Menyejukan Relung Hati
TIPS PRAKTIS
Tips Gigi Putih dan Sehat Pada dasarnya, warna gigi kita yang sesungguhnya adalah putih. Namun dengan banyaknya zat-zat makanan yang melewati gigi juga oleh faktor usia, sehingga warna gigi tak bisa bertahan putih selamanya. Itulah yang semestinya kita jaga dengan cara antara lain: 1. Rawatlah sebelum terlanjur menjadi rusak. Gunakan sedotan jika anda minum kopi, teh, minuman bersoda dan juga anggur merah. Dengan demikian, minuman tak mengenai gigi secara langsung. Minumanminuman tersebut biasanya menjadi penyebab kerusakan gigi yang sangat kuat. 2. Perbanyak mengkonsumsi makanan yang berperan sebagai pemutih gigi alami. Contohnya buah dan sayuran. Bahan-bahan alami yang cukup efektif untuk membersihkan gigi di antaranya: apel, wortel dan seledri. 3. Strawberry adalah buah pemutih gigi yang sangat spesial. Caranya mudah. Hancurkan saja strawberry kemudian tempelkan pada seluruh gigi anda dengan menggunakan jari. Diamkan selama satu sampai dua menit. Setelah itu gosoklah gigi dengan menyeluruh sampai bersih. 4. Sejumlah zat bisa melekat di gigi anda dengan mudah. Oleh karena itu anda harus mecegah terbentuknya noda gigi atau plak. Gunakan brokoli, daun selada atau bayam untuk mencegahnya. Sayur-sayuran itu terbukti sangat manjur untuk urusan mencegah noda gigi.
BULETIN BINROH ISLAM RSUD DR. SOETOMO Jumat, 6 Juli 2012 / 16 Syaban 1433
5. Gunakan pasta gigi yang berperan sebagai pemutih. Biasanya model pasta gigi seperti ini banyak dijual di pasaran. Namun tentunya butuh waktu yang cukup lama dan perlakuan yang sangat intensif untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Sekarang sebagian besar pasta gigi telah menggunakan enzim dan formula kimia sehingga anda tak perlu ragu untuk mengkonsumsi pasta gigi berpemutih. 6. Cara mudah dan sederhana untuk merawat gigi tetap putih adalah menggosok gigi tiga kali sehari dan setiap selesai makan. Namun hati-hati dalam menyikat gigi. Jangan terlalu keras karena itu malah bisa membuat gigi abrasi dan rusak. Lebih baik lagi gunakan sikat gigi elektrik dan atur waktu menyikat gigi selama dua menit. 7. Yang termudah dan tercepat namun membutuhkan biaya lebih adalah dengan cara bleaching atau pemutihan. Model perawatan gigi semacam ini banyak tersedia di klinik gigi dan klinik kecantikan. Perawatan semacam ini bisa bertahan selama dua hingga tiga tahun. Tapi tetap saja setelah di bleaching, anda harus menjaga makanan dan minuman yang dikonsumsi.
INFO SASETA
Shodaqoh Lisan Shodaqoh tidaklah harus dengan uang/harta. Kita bisa shodaqoh dengan lisan kita. Lisan adalah perangkat tubuh kita yang sangat sulit dikendalikan. Lisan bisa menjadi sangat manis semanis madu tapi bisa juga tajam setajam sembilu. Lisan bisa mendekatkan orang yang baru kenal tetapi juga bisa mencerai beraikan dua orang yang bersaudara. Ketika kita bertanya kepada
penderita yang kita layani tentang kabarnya atau masalahnya hari ini, itu sudah shodaqoh. Walaupun kita tahu hari ini mereka masih sakit. Pertanyaan dengan senyum lembut akan menyambung hubungan kekrabatan dan keakraban, itulah pelaksanaan SASETA. Tujuan utama SASETA (Salam, Senyum, Tanya) untuk menjalin komunikasi antara petugas dan penderita sehingga tercapainya Layanan Sepenuh Hati.
Kemuliaan Sya’ban
S
ya'ban adalah salah satu bulan yang mulia. Bulan ini adalah pintu menuju bulan Ramadhan. Siapa yang berupaya membiasakan diri bersungguhsungguh dalam beribadah di bulan ini, ia akan menuai kesuksesan di bulan Ramadhan. Dinamakan Sya'ban, karena pada bulan itu terpancar bercabang-cabang kebaikan yang banyak (yatasya'abu minhu khairun katsir). Pada bulan Sya'ban, Qiblat berpindah dari Baitul Maqdis, Palistina ke Ka'bah, Mekah al Mukarromah. Nabi Muhammad SAW menanti-nanti datangnya peristiwa ini dengan harapan yang sangat tinggi. Setiap hari Beliau tidak lupa menengadahkan wajahnya ke langit, menanti datangnya wahyu dari Rabbnya. Sampai akhirnya Allah Subhanahu Wata'ala mengabulkan penantiannya. Wahyu Allah Subhanahu Wata'ala turun. “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.” (QS. Al Baqarah; 144) Salah satu keistimewaan bulan Sya'ban adalah diangkatnya amal-amal manusia
pada bulan ini ke langit. Dari Usamah bin Zaid r.a, dia berkata: “Saya berkata: “Ya Rasulullah, saya tidak pernah melihatmu berpuasa dalam suatu bulan dari bulanbulan yang ada seperti puasamu di bulan Sya'ban.” Maka beliau bersabda: “Itulah bulan yang manusia lalai darinya antara Rajab dan Ramadhan. Dan merupakan bulan yang di dalamnya diangkat amalanamalan kepada Rabbul 'Alamin. Dan saya menyukai amal saya diangkat, sedangkan saya dalam keadaan berpuasa.” (HR. Nasa'i). Keutamaan Puasa di Bulan Sya'ban Rasulullah ditanya oleh seorang sahabat, “Adakah puasa yang paling utama setelah Ramadlan?” Rasulullah SAW menjawab, “Puasa bulan Sya'ban karena berkat keagungan bulan Ramadhan.” Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: “Adalah Rasulullah SAW berpuasa sampai kami katakan beliau tidak pernah berbuka. Dan beliau berbuka sampai kami katakan beliau tidak pernah berpuasa. Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan Sya'ban.” (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).
