Menyejukan Relung Hati
TIPS PRAKTIS
Obat Tidur Alami Atasi Insomnia Tentunya kalau ada upaya secara alami dalam pengobatan gangguan kesehatan kita maka obat alami/natural lebih baik dari pada obatobatan kimia karena dapat mengurangi efek dari zat-zat kimia. Demikian juga untuk mengatasi gangguan tidur/insomnia dapat kita temukan pada beberapa bahan alami di bawah ini. 1. Kangkung. Sayuran hijau ini sangat dekat dengan kita karena sering tersaji di meja makan. Sayur sederhana dan murah ini dapat membantu menghantarkan orang tidur nyenyak berkat kandungan vitamin B, kalsium, seng, dan magnesium yang bersifat menenangkan susunan saraf sehingga yang mengkonsumsinya menjadi rileks dan akhirnya tidur pulas. Makanya setelah kita mengkonsumsi kangkung kita akan merasa mengantuk. 2. Pala. Buah berbentuk bulat dengan kulit berwarna kuning jika sudah tua ini juga disebut-sebut dapat membuat orang yang meng konsumsinya tidur nyenyak. Kepercayaan ini boleh dipercaya karena hasil penelitian, menemukan bahwa pala mengandung senyawa y a n g m e r a n g s a n g t i d u r. Menurut perkiraan para ahli, pala memiliki efek merangsang tidur berkat miristisin, elimicin, dan safrole yang dikandungnya.
3. Kurma. Ketika pemerintah AS baru-baru ini melarang beredarnya obat tidur yang mengandung triptopan. Kandungan triptopan pada obat tidur tersebut cukup tinggi sehingga dapat mengganggu peredaran darah dan otot, para herbalis dunia terinspirasi untuk menggantikannya dengan kurma. Karena, buah asal Timur Tengah ini tinggi kandungan triptopannya. Hanya saja, efek triptopan pada kurma tak seampuh obat tidur yang dilarang itu. Karenanya, untuk mendapatkan efek lelap tidur, para ahli herbal ini menganjurkan agar mengkonsumsi rutin setiap menjelang tidur. 4. Susu. Minuman ini kaya akan mineral kalsium dan magnesium yang dipercaya para ahli dapat membantu mengatasi gangguan tidur. Kalsium merupakan mineral yang mampu menenangkan susunan saraf pusat sehingga orang yang mengkonsumsinya merasa rileks dan tidur lelap. Lalu bisa juga mencegah kejang otot yang sering terjadi saat sedang tidur. Sedangkan mineral magnesium bila bersekutu dengan vitamin B6 akan meningkatkan konversi triptopan menjadi serotonin, penghantar saraf yang merangsang tidur. Jadi, susu yang kaya kalsium, magnesium, juga mengandung vitamin B6 hendaknya dijadikan bagian dari menu sehari-hari penderita insomnia. sumber: gayahidupsehat.org
INFO SASETA
Shodaqoh Lisan Shodaqoh tidaklah harus dengan uang/harta. Kita bisa shodaqoh dengan lisan kita. Lisan adalah perangkat tubuh kita yang sangat sulit dikendalikan. Lisan bisa menjadi sangat manis semanis madu tapi bisa juga tajam setajam sembilu. Lisan bisa mendekatkan orang yang baru kenal tetapi juga bisa mencerai beraikan dua orang yang bersaudara. Ketika kita bertanya
kepada penderita yang kita layani tentang kabarnya atau masalahnya hari ini, itu sudah shodaqoh. Walaupun kita tahu hari ini mereka masih sakit. Pertanyaan dengan senyum lembut akan menyambung hubungan kekrabatan dan keakraban. Tujuan utama SASETA (Salam, Senyum, Tanya) untuk menjalin komunikasi antara petugas dan penderita sehingga tercapainya Layanan Sepenuh Hati.
BULETIN BINROH ISLAM RSUD DR. SOETOMO Jumat, 3 Pebruari 2012 / 10 Rabiul Awal 1433
B a l a s a n d i A k h i r a t L e b i h U t a m a
B
agian dari karaktristik syariat Islam ialah menjanjikan Jaza' Ukhrawi (balasan di akhirat) lebih diutamakan daripada Jaza' Duniawi (balasan di dunia) kepada umatnya. Sehingga janji baik dan ancaman di akhirat lebih ditekankan. Sementara hukuman di dunia, diancamkan kepada mereka yang kurang percaya kepada negeri akhirat, yaitu dari kalangan munafikin, atau orang yang menampakkan kekufuran dan orang yang lemah iman di hadapan maksiat. Bagi seorang mukmin, persoalan akhirat mendapat perhatian besar. Karena akhirat adalah negeri pembalasan amal. Di sanalah mereka akan kekal. Siapa yang beruntung di sana, dialah yang benar-benar sukses. Sebaliknya, siapa yang buntung (celaka) di sana, ia benar-benar orang yang merugi. "Supaya Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik dan menjadikan (golongan) yang buruk itu sebagiannya di atas sebagian yang lain, lalu kesemuanya ditumpukkan-Nya, dan dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahanam. Mereka itulah orang-orang yang merugi." (QS. AlAnfal:37) Kesuksesan hidup di akhirat adalah saat seseorang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan kedalam surga. Dan untuk meraihnya, mereka harus menundukkan nafsunya
untuk sungguh-sungguh melaksanakan perintah Allah, melakukan hal-hal yang berlawanan dengan hawa nafsunya, menjauhi kemalasan dan perbuatan maksiat yang disukai oleh jiwa manusia. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Neraka diliputi oleh syahwat sedangkan surga diliputi oleh sesuatu yang tidak disuka." (Muttafaq 'Alaih, lafaz milik Al-Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu) Lafaz hadits di atas merupakan bagian dari Jawami' Kalim (kalimat ringkas yang penuh makna) Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam mencela syahwat walau jiwa ini cenderung kepadanya, juga dalam menganjurkan berbuat ketaatan walau jiwa ini tidak menyukainya dan merasa berat menjalankannya. Di mana seseorang yang berkeinginan masuk surga itu harus mampu menundukkan diri/jiwanya untuk menjalankan beban syariat dari Allah dalam bentuk mengerjakan perintah atau meninggalkan larangan dengan perkataan maupun perbuatan. Dan maksud surga diliputi dengan makarih (sesuatu yang tak disuka) karena beratnya beban yang harus ditanggung dan pelaksanaannya yang sulit, bersabar atas musibah dan menerima keputusan Allah dengan lapang dada. Hal ini berbalik keadaan ahli neraka, ia bebas berbuat apa saja dan menikmati
