaran selama empat tahun menjalani pembelajaran perkuliahan. 8. Kepala Desa Cipinang Bapak Sukatma dan jajarannya yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di wilayahnya semoga penelitian benar-benar bermanfaat untuk Desa Cipinang. 9. Bapak/Ibu para informan yang telah bersedia menjadi narasumber untuk penelitian ini. 10. Kedua orangtua yang teramat sangat saya saya cintai dan saya sayangi. Mamah, Bapak terimakasih untuk selalu memberikan doa yang tiada henti hingga skripsi ini mampu terselesaikan dengan baik. Terimakasih juga sudah memberi pendidikan yang luar biasa hingga saat ini. Adik satusatunya Rifo Kris Baharta yang selalu direpotkan menjadi supir antar jemput selama berkuliah disini. 11. Keluarga Besar Ambalan Pangeran Shageri dan Ratu Rapiah, Gerakan Pramuka SMAN 1 Rumpin. Para Pembina kebanggaan Bu Deuis, Pak Adang, Ayah, partner pendamping Malik Abdul Azis dan seluruh aa teteh pasharara, terimakasih atas dorongan semangat dan motivasi yang tiada henti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 12. Keluarga Besar Racana Fatahillah - Nyi Mas gandasari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang senantiasa memberi banyak pelajaran berharga bagi penulis selama berkuliah disini. 13. Sahabat-sahabat yang selalu ada memberi bantuan ketika penulis dalam kesusahan, M. Ikrom Rosyidin. Nurlela, Aniszul, Maulyda, Ana Mariana, Fildzah Oktaviani dan Noviana Anggraeni. Terimakasih atas segala bantuannya kawan. 14. Teman-teman seperjuangan Geografi 2012. Terimakasih untuk setiap kenangan indah yang telah terukir.
iv
15. Sahabat dan teman hidup selama di Ciputat, keluarga kosan bahagia. Abink, Yusfa, Ina, Indri, Zahra, Ai dan Weni, terimakasih sudah memberi kebahagiaan selama di tanah rantau. Semoga persahabatan ini selalu terjalin dengan baik atas ridho-Nya. Love! 16. Sahabat rasa keluarga, lemoters 2012. Kak Anis, Kak Baiti, Kak lastri, Kak Haifa, Kak Amel, Kak Priska, Kak Vina, Kak Lian, Teh Aqila, Ambar, Nurul, Ois, Kak Wahyu, Kak Aan, Bang Khudori, Bang Ocid, Pakde, Ozi, Jamil, Roma dan Agus. Terimakasih sudah memberi warnawarna indah perjuangan di Racana. Menjadi sahabat yang seperti keluarga ketika jauh dari rumah. Terimakasih selalu memberi nasehat dikala kesusahan dan memberi teguran dikala salah. Sayang Lemot! 17. Adik, sahabat, teman curhat, teman jalan, teman berantem, kesayanganku 8 kesatria dan 8 bidadariku. Yeni, Zahra, Dina, Lenny, Iik, Wiwi, Sri, Riah, Emul, Obay, Udin, Beni, Paris, Paisal, Robi, Saptaji. Terimakasih doa-doa dan semangatnya yaaah kalianku. 18. Yang selalu siap sedia mengantar penulis untuk melakukan penelitian ini Mulyadi, Paisal, Ryan. Dan yang selalu ada untuk membantu membuat transkip Yeni, Udin, Obay, Maul, Dimas, Dwi, Kiki, Agnes, Qory, Rindi, Nabila. 19. Adik-adik kebanggaanku pasukan 515 Wita, Sri, Ai, Wanti, Tiwi, Pikri, Dwi, Dimas, Jodi, Galih, Septian, Maul, Wandi, Jalal, Dinu, Ajmal, Jalaludin dan otong. Terimakasih selalu mau direpotin tetehnya yang bawel dan selalu siap sedia nganter jemput Ciputat-Rumpin. Sayang kalian. 20. Sahabat yang tiada dua, Sada, Pipit, Yuni, Kiki. Terimakasih buat semangatnya ya genks. 21. Kakak-kakak yang selalu ada mendengar segala keluh kesah, Kak Anis, Kak Baiti dan Kak Lastri. Hatur nuhun Kakak-kakakku. 22. Kakak, sahabat, penyemangat tiada henti, seseorang yang senantiasa memberi nasihat dan selalu sabar a Endri Supriatna. Terimakasih atas segala halnya.
v
23. Tim hore yang tak lepas memberi kontribusi semangat Fattaah Faheka, Didit Aditya, Neneng Rosi, Fachri, Angga, Apip Maulana, Abday Rathaumi, Abdul Azis, Evi Endawati, Ardi Raditya dan kalian semua yang tak bisa disebut satu persatu. Terimakasih tiada henti untuk kalian. 24. Teman-teman seperjuangan Pendidikan IPS 2012. Semoga kita bertemu kembali di puncak kesuksesan.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait khusunya dan bagi seluruh pembaca pada umumnya. Akhirnya penulis mohon maaf apabila banyak kesalahan yang telah penulis lakukan selama ini. Semoga penelitian ini dapat diterima dengan baik dan sebagai pelajaran bagi semuanya. Terimakasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 14 Desember 2016
Winda Septi Kusuma
vi
DAFTAR ISI LEMBAR HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ABSTRAK .................................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii DAFTAR ISI................................................................................................................. vii DAFTAR TABEL ........................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR.................................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xi BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 7 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................................... 7 D. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 7 E. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 8 BAB II : KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Sikap ............................................................................................................ 9 2. Masyarakat .................................................................................................. 15 3. Perusahaan ................................................................................................... 19 4. Batuan Andesit ............................................................................................. 22 5. Kerusakan Lingkungan ............................................................................ ... 24 B. Penelitian yang Relevan.................................................................................... 25 BAB III : METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 28 B. Metode Penelitian ............................................................................................. 29 C. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 30 D. Teknik Pengumpulan Data................................................................................ 31 E. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data .................................................. 33 F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ............................................... 33 G. Analisis data ...................................................................................................... 34
vii
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskrispsi Data ................................................................................................. 36 B. Pembahasan ....................................................................................................... 57 BAB V : KESIMPULAN A. Kesimpulan ....................................................................................................... 61 B. Implikasi ........................................................................................................... 61 C. Saran ................................................................................................................. 62 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... xii LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL Tabel 1.1
: Data Jumlah Perusahaan Tambang Batu Andesit di Kecamatan Rumpin
Tabel 2.1
: Penelitian yang Relevan
Table 3.1
: Progres Kegiatan Penelitian
Tabel 4.1
: Data Kepala Keluarga
Tabel 4.2
: Data Penduduk Desa Cipinang
Tabel 4.3
: Mata Pencaharian Penduduk
Tabel 4.4
: Tingkat Pendidikan
Tabel 4.5
: Karakteristik Informan
ix
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1
: Peta Administrasi Kecamatan Rumpin
Gambar 3.2
: Komponen Dalam Analisis Data Miles dan Huberman
Gambar 4.1
: Peta Administrasi Kecamatan Rumpin
Gambar 4.2
: Data Kepala Keluarga
Gambar 4.3
: Data Penduduk Desa Cipinang
Gambar 4.4
: Mata Pencaharian Penduduk
Gambar 4.5
: Tingkat Pendidikan
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
: Surat-surat Penelitian
Lampiran 2
: Surat Pembimbing Skripsi
Lampiran 3
: Uji Referensi
Lampiran 4
: Kisi-Kisi Penelitian
Lampiran 5
: Pedoman Wawancara
Lampiran 6
: Transkip Wawancara
Lampiran 7
: Lembar Observasi
Lampiran 8
: Studi Dokumentasi
Lampiran 9
: Dokumentasi Penelitian
xi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan salah satu Negara yang berada di benua Asia, Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau adalah Negara kepulauan terbesar di dunia, jumlah pulaunya tidak kurang dari 17.504 pulau. 1 Sebagai Negara kepulauan raksasa Indonesia memiliki banyak potensi alam dan kekayaan alam. Diantara potensi sumber daya alam yang ada salah satunya adanya sumber daya mineral. Sumber daya mineral merupakan sumber daya alam yang proses pembentukannya memerlukan waktu jutaan tahun dan sifat utamanya tidak terbarukan. 2 Sumber daya mineral merupakan kekayaan alam Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kehidupan. Pasal 33 Undang-undang dasar 1945 menyebutkan “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi adalah pokok-pokok kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran.” Sumber daya mineral salah satunya yaitu bahan galian industri. Indonesia memiliki banyak sumber daya mineral untuk industri dengan berbagai golongan yang cukup melimpah. Untuk mengelola sumber daya mineral maka didirikanlah perusahaan-perusahaan pertambangan. Perusahaan pertambangan yang ada di Indonesia mulai dari pertambangan emas, minyak bumi, batu bara yang termasuk dalam sumber daya mineral golongan A yakni sumber daya yang sifatnya strategis, hingga batuan andesit yang termasuk golongan C yakni non strategis. Kekayaan alam Indonesia yang berupa sumber daya mineral itu dapat dinikmati oleh seluruh warga negara Indonesia. Begitupun bagi masyarakat yang ingin membuka perusahaan tambang sendiri. Seperti yang tercantum pada Undang-undang pasal 5 bab III Nomor 11 tahun 1967 yaitu tentang Bentuk dan Organisasi Perusahaan Pertambangan. 1 2
Ensiklopedia Geografi Indonesia (Jakarta: PT. Lentera Abadi, 2006), h. 3 Sukandarrumidi, Bahan Galian Industri (Yogkarta: Gadjah Mada University Press, 1999) , h.1.
1
2
Usaha Pertambangan dapat dilaksanakan oleh : 1. Instansi pemerintah yang ditunjuk menteri; 2. Perusahaan Negara; 3. Perusahaan Daerah; 4. Perusahaan dengan Modal bersama Negara dan daerah; 5. Koperasi; 6. Badan atau perseorangan swasta yang memenuhi syarat. Adanya perusahaan tambang tentulah mendatangkan keuntungan secara finansial. Sumber daya yang cukup potensial ini, jika diolah dengan baik merupakan sumber devisa negara dan juga sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah (PAD) ini dapat digunakan untuk memenuhi biaya kegiatan pemerintah dan pembangunan daerah. Tak hanya menambah keuntungan bagi pendapatan daerah, adanya perusahaan tambang juga menguntungkan bagi masyarakat yang berada disekitar perusahaan. Adanya perusahaan tambang mampu menampung masyarakat sekitar untuk menjadi karyawan didalam perusahaan tersebut. Hal ini membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Namun dalam pemanfaatannya, di samping adanya keuntungan ekonomi perusahaan tambang juga seringkali menimbulkan pencemaran lingkungan, serta konflik dengan pemangku adat dan budaya masyarakat setempat, sehingga para pecinta lingkungan seringkali memberikan kritik yang tajam terhadap kegiatan pertambangan. Di Indonesia memiliki banyak perusahaan pertambangan, salah satu dan yang terbesar yakni pertambangan emas Freeport. PT Freeport yang berinduk di Amerika, memiliki tambang emas dilahan Grasberg papua. Grasberg ikon tambang raksasa di Papua memiliki cadangan tembaga dan emas yang berlimpah. Kekayaan sumber daya alam tersebut membuat Freeport enggan hengkang dari Indonesia, karena lokasi tambang lain milik perusahaan itu tak sanggup menawarkan tembaga dan emas yang menggiurkan seperti yang ada di Papua. Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Mohamad Hidayat membeberkan betapa kayanya tambang Grasberg di Papua hingga PT Freeport Indonesia berani
3
memnanamkan investasi dengan nilai miliaran dolar Amerika Serikat (AS). Kata Hidayat dalam Liputan 6, nilai aset Freeport Indonesia di periode yang sama senilai US$ 8,265 miliar. Adanya perusahaan tambang emas di papua mendatangkan keuntungan ekonomi terhadap Pendapatan Daerah, lebih dari itu bahkan keuntungan terhadap Negara, karna perusahaan tambang Freeport bukanlah perusahaan kecil. Hal ini juga menunjukkan bahwa begitu kayanya sumber daya mineral khususnya emas di Indonesia. Namun bukan hanya keuntungan, kerugian pun juga datang dari perusahaan tambang Freeport. Kerugian yang didatangkan yaitu dapat merusak lingkungan di Papua. Salah satunya yaitu, terjadinya longsor di daerah tambang terbuka Grasberg pada 9 Oktober 2014, insiden ini menewaskan delapan orang pekerja. Sejak beroperasi, PT Freeport telah mengubah bentang alam. Gunung Grasberg di Papua, kini telah berubah menjadi lubang raksasa sedalam 700 meter. Dari berita yang diliput oleh Liputan 6, Freeport juga dituding mencemari tiga badan sungai di Mimika yang mengalir ke Laut Arafura. Setiap hari ada 200 ribu ton tailing atau limbah pasir yang dibuang ke tempat itu. Tak hanya perusahaan sebesar Freeport yang memilki dampak terhadap lingkungan. Perusahaan pertambangan-pertambangan walaupun kecil pasti memiliki dampak terhadap lingkungan termasuk perusahaan tambang andesit . Andesit adalah batuan beku yang dihaluskan menjadi butiran-butiran pasir yang merupakan bahan galian industri golongan c yang dipakai untuk bahan bangunan. Salah satu kecamatan di kabupaten Bogor memiliki cukup banyak perusahaan tambang andesit, yakni di Kecamatan Rumpin. Rumpin merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor yang terdiri dari 14 desa. Kondisi georafis Rumpin yang terdiri dari jajaran bukit-bukit dan di lewati oleh sungai Cisadane terlihat indah dan asri. Namun kondisi saat ini tidaklah seindah yang dibayangkan, jajaran bukit-bukit ini ternyata dilihat sebagai peluang usaha bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak pada
4
bidang pertambangan. Sejak tahun 90an sudah ada transaksi jual beli bukit, namun baru pada awal tahun 2000 bukit-bukit yang ada di Kecamatan Rumpin mulai di eksploitasi yang kemudian dihaluskan untuk jadi pasir yang akan dijual ke berbagai daerah lain, salah satunya yaitu Jakarta sebagai Ibu Kota Negara. Saat ini ada sebanyak 8 perusahaan yang tercantum di data Kecamatan Rumpin. Adapun data perusahaannya adalah 3 : Tabel 1.1 Data jumlah perusahaan tambang batu andesit di Kecamatan Rumpin No
Nama Perusahaan
Alamat
1
PT. HOLCIM
DESA SUKASARI
2
PT. BATU SAMPURNA MAKMUR
DESA SUKASARI
3
PT. PION QUARY NUSANTARA
DESA SUKASARI
4
PT. KARYA CITRA QUARINDO
DESA CIPINANG
5
PT. MUSIKA PURBANTARA UTAMA
DESA CIPINANG
6
PT. LOLA LAUT TIMUR
DESA CIPINANG
7
PT. TARABATUH MANUNGGAL
DESA CIPINANG
8
PT. LOTUS SG LESTARI
DESA CIPINANG
*Sumber Kantor Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor tahun 2016 Dampak adanya perusahaan tambang andesit ini mendatangkan keuntungan pada aspek ekonomi, sama halnya dengan tambang emas Freeport. Tambang andesit pun menyumbangkan pendapatannya terhadap Pendapatan Asli Daerah. Semakin banyaknya perusahaan tambang makin banyak pula Pendapatan Asli daerah yang diperoleh. Di Rumpin terdapat 8 tambang yang tercatat, dengan perusahaan sebanyak ini seharusnya Rumpin mampu menjadi salah satu kecamatan yang maju di Kabupaten Bogor. Idealnya semakin banyaknya Pendapatan Asli Daerah (PAD) maka semakin banyak juga pembangunan yang dilakukan. 3
Sumber data dari Kantor Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Tahun 2016
5
Namun terlepas dari banyaknya Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diperoleh. Keuntungan dalam aspek ekonomi juga dirasakan oleh masyarakat. Adanya perusahaan tambang andesit ini menjadi peluang pekerjaan bagi masyarakat selain bisa bekerja sebagai karyawan perusahaan, masyarakat bisa menjadi distributor pasir andesit dengan membuka lahan sebagai tempat pembuangan sementara sebelum diangkut ke daerah lain atau juga bisa menjadi kuli angkut pasirnya. Sama halnya dengan Freeport, perusahaan tambang andesit pun tak dipungkiri menyebabkan adanya kerusakan lingkungan. Rawannya kerusakan lingkungan yang dikhawatirkan yakni adanya pencemaran udara. Andesit didapat dari peledakan bukit-bukit, yang kemudian dihaluskan menjadi butiran pasir. Butiran pasir andesit merupakan partikel pertikel kecil yang dapat berhamburan di udara, terlebih apabila butiran pasir andesit itu sedang dalam
perjalanan
pengangkutan.
Butiran
pasir-pasir
andesit
yang
berhamburan di udara besar kemungkinan mempengaruhi kualitas udara lingkungan sekitar. Telebih pasir diangkut dengan menggunakan mobil, asap mobil ini pun mempengaruhi pencemaran udara. Selain itu untuk pengangkutan pasir dari perusahaan menuju tempat tujuan menggunakan alat transportasi yang besar-besar, seperti truk dan tronton. Kendaraan besar-besar ini memiliki berat hingga 10 ton. Setiap perusahaan tambang pasir bisa memiliki lebih 5 mobil. Maka bisa 40 lebih mobil dari
semua perusahaan yang yang berlalu lalang setiap harinya
melintasi jalanan utama kecamatan Rumpin. Banyaknya serta seringnya mobil ini berlalu lalang berpengaruh terhadap kondisi jalanan di Rumpin. Hal ini menyebabkan banyak jalan yang ada di Rumpin rusak. Sehingga Rumpin dikenal dengan Kecamatan dengan jalanan yang jelek. Desa Cipinang merupakan salah satu desa yang didesanya terdapat perusahaan tambang andesit. Ada sebanyak 5 perusahaan tambang ansdesit yang cukup besar beroperasi disana. Lima perusahaan tambang yang beroperasi setiap harinya dampaknya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, mulai dari peluang kerja bagi masyarakat, hingga kerusakan
6
lingkungan seperti penurunan kualitas udara, penurunan kualitas air, serta rusaknya fasilitas jalanan dapat dirasakan oleh masyrakat Cipinang setiap harinya. Hal ini tentu membuat masyarakat hidup kurang nyaman. Adanya kerusakan lingkungan yang terjadi di Desa Cipinang ini tentu akan mengganggu masyarakat dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya, namun hal itu tidak terlihat secara kasat mata. Masyarakat terlihat baik-baik saja dalam menjalankan kehidupannya, masyarakat Desa Cipinang pun tidak melakukan unjuk rasa terhadap adanya kerusakan jalan yang terjadi di Desanya. Dan ini sangat bertolak belakang dari desa tetangganya yaitu Desa Sukasari yang melakukan unjuk rasa di Kantor Kecamatan yang menginginkan adanya perbaikan jalan ke wilayahnya. Melihat bahwa kerusakan lingkungan dan jalanan yang ditimbulkan perusahaan tambang batuan andesit ini tidak memicu masyarakat untuk melakukan protes dan terlihat menerima dengan keadaan yang ada, maka peneliti tertarik untuk membuat penelitian dengan judul “Sikap Masyarakat Terhadap Perusahaan Tambang Andesit di Desa Cipinang Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor”. B. IDENTIFIKASI MASALAH Dari masalah yang telah dijelaskan di atas maka dapat diidentifikasikan masalahnya yaitu: 1. Adanya perusahaan tambang andesit menyebabkan kerusakan lingkungan di Desa Cipinang.
C. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH Dari identifikasi masalah yang ada maka penyusun membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah diatas yaitu: 1. Adanya perusahaan tambang andesit menyebabkan kerusakan lingkungan di Desa Cipinang khususnya pada RW 03. dari pembatasan masalah diatas maka dapat dirumuskan masalahnya, yaitu:
7
1. Bagaimanakah bentuk kerusakan lingkungan yang dirasakan oleh masyarakat Desa Cipinang di RW 03?
D. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui bentuk kerusakan lingkungan yang dirasakan oleh masyarakat. 2. Untuk mengetahui bagaimana sikap masyarakat terhadap perusahaan tambang andesit.
E. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai : 1. Teoritis Manfaat diadakan penelitian diharapkan mampu memberikan masukan kepada pemerintah maupun perusahaan untuk memberikan kebijakan-kebijakan yang mampu memberikan kenyamanan bagi masyarakat. 2. Praktis a) Bagi Instansi Penelitian ini diharapkan menjadi suatu masukan bagi instansiinstansi pemerintah dan instansi-instansi terkait untuk memberikan kebijakan-kebijakan bagi masyarakat Desa Cipinang Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. b) Bagi Pendidikan Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pengayaan pengetahuan bagi Mata Pelajaran Geografi tentang materi Sumber Daya Alam, Manusia dan Lingkungannya pada kelas XI. c) Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi para peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut tentang sikap masyarakat terhadap perusahaan tambang andesit.
8
d) Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan penamabah pengetahuan masyarakat tentang sikap, pertambangan andesit dan menjadi acuan masyarakat untuk mengambil sikap yang lebih bijak demi kemajuan desa.
BAB II KAJIAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. SIKAP a. Pengertian Sikap Sikap adalah cara seseorang melihat ‘sesuatu’ secara mental (dari dalam diri) yang mengarah pada perilaku yang ditujukan orang lain, ide, objek maupun kelompok tertentu 1. Myers dalam Hutagalung mendefinisikan sikap adalah evaluasi menyeluruh terhadap suatu objek berdasarkan informasi kognitif, afektif dan behavioral. 2 Menurut Eagly dan Chaiken dalam Hutagalung sikap merupakan penilaian evaluativ multikomponen terhadap suatu objek. 3 Sikap terjadi dengan segera dan pasti, bahkan sebelum kita berusaha memahai arti dari stimuli tersebut atau mengintegrasikan sikap tersebut dengan pengalaman yang kita miliki sebelumnya. 4 Sikap adalah kecenderungan manusia untuk bertingkah laku terhadap suatu objek 5. Dari definisi-definisi tersebut diatas tampak bahwa meskipun ada perbedaan namun semua menujukkan bahwa sikap mempunyai ciri khas yakni mempunyai objek dan mengandung penilaian. Sikap mengandung 3 bagian yaitu 6 : 1. Komponen Kognitif adalah komponen yang berisikan apa yang diyakini dan apa yang dipikirkan seseorang mengenai objek sikap tertentu (fakta), pengetahuan dan keyakinan. berhubungan dengan gejala mengenal pikiran.
1
Inge Hutagalung,.Pengembangan Kepribadian Tinjauan Praktis Pribadi Positif, (Jakarta: PT Indeks, 2007) , h. 51. 2 Ibid., h.52 3 Ibid. 4 Robert A. Baron. Psikologi Sosial, (Jakarta : PT. Indeks, 2006) , h. 120 5 Tb. Zulrizka Iskandar, Psikologi Lingkungan:Metode dan Aplikasi. (Bandung:PT .Refika Aditama, 2013), h. 215. 6 Hutagalung, op. cit., h. 53 .
9
10
Ini berarti berwujud pengolahan, pengalaman, dan keyakinan serta harapan-harapan individu tentang objek atau kelompok objek tertentu. 2. Aspek Afektif berwujud proses yang menyangkut perasaan-perasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati, antipati, dan sebagainya yang ditujukan kepada objek-ojek tertentu. 3. Aspek Konatif: berwujud proses tendensi/kecenderungan untuk berbuatu sesuatu objek, misalnya kecenderungan memberi pertolongan, menjauhkan diri dan sebagainya. Psikolog sosial memandang sikap sebagai sesuatu yang penting karena, pertama sikap sangat mempengaruhi pemikiran sosial kita. b. Bentuk Sikap Sikap dapat dibedakan atas bentuknya yakni sikap positif dan negatif 7 : 1) Sikap positif merupakan perwujudan nyata dari intesitas perasaan yang memerhatikan hal-hal yang positif diantaranya yaitu menunjukkan atau memperlihatkan, merima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku di mana individu itu berada. 2) Sikap negatif
yakni sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan
penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku di mana individu itu berada. Sikap negatif harus dihindari karena hal ini mengarahkan pada kesulitan diri dan kegagalan. Sikap ini tercermin pada muka yang muram, sedih, surau parau, penampilan diri yang tidak bersahabat. Sesuatu yang menunjukkan ketidakramahan, ketidak menyenangkan, dan tidak memilki kepercayaan diri. Sikap positif/negatif ini tentu saja berhubungan dengan norma. Orang tidak akan tahu apakah sikap seseorang itu positif atau negatif tanpa mengetahui norma yang berlaku. Oleh karena itu untuk menentukan apakah sikap ini positif/ negatif perlu dikonsultasikan dengan norma yang berlaku di situ. 8
7 8
Ibid., h. 56 , Ibid.
