IMPLEMENTED BY RTI INTERNATIONAL AND PARTNERS
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif PENGHITUNGAN KEBUTUHAN PEMENUHAN TARGET SPM PENDIDIKAN DASAR
USAID-KINERJA Gedung BRI II, Lantai 28, Suite 2807 Jl. Jend Sudirman Kav. 44-46 Jakarta, 10210 Phone: +62 21 5702820 Fax: +62 21 5702832 Email:
[email protected] www.kinerja.or.id
Seri Pembelajaran dari USAID-KINERJA
Maret 2014
KATA PENGANTAR Program KINERJA adalah program bantuan teknis dari United State Agency for International Development (USAID) yang berfokus pada tata kelola peningkatan pelayanan publik di Indonesia. Dihibahkan dalam bentuk Cooperative Agreement nomor AID-497-A-10-00003 kepada RTI International dan lima konsorsiumnya, yakni The Asia Foundation (TAF), Social Impact (SI), SMERU Research Institute, Gadjah Mada University (UGM), and Partnership for Governance Reform (Kemitraan) dengan periode implementasi sejak tanggal 30 September 2010 hingga 28 February 2015. KINERJA dikembangkan berdasarkan asumsi pembangunan dan menargetkan perbaikan pelayanan public di tiga sektor utama yaitu pendidikan, kesehatan dan iklim usaha yang baik (BEE). Kegiatan yang dilakukan oleh Kinerja mencakup pelayanan publik dari sisi permintaan dan penawaran, dan bertujuan untuk memperkuat mekanisme pertanggungjawaban sehingga pemerintah daerah dapat menjawab kebutuhan masyarakat dengan lebih baik lagi. Kinerja juga bekerja melalui lembaga-lembaga lokal untuk membangun kapasitas mereka dan mendorong kemitraan yang berkelanjutan. Program KINERJA bekerja di Provinsi Aceh, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Barat, untuk 20 kabupaten/kota yang berminat melaksanakan program dengan metode pemilihan secara acak. Dalam melaksanakan bantuan teknis di Kabupaten/kota, KINERJA bekerja sama dengan Organisasi Mitra pelaksana (OMP) di masing-masing Provinsi yang diharapkan OMP ini selanjutnya kan tetap bermitra dan mendampingi Kab/kota di Jawa Timur dalam melaksanakan pendekatan Program KINERJA. Adapun tujuan pembuatan modul ini didasari dari kebutuhan yang kami lihat di lapangan selama berinteraksi dengan para OMP yang bekerja sama dengan KINERJA. Atas dasar tersebut, kami berinisiatif menyiapkan modul lengkap untuk dijadikan panduan atau referensi bagi organisasi mitra maupun organisasi lain dalam meningkatkan kapasitas organisasi mitra untuk memgembangkan materi pelatihan dan teknik fasilitasi menangkap peluang mengelola program peningkatan kapasitas SDM baik dari Donor tertentu, pihak Pemerintah maupun pihak swasta. Modul yang berjudul “Pengembangan Kurikulum dan Teknis Fasilitasi ” yang mencakup potret diri, Apa dan Mengapa Fasilitasi (memahami fasilitasi dan nilai-nilai partisipasi); Rumah fasilitasi dan Sikap Dasar fasilitasi; Ketrampilan komunikasi non verbal dan verbal, karena bagian-bagian tersebut adalah hal penting yang diperlukan oleh pihak organisasi masyarakat dalam pengembangan materi pelatihan dan teknik fasilitasi sehingga diharapkan modul ini dapat bermanfaat bagi organisasi baik yang baru berdiri maupun yang telah berjalan guna menyempurnakan sistem dan proses yang ada. Kami mohon maaf bila terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam penyusunan modul ini baik berupa katakata maupun maksud tulisan yang disampaikan. Penyempurnaan-penyempurnaan yang diperlukan dalam modul ini akan terus kami lakukan, tentunya dengan masukan dari pembaca atau pengguna modul ini. Harapan kami, semoga modul ini bermanfaat dalam membangun sistem dan proses organisasi lokal ke arah yang lebih baik lagi. Jakarta, Oktober 2014 ELKE RAPP Chief of Party, USAID - KINERJA
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
1
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Evaluasi Pelatihan Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan Pemetaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelatihan Rencana Pembelajaran
6 14 30 38
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation (Hari Ke-1) Pembelajaran Orang Dewasa Analisis Kebutuhan Pelatihan
53 54 66
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation (Hari Ke-3) Potret Diri Kompetensi Dasar Fasilitator dan Pelatih Pengetahuan dan Sikap Dasar Fasilitator Keterampilan Dasar Fasilitator Mengelola Dinamika Kelompok Menyiapkan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan Model Evaluasi Fasilitasi/Pelatihan
79 80 82 84 86 90 92 94
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation (Hari Ke-4) Menyiapkan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan
97 98
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif Sesi 1: Potret Diri - Bahan Presentasi Sesi 2: Apa dan Mengapa Fasilitasi - Bahan Presentasi Sesi 3: Rumah Fasilitasi dan Sikap Dasar Fasilitator - Bahan Presentasi Sesi 4: Ketrampilan Komunikasi Non Verbal - Bahan Presentasi Sesi 5: Ketrampilan Komunikasi Verbal - Bahan Presentasi
2
1 2
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
112 112 114 116 119 123 125 128 129 136 139
www.kinerja.or.id
Sesi 6: Ketrampilan Mengelola Dinamika Kelompok - Bahan Presentasi
147 154
DAFTAR PUSTAKA BAHAN DI CD DAFTAR SINGKATAN/ISTILAH
164 165 166
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
3
Evaluasi Pelatihan
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
5
Evaluasi Pelatihan
Tujuan Pembelajaran •
Peserta mampu menjelaskan tipe dan tujuan evaluasi pelatihan.
•
Peserta mampu merancang bentuk evaluasi pelatihan sesuai dengan sasaran dan tujuan pelatihan.
Peserta mampu merancang bentuk evaluasi pelatihan ......
Pokok Bahasan •
Membuat evaluasi pelatihan
Metode •
Sharing/Brainstorming
•
Penugasan kelompok
•
Pleno
Alat dan bahan
6
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
•
Kertas flipchart,
•
Kertas potong,
•
Kertas hvs,
•
Spidol warna,
•
Plakban,
•
LCD projector,
•
Komputer,
•
Slide.
www.kinerja.or.id
Waktu •
90 menit
Proses Fasilitasi
No
Langkah
Bahan
Waktu
1
Fasilitator menjelaskan tujuan/capaian sesi: • Peserta mampu menjelaskan tipe dan tujuan evaluasi pelatihan • Peserta mampu merancang bentuk evaluasi pelatihan sesuai dengan sasaran dan tujuan pelatihan
2
Fasilitator meminta peserta membentuk 3-4 kelompok dan masing-masing mendiskusikan “Bagaimana cara melakukan evaluasi pelatihan selama ini?.
3
Fasilitator meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya
4
Fasilitator kemudian menjelaskan bagaimana melakukan evaluasi dan prinsip-prinsip evaluasi untuk pelatihan menggunakan pendekatan orang dewasa.
5
Peserta diminta untuk menyusun model atau contoh evaluasi tujuan, evaluasi sasaran dan monitoring
15 menit
6
Peserta diminta untuk mempresentasikan hasilnya
15 menit
7
Fasilitator menegaskan bahwa jawaban peserta dengan kembali menyampaikan prinsip-prinsip evaluasi pelatihan dan beberapa contoh. Jumlah
www.kinerja.or.id
5 menit
Kertas flipchart, spidol
15 menit
15 menit Slide evaluasi, fungsi evaluasi dan evaluasi pelatihan orang dewasa
Kertas flipchart, spidol
15 menit
10 menit
90 menit
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
7
Evaluasi Pelatihan
Bahan Presentasi
Fungsi Evaluasi Mengukur sejauhmana sasaran dan tujuan pelatihan tercapai
Evaluasi Pelatihan Tahapan Evaluasi Proses
Dilihat selama proses pelaksanaan proses pelatihan
Out put
Dilihat setelah selesai pelatihan
Out come Impact
8
Waktu
Dilihat setelah penerapan hasil pelatihan Dilihat perubahan yang terjadi di organisasi akibat penerapan hasil pelatihan
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Evaluasi untuk pelatihan orang dewasa • • • • •
www.kinerja.or.id
Evaluasi hendaknya berorientasi kepada pengukuran perubahan perilaku setelah mengikuti proses pembelajaran/pelatihan. Sebaiknya evaluasi dilaksanakan melalui pengujian terhadap dan oleh peserta pelatihan itu sendiri (Self Evaluation). Perubahan positif perilaku merupakan tolok ukur keberhasilan ruang lingkup materi evaluasi "ditetapkan bersama secara partisipatif" atau berdasarkan kesepakatan bersama seluruh pihak terkait yang terlibat. Evaluasi ditujukan untuk menilai efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan program pelatihan yang mencakup kekuatan maupun kelemahan program. Menilai efektifitas materi yang dibahas dalam kaitannya dengan perubahan sikap dan perilaku.
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
9
Evaluasi Pelatihan
Bahan Bacaan
Bagi peserta pelatihan, evaluasi bertujuan untuk mengukur sejauhmana perubahan sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang didapatkan
Pelatihan dilakukan sebagai kegiatan yang merupakan bagian dari pengelolaan sumberdaya manusia, pengembangan organisasi atau merupakan bagian dari suatu proyek atau program. Karena itu menjadi penting untuk melakukan evaluasi atas pelatihan sehingga bisa diketahui sejauhmana pelatihan membantu pencapaian atas pengembangan SDM, pencapaian tujuan proyek/ program atau pencapaian tujuan organisasi. Evaluasi Pelatihan berfungsi untuk mengukur sejauhmana sasaran dan tujuan pelatihan tercapai. Pengukuran atau evaluasi terhadap tingkat pencapaian sasaran pelatihan dilakukan pada akhir pelatihan. Sedangkan evaluasi atas tujuan pelatihan dilakukan setelah warga belajar atau peserta pelatihan menerapkan hasil pelatihan dalam dunia kerja atau pemanfaatan hasil pelatihan dalam kehidupan nyata mereka. Secara harian, evaluasi juga bisa dilakukan untuk melihat proses pelatihan tiap hari mencapai out put sebagaimana yang telah direncanakan serta perkembangan peserta pelatihan. Evaluasi secara harian tersebut biasa disebut sebagai monitoring. Tujuan atas evaluasi sasaran pelatihan sangat dipengaruhi oleh siapa pengguna evaluasi, yaitu peserta pelatihan, pelatih/fasilitator dan penyeelenggara pelatihan. Masing-masing mempunyai kepentingan atas tujuan evaluasi.
10
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
selama pelatihan sehingga membantu yang bersangkutan mencapai tujuan dirinya mengikuti pelatihan. Pelatih atau fasilitator mempunyai tujuan untuk mengukur sejauhmana materi, metode dan teknik yang dipakai dalam pelatihan efektif untuk mencapai tujuan pelatihan. Evaluasi bagi penyelanggara pelatihan bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan peserta pelatihan atas penyelenggaraan pelatihan yang meliputi kepanitiaan, administrasi, konsumsi dan akomodasi serta kemampuan pelatih. Monitoring atau evaluasi harian akan membantu pelatih atau fasilitator memperbaiki metode, teknik, media, jadwal atau posisi tempat duduk peserta sehingga pelatihan hari berikutnya akan lebih efektif lagi. Evaluasi harus dirancang untuk mengkritik kegiatan atau program belajar dari 4 elemen penting: program, warga belajar, pelatih/fasilitator, dan hasil di pekerjaan. Proses evaluasi harus mulai dengan pengumpulan data dengan menggunakan kuisoner, wawancara, tes, dan observasi. Kemudian, informasi yang dikumpulkan harus dianalisis dan ditafsirkan dan ditarik kesimpulan. Interpretasi dan kesimpulan ini, yang harus dicatat, merupakan dasar untuk keputusan program berikutnya. Pada waktu mengevaluasi pelatihan, Fasilitator harus mengkaji rancangan pelatihan terhadap tujuan
www.kinerja.or.id
pembelajaran, dan mengukur nilai dan kegunaan isi
Pendekatan evaluasi secara konvensional
program pembelajaran. Warga belajar harus diminta
(pedagogi) kurang efektif untuk diterapkan untuk
untuk mengevaluasi fasilitator dalam beberapa
pelatihan menggunakan pendekatan orang dewasa.
bidang, diantaranya adalah kejelasan sasaran
Ada beberapa pokok dalam melaksanakan evaluasi
dan capain pelatihan, pengelolaan kelas dan
hasil belajar bagi orang dewasa yakni:
kemampuan memberikan materi. •
Evaluasi hendaknya berorientasi kepada
Empat jenis evaluasi harus dilakukan untuk
pengukuran perubahan perilaku setelah
mengevaluasi warga belajar:
mengikuti proses pembelajaran/pelatihan. •
1. Reaksi: Seberapa baik warga belajar menyukai
pengujian terhadap dan oleh peserta pelatihan
program tersebut? 2. Belajar: Prinsip-prinsip, fakta, dan teknik apa
itu sendiri (Self Evaluation). •
yang dipahami dan diamati oleh warga belajar? 3. Perilaku: Apakah pelatihan menyebabkan
Perubahan positif perilaku merupakan tolok ukur keberhasilan.
•
perubahan langsung dalam perilaku?
Ruang lingkup materi evaluasi "ditetapkan bersama secara partisipatif" atau berdasarkan
4. Hasil: Apakah organisasi menjadi meningkat
kesepakatan bersama seluruh pihak terkait yang
(keuntungan, efisiensi) sebagai akibat dari pelatihan?
Sebaiknya evaluasi dilaksanakan melalui
terlibat. •
Evaluasi ditujukan untuk menilai efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan program pelatihan
Hasil dapat mencakup volume penjualan, biaya
yang mencakup kekuatan maupun kelemahan
reduksi langsung, kualitas kerja, tingkat kecelakaan,
program.
kemangkiran, tingkat penggantian (turnover), keluhan pelanggan, hubungan masyarakat, dan
•
Menilai efektifitas materi yang dibahas dalam kaitannya dengan perubahan sikap dan perilaku.
pelanggan baru. Singkatnya, evaluasi pembelajaran dilakukan sebagai cara untuk mengkritik setiap elemen program untuk meningkatkan, menilai dan mereviewnya. Evaluasi ke empat tersebut merupakan evaluasi tujuan pelatihan dan karena baru bisa dinilai setelah peserta menerapkan hasil pelatihan dalam dunia kerjanya.
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
11
Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
13
Tujuan Pembelajaran
Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan
•
Peserta mampu menyusun tujuan dan sasaran pelatihan berdasar hasil penjajakan kebutuhan pelatihan.
Pokok Bahasan •
Menyusun tujuan dan sasaran pelatihan
Metode :
Peserta mampu menyusun tujuan dan sasaran pelatihan ......
14
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
•
Penugasan kelompok
•
Brainstorming
•
Pleno
Alat dan bahan •
Kertas flipchart,
•
Kertas potong,
•
Kertas hvs,
•
Spidol warna,
•
Plakban,
•
Slide Tujuan dan sasaran pelatihan 1-11,
•
LCD Projector,
•
Komputer.
www.kinerja.or.id
Waktu •
110 menit
Proses Fasilitasi No
Langkah
Bahan
Waktu
1
Fasilitator menjelaskan tujuan sesi “Peserta mampu menyusun tujuan dan sasaran pelatihan berdasar hasil penjajakan kebutuhan pelatihan.
2
Fasilitator menanyakan kepada peserta “Bagaimana pemanfaatan hasil penjajakan kebutuhan pelatihan untuk membuat pelatihan”.
Kertas flipchart, spidol
15 menit
3
Fasilitator kemudian menegaskan hubungan antara hasil penjajagan kebutuhan dengan disain pelatihan.
Slide Hubungan hasil penjajakan dan disain pelatihan
15 menit
4
Fasilitator menjelaskan tentang pengertian tujuan pelatihan, sasaran pelatihan, hierarki tujuan, perbedaan sasaran dan tujuan pelatihan serta ciri-ciri sasaran yang baik serta contohnya.
Slide sasaran, perbedaan sasaran dan tujuan, hierarki tujuan
25 menit
5
Fasilitator meminta peserta berkumpul dalam kelompok, masing-masing kelompok berisi 4-5 orang. Setiap kelompok menyusun satu contoh tujuan pelatihan dan satu sasaran.
Kertas flipchart, spidol
20 menit
6
Fasilitator meminta setiap kelompok memprentasikan tujuan yang telah dibuat dan kelompok lain memberikan tanggapan dan koreksi.
Kertas flipchart, spidol, hasil kerja kelompok
25 menit
7
Fasilitator menegaskan kembali pengertian dan hierarki tujuan serta menyampakan bahwa tahap berikutnya akan membahas tentang materi dan capaian tiap materi.
Slide hierarki tujuan
5 menit
Jumlah
www.kinerja.or.id
5 menit
110 menit
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
15
Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan
Bahan Presentasi
Hubungan hasil penjajakan kebutuhan pelatihan dan disain pelatihan Karakter warga belajar
Tujuan dan sasaran pelatihan
Program yang dibutuhkan
Isi atau materi pelatihan
Pengetahuan ketrampilan da sikap yang diperlukan
Disain
Metode dan Teknik
Penyebab rendahnya kinerja
Waktu
Analisa tugas
Lokasi dan Peralatan Tujuan dan sasaran pelatihan
Tujuan Pelatihan Tujuan pelatihan adalah apa yang akan dicapai setelah peserta pelatihan menerapkan hasil pelatihan di lingkungan kerjanya. Tujuan dan sasaran pelatihan
16
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Sasaran pelatihan Sasaran pelatihan menjelaskan secara spesifik apa yang akan langsung dicapai atau dihasilkan oleh warga belajar setelah pelatihan selesai sehingga mereka akan mampu mencapai tujuan pelatihan. Tujuan dan sasaran pelatihan
Sasaran pelatihan • Sasaran yang baik adalah mampu menunjukkan hasil pembelajaran dan terukur.
Tujuan dan sasaran pelatihan
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
17
Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan
Ciri-ciri Sasaran yang baik Sasaran pelatihan pada tiga lingkup perilaku, yaitu: 1. psikomotorik (ketrampilan), 2. afektif (sikap, perasaan), 3. kognitif (pengetahuan). Tujuan dan sasaran pelatihan
Tujuan Pelatihan
Tujuan dan sasaran pelatihan
18
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran pelatihan
Sasaran pelatihan Hal
Sasaran
Tujuan
Waktu pencapaian
Selesai pelatihan.
Setelah menerapkan hasil pelatihan.
Hal yang dicapai A
Sikap, pengetahuan, ketrampilan yang dimiliki peserta pelatihan setelah pelatihan selesai.
Masalah yang diatasi oleh peserta pelatihan dengan kemampuan (sikap, pengetahuan, ketrampilan) dari pelatihan.
Tanggungjawab
Trainer (fasilitator), pengelola pelatihan dan peserta pelatihan.
Peserta pelatihan, supervisor dan pendukung pelaksanaan hasil pelatihan.
Tujuan dan sasaran pelatihan
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
19
Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan
Contoh sasaran Psikomotorik (Ketrampilan) 1. Tingkat Pengetahuan menghitung mendaftar memanggil kembali membatasi nama mengenali menggambar menunjuk merekam mengidentifikasi mengambil istilah mengulang mengindikasikan membaca menyatakan menabulasikan melacak menulis Tujuan dan sasaran pelatihan
Contoh sasaran Psikomotorik (Ketrampilan) 2. Tingkat Pemahaman menggabungkan membandingkan menghitung mengkontraskan mendeskripsikan membedakan membedakan memperkirakan mengekstrapolasi menginterpretasikan mengelompokkan membandingkan
Tujuan dan sasaran pelatihan
20
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Contoh sasaran Psikomotorik (Ketrampilan) 3. Tingkat Penerapan menerapkan menghitung menyelesaikan mengilustrasikan
mempraktekkan
mengunakan
memakai menyelesaikan mendemonstrasikan memperkerjakan menguji mengurutkan Tujuan dan sasaran pelatihan
Contoh sasaran Psikomotorik (Ketrampilan) 4. Tingkat Analisis menggolongkan menghubungkan mentransformasikan merangkum membangun mendeteksi menganalisis menyimpulkan memisahkan menjelaskan menyelidiki membagi Tujuan dan sasaran pelatihan
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
21
Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan
Orang dewasa sering memandang harga dirinya
Bahan Bacaan
sejalan dengan situasi kelas, dan mereka cenderung merasa secara pribadi salah pada saat membuat kesalahan. Jadi, program dan kegiatan pelatihan
Pada tahap sebelumnya, penjajakan kebutuhan
harus dirancang untuk meminimalkan rasa malu
pelatihan (training need assessment/TNA) telah dilakukan. Dari hasil penjajakan kebutuhan pelatihan telah dihasilkan berbagai informasi karakteristik calon peserta pelatihan, kesenjangan atas sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang ada sehingga kinerja ingin ditingkatkan serta berbagai informasi yang telah diolah untuk membantu menyusun pelatihan ini. Hasil dari penjajakan kebutuhan kemudian menjadi
pribadi dan perasaan kekurangan. Berdasarkan hasil analisa penjajakan kebutuhan maka untuk menyusun suatu pelatihan dilanjutkan dengan tahapan menyusun tujuan dan sasaran pelatihan. Tujuan dan sasaran pelatihan menjadi penting karena akan membantu : 1. Dalam proses penyusunan kurikulum pelatihan akan membantu penyusun/designer pelatihan
bahan untuk atau menentukan disain suatu pelatihan. Secara garis besar hubungan antara penjajakan kebutuhan dan desain pelatihan dapat
membuat kurikulum seperti yang diharapkan. 2. Bagi organisasi dari orang yang dilatih mengetahui apa yang akan dicapai oleh peserta
dilihat dalam gambar: Fase penyusunan desain
Karakter warga belajar
Tujuan dan sasaran pelatihan
Program yang dibutuhkan
Isi atau materi pelatihan
Pengetahuan ketrampilan da sikap yang diperlukan
22
Disain
Metode dan Teknik
Penyebab rendahnya kinerja
Waktu
Analisa tugas
Lokasi dan Peralatan
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
pelatihan dan manfaat bagi organisasi serta
menjelaskan secara spesifik apa yang akan
kemungkinan dampak bagi organisasinya.
langsung dicapai atau dihasilkan oleh warga belajar setelah pelatihan selesai sehingga mereka akan
Secara spesifik tujuan pelatihan dibuat agar peserta
mampu mencapai tujuan pelatihan.
pelatihan dan organisasi pengirim atau organisasi tempat peserta bekerja mengetahui perubahan
Sasaran pelatihan harus merupakan turunan dari
apa yang diharapkan sebagai akibat penerapan
tujuan pelatihan atau dalam bahasa lain sasaran
hasil pelatihan di lingkungan kerjanya. Dengan
pelatihan harus mendukung pencapaian dari tujuan
demikian tujuan pelatihan harus sesuai dengan dan
pelatihan. Dan sasaran pelatihan hasil secara
mendukung apa yang ingin dicapai oleh organisasi
spesifik mencantumkan indikator pencapaian sikap,
atau program dan proyek.
pengetahuan dan ketrampilan yang akan dicapai setelah peserta pelatihan mengikuti pelatihan.
Tujuan pelatihan pelatihan sendiri secara singkat adalah apa yang akan dicapai setelah peserta
Sasaran ini membantu penyusun pelatihan untuk
pelatihan menerapkan hasil pelatihan di
membuat kurikulum yang sesuai dengan perubahan
lingkungan kerjanya.
atau capaian yang diinginkan. Bagi peserta dan organisasi pengirim peserta pelatihan juga akan
Tujuan pelatihan baru akan dicapai dan kelihatan
membantu mengetahui sejauhmana pelatihan
setelah peserta pelatihan menerapkan hasil
tersebut akan membantu meningkatkan kompetensi
pelatihan dalam dunia kerja mereka. Jika peserta
stafnya sehingga akan meningkatkan efektifiktas
pelatihan tidak menerapkan maka tujuan pelatihan
dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan.
tidak akan tercapai. Demikian halnya jika peserta pelatihan akan menerapkan hasil pelatihan, namun
Karena meruapakan turun dari tujuan, maka sasaran
supervisor atau organisasi tidak mendukung untuk
harus lebih operasional dibandingkan dengan tujuan.
penerapan hasil pelatihan maka tujuan pelatihan
Dan sasaran yang baik adalah mampu menunjukkan
juga tidak akan tercapai. Jadi pencapaian tujuan
hasil pembelajaran dan terukur.
pelatihan bukan hanya berdasarkan hasil pelatihan, namun juga sangat ditentukan oleh penerapan hasil
Sasaran pelatihan melingkupi tiga perilaku yaitu:
pelatihan oleh peserta pelatihan dan dukungan
(1) psikomotorik (ketrampilan), (2) afektif (sikap,
supervisor serta organisasi untuk penerapan hasil
perasaan), dan (3) kognitif (pengetahuan).
pelatihan tersebut.