dunia sekehendaknya tanpa memperhatikan larangan-larangan syariat. Orang yang ingin masuk neraka juga tak perlu repot memenuhi panggilan shalat, menunaikan zakat, dan puasa Ramadhan. Jika ingin mabuk, maka ia mabuk. Jika ingin zina, maka ia berzina. Jika ingin mencuri, ia mencuri, jika mau korupsi, ia korupsi. Tak perlu ia memperhatikan perintah Allah dan tak perlu ia mengindahkan larangan-Nya. Namun, kelak ia dimasukkan ke dalam neraka yang siksanya tak ada bandingnya. Allah Ta'ala berfirman: "Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.” (QS. Al-Hajj: 19) Para penghuni neraka akan dikenakan untuk mereka pakaian dari aspal yang lalu dibakar dengan api neraka . Tidak cukup itu saja, al-hamim (air yang sedang mendidih dan sangat panas) akan disiramkan ke atas kepala mereka, kita berlindung kepada Allah dari menjadi ahli neraka! Kemudian Allah melanjutkan, "Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka).” (QS. Al-Hajj: 20) Betapa dahsyatnya panas air tersebut. Saat disiramkan di atas kepala, maka air tersebut akan menghancurkan isi perut; daging, lemak, dan ususnya. Yakni isi perutnya meleleh karena panasnya air neraka yang mendidih tersebut. Sehingga kulit mereka juga meleleh. Kita memohon keselamatan kepada Allah dari beratnya
siksa neraka. Selanjutnya Allah berfirman, "Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi.” (QS. Al-Hajj: 21) Maqami' itu semacam palu atau martil dari besi yang dipukulkan ke kepala mereka. Maka ketika mereka hendak keluar dari neraka, dipukulkan martil-martil tersebut di atas kepala mereka supaya siksa tidak terputus dari mereka. “Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan): "Rasailah adzab yang membakar ini".” (QS. Al-Hajj: 22) Dari sini seorang muslim memiliki sikap yang jelas saat menghadapi pilihan antara dunia dan akhirat. Ia lebih memprioritaskan kehidupan akhiratnya daripada dunianya. Karena bagi dia, "Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal." (QS. Al-A'laa: 17). Oleh sebab itu, saat berhadapan dengan pilihan antara tunduk kepada aturan hukum Allah atau mengikuti ketetapan-ketatapan hukum yang bersumber dari akal dan nafsu manusia, maka ia akan lebih memprioritaskan ketundukan kepada Allah Ta'ala. Karena Allah-lah penguasa pada hari pembalasan di akhriat kelak. Dia menjanjikan surga bagi yang taat dan mengancam neraka bagi yang ingkar kepada-Nya. Sementara nafsu manusia hanya menjanjikan kepuasan duniawi semata. Tidak ada jaza' ukhrawi baik dalam bentuk penghargaan atau ancaman yang dijanjikan.
BULETIN EMBUN Diterbitkan oleh Binroh Islam RSUD Dr. Soetomo Penasehat : 1. Direktur - Dr. Dodo Anondo MPH. 2. Dekan FK UNAIR - Prof. Dr. Agung Pranoto, dr. M.Kes, Sp.PD KEMD FINASIM Penanggung Jawab : Dr. H. Imam. Susilo, dr. Sp. PA. Pimpinan Redaksi : dr. H. Wijoto, Sp.S Dewan Redaksi : Tim Kreatif Alamat : Jl. Prof. Moestopo 6-8 Surabaya telp. (031) 5501173
Kerinduan Zubair bin Awwam untuk syahid
Z
ubair radhiyallahu 'anhu sangat merindukan derajat gugur sebagai syahid dan mati di jalan Allah. Setiapkali dia memasuki medan peperangan, dia selalu menggenggam ruhnya di telapak tangannya ( maksudnya dia telah siap untuk mati). Akan tetapi, selama mengikuti sejumlah peperangan dalam Islam, Zubair radhiyallahu 'anhu tidak pernah terbunuh. Karena sangat besar rasa cinta dan kerinduannya kepada derajat gugur sebagai syahid, Zubair pun menamai anak-anaknya dengan nama-nama para syuhada. Dia menamai putranya dengan nama 'Abdullah dengan maksud meniru nama 'Abdullah bin Jahsy, orang yang pertama kali dijuluki julukan Amirul Mukminin dan salah seorang yang gugur sebagai syahid dalam perang Uhud. Putranya yang bernama Mush'ab telah dinamai dengan nama tersebut dengan makud mencontoh nama Mush'ab bin Umair, seorang yang gugur sebagai syahid dalam perang Uhud dan orang yang pertama kali menjadi delegasi dalam Islam. Sementara putranya yang bernama Hamzah, dinamai dengan nama tersebut dengan maksud mencontoh nama singa Allah dan rasulNya, yaitu Hamzah bin Abi Muthalib. Demikian pula dengan nama anak-anaknya yang lain. Seperti halnya dengan Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu 'anhu, Zubair adalah orang kaya, dermawan, sering bershadaqah, dan telah membagikan seluruh hartanya kepada orang-orang fakir, sehingga dia tidak meninggalkan sedikitpun dari hartanya itu untuk dirinya sendiri. Bahkan dia telah mencurahkan jiwa dan hartanya di jalan Allah . Zubair dan Thalhah bin Ubaidillah hidup dalam keadaan keduanya saling bersaudara karena Allah , hingga Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda, “ Thalhah dan Zubair adalah dua tetanggaku di surga (nanti).” Setelah terbunuhnya 'Utsman bin 'Affan radhiyallahu 'anhu, Zubair dan Thalhah berperang melawan 'Ali bin Abi Thalib dalam sebuah peperangan yang dinamakan dengan
perang Jamal. 'Ali pun keluar untuk menemui Zubair, lalu dia berkata kepadanya, “Wahai Zubair, tidaklah kamu mendengar sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang ditujukkan kepada dirimu : ' Sesungguhnya kamu akan memerangi 'Ali (saat itu) kamu berbuat zhalim kepadanya.'”' Setelah mendengar perkataan 'Ali itu, Zubair langsung teringat akan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tersebut, maka dia bersama Thalhah bin Ubaidillah pun segera mundur dari medan pertempuran. Akan tetapi, para pembuat fitnah (kerusuhan) menolak untuk mundur, kecuali setelah mereka membunuh Zubair dan Thalhah. Pertama kali mereka membunuh Thalhah ; dan tatkala Zubair sedang mengerjakan shalat, tiba-tiba seorang laki-laki yang biasa dipangil dengan nama Ibnu Jurmuz melemparkan anak panahnya ke arah Zubair, hingga akhirnya Zubair pun terbunuh. Selanjutnya, Ibnu Jurmuz pergi ke tempat 'Ali bin Abi Thalib dengan maksud untuk menemuinya. 'Ali berkata, “Sungguh aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : ' Berilah kabar buruk kepada orang yang membunuh Ibnu Shaffiyah –maksudnya Zubair- bahwa dia akan masuk neraka.'” 'Ali radhiyallahu 'anhu pergi untuk melihat jenazah Zubair yang telah berlumuran darah. 'Ali membalikkan jenazah Zubair itu guna menciumnya. Saat itu dia menangis sambil berkata : ” Demi Allah , sungguh dia adalah pedang Allah yang selalu membela Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” Jasad Zubair pun dikuburkan di samping jasad Thalhah agar mereka berdua dapat saling berdampingan di dalam kubur, sebagaimana ketika berada di dunia. Mereka telah menjadi dua orang yang saling bersaudara, lalu mereka berdua akan menjadi tetangga Rasulullah di dalam surga, sebagaimana sabda beliau, “Thalhah dan Zubair adalah dua tetanggaku di surga.”