11
c. Pembentukan Dan Perubahan Sikap Masalah pembentukan sikap ini menurut Krech dan kawan-kawan tidak hanya ditunjukan untuk ilmu sosial saja, tetapi juga penting bagi semua orang yang ingin memengaruhi kegiatan sosial seperti, orang tua, pendidik, pemimpin, pembaharu, politikus, pedagang dan orang-orang yang tertarik untuk mengembangkan sikap-sikap baru dan cara menguatkan atau melemahkan sikap. 9 Menurut alex sobur dalam bukunya psikologi umum, ada beberapa faktor yang memengaruhi proses pembentukan sikap, yaitu : 1) Adanya akumulasi pengalaman dari tanggapan-tanggapan tipe yang sama. 2) Pengamatan terhadap sikap lain yang berbeda. 3) Pengalaman baik ataupun buruk yang pernah dialami. 4) Hasil peniruan terhadap sikap pihak lain secara sadar ataupun tidak sadar. Pada dasarnya, pembentukan sikap tidak terjadi dengan sembarangan. Pembentukannya senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia dan berkenaan dengan objek tertentu. Interaksi sosial diluar maupun didalam kelompok bisa mengubah sikap atau membentuk sikap yang baru. 10 Perubahan sikap pada individu, ada yang terjadi dengan mudah ada yang sukar. Hal ini bergantung pada kesiapan seseorang untuk menerima atau menolak rangsangan yang datang kepadanya. Selain itu, perubahan yang terjadi pada diri seseorang tetapi juga menyebabkan terjadinya perubahan pada masyarakat dan kebudayaan. 11 d. Fungsi Sikap Pada hakikatnya, sikap memiliki fungsi-fungsi psikologis yang berbeda. Orang yang berbeda mungkin memiliki sikap yang sama karena alasan yang berbeda, dan seseorang memegang sikap tertentu karena lebih dari satu alasan. Fungsi sikap bagi seseorang juga mempengaruhi tingkat konsistensi 9
Alex Sobur., Psikologi Umum, (Bandung:Pustaka Setia, 2003). H. 362 Ibid., h. 363. 11 Ibid., h. 385. 10
12
orang itu dalam memegang sikapnya dan tingkat kemudahan mengubah sikap. 12 Menurut katz untuk memenuhi kehidupan sosial sikap memberikan fungsi kepada individu. Pertama, sikap memungkinkan kita untuk mengorganisasikan pengalaman sosial kita dan memberinya makna. Kedua sikap memberikan fungsi kegunaan untuk menegaskan sikap orang lain. Ketiga sikap memberikan fungsi perlindungan, yang menjaga kita dari ancaman terhadap harga diri kita. 13 Rita L Atkinson dan kawan-kawan menyebut adanya lima fungsi sikap, yakni: 14 1) Fungsi Instrumental, sikap ini semata-mata mengekspresikan keadaan spesifik keinginan umum kita untuk mendapatkan manfaat atau hadiah dan menghindari hukuman. 2) Fungsi Pengetahuan, sikap yang membantu memahami dunia yang membawa keteraturan bagi berbagai informasi yang harus kita asimilasikan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Fungsi Nilai Ekspresif, sikap yang mengekspresikan nila-nilai atau menecerminkan diri kita. 4) Fungsi pertahanan ego, sikap yang melindungi kita dari kecemasan atau ancaman bagi harga diri kita. 5) Fungsi penyesuaian sosial, sikap yang membantu kita merasa menjadi bagian dari komunitas. e. Pengukuran Sikap Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan perilaku
manusia
adalah
masalah
pengungkapan
atau
pengukuran.
Sesungguhnya sikap dapat dipahami lebih daripada sekedar seberapa positif atau seberapa negatifnya perasaan seseorang. 15
12
Ibid ., h. 369. Ibid. 14 Ibid., h. 369-370 15 Saifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya edisi kedua, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cetakan 4.2003) h. 87 13
13
Pengukuran dan pemahaman terhadap sikap idealnya harus mencakup karakteristik sikap. Karakteristik sikap menurut sax dalam bukunya yang berjudul Principles of Educational and Pshycological Measurement and Evaluation menyebutkan bahwa karakteristik sikap meliputi arah. Intesitas, keluasan, konsistensi dan spontanitas. 16 Berikut penjelasan karakteristik sikap, diantaranya yaitu : 1) Sikap mempunyai arah, artinya sikap terpilah pada dua arah kesetujuan antara setuju dan tidak setuju, apakah mendukung atau tidak mendukung, memihak atau tidak memihak terhadap sesuatu atau seseorang sebagai objek. 2) Sikap memiliki intesitas, artinya kedalaman atau kekuatan sikap terhadap sesuatu belum tentu sama walaupun arahnya mungkin tidak berbeda. 3) Sikap memiliki keluasan, yakni kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap suatu objek sikap dapat mengenai hanya aspek yang sedikit dan sangat spesifik akan tetapi dapat pula mencakup banyak sekali aspek yang ada pada objek sikap. 4) Sikap memiliki konsistensi, yaitu kesesuaian antara pernyataan sikap yang dikemukakan dengan responnya terhadap objek sikap termaksud. Sikap juga memiliki spontanitas, yaitu menyangkut sejauh mana kesiapan individu untuk menyatakan sikapnya secara spontan. Sikap dikatakan memiliki spontanitas yang tinggi apabila dapat dinyatakan secara terbuka tanpa harus melakukan pengungkapan atau desakan lebih dahulu agar individu mengemukakaknnya. Berbagai teknik dan metode telah dikembangkan oleh para ahli guna mengungkap sikap manusia dan memberikan interpretasi yang valid. Usaha pengukuran sikap sendiri dipacu oleh sebuah artikel yang ditulis oleh Louis Thustone tahun 198 yang berjudul Attitude Can Be Measured dan ternyata sampai sekarang sudah dari 500 macam metode pengukuran sikap yang muncul. 17 16 17
Ibid. Ibid., h. 89-90
14
Berikut ini adalah uraian mengenai beberapa metode pengungkapan sikap secara historic yang telah dilakukan orang : 1) Observasi Perilaku “Sikap sangatlah masuk akal tampaknya, apabila sikap ditafsirkan dari bentuk perilaku yang tampak. Dengan kata lain untuk mengetahui sikap seseorang terhadap sesuatu kita dapat memperhatikan perilakunya. Sebab perilaku merupakan salah satu indikator sikap individu. dengan demikian perilaku yang kita amati mungkin saja dapat menjadi indikator sikap dalam konteks situasional tertentu akan tetapi interpretasi sikap harus sangat berhati-hati apabila hanya didasarkan dari pengamatan terhadap perilaku yang ditampakkan oleh seseorang.” 18 2) Penanyaan langsung. “Wajar kalau banyak yang beranggapan bahwa sikap seseorang dapat diketahui dengan menanyakan langsung pada yang bersangkutan. Asumsi yang mendasari metode penanyaan langsung guna pengungkapan sikap pertama adalah bahwa individu merupakan orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri, dan yang kedua asumsi keterusterangan bahwa manusia akan menegmukakan secara terbuka apa yang dirasakannya. Namun ternyata asumsi tersebut dapat diruntuhkan karna ternyata orang akan menegmukakan pendapat dan jawaban yang sebenarnya secara terbuka hanya apabila situasi dan kondisi memungkinkan. Misalnya seorang yang sangat suka mendengar lagu dangdut akan malu mengakui hal tersebut apabila hal tersebut dianggap mengancam harga dirinya karna dikaitkan bahwa music dangdut identic dengan lagu orang pinggiran. Selain itu sebenarnya tidak semua orang benar-benar mengetahui tentang dirinya sendiri. Walaupun kita bertyerus terang, seringkali kita sulit untuk mengatakan dengan tegas apakah kita suka atau tidak suka terhadap sesuatu. Keberatan lain dengan metode ini adalah kenyataan bahwa sikap terlalu kompleks untuk diungkap dengan pertanyaan tunggal. Jadi jelaslah bahwa cara pengungkapan sikap dengan penanyaan langsung memiliki keterbatasan dan kelemahan yang mendasar, metode ini akan menghasilkan ukuran yang valid hanya apabila situasi dan kondisinya memungkinkan kebebasan berpendapat tanpa tekanan psikologis maupun fisik.” 19 3) Pengungkapan langsung “Prosedur pengungkapan langsung dengan aitem tunggal sangat sederhana. Responden diminta menjawab langsung suatu 18 19
Ibid., h. 90 Ibid ., h. 91-93
15
pernyataan sikap tertulis dengan memberi tanda setuju atau tidak setuju. Penyajian dan pemberian responnya yang dilakukan secara tertulis memungkinkan individu untuk menyatakan sikap secara lebih jujur bila ia tidak perlu menuliskan nama atau identitasnya.” 20 4) Skala Sikap “Skala sikap berupa kumpulan pernyataan-pernyataan mengenai suatu objek sikap . dari respons subjek pada setiap pernyataan itu kemudian dapat disimpulkan mengenai arah dan intensitas sikap seseorang. Pada beberapa bentuk skala dapat pula diungkap mengenai keluasan serta konsistnsi sikap. Penyusunan skala sikap sebagai instrument pengungkapan sikap individu ataupun sikap kelompok bukanlah hal yang mudah. Betapa pun besar usaha dan kerja yang dicurahkan dalam penyusunan skala sikap, tetap saja terdapat celah-celah kelemahan yang menjadikan skala itu kurang berfungsi sebagaimana mestinya sehingga tujuan pengungkapan sikap yang diinginkan tidak seluruhnya tercapai.” 21 5) Pengukuran Terselubung “Metode pengukuran terselubung sebenarnya berorientasi kembali ke metode observasi perilaku yang telah dikemukakan di atas, akan tetapi sebagai objek pengamatan bukan lagi perilaku tampak yang disadari atau sengaja dilakukan oleh seseorang melainkan reaksireaksi fisiolaogis yang terjadi lebih diluar kendali orang yang bersangkutan.” 22 2. MASYARAKAT a. Pengertian Masyarakat Dalam arti luas masyarakat dimaksud keseluruhan hubungan – hubungan dalam hidup bersama dan tidak batasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Dalam arti sempit masyarakat dimaksud sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya. 23 Menurut M.J Herskovits mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu. 24 20
Ibid., h. 93. Ibid., h. 95. 22 Ibid., h. 99. 23 Drs. H. Abu Ahmadi. Ilmu Sosial Dasar. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), h. 226 24 Ibid., h. 225 21
16
R. Linton seorang ahli antropologi mengemukakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
25
Lalu menurut S.R Steinmetz seorang sosiolog Belanda mengatakan, bahwa masyarakat adalah sekelompok manusia terbesar yang meliputi pengelompokan-pengelompakan manusia yang lebih kecil yang mempunyai perhubungan yang erat dan teratur. 26 Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling “bergaul”, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dengan berbagai macam prasarana, yang memungkinkan para warganya dapat saling berinteraksi. 27 Jadi, masyarakat timbul dari kumpulan individu yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama. 28 Mengingat definisi-definisi masyarakat tersebut di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut 29 : 1) Harus ada pengumpulan manusia dan harus banyak. 2) Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu. 3) Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama. Ada tiga jenis masyarakat dilihat dari lingkungan hidupnya, yaitu 30 : a) Masyarakat
Primitif,
yaitu
masyarakat
yang
terisolir
atau
mengisolisasikan diri dengan dunia atau masyarakat luar, cara hidupnya
25
masih
terbelakang,
kebutuhannya
masih
sederhana,
Ibid., h. 226 Ibid. 27 Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antripologi. (Jakarta: Rineka Cipta.2009), h. 116 28 Beni Ahmad Saebani, Pengantar Antropologi. (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012) , h. 138 29 Abu Ahmadi., op. cit. 30 Yesmil anwar dan adang.Sosiologi Untuk Universitas.(Bandung: PT Refika Aditama.2013) , h. 173 26
17
kebudayaannya masih rendah serta tempat tinggalnya pun berpindahpindah. b) Masyarakat desa, yaitu masyarakat yang agraris yang kebutuhan hidupnya banyak bergantung dari hasil bertani dan menangkap ikan, kehidupan mereka sangat bergantung kepada iklim dan pergantian musim.
Hubungan
antar individu
bersifat
primer dan
sifat
kegotongroyongan yang cukup kuat. c) Masyarakat
kota,
yaitu
masyarakat
yang
merupakan
tempat
berbaurnya segala macam suku bangsa dan bertumpunya hasil-hasil teknologi modern. Setiap individu selalu berlomba memenuhi kebutuhan hidupnya, sifat-sifat individualitas segera tumbuh dan berkembang di masyarakat kota. b. Tipe-tipe Masyarakat Menilik kenyataan dilapangan suatu kelompok masyarakat dapat berupa suatu suku bangsa, bisa juga berlatar belakang dari berbagai suku. Dalam pertumnuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat modern). 31 1) Masyarakat Sederhana Dalam masyarakat pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja dalam bentuk lain tidak terungkap dengan jelas, sejalan dengan kehidupan dan pola perekonomian masyarakat primitive atau belum sedemikian rupa seperti pada masyarakat maju. 2) Masyarakat Maju Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih akrab dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan terbatas sampai pada cakupan nasional, regional maupun internasional.
31
Abu Ahmadi, op. cit., h. 97
18
c. Pengelompokkan Dalam Masyarakat “Para antropolog dan sosiolog mengklasifikan pengelompokkan masyarakat menjadi dua jenis, yaitu pengelompokkan sosial yang kecil dan pengelompokkan sosial atas dasar kepentingan. Harsoyo menjelaskan bahwa prinsip pengelompokkan sosial menggambarkan kualitas interaksi sosial tertentu. Pada kelompok sosial yang kecil seperti keluarga, kualitas interarksinya lebih mudah dan para anggota keluarga dapat berhubungan secara langsung dan berhadapan. Adapun pada kelompok sosial yang besar, hubungan antar manusia dapat dilakukan atas dasar kepentingan, seperti kelompok politik, kepentingan ekonomi dan kepentingan kerjasama antarnegara.” 32 Dalam perspektif antropologi, pengelompokan sosial dapat dilihat dari aspek kekerabatan yaitu keluarga inti dan kelompok kerabat yang lebih besar. 1) Keluarga Inti Keluarga inti adalah kelompok yang batasnya ditetapkan oleh hubungan seksual yang teratur, tepat, tahan lama dan adanya factor hubungan darah. Keluarag inti diikat oleh adanya perkawinan yang menyatuka dua manusia dengan jenis kelamin yang berbeda sebagai suami-istri. 33
Menurut
G.P
Murdock
dalam
buku
Pengantar
Antropologi, keluarga sebagai kelompok sosial mempunyai sifat-sifat: 1.) tempat tinggal yang sama; 2.) kerjasam ekonomi; 3.) reproduksi. 2) Kelompok Kerabat yang lebih besar Keompok sosial yang yang didasarkan atas hubungan kerabat disebut kelompok kerabat. Disamping kelompok kerabat yang kecil, yaitu keluarga inti, terdapat kelompok kelompok kerabat yang lebih besar seperti : 1.) kelompok kerabat poligamis, terdiri atas bebrapa keluarga inti yang diikat oleh seorang suami atau istri; 2.) extended family, terdiri atas dua atau lebih keluarga inti yang dipersatukan oleh hubungan kerabat, seperti hubungan antara anak dan orangtua dan antara dua saudara sekandung; 3.) kelompok kerabat berdiri atas garis ketrunan unilateral. 32 33
Saebani,op. cit., h. 150 Ibid., h. 151
19
d. Lembaga Kemasyarakatan Lembaga kemasyarakatan merupakan terjemahan langsung dari istilah asing social-institution. Lembaga kemasyrakatan terdapat didalam setiap masyarakat tanpa mempedulikan apakah masyarakat mempunyai taraf kebudayaan bersahaja atau modern. Karena setiap masyarakat tentu mempunyai
kebutuhan-kebutuhan
pokok
yang
apabila
dikelompok-
kelompokkan, terhimpun menjadi lembaga kemsyarakatan 34. Untuk memberikan suatu batasan, dapatlah dikatakan bahwa lembaga kemasyarakatan merupakan himpunan norma-norma segala tingkatan yang bekisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat. Lembaga-lembaga kemasyraktan yang bertujuan memenuhi kebutuhankebutuhan pokok manusia pada dasarnya memilki beberapa fungsi, yaitu : 1) Memberikan pedoman pada anggota masyarakat. 2) Menjaga keutuhan masyarakat. 3) Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial. 3. PERUSAHAAN a. Perusahaan dan tujuannya Perusahaan atau bisinis ialah usaha perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang dan/atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. 35 Setiap perusahaan berusaha mengolah bahan untuk dijadikan produksi yang diperlukan oleh konsumen. Tujuan perusahaan membuat produk adalah untuk mendapatkan laba , yakni imbalan yang diperoleh perusahaan dan penyediaan suatu produk bagi konsumen. Laba merupakan tolak ukur keberhasilan sebuah perusahaan. 36
34
Sukanto Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Cetakan-iv (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.2002) h. 198 35 Mahmud Machfoedz. Pengantar Bisinis Modern. (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2007) h.1. 36 Ibid., h.2
20
Banyak pihak berpendapat bahwa tujuan suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan laba, namun demikian memaksimalkan laba dinilai kurang tepat sebagai pedoman pengambilan keputusan dibidang keuangan. Hal ini karena : 37 1) Memaksimalkan laba tidak memerhatikan dimensi waktu atau berorientasi jangka pendek. 2) Terminologi laba mempunyai pengertian ganda, karena terdapat banyak pengertian laba (laba kotor, laba operasi, laba bersih dan sebagainya). 3) Memaksimalkan laba tidak memerhatikan factor risiko. 4) Memaksimalkan laba tidak atau kurang memerhayikan tanggung jawab sosial. “Mengingat tujuan memaksimalkan laba dinilai kurang tepat sebagai dasar pengambilan keputusan di bidang keuangan, para pakar di bidang keuangan merumuskan tujuan normatif suatu perusahaan, yaitu memaksimalkan nilai perusahaan atau kekayaan bagi pemegang saham, yang dalam jangka pendek bagi perusahaan yang sudah go public tercermin pada harga pasar saham perusahaan yang bersangkutan dipasar modal”. 38 Memaksimalkan nilai perusahaan dinilai lebih tepat sebagai tujuan perusahaan karena 39 : 1) Memaksimalkan nilai perusahaan berarti memaksimalkan nilai sekarang dari semua keuntungan yang akan diterima oleh pemegang saham dimasa yang akan datang atau berorientasi jangka panjang. 2) Mempertimbangkan faktor risiko. 3) Memaksimalkan nilai perusahaan lebih menekankan pada arus kas daripada sekedar laba menurut pengertian akuntansi. 4) Memaksimalkan nilai perusahaan tidak mengabaikan tanggung jawab sosial.
37
I Made Sudana, Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktek. (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011) h. 7-8 38 Ibid. 39 Ibid.
21
b. Bentuk Perusahaan Ditinjau dari bentuk badan hukum suatu organisasi perusahaan dapat dibedakan
menjadi
lima
macam.
Masing-masing
bentuk
organisasi
perusahaan tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan dalam kaitannya dengan usia perusahaan, kemampuan perusahaan dalam memperoleh dana dan pajak. Bentuk-bentuk perusahaan diantaranya yaitu : 1) Usaha Mandiri atau Perusahaan Perseorangan Perusahaan perseorangan adalah suatu perusahaan yang dimiliki oleh satu orang. Bentuk perusahaan ini paling mudah untuk memulainya dan merupakan bentuk organisasi perusahaan yang paling sedikit diatur. 40 2) Usaha Modal Bersama (Partnership) Usaha modal bersama atau partnership yaitu perusahaan yang dapat dengan mudah didirikan. Perusahaan ini dikelola oleh dua orang atau lebih dengan tujuan untuk mendapatkan laba. 41 3) Korporasi Korporasi adalah lembaga usaha berbadan hukum yang tidak kelola secara langsung oleh pemilikinya. 42 4) Koperasi Koperasi ialah perusahaan yang didirikan oleh beberapa orang atau perusahaan mempunyai kepentingan yang samauntuk mengunrangi biaya dan mendapatkan kekuatan ekonomis melalui kepemilikan bersama. 43 5) Joint Ventures Joint Ventures yaitu gabungan dua atau lebih perusahaan untuk mengerjakan suatu proyek dan dalan jangka waktu yang ditetapkan. 44
40
Ibid,. h.7. Mahfoedz, op. cit. h. 17 42 Ibid., h.20 43 Ibid., h.4 44 Ibid., h.5 41
22
c. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Tanggung jawab sosial atau corporate social responbility (CSR), merupakan tanggung jawab sebuah organisasi perusahaan terhadap dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatannya kepada masyarakat dan lingkungan. Tanggung jawab sosial dapat diwujudkan dalam bentuk perilau transparan dan etis, yang sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, mempertimbangkan harapan para pemagu kepentingan , sejalan dengan hukum yang berlaku serta norma perilaku internasional. 45 Dalam
mencapai
tujuan
perusahaan
perusahaan
tidak
boleh
mengabaikan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat. Tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat menyangkut aspek yang sangat luas, seperti perlindungan terhadap konsumen, pembayaran upah yang wajar terhadap karyawan, keselamatan kerja, dukungan kepada dunia pendidikan, kesehatan dan terhadap lingkungan. 46 Tanggung jawab sosial perusahaan sejalan dengan Undang-undang No.19 tahun 2004 tentang badan Usaha Milik Negara, yang kemudian dijabarkan dalam peraturan menteri BUMN No.4 Tahun 2007, yang mengatur tentang besaran dana dan tata cara pelaksanaan tanggung jawab sosial bagi perusahaan BUMN. 47 Selain itu Undang-undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang menyatakan bahwa perusahaan yang kegiatannya terkait dengan sumber daya alam diwajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. 48 4. BATUAN ANDESIT Batuan dan mineral yang biasanya disebut agromineral berperan cukup potensial di bidang pertanian karena banyak unsur hara esensial yang
45
I made. Op. cit. h. 10 Ibid., h.11 47 Ibid. 48 Ibid. 46
23
dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman sekaligus meningkatkan produktivitas lahan. Salah satu jenis agromineral tersebut adalah batuan andesit. 49 Batu Andesit adalah jenis batuan beku luar yang merupakan hasil pembekuan magma yang bersifat intermediet sampai basa dipermukaan bumi. yang berasal dari produk gunung api. 50 Batuan andesit tergolong jenis batuan beku luar (hasil pembekuan magma di permukaan bumi) yang bersifat masif, keras, dan tahan terhadap hujan. 51 Batu Andesit ini dapat dibagi dua jenis berdasarkan tempat terbentuknya. Batuan Andesit pertama adalah batuan beku yang membeku atau terbentuknya didalam tanah, sedangkan batuan andesit kedua pembekuannya terjadi dipermukaan yang sering disebut lafa. “Saat ini batuan andesit banyak digunakan untuk sektor konstruksi terutama infrastruktur seperti sarana jalan raya, jembatan, gedung-gedung, irigasi, maupun perumahan dan fasilitas umum lainnya. Potensi andesit di Indonesia sangat besar dan tersebar di setiap provinsi. Kandungan mineral yang ada di dalam batuan andesit berupa kalium feldspar dengan jumlah <10% dari kandungan feldspar total, natriumplagioklas, kuarsa <10%, feldspatoid <10%, bornblende, biotit, dan piroksen.” 52 “Pemanfatan batuan beku andesit dapat digunakan sebagai bahan baku bangunan. Batuan Andesit memiliki peranan yang cukup penting dalam sektor konstruksi, khususnya untuk pembangunan infrastruktur, seperti pondasi untuk jalan raya, untuk bahan campuran beton, agregat, makadam, dan sebagainya. Berdasarkan informasi yang didapat dari buku “Bahan Galian Industri” yang ditulis oleh Sukandarumidi, dikatakan bahwa secara umum batuan ini memiliki ciri-ciri fisik yaitu umumnya berwarna gelap (abu-abu sampai hitam), tahan terhadap air hujan, dengan berat jenis ratarata 2,3 – 3 g/cm3 dan nilai kuat tekan berkisar antara 600 - 2400 g/cm2. Untuk kebutuhan bahan baku bangunan umumnya dibutuhkan batuan andesit dengan sifat keteknikan tertentu yang diuji di laboratorium, serta ditunjang hasil analisa petrografi untuk mengetahui komposisi mineral penyusun batuan, maupun untuk mengetahui komposisi mineral gelas,
49
Richard Alex Stepanus, Bintang, Jamilah, “Pengaruh Beberapa Kehalusan Tepung Andesit dan Pengekstrak Terhadap Ketersediaan Hara Ultisol”, Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597 Vol.2, No.2 : 884 - 892, Maret 2014, h. 885 50 Sukandarrumidi.Bahan Galian Industri (Yogkarta:Gadjah Mada University Press, 1999), h. 15 51 Richard. Loc. Cit. 52 Ibid. h. 885-886
24
dimana yang diharapkan persentase kehadirannya tidak lebih dari 50% dikarenakan sifat gelas yang mempengaruhi kekompakan batuan”. 53 “Produksi andesit dihasilkan dari penggunaan sejumlah bahan peledak. Perbandingan antara kuantitas bahan peledak (kg) yang digunakan dengan produksi batuan andesit (ton) hasil peledakan diistilahkan sebagai powder factor. Sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi andesit hasil peledakan. Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang. Untuk mengetahui pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit yang dihasilkannya, maka menurut Jullien dkk.(2012) rentang waktu satu tahun dianggap sebagai masa waktu yang ideal untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit”. 54 5. KERUSAKAN LINGKUNGAN Pengertian Lingkungan menurut Gatot P. Soemartono dalam buku Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia karya Syahrul Machmud, S.H., M.H menyatakan bahwa : “Secara umum lingkungan hidup di artikan sebagai segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia. Batas ruang lingkungan menurut pengertian ini bisa sangat luas, namun praktisnya dibatasi ruang lingkungan dengan faktor-faktor yang dapat dijangkau oleh manusia seperti faktor alam, factor politik, factor ekonomi, factor sosial dan lain-lain.” 55 Menurut Soejono masih dalam buku yang sama mengartikan lingkungan hidup sebagai lingkungan hidup fisik atau jasmani yang mencakup dan meliputi semua unsur faktor fisik jasmaniah yang terdapat dalam alam. 56
53
Willy Apryanto P.DS, Djauhari Noor, M.A. Karmadi, “Geologi Dan Potensi Sumberdaya Andesit Daerah Sarimukti Dan Sekitarnya Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Jawa Barat” Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan. h. 8 54 Mohammad Yani, Irzaman, “Dampak Kegiatan Peledakan Pertambangan Andesit Terhadap Lingkungan Pemukiman Di Gunung Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor” Jurnal. Manusia dan Lingkungan, Vol. 22, No.2, Juli 2015: 135-141. h. 136 55 Syahrul Machmud. Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia (Bandung:CV.Mandar Maju),h. 34 56 Ibid., h. 35
25
Aspek lingkungan hidup kemungkinan terganggu akibat kegiatan eksploitasi sumber daya alam. Mineral dan batuan sebagai salah satu sumber daya alam pada umumnya tersebar di daerah terpencil yang masih memerlukan pengembangan. Kerusakan lingkungan yang disebabkan karena lingkungan yang tercemar datang dari beberapa sumber dan memasuki udara, air dan tanah dengan berbagai cara. Pencemar udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri, dan pembakaran sampah 57. “Persoalan lingkungan mulai menjadi topik dunia ketika manusia mulai merasakan dampaknya yang semakin meluas yakni terlihat pada banyaknya bencana yang terjadi di muka bumi ini akibat berbagai aktivitas manusia itu sendiri seperti banjir, tanah longsor, pencemaran air akibat limbah industri, dan lain sebagainya. Dalam kondisi seperti ini, lingkungan hidup perlu diatur dan dikelola dengan baik sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal, mencukupi kebutuhan generasi saat sini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan kehidupan generasi yang akan datang.” 58 B. PENELITIAN YANG RELEVAN 1. Skripsi Sikap masyarakat terhadap penambangan andesit pada kawasan lindung didesa mekar manik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa masyarakat desa mekar manik tidak semua mengetahui tentang kawasan hutan lindung. Lalu hasil skala likert menytakan bahwa masyarakat menyatakan sikap negative pada aktivitas penambangan andesit yang dilakukan di kawasan desa mekar manik ini, karna masyarakat merasakan dampak negative yakni menrunnya kualitas air, udara dan rusaknya fasilitas jalan umum. (Skripsi)
2. Sikap masyarakat Desa Gunung Masigit terhadap penetapan karst pasir pawon sebagai hutan lindung. 57
Alifia . Jurnal Kerusakan Lingkungan. Kurukulum dan teknologi Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. 58 Yulinda dai, “Sikap Masyarakat terhadap Limbah Pertambangan Di Desa Ilangata Kecamatan Anggrek” Kabupaten Gorontalo Utara
26
Penelitian ini diteliti untuk mengetahui sejauh apa ketergantungan masyarakat terhadap pertambnagan karst didesa gunung masigit, mengetahui kebijakan pemerintah yang diterapkan untuk masyarakat dan menegetahui
seperti
apa
sikap
masyarakat
terhadap
penetapan
perlindungan karst pasir pawon. Dari hasil penelitian ini rencana pengelolaan Pasir Pawon yang dilakukan oleh Pemkab Bandung Barat belum dipahami secara benar oleh masyarakat sekitar. Hal ini karena masyarakat belum optimal dilibatkan dalam perencanaan konsep pengelolaan. Padahal masyarakat adalah pihak yang pasti terkena dampak langsung dalam pengelolaannya, walaupun memang masyarakat tidak bisa menentukan wewenang secara legalitas. Sosialisasi yang dilakukan oleh Pemkab belum dirasakan oleh masyarakat. Kendala sosialisasi disebabkan oleh persepsi dan sikap masyarakat yang masih menganggap bahwa karst hanya dapat dimanfaatkan untuk pertambangan. Persepsi negatif terhadap rencana ini dikemukan oleh masyarakat yang berpforfesi sebagai penambang sementara persepsi positif diberikan oleh masyarakat yang berprofesi sebagaipetani. (Jurnal)
3. Dampak Kegiatan Peledakan Pertambangan Andesit Terhadap Lingkungan Pemukiman Di Gunung Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak getaran tanah dan bunyi ledakan yang diakibatkan kegiatan peledakan pertambangan andesit terhadap kenyamanan masyarakat yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik.
