IMPLEMENTED BY RTI INTERNATIONAL AND PARTNERS
PANDUAN
Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik Seri Pembelajaran dari USAID-KINERJA
PANDUAN JURNALISME WARGA
KINERJA-USAID Gedung BRI II, Lantai 28, Suite 2807 Jl. Jend Sudirman Kav. 44-46 Jakarta, 10210 Phone: +62 21 5702820 Fax: +62 21 5702832 Email:
[email protected] www.kinerja.or.id
Oktober 2014 Penyusun
Firmansyah S. Hamdani
PANDUAN
Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
Penyusun: Firmansyah S. Hamdani dan Imam Prakoso Editor: Imam Prakoso dan Firmansyah S. Hamdani Editor Bahasa: Firmansyah S. Hamdani Ilustrator: Bakhtiar Fitanto Disain & Tata Letak: Bakhtiar Fitanto & Iriawan Cahyadi Penyelia Akhir: Firmansyah S. Hamdani
www.kinerja.or.id
KATA PENGANTAR Jurnalisme Warga merupakan bagian dari strategi media USAID-KINERJA, yakni untuk meningkatkan beredarnya konten media terkait isu pelayanan publik serta membangun variasi dan perspektif konten media yang beragam. Semakin banyaknya konten di berbagai media akan semakin kuat dorongan dari sisi demand. Dengan adanya jurnalis warga diharapkan konten semakin bervariasi, baik dari sisi perspektif konten, maupun dan umumnya lebih aksesibel bagi publik akan lebih mewarnai konten dan pada gilirannya akan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan yang mengarah pada perbaikan tata kelola layanan publik. Berbagai contoh praktik jurnalisme warga telah banyak ditunjukkan kepada kita semua. Mulai dari video yang direkam seorang gadis bernama Cut Putri saat tsunami menerjang Banda Aceh di penghujung tahun 2004 lalu. Video tersebut membuka mata dunia tentang apa yang sesungguhnya terjadi saat tsunami melanda Aceh itu. Kali lain, posting yang dilakukan mahasiswa Indonesia di Australia tentang pertemuannya dengan rombongan anggota DPR ke blog Kompasiana. Hasil tulisan tersebuit kemudian banyak dikutip media mainstream termasuk televisi swasta untuk menggali lebih dalam berita tersebut. Banyak sekali praktik-praktik jurnalisme yang dilakukan “orang biasa” yang belum pernah mengecap pendidikan jurnalistik. Panduan dan materi pelatihan jurnalisme warga yang disusun USAID-KINERJA ini tidak ditujukan untuk membuat “heboh nasional” pemberitaan seperti yang dilakukan aktor-aktor yang telah disebutkan diatas. USAID-KINERJA memiliki perhatian pada isu pelayanan publik dasar seperti pendidikan, kesehatan dan peningkatan iklim usaha. Ketiga isu ini belum banyak menjadi perhatian media arus utama. Padahal jika diamati benar, isu ini sangat dekat dengan keseharian publik dan menyangkut kepentingan publik. Dengan meningkatkan kemampuan orang per orang yang memiliki ketertarikan terhadap isu-isu diatas, diharapkan dapat mencuri perhatian media arus utama untuk mengangkat berbagai persoalan pelayanan publik sehingga dapat menyebar kemana-mana. Distribusi konten yang semakin meluas diharapkan dapat ikut mempengaruhi perseppsi publik dan juga pengambil kebijakan dalam upaya perbaikan layanan publik. Isu yang diangkat tentu saja tidak hanya berbagai kekurangan dalam memberi layanan kepada publik, namun juga praktik-praktik baik yang dijalankan unit layanan yang jika diangkat ke media dapat menginspirasi unit-unit layanan lainnya.
disusun pada bulan Desember 2011 oleh Firmansyah S. Hamdani, seorang konsultan media yang telah banyak memfasilitasi berbagai pelatihan kepada para jurnalis professional dan juga jurnalis warga mulai dari Aceh, Nusa Tenggara, Papua hingga ke negeri tetangga: Timor-Leste. Panduan ini kemudian disunting Imam Prakoso, sebagai Media Specialist KINERJA saat itu. Pada Maret 2012, dokumen lain disusun dengan pola yang sama oleh keduanya yakni Panduan Pelatihan Jurnalisme Warga. Dokumen kedua lebih merupakan dokumen praktis yang berisi panduan pelatihan selama dua hari. Berbagai masukan untuk melengkapi juga disampaikan Tim KINERJA lainnya, seperti para Technical Specialist dan Provincial Coordinator, terutama
2
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
sekali oleh Marcia Soumokil, Deputy Chief of Party dan Bahtiar Fitanto, Lokal Public Service Specialist yang bertugas di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Untuk itu semua, USAID-KINERJA mengucapkan banyak terima kasih. Setelah pelatihan, banyak mitra pelaksana media di lapangan merasa tidak mengetahui bagaimana cara dan metode untuk mendampingi jurnalis warga yang masih selalu membutuhkan dukungan. Oleh karenanya pada bulan Juli 2012 disusun tambahan materi dari dokumen awal yakni materi pendampingan kepada jurnalis warga yang disusun Imam Prakoso dan disunting serta dilengkapi Firmansyah S. Hamdani (ketika mulai menjadi Media Specialist KINERJA). Materi terakhir yang disusun ini selain mendasarkan pada pengalaman juga berdasarkan pada interaksi keduanya dengan berbagai kegiatan lapangan setelah pelathan dilakukan. Untuk melengkapi agar menjadi dokumen yang utuh, maka ringkasan panduan pelatihan juga dimasukkan ke dalam dokumen ini, sehingga lengkaplah komponen didalam dokumen ini mulai dari pengertian jurnalisme mereka pasca-pelatihan. Dokumen ini diharapkan dapat menjadi pegangan bagi mitra pelaksana atau siapapun yang tertarik dengan pendekatan jurnalisme warga untuk mendorong peningkatan pelayanan publik atau isu lainnya, baik mulai dari
USAID-KINERJA berharap mendapat masukan dan kritik untuk menyempurnakan panduan ini dari khalayak pembaca maupun pemerhati media khususnya terkait isu jurnalisme warga.
Jakarta, Oktober 2014
ELKE RAPP Chief of Party, USAID - KINERJA
www.kinerja.or.id
Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
3
SELAYANG PANDANG Pelayanan Publik masih menjadi salah satu isu yang patut dikritisi satu dekade lewat pasca reformasi di Indonesia ini. Pelayanan publik dari waktu ke waktu perlu perbaikan. Mulai dari sektor kesehatan, pendidikan hingga administrasi kota (pembuatan KTP, perizinan usaha, dll). Layanan publik adalah layanan yang diberikan pemerintah kepada warga negara secara: langsung (melalui sektor publik: lembaga pemerintah/ BUMN atau BUMD) dan tak langsung, lewat perusahaan swasta yang dibiayai (disubsidi) negara. Setiap warga negara berhak mendapatkan layanan publik dengan kualitas baik bahkan secara gratis, atau relatif murah. Layanan itu harus tersedia bagi semua orang, seluruh warga negara, tak peduli apa pekerjaan dan berapa pendapatan mereka. Tak peduli miskin atau kaya. Untuk mendapatkan pelayanan publik yang dari hari ke hari semakin baik, sudah barang tentu keterlibatan pihak luar untuk mendorong terjadinya perubahan ke arah membaik sangat diperlukan. Salah satu yang dapat menjalankan peran sebagai watchdog adalah media. Sayangnya, isu layanan publik ini termasuk yang kurang menjadi perhatian untuk diliput dan diangkat oleh media khususnya media masa. Wartawan menganggap isu tersebut kurang menarik. Apalagi saat sekarang ini persaingan isu antara politik, pilkada, jika dipandang dari sisi politik, ekonomi, sosial atau bahkan human interest. Selain itu, publik juga kurang tertarik membaca karena liputan layanan publik cenderung menjemukan, berita permukaan dan tidak menyentuh kepentingan mereka. Ini terjadi karena wartawan kurang memahami pengertian dan pentingnya layanan publik dalam kaitan dengan politik dan aspek kehidupan lainnya. Sebetulnya, publik juga bisa memainkan peran yang lebih besar dalam “memantau” jalannya sektor pelayanan publik ini. Jurnalisme warga dan media sosial adalah saluran yang tepat untuk merealisasikan peran ini. Bahkan, pada peringatan Hari Pers se-Dunia pada 3 Mei 2011 lalu Perserikatan Bangsa Bangsa menyoroti positif tentang meningkatnya peran media sosial, ponsel dan internet, dalam menyuarakan pandangan rakyat di berbagai negara. Dalam gejolak di Afrika Utara dan Timur Tengah misalnya, peran jurnalisme warga melalui internet tampak dapat melahirkan perubahan yang besar. Sebuah video amatir yang dilaporkan direkam di jalanan kota Basrah, Syria dipasang di internet tentang pengunjuk rasa yang berkabung atas tewasnya aktivis prodemokrasi yang diduga dibunuh aparat keamanan Syria. Video lain yang dimuat di Youtube menggambarkan prosesi pemakaman seorang pengunjuk rasa yang tewas dalam demo anti-pemerintah di Damascus sehari sebelumnya. Menurut beberapa pengamat media internasional, media sosial dan jurnalisme warga memegang peran penting dalam mendokumentasikan gejolak yang mengguncang dunia Arab, terutama ketika jurnalisme tradisional (mainstream media) dibungkam atau kurang dapat menjalankan perannya. Para jurnalis warga itu
4
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
dapat menggulingkan pemerintah di Tunisia dan Mesir. Untuk situasi di Indonesia, tingginya penetrasi telepon seluler menciptakan peluang lebih besar untuk lebih berperannya jurnalisme warga, terutama melalui media sosial (selain Youtube, tentunya dapat juga menggunakan facebook, twitter dan juga SMS atau BBM bagi para pengguna blackberry). Begitu sederhananya proses penyebarluasan informasi dengan ponsel dan media sosial ini sehingga suatu peristiwa atau permasalahan dapat diangkat sesegera mungkin ke ruang publik. Selain di media sosial yang berbasis internet dan telepon genggam, jurnalisme warga juga tentunya dapat disalurkan melalui media konvensional, seperti: selebaran dan majalah dinding serta siaran radio atau via pendekatan pencerita/story teller yang dapat lebih efektif menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat yang masih mendapat kesulitan dalam kemampuan baca-tulis. Jika ini juga dapat dilakukan untuk upaya peningkatan pelayanan publik, tentunya akan semakin mempercepat terjadinya perbaikan pelayanan melalui proses keterbukaan informasi publik yang dihasilkan publik itu sendiri via jurnalisme warga. Namun tentunya, informasi yang kita inginkan muncul di ruang publik itu tidak sekedar keluh-kesah atau bahkan caci-maki yang semuanya itu berujung pada opini pribadi bukan sesuatu yang faktual (berdasarkan fakta) dan ini bukan menjadi bagian dari jurnalisme. Sebab, makna secara umum kata “jurnal” adalah catatan peristiwa, bukan catatan opini. Maka opini pribadi bukanlah karya jurnalisme warga. Jika kita ingin menulis tentang opini tapi dalam format jurnalisme warga, wawancarailah orang lain, bukan dengan menulis opini pribadi kita. Nah, untuk mencapai tingkatan ini yaitu kecakapan dalam mewawancarai narasumber, juga dalam hal melakukan riset liputan sederhana dan observasi di lapangan, jurnalis warga perlu bekal pengetahuan dan keterampilan praktis yang cukup mumpuni. Untuk itulah, panduan ini dibuat dan selanjutnya digunakan sebagai pegangan atau panduan dasar dalam melaksanakan kegiatan pelatihan bagi para jurnalis warga, terutama yang berkaitan dengan upaya peningkatan pelayanan publik di Indonesia.
Jakarta, Oktober 2014
Salam hangat, Firmansyah S. Hamdani Senior Media Specialist, USAID-KINERJA
www.kinerja.or.id
Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
5
BAB I
BAB II
KATA PENGANTAR SELAYANG PANDANG DAFTAR ISI
2
IDENTIFIKASI CALON JURNALIS WARGA A. Pendahuluan B. Peran Jurnalis Warga C. Kriteria Calon Jurnalis Warga D. Tahapan Penjaringan Calon Jurnalis Warga E. Membangun Komitmen Calon Jurnalis Warga
8
4 6
8 14 18 21 23
Pelatihan Jurnalisme Warga
30
- Tujuan Pembelajaran dan Pokok Bahasan
30
- Panduan Umum untuk Fasilitator - Biodata dan Pre-test
BAB III
6
41
▪ Modul 1. Pengantar Jurnalisme Warga
44
▪ Modul 2. Ciri dan Elemen Jurnalisme
58
▪ Modul 3. Fakta dan Opini, serta Tiga Tahap Peliputan
70
▪ Modul 4. Observasi Lapangan
81
▪ Modul 5. Wawancara
86
▪ Modul 6. Menggali Ide, Menentukan Angle, Lead dan Plot
95
▪ Modul 7. Menulis Berita di Media Sosial
102
▪ Modul 8. Menulis Berita Langsung (Straight News)
116
▪ Modul 9. Jurnalisme Radio
122
▪ Modul 10. Meliput Isu Pelayanan Publik (dengan Standar Pelayanan yang Baik)
126
▪ Modul 11. Kode Etik Jurnalis Warga
179
PENUTUP
186
- Rencana Tindak Lanjut
186
- Evaluasi dan Post-test
186
- Pendampingan Jurnalis Warga
190
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Calon Jurnalis Warga
1 www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
7
BAB 1
S
ebelum pelatihan dimulai, harus dilakukan terlebih dahulu proses penyaringan calon jurnalis warga yang akan dilatih. Proses ini
membuat beberapa kriteria sesuai dengan kebutuhan pelatihan. MIsalnya: jika pelatihan diperuntukkan bagi persoalan perbaikan pelayanan
Calon Jurnalis Warga
publik di sector pendidikan dan kesehatan, maka salah satu kriterianya adalah orang-orang yang peduli dan/ atau telah cukup lama menggeluti isu tersebut. Sehingga diharapkan, pasca-pelatihan pesera pelatihan jurnalisme warga ini akan aktif menulis atau menyebarkan informasi seputar pelayanan publik di kedua sector penting tersebut,
Sebelum pelatihan dimulai, harus dilakukan terlebih dahulu proses penyaringan calon jurnalis warga yang akan dilatih.
terutama dari sisi upaya-upaya untuk melakukan perbaikan pelayanan publik.
A. Pendahuluan 1. Apa itu Jurnalisme Warga? Kemajuan teknologi komunikasi dan juga keterbukaan serta kebebasan berekspresi di dunia mendorong lahirnya individu-individu yang memiliki ketrampilan di dalam jurnalistik dan penggunaan teknologi informasi untuk mengangkat berbagai berita kejadian di sekitar mereka. Tidak jelas kapan dimulai tumbuhnya individu-individu tersebut. Namun kuat dugaan mereka lahir dari praktik-praktik yang mereka lakukan sebagai penyeimbang beritaberita yang disampaikan oleh media arus utama.
8
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Merekapun dibekali oleh kemampuan-kemampuan
melaporkan dan menyebarkan berita kepada
standar untuk dapat melakukan laksana wartawan
masyarakat luas. Penjelasan ini dikemukakan
yang sedang meliput berita. Namun umumnya dari
oleh Shane Boyman dan Chris Willis di dalam
mereka adalah bekerja secara invidu dan bergerak
http://www.hypergene.net/wemedia/weblog.php
secara voluntarisme. 2) Pandan Yudhapramesti dalam tulisannya Menurut beberapa literatur, jurnalisme warga lahir akibat terjadinya tren yang disebut “market
di Citizen Journalism (CJ) Sebagai Media Pemberdayaan Warga. Majalah Observasi. Vol 5. no. 1, menyatakan bahwa jurnalisme
driven journalism” yakni perkembangan dari
warga adalah jurnalisme orang biasa, tanpa
implementasi jurnalisme yang diakibatkan dorongan kepentingan pasar atau kepentingan pemodal. Ini mengindikasikan adanya dorongan yang kuat dari pemilik media yang “berkonspirasi” untuk kepentingan tertentu. Masyarakat atau
memandang latar belakang pendidikan dan keahliannya, seseorang dapat merencanakan, menggali, mengolah dan mempresentasikan informasi berupa tulisan, gambar, foto, laporan lisan, video dan lainnya dalam Jurnalistik Warga.
publik diangggap sebagai pasar dan bukan sebagai warga, sehingga orientasi jurnalistik yang berkembang mengarah pada pemasaran. Di samping itu, kecenderungan jurnalisme warga ini semakin berkembang juga mengisi lemahnya kerja jurnalistik yang mengusung konten-konten tertentu yang seharusnya ada di media-media saat ini. Disisi lain, perkembangan teknologi informasi menyebabkan orang perorangan dengan sangat mudah menyampaikan informasi yang diketahuinya melalui media-media sosial, bahkan tak hanya itu, melalui kemampuannya dapat menyusun berita atau informasi yang menurutnya penting diketahui oleh
Dari dua pendapat di atas, maka dapat dilihat luasnya spektrum pemahaman mengenai jurnalisme warga ini. Paling tidak ada dua hal menarik yang dapat diambil dari penjelasan diatas yakni pertama adalah partisipasi warga didalam membuat berita dan yang kedua konten yang dihasilkan yang merupakan konten dengan isu publik (publik interest). Partisipasi warga dapat bermula dari hal apa saja. Dari apa yang dirasakan tentang sesuatu kondisi di dalam lingkungannya atau respon saat mengalami atau berada didekat satu situasi tertentu. Konten yang dibuat adalah konten yang menurut
publik.
mereka penting untuk disampaikan kepada publik, karena ada ketertarikan publik di sana. Konten yang mereka hasil diyakini belum tentu dapat diangkat
warga diantaranya, yaitu:
oleh media arus utama atau untuk melengkapi 1) Aktivitas warga yang memainkan peranan
konten yang sudah ada.
aktif dalam mengumpulkan, menganalisis,
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
9
BAB I
S
alah satu top news pada akhir November 2011 di beberapa media massa di Jakarta, terutama televisi, adalah kasus perampokan yang terjadi di kawasan Pulomas Jakarta Timur pada 19
November 2011. Bukan kasus perampokannya yang menarik, tetapi bagaimana sang penghuni rumah yang dirampok itu lebih memilih SJS (situs jejaring sosial) ketimbang melaporkannya terlebih dahulu kepada pihak kepolisian. Hasil rekaman kamera CCTV tentang perampokan di rumahnya itu pun di-posting melalui YouTube [1]. Dan benar saja, setelah itu media massa mainstream memberitakannya dan polisi pun “bergerak” cepat dan akhirnya tertangkap lah para perampok di Pulomas itu. Kisah dari Pulomas tadi adalah salah satu praktik jurnalisme warga yang berhasil membangun noising alias kebisingan dalam beberapa perbincangan di media sosial via YouTube, facebook dan twitter. Pada akhirnya, video tersebut dapat menarik minat serta membangun kepedulian media arus utama untuk mempublikasikan dan menindaklanjutinya dengan mewawancarai berbagai pihak, terutama kepolisian, yang terkait dengan peristiwa perampokan itu. Kekuatan berita yang dihasilkan para jurnalis warga, memang tidak bisa dianggap sepele. Masih ingat dengan video amatir yang berhasil merekam peristiwa tsunami Aceh 26 Desember 2004 itu? Betapa dahsyatnya pengaruh video karya Cut Putri itu. Melalui karyanya itulah, peristiwa tsunami Aceh kemudian lebih diketahui masyarakat luas. Video tersebut merupakan gambar awal kondisi tsunami di Aceh itu. Stasiun televisi kemudian menayangkan hasil rekaman video Cut Putri. Dari tangan seorang perempuan yang tidak atau bukan sedang menjalankan tugas jurnalistik itulah lahir karya yang memiliki nilai berita sangat tinggi [2]. Berikut ini adalah detik demi detik proses perekaman dengan handycam yang dilakukan Cut Putri seperti yang dituturkan gadis Aceh kelahiran Papua tamatan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung itu: “Saat itu, aku tidak mau berdiam diri, aku harus tetap produktif walaupun mungkin ini saat-saat akhir kehidupan. Karenanya, aku berjuang keras untuk tetap merekam semua kejadian yang ada, selama mungkin dan sestabil mungkin. Aku tak akan menekan tombol off selama masih hidup. Kalaupun akhirnya aku tersapu tsunami, aku tetap dalam keadaan merekam. Do’aku hanya satu, Ya Allah, kalaupun aku meninggal saat ini, aku ikhlas. Hanya satu yang aku inginkan, selamatkan rekaman ini agar semua orang bisa melihat betapa Maha Kuasanya Engkau.” [3]
10
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Berikut ini adalah detik demi detik proses perekaman dengan handycam yang dilakukan Cut Putri seperti yang dituturkan gadis Aceh kelahiran Papua tamatan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung itu: “Saat itu, aku tidak mau berdiam diri, aku harus tetap produktif walaupun mungkin ini saat-saat akhir kehidupan. Karenanya, aku berjuang keras untuk tetap merekam semua kejadian yang ada, selama mungkin dan sestabil mungkin. Aku tak akan menekan tombol off selama masih hidup. Kalaupun akhirnya aku tersapu tsunami, aku tetap dalam keadaan merekam. Do’aku hanya satu, Ya Allah, kalaupun aku meninggal saat ini, aku ikhlas. Hanya satu yang aku inginkan, selamatkan rekaman ini agar semua orang bisa melihat betapa Maha Kuasanya Engkau.” [3]
Beberapa pengalaman di atas adalah gambaran
mewartakan apa saja yang terjadi di sekitarnya, baik
mengenai praktik jurnalisme warga dimana
peristiwa maupun berbagai persoalan yang ada di
orang per orang (warga) mengambil peran
masyakaratnya [6].
penting dengan berpartisipasi langsung dalam menyampaikan informasi/ berita kepada publik.
Secara singkat, rumusan mengenai jurnalisme warga itu: sebuah proses pengumpulan data, penulisan, penyuntingan, dan penyebarluasan
2. Siapa Jurnalis Warga?
merupakan ekspresi jati diri reporter maupun Apakah setiap orang di masyarakat kita dapat
kebudayaan masyarakat sekitar. Praktik
menjadi Jurnalis Warga (JW)? Mahasiswa, Pekerja
penyelenggaraan jurnalisme warga tidak
Pabrik, Petani, Nelayan, Pegawai Negeri Sipil,
dikendalikan pihak manapun sehingga mereka
Perempuan - Laki-laki, Tua – Muda, dan lain lain
memperoleh kebebasan penuh dan sangat
bisakah menjadi JW? Ya, tentu saja. Siapapun
independen [7].
bisa menjadi JW, karena memang jurnalisme warga adalah jurnalisme orang biasa [5]. Ini
Jadi, intinya siapapun, kapanpun dan dimanapun
juga seperti yang dikatakan Oh Yeon-ho, pendiri
dapat melakukan peliputan dan melaporkan hasil
OhMyNews, situs jurnalisme warga terpopuler asal
liputannya (berupa tulisan, audio maupun audio
Korea Selatan dengan 40.000 reporter warganya,
visual) melalui media yang ada, baik media arus
mengatakan “every citizen is a reporter”,
utama maupun media sosial, seperti: situs, blog,
setiap warga adalah pewarta. Siapa saja dapat
facebook, twitter, YouTube, dan sebagainya.
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
11
BAB I
P
engalaman Radio Suara Surabaya FM (SS) mengenai keikutsertaan masyarakat mengatasi persoalan kejahatan di Surabaya, misalnya perampokan dan pencurian mobil. Dalam
kurun waktu 1994 hingga 2002 melalui siarannya dan juga partisipasi masyarakat, SS berhasil menggagalkan tujuh perampokan mobil. Modusnya para korban pencurian itu biasanya melaporkan secara langsung di SS bahwa mobil mereka dicuri, sambil memberikan identitas mobil tersebut [4]. Pendengar, khususnya yang sedang mengendarai mobil dan sedang mendengarkan informasi tersebut langsung memberikan perhatian dan mengamati apakah mereka berpapasan dengan kendaraan yang sedang dicuri tersebut. Biasanya yang melihat mobil tersebut, kemudian melaporkannya ke SS secara “live”, sehingga memudahkan polisi menangkap pencuri tersebut. Peran SS sebagai tempat masyarakat belajar berdemokrasi semakin tampak di tahun 1994 itu, melalui program “interactive”. SS menjadi pelopor dengan memberikan kesempatan masyarakat memberikan pendapat dan informasi secara live di radio melalui telepon. Saat itu juga bersamaan dengan perkembangan telepon seluler di Indonesia, sehingga masyarakat Surabaya mulai banyak berbicara di radio secara lebih bebas. Para pengguna telepon seluler juga mulai banyak melaporkan situasi lalu lintas ke SS. Pendengar lainnya melalui telepon di rumah (
) menelpon untuk memberikan pendapat atau
melaporkan hal-hal kritis tentang kota Surabaya. Dalam waktu singkat program ini mendapat respon luas bukan saja dari masyarakat, tetapi juga dari aparat pemerintah, polisi dan parlemen. Mereka melihat peluang berdialog dan berkomunikasi di radio secara terbuka dan transparan.
F
ransiskus Pehan (33 tahun, tamatan SMP), seorang petani dari dusun II desa Danibao, pulau Adonara, Flores Timur adalah seorang jurnalis warga yang sering mengangkat berbagai
peristiwa dan isu yang terjadi di sekitar desanya. Begitu pula dengan Daud Usman (33 tahun, juga tamatan SMP), nelayan dari dusun III desa Duwanur, pulau Adonara. Daud biasa mengangkat berbagai peristiwa dan isu yang terjadi di desa seputar pantai Adonara itu.
12
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Frans dan Daud biasanya mengangkat berbagai peristiwa yang terjadi atau dilakukan di desa mereka. Dengan bermodalkan pena dan buku catatan mereka memulai ”meliput” ke lapangan. Jika tidak ada peristiwa, maka mereka akan mengangkat berbagai persoalan yang ada di desa masing-masing, tentu dengan melalui tahapan pencarian berita yang benar (sebagaimana mereka dapatkan dari pelatihan jurnalistik dasar dan lanjutan dari penulis yang didukung OXFAM – AUSAID antara November 2009 hingga Januari 2010): riset sederhana mengenai isu yang akan diangkat, observasi lapangan yang kuat dan mewawancarai beberapa orang yang berkaitan dengan isu tersebut. Selepas dari lapangan, lalu mereka mulai menuliskan berita mereka (dengan tulisan tangan saja, karena mereka tidak memiliki komputer). Dalam seminggu, rata-rata mereka membuat dua berita. Pada hari Sabtu, hari pasar di pulau Adonara, saatnya mereka turun ke Waiwadan (ibukota kecamatan Adonara Barat) untuk membawa hasil pertanian dan laut mereka. Di saat itu pula mereka memberikan berita-berita mereka kepada editor buletin warga terbitan lokal IBARAT (Informasi Bebas Rakyat Adonara Barat) dan/ atau kepada Kepala Siaran atau Produser Radio Publik Lokal (RPD, Radio Pemerintah Daerah) yang berada di Larantuka, ibukota kabupaten Flores Timur. Untuk setiap berita mereka yang dimuat di buletin warga maupun disiarkan di RPD Larantuka mereka tidak menerima imbalan apapun. Namun, mereka mangaku amat senang karena berbagai peristiwa dan persoalan yang terjadi di desa-desa mereka sekarang sudah diangkat dan dibicarakan publik se-kabupaten, atau setidaknya se-kecamatan. Mereka berharap pula, kiranya berbagai persoalan itu dapat segera dicari jalan keluarnya oleh para penentu kebijakan. Mereka juga mengaku bahagia, karena pernah ditelepon wartawan dari koran Pos Kupang untuk dimuat di harian terbesar di Nusa Tenggara Timur itu. Satu kebahagiaan tak terkira lainnya, adalah ketika mereka mendengar suara mereka sendiri di radio atau ketika nama dan asal desa mereka disebut di radio (jika berita mereka hanya dibacakan penyiar RPD Larantuka) atau juga ketika membaca nama dan memandang foto mereka terpampang di pojok kanan dari berita mereka yang dimuat di buletin warga IBARAT.
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
13
BAB I
D
i Aceh pegunungan, juga ada Hayati (25 tahun), warga Takengon, kabupaten Aceh Tengah. Ia seorang guru honorer PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di sebuah desa jauh dari kota
Takengon. Yati, panggilan akrabnya, rutin mengirimkan berita, setidaknya tiga kali seminggu, terutama yang berkaitan dengan dunia pendidikan kepada radio Amanda FM Takengon, khususnya dalam program jurnalisme warga mereka yang didukung IOM dan USAID. Hayati meliput sendiri setiap isu yang akan diliputnya dengan menggunakan alat rekam DVR (digital voice recorder) yang dipinjamkan radio Amanda bantuan dari IOM dan USAID. Hayati selalu berusaha meliput dengan melaksanakan observasi lapangan terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara. Hasil liputan lapangan itu kemudian ia edit hasil rekaman suaranya dengan menggunakan komputer di editing center yang ada di wilayah kecamatannya (di kecamatan tertentu IOM dan USAID membangun editing center.
B. Peran Jurnalis Warga dalam Program Pelayanan Publik Program KINERJA
Jurnalis Warga yang memiliki perhatian terhadap isu KINERJA, sehingga diharapkan dapat mengangkat berbagai persoalan terkait isu KINERJA. Isu yang diharapkan dapat diangkat oleh Jurnalis Warga nantinya setelah diberikan peningkatan kapasitas berkaitan erat dengan tiga program utama
Jika dicermati pengalaman dan peran Jurnalis
KINERJA yakni:
Warga yang ada di dalam boks, maka umumnya mereka yang menjadi Jurnalis Warga melaksanakan kegiatan jurnalistiknya berdasarkan ketertarikannya
kesehatan, terutama kesehatan ibu dan anak
akan isu tertentu atau mengangkat kejadian-
(isu persalinan aman, inisiasi menyusu dini dan
kejadian lingkungan sekitarnya. Jurnalis Warga
ASI ekslusif),
bisa mengangkat isu apa saja yang ada di
b. pendidikan dasar (isu distribusi guru secara
sekitarnya, apakah itu menyangkut pengalaman
proporsional, biaya operasional satuan
pribadi, lingkungan sekitarnya, hal-hal yang dilihat
pendidikan dan manajemen berbasis sekolah)
dan sebagainya dengan isu apa saja. Di dalam
serta
program KINERJA pendekatan yang digunakan sedikit berbeda. Program KINERJA mencari calon
14
a. peningkatan pelayanan publik di bidang
c. peningkatan iklim usaha (peningkatan peran PTSP/pelayanan terpadu satu pintu).
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Jurnalis Warga diharapkan dapat mengangkat
Jika pemahaman dasar atas isu sudah cukup
isu-isu terkait hal diatas yang terjadi dan diketahui
dimiliki Jurnalis Warga, maka mereka diberikan
di dalam keseharian para Jurnalis Warga sendiri.
pengetahuan dasar tentang apa yang akan mereka
Itu artinya, program KINERJA membutuhkan
lakukan untuk mengangkat berbagai hal menarik
para Jurnalis Warga yang menggeluti, terlibat di
ataupun yang dirasakan sebagai persoalan yang
dalamnya, memahami atau setidaknya mengetahui
muncul dari isu tersebut diatas, bagaimana mereka
salah satu dari isu di atas, terutama yang ada di
meliput dan menggali berbagai informasi dan
sekitar mereka.
dimana hasil liputan mereka itu akan disampaikan kepada anggota masyarakat lainnya.
K
isah berikut ini tentang Derwes Jikwa (31 tahun), seorang staf Humas Kabupaten Tolikara di wilayah pegunungan tengah Papua. Pegawai Negeri Sipil ini adalah peserta pelatihan dasar
dan lanjutan “Community Journalism in Papua’s Highlands” (28 Oktober – 3 Desember 2011) serta program mentoring yang diadakan SERASI dan USAID dengan penulis sebagai Lead Trainer-nya. Tidak perlu menunggu waktu lama bagi sarjana lulusan 2002 ini untuk segera mempraktikkan apa yang didapatnya dari pelatihan jurnalistik dasar mengenai jurnalisme warga itu. Seminggu setelah pelatihan dasar tersebut, Derwes, selaku jurnalis warga, sudah menghasilkan tiga berita yang berhubungan dengan berbagai isu dan peristiwa yang terjadi di Karubaga, ibukota kabupaten Tolikara. Ketiga berita itu juga berhubungan dengan kepentingan publik, yaitu mengenai Penutupan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) terkait dengan Laporan Pertanggungjawaban Bupati Tolikara di akhir masa jabatannya, Masyarakat Tolikara menuntut percepatan pelaksanaan Pemilukada dan KPUD (Komisi Pemilihan Umum Daerah) Tolikara akhirnya menetapkan jadwal tahapan Pemilukada di daerah itu. Derwes mengirimkan berita-berita tersebut kepada empat media massa di Wamena, Papua via SMS. Keempat media massa itu adalah Cendrawasih Pos (koran harian terbesar di Papua), Sinar Pegunungan (koran lokal yang terbit tiga kali seminggu), RRI Wamena (radio dengan jangkauan terluas di pegunungan tengah Papua) dan radio VBC – Voice of Baliem Children FM (radio komunitas terbesar di Wamena). Tiga media (kecuali radio VBC) memuat berita yang dikirimnya itu. Menurut Redaktur Sinar Pegunungan Jan Rico, ketiga berita Derwes sudah memenuhi standar tulisan di korannya dan kaidah-kaidah jurnalistik yang umum berlaku, termasuk elemen dasar berita: 5W 1H dan kode etik jurnalistik. Bagi Rico, tak sulit mengedit ketiga berita yang dihasilkan Derwes itu karena memang sudah cukup memenuhi syarat-syarat berita yang baik (seperti: faktual,
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
15
BAB I
obyektivitas, balance dan fairness) begitupun dengan kalimat demi kalimat dalam setiap berita cukup rapih dan mudah dimengerti. Bahkan, Jan Rico menambahkan, Bung Derwes sempat menjadi rebutan beberapa media di Wamena untuk dijadikan kontributor mereka. Sebab, mereka berterima kasih dan sangat diuntungkan dengan berita-berita yang dikirimkannya mengenai isu dan peristiwa yang terjadi di Tolikara yang memang letaknya cukup jauh dari kota Wamena (sekitar empat jam lewat darat) dan sulit dijangkau serta harus menggunakan kendaraan mobil double cabin yang biasa dikendarai untuk melalui medan offroad yang berat. Meskipun akhirnya mereka bersepakat untuk tetap menempatkan Derwes sebagai jurnalis warga yang bebas mengirimkan hasil liputannya ke media massa manapun, dengan begitu mereka juga dapat menerima dan memuat berita-berita selanjutnya yang dikirim Derwes tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun. Sedangkan dari sisi Derwes sendiri dan pihak Humas Tolikara, juga diuntungkan. Derwes mendapatkan sarana/ medium untuk mengasah kemampuannya dalam penulisan berita dan Humas Tolikara juga diuntungkan karena tidak lagi harus membiayai transportasi dan akomodasi jika mereka mengundang wartawan profesional untuk meliput ke Tolikara. Itu tentunya simbiosis mutualistis, kerjasama yang saling menguntungkan.
Setelah terpilih nanti, calon JW akan mendapatkan
dan majalah terbitan sebelumnya yang pernah
pelatihan jurnalistik dan pendampingan nanti, para
mengangkat peristiwa atau isu-isu tersebut dan yang
JW akan mendapatkan berbagai materi mengenai
paling mudah tentunya via internet dengan cukup
hal-hal tersebut diatas. Secara ringkas proses yang
mengetikkan kata atau beberapa kata yang hendak
dapat mereka lakukan adalah dengan melakukan
kita cari di beberapa mesin pencari data, misalnya:
semacam riset sederhana terhadap peristiwa
www.google.com, www.yahoo.com atau melalui
yang terjadi atau persoalan yang muncul di ketiga
www.wikipedia.com. Bila data berupa audio visual
isu tersebut. Riset ini dilakukan dengan mencari
yang kita butuhkan, kita bisa mencarinya di www.
referensi/ bahan bacaan sebagai informasi awal
youtube.com.
atau latar belakang mengenai mengapa peristiwa itu
16
terjadi atau akar masalah dari suatu persoalan yang
Pasca proses riset sederhana ini JW lalui, JW
muncul. Tahapan ini dapat menggunakan berbagai
selanjutnya dapat langsung terjun meliput ke
sumber yang mudah didapat, seperti: koran-koran
lapangan berbekal data awal tadi. Tiba di lapangan,
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
JW harus melakukan observasi lapangan terlebih
(publik) berpendapat sebagai pihak yang seringkali
dahulu sebelum mewawancarai orang-orang yang
menjadi “obyek penderita” dari sebuah peristiwa
berhubungan dengan peristiwa atau persoalan
yang terjadi atau kebijakan yang diambil para
yang akan mereka angkat. Menggunakan kekuatan
pemangku kepentingan.
pengamatan yang terlatih akan bermanfaat dalam menghasilkan “cerita yang kaya dan penuh
Setelah tuntas menuliskan berita, lantas akan
warna”. JW harus memaksimalkan penggunaan
dikemanakan hasil liputan tersebut? Banyak media
indera mereka (lihat, dengar, baui dan rasakan)
yang dapat digunakan. Yang termudah tentunya,
ketika melakukan proses peliputan di lapangan.
media sosial seperti: blog, e-mail, milis (mailing
Dengan pengamatan langsung yang kuat dan
list), dinding/ wall di facebook dan twitter (untuk
tajam, JW akan mendapatkan banyak data dan
berita yang lebih singkat dan padat atau dapat
fakta tambahan yang kemudian dapat diricek atau
dibuat berseri dengan beberapa twit). JW juga dapat mengikuti jejak Bung Derwes Jikwa, Humas
akan JW wawancarai kemudian. Hasil-hasil riset
Kabupaten Tolikara di pegunungan tengah Papua
dan observasi tersebut akan memperkuat dan
itu, dengan mengirimkan SMS kepada beberapa
mempertajam pertanyaan-pertanyaan yang akan
wartawan dari media mainstream.
mereka ajukan kepada narasumber, sehingga jawaban yang lebih berkualitas dan kredibel pun
Jika berita JW mereka nilai cukup baik dan
besar kemungkinannya akan JW dapatkan.
memenuhi kaidah-kaidah jurnalistik, tentu mereka akan dengan senang hati memuat berita yang JW
Setelah ketiga proses itu JW lakukan dengan
kirimkan itu. Ini sekaligus dapat berfungsi sebagai
baik, kini JW tinggal lagi merangkai kata-kata
noising atau menimbulkan kebisingan (dapat
untuk dijadikan cerita (baca: berita) yang menarik
diartikan sebagai menciptakan kepedulian dari
dengan tetap mempertimbangkan syarat-syarat
wartawan profesional dan media arus utama) agar
berita yang baik, seperti: faktual (berdasarkan fakta
berbagai persoalan yang terjadi
bukan opini), akurasi (informasi dan data-data
di masyarakat, khususnya
yang dimuat dalam berita telah diuji dan JW yakini keakuratannya) serta keseimbangan dan keadilan (balance & fairness): berita JW dikatakan balance jika memberi pandangan dari dua sisi terhadap sebuah peristiwa atau isu (cover both sides). Berita JW dikatakan adil jika tidak menguntungkan salah satu pihak saja. Berita akan jauh lebih baik jika JW menerapkan cover all sides, dengan juga
Menggunakan kekuatan pengamatan yang terlatih akan bermanfaat dalam menghasilkan “cerita yang kaya dan penuh warna”.
memberikan kesempatan kepada pihak-pihak lain
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
17
BAB I
mengenai isu pelayanan publik, akan sering
kaitannya dengan UU Pelayanan Publik (UU no.
muncul ke permukaan lewat pemberitaan mereka.
25 tahun 2009), Citizen Journalism dalam bentuk
Jika sudah begini, tentu JW bisa lebih berharap
jejaring sosial memiliki peranan penting dalam kasus
berbagai persoalan tadi akan segera dicarikan
Prita yakni membantu terwujudnya profesionalisme
solusinya oleh para pihak pengambil kebijakan.
dalam layanan publik. Seperti diketahui, kasus Prita
Hal positif yang diketahui oleh JW juga perlu
terkait dengan masalah profesionalisme tenaga
diangkat, misalnya saat JW mendapatkan fakta
medis di RS Omni itu [8].
banyak praktik-praktik baik yang telah atau sedang dilakukan aparatur pemerintahan di lingkungan
Untuk bisa mendapatkan JW yang mumpuni dengan
mereka. Jadi berita atau informasi yang diangkat
beberapa keterampilan diatas, tentu kita perlu
tidak harus berupa persoalan atau hal-hal negatif
semacam kriteria dalam “penjaringan” calon JW dari
atau kritikan saja, tetapi hal positif atau yang
masyarakat di suatu wilayah itu. Seperti apakah
bersifat apresiasi juga perlu.
kriteria yang diperlukan? Beberapa hal berikut ini, kiranya dapat menjawabnya.
Selain itu, dengan seringnya JW menulis berita dan mengirimkannya melalui salah satu media sosial (apalagi dengan memanfaatkan konvergensi media: beberapa media digunakan sekaligus secara bersamaan), maka ini akan menciptakan
C. Kriteria Calon Jurnalis Warga
noising yang lebih besar kepada masyarakat luas. Jika ini sudah menjadi pembicaraan/ opini publik
Luwi Ishwara (Jurnalisme Dasar, Penerbit Buku
yang terus-menerus, pengalaman membuktikan ini
Kompas, Januari 2011) menuliskan ada tiga syarat
tentunya akan menarik minat media mainstream
kerja bagi wartawan. Ketiga hal ini pun, menurut
untuk mengangkat isu tersebut dalam pemberitaan
penulis, penting dan dapat dilakukan pula oleh para
mereka. Opini tersebut akan makin menguat
JW. Ketiga syarat itu adalah:
setelah suatu isu yang semula hanya berada di ranah jurnalisme warga kemudian masuk ke media
1. Tahu yang Menarik
mainstream yang banyak dibaca/ diakses publik
Dalam mengumpulkan informasi yang sahih dan
(media penyiaran maupun cetak dan online).
relevan untuk suatu berita, calon JW harus tahu apa yang menarik bagi publik dan menemukan
Misalnya kasus surat elektronik Prita Mulyasari
topik dengan sudut pandang unik. Tinggal lagi
tentang RS Omni Internasional yang semula
mereka harus jeli dalam menggali informasi
beredar di milis kemudian dimuat di detik.com
saat di lapangan dan ketika mewawancarai
dan akhirnya menimbulkan kegemparan. Dalam
sumber-sumber berita terkait dengan topik yang dipilihnya itu.
18
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
bagaimana dengan kriteria khusus yang bisa kita
2. Selalu Ingin Tahu Rasa keingintahuan yang tinggi akan sangat
tentukan untuk menjaring para calon JW itu?
membantu calon JW dalam penggalian data dan fakta untuk disusun sebagai sebuah
Setidaknya beberapa persyaratan berikut ini dapat
berita. Ini bisa dimulai dengan mengajukan
membantu proses “penjaringan” calon JW itu:
beberapa pertanyaan yang ada dalam 5W 1H (What/ Apa, Who/ Siapa, Where/ Dimana,
1. Warga yang mendalami, memiliki perhatian,
When/ Kapan, Why/ Mengapa dan How/
atau setidaknya mempunyai pengetahuan
Bagaimana), sebab mereka tidak dapat
yang cukup dan kepedulian mengenai isu-isu
menjelaskan suatu peristiwa selain mereka
di bidang kesehatan ibu dan anak, pendidikan
mengerti kisah dibalik sebuah peristiwa itu.
dasar (transparansi pendanaan, partisipasi
Dan mereka bisa mengerti, tidak lain dengan
masyarakat/ komite sekolah, alokasi kebutuhan
mencari dan menggali jawaban-jawabannya.
biaya operasional sekolah) dan peningkatan iklim usaha/ pengurusan perizinan (berbelit-belit dan birokratis, biaya mahal dan sebagainya).
3. Mampu Observasi Kekuatan pengamatan yang terlatih amat
Isu masing-masing disesuaikan dengan paket
berguna bagi calon JW dalam menghasilkan
program dimana pada saat itu dijalankan.
berita yang lengkap, bercerita (story telling)
Dengan latar belakang ini, mereka diharapkan
dan menarik. Observasi yang kuat adalah
dapat membuat berbagai liputan seputar isu
dengan memaksimalkan penggunaan
tersebut dengan pemahaman yang benar dan
indera mereka: penglihatan, pendengaran,
diharapkan dapat mengurangi tingkat kesalahan
penciuman, dan terkadang juga dengan
dalam penulisan berita nantinya.
rasa dan sentuhan. Jika keterampilan 2. Warga yang terbiasa menulis dengan
mengobservasi ini telah mereka miliki maka sekurangnya 30 persen bagian untuk menghasilkan berita yang baik sudah dipenuhi syaratnya (20 persen untuk kegiatan riset awal dan 50 persen sisanya untuk proses
menggunakan komputer. 3. Warga yang terbiasa menggunakan telepon genggam, terutama yang fasih memanfaatkan pesan pendek (SMS), dan lain lain.
wawancara). 4. Warga yang wilayahnya mempunyai akses yang Itu tadi gambaran mengenai kriteria umum
baik terhadap teknologi informasi, khususnya
yang wajib dimiliki para calon JW dalam
koneksi internet, sehingga memudahkan mereka
menjalankan peran mereka sebagai “mata dan
dalam mengakses informasi dan sekaligus
telinga” masyarakat dalam pencarian berbagai
dapat mengirimkan hasil liputan mereka melalui
pemberitaan yang penting bagi publik. Lantas,
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
19
BAB I
berbagai media yang dapat diakses melalui
tertentu atau setidaknya mengomentari berbagai
internet, seperti: website, blog, dan lain lain. Jika
perkembangan yang terjadi di daerah asal
tidak, wilayah tempat tinggalnya dekat dengan
mereka itu.
stasiun radio (baik radio swasta, publik atau komunitas). 5. Warga yang cukup fasih menggunakan internet,
9. Warga yang mewakili suatu kelompok/ komunitas tertentu atau bergabung di dalam organisasi profesi tertentu (misalnya guru
mempunyai akun e-mail, jika perlu facebook,
dengan PGRI/ Persatua Guru Republik
twitter dan/ atau jejaring sosial lainnya.
Indonesia, bidan dengan IBI/ Ikatan Bidan Indonesia, dan seterusnya). Dengan latar
6. Warga yang gemar atau setidaknya mempunyai minat terhadap dunia tulis-menulis dengan medium apapun. Jika mereka dapat menunjukkan beberapa atau salah satu hasil tulisan mereka dalam proses penjaringan nanti, ini tentu akan lebih baik. 7. Warga yang menekuni dunia siaran atau setidaknya gemar dan mempunyai kemampuan berbicara yang baik, sehingga diharapkan dapat mengirimkan informasi/ berita ke beberapa stasiun radio terdekat dengan tempat tinggal mereka. 8. Warga yang berdomisili di daerah asal atau tempat kelahiran mereka sendiri atau warga yang tinggal di daerah lain tetapi berasal dari daerah tersebut. Dengan kriteria ini, mereka diharapkan sudah menguasai atau setidaknya memahami berbagai isu lokal, budaya dan karakteristik lokal lainnya di daerah mereka itu. Dan bagi mereka yang di perantauan, mereka juga dapat memantau berbagai perkembangan di daerah asal mereka itu dan tentunya sambil menuliskan pengalaman-pengalaman mereka
belakang ini, kita berharap mereka dengan mudah dapat mengakses berbagai isu dan permasalahan yang terjadi di kelompok/ komunitas atau lembaga mereka dan sekaligus dapat melaporkan berbagai kegiatan mereka yang terkait dengan tiga isu utama program KINERJA. 10. SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)/ PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) yang bekerja di bidang pelayanan publik (terutama di isu terkait, pendidikan, kesehatan dan perizinan). Jika mereka dapat bergabung dalam kegiatan jurnalisme warga ini dan dapat mengikuti pelatihan jurnalistik yang menjadi proses awal dari kegiatan ini, kita harapkan mereka dapat mempunyai kemampuan dasar dalam jurnalistik dan ini akan dapat membantu kerja-kerja mereka. Tujuan lainnya, dan ini yang lebih utama, agar mereka juga dapat melaporkan berbagai isu atau setidaknya kegiatan yang berkaitan dalam bidang pelayanan publik yang berhubungan dengan tiga isu utama program KINERJA.
di perantauan yang terkait dengan isu-isu
20
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
11. Jurnalis profesional yang berasal dari media
Guru Proporsional dan MBS/ Manajemen
berpengaruh di suatu daerah (terutama dari
Berbasis Sekolah; bidang kesehatan: KIA/
koran, radio dan televisi lokal), tetapi lemah
Kesehatan Ibu Anak, IMD/ Inisiasi Menyusu
dalam kemampuan menulis dan penguasaan
Dini dan ASI Eksklusif/ Air Susu Ibu Eksklusif;
isu-isu pelayanan publik. Melalui pelatihan
dan bidang ekonomi/ peningkatan iklim usaha:
jurnalistik yang akan diadakan pascapenjaringan
PTSP/ Perizinan Terpadu Satu Pintu) di tingkat
calon JW nanti, mereka diharapkan akan lebih
kabupaten/ kota untuk menyamakan persepsi
memahami isu-isu pelayanan publik dan juga mempunyai kemampuan dasar jurnalistik
calon JW. Mitra Pelaksana media berharap
yang lebih baik dari sebelumnya. Sehingga,
mendapat masukan terkait metode dan wilayah
pascapelatihan mereka dapat meliput dan
penjaringan.
menuliskan berbagai isu pelayanan publik, khususnya tiga isu utama program KINERJA di daerah mereka dengan kualitas tulisan yang lebih baik lagi.
2. Setiap Mitra pelaksana Media bekerjasama dengan Mitra Pelaksana Teknis di masingterhadap kandidat JW yang berkualitas berdasarkan panduan kriteria diatas. Proses ini dapat dilakukan pihak Mitra Pelaksana
D. Tahapan Penjaringan Calon Jurnalis Warga Metodologi yang dapat digunakan dalam proses penjaringan Jurnalis Warga ini dapat berupa
Media sendiri, berdasarkan masukan dari Mitra Pelaksana teknis, Forum Multistakeholder, interaksi dengan masyarakat ataupun pihak lainnya. 3. Mitra Pelaksana Media mengumpulkan biodata
pertemuan informal dengan berbagai komponen
masing-masing calon JW sebagai bahan dasar
masyarakat sipil pertemuan dengan individu, atau
sebelum interaksi dilakukan. Karena penjaringan
melalui berbagai modu pertemuan lainnya Beberapa
ini bersifat terbatas, maka penjelasan awal
tahapan berikut digunakan sebagai langkah-langkah
mengenai apa itu dan bagaimana peran Jurnalis
yang dapat membantu proses penjaringan, sebelum
Warga dapat disampaikan baik secara individu
dan ketika pertemuan diadakan:
maupun dalam bentuk pertemuan informal. Mitra pelaksana dapat menggunakan informasi
1. Mitra Pelaksana Media melakukan pertemuan pendahuluan dengan Mitra Pelaksana
di dalam latar belakang untuk menjelaskan hal tersebut.
Teknis (bidang pendidikan: BOSP/ Bantuan Operasional Satuan Pendidikan, DGP/ Distribusi
4. Mitra Pelaksana Media menyampaikan ide dan rencana kepada perwakilan tim teknis, LPSS
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
21
BAB I
dan Mitra pelaksana teknis mengenai rencana
calon JW ini. Penjelasan ini cukup dilakukan
penjaringan tersebut.
maksimal 20 menit. Calon JW diminta untuk mengisi kuisioner.
5. Mitra Pelaksana Media menyusun kuisioner singkat. Kuisioner ini nantinya diisi oleh calon JW. Untuk bagian pemahaman mengenai isu terkait dapat dibantu Mitra Pelaksana Teknis. Kuosioner berisi beberapa daftar pertanyaan untuk diisi para calon JW pada saat pertemuan berlangsung nanti. Daftar pertanyaan seputar tiga isu utama program KINERJA; mengenai pengalaman dalam dunia tulis-menulis dan/ atau dunia siaran; alat komunikasi yang sering digunakan (misalnya: telepon genggam); kemampuan menggunakan computer dan mengakses internet; apakah memiliki e-mail, facebook, dll; serta satu atau dua buah bahan tulisan berita yang mereka harus tulis dengan baik sesuai dengan kaidah penulisan yang benar (seperti: kemampuan menentukan angle yang tepat, memahami 5W 1H (Why/ Mengapa, What/ Apa, Who/ Siapa, When/ Kapan, Where/ Dimana dan How/ Bagaimana) dalam penulisan
Pengisian kuisioner dilaksanakan maksimal 20 menit. Mitra Pelaksana Media didampingi dengan Mitra Pelaksana Teknis melakukan diskusi dan tanya-jawab dengan para calon JW untuk mengetahui kebenaran data yang mereka sampaikan dalam biodata dan kuosioner serta menyampaikan pengalamannya yang relevan dengan kegiatan. Proses ini sekaligus dapat digunakan sebagai tes lisan untuk mengetahui kemampuan mereka yang sebenarnya, baik penguasaan isu maupun kemampuan teknisnya. Proses ini dilakukan maksimal selama 60 menit. Mitra Pelaksana Media menutup pertemuan dengan menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran para calon JW dan berharap mereka dapat mengikuti pelatihan jurnalistik yang akan diadakan setelah pertemuan ini.
berita, story telling atau teknik bercerita dalam menulis berita, dan lain lain). 6. Rencanakan sebuah pertemuan informal, tidak harus dibatasi pesertanya (peserta adalah
Hasil seleksi akan diberitahukan Mitra Pelaksana Media dibantu dengan Mitra Pelaksana Teknis kepada masing-masing calon JW melalui surat, e-mail, telepon, sms, dan/ atau facebook.
sebelumnya). Jumlah peserta bisa tiga sampai 10 orang sekali pertemuan. Tahapan didalam pertemuan:
Sampaikan kepada yang tidak lolos seleksi bahwa jika memang mereka tertarik tetap dapat menjadi jurnalis warga dan mengikuti mentoring berkala setelah training selesai.
Diawal pertemuan, Mitra Pelaksana Media
22
menyampaikan penjelasan tentang maksud
Pertemuan dapat juga dilakukan di beberapa
dan tujuan dari pertemuan untuk menjaring
wilayah kerja KINERJA dengan sistem zona
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
kecamatan sehingga masing-masing isu di wilayah tersebut dapat diangkat/ diliput ke permukaan oleh
e. Tetapkan daftar prioritas calon peserta pelatihan JW.
para calon JW nantinya. Seleksi ini sebaiknya tidak menggunakan cara yang ketat penilaiannya. Berapa tahapan sederhana yang bisa digunakan, yakni: a. Kumpulkan semua biodata masing-masing disertai dengan hasil tulisan yang ada. Beri penilaian secara sederhana berdasarkan kriteria yang sudah dijelaskan dan juga kualitas tulisan yang dibuat.
E. Membangun Komitmen Calon Jurnalis Warga Membangun komitmen dengan para calon JW adalah hal yang amat penting sebelum kegiatan pelatihan jurnalistik dengan perspektif jurnalisme warga ini dilaksanakan. Beberapa komitmen yang dapat dilakukan Mitra Pelaksana Media dengan para
b. Susun prioritas penerimaan calon JW berdasarkan perhitungan nilai yang paling tinggi
calon JW itu, misalnya:
ke nilai yang paling rendah. 1. Para calon JW memberikan fotokopi tanda c.
pengenal pribadi (KTP, SIM, dan lain lain) dan berdasarkan ketersebaran wilayah, gender dan
menandatangani surat pernyataan kesediaan
juga latar belakang. Prioritaskan untuk melihat
untuk mengikuti pelatihan jurnalistik secara
calon berdasarkan:
penuh sesuai dengan lamanya hari yang ditentukan Mitra Pelaksana Media.
i.
Ketersebaran wilayah tempat tinggal
ii. Komposisi 60 : 40 untuk laki-laki dan perempuan atau sedikitnya 70 : 30.
2. Para calon JW bersedia membuat dua atau minimal satu liputan per bulan pascapelatihan
iii. Prioritaskan calon dengan latar belakang
sebagai sarana untuk mempraktikkan hasil-hasil
non-staf Pemerintah Daerah/ non-PNS/
pelatihan dalam bentuk berita. Ini sekaligus
Pegawai Negeri Sipil.
sebagai alat mengevaluasi diri, khususnya untuk tulisan-tulisan mereka.
d. Susun daftar prioritas kembali dan sampaikan kepada mitra pelaksana teknis untuk mendapat
3. Mitra Pelaksana Media dan calon JW
masukan. Yang diharapkan masukan dari mitra
merumuskan bersama semacam kontrak sosial
pelaksana teknis adalah yang lebih bersifat
untuk memajukan jurnalisme warga di masing-
keaktifan calon didalam pertemuan-pertemuan
masing wilayah dengan menggunakan berbagai
di forum.
jenis media dan juga memanfaatkan bentuk
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
23
BAB I
konvergensi media untuk lebih menyebarluaskan
terjadi Mitra pelaksana Media sudah mempunyai
berita-berita mereka.
mekanisme dan cara menyelesaikannya dengan baik.
4. Mitra Pelaksana Media dan calon JW juga merumuskan bersama Kode Etik Jurnalis
6. Mitra Pelaksana Media perlu memberikan
Warga yang akan menjadi pedoman ketika
semacam insentif kepada JW yang aktif
mereka mulai melakukan peliputan hingga tahap
menghasilkan pemberitaan, misalnya:
penulisan berita dan melaporkannya kepada
berupa penghargaan atas setiap liputan yang
publik melalui berbagai media, baik media sosial
dipublikasikan. Berdasarkan pengalaman
maupun konvensional. Kode Etik Reporter
penulis dalam mendorong jurnalisme warga
Warga Ohmynews menyatakan bahwa reporter
di Aceh pegunungan (Aceh Tengah, Bener
warga mesti bekerja dengan semangat bahwa
Meriah, Gayo Lues dan Aceh Tenggara) pada
semua warga adalah reporter dan menjelaskan
kurun waktu 2007 – 2008, penghargaan
kedudukannya jika sedang meliput berita,
disarankan tidak berupa uang liputan atau
reporter warga tidak menyebarkan berita palsu
apapun namanya, karena ini akan membuat
dan tidak menggunakan bahasa yang vulgar.
JW tergantung padanya sehingga ketika
Reporter warga juga tidak boleh menghancurkan
program “bantuan dana liputan” tersebut
reputasi orang lain dengan melanggar privasi
berakhir maka berakhir pulalah kiriman liputan
dan mesti menggunakan metoda yang sah
mereka. Pengalaman penulis dalam mendorong
dalam meliput berita.
jurnalisme warga di Flores Timur, khususnya pulau Adonara pada 2009, membuktikan dengan
5. Mitra Pelaksana Media dan calon JW menyusun hak dan kewajiban reporter warga tentang kemungkinan tuntutan yang muncul dari berita yang dihasilkan JW. Masalah hukum adalah sesuatu yang normal dalam praktik jurnalisme, jadi perlu juga mengantisipasi ini dengan membangun komitmen bersama agar jika ini
memberikan penghargaan berupa penyebutan nama lengkap dan asal desa mereka (jika di media cetak, online, dan visual lainnya, foto mereka juga dapat ditampilkan), ini sudah cukup membuat para JW dengan sukarela tetap meliput dan menghasilkan informasi/ berita kepada warga lainnya.
Catatan Kaki: [1] Http://www.youtube.com/watch?v=k6uueKh2LKo (Sebuah aksi perampokan oleh sekelompok orang berpakaian batik terekam CCTV di sebuah rumah di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur. Perampokan terjadi pada Sabtu siang, 26 November 2011, dengan cara memperdayai pembantu rumah tersebut).
24
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
[2]. Http://www.youtube.com/watch?v=1xzQtXgz-Kc (Video of Cut Putri that captured the Tsunami of Dec 2004 at Banda Acheh). [3]. Http://esq-news.com/spiritual-journey/2009/10/16/606/cut-putri-diselamatkan-Allah-dari-tsunami-diaceh.html [4]. Kekuatan Radio Lokal Membangun Demokrasi di Indonesia ditengah Arus Informasi Global (Makalah Errol Jonathans – Radio Suara Surabaya dalam Indonesian Mediations Conference, Leiden University 13 – 15 Maret 2003) [5] Lihat situs jurnalisme warga di kota Makassar, Sulawesi Selatan: www.panyingkul.com [6] Lihat blog jurnalisme warga ternama di Korea Selatan: http://english.ohmynews.com [7] Blog Jurnalisme Warga dan Tantangan Konvergensi Media (Iwan Awaluddin Yusuf, 2011) [8] Citizen Journalism dan Implikasinya Bagi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (artikel Yuli Tirtariandi El Anshori -
[email protected], FISIP-UT, 2011)
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
25
Pelatihan Jurnalisme Warga
2 www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
27
BAB 2
P
elatihan diberikan kepada calon jurnalis selama dua hari penuh dengan 11 materi
utama. Penjelasan detail materi serta panduan
Pelatihan Jurnalisme Warga
pelatihan disajikan dalam buku ini dan dokumen tersendiri yang disertai dengan sejumlah materi dalam bentuk materi presentasi, buku-buku (versi pdf), audio visual, dan sebagainya. Pelatihan ini merupakan proses peningkatan kapasitas yang diberikan KINERJA kepada calon Mitra Pelaksana (OMP) Media sebelumnya. Dari sisi target, setiap Kabupaten/ Kota ditetapkan lima
Penjelasan detail materi serta panduan pelatihan disajikan dalam buku ini dan dokumen tersendiri .......
peserta untuk setiap isu, sehingga dalam tahun pertama dengan 20 Kabupaten/ Kota, maka terdapat 100 peserta yang mendapat pelatihan. Tahun kedua, direncanakan hal yang sama juga, sehingga pada akhir tahun kedua terdapat sedikitnya 200 peserta yang mengikuti pelatihan ini.
Materi pelatihan difokuskan pada penulisan dan produksi audio (suara). Meskipun demikian, beberapa materi pendukung juga dengan menggunakan contoh audio visual. Tidak semua modul/ materi yang disajikan dalam panduan ini harus disampaikan, didiskusikan dan diterapkan pada saat pelatihan. Ada kalanya beberapa materi sudah diketahui peserta dan/ atau sebagian peserta. Oleh karena itu, fasilitator/ pelatih dengan kebutuhan peserta.
28
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Alur dan Materi Pelatihan
1. Pengantar Jurnalisme Warga
2. Ciri dan Elemen Jurnalisme
3. Fakta dan Opini, serta Tiga Tahap Liputan
4. Observasi Lapangan
5. Wawancara
6. Menggali Ide, Angle, Lead & Plot
7. Menulis Berita di Media Sosial
8. Menulis Straight News
9. Jurnalisme Radio
10. Meliput Isu Pelayanan Publik
11. Kode Etik Jurnalis Warga
Untuk kepentingan program Kinerja USAID, alur
Sebelas modul dalam panduan ini tidak hanya
materi yang disajikan dirasa telah mencukupi.
didukung materi yang disampaikan dalam dokumen
Meskipun demikian, peserta pelatihan masih harus
ini, namun juga dilengkapi dengan sejumlah
didampingi didalam mempraktikkan prinsip, teknis
referensi dalam bentuk tulisan, audio dan video yang
dan ketrampilan jurnalistik ini.
disajikan di dalam compact disk (terlampir).
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
29
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Dalam pembahasan selanjutnya akan dikupas
Tujuan Pembelajaran Umum:
berbagai hal agar dapat menjadi panduan dasar dan memudahkan fasilitator/ pelatih.
Pada akhir pelatihan ini, peserta mampu memahami dan mempraktikkan jurnalisme warga, keterampilan dalam menggali informasi dan peliputan berita
Pendekatan dan Metodologi
sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik dan kode etik, sehingga mampu mendukung peran media
Pelatihan ini menggunakan pola belajar orang
dalam upaya peningkatan pelayanan publik.
dewasa dimana keaktifan semua peserta menjadi tumpuan keberhasilan pelatihan. Oleh karenanya tidak direkomendasikan pelatihan yang
Tujuan Pembelajaran Khusus:
menghadirkan peserta lebih dari 25 orang, karena akan menyulitkan interaksi secara seimbang dari peserta. Dengan kebutuhan semacam itu, maka pelatihan ini menggunakan metode sekitar 80 persen waktu dialokasikan untuk berinteraksi satu sama lain. Metode untuk hal itu antara lain dengan cara sesi diskusi kelompok, sesi penyelesaian tugas kelompok, sesi pleno membahas topik tertentu dari presentasi kelompok-kelompok diskusi. Sesi materi yang disampaikan narasumber ataupun fasilitator pelatihan hanya memakan waktu tidak lebih dari 20 persen.
Pada akhir pelatihan ini, peserta mampu: 1. Memahami peran dan fungsi jurnalis warga, terutama di dalam konteks paket program KINERJA. 2. Menggali informasi mendalam yang berhubungan dengan isu-isu pelayanan publik KINERJA untuk diangkat ke media massa umum (radio, televisi, koran dan majalah) maupun sosial media (blog, facebook, twitter dan termasuk juga SMS). 3. Mendapatkan pengalaman dalam menjalankan kegiatan jurnalistik warga (riset
Berikut ini adalah rincian metodologi yang digunakan selama pelatihan-lokakarya ini berlangsung: 1. Curah pengalaman (fasilitator/ pelatih dan peserta)
awal, observasi lapangan dan wawancara). 4. Menyajikan isu-isu pelayanan publik KINERJA dalam berbagai bentuk karya jurnalistik (reportase, vox pop dan feature/ dokumenter)
2. Pemutaran video tutorial
atau berita singkat (untuk medium SMS dan
3. Studi kasus dan lesson learned
twitter) dan nonjurnalistik radio (misalnya: mini
4. Diskusi kelompok dan penugasan
drama dan pesan layanan masyarakat/ publik
5. Simulasi
service announcement).
6. Praktik liputan dan penulisan di kelas dan luar kelas 7. Ceramah
5. Mendapatkan pengalaman dalam menulis naskah berita dan melakukan pengeditan naskah (juga termasuk untuk medium SMS dan twitter) dan suara.
30
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
6. Mendapatkan pengalaman dalam
4.1
memanfaatkan media-media yang biasa
Praktik tahapan peliputan berita: observasi lapangan
digunakan jurnalis warga, baik media sosial
5.1
maupun media arus utama.
Praktik tahapan peliputan berita: teknik-teknik wawancara dan tiga jenis narasumber
6.1
Penggalian ide, penentuan angle, pemilihan lead dan penyusunan plot/ alur berita
7.1
POKOK BAHASAN dan SUBPOKOK BAHASAN
Menulis berita singkat dengan pendekatan Twitter, FB (facebook) dan SMS Journalism
8.1
Praktik menulis berita straight news
9.1
Liputan radio: reportase/ stand up (laporan
Pokok Bahasan:
pandangan mata) 9.2
1. Pengantar Jurnalisme Warga
Praktik melakukan reportase/ stand up
10.1 Tiga isu utama program KINERJA dalam
2. Ciri dan Elemen Jurnalisme
pelayanan publik: bidang pendidikan,
3. Fakta dan Opini serta Tiga Tahap Liputan (Riset
kesehatan dan peningkatan iklim usaha atau
Awal, Observasi Lapangan dan Wawancara) 4. Observasi Lapangan
perizinan satu pintu) 10.2 Standar Pelayanan dalam bidang pendidikan,
5. Wawancara
kesehatan dan peningkatan iklim usaha/
6. Menggali Ide, Menentukan Angle, Lead, dan Plot
perizinan
7. Menulis Berita di Media Sosial
11.1 Kode etik jurnalistik dan kode etik jurnalis
8. Menulis Straight News
warga
9. Jurnalisme Radio: Stand Up (Laporan Pandangan Mata) 10. Meliput Isu Pelayanan Publik
BAHAN BACAAN
11. Kode Etik Jurnalis Warga
1.
Sub-Pokok Bahasan:
Pengantar Jurnalisme Warga, Berbagai sumber, disusun oleh Firmansyah S. Hamdani.
2.
Penguatan Demokrasi Deliberatif lewat
1.1
Bentuk-bentuk jurnalisme warga
Pengelolaan Informasi Warga, Yossy Suparyo,
2.1
Lima ciri jurnalisme dan sepuluh elemen
2010.
jurnalisme
3. Membangun Pewartaan Akar Rumput, M.
3.1
Membedakan fakta dan opini
3.2
Tiga tahapan penting peliputan berita (riset
Irsyadul, dkk, 2011.
awal, observasi lapangan dan wawancara)
4. Masa Depan Pewartaan Warga untuk mendorong Transformasi Sosial, Combine Resource Institution.
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
31
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
5. Meliput Layanan Publik, Farid Gaban, 2011. 6. Video tayangan program Citizen Journalist “I-Witness” Metro TV, Januari 2009. 7. Video berita VOA “Meningkatnya Peran Media Sosial dan Jurnalisme Warga di Dunia”, Mei 2011. 8. Tiga Isu Penting KINERJA dalam Peningkatan
19. Tiga Jenis Narasumber, Berbagai Sumber, materi power point Firmansyah S. Hamdani. 20. Pertanyaan-Pertanyaan Wawancara, Berbagai Sumber. 21. Menemukan Peg, Mencari ide, dll, Berbagai sumber, materi Firmansyah S. Hamdani.Teknik Penulisan Angle, Supratman, Jawa Pos groups.
Pelayanan Publik: bidang pendidikan,
22. Video tutorial Sumber Berita, PJTV – Internews.
kesehatan dan peningkatan iklim usaha atau
23. Jurnalisme On-line (fb, dll), Berbagai sumber
perizinan, Tim KINERJA.
(internet).
9. Lima Ciri Jurnalisme, Luwi Ishwara, Kompas.
24. Jurnalisme Twitter, Jojo Raharjo, 2010.
10. Sepuluh Elemen Jurnalisme, Bill Kovach & Tom
25. Dengan Twitter Menulis Lebih Pinter, Anton
Rosenstiel, materi power point Firmansyah S. Hamdani. 11. Dasar-Dasar Jurnalistik: http://risalituriri. student.umm.ac.id/2010/09/22/dasar-dasar-
Muhajir, 2011. 26. Twitter Journalism, Tomi Satryatomo, 2011. 27. SMS Journalism, Harry Surjadi, 2011. 28. Citizen Journalism in Mainstream Media -
jurnalistik, ASM. Romli, BaticPress Bandung,
Heru Margianto, materi presentasi powerpoint
2003.
dalam Pelatihan Civic Journalism ProRep dan
12. Pengertian Fakta dan Opini, www.sentraedukasi.com. 13. Bagaimana Koran Kuning Mencampuradukkan Fakta dan Opini, Iwan A.Y, 2008. 14. Tiga Tahapan Penting Peliputan Berita, Berbagai Sumber, materi power point Firmansyah S. Hamdani. 15. Pengamatan (Observasi Lapangan), Yossy Suparyo. 16. Observasi Penting dalam Teknik Penulisan Deskriptif tentang Lingkungan, blog Hujantanpapetir (http://sihujantanpapetir.
KINERJA USAID di Bogor, 28 September 2013. 29. Video tutorial Jenis Berita, PJTV – Internews. 30. Stand Up (Reportase Radio, dll), Firmansyah S. Hamdani dan berbagai sumber. 31. Video tutorial Stand Up, PJTV – Internews. 32. Isu Pelayanan Publik dalam paket program Kinerja USAID, Tim Kinerja. 33. Modul Standar Pelayanan dalam bidang Pendidikan, Kesehatan dan Peningkatan Iklim Usaha/ Perizinan, Imam Prakoso. 34. Kode Etik Wartawan Indonesia, Berbagai sumber.
wordpress.com/2012/01/14/teknik-penulisan-
35. Etika Pewarta Warga, M. Irsyadul, dkk, 2011.
deskriptif-tentang-lingkungan-dalam-dunia-
36. Ranjau-Ranjau dan Kode Etik Jurnalis Online,
jurnalistik/ ).
Priyambodo RH, 2008.
17. Video tutorial Wawancara, PJTV – Internews. 18. Teknik-Teknik Wawancara, Berbagai Sumber.
32
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan peserta: 1. Mempersiapkan diri dan alat-alat tulis yang diperlukan.
Pada sesi ini Anda akan mempelajari 11 (sebelas)
2. Menyampaikan harapan terhadap pelatihan ini.
pokok bahasan dengan masing-masing subpokok
3. Merumuskan dan mematuhi kontrak belajar
bahasannya. Berikut ini disampaikan kegiatan Anda sebagai fasilitator dan peserta dengan lembar kerja masing-masing.
selama pelatihan berlangsung. 4. Mendengar/ memperhatikan penjelasan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.
Langkah 1
Langkah 2
Pembukaan dan Perkenalan
Pokok bahasan 1
Kegiatan fasilitator:
Kegiatan Fasilitator:
1. Menciptakan suasana nyaman dan memotivasi
1. Menyampaikan pokok bahasan 1 dengan
peserta untuk siap menerima materi (dimulai
memberikan ilustrasi dan pengantar mengenai
dengan perkenalan yang santai, misalnya
Jurnalisme Warga.
dengan menggunakan permainan susun
2. Memutar dua buah contoh dari praktik jurnalisme
pecahan gambar dan saling memperkenalkan
warga dari tayangan televisi (“I-Witness” Metro
kawan semeja mengenai: nama, pekerjaan,
TV) dan rekaman berita VOA “Meningkatnya
hobi, peristiwa yang paling menyenangkan atau
Peran Media Sosial dan Jurnalisme Warga di
tidak terlupakan dalam hidup ini, dll).
Dunia”.
2. Meminta peserta untuk menyampaikan
3. Meminta peserta untuk memberikan curah
harapannya terhadap pelatihan ini dan
pendapat dan berdiskusi mengenai tayangan
menuliskannya pada kertas meta plan.
televisi tersebut.
3. Meminta peserta merumuskan dan mematuhi kontrak belajar selama pelatihan berlangsung
Kegiatan peserta:
(seperti: tidak merokok dalam ruang pelatihan, nada dering telepon genggam diatur silent atau
1. Mendengar/ memperhatikan penjelasan dan
getar, tidak saling berbicara ketika fasilitator
mencatat hal-hal yang dianggap penting
atau peserta lainnya sedang mengemukakan
mengenai materi jurnalisme warga. 2. Menyimak sebuah contoh dari praktik jurnalisme
pendapat masing-masing, dll). 4. Memberikan gambaran umum pentingnya materi bagi peserta.
www.kinerja.or.id
warga dari tayangan televisi (“I-Witness” Metro TV dan rekaman berita VOA).
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
33
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
3. Memberikan curah pendapat dan berdiskusi mengenai tayangan televisi tersebut dan materi
6. Meminta peserta untuk memberikan komentar dan mendiskusikan materi pokok bahasan ini.
jurnalisme warga. Kegiatan peserta:
Langkah 3
Pokok bahasan 2
1. Membentuk diri menjadi empat atau lima kelompok 2. Mengambil bahan kertas meta plan untuk
Kegiatan fasilitator:
masing-masing kelompok dan menyimak aturan main role play.
1. Membagi peserta dalam empat atau lima kelompok 2. Membagikan bahan kertas meta plan (yang berisi tulisan-tulisan mengenai Lima Ciri dan 10 Elemen Jurnalisme) pada masing-masing kelompok dan menyampaikan aturan main role play. Sebelumnya fasilitator menyiapkan 15 kertas meta plan dengan tulisan lima ciri jurnalisme dan 10 elemen jurnalisme untuk masing-masing kelompok dengan warna yang berbeda. 3. Memberitahukan peserta untuk mencocokkan kertas-kertas meta plan yang telah dibagikan dengan dua kertas plano yang ditempel di
3. Mencocokkan kertas-kertas meta plan yang telah disediakan dengan dua kertas plano yang di tempel di dinding (yang masing-masing bertuliskan lima ciri jurnalisme dan sepuluh elemen jurnalisme). 4. Mempraktikkan kegiatan role play dan mempresentasikan hasil role play masingmasing kelompok. 5. Mendengar/ memperhatikan penjelasan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting mengenai lima ciri dan sepuluh elemen jurnalisme dan penjelasannya. 6. Memberikan komentar dan mendiskusikan materi pokok bahasan ini.
dinding (yang masing-masing bertuliskan lima ciri jurnalisme dan 10 elemen jurnalisme). 4. Memfasilitasi kegiatan role play dan presentasi hasil role play dari masing-masing kelompok. 5. Menyampaikan pokok bahasan 2 mengenai
Langkah 4
Pokok bahasan 3 subpokok bahasan 1
Lima Ciri Jurnalisme dan Sepuluh Elemen Jurnalisme serta mengoreksi jawaban-jawaban
Kegiatan fasilitator:
yang kurang tepat (dengan memindahkan kertas-kertas meta plan yang benar sesuai dengan judul yang tertera pada dua kertas plano di dinding).
1. Menyampaikan pokok bahasan 3 subpokok bahasan 1 mengenai Pengertian dan Contohcontoh Fakta dan Opini (pilih beberapa contoh menarik).
34
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
2. Meminta peserta untuk memberikan komentar tentang bagaimana membedakan fakta dan opini.
2. Memberikan komentar tentang bagaimana membedakan fakta dan opini. 3. Mendengar/ memperhatikan penjelasan dan
3. Menyampaikan pokok bahasan 3 subpokok bahasan 2 mengenai tiga tahapan penting dalam peliputan berita.
mencatat hal-hal yang dianggap penting mengenai tiga tahap peliputan berita. 4. Melakukan riset awal peliputan dari koran,
4. Meminta peserta untuk melakukan riset awal
internet, dll.
peliputan dari koran, internet, dll (terhadap
5. Melakukan praktik observasi di ruang pelatihan.
suatu isu yang akan diliputnya nanti). Fasilitator
6. Melakukan diskusi hasil praktik dan proses
menyiapkan satu koran yang sama edisi Hari
tanya-jawab.
Ini untuk masing-masing peserta. Fasilitator menentukan satu topik liputan untuk kemudian dicari bahan-bahan dasarnya oleh peserta pada koran tersebut. Misalnya: topik mengenai kasus korupsi di suatu wilayah. 5. Meminta peserta untuk melakukan praktik
Langkah 5
Pokok bahasan 4, subpokok bahasan 1 Kegiatan fasilitator:
observasi di ruang pelatihan (dengan mengamati apa saja yang ada di ruangan, mulai dari
1. Menyampaikan pokok bahasan 4 subpokok
bentuk, warna, jenis, dll. Misalnya: mengamati
bahasan 1 mengenai observasi lapangan dan
benda-benda atau orang-orang yang ada dalam
curah pendapat singkat dengan peserta.
ruang pelatihan itu). Tuliskan dalam secarik
2. Menjelaskan tentang Praktik Observasi
kertas hasil observasi masing-masing peserta
Lapangan yang akan peserta lakukan: obyek
sebelum dipresentasikan (Fasilitator memilih
observasi, tempat dan waktu yang disediakan.
tiga peserta yang belum mendapat giliran untuk mempresentasikan hasil observasi mereka) 6. Memandu diskusi hasil praktik peserta dan tanya-jawab.
3. Meminta peserta untuk melakukan praktik observasi liputan lapangan di sekitar tempat pelatihan selama 60 menit dan setelah itu kembali ke ruang pelatihan untuk sesi presentasi hasil observasi sesuai catatan masing-masing.
Kegiatan peserta:
4. Mempersilahkan peserta untuk mempresentasikan hasil observasi liputan
1. Mendengar/ memperhatikan penjelasan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting mengenai fakta dan opini.
lapangan masing-masing (dipersilahkan bagi tiga hingga lima peserta atau lebih yang belum mendapat giliran – disesuaikan dengan sisa waktu yang tersedia).
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
35
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
5. Memandu diskusi hasil praktik peserta dan tanya-jawab.
diajukan seputar berbagai isu aktual. Durasi: 30 menit). 4. Memandu diskusi hasil praktik peserta dan
Kegiatan peserta: 1. Mendengar/ memperhatikan penjelasan dan
tanya-jawab (15 menit). Kegiatan peserta:
mencatat hal-hal yang dianggap penting mengenai sesi praktik observasi liputan
1. Mendengar/ memperhatikan penjelasan dan
lapangan: obyek observasi liputan dan waktu
mencatat hal-hal yang dianggap penting
yang disediakan.
mengenai teknik-teknik wawancara dan tiga
2. Melakukan praktik observasi liputan lapangan di sekitar tempat pelatihan. 3. Mempresentasikan hasil observasi liputan lapangan masing-masing. 4. Melakukan diskusi hasil praktik dan proses tanya-jawab.
jenis narasumber. 2. Menyimak sebuah tayangan video tutorial Wawancara produksi PJTV – Internews dan memberikan curah pendapat tentang isi dari tayangan ini. 3. Melakukan praktik wawancara di ruang pelatihan.
Langkah 6
Pokok bahasan 5, subpokok bahasan 1 Kegiatan fasilitator: 1. Menyampaikan pokok bahasan 5 subpokok bahasan 1 mengenai Teknik-Teknik Wawancara
4. Melakukan diskusi hasil praktik dan proses tanya-jawab. Langkah 7
Pokok bahasan 6, subpokok bahasan 1 Kegiatan fasilitator:
dan Tiga Jenis Narasumber (15 menit). 2. Memutar sebuah video tutorial Wawancara produksi PJTV – Internews dan meminta peserta untuk curah pendapat tentang isi dari tayangan ini (30 menit). 3. Meminta peserta untuk melakukan praktik wawancara di ruang pelatihan (Dua atau
36
1. Mempersilahkan peserta untuk membaca beberapa berita utama di koran (10 menit). 2. Memandu diskusi singkat peserta dalam menemukan angle dari berita-berita tersebut (5 menit). 3. Memutar sebuah video tutorial Sumber Berita
empat orang peserta dipilih untuk berperan
produksi PJTV – Internews dan curah pendapat
sebagai pewawancara dan yang diwawancarai/
peserta mengenai isi tayangan tersebut (15
narasumber. Pertanyaan-pertanyaan yang
menit).
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
4. Menyampaikan pokok bahasan 6 subpokok
Singkat dengan pendekatan FB, Twitter dan SMS Journalism).
bahasan 1 mengenai Menulis Berita I: menemukan peg, mencari ide, menentukan angle, piramida terbalik, 5W 1H, dll (10 menit). 5. Meminta peserta untuk praktik memilih angle dan menulis lead dari suatu topik tertentu (10
2. Mempersilahkan peserta untuk membaca beberapa contoh status di FB, Twitter, dan SMS. 3. Memandu diskusi peserta dalam menemukan angle dari contoh-contoh tersebut. 4. Meminta peserta praktik menulis lead untuk FB,
menit).
Twitter dan SMS.
6. Mempersilahkan peserta untuk mempresentasikan hasil tulisan lead masingmasing dan memandu diskusi hasil praktik peserta serta proses tanya-jawab (10 menit).
5. Mempersilahkan peserta untuk mempresentasikan hasil tulisan masing-masing. 6. Memandu diskusi hasil praktik peserta dan tanya-jawab.
Kegiatan peserta: Kegiatan peserta: 1. Membaca beberapa berita utama di koran. 2. Diskusi dalam menemukan angle dari berita-
1. Mendengar/ memperhatikan penjelasan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting
berita tersebut. 3. Menyimak tayangan video tutorial Sumber Berita
mengenai menulis berita di media sosial. 2. Membaca beberapa contoh status di FB, Twitter
produksi PJTV - Internews. 4. Memperhatikan penjelasan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting mengenai menulis berita I (menemukan peg, mencari ide, menentukan
dan SMS. 3. Diskusi dalam menemukan angle dari contohcontoh tersebut. 4. Mempraktikkan menulis lead untuk FB, Twitter
angle, piramida terbalik, 5W 1H, dll).
dan SMS.
5. Mempraktikkan menulis angle dan lead. 6. Mempresentasikan hasil tulisan dan mengikuti diskusi hasil praktik dan proses tanya-jawab.
5. Mempresentasikan hasil tulisan masing-masing. 6. Mengikuti diskusi hasil praktik dan proses tanyajawab.
Langkah 8 Langkah 9
Pokok bahasan 7, subpokok bahasan 1
Pokok bahasan 8, subpokok bahasan 1
Kegiatan fasilitator: Kegiatan fasilitator: 1. Menyampaikan pokok bahasan 7 subpokok bahasan 1 mengenai Menulis Berita di Media Sosial (Jurnalisme Online dan Menulis Berita
www.kinerja.or.id
1. Memutar sebuah video tutorial Jenis Berita produksi PJTV - Internews.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
37
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
2. Menyampaikan pokok bahasan 8 subpokok bahasan 1 mengenai Menulis Straight News (Pengantar Praktik Menulis Berita Singkat,
berdiskusi mengenai stand up atau laporan pandangan mata. 4. Meminta peserta melakukan praktik stand up
Piramida Terbalik dan 5W 1H dengan berbagai
diluar ruang pelatihan dengan menggunakan
medium: Koran dan Blog).
alat rekam audio atau telepon genggam.
3. Meminta peserta praktik menulis berita singkat untuk berbagai medium. 4. Mempersilahkan peserta untuk mempresentasikan hasil berita masing-masing. 5. Memandu diskusi hasil praktik peserta dan
5. Mempersilahkan peserta untuk mempresentasikan hasil stand up masingmasing. 6. Memandu pembahasan dan diskusi hasil praktik peserta.
tanya-jawab. Kegiatan peserta: Kegiatan peserta: 1. Mendengar/ memperhatikan penjelasan dan 1. Menyimak tayangan video tutorial Jenis Berita produksi PJTV - Internews. 2. Mendengar/memperhatikan penjelasan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting mengenai menulis berita straight news. 3. Mempraktikkan menulis berita singkat untuk berbagai medium. 4. Mempresentasikan hasil berita masing-masing. 5. Mengikuti diskusi hasil praktik dan proses tanyajawab.
mencatat hal-hal yang dianggap penting mengenai Jurnalisme Radio (tentang straight news di radio: stand up dan reportase radio). 2. Menyimak tayangan video tutorial Stand Up produksi PJTV - Internews. 3. Melakukan curah pendapat dan diskusi mengenai stand up atau laporan pandangan mata. 4. Mempraktikkan stand up diluar ruang pelatihan dengan menggunakan alat rekam audio atau telepon genggam.
Langkah 10
Pokok bahasan 9
5. Mempresentasikan hasil stand up masingmasing. 6. Membahas dan berdiskusi hasil praktik stand up.
Kegiatan fasilitator: Langkah 11 1. Menyampaikan pokok bahasan 10 mengenai Jurnalisme Radio (tentang straight news di radio: stand up dan reportase radio).
Pokok bahasan 10 Kegiatan fasilitator:
2. Memutar sebuah video tutorial Stand Up produksi PJTV - Internews. 3. Meminta peserta untuk curah pendapat dan
38
1. Menyampaikan pokok bahasan 10 mengenai Tiga Isu Penting dalam Pelayanan Publik
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
KINERJA (kesehatan, pendidikan dan perizinan
5. Menyampaikan pokok bahasan 11 mengenai Kode Etik dan penjelasannya.
usaha). 2. Meminta peserta untuk memberikan komentar. 3. Menyampaikan studi kasus dan best practices
6. Meminta peserta untuk curah pendapat mengenai materi ini.
tentang pelayanan publik di beberapa tempat (berdasarkan pengalaman fasilitator atau tim
Kegiatan peserta:
KINERJA). 4. Memandu diskusi ringan dan tanya-jawab.
1. Membentuk diri menjadi empat kelompok. 2. Memahami penjelasan fasilitator mengenai aturan main diskusi studi kasus dan beberapa
Kegiatan peserta:
pilihan kasus yang ditawarkan dan melakukan 1. Mendengar/ memperhatikan penjelasan dan
diskusi kelompok. 3. Mendiskusikan kasus-kasus yang setiap
mencatat hal-hal yang dianggap penting mengenai ketiga isu penting dalam pelayanan publik (pendidikan, kesehatan dan perizinan
kelompok dapatkan. 4. Mempresentasikan/ pleno hasil diskusi masingmasing kelompok.
usaha). 2. Memberikan komentar/ curah pendapat atas
5. Mendengar/memperhatikan penjelasan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting
materi pokok bahasan 10 ini. 3. Menyimak pemaparan fasilitator tentang studi kasus dan best practices pelayanan publik di
mengenai Kode Etik. 6. Memberikan curah pendapat mengenai materi ini.
beberapa tempat. 4. Mengikuti diskusi dan tanya-jawab dengan
Langkah 13
menghormati pendapat peserta lainnya.
Rencana Tindak Lanjut dan Penutup
Langkah 12
Pokok bahasan 11 berlangsung. Kegiatan fasilitator: Kegiatan fasilitator: 1. Membagi peserta dalam empat kelompok. 2. Memberikan penjelasan sebelum diskusi studi kasus dimulai dengan beberapa pilihan kasus
kelompok (berbasis asal wilayah). 2. Menjelaskan tentang format dan panduan
berikut ini: 3. Meminta setiap kelompok untuk mendiskusikan
diskusi RTL (Rencana Tindak Lanjut): peningkatan kapasitas lanjutan yang dilakukan
kasus-kasus yang mereka dapatkan. 4. Mempersilahkan setiap kelompok mempresentasikan/ pleno hasil diskusi masing-masing.
www.kinerja.or.id
1. Membagi peserta dalam empat atau lima
pada pertemuan reguler, rencana kegiatan mentoring dan ide-ide lainnya.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
39
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
3. Meminta peserta untuk berdiskusi mengenai
memungkinkan dapat juga menggunakan model
RTL masing-masing kelompok.
huruf U.
4. Mempersilahkan peserta untuk menyampaikan hasil RTL di dalam pleno.
Disediakan
-
Fasilitator tidak selalu harus berada
5. Melakukan evaluasi akhir pelatihan. 6. Menutup acara dengan evaluasi umum, berikan
untuk setiap kelompok.
-
didepan, membaur dengan peserta. 2. Tayangan dipersiapkan dengan menggunakan
umpan balik terhadap harapan peserta di awal
proyektor. 3. Saat peserta diskusi kelompok, putar musik
peserta tentang kompetensi yang dicapai pada akhir sesi pelatihan.
irama slow dengan volume relatif sedang. 4. Lakukan pengamatan secara intens kedalam
7.
setiap kelompok.
8. Berikan penghargaan kepada peserta atas partisipasinya pada pelatihan ini.
5. Secara bergilir datangi setiap kelompok. 6. jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
Kegiatan peserta: Metode: 1. Membagi diri menjadi empat atau lima kelompok (berbasis asal wilayah).
Konklusi
2. Memahami tentang format dan panduan diskusi RTL (Rencana Tindak Lanjut). 3. Berdiskusi mengenai RTL di masing-masing kelompok.
Media: • Tayangan power point, word, pdf, dll • Tayangan video tutorial • Kasus
4. Menyampaikan hasil RTL didalam pleno. 5. Melakukan evaluasi akhir pelatihan. 6. Memberikan komentar obyektif atau kritik yang relevan dengan substansi, terlihat dan terdengar
Peralatan dan bahan: • Lap top • Proyektor • White board • Flip chart • Meta plan • Speaker aktif • Spidol
selama proses pelatihan serta bersifat saran yang positif.
Waktu: 1.000 menit (dua hari)
Panduan Umum Catatan untuk fasilitator:
Peserta: 10 – 15 orang
1. Ruangan disusun dalam 5 (lima) cluster, peserta melingkari meja atau jika ruangan tidak
40
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Biodata dan Pre-test Sebelum pelatihan dimulai, fasilitator wajib menyiapkan formulir biodata peserta dan pre-test dan membagikannya kepada para peserta yang hadir agar data mengenai seluruh peserta dapat terekam dengan baik dan kemampuan peserta dapat diukur sebelum dan nanti setelah pelatihan diberikan. Berikut ini adalah contoh biodata dan pre-test yang penyusun siapkan untuk kebutuhan pelatihan jurnalisme warga ini: Contoh BIODATA PESERTA dan PRE-TEST Pelatihan Jurnalisme Warga ............... (kota), .................................. (tanggal pelatihan)
Nama Lengkap: Nama Panggilan:
Tempat Tanggal Lahir: Riwayat Pendidikan: Pekerjaan sekarang: Lama bekerja: Pengalaman kerja dan organisasi: (jabatan/posisi) Alamat: No. Telepon/ HP: E-mail:
Penjelasan singkat mengenai karir & tempat Anda bekerja atau beraktivitas sekarang: ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
41
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Pengalaman sebagai jurnalis/ penulis/ penyiar yang telah Anda miliki: ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Apa yang paling Anda ingin dapatkan dari pelatihan ini:
___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Apa yang Anda bisa bagikan dalam pelatihan ini (misalnya: pengalaman dalam menulis, mewawancarai atau diwawancarai, dll): ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Apakah Anda pernah menulis di media sosial, seperti facebook, twitter, blog & SMS. Apa yang biasa Anda tulis? ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
42
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Apakah Anda pernah menulis atau merespon suatu isu atau persoalan di majalah dinding, buletin internal, koran, misalnya: surat pembaca, radio, televisi, dll. Apa yang Anda sampaikan? ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Apa yang Anda ketahui tentang Jurnalisme Warga? ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
43
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Modul 1
Jurnalisme Warga (JW): Pengantar
POKOK BAHASAN
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Peserta memahami nilai penting JW dalam upaya membuat noising (kebisingan) 2. Peserta memahami proses terjadinya noising melalui JW
1. Fakta-fakta mengenai pentingnya JW dalam upaya membuat kebisingan 2. Proses terjadinya kebisingan melalui JW 3. Bentuk-bentuk JW yang dapat dilakukan untuk upaya peningkatan pelayanan publik
3. JW yang dapat dilakukan
44
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
METODE
5. LCD proyektor dan laptop 6. Flip chart dan spidol
1. Penyampaian materi
WAKTU
2. Pemutaran video singkat 3. Studi Kasus 4. Curah pendapat 5. Diskusi ringan
60 Menit
MATERI
PROSES FASILITASI
1. Pengantar Jurnalisme Warga, Berbagai sumber, 1. Kegiatan Fasilitator:
disusun oleh Firmansyah MS.
a. Menyampaikan pokok bahasan 1 dengan
2. Penguatan Demokrasi Deliberatif lewat Pengelolaan Informasi Warga, Yossy Suparyo,
memberikan ilustrasi dan pengantar
2010.
mengenai Jurnalisme Warga (15 menit).
3. Membangun Pewartaan Akar Rumput, M.
b. Memutar dua buah contoh dari praktik jurnalisme warga dari tayangan televisi
Irsyadul, dkk, 2011.
(“I-Witness” Metro TV) dan rekaman berita
4. Masa Depan Pewartaan Warga untuk mendorong Transformasi Sosial, Combine
VOA “Meningkatnya Peran Media Sosial dan
Resource Institution.
Jurnalisme Warga di Dunia” (15 menit). c. Memfasilitasi peserta melaksanakan curah pendapat dan berdiskusi mengenai
ALAT DAN BAHAN
tayangan televisi tersebut dikaitkan dengan materi presentasi mengenai Jurnalisme Warga (30 menit).
1. Materi presentasi power point pengantar JW 2. Contoh Format JW: Video tayangan “I-Witness”
2. Kegiatan peserta: a. Mendengar/memperhatikan penjelasan dan
Metro TV 3. Video berita VOA “Media Sosial dan JW” 4. Bahan-bahan studi kasus – success story
mencatat hal-hal yang dianggap penting mengenai materi jurnalisme warga. b. Menyimak sebuah contoh dari praktik
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
45
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
jurnalisme warga dari tayangan televisi
c. Memberikan curah pendapat dan berdiskusi
(“I-Witness” Metro TV dan rekaman berita
mengenai tayangan televisi tersebut dan
VOA).
materi jurnalisme warga.
PANDUAN PRESENTASI
46
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
BAHAN BACAAN
dominasi informasi oleh elit masyarakat. Akhirnya, perlawanan terhadap tatanan peradaban yang makin impersonal. Namun, lebih dari itu, Citizen Journalism adalah penemuan kembali kemanusiaan,
(Artikel #1)
persahabatan dan kekeluargaan. Setiap orang adalah subjek yang berhak merumuskan sendiri
Jurnalisme Warga
kebutuhannya.
* dari berbagai sumber (disusun oleh: Firmansyah S. Hamdani, Senior
4
Media Specialist KINERJA - USAID) Jurnalisme warga atau publik atau jurnalisme partisipatif (juga dikenal dengan nama jurnalisme
BIARKAN PUBLIK MENYUSUN SENDIRI “BERITA” MEREKA
demokratik) adalah partisipasi aktif warga dalam mengoleksi, melaporkan, menganalisis dan
Kemunculan jurnalisme warga dalam beberapa
menyebarluaskan berita dan informasi. Jurnalisme
hal telah melahirkan kontroversi. Banyak jurnalis
warga adalah bentuk khusus dari media warga yang
profesional berkeyakinan, hanya jurnalis terlatihlah
informasinya berasal dari warga itu sendiri.
yang dapat melakukan kerja-kerja jurnalistik yang sesungguhnya. Tetapi, banyak juga kalangan jurnalis
Citizen Journalism adalah perlawanan. Perlawanan
profesional yang mendobrak hierarki jurnalisme
terhadap hegemoni dalam merumuskan dan
tradisional dengan cara menulis dalam blog mereka
memaknai kebenaran. Perlawanan terhadap
sendiri.
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
47
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Salah satu konsep pokok yang mendasari
seputar pemilihan presiden AS. Oh May News
jurnalisme warga adalah bahwa reporter-reporter
mengalami sukses luar biasa juga dipicu pemilihan
dan produser media mainstream bukanlah pusat
presiden Korsel. Lemann mencatat, situs ini
pengetahuan tentang subjek tertentu yang bersifat
merupakan media terbesar yang menerapkan
ekslusif. Karenanya, sekarang banyak saluran
Citizen Journalism.
media besar berusaha memanfaatkan pengetahuan pemirsanya melalui penyediaan kolom komentar
(Artikel #2)
di akhir tulisan yang dimuat online, atau membuat database kontributor jurnalis warga sebagai sumber penyampai informasi.
Bentuk-bentuk Jurnalisme Warga Dalam artikel Review Jurnalisme Online tahun 2003,
“Masa Depan Pewartaan Warga untuk mendorong Transformasi Sosial” Yogyakarta, 19 Desember 2009 Latar Belakang Irama gamelan mengalunkan gending-gending Jawa. Upacara Merti Dusun di Dusun Tutup Ngisor,
ke dalam beberapa tipe/ bentuk:
Magelang resmi dimulai setelah ritual pembukaan yang dipimpin sesepuh dusun. Sang dalang segera
(1) partisipasi pemirsa, seperti komentar dalam berita online, blog pribadi, foto atau video; (2) berita dan informasi situs-situs independen, (3) situs berita dengan partisipasi penuh, seperti
memainkan wayang kulit di panggung yang dibuat secara khusus di dalam pendopo. Warga dusun, tua, muda, maupun anak-anak duduk bersila memenuhi ruang lesehan di depan panggung.
OhmyNews; (4) kolaborasi situs-situs media, seperti Slashdot, Kuroshin; dan (5) “thin media”, seperti milis dan newsletter.
Demikian gambaran kegiatan Merti Dusun di Dusun Tutup Ngisor, Desa Sumberan, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang yang diunggah Ikhwadunin, pegiat radio komunitas Sutet FM yang berlokasi di
Nicholas Lemann, profesor di Columbia University Graduate School of Journalism, New York City, Amerika Serikat, mencatat, bahwa kelahiran jurnalisme publik dimulai melalui gerakan pada Pemilu 1988. Saat itu publik mengalami erosi kepercayaan terhadap media-media mainstream
48
Kecamatan Dukun, Magelang (9/6/2009). Tulisan berjudul Merti Dusun, Media Pelestari Budaya dan Tradisi, memberikan gambaran bagaimana warga mengelola informasi di daerahnya. Tulisan sepanjang empat paragraf itu merekam peristiwa di Dusun Tutup Ngisor secara apik dan jelas.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Pada hari yang sama, di Makasar, pegiat Jirak
tinggal di daerah-daerah kepulauan yang sulit
Celebes, menceritakan kegiatan kampanye
dijangkau transportasi. Di Pulau Sumatra, pewarta
penghentian pekerja usia anak-anak. Kampanye itu
warga tersebar di Nangroe Aceh Darussalam,
dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir Sampah
Medan, Lampung, dan Bengkulu. Di Pulau Sulawesi,
(TPAS) Tamangapa, Makasar, di mana banyak
ada di Makasar dan Kendari. Di Kalimantan ada
keluarga pemulung yang mengajak anak-anaknya
pewarta warga di Pontianak dan Banjar Baru. Di
mengais rezeki. Mereka meyakinkan para keluarga
Nusa Tenggara, pewarta warga tersebar di Pulau
pemulung untuk menyekolahkan anaknya sehingga
Lombok. Sementara itu, di Pulau Jawa pewarta
menjadi tenaga trampil. “Lewat pendidikanlah,
warga ada di Jogjakarta, Cilacap, Banyumas,
keluarga pemulung dapat memutuskan mata rantai
Wonosobo, Banjarnegara, Sidoarjo, Lumajang,
kemiskinan,” demikian rayuan mereka pada para
Malang, Pekalongan, Cirebon, dan lain-lainnya.
pemulung.
Kemunculan Pewarta Warga
Di Kabupaten Kuningan, Pedro, warga Desa Babakanmulya, Kecamatan Jalaksana, menulis kegiatan Kelompok Taruna Tani BAINA, mengelola usaha pembenihan dan pembesaran ikan. Jenis ikan yang dikelola di antaranya ikan nila, mas, gurame, dan lele. Persediaan ikan basah di Kuningan hanya 40 prosen dari kebutuhan konsumsi ikan warga. Sisanya, 60 prosen, masih bergantung pada suplai daerah lain. Menurut Pedro, kurangnya ketersediaan ikan disebab-kan oleh sedikitnya persediaan benih ikan yang ber-mutu dalam jumlah cukup dan terusmenerus.
menyebarluaskan informasi merupakan perkembangan yang menggembirakan. Kegiatan pewarta warga dapat dimaknai sebagai bentuk desentralisasi informasi. Sebelumnya pengelolaan informasi terpusat di tangan media. Kini, pewarta warga mampu menjadi “anjing penjaga” saat media arus utama tidak berfungsi. Dewi (2008) mengatakan kegiatan pewartaan warga memiliki dampak positif. Pertama, pewarta warga
Pelbagai tulisan seperti di atas terus-menerus dikirimkan oleh para pewarta warga di 28 kota yang difasilitasi Combine Resource Intitution (CRI) lewat portal suarakomunitas (http://suarakomunitas. net). Umumnya, mereka adalah warga desa yang bermukim di daerah pelosok. Ada pewarta yang tinggal di lereng-lereng gunung, ada yang bermukim di daerah lembah, dan ada juga pewarta yang
www.kinerja.or.id
Gairah untuk membuat, menggunakan, dan
memberikan ruang bagi peran serta warga dalam pengelolaan informasi. Keterlibatan warga sebagai pewarta membuktikan adanya pergerakan yang dilakukan oleh para pelaku media dan pembacanya. Kedua, bagi media arus utama, pewartaan warga menyediakan potensi untuk meningkatkan loyalitas dan hubungan saling percaya dengan pembacanya. Pewartaan jenis ini, ungkapnya, mampu
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
49
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
memberikan ruang bagi warga untuk menegakkan
Hal serupa dipopulerkan oleh Radio Elshinta,
hak-hak informasi mereka.
Jakarta, melalui program laporan pendengar. Pendengar bisa menyampaikan informasi melalui
Mengapa perkembangan pewarta warga bisa
telepon ke radio layaknya seorang pewarta. Program
demikian pesat? Menurut Hermanto (2008)
ini mendapat respon bagus para pendengarnya.
sebagian besar pewarta warga awalnya dari
Sembari menunggu kemacetan lalu-lintas, warga
tindakan iseng, lama-kelamaan mereka sadar
saling bertukar informasi mengenai situasi lalu-
bahwa pengelolaan dan berbagi informasi sebagai
lintas di sekitarnya. Dari situlah ragam berita mulai
sebuah pilihan. Apabila warga mampu berbagi
berkembang luas, dari pewartaan peristiwa yang
informasi maka pengetahuan dan kemampuan
bersifat lokal hingga peristiwa-peristiwa nasional.
mereka dalam menyelesaikan permasalahan akan meningkat. Selain itu, kegiatan ini mengubah cara
Kemajuan teknologi informasi dewasa ini juga
pandang perwartaan yang sebelumnya yang hanya
memengaruhi minat warga pada kegiatan peliputan
menempatkan warga sebagai objek pemberitaan.
atau pewartaan. Kapan pun dan di mana pun,
Lewat kegiatan pewartaan warga, warga tidak hanya
semua orang dapat merekam dan mencatat
menjadi objek atau konsumen media semata, tapi
peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya.
warga juga dapat menjadi produsen informasi.
Lewat kamera digital, kamera tangan (handycam), atau perekam suara, informasi dapat direkam dan
Di Indonesia, pewartaan warga dipengaruhi oleh
dibagikan pada warga lainnya.
kegiatan radio siaran. Pada 1983, Radio Suara Surabaya (SS) memiliki program siaran informasi
Kelahiran radio komunitas di pelbagai pelosok
lalu-lintas. Lalu, program itu berkembang menjadi
daerah semakin menguatkan posisi pewartaan
konsep interaktif. Konsep ini mengubah cara
warga. Ketika pengguna internet makin meluas,
kerja radio, apabila sebelumnya komunikasi yang
warga yang mempunyai akses makin menemukan
bersifat satu arah, yaitu radio ke pendengar,
saluran untuk menyampaikan pendapatnya. Tak
konsep interaktif memberikan kesempatan pada
heran jika lantas bermunculkan blog atau web
pendengar untuk aktif memberikan informasi dan
yang menerapkan model pewartaan warga, seperti
menyampaikan pendapatnya. Konsep interaktif
suarakomunitas, siar, forumwarga, pasarkomunitas,
menciptakan hubungan dua arah, yaitu antara
dan lain-lain.
pendengar dengan penyiar dan pendengar dengan pendengar. Siapapun pendengar bisa
Bagaimana dampak pengelolaan informasi
memberi tanggapan atau komentar dari pernyataan
yang secara langsung didapatkan oleh warga?
narasumber maupun pendengar lainnya. Itulah
Hermanto (2008) menggambarkan dampak kegiatan
yang disebut dengan demokrasi dalam siaran radio
perwartaan warga sebagai berikut:
(Suparyo, 2008).
50
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
“
Sukiman, pegiat Radio Komunitas Lintas Merapi tampak sumringah. Ia baru saja menerima surat elektronik dari sejumlah warga negara Indonesia yang tinggal di Jepang yang menyatakan kesediaannya ikut menggelontorkan dana untuk kegiatan
penanaman pohon di desanya, Sidorejo, yang habis terlibas awan panas dan lahar saat kawah Gunung Merapi aktif pada pertengahan 2006. Awalnya ia iseng mengunggah tulisan tentang rencana kegiatan penanaman pohon sebagai upaya penyelamatan sumber air di lereng Gunung Merapi dalam portal Jalin Merapi Ia tak menyangka tulisannya ditanggapi oleh pembaca. Ada yang menyumbang bibit, uang, maupun tenaga. Idenya pun cukup ‘nakal’, setiap keluarga di sepanjang jalan yang ditanami pohon berkewajiban untuk merawat pohon itu.”
Hal serupa dialami Muhdi, pegiat radio komunitas
Mimpi Atas Pewartaan yang Berpihak pada Warga
Jaringan Tani Mandiri (JTM FM) di Andong,
Meski awalnya pewartaan warga dimulai dari
Boyolali. Pria lulusan sekolah lanjutan pertama
keisengan, pewartaan warga merupakan geliat baru
ini menyebarluaskan hasil wawancara dengan
dalam dunia kepewartaan. Di tengah kegersangan
kepala desanya tentang kondisi jalan yang rusak.
pewartaan media massa arus utama, pewartaan
Imbasnya warga sadar bahwa mereka berhak untuk
warga muncul sebagai pilihan baru. Warga
meminta pelayanan fasilitas umum yang layak pada
menangkap peristiwa yang ada di daerahnya lalu
pemerintah daerah. Sekarang kondisi jalan raya
menuliskannya tanpa perlu risau dengan tekanan
Andong telah beraspal mulus dan nyaman dilalui.
kepentingan ekonomi, kekuasaan, maupun tiras.
Suatu waktu, informasi dari warga dapat lebih
Ada kalangan yang khawatir hasil pewartaan
andal dibanding pewarta media arus utama.
warga tidak dapat dipertanggungjawabkan
Pewarta warga tidak direpotkan dengan alat-alat
kebenarannya karena pewarta warga umumnya
yang beresiko dan harus berhati-hati saat dibawa
tidak memiliki bekal pengetahuan kepewartaan
ke lapangan. Pewarta warga bisa secara spontan
yang baik, layaknya pewarta pada media arus
merekam peristiwa-peristiwa yang terjadi saat
utama. Hal tersebut dibantah oleh Hermanto (2008),
mereka berada di tempat kejadian. Sementara itu,
ia berpendapat secara teknis bisa jadi kemasan
pewarta media arus utama biasanya mendapatkan
pewartaan warga tidak sebagus para pewarta pada
gambar setelah mendapatkan informasi.
media massa arus utama. Namun, isinya mampu menangkap kenyataan yang sesungguhnya. Perhatikan contoh tulisan pewarta warga berikut ini:
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
51
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
“
Juli tahun lalu, Radisem meninggalkan tanah air dengan perasaan bangga.
Ia akan menjadi TKW di Malaysia yang nantinya bisa membawa pulang Ringgit dalam jumlah banyak. Bukan ringgit yang didulang, justru nasib buruk yang diterima. Beberapa hari yang lalu Radisem pulang dalam kondisi mengenaskan.”
S
ecara spontan warga Indramayu berbondong-bondong menyekolahkan
anaknya. Namun, di tengah jalan warga merasa terjebak. Mereka dihantui tagihan biaya sekolah yang semakin mahal. Sementara itu, jaminan akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu tidak bisa ditepati pemerintah, anak-anak miskin tidak terbebas dari biaya sekolah.
Berita di atas ditulis pewarta warga yang kebetulan
Ibe, pewarta dari Kowane, Sulawesi Tenggara,
tetangga korban. Saat media arus utama tidak
menuliskan nasib para siswa Sekolah Menengah
memuat peristiwa ini, pewarta warga mampu
Pertama Negeri (SMPN) Satu Atap Saponda,
menuliskannya. Kutipan berita di atas menunjukkan
Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, yang
keperpihakan pewartanya pada peristiwa tragis
kekurangan guru.
yang dialami warga. Peristiwa seperti ini terjadi di pelbagai daerah namun tidak tersebarluaskan oleh media massa arus utama. Kisah menarik lainnya diwartakan Nurhadi, pewarta warga di Indramayu. Awalnya, warga gembira dengan berlakunya Peraturan Daerah (Perda) Pendidikan yang menjamin pendidikan warganya
“
Siswa kelas 1-3 sekolah ini tidak belajar matematika karena gurunya pergi
mendulang emas. Selama ini kegiatan belajar mengajar difasilitasi oleh 5 guru yang semuanya berstatus honorer. Hingga hari ini belum ada upaya serius yang dilakukan
terpenuhi. Pemerintah Kabupaten Indramayu
oleh Pemerintah Kabupaten Konawe untuk
mewajibkan warga untuk menyekolahkan anaknya
menambah tenaga pengajar sekolah ini.
hingga jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
Pemerintah Kabupaten Konawe seharusnya
(SLTA). Siapapun yang melanggar aturan ini akan
mau menambah tenaga pengajar dan
dikenakan sanksi kurungan penjara 5 tahun atau
mengubah status honorer menjadi pegawai
denda 50 juta rupiah (Suarakomunitas, 17/11/2008).
negeri bagi para pengajar di sekolahnya.”
Perhatikan paragraf berikut ini:
52
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Pewartaan warga mampu menggeser dunia
itu terbukti dengan banyaknya khasanah lokal yang
pewartaan menuju segi atau cara pandang ala
muncul dalam materi yang disampaikan pewarta
warga. Hal itu sesuai dengan salah satu tugas
warga.
yang diemban dunia kepewartaan, yaitu memantau kekuasaan dan menyambung lidah mereka
Widarto menulis makanan tradisional desanya,
yang tertindas. Memantau kekuasaan bukan
Gholak, yang sudah sulit dicari (Suarakomunitas,
berarti melukai mereka yang hidupnya nyaman.
5/5/2009). Di desanya, Serut, Kecamatan
“Memantau kekuasaan penting dilakukan agar
Kuwarasan, Kabupaten Kebumen hanya tersisa satu
demokrasi berjalan tegak,” kata Sutawijaya, pegiat
penjual gholak. Makanan yang berbentuk angka
Suarakomunitas.
delapan dengan panjang 12-15 cm dan diameter 4-6 cm ini terbuat dari tepung krekel. Tepung krekel adalah sebutan untuk tepung singkong yang telah
Pengarusutamaan Pengetahuan Lokal
dijemur. Tepung krekel dicampur dengan parutan kelapa, dibentuk angka delapan, lalu digoreng.
Ada kecenderungan yang muncul dari derasnya
“Gholak cocok dimakan dengan gethuk dan
pewartaan media massa arus utama, yaitu
secangkir teh atau kopi panas. Rasanya yang gurih
pembaca cenderung kaya informasi yang bersifat
membuat lidah terus bergoyang. Apalagi ditemani
global tapi miskin akan informasi lokal. Mereka
dengan alunan macapat di pagi hari,” tulis Widarto.
mampu menyebutkan nama sungai terbesar di dunia dibanding nama sungai di desanya. Lalu,
Mia adalah pewarta warga Desa Kertosari yang
lahirlah generasi yang tercerabut dari pengetahuan
sering mengunggah kegiatan adat di desanya.
lingkungannya.
Desa Kertosari yang terletak di lereng Gunung Semeru, masuk wilayah Kecamatan Pasrujambe,
Pelbagai simulasi yang dilakukan pada pelatihan
Lumajang, tidak pernah melepascan adat istiadat
pewartaan warga yang diselenggarakan oleh CRI
nenek moyangnya. Keseharian mereka diwarnai
menunjukkan sebagian orang sudah mulai acuh
beragam ritual adat yang diwariskan secara turun-
dengan lingkungannya. Bayangkan, nama sungai
menurun. Setiap malam Jumat Legi warga membuat
yang sering mereka jumpai terlupakan, sebaliknya
sandingan (tatanan hidangan makanan dan
nama sungai di negeri orang sangat hafal. Salah
minuman) untuk menjamu arwah nenek moyang.
satu manfaat pewartaan warga adalah mengajak
Mereka meyakini para arwah selalu pulang untuk
pembaca menengok kembali pengetahuan-
mengunjungi anak turunnya (12/2/2009). Simak
pengetahuan yang dekat dengan lingkungannya. Hal
petikan tulisan berikut ini:
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
53
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
pemukul lawan serta perisai (ende) yang terbuat dari kulit kerbau. Sementara itu, pekembar berfungsi
“
Ritual Sedekah Desa ini di awali dengan kenduri oleh seluruh warga di perempatan
jalan desa. Esok harinya diadakan ruwatan sehari penuh dan ditutup dengan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk. Seluruh warga membuat kue untuk memeriahkan acara itu. Lalu, kue dikumpulkan di ketua Rukun Tetangga (RT)-nya masing-masing.
sebagai wasit sekaligus pendukung bagi petarung. Acara perisaian berlangsung semalam suntuk dalam suasana temaram sinar bulan purnama. Suasana menjadi semakin hidup oleh irama gamelan yang ditabuh bertalu-talu. Beberapa wanita membimbing bocah kecil dan gadis remaja memukul dua buah gong musik tradisional, lalu melamparkan ayam baker dan sejumlah uang ke arah sekaha (penabuh).
Kue-kue yang terkumpul itu di arak ke balai desa dengan menggunakan amben atau dipan tempat tidur dan dikumpulkan jadi satu di balai desa. Saat Sedekah Desa segala aktivitas warga sehari-hari dihentikan. Sekedah desa menjadi hari libur bagi warga Desa Kertosari.”
Kisah menarik datang dari Jogjakarta, pewarta warga menulis perhelatan demokratisasi ala kampung. Di RT 05/10 Warak, Sumberadi, Mlati, Sleman pemilihan Ketua Rukun Tetangga (RT) secara langsung. Masa jabatan seorang Ketua RT selama tiga tahun. Dengan masa jabatan yang tidak terlalu lama, warga lebih bisa merasakan kinerja Ketua RT. Apabila kinerja ketua RT kurang
Warta menarik disampaikan pewarta warga Lombok.
memuaskan, warga tidak menunggu jangka
Ia menulis perayaan Maulid Adat Wetu Telu yang
waktu yang lama untuk menggantinya. Pemilihan
dilakukan oleh Warga Desa Bayan, Kecamatan
Ketua RT dengan sistem ini baru dijalankan untuk
Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Perayaan maulid
masa jabatan 2005-2008. Seluruh warga juga
adat ini dilaksanakan pada Mei minggu kedua,
diperbolehkan menggunakan hak pilihnya.
bertepatan dengan tanggal 15 Rabi’ul Awal 1430 Hijriyah. Acaranya disemarakkan dengan permainan
Sebelumnya pemilihan Ketua RT hanya diikuti oleh
Perisaian (temetian dalam bahasa Bayan) yang
kepala keluarga yang mengikuti rapat RT setiap
berlangsung di masjid kuno, seperti di halaman
bulannya. Inisiatif warga Dusun Warak tersebut
masjid kuno Dusun Barung Birak, Desa Sambik
menginspirasi warga di daerah lainnya untuk
Elen; masjid kuno Desa Bayan; masjid kuno Dusun
melakukan hal serupa.
Semokan Desa Sukadana dan Desa Anyar. Menurut Wijoyono (2009) kepewartaan warga
54
Permainan tradisional Suku Sasak ini dilakukan oleh
merupakan alat untuk menggali segala potensi
dua petarung yang menggunakan rotan sebagai
yang ada di sekeliling warga. Kepewartaan warga
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
melatih orang untuk perhatian pada pengembangan
Tina, pewarta warga Gentasari menuliskan
pengetahuan lokal. Semua media tersebut dapat
nasib desanya dengan nada yang satir. Desa
digunakan untuk menyebarluaskan informasi yang
Gentasari dikenal dengan desa jamu. Ratusan
dikumpulkan oleh warga. Intinya pengelolaan
warga menggantungkan hidupnya dari meramu
informasi bisa dilakukan secara mandiri oleh warga.
bahan alami untuk dijadikan jamu. Tradisi ini telah berlangsung bertahun-tahun. Rahasia ramuannya diturunkan dari generasi ke generasi. Reputasi jamu
Pelihara Politik Ingatan
asal Desa Gentasari hancur oleh ulah beberapa orang yang berlaku lancung. Mereka menggunakan
Pelbagai kegiatan cepat terlupakan sehingga kehidupan warga seperti keledai--sering terjatuh dalam lubang yang sama. Pewartaan warga menjadi metode mendokumentasikan peristiwa yang ada di masyarakat. Ia menjadi penjaga ingatan warga sehingga menimbulkan daya kritis pada peristiwaperistiwa yang memiliki kecenderungan yang sama. Inilah politik memelihara ingatan dan melawan lupa.
aneka obat kimia agar jamu buatannya bisa bereaksi cepat pada pemakainya. Umumnya, peramu obat kimia menggunakan obat penghilang pusing, memacu nafsu makan, dan obat tidur. Cara ini terbukti menghancurkan tradisi meramu jamu tradisional yang telah berlangsung ratusan tahun. Ibaratnya, karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Kini, tradisi dan pondasi usaha jamu tradisional warga Desa Gentasari hancur oleh segelintir orang
Dalam portal Suarakomunitas, pewarta warga korban lumpur PT Lapindo di Sidoarjo yang
yang ingin mengeruk kekayaan secara cepat (Suarakomunitas, 28/11/1008).
tergabung dalam Radio Komunitas Suara Porong (RSP) memiliki cara unik untuk menjaga ingatan warga atas tragedi bencana lumpur yang menimpa warga Kecamatan Porong, Tanggulangin, dan Jambon. Mereka membuat singkatan nama program siaran dengan istilah yang terkait dengan biang kerok bencana, yakni Lapindo. Seperti terpampang di jadwal siaran, ada program yang diberi nama Lapindo yang artinya Lagu Pop Indonesia. Program ini berisi siaran musik pop terkini diselingi dengan pembacaan pesan dari pendengar lewat layanan pesan pendek (short messeage service atau sms). Lapindo disiarkan pukul 08.00-10.00 dari Senin sampai Jumat.
www.kinerja.or.id
Menurut Isnu Suntoro (2009), ahli teknologi informasi CRI, genap sebelas bulan sejak diluncurkan pada Juli 2008, portal Suarakomunitas telah mendokumentasikan 1.029 tulisan pewarta warga dengan 2.012 buah komentar. Sementara itu, Siar telah merekam 1.663 buah tulisan warga dan Jalin Merapi telah mendokumentasikan 832 buah hasil karya pewarta warga. Dari statistik tersebut, tak berlebihan apabila pewartaan warga mampu menjadi alat memelihara ingatan warga. Warga bisa melakukan temu kembali informasi sehingga pelbagai kejadian masa lalu bisa diingat kembali secara mudah.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
55
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Objektivitas Kepewartaan Warga
(3) berita harus jujur, pewarta tidak adil bila secara sadar maupun tidak membimbing pembaca ke arah yang salah atau menipu, dan (4) berita harus lugas
Apakah warga yang tidak memiliki kemampuan
dan terus terang, berita itu tidak adil bila wartawan
dan pengetahuan pewartaan bisa menulis berita
menyembunyikan prasangka atau emosinya di balik
secara berimbang? Pertanyaan seperti ini muncul
kata-kata halus yang mengaburkan makna yang
akibat dar kekaprahan kerja pewartaan arus utama
sesungguhnya.
yang menonjolkan sisi kepewartaan sebagai dunia yang rumit, sehingga tanpa keahlian yang khusus, mustahil kerja itu dapat dilakukan. Padahal hakikatnya, setiap orang tidak mampu merekam suatu peristiwa secara sama. Setiap pewarta akan menangkap peristiwa yang sama dengan segi atau sudut pandang yang berbeda-beda dan gaya yang sangat beragam.
minimnya kepedulian dan layanan kesehatan bagi warga di desa. Warga itu menuliskan layanan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di desanya tidak maksimal. Lalu dalam tulisan tersebut warga menyatakan petugas medis sering tidak berada di tempat sehingga kantor layanan tidak bisa diakses oleh warga. Biaya yang harus dibayarkan untuk
Menurut Ishwara (2005: 44-47) makna objektivitas
layanan kesehatan juga mahal. Tulisan itu tidak
dalam dunia pewartaan itu bersifat dinamis. Awalnya
disertai hasil wawancara dengan petugas medis,
pewartaan dianggap obyektif bila si pewarta
tapi hanya berupa kesaksian-kesaksian dari warga
bertindak sebagai penonton dari berita yang diliput.
termasuk dirinya.
Pewarta tidak diperbolehkan berpihak dalam mengumpulkan dan menyajikan fakta. Pewarta adalah pengamat yang netral. Lalu, pemahaman ini mulai dipertanyakan pada era 1950an. Banyak pewarta yang melihat unsur adil sebagai prinsip yang penting. Akibatnya, pewarta lebih memilih standar kejujuran dibanding sekadar membawa berita. Obyektivitas dalam pewartaan warga lebih mengutamakan sisi keadilan berita. Keadilan dalam kepewartaan akan terpenuhi bila (1) berita itu lengkap, pewarta tidak diperkenankan mengabaikan fakta yang penting, (2) berita harus sesuai, pewarta tidak boleh memasukan informasi yang tidak sesuai,
56
Ambil contoh, seorang warga menuliskan tentang
Pembaca yang arif tidak akan menuntut pewarta warga mampu mengemas informasi seperti hasil pewartaan media arus utama. Pembaca sadar pewarta warga tidak memiliki peralatan dan pengetahuan pengemasan seperti pewarta pada media arus utama. Oleh karena itu, pembaca akan menempatkan diri sebagai bagian dari warga yang juga memiliki kewajiban untuk melengkapi kelemahan dari tulisan pewarta warga. Pembaca akan mengajukan pertanyaan pada dirinya bagaimana melengkapi tulisan sebelumnya. Misalnya, pembaca tahu bagaimana layanan jaminan kesehatan masyarakat untuk orang miskin.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Setelah membaca tulisan itu ia akan melengkapi
Selain itu, kebenaran pewartaan warga dibentuk
data dengan menuliskan bagaimana cara orang
lapisan demi lapisan. Contohnya, tabrakan
miskin bisa mengakses jaminan kesehatan untuk
lalu lintas. Hari pertama seorang wartawan
masyarakat miskin. Bagi warga yang menikmati
memberitakan kecelakaan itu. Di mana, jam berapa,
layanan bagus dapat menceritakan bagaimana
jenis kendaraannya apa, nomor polisi berapa,
langkah yang dilakukan oleh desanya untuk
korbannya bagaimana. Hari kedua berita itu mungkin
memberikan layanan kesehatan yang bagus.
ditanggapi oleh pihak lain. Mungkin polisi, mungkin
Sementara itu, pihak dinas kesehatan yang merasa
keluarga korban. Mungkin ada koreksi. Maka pada
tulisan itu tidak memberikan ruang bagi lembaganya
hari ketiga, koreksi itulah yang diberitakan. Ini juga bertambah ketika ada pembaca mengirim surat pembaca, atau ada tanggapan lewat kolom opini.
menambahkan tulisan.
Demikian seterusnya. Itulah uniknya pewartaan warga. Pembacanya harus mengikuti tulisan secara terus-menerus hingga
Jadi, kebenaran dibentuk hari demi hari, lapisan
gambaran peristiwa yang sesungguhnya dapat
demi lapisan. Ibaratnya stalagmit, tetes demi
didapatkan. Objektivitas selalu bersifat fungsional
tetes kebenaran itu membentuk stalagmit yang
dan berubah mengikuti dinamika peristiwa. Suatu
besar. Makan waktu, prosesnya lama. Tapi dari
kebenaran bisa senantiasa bisa diperbaiki. Seorang
kebenaran sehari-hari ini pula terbentuk bangunan
terdakwa bisa dibebaskan karena tak terbukti salah.
kebenaran yang lebih lengkap. Setiap pembaca memiliki hak untuk melengkapi fakta, data yang
bisa salah. Bahkan hukum-hukum ilmu alam pun
belum dituliskan pada tulisan sebelumnya. Jika hal
bisa direvisi.
ini dilakukan maka pembaca menjadi bagian dari kerja pengelolaan informasi. Inilah fase yang disebut sebagai demokrasi informasi.
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
57
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Modul 2
Ciri dan Elemen Jurnalisme
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Peserta mengetahui lima ciri jurnalisme dan pentingnya bagi kerja-kerja jurnalistik untuk peningkatan pelayanan publik.
METODE 1. Input dan presentasi 2. Curah pengalaman 3. Diskusi dan tanya jawab
2. Peserta mengetahui implementasi Sepuluh Elemen Jurnalisme dalam upaya peningkatan pelayanan publik.
Reading materials: 1. Lima Ciri Jurnalisme. 2. The Elements of Journalism: Melawan Penyesatan Opini Media
POKOK BAHASAN MATERI 1. Lima Ciri Jurnalisme:Kritis, Bertindak, Berubah dan Seni & Profesi serta Peran Pers. 2. Sepuluh Elemen Jurnalisme dari hasil riset Kovach & Rosentiels.
58
1. Lima Ciri Jurnalisme, Luwi Ishwara, Kompas. 2. Sepuluh Elemen Jurnalisme, Bill Kovach & Tom Rosenstiel, materi power point Firmansyah SH.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
telah dibagikan dengan dua kertas plano
ALAT DAN BAHAN
yang ditempel di dinding - yang masingmasing bertuliskan lima ciri jurnalisme dan 10 elemen jurnalisme (5 menit).
1. Bahan-bahan input, presentasi dan studi kasus
d. Memfasilitasi kegiatan role play dan
2. LCD proyektor dan Komputer Laptop
presentasi hasil role play dari masing-
3. Meta plan
masing kelompok (10 menit).
4. Flip chart
e. Menyampaikan pokok bahasan 3 mengenai
5. Spidol
Lima Ciri Jurnalisme dan Sepuluh Elemen Jurnalisme serta mengoreksi jawabanjawaban yang kurang tepat - dengan
WAKTU
memindahkan kertas-kertas meta plan yang benar sesuai dengan judul yang tertera pada dua kertas plano di dinding (20 menit). f.
60 Menit
Meminta peserta untuk memberikan komentar dan mendiskusikan materi pokok bahasan ini (15 menit).
PROSES FASILITASI
1. Kegiatan fasilitator: a. Membagi peserta dalam empat atau lima
1. Kegiatan fasilitator:
kelompok (5 menit). b. Membagikan bahan kertas meta plan
a. Membagi peserta dalam empat atau lima kelompok (5 menit).
(yang berisi tulisan-tulisan mengenai Lima Ciri dan 10 Elemen Jurnalisme)
b. Membagikan bahan kertas meta plan (yang berisi tulisan-tulisan mengenai Lima Ciri dan 10 Elemen Jurnalisme) pada masing-masing kelompok dan menyampaikan aturan main role play. Sebelumnya fasilitator menyiapkan 15 kertas meta plan dengan tulisan lima ciri jurnalisme dan 10 elemen jurnalisme untuk masing-masing kelompok dengan warna yang berbeda (5 menit).
pada masing-masing kelompok dan menyampaikan aturan main role play. Sebelumnya fasilitator menyiapkan 15 kertas meta plan dengan tulisan lima ciri jurnalisme dan 10 elemen jurnalisme untuk masing-masing kelompok dengan warna yang berbeda (5 menit). c. Memberitahukan peserta untuk mencocokkan kertas-kertas meta plan
c. Memberitahukan peserta untuk
yang telah dibagikan dengan dua kertas
mencocokkan kertas-kertas meta plan yang
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
59
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
plano yang ditempel di dinding - yang
e. Mendengar/memperhatikan penjelasan
masing-masing bertuliskan lima ciri
dan mencatat hal-hal yang dianggap
jurnalisme dan 10 elemen jurnalisme (5
penting mengenai lima ciri dan sepuluh
menit).
elemen jurnalisme dan penjelasannya.
d. Memfasilitasi kegiatan role play dan
f.
presentasi hasil role play dari masing-
Memberikan komentar dan mendiskusikan materi pokok bahasan ini.
masing kelompok (10 menit). e. Menyampaikan pokok bahasan 3
2. Kegiatan peserta:
mengenai Lima Ciri Jurnalisme dan Sepuluh Elemen Jurnalisme serta
a. Membentuk diri menjadi empat atau lima kelompok
mengoreksi jawaban-jawaban yang kurang tepat - dengan memindahkan
b. Mengambil bahan kertas meta plan untuk masing-masing kelompok dan menyimak
kertas-kertas meta plan yang benar
aturan main role play.
sesuai dengan judul yang tertera pada dua kertas plano di dinding (20 menit). f.
c. Mencocokkan kertas-kertas meta plan yang telah disediakan dengan dua kertas plano
Meminta peserta untuk memberikan
yang di tempel di dinding (yang masing-
komentar dan mendiskusikan materi
masing bertuliskan lima ciri jurnalisme dan
pokok bahasan ini (15 menit).
sepuluh elemen jurnalisme). 2. Kegiatan peserta:
d. Mempraktikkan kegiatan role play dan mempresentasikan hasil role play masingmasing kelompok.
a. Membentuk diri menjadi empat atau lima kelompok
e. Mendengar/memperhatikan penjelasan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting
b. Mengambil bahan kertas meta plan untuk masing-masing kelompok dan menyimak
mengenai lima ciri dan sepuluh elemen
aturan main role play.
jurnalisme dan penjelasannya.
c. Mencocokkan kertas-kertas meta plan yang telah disediakan dengan dua
f.
Memberikan komentar dan mendiskusikan materi pokok bahasan ini.
kertas plano yang di tempel di dinding (yang masing-masing bertuliskan lima ciri jurnalisme dan sepuluh elemen jurnalisme). d. Mempraktikkan kegiatan role play dan mempresentasikan hasil role play masingmasing kelompok.
60
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
PANDUAN PRESENTASI
Langkah2
1. Role Play:
CIRI DAN ELEMEN JURNALISTIK
•
Peserta dibagi dalam 4 atau 5 kelompok (masing-masing kelompok terdiri dari 3 hingga 5 orang).
•
Membagikan kertas meta plan (yang berisi tulisan-tulisan mengenai Lima Ciri dan 10 Elemen Jurnalisme) kepada masingmasing kelompok. 2
Langkah 2
Langkah 2
•
•
Aturan Main Role Play: Peserta mencocokkan kertas-kertas meta plan yang telah dibagikan dengan dua kertas piano yang ditempel di dinding (yang masing-masing bertuliskan/ berjudul: lima ciri jurnalisme dan 10 elemen jurnalisme).
Memfasilitasi kegiatan role play dan presentasi hasil role play dan masing-masing kelompok.
3
4
Langkah 2
Langkah 2
2. Presentasi Lima Ciri Jurnalisme:
3. Presentasi 10 Elemen Jurnalisme:
(penjelasan lebih lengkap lihat materi Pokok Bahasan 3.1): 1. 2. 3. 4. 5.
(penjelasan selengkapnya lihat materi Pokok Bahasan 3.2).
Skeptis Bertindak (Action) Berubah Seni & Profesi Peran Pers 5
www.kinerja.or.id
6
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
61
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Langkah 2
Langkah 2
4. Mengoreksi jawaban-jawaban yang kurang tepat: dengan memindahkan kertas-kertas meta plan yang benar sesuai dengan judul yang tertera pada dua kertas piano di dinding).
5. Meminta komentar peserta dan Mendiskusikannya: apa makna dari lima ciri dan 10 elemen jurnalisme itu dalam kehidupan seorang jurnalis warga, bagaimana prinsip-prinsip tersebut dalam menjadi pijakan kokoh dalam kerja-kerja JW, dll.
7
BAHAN BACAAN (artikel #1)
8
ke lapangan, berjuang, serta menggali hal-hal yang eksklusif.
b. Bertindak (action)
Lima Ciri Jurnalisme:
Wartawan tidak menunggu sampai peristiwa itu
Jurnalistik atau jurnalisme, menurut Luwi Ishwara
dengan ketajaman naluri seorang wartawan.
muncul, tetapi ia akan mencari dan mengamati
(Jurnalisme Dasar, Penerbit Kompas - 2005), mempunyai ciri-ciri yang penting untuk kita
c. Berubah
perhatikan. Perubahan merupakan hukum utama jurnalisme.
a. Kritis/Skeptis
Media bukan lagi sebagai penyalur informasi, tapi fasilitator, penyaring dan pemberi makna dari
Kritis adalah sikap untuk selalu mempertanyakan
sebuah informasi.
segala sesuatu, meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah
d. Seni dan Profesi
tertipu. Inti dari kritis adalah keraguan. Media
62
janganlah puas dengan permukaan sebuah peristiwa
Wartawan melihat dengan mata yang segar pada
serta enggan untuk mengingatkan kekurangan yang
setiap peristiwa untuk menangkap aspek-aspek
ada didalam masyarakat. Wartawan haruslah terjun
yang unik.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
e. Peran Pers Pers sebagai pelapor, bertindak sebagai mata dan telinga publik, melaporkan peristiwa-peristiwa diluar pengetahuan masyarakat dengan netral dan tanpa prasangka. Selain itu, pers juga harus berperan sebagai interpreter, wakil publik, peran jaga, dan pembuat kebijaksanaan serta advokasi.
Melawan Penyesatan Opini Media (tentang 10 Elemen Jurnalisme) Oleh Iwan Yuliyanto Agar kondisi tersebut tidak menjadi semakin parah,
Mari Belajar Menulis dan Membaca Media… Dalam penyajian berita di media-media Indonesia, seringkali kita jumpai perbedaan penyampaian isi berita. Bahkan ada media yang terkesan tendensius dan melanggar etika jurnalisme itu menyerang pihak tertentu. Ketidakbenaran informasi yang disampaikan (demi kepentingan yang dibawanya) menjadikan media tersebut tidak lagi independen. Ada sebagian pembaca yang telah terbiasa dengan mudah menemukan kejanggalan – kejanggalan dalam sebuah berita. Namun sepertinya jumlah pembaca seperti itu jauh lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang termakan opini media yang tidak memegang teguh prinsip-prinsip jurnalisme. Dampak oligopoli kepemilikan media oleh segelintir orang sangat rawan terjadi penggiringan opini secara masal.
www.kinerja.or.id
kita perlu memahami prinsip-prinsip jurnalisme yang selama ini menjadi acuan standar dan sudah dikenal sebagaiSepuluh Elemen Jurnalisme. Untuk itu, dalam edisi jurnal “Melawan Penyesatan Opini Media” kali ini, saya mencoba merangkum sebuah buku yang berjudul: “The Elements of Journalism, What Newspeople Should Know and the Publik Should Expect” karya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel. Buku edisi kedua yang terbit tahun 2007 ini menyempurnakan buku edisi sebelumnya (terbit tahun 2001) dengan menambahkan satu elemen lagi pada Sembilan Elemen Jurnalisme. Ini adalah buku pegangan penting jurnalisme. Kemudian di akhir jurnal ini akan ditutup dengan sebuah contoh kasus untuk bahan belajar. Kesimpulan elemen ini didapat setelah Committee of Concerned Journalists mengadakan banyak diskusi dan wawancara yang melibatkan 1.200
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
63
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
wartawan dalam periode tiga tahun. Elemen-elemen
lembaga komunitas, kelompok kepentingan lokal,
jurnalisme adalah menyatu, artinya kesepuluh
perusahaan induk, pemilik saham, pengiklan,
elemen ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain,
dan banyak kepentingan lain untuk pemberitaan
semuanya mempunyai kedudukan yang sama,
yang sukses. Namun, kesetiaan pertama HARUS
tidak bisa hanya salah satu saja yang dipatuhi oleh
diberikan kepada publik/warga. Ini adalah implikasi
jurnalis. Kesepuluh elemen tersebut adalah:
dari perjanjian dengan publik.
1. Elemen Kebenaran Chapter 2, Truth: The First and Most Confusing Principle, page 36 Kovach membuka bab ini dengan kutipan dari Thucydides, wartawan perang Peloponnesia pada 5 SM, yaitu: Sekalipun ada peristiwa faktual yang saya saksikan, saya berprinsip untuk tak langsung menuliskan cerita pertama yang datang kepada saya. Saya tidak akan tergiring oleh kesan-kesan dari saksi mata walaupun sudah saya periksa seteliti mungkin. Kebenaran tidak mudah didapatkan, saksi mata berbeda memberikan kesaksian yang berbeda pada Bentuk kebenaran jurnalistik yang ingin dicapai ini
satu peristiwa yang sama. Ada yang menyebut
bukan sekedar akurasi, namun juga merupakan
sebagian saja, dari satu sisi atau sisi lainnya, karena
bentuk kebenaran yang praktis dan fungsional.
ingatan berbeda-beda.
Kebenaran dalam penyampaian peristiwa. Ini bukan Prinsip ribuan tahun dari Thucydides itu yang utama ini agar masyarakat bisa memperoleh
kemudian menjadi penyangga prinsip disiplin
informasi yang mereka butuhkan untuk berdaulat. .
antara jurnalisme dengan hiburan (infotainment),
2. Elemen Loyalitas Kepada Warga Chapter 3, Who Journalists Work For, page 50
(infotainment) berfokus pada apa yang paling bisa memancing perhatian. Propaganda akan
64
Organisasi pemberitaan memang dituntut untuk
menyeleksi fakta atau merekayasa fakta, demi
melayani berbagai kepentingan konstituennya:
tujuan sebenarnya, yaitu persuasi dan manipulasi.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Sedangkan jurnalisme berfokus utama pada apa
ilmu peliputan, yang dikenal dengan “Lima Prinsip
yang terjadi, seperti apa adanya. 1) Jangan menambah-nambahkan sesuatu yang seperti mencari saksi-saksi peristiwa, membuka sebanyak mungkin sumber berita, dan meminta
tidak ada; 2) Jangan menipu/mengecoh pembaca; 3) Bersikaplah setransparan mungkin dalam
berfokus untuk menceritakan apa yang sebenarbenarnya terjadi. Dalam kaitan dengan apa yang
metode dan motivasi penulisan; 4) Lebih mengandalkan pada liputan orisinal yang dilakukan sendiri;
sering disebut sebagai “obyektivitas” dalam
5) Bersikap rendah hati, tidak menganggap diri
jurnalisme, maka yang obyektif sebenarnya
paling tahu.
bukanlah jurnalisnya, tetapi metode yang digunakannya dalam meliput berita.
Kovach dan Rosenstiel juga menawarkan jurnalisme sejak 1919. Pelopornya Walter Lipman
itu. Pertama, penyuntingan secara skeptis.
dan Charles Menz redaktur harian New York World.
Penyuntingan harus dilakukan baris demi baris,
Mereka mengkritik berita-berita tentang Rusia saat
kalimat demi kalimat, dengan sikap skeptis. Banyak
itu yang menurutnya “hanya menuliskan apa yang
pertanyaan, banyak gugatan.
ingin dilihat, bukan yang benar-benar terjadi”. Kedua, memeriksa akurasi. David Yarnold dari San Menurut Kovach, di era internet dan social-media,
Jose Mercury News mengembangkan satu daftar pertanyaan yang disebutnya “accuracy checklist”,
begitu deras dan cepat datangnya. Lipman memberi
yaitu:
pertanyaan kunci pada hati masing-masing Apakah lead berita sudah didukung dengan
jurnalisnya sebelum menulis berita:
data-data penunjang yang cukup? Apakah saya tidak bersikap berat sebelah pada
Apakah sudah ada orang lain yang diminta mengecek ulang, menghubungi atau menelepon
sumber-sumber saya? Apakah salah satu pihak tidak gusar dengan
semua nomor telepon, semua alamat, atau situs web yang ada dalam laporan tersebut?
tulisan ini?
Bagaimana dengan penulisan nama dan Pemeriksaan keterangan saksi semaksimal mungkin akan menghindarkan pers menjadi “jurnalisme katanya”. Ada sejumlah prinsip intelektual dalam
www.kinerja.or.id
jabatan? Apakah materi background guna memahami laporan ini sudah lengkap?
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
65
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Apakah semua pihak yang ada dalam laporan
sedekat mungkin. David Protess seorang Professor
sudah diungkapkan dan apakah semua pihak
Medill School of Journalism dari Northwestern
sudah diberi hak untuk bicara?
University memiliki satu metode. Dia memakai tiga
Apakah laporan itu berpihak atau membuat
lingkaran yang konsentris. Lingkaran paling luar
penghakiman yang mungkin halus terhadap
berisi data-data sekunder terutama kliping media
salah satu pihak? Siapa orang yang kira-kira tak
lain. Lingkaran yang lebih kecil adalah dokumen-
suka dengan laporan ini lebih dari batas yang
dokumen misalnya laporan pengadilan, laporan
wajar?
polisi, laporan keuangan dan sebagainya. Lingkaran
Apa ada yang kurang?
terdalam adalah saksi mata.
Apakah semua kutipan akurat dan diberi keterangan dari sumber yang memang
David Protess melatih mahasiswa anti asumsi.
mengatakannya? Apakah kutipan-kutipan
Jurnalis itu haram berasumsi! David Protess berhasil
itu mencerminkan pendapat dari yang
menyelamatkan lima calon terpidana mati setelah
bersangkutan?
memeriksa ulang dokumen berbasis asumsi. Keempat, pengecekan fakta ala Tom
Jika jurnalis tidak mengetahui langsung peristiwa
French (pemenang Pulitzer 1998) yang disebut Tom
yang diceritakan saksi/sumber maka pembaca harus
French’s Colored Pencil. Metode ini sederhana.
diberi tahu itu. Termasuk menuliskannya dalam judul. Lipman mencontohkan berita Lenin meninggal
dari suratkabar St. Petersburg Times, Florida,
yang dikutip dari kata orang. Maka judulnya:
memakai pensil berwarna untuk mengecek
“Helsingfor Mengatakan Lenin Meninggal”. Bukan
fakta-fakta dalam karangannya, baris per baris,
lantas ditulis “Lenin Meninggal” sebab wartawan
kalimat per kalimat. Dengan pensil warnanya, ia
tidak melihat langsung jenazahnya.
menandai mana yang opininya dan mana yang hasil wawancara narasumber. Seorang sumber di-check
Waktu, lokasi, tanggal kejadian peristiwa menjadi
ulang latar belakangnya, terutama motif utama dia memberikan informasi. Kepentingan apa? uang?
kantor pers AS menerapkan sistem kontrol sangat
popularitas?
ketat. Misalnya harian Oregonian di Portland Oregon yang dikutip Kovach, wartawan Oregonian ditanya
Pada proses penyuntingan itu seideal mungkin
“Bagaimana Anda tahu?”, “Mengapa pembaca harus
melibatkan reporter dan redaktur yang duduk
mempercayai ini?”, “Apa asumsi di balik kalimat ini?”
berdampingan dan reporter membawa naskah aslinya. Jika jarak berjauhan, bias kadang muncul.
Ketiga, jangan berasumsi. Jangan percaya pada
Jawa Pos pernah mengalaminya.
sumber-sumber resmi begitu saja. Wartawan harus mendekat pada sumber-sumber primer
Kejadian saat jurnalis Jawa Pos, Rizal Husein, memalsukan wawancara istri Dr. Azhari, Wan
66
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Nooraini Jusoh (Nur Aini). Wawancara secara eksklusif itu dilakukan via telepon, mengingat
kasus, jurnalis tidak pernah bisa benar-benar
Nur Aini ada di Johor, Malaysia. Satu bulan
independen. Mereka bekerja untuk majikan yang
kemudian (10 November 2005), Jawa Pos kembali
punya kekuasaan dan uang. Atau mungkin mereka
mempublikasikan wawancaranya dengan Nur
punya saudara yang dekat kekuasaan. Terlebih lagi
Aini, beberapa hari setelah Azahari dilaporkan
jika mereka bekerja di sebuah media yang dibiayai
tewas dalam operasi penyergapan polisi di Villa
oleh donor asing, bisakah mereka mengklaim
Flamboyan, Batu, Jawa Timur. Koran itu juga
independen?
menggambarkan dialek Nur Aini kental dengan logat Mereka mungkin bisa independen terhadap partai
Melayu.
politik tertentu, tapi bisakah independen terhadap Kebohongan Rizal terkuak, ketika beberapa saat
kepentingan bisnis tertentu, misalnya wartawan
kemudian, stasiun televisi Trans TV menayangkan
Kompas terhadap Gramedia Group; wartawan Metro
wawancara langsung dengan Nur Aini. Dalam
dan Media terhadap Surya Paloh Group yang tidak
tayangan itu, Nur hanya bisa berkomunukasi lewat
hanya bisnisman tapi juga tokoh partai politik?
tulisan tangan. Ternyata faktanya, Nur Aini sama sekali tidak bisa bicara. Sejak beberapa tahun
Bill Kovach memberi jalan keluar untuk kemustahilan
sebelumnya, perempuan itu menderita penyakit
itu:
kanker kelenjar thyroid, yang membuat pita suara di tenggorokannya terganggu. Kebohongan telah
Jika wartawan/media memiliki hubungan yang bisa
terungkap dari seorang jurnalis Jawa Pos yang berkewajiban melakukan full-disclosure tentang hubungan itu.” Setelah ketahuan memanipulasi berita, Rizal Husein kemudian dipecat dan Jawa Pos meminta maaf
Tujuannya adalah agar pembaca waspada dan
secara terbuka di halaman pertama. Rizal Husein
menyadari bahwa tulisan/liputan itu tidak benar –
mengaku tidak punya itikad jahat. Dia hanya ingin
benar independen. Wartawan boleh mengemukakan
Jawa Pos menjadi media terdepan dalam liputan
pendapatnya dalam kolom opini (tidak dalam berita).
terorisme.
Mereka tetap dibilang wartawan walau menunjukkan sikapnya dengan jelas.
4. Elemen Independensi 5. Elemen Pemantau Kekuasaan Chapter 5, Independence from Faction, page 94
Chapter 6, Monitor Power and Offer Voice to the
Jurnalis harus sebisa mungkin bersikap independen
Voiceless, page 111
dari faksi-faksi, tanpa takut dan tanpa tekanan,
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
67
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Jurnalisme berfungsi pula sebagai pemantau
menyeluruh dimana jurnalis harus mencari fakta-
jalannya pemerintahan dan lembaga kuat di
fakta lebih jauh (tidak hanya menerima fakta yang
masyarakat. Dengan adanya pers, pejabat dan para
terlalu mudah bisa diraih) dan disusun dalam
pemimpin didorong untuk tidak melakukan hal yang
sebuah konteks sehingga terlihat keterkaitannya
buruk dan menggunakan kekuasaanya dengan adil.
masing-masing.
Jurnalis juga mengangkat suara pihak-pihak yang lemah, yang tak mampu bersuara sendiri. .
9. Elemen Hati Nurani Chapter 10, Journalists Have a Responsibility to
6. Elemen Diskusi Publik
Conscience, page 179
Chapter 7, Journalism as a Publik Forum, page 131 Setiap jurnalis, dari redaksi hingga dewan direksi, Apapun media yang digunakan, jurnalisme haruslah
harus memiliki rasa etika dan tanggung jawab
berfungsi menciptakan forum dimana publik
personal, atau sebuah panduan moral. Jurnalis yang
diingatkan pada masalah-masalah yang benar-benar
independen adalah yang bisa exercise hati nurani
penting, sehingga mendorong warga untuk membuat
itu tanpa tekanan dan tanpa iming-iming, termasuk
penilaian dan mengambil sikap.
tekanan atasan dan tekanan kehilangan pekerjaan. Jika seorang jurnalis meyakini suatu kebenaran, tapi
7. Elemen Menarik dan Relevan Chapter 8, Engagement and Relevance, page 147
dia takut mengungkapkannya karena takut dipecat, maka dia tidak independen, bertentangan dengan elemen ke-4.
Jurnalis harus mampu mengubah berita penting menjadi semenarik dan serelevan mungkin untuk
. 10. Elemen Jurnalisme oleh Masyarakat
dibaca, didengar atau ditonton. Pembaca tidak akan
Chapter 11, The Rights and Responsibilities of
bosan membaca berita dengan komposisi berita dan
Citizens
penulisan yang baik. Elemen terbaru ini muncul dengan perkembangan 8. Elemen Komprehensif dan Proporsional Chapter 9, Make the News Comprehensive and Proportional, page 163
teknologi informasi, khususnya internet. Warga bukan lagi sekadar konsumen pasif dari media, tetapi mereka juga menciptakan media sendiri. Warga masyarakat dapat menyumbangkan berita
Judul yang sensasional dan isi berita yang terlalu emosional bukanlah suatu produk jurnalistik yang baik. Isi berita harus proporsional, sedangkan yang dimaksud dengan komprehensif adalah sifat
68
di blog masing-masing yang dikenal dengan citizen journalism. Selain blog, terdapat jurnalisme online, jurnalisme warga, jurnalisme komunitas, dan media alternatif lain.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Sebagai blogger, kita semua mempunyai hak
Penikmat (pembaca) media bila secara disiplin
untuk menulis berita, tapi jangan melupakan
menerapkan setiap elemen tersebut, akan tahu
tanggungjawab yaitu memuat kebenaran dan tidak
benar mana berita yang dibuat-buat, diarah-arahkan,
manipulatif. Patuhilah elemen-elemen yang telah
disetting untuk kepentingan tertentu. Ini tentunya
diuraikan di atas. Tulisan manipulatif penuh dengan
akan menjadi tantangan jurnalisme jika tidak ingin ditinggal konsumen yang semakin cerdas, maka harus kembali ke prinsip-prinsip dasar. Diantaranya
tetapi juga menghancurkan diri sendiri. Itulah Sepuluh Elemen Jurnalisme, tentunya akan sangat panjang kalau diuraikan dengan detail.
(Sumber: http://iwanyuliyanto.wordpress.
Bukunya setebal 268 halaman, menarik sekali
com/2013/03/02/melawan-penyesatan-opini-
isinya, dan sudah ada edisi terjemahannya.
media-part-2/#more-2193)
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
69
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Modul 3
Fakta & Opini dan Tiga Tahap Liputan
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Peserta dapat mengetahui dasar-dasar jurnalistik dan peliputan berita. 2. Peserta dapat membedakan dengan jelas antara fakta dan opini dalam pemberitaan.
METODE 1. Penyampaian materi presentasi 2. Curah pengalaman antar peserta 3. Praktik dalam ruang pelatihan (riset awal – via internet, kliping koran, atau menggunakan media lainnya dan kemudian dilanjutkan dengan
3. mempraktikkan dengan benar tiga tahapan peliputan (riset awal, observasi lapangan dan wawancara).
melaksanakan observasi) 4. Hasil praktik dipresentasikan dan dilanjutkan dengan diskusi
MATERI
POKOK BAHASAN 1. Pengetahuan dasar mengenai jurnalistik 2. Membedakan Fakta dengan Opini 3. Tiga tahapan peliputan karya jurnalistik: riset awal liputan, observasi lapangan dan wawancara.
70
1. Dasar-Dasar Jurnalistik: http://risalituriri.student. umm.ac.id/2010/09/22/dasar-dasar- jurnalistik, ASM. Romli, BaticPress Bandung, 2003. 2. Pengertian Fakta dan Opini, www.sentraedukasi.com.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
3. Bagaimana Koran Kuning Mencampuradukkan
b. Meminta peserta untuk memberikan komentar
Fakta dan Opini, Iwan A.Y, 2008.
tentang bagaimana membedakan fakta dan
4. Tiga Tahapan Penting dalam Peliputan
opini (5 menit).
Berita, Berbagai Sumber, materi power point
c. Menyampaikan pokok bahasan mengenai tiga
Firmansyah SH.
tahapan penting dalam peliputan berita (10 menit). d. Meminta peserta untuk melakukan riset awal
ALAT DAN BAHAN
peliputan dari koran, internet, dll (terhadap suatu isu yang akan diliputnya nanti). Fasilitator menyiapkan satu koran yang sama edisi Hari
1. Presentasi power point
Ini untuk masing-masing peserta. Fasilitator
2. Meta plan
menentukan satu topik liputan untuk kemudian
3. Flip chart
dicari bahan-bahan dasarnya oleh peserta
4. Spidol
pada koran tersebut. Misalnya: topik mengenai
5. LCD Projecttor & laptop
layanan pendidikan di suatu wilayah (10 menit). e. Meminta peserta untuk melakukan praktik
6. Koneksi internet
observasi di ruang pelatihan (dengan mengamati
7. Koran bekas edisi seminggu terkahir
apa saja yang ada di ruangan, mulai dari bentuk, warna, jenis, dll. Misalnya: mengamati benda-benda atau orang-orang yang ada dalam
WAKTU
ruang pelatihan itu). Tuliskan dalam secarik kertas hasil observasi masing-masing peserta sebelum dipresentasikan - Fasilitator memilih
60 Menit
tiga peserta yang belum mendapat giliran untuk mempresentasikan hasil observasi mereka (15 menit).
PROSES FASILITASI
f.
Memandu diskusi hasil praktik peserta dan tanya-jawab (15 menit).
2. Kegiatan peserta:
1. Kegiatan fasilitator: a. Menyampaikan pokok bahasan mengenai Pengertian dan Contoh-contoh Fakta dan Opini pilih beberapa contoh menarik (5 menit).
www.kinerja.or.id
a. Mendengar/memperhatikan penjelasan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting mengenai fakta dan opini.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
71
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
b. Memberikan komentar tentang bagaimana
d. Melakukan riset awal peliputan dari koran,
membedakan fakta dan opini.
internet, dll.
c. Mendengar/memperhatikan penjelasan dan
e. Melakukan praktik observasi di ruang pelatihan.
mencatat hal-hal yang dianggap penting
f.
Melakukan diskusi hasil praktik dan proses
mengenai tiga tahap peliputan berita.
tanya-jawab.
PANDUAN PRESENTASI
Langkah 3
1. Menyampaikan Contoh-contoh Fakta dan Opini: lihat pokok bahasan 4.1 - 4.3 sub pokok bahasan 1a.
DASAR JURNALISTIK (Fakta, Opini & Riset Awal)
2
Langkah 3
Langkah 3
2. Pengertian Fakta dan Opini:
-
-
Fakta: mewartakan peristiwa dengan sejujurnya, sesuai dengan apa yang sesungguhnyaterjadi di suatu tempat.
Fakta: Pewarta tidak diperbolehkan memutarbalikan fakta dengan memilih kata yang gagal/ kurang tepat menunjukkan peristiwa sesungguhnya. Ungkapkan fakta secara rinci: dengan kata konkret, kutipan, statisik dan catatan. Biarkan fakta yang bercerita sebab arti akan muncul dari hubungan antara potongan-potongan informasi, bukan hubungan antara kata-kata.
3
72
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
4
www.kinerja.or.id
Langkah 3
Langkah 3
Perhatikan contoh berikut:
Bandingkan dengan contoh ini:
Polisi mengamankan sepuluh Pedagang Kali Lima (PKL) dalam operasi penertiban di Taman Kota Depok. Kepala Polisi Sektor Depok, Hermanto, mengatakan anggotanya telah menyita gerobak dan peralatan dagang lainnya sebagai barang bukti. Setelah dilakukan pemeriksaan, para pedagang diserahkan pada Dinas Sosial untuk dibina selama satu minggu.
Sepuluh pedagang kali lima ditangkap polisi dalam operasi penggusuran di Taman Kota Depok. Menurut Pariyem (45), salah seorang PKL, Kepolisian Sektor Depok mengambil gerobak dan peralatan dagang miliknya. Pedagang selanjutnya diperiksa dan dikurungdi Dinas Sosial selama satu minggu. 5
6
Langkah 3
Langkah 3
-
Apa pendapat Anda mengenai kedua contoh paragraf itu?
Opini/Opinisasi: memasukkan pendapat pribadi wartawan ke dalam sebuah berita, alihalih memaparkan fakta. Opinisasi juga berarti pencampuran antara fakta dan opini sehingga mengaburkan fakta jurnalistikyang sebenarnya. Dalam jurnalisme, pemberian opini merupakan hal yang dilarang karena tugas wartawan pada dasarnya hanyalah melaporkan fakta.
7
8
Langkah 3
Langkah 3
3. Tiga tahapan RENTING dalam Peliputan Berita/ menghasilkan berita yang BAIK (selengkapnya lihat Pokok Bahasan 4 Subpokok Bahasan 1b):
4. Praktik melakukan riset awal peliputan dari koran, internet, dll: Peserta diminta mengumpulkan bahan-bahan bacaan dan latar belakang sehubungan dengan suatu isu yang akan diliputnya nanti.
1. RISET Topik/lsu 2. Observasi lapangan 3. Wawancara 9
www.kinerja.or.id
10
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
73
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Langkah 3
Langkah 3
5. Praktik melakukan Observasi di dalam ruang pelatihan: dengan mengamati apa saja yang yang ada di ruangan, mulai dari bentuk, warna, jenis, dll. Misalnya: mengamati benda-benda atau orang-orang yang ada dalam ruangan itu.
6. Memandu diskusi hasil praktik peserta dan tanya-jawab: memilih tiga orang peserta untuk mempresentasikan hasil riset dan observasi mereka untuk kemudian meminta pendapat peserta lainnya.
11
BAHAN BACAAN
12
Dusun Datar, Lombok Barat maupun Ny. Raidah warga Dusun Karang Bucu, Desa Bagek Polak, Lombok Barat.
Pengertian Fakta & Opini - Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai fakta dan opini. Dalam dunia informasi sekarang, sering kita dibingung kan apakah suatu berita itu suatu fakta atau hanya sekedar opini. Sering kali suatu opini diyakini sebagai fakta. Untuk mengetahui perbedaan antara fakta dan opini, perhatikan beberapa kalimat di bawah ini: 1. Ny. Imin adalah bagian dari warga miskin yang berjumlah 1.031.600 jiwa dari 4 juta penduduk NTB. 2. Gambaran kemiskinan ini kian lengkap dilihat dari rumahnya yang berukuran 8x4 meter. 3. “Kalau hujan kami tidur sambil duduk, tidak bisa menggelar tikar karena atap rumah bocor,” ungkap Ny. Imin. 4. Data kuantitatif itu agaknya tidak nyambung dengan kenyataan hidup Ny. Musniah warga
74
5. Nasib yang harus dihadapi Ny. Imin, Ny. Musniah, Ny. Raidah, dan lainnya, hendaknya mampu menggugah pemerintah dan semua kalangan untuk mengatasi kemiskinan struktural warga pedesaan di NTB. 6. Tak cukup hanya membuat argumentasi lewat angka-angka, yang tak mampu menyelesaikan persoalan. Kalimat 1, 2, dan 3 termasuk kalimat fakta, sedangkan kalimat 4, 5, dan 6 termasuk kalimat opini atau pendapat. Kata-kata yang bercetak tebal merupakan ciri dari jenis kalimat tersebut. Kalimat opini dibedakan menjadi kalimat opini perorangan dan opini umum. Untuk dapat membedakannya, perhatikan kalimat berikut: Menurut para ahli, penduduk Indonesia pada tahun
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
“Skandal korupsi berjamaah yang melibatkan seluruh anggota Komisi IX DPR periode 1994-2004 benar-benar menjijikkan. Anggota DPR sudah coreng moreng dengan korupsi. Main perempuan dari korupsi. Badannya pun najis. Karena itu, sudah saaatnya mereka mandi junub”. Judul dan lead berita tersebut jelas merupakan opini yang berasal wartawan. Dalam kasus ini seharusnya wartawan tidak perlu berpendapat atau “menjadi 2010 akan mencapai 300 juta. (Opini perorangan)
juru dakwah” terlebih dulu, tetapi tugasnya adalah melaporkan fakta, bukan menulis opini.
1. Menghisap rokok secara berlebihan akan merugikan diri sendiri dan orang lain yang
Praktik pencampuran fakta dan opini dalam berita
berada didekatnya. (Opini umum)
dapat dijumpai pada judul, lead, dan body berita.
Berdasarkan uraian di atas, kesimpulan tentang fakta dan opini adalah: ………………?
Tulisan ini memaprkan contoh-contoh pencampuran fakta dan opini pada dua koran kuning yang menjadi market leader di Indonesia, yakni Lampu Merah (kini Lampu Hijau) dan Poskota.
Bagaimana Koran Kuning Mencampuradukkan Fakta dan Opini?
Opinisasi yang ditampilkan pada judul headline
sumber foto: http://www.claremontportside.com
wartawan/editor. Terkadang juga tampak dari
Lampu Merah (LM) umumnya terlihat dari cara penulisan judul yang disertai opini pribadi dari
Iwan Awaluddin Yusuf [1] “Malang nian nasib janda tua ini. Saat merebus mie di rumahnya…ia terjatuh lalu menyenggol kompor hingga tubuhnya terbakar, dst” (Pos Kota, 27 Juli 2004). Kalimat pertama jelas merupakan opini wartawan. Fakta baru dipaparkan pada kalimat kedua dan seterusnya. Contoh serupa juga terdapat berita Meteor,1 Agustus 2008 berjudul “Saatnya Anggota DPR Mandi Junub, Hartanya Najis Hidupnya pun Najis” dengan lead sebagai berikut.
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
75
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
adanya pencampuran antara fakta dan opini
capek juga harus membayari jajan setiap kali
sehingga mengaburkan fakta yang sebenarnya ingin
kencan. Dan si pembantu pun pacaran lagi. Si
diberitakan. Bentuk-bentuk opinisasi judul Lampu
gondrong diputusin. Tapi si gondrong marah. Si
Merah antara lain terlihat dalam contoh berikut.
pembantu pun diperkosa! (LM, 12 Agustus 2008)
Jangan Nongkrong Sendirian di Lapangan Mega Kuningan. Cewek Diajak Minum AO, Udah Beler,
Ini memang cuma masalah burung. Yang kepengen
digilir 5 Kuli (LM, 4 Agustus 2008)
matuk. Tapi jadi persoalan serius karena yang
4 Tahun Kerja, Malah Kelilit Utang Rp. 2,5 Juta.
mau dipatuk terlanjur ngantuk. Dan acara matuk
Linmas Kelurahan Menteng Ngerampok, Bunuh 3
pun batal. Karuan, yang punya burung ngamuk.
Orang (LM, 3 Agustus 2008)
Dan malam itu, istri yang ngantuk pun diamuk.
Cowok Kelamaam Gak di Rumah, Jadi Gampang
Tangannya dipelintir. (LM, 9 Agustus 2008).
Greng. Udah Tau Cewek O’on Diperkosa Ampe Hamil (LM, 19 Agustus 2008)
DS (25 tahun) warga Kampung Sasak, Desa
Modalnya Cuma Gondrong Doang, Macari
Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor
Pembantu. Pembantu Jarang Dijajanin Minta Putus,
mendapat julukan raja tega. Bagaimana tidak? Cowok itu telah mencabuli cewek 10 tahun. Sebut saja Melati. Ironisnya, si cewek itu keponakannya
Eh…Diperkosa
sendiri. Orangtua Melati pastinya kecewa. Mereka melaporkan DS ke kantor polisi. (LM, 8 Agustus
(LM, 12 Agustus 2008)
2008).
Opinisasi dalam lead Lampu Merah seringkali
Dalam body berita Lampu Merah, bentuk opinisasi
ditampilkan dalam bentuk generalisasi, yaitu
umumnya juga tampak dari adanya pencampuran
penyimpulan gejala tertentu secara umum
antara fakta dan opini dalam berita sehingga
(proposisi) tanpa disertai bukti-bukti pendukung
mengaburkan fakta pokok yang ingin disampaikan.
(premis-premis) yang relevan. Terkadang opini
Selain itu, opinisasi juga ditandai adanya
dibuat seolah-olah mewakili pendapat atau pikiran
generalisasi, yaitu penyimpulan gejala tertentu
aktor/subjek berita. Contoh opinisasi ini antara
secara umum (proposisi) tanpa disertai bukti-bukti
terlihat dalam lead berita yang ditulis sebagai
pendukung (premis-premis) yang relevan, termasuk
berikut.
menyebutkan keseluruhan untuk mengganti sebagian (totem pro parte). Contohnya pada
Si cowok benar-benar nggak modal. Kecuali
paragraf body berita Lampu Merah berikut.
rambut gondrongnya. Dia pikir, dengan rambut
76
gondrongnya, si pembantu yang dipacarinya bakal
Dan mungkin, Raden Ihlas Radesa (34), sudah
senang. Ternyata tidak. Lama-lama, si pembantu
katagihan microphone. Hingga akhirnya mencari
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
’microphone’ lain milik murid-muridnya. Tapi lucunya,
gejala tertentu secara umum (proposisi) tanpa
meski kasus asusila ini sempat ditangani aparat
disertai bukti-bukti pendukung (premis-premis) yang
kepolisian, tapi Ihlas Radesa tidak ditahan. (LM, 1
relevan. Pola pemberian opini yang terlihat jelas
Agustus 2008)
biasanya muncul pada kalimat di awal paragraf lead mampun body berita. Contoh pemberian opini
Penarikan kesimpulan yang terburu-buru dan
sekaligus penyimpulan yang seharusnya tidak perlu
mengaburkan motif sebenarnya dari pelaku kriminal
dimunculkan tampak dalam paragraf berikut.
yang ditampilkan dengan teknik generalisasi juga tampak jelas dari kutipan body berita Lampu Merah
Minggu dinihari kemarin tak akan pernah dilupakan
berikut.
Este (nama samaran). Gadis 19 tahun itu dicekoki minuman keras sampai teler. Setelah itu, Este digilir
Aksi nekat yang dilakukan DS dipicu karena
lima cowok di sebuah lapangan di daerah Mega Kuningan, Setiabudi Jakarta Selatan. Este lemes.
melanda otak dan pikiran, DS tidak tahu kemana
Ia terkulai, ditinggal begitu saja oleh cowok yang
harus menyalurkannya. Saat DS pusing, dia melihat
menggilirnya. (LM, 4 Agustus 2008)
Melati baru keluar dari rumahnya. Otak DS langsung Berakhir sudah petualangan dukun cabul bernama
ngeres. (LM, 8 Agustus 2008)
Darsipan (45 tahun), warga Kasmaran, Kecamatan Secara umum, opinisasi pada headline Lampu
Wisdasari. Darsipan ditangkap polisi, saat tidur pulas
Merah muncul dalam bentuk pola-pola sintaksis
di rumahnya. Darsipan dilaporkan ke polisi karena
yang khas berupa pemilihan kata, frasa, dan kalimat
telah melakukan pencabulan. (LM, 24 Agustus 2008)
bernuansa opinisasi. Kata-kata yang dipilih Lampu Merah untuk menonjolkan opinisasi antara lain:
Dia boleh jago ngelurusin urat yang bengkok. Tapi
“mungkin”, “maklum”, “entah”, “memang”, “rupanya”,
uratnya sendiri, benar-benar nggak keurus. Buktinya
“sepertinya”, “agaknya”, dan “karuan”. Sedangkan
saat urat burungnya tegang, si tukang pijet ini tak
frasa yang digunakan Lampu Merah untuk
pilih-pilih lagi. Pelanggan pijetnya, yang sudah
menampilkan opinisasi di antaranya: “bagaimana
keriput, diembat juga. Malah, si nenek diperkosa
tidak?”, “mau gimana lagi?”, dan “antara percaya
setelah jadi mayat. Ya, kepala si nenek dibekap
dan tidak”.
kantong kresek sampai mati. Lalu diperkosa! Hahh? (LM, 5 Agustus 2008)
Dalam pola kalimat, opinisasi headline Lampu Merah muncul baik berupa kalimat panjang dan
Selain Lampu Merah, berita di harian Poskota (PK)
kalimat pendek yang berada dalam struktur paragraf.
juga diwarnai dengan opinisasi. Opinisasi dalam
Umumnya, kalimat dinilai mengandung opinisasi
lead Pos Kota seringkali juga ditampilkan dalam
karena adanya generalisasi, yaitu penyimpulan
bentuk generalisasi. Contoh opinisasi ini antara
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
77
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
terlihat dalam lead berita yang ditulis sebagai
harapannya mentok, lalu bunuh diri. (PK, 12 Agustus
berikut.
2008)
Menjadi bom seks tampaknya menjadi pilihan bagi
Penarikan kesimpulan yang terburu-buru dalam
sejumlah selebritis kita yang menyandang status
penyampaian berita karena keinginan untuk beropini layaknya “juru dakwah”, akhirnya mengabaikan
merupakan bagian dari profresionalisme memenuhi
sejumlah fakta penting dari rangkaian peristiwa.
tuntutan skenario. (PK, 10 Agustus 2008)
Contoh pola ini tampak jelas dari kutipan body berita Pos Kota berikut.
Buah yang jatuh tidak jauh dari pohonnya. Pepatah ini pantas diberikan kepada Ny.Sriatun dan Ryan,
Sejumlah proyek pembangunan mandeg karena
anaknya. Ketika diperiksa di Polres Jombang,
dikabarkan pejabat pelaksanaannya takut salah
Ny.Sriatun, yang bekerja sebagai pedagang kain,
dalam bekerja. Ketakutan seperti itu tidak perlu
bersikeras bahwa ia jarang di rumah. (PK, 1 Agustus
terjadi bila yang bersangkutan tidak memiliki
2008)
kepentingan pribadi kecuali melaksanakan tugas. Kesan yang muncul, tanpa korupsi atau cincai-
Kejahatan di Ibukota jakarta dan sekitarnya sudah
cincai, proyek pembangunan tidak bisa berjalan.
tak pandang bulu. Korban kebiadaban mereka
Ironis. (PK, 13 Agustus 2008)
banyak dijumpai orang lanjut usia (lansia) kaya. Selain dibantai, harta bendanya disikat. Bahkan tak
Secara umum, opinisasi pada headline Pos Kota
sedikit pula pelakunya adalah orang yang dikenal
muncul dalam bentuk pola-pola sintaksis yang khas
korban. (PK, 9 Agustus 2008).
berupa pemilihan kata, frasa, dan kalimat bernuansa opini. Kata-kata yang dipilih Pos Kota untuk
Dalam body berita Pos Kota, bentuk opinisasi
menonjolkan opinisasi dalam penulisan headline
umumnya juga tampak dari adanya pencampuran
antara lain: “tampaknya”, “kesannya”, “dikabarkan”,
antara fakta dan opini dalam berita sehingga
“pantas saja”, “sepertinya”, “tentu”. Sedangkan
mengaburkan inti fakta yang akan disampaikan.
frasa yang digunakan Pos Kota untuk menampilkan
Contohnya pada paragraf pertama body berita Pos
opinisasi di antaranya: “kesan yang muncul”,
Kota berikut.
“tentu saja”, “boleh dibilang”, “bisa dibilang”, “tidak mengherankan”.
Kemunduran perekonomian yang sedang terjadi di
78
Indonesia berimplikasi luas dan dalam. Implikasi
Dalam pola kalimat, opinisasi headline Pos Kota
tergolong tragis adalah banyak orang menempuh
muncul baik berupa kalimat panjang dan kalimat
jalan pintas dengan cara membunuh dengan
pendek yang berada dalam struktur paragraf.
maksud mendapatkan harta. Banyak pula yang
Umumnya, kalimat dinilai mengandung opinisasi
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
karena adanya generalisasi, yaitu penyimpulan
pencampuran antara fakta dan pendapat wartawan
gejala tertentu secara umum (proposisi) tanpa
sehingga mengaburkan fakta jurnalistik yang
disertai bukti-bukti pendukung (premis-premis) yang
sebenarnya. Dalam konsepsi baku jurnalisme,
relevan. Kadang diimbuhi pepatah atau peribahasa
pemberian opini merupakan hal yang dilarang
yang seharusnya tidak perlu dimunculkan dalam
karena tugas wartawan pada dasarnya hanyalah
penulisan berita. Pola kalimat bernuansa opini
melaporkan fakta. Interpretasi berbeda dengan
tampak pada contoh paragraf berikut.
opinisasi. Interpretasi menggunakan logika, penalaran, bahkan metodologi, sementara opinisasi
Buah yang jatuh tidak jauh dari pohonnya. Pepatah
terjadi karena kebiasaan memberikan penilaian,
ini pantas diberikan kepada Ny.Sriatun dan Ryan,
menghakimi, keinginan untuk membela kepentingan
anaknya. Ketika diperiksa di Polres Jombang,
tertentu, sampai opini yang sengaja dimunculkan
Ny.Sriatun, yang bekerja sebagai pedagang kain,
untuk membumbui sebuah cerita menjadi
bersikeras bahwa ia jarang di rumah. (PK, 1 Agustus
sensasional.
2008) Praktik opinisasi sering dijumpai pada berita-berita Pasangan suami istri ditemukan tak bernyawa di
yang ditampilkan dalam koran kuning, sebagaimana
rumahnya, Perumahan Cipta Graha Blok C No.6
telah dibahas pada contoh-contoh diatas.
Gunung Batu, Pasteur Bandung, Jawa Brata, Sabtu (30/8) malam. Kedua korban Ronal Alimuddin, 50,
1] Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Islam
dan sang istri, Sri Magdalena, 45, dibunuh dengan
Indonesia (UII) Yogyakarta, peneliti di Pusat Kajian
cara sadis. Tentu saja peristiwa tersebut membuat
Media & Budaya Populer (PKMBP) Yogyakarta, dan
geger kota Bandung. (PK, 4 Agustus 2008)
aktivis Pemantau Regulasi dan Regulator media (PR2MEDIA), Yogyakarta.
Praktik penyimpangan seks sesama lelaki bukan cuma dijumpai di kalangan usia dewasa, tapi sudah merambah kalangan remaja. Sebagian di antaranya dari keluarga miskin. Remaja keluarga miskin itu di antaranya menjadi joki 3 in 1 (three in one) dan anak jalanan (anjal). Boleh dibilang, remaja tersebut cuma
Tiga Tahapan PENTING dalam PELIPUTAN Berita (Firmansyah S. Hamdani)
menjadi korban pelampiasan nafsu pria dewasa Tiga tahapan PENTING dalam Menghasilkan berita
sebagai gay. (PK, 6 Agustus 2008).
yang BAIK: Opinisasi adalah memasukkan pendapat pribadi wartawan ke dalam sebuah berita, alihalih memaparkan fakta. Opinisasi juga berarti
www.kinerja.or.id
1. RISET topik/ isu 2. Observasi lapangan 3. Wawancara
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
79
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
1. RISET Topik/ Isu: Gunakan referensi sebanyak-
3. WAWANCARA: Setelah melakukan riset
banyaknya melalui kliping koran, internet, dll
dan observasi, maka tahapan akhir dalam
yang berkaitan dengan topik/isu yang akan
memproduksi berita adalah wawancara. Galilah
diangkat.
data dan informasi sebanyak-banyaknya dari beberapa nara sumber, seperti: saksi mata,
2. OBSERVASI yang Kuat: Menggunakan
praktisi, pengamat, masyarakat biasa, dll.
kekuatan pengamatan yang terlatih akan bermanfaat dalam menghasilkan “cerita
Untuk straight news, wawancara dapat dilakukan
yang kaya dan penuh warna”. Maksimalkan
seperlunya dan sesuai kebutuhan agar tidak
penggunaan indera kita (lihat, dengar, baui dan
bertele-tele. Siapkan daftar pertanyaan utama agar
rasakan) ketika kita melakukan proses peliputan
wawancara dapat berlangsung singkat, padat dan
di lapangan.
jelas!
Mengamati berbagai hal berkaitan dengan topik kita, orang-orang dan kebiasaan-kebiasaan adalah penting untuk memperkaya berita kita.
80
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Modul 4
Observasi Lapangan
TUJUAN PEMBELAJARAN
karya jurnalistik/ liputan yang kredibel dan menarik. 2. Hasil observasi lapangan yang memenuhi unsur-unsur yang baik: kekuatan pengamatan,
1. Peserta dapat melakukan observasi lapangan yang kuat dan kaya akan hasil pengamatan. 2. Peserta dapat menggunakan hasil observasi
memaksimalkan panca indera dan memperhatikan hal-hal yang unik dan menarik yang terjadi saat observasi dilakukan.
lapangan untuk memperkuat cerita (story) yang akan ditulisnya/ diproduksinya. 3. Peserta dapat mempresentasikan dan mempertanggung-jawabkan hasil observasi
METODE
lapangan masing-masing dalam diskusi dengan peserta lainnya.
1. Penyampaian materi
4. Peserta dapat membedah dan mengevaluasi
2. Turun ke lapangan di sekitar tempat pelatihan
hasil-hasil peserta lainnya dengan berlandaskan
melakukan observasi (seperti: sekolah,
pengetahuan dan materi yang telah diberikan
puskesmas, pasar, dll)
pada sesi-sesi sebelumnya.
3. Penyampaian hasil karya yang diikuti oleh diskusi dan pembahasan
POKOK BAHASAN 1. Hasil pemahaman peserta terhadap materi observasi lapangan dan bagaimana melakukannya dengan baik untuk menghasilkan
www.kinerja.or.id
MATERI Pengamatan (Observasi Lapangan), Yossy Suparyo. Observasi dalam Jurnalistik, Sisca Setyowaty.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
81
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
ALAT DAN BAHAN
dan setelah itu kembali ke ruang pelatihan untuk sesi presentasi hasil observasi sesuai catatan masing-masing peserta (60 menit). d. Mempersilahkan peserta untuk
1. Alat rekam audio/ handphone 2. Buku catatan 3. Alat tulis 4. Kamera 5. Hasil-hasil observasi lapangan 6. LCD proyektor dan Laptop
mempresentasikan hasil observasi liputan lapangan masing-masing - tiga hingga lima peserta atau lebih yang belum mendapat giliran untuk melakukan presentasi disesuaikan dengan sisa waktu yang tersedia (20 menit). e. Memandu diskusi hasil praktik peserta
WAKTU
yang dipresentasikan dan tanya-jawab (20 menit). 2. Kegiatan peserta:
2 X 60 Menit
a. Mendengar/memperhatikan penjelasan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting mengenai sesi praktik observasi liputan
PROSES FASILITASI
lapangan: obyek observasi liputan dan waktu yang disediakan. b. Melakukan praktik observasi liputan
1. Kegiatan fasilitator:
lapangan di sekitar tempat pelatihan. Menyusun hasil observasi ke dalam bantuk
a. Menyampaikan materi pokok bahasan mengenai observasi lapangan dan memfasilitasi curah pendapat singkat antar peserta (15 menit). b. Menjelaskan tentang praktik observasi
narasi atau produksi audio. c. Mempresentasikan hasil observasi liputan lapangan masing-masing. d. Melakukan diskusi hasil praktik dan proses tanya-jawab.
lapangan yang akan dilakukan oleh peserta: obyek observasi, tempat dan waktu yang disediakan. Peserta diharapkan mengangkat tema mengenai isu pelayanan publik (5 menit). c. Meminta peserta untuk melakukan praktik observasi liputan lapangan. Observasi di laksanakan di sekitar tempat pelatihan
82
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
PANDUAN PRESENTASI
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
83
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
BAHAN BACAAN
Observasi dalam Jurnalistik Posted by sisca setyowaty on 7:34:00 AM, 17 September 2010
Pengamatan (Observasi Lapangan)
http://ekstrajurnal.blogspot.com/2010/09/
Yossy Suparyo
observasi-dalam-jurnalistik.html
Pengamatan dipakai bila pewarta warga
OBSERVASI bukan hanya digunakan dalam ilmu
menyaksikan peristiwa secara langsung. Ia berada
pengetahuan seperti psikologi, kedokteran atau lainnya. Jurnalistik juga mengenal teknik ini sebagai
menggunakan ketajaman inderawinya untuk
salah satu cara untuk mengumpulkan data, informasi
mengungkap fakta. Pewarta mengumpulkan fakta
dan tanda-tanda (ciri) yang dapat dibuat sebagai
yang bisa dilihat, didengar, dibaui, dirasa, diraba,
catatan penting.
ataupun dikecap. Dalam jurnalistik, observasi menempati posisi Misalnya, pewarta harus menggambarkan postur,
penting. Teknik ini menghendaki kita untuk
wajah, warna kulit, rambut, dan sebagainya yang
mengamati sesuatu (keadaan, peristiwa, objek
berkaitan dengan kesan penglihatan si jurnalis.
tertentu) secara seksama, dengan mengoptimalkan
Suara ditangkap dengan kesan pendengaran. Rasa
seluruh panca indera yang kita miliki.
air atau masakan dikenali dengan pengecapan (pencicipan).
Sebuah kebakaran bangunan misalnya, kita dapat mengamati suasana kebakaran, bagaimana
Kesan yang diungkapkan disebut paparan faktual.
orang-orang berusaha memadamkan, bagaimana
Hindari penilaian subyektif yang dilukiskan dengan
reaksi orang yang punya bangunan itu, merasakan
kata sifat, misalnya cantik, pemarah, gagah, dan lain
panasnya api, membaui asap yang menyesakkan,
sebagainya. Kesan yang digambarkan harus benar-
mendengarkan teriakan orang-orang yang minta
benar mengungkapkan fakta.
tolong atau sedang bekerja sama memadamkan api itu.
Pewarta juga perlu mendapatkan informasi
84
dengan cara membuka kembali catatan-catatan,
Jadi, observasi tidak sekadar mengandalkan mata
dokumentasi, buku, dan sebagainya, yang ada
saja untuk melihat. Kita sangat dimungkinkan ber-
hubungannya dengan peristiwa yang tengah diliput.
empati dengan kejadian atau objek yang kita lihat
Persiapan ini penting agar pewarta tidak sekadar
itu. Berempati berarti menempatkan diri kita bila kita
pasif mencatat saja.
dalam posisi dia, jika nasib kita seperti mereka itu.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Rekan dari Kompas, menjadi kernet truk karena
emosi, dan membuat siapa yang membacanya
ingin mengetahui dan menyaksikan sendiri praktik
seolah hadir dalam peristiwa itu juga.
pungli di jembatan timbang. Saya pernah menyamar menjadi suporter bonek untuk melihat bagaimana
Sementara dalam observasi tidak langsung, kita
perilaku bonek sepanjang perjalanan dari Jakarta-
sendiri tidak terlalu aktif, sifatnya pasif. Misalnya,
Surabaya dengan bus, beberapa waktu lalu. Yang
menonton sepak bola, nonton konser musik,
terakhir, teman dari TVOne ikut kapal Marmara saat
menyaksikan kampanye, melihat kebakaran seperti
menuju Israel dan merasakan sendiri bagaimana
contoh di atas, dll. Kita tidak dapat terlibat menyatu dengan objek atau peristiwa itu.
Israel. Sedangkan dalam observasi diam-diam, kita Hasil observasi langsung akan memberikan
melakukan pengamatan seksama, dengan tanpa
kekuatan ketika kamu menuliskan apa yang sudah
memberikan identitas kita. Kita luruh, menyatu
kamu lihat itu, peristiwa yang kamu saksikan itu.
dengan objek yang diamati. Seorang mahasiswa
BUKAN mengenai apa yang kamu PIKIRKAN
dari universitas swasta, yang saya tahu, ada yang
terhadap peristiwa atau objek yang kamu lihat itu.
pernah menyamar menjadi pekerja seks komersial (PSK) di Dolly, karena ingin mengetahu bagaimana
Observasi dalam jurnalistik terbagi menjadi
kehidupan PSK yang sesungguhnya di lokalisasi
tiga teknik. Pertama, teknik observasi langsung
paling besar di Asia Tenggara itu.
(partisipasi), kedua, tekni observasi tidak langsung, dan ketiga, observasi diam-diam. Observasi langsung berarti kita menjadi saksi langsung. Ini sangat menguntungkan, karena kamu dapat melihat, merasakan, mendengarkan, mencicipi dan mungkin membaui, peristiwa itu. Kamu menyerap langsung, sehingga, apa yang kamu dapat, informasi yang kamu peroleh, tidak mungkin terbantahkan. Jurnalistik sangat menganjurkan observasi langsung karena ini adalah teknik paling powerful guna mendapatkan gambaran untuk mengenai objek atau peristiwa yang terjadi. Observasi langsung akan membantu tulisan kamu menjadi lebih hidup, penuh
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
85
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Modul 5
Wawancara
POKOK BAHASAN
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Peserta dapat melakukan wawancara yang kuat dan memahami isu.
2. Peserta dapat menggunakan hasil wawancara untuk memperkuat cerita (story) yang akan ditulisnya/ diproduksinya.
1. Presentasi teknik-teknik wawancara, tiga jenis narasumber dan pertanyaan-pertanyaan wawancara 2. Hasil pemahaman peserta terhadap materi wawancara dan bagaimana melakukannya dengan baik untuk menghasilkan liputan yang kredibel dan tentu saja menarik.
86
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
PROSES FASILITASI
METODE 1. Menyimak Video tutorial wawancara (produksi PJTV)
1. Kegiatan fasilitator: a. Menyampaikan pokok bahasan Teknik-
2. Penyampaian input materi
Teknik Wawancara dan Tiga Jenis
3. Simulasi praktik wawancara dalam ruang
Narasumber (15 menit).
pelatihan
b. Memutar sebuah video tutorial Wawancara
4. Curah pendapat dan diskusi
produksi PJTV – Internews dan meminta peserta untuk curah pendapat tentang isi dari tayangan ini (30 menit).
MATERI
c. Meminta peserta untuk melakukan praktik wawancara di ruang pelatihan (Dua atau empat orang peserta dipilih untuk
1. Video tutorial Wawancara, PJTV – Internews.
berperan sebagai pewawancara dan yang
2. Teknik-Teknik Wawancara, Berbagai Sumber.
diwawancarai/ narasumber. Pertanyaan-
3. Tiga Jenis Narasumber, Berbagai Sumber,
pertanyaan yang diajukan seputar berbagai
materi power point Firmansyah MS.
isu terkait topik 2 (Durasi persiapan dan wawancara kurang lebih 30 menit).
ALAT DAN BAHAN
d. Memandu diskusi hasil praktik peserta dan tanya-jawab (15 menit). 2. Kegiatan peserta:
1. Video tutorial mengenai Wawancara (PJTV Internews)
mencatat hal-hal yang dianggap penting
2. LCD proyektor dan Laptop
mengenai teknik-teknik wawancara dan tiga
3. Dua buah mikrofon wireless
jenis narasumber.
4. Alat rekam audio. Jumlahnya disesuaikan dengan jumlah peserta/jumlah group
a. Mendengar/memperhatikan penjelasan dan
b. Menyimak sebuah tayangan video tutorial Wawancara produksi PJTV – Internews dan melaksanakan curah pendapat tentang isi
WAKTU
dari tayangan ini. c. Melakukan praktik wawancara di ruang pelatihan. d. Melakukan diskusi hasil praktik dan proses
90 Menit
www.kinerja.or.id
tanya-jawab.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
87
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
PANDUAN PRESENTASI
Langkah 5
1. Teknik Wawancara:
DASAR JURNALISTIK (Wawancara)
Wawancara: mencari informasi yang baru, berguna dan benar dengan memberikan pertanyaan yang tepat.
2
Langkah 5
Langkah 5
Tujuan Wawancara: Mencari fakta, alasan, opini atau penjelasan terhadap suatu masalah, dari nara sumber sehingga pendengar dapat membuat kesimpulan atau keabsahan dari nara sumber,
2. Tiga Jenis Narasumber: • Narasumber utama (primer) • Narasumber kedua (sekunder) • Narasumber ketiga (tersier)
(Selengkapnya lihat Pokok Bahasan 4.1 Subpokok Bahasan 3: Teknik Wawancara)
(Selengkapnya lihat Pokok Bahasan 4.3 Subpokok Bahasan 3: Tiga Jenis Narasumber) 3
4
Langkah 5
Langkah 5
3. Video Tutorial Wawancara:
4. Praktik Wawancara: Peserta melakukan praktik wawancara di ruang pelatihan (Dua atau empat orang peserta dipilih untuk berperan sebagai pewawancara dan yang diwawancarai/ narasumber. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan seputar berbagai isu aktual. Durasi: 30 menit).
Video tutorial produksi PJTV- Internews dan meminta peserta untuk curah pendapat tentang isi dari tayangan ini (durasi: 30 menit).
5
88
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
6
www.kinerja.or.id
Langkah 5
5. Diskusi Hasil Wawancara: Para peserta mendiskusikan hasil praktik wawancara dan tanya-jawab dengan fasilitator/ trainer. (Durasi: 15 menit).
7
BAHAN BACAAN
terhadap suatu masalah, dari nara sumber sehingga pendengar dapat membuat kesimpulan atau keabsahan dari nara sumber. Kapan jurnalis melakukan wawancara?
(artikel #1)
-
Wawancara berdasarkan perjanjian/ kesepakatan bersama
Teknik Wawancara (Dari berbagai sumber) « Wawancara adalah pondasi liputan » Apa itu wawancara Apa beda wawancara dengan
-
Wawancara pada saat konferensi pers
-
Wawancara di lokasi peristiwa
-
Wawancara by phone: live atau tunda.
-
Vox pop
Yang perlu Diingat •
Tanya jawab atau obrolan?
liputan anda juga baik
Wawancara: mencari informasi yang baru, berguna dan benar dengan memberikan pertanyaan yang
Wawancara yang baik membuat hasil akhir
•
Wawancara pekerjaan jurnalis yang paling penting
tepat. •
Fakta yang dinyatakan reporter akan lebih
Tujuan wawancara
berbobot kalau sumber memberikan banyak
Mencari fakta, alasan, opini atau penjelasan
informasi melalui wawancara.
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
89
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Pewancara yang Baik
-
sumber, karena jawaban akan terdengar
dapat mendorong nara sumber memberikan
dibuat-buat dan tidak spontan
informasi yang jelas & menanggapi opini yang ada. Dengan begitu pendengar dapat memutuskan
Jangan berlatih Tanya jawab dengan nara
-
Tangkap pandangan mata si nara sumber sehingga membuat anda lebih pede
sendiri apakah pendengar percaya atau tidak.
& narasumber tidak terpengaruh pada mikrofon
Posisi Pewancara: Mewakili kepentingan pendengar yang tidak
-
Beri waktu kepada nara sumber berpikir
punya kesempatan untuk bertanya (apa yang
& menjawab pertanyaan (apalagi kalau
INGIN & HARUS diketahui pendengar) Bersebrangan dengan nara sumber untuk mencari tahu hal yang sebenarnya (to be devil &
Jangan terburu-buru mengisi kekosongan.
mereka merasa tertekan). -
Beri jeda kosong diantara pertanyaan anda
-
Jangan gengsi kalau anda belum paham
advocate)
betul yang dikatakan nara sumber. Ingat anda mewakili pendengar anda yang
Tahapan pada saat wawancara
berasal dari berbagai kalangan. -
1. Sebelum Wawancara
Kalau penjelasan nara sumber cukup rumit, minta nara sumber menyampaikannya dengan contoh atau analog
-
Lakukan riset sebelum wawancara
-
Tulis pertanyaan, kalau-kalau kita
-
Gunakan “kalimat Tanya terbuka”
kekurangan pertanyaan, sebagai kendali.
-
Jika wawancara di luar studio rekam
-
-
ambience utk 40 detik di awal dan di akhir
Siapkan hal teknis (alat perekam, earphone, alat tulis, label kaset, sarana komunikasi &
-
Pewancara tidak boleh memberikan opini
transportasi, kartu pers, kartu nama).
-
Pewancara tidak boleh menjawab pertanyaan yang mungkin diajukan oleh
Lakukan Ice Breaking
nara sumbernya karena wawancara bukanlah diskusi
2. Saat Wawancara -
Pastikan pertanyaan anda focus (tulis kata
-
nara sumber
kunci dari jawaban, hal yang tidak jelas atau pertanyaan selanjutnya) -
-
DENGARKAN!!!!!!
Kalau anda wawancara pada saat siaran langsung, ajukan pertanyaan pendek & tepat, karena waktu anda terbatas
-
Pewancara tidak boleh berdebat dengan
3. Sesudah Wawancara -
Ucapkan terima kasih
Kalau yang anda kejar sepotong sync, terus bertanya sehingga anda mendapatkannya
90
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Bagaimana mengembangkan dialog dalam
menarik kalau mengembangkan pertanyaan di
wawancara
luar yang dilakukan nara sumber.
-
1 pertanyaan berisi 1 ide/gagasan.
-
Ordering question
-
tidak klise
6. Vox Pop (vox populi) Cara untuk memperlihatkan opini publik terhadap sebuah soal. Vox Pop bukan berita. Vox pop sesuai untuk masalah2 ringan.
Jenis-Jenis wawancara
Namun dapat juga dibuat setiap ada pro1. Wawancara keras
kontra di masyarakat.
Wawancara ini untuk mengungkap sebuah
Ketika membuat vox pop bertanyalah
fakta. Misal: wawancara dengan tersangka
dengan pertanyaan yang sama. Gunakan
pembunuhan. Pewancara jangan terlibat secara
pertanyaan terbuka. Pilihlah orang sesuai tema laporan anda:
pribadi & emosi.
gender, usia, suku, status sosial, dll. Kalau topiknya ringan buatlah vox pop
2. Wawancara informatif Wawancara ini hanya bersifat mengingat fakta
dengan menggunakan pertanyaan yang
karena ada sejumlah fakta yang simpang siur.
lucu.
3. Wawancara emosionil
Pertanyaan Peliputan
Wawancara untuk mengeksplorasi perasaan
Setiap berita selalu mengungkap fakta-fakta tentang
seseorang terhadap suau pengalamannya.
peristiwa yang terjadi di tengah kehidupan pembaca.
Wartawan dituntut sensitif & simpatik. Kita harus
Peristiwa itu sendiri selalu menyangkut manusia dan
membuat nara sumber kita nyaman dan aman.
alam.
Ibarat anda melangkah di hati orang lain. Peristiwa bisa terjadi karena interaksi antarmanusia, 4. Wawancara paksaan
seperti antarindividu, antara individu dan kelompok,
Wawancara ini dilakukan jika nara sumber
antarkelompok atau karena interaksi antara manusia
hanya diam saja atau menjawab no comment.
dan alam. Berita mengungkap fakta-fakta tentang
Wartawan harus tetap dengan kepala dingin
interaksi tersebut, seperti apa peran, tindakan, dan
menghadapi orang macam ini.
reaksi terhadap tindakan manusia atau alam di dalam suatu peristiwa.
5. Wawancara menghibur Posisi pewancara bukanlah sebagai orang yang
Pembaca bersedia membaca berita yang
lebih terkenal. Wawancara jenis ini akan lebih
disebarluaskan oleh pewarta karena mereka
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
91
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
memercayai pewarta. Berita dianggap menarik
3. Kapan peristiwa terjadi?
apabila pewarta menyajikan fakta sebagai jawaban atas pertanyaan tentang peristiwa yang muncul
Catatlah hari dan waktu terjadinya peristiwa secara
dibenak pembaca.
rinci.
Oleh karena itu, saat meliput peristiwa pewarta
Contoh:
harus mengajukan pertanyaan pokok seperti yang
Senin, 17 Januari 2009 pukul 15.30 (benar)
diandaikan oleh pembaca.
Senin, 17 Januari 2009 sore (salah)
Secara umum, pertanyaan-pertanyaan yang penting
4. Di mana peristiwa terjadi?
ingin didapatkan oleh pembaca antara lain: Dapatkan lokasi kejadian dan gambarkanlah. 1. Apa yang terjadi? Contoh: Jelaskan apa yang peristiwa yang terjadi secara
Timbulharjo, Sewon, Bantul
gamblang. Peristiwa harus kongkret, hindari
Karangbajo, Bayan, Lombok Utara
penyebutan peristiwa yang bersifat umum. 5. Mengapa atau apa sebab peristiwa terjadi? Contoh: Kecelakaan lalu-lintas (salah).
Carilah data penyebab kejadian secara lengkap. Bila
Sepeda motor menabrak sepeda (benar).
perlu temui narasumber-narasumber yang paham atas peristiwa untuk mendapatkan penyebab yang
2. Siapa-siapa saja yang terlibat dalam
sahih, bukan sekadar kira-kira.
peristiwa? 6. Bagaimana peristiwa terjadi? Dapatkan nama lengkap dari orang-orang yang terlibat, jangan lupa cek ejaannya untuk ketelitian.
Cari lebih banyak informasi tentang bagaimana peristiwa terjadi. Biasakan Anda membuat catatan
Contoh:
urutan peristiwa atau kronologisnya.
Soekarno apa Sukarno Dandi apa Dandy Akhmad apa Ahmad Sumawikarta apa Sumowikarto
Pertanyaan-pertanyaan di atas digunakan pewarta warga untuk mengumpulkan fakta seluas-luasnya. Setiap peristiwa biasanya mengandung informasi yang menjawab keenam pertanyaan diatas.
92
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Setiap fakta yang diperoleh sebagai jawaban atas
Ya, itulah pertanyaannya.
salah satu pertanyaan tersebut sebaiknya selalu diuji kelayakannya oleh pewarta. Misalnya, ada
Cobalah sendiri pada interview anda berikutnya.
peristiwa kecelakaan. Informasi semacam itu
Perhatikan jawaban yang panjang yang diperoleh
tidak jelas, sebab menimbulkan pertanyaan baru,
dari kata-kata sederhana tersebut. Pakailah kata
kecelakaan apa?
tersebut untuk membuka atau untuk mengikat. Pasti berhasil.
Kalau dijawab kecelakaan lalu-lintas, masih kurang jelas, kecelakaan lalulintas apa? Lebih informatif
Berikut ini beberapa pertanyaan “pembuka”
kalau jawaban yang diperoleh adalah tabrakan bus
lainnya yang berguna:
dan sepeda motor atau bus menyerempet sepeda motor.
(artikel #2) Pertanyaan-pertanyaan Wawancara (Dari berbagai sumber) Menanyakan sesuatu dapat dilakukan dengan
Dan beberapa pertanyaan “pengikat” lainnya…
beratus cara. Berikut ini kami berikan beberapa pemikiran dan tip. Tambahlah daftar ini dengan pengalaman anda sendiri. Ada satu pertanyaan yang AJAIB. Pertanyaan itu pendek, sederhana dan biasanya terlupakan. Dan sebuah pertanyaan penutup (khususnya “lunak”) …
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
93
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Wawancara : Kemampuan Mendengar
4. Ulangilah pertanyaan yang penting…
Mendengar dengan aktif adalah kunci dari
Kemukakan lagi frasa-frasa atau ungkapan-
wawancara yang berhasil. Berikut ini beberapa tip.
ungkapan kunci untuk menunjukkan pada orang
Tambahkan dari pengalaman anda sendiri.
yang anda wawancara bahwa anda sudah mengerti apa yang mereka katakan pada anda. (“Anda
1. Perhatikan kondisi badan anda sendiri …
mengatakan bahwa penghargaan ini telah merubah hidup anda. Mengapa?”)
Apabila anda tegang, anda tidak akan mampu untuk mendengar dengan efektif. Usahakanlah untuk
5. Carilah Kejelasan…
melepas ketegangan dari leher maupun bahu anda. Ambillah napas panjang beberapa kali. Usahakanlah
Jangan takut untuk menanyakan pertanyaan-
badan anda merasa BEBAS tapi SIAGA.
pertanyaan remeh kalau anda belum mengerti. Peran anda adalah berbicara bagi para pendengar
2. Dengarkan dengan aktif …
– bukan untuk menunjukkan betapa hebatnya anda. Pertanyaan-pertanyaan remeh itu mungkin
Perhatikan setiap kata-kata kunci, kata-kata yang
pertanyaan yang ingin ditanyakan pendengar anda.
mengejutkan, ungkapan-ungkapan yang indah, perubahan bahasa tubuh atau nada. Kembangkan!
6. Dengar – dan Tunggu…
Jangan terlalu berkonsentrasi pada pertanyaan berikut yang akan anda sampaikan sehingga anda
Jangan terlalu bergegas mengisi sela. Berilah
kehilangan apa yang sedang terjadi SAAT INI. dan menjawab. Dan apabila ragu-ragu…. diam! 3. Tunjukkan bahwa anda sedang mendengarkan …
Anda mungkin akan mendengar sesuatu yang mengejutkan.
Mengangguklah, tersenyum dan buatlah kontak mata (secukupnya!) TETAPI jangan membuat terlalu banyak suara-suara saat mendengar (seperti; “uh-huh”, “mmm” dsb). Salurkan ketertarikan anda DENGAN TENANG (Suara-suara yang dikeluarkan sambil mendengar terasa mengganggu di radio).
94
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Modul 6
Menggali Ide, Menentukan Angle, Lead dan Plot Berita
POKOK BAHASAN
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Peserta dapat menentukan peg (pemicu suatu peristiwa/ isu) dan angle (sudut berita) dari
1. Penggalian ide peliputan. 2. Penentuan peg dan angle liputan/ berita. 3. Memulai dengan lead yang baik.
liputan/ berita yang akan ditulis. 2. Peserta dapat melakukan penggalian ide liputan
4. Penyusunan alur cerita (plot) dan tubuh berita.
dengan cermat dan cepat. 3. Peserta dapat membedakan berbagai jenis lead (kepala berita) dan dapat memilih lead yang
METODE
baik/ cocok dengan topik beritanya. 4. Peserta memahami bagaimana menyusun plot dan tubuh berita dengan baik.
1. Penyampaian materi: penggalian ide liputan, penentuan peg dan angle liputan/ berita dan lead yang baik
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
95
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
PROSES FASILITASI
2. Pemaparan contoh-contoh berita 3. Pemutaran video tutorial Sumber Berita 4. Diskusi & tanya jawab 5. Studi kasus dan pemecahannya, serta dimulasi
1. Kegiatan fasilitator:
ringan. a. Membagi bahan kepada peserta dan mempersilahkan peserta untuk membaca
MATERI
beberapa berita utama di koran (maksimum 10 menit). b. Memandu diskusi singkat peserta dalam menemukan angle dari berita-berita tersebut
1. Teknik menggali ide liputan 2. Penentuan angle laporan/berita
(5 menit). c. Memutar sebuah video tutorial Sumber
3. Penyusunan plot berita
Berita produksi PJTV – Internews dan curah pendapat peserta mengenai isi tayangan
ALAT DAN BAHAN
tersebut (15 menit). d. Menyampaikan pokok bahasan 6: menemukan peg, mencari ide, menentukan angle, piramida terbalik, 5W 1H, dll (10
1. Contoh-contoh berita di koran 2. Contoh-contoh berita di radio
menit). e. Meminta peserta untuk praktik memilih
3. Contoh-contoh berita di televisi
angle dan menulis lead dari suatu isu yang
4. Video tutorial Sumber Berita (PJTV – Internews)
berhubungan dengan pelayanan publik (10
5. Flipchart dan spidol
menit).
6. LCD Proyektor dan laptop
f.
Mempersilahkan peserta untuk mempresentasikan hasil tulisan lead
Penjelasan: fasilitator perlu menyediakan berbagai
masing-masing dan memandu diskusi hasil
contoh berita di koran (kliping), rekaman berita
praktik peserta serta proses tanya-jawab (10
dari radio dan rekaman berita dari televisi sebelum
menit).
pelaksanaan pelatihan 2. Kegiatan peserta:
WAKTU
a. Membaca beberapa berita utama di koran. b. Diskusi dalam menemukan angle dari beritaberita tersebut. c. Menyimak tayangan video tutorial Sumber
60 Menit
96
Berita produksi PJTV - Internews.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
d. Memperhatikan penjelasan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting mengenai menulis berita I (menemukan peg, mencari
e. Mempraktikkan menulis angle dan lead. f.
Mempresentasikan hasil tulisan dan mengikuti diskusi hasil praktik dan proses tanya-jawab.
ide, menentukan angle, piramida terbalik, 5W 1H, dll).
PANDUAN PRESENTASI
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
97
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
BAHAN BACAAN
•
Unsur ketokohan
•
Jarak (jauh dekat tidak sama)
•
Aktual
•
Eksklusif
•
Informatif
(http://gadog205.multiply.com/journal/item/58/Teknik-
•
Unik
Teknik_Penulisan_Berita)
•
Dramatis
•
Gaung
•
Misi
Teknik-Teknik Penulisan Berita
Dalam bahasan kali ini akan dijelaskan bagaimana menulis sebuah berita yang baik, bagaimana menemukan sudut berita (angle) yang catchy
2. Buat kronologi atau jalan ceritanya
serta membuat lead yang menarik. Materi ini
•
Siapkan catatan ringkas
disajikan oleh Supratman, Pelaksana Harian
•
Jangan lupakan nama/ tokoh yang disebut
Dewan Kebijakan Redaksi Rakyat Merdeka, anak
sepintas, siapa tahu pernyataan atau
perusahaan Jawa Pos Groups.
kejadian tokoh itulah yang menarik •
Teknik Menulis dan Menemukan Angle 1. Mencari peristiwa yang punya nilai berita:
98
•
Dampaknya terhadap masyarakat
•
Human interest
Tentukan mana yangpaling menarik (apa, siapa, bagaimana, kapan dan dimana)
3. Cek, ricek, multiple cek 1.
Selain untuk mengamankan berita dan jalan cerita, bukan tidak mungkin ditemukan nilai
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
berita yang paling menarik setelah cek, ricek
pembaca. Bagaimana menulis sebuah lead
atau multiple cek
yang baik? Ada beberapa kiat sederhana:
Kita harus percaya apa yang kita lihat,
rasakan dan dengar
•
Tulislah lead seperti sedang mengisahkannya kepada teman. Seperti
4. Menemukan angle (sudut berita) •
ketika Anda sedang berbicara.
Tentukan dan siapkan angle ketika masih
•
Hendaknya Lead tidak lebih dari 33 kata, jangan berpanjang-panjang.
berada di lapangan •
•
Dampaknya terhadap masyarakat
•
Human Interest
•
Unsur ketokohan
•
Jarak
•
Eksklusif
•
Informatif
•
Unik
•
Dramatis
•
Gaung
•
Misi
•
Temukan jalan ceritanya
•
Cari yang paling menarik (menurut siapa?)
•
Cari yang paling ingin diketahui oleh
Gunakan kata dan kalimat yang pendek serta lugas. Buatlah dalam dua atau tiga kalimat.
•
Cari sisi yang paling menarik.
•
Hindari kata atau istilah asing dan sangat teknis yang kurang dikenal pembaca.
•
Pastikan: apa yang terjadi, siapa yang akan menjadi pemeran utama berita tersebut, kapan peristiwanya, dimana TKP-nya, bagaimana peristiwanya, dan mengapa terjadi.
•
Ajukan pertanyaan: apakah pembaca benarbenar membutuhkan informasi yang akan ditulis.
pembaca •
Ingat, tulisan Anda untuk pembaca, bukan untuk rekan sesama wartawan, nara sumber
5. Menulis berita:
atau kekasih Anda. >> Membuat lead sama dengan pekerjaan lain,
•
menulis juga punya penyakit yang sama:
bagian penting dan menjadi batang berita
sulit memulainya. Tulisan yang panjang pasti diawali lead (di alenia pertama), lead yang menarik mengundang rasa penasaran
Usahakan agar lead tersebut akan menjadi selanjutnya.
•
Tulislah seperti sedang menggambar. Jelaskan sedetil mungkin.
terhadap pembaca untuk menyelesaikan berita yang ditulis sebaliknya jika leadnya tidak menarik berita yang telah susah payah kita tulis berlalu begitu saja di mata
www.kinerja.or.id
>> Menyambung alinea dengan baik. >> Fokus, dalam dan tidak melebar. >> Gunakan piramida terbalik.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
99
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
>> Jangan mengulang-ulang dan bertele-tele.
yang ketahuan sedang asyik mengobrol dengan
>> Ceritakan dengan sejelas-jelasnya.
kepala BPK saat rapat berlangsung.
>> Menulislah seperti sedang berbicara kepada orang lain. >> Untuk mengecek apakah tulisan kita bisa
Lead Sebab Akibat
dimengerti, bacalah (dengan bersuara pelan-pelan). Pastikan letak tanda bacanya.
Lead bisa berisi analisis sebab akibat dari suatu peristiwa atau pernyataan yang akan diuraikan.
Contoh-contoh lead:
Contoh: Lima puluh orang tewas dan 280 lainnya luka-luka
Lead Dialog:
akibat serangan mendadak angkatan udara Amerika atas ibukota Afghanistan, Kabul kemarin. (catatan: membuka lead jangan menggunakan
“Benarkah itu suara saudara?”
angka. Misal: lima puluh bukan 50)
“Benar, Yang mulia” Kutipan percakapan tersebut berlangsung antara
Lead Lengkap, Padat dan Berisi
hakim X dengan Jaksa Urip Gunadi di Pengadilan Negeri Jaksa Selatan. Hakim menanyakan
Contoh:
kebenaran rekaman pembicaraan antara Urip dan
Polisi menangkap dua tersangka perampok toko
Ayin yang disadap KPK.
mas “Cantik”, Kamis malam (26/8) di Plumpang dan Kramat Jati. Emas satu kilo yang mereka rampok telah habis terjual.
Lead Kutipan:
(catatan: gunakan kata yang pasti. Misalnya: Polisi bukan yang berwajib)
Contoh: “Kalau saudara tak mau mengikuti rapat, keluar saja!”
Lead Resmi: lead yang mencakup semua unsur 5W + 1H
Pernyataan dengan nada keras itu disampaikan SBY saat memimpin rapat kabinet di Istana Negara, Jakarta kemarin. Presiden menegur kepala BPS
100
mengapa (why); dan bagaimana (how)> semua unsur itu harus dimasukkan kedalam lead untuk berusaha menjawab pertanyaan 5W + 1H.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Untuk lead, hindari penggunaan kalimat
Contoh: Setelah tertunda sekian lama akibat cuaca buruk, korban Ashley Hayat, penjelajah muda dalam operation releigh (OR) yang terkena musibah jatuh ke jurang Gunung Binaina, Pulau Seram, akhirnya berhasil diangkut dengan helikopter, Senin kemarin. Setelah sejenak dirawat di Rumah Sakit TNI AU Laha, Ambon, pada sore harinya korban langsung diterbangkan ke Jakarta, satu pesawat dengan
“jadul (kuno)” atau berbau sambutan pejabat. Misalnya: “Seperti kita ketahui….” Atau “dalam rangka….” Atau “pada suatu hari…” atau “sehubungan dengan….” Dan sejenis itulah. Jangan membuat lead seperti membuat puisi. Khusus lead deskriptif, lead ini menjelaskan seolah-olah pembaca sedang berada di samping anda. Seolah-olah pembaca bisa merasakan
rombongan Menteri KLH Emil Salim. Korban menderita luka di kepala, tulang iga patah, infeksi di dada kiri, dan patah kaki. Kemudian, dirawat di sebuah rumah sakit di Jl. Prapanca Kebayoran Baru,
dimensi di Ancol, panas, dan dinginnya terasa, wangi parfumnya tercium jelas. Semua itu jelaskan! (lead ini cocok untuk tulisan feature)
Jakarta. Catatan: UNTUK LEAD GUNAKAN KATA AKTIF, BUKAN PASIF. ATAU YANG BERAWALAN ME- BUKAN AWALAN DI-
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
101
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Modul 7
Menulis Berita di Media Sosial
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Peserta dapat menuliskan lead, plot dan tubuh berita dengan baik. 2. Peserta dapat menghasilkan sebuah berita yang baik untuk media sosial seperti FaceBook, twitter dan SMS
METODE 1. Pemaparan pengantar jurnalisme media sosial dan SMS. 2. Pemaparan dan pembahasan contoh-contoh. 3. Praktik menulis angle dan lead untuk FB, twitter dan SMS. 4. Diskusi & tanya jawab.
POKOK BAHASAN
MATERI
1. Penulisan berita singkat, lengkap serta bagaimana melakukannya dengan baik untuk menghasilkan karya jurnalistik/liputan yang kredibel serta menarik. 2. Penulisan berita singkat di media sosial dan juga pesan singkat telepon selular
1. Jurnalisme On-line (fb, dll), Berbagai sumber (internet). 2. Jurnalisme Twitter, Jojo Raharjo, 2010. 3. Dengan Twitter Menulis Lebih Pinter, Anton Muhajir, 2011. 4. Twitter Journalism, Tomi Satryatomo, 2011. 5. SMS Journalism, Harry Surjadi, 2011.
102
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
tersebut. Untuk pembahasan ditetapkan
ALAT DAN BAHAN
maksimal 2 – 3 contoh (5 menit). d. Meminta peserta praktik menulis lead untuk FB, Twitter, Blog dan SMS (10 menit).
1. LCD projector dan Laptop
e. Mempersilahkan peserta untuk
2. Koneksi Internet
mempresentasikan hasil tulisan masing-
3. Handphone
masing (10 menit).
4. Contoh-contoh karya jurnalistik Facebook,
f.
Twitter, Blog dan SMS
Memandu diskusi hasil praktik peserta dan tanya-jawab (15 menit).
2. Kegiatan peserta:
WAKTU
a. Mendengar/ memperhatikan penjelasan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting mengenai menulis berita di media sosial. 60 Menit
b. Membaca beberapa contoh status di FB, Twitter, Blog dan SMS.
PROSES FASILITASI
c. Diskusi dalam menemukan angle dari contoh-contoh tersebut. d. Mempraktikkan menulis lead untuk FB, Twitter, Blog dan SMS.
1. Kegiatan fasilitator:
e. Mempresentasikan hasil tulisan masingmasing.
a. Menyampaikan materi pokok bahasan 7 mengenai Menulis Berita di Media Sosial FB, Twitter, Blog dan SMS Journalism (10
f.
Mengikuti diskusi hasil praktik dan proses tanya-jawab.
menit). b. Mempersilahkan peserta untuk membaca beberapa contoh status di FB, Twitter, Blog dan SMS. Masing-masing peserta diminta terhubung dengan internet, baik melalui telepon selular, laptop yang tersambung dengan internet ataupun media koneksi yang lain (10 menit). c. Memandu diskusi peserta dalam menemukan angle dari contoh-contoh
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
103
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
PANDUAN PRESENTASI
Pelatih memfasilitasi peserta untuk mendiskusikan hasil praktik menulis yang telah mereka lakukan.
104
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
BAHAN BACAAN
Jurnalisme on-line, memungkinkan bagi tim redaksi untuk menyertakan teks, suara, gambar, video, dan komponen lainnya di dalam berita yang akan diterima oleh audience Kaidah 5W+1H bisa diabaikan. Artinya dalam
(Artikel #1)
suatu konteks berita, kaidah tersebut cukup satu atau dua saja untuk ditampilkan sebagai berita
Jurnalisme On-Line
on-line
(Untuk Menulis berita di website, blog, facebook,
Jurnalime on-line adalah jurnalisme judul. Karena sifatnya yang ringkas, cepat dan akurat,
twitter, dll)
maka JUDUL dalam berita On-line harus “eye (Sumber: http://www.google.co.uk/search?q=teknik+
catching”. Sehingga judul-judul dalam berita online bisa dikemas secara dramatis, bombastis, “nakal”, namun tetap cerdas.
r=&ft=i&cr=&safe=images)
Tetap berpegang pada kode etik (tidak SARA,
Media On-line lahir sebagai bentuk “konvergensi media” dengan dukungan teknologi internet
dll). Salah satu produk jurnalisme on-line adalah SHARE and DISCUSSION SITES. Situs
secara masif yang menyajikan lebih komperhensif baik secara konten, cover face
semacam ini bisa dibilang memanfaatkan potensi internet, sebagai sarana untuk bertukar
maupun daya jangkauannya. Jurnalisme on-line, audience bisa memilih berita
ide, cerita, dan sebagainya. Kadang-kadang
yang ingin didapatkannya tentang pelayanan publik yang masih kurang berjalan baik. Contoh Informasi di Facebook:
Isu BBM akan dinaikkan semakin santer. Sayangnya tidak semua keluhan bisa ditampung media arus utama. RuaiTV menyediakan media untuk menyalurkan unekunek, protes, keluhan, ketidaksetujuan, kemarahan, kekesalan atau lainnya terkait dengan BBM, harga 9 bahan pokok, harga BBM di mana pun. Caranya mudah: Harry Surjadi
telpon no 081649000555, tekan 1 untuk merekam unek-unek kawan-kawan, setelah selesai tunggu beberapa detik, baru matikan ponsel/telpon. Untuk mendengarkan kembali unek-unek sendiri atau lainnya, telpon no 081649000555, tekan 2. Rekaman unek-unek bisa didengar juga di web site RuaiTV (ruaitv.co.id). Mari suarakan diri Anda selama belum dilarang berpendapat.
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
105
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
JANJI PERBAIKAN LAYANAN PUSKESMAS KANIGARAN JADI YANG TERBAIK
Probolinggo, jurnalis warga – Puskesmas Kanigaran Kota Probolinggo kali ini menyabet predikat terbaik I, menggeser Puskesmas Ketapang dalam pelayanan publik. Lomba yang digelar oleh pemerintah Kota Probolinggo dalam evaluasi dan penilaian kinerja unit pelayanan public Kota Probolinggo tahun 2013 ini, memang menjadi agenda rutin pemerintah setiap tahun. Dan kali ini puskesmas kanigaran yang menyabet predikat terbaik I.
Menurut Dr Lusi kepala puskesmas kanigaran ketika ditemui JW setelah melayani pasiennya, menyampaikan, “Juara terbaik I bagi kami bukan berarti kami sudah sempurna, bebas dari kritikan masyarakat, tetapi kami harus lebih berusaha lagi kedepannya, untuk melakukan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, dan selalu akan menyelesaikan masalah bersama-sama” Ujarnya ramah dan bersahaja. Pelayanan yang mengoptimalkan kepuasan masyarakat, menyamakan komitmen dan visi dengan karyawan dan staf puskesmas, serta selalu melibatkan unsure masyarakat, Kader, FMS, dan kelurahan yang terkait, adalah komitmen teguh yang dipegang oleh kepala puskesmas kanigaran. Sehingga hal ini menjadi penilaian tersendiri oleh tim juri tahun ini. Perbaikan janji layanan yang terpampang di pintu masuk utama, bukan hanya hiasan dinding bagi puskesmas kanigaran, tapi betul-betul dilaksanakan sesuai dengan komitmen mereka, sehingga mengangkat puskesmas kanigaran menjadi yang terbaik tahun ini. Harapannya adalah puskesmas kanigaran mampu mempertahankan dan selalu menjadi yang terbaik kedepannya. (Siti Muklis/JW Kota Probolinggo)
106
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
— with Mochtar W Oetomo and 2 others.
Unlike · · Unfollow Post · Share · September 19 at 1:54pm • •
Seen by 7 You, Bovi Villa Suprianto and Misnari Bunda like this.
•
Firqie Firmansyah Selamat atas tulisan yang baik ini ya, Mba Siti Muklis.. a few seconds ago · Like
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
107
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
(Artikel #2)
Jurnalisme twitter, bikin wartawan nggak pinter?
siapa gerangan wartawan yang iseng mengirim pesan itu. Kali lain, saat nge-tweet di sela Upacara Kenegaraan 17 Agustus di Istana, Tifatul mengumumkan bahwa aktivitas berkicaunya tidak
Jojo Raharjo
mengurangi kekhusukannya mengikuti upacara,
Posted on | September 17, 2010 | 8 Comments
“FYI: ngtweet; sebelum acara dimulai, tidak ada pidato prsiden, saat naikkan bendera saya hormat, upacara berdiri, wkt lagu2 aubade sy ngetweet lagi” yang kini kecanduan berkicau melalui akun twitter. Nama-nama lain misalnya Menko Perekonomian @hattarajasa, Menteri Sosial @salimsegaf, Ketua Umum DPP Golkar @aburizalbakrie, Staf Khusus Presiden Bidang Hukum @dennyindrayana, serta Staf Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana @AndiAriefNew. Menjadi sebuah fenomena tersendiri saat para pejabat mengampanyekan
Akun TIfatul Sembiring di twitter (gambar milik
kebijakannya melalui serial twitter – yang sekali
Politikana.com)
“mencicit” terbatas maksimal 140 kata itu.
Suatu siang di Istana Negara, berlangsung
Tifatul misalnya, menyuarakan pendapatnya dalam
acara seremonial pelantikan pejabat. Di sela-
serial twitter tentang kronologis awal mula kasus
sela kebosanan acara, Menteri Komunikasi dan
HKBP Bekasi. Juga saat ramai-ramai ditangkapnya
Informatika Tifatul Sembiring sibuk mengupdate
petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan oleh
akun twitter-nya. Menteri kelahiran Sumatera Barat ini memang gemar berpantun dan memberi siraman
yang dilakukan Kominfo. Sementara itu, juga lewat
rohani secara virtual.
akun twitternya, Menteri Perekonomian Hatta Rajasa giat bersosialisasi tentang pembatasan BBM
Posisi berdiri tidak mengganggu habit Pak Menteri
bersubsidi bagi mobil keluaran tahun 2005 ke atas.
memencet-mencet telepon seluler. Sampai suatu saat, masuk sebuah tweet. Seorang wartawan yang
Nah, bagaimana dengan ranah jurnalisme? Apakah
juga meliput acara itu mengirim kicauan ke akunnya,
etis seorang jurnalis langsung mengutip pernyataan
@tifsembiring. “Kok nunduk terus, Pak.. Asyik
pejabat yang berkicau di timeline twitternya, tanpa
twitteran ya?” Sontak Tifatul mendongak, mencari
108
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
sms, telepon
www.kinerja.or.id
atau bertemu langsung? Apakah pernyataan pejabat
yang memungkinkan untuk adanya percakapan
lewat akun twitter itu bisa dianggap sebagai
berdua semacam ini bisa dianggap wawancara,”
statement sebagaimana sebuah konferensi pers
kata Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pers dan
atau doorstop interview?
Pembangunan (LSPP) itu.
”Saya rasa sah-sah saja tweet pejabat diquote.
Hariyanto mengingatkan, ungkapan-ungkapan yang
Ingat kasusnya juru bicara Gedung Putih saat
muncul dari situs pergaulan sosial macam Facebook
mengumumkan penundaan kedatangan Obama ke
dan Twitter tak bisa menjadi representasi resmi
Indonesia,” kata Ariemega, jurnalis Seven Network
(atau hal yang ingin dipublikasikan) oleh seseorang.
Australia yang sangat aktif di dunia sosial media.
Ungkapan di situ bisa sesuai dengan pernyataan
Jawaban senada datang dari Andi Arief. “Prinsipnya
resmi seseorang, bisa juga tidak. ”Jadi ini tidak bisa
oke-oke saja, hanya keterbatasan 140 kata itu
jadi bagian dari proses jurnalistik, karena sifatnya
kadang penjelasan terbatas,” kata mantan aktivis
terbatas pada ungkapan personal,” papar salah
mahasiswa Yogyakarta itu –melalui tweet nya.
seorang anggota tim ombudsman Kompas itu.
Pilihan untuk tidak berpendapat datang dari Hatta
Hariyanto menegaskan agar jurnalis juga mesti
Rajasa. Ia menjawab pertanyaan saya lewat tweet¬
meneliti betul, apakah akun Facebook atau Twitter
nya, ”Lebih baik anda cek dengan Dewan Pers, AJI,
milik pejabat publik yang dikutipnya benar-benar asli.
dan PWI. Mereka lebih kompeten untuk menjawab
”Apakah tidak mungkin jika orang lain menggunakan
pertanyaan anda,” kicau politisi yang baru-baru ini
nama tersebut untuk kepentingan lain? Jikapun
membagi satu unit iPad dan dua unit BlackBerry
pengelolanya adalah juru bicara atau humas dari
lewat lomba foto ”Lebaran Unik” bagi pengikutnya di
seseorang, tetap hal ini tak bisa jadi representasi
Facebook dan Twitter itu.
resmi nama tersebut,” urai mantan wartawan Forum Keadilan ini
Pengamat media Ignatius Haryanto mengingatkan, sebagai sebuah media komunikasi, twitter memiliki
Hariyanto punya alasan khusus mengapa ia
keterbatasan tersendiri. ”Apa yang bisa disampaikan
tak punya akun di Twitter: ruang yang terbatas
dengan hanya 140 karakter?” katanya. Menurut
membuatnya kurang nyaman. ”Potongan-potongan
Hariyanto, twitter juga tidak bisa dijadikan bagian
yang kelihatannya banyak, tak selalu menghasilkan
dari percakapan antara narasumber dengan
konkruensi dalam pemikiran ataupun ekspresi
wartawan, karena sifat twitter yang terbuka
lainnya,” ungkapnya.
untuk publik secara luas. ”Artinya percakapan narasumber dengan wartawan haruslah merupakan
Selain itu, Hariyanto mengaku terganggu dengan
suatu kejelasan bahwa narasumber A sedang
istilah dalam twitter yakni menyebut “follower”, yang
bicara dengan dengan wartawan X. Saluran
artinya mereka yang terkoneksi dengan seorang
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
109
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
pemilik akun. ”Mungkin ada yang bangga punya
Untuk konteks jurnalisme, saya setidaknya
ribuan follower, belasan hingga ratusan ribu, tapi
menggunakan Twitter untuk tiga hal: belajar menulis
saya merasa tidak sedang mencari pengikut, dan tak
kalimat pendek, menyebarluaskan tulisan, serta
mau harus mengikuti seseorang,” katanya.
menyerap informasi. Inilah tiga manfaat Twitter untuk jurnalis menurut saya.
(Artikel #3)
Belajar menulis kalimat pendek Karena ada batasan jumlah karakter yang bisa
Dengan Twitter Menulis Lebih Pinter
ditulis di Twitter cuma 140, maka mau tak mau pengguna harus menurutinya. Memang ada beberapa aplikasi yang bisa membuat status agar melebihi batasan jumlah ini. Tapi, untuk apa.
Ditulis oleh Anton Muhajir
Seninya Twitter, ya, pada 140 karakter itu.
Jurnalis, blogger, & editor independen. Pernah bekerja untuk majalah GATRA (2001-2006). Kini menulis lepas untuk The Jakarta Post, Media
Konsekuensinya, pengguna Twitter harus bisa menyampaikan pesan singkat lewat statusnya.
Indonesia, Playboy Indonesia, Intisari, Rolling Stone Indonesia, dll.
Dalam 140 karakter ini, pengguna harus bisa menyampaikan pesan dengan materi yang bisa
Posted on | January 6, 2011 | 2 Comments
dipahami pembaca atau pengikut (followernya). Menurut saya, sih, ini menjadi latihan tersendiri bagi jurnalis. Jurnalis yang biasa menggunakan Twitter akan terbiasa menulis kalimat lebih pendek. Menulis dalam kalimat lebih pendek ini penting, terutama untuk jurnalis media online. Pada media cetak pun rasanya tak jauh beda. Makin pendek kalimat, makin mudah pembaca untuk memahaminya. Tentu saja harus ada kelengkapan
Twitter
www.
onmilwaukee.com Selain untuk belajar menulis lebih ringkas dan lugas, Twitter juga bisa berfungsi menyerap informasi sekaligus menyebarluaskan tulisan.
110
unsur tulisannya. Setidaknya apa, siapa, dan di mana. Menyerap informasi Twitterland itu ibarat pasar burung. Banyak sekali burung berkicau, termasuk orang yang menawarkan
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
burung itu sendiri. Tiap hari Jumat ada istilah #FF
ini untuk media yang punya akun online. Twitter pun
alias Follow Friday di mana para pengguna Twitter
demikian salah satu fungsinya.
akan memromosikan “burung-burung” yang mereka anggap layak untuk didengarkan kicauannya.
Melalui Twitter, jurnalis bisa menyebarluaskan tulisannya dalam bentuk tautan (link) sebagai update
Nah, sebagai jurnalis, kita jadi bertambah informasi tentang siapa sih orang yang tahu dan ahli di bidang
status. Ini sama saja dengan Facebook sebenarnya. Bedanya, di Facebook status bisa terlihat lebih lama. Kalau di Twitter sangat cepat perubahannya, apalagi
tertentu.
kalau menggunakan dari aplikasi ketiga semacam Di Twitterland pula jurnalis bisa mendapatkan
Tweetdeck.
informasi secara real time dari lapangan. Tiap orang
Kita memang tak bisa memengaruhi, apalagi
cenderung ingin segera mengabarkan tiap informasi
memaksa, pembaca untuk membuka tautan itu lalu
yang mereka punya. Begitu juga pengguna Twitter
membaca isinya. Tapi, lewat status tersebut, kita
alias Tweeps. Di sini mereka bisa mengabarkan
telah memberi tahu mereka lewat alat pengeras
kemacetan, banjir, cuaca, atau apa saja yang
suara, “Woi, aku barusan selesai menulis, lho. Ini
mereka alami. Informasi di Twitter bisa kita tindak
linknya..”
lanjuti untuk kemudian di tulis di media arus utama. Agar pembaca tertarik membaca, judul tulisan atau Menyerap informasi dari Twitter ini tak hanya dari
status di Twitter itu harus semenarik mungkin. Pakai
orang-orang “biasa”, tapi juga media lain sebagai
Toa saja tidak cukup kalau informasinya garing.
referensi. Misalnya, apa yang ditulis Kompas. Suara kita makin bergema kalau ada pengguna
com bisa segera disampaikan oleh akun @ kompasdotcom di Twitter. Begitu pula informasi dari detik.com, Vivanews, BBC, Poynter, Wikileaks, dan
Twitter yang mengicaukan ulang alias me-retweet (RT) kicauan kita. Setelah itu, biarkan kekuatan viral dunia maya bekerja. Dia akan berjalan sendiri
seterusnya.
sesuai hukum ia maya. Ke sana ke mari tanpa bisa Mengikuti akun Twitter media-media ataupun lembaga memudahkan jurnalis untuk mendapatkan
kita kendalikan. Menyebarkan apa yang sudah kita tuliskan. [@antonemus]
informasi ataupun peluang. Menyebarluaskan tulisan Salah satu fungsi jejaring sosial adalah untuk membuat suara media lebih bergema. Lagi-lagi, sih,
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
111
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
(Artikel #4)
yang menuduh pendiri Wikileaks Julian Assange melakukan kekerasan seksual terhadap mereka.
-----Original Message----From: Tomi Satryatomo <[email protected]>
Tuduhan ini yang memberi alasan pada polisi di Inggris untuk menahan Assange. Ia terancam ekstradisi ke Amerika Serikat.
Sender: [email protected] Date: Tue, 8 Nov 2011 20:45:42 To: <[email protected]> Reply-To: [email protected]
Tanpa diduga, #talkaboutit direspon banyak orang, dan kemudian menjadi pemberitaan di media-media massa arus utama.
Subject: [jurnalisme] When Twitter talk shows us the future of journalism
”Over a couple of days we had thousands of tweets posted, hundreds of blog posts, and it was talked
Kawan-kawan,
about on Facebook and around kitchen tables. Experiences that happened decades ago were
Saya teruskan artikel dari Guardian Online tentang hashtag #talkaboutit yang dinominasikan untuk meraih penghargaan jurnalistik di Swedia.
suddenly clothed in words, and the media started to write about the #talkaboutit phenomenon even before they published our pieces about our own experiences.
hashtag memulai ‘percakapan’ ini, ia tidak meniatkannya sebagai produk jurnalistik: * “ When #talkaboutit started, we weren’t thinking about journalism. We were just thinking that we
The biggest TV channel in Sweden talked about sex every morning for a whole week as the movement spread far beyond the internet and social media.” Nominasi sebuah hashtag twit untuk meraih penghargaan jurnalistik tentu mengejutkan. Ini
wanted to talk about it ourselves, and we wanted other people to dare to talk about it. We used
jurnalisme bagi publik:
ourselves. We were personal, really private, and that’s where I think you can see the pioneering nature of our approach.”*
*”I believe that the methods used in social media and the results gained can teach us a great deal about the future of journalism; about closeness to
#talkaboutit mendorong orang untuk bercerita tentang pengalaman buruknya dengan seks. Ide
the publik, the courage to be ourselves, the way in which many people together can bring about change in small things and perhaps in large ones too. There
begitu banyaknya seruan kebencian atas dua wanita
112
is a realisation that traditional media no longer
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
control what people talk about. We managed to
(Artikel #5)
create a conversation that cut right across all sectors of the media, both social and traditional, where what From: “Harry” <[email protected]> was it about personal reputation.”*
Sender: [email protected] Date: Tue, 01 Nov 2011 13:19:35 -0000 To: <[email protected]>
menohok:
ReplyTo: [email protected] Subject: [jurnalis_jakarta] Mengakses berita di
“I have always felt that journalism should be
pelosok Kalbar melalui citizen journalists
something that makes a difference, and that’s what #talkaboutit achieved.” Kawan-kawan jurnalis, I can’t be more agree with her. Pada era seperti sekarang, saat media massa arus utama memiliki agendanya sendiri, yang tidak selalu sejalan dengan agenda publik, media sosial bisa menjadi alternatif untuk menyuarakan aspirasi publik --asal dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan tulus (genuine).
Empat bulan terakhir, saya dan teman-teman dari RuaiTV telah melatih 106 citizen journalists yang 80% adalah masyarakat adat (Dayak) dari berbagai wilayah di Kalimantan Barat. Mereka mendapatkan pengetahuan dan keterampilan basic journalism (antara lain bagaimana membedakan fakta dari opini/klaim atau non-fakta, teknik observasi, 5W+1H,
menemukan kata yang lebih baik) potensi ini?
piramida terbalik) melalui pelatihan selama dua hari penuh.
Salam, -Tomi Satryatomo skype: tomi.satryatomo twitter: @wisat
Kemudian, bulan lalu, kami meluncurkan layanan RuaiSMS yaitu layanan berita melalui sms. Para citizen journalists ini yang melaporkan berita. Para CJs ini hanya melaporkan peristiwa. Salah satu keterbatasan media (yang kebanyakan di Jakarta) adalah tidak ada koresponden di daerahdaerah. Sehingga ketika terjadi peristiwa besar, media tidak bisa melaporkan apa yang terjadi. Atau
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
113
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
kadang ada berita penting dari daerah tidak sampai ke media kawan-kawan.
Beberapa contoh berita hasil jurnalis warga yang dikirimkan ke layanan RuaiSMS (SMS Center):
Untuk itu saya menawarkan akses ke CJs. Dijamin mereka bisa memberikan fakta dengan
Motor tambang (Kapal Motor SIRAGE), jurusan
benar. Silahkan kawan-kawan subscribe ke
Sungai Manur - Kota Pontianak tenggelam di Sungai
RuaiSMS. Caranya dengan mengirim sms ke no
Enau (depan parit tenaga baru) pk 06.15 jumat
082150233639 dengan isi: Reg <spasi> nama
(10/02). 40 lebih siswa SMP dan SMA menggunakan
media.
jasa tambang motor, pergi sekolah ke Kec. Kuala Mandor B, jadi korban. Inggus (Siswa kls 2 SMA
Kawan-kawan kemudian tersambung ke layanan
01 Kuala Mandor B) patah kaki. Sebagian siswa
RuaiSMS. Berita-berita dari CJs akan terkirim ke HP
lainnya mengalami luka, di kepala, lengan dan kaki.
kawan-kawan. Layanan ini gratis, tidak menyedot
selain mengangkut siswa, kapal motor memuat
pulsa. Kami mendapat dana sampai awal tahun
ratusan batang kayu segi olahan.=RuaiSMS
depan dari Packard Foundation dan ICFJ. Jalan lintas Desa Seruat II menuju Desa Nah, jika ada informasi yang ingin di-follow up, bisa
Mengkalang Guntung Kec. Kubu, Kab. Kuburaya,
sms saya (0811150232) untuk meminta akses ke CJ
berlumpur dan berlubang sepanjang 1 km, lebar 4 m
bersangkutan. Saya akan memberikan no HP-nya.
(3 Feb)=RuaiSMS
Kawan-kawan bisa mengontak CJ bersangkutan, beritahu kalau informasi dari saya, dan bisa dia bisa
Pertemuan masy adat Kec.Simpang Hulu Minggu
diwawancara untuk memperdalam informasi.
22 januari 2012 di gedung serba guna kecamatan pk 10.00 s/14.35 yang membicarakan tentang
Terima kasih.
pemilihan ketua DAD memutuskan/meminta kepada DAD Kab.Ketapang untuk 1. Membatalkan dan
Salam,
nenarik sk yg sudah diberikan kepada ketua terpilih
Harry Surjadi
(Julianus Julin) 2. Mengembalikan tugas dan wewenang kepada ketua lama (Chris Bidin) sampai terpilih yg baru 3.Menugaskan pengurus lama untuk melaksanakan Musdad pemilihan DAD paling lama awal Maret 2012=RuaiSMS Harga beli karet toke Aliong di Bodok, basah Rp 17.000, kering Rp 20.000 pada tanggal
114
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Ampaning, Desa Sungai Enau, Kec Kuala Mandor B,Kab.Kubu Raya di rumahnya (RT 01/Dusun
Sebiau.=RuaiSMS
Ampaning) pk 16.00 (20/01) disaksikan oleh Agus Pamungkas (manager Bina Mitra Wilmar
Camat Kuala Mandor B (Drs.Yansen Sibarani),
Kal-Bar) menyerahkan Rp 415.200.000 untuk
Kepala Desa Sungai Enau (M.Yamin) dan seorang
kompensasi plasma sawit 346 ha kepada Ketua
berseragam Polisi=RuaiSMS
Kelompok Tani “TANI MAKMUR” M Apuy di
Contoh Beberapa Tulisan Jurnalis Warga program KINERJA di Blog Kompasiana yang menggambarkan peran mereka dalam proses peningkatan pelayanan publik:
Kontribusi Jurnalis Warga untuk DGP (Distribusi Guru Profesional) Luwu Utara, merupakan salah satu kebupaten di Sulawesi Selatan yang cepat berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan lewat sistem distribsi guru di daerah terpencil. Upaya ini makin terdorong berkat dukungan Kinerja USAID yang mendukung Distribusi Guru Proporsional (DGP) di Sulawesi Selatan. Semangat ini pula, membuat Luwu Utara menjadi daerah pertama yang mengimplementasikan SK Bersama (SKB) Lima Menteri dalam peningkatan kualitas pendidikan. Bupati dan Wakil Bupati Luwu Utara menaruh perhatian besar untuk peningkatan kualitas pendidikan di daerah terpencil ini. Ketika OMP Media Kinerja USAID melakukan kegiatan diskusi regular jurnalis mulai tahun 2013 lalu, tema-tema DGP selalu menjadi pilihan untuk diskusi rutin dengan wartawan itu di Luwu Utara. Bupati dan Wakil Bupati Luwu Utara bergantian menghadiri diskusi ini sekalgus bersedia menjadi narasumber. Peran jurnalis warga (JW) ini kemudian mendorong percepatan upaya-upaya program pembangunan di Luwu Utara. Salah satunya adalah DGP. Hal ini diakui oleh Wakil Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani ketika memberikan sepata kata pada pembukaan Fastival Jurnalis Warga 2013 di Kampus Universitas Hasanuddin, Makassar, 22
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
115
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Mei 2013. Menurut Indah, hasil capaian sukses program pembangunan di Luwu Utara, terutama di sektor pendidikan, berkat dukungan dan peran juranlis warga. Sejak Februari 2013, ketika OMP Media melaksanakan program tahun ke-2, DGP kembali diangkat menjadi topik diskusi dan tulisan-tulisan oleh jurnalis warga di Luwu Utara baik dimuat di media mainstream mapun media sosial. Dampak dari pemberitaan jurnalis warga ini, Pemerintah Kabupaten Luwu Utara kembali menetapkan rencana untuk mengimplementasikan secara resmi pola DGP yang telah disertai dengan regulasi berupa peraturan bupati.
116
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Modul 8
Langsung: (Straight News)
TUJUAN PEMBELAJARAN
METODE
1. Peserta dapat mempraktikkan penulisan straight
1. Pemutaran video tutorial tentang Jenis Berita 2. Praktik membuat straight news
news dengan berbagai medium
3. Pembahasan pleno dan diskusi materi straight news
POKOK BAHASAN MATERI -
Berita singkat yang memenuhi unsur-unsur: angle yang tepat, lead yang cocok dan plot serta tubuh berita yang saling terkait satu sama lain.
www.kinerja.or.id
-
Video tutorial Jenis Berita, PJTV – Internews.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
117
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
ALAT DAN BAHAN
d. Mempersilahkan peserta untuk mempresentasikan hasil berita masingmasing. Fasilitator memilih maksimum 6 peserta dimana masing-masing terdapat dua
1. Video tutorial PJTV 2. Flip chart dan spidol 3. LCD projector dan laptop 4. Koneksi Internet
WAKTU
peserta perkategori media - narasi, audio dan video (15 menit). e. Memandu diskusi hasil praktik peserta dan tanya-jawab (15 menit).
2. Kegiatan peserta: a. Menyimak tayangan video tutorial Jenis Berita produksi PJTV - Internews. b. Mendengar/memperhatikan penjelasan dan
60 Menit
mencatat hal-hal yang dianggap penting mengenai menulis berita langsung.
PROSES FASILITASI
c. Mempraktikkan menulis berita singkat untuk berbagai medium. d. Mempresentasikan hasil berita masingmasing sesuai panduan dari fasilitator dan
1. Kegiatan fasilitator:
aktif terlibat dalam diskusi pembahasan.
a. Memutar video tutorial Jenis Berita produksi PJTV – Internews (5 menit). b. Menyampaikan materi mengenai Menulis Berita Langsung/ Straight News (10 menit). c. Meminta setiap peserta untuk melakukan praktik menulis berita singkat untuk berbagai medium. Fasilitator dapat membagi peserta menjadi beberapa grup dimana grup-grup tersebut terbagi di dalam penulisan berita, produksi berita audio dan produksi berita audio video. Meskipun terbagi di dalam grup, penyusunan dan produksi berita dibuat secara individual. Fasilitator perlu membatasi waktu penyusunan maksimum 15 menit.
118
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
PANDUAN PRESENTASI
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
119
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Contoh beberapa Straight News yang telah dihasilkan Jurnalis Warga program KINERJA yang telah mampu membuat noising atau kebisingan ke media arus utama
Praktik Baik Jurnalis Warga untuk Peningkatan Pelayanan Kesehatan Unit Aduan Tingkatkan Layanan Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) kerap mengesankan banyak orang tentang pelayanan kesehatan yang minus dan apa adanya. Sebagian masyarakat beranggapan hampir semua puskesmas di Kota Makassar memiliki karakter yang sama. Di media massa, pemberitaan tentang puskesmas selalu terfokus pada pelayanan buruk atau pengalaman-pengalaman masyarakat yang kurang memperoleh pelayanan yang baik dari puskesmas. Satu jenis tablet untuk banyak penyakit, ke puskesmas kita tidak mengetahui penyakit kita, dokter yang memeriksa pasien apa adanya, dokter yang datang terlambat adala problemproblem puskesmas yang menghiasi pemberitaan atau surat pembaca di media massa. Padahal, sesungguhnya, ada puskesmas yang terus berupaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan. Tetapi upaya tersebut tiak diketahui banyak orang, karena minimnya informasi tentang capaian dari praktik baik dari sarana kesehatan masyarakat itu yang bisa diketahui banyak orang. Puskesmas Batua, Kecamatan Manggala, Kota Makassar termasuk salah satu puskesmas yang selalu berupaya untuk meningkatkan pelayanan. Sarana kesehatan masyarakat ini merupakan salah satu puskesmas yang masuk dalam skema dukungan program Kinerja USAID untuk perbaikan kualitas layanan. Pada tanggal 25-26 Februari 2012, JURnaL Celebes sebagai Organisasi Mitra Pelaksana (OMP) Media di Sulawesi Selatan melaksanakan pelatihan jurnalis warga bagi lima calon jurnalis warga di Kota Makassar yang nantinya mendukung implementasi program Kinerja USAID di Makassar. Kelima peserta tersebut, salah satu di antaranya adalah Ramluddin, staf di Puskesmas Batua.
120
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Pelatihan yang berlangsung dua hari di Kantor JURnaL Celebes tersebut, memberikan peserta untuk praktik liputan lapangan di Puskesmas Batua. Dalam tugas praktik inilah, Ramluddin menulis tentang unit pengaduan di Puskesmas Batua. Dalam berita tersebut Rmluddin menulis bahwa berkat adanya aduan masyarakat, Puskesmas Batua memperbaiki atau membenahi sarana dan pelayanan. Berita ini kemudian dimuat di kolom liputan warga (citizen report) Harian Tribun Timur Makassar.
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
121
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Modul 9
Jurnalisme Radio: Stand-up /Reportase Lapangan
POKOK BAHASAN
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Peserta memahami teknik penulisan reportase radio, stand up dengan story telling dan smiling voice serta teknik pelaporan stand up. 2. Peserta memahami cara penggunaan alat rekam audio dan DVR sesuai dengan teknik yang benar. 3. Peserta dapat mempraktekkan stand up dalam jurnalisme radio.
1. Stand up, sebuah laporan pandangan mata yang memenuhi unsur-unsur berita yang baik: angle yang tepat, lead yang cocok dan plot serta tubuh berita yang saling terkait satu sama lain. 2. Teknik penulisan laporan pandangan mata atau reportase radio. 3. Teknik-teknik pelaporan stand up: dengan menggunakan story telling dan smiling voice. 4. Teknik-teknik penggunaan berbagai alat rekam untuk melaporkan stand up.
122
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
PROSES FASILITASI
METODE
1. Kegiatan fasilitator:
1. Pemutaran video tutorial stand up 2. Pemaparan contoh-contoh
a. Menyampaikan materi mengenai Jurnalisme
3. Curah pendapat
Radio - tentang straight news di radio: stand
4. Praktik penulisan dan pelaporan stand up
up dan reportase radio (20 menit).
5. Penyajian hasil karya, diskusi dan pembahasan
b. Memutar video tutorial Stand Up produksi PJTV – Internews (10 menit). c. Memandu curah pendapat dan diskusi
MATERI
mengenai stand up atau laporan pandangan mata (30 menit). d. Meminta peserta melakukan praktik stand up
1. Stand Up (Reportase Radio, dll), Firmansyah
diluar ruang pelatihan dengan menggunakan
SH & berbagai sumber.
alat rekam audio atau telepon genggam.
2. Video tutorial Stand Up, PJTV – Internews.
Sebelumnya fasilitator menjelaskan kisi-kisi praktik yang akan dilaksanakan (60 menit).
ALAT DAN BAHAN
e. Memilih paling tidak tiga peserta untuk mempresentasikan hasil stand up masingmasing (30 menit). f.
1. Materi presentasi (power point)
Memandu pembahasan dan diskusi hasil praktik peserta (30 menit).
2. Video tutorial PJTV 3. Contoh-contoh stand up di radio & televisi
2. Kegiatan peserta:
4. Laptop dan LCD proyektor 5. Buku catatan dan ballpoint/ pensil 6. Alat rekam dan speaker/ speaker aktif 7. Flipchart dan spidol 8. Handphone
a. Mendengar/memperhatikan penjelasan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting mengenai Jurnalisme Radio (tentang straight news di radio: stand up dan reportase radio).
WAKTU
b. Menyimak tayangan video tutorial Stand Up produksi PJTV - Internews. c. Melakukan curah pendapat dan berdiskusi mengenai stand up atau laporan pandangan
3 x 60 Menit
www.kinerja.or.id
mata.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
123
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
d. Mempraktikkan stand up diluar ruang
masing-masing dan bagi peserta lainnya
pelatihan dengan menggunakan alat rekam
mendengarkan sambil membandingkan hasil
audio atau telepon genggam.
yang diproduksi sendiri.
e. Bagi peserta yang ditunjuk mempresentasikan hasil stand up
f.
Terlibat memberikan tanggapan dan masukan atas hasil praktik stand up.
PANDUAN PRESENTASI
Kisah-kisah Praktik Baik dari Karya Liputan Jurnalis Warga di Radio 1. JW di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat Sejak tahun pertama program, aktivitas JW cukup memberikan prestasi tersendiri mengenai dinamika warga di Kabupaten Melawi. Menurut Utami Sumping, salah seorang JW dari Kabupaten Melawi, selama menjadi JW ia memang jarang berkontribusi dalam penulisan, tetapi lebih sering melalui siaran radio. Sebagai
124
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
salah seorang penyiar di radio komunitas, ia lebih mengabarkan langsung informasi yang didapatkan di lapangan ataupun informasi dari OMP (Organisasi Mitra Pelaksana) KINERJA bidang pelayanan publik mengenai fakta yang terjadi. Selain melalui siaran berita atau informasi, Utami jug adapt menyebarluaskan informasi yang ia dapat melalui program talkshow di radionya. Beberapa informasi yang disampaikannya adalah berupa peran partisipasi masyarakat terhadap perkembangan sekolah. Sebelum informasi disampaikan, masyarakat di Kabupaten Melawi masih tabu untuk menyumbang sekolah atau berpartisipasi membangun sekolah. Mereka beranggapan bahwa fasilitas yang ada di sekolah adalah tanggungjawab pemerintah setempat, setelah diinformasikan mengenai peran dan tanggungjawab masyarakat melalui radio komunitas, baik siaran biasa maupun dalam talkshow, memberikan perubahan persepsi, dan masyarakat mulai berpartisipasi dalam pembangunan di sekolah. Selain menggunakan dana sendiri, beberapa masyarakat juga memanfaatkan dana CSR/ Corporate Social Responsibility dari perusahaan setempat dengan mengajukan beberapa proposal untuk kegiatan di sekolah. Selain partisipasi masyarakat, JW juga menginformasikan mengenai dana BOS yang tidak dipublikasikan oleh sekolah, setelah informasi ini disampaikan melalui radio dan talkshow, pihak sekolah langsung mempublikasikan dana BOS tersebut di papan pengumuman sekolah.
2. JW di Kabupaten Aceh Singkil, Aceh Laporan atau berita jurnalis warga sudah mendapatkan tempat di kabupaten ini. Laporan mereka telah dikonsumsi oleh masyarakat Aceh Singkil, setiap hari. Keberadaan mereka telah ‘menguntungkan’ Radio Swasta (X-Tra FM) dan Radio RRI yang ada di Aceh Singkil. Menguntungkan karena laporan mereka adalah laporan lokal. Dimana kecenderungan Radio di daerah seperti Aceh Singkil kekurangan reporter untuk melakukan liputan di daerah, sehingga berita yang mereka sampaikan seringkai mengambil dari berita nasional dari berbagai situs online.
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
125
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Modul 10
Meliput Isu Pelayanan Publik
POKOK BAHASAN
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Peserta mengetahui ketiga isu penting dalam pelayanan publik di dalam paket Program KINERJA USAID.
Beberapa isu dalam pelayanan publik: 1. Isu Pelayanan Kesehatan (Mengurangi kematian ibu melahirkan dan meningkatkan kualitas bayi melalui IMD/ Inisiasi Menyusu Dini dan ASI
2. persoalan yang muncul dalam ketiga isu tersebut. 3. Peserta dapat mengetahui penyebab terjadi: lemah atau tingginya semangat pelayanan di ketiga isu tersebut di beberapa provinsi atau
Eksklusif). 2. Isu Pendidikan (Tata kelola pendidikan dasar/ SD dan SMP). 3. Isu Peningkatan Iklim Usaha (Pelayanan perizinan).
kabupaten/ kota dikaitkan dengan Standar Pelayanan (SPM/ Standar Pelayanan Minimal, SOP/ Standard Operational Procedure, dll).
126
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
PROSES FASILITASI
METODE
1. Kegiatan fasilitator:
1. Penyampaian materi presentasi
a. Meminta narasumber menyampaikan
2. Studi kasus - best practices
pokok bahasan mengenai tiga atau salah
3. Diskusi/ tanya-jawab
satu Isu Pelayanan Publik Program Kinerja (kesehatan, pendidikan dan perizinan
MATERI
usaha) dihubungkan dengan semangat memberikan Standar Pelayanan - PM, SOP, dll (30 menit).
1. Pengantar Isu Pelayanan Publik dalam Program Kinerja USAID.
b. Memfasilitasi peserta untuk memberikan highlight dari penyampaian narasumber
2. Pertanyaan dan Bahan Diskusi Pendidikan. 3. Pertanyaan dan Bahan Diskusi Kesehatan.
kemudian mendiskusikannya (30 menit). c. Menyampaikan sekaligus mengembangkan
4. Pertanyaan dan Bahan Diskusi Perijinan Usaha.
pertanyaan kunci terkait isu pelayanan
5. Pertanyaan dan Bahan Diskusi Standar
publik dan standar pelayanan yang dibahas
Pelayanan.
agar dapat memberi inspirasi kepada peserta untuk merumuskan isu-isu yang
ALAT DAN BAHAN
layak diangkat sebagai tulisan/berita/produk jurnalistik (30 menit). d. Memandu diskusi ringan dan tanya-jawab bersama narasumber (30 menit).
1. Bahan-bahan input, presentasi dan studi kasus 2. LCD proyektor dan Komputer Laptop
2. Kegiatan peserta:
3. Meta plan
a. Memperhatikan penjelasan narasumber dan
4. Flip chart
mencatat hal-hal yang dianggap penting
5. Spidol
mengenai salah satu isu pelayanan publik (pendidikan, kesehatan dan perizinan
WAKTU
usaha) dan standar pelayanan. b. Menyampaikan komentar/ curah pendapat atas materi yang disampaikan narasumber dan terlibat aktif berdiskusi.
2 x 60 Menit
c. Menyimak pemaparan fasilitator tentang pertanyaan kunci dan secara aktif merespon diskusi bersama.
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
127
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
PANDUAN PRESENTASI
128
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
JENIS LAYANAN PUBLIK
Artikel #1)
Pengelolaan sampah Air bersih dan air minum
Meliput Layanan Publik
Pendidikan
Farid Gaban | Pangkalpinang, 25 Oktober 2011
Listrik Kesehatan
MENGAPA LAYANAN PUBLIK KURANG DILIPUT -
Wartawan menganggap isu ini kurang menarik. Padahal memiliki banyak aspek yang menarik (politik, ekonomi, sosial, human interest).
Administrasi kota (KTP, perizinan, catatan sipil), dll. LAYANAN PUBLIK BERKAITAN MEDIA -
Penyiaran publik (radio/ televisi negara atau daerah)
-
Publik kurang tertarik membaca karena liputan
-
dokumen publik lain: rencana tata kota, APBN/
permukaan dan tidak menyentuh kepentingan
APBD, arsip negara)
mereka. Akhirnya wartawan pun malas
-
meliputnya. -
informasi transparan tentang layanan yang
Wartawan kurang memahami pengertian dan
diberikan; publik/media bisa menuntut pemerintah untuk transparan.
politik. PENGERTIAN LAYANAN PUBLIK - Layanan yang diberikan oleh pemerintah kepada warganegara
LAYANAN PUBLIK DAN POLITIK -
*
Pemilihan bertujuan memilih eksekutif dan legislatif
Langsung (melalui sektor publik: lembaga
yang pada gilirannya menentukan kualitas layanan
pemerintah/ BUMN).
publik.
Tak langsung, lewat perusahaan swasta
-
Politik bukanlah sekadar aktor, tapi juga platform (janji kampanye).
yang dibiayai (disubsidi) negara. -
Media harus memantau platform/janji itu.
Warga negara berhak mendapatkan layanan publik dengan kualitas baik secara gratis, atau relatif murah.
-
Layanan publik diputuskan lewat konsensus sosial, melalui pemilihan demokratis.
secara: *
Informasi: UU Keterbukaan Informasi Publik Setiap instansi pemerintah wajib memberikan
pentingnya layanan publik dalam kaitan dengan
-
Perpustakaan (tak hanya berisi buku, tapi juga
layanan publik cenderung menjemukan,
LAYANAN PUBLIK DAN OTONOMI DAERAH -
Sebagian besar layanan publik kini merupakan
Layanan itu harus tersedia bagi semua orang,
kewajiban pemerintah daerah, meski sebagian
seluruh warga negara, tak peduli pendapatan.
pembiayaan masih dari pusat.
Tak peduli kaya atau miskin.
-
Gubernur/bupati dan DPRD punya peran besar dalam menentukan baik/buruknya layanan publik.
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
129
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
LAYANAN PUBLIK DAN EKONOMI
DAMPAK SWASTANISASI
-
-
Kualitas layanan publik antara lain ditentukan oleh besarnya anggaran pemerintah (APBN/APBD)
-
Cenderung orang kaya yang menikmati. Kesenjangan sosial.
yang disisihkan untuk layanan itu.
-
Sentralisasi/ urbanisasi.
Pemerintah Indonesia kurang peduli: anggaran
-
Kualitas layanan turun karena motif keuntungan
publik untuk kesehatan 1% dari GDP. Anggaran infrastruktur publik 3,4%. Bandingkan dengan anggaran pengelolaan pemerintahan/gaji PNS:
MENEGUHKAN PERAN PEMERINTAH
15% pada 2006. -
Anggaran pendidikan 17% (dibanding 2001
-
buruk. Tapi solusinya bukan swastanisasi.
yang cuma 2,0 dari GDP). Tapi, orang mengeluh sekolah mahal (ada alasan lain: mazhab
-
Solusinya adalah menciptakan pemerintah yang baik dan kuat, melalui instrumen demokrasi.
ekonomi). LAYANAN PUBLIK DAN MAZHAB EKONOMI
Pemerintah memang korup dan layanan publik
-
Demokrasi hanya bagus jika publik berpartisipasi, bukan apati.
-
Beberapa layanan publik diprivatisasi, dijual
-
kepada investor, menghilangkan peran/kewajiban
paham dan tahu masalah serta kritis (informed
negara kepada rakyatnya. -
Bahkan perusahaan negara, termasuk badan
citizenry). -
negara, kini berlaku seperti perusahaan swasta. -
memahami persoalan. MENYAJIKAN LIPUTAN LAYANAN PUBLIK
Meniru paham liberal Reagan dan Thatcher, yang mulai swastanisasi rumah sakit dan penjara.
-
Media berkewajiban membantu masyarakat
Mengakhiri layanan publik dan membuatnya menjadi layanan swasta/privat.
-
Publik berpartisipasi hanya jika mereka
-
ini banyak salah kaprah)
Tentara Amerika yang berperang di Irak dan Afganistan adalah tentara swasta (Blackwater).
Memahami pengertian layanan publik (selama
-
Membuat liputan layanan publik menjadi menarik.
SALAH KAPRAH LAYANAN PUBLIK -
-
membuat isu yang penting (seperti layanan
WC Umum yang tidak umum - Pak Ogah, kemana polisi? - Taman dan pantai publik, bukan swasta (seperti Ancol) - Air bersih/minum dijual
-
KRL ekonomi untuk orang miskin
-
Pertamina: subsidi hanya untuk orang miskin
Salah satu elemen jurnalisme: wartawan wajib publik) menjadi menarik.
-
Teknik menulis dan penyajian. Perlunya peningkatan ketrampilan teknis.
-
Menggali angle menarik, dari sudut pandang pembaca. Jangan cuma bersandar pada pidato pejabat dan siaran pers.
130
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
mengalami kekurangan guru, dan meminta
(Artikel #2)
penambahan jumlah guru maupun guru mata pelajaran tertentu. Permintaan ini didasarkan pada kebutuhan rasio guru: murid secara nyata serta
Isu Pelayanan Publik Kinerja USAID
didorong oleh upaya untuk pencapaian SPM. Proyek percontohan BERMUTU di Kementerian Pendidikan Nasional yang didanai dengan dukungan dari Bank
A. Tata Kelola yang Baik di Bidang Pelayanan Pendidikan Dasar
Dunia dan DBE memfasilitasi dinas pendidikan untuk mengkaji, menganalisis dan mengembangkan
Prioritas utama pemerintah pusat, maupun daerah adalah tercapainya Tujuan Pembangunan Milenium dan Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan dasar yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia. Dukungan untuk memenuhi tujuan pembangunan millennium dan pemenuhan SPM dilakukan melalui pelaksanaan paket-paket Pendidikan tertentu. Paket sektor pendidikan Kinerja memanfaatkan metode dan pendekatan yang telah dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), serta para mitra pembangunan untuk mencapai kualitas yang lebih baik dalam pengelolaan pendidikan di tiga bidang yaitu: distribusi guru secara proporsional, analisis biaya operasional satuan pendidikan, dan manajemen berbasis sekolah. Ketiga pendampingan ini dipilih oleh pemerintah daerah karena dianggap sebagai usaha yang penting untuk peningkatan
rekomendasi pengelolaan guru. Rasio yang ada seringkali memperlihatkan bahwa kabupatenkabupaten mengalami kecukupan rasio guru dan murid, tetapi terdapat ketimpangan yang besar untuk distribusi guru antara kota, kecamatan dan sekolah. Guru tidak tersebar secara proporsional dan umumnya terkonsentrasi di sekolah- sekolah perkotaan, dan sedikit yang bersedia mengajar di daerah pedesaan, apalagi daerah terpencil. Kinerja membantu pemerintah daerah mengatasi masalah-masalah tersebut melalui kerja sama dengan SKPD dan Bappeda, serta pemangku kepentingan/Multi Stakeholder Forum (MSF) termasuk Dewan Pendidikan, DPRD dan pemerhati pendidikan, melalui: a. Analisis data pendidikan kabupaten dengan
pelayanan pendidikan dasar dan capaian SPM
menggunakan pendekatan yang telah terbukti
pendidikan. Kebutuhan akan dukungan ini diperkuat
yang dikembangkan oleh program BERMUTU
oleh hasil kajian Kinerja di tingkat kabupaten/kota.
dan DBE (yang didukung USAID), serta indikator-indikator SPM sehubungan dengan
1. Distribusi Guru Secara Proporsional (DGP)
distribusi guru. b. Penyusunan rekomendasi serta alternatif
Beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
pemecahannya dan membahasnya dengan
Pendidikan melaporkan bahwa beberapa sekolah
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
131
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
pemangku kepentingan, serta penyiapan draft
pejabat agar ditempatkan di tempat strategis
kebijakan pendukungnya.
(dekat dengan kota/tempat tinggal)?
c. Pengembangan rencana aksi distribusi guru.
d. Bagaimana praktik dan kehadiran guru di wilayah pedesaan maupun di remote area?
Bagaimana media mengangkat isu terkait
e. Adakah insentif yang diberikan kepada guru
program ini?
yang bekerja di wilayah terpencil? Apakah wajar jika guru tidak bersedia bekerja di daerah yang
Penjelasan mengenai program ini belum tentu
jauh dari tempat tinggalnya/kota?
memberi daya tarik bagi jurnalis maupun media untuk mengangkat. Oleh karenanya, diperlukan melihat lebih jauh lagi apa dampak jika program ini tidak dijalankan, ataupun dijalankan namun tidak sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan publik.
f.
Apakah ada kebijakan daerah mengisi kekurangan/distribusi yang kurang proporsional atas keberadaan baik di kota maupun di desa.
g. Bagaimana nasib sekolah dan murid yang kekurangan guru?
Beberapa pertanyaan kunci di bawah ini dapat memberi gambaran dan pemahaman kepada peserta untuk dapat mendorong lebih jauh pemikiran dan pemahaman mengenai dampak jika program
2. Analisis Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP)
di atas tidak dijalankan ataupun jika meskipun dijalankan namun tidak sesuai dengan tujuannya. Peserta perlu diajak untuk melihat dampak khususnya kepada penerima manfaat program, misalnya dalam hal ini kualitas layanan pendidikan bagi murid-murid yang minim menerima layanan jasa dari guru.
BOS (Bantuan Operasional Sekolah) telah diberikan oleh pemerintah pusat ke sekolah, guna mendukung biaya operasional pendidikan. Menurut beberapa survei, dana BOS tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan riil biaya pendidikan dalam mencapai SPM (standar pelayanan minimum). Banyak kabupaten/ kota bersedia menutupi
Beberapa pertanyaan ataupun isu yang dapat dikembangkan antara lain:
kekurangan ini, tetapi tidak mengetahui cara perhitungannya. BOSP yang difasilitasi oleh program DBE1-USAID sebelum ini, telah mendorong
a. Apakah di sekolah yang Anda tahu telah
SKPD Pendidikan dan pemangku kepentingan
tercapai kecukupan jumlah dan distribusi
lain untuk menganalisis dan menghitung secara
gurunya? Apakah pernah ada keluhan terkait
riil kebutuhan BOSP, alokasi anggaran pendidikan
dengan hal itu dari murid atau orang tua murid?
dasar, dan komposisi biaya per kabupaten. Analisis
b. Ketimpangan jumlah guru di wilayah perkotaan
ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
dan di wilayah pedesaan dan remote area.
kesenjangan dana, khususnya ketika dana BOS
c. Apakah pernah menjumpai kasus adanya surat
tidak cukup untuk menutupi biaya operasional di
sakti untuk guru yang memiliki relasi dengan
132
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
sekolah. Rekomendasi disusun bersama antara
b. Apakah publik mengetahui berapa besarnya
SKPD, Dinas Pendapatan dan Keuangan, Bappeda
kebutuhan biaya operasional pendidikan bagi
serta pemangku kepentingan di bidang pendidikan
pendidikan dasar (SD dan SMP) di wilayahnya?
untuk dapat memberikan alternatif baik melalaui
Jika demikian, apakah publik juga mengetahui
dana APBD kabupaten atau provinsi, atau dari
bahwa dana yang diberikan pemerintah pusat
Peran Serta Masyarakat (PSM).
melalui BOS telah memenuhi kebutuhan operasional satuan pendidikan?
Penjelasan mengenai program ini belum tentu
c. Jika terjadi kekurangan dana, advokasi
memberi daya tarik bagi jurnalis maupun media
kekurangan dana operasional satuan pendidikan
untuk mengangkat isu tersebut. Oleh karenanya,
seperti apa yang harus dijalankan? Darimana
diperlukan melihat lebih jauh lagi apa dampak jika
sumber-sumber pendanaan yang dapat
program ini tidak dijalankan, ataupun dijalankan
memenuhi kebutuhan kekurangan tersebut?
namun tidak sesuai dengan kepentingan dan
d. Apa yang pernah didengar terkait dengan dana
kebutuhan publik. Lebih jauh lagi perlu dilihat jenis
BOS bagi sekolah-sekolah di sekitar wilayah
advokasi macam apa setelah analisis BOSP ini
Anda? Apakah pernah mendengar keluhan
dijalankan dan terlihat bahwa kenyataan dana BOS
bahwa dana BOS tidak mencukupi untuk
tidak mencukupi. Tulisan jurnalis warga dan juga
operasional sekolah?
jurnalis professional perlu secara lebih jeli melihat sampai kesana. 3. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Beberapa pertanyaan kunci dibawah ini dapat memberi gambaran dan pemahaman kepada
Kemendikbud telah mengembangkan kebijakan dan
peserta untuk dapat mendorong lebih jauh
instrument melalui program BOS untuk mendukung
pemikiran dan pemahaman mengenai dampak
sekolah dan pemangku kepentingan sekolah (komite
jika hasil perhitungan ini tidak ditindaklanjuti
sekolah, orang tua dan pemerhati pendidikan)
ataupun jika dijalankan namun tidak sesuai dengan
dalam mengembangkan rencana kerja sekolah
kebutuhannya.
(RKS) melalui proses yang lebih partisipatif, serta menyusun laporan keuangan yang terpadu (RAPBS)
Beberapa pertanyaan ataupun isu yang dapat
yang transparan dan akuntabel.
dikembangkan antara lain: Paket MBS Kinerja memperkaya Panduan a. Apa bentuk transparansi di dalam analisis
Pelaksanaan BOS Kemendikbud:
perhitungan biaya operasional satuan pendidikan? Siapa saja yang terlibat di dalam
a. Mendorong warga sekolah untuk
analisis tersebut? Bagaimana memperluas
dapat menyusun hal-hal di atas dengan
informasi hasil analisis ini dapat terjadi?
mempertimbangkan :
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
133
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
hasil Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dari BOS,
c. Sejauhmana Penggunaan Dana BOS (Biaya
hasil analisis Survei Pengaduan, yang
Operasional Sekolah) telah diketahui oleh publik
menghasilkan Indeks Pengaduan Masyarakat,
dan indicator apa yang memastikan bahwa
dan dijanjikan dalam Janji Perbaikan Layanan /
transparansi penggunaan Dana BOS telah
Service Charter di sekolah.
dibangun
b. Meningkatkan kapasitas kepala sekolah,
d. Apakah publik atau stakeholder sekolah
guru dan komite sekolah untuk menerapkan
memahami hasil survey pengaduan? Dan hasil
pencapaian SPM dalam penyusunan RKS
maklumat pelayanan sekolah untuk memperbaiki
(Rencana Kerja Sekolah).
layanan kepada stakeholder sekolah? Apakah publik berhak memantau apakah maklumat
Penjelasan diatas belum tentu memberi daya tarik bagi jurnalis maupun media untuk mengangkat isu.
pelayanan dijalankan? Bagaimana caranya? e. Apakah stakeholder (orang tua murid, komite
Oleh karenanya, perlu dilihat lebih jauh apa dampak
sekolah dan lain-lain) dilibatkan jika sekolah
jika program ini tidak dijalankan, ataupun dijalankan
hendak memutuskan berbagai kebijakan
namun tidak sesuai dengan kepentingan dan
strategis apalagi yang menyangkut dukungan
kebutuhan publik.
orang tua murid?
Beberapa pertanyaan kunci di bawah ini dapat
f.
Apakah sekolah telah memiliki saluran
memberi gambaran dan pemahaman kepada
dan penanganan keluhan yang jelas dan
peserta untuk dapat mendorong lebih jauh pemikiran
responsive?
dan pemahaman mengenai dampak jika program tidak dijalankan ataupun jika meskipun dijalankan namun tidak sesuai dengan tujuannya.
B. Tata Kelola yang Baik di Bidang Kesehatan
Beberapa pertanyaan ataupun isu yang dapat
Kinerja mendukung upaya-upaya Pemerintah
dikembangkan antara lain:
Indonesia untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium meliputi kesetaraan gender dan Kesehatan
a. Apakah Komite Sekolah memahami kegiatan
Ibu dan Anak. Oleh karena itu, Kinerja mendorong
RKS dan EDS dan apakah keduanya telah
perawatan ibu hamil dilakukan sejak awal kehamilan
berjalan? Lalu apa peran Komite Sekolah
dan teratur melalui program persalinan yang aman.
di dalamnya? Bagaimana publik hendak
Program ini juga mencakup peningkatan kesadaran
mengetahui RKS dan hasil EDS dijalankan?
dan advokasi untuk mempromosikan inisiasi
b. Apakah publik mengetahui SPM mana saja
menyusui dini (IMD) dan ASI (Air Susu Ibu) eksklusif.
yang harus dipenuhi sekolah untuk memastikan
Pendekatan program dilakukan melalui pencapaian
stakeholder mendapatkan layanan minimal
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
tersebut?
134
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
pengelola puskesmas dalam meningkatkan
Kegiatan-Kegiatan KINERJA:
pelayanannya dengan bekerjasama bersama 1. Memperkuat
kebijakan
kesehatan
daerah
masyarakat. Kegiatan yang dilakukan antara
untuk mendorong terintegrasinya program-
lain pendampingan penyusunan perencanaan
program kesehatan di sektor kesehatan dan
dan penganggaran partisipatif, pengelolaan
non-kesehatan guna memastikan pelayanan
pelayanan dengan menerapkan standar
kesehatan yang berkualitas dengan secara
pelayanan minimal dan berupaya memperkuat
langsung melibatkan masyarakat. Pelibatan
kemitraan bidan-dukun.
masyarakat dimulai pada keseluruhan proses 4. Meningkatkan promosi persalinan aman, inisiasi dan penyusunan draft peraturan. Kebijakan ini
menyusui dini dan ASI eksklusif, dilakukan
terutama diprioritaskan pada isu-isu IMD, ASI
dengan pengembangan media kampanye
eksklusif dan juga penanganan ibu hamil (K4/
dan penguatan Forum Lintas Pemangku
pemeriksaan wajib bagi ibu hamil pada masa
Kepentingan (MSF). Pendampingan Kinerja
kehamilan kuartal ke empat).
berfokus pada perempuan dan masyarakat secara umum untuk membangun kesadaran
2. Mendorong partisipasi masyarakat
bahwa pelayanan kesehatan adalah hak.
dan merevitalisasi lembaga perantara
Kegiatan ini melibatkan berbagai unit dan
independen, seperti Dewan Kesehatan,
sektoral antara lain Dinas Urusan Agama,
Badan Pembina Puskesmas dan Forum
Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan,
Lintas Pemangku Kepentingan (MSF) melalui
media, tokoh-tokoh agama dan masyarakat.
peningkatan kapasitas advokasi,pemantauan
Media Informasi dikemas secara sederhana,
layanan dan mediasi antara kabupaten
menggunakan istilah-istilah lokal sehingga mudah dimengerti masyarakat.
individu dan kelompok masyarakat yang mempunyai pengaruh, komitmen, integritas
5.
Program percontohan untuk kesehatan
dan kapasitas untuk ikut serta dalam forum-
reproduksi remaja dan kampanye pencegahan
forum lintas pemangku kepentingan. Forum
pernikahan dini di Bondowoso. Latar belakang
Lintas Pemangku Kepentingan bekerjasama
program ini adalah upaya bersama antara
dengan penyedia layanan dan pengguna
KINERJA dan Pemerintah Bondowoso untuk
layanan untuk menyebarkan informasi layanan
mendorong anak-anak usia produktif memahami
dan menemukan jalan keluar yang tepat atas
kesehatan reproduksinya dan menyuarakan
masalah-masalah pelayanan.
haknya atas kesehatan dan pendidikan. Target program ini adalah pelajar SMP di 5 sekolah
3. Meningkatkan pengelolaan puskesmas.
terpilih, tenaga pendidik di 12 Sekolah dan
Tujuan dari kegiatan ini adalah mendorong
www.kinerja.or.id
jaringan orang tua murid, tokoh lokal pemerhati
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
135
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
pendidikan dan kesehatan dan SKPD terkait.
4. Proses penyusunan kebijakan daerah terkait
Program dilaksanakan bekerjasama dengan
isu di atas, kampanye dan berbagai hal lain
Yayasan kesehatan Perempuan dan Yayasan
melibatkan secara aktif masyarakat/ stakeholder.
Kampung Halaman. Program didesain dengan pengembangan media yang interaktif dan
5. Berjalannya peran partisipatif masyarakat
menarik bagi siswa dan publik dan penguatan
melalui forum-forum yang digagas oleh
jaringan pendidik sebaya (peer educator)
stakeholder setempat.
remaja. Beberapa isu diatas dalam implementasinya merupakan bentuk kampanye. Beberapa pertanyaan Bagaimana media mengangkat isu terkait
kunci dibawah ini dapat memberi gambaran
program ini?
dan pemahaman kepada peserta untuk dapat mendorong lebih jauh pemikiran dan pemahaman
Penjelasan mengenai program diatas belum tentu
mengenai dampak jika program di atas tidak
memberi daya tarik bagi jurnalis maupun media
dijalankan ataupun jika meskipun dijalankan namun
untuk mengangkat. Oleh karenanya, diperlukan
tidak sesuai dengan tujuannya. Peserta perlu diajak
melihat lebih jauh lagi apa dampak jika program ini
untuk melihat dampak khususnya kepada penerima
tidak dijalankan, ataupun dijalankan namun tidak
manfaat program, misalnya dalam hal ini kualitas
sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan publik.
layanan pendidikan bagi murid-murid yang minim
Hasil akhir yang dikehendaki adalah:
menerima layanan jasa dari guru.
1. Menurunnya kematian ibu melahirkan akibat dari
1. Inisiasi Menyusu Dini dan Ibu Melahirkan:
semenjak dini.
a. Apakah sudah ada regulasi daerah untuk mendukung praktik inisiasi menyusu dini
2. Pemanfaatan ASI eksklusif benar-benar
(IMD)?
dipahami sepenuhnya oleh ibu melahirkan dan mengurangi pandangan-pandangan keliru
b. Apakah Puskemas /Bidan sudah
terhadap ASI eksklusif, termasuk upaya-
mengkampanyekan dan menerapkan praktik
upaya promosi susu pengganti/susu formula
IMD?
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan ditempatkan di fasilitas kesehatan. 3. Penerapan IMD sepenuhnya agar bayi lahir
c. Pemahaman ibu hamil dan melahirkan terhadap praktik IMD? d. Kehadiran dan layanan bidan di desa?
mendapat keuntungan lebih di kemudian hari bagi insting, dan immune (kekebalan) si bayi.
136
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
e. Bagaimana fasilitas puskesmas untuk ibu
bidan yang bermitra memberi dampak
hamil dan melahirkan? f.
e. Adakah kasus dukun beranak dan meningkatnya kepercayaan masyarakat
Apa saja penyebab ibu melahirkan
terhadap bidan?
meninggal? g. Mengapa ada keengganan ibu hamil
4. Lain-lain
memeriksakan diri pada masa K4 (masa kehamilan di kuartal keempat)?
a. Apakah sudah terbangun forum-forum yang melibatkan masyarakat/stakeholder untuk
2. ASI Eksklusif
membahas isu-isu kesehatan di wilayah Anda? Jika diketahui ada, apakah efektif?
a. Apakah sudah ada kebijakan daerah untuk mendukung praktik penerapan ASI
Apa saja yang biasanya dibahas dan hasilnya apa?
Eksklusif? b. Pernah mendengar kasus ibu meninggal b. Apakah praktik promosi susu formula masih berjalan di fasilitas kesehatan?
saat melahirkan? Berapa banyak kejadian tersebut di sekitar Anda? Tahukah apa
c. Bagaimana penerapan kebijakan ASI Ekslusif di Puskesmas berupa penyediaan ruang laktasi?
penyebabnya? Siapa yang membantu persalinannya? c. Apakah puskesmas yang ada sudah
d. Mengapa praktik ASI eksklusif pada ibu-ibu yang memiliki bayi masih sulit dijalankan?
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di sekitarnya, terutama ibu hamil/melahirkan dan bayi?
3. Kemitraan Bidan dan Dukun
d. Apa yang menurut Anda masih perlu ditingkatkan pelayanan dari Puskesmas di
a. Siapa yang paling sering menjadi penolong persalinan di desa?
sekitar Anda? Jam pelayanan dokter? Biaya yang terlalu mahal? Ketersediaan obat-
b. Mengapa masih banyak ibu melahirkan meminta bantuan dukun beranak
obatan? Layanan bidang dan perawat? e. Adakah pembinaan yang dilakukan oleh
ketimbamng ditolong bidan?
bidan di desa-desa terkait pelaksanaan
c. Apa keuntungan bagi dukun beranak jika
posyandu? Kunjungan ke desa untuk
mengikuti program kemitraan bidan dan
pemeriksaan ibu hamil? Atau layanan
dukun?
“jemput bola” lainnya?
d. Mengapa bidan kurang diminati sebagai penolong persalinan?
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
137
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
C. Tata Kelola yang Baik di Bidang
Kegiatan utama yang dilaksanakan adalah:
Perizinan Usaha 1. Dialog Pemerintah-Swasta; dan Mengingat pentingnya usaha mikro, kecil dan menengah untuk meningkatkan pertumbuhan
2. Pendirian Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di bidang perizinan usaha.
ekonomi dan mengurangi pengangguran di daerah maka Pemerintah Indonesia memberikan perhatian
Pemerintah daerah dan masyarakat sipil/pemangku
besar pada peningkatan sektor iklim usaha yang
kepentingan membutuhkan data yang sama
baik.
sebagai dasar untuk pembahasan kebijakan. Bagi masyarakat sipil dan pemangku kepentingan,
Meskipun peraturan-peraturan Kemendagri
data dapat menjadi alat advokasi yang kuat dalam
mendukung pembentukan Perizinan Terpadu Satu
pembahasan dengan pemerintah daerah.
Pintu (PTSP) pada tahun 2006 dan 2008, dari 530 kabupaten/ kota yang ada di Indonesia, hanya
1. Kajian partisipatif mendalam terhadap
sekitar 400 kabupaten/kota yang telah membentuk
PTSP di kabupaten. Organisasi-organisasi
PTSP. Selain itu, hanya sedikit yang melaksanakan
penyelenggara pelayanan masyarakat di
prinsip- prinsip Pelayanan Satu Pintu sebagaimana
daerah yang didukung oleh penerima hibah
mestinya, yaitu mengintegrasikan pelayanan semua
Kinerja memfasilitasi kajian partisipatif melalui
jenis perizinan yang dibutuhkan untuk mendirikan
serangkaian pertemuan dan lokakarya bersama
usaha. Diantaranya seringkali memberikan
pemangku kepentingan di daerah. Proses
pelayanan yang kurang berkualitas; banyak yang
partisipatif ini membangun kesadaran pemangku
hanya beroperasi sebagai satu atap atau bahkan
kepentingan tentang permasalahan perizinan
- yang memiliki pengertian sebaliknya
usaha serta dampaknya terhadap perekonomian
daripada fungsi sebagai perizinan usaha yang
daerah, dan memperkuat komitmen daerah
terpadu, lebih sederhana dan efektif. Persyaratan
untuk melaksanakan agenda reformasi.
administrasi masih harus dipenuhi melalui berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Mengembangkan Dialog PemerintahSwasta. Dialog adalah sarana strategis
Kegiatan yang dilaksanakan mencakup dukungan
untuk melaksanakan reformasi perizinan
kajian kebijakan dan perbandingan kinerja
usaha. Agar pihak swasta dapat dilibatkan
(benchmarking) tata kelola ekonomi; memperkuat
secara berkelanjutan dalam proses
pemantauan anggaran dan pengawasan oleh
pengambilan keputusan dan reformasi
warga masyarakat terhadap alokasi sumber daya
kebijakan maka Kinerja akan memfasilitasi
pemerintah daerah dan mendukung pembentukan
serangkaian per temuan dengan tokoh-
jaringan di daerah.
tokoh dunia usaha untuk mengembangkan PPD di setiap kabupaten Kinerja.
138
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Kajian terhadap mekanisme kerja PTSP.
keputusan-keputusan penting yang mengatur agar
Sebagian besar keterlambatan pelayanan
pelayanan perizinan usaha dilimpahkan kepada
perizinan usaha disebabkan oleh buruknya
PTSP. yakni:
kualitas mekanisme kerja, seperti kualitas Standard Operating Procedure (SOP),
•
Januari 2012 dan
tidak adanya standar pelayanan minimum, dan buruknya kualitas sistem pengawasan dan penanganan pengaduan. Kinerja
No 121/KP3M/1/2012 (Barru), tanggal 26
•
No 121/KP3M/2/2012 (Simeulue), tanggal 13 Februari 2012
sedang mengkaji mekanisme kerja PTSP. Kajian ini memberikan beberapa opsi
Pemda Barru juga telah mengeluarkan SK penting
perbaikan: strategi dan rekomendasi seperti
lain yaitu No. 122/KP3M/1/2012 tanggal 26 Januari
merevisi SOP untuk mengurangi jumlah
2012 tentang formasi tim teknis dan pembagian
langkah dalam pelayanan perizinan usaha;
tugas yang akan membantu mempercepat
tindakan-tindakan strategis untuk mencapai
pelimpahan wewenang. Beberapa SK penting lain
standar pelayanan minimum; pelimpahan
diperkirakan akan dikeluarkan pada bulan April-
wewenang pelayanan perizinan usaha dari
Mei 2012, termasuk SK tentang Pembentukan Tim
SKPD kepada PTSP; dan pengembangan
Teknis di Kabupaten Simeulue, dan SK tentang
kapasitas staf untuk mencapai target- target
Prosedur Operasi Standar di Kabupaten Melawi.
Bagaimana media mengangkat isu terkait Sepintas cerita dari lapangan
program ini?
Upaya-upaya untuk meningkatkan iklim usaha
Penjelasan mengenai program di atas belum tentu
menuai keberhasilan di Kabupaten Barru (SulSel)
memberi daya tarik bagi jurnalis maupun media
dan Kabupaten Simeulue (Aceh). Di kedua lokasi
untuk mengangkat. Oleh karenanya, diperlukan
tersebut, staf lokal dan mitra pelaksana Kinerja
melihat lebih jauh lagi apa dampak jika program ini
telah bekerja sama dengan pemerintah daerah
tidak dijalankan, ataupun dijalankan namun tidak
untuk mengubah pola pikir sehubungan dengan
sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan publik.
pelimpahan wewenang. Dampak yang dikehendaki adalah: Melalui kerjasama yang berkelanjutan dengan unitunit teknis, pemerintah daerah Kabupaten Barru dan Kabupaten Simuelue sekarang telah mengeluarkan
1. Semua proses pengurusan perizinan dikenakan biaya yang terukur dan terjangkau.
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
139
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
2. Semua proses pengurusan perizinan dapat dipantau oleh pengaju izin. 3. Proses pengurusan untuk mendapatkan izin mudah dipahami jelas dan terukur. 4. Pencari izin usaha memiliki akses untuk bertanya dan mengajukan keluhan dan
2. Apakah ada proses evaluasi terhadap kondisi perizinan usaha yang melibatkan publik? Jika ya, mekanisme bagaimana yang digunakan? Dan apakah mekanisme tersebut berjalan dengan baik? 3. Adakah pengalaman baik dari pencari izin
pelaksana memiliki kewajiban untuk
usaha di dalam mengajukan izin usaha
merespon dan memberi informasi yang
kepada institusi perizinan (PTSP)?
sesuai dan dibutuhkan.
4. Apa publik melihat pemberian izin usaha kepada pengusaha berjalan dengan proses
Beberapa isu diatas dalam implementasinya
yang adil, tidak berbelit-belit, dilayani
selain dalam bentuk pemberian bantuan teknis
dengan baik dan sebagainya?
juga promosi kepada publik mengenai bagaimana institusi tersebut melakukan pembenahan dan menawarkan pelayanan yang lebih baik. Di dalam proses menuju kesana, juga diperlukan masukanmasukan dari publik atas pelayanannya selama ini. Apa yang dirasakan oleh publik atas layanan tersebut. Beberapa pertanyaan kunci di bawah ini
5. Masih adakah praktik pungutan liar didalam pelayanan perizinan? 6. Bagaimana waktu pelayanan untuk mendapatkan izin? 7. Apakah proses mendapatkan izin usaha masih bertele-tele? 8. Apakah informasi mengenai prosedur
dapat lebih memberi gambaran dan pemahaman
mendapatkan izin mudah diakses dan
kepada peserta untuk dapat mendorong lebih jauh
diketahui oleh publik?
pemikiran dan pemahaman mengenai dampak
9. Apa saja keluhan yang sering muncul
jika program di atas tidak dijalankan ataupun jika
terhadap layanan perizinan yang sekarang
meskipun dijalankan namun tidak sesuai dengan
berjalan?
tujuannya.
10. Apakah sudah ada mekanisme penyampaian keluhan oleh pengguna
Peserta perlu diajak untuk melihat dampak
layanan? Jika sudah, apakah hal tersebut
khususnya kepada penerima manfaat program,
sudah berjalan efektif?
misalnya dalam hal ini kualitas layanan perizinan selama ini.
11. Adakah pihak-pihak lain yang masih ingin menghambat perizinan yang cepat dan
1. Apakah regulasi daerah yang sekarang ada untuk perizinan sudah menonjolkan perizinan yang mudah diakses, transparan, akuntabel, cepat dan murah?
140
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
antara output dan input tidak dapat
(Artikel #3)
ditentukan dengan jelas. Pelayanan pemerintah tidak mengenal “bottom line” artinya seburuk apapun
Standar Pelayanan Bidang Pendidikan, Kesehatan dan Peningkatan Iklim Usaha
kinerjanya, pelayanan pemerintah tidak mengenal istilah bangkrut. Berbeda dengan mekanisme pasar yang memiliki kelemahan dalam memecahkan masalah eksternalities, organisasi
(Oleh Imam Prakoso, Konsultan Modul Advokasi dan
pelayanan pemerintah menghadapi masalah
Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik
berupa internalities. Artinya, organisasi
Berbasis Standar Pelayanan)
pemerintah sangat sulit mencegah pengaruh nilai-nilai dan kepentingan para birokrat
1. Standar Pelayanan dan Implementasinya di Indonesia
dari kepentingan umum masyarakat yang seharusnya dilayaninya. Di sisi lain, sektor swasta berperan dalam hal penyediaan barang dan jasa yang bersifat privat.
a. Latar Belakang
Situasi persaingan selalu timbul dalam penyelenggaraan penyediaan barang
Dari berbagai jenis pengelolaan pelayanan
dan jasa oleh sektor swasta. Ada kalanya
publik yang disediakan oleh pemerintah,
pemerintah juga menyediakan layanan
memunculkan beberapa persoalan dalam
barang privat. Untuk menghindari crowding
hal penyediaan pelayanan publik. Persoalan-
out effect, dimana pemerintah lebih berperan sebagai kompetitor pemain pasar lainnya, perlu diatur secara jelas, mana
LAN, 2003: 16) sebagai berikut:
barang dan jasa yang harus diserahkan ke Kelemahan yang berasal dari sulitnya
swasta, mana yang dapat dikerjakan secara
menentukan atau mengukur output maupun
bersama-sama, dan mana yang murni
kualitas dari pelayanan yang diberikan oleh
dikerjakan oleh pemerintah
pemerintah. Pelayanan yang diberikan pemerintah
Setelah satu dasawarsa desentralisasi,
memiliki ketidakpastian tinggi dalam hal
Indonesia telah melahirkan berbagai kebijakan
teknologi produksi sehingga hubungan
yang mendukung daerah dalam meningkatkan
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
141
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
pelayanan kepada masyarakat. Salah satu cara
menimbulkan kebingungan dan melampaui
yang dilakukan Pemerintah adalah reformasi
kapasitas daerah untuk menerapannya.
dalam penentuan standar pelayanan dasar/
Situasi ini disayangkan, karena semua jenis
publik dan melakukan sosialisasi tentang
standar, apabila dikenal dengan baik dan
standar tersebut kepada Pemerintah Daerah
diterapkan sesuai sifatnya, sesungguhnya dapat
dan Unit Pelaksana Teknis Daerah ( UPTD).
meningkatkan akses pelayanan publik, menjadi
Standar-standar yang dimaksud, antara lain:
ukuran kualitas dan tingkat kepuasan pengguna layanan.
Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)
b. Pemetaan Jenis Standar
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Standar Pelayanan Publik (SPP)
Penting sekali bagi daerah untuk memahami
Standard Operating Procedures (SOP)
secara utuh (komprehensif) atas perbedaan
Standar berkaitan akreditasi ISO
jenis standard, kelebihan masing-masing
(International Organization for
jenis standar, dan hubungan antar jenis
Standardization)
standar. Dengan persiapan yang dalam ini, aktor-aktor dapat memutuskan dengan pikiran
Oleh karena semua jenis standar diperkenalkan
jernih bagaimana serangkaian standar dapat
dan dipromosikan hampir secara simultan
diterapkan di suatu daerah agar tercapai hasil
oleh berbagai instansi pemerintah, “kekayaan”
yang maksimal - sesuai dengan kebutuhan,
ini cenderung dipandang menjadi suatu
kapasitas dan faktor lain di suatu daerah. Untuk
beban daripada suatu bantuan bagi daerah.
membantu para pihak yang berkepentingan
Keanekaragaman sifat, dasar hukum, dan
(stakeholder) mencapai pengertian yang
sponsor/pendorong standar berbeda-beda
memadai/utuh, KINERJA mempersiapkan
tersebut mengakibatkan kompleksitas dan
suatu perbandingan antar jenis standar (Tabel
beban kerja yang berat. Hakekat standar dan
1). Perbandingan ini dimaksudkan untuk
keterkaitan antar standar belum dijelaskan
membandingkan/ menkonstatasikan perbedaan
secara memadai di semua daerah, dan upaya
dan juga kesamaan antar jenis standar dari
sosialisasi cenderung berjalan secara terpisah-
aspek sifat, hukum, akarnya dan aspek
pisah. Banyak aktor di daerah menyambut
kelembagaan.
inisiatif-inisiatif sponsor berbagai jenis standar dengan baik, tetapi akhirnya mengeluh bahwa secara keseluruhan standar-standar
142
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Tabel 1: Perbandingan inti jenis standar
Sifat inti
NSPK
SPM
SPP
SOP
ISO
Berkaitan berbagai aspek pelayanan publik yang menjadi kepentigan nasional;
Berkaitan berbagai aspek pelayanan yang menjadi kepentigan nasional/ internasional; jangkauan yang merata dan mutu pelayanan dasar
Berkaitan berbagai aspek pelayanan publik yang merupakan praktek yang baik: transparansi dan informasi, kepastian, ongkos yang dijangkau, mekanisme komplain dll.
Berkaitan berbagai aspek pelayanan publik, dengan fokus pada konsistensi dalam prosedur dan hasil
Berkaitan komitmen suatu unit pelaksana pelayanan publik terhadap mutu pengelolaan dan hasil yang memuaskan klien – pendekatan manajemen
Koordinasi oleh MoHA/ Tim Konsultasi/ DPOD; Menteri2
Kempan mendorong daerah dan pihak lain langsung
Instansi penyedia pelayanan/ badan akreditasi/ Menteri2
Promosi dari Kempan; Instansi penyedia pelayanan/ badan akreditasi
Contoh: SOP yang berada dalam SNP (lihat NSPK). Juga badan akreditasi
Badan internasional
Tergantung instansi (kecuali SOP yang
Wajib kalau mendapat akreditasi
keselamatan, pemerataan, mutu dll.
Unit pemerintah/ badan pendukung
Koordinasi oleh MoHA; Menteri2 menyusun peraturan
menyusun peraturan Dasar hukum
Kewajiban menerapkan standar
PP 38/2007 (pembagian urusan) PP lain sektoral (misalnya PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan)
UU 32/2004 tentang pemerintahan daerah dan PP 65/2005 tentang SPM
UU 25/2009
Wajib (kalau urusan dilaksanakan)
Wajib untuk pelayanan dasar
Wajib untuk pelayanan publik
tentang Pelayanan Publik
merupakan NSPK)
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
143
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Asal historis standar
NSPK
SPM
SPP
SOP
ISO
Juklak/Juknis
Lahir dalam
Mulai awal
Telah lama
Mulai didorong
sebelum era
PP 25/2000;
2000s, namun
diupayakan,
pertengahan
desentraliasi
Permen2 keluar
belum punya
namun
2000s oleh
perlu
2001, namun
dasar hukum
pupularitas
Kempan
disesuaikan; lahir
konsep perlu
yang kuat,
meningkat tahun
dikembangkan
sampai keluar
2000s
lagi; ronde kedua
UU 25/2009
NSPK
di 2008 Penentu standar
Menteri-
Menteri-
Kerangka dari
Instansi daerah
International
menteri melaui
menteri melaui
Kempan, dan
yang relevan;
Organization for
badan akreditasi
Standardization
Peraturannya
Peraturannya
masing-masing
masing-masing
instansi/UPTD
(13 sampai hari
yang relevan
kalau relevan
ini) Instansi daerah
Instansi yang
yang relevan
melaksanakan
dlm. sektor yang
urusan yang
mempunyai SPM
Dinas, dan UPTD
Terutama UPTD
UPTD
UPTD
dibarengi NSPK Pelayanan
Pelayanan
Pelayanan dasar
Pelayanan
Berkaitan
Khususnya RS,
sasaran
apapun yang
(urusan wajib)
apapun yang
pelayanan
Puskesmas, OSS
menyentuh public
apapun
mempunyai aspek teknis
Kapasitas
Sedang;
Sedang-
Rendah-
Rendah-sedang;
pelaksana yang
khusunya aspek
tinggi; aspek
sedang; aspek
perlu pengertian
karena
diperlukan
teknis
perhitungan
mekanisme
“business
merupakan
proses”
pendekatan yang
biaya dan
komplain dan
integrasi dalam
survei kepuasan
perencanaan/
paling rumit
Tinggi, oleh
menyeluruh
anggaran paling rumit
144
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
NSPK
SPM
SPP
SOP
ISO
Fokus ongkos penerapan
Tuntutan NSPK dapat berimplikasi biaya (e.g., pilihan teknologi)
Jangkauan/ mutu sesuai target pencapaian yang diatur oleh Menteri2
Ongkos mengembangkan SPP; SPP cenderung prosedural, namun mutu staf dapat berimplikasi dana
Ongkos awal untuk mengembangkan SOP
Ongkos akreditasi dan monitoring secara berkala cukup tinggi
Dasar hukum di daerah
Kurang jelas kalau diperlukan
Kurang jelas kalau diperlukan; terdapat Perda & peraturan KDH
Masingmasing UPTD mempunyai panduan, dan service charter
Pedoman internal UPTD/ dokumen akreditasi
Dokumen akreditasi dari badan akreditasi
Pelaporan/ pengend-alian
Pelaporannya tergantung kategori dalam NSPK. Menteri2 seharusnya memonitor penerapan NSPK
Pencapaian SPM dilaporkan kepada KDH dan kepada Menteri yang bersangkutan. Menteri memonitor pencapaian SPM
Belum keluar PP yang akan menjelaskan. Sistem ombudsman?
Kalau SOP intern saja – tidak ada pelaporan. Untuk yang berasal dari badan akreditasi, sesuai tuntutan badan
Sesuai tuntutan ke badan akreditasi nasional (di bawah ISO)
Sanksi untuk pengabaian
Tergantung kategori NSPK
Belum jelas
Belum jelas
Badan akreditasi dapat tarik statusnya
Badan akreditasi dapat tarik statusnya?
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
145
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Sebagian standar merupakan kewajiban (NSPK/
masyarakat yang kurang puas dengan pencapaian
SPM/sebagian dari SPP/sebagian dari SOP). Untuk
SPM dapat mengunakan jalur Ombudsman (Pusat
sebagian SPP, SOP dan standar berkaitan akreditasi
atau Daerah) untuk pengaduannya. Selain contoh
ISO, pengembangan atau penerapannya tergantung
ini, banyak pertanyaan lain yang masih menunggu
instansi/unit pelaksana – tidak ada keharusan yang berasal dari Pemerintah. Pencapaian atau
secara terkait oleh pihak nasional yang berperan
penerapan standar sangat tergantung pada
mensponsori berbagai jenis standar.
kapasitas aktor di daerah, dan jenis standar yang dihadapi. Ada standar yang menuntut kapasitas
Dilihat secara menyeluruh, dapat dimengerti jika
yang tinggi (misalnya beberapa SPM), dan ada
penerapan semua jenis standar secara simultan
yang lebih mudah diterapkan (berbagai SOP
menjadi tantangan yang kurang layak diupayakan
yang sepenuhnya dikembangkan secara intern).
untuk kebanyakan daerah. Oleh karena itu,
Kapasitas yang dimaksudkan termasuk aspek
sebaiknya masing-masing daerah memutuskan
keuangan. SPM sangat berimplikasi pendanaan
secara bijaksana bagaimana memanfaatkan dari
karena terfokus pada jangkauan/akses, mutu
kekayaan standar yang didorong oleh berbagai
pelayanan, dan tata kelola. Beberapa dari SOP/
“sponsor.”
SPP lebih menekankan prosedur internal sebuah organisasi, dan tidak menuntut pendanaan yang besar untuk membenahi prosedur tersebut. Penerapan berbagai standar juga dimudahkan
c. Hakekat Jenis Standar Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)
oleh peraturan perundang-undangan yang jelas dan menyentuh hal yang penting. Sebaliknya,
Sebelum era desentralisasi dan reformasi, peranan unit dekonsentrasi (perpanjangan pemerintah pusat
berbagai jenis standar. Misalnya, dalam UU 25/2009 masyarakt diberikan hak untuk mengajukan pengaduan kepada Ombudsman. Masih belum jelas apakah Ombudsman daerah juga dapat menangani pengaduan dari unit pelayanan pemerintah daerah/ UPTnya atau hanya Ombudsman yang dibentuk oleh Pemerintah.1 Lagipula, belum jelas apakah
seperti Kantor Wilayah dan Kantor Departemen), sangat berperan di daerah. Perangkat daerah melaksanakan beberapa urusan, namun daerah diberikan ruang gerak yang terbatas. Peranan instansi di daerah, apakah “dekon” atau otonom, sering diberikan koridor yang agak sempit melalui pentunjuk pelaksanaan - Juklak (yang menekankan aspek peranan dan prosedural) dan petunjuk teknis (Juknis). Juklak biasannya dikeluarkan oleh
1 Isu ini digugat oleh beberapa daerah sampai ke Mahkamah Konstitusi. Perlu juga dicatat bahwa lembaga ombudsman belum terbentuk di semua propinsi dan kabupaten/kota (sebagai lembaga Pusat atau daerah)
146
Departemen Dalam Negeri (pembinaan umum), sedangkan Juknis biasannya dikeluarkan oleh departemen-departemen sektoral (pembinaan teknis).
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Dengan desentralisasi yang sangat dalam
Tentu, tidak semua urusan yang sekarang dipegang
(dikatakan Big Bang oleh pengamat luar),
daerah perlu NSPK, atau perlu NSPK yang “berat/
kebanyakan urusan berkaitan pelayanan dasar/
tebal.” “Campur tangan” Pemerintah dalam urusan
2
pelayanan publik, diserahkan kepada kabupaten/ kota. Pedoman-pedoman yang dulu menjadi alat
pembagian urusan sebagaimana terdapat dalam PP
mendukung Kanwil/Kandep dan unit otonom di
38/2007 tetap perlu penjelasan yang operasional.
daerah, sebagian menjadi kurang relevan lagi
Kementrian-kementrian sebenarnya dapat dengan
(khususnya Juklak) mengingat perubahan drastis
cepat menyelesaikan NSPK apabila mereka
dalam sistem pemerintahan; dari pendekatan
memanfaatkan (menyesuaikan) juklak/juknis yang
sentralistis ke pendekatan desentralisasi.
telah ada agar mencermin pengaturan kelembagaan
Konsekuensinya, perlu disesuaikan berbagai
yang terdesentralisasi.
juklak/juknis agar mencerminkan letak urusan dan hubungan kelembagaan baru, dengan terutama
Terdapat departemen-departemen yang
memperhatikan pembagian urusan pemerintahan yang diuraikan secara rinci dalam Peraturan
dengan tetap mengunakan nama produk hukum
Pemerintah (awalnya dalam PP 25/2000, kemudian
yang lama. Misalnya, Kementrian Pendidikan
diperbaharui dalam PP 38/2007). Pedoman-
Nasional mengunakan istilah Standar Nasional
pedoman baru, yang relevan bagi daerah, tidak
Pendidikan (SNP) untuk suatu paket standar yang
lagi dinamakan “juklak/juknis,” melainkan diberikan
telah lama dikembangkan dan telah familiar bagi
singkatan “NSPK” (Norma, Standar, Prosedur dan
stakeholders sektor pendidikan. Terdapat juga
Kriteria).3
kementrian-kementrian yang mengeluarkan paket parsial atau lengkap yang diperbaharui dengan
Proses penyesuaian pedoman-pedoman tersebut
judul yang memuat istilah “NSPK.” Ternyata tidak
telah mulai tahun 2007 (seharusnya diselesaikan
ada cara yang baku dalam penyusunan instrumen
pada 2009, sesuai ketentuan PP 38/2007), dan
kementrian tentang NSPK. Oleh karena itu, para
harus dilakukan dalam semua bidang urusan (31)
stakeholders perlu waspada; dapat terjadi bahwa
yang tidak menjadi bidang esklusif Pemerintah.
suatu kementrian mengeluarkan instrumen baru dengan judul “NSPK”, namun kementrian itu tetap menjalankan instrumen lain yang juga bersifat NSPK
2 Pelayanan dasar adalah “jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan
(yang juga disesuaikan atau mungkin masih lama/ kontradiktif).
masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan.” (Pasal 1(8) PP 65/2005)
3 Kecuali di Aceh, di mana peraturan perundang-undangan berkaitan otonomi khusus menyebutkan hanya “NSP”
diharapkan bahwa pembinaan dari Pemerintah
(kriteria tidak muncul).
diimbangi dengan hak otonomi daerah. Oleh
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
147
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
karena itu, praktek yang baik dalam menyusun/
belajar sekarang ditingkatkan di berbagai daerah
memperbaharui NSPK adalah untuk membatasinya
menjadi 12 tahun wajib belajar). Lagipula, lebih jelas
pada prinsip/kepentingan nasional yang pokok,
bahwa tidak ada, dan tidak perlu, dana khusus atau
seperti yang berikut: pemerataan akses pada
organisasi khusus di daerah untuk SPM; pencapaian
pelayanan, mutu pelayanan, keselamatan,
SPM merupakan kegiatan inti daerah, dan segala sumber daya perlu memprioritaskan pencapaian
kebangsaan.
SPM. Organisasi daerah dapat disesuaikan agar pelayanan yang dimaksudkan menonjol, namun
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
tidak perlu menambah unit-unit khusus sepertinya SPM adalah suatu “proyek” tambahan.
Standar pelayanan minimal (SPM) adalah hak warga negara yang tertuang dalam konstitusi,Undang-
Tahun 2008, setelah dikeluarkan PP 65/2005 dan
Undang dan Konvenan Internasional. Sebagaimana
peraturan pelaksana yang sangat operasional, Tim
diatur dalam UU No. 32/2004, penyelenggaraan
Konsultasi antar departemen membantu DPOD
urusan wajib (yang bersifat pelayanan dasar)
mempedomani departemen-departemen dan
berpedoman pada standar pelayanan minimal.
menyaring usulan SPM dari departmen, dengan
Standar yang dimaksudkan ditetapkan oleh
kriteria yang lebih sesuai konsep yang tertuang
Pemerintah dan diperkirakan akan dicapai secara
dalam PP 65/2005. Kini, 13 Menteri mengeluarkan
bertahap. Peraturan Pemerintah No. 65/2005
SPM yang disaring melalui proses baru. Walaupun
dan peraturan lanjutan lainnya menambah rincian
masih belum sempurna, daftar SPM sekarang ini
tentang konsep SPM.
lebih berguna bagi semua pihak.4 Diharapkan masyarakat akan lebih jelas atas pelayanan dasar
Beberapa Kementerian mulai menerbitkan berbagai
yang mereka dapat mengklaim. Pemerintah daerah
peraturan tentang SPM pada tahun 2001, sabagai
akan lebih jelas atas pencapaian yang diharapkan
respons terhadap PP 25/2001. Namun, dianggap
dalam suatu periode jangka menengah, dan mampu
SPM dalam babak ini terlalu ambisius, khususnya
mengukur “kesenjangan” dan merencanakan/
tuntutan pendanaan. Lagipula, formulasinya kurang
menganggarakan agar kesenjangan itu tertutup
jelas, dan kurang layak dikendalikan melalui sistem
dalam masa waktu yang ditentukan.
data/pelaporan yang ada pada saat itu. Pada fase ini muncul juga banyak debat dan kesalahpahaman 4 Masih cukup banyak SPM yang dikembangkan untuk Misalnya, telah jelas sekarang ini bahwa daerah dapat mengejar SPM lebih cepat daripada sasaran
pelayanan dasar.” Lagipula, belum jelas apakah sasaran
periodik yang ditentukan Pemerintah, dan daerah
periodik untuk pencapaian SPM, secara bertahap,
dapat meningkatkan SPM pendidikan (9 tahun wajib
seimbang dengan segala sumber daya keuangan yang bersedia untuk daerah.
148
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Penerapan SPM telah mulai di berbagai daerah,
mendapatkan pelayanan publik yang baik. Tiga
namun belum jelas sejauhmana. Kementrian-
aspek diutamakan, yakni syarat-syarat pelayanan
kementrian belum mengeluarkan gambaran utuh
publik disampaikan dengan jelas dan terang,
tentang pencapaian SPM di daerah, karena sistem
waktu pelayanan jelas dan menjamin akses, dan
5
pelaporan belum berjalan semestinya, mungkin
biaya diketahui dan pas. Prinsip transparansi dan
karena daerah dibebani dengan terlalu banyak
akuntabilitas sangat mewarnai standar-standar yang
tuntutan melapor, dengan format yang berbeda-
dikembangkan di bawah payung SPP.
beda. Kelihatan bahwa beberapa kementrian (seperti Pendidikan Nasional) hanya mengetahui
Dengan adanya SPP, diharapkan bahwa persoalan
status sistem pendataan dan pencapaian SPM di
yang seringkali dihadapi oleh penyelenggara
beberapa daerah, melalui upaya pilot misalnya.
layanan (misalnya penundaan waktu pelayanan,
Walaupun informasi atas status penerapan
pelayanan yang kurang sopan, penyalahgunaan
SPM agak cepat, namun daerah mengalami
wewenang dan kekuasaan, perlakukan tidak adil
kesulitan dalam penerapan SPM. Dukungan
terhadap pengguna layanan, permintaan imbalan
bersifat pengembangan kapasitas masih terbatas,
yang tidak sesuai biaya) dapat dibenahi oleh
khususnya untuk pengintegrasian SPM dalam
organisasi pelayanan itu sendiri.6
proses perencanaan/penganggaraan dan metode menghitung biaya yang diperlukan untuk menutupi
Belum banyak daerah/ organisasi yang
kesenjangan dalam pencapaian SPM.
mengembangkan dan menerapkan SPP. Sosialisasi belum dilakukan secara intensif, dan ini dapat dimengerti karena PP untuk UU 25/ 2009
Standar Pelaynan Publik (SPP) belum siap. Dalam PP tersebut diharapkan akan Menurut UU 25/2009 tentang pelayanan publik, SPP adalah indikator “kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada
diuraikan pendekatan kongkrit untuk mewujudkan SPP dan cara menjamin SPP dihormati. Aspek sanksi diatur secara umum dalam undang-undang
masyarakat dalam rangka pelayanan yang
(misalnya peranan Ombudsman) dan perlu
berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur.”
dijelaskan dengan baik dalam peraturan pelaksana.
Motivasi untuk mengembangkan SPP adalah untuk mencegah korupsi dan menjamin masyarakat
Sasaran Standar Pelayanan Publik adalah agar penyelenggaraan pelayanan publik pada setiap unit
5 Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah-LPPD, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah-
6 Ombusdman (2010). Banyak Istansi Tak Terapkan Standar
LKPJ, Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah – LAKIP
Pelayanan Publik, Kamis, 2 September. http://www.
dan lain lain.
ombudsman.go.id/Website/detailArchieve/387/id
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
149
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
pelayanan didasarkan pada standar pelayanan.
tertulis yang dibakukan mengenai berbagai
Komponen standar pelayanan meliputi antara lain:
proses penyelenggaraan suatu tahapan kegiatan yang berisi cara melakukan pekerjaan, waktu
1. dasar hukum;
pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan aktor
2. persyaratan;
yang berperan dalam kegiatan.
3. sistem, mekanisme, dan prosedur; 4. jangka waktu penyelesaian;
SOP menurut PermenPAN No. 35/2012 adalah
5. biaya/tarif;
serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
6. produk pelayanan;
mengenai berbagai proses penyelenggaraan
7. Sarana, prasarana, dan/ atau fasilitas;
aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus
8. Kompetensi pelaksana;
dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.
9. Pengawasan internal;
Terdapat dua jenis SOP yakni SOP administratif
10. Penanganan pengaduan, saran dan masukan;
dan SOP teknis. SOP administratif adalah prosedur
11. Jumlah pelaksana;
standar yang bersifat umum dan tidak rinci dari
12. Jaminan pelayanan;
kegiatan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang
13. Jaminan keamanan dan keselamatan
aparatur atau pelaksana dengan lebih dari satu
pelayanan; 14. Evaluasi kinerja pelaksana.
peran atau jabatan. SOP teknis adalah prosedur standar yang sangat rinci dari kegiatan yang dilakukan oleh satu orang aparatur atau pelaksana
Dengan demikian hal penting dalam SPP adalah
dengan satu peran atau jabatan. SOP teknis
deklarasi unit pelayanan atau SKPD yang
umumnya menyangkut pekerjaan terkait sektornya
disampaikan kepada publik/pengguna layanan
masing-masing yang lebih mendetail.
berupa janji dan komitmen yang akan dijalankannya agar layanan dapat diberikan secara optimal.
SOP dibutuhkan oleh hampir semua organisasi yang
Penyampaian kepada publik tersebut dapat melalui
menjamin mutu suatu proses, apakah internal atau
media atau wadah tertentu yang mudah diakses
pelayanan langsung kepada masyarakat umum.
oleh publik – seperti misalnya dikembangkan
Penyusunan SOP memerlukan suatu pengertian
dalam bentuk pamphlet, disampaikan melalui
tentang berbagai sistem/proses dalam suatu
papan informasi dan sebagainya -- setempat dan
organisasi, khususnya yang paling menentukan
memenuhi hal-hal yang telah diutarakan di atas.
sukses organisasi. SOP memberikan arahan dan petunjuk untuk menambah keseragaman agar
Standard Operating Procedures (SOP) Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi
150
keluaran akan konsisten. SOP juga menekankan akan lebih mudah berkomunikasi dan melatih staff baru.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) dan/atau
Standardization) yang mengarah pada manajemen
UPTnya dapat mengembangkan SOP. Biasanya,
organisasi yang bermutu. ISO adalah suatu
untuk organisasi yang mirip, SOP akan hampir
organisasi non-pemerintah internasional, dan
sama; tidak perlu mulai dari nol. Namun demikian,
bentuknya adalah jaringan antar 159 organisasi
SOP perlu mencerminkan juga perbedaan yang
nasional (yang dapat merupakan badan pemerintah
terdapat dalam organisasi (dibandingkan kelas
atau berorientasi pada swasta). Sekretariat ISO
organisasi tersebut) dan kekhususan pengguna
terpusat do Geneva, Swiss. ISO hanya menentukan
pelayanan.
standar, dengan kerjasama organisasi nasional dan keahlian tertentu.
Semua organisasi dapat memanfaatkan SOP, dan pada umumnya organisasi mengembangkan
Standar ini bersifat persyaratan proses manajemen
SOP secara suka rela (atau menerima itu dari
yang dianggap akan menghasilkan suatu sistem
organisasi induknya). Di Indonesia, dalam bidang
manajemen yang bermutu. Sistem ini relevan untuk
pemerintahan, terdapat juga SOP yang wajib diikuti
organisasi apapun, publik atau swasta, besar atau
apabila suatu organisasi ingin atau harus mendapat
kecil. Organisasi yang mampu menerapkannya
akreditasi. Misalnya, seluruh rumah sakit (RS) wajib melakukan akreditasi, dan dinilai 3 tahun sekali.
organisasi dapat mengikuti standar tanpa mendapat
Badan yang mengelola akreditasi di Indonesia adalah Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Apabila RS inging mendapat akreditasi yang diakui secara internasional, perlu menerapkan SOP yang diatur oleh badan internasional ISQua.
7
adalah yang mengutamakan kepuasan kliennya. Sistem ISO telah teruji menjadi suatu pendekatan yang menyeluruh untuk memperbaiki proses intern agar kepuasan klien tercapai. Standar yang dituntut
Standar ISO8
cukup ketat, namun cara untuk memenuhinya ISO 9001: 2008 adalah salah satu dari berbagai organisasi.
standar ISO (International Organization for
ISO 9001-2008 mengandalkan pada organisasi 7 Jurnas.com (2010). 2014, RS Ditargetkan Terakreditasi Internasional Jakarta Friday, 9 July, 7 http://www.jurnas. com/news/3248/2014,_RS_Ditargetkan_Terakreditasi_ Internasional/103/Sosial_Budaya
8 Informasi untuk bagian laporan ini disesuaikan sebagian
sendiri untuk menerapkan suatu audit manajemen guna mendapat gambaran atas status organisasi. Aspek yang tercakup termasuk aspek hukum, perencanaan, proses desain keluaran organisasi,
besar dari situs ISO, di bawah judul “ISO 9000 essentials”
komunikasi, kompetensi staf, otoritas dan
http://www.iso.org/iso/iso_catalogue/management_and_
pertanggunjawaban intern, hubungan dengan klien,
leadership_standards/quality_management/iso_9000_
pengukuran prestasi, dan lain lain.
essentials.htm
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
151
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Pelibatan klien dalam tahap ini didorong agar
d. Hubungan antar berbagai jenis standar
nampak apakah organisasi mampu memenuhi kebutuhan klien. Apabila diinginkan, organisasi
Banyak keterkaitan antar jenis standar yang perlu
dapat membuktikan statusnya/perbaikan dengan
diperhatikan. Misalnya, apabila NSPK dipahamai
memanfaatkan dari suatu “badan independen
dalam arti yang luas, seperti dijelaskan diatas,
(independent quality ) yang akan menjamin
maka kebanyakan standar lain dapat dipayungi oleh NSPK. Contoh, jelas bahwa Standar Pelayanan
dengan kredibilitas tinggi bahwa organisasi
Minimal (SPM) merupakan bagian integral dari
betul mencapai standar ISO. Di Indonesia,
NSPK. Namun, sebagaimana dilihat dalam Bagan
sistem akreditasi ISO dikelolah oleh Komite
1, SPM berkaitan urusan wajib yang bersifat
9
Akreditasi Nasional dan didukung oleh pihak
“pelayanan dasar;” NSPK meliputi semua urusan.
ISO (seris 9000) diakreditasi (data 2003).10 Selain
Dalam Bagan 1, diupayakan memberikan suatu gambaran sederhana atas tumpang tindih berbagai
untuk mengecek (surveillance visits) setiap tahun
standard secara konseptual, yaitu, berkaitan dengan
minimal sekali, untuk menjamin bahwa sistem ISO
urusan daerah. Dalam bidang pendidikan misalnya,
betul berjalan.
NSPK (yang dinamakan SNP – Standar Nasional Pendidikan), sebagian merupakan SOP. Keduannya berkaitan urusan yang non-pelayanan dasar, namun
atau UPTnya, sangat tergantung persepsi manfaat
juga dapat bermain dalam domain urusan wajib
dan ongkos (yang cukup berat pada tahap
yang bersifat pelayanan dasar.
kunjungan surveillance
Kesan bahwa NSPK merupakan payung untuk semua standar wajar untuk pihak pemerintah,
(yang berada di Indonesia dan menawarkan harga
namun perlu disadari bahwa tidak semua standar dapat dipayungi oleh NSPK, karena NSPK merupakan suatu kewajiban yang berasal dari
yang baik.
Pemerintah (mutlak untuk urusan wajib, atau diaktifkan pada saat daerah memilih untuk
9 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2001 Tentang Komite Akreditasi Nasional
10 Achmad, Kukuh, S. (2011). The Acceptance of Accredited
melaksanakan urusan pilihan). Berarti bahwa standar yang berasal dari badan akreditasi nonpemerintah (sebagian SOP atau standar yang
Conformity Assessment Bodies by Regulatory
didorong dalam konteks ISO) tidak masuk dalam
Authorities – Indonesian Experience, National
Bagan 1, namun perlu juga diperhatikan.
Accreditation Body of Indonesia (KAN). Obtained April 16, 2011 from http://www.aseansec.org/14899.htm
152
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Bagan 1: Keterkaitan berbagai jenis standar
Bagan 2: Standar-standar dilihat dalam suatu sektor (pendidikan)
Kembali ke Bagan 1, tumpang tindih dapat juga
Kompleksitas bertambah kalau pihak non-
dilihat antar SPM dan SPP. Walaupun SPM
pemerintah diperhatikan. Dalam pelayanan
ditetapkan Pemerintah, beberapa SPP yang
publik terdapat juga penyelenggara pelayanan
berkaitan dengan mutu staf akan mirip atau akan
di luar pemerintah daerah/UPTnya. SOP dan
sama, karena dilihat dari segi profesionalitas,
SPP juga digunakan oleh pihak swasta dan LSM/
kewajiban daerah mengerjakan staf yang
organisasi masyrakat sipil. Penerapan standar dalam organisasi ini juga penting, namun derajat/
dengan kemauan suatu organisasi untuk menjamin
prosedur kewajiban dan pengendalian agak berbeda
ketrampilan staf setara dengan tuntutan pelayanan
dari organisasi pemerintah daerah dan UPTnya.
yang ingin diberikan kepada pengguna pelayanan.
Jelas bahwa beberapa standar tetap sama – SPM berkaitan mutu guru berlaku juga untuk sekolah
Keterkaitan standar dapat juga dilihat dalam masing-
yang dikelola sektor swasta/ LSM/ agama. SPP
masing sektor. Misalnya, Bagan 2 menunjukan
yang digunakan oleh organisasi non-pemerintah
serankaian standar dalam sektor pendidikan.
perlu juga mencerminkan keharusan yang
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
153
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
diamanatkan atas UU 25/2009. Misalnya tidak boleh
standar lain yang dipayungi NSPK, karena diakui
biarkan diskriminasi dalam pelayanan publik.
bahwa perlu waktu untuk mencapai SPM secara sepenuhnya. Untuk banyak NSPK, aspek waktu
Perlu disadari bahwa SOP, SNP, SPP dan standar
kurang relevan; apabila “cold chain” obat tidak
lain dapat mengatur juga peranan pihak Pemerintah,
dipertahankan dalam kegiatan imunisasi, sebaiknya
selain dari aktor-aktor di daerah. Misalnya, SNP
imunisasi itu tidak dijalankan sama sekali. Ini lain
dapat mengatur peranan Pemerintah dalam
dari SPM, di mana diharapkan bahwa dalam waktu
mengadakan ujian nasional, selain pihak daerah
beberapa tahun, misalnya, 95% dari suatu populasi
(ujian nasional menyumbangkan 60%, sedangkan
terjangkau dengan pelayanan imunisasi.
ujian daerah 40% misalnya). Sayangnya, masing-masing kementrian/lembaga Melihat jenis standar dan hubungannya, wajar kalau
nasional mengalami kesulitan melihat keseluruhan
dipertanyakan mengapa muncul sebanyak jenis
standar secara utuh, dan dampaknya kepada
standar sebanyak sekarang ini yang diharuskan
pelaksana di daerah. Masing-masing punya alasan
atau ditawarkan kini? Pertanyaan ini hanya dapat
yang kuat mengapa jenis standar tertentu perlu
dijawab oleh Pemerintah, namun dapat diduga
diberikan perhatian. Namun kapasitas aktor-aktor
bahwa masing-masing instansi sponsor melihat
di daerah untuk menerapkan semua jenis standard
sesuatu yang berguna dalam paket yang disponsori.
kurang diperhatikan.
Apabila Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (pada saat kebijakan dirumuskan masih menjadi Menteri
Oleh karenanya berbagai jenis standar-standar
Pendidikan Nasional) mengemas sebagian NSPK
sebenarnya sangat mirip atau merupakan sub-
menjadi “Standar Nasional Pendidikan,” stakeholder
kategori dari kategori standar yang lebih umum.
dalam sektor ini akan manangkap maksudnya
Para pelaku advokasi yang hendak merumuskan
dan isinya dengan lebih mudah. Lagipula, pasti
peningkatan mutu layanan publik perlu mengetahui
Kementrian PAN memikirkan bahwa apabila
sifat dan asal standar dan secara persis apa yang
sebagian aspek penyelenggaraan pelayanan
akan diperjuangkan dalam advokasi pelayanan
dibungkus menjadi SPP, akan lebih mudah
publik ini.
menjelaskan kepada masyarakat haknya atas pelayanan.
e. Peranan aktor pemerintah dan masyarakat
Dapat dimengerti kalau Kementrian Dalam Negeri mau menekankan bagian dari NSPK yang lebih mengarah kepada jangkauan, mutu, dan tata kelola pelayanan dasar. Standar ini berbeda dari banyak
154
Dalam perbandingan umum jenis standar (Tabel 2) dapat dilihat bahwa sifat masing-masing jenis cukup berbeda, walaupun ada juga hubungan yang
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
erat antar berbagai jenis. Mengingat perbedaan
bawah menunjukan secara padat peranan masing
yang terjadi, maka peranan aktor-aktor di berbagai
masing aktor yang perlu aktif dalam pengembangan
tingkat pemerintahan (dan masyarakat) akan
dan penerapan berbagai jenis standar.
mencerminkan hal yang berbeda pula. Tabel 2 di
Tabel 2: Perbandingan peranan stakeholder dalam penerapan jenis standar NSPK
SPM
SPP
SOP
ISO
Badan/
Asosiasi
Konvensi
Pengalaman
Badan tertentu
ISO menentukan
mekanisme
professi teknis
internasional
Service centres
menentukan
standar;
internasional
mempengharui
(MDGs)
di negara lain
standar (e.g.,
misalnya ISO-
sebagian dari
mempengaruhi
untuk “praktek
ISQ, International
9001 tentang
NSPK
fokus SPM
yang baik”
Bacchelaureat)
mutu manajemen
Menentukan
Menentukan SPM,
Menentukan
Menentukan
Promosi
NSPK, dalam
dalam Permen2
kerangka
akreditasi
manfaat ISO
Permen2;
dan mendukung
memanfaatkan
atu tunjuk
dan mendukung
mendukung
penerapannya
Pemerintah
penerapannya
SPP dan
badan yang
daerah/UPTD
mendukung
memberikan
mendapat
penerapannya
akreditasi
akreditasi ISO
Daerah
Menerapkan
Menerapkan
Mendukung
Mendukung
Mendukung
Provinsi/
NSPK berkaitan
SPM berkaitan
organisasi yang
organisasi yang
organisasi
Gubernur
urusannya, dan
urusannya sesuai
relevan untuk
relevan untuk
yang relevan
selaku wakil
mendukung
sasaran Menteri/
mengembangkan
mengembangkan
untuk mengikuti
Pemerintah
memonitor
prioritas daerah;
dan menerapkan
dan menerapkan
akreditasi ISO
Kabupaten/Kota
mendukung
SPP
SOP
memonitor Kabupaten/Kota Daerah
Menerapkan
Menerapkan
Mendukung unit/
Mendukung unit/
Mendukung
Kabupaten/
NSPK berkaitan
SPM berkaitan
organisasi yang
organisasi yang
organisasi
Kota
urusannya
urusannya sesuai
relevan untuk
relevan untuk
yang relevan
sasaran Menteri/
mengembangkan
mengembangkan
untuk mengikuti
prioritas daerah
dan menerapkan
dan menerapkan
akreditasi ISO
SPP
SOP
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
155
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
NSPK
SPM
SPP
SOP
ISO
Penyelenggara
Menerapkan
Menerapkan
Mengembangkan
Mengembangkan
Menerapkan
pelayanan
aspek dari NSPK
aspek dari SPM
dan menerapkan
dan menerapkan
standar/sistem
(UPTD
yang relevan
yang relevan
SPP sesuai jiwa
SOPP sesuai
ISO, sesuai
dan non-
terhadap mandat
terhadap mandat
UU 25/2009
misi, dan sesuai
akreditasi
pemerintah)
organisasi
organisasi
badan akreditasi
(misalnya ISO-
kalau relevan
9001-2008)
Masyarakat
Memonitor
setempat
Mengikuti proses
Mengikuti proses
Memonitor
pemenuhan
perencanaan
penentuan
pemenuhan
NSPK;
daerah berkaitan
SPP (e.g.,
standar yang
mengeluh/
prioritas SPM
service charter);
telah ada
menyumbangkan
yang perlu dikejar;
memonitor
(SPM/SPP);
rekomendasi
memonitor
pemenuhan
memberikan
kepada
pemenuhan
SPP; mengeluh/
rekomendasi
penyelnggara
SPM; mengeluh/
menyumbangkan
kepada
dan Pemda
menyumbangkan
rekomendasi
penyelenggara
rekomendasi
kepada
kepada
penyelenggara
penyelenggara
dan Pemda
dan Pemda Pihak yang
Mendorong, secara komersial atau disubsidi (oleh para donor misalnya) upaya pemerintah
mengembang-
dan masyarakat madani untuk mengembangkan dan/atau menerapkan standar standar untuk
kan kapasitas
meningkatkan pelayanan publik (termasuk pelayanan dasar). Pihak ini termasuk instansi pemerintah di daerah (mislanya LAN regional), Universitas, CSO/jaringan CSOs, dan proyek yang didukung para donor.
2. Penerapan Standar Pelayanan dalam Sektor Pendidikan
dengan harapan masyarakat, kemampuan dan kapasitas yang dimiliki oleh pemerintah yang mana hal tersebut berlangsung secara dinamis
156
Standar pelayanan di dalam sektor pendidikan
serta menyesuaikan dengan kondisi lingkungan
merupakan ukuran tertentu yang digunakan
setempat. Kondisi dinamis tersebut dalam artian
oleh Pemerintah/UPTD/Unit pelayanan untuk
akan berkembang secara terus menerus, sebagai
menyampaikan layanan pendidikan kepada
contoh SPM yang diterapkan di dalam sektor
masyarakat. Ukuran tertentu tersebut terkait
pendidikan akan meningkat terus menuju SNP
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
(Standar Nasional Pendidikan) dalam periode
pendidikan, penyelenggara satuan atau
waktu tertentu. Dinamisasi proses menuju kearah
program pendidikan, pemerintah provinsi, dan
ideal ini juga menuntut peran serta masyarakat
pemerintah kabupaten atau kota sebagaimana
untuk menyampaikan harapannya (atau keluhan)
diatur dalam PP No. 38 Tahun 2007 tentang
atas mutu layanan yang disampaikan oleh UPTD
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
maupun SKPD pendidikan di daerah. Semakin
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
banyak munculnya keluhan dan aspirasi serta
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
dilaksanakannya dialog guna merumuskan serta memperbaiki standar yang ada akan semakin cepat
SPM Pendidikan Dasar juga merupakan tolok
proses menuju idealisasi standar pelayanan.
ukur kinerja pelayanan pendidikan dasar, sekaligus sebagai acuan dalam perencanaan
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan
program dan penganggaran pencapaian
Nasional (sekarang menjadi Kementrian Pendidikan
target masing-masing daerah kabupaten/
dan Kebudayaan) telah menetapkan 8 Standar
kota. Berdasarkan Permendiknas No 15 Tahun
dalam SNP (Standar Nasional Pendidikan) yang
2010 SPM bagi sektor pendidikan terdiri dari
harus dijalankan melalui siklus Penjaminan
27 indikator yang mana 14 SPM merupakan
dan Peningkatan Mutu Pendidikan di daerah
SPM bagi Dinas atau SKPD Pendidikan dan
dan disekolah. Untuk menjamin ketercapaian 8
13 indikator SPM diperuntukkan bagi unit
standar pendidikan perbaikan dilakukan secara
pelayanan/UPTD atau sekolah. Dari 13 SPM
terus menerus dan tiada pernah henti (continuous
yang harus diterapkan oleh Unit layanan, 11
improvement), dari waktu ke waktu. Oleh karena itu
SPM diantaranya adalah untuk tingkat SMP.
parameter dan ukuran pencapaian menjadi sangat Indikator pencapaian SPM yang diperuntukkan
penting.
bagi Dinas atau SKPD pendidikan adalah sebagai berikut:
a. SPM Sektor Pendidikan
1. tersedia satuan pendidikan dalam jarak Untuk menjamin tercapainya mutu pendidikan,
yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu
Pemerintah telah mengeluarkan berbagai
maksimal 3 km untuk SD/MI dan 6 km jalan
peraturan mulai Undang- Undang sampai
darat/air untuk SMP/MTs dari kelompok
Peraturan Menteri terkait Standar Pelayanan
permukiman permanen di daerah terpencil;
Minimal (SPM). SPM Pendidikan adalah jenis
2. jumlah peserta didik dalam setiap
dan tingkat pelayanan pendidikan minimal yang
rombongan belajar untuk SD/MI tidak
harus disediakan oleh satuan atau program
melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs tidak
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
157
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan
pendidik, untuk daerah khusus masing-
belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang
masing sebanyak 40% dan 20%;
dilengkapi dengan meja dan kursi yang
9. setiap SMP/MTs tersedia guru dengan
cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis; 3. setiap SMP dan MTs tersedia ruang
masing satu orang untuk mata pelajaran
laboratorium IPA yang dilengkapi dengan
Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa
meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta
Inggris, dan Pendidikan Kewarganegaraan.
didik dan minimal satu set peralatan praktek
10. setiap kabupaten/kota semua kepala SD/MI
IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik; 4. setiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu
11. setiap kabupaten/kota semua kepala SMP/
ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya; dan
12. setiap kabupaten/kota semua pengawas
di setiap SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru;
akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki
5. setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam)
13. pemerintah kabupaten/kota memiliki
orang guru untuk setiap satuan pendidikan,
rencana dan melaksanakan kegiatan
dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang
untuk membantu satuan pendidikan dalam
guru setiap satuan pendidikan;
mengembangkan kurikulum dan proses
6. setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk
pembelajaran yang efektif; dan 14. kunjungan pengawas ke satuan pendidikan
daerah khusus tersedia satu orang guru
dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap
untuk setiap rumpun mata pelajaran;
kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk
7. setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah
melakukan supervisi dan pembinaan. Indikator pencapaian SPM yang diperuntukkan bagi Unit Pelayanan (Satuan pendidikan) adalah
8. di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan 70% dan separuh diantaranya (35% dari
sebagai berikut: 1. setiap SD/MI menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh
158
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Pemerintah mencakup mata pelajaran
c. Kelas IV - VI : 27 jam per minggu; atau
Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS,
d. Kelas VII - IX : 27 jam per minggu;
dan Pendidikan Kewarganegaraan, dengan
7. satuan pendidikan menerapkan kurikulum
perbandingan satu set untuk setiap peserta
tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai
didik;
ketentuan yang berlaku;
2. setiap SMP/MTs menyediakan buku teks
8. setiap guru menerapkan rencana
yang sudah ditetapkan kelayakannya
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
oleh Pemerintah mencakup semua mata
disusun berdasarkan silabus untuk setiap
pelajaran dengan perbandingan satu set
mata pelajaran yang diampunya; 9. setiap guru mengembangkan dan
untuk setiap perserta didik; 3. setiap SD/MI menyediakan satu set peraga
menerapkan program penilaian untuk
IPA dan bahan yang terdiri dari model
membantu meningkatkan kemampuan
kerangka manusia, model tubuh manusia,
belajar peserta didik;
bola dunia (globe), contoh peralatan optik,
10. kepala sekolah melakukan supervisi kelas
kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/
dan memberikan umpan balik kepada guru
carta IPA;
dua kali dalam setiap semester;
4. setiap SD/MI memiliki 100 judul buku
11. setiap guru menyampaikan laporan hasil
pengayaan dan 10 buku referensi, dan
evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian
setiap SMP/MTs memiliki 200 judul buku
setiap peserta didik kepada kepala sekolah
pengayaan dan 20 buku referensi;
pada akhir semester dalam bentuk laporan
5. setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk
hasil prestasi belajar peserta didik; 12. kepala sekolah atau madrasah
merencanakan pembelajaran, melaksanakan
menyampaikan laporan hasil ulangan akhir
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan
membimbing atau melatih peserta didik, dan
Kelas (UKK) serta ujian akhir (US/UN)
melaksanakan tugas tambahan;
kepada orang tua peserta didik dan
6. satuan pendidikan menyelenggarakan
menyampaikan rekapitulasinya kepada
proses pembelajaran selama 34 minggu
Dinas Pendidikan kabupaten/kota atau
per tahun dengan kegiatan pembelajaran
Kantor Kementerian Agama di kabupaten/
sebagai berikut :
kota pada setiap akhir semester; dan
a. Kelas I – II : 18 jam per minggu; b. Kelas III : 24 jam per minggu;
13. setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah (MBS).
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
159
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
b. SPP sektor pendidikan
merumuskan dan menjalankannya. Namun pada beberapa unit layanan seperti sekolah, sudah
SPP Sektor pendidikan merupakan standar yang
ada yang mencoba untuk merumuskan bahkan
dirumuskan oleh pihak-pihak untuk memastikan
menerapkannya. Sebagian pakar pendidikan
berlangsungnya layanan pendidikan baik oleh
menyebutkan bahwa SOP yang disusun oleh
satuan pendidikan maupun Dinas pendidikan
Unit Pelayanan tersebut masih belum memenuhi
terkait dengan penerapan SPM maupun
kriteria, sehingga masih masuk dalam kategori
standar lainnya. SPP Sektor Pendidikan ini
tata tertib di sekolah.
menghasilkan janji atau maklumat pelayanan yang disampaikan secara terbuka dan mudah
d. ISO Sektor Pendidikan
diakses oleh publik. SPP ini dirumuskan dengan melibatkan berbagai pihak diantaranya Dewan
ISO di sektor pendidikan, seperti halnya pada
pendidikan, LSM pemerhati pendidikan, Komite
sektor lain, merupakan standar mutu dan
Sekolah dan termasuk pengguna layanan itu
kompetensi tertentu yang dimiliki baik oleh
sendiri yakni orang tua murid dan murid itu
manajemen, kualitas SDM di dalamnya, maupun
sendiri.
mutu layanan yang disampaikannya. ISO merupakan standar sistem manajemen mutu
SPP ini sendiri dirumuskan dengan melibatkan
yang dapat digunakan oleh industri manufaktur
pihak eksternal sekolah seperti orang tua murid,
dan juga industri jasa, seperti pendidikan.
komite sekolah dan kelompok masyarakat sipil
Standar ini dikeluarkan oleh International
lainnya, termasuk tokoh masyarakat setempat.
Organization for Standarization yang berpusat
SPP berisikan komitmen dan janji unit pelayanan
di Geneva, Swiss. ISO ini bukan merupakan
untuk menyampaikan pelayanan dengan lebih
standar suatu produk, tetapi merupakan standar
baik. Seyogyanya SPP ini ditandatangani oleh
manajemen yang berorientasi pada mutu. Jadi,
kepala Unit Pelayanan (dalam hal ini adalah Kepala Sekolah) dan juga Kepala Dinas (SKPD)
focus pada produknya yang telah memenuhi
Pendidikan. SPP ini dapat digunakan sebagai
suatu standar internasional, tetapi sistem
rujukan untuk melakukan kontrol dan penilaian
manajemen mutunya yang telah memenuhi
atas kinerja unit pelayanannya.
standar internasional, yang akan memberikan produk sesuai persyaratan dan harapan orang
c. SOP Sektor Pendidikan
tuas murid maupun pihak-pihak lain, sehingga akan dicapai kepuasan pelanggan yang
160
Sampai saat ini SOP sektor pendidikan belum
berdampak pada berkelanjutannya sistem di
dikenal dan belum ada aturan bagaimana
sekolah tersebut.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Umumnya jika kategori tersebut sudah menjadi
di Indonesia. Pada banyak kabupaten/kota,
label sekolah, maka biaya mahal sudah pasti
kesehatan selalu menduduki 3 sektor teratas
menjadi bagian dari sekolah dimaksud. Hal
yang dianggap penting, disamping sektor
ini karena kebutuhan biaya untuk melakukan
pendidikan dan perekonomian. Pentingnya
perubahan performa sekolah, termasuk gurunya
sektor kesehatan sehingga selalu menjadi
juga tinggi. Mereka harus berubah menjadi lebih
sektor prioritas dalam pembangunan daerah
ramah, berpenampilan lebih pantas, senantiasa
diantaranya dilandasi oleh pemikiran sebagai
tepat waktu, dan lancar berkomunikasi dalam
berikut:
Bahasa Inggris, dan sebagainya. Guru harus menghargai tinggi kebersihan dan kesejukan,
Unsur utama penggerak pembangunan
bukan hanya dalam kelas-kelas yang
adalah sumber daya manusia (SDM).
berpendingin ruangan, tetapi juga karena teduh
Agar dapat berkontribusi optimal bagi
dan rindangnya pepohonan dalam lingkungan.
pembangunan, SDM harus dalam kondisi
Kepala sekolah dan seluruh sumberdaya
kesehatan yang optimal pula.
manusia yang ada didalamnya harus dapat
Bidang garapan sektor kesehatan sangat
mewujudkan target pembaharuan dan mencapai
luas, yaitu meliputi seluruh fase kehidupan
target di mana mereka harus mencapai tingkat
manusia, mulai dari sebelum dilakukannya
kompetensi tertinggi.
pembuahan hingga akhir kehidupan manusia, masa kehamilan, persalinan, masa
Meskipun sudah ada beberapa sekolah negeri
nifas, bayi, balita, anak-anak, remaja, masa
di Kabupaten/Kota yang menerapkan ISO, hal
usia subur, dewasa, dan lansia.
ini bukanlah kewajiban yang harus ditetapkan oleh sekolah. Umumnya pengguna ISO untuk
Standar pelayanan bidang kesehatan memiliki
sekolah adalah sekolah-sekolah swasta di
peran strategis sebagai alat kendali mutu yang
Jakarta yang berlisensi internasional.
utama. Standar pelayanan tidak hanya berbicara tentang service delivery target, tetapi juga
3. Penerapan Standar Pelayanan dalam Sektor Kesehatan Standar Pelayanan Bidang Kesehatan
mencakup hal-hal berikut ini: Gambaran jenis pelayanan yang harus diberikan. Service pledges atau prinsip kualitas yang harus dipenuhi dalam proses pelayanan.
Bidang kesehatan merupakan salah satu bidang yang menjadi prioritas pembangunan
www.kinerja.or.id
Target yang jelas untuk setiap jenis pelayanan
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
161
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Biaya yang dibutuhkan untuk
kesehatan dasar minimal serta indikator kinerja
menyelenggarakan pelayanan sesuai
masing-masing kegiatan, beserta target dan
standar
waktu pencapaiannya. Implikasi lebih jauh
Adanya kesempatan bagi masyarakat
dari adanya SPM adalah adanya tuntutan
utuk mengajukan keluhan atau usulan jika
profesionalisme dan akuntabilitas pemerintah
standar pelayanan yang telah ditetapkan
daerah agar menyusun langkah strategis,
belum dipenuhi oleh unit pelayanan atau
selaras dengan ketentuan dalam SPM. SPM
petugas yang bekerja di dalamnya.
memudahkan penyusunan Rencana Strategis Nasional dan Daerah (Renstranas dan
Standar pelayanan bidang kesehatan di
Renstrada), dengan adanya ukuran-ukuran yang
Indonesia diimplementasikan dalam bentuk
digunakan secara kuantitatif dan kualitatif.
ketetapan tentang standar pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan, SOP dan juga SPP.
Dengan adanya Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan diharapkan pelayanan
a. SPM Kesehatan Lahirnya konsep SPM kesehatan di Indonesia sejalan dengan perubahan tatanan pemerintahan di Indonesia dari pola sentralisasi ke arah desentralisasi. Standar Pelayanan Minimal adalah salah satu instrumen desentralisasi dan otonomi daerah untuk mengendalikan agar pelayanan dasar diperhatikan serta diprioritaskan oleh pemerintah daerah. SPM disusun sebagai alat Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib. Dengan adanya SPM ini, Pemerintah Daerah dan pihak terkait lainnya dapat dengan jelas memahami program dan jenis pelayanan
162
kesehatan esensial yang menjadi kebutuhan utama masyarakat dapat dipenuhi pada tingkat yang paling minimal secara nasional. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengurangi kesenjangan pelayanan kesehatan antar daerah, dan lebih lanjut diharapkan dapat memelihara dan menjaga keutuhan negara Republik Indonesia. Pelayanan dasar kepada masyarakat adalah fungsi pemerintah dalam memberikan dan mengurus kebutuhan dasar masyarakat untuk meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat. Seperti telah disinggung dalam bagian terdahulu -- dalam peraturan menteri kesehatan No 741 tahun 2008 disebutkan bahwa SPM untuk bidang kesehatan terdiri dari 4 jenis pelayanan -- yaitu: 1. Pelayanan kesehatan dasar 2. Pelayanan Kesehatan rujukan
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
3. Penyelidikan epidemiologi dan
Masing-masing pelayanan tersebut diterjemahkan ke
penanggulanggan kejadian luar biasa 4. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
dalam indikator khusus, yang secara total terdiri dari 18 indikator. Rincian SPM kesehatan selengkapnya adalah sebagai berikut:
Jenis Pelayanan Pelayanan kesehatan dasar
Indikator SPM 1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 4. Cakupan pelayanan nifas 5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 6. Cakupan kunjungan bayi 7. Cakupan Desa/ Kelurahan UCI 8. Cakupan pelayanan anak balita 9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 -24 bulan gakin 10. 11. 12. 13. 14.
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penjaringan kesehatan siswa Sekolah Dasar (SD) & setingkat Cakupan peserta Keluarga Berencana (KB) aktif Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit*) Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
Pelayanan Kesehatan rujukan
1. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulanggan kejadian luar biasa
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
Cakupan Desa Siaga Aktif
www.kinerja.or.id
2. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (Rumah Sakit) di Kabupaten/Kota
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
163
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
SPM di dalam sektor kesehatan telah ditentukan
yang dipergunakan sebagai pedoman
melalui Permenkes yang telah dijelaskan di atas.
penyelenggaraan pelayanan dan acuan
Secara umum penetapan indikator pencapaian
penilaian kualitas pelayanan sebagai komitmen
yang ada di dalam SPM ini dilihat dari sudut
atau janji dari penyelenggara pelayanan kepada
pandang output atau hasil kerja layanan yang
masyarakat untuk memberikan pelayanan yang
diberikan oleh nakes kepada pasien, dalam hal
berkualitas.
ini adalah ibu dan anak. Jadi yang diukur adalah seberapa besar jangkauan atau seberapa
Sasaran Standar Pelayanan Publik Kesehatan
banyak layanan nakes diberikan kepada
adalah agar penyelenggaraan pelayanan
pasien (warga) pada suatu wilayah tertentu
kesehatan pada setiap unit pelayanan
yang berbasis pada unit layanan kesehatan.
didasarkan pada standar pelayanan. Untuk
Untuk menyelenggarakan pelaksanaan SPM
memastikan adanya standar pelayanan publik ini
ini, disusunlah SOP. Dengan demikian SOP
dapat ditempuh dengan beberapa pendekatan,
ini disusun untuk melaksanakan pemenuhan
yakni secara mandiri atau merumuskannya
terhadap SPM.
secara partisipatif. Salah satu metode yang digunakan secara partisipatif adalah dengan
SPM sektor Kesehatan terbaru mencakup empat
menggunakan survey pengaduan dan
(4) jenis pelayanan dasar yang mencakup 18
pengelolaan pengaduan masyarakat yang
indikator, yaitu:
menghasilkan maklumat layanan berupa janji perbaikan layanan kesehatan pada unit layanan
1. pelayanan kesehatan dasar, dengan 14 indikator (indikator 1 – 14)
tertentu. Janji perbaikan ini dapat menjadi masukan untuk terwujudnya SPP Kesehatan.
2. pelayanan kesehatan rujukan, dengan 2 indikator (indikator 15-16) 3. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB dengan 1 indikator
Beberapa SPP Kesehatan yang dimungkinkan untuk dikembangkan oleh unit pelayanan kesehatan adalah:
(indikator 17); 4. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Komitmen memberi layanan dengan standar
Masyarakat dengan 1 indikator (indikator
waktu/jangka waktu penyelesaian serta
18).
jadwal atau waktu layanan; Komitmen dengan menentukan tarif/ biaya tertentu;
b. SPP Sektor Kesehatan.
Komitmen memberi layanan dengan produk pelayanan tertentu;
Standar pelayanan publik kesehatan seperti halnya sektor lain merupakan tolok ukur
164
Komitmen menyediakan sarana, prasarana, dan/ atau fasilitas tertentu;
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Komitmen memberikan layanan dengan
sama, demikian pula SPM seperti yang diatur dalam PP No 65 Tahun 2005. Sektor perbaikan
kompetensi Pelaksana tertentu; Komitmen memberikan layanan melalui prosedur adanya pengawasan internal; Mengembangkan penanganan pengaduan,
Iklim Usaha ini mengacu pada masing-masing izin usaha yang menginduk pada sektor masingmasing. Didalam pelaksanaan secara umum, izin usaha terkait yang dikelola oleh PTSP paling
saran dan masukan.
tidak terdapat dua sektor yakni Kemendag dan Kemdagri.
c. SOP Sektor kesehatan SOP atau standar operasi prosedur di sektor kesehatan adalah prosedur dan tahapan yang disusun sedemikian rupa untuk penyampaian
PTSP secara tegas menggunakan standar pelayanan dalam dua bentuk yakni penggunaan SPM (Standar Pelayanan Minimum) dan juga SOP (Standar Operasional Prosedur). Standar
layanan yang berbasis pada SPM. Ada beberapa SOP yang telah digunakan yakni:
pelayanan – seperti dijelaskan dalam Panduan Nasional Pembentukan PTSP – adalah kriteria
SOP Perawatan Sebelum Persalinan
capaian minimal pelayanan yang harus diselenggarakan oleh penyelenggara PTSP. SP
(Antenatal Care) SOP Penentuan Faktor Resti Untuk Ibu
harus dibuat untuk setiap jenis layanan yang diberikan oleh PTSP, termasuk di dalamnya
Hamil SOP Pertolongan Persalinan
SP untuk setiap jenis izin serta layanan lainnya
SOP Kunjungan Nifas
seperti layanan pengaduan dan informasi.
SOP Neonatus SOP Inisiasi Menyusu Dini
Tujuan pelaksanaan standar pelayanan
SOP Perawatan Metoda Kanguru
adalah menyediakan jaminan atau kepastian bagi penerima pelayanan (pemohon izin) dari penyelenggara PTSP. Komponen SPM (Standar Pelayanan Minimum) di dalam pelaksanaan
4. Penerapan Standar Pelayanan sektor Iklim Usaha yang Baik
PTSP sekurang-kurangnya adalah dalam hal Waktu, Biaya dan Persyaratan. Intervensi SPM di dalam PTSP paling tidak meliputi:
Khusus untuk sektor ini pendekatan perumusan standar pelayanannya agak berbeda dengan
1. Prosedur pelayanan
kedua sektor terdahulu. Sektor iklim usaha tidak
2. Waktu penyelesaian
secara khusus memiliki standar pelayanan yang
3. Biaya pelayanan
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
165
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
4. Sarana dan prasarana
dalam melayani setiap jenis perizinan, dilengkapi
5. Kompetensi petugas pemberi pelayanan
dengan gambar alur. Prosedur masing-masing
6. Persyaratan.
perizinan setidaknya memuat:
Masing-masing sektor yang berperan dalam
1. Tata cara atau tahapan pelayanan, mulai
birokrasi perizinan usaha telah merumuskan
dari pengajuan permohonan, pemrosesan,
SPM di dalam sektornya masing-masing,
pembayaran sampai penyerahan izin
misalnya:
kepada pemohon. 2. Didalam tata cara di maksud harus
1. SIUP (izin usaha), berdasarkan Kepmendag
dilengkapi dengan hal-hal sebagai berikut:
529/2010 waktu 3 hari, biaya nol rupiah. 2. HO (izin tidak keberatan dari sekitarnya),
a. Batasan waktu untuk masing-masing
berdasarkan Permendagri 27/2009,
tahapan.
maksimal 7 hari, biaya mencakup biaya
b. Persyaratan yang dibutuhkan
administrasi.
c. Bentuk formulir yang digunakan.
3. IMB (izin mendirikan bangunan),
d. Penanggungjawab masing-masing.
berdasarkan Permendagri 7/1993, maksimal 14 hari, biaya sesuai angka indeks.
Meskipun tidak disebut sebagai standar pelayanan publik (SPP) semua PTSP memiliki
166
Sedangkan SOP sendiri pada dasarnya
kewajiban untuk melaksanakan IKM (indeks
merupakan sebuah instruksi yang tertulis yang
kepuasaan masyarakat) secara reguler. Hasil
dijadikan pedoman dalam menyelesaikan tugas
IKM berupa rekomendasi perbaikan-perbaikan
rutin untuk memenuhi SPM tersebut di atas.
berdasarkan masukan masyarakat (penerima
Secara garis besar SOP layanan perizinan
layanan) akan menjadi masukan yang harus
adalah urutan pekerjaan yang harus dilakukan
diperbaiki oleh PTSP setiap periodenya.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
(Artikel #4)
Beberapa Contoh Karya Jurnalis Warga yang telah Berhasil Menciptakan Kebisingan: 1. Kisah dari Jawa Timur Beberapa karya jurnalis warga (JW) yang mampu menciptakan forum diskusi publik dengan pihak penyedia layanan dan mempengaruhi perubahan kebijakan publik antara lain adalah: Tulisan Ika Surya, JW Tulungagung tentang beroperasinya bus sekolah yang disediakan oleh pemerintah kabupaten (Pemkab) Tulungagung di website Pemkab Tulungagung telah membuka ruang diskusi antara masyarakat dengan pihak penyedia layanan. Seperti yang bisa disimak pada link http://www.tulungagung.go.id/index.php/jurnalis-warga/item/42-bus-sekolah-beroperasihari-ini, terlihat bagaimana komentar berupa masukan dan kritik pengguna layanan atas penyediaan bus sekolah untuk beberapa rute di Tulungagung. Karya Sholikhul Huda, JW Jember dengan judul “Jember dan 9 Kabupaten/Kota di Jatim Belum Miliki PPID” yang dimuat di situs beritanusa.com (lihat di link berikut ini: http://www.beritanusa.com/index.php?option=com_content&view=article&id=13517:jemb er-dan-9-kabupatenkota-di-jatim-belum-miliki-ppid&catid=69:nusantara&Itemid=99. Berita ini tentang pentingnya keberadaan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) atas implementasi UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP) di Jember, telah membuat ‘malu’ pihak Pemkab Jember. Sehingga proses penyusunan draft Perbup – yang didampingi oleh Puskakom Surabaya – menjadi lebih mudah dan cepat. Saat ini perbup PPID di Kabupaten Jember sudah ditandangani oleh Bupati Jember. Puskakom Surabaya dalam waktu dekat akan melaksanakan kegiatan pendampingan pelaksanaan fungsi PPID. Berita karya Sholikhul Huda, JW Jember dengan judul “Nasib Para Bagas yang Mengabdi di Tingkat Kelurahan Prihatin karena Masih Sering Dikucilkan Staf Lain” yang dimuat di Radar
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
167
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Jember 25 Juni 2013, membuat pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember akan membuat kebijakan untuk lebih memperhatikan masalah kesejahteraan pembantu petugas (Bagas) yang ada di kelurahan/desa yang ditetapkan sebagai Desa Siaga. Sholikhul Huda adalah JW Jember yang sedang magang reporter di Radar Jember Group JAWA POS. Sedangkan dua orang Bagas yang ditulis dalam berita ini (Tutik dan Denis) juga merupakan JW Jember. Meskipun bukan isu yang dipilih oleh Kabupaten Probolinggo (kesehatan dan BEE), berita yang ditulis oleh Setyo Adi Nugroho, JW Kabupaten Probolinggo dengan judul “Korban Mercon Gegerkan UGD RSUD Waluyo Jati Kraksaan” yang dimuat di Kompasiana tanggal 4 Juni 2013 (lihat link berikut: http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/06/04/korban-mercongegerkan-ugd-rsud-waluyo-jati-kraksaan-562264.html) telah dibaca oleh 14.500 orang. Sebuah rekor untuk sebuah tulisan dari hasil reportase oleh seorang JW. Facebook Group JW rata-rata sudah berjalan baik di lima daerah dampingan Puskakom Surabaya. Komunitas Jurnalis Warga Tulungagung memiliki members 483 orang, Jurnalisme Warga (JW) Jember beranggotakan 648 orang, JW Kota Probolinggo 15 members, JW Probolinggo Kab 27 members, dan Insan Jurnalis Warga (Insan Naliga) Bondowoso beranggotakan 69 members. Selain itu, kami juga membuat group facebook Jurnalis Warga Jawa Timur yang beranggotakan 36 members. Tiga kabupaten juga telah membuat group blog untuk menampung semua karya jurnalis warganya. Misalnya http://jwkabprob.blogspot.com untuk kabupaten Probolinggo, http://suarajember.wordpress.com di Kabupeten Jember, dan untuk Tulungagung dengan nama blog http://wartawargatulungagung.blogspot.com. Selain berita dalam bentuk tulisan, JW Kabupaten Probolinggo telah menghasilkan berita dalam bentuk audiovisual yang telah diupload lewat http://www.youtube.com (lihat di http://www.youtube.com/watc h?v=7GUO6G3xpWk&feature=youtu.be, http://www.youtube.com/watch?v=OH1aTtOyfUo&f eature=youtu.be, dan http://www.youtube.com/watch?v=6DpNIh75ZDU&feature=em-upload_ owner#action=share). Program Kinerja yang dijalankan di Jawa Timur, secara intens dicover oleh JW di lima daerah dampingan. Selain meliput event yang digelar oleh Organisasi Mitra Pelaksana (OMP) di sektor pilihan kota/kabupaten yang bersangkutan, para JW juga mengembangkan angle lain sesuai dengan sektor tersebut. Sebagai contoh:
168
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Peningkatan Iklim Usaha/ Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP): Di Kabupaten Probolinggo sektor perizinan yang dijalankan oleh Kantor Penanaman Modal dan Perizinan (KPMP), beberapa aktivitas yang dijalankannya selalu diliput JW. Kebetulan Bukhari, JW Kabupaten Probolinggo juga merupakan salah satu anggota Multi Stakeholder Forum (MSF) di sektor ini. Sehingga selalu aktivitas KPMP tidak luput dari keikutsertaannya baik selaku fasilitator, narasumber, maupun JW. Contoh berita yang dihasilkan misalnya bisa dilihat di Sosialisasi Perizinan Sarat Kritik dan Pertanyaan (di link berikut: http://www.beritanusa.com/index. php?option=com_content&view=article&id=16245:sosialisasi-perizinan-sarat-kritik-dan-pertan yaan&catid=69:nusantara&Itemid=99). Atau berita dengan judul “Forum Pengusaha “Telorkan” Perbup 37 tahun 2012 di link berikut: http://www.beritanusa.com/index.php?option=com_content&view=article&id=13339:forumpengusaha-probolinggo-qtelorkanq-perbup-37-tahun-2012&catid=57:bisnis&Itemid=107. Ada juga berita yang bernada kritik membangun pada kebijakan perizinan yang terkadang menghambat pengembangan usaha UMKM misalnya pada berita “HO Kantor Perizinan Jadi ‘Hantu Seram’ dan ‘pembunuh’ UMKM (lihat di link http://www.beritanusa.com/index.php?option=com_ content&view=article&id=13338:ho-kantor-perizinan-jadi-hantu-seram-dan-pembunuh-umkm &catid=57:bisnis&Itemid=107, atau pada berita dengan judul “Mayoritas Pelaku Usaha tak Miliki Izin” Kesehatan: Di Jember sektor ini selalu dicover oleh JW Jember, terutama dalam hal bagaimana janji perbaikan layanan puskesmas dijalankan serta tanggapan masyarakat berkaitan dengan program ASI Eksklusif, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), maupun Persalinan Aman. Selain dalam bentuk starightnews (berita langsung) para JW juga menyajikannya dalam bentuk feature. Beberapa berita yang JW Jember hasilkan antara lain : Nasib Tragis Diana Fitri, Balita Penyandang Gizi Buruk, Budaya Masyarakat Penyebab Tertinggi Kematian Ibu Melahirkan, Kiat Mudah Memperlancar ASI, Perias Pengantin Turut Promosikan Persalinan Aman di Jember, Dirikan Sekolah Untuk Tekan Pernikahan Dini, Ketika ASI Kuning Tak Lagi Dibuang, Ini Dia 10 Kecamatan Angka Kematian Ibu Tertinggi di Jember,
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
169
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Pendidikan: Di Kabupaten Bondowoso memilih program Distribusi Guru Proporsional (DGP) untuk sektor Pendidikan. Selain memberitakan program yang dijalankan oleh OMP sektor ini, para JW Bondowoso juga mengangkat angle lain di seputar dunia pendidikan. Berita ini misalnya yang ditulis oleh Diana dengan judul “Bondowoso Godok Draft Redistribusi Guru Proporsional”, Kelebihan Guru Agama” dan “Pemerataan Mutu, Dinas Pendidikan Bondowoso Redistribusi Guru”. Terdapat juga berita di seputar dunia pendidikan misalnya “Sssst! Ada Jual Beli ‘Kursi’ Sekolah di Bondowoso” yang ditulis oleh Diah Ayu JW Remaja Bondowoso (masih kelas 3 SMP), “Program BOS Tak Lagi Diminati di Bondowoso”.
2. Kisah dari Aceh Keberadaan jurnalis warga di daerah mulai dirasakan dampaknya oleh warga sendiri. Di beberapa daerah, Singkil misalnya. Jurnalis Warga yang telah dilatih Yayasan Kippas aktif memproduksi berita khas mereka. Keberadaan mereka juga sering menjadi ‘noising’ jurnalis profesional di kabupaten ini. Berita “Warga Pasar Harian Gunung Meriah keluhkan Sampah” adalah salah satu suara warga yang selama ini tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah. Warga sudah lama mengeluhkan keberadaan tumpukan sampah yang ‘dibiarkan’ oleh dinas Kebersihan Kabupaten Singkil. Mereka terganggu dengan aroma busuk yang keluar dari tumpukan sampah itu. Hal ini menjadi inisiatif dua Jurnalis Warga bernama Leli dan Sukriadi menuliskan tentang keluhan warga itu menjadi sebuah berita. Ringan saja, mereka yang menulis berdasarkan pantauan dan pendapat warga yang terganggu oleh aroma tumpukan sampah itu. Tidak lama beberapa hari kemudian, berita serupa berjudul: “Warga Lae Butar keluhkan sampah” muncul di Harian Analisa Edisi 13 Juni 2013. Seorang koresponden Harian Analisa menulis berita persis dengan laporan dua jurnalis warga itu. Sebelumnya berita berjudul DPA Bukan Rahasia
170
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Negara juga muncul di Harian Analisa setelah adanya tulisan dari Jurnalis Warga (Sukriadi) yang menguji akses informasi di beberapa SKPD di Kabupaten Singkil. Disinilah letak kebisingan jurnalis warga itu. Peran mereka membuat ‘keributan’ sehingga menarik perhatian jurnalis profesional yang bekerja di media arus utama. Ini yang disebut-sebut ‘corong’ warga. Mereka menyuarakan isu warga yang sering dianggap tidak ‘seksi’ bagi jurnalis profesional. Kisah lainya muncul dari ibukota Provinsi Aceh. Meski letaknya di Ibukota, Para Jurnalis warga juga produktif menulis laporan khas warga. Salah satu karya jurnalis warga bernama Maslina. “Ada kantin sehat di SDN 1 Banda Aceh,” SDN 1 Banda Aceh bekerja sama dengan BPOM Banda Aceh untuk menyeleksi makanan yang akan dijual di kantin sekolah. Keberadaan kantin sehat ini diharapkan menginspirasi sekolah lain untuk menyediakan kantin yang serupa. Agar makanan yang dijual dilingkungan sekolah aman dikonsumsi oleh siswa/i. Berita ini mendapatkan apresiasi oleh Camat setempat. Melalui sebuah pertemuan dengan PKK, Maslina menceritakan karyanya, oleh Camat karya ini di fotokopi dan di tempel disetiap sekolah yang ada di Banda Aceh. Tujuannya agar dibaca dan dicontoh oleh sekolah lain.
3. Kisah dari Sulawesi Selatan
Supariadi Halim Mengabdi sambil menulis 0inShare Jurnalis Warga Dorong Pembangunan Daerah REP | 31 May 2013 | 20:25
www.kinerja.or.id
Dibaca: 39
Komentar: 1
0
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
171
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
daerah. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara dalam dua tahun terakhir ini mengalami peningkatan capaian khususnya sektor pendidikan dan pelayanan kesehatan. Hak ini berkat peranan jurnalis termasuk jurnalis warga. Pernyataan ini disampaikan Wakil Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, ketika diminta berbicara pada sesi acara Workshop Festival Jurnalis Warga 2013, yang berlangsung 23-24 Mei 2013 di Gedung Ipteks Universitas Hasanuddin, Makassar. Kegiatan yang dilaksanakan USAID Kinerja dan JURnaL Celebes berlangsung selama dua hari ini diikuti juralis warga di tujuh provinsi di Indonesia, dan merupakan festival juralis warga pertama di luar Jawa dan kawasan Timur Indonesia. Menurut Indah, Luwu Utara merupakan satu-satunya kabupaten yang mendapat program lengkap dari USAID Kinerja meliputi bidang pendidikan, bidang kesehatan, serta bidang perizinan. Program ini bisa berhasil karena banyak di dorong oleh jurnalisme warga di daerah ini. Menurut Indah, jurbalisme warga merupakan kegiatan partisipasi aktif yang dilakukan masyarakat dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis, serta penyampaianinformasi, dan berita. Jurnalis warga akan menjadi paradigma dan tren baru tentang bagaimana pembaca, membentuk informasi, dan berita di masa mendatang. http://media.kompasiana.com/new-media/2013/05/31/jurnalis-warga-dorong-pembangunandaerah-564621.html
172
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Supatiadi Humas
Menyelami jurnalisme warga Luwu Utara Segera Distribusi Guru Proporsional Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Luwu Utara, sulawesi Selatan, kabupaten ini telah siap untuk melakukan Distribusi Guru Proporsional (DGP). Tekad ini juga mengemuka pada diskusi regular juranlis warga yang dilaksanakan JURnaL Celebes dan Kinerja USAID, 18 Juli lalu, di Masamba. Sebanyak 36 jumlah guru pada jenjang Sekolah Dasar (SD) yang akan didisrtribusi ke sekolah yang kekurangan guru, baik jumlah guru mata pelajaran maupun guru kelas. Kelebihan guru tersebut tersebar di enam kecamatan. Data tersebut diperoleh Dinas Pendidikan Kabupaten
Hasil dari Diskusi Jurnalis Warga ini adalah Dinas Pendidikan berusaha menjalankan Distribusi Guru Proporsional ini pada bulan Juli 2013 ini. Pertemuan difasilitasi JURnaL Celebes sebagai OMP Media Kinerja USAID melalui kegiatan ‘’Diskusi Jurnalis Warga’’ membahas Persiapan Pendistrbusian Guru Secara Proporsional di Kabupaten Luwu Utara’’ pada tanggal 18 Juli 2013. Pendistribusian guru merujuk Peraturan Bupati No. 28 tahun 2012 dimaksudkan untuk pemerataan jumlah guru PNS pada sekolah yang jumlah gurunya melebihi ke sekolah yang jumlah gurunya kekurangan sesuai dengan ratio siswa. Sedangkan kondisi di daerah pegunungan seperti Seko, Rampi dan Limbong semua sekolah kekurangan guru mata pelajaran dan guru kelas, dan hanya menggantungkan pada honorer yang ada, sehingga diperlukan pendistribusian guru khusus untuk daerah pengunungan yang kurang jumlah guru PNS-nya. Menurut pejabat pelaksana tugas (Plt) Kadis Pendidikan Kabupaten Luwu Utara, Rostika Said, S.Pd,MM., ke depan dalam pendistribusian guru terutama dalam penerimaan pegawai negeri sipil, khusus guru akan dibuatkan perjanjian sesuai dengan aturan yang berlaku. Sedangkan, untuk daerah pengunungan seperti Kecamatan Limbong, Seko, dan Rampi akan disesuaikan dengan jumlah siswa dan mata pelajaran di sekolah masing-masing di daerah tersebut.
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
173
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Ir Muhammad Sahaka selaku LPSS Kinerja USAID di Luwu Utara, mengatakan tujuan diadakannya pertemuan ini untuk melihat persiapan mengimplementasikan Perbub Nomor 28 tahun 2012 tentang pendistribusian guru secara proporsional di Kabupaten Luwu Utara. Sedangkan Fasilitator Media dan Kemitraan Kinerja USAID yang juga pendamping jurnalis warga, Basri Andang mengatakan, jurnalis warga berperan penting dalam proses pengawalan dan implementasi distribusi guru agar sesuai denga acuan Perbub dan Juknis yang sudah ada. Diskusi ini berlangsung di Ruang Rapat Kepala Dinas Pendidikan melibatkan Dinas Pendidikan, Pengawas Sekolah, Kepala UPTD, LPSS Kinerja USAID Lutra, Fasilitator Media dan Kemitraan Kinerja Lutra, Forum Jurnalis Warga Kinerja USAID Luwu Utara, dan Forum Peduli Pendidikan Lutra. Selama diskusi, proses tanya jawab berlangsung alot antara jurnalis warga, Dinas Pendidikan, dan UPTD. (***) http://edukasi.kompasiana.com/2013/07/28/luwu-utara-segeradistribusi-guru-proporsional-580051.html
Jurnalis Warga Dorong Percepatan PTSP (Perizinan Terpadu Satu Pintu) di Barru Sejak memperoleh dukungan dari program Kinerja USAID pada tahun 2011, Kantor Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal (KP3M) Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, mencapai progres yang baik. Upaya-upaya inovatif dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Tak heran, SKPD ini kemudian merupakan satu-stunya institusi di Pemerintahan Kabupaten Barru yang melakukan proses pelayanan terhadap masyarakat dengan tata cara yang profesional, misalnya unit resepsionis dan unit-unit layanan yang terinegrasi untuk pelayanan cepat. Upaya ini mulai tersebar luas di media massa, ketika OMP Media Kinerja USAID (JURnaL Celebes) menggeral diskusi regular jurnalis warga yang berulang kali membahas peranan pentignya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). KP3M Barru termasuk institusi yang berperan aktif, ketika diskusi regular jurnalis warga melakukan diksusi regular dengan topik yang terkait dengan PTSP. Pada tahun 2013, OMP Media Kinerja USAID Sulsel mengambil peran mendorong peningkatan kualitas pelayanan KP3M Barru untuk menggunanakan sarana SMS gateway. Dalam audiensi
174
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
dengan pihak KP3M Barru, Februari 2013, Syamsir kepala kantor ini antusias menerima dukungan yang diberikan berupa teknis dan dampingan ini. Syamsir pada saat itu langsung menyatakan kesediaan KP3M untuk menyediakan satu komputer untuk server SMS yang diajukan oleh OMP Media. Proses dampingan pun dimulai sejak Maret 20113 lalu oleh fasilitator dari OMP Media. Berbagai kegatan mulai dari persiapan, lokakarya teknis, sampai pada uji coba SMS gateway, selalu diberitakan oleh jurnalis warga (JW) dampingan Kinerja USAID. Peran pemberitaan jurnalis warga yang makin meluas serta antusiasme pihak KP3M, membuat kantor pelayanan ini makin melakukan inovasi-inovasi di antaranya mengemas kegiatan pemilihan duta layanan publik. KP3M Barru pun makin dikenal secara luas, sehingga kini merupakan salah satu kantor pelayanan terpadu yang sering dikunjungi berbagai pihak untuk pembelajaran. Peran ini pemberitaan jurnalis warga serta makin meningkatnya atusiasme pihak KP3M Barru yang kemudian juga mendorong progres capaian pengembangan pelayanan menggunakan saraana SMA gateway yang dilaksanakan oleh OMP Media berlangsung lebih cepat, jika dibadingkan dengan capaian dukungan yang sama kepada Kantor Pelayanan Administrasi Perizinan di Kota Makassar. Setelah instalasi sistem pelayanan menggunakan sarana SMS gateway diisntaliasisi, Juli 2013 lalu Kepala KP3M Barru berinisiatif untuk melakukan uji coba dengan dimulai semacam soft launching. Syamsir menghendaki kegiatan soft launching itu dikemas lewat diskusi juralis warga. Maka pada tanggal 4 Juli 2013, kegiatan diskusi regular jurnalis warga di Barru dikemas dalam bentuk diskusi dengan tema peran SMS Gateway di KP3M Barru yang sekaligus menandai soft launching penggunaan SMS gateway untuk layanan perizinan di KP3M Barru. Dalam diskusi ini, Kepala KP3M Barru tampil sebagai narasumber.
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
175
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Ekspresi warga untuk kebaikan dan perbaikan 0inShare Layanan Perizinan Lewat SMS di Makassar dan Barru REP | 25 March 2013 | 23:52
Dibaca: 158
Komentar: 0
0
KANTOR Pelayanan Administrasi Perizinan (KPAP) Kota Makassar dan Kantor Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal (KP3M) Kabupaten Barru akan menerapkan sistem layanan perzinan lewat sarana SMS gateway. Layanan menggunakan sarana teknologi informasi ini untuk menciptakan mekanisme pelayanan izin yang cepat, efisien, efektif, serta transparan.
Lokakarya pengembangan sistem SMS gateway untuk layanan perizinan. (foto: mustamarif)
Untuk kesiapan implementasi sistem pelayanan SMS gateway ini, beberapa staf KPAP dan KP3M
mulai 16-19 Maret 2013 mengikuti lokakarya Penyusunan Sistem dan Mekanisme Pemanfaatan SMS Gateway dalam Pelayanan Terpadu satu Pintu (PTSP) di Makassar. Dalam lokakarya yang juga diikuti pihak-pihak terkait layanan perizinan itu, peserta memperoleh materi tentang SMS gateway dalam bentuk pengembangan wawasan dan teknis implementasi. Lokakarya ini dilaksanakan oleh JURnaL Celebes sebagai organisasi mitra pelaksana (OMP) Media untuk Program Kinerja USAID di Sulawesi Selatan. Dengan sistem SMS gateway, nantinya ketika mengurus izin, setelah memasukkan berkas di kantor pelayanan terpadu satu pintu, tidak perlu datang mengecek, sampai dimana prosesnya, melainkan cukup lewat short message service (SMS). Demikian juga untuk mengetahui persyaratan dalam pengurusan perizinan, cukup lewat SMS. Dengan sarana ini, jika ada pengumuman atau ada hal-hal yang disampaikan kepada publik, kantor pelayanan perizinan cukup menggunakan SMS. Prof.Dr. Sangkala, akademisi administrasi publik dari Universitas Hasanuddin yang hadir sebagai narasumber dalam lokakarya tersebut menyatakan ke depan, layanan publik secara manual akan ditinggalkan karena administrasi pemerintahan akan beralih paya pelayanan dengan menggunakan tekonologi informasi (e-government). Karena itu pola layanan manual akan digilas oleh kemajuan informasi, jika birokrasi tidak cepat-cepat mengantisipasi tuntan ini.
178
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Sementara, Arief Wicaksono dari Lembaga Kajian Demokrasi dan Otonomi (LeDO) Makassar yang juga tampil sebagai pembawa materi dalam lokakarya tersebut, menekankan pentingnya penggunanaa sarana informasi dalam layana publik, karena salah satu manfaatnya adalah meminimalisasi praktik korupsi dalam pelayanan perizinan. Setelah lokakarya ini, baik KPAP Kota Makassar maupun KP3M Barru akan memperoleh tenaga pendamping dari JURnaL Celebes. Fasilitator dari OMP Media Kinerja USAID ini akan melanjutkan dengan instalisasi sistem. Setelah instalisasi, dilanjutkan dengan uji coba, sebelum melaunching program ini. Untuk KPAP Kota Makassar yang sudah memiliki sarana informasi layanan perizinan, inisiatif ini tinggal memperkuat dengan penggunaan sistem SMS gateway. Sedangkan untuk KP3M di Barru, karena baru memulainya, akan dilakukan instalisasi sistem secara menyeluruh, sebelum dilakukan ujicoba penggunaan SMS gateway dalam layanan perizinan. Untuk KP3M di Barru, salah satu kendala yang dihadapi nanti adalah regulasi yang mengatur pelayanan ini. Karena itu, pada rencana tindaklanjut lokakarya ini juga merencanakan akan menginisiasi adanya regulasi untuk menjadi catolan PTSP menggunakan sarana SMS gateway ini. Lokakarya selama empat hari ini dibagi dalam dua hari untuk PTSP di Kota Makassar dan dua hari unttuk PTSP di Kabupaten Barru. Kegiatan in dibuka oleh Lokal Publik Service Spesialist (LPSS) Kinerja USAID Kabupaten Barru, Ahmar Djalil dan LPSS Kota Makassar, St Rohani, dan ditutup oleh Koordinator Provinsi Sulsel Program Kinerja USAID, Herry Susanto. (ratna-jurnalis warga)
menulis sebagai kekuatan melawan tirani
0inShare KP3M Barru Soft Launching SMS Gateway REP | 12 July 2013 | 12:59
Dibaca: 36
Komentar: 0
0
Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat terutama dalam urusan perizinan, pihak KP3M Barru meluncurkan program SMS Gateway. Peluncuran program ini dilakukan dalam bentuk soft launching dihadapan para wartawan yang digelar di RM.Madissing Barru Senin (9/7).
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
179
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Dalam soft launching ini Kepala KP3M Barru Syamsir menjelaskan bahwa dengan program sms gateway ini maka bukan hanya akan menghemat biaya tapi juga dalam efisiensi waktu. Dimana masyarakat yang ingin mengetahui seperti perizinan bisa melakukannya via sms yang telah disiapkan oleh KP3M. “Program ini akan membuat masyarakat lebih mudah mengakses informasi masalah perizinan,tinggal mengirim sms ke no.yang sudah disiapkan,” ujarnya dihadapan para wartawan. Syamsir menjelaskan dengan adanya program ini,maka pungutan liar dan percaloan dalam pengurusan perizinan bisa diminimalkan.Menurutnya saat ini sms gateway masih dalam tahap perkenalan atau soft launching, sedang launching secara resminya akan dilakukan pada ulangtahun KP3M pada bulan agustus mendatang.
Contoh Tulisan Jurnalis Warga yang Membawa Perubahan
Tampak gedung Puskesmas yang kosong melompong
Kondisi Puskesmas setelah beberapa bulan kemudian - Dok : JW Narwati (02/03/2013)
180
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Modul 11
Kode Etik Jurnalis Warga
POKOK BAHASAN
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Peserta mengetahui dan memahami makna dan isi KEJ serta dapat mengimplementasikannya sebagai sikap kehati-hatian dalam upaya untuk menghasilkan liputan yang baik mengenai isu
Beberapa isu dalam pelayanan publik: 1. Pengetahuan dasar mengenai Kode Etik Jurnalistik. 2. Peran etika jurnalistik sebagai rambu-rambu bagi jurnalis warga.
pelayanan publik. 2. Peserta memahami tentang peran etika jurnalistik sebagai rambu-rambu bagi jurnalis warga.
METODE
3. Peserta dapat mengimplementasikan KEJ sebagai bagian dari sikap kehati-hatian dalam upaya untuk menghasilkan liputan yang baik
1. Diskusi kelompok
mengenai isu peningkatan pelayanan publik.
2. Presentasi pleno hasil pembahasan kasus
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
179
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
3. Pemaparan materi
(kesehatan, pendidikan dan perizinan
4. Curah pendapat
usaha) dihubungkan dengan semangat memberikan Standar Pelayanan - PM, SOP,
MATERI
dll (30 menit). b. Memfasilitasi peserta untuk memberikan highlight dari penyampaian narasumber kemudian mendiskusikannya (30 menit).
1. Kode Etik Wartawan Indonesia, (KEWI) Berbagai sumber.
c. Menyampaikan sekaligus mengembangkan pertanyaan kunci terkait isu pelayanan
2. Etika Pewarta Warga, M. Irsyadul, dkk, 2011.
publik dan standar pelayanan yang dibahas
3. Ranjau-Ranjau dan Kode Etik Jurnalis Online,
agar dapat memberi inspirasi kepada
Priyambodo RH, 2008.
peserta untuk merumuskan isu-isu yang layak diangkat sebagai tulisan/berita/produk
ALAT DAN BAHAN
jurnalistik (30 menit). d. Memandu diskusi ringan dan tanya-jawab bersama narasumber (30 menit).
1. Materi presentasi (power point) 2. Laptop dan LCD proyektor
2. Kegiatan peserta: a. Memperhatikan penjelasan narasumber dan
3. Buku catatan dan ballpoint/pensil
mencatat hal-hal yang dianggap penting
4. Flipchart dan spidol
mengenai salah satu isu pelayanan publik (pendidikan, kesehatan dan perizinan
WAKTU
usaha) dan standar pelayanan. b. Menyampaikan komentar/ curah pendapat atas materi yang disampaikan narasumber dan terlibat aktif berdiskusi.
60 Menit
c. Menyimak pemaparan fasilitator tentang pertanyaan kunci dan secara aktif merespon
PROSES FASILITASI
diskusi bersama.
1. Kegiatan fasilitator: a. Meminta narasumber menyampaikan pokok bahasan mengenai tiga atau salah satu Isu Pelayanan Publik Program Kinerja
180
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
PANDUAN PRESENTASI
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
181
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
Etika Pewarta Warga (Etika Pewarta Warga, M. Irsyadul, dkk, 2011) UU no. 40 tahun 1999 Tentang Pers Pasal 4 Kemerdekaan pers sebagai hak asasi warga negara, hak-hak dalam kemerdekaan pers antara lain mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi. Pada Pasal 6 disebutkan, peran pers adalah melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum. Ketentuan Pidana Bagi siapapun yang menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan Pasal 4 akan dikenai pidana penjara paling lama 2 tahun atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00. Etika pewarta bisa diartikan sebagai nilai yang harus dijadikan sebagai pedoman oleh para pelaku pewartaan. Etika pewartaan merupakan ‘aturan main’ yang dibuat sendiri oleh para pewarta melalui suatu organisasi profesi dan media massa untuk menjaga agar pewarta dan media massa tetap berjalan sesuai fungsinya. KEBEBASAN kepewartaan bukan berarti memberi kesempatan kepada pewarta dan media massa untuk melakukan tindakan sewenangwenang. Namun, kebebasan pewartaan berupa kebebasan untuk melakukan proses kepewartaan secara leluasa demi penyajian fakta yang akurat melalui pemberitaan. Mengapa pewarta warga juga harus memperhatikan? Kerja pewarta warga mampu mempengaruhi dan membentuk opini publik.
182
Pengaruh itu bisa baik tapi juga bisa buruk. Salah satu pengaruh buruk yang mungkin ditimbulkan media adalah merugikan pembaca dengan memberikan informasi yang salah. Etika diperlukan untuk menjamin berita diliput dan disampaikan dengan cara yang benar. Artinya, tidak menipu pembaca maupun sumber berita. Etika mengatur tata cara wartawan baik saat melakukan liputan, sampai menuliskannya menjadi berita. Berikut ini adalah beberapa pedoman etika yang harus diperhatikan: 1. Mengaku sebagai pewarta. Jangan menyamar atau berpura-pura. Narasumber harus diberi kesempatan untuk tahu bahwa dia sedang berbicara dengan seorang pewarta. Reaksi orang akan berbeda saat tahu bahwa dia menghadapi pewarta. 2. Melindungi narasumber rahasia. Ada kemungkinan seorang narasumber kunci mau memberikan informasi, tapi tidak mau disebutkan identitasnya. Mungkin dia takut, sungkan atau demi keamanan. Tapi sebelum memberi jaminan kerahasiaan, pewarta harus berusaha untuk diizinkan menyebut identitas narasumber. 3. Mencari narasumber yang benar-benar cocok. Pilih narasumber yang benar-benar sesuai dengan tema berita. Bila kita salah memilih
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
narasumber maka informasi yang kita dapatkan kemungkinan akan melenceng dari yang
8. Membedakan dengan tegas fakta dan pendapat pribadi.
sebenarnya. Fakta sering bercampur baur dengan pendapat 4. Tidak menerima suap, hadiah, atau fasilitas lain dari narasumber.
pribadi. Tugas pewarta adalah memisahkannya sehingga menjadi jelas batas antara informasi yang sebenarnya (fakta) dengan pendapat
Bagaimanapun juga seorang pewarta yang
pribadi, bukan justru mengaburkannya.
telah ‘diberi sesuatu’ oleh narasumber, akan cenderung berpihak kepada pihak pemberi.
9. Menggunakan bahasa dengan tepat.
Tentu saja hal ini akan mempengaruhi isi berita yang ditulis oleh si pewarta.
Jangan menipu pembaca dengan memilih bahasa yang menipu atau mengarahkan.
5. Memperhatikan keakuratan data.
Misalnya, judul berita tidak sesuai dengan isinya. Hindari memakai kata-kata yang mengarahkan
Jangan percaya begitu saja dengan informasi
opini, seperti ‘diduga keras’ atau ‘disinyalir’.
yang datang dari satu pihak. Setiap informasi
Harus ada sumber berita yang ‘menduga keras’
harus di cek kebenarannya. Dalam menyebut
atau ‘mensinyalir’ sesuatu.
nama, istilah, angka, kita juga teliti. 10. Jangan menyembunyikan fakta. 6. Karena tidak sesuai kepentingannya, bisa Jika memberitakan tuduhan pada seseorang,
jadi seorang pewarta akan menyembunyikan
pewarta harus memberi kesempatan kepada
informasi tertentu. Tindakan ini tergolong jenis pelanggaran etika jurnalistik yang tergolong berat.
7. Melaporkan secara berimbang. Sementara itu, Cuny Graduate School of Journalism Kalau ada dua informasi atau pendapat yang
yang didukung Knight Foundation melalui lamannya
bertentangan, harus ditulis secara seimbang.
di http://www.kcnn.org mencatat 10 langkah utama bagi cyberjournalist –termasuk kalangan citizen
Pembaca harus diberi tahu bahwa ada beberapa
journalist dan blogger-- supaya terhindar dari
cara pandang yang berbeda.
masalah hukum, yakni:
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
183
BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga
(dikutip dari Ranjau-Ranjau dan Kode Etik Jurnalis
4. Pertimbangkan setiap pendapat,
Online, Priyambodo RH, 2008)
5. Utarakan rahasia secara selektif, 6. Hati-hati terhadap apa yang diutarakan,
1. Periksa dan periksa ulang fakta,
7. Pelajari batas daya ingat,
2. Jangan gunakan informasi tanpa sumber yang
8. Jangan lakukan pelecehan,
jelas.
9.
3. Perhatikan kaidah hukum,
10. Peduli nasehat hukum.
Materi Kasus Diskusi Kelompok Pembahasan Kode Etik Jurnalistik 1. Kasus I: Seorang narasumber kunci yang mau memberikan informasi, tapi tidak mau disebutkan identitasnya telah kita kutip komentarnya dalam berita kita. Namun,tiba-tiba ada sekelompok orang yang tidak terima berita kita tersebut, mereka menginginkan kita menyebutkan jatidiri narasumber kunci kita itu. Apa yang akan kita lakukan? Akankah kita memberitahukan mereka tentang siapa narasumber kunci kita itu (meskipun kita sudah berjanji dengannya dan juga telah memberi jaminan kerahasiaan)? Apakah ini berkaitan dengan kode etik? Jelaskan... 2. Kasus II: Seorang jurnalis warga telah menyepakati (meskipun secara tidak tertulis) untuk menunda pemberitaan dari seorang narasumber sampai dengan waktu/tanggal yang disepakati. Namun ia kemudian memberitakan berita itu secepatnya sebelum tanggal yang disepakati dengan narasumber tersebut. Apa pendapat anda mengenai tindakan jurnalis warga ini? Apakah ia melanggar kode etik? Jelaskan... 3. Kosus lll: Apa yang harus kita lakukan sebagai jurnalis warga ketika berita kita diprotes seseorang dan kita menyadari akan kesalahan yang telah kita lakukan dalam berita tersebut (misalnya: salah tulis atau salah menyebutkan nama dan jabatan seorang narasumber-jika di radio)? Akankah kita peduli dengan protes orang tersebut? Jika ya, bagaimana cara untuk membetulkan sesuatu yang salah dalam berita kita itu? Apakah ini ada kaitannya dengan kode etik? Jelaskan... 4. Kasus IV: Pada sebuah berita yang telah kita hasilkan ada keberatan dari seseorang yang nama atau organisasinya kita beritakan tetapi tidak atau belum sempat kita mintakan komentarnya mengenai isu yang kita angkat dalam berita tersebut. Apa yang akan kita lakukan terhadap keberatan orang itu? Akankah kita terima keberatannya? Jika ya, bagaimana cara kita untuk memenuhi keberatannya itu? Apakah ini ada kaitannya dengan kode etik? Jelaskan...
184
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Penutup
www.kinerja.or.id
3 Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
185
BAB 3
11. Meminta peserta untuk berdiskusi mengenai RTL masing-masing kelompok. 12. Mempersilahkan peserta untuk menyampaikan hasil RTL didalam pleno.
Penutup
13. Melakukan evaluasi akhir pelatihan. 14. Menutup acara dengan evaluasi umum, berikan umpan balik terhadap harapan peserta di awal peserta tentang kompetensi yang dicapai pada akhir sesi pelatihan. 15.
Refleksi tentang substansi dan proses selama sesi berlangsung.
16. Berikan penghargaan kepada peserta atas partisipasinya pada pelatihan ini. Kegiatan peserta: 7. Membagi diri menjadi empat atau lima kelompok (berbasis asal kabupaten). 8. Memahami tentang format dan panduan diskusi RTL (Rencana Tindak Lanjut).
A. Rencana Tindak Lanjut
9. Berdiskusi mengenai RTL di masing-masing kelompok. 10. Menyampaikan hasil RTL di dalam pleno. 11. Melakukan evaluasi akhir pelatihan. 12. Memberikan komentar obyektif atau kritik yang
berlangsung.
relevan dengan substansi, terlihat dan terdengar selama proses pelatihan serta bersifat saran
Kegiatan fasilitator:
yang positif.
9. Membagi peserta dalam empat atau lima kelompok (berbasis asal kabupaten). 10. Menjelaskan tentang format dan panduan diskusi RTL (Rencana Tindak Lanjut):
B. Evaluasi Peserta dan Post-Test
peningkatan kapasitas lanjutan yang dilakukan
186
pada pertemuan reguler, rencana kegiatan
Setelah sesi terakhir selesai, fasilitator melanjutkan
mentoring dan ide-ide lainnya.
pelatihan dengan evaluasi selama proses pelatihan
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
berlangsung dan dilanjutkan dengan pembagian
Jawablah setiap pertanyaan dengan melingkari
formulir evaluasi pelatihan serta post-test yang harus
satu nomor pada skala 1 sampai dengan 6.
diisi setiap peserta pelatihan. Berikut ini adalah
1 = skor penghargaan terendah 6 = skor
contoh formulir evaluasi dan post-test tersebut:
penghargaan tertinggi
1. Secara keseluruhan, seberhasil apa pelatihan ini dalam memenuhi harapan Anda? 1
2
3
4
5
Sama sekali tidak
6 Sangat berhasil
2. Seberapa tinggi tingkatnya bagi Anda? 1
2
3
4
5
Biasa saja
6 Terlalu tinggi
3. Seberapa kompeten dan seberapa membantu lead trainer/ fasilitator bagi Anda? 1
2
3
4
5
Sama sekali tidak
6 Sangat kompeten
4. Seberapa kompeten dan seberapa membantu co-trainer I bagi Anda? 1
2
3
4
5
Sama sekali tidak
6 Sangat kompeten
5. Seberapa kompeten dan seberapa membantu co-trainer II bagi Anda? 1 Sama sekali tidak
www.kinerja.or.id
2
3
4
5
6 Sangat kompeten
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
187
BAB III - Penutup
6. Seberapa profesional dan membantukah panitia dan akomodasi bagi Anda? 1
2
3
4
Sama sekali tidak
5
6
Sangat professional
7. Seberapa disiplinkah peserta bagi Anda? 1
2
3
4
Sama sekali tidak
5
6 Sangat disiplin
Apa yang Anda rasakan mengenai pelatihan ini? Mengapa?
Sangat senang
☺Senang
Tidak senang
Bagaimana pelatihan ini akan membantu Anda ketika Anda kembali ke tempat Anda bekerja sekarang?
188
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Apa saran Anda untuk memperbaiki pelaksanaan pelatihan ini menjadi lebih baik?
POST-TEST: 1. Apa yang Anda pelajari dari pelatihan ini, terutama mengenai Jurnalisme Warga?
2. Apakah Anda akan menulis (lebih sering lagi) di media sosial, seperti facebook, twitter, blog & SMS setelah pelatihan ini. Apa yang akan Anda tulis?
3. Apakah Anda akan menulis atau merespon (lebih sering lagi) suatu isu atau persoalan di majalah dinding, buletin internal, koran, misalnya: surat pembaca, radio, televisi, dll. Apa yang akan Anda sampaikan?
4. Nama Anda:
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
189
BAB III - Penutup
C. Pendampingan Jurnalis Warga
pelatihan jurnalisme warga untuk memproduksi konten jurnalistik yang didasari oleh pemahaman teknis penulisan dan jurnalistik serta isu yang akan diangkat.
Setelah mengikuti pelatihan selama dua hari tidak secara otomatis eks-peserta pelatihan dapat
Di dalam uraian pendampingan kepada JW ini
langsung mempraktikkan teori yang diterima serta
pertama akan diuraikan apa saja prasyarat yang
dapat memproduksi konten jurnalistik.
harus terpenuhi dari seorang jurnalis warga dan apa saja prasyarat yang harus terpenuhi di dalam diri
Secara umum gambaran para eks-peserta
seorang fasilitator. Fasilitator yang dimaksud disini
pelatihan jurnalisme warga yang ditemui adalah
adalah tim mitra pelaksana media. Selanjutnya,
“kebingungan” dan “kegamangan” dalam melakukan
akan dijelaskan pula pola pendampingan yang
kerja jurnalistik. Alhasil mereka mengalami kesulitan
dikembangkan melalui tiga jenis interaksi antara
saat mulai menyusun tulisan atau produk jurnalistik
mitra pelaksana media dengan jurnalis warga, yakni:
seperti yang diharapkan. Beberapa penjelasan yang didapat saat berdialog dengan mereka antara lain
a. Pertemuan regular minimal sebulan sekali.
disebabkan oleh:
b. Interaksi melalui akun media sosial. c. Interaksi langsung di dalam proses
a. Keraguan untuk menulis, karena belum memiliki
penyuntingan produk jurnalistik.
keberanian untuk memulai. b. Eks-peserta pelatihan merasa ragu-ragu dan tidak memahami benar apa isu yang perlu dan harus diangkat. c. Ada kekuatiran jika tulisan yang diangkat akan menimbulkan protes pihak-pihak tertentu, karena jurnalis warga sampai saat ini masih belum memiliki “identitas” yang cukup jelas. d. Merasa seperti ada beban untuk mengungkapkan sesuatu yang kritikal (mengkritik suatu kondisi dari pelayanan publik). Oleh karenanya, perlu dilakukan pendampingan terhadap ex peserta pelatihan untuk menjadi jurnalis warga agar mereka dapat menghasilkan tulisan atau produk jurnalistik. Sehingga hasil akhir yang diharapkan adalah kefasihan para eks-peserta
190
1. Prasyarat Dasar a. Membangun semangat jurnalis warga. Tidak semua eks-peserta pelatihan langsung memahami apa yang harus dilakukan paska pelatihan. Oleh karenanya mitra pelaksana harus memastikan bahwa di dalam semua kepala eks-peserta sudah tertanam pemahaman yang sama mengenai peran jurnalis warga di dalam mendorong terjadinya perubahan. Ada dua hal yang perlu didorong oleh mitra pelaksana agar eks-peserta pelatihan memiliki cara pandang dan semangat yang memotivasi mereka memulai suatu proses perubahan.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
i.
Membangun Visi sebagai jurnalis warga.
(jurnalistik) yang dapat memberikan
Menjadi jurnalis warga dalam konteks
perubahan kepada yang mengaksesnya
program Kinerja sedikit banyak berperan
(publik).
menjadi agent of change yang sederhana melalui tulisan atau produk jurnalistiknya.
Mitra pelaksana harus meyakinkan
Proses membangun visi sebagai jurnalis
bahwa calon dengan pelatihan
warga ini idealnya dilaksanakan pada
teknis yang telah diberikan mampu
saat pertemuan pertama setelah pelatihan
menghasilkan produk yang dapat
dilaksanakan. Untuk membangun
membawa ke arah perubahan.
pemahaman sebagai agent of change diperlukan beberapa tahapan dan teknik
ii. Memanfaatkan pengalaman selama
yang perlu dilakukan yakni sebagai berikut:
pelatihan. Pengalaman selama pelatihan singkat selama dua hari singkat tidaklah
Mitra pelaksana perlu menggali persepsi
banyak. Namun mitra pelaksana harus
masing-masing calon yang tertarik
meyakinkan calon jurnalis warga bahwa
menjadi jurnalis warga, termasuk peran
pengalaman tersebut adalah cukup bagi
perubahan apa yang ingin dihasilkan
calon untuk mulai melakukan sesuatu yang
oleh calon tersebut dan dengan alat
dapat secara bertahap untuk mendorong
apa yang bersangkutan melakukan
terjadinya perubahan. Pemahaman
perubahan. Di dalam menggali persepsi
semacam ini perlu secara terus menerus
dengan menggunakan alat tersebut,
– terutama di awal sesi paska pelatihan
hasil/perubahan apa yang menurut
– dilakukan oleh mitra pelaksana kepada
calon dapat terjadi. Mitra pelaksana
calon jurnalis warga.
perlu menggali lebih jauh dengan pertanyaan-pertanyaan kunci untuk
b. Kapasitas mitra pelaksana media.
memastikan bahwa calon tersebut mengetahui apa yang menjadi tujuan
i.
Kapasitas dasar jurnalistik. Mitra
yang bersangkutan menjadi jurnalis
pelaksana perlu memiliki standar minimum
warga dan perubahan apa yang ingin
untuk dapat bertindak sebagai seorang
dicapai.
jurnalis. Kapasitas minimum yang harus dimiliki antara lain: kemampun menulis
Mitra pelaksana perlu memastikan apa
berita, mencari berita dengan prinsip-prinsip
yang diutarakan oleh calon jurnalis
jurnalistik yang sederhana, memahami angle
warga tersebut dapat menjadi semangat
dalam tulisan, mampu melakukan riset awal
bagi calon untuk menghasilkan produk
dan observasi. Jika mitra pelaksana kurang
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
191
BAB III - Penutup
memahami kapasitas minimum yang harus
2. Mentoring melalui pertemuan reguler
dipenuhi, maka yang bersangkutan perlu mempelajari melalui materi-materi yang
a. Metode yang diterapkan di dalam pertemuan.
telah disiapkan dalam modul pelatihan.
Kinerja memfasilitasi pertemuan regular antara
Pemahaman dasar ini merupakan hal
para jurnalis warga dengan jurnalis professional,
penting, karena yang hendak difasilitasi
yang juga menghadirkan nara sumber terkait isu
adalah jurnalis yang didorong untuk
tertentu. Tujuan pertemuan adalah untuk:
menghasilkan produk jurnalistik. i.
mengenai isu atau substansi yang tengah
ii. Kemampuan menangkap isu dengan
diadvokasi;
baik. Mitra pelaksana perlu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan selalu ingin
memberi perspektif bagi jurnalis warga
ii. mengaplikasikan teori yang telah diterima
bertanya terus menerus untuk mendalami
dalam pelatihan untuk diterapkan dalam
suatu isu, termasuk isu dari substansi
praktik.
program Kinerja. Selain memiliki rasa keinginan tahu yang tinggi, juga kemampuan
Dengan demikian pertemuan regular tersebut
mendeskripsikan apa yang ditangkap dari
dapat dibagi dalam dua sesi yakni:
rasa ingin tahunya ke dalam tulisan/produk jurnalistik dengan baik.
i.
sesi pertama menghadirkan narasumber untuk membahas isu terkait sehingga
iii. Kemampuan menjadi fasilitator.
jurnalis warga memiliki pemahaman dan
Dengan kemampuan yang dimiliki, mitra
dapat melihat angle tertentu untuk menjadi
pelaksana tidak boleh menampilkan sikap
materi dasar memproduksi konten jurnalistik
menggurui, sikap paling tahu, namun harus
yang memiliki sisi human interest, dan
menjembatani proses agar setiap jurnalis warga dapat memahami baik teknis maupun
192
ii. sesi kedua adalah membahas berbagai
substansi yang akan ditulis. Mitra pelaksana
rancangan (draft) tulisan/produk jurnalistik
tidak harus segera menjawab setiap
yang sudah disusun oleh jurnalis warga
pertanyaan yang ditujukan kepadanya baik
untuk dikritisi. Di dalam membahas, mitra
itu terkait teknis maupun substansi, namun
pelaksana telah menyiapkan materi teknis
harus berperan untuk membimbing jurnalis
yang berasal dari materi pelatihan, selain
warga menjawab pertanyaannya sendiri
untuk menyegarkan kembali ingatan peserta
dengan kemampuan dan pemahaman yang
juga untuk melihat dalam praktik bagaimana
dimilikinya.
penerapan teori tersebut.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
Untuk melaksanakan pertemuan regular
serta mendorong kerjasama produksi/menyusun
semacam ini langkah yang perlu dilakukan
tulisan/produk jurnalistik.
oleh mitra pelaksana adalah: b. Membangun perspektif dan pemahaman i.
Menyiapkan TOR sederhana yang berisi
isu. Diskusi dilaksanakan guna membangun
tujuan dan capaian yang diharapkan, isu
pemahaman atas isu tertentu yang tengah
yang hendak didiskusikan, peserta yang
diadvokasi oleh Kinerja untuk memberi amunisi
diharapkan hadir, tulisan/produk jurnalistik
kepada jurnalis warga, terutama di dalam
yang disiapkan untuk didiskusikan, materi
melihat angle serta perspektif persoalan/isu
teknis. Durasi pertemuan sebaiknya
yang didiskusikan. Di dalam diskusi, mitra
dilaksanakan antara tiga sampai tiga
pelaksana menjalankan proses moderasi untuk
setengah jam yang terbagi dalam dua sesi
mempertajam fokus ke arah substansi yang
seperti yang telah dijelaskan di atas.
memudahkan peserta diskusi (jurnalis warga dan jurnalis professional) dapat menangkap
ii. Mendiskusikan dengan nara sumber materi
isu urgent yang dibahas. Mitra pelaksana
yang akan disampaikan. Narasumber
perlu mendorong peserta diskusi melihat angle
dapat berasal dari mitra pelaksana teknis,
persoalan dari sisi human interest, ketimbang
staf/pimpinan SKPD terkait, Tim Teknis
dari sisi programatiknya.
Kinerja atau pihak lain yang dipandang memiliki kompetensi dengan isu terkait.
Selain terbangunnya pemahaman akan substansi isu dimaksud, mitra pelaksana dapat
iii. Mengundang dan memastikan jurnalis
menggali pemahaman jurnalis warga lebih
warga dan jurnalis professional untuk hadir
dalam untuk dapat mendeteksi persoalan-
di dalam pertemuan.
persoalan terkait isu dimaksud dengan apa yang dirasakan oleh publik/warga (sisi human
Mitra pelaksana memfasilitasi pertemuan
interest) dan juga dari sisi performa unit layanan
dengan berperan sebagai moderator.
berdasarkan pengalaman sendiri, pengalaman
Pertemuan di dalam dua sesi tersebut
orang di lingkungannya atau juga kejadian
didorong oleh mitra pelaksana untuk
tertentu sebagai fakta.
merumuskan rencana tindak lanjut (RTL). RTL pada sesi pertama diarahkan pada bagaimana
c. Peningkatan kapasitas teknis. Peningkatan
peserta merespon hasil diskusi. Untuk sesi
kapasitas teknis dilakukan oleh mitra pelaksana
kedua, RTL diarahkan pada perbaikan produk
pada saat pertemuan regular dilakukan,
jurnalistik yang disusun oleh jurnalis warga
terutama pada sesi kedua. Metode yang
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
193
BAB III - Penutup
digunakan adalah membahas tulisan yang akan
produksi dengan jurnalis yang berasal dari
dijadikan bahan mitra pelaksanadiskusi. Untuk
media arus utama.
memastikan ada tulisan yang dibahas, mitra pelaksana dapat meminta kepada jurnalis warga
Model kerjasamanya dapat melalui metode yang
untuk menyampaikan draft tulisan sebelumnya
beragam. Dua metode yang ditawarkan dan
kepada fasilitator (tulisan dapat yang sudah
memungkinkan untuk dilakukan antara lain:
dipublikasi ataupun yang belum dipublikasi). Substansi yang digunakan untuk membahas antara lain:
i.
Metode dimana ide awal berasal dari jurnalis warga yang menuliskan berdasarkan fakta yang ditemui di lapangan, lalu tulisan/produk
i.
Apakah riset awal dan observasi diperlukan?
ii. Mencari fakta (dan opini) di dalam tulisan/ produk jurnalistik iii. Melihat dan membahas ide liputan, peg dan angle di dalam tulisan/produk jurnalistik iv. Bagaimana menggunakan pesan singkat
yang dihasilkan oleh jurnalis warga tersebut atas kesepakatannya disampaikan kepada jurnalis professional/redaksi media arus utama untuk dipertajam liputannya dengan melibatkan kerja jurnalistik dari jurnalis professional. Hasil akhir dari kolaborasi
(SMS) untuk menyampaikan berita yang
ini adalah produk jurnalistik yang diangkat
memenuhi kaidah jurnalistik.
di dalam satu media arus utama dan oleh
v. Dan beberapa materi lainnya yang pernah disampaikan di dalam pelatihan.
jurnalis warga yang terlibat dapat dibagi ke media-media lainnya seperti blog, facebook maupun twitter.
d. Peluang kerja-bersama dengan Jurnalis Profesional. Umumnya jurnalis warga
194
ii. Pola dimana ide penulisan didiskusikan
memproduksi tulisan yang sederhana, dalam
bersama di awal antara jurnalis warga
artian tanpa wawancara dan observasi dan
dan jurnalis professional. Kesepakatan
sekedar menyampaikan fakta atas apa yang
pembahasan ide dan isu, dilanjutkan oleh
dialami seseorang atau kelompok masyarakat.
pembagian peran di dalam kerja jurnalistik
Masih cukup jarang dijumpai produk jurnalistik
di antara keduanya. Kerjasama ini bisa
yang dibuat oleh jurnalis warga memiliki
melibatkan lebih dari satu orang jurnalis
kelengkapan seperti adanya cover both side,
warga, namun hanya melibatkan satu
observasi mendalam tentang satu isu tertentu,
jurnalis professional ataupun jika lebih
wawancara dengan beberapa pihak. Oleh
mereka semua berasal dari media yang
karenanya, untuk melengkapi produk jurnalistik
sama, karena terkait produk jurnalistik yang
ada baiknya dilakukan kerjasama penulisan/
akan diangkat di dalam media arus utama.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
3. Fasilitasi jurnalis warga melalui media sosial
pelaksana perlu memastikan masingmasing jurnalis warga memiliki akun facebook pribadi yang nantinya diundang
Ketersebaran para jurnalis warga di wilayah-
untuk bergabung di dalam facebook group
wilayah membuat pertemuan tidak dapat
tersebut. Mitra pelaksana berperan menjadi
sesering mungkin untuk dilakukan, selain
moderator di dalam akun group tersebut.
itu kendala anggaran juga merupakan hal
Peran utama moderator di dalam group
yang penting untuk diperhitungkan. Meskipun
adalah memoderasi proses dialog yang
demikian, disadari bahwa pertemuan sekali
terjadi, memancing terjadinya diskusi dan
dalam sebulan seperti yang tergambar dalam
mendorong anggota group untuk memberi
uraian di atas tidak akan dapat memenuhi
komentar. Untuk memancing diskusi
kebutuhan jurnalis warga untuk mendapatkan
mendalam moderator dapat melakukan
bantuan teknis. Oleh karenanya diperlukan
beberapa hal antara lain:
medium lain untuk meningkatkan interaksi antar jurnalis warga dan juga jurnalis warga dengan mitra pelaksana. Medium yang paling sederhana dilakukan adalah dengan menggunakan media berbasis internet. Wadah yang dapat digunakan beragam. Mulai dari e-mailing list, blog, facebook group dan sebagainya. Panduan ini menyarankan digunakannya facebook group, karena saat ini pengguna facebook di Indonesia jumlahnya cukup besar dan aktif. Dengan
i.
Menyampaikan materi terkait ketrampilan teknis dan teori secara sederhana. Beberapa menu yang dapat diangkat oleh mitra pelaksana untuk diskusi di dalam facebook group adalah (pendalaman materi ini dapat dilihat dalam bahan-bahan pendukung pelatihan, untuk itu moderator perlu membaca dengan sangat mendalam):
menggunakan android dengan harga terjangkau
Membedakan fakta dan opini
setiap saat dapat mengakses facebook. Tentu
Menerapkan prinsip 5W dan 1H
saja beberapa daerah nantinya harus ditinjau
Menerapkan prinsip cover both side
ulang saat disana tidak mudah mendapatkan
Melakukan observasi
akses internet.
Melakukan riset awal
a. Metode fasilitasi melalui social media.
Mencari ide
Kinerja menyarankan setiap Kab/Kota
Menemukan angle yang tepat
memiliki facebook group sendiri, sehingga
Melaksanakan wawancara
setiap jurnalis warga akan terkoneksi satu dengan lainnya di dalam facebook group tersebut. Oleh karena itu, mitra
www.kinerja.or.id
ii. Berbagi contoh tulisan/produk dari jurnalis warga yang lain. Mitra
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
195
BAB III - Penutup
pelaksana dapat memberi contoh
maupun substansi yang tengah diadvokasi,
tulisan/produk jurnalistik dari jurnalis
antara lain dengan cara:
warga yang berasal dari daerah lain, program lain, atau tulisan dari media
i.
Melibatkan diri di dalam diskusi-diskusi
lain yang ditulis oleh jurnalis warga atau
dalam forum multistakeholder agar
bahkan tulisan yang ditulis sendiri oleh
dapat memahami isu yang tengah
Mitra pelaksana.
berkembang. ii. Melakukan diskusi secara langsung dengan pihak-pihak terkait seperti mitra
iii. Melakukan penyuntingan tulisan yang masuk di group. Memfasilitasi tulisan/
pelaksana teknis, staf SKPD, LSM dan
produk jurnalistik salah satu anggota
lain sebagainya.
group dengan proses menyunting
iii. Melakukan browse kedalam situs-situs yang terkait dengan isu yang diadvokasi
(editing process), mendiskusikan terkait teknik penulisan, angle, sumber berita, penerapan prinsip jurnalistik dan lain
Setelah melakukan diskusi dan berbagai
sebagainya. Sekaligus dapat menjadi
upaya untuk menggali pemahaman,
contoh dan memicu anggota lain di
moderator melanjutkan langkahnya dengan
dalam group untuk menulis juga. Eks-
melakukan:
peserta tidak dapat diminta begitu saja untuk menulis, diperlukan contoh tulisan
i.
Diharapkan moderator sendiri dapat
untuk memancing mereka memproduksi
memahami berbagai isu dimaksud
tulisan.
dan terbangun pula sensitivitas yang tinggi terhadap isu-isu dimaksud. Untuk memastikan hal tersebut disarankan moderator menuliskan ulang apa yang
b. Membangun pemahaman akan isu KINERJA. Selain soal-soal ketrampilan
dipahami setelah melakukan diskusi,
teknis dan teori jurnalistik yang didiskusikan
pertemuan maupun browse ke dalam
di dalam group, moderator perlu juga
situs-situs terkait.
mengangkat berbagai isu yang tengah
ii. Tulisan tersebut dapat diangkat di
diadvokasi oleh KINERJA. Moderator dapat
dalam facebook group untuk mengawali
memancing anggota facebook group untuk
pembahasan mengenai substansi isu
membahas isu-isu dimaksud. Hal-hal yang
dimaksud.
dapat dilakukan agar moderator group
iii. Selanjutnya moderator perlu secara
(mitra pelaksana) agar dapat memahami isu
196
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
intensif menyampaikan isu dimaksud ke
www.kinerja.or.id
dalam facebook group dan memastikan
dalam wall facebook group peran apa
adanya respon berupa pertanyaan,
yang diharapkan dari para jurnalis lokal yang tergabung didalam grup dimaksud. Selanjutnya, kerja kolaborasi untuk
anggota group. iv. Moderator perlu memancing dan
memproduksi konten jurnalistik.
mendorong anggota untuk memahami isu-isu tersebut dan mengakhirinya pada kesepakatan untuk membuat tulisan dengan isu terkait. Setelah ada kesepakatan, moderator hendaknya tetap secara terus menerus memantau perkembangan penulisan oleh jurnalis warga dan memastikan pula kebutuhan bantuan teknis dan fasilitasi terhadap jurnalis warga dapat berlangsung terus.
4. Membantu penyuntingan. Mitra pelaksana perlu juga mendorong jurnalis warga mengirimkan rancangan tulisan/produk jurnalistiknya secara langsung kepada mitra pelaksana. Mitra pelaksana dapat secara langsung membantu menyunting. Secara teknis proses penyuntingan tulisan dengan menggunakan dokumen berbasis computer akan lebih mudah, misalnya jika menggunakan
c. Mendorong kerja bersama dengan Jurnalis Profesional. Di dalam facebook group ada baiknya diundang pula akun facebook yang dimiliki oleh jurnalis lokal yang berasal dari media-media setempat. Untuk melakukan hal itu, mitra pelaksana/ moderator perlu banyak berkomunikasi dengan mereka dan mendapatkan akun facebook nya sehingga mudah untuk diundang. Saat diundang, mereka perlu dijelaskan peran serta bantuan apa yang diharapkan dari mereka. Keterlibatan jurnalis lokal di dalam facebook group dapat sebagai narasumber dan secara bebas dapat ikut memberi komentar baik terhadap isu teknis dan jurnalistik ataupun isu substantif yang disampaikan oleh moderator. Moderator dapat menyampaikan secara berulang di
www.kinerja.or.id
MS word, maka metode track and changes akan sangat mudah dan sederhana. Namun jika melakukan penyuntingan produk audio diperlukan sedikit tambahan kemampuan memahami beberapa software untuk melakukan proses penyuntingan, misalnya cool edit pro atau audio editor untuk operating system berbasis windows dan atau audacity untuk operating system berbasis mac. Dalam panduan ini tidak diperinci lebih lanjut bagaimana teknis penyuntingan audio, karena memang membutuhkan pendalaman pengetahuan teknis mengoperasikan software diatas. Panduan ini menyarankan penyuntingan bisa dilakukan saat mendiskusikan skrip atau materi awal yang akan digunakan untuk mengisi suara. Pola penyuntingannya sama dengan menyunting
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
197
BAB III - Penutup
narasi di dalam dokumen seperti yang akan
yang sangat variatif, maka pada saat
dijelaskan pada bagian dibawah ini.
melakukan proses penyuntingan perlu menyesuaikan gaya tulisannya dengan latar
Secara umum, proses penyuntingan
belakang pembaca. Secara garis besar
yang dilakukan oleh mitra pelaksana atas
kegiatan penyuntingan meliputi:
produk jurnalistik jurnalis warga adalah menyiapkan materi siap unggah/terbit dengan
i.
memperhatikan sistimatika penyajian, alur, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat). Penyuntingan itu sendiri memberi
terlihat jelas oleh mata. ii. Menghindari kontradiksi antara satu kalimat dengan kalimat sebelumnya
makna pada proses, cara, perbuatan, yang
atau sesudahnya.
terkait dengan kegiatan sunting-menyunting. Adapun tahapan-tahapan kegiatannya sebagai
Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang
iii.
berikut:
Menyesuaikan gaya bahasa. Gaya bahasa ini sangat beragam, tergantung pada masing-masing media. Oleh
a. Mintalah tulisan kepada JW yang sudah
karenanya perlu disesuaikan dengan
dibuat di dalam dokumen system operasi computer yang lazim digunakan, misalnya MS word untuk system operasi windows.
kebijakan media yang bersangkutan. iv. Meringkas beberapa kalimat menjadi satu atau dua kalimat yang memiliki makna yang mirip
b. Sebelum melakukan penyuntingan, pastikan pesan apa yang ingin
v. Menghindari adanya arti ganda atau
disampaikan di dalam tulisan tersebut oleh
tulisan yang membosankan, atau
JW. Diskusikan terlebih dahulu, sehingga
penggunaan kata yang berulang-ulang
mitra pelaksana mengetahui makna
didalam satu kalimat atau satu paragraf.
apa yang ingin dihadirkan dalam tulisan tersebut. Tanyakan kepada JW akan
vi. Melengkapi tulisan dengan anak kalimat atau subjudul.
dimuat/unggah dimana rancangan tulisan tersebut. Tulisan yang akan diunggah di
vii. Memperbaiki judul supaya menarik (eye
media arus utama on-line perlu memikirkan jumlah kata dan panjang pendeknya artikel/ berita yang hendak dimasukkan.
catching, namun tidak bombastis) viii. Melakukan pengecekan terhadap nama,
c. Karena tulisan akan dibaca berbagai kalangan dan pihak dengan latar belakang
198
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
posisi/jabatan seseorang atau nama tempat dan lokasi, agar tidak terjadi kesalahan penyebutan.
www.kinerja.or.id
ix. Melakukan pengecekan ulang hasil
KISAH SUKSES DARI LAPANGAN
tulisan yang telah dicetak, mungkin masih terdapat kesalahan secara
Sejak pertengahan hingga akhir 2013, Kinerja
redaksional atau substansial.
USAID juga membantu beberapa lembaga donor lainnya yang ingin mengimplementasikan
d. Kembalikan tulisan yang sudah disunting
pendekatan jurnalisme warga Kinerja dalam
kepada JW dan pastikan JW memahami
program mereka, yaitu: Basics – CIDA dan ProRep –
apa saja yang telah disunting dan mengapa
USAID. Pada kurun waktu April – Mei 2013, Kinerja
bagian tersebut disunting.
bersama OMP Jurnal Celebes sudah membantu Basics – CIDA untuk melaksanakan pelatihan JW di
e. Mintalah segera JW mengirimkan kepada
Manado dan Bitung, Sulawesi Utara dan Kendari,
media dimaksud agar segera dapat
Sulawesi Tenggara. Total jumlah peserta yang dilatih
diunggah.
sebanyak 58 orang (20 diantaranya perempuan). Sedangkan dengan ProRep – USAID, pelatihan
5. Mengumpulkan artikel/ berita jurnalis warga
diselenggarakan pada September 2013 di Bogor dengan jumlah peserta 16 orang (sembilan diantaranya perempuan).
Mitra pelaksana setiap bulannya perlu mengumpulkan artikel yang berasal dari JW yang diunggah atau dinaikkan di media apa saja. Informasi tersebut sebaiknya dimasukkan dalam tabel tertentu yang dapat memperlihatkan performa tulisan JW dari masa ke masa.
www.kinerja.or.id
Ada beberapa kisah menarik yang terjadi pascapelatihan tersebut, terutama yang berkaitan dengan perkembangan program yang mereka jalankan, seperti yang terjadi pada program Basics – CIDA di kota Bitung berikut ini:
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
199
BAB III - Penutup
CASE STUDY/ KISAH SUKSES MENINGKATKAN KEPEDULIAN MASYARAKAT TERHADAP PERMASALAHAN PEMBANGUNAN (TERMASUK PENDIDIKAN DAN KESEHATAN) DI LINGKUNGAN SEKITARNYA MELALUI PEMBENTUKAN JURNALIS WARGA DI KOTA BITUNG
I. Kondisi Awal Reaksi Warga terhadap Isu-isu Pembangunan (Permasalahan)
dan juga terdapat jurang yang sangat dalam dimana masing-masing pihak merasa curiga satu dengan lainnya media arus utama juga saat ini cederung untuk hanya memuat berita-berita
Reaksi warga masyarakat terhadap sejumlah
yang sangat menarik perhatian banyak orang
permasalahan pembangunan yang terjadi di
sehingga banyak permasalahan yang mereka
Kota Bitung dapat dikelompokkan sebagai
abaikan untuk dimuat.
berikut: Di sisi lain jejaring sosial internet telah 1) Sebagian besar warga mendiamkan
dimanfaatkan secara luas oleh sebagian besar
masalah tersebut ataupun mengeluh kepada
lapisan warga masyarakat untuk berkomunikasi
kawan atau keluarganya karena umumnya
sehingga berpotensi untuk menjadi media
tidak tahu bagaimana atau kemana
pelaporan yang efektif.
melaporkannya. 2) Sebagian kecil warga secara individu melaporkannya kepada pemerintah (kelurahan/ kecamatan/ kabupaten). 3) Beberapa warga melaporkannya kepada wartawan media mainstreaming.
II. Kondisi yang ingin diciptakan terkait permasalahan pembangunan yang ditemui (Objectives/Sasaran)
4) Sebagian warga melakukan demo ke kantor pemerintahan.
Permasalahan pembangunan dapat disampaikan secara cepat kepada para
200
Dengan situasi tersebut maka sejumlah
pemangku kepentingan dan juga dapat diketahui
besar masalah yang ditemui oleh warga tidak
oleh warga masyarakat lainnya melalui media
tersampaikan secara cukup kepada para
sosial yang mudah untuk diakses (jejaring
pemangku kepentingan termasuk pemerintah,
sosial internet). Sehingga permasalahan
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
pembangunan yang dilaporkan dapat lebih
di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara
diperhatikan oleh Pemerintah Kota Bitung,
sehingga Melalui kerjasama antara BASIC
karena telah diketahui secara luas oleh banyak
Project CIDA dan Kinerja USAID, pada 21-22
orang.
Juni 2013 sebanyak total 20 warga masyarakat memperoleh pelatihan tentang dasar-dasar
Warga masyarakat bisa memperoleh informasi
jurnalistik dengan fokus utama pada pembuatan
secara lebih cepat tentang isu-isu yang terjadi di
‘straight news’ yaitu bagaimana melakukan
lingkungan tempat tinggalnya. wawancara, untuk dituangkan ke dalam bentuk berita singkat yang mudah dipahami oleh
III. Langkah-langkah yang dilakukan untuk Menciptakan Kondisi yang Diinginkan
pembaca. Warga masyarakat yang dilatih berasal dari berbagai kalangan termasuk: tokoh masyarakat,
1) Melakukan Pelatihan Jurnalis Warga
OMS, serta pelajar/mahasiswa di Kota Bitung.
BASICS –CIDA melakukan intervensi di kota
2) Pembentukan jaringan/ media pelaporan melalui jejaring sosial internet
Bitung sejak tahun 2009 dengan menfasilitasi hubungan antara multipihak dengan melakukan serangkaian kegiatan yang terbagi dalam dua komponen yaitu penignkatan kapasitas
Jurnalis Warga yang telah dilatih membentuk
untuk eksekutif, legislatif dan juga organisasi
group di jejaring sosial internet yang dikelola
masyarakat sipil.
oleh seorang administrator (relawan). Group tersebut digunakan sebagai tempat untuk
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan antara lain
menyalurkan informasi atau ‘straight news’ oleh
pembentukan forum organisasi masyarakat dan
setiap jurnalis warga. Selanjutnya keanggotaan
melakukan survey kepuasan layanan.
group lebih diperluas dengan melibatkan berbagai kalangan di kota Bitung termasuk
Belajar dari kesuksesan program kinerja di
pegawai pemerintah.
beberapa provinsi dimana persoalan-persoalan yang terjadi dimasyarakat dapat disalurkan melalui jurnalis warga, maka melalui Direktur
3) Mempromosikan group dan Jurnalis Warga secara lebih luas
Program BASICS dan jakarta Liaison meminta kerjasama darri Kinerja USAID untuk dapat
Anggota jurnalis warga mempromosikan group
mereplikasi model pendekatan jurnalis warga
dalam berbagai kesempatan untuk memperluas
www.kinerja.or.id
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
201
BAB III - Penutup
keanggotan group dan agar bisa lebih dikenal
Beberapa permasalahan pelayanan publik
oleh berbagai kalangan di Kota Bitung. Promosi
terbukti mendapat tanggapan balik / perhatian
juga dilakukan terhadap orang-orang disekitar
langsung dari penyedia layanan publik seperti
tempat tinggal ataupun di likungan kerja masing-
permasalahan pelayanan di Rumah Sakit Umum
masing.
Daerah Kota Bitung tentang lamanya waktu tunggu saat pemeriksaan.
IV. Kondisi Saat Ini
Beberapa permasalahan pelayanan publik lainnya walaupun tidak ditanggapai secara
Group jejaring sosial internet (facebook)
langsung dalam group tersebut tapi telah
bernama Jurnalis Warga “Tarsius” Kota
mendapat perhatian dari Pemerintah Kota
Bitung telah telah memiliki sekitar 650 orang
Bitung misalnya masalah sekolah TK yang
anggota (dan terus bertambah) yang berasal
terancam untuk ditutup.
dari berbagai kalangan dan berbagai lapisan masyarakat termasuk pegawai pemerintah kota bitung, anggota DPRD, masyarakat, OMS, lembaga/perusahaan swasta serta pelajar dan mahasiswa di Kota Bitung. Group Jurnalis Warga Tarsius Kota Bitung menadi media bagi berbagai kalangan untuk menyampaikan permasalahan ataupun informasi terkait dengan pembangunan serta kondisi pelayanan pelayanan publik di Kota Bitung Permasalahan dan informasi yang disampaikan sangat beragam termasuk pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kondisi infrastruktur, kondisi lingkungan dan sebagainya.
202
Seluruh informasi yang disampaikan akan
Seperti yang disampaikan oleh Drs. Audi
langsung diterima oleh seluruh anggota
Pangemanan, MSi (Kepala Bappeda Kota
walaupun tidak dapat diketahui secara pasti
Bitung) bahwa jurnalis warga (group jejaring
berapa anggota group yang membaca informasi
sosial internet) sangat bermanfaat memiliki
tersebut secara serius.
potensi untuk mendekatkan warga dengan
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
pemerintah sehingga dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan program-program
VI. Penutup dan Ucapan Terima Kasih
Pemerintah Kota Bitung dan juga menjadi ajang bagi masyarakat untuk dapat menyalurkan
Dengan perkembangan yang sangat baik dan
aspirasinya, keluhan serta persoalan apapun
rencana pengembangan jaringan jurnalis warga
melalui media yang kreatif dan damai tidak
di kota Bitung dan membaiknya hubungan
seperti dulu dengan menggunakan metode
antara Masyarakat dengan pemerintah kota
demo di jalan-jalan.
Bitung, tentu saja tidak terlepas bantuannya dan kerjasama dari seluruh pihak, terutama
V. Pengembangan Jaringan Jurnalis Warga di Masa Mendatang Keanggotaan Group Jurnalis Warga saat ini semakin bertambah banyak setiap waktu. Telah ada pemikiran untuk menambah jumlah jurnalis warga dan membentuk jaringan jurnalis warga hingga ke kelurahan termasuk menambah variasi media untuk menyalurkan informasi misalnya papan informasi di kelurahan.
www.kinerja.or.id
USAID - KINERJA yang telah memperkenalkan metode jurnalis warga, meluangkan waktu, tenaga dan pemikirannya untuk dapat melatih para jurnalis warga ini di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara untuk memperbaiki kinerja pelayanan, hubungan antara masyarakat dan pemerintah guna peningkatan pelayanan dasar. Harapannya adalah KINERJA dapat terus mendukung jaringan jurnalis warga di kota Bitung ini.
Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik
203
IMPLEMENTED BY RTI INTERNATIONAL AND PARTNERS
USAID-KINERJA Gedung BRI II, Lantai 28, Suite 2807 Jl. Jend Sudirman Kav. 44-46 Jakarta, 10210 Phone: +62 21 5702820 Fax: +62 21 5702832 Email: [email protected] www.kinerja.or.id