Menyejukan Relung Hati
TIPS PRAKTIS
Menghilangkan Bau Mulut Selain penampilan untuk menambah rasa percaya diri saat kita berkomunikasi dengan orang lain, kita harus memperhatikan kesehatan mulut. Jangan sampai penampilan kita sudah oke tetapi masalah muncul dari mulut kita yang bau. Bau mulut atau halitosis atau dragon breath (nafas naga) seringkali menghinggapi sebagian besar orang. Hampir 90% penyebab dari bau mulut adalah adanya bakteri penghasil sulfur yang berada di dalam bagian mulut kita yang muncul sebagai akibat kurang terjaganya kebersihan gigi dan mulut, gigi berlubang atau adanya infeksi pada gusi. Sedangkan penyebab yang lain karena adanya perubahan hormon, ganguan pada sistem pencernaan, sinusitis, infeksi amandel, bronchitis kronis, gangguan hati serta ginjal. Beberapa hal di bawah ini merupakan cara untuk menghilangkan bau mulut yang bisa kita lakukan: Jagalah kebersihan mulut dengan menyikat gigi minimal 2 kali sehari, atau lebih bagus lagi sikat gigi setelah habis makan untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel di gigi. Selain itu juga jaga kebersihan lidah dengan menggunakan alat khusus untuk mencegah penimbunan bakteri pada lidah. Bagi mereka yang menggunakan kawat gigi atau behel harus lebih ekstra menjaga kesehatan dan kebersihan mulut. Bersihkan sisa makanan
yang menempel di kawat untuk mencegah munculnya bakteri. Gunakan dental floss atau benang gigi untuk membersihkan sela-sela antara dua gigi. Jangan mengkonsumsi makanan yang memicu munculnya bau mulut seperti bawang merah, bawang putih, pete, dan jengkol. Perbanyak makan sayur-sayuran dan buahbuahan. Makan secara teratur, dengan teraturnya pola makan akan memperlancar produksi air ludah yang bisa mengurangi bau mulut. Kurangi stress, karena terbukti bisa memicu panas dalam tubuh yang bisa menyebabkan bau mulut. Minum air putih dalam jumlah yang cukup yang bisa menekan produksi asam lambung supaya tidak berlebihan, dan air putih juga baik untuk menjaga kesehatan dan kesegaran tubuh secara keseluruhan. Hindari merokok dan minum minuman keras, karena selain memicu bau mulut juga merusak kesehatan kita. Gunakan obat kumur setiap selesai menggosok gigi atau gunakan spray penyegar nafas yang banyak dijual bebas. Berkunjung ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk memeriksakan kesehatan gigi kita. sumber: gayahidupsehat.org
INFO SASETA
Sebarkan Salam Nabi Muhammad SAW bersabda, ''Kalian tak akan masuk surga sampai kalian beriman dan saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan satu amalan bila dilakukan akan membuat kalian saling mencintai? Yaitu, sebarkanlah salam di antara kalian.'' (HR Muslim dari Abi Hurairah). Menyebarkan salam berarti menyebarkan kedamaian. Sebab, kata salam mengandung makna kedamaian, keselamatan, dan keamanan. Karena itu, orang yang mengucapkan salam
pada hakikatnya mengucapkan doa terhadap orang yang diberi salam agar senantiasa mendapat kedamaian, kasih sayang, dan berkah dari Allah SWT. Usahakanlah setiap bertemu dengan para pasien ucapkanlah salam. Salam yang kita ucapkan akan menghilangkan jarak antara petugas dengan penderita yang pada akhirnya mampu memberikan motivasi sembuh kepada pasien. Maka sebarkanlah salam berikanlah kedamaian kepada para penderita dengan melaksanakan SASETA (Salam, Senyum, Tanya)
BULETIN BINROH ISLAM RSUD DR. SOETOMO Jumat, 10 Pebruari 2012 / 17 Rabiul Awal 1433
I n g i n K h u s y u 'S h a l a t , P a h a m i B a c a a n S h a l a t m u !
