KUWAIS Media Kreasindo
Seratus Kisah Orang Saleh yang Menangisi Dosa-dosanya Bismillahirrahmanirrahim Segala petunjuk Kita
puji
dan
Allah
ampunan-Nya
berlindung
serta
bagi
yang
kepada-Nya
perbuatan
kita.
swt.
Di
mana
senantiasa
dari
pertolongan,
kita
harapkan.
keburukan-keburukan
Sesungguhnya
siapa
yang
jiwa
mendapat
petunjuk-Nya, niscaya tidak akan ada yang menyesatkannya. Dan barang siapa yang Allah sesatkan, tiada pula yang dapat memberinya
petunjuk.
Tiada
tuhan
selain
Allah
yang
maha
Tunggal, dan bahwa Muhammad adalah rasul-Nya. Sesungguhnya perkataan yang paling benar adalah kalam Allah. Sebaik-baik perilaku adalah perilaku Muhammad, dan seburuk-buruk urusan adalah urusan yang datang kemudian. Apa yang datang kemudian merupakan bid‘ah, sedangkan bid‘ah adalah
perbuatan
sesat,
tiada
tempat
kembali
untuk
kesesatan selain ke neraka. “Hai orang-orang yang beriman, bertakawalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali 1
kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada tuhanmu yang telah
menciptakan
kamu
dari
diri
yang
satu,
dan
dari
padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah
memperkembangbiakkan
banyak.
Dan
(mempergunakan)
1
bertakwalah nama-Nya
laki-laki kepada kamu
dan Allah
saling
perempuan yang
meminta
yang
dengan
satu
sama
Ali Imran: 102
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
2
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amal-amalmu dan mengampuni bagimu dosadosamu.dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.”
3
Sesungguhnya setiap orang mukmin tidak lepas dari salah dan
dosa.
Akan
tetapi
kemudian
jiwanya
merasa
tersiksa,
pikirannya terganggu, hingga ia menyesali perbuatan dosa serta kesalahan yang telah dilakukannya. Orang mukmin yang berbuat dirinya
dosa, telah
akan
menyesalinya
menyia-nyiakan
karena
ia
ketentuan
sadar
bahwa
Tuhan
yang
diberlakukan pada dirinya. Pada saat yang demikian, jiwa dan pikirannya terpanggil untuk bertaubat, beristigfar dan memohon ampunan dari Allah swt. Berkaitan dengan hal di atas, dalam buku ini akan kami suguhkan
pendirian
orang-orang
saleh
dalam
menyikapi
perbuatan-perbuatan mereka yang salah. Amalan orang-orang saleh itu berupa tangisan atas dosa-dosa yang pernah mereka perbuat. Adapun kita yang hidup sekarang seharusnya lebih perlu menangisi dosa-dosa kita yang tak terhingga di zaman ini. Memang kita semua adalah orang-orang yang tidak luput dari salah dan dosa, akan tetapi sebaik-baik orang yang berbuat salah dan dosa adalah mereka yang sudi bertaubat, sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah saw. Harapan kami, melalui buku ini kita dapat lebih bersikap waspada terhadap hal-hal yang dapat menjerumuskan kita ke 2
An Nisa: 1
3
Al-Ahzab 70-71
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
dalam dosa-dosa. Allah adalah sebaik-baik penerima taubat bagi
hamba-hamba-Nya
yang
bersedia
meminta
ampunan
dan
bertaubat kepada-Nya. “Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama
aku
masih
berkesanggupan.
Dan
tidak
ada
taufik
bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.”4 Majdi Muhammad Assyahawey * * * TANGISI KESALAHANMU Dari
Uqbah
bin
Amir
ra,
ia
berkata,
―Ya
Rasulullah
apakah keselamatan itu?‖ Nabi menjawab, ―Jagalah lisanmu, lapangkanlah rumahmu dan menangislah atas kesalahanmu‖5 Dari
Tsauban
ra,
ia
berkata
bahwa
Rasulullah
saw
bersabda, ―Beruntunglah orang yang bisa menguasai/menahan dirinya, dan orang yang melapangkan rumahnya, serta orang yang menangis atas kesalahannya.‖6 Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Haitsam bin Malik
bahwa
seseorang
Rasulullah
yang
menangis
saw di
tatkala hadapan
berkhotbah, beliau.
ada
Kemudian
Rasulullah saw bersabda, ―Sekiranya hari ini diperlihatkan kepada
kalian
dosa-dosa
orang
mukmin
yang
menyeterai
deretan pegunungan, niscaya dosa-dosa mereka dapat terhapus oleh tangisan orang ini. Itu adalah karena para malaikat sedang menangis dan mendoakannya: ―Ya Allah berilah syafaat 4
Hud: 88
5
HR. Ahmad (4/148,158), at-Tirmidzi (2406), Abu Imran dalam
bab al-fitan (119),al-Baihaqi dalam Sya‘bul Iman (508, 4930), dan at-Thabrani dalam al-Kabir (17/271). 6
HR.at-Thabrani dalam al-Awsath wa as-Shagir (212)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
bagi
orang-orang
yang
sanggup
menangis
di
tengah-tengah
orang yang tidak menangis.7 Menangis karena menyesali perbuatan dosa dan kesalahan adalah perbuatan yang terpuji. Karena tangisan semacam itu menunjukkan
adanya
penyesalan
dan
rasa
takut
akan
siksa
Allah swt. Rasulullah saw bersabda, ―Menangislah kalian, sekiranya
kalian
tidak
dapat
menangis
maka
buat-buatlah
menangis. Sesungguhnya para penghuni neraka menangis hingga tetesan
air
mata
mereka
yang
mengalir
bagaikan
aliran
sungai, lalu habislah air mata mereka. Dan meneteslah darah mereka
hingga
matanya
kering.
Maka
sekiranya
ada
perahu
Mas‘ud
bahwa
diatasnya, niscaya perahu itu akan melayar.8 Dalam
hadits
yang
diriwayatkan
Ibnu
Rasulullah saw bersabda, ―Tidaklah setetes air mata yang menetes dari mata seorang mukmin, meskipun air mata itu setitik
kepala
lalat,
akan
kepada
Allah,
kemudian
tetapi
air
disebabkan
matanya
menerpa
ia
takut
sebagian
mukanya, niscaya Allah mengharamkan baginya api neraka.‖9 Dalam bersabda,
hadits
Abi
―Seseorang
Hurairah yang
ra
bahwa
menangis
Rasulullah
karena
takut
saw
kepada
Allah, sekali-kali tidak akan kembali ke neraka sebelum air susu sampai di susuannya.‖10 Dari Abi Imamah bahwa Rasulullah saw bersabda, ―Tidak ada tetesan yang lebih disukai oleh Allah melebihi tetesan
7
HR. al-Baihaqi dalam Sya‘bul Iman (810)
8
Ibnu al-Mubarak dalam Az-Zuhd (295)
9
HR.at-Thabrani dalam al-Kabir (10/17)
10
HR. Ahmad (2/505), At-Tirmidzi(1633), an-Nasai (3108),
dan al-Hakim (4/260)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
air mata karena takut kepada-Nya, atau tetesan darah yang tertumpah dalam membela jalan-Nya.11 Suatu kali Rasulullah saw pernah mengucapkan doa: ―Ya Allah karuniailah aku sepasang mata yang mudah menangis, yang tetesan airmatanya dapat menyejukkan hati karena takut kepada-Mu.
Karuniakanlah
sebelum
tetesan
air
menjadi darah dan sebelum nurani menjadi batu.
mata
itu
12
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ra bahwa
Rasulullah
dilindungi
Allah
perlindungan haditsnya. seorang
saw
bersabda,
pada
hari
dari-Nya.‖ Di
yang
antara
―Tujuh
tiada
Kemudian yang
mengingat
perkara
perlindungan
Rasulullah
beliau
(berdzikir)
selain
mengucapkan
ucapkan kepada
yang
adalah Allah
―Dan
seorang
diri hingga penglihatan matanya sirna.‖13 Dari
Abbas
bersabda,
bin
―Jika
Abdul
seorang
Mutallib hamba
bahwa
merasakan
Rasulullah bulu
saw
kulitnya
merinding karena takut kepada Allah, maka rontoklah dosadosanya
bagaikan
daun-daun
kering
yang
rontok
dari
pepohonan.14 Abu menangis
Bakar maka
As-Siddik
berkata,
menangislah,
dan
―Barangsiapa
yang
dapat
barangsiapa
yang
tidak
sanggup cukuplah ia buat-buat menangis.15 Abdullah bin Amr bin Ash berkata, ―Menangislah, jika kalian tidak dapat menangis, cukuplah buat-buat menangis! Demi Dia yang menguasai jiwaku! Apabila salah seorang dari 11
HR.at-Tirmidzi (1669), at-Thabrani dalam al-Kabir (8/235)
12
HR. Abu Naim dalam Hilyatul Awliya (2/196)
13
HR. al-Bukhari (660), Muslim (1031), At-Tirmidzi (2391),
dan an-Nasai dalam al-Mujtaba (5395) 14
al-Mundziri dalam at-Targhib (5047)
15
HR.Ahmad dalam az-Zuhd, (108)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
kalian
mengerti
kandungan
ucapan
itu,
niscaya
ia
akan
menangis tersedu hingga suaranya terputus, dan niscaya ia akan melakukan shalat hingga tulang rusuknya patah.16 Abu Sulaiman Ad-Darini berkata, ―Tidak ada balasan untuk mata yang selalu berlinang kecuali bahwa wajah pemiliknya tidak akan memancarkan kehinaan pada hari kiamat.17 Sedangkan menurut Musarwaq bahwa seseorang sesungguhnya akan
mendapati
ruang-ruang
yang
kosong
sehingga
ia
mengingat dosa-dosanya di sana dan memohon ampunan.18 Hatim al-Asham ra berkata, ―Aku mendengar Syaqiq alBalkhi pernah berkata, ―Tidak ada seorang hamba yang paling benar sekalipun bebas dari rasa gelisah dan cemas. Gelisah atas dosa-dosanya yang telah berlalu dan cemas akan apa yang ia tidak ketahui akan menimpa.19 Dalam sebuah khabar bahwa al-Khidhr berkata kepada Musa as,
―Buanglang
sikap
engkau
melangkah
tidak
ada
keras
tanpa
yang
kepala
tujuan,
darimu,
jangan
menakjubkanmu,
pula
dan
janganlah
tertawa
tetaplah
di
jika
rumahmu
tangisilah dosa-dosamu.20 Dalam sebuah riwayat diceritakan tatkala al-Khidhr pergi hendak
berpisah
dari
Musa
as,
Musa
berkata
kepadanya,
―Berilah aku wasiat!‖ Al-Khidhr
menjawab,
buanglah
sifat
keras
melangkah
tanpa
tujuan,
―Tersenyumlah kepala jangan
16
al-Hanad dalamaz-Zuhd, (469)
17
al-Ihya‘ (4/163)
18
Sya‘bul Iman (747, 750)
19
Sya‘bulIman, (795)
20
Hilyatul Awliya(8/144)
darimu, mencela
jangan janganlah
tertawa, engkau
orang-orang
yang
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
berbuat
salah
dengan
kesalahan
mereka,
menangislah
atas
dosa-dosamu wahai putra Imran!‖21 Dalam suatu riwayat, Isa putra Maryam as pernah berkata pada
para
menangisi
sahabatnya, kesalahan,
―Keselamatan menjaga
ada
lisan
dalam
dan
tiga
menetapi
hal:
tempat
tinggal. Hari-hari ada tiga: hari lampau yang telah kau lalui,
harimu
sekarang
yang
engkau
ambil
bekal
darinya,
hari esok yang tak diketahui apa yang akan kau peroleh.‖22 Dari
Syamith
bin
Ijlan
berkata,
―Seseorang
berkata
kepada Isa putra Maryam as, ―Wahai tuan guru kebajikan! Ajarilah
aku
amalan
sekiranya
aku
amalkan
maka
aku
tergolong orang yang bertakwa kepada Allah sebagai mana Ia perintahkan!‖ Isa menjawab, ―Berbuatlah dalam kadar yang mudah. Jika engkau bersedia cintailah Allah sepenuh dan setulus hatimu, berjuanglah dengan sepenuh ragamu. Jika engkau melakukan kebaikan, pernah
maka
lupa
lupakanlah,
menjaganya
sesungguhnya
untukmu.
Dzat
Hendaklah
yang
tidak
dosa-dosamu
menjadi tanggungan kedua matamu, dan hendaklah pula engka menghormati sesamamu.‖23 Dari
Abdullah
bin
Ausajah
berkata,
―Allah
telah
mewahyukan kepada Isa putra Maryam, ―Jadikan Aku sebaagi satu-satunya
perhatian
dari
dirimu,
jadikan
Aku
sebagai
bekal untuk tempat kembalimu, dekatilah aku dengan amalanamalan
sunah
berpaling bersabarlah berjalanlah
maka
kepada
aku selain
atas engka
mencintaimu, Aku
cobaan, dalam
maka
janganlah
engkau
Aku
menghinakanmu,
terimalah
ketetapan-Ku,
jalur-Ku,
sesungguhnya
21
Tarikh ad-Damsyiq, karya Ibnu Asakir (16/416)
22
Tarikh ad-Damsyiq, karya Ibnu Asakir (47/438)
23
Sya‘bul Iman (6905)
jalur-Ku
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
adalah
untuk
Jadikan
mentaatiku,
dirimu
dekat
maka
janganlah
dari-Ku,
dan
mendurhakai-Ku.
berbisiklah
untuk
mengingatku dengan lisanmu, hendaklah mawaddah-Ku ada dalam dadamu,
hendaklah
engkau
terjaga
dari
kelalaian,
tetapkanlah perkara dengan santun, hendaklah engkau senang dan berharap hanya kepada-Ku, teguhkan hatimu untuk takut hanya kepada-Ku, berjagalah di malam hari untuk menggapai jalur-Ku, penuhilah waktu siangmu demi hari penglihatan di sisi-Ku,
berlombalah
temukanlah sesama
dalam
kebaikan
sesuai
kebaikan
dimanapun
nasehat-Ku,
kau
dengan
kegigihanmu,
mengarah,
pergaulilah
tetapkanlah
urusan
sesamamu
dengan keadilan-Ku, sesungguhnya telah Aku turunkan bagimu penawar rasa was-was dikarenakan penyakit kelupaanmu, telah aku
turunkan
pula
ketajaman
penglihatan
sebagai
ganti
penglihatan yang rabun, janganlah engkau menjadi orang yang tidak
berguna
yang
seakan
terbelenggu
padahal
sejatinya
engkau hidup dan bernafas. Wahai Isa putra Maryam! Tidak ada sesuatu makhlukpun yang mengimani-Ku melainkan ia penuh harap, tidak ada pula yang
penuh
pahala
harap
dari-Ku,
terhadap-Ku Aku
melainkan
bersaksi
kepadamu
ia
akan
bahwa
menuai
makhluk-Ku
amatlah percaya akan siksa-Ku selama engkau tidak merubah ketetapan-Ku. Wahai hidupmu,
Isa
putra
Maryam!
menangislah
berpisah
dari
membiarkan
kenikmatan
Tangisilah
sebagaimana
keluarganya, untuk
dirimu
tangisan
orang
meninggalkan
para
sepanjang yang
dunianya,
penghuninya,
sementara
kecintaannya kepada Allah semakin meningkat. Jadilah engkau orang yang lembut ucapan, santun dalam bicara serta penebar salam.
Tetaplah
engkau
terjaga
tatkala
mata
orang-orang
tengah tertidur pulas, untuk tetap waspada akan datangnya perkara
yang
telah
dijanjikan,
berupa
gempa
atau
angin
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
kencang, di mana pada hari itu tidak berharga lagi sanak saudara dan harta benda. Celakilah matamu dengan rasa takut tatkala
orang-orang
perkasa
tengah
tertawa.
Menangislah
dengan tangisan orang yang telah mengetahui bahwa dirinya akan berpisah untuk menuju Dzat yang lebih dekat dengannya daripada urat nadinya. Pada saat itu, jadilah engkau orang yang sabar dan selalu waspada. Karena engkau akan sangat beruntung jika apa yang Aku janjikan untuk orang-orang yang sabar
dapat
menggapaimu.
Berpalinglah
dari
dunia
kepada
Allah hari demi hari. Rasakan aroma-Nya, sesuatu yang telah raib darimu hingga engkau tidak mengetahui di mana rasanya, sesuatu yang belum datang padamu hingga engkau tidak tahu seperti apa lezatnya. Sungguh Aku katakan padamu, apalah engkau ini kecuali hanya berlalu bersama hari-harimu…..24 Ada
seorang
lelaki
mendatangi
Ibnu
Abbas,
orang
menamainya Jundab, ia berkata kepada Ibnu Abbas, ―Berilah aku wasiat!‖ Ibnu
Abbas
menjawab,
―Aku
berwasiat
padamu
untuk
bertauhid kepada Allah, beramal karena Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, sesungguhnya segala kebaikan yang engkau
jalani
setelah
itu
akan
diterima
di
sisi
Allah.
Wahai Jundab, sungguh engkau tidak akan bisa menjauhi ajal melainkan
ia
semakin
dekat,
maka
lakukanlah
shalat
muwadda‘, jadilah kamu di dunia ini laksana orang asing yang tengah berkelana, karena sesungguhnya engkau niscaya akan menjadi penghuni kubur. Menangislah atas dosa-dosamu, bertaubatlah atas kesalahanmu. Jadikanlah dunia ini lebih hina
dari
telapak
sandalmu,
seolah
engkau
telah
meninggalkannya. Kini engkau telah menuju pada pengadilan
24
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Tuhan, apa yang telah engkau langgar tidak dapat memberimu manfaat. Hanya amalmu yang akan memberimu manfaat.25 Dari Ja‘far bin Muhammad al-Khurasani ia berkata, ―Ada orang lanjut usia ditanya, ―Apa yang masih engkau ingini dari
sisa
hidupmu?‖
orang
tua
itu
menjawab,
―Menangisi
dosa-dosa.‖26 * * * KITA ORANG-ORANG BERDOSA Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, ―Tidak seorang mukminpun yang luput dari dosa yang diperbuatnya dari waktu ke waktu, atau dosa yang terus menerus diperbuatnya, dosa itu tidak akan lepas darinya sebelum ia bersedia melepasnya. Seorang mukmin diciptakan senantiasa terkecoh, gampang bertaubat, mudah
lupa,
akan
tetapi
jika
diingatkan
maka
ia
akan
luput
dari
ingat.‖27 Maka
tidak
ada
satupun
dari
kita
yang
perbuatan dosa. Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda,
―Setiap keturunan Adam memiliki
salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang bertaubat.‖28 * * * HADIRNYA DOSA-DOSA Dalam al-musnad disebutkan sebuah hadits dari Uqbah bin Amir
ra
dari
Rasulullah
saw
bersabda,
―Sesungguhnya
25
Al-Bidayah wa an-Nihayah (8/305)
26
Al-Umru wa as-Syaibu, karya Ibnu Abi ad-Dunya (28)
27
HR. At-Thabrani dalam al-Kabir (11/304)
28
HR. Ahmad (2/198), at-Tirmidzi (2499), Ibnu Majah (4251),
ad-Darami (2727), al-Hakim (4/244),Abu Ya‘la (2922).
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
perumpamaan orang yang berbuat keburukan kemudian melakukan perbuatan baik, adalah seperti orang yang mengenakan baju besi
yang
melakukan celah,
sempit,
lalu
kebaikan
apabila
ia
baju
sekali
itu
lagi,
melakukan
membesar, maka
kebaikan
kemudian
terbukalah sekali
ia
suatu
lagi
maka
terbuka pula celah yang lain sehingga ia bisa keluar ke permukaan bumi.29 Sesungguhnya dosa
yang
setiap
selalu
manusia
tidak
mengurungnya,
akan
kecuali
ia
terbebas
dari
bertaubat
dan
menjalankan amal saleh. Terkait
dengan
hal
itu,
orang-orang
salaf
terdahulu
sering mengulang-ulang bacaan berikut di malam hari sambil menangis tersedu: Tangisilah dosamu sepanjang malam dengan sungguh-sungguh Sesungguhnya tangisan itu penawar rasa takut Jangan pernah lengah dari dosa-dosa sepanjang hari Sesungguhnya dosa-dosa itu selalu menyelemuti manusia30 * * * PENAWAR DOSA Beristighfar merupakan amalan yang sangat mujarab untuk menghapus perbuatan hadits
dosa-dosa, dosa.
marfu‘
Hal
yang
karena ini
istighfar
telah
diriwayatkan
adalah
ditegaskan dari
Abi
dalam
penawar sebuah
Hurairah
ra,
―Sesungguhnya bagi setiap penyakit ada penawarnya, adapun penawar dosa-dosa adalah beristighfar (memohon ampun).‖ Imam Qatadah berkata, ―Sesungguhnya al-quran menunjukkan kepadamu tentang penyakit dan penarwarnya untukmu. Adapun
29
HR. Ahmad (4/145), at-Thabrani dalam al-Kabir (17/284)
30
Keterangan hadits labbaik,karya Ibnu Rajab al-Hambali (h
111)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
penyakit itu adalah dosa-dosa, sedangkan penawarnya adalah beristighfar.‖ Sebagian
ulama
ada
yang
mengatakan,
―Sesungguhnya
penawar orang-orang yang berbuat dosa adalah menangis dan beristighfar. Maka barangsiapa yang telah dirundung dosa seharusnyalah ia memperbanyak istighfar.‖ Riyah al-Qaisy berkata, ―Aku memiliki empatpuluh dosa, dan
aku
telah
memohon
ampun
(beristighfar)
kepada
Allah
untuk setiap dosa sebanyak seratus ribu kali istighfar.‖ Adapula yang menghisab dirinya dari masa baligh. Apabila dosanya
tidak
beristighfar
lebih
kepada
dari
Allah
tigapuluh
untuk
setiap
enam,
maka
dosanya
ia
sebanyak
seratus ribu kali, ditambah shalat untuk setiap dosa seribu rekaat, ditambah lagi menghatam al-quran setiap rakaat satu kali. Kemudian ia berkata, ―Meski demikian sesungguhnya aku masih
belum
merasa
aman
dari
murka
Allah
yang
akan
menghukumku karena dosa-dosa itu. Sungguh aku masih dalam kondisi yang menghawatirkan untuk bisa diterima taubatku. Adapun dosanya,
orang
maka
yang
ada
memperhatikan
kemungkinan
ia
dengan
akan
seksama dosa-
bergebung
bersama
orang-orang yang sedikit dosanya. Karena dengan demikian permohonan ampun orang-orang itu akan menebar kepadanya. Pernah suatu ketika Umar bin Khattab ra meminta sekelompok anak
kecil
untuk
memohonkan
ampun
kepada
Allah,
sambil
berkata, ―Kalian anak-anak yang belum berdosa.‖ Abu
Hurairah
ra
pernah
berkata
kepada
anak-anak,
―Ucapkanlah Ya Allah ampunilah dosa-dosa Abi Hurairah!‖ Abu Hurairah
mengucapkan
amin
bersama
anak-anak
yang
mendoakannya. Bakar bin Abdullah al-Muzna berkata, ―Jika ada orang yang
berkeliling
pengemis
dari
melakukannya,
pintu lalu
ke ia
pintu
sebagaimana
mengucapkan,
para
―Mohonkanlah Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
kepada
Allah
ampunan
untukku,
niscaya
permohonannya
itu
terkabul.‖ Sementara banyak,
orang
hingga
ia
yang tidak
dosa
dan
keburukannya
ingat
lagi
seberapa
sangat
banyak
ia
berbuat dosa, sebaiknya ia meminta ampunan (beristighfar) kepada Allah karena Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, termasuk dosa-dosa hamba-Nya. Allah berfirman: “Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu
diberitakannya
kepada
mereka
apa
yang
telah
mereka
kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal
mereka
telah
melupakannya.
Menyaksikan segala sesuatu.”
Dan
Allah
Maha
31
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Syidad bin Aus, Rasulullah saw bersabda, ―Aku memohon kebaikan yang Engkau ketahui, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang Engkau ketahui, aku memohon ampunan (istighfar atas dosa-dosa) yang Engkau ketahui, sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Mengetahui yang ghaib.‖32 Senada
dengan
ucapan
di
atas,
para
ulama
pernah
mengucapkan kalimat berikut: Aku memohon ampun kepada Allah dari segala dosaku yang Dia ketahui Sesungguhnya kesengsaraan itu adalah orang yang tidak menyayangi
Allah.
dosa-dosanya mengasihi
Allah
tidak
Allah.
tidak
lagi
Maka
akan
terhitung
mengasihi akan
beristighfarlah
orang
tetapi
kepada
ia
Allah
yang masih atas
dosa-dosa yang pernah ada. Karena itu beruntunglah orangorang dapat terbebas dari perkara yang dibenci Allah. 31
al-Mujadalah: 6
32
HR. Ahmad (4/123), at-Tirmidzi (3407), an-Nasai dalamal-
Mujtaba (1304)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
* * * ANJURAN BERISTIGHFAR “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada
surga
yang
luasnya
seluas
langit
dan
bumi
yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orangorang yang menafkahkan (hartanya) baik waktu lapang maupun sempit,
dan
memaafkan yang
orang-orang
(kesalahan)
menyukai
yang
orang.
kebajikan.
menahan
Allah
Dan
amarahnya
menyukai
(juga)
dan
orang-orang
orang-orang
yang
apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganaiaya diri sendiri,
mereka
terhadap
dosa-dosa
mengampuni
dosa
ingat
akan
mereka
selain
Allah, dan
daripada
lalu
memohon
ampun
siapa
lagi
yang
dapat
Allah?
Dan
mereka
tidak
meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya adalah ampunan dari Tuhan mereka dan surga mereka
yang kekal
di di
dalamnya
mengalir
dalamnya,
orang-orang yang beramal.”
dan
sungai-sungai,
itulah
sebaik-baik
sedang pahala
33
Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda, ―Apabila seorang hamba melakukan perbuatan dosa, maka hendaklah ia berkata, ―Ya Tuhanku, aku telah melakukan perbuatan dosa meka
ampunilah
dosaku.
Lalu
Allah
berkata,
―Hamba-Ku
mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang memberi ampunan terhadap perbuatan dosa serta menghukum atas perbuatan dosa itu
sendiri.
Maka
telah
Aku
beri
ampun
untuk
hamba-Ku,
kemudian apabila ia masih melakukan perbuatan dosa lagi. (hadits masih berlanjut hingga Rasulullah mengucapakannya
33
Ali Imran : 133-136
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
untuk yang keempat kali, ―maka silakan ia berbuat sesuka hatinya.‖34 Artinya selama masih dalam kondisi seperti ini, setiap kali ia berbuat dosa ia akan memohon ampunan. Dalam
hadits
yang
lain
diriwayatkan,
Rasulullah
saw
bersabda, ―Tidaklah merugi orang yang mengucap istighfar meskipun ia kembali lagi dalam sehati sebanyak tujupuluh kali.‖35 Ada sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Hakim dari Uqbah bin Amir bahwa seseorang mendatangi Rasulullah saw sambil berkata, ―Wahai Rasulullah, bagaimana jika ada orang berbuat Orang
dosa?‖
Rasulullah
berkata,
―Bagaimana
Rasulullah
menjawab,
taubatnya.‖
Orang
berbuat
dosa
itu
―Ia
menjawab, jika akan
berkata
lagi?‖
ia
―Dicatat memohon
diampuni
lagi,
Rasulullah
untuknya.‖ ampunan?‖
dan
diterima
―Bagaimana
jika
ia
menjawab,
―Dicatat
untuknya.‖ Orang itu berkata lagi, ―Lalu bagaimana jika ia bertaubat?‖ Rasulullah menjawab, ―Dia akan tetap diampuni dan
diterima
taubatnya.
Allah
tidak
akan
bosan
hingga
kalian merasa bosan.‖36 Dalam hadits Abi Dzar ra, dari Rasulullah saw riwayat dari Allah swt, Allah berkata, ―Wahai Bani Adam, apa yang engkau panjatkan kepada-Ku niscaya Aku ampuni dosa yang ada darimu. Wahai Bani Adam, sekiranya engkau bawakan dosa-dosa sehamparan bumi ini asalkan engkau tidak menyekutukan Aku 34
HR.Muslim (2758), Ibnu Hibban (625), an-Nasai dalam al-
Kubra (10252), Ahmad (2/492) dan al-Hakim (4/242) 35
HR. Abu Daud (1514), at-Tirmidzi (3559), al-Baihaqi
(20554), Abu Ya‘la (137, 139),al-Qudha‘I dalam as-Syihab (788) 36
Al-Hakim dalam al-mustadrak (1/59), (4/257)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
dengan sesuatupun, niscaya Aku bawakan ampunan sehamparan bumi. Wahai Bani Adam, sekiranya engkau berbuat dosa hingga setinggi langit kemudian engkau meminta ampunan daripada-Ku niscaya Aku beri ampunan kepadamu tanpa peduli.‖ Dalam Muhammad
sebuah saw:
riwayat
Allah
swt
dari
Abi
berkata,
Dzar
ra,
dari
―Barangsiapa
Nabi
berbuat
kebajikan, niscaya ia memperoleh balasan sepuluh kali lipat darinya atau Aku lebihkan. Barangsiapa melakukan perbuatan tercela, maka balasannya sebesar perbuatannya itu atau Aku beri ampunan untuknya. Barangsiapa mendekatkan diri kepadaKu
selangkah,
siapa
maka
Aku
mendekati-Ku
satu
mendekatinya lengan,
satu
maka
lengan.
Aku
Barang
mendekatinya
jengkal. Barangsiapa mendekati-Ku sambil berjalan, maka Aku mendekatinya
dengan
bergegas.
Barangsiapa
membawa
dosa
seluas bumi kepada-Ku tanpa menyekutukan Aku, niscaya Aku membawakan untuknya ampunan sebanyak itu pula.‖37 Dari Amr bin Qais al-Mala‘i, ia berkata, ―Iblis berkata, ―Tiga perkara selama manusia ada didalamnya, maka aku bisa mewujudkan keinginanku: Orang yang menyembunyikan ilmunya, orang yang melupakan dosa-dosanya, dan orang yang mengagumi (membanggakan) pikirannya sendiri.‖38 * * * NABI MEMOHON AMPUN DARI DOSA-DOSA Dari Ibnu Umar ra, ia berkata, ―Kami pernah menghitung dalam satu majelis Rasulullah saw mengucap sebanyak seratus kali kalimat berikut, ―Ya Tuhan ampunilah aku dan terimalah 37
HR.Muslim (2687), Ahmad (5/147, 148, 154, 167, 172, 177),
Ibnu Hibban (226), al-Hakim (4/241), al-Baihaqi dalam Sya‘bul Iman (1043), Ibnu al-Ju‘di (3423), Ibnu Abi adDunya dalam Husnu az-zhan billahi (32) 38
Sya‘bul Iman (1926)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat dan Maha Pemberi ampun.‖39 Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, ―Demi Allah, sungguh aku selalu meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Na setiap hari lebih dari tujupuluh kali.‖40 Dari Aghri al-Muzna ra bahwa Rasulullah saw bersabda, ―Sungguh
rasa
lupa
itu
selalu
ada
dalam
diriku,
dan
akuselalu meminta ampunan kepada Allah seratus kali setiap hari.‖41 Dalam
hadits
berkata, seorang
―Aku yang
keluargaku.
yang
diriwayatkan
berkata, buruk
―Wahai
perkataan,
Kemudian
oleh
Hudzaifah,
Rasulullah! demikian
Rasulullah
saw
Aku
pula
ia
adalah
kebanyakan
menjawab,
―Lalu
dimanakah ucapan istighfarmu? Sungguh aku selalu menghucap istighfar kepada Allah dalam sehari semalam seratus kali.‖42 Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas dari Rasulullah
saw,
―Barangsiapa Allah 39
yang
membukakan
bahawa
Rasulullah
memperbanyak celah
saw
ucapan
untuknya
dari
pernah
bersabda,
istighfar, setiap
niscaya
kesusahan,
HR. Ahmad (2/21), Abu Daud (1517), at-Tirmidzi (3434),
Ibnu Majah (3814),an-Nasai dalam al-Kubra (10292) 40
HR. Al-Bukhari (6307, 3259), Ahmad (2/282, 341, 450,
925), an-Nasai dalam al-Kubra (10269) 41
HR.Muslim (2702), Abu Daud (1515), Ahmad (4/211, 260),
an-Nasai dalam al-Kubra (10276), at-Thabrani dalam al-Kabir (1/302) 42
HR.Ahmad (5/394, 396, 397, 402), Ibnu Majah (3817), ad-
Darami (2723), al-Hakim (1/511), Ibnu Hibban (922), anNasai dalamal-Kubra (10282, 10284), Ibnu as-Sina (362), Abu Naim dalam Hilyatul Awliya (1/276)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
memberikan
jalan
keluar
untuknya
dari
kesulitan
dan
memberinya rezeki yang tiada terduga.43 Abu Hurairah berkata, ―Aku memohon ampun kepada Allah dan
bertaubat
kepada-Nya
seribu
kali
setiap
hari,
yang
demikian itu merupakan tanggunganku. Aisyah ra berkata, ―Kebahagian yang besar bagi orang yang
mendapati
ucapan
istighfar
yang
banyak
dalam
buku
44
amalannya.