Hasilnya, Tingkat getaran tanah akibat peledakan
pertambangan andesit masih di bawah baku mutu SNI 7571: 2010, yang berarti bahwa kegiatan peledakan tidak menyebabkan keretakan konstruksi rumah masyarakat pada lingkungan pemukiman yang berada di sekitar pertambangan andesit, yang berarti bahwa kegiatan peledakan tidak menyebabkan kebisingan atau tidak mengganggu kenyamanan masyarakat pada pemukiman yang berada di sekitar pertambangan andesit. (Jurnal)
27
Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan No
1.
Nama Peneliti
Rina Mardianti
Judul
Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Penulis masyarakat Persamaan penelitian ini yaitu
Sikap
terhadap penambangan sama-sama
meneliti
sikap
andesit pada kawasan masyarakat dan penambangan lindung didesa mekar andesit. manik
Kecamatan
Cimenyan Kabupaten
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada variabel Y,
Bandung
yakni Perusahaan Tambang Andesit. Agung Gunawan,
Sikap masyarakat Desa Persamaan penelitian ini yaitu
Agrini Vera Utari,
Gunung
Rian Ristia
terhadap
Wulandari E,
karst
Soraya Nurul
sebagai hutan lindung.
Masigit sama-sama
meneliti
sikap
penetapan masyarakat.
pasir
pawon Perbedaan penelitian ini yaitu terletak pada variabel Y.
Ichwani Aljon Albertus
Dampak
Manotar
Peledakan
Simbolon,
Pertambangan Andesit tambang
Muhamad Yani
Terhadap Lingkungan kaitannya dengan masyarakat.
dan Irzaman
Pemukiman Gunung Kecamatan
Kegiatan Persamaan penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang andesit
dan
Di Sudamanik Cigudeg
Kabupaten Bogor
Perbedaan
peneitian
penelitian
yang
variabel
utamanya
tambang andesit.
yaitu
menjadi adalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 1. TEMPAT PENELITIAN Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Desa Cipinang Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor – Jawa Barat. Gambar 3.1 Peta Administrasi Kecamatan Rumpin
2. WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 sampai dengan bulan Agustus 2016. Dengan terbatasnya waktu penelitian maka proses penelitian ini akan dilaksanakan seefisien mungkin guna mendapatkan hasil yang tepat dan diharapkan mendapatkan hasil yang akurat dan relevan.
28
29
Tabel 3.1 Progres Kegiatan Penelitian Progres Kegiatan
Persiapan
Juni 1
2
3
4
v
v
v
v
Pendalaman teori Penelitian
Juli
Agustus
1
2
3
4
v
v
v
v
dan
1
2
v
v
September
3
4
v
v
1
2
3
4
v
v
v
v
Observasi Pengolahan Data Penyusunan hasil penelitian
B. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif yaitu metode yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, dimana peneliti adalah instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian lebih menekankan makna. 1 Menurut bogdan dan taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 2 Penulis buku penelitian kualitatif lainnya yaitu denzin dan Lincoln menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan
1
Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung.Alfabeta CV, 2013),cet.19 ,h.9 2 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2012) cet.30, h.4
30
latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. 3 Penelitian
kualitatif
merupakan
penelitian
yang
memanfaatkan
wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, persaan dan perilaku individu atau sekelompok orang. 4 Dalam metode penelitian kualitatif ini digunakan Grounded Theory, dalam Grounded Theory ini pembentukan dan pengembangan konsep-konsep, kategori dan proporsi yang merupakan suatu keharusan untuk penyusunan teori. Ketiga hal ini harus diuji dengan teori dasarnya dan fenomenon sebagai sumbernya yang kemudian dideskripsikan secara induktif. 5
C. POPULASI DAN SAMPEL Populasi adalah adalah keseluruhan objek penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitiannya merupakan penelitian populasi. 6 Populasi juga dapat diartikan sebagai sekumpulan individu yang memiliki kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan yang dijadikan sebagai obyek dalam penelitian. Yang dimaksud dengan kualitas serta ciri-ciri disini adalah variabel dari masalah yang akan diteliti. Maka dari itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini masyarakat Desa Cipinang tepatnya di RW 03 yang meliputi Kp. Tegal Mangga, Kp. Kelapa Tiga dan Kp. Tegal Kiari. Sampel menurut Suharsimi Arikunto adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel
adalah suatu prosedur pengambilan data
dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi. Sampel
3
Ibid., h.5 Ibid. 5 Ibid., h.73. 6 Prof. Dr. Suharsini Akunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta:PT Asdi Mahasatya.2006) cet.13 h.130 4
31
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan sampel apabila kita bermaksud untuk meng-generalisasikan hasil penelitian sampel. 7 Jadi sampel disini akan mewakili dari populasi yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun jenis sampel yang akan digunakan adalah jenis random sampel atau penentuannya secara acak. Dimana peneliti akan memilih responden yang bertempat tinggal di Desa Cipinang yang berada disekitar perusahaan tambang andesit yang tersebar yang ada di RW 03 tepatnya di Kp. Tegal mangga, Kp. Kelapa Tiga dan Kp. Tegal Kiari selama waktu yang diperlukan agar benar-benar mendapatkan hasil yang diinginkan. Selanjutnya peneliti melakukan sesi wawancara mendalam terhadap 10 orang responden masyarakat yang tinggal disekitar perusahaan.. Agar hasil penelitian relevan, terarah dan representatif, berikut adalah kriteria responden untuk penelitian ini: 1.) Penduduk Desa Cipinang yang tinggal RW 03 sebanyak 5 orang. 2.) Tokoh masyarakat desa Cipinang yang ada di RW 03 sebanyak 2 orang. 3.) Ketua RT 02 sebanyak 2 orang. 4.) Aparat Pemerintah Desa Cipinang 1 orang.
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Mengumpulkan data menjadi hal yang penting dalam sebuah penelitian, agar mendapat data yang valid digunakan dua sumber data berdasarkan metode kulitatif sebagai berikut : a. Data Primer 1.) Observasi Observasi untuk penelitian ini ilakukan dengan cara mendatangi langsung lokasi penelitian yaitu Desa Cipinang Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor.
7
Ibid., h.131
32
2.) Wawancara Wawancara dilakukan terhadap responden yang menjadi objek penelitian. Wawancara yang dilakukan yaitu wawancara semi terstruktur dengan berpedoman pada pedoman wawancara dan daftar pertanyaan yang sudah dibuat. Dalam hal ini maka mula-mula interviewer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. 8 b. Data Sekunder 1.) Data Monografi Desa Cipinang Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. 2.) Dokumentasi, yakni mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti,
notulen
rapat,
lengger,
agenda
dan
sebagainya. 9 Mula-mula peneliti akan mendatangi tempat penelitian di Desa Cipinang, kemudian melakukan pengamatan terhadap kondisi lingkungan dan sikap masyarakat desa atau disebut dengan observasi. Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Penyaksian tersebut bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan yang kemudian dicatat seobyektif mungkin. 10 Dalam pelaksanaan pengamatan peneliti pun akan mencari masyarakat untuk dijadikan responden dalam pengumpulan data wawancara. Dalam wawancara ini peneliti akan mencari 10 responden yang terdiri dari masyarakat, tokoh masyarakat, kepala RT/RW dan aparat pemenrintah desa.
8
Op. cit., suharsimi h. 227 Ibid,. h. 231. 10 W. Gulo. Metode Penelitian. (Jakarta: PT. Grafindo, 2010) cet.6, h. 116 9
33
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi langsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka. 11 Disamping data primer yakni obesrvasi dan wawancara, maka dibutuhkan data sekunder berupa data monografi desa yang berupa profil desa serta data penduduk. Selain itu diperlukan juga data dokumentasi supaya penelitian yang dilakukan akan lebih valid. Dalam pengumpulan data primer maupun sekunder dilakukan dengan beriringan. E. PROSEDUR PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Setelah data yang diperlukan terkumpul selanjutnya yaitu pengolahan data, secara sistematis langkah-langkah yang dilakukan untuk mengolah data sebagai berikut : 1. Memeriksa hasil wawancara dan kelengkapan hasil penelitian lainnya. 2. Membuat transkip wawancara untuk memudahkan membuat deskripsi data. 3. Mengelompokkan hasil wawancara kedalam tema-. 4. Mentabulasikan data yang telah terkumpul kedalam tabel-tabel. 5. Menghitung sikap dengan skala likert. 6. Mendeskripsikan data sesuai dengan pertanyaan yang peneliti ajukan.
F. PEMERIKSAAN ATAU PENGECEKAN KEABSAHAN DATA Pemeriksaan dan pengecekan keabsahan data dengan cara triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. 12 Dalam penelitian data yang akan di triangulasi yaitu hasil pengamatan, wawancara dan studi dokumentasi. 11
Ibid,. h. 119 Lexy J. Moleong. Metodologi penelitian kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2014) cet.33, h. 331 12
34
Triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaanperbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat merecheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode atau teori. 13
G. ANALISIS DATA Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasi dalam kategori, menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyususn ke dalam pola, memilih mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan agar mudah dipahami. 14 Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum terjun kelapangan , saat terjun kelapangan dan setelah terjun kelapangan. Menurut Miles dan Huberman analisis sederhana yang berbasis pada catatan lapangan dan catatan wawancara dilakukan analisis kategori dengan memperhatikan tahapan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. 15 Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1) Reduksi Data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. 16
2) Penyajian Data
13
Ibid., h. 332 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung. Alfabeta, 2015) h. 245 15 Nusa Putra, Penelitian Kualitatif proses dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Indeks, 2012) h. 204 16 Op.cit,. h. 247 14
35
Setelah
data
direduksi,
maka
langkah
selanjutnya
adalah
mendisplaykan data atau penyajian data. Menurut Miles dan Huberman yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. 17 Teknik penyajian data dalam penelitian kualitatif yang umum dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif yang menyajikan secara panjang lebar temuan penelitian. 18 3) Penarikan Kesimpulan Kesimpulan berisi pernyataan yang bersifat umum tentang hasil-hasil penelitian. Kesimpulan merupakan jawaban terhadap masalah yang telah di rumuskan pada Bab I. kesimpulan berbeda dengan hasil penelitian. Hasil penelitian merupakan berisi temuan pada saat penelitian, baik temuan dalam bentuk deskripsi data hasil penelitian maupun temuan dalam bentuk deskripsi. 19 Gambar 3.2 Komponen Dalam Analisis Data Miles dan Huberman
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Reduksi Data Penarikan Kesimpulan
17
Op. cit. h 49 Dr. Kadir dkk. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (Jakarta: UIN Jakarta:2016), h. 71 19 Ibid., h. 80 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Lokasi, Letak dan Luas Wilayah Penelitian Desa Cipinang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor terbentuk pada tahun 1946. Desa Cipinang terletak pada 106,623o BT – 6,439o LS. Desa Cipinang merupakan desa yang dikelilingi perbukitan. Daerah perbukitan umumnya teduh namun karna perbukitan yang ada sudah diambil maka daerahnya menjadi panas. Desa Cipinang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Jarak tempuh desa ke kecamatan sejauh 0,02 KM dan jarak ke pusat pemerintah kabupaten sejauh 50 KM. Desa cipinang yang dikepalai oleh Sukatma memiliki luas 999,625 Ha yang terbagi menjadi lahan sawah sebesar 23 Ha, lahan perkebunan 300 Ha, lahan ladang 190 Ha, lahan lainnya 50 Ha dan lahan kas tanah desa 9. 3 ha. Adapun batas-batas Desa Cipinang sebagai berikut : -
Sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukasari
-
Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kampung Sawah
-
Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tegallega Kecamatan Cigudeg
-
Sebelah timur berbatasan dengan Desa Rumpin
36
37
Gambar 4.1 Peta Administrasi Kecamatan Rumpin
b. Keadaan Iklim Daerah Penelitian Iklim adalah perubahan nilai unsur-unsur cuaca (hari demi hari dan bulan demi bulan) dalam jangka panjang di suatu wilayah. 1 Klasifikasi Iklim Menurut Junghuhn : Suhu di udara di Desa Cipinang yang berketinggian 0 - 600 m di atas permukaan laut ini berkisar antara 26,3° - 22°C. Menurut Junghuhn pembagian daerah iklim dapat dibedakan sebagai berikut: 1) Daerah panas/tropis, yaitu zone iklim yang berada pada ketinggian antara 0 - 600 m dari permukaan laut. Suhu 26,3° - 22°C. Tanamannya seperti padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat. 2) Daerah sedang, yaitu zone iklim yang berada pada ketingggian 600 - 1500 m dari permukaan laut. Suhu 22° - 17,1°C. Tanamannya seperti padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran.
1
Andri Noor Ardiansyah, Klimatologi Umum, (Tangerang Selatan : UIN Jakarta Press, 2013), h. 71
38
3) Daerah sejuk, yaitu zone iklim dengan tinggi tempat 1500 - 2500 m dari permukaan laut. Suhu 17,1° - 11,1°C. Tanamannya seperti teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran. 4) Daerah dingin, yaitu zone iklim dengan tinggi tempat lebih dari 2500 m dari permukaan laut. Suhu 11,1° - 6,2°C. Tanamannya tidak ada tanaman budidaya. 2 Dilihat berdasarkan klasifikasi Junghun diatas, maka Desa Cipinang yang berada pada ketinggian 0 - 600 m dari permukaan laut dan memiliki berkisar 26,3° - 22°C termasuk kedalam daerah panas/tropis. Daerah panas/tropis ini sangat cocok ditanami padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat. Tanaman-tanaman tersebut pun banyak di tanam oleh masyarakat sekitar.
c. Keadaan Penduduk Desa Cipinang Dengan luas wilayah yang cukup luas Desa Cipinang memiliki 5.500 kepala keluarga yang terbagi menjadi Keluarga Pra sejahtera, Keluarga Sejahtera, Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III, Keluarga Sejahtera III plus. Adapun pembagiannya sebagai berikut : Tabel 4.1 Data Kepala Keluarga No
Keluarga
Jumlah
1
Keluarga Pra sejahtera
500
2
Keluarga Sejahtera I
950
3
Keluarga Sejahtera II
1.850
4
Keluarga Sejahtera III
1500
5
Keluarga Sejahtera III plus
700
Total
550 Ha
*Sumber Profil Desa Cipinang
2
Ibid., h.93
39
Gambar 4.2 Diagram Jumlah Keluarga
13% 9%
Keluarga Pra sejahtera
17% 27%
Keluarga Sejahtera I Keluarga Sejahtera II
34%
Keluarga Sejahtera III Keluarga Sejahtera III plus
Jumlah penduduk Desa Cipinang 12.428 Jiwa, dengan pembagian sebagian sebagai berikut : Tabel 4.2 Data Penduduk Desa Cipinang No
Penduduk
Jumlah
1
Usia 0-17
3.902 Jiwa
2
18-56
7.510 Jiwa
3
56 >
1.016 Jiwa Total
12.428 Jiwa
*Sumber Profil Desa Cipinang
Gambar 4.3 Diagaram data Penduduk
8% 31%
Usia 0-17 18-56
61%
56 >
40
Dengan jumlah penduduk yang banyak, mata pencaharian penduduk berbeda-beda, berikut mata pencaharian masyarakat Desa Cipinang. Tabel 4.3 Mata Pencaharian Penduduk No
Mata Pencaharian
Jumlah
1
Petani
1.071
2
PNS
23
3
TNI/Polri
3
4
Buruh tani
65
5
Pengrajin
8
6
Lain-lain
750
7
Tidak Bekerja
850
Total
550 Ha
*Sumber Profil Desa Cipinang
Gambar 4.4 Diagram Mata Pencaharian Penduduk 1200 1000 800 600 400 200 0
Mata Pencaharian
41
d. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Cipinang Tingkat pendidikan yang ada di Desa Cipinang masih sangat rendah. Hal ini dapat diketahui dari data yang didapat. Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan No
Mata Pencaharian
Jumlah
1
Taman Kanak-kanak
39
2
Sekolah dasar
2.400
3
SMP
450
4
SMA
350
5
Akademi
20
6
Sarjana
10
7
Pasca Sarjana
5
Total *Sumber Profil Desa Cipinang
Gambar 4.5 Diagram Tingkat Pendidikan 25000 20000 15000 10000 5000 0
42
2. Karakteristik Informan Secara
umum
gambaran
karakteristik
informan
yang
berhasil
diwawancarai beserta identitasnya sebagai berikut: Tabel 4.5 Karakteristik Informan No
1
2
Nama
Jenis
Informan
Kelamin
Paisal
Laki-laki
Bu Pipin
Perempuan
Alamat
Status
Kp. Tegal
Pemuda Desa
Mangga Rt 03
Cipinang, yang
Rw 03 Desa
rumahnya dekat
Cipinang,
dengan
Kecamatan
perusahaan
Rumpin
tambang.
Kp. Tegal
Aktivis ibu-ibu
Mangga Rt 03
PKK
Rw 03 Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin 3
Pak H.Dani
Laki-laki
Kp. Tegal
Tokoh
Mangga Rt 03
Masyarakat
Rw 03 Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin
43
No
4
Nama
Jenis
Informan
Kelamin
Anto
Laki-laki
Alamat
Status
Kp. Tegal
Pemuda Desa
Mangga Rt 03
Cipinang
Rw 03 Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin 5
Pak Suardi
Laki-laki
Kp. Tegal
Ketua RT 03
Mangga Rt 03 Rw 03 Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin 6
Pak Kusnadi
Laki-laki
Kp. Tegal
Ketua RW.
Mangga Rt 03 Rw 03 Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin 7
Pak Lukman
Laki-laki
Kp. Kelapa Tiga Rt 03 Rw 03 Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin
Staf Desa
44
No
8.
Nama
Jenis
Informan
Kelamin
Pak Awang
Laki-laki
Alamat
Status
Kp. Tegal Kiari
Ketua RT 08
Rt 008 Rw 03 Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin 9
Ibu Maryati
Perempuan
Kp. Tegal Kiari
Rumah Tangga
Rt 08 Rw 03 Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin 10
Pak Alif
Laki-laki
Kp. Tegal Kiari
Tokoh
Rt 08 Rw 03
Masyarakat
Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin
B. Sikap Masyarakat Terhadap Perusahaan Tambang Batu Andesit 1. Sikap masyarakat dalam ranah kognitif terhadap perusahaan tambang batu andesit Komponen kognitif dalam sikap yakni segala hal yang bisa dirasakan ataupun dipelajari langsung oleh individu. segala hal yang dirasakan ini meliputi pengalaman yang dirasakan individu, baik itu menambah pengetahuan maupun keyakinan. a. Mengetahui tentang Perusahaan tambang yang ada di Desa Cipinang. Pengetahuan masyarakat Desa Cipinang tentang perusahaan tambang cukup baik. Dari 10 orang yang menjadi narasumber penelitian ini semuanya mengetahui tentang adanya perusahaan tambang yang ada di desa mereka,
45
hanya saja jumlah dan nama perusahaan yang ada hanya beberapa orang yang mengetahui dengan baik dan benar. “Yang jelas yang saya tahu Cuma yang dekat dengan lingkungan saya yaitu : PT Karya citra Quarindo, PT Musika,PT Lola laut timur , PT Lotus, Setau saya itu saja yang besar, termasuk ada satu PT yaitu PT HOLCIM itu juga sudah terbagi dua daerahnya Yaitu Cipinang dan Sukasari.” 3 “tau sih sebagian yaitu pertama PT Quarindo, PT Musika, yang ketiga Lola, yang keempat Lotus.” 4 Menurut data yang diperoleh dari kantor ESDM Kabupaten Bogor yaitu ada PT. Musika Purbantara Utama, PT. Karya Citra Quarindo, PT. Lola Laut Timur, PT. Lotus Lestari SG, PT. Pion Quary Nusantara. Sedangkan menurut staf desa Bapak Lukman ada perusahaan atau PT yang namanya belum terdaftar di kantor ESDM. “PT. Karya Quarindo, Preecast, PT. Musika Purbantara Utama, PT. Lola Laut Timur, PT. Lotus SG Lestari, PT. Tarabatu Manunggal, PT. Batu Sampurna Makmur, PT. Holcim Beton.” 5 Adapun yang disebut oleh Bapak Lukman dan Bapak tentang PT. Holcim sesungguhnya dalam data kantor ESDM berada di daerah Desa Sukasari, namun karna Desa Sukasari yang berbatasan langsung dengan Desa Cipinang sehingga membuat masyarakat yang kurang menegetahui batas-batas Desa Cipinang mengira PT. Holcim masih termasuk kedalam Desa Cipinang. Selain itu letak PT.Holcim sebagian kecil masih termasuk dalam Desa Cipinang. Pengetahuan masyarakat tentang keberadaan perusahaan secara umum para informan ini mengetahui dengan betul tentang adanya perusahaan tambang yang berada didaerahnya. Pengetahuan ini tidak lain didapat dari pengalaman, penglihatan sehari-hari dan dari informasi yang didapat dari warga. 3
Wawancara pribadi dengan pak H.Dani selaku tokoh masyarakat Desa Cipinang, Wawancara pribadi dengan Paisal selaku aktivis pemuda Desa Cipinang. 5 Wawancara pribadi dengan pak Lukman selaku staf desa 4
46
Selaras dengan hal tersebut berdasarkan hasil observasi peneliti memang benar ada Perusahaan tambang andesit di Desa Cipinang diantaranya yaitu, PT.Lola Laut Timur, PT. Musika Purbantara Utama, PT. Cipta Karya Quarindo, PT. Pion Quary Nusantara dan PT. Loyus SG Lestari. Kebenaran pengetahuan masyarakat ini juga sesuai dengan data yang di dapat dari Kantor ESDM Kabupaten Bogor dan dapat dilihat di BAB I pada halaman 4 dalam skripsi ini. b. Mengetahui barang yang di produksi perusahaan tambang dan batuan andesit Perusahaan
melakukan
produksi
sekaligus
perdagangan
untuk
mendapatkan keuntungan. Begitupun perusahaan yang ada di Desa Cipinang yang bergerak dalam usaha perdagangan barang tambang. Barang tambang yang didapatkan perusahaan merupakan sumber daya alam yang dimiliki oleh desa cipinang. Meskipun sumber daya yang didapat dari desa cipinang namun masyarakat pun tidak mengetahui betul apa yang diproduksi oleh perusahaan tambang yang berada di wilayahnya. “kebanyakan sih andesit, tentang batu. selain itu, ada juga ambil teras, pasir. sama itu juga, kupasan mau ngambil batu trus bawahnya tanah, trus ada itu teras, yang di ambil.” 6 “Batu,bukan abu,skiming,skrip,batu belah.” 7 “Sama produksi pertambangan yaitu semacam Split,split juga bermacam macam ada tipe {1,2},{1,3} termasuk abu juga” 8 Dari wawancara pribadi dengan beberapa orang diatas dapat diketahui bahwa masyarakat tidak mengetahui betul dengan apa yang diproduksi oleh perusahaan tambang. Bahkan batuan andesit yang merupakan sumber daya alam dari desa tersebut tidak begitu diketahui oleh masyarakat.
