Cinta Segitiga Saya sedang bingung dengan problem yang tengah kuhadapi ini. Hanya Allah yang mengetahui kebingunganku ini karena saya tidak sanggup memecahkan problem yang satu ini. Akan tetapi saya tetap berusaha untuk mengatasinya semampuku. Saya sadar bahwa saya telah berdosa kepada Allah atas perbuatan yang telah saya lakukan. Saya seorang pegawai wanita yang mempunyai hubungan khusus dengan seorang Direktur Perusahaan tempat saya bekerja. Hubungan kami sudah seperti suami isteri; hanya saja saya masih tetap menjaga kegadisanku hingga sekarang. Ia sedang mengalami keretakan rumah tangga dengan isterinya sehingga ia berusaha mendekatiku untuk dijadikan sebagai pengganti isterinya. Kuakui bahwa saya telah berbuat dosa dengannya. Saya takut kepada Allah, karena meskipun saya shalat dan memiliki keimanan akan tetapi telah berdosa kepadaNya. Ketika Sang Direktur sedang tergila-gila denganku, datang seorang pemuda yang melamarku dan aku menerimanya. Secara hati dan perasaan aku tertarik dengan Direkturku, akan tetapi secara adat aku telah terikat pertunangan dengan pemuda tersebut. Hubungan kamipun bertambah dekat dan sang Direktur berniat menikahiku. Mulanya hatiku senang, akan tetapi begitu teringat pemuda yang melamarku yang juga mencintai dan menghargaiku, akupun dilanda kebingungan. Keluargaku pasti tidak akan setuju bila aku menikah dengan sang Direktur karena ia telah beristeri dan memiliki anak. Saya mencintainya tetapi takut akan ditinggalkannya bila kami telah menikah nanti karena ia telah berkeluarga. Apakah Allah SWT akan mengampuniku bila aku menikah dengannya, mengingat aku telah melakukan dosa dengannya ?. Apakah yang harus saya lakukan, menikah dengannya atau melanjutkan hubunganku dengan pemuda yang melamarku ?. Mungkin kalian akan memakiku atas apa yang kuperbuat. Saya selalu mencela diriku yang telah berbuat dosa. Mungkin ini hukuman dari Allah atas apa yang telah kuperbuat. Saya ingin bertobat, apakah tobat saya akan diterima ?. Bagaimana cara
menghindari pikiran kotor dan perbuatan maksiat ?. Saya mohon bantuan anda untuk menemukan solusinya
SOLUSI Konsultan : DR. Sahar Thal'at
Beberapa hari yang lalu saya melihat seorang wanita mencaci maki seorang gadis di Bus Kota. Ia memakinya dengan kasar –dengan laknat dunia akhirat- karena si gadis memakai pakaian ketat dan seksi (terbuka). Sekalipun si gadis tidak disakiti –dengan tangan dsb-, akan tetapi bagaimanakah dengan perasaannya yang telah dicaci maki depan umum ?. Apakah wanita yang mencacinya tidak berpikir bahwa cara yang dilakukannya terlalu keras dan apakah ia menganggap bahwa dengan caranya itu si gadis akan berpakaian lebih sopan ?!. Saya heran dengan gaya-gaya keras dan kasar dalam menegur –termasuk nasihat diatas mimbar yang lebih banyak mengejek daripada mengajak-. Saya heran dengan orang-orang yang yang lebih cenderung menakut-nakuti dan mengancam daripada memberi kabar gembira dan ampunan dalam nasihat-nasihat mereka. Apakah kamu menganggap bahwa kami akan memaki dan mengutukmu atas dosamu ?, apakah kamu menganggap hati kami seperti batu sehingga akan memakimu dan memaki orang lain ?, apakah kamu dapati itu semua dalam jawaban-jawaban kami sebelumnya ?!. Kami semua, di situs ini, adalah seperti saudara dan teman bagi kalian. Kami ikut merasakan kesedihan dan keluh kesah kalian. Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah Dzat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dia lebih sayang kepada hamba-hambaNya daripada ibu terhadap anaknya. Agama kita adalah agama rahmat (kasih sayang) dan nabi kita (Muhammad SAW) adalah kekasih dan panutan yang merupakan simbol dari kasih sayang (sangat penyayang).