Abu Manhal berkata, ―Tidak ada teman yang lebih disukai seoarang
hamba
di
dalam
kuburnya
melebihi
cintanya
pada
istighfar yang banyak.45 Dari Urwah bin Amir ra, ia berkata, ―Sesungguhnya setiap orang
akan
hamparan
diperlihatkan
dosa-dosanya,
dosa-dosanya, lalu
Allah
lalu
ia
berkata
melewati
kepadanya,
―Adapun Aku sesungguhnya amatlah mengasihimu. Maka orang itu mendapat ampunan.46 * * * UCAPAN ISTIGHFAR YANG UTAMA Dalam
hadits
Syidad
bin
Aus
bahawa
Rasulullah
saw
bersabda, ‖Ucapan istighfar yang paling utama adalah jika engkau mengucapkan. ―Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau yang telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Dan aku memenuhi janji-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung pada-Mu dari segala keburukan perbuatanku. 43
HR.Ahmad (1/248), Abu Daud (1518), Ibnu Majah (3819), al-
Hakim (4/262), an-Nasai dalam al-Kubra (10290), al-Baihaqi (6214), at-Thabrani (10/281) 44
Hadits marfu‘dari Abdullah bin Basyar dalam al-
Kubra,karya an-Nasai (10289), Ibnu Majah (3818) 45
Dalam Jami‘al-Ulum wa al-Hikam,karya Ibnu Rajab (h 397)
46
Az-Zuhd, karya Ibnu al-Mubarak (1362)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Aku kembali kepada-Mu dengan segenap nikmat-Mu terhadapku. Aku
kembali
kepada-Mu
dengan
dosaku
maka
ampunilah
aku.
Sesungguhnya tiada yang berhak mengampuni dosa-dosa selain daripada
Engkau.‖
Kemudian
Nabi
berkata,
―Barangsiapa
mengucapkan kalimat itu di siang hari dengan seksama lalu ia mati pada hari itu sebelum memasuki waktu senja, niscaya ia
tergolong
sebagi
penghuni
surga.
Barangsiapa
mengucapkannya di malam hari dengan seksama, lalu ia mati sebelum
memasuki
wktu
pagi
niscaya
ia
tergolong
sebagai
penghuni surga.‖47 Abdullah bin Masud berkata, ―Sesungguhnya ucapan yang paling
disukai
Allah
adalah
ucapan
seorang
hamba
yang
mengatakan, ―Ya Allah aku mengakui dosaku dan aku kembali dengan
nikmat-Mu,
maka
berilah
ampunan-Mu
kepadaku.
Sesungguhnya tiada yang berhak mengampuni dosa-dosa selain daripada Engkau.48 * * * MENGIBA SAAT MENCARI AMPUNAN AllAH Mengiba tatkala berdoa memohon ampunan Allah swt dinilai sebagai hal yang sangat penting. Allah swt berkata, ―Aku sebagaimana dalam persangkaan hamba-Ku tentang Aku, maka hendaklah hamba-Ku berprasangka tenta-Ku sebagaimana yang diinginkan.‖49
47
HR. al-Bukhari (6306), at-Tirmidzi (3393), an-Nasai dalam
al-Mujtaba (5522) dan al-Kubra (7963), Ibnu Majah (3872), Ahmad (4/122, 124), Ibnu Hibban (932, 933), al-Hakim (2/458), 48
Sya‘bul Iman (7171)
49
HR.Bukhari (7505), Muslim (2675)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Dalam salah satu riwayat dikatakan, ―Janganlah kalian berprasangka kepada Allah selain prasangka yang baik.‖50 Diriwayatkan dari Said bin Jubair dari Ibnu Umar sebagai hadits
marfu‘,
―Allah
mendatangi
orang
mukmin
pada
hari
kiamat, Dia mendekatinya hingga membuat oarang itu tertutup dari
pandangan
kepadanya, dosa
semua
―Bacalah!
orang
itu,
makhluk-Ny.
Allah
lalu
Lalu
kemudian
berkata
Allah
berkata
memberitahukan
lagi,
―Tahukah
dosa-
kamu
ini?
Tahukah kamu ini? Orang itu menjawab, ―Ya.‖ Kemudian ia melihat
kanan
kirinya,
Allah
berkata
lagi,
‖Tidak
perlu
cemas hamba-Ku, kamu berada dalam hijab-Ku hingga idak ada seorangpun dapat melihat-Mu. Tidak ada seorangpun di antara Aku dan engkau pada hari ini yang dapat mengintip dosadosamu selain Aku. Aku memberimu ampun atas dosa-dosa itu cukup dengan satu hal dari semua yang telah kau lakukan untuk-Ku.oarang menjawab,
―Engkau
daripada Aku.‖ Adapun
itu
berkata,
tidak
―Apa
pernah
itu
Tuhanku?‖
mengharap
ampunan
Allah selain
51
sebab-sebab
yang
paling
utama
diberikannya
ampunan oleh Allah adalah apabia seorang hamba yang berbuat dosa tidak pernah mengharap ampunan selain daripada Allah semata. Dimana ia menyadari bahwa tidak ada yang berhak memberi ampunan serta menjatuhkan hukuman selain Allah swt. Dalam hadits Abu Dzar terdahulu yang telah disebutkan dari
Rasulullah
saw
sebagai
riwayat
dari
Allah
swt,
dikatakan, ―Apa yang telah engkau panjatkan kepada-Ku dan apa yang telah engkau harap dari-Ku, sesungguhnya telah Aku berikan ampunan-Ku dan Aku tiada peduli.‖52 50
HR. Ibnu Abi ad-Dunya dalam Husnu az-zhan billahi (84).
51
Jami al-Ulum wa al-Hikam (h 393)
52
Telah dijelaskkan sebelumnya
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Artinya
seberapa
banyak
dosa
dan
kesalahan
itu
sama
sekali tidak mengherankan dan tidak pula berlebihan dalam pandangan Allah. Dalam hadits shahih Rasulullah saw bersabda, ―Apabila adadi
antara
kalian
yang
berdoa,
maka
hendaklah
ia
membesarkan harapannya. Sesungguhnya tiada sesuatupun yang mengherankan bagi Allah.‖53 Dosa-dosa
manusia
meskipun
sangat
besar
dan
tiada
terhitung, sesungguhnya ampunan dan rahnat Allah swt jauh lebih besar dan tiada terhitung daripada besdarnya dosadosa
itu.
Sesungguhnya
pula
dosa-dosa
yang
banyak
itu
teramat kecil dibanding dengan ampunan sertarahmat-Nya. Dalam hadits Jabir bin Abdullah diceritakan bahwa ada seseorang mendatangi Rasulullahsaw seraya berkata, ―Betapa banyak dosa-dosaku!dia mengucapnya sebanyak dua atau tiga kali.
Kemudian
Rasulullah
saw
menjawab,
―Ucapkanlah
kalimat: ―Ya Allah sesungguhnya ampunan-Mu jauh lebih agung daripada dosa-dosaku. Dan rahmat-Mu lebih berharga bagiku daripada amal-amalku sendiri.‖ Orang itu mengucapkan ucapan yang
diajarkan
Rasulullah
Rasulullah
saw
berkata
mengulangi
bacaannya.
saw
kepadanya.
kepadanya,
Rasulullah
―Ulangi!‖
berkata
Kemudian Orang
lagi,
itu
―Ulangi!
Oarang itu mengulangi bacaannya lagi. Kemudian Rasulullah saw
berkata
kepadanya,
―Bangunlah!
Sesungguhnya
Allah
telahmengampuni dosa-dosamu.‖54 Sejalan dengan pengertian ini, banyak para ulama yang mengucapkan bait syair di bawah ini:
53
HR. Muslim (2679), Abu Ya‘la (6496) dari Abi Hurairah
54
HR. al-Hakim dalam al-Mustadrak (1/543-544), al-Baihaqi
dalam Sya‘bul Iman (7126)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Wahai orang yang besar dosanya Ampunan Allah lebih besar dari dosa-dosamu Seberapa banyak dosa-dosa manusia Maka dibanding pengampunan Allah itu termaafkan. Dari As-Sya‘bi, ia berkata, ―Aku mendengar ucapan dari Abdul Malik bin Marwan orang-orang yang hasud terhadapny. Aku
mendengarnya
berkata,
―Ya
Allah
sungguh
dosa-dosaku
teramat banyak hinnga melampaui batas. Akan tetapi dosadosa itu teramat kecil dibanding ampunan-Mu, maka berilah ampunan kepadaku!‖55 Adapun Abu Imran as-Salma pernah membaca syair berikut: Sesungguhnya takarannya. Meskipun
Aku
aku tahu
dosa-dosa
dibandingkan
melakukan
dengan
bahwa
manusia rahmat
dosa
Allah
Maha
teramat Allah,
yang
aku
pemberi
banyak, dosa-dosa
tahu
ampunan.
akan
tetapi
itu
teramat
56
kecil.
* * * BEGINI SEHARUSNYA ISTIGHFAR Dari Yusuf bin Husein, ia berkata, ―Suatu ketika Dzu AnNun
ditanya
tentang
istighfar,
lalu
ia
berkata,
―Wahai
saudaraku! Istighfar adalah istilah yang mengandung enam makna berikut: Pertama, menyesali apa yang telah diperbuat. Kedua, bertekad meninggalkan perbuatan dosa selamanya. Ketiga, apabila ia merupakan fardhu yang telah engkau lalaikan sebagai kewajiban antara dirimu dengan Tuhan. Keempat,
menyedekahkan
harta
dan
kekayaan
demi
kemaslahatan sesama. 55
Husnu az-Zhan billahi,karya Ibnu Abi ad-Dunya (113)
56
Husnu az-Zhan billahi,karya Ibnu Abi ad-Dunya (114)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Kelima, menghindari makanan (daging dan tumbuhan) yang diperoleh secara batil. Keenam,
menerima
getirnya
mentaati
kebaikan
laksana
menelan manisnya berbuat maksiat.57 Berikut
ada
petikan
bait
syair
yang
selalu
dikumandangkan para pendahulu kita. Hisab-lah dirimu sebelum datangnya hari perhitungan Tempuhlah kepedihan dunia sebelum datang adzab akhirat Jika suatu hari engkau menangis meneteskan airmata Maka airmata itu akan menyegarkan kalbu Waspadalah, waspadalah dari makanan dan minuman Yang engkau peroleh dengan cara yang hina Atau dari tempat tidur yang engkau tiduri di malam hari Hingga terlihat jelas harapan di hari baan * * * MENANTANG ALLAH DENGAN BERBUAT MAKSIAT Seorang hamba, apabila dikaruniai Allah swt kemurahan, harta, kedudukan dan pangkat, lalu karunia itu dipergunakan untuk
berbuat
meniadakan
semua
maksiat
atau
itu,
ia
karunia
kepada-Nya, lantas
jika
tidak
Allah
berhenti
mengiba kepada Allah dengan segala keluhannya, maka orang seperti
ini
tidak
pantas
memperoleh
kemurahan
ataupun
cobaan. Pasalnya, dengan kemurahan yang diterimanya hanya akan menjadikan dirinya menjadi lemah dan mudah mengeluh. Sebaliknya,
cobaan
dari
Allah
bisa
menyeretnya
pada
kekafiran, pengingkaran serta pengaduannya kepada ciptaan Allah. Dan
hamba
tersebut
masih
saja
membenci
Allah
swt
dengan terus menerus berbuat maksiat, hingga ia berpaling 57
Sya‘bul Iman (7186)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
dari Allah dan menutup pintu di hadapanya. Namun demikian Allah
swt
berkata,
tidak
memutuskan
―Kapanpun
engkau
rahmat-Nya.
datang
Bahkan
kepada-Ku
Allah
niscaya
Aku
menerimamu. Jika engkau mendatangi-Ku malam hari, Aku tetap menerimamu. Jika engkau mendatang-Ku siang hari niscaya Aku menerimamu.
Jika
engkau
mendekati-Ku
sejengkal
saja,
niscaya Aku mendekatimu satu lengan. Jika engkau mendekatiKu satu lengan, niscaya Aku mendekatimu satu depa. Jika engkau kamu. seluas
berjalan Andaikan bumi
menuju engkau
ini
Aku,
niscaya
mendatangi-Ku
tanpa
menyekutukan
Aku
berlari
dengan Aku
menuju
membawa
dengan
dosa
sesuatu
apapun, niscaya Aku memberimu ampunan sebanyak itu pula. Sekiranya
dosa-dosamu
mencapai
langit,
kemudian
engkau
memohon ampunan terhadap-Ku, niscaya Aku memberimu ampunan. Adakah siapa yang kebaikan dan kemurahannya lebih daripada Aku? Hamba-hamba-Ku menentang-Ku dengan berbuat maksiat dan dosa-dosa,
padahal
Aku
tetaplah
yang
menjaga
mereka.
Sesungguhnya Aku, jin dan manusia berada dalam berita yang gempar; Aku yang menciptakan namun mereka menyembah selain daripada Aku. Aku yang memberi rizki, akan tetapi mereka mensyukuri
selain
Aku.
Kebaikan-Ku
turun
kepada
hamba-
hamba-Ku, sebaliknya keburukan mereka naik kepada-Ku. Aku mengasihi mereka dengan nikmat-nikmat-Ku, padahal Aku tiada butuh kepada mereka. Sementara mereka membenci-Ku padahal mereka teramat fakir terhadap-Ku. Siapa yang menghadap-Ku niscaya Aku menemuinya dari jauh, dan siapa berpaling dariKu
niscaya
Aku
memanggilnya
meninggalkan
sesuatu
lebih
yang
dari
karena dia
dari
Aku,
punya.
dekat.
niscaya
Aku
Barangsiapa
Barangsiapa memberinya menghendaki
keridhaan-Ku, maka Aku menghendaki apa yang dia inginkan. Barangsiapa bertindak dengan daya dan kekuatan-Ku, maka Aku Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
lenturkan baginya bijih besi. Mereka yang gemar merdzikir terhadap-Ku niscaya menjadi bagian dari majelis-Ku. Mereka yang
gemar
mensyukuri-Ku
niscaya
menjadi
golongan
orang
yang menerima tambahan dari-Ku. Mereka yang gemar berbuat taat terhadap-Ku adalah termasuk orang-orang yang menerima kemurahan-Ku. Sedangkan mereka yang selalu berbuat maksiat terhadap-Ku adalah mereka yang Aku putuskan harapan akan rahmat-Ku.
Jika
mereka
mengasihi
mereka.
bertaubat
Sesungguhnya
kepada-Ku,
Aku
sungguh
mencintai
Aku
orang-orang
yang bertaubat dan orang-orang yang suci. Jika mereka tidak bersedia mereka.
bertaubat Aku
kepada-Ku
menimpakan
maka
musibah
Aku
adalah
tabib
bagi
kepada
mereka
tidak
lain
untuk mensucikannya dari aib. Siapa lebih mengutamakan Aku dari yang lain, niscaya Aku mengutamakannya di atas orang lain. Satu kebaikan terhadap-Ku berbalas sepuluh kebaikan semisalnya,
hingga
mencapai
berlipat-lipat.
Adapun
berbalas
satu
keburukan
keburukan
itu,
lalu
satu
tujuratus keburukan
saja.
memohon
bahkan
terhadap-Ku
Jika
ampun
kali,
mereka
kepada-Ku
akan
menyesali
niscaya
Aku
mengampuninya. Aku membalas amalan yang sekecil apapun dari hamba-Ku, mereka.
dan
Aku
Rahmat-Ku
mengampuni mendahului
dosa
sebanyak
amarah-Ku.
apapun
Kasih
dari
sayang-Ku
mendahului hukuman-Ku. Demikian pula ampunan-Ku mendahului murka-Ku. orang
tua
Aku
menyayangi
terhadap
hamba-Ku
anak-Nya.
melebihi
Allah
lebih
kasih
sayang
senang
dengan
taubat hamba-Nya melebihi kesenangan orang yang tunggannya tersesat
di
minumannya
padang
terbawa
tandus, oleh
sedangkan
tunggannya.
makanan
Setelah
serta
mencarinya
hingga berputus asa, lalu bersandar di bawah pohon terlelap menanti
ajal,
tunggannya tertambat
dan
berada di
saat di
pohon.
terbangun
atasnya Sungguh
tiba-tiba
dengan Allah
tali
lebih
ia yang
senang
melihat sudah dengan
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
taubat hamba-Nya melebihi rasa senang orang ini terhadap tunggangannya.58 Namun demikian, kesenangan seperti ini adalah senang dalam makna ihsan, yang berarti juga kasih sayang serta kebajikan dari Allah. Bukan senang sebagai rasa yang tumbuh dari
adanya
taubat
tersebut.
Demikian
pula
pertolongan
Allah kepada hamba-Nya. Semua itu merupakan kebaikan Allah kepada
hamba-Nya,
bukan
sebagai
sesuatu
yang
tumbuh
dan
berkembang, atau sesuatu yang bertambah dari yang semula adalah kecil. Bukan pula sebagai sesuatu yang menjadi agung dari
yang
semula
remeh.
Atau
dengan
sesutu
itu
menjadi
menang setelah semula kalah. Jadi sedikitpun Allah tidak memanfaatkannya dalam hal apapun. “Dan katakanlah: “Segala puji
bagi
Allah
Yang
tidak
mempunyai
anak
dan
tidak
mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang
memerlukan
penolong
dan
agungkanlah
pengagungan yang sebesar-besarnya.” Allah
menafikan
adanya
penolong
59
Dia
dengan
Dalam ayat tersebut
bagi-Nya
dari
kehinaan.
Allah adalah penolong orang-orang yang beriman, dan mereka adalah
penolong-Nya.
hamba-Nya. sendiri,
Mereka
lalu
Ini
adalah
membangun
membawa
urusan
dosa-dosa
dosa-doa
itu
Allah
dan
urusan
diri
mereka
qadar
Allah.
bagi
kepada
Betapa indah ucapan seorang pujangga berikut: Jarak memisahkan kekasihmu selamanya Engkau terus menangisinya dengan airmata membanjir Dirimu mendustakanmu, engkau bukanlah kekasihnya
58
Ada dalam hadits yang diriwayatkan Muslim (2744), dan al-
Baihaqi dalam sunan-nya (20556) dari Ibnu Mas‘ud 59
Al-Isra : 111
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Kau keluhkan kutukan, padahal dirimulah sumber kezhaliman.60 * * * MAKNA BERTAUBAT Taubat adalah istilah yang mengandung makna penyesalan yang melahirkan niat serta tekad. Penyesalan yang dimaksud adalah
sikap
maksiat
yang
dapat
dilandasi
menjadi
pengetahuan
penghalang
bahwa
antara
perbuatan
dirinya
dengan
kekasihnya (sesuatu yang diidamkan). Tiap-tiap unsur tadi— pengetahuan, penyesalan serta tekad—dengan sendirinya harus terlaksana secara permanen dan sempurna, yang kesemuanya itu memiliki konsekuensi tersendiri. Pengetahuan adalah pemahaman dan kesadaran yang mendalam akan perlunya seseorang bertaubat. Sedangkan penyesalan adalah keresahan hati disebabkan telah menyia-nyiakan sesuatu yang dicintainya. Penyesalan semacam
ini
dapat
mencerminkan
rasa
dilihat
sedih,
dari
resah
sikap-sikap
dan
gundah.
yang
Adakalanya
seseorang yang sedang menyesali perbuatannya akan menangis dan
meneteskan
airmata
selalu
termenung
merasa
tengah
atau Dalam
untuk yang
rasa
kondisi
lama.
malang,
apakah
dicintainya,
sedih
semacam
Bahkan
beberapa
dirundung
orang-orang
memperpanjang
penyesalan.
dan
ini,
adapula
yang
Barangsiapa
yang
terhadap
hal
itu
penyesalan
lantas
anaknya
akan
dalam
siapakah
semakin dirinya.
yang
lebih
berkuasa dan perkasa daripada dirinya? Kemalangan apalagi yang
dapat
apalagi
melebihi
yang
dapat
pedihnya
api
menunjukinya
neraka?
akan
Dan
turunnya
perkara musibah?
Siapa yang dapat ia percayai lagi selain Allah dan RasulNya? 60
Sekiranya
ada
seorang
dokter
yang
berkata
padanya
Madarij as-Shalihin, karya Ibnu al-Qayyim (1/194-195)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
bahwa penyakit anaknya atau orang-orang yang dicintainya tidak mungkin dapat disembuhkan, bahwa penderita itu tidak lama
lagi
akan
memperpanjang Anaknya
mati,
rasa
bukanlah
niscaya
sedihnya
orang
hal
yang
yang
lebih
itu
sudah
hanya
sangat
perkasa
akan dalam.
dari
dirinya
sendiri. Bahkan dokter itupun tidak lebih tahu dari Allah dan Rasul-Nya. Ajalpun tidak lebih lebih menakutkan dari api
neraka
pertanda
kepunyaan
yang
lebih
Allah. jelas
Sakit dari
itu
sendiri
kematian
bukanlah
karena
telah
melakukan maksiat yang mendatangkan amarah Allah dan akan berhadapan dengan api neraka. Perlu diketahui bahwa penderitaan yang semakin dalam dan sedih,
dengan
sendirinya
semakin
membuka
peluang
dihapuskannya dosa-dosa. Adapun tanda-tanda penyesalan yang benar adalah apabila hati telah menjadi lapang, sementara air
mata
terus
mengalir
deras.
Dalam
sebuah
khabar
dikatakan, ―Berbaurlah dengan para tawwabin, sesungguhnya mereka orang-orang yang lembut hatinya.‖ 61 Karena kelembutan hati mereka ini, maka ucapan-ucapan yang baik dapat dengan cepat
menyentuh
hatinya.
Mereka
adalah
arang-orang
yang
sangat dekat dengan rasa lapang dan kasih sayang. * * * GETIRNYA BERBUAT DOSA Tanda-tanda mencerminkan
penyesalan
keengganan
dapat hati
dilihat terhadap
dari
sikap
perbuatan
yang dosa
sebagai ganti dari sikap sebelumnya yang gemar melakukan 61
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya dalam at-Tawbah
(144), Abu Naim dalam Hilyatul Awliya (1/51), Ahmad dalam az-Zuhd (h 120), Hannad dalam az-Zuhd (894), Ibnu alMubarak dalam az-Zuhd (132)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
maksiat.
Sikap
yang
dahulu
menyenangi
berubah
menjadi
benci. Kebiasaan yang dahulu senang berbuat dosa berubah menjadi acuh dan menjauhinya. Jika anda katakan, ―Bagaimana bisa perbuatan dosa itu terasa getir, sementara secara alami ia sangat menggiurkan? Maka
katakanlah,
―Barangsiapa
menghisap
madu
yang
di
dalamnya terdapat racun, sedangkan ia tidak merasakannya saat
menghisap
madu
itu,
lantas
ia
jatuh
sakit
yang
berkepanjangan, maka apabila disuguhkan madu yang serupa yang didalamnya terdapat racun yang sama pula, sementara ia benar-benar sedang menginginkan lezatnya madu itu, apakah ia
akan
menolak
madu
tersebut
atau
mungkin
ia
malah
―Tidak,
karena
dia
tidak
menerima kembali? Mungkin ingin
anda
melihatnya
akan
berkata,
lagi.
Atau
malah
bisa
jadi
ia
akan
menghindari madu yang tidak menyimpan racun sama sekali, karena keserupaan madu itu dengan yang lainnya. Jadi, rasa pahit dan getir yang dirasakan oleh orang yang bertaubat dapat diumpamakan seperti ini. Karena pengetahuannya bahwa dosa itu laksana madu yang menyebabkan ia sakit keracunan. Dengan pemahaman Manakala
demikian, dan
taubat
kesadaran
keimanan
semestinya
keimanan
semacam
ini
didasari
seperti
tertanam
kuat
dengan
contoh
tadi.
dalam
hati,
niscaya taubat orang-orang yang menyadari kesalahannya akan semakin
kuat
pula.
Sungguh
kita
tidak
mendapati
manusia
yang luput dari berbuat salah dan dosa.62 * * * BERPRASANGKA BAIK KEPADA ALLAH
62
Ihya Ulum ad-Din (4/34)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Dari Abi Hurairah ra, dari Rasulullah saw, ―Allah swt berkata, ―Aku sebagaimana persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Dan Aku bersamanya manakala ia mengingat-Ku.‖63 Dalam Muhammad
sebuah saw,
persangkaan kepada-Ku
riwayat ―Allah
hamba-Ku maka
dari
swt
Abu
berkata,
terhadap-Ku,
kebaikan
Hurairah
itu
―Aku
jika
dari
sebagaimana
berprasangka
untuknya.
Nabi
Maka
baik
janganlah
berprasangka kepada Allah kecuali prasangka yang baik.‖64 Abdullah berhak
berkata,
disembah
―Demi
selai
Dzat
Dia!
yang
Seorang
tiada
hamba
Tuhan
mukmin
yang
niscaya
akan dikaruniai kebaikan karena berprasangka baik kepada Allah. Demi Dzat yang tiada Tuhan selain Dia! Seorang hamba yang
berprasangka
memberikan
baik
kebaikan
kepada
Allah,
seperti
yang
niscaya
Allah
disangkakan
akan itu,
sesungguhnya segala kebaikan itu ada pada-Nya.‖65 Hayan Abu Nadhr berkata, ―Watsilah Bin Asyqa‘ berkata padaku, ―Mari ikut bersamaku mengunjungi Yazid bin Aswad, aku
dengar
bahwa
ia
sedang
jatuh
sakit.‖
Ibnu
Hayan
berkata, ―Lalu aku mengikutinya, ia menemui Yazid Bin Aswad yang
terbaring
dan
tak
sadarkan
diri.‖
Watsilah
berkata
kepadaku, ―Panggillah namanya!‖ Aku berkata kepada Yazid, ―Wahai Yazid, ini saudaramu Watsilah datang menjengukmu.‖ Lalu
Allah
menyadarkannya
kembali
saat
mendengar
bahwa
Watsilah datang menjenguknya. Kemudian ia mengarahkan kedua tangannya, kedua tangan itu mencari-cari dimana Watsilah berada. Aku segera menyahut tangan Watsilah dan aku temukan ke
tangannya.
Aku
tahu
ia
ingin
sekali
memegangkan
tangannya pada Watsilah, hal itu karena kedudukan tangan 63
Telah dijelaskan sebelumnya
64
Telah dijelaskan sebelumnya
65
Husnu az-Zhan billah (83)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Watsilah di sisi Rasulullah saw. Kemudian ia mengusapkan tangan
itu
Watsilah
sekali
ke
berkata,
wajahnya,
―Beritahu
dan
sekali
kepadaku
ke
dadanya.
bagaimana
kamu
berprasangka kepada Allah?‖ Ia menjawab, ―Dosa-dosaku yang meruah
telah
membuatku
tenggelam
dan
aku
khawatir
akan
segera lenyap bersamanya. Namun aku masih berharap rahmat dari Allah.‖ Lalu Watsilah berkata, ―Allahu Akbar! Ahlul bait selalu mengucapkan takbir untuk kebesaran Allah. Kemudian Watsilah melanjutkan
ucapannya,
―Allahu
Akbar!
Aku
mendengar
Rasulullah saw pernah bersabda, ―Allah swt berkata, ―Aku sebagaimana
dalam
persangkaan
hamba-Ku
terhadap-Ku.
Maka
bebaslah orang yang berprasangka terhadap-Ku seperti yang ia kehendaki.66 Dalam salah satu riwayat diceritakan, ―Watsilah menemui orang
sakit
lalu
berkata,
―Bagaimana
keadaanmu?‖
Orang
sakit itu menjawab, ―Sungguh aku merasakan ketakutan yang sangat, aku khawatir tidak diberi kesempatan lagi setelah adanya
ketetapan.
pengharapanku berkata,
Aku
melebihi
―Allahu
selalu
berharap
kepada
rasa
takutku.
Watsilah
Akbar!
Aku
mendengar
Allah,
dan
kemudian
Rasulullah
saw
bersabda, ―Rasa takut dan penuh harap telah bersumpah untuk tidak berkumpul dalam diri seseorang di dunia ini sehingga ia mencium aroma api neraka. Tidak pula akan berpisah dalam diri
seseorang
di
dunia
ini
sehingga
ia
mencium
aroma
surga.67 * * * BERHARAP KEPADA ALLAH WAJIB DIIMANI 66
Husnu az-Zhan billah (2),al-Aqibah fi Zikri al-Maut,
karya Abdul Haq al-Isybili (h 146) 67
Sya‘bul Iman (1004)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
“Dan mereka mengharakan rahmat-Nya dan takut akan azabNya, sesungguhnya adzab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.”
68
“Dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) rahmat baik.”
dan
Allah
harapan amat
(akan
dekat
dikabulkan).
kepada
Sesungguhnya
orang-orang
yang
berbuat
69
“Katakanlah,
Hai
hamba-hamba-Ku
yangmelampaui
batas
terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sesungguhnya
Maha Penyayang.”
Dia-lah
Yang
Maha
Pengampun
lagi
70
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.”
71
Dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah saw, ―Sekiranya orang
mukmin
mengetahui
hukuman
dari
Allah
swt,
niscaya
tidak satupun yang berharap pada suraga-Nya, sekiranya ada orang kafir yang mengetahui rahmat Allah swt, niscaya tidak satupun yang akan berputus asa dari surga-Nya.‖72 “Dan
tidak
ada
seorangpun
daripadamu,
melainkan
mendatangi nereka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian
yang
menyelamatkan
sudah
ditetapkan.
orang-orang
yang
Kemudian
bertakwadan
Kami
akan
membiarkan
68
Al-Isra: 57
69
Al-A‘raf: 56
70
Az-Zumar: 53
71
An-Nisa: 48
72
Al-Bukhari (6469), Muslim (2755), at-Tirmidzi (3542),
Ahmad (1/334, 397, 484), Ibnu Hibban (345, 656), Abu Ya‘la (6507), Husnu az-Zhan billah (19)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
orang-orang berlutut.”
yang
zalim
di
dalam
neraka
dalam
keadaan
73
Untuk itulah , maka orang-orang salaf yang merasa takut berkata, ―Sesungguhnya ketakutan kami adalah karena kami meyakini kami akan kembali ke neraka, dan kami merasa ragu bisa menggapai keselamatan. Mengimani harapan kepada Allah merupakan kewajiban agar berhasil memperoleh keselamatan dan pertolongan dari Allah. Selain ayat-ayat diatas beserta hadits Rasulullah saw, ada sebuah khabar yang diriwayatkan oleh Hasan al-Bashri yang datang
dari
Anas
dari
Nabi
Muhammad
saw,
bahwa
beliau
bersabda, ―Seseorang di dalam neraka memohon kepada Allah selama seribu tahun dengan ucapan ―Ya Hannan, Ya Mannan.‖ Kemudian Allah berkata kepada Jibril, ―Pergilah, bawakan kepada-Ku hamba-Ku ini!‖ Jibril segera berangkat ke neraka, dan dia menemukan para penghuni neraka saling memohon dan menangis. keadaan
Lalu di
ia
kembali
neraka.
kepada
Allah
berkata
Allah
dan
lagi,
menceritakan
―Pergilah
dan
bawakan kepada-Ku hamba-Ku, ia berada ditempat begini dan begini.‖ Jibril segera berangkat dan kembali membawa hamba itu.
