PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DESA BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR TERHADAP KUCING LIAR DAN CARA PENGENDALIANNYA
BINTANG PRATIWI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul ―Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Terhadap Kucing Liar dan Cara Pengendaliannya‖ adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Bintang Pratiwi NIM B04100053
ABSTRAK BINTANG PRATIWI. Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Terhadap Kucing Liar dan Cara Pengendaliannya. Dibimbing oleh FADJAR SATRIJA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat Desa Babakan terhadap kucing liar dan cara pengendaliannya. Pengambilan data dilakukan di Desa Babakan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner kepada 100 responden. Data karakteristik responden yang diambil yaitu usia, jenis kelamin, wilayah, pendidikan, kepemilikan hewan peliharaan dan keberadaan kucing liar di lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh (58%) responden memiliki pengetahuan yang cukup terhadap kucing liar dan terdapat 42% responden yang memiliki pengetahuan yang buruk terhadap cara pengendaliannya. Hasil analisa kategori sikap menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap positif terhadap kucing liar (84%) dan sikap netral terhadap cara pengendaliannya (53%). Karakteristik yang berkorelasi dalam penelitian ini adalah pendidikan dan wilayah. Pendidikan berkorelasi dengan pengetahuan masyarakat terhadap kucing liar dan sikap masyarakat terhadap cara pengendalian, sementara wilayah berkorelasi dengan pengetahuan masyarakat terhadap cara pengendalian dan sikap masyarakat terhadap kucing liar. Sebagian besar responden setuju (79%) steril/kebiri sebagai cara untuk mengendalian populasi kucing liar dan sebanyak 67% responden bersedia berperan aktif untuk melaporkan kelebihan populasi kucing liar ke pemerintah untuk ditindaklanjuti. Kata kunci: cara pengendalian, kucing liar, masyarakat Desa Babakan, pengetahuan, sikap
ABSTRACT BINTANG PRATIWI. Knowledge and Atitude Babakan Village Society Dramaga Sub-District Bogor Regency on Feral/Stray Cat and Its Population Control. Supervised by FADJAR SATRIJA.
This research was conducted to evaluate the level of knowledge and attitude of Babakan Village society on feral/stray cat and its population control. The data collection was carried out using quetionnaires for 100 respondents from October 2014 to January 2015. The characteristics for this research were age, gender, region, education, pet ownership and the presence of feral/stray cats around the neighborhood. The results showed more than half (58%) of respondents have sufficient knowledge on feral/stray cats and the rest (42%) of respondents have poor knowledge on feral/stray cats population control. Most of respondents (84%) have positive attitude on feral/stray cats, while the rest of respondents (53%) have neutral attitude on feral/stray cats population control. The correlated characteristics were education and region. Education was correlated with
public's knowledge on the feral/stray cats and attitudes on feral/stray cats population control, while regions correlated with the public's knowledge on feral/stray cats’ population control and attitudes on feral/stray cats. Seventy nine percents of respondents agreed spay/neuter as the method for controling feral/stray cats population and sixty seven percents of respondents were willing to report the overpopulation of stray/feral cats to the government in order to be followed up.
Keywords: attitude, Babakan Village society, feral or stray cat, how to control the population, knowledge
PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DESA BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR TERHADAP KUCING LIAR DAN CARA PENGENDALIANNYA
BINTANG PRATIWI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
Judul Skripsi : Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor terhadap Kucing Liar dan Cara Pengendaliannya Nama : Bintang Pratiwi NIM : B04100053
Disetujui oleh
Drh Fadjar Satrija, MSc, PhD Pembimbing I
Diketahui oleh
Drh Agus Setiyono, MS, PhD, APVet Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
Tanggal Lulus :
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ―Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor terhadap Kucing Liar dan Cara Pengendaliannya‖. Skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan penulis di Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Penulian karya ini tidak akan dapat terselesikan dengan baik tanpa bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Drh Fadjar Satrija, MSc, PhD selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam penulisan karya ini, 2. Kedua orang tua Tukijo dan Rahayu Lestari beserta adik tercinta Lintang Kusumawardani yang telah memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis, 3. Drh Herwin Pisestyani, MSi selaku pembimbing akademik yang telah menjadi orang tua selama penulis menimba ilmu di FKH IPB, 4. Sahabat tercinta, Amalia Meini Bunyamin, SKH dan Syafrizal Ginting, SPd atas doa, dukungan dan motivasi yang diberikan selama penelitian dan penulisan skripsi, 5. Tri Budiarto, SKPM (KPM 45) dan Widya Ningsih, SStat (STK 42) yang telah memberikan pelajaran tentang kuesioner dan pengolahan data, 6. Keluarga besar Acromion 47 atas kebersamaannya selama ini, 7. Keluarga besar KSR PMI Unit 1 IPB atas pengalaman dan pelajaran dalam kebersamaan dan kekeluargaan selama ini, 8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu terima kasih atas dukungannya. Penulis sadar bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran untuk melengkapi skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca dan semua pihak yang terkait. Bogor, Mei 2015 Bintang Pratiwi