Agama kita mengajarkan ummatnya untuk mengasihi semua makhluk Allah. Rasulullah SAW mengabarkan kepada kita tentang wanita yang masuk neraka karena ia membiarkan seekor kucing mati kelaparan akibat ia kurung dan tidak diberi makan. Sekalipun wanita ini rajin menunaikan shalat, tetapi ia tidak memiliki kepekaan terhadap sesama makhluk Allah, karena itulah ia pantas mendapatkan hukuman di neraka. Kami paham betul tabiat jiwa manusia dengan nafsu dan syahwatnya. Mudah-mudahan kalimat kami ini akan menjadi topang yang akan melindungi kalian dari bahaya. Kami berharap semoga saran kami ini menjadi sumber kekuatan yang bisa menolong mereka yang telah jatuh agar bangkit kembali. Melalui konsultasi ini, kami ingin memberikan sumbangsih bagi kaum muda kita yang telah terjerumus agar mereka bisa bangkit kembali dengan belajar dari pengalaman pahit mereka dimasa lalu. Semoga konsultasi yang kami berikan bisa menjadi pendorong semangat kaum muda untuk bangkit dari keterpurukan. Karena itu, kamu tidak usah khawatir karena kami akan selalu bersamamu dan berusaha membantumu untuk memecahkan problemmu. Semoga Allah Subhahanahu Wa Ta'ala senantiasa memberikan kekuatan kepada kita untuk selalu taat dan isitiqamah dijalanNya. Saudariku yang budiman, saat ini kamu sedang mengalami momen penting dalam hidupmu. Kamu harus menjauhi hal-hal yang bisa membuang energimu secara sia-sia. Demikian pula kamu harus menghilangkan pengaruh sang Direktur dari hatimu. Ini sangat penting agar kamu bisa bersikap bijak dalam menentukan pilihanmu nanti. Atas dasar keimanan dan akal sehatmu, saya sarankan agar kamu menyepi dan menyendiri agar bisa menentukan langkahmu kedepan dengan cerdas. Ingatlah bahwa kondisi terburuk bagimu adalah saat-saat ini, karena itu jauhilah ia dan jangan menemuinya lagi. Mintalah cuti untuk beberapa waktu lamanya karena ini sangat penting agar kamu tidak semakin menambah dosa setiap hari. Dengan menjauhinya maka ketergantunganmu dengannya akan hilang. Pikiranmu juga akan menjadi jernih sehingga kamu bisa berpikir bijak. Ini sekaligus menjadi ujian bagimu untuk bisa menghilangkan pengaruh sang Direktur dari dirimu. Berlindunglah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan menangislah di hadapannya dengan menyesali segala perbuatanmu. Mohonlah ampunan dan rahmat-Nya dan lakukanlah ia setiap kali kamu merasa lemah. Berjanjilah kepada-Nya untuk tidak
melakukan perbuatan dosa yang telah kamu lakukan sebelumnya. Mintalah kepada Allah agar diberikan jalan terbaik dan mohonlah petunjuk-Nya dalam segala hal. Dihadapanmu sekarang ada dua pilihan: menikah dengan sang direktur atau meneruskan pertunanganmu dengan pemuda yang melamarmu, atau tidak memilih duaduanya -tidak menikah dengan sang direktur atau tidak melanjutkan pertunangan dengan sang pemuda- dan menunggu jodoh lain yang lebih cocok bagimu. Timbang menimbang antara dua pilihan ini haruslah menggunakan akal sehat dan pikiran yang jernih, sebagaimana hal ini telah kami jelaskan dalam konsultasi-konsultasi sebelumnya, seperti: - Memilih Pasangan Hidup ……… Mudah-Mudah Susah - Pilihan dan Keinginan - Pernikahan Kedua : Pihak Ketiga Berbicara Apabila kamu memilih untuk menikah dengan sang direktur, kamu harus menarik simpati keluargamu dan meminta restu mereka. Disamping itu ia juga harus meminta restu dari isteri pertamanya. Kamu harus menerimanya apa adanya karena nantinya ia akan menjadi suami sekaligus ayah dari anak-anakmu. Prinsip saling menghormati dan saling menghargai akan menjadi modal utama kalian untuk menghindari berbagai problem rumah tangga dimasa depan. Pernikahanmu dengan sang direktur tidak ada hubungannya sama sekali dengan penerimaan tobat dan ampunan dari Tuhan, karena syarat utama agar tobatmu diterima adalah dengan menyesali perbuatanmu, memohon ampun kepada-Nya dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi dimasa yang akan datang. Kamu harus menyalurkan libidomu dengan menikah secara syar'i, baik menikah dengan sang direktur ataupun menikah dengan yang lainnya. Pemuasan seperti ini adalah pemuasan yang dilandasi ketaatan kepada Tuhan, bukan pemuasan yang dilandasi nafsu syetan yang akan berujung duka dan penyesalan. Jika kamu merasa tidak cocok atau merasa lebih baik menjauhinya, maka pilihan lain yang bisa kamu lakukan adalah menikah dengan pemuda yang melamarmu. Akan tetapi janganlah pernikahanmu dengannya hanya karena ia mencintaimu atau untuk menyenangkan keluargamu atau hanya karena ingin mencari ketenangan. Pernikahanmu dengannya haruslah dilandasi karena kecintaanmu terhadapnya. Apabila kamu merasa tidak bisa menerimanya atau tidak mencintainya, maka janganlah kamu memaksakan diri
dengan bermodalkan pertimbangan akal saja. Adapun jika kamu merasa mantap dengannya dan merasa mencintainya, maka hentikanlah hubunganmu dengan sang direktur dan carilah kerja di tempat lain. Hal itu karena pilihan terburuk bagi dunia dan akhiratmu adalah bila kamu menikah dengan seseorang tetapi hatimu terpaut ke lain hati. Sedangkan bila kamu merasa tidak cocok dengan dua-duanya –baik menikah dengan sang direktur atau menikah dengan sang pemuda-, maka tunggulah momen yang tepat sampai kamu menemukan orang yang cocok bagimu. Ukhti yang baik, kami akan selalu bersamamu dan akan selalu mendoakanmu, dan hati kami tidak akan tenang sampai kami mengetahui perkembanganmu. Karena itu, kabarilah kami tentang setiap perkembangan yang terjadi pada dirimu.