Allah
berkata,
―Wahai
hamba-Ku
bagaimana
rasanya
tempatmu?‖ Hamba itu menjawab, ―Wahai Tuhanku, sungguh itu adalah seburuk-buruk tempat yang aku huni.‖ Allah berkata kepada para malaikat, ―Kembalikan hamba-Ku ini!‖ Lalu hamba itu
berkata,
berharap
73
―Ya
Engkau
Tuhanku,
sekali-kali
kembalikan
aku
aku
jika
tidak
pernah
Engkau
telah
Surat Maryam: 71-72
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
mengeluarkanku dari sana!‖ Kemudian Allah berkata kepada para malaikat, ―Tinggalkanlah hamba-Ku ini!‖74 Tatkala Hasan Bashri menceritakan riwayat ini, beliau berkata, ―Aku berharap sekiranya aku adalah orang itu.‖ Kisah itu menunjukkan bahwa harapan seorang hamba yang begitu
besar
keselamatan
dan
menjadi
sebab
ampunan
dari
keberhasilannya Allah
swt.
memperoleh
Marilah
kebaikan kepada Allah atas rahmat dan karunia-Nya.
memohon
75
* * * ANTARA BERHARAP DAN CEMAS Dari Anas ra bahwa suatu ketika Rasulullah saw menjenguk seorang pemuda yang tengah menunggu ajal. Rasulullah saw berkata, ―Apa yang kamu rasakan?‖ Pemuda itu menjawab, ―Aku selalu berharap kepada Allah dan cemas akan dosa-dosaku.‖ Rasulullah saw berkata, ―Tidaklah bertemu (harapan dan ketakutan) dalam hati seorang hamba pada keadaan seperti ini kecuali Allah akan mengabulkan harapannya, dan Allah akan menenangkan hatinya dari rasa takut.‖76
74
Ditakhrij oleh Ahmad (3/230), Al-Baihaqi dalam Sya‘bul
Iman (320, 347),Abu Ya‘la (4210), Ibnu Abi ad-Dunya dalam Husnu az-Zhan billahi (110) sanadnya dhaif. 75
Ihya Ulum ad-Din (4/26)
76
HR. Ahmad dalam az-Zuhd (h 25), at-Tirmidzi (983), an-
Nasai dalam al-Kubra (10901), Ibnu Majah (4261), al-Baihaqi dalam Sya‘bul Iman (1001), Ibnu Abi ad-Dunya dalam Husnu az-Zhan billahi (31), Abu Ya‘la (3303), sanadnya baik sebagaimana yang disebut dalam at-Targhib, karya alMundziri (5125)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Dari
Said
ketika
al-Musayyab
pernah
bahwa
mengeluh,
Umar
bin
kemudian
Khattab
suatu
Rasulullah
saw
menjenguknya lalu berkata, ―Apa yang kamu rasakan Ya Umar?‖ Umar menjawab, ―Aku berharap akan tetapi aku juga merasa takut.‖ Lalu antara
Rasulullah harapan
dan
saw
berkata,
rasa
takut
―Sekali-kali
itu
bertemu
tidaklah
dalam
hati
seorang hamba kecuali Allah akan mengabulkan harapannya dan menenangkannya dari rasa takut.‖77 Dari Aisyah Ummul mukminin ra, ia berkata, ―Jubaib bin Haritrs atang kepada Nabi lalu berkata, ―Wahai Rasulullah! Sesungguhnya
aku
ini
seorang
lelaki
yang
banyak
dosa.‖
Rasulullah saw menjawab, ―Bertaubatlah kepad Allah, wahai Jubaib!‖
Jubaib
menjawab,
―Ya
Rasulullah,
Aku
telah
bertaubat, namun aku mengulanginya lagi.‖ Rasulullah saw berkata
lagi,
―Setiap
kali
engkau
berbuat
dosa,
maka
bertaubatlah!‖ Jubaib berkata lagi, ―Ya Rasul, jadi dosaku akan
semakin
bertambah.‖
Rasulullah
menjawab,
―Ampunan
Allah swt jauh lebih banyak daripada dosa-dosa kamu, wahai Jubaib!‖78 Berkaitan dengan tema ini, sebelumnya telah kami uraikan sebuah
hadits
yang
mengisahkan
Watsilah
bin
Asyqa‘,
sebagaimana pula telah kami jelaskan dalam hadits Jabir bin Abdullah
mengenai
seseorang
yang
mengadukan
dosa-dosanya
kepada Rasulullah saw. Ketika itu Rasulullah saw berkata, ―Katakan: Ya Allah sungguh ampunan-Mu amatlah luas daripada dosa-dosaku.
Dan
rahmat-Mu
lebih
aku
harapkan
daripada
amalanku sendiri.‖ 77
Sya‘bul Iman (1003)
78
Al-Ishabah (1086), Sya‘bul Iman (7091), at-Tawbah, karya
Ibnu Asakir (8), Jamial-Ulum wa al-Hikam (h 164)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Orang yang beriman selalu berada dalam kondisi cemas dan berharap. Dan setiap orang selalu berada antara derita dan keleluasaan. Rasa takut melahirkan sikap bagi pelakunya apa yang tidak muncul dari rasa berharap. Rasa takut itu akan memperlihatkan yang
gagal
perbedaan
(binasa)
yang
dan
sangat
yang
jelas
berhasil
antara
orang
(selamat).
Islam
sendiri datang dengan membawa pesan-pesan kebinasaan serta keselamatan. Nabi Muhammad adalah seorang yang penuh harap lagi cemas, gembira dan waspada. Sesungguhnya Nabi telah menjelaskan dua perkara tersebut dengan sangat jelas. Akan tetapi syetan selalu mengelabuhi pandangan manusia dengan dalih
ampunan
serta
ihsan.
Padahal
nafsu
jahat
mereka
selalu mengajak kepada keburukan dengan janji-janji surga. Iblis merasuki manusia melalui pengertian ‗harapan‘ (raja‟) dengan maksud mencelakakan mereka. Orang-orang yang telah dirasuki bisikan iblis akan dengan mudah berdalih, ―Tuhan akan
mengampuni
kami
sebagaimana
dikatakan
kepada
umat
sebelum kami.‖ Apakah mereka tidak menyadari betapa murka Tuhan
amatlah
kehidupan
pedih
akhirat
siksa-Nya.
terbagi
Apakah
menjadi
mereka
dua;
lupa
taman
bahwa
surga
dan
lembah neraka? Dan apakah mereka tidak ingat bahwa manusia ini selalu berada antara dua rasa takut dan harap? Entah akan
kembali
menuju
surga
karena
pertolongan
Allah
swt,
atau terjerumus ke neraka karena menerima keadilan Tuhan? Siapa saja yang merasa cukup hanya dengan berharap tanpa mengenyam mengetahui
rasa
takut
akibat
kepada
dari
Allah,
maka
perbuatannya.
ia
tidak
Sesungguhnya
akan orang
mukmin yang selamat dan berhasil adalah mereka yang beriman kepada
Allah,
Rasul-Nya,
hari
kiamat,
berbuat
kebajikan
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
serta
menghindarkan
diri
dari
segala
hal
yang
dapat
membinasakannya, apakah berupa azab atau berkah.79 Abdul Wahid bin Zaid berkata, ―Aku berkata kepada Zaid An-Numairi, menjawab, berkata
―Sampai
dimanakah
―Memuliakan
lagi,
―Lalu
Allah apa
puncak
dari
rasa
tempat
puncak
takut?‖
Dia
keburukan.‖
Aku
harapan?‖
Dia
menjawab,
―Selalu merenungi Allah dalam keadaan apapun.‖80 Sedangkan
Dzu
an-Nun
al-Mashri
pernah
mengatakan,
―Seyogiyanya rasa takut—dalam hati orang beriman—itu lebih terlihat
jelas
daripada
harapannya.
Apabila
harapan
itu
lebih besar maka hati akan menjadi kacau.81 Adapun segolongan adapula
Abdullah umat
yang
Bin
Taheer,
ia
kepada
Allah
memohon
memohon
kepada-Nya
pernah
berkata,
melalui
melalui
―Ada
perbuatan,
rahmat,
maka
bagaimanakah antara orang yang memohon kepada Tuhan melalui Tuhannya dan antara orangyang memohon kepada Allah melalui amalannya.
Padahal
tidaklah
antara
orang
yang
berharap
kepada Tuhannya melalui amalannya sama seperti orang yang berharap kepada Tuhannya melalui diri-Nya. Masih menurut Abdullah bin Taheer, ia berkata, ―Seberapa besar ketaatan kita hingga dapat menerima nikmat-Nya? Dan seberapa
kecil
dosa-dosa
kita
hingga
dapat
memperoleh
pengampunan-Nya? Sungguh aku berharap agar dosa-dosa kita dalam
ampunan-Nya
lebih
sedikit
daripada
ketaatan
kita
dalam nikmat-Nya. Dengan demikian, tidak ada seorang hamba yang dosanya dapat mencemari ampunan Tuhan-Nya.82 * * * 79
Yaqdhah Awla al-I‘tibar, karya al-Qanuji (h 19-20)
80
Husnu az-Zhan billahi (120)
81
Al-Ihya‘ (4/162)
82
Hilyatul Awliya (10/352)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
TIDAK ADA YANG AMAN DARI MURKA ALLAH Penegasan-penegasan yang menjelaskan bahwa tidak ada yang aman dari murka serta adzab Allah tidaklah terbatas. Dan semua
itu
memiliki
arti
bahwa
ketakutan
(rasa
takut)
merupakan sikap terpuji. Karena penghormatan sesuatu dapat ditunjukkan
dengan
yang
menafikannya.
aman,
sebagaimana
cara
memandang
Lawan
daripada
lawan
Sebagaimana
pula
menunjukkan
betapa
dari
akan
ketakutan
harapan
pentingnya besarnya
penting
adalah
bersikap
keutamaan
lawannya
adalah
rasa
putus
asa.
rendah
berharap.
diri
Demikian
pula penghormatan akan rasa aman menunjukkan betapa penting dan besar keutamaan bersikap takut, yang berlawanan dengan rasa aman tersebut. Karena keduanya merupakan dua hal yang saling
menetapi.
Sehingga
dengan
demikian,
setiap
orang
yang mengharapkan kasih sayang, maka dengan sendirinya ia merasa takut akan akan ketiadaannya. Jadi jika ia tidak merasa khawatir atau takut tidak memperoleh kasih sayang tersebut, itu artinya ia tidak mengharapkannya. Jelaslah bahwa cemas (takut, khawatir) dan berharap merupakan dua hal yang saling menetapi. Dan mustahil menafikan yang satu dari yang lain. Allah berfirman: ―Dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusu‟ kepada Kami.”
83
“sedang mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan berharap.”
84
Karena itulah orang arab mengibaratkan cemas dengan istilah harap. Allah berfirman, ―mengapa kamu tidak percaya
83
Al-Anbiya : 90
84
As-Sajadah: 16
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo 85
akan kebesaran Allah.‖
tidak percaya yang berarti tidak
takut. Dan masih sangat banyak istilah raja‟ (berharap) di dalam
al-quran
yang
bermakna
cemas
atau
takut,
itu
disebabkan keduanya merupakan dua hal yang saling menetapi. Jadi orang Arab terbiasa menyebut sesuatu dengan sesuatu yang menetapinya. Bahkan semua keterangan yang menyebutkan keutamaan menangis karena takut kepada Allah, pada dasarnya menunjukkan
keutamaan
rasa
takut
itu
sendiri.
Karena
menangis merupakan buah dari rasa takut. Allah berfirman, ―Maka
hendaklah
mereka
tertawa
sedikit
dan
menangis
86
banyak.”
“Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusu‟.”
87
“Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini? Dan
kamu
mentertawakan
melengahkan (nya)?” Seperti
dan
tidak
menangis?
Sedang
kamu
88
itulah gambaran
mereka.
Orang-orang
saleh
di
masa lampau selalu membiasakan diri dengan ibadah. Allah berfirman, “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa)
sesungguhnya
mereka.”
89
Mereka
mereka
akan
kembali
cemas
akan
diri
kepada mereka,
Tuhan hingga
menghabiskan siang dan malamnya untuk selalu taat kepada Allah.
Mereka
telah
mencapai
puncak
takwa,
menjaga
diri
dari syubhat dan syahwat. Namun demikian mereka tetap saja
85
Nuh: 13
86
At-Tawbah : 82
87
Al-Isra: 109
88
An-Najm: 59-61
89
Al-Mukminun: 60
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
masih menangisi diri mereka karena takut jiwa mereka masih kosong. Berbeda dengan generasi sekarang. Orang-orang di zaman sekarang merasa aman, bahagia tanpa rasa cemas sedikitpun. Bersama itu pula mereka gemar melakukan perbuatan maksiat bahkan
asyik
dengan
kehidupan
dunia.
Mereka
berani
berpaling dari Allah swt dengan dalih bahwa mereka percaya sepenuhnya akan kemurahan serta rahmat Allah kepada hambaNya. Aneh apabila mereka masih saja mengharapkan ampunan dari Allah sementara dalam hati mereka tidak merasa cemas menjalankan perbuatan maksiat, yang berarti menantang Allah swt.
Seolah-olah
mengetahui
mereka
kemurahan
mengklaim
serta
bahwa
fadhilah
mereka
lebih
yang
tidak
Allah
diketahui oleh para nabi sekalipun, atau para sahabat dan generasi peroleh
muslim cukup
terdahulu.
dengan
Apabila
angan-angan,
hal
ini
lantas
dapat
apa
mereka
yang
dapat
membuat mereka untuk merasa cemas dan menangis? Telah
diriwayatkan
dalam
sebuah
hadits
marfu‘:
Akan
datang suatu zaman di mana al-quran dikenakan oleh orangorang ibarat pakaian yang menempel di badan. Keadaan mereka selalu merasa senang dan penuh harap tanpa rasa cemas dan takut
sedikitpun.
Jika
ada
yang
baik
dari
mereka,
maka
mereka mengatakan, ―semoga diterima oleh Allah.‖ Sebaliknya jika
ada
keburukan
dari
―semoga kami diampuni.‖
mereka, 90
maka
mereka
mengatakan,
Riwayat tersebut menggambarkan
betapa orang-orang di zaman sekarang menempatkan sesuatu yang berarti ‗harap‘ pada sesuatu yang seharusnya berarti cemas. 90
Hal
itu
tidak
lain
karena
kebodohan
mereka
akan
Menurut al-Iraqi hadits ini ditakhrij oleh Abu Mansur ad-
Dailami dalam ‗Musnad al-Firdaus‘ dari Ibnu Abbas melalui sanad dhaif.
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
ancaman-ancaman yang ada dalam al-quran.
91
Bagaimana bisa
orang mukmin tidak merasa takut sementara Rasulullah saw pernah menegaskan; ―Surat Hud dan surat al-Waqi‘ah membuat merinding seluruh rambutku.92 Allah
berfirman,
“Apabila
matahari
93
digulung,”
“Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?”
94
Menurut salah seorang ulama bahwa itu adalah karena banyaknya ucapan-ucapan binasa dalam surat Hud, misalnya, ―Ingatlah 95
itu.‖
kebinasaanlah
bagi
kaum
'Ad
(yaitu)
kaum
Huud
―Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud.”
96
―Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa.”
97
Padahal Nabi mengetahui bahwa
sekiranya Allah menghendaki, sekali-kali mereka tidak akan menyekutukan-Nya.
Yang
berarti
apabila
Allah
menhendaki
niscaya Dia akan memberi petunjuk pada setiap orang. Dalam surat al-Waqi‘ah dijelaskan, “Tidak seorangpun dapat
berdusta
tentang
kejadiannya.
(Kejadian
itu)
91
Ihya Ulum ad-Din (3/386 - 387)
92
Diriwayatkan at-Tirmidzi dalam sunan-nya (3297), al-Hakim
(2/343) dari Ibnu Abbas. Diriwayatkan pula oleh at-Tirmidzi dalam kitab as-Syamail an-Nabawiyyah (42), Abu Ya‘la (880), at-Thabrani dalam al-kabir (22/123) dari Abi Juhaifah 93
At-Takwiir: 1, yang dimaksud adalah makna keseluruhan
surat. 94
An-Naba‘: 1, yang dimaksud adalah makna keseluruhan
surat. 95
Hud: 60
96
Hud: 68
97
Hud: 95
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain).”
98
Ayat tersebut mengandung pengertian bahwa segala yang ada
telah
peristiw
tercatat,
ayang
tidak
berlalu
dapat
telah
usai.
dirubah
serta
Hingga
tiba
semua
waktunya
hari kiamat. Di mana hari itu adalah hari yang menentukan. Entah
Allah
akan
merendahkan
orang-orang
yang
dahulu
berjaya di dunia, atau sebaliknya akan meninggikan orangorang yang dahulu direndahkan selama di dunia. Dalam
surat
at-Takwiir,
dijelaskan
kejadian
hari
kiamat yang menakutkan serta pertanda hari telah berakhir. ―Dan
apabila
neraka
Jahim
dinyalakan.
Dan
apabila
surga
didekatkan. Maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya.‖
99
Dalam surat an-Naba‘ dijelaskan: “Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata:"Alangkah baiknya sekiranya dahulu adalah tanah". ―Pada
hari,
ketika
ruh(1550)
100
dan
para
malaikat
berdiri
bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar.” Al-quran
sendiri,
dari
awal
101
hingga
akhir,
berisi
pesan-pesan agar manusia takut kepada Allah swt. Namun hal itu tentu hanya bisa ditangkap oleh orang-orang yang punya 98
Al-Waqi‘ah: 2-3
99
At-Takwiir: 12-14
100
An-Naba‘: 40
101
An-naba‘: 38
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
hati dan bersedia menghayati. Andaikata di dalam al-quran hanya
terdapat
Pengampun saleh,
firman
bagi
kemudian
Allah,
orang
yang
tetap
di
“Dan
sesungguhnya
bertaubat,
jalan
yang
Aku
beriman,
beramal
102
benar.”
Maha
niscaya
segala sesuatu lengkap adanya. Jadi ampunan itu dikaitkan dengan
empat
syarat
yang
tiada
seorang
hambapun
sanggup
memenuhinya. Akan halnya dengan para Nabi, terlepas akan nikmatnikmat
yang
mereka
karena
mereka
tidak
apakah
mereka
merasa
terduga-duga)?
terima, merasa
Tiada
aman yang
sesungguhnya aman
dari
itu
dari
azab
Allah.
“Maka
azab
Allah
(yang
tidak
azab
Allah
merasa
kecuali orang-orang yang merugi.”
ketakutan
aman
dari
103
Pernah diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad bersama Jibril as menangis karena takut kepada Allah. Lalu Allah berkata kepada mereka, ―Apa yang membuat kalian menangis, padahal Aku telah menjamin keselamatan kalian?‖ Mereka menjawab, ―Siapa yang bisa aman terhindar dari azab-Mu?‖ olah
tatakala
keduanya
mengetahui
bahwa
104
Allah
Seolah-
swt
Maha
Mengetahui yang ghaib, dan bahwa keduanya tidak mengetahui kapan akhir dari semua persoalan, maka mereka belum merasa aman
untuk
keselamatan
mengartikan kalian
firman
berdua‖,
Allah
bahwa
―Aku
itu
telah
merupakan
menjamin cobaan,
ujian serta azab terhadap mereka berdua. Tatkala Sufyan ats-Tsaury mendekati mas aakhirnya, ia menangis. Lalu dikatakan kepadanya, ―Wahai Abu Abdullah! 102
Thaha: 82
103
Al-A‘raf: 99
104
Menurut al-Iraqi, hadits ini ditakhrij oleh Ibnu Syahin
dalam ‗Syarh as-Sunnah‘ dari Umar. Juga diriwayatkan dari Amali Abi Said an-Nuqasy melalui sanad dhaif.
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Hendaklah engkau tetap berharap kepada Allah, sesungguhnya ampunan Allah lebih besar daripada dosa-dosamu!‖ Dia balik bertanya, ―Ataukah aku menangis atas dosa-dosaku? Sekiranya aku tahu bahwa aku mati dengan membawa tauhid, niscaya aku tidak pedulikan Allah menimpakan kepadaku dosa-dosa sebesar gunung.‖ Diriwayatkan
dari
al-masih,
―Wahai
orang-orang
hawariyyun! Kalian takut terhadap maksiat, adapun kami para nabi takut akan kekufuran.‖ Demikianlah bentuk ketakutan orang-orang yang mengerti serta yang
mendalam kuat
kita,
pengetahuannya.
imannya
kepada
orang-orang
yang
Mereka
Allah.
adalah
Lantas
lemah
iman
orang-orang
bagaimana serta
dengan dangkal
pengetahuan? Ada satu hadits diriwayatkan dari Rasulullah, bahwa beliau pernah berkata, ―Orang mukmin berada di antara dua rasa takut; antara masa yang telah lewat tanpa ia ketahui apa yang akan diperbuat Allah, dan masa yang masih tersisa tanpa ia ketahui apa yang akan ditetapkan Allah. Demi dzat yang
aku
berada
dalam
genggaman-Nya!
Tiada
‗musta‟tab‟
(tempat yang seseorang rela atau tidak akan tempat itu) setelah kematian, dan tiada pula rumah setelah masa dunia ini selain surga atau neraka.‖105 Hadits tersebut diriwayatkan dari perkataan Hasan alBashri, melewati
tatkala pagi
beliau
harinya
mengatakan, melainkan
ia
―Orang
mukmin
tidak
merasa
takut,
tidak
layak baginya selain merasa takut. Tidak pula melewati masa sorenya melainkan ia merasa takut. Orang beriman berada di 105
HR. al-Baihaqi dala Sya‘bul Iman (10581) dari riwayat
al-hasan dari seorang sahabat Nabi. Disebutkan pula oleh Ibnu Mubarak dalam ‗az-Zuhd‘ (304)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
antara dua ketakutan; antara dosa yang telah lewat sedang ia tidak tahu apa yang akan diperbuat Allah terhadapnya. Dan masanya yang masih tersisa karena ia tidak tahu bencana apa yang akan ditimpakan Allah terhadapnya.106 *** WASPADALAH DARI KELALAIAN Berwaspadalah anda dari kelalaian. Berhati-hatilah dari kemungkinan adanya dosa di segala hal yang anda perbuat. Sesungguhnya
hamba-hamba
Allah
yang
telah
ditetapkan
sebagai penghuni surga, seperti para pahlawan perang badar, atau
juga
penghuni mereka
setiap
surga
sama
melakukan
orang
atau
sekali
dosa
atau
kabari
sebagai tidak
Rasulullah
orang
yang
memahaminya
maksiat.
Demikian
saw
sebagai
diampuni
sebagai pula
Allah,
kebebasan
mereka
tidak
lantas merasa aman meninggalkan kewajiban. Justru mereka semakin gigih dan selalu waspada dari kelalaian daripada sebelum mereka memperoleh berita dari Rasulullah. Abu Bakar As-Siddik
adalah
berhati-hati halnya
sosok
dalam
dengan
Umar
mukmin
menjaga bin
yang
sangat
kebersihan
Khattab.
Para
waspada
jiwanya, sahabat
serta
demikian Rasulullah
yang mulia itu, sama sekali tidak memahami pemberitaan yang menjamin
mereka
masuk
surga
untuk
bebas
berbuat
maksiat
sesuka hati. Justru mereka memandangnya sebagai berita yang membawa konsekunsi tertentu, yang harus dijalani sepanjang hidup. Mereka juga memahami berita tersebut sebagai jaminan yang
harus
disertai
dengan
pantangan-pantangan
tertentu.
Sedikitpun tidak tersirat dalam benak mereka bahwa berita
106
Hilyah al-Awliya (2/157,158)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
itu merupakan jaminan yang membebaskan mereka berbuat apa saja sekehendak hati.107 Apabila kelalaian seorang mukmin tercabut dari hatinya, entah
dengan
menghalaunya,
mengamalkan sehingga
suatu
hatinya
kebaikan
dapat
yang
menerima
dapat
peringatan
Allah, atau dengan cara membangkitkan semangat yang kuat melalui daya berfikir yang dapat dijadikan argumen terhadap hal-hal yang menerima kaidah nalar, maka ia dapat menghalau kelalaian
itu
dengan
argumentasinya,
dan
selanjutnya
ia
dapat melafalkan takbir yang menyinarkan istana surga. Tidakkah wahai jiwa sekiranya engkau bahagiakan aku Dengan berlari darimu di kegelapan malam-malamku Agar engkau gapai selamat di hari kiamat nanti Dengan kehidupan yang harum di taman surga itu Pada
tahap
berikutnya,
pemikiran
itu
meninggalkan
cahaya. Dengan cahaya tersebut, ia dapat melihat apa-apa yang
telah
ditemuinya
disediakan sejak
untuknya,
kematiannya
serta sampai
apa-apa
yang
memasuki
akan
akhirat.
Dengan itu pula ia dapat melihat betapa cepat dunia ini berakhir, betapa dunia ini tidak sanggup memenuhi hasrat penghuninya, betapa pula dunia ini telah membunuh harapan orang-orang yang merindunya. Lebih dari semua itu, ia dapat melihat betapa dunia ini telah menimpakan berbagai macam petaka
kepada
mereka.
Dengan
semua
kesadaran
ini,
tekad
orang mukmin tadi segera bangkit dengan mengucap, ―Supaya jangan ada orang yang mengatakan: "Amat besar penyesalanku atas 107
kelalaianku
dalam
(menunaikan
kewajiban)
terhadap
Lihat al-Fawaid, karya Ibnu al-Qayyim al-jawziyyah (h
17)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang 108
memperolok-olokkan (agama Allah).”
Selanjutnya, ia menyambut sisa umurnya tida seberapa itu untuk menemukan kembali apa yang telah hilang darinya. Dia berharap
dapat
mempergunakan
sisa
umurnya
untuk
menghidupkan kembali apa yang telah mati. Dengan itu pula ia
ingin
segera
terlewatkan,
mengambil
maka
kesempatan
hilanglah
seluruh
yang
apabila
kebaikannya.
Pada
cahaya kesadarannya itu, ia melihat tumpukan nikmat yang teramat rahim
banyak
hingga
dari
Tuhan,
mencapai
sejak
masanya
ia
ini.
masih
berada
Selama
itu
dalam
pula
ia
melihat dirinya tidak pernah lepas dari nikmat-nikmat itu, baik lahir maupun batin, siang maupun malam, saat tertidur maupun
terjaga,
tersembunyi.
baik
yang
Andaikata
tampak
ia
mata
maupun
yang
bersungguh-sungguh
untuk
menghitung semua nikmat itu, niscaya ia tidak akan sanggup melakukannya.
Cukuplah
baginya
yang
paling
sederhana
dihitung adalah berupa nikmat bernafas. Nikmat Allah yang diberikan
kepadanya
dalam
sehari
saja
mencapai
duapuluh
empat ribu nikmat. Tanpa semua itu, apa yang dapat anda pikirkan? Dan masih dengan cahaya tadi, ia melihat betapa dirinya teramat
lemah
untuk
sekedar
menghitung
berapa
banyak
nikmat-nikmat itu. Lebih dari itu, ia tidak kuasa untuk melaksanakan
hak-hak
dari
semua
diterimanya.
Andaikata
Sang
Pemberi
nikmat nikmat
yang itu
telah (Tuhan)
memintanya untuk memberi hak-hak atas nikmat-nikmat tadi, niscaya
seluruh
amalannya
habis
untuk
memenuhi
hak
dari
satu nikmat saja.
108
Az-Zumar: 56
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Berangkat dari kenyataan seperti ini, tiada lagi harapan darinya untuk meraih sukses kecuali hanya berkat ampunan dan kemurahan Allah swt. Dia juga melihat, sekiranya ia menjalani
amalan-amalan
niscaya
ia
akan
daripada
Allah
yang
baik
memandang
swt.
Karena
dari
remeh itu
ia
jin
dan
dibanding tidak
manusia, keagungan
berhak
menatap
kebesaran wajah Allah swt serta kemegahan kekuasaan-Nya. Itu
andaikata
amalan-amalan
tadi
berasal
dari
dirinya.
Lantas bagaimana, sedangkan semua amalan baik tadi tiada lain hanyalah berkat karunia serta kemurahan Allah swt. Di mana
dengan
kemurahan
itu,
Allah
memudahkan,
membantu,
menyiapkan, menumbuhkan keinginan untuk berbuat, juga Allah lah yang pada hakekatnya menjadikan amalan itu terwujud. Jika
saja
Allah
tidak
melakukan
semua
itu,
tidak
akan
pernah sanggup hamba tadi menjalankan amalan-amalan yang dimaksud. Atas dasar itu, maka ia tidak melihat amalanamalannya
sebagai
hasil
upayanya
sendiri.
Ia
menyadari
bahwa Allah tidak akan menerima amalan yang yang dilihat hamba-Nya berasal dari dirinya sendiri, sampai ia meyakini adanya
taufik
dari
Allah
terhadapnya.
Ia
yakin
bahwa
dirinya hanyalah penyandang keburukan, di mana semua nikmat semata-mata berasal dari Allah swt, sebagai pemberian dan kemurahan untuknya. Ia memandang Allah sebagai Tuhannya dan satu-satunya Sementara
sesembahan
kepada
yang
dirinya
menyandang
sendiri,
ia
semua
kebaikan.
pandang
sebagai
penyandang keburukan. Dan ini merupakan dasar dari semua amalan saleh, baik lahir maupun batin, yang pada akhirnya akan
terangkat
dalam
catatan
golongan
orang-orang
yang
selamat. Kemudian dalam sinar kesadaran itu, ia melihat lagi kilatan cahaya
yang
menyingkap
cacat-cacat
amalan
yang
diperbuatnya. Jika semua keburukan itu kemudian dileburkan Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
pada
apa
yang
ia
saksikan
sebelumnya,
berupa
karunia,
kemurahan serta nikmat Allah swt kepadanya, maka tidak ada kebaikan sedikitpun yang tersisa darinya untuk memenuhi hak akan nikmat yang telah diterima dari sang Maha Kuasa lagi Maha Pemurah. Tidak ada lagi kekuatannya yang tersisa untuk sekedar menegadahkan kepala dan menenteramkan hatinya. Pada kondisi seperti ini, jiwanya menjadi runtuh luluh lantah, sementara seluruh anggota badannya tiada daya. Ia merangkak menuju Tuhannya dengan kepala tertunduk, tak kuasa menahan bebannya
yang
teramat
berat.