6
Wawancara pribad dengan paisal selaku aktivis pemuda desa Cipinang Wawancara prbadi dengan Pak Kusnadi selaku ketua RW 8 Wawancara pripadi dengan pak H.Dani selaku tokoh masyarakat. 7
47
Batu Andesit adalah jenis batuan beku luar yang merupakan hasil pembekuan magma yang bersifat intermediet sampai basa dipermukaan bumi. yang berasal dari produk gunung api. Tidak banyak yang mengetahui bahwa batuan andesit adalah bahan utama untuk produksi batuan, pasir dan abu. Proses produksi yang dilakukan berdasarkan pengamatan yakni batu andesit diambil dan dipecahkan dengan ledakan, kemudian dari ledakan itu yang dibuat batu, pasir ataupun abu untuk dijual. “Andesit? ngga tau. Apa tuh?” 9 “kebanyakan sih andesit, tentang batu.” 10 Dari dua pernyataan dari narasumber tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang produksi perusahaan tambang tidak begitu mengetahui, karna masyarakat tidak terlibat langsung dalam proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan tambang tersebut. Rendahnya pengetahuan masyarakat desa ini sangat wajar, karena tingkat pendidikan di desa ini pun sangat rendah. Sebagian besar masyarakat desa ini hanya berpendidikan sampai Sekolah Dasar sesuai dengan data yang didapat langsung dari Desa Cipinang, sehingga sangat wajar jika masyarakat tidak mengetahui tentang batuan andesit. Selain itu pelajaran tentang batuan andesit diajarkan pada tingkat Sekolah Menengah Atas dan belum didapatkan di pendidikan sekolah dasar. c. Mengetahui adanya kontribusi perusahaan tambang untuk masyarakat. Kontribusi
perusahaan
terhadap
masyarakat
disebut
juga
tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responbility (CSR) harus di berikan sesuai dengan Undang-undang No.19 tahun 2004 tentang badan Usaha Milik Negara, yang kemudian dijabarkan dalam peraturan 9
Wawancara pribadi dengan Bu Pipin selaku ibu aktivis PKK Wawancara pribadi dengan paisal selaku pemuda desa cipinang
10
48
menteri BUMN No.4 Tahun 2007, yang mengatur tentang besaran dana dan tata cara pelaksanaan tanggung jawab sosial bagi perusahaan BUMN. Sesuai dengan peraturan yang sudah tercantum, perusahaan tambang yang ada di desa cipinang pun berkontribusi kepada masyarakat. Perusahaan tambang berkontribusi dengan memberikan bantuan dana untuk kesejahteraan masyarakat Desa Cipinang. Hal ini dibenarkan oleh narasumber yang diwawancarai. “Bantuan perbulannya untuk kepemudaan termasuk dalam ruang lingkup dan perbulannya yang penting selalu ada perusahaan ke masyarakat. Tapi berapa nominal-nominalnya saya tidak tau. Karena warga setempat, RW dan Rtnya yang tau.” 11 “ada, kaya uang kebul gitu. : baru ngedenger dari Quarindo baru berapa tahun, dua tahunan lah. Itu ada sebesar 200.000/bulan per kepala keluarga” 12 Bantuan kontribusi dana yang diberikan oleh Perusahaan Tambang hanya untuk setiap kepala keluarga. Setiap kepala keluarga mendapatkan uang 200.000/bulan. Semua kontribusi dana untuk masyarakat sama meskipin setiap keluarga memiliki kebutuhan yang berbeda. Selain itu bantuan kontribusi dana ini hanya diberikan dari satu perusahaan yaitu PT. Karya Cipta Quarindo, seperti yang dituturkan oleh Pak Suardi selaku Ketua RT 03. “Konstribusinya seperti itu ada terus terang aja ada, cuman itu hasil ngedemo masyarakat gitu, dari PT Quarindo (KCQ), sebelumnya itu sebelum di demo enggak ada, enggak ada sama sekali. Baru-baru ini, baru 2 tahun ini yang ada baru berjalan 2 tahunan.” 13 “Baru 2 tahun jalan diajukan dulu sampai seminggu gak kondusif jalan ditutup. Karena kan ada yang gak mau bayar dituntut oleh masyarakat 13 rt. Karena orang-orang bisa turun,kapolsek turun. Udah resmi bakalan ditutup sebelum adanya keputusan. Setelah ada keputusan baru dibuka ini mengeluarkan 65 juta perbulan. Iya,tapi setelah 2 bulan bayar, ketiga bulannya biaya menurun pemberian dikurangi 10 juta jadi ngasih 55 juta perbulan.” 14
11
Wawancara pripadi dengan pak lukman selaku staf kantor desa cipinang Wawancara pribadi dengan bu Maryati selaku ibu rumah tangga. 13 Wawancara pribadi dengan pak Suardi selaku ketua RT 03 14 Wawancara pribadi dengan pak Kusnadi selaku ketua RW 03 12
49
Menurut narasumber adanya kontribusi atau tanggungjawab sosial perusahaan terhadap masyarakat ini sedikit adanya pemaksaan dari masyarakat melalui demo yang dilakukan masyarakat kepada perusahaan, hingga ada penutupan jalan. Kontribusi dana yang diberikan kepada masyarakat sebesar 55.000.000/bulan itu untuk seluruh RW 03 yang kemudian dibagikan kepada seluruh kepala keluarga dan masing-masing kepala keluarga mendapatkan 200.000/bulan untuk setiap kepala keluarga. Adanya kontribusi ‘uang kebul’ ini dibenarkan oleh ketua RW 03, para ketua RT dan pegawai Desa Cipinang. Hanya saja untuk data keuangan tidak diberikan oleh pihak-pihak terkait.
d. Mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan terhadap masyarakat. Dampak dalam kamus bahasa Indonesia memilki arti benturan; pengaruh kuat yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif; benturan yang cukup hebat antara dua benda sehingga menyebabkan perubahan yang berarti dalam momentum (puas) sistem yang mengalami benturan. Dapat disimpulkan bahwasannya dampak adalah suatu hal yang berpengaruh terhadap suatu hal yang bisa merubah keadaan tersebut baik itu positif maupun negatif. Dampak yang dapat ditimbulkan ada dua macam, ada dampak langsung dan dampak tak langsung. Dampak langsung artinya dapat langsung dirasakan sedangkan dampak tak langsung yaitu dampaknya dapat dirasakan setelah selang beberapa waktu. Perusahaan melakukan kegiatan produksi dan distribusi di daerah desa Cipinang juga memiliki dampak terhadap masayarakat. Diantara dampak yang dirasakan oleh masyarakat yang paling terasa yakni dampak terhadap lingkungan, dan langsung dirasakan oleh masyarakat sendiri. Kerusakan lingkungan yang disebabkan karena lingkungan yang tercemar datang dari beberapa sumber dan mencemari udara, air dan tanah dengan berbagai cara. Pencemar udara terutama datang dari kendaraan
50
bermotor, industri, dan pembakaran sampah, begitupun yang dirasakan oleh masyarakat Desa Cipinang denganadanya perusahaan tambag di wilayahnya. “yah berisik, yah ngebul. Ngeganggulah. Lalu lintas juga gitu” 15 “eh debu, getaran seperti itu, bentuknya dan jenisnya debu dan getaran, polusi juga ada tapi tetep itu juga uangnya ada, bantuan-bantuan dari perusahaan.” 16 “air,ya semacam itu,yang terutama emang air yaitu saya katakan jangan pun buat pertanian buat kebun kopi pun sekarang kan orang di sini ngambil air dari kali.kalinya kan dari gunung,ya kalau dari gunungnya abis,ya pasti kering,itu sih dampaknya yang kemaren kita rasakan yang paling utama.” 17 “iya. Pencemaran air, udara, polusi, jalannya ancur, debu,trus kali juga tadinya kan bagus tapi sekarang kan airnya keruh, udah gitu banyak batu kalo banjir abacam pengaruh dari PT.” 18 Dalam sesi wawancara dengan para narasumber, ketika peneliti menanyakan dampak perusahaan terhadap masyarakat, para narasumber ini langsung menyatakan dampaknya terhadap lingkungan. Dampak lingkungan yang dirasakan oleh masyarakat diantaranya yaitu mengeringnya air sungai dan sumur warga terlebih saat kemarau, banyaknya polusi udara dikarenakan aktivitas pengangkutan pasir yang sudah dirubah menjadi batu dan pasir, polusi suara akibat mobil, peledakan batuan andesit serta mesin-mesin produksi. Dampak yang dirasakan masyarakat ini merupakan dampak langsung. Selain itu kerusakan jalanan yang cukup berat dialami oleh desa ini, jalanan utama desa ini sangat rusak. Sudah tidak terlihat aspal lagi semua sudah tanah. Jalanan desa ini akan menjadi genangan lumpur apabila diguyur hujan, hal ini pun dampak yang dirasakan oleh warga dan ini sangat mengganggu aktivitas warga. Masyarakat mengetahui jelas dampak ini karna mereka merasakan langsung.
15
Wawancara Pribadi dengan bu Maryati selaku ibu rumah tangga Wawancara pribadi dengan Pak Lukman selaku staf desa 17 Wawancara Pribadi dengan pak Awang selaku ketua RT 08 18 Wawancara Pribadi dengan ibu pipin selaku aktivis ibu-ibu PKK 16
51
Dampak lingkungan ini pun sangat dirasakan oleh peneliti saat melakukan observasi dan melakukan wawancara. Hal ini pun semakin dikuatkan dengan adanya berita di media online bogor news yang berjudul Galian C di Rumpin seakin tak terkendali, yang mengabarkan beita adanya longsor di Desa Cipinang. 2. Sikap masyarakat dalam ranah afektif terhadap perusahaan tambang batu andesit Dalam aspek afektif ini seseorang menunjukkan bagaimana perasaan seseorang terhadap suatu objek dalam bentuk sikap. Sikap yang ditunjukan menunjukan suka atau tidak sukanya seseorang terhadap objek. Penunjukan aspek afektif ini akan dikeluarkan setelah merasakan aspek kognitif. a. Perasaan yang dirasakan masyarakat dengan adanya lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan tambang andesit Perasaan adalah suatu hal dirasakan dengan hati. Perasaan dapat timbul setelah mengetahui tentang objek yang dituju. Begitupun dengan masyarakat, masyarakat memiliki perasaan terhadap perusahaan tambang andesit akibat dampak yang ditimbulkan. “kesel ada, kesel sih yang ada. Dari musim kemarau mau mandi itu susah, untuk minum juga susah, jadi itu air susah ngambilnya unuk kebutuhan sehari-hari itu harus ngantri, bahkan ngantri semaleman sampe pagi sampe bela-belain.” 19 “ya kalo itu sih marah sih pasti, rumah kan juga kotor kalau abu pengaruh di bawa angin, akhirnya kan kaya gitu juga kotor, udara juga kotor karena kan dari batu batuan itu baunya ga sehat aja.” 20 “Yang jelas mah ya kurang nyaman lah gitu.” 21 “ Resah. kesehatan pengaruh untuk usia dini sampai usia lanjut, yah yang harusnya membutuhkan kesehatan jadi terganggu. Cuman dengan adanya debu dan polusi seperti itu akhirnya terganggu. Tapi kalau misalkan penyakit ISPA yang tingkatannya tinggi itu tidak ada. Paling tingkatannya standarlah.”
19
Wawancara Pribadi dengan Paisal selaku pemuda desa Cipinang Wawancara Pribadi dengan ibu Pipin selaku aktivis Ibu-ibu PKK 21 Wawancara Pribadi dengan pak Kusnadi selaku Ketua RW 20
52
Dari pernyataan narasumber dapat disimpulkan bahwa masyarakat memiliki perasaan kesal, marah, kurang nyaman serta resah dengan adanya dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan tambang andesit tersebut. Kekesalan dan kemarahan masyarakat ini tidak diperlihatkan, masyarakat hanya memendamnya dalam hati masing-masing. Dan menurut data dari desa bahwa masyarakat pun pernah memblokade jalan meminta untuk diperbaiki sekitar tahun 2011. b. Kehidupan masyarakat Desa Cipinang dengan adanya dampak yang ditimbulkan Perusahaan Tambang Andesit. Masyarakat saling berinteraksi dalam melaksanakan kehidupan sehariharinya. Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia perlu adanya bantuan dari manusia lainnya. Interaksi tidak hanya terjadi anatara manusia dengan manusia saja, tapi terjadi kepada semua makhluk hidup serta alam lingkungannya atau yang disebut lingkungan hidup. Dalam lingkungan hidup ada interaksi antara manusia dengan lingkungan. Manusia pun hidup dalam ruang lingkup lingkungan. Begitupun dengan masyarakat Desa Cipinang tinggal dalam lingkungan. Namun lingkungan yang ditempati oleh masyarakat Desa Cipinang terjadi sedikit kerusakan akibat adanya aktivitas Perusahaan Tambang Andesit. Kerusakan tersebut terjadi pada objek yang diperlukan terhadap kehidupan sehari-hari manusia, diantaranya yaitu, air, udara dan sarana masyarakat. Menurut masyarakat Desa Cipinang hal tersebut cukup mengganggu kehidupan seharihari mereka. “kesusahan juga. Sekarang udah 5 hari ngga ujan, sumur kering juga. Seminggu ngga ada ujan kali kering, sawah-sawah kering gitu. ngga nyaman aja gitu, ngga enak gitu lah, badan cepet kotor gitu. Motor kendaraan rusak gitu kan.” 22 “ya kalau kesel sih kesel,ya kesel gak bisa berbuat apa-apa. Makanya sekitar setahun yang lalu kita sangkin kesalnya yaitu kita mengadakan 22
Wawancara Pribadi dengan bu Maryati selaku ibu rumah tangga
53
acara itu minta konvensasi. Ternyata mereka dalam alesan selama tiga puluh tahun mereka sudah mengulik kewajibanya ternyata itu masyarakat tidak pernah tau lama itu,selama tiga puluh tahun itu baru kemaren aja tahun 2015 dua jalan tahun tuntutan keras buat kita tuntut perusahaan itu baru ada respon ya, itu lah yang kita terima kalau manfaatnya itu aja tapi yang sekian puluh tahun dari tahun 80 itu ya sampai 15 itu gak ada, gak ada istilah konvensasi atau gak ada istilah itu apa? Dia hanya bisa alesan aja waktu itu ya mengatakan sudah memenuhi kewajiban ternyata itu kewajiban hanya orang-orang tertentu aja ya itu mah gak bisa di bohongi aja.” 23 Berdasarkan penuturan para narasumber dapat dikatakan bahwa para warga Cipinang menyimpan kekesalan dalam hatinya terhadap perusahaan tambang yang ada, karena dampak yang perusahaan timbulkan. Dampakdampak yang ditimbulkan dan merusak lingkungan membuat kehidupan sehari-hari mereka susah. Terlebih pada saat musim kemarau, air sangat sulit untuk dijumpai. Pada saat wawancara ini dilaksanakan, saat itu sedang musim hujan hanya saja saat itu hujan tidak turun selama lima hari berturut-turut, hal itu menyebabkan ibu Maryati harus mencuci pakaian ke sungai, dan pada saat itu pun sungai sudah mulai mengecil dan airnya pun keruh. Kesulitankesulitan itulah yang membuat perasaan kesal. “merasa kesusahan apalagi saya punya mobil sendiri. Dengan kondisi kejalan rusak otomatis cepat rusak pula ke kendaraan. jelas susah, ya namanya lingkungan proyek seperti ini, sekalipun kita sudah mengadu ke pihak yang berwajib tetap saja seperti ini.” 24 Kesusahan pun dirasakan oleh masyarakat terhadap kerusakan jalanan yang ada. Jalanan yang yang rusak ketika musim hujan kondisinya sangat mengkhawatirkan.
Banyak
lubang
yang dipenuhi
lumpur.
Hal
ini
menghambat para pengguna jalan yang ingin bepergian melakukan aktivitasnya. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya mobil besar yang berlalu lalang sehingga pengendara semakin merasa kesal dan kesusahan.
23 24
Wawancara Pribadi dengan Pak Awang selaku ketua RW Wawancara Pribadi dengan Pak H.dani selaku tokoh Masyarakat Desa Cipinang
54
Itupun dirasakan oleh peneliti ketika sedang melakukan pengamatan di Desa Cipinang. Berdasarkan hasil observasi adanya mobil-mobil besar serta jalanan yang rusak rentan sekali terjadi kemacetan, sehingga menyulitkan masyarakat yang ingin bepergian. Rusaknya jalanan pun membuat mobil-mobil angkutan enggan melalui jalan desa Cipinang sehingga sampai saat ini belum ada mobil angkutan resmi menuju desa ini. Hal ini tentu mempersulit masyarakat yang ingin bepergian dan hal ini pun dirasakan oleh peneliti. Peneliti harus menggunakan kendaraan pribadi untuk sampai ke desa ini. c. Cara Masyarakat Menyikapi Dampak yang ditimbulkan oleh Perusahaan Tambang Andesit. Perubahan sikap pada individu, ada yang terjadi dengan mudah ada yang sukar. Hal ini bergantung pada kesiapan seseorang untuk menerima atau menolak rangsangan yang datang kepadanya. Selain itu, perubahan yang terjadi pada diri seseorang tetapi juga menyebabkan terjadinya perubahan pada masyarakat dan kebudayaan. Pembentukan sikap dapat terjadi akibat adanya interaksi dengan objek tertentu. Dalam hal ini pembentukan sikap terjadi antara manusia dan objeknya adalah dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan tambang. “iya kita menerima apa adanya, ya kalau memang itu jelas rugi, kalau kita mikir-mikir kesitu masyarakat merasa dirugikan. ya kalau untuk saya memang kita udah gimana ya, marah juga gimana, kalau saya kembali lagi ke diri kita masing-masing.” 25 “kalau sehari hari kan menerima, itu juga mau gimana juga, udah begitu keadaannya, kesel ga kesel yah nerima aja.” 26 “kalau ibaratnya suasana kaya gitu aneh gak aneh udah terbiasa, kalo ibaratnya apa yah? Kaya semacam keluhan ada disetiap orangnya juga, cuman disini namanya perusahaan besar, mau bicara apa juga kita harus punya prosedur harus ada susunannya gitu, yang menyesuaikannya juga harus ada yang mengetuai, namanya orang daerah kampung mah gak
25 26
Wawancara Pribadi dengan Pak H.dani selaku tokoh masyarakat Desa Cipinang Wawancara Pribadi dengan Bu Pipin selaku Ibu-ibu aktivis PKK
55
terlalu paham sama itu, paling tidak terima aja jadi dianggap dan ngga bisa ngapa-ngapain.” 27 Dalam pernyataan para narasumber dapat disimpulkan bahwa masyarakat Desa Cipinang mencoba bersikap menerima dengan keadaan lingkungan yang diakibatkan oleh adanya Perusahaan Tambang waaupun sesungguhnya masyarakat menyimpan kekesalan dalam hatinya. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah terbiasa dengan keadaan yang demikian. Walaupun masyarakat banyak yang memendam kekesalan dalam hati namun mereka tidak dapat mengungkapkannya langsung ke perusahaan-perusahaan, karena ketidakmampuan mayarakat untuk menghadap langsung dan tidak adanya fasilitas untuk menyampaikan keluhan serta kekesalan tersebut. Apa yang dirasakan masyarakat pun dirasakan oleh peneliti ketika melaksanakan pengamtan kesal karena kondisi jalan yang menyulitkan peneliti menuju lokasi pnelitian namun tidak tahu harus mengungkapkannya kepada siapa. 3. Sikap Masyarakat Dalam Ranah Konatif terhadap Perusahaan Tambang batu Andesit. Aspek konatif adalah aksi bentuk nyata dari sikap yang tercermin dalam diri manusia. Aspek konatif disini ada dalam bentuk perbuatan atau tindakan manusia terhadap suatu objek. Aspek konatif merupakan bagian ketiga dari aspek-aspek sikap. a. Tanggungjawab perusahaan tambang dan pemerintah Perusahaan tambang andesit yang berada di Desa Cipinang sangat merusak kenyaman masyarakat untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Masyarakat merasa kesal dengan keadaan tersebut. Masalah lingkungan yang diakibatkan perusahaan tambang ini semata-mata bukan keseluruhan kesalahan perusahaan tambang, karna adanya perusahaan tambang ini pasti sudah memiliki izin pendiriannya dari pemerintah setempat. Sehingga pemerintah
pun
yang
memberi
izin
ikut
pertanggungjawaban tersebut.
27
Wawancara Pribadi dengan Anto selaku Pemuda Desa Cipinang.
ambil
alih
dalam
56
“paling nggak disini masyarakatnya kalau bisa bertanggungjawab dalam bentuk kecil, kalau dalam bentuk yang luasnya lagi ya pemerintah,aparat dari tingkat provinsinya, kabupaten bogor,kalau sekarang mah buat PT PT yang kayak gini tambang batu,mereka lebih tahu dampak kayak gini,sudah mereka perhitungkan.” 28 Menurut anto dalam wawancara tersebut, tanggungjawab terhadap kerusakan lingkungan yang ada merupakan tanggungjawab masyarakat, pemerintah dan perusahaan itu sendiri. Sedangkan menurut ketua RT 03 yang harus bertanggungjawab yaitu perusahaan dan aparat desa. Artinya dari pernyataan tersebut bahwa masyarakat adalah korban sehingga harus dipertanggungjawabkan dan diperjuangkan kesejahteraannya. “Yang namanya tripartide itu sudah jelas, antara perusahaan, masyarakat, dengan pemerintah itu sendiri. Ya kerena memang itu tadi regulasinya sudah jelas akhirnya, dana csa kemana gitu?,perbaikan air gimana?, belum lagi kita bahas tentang pendidikan gitu, emang masalah kalo misalkan kita hitung 250 ton perjam perhari kita kalkulasi, kita kasih Rp.500 baja satu ton itu perjam, missal jangankan 24 jam 20 jam saja dikali 500 sehari itukan sudah berapa gitu, dari kapasitas produksi cuman itu jadi, eh.. herta kalo di kalkulasi harusnya sebulan itu rata-rata 75 juta satu mesin atau perusahaan.” 29 Menurut pak alif yang bertanggungjawab terhadap dampak yang ada itu harusnya
pemerintah
dan
perusahaan.
Bentuk
tanggungjawab
yang
seharusnya dilakukan pun ada bentuk nyatanya. Namun menurut paisal sejauh ini peranan pemerintah masih belum ada. Pernyataan tentang tidak adanya peranan pemerintah pun dibenarkan oleh pak Awang selakun Ketua RT bahwa pemerintah kurang tanggap dan tegas dalam menghadapi perusahaan tambang serta damapaknya. “kurang tanggap, karena kan itu, sebetulnya kan perusahaanya kan itu tergantung pemerintah desa, dia, apapun kemungkinana kepentingan masyarakat kalau di tangani secara baik mungkin secara baik ya terutama tadi tuh walaupun 100% mungkin bisa lah kalau musim kemarau dampak nih air bersih di kasih, sekarang belum ada, kalau bener-bener ya orang kelabakan.”
28 29
Wawancara pribadi dengan anto selaku pemuda desa Cipinang. Wawancara Pribadi dengan pak Alif selaku tokoh masyarakat.