M
emahami bacaan shalat serta merenunginya merupakan salah satu jalan untuk meraih kekhusyu'an. Bahkan menjadi salah satu jalan utamanya. Rasanya orang yang jahil terhadap makna-makna yang dibacanya dari Al-Qur'an dan dzikir-dzikir dalam shalat sangat sulit sekali untuk mendapatkan kekhusyu'an. "Sesungguhnya aku heran dengan orang-orang yang membaca Al-Qur'an, sedangkan ia tidak memahami takwil (tafsir)nya, mana mungkin dia dapat menikmati bacaannya." (Pendahuluan Tafsir al-Thabari, Mahmud Syakir: I/10) Karenanya, sangat dianjurkan bagi orang yang membaca Al-Qur'an untuk membaca juga kitab-kitab tafsir. Jika tidak sempat, maka dianjurkan untuk membaca ringkasannya. Kalau masih juga berat, dianjurkan membaca kitab-kitab yang menerangkan kalimat-kalimat yang sulitnya. Dan bagi kita, orang non Arab yang tidak berbicara dengan bahasa Arab, dianjurkan untuk membaca terjamahnya. Semua ini agar kita bisa memahami bacaan Al-Qur'an yang dilantunkan dalam shalat sehingga kita mampu merenunginya, lalu tumbuh kekhusyu'an dalam diri kita. Sebagian ulama salaf membaca ayat dengan diulang-ulang karena terkesan dengan makna dan kandungannya. Hal ini
tidak lain karena mereka memahami apa yang mereka baca. Seorang laki-laki dari Bani Qais yang dikenal dengan Abu Abdullah telah meriwayatkan, "Pada suatu malam kami menginap di rumah Al-Hasan (al-Bashri), maka di tengah malam ia bangun dan shalat. Dan ternyata yang dibacanya hanyalah ayat berikut secara berulang-ulang hingga waktu sahur, yaitu firman Allah, "Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu, sangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)." (Qs. Ibrahim: 34) Pada pagi harinya kami bertanya, "Wahai Abu Sa'id, mengapa engkau tidak melampaui ayat ini dalam bacaan sepanjang malam?" Al-Hasan menjawab, "Aku memandang ayat ini mengandung pelajaran yang mendalam. Karena tidaklah aku menengadahkan pandangan mataku dan tidak pula menundukkannya, melainkan pasti melihat nikmat. Sedangkan nikmatnikmat Allah yang belum diketahui, masih sangat banyak." (Al-Tadzkirah, karya Imam al-Qurthubi, hal. 125) Syaikh Muhammad bin Shalih alMunajjid juga menjelaskan bahwa
meragamkan bacaan surat, ayat, dzikir, dan do'a dalam shalat bisa membantu menghadirkan kekhusyu'an. Namun, kekhusyu'an ini tidak akan diperoleh kecuali oleh orang yang mengetahui maknanya dan memahami kandungannya, sehingga ketika ia membacanya seolah dia sendiri yang bermunajat dan meminta kepada Allah secara langsung. Berikut ini kekhusyu'an Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam shalatnya sehingga tumbuh rasa takutnya kepada Allah sampai-sampai air mata beliau tertumpah membasahi bumi. Diriwayatkan dari 'Atha, dia dan 'Ubaid bin 'Umair pernah datang menemui 'Aisyah radliyallah 'anha. Kemudian 'Ubaid berkata, "Ceritakanlah kepada kami hal yang paling menakjubkan yang pernah Anda lihat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" 'Aisyah menangis lalu becerita, "Pada suatu malam Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bangun, lalu berkata, "Hai 'Aisyah biarkan aku menyembah Tuhanku malam ini, sesungguhnya aku suka dekat denganmu dan aku menyukai apa yang engkau sukai." 'Aisyah melanjutkan kisahnya, "Sesudah itu beliau bangkit dan berwudlu', lalu berdiri untuk shalatnya. Beliau terusmenerus menangis dalam shalatnya sehingga pangkuannya basah, dan terus menangis hingga tanahnya basah. Setelah
itu Bilal datang untuk memberitahukan akan masuknya waktu Shubuh. Tetapi, setelah Bilal melihat beliau menangis, maka ia bertanya, "Wahai Rasulullah, Anda menangis, padahal Allah sudah mengampuni semua dosamu yang terdahulu dan yang kemudian?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Tidak bolehkan aku menjadi hamba yang banyak bersyukur? Sesungguhnya malam ini telah diturunkan kepadaku beberapa buah ayat. Celakalah bagi orang membacanya tapi tidak memikirkan makna yang terkandung di dalamnya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi (QS. AlBaqarah: 164) seluruhnya." (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya. Al-Albani dalam Al-Shahihah, no. 68, menyatakan sanad hadits ini jayyid –baik-) Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya AlShalah, pernah menyatakan: "Ada satu hal ajaib yang dapat diperoleh oleh orang yang merenungi makna-makna Al-Qur'an. Yaitu keajaiban-keajaiban Asma dan Sifat Allah. Itu terjadi, tatkala orang tadi menuangkan segala curahan iman dalam hatinya, sehingga ia dapat memahami bahwa setiap Asma dan Sifat Allah itu memiliki tempat (bukan dibaca) di setiap gerakan shalat. Artinya bersesuaian. Tatkala ia tegak berdiri, ia dapat menyadari ke-Maha Terjagaan Allah, dan apabila ia bertakbir, ia ingat akan ke-Maha Agung-an Allah." Wallahu a'lam Bis shawab.
BULETIN EMBUN Diterbitkan oleh Binroh Islam RSUD Dr. Soetomo Penasehat : 1. Direktur - Dr. Dodo Anondo MPH. 2. Dekan FK UNAIR - Prof. Dr. Agung Pranoto, dr. M.Kes, Sp.PD KEMD FINASIM Penanggung Jawab : Dr. H. Imam. Susilo, dr. Sp. PA. Pimpinan Redaksi : dr. H. Wijoto, Sp.S Dewan Redaksi : Tim Kreatif Alamat : Jl. Prof. Moestopo 6-8 Surabaya telp. (031) 5501173
Ummu Habibah, Keteguhan Seorang Wanita
H
anya Allah Subhanahu wa Ta'ala Dzat yang berkuasa mengatur kehidupan hamba-Nya, tidak ada seorang pun yang mampu menebak ketetapan yang menjadi rahasia di sisi-Nya, dan tidak ada pula yang sanggup menolak takdir yang telah dituliskanNya. Suatu malam ketika Ummu Habibah radhiallahu'anha telah terlelap di atas pembaringan, dia bermimpi melihat suaminya, Ubaidaullah bin Jahsy, dalam keadaan dan rupa yang amat buruk. Ummu Habbibah radhiallahu'anha terbangun dengan perasaan terguncang dan khawatir. Dia menyimpan mimpi buruknya dan tidak menceritakannya kepada siapapun termasuk suaminya. Keesokan harinya, apa yang dia khawatirkan menjadi kenyataan. Suaminya keluar dari Islam dan menjadi seorang Nasrani. Suami yang dicintainya, yang menemaninya berjuang mempertahankan agama, dan yang bersamanya melewati masamasa mencekam di Mekah hingga sampai pada suasana aman di Habasyah. Inilah cobaan yang telah Allah Subhanahu wa Ta'ala tetapkan untuk Ummu Habibah radhiallahu'anha. Sebuah cobaan yang tidak pernah terlintas dalam benaknya dan sebuah cobaan yang tegar dihadapinya selain orang yang hatinya subur dengan keimanan dan penuh keyakinan. Terpampang tiga pilihan di hadapannya: menjalani hidup bersama sang suami dengan melepaskan keislamannya seraya menyandang kehinaan di dunia dan di akhirat, mempertahankan prinsipnya dengan tetap tinggal di Habasyah dalam keadaan terasing tanpa kerabat dan keluarga, atau memilih kembali ke Mekah menjadi putri bangsawan yang tinggal di dalam 'istana' di bawah naungan sang ayah, tetapi hidup dalam keadaan terjajah agamanya. Waktu terus bergulir dan benarlah, segala
puji hanya milik Allah Dzat yang tidak pernah menyelisihi janji-Nya, ketika kelapangan datang dari arah yang tidak disangka-sangka, mengganti kesedihan yang selama ini menyelimuti jiwa. Pada suatu hari datanglah budak wanita utusan Najasy (penguasa Habasyah) membawa kabar yang tidak terduga. Budak wanita itu mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengirim surat kepada Raja Najasy yang di dalamnya berisi keinginan beliau untuk melamar Ummu Habibah radhiallahu'anha, sekaligus menunjuk Najasy sebagai wakil beliau shallallahu 'alaihi wa sallam dalam melaksanakan akad nikah. Perasaan Ummu Habibah radhiallahu'anha serasa melayang mendengar berita ini, hingga dengan serta-merta, dia lepaskan perhiasan yang dia kenakan saat itu dan memberikan semua perhiasannya kepada budak wanita yang memberi berita gembira ini. Jalinan akad pernikahan ini telah menempatkan Ummu Habibah radhiallahu'anha pada derajat yang tinggi di dunia dan di akhirat. Sebuah kedudukan yang pantas diterima bagi setiap hamba yang bersabar di jalan-Nya, dan bagi setiap hamba yang mengutamakan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam daripada selainnya. Setelah akad nikah ini, Ummu Habibah radhiallahu'anha tetap tinggal di Habasyah. Hingga pada tahun ke-6 Hijriah, sang pengantin kembali ke Madinah, bertemu dengan kekasih yang dirindukannya, Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Ummu Habibah radhiallahu'anha, senantiasa mendampingi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hingga beliau wafat. Dan pada tahun 44 Hijriah, Allah Subhanahu wa Ta'ala berkehendak memanggil ruh wanita mulia ini kembali ke sisi-Nya.