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Populasi Berlebih (overpopulation) pada Kucing Cara Pengendalian METODE Tempat dan Waktu Penelitian Desain Penelitian Analisa Data HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Desa Babakan Karakteristik Responden Tingkat Pengetahuan Umum Responden terhadap Kucing Liar dan Cara Pengendaliannya Kategori Sikap Responden terhadap Kucing Liar dan Cara Pengendaliannya Hubungan Karakteristik Responden dan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Desa Babakan terhadap Kucing Liar dan Cara Pengendaliannya Hubungan Karakteristik Responden dan Kategori Sikap Masyarakat Desa Babakan terhadap Kucing Liar dan Cara Pengendaliannya SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA
ix ix ix 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 4 4 4 5 5 6 6 8 11 11 12 12
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7
Tingkat pengetahuan umum responden terhadap kucing liar dan cara pengendaliannya Kategori sikap responden terhadap kucing liar dan cara pengendaliannya Hubungan antara karakteristik dan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap kucing liar Hubungan antara karakteristik dan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap cara pengendaliannya Hubungan antara karakteristik dan kategori sikap masyarakat terhadap kucing liar Hubungan antara karakteristik dan kategori sikap masyarakat terhadap cara pengendaliannya Sikap masyarakat Desa Babakan terhadap cara pengendalian kucing liar
6 6 7 8 9 10 11
DAFTAR GAMBAR 1
Pembagian dusun berdasarkan Peta Administratif Desa Babakan (Pemerintah Desa Babakan 2014)
3
DAFTAR LAMPIRAN 1
Kuesioner
17
PENDAHULUAN Latar Belakang Kucing (Felis catus) adalah hewan karnivora kecil keluarga Felidae yang telah didomestikasi oleh manusia sejak ribuan tahun lalu. Jenis hewan ini dekat dengan manusia karena dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan pemukiman dan memiliki kemampuan untuk berburu binatang kecil pengganggu seperti tikus. Peran kucing di masa kini tidak hanya terbatas sebagai pemburu tikus, namun lebih sebagai hewan kesayangan (companion animal). Banyak orang yang memelihara dan menyayangi hewan ini karena penampilannya yang cantik, bersih dan lucu, serta memiliki sifat yang lembut dan manja. Disamping kucing yang dipelihara dalam rumah, terdapat juga populasi kucing liar yang hidup berkeliaran bebas di sekitar pemukiman manusia. Menurut ACA (2014) Kucing rumahan dan kucing liar merupakan spesies yang sama. Perbedaan mereka adalah adanya pemilik dan tidak. Kucing liar berdasarkan cara bersosialisasi dengan manusia dapat dibagi menjadi dua yaitu kucing stray yang jinak dan kucing feral yang tidak jinak. Keberadaan kucing liar di tengah masyarakat disebabkan oleh adanya kucing domestikasi yang keluar dari rumah pemiliknya. Hal tersebut terjadi karena kucing tersebut hilang atau dibuang oleh pemiliknya lalu bereproduksi sehingga munculah anak-anak kucing yang tak bertuan. Populasi kucing liar dapat meningkat dengan cepat karena tidak memiliki predator alami serta kemampuan reproduksi kucing yang merupakan hewan poliestrus cukup tinggi (Zambelli dan Prati 2006). Kondisi di atas dapat menyebabkan ledakan populasi kucing liar yang berpotensi mengganggu kenyamanan dan kesehatan masyarakat seperti cemaran feses di lingkungan dan penyakit yang dapat ditularkan ke manusia (Zoonosis). Untuk menghindari terjadinya masalah tersebut perlu dilakukan upaya meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap berbagai masalah akibat kucing liar. Upaya tersebut harus didukung dengan pengendalian populasi kucing liar yang dilakukan secara efektif dengan metode yang tidak bertentangan dengan kaidah kesejahteraan hewan (animal welfare). Oleh karena itu perlu dilakukan penggalian informasi mengenai tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap keberadaan kucing liar serta cara pengendaliannya.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat Desa Babakan terhadap kucing liar dan cara pengendaliannya. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan pertimbangan bagi pemerintah, akademisi, dan organisasi non-pemerintah terkait dalam pengambilan keputusan dan merancang program-program terkait masalah kucing liar.
2
TINJAUAN PUSTAKA Populasi Berlebih (overpopulation) pada Kucing Menurut Kass (2005) overpopulation (populasi yang berlebih) pada kucing adalah keadaan dimana kucing menjadi beresiko untuk dieuthanasi (ditidurkan/dimatikan) karena mereka tidak diinginkan dan tidak memiliki pemilik. Penelitian mengenai potensi jumlah anak kucing yang dihasilkan oleh kucing liar pernah dilakukan oleh Olson dan Johntson (1993). Berdasarkan penelitian tersebut, jika perkawinan terjadi sekali dalam setahun, dua ekor kucing yang menghasilkan delapan anakan per tahun beserta anakannya akan menghasilkan 175 000 keturunan dalam tujuh tahun (dengan asumsi anakan tersebut dapat menghasilkan jumlah anakan yang sama). Jumlah ini akan menjadi lebih dari 750 000 keturunan jika kucing betina kawin lebih dari sekali dalam setahun. Jumlah overpopulation kucing di Amerika Serikat akan mencapai level yang tidak dibayangkan jika tidak dilakukan operasi sterilisasi (Kass 2005).
Cara Pengendalian Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan populasi kucing liar seperti menangkap, memilih dan melakukan depopulasi. Namun cara ini kurang efektif karena ketika kucing itu dihilangkan dari lingkungan, maka akan datang lagi kucing-kucing yang lain. Cara lain adalah trap, neuter and release (TNR) yaitu penangkapan, sterilisasi (kastrasi/ovariohisterektomi) untuk menghentikan reproduksi kucing, lalu dikembalikan lagi ke tempatnya sehingga dapat mengontrol populasi (Kass 2005). Slater (2005) menyatakan program TNR, adopsi dan monitoring adalah pilihan yang paling efektif dan manusiawi dalam jangka panjang untuk mengontrol populasi kucing liar. Pemerintah Indonesia dalam PP No.7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis tumbuhan dan Satwa menyatakan bahwa satwa yang mengancam jiwa manusia secara langsung dapat dibunuh apabila tidak dapat dikembalikan ke habitatnya atau dikirim ke lembaga konservasi untuk dipelihara. Kucing liar dalah hal ini akan didepopulasi jika mulai mengancam jiwa manusia.
METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor dari bulan Oktober 2014-Januari 2015. Responden dari penelitian berdomisili di empat dusun yaitu Dusun Bara (warna kuning), Bateng (warna merah), Badoneng (warna hijau) dan Cangkurawok (warna biru) (Gambar 1).