57
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa memang pemerintah kurang berperan dalam tanggungjawabnya memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Hal itu terbukti dari tidak adanya kegiatan pemerintah untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan perusahaan terhadap lingkungan masyarakat. Padahal masyarakat merasa kesulitan untuk melakukan kegiatan sehari-hari ditengah lingkungan yang demikian. Senada dengan pemerintah perusahaan pun kurang adanya peranan terhadap masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan ketiadaannya dalam mengurangi dampak lingkungan yang ada. Kalaupun ada hanya bersifat sementara tidak berlangsung lama. Seperti pengurugan jalan yang rusak hanya dengan batu dan tanah tanpa di aspal, dan penyiraman air ke jalan utama untuk mengurangi polusi udara akibat adanya mobil besar lewat yang mengangkut pasir. Pada saat observasi pun peneliti melihat hal demikian. b. Keikutsertaan
Masyarakat
dalam
membantu
mengurangi
dampak lingkungan yang ada. Masyarakat Desa Cipinang yang selama ini mengalami tinggal di lingkungan yang kurang baik seharusnya melakukan tindakan untuk membantu perusahaan dan pemerintah menguranginya. Namun pada kenyataannya masyarakat pun hanya bersifat diam dan cenderung tidak peduli dengan kerusakan yang ada. Hal ini terbukti dari beberapa wawancara dan pengamatan bahwa masyarakat yang ada tidak memiliki peran untuk mengurangi kerusakan lingkungan dalam masyarakat. Kalaupun ada hanya lingkup kecil disekitar rumahnya saja. Masyarakat sejauh ini hanya menuntut ke perusahaan dan pemerintah untuk memenuhi ganti rugi atas ketidak nyamanan masyarakat tinggal di Desa Cipinang dengan tuntutan berupa materi. “belum, masyarakat masih adem ayem diem. Ibu juga belum, soalnya ibu kalau ada kegiatan tidak ikut ikutan kalau ada masyarakat yang kaya gitu pasti ngikut.” Dari penuturan diatas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya masyarakat ingin sekali untuk mengurangi dampak yang ada, namun tidak ada sosok yang
58
dapat mengajak masyarakat untuk melakukan hal tersebut jadi masyarakat pun lebih baik diam. Adapun masyarakat hanya bisa menggerakkan masyarakat lain untuk menuntut perusahaan memberikan tanggungjawab berupa uang kerugian. Tidak adanya peranan dari perusahaan, pemerintah dan masyarakat pun dibenarkan oleh beberapa masyarakat yang diwawancarai dan peneliti pun tidak dapat menemukan data yang membenarkan adanya perana pemerintah, perusahaan dan masyarakat untuk mengurangi dampak lingkungan. C. PEMBAHASAN Adanya perusahaan tambang andesit tentulah memberikan dampak bagi masyarakat, begitupun yang dirasakan oleh masyarakat Desa Cipinang. Dalam sesi wawancara setiap responden yang diwawancarai, ketika ditanya mengenai dampak perusahaan tambang andesit, semua responden secara langsung menyebutkan dampaknya terhadap lingkungan. Adapun dampakdampak yang dirasakan masyarakat antara lain yaitu menurunnya air bagi kehidupan masyarakat sehari-hari dan untuk kepentingan pertanian, sungaisungai didaerah desa pun mengecil dan jika musim kemarau tiba air sangat kering, adanya polusi udara yang mengganggu kesehatan masyarakat, adanya polusi suara atau kebisingan akibat aktivitas penambangan dan rusaknya jalanan akibat aktivitas distribusi batu dan pasir oleh mobil-mobil besar milik perusahaan tambang andesit. Adanya kerusakan lingkungan ini pun dirasakan langsung oleh peneliti saat melakukan observasi. Selain itu tentang adanya kerusakan lingkungan ini sudah pula diberitakan di media sosial online salah satunya yaitu Bogor news. Dampak lingkungan yang di rasakan oleh masyarakat Desa Cipinang ini, sama dengan yang dirasakan oleh masyarakat Desa Mekar Manik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung hasil penelitian yang dilakukan oleh Rini Mardianti relevan dengan penelitian ini bahwa dampak lingkungan yang diakibatkan oleh penambangan batu andesit yaitu menurunnya kualitas air, udara dan rusaknya fasilitas jalan umum.
59
Sikap masyarakat Desa Cipinang terhadap perusahaan tambang andesit dapat dilihat dari tiga aspek. Aspek yang pertama yakni aspek kognitif. Aspek kognitif meliputi pengetahuan masyarakat. Secara umum responden yang diwawancarai oleh mengetahui betul tentang perusahaaan tambang andesit. Mulai dari banyaknya perusahaan tambang yang ada, apa yang diproduksi oleh perusahaan tambang, kontribusi perusahaan terhadap perusahaan hingga dampak-dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan tambang. Pengetahuanpengetahuan ini masyarakat dapatkan dari pengalaman dan penglihatan yang mereka rasakan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pengertian komponen kognitif yakni komponen yang berisikan apa yang diyakini dan apa yang dipikirkan seseorang terhadap suatu objek secara nyata. Pengetahuan masyarakat ini sesuai dengan hasil observarsi dan juga sesuai dengan data yang diperoleh dari kantor ESDM tentang jumlah dan produksi yang dilakukan di Perusahaan Tambang yang ada di Desa Cipinang. Komponen afektif seseorang menunjukkan bagaimana perasaan seseorang terhadap suatu objek dalam bentuk sikap. komponen afektif ini akan terlihat setalah adanya komponen kognitif. Secara komponen afektif, sikap masyarakat Desa cipinang terhadap perusahaan tambang andesit ini tidak menerima. Berdasarkan hasil wawancara masyarakat merasa terganggu dan merasa kurang nyaman dengan adanya dampak lingkungan yang ada. Hal ini pun dibuktikan dengan adanya pemberitaan bahwa masyarakat Desa Cipinang pernah melakukan aksi demo untuk menuntut pertanggungjawaban dari perusahaan tambang yang ada, setelah dilakukan wawancara mendalam terhadap para tokoh masyarakat dan staf desa hal ini pun dibenarkan tentang adanya aksi demo tersebut. Komponen sikap yang ketiga yaitu konatif. Komponen sikap konatif ini yakni suatu bentuk nyata atau tindakan dari sebuah sikap seseorang terhadap objek tersebut. Dalam hal ini yang menjadi objeknya adalah perusahaan tambang andesit terutama dampak yang ditimbulkannya. Masyarakat Desa Cipinang tidak begitu menunujukkan komponen konatifnya, hal ini juga merupakan ungkapan bahwa masyarakat tidak menerima dampak yang
60
ditimbulkan perusahaan tambang, sehingga masyarakat cenderung acuh dengan apapun dampak yang ditimbulkan dan masyarakat pun enggan berbuat apa-apa untuk mengurangi dampak yang ada. Hal ini pun dibuktikan dari data desa yang menyatakan belum adanya tindakan atau aksi masyarakat sendiri untuk mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan perusahaan tambang. Berdasarkan komponen-komponen sikap masyarakat Desa Cipinang terhadap perusahaan tambang andesit yang ada di daerahnya menunjukkan sikap yang afektif, kognitif dan konatif yang negatif terhadap perusahaan tambang, maka dapat dikatakan bahwa masyarakat Desa Cipinang memiliki sikap yang negatif terhadap perusahaan tambang andesit.
BAB V KESIMPULAN A. KESIMPULAN Berdasarkan penuturan pembahasan, bahwasanya perusahaan tambang andesit menyebabkankan kerusakan lingkungan yang cukup meresahkan. Adapun bentuk kerusakan yang ditimbulkan yaitu menurunnya air untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat serta kebutuhan untuk pertanian, adanya polusi udara dan suara serta rusaknya jalanan untuk umum. Sesungguhnya masyarakat kesal dan merasa kesusahan dengan adanya dampak perusahaan yang merusak lingkungan. Komponen sikap yang terdiri dari kognitif, afektif serta konatif ditunjukkan masyarakat Desa Cipinang dengan rasa kesal. Dari komponen kognitif pengetahuan masyarakat tentang perusahaan tambang andesit sangat baik karna sangat mengetahui tentang perusahaan tambang serta apa yang diproduksinya.
Komponen
afektifnya
masyarakat
Desa
Cipinang
menunjukkan sikap ketidaknyamanan terhadap dampak yang ditimbulkan perusahaan, dan pada komponen konatif karna masyarakat merasa tidak nyaman, maka masyarakat cenderung acuh dan diam dengan kondisi lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan. Sehingga masyarakat tidak ada tindakan untuk mengurangi dampak yang ada. Akhirnya dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sikap masyarakat terhadap perusahaan tambang andesit di Desa Cipinang adalah negatif.
B. IMPLIKASI Dari penelitian ini didapatkan bahwa masyarakat bersikap negatif terhadap
terhadap
dampak
yang
ditimbulkan
perusahaan,
sehingga
perusahaan harus berusahan untuk mengurangi dampak lingkungan yang ada atau setidaknya menyediakan fasilitas yang baik untuk memberi kenyamanan masyarakat. Seperti pembangunan jalan dan penyediaan air bersih saat kemarau. Jika hal ini dapat dilakaukan oleh perusahaan, maka tidak menutup kemungkinan adanya penerimaan sikap positif dari masyarakat.
61
62
C. SARAN 1. Bagi Instansi/pemerintah Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan kepentingan masyarakat baik sarana dan prasarana untuk menunjang kehidupan masyarakat. Dan mampu menampung aspirasi masyarakatnya dengan baik. 2. Bagi Perusahaan Perusahaan harus mampu bertanggungjawab lebih terhadap apa yang ditimbulkan. 3. Bagi Peneliti Peneliti yang ingin meneliti hal yang sama yakni tentang tambang andesit sebaiknya menggunakan variabel y yang lain untuk penelitiannya. 4. Bagi Masyarakat Masyarakat harus mampu mengemukakan pendapat, kritik, saran dan mengeluarkan ekpresi yang dirasakan terhadap pemerintah dan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA Buku Sumber : Ahmadi, Abu. Ilmu Sosial dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet.4, 2003. Anwar, Yesmil., dan Adang. Sosiologi Untuk Universitas. Bandung: PT. Refika Aditama, Cet.1, 2013. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet.1, 2006. Azwar, Saifuddin. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. VII, 2003. Baron, Robert A. Psikologi Sosial. Jakarta: Penerbit Erlangga, Jilid-10, 2004. Gulo, W. Metodologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit PT Grasindo, Cet.6, 2010. Hutagalung, Inge. Pengembangan Kepribadian Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Positif. Jakarta: PT. Indeks, 2007. Iskandar, Zulrizka. Psikologi Lingkungan Metode dan Aplikasi. Bandung: PT. RefikaAditama, Cet.1, 2013. Kadir dkk. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: UIN Jakarta, 2016. Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet,9, 2009. Machfoedz, Mahmud. Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2007. Machmud, Syahrul. Penegakan HukumLingkungan. Bandung: CV. Mandar Maju, 2007. Moleong, Lexy J. Metodolog iPenelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2014 Putra, Nusa. Penelitian Kualitatif : Proses dan Aplikasi. Jakarta: PT. Indeks, Cet.2, 2012. Saebani, Beni Ahmad. Pengantar Antropologi. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012.
Sobur, Alex. Psikologi Umum. Bandung: CV. Pustaka Setia, Cet.6, 2016. Sudana, I Made. Manajemen Keuangan Perusahaan Teoridan Praktek. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta, Cet-19, 2013. Sukandarrumudi. Bahan Galian Industri.Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. 1999. Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. Cet.46, 2014. Ensiklopedia Geografi Indonesia.
Jurnal : Asmara, Yudi.,Suhirman. Persepsi Dan Sikap Masyarakat Terhadap Kegiatan Ekowisata Kampung Cikidang Desa Langensari Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota.Vol.1 No.2, 2014. Handayani, Ayu Septina., Paranoto, Najib Imanullah. Penerapan Pengawasan Good Mining Practice Pada Pertambangan Batuan Andesit CV. Selo Putro Wonogiri Pra dan Pasca Terbitnya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Privat Law, Vol.III No.2 Juli-Desember 2015. Simbolon ,Aljon Albertus Manotar., Yani , Muhamad., dan Irzaman. Dampak Kegiatan Peledakan Pertambangan Andesit Terhadap Lingkungan Pemukiman Di Gunung Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor,Jurnal MANUSIA DAN LINGKUNGAN, Vol. 22, No.2, Juli 2015: 135-141.2015 Stepanus ,Richard Alex., Bintang, Jamilah, Pengaruh Beberapa Kehalusan Tepung Batuan Andesit Dan Pengekstrak Terhadap Ketersediaan Hara Ultisol, Jurnal Online Agroekoteknologi, Vol.2, No.2 : 884 - 892, Maret 2014. Widiyanta, Ari. Sikap Terhadap Lingkungan dan Religiusitas, Psikologia, Vol.1 No.2, Desember 2015.
Yudhistira, Hidayat, WahyuKrisna., Hadiyarto, Agus.,Kajian Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan Pasir Di Desa Keningar Daerah Kawasan Gunung Merapi. Jurnal Ilmu Lingkungan, Volume 9, Issue 2: 76-84 2011.
Skripsi : Yulinda Dai, “Sikap Masyarakat terhadap Limbah Pertambangan Di Desa Ilangata Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara”. Skripsi pada Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah: 2015. Tidak Dipublikasikan. Erista, AkhmadAsep, “Dampak Industri Terhadap Perubahan Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Desa Tobat Kecamatan Balaraja Tangerang Banten”. Skripsi Pada Program Sarjana UIN Jakarta: 2014. Tidak Dipublikasikan. Mardiyanti, Rini, “Sikap Masyarakat Terhadap Penamabangan Andesit Pada Kawasan Lindung di Desa Mekar Manik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung”. Skripsi pada Program Sarjana UPI. 2013. Tidak dipublikasikan.
Website : Gunawan, Agung., dkk.“Sikap Masyarakat Desa Gunung Masigit Terhadap Penetapan Karst Pasir Pawon Sebagai Kawasan Lindung.” http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/SikapMasyarakat-Desa-Gunung-Masigit-Terhadap-Penetapan-Karst-PasirPawon-Sebagai-Kawasan-Lindung.pdf. Diakses pada 03 Agusus 2016, pukul 11:21. http://kecamatanrumpin.bogorkab.go.id/index.php/multisite/detail_desa/23. Diakses pada Selasa 29 November 2016, pukul 10:46.
Lampiran 4 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Variabel
Dimensi
Pertanyaan 1.
Mengetahui berapa banyak PT yang ada di Desa Cipinang
2.
Mengetahui tentang perusahaan tambang andesit
3. Kognitif
Mengetahui
tentang
batuan
andesit 4.
Kontribusi
PT
terhadap
masyarakat sekitar. 5.
Dampak
apa
yang
dengan
adanya
dirasakan Perusahaan
Tambang Andesit
Sikap Masyarakat Terhadap Perusahaan
6.
Dampak terhadap lingkungan.
Tambang Andesit di
7.
Perasaan yang dirasakan dengan adanya dampak lingkungan
Desa Cipinang 8.
Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor
Menjalankan kehidupan dengan kondisi
Afektif
lingkungan
yang
disebutkan 9.
Cara
masyarakat
menyikapi
adanya dampak yang ditimbulkan PT 10. Tanggungjawab terhadap adanya dampak lingkungan. Konatif
11. Peranan PT dalam mengurangi dampak yang ditimbulkannya. 12. Peranan dampak
pemerintah yang
terhadap
ditimbulkan
PT
terhadap masyarakat. 13. Langkah yang dilakukan untuk meminta
pertanggungjawaban
terhadap PT dan pemerintah. 14. Keikutsertaan mengurangi dampak yang dihasilkan oleh perusahaan tambang andesit
Lampiran 5 Pedoman Wawancara 1. Apakah bapak/ibu mengetahui berapa banyak PT di Desa Cipinang? 2. Apakah bapak/ibu mengetahui PT yang ada di Desa Cipinang itu memproduksi apa? 3. Apakah bapak/ibu mengetahui tentang batuan andesit? 4. Apakah PT berkontribusi terhadap masyarakat? Tolong jelaskan jika ada! 5. Adakah dampak yang bapak/ibu rasakan dari adanya PT yang ada? 6. Apakah ada dampaknya untuk lingkungan? Bisa tolong jelaskan dampak PT untuk lingkungan bagaimana? 7. Apa yang bapak/ibu rasakan dengan adanya dampak lingkungan yang seperti itu? 8. Bagaimana bapak/ibu menjalankan kehidupan sehari-hari dengan kondisi yang demikian? 9. Cara masyarakat menyikapi adanya dampak yang timbulkan PT? 10. Menurut bapak/ibu siapakah yang harus bertanggungjawab dengan kondisi yang demikian? 11. Bagaimana peranan PT untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan? 12. Bagaimana peranan pemerintah dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh PT? 13. Bagaimanakah langkah bapak/ibu untuk agar PT dan pemerintah ikut berperan mengurangi dampak tersebut? 14. Apakah bapak/ibu ikut serta mengurangi dampak yang ada? Kalau ada bagaimana caranya?
Lampiran 6 Narasumber 1 Nama
: Paisal Abdul Latif
Alamat
: Kp. Tegal Mangga Rt 03 Rt 03
Hari/Tanggal : Senin/26 September 2016 Waktu
: 14.21 WIB
Pewawancara : paisal tau ngga tentang pt-pt yang ada di Cipinang? Narasumber
: tau sih sebagian yaitu pertama PT Quarindo, PT Musika, yang ketiga Lola, yang keempat Lotus.
Pewawancara : tau pt-pt memproduksi apa? Narasumber
: kebanyakan sih andesit, tentang batu.
Pewawancara : selain itu? Narasumber
: selain itu, ada juga ambil teras, pasir.
Pewawancara : teras, pasir itu dimana? Narasumber
: sama itu juga, kupasan mau ngambil batu trus bawahnya tanah, trus ada itu teras, yang di ambil.
Pewawancara : kalau pt-pt yang ada didalam, kan kamu rumahnya dekat ya sama PT, ada kontribusinya ngga sih buat masyarakat yang disini? Narasumber
: ada sih, bagian dari uang kebul itu ita dikasih oleh Pt setahun nyampe Rp.250.000 per kepala keluarga per tahun.
Pewawancara : kalau ngadain pembangunan, atau rumah belajar tuh ada ngga? Narasumber
: kalau itu sih belum ada sampai sekarang?
Pewawancara : udah berapa lama sih pt-pt yang ada? Narasumber
: kurang lebih sih berapa tahun, 20 tahunlah.
Pewawancara : dampak yang dirasain sekarang-sekarang ini apa?
Narasumber
: dampaknya sekarang itu dari air, air mungkin mengurangi. dulu itu sungai itu alirannya deras, sekarang udah mengecil.
Pewawancara : trus? Narasumber
: trus dari udara, udara sangat kotor, bahkan jalan daerah sini rusak, banyak mobil besar rentan dengan kecelakaan.
Pewawancara : tadi saya kesini jalanannya lumayan rusak!, udah lama jalanan rusak? Narasumber
: udah dari lama sih bahkan dari pembuatan PT itu sendiri.
Pewawancara : dampaknya kebanyakan untuk merusak lingkungan ya? Narasumber
: iya.
Pewawancara : terus yang dirasain dari dampak itu apa? Narasumber sini.
: sekarang sih dari itu aja, air mengurang kekurangan air dibawah
Pewawancara : perasannya gimana? Apa sedih, kesel, seneng? Perasaannya gimana? Narasumber
: kesel ada, kesel sih yang ada. Dari musim kemarau mau mandi itu susah, untuk minum juga susah, jadi itu air susah ngambilnya unuk kebutuhan sehari-hari itu harus ngantri, bahkan ngantri semleman sampe pagi sampe bela-belain.
Pewawancara : yang nyediain air PT bukan? Narasumber
: dari PT ngga ada.
Pewawancara : kalau ngga kemarau juga begini airnya? Narasumber
: ngga kalau begini mah.
Pewawancara : terus menjalankan kehidupan sehari-hari dengan kondisi yang begitu gimana? Narasumber
: ya kita jalanin aja, pasrah. Mau gimana lagi. Ngga ada pemerintah yang bisa mendorong masyarakat untuk berontak.
Pewawancara : masyarakat yang disini menyikapinya gimana?
Narasumber
: sebenarnya menurut saya tuh ngejalaninnya biasa-biasa aja ngga ada keluhan. Ada keluhan ngga diungkapin, nnga demo, ngga diungkapin ke pt-pt. Biasa aja, padahal kesel dihatinya mah.
Pewawancara : kira-kira siapa yang harus bertanggugjawab dengan keadaan seperti ini? Narasumber
:seharusnya dari kemasyarakatnya.
PT,
yang
harus
brtanggungjawab
Pewawancara : jadi PT yang harus tanggungjawabnya ya? Narasumber
: iya, dia yang mengambil kekayaan dari desa kita dia juga sehausnya harus bisa memberikan fasilitas yang terbaik bagi warga desa cipinang.
Pewawancara : tapi sejauh ini ngga ada? Narasumber
: ngga ada.
Pewawancara : kalau pt sendiri punya peranan ngga sih buat mengurangi dampak yang ditimbulkan Narasumber
: ngga ada
Pewawancara : pt diem aja? Narasumber
: iya, ada bikin polusi, kerusakan tapi nga coba menguranginya.
Pewawancara : kalau pmerintah ada nga peranan untuk mengurangi dampak lingkungan? Narasumber
: pemerintah, ngga sih saya sampe sekarang tinggal disini belum ada.
Pewawancara : apa pemerintah ngga ngadain kaya seminar, penyuluhan untuk mengurangi dampak polusi, ngga ada? Narasumber
: ngga ada.
Pewawancara : terus paisal sendiri punya cara buat ngurangin dampak. Narasumber
: saat ini belum sih saya juga.
Pewawancara : belum ada ya? Narasumber
: belum.
Pewawancara : berati ikut serta ngga ngurangin dampak? Narasumber
: ngga juga
Pewawancara : berati nerima apa adanya? Narasumber
: iya
Pewawancara : Okke, makasih paisal Narasumber
: iya. Sama-sama.
Narasumber 2 Nama
: Ibu Pipin
Alamat
: Kp. Tegal Mangga Rt 03 Rt 03
Hari/Tanggal : Senin/26 September 2016 Waktu
: 15.29 WIB
Pewawancara : Dengan ibu? Narasumber
: Pipin.
Pewawancara : Ibu tahu ada berapa PT yang ada di desa Cipinang? Narasumber
: tahu tapi beberapa aja
Pewawancara : kalo produksi yang di produksi PT ibu tahu Narasumber
: pertambangan kali ya,batu, pasir tapi bukan PT besar
Pewawancara : kalo batu andesit ibu tahu? Narasumber
: nggak tahu
Pewawancara : kalo PT yang disini ada kontribusinya ga bu untuk masyarakat? Narasumber
: kontribusi apa itu?
Pewawancara : misalnya dateng ngadain les buat masyarakat,kan di desa sukasari Holcim ada yang ngadain les b inggris untuk masyarakat. Narasumber
: ga ada
Pewawancara : atau ngadain ke giatan yang menambah kegiatan pemuda atau ibu. Narasumber
: ngga ada
Pewawancara : kalau dampak yang ibu rasain dari PT apa ? Narasumber
: jalannya ancur, debu,trus kali juga tadinya kan bagus tapi sekarang kan airnya keruh, udah gitu banyak batu kalo banjir abacam pengaruh dari PT.
Pewawancara : itu berarti kelingkungan ya bu? Narasumber
: iya. Pencemaran air, udara, polusi, jalan ancur.
Pewawancara : trus yang ibu rasain dari adanya dampak apa kesel, apa marah, apa jengkel.? Narasumber
: ya kalo itu sih marah sih pasti, rumah kan juga kotor kalau abu pengaruh di bawa angin, akhirnya kan kaya juga kotor, udara juga kotor karena kan dari batu batuanitu baunya ga sehat aja.
Pewawancara : trus cara ibu menjalankan kehidupan sehari haridengan udara yang kotor pastinya ga bagus. Narasumber
: kalau sehari hari tan menerima, itu juga mau gimana juga, udah begitu keadaannya, kesel ga kesel yah nerima aja.
Pewawancara : tapi nggak ngerasa kesusahan bu? Narasumber
: ngga ada juga kalau untuk apa apa ya, udah biasa. Udah berapa bulan jalannya ada PT aja.
Pewawancara : kalau cara ibu menyikapi dampaknya, kan ada polusi, air udara gimana? Narasumber
: maunya hidup sehat, harus ada kesadaran sendiri dari Ptnya.
Pewawancara : tapi sikap ibu ke Ptnya gimana? Narasumber
: ya kalau mau orang orang kita tuntut kesana supayahidup kita sehat gimana caranya gitu ya.
Pewawancara : dari dampak dampak yang ada yang seharusnya bertanggung jawab siapa? Narasumber
: semua masyarakat, tokoh masyarakat, rt, rw harusnya mendukung kalau kita rame rame kan pasti ada solusinya, gimana caranya, cara kan kita disinipada diem aja, tetep aja kesel.
Pewawancara : kalau PT sendiri punya tanggung jawab atau peranan ngga sih.? Narasumber
: ada, kaya nyiram jalan ajaitu kali, satu cuman ngaruh tetap aja. Misalnya di perbaikidi bagusin.bukan untuk suruh semua rame ramePT gotong royong itu buat benyisir jalan hancur masyakat hidupnya aman.
Pewawancara : tapi pernah ngga ada perbaikan jalan? Narasumber
: ada cuman kan, ngga di aspal cuman di urug urug doang paca baru udah ngga mau ngaspal yang bagus supaya lagi gitu . belum parah cuman di urug urugkalau ujan udah ancur lagi.
Pewawancara : kalau peranan pemerintah sendiri ada ngga bu? Narasumber
: pemerintah, belum ada ah kalau untuk yang ke masyarakat kampung tri belum ada kalau untuk yang lain udah ada di aspal kalau disini belum ada.
Pewawancara : peranan pemerintah belum ada ya? Narasumber
: belum ada.
Pewawancara : atau bikin sumur untuk mengurangi dampak? Narasumber Rumpin.
: dulu pernah waktu ada bupati Rachmat Yasin di kecamatan
Pewawancara : kira kira ibu pengen ngga ada pergerakan sendiri dari masyarakat untuk mengurangi dampaknya? Narasumber
: mau banget
Pewawancara : apa yang akan ibu lakukan langkah atau caranya. Narasumber
: ya kita harus musyawarah dulu gimana caranya , masyarakat itu harusnya mau biar bagus jalan. Kan banyak anak sekolah. Kan kalau jalannya mulus kan anak anak ngga akan kesiangan.
Pewawancara : tapi pernah melakukan itu. Narasumber
: belum.
Pewawancara : berarti lihat serta masyarakat untuk mengurangi dampak belum ada ya. Narasumber
: belum, masih adem ayem diem.
Pewawancara : ibu juga belum ada. Narasumber : belum, soalnya ibu kalau ada kegiatan tidak ikut ikutan kalau ada masyarakat yang kaya gitu pasti ngikut. Pewawancara : yaudah ya itu aja ya bu,makasih ibu. Narasumber : iya sama sama.
