SIDa.F.48 Pengembangan Klaster Pariwisata Bono, Kabupaten Pelalawan – Provinsi Riau Drs. Irawan Santoso, M.Sc
Badan Pengkajian Penerapan Teknologi 2012
LATAR BELAKANG
• Sektor Pariwisata di kabupaten Pelalawan akhir-akhir ini mulai mendapat perhatian dunia, dengan adanya pemanfaatan gelombang BONO (Tidal Bore) oleh peselancar manca negara. • BONO merupakan gelombang besar yang timbul akibat bertemunya masa air laut dengan masa air sungai saat pasang naik, dan terjadi karena morfologi muara sungai yang dangkal dan terdapat pulau di bagian tengah dekat muara. • Tidal Bore untuk berselancar (surfing) terdapat di beberapa tempat di belahan dunia ini seperti di China, Brazil, Malaysia, Australia dll., akan tetapi BONO mempunyai kelebihan yaitu durasi ombaknya merupakan ombak terpanjang dan terlama • Kegiatan wisata adalah kegiatan komplek yang saling terkait, oleh karena itu dalam melakukan pengembangan pariwisata harus bersifat integral, multi sektor, dan melibatkan multi pihak. Salah satu metode yang dapat dilakukan adalah dengan pendekatan klaster. • Jackson dan Murphy (2002) berpendapat bahwa penerapan konsep cluster untuk industri pariwisata sangat tepat mengingat bahwa produk dengan basis lokal, mempromosikan aksi bersama antar-perusahaan yang saling terkait, yang mengarah pada pembentukan aglomerasi.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
1
PERMASALAHAN
Hampir seluruh elemen pemetaan klaster pariwisata BONO mempunyai masalah, meliputi: Bahan Baku:
• Wisata air sungai Bono untuk surfing masih tebatas untuk wisatawan asing penggemar surfing yang tergabung dalam organisasi surfing Ripcurl. •Lokasi belum dikelola optimal baik standar lokal maupun internasional •Abrasi ancam keberadaan Bono •Kurangnya monev terhadap pembangunan di sekitar Teluk Meranti
Produksi:
• Belum ada operator wisata lokal •Wisata pantai Ogis belum dikelola •Belum ada pusat promosi kerajinan
Pemasaran:
• Promosi masih terbatas •Belum ada badan pengelola khusus pengembangan ekowisata Bono
Infrastruktur:
•Infrastruktur jalan menuju lokasi masih buruk •Utilitas air bersih belum tersedia •Listrik terbatas •Fasilitas kesehatan belum memadai
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
2
METODOLOGI
• • • •
Ruang Lingkup Kegiatan: Pendampingan pengembangan klaster pariwisata BONO Fokus Kegiatan: Kabupaten Pelalawan – Provinsi Riau Desain Penelitian: Tahapan pengembangan klaster industri pariwisata Tahapan – Metode Pelaksanaan Kegiatan:
Bono
a) Inisiasi dan Koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Pelalawan b) Eksplorasi/ Analisis (Identifikasi potensi pengembangan klaster industri pariwisata Bono dan mengevaluasi kinerja perekonomian daerah) c) Perumusan Strategi dan Implikasi Kebijakan (Pemetaan klaster industri pariwisata dan Analisis lingkungan klaster industri pariwisata Bono)
• Perkembangan dan Hasil Kegiatan
Pada kegiatan tahun pertama hanya bisa dilakukan tahap a) dan b) sedangkan tahap c) belum dapat terlaksana seluruhnya
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
3
SINERGI KOORDINASI
Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan: Kegiatan ini merupakan kegiatan pendampingan pengembangan klaster industri Pariwisata untuk Pemerintahan Kabupaten Pelalawan
Nama lembaga yang diajak koordinasi
a) Bappeda Kabupaten Pelalawan, b) Dinas Pariwisata Kabupaten Pelalawan, dan c) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Strategi pelaksanaan koordinasi
Kesepakatan bersama antara Pemerintah Kabupaten Pelalawan dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Pengkajian, Penerapan Dan Pemasyarakatan Teknologi Untuk Mendukung Pembangunan Daerah Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau Tahun 2011
Signifikansi capaian koordinasi yang dilakukan Penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) Pengembangan Klaster Industri Pariwisata Bono Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
4
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN
Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan
Pendampingan pengembangan industri pariwisata BONO dengan pendekatan klaster
Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan
• Roadmap Program Pengembangan Klaster Industri Pariwisata BONO 2012-2015
Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan • Bappeda Kabupaten Pelalawan • Dinas Pariwisata Kabupaten Pelalawan • Kementerian Parekraf
Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan Kajian ini dapat menjadi masukan bagi MasterPlan pengembangan kawasan Wisata Bono yang sedang disusun oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Pelalawan dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
5
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN
Rancangan Pengembangan ke depan
• Perluasan lokus kegiatan, tidak hanya kawasan Bono tetapi untuk seluruh kawasan pariwisata yang berada di Kabupaten Pelalawan
Strategi Pengembangan ke depan
• Koordinasi lebih dalam dengan Bapeda, Dinas Pariwisata Kabupaten Pelalawan, dan Kementerian Parekraf untuk kelanjutan pendampingan klaster pariwisata di Kabupaten Pelalawan sangat diperlukan • Optimalisasi kinerja Kelompok Kerja pengembangan klaster industri Pariwisata BONO
Tahapan Pengembangan ke depan
• Pengembangan industri pariwisata Bono dengan menggunakan pendekatan klaster dapat dijadikan contoh bagi pengembangan industri pariwisata secara menyeluruh bagi lokasi pariwisata lainnya
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
6
FOTO KEGIATAN FOTO KEGIATAN
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
7
TERIMA KASIH Drs. Irawan Santoso, M.Sc Warseno, SH Suripto, S.ST, MT Ir. Darmawan. L. Cahya, MPA Nur Anis Hadiati, ST