Menuliskan apa yang ingin dicapai dari hasil pelatihan kadangkala merupakan hal yang cukup
Berdasarkan tujuan pelatihan yang telah dibuat
sulit. Seringkali tujuan pelatihan menggunakan frase
maka tahap selanjutnya adalah menyusun sasaran/
yang terbuka untuk berbeda diinterpretasikan oleh
hasil atau obyektif dari pelatihan. Sasaran pelatihan
orang yang berbeda. Sebagai contoh,
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
23
Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan
mengetahui
mempercayai
memahami
mempunyai keyakinan pada
menghargai
menyadari
menikmati
mengambil kepentingan dari
Pengetahuan, pemahaman, dan penghargaan,
tujuan dan sasaran, yang menjelaskan apa yang
sebagai tujuan, merupakan hal yang sulit untuk
harus dilakukan warga belajar pada setiap tingkat
diukur, atau malah tidak mungkin. Cara terbaik
perilaku dibawah lingkup kognitif (Tabel 2). Kata-
untuk mengkomunikasikan tujuan seperti itu adalah
kata tersebut harus mencakup jenis pembelajaran,
menjelaskan perilaku warga belajar yang diinginkan
perilaku yang dapat diamati yang akan menunjukkan
dalam bentuk kata-kata yang cukup spesifik untuk
bahwa telah terjadi proses pembelajaran, tingkat
mengurangi interpretasi individual, yang disebut
kinerja, dan kondisi dimana proses belajar akan
“kata-kata tindakan” (action words). Contoh-
diukur.
contoh di Tabel 3 dapat dipakai untuk menulis
Tabel 2: Lingkup dan Tingkat Perilaku untuk Menentukan Tujuan Pembelajaran Lingkup Psikomotor 1. Persepsi. Menjadi sadar akan obyek, kualitas, atau hubungan melalui indera. 2. Set. Pengaturan persiapan atau kesiapan untuk suatu jenis kegiatan atau pengalaman tertentu. 3. Tanggapan Terbimbing. Tindakan yang jelas dari seorang warga belajar dibawah bimbingan seorang instruktur. 4. Mekanisme. Tanggapan yang diinginkan menjadi kebiasaan. 5. ReFasilitatoron yang Nyata dan Rumit. Menunjukkan suatu tindakan yang memerlukan suatu pola gerakan yang rumit.
Lingkup Afektif 1. Menerima. Kemauan untuk menerima informasi: sikap menerima terhadap konsep, gagasan, atau masalah. 2. Menanggapi. Berpartisipasi dalam diskusi, membaca, atau kegiatan lain: berreaksi dengan sesuatu cara. 3. Manilai. Melekatkan harga atau nilai untuk suatu obyek, gejala, konsep, ketrampilan, atau perilaku tertentu.
24
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
4. Organisasi. Menyamakan nilai-nilai yang berlainan, mengatasi konflik antar mereka, dan membangun suatu sistem nilai internal yang konsisten. 5. Karakterisasi dengan nilai. Memperbolehkan sistem nilai seseorang untuk mengontrol perilaku seseorang dan menentukan gaya hidup seseorang, yang berakibat pada perilaku yang konsisten dan bisa diperkirakan.
Lingkup Kognitif 1. Pengetahuan. Mengingat materi yang telah dipelajari terdahulu: mengambil materi dari fakta khusus untuk membuat teori menjadi komplit. 2. Pemahaman. Mengambil arti materi: mampu untuk menerjemahkan materi dari satu bentuk ke bentuk lain, untuk menafsirkan materi, dan memperkirakan kecenderungan masa depan. 3. Penerapan. Menggunakan materi yang sudah dipelajari dalam situasi yang baru dan nyata: mampu menerapkan aturan, metode, konsep, prinsip-prinsip, undang-undang, dan teori. 4. Analisis. Merinci materi ke dalam bagian-bagian komponennya: mampu mengidentifikasi bagianbagian, menganalisis hubungan antar bagian, dan mengenali prinsip-prinsip organisasi yang terlibat. 5. Sintesis. Mengumpulkan bagian-bagian untuk membentuk suatu keseluruhan yang baru: mampu menghasilkan suatu komunikasi yang unik (pidato atau presentasi lain), suatu rencana kerja (proposal penelitian), atau serangkaian hubungan abstrak (skema untuk mengklasifikasikan informasi). 6. Evaluasi. Menilai nilai materi untuk maksud tertentu: penilaian berdasar pada kriteria tertentu.
Tabel 3: Perilaku Khusus dalam Lingkup Kognitif
1. Tingkat Pengetahuan
menghitung
mendaftar
membatasi
nama mengenali
menggambar
menunjuk merekam
mengidentifikasi
mengambil istilah
mengindikasikan
membaca menyatakan
menabulasikan
melacak menulis
www.kinerja.or.id
memanggil kembali
mengulang
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
25
Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan
2. Tingkat Pemahaman
menggabungkan
membandingkan menghitung
mengkontraskan
mendeskripsikan membedakan
membedakan
memperkirakan mengekstrapolasi
menginterpretasikan
mengelompokkan membandingkan
3. Tingkat Penerapan
menerapkan
menghitung menyelesaikan
mengilustrasikan
mempraktekkan mengunakan
memakai
menyelesaikan mendemonstrasikan
memperkerjakan
menguji mengurutkan
4. Tingkat Analisis
menggolongkan
menghubungkan mentransformasikan
merangkum
membangun mendeteksi
menganalisis
menyimpulkan memisahkan
menjelaskan
menyelidiki membagi
5. Tingkat Sintesis mengatur
mengkombinasikan
menciptakan
merancang
mengembangkan merumuskan
menggeneralisasi
membangun memadukan
mengorganisir
merencanakan meyiapkan
mewajibkan
menghasilkan mengusulkan
6. Tingkat Evaluasi
26
menilai
menjajagi mengkritik
menentukan
mengevaluasi memberi tingkatan
menilai
mengukur membuat peringkat
merekomendasi
membuat spesifikasi
membuat tingkatan
menyeleksi mengetes
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
memperkirakan
www.kinerja.or.id
Mempersiapkan Pelatihan Partisipatif
○ Jika pelatihan ataupun lokakarya itu adalah bagian dari sebuah program yang lebih besar, apa aktifitas-aktifitas pelatihan yang
Dalam identifikasi kebutuhan pelatihan (training
sudah dilakukan sebelumnya dan apa
need assessment/TNA) Sebagai langkap berikutnya
yang akan dilakukan setelah pelatihan ini
dalam mempersiapkan pelatihan setelah identifikasi
dilakukan. ○ Besar-kecilnya dana yang tersedia untuk
kebutuhan pelatihan, ada beberapa langkah penting dalam mempersiapkan suatu pelatihan yang perlu
penyelenggaraan pelatihan tersebut.
ditempuh oleh seorang fasilitator. Langkah-langkah
○ Mengetahui apakah ada batasan-batasan tertentu atau bagian-bagian tertentu yang
tersebut mencakup:
harus dihindari. •
○ Mencari dan menemukan perbedaan-
Identifikasi Kebutuhan dan Tingkat Kebutuhan. Langkah pertama adalah
perbedaan filosofi dasar di antara fasilitator
menemukenali atau menjajaki dan mengetahui
dengan pelaksana pelatihan dan melihat
kebutuhan pelatihan serta sejauh mana
apakah fasilitator bisa bekerja dengan
kebutuhan tersebut perlu dipenuhi. Banyak
mereka. (Jika tidak, barangkali mereka
metoda dan teknik yang dapat dipergunakan
seharusnya mempertimbangkan untuk
untuk langkah ini. Langkah ini bersifat mutlak
mencari fasilitator yang berbeda lainnya).
dan esensial. Langkah ini merupakan langkah yang paling kritis dan menentukan langkah
• Merumuskan Tujuan dan Sasaran Pelatihan. Mengetahui secara tepat apa yang ingin dicapai
selanjutnya.
atau tujuan yang ingin dicapai. Rumuskan tujuan •
Identifikasi Faktor Pendukung dan Sumber
dan sasaran pelatihan secara tepat. Hendaknya
daya lainnya. Mengidentifikasi berbagai faktor,
dalam menyusun dan merumuskan sasaran
baik yang mendukung maupun yang menghambat
perlu dirumuskan dalam bentuk perubahan
yang perlu diantisipasi oleh fasilitator serta
tingkah laku yang konkrit yang dapat diamati.
sumberdaya lainnya, antara lain meliputi: • ○ Mengetahui latar belakang peserta pelatihan (siapa pesertanya, berapa jumlahnya, posisi, peran dan tugas dalam lembaga dan lain sebagainya) ○ Mengetahui berapa lama pelatihan atau lokakarya itu akan dilakukan. ○ Dimana diselenggarakan (sifat lingkungan, jenis peralatan yang tersedia).
www.kinerja.or.id
Memilih dan menetapkan isi dan muatan (atau bahan) yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi dan tujuan pelatihan. Bahan yang dipergunakan dalam pelatihan seharusnya relevan dengan tujuan pelatihan dan bermanfaat bagi peserta pelatihan. Memilih bahan sambil mengingat tujuan serta melakukan modifikasi tertentu sehingga bermanfaat bagi peserta pelatihan.
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
27
Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan
Beberapa hal lain yang perlu dipertimbangkan
bisa dipersingkat atau ditinggalkan bila waktu
dalam menyusun dan mengembangkan bahan
mulai habis ? Aturannya disini ialah membuat
pelatihan adalah:
agenda anda fleksibel.
○ latar belakang peserta pelatihan yang
• Pikirkan dan susunlah langkah-langkah yang
berbeda (umur, pengalaman, pendidikan,
tepat. Rencanakan suatu variasi dalam langkah-
posisi dan lain sebagainya)
langkah. Orang dapat memberikan perhatian
○ waktu yang tersedia, dan lingkungan dimana fasilitator harus bekerja ○ kemampuan fasilitator sendiri.
untuk waktu yang lebih panjang jika ada terjadi pergantian langkah-langkah sesekali. Diskusidiskusi yang lama dan panjang bisa membuat orang menjadi bosan.
• Membangun hubungan logis dan mengarah ke tujuan. Memastikan bahwa segala sesuatu
• Memilih, menetapkan dan menggunakan
yang tertuang dalam agenda pelatihan
beragam metoda-metoda. Ingatlah bahwa
mempunyai hubungan-hubungan yang logis
peserta sekurang-kurangnya mempunyai
dengan tujuan itu. Dalam menentukan agenda,
panca indra dan akan memalukan bila terjadi
pastikan bahwa antara satu hal dengan hal yang
kemacetan karena hanya menggunakan satu
lain mempunyai hubungan yang jelas dan logis.
atau dua saja dari metoda yang ada. Para peserta akan sangat menghargai beragam
• Merumuskan materi dan muatan dalam
metoda yang digunakan untuk menyajikan
urutan yang logis. Rumuskan dan susunlah
informasi dan memberikan pendapat. Kuliah-
materi dan muatan (atau bahan pembelajaran)
kuliah, diagram-diagram, film-film, latihan-
tersebut di atas dalam rangkaian dan urutan
latihan, curah pendapat, dan teknik-teknik
yang logis. Hendaknya juga ada gerak maju
lainnya semuanya berharga, terutama bila
yang logis dari satu pokok agenda ke agenda
dikombinasikan. Biasanya orang-orang lebih
berikutnya.
mengingat informasi yang mereka pelajari dengan cara yang aktif (permainan peran,
• Merencanakan dan memperkirakan
28
diskusi) dari pada informasi yang mereka
kebutuhan waktu yang sesuai. Pada saat
pelajari dengan cara pasif (membaca,
anda mempunyai ide tentang isi pertemuan atau
mendengarkan). Bagaimanapun, jangan
pembahasan, usahakan untuk menetapkan
menggunakan metode-metode yang berbeda
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
hanya karena untuk keanekaragaman saja.
setiap bagian. Adalah merupakan suatu ide yang
Metode-metode itu paling membantu bila
baik untuk mempersiapkan kemungkinan untuk
mereka dengan benar/tepat dihubungkan
menyediakan waktu terlalu sedikit atau terlalu
dengan pokok bahasan yang dengan mana
banyak. Bagian-bagian mana dari agenda anda
anda sedang bekerja.
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Pemetaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelatihan
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
29
Pemetaan FaktorFaktor yang Mempengaruhi Pelatihan
Tujuan Pembelajaran •
Peserta mampu memetakan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pelatihan.
•
Peserta mampu menyusun strategi untuk memanfaatkan faktor-faktor yang mempengaruhi pelatihan.
Pokok Bahasan •
Memetakan faktor yang mempengaruhi pelatihan.
Peserta mampu memetakan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pelatihan.
Metode •
Sharing
•
Penugasan kelompok
•
Pleno
Alat dan bahan
30
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
•
Kertas flipchart,
•
Kertas potong,
•
Kertas hvs,
•
Spidol warna,
•
Plakban/plakban/glue tag
•
LCD projector,
www.kinerja.or.id
•
Komputer
•
Slide 1-8 Pemetaan faktor berpengaruh pada pelatihan
Waktu •
90 menit
Proses Fasilitasi No
Langkah
Bahan
Waktu
1
Fasilitator menjelaskan tujuan/capaian sesi: • Peserta mampu memetakan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pelatihan • Peserta mampu menyusun strategi untuk memanfaatkan faktor-faktor yang mempengaruhi pelatihan
2
Fasilitator menanyakan kepada peserta “Apa saja yang berpotensi mempengaruhi keberhasilan pelaksanan pelatihan, selain tujuan, sasaran, materi, metode, serta bahan training?” Fasilitator mencatat inti jawaban tiap peserta dalam kertas potong dan menempelkan di flipchart.
Kertas potong, plakban, spraymount. Glue tag
10 menit
3
Fasilitator kemudian menghubungkan jawaban peserta dengan slide 1 Pemetaan faktor berpengaruh pada pelatihan.
Slide 1. LCD projector, komputer
10 menit
4
Fasilitator meminta peserta dalam kelompok mendiskusikan “Apa pengaruh dari masing-masing faktor terhadap pelatihan?” Masing-masing kelompok mendiskusikan satu faktor.
20 menit
5
Masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan hasilnya. Masing-masing maksimal 5 menit.
30 menit
6
Fasilitator kemudian menegaskan hasil diskusi kelompok dengan menjelaskan slide 2 – 8 Pemetaan faktor berpengaruh pada pelatihan.
7
Fasilitator menegaskan bahwa pembahasan berikutnya adalah pembahasan tentang fasilitator, yatu potret diri fasilitator.
www.kinerja.or.id
5 menit
Slide 2-8, LCD projector, komputer
10 menit
5 menit
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
31
Pemetaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelatihan
Bahan Presentasi
Faktor yang mempengaruhi pelatihan Peserta Team fasilitator dan organisasi penyelenggara
Kegiatan atau program lain Pelatihan
Lokasi dan peralatan
Ketersediaan dana Waktu yang tersedia
Pemetaan faktor yang mempengaruhi pelatihan
1
Peserta
Pemetaan faktor yang mempengaruhi pelatihan
32
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
2
www.kinerja.or.id
Kegiatan/Program lain Pelatihan apakah merupakan bagian kecil dari program? Kegiatan apa yang akan dilakukan pasca pelatihan
Pelatihan A
Pengembangan organisasi Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat
Pemetaan faktor yang mempengaruhi pelatihan
3
Tim pelatih dan organisasi penyelenggara • Sejauhmana anggota team pelatihan mempunyai kompetensi dan filosofi yang sama dalam memberikan pelatihan. • Sejauhmana organisasi penyelenggara mempunyai fiosofi yang sama tentang pelatihan dengan pelatih
Pemetaan faktor yang mempengaruhi pelatihan
www.kinerja.or.id
4
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
33
Pemetaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelatihan
Peralatan dan lokasi •
• • •
Lokasi: semakin dekat dengan tempat tinggal peserta atau pusat keramaian akan berpotensi mendorong peserta mencari waktu untuk memanfaatkan hal itu. Peserta tinggal di lokasi yang sama dengan tempat pelatihan akanmampu mengoptimalkan waktu yang tersedia untuk pelatihan. Bentuk dan luasan ruang akan mempengaruhi dalam menggunakan metode/teknik dan juga model duduk peserta. Ruangan yang sejuk, tidak bising, terang akan membantu kenyamanan proses belajar. Pemetaan faktor yang mempengaruhi pelatihan
1
Peralatan dan lokasi •
Peralatan pelatihan yang tersedia optimal membantu fasilitator rnengoptimalkan penggunaan metode dan teknik untuk rnengoptimalkan pencapaian tujuan.
Pemetaan faktor yang mempengaruhi pelatihan
34
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
6
www.kinerja.or.id
Waktu yang tersedia Berapa lama waktu yang tersedia untuk pelatihan akan mempengaruhi: • Tingkat capaian sasaran • Materi yang diberikan dan tingkat out put yang dicapai • Metode dan teknik yang dipakai
Pemetaan faktor yang mempengaruhi pelatihan
7
Ketersediaan dana Ketersediaan dana mempengaruhi ketersediaan waktu dan ketersediaan peeralatan dan ruang serta kualitas pelatih. Lebih lanjut ketersediaan dana akan mempengaruhi semua proses pelatihan. Pemetaan faktor yang mempengaruhi pelatihan
www.kinerja.or.id
8
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
35
Rencana Pembelajaran
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
37
Rencana Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran •
Peserta mampu mendiskripsikan isi dari rencana pembelajaran.
•
Peserta mampu menjelaskan hubungan rencana pembelajaran dengan tujuan dan sasaran pelatihan.
•
Peserta mampu merancang rencana pembelajaran.
Peserta mampu menjelaskan hubungan rencana pembelajaran dengan tujuan dan sasaran pelatihan.
Pokok Bahasan •
Menyusun Rencana Pembelajaran
Metode •
Sharing,
•
Penugasan kelompok,
•
Penugasan individu,
•
Pleno.
Alat dan bahan
38
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
•
Kertas flipchart,
•
Kertas potong,
•
Kertas hvs,
•
Spidol warna,
www.kinerja.or.id
•
Plakban
•
LCD projector,
•
Komputer
•
Slide 1-11 Menyusun Rencana Pelajaran
Waktu
•
180 menit
Proses Fasilitasi No 1
Langkah
Bahan
Fasilitator menjelaskan tujuan/capaian sesi:
Waktu 5 menit
• Peserta mampu mendiskripsikan isi dari rencana pembelajaran. • Peserta mampu menjelaskan hubungan rencana pembelajaran dengan tujuan dan sasaran pelatihan. • Peserta mampu mampu merancang rencana pembelajaran. 2
Fasilitator mengajak peserta untuk sharing dengan
Kertas flipchart, spidol
20 menit
pertanyaan “Setelah mempunyai tujuan dan sasaran, bagaimana pengalaman selama ini untuk menyusunnya menjadi suatu pelatihan?”. 3
Fasilitator kemudian menjelaskan kepada peserta bahwa
10 menit
langkah berikutnya adalah menentukan materi apa saja yang harus diberikan dalam pelatihan untuk mencapai sasaran dan menjelaskan slide 1-4 Menyusun Rencana Pembelajaran. 4
Fasilitator kemudian menjelaskan penyusunan out put dan
25 menit
metode menggunakan slide 5-10. 5
Fasilitator menanyakan siapa yang sudah tahu masing-
25 menit
masing metode tersebut? Fasilitator kemudian meminta peserta yang sudah tahu menjadi nara sumber untuk metode yang ingin diketahui peserta lain. Peserta berkelompok dalam masing-masing metode. Jika ada metode yang belum diketahui semua peserta maka fasiitator menjelaskan metode itu.
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
39
Rencana Pembelajaran
No 6
Langkah Fasilitator kemudian menjelaskan bentuk akhir rencana pembelajaran.
Bahan
Waktu
Slide sasaran,
25 menit
perbedaan sasaran dan tujuan, hierarki tujuan
7
Fasilitator meminta peserta membuat 4 kelompok dan
Kertas flipchart, spidol
40 menit
Flipchart, spidol
25 menit
masing-masing peserta membuat rencana pelajaran untuk materi “Pemetaan faktor pendukung pelatihan” 8
Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasilnya dan fasiitator memberi masukan untuk setiap kelompok.
9
Fasilitator menegaskan bahwa sesi berikutnya membahas
5 menit
“Faktor-faktor yang mempengaruhi pelatihan”.
40
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Bahan Presentasi
1
Menyusun rencana pembelajaran
Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih materi • Hubungan yang logis dengan sasaran • Hubungan yang logis antar materi • Waktu yang tersedia • Kemampuan fasilitator/pelatih Menyusun rencana pembelajaran
www.kinerja.or.id
2
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
41
Rencana Pembelajaran
Menyusun rencana pembelajaran
Menyusun rencana pembelajaran
3
Menyusun rencana pembelajaran
Menyusun rencana pembelajaran
42
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
4
www.kinerja.or.id
Capaian/Out put materi Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun capaian/out put materi: • Ketersediaan waktu untuk setiap materi. • Seberapa besar rnendukung pencapaian sasaran pelatihan. • Kaitan dengan pencapaian materi yang lain.
5
Menyusun rencana pembelajaran
Capaian/Out put materi
Menyusun rencana pembelajaran
www.kinerja.or.id
6
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
43
Rencana Pembelajaran
Metode/Teknik • Capaian/out put Menentukan jenis metode/ teknik yang dipakai untuk mencapai out put.
• Ketersediaan waktu
Waktu yang tersedia menentukan metode atau teknik yang dipakai agar dengan waktu yang ada metode/teknik yang dipakai efektif mencapai out put.
Menyusun rencana pembelajaran
7
Metode/Teknik • Ketersediaan sarana dan prasarana Ketersediaan peralatan untuk memfasilitasi penting diperhatikan dalam memilih suatu teknik, termasuk bentuk dan luasan ruangan pelatihan.
• Jenis partisipasi Semakin tinggi partisipasi yang diinginkan maka teknik yang dipakai harus menjamin semaksimal mungkin semua peserta aktif dalam proses pelatihan.
Menyusun rencana pembelajaran
44
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
8
www.kinerja.or.id
Metode/Teknik • Kemampuan dan latar belakang peserta Tingkat kemampuan bahasa, latar belakang pendidikan, latar belakang pekerjaan dan pengetahuan peserta akan materi.
• Jumlah peserta Jumlah peserta pelatihan mempengaruhi pemilihan metode atau teknik karena berdampak kepada waktu yang dibutuhkan untuk mencapai capaian materi.
Menyusun rencana pembelajaran
Metode
• Diskusi: - Kelompok - Pleno • Brainstorming • Buzz group • Ceramah • Simulasi • Demonstrasi • Fish bowl Menyusun rencana pembelajaran
www.kinerja.or.id
9
10
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
45
Rencana Pembelajaran
Rencana pembelajaran Tujuan pembelajaran: • Peserta mampu mendiskripsikan isi dari rencana pembelajaran • Peserta mampu menjelaskan hubungan rencana pembelajaran dengan tujuan dan sasaran pelatihan • Peserta mampu mampu merancang rencana pembelajaran Pokok Bahasan: Menyusun Rencana Pembelajaran Metode: Sharing, Penugasan kelompok, Pleno Alat dan bahan: - Kertas flipchart - Kertas hvs - Plakban - Komputer
-
Kertas potong Spidol warna LCD projector Side 1-11 Menyusun Rencana Petajaran
Waktu 90 menit Proses fasilitasi:
No
46
Langkah
1
Fasilitator menjelaskan tujuan/capaian sesi: • Peserta mampu mendiskripsikan isi dari rencana pembelajaran. • Peserta mampu menjelaskan hubungan rencana pembelajaran dengan tujuan dan sasaran pelatihan. • Peserta mampu mampu merancang rencana pembelajaran.
2
Fasilitator mengajak peserta untuk sharing dengan pertanyaan “Setelah mempunyai tujuan dan sasaran, bagaimana pengalaman selama ini untuk menyusunnya menjadi suatu pelatihan?”.