3
Gambar 1
Pembagian dusun berdasarkan Peta Administratif Desa Babakan (Pemerintah Desa Babakan 2014)
Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu studi cross sectional yang dirancang untuk mengetahui karakteristik masyarakat Desa Babakan serta hubungannya dengan pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kucing liar dan cara pengendaliannya. Responden dari penelitian ini merupakan populasi dari seluruh masyarakat Desa Babakan. Besaran sampel masyarakat sebagai responden ditentukan dengan menggunakan Rumus Slovin (Sarwono 2006) sebagai berikut: n =
N 1 + N e2
keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi, dalam hal ini populasi di Desa Babakan yaitu 11.044 Jiwa (Data Gambaran Umum Kondisi dan Potensi Desa 2013) e = nilai kritis (batas ketelitian), dalam hal ini peneliti mengambil nilai kritis 10 persen
Berdasarkan perhitungan didapatkan jumlah sampel sebesar 99.1 yang dibulatkan menjadi 100 responden. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara langsung terhadap responden menggunakan kuesioner untuk menilai pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kucing liar dan cara pengendaliannya. Data karakteristik desa dan penduduknya merupakan data sekunder yang didapat
4
dari Kantor Desa Babakan (2013). Data jumlah mahasiswa FKH IPB yang tinggal di wilayah Desa Babakan didapatkan dengan kuesioner yang disebarkan secara acak terhadap 328 orang mahasiswa FKH IPB di tingkat 2, 3, 4 dan PPDH.
Analisa Data Jawaban atas pertanyaan terhadap responden dianalisa sebagai berikut. Pengukuran tingkat pengetahuan: jawaban yang ―benar‖ diberi skor 1, sedangkan jawaban yang ―salah‖ atau jawaban ―tidak tahu‖ diberi skor 0. Jumlah skor untuk setiap responden dihitung berdasarkan jawaban yang benar. Perhitungan nilai didapatkan dengan cara total skor dibagi dengan total soal dikali 100%. Berdasarkan kriteria penilaian di atas maka untuk menilai tingkat pengetahuan responden terhadap kucing liar dan cara pengendaliannya adalah sebagai berikut: • Baik jika nilai >70% • Cukup jika nilai 50-70% • Buruk jika nilai <50% Pengukuran sikap terdiri dari pertanyaan sangat setuju, setuju, tidak tahu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Jawaban dari pertanyaan tersebut dinilai dengan menggunakan skala Likert (UNI 2013). Untuk pertanyaan positif berlaku cara penilaian sebagai berikut; ―sangat setuju‖ bernilai 5, ―setuju‖ bernilai 4, ―tidak tahu‖ bernilai 3, ―tidak setuju‖ bernilai 2, dan ―sangat tidak setuju‖ bernilai 1. Untuk pertanyaan yang bersifat negatif berlaku kebalikannya. Perhitungan nilai didapatkan dengan cara total skor dibagi dengan total skor tertinggi (total soal dikali nilai tertinggi yaitu 5) dikali 100%. Berdasarkan kriteria penilaian di atas maka untuk menilai tingkat sikap responden terhadap kucing liar dan cara pengendaliannya adalah sebagai berikut: • Sikap positif jika nilai >70% • Sikap netral jika nilai 50-70% • Sikap negatif jika nilai <50% Data yang diperoleh dari hasil wawancara diolah menggunakan software Microsoft Excel 2007 dan kemudian dianalisis dengan aplikasi SPSS versi 21.0 dengan menggunakan sistem analisa korelasi spearman.
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Desa Babakan Menurut data Pemerintah Desa Babakan (2013), Desa Babakan merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, dengan luas wilayah ± 334.384 Ha. Desa ini terdiri dari 4 Dusun, 9 RW, dan 35 RT, dengan batas-batas sebelah utara Desa Cikarawang, sebelah timur Kelurahan Balumbang Jaya, sebelah selatan Desa Dramaga, sebelah barat Desa Cibanteng Kecamatan Ciampea. Jumlah Penduduk 11 044 Jiwa dengan penduduk laki-laki sebanyak 5 285 Jiwa, perempuan 5 759 Jiwa dan jumlah Kepala Keluarga 1 975
5
KK. Mayoritas masyarakat Desa Babakan (92.3%) beragama Islam, sedangkan yang lain protestan 3.7%, katolik 3.5%, Hindu 0.4%, dan Budha 0.1%. Berdasarkan jawaban atas pertanyaan kuesioner tempat tinggal pada 328 orang mahasiswa yang merupakan 36.5% dari jumlah mahasiswa FKH IPB tingkat 2 sampai dengan PPDH, terdapat 213 mahasiswa (64.9%) yang tinggal di Desa Babakan dan sisanya sebanyak 115 mahasiswa (35.1%) tinggal di luar wilayah Desa Babakan. Dari jumlah tersebut 52 mahasiswa (15.8%) tinggal di wilayah Bara, 96 mahasiswa (29.3%) di wilayah Bateng, 63 mahasiswa (19.2%) di wilayah Badoneng, dan 2 mahasiswa (0.6%) di wilayah Cangkurawok.