Bagaimana
ia
menyaksikan
nikmat Allah yang tak terhingga. Sementara di sisi lain ia menyaksikan keburukannya teramat panjang, amalannya teramat buruk dan dosanya teramat banyak. Satu-satunya harapan yang tersisa
hanyalah
berucap,
―Aku
kembali
ke
hadapan-Mu
Ya
Allah, bersama semua nikmat yang Kau berikan kepadaku. Aku kembali
kepada-Mu
Ya
Allah
bersama
semua
dosa
yang
kuperbuat. Ampunilah aku, wahai Tuhan! Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa-dosa melainkan Engkau.‖109 JANGAN MENJERUMUSKAN DIRI SENDIRI Seseorang menjerumuskan
mesti diri
berhati-hati
sendiri.
dari
Seorang
hamba
perbuatan seharusnya
mengetahui bahwa maksiat dan dosa adalah bagian dari sebab buruk
untuk
kehidupan
dunia
dan
diakhiratnya
kelak.
Sebaliknya seorang hamba haruslah membebani dirinya dengan tawakkal, mengamalkan
memohon
ampun
kebajikan,
kepada
Allah,
merenung
bertaubat
serta
serta
memperdalam
pengetahuan, serta tidak lupa selalu berpegang teguh pada ketentuan Allah.
109
Ar-Ruh, karya Ibnu al-Qayyim (h 224)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Kebanyakan
orang
mengira
jika
mereka
berbuat
sesuatu
apapun, lalu mengucapkan istighfar, mereka menyangka dosadosanya terhapus. Yang demikian itu mereka dasarkan dari ucapan
Rasulullah
saw
berikut,
―Barangsiapa
mengucapkan
subhanallah wa bihamdihi seratus kali dalam sehari, niscaya hilanglah dosa-dosanya meskipun seluas samudera.‖110 Selain itu, mereka juga mendasarkan pandangannya pada hadits berikut, ―Seorang hamba telah berbuat dosa, lalu ia berkata, aku.‖
―Tuhan
Maka
aku
Allah
telah
berbuat
mengampuni
dosa,
dosanya.
maka
ampunilah
Kemudian
Tuhan
membiarkannya. Lalu ia melakukan dosa lagi, lalu berkata, ―Tuhan aku telah berbuat dosa, maka ampunilah aku.‖ Lalu Allah
berkata,
Tuhan
yang
―Hamba-Ku
mengampuni
mengerti
dosa-dosa
bahwa serta
mereka
memiliki
menimpakan
azab
karenanya. Telah Aku ampuni hamba-Ku maka berbuatlah apa yang dikehendakinya.‖
111
Pandangan sekelompok orang ini memang disandarkan pada pemahaman tekstual terhadap hadits Rasulullah saw. Apabila mereka
dicela
atas
kesalahan
dan
dosa-dosanya,
segera
mereka membacakan kepadamu ayat-ayat beserta hadits yang menggambarkan Kebodohan
keluasan
orang-orang
rahmat semacam
serta ini
ampunan tidak
Allah
lain
swt.
merupakan
perbuatan aneh dan mengada-ada.112 * * * TIDAK CUKUP HANYA DENGAN UCAPAN
110
Al-Bukhari (6405), Muslim (2691), At-Tirmidzi (3468),
diriwayatkan dari Abu Hurairah. 111
Telah dijelaskan sebelumnya
112
Al-Jawab al-Kafi,karya Ibu al-Qayyim al-Jawziyyah (h 11-
12)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Ibnu al-Qayyim berkata, ―Ini bukanlah disebabkan oleh ucapan
lisan
sedangkan
semata.
ia
lupa
Orang
akan
yang
mengucap
maknanya,
atau
secara
lisan
ucapannya
tanpa
disertai perenungan, di mana antara hati dan mulutnya tidak berkesinambungan. Atau ia sama sekali tidak menangkap makna dari ucapannya itu, sementara ia tetap mengharapkan pahala, maka dosa-dosanya yang terhapus sebatas yang terdetak dalam hatinya. Sesungguhnya antara amalan-amalan itu tidaklah ada yang lebih mulia dari yang lain jika dilihat dari sisi jumlah maupun bentuknya. Melainkan kemuliaan itu tergantung dari
apa
yang
perbuatan antara
mendasarinya
memiliki
keduanya
satu
di
bentuk
terdapat
hati. yang
kemuliaan
Adakalanya
sama,
akan
yang
sangat
dua
tetapi jauh
berbanding, bagaikan langit dan bumi. Adapula orang yang berbaris shalat
satu
deret
keduanya
saat
memiliki
melakukan bobot
shalat,
yang
jauh
akan
tetapi
berbeda
ibarat
bumi dan langit. Cobalah renungkan hadits tentang bithaqah (kartu) yang diletakkan
pada
sembilanpuluh
sebuah
sembilan
neraca
tumpukan
dengan
arsip.
Di
perbandingan mana
setiap
arsipnya adalah sepanjang mata memandang. Namun atidak bisa disalahkan jika sehelai kartu tadi lebih berat (berbobot) daripada tumpukan arsip.113 Demikianlah
perumpamaan
orang
yang
bertauhid
kepada
Allah adalah ibarat kartu tadi. Sementara tumpukan arsip yang banyak merupakan perumpamaan keadaan orang kebanyakan, di mana kebanyakan manusia akan masuk neraka sebab dosadosa 113
mereka.
Rahasia
mengapa
kartu
orang
tadi
lebih
Hadits yang menceritakan tentang bithaqah. HR. Ahmad
(2/213), at-Tirmidzi (2639), Ibnu Majah (4300), Ibnu Hibban (235), al-Hakim (1/6, 529) dari Abdullah bin Amr bin Ash.
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
berbobot sementara tumpukan arsip itu lebih ringan adalah karena kebanyakan para pemilik tidak sanggup mencapai bobot seperti
kartunya
persatu.
Jika
menyangkut
andaikata
anda
hal
ingin
ini,
kartu
mereka
memperoleh
coba
lihatlah
ditimbang
keterangan ingatan
satu
tambahan
orang
yang
hatinya dipenuhi rasa sayang terhadapmu. Bandingkan dengan ingatan orang yang tidak menaruh perhatian kepadamu karena lalai atau asyik pada yang lain, sehingga hatinya tertarik untuk
menyukai
orang
lain.
Bandingkan!
Apakah
ingatan
mereka berdua terhadapmu adalah satu? Atau adakah ingatanmu kepada orang tua, anak-anak atau isterimu adalah sama dalam hal semacam ini? Coba dalam
renungkan peristiwa
hati
orang.
seorang
Bagaimana
lelaki hakikat
menyangkut yang
telah
keimanannya
apa
yang
terjadi
membunuh
seratus
saat
melaju
ke
perkampungan yang ia tuju. Renungkan keadaannya waktu itu, sampai akhirnya ia mendekap dadanya dan tersungkur menemui ajalnya sebelum sampai di tempat yang dituju. Tidak ada halangan baginya untuk dimasukkan dalam kelompok penghuni perkampungan yang baik.114 Hampir
sama
dengan
kasus
adalah
peristiwa
yang
melibatkan seorang pelacur yang melihat seekor anjing. Apa yang
terdetak
dalam
hati
wanita
itu
menjadi
barometer
keimanannya. Tatkala ia melihat seekor anjing yang dahaga dan
menggaruk
tanah
untuk
memperoleh
minuman,
hatinya
tergerak untuk memberi minum pada anjing itu. Tanpa alat 114
Hadits yang bercerita tentang orang yang membunuh
seratus orang. Diriwayatkan oleh Bukhari (3470), Muslim (2766), Ibnu Majah (2662), Ahmad (3/20), Ibnu Hibban (611615), al-Baihaqi dalam ‗as-sunan‘ (15614), Abu Ya‘la (1033, 7361) riwayat dari Said al-Khudri
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
dan perlengkapan yang memadai, ia menuruni sumur, mengambil air
dengan
memberi itu,
sepatunya
minum
ia
anjing.
menggigit
dan
membawanya
Dalam
sepatunya
kondisi agar
naik
ke
yang
serba
kedua
atas
untuk
terbatas
tangannya
lebih
leluasa untuk memanjat dinding sumur. Selesai itu, segera ia memberikan air kepada anjing yang oleh kebanyakan orang sering dilempar dan ditendang. Ia dengan seksama memegang sepatunya, menjaga agar anjing itu bisa minum. Pelacur itu melakukannya terimakasih
dengan atau
ihlas
apapun
tanpa
dari
berharap
perbuatannya.
imbalan Apa
yang
dilakukannya itu pada hakekatnya merupakan dorongan iman dari
dalam
hati
hingga
menghanguskan
kemaksiatan
yang
pernah dijalaninya. Pelacur ini mendapat ampunan dari Allah swt.115 Demikianlah
sebenarnya
amalan
dalam
pandangan
Allah.
Orang yang lengah dalam sekejap saja tidak menyadari bahwa setitik
exter
tembaga,
kimiawi
niscaya
akan
apabila
diletakkan
berubah
menjadi
di
emas.
atas Dan
bukit kepada
Allah kita memohon pertolongan.116 *** JANGAN COBA MEREMEHKAN DOSA-DOSA Dalam hadits Abdullah bin Mas‘ud bahwa Rasulullah saw bersabda, ―Waspadalah kalian menyepelekan dosa-dosa. Dosadosa
itu
bertumpuk
pada
seseorang
hingga
dapat
membinasakannya.‖ Rasulullah saw juga membuat perumpamaan untuk 115
masalah
ini.
Perumpamaan
dosa-dosa
itu
seperti
Diriwayatkan oleh Bukhari (2231), Muslim (2245), Ahmab
(2/510), al-Baihaqi dalam ‗as-sunan‘ (15597), Abu Ya‘la (6044), at-Thabrani dalam ‗al-Awsath‘ (535) dari Abi Hurairah 116
Madarij as-Salikin, karya Ibnu al-Qayyim (1/330-332)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
segolongan
kaum
yang
mendatangi
suatu
tempat,
lalu
ada
pemuka kaum yang hadir. Lalu seseorang bergegas dan kembali membawa
sebatang
kayu,
adaseorang
sebatang
kayu.
Hingga
mereka
lagi
datang
membawa
mengumpulkannya,
lalu
menyalakan api dan membakar semua yang mereka miliki di sana.‖117 Dalam hadits yang diriwayatkan Aisyah ra, Rasulullah saw berkata dari
kepadanya,
menyepelekan
―Wahai
Aisyah,
dosa-dosa,
berhati-hatilah
sungguh
dosa-dosa
engkau
itu
akan
dituntut oleh Allah swt.118 Setiap
orang
tidak
ada
yang
luput
dari
dosa,
meski
sekecil apapun dosa itu bercokol di hati. Itu merupakan pertanda celaka. Sekecil apapun dosa itu dalam pandangan manusia, sesungguhnya sangatlah besar di hadapan Allah.119 Dari Imam Bukhari juga imam yang lain, dari Ibnu Mas‘ud, ia
berkata,
―Orang
mukmin
dalam
memandang
dosa-dosanya
ibarat menatap gunung yang siap menimpanya. Sementara orang durhaka
melihat
dosa-dosanya
seperti
seekor
lalat
yang
hinggap di mulutnya, lalu ia mengucap kata-kata demikian (istighfar) dan lalat itupun terbang melayang.120 Dosa-dosa kecil itu bagi mereka yang meremehkannya Dosa yang banyak itu bagi mereka yang bertakwa Jadilah ibarat orang yang berjalan di muka bumi keraguan 117
HR. Ahmad (1/402), al-Baihaqi dalam ‗as-sunan‘
(20551),at-Thabrani dalam ‗al-kabir‘ (10/212), at-Thayalisi (400) dari Ibnu Mas‘ud. 118
HR. Ahmad, Ibnu Majah, ad-darami, Ibnu Hibban, Ibnu
Rahuyah. 119
Dalam ‗al-jawab al-Kafi‘ (h 38)
120
HR. al-Bukhari, at-Tirmidzi, Ahmad dan Abu Ya‘la
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Yang selalu waspada terhadap sesuatu yang ia lihat Jangan engkau remehkan yang kecil Sesungguhnya gunung adalah kumpulan kerikil121 * * * BERSAMA ORANG-ORANG YANG GEMAR MENANGIS Dari
Ibnu
―Sesungguhnya
Abbas
Allah
ra,
swt
Rasulullah
telah
saw
menyelamatkan
bersabda, Musa
dengan
seratus empatpuluh ribu kalimat selama tiga hari. Tatkala Musa
mendengar
perkataan
manusia—yang
ia
benci—atas
apa
yang ia dengarkan dari perkataan Allah terhadapnya, adapun perkataan Allah terhadapnya adalah seperti berikut, ―Wahai Musa!
Tidak
terhadapku
ada
yang
seperti
orang
zuhud
yang
di
sanggup
dunia.
berpura-pura
Tidak
ada
yang
mendekatkan diri kepada-Ku seperti ahli wara‘ terhadap apa yang
aku
haramkan
menyembah-Ku menangis Tuhan
seperti
karena
segala
bagi
takut
mereka.
sesembahan
Dan
orang-orang
terhadap-Ku.
kebajikan,
Yang
tiada
Musa
menguasai
pula yang
berkata, hari
yang gemar ―Wahai
pembalasan,
Yang Maha tinggi dan Mulia! Apa yang Engkau janjikan kepada mereka? Balasan apa yang Engkau berikan pada mereka? Allah berkata, ―Adapun hambaku yang zuhud di dunia, niscaya Aku hadiahkan kepadanya surgaku, mereka leluasa duduk dimanapun mereka inginkan. Adapun hamba-Ku yang wara‘, niscaya Aku akan memuliakan dan meninggikan mereka. Aku akan memasukkan mereka ke surga tanpa hisab. Adapun orang-orang yang gemar menangis karena takut terhadap-Ku, niscaya Aku peruntukkan
121
Sya‘bul Iman, karya al-Baihaqi (7301)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
bagi
mereka
kedudukan
yang
amat
tinggi
yang
tiada
bandingnya.‖122 * * * SEBAIK-BAIK ORANG YANG MENANGIS Ashim bin Bihdalah berkata, ―Dunia ini tidak akan pergi sebelum
orang–orang
yang
menangis
itu
menangisi
agama
mereka, atau menangisi dunianya. Sebaik-baik mereka adalah yang paling baik persangkaannya kepada Allah.‖123 * * * TATKALA INGAT DOSAMU, MENANGISLAH! Seseorang berkata kepada Abdullah bin Mas‘ud, ―Berilah aku
wasiat,
berkata,
wahai
―Sebaiknya
Ayah
Abdurahman!‖
rumahmu
dapat
Abdullah
bin
menenterammu,
Masud
lisanmu
dapat menjagamu, dan menangislah saat mengingat dosamu.‖124 Ketika
Abdullah
bin
Mas‘ud
telah
mendekati
masanya,
Abdurahman, anak lelakinya berkata padanya, ―Wahai ayahku, berwasiatlah!‖
Abdullah
bin
Mas‘ud
berkata,
―Hendaklah
engkau menangisi dosamu.‖125 Dari Ismail bin Abi Khalid, ia berkata, ―Ibnu Masud berwasiat kepada anaknya, Abu Ubaidah, dengan tiga kalimat: ―Aku berwasiat kepadamu agar engkau bertakwa kepada Allah,
122
HR. At-Thabrani, dalam ‗Majma az-Zawaid‘ dikatakan bahwa
sanad hadits ini sangat dhaif. Lihat ‗at-Targhib‘ karya alAsfahani (499), juga ‗at-Targhib‘ karya al-Mundziri (4859,5040) 123
‗Husnu az-Zhan billahi, karya Ibnu Abi ad-Dunya (85)
124
Hilyah al-Awliya (1/135), Shafwatu as-Shafwah (1/420)
125
Tarikh ad-Damsyiq, karya Ibnu Asakir (35/70-71)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
agar engkau melapangkan rumahmu (rumah yang menenangkan), dan menangis atas kesalahanmu.‖126 * * * ANDAIKATA SAYA Dari Harits bin Suwaid, ia berkata, ―Abdullah bin Mas‘ud berkata, ―Betapa aku berharap Allah swt mengampuni dosadosaku dan bahwa aku disebut Abdullah bin Rautsah.‖127 Dari Abi Wail bahwa Abdullah bin Ma‘ud berkata, ―Betapa aku
ingin
Allah
mengampuni
dosa-dosaku
dan
sekiranya
nasabku tidaklah diketahui.‖128 Dalam sebuah riwayat Hamid bin Hilal bahwa Abdullah bin Mas‘ud berkata, ―Betapa aku berharap nasabku sampai pada Rautsah,
dan
Allah
berkenan
menerima
satu
kebaikan
saja
dari perbuatanku.‖129 Dari Ibrahim At-Tamimi dari ayahnya berkata, ―Abdullah berkata, ―Sekiranya kalian mengetahui aib-aibku niscaya di antara berjalan
kalian kaki.
tidak
ada
Betapa
aku
yang
sudi
ingin
mengikutiku
disebut
dengan
Abdullah
bin
Rautsah, dan bahwa Allah mengampuni dosa-dosaku.‖130 * * * APA YANG ENGKAU KELUHKAN Alqamah
berkata,
―Kami
menjenguk
Abdullah
bin Mas‘ud
tatkala ia tengah jatuh sakit, lalu kami berkata kepadanya, ―Wahai ayah Abdurahman, apa yang tengah engkau keluhkan?‖ Dia menjawab, ―Dosa-dosaku.‖ Kami berkata lagi, ―Lalu apa
126
HR. At-Tahabrani
127
Sya‘bul Iman (845), Az-Zuh, karya Ahmad (h 157)
128
Sya‘bul Iman (7169), Shafwat as-Shafwah (1/406)
129
Sya‘bul Iman (846)
130
Sya‘bul Iman (847, 848)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
yang
engkau
ampunan.‖ tabib
harapkan?‖
Dia
menjawab,
―Aku
berharap
berkata,
―Apa
setidaknya
kami
datangkan
hanya
membuatku
Alqamah
kemudian
Kami
untukmu?‖
seperti
yang
Dia
menjawab,
engkau
lihat
―Tabib
sekarang.‖
berkata, ―Lalu Abdullah bin Mas‘ud menangis seraya berkata, ―Aku
pernah
hamba
mendengar
tatkala
Rasulullah
menderita
sakit,
saw
bersabda,
niscaya
―Seorang
Allah
berkata,
―Hamba-Ku dalam keadaan mempercai-Ku, tatkala sakit datang melandanya
sementara
ia
dalam
keteguhannya,
lalu
Allah
berkata, ‖Maka catat untuknya pahala sebanding apa yang ia perbuat dalam kegigihannya.‖ Jika ia tengah menderita sakit di
masa
kegigihannya,
lalu
Allah
berkata,
―Catatlah
untuknya pahala selama dalam masanya.‖ Kemudian Ibnu Mas‘ud berkata, suatu
―Aku
masa,
menangis sedangkan
kegigihanku.‖
jika aku
datang
kepadaku
berharap
itu
sakit
ada
dalam
dalam
masa
131
(Bingung)
Sebuah riwayat dari Alqamah, ―Tatkala Ibnu Mas‘ud tengah menderita sakit, aku berkata kepadanya, ―Aku tidak pernah melihatmu mencemaskan sakit yang melebihi kecemasanmu saat ini.‖
Kemudian
Ibnu
Mas‘ud
berkata,
―Sungguh
kali
ini
terasa menghukumku dan nyaris membuatku lupa.‖132 * * * APA YANG KAU HARAP? APA YANG KAU KELUHKAN? Dari
Muawiyah
mengeluh,
bin
kemudian
Qurrah,
bahwa
sahabat-sahabatnya
Abi
Darda
pernah
mendatanginya
dan
berkata, ―Apa yang engkau keluhkan, wahai Abi Darda‘?‖ Dia menjawab, ―Lalu
apa
―Aku yang
mengeluhkan engkau
dosa-dosaku.‖
harapkan?‖
Dia
Mereka
berkata,
menjawab,
―Aku
mengharapkan surga.‖ Mereka berkata, ―Apa tidak sebaiknya 131
Sya‘bul Iman (9935)
132
Sya‘bul Iman (2497, 9936)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
kami
penggilkan
tabib
untukmu?‖
Dia
menjawab,
―Dia
yang
telah membaringkanku.133 * * * TIADA TEMPAT PELARIAN Dari Daud bin Abi Hind, ia berkata, ―Muawiyah pernah membuat permisalan menjelang mati: Dialah maut, tiada yang selamat dari maut Yang kami takutkan setelah itu adalah hal yang lebih menghimpit Kemudian
ia
berkata,
―Ya
Allah kurangilah
keburukan-
keburukanku, ampunilah dosa-dosaku, tebarkanlah kelembutanMu terhadapku. Sesungguhnya Engkau maha luas ampunan-Mu, tiada
tempat
bagi
orang-orang
bersalah
selain
berlari
menuju-Mu.‖ Kemudian
Daud
berkata,
―Telah
sampai
kepadaku
bahwa
ucapan ini pernah disampaikan oleh Said bin Al-Musayyab, ia berkata, ―Ia (Muawiyah) pernah menyukai orang yang tidak pantas
ia
sukai,
dan
aku
berharap
semoga
Allah
tidak
menghukumnya.‖134 Dan
Abi
Mundzir
al-Kufi,
bahwa
Muawiyah
pernah
mengucapkan kalimat menjelang ajalnya: Jika Engkau menolak, niscaya penolakan-Mu adalah Adzab yang aku tiada daya terhadapnya Jika
Engkau
ampuni,
sesungguhnya
Engkau
Tuhan
Maha
Penyayang
133
HR. Ahmad dalam ‗az-Zuhd‘ (134), Abu Naim dalam ‗Hilat
al-Awliya‘ (1/218), Shafwat as-Shafwah. Karya Ibnu al-jawzi (1/641), Ihya Ulum ad-Din (4/286) 134
Husnu az-zhan billahi, karya Ibnu Abi ad-Dunya (111)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Dari orang kotor yang dosa-dosanya laksana pasir135 * * * MENANGISI DOSA-DOSA SEPANJANG MALAM Ubaidillah al-Bijli adalah seorang yang gemar menangis. Dalam tangisannya sepanjang malam ia selalu berkata, ―Ya Tuhanku,
akulah
orang
yang
semakin
bertambah
usiaku
bertambah pula dosa-dosaku. Akulah orang yang setiapkali bertekad meninggalkan suatu perkara dosa selalu saja ingin melakukan dosa-dosa lain. Betapa aku telah mengabdikan diri kepada dosa yang tiada henti, sementara pelaku dosa itu berada
dalam
suatu
kewajiban
yang
lain.
Betapa
buruknya
diri ini, jika api neraka menjadi tempat kembalimu, betapa celaka diri ini, tatkala pemanggang itu disiapkan di atas kepalamu.
Itu
adalah
saat
kebutuhan
orang-orang
yang
meminta dipenuhi, sementara kebutuhanmu tiada terpenuhi.136 * * * UNTUK APA TANGISAN PANJANG ITU? Ada seseorng yang telah terbiasa, nyaris setiap kali orang melihatnya, ia selalu dalam keadaan menangis. Suatu kali
ada
salah
seorang
saudaranya
mencela,
―Buat
apa
menangis? Apa Allah memberimu rahmat dengan tangisan yang panjang ―Aku dan
ini?‖
menangisi setiap
Orang
masih
dosa-dosa
orang
yang
saja karena
berbuat
menangis
seraya
banyaknya maksiat
berkata,
pelanggaranku,
dibenarkan
untuk
menangis. Andaikata tangisan itu dapat menjawab harapanku, niscaya
aku
bangga
meneteskan
air
mata
bersama
darah.‖
Orang itu masih terus menangis hingga tak sadarkan diri, sementara saudaranya pergi meninggalkannya.137 135
Husnu az-zhan billahi, karya Ibnu Abi ad-Dunya (112)
136
Ihya Ulum ad-Din, (4/422)
137
Sya‘bul Iman (821)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
APA YANG DILAKUKAN KEDUA TANGANKU? Mukahwal berkata, ―Wahai penduduk Bashrah! Aku melihat seorang tuan terhormat dari bangsa kalian memasuki ka‘bah. Dia melakukan shalat dua rakaat dan bersujud di antara dua tiang
disana.
mendengarnya
Dia
menangis
mengucapkan,
hingga
membasahi
―Ampunilah
lantai.
dosa-dosaku
dan
Aku apa
yang telah aku perbuat dengan kedua tanganku.‖ Mukahwal
berkata,
pada
saat
itu
Muslim
bin
Yasar
berkata, ―Mereka melihat pemandangan itu sebagaimana pernah dilihatnya
pada
hari
(dir
al-jamajim)
ketika
tengkorak
disemayamkan.138 * * * DAN TABIBPUN SAKIT Abu Umar bin Mathar berkata, ―Aku menghadiri majelis Abi Usman al-Hiri, beliau seorang yang zuhud. Beliau keluar dan duduk di tempat biasanya memberikan ceramah dan nasehatnasehat.
Beliau
terdiam
cukup
lama,
hingga
ada
seorang
bernama Abi Abbas memanggilnya seraya berkata, ―Bagaimana engkau mengatakan sesuatu dalam diam seperti ini?‖ Beliau kemudian membaca bait berikut: Wahai manusia, takwa tanpa rasa takut ibarat Tabib mengobati penyakit sedangkan ia sendiri sakit Abu Umar bin Mathar berkata, ―Kemudian tangisan beliau bertambah keras dan kencang.139 * * * AKU BERLARI MENDATANGIMU Dari Abdullah bin Muhammad as-Sya‘rani, ia berkata, ―Aku mendengar Ayah Usman membaca syair berikut: 138
Hilat al-Awliya (2/294)
139
Sya‘bul Iman (7303)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Aku telah berbuat buruk dan belum melakukan kebaikan, aku berlari mendatangimu Dimana ada tempat pelarian bagi seorang hamba selain kepada tuhannya? Datang mengharap ampunan, maka jika harapannya merugi Tiadalah seorang di muka bumi ini yang lebih merugi.140 * * * QADAR APA YANG BERLAKU? Pada masa salaf, ada orang saleh yang mendengar lantunan syair berikut: Wahai para rahib Najran apa yang telah diperbuat Hindun? Mendengar ucapan syair itu, orang saleh tadi menangis sepanjang malam. Tatkala pagi telah menjelang, ditanyakan kepadanya, ―Apa yang terjadi denganmu sepanjang malam? Apa yang
membuatmu
menangis?‖
Dia
menjawab,
―Aku
mendengar
telah
diperbuat
seseorang melantunkan ucapan berikut: Wahai
para
rahib
Najran,
apa
yang
Hindun? Maka aku aku berkata pada diriku sendiri, ―Qadar apa yang berlaku terhadaku?
141
* * * LAKUKAN AMALAN MEREKA Dari Hammad, dari Abi Hasyim bahwa seseorang mendatangi Umar bin Abdul Aziz seraya berkata, ―Aku melihat Rasulullah saw
dalam
mimpiku,
Abu
Bakar
berada
di
sebelah
kanan
beliau, Umar berada di sebelah kiri beliau. Rasulullah saw menerima
kedatangan
dua
orang
yang
tengah
berseteru,
sedangkan anda duduk di hadapan beliau. Lalu beliau berkata
140
Sya‘bul Iman (7304)
141
Al-Aqibah fi Dzikr al-maut (h 176-177)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
kepada
anda,
―Wahai
Umar,
jika
engkau
hendak
berbuat
sesuatu, berbuatlah seperti amalan Abu Bakar dan Umar.‖ Kemudian Umar bin Abdul Aziz mengambil sumpah orang yang mengaku
bermimpi
itu.
Orang
itu
bersumpah
dan
Umar
menangis.142 * * * LIDAHPUN BERBUAT DOSA Seorang ulama di masa Umar bin Abdul aziz berkata, Orang yang diam (menyembunyikan) terhadap suatu ilmu, sama halnya dengan orang yang mengucapkan ilmu. Umar
berkata,
―Sungguh
aku
berharap
agar
orang
yang
mengatakan ilmunya lebih mulia keadaannya pada hari kiamat. Karena
yang
demikian
itu
memberi
kemanfaatan
bagi
umat
manusia. Sedangkan orang yang diam hanya bermanfaat buat dirinya sendiri. Orang itu berkata kepada Umar, ―Wahai amirul mukminin! Bagaimanakah dengan ancaman fitnah dari suatu ucapan?‖ Mendengar
yang
demikian
Umar
menangis
sekeras-
kerasnya.143 * * * YANG TELAH HILANG DARIKU Tatkala ajal telah mendekati kehidupan Umar bin Abdul Aziz,
beliau
menangis.
Dikatakan
pada
beliau,
―Apa
yang
membuat anda menangis, wahai amirul mukminin? Terangkanlah! Melalui
anda,
Allah
swt
telah
menghidupkan
sunnah
dan
menegakkan keadilan. Beliau sekarang 142
masih
saja
aku
akan
menangis
sambil
berhenti
berkata,
dan
akan
―Bukankah diminta
Al-Manamat, karya Ibnu Abi ad-Dunya (120), Ar-Ruh, karya
Ibnu al-Qayyim (h 26) 143
Jami‘ al-Ulum wa al-Hikam, (h136)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
pertanggungjawaban perihal makhluknya? Demi Allah, jika aku telah berbuat adil kepada mereka, sungguh aku takut diriku tidak sanggup berhujjah di sisi Allah, melainkan Allah yang akan
mengucapkan
bagaimana
dengan
hujjah apa
itu
yang
serta
begitu
meneguhkannya,
banyak
telah
lalu
aku
sia-
siakan?‖ Beliau kemudian menangis lagi.144 Dan
Umar
bin
Abdul
Aziz
tidak
pernah
berhenti
urusan
seseorang
mengucapkan bait berikut: Tidak
ada
kebaikan
sedikitpun dalam
yang tidak memiliki bagian dari Allah swt di tempat yang telah dijanjikan.145 * * * AKU MENGERTI DIRIKU DAN DOSA-DOSAKU Dari
Abdullah
bin
Mifdhal
at-Tamimi,
ia
berkata,
―Khatbah terakhir yang dilakukan oleh Umar bin Abdul Aziz, setelah
menaiki
mimbar
dan
memuji
Allah
swt,
beliau
berkata, ―Sesungguhnya apa yang ada di tangan kalian adalah perisai
dari
orang-orang
perusak.
Perisai
itu
akan
ditingalkan oleh orang-orang yang akan datang, sebagaimana orang-orang terdahulu pernah meninggalkannya. Apakah kalian tidak
melihat
bahwa
di
setiap
siang
dan
malam
kalian
mengangkat jenazah manusia berpulang menuju Allah. Kemudian kalian tinggalkan jenazah itu di dalam perut bumi. Seorang diri
tanpa
sanak
saudara
dan
rekan.
Demi
Tuhan
aku
mengatakan ini kepada kalian, aku tidak mengenal seorangpun seperti
aku
mengenal
diriku
sendiri.
Kemudian
beliau
mengangkat lengannya dan mengusapkan pakaiannya di matanya.
144
Al-Aqibah fi Dzikr al-maut (h 126)
145
Mukhtashar Sya‘bul Iman (h 32)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Beliau menangis seraya menuruni mimbar. Sejak itu beliau tidak pernah keluar hingga jenazahnya diarak ke kubur.146 * * * AKU ORANG YANG PALING BANYAK DOSA Dalam sebuah riwayat dari Ya‘kub bin Abdurahman dari ayahnya, dia berkata, ―Umar bin Abdul Aziz berkhotbah, dan khotbah terakhir yang beliau ucapkan setelah memuji Allah adalah:
―Sesungguhnya
kalian
tidak
diciptakan
sia-sia.
Kalian tidak dibiarkan terlunta-lunta. Sesungguhnya telah diberikan
kepada
kalian
sebuah
ketetapan
untuk
mengatur
urusan di antara kalian dan untuk membedakan (antara hak dan batil) di antara kalian. Merugilah orang yang keluar dari rahmat Allah. Haram baginya surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Adakah kalian tidak mengetahui bahwa tak ada seorangpun yang terlindungi di hari kelak selain orang yang waspada dan takut kepada-Nya di hari ini. Serta orang yang berani menukar sesuatu yang fana‟ (cepat habis) dengan yang
kekal
(bertahan),
yang
sedikit
dengan
yang
banyak,
yang berani merubah ketakutan orang menjadi aman. Apakah kalian
tidak
golongan
melihat
kalian
yang
binasa?
orang-orang
bahwa
tengah
berada
Keadaan
yang
dalam akan
menuruni generasi setelah kamu, hingga kalian kembali ke hadapan
Tuhanmu?