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Bahan
Waktu 5 menit
Kertas flipchart, spidol
20 menit
9
www.kinerja.or.id
Bahan Bacaan
sasaran pelatihan. Semua isi dan muatan pelatihan harus mengarah kepada pencapaian tujuan dan sasaran pelatihan. Masing-masing materi harus mempunyai hubungan logis dan langsung untuk
Rencana pembelajaran atau rencana pengajaran menurut Donaldson and Scannell (1986) seccara sederhana merupakan suatu cetak biru pelatihan yang mengidentifikasi lima W dasar (who: siapa, what: apa, where: dimana, when: kapan dan why: mengapa). Jadi hal tersebut mencakup peserta pelatihan (siapa), isi pelatihan (apa), lokasi pelatihan (dimana), pertimbangan waktu yang tersedia (kapan), serta capaian pelatihan (mengapa). Dalam pemilihan format rencana pembelajaran menjadi penting untuk untuk menentukan : 1. Frekuensi penggunaan pengetahuan dan ketrampilan, 2. Kerumitan dalam melaksanakan tugas yang diberikan, 3. Waktu yang tersedia untuk pelajaran, 4. Jumlah peserta pelatihan.
mencapai sasaran dan tujuan. Selain itu masingmasing materi juga mempunyai keterkaitan yang erat sebagai suatu rangkaian dalam mencapai sasaran dan tujuan. Dengan demikian menjadi hal penting untuk merumuskan materi dan muatan dalam urutan yang logis. Rumuskan dan susunlah materi dan muatan (atau bahan pembelajaran) tersebut di atas dalam rangkaian dan urutan yang logis. Hendaknya susuanan materi merupakan rangkaian gerak maju yang logis dari satu pokok materi ke materi berikutnya. Beberapa hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun dan mengembangkan isi atau materi pelatihan adalah: •
(umur, pengalaman, pendidikan, posisi dan lain
Suatu rencana pelajaran yang lengkap harus mencakup kebutuhan ruangan kelas, alat bantu pelatihan, peralatan, alat tulis, buku pengangan dan referensi. Pengaturan rencana pembelajaran perlu mengkoordinasikan kebutuhan waktu, materi
latar belakang peserta pelatihan yang berbeda sebagainya)
•
waktu yang tersedia, dan lingkungan dimana fasilitator harus bekerja
•
kemampuan fasilitator sendiri.
pelatihan, catatan dan penggunaan audiovisual. Informasi akan hal-hak tersebut akan membantu
Capaian/Out Put Materi
proses fasilitasi pelatihan. Jika kita melihat kembali dalam materi penyusunan Penting untuk memilih dan menetapkan isi dan
tujuan dan sasaran pelatihan, maka di posisi paling
muatan (atau bahan) pelatihan yang relevan dan
bawah adalah menyusun capaian/hasil. Capaian/
mempunyai hubungan logis dengan tujuan dan
hasil merupakan hal yang akan dicapai dari
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
47
Rencana Pembelajaran
setiap materi yang disampaikan. Cara dan kriteria
1. Capaian materi akan membantu fasilitator
penyusunan capaian/hasil sama dan mengikuti
menentukan metode dan teknik yang sesuai
penyusunan sasaran pelatihan tentang kejelasan
untuk pencapaian capaian suatu materi.
capaian sikap, pengetahuan dan ketrampilan.
Capaian yang berupa ketrampilan tidak bisa
Namun demikian, berikut ini hal-hal yang harus
tidak harus menggunakan teknik praktek atau
dipertimbangkan dalam menyusun capaian suatu
penugasan.
materi yaitu :
2. Ketersediaan waktu membantu fasilitator untuk memilih teknik atau metode yang paling efektif
1. Ketersediaan waktu untuk setiap materi. 2. Hubungan untuk mendukung pencapaian sasaran pelatihan 3. Hubungan dengan pencapaian materi yang lain.
mencapai capaian materi. 3. Kondisi peserta belajar yang meliputi tingkat kemampuan bahasa, pengalaman bekerja, latar belakang pendidikan, latar belakang pekerjaan dan pengetahuan peserta akan materi yang
Metode Instruksi Dalam situasi kelas orang dewasa, kunci proses belajar adalah suatu lingkungan nyaman – baik fisik dan psikis- dan yang membantu interaksi serta pertukaran pengalaman dan informasi. Orang dewasa membawa banyak pengalaman dari proses perjalanan hidup dan pengalaman kerja diri mereka sebelum pelatihan. Perlu diperhatikan agar fasilitator tidak terjebak dengan memaksimalkan kontrol dengan memberikan materi sebanyak-banyaknya dengan waktu yang sedikit. Pengetahuan baru yang diberikan dalam pelatihan perlu dipadukan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh peserta pelatihan sebelum mengikuti pelatihan. Pengetahuan dan pengalaman peserta pelatihan dapat dilihat dari hasil penjajakan kebutuhan pelatihan.
akan diberikan membantu fasilitator memilih tekik yang efisien membantu peserta mencapai capaian materi. 4. Jumlah peserta pelatihan juga mempengaruhi pemilihan metode atau teknik karena akan berdampak kepada waktu yang dibutuhkan untuk mencapai capaian materi. 5. Ketersediaan peralatan untuk memfasilitasi penting untuk diperhatikan dalam memilih suatu teknik. Termasuk peralatan adalah bentuk dan luasan ruangan pelatihan. 6. Jenis partisipasi yang diinginkan selama pelatihan. Semakin tinggi partisipasi yang diinginkan maka teknik yang dipakai juga hharus yang menjamin semaksimal mungkin semua peserta aktif dalam proses pelatihan. Secara garis besar dalam satu proses interaksi belajar menempuh 4 (empat) phase pokok yang meliputi :
Dalam memilih metode atau teknik maka beberapa hal berikut harus diperhatikan, yaitu :
48
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Metoda Ceramah
Diskusi dalam pelatihan:
Metoda Ceramah seringkali disebut metoda kuliah
○ Diskusi dilakukan dalam suasana santai dan informal
(The Lecture Method) merupakan komunikasi satu arah, penyampaian serangkaian fakta atau informasi
○ Tugas, pertanyaan atau bahan diskusi dibuat secara tertulis.
mengenai bahasan tertentu. Metoda ceramah merupakan metoda yang memberikan penjelasan
○ Sebelum diskusi, fasilitator memberi pengantar
atau memberi deskripsi lisan secara sepihak
atas tugas, capaian serta waktu yang dibutuhkan
tentang suatu materi pembelajaran tertentu.
untuk diskusi. ○ Sebelum diskusi dilaksanakan, ditetapkan dulu
Curah Pendapat (Brainstorming)
siapa ketua dan penulis dalam diskusi. ○ Sediakan ruangan dengan tempat duduk serta perlengkapan yang memadai untuk pelaksanaan
Merupakan proses berbagi ide dan gagasan.
diskusi.
Selama berlangsungnya curah pendapat peserta didorong untuk menghasilkan pendapat, gagasan
Beberapa bentuk diskusi diantaranya adalah:
secepat mungkin tanpa perlu memikirkan nilai dari pada pendapat itu. Hal yang dicari adalah ide sebanyak-banyaknya dan belum kepada kualitas ide.
• Diskusi Kelompok (Group Discussion)
atas suatu permalahan atau topik dengan
Dalam curah pendapat tidak dibenarkan adanya
4-8 peserta. Tujuan diskusi kelompok adalah
kritik ide-ide yang disampaikan agar imajinasi
semakin banya orang untuk aktif berpendapat
berkembang dan berjalan sejauh mungkin. Setelah
dalam proses belajar atau diskus.
dilakukan curah pendapat selesai baru kemudian dilanjutkan dengan tahap analisa terhadap ide-ide tersebut.
Diskusi Kelompok adalah upaya pembahasan
• Diskusi Pleno
Merupakan proses diskusi dengan mengajak semua peserta diskusi untuk mendengarkan
Metoda Diskusi
dan mendiskusikan hasil diskusi di tiap-tiap
Metoda Diskusi merupakan metode dapat
mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok
kelompok. Masing-masing kelompok akan lain akan memberi tanggapan atau masukan
mendorong berpartisipasi aktif peserta untuk
untuk hasil lebih baik lagi.
menyumbangkan pemikiran, gagasan dalam kegiatan diskus. Peserta diskusi diminta untuk mendiskusikan suatu masalah. Beberapa hal yang
• Diskusi Panel
perlu diperhatikan dalam menggunakan Metoda
Diskusi Panel juga dipergunakan untuk membahas suatu permasalahan tertentu dimana
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
49
Rencana Pembelajaran
2 atau 3 orang dari luar atau dari peserta pelatihan itu sendiri diminta untuk menyajikan
• Diskusi "Lingkaran dalam Lingkaran" (Fish Bowl)
sesuatu permasalahan atau pendapatnya tentang sesuatu kemudian seluruh peserta
Para peserta pelatihan dibagi menjadi beberapa
diminta untuk menanggapi dan dan terlibat
kelompok; salah satu kelompok, yang dapat disebut
untuk mendiskusikannya
dengan "kelompok dalam" mendiskusikan suatu masalah tertentu dan "kelompok luar" (kelompok
• Syndicate Group
lainnya) sebagai pendengar. Sebagai contoh,
Suatu kelompok besar dibagi menjadi kelompok
panitia pelaksana (OC) sedangkan kelompok
kecil dengan anggota tidak lebih dari 5 orang. Masing-masing kelompok kecil tersebut melakukan diskusi tertentu, dan tugas ini bersifat sementara. Fasilitator memberikan penjelasan secara umum dan garis besar permasalahan, kemudian tiaptiap kelompok kecil (syndicate) diberi tugas
kelompok dalam dapat merupakan kelompok luarnya adalah "Kelompok Panitia Pengarah" (SC) yang tugasnya mendengarkan, menganalisis serta menterjemahkan apa yang dibahas, didiskusikan dan dibicarakan menjadi tindak tindakan nyata.
• Role Play (Bermain Peran)
mempelajari suatu praktek tertentu yang berbeda dengan kelompok kecil lainnya. Jika memungkinkan
Peserta pelatihan diminta untuk melakukan peran
fasilitator menyediakan referensi. Setelah kelompok
tertentu dan menyajikan "permainan peran"
bekerja sendiri-sendiri, kemudian masing-masing
dan melakukan "dialog-dialog" tertentu yang
kelompok menyajikan hasil diskusinya dalam sidang
menekankan pada karakter, sifat atau sikap
pleno untuk dibahas lebih jauh.
yang perlu dianalisa. Bermain peran haruslah mengungkapkan suatu masalah atau kondisi
• Kelompok Dengung (Buzz Group) Peserta dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (2-3) orang untuk mendiskusikan "sesuatu topik" terlepas dari bantuan fasilitator (yang bahkan meninggalkan tempat pertemuan). Tempat duduk diatur sedemikian rupa hingga peserta dapat berhadap muka. Teknik ini memberikan kesempatan kepada individu-individu untuk menguji dan memperdalam pemikiran-pemikirannya atau mempertajam suatu upaya pemecahan masalah dan mendapatkan kepercayaan dirinya sendiri.
50
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
nyata yang akan dipergunakan bahan diskusi atau pembahasan materi tertentu. Dengan demikian, setelah selesai melakukan peran, langkah penting adalah analisis dari bermain peran tersebut. Para pemain diminta untuk mengemukakan peran dan perasaan mereka tentang peran yang dimainkan, demikian pula dengan peserta yang lain. Untuk itu fasilitator harus mempersiapkan skenario dan cerita tertentu dan mempersiapkan "peserta" yang akan memerankan peran tertentu tersebut, serta kelengkapan lain sebagai bahan analisis yang diperlukan.
www.kinerja.or.id
• Simulasi Simulasi berarti meniru perbuatan yang bersifat pura-pura atau tidak dalam kondisi sesungguhnya. Tujuan simulasi mengkondisikan peserta menjalani proses dalam kondisi mirip seperti kondisi lapangan. Misalkan saja melakukan "simulasi penyuluhan TB".
• Demonstrasi Merupakan suatu metoda yang digunakan untuk memperagakan atau menggambarkan suatu proses.
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
51
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation Hari Ke-1
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
53
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
Hari Ke-1
Pembelajaran Orang Dewasa
Tujuan Pembelajaran Peserta memahami pengertian dan proses Pembelajaran Orang Dewasa (Andragogy)
Pokok Bahasan •
Penjabaran materi modul diawali dengan pemaparan tentang pentingnya Kantung Persalinan, ........
Membahas pengertian Pembelajaran untuk Orang Dewasa (Andragogy);
Metode •
Penyampaian materi tentang pengertian Pembelajaran Orang Dewasa (Andragogy);
•
Mengapa Andragogy, dan apa bedanya dengan Pedagogy;
•
Bagaimana ciri-cirinya, proses pembelajaran, dan contoh penerapannya.
Alat dan Bahan
54
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
•
Bahan presentasi (.ppt)
•
Bahan tulisan (text)
•
Form latihan
www.kinerja.or.id
Waktu •
1 sesi = 90 menit
PEMBELAJARAN ORANG DEWASA (Hari ke-1)
Proses Fasilitasi PROSES BELAJAR •
Pengantar pembuka
•
Penyajian bahan presentasi dan diskusi untuk pemahaman
•
Latihan individual, latihan kelompok
•
Diskusi penutup.
Proses Belajar merupakan proses perubahan,baik menetap atau relatif, menyangkut perilaku seseorang sebagai akibat pengalaman hidup, atau pengalaman dalam proses pelatihan yang diterapkan. Proses ini dapat dikenali sejak seseorang dilahirkan dan berlangsung terus-
•
Bahan Presentasi dan Penjelasan Bahan presentasi (.ppt) tentang Pembelajaran Orang Dewasa (Andragogy);
•
Bahan tulisan (text) tentang Pembelajaran Orang Dewasa (Andragogy) l;
menerus sepanjang hidupnya,dan mencakup hampir seluruh aspek kehidupannya.
ANEKA PROSES BELAJAR Ada beberapa proses belajar, kalau dikenali akan memudahkan seseorang untuk meningkatkan efektifivitasnya, yaitu: proses asosiasi, dan proses
Lampiran-Lampiran
pengondisian,
1. Asosiasi • •
Bahan presentasi (.ppt) tentang Pembelajaran Orang Dewasa (Andragogy);
Proses belajar ini terjadi melaluiterjadinya asosiasi
Bahan tulisan (text) tentang Pembelajaran
antara dua kejadian dalam pikiran manusia yang
Orang Dewasa (Andragogy) l;
mencerminkan kejadian-kejadian yang ada di sekitar. Proses belajar melalui asosiasi ini hampir mendasari semua proses belajar.
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
55
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
Contoh sederhana proses belajar melalui asosiasi
Reaksi spontan tertanam, tercipta setelah ia melalui
ini ialah saat seorang bayi merasa lapar. Ia segera
proses pengkondisian, yaitu secara berulang-ulang
menangis. Mendengar tangisan itu ibunya datang
diberi stimulus tertentu, serta mendapatkan “hasil
memberi makan. Suatu kejadian spontan yang
positif” tertentu yang relatif konsisten atas respons
segera mendapat respons. Karena kejadian
tersebut. Atau sebaliknya, yaitu mendapatkan "hasil
berulang, maka si bayi belajar melalui proses
negatif" dari respons tersebut.
asosiasi, yaitu hubungan asosiatif antara “lapar menangis mendapat makanan”. Dengan asosiasi
Beberapa pola yang dapat diterapkan untuk proses
ini, si bayi belajarkalau lapar, dia tinggal menangis
belajar melalui pengkondisian ini, antara lain melalui:
saja, makanan akan datang.
a. Penghilangan (extinction) Silahkan pembaca/peserta menghubungkan situasi yang dijumpainya dengan tindakan-tindakan
Yaitubila secara berulang-ulang orang tidak
tertentu. Misalnya: setiap menjelang bulan puasa
mendapatkan “hasil positif”, maka respons
(Ramadhan), permintaan akan bahan makanan
yang timbul makin berkurang dan dapat hilang
meningkat, harga naik. Maka oang yang belajar
sama sekali. (misal: jika seseorang mengikuti
akan belanja jauh hari, pedagang menimbun barang
antrian tidak dipedulikan oleh petugas loket,
yang tahan lama.
malah penyerobot terus dilayani, maka dia akan meninggalkan kebiasaan mengantri yang telah
Contoh sederhana lainnya: peserta dari daerah
dipelajari dari orang tua atau sekolah dulu).
biasanya ingin menceritakan pengalaman dan prestasinya, kalau tidak diberi kesempatan mereka akan resah, banyak protes kalau diberi teori. Maka fasilitator yang belajar akan memberi kesempatan
b. Penguatan (reinforcement)
Untuk mengembalikan apa yang sudah mulai
mereka mengungkapkan pengalamannya, sebelum
mengalami proses penghilangan, maka dapat
memberikan materi dan konsep baru. Peserta
dilakukan penguatan lagi dengan menegaskan
pun akan belajar, bahwa diundang pelatihan atau
“hasil positif” atas respons positif yang
lokakarya berarti presentasi karya mereka.
dikehendaki. Termasuk dalam hal ini memberi pujian, apresiasi bagi mereka yang berprestasi atau mengikuti aturan main tertentu.Kalau di
2. Pengondisian (conditioning)
kelas tentunya "sistem penilaian siswa" akan menentukan.
Proses belajar selanjutnya ialah “pengondisian”. Proses belajar melalui pengondisian ini prinsipnya menyangkut: "menanamkan" respons spontan atas stimulus tertentu.
56
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Contoh di masyarakat: banyak hotel, restoran cepat saji (fast-food) yang memajang foto
www.kinerja.or.id
"karyawan berprestasi" minggu ini. Inovasi ini
stimulus. Yaitu bila beberapa stimulus juga
menanamkan kebiasaan kinerja baik karyawan.
mendapatkan respons yang sama. Contohya: fasilitator/pelatih baiasanya melihat jika diberikan stimulus macam-macam, biasanya peserta
c. Pemulihan spontan (spontaneous recovery)
yang baik, cerdas akan memberikan respons yang konsisten tepat, sehingga fasilitator/
Jika "pelajaran" yang tertanam sudah baik,
pelatih cenderung secara umum menilai peserta
menetap, maka meskipun terjadi degradasi,
tersebut akan selalu baik prestasinya.
dalam banyak kasus terjadi pemulihan spontan dari hasil pengondisian setelah ada jeda/istirahat
Dalam pelatihan, pengkondisian diwujudkan
beberapa saat. Tentunya akan lebih baik kalau
dalam bentuk memberikan penjelasan
secara periodik dilakukan penyegaran.
serta latihan yang berulang-ulang serta ada tanggapan positif/mendukung dari instruktur
d. Generalisasi stimulus (stimulus generalization)
atau fasilitatornya.
Dalam praktik, proses pengondisian dampaknyabisa luas, jika terjadi generalisasi
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
57
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES BELAJAR
2. Metode Belajar Setidaknya ada dua metode pengajaran: searah, dan interaktif. Metode belajar searah, dimana pelatih/instruktur menyampaikan, mengajarkan
1. Motivasi
materi, dan peserta mengikuti pelajaran atau instruksi dari pengajar.
Asosiasi dalam proses belajar umumnya terbentuk bila orang tersebut mempunyai kebutuhan, atau
Metode belajar interaktif, atau partisipatif,
termotivasi. Motivasi selain mempercepat proses
dimana peserta terlibat aktif untuk merancang,
belajar juga meningkatkan variabilitas perilaku.
melaksanakan proses belajar, dan tindak lanjutnya. (Mengenai pendekatan yang berbasis andragogy ini
Dalam hal ini, penghargaan (reward) dan sanksi
akan dibahas pada sub-bab berikutnya).
(punishment) dalam bentuk yang lebih halus masih sering efektif digunakan dalam mempercepat proses belajar.
58
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
3. Bahan yang sistematis Materipelajaran yang tersusun sistematis,
PEMBELAJARAN ORANG DEWASA (ANDRAGOGI)
terstruktur, berurutan dan sederhana akan semakin
Pembelajaran bagi orang dewasa tentu berbeda
mempercepat proses belajar, dibanding materi
dengan proses pembelajaran pada siswa di sekolah
pelajaran yang merupakan tumpukan bahan
ataupun di kampus. Pembelajaran di sekolah titik
yang banyak tetapi tidak jelas urutan dan struktur
beratnya ialah menyampaikan pengetahuan dan
bahasannya.
keterampilan dengan asumsi siswa belum tahu Sementara itu, pembelajaran bagi orang dewasa asumsinya peserta sudah punya bekal pengetahuan, keterampilan dan pengalaman tertentu. Lebih jelasnya dapat dilihat perbedaan dua pendekatan ini sebagaimana Tabel di bawah ini.
Tabel Perbandingan Pedagogi vs Andragogi PEDAGOGI
ANDRAGOGI
(Berpusat pada Pengajar)
(Berpusat pada Pemelajar)
Pemelajar tergantung (dependent)
Pemelajar independen, dorongan oleh diri sendiri
Pemelajar dimotivasi faktor luar (misal kenaikan gaji/ pangkat, kompetisi)
Pemelajar termotivasi oleh dirinya sendiri (ingin menguasai kemampuan baru)
Lingkungan belajar formal, berciri kompetisi, penilaian
Lingkungan pemelajaran lebih informal, berciri kerjasama, saling menghargai, saling berbagi
Perencanaan dan asesmen dilakukan oleh Pengajar
Perencanaan dan asesmen dilakukan oleh bersama (Pengajar dan peserta)
Pengajaran bercirikan penyampaian materi (kuliah, tugas)
Pengajaran bercirikan pengkajian, eksperimen, studi mandiri
Evaluasi dilaksanakan dengan metode eksternal (test, kuis (quiz), dst)
Evaluasi diri
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
59
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
Dari sisi lain beda antara pedagogi dan andragogi ini bisa dilihat dari sisi: "mengarahkan" atau "memfasilitasi". ANTARA PEMBELAJARAN: DIARAHKAN vs DIFASILITASI DIARAHKAN
…
Dicirikan dengan kuliah/ceramah, menghafal, tanya-jawab, feedback langsung.
Dicirikan dengan diskusi yang didampingi fasilitator, kerja kelompok, pemecahan persoalan.
Dicirikan dengan kegiatan independen, diskusi sesama peserta, berpikir kritis.
Pengajar bertanggungjawab penuh dalam merumuskan tujuan dan asesmen keterampilan yang dibutuhkan peserta.
Pengajar dan Pemelajar bernegoisasi untuk menetapkan tujuan pemelajaran.
Pengajar berperan sebagai nara-sumber, supervisi, fasilitasi kegiatan, Pemelajar menyusun tujuan pemelajaran dengan sedikit dampingan fasilitator.
Pemelajar butuh BIMBINGAN PENUH karena mereka belum menguasai ketrampilan, pengetahuan tersebut, dan kurang percaya diri untuk mempelajarinya.
Pemelajar butuh BIMBINGAN SEDANG, karena mereka setidaknya punya bekal awal untuk mempelajari ketrampilan/ pengetahuan tersebut, dan kepercaya diri.
Pemelajar hanya butuh BIMBINGAN MINIMAL, karena sebetulnya sudah menguasai sebagian ketrampilan/ pengetahuan tersebut, dan percaya diri dalam mempelajarinya.
Tantangan pembelajaran orang dewasa:
Kapan desain untuk dewasa dipertimbangkan:
•
Melepas pengetahuan lama (yang tak relevan
•
APA MANFAATNYA BAGIKU?
lagi)
•
Mengapa orang dewasa ingin belajar?
Menyesuaikan diri dengan format kelas
•
Orang dewasa butuh belajar dari pengalaman,
•
sekarang •
Ketidakmampuan untuk fokus pada topik-topik
menolak pendekatan yang terlalu teoritis •
beragam •
Keterampilan berpikir dan belajar dengan cara
•
Tujuan yang tidak realistis
•
Keterbatasan waktu, komitmen
•
Rendahnya self-esteem.
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Akan lebih mengena pendekatan dengan topik “pemecahan masalah”;
•
barunya terbatas
60
DIFASILITASI
Ulangi penekanan relevansi topik dengan permasalahan “dunia nyata”;
•
Libatkan peserta dewasa dalam perencanaan, pemelajaran, dan evaluasi dari ide-ide.
www.kinerja.or.id
Bahan Presentasi
PENYUSUNAN KURIKULUM KINERJA Risfan Munir
1
Syllabus ToT: Curriculum Development and Effective Facilitation 10.30 – 12.00
Pembelajaran Orang Dewasa
12.00 – 13.30
ISHOMA
Risfan Munir
13.30 – 15.00
Analisis Kebutuhan Pelatihan
15.00 – 15.30
Rehat Kopi
15.30 – 17.00
Analisis Kebutuhan Pelatihan (Lanjutan)
Risfan Munir
08.30 – 10.00
Keterampilan Komunikasi Interpersonal
Doni A. Baruno
10.00 – 10.30
Rehat Kopi
10.30 – 12.00
Mengelola Dinamika Kelompok
12.00 – 13.30
ISHOMA
13.30 – 15.00
Menyiapkan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan
15.00 – 15.30
Rehat Kopi
15.30 – 17.00
Model Evaluasi Fasilitasi/Pelatihan
17.00 – 17.30
Penutupan
Risfan Munir
Day #4
www.kinerja.or.id
Doni A. Baruno Risfan Munir Agus Priyo
2
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
61
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
PEMBELAJARAN ORANG DEWASA (Hari ke-1)
3
PENGERTIAN BELAJAR • Suatu PROSES … • Yang berlangsung secara BERTAHAP (selangkah demi selangkah) • Dan, BERULANG-ULANG • Sehingga menimbulkan PERUBAHAN (pengetahuan, keterampilan, perilaku kerja) • Yang bersifat MENETAP/berkelanjutan 4
62
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
PROSES BELAJAR KEBUTUHAN
STIMULUS
PEMANTAPAN
RESPONS 5
PEMELAJARAN ORANG DEWASA (ANDRAGOGI) PEDAGOGI (Berpusat pada Pengajar)
www.kinerja.or.id
ANDRAGOGY (Berpusat pada Pemelajar)
Pemelajar tergantung (dependent)
Pemelajar independen, dorongan oleh diri sendiri
Pemelajar dimotivasi faktor luar (misal kenaikan gaji/pangkat, kompetisi)
Pemelajar termotivasi oleh dirinya sendiri (ingin menguasai kemampuan baru)
Lingkungan belajar formal, berciri kompetisi, penilaian
Lingkungan pemelajaran lebih informal, berciri kerjasama, saling menghargai, saling berbagi
Perencanaan dan asesmen dilakukan oleh Pengajar
Perencanaan dan asesmen dilakukan oleh bersama (Pengajar dan peserta)
Pengajaran bercirikan penyampaian materi (kuliah, tugas)
Pengajaran bercirikan pengkajian, eksperimen, studi mandiri
Evaluasi dilaksanakan dengan metode eksternal (test, kuis (quiz), dst)
Evaluasi diri 6
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
63
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
PEMELAJARAN ORANG DEWASA (ANDRAGOGI) DIARAHKAN
DIFASILITASI
Dicirikan dgn kuliah/ ceramah, menghafal, tanya-jawab, feedback langsung.
Dicirikan dgn diskusi yang didampingi fasilitator, kerja kelompok, pemecahan persoalan.
Dicirikan dgn kegiatan independen, diskusi sesama peserta, berpikir kritis.
Pengajar bertanggung-jawab penuh dalam merumuskan tujuan dan asesmen keterampilan yang dibutuhkan peserta.
Pengajar dan Pemelajar bernegoisasi untuk menetapkan tujuan pemelajaran.
Pengajar berperan sebagai narasumber, supervisi, fasilitasi kegiatan Pemelajar menyusun tujuan pemelajaran dengan sedikit dampingan fasilitator.
Pemelajar butuh BIMBINGAN PENUH karena mereka belum menguasai ketrampilan, pengetahuan tsb, dan kurang percaya diri untuk mempalajarinya.
Pemelajar butuh BIMBINGAN SEDANG, karena mereka setidaknya punya bekal awal untuk mempelajari ketrampilan/ pengetahuan tsb, dan kepercaya diri.
Pemelajar hanya butuh BIMBINGAN MINIMAL, krn sebetulnya sudah menguasai sebagian ketrampilan/ pengetahuan tsb, dan percaya diri dlm mempelajarinya.
7
Facili-training Rainbow SOCRATIC DIRECTION
Jml. Interaksi dg Trainee
HIGH
TEACHING Sasaran: Sikap atau Pengetahuan
BRAINSTORMING
HIGH
Ketersediaan Waktu Tkt. Pengetahuan Facilitator Skill
DEMONSTRATING LOW
PROCESS MONITORING
LOW
64
(Tanyakan – Formulasikan)
FACILITATING DISCUSSION
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
PRESENTING Jml. Transfer of Content
HIGH
8
www.kinerja.or.id
TANTANGAN PEMELAJARAN ORANG DEWASA •
Melepas pengetahuan lama (yang tak relevan lagi)
•
Menyesuaikan diri dengan format kelas sekarang
•
Ketidak-mampuan untuk fokus pada topik-topik beragam
•
Keterampilan berpikir dan belajar dengan cara barunya terbatas
•
Tujuan yang tidak realistis
•
Keterbatasan waktu, komitmen
• Rendahnya self-esteem 9
KAPAN DESAIN UNTUK DEWASA DIPERTIMBANGKAN • APA MANFAATNYA BAGIKU? • Mengapa orang dewasa ingin belajar? • Orang dewasa butuh belajar dari pengalaman, menolak pendekatan yang terlalu teoritis; • Akan lebih mengena pendekatan dengan topik “pemecahan masalah”; • Ulangi penekanan relevansi topik dengan permasalahan “dunia nyata”; • Libatkan peserta dewasa dalam perencanaan, pemelajaran, dan evaluasi dari ide-ide. 10
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
65
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
Hari Ke-1
Analisis Kebutuhan Pelatihan
Tujuan Pembelajaran Peserta memahami Analisis Kebutuhan Pelatihan/ Fasilitasi: pengertian, lingkup, pendekatan dan prosesnya.
Pokok Bahasan •
Membahas pengertian, lingkup, pendekatan dan proses Analisis Kebutuhan Pelatihan/ Fasilitasi.
Membahas pengertian, lingkup, pendekatan dan proses Analisis Kebutuhan Pelatihan/Fasilitasi.
Metode •
Penyampaian pengertian, lingkup, pendekatan dan proses Analisis Kebutuhan Pelatihan/ Fasilitasi;
•
Latihan menyusun Analisis Kebutuhan Pelatihan/Fasilitasi.
Alat dan Bahan
66
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
•
Bahan presentasi (.ppt)
•
Bahan tulisan (text)
•
Form latihan
www.kinerja.or.id
Waktu •
2 sesi = 2 x 90 menit
Proses Fasilitasi •
Pengantar pembuka
•
Penyajian bahan presentasi dan diskusi untuk
ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN (Hari ke-1) KEBUTUHAN PELATIHAN
pemahaman
Identifikasi kebutuhan pelatihan bertujuan untuk
•
Latihan individual, latihan kelompok
mengkaji adanya kebutuhan, karena adanya
•
Diskusi penutup.
"kesenjangan" (gap) pengetahuan, keterampilan, dan sikap pada individu-individu dikaitkan dengan
Bahan Presentasi dan Penjelasan
tuntutan fungsi atau jabatannya. Fasilitasi atau pelatihan akan efektif hanya jika prosesnya mengisi kebutuhan pelatihan yang
• •
Bahan presentasi (.ppt) tentang Analisis
benar. Sekali lagi kebutuhan itu disebabkan adanya
Kebutuhan Pelatihan/Fasilitasi;
kesejnangan atau kekurangan pengetahuan,
Bahan tulisan (text) tentang Analisis Kebutuhan
keterampilan atau sikap.Tentunya masing-masing
Pelatihan/Fasilitasi;
dengan kadar yang bervariasi.
Lampiran-Lampiran •
Bahan presentasi (.ppt) tentang Analisis Kebutuhan Pelatihan/Fasilitasi
•
Bahan tulisan (text) tentang Analisis Kebutuhan Pelatihan/Fasilitasi
Beberapa tujuan dalam mengisi kesenjangan kebutuhan fasilitasi/pelatihan ini antara lain:
1. Untuk memenuhi tuntutan kebutuhan peran tertentu (misal: Fasilitator) Dalam meningkatkan efektivitas suatu program pemberdayaan masyarakat dibutuhkan peran
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
67
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
fasilitator yang sesuai kualitas dan jumlahnya.
Sebagai contoh: pada Era Orde Baru, umumnya
Dalam organisasi, peningkatan kinerja organisasi
praktik hubungan dengan masyarakat bersifat
sering dibutuhkan fungsi atau jabatan tertentu yang
satu arah (instruksi, sosialisasi). Sedang pada Era
baru.
Reformasi, pendekatan partisipatif dan dialogis menjadi keharusan. Sehingga dibutuhkan pelatihan
Jika fungsi/jabatan tersebut akan diisi oleh staf di
fasilitator yang berbeda.
dalam organisasi sendiri, maka dibutuhkan pelatihan yang sesuai dengan bidang keahlian bagi fungsi
Begitu pula perkembangan pesat dalam teknologi
atau jabatan tersebut.
informasi, mendorong perubahan cepat pula dalam pemanfaatan open-source, on-line media,
2. Untuk memenuhi tututan jabatan sekarang Kebutuhan untuk memenuhi "kesenjangan" dapatdiidentifikasi dari penilaian kinerja (performance) para manajer atau keahlian saat ini, apakah sudah sesuai dengan standar kinerja yang dituntut untuk posisi tersebut. Kesenjangan ini menjadi tujuan dari prosesfasilitasi/pelatihan.
3. Untuk memenuhi tuntutan perubahan Terjadinya aneka perubahan yang cepat, baik internal organisasi (restrukturisasi, perampingan), ataupun eksternal organisasi (perubahan teknologi, pasar, fokus bisnis perusahaan) tentu memerlukan adanya pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baru. Perubahan selaluperlu mengantisipasi perubahan yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berbeda.
media sosial, dengan sendirinya membutuhkan penguasaan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang sesuai. Pada era (pasca) reformasi ini, dalam dunia pergerakan sosial belakangan muncul modelwirausaha sosial (social-enterprise), mau tak mau tren ini perlu diantisipasi oleh pelaku lembaga swadaya masyarakat, karena cara pandangan masyarakat dan donor juga ikut berubah.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN Kajian kebutuhan fasilitasi/pelatihan merupakan upaya mengumpulkan dan menganalisis gejalagejala dan informasiuntuk mengenali adanya "kesenjangan" pengetahuan, keterampilan, dan sikap pada individu-individu yang (akan) memegang fungsi atau jabatan dalam organisasi. Identifikasi kebutuhan pelatihan dapat dilakukan dengan beberapa cara, a.l.:
68
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
1. Rencana jangka menengah/ panjang organisasi Rencana jangka menengah/panjang organisasi umumnya memasukkan Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia. Isinya antara lain tentu antisipasi perubahan-perubahan yang akan terjadi, dan bagaimana organisasi akan meresponsnya. Dengan sendirinya akan diidentifikasi "kesenjangan" pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam memenuhi kebutuhan misi dan strategi organisasi dalam jangka menengah/panjang.
dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang telah dikuasai pemegang jabatan tersebut saat ini.
4. Analisis Penilaian Prestasi Penilaian kinerja yang dilakukan secara periodik juga dapat menunjukkan "kesenjangan" antara "capaian kinerja" seorang staf atau pemegang jabatan dengan "standar kinerja" yang telah ditentukan atau disepakati sebelumnya. Begitu pula jika karyawan tersebut akan dipromosikan untuk menduduki jabatan lain atau jenjang lebih tinggi di atasnya.
2. Analisis Masalah Masalah yang dihadapi organisasi secara umum
SUMBER INFORMASI
dibedakanatas dua masalah pokok: masalah menyangkut sistem, yang menyangkut manusia.
Ada berbagai informasi yang dapat digali untuk
Masalah yang menyangkut manusia umumnya
mengidentifikasi kebutuhan pelatihan, antara lain:
berimplikasi pada kebutuhan pelatihan. Contohnya, jika organisasi menghadapi permasalahan
1 Melakukan diskusi kelompok;
penurunan permintaan, maka otomatis yang
2 Pengamatan di tempat (on the spot);
dipikirkan misalnya kebutuhan peningkatan
3 Mengumpulkan permintaan pelatihan dari para
keterampilan dan sikap dalam pemasaran, atau peningkatan kepuasan pelanggan.
manajer dan staf senior 4 Melakukan wawancara langsung, yaitu: kepada target peserta, atasannya, atau bawahannya;
3. Analisis Uraian Jabatan
5 Menyebar kuesioner; 6 Melakukan test tertulis.
Setelah mempelajari struktur organisasi dan
Sebetulnya asesmen ini lebih mudah dilakukan jika
pembagian tugas, akan dipelajari "uraian jabatan"
organisasi mempunyai Rencana Pengembangan
(job description). Dari analisis uraian kerja ini akan
Sumber Daya Manusia, atau setidaknya rencana
dapat dilihat "kesenjangan" antara uraian jabatan
pengisian posisi-posisi dengan individu sesuai kebutuhan kompetensinya.
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
69
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
JENIS KEBUTUHAN PELATIHAN
keterampilan dalam situasi kompleks secara
Pada sisi lain, dapat dikatakan bahwa setiap
mobil di jalan umum tanpa bimbingan).
tepat, mudah, tanpa ragu (mengemudikan
kegiatan pelatihan pada dasarnya juga diharapkan untuk menghasilkan perubahan tingkah laku pada
(2) Afektif (sikap, nilai, perasaan), mencakup sikap,
orang yang dilatih. Perubahan tingkah laku ini dapat
nilai, cara pandang, persepsi. Sasaran pelatihan
berupa "bertambahnya pengetahuan, keterampilan",
kategori ini adalah membuat orang mempunyai
dan/atau "berubahnya sikap". Terkait itu sasaran
sikap tertentu.
pelatihan dapat dikategorikan kepada perubahan/ perkembangan tingkah-laku, yang terdiri dari: (1) Psiko-motorik (keterampilan); (2) Afektif (sikap,
Belajar dalam kategori afektif ini dapat dikategorikan dalam 5 tingkatan, yaitu:
nilai,perasaan); (3) Kognitif (pengetahuan). a. menerima dan memerhatikan, ialah sadar (1) Psiko-motorik (keterampilan), menyangkut pengendalian otot-otot sehingga orang dapat melakukan gerakan-gerakan yang tepat.
dan bersedia menerima serta memerhatikan masukan-masukan, b. memberikan respons, yaitu bersedia
Sasaran pelatihan untuk kategori ini untuk
memberikan respons atas permintaan yang
membuat peserta mempunyai keterampilan
kemudia berkembang menjadi respons
fisik tertentu.
secara aktif,
a. Minat, terbangkitkan minatnya untuk
c. menghargai, menerima dan senang
mempelajari atau meningkatkan
terhadap masukan atau nilai yang baru
keterampilan tersebut (misal:
dikenalkan,
mengemudikan mobil) b. Serial keterampilan dasar, mengajarkan,
d. mengorganisasi, mengembangkan sistem nilai dalam diri dan membuat
melayih keterampilan langkah demi langkah
rencana mengenai suatu masalah dengan
(misal: langkah muju, mudur, parkir)
menggunakan nilai-nilai itu,
c. Respons dengan dampingan, latihan untuk
e. karakter, mengembangkan kode etik atau
menerapkan, memberikan respons secara
falsafah, yang ditunjukkan dengan tingkah
terbatas, dengan bimbingan (nyetir mobil di
laku yang konsisten, sehingga dapat dikenali
jalan sepi, didampingi instruktur)
sebagai ciri-ciri dari orang itu.
d. Mekanistik, tumbuhnya respons yang tepat dan menetap (kian terbiasa di jalan umum, dengan dampingan) e. Respons yang kompleks, peserta dapat memberikan respons atau menerapkan
70
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
(3) Kognitif (pengetahuan), mencakup proses intelektual seperti mengingat, memahami, menganalisis, dan sejenisnya. Sasaran pelatihan kategori ini untuk membuat peserta
www.kinerja.or.id
mempunyai pengetahuan dan kemampuan berpikir (intelektual).
e. sintesis, menyusun struktur dan pola dari komponen-komponen yang ditemukan dari sumber yang berbeda,
Belajar dalam kategori kognitif, intelektual, ada beberapa tingkatan:
f. evaluasi, dengan pengetahuannya mampu menilai dan mengambil keputusan.
a. pengetahuan, mengenali dan dapat mengingat kembali (hafal) fakta, definisi, simbol, langkahlangkah dalam suatu proses, b. pengertian atau pemahaman, c. aplikasi, mampu secara sederhana menggunakan/mengaplikasikan hal-hal yang dipelajarinya, d. analitis,dapat menguraikan, menjabarkan suatu pengetahuan/sistem dalam komponenkomponennya,
TAHAP
PSIKO-MOTORIK
AFEKTIF
KOGNITIF
Tahap-1
Minat
Menerima
Pengetahuan
Tahap-2
Seri keterampilan
Merespons
Pemahaman
Tahap-3
Respons (didampingi)
Menghargai
Aplikasi
Tahap-4
Mekanistik
Mengorganisasi
Analistis & Sintesis
Tahap-5
Respons (kompleks)
Menjadi karakter
Evaluasi
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
71
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
SASARAN PELATIHAN YANG EFEKTIF
Dengan sendirinya sasaran pelatihan yang efektif haruslah mencerminkan hasil yang akan dicapai oleh peserta setelah mengikuti pelatihan, sesuai
Berbagai perspektif kebutuhan pelatihan/fasilitasi
dengan sasaran yang disepakati, selanjutnya
di atas tentunya harus difokuskan untuk mencapai
peserta dapat menerapkannya di tempat kerjanya.
"sasaran", yaitu apa yang diharapkan dikuasai oleh peserta. Secara umum suatu pelatihan dilakukan
Oleh karena itu, kriteria yang perlu dipenuhi dalam
agar setelah mengikuti pelatihan peserta dapat:
merumuskan sasaran pelatihan paling tidak perlu mencakup:
•
melakukan suatu keterampilan tertentu,
•
menguasai pengetahuan pada tingkatan lebih
mngikuti fasilitasi/pelatihan;
tinggi, •
1. APA yang dapat dicapai oleh peserta sesudah
menguasai atau memiliki sikap yang sesuai untuk fungsi/jabatan yang dituju.
2. Dalam KONDISI bagaimana peserta dapat mencapai kinerja yang diharapkan dengan baik; 3. STANDAR atau indikator kinerja apa saja yang menunjukkan hasil yang baik atau memenuhi syarat.
Contoh: Apa
Peserta dapat menyusun rencana pelatihan
Kondisi
Dengan anggaran yang terbatas, secara partisipatif (banyaknya perbedaan pendapat)
Standar
72
Sesuai dengan format dan analisis biaya yang ditetapkan donor.
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Lampiran berikut ini adalah Formulir Analisis Pekerjaan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis kebutuhan pelatihan: Contoh: FORMULIR ANALISIS PEKERJAAN (Untuk Analisis Kebutuhan Pelatihan) Nama Jabatan: .... Tugas-tugas Pokok: ...
Pengetahuan yang dibutuhkan (apa yang harus diketahui dan dipahami oleh pemegang jabatan/fungsi: a. ..... b. ..... c. ..... Keterampilan yang harus dikuasai (apa yang harus bisa dilakukan dan ditunjukkan oleh staf atau pemegang jabatan ini) : a. .... b. .... c. .... Perilaku, sikap yang dibutuhkan (bagaimana staf atau pemegang jabatan ini harus bisa bersikap dalam melakukan pekerjaannya misal: harus mampu mendengarkan pendapat peserta, masyarakat, dst) a. ..... b. ..... c. .....
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
73
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
Bahan Presentasi
ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN (Hari ke-1)
11
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELATIHAN • Bertujuan untuk mengidentifikasi “pengetahuan, keterampilan, dan perilaku kerja” yang dibutuhkan individu, kelompok, organisasi, untuk meningkatkan KINERJA.
12
74
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
EMPAT JENIS KEBUTUHAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN ORGANISASI IDENTIFIKASI KEBUTUHAN LINGKUNGAN YG MENDUKUNG KINERJA
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN KINERJA SETIAP JABATAN
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELATIHAN SETIAP JABATAN/ INDIVIDU
13
TARGET PROSES PEMBELAJARAN PENGETAHUAN
KETRAMPILAN
SIKAP
PERUBAHAN DI TKT ORGANISASI HIGHEST IMPACT
ORGANISASI
TIM
INDIVIDU
www.kinerja.or.id
LOWEST IMPACT
14
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
75
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
THE STAIRWAY OF LEARNING “People Don’t Know What They Don’t Know”
#5
High Level Consistent Performance
Orang Dewasa merasa comfort, penuh, pintar menolak hal baru
#4
Unconscious Competence #3
Conscious Competence #2
Conscious
Attitude
Knowledge
Incompetence
Initial skills development
#1
Unconscious Incompetence
Awareness
Open to Feedback
Ability
New Habits of Performance
Practice
Practice
Practice
Mastery Attitude
Skills Knowledge
Awareness
INTERVENSI
“You don’t know what you don’t know.”
Source : Jim Mckinley, Partner, Centre for Strategic Management
15
KEBUTUHAN ORGANISASI & KEBUTUHAN KINERJA KEBUTUHAN ORGANISASI: • SASARAN yang ingin dicapai suatu Organisasi, atau Unit kerja • Umumnya diawali dengan PELUANG, atau TANTANGAN (problem) • Contoh: … KEBUTUHAN KINERJA: • PRESTASI, kinerja yang dituntut dari seseorang/jabatan dalam melaksanakan perkerjaan/fungsi-nya, agar dapat mendukung tercapainya sasaran organisasi • Contoh: …
76
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
16
www.kinerja.or.id
KEBUTUHAN PELATIHAN •
PENGETAHUAN, KETERAMPILAN, dan SIKAP yang harus dimiliki oleh seseorang (pemangku jabatan, staf, karyawan) agar dapat BERPRESTASI dalam melaksanakan pekerjaannya (kebutuhan Kinerja)
17
Contoh PENGETAHUAN, KETERAMPILAN, SIKAP • PENGETAHUAN - Kemampuan memahami dan menjelaskan dengan benar: Definisi, Prosedur, Argumen/alasan (mengapa?) • KETERAMPILAN - Kemampuan melakukan (mengajar, mengemudikan, …) secara mandiri • SIKAP - Kesadaran (untuk menerima sesuatu) - Kemampuan menerima, menggunakan “Cara Pandang yang Baru” (mindset) - Kemampuan bersikap dengan kesadaran/mindset baru 18
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
77
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
Contoh KEBUTUHAN P-K-S POSISI
MANAJER OPERASI
PENGETAHUAN
• Mengerti dan mampu menjelaskan urutan pekerjaan dan alasannya mengapa harus berurut
KETERAMPILAN
• Mampu menghitung efisiensi penggunaan sumberdaya • Mampu menilai kemampuan tiap anakbuah dan membagi tugas
SIKAP
FASILITATOR
• Konsisten dalam menjalankan SOP • Fokus pada kinerja Tim 19
KEBUTUHAN LINGKUNGAN KERJA • Sistem dan prosedur, perangkat kerja, pendampingan – yang harus tersedia, terpasang di tempat kerja, supaya seseorang dapat berprestasi dalam melaksanakan pekerjaannya, dan memenuhi kinerja yang diharapkan.
20
78
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation Hari Ke-3
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
79
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
Hari Ke-3
Tujuan Pembelajaran Tujuan; pada akhir sesi, peserta diharapkan:
Potret Diri
•
Mengetahui level penguasaan terhadap skill fasilitasi yang ia dan peserta lain miliki pada saat sebelum dimulainya sesi pelatihan.
•
Dapat menjelaskan pentingnya mengenal diri sendiri dan peserta lain dalam setting fasilitasi.
Dapat menjelaskan pentingnya mengenal diri sendiri dan peserta lain dalam setting fasilitasi.
Metode •
Demostrasi
•
Diskusi
Media •
Flipchart, Marker,
•
Hasil test MBTI.
Waktu •
80
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
60-90 menit (15-20 peserta)
www.kinerja.or.id
Proses Fasilitasi
terhadap diri sendiri dengan cara membuat gambar pada kertas (minimal berukuran A4) yang setidaknya memuat kekuatan dan
Pelaksanaan: 1) Pastikan bahwa peserta telah mengisi lembar test MBTI. 2) Sebelum memulai program, jelaskan bahwa mengenali diri sendiri dalam menguasai sebuah skill itu sangat penting, untuk mengetahui secara spesifik hal apa yang perlu ditingkatkan. Tekankan bahwa hal ini sangat penting. 3) Sampaikan naskah skenario ‘rencana bersama’ (lihat box skenario), dan mintalah semua peserta secara bergiliran memfasilitasi dengan pembagian waktu yang seimbang. Durasi terpendek adalah 3 menit, dan terpanjang 5 menit, tergantung jumlah peserta. 4) Mintalah semua peserta bergantian melakukan fasilitasi seperti proses yang selama ini mereka lakukan. Hal ini penting untuk membuat peserta merasa nyaman dan anda sebagai pelatih dapat mengamati dan mencatat cara dan skill fasilitasi yang dimiliki oleh peserta. 5) Amati dan catat hal-hal menarik yang dapat menjadi awal pembelajaran bagi proses pelatihan. Jadikan fasilitasi bersama ini sebagai referensi selama proses pelatihan. 6) Setelah waktu habis atau setelah semua peserta sepakat dengan hasil fasilitasi bersama, tanyakan perasaan peserta selama mereka melakukan fasilitasi dan mengikuti peserta lain melakukan fasilitasi. Mintalah masing-masing peserta untuk menggambarkan penilaian
www.kinerja.or.id
kelemahan diri peserta. Berikan waktu 10 menit kepada peserta untuk menggambar. Doronglah peserta untuk selengkap mungkin menggambarkan penilaian kekuatan dan kelemahan masing-masing. 7) Mintalah peserta untuk menjelaskan gambar potret diri mereka. Jika peserta pelatihan lebih dari 5 orang, bagilah dalam kelompok dan minta masing-masing kelompok untuk saling berbagi cerita tentang potret diri mereka. Tugaskan kelompok untuk menemukan kekuatan dan kelemahan yang sama, dan hal-hal unik yang hanya muncul pada beberapa peserta. 8) Minta setiap kelompok untuk menyajikan temuan kelompok dalam bentuk presentasi 5 menit. 9) Tuliskan point-point penting presentasi kelompok pada flipchart. Eksplorasi kalimat atau kata yang masih belum menggambarkan perasaan peserta sehingga menjadi kalimat yang jelas untuk peserta lain. 10) Tekankan bahwa dengan menyadari kekuatan dan kelemahan dalam memfasilitasi, lebih mudah bagi kita untuk menemukan kebutuhan peningkatan ketrampilan fasilitasi yang harus kita miliki. Dengan demikian, efektifitas pembelajaran selama pelatihan akan meningkat. 11) Akhiri sesi dengan menjelaskan dan menghubungkan style dan cara fasilitasi beberapa peserta dengan hasil test MBTI. Gunakan contoh-contoh ekstrim yang terjadi selama proses fasilitasi bersama.
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
81
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
Hari Ke-3
Kompetensi Dasar Fasilitator dan Pelatih
Memahami teknik dasar yang harus dimiliki oleh fasilitator.
Tujuan Pembelajaran Tujuan; pada akhir sesi, peserta diharapkan: •
Memahami teknik dasar yang harus dimiliki oleh fasilitator.
•
Dapat menerapkan teknik dasar dalam kegiatan keseharian organisasi.
Metode •
Role play
•
Diskusi
Media •
Skenario pelatihan dengan cara penyuluh dan fasilitator.
•
Flipchart
•
Slide tentang ketrampilan dasar, prinsip fasilitator & participatory.
Waktu •
82
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
90 menit
www.kinerja.or.id
Proses Fasilitasi
-
Diskusikan pada situasi apa saja yang cocok untuk masing-masing pendekatan, sambil menarik kesimpulan bahwa semau itu tergantung pada: ketrampilan dan pengalaman
Pelaksanaan: •
pembelajar, kebiasaan pelatihan di tempat itu,
Siapkan skenario penyuluh dan fasilitator (lihat box).
•
pelatih, kebiasaan belajar peserta, jumlah
Bagi peserta menjadi dua kelompok, yaitu
waktu yang disediakan. •
prinsip pembelajaran orang dewasa menjadi
kelompok skenario penyuluh dan kelompok
penting dikuasai. Sampaikan slide tentang
skenario fasilitator. Pastikan masing-masing
prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa:
kelompok saling tidak mengetahui skenario
Partisipatif, mengalami sendiri, reflektif,
kelompok lainnya. •
memenuhi kebutuhan langsung, untuk diri
Minta masing-masing group untuk mementaskan
sendiri, menghargai mereka yang belajar,
skenario yang ada, dan minta kelompok lainnya
memberikan umpan balik, menciptakan suasana
mengamati proses yang terjadi. Beri waktu yang cukup (10-15 menit) untuk setiap kelompok untuk melakukan pementasan sehingga
aman, terjadi dalam lingkungan yang aman. •
•
Tuntaskan pementasan kedua kelompok
pimpinan rapat. •
lantai ketrampilan: 1) ketrampilan mendengar,
Setelah kedua kelompok selesai melakukan
2) ketrampilan memfasilitasi kelompok, 3)
pementasan, mintalah masing-masing kelompok untuk menyampaikan pendapat mereka. •
Arahkan penilaian pada perbedaan participatory training/meeting dan konvensional.
•
Lakukan brainstorming singkat tentang defenisi pelatihan tradisional dan partisipatif. Tuliskan
Jelaskan dengan slide/flipchart: Rumah pelatihan; dimana didalamnya terdapat 3
sebelum mendiskusikan pembelajaran. •
Jelaskan dengan slide/flipchart: perbedaan fasilitator, penyuluh, motivator, mediator,
kelompok lain mendapatkan waktu yang cukup untuk menarik pembelajaran.
Jelaskan dengan slide/flipchart: bahwa prinsip-
ketrampilan perencanaan partisipatif. •
Pada akhir sesi, sampaikan satu slide kesimpulan tentang pentingnya fasilitasi dengan mempertimbangkan prinsip partisipasi dan cara belajar orang dewasa.
beberapa kata kunci pada kertas plano dalam 2 kolom. •
Setelah semua memiliki gambaran yang jelas tentang masing-masing pendekatan, lakukan eksplorasi agar masing-masing kelompok menemukan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing pendekatan.
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
83
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
Hari Ke-3
Pengetahuan dan Sikap Dasar Fasilitator
Tujuan Pembelajaran Tujuan; pada akhir sesi, peserta diharapkan: •
Mampu (dalam konteks fasilitasi) memahami maksud dari Empati, Minat, Selalu bersikap positif dan Selalu percaya pada potensi kelompok.
•
Mampu menterjemahkan proses ke dalam program dan perilaku keseharian organisasi.
Metode Mampu menerjemahkan proses ke dalam program dan perilaku keseharian organisasi.
•
Presentasi
•
Diskusi
Media •
Video presentation
•
Presentasi tentang Sikap Dasar fasilitator
•
LCD
Waktu •
84
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
60 menit
www.kinerja.or.id
Proses Fasilitasi
peserta menyumbangkan satu buah gambar untuk setiap nilai-nilai dasar. •
Pelaksanaan: •
Jelaskan tujuan sesi.
•
Tayangkan video pendek tentang Empati, Minat,
Tempelkan poster besar tersebut pada bagian utama ruang kelas.
•
Akhiri sesi dengan menekankan bahwa dalam kondisi apapun, nilai-nilai dasar itu harus diyakini dan dilaksanakan oleh para fasilitator.
Selalu bersikap positif dan Selalu percaya pada potensi kelompok. •
Lakukan eksplorasi pengetahuan peserta terhadap pengertian bagaimana Empati, Minat, Selalu bersikap positif dan Selalu percaya pada potensi kelompok. Mintalah peserta untuk menyampaikan pengetahuan dan tanggapannya dihubungkan dengan video pendek. Tuliskan point-point yang disampaikan pada flipchart.
•
Akhiri eksplorasi dengan menyampaikan bahwa point-point yang telah disampaikan oleh peserta akan dikupas bersama selama sesi berlangsung.
•
Sampaikan materi Empati, Minat, Selalu bersikap positif dan Selalu percaya pada potensi kelompok. Hubungkan dengan proses benchmarking (pada awal sesi pelatihan) yang telah berlangsung. Gunakan peristiwa-peristiwa penting dalam benchmarking sebagai contoh, dan hubungkan dengan topik Empati, Minat, Selalu bersikap positif dan Selalu percaya pada potensi kelompok.
•
Mintalah peserta membuat poster dalam ukuran besar secara bersama-sama yang berisi kata “Empati”, “Minat”, “Selalu bersikap positif” dan “Selalu percaya pada potensi kelompok”. Mintalah seluruh peserta berpartisipasi dalam pembuatan poster tersebut. Minta seluruh
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
85
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
Hari Ke-3
Keterampilan Dasar Fasilitator
Tujuan Pembelajaran Tujuan; pada akhir sesi, peserta diharapkan: •
Peserta memahami ketrampilan dasar yang harus dimiliki oleh fasilitator, berupa ketrampilan mengamati, mendengar, menyimak, bertanya dan memberikan umpan balik personal.
•
Peserta dapat menjelaskan mengapa ketrampilan dasar menjadi sangat penting untuk dikuasai.
Peserta dapat menjelaskan mengapa ketrampilan dasar menjadi sangat penting untuk dikuasai.
Metode •
Role play
•
Diskusi
Media •
Lembar cerita (lihat box) dan Flipchart yang berisi “kata-kata/gambar pengganggu”
•
Lembar roleplay; ○
(lihat box: roleplay mengamati-mendengarmenyimak)
○
(lihat box: bertanya; menggali informasi dari salah satu peserta. Penanya pertama dengan pertanyaan tertutup, penanya kedua dengan pertanyaan terbuka. Targetnya: mendapatkan informasi sedetil mungkin
86
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
tentang hal-hal personal dari peserta yang ○
•
Tampilkan kata-kata/gambar pengganggu
ditanya)
pertama sesaat setelah anda selesai
Slide tentang ketrampilan dasar fasilitasi
membacakan/menceritakan paragraf pertama.
(mengamati, bertanya, menyimak,
Demikian seterusnya hingga paragraf ke-empat.
paraphrase)
Tutup flipchart setelah selesai membacakan cerita.
Siapkan satu lembar kertas berisi
•
mereka tentang proses yang terjadi. Arahkan
cerita pendek, empat paragraf. Cerita
untuk memunculkan pendapat tentang relevansi
harus mengandung unsur teka-teki
hubungan isi setiap paragraph dengan kata-
dan memerlukan tanya-jawab untuk
kata/gambar pengganggu. Tuliskan point-point
memecahkannya. Kata-kata/gambar pengganggu adalah kata-kata/gambar yang samasekali
Mintalah peserta untuk menyampaikan pendapat
dari peserta pada flipchart. •
Lakukan eksplorasi lebih jauh tentang “Observasi/Mengamati” dengan pertanyaan:
tidak berhubungan dengan setiap paragraf yang dibacakan.
○
Apa hubungan antara kata-kata/gambar dengan cerita?
○
Waktu
muncul? ○
•
Apa perasaan anda saat kata-kata/gambar Bagaimana anda merespon perasaan tersebut? Apa upaya yang anda lakukan agar anda tetap dapat menyimak dengan
90 menit
Proses Fasilitasi Pelaksanaan:
baik? •
Lakukan eksplorasi lebih jauh tentang “Menyimak” dengan pertanyaan: ○
anda tidak muncul secara jelas dalam cerita?
OBSERVASI dan MENYIMAK; NON VERBAL:
○
•
○
Mintalah semua peserta untuk tidak menulis apa pun selama anda menyampaikan cerita pendek.
www.kinerja.or.id
Apakah adakah hal penting yang menurut
Adakah hal yang samasekali tidak berhubungan yang muncul pada cerita? Mengapa anda beranggapan bahwa hal tersebut tidak berhubungan?
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
87
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
○
•
Bagaimana cara anda menemukan hal-hal
•
Setelah waktu habis, minta semua peserta
penting dan hal-hal yang tidak behubungan
untuk menyampaikan hasil kelompok, dengan
itu? (eksplorasi hal ini, untuk menjadi
melakukan eksplorasi lebih jauh tentang
pembelajaran bagi peserta lainnya).
“bertanya” dengan pertanyaan:
Tutup sub-sesi ini sementara waktu, dan
○
lanjutkan pada sub-sesi lainnya. (ingat, bahwa
Apa perasaan peserta, baik yang ditanya maupun yang memberikan pertanyaan?
materi sub-sesi ini akan dibahas kembali setelah keseluruhan sub-sesi selesai)
○
Apa yang dilakukan oleh penanya dengan pertanyaan tertutup?
VERBAL (BERTANYA, PARAFRASE) & NON VERBAL (BAHASA TUBUH, MEMBERIKAN PERHATIAN, MEMBERIKAN SEMANGAT, SUARA/ INTONASI, EKPRESI WAJAH, KEBIASAAN BURUK):
○
Apa yang dilakukan oleh penanya dengan pertanyaan terbuka?
○
Bagaimana proses yang terjadi? Apa yang dilakukan oleh masing-masing peserta
•
•
Minta peserta berkelompok, masing-masing
untuk mendapatkan hasil/jawaban yang
kelompok berisi 3 orang.
memuaskan?
Bagikan lembar roleplay “bertanya” kepada
○
masing-masing kelompok.
Apakah ada situasi dimana peserta yang ditanya terlihat antusias menjawab? enggan menjawab? terlihat bosan? mencurigakan?
•
Minta masing-masing kelompok mencari
Mengundang rasa penasaran?; bilamana
tempat yang nyaman untuk melakukan roleplay.
hal itu terjadi? dan mengapa?
Berikan waktu 5 menit agar masing-masing kelompok dapat memahami peran.
•
Tutup sub-sesi ini sementara waktu, dan lanjutkan pada sub-sesi lainnya. (ingat, bahwa
•
Berikan waktu untuk menjalankan roleplay
materi sub-sesi ini akan dibahas kembali setelah
selama 15 menit. Pastikan bahwa penanya
keseluruhan sub-sesi selesai)
“tertutup” dan penanya “terbuka” mempunyai kesempatan waktu yang sama.
•
Sampaikan keseluruhan materi tentang Ketrampilan dasar fasilitasi, gunakan
88
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
pengalaman peserta untuk menjelaskan ketrampilan dasar yang harus dikuasai oleh fasilitator/pelatih. •
Pastikan peserta memahami pentingnya penguasaan ketrampilan dasar yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu: ○
Ketrampilan non-verbal, yaitu menyimak, mengamati, bahasa tubuh, intonasi dan kebiasaan.
○
Ketrampilan verbal, yaitu mengamati, bertanya, menyimak, paraphrase.
•
Pada akhir sesi, minta peserta untuk menggambar ketrampilan dasar dalam bentuk visual, pada dua buah kertas A4 berwarna: kertas pertama berisi ketrampilan-ketrampilan non-verbal dan kertas kedua berisi ketrampilan verbal. Harus dalam bentuk gambar dan tidak boleh ada teks/tulisan.
o Minta peserta untuk menempelkan dua kertas tersebut pada tempat yang paling mudah dilihat oleh peserta itu sendiri, tetapi masih berada di dalam kelas.
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
89
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
Hari Ke-3
Mengelola Dinamika Kelompok
Tujuan Pembelajaran Tujuan; pada akhir sesi, peserta diharapkan: •
Memahami arti dari dinamika kelompok.
•
Mengantisipasi dan mengatasi situasi yang sulit di dalam kelompok.
Metode
Mengantisipasi dan mengatasi situasi yang sulit di dalam kelompok.
•
Role play (BOX: Roleplay Mengelola Dinamika Kelompok; “Investor”)
•
Presentasi Diskusi
Media •
Lembar roleplay Dinamika Kelompok
•
File presentasi Dinamika Kelompok
•
Flipchart
•
LCD
Waktu •
90
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
90 menit
www.kinerja.or.id
Proses Fasilitasi
-
Apa yang terjadi?, Apa perasaan peserta?, Bagaimana peserta memulai peran? Apa yang dilakukan setelahnya?
-
Pelaksanaan: •
Jelaskan tujuan sesi.
•
Jalankan Roleplay; ◦
keinginan? Apa yang tidak sesuai keinginan? -
kelompok? -
(misalnya memutuskan untuk menerima
yang lainnya? Bagaimana tindakan satu
suatu kawasan)
peserta dapat berdampak pada peserta
Pilihlah satu peserta yang telah memiliki
yang lain?
pengalaman dalam memfasilitasi sebagai
-
fasilitator. Minta peserta tersebut keluar
kelompok? Siapa yang membantu? Siapa
Bagi kartu-kartu peran kepada seluruh
yang justru menambah tekanan?
peserta. Pastikan bahwa seluruh peserta
-
mendapatkan peran.
Tindakan apa yang biasanya dilakukan?
berjalan baik, dimana proses dinamika ◦
Durasi maksimal adalah 15 menit, tetapi
◦
menangani situasi yang sulit. Tempelkan kartu-
dirasa seluruh peran telah berjalan dan titik
kartu pada dinding kelas. Beri judul “jika situasi
kritis telah dilewati. Pastikan setelah diselesaikannya roleplay, seluruh peserta kembali berada pada level
yang sulit terjadi, kami akan melakukan ini”. ◦
penting untuk ketrampilan ini, misalnya sangat
dilakukan kegiatan bersama. Meminta
diperlukan memahami karakter anggota
peserta utnuk bersama-sama bertepuk efektif untuk ini. ◦
Lakukan eksplorasi dengan memberikan
Sajikan materi “mengelola dinamika kelompok”. Berikan penekanan pada point-point krusial/
energy yang sama. Jika diperlukan dapat
tangan dan tertawa adalah tindakan paling
Minta peserta untuk menuliskan di dalam kartu-kartu minimal 3 tips/usulan cara untuk
roleplay dapat dihentikan lebih cepat jika
◦
Bagaimana jika roleplay ini terjadi dalam aktivitas sehari-hari dalam organisasi?
Atur sedemikian rupa agar skenario bisa kelompok berjalan sesuai waktu/durasi sesi.
Apakah saat dimana fasilitator roleplay mendapat tekanan, apa yang dilakukan oleh
ruangan.
◦
Apa tindakan peserta saat berada pada situasi yang sulit? Apa tindakan peserta
atau menolak kedatangan investor pada
◦
Apa peran masing-masing peserta? Apa dampaknya pada situasi di dalam
Pastikan bahwa seluruh peserta memahami tujuan dari “pertemuan” dalam roleplay
◦
Apa yang berjalan sesuai rencana/
kelompok, dll. ◦
Tutup sesi dengan tips-tips untuk menghadapi situasi yang sulit.
pertanyaan:
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
91
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
Hari Ke-3
Menyiapkan Kegiatan Fasilitasi/ Pelatihan
Tujuan Pembelajaran Tujuan; pada akhir sesi, peserta diharapkan: •
Mampu mempersiapkan fasilitasi/pelatihan dengan tepat.
•
Mampu mengantisipasi perubahan-perubahan dalam rencana fasilitasi/pelatihan.
Metode •
Roleplay (BOX roleplay)
•
Presentasi
Mampu mempersiapkan fasilitasi/pelatihan dengan tepat.
Media •
Lembar roleplay
•
File presentasi “menyiapkan kegiatan fasilitasi/ pelatihan”
•
LCD
•
Flipchart
Waktu •
92
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
90 menit
www.kinerja.or.id
Proses Fasilitasi
•
Setelah materi selesai, bagilah peserta kedalam 2-3 kelompok, dan mintalah peserta melakukan tugas pembuatan rencana pertemuan yang
Pelaksanaan: •
Sampaikan tujuan sesi.
•
Karena sesi ini adalah masuk dalam ketrampilan personal, maka berikan tugas personal pada peserta untuk merancang sebuah fasilitasi.
•
Berikan judul dan kasus yang sama kepada semua peserta, dan berikan tugas: “rancanglah sebuah pertemuan 3 hari dimana anda diminta sebagai fasilitatornya”.
•
Bebaskan peserta untuk penggunaan format.
•
Berikan waktu 10 menit untuk menyusun rancangan.
•
Mintalah seluruh peserta untuk presentasi hasil
benar. •
Mintalah masing-masing kelompok membuat perencanaan pertemuan yang ideal dan lengkap.
•
Jadikan proses ini sebagai kompetisi, jika perlu, dan sediakan hadiah.
•
Berikan waktu yang cukup untuk penyusunan rancangan ini. Dalam hal ini 30 menit.
•
Mintalah kelompok mempresentasikan. Minta kelompok lain untuk memberikan input.
•
Tutup sesi dengan penekanan pada point-point pentingnya sebuah rancangan pertemuan. Tampilkan contoh rancangan pertemuan yang baik.
rancangannya. Berikan waktu 1 menit untuk masing-masing peserta. •
Setelah seluruh peserta selesai, lakukan eksplorasi peserta dengan pertanyaan:
◦
Tahapan apa yang dilakukan dalam pembuatan rancangan pertemuan?
◦
Apakah hal yang paling memudahkan dalam proses membuat rancangan pertemuan? Mengapa?
◦
Apakah hal yang menantang dalam proses membuat rancangan pertemuan? Mengapa?
•
Tuliskan point jawaban peserta pada flipchart.
•
Lanjutkan dengan penyampaian materi Merancang Proses Pertemuan. Berikan kesempatan peserta untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan penting.
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
93
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
Tujuan Pembelajaran
Hari Ke-3
Model Evaluasi Fasilitasi/ Pelatihan
Tujuan; pada akhir sesi, peserta diharapkan: •
pertemuan. •
Mengenali beberapa pilihan metode evaluasi proses pertemuan.
Metode •
Mengenali beberapa pilihan metode evaluasi proses pertemuan.
Memahami maksud dan tujuan evaluasi proses
Games (variatif, lihat BOX)
Media •
Alat permainan (kertas/bola/boneka/…)
•
Flipchart
Waktu •
94
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
30-60 menit
www.kinerja.or.id
Proses Fasilitasi
•
Tutup sesi dengan memunculkan point-point terbaik dari metode usulan peserta.
Pelaksanaan: •
Jelaskan tujuan sesi.
•
Lakukan eksplorasi pengetahuan peserta terhadap maksud dari melakukan evaluasi untuk setiap akhir pertemuan.
•
Lakukan eksplorasi juga untuk metode-metode evaluasinya.
•
Kelompokkan peserta menjadi 3 kelompok, dan mintalah peserta untuk merancang sebuah evaluasi pertemuan. Berikan waktu 5 menit untuk proses perancangan.
•
Minta kelompok untuk presentasikan, dan minta kelompok lainnya untuk memberikan input. Eksplorasi lebih jauh metode-metode lainnya dengan meminta peserta bersimulasi. Semakin banyak contoh metode, maka semakin baik.
•
Minta peserta untuk melihat kesamaan, kekurangan dan keunggulan dari semua metode contoh.
•
Mintalah peserta menganalisa bentuk metode evaluasi apa yang tepat dilakukan untuk proses pertemuan tertentu.
•
Catat semua input dan komentar penting pada flipchart.
•
Sampaikan materi evaluasi proses pertemuan, dan berikan penekanan pada pentingnya proses evaluasi dilakukan.
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
95
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation Hari Ke-4
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
97
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
Hari Ke-4
Menyiapkan Kegiatan Fasilitasi/ Pelatihan
Tujuan Pembelajaran Peserta memahami proses Penyiapan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan dan mampu menyusun rencana persiapan fasilitasi/pelatihan
Pokok Bahasan •
Membahas pengertian proses Penyiapan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan;
Membahas pengertian proses Penyiapan Kegiatan Fasilitasi/ Pelatihan
Metode •
Penyampaian materi tentang proses Penyiapan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan;
•
Latihan menyusun proses Penyiapan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan.
Alat dan Bahan
98
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
•
Bahan presentasi (.ppt)
•
Bahan tulisan (text)
•
Form latihan
www.kinerja.or.id
Waktu •
1 sesi = 90 menit
Proses Fasilitasi
PERSIAPAN KEGIATAN FASILITASI Penyiapan sesi dan proses fasiltasi dapat dilakukan dengan melaksanakan pengecekan atas komponen fasiltasi atau pelatihan tersebut. Komponen fasilitasi
•
Pengantar pembuka
•
Penyajian bahan presentasi dan diskusi untuk pemahaman
•
Latihan individual, latihan kelompok
•
Diskusi penutup.
Bahan Presentasi dan Penjelasan
yang dimaksud menyangkut: tujuan pembelajaran, metode, alat bantu, waktu dan proses yang dilalui selama pelatihan berlangsung. Secara singkat, penjelasan untuk masing-masing bagian adalah sbb:
Tujuan pembelajaran Menguraikan tujuan atau sasaran yang hendak
• •
Bahan presentasi (.ppt) tentang proses
dicapai dari kegiatan pelatihan. Terutama
Penyiapan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan;
menggambarkan apa yang akan diperoleh peserta
Bahan tulisan (text) tentang proses Penyiapan
setelah mengikuti pelatihan, dengan tingkat capaian:
Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan;
tahu, paham, trampil, mampu bersikap sesuai peran/ fungsinya.
Lampiran-Lampiran •
Bahan presentasi (.ppt) tentang proses Penyiapan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan
•
Bahan tulisan (text) tentang proses Penyiapan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan
www.kinerja.or.id
Metode Menjelaskan mengenai metode yang akan dipakai dalam pelatihan. Metode yang digunakan meliputi: ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, praktek, dll.
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
99
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
Alat bantu belajar
Langkah kegiatan:
Menjelaskan mengenai bahan baku, alat bantu
•
LANGKAH 1 - ORIENTASI: merupakan langkah
atau alat-alat yang akan digunakan dalam kegiatan
perkenalan serta menyampaikan tujuan
pelatihan. Alat bantu meliputi: papan tulis, flip-
pembelajaran. Tahap orientasi juga merupakan
chart, kertas plano, metaplan, kliping koran, alat
tahap membangun komitmen dan motivasi
permainan, atau alat peraga lainnya.
kepada peserta untuk masuk dalam materi pelatihan.
Dalam hal ini, jika alat bantu utama berupa
•
LANGKAH 2 - PENGEMBANGAN MATERI:
presentasi melalui program power point. Dengan
merupakan paparan tentang apa saja yang
demikian diperlukan seperangkat komputer dan
dibahas dalam modul. Pembahasan lebih
LCD. Disamping itu mungkin diperlukan flip-chart,
ditekankan pada pemahaman pengetahuan
kertas plano, juga kerta metaplan sebagai alat bantu
(kognitif).
proses belajar secara partisipatif.
•
LANGKAH 3 - APLIKASI: merupakan pembahasan yang menekankan pada aspek ketrampilan (psikomotorik), berupa penerapan
Waktu Estimasi waktu perlu dilakukan agar alokasi waktu bisa dilakukan untuk seluruh materi fasilitasi/
atau aplikasi dari aspek pengetahuan yang telah dibahas sebelumnya. •
untuk menguji sejauh mana pemahaman
pelatihan. Dalam kegiatan pelatihan ini, digunakan pendekatan sesi (jam pelajaran). Antara lain: 1 sesi adalah sama dengan 90 menit (2 x 45 menit). Waktu, dalam pengertian ini juga termasuk perlunya memperkirakan lama waktu untuk kegiatan dalam kelas dan kegiatan lapangan (di luar kelas).
LANGKAH 4 - KONFIRMASI: berupa metode peserta atas sub-bahasan yang telah diperoleh.
•
LANGKAH 5 - KONSOLIDASI: berupa simpulan akhir atas seluruh rangkaian proses pelatihan.
Langkah yang tersusun dalam OPAKK kiranya bisa membantu fasilitator dalam menyusun langkah demi langkah secara konsisten. Langkah pertama
Langkah kegiatan/proses pelatihan Langkah kegiatan/proses pelatihan menggunakan langkah OPAKK (Orientasi, Pengembangan Materi, Aplikasi, Konfirmasi dan Konsolidasi). Secara singkat dapat dijelaskan untuk masing-masing langkah OPAKK.
100
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
orientasi (O) menjadi entry point yang sangat menentukan tentang berhasil tidaknya proses pelatihan. Ciptakan suasana akrab, informal, menyenangkan – tanpa meninggalkan keseriusan – pada awal pelatihan. Apabila langkah pertama telah terlampaui dengan baik, maka langkah selanjutnya akan lebih mudah.
www.kinerja.or.id
menerapkan dan menguasai materi;
Langkah OPAKK tidak harus selalu urut. Adakalanya langkah aplikasi mendahului langkah
•
Mengembangkan inisiatif peserta secara
pengembangan materi. Artinya, peserta lebih dulu
bertahap dan sedikit-demi sedikit mengurangi
dibawa ke dalam praktek, baru diajak membahas
petunjuk;
teori. Pada kali lain, Langkah yang ada, hanya berupa orientasi. Pada kondisi ini, maka fokus kegiatan fasilitasi lebih pada presentasi saja. Secara visual, OPAKK menggunakan icon (ilustrasi
•
Tahap Pengembangan Materi: •
melihat icon, maka fasilitator akan secara mudah mengetahui pada proses yang keberapa kegiatan pelatihan sedang berlangsung.
Merencanakan dengan pola mundur, dari apa yang ingin dicapai dalam tahap aplikasi dan
simbol) untuk menandai setiap kegiatan yang dilakukan pada saat proses berlangsung. Dengan
Pertimbangkan alokasi waktunya.
konfirmasi; •
Uraikan mulai dari aspek-aspek pokok;
•
Susun dalam urutan proses belajar yang progresif, sesuai proses belajar;
•
Perkuat dengan bahan referensi, perbandingan, case-studies;
MENYUSUN RENCANA PELATIHAN Sementara itu dalam menyusun rencana pelajaran,
•
(lihat, dengar, alami); • •
Perkirakan tugas-tugas, test yang berhubungan dengan keberhasilan pencapaian sasaran
hanya sembunyi atau numpang pada temannya; •
relevan bagi mereka; •
•
Pertimbangkan faktor waktu yang sesuai.
secara bertahap;
Tahap Orientasi: •
Tahap Aplikasi: •
Persiapkan latihan-latihan untuk praktik dengan tujuan mengembangkan kemampuan
www.kinerja.or.id
Persiapkan kerangka, tahapan untuk menguji kemajuan/perkembangan penguasaan mereka
Sebaiknya bersifat terbuka, mengembangkan inisiatif secara bertahap;
Sebanyak mungkin menggunakan “pengalaman peserta“, dan agar apa yang mereka pelajari
penguasaan materi pelatihan; •
Persiapkan skenario untuk dapat menarik peserta semuanya bisa aktif, tak ada yang
Tahap Konfirmasi: •
Pertimbangkan situasi ruangan, juga perabotnya;
fasilitator perlu menyiapkan bahan dengan urutan kebalikan OPAKK, yaitu KAPOK sebagai berikut:
Pertimbangkan kombinasi penggunaan media
Persiapkan pendahuluan yang menarik perhatian, sekaligus bisa mengembangkan cairnya situasi;
•
Penyampaian sasaran dan kerangka sesi dengan jelas;
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
101
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
•
Mengaitkan sasaran dan kerangka dengan
sangat terbuka kemungkinan untuk berubah, namun
kebutuhan peserta.
tujuan pembelajaran harus tercapai.
Tahap Konsolidasi: •
Persiapkan rangkuman sesi, sebaiknya dalam bentuk skema;
•
Ajak peserta untuk menyusun (pointers) rangkuman pokok-pokok bahasan;
•
Selanjutnya ada beberapa hal yang perlu diingat oleh seorang fasilitator dalam mendeliveri suatu fasilitasi/pelatihan, yaitu antara lain: •
Apakah pendekatan yang diterapkan sesuai dengan prinsip perencanaan partisipatif, untuk
Hubungkan dengan sasaran seluruh sesi.
itu metode pelatihannya juga harus partisipatif. •
Perlu diingat bahwa fasilitator bukanlah orang yang serba tahu dan peserta bukanlah "gelas
CATATAN UNTUK FASILITATOR
kosong" yang bisa diisi begitu saja dengan teori atau materi sebanyak-banyaknya. Ingat pepatah “nobody knows everything, everybody
TUJUAN pembelajaran merupakan petunjuk tentang
knows something”, artinya tidak ada orang yang
apa yang harus dicapai. Selanjutnya seluruh
tahu segalanya (termasuk fasilitator), tapi tiap
proses dan langkah kegiatan harus mengacu pada
orang pasti tahu sesuatu. Dengan pepatah ini,
tujuan pembelajaran ini. Tercapai tidaknya tujuan
fasilitator menyadari bahwa segala pengetahuan
pembelajaran dapat dipastikan dengan bertanya
dan pengalaman justru harus digali dari seluruh
kepada peserta: Apakah tujuan pembelajaran yang
peserta.
telah disepakati di awal pelatihan, benar-benar telah
•
Jangan lupa untuk menciptakan dan memelihara suasana belajar, di mana setiap peserta merasa
tercapai, dan menciptakan perubahan.
didengar dan bebas untuk berpartisipasi dalam Selanjutnya, untuk mencapai tujuan tersebut
kelompok, kelas atau program pelatihan secara
tanyakan: Apa yang perlu diperhatikan menyangkut
keseluruhan.
komponen: metode, alat bantu belajar dan waktu
•
Usahakan agar diskusi dan pengerjaan tugas-tugas yang dikerjakan dalam kelompok
yang disediakan.
merupakan hasil partisipasi seluruh anggota Metode, alat bantu belajar dan waktu yang ada pada
kelompok, bukan dikerjakan oleh satu-dua
panduan fasilitator tidaklah bersifat mutlak-kaku,
peserta yang dominan saja.
namun fleksibel mengikuti interaksi dengan peserta pelatihan. Pelatihan dengan metode partisipatif
•
Sampaikan umpan-balik positif maupun negatif, dengan begitu tiap peserta dapat tumbuh berkembang.
102
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
RANCANGAN PROSES MENGAJAR (Contoh) Judul Pelatihan
:
Pengantar Konsep Manajemen bagi ...
Sasaran Pelatihan
:
Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta: a. mampu menjelaskan dengan benar pentingnya proses manajemen bagi ...; b. mapu menjelaskan dengan benar kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian;
Durasi Pelatihan
:
5 jam
Tingkat Jabatan Peserta
:
- - -
Metode Pelatihan
:
Kuliah, diskusi kelompok, latihan, membahas kasus sederhana
Pokok-pokok Bahasan
:
a. b. c. d. e.
Topik
:
Proses manajemen dan peran supervisi
Sub-topik
:
a. Proses manajemen proyek b. Peran supervisor
Waktu
:
30'
Peserta
:
Staf LSM dengan pengalaman 2-3 tahun
Topik/pelatihan sebelumnya
:
Orientasi tentang pelatihan secara umum
Topik/pelatihan sesudahnya
:
Perencanaan kegiatan proyek
Staf dari Lembaga Swadaya Masyarakat, Lama kerja 2-3 tahun, Pendidikan minimum D-3
Proses manajemen proyek (30') Perencanaan kegiatan (90') Pengorganisasian pekerjaan, sumber daya (60') Memotivasi anak buah (60') Pengendalian kerja pelaksana (60')
Topik dan Sub-topik:
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
103
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
Rincian Sesi: TAHAP FASILITASI
PENYAJIAN
ORIENTASI:
KET.
5'
Pengantar
Nama, jabatan, alasan
Menarik minat
Pelatihan ini hanya untuk mereka yang terpilih, akan dipromosikan menjadi ...
Pokok materi
Perencanaan, pengorganisasian, ...
Aturan main
Ada pre dan post test. Passing grade min. 80% untuk menjadi supervisor
Tulis di flip-chart
Sasaran sesi
(lihat di atas)
Slide
PENGEMBANGAN MATERI:
Interaksi
5'
Pengertian manajemen
Flip-chart, slides no.4
Peran dan tanggungjawab supervisor
Slide no.5
Quiz: apakah anda sudah bersikap sbg supervisor
Bagi Quiz-2
Kegiatan dalam proses manajemen
Berikan contoh
Slide
Pentingnya proses manajemen bagi supervisor
Bahas hasil quiz dan kaitkan dengan contoh
Slide quiz
APLIKASI: Kegiatan dalam proses manajemen Pentingnya proses manajemen bagi supervisor
5' Gali pengalaman peserta dan diskusikan kaitannya dengan materi
KONFIRMASI:
104
WKT
Flip-chart, metaplan
5'
Kegiatan dalam proses manajemen
Minta peserta latihan menyusun proses manajemen
Pentingnya proses manajemen bagi supervisor
Minta peserta latihan menyusun lingkup peran supervisor
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Gunakan flip-chart
www.kinerja.or.id
TAHAP FASILITASI
PENYAJIAN
WKT
KONSOLIDASI: Merangkum konsep dan hasil diskusi
www.kinerja.or.id
KET.
5' Peserta diajak me-review sasaran sesi, materi proses manajemen proyek dan peran supervisi
Flip-chart
Menyinggung kaitan dengan materi berikutnya, yaitu perencanaan kegiatan proyek.
Slide Perencanaan Kegiatan
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
105
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
Bahan Presentasi
MENYIAPKAN KEGIATAN FASILITASI/PELATIHAN (Hari ke-4) 21
• OPAKK • Orientasi, Pengembangan Materi, Aplikasi, Konfirmasi, Konsolidasi • Latihan Kasus: Sodori atau pilih? 22
106
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
KOMPONEN TRAINING Tujuan
Te Lingkungan
(lokasi, ruang)
Bahanbahan
L
Ta
Bi
P Mo
TeTaP MoBiL
Metode
Trainee
Pelatih/ Pendamping
23
SISTEMATIKA SESI O
Orientasi
P
Pengembangan Materi
A
Aplikasi
K
Konfirmasi
K
Konsolidasi
24
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
107
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
TEKNIK MENYUSUN SESI K
Konfirmasi
A
Aplikasi
P
Pengembangan Materi
O
Orientasi
K
Konsolidasi
25
RANCANGAN PROGRAM FASILITASI •
OPAKK 1. Orientasi - Tujuan - menarik minat dan menyiapkan peserta untuk belajar/ berpartisipasi 2. Pengembangan Materi - Tujuan - memasukkan materi konsep, teori, metode, rumus, atau pengetahuan lainnya, beserta contoh-contoh 26
108
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
3. Aplikasi - Tujuan - memberi kesempatan pada peserta, mencoba menerapkan materi yang baru diperolehnya dengan bimbingan fasilitator 4. Konfirmasi - Tujuan - menguji kemampuan peserta, sesuai dengan sasaran belajar yang telah disepakati, tanpa bimbingan fasilitator 5. Konsolidasi - Tujuan - menutup dan memantapkan proses belajar yang telah dilalui. 27
PROSES MEMFASILITASI ORIENTASI
ORIENTASI
PENGEMBANGAN MATERI
PENGEMBANGAN MATERI
APLIKASI
APLIKASI
KONFIRMASI
KONFIRMASI
KONSOLIDASI
ORGANISASI
www.kinerja.or.id
O P A K K
KONSOLIDASI
MODUL
TRAINING
SESI
28
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
109
Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation
TEKNIK MENYUSUN SESI URUTAN
PENYAJIAN
WAKTU
KETERANGAN
ORIENTASI 1. Intro 2. Sasaran
Fakta-fakta yang melatar belakangi Ukuran keberhasilan
Slide 1,2
PENGEMBANGAN MATERI 1. Definisi 2. How
Definisi, Lingkup Cara kerja
Slide 3-8
APLIKASI 1. Example
Pembahasan Kasus Diskusi
Fotokopi
KONFORMASI
Beri pertanyaan
Tes kecil
KONSOLIDASI
Review key-words
Slide 1 29
TERIMA KASIH
30
110
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
111
Sesi 1: Potret Diri
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
Menjadi fasilitator dimulai dengan mengenal diri sendiri. Bagaimana menjadi fasilitator yang efektif, berkesan dan bisa memberi inspirasi bagi orang lain? Berbeda dengan apa yang sering dikatakan orang, seorang fasilitator tidak dilahirkan, bukan pula karena bakat atau jenjang pendidikannya. Siapapun bisa menjadi fasilitator jika itu memang pilihannya. Menjadi seorang fasilitator yang efektif tidak sulit. Namun, kita sudah terbiasa dan dibiasakan agar
Siapapun bisa menjadi fasilitator jika itu memang pilihannya.
menghindari peran ini. Panduan ini bertujuan meyakinkan Anda bahwa Anda sudah memiliki bakat, ketrampilan, dan pengetahuan untuk membuat perubahan-perubahan yang berarti. Yang paling penting adalah menyadari bahwa Anda tidak harus menunggu saat yang tepat atau secara khusus belajar sesuatu atau menunggu diminta atau ditunjuk orang lain. Anda bisa memulainya hari ini. Saat ini juga. Dalam melangkah menempuh petualangan belajar menjadi fasilitator yang efektif,Anda harus siap untuk berubah. Perubahan seringkali dilihat sebagai sesuatu yang tidak nyaman, bahkan menakutkan. Padahal, perubahan bisa memberikan harapan baru dan lebih dari itu, mewujudkan mimpi dan harapan menjadi kenyataan.
112
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Pendekatan paling praktis mengasah diri menjadi
mengutamakan inspirasi dan harapan. Pendekatan
fasilitator yang efektif dengan cara menemukenali
ini ternyata mampu menularkan energi yang positif
hal-hal yang positif dalam kehidupan dan
pada orang lain.
memanfaatkannya secara maksimal dalam menjalani hidup Anda. Pendekatan ini mengajak
Sehingga, berpikir bertumpu pada kekuatan
kita melakukan perubahan-perubahan kecil dalam
menjadi titik tolak penting bagi seorang fasilitator,
cara kita menerima, memandang, menyaring dan
Dengan semangat positif, Anda bisa meningkatkan
mengelola informasi. Dengan menggunakan
antusiasme dan energi diri dan orang lain,
kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak
membangun relasi yang lebih erat dengan orang
memusatkan perhatian pada apa yang bekerja
lain, serta menggerakkan orang lain agar berbuat
bukan pada apa yang tidak bekerja. Pendekatan ini
lebih baik lagi.
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
113
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
Bahan Presentasi
Myers Briggs Types Indicator 1
16 WATAK DASAR MANUSIA 2
114
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
WATAK KITA SUMBER TENAGA
Terbuka (E) Mengambil tenaga dari Luar
Tertutup (I) Mengambil Tenaga dari Dalam
SUMBER PENGETAHUAN
Sentuhan (S) Melalui Panca Indera
Naluri (N) Melalui Indera Keenam
CARA MEMUTUSKAN
Pemikir (T) Gunakan Akal Sehat
Perasa (F) Gunakan Perasaan Sendiri
CARA JALANI KEHIDUPAN
Penilai (J) Terencana dan teratur
Pembebas (P) Mudah menyesuaikan diri 3
INFJ Mystic
Foreseer | Develope
INFP Dreamer
Harmonizer | Clarifier
ISTJ Reliant
IDEALIST ENFJ Sage
ENFP Visionary
Envisioner | Mentor
Discoverer | Advocate
INTJ Wizard
INTP FreeThinker
Conceptualizer | Director
Designer | Theorizer
RATIONAL ENTJ Leader
Strategist | Mobilizer
ENTP Innovator Explorer | Inventor
ISFJ Nurture
Planner | Inspector
Protector | Supporter
GUARDIAN ESTJ Enforcer
Implementor | Supervisor
ISTP Realist
Analyzer | Operator
ESFJ Helper
Facilitator | Caretaker
ISFP Aesthete
Motivator | Presenter
ARTISAN ESTP Adventurer Promoter | Executor
ESFP Joker
Presenter | Motivator
4
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
115
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
Sesi 2: Apa dan Mengapa Fasilitasi
penghubung, suatu cara, suatu alat komunikasi, teknik komunikasi, jembatan. Memang ada banyak tafsir terhadap fasilitasi. Seringkali narasumber, mediator, penyuluh pun
Mengapa fasilitasi penting ? Menjadi fasilitator yang hebat dimulai dengan: Terus menerus bertanya pada diri sendiri apa yang membuat kita bersemangat. Inilah kekuatan yang utama. Kalau sudah menemukannya, mulailah bermimpi. Bukan mimpi kosong atau khayalan, tetapi mimpi adalah masa depan yang memanggil. Lihatlah kenyataan yang brutal. Kenyataan yang bila tidak kita urus dan kerjakan, maka akan fatal, menimbulkan masalah serius. Gunakan semangat kita untuk mencapai mimpi dan menghapus kenyataan yang brutal. Bila ada semangat, maka sesuatu yang besar akan menjadi mudah. Menjadi fasilitator yang hebat dimulai dari diri sendiri. Kita harus mengfasilitasi diri sendiri menjadi orang yang
disebut fasilitator. Kata dasar dari fasilitasi adalah facile, yang berarti mudah. Inilah kata dasar yang harus ada di kepala fasilitator ketika sedang memfasilitasi. Fasilitasi berarti menjadikan semua hal menjadi mudah. Maka seorang fasilitator harus berpikir untuk memudahkan segala sesuatu, bukan menganggap atau menjadikan segalanya sulit. Seringkali memudahkan ini tidak ada hubungannya dengan isi, tetapi justru tentang cara atau proses. Hal ini sangat penting diperhatikan oleh fasilitator, karena banyak sekali pertemuan seperti pelatihan, lokakarya, proses-proses pengambilan keputusan yang ‘berpenyakit.’
hebat. Tapi bila kita sendiri saja yang hebat, itu juga tidak cukup. Bila ingin menjadi hebat, maka teman
Penyakit Pertemuan
dan komunitas pun harus hebat. Tujuan pertemuan tidak jelas, sering sekali
Memahami Fasilitasi Apa yang muncul di kepala Anda bila mendengar kata fasilitasi? Jawaban yang sering keluar biasanya beragam: sebuah proses, suatu sarana, persiapan, mengarahkan,membantu orang lain, media
116
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
peserta tidak memahami apa yang menjadi tujuan pertemuan. Karenanya,diskusi yang terjadi menjadi simpang-siur dan tidak tercipta dialog antar peserta. Pertanyaan fokus tidak ada, pertanyaan fokus misalnya “Apakah pada mau liburan atau tidak”. Pertanyaan fokus bukan untuk dibahas, tetapi mem
www.kinerja.or.id
bantu orang fokus pada apa yang mau dibicarakan
(understanding) dan bukan langsung pada
dalam pertemuan, jadi menggoda otak orang.
kesepakatan (agreement).
Pertanyaan Diskusi tidak jelas, modal fasilitator
Belenggu rasionalitas, seringkali fasilitator
adalah pertanyaan. Pertanyaan harus dipersiapkan
terjebak oleh rasionalitasnya sendiri, sehingga tidak
dengan baik. Soal isi dari diskusi yang berlangsung
menjadi pemandu proses yang netral. Pesertapun
menjadi milik peserta, begitupun hasilnya.Tugas
biasanya cenderung loncat ke berpikir rasional
fasilitator adalah menyiapkan proses dan memandu
daripada berpikir kreatif dulu baru mencari pola atau
proses tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan
membuat analisis. Fasilitator harus selalu sadar agar
diskusi yang menggugah agar peserta dapat
rasionalitas tidak menjadi belenggu proses kreatif
melakukan dialog yang bermakna.
peserta menentukan pilihan-pilihan terbaik menurut mereka bukan maunya fasilitator.
Informasi Palsu, fasilitator sering berubah sebagai narasumber, memberikan informasi agar proses
Monster berkepala banyak, otak manusia memiliki
menjadi lebih mudah bagi fasilitatornya. Terkadang
100 milyar sel otak. Kecepatan berpikir otak kita 800
informasi ini dimanipulasi, maka jadilah fasipulator –
kata per menit, sedangkan kecepatan bicara hanya
fasilitator yang manipulator.
120 kata per menit. Peserta biasanya akan keluar “monster”nya, jika proses pertemuan melambat
Proses pertemuan, sering fasilitator tidak siap
dan tujuan tidak jelas. Monster ini bisa keluar bila
dengan metode yang digunakan dalam membantu
fasilitator mengeluarkan pertanyaan yang salah.
proses pertemuan. Fasilitator harus selalu siap
Memang ada monster yang rasional, tetapi tidak
dengan berbagai metode yang akan memudahkan
sedikit yang hanya karena tidak puas dan jadi
peserta berpartisipasi dan mencapai tujuan
mengacau saja.
pertemuan. Sindroma sepakat/voting, bila metode dan proses tidak dikuasai, maka fasilitator akan sering menyebutkan ‘sepakat’ atau melakukan voting. Fasilitator cenderung takut bila ada perbedaan ide atau pendapat, karena merasa atau menyangka semua ide yang keluar akan menjadi keputusan. Padahal ide-ide penting untuk ada kesepahaman
Nilai-nilai Partisipasi Partisipasi Penuh berarti bahwa fasilitator harus memastikan setiap peserta berkesempatan menyampaikan gagasan dan pendapatnya - tanpa kecuali. Saling Memahami berarti bahwa peserta harus dibantu agar memahami pendapat peserta yang lain.
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
117
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
Ini harus dibedakan dengan menyamakan persepsi -
Tanggung Jawab Bersama akan terbangun jika
karena persepsi orang tidak bisa disamakan. Setiap
keputusan yang dihasilkan proses fasilitasi sungguh-
orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda, dan
sungguh merupakan keputusan bersama. Ini berarti
yang penting adalah bagaimana membantu mereka
bahwa pada akhir pertemuan, segala sesuatu yang
untuk saling memahami persepsi masing-masing.
diputuskan – meskipun belum tentu memenuhi keinginan masing-masing peserta 100% - setidaknya
Keputusan Bersama hanya bisa dicapai jika
dimiliki oleh peserta dan akan ditindak lanjuti.
peserta sudah saling memahami. Proses-proses pengambilan keputusan seringkali menjadi ‘seolah-
Jadi fasilitasi itu sendiri berarti proses sadar dan
olah’partisipatif tetapi sebenarnya hanya keputusan
sepenuh hati membantu kelompok mencapai tujuan
beberapa orang saja. Proses fasilitasi yang
terbaiknya dengan taat pada nilai-niai partisipasi.
sebenarnya harus menghasilkan sebuah keputusan bersama yang dimiliki seluruhpeserta, tanpa kecuali.
118
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Bahan Presentasi
APA ITU FASILITASI? 1
APA ITU FASILITASI •
Berasal dari kata “Facile” = Mudah
•
Fasilitasi = Membuat Semua Menjadi Mudah
•
Fasilitator = Pemudah cara
•
Fasilitasi adalah proses sadar, sepenuh hati dan sekuat tenaga membantu kelompok sukses meraih tujuan terbaiknya dg taat pada nilai-nilai dasar partisipasi 2
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
119
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
PENYAKIT PERTEMUAN •
Tujuan pertemuan yg tidak jelas
•
Struktur pertemuan belum ada
•
Fokus pertemuan yg selalu bergeser
•
Monster berkepala banyak
•
Kesepakatan Dini--pembunuhan ide
•
Kesimpangsiuran peran fasilitator 3
NILAI-NILAI PARTISIPASI Tanggung Jawab Bersama
Semua peserta mengerti dan menerima hasil kesepakatan baru
Solusi Inklusif
Semua peserta mendorong solusi yang segar
Saling Memahami
Semua peserta menerima pemahaman orang lain
Partisipasi Penuh
Semua peserta terlibat tanpa terkecuali 4
120
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
PERAN UTAMA FASILITATOR • Pemandu Proses • Pendidik Proses • Penantang • Pemberi Alat Bantu
Bertanya
5
FASILITATOR
PENYULUH
PENGAMAT
CERAMAH
Memberi Tahu 6
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
121
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
MANFAAT FASILITASI • • • • • • •
Meningkatkan Efektivitas Kelompok Mendorong Komunikasi yang Produktif Meningkatkan Teamwork Menyelesaikan Konflik Alami Kapitalisasi Sinergi APLIKASI FASILITASI Meningkatkan Keterlibatan Semua Anggota Kelompok Keputusan yang Bertanggung Jawab 7
APLIKASI FASILITASI Situasi Fasilitasi
Peran Fasilitator
Hasil Optimal
Satu lawan Satu
Membantu meningkatkan kualitas pembicaraan
Kedua belah pihak saling memahami dan mulai membangun relasi yg sehat.
Diskusi
Membantu meningkatkan kualitas diskusi dan memperjelas tujuan diskusi
Banyak gagasan dan usulan tindakan baru serta kesepakatan bersama
Rapat
Merancang, menfasilitasi dan Mengevaluasi rapat serta menjamin partisipasi penuh
Pertemuan terencana, terkelola dan terevaluasi serta tindak lanjut jelas
Tim Kerja
Fasilitasi dan membantu tim bagaimana menjadi tim yg efektif dan berfungsi sebagai tim
Tim sukses mencapai tujuan sesuai tugasnya karena bantuan fasilitator
Lintas Organisasi
Berkontribusi pada efektivitas organisasi melalui rapat-rapat multipihak dan proses pengambilan keputusan
Meningkatnya efektivitas organisasi berkat aplikasi ketrampilan fasilitasi
8
122
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Sesi 3: Rumah Fasilitasi dan Sikap Dasar Fasilitator Rumah fasilitasi Menjadi fasilitator yang efektif bisa dimetaforakan seperti sebuah rumah. Rumah Fasilitator terdiri dari Sikap Dasar (fondasi), serta lantai-lantai Pengetahuan dan Ketrampilan yang harus dimiliki fasilitator untuk bisa menjalankan perannya. Pelatih
Positif tanpa syarat. Bila sudah berempati, maka kita bisa berpikir positif. Fasilitator harus bisa mengelola emosi saat berinteraksi dengan peserta dan siap memfasilitasi dengan sikap yang positif. Apapun situasinya, dan siapapun pesertanya. Percaya pada kekuatan kelompok. Fasilitator harus percaya bahwa kelompok bisa menemukan sendiri gagasan-gagasan yang kreatif, dan membuat keputusan yang kolektif dan inklusif tanpa intervensi. Tugas fasilitator adalah merancang proses yang memungkinkan hal ini terjadi dan memandu proses tersebut.
mengingatkan bahwa seringkali orang menganggap fasilitator handal adalah fasilitator yang sekaligus menjadi manusia super, bahkan malaikat. Semuanya sah-sah saja. Tetapi beberapa hal yang paling penting ada dalam Rumah Fasilitator adalah:
Ketrampilan Diri (Personal Skills) Dengan sikap dasar sebagai fondasi seorang fasilitator, maka lantai-lantai selanjutnya dalam rumah fasilitasi dimulai dengan ketrampilan diri.
Sikap Dasar (Behaviour and Attitude) Minat. Seorang fasilitator harus mempunyai minat terhadap apa yang difasilitasi dan siapa yang difasilitasi. Bila sudah ada minat, maka kita akan mulai memberi perhatian. Jika tidak ada minat, yang akan menjadi korban adalah peserta. Empati. Kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang kita fasilitasi. Seringkali disebut juga memiliki compassion - dimana tidak ada batas lagi antara fasilitator dan peserta.
www.kinerja.or.id
Banyak ketrampilan yang dapat dipelajari dan terus dikembangkan oleh seorang fasilitator dalam meningkatkan ‘jam terbangnya’. Tetapi ada beberapa ketrampilan kunci yang penting dikuasai dan terus menerus diperdalam. Listening atau ketrampilan menyimak. Yang dimaksud dengan listening disini bukan sekedar mendengar atau to hear, tetapi benar-benar to listen atau lebih tepatnya menyimak. Fasilitator harus mengaktifkan seluruh panca inderanya bukan hanya telinga ketika menyimak. Atau dengan kata
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
123
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
lain, bersengaja mendengarkan apa yang dikatakan
merasakan kegelisahan fasilitator dan dinamika
peserta tanpa menilai atau membiarkan asumsi
kelompok pun akan terpengaruh.
mewarnai apa yang ditangkap oleh fasilitator. -
Menginspirasi. Proses fasilitasi yang
Ketrampilan mengamati. Dengan sadar dan
meyakinkan akan bisa menginspirasi orang lain
sepenuh hati memperhatikan orang lain dan gejala-
untuk menemukan gagasan dan inovasi baru
gejala lain diantara peserta: siapa yang serius, diam,
ketika berinteraksi dalam pertemuan.
sungguh-sungguh sehingga ketika mengamati, tidak hanya mata yang memperhatikan, tetapi seluruh tubuh, hati dan pikiran fasilitator juga terlibat.
-
Mempengaruhi. Ketrampilan sosial dalam fasilitasi yang efektif juga mengandung arti bahwa seorang fasilitator juga harus bisa
Ketrampilan parafrase. Dalam banyak pertemuan
mempengaruhi orang untuk melakukan aksi.
seringkali orang kehilangan fokus ketika berbicara.
Sehingga keputusan sebuah pertemuan menjadi
Fasilitator harus bisa menggunakan ketrampilan
keputusan yang oleh peserta dirasakan sebagai
menyimaknya untuk sesekali mengulang (mirroring)
tanggung jawab bersama berdasarkan rencana
sebagai cara meyakinkan peserta bahwa fasilitator
aksi yang nyata bukan sekedar RTL (rencana
memberi perhatian. Dan kalau ada peserta yang
‘tidak’ lanjut).
berbicara panjang lebar dan tidak fokus, ketrampilan parafrase bisa membantu orang itu merunut kembali apa yang ingin disampaikan. Ketrampilan Sosial (Social Skills). Dalam komunikasi yang efektif, ketrampilan sosial seorang fasilitator hanya akan kuat jika ketrampilan dirinya juga kuat. Beberapa ketrampilan sosial yang penting dikuasai seorang fasilitator adalah: - Memotivasi. Kita hanya bisa memotivasi orang lain bila kita memiliki motivasi diri dan keyakinan yang kuat tentang apa yang disampaikan.
Ketrampilan Perencanaan (Planning Skills) Membangun sebuah rumah fasilitator yang utuh juga membutuhkan ketrampilan perencanaan atau planning skills. Implikasi dari peran fasilitator sebagai pemandu proses berarti fasilitator memegang tanggung jawab penuh untuk merancang dan merencanakan proses fasilitasi. Bagi fasilitator, 80 persen keberhasilan sebuah pertemuan terletak pada persiapan prosesnya.
Bila fasilitator tidak yakin akan apa yang dilakukannya, kita tidak yakin, peserta akan
124
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Bahan Presentasi
Rumah FASILITATOR SIKAP DAN TEHNIK YANG HARUS DIMILIKI SEORANG FASILITATOR
1
TUGAS KELOMPOK •
Sikap Dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang FASILITATOR (satu sikap satu post it)
•
Ketrampilan apa saja yang harus dikuasai oleh seorang FASILITATOR (satu ketrampilan satu post it)
2
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
125
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
RUMAH FASILITATOR •
Ketrampilan Merancang Proses
• Ketrampilan Mengelola Dinamika Kelompok • Ketrampilan Komunikasi Interpersonal • Sikap Dasar Fasilitator 3
SIKAP DASAR FASILITATOR Percaya Pada Kekuatan Kelompok Kemampuan berfikir positif pada gilirannya Anda percaya seseorang/ kelompok selalu bisa menemukan jalan terbaiknya. • Berfikir Positif Bagaimana memanfaatkan empati dan compassion Anda untuk selalu berfikir positif. • Empati Menemukenali apa yang membuat motivasi diri Anda berlebihan dan melahirkan empati. • Minat Menemukenali kesadaran diri dan kontrol diri dengan menemukan apa yang Anda suka dan tidak suka.
•
126
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
4
www.kinerja.or.id
Hubungan yg Bermanfaat Merasakan Kebutuhan Orang Lain Menggerakan Diri
Ketrampilan Sosial
Ketrampilan Diri
Mengatur Diri Kesadaran Diri
5
sistem sosial
ketidakpastian
Kompleksitas personal skills
kemampuan bekerja dengan orang lain
interpersonal skills
group dynamics mendorong proses dialog antar pihak (co-creation)
www.kinerja.or.id
ketrampilan mengelola diri
leadership skills systemic thinking
ketrampilan berkomunikasi dlm kelompok (co-ownership)
systemic intervention tools (shared learning)
6
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
127
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
Sesi 4: Ketrampilan Komunikasi Non Verbal Komunikasi Non Verbal Mengamati (mata) mengamati perilaku orang lain, tidak saja dengan mata tetapi juga mengaktifkan tubuh dan hati agar bisa merasakan apa yang sedang terjadi pada saat fasilitasi. Menyimak (telinga) seperti yang dijelaskan di atas, menyimak berarti mengaktifkan telinga dengan hati dan tubuh kita menyimak apa yang terjadi di sekitar kita. Bahasa tubuh sadar penuh bahwa tubuh kita juga ‘berbicara’. Implikasinya adalah bahwa seorang fasilitator harus bisa berkomunikasi dengan ekspresi, gaya, dan perilakunya dan memanfaatkan seluruh tubuhnya ketika melakukan fasilitasi. Suara mengontrol kecepatan berbicara, tinggi rendah suara (intonasi), dan keras pelannya suara agar pas dengan ruangan dan orang yang mau kita jangkau,dan sesuai dengan pesan yang akan disampaikan secara verbal.
yang terbuka, karena fasilitator adalah contoh bagi peserta. Upayakan kontak mata dengan semua dan perhatikan posisi berdiri agar dapat dilihat semua peserta. Suara. Sesuaikan naik turunnya suara dengan penekanan pada kata tertentu sesuai kebutuhan. Keras pelannya disesuaikan dengan besar ruangan dan jumlah peserta. Mengamati. Terus-menerus melatih kemampuan mengamati tanpa menilai. Fasilitator harus sadar bahwa kita selalu mempunyai asumsi yang kita bawa berdasarkan pengalaman hidup masingmasing. Begitupun peserta. Fasilitator harus mampu melakukan suspending atau menggantung asumsinya, dan berusaha sekuat tenaga agar asumsi itu tidak mempengaruhi cara dia melakukan fasilitasi. Mengamati juga berarti peka terhadap lingkungan belajar peserta. Menyimak. Aktifkan telinga, hati, tubuh. Ketika menyimak, perhatikan apa yang dikatakan oleh yang berbicara, bukan cara dia mengatakannya atau siapa yang mengatakannya. Tingkatkan kemampuan menyadari emosi diri sendiri, dan perlu terus menerus melatih diri agar mengontrol emosi ketika sedang menyimak.
Cara mengasah ketrampilan non verbal seorang fasilitator Bahasa tubuh. Yang penting adalah fasilitator harus nyaman dan menunjukkan bahasa tubuh
128
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Bahan Presentasi
MENGAMATI
1
APA ITU MENGAMATI Melihat dengan HATI •
Mengamati apa yang sedang terjadi tanpa menghakimi.
• Memahami tanda-tanda non verbal seseorang dan kelompok secara objektif.
2
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
129
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
Pengamatan yang baik akan membantu anda: •
Mendapatkan gambaran perasaan dan sikap peserta
• Memantau dinamika, proses-proses dan partisipasi kelompok
3
•
apa yang diamati?
Penggunaan suara: berbisik, berteriak
• Gaya komunikasi: pernyataan, pertanyaan • Kontak mata: menghindar atau mengajak • Gerakan tubuh: jenis gerakan seperti dengan
individu
tangan dan kaki • Postur tubuh: bagaimana orang duduk atau berdiri 4
130
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
•
apa yang diamati?
siapa mengatakan apa
• siapa melakukan apa, siapa melihat pada siapa ketika berbicara • siapa yang menghindar kontak mata • siapa duduk dekat siapa
kelompok
• siapa menghindar dari siapa • bagaimana tingkat energi kelompok • bagaimana tingkat minat kelompok 5
MENYIMAK
6
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
131
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
Hambatan MENYIMAK •
Menyimak hidup-mati [on-off] Teorinya orang berpikir 4 kali lebih cepat dari orang bicara. Ada 3/4 menit waktu berpikir tersisa • Menyimak bendera merah-menggoyang keyakinan orang lain. Untuk beberapa orang ‘kata tertentu’ bisa memancing emosi. Kata ‘suku terasing’ -- padanan masyarakat adat. Pendengar kehilangan kontak dan berhenti menyimak • Menyimak dengan kuping terbuka-pikiran tertutup. Pembicara membosankan, seringkali meramalkan apa yang dikatakan pembicara [menyimpulkan].
7
anda akan gagal bila... •
Meminta pembicara cepat-cepat menyelesaikan pembicaraan
• Berargumentasi dengan pembicara • Potong pembicaraan orang • Memberikan nasihat tanpa diminta • Loncat ke Solusi
8
132
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Kiat MENYIMAK •
Tunjukkan minat dan empati. Bayangkan diri anda berada dalam posisi orang yang bicara
• Mendengar dengan aktif : - Perhatikan bahasa tubuh pembicara - Gunakan pertanyaan terbuka - Saat menyimak, hati-hati bila akan bertanya - Jangan loncat ke solusi 9
Bahasa TUBUH •
Bahasa tubuh adalah pesan yang ditunjukkan dari gerakan tubuh Anda.
• Cara Anda berdiri, duduk, bergerak • Cara paling sederhana membuat kelompok merasa nyaman, buatlah bahasa tubuh paling rileks • Pelajari bahasa tumbuh orang lain agar Anda tahu bahasa tubuh yang buruk • Hilangkan kebiasan buruk anda (garuk2 dll) 10
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
133
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
Kontak Mata I Perhatian •
Fasilitator hendaknya selalu menjaga kontak mata pada anggota kelompok saat mereka berbicara.
• Kontak mata bukan berarti Anda memandang orang itu terus menerus melainkan Anda menatap pembicara dengan cara yg rileks. • Kontak mata memiliki kekuatan untuk memberikan perhatian pada seseorang -- hati-hati pada kebudayaan tertentu. 11
Ekspresi •
Ekspresi wajah Anda amat mempengaruhi energi kelompok.
• Tunjukkan espresi wajah Anda dan sesuaikan dengan mood yang diharapkan pada kelompok • Semisal: bila Anda ingin kelompok rileks, terbuka dan penuh perhatian, Anda harus tunjukkan bagaimana Anda juga rileks.
12
134
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Suara •
Tone -- kontrol pitch suara (tinggi, rendah) dan emotional overtone (semangat, sedih, bosan, takut, was-was)
• Kecepatan berbicara -- terlalu cepat melelahkan, terlalu lamban mengantuk.
13
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
135
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
Sesi 5: Ketrampilan Komunikasi Verbal
fasilitator beranggapan bahwa pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang sulit dijawab. Padahal yang benar adalah yang sebaliknya. Pertanyaan yang mematikan diskusi atau yang sulit dipahami peserta justru bertentangan dengan arti fasilitasi yang
Komunikasi Verbal Teknik verbal adalah kata-kata yang keluar dari
seharusnya memudahkan.
Pertanyaan yang Tajam
mulut fasilitator. Secara umum, ketika berkomunikasi dengan peserta maka yang ditangkap dari apa
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam untuk
yang dikatakan seorang fasiltator hanya 7% dari
menghasilkan pertanyaan yang tajam: Bentuk -
apa yang disampaikan. Sedangkan perhatian
harus sesederhana mungkin, misalnya apa yang
peserta biasanya 38% terarah pada suara dan
unik dari...? Apa yang menarik dari...? Fasilitator
irama: pitch control (penekanan pada kata-kata
tidak boleh menganggap bahwa pertanyaan yang
khusus); 55% bahasa tubuh: gerak tangan, mimik,
sederhana adalah pertanyaan bodoh.
dan sebagainya. Maka penting sekali bagi seorang fasilitator untuk menyadari bahwa tehnik non verbal
Lingkup pertanyaan - makin jelas lingkup
yang digunakan mendukung komunikasi verbal yang
pertanyaannya, makin tajam pertanyaannya.
disampaikan.
Misalnya, “bagaimana membangun desa mandiri?” adalah jenis pertanyaan yang lingkupnya tidak jelas.
Melatih ketrampilan verbal penting bagi seorang
Jawaban pasti tidak memuaskan. Berikan lingkup
fasilitator karena digunakan untuk:
pada pertanyaan tersebut, misalnya: “bagaimana membangun desa mandiri di kabupaten Gunung
•
Questioning, bertanya
•
Probing, menggali lebih dalam
•
Paraphrasing, mengulang dengan kata-kata
Asumsi - adalah keyakinan atau sesuatu yang ada
sendiri yang lebih sederhana
di balik pertanyaan tersebut. Misalnya pertanyaan
mas? Lingkup bisa berupa wilayah, waktu, dll”.
“Bagaimana mendorong kreatifas di komunitas-
Bertanya Membuat pertanyaan yang bagus seringkali
komunitas kita?” Berasumsi bahwa ada kreatiftas yang bisa ditingkatkan. Fasilitator harus selalu sadar bahwa di balik setiap pertanyaan ada asumsi.
diabaikan oleh fasilitator, padahal karena fasilitator harus netral pada isi, maka senjata utamanya ketika fasilitasi adalah pertanyaan yang tepat. Banyak
136
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Apakah pertanyaan anda tajam?
fasilitator harus netral terhadap isi percakapan. Bertanya sangat bermanfaat untuk:
Check list yang dapat digunakan untuk membantu fasilitator memeriksa apakah pertanyaanya sudah
•
Menggali banyak ide.
tajam atau belum disampaikan sebagai berikut:
•
Menyusun atau menata berbagai gagasan yang muncul.
- Relevan? Apakah pertanyaan yang diajukan
•
berikutnya.
relevan dengan konteks yang sedang dibahas, peserta yang berdiskusi? - Jujur? Apakah pertanyaan yang diajukan memang benar-benar ingin dicari jawabannya dan bukan basa basi? - Bekerja? Apakah pertanyaan yang diajukan mempunyai momentum sendiri, sehingga mendorong peserta untuk menggali dan mencari jawabannya? - Ide baru? Apakah pertanyaan yang diajukan menciptakan ide-ide baru? - Asumsi? Apa asumsi dibalik pertanyaan itu? - Harapan? Apakah pertanyaan yang diajukan, saat didiskusikan akan menimbulkan harapan? - Pertanyaan baru? Apakah pertanyaan yang diajukan bisa melahirkan pertanyaan-pertanyaan baru? Setelah beberapa latihan membuat pertanyaan dan refleksi bersama, pelatih kembali mengingatkan pentingnya pertanyaan dari fasilitator, karena
www.kinerja.or.id
Menggerakkan proses dari satu tahap ke tahap
•
Menilai isi gagasan.
Probing Probing atau menggali lebih dalam biasanya dilakukan oleh fasilitator ketika memasuki tahapan menggali akar masalah atau isu. Dalam proses ini, fasilitator boleh mulai menggunakan kata ‘mengapa’. Sebelumnya, pada tahap menggali gagasan, fasilitator harus menghindari kata ‘mengapa’ karena kata ‘mengapa’ berhubungan dengan nilai atau prinsip yang dipegang seseorang. Probing bertujuan untuk: •
Menggali akar masalah/isu
•
Mencerahkan peserta
•
Membongkar agar gagasan menjadi lebih jelas atau tajam
•
Membangun percakapan yg jujur
•
Meningkatkan rasa saling percaya
Untuk membantu merunut bagaimana membuat pertanyaan secara bertahap, maka pelatih mengenalkan Segitiga Pertanyaan - diagram yang mengurut ‘5W 1 H’ sesuai dengan jawaban yang ingin diperoleh fasilitator. Peserta diminta latihan
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
137
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
probing dengan mengajukan pertanyaan kepada
Beberapa tips lain dalam membuat pertanyaan:
pelatih. Refleksi peserta menghasilkan tips yang bisa dipakai oleh fasilitator:
•
Fokus pada tujuan bersama atas situasi yang dihadapi (pertanyaan apa saja yang bila dijawab
•
terus menerus. Eksplorasi pertanyaan ‘kapan,
•
•
akan membuat hidup kita berubah).
Jangan mengulang pertanyaan yang sama •
Mempertautkan gagasan dan menemukan
dimana, bagaimana..’’ Tiap pertanyaan akan
pemahaman yang lebih dalam (apa yang hilang
menghasilkan pertanyaan berikutnya.
dalam mimpi kita, apa yang belum terlihat?).
Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang
•
Pertanyaan yang menciptakan gerakan ke masa
mengeksplorasi masa depan, jangan selalu ke
depan (apa yang harus kita lakukan agar kita
belakang.
lebih semangat setelah keluar ruangan ini?).
Eksplorasi berdasarkan data yang ada, jangan melompat ke hal-hal yang diluar fakta tersedia. Dalam memfasilitasi komunitas, kita harus membongkar fakta-fakta secara runut. Jadi harus terus menerus berlatih untuk bertanya dengan suatu urutan tertentu.
138
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Bahan Presentasi
BERTANYA
1
Mengapa BERTANYA? •
Supaya semua peserta terlibat
• Mendukung proses refleksi • Menggali lebih jelas isi gagasan • Membangun kesepahaman pandangan para pihak • Melibatkan peserta yang diam • Menghargai sumbangan pikiran peserta • Mengelola waktu 2
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
139
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
nilai/ideologi
Mengapa pendapat
fakta
Apa Siapa
Bagaimana Dimana
Kapan 3
Tertutup vs Terbuka Jawaban sederhana Ya dan Tidak
Mulai dengan Siapa, Apa, Kapan, Dimana, Mengapa
Mudah bertanya, mudah menjawab, tidak makan waktu
Memperoleh jawaban kongkrit, diskusi berkualitas, paham lebih jelas, analisis situasi yang kompleks
Tidak memperoleh hal yang lebih rinci atau informasi baru. Tidak memperbaiki kualitas diskusi.
Beberapa pertanyaan kadang sulit dijawab. Gunakan segitiga bertanya 4
140
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Lebih Memberdayakan
Lebih Mengontrol
PERTANYAAN
PERTANYAAN
Lebih tinggi bila peserta memiliki pengalaman dan ketrampilan
Kualitas Hasil
Lebih rendah, kecuali bila hasil yang diharapkan sederhana
Pemahaman lebih dalam
Belajar bagi Peserta
Bisa lebih dalam, bila pakar memang benar-benar pakar
Tinggi pada banyak kasus
Motivasi Peserta
Rendah, apalagi peserta tidak tertarik
Potensi Tinggi
Belajar bagi Fasilitator
Sangat Rendah
Bila membutuhkan variasi hasil dan kreativitas
Kapan digunakan
Situasi Kritis, tugas yang amat sederhana 5
PROBING
6
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
141
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
PROBING • Bertanya lebih jauh untuk memperoleh pengertian lebih dalam:
- bisa anda menjelaskan lebih lanjut? - bisakah anda berfikir dengan cara lain? - tetapi mengapa begitu? - ada hal lain?
7
Mengapa PROBING ? • Merangsang orang berfikir lebih dalam • Mengklarifikasi pertanyaan, masukan atau pendapat orang • Menciptakan dialog • Memecahkan masalah
8
142
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Bagaimana Caranya? •
Menyimak secara aktif
• Bertumpu pada jawaban sebelumnya untuk pertanyaan berikut • Klarifikasi informasi • Fokus pada satu gagasan yang ingin kita cari
9
Larangan Saat PROBING • Menghakimi sambil menyimak pembicaraan orang • Pertanyaannya loncat-loncat • Membuat banyak asumsi • Kehilangan arah pertanyaan
10
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
143
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
PARAPHRASING
11
Apa itu PARAPHRASING ? • Paraphrasing adalah mengulang apa yang dikatakan seseorang dengan menggunakan kata-kata sendiri yang lebih pendek dan sederhana. • Paraphrasing banyak menggunakan tehnik menyimak seperti pada mirroring, gathering, drawing people out. • Paraphrasing bukan menyimpulkan (summarizing)! 12
144
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Manfaat PARAPHRASING • • • • •
Paraphrasing bisa membuat orang menjadi tenang karena membuat segala hal menjadi lebih jelas. Pembicara merasa apa yang diucapkan ternyata di dengar dan dimengerti orang lain. Pendengar merasa ada kesempatan kedua untuk memperoleh kejelasan Paraphrasing digunakan bila pembicara mengungkapkan pendapatnya secara berbelit-belit. Paraphrasing membantu orang berfikir sambil berbicara. 13
Cara PARAPHRASING • Gunakan kata anda sendiri • Jika pembicara menggunakan satu atau dua kalimat, lakukan dengan jumlah kata yang hampir sama • Jika pembicara berpanjang-panjang, ringkaslah! • Mulailah dengan kata-kata seperti.... • Kedengarannya anda ingin mengatakan bahwa... • Yang saya tangkap dari pernyataan anda adalah... • Apakah yang anda maksud adalah.... • Apakah yang saya tangkap dari anda adalah.....
www.kinerja.or.id
14
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
145
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
Tips PARAPHRASING • Setelah melakukan paraphrasing, amati mimik sang pembicara, dengan menyampaikan kata2: apakah benar pemahaman saya? pembicara akan merespon apakah yang telah anda lakukan sesuai dengan apa yang ia katakan. • Jika tidak, anda harus terus melakukan klarifikasi hingga anda benar-benar memahami apa yang dikatakan orang itu. • Hati-hati menggunakan tehnik ini, jangan terlalu sering! 15
146
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Sesi 6: Ketrampilan Mengelola Dinamika Kelompok
membuat kesepakatan. Padahal, agar pertemuan menghasilkan sesuatu yang inovatif, tidak cukup kalau gagasan yang diungkapkan hanya sedikit. Fasilitator harus mendorong bahwa gagasan yang diungkapkan peserta jumlahnya sama dengan atau beberapa kali lipat jumlah peserta. Tetapi, fasiltator
Teori Permata
juga harus ingat untuk lebih dulu menjelaskan tentang metode brainstorming itu sendiri, dan apa
Salah satu metode fasilitasi yang secara umum
aturan mainnya.
berlaku bagi banyak proses fasilitasi adalah Model Permata atau Diamond Theory. Pada model
Misalnya, fasilitator dapat mengatakan “Dalam 5
Diamond Theory prinsipnya ada tiga zona atau
menit ke depan, kita ingin mendapatkan 50 ide
tahapan, yaitu Zona Divergen atau Divergent Zone,
tentang ... “ dimana setiap orang harus mendapat
Zona Sulit atau Groan Zone, dan Zona Konvergen
kesempatan untuk menyampaikan idenya, kalau
atau Convergent Zone. Seorang fasilitator harus
bisa sampai dua atau tiga putaran.
bisa membantu peserta melalui ketiga tahapan atau ‘zona’ ini dengan menggunakan metode-metode
Brainstorming harus cepat. Sehingga terjadi ‘badai
yang memudahkan peserta.
otak.’ Metode ini diciptakan karena biasanya ide pertama sampai kesepuluh adalah ide biasa saja.
Divergent Thinking Pada tahap divergent, peserta diajak untuk berpikir meluas. Tugas fasilitator adalah mendorong peserta agar mengeluarkan gagasan-gagasan sebanyak mungkin, tanpa menilai dan tanpa melakukan ‘sensor diri.’ Metode yang sering digunakan pada tahap ini adalah brainstorming. Metode brainstorming adalah sebuah metode yang berbeda dengan sekedar curah pendapat. Nilai-nilai partisipasi harus melandasi penggunaan metode ini, supaya lahir gagasan-gagasan baru, bukan ide yang biasa-biasa saja. Seringkali, fasilitator maupun peserta ingin cepat-cepat
www.kinerja.or.id
Sehingga harus dipercepat proses berpikirnya sehingga yang muncul adalah yang tidak biasa saja. Biasanya yang tidak dipikir lama-lama malah bisa jadi menarik dan melahirkan inovasi baru. Cara kedua yang bisa digunakan pada tahap divergen adalah menggunakan metaplan atau metacard. Yang harus dipastikan disini adalah bahwa setiap ide harus ditulis pada satu metaplan, dan metaplan kemudian menjadi alat bantu setiap peserta untuk menjelaskan gagasannya. Jadi, kalau sudah menggunakan metaplan, fasilitator jangan menuliskan lagi apa yang sudah ditulis! Kartu metaplan bisa ditempel langsung pada dinding atau plano, kemudian bisa dipindah-pindahkan
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
147
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
saat proses sudah memasuki tahap menuju
•
Bidodiasi: menggunakan pengandaian
pengerucutan atau convergent thinking.
•
Transporter: memindahkan peran
•
Greenfield: tidak ada hambatan atau halangan apapun untuk beride.
Zona Sulit Justru karena proses pertemuan akan mempunyai zona sulit, maka fasilitator dibutuhkan. Pada tahapan ini, peserta didorong untuk saling-memahami makna dibalik gagasan-gagasan yang sudah diungkapkan
Bila sudah ada ide-ide yang keluar dan ada pemahaman bersama atas setiap ide, baru fasilitator bisa mengajak peserta mengambil keputusan atau malah menciptakan solusi baru yang inovatif.
atau dituliskan. Lagi-lagi fasiltator harus ingat bahwa tujuan dari tahapan ini adalah agar peserta saling
Siklus Perkembangan Kelompok
memahami, bukan menyamakan persepsi. Boleh jadi persepsi peserta akan tetap berbeda, tetapi
Setiap kelompok membutuhkan waktu untuk
paling tidak mereka saling memahami mengapa
berkembang menjadi kelompok yang berfungsi.
masing-masing memiliki persepsi tertentu tentang
Tahap-tahap perkembangan kelompok adalah:
pokok bahasan. -
Forming. Tahap orang berkumpul dan
Pada tahap ini, fasilitator harus bisa sabar dan
membentuk sebuah kelompok. Mungkin ada
meyakinkan peserta bahwa tahapan ini bisa dilalui
yang tidak memilih untuk bergabung, tetapi
dengan mengajak peserta melakukan reframing
diutus. Mungkin ada perasaan ketidakpastian
atau ‘membingkai ulang’ gagasan-gagasan yang
atau keresahan. Seringkali pada tahap ini,
dilahirkan pada Zona Divergen.
anggota kelompok bertanya pada dirinya: “Apakah saya akan cocok dengan peserta yang
Transisi dari zona sulit atau zona frustrasi ke zona
lain? Apakah orang lain akan menerima saya?”
mengerucut (convergent zone) bisa dibantu dengan menggunakan clustering, misalnya dengan diagram T.
Peran Fasilitator: Beri kesempatan bagi peserta untuk saling berkenalan. Pastikan bahwa Anda membantu setiap anggota
Convergent Thinking Beberapa metode lain yang bisa dimanfaatkan peserta untuk mulai mengerucutkan hasil dialog atau
kelompok merasa nyaman. - Informing. Pada tahap ini, anggota kelompok mulai saling berbagi informasi tentang diri
diskusi antara lain: •
Time Beam: mengajak orang untuk berpikir dari akhir ke awal
148
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
mereka dan mulai saling mengenal lebih jauh.
Peran Fasilitator: Bantulah kelompok dalam mencari kesamaan, hal-hal menarik yang dari
www.kinerja.or.id
diri mereka masing-masing dan apa yang
kelompok nyaman dengan fungsi dan perannya
menjadi keberagaman dan kekuatan kelompok.
masing-masing dan seluruh kelompok berfungsi secara utuh. Pada tahap ini, kelompok bisa
- Storming. Semakin mengenal belum berarti
menghasilkan hal-hal yang luar biasa; yang tidak
semakin sayang. Kadang, justru dengan
bisa dilakukan jika anggota kelompok bekerja
mengenal posisi dan kepribadian yang berbeda-
sendiri-sendiri saja.
beda, sebuah kelompok bisa menjadi tegang. Komunikasi mulai tidak lancar, kepentingan dan
Peran Fasilitator: Dukungan dan apresiasi
minat masing-masing anggota bisa jadi saling
fasilitator terhadap kinerja puncak kelompok
bertolak belakang atau berbenturan.
akan sangat berarti pada tahap ini. Sangat penting bagi fasilitator untuk tidak terpancing
Peran Fasilitator: Tunjukkan dukungan kepada
untuk menjadi “bintang” tetapi sebaliknya
seluruh kelompok. Kembangkan dan gunakan
mendukung seluruh kelompok untuk merayakan
tehnik-tehnik komunikasi vibran serta ingatkan
kinerja terbaiknya dan berupaya menjadikan
peserta akan tujuan bersama dan nilai-nilai
kinerja itu berkelanjutan.
kebersamaan kelompok. Usahakan agar tercipta keterbukaan dan keinginan untuk mengatasi
- Mourning. Setiap kelompok pada satu saat
ketegangan atau konflik.
akan berhenti berfungsi sebagai kelompok, baik karena ada perubahan dari dalam kelompok
- Norming. Tahap dimana kelompok mencari
sendiri maupun karena pengaruh konteks di luar
dan menciptakan kestabilan kelompok.
kelompok. Ini bisa menjadi tahap yang sulit atau
Peserta menemukan cara berinteraksi yang
menyedihkan bagi anggota kelompok, tetapi
konstruktif dan produktif. Pada tahap ini,
juga perlu disadari bahwa ini adalah tahap yang
kelompok membangun kebersamaan agar bisa
sangat alami, bukan akhir dari segala-galanya.
menciptakan hasil kelompok yang disetujui bersama.
Peran Fasilitator: Fasilitator perlu waspada terhadap kapan kelompok memasuki tahap
-
Peran Fasilitator: Dukung peserta dalam
ini dan menyiapkan cara untuk membantu
menemukan cara berkomunikasi yang produktif.
kelompok merasakan dan melewatinya. Yang
Ingat bahwa kesuksesan kelompok adalah
penting ditekankan bahwa kelompok tidak
tanggung jawab bersama, dan jika dirasa perlu,
perlu ‘berkabung’ karena sudah berakhir, tetapi
bisa mengajak kelompok mengingat kembali
sebaliknya harus merayakan apa yang berhasil
norma-norma kelompok.
dicapainya.
Performing. Dalam tahap ini, kelompok berada pada puncak produktifitasnya. Semua anggota
www.kinerja.or.id
- Transforming. Tahap ‘mourning’ atau ‘berkabung’ karena fungsi sebuah kelompok
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
149
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
sudah selesai atau berakhir bisa diubah menjadi
berbagai perilaku, baik yang konstruktif maupun
tahap transformasi. Jadi, meskipun kelompok
yang menyulitkan. Dalam mengelola sebuah
dengan fungsi semula ketika dibentuk sudah
kelompok dengan dinamika yang sulit, fasilitator
berakhir, sangat mungkin bahwa kelompok
harus bisa memanfaatkan anggota yang konstruktif
berubah fungsi sesuai dengan kebutuhan dan/
agar turut membantu mengelola dinamika kelompok.
atau merespon perubahan yang terjadi baik di
dalam maupun di luar kelompok.
Perilaku Konstruktif dan Ciri-cirinya:
Peran Fasilitator: Tunjukkan dukungan dan
•
Inisiator. Mengusulkan gagasan-gagasan baru
rasa percaya pada kelompok. Hargai perubahan
untuk didiskusikan sertapendekatan-pendekatan
yang terjadi dan ajaklah kelompok bersama-
baru untuk mengatasi masalah.
sama menciptakan masa depan yang ingin diraih oleh kelompok, kemudian mencari
•
Pemberi Opini. Menyampaikan pandangan-
bagaimana kelompok bisa betransformasi untuk
pandangan yang relevan dan menawarkan
mencapai mimpi bersama itu – bersama-sama
solusi lainnya.
maupun secara individu yang tetap berjaringan. •
Setiap Kelompok Selalu Memiliki Dinamika Sendiri
diusulkan orang lain. •
dan pemahaman, melakukan klari!kasi atas
(balancing) agar dinamika kelompok dapat mencapai
masalah.
hasil yang diinginkan (performing). Untuk membuat melakukan kombinasi berbagai tehnik komunikasi
•
Penguji. Mengangkat pertanyaan-pertanyaan untuk ‘menguji’ apakah kelompok sudah siap
seperti menyimak, mengamati, bertanya, probing,
mengambil keputusan.
menyimpulkan, mengelola perbedaan pendapat, memberikan semangat (encouraging) dan lain-lain.
Pemberi Klarifikasi. Memberikan contoh-contoh relevan, menawarkan alasan,mencari pengertian
Fasilitator berperan sebagai penyeimbang
dinamika kelompok seimbang, fasilitator perlu
Pembangun. Membangun dari apa yang
•
Pembuat Kesimpulan. Melakukan review atas diskusi dan menyimpulkannya.
Manfaatkan Pendukung Anda
•
kritis tentang gagasan mereka sendiri.
Ketika menghadapi situasi dimana terjadi dinamika kelompok yang sulit, seorang fasilitator harus mengingat bahwa dalam setiap kelompok ada
150
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Penantang. Menantang kelompok agar berpikir
•
Pereda Ketegangan. Menggunakan humor atau meminta rehat pada saat-saat yang tepat.
www.kinerja.or.id
•
Pencari Kompromi. Mengalah sewaktu
pertemuan. Dorong kelompok membantu ia
dibutuhkan agar kelompok dapat melangkah
belajar. Bentuklah kelompok diskusi kecil.
maju. •
Penghalang. Cari penyebabnya. Berikan umpan
Pencipta Keharmonisan. Membantu
balik. Ingatkan tentang norma belajar dan jika
menciptakan suasana harmonis.
perlu disesuaikan bila akan mendorongnya lebih positif. Berikan tanggung jawab pada kelompok.
•
Penjaga Gawang. Menjaga agar komunikasi
Hadapi perilaku jika ia benar-benar menjadi
berjalan lancar dan mendorong partisipasi.
penghalang. Dukung dan perkuat perilaku lain di dalam kelompok. Berikan kesempatan berbicara
Perilaku Sulit dan Bagaimana Mengelolanya
di luar pertemuan.
memungkinkan. Berikan umpan balik. Ubah
Ada kalanya dalam sebuah kelompok terdapat
komposisi kelompok. Ingatkan kelompok tentang
beberapa orang yang karena satu atau lain hal
norma belajar. Hadapi perilakunya ketika terjadi
berperilaku yang mengganggu dinamika kelompok.
dan perkuat perilaku lain ketika terjadi. Bentuk
Yang perlu dipahami dan diyakini seorang fasilitator
kelompok alternatif nonagresif. Diskusikan
adalah bahwa ini adalah hal yang sangat alami.
dampak perilakunya dengan seluruh anggota
Karenanya, yang penting adalah mengenal perilaku
kelompok.
sulit dalam kelompok dan mengelolanya – baik secara langsung oleh fasilitator maupun oleh seluruh kelompok secara bersama-sama.
orang yang bertipe sama. Bisa meminta ia diam beberapa saat. Undang agar ia ikut bertanggung
kelompok terganggu, serta kiat mengelolanya
jawab atas partisipasi peserta yang lain.
adalah:
apapun partisipasi mereka. Pada saat di luar ruang pertemuan, berikan semangat. Berikan umpan balik pribadi secara tersendiri. Berikan kesempatan memperoleh materi sebelumnya agar bisa mempersiapkan diri. Luangkan waktu bersama. Bersabarlah. Undang bicara dan cari tahu bagaimana pemahamannya atas isi
www.kinerja.or.id
Dominator. Beri umpan balik. Catat tingkat partisipasinya. Buat kelompok bagi orang-
Beberapa perilaku yang bisa menjadikan dinamika
• Pendiam. Orang pendiam harus dihargai
Agresor. Cari penyebabnya dan hilangkan jika
Kembangkan sikap asertif terhadap orang lain.
Menarik Diri. Cari alasannya. Berikan peran saat memberikan tugas kepada kelompok. Perkuat, berikan semangat, dukung partisipasinya dan berikan tanggung jawab khusus. Tempatkan pada kelompok yang mau memberikan dukungan. Terima keputusannya dan bersabarlah. Dorong terus partisipasinya.
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
151
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
Pelawak. Ingatkan kelompok akan manfaat dan
Yang perlu dipastikan adalah bahwa bahwa
penyalahgunaan humor. Hadapi perilakunya.
ini adalah karena perilakunya bukan reaksi
Berikan umpan balik – beri waktu agar bisa berubah.
terhadap pertanyaan yang diajukan. Berbeda
Dukung perilaku anggota kelompok yang berbeda
Pemikiran Sendiri | Dalam interaksi dengan
dengan perilaku orang ini.
kelompok, orang seperti ini sering memancing pembicaraan yang sama sekali tidak ada hubungan dengan apayang sedang dibicarakan.
Penyendiri. Tunjukkan sikap menerima. Berikan umpan balik jika sesuai. Berikan dukungan khusus. Alokasikan peran atau tanggung jawab khusus.
- Tidak Menghargai Waktu. Seringkali anggota
Dukung – ciptakan kesempatan untuk meraih
kelompok yang resisten ini sengaja terlambat
penghargaan.
dari waktu yang telah ditentukan, atau sering keluar masuk ruang pertemuan selama pertemuan berlangsung tanpa alasan yang jelas.
Mengelola Resistensi Kadangkala fasilitator menghadapi anggota kelompok yang karena satu atau lain hal terlihat tidak menginginkan berada di dalam sesi tersebut atau anggota kelompok yang tidak juga bisa memberikan perhatian penuh terhadap apa yang sedang dilakukan kelompok. Berikut adalah beberapa contoh tanda-tanda umum orang yang resisten dalam sebuah kelompok: •
Hadir atau Terlibat Tanpa Persiapan. Orang ini hadir dalam sebuah pertemuan atau terlibat dalam sebuah kelompok tanpa persiapan sebelumnya atau mengetahui (dan berusaha tahu) untuk apa pertemuan diadakan atau apa yang menjadi tujuan kelompok.
-
Tidak Memberikan Respon. Ketika ditanya, orang ini tidak menjawab ataupun bereaksi.
152
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
-
Mengerjakan Sesuatu yang Sama Sekali Tidak Berhubungan. Ketika pertemuan berlangsung, orang ini sibuk dengan akti!tas yang tidak ada hubungannya dengan apa yang sedang berlangsung. Misalnya, sibuk membaca koran,menggunakan handphone tanpa keluar ruangan, dll.
- Tidak Menyelesaikan Tugas yang Diberikan. Ketika diminta mengerjakan sesuatu, dengan sengaja tidak melakukan apa-apa atau melakukannya dengan asal-asalan. Berikut adalah beberapa saran yang bisa membantu anda untuk mencegah resistensi pada anggota kelompok. Bersikaplah terbuka, dan tersenyumlah. Senyum akan memancarkan energi positif, dan ini terbukti mampu membuat orang lain tertarik akan diri kita
www.kinerja.or.id
Ajukan pertanyaan dan berikan tantangan.
berikan pujian dan tanggapan secara personal. Hal
Anggota kelompok dapat belajar melalui tanya jawab
ini akan mendorong anggota kelompok aktif.
dan pembahasan ide. Oleh karena itu sediakan kesempatan yang cukup bagi anggota kelompok
Waktu berinteraksi dalam sebuah kelompok sangat
untuk melakukannya.
berharga. Seringkali seorang fasilitator terpancing untuk mengeluarkan banyak energi dan waktu untuk
Bangun rasa percaya. Lakukan tindakan-tindakan
mengatur anggota kelompok dengan perilaku yang
positif yang mampu menjamin anggota kelompok
mengganggu dinamika kelompok. Akibatnya, para
untuk merasa tenang dan nyaman dalam setiap
anggota yang berperilaku konstruktif sebaliknya
sesi. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.
malah terabaikan. Ini bisa berbahaya karena
Hindari anggota kelompok dari tekanan ataupun
orang yang tadinya konstruktif, jika merasa tidak
intimidasi, maupun dari kritik yang prematur.
dihargai atau diabaikan bisa berubah menjadi
Yakinkan anggota kelompok untuk merasa yakin
menyulitkan atau resisten. Karenanya, penting bagi
bisa mengutarakan pemikirannya secara penuh dan
seorang fasilitator untuk terus-menerus mengasah
bebas.
dan melatih ketrampilan berkomunikasinya serta mengenal berbagai watak orang supaya bisa
Persiapan yang matang. Persiapkan diri untuk
semakin canggih dalam mengelola interaksi dirinya
segala situasi agar bisa selalu memastikan apa yang
dengan orang lain.
ingin dikomunikasikan dapat diterima dengan baik, dankegiatan berlangsung dengan lancar. Berikan perhatian secara non verbal. Anda tidak harus berbicara sepanjang waktu. Berhentilah berbicara secara berkala untuk memberikan kesempatan kepada anggota kelompok berpikir dan bertanya. Dan ketika ada anggota kelompok yang berbicara, simaklah dengan baik, tunjukkan bahasa tubuh yang meyakinkan bahwa anda sangat menghargai apa yang disampaikan dan dilakukannya. Bersiaplah untuk menerima dan memberikan Umpan Balik. Sediakan waktu yang cukup untuk mengenali perilaku positif dari setiap anggota kelompok dan
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
153
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
Bahan Presentasi
TEORI PERMATA
1
Berapa Jumlah Segitiga?
154
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
2
www.kinerja.or.id
TEORI PERMATA
Gagasan Awal
Brainstorming Gagasan Biasa
Keputusan Dini
Perspektif yg Berbeda
Divergent Thinking
Reframing
Konteks Pertemuan
Kerangka Berfikir Baru
Solusi Baru
Evaluasi Apresiatif
Convergent Thinking
Groan Zone
3
Brainstorming
Brainstorming
Reframing
SETIAP SUMBANGAN PIKIRAN ITU BERHARGA DILARANG MENILAI KITA BISA MODIFIKASI PROSES SEBELUM MULAI ATAU SETELAH BERAKHIR TAPI BUKAN SAAT BERPROSES
➡ Tanya ➡ Rekam ➡ Picu ➡ Rangkum 4
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
155
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
Reframing Brainstorming
• • • •
Reframing
Ingatkan kembali pada konteks pertemuan Perkuat relasi dan saling percaya antar-peserta Galilah prinsip-prinsip inklusivitas Ajak berfikir kreatif atau reframing
Berfikir positif dan berbeda 5
Reframing Time-Beam : Ajak peserta berfikir mundur ke belakang Tahun 2030: Ajak peserta berfikir loncat melampaui waktu Greenfield: Ajak peserta berfikir seolah-olah tak ada hambatan Transporter: Ajak peserta berperan menjadi orang dari lembaga lain Eureka : Ajak peserta berfikir dengan mengkaitkan pada suatu benda Scenario Building: Ajak peserta menulis cerita apa yg dibayangkan House of Process: Ajak peserta membuat alur bergambar Contradiction: Ajak membedakan antara masalah dan penghalang
156
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
6
www.kinerja.or.id
DINAMIKA KELOMPOK
7
Siklus Perkembangan Kelompok
8
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
157
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
Siklus Perkembangan Kelompok
9
Tahap FORMING-INFORMING Apa yang terjadi ? • Berperilaku aman, ingin diterima kelompok dan perlu merasa aman dalam kelompok. • Saling kenal, cari kesamaan dan perbedaan, hindari pertentangan. • Saling memahami tugas sambil saling mengenal Bantu peserta merasa nyaman! Beri waktu untuk berkenalan! Gunakan ice breaker 10
158
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Siklus Perkembangan Kelompok
11
Tahap STORMING Apa yang terjadi? • Membangun kelompok, pembagian peran • Ada kompetisi, ada konflik, ada pertentangan • Ada perasaan takut gagal, takut terbuka dan takut komitmen • Perdebatan aturan main, siapa yang melakukan
Beri dukungan kepada kelompok! Kembangkan teknik fasilitasi! Ingatkan tujuan dan norma-norma kelompok! Ciptakan keterbukaan agar kelompok mengatasi! 12
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
159
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
Siklus Perkembangan Kelompok
13
Tahap NORMING Apa yang terjadi ? • Aturan, ritual, prosedur ditetapkan dan diterima • Pembagian peran disepakati • Tercipta suasana kebersamaan dan saling percaya • Cara mencapai tujuan disetujui bersama Bantu haluskan proses! Serahkan tanggung jawab kepada kelompok! 14
160
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Siklus Perkembangan Kelompok
15
Tahap PERFORMING Apa yang terjadi? • Pelaksanaan tugas • Tim bekerja sama dalam kelompok • Pembagian peran jelas Monitoring dan sesekali bantu review! Biarkan kelompok bekerja sendiri! Gunakan metode jika diminta kelompok! 16
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
161
Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif
Siklus Perkembangan Kelompok
17
Tahap MOURNING Apa yang terjadi ? • Tugas selesai dikerjakan • Tujuan utama pembentukan kelompok sudah terpenuhi • Kelompok berakhir • Rasa sedih di anggota kelompok Gunakan metode umpan balik! Pastikan ada semaca ritual perpisahan 18
162
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
Siklus Perkembangan Kelompok
19
Tahap PERFORMING Apa yang terjadi? • Pelaksanaan tugas • Tim bekerja sama dalam kelompok • Pembagian peran jelas Monitoring dan sesekali bantu review! Biarkan kelompok bekerja sendiri! Gunakan metode jika diminta kelompok! 20
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
163
DAFTAR PUSTAKA
164
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
BAHAN DI CD Presentasi Powerpoint 1. Presentasi1 - Sesi Potret Diri 2. Presentasi2 - Sesi Apa dan Mengapa Fasilitasi 3. Presentasi3 - Sesi Rumah Fasilitator & Sikap Dasar 4. Presentasi4 - Sesi Komunikasi Non Verbal 5. Presentasi5 - Sesi Komunikasi Verbal 6. Presentasi6 - Sesi Dinamika Kelompok 7. Day#1-Kurikulum Kinerja paparan
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
165
DAFTAR SINGKATAN/ISTILAH
166
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
IMPLEMENTED BY RTI INTERNATIONAL AND PARTNERS
USAID - KINERJA Gedung BRI II, Lantai 28, Suite 2807 Jl. Jend Sudirman Kav. 44-46 Jakarta, 10210 Phone: +62 21 5702820 Fax: +62 21 5702832 Email:
[email protected] www.kinerja.or.id