Karakteristik Responden Jumlah responden yang dijaring adalah 100 orang atau sekitar 0.9% dari total populasi. Berdasarkan hasil yang didapat, responden dapat dikategorikan kedalam beberapa karakteristik berdasarkan jenis kelamin, umur, tempat tinggal, pendidikan terakhir, kepemilikan akan hewan peliharaan, dan keberadaan kucing liar di lingkungan sekitar. Dalam penelitian ini sebagian besar responden adalah perempuan (61% atau 61 orang), sedangkan responden laki-laki sebanyak 39% (39 orang). Jumlah total penduduk wanita di desa Babakan lebih banyak (52.1% atau 5.759 Jiwa) dibandingkan dengan penduduk pria (47.9% atau 5.285 Jiwa). Berdasarkan umur, 33% responden berumur 41-50 tahun, 24% responden berumur 21-30 tahun, 22% responden berumur lebih dari 50 tahun dan 21% responden berumur 31-40 tahun. Berdasarkan pendidikan terakhir, sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA yaitu 47%, disusul tingkat pendidikan terakhir SD sebesar 26%, lalu SMP sebesar 16% dan Universitas sebesar 11%. Lebih dari separuh responden (54%) memiliki hewan peliharaan di rumah sedangkan 46% lainnya tidak memiliki hewan peliharaan apapun dirumahnya. Sebanyak 26% responden yang memiliki hewan peliharaan, memelihara kucing sementara sisanya memelihara ayam, anjing, burung, kelinci, dan ikan. Hampir seluruh responden (99%) menyatakan ada kucing liar di sekitar lingkungannya. Hanya satu responden (1%) yang menyatakan tidak ada karena semua kucing yang di sekitarnya merupakan milik tetangga sekitarnya. Jumlah responden terbanyak berasal dari wilayah/dusun Cangkurawok sebesar 31%, disusul wilayah Bara dengan jumlah responden 27 orang (27%), dan wilayah Bateng dan Badoneng yang memiliki jumlah responden yang sama yaitu 21 responden (21%). Penentuan jumlah responden didasarkan pada jumlah penduduk dalam wilayah tersebut dengan perbandingan antara jumlah KK keseluruhan Desa Babakan dengan jumlah KK di wilayah tersebut.
Tingkat Pengetahuan Umum Responden terhadap Kucing Liar dan Cara Pengendaliannya Berdasarkan hasil yang didapat, terdapat lebih dari separuh (58%) responden memiliki pengetahuan yang cukup terhadap kucing liar, 28% lainnya memiliki pengetahuan yang baik terhadap kucing liar dan 14% lainnya memiliki
6
pengetahuan yang buruk terhadap kucing liar. Berdasarkan pengetahuan terhadap cara pengendaliannya terdapat 42% responden yang memiliki pengetahuan yang buruk, 40% baik, dan 18% cukup. Tingkat pengetahuan masyarakat Desa Babakan terhadap kucing liar dan cara pengendaliannya dapat dilihat lebih rinci pada Tabel 1. Tabel 1 Tingkat pengetahuan umum responden terhadap kucing liar dan cara pengendaliannya Tingkat pengetahuan secara umum Baik Cukup Buruk Total
Terhadap kucing liar n % 28 28 58 58 14 14 100 100
Terhadap cara pengendalian n % 40 40 18 18 42 42 100 100
Berdasarkan hasil dapat dilihat sebagian besar masyarakat Desa Babakan memiliki pengetahuan yang cukup terhadap kucing liar dan buruk terhadap cara pengendaliannya. Hal ini tentunya dapat menjadi bahan pertimbangan pemerintah setempat dan IPB sebagai institusi pendidikian terdekat untuk memberikan pendidikan yang baik kepada masyarakat Desa Babakan tentang kucing liar dan bagaimana cara pengendaliannya.
Kategori Sikap Responden terhadap Kucing Liar dan Cara Pengendaliannya Hasil analisa kategori sikap menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap positif terhadap kucing liar (84%) dan sikap netral terhadap cara pengendaliannya (53%). Terdapat 16% responden yang memiliki sikap netral dan tidak ada yang bersikap negatif terhadap kucing liar. Namun terdapat 1% responden yang memiliki sikap negatif terhadap cara pengendaliannya dan 46% bersikap positif terhadap cara pengendaliannya (Tabel 2). Tabel 2 Kategori sikap responden terhadap kucing liar dan cara pengendaliannya Kategori sikap responden Positif Netral Negatif Total
Terhadap kucing liar n % 84 84 16 16 0 0 100 100
Terhadap cara pengendalian n % 46 46 53 53 1 1 100 100
Hubungan Karakteristik Responden dan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Desa Babakan terhadap Kucing Liar dan Cara Pengendaliannya Hasil studi ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara karakteristik (usia, jenis kelamin, memiliki hewan peliharaan, ada tidaknya kucing liar di sekitar dan wilayah) dan tingkat pengetahuan masyarakat Desa Babakan terhadap kucing liar yang ditunjukkan dengan taraf nyata yang tidak signifikan pada masing-masing peubah (p>0.05), namun ditemukan korelasi positif lemah
7
(p<0.05; r=0.216) antara pendidikan dan tingkat pengetahuan masyarakat Desa Babakan terhadap kucing liar (Tabel 3). Tabel 3
No 1
2
3
4
5
6
Hubungan antara karakteristik dan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap kucing liar
Karakteristik responden Usia 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun >50 tahun Jenis Kelamin Pria Wanita Pendidikan SD SMP SMA Universitas Kepemilikan hewan peliharaan Ya Tidak Keberadaan kucing liar di lingkungan sekitar Ada Tidak Wilayah (Dusun) Bara Bateng Badoneng Cangkurawok
Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap kucing liar Baik Cukup Buruk Total p n % n % n % n %
r
7 4 9 8
29.2 19 27.3 36.4
11 17 19 11
45.8 81 57.6 50
6 0 5 3
25 0 15.2 13.6
24 21 33 22
100 100 100 100
0.411719
0.082989
17 11
43.6 18
18 40
46.2 65.6
4 10
10.3 16.4
39 61
100 100
0.119711
0.156606
3 3 17 5
11.5 18.8 36.2 45.5
16 13 24 5
61.5 81.3 51.1 45.5
7 0 6 1
26.9 0 12.8 9.09
26 16 47 11
100 100 100 100
0.030785
0.216141
14 14
25.9 30.4
30 28
55.6 60.9
10 4
18.5 8.7
54 46
100 100
0.881938
-0.01504
27 1
27.3 100
58 0
58.6 0
14 0
14.1 0
99 1
100 100
0.108592
-0.16143
8 12 5 3
29.6 57.1 23.8 9.68
14 7 14 23
51.9 33.3 66.7 74.2
5 2 2 5
18.5 9.52 9.52 16.1
27 21 21 31
100 100 100 100
0.613071
-0.05118
Hubungan antara pendidikan dan tingkat pengetahuan masyarakat Desa Babakan terhadap kucing liar menunjukkan kecenderungan yang lemah. Semakin tinggi tingkat pendidikannya semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya. Badran (1995) menyatakan bahwa edukasi merupakan prasyarat dari pengetahuan. Tingkat pengetahuan baik responden dengan pendidikan terakhir SD adalah 11.5%, SMP 18.8%, SMA 36.2% dan Universitas 45.5%. Tidak adanya korelasi antara karakteristik (usia, jenis kelamin, pendidikan, kepemilikan hewan peliharaan, ada tidaknya kucing liar di sekitar) juga ditemukan pada tingkat pengetahuan masyarakat Desa Babakan terhadap cara pengendaliannya. Korelasi positif lemah ditunjukkan oleh karakteristik wilayah dimana p<0.05 dan r=-0.383 (Tabel 4). Tingkat pengetahuan baik responden di wilayah Bateng adalah 71.4%, Bara 48.1%, Badoneng 42.9% dan Cangkurawok 9.68%. Hal tersebut mungkin disebabkan banyaknya mahasiswa fakultas kedokteran hewan yang tinggal di wilayah tersebut sehingga dapat mengedukasi masyarakat disekitar tempat tinggalnya.
8
Hubungan Karakteristik Responden dan Kategori Sikap Masyarakat Desa Babakan terhadap Kucing Liar dan Cara Pengendaliannya Hasil studi ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara karakteristik (usia, jenis kelamin, pendidikan, memiliki hewan peliharaan dan ada tidaknya kucing liar di sekitar) dan kategori sikap masyarakat Desa Babakan terhadap kucing liar yang ditunjukkan dengan taraf nyata yang tidak signifikan pada masing-masing peubah (p>0.05), namun ditemukan korelasi positif lemah (p<0.05; r=0.202) antara wilayah dan kategori sikap masyarakat Desa Babakan terhadap kucing liar. Hubungan antara wilayah dan kategori sikap masyarakat Desa Babakan terhadap kucing liar menunjukkan kecenderungan yang lemah. Kategori sikap positif responden di wilayah Bateng adalah 71.4%, Bara 77.8%, Badoneng 81.0% dan Cangkurawok 100% (Tabel 5). Hal tersebut dapat membuktikan bahwa keberadaan mahasiswa FKH IPB ditengah masyarakat belum bisa memberikan contoh yang baik tentang sikap terhadap kucing liar. Tabel 4
No 1
2
3
4
5
6
Hubungan antara karakteristik dan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap cara pengendaliannya
Karakteristik responden Usia 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun >50 tahun Jenis Kelamin Pria Wanita Pendidikan SD SMP SMA Universitas Kepemilikan hewan peliharaan Ya Tidak Keberadaan kucing liar di lingkungan sekitar Ada Tidak Wilayah (Dusun) Bara Bateng Badoneng Cangkurawok
Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap cara pengendaliannya Baik Cukup Buruk Total p r n % n % n % n % 12 10 10 8
50 47.6 30.3 36.4
2 2 8 6
8.33 9.52 24.2 27.3
10 9 15 8
41.7 42.9 45.5 36.4
24 21 33 22
100 100 100 100
0.292093
-0.10639
13 27
33.3 44.3
9 9
23.1 14.8
17 25
43.6 41
39 61
100 100
0.755001
-0.03159
10 4 21 5
38.5 25 44.7 45.5
6 3 6 3
23.1 18.8 12.8 27.3
10 9 20 3
38.5 56.3 42.6 27.3
26 16 47 11
100 100 100 100
0.294345
0.1059
24 16
44.4 34.8
9 9
16.7 19.6
21 21
38.9 45.7
54 46
100 100
0.097793
-0.16143
39 1
39.4 100
18 0
18.2 0
42 0
42.4 0
99 1
100 100
0.33577
-0.09725
13 15 9 3
48.1 71.4 42.9 9.68
6 3 6 3
22.2 14.3 28.6 9.68
8 3 6 25
29.6 14.3 28.6 80.6
27 21 21 31
100 100 100 100
0.00
-0.38314
Tidak adanya korelasi antara karakteristik (usia, jenis kelamin, kepemilikan hewan peliharaan, ada tidaknya kucing liar di sekitar dan wilayah) juga ditemukan pada kategori sikap masyarakat Desa Babakan terhadap cara pengendaliannya.
9
Disini korelasi positif lemah ditunjukkan oleh karakteristik pendidikan dimana p<0.05 dan r=-0.202 (Tabel 6). Kategori sikap baik responden dengan pendidikan terakhir SD adalah 34.6%, SMP 18.8%, SMA 59.6% dan Universitas 54.5%. Seluruh responden menyatakan ketidaksetujuannya apabila pengendalian kucing liar dilakukan dengan cara dibunuh. Bahkan 15% diantaranya menyatakan sangat tidak setuju dengan cara pengendalian tersebut (Tabel 7). Hal ini berkaitan dengan nilai religius yang dianut oleh masyarakat Desa Babakan. Menurut masyarakat menyakiti atau membunuh hewan bertentangan dengan nilai religius yang mereka pahami. Tabel 5 Hubungan antara karakteristik dan kategori sikap masyarakat terhadap kucing liar No 1
2
3
4
5
6
Karakteristik responden Usia 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun >50 tahun Jenis Kelamin Pria Wanita Pendidikan SD SMP SMA Universitas Kepemilikan hewan peliharaan Ya Tidak Keberadaan kucing liar di lingkungan sekitar Ada Tidak Wilayah (Dusun) Bara Bateng Badoneng Cangkurawok
Positif n %
Kategori sikap masyarakat terhadap kucing liar Netral Negatif Total p n % n % n %
r
21 20 28 15
87.5 95.2 84.8 68.2
3 1 5 7
12.5 4.8 15.2 31.8
0 0 0 0
0.0 0.0 0.0 0.0
24 21 33 22
100 100 100 100
0.158244
-0.14217
32 52
82.1 85.2
7 9
17.9 14.8
0 0
0.0 0.0
39 61
100 100
0.560873
-0.05884
23 13 39 9
88.5 81.3 80 81.8
3 3 8 2
11.5 18.8 17.0 18.2
0 0 0 0
0.0 0.0 0.0 0.0
26 16 47 11
100 100 100 100
0.896846
0.013129
46 38
85.2 82.6
8 8
14.8 17.4
0 0
0.0 0.0
54 46
100 100
0.11108
0.160319
83 1
83.8 100.0
16 0
16.2 0.0
0 0
0.0 0.0
99 1
100 100
0.537912
0.062321
21 15 17 31
77.8 71.4 81.0 100.0
6 6 4 0
22.2 28.6 19.0 0.0
0 0 0 0
0.0 0.0 0.0 0.0
27 21 21 31
100 100 100 100
0.042832
0.202973
Lebih dari setengah jumlah responden (55%) menyatakan setuju dengan memindahkan atau membuang kucing sebagai cara pengendalian. Satu persen tidak tahu dan sisanya menyatakan ketidaksetujuaannya. Pemindahan kucing ke tempat lain merupakan cara yang murah namun tidak menyelesaikan masalah. Lingkungan sekitar masyarakat yang membuang atau memindahkan kucing akan berkurang populasi kucing liarnya. Namun tempat dimana kucing dibuang akan bertambah populasinya. Dalam hal ini pemindahan kucing hanya akan memindahkan masalah kelebihan populasi yang ada dan bukan menyelesaikan masalah. Menurut Kass (2005) cara ini kurang efektif karena ketika kucing itu dihilangkan dari lingkungan, maka akan datang lagi kucing-kucing yang lain.
10
Steril/kebiri menjadi pilihan terbanyak responden dengan presentase sangat setuju dan setuju mencapai 81%. Slater (2005) menyatakan program TNR (trap, neuter, realese), adopsi dan monitoring adalah pilihan yang paling efektif dan manusiawi dalam jangka panjang untuk mengontrol populasi kucing liar. Responden yang tidak setuju menganggap steril/kebiri merampas hak hewan untuk berkembangbiak dan tidak diperbolehkan oleh agama. Banyaknya responden yang setuju menyatakan lebih baik kucing liar disteril daripada pada akhirnya nanti kucing tersebut harus dibunuh. Tabel 6 Hubungan antara karakteristik dan kategori sikap masyarakat terhadap cara pengendaliannya No 1
2
3
4
5
6
Karakteristik responden Usia 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun >50 tahun Jenis Kelamin Pria Wanita Pendidikan SD SMP SMA Universitas Kepemilikan hewan peliharaan Ya Tidak Keberadaan kucing liar di lingkungan sekitar Ada Tidak Wilayah (Dusun) Bara Bateng Badoneng Cangkurawok
Positif n %
Kategori sikap masyarakat terhadap cara pengendaliannya Netral Negatif Total p r n % n % n %
15 8 13 10
62.5 38.1 39.4 45.5
9 13 20 11
37.5 61.9 60.6 50.0
0 0 0 1
0.0 0.0 0.0 4.5
24 21 33 22
100 100 100 100
0.08186
-0.17485
15 31
38.5 50.8
23 30
59.0 49.2
1 0
2.6 0.0
39 61
100 100
0.051076
-0.19565
9 3 28 6
34.6 18.8 59.6 54.5
17 13 18 5
65.4 81.3 38.3 45.5
0 0 1 0
0.0 0.0 2.1 0.0
26 16 47 11
100 100 100 100
0.043197
0.202625
23 23
42.6 50.0
30 23
55.6 50.0
1 0
1.9 0.0
54 46
100 100
0.576178
-0.05656
46 0
46.5 0.0
52 1
52.5 100.0
1 0
1.0 0.0
99 1
100 100
0.303935
0.537912
16 9 8 13
59.3 42.9 38.1 41.9
11 12 13 17
40.7 57.1 61.9 54.8
0 0 0 1
0.0 0.0 0.0 3.2
27 21 21 31
100 100 100 100
0.656188
-0.04506
Penggunaan suntik KB (hormon) sebagai salah satu cara untuk mencegah kehamilan pada kucing masih ditemukan dengan adanya responden yang setuju dengan cara pengendalian tersebut. Padahal saat ini suntik KB seharusnya sudah tidak dilakukan karena dapat menyebabkan pyometra pada kucing. Pyometra adalah akumulasi eksudat purulenta dalam uterus. Pyometra merupakan efek sekunder dari sistik hiperplasia endometrial, yang diduga hasil dari paparan kronis progesteron (Feldman 2000). Menurut Nulph et al. (2003) bahan aktif dari kontrasepsi suntik KB Depo Provera adalah progesteron (medoksiprogesteron asetat/MPA). Kucing memiliki penyakit-penyakit yang dapat ditularkan ke manusia (zoonosis) diantaranya adalah rabies, toxoplasmosis, serta visceral larval migran
11
dan cutaneous larval migran akibat infeksi cacing Toxocara dan Ancylostoma. Kucing adalah salah satu hewan pembawa rabies (HPR) selain anjing dan kera (Soeharsono 2002). Menurut Blaszkowska et al. (2013) kucing liar merupakan sumber utama pencemaran telur parasit zoonotik pada lingkungan dan penularannya ke manusia melalui kontak dengan feses kucing liar yang terinfeksi parasit atau melalui benda lain yang terkontaminasi seperti tanah dan pasir. Tabel 7 Sikap masyarakat Desa Babakan terhadap cara pengendalian kucing liar Persentase (%) Pertanyaan Kucing liar yang berada di lingkungan Anda dibunuh/diracun Kucing liar dibuang ke tempat lain (dikarungkan) agar tidak ada lagi kucing liar di lingkungan Anda Kucing liar disteril/dikebiri agar tidak beranak-pinak Kucing liar disuntik KB agar tidak hamil Keberadaan kucing liar yang banyak dilaporkan ke pemerintah agar ditindaklanjuti Kucing liar yang bertambah banyak dibiarkan saja
Sangat setuju
Setuju
Tidak tahu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
0
0
0
85
15
0
55
1
41
3
2
79
0
18
1
0
35
8
56
1
1
67
0
32
0
0
35
0
65
0
Mayoritas responden bersedia turut aktif melaporkan populasi berlebih kucing liar di daerahnya ke pemerintah untuk ditindaklanjuti. Ketiadaan informasi mengenai lembaga pemerintah yang bisa menangani populasi kucing liar membuat responden bingung harus melaporkan kemana. Pelaporan ke RT/RW setempat menjadi pilihan. Adanya peran aktif pemerintah sangat diperlukan dimana kesadaran masyarakat untuk mengendalikan populasi kucing liar sudah cukup besar. Sehingga pemerintah dan masyarakat dapat saling bekerjasama untuk mengendalikan populasi kucing liar terutama di Desa Babakan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1.