Sepintas dari teks Hadits di atas, puasa bulan Sya'ban lebih utama dari pada puasa bulan Rajab dan bulan-bulan mulia lainnya. Padahal Abu Hurairah telah menceritakan sabda dari Rasulullah SAW, “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan-bulan mulia (asyhurul hurum).” Menurut Imam Nawawi, hal ini terjadi karena keutamaan puasa pada bulanbulan mulia itu baru diketahui oleh Rasulullah di akhir hayatnya sebelum sempat beliau menjalaninya, atau pada saat itu beliau dalam keadaan udzur (tidak bisa melaksanakannya) karena bepergian atau sakit. Sesungguhnya Rasulullah SAW mengkhususkan bulan Sya'ban dengan puasa itu adalah untuk mengagungkan bulan Ramadhan. Menjalankan puasa bulan Sya'ban itu tak ubahnya seperti menjalankan sholat sunat rawatib sebelum sholat maktubah. Jadi dengan demikian, puasa Sya'ban adalah sebagai media berlatih sebelum menjalankan puasa Ramadhan. Adapun berpuasa hanya pada separuh kedua bulan Sya'ban itu tidak diperkenankan, kecuali:
1. Menyambungkan puasa separuh kedua bulan Sya'ban dengan separuh pertama. 2. Sudah menjadi kebiasaan. 3. Puasa qodlo. 4. Menjalankan nadzar. 5. Tidak melemahkan semangat puasa bulan Ramadhan. Sya'ban, Bulan Al Quran Bulan Sya'ban dinamakan juga bulan Al Quran, sebagaimana disebutkan dalam beberapa atsar. Memang membaca Al Quran selalu dianjurkan di setiap saat dan di mana pun tempatnya, namun ada saat-saat tertentu pembacaan Al Quran itu lebih dianjurkan seperti di bulan Ramadhan dan Sya'ban, atau di tempat-tempat khusus seperti Mekah, Roudloh dan lain sebagainya. Syeh Ibn Rajab al Hambali meriwayatkan dari Anas, “Kaum muslimin ketika memasuki bulan Sya'ban, mereka menekuni pembacaan ayat-ayat Al Quran dan mengeluarkan zakat untuk membantu orang-orang yang lemah dan miskin agar mereka bisa menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
BULETIN EMBUN Diterbitkan oleh Binroh Islam RSUD Dr. Soetomo Penasehat : 1. Direktur - Dr. Dodo Anondo MPH. 2. Dekan FK UNAIR - Prof. Dr. Agung Pranoto, dr. M.Kes, Sp.PD KEMD FINASIM Penanggung Jawab : Dr. H. Imam. Susilo, dr. Sp. PA. Pimpinan Redaksi : dr. H. Wijoto, Sp.S (K) Dewan Redaksi : Tim Kreatif Alamat : Jl. Prof. Moestopo 6-8 Surabaya telp. (031) 5501173
Umar ibn Abdul Aziz dan sepotong roti
D
iriwayatkan, tatkala Umar Bin Abdul Aziz masih menjabat sebagai khalifah, suatu hari ia pernah disediakan makanan oleh Istrinya. Sepotong roti yang masih hangat, harum dan wangi. Terlihat begitu lezat hingga membangkitkan selera. Sang Khalifah merasa heran dan bertanya pada Istrinya: “Wahai Istriku dari mana kau memperoleh roti yang harum dan tampak lezat ini”? Istrinya menjawab, “Ya Amirul Mukminin itu buatanku sendiri, aku sengaja membuatkan ini hanya untuk menyenangkan hatimu yang setiap hari selalu sibuk dengan urusan negara dan umat. “Berapa uang yang kamu perlukan untuk membuat roti seperti ini” tanya Khalifah. “Hanya tiga setengah dirham saja , kenapa memangnya” jawab sang istri “Aku perlu tahu asal usul makanan dan minuman yang akan masuk ke dalam perutku ini, agar aku bisa mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah SWT nanti, ” jawab Khalifah, dan bertanya lagi “Terus uang yang 3,5 dirham itu kau dapatkan dari mana”? “Uang itu saya dapatkan dari hasil penyisihan setengah dirham tiap hari dari uang belanja harian rumah tangga kita yang selalu kau berikan kepadaku, jadi dalam seminggu terkumpulah 3.5 dirham dan itu cukup untuk membuat roti seperti ini yang halalan toyyiban,” jawab istrinya. “Baiklah kalau begitu. Saya percaya bahwa asal usul roti ini halal dan bersih, “ kata Khalifah yang lalu menambahkan. “Berarti kebutuhan biaya harian rumah tangga kita harus dikurangi setengah dirham, agar tak mendapat kelebihan yang membuat kita mampu memakan roti yang lezat atas tanggungan
umat. “ Kemudian Khalifah memanggil Bendahara Baitulmaal (Kas Negara) dan meminta agar uang belanja harian untuk rumah tangga Khalifah dikurangi setengah dirham. Dan Khalifah berkata kepada istrinya, “Saya akan berusaha mengganti harga roti ini agar hati dan perut saya tenang dari gangguan perasaan, karena telah memakan harta umat demi kepentingan pribadi. “ Itulah kisah Umar bin Abdul Aziz dengan sepotong rotinya. Kezuhudanya tidak kalah dengan kakeknya, Umar bin khatab yang selalu memperhatikan keadaan rakyatnya. Kakeknya semasa sabagai khalifah pernah mengatakan, “Seandainya ada seekor keledai mati di Syam lantaran ketiadaan makanan, niscaya Umar akan diminta pertanggungjawabanya di akherat.” Sepatutnya kisah sepotong roti Umar bin Abdul Aziz ini menjadi pelajaran penting untuk kita semua. Teladan bukan untuk penguasa dan para pejabat saja, melainkan kita semua bisa mengambil pelajaran dan tauladan didalamnya. Ia begitu hati-hati terhadap harta yang ia makan setiap harinya. Menanyakan asal usulnya, hingga jelas sumber dan cara memperolehnya, karena di akherat nanti urusan harta ini akan ditanyakan 2 pertanyaan. Dari mana sumbernya? dan kemana harta itu akan dipergunakan? Semoga kita semua bisa meneladaninya.
Menyejukan Relung Hati
TIPS PRAKTIS
Tips Mengatasi Panas Dalam Gangguan ini paling sering kita alami. Inilah yang disebut dengan panas dalam. Sebenarnya, istilah medisnya adalah misnomer, karena panas dalam menyerang esofagus (kerongkongan) bagian bawah, Yang kemudian menyebabkan rasa sakit dan panas di dada daerah kerongkongan karena asam lambung mengalir ke atas (ke kerongkongan). Asam lambung tidak sampai menyerang perut karena perut memiliki semacam membran protektif yang melindunginya, tapi esofogus (kerongkongan) tidak memiliki membran semacam ini. Itulah sebabnya Anda merasa sakit (panas). Pemicu panas-dalam yang paling umum adalah : * Mengkonsumsi daging terlalu banyak. * Makan terlalu cepat. * Coklat, bawang merah dan bawang putih atau pepermint. * Merokok setelah makan. * Kopi (kopi biasa atau non kafein). * Minuman beralkohol. Pengobatannya disamping menghindari faktor-faktor pemicu panas dalam sebayak mungkin, plus berikut ini : 1. Duduklah dan berdiri dengan tegak atau berjalan-jalan kapanpun bila memungkinkan. 2. Jika panas dalam menggangu Anda ketika tidur, tambahkan bantal sehingga kepala terangkat lebih tinggi.
BULETIN BINROH ISLAM RSUD DR. SOETOMO Jumat, 13 Juli 2012 / 23 Syaban 1433
Perusak Hati (Qolbu) 3. Jaga berat badan Anda. Mereka yang tubuhnya terlalu gemuk (atau pada wanita yang sedang hamil), perut bagian atas mendesak ke atas melewati diafragma. 4. Kurangi konsumsi daging. 5. Jangan makan kira-kira 2 sampai 3 jam menjelang tidur. 6. Untuk melindungi perut Anda dalam menetralisir asam, minumlah 1 sampai 2 sendok teh cairan antasid anti-serap seperti magnesium hidroksida setiap 1 sampai 2 jam. (catatan: mereka yang memiliki penyakit jantung, ginjal, tekanan darah tinggi harus berkonsultasi dengan dokter sebelum memakan antasid. Karena berbagai antasid memiliki kandungan sodiumnya cukup tinggi dan tidak boleh dipakai pada diet ketat). 7. Minumlah segelas susu; cara ini mungkin membantu lebih baik. Susu bermanfaat sebagai zat protektif, tapi daya efektif susu tidak seefektif dibanding antasid.
INFO SASETA
Sebarkan Salam Nabi Muhammad SAW bersabda, ''Kalian tak akan masuk surga sampai kalian beriman dan saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan satu amalan bila dilakukan akan membuat kalian saling mencintai? Yaitu, sebarkanlah salam di antara kalian.'' (HR Muslim dari Abi Hurairah). Menyebarkan salam berarti menyebarkan kedamaian. Sebab, kata salam mengandung makna kedamaian, keselamatan, dan keamanan. Karena itu, orang yang mengucapkan salam
pada hakikatnya mengucapkan doa terhadap orang yang diberi salam agar senantiasa mendapat kedamaian, kasih sayang, dan berkah dari Allah SWT. Usahakanlah setiap bertemu dengan para pasien ucapkanlah salam. Salam yang kita ucapkan akan menghilangkan jarak antara petugas dengan penderita yang pada akhirnya mampu memberikan motivasi sembuh kepada pasien. Maka sebarkanlah salam berikanlah kedamaian kepada para penderita dengan melaksanakan SASETA (Salam, Senyum, Tanya)
ati (Qolbu) adalah pengendali. Jika ia baik, baik pula perbuatannya. Jika ia rusak, rusak pula perbuatannya. Maka menjaga hati dari kerusakan adalah niscaya dan wajib. Tentang perusak hati, Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan ada lima perkara, 'bergaul dengan banyak kalangan (baik dan buruk), anganangan kosong, bergantung kepada selain Allah, kekenyangan dan banyak tidur.
H
hasil duniawi yang diingini. Jika telah lenyap kepentingan tersebut, maka pertemanan itu akan melahirkan duka dan penyesalan, cinta berubah menjadi saling membenci dan melaknat. Karena itu, dalam bergaul, berteman dan berkumpul hendaknya ukuran yang dipakai adalah kebaikan. Lebih tinggi lagi tingkatannya jika motivasi pertemanan itu untuk mendapatkan kecintaan dan ridha Allah.
Bergaul dengan banyak kalangan Dalam tataran riil, kita sering menyaksikan orang yang hancur hidup dan kehidupannya gara-gara pergaulan. Biasanya karena motivasi bergaulnya untuk dunia. Dan memang, kehancuran manusia lebih banyak disebabkan oleh sesama manusia. Karena itu, kelak di akhirat, banyak yang menyesal berat karena salah pergaulan. Allah berfirman: "Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zhalim menggigit dua tangannya seraya berkata, 'Aduhai (dulu) kiranya aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab (ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur'an ketika AlQur'an itu telah datang kepadaku." (AlFurqan: 27-29). Inilah pergaulan yang didasari oleh kesamaan tujuan duniawi. Mereka saling mencintai dan saling membantu jika ada
Larut dalam angan-angan kosong Angan-angan kosong adalah lautan tak bertepi. Ia adalah lautan tempat berlayarnya orang-orang bangkrut. Bahkan dikatakan, angan-angan adalah modal orang-orang bangkrut. Ombak angan-angan terus mengombang-ambingkannya, khayalan-khayalan dusta senantiasa mempermainkannya. Laksana anjing yang sedang mempermainkan bangkai. Angan-angan kosong adalah kebiasaan orang yang berjiwa kerdil dan rendah. Ada yang mengangankan menjadi raja atau ratu, ada yang ingin keliling dunia, ada yang ingin mendapatkan harta kekayaan melimpah, atau isteri yang cantik jelita. Tapi itu hanya angan-angan belaka. Adapun orang yang memiliki cita-cita tinggi dan mulia, maka cita-citanya adalah seputar ilmu, iman dan amal shalih yang mendekatkan dirinya kepada Allah.
Bergantung kepada selain Allah Ini adalah faktor terbesar perusak hati. Tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya dari bertawakkal dan bergantung kepada selain Allah. Jika seseorang bertawakkal kepada selain Allah maka Allah akan menyerahkan urusan orang tersebut kepada sesuatu yang ia bergantung kepadanya. Allah akan menghinakannya dan menjadikan perbuatannya sia-sia. Ia tidak akan mendapatkan sesuatu pun dari Allah, juga tidak dari makhluk yang ia bergantung kepadanya. Allah berfirman, artinya: "Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. Sekali-kali tidak, kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka (sembahansembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka." (Maryam: 81-82) Makanan Makanan perusak ada dua macam: Pertama, merusak karena dzat/materinya, dan ia terbagi menjadi dua macam. Yang diharamkan karena hak Allah, seperti bangkai, darah, anjing, binatang buas yang bertaring dan burung yang berkuku tajam. Kedua, yang diharamkan karena hak hamba, seperti barang curian, rampasan dan sesuatu yang diambil tanpa kerelaan pemiliknya, baik karena paksaan, malu atau takut terhina. Kedua, merusak karena melampaui ukuran dan takarannya. Seperti berlebihan dalam hal yang halal, kekenyangan kelewat batas. Sebab yang demikian itu membuatnya
malas mengerjakan ketaatan, sibuk terusmenerus dengan urusan perut untuk memenuhi hawa nafsunya. Dalam sebuah hadits masyhur disebutkan: "Tidaklah seorang anak Adam memenuhi bejana yang lebih buruk dari memenuhi perutnya (dengan makanan dan minuman). Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap (makanan) yang bisa menegakkan tulang rusuknya. Jika harus dilakukan, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya." (HR. At-Tirmidzi, Ahmad dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albani). Kebanyakan tidur Banyak tidur mematikan hati, memenatkan badan, menghabiskan waktu dan membuat lupa serta malas. Di antara tidur itu ada yang sangat dibenci, ada yang berbahaya dan sama sekali tidak bermanfaat. Sedangkan tidur yang paling bermanfaat adalah tidur saat sangat dibutuhkan. Di antara tidur yang dibenci adalah tidur antara shalat Shubuh dengan terbitnya matahari. Sebab ia adalah waktu yang sangat strategis. Karena itu, meskipun para ahli ibadah telah melewatkan sepanjang malamnya untuk ibadah, mereka tidak mau tidur pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Sebab waktu itu adalah awal dan pintu siang, saat diturunkan dan dibagi-bagikannya rizki, saat diberikannya barakah. Maka masa itu adalah masa yang strategis dan sangat menentukan masa-masa setelahnya. Karenanya, tidur pada waktu itu hendaknya karena benarbenar sangat terpaksa.
BULETIN EMBUN Diterbitkan oleh Binroh Islam RSUD Dr. Soetomo Penasehat : 1. Direktur - Dr. Dodo Anondo MPH. 2. Dekan FK UNAIR - Prof. Dr. Agung Pranoto, dr. M.Kes, Sp.PD KEMD FINASIM Penanggung Jawab : Dr. H. Imam. Susilo, dr. Sp. PA. Pimpinan Redaksi : dr. H. Wijoto, Sp.S (K) Dewan Redaksi : Tim Kreatif Alamat : Jl. Prof. Moestopo 6-8 Surabaya telp. (031) 5501173
Prasangka
D
i sebuah negeri zaman dulu kala, seorang pelayan raja tampak gelisah. Ia bingung kenapa raja tidak pernah adil terhadap dirinya. Hampir tiap hari, secara bergantian, pelayan-pelayan lain dapat hadiah. Mulai dari cincin, kalung, uang emas, hingga perabot antik. Sementara dirinya tidak. Hanya dalam beberapa bulan, hampir semua pelayan berubah kaya. Ada yang mulai membiasakan diri berpakaian sutera. Ada yang memakai cincin di dua jari manis, kiri dan kanan, dan, hampir tak seorang pun yang datang ke istana dengan berjalan kaki seperti dulu. Semuanya datang dengan kendaraan. Mulai dari berkuda, hingga dilengkapi dengan kereta dan kusirnya. Ada perubahan lain. Para pelayan yang sebelumnya betah berlama-lama di istana, mulai pulang cepat. Begitu pun dengan kedatangan yang tidak sepagi dulu. Tampaknya, mereka mulai sibuk dengan urusan masingmasing. Cuma satu pelayan yang masih miskin. Anehnya, tak ada penjelasan sedikit pun dari raja. Kenapa beliau begitu tega, justru kepada pelayannya yang paling setia. Kalau yang lain mulai enggan mencuci baju dalam raja, si pelayan miskin ini selalu bisa. Hingga suatu hari, kegelisahannya tak lagi terbendung. "Rajaku yang terhormat!" ucapnya sambil bersimpuh. Sang raja pun mulai memperhatikan. "Saya mau undur diri dari pekerjaan ini," sambungnya tanpa ragu. Tapi, ia tak berani menatap wajah sang raja. Ia mengira, sang raja akan mencacinya, memarahinya, bahkan menghukumnya. Lama ia tunggu. "Kenapa kamu ingin undur diri, pelayanku?" ucap sang raja kemudian. Si pelayan miskin itu diam. Tapi, ia harus bertarung melawan takutnya. Kapan lagi ia bisa mengeluarkan isi hati yang sudah tak lagi terbendung. "Maaf-
kan saya, raja. Menurut saya, raja sudah tidak adil!" jelas si pelayan, lepas. Dan ia pun pasrah menanti titah baginda raja. Ia yakin, raja akan membunuhnya. Lama ia menunggu. Tapi, tak sepatah kata pun keluar dari mulut raja. Pelan, si pelayan miskin ini memberanikan diri untuk mendongak. Dan ia pun terkejut. Ternyata, sang raja menangis. Air matanya menitik. Beberapa hari setelah itu, raja dikabarkan wafat. Seorang kurir istana menyampaikan sepucuk surat ke sang pelayan miskin. Dengan penasaran, ia mulai membaca, "Aku sayang kamu, pelayanku. Aku hanya ingin selalu dekat denganmu. Aku tak ingin ada penghalang antara kita. Tapi, kalau kau terjemahkan cintaku dalam bentuk benda, kuserahkan separuh istanaku untukmu. Ambillah. Itulah wujud sebagian kecil sayangku atas kesetiaan dan ketaatanmu.” *** Betapa hidup itu memberikan warnawarni yang beraneka ragam. Ada susah, ada senang. Ada tawa, ada tangis. Ada suasana mudah. Dan, tak jarang sulit. Sayangnya, tak semua hamba Yang Maha Diraja bisa meluruskan sangka. Ada kegundahan di situ. Kenapa kesetiaan yang selama ini tercurah, siang dan malam; tak pernah membuahkan bahagia. Kenapa yang setia dan taat pada Raja, tak dapat apa pun. Sementara yang main-main bisa begitu kaya. Karena itu, kenapa tidak kita coba untuk sesekali menatap 'wajah'Nya. Pandangi cintaNya dalam keharmonisan alam raya yang tak pernah jenuh melayani hidup manusia, menghantarkan si pelayan setia kepada hidup yang kelak lebih bahagia. Pandanglah, insya Allah, kita akan mendapati jawaban kalau Sang Raja begitu sayang pada kita.
Menyejukan Relung Hati
TIPS PRAKTIS
Puasa Sehat Puasa Ramadhan merupakan kewajiban umat Islam. Dengan berpuasa kita dapat memfitrahkan diri kita untuk kembali bersih. Puasa di definisikan sebagai menahan nafsu duniawi dari mulai waktu imsyakiyah sampai dengan waktu magrib. Kalau kita lihat dari segi kesehatan sebetulnya banyak sekali manfaatnya. Menahan lapar dan haus sepanjang lebih dari 12 jam. Banyak energi yang terkuras pada saat menjalaninya. Diharapkan pada saat berpuasa kita masih dapat menjalani aktifitas seperti biasa dan bahkan lebih semangat sehingga puasa terasa lebih bermakna. Lantas bagaimanakah agar tetap sehat saat puasa, inilah kiat-kiatnya : 1. Siapkan mental untuk niat yang tulus saat puasa. Iklas dalam menjalaninya. Jangan jadikan beban sedikit pun. 2. Tetap makan sahur. Makan sahur merupakan kegiatan rutinitas pada saat puasa. Pada saat sahur makanlah makanan yang mengandung protein tinggi dan mudah dicerna. Hindari terlalu banyak makan yang manis-manis. Makan makanan yang manismanis akan membuat kita cepat lapar dan akhirkan makan sahur.
BULETIN BINROH ISLAM RSUD DR. SOETOMO Jumat, 20 Juli 2012 / 30 Syaban 1433
Marhaban Ya Ramadhan 3. Tetap berolah raga agar selalu sehat dan fit. Olah raga diperlukan saat puasa untuk tetap memperlancarkan peredaran darah kita. Tentunya hanya olah raga yang ringan saja. 4. Cermati makanan saat berbuka puasa. Saat berbuka puasa sebaiknya makanlah makanan yang manis untuk memulihkan tenaga, disunnahkan kurma. Hindari makanan yang dingin. Serta makanlah secara bertahap. Saat berbuka hendaknya makan makanan yang ringan dan setelah sholat magrib barulah dilanjutkan dengan makanan berat. 5. Konsumsi vitamin yang cukup seperti vitamin C, B. Berbuka puasa diawal waktu sangat dianjurkan. Setelah sekian lama tidak ada asupan makanan saat puasa maka pada waktunya berbuka untuk di segerakan.
Seluruh staf dan redaksi buletin Jum’at Embun mengucapkan:
INFO SASETA
Tetap Salam, Senyum, Tanya Kita tidak pernah bisa menduga apa yang akan terjadi di akhir hari. Mengawali hari dengan hati riang dan semangat menjulang, kadang bisa diakhiri dengan bersungut-sungut atau marah oleh sebab berbagai macam hal. Semangat dan keriangan yang tadinya dirasakan penuh, seolah-olah terkikis habis oleh satu atau dua kejadian yang dialami. Rasanya, keseluruhan hari itu menjadi begitu buruk oleh sebab peristiwa yang dialami di ujung hari.Namun kita harus senantiasa sadar
dan ingat, bahwa kita memiliki tugas yang mulia. Pelayanan maksimal yang kita berikan kepada pasien akan memberi dorongan motivasi mereka untuk sembuh. Kekuatan motivasi ini mampu merubah yang pesimis jadi optimis. Senantiasa kita mengingatkan bahwa SASETA (Salam, Senyum, Tanya) bertujuan menjembatani komunikasi antara petugas dan penderita. Jangan sampai perasaan kesal kita menjadikan keikhlasan kita menguap begitu saja. Lakukan SASETA untuk mencapai Layanan Sepenuh Hati (LSH).
D
alam menyambut bulan Ramadhan, seringkali kita tidak punya persiapan sama sekali. Sehingga ketika datang bulan yang istimewa ini, sikap kita terhadap kedatangan bulan ini adalah seperti bulan-bulan biasa saja Bahkan kadangkadang kita menganggap bahwa bulan istimewa ini akan mendatangkan banyak beban. Na'udzubillah min dzalik! Dan seringkali juga kita tidak tahu tentang hukumhukum syara' yang terkait dengan bulan Ramadhan. Sehingga kita akan banyak melihat orang Islam yang melanggar hukumhukum syara' yang terkait di bulan Ramadhan. Oleh karena itu ada beberapa persiapan yang patut dilakukan. Persiapan tersebut guna mendapatkan buah Ramadhan yang mahal dan dapat melakukan amaliyahnya secara optimal dan maksimal. Sehingga bukan saja merasa senang dan gembira dengan datangnya Ramadhan akan tetapi memang sudah dipersiapkan sematang mungkin untuk berlomba-lomba dalam aktifitas kebajikan. 1. Persiapan Nafsiyah Yang dimaksudkan dengan mempersiapkan nafsiyah adalah menyambut dengan hati gembira bahwasanya Ramadhan datang sebagai bulan untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Maknawiyah yang siap akan
memandang Ramadhan bukan sebagai bulan penuh beban melainkan bulan untuk berlomba-lomba meningkatkan kualitas ubudiyah dan meraih derajat tertinggi di sisi Allah SWT. Persiapan nafsiyah merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam upaya memetik manfaat sepenuhnya dari ibadah puasa. Tazkiyatun nafsi (kesucian jiwa) akan melahirkan keikhlasan, kesabaran, ketawakalan dan amalan-amalan hati lainnya, yang akan menuntun seseorang kepada jenjang ibadah yang berkualitas dan kuantitas. Dan salah satu cara untuk mempersiapkan jiwa dan spritual untuk menyambut bulan Ramadhan adalah dengan jalan melatih dan memperbanyak ibadah-ibadah di bulan-bulan sebelumnya (minimal di bulan Sya'ban), sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits 'Aisyah ra: “Belum pernah Rasulullah Saw berpuasa (sunnah) di bulan-bulan lain, sebanyak yang ia lakukan di bulan Sya'ban.” [HR. Muslim]. 2. Persiapan Tsaqafiyah Untuk dapat meraih amalan di bulan Ramadhan secara optimal maka diperlukan pemahaman yang mendalam fiqh puasa. Oleh karena itu persiapan tsaqafiyah tidak kalah penting bagi seseorang untuk mendapatkannya. Dengan pemahaman fiqh puasa yang baik dia akan memahami dengan benar
mana perbuatan yang dapat merusak nilai puasanya dan mana perbuatan yang dapat meningkatkan nilai dan kualitas puasanya. Dari Mu'adz bin Jabal ra: “Hendaklah kalian memperhatikan ilmu, karena mencari ilmu karena Allah adalah ibadah.” Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengomentari hadits diatas, “Orang berilmu mengetahui tingkatan-tingkatan ibadah, perusak-perusak amal, dan hal-hal yang menyempurnakannya dan apa-apa yang menguranginya.” Suatu amal perbuatan tanpa dilandasi ilmu, maka kerusakannya lebih banyak daripada kebaikannya, dan hanya dengan ilmu kita dapat mengetahui hikmah berpuasa dan shalat yang benar serta sesuai dengan syariat Islam. 3. Persiapan Jasadiyah Tidak dapat dipungkiri bahwa aktifitas Ramadhan banyak memerlukan kekuatan fisik, untuk puasanya, tarawihnya, tilawahnya dan aktifitas ibadah lainnya. Dengan kondisi fisik yang baik dapat melakukan ibadah tersebut tanpa terlewatkan sedikitpun juga. Karena bila kondisi fisik tidak prima terbuka peluang untuk tidak melaksanakannya amaliyah tersebut dengan maksimal, bahkan dapat terlewatkan begitu saja. Padahal bila terlewatkan nilai amaliyah Ramadhan tidak dapat tergantikan pada bulan yang lain.
4. Persiapan Maliyah Persiapan materi ini bukanlah untuk beli pakaian baru atau bekal perjalanan pulang kampung atau untuk membeli kue-kue idul fitri. Akan tetapi untuk infaq, shadaqah dan zakat. Sebab nilai balasan infaq, shadaqah dan zakat akan dilipat gandakan sebagaimana kehendak Allah SWT. Imam at-Tirmidzi meriwayatkan: “Rasulullah pernah ditanya, 'Sedekah apakah yang paling utama?' Beliau menjawab, 'Seutama-utamanya sedekah adalah sedekah di bulan Ramadhan”. Bulan Ramadhan merupakan bulan muwâsah (bulan santunan). Sangat dianjurkan memberi santunan kepada orang lain, betapapun kecilnya. Pahala yang sangat besar akan didapat oleh orang yang tidak punya, manakala ia memberi kepada orang lain yang berpuasa, sekalipun cuma sebuah kurma, seteguk air atau sesendok nasi. “Nabi Saw adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan, saat beliau ditemui Jibril untuk membacakan kepadanya al-Qur'an. Jibril menemui setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu membacakan kepadanya alQur'an. Rasulullah Saw ketika ditemui Jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus.” [HR. Bukhari dan Muslim].
BULETIN EMBUN Diterbitkan oleh Binroh Islam RSUD Dr. Soetomo Penasehat : 1. Direktur - Dr. Dodo Anondo MPH. 2. Dekan FK UNAIR - Prof. Dr. Agung Pranoto, dr. M.Kes, Sp.PD KEMD FINASIM Penanggung Jawab : Dr. H. Imam. Susilo, dr. Sp. PA. Pimpinan Redaksi : dr. H. Wijoto, Sp.S (K) Dewan Redaksi : Tim Kreatif Alamat : Jl. Prof. Moestopo 6-8 Surabaya telp. (031) 5501173
Sebutir Kurma Penjegal Dosa
U
sai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke mesjidil Aqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat mesjidil Haram. Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak didekat timbangan. Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya. Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa. 4 Bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan dibawah kubah Sakhra. Ia shalat dan berdoa khusuk sekali. Tiba tiba ia mendengar percakapan dua Malaikat tentang dirinya. "Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara yang doanya selalu dikabulkan Allah swt.," kata malaikat yang satu. "Tetapi sekarang tidak lagi. doanya ditolak karena 4 bulan yg lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat mesjidil haram," jawab malaikat yang satu lagi. Ibrahim bin adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi selama 4 bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh Allah swt. karena memakan sebutir kurma yang bukan haknya. "Astaghfirullahal adzhim" Ibrahim beristighfar. Ia langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Mekkah menemui pedagang tua penjual kurma. Untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya. Begitu sampai di Mekkah ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda. "4 bulan yang lalu saya membeli kurma disini dari seorang pedagang tua. kemana ia sekarang ?" tanya ibrahim. "Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang
kurma" jawab anak muda itu. "Innalillahi wa innailaihi roji'un, kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan?". Lantas ibrahim menceritakan peristiwa yg dialaminya, anak muda itu mendengarkan penuh minat. "Nah, begitulah" kata ibrahim setelah bercerita, "Engkau sebagai ahli waris orangtua itu, maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur ku makan tanpa izinnya?". "Bagi saya tidak masalah. Insya Allah saya halalkan. Tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. Saya tidak berani mengatas nama kan mereka karena mereka mempunyai hak waris sama dengan saya." "Dimana alamat saudara-saudaramu ? biar saya temui mereka satu persatu." Setelah menerima alamat, ibrahim bin adham pergi menemui. Biar berjauhan, akhirnya selesai juga. Semua setuju menghalakan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan oleh ibrahim. 4 bulan kemudian, Ibrahim bin adham sudah berada dibawah kubah Sakhra. Tiba tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap cakap. "Itulah ibrahim bin adham yang doanya tertolak gara gara makan sebutir kurma milik orang lain." "O, tidak.., sekarang doanya sudah makbul lagi, ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. Sekarang ia sudah bebas." "Oleh sebab itu berhati-hatilah dengan makanan yg masuk ke tubuh kita, sudah halalkah? lebih baik tinggalkan bila ragu-ragu.
TIPS PRAKTIS
Menyejukan Relung Hati
Tips Terhindar dari Bibir Pecah-pecah BIBIR pecah-pecah, kedengarannya merupakan masalah sederhana. Tapi, jika sudah pernah merasakan, maka Anda akan tahu kalau masalah ini bisa menyebabkan iritasi dan menimbulkan rasa sakit, terutama saat makan. Bibir pecah-pecah juga bisa mengalami peradangan dan menimbulkan luka goresan. Jika tidak ditangani dengan benar malah bisa memicu retakan dan perdarahan pada bibir. Hal ini tentunya akan sangat mengganggu aktivitas Anda. Berikut beberapa tip yang bisa menjadi panduan Anda dalam mencegah dan mengatasi masalah bibir pecah-pecah.
Ada baiknya menjaga kelembaban tubuh sepanjang hari dengan memperbanyak minum air. Selain itu, saat berada di luar ruangan, jangan lupa melindungi kulit bibir Anda dengan lip balm yang mengandung sunscreen bagi bibir sensitif Anda. Jika Anda perokok, maka berhentilah. Merokok akan mengeringkan minyak bibir dan meninggalkan bibir dalam keadaan kering sehingga mudah pecah-pecah. Penanganan Jika segala upaya pencegahan gagal dan bibir Anda tetap pecah-pecah dan berdarah, segeralah melakukan pengobatan. Cara pertama, pilihlah lip balm yang didisain khusus untuk bibir pecah-pecah. Hal ini berfungsi mencegah penambahan bibir pecah-pecah. Dan untuk mengangkat sel-sel kulit kering dari bibir, oleskan vaseline dalam jumlah kecil ke sikat gigi (yang masih baru dan hanya sekali pakai) kemudian gosokkan secara perlahan ke area yang mengering di bibir. Hal ini akan mengangkat semua sel kulit mati dan kulit kering dari bibir Anda. Anda bisa juga mengatasi bibir pecah-pecah dengan mengoleskan sedikit mentega ke bibir. Cara ini bisa menjaga kelembutan bibir dan membantu menyembuhkan retakan. Apabila semua upaya di atas belum berhasil maka perlu periksa ke dokter.
Pencegahan Saat bibir mulai mengering, biasanya hal pertama yang mungkin Anda lakukan adalah berusaha melembabkannya dengan cara menjilatnya. Hal ini akan meredakan masalah bibir kering untuk sementara waktu. Tetapi, begitu ludah mengering, bibir Anda bahkan akan lebih kering dari sebelumnya. Penyebabnya, menjilat bibir akan menghilangkan minyak pelindung alami bibir Anda. Selain itu, zat kimia di ludah yang berfungsi mencerna makanan malah akan berusaha "mencerna" bibir. Karena itu, salah satu cara mencegah bibir kering jadi pecahpecah adalah dengan berusaha tidak menjilatnya.
INFO SASETA
Belajar Senyum dari Rasulullah Rasulullah, amat pemurah akan senyum. Seorang sahabat mengatakan bahwa tak pernah Rasulullah memandang atau mendatanginya, melainkan senantiasa dengan tersenyum. Bibir tipisnya senantiasa menyungging indah, lahir dari keinginan tulus membahagiakan orang lain. mengenal Rosululloh, adalah kekayaan yang tak ternilai harganya bagi kita. Rosululloh sungguhsungguh dicipta oleh Allah untuk menjadi
tauladan. Diamnya, pembicaraannya pula tindakantindakannya, dari ujung rambut sampai pangkal kakinya, semuanya pelajaran, seluruhnya adalah referensi berharga pembawa jalan keselamatan bagi yang mengikutinya. Program SASETA yang digulirkan adalah untuk meneladani apa yang rosul contohkan. Dengan SASETA (Salam Senyum Tanya) diharapkan pengabdian di RSUD Dr. Soetomo bisa memberikan warna yang ceriah, yaitu warna kebahagiaan. Senyumlah untuk mereka.
BULETIN BINROH ISLAM RSUD DR. SOETOMO Jumat, 27 Juli 2012 / 7 Ramadhan 1433
Puasa Hati
S
aat ini Ramdhan kembali menyapa kita. Bulan yang di dalamnya ada suatu malam, yang tingkat kebaikannya melebihi dari seribu bulan ini, datang di saat yang tepat. Sebab, saat ini kita tengah dilanda krisis yang sangat serius, krisis moral. Krisis yang selama ini mempunyai dampak negatif yang serius namun tak kunjung kita sadari adalah karena rapuhnya hati nurani kita. Hati nurani yang merupakan hakim tertinggi dalam diri manusia untuk menentukan baik dan buruk sekarang telah kita kerdilkan, kita campakkan dan kita pasung fungsinya. Kita lebih percaya pada hawa nafsu sebagai pembimbing hidup kita. Hati nurani inilah unsur yang memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan sesuatu kini di sini. Ia tidak berbicara tentang yang umum, melainkan tentang situasi yang kongkret. Oleh karena itu, mengingkari hati nurani sama halnya menghancurkan diri ke dalam jurang kehinaan. Sebab, ketika orang sudah tidak mendengar hati nuraninya, maka ia akan buta terhadap yang baik dan buruk. Ketika sudah mencapai tahap demikian ini, maka kehidupan seseorang menjadi tidak stabil, suka nabrak dan mudah menerabas apa saja. Saat ini budaya suka menerabas dan menghalalkan segala macam cara tengah menjadi trend kehidupan sehari hari kita,
terutama di panggung politik kita. Munculnya korupsi berjamaah adalah bukti empirisnya. Ketika rakyat banyak yang kesusahan oleh kemiskinan dan kelaparan para pejabat berita di media masa justru korupsi uang rakyat. Ketika masih banyak orang menjadi pengangguran, karena sempitnya lapangan pekerjaan yang tersedia, diberitakan para anggota pejabat pemerintahan masih banyak yang menggunakan keuangan negara hanya untuk urusan kepentingan diri sendiri dan keluarganya. Kalau kita masih mengharapkan lahirnya sistem kehidupan yang adil, sehat dan demokratis, maka sekarang kita harus bersedia kembali ke hati nurani. Artinya, hati nurani yang lama kita kubur itu sekarang harus kita hidupakn kembali sebagai pegangan dalam mengarungi kehidupan, terutama kehidupan yang menyangkut kepentingan orang banyak. Hadirnya bulan Ramadhan ini merupakan momentum yang tepat untuk menghidupakn kembali hati nurani kita tesebut. Faktor utama matinya hati nurani adalah kalau kita sebagai individu lebih suka berpihak terhadap hawa nafsu. Kemenangan hawa nafsu ini merupakan lonceng kematian hati nurani seseorang. Sementara dalam Ramadhan kita dituntut untuk sebisa mungkin mengendalikan diri melalui pengekangan terhadap hawa nafsu.
Inti puasa dalam bulan Ramadhan adalah bukan sekedar berhenti makan, minum sehari penuh. Itu adalah metode dan bukan tujuan, wasilah (jalan) bukan ghoyah (tujuan). Tujuan pokok dari pencegahan makan dan minum di siang hari itu adalah untuk mengekang hawa nafsu. Artinya seseorang yang berpuasa dituntut untuk benar-benar siap berperang melawan hawa nafsunya sendiri. Jadi, meskipun berpuasa, tapi kalau dia tidak siap untuk mengalahkan hawa nafsunya, maka puasa itu sia-sia belaka. Karena orientasinya demikian, maka secara otomatis puasa adalah sarana efektif untuk menghidupkan hati nurani. Karena dengan kalahnya nafsu, maka berarti kemenangan hati nurani dan begitu sebaliknya. Dengan demikian orang yang berpuasa secara implisit, diserukan untuk menghidupkan hati nuraninya. Seruan ini dipandang oleh agama sangat penting, karena selama 11 bulan hati nurani kita tenggelam oleh kuatnya nafsu materialisme, nafsu hedonisme, borjuisme dan sebagainya.
Kalau begitu apa tanda-tandanya hati nurani kita hidup? Karena hati nurani merupakan sesuatu yang rahasia, maka untuk mengetahuinya adalah tergantung dari masingmasing individu yang bersangkutan. Pada tingkat pertama, orang itu akan merasa kocar-kacir batinnya, kehilangan keseimbangan dan merasa hidupnya sia-sia. Tahap berikutnya terjadinya disharmoni ini akan membawa orang pada sesal, yaitu semacam harapan bahwa apa yang sudah terjadi hendaknya tidak terjadi dan jangan sampai terjadi lagi. Dengan demikian, indikasi hidupnya hati nurani kita melalui puasa Ramadhan ini adalah apabila kita yang suka korupsi, suka ingkar janji, suka menindas rakyat, suka memangkas hak-hak rakyat dan sebagainya ini merasa tidak tenang dan menyesal sehingga tidak mau mengulangi atas segala prilaku kita yang tak manusiawi tersebut. Tapi kalau kita memang tidak menyesal dan merasa tenang-tenang saja atas segala kesalahan kita tersebut, maka pertanda hati nurani kita memang mati. Dengan demikian, seakan-akan tidak ada gunanya kita berpuasa dan berramadhan ria. Karena semuanya ternyata tidak berpengaruh apa-apa terhadap hati nurani kita.
BULETIN EMBUN Diterbitkan oleh Binroh Islam RSUD Dr. Soetomo Penasehat : 1. Direktur - Dr. Dodo Anondo MPH. 2. Dekan FK UNAIR - Prof. Dr. Agung Pranoto, dr. M.Kes, Sp.PD KEMD FINASIM Penanggung Jawab : Dr. H. Imam. Susilo, dr. Sp. PA. Pimpinan Redaksi : dr. H. Wijoto, Sp.S (K) Dewan Redaksi : Tim Kreatif Alamat : Jl. Prof. Moestopo 6-8 Surabaya telp. (031) 5501173
Kisah Pendosa
D
alam sebuah riwayat dijelaskan, bahwa pada zaman Nabi Musa as, kaum bani Israil pernah ditimpa musim kemarau panjang, lalu mereka berkumpul menemui Nabi Musa as dan berkata: "Wahai Kalamullah, tolonglah doakan kami kepada Tuhanmu supaya Dia berkenan menurunkan hujan untuk kami!" Kemudian berdirilah Nabi Musa as bersama kaumnya dan mereka bersama-sama berangkat menuju ke tanah lapang. Dalam suatu pendapat dikatakan bahwa jumlah mereka pada waktu itu lebih kurang tujuh puluh ribu orang. Setelah mereka sampai ke tempat yang dituju, maka Nabi Musa as berdoa: "Tuhanku, siramlah kami dengan air hujan-Mu, taburkanlah kepada kami rahmat-Mu dan kasihanilah kami terutama bagi anak-anak kecil yang masih menyusu, hewan ternak yang memerlukan rumput dan orangorang tua yang sudah bongkok. Sebagaimana yang kami saksikan pada saat ini, langit sangat cerah dan matahari semakin panas. Tuhanku, jika seandainya Engkau tidak lagi menganggap kedudukanku sebagai Nabi-Mu, maka aku mengharapkan keberkatan Nabi yang ummi yaitu Muhammad SAW yang akan Engkau utus untuk Nabi akhir zaman.” Kepada Nabi Musa as Allah menurunkan wahyu-Nya yang isinya: "Aku tidak pernah merendahkan kedudukanmu di sisi-Ku, sesungguhnya di sisi-Ku kamu mempunyai kedudukan yang tinggi. Akan tetapi bersama denganmu ini ada orang yang secara terang-terangan melakukan perbuatan maksiat selama empat puluh tahun. Engkau boleh memanggilnya supaya ia keluar dari kumpulan orang-orang yang hadir di tempat ini! Orang itulah sebagai penyebab terhalangnya turun hujan untuk kamu semuanya." Nabi Musa kembali berkata: "Wahai Tuhanku, aku adalah hamba-Mu yang lemah, suaraku juga lemah, apakah mungkin suaraku ini akan dapat didengarnya, sedangkan jumlah mereka lebih dari tujuh puluh ribu orang?" Allah berfirman: "Wahai Musa, kamulah yang memanggil dan Aku-lah yang akan menyampaikannya kepada mereka!." Menuruti apa yang diperintahkan oleh Allah, maka Nabi Musa as segera berdiri dan berseru kepada kaumnya: "Wahai seorang hamba yang durhaka yang secara terang-terangan melakukan-
nya bahkan lamanya sebanyak empat puluh tahun, keluarlah kamu dari rombongan kami ini, karena kamulah, hujan tidak diturunkan oleh Allah kepada kami semuanya!" Mendengar seruan dari Nabi Musa as itu, maka orang yang durhaka itu berdiri sambil melihat kekanan kekiri. Akan tetapi, dia tidak melihat seorangpun yang keluar dari rombongan itu. Dengan demikian tahulah dia bahwa yang dimaksudkan oleh Nabi Musa as itu adalah dirinya sendiri. Di dalam hatinya berkata: "Jika aku keluar dari rombongan ini, niscaya akan terbukalah segala kejahatan yang telah aku lakukan selama ini terhadap kaum bani Israil, akan tetapi bila aku tetap bertahan untuk tetap duduk bersama mereka, pasti hujan tidak akan diturunkan oleh Allah SWT." Setelah berkata demikian dalam hatinya, lelaki itu lalu menyembunyikan kepalanya di sebalik bajunya dan menyesali segala perbuatan yang telah dilakukannya sambil berdoa: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah durhaka kepada-Mu selama lebih empat puluh tahun, walaupun demikian Engkau masih memberikan kesempatan kepadaku dan sekarang aku datang kepada-Mu dengan ketaatan maka terimalah taubatku ini." Beberapa saat selepas itu, kelihatanlah awan yang bergumpalan di langit, seiring dengan itu hujanpun turun dengan lebatnya bagaikan ditumpahkan dari atas langit. Melihat keadaan demikian maka Nabi Musa as berkata: "Tuhanku, mengapa Engkau memberikan hujan kepada kami, bukankah di antara kami tidak ada seorangpun yang keluar serta mengakui akan dosa yang dilakukannya?" Allah berfirman: "Wahai Musa, aku menurunkan hujan ini juga di sebabkan oleh orang yang dahulunya sebagai sebab Aku tidak menurunkan hujan kepada kamu." Nabi Musa berkata: "Tuhanku, lihatkanlah kepadaku siapa sebenarnya hamba-Mu yang taat itu?" Allah berfirman: "Wahai Musa, dulu ketika dia durhaka kepada-Ku, Aku tidak pernah membuka aibnya. Apakah sekarang. Aku akan membuka aibnya itu ketika dia telah taat kepadaKu? Wahai Musa, sesungguhnya Aku sangat benci kepada orang yang suka mengadu. Apakah sekarang Aku harus menjadi pengadu?"