Kemudian
setiap
hari
nanti
kalian
akan
mengusung jenazah di waktu pagi dan petang hari. Sungguh waktu
itu
telah
habis
masanya,
telah
hilang
nyawanya,
hingga kalian menguburkannya di dalam perut bumi. Kalian meninggalkannya seorang diri dalam liang lahat, tanpa teman dan
kawan,
terpisah
dari
orang-orang
yang
dicintai,
berbaring di dalam tanah, siap dihadapkan pada perhitungan dengan Tuhan, hanya bisa bergantung dengan amalannya, tidak 146
Hilat al-Awliya (5/266)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
lagi membutuhkan apa yang telah tertinggal, sangat berharap pada
(ampunan)
apa
yang
datang
dari
Tuhannya.
Maka
hendaklah kalian takut kepada Allah swt. Hendaklah kalian takut akan ajal yang pasti datang menjemput. Demi Allah! Aku mengucapkan semua ini, betapa aku tidak mengetahui ada dosa seseoarang yang lebih banyak dari dosadosaku. Aku memohon ampun kepada Allah. Dan siapapun dari kalian yang menyampaikan keperluannya kepadaku, yang mana kepunyaan berharap
kami dia
kehidupanku
tidak
cukup
bersedia
dan
baginya,
untuk
maka
memulai
kehidupannya
menjadi
sungguh
bersamaku, satu.
aku
hingga
Demi
Allah!
Sekiranya aku mengharapkan kenikmatan hidup selain daripada ini,
niscaya
mengetahui
lidahku
apa
tiada
penyebabnya.
berguna,
Akan
tetapi
sementara telah
ada
aku kitab
dari Allah swt sebagai penjelasan yang sangat jelas. Juga telah
ada
bersama
kita
sunnah
Rasulullah
yang
teramat
bijak. Di dalamnya terdapat petunjuk untuk berbuat taatm serta terdapat larangan berbuat maksiat. Kemudian pakaiannya
Umar dan
khotbahnya
bin
Abdul
menangis.
tidak
Semua
kuasa
Aziz
mengangkat
orang
menahan
yang
lengan
mendengarkan
airmata
menangis
bersamanya.147 * * * HARI PERHITUNGAN Dari Abdussalam bin Abdulmalik, ia berkata, ―Umar bin Abdulaziz menangis, lalu Fatimah menangis dan seisi rumah ikut menangis. Sementara mereka tidak mengetahui apa yang mereka
tangisi.
Tatkala
keadaan
telah
mereda,
Fatimah
berkata kepada Ayahnya, ―Wahai ayah, wahai amirul mukminin! Apa yang membuatmu menangis? Umar bin Abdulaziz berkata, 147
Hilat al-Awliya (5/294-295)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
―Wahai Fatimah! Aku teringat akan pemisahan manusia di sisi Allah kelak, sebagian berada di surga dan sebagian lagi berada di neraka.‖ Abdussalam berkata, ―Kemudian Umar bin Abdulaziz menangis tersedu hingga tak sadarkan diri.‖148 * * * JANGAN MENYELEWENGKAN SITRULLAH Umar Bin Abdulaziz berkata kepada Khalid Bin Sofwan, ―Berilah
aku
nasehat!‖
Khalid
menjawab,
―Wahai
Amirul
mukminin! ―Sesungguhnya terdapat kaum yang menjadi sesat karena menyelewengkan sitrullah (kemurahan Allah menutupi aib hamba-hamba-Nya), atau oleh puji-pujian yang menjadi fitnah
bagi
mereka.
Maka
kebodohan
orang
tentang
dirimu
tidak akan mengalahkan pengetahuanmu akan dirimu sendiri. Semoga
Allah
memperoleh
sitrullah,
membanggakan terhindar Nya.
melindungi diri
dari
Semoga
kita semoga
karena
perbuatan pula
kita
dari
kesesatan
kita
pujian
terlindung
orang,
menyepelekan terhindar
setelah
semoga
dari pula
perintah-perintahdari
kecenderungan
mengikuti hawa nafsu.‖ Setelah
mendengar
itu
semuan,
Umar
menangis
seraya
berkata, ―Semoga Allah melindungi kita dari mengikuti hawa nafsu.‖149 * * * RASA TAKUT YANG BESAR Dari Nadhri bin Arabi, ia berkata, ―Aku menemui Umar Bin Abdulaziz, ia tengah duduk. Ia melipat lututnya, meletakkan kedua tanggan di atas lutut, sementara dahinya menyandar
148
Hilat al-Awliya (5/269)
149
Hilat al-Awliya (8/18)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
pada lututnya seperti sedang merasakan ketakutan yang besar terhadap umatnya.150 * * * TAKUT MUSIBAH Dari Walid bin Muslim bahwa ia melihat seorang lelaki tengah mengenakan pakaian yang ternoda. Walid berkata, ―Aku katakan
pada
orang
itu,
―Apa
yang
terjadi,
aku
tidak
melihatmu mengenakan pakaian layaknya orang Islam? Orang itu menjawab, ―Apa ada yang menurutmu salah? Ataukah engkau menginginkan bersih?‖
penampilan
Walid
menjawab,
berkata,
―Bagaimana
terhadap
bencanaku
sedangkan
yang
Allah
―Ya.‖
bisa karena
Maha
bagus Orang
menjadi
dan
pakaian
yang
itu
menangis
lalu
jelas
dosa-dosaku
Menyaksikan
rasa
yang
segala
takutku
telah
lalu,
sesuatu
atas
diriku?‖ Kemudia orang itu pingsan tak sadarkan diri.151 * * * DOSA-DOSA YANG TERAMAT BANYAK Seseorang
berkata
kepada
Abdulaziz
Bin
Abi
Ruwad,
―Bagaimana keberadaanmu?‖ Abdulaziz menjawab, ―Demi Allah! Aku yang
benar-benar teramat
lengah
banyak.
dari
ajalku
Dosa-dosa
bersama
itu
terus
dosa-dosa
ku
menghimpitku
sementara ajal kian hari kian dekat dariku. Celakanya aku tiada mengetahui alam yang hendak ku tuju.‖ Kemudian ia menangis.152 * * * MUSIBAH DAN DOSA
150
Hilat al-Awliya (5/289)
151
Al-Maradh wa al-Kaffarat (260), al-Hammu wa al-Huznu
(52), keduanya karya Ibnu Abi ad-Dunya 152
Hilat al-Awliya (8/194)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Dari Muhammad bin al-Hurr bin Abdullah al-Qaisy, masih memiliki kerabat dengan Riyah al-Qaisy. Ia berkata, ―Aku pernah menemuinya di dalam masjid dan dia menangis, aku menemuinya di rumah diapun menangis, aku pernah menemuinya di
dekat
sahara,
diapun
menangis.
Aku
katakan
padanya,
―Adakah engkau selalu dalam kesedihan?‖ Ia menangis seraya berkata, ―Orang-orang yang selalu berbuat salah dan dosa dibenarkan melakukan hal seperti ini.‖ Dari Muazd bin Aun Ad-Dharir, ia berkata, ―Suatu ketika aku pernah berada dekat dengan sahara, saat itu Riyah alQaisy berlalu di hadapanku setelah maghrib. Tatkala jalanan mulai
sunyi
berkata, ajalku
aku
mendengar
―Sampai
kapan
sementara
terhadapku?‖
wahai
aku
Innaa
ia
malam
lengah
lillaah,
menangis dan
apa
tersedu siang
yang
innaalillaah,
sambil
mendekati
dikehendaki begitulah
ia
selalu berucap hingga wajahnya tidak tampak lagi olehku.153 * * * AKU TAKUT SU‘UL KHATIMAH Dari Muhsin bin Musa, ia berkata, ―Aku pernah menemani Sufyan al-Tsaury bepergian ke Makkah, selama bersamanya aku melihatnya sering menangis. Aku berkata padanya, ―Wahai Abu Abdullah,
adakah
tangisanmu
ini
karena
takut
akan
dosa-
dosamu?‖ Ia mengambil sebatang dari barang bawaannya, lalu melemparnya. menghinakan
Ia
berkata,
bagiku
―Sesungguhnya
daripada
ini.
Akan
dosa-dosaku tetapi
aku
lebih sangat
khawatir jika aku mengotori tauhid.‖154 * * * MERATAPI DIRI
153
Shafwat as-Shafwah (3/67)
154
Sya‘bul Iman (865)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Abu
Bakar
Abdurrahim
bin
Abi
memintaku
untuk
ad-Dunya
berkata,
mengucapkan
―Hasan
bait
syair
bin untuk
seorang dari Bani Tamim: Aku
mengeluhkan
membawaku
pada
diriku
dosa-dosa,
dan
aku
dimana
menangisi
pundakku
dosa
terasa
yang berat
untuk memikulnya. Wahai kenikmatannya terasa hanya sekejap saja,
sementara
kesengsaraannya
ampunan tersisa bagiku.
terasa
kekal
dan
tiada
155
* * * WAHAI DIKAU YANG MAHA PENGAMPUN Di
antara
orang-orang
saleh
ada
yang
pernah
melihat
Hasan bin Hani dalam mimpinya. Ditanyakan pada Hasan, ―Apa yang
diperbuat
mengampuni
Allah
terhadapmu?‖
dosa-dosaku.‖
Orang
Ia
itu
menjawab, bertanya
―Allah kembali,
―Dengan apa sehinga Allah mengampunimu?‖ Hasan menjawab, ―Dengan empat bait kalimat yang selalu aku ucapkan yang tertulis di atas tempat tidurku.‖ Orang itu segera bergegas menuju rumah Hasan bin Hani, ia mencari kalimat itu hingga akhirnya menemukannya: Wahai Tuhan, meski dosa-dosaku amatlah banyak Sungguh aku tahu bahwa ampunan-Mu amatlah besar Aku
memohon
kepada-Mu
sebagaimana
Engkau
perintahkan
dengan khusu‘ Maka kini aku bentangkan kedua tanganku dari Dzat yang Maha pengasih Jika tiada yang mengharapmu selain orang-orang bijak Maka kepada siapa orang-orang jahat yang tercela hendak berharap Tiada bagiku perantara kepada-Mu selain dengan doa
155
Sya‘bul Iman (7302)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Dan persangkaan baikku terhadap-Mu maka aku adalah orang yang berserah diri (muslim).156 * * * TANGISAN ADALAH PENYEJUK HATI Dari Ubaidillah bin Umar bin Maisarah, ia berkata, ―Kami pernah
mendatangi
seorang
ahli
ibadah,
ia
berkata,
―Sesungguhnya tangisan adalah penawar dan penyejuk hati. Akan tetapi derita hati bersemayam dalam rasa takut dan kesedihan.‖157 * * * SEORANG LELAKI MENANGISI DOSANYA SEPANJANG MALAM Diriwayatkan mendengar
Abu
bahwa
Ja‘far
Abi
ad-Dunya pernah
al-Qari‘
di
tengah
berkata, malam
―Aku
menangis
sambil mengucapkan: Menangislah untuk dosamu sepanjang malam dengan sungguhsungguh Sesungguhnya mennagis itu dapat mengobati rasa takut Jangan lupakan dosamu sepanjang hari Sesungguhnya dosa-dosa itu melingkupi setiap manusia Kemudian aku mendengarnya menangis keras dan mengulangulang bacaannya sambil tak henti-henti menangis.158 * * * MENANGISI DOSA-DOSA Ja‘far bin Muhammad al-Khurasani berkata kepadaku, ia berkata, ―Dikatakan kepada seorang yang telah lanjut usia,
156
Al-Aqibah fi Dzikr al-Maut (h 146-147)
157
Al-Hammu wa al-Huznu, (77)
158
Al-Hammu wa al-Huznu, (78)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
―Apa yang engkau cintai dari sisa hidupmu?‘ Orang tua itu menjawab, ―Menangisi dosa-dosaku.‖159 * * * DOSA-DOSA KITA YANG DITUTUPI Dari Abbas bin Muhammad bin Abdurahman al-Asyhali, ia berkata, ―Ayahku pernah berklata kepadaku, ―Aku melintasi suatu pekuburan, aku mendengar isakan dan aku ikuti dimana ia berasal. Aku temukan Yahya bin Ayyub berada di sebuah kuburan yang ada di tempat itu. Waktu itu ia tengah berdoa sambil wahai
menangis, penyejuk
―Wahai mata
engkau
menjadi
engkau
menganugerahi
penyejuk
orang-orang
penyejuk
mata
mereka
mata
orang-orang
durhaka,
orang-orang
ketaatan?
Dan
taat,
kenapa
tidak
taat,
karena
kenapa
tidak
engkau menjadi penyejuk mata orang-orang durhaka, karena engkau
menutupi
dosa-dosa
mereka?‖
Ayah
Abbas
berkata,
―Orang itu (Yahya) mengulangi tangisannya seraya berkata, ―Aku telah terbiasa dengan tangisan. Mari kesinilah! semoga Allah mendatangkanmu kesini untuk kebaikan.‖160 * * * HASRAT SEORANG HAMBA PADA AMPUNAN ALLAH Al-Muzna, berkata, menjelang
―Aku
dia
adalah
Abu
mengunjungi
wafat,
aku
Ibrahim Syafi‘i
berkata
Ismail tatkala
kepadanya,
bin
Yahya
ia
sakit
―Bagaimana
keadaanmu sekarang?‖ Ia menjawab, ―Sekarang aku tengah akan meningglkan dunia, akan berpisah dari semua saudara, akan segera meminum minuman dari bejana kematian, akan segera kembali kepada Allah. Namun demi Allah! Sungguh aku tiada mengetahui ruhku akan berpulang ke surga atau ke neraka?‖ kemudian ia mengucapkan bait berikut: 159
Al-Umru wa as-Syaibu, karya Ibnu Abi ad-Dunya (28)
160
Shafwat as-Shafwah (2/361)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Kepada-Mu Tuhan semesta alam aku tinggikan hasratku Meski aku seorang pendosa, Wahai Dzat yang Maha Pemberi, Dzat Pemilik segala kabaikan Tatkala hatiku telah membatu dan jalanku menjadi sempit Aku jadikan harapanku pada ampunan-Mu sebagai penyelamat Semakin meruah dosaku maka tatkala aku menyertainya Dengan ampuan-Mu, niscaya ampunanmu amatlah meruah Selama Engkau Dzat Maha Pemberi ampun atas segala dosa Niscaya Engkau selalu baik dan mengampuni dosa sebagai anugerah dan kemurahan Maka
jika
bukan
karena
Engkau,
tiada
seorang
hamba
bergantung kepada Iblis Maka bagaimana, ia telah menyesatkan Adam dengan dalih menyucikan-Mu Betapa
melalui
syairku
ini,
apakah
aku
akan
terhina
berpulang ke surga? Ataukah sesal ke neraka? Allah matanya
mengetahui selalu
tempat
meneteskan
hamba-Nya darah
yang
karena
penuh
harap,
keadaannya
yang
melampaui batas Qiyam
tatkala
malam
menebarkan
kegelapan,
karena
besarnya rasa takut sebagai seorang pendosa Teramat
fasih
tatkala
mengingat
Tuhannya,
sementara
kepada selain Dia terasa asing olehnya Mengingat hari-hari yang lepas di masa muda, serta buah dari kebodohan yang berlalu bersama waktu Kini
menjadi
teman
kesedihan
sepanjang
hari,
juga
sebagai kawan bermunajat tatkala malam telah gelap Ia
berkata,
―Kekasihku
Engkau
tempatku
bermohon
dan
berbagi Cukup
dengan-Mu-lah
para
pengharap
bermohon
dan
bertambat
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Bukankah
Engkau
yang
telah
memberi
dan
menunjukiku?
Engkau tiada henti memberi dan mengaruni aku Mogalah Dia yang mempunyai ihsan mengampuni dosaku, Dan menutupi keburukanku baik yang telah lalu Amat meruah dosaku, maka aku menghadap-mu penuh harap, jikalau
bukan
karena
ridha-Mu,
bukanlah
Engkau
sang
Pengasih Jika
Engkau
pendurhaka
yang
mengampuniku, teramat
Engkau
zhalim,
mengampuni
nista
dan
seorang
selalu
saja
berdosa Jika engkau menghukumku, tiadalah aku putus asa, Meski mereka (malaikat) melemparkanku ke lembah jahanam Dosaku amatlah besar dari dahulu hingga esok, ampunan-Mu Maha Tinggi dan Perkasa merambah anak manusia Fadhilah-Mu
mengelilingku
dari
segenap
penjuru,
dan
cahaya ar-Rahman menerpa segala ruang Dalam telah
hati
mendekati
memancar berita
cahaya gembira
kekasih dan
sejati,
telah
manakala
melewati
batas
larangan Di sekelilingku memancar kasih sayang dari Allah semata, mengangkatku laksana bintang dari kegelapan kubur Aku menjaga jiwaku dari cemaran noda hawa nafsu, aku menjaga janji cintaku dari keterbelahan Di alam sadarku ada rindu, dalam ampunanku ada yang kutuju, yang menyertai langkahku dengan dendang dan lagu Siapa
berpegang
kebinasaan,
siapa
kepada yang
Allah,
niscaya
mengharap-Nya
tiada
selamat akan
dari pernah
sesal
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Semoga
aku
melihatmu
mengatakan,
―Betapa
semestinya
hasrat seperti ini selalu terucap oleh setiap mukmin!‖161 * * * AKU TAKUT AKAN DOSA-DOSAKU Dari Dhimrah bin Hifsh bin Umar, ia berkata, ―Suatu ketika Hasan
Basri
membuat
anda
menangis,
lalu
menangis?
dikatakan
Beliau
padanya,
menjawab,
―Aku
―Apa
yang
takut
jika
kelak Allah melemparkanku ke neraka tanpa peduli.‖
162
* * * AKU BERTINDAK UNTUK MENEBUS DOSA Dari Abdullah bin Rabiah bahwa ia duduk bersama Utbah bin Farqad, Utbah berkata, ―Wahai Abdullah apakah engkau tidak mengenaliku anak saudaramu, Amr bin Utbah? Tentukanlah apa yang seharusnya aku lakukan!‖ Abdullah bin Rabiah menjawab, ―Wahai Amr! Taatilah kedua orang tuamu!‖ Amr melihat ke arah Mi‘dhad al-Ajli, lalu berkata kepadanya, menurutmu?‖ bersujud ―Wahai
menjawab,
dan
mendekatlah
ayah!
Sesungguhnya
bertindak menebus
Mi‘dhad
untuk
menebus
dosaku!‖
mengatakan,
(kepada aku
anakku!
taati
mereka,
Amr
berkata,
Allah).‖
adalah
seorang
hamba
Maka
tolonglah
aku
dosa.
Mendengar
―Wahai
―Jangan
―Bagaimana
itu, Aku
Utbah
menangis
mencintaimu
yang untuk
sambil
dengan
dua
cinta; cinta orang tua kepada anaknya, dan cinta karena Allah. harta
Ia
berkata,
sejumlah
―Wahai
tujupuluh
ayah! ribu,
Engkau jika
telah
engkau
memberiku memintanya
dariku, maka ini dia ambillah! Jika tidak, maka biarkan aku menghabiskannya 161
(melenyapkannya).
Lihat Diwan al-Imam as-Syafi‘i
Aku
tidak
lagi
―Al-Jauhar an-Nafis fi
Syi‘r al-Imam Muhammad bin Idris‖ (h 134-136) ditahqiq oleh Muhammad Ibrahim Salim 162
At-Takhwif min an-Nar (h 22)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
memerlukannya.‖
Ayahnya
(lenyapkanlah),
wahai
menjawab,
anakku!‖
Maka
―Habiskanlah
iapun
melenyapkannya
hingga tak tersisa satu dirhampun.163 * * * TIDAK ADA YANG SELAMAT DARI MURKA ALLAH As-Syafi‘i berkata kepada Harun ar-Rasyid dalam sebuah wasiat yang panjang, ―Engkau tidak akan ditaati melainkan engkau
mentaatii
kepada
Allah
Allah
karena
swt,
dengan
maka itu
hendaklah
engkau
engkau
akan
taat
mendapatkan
keselamatan di hari depan serta kebaikan di kemudian hari. Karena
sesungguhnya
Allah
itu
―Bersama
orang-oang
yang
bertakwa dan orang-orang yang berbuat baik.‖164 Takut serta waspadalah kepada Allah sebagaimana takutnya seorang hamba yang mengetahui tempat musuhnya, sementara tuannya tiada bersamanya. Sadarilah sepenuhnya rasa takut yang ada dalam hatimu. Sekali-kali kamu tidak akan aman dari murka Allah. Jangan pernah pikir kamu bisa terhindar hanya
karena
nikmat-Nya
kamu
kepadamu
merasa
Allah
masih
saja
tiada
henti.
Merasa
melimpahkan
aman
dari
murka
Allah pada dasarnya merupakan sikap yang akan mendatangkan keburukan pada dirimu. Keyakinan seperti ini dapat mengikis agamamu, bahkan akan menggugurkan ketakutan pada generasigenerasi tiada
mendatang.
mungkin
Berpeganglah
menyesatkan
pada
orang-orang
kitab yang
Allah
yang
menjadikannya
sebagai petunjuknya. Selama engkau berpegang pada Allah dan sunnah
Rasulullah
tujuanmu
karena
saw
engkau
niscaya selalu
163
Hilat al-Awliya (4/156)
164
An-Nahl: 128
engkau berada
akan pada
sampai jalan
pada
―orang-
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
orang
diberi
petunjuk
oleh
Allah,
maka
dengan
petunjuk
mereka itu ikutilah.‖165 Bukanlah
orang-orang
bijak
itu
mengangkat
para
khalifah bagi kaum ini, melainkan hendaklah engkau menjadi panutan
bagi
menyesatkan jawab
mereka.
mereka,
terhadap
melalaikan menyediakan
Berhati-hatilah
sesungguhnya
kepemimpinanmu.
orang-orang tempat
muhajirin
tinggal
perbuatan
engkau
memikultanggung
Jangan
pernah
dan
serta
dari
anshor
membawa
engkau
yang
iman.
telah
Petiklah
kebaikan dari mereka dan tinggalkanlah keburukan yang ada dari mereka. Berikanlah sebagian rejeki dari Allah untuk kepentingan dengan
mereka,
menahan
jangan
sesuatu
sekali-kali hakpun.
membenci
Jangan
pula
mereka engkau
menjerumuskan dirimu dalam lembah kebatilan. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang telah menyediakan negeri ini untukmu. diri
Mereka
demi
menerangi
pula
untuk
orang-orang
membangun
kegelapan
yang
kejayaan
untukmu,
telah ini.
mengabdikan
Mereka
menyingkirkan
telah
kepsedihan
darimu, menenteramkanmu di muka bumi ini, mengajarimu akan pengetahuan siyasah serta mewariskan kepemimpinan untukmu. Dengan semua itu bangkitlah kejayaan ini yang dahulu lemah. Dengan itu pula berjayalah kebesaran ini yang dahulu kalah. Atas semua itu maka siapapun dari mereka yang mengharapmu memberi
tambahan
bagi
mereka,
hendaklah
engkau
tidak
mengutamakan orang-orang tertentu karena kedekatanmu kepada mereka dengan mengorbankan orang banyak, atau sebaliknya engkau mengutamakan orang banyak karena kedekatanmu kepada mereka
dengan
melanggengkan
mengorbankan kekuasaan
yang
serta
sedikit
hanya
keselamatanmu.
untuk
Hendaklah
engkau taat kepada Allah sebagaimana engkau mengharapkan 165
Al-An‘am: 90
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
orang-orang
di
bawah
terhadapmu.
Sungguh,
kepemimpinanmu sekali-kali
taat
tiada
dan
patuh
seorangpun
yang
memimpin sepuluh orang muslim lalu ia tidak memberi mereka nasehat
kecuali
terbelenggu
pada
hingga
ke
hari
kiamat
lehernya,
kedua
tiada
tangannya
yang
sanggup
melepasnya selain karena keadilan-Nya. Dalam hal ini engkau lebih mengetahui dirimu sendiri.‖ Selama
mendengarkan
nasehat
ini
Harun
ar-Rasyid
menangis tanpa bersuara. Sesampai pada penggalan di atas, tangisannya
mulai
terdengar
keras
dan
orang-orang
yang
duduk di sekelilingnya tidak kuasa menahan air mata dan suara tangis. Salah seorang pegawai Harun berkata, ―Wahai engkau! Sudilah
kiranya
anda
melunakkan
pembicaraan
di
hadapan
Amirulmukminin. Engkau telah membuat hatinya merasa takut!‖ Muhammad
bin
Hasan
berkata,
ucapanmu
dari
Amirulmukminin,
―Wahai
Syafi‘i!
sesungguhnya
Hentikan
ucapanmu
itu
lebih tajam dari pedangmu.‖ Sementara Harun ar-Rasyid terus saja menangis tanpa henti. Kemudian Syafi‘i menghadap ke Muhammad dan orangorangyang
tengah
berkumpul
di
sana,
ia
berkata,
―berhentilah semoga Allah menjaga kalian, jangan sekalikali
membuang
cahaya
hikmah.
Wahai
para
budak
hina
dan
kemaksiatan! Allah telah mengambil janji dari kalian untuk Amirulmukminin oleh karena pembenaran kalian terhadapnya. Dan Dia mengamanatkan kekuasaan atas kalian di tangannya. Demi Allah khilafah ini masih sebaik apa yang oleh orangorang
seperti
kalian
telah
berpaling
darinya.
Dan
masih
akan seburuk apa yang khilafah sekarang berpegang kepada kalian. Harun orang-orang
ar-Rasyid di
mengangkat
sekelilingnya
kepalanya
untuk
bubar.
dan
menyuruh
Kemudian
dia
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
menghadap ke Syafi‘i, lalu berkata, ―Aku telah perintahkan sebuah ‗shilah‘ kepadamu, akan tetapi kamu tidak merespon untuk menerimanya.‖ Lalu Syafi‘i berkata kepadanya, ―Tidak, demi
Tuhan,
Dia
tidak
melihatku
telah
menodai
kemurnian
nasehat-nasehatku dengan menerima imbalan itu. Akan tetapi aku
telah
berjanji
kepada
Allah
bahwa
aku
tidak
akan
membaur dengan seorang raja yang bangga akan dirinya namun tiada
seberapa
di
sisi
Allah
kecuali
aku
menyebut
nama
Allah siapa tahu Dia akan memberinya peringatan.166 * * * ALLAH AKAN MENAGIH TANGGUNG JAWABMU TERHADAP MEREKA Dari Said bin Sulaiman, ia berkata, ―Aku berada di Makkah di lorong Syathwa. Di sebelahku ada Abdullah bin Abdulaziz al-Umari, ketika itu Harun ar-Rasyid tengah berhaji, lalu ada seseorang berkata kepada Abdullah al-Umari, ―Wahai Aba Abdurrahman! Lihat itu dia Amirulmukminin tengah melakukan sai, dan tempat sai itu dikosongkan untuknya.‖ Abdullah alUmari
menjawab,
―Tidak,
semoga
Allah
membalas
kebaikan
untukmu! Engkau telah membebaniku perkara yang tidak aku butuhkan.‖
Ia
mengenakan
sandalnya
dan
segera
berdiri,
sementara orang itu mengikutinya. Orang itu berpapasan dengan Harun ar-Rasyid dari Marwa hendak menuju Shafa, lalu ia berteriak memanggil, ―Wahai Harun!‖ itu,
Tatkala
Harun
―Labbaik!‖
orang
melihatnya, itu
ia
berkata
berkata lagi
pada
kepada
orang Harun,
―Mendakilah di Shafa!‖ Setelah Harun mendaki Shafa, orang itu
berkata
lagi,
―Palingkan
mukamu
ke
arah
(ka‘bah)
kiblat!‖ Harun menjawab, ―Ya aku sudah lakukan itu.‖ Orang itu 166
berkataa,
―Ada
berapa
banyak
mereka?‖
Harun
balik
Hilat al-Awliya (9/85-91)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
bertanya,
―Dan
siapa
yang
memelihara
mereka?‖
orang
itu
berkata lagi, ―Berapa banyak orang-orang seperti mereka?‖ harun menjawab, ―Mereka semua adalah makhluk yang dijaga oleh Allah.‖ Orang itu berkata, ―Ketahuilah, Wahai engkau Harun! Bahwa masing-masing dari mereka hanya akan ditanya tentang tetapi
tanggung engkau
jawab
akan
atas
ditanya
diri
tentang
mereka urusan
sendiri. mereka
Akan semua,
maka lihatlah seperti apa dirimu?‖ Kemudian Harun menangis dan terduduk. Orang-orang yang bersamanya
memberinya
sapu
tangan
untuk
mengusap
air
matanya. Abdullah al-Umari berkata, ―Aku masih punya nasehat yang lain.‖ Harun menjawab, ―Katakanlah!‖ Abdullah berkata, ―Demi Tuhan, seseorang akan mendapat balasan ‗hajar‘ karena telah menyia-nyiakan hartanya. Lalu bagaimana
dengan
orang
yang
menyia-nyiakan
serta
menghamburkan harta umat Islam?‖ Abdullah lalu meninggalkan tempat itu sementara Harun masih saja menangis.167 * * * SETIAP MASALAH MEMINTA JAWABAN Dari Muhammad bin Ismail bin Abi Fudaik, ia berkata, ―Di antara kami ada orang gila, ia biasa dipanggil Aba Nashr.
Ia
orang
yang
hilang
akal
dan
bertingkah
tidak
layaknya orang kebanyakan. Ia tidak berbicara sebelum ada orang yang memulai berbicara denganya. Ia tinggal di sudut masjid
Rasulullah
muhajirin 167
tempat
berteduh.
di
Akan
mana tetapi
orang-oang manakala
fakir
dari
ditanyakan
Shafwat as-Shafwah (2/187)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
kepadanya suatu persoalan, ia dapat memberi jawaban yang sangat bagus dan mengherankan. Suatu
hari
aku
mendatanginya
di
sudut
masjid
Rasulullah saw bersama orang-orang fakir yang tinggal di sana.
Aku
mendekat
menggerakkannya
dan
duduk
hingga
ia
di
sebelahnya,
membuatnya
lalu
terkejut.
aku Aku
menyodorkan sesuatu padanya dan ia lekas menerimanya, lalu ia
berkata,
―Terpenuhilah
kebutuhan
kami.‖
Aku
bertanya
padanya, ―Wahai Aba Nashr! Apa kemuliaan itu?‖ Ia menjawab, ―Membawa sesuatu yang mewakili pergaulan yang paling rendah dan
yang
paling
tinggi,
menerima
kebaikannya
dan
menghindari keburukannya.‖ Aku berkata lagi padanya, ―Apa muru‟ah itu?‖ Ia menjawab, ―Memberi makan, menebar salam, membersihkan
noda
―Apa
(dermawan)
sakha‟
(dosa).‖
Aku
itu?‖
bertanya
Ia
lagi
menjawab,
kepadanya,
―Bersunjgguh-
sungguh membantu saudaranya yang kekurangan.‖ Aku bertanya lagi,
―Apa
bakhil
itu?‖
Ia
menjawab,
―Hus..!‖
Dan
raut
mukanya memberi makna. Aku memintanya untuk memberi jawaban dan ia mengatakan telah memberiku jawaban. Muhammad bin Ismail berkata, ―Harun datang kepada kami dan masjid dikosongkan untuk memberi jalan kepadanya. Ia berhenti
di
mimbarnya.
makam
Ia
Rasulullah
berkata,
saw
dan
―Berhentilah
berdiri
di
tempat
di
atas
para
ahli
Suffah!‖ Ketika Harun mendatangi mereka, dikatakan kepada Abu
Nashr,
―Ini
dia
Amirulmukminin.‖
Maka
ia
segera
mengangkat mukanya dan berkata, ―Wahai tuan! Tiada orang lain di antara Allah dengan hamba-hamba-Nya, termasuk umat Muhammad serta rakyatmu ini kecuali engkau seorang, bahwa Allah
akan
meminta
tanggung
jawabmu
atas
mereka.