2.
Pendidikan memiliki korelasi terhadap pengetahuan masyarakat terhadap kucing liar dan sikap masyarakat terhadap cara pengendalian sedangkan wilayah memiliki korelasi terhadap pengetahuan masyarakat terhadap cara pengendalian dan sikap terhadap kucing liar. Usia, jenis kelamin, kepemilikan terhadap hewan peliharaan dan keberadaan kucing liar disekitar tidak ada korelasi dengan pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kucing liar dan cara pengendaliannya.
12
3.
4.
Pengetahuan masyarakat Desa Babakan tentang kucing liar cukup dan cara pengendaliannya buruk serta sikap masyarakat Desa Babakan terhadap kucing liar positif dan cara pengendaliannya netral. Sebagian besar masyarakat setuju dengan steril sebagai cara pengendalian kucing liar dan setuju untuk aktif melaporkan keberadaan kucing liar yang semakin banyak ke pemerintah.
Saran 1.
2.
Perlu dilakukan penelitian serupa dengan menambahkan data karakteristik agama dan pekerjaan/penghasilan, cara masyarakat mendapatkan informasi dan bagaimana perilaku masyarakat terhadap kucing liar. Perlu diadakannya kegiatan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap kucing liar dan cara pengendaliannya, serta kegiatan bakti sosial steril kucing oleh instansi dan masyarakat di Desa Babakan untuk mengontrol populasi kucing liar.
DAFTAR PUSTAKA [ACA] Alley Cat Allies. 2014. Feral and stray cats—an important difference [Internet]. [Diakses 2014 Sept 22]. Tersedia pada: http://www.alleycat.org/strayorferal. Badran GI. 1995. Knowledge, attitude and practice the three pillars of excellenceand wisdom: a place in the medical profession. East Mediterr Health J 1:8-16. Blaszkowska J, Wojcik A, Kurnatowski P, Szwabe K. 2013. Geohelminth egg contamination of children’s play areas in the city of Lodz (Poland). Vet parasitol. 192:228– 233. doi:10.1016/j.vetpar.2012.09.033. Feldman EC. 2000. The cystic endometrial hyperplasia/pyometra complex and infertility in female dogs. In: Ettinger, S. J., and E. C. Feldman (eds.). 2000. Textbook of Veterinary Internal Medicine: Diseases of the Dog and Cat, 5th ed. Philadelphia, Pennsylvania(US): WB Saunders Co. Pp. 1549–1555. Pemerintah Desa Babakan. 2013. Gambaran Umum Kondisi dan Potensi Desa Babakan. Bogor (ID): Pemerintah Desa Babakan. Pemerintah Desa Babakan. 2014. Peta Administratif Desa. Bogor (ID): Pemerintah Desa Babakan. Kass PH. 2005. Cat Overpopulation In The United States. Di dalam I Rochlitz (Ed): The Welfare of Cat. AWNS 3. Dordrecht (NL): Springer. hlm. 119139. Nulph C, Vuong H, Ritchie M. 2003. The Pharmacokinetics, cost, effectiveness, and reversibility of Depo Provera and Lunelle. Contraception. 21:1-5. Olson PN, Johnston SD. 1993. New developments in small animal population control. J Am Vet Med Assoc 202, 904-909. Sarwono J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.
13
Sekretariat Presiden. 1999. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Jakarta (ID): Sekretariat Presiden. Slater MR. 2005. The Welfare of Feral Cat. Di dalam I Rochlitz (Ed): The Welfare of Cat. AWNS 3. Dordrecht (NL): Springer. hlm. 141-175 Soeharsono. 2002. Zoonosis. Yogyakarta (ID): Kanisius hlm. 67-72. [UNI] University of Northern Iowa. 2013. SPSS technique series: statistic on likert scale surveys [Internet]. [Diunduh 2014 Sept 06]. Tersedia pada: http://www.uni.edu/its/support/article/604. Zambelli D, Prati F. 2006. Ultrasonography for Pregnancy Diagnosis and Evaluation in Queens. Theriogenology 66: 135-144.
14
15
LAMPIRAN
16
17
Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP KUCING LIAR DAN CARA PENGENDALIANNYA
Nama Usia
21-30 th
Jenis Kelamin
31-40 th
Pria
41-50 h
>50 th
Wanita
Wilayah Pendidikan
SD
Memiliki hewan peliharaan
Ya Sebutkan :
Tidak
Ada
Tidak
Keberadaan kucing liar di lingkungan sekitar
SMP
SMA
Universitas
Bagian 1 Pengetahuan terhadap kucing liar Silahkan tentukan pilihan anda dengan cara memberi tanda silang (X) pada kotak yang disediakan, setiap pertanyaan diisi dengan hanya satu jawaban.
No.
1. 2. 3. 4.
5.
Pertanyaan Kucing liar adalah kucing yang tidak berpemilik Kucing liar memiliki spesies yang sama dengan kucing peliharaan Kucing liar hidup dengan bergantung pada manusia Penyakit dari kucing liar yang mematikan bagi manusia adalah rabies Toxoplasma merupakan parasit yang ditularkan melalui feses kucing liar yang terinfeksi
Benar
Salah
Tidak tahu
Skor (diisi oleh penilai)
18
No.
Pertanyaan
6.
Cacing yang terdapat pada kucing liar juga dapat menular ke manusia
7.
Kucing liar merupakan predator alami tikus
8.
Kucing liar melahirkan 2-3 kali dalam setahun dan rata-rata anak yang dihasilkan adalah 4 ekor dalam satu kali melahirkan
Benar
Salah
Tidak tahu
Skor (diisi oleh penilai)
Bagian 2 Pengetahuan masyarakat tentang cara pengendalian populasi kucing liar Silahkan tentukan pilihan anda dengan cara memberi tanda silang (X) pada kotak yang disediakan, setiap pertanyaan diisi dengan hanya satu jawaban.
No.
Pertanyaan
9.
Pengendalian populasi kucing liar harus dilakukan agar tidak terjadi populasi berlebih (overpopulation)
10.
Euthanasia/depopulasi merupakan salah satu cara pengendalian populasi kucing liar
11.
Kastrasi/kebiri adalah operasi pengambilan testis pada kucing jantan agar tidak dapat membuahi kucing betina
12.
Sterilisasi/ovariohisterektomi adalah operasi pengambilan rahim dan indung telur pada kucing betina agar tidak hamil
13.
Program tangkap, steril, lalu lepaskan lagi (trap, neuter and release, TNR) merupakan cara pengendalian populasi yang lebih manusiawi jika dibandingkan dengan euthanasia
Benar
Salah
Tidak tahu
Skor (diisi oleh penilai)
19
Bagian 3 Sikap masyarakat terhadap kucing liar Pada bagian ini silahkan anda tunjukkan sikap anda saat bertemu dengan kucing liar di lingkungan sekitar anda. Setuju atau tidakkah anda dengan beberapa sikap di bawah ini. Silahkan beri tanda silang (X) pada satu kotak yang anda pilih.
No.
14.
15.
16.
Pertanyaan
Kucing liar yang ada disekitar Anda diberi makan/minum Kucing liar dibiarkan berkeliaran dan tidur di sekitar Anda Kucing liar yang datang dan mendekat disiram dengan air panas
17.
Kucing liar yang terlihat ditendang
18.
Kucing liar disekitar rumah diobati atau dibawa ke dokter jika sakit
19.
Kucing liar yang terlihat dilempar dengan barang-barang
20.
Kucing liar yang terlihat didekati dan dibelai
Sangat Setuju
Setuju
Tidak tahu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Skor (diisi oleh penilai)
20
Bagian 4 Sikap masyarakat terhadap cara pengendalian populasi kucing liar Populasi kucing liar di daerah anda semakin meningkat. Dibawah ini terdapat beberapa cara untuk mengendalikan populasi kucing liar di lingkungan anda. Tunjukkan sikap anda dengan mengisi tanda silang (X) pada satu kotak yang anda pilih pada setiap cara.
No.
Pertanyaan
21.
Kucing liar yang berada di lingkungan Anda dibunuh/diracun
22.
Kucing liar dibuang ke tempat lain (dikarungkan) agar tidak ada lagi kucing liar di lingkungan Anda
23.
Kucing liar disteril/dikebiri agar tidak beranak-pinak
24.
Kucing liar disuntik KB agar tidak hamil
25.
Keberadaan kucing liar yang banyak dilaporkan ke pemerintah agar ditindaklanjuti
26.
Kucing liar yang bertambah banyak dibiarkan saja
Sangat Setuju
Setuju
Tidak tahu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Skor (diisi oleh penilai)
21
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 19 Oktober 1993 dari pasangan Tukijo dan Rahayu Lestari. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Cileungsi Bogor dan diterima di Fakultas Kedokteran Hewan IPB pada tahun ajaran 2010/2011 melalui jalur Ujian seleksi Masuk IPB (USMI). Beasiswa untuk masuk IPB diperoleh dari himpunan alumni Astaga (Angkatan 13 IPB) dan beasiswa pendidikan S1 sampai dengan semester 8 diperoleh penulis dari beasiswa BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Semasa menjadi mahasiswa FKH IPB penulis pernah menjadi asisten praktikum PKHL (2014) dan asisten praktikum IBKV I (2014). Penulis pernah aktif dalam organisasi internal sebagai Sekretaris Umum DKM An-Nahl Periode 2011-2012, Kepala Departemen Informasi dan Komunikasi Korps Suka Rela PMI Unit I IPB periode 2012-2013, serta Anggota Himpunan Profesi (HIMPRO) Hewan Kesayangan dan Satwa Akuatik Eksotik (HKSA). Penulis juga pernah terlibat dalam berbagai acara internal, diantaranya sebagai ketua Pelatihan Grooming Kucing dan Anjing serta terlibat dalam program pengabdian masyarakat ―IPB Goes to Field‖ ke Bondowoso pada tahun 2013 dan ke Kabupaten Bogor pada tahun 2014. Saat ini penulis aktif menjadi volunteer dalam kegiatan steril kucing ―Steril Yuk‖ di Pondok Gede Bekasi dan Meruya Jakarta Barat.