Narasumber 3 Nama
: Pak H.Dani
Alamat
: Kp. Tegal Mangga Rt 03 Rt 03
Hari/Tanggal : Senin/26 September 2016 Waktu
: 16.15 WIB
Pewawancara : Bapak tau tidak PT yang ada di desa cipinang ? Narasumber
: Terus terang saja saya kurang tau, Yang jelas yang saya tahu Cuma yang dekat dengan lingkungan saya yaiitu : PT Karya citra Quarindo, PT Musika,PT Lola laut timur , PT Lotus, Setau saya itu saja yang besar, termasuk ada satu PT yaitu PT HOLCIM itu juga sudah terbagi dua daerahnya Yaitu Cipinang dan Sukasari.
Pewawancara : Apakah bapak tau apa yang di produksi di perusahaan ini ? Narasumber
:Sama produksi pertambangan yaitu semacam Split,split juga bermacam macam ada tipe {1,2},{1,3} termasuk abu juga.
Pewawancara : Kalau batuan andesit ? Narasumber
:Jadi batuan andesit itu di sklining,split,{1,5}{0,3}{0,70}
pecah
kembali
menjadi
Pewawancara : Kalau PT itu sendiri iada kontribusinya tidak terhadap masyarakat ? Narasumber
: ada saja yang say katakan kira-kira satu tahun tapi pembagoannya tidak merta untuk masyarakat
Pewawancara : itu semacam dana apa pak? Narasumber
: iya berupa dana?
Pewawancara : selama? Narasumber
: iya satu tahun setengah, baru ada kontribusi dari pihak pt disekitar sini, itu saja gara-gara masyarakat demo, sempat mau ditutup untuk Pt quarindo.
Pewawancara : kapan itu kira-kira pak?
Narasumber sekitar
: pada waktu tahun 2015, selama satu minggu oleh masyarakat
Pewawancara : karna ngga ada kontribusinya sama sekali Narasumber
: iya sama sekali tidak ada. Selama sekian tahun itu tidak ada sama sekali
Pewawancara : itu yang menjadi coordinator demo siapa pak? Narasumber
: masyarakat, yang menjadi koordnator didepan yaitu Mimip
Pewawancara : kalau dari pt-pt disini ada ngga sih pak dampaknya? Narasumber
: iya pasti ada, mulai dari polusi udara, dan dampak air pun ada, itu sudah jadi dampak yang jelas bagi masyarakat
Pewawancara : terus apa yang bapak rasakan apa marah, kesel, atau jengkel? Narasumber
: ya kalau untuk saya memang kita udah giman ya, marah juga gimana, kalau saya kembali lagi Kediri kita masing-masing
Pewawancara : jadi menerima saja pak? Narasumber
: iya kita menerima apa adanya, ya kalau memang itu jelas rugi, kalau kita mikir-mikir kesitu masyarakat merasa dirugikan.
Pewawancara : apalagi kontribusinya kurang ya pa? Narasumber
: iya sangat kurang
Pewawancara : dengan adanya polusi udara air kurang, jalanan juga yangs aya liat kurang bagus. Buat bapak menjalani sehari-hari gimana, apa merasa kesusahan Narasumber
: tetap mersa kesusaha, apalagi saya punya mobil sendiri. Dengan kondisi kjalan rusak otomatis cepat rusak pula ke kendaraan
Pewawancara : berati bapak merasa kesusahan dengan kondisis demikian Narasumber
: jelas susah, ya namanya lingkungan proyek seperti ini, sekalipun kita sudah mengadu ke pihak yang berwajib tetap saja seperti ini
Pewawancara : terus apa respon bapak dengan kondisi seperti ini, apa menerima saja, atau gimana? Narasumber
: ya kita menerima apa adanya dengan kondisi seperti ini
Pewawancara : kalau menurut bapak dengan adanya polusi udara jalan rusak, dan kualitas air yang menurun siapa yang harus bertanggungjawab? Narasumber
: ya sebetulnya kalau menurut saya tetap pemerintah setempat jangankan ngadu dia sendiri tau sebetulnya bagaimana, sekalipun kita ngadu kita diabaikan saja. Kalau saya pemerintah setempat bisa saja menyalahkan kepada pihak perusahaan. Kalau memeang pemerintah setempat tegas dan tau dampak ke masyarakat . sebetulnya itu tidak bisa berproduksi disekitar sisi dan tidak bisa menyalajkan masyarakat.
Pewawancara : untuk pt sendiri ada ngga sih pak peranannya? Apa dia ngadain kaya seminar buat bersih dan sehat atau untuk perbaikan jalan itu ada ngga sih peranan perusahaan? Narasumber
: sama sekali tidak ada. sejauh ini belum ada kecuali holcim. Kalau disini tidak ada sama sekali.
Pewawancara : kalau holcim kana da kursusu bahasa inggris yang saya tau Narasumber
: iya betul kalau disisni tidak ada sama sekali
Pewawancara : kalau pemerintah sendiri ada ngga tanggapannya? Narasumber
: tidak ada, apalagi lurah yang sekarang jangankan untuk memberikan sarana atau apa nongol aja Selma menjabat jadi kades udah mau ganti udah 6 tahun masa jabatan belum pernah singgah kesini, saya bukan menjelek-jelekkan pemerintah saya sendiri tapi itu kenyataan yang fakta
Pewawancara : tapi kalau buat bapak sendiri pernah ikut ngga buat ngurangin dampak yang ada? Narasumber
: kalau kita mengadakan kegiatan semacam itu hanya sebatas dilingkungan ini saja itu hanya kekompakan masyarakat sini saja
Pewawancara : kalau bapak sendiri pernah ngga nuntut pemerintah atau persahaan untuk ngurangin dampak? Narasumber
: kalau saya pribadi belum pernah
Pewawancara : tapi pemikiran kesana atau tidak?
Narasumber
: untuk pemikiran kesana saya ada, saya juga ada tuntutan tapi piki juga siapa ang mendukungnya, tetap percuma bagi saya kecuali ada dukungan saya siap
Pewawancara : tapi yang demo 16 bagaiman langkah-langkah untuk mengadakan demo tersebut Narasumber
: memang kejadia kemaren itu total tidaka da konfirmasi sama sekali. Biasanya memberitahukan kepada saya atau mengajak istilahnya yang kejadian kemaren saya tidak tau menau sdah tejadi bahkan saya dengr bendera diturunkan dan dibalik. Tetap saya juga menyalahka pendemo meskipun saya orang awam mengaopa kejadian tersebut bisa terjadi
Pewawancara : yaudah Cuma itu saja pak terimakasih.. wassalam Narasumber
: oh iya sama-sama waalaikumsalam
Narasumber 4 Nama
: Anto
Alamat
: Kp. Tegal Mangga Rt 03 Rt 03
Hari/Tanggal : Senin/26 September 2016 Waktu
: 16.32 WIB
Pewancacara : Dengan aa siapa? Narasumber
: Anton
Pewawancara : tau pt disini produksi apa? Narasumber
: Tau rata-rata semuanya material batu, tambang batu
Pewawancar : Batu andesti tau? Narasumber
: Semacam batu material bagunan gitu
Pewawancara : Itu yang salah satu di peroduksi ptnya Narasumbe
: Iya rata-rata yaitu semuanya
Pewawancara : Kalo Pt sendiri punya kontribusi ga kemasyarakatnya Narasumber
: Kontribusi ya pasti ada selain dari segi pembangunan jalan
Pewawancara : Oh itu ada Narasumber
: Ada, kalo misal ga ada pt, disini ga ada jalan
Pewawancara : Oh gitu Narasumber : Kalo jalan desa Cuma sampai krsebelah sana sekitar 200m, kesana udah baru, kalo kesini dari pt, kalo selebihnya kaya kontribusi buat kesejahteraan aja mungkin lebih kesitu , ada juga
memang kurang spesifikasi, apa ya orang ini yang lebih tau aparat, ketua Rt/Rw Pewawancara : Ada ga sih dampak yan di timbulkandari Pt Narasumber
: ya.. kaya gini aja, debunya tuh kerumah, terus kerumah tuh gk ada rapih rapihnya
Pewawancara : ohh, rumah gak ada rapih-rapihnya Narasumer
: kaya debu, kalo produksi sekitar siang hari, suka ada blasting/tembak batu itu kan dekat dengan rumah-rumah misal kalo lagi deket itu, proses blastingnya suka bergetar, kalo sekarang mah sudah berkurang sih, pt-nya udah makin jauh ngambil batunya udah makin kearah sana udah lama juga kalo dulu-dulu makin berasa
Pewawancara : berarti dampaknya kelingkungan ya a.. Narasumber
: iya,, paling enggak, ya... kaya gimana sih kalo misalnya gunung diambil batunya, jadi untuk air itu cukup sulit apalagi ketika kemarau
Pewawancara : gak ada air ya, jadi banyak dampak lingkungannya kaya polusi, gak ada air, getaran rumah. Narasumber
: banyak lahh
Pewawancara : yang dirasain dari adanya dampak lingkungan apa a..? Narasumber
: dampak negatifnya yah.
Pewawancara : yang aa rasain kan ada polusi, rumahnya bergetar, yang aa rasain parah atau gimana Narasumber
: misal, saya kan ya, belum lahir aja pt sudah ada.
Pewawancara : iya
Narasumber
: kalau ibaratnya suasana kaya gitu aneh gak aneh udah terbiasa, kalo ibaratnya apa yah? Kaya semacam keluhan ada disetiap orangnya juga, cuman disini namanya perusahaan besar, mau bicara apa juga kita harus punya prosedur harus ada susunannya gitu, yang menyesuaikannya juga harus ada yang mengetuai, namanya orang daerah kampung mah gak terlalu paha sama itu, paling tidak terima aja jadi dianggap dan bisa ngapa-ngapain.
Pewawancara : jadi sikapnya nerima ajalah . Narasumber
: terima aja dampak buruknya.
Pewawancara : terus dengan kondisi polusi debu,jalanan rusak,terus kurang air,menjalani kehidupan sehari harinya gimana?. Narasumber
: kehidupan sehari harinya?
Pewawancara : apa merasa kegerahan atau gimana? Narasumber
: ya,ada masanya,kalau masalah pekerjaan misalnya apa gak terlalu ketergantungan pada PT,atau keluar daerah.lebih dar itu sih biasanya aja jadi semacam apa ya,orang sini itu merantau keluar orang luar merantau kesini,kalah dari segi ekonomi ya alhamdulillah biasa aja gak ada dampak buruk.
Pewawancara : menurut aa siapa yang harus bertanggungjawab dengan adanya dampak yang ditimbulkan? Narasumber
: paling nggak disini masyarakatnya kalau bisa bertanggungjawab dalam bentuk kecil,kalau dalam bentuk yang luasanya lagi ya pemerintah,aparat dari tingkat provinsinya kabupaten bogor,kalau sekarang mah buat PT PT yang kayak gini tambang batu,mereka lebih tahu dampak kayak gini,sudah mereka perhitungkan.
Pewawancara : kalau PT sendiri ada gak sih peranan buat ngurangin dampaknya?
Narasumber
: kalau PT ngurangin dampak,kalau misal dmpak negatif,kerapihan jalan doang paling pengurugan jalan,irigasi
Pewawancara : biasanya rutin gak? Narasumber
: rutin cuman semuanya gak kepegang semuanya,paling yang sentralnya,misal kebanjiran gara gara parit atau saluran tertutup atau gimana yang jalan airnya kencang misal kalau udah ada hujan,sama jalan yang berlubang itu juga enggak permanen paling juga sementara aja,pengurugan kadang,yang penting gak terlalu berlubang
Pewawancara : itu aja paling juga peranannya,kalu pemerintah sendiri ada perananya buat ngurangin dampak? Narasumber
: pemerintah,kalau buat ngurangin dampaknya gak ada paling enggak kegiatan kemaren mahasiswa yang dari mana itu,apa buat air bersih yang diadakan dari semacam air bersih kan dari sin dari PT langsung jadi dia menyediakan fasilitasnya,itu pipanya tapi belum jalan jalan,dan hanya ada.
Pewawancara : tapi kalau pemerintah sendiri belum ada? Narasumber
: untuk terjun langsungnya belum ada,untuk dampak seperti debu,jalan rusak,yah dilihat ajalah jalan dari sana ke sini
Pewawancara : kalau aa sendiri minta masyarakat minta pemerintah, minta PT bertanggungjawab gitu Narasumber
: kalau saya pribadi mungkin belum, tapi paling enggak masyarakatnya. kalau misal acara kayak gini kan usulan kita harus punya susunan juga
Pewawancara : harus ada langkah langkahnya?
Narasumber
: selain dari aparat tokoh tokoh dikampung sama bagian orang perusahaan yang berwenang atau apa terparit udah,parit air sawah udah dulu,misal kayak kemaren air bersih itu juga emang sih air dari progaram dari pemrintah lewat mahasiswa kan ibaratnya ngelibatin orang aparat desa perusahaan juga jadi ibaratnya yang dulu dulu juga program kayak gitu,usulan atau minta kontribusi dari PT PT sekitar
Pewawancara : tapi aa sendiri ikut serta ngurangin dampaknya? Narasumber
: buat ngurangin dampaknya apa ya,kayaknya gak ada untuk masyarakat sendiri
Pewawancara : nggak ada ya? Narasumber
: paling juga membersihkan untuk sekitaran rumah aja paling aliran aliran.
Pewawancara : buat sendiri aja ya Narasumber
: iya
Pewawancara : udah segitu dulu aja ya aa Narasumber
: iya
Pewawancara : terima kasih Wassalam’mualaikum warohmatulohi wabarokatuh.
Narasumber 5 Nama
: Pak Suardi
Alamat
: Kp. Tegal Mangga Rt 03 Rt 03
Hari/Tanggal : Selasa/27 September 2016 Waktu
: 10.23 WIB
Pewawancara : Bapak mengetahui berapa banyak PT yang ada di Desa Cipinang? Narasumber
: Kalau enggak salah sekitar limalah PT kalau enggak salah.
Pewawancara : Bapak tau apa yang diproduksi PT-PT nya? Narasumber
: Ya yang diproduksi itu batu,sprit,abu gitu.
Pewawancara : Jenis batuan andesit bapak tau? Narasumber
: Enggak tau itu.
Pewawancara : Kalau PT ada konstribusinya enggak untuk masyarakat yang ada di sini? Narasumber
: Konstribusinya seperti itu ada terus terang aja ada, cuaman itu hasil ngedemo masyarakat gitu, dari PT Quarindo (KCQ), sebelumnya itu sebelum di demo enggak ada, enggak ada sama sekali.
Pewawancara : Jadi baru-baru ini ya pak? Narasumber
: Baru-baru ini, baru 2 tahun ini yang ada baru berjalan 2 tahunan.
Pewawancara : Kalau PT Quarindosendiri muali berapa tahun berada disini? Narasumber
: Sekitar 30 tahunan kalau enggak salah ya, 30 tahun dari tahun 1968.
Pewawancara : Jadi dari 30 tahun baru ada 2 tahun terakhir ini?
Narasumber
: Iya.
Pewawancara : Kalau adanya PT berdampak enggak sih buat bapak sendiri? Narasumber
: Ya jelas berdampak masalahnya itukan bisa beli abunya. Bisinya itu air bersih jadi kotor.
Pewawancara : Di rumah bapak juga kotor airnya? Narasumber
: Kalau dirumah enggak, itu air-air kali gitu ya sekarang masalah abu ya istilahnya,abunya itu kan tiap hari nyebar ke lataran rumah gitu kan.
Pewawancara : Kalau dampaknya, sebenarnya dampak untuk lingkunganya ya pak ya, lingkungan evolusi udara,air,air sungai,jalanan gimana pak? Narasumber
: Jalanan ya kalau kondisi jalan ya jelas kalau musim hujan ya becek, kalau kemarau ya ngebul gitu.
Pewawancara : Bikin salah ya pak ya. Yang bapak rasain dengan adanya jalanana rusak, air kurang bersih,terus polusi udara juga, apa yang bapak rasain? Narasumber
: Yang jelas mah ya kurang nyaman lah gitu.
Pewawancara : Kurang nyaman ya. Iya kondisinya seperti itu ya pak, terus dengan komdisi yang seperti itu. Bapak bagaimana menjalankan kehidupan sehari-harinya? Narasumber
: Untuk saya pribadi, ya kalau untuk saya pribadi si ya enggak menentu ya sealakadarnya sebisa-bisa saya usaha gitukan jadi enggak mengharapkan dari PT.
Pewawancara : Tapi setiap hari lancer aja ya,pokonya mau kesana kesini enggak masalah ada debu ada ini enggak masalah?
Narasumber
: Kalau perjalanan, perjalanan sehari-hari ya alhamdulilah lancar kalau buat kita gitu.
Pewawancara : Kalau untuk air tapi mencukupi buat sehari-hari? Narasumber
: Kalau untuk air ya mencukupi, kalau ya cuamn itu enggak bisa dipakai 100 % kadang-kadang ya kotor gitu kan. Kalau, apabila kalau musim huajn gitukan, airnya jadi kotor, kadang-kadang ada oli, gitukan hanyut gitukan.
Pewawancara : Terus cara bapak bersikap atau menyikapi adanya damapak ligkunganitu gimana?. Apa mengadakan protes atau seperti apa pak menyikapinya? Narasumber
: kalau sekarang itu dikarenakan tidak ada ruang kekebul itu ya, yang 20 ribu per kk dapetnya 20 ribu per kk tapi perbulan.”Oh perbulan.
Pewawancara : Oh perbulan. Narasumber
: He’em bukan perhari perbulan itu, ya sekaranbg usahanya. Masalahnya dampaknya ke masyarakat itu, sekitar mengajukan apa-apa itu udah enggak ditanggapi.
Pewawancara : Udah enggak ditanggapi? Narasumber
: Bahkan usahanya sampe kita istirahatkan memohon bantuan untuk bangunan umum itu di tunda tak melayani.
Pewawancara : Oh. Pihak PT nya udah enggak menerima proposal gitu ya? Narasumber
: Enggak meneriama yang rt 13 itu udah, udah ditutup gitu.
Pewawancara : Terus masyarakat gimana bersikapnya?. Apakah protes lagi atau diam aja atau gimana? Narasumber
: Kalau masyarakat disini mah sih gimana ya jadi.
Pewawancara : Nerima aja? Narasumber
: Nerima aja apa adanya,begini gitu.
Pewawancara : Emang udah begitu ya pak?. Emmm…menurut bapak siapa yang harus bertanggung jawab dengan adanya dampak-dampak yang ditimbulkan PT? Narasumber
: Ya sebenernya ya di anatara PT atau kepala desa gitu kan harus memperjuangkan masyarakatnya gitukan seharusnya gitu kan.
Pewawancara : Buat PT sendiri ada enggak tanggung jawabnya atau peranananya untuk masyarakat.Enggak ada? Narasumber
: Enggak ada sama sekali, cuman uang itu saja yang terus terang yang uang konpreasasi itu yang uang berbulan intinya ang abulah gitulah yang cuma 20 ribu perbulan itu cuman itu aja.
Pewawancara : Cuman itu aja, Jadi yang lain-lainnya itu udah enggak ada. Kalau pemerintah sendiri,kepala desa dan jajarannya ada enggak pak? Narasumber
: Ya intinya apa itu, yang apa?
Pewawancara : Tanggung jawabnya. Narasumber
: Tanggung jawabnya kayanya enggak ada.
Pewawancara : Sama juga. Narasumber
: Heeh sama juga gitu kayanya, jadi ama masyarakat itu, masalahnya
adanya
dampak
lingkungan
begini
misalnya
pencemaran ini-ini itu kayanya enggak ada peneguran sama sekali gitu untuk masyarakat gitu kayanya gitu heeh. Pewawancara : Terus bapak melakukan langkah atau cara enggak untuk mengurangi atau membuat ah supaya minta pertanggung jawaban
terhadap pemerintah pertanggung jawanan terhadap PT itu bapak melakukannya dengan cara atau tidak? Narasumber
: saya kalau melakukan cara-cara itu ya belum gitu, soalnya kalau PT-PT, kalau masyarakat gejolak ini itu, mau demo atau apa itu selalu dibendungi, atau istilah sama aparat ya perusaha itu, ngadainya aparat sampai istilahnya awalnya dari abri ya yang diterjunkan melakuakn keamanan, abri tidak kuat sekarang diganti lagi ama polisi dari kapolsek,sekarang kapolsek kurang kekuatan juga sampe istilahnya manggil brimob yang di tugaskan di PT itu, jadi masyarakat itu juga seolah-olah ditakut-takuti gitu ama itu, jadi tidak,tidak apa ya intinya.
Pewawancara : Jadi masyarakatnya diam? Narasumber
: Diam gitu aja, jadi merasa takutlah intinya gitu.
Pewawancara : Tapi sejauh ini bapak ikut serta enggak buat ngurangi dampak, berusaha buat ngurangi dampak enggak? Narasumber
: Ya sebenernya kalo istilahnya ada yang menggerakin ya, ya saya mau ikut serta soalnya kan kalo masyarakat ada penggeraknya gitu.
Pewawancara : Iya, yaudah gitu aja ya pak ya,makasih banyak ya pak.
Narasumber 6 Nama
: Pak Kusnadi
Alamat
: Kp. Tegal Mangga Rw 03 Rt 02
Hari/Tanggal : Selasa/27 September 2016 Waktu
: 10.46 WIB
Pewawancara ; Langsung aja yah pak, bapak tau da berapa banyak PT yang ada di Desa Cipinang? Narasumber
: Ada banyak.
Pewawancara : Banyak yah pak. Narasumber
: Setahu saya disini kurang lebih ada 2.
Pewawancara : oh dua. Narasumber
: PT citra perindo dengan PT merah putih disini terus disana ada lola timur,lotus,mustika,dan lain-lain.
Pewawancara : Banyak yah pak. Narasumber
: Termasuk Maloko.
Pewawancara : Oh maloko. Narasumber
: BSM itu terbagi 2 sebelah sukasari sebelah cipinang.
Pewawancara : Oh..BSM itu? Narasumber
: BSM cipinang,pokonya yang paling banyak itu di cipinang.
Pewawancara : Kalo yang di produksi PT nya bapak tau? Narasumber
: Batu,bukan abu,skiming,skrip,batu belah.
Pewawancara : Kalo batu andesit?
Narasumber
: Andesit,andesit itu apa?
Pewawancara : Batu yang digunakan untuk diproduksi juga. Narasumber
: Maksudnya kan ini 3 pabrik yang sekarang penggilingannya ada 3.
Pewawancara : Banyak yah pak kan banyak PT nya kalau konstribusi PT untuk masyarakat ada gak pak? Narasumber
: Ada.
Pewawancara : Oh ada. Narasumber
: Baru 2 tahun jalan diajukan dulu sampai seminggu gan kondusif jala ditutup.
Pewawancara : Oh. Narasumber
: Karena kana da yang gak mau bayar dituntut oleh masyarakat 13 rt. Karena orang-orang bisa turun,kapolsek turun. Udah resmi bakalan ditutup sebelum adanya keputusan. Setelah ada keputusan baru dibuka ini mengeluarkan 65 juta perbulan.
Pewawancara :”Perbulan?” N
:”Iya,tapi setelah 2 bulan bayar, ketiga bulannya biaya menurun penjuakan dikurangi 10 juta jadi ngasih 55 juta perbulan.”
Pewawancara : Oh begitu ya pak. Narasumber
: Kurang lebih sekarang udah 1 tahun 2015 februari. Disitu masyarakat demo nutup jalan.
Pewawancara : Kalau banyaknya PT ini buat bapak ada dampaknya enggak sih?” Narasumber
: Ada,pasti kebul,bising.
Pewawancara : Oh iya,berarti dampaknya untuk lingkungan yah pak selain kebul apalagi yang bapak rasakan? Narasumber
: Yang namanya perusahaan ada juga kekurangannya kita usaha sampingan sambil menumpang.
Pewawancara : Yang bapak rasain sendiri dengan adanya dampak ngebul,bising itu apa yang bapak rasain? Narasumber
: Kalau ngebul sampai kedalam.
Pewawancara : Oh sampai kedalam yah pak. Narasumber
: Iya,sekarang aja musim hujan enggak.
Pewawancara : Terus masyarakat disini bersikap apa dengan PT nya dampakdampak kaya begini? Narasumber
: Jadi yang dipinggir jalan yang selalu khawatir.
Pewawancara : Sikap masyarakat ke PT nya giamana pak apa pernah bentrok apa diem aja, apa nerima aja? Narasumber
: Karena ada Rt/Rw nya masyarakat kejatuhan 20.000/bulan 1 kk itu.
Pewawancara : Pernah telat enggak pak? Narasumber
: Enggak.
Pewawancara : Kalo misalnya telat masyarakat bakal nuntut lagi atau gimana pak? Narasumber
: kalau telatkan tegur perusahaan.
Pewawancara : Jadi kalau misalkan PT telat ngasih masyarakat minta atau negur pak? Narasumber
: Enggak, kana da 1 orang yang dikuasakan untuk ngambil.
Pewawancara :Menurut bapak yang harus tanggung jawab dengan adanya kebul,jalan rusak siapa pak? Narasumber
: Perusahaan,pemerintah, tapi dengan mengeluarkan dana yang di kasih tanggung jawab harus jujur untuk mengeluarkan ke Rt/Rw.
Pewawancara : Kalau pemeribntah ada tanggung jawabnya gak pak? Narasumber
: Pemerintah setempat saja yang ikut mendukung,seperti kepala desa.
Pewawancara : Mendukung apa? Narasumber
: Mendukung untuk menyelamatkan masyarakat disini.
Pewawancara :Langkah bapak untuk menjalankan para PT terhadap pemerintah? Narasumber
: Mengajukan satu air bersih untuk masjid.
Pewawancara :Langkah-langkah bapak untuk itu bagaimana pak, apa mengajukan surat dulu? Narasumber
: iya, saya mengajukan surat dulu.
Pewawancara : Bapak yang langsung mengajukan keperusahaan? Narasumber
: Iya, saya yang mengajukan.
Pewawancara : Oh begitu, yasudah sampai sini saja yah pak, terimakasih banyak atas waktunya.
Narasumber 7 Nama
: Pak Lukman
Alamat
: Kp. Kelapa Tiga Rw 03 Rt 02
Hari/Tanggal : Selasa/27 September 2016 Waktu
: 11.25 WIB
Pewawancara : dengan bapak Lukman yah? Narasumber
: iya.
Pewawancara : di desa sebagai? Narasumber
: KW umum.
Pewawancara : KW umum. Bapak tau ada berapa banyak PT didaerah ini? Narasumber
: diitung yah satu-satu.
Pewawancara : iya. Narasumber
: PT. Karya Quarindo, Preecast, PT. Musika Purbantara Utama, PT. Lola Laut Timur, PT. Lotus SG Lestari, PT. Tarabatu Manunggal, PT. Batu Sampurna Makmur, PT. Holcim Beton.
Pewawancara : ada delapan yah. Yang diproduksi PT-PT apa pak? Narasumber
: galian C.
Pewawancara : oh bahan galian C yah. Narasumber
: bahan mineral galian C.
Pewawancara : termasuk batuan andesit didalamnya. Narasumber
: iya.
Pewawancara : bapak tau tentang batuan andesit itu. Narasumber
: ngga.
Pewawancara : yang penting produksinya itu yah pak. Narasumber
: iya.
Pewawancara : kalau kontribusi PT buat masyarakat sejauh ini apa pak? Narasumber
: eh. Bantuan perbulannya untuk kepemudaan termasuk dalam ruang lingkup dan perbulannya yang penting selalu ada perusahaan ke masyarakat. Tapi berapa nominal-nominalnya saya tidak tau. Karena warga setempat, RW dan Rtnya yang tau.
Pewawancara : oh. Narasumber
: seperti itu.
Pewawancara : tidak langsung ke masyarakat yah. Langsung melalui desa yah. Narasumber
: iya.
Pewawancara : tidak langsung ke masyarakat yah. Langsung melalui desa yah. Narasumber
: iya.
Pewawancara : tapi itu dari seluruh Ptyang di desa cipinang apa PT tertentu saja? Narasumber
: ngga semuanya.
Pewawancara : semuanya. Narasumber
: seperti itu termasuk untuk kepekerjannya juga dan untuk ke masyarakatnya 70 %, 30 % orang luar dan ketenagakerjaannya, dan untuk 70 %nya termasuk dari perusahaan untuk masyarakat. Selain uang atau industri perihal dan lain-lain karyawankaryawannya pun 70 % dari sini.
Pewawancara : kalau dampaknya? Dampak PT buat masyarakat sendiri pak? Narasumber
: eh debu, getaran seperti itu, bentuknya dan jenisnya debu dan getaran, olusi juga ada tapi tetep itu juga uangnya ada, bantuanbantuan dari perusahaan.
Pewawancara : dari perusahaan? Narasumber
: iya.
Pewawancara : tapi lebih banyak dampaknya ke lingkungan? Narasumber
: iya kelingkungan.
Pewawancara : hampir berapa persen itu pak?
Narasumber
: yan 75 % lah.
Pewawancara : banyak yah pak. Narasumber
: banyak.
Pewawancara : yang bapak rasakan dengan adanya damak lingkungan? Narasumber
: merupakan umum.
Pewawancara : iya yang bapak rasain? Narasumber
: kesehatan pengaruh untuk usia dini sampai usia lanjut, yah yang harusnya membutuhkan kesehatan jadi terganggu. Cuman engan adanya debu dan polusi seperti itu akhirnya terganggu. Tapi kalau misalkan penyakit ISPA yang tingkatannya tinggi itu tidak ada. Paling tingkatannya standarlah.
Pewawancara : buat bapak menjalankan kehidupan sehari-hari bagaimana? Dengan kondisi debu dan getaran? Narasumber
: eh, sebetulnya kalau secara pribadi sih merasa terganggu, jengkel dan kurang nyaman yah, karena mau gimana lagi karena sudah seperti ini keadaan lingkungannya, yah yang penting dari pihak perusahaan ada kontribusinya untuk masyaakat. Ada kerjasamanya antara pihak perusahaan dan masyarakat setempat.
Pewawancara : kalau masyarakat sendiri sikapnya itu seperti apa? Narasumber
: kalau masyarakat sendiri sebetulnya kalau masyarakat itu kalau misalkan saling menguntungkan dia tidak pernah mengeluh tapi kalau misalkan ada pihak tertentu yang mersaa dirugikan iya, merasa kesal jengkel dan sebatas jengkel dan sebatas pribadi mereka tapi tidak bisa meluapkannya.
Pewawancara : heemmm.. Narasumber
: kenapa? Karena ada oramg-orang tertentu yang sudah menjadi dekingan perusahaan.
Pewawancara : jadi cenderung masyarakat diem yah pak? Narasumber
: iya
Pewawancara : walaupun jengkel tapi yaudahlah.
Narasumber
: iya.
Pewawancara : menurut bapak siapa yang harus bertanggungjawab atas perihal ini? Narasumber
: parihal apa tuh?
Pewawancara : perihal PT tersebut. Narasumber
: yang menaggungnya?
Pewawancara : iya yang bertanggungjawab. Narasumber
: yang bertanggungjawab itu sebetulnya pihak perusahaan juga gimana caranya semuanya itu berkodinir dengan baik, pihak perusahaan dengan masyarakat. Terkadang bingung juga karena di pihak tertentu karena ada orang-orang tertentu yang menjadi pn dengan masyarakat setempat. Gitu susah juga.
Pewawancara : kalau peranan PT sendiri untuk mengurangi dampaknya gimana? Narasumber
: itu kan kontribusi.
Pewawancara : kontribusi hanya sebatas bantuan saja? Narasumber
: bantuan saja.
Pewawancara : kalau sejauh ini apa ada yang udah ada yang melakukan perbaikan jalan atau membuat salinitas udara atau salinitas air itu ada? Narasumber
: ada. Yah seluruh perusahaan itu ikut berpartisispasi untuk membantu untuk sarana dan prasarana pembangunan jlaan perwatan dan lain-lain. Itu juga karena direncanakan juga dari pihak desa. Seperti itu dan dari aturan pertambangan juga ditanggung. Harus seperti itu dan dari aturan lingkungannya.
Pewawancara : kalau pemerintah sendiri seperti apa peranannya untuk mengurangi dampak lingkungan? Narasumber
: kita tetap mengekang setiap perusahaan yang ada jangan sampai masyarakat itu terbengkalai dengan adanya kegiatan didesa kita, perusahaan-perusahaan pertambangan yang ada didesa tetap kita mengekang dengan cara apapun, dan penyiraman itu meminimalisir adanya dampak yang tidak kita inginkan, kita terus mengekang degan cara teguran dan lain-lain.
Pewawancara : cara menegurnya bagaimana itu pak? Narasumber
: kita layangkan surat berkali-kali, musyawarah antara pemerintah dan perusahaan untuk kenyamanan warga juga. Makanya kita selalu mengadakan mengajak musyawarah sering bareng antar pemerintah desa dan setempat RT dan RW dan tokoh masyarakat seperti itu.
Pewawancara : berati bapak juga seperti itu. Narasumber
: iya
Pewawancara : Masyarakat juga harus? Narasumber
: yah kalau masyarakat sering mengadakan demo.
Pewawancara : sering pak demo? Narasumber
: kalau sering sih ngga.
Pewawancara : Oh, segitu aja pak, makasih pak.
Narasumber 8 Nama
: Pak Awang
Alamat
: Kp. Tegal Kiari Rw 03 Rt 08
Hari/Tanggal : Selasa/27 September 2016 Waktu
: 12.10 WIB
Suara 8 Pewawancara : Bapak tahu ada berapa PT di desa Cipinang”? Narasumber
: Banyak juga sih.”
Pewawancara : Banyak ya pak ya. Narasumber
: Mungkin yang saya tau yang sekarang sekitar desa Cipinang ada 5.
Pewawancara : 5. Narasumber
: Iya, ada 5 PT yang sekarang, ini salah satunya di sini.
Pewawancara : Kalau yang di produksi apa aja pak? Narasumber
: Salah satu emang abu, skriming, split, ada yang paling besar itu 35, bahan-bahan bangunan juga sih. Lantas ada lagi batu belah.
Pewawancara : Batu belah!, kalau batuan andesit? Narasumber
: Batu andesit ga ada.
Pewawancar : Oh disini gak ada ya. Narasumber
: Gak ada, ini khusus batu untuk bangunan, jadi bahan pokok ya istilahnya bahan pokok ya. Kalau andesit dia kan untuk dekorasi, pagar pagar biasanya. Disini gak pake itu, hanya itu saja yang di produksi.
Pewawancara : Kalau kontribusi PT untuk masyarakat apa pak? Narasumber
: Kalau untuk kontribus belah sini memang alhamdulilah ya baru 2 tahun berjalan itu ada konpensasi itu pun beserta dengan kita
memaksa kita yaitu emang secara kebijakan dari sana perusahan ituemang kita gak ada itu pun ingin masyarakat itu sendiri. masyarakat mengadakan suatu reaksi keras. Ya tanpa ada reaksi itu gak perna merhatiin. Lingkungan gak istilah gitu. Ya, itu kita baru 2 tahun berjalan, sekarang udah ada konvensasinya. Pewawancara : Kalau dampak yang di rasakan sejauh ini akibat adanya PT apa pak? Narasumber
: Ya kalau yang paling menonjol ya bagi masyarakat itu aja masalah air, kalau masalah bising itu udah biasa
Pewawancara : bising biasa. Narasumber
: abu ya sangat terbiasa istilah gtu itu sudah jelas istilah itu. Ya makanya yang paling dekat yang paling merasakan itu yang sebelah PT itu sendiri. Itu yang sebelah sini kampung,sebelah sini kampung depan juga kampung makanya di sini yang paling dekat sekali ada ini.
Pewawancara : tapi disini yang terasa apa pak? Selain bising,terus polusi,abu,air ya? Narasumber
: air,ya semacam itu,yang terutama emang air yaitu saya katakan jangan pun buat pertanian buat kebun kopi pun sekarang kan orang di sini ngambil air dari kali.kalinya kan dari gunung,ya kalau dari gunungnya abis,ya pasti kering,itu sih dampaknya yang kemaren kita rasakan yang paling utama.
Pewawancara : berarti banyak dampak di lingkungannya ya pak. Narasumber
: banyak dampak di lingkungannya.
Pewawancara : Yang bapak rasakan dengan adanya dampak itu bagaimana? Narasumber
: kita gak bisa berbuat apa-apa.
Pewawancara : tapi yang di rasain apa? Susah atau kesal atau bagaimana? Narasumber
: ya kalau kecil sih kesel,ya kesel gak bisa berbuat apa-apa. Makanya sekitar setahun yang lalu kita sangkin kesalnya yaitu kita mengadakan acara itu minta konvensasi. Ternyata mereka dalam alesan selama tiga puluh tahun mereka sudah mengulik kewajibanya ternyata itu masyarakat tidak pernah tau lama itu,selama tiga puluh tahun itu baru kemaren aja tahun 2015 dua
jalan tahun tuntutan keras buat kita tuntut perusahaan itu baru ada respon ya, itu lah yang kita terima kalau manfaatnya itu aja tapi yang sekian puluh tahun dari tahun 80 itu ya sampai 15 itu gak ada, gak ada istilah konvensasi atau gak ada istilah itu apa? Dia hanya bisa alesan aja waktu itu ya mengatakan sudah memenuhi kewajiban ternyata itu kewajiban hanya orang-orang tertentu aja ya itu mah gak bisa di bohongi aja. Pewawancara : terus sikap masyarakat sendiri ke PT gimana gitu pak? Narasumber
: ya masyarakat semua itu kan ada kepala desa,kita paling bisa ke kepala desa tidak bisa berbuat apa-apa, Cuma ya ya ya.
Pewawancara : jadi nerima aja ya masyarakat sikapnya ya. Narasumber
: ya, pada dasarnya nerima aja.
Pewawancara : jadi gak di ungkapin? Narasumber
: ya gak bisa di ungkapin. Masyarakat gak terbatas jadi mereka gak bisa berbuat apa-apa karena udah takut duluan.
Pewawancara : terus masyarakat menjalankan kehidupan sehari-harinya dengan kondisi yang kaya gimana? Narasumber
: kalau masyarakat ya emang, ya itu sekarang ya emang ikut serta emang yang naik dan turun barang itu kan ada beli barang naik barang istilah gitu,istilah orang sini ya kebanyakan ngeganjur atau kuli naik turun barang, memang saya sendiri secara pribadi ya emang merasa kecewa sampai saya SNA itu dulu emang dari awalnya kan kita sama orang tua di pesen katanya jangan sampe mengganggu adanya pembangunan penggalian C disini karena katanya, katanya untuk kepentingan masyarakat yang terdekat kan gitu ternyata kan kenyataannya orang. Sini itu ya hanya jadi penonton kenyataanya kan dengan alesan kemampuan.
Pewawancara : iya. Narasumber
: keterampilan.
Pewawancara : keterampilan. Narasumber
: yang tidak ada,makanya kita tidak bisa berbuat apa-apa,kita akui keterampilan itu sangat terbatas.
Pewawancara : menurut bapak yang harus bertanggung jawab dengan adanya dampak ini siapa pak? Narasumber
: ya sesuai dengan aturan SNA itu umum kepala desa.
Pewawancara : kepala desa ya pemerintahaan. Narasumber
: pemerintahan betul daerah kalau perusahaan semua itu kan ya sudah ada mungkin ijin produksi ijin lingkungan sudah ada, ya ga mungkin tidak ada. Karena saya sendiri pernah saya waktu itu suruh mengijinkan lahan di wilayah sini supaya kita banyak manfaat untuk masyarakat terutama pengadaan air, jangan sampai ada yang kosong. Saya dulu waktu itu selama saya, saya tanyakan kenapa di desa kami itu kususnya desa cipinang atau umumnya rumpin justru bukanya suruh nanam lagi yg ada pun di tebang. Bahkan gunungnya di habiskan, lalu mereka saya akan tanya balik lagi sama kita, yaitu kan bukan ke bajikan pemerintah, ternyata semua keinginan masyarakat sendiri tapi masyarakat yang mana?. Ternyata ya kita di bohongi atas masyarakat ternyata masyarakat taupun tidak seperti itu, mangkanya kami pun dulu udah pernah ditanyakan ke desa sudah bicara sama orang-orang desa. Kalau bisa yang bekas-bekas galian atau penambangan itu kita hijaukan kembali jadi sedikit banyak alam ino habis minimal ya mungkin satu persen entah dua persen mungkin adalah gitu jadi ga bener-bener gundul ga bener abis, kan daripada jadi danau kan bekas galian itu jadi danau.
Pewawancara : iya. Narasumber
: coba kita hijaukan lagi kan banyak manfaatnya, tapi mereka alesan itu sudah tergantung pt katanya kan udah di beli sama pt. Iya betul mereka sudah beli tapi kalau apa kan mungkin harus tau harus punya kebijakan untuk lingkungan jangan sampai masyarkat ini untuk jangka ke depan itu jangan terjadi, benerbenernya jadi mala petaka karena kehidupan manusia kan air. Bagai mana ga bisa mugkin ya conta sekarang, itu kan kali pun baru seminggu aja kali sudah kering itu, sekarang lagi jangan pun istilah duaper tia bulan mungkin baru seminggu saja udah ga ada air udah kering itu mangkanya bagai mana itu ada solusinya istilah gitu terutama untuk mengatasi bidang pertanian apa yang ada kali itu di bikin semacam danau atau di keruk atau di gimana ga ada air. Kalau udah ada sebulan, ada sebulan hujannya udah
susah air ya kepengen kita sih kalau bisa itu kali-kali ga di bendungin nanti kan dia punya resapan air. Pewawancara : oh ya.” Narasumber
: iya, kalau di bendung kan nantinya mengandung air kalau sekarang ini kan kalau air kering, kering semua, tapi kalau di bendung-bendungin
Pewawancara : ada: Narasumber
: nanti kan bisa mengendap jadi bisa mengalir tuh.ke masingmasing kampung. Sumur-sumur pasti ada air.
Pewawancara : kalau peranan pt, pt ikut membantu engga sih pa membuat ngurangin dampak yg di timbulkan. Narasumber
: kalau emang peraturanya katanya emang ada.
Pewawancara : ikut ngurangin ga? Narasumber
: Cuma setau saya kalau untuk hanya sifatnya ya mungkin ya paling kalau ada juga kalau kita biasanya sih emang ga bisa kasih dua teng tidak minta gitu.
Pewawancara : oh...air. Narasumber
: air, terutama untuk pengisian-pengisian musola, masjid, kalau musim kemarau mah agak sulit, kalau itunya udah kering kalinya udah kering, mangkanya saya bilang bagai mana pun seharusnya perusahaan jangan sampai berikan masyarakat apalagi merobohkan masyarakat salah satunya begitu kan seharusnya tapi kenyataanya mereka masa bodo tentang kepentingan masyarakat. Mangkanya sampai nutup perusahaan minta konpensasi untuk lingkan jangan kan alasanya itu, itu bukan tanpa alasan ada-ada aja alasanya.
Pewawancara : kalau keluaran pemerintah sendiri ada ga? Buat ngurangin dampak yang di timbulkan pt. Narasumber
: kurang tanggap, karena kan itu, sebetulnya kan perusahaanya kan itu tergantung pemerintah desa, dia, apapun kemungkinana kepentingan masyarakat kalau di tangani secara baik mungkin secara baik ya terutama tadi tuh walaupun 100% mungkin bisa lah
kalau musim kemarau dampak nih air bersih di kasih, sekarang belum ada, kalau bener-bener ya orang kelabakan. Pewawancara : tapi bapak minta ga ke pemerintah atau ke pt buat ngurangin dampaknya? Ada permintaan ada ga ke pemerintah, pihak pt buat ngurangin dampaknya? Narasumber
: ya kalu emang kaku secara itu kita terang-terangan emang tadi tuh sudah ada kepala desa yang jelas di kepala desa yang ga tanggap yang jelas itu kalau menurut saya kalau pt itu kena aturan yang ada. Memang ga tanggap saya sendiri harus.
Pewawancara : jadi belu ada permintaan ya dari masyarakat buat pt sama buat pertanggung jawab . Narasumber
: belum.
Pewawancara : kalau bapak sendiri ikut serta ga sih untuk mengurangi dampak yang di timbulkan pt? Narasumber
: saya engga juga.
Pewawancara : ga juga . Narasumber
: karna kita terbatas kemampuan kita. Kita hanya rakyat biasa sekali pun kadang-kadang minta buat bantuan lingkungan kami ga pernah di tanggapi.
Pewawancara : yaudah pa, makasih ya pa ya, makasih bapak.
Narasumber 9 Nama
: Ibu Maryati
Alamat
: Kp. Tegal Kiari Rw 03 Rt 08
Hari/Tanggal : Selasa/27 September 2016 Waktu
: 12.38 WIB
Pewawancara : ibu tau ngga ada berapa banyak PT yang ada didesa? Narasumber
: ada berapa yah? Satu Lotus, dua Lola, tiga Musika, empat Quarindo, ada lima iyah waskita.
Pewawancara : terus ibu tau memproduksi apa PT-PT nya? Narasumber
: biasa, batu belah, abu gitu, skrining.
Pewawancara : kalau batan andesit tau bu? Narasumber
: ngga tau. Apa tuh?
Pewawancara : salah satu produksi PT juga. Kalau sejauh ini PT ada kontribusinya ngga sih bu untuk masyarakat? Narasumber
: ada, kaya uang kebul gitu.
Pewawancara : oh sampai sini ya uang kebulnya? Narasumber
: baru ngedenger dari Quarindo baru berapa tahun, dua tahunan lah.
Pewawancara : tapi ibu dapat? Narasumber
: ada dapat.
Pewawancara : oh, dampak dari PT yang ibu rasakan apa? Narasumber
: yah berisik, yah ngebul. Ngeganggulah. Lalu lintas juga gitu.
Pewawancara : buat lingkungan yang paling kerasa ya bu dampaknya? Narasumber
: iya kelingkungan. Itu polusi aja.
Pewawancara : Cuma polusi aja? Kalau untuk air? Narasumber
: sama juga air kering. Jadi kurang air sekarang.
Pewawancara : kesedot kali yah airnya. Narasumber
: iya, soalnya gunung-gunung kan diambilin batunya.
Pewawancara : nah kan air susah terus banyak polusi, terus jalanan rusak, nah yang ibu rasakan apa? Bagaimana persaan ibu? Narasumber
: ngga nyaman aja gitu, ngga enak gitu lah, badan cepet kotor gitu. Motor kendaraan rusak gitu kan.
Pewawancara : terus ngejalanin kehidupan sehari-harinya dengan polusi udara, jalanan rusak, air susah , ibu menjlaankan kehidupan apa kesusahan apa gimana ? Narasumber
: kesusahan juga. Sekarang udah 5 hari ngga ujan,sumur kering juga. Seminggu ngga ada ujan kali kering, sawah-sawah kering gitu.
Pewawancara : terus sikap ibu ke PT gimana dengan adanya dampak lingkungan seperti ini? Narasumber
: hemm nerima aja abisnya banyak PT disini.
Pewawancara : walaupun kesel? Narasumber
: iya.
Pewawancara : menurut ibu siapa yang harus bertanggungjawab? Narasumber
: tokoh masyarakat, rt. tapi dilihat sih belum ada sih yang itu warga juga.
Pewawancara : kalau misalnya peranan PT tanggungjawab PT itu kaya gimana? Narasumber
: paling kalau jalanan udah rusak paling diurug aja, diratatin doang gitu, nanti disiram lagi yah rusak lagi gitu.
Pewawancara : kalau pemerintah ada tanggugjawabnya ngga bu? Narasumber
: belum, belum ngedenger itu dari desa, dari kecamatan belum.
Pewawancara : jadi cuma dari PT yang diurug-urug aja ya bu? Sama uang aja tadi yah? Narasumber
: uang dari satu PT aja dari Quarindo aja.
Pewawancara : terus ibu minta atau nuntut ngga sih ke PT ataupun ke desa biar mereka ada tanggunjawabnya? Narasumber
: dari pertama ada uang ngebul yah buat kita ini ya pernah demo ke PT Quarindo.
Pewawancara : langah-langkah buat ngelaksanain dmo bagaimana bu? Narasumber
: yah minta dari PT dulu datang ke PT langsung ke Desa turun kelurah langsung keatasan sana ke bupati, trus langsug ke Jakarta ke istana merdeka, langsng ke presiden sana. Soalnya suami saya yang kesana sama rekan-rekannya.
Pewawancara : oh jadi pertama ke PT, trus ke desa, langsung keperusahaan pusat. Narasumber
: iya, langsung ke istana merdeka.
Pewawancara : sampai ke istana ya? Narasumber
: iya sampe.
Pewawancara : trus ibu ikut serta ngga bu mengurangi dampak lingkungan bu? Narasumber
: maksudnya?
Pewawancara : ibu ikut seta ngga misalnya ngurangi dampak dengan membuat irigasi air, atau ibu buat salinitas udara, minta saluran air bersih dari PT? Narasumber
: saluran air sudah ada tampunagn dari gunung apa tuh yang disitu, cituyu yah. Buat mandi, masak. Tapi ya memang kering airnya kecil. Airnya udah ada air bersih dari kemaren.
Pewawancara : oh iya udah gitu aja ya bu makasih ya bu. Narasumber
: iya.
Narasumber 10 Nama
: Pak Alif
Alamat
: Kp. Tegal Kiari Rw 03 Rt 08
Hari/Tanggal : Selasa/27 September 2016 Waktu
: 13.43 WIB
Pewawancara : Bapak Alif, bapak tau ada berapa banyak Pt yang ada di desa cipinang?” Narasumber
: 1…2…, PT Quarindo,PT lola,PT lotus,musika,Holcim,BSM.
Pewawancara : Kalau produksi PT-PT itu,bapak tau? Narasumber
: 200,eh 250 ton perjam kapasitasnya.
Pewawancara : Yang di produksi apa aja pak? Narasumber
: Jenis bahannya, abu,split.
Pewawancara : Kalo batuan andesit? Narasumber
: Kalau andesit itu bahan bakunya.
Pewawancara : Bahan bakunya? Narasumber
: Jenisnya, jenis batuan andesit.
Pewawancara : Kalau konstribusi PT buat masyarakat saat ini apa pak?. Narasumber
: Konstribusi…ada,paling berupa uang,terus apa ya,mototng arang bahan material.
Pewawancara : Terus apa lagi pak? Narasumber
: Emm…cuman itu sih.
Pewawancara : Kalau dampak yang bapak rasain dengan adanya PT? Narasumber
: Emm…dampak lingkungan memang jelas,macam air,otonomis berkurang,cuaca atau udara berubah itu kan dampak lingkungan, dampak ekoniminyaya memang sebagian masyarakat bisa bekerja
gitu kan,dampak sosialnya…ya kuranglah interaksinya di masyarakat. Pewawancara : Tapi yang paling terasa dampak lingkungan? Narasumber
: Ya pastilah itu mah lingkungan.
Pewawancara : Itu terasa banget yah,tadi air,polusi udara,jalanan,emm…dengan kondisi seperti itu, bapak rasakan gimana apakah jengkel,kesel,marah,atau seperti apa? Narasumber
: Ya…sebenernya sih ya..saling membutuhkan, cuman kan tadi kebutuhan yang di rasakan memang kurang serba kurang itu tadi dari sisi sosial,ekonomi,dan lingkungan otonomis kurang lah banyak kurangnya. Dari pada positif itu banyak negatifnya.
Pewawancara : Dengan kondisi seperti itu tadi,air kurang, terus polusi udara, jalan rusak itu bapak menjalankan kehidupan sehari-hari bagaimana? Narasumber
: Ya, walaupun seperti itu ya memang harus di jalani-jalani aja.
Pewawancara : Jalani aja?” Narasumber
: Iya.
Pewawancara : Terus cara bapak menyikapi ke PT nya gimana? Narasumber
: Ya sebeneranya kan kalau diperusahan tambang gitu mah kan tadi kalo mau dari perusahaan mah sydah bagus cuman itu tadi masalahnya yang memanfaatkannya itu, ada yang bisa memanfaatkan, terutaman macamnya itu tadi lah ekonomi yang bisa usaha mah ya usaha, yang gak bisa mah ya gak bisa. Otonomis kalo bicara kesenjangan sosial mah jauh, kalo bicara kesenjangan mah.
Pewawancara : Tapi menyikapinya kondisi itu? Narasumber
biasa aja ke PT itu, nerima gitu dengan
: Ya…nerima ya nerima, Cuma harus gimana?
Pewawancara : Walaupun kesel tapi harus nerima ya pak? Narasumber
: Iya.
Pewawancara : Menurut bapak yang harus bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan ini siapa pak? Narasumber
: Ya semuanya harusnya, yang harus bertanggung jawab.
Pewawancara : Baik dari PT? Narasumber
: Iya.
Pewawancara : Dari pemerintah? Narasumber
: Yang namanya tripartide itu sudah jelas,antara perusahaan, masyarakat, dengan pemerintah itu sendiri. Ya kerena memang itu tadi regulasinya sudah jelas akhirnya, dana csa kemana gitu?,perbaikan air gimana?, belum lagi kita bahas tentang pendidikan gitu, emang masalah kalo misalkan kita hitung 250 ton perjam perhari kita kalkulasi, kita kasih Rp.500 baja satu ton itu perjam, missal jangankan 24 jam 20 jam saja dikali 500 sehari itukan sudah berapa gitu, dari kapasitas produksi cuman itu jadi, eh.. herta kalo di kalkulasi harusnya sebulan itu rata-rata 75 juta satu mesin atau perusahaan.
Pewawancara : Satu mesin? Narasumber
: Iya, 75 juta itu di kalikan 10 aja 10 perusahaan atau 10 mesin udah berapa?, kita hitung PHD atau pendapatan hasil daerah, em… kapasitas produksi udah berapa kalo 10 mesin aja udah 750 juta di bagi 12 ribu juta jiwa misalkan berapa?, 300 ribu perbulan itu perjiwa cuman gak ada orang yang seperti itu.
Pewawancara : Iya. Narasumber
: Hitung aja regulasinya 250 ton perjam itu kan, itu perjam loh, 250 ton perjam. Kalo masyarakat dapet 50 eh 500 saja perjam dari 24 jam kita hitung 20 jam sudah berapa?, ada gak yang kaya gitu?
Pewawancara : Gak ada. Narasumber
: Gak ada kan, yang dilihat kita kan yang beredar di cipinang ini berapa?, dari 7 perusahaan tambang yang di quarindo 2 mesin di lola 2 mesin, kita hitung mesin loh, kapasitas produksi, sudah pernah ada gak yang teliti seperti itu?, produk domestic brutonya cipinang, uang yang beredar itu berapa?, tadi kan 75 juta perbulan
dikali 10 mesin aja 750 juta di bagi 12 ribu jiwa itu berapa ratarata 300 ribuan itu perjiwa perbulan. Pewawancara : Harusnya? Narasumber
: Emang harusnya seperti itu, makanya yah omong kosong orang ngomong-ngomong ini, ngomong ini regulasinya kalo tidak di arahkan kesana udah.
Pewawancara : Kalo peranan PT buat ngurangi dampak itu sendiri ada gak pak? Narasumber
: Ya itu tadi kalo PT mah kan berdiri dari izin lingkungan padahal yang nemu izin lingkungan buakn seberapa bagian, bukan orangnya, lingkungannya yang harus.
Pewawancara : Iya. Narasumber
: Iya itu, misalkan izin lingkungan cukup mewkili 10 atau 20 orang, itu masih aja lingkungan 10 atau 20 orang cukup, oh gak bisa yang nilai tuh lingkungan kalo manusia yang dilihat baru lingkungan hatinya. Didalam ruang ada lingkungan atau didalam lingkungan ada ruang, ruang yang mana?, ruang hati itu.
Pewawancara : Berarti sejauh ini belum ada ya? Narasumber
: Maksudnya itu tadi, kalo kita ngomong regualasi seperti itu, belum pernah ada yang menghitung, kita hitung aja produk domestic bruto PDB nya berapa?, teruskan ketemu uang yang beredar berapa, berapa milyar uang yang beredar perjam, perhari berapa?, tapikan yang beredar itu buat siapa?
Pewawancara : Kalo peranan pemerintah sendiri ada gak pak buat ngurangin dampak ligkungan? Narasumber
: Ya itu tadi, kalo tadi secara tripatride nya jelas misalkan sudah jelas gtiu kan harsunya dalam gunung itu berapa?, yang mereka tebang itu berapa gitu otonomis diperusahaan yang tumbuh berapa, oksigen yang ketemu berapa yang lain udah sampe gak, kan gak ada.
Pewawancara : Jadi dari pemerintah juga gak ada? Narasumber
: Ya iya, karena memang pemerintah itu dasarnya memang eu..izin lingkungan udah kalo yang izin lingkungan ini izin yang mana?
Pewawancara : Kalo bapak sendiri, upaya rencana pikiran atau euu..memang sudah dijalankan buat meminta pertanggung jawaban atau menuntut ke PT atau pemerintah supaya mengadakan kegiatan? Narasumber
: kalo saya piker itu tidak di laksanakan produksi 250 ton perjam kalau RP.500 itu sudah tidak mungkin dari angka-angak kemiskinan atau peraturan-peraturan bagaimanaoun udah gak bisa, itu kita ngebangun itu harus ekonominya dulu baru pendidikan, baru kesehatan. Kita lihat disini udah jelas ekonominya masih banyak ada orang miskin masih banyak kita lihat pendidikan mana ada disini yang bisa kalau…okelah kita ambil yang baiknya aja, IP nya berapa misalkan dikuliahkna sama meraka, sama perusahaaan. 7 almamater artinya 1 tahun itu 10 atau 10 tahun kemudian pengikatan ada kelulusan pertahuanan 7 alumni 7 akademik itu dari segi pendidikan , ternyata tahun sekarang gak ada.
Pewawancara : Tapi bapak sendirikan punya pemikiran seperti itu, pernah mengajukan gak kepada pemerontah atau ke PT buat mengadakan kegitan tersebut? Narasumber
: Sudah.
Pewawancara : Sudah, caranya gimana itu pak? Narasumber
: Yakan ,kalau misalkan dari analisis dampaknya itu yang ada seperti itu, jelaskan yang dibangun dicipinang itu kaitannya dengan lingkungan karena adanya perusahaan seperti itu yang bisa kita lakukan adalah mengalisis artiny kita harus tau bahwa ekonomi. Akhirnya ketemukan dari uang sebesar itu misalkan sembako kita drop sendiri, baik gas segala macem. Jadi ada penekanan harga tidak seperti sekarang, contoh rokok distu misalkan RP.15.000 dijual R.20.000, gas distu Rp.16.000 dijual Rp.25.000 ini siapa yang bertanggung jawab baru ekonomi nya aja seperti itu. Tidak ada yang memikirkan mau harga berapa bodo amat yang penting kebeli, kebayar, gak bisa Negara ini gak bisa seperti ini. Itu baru ekonomi, kita melangkah kependidikan kalau kita hitung kalau misalkan okelah masyarakat hanya setelah sampai SMA iyakan?, berarti berapa tuh?, 12 tahun kan. Wajib belajar nasional sekarang 12 tahun kuliah kita serahin keperusahaan kita kompetisi-kompetisi nilai tertinggi dari anakanak itu yang SMA berapa?, kuliah berapa?, walaupun hanya satu
orang yang kepilih tapi pertahun gitu artinya jelas gitu jadi satu tahun kelulusan berarti 7 angka atau 7 alumni itu segi pendidikan. Terus segi kesehatan, ternyata disini posyandunya cuman ada disini doang, yan ada cuman 14 posyandu itu dibagi 7 disimpan 2 bikin posyandu karena diposyandu itu jelas kita itu signifikan dari kesehatan sampai balita, sampai nenek-nenek,kakek-kakek itu artinya kita sedarannya kurang bahwa masyarakat tuh kesehatannya seperti apa. Dari pendidikan tadi bicara itu cari insfraktruktur dari uang 75 juta itu berapa kalau bangun jalan berarti kan 750 juta kalau misalkan kita 100 meter anggaplah cuman 800.000 permeternya atau 1 juta bahkan itu bisa berapa kalo kita dianggarkan dari 750 juta itu, itu kan bearti sudah 750 meter itu satu tahun. Pewawancara : Bapak sudah mengusulkan ini kepemerintah? Narasumber
: Pemerintah mana?
Pewawancara : Pak RT? Narasumber
: Sudah, kit amah kalo demo baru demo pun akhirnya kan kalo kita terus terang sih, kalo misalkan ada sisian atau triplex atau tadi dari perusahaan benefitnya harus jelas yang dikembalikan ke masyarakat Rp.500 saja itu sydah begitu besar perjam loh, itu dikalikan 500 kalo kita hitung 75 juta itu satu mesin loh kalo ada 10 mesin aja berapa 750 juta kan?, gini ini.
Pewawancara : Berarti usul bapak selama ini gak di tampung? Narasumber
: Ya jelas usul-usulnya itu tapikan itu tadi apabila kalo ada 17 an itu ada tadi walaupun ada kecil ruangan itu dari hati ke hati aja gak ada.
Pewawancara : Terus pak, , kan bapak tau kalau PT itu kana da dampak lingkungannya, air kurang, polusi udara, jalamnan rusak bapak sendiri ikut serta gak sih ngurangin dampak-dampak yang ditimbulkan dari PT. Narasumber
: Pemikiran itu mah hanya sesaat atau selintas seperti pernah oh saya bilang mah ini tuh harus ditanami pohon terus seperti itu, dari aliran sungai ini aja, boro-boro harusnya mah kan kita kasih tumbuh tanaman hijau, jadi disini tuh terus terang aja, ilmunya belum datang atau didapat ekomominya kurang, jadi displin
ilmunya gak buisa sehingga gimana caranya biar dapar duit buat kebituhan sehari-hari. Maknya saya tekankan, kalo itu tadi satu tahun itu ada satu perusahaan satu almamater,satu orang bidan,satu orang guru, satu orang TNI itu dari 7 displin ilmu tuh jadi 20 tahun kedepan masih ada tambang insiyur bik dari sini gitu atau dari mana gitu. Pewawancara : Oh segitu aja yah pak terima kasih. Narasumber
: Iya. Sama-sama.
Lampiran 7
PEDOMAN OBSERVASI Memulai segala kegiatan observasi dengan mengucapkan Basmallah. Identifikasi dan pahami penelitian yang dilakukan yaitu : Sikap Masyarakat Terhadap Perusahaan Tambang Andesit di Desa Cipinang Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Dalam observasi, semua indera peneliti harus menjadi alat penelitian yang peka dan terintegrasi secara aktif serta dapat diandalkan. Pengamatan dilakukan secara menyeluruh di sekitar RW 03 Desa Cipinang. Hal yang akan diamati adalah : 1. Bentuk Kerusakan Lingkungan. 2. Sikap Masyarakat.
Hasil pengamatan akan dituliskan dengan format sebagai berikut : Observasi ke : 1 Lokasi
: Depan Kantor Desa Cipinang
Waktu
: 09.00
NO 1. 2. 3.
Perilaku yang tampak Masyarakat menjalankan aktivitas seperti biasa
PEDOMAN OBSERVASI Memulai segala kegiatan observasi dengan mengucapkan Basmallah. Identifikasi dan pahami penelitian yang dilakukan yaitu : Sikap Masyarakat Terhadap Perusahaan Tambang Andesit di Desa Cipinang Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Dalam observasi, semua indera peneliti harus menjadi alat penelitian yang peka dan terintegrasi secara aktif serta dapat diandalkan. Pengamatan dilakukan secara menyeluruh di sekitar RW 03 Desa Cipinang. Hal yang akan diamati adalah : 1. Bentuk Kerusakan Lingkungan. 2. Sikap Masyarakat.
Hasil pengamatan akan dituliskan dengan format sebagai berikut : Observasi ke : 2 Lokasi
: Lingkungan sekitar RT 01 RW 03
Waktu
: 15.20
NO
Perilaku yang tampak
1.
Jalanan becek akibat penyiraman air dari PT
2.
Masyarakat menjalankan aktivitas seperti biasa
3.
Beberapa pengendara motor menjalankan motornya sangat pelan karena takut kecipratan lumpur dari jalanan becek
PEDOMAN OBSERVASI Memulai segala kegiatan observasi dengan mengucapkan Basmallah. Identifikasi dan pahami penelitian yang dilakukan yaitu : Sikap Masyarakat Terhadap Perusahaan Tambang Andesit di Desa Cipinang Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Dalam observasi, semua indera peneliti harus menjadi alat penelitian yang peka dan terintegrasi secara aktif serta dapat diandalkan. Pengamatan dilakukan secara menyeluruh di sekitar RW 03 Desa Cipinang. Hal yang akan diamati adalah : 1. Bentuk Kerusakan Lingkungan. 2. Sikap Masyarakat.
Hasil pengamatan akan dituliskan dengan format sebagai berikut : Observasi ke : 3 Lokasi
: Kp. Tegal Mangga, sekitar PT. Karya Cipta Quarindo.
Waktu
: 13.17
NO
Perilaku yang tampak
1.
Keadaan siang panas menyengat
2.
Beberapa mobil pasir lewat mengangkut pasir dan membuat polusi udara sekitar jalanan Masyarakat yang berada dijalan menutup mulut dan hidung dengan tangan mereka
3.
PEDOMAN OBSERVASI Memulai segala kegiatan observasi dengan mengucapkan Basmallah. Identifikasi dan pahami penelitian yang dilakukan yaitu : Sikap Masyarakat Terhadap Perusahaan Tambang Andesit di Desa Cipinang Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Dalam observasi, semua indera peneliti harus menjadi alat penelitian yang peka dan terintegrasi secara aktif serta dapat diandalkan. Pengamatan dilakukan secara menyeluruh di sekitar RW 03 Desa Cipinang. Hal yang akan diamati adalah : 1. Bentuk Kerusakan Lingkungan. 2. Sikap Masyarakat.
Hasil pengamatan akan dituliskan dengan format sebagai berikut : Observasi ke : 4 Lokasi
: Kp. Kelapa Tiga, sekitar Kantor Desa Cpinang
Waktu
: 09.42
NO
Perilaku yang tampak
1.
Masyarakat beraktivitas biasa
2.
Terdapat mobil truk yang bannya bocor dipinggir jalan, membuat kemacetan tapi tidak begitu parah
3.
PEDOMAN OBSERVASI Memulai segala kegiatan observasi dengan mengucapkan Basmallah. Identifikasi dan pahami penelitian yang dilakukan yaitu : Sikap Masyarakat Terhadap Perusahaan Tambang Andesit di Desa Cipinang Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Dalam observasi, semua indera peneliti harus menjadi alat penelitian yang peka dan terintegrasi secara aktif serta dapat diandalkan. Pengamatan dilakukan secara menyeluruh di sekitar RW 03 Desa Cipinang. Hal yang akan diamati adalah : 1. Bentuk Kerusakan Lingkungan. 2. Sikap Masyarakat.
Hasil pengamatan akan dituliskan dengan format sebagai berikut : Observasi ke : 5 Lokasi
: Kp. Tegal Kiari RT 07
Waktu
: 11.00
NO
Perilaku yang tampak
1.
Panas menyengat
2.
Aliran sungai kecil
3.
Banyak ibu-ibu mencuci di sungai
4.
Lokasi pertanian airnya surut.
PEDOMAN OBSERVASI Memulai segala kegiatan observasi dengan mengucapkan Basmallah. Identifikasi dan pahami penelitian yang dilakukan yaitu : Sikap Masyarakat Terhadap Perusahaan Tambang Andesit di Desa Cipinang Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Dalam observasi, semua indera peneliti harus menjadi alat penelitian yang peka dan terintegrasi secara aktif serta dapat diandalkan. Pengamatan dilakukan secara menyeluruh di sekitar RW 03 Desa Cipinang. Hal yang akan diamati adalah : 1. Bentuk Kerusakan Lingkungan. 2. Sikap Masyarakat.
Hasil pengamatan akan dituliskan dengan format sebagai berikut : Observasi ke : 5 Lokasi
: Kp. Gunung Cabe, sekitar PT. Musika Purbantara Utama, PT.Lola Laut Timur dan PT. Lotus SG Lestari.
Waktu
: 12.54
NO
Perilaku yang tampak
1.
Panas menyengat
2.
Banyak mobil keluar masuk PT, menyebabkan kemacetan
3.
Masyarakat kesulitan jalan karena banyak mobil-mobil besar dijalanan.
4.
Beberapa kendaraan membunyikan klakson dan membuat kebisingan
5.
Masyarakat terlihat terganggu dan beberapa berteriak “Heeey gandeng”
PEDOMAN OBSERVASI Memulai segala kegiatan observasi dengan mengucapkan Basmallah. Identifikasi dan pahami penelitian yang dilakukan yaitu : Sikap Masyarakat Terhadap Perusahaan Tambang Andesit di Desa Cipinang Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Dalam observasi, semua indera peneliti harus menjadi alat penelitian yang peka dan terintegrasi secara aktif serta dapat diandalkan. Pengamatan dilakukan secara menyeluruh di sekitar RW 03 Desa Cipinang. Hal yang akan diamati adalah : 1. Bentuk Kerusakan Lingkungan. 2. Sikap Masyarakat.
Hasil pengamatan akan dituliskan dengan format sebagai berikut : Observasi ke : 7 Lokasi
: Kp. Gunung Cabe Lebak
Waktu
: 15.57
NO
Perilaku yang tampak
1.
Hujan cukup deras, membuat jalanan sangat becek
2.
Aliran sungai deras dan berwarna coklat
3.
Pengendara motor dan mobil pribadi kendaraannya terlihat sangat kotor
Lampiran 8
Galian C di Rumpin Semakin Tidak Terkendali BOGORnews.com ::: Banyaknya eksploitasi sumber daya alam (SDA) di wilayah Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor terutama tambang batu andesit atau galian C di wilayah Desa Cipinang terus menjadi perhatian warga. Pasalnya, selain semakin tidak terkendali dan membuat kerusakan alam dan infrastruktur, lemahnya pengawasan dari aparatur pemerintah terhadap ijin usaha tambang juga membuat para pengusaha tambang lalai terhadap dampak usahanya. Hal inipun diperparah menyusul terjadinya musibah tanah longsor yang mengakibatkan satu rumah warga rusak. Rumah milik Maman (37) nampak rusak parah, setelah diterjang tanah longsor yang terjadi sekitar pukul 15.00 WIB di Kampung Pasir Pogor RT 006 RW 004 Desa Cipinang Kecamatan Rumpin, Selasa (22/11/2016) Penelusuran BOGORnews.com, jarak antara pemukiman warga yang terkena musibah longaor dengan lokasi tambang, hanya berkisar ratusan meter. Lokasi perusahan tambang batu andesit atau biasa disebut tambang galian C di wilayah Kecamatan Rumpin, memang sebagian besar berada di wilayah Desa Cipinang. Walaupun dalam kejadian musibah longsor tersebut, tidak ada korban jiwa, namun kerugian material yang dialaminya akibat longsor itu diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah. *(Azis Maulana)
Sumber : http://bogornews.com/berita-galian-c-di-rumpin-semakin-tidak-terkendali.html
Picu Banjir Bandang, Dirjen KLHK Sidak Tambang Pasir di Bogor Bogor,
RadarOnline –
Kerusakan
Lingkungan
Dirjen
Pengendalian
Kementrian
Pencemaran
Lingkungan
Hidup
dan dan
Kehutanan, Karliansyah, pada Minggu (15/5/2016) melakukan inspeksi mendadak di lokasi galian tambang pasir PT. Lotus SG Lestari terkait laporan dari warga korban banjir bandang di Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dalam kunjungan tersebut, Dirjen yang didampingi oleh Direktur Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka KLHK Ir. Sulistyowati, MM , deputi bidang penegakan hukum KLHK, Staf dan TA dari anggota Komisi VII DPR RI Adian Napitupulu SH yang terpilih dari Dapil Kabupaten Bogor melihat langsung kondisi rumah warga yang diterjang banjir bandang. Tidak hanya itu Dirjen dan rombongan juga meninjau sejumlah titik lokasi penggalian tambang pasir, kerikil dan andesit milik PT. Lotus. Rombongan
bahkan
sempat
sedikit bersitegang
saat mereka
mengunjungi kantor PT. Lotus yang dijaga ketat oleh sejumlah pengamanan dari oknum kepolisian. Puput
perwakilan
warga
yang
ikut
menemani
rombongan
mengatakan bahwa Dirjen hadir untuk melihat langsung kerusakan lingkungan yang terjadi akibat aktivitas tambang PT Lotus.
“Kami sangat berterimakasih atas kunjungan langsung pihak Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ke desa kami. Mereka tadi melihat langsung lokasi penambangan dan dampak banjir bandang yang menyebabkan kerusakan hingga hancurnya rumah-rumah warga di desa kami,” tuturnya. Puput bersama sejumlah tokoh warga lainnya dan pengurus RT dan RW di kampung Ciapus mengatakan kerugian materiil yang di alami warga cukup besar akibat peristiwa tersebut. Menurut pendataan warga kampung Ciapus Desa Cipinang dan kampung Nunggaherang Desa Tegal Lega ada 217 yang rusak ringan hingga berat akibat banjir, 3 diantaranya bahkan hancur hingga tak bersisa terbawa arus, 2 mobil hancur terhantam arus banjir yang membawa batuan dan material longsoran dari atas bukit, serta puluhan motor yg rusak berat karena terendam banjir yg datang tiba-tiba itu. “Itu belum kerugian harta benda warga yg rusak atau hanyut akibat terendam banjir seperti perabotan, alat elektronik, serta kolam ikan, sawah, kebun dll, kalau ditotal sih sampai milyaran mas. Parahnya sampai detik ini tidak ada bantuan dan tanggung jawab dari Lotus, buang badan saja mereka, kita semua swadaya , gotong royong warga untuk perbaikan,” tutur Puput. Setelah melakukan wawancara dengan warga, pendataan dan mengambil sejumlah gambar kerusakan lingkungan dan aktivitas PT. Lotus, rombongan akhirnya kembali ke Jakarta. Sebelumnya pada 1 Mei 2016 malam banjir bandang menerjang warga di 2 desa yakni desa Cipinang dan Desa Tegal Lega
kecamatan Rumpin, Bogor. Banjir terjadi akibat luapan sungai Cimanciri yang menyebabkan jebolnya tanggul. Warga menduga hal tersebut terjadi akibat pengerukan besarbesaran yang dilakukan oleh PT Lotus di daerah hulu sungai Cimanciri yang berimbas pada kerusakan lingkungan di sepanjang Daerah
Aliran
Sungai
sehingga
berujung
pada
j;
ebolnya
tanggul. (Musa/Yen) Sumber : http://radaronline.id/2016/05/16/picu-banjir-bandang-dirjen-klhk-sidaktambang-pasir-di-bogor/
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Wawancara dengan Paisal
Wawancara dengan Pak H.Dani
Wawancara dengan Anto
Wawancara dengan Pak Awang
Wawancara dengan Ketua RW Pak Kusnadi
Wawancara dengan Bu Maryati
Wawancara dengan Pak Alif
Berada di Kantor Desa Cipinang
Area sekitar Perusahaan Tambang
Kondisi jalanan kp. Tegal Kiari
Mobil besar mendominasi jalanan
Kondisi Jalanan di depan Kantor Desa Cipinang
Biodata Penulis
Winda Septi Kusuma, dilahirkan 22 tahun silam tepatnya 14 September 1994 di Sukabumi, Jawa Barat. Anak pertama dari dua bersaudara ini dilahirkan dari keluarga yang memiliki dua suku bangsa. Ayah Kusrin bersuku Jawa, dan Ibu Susi Herlianti bersuku Sunda. Mengenyam dunia pendidikan sejak umur 5 tahun di taman kanak-kanak Ngadisuko Jawa Timur. Kemudian Sekolah Dasar pindah ke Bogor dan bersekolah di SDN Cipinang 01, berlanjut ke Sekolah Menegah Pertama di SMPN 01 Rumpin dan mengenyam bangku Sekolah Menengah Atas di SMAN 01 Rumpin. Selepas SMA mencoba memasuki dunia perkuliahan dan diterima di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta sampai saat ini. Semenjak SMP sangat senang berorganisasi, mulai dari Osis, Paskibra hingga Pramuka. Terlebih dunia kepramukaan sampai saat ini masih sangat senang menggelutinya. Ketertarikannya pada dunia kepramukaan bermula pada SMP terpilih menjadi Pasukan Khusus Pramuka, SMA menjadi Ketua di Ambalan Pangeran Shageri dan Ratu Rapiah Gerakan Pramuka SMAN 01 Rumpin, hingga masuk ke perguruan tinggi, kembali Gerakan Pramuka-lah yang menjadi tempatnya bernaung dan tergabung dalam Racana Fathillah – Nyi Mas Gandasari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan dipercayai sebagai Bendahara Umum. Loyalitasnya pada Gerakan Pramuka tak lain karna dari Gerakan Pramuka-lah yang telah memberi banyak ilmu, kemandirian dan pengalaman yang berharga.