Maka
siapkanlah jawaban untuk setiap pertanyaan. Ingat! Umar bin Khattab
pernah
berkata,
―Sekiranya
ada
sakhlah
(anak
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
kambing) yang hilang di pantai Efrat, niscaya Umar takut kelak akan ditanya oleh Allah swt.‖ Mendengar perkataan itu Harun menangis seraya berkata, ―Wahai Abu Nashr! Rakyatku serta urusanku berbeda dengan rakyat dan urusan Umar.‖ Abu Nashr berkata, ―Demi Tuhan! Apa yang telah aku katakan tidak akan lepas darimu kelak, maka lihatlah dirimu sekarang, sesungguhnya engkau dan Umar akan ditanya tentang apa yang telah dititipkan Allah kepada kalian.‖
Kemudian
Harun
memerintahkan
orangnya
untuh
memberi kantong yang berisi uang sebanyak tigaratus dinar. Harun berkata, ―Berikanlah itu kepada Abu Nashr!‖ Abu Nashr menjawab, ―Aku hanyalah salah seorang dari ahli Shuffah. Maka berikanlah itu pada seseorang yang dapat membagikannya untuk ahli Shuffah serta bersedia memasukkan aku di antara mereka.‖168 * * * AKU TAKUT DARI DOSA INI Dari
Said
bin
Amir,
ia
berkata,
―Sulaiman
at-Taimy
sedang sakit, dan ia menangis keras dalam keadaannya itu.‖ Lalu dikatakan padanya, ―Apa yang membuatmu menangis? Apa engkau
takut
mati?‖
Dia
menjawab,
―Tidak,
melainkan
aku
pernah menempuh faham Qodari, dan aku telah menganutnya. Aku takut Tuhanku kelak akan meng-hisab-ku atas hal itu.169 * * * DAN TAMPAKLAH BAGI MEREKA DARI ALLAH APA YANG TIDAK PERNAH MEREKA PERKIRAKAN Dari Muhammadbin Munkadir bahwa ia merasa ketakutan menjelang
ajal,
lalu
dikatakan
kepadanya,
―Kenapa
kamu
gelisah?‖ ia menjawab, ―Aku takut terhadap satu ayat dalam 168
Shafwat as-Shafwah (2/199-200)
169
Hilat al-Awliya (3/32)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
kitab Allah swt: “Dan tampaklah oleh mereka dari Allah swt apa
yang
tidak
pernah
mereka
170
sangkakan.”
Sungguh
aku
takut jika kelak akan tampak olehku apa yang tidak pernah aku sangka-sangka. Dalam
sebuah
riwayat
dikatakan
bahwa
Muhammad
bin
Munkadir suatu ketika bangun tinga malam melakukan shalat. Tatkala
itu
ia
menangis
dan
tangisannya
semakin
keras
hingga keluarganya terbangun. Mereka bertanya padanya, ―Ada apa
denganmu,
apa
yang
membuatmu
menangis?‖
Akan
tetapi
mereka tidak dapat memahami perkataannya karena tangisannya sangat
keras.
Lalu
mereka
mendatangi
Abi
Hazim
dan
menceritakan perihal yang terjadi padanya. Abi Hazim datang menemuinya tatkala ia masih menangis, lalu berkata, ―Wahai saudaraku!
Apa
yang
membuatmu
menangis?
Engkau
telah
memperhatikan keluargamu.‖ Ia menjawab, ―Aku telah melewati satu ayat dalam kitab Allah swt.‖ Abu Hazim bertanya, ―Apa itu?‖ Ia menjawab, ―Dan tampaklah oleh mereka dari Allah apa yang tidak mereka perkirakan.‖ Abu Hazim mendengar itu kemudian menangis bersamanya. Dan tangisan mereka berdua bertambah keras. Menurut keluarganya
Muhammad ada
yang
bin
Munkadir
berkata
pada
bahwa Abu
sebagian
Hazim,
―Aku
mendatangkanmu ke sini untuk menenangkannya, akan tetapi melah
engkau
menambah
tangisnya.‖
Kemudian
Abu
Hazim
menjelaskan kepada mereka apa yang membuat mereka berdua menangis.171 * * *
170
Az-Zumar (47)
171
Hilat al-Awliya (3/146)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
MENANGISI DOSA-DOSA YANG LEWAT Dari
said
mendengar
Dza
pertanda
bin
Usman
an-Nun
taubat:
al-Khayyath,
berkata,
menangisi
ia
―Tiga
dosa-dosa
berkata,
perkara yang
―Aku
sebagai
telah
lalu,
munculnya rasa takut jika terperosok melakukan perbuatan dosa, berpisah dari orang-orang yang berperilaku buruk dan bergabung ke dalam barisan orang-orang bijak.‖172 * * * BERBUATLAH UNTUK HARI KIAMAT Dari
Abi
Zakaria
at-Taimy,
ia
berkata,
―Tatkala
Sulaiman bin Abdul Malik berada di masjidil haram tatkala itu diberikan padanya sebuah batu berpahat. Lalu ia mencari seseorang
yang
untuknya.
Ia
dapat
membacakan
mendatangi
tulisan
Wahab
bin
di
batu
Munbih
itu untuk
membacakannya. Pada batu itu tertulis, ―Wahai anak Adam! Jika engkau melihat betapa dekatnya sisa umurmu, hendaklah engkau mencukupkan batas anganmu dan perbanyaklah amalanmu. Kurangilah
hasrat
memberikan
sesal
habis
langkahmu,
dan di
lamunanmu
kemudian
keluarga
karena
hari.
serta
itu
Pada sanak
hari
hanya itu
saudara
akan telah saling
mengucap salam perpisahan untukmu. Mereka telah terpisah jauh darimu, sedangkan engkau tidak lagi akan berpulang ke dunia di mana mereka berada. Ingatlah bahwa amalanmu telah terhenti, kebaikanmu tiada bertambah. Meka hendaklah engkau berbuat segala sesuatu untuk bekal di hari kiamat kelak. Lakukanlah sebelum penyesalan menghimpitmu.‖ Abu Zakariya berkata, ―Maka Sulaiman menangis sangat keras setelah mendengar perkataan ini.‖173 * * * 172
Sya‘bul Iman, karya Imam Baihaqi (7185)
173
Hilat al-Awliya (4/69)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
YAKINKAH AKAN AMALANMU? Dari Yahya bin Adam, ia berkata, ―Ketika ajal telah mendekati
Mus‘ar,
Sufyan
al-Tsauri
mendatanginya,
ia
melihat Mus‘ar dalam keadaan takut,lalu berkata, ―Kenapa engkau
takut?
Demi
Tuhan!
Aku
benar-benar
ingin
mati
secepatnya. Mus‘ar berkata, ―Tenangkanlah aku!‖ Sufyan alTsauri mengulangi perkataannya lagi, dan Mus‘ar menjawab, ―Jadi
engkau
benar-benar
yakin
akan
amalanmnu,
wahai
Sufyan? Demi Allah! Sesungguhnya aku benar-benar seperti tengah berada di puncak bukit yang tinggi dan tidak tahu ke mana aku akan berlabuh.‖ Mendengar menangis
jawaban
sambil
dari
berkata,
Mus‘ar
―Kamu
seperti
lebih
takut
itu,
Sufyan
kepada
Allah
daripada aku.‖174 * * * BERBUATLAH UNTUK TUHANMU LALU UNTUK DIRIMU Dari Syuraik
Yahya
berkata,
bin
Adam,
―Aku
ia
bertanya
berkata, kepada
―Aku
Ibrahim
mendengar bin
Adham
tentang masalah antara Ali dan Muawiyah, maka ia menangis. Aku
merasa
menyesal
telah
menanyakan
hal
itu.
Lalu
ia
mengangkat kepalanya dan berkata, ―Sesungguhnya orang yang mengerti akan dirinya akan berbuat untuk dirinya sendiri, dan
orang
yang
mengerti
Tuhannya
niscaya
ia
akan
mengutamakan berbuat untuk Tuhannya daripada yang lain.‖175 * * * LIHATLAH AMALANMU Iyadh al-Khawwash berkunjung kepada kepada Ibrahim bin Saleh, dia adalah seorang amir dari Palestin, lalu berkata, ―Ya Syeikh! Berilah aku nasehat!‖ ia menjawab, ―Dengan apa 174
Hilat al-Awliya (7/312)
175
Hilat al-Awliya (8/15)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
aku menasehatimu, apa semoga Allah memperbaiki urusanmu? Telah sampai padaku bahwa perbuatan orang-orang yang hidup di
dunia
ini
bertentangan
dengan
saudara-saudara
mereka
yang telah meninggal. Maka lihatlah! Amalan apakah darimu yang bertentangan dengan Rasulullah saw.‖ Mendengar jawaban ini,
orang
itu
menangis
hingga
air
matanya
membasahi
176
jenggotnya.
* * * MAQAMAT MUKHALAFAT Abu al-Abbas bin Musarwaq berkata, ―Aku bersama Junaid bin Muhammad tengah berjalan di beberapa tempat di Baghdad. Tatkala itu terdengar seorang penyanyi melantunkan sebuah syair: Tempat-tempat yang telah kamu singgahi dan kamu huni Hari-hari yang engkau telah lalui dengan kemenangan Mendengar lantunan itu, Junaid menangis sangat keras, kemudian
berkata,
rumah-rumah
yang
―Wahai indah
Abu
lagi
Abbas! cantik
Betapapun ini,
dan
menawan betapapun
memikat kediaman orang-orang yang membangkang (Allah), aku tetaplah berhasrat untuk meneguhkan harapanku, memperteguh langkahku,
serta
menetapi
menggapai
asaku.
Inilah
rasa aku
takut
dalam
bersama
hatiku
untuk
hari-hariku
yang
sekejap, kini aku meratapi masa yang silam. Abu Abbas berkata, ―Siapa yang kesenangannya diperoleh secara
tidak
mendatangkan
176
benar,
maka
malapetaka.
kesenangan
Barangsiapa
itu yang
hanya
akan
keramahannya
Hilat al-Awliya (10/21)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
tidak diabdikan untuk Tuhannya, maka dia adalah orang yang keramahannya hampa.‖177 * * * DOSA Seseorang berkata kepada Abi Muhammad al-Jarir, ―Aku pernah tertutup dari kenikmatan, kemudian dibukakan jalan bagiku untuk mendapatkan kelonggaran, hingga akhirnya aku berbuat dosa. Kemudian aku terhalang dari keadaanku itu. Maka bagaimana jalan menuju ke sana lagi? Tunjukkanlah aku pada kesenangan yang pernah kudapatkan. Kemudian
Abu
Muhammad
menangis
dan
berkata,
―Wahai
sadaraku! Ini adalah masa di mana semua orang tidak lagi memiliki
pilihan.
Akan
tetapi
aku
lantunkan
untukmu
beberapa bait syair berikut: Tetaplah
di
singgah
di
kediaman
itu,
itu
adalah
peninggalan-peninggalan mereka Para terkasih menangis dalam rindu dan penyesalan Betapa
aku
telah
menetap
di
sana
mencari
seorang
pemberi khabar Entah teman atau rekan tentang penghuninya Kutemukan jawaban membawaku ke kuburnya Ia
telah
memisahkan
orang
berhagalah tempat pertemuan itu.
yang
menghuninya,
maka
178
* * * MAKSIAT DAN DOSA Dari Ibrahim bin Bisyar, ia berkata, ―Aku bersama Abu Yusuf al-Fasuli melintas di sebuah jalan di Syams. Kemudian ada seorang lelaki menemuinya seraya mengucapkan salam dan berkata, ―Wahai Abu Yusuf! Berilah aku nasehat yang dapat 177
Hilat al-Awliya (10/214)
178
Hilat al-Awliya (10/348)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
aku jaga sebagai nasehat darimu!‖ Abu Yusuf menangis lalu berkata, ―Ketahuilah saudaraku, bahwa pergantian malam dan siang
serta
perputaran
waktunya
adalah
mesin
yang
mempercepat badanmu menjadi renta, umurmu semakin berkurang dan ajalmu semakin dekat. Seyogiyanya engkau tidak merasa tenang sebelum menyadari di mana tempat berlabuhmu terakhir nanti. Dan engkau menyadari akan murka Tuhanmu atas dosa dan maksiat yang engkau perbuat, atau dengan rahmat dan kemurahan-Nya yang membuat Dia ridha terhadapmu. Anak Adam yang lemah adalah ibarat setitik embun di hari kemarin dan akan sirna esok hari. Maka jika engkau tidak rela dengan semua ini niscaya engkau akan dikembalikan dan engkau akan mengetahui. Engkau akan menyesal di hari di mana penyesalan tiada membawa arti. Abu
Yusuf
terus
menangis
dan
orang
itu
menangis
bersamanya. Akupun menangis karena tangisan mereka berdua hingga mereka berdua tak sadarkan diri.179 * * * DOSA-DOSA Sebagian orang saleh pernah bercerita, ―Suatu ketika kami mendatangi Kami
Mughirah
berkata
menjawab, katakan
―Penyesalan lagi,
padanya,
―Apa
merasa
diriku
―Aku
lagi,
―Apa
al-Kharraz
―Apa
karena yang
yang banyak
kamu
tatkala yang
kamu
berada
kamu
ia
harapkan?‖
lalai.‖
Dia
sakit.
rasakan?‖
dalam
keluhkan?‖
berbuat
sedang dosa.‖
Dia
Kami
menjawab,
Kami
menjawab,
Dia
berkata ―Berteduh
kepada Allah dan meninggalkan yang dibenci oleh-Nya.‖ Lalu orang-orang
yang
ada
di
situ
menangis
kerane
mendengar
ucapannya.180 179
Dzam al-Hawa, karya Ibnu al-Jawzy (h 670-671)
180
Al-Aqibah fi Dzikri al-Maut (h 120)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
* * * LALAI DAN DOSA Seseorang ―Bagaimana
berkata
kepada
keadaanmu?‖
Abdulaziz
Abdulaziz
bin
menangis
Abi
lalu
Rawwad, berkata,
―Demi Tuhan, aku telah lalai dan lupa akan maut bersama dosa-dosa yang teramat banyak menyelimutiku, sementara ajal semakin hari kian dekat. Aku sendiri tidak mengerti mana alam
yang
hendak
kutuju.‖
Dia
measih
melanjutkan
tangisnya.181 * * * MEREMEHKAN DAN MENYIA-NYIAKAN Said
bin
as-Saib
at-Thaifi
hampir
tidak
pernah
kehabisan air mata. Air matanya selalu mengalir sepanjang hari.
Pada
saat
melakukan
shalat
ia
menangis,
saat
berthawaf ia menangis, saat duduk dan membaca ayat al-Quran ia pun menangis, bahkan jika anda berpapasan dengannya di jalan ia pun menangis. Sufyan berkata, ―Orang-orang memberitahuku bahwa ada seseorang yang mencela Said karena perbuatannya itu.‖ Sufyan
lalu
menangis
dan
melanjutkan
ucapannya,
―Sesungguhnya aku lebih berhak untuk engkau hina dan engkau cela karena perbuatanku yang gegabah dan sia-sia, karena dua hal itu telah menguasai atas diriku.‖ Orang itu berkata, ―Ketika aku mendengar itu, maka aku pergi meninggalkannya.‖ Dari ―Tidak
Muhammad
pernah
bin
Yazid
sekalipun
aku
bin
Khunais,
melihat
ia
berkata,
seseorang
cepat
meneteskan air mata melebihi Said bin as-Saib. Sesungguhnya
181
Shafwat as-Shafwah (2/229)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Said meneteskan air mata adalah agar hatinya tergerak, maka engkau melihat air matanya laksana air hujan.182 * * * DI MANAKAH TERDAPAT KESELAMATAN Suwar Abu Ubaidah berkata, ―Terhitung sejak tiga puluh tahun sebelum kematian Atha‘ as-Salimi, aku tidak pernah melihatnya melainkan kedua matanya selalu berlinang. Bahkan aku tidak pernah menyamakan Atha‘ tatkala aku melihatnya selain seperti seorang wanita yang ditinggal mati anaknya. Seolah-olah Atha‘ bukanlah termasuk orang-orang yang hidup di dunia. Saleh
al-Marry
berkata,
―Aku
pernah
berkata
kepada
Atha‘ as-Salimi, ―Apa yang engkau harapkan?‖ Dia menjawab sambil menangis, ―Demi Allah wahai Abu Basyar, aku berharap menjadi pasir yang tidak bercampur dengan benda yang paling kecil sekalipun di dunia ini dan di akhirat kelak.‖ Saleh berkata, ―Sungguh itu membuatku menangis, dan demi Tuhan aku
mengerti
bahwa
dia
sesungguhnya
hanya
menginginkan
keselamatan dari al-hisab.183 * * * HATINYA TERBAKAR RASA TAKUT Dari
Malik
bin
Dhigham,
ia
berkata,
―Ada
seorang
lelaki dari daerah Ubullah sering mendatangi ayahku. Orang itu
menceritakan
bernama
Sya‘wanah
seorang kepada
wanita ayahku.
yang Lalu
sering ayahku
menangis berkata
padanya, ―Katakan padaku bagaimana ia menangis?‖ orang itu menjawab, ―Wahai Abu Malik, aku katakan padamu bagaimana ia menangis. Demi Tuhan! Ia menangis di malam dan siang hari, hampir-hampir tidak pernah berhenti.‖ Ayahku berkata lagi, 182
Shafwat as-Shafwah (3/383)
183
Shafwat as-Shafwah (3/330)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
―Bukan itu yang aku tanyakan kepadamu. Bagaimana wanita itu memulai tangisnya?‖ orang itu menjawab, ―Baiklah, wahai Abu Malik! Wanita itu mendengarkan sedikit dari ucapan dzikir, lalu terlihat air matanya berlinang dari kelopak matanya bagaikan
air
hujan.
Ayahku
bertanya
lagi,
―Adakah
air
matanya yang menetes melewati batas yang ada di atas hidung atau
hanya
keluar
dari
kelopak
matanya
sampai
pada
pelipis?‖ Orang itu menjawab, ―Wahai Abu Malik! Sungguh air matanya melebihi itu semua. Hanya dengan mendengar ucapan dzikir,
air
matanya
datang
membawa
empat
bintang
yang
menetes cepat sekali. Mendengar cerita orang itu, ayahku kemudian menangis dan berkata, ―Aku tidak melihat rasa takut melainkan telah membakar seluruh hatinya. Pernah dikatakan bahwa sedikit banyaknya air mata sebanding dengan rasa terbakarnya hati. Maka tatkala hati telah terbakar semuanya, tiada lagi yang diinginkan olehnya selain menangis, dan sedikit saja ucapan dzikir
yang
didengarnya
akan
membuatnya
merasa
sangat
ketakutan.184 * * * MELALAIKAN HAK-HAK ALLAH Dari Ismail bin Hisyam, bahwa di antara beberapa sahabat Fath al-Muasshala ada yang pernah berkata, ―Suatu kali aku menemuinya dalam keadaan menangis. Hingga aku melihat air matanya
menetes
memanggilnya
dari
karena
celah-celah aku
ingin
jemarinya.
melihatnya.
Lalu
aku
Betapa
aku
melihat air matanya berwarna pekat. Aku berkata kepadanya, ―Demi Tuhan ya Fattah, adakah engkau meneteskan air mata darah?‖
184
Shafwat as-Shafwah (4/53-54)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Ia menjawab, ―Jika bukan karena engkau telah bersumpah dengan nama Allah, tidaklah aku akan bercerita kepadamu. Benar aku menangis dan meneteskan air mata darah.‖ Aku berkata lagi, ―Atas masalah apa engkau meneteskan air mata? Dan atas masalah apa engkau meneteskan darah?‖ Dia menjawab, ―Aku meneteskan airmata atas keteledoranku melalaikan hak-hak Allah. Dan aku meneteskan airmata darah diatas airmataku ini adalah karena takut jika airmata itu tidak sah lagi untukku.‖ Ismail bin Hisyam berkata, ―Sahabat Fath itu berkata, ―Pernah suatu kali aku melihat Fath dalam mimpi setelah kematiannya.
Lalu
aku
berkata
kepadanya,
―Apa
yang
diperbuat Allah terhadapmu?‖ Dia menjawab, ―Dia memberiku ampunan.‖
Aku
berkata
lagi,
―Apa
yang
diperbuat
dengan
airmatamu?‖ Dia menjawab, ―Allah swt mendekatkan diri-Nya kepadaku, lalu berkata kepadaku, ―Wahai Fath! Airmata ini untuk
apa?‖
Aku
menjawab,
―Wahai
adalah untuk kelalaianku akan
Tuhanku!
Airmata
ini
hak-hak-Mu.‖ Allah berkata
lagi, ―Lalu airmata darah untuk apa?‖ Aku menjawab, ―Wahai Tuhanku!
Darah
itu
adalah
untuk
airmataku,
andaikata
airmata itu tidak sah dariku. Allah berkata lagi kepadaku, ―Wahai Fath! Sekali-kali Aku tiada membutuhkan semua ini. Kebesaran-Ku telah mendaki kepada diri-Ku, dan menjagamu selama empat puluh tahun atas dosa yang ada dalam lampiran catatan amalanmu.185 * * * TUKARLAH DIRIMU Abu Mansur.
Usman
Al-Mansur
mendekatinya. 185
Amr Ia
bin
Abid
bertamu
menyambutnya menanyakan
kepada
dengan
keadaan
Khalifah
hormat
keluarga
al-
kemudian dan
anak-
Shafwat as-Shafwah (4/188-189)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
anaknya, kemudian berkata, ―Berilah aku nasehat!‖ Abu Usman kemudian membacakan ayat al-Quran: “Demi fajar, dan malam yang sepuluh, dan yang genap dan yang ganjil, dan malam bila berlalu. Pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) oleh orang-orang yang berakal. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat
terhadap
kaum
„Aad,
yaitu
penduduk
Iram
yang
mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain, dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besardi lembah, dan kaum
Fir‟aun
yang
mempunyai
pasak-pasak
(tentara
yang
banyak), yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri, lalu mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu, karena itu
Tuhanmu
menimpakan
kepada
mereka
cemeti
azab,
186
sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.”
Abu Usman melanjutkan perkataannya, ―Wahai Abu Ja‘far! Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi terhadap orangorang
yang
berbuat
sebagaimana
perbuatan
mereka
dahulu.
Maka bagi mereka yang melakukan perbuatan seperti mereka lakukan
niscaya
Allah
akan
menurunkan
azab
sebagaimana
ditimpakan kepada mereka. Maka bertakwalah engkau kepada Allah,
sesungguhnya
membara
dari
segala
di
balik
penjuru
pintumu akibat
itu
ada
tidak
api
yang
ditegakkannya
kitab Allah dan sunnah Rasulullah saw. Mendengar nasehat itu al-Mansur menangis keras seraya berkata,
"Lanjutkanlah
berkata
lagi,
dengan
segala
nasehatmu
―Sesungguhnya isinya,
Allah
maka
untukku!‖ telah
tukarlah
Abu
memberimu dirimu
Usman dunia dengan
sebagiannya saja. Perkara yang demikian itu diperuntukkan bagi orang-orang sebelum kamu, lalu berganti kepadamu, dan 186
Al-Fajr: 1-14
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
akan kembali kepada orang-orang setelah kamu. Dan hendaklah engkau mengingat suatu malam dimana engkau akan bergegas dari hari kiamat.‖ Setelah Mansur
ucapan
bertambah
Silaiman
bin
nasehat keras
Mujalid
yang
kedua
daripada
berkata,
ini,
tangisan
tangisan
al-
sebelumnya.
―Berlakulah
lemah
lembut
kepada Amirulmukminin, wahai Abu Usman!‖ Abu Usman Amr bin Abin menjawab, ―Apa yang dikhawatirkan dari Amirulmukminin yang menangis karena takut kepada Allah swt?‖187 * * * WAHAI DZAT YANG TIDAK TERPEDAYA OLEH DOSA Abu banyak
Bakar
as-Sasy,
diminta
beliau
adalah
nasehat-nasehatnya,
seorang
pernah
alim
berkata
yang dalam
doanya, ―Wahai dzat yang tiada terkena madharat oleh dosadosa, yang tiada berkurang (keagungan-Nya) oleh ampunanampunan-Nya, karunialiah aku apa yang tidak mendatangkan madharat
terhadap-Mu,
dan
berilah
aku
apa
yang
tidak
188
mengurangi (keagungan-Mu).
* * * DOSAKU YANG BANYAK Dari Ruh bin Salamah al-Warraq, ia berkata, ―Kami pernah bermalam bersama seorang lelaki ahli ibadah di daerah dekat pantai. Orang itu manangis semalaman hingga kami khawatir akan terbitnya fajar dan ia masih saja menangis. Kami tidak pernah
bercakap-cakap
sedikitpun
hingga
tiba-tiba
ia
berkata, ―Dosaku teramat banyak, dan ampunan-Mu sangatlah besar,
maka
satukanlah
antara
dosaku
dengan
ampunan-Mu
wahai Yang Maha Mulia!‖ Ruh bin Salamah berkata, ―Karena
187
Al-Bidayah wa an-Nihayah (10/124)
188
Sya‘bul Iman (7305)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
ucapan
orang
itu,
maka
menangislah
orang-orang
yang
bermalam di situ.‖189 * * * MERANGKAK KE SURGA Ibnu Abi ad-Dunya berkata, ―Seorang lelaki dari Bani Quraisy
berkata
padaku
bahwa
salah
seorang
anak
lelaki
Thalhah bin Ubaidillah berkata, ―Taubah bin Simmah berada dalam kesedihan tengah mengoreksi dirinya. Suatu hari ia menghitung
umurnya
menghitung
jumlah
yang
mencapai
hari
yang
enam
telah
puluh
tahun.
dilaluinya
Ia
sebanyak
21.500 hari, lalu ia berkata sambil menangis, ―Celakalah aku! Aku akan menghadap Tuhanku dengan duapuluh satu ribu dosa. Bagaimana jika setiap hari ada ribuan dosa.‖ Kemudian orang itu terlihat tak sadarkan diri hingga ia meninggal dunia.
Orang-orang
seseorang
yang
berkata,
―Wahai
berkumpul engkau
di
sana
niscaya
(merangkak) ke surga yang tertinggi.‖
mendengar
akan
mendaki
190
* * * BANYAK DOSA BURUK AMALAN Ibnu Mubarak berkata, ―Aku tiba di kota Makkah, tatkala orang-orang meminta
di
hujan
sana
lama
(memohon
tidak
kepada
melihat
Allah)
di
hujan. dalam
Mereka masjidil
haram. Sementara di antara orang-orang yang banyak itu, aku berada di depan pintu Bani Syaibah. Saat itu aku bertemu dengan seorang kulit hitam tengah membawa dua buah karung, dia mengenakan salah satunya dan satunya lagi dia berikan kepada tuannya. Lalu orang itu berada di tempat agak gelap di
sebelahku.
Aku
mendengarnya
mengucap,
―Wahai
Tuhan!
Engkau telah ciptakan muka-muka manusia yang banyak dosa 189
Sya‘bul Iman (7306)
190
Ighatsah al-Luhfan, karya Ibnu al-Qayyim (1/83)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
dan
buruk
perilaku,
dan
engkau
telah
mencegah
datangnya
mendung di langit untuk kami sebagai pelajaran atas semua perilaku dan dosa itu. Maka aku memohon kepada-Mu Dzat Yang Maha
Lembut
seorang
lagi
Maha
hambapun
Pemberi,
Wahai
mengetahui-Nya
Dzat
selain
yang
tiada
keindahan
dan
keelokan-Nya! Airilah mereka sekejap saja, sekejap saja!‖ Ibnu
Mubarak
mengucapkan,
berkata,
―Sekejap
―Orang
saja,
itu
sekejap
terus
saja,
menerus
hingga
awan
menyelimuti langit, hujan turun dari seluruh penjuru. Orang itu duduk dan terus bertasbih sementara aku menangis.191 * * * BILANGAN TERAKHIR Hasan
al-Bashri
pernah
berkata
dalam
salah
satu
ceramahnya, ―Bersegeralah wahai hamba Allah, bersegeralah! Sesungguhnya itu adalah nafas, jika ia telah habis maka terputuslah amalan-amalanmu untuk mendekatkan diri kepada Allah
swt.
Sungguh
Allah
mengasihi
orang
yang
bersedia
mengoreksi dirinya sendiri, yang menangis atas dosa-dosanya dan
lalu
membaca
ayat-Nya:
“Kami
hanya
menghitung
(datangnya hari siksaan) untuk mereka dengan perhitungan yang teliti.” Setelah
192
mengucapkan
pesan
di
atas,
Hasan
al-Bashri
menangis dan berkata, ―Hitungan terakhir adalah keluarnya ruhmu, hitungan terakhir adalah berpisah dari keluargamu dan hitungan terakhir adalah masukmu ke dalam kubur.193 * * * TAKUT AJAL MENJEMPUT
191
Shafwat as-Shafwah (2/269-271)
192
Maryam: 84
193
Sya‘bul Iman (10787)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Tatkala Sufyan at-Tsaury telah dekat ajalnya, ia menangis dan
bersedih.
dikatakan
padanya,
"Wahai
Abu
Abdullah
berharaplah kepada Allah. sesungguhnya ampunan Allah lebih besar
daripada
dosa-dosamu.
dia
menjawab,
"Ataukah
aku
menangisi dosa-dosaku? Sekiranya aku tahu bahwa aku akan mati lagi
dengan
membawa
apakah
tauhid,
Allah
akan
niscaya
tiada
menimpakan
aku
dosa-dosa
pedulikan sebesar
194
gunung."
* * * BISA JADI BAIK ATAU BURUK Yahya bin Muadz ar-Razy pernah berkata, "Bagaimana seorang mukmin bisa merasa bahagia di dunia ini, padahal perbuatan buruk
yang
dilakukannya
akan
menimpakan
azab
baginya,
sementara amalan yang baik belum tentu akan diterima. bisa jadi ia akan menjadi buruk atau baik.195 Dalam
sebuah
berkata, penyelamat
riwayat
"Bagaimana sementara
dari bisa aku
Yahya
bin
Muadz
amalan-amalanku masih
berada
ar-Razy, akan
antara
ia
menjadi baik
dan
buruk. keburukan-keburukanku tidak mungkin menyimpan nilainilai
kebaikan
sementara
kebaikan-kebaikanku
sudah
pasti
bercampur dengan keburukan. padahal Engkau hanya menerima amalan-amalan
yang
murni.
lalu
apa
lagi
yang
tersisa
untukku selain kemrahan dan kebaikan-Mu.196 * * *
194
Ihya Ulum ad-Din (4/172)
195
Sya‘bul Iman (849)
196
Sya‘bul Iman (850)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
NIKMAT DAN MAKSIAT Muhammad
bin
Sabiq
al-Mashry
pernah
berkata,
"Ya
Allah! Aku memohon ampunan-Mu dari semua perkara yang telah aku taubati lalu aku melakukannya lagi. Dan aku memohon ampunanmu akan nikmat-nikmat-mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku
lalu
aku
gunakan
untuk
maksiat.