Menyejukan Relung Hati
TIPS PRAKTIS
Mengatasi Gatal Terkena Ulat Bulu Di beberapa daerah di Indonesia sedang mewabah ulat bulu yang menghebohkan mulai dari Probolinggo, Pasuruan dan beberapa daerah lain di Jawa Timur bahkan mulai menyerang ibu kota Jakarta. Ulat-ulat ini tidak hanya menyerang pepohonan akan tetapi saking banyaknya juga merambat sampai ke rumah-rumah penduduk, sehingga tidak heran menimbulkan masalah bagi masyarakat karena mereka yang terkena ulat bulu akan merasakan gatal-gatal. Bulu dari ulat tersebut mempunyai zat yang bisa membuat reaksi gatal di kulit. Gejala awal apabila kita terkena ulat bulu biasanya akan muncul rasa clekitclekit di kulit, kemudian muncullah seperti biduran atau bentol-bentol. Jika reaksi cukup berat, bentol-bentol ini akan menjadi bruntus-bruntus kecil dan menjadi seperti eksim. Dalam kondisi normal bruntus-
bruntus kecil akan hilang dalam 24 jam. Efek dari ulat bulu akan lebih parah apabila terkena pada orang yang mempunyai bakat alergi. Ada beberapa Tips tentang mengatasi gatal akibat terkena ulat bulu: Jangan digaruk-garuk, karena semakin digaruk akan semakin meluas. Penggarukan yang berlebihan juga akan menyebabkan iritasi kulit. Krim corticosteroid dapat membantu mengurangi peradangan dan mengurangi gatal gatal. Bisa juga menggunakan obat-obatan yang mengandung mentol, kamper, kamomil, eukaliptus dan kalamin. Untuk obat yang diminum bisa menggunakan antihistamin. Dapat juga menggunakan minyak tawon, balsem atau minyak kayu putih untuk mengurangi gatal yang menyerang. Untuk resep yang tradisional bisa menggunakan biji rimbang, biji rimbang tersebut di belah menjadi dua dan digosok-gosokkan serta ditempelkan pada area yang gatal. sumber: gayahidupsehat.org
INFO SASETA
Tetap Salam, Senyum, Tanya Kita tidak pernah bisa menduga apa yang akan terjadi di akhir hari. Mengawali hari dengan hati riang dan semangat menjulang, kadang bisa diakhiri dengan bersungut-sungut atau marah oleh sebab berbagai macam hal. Semangat dan keriangan yang tadinya dirasakan penuh, seolah-olah terkikis habis oleh satu atau dua kejadian yang dialami. Rasanya, keseluruhan hari itu menjadi begitu buruk oleh sebab peristiwa yang dialami di ujung hari.Namun kita harus senantiasa sadar
dan ingat, bahwa kita memiliki tugas yang mulia. Pelayanan maksimal yang kita berikan kepada pasien akan memberi dorongan motivasi mereka untuk sembuh. Kekuatan motivasi ini mampu merubah yang pesimis jadi optimis. Senantiasa kita mengingatkan bahwa SASETA (Salam, Senyum, Tanya) bertujuan menjembatani komunikasi antara petugas dan penderita. Jangan sampai perasaan kesal kita menjadikan keikhlasan kita menguap begitu saja. Lakukan SASETA untuk mencapai Layanan Sepenuh Hati (LSH).
BULETIN BINROH ISLAM RSUD DR. SOETOMO Jumat, 17 Pebruari 2012 / 24 Rabiul Awal 1433
D o a y a n g T e r b a i k
M
anusia memiliki fitrah cinta harta, anak, istri, dan kenikmatan hidup dunia. Jika bisa memilih, manusia lebih senang bergelimang harta, anak, dan istri daripada hidup miskin, banyak hutang, dan kesusahan. Islam sendiri memperbolehkan umatnya untuk memohon kepada Allah banyak harta, anak, istri, dan kenikmatan hidup duniawi lainnya. Nabi SAW sendiri pernah mendoakan para sahabat agar dikaruniai banyak anak, kekayaan, panjang umur, banyak ilmu, dan kenikmatan hidup dunia maupun akhirat lainnya. Nabi SAW juga memohon kepada Allah SWT kemenangan dalam peperanganpeperangan yang beliau terjuni. Beliau SAW juga memohon banyak perkara dunia dan akhirat, dan hal itu disebutkan dalam haditshadits shahih. Sekalipun seorang muslim boleh berdoa kepada Allah SWT agar dikaruniai banyak harta, anak, istri, suami, dan kenikmatan hidup duniawi lainnya; Islam juga mengajarkan kepada umatnya untuk memohon kepada Allah SWT permohonan yang lebih utama dan mulia daripada semua kenikmatan duniawi tersebut. Sebagaimana dijelaskan oleh hadits yang shahih: Dari Abdullah bin Mas'ud RA berkata: “Ummu Habibah RA istri Nabi SAW pernah berdoa: “Ya Allah, berilah aku kebahagiaan dengan suamiku Rasulullah SAW, bapakku
Abu Sufyan, dan saudaraku Mu'awiyah.” Maka Nabi SAW menegurnya: “Engkau telah memohon kepada Allah waktu-waktu (usia) yang telah ditetapkan, hari-hari yang telah ditentukan, dan rizki-rizki yang telah dibagi. Allah SWT sekali-kali tidak akan menyegerakan sesuatu hal sebelum waktunya tiba dan Allah sekali-kali tidak akan menunda sesuatu jika telah tiba waktunya yang telah ditetapkan. Jika engkau meminta kepada Allah SWT agar Allah melindungimu dari adzab neraka atau adzab kubur, maka hal itu lebih baik dan lebih utama bagimu.” (HR. Muslim dan Ahmad) Nabi SAW mengutamakan untuk dirinya sendiri dan anggota keluarganya kebaikan akhirat atas kebaikan duniawi, meskipun memohon kedua kebaikan tersebut samasama disyariatkan dalam Islam. Apalah nilainya banyak harta, anak, istri, dan fasilitas hidup duniawi lainnya jika di akhirat tidak selamat dari adzab kubur dan adzab neraka? Jika selamat dari adzab kubur dan adzab neraka, niscaya semua kesusahan hidup di dunia tidak akan ada rasanya sedikit pun di akhirat. Semuanya terasa ringan, bahkan tidak terasa dan teringat sedikit pun. Di sinilah rahasia kebahagiaan hidup yang sesungguhnya. Oleh karenanya, Nabi SAW menasehati istrinya bahwa selamat di alam kubur dan alam akhirat itu 'lebih utama
dan lebih baik' dari nikmat suami yang shalih (sekalipun suami itu Rasulullah SAW, makhluk yang paling mulia dan dicintai oleh Allah SWT), orang tua yang shalih, dan saudara kandung yang shalih. Dalam hadits shahih dijelaskan bahwa ketika istri-istri Nabi SAW meminta tambahan uang belanja dapur, Nabi SAW memberi sanksi mereka dengan tidur di 'ruang sekretariat' masjid selama satu bulan penuh, tanpa tidur di rumah para istri beliau. Hal itu sampai menimbulkan rumor bahwa Nabi SAW menceraikan istri-istri beliau. Untuk memastikan kebenaran berita tersebut, sahabat Umar bin Khathab RA meminta izin untuk menemui Nabi SAW. Umar RA bercerita: “Saya masuk ke ruangan Rasulullah SAW. Beliau saat itu sedang berbaring di atas sebuah tikar, maka saya duduk. Beliau merapatkan syal beliau, dan beliau tidak mengenakan selimut apapun selain syal tersebut. Ternyata anyaman tikar itu membekas pada lambung beliau. Pandangan mataku tertuju kepada lemari Rasulullah SAW. Di dalam lemari itu saya hanya mendapati tepung gandum sebanyak kira-kira satu sha'. Di pojok ruangan, saya juga melihat tepung gandum dalam bakul anyaman daun. Ada juga kulit yang telah disamak, digantung di dinding. Maka meneteslah air mataku. Rasulullah SAW bertanya, “Kenapa engkau menanggis, wahai Ibnu Khathab?”
Aku menjawab, “Wahai nabi Allah, bagaimana saya tidak menangis sedangkan anyaman tikar ini membekas di kulit Anda. Di lemari Anda, saya hanya melihat tepung gandum ini. Padahal Kaisar Romawwi dan Kisra Persia hidup bergelimang buahbuahan dan sungai-sungai. Anda adalah Rasul Allah dan makhluk pilihan-Nya, namun lemari Anda seperti ini.” Maka Rasulullah SAW menjawab, ”Wahai Ibnu Khathab, apakah engkau tidak rela jika bagian kita adalah kenikmatan akhirat dan bagian mereka adalah kenikmatan dunia?” Saya menjawab, “Tentu saya rela.” (HR. Muslim) Dalam hadits yang lain dijelaskan: Dari Aisyah RA berkata: “Seorang wanita bertamu ke rumahku, maka ia melihat kasur Rasulullah SAW terbuat dari kain yang dibelah dua. Maka ia mengirimkan kepadaku sebuah kasur yang berisikan bulu domba. Suatu ketika Rasulullah SAW masuk ke rumahku dan melihat kasur hadiah yang empuk tersebut, maka beliau SAW bersabda: “Kembalikanlah kasur empuk itu, wahai Aisyah. Demi Allah, jika aku mau, niscaya Allah akan menggelontorkan kepadaku gunung emas dan perak.” (HR. Al-Baihaqi dalam Dalail an-Nubuwah dan Abu Syaikh dalam ats-Tsawab. Hadits ini dinyatakan hasan oleh syaikh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib. Hadits ini memiliki banyak hadits penguat dengan lafal yang mirip)
BULETIN EMBUN Diterbitkan oleh Binroh Islam RSUD Dr. Soetomo Penasehat : 1. Direktur - Dr. Dodo Anondo MPH. 2. Dekan FK UNAIR - Prof. Dr. Agung Pranoto, dr. M.Kes, Sp.PD KEMD FINASIM Penanggung Jawab : Dr. H. Imam. Susilo, dr. Sp. PA. Pimpinan Redaksi : dr. H. Wijoto, Sp.S Dewan Redaksi : Tim Kreatif Alamat : Jl. Prof. Moestopo 6-8 Surabaya telp. (031) 5501173
Kisah kejujuran kepada Allah
D
iriwayatkan oleh Abdurrazzaq dengan sanad shahih, An-Nasai dan lain-lain, dari Syaddad bin Al-Had bahwa ada seorang laki-laki Arab Badui datang kepada Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam kemudian beriman kepada apa yang dibawa oleh nabi dan mengikuti beliau. Badui tersebut berkata kepada nabi, “Aku akan berhijrah bersamamu,” Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat memberikan nasehat agama kepadanya. Pada Perang Khaibar, Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam membagikan ghanimah kepada kaum muslimin. Nabi memberikan bagian kepada para sahabat yang membuat mereka bergembira, akan tetapi ketika pembagian sampai kepada si Badui, tibatiba dia menolaknya sembari berkata, “Apa ini?” Para sahabat menjawab, “Ini adalah bagian ghanimah untukmu yang berasal dari Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam.” Mendapatkan jawaban para sahabat, si Badui terpaksa mengambil bagian ghanimah itu tetapi kemudian dia menghadap Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam. Sesampai di hadapan Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, si Badui bertanya, “Harta apakah ini?” “Ini adalah bagian ghanimah yang aku bagi untukmu.” jawab Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam. Kembali orang Badui itu berkata, “Bukan karena perkara ini aku mengikutimu, akan tetapi aku mengikutimu karena aku ingin agar suatu saat nanti aku terkena lemparan panah di sini –sambil menunjuk ke lehernya– sehingga aku terbunuh dan masuk jannah karenanya.” Rasulullah
shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Jika engkau jujur kepada Allah, maka Allah akan membenarkanmu.” Setelah itu, kaum muslimin beristirahat sebentar, mereka kemudian melanjutkan lagi penyerbuan terhadap musuh. Di tengah berkecamuknya peperangan, si Badui dibawa menghadap Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam dengan keadaan terkena panah di tempat yang sesuai dengan yang dia tunjukkan sebelumnya. Melihat itu, Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bertanya, “Apakah dia orang yang kemarin?” Para sahabat menjawab, “Benar,” Nabi bersabda, “Dia telah berbuat shiddiq kepada Allah , maka Allah berbuat shiddiq kepadanya.” Selanjutnya Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam mengkafaninya dengan baju besi milik Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam dan beliau mendoakannya dan di antara doa beliau adalah, “Ya Allah, ini adalah hamba-Mu, dia keluar untuk behijrah di jalan-Mu dan terbunuh sebagai syahid. Dan aku bersaksi atas perkara itu.”
Menyejukan Relung Hati
TIPS PRAKTIS
10 Manfaat Cokelat Bagi Kesehatan Jangan kebanyakan makan cokelat, nanti giginya rusak, atau jangan kebanyakan makan cokelat nanti gendut. Itu merupakan kalimat-kalimat yang biasa kita dengar apabila kita terlalu banyak makan cokelat. Padahal ternyata cokelat mempunyai manfaat bagi kesehatan tubuh kita seperti: Tinggi Antioksidan. Cokelat mengandung flavanols, yang berfungsi sebagai anti oksidan dan membantu menangkal radikal bebas di dalam tubuh. Menurunkan Tekanan Darah. Dark chocolate dari beberapa hasil penelitian mampu menurunkan tekanan darah pada orang yang mempunyai tekanan darah tinggi. Menurunkan LDL Kolesterol. Makan coklat hitam secara teratur telah terbukti dapat menurunkan kolesterol LDL sebanyak 10 persen. Anti Depresi Alami. Cokelat mengandung serotonin, anti-depresan alami. Cokelat juga merangsang produksi endorphin, yang menciptakan perasaan bahagia dan senang. Bahkan, dari salah satu penelitian menemukan bahwa cokelat yang meleleh di dalam mulut akan menghasilkan perasaan menyenangkan yang jauh lebih lama dari pada berciuman penuh gairah. Pelawan Kanker. Beberapa penelitian
telah menemukan cokelat menjadi salah satu makanan terbaik melawan kanker, yang pertama adalah dengan menghambat pembelahan sel dan yang kedua adalah mengurangi peradangan. Mencegah Kerusakan Gigi. Penelitian telah menemukan bahwa theobromine dalam cokelat mampu mencegah kerusakan gigi dengan menghilangkan streptokokus mutans, bakteri yang ditemukan di rongga mulut yang memberikan kontribusi terhadap kerusakan gigi. Mengurangi Penyakit. Hasil penelitian di Belanda yang diikuti 200 pria di atas 20 tahun, menemukan bahwa mereka yang mengkonsumsi sejumlah besar coklat, baik cokelat susu dan dark chocolate, menurunkan tingkat penyakit keseluruhan daripada pria yang makan cokelat sedikit atau tidak makan. Tinggi Magnesium. Tanaman kakao mengandung lebih tinggi magnesium dibandingkan dengan tanaman lain. Magnesium adalah mineral penting yang membantu dalam proses regulasi sistem pencernaan, saraf, dan kardiovaskuler. Kesehatan Otak. Penelitian telah menunjukkan bahwa cokelat mampu melindungi sel saraf otak dari kerusakan yang lebih lanjut pada saat terjadi serangan stroke. Dark chocolate juga telah diketahui mampu untuk meningkatkan memori otak manusia. Namun perlu diingat bahwa cokelat tinggi kolesterol sehingga perlu membatasi pada orang yang berkolesterol tinggi. sumber: gayahidupsehat.org
INFO SASETA
Belajar Senyum dari Rasulullah Rasulullah, amat pemurah akan senyum. Seorang sahabat mengatakan bahwa tak pernah Rasulullah memandang atau mendatanginya, melainkan senantiasa dengan tersenyum. Bibir tipisnya senantiasa menyungging indah, lahir dari keinginan tulus membahagiakan orang lain. mengenal Rosululloh, adalah kekayaan yang tak ternilai harganya bagi kita. Rosululloh sungguhsungguh dicipta oleh Allah untuk menjadi
tauladan. Diamnya, pembicaraannya pula tindakantindakannya, dari ujung rambut sampai pangkal kakinya, semuanya pelajaran, seluruhnya adalah referensi berharga pembawa jalan keselamatan bagi yang mengikutinya. Program SASETA yang digulirkan adalah untuk meneladani apa yang rosul contohkan. Dengan SASETA (Salam Senyum Tanya) diharapkan pengabdian di RSUD Dr. Soetomo bisa memberikan warna yang ceriah, yaitu warna kebahagiaan. Senyumlah untuk mereka.
BULETIN BINROH ISLAM RSUD DR. SOETOMO Jumat, 24 Pebruari 2012 / 2 Rabiul Akhir 1433
A k h l a k S e o r a n g M u s l i m
I
badah-ibadah dalam Islam sangat erat kaitannya dengan akhlak. Setiap ibadah tidak bernilai bila tidak tergambarkan dalam bentuk akhlak yang utama. Shalat misalnya dapat memelihara manusia dari perbuatan keji dan munkar; puasa yang dapat mengantarkan kepada takwa, zakat dapat membersihkan hati, mensucikan dan membebaskan jiwa dari penyakit bakhil, haji merupakan lapangan nyata untuk membersihkan dan mensucikan diri dari penyakit iri dan dengki. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Orang yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi) Pokok-Pokok Akhlak Pribadi Pelajar Muslim dan Ummat Islam Berlaku Benar. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:“Hai-orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan jadilah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At-Taubah [9] : 119) Jujur Menunaikan Amanah. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu mengembalikan semua amanah kepada yang berhak menerimanya.” (QS. An-Nisa' : 58) Menepati Janji. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang artinya: “Dan tepatilah janji, karena janji itu akan diminta pertanggung jawabannya.” (QS. Al-Isra':34)
Tawadhu' (Merendahkan Diri). Di antara akhlak Islami yang mesti di perhatikan oleh setiap pelajar Muslim adalah sifat tawadhu' kepada sesama Muslim baik orang kaya maupun miskin. Allah berfirman, yang artinya “Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Hijr : 88) Berbakti Kepada Orang Tua. Berbakti kepada ibu bapak termasuk akhlak yang mulia, karena keduanya memiliki hak yang sangat besar kepada anak-anaknya, setelah hak Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Allah berfirman, "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa." (QS. An-Nisaa' : 36) Menyambung Silaturrahim. Di antara akhlak Islam yang diwajibkan adalah menghubungkan silaturrahim, sebab memutuskannya dapat menyebabkan pelakunya dilaknat dan terhalang masuk surga. Yang dimaksud dengan sanak keluarga disini adalah karib kerabat seperti: Paman, bibi, (Saudara permpuan ayah atau ibu) dan lain-lain. Allah berfirman, "Maka Apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?Mereka Itulah orang-orang yang dila'nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka." (QS. Muhammad : 22-23)
Berlaku Baik Kepada Tetangga. Allah berfirman, "Sembahlah Allah dan janganlah kamu memperse kutu kan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh" (QS. AnNisaa' : 36). Memuliakan Tamu. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat hendaklah memulikan tamunya.” (Muttafaq 'alayhi) Pemurah dan Dermawan. Allah berfirman: "Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS. Al-Baqarah: 262)
ma'ruf, atau Mengadakan perdamaian di antara manusia. dan Barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, Maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar." (QS. An-Nisa' [4] : 114) Sifat Malu. Malu yang dimaksudkan adalah malu kepada Allah bila seorang muslim dilihatnya dalam maksiat. Demikian juga malu kepada manusia dan kepada diri sendiri , yang merupakan ekspresi iman yang dalam hati. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:“Sifat malu tidak mendatangkan selain kebaikan.” (Muttafaqun 'alaihi) Kasih Sayang. Allah berfirman, "Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan." (QS. Al-Balad : 17-18)
Penyantun dan Sabar. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Tetapi orang yang bersabar dan mema'afkan, Sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan." (QS. Asy-Syuraa [42] : 43)
Berlaku Adil. Allah berfirman, "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." (QS. An-Nahl : 90)
Mendamaikan Manusia. Allah berfirman, "Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat
Menjaga Kesucian Diri. Allah berfirman: “Hendaklah orang-orang yang belum sanggup menikah menjaga kesucian dirinya sampai Allah mengaruniakannya kecukupan.” (QS. An-Nur : 33)
BULETIN EMBUN Diterbitkan oleh Binroh Islam RSUD Dr. Soetomo Penasehat : 1. Direktur - Dr. Dodo Anondo MPH. 2. Dekan FK UNAIR - Prof. Dr. Agung Pranoto, dr. M.Kes, Sp.PD KEMD FINASIM Penanggung Jawab : Dr. H. Imam. Susilo, dr. Sp. PA. Pimpinan Redaksi : dr. H. Wijoto, Sp.S Dewan Redaksi : Tim Kreatif Alamat : Jl. Prof. Moestopo 6-8 Surabaya telp. (031) 5501173
Karakteristik Penghuni Surga
I
yadh bin Himar Al-Mujasyi'i ia berkata, pada suatu hari Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam berkhutbah seraya bersabda, “Penghuni surga itu ada tiga; pertama, penguasa yang adil, jujur, dan mendapat taufik, kedua, seorang yang penyayang dan perhatian kepada setiap kerabat, ketiga, seorang muslim yang suci, pandai menjaga diri, dan memiliki keluarga….” (HR. Muslim) Dari Ibnu Abbas radhiallahu'anhu ia berkata, Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Macam-macam umat diperlibatkan kepadaku; aku melihat seorang Nabi beserta sekelompok orang pengikutnya, aku melihat seorang Nabi beserta seorang laki-laki pengikutnya, aku melihat seorang Nabi tanpa ditemani seorang pengiku pun, kemudian diperlihatkan kepadaku sekelompok orang dengan jumlah yang amat banyak, maka aku berkata, 'Ini adalah umatku.' Kemudian dikatakan, 'Ini adalah Musa dan umatnya. Tapi, lihatlah ke atas.' Seketika terlihat sekelompok umat dengan jumlah yang amat banyak. Kemudian dikatakan, 'Lihatlah ke arah yang lain.' Seketika terlihat sekelompok umat dengan jumlah yang amat banyak. Kemudian dikatakan, 'Ini adalah umatmu.' Bersama mereka 70.000 orang masuk ke dalam surga tanpa melalui prosesi hisab dan siksa.” Kemudian Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam berdiri, lalu masuk, lalu para shahabat berbicara panjang lebar tentang sabda Nabi tadi. Kemudian mereka berkata, 'Siapakah mereka yang masuk surga tanpa melalui
prosesi hisab dan siksa?' Sebagian mereka berkata, 'Barangkali mereka yang menyertai Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam.' Sebagian yang lain berkata, 'Barangkali mereka yang dilahirkan dalam keadaan Islam, dia tidak pernah menyekutukan Allah.' Mereka menyebutkan banyak hal. Kemudian Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam keluar kembali (dari kamar beliau) menemui mereka, lalu beliau berkata, 'Apa yang kalian perbincangkan?' Mereka pun memberitahukan kepada beliau tentang apa yang mereka perbincangkan antarmereka. Lalu beliau bersabda, 'Mereka adalah orang-orang yang tidak berobat dengan menggunakan kayy (pengobatan dengan besi yang dipanaskan), tidak minta diruqyah (ruqyah yang tidak syar'i), tidak bertathayyur (pesimis karena melihat pertanda buruk), dan hanya kepada Allah mereka bertawakkal.' Kemudian 'Ukkasyah bin Mihshan Al-Asadi berdiri seraya berkata, 'Apakah saya termasuk bagian dari mereka, wahai Rasulullah?' Beliau shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda. 'Kamu adalah termasuk bagian dari mereka!' Lalu sebagian shahabat yang lain (Sa'ad bin 'Ubadah) berkata, 'Apakah saya bagian dari mereka, wahai Rasulullah?' Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Kamu telah didahului oleh Ukkasyah'.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)