Seri: Eksposisi Roma
Eksposisi Roma 1:18-32
Murka Allah dan Kebebalan Manusia
Murka Allah dan Kebebalan Manusia Menjelang akhir tahun 2012 lalu, seorang teman facebook memosting sebuah gambar wanita cantik berdarah India. Di bawah foto wanita berstatus mahasiswi kedokteran tersebut, ada sejumlah comments mengungkapkan kecaman mereka terhadap pelaku pemerkosaan yang terjadi di New Delhi, India beberapa waktu lalu, tepatnya tanggal 16 Desember 2012. Wanita yang ada pada gambar itu adalah korban perkosaan yang meninggal setelah dirawat 13 hari di rumah sakit akibat penganiayaan dengan menggunakan besi dan dilempar keluar dari bus setelah diperlakukan secara kejam dan tidak manusiawi. Membaca kisah tersebut, seketika, saya juga merasakan kegeraman yang sama seperti teman-teman yang memberikan comments, dan menilai para pelaku sebagai orang-orang yang kurang ajar dan patut mendapatkan hukuman yang setimpal. Kasus pemerkosaan memang meningkat di New Delhi sebesar 23 persen pada tahun 2012. Ada tercatat sekitar 706 kasus pemerkosaan dan yang terbesar adalah di New Delhi. Bahkan, setelah kasus pemerkosaan brutal terhadap mahasiswi kedokteran tadi, masih ada 45 kasus pemerkosaan lagi plus 75
2
Eksposisi Roma 1:18-32
Murka Allah dan Kebebalan Manusia
kasus pelecehen seksual yang terjadi di kota yang telah lama dijuluki sebagai “ibukota pemerkosaan India” tersebut.1 Orang-orang di India pun sangat marah dan geram dengan apa yang terjadi, bahkan, di salah seorang perlaku dikabarkan dianiaya di penjara oleh para tahanan lainnya.2 Setelah membaca dan mengetahui semua ini, saya mengerti dan menyadari bahwa manusia, meskipun tak luput dari dosa dan kesalahan, juga membenci dosa dan kejahatan. Jika manusia yang berdosa saja dapat mengalami dan merasakan hal yang semacam ini, bagaimana dengan Tuhan yang Maha Kudus? Kemarahan terhadap dosa yang ada dalam diri kita sesungguhnya dapat menunjukkan adanya hati nurani, kecintaan, dan kerinduan akan kebenaran (band. Mzm 119:104). Hanya saja, manusia memang tidak boleh main hakim sendiri karena pembalasan adalah hak Dia (band. Roma 12:19). Dan juga Tuhan sudah mengizinkan adanya lembagalembaga manusia untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat, dan menghormati orang-orang yang berbuat baik (band. 1 Pet 2:14).
1
Detik News. Kasus Pemerkosaan Melonjak 23 persen di New Delhi. 2013. Web. 20 Januari 2013. 2
Detik News. Pemerkosa Mahasiswi di India dipukuli di penjara. 2013. Web. 20 Januari 2013. 3
Eksposisi Roma 1:18-32
Murka Allah dan Kebebalan Manusia
Allah yang Maha Adil, yang Maha Kudus, dan yang Maha Mengasihi Sebelum membahas eksposisi ini lebih lanjut, penting bagi kita untuk mengetahui tentang tiga dari sekian banyak atribut Allah. Atribut-atribut tersebut adalah Maha Adil, Maha Kudus, dan Maha Mengasihi. Maha Adil dalam konteks ini berarti bahwa setiap dosa dan kejahatan pasti ada penaltinya. Maha Kudus artinya adalah bahwa Allah tidak dapat mentolerir atau berkompromi dengan dosa, dan Maha Mengasihi artinya adalah bahwa Allah mengasihi manusia meskipun mereka berdosa (band. Rom 5:8). Salib Kristus sesungguhnya memberikan gambaran atas ketiga atribut tersebut. Tuhan begitu mengasihi manusia yang berdosa sehingga Dia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (band. Yoh 3:16). Melalui salib Kristus, dapatlah kita mengerti bahwa Allah tidak mengabaikan tiga atribut tersebut. Dia Kudus dan konsekuen terhadap dosa. Dia Adil sehingga setiap dosa atau kejahatan harus mendapat sanksi atau penalti, dan Kristus telah menanggung penalti itu melalui pengorbanan dan kematianNya di kayu salib, sehingga setiap orang yang percaya kepadaNya akan beroleh keselamatan, dan sebaliknya yang tidak percaya akan tetap ada di bawah hukuman dan murka Allah. Pada satu kesempatan, seorang teman mengisahkan kepada saya tentang kisah seorang jenderal Rusia yang bernama jenderal Shamila. Jenderal yang juga adalah pemimpin kaum 4
Eksposisi Roma 1:18-32
Murka Allah dan Kebebalan Manusia
revolusioner tersebut mendapatkan laporan dari pengawalnya tentang pencurian yang terjadi di wilayah atau teritorial mereka. Mendengar laporan itu, Shamila pun geram dan marah, dan berkata bahwa pencuri itu harus ditangkap dan harus dijatuhi hukuman cambuk sebanyak 50 kali di muka umum. Akan tetapi, suasana sempat menjadi bingung dan tegang, karena pencuri makanan tersebut ternyata adalah ibu kandung dari Shamila sendiri. Setelah mengambil waktu untuk berpikir dan menimbang sejenak, Shamila membuka mantel dan memeluk ibu yang dikasihinya dan menerima hukuman cambuk sebanyak 50 kali di muka umum. Kisah Shamila memberikan ilustrasi tentang tiga atribut Allah, tentang konflik dalam hati, tentang konsistensi, tentang konsekuensi, dan tentang solusi tepat dan yang terbaik dari sebuah dilema. Murka Allah “Murka Allah” bukan frase yang populer dan menarik di dunia Kristen sekarang ini. Frase tersebut jarang sekali bahkan hampir tidak pernah menjadi subject atau topic pembahasan dalam gereja atau pun persekutuan-persekutuan doa di masa kini. Tidak ada lagu-lagu rohani baru yang populer yang diberi judul “Murka Allah” atau yang semacamnya. Padahal, frase ini ada tertulis jelas di dalam Alkitab (band. Roma 1:18). Karena itu, penting sekali memelajari Alkitab secara sistematis, konsisten, dan komprehensif, sehingga kita dapat mengerti dan memahami perkataan-perkataan Tuhan dengan lebih baik, lebih utuh, lebih detil dan lebih menyeluruh, tanpa mengabaikan bagian-bagian yang penting untuk kita pelajari juga. Pembelajaran yang sebaliknya akan menghasilkan 5
Eksposisi Roma 1:18-32
Murka Allah dan Kebebalan Manusia
pengertian dan pemahaman yang dangkal bahkan mungkin akan dapat menyimpang dari kebenaran dan kehendak Tuhan yang sejati. Tuhan adalah Tuhan yang incomprehensible. Dia tidak dapat kita bandingkan atau samakan dengan manusia. Murka Allah tidak akan pernah sama dengan murka manusia, baik dari segi bobot, kekuatan, ataupun motifnya. Manusia telah terkontaminasi dengan dosa sehingga kemarahan atau kemurkaan manusia cenderung di-drive oleh dosa yang lain seperti egoisme, kesombongan, irihati, kejahatan, dan lain sebagainya. Akan tetapi murka Allah adalah karena kekudusan-Nya, bahwa Dia tidak dapat mentolerir atau berkompromi dengan dosa. Murka Allah tidak terjadi secara insidentil melainkan sudah ada dan sedang berlangsung. Murka Allah tampak dan nyata dalam bentuk konsekuensi jangka pendek di dunia, dan jangka waktu yang lebih jauh ke depan atau yang disebut dengan neraka. Allah menyerahkan…Salah satu bentuk dari murka Allah adalah bahwa Dia akan menyerahkan atau membiarkan orangorang yang bebal, yang tidak percaya, dan yang menolak Dia. Orang-orang yang suka berbuat dosa, yang tidak mau bertobat, yang tidak peduli, yang mengabaikan dan mengeraskan hati terhadap Tuhan akan dibiarkan oleh Dia (band. Roma 1:24,26,28). Pemazmur berkata bahwa Allah membiarkan Israel setelah mereka tidak mau mendengar suara-Nya, tidak suka, dan degil 6
Eksposisi Roma 1:18-32
Murka Allah dan Kebebalan Manusia
hati terhadap Dia. Akan tetapi, meskipun demikian, Allah masih mempunyai pengharapan terhadap bangsa itu agar mereka bisa sadar dan kembali kepada Dia sebagai wujud dari kasih yang ada dalam diri-Nya terhadap mereka (band. Mzm 81:13-15). Konsekuensi dari Kebebalan Manusia Sebenarnya, tidak ada orang yang atheis secara original, karena Alkitab berkata bahwa Allah nyata bagi manusia dan kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan (band. Roma 1:19-20). Atau, dengan kata lain, keberadaan Tuhan itu jelas dan nyata bagi manusia melalui karya ciptaan-Nya. Adanya segala sesuatu tidaklah mungkin berasal dari sesuatu yang tidak ada. Keindahan, harmonisasi, variasi, keteraturan, rasionalitas, intelektualitas, moralitas, dan hati nurani, tidaklah berasal dari sesuatu yang tidak ada tanpa pribadi yang menjadi sumber dari semua itu. Planet bumi dan planet-planet lain dalam tata-surya yang begitu besar dan berat tidak jatuh atau mengalami benturan satu terhadap yang lain, melainkan berputar mengalami rotasi dan revolusi secara perlahan, bertahan, dan konsisten, adalah tanda atau bukti keberadaan Tuhan yang mengatur, mengontrol, dan memberikan kelangsungan hidup bagi manusia dan segala makhluk. Tuhan juga telah memberikan hati nurani kepada manusia sedemikian sehingga manusia dapat mempunyai sense untuk 7
Eksposisi Roma 1:18-32
Murka Allah dan Kebebalan Manusia
dapat mengetahui dan mengerti akan kebenaran tentang adanya Tuhan (band. Roma 2:14-15). Jadi, ketidakpercayaan manusia terhadap Tuhan sesungguhnya lebih tepat disebut sebagai kebebalan, penolakan, atau ketidakpatuhan terhadap Dia (band. Roma 1:21, Mzm 14:1). Menjadi Sia-sia dan Menjadi Bodoh…Orang-orang yang bebal, yang tidak percaya, dan yang menolak Tuhan, akan tampak sia-sia dan menjadi bodoh, karena pemikiranpemikiran dan tujuan-tujuan yang terbatas untuk hidup di dunia. Kecenderungan untuk menjadi tidak bertanggungjawab, tidak tunduk kepada otoritas, sombong, angkuh, egosentris, mementingkan diri sendiri dan berorientasi untuk kesenangan semata akan sangat besar. Kebanyakan orang yang tertangkap basah melakukan dosa atau kejahatan akan merasakan perasaan malu dan berusaha menutup wajah dari sorotan mata atau public, karena sebenarnya, dosa dan kejahatan adalah sesuatu yang bodoh dan memalukan. Suami yang menyakiti isteri, atau isteri yang menyakiti suami karena hal-hal yang sepele akan tampak bodoh setelah mereka melakukan sesuatu yang tidak pantas atau yang tidak semestinya. Demikian pula halnya dalam lingkungan keluarga dan orang-orang yang saling mengasihi, saling menyakiti akan jelas tampak menjadi sesuatu kebodohan. Di sisi lain, hidup yang berorientasi jangka pendek yang terbatas hanya untuk hidup di dunia akan terasa tidak exciting 8
Eksposisi Roma 1:18-32
Murka Allah dan Kebebalan Manusia
bahkan mungkin akan membuat hidup menjadi frustasi dan kurang berpengharapan lebih dari apa yang dapat dilihat oleh mata jasmani. Dalam kitab Pengkhotbah, Raja Salomo menyebutnya sebagai kesia-siaan. Hubungan antara Kebebalan dan Moralitas yang Hancur Kualitas iman seseorang adalah berbanding lurus dengan kualitas moralnya. Kepercayaan terhadap Allah akan memengaruhi kualitas moral seseorang. Sebaliknya, orang yang bebal, yang tidak percaya, dan tidak mengakui keberadaan Allah, akan mengalami kehancuran moral dan mengalami eskalasi apabila dia tidak berhenti dan meninggalkan kebebalan itu (band. Mzm 14:1). Prinsip dan kebenaran ini penting untuk dipegang teguh. Para orangtua yang merindukan akan perubahan dan peningkatan kualitas moral anak-anaknya, perlu menyadari akan hal ini, demikian juga untuk para pemuda atau pemudi yang sedang mendambakan pasangan hidup (band. Mzm 119:9). Prioritaskanlah kualitas iman dalam pilihan-pilihan Anda bukan yang lain seperti kecantikan, ketampanan, dan hal eksternal lainnya. Orang-orang yang sedang bergumul tentang kehancuran moralitas dari orang-orang yang dikasihi, melalui prinsip ini, maka tahulah Anda, apakah yang semestinya Anda lakukan, dan kemanakah Anda akan membawa orang-orang yang Anda kasihi. Bawalah mereka mendekat kepada Tuhan dan kebenaran-Nya, maka mereka akan mengalami perubahan hidup dan kualitas moral dan pribadi yang semakin baik 9
Eksposisi Roma 1:18-32
Murka Allah dan Kebebalan Manusia
menuju rancangan Tuhan yang terbaik dan sejati (band. Yer 29:11). Moralitas yang Hancur… Konsekuensi lain dari kebebalan manusia terhadap Tuhan adalah moralitas yang hancur. Ini adalah sejumlah daftar yang diberikan oleh rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Roma tentang moralitas yang hancur sebagai akibat dari kebebalan dan penolakan terhadap Tuhan (band. Roma 1:24-32): • • • • • • • • • • • • •
Dosa seksual Homoseksual Lesbianisme Kelaliman Kejahatan Keserakahan Kebusukan Penuh Dengki Pembunuhan Perselisihan Tipu Muslihat Kefasikan Pengumpat
• • • • • • • • • • •
Pemfitnah Pembenci Allah Kurang Ajar Congkak Sombong Pandai dalam Kejahatan Tidak Taat kepada Orang Tua Tidak Berakal Tidak Setia Tidak Penyayang Tidak Mengenal Belas Kasihan
Perhatikanlah dan sadarilah betapa pentingnya untuk menjaga iman dan kerohanian, dan tetap setia dan bertumbuh di dalam Tuhan. Pada 1960-an, Amerika Serikat terkenal dengan tahun bermulainya sebuah generasi atau subkultur baru yang 10
Eksposisi Roma 1:18-32
Murka Allah dan Kebebalan Manusia
bernama Hippie Subculture atau Flowers Generations. Generasi atau subculture ini membuka lebar pintu gerbang yang tertutup terhadap dosa seksual, dan konsumsi narkoba dan obat-obat terlarang.3 Alhasil, di tahun-tahun setelahnya bahkan sampai sekarang ini, Amerika Serikat, menuai konsekuensi berupa tingginya angka perceraian hingga mencapai rata-rata 9,2 – 9,7 dari 1.000 orang (tahun 2009).4 Menggantikan Kebenaran, Menyembah yang lain, dan Melupakan Pencipta…Konsekuensi yang terakhir dari kebebalan dan penolakan terhadap Tuhan dan kebenaran-Nya adalah upaya untuk menggantikan kebenaran, menyembah yang lain, dan melupakan Pencipta. Orang-orang yang tidak percaya, yang menolak, dan membebalkan diri terhadap Tuhan dan kebenaran-Nya akan melakukan penindasan terhadap kebenaran dengan berbagai macam cara (band. Roma 1:18). Mereka yang tidak taat, tidak tunduk atau patuh kepada kebenaran, mungkin akan merasa terganggu atau terusik, sehingga menghindar dan menjauh dari kebenaran dan membuat kebenaran sendiri (band. Roma 10:1-2).
3
Wikipedia. Hippie. Web. 21 Jan 2013.
4
Gatra. Angka Perceraian di AS. 2011. Web. 21 Jan 2013. Jumlah penduduk Amerika Serikat adalah lebih dari 300.000.000. Artinya, jumlah perceraian adalah lebih dari 2.000.000 orang bahkan hampir mencapai 3.000.000 orang pada tahun 2009. 11
Eksposisi Roma 1:18-32
Murka Allah dan Kebebalan Manusia
Kesimpulan Marilah menjaga iman dan kepercayaan kita kepada Tuhan dan terus tekun, bertumbuh, dan setia, karena besarlah manfaat yang akan kita peroleh di dunia sampai kepada hidup yang kekal. Dan janganlah membebalkan diri dengan tidak percaya, menolak Tuhan, tidak patuh dan taat kepada-Nya, karena itu akan mengakibatkan atau menimbulkan konsekuensi yang merugikan dan menghancurkan moralitas kita. Tuhan memberkati.
12
Eksposisi Roma 1:18-32
Murka Allah dan Kebebalan Manusia
Pesan untuk Pembaca Jika Anda merasa diberkati dengan tulisan ini dan rindu untuk memberkati pelayanan kami dengan cara memberikan donasi untuk mendukung pelayanan beritakanfirman.com, Anda dapat menyalurkannya melalui BCA 7660207371. Donasi Anda akan kami salurkan sepenuhnya untuk pelayanan, pengembangan, dan peningkatan beritakanfirman.com bagi kemuliaan nama Tuhan. Terima kasih. Tuhan memberkati.
13
Eksposisi Roma 1:18-32
Murka Allah dan Kebebalan Manusia
Tentang Penulis: Naek R. Sijabat adalah Gembala Jemaat GKDI Jambi dan juga Dosen Pendidikan Agama Kristen di Universitas Jambi. Pernah bekerja dan melayani Tuhan di bidang multi media Kristen – menjadi editor sejumlah buku, menulis, dan menjadi manager dan produser sejumlah album rohani Kristen. Secara akademis pernah menyelesaikan study Alkitab dan meraih gelar Master di bidang Biblical Studies. Sudah menikah dan dikarunia dua orang anak.
Copyright @ 2013 by Beritakan Firman Publisher
14