Aku
memohon
ampunanmu dari segala sesuatu yang telah aku wajibkan atas diriku untuk mengabdi kepadamu lalu aku tidak memenuhinya. Dan aku memohon ampunan-Mu untuk segala sesuatu yang aku harapkan untuk berbakti pada-mu kemudian bercampur dengan perkara yang tidak Engkau ridhai.197 * * * TIADA PENGHARAP YANG MERUGI dari Ibrahim bin Mudharib bin Ibrahim, ia berkata, "Aku mendengar
ayahku
berkata,
Aku
pernah
berkunjung
kepada
husein bin Fadhl, tatkala itu ia tengah menanti datangnya ajal dengan berlinang air mata, kemudian berkata kepadaku, "Tulislah ya Mudharib! Wahai Dzat yang para pengharap-Nya tidak akan pernah merugi Tak seorangpun melihat-Nya dalam keterbatasan terhadap para pemohon-Nya Wahai tempat curahanku atas segala kelobaan dan kejahataku Aku yang selalu saja berkeras kepala tiada henti Kurangilah ketercelaanku dan ampunilah dosa-dosaku Karunialah aku ampunan dari-mu dan penuhilah hajatku Tiada lagi yang tersisa dariku selain pengakuan atas dosadosaku Hanya ampunan-Mu sebagai senjata di hari pembuktianku.198 197
Sya‘bul Iman (7168)
198
Sya‘bul Iman (7307)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
* * * DOSA-DOSAKU TIDAK MEMBERIMU MADHARAT Yahya bin Muadz ar-Razy berkata dalam syairnya: Keagungan-Mu Wahai Sang Penguasa tiadalah berakhir Kerajaan-Mu kekal abadi selamanya Ketetapan-Mu berlaku bagi segala perkara Tiada kejadian selain yang Engkau kehendaki Dosa-dosaku tidak memberi madharat terhadap-Mu Ya Tuhan Sementara ampunan-Mu adalah pemberi manfaat, dengannya Engkau berbelas kasih Engkau menetapkan apa yang Engkau kehendaki Aku tiada daya memikul azab dari-Mu Sedangkan
Engkau
tanpa
dosa-dosaku
tiada
mengambil
manfaat Wahai Junjunganku, Tuhan Yang Maha luas Karunia-Nya Sesungguhnya aku adalah seburuk-buruk hamba-Mu Umurku berkurang dari hari ke hari Sedangkan dosa-dosaku masih saja bertambah Aku berharap kepada-Mu dari semua celah Namun semua tertutur tirai yang keras lagi berat Dan pintu-Mu adalah taman kebaikan Wahai tumpuan harapan hamba-hamba-Mu yang terkucil Ada riwayat lain pada penggalan terakhir, berupa: Kepada-Nya berpulang hamba-hamba yang tercela.199 * * * ISTIGHFAR YANG MENGGETARKAN 199
Sya‘bul Iman (7308)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Warrad al-Ajli berjanji kepada Allah untuk tidak tertawa hinggan dapat melihat-Nya. Dari
Umar
kepadaku,
bin
Hifsh,
―Antara
kami
ia
dengan
berkata,
―Sakkin
Warrad
berkata
terjalin
ikatan
kerabat, aku pernah bertanya kepada saudara perempuannya yang
lebih
muda
darinya,
―Bagaimana
ia
melewati
malam-
malamnya?‖ Adik perempuannya menjawab, ―Selalu menangis dan merintih sepanjang malam.‖ Aku bertanya lagi, ―Bagaimana dia makan?‖ Saudara perempuannya itu menjawab, ―Sepotong roti tatkalan memasuki waktu malam, dan sepotong lagi di saat sahur.‖ Aku bertanya lagi, ―Adakah engkau menghafal di antara doa-doanya?‖ Ia menjawab, ―Ya, saat menjelang fajar (waktu
sahur)
―Tuhan-ku
ia
bersujud
dan
senang
bisa
hamba-Mu
menangis selalu
sambil
berucap,
mentaati-Mu,
maka
bantulah aku untuk mentaati-Mu dengan taufik dan hidayahMu.
Hamba-Mu
bantulah
aku
senang untuk
bisa
itu
menjauhi
dengan
larangan-Mu,
karunia-Mu,
wahai
maka Tuhan.
Hamba-Mu amat besar pengharapan pada kebaikan-Mu, harapan yang
hanya
terhenti
di
hari
orang-orang
yang
menang
(beruntung) bahagia berkat kebaikan dan kemurahan-Mu.200 * * * AKU KHAWATIR DENGAN DOSA-DOSAKU Ahmad bin Said al-Ma‘dani al-Mansur pernah melantunkan syair beriku: Kuucap kata berpisah pada perkara yang membuatku takut Bukanlah ia orang yang menutupi keburukannya Dosa-dosa itu membuatku khawatir Adapun perpisahan, sungguh aku aman dari keburukannya * * * BETAPA BURUK DIRIKU DENGAN DOSA-DOSA INI 200
Al-Muntazham, karya Ibnu al-Jauwzi (8/280)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Dari Ishak bin Ibrahim at-Tabari, ia berkata, ―Aku wukuf di Arafat bersama Fudhail bin Iyadh, tidak ada doa darinya yang aku dengar selain ia hanya meletakkan tangannya pada kedua
pipinya,
Demikian
ia
menengadahkan ―Betapa
kepalanya
lakukan
hingga
kepalanya
buruk
menunduk
diriku
ke
dan
imam
bergegas,
langit
dari-Mu
menangis
sambil
wahai
lalu
mengucap
Tuhanku!
Engkau memberiku maaf. (sebanyak tiga kali)
pelan. ia doa,
Sekiranya
201
* * * APA YANG MENJAMINKU AMAN? Ummu
Muhammad al-Qarzhi berkata kepada anaknya, ―Wahai
anakku! Sekiranya aku tidak mengenalmu sejak kecil sebagai anak yang baik dan tumbuh dewasa menjadi orang yang baik pula, niscaya aku mengira engkau telah berbuat dosa yang sangat besar. Semua itu karena aku melihat apa yang engkau perbuat ―Wahai
sepanjang ibuku!
siang
Apa
yang
dan
malam.‖
dapat
Muhammad
menjaminku
menjawab,
jika
Allah
memperlihatkan kepadaku, sementara aku berada dalam dosadosa
hingga
Allah
murka
terhadapku.
Lalu
jika
Allah
berkata, ―Pergilah! Aku tidak memberimu ampunan.‖ Padahal al-quran telah memaparkan sekian banyak persoalan kepadaku hingga malam menyeretku sementara aku tidak juga senggang dari hajatku.202 * * * DOSA SERTA DOSA-DOSA Dari
Ibrahim
bin
Hisyam
bin
Yahya
al-Ghasyani,
ia
berkata, ―Ayahku berkata dari kakekku bahwa Umar bin Abdul Aziz pernah menulis surat kepada Muhammad bin Ka‘ab agar ia menjual
budaknya
bernama
201
Sya‘bul Iman (4196)
202
Hilat al-Awliya (3/214)
Salim,
ia
seorang
budak
yang
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
sangat
baik.
Muhammad
membebaskannya
bin
Ka‘ab
sepeninggalku.‖
berkata,
Umar
―Aku
telah
menjawab,
―Baik
perlihatkanlah kepadaku!‖ Lalu Muhammad bin Ka‘ab membawa Salim ke hadapan Umar bin Abdul Aziz, beliau berkata, ―Aku telah diuji dengan kekhalifahan ini. Demi Allah! Aku sangat takut kelak aku tidak berhasil mempertanggungjawabkannya.‖ Kemudian anda
Salim
ucapkan,
tidak,
maka
takutkan.‖
berkata, maka itu
itu
―Selama adalah
merupakan
Khalifah
berkata,
anda
seperti
keberhasilan
perkara ―Wahai
yang
yang
telah
anda.
Jika
perlu
Salim!
Berilah
anda aku
nasehat!‖ Salim menjawab, ―Adam melakukan satu kesalahan hingga diusir dari surga. Sementara anda melakukan banyak kesalahan dan berharap bisa masuk surga?‖ Suasana kemudian menjadi hening dan semua tertegun tak sanggup bicara.203 * * * SIFAT ORANG-ORANG YANG TAKUT KEPADA ALLAH Dari Mansur al-Imar, ia berkata, ―Sautu kali di malam hari aku keluar rumah sampai aku mengira waktu siang telah tiba.
Tatkala
fajar
pemuda
berdoa
sambil
doanya,
―Ya
Allah,
mulai
terbit,
menangis. demi
aku
Pemuda
kebesaran-Mu
mendengar itu
seorang
berkata
sungguh
aku
dalam tidak
ingin mengingkari-Mu dengan kemaksiatan yang aku lakukan, akan
tetapi
apa
yang
telah
kulakukan
adalah
kemaksiatan
karena kebodohanku. Aku bukanlah orang yang tidak mengerti akan azab-Mu, tidak pula mengingkari hukuman dari-Mu, aku bukan orang yang luput dari pandangan-Mu, akan tetapi nafsu telah
menguasaiku,
Kerinduanku
terhadap-Mu
menjadi
penolongku. Kemurahan-Mu untuk menutupi cacat hamba-hambaMu kini telah kuselewengkan. Aku durhaka terhadp-Mu oleh 203
Hilat al-Awliya (3/214, 5/329)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
karena kebodohanku, lalu siapa yang dapat menghindarkanku dari
azab-Mu?
Dan
siapa
yang
dapat
membebaskanku
dari
tangan-tangan malaikat-Mu? Dan dengan tali siapa aku dapat berpegang jika Engkau telah putuskan tali-Mu dariku? Betapa buruk diriku jika kepada mereka yang diringankan urusannya dikatakan:
‖Silakan
meneruskan.‖
Dan
jika
kepada
mereka
yang memikul aib berat dikatakan: ―Tetaplah!‖ Betapa buruk diriku. Betapa buruk diriku. Andaikata umurku panjang, niscaya dosa-dosaku
bertambah
banyak.
Betapa
jika
usiaku
menua,
niscaya semakin banyak keburukan-keburukanku. Biarpun harus betapa banyak aku bertaubat dan betapa sering aku memohon, tiadalah aku malu kepada Tuhanku. Mansur berkata, ―Ketika aku mendengar ucapan pemuda itu, aku hanya bisa merapatkan mulutku di depan pintu rumahnya. Aku
berkata,
bismillahi
―audzu
billahi
ar-rahman
min
ar-rahim:
as-syaithan
“Wahai
ar-rajim,
orang-orang
yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan
bakarnya
malaikat-malaikat mendurhakai kepada
Allah
mereka
diperintahkan.”
adalah
yang
kasar,
terhadap dan
manusia yang
apa
selalu
dan
batu;
keras,
yang
penjaganya yang
tidak
diperintahkan-Nya
mengerjakan
apa
yang
204
Mansur berkata, ―Kemudian aku mendengar suara teriakan yang sangat keras. Kemudian aku berkata, ―Sungguh di sana ada…, maka aku segera meninggalkan sebuah tanda di depan pintu lalu aku pergi. Sekembalinya aku makan siang, aku melihat ada jenazah yang diusung, aku juga melihat seorang nenek tua memasuki rumah dan keluar dalam keadaan menangis. Aku berkata padanya, ―Wahai hamba Allah! Apa hubungan mayit 204
At-Tahrim: 6
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
itu dengan anda?‖ Dia menjawab, ―Berhentilah dariku, jangan engkau
menambahkan
kepadanya,
―Aku
kepadaku!‖
Nenek
karena
kesedihanku!‖
orang
engkau
asing
itu
menjawab,
adalah
orang
Aku
di
berkata
sini,
―Demi
beritahukanlah
Allah
asing,
lagi
jika
tidak
bukan
akan
aku
beritahukan kepadamu. Itu adalah anakku dari yang pernah dipelihara Rasulullah saw. Setiap kali tiba waktu malam, dia selalu berada di makam Rasulullah saw menangisi dosadosanya. Dia bekerja sebagai penjua daun kurma, dan membagi hasilnya makan,
menjadi
kedua
tiga
untuk
bagian;
orang-orang
pertama miskin
untuk dan
memberiku
ketiga
untuk
dirinya sendiri. Kemudian ada seorang lelaki melewati kami dan membacakan ayat al-Quran untuk anakku yang mengandung peringatan dari api neraka. Orang itu masih saja mengucap dan menangis hingga tiba ajalnya. Mansur
berkata,
―Inilah
sifat orang-orang
yang
kepada Allah di saat mereka takut akan kekuasaan.
takut
205
* * * TAUBAT DAN PENYESALAN Ibad bin Abid menceritakan tentang seorang lelaki dari Bashrah
yang
condong
kepada
dunia
dan
tempat
tinggal
yang
megah
perintahnya jamuan
gemar
selalu
beribadah.
kekuasaan. dan
dituruti.
makan-makan
dan
Kemudian Lalu
megah.
Suatu
dia
Segala
ketika
mengundang
berpaling
ia
dan
membangun titah
dan
menyiapkan
orang-orang
untuk
menghadiri pesta yang digelarnya. Orang-orang dipersilahkan datang
dan
terkesima
menyantap
dan
takjub
hidangan akan
yang
bangunan
ia
sediakan.
rumahnya
yang
Mereka sangat
megah. Orang-orang datang silih berganti selama beberapa hari sebelum akhirnya ia berkesempatan duduk bersama rekan205
Hilat al-Awliya (9/328-329)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
rekan
terdekatnya.
Dia
berkata,
―Sungguh
kegembiraanku
semakin bertambah dengan adanya rumahku ini. Dan telah aku katakan
kepada
diriku
sendiri
untuk
membuatkan
rumah
seperti ini bagi anak-anakku. Karena itu, tinggallah kalian di rumahku beberapa hari agar aku dapat berbincang-bincang, aku
ingin
bermusyawarah
bersama
kalian
perihal
bangunan
yang akan aku peruntukkan bagi anak-anakku. Mereka bersedia tinggal beberapa hari dan selama itu mereka membicarakan rencana pembangunan tempat tinggal yang megah. Akan tetapi di tengah kesibukan mereka membicarakan rencananya, terdengar seorang berkata dari kejauhan. Wahai
orang
yang
gemar
membangun
rumah
yang
lupa
kematiannya Usahlah
engkau
terlalu
berangan-angan,
sesungguhnya
kematian itu pasti Bagi
setiap
makhluk
hidup,
agar
mereka
memperoleh
petunjuk dan waspada Kematian
adalah
kematian
bagi yang
mempunyai harapan
menjulang sekalipun Usahlah engkau bangun tempat tinggal yang takkan kau huni Kembalilah beribadah semoga sang Kekasih mengampunimu Orang kaya itu terkejut mendengar ucapan ini. demikian pula dengan oang-orang yang ia ajak bicara bersamanya. Ia bertanya kepada mereka, ―Adakah kalian mendengar sesuatu yang aku dengar?‖ Mereka menjawab, ―Ya, kami mendengar.‖ Dia berkata lagi, ―Apakah kalian merasakan sesuatu yang aku rasakan?‖
Mereka
bertanya,
―Apa
yang
anda
rasakan?‖
Ia
menjawab, ―Demi Allah! Aku merasakan itu merasuk ke dalam kalbuku. Mereka
Ucapan
menjawab,
tadi
mengingatkan
―Bukan
tuan,
aku
kepada
melainkan
itu
kematian.‖ adalah
doa
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
kelanggengan
dan
keselamatan.‖
Kemudian
orang
kaya
itu
menangis dan berkata kepada orang-orang yang bersamanya, ―Kalian semua adalah rekan dan sahabat-sahabatku, maka apa yang
harus
aku
―Perintahkan Kemudian
lakukan
kami
dia
untuk
apa
yang
memerintahkan
kalian? ingin
Mereka
anda
mereka
berkata,
perintahkan!‖
untuk
mengambilkan
minuman, lalu ia menumpahkannya. kemudian ia berkata, ―Ya Allah aku bersaksi kepada-Mu dan kepada orang-orang yang hadir
di
dosaku,
sini aku
permainan
bahwa
aku
menyesali
yang
tiada
bertaubat
hari-hari membawa
kepada-Mu
yang
manfaat
telah
atas
semua
sia-siakan
sedikitpun.
Hanya
kepada-Mu aku meminta, dan jika Engkau berikan hidayah-Mu niscaya
akan
aku
sempurnakan
sisa-sisa
hariku
untuk
mentaati-Mu. Jika engkau telah menahanku, semogalah Engkau berikan ampunan terhadapku sebagai kemurahan darimu atas diriku. Kejadian mengucapkan,
itu
semakin
―al-maut
memuncak
wallahi,
dan
al-maut
ia
masih
wallahi
saja hingga
ruhnya melayang. Para ulama mengatakan bahwa orang ini meningal dalam keadaan taubat.206 * * * WAHAI SEBAIK-BAIK TEMPAT KEMBALI Dari Muhammad bin Saleh, ia berkata, ―Tatkala aku tengah melakukan thawaf, aku memandang seorang badui bersandar di penutup
ka‘bah,
sementara
matanya
tetuju
ke
langit.
Dia
berkata, ―Wahai sebaik-baik Dzat tempat kembali manusia! Hari-hariku telah berlalu, tenagaku semakin melemah. Hari ini aku mendatangi rumah-Mu yang dimuliakan dengan membawa setumpuk dosa. Dosa yang tiada ruang lagi di bumi ini, dosa 206
Al-Hawatif, Ibnu Abi ad-Dunya (33)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
yang air samudera tiada sanggup mencucinya, dosa yang hanya bergantung
pada
ampunan-Mu.
Aku
lalui
perjalananku
di
hamparan beranda rumah-Mu, aku nafkahkan semua hartaku demi memperoleh
ridha-Mu.
Lalu
balasan
apa
yang
ada
dari-Mu
wahai Tuhanku? Dia kemudian mengarahkan pandangannya kepada orang-orang sambil berkata, ―Wahai saudara-saudaraku! Berdoalah untuk orang
yang
memohon
terbelenggu
kalian
terhadap-Nya
demi
agar
dosa
Dzat kalian
ini.
yang
Bermurah
menebar
memohon
hatilah,
kecintaan
kepada
Allah
aku
kalian untuk
menerima taubatku dan mengampuni dosa-dosaku. Orang itu kembali lagi bersandar pada dinding ka‘bah dan berkata,
―Tuhanku!
Orang
yang
banyak
dosa
ini
telah
terhimpit, tertolak dari amalan-amalan yang baik, dan aku telah memperoleh kesadaran untuk mencari rahmat-Mu. Muhammad bin Saleh berkata, ―Setelah itu aku melihat ia ada di arafah. Aku melihatnya meletakkan tangan kirinya di atas
kepala
sambil
menangis
tersedu
dan
mengucapkan,
―Tuhanku! Kau jadikan bumi ini tertawa dengan bungan-bunga yang
tumbuh
di
atasnya.
Kau
jadikan
langit
mencurahkan
hujan sebagai rahmat-Mu. Wahai orang-orang yang mengasihi para ahli tauhid! Sesungguhnya diriku benar-benar percaya akan ridha-Mu untukku dan untuk mereka. Begitulah, karena Engkau
mencintai
siapa
saja
yang
mencintai-Mu.
Engkau
adalah penyejuk mata orang-orang yang berpaling kepada-Mu dan
hanya
bergantung
kepada-Mu.
Wahai
Pujaanku!
Dengan
sebenar-benarnya aku katakan bahwa Engkau telah perintahkan untuk
menyempurnakan
akhlak,
maka
jadikanlah
pelarianku
kepada-Mu sebagai pembebasku dari api neraka.‖207 * * * 207
Shafwat as-Shafwah (4/412-413)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
APA YANG MENDORONG ANDA MENANGIS? Dari Saleh al-Marry, ia berkata, ―Tangisan datang karena memikirkan
dosa
apabila
hal
itu
menyentuh
kalbu.
Jika
tidak, maka pikiran itu akan berpindah pada kebekuan dan penderitaan, itu apabila terjangkau. Andaikata tidak juga, maka
pikiran
itu
akan
berpindah
pada
ketakutan
akan
berakhir di neraka. Dia berkata, ―Kemudian dia menangis dan tak sadarkan diri. Dan orang-orang menyadarkannya.‖208 * * * SEBAIK-BAIK PERKARA ADA LIMA As-Sarry
as-Saqati
berkata,
―sebaik-baik
perkara
ada
lima hal; menangisi dosa-dosa, memperbaiki aib, taat kepada Allah, membersihkan noda dalam hati, dan tidak mengikuti hawa nafsu.‖ Ia
berkata
lagi,
―Lima
perkara
yang
tidak
mungkin
tercampuri dalam hati; takut kepada Allah semata, berharap kepada Allah semata, cinta karena Allah semata, merasa malu kepada
Allah
semata,
dan
merasa
sayang
dengan
Allah
semata.‖209 * * * TANGISAN KARENA DOSA Dalam tangisannya itu, Aun bin Abdullah menyebut-nyebut dosanya
seranya
berkata,
―Betapa
diriku
ini!
Dengan
apa
lagi aku tidak durhaka kepada Tuhan? Celakalah aku telah berbuar maksiat dengan nikmat-nikmatnya yang ada padaku. Celakalah aku selalu mengikuti kemana kemaksiatan dan dosa menebarkan syahwatnya. Celakahlah aku yang melupakan maut sementara ia tidak akan pernah lupa terhadapku. Celakalah 208
Hilat al-Awliya (6/167)
209
Hilat al-Awliya (10/124-125)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
aku jika pada hari kiamat nanti aku terhalang dari Tuhanku. Celakalah aku yang melupakan-Nya padahal Dia tidak pernah lupa terhadapku. Celakalah, bagaimana hidupku bisa terasa nikmat
sementara
hari-hari
kelabu
selalu
menghantui.
Bagaimana penyesalan ini tidak berkepanjangan sementara aku tiada mengerti apa yang akan diperbuat-Nya terhadapku? Atau bagaimana kesenanganku bisa menguat pada rumah yang bukan rumahku?
Atau
bagaimana
sementara
ketetapanku
harapanku
di
sudah
sana
cukup
sementara
bisa
berada
di
bertambah
bagiku?
ia
aku
Atau
semakin
berkumpul
luar?
besar
dekat
Atau
padahal
bagaimana
sana
bagaimana
sedikit
aku
dengan
di
saja
memperolehnya
orang-orang
yang
menelusurinya sebelumku? Atau bagaimana tidak aku bersegera melakukan amalan sebelum tertutup pintu taubatku? Bagaimana tidak
semakin
mengetahui
banyak
apa
yang
tangisanku akan
sementara
berlaku
atas
aku
tiada
diriku?
Atau
bagaimana bisa terasa sejuk mata ini bersama ingatanku akan masa lalu? Atau bagaimana bisa diriku menjadi baik dengan mengingat
apa
yang
ada
di
hadapanku?
Celakalah!
Adakah
kelalaianku ini mendatangkan madharat orang selain diriku? Adakah orang lain berbuat untukku jika peruntukanku telah lenyap?
Celakalah,
seolah
ajalku
telah
merenggut,
lalu
Tuhan mencipta dan memulakanku, lalu memberhentikanku dan menanyaiku,
lalu
aku
menyaksikan
urusan
yang
telah
menyesatkanku, lalu aku lebih sibuk untuk diriku sendiri daripada orang lain, lalu gunung-gunung melintas dan tiada setara
dengan
dipertemukan hisab-ku tiada
dan
atas
(hitungan),
mencari
menyalak,
dosa-dosaku,
keduanya
tiada
matahari
itu
bintang-bintang
sesuatupun
namun
lalu
dariku.
satupun
tiada
dan yang
bulan seperti
berjatuhan,
Binatang-binatang
yang
beramal
namun buas
sebagaimana
amalanku. Dan seorang anak kecil yang lebih kecil dosanya Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
daripadaku, menakutkan satunya
celakalah kondisiku.
betapa Maka
kepedulianku
buruk
ampunilah
adalah
keadaanku, aku,
betapa
jadikan
mentaati-Mu,
satu-
janganlah
berpaling dariku pada hari orang-orang berpaling pada-Mu, janganlah aibku,
Engkau
jangan
celaku,
mencelaku
pula
dengan
Engkau
mata
aku
dengan
hinakan
yang
mana
aku aku
keburukan karena dapat
serta
banyaknya melihat-Mu
sementara aku mengetahui semua keburukan dan kebusukanku, bagaimana aku memohon ampun kepada-Mu jika telah terkunci mulutku ini sementara seluruh anggota tubuhku mengatakan semua
yang
ada
dariku,
Tuhan,
akulah
orang
yang
jika
disebut dosa-dosaku maka tiada rasa aman dan nyaman lagi kurasakan, aku bertaubat kepada-Mu, maka terimalah taubatku ini. janganlah Engkau jadikan aku sebagai bahan bakar api neraka
setelah
aku
bertauhid
dan
beriman
berkat
rahmat-
Mu.210 * * * JANGAN MERASA TENTERAM TELAH BERBUAT BANYAK Dari Asy‘ats bin Syu‘bah, ia berkata, ―Ibnu Aun berkata, ―Janganlah
engkau
merasa
aman
karena
banyak
beramal.
Sekali-kali engkau tidak akan mengetahui apakah ia diterima atau
ditolak.
Jangan
pula
engkau
mengimani
dosa-dosamu.
Sekali-kali engkau tidak mengetahui apakah ia dihapus atau tidak. Sungguh amalan-amalan itu terlepas darimu, engkau tidak
mengetahui
apa
yang
Allah
perbuatan
terhadapnya,
adakah Allah akan membuangnya ke penjara (neraka), atau ke surga.‖211 * * * KATAKAN PADA JIWAMU, WAHAI ORANG DURHAKA! 210
Shafwat as-Shafwah (3/102-103)
211
Sya‘bul Iman (7312)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Katakan pada jiwamu: Tidak seharusnya engkau terpedaya oleh kehidupan dunia. Demi Allah sekali-kali jangan engkau terpedaya oleh tipudaya dunia ini. Perlihatkan pada jiwamu betapa keberadaan jiwa itu sangatlah berpengaruh terhadap unsur-unsur hidupmu. Jangan pernah engkau sia-siakan waktu dan
kesempatan
yang
amatlah
terbatas.
milikmu
hilang
dirimu.
Maka
kau
miliki,
Ketahuilah
tatkala
satu
pergunakanlah
karena
hembusan
bahwa
sebagian
hembusan
nafas
dengan
nafas
hidup keluar
optimal
masa
dan dari
sehatmu
sebelum tiba masa sakit. Pergunakanlah dengan optimal masa luangmu sebelum terhimpit kesibukan. Pergunakanlah dengan optimal
masa
kayamu
sebelum
ditimpa
kemiskinan.
Pergunakanlah dengan optimal masa mudamu sebelum menjadi tua. Dan pergunakanlah dengan optimal masa hidupmu sebelum ajal menjemput. Persiapkan segala keperluanmu di akhirat kelak sebanyak yang engkau butuhkan untuk bertahan di sana. Wahai jiwa manusia, adapun jika engkau hendak menyongsong musim
dingin,
akankah
engkau
siapkan
stamina,
selimut,
dahan dan ranting kering untuk perapian serta semua yang kau anggap perlu? Dan tidaklah engkau hanya berserah diri kepada
Allah
tanpa
melakukan
usaha
apapun
hingga
Dia
menghindarkan rasa dingin darimu? Apakah kamu hanya akan mengharap keutamaan dan kemurahan-Nya tanpa mempersiapkan selimut,
perapian
dan
bahan
bakar?
Meskipun
Allah
Maha
Kuasa atas semua itu. Adakah engkau mengira bahwa kebekuan Jahannam lebih ringan dan lebih singkat daripada dinginnya musim
dingin?
Sekali-kali
tidak
seperti
apa
yang
anda
sangkakan, atau antara keduanya memiliki kesamaan tertentu terkait dengan rasa derita dan dingin yang ditimbulkannya. Adakah engkau mengira bahwa manusia dapat selamat darinya tanpa daya upaya? Sebagaimana rasa dingin di musim dingin hanya bisa dihindari dengan perapian, selimut dan segenap Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
peralatan yang diperlukan, maka panasnya api neraka hanya bisa dihindari dengan perlindungan tauhid dan taat terhadap Allah. Sesungguhnya kemuliaan dan kemurahan Allah terletak pada bagaimana Allah mengajarimu cara-cara berlindung serta menunjukkan
kepadamu
segala
perangkat
yang
diperlukan.
Kemuliaan serta kemurahaan Allah tidak serta merta terlihat dalam bentuk menghindarkan rasa pedih dan derita dari siksa tanpa
disertai
difahami
perlindungan
bagaimana
diri.
kemuliaan
Hal
Allah
semacam
ini
dapat
menghindarkanmu
dari
rasa dingin di musim dingin dengan menciptakan api agar engkau
dapat
cengkeraman menunjukkan
menggunakannya
rasa
dingin
kepadamu
yang
untuk
menghindar
dari
tulangmu.
Allah
bagaimana
menusuk
menghasilkan
percikan
api
dengan menyediakan bebatuan serta besi agar engkau dapat melakukan upaya penyelamatan. Sebagaimana membeli ranting, batang kering serta selimut merupakan sesuatu yang tidak perlu
bagi
Allah
kepentinganmu sebagai pula
melainkan
sendiri,—jadi
sarana
ketaatan
swt,
engkau dan
Allah
menemukan
usahamu
engkau
membelinya
menciptakan
semua
ketenangan—maka
sesuatu
yang
demi itu
demikian
diperlukan
Allah
swt, melainkan semua itu adalah jalan menuju keselamatan dirimu sendiri. Barangsiapa berbuat baik, maka kebaikan itu untuk dirinya. Barangsiapa berbuat buruk, maka keburukan itu
menjadi
tanggungannya.
Dan
Allah
Maha
Kaya
(tidak
membutuhkan apapun) dari seluruh alam. Waspadalah wahai jiwa manusia! Beranjaklah engkau dari kebodohanmu.
Hendaklah
engkau
menyeimbangkan
akhiratmu
dengan duniamu. Waspadalah, aku tidak melihatmu melainkan telah terkait erat dengan dunia, hingga engkau merasa berat untuk untuk
melepaskan
diri
mendekatinya,
darinya. sementara
Langkahmu jiwamu
selalu
semakin
tertuju meyakini
keabadian dunia. Engkau lupa akan balasan dan pahala dari Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Allah,
engkau
amukannya. pada
lalai
akan
Sekali-kali
kematian
yang
datangnya
engkau
hari
tidak
memisahkan
dirimu
kiamat
beserta
benar-benar
percaya
dengan
segala
yang
kamu sukai itu. Waspadalah
wahai
jiwa
manusia!
Tahukah
engkau
bahwa
orang yang berpaling kepada kelezatan dunia dan bergelut dengannya sedangkan maut selalu menanti, sesungguhnya dia hanya
menumpuk
demikian
penyesalan
ibarat
di
membekali
hari
kematian.
diri
dengan
Orang racun
yang yang
membinasakan sementara ia sendiri tidak mengetahuinya. Wahai jiwa manusia! Tidakkah engkau memperhatikan orangorang yang telah lalu, bagaimana mereka meniti hidup hingga mereka menjadi orang-orang yang angkuh lagi sombong, lalu mereka
lenyap
bagaimana mereka
Allah kepada
perhatikan mereka yang andai
tak
akan
mewariskan
Tidakkah tanah
musuh-musuh
bagaimana
makan,
tidak
berdaya?
mereka
bagaimana
akan
mereka
sesuatu
serta
mereka? menumpuk
mereka huni,
yang
engkau
tempat
tinggal
Tidakkah
engkau
sesuatu
membangun bagaimana
tidak
perhatikan
yang
tempat
mereka
sanggup
tidak
tinggal
berandai-
mereka
gapai?
Bagaimana setiap orang membangun gedung-gedung bertingkat yang
menjulang
ke
langit,
padahal
tempat
berakhirnya
hanyalah liang kubur yang tergali dalam tanah? Adakah di dunia
ini
kebodohan
dan
kekonyolan
lebih
dari
perilaku
semacam ini? Setiap orang berlomba membangun dan mengejar dunianya,
padahal
meninggalkannya.
Di
sudah sisi
pasti lain
mereka mereka
akan
pergi
menelantarkan
akhiratnya, padahal sudah pasti mereka akan kembali menuju ke sana. Tidakkah engkau merasa malu membantu orang-orang dungu
seperti
mereka
hanya
untuk
bermegah-megahan
dalam
kedunguan itu? Perhatikan dengan seksama, dan waspadalah jika jiwamu bukan tergolong jiwa yang memiliki kecermatan Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
serta
daya
tangkap
akan
segala
kesemuan
itu,
melainkan
jiwamu secara pasti telah condong dan mengikuti ke mana arus itu mengarah.212 Hendaknya pula setiap orang yang berdosa berani berkata pada jiwanya: Wahai jiwa manusia! Tidakkah engkau melihat pada
para
penghuni
kubur,
bagaimana
mereka?
Dahulu
kala
mereka adalah orang-orang yang selalu mengumpulkan segala kemewahan
dunia,
mereka
membangun
istana-istana
adalah
orang-orang
menjulang,
mereka
yang
adalah
gemar orang-
orang selalu beranda-andai terlampau jauh, kini apa yang mereka
kumpulkan
menjadi
rusak,
bangunan-bangunan
mereka
berubah menjadi kuburan, dan angan-angan mereka adalah tipu daya semata. Waspadalah wahai jiwa manusia! Adakah engkau mendapat pelajaran dari semua itu? Ataukah engkau mengira mereka dipulangkan ke akhirat sementara engkau akan kekal selamanya? Andaikata demikian, betapa buruk persangkaanmu. Tidaklah menanti Karena sedikit
engkau akhir
itu
melainkan
usia
sejak
bangunlah
saja
dari
sebutir
ciptaan
dilahirkan
dari
di
atas
bumi
perut
bumi
ini
ini akan
Tuhan
yang
rahim
ibumu.
istanamu,
karena
menjadi
kuburmu.
Tidakkah engkau merasa takut tatkala jiwamu melayang dari tubuhmu, lalu para malaikat tampak memperingatkanmu akan warnamu
yang
gelap,
memberitahukan
wajahmu
kepadamu
akan
yang siksa
musam, yang
dan
mereka
pedih?
Adakah
penyesalanmu bermanfaat pada saat itu? Ataukah ketakutanmu bisa diterima? Dan apakah tangismu akan didengar? Teramat menakjubkan apabila engkau masih saja mengejar kebanggaan adalah
serta
pasti.
memperbanyak 212
kemuliaan Setiap
harta
semu,
hari
tanpa
sementara
engkau
sedikitpun
masih peduli
gambaran
itu
saja
gemar
bahwa
umurmu
Ihya Ulum ad-Din (4/420)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
semakin berkurang. Tiada manfaat harta bertambah sementara umur berkurang. Berhati-hatilah jika engkau berpaling dari akhirat padahal ia selalu dan pasti menghadap ke arahmu. Engkau
mengejar
berpaling terpenuhi
duni
darimu. dan
sementara
Betapa
betapa
ia
banyak
banyak
hari
sudah
masa esok
pasti
depan yang
akan
yang
tak
tak
sampai.
Engkau melihat semua ini berlaku pada saudara-saudaramu, para tetangga dan karib kerabatmu. Engkaupun menyaksikan bagaimana mereka menyesal tatkala ajal mendekat, dan apakah semua itu tidak membekas dalam ingatanmu, sehingga engkau tidak lagi mengulang kebodohan itu? Berhati-hatilah wahai jiwa manusia yang sangat miskin, waspadalah pada hari tatkala Allah memenuhi janjinya, bahwa Dia
tidak
akan
meninggalkan
seorangpun
tanpa
menanyakan
amalannya selama di dunia. Maka perhatikanlah! Dengan apa engkau akan berdiri di hadapan Tuhanmu, dan dengan lidah yang mana engkau akan menjawab pertanyaan dari-Nya? Karena itu
siapkanlah
pastikanlah
untuk
bahwa
setiap
pertanyaan
sebuah
jawaban,
setiap
jawaban
adalah
benar.
Pergunakanlah sisa harimu yang sedikit ini untuk masa yang sangat panjang kelak. Persiapkanlah dirimu dengan amalan di tempat yang akan sirna ini untuk menyongsong rumah abadi kelak. Pergunakanlah semua karunia Tuhanmu di alam derita ini demi meraih surga yang kekal abadi. Lakukanlah segera, sebelum engkau menjadi objek perlakuan kelak. Hengkanglah dari
cengkeraman
dunia
ini
dan
bebaskan
dirimu,
sebelum
engkau dipaksa hengkang darinya. Jangan pernah berbangga dengan
semua
tipu
daya
dunia,
bisa
jadi
kebanggaan
itu
adalah petaka, dan bisa jadi petaka itu tidak terasa. Maka celakalah
orang
menyadarinya.
yang
Celakalah
celaka dia
yang
sementara masih
ia
saja
tidak
tertawa
dan
berbangga, yang masih saja berhura-hura dan berpesta, yang Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
masih saja makan dan minum, sementara ketetapan Allah dalam kitab-Nya telah pasti bahwa dia termasuk bahan bakar api neraka. Hendaklah pelajaran, lebih
perhatianmu
hendaklah
sebagai
apa
desakan
ke
dunia
yang
kamu
sebatas
ini
adalah
kejar
sebagai
darinya
keperluan,
dan
tidak
hendaklah
penolakanmu terhadapnya adalah berdasarkan pilihan sadarmu. Adapun
pencarianmu
untuk
kepentingan
diakhirat
hendaklah
saling berebut. Janganlah engkau menjadi orang yang lemah untuk dapat mensyukuri apa yang diberi dan menuntut lebih dari
apa
kategori
yang
ada.
orang
yang
Jangan suka
pula
engkau
termasuk
menghalang-halangi
dalam
(mengakhiri)
kepentingan orang lain sementara kepentinganmu tidak engkau akhiri. iman
Ketahulilah
tidak
bahwa
dapat
agama
digantikan,
tidak dan
dapat
jasad
diwakilkan, tidak
dapat
dimundurkan. Maka barangsiapa yang menjadikan malam serta siang
sebagai
tunggangannya,
nscaya
ia
akan
dijalankan,
meskipun ia sendiri tidak berjalan. Hendaklah engkau mengambil nasehat yang baik ini, wahai jiwa manusia yang miskin. Hendaklah pula engkau menerima sepenuh
hati
semua
petuah
bijak
ini.
Karena
siapa
yang
berpaling dari nasehat baik ini berarti ia rela di neraka. Sementara
aku
melihatmu
tidak
sebagai
jiwa
yang
rela
menerima api neraka sebagai tempat kembali. Tidak pula aku melihat nasehat baik ini sebagai omong kosong. Karenanya, apabila kebekuan hatimu menjadi penghalang untuk menerima nasehat
baik
ini,
dengan
tahajjud
Apabila
masih
hendaklah
dan
saja
shalat hati
engkau
malam
itu
senantiasa
untuk
mengeras,
berusaha
meluluhkan hendaklah
hati. engkau
biasakan diri berpuasa. Jika tidak juga berubah, hendaklah engkau
mengurangi
bicara
serta
berkumpul
di
keramaian
orang-orang. Jika masih saja membatu, hendaklah melakukan Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
silaturrahmi dan mengasihi orang-orang yatim. Akan tetapi jika masih saja tidak ada perubahan yang diinginkan, maka ketahuilah bahwa Allah telah mengunci mati serta menutup hatimu. Dan ketahui pula bahwa dosa-dosa yang hitam pekat telah
menyelimuti
jiwamu,
dari
luar
dan
dalam,
maka
kembalilah engkau ke neraka. Allah menciptakan surga dan menetapkan
siapa-siapa
penghuninya,
demikian
pula
Allah
menciptakan neraka dan menetapkan siapa-siapa penghuninya. Karena setiap tempat berlabuh diperuntukkan bagi yang telah disiapkan untuknya. Andaikata tiada tempat lagi di jiwamu untuk mendengar dan menerima nasehat-nasehat baik, lenyaplah harapan dari dirimu. Padahal berputus harapan adalah dosa yang sangat besar di sisi Allah swt. Jadi tiada jalan lagi bagimu untuk menggapai harapan tatkala jalan kebaikan tertutup darimu. Mulai sekarang, tataplah dirimu. Adakah perasaan takut dan khawatir dalam dirimu atas musibah ini? Dan adakah engkau mempersilahkan airmata menetes sebagai rasa iba yang muncul dari
dirimu
atas
kondisi
jiwamu
itu?
Jika
engkau
mempersilahkan air mata itu menetes, pertanda rasa iba yang muncul
dari
samudera
jiwamu,
maka
kesempatan
untuk
menggapai harapan masih terbuka. Mulailah engkau biasakan diri untuk menangis dan meratap, mohonkan pertolongan dari Allah Yang Maha Pengasih. Mengadulah kepada-Nya akan semua penyesalanmu.
Jangan
pernah
merasa
bosan
untuk
selalu
mengadu di hadapan-Nya. Semoga Allah mengasihi kelemahanmu itu dan melimpahkan rahmat-Nya. Sesungguhnya
musibah
(dosa)
yang
menimpamu
teramat
banyak, keterpurukanmu teramat panjang, sementara jalanmu nyaris terputus, penopangmu nyaris lenyap. Tiada tempat dan tujuan di hadapanmu, dan tiada lagi pelarian selain hanya kepada
Tuhan
Yang
Maha
Agung
dan
luas
karunia-Nya. Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Segeralah
merapat
kepada-Nya
dengan
ibadah
yang
khusu‘.
Lakukanlah semua pendekatan yang tulus dan patuh sebanding kebodohanmu
dan
sebanyak
dosa-dosamu.
Karena
Allah
mengasihi ibadah orang-orang yang terhina lagi fakir. Allah mengabulkan menjawab
permintaan
doa
orang
orang-orang
yang
yang
terundung
tidak
lagi
derita
punya
dan
pilihan
selain kepada-Nya. Hari ini, engkau tidak bisa lagi menghindarkan dirimu untuk
tidak
merujuk
kepada-Nya.
Tiada
lagi
tempatmu
memperoleh rahmat selain daripada-Nya, karena jalanmu telah terhimpit dan ruangmu telah menjadi sempit, harapanmu telah rontok, berbagai nasehat tidak membawa hasil apapun dalam dirimu, caci maki dan hinaan tiada lagi dapat merubahmu. Karena
itu
satu-satunya
harapan
adalah
datang
dari
Yang
Maha Mulia, Yang Maha Bijaksana, yang karunianya Maha Luas, dan yang ampunan-Nya amat menyeluruh. Katakanlah: ya arhamarrahimin, ya rahman ya rahim, ya halim ya azhim! Aku adalah hamba yang bergelimang dosa, aku adalah durja yang tak terkira, aku adalah hamba yang tidak pernah merasa malu melakukan kemaksiatan. Di sini, inilah tempat seorang pemohon yang rendah lagi hina, tempat bagi orang yang kehabisan asa, yang fakir lagi tercela, tempat orang yang binasa tenggelam dalam lumpur dosa. Kabulkanlah harapanku, berikanlah celah untukku, perlihatkanlah bekasbekas
rahmat-Mu
terhadapku,
suapilah
hamba-Mu
dengan
jawaban maaf-Mu, dan karuniakanlah kepadaku kekuatan dari kebesaran-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih.213 * * * BAYANGKAN DIRIMU DALAM KUBUR
213
Ihya Ulum ad-Din (4/421-423)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Al-Ghazali berkata, ―Wahai manusia! Sesungguhnya kalian dan semua yang ada bersamamu di dunia ini adalah sejalan dengan orang-orang yang telah lalu. Yaitu orang-orang yang lebih
panjang
umurnya
daripada
kalian,
orang-orang
yang
lebih keras deritanya daripada kalian, yang lebih pandai membangun tempat tinggal dan yang lebih jauh pengaruhnya. Namun kini suara mereka diam membisu setelah sekian lama melanglang di muka bumi. Jasad mereka kini telah usang, dan rumah-rumah
mereka
runtuh
menjadi
debu,
serta
pengaruh
berhubungan
layaknya
mereka tiada tersisa. Saat
ini,
bertentangga,
mereka
tidak
padahal
saling
tempat
tinggal
mereka
saling
berdekatan. Rumah-rumah mereka berganti menjadi liang dalam tanah,
terkubur
berdekatan,
bersama
akan
debu.
tetapi
Keberadan
mereka
penghuni-penghuninya
saling
sangatlah
asing. Masing-masing sibuk dengan urusannya dalam kubur. Mereka tidak lagi menikmati mesranya bertetangga layaknya kita
di
kehidupan
ini.
Bagaimana
antara
mereka
terjalin
hubungan sedangkan siksaan terus menerus melingkari rumahrumah
mereka.
Bongkahan
batu
serta
tanah-tanah
basah
menjadi teman siang dan malam-malam mereka. Mereka
menjadi
mayat
setelah
menjalani
hidup
yang
sebentar ini. Mereka terpisah dari orang-orang terkasih. Tinggal
di
Waspadalah,
liang
lahat,
waspadalah!
tiada
tempat
“Sekali-kali
untuk
tidak.
bepergian. Sesungguhnya
itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.”
214
Jadilah engkau seolah-olah sebagaimana keadaan mereka yang
tengah
seolah 214
dirundung
mereka
yang
siksa
dan
melewati
derita.
Jadilah
kalian
kesunyian
seorang
diri.
Al-Mukminin: 100
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Bayangkan bagaimana dirimu sekiranya mengalami semua itu. Disanalah setiap manusia memperoleh balasan atas perbuatan mereka. Allah swt berfirman, “Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi
balasan
kepada
orang-orang
yang
berbuat
jahat
terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada
orang-orang
yang
baik
dengan
pahala
yang
215
lebih baik (syurga).” Allah
berbuat
berfirman,
“Dan
diletakkanlah
kitab,
lalu
kamu
akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada
(tertulis).
juapun"
Dan
Tuhanmu
tidak
menganiaya
seorang
216 217
/
* * * MENJALANI HISAB DI HADAPAN ALLAH Bayangkan, seolah kamu tengah mendengar panggilan untuk maju
ke
depan.
dosa-dosamu.
Cukuplah
Tatkala
kemudian dirimu seolah tidak serasa
menentu.
siksa
auramu
dan
itu
atas
balasan
ditimpakan
untuk
kepadamu,
dikendalikan dengan perasaan yang
Pikiranmu
terkekang
terkendali,
ketakjubanmu
melayang, seluruh
berubah,
alam
seluruh
anggota seolah
urat
tubuhmu
tubuhmu
tidak
menjadi
gelap
gulita akibat dahsyatnya kerusakan yangterjadi. Bayangkan dirimu seolah tengah berada di hadapan para malaikat penjaga dalam kondisi seperti itu, hingga engkau 215
An-Najm: 31
216
Al-Kahfi: 49
217
Ihya Ulum ad-Din (3/213)
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
sampai pada singgasana ar-Rahman. Lalu mereka melemparkanmu dari hadapan mereka dan Allah memanggilmu dengan ucapanNya, ―Wahai anak Adam! Mendekatlah kepada-Ku!‖ Lalu engkau mendekat
kepada-Nya
dengan
perasaan
takut
dan
jantung
berdebar tidak menentu. Hatimu terasa pilu dan langkahmu lunglai tidak berdaya. Kemudian seluruh catatan amalanmu semasa
hidup
disodorkan
kepadamu,
dosa
terkecil
maupun
terbesar tiada yang terlewati. Betapa semua keburukan yang telah
kau
banyak
lupakan
perintah
itu
dapat
taat
yang
kau telah
ingat kau
kembali.
Betapa
lalaikan,
hingga
terbuka semua yang pernah kau sembunyikan. Perasaan malu, sesal, bodoh dan lemah semua bercampur dan berkecamuk dalam benak.
Lalu
hadapan
dengan
Tuhan-Mu?
kaki Dan
mana
engkau
dengan
lisan
hendak yang
berdiri mana
di
engkau
menjawab semua pertanyaan-Nya? Dengan hati yang mana engkau dapat merangkai kata-kata sebagai jawaban? Pikirkanlah di tengah
rasa
kepadamu tatkala
sesalmu
yang
dosa-dosamu Dia
mendalam
itu.
berkata,
Apa
―Wahai
itu
yang
tatkala
bisa
hamba-Ku!
dikatakan
kamu
pikirkan
Tidakkah
engkau
merasa malu terhadap-Ku hingga kau perlihatkan keburukan di hadapn-Ku?
Padahal
hingga
tamppakkan
lebih Engkau
aku
aku
menghinakanmu meremehkan
merasa
malu
keindahan
daripada
pengawasanku
terhadap
bagi
mereka.
hamba-hamba-Ku terhadap-Mu
ciptaan-Ku Adakah yang
hingga
Aku
lain? engkau
tidak merasa perlu menambah kewapadaan. Sebaliknya engkau mengagungkan tidak
pengawasan
memberimu
selain
nikmat?
Lalu
daripada-Ku. apa
yang
Apakah
Aku
memperdayakanmu
hingga berpaling dari-Ku? Adakah engkau menyangkau bahwa Aku
tidak
memperhatikanmu
dan
bahwa
engkau
tidak
akan
bertemu dengan-Ku? Rasulullah saw pernah bersabda, ―Tiada seorangpun dari kalian yang tidak akan ditanya oleh Allah Tuhan semesta Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
alam, tiada penghalang apapun antara dia dengan Allah dan tiada pula juru bahasa‖ Rasulullah pernah juga bersabda, ―Masing-masing dari kalian akan
berdiri
di
hadapan
Allah
azza
wa
jalla
tiada
penghalang antara dia dengan Allah, hingga Allah berkata kepadanya, ―Apakah Aku tidak memberimu nikmat? Apakah Aku tidak memberimu harta? Lalu dia menjawab, ―Tidak.‖ Allah bertanya
lagi,
kepadamu?‖ sebelah
Dia
kanan
―Apakah
aku
menjawab, dan
hanya
tidak
mengutus
―Tidak.‖ melihat
Seorang
Kemudian
api
Rasul
ia
menatap
Ia
menatap
neraka.
sebelah kiri dan hanya meliat api neraka. Maka hendaklah masing-masing
dari
kalian
takut
akan
neraka
meski
hanya
sebiji kurma. Apabila kalian tidak memperolehnya cukuplah dengan kalimat yang baik.218 Maka lihatlah keadaanmu pada saat seperti itu. Kalian berada
di
antara
kepada
kalian,
dua
"Telah
kemungkinan. aku
hapus
Entah
akan
beban-bebanmu
dikatakan selama
di
dunia, dan pada hari ini Aku berikan ampunan terhadapmu. Dalam kondisi semacam ini, engkau akan merasa bahagia lega, hingga orang-orang terdahulu menginginkan sepertimu. Atau akan dikatakan pada para malaikat, "Ambillah hamba-Ku yang buruk
ini,
(Allah
berfirman):
"Peganglah
dia
lalu
belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala.” Dan
pada
kondisi
semacam
ini,
219
sekiranya
langit
dan
bumi meratapi keadaanmu, niscaya itu merupakan tabiat alam karena besarnya musibah yang menimpamu, juga oleh karena penyesalanmu telah menyia-nyiakan kesempatan untuk berbuat taat kepada Allah, juga oleh karena engkau telah menjual 218
HR. al-Bukhari (6539) Muslim (1016) dari Ady bin Hatim
219
Al-Haaqah : 30-31
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
akhiratmu
dengan
dunia
yang
remeh
dan
tidak
bertahan
selamanya. Jangan lupa untuk memikirkan timbangan (al-mizan) dan tentang catatan amalanmu yang tercerai berai ke kanan dan ke
sebelah
kirimu.
Setelah
pertanyaan
itu,
maka
manusia
terbagi menjadi tiga bagian; pertama, golongan yang tidak memiliki kebaikan sama sekali. Kedua, golongan yang tidak memiliki keburukan sama sekali. Kepada mereka diperbolehkan memasuki
surga
Allah
swt.
Yang
pertama
kali
mendapat
giliran adalah orang-orang yang selalu memuji Allah dlam keadaan apapun juga. Kemudian disusul oleh orang-orang yang gemar menjalankan shalat malam. Menyusul kemudian orangorang
yang
tidak
hingga
lalai
mereka
ini
selamanya.
menyibukkan
untuk
tetap
dilimpahkan Ketiga,
diri
dengan
berdzikir
kepada
kebahagiaan
golongan
urusan Allah.
tanpa
yang
dunia
ada
memiliki
Kepada derita
kebaikan
sekaligus memiliki keburukan. Golongan ketiga ini merupakan kelompok yang berjumlah paling banyak. Mereka tidak dapat membedakan
mana
yang
lebih
unggul,
antara
kebaikan
atau
keburukan mereka. Akan tetapi semua itu tidak samar bagi Allah, dan Dia tidak akan lalai untuk memberitahukan kepada mereka.
Yang
demikian
adalah
agar
mereka
mengetahui
kebesaran Allah tatkala Ia memberikan maaf-Nya, sebagaimana agar mereka mengetahui keadilan Allah saat Dia menimpakan azab-Nya. catatan
Catatan yang
amalan
didalamnya
mereka
akan
terkandung
tercerai-berai, kebaikan
serta
keburukan. Pada saat timbangan telah dibentangkan, seluruh pandangan terpaku tajam mengarah pada catatan-catatan amal. Apakah catatan tersebut akan berada di sebelah kiri atau di sebelah
kanan.
timbangan,
Setelah
apakah
itu
pandangan
timbangan
tersebut
mengarah akan
ke
condong
pusat pada
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
kebaikan atau pada keburukan. Ini adalah keadaan yang luar biasa yang mana akal manusia tidak dapat menjangkaunya.220 Hasan
meriwayatkan
bahwa
Rasulullah
saw
pernah
menyandarkan kepalanya di pangkuan Aisyah. Rasulullah saw mengantuk hingga tertidur, akan tetapi Aisyah teringat akan akhirat hingga ia menangis dan airmatanya menetes di pipi Rasulullah saw. Rasulullah terbangun dan berkata, ―Apa yang membuatmu teringat
menangis, akhirat,
wahai adakah
Aisyah?‖ engkau
Aisyah
menjawab,
mengingatkan
Aku
keluargamu
akan hari kiamat?‖ Rasulullah saw menjawab, ―Demi Allah! Dalam tiga hal sesungguhnya manusia tidak akan mengingat selain hanya kepada-Nya; pertama, tatkala timbangan telah diletakkan manusia Kedua,
dan
seluruh
melihat tatkala
amalan
ditimbang
adakah
timbangannya
catatan
diberikan,
hingga
ringan
semua
atau
adakah
berat.
mereka
akan
mengambilnya dengan tangan kanan atau tangan kiri. Ketiga pada saat berada di penyeberangan (as-shirath).221 PENUTUP Diriwayatkan bahwa Umar bin Khattab pernah mendengar orang membaca ayat al-quran, “Demi bukit. Dan Kitab yang ditulis.” Tatkala
222
orang
Ia itu
mengatakan, sampai
Tuhanmu pasti terjadi.”
223
pada
―Ini
bagian
bacaan
yang
benar.‖
“Sesungguhnya
azab
Umar mengira bahwa hukuman itu
telah datang. Kemudian ia jatuh pingsan. Pernah “(Allah
sahabat
yang
lain
berfirman):
mendengar
"Peganglah
220
Ihya Ulum ad-Din (4/519-520)
221
HR.Ahmad (6/101,110)
222
At-Thur: 1-2
223
At-Thur: 7
orang
dia
membaca
lalu
ayat,
belenggulah
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
tangannya
ke
lehernya,‖
224
atau
ayat
semisalnya,
lantas
sahabat itu tidak sadarkan diri. Ada juga sahabat lain yang berpapasan dengan seorang penjual timun. Ia mendengar penjual itu mengatakan, ―Timun seharga
sepuluh
daniq
(satu
daniq
sebanding
dengan
seperenam dirham). Mendengar itu, sahabat tersebut pingsan. Tatkala yang
ia
telah
membuatmu
mendengar
apa
sadarkan
pingsan?‖ yang
diri, Dia
dikatakan
menjawab,
dikatakan
penjual
padanya,
―Tidakkah
timun
―Apa
engkau
tadi?
Timun
seharga sepuluh daniq. Jika harga timun sebesar itu, lantas seberapa diriku ini dihargai?‖ Kenapa timun
yang
takut
dan
sahabat
tadi
diucapkan penilaian
pingsan
penjualnya? terhadap
begitu Tidak
dirinya
mendengar lain
yang
harga
karena
begitu
rasa
buruk,
hingga ia tidak sempat lagi menyangka itu adalah timun yang biasa dimakan. Sebenarnya contoh cerita-cerita seperti ini sangat banyak. Maka hendaklah anda dapat mengikuti jejak serta metode orang-orang bijak serta saleh seperti mereka. Hendaknya
pula
anda
tindakan
serta
sikap
Teruslah
anda
menempuh
menghadapi
derita
dapat
menghiasi
orang-orang
dan
hidup
unggul
dengan
berani
diri
anda
seperti
dengan mereka.
keberanian
menjalani
untuk
hidup
susah.
Menangis, dan menangislah. Jadikan tangisan anda sebagai sarana untuk membuka keremangan ini. Agar kelak terpancar dalam dirimu. Ketahuilah menjadi
dua
didekatkan
bahwa
bagian;
dan
manusia antara
terjaga
serta
ini
kelak
golongan golongan
akan
terbagi
orang-orang
yang
orang-orang
yang
dijauhkan dan dihinakan. Antara golongan orang-orang yang 224
Al-Haaqqah: 30
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
disatukan
dengan
keluarganya,
segala
kesenangan
dan
harapannya tersedia bersamanya, serta golongan orang-orang yang
disediakan
bagi
mereka
pembentang
dan
pemisah.
Sementara anda tidak mengetahui kelak berada di golongan yang mana. Orang-orang dahulu pernah melantunkan syair berikut: Mereka menetap di Makkah dari Bani Naufal Sementara engkau berada di pelosok yang terpencil Mereka leluasa bergembira di bawah perlindungan Sementara engkau terlempar di gurun tanpa pelindung Mereka mereguk air jernih yang dimurahkan Tuhan Sedangkan engkau menghisap tetesan-tetasan kecil Betapa bagian telah dibagi tiada seorangpun yang tahu Dan ketetapan telah pasti dari yang Maha Awwal Adakah perhatian dari Maha Muhaimin terhadapmu Akan lenyap oleh tempat yang jauh terkucil Maka tetaplah Dia mendengar, dan akal mendengarnya meskipun engkau tidak berfikir Terlambat, putusan itu telah mendahuli apa yang kau lihat Maka hentikan tanyamu setelah ini, atau bertanyalah! Dikatakan bahwa siapa yang duduk bersama kakeknya maka sang kakek tidak akan bangkit bersamanya. Abu al-Qasim al-Qusyairi berkata, ―Abu Ali ad-Diqaq (adDaqqaq) sering melafalkan syair berikut: Apalah dayaku, qadar berlaku sebagaimana diperintahkan Manusia di antara yang sesat dan yang mendapat hidayah
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Abu al-Qasim berkata, ―Apabila ridha dan murka merupakan sifat
azali,
lantas
adakah
kemanfaatan
lagi
bagi
wajah-
wajah yang kusut itu dan terhina itu? Adan dikatakan, ―Wahai bani Adam! Apa yang bisa menahanmu jika qadar telah datang mencarimu? Tempat mana lagi yang bisa menampungmu untuk menghindar darinya? Suatu ketika pernah ada seorang mayat yahudi yang dibawa orang-orang melewati para sahabat. Sebelum meninggal, orang yahudi itu berwasiat untuk disemayamkan dibait al-maqdis. Sebagian qadar?
sahabat Adakah
itu
berkata,
mereka
tidak
―Apakah
mereka
mengetahui
meremehkan
bahwa
sekiranya
mereka dimakamkan di taman surga yang tinggi, niscaya qadar akan tetap menjemputnya dan membawa serta bersamanya?‖ Sebagian
ada
kebahagiaan selamanya.
yang
berkata,
baginya, Meskipun
―Siapa
maka tidak
ia
yang
telah
ditetapkan
tidak
akan
menderita
sedikit
yang
menghasut,
dan
musuh-musuhnya mengepung dari segenap penjuru ke arahnya. Barangsiapa ditetapkan kesengsaraan baginya, maka ia tidak akan pernah bahagia selamanya. Berapa
banyak
manusia
yang
darinya
memancarkan
cahaya
ibadah, meninggalkan pengaruh di masyarakat, kehidupannya tampak bahagia, namanya disanjung orang dan keberadaannya dihormati. Akan tetapi tatkala qadar telah datang, betapa semua
kebesaran
pernah
ada
kebesaran akarnya
dalam
yang dan
itu
menjadi
hancur
genggamannya
dahulu
ditimpakan
lebur
menjadi
dimilikinya kepadanya.
kini
dan
apa
sirna.
Bahkan
tercerabut
Sungguh
yang
kita
dari patut
berlindung kepada Allah dari penderitaan seperti ini. Sebaiknya anda mengetahui betapa akhir yang buruk (su‘ul khatimah) paling
memiliki
utama
beberapa
adalah
teramat
sebab. asyik
Di
antara
dengan
sebab
hasrat
yang
dunia,
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
berpaling
dari
akhirat
dan
berbuat
maksiat
yang
berarti
menantang Allah swt. Barangkali
ada
seseorang
yang
mempunyai
setumpuk
dosa,
mengantongi sejumlah maksiat, lebih condong untuk berpaling dari akhirat dan memikul seberkas kesalahan. Kemudian Allah mengendalikan
hatinya,
sinarnya
mengirimkan
dan
menutup
akal
penutup
sehatnya,
yang
memadamkan
menghalangi
semua
peringatan serta nasehat kepadanya. Andaikata ia mati dalam keadaan seperti itu, maka seruan-seruan itu serasa seperti panggilan dari tempat yang sangat jauh yang tidak jelas apa maksudnya. Seruan-seruan itu tidak lagi dapat ia tangkap, meski diulang dan diulang lagi.225 Ada seorang mengatakan: Dan yang matanya meneteskan darah Maka air mata itu menetes ibarat hujan Terlambat, tidak tahu apa yang tengah terjadi Dalam qadha dan qadar yang adanya pasti Sementara semua perkara di hadapannya menjadi rabun Dari orang-orang bijak lagi mendalam Maka biarkan nafas berhembus terbang Tetesan air mata mengalir deras Menangislah niscaya airmatamu tidak akan kering Tiada sirna semua tipu daya dari hari-harimu itu
DAFTAR ISI PENDAHULUAN
225
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
Seratus Kisah Orang Saleh yang Menangisi Dosa-dosanya TANGISI KESALAHANMU KITA ORANG-ORANG BERDOSA HADIRNYA DOSA-DOSA PENAWAR DOSA ANJURAN BERISTIGHFAR NABI MEMOHON AMPUN DARI DOSA-DOSA UCAPAN ISTIGHFAR YANG UTAMA MENGIBA SAAT MENCARI AMPUNAN AllAH BEGINI SEHARUSNYA ISTIGHFAR MENANTANG ALLAH DENGAN BERBUAT MAKSIAT MAKNA BERTAUBAT GETIRNYA BERBUAT DOSA BERPRASANGKA BAIK KEPADA ALLAH BERHARAP KEPADA ALLAH WAJIB DIIMANI ANTARA BERHARAP DAN CEMAS TIDAK ADA YANG AMAN DARI MURKA ALLAH WASPADALAH DARI KELALAIAN JANGAN MENJERUMUSKAN DIRI SENDIRI TIDAK CUKUP HANYA DENGAN UCAPAN JANGAN COBA MEREMEHKAN DOSA-DOSA BERSAMA ORANG-ORANG YANG GEMAR MENANGIS SEBAIK-BAIK ORANG YANG MENANGIS TATKALA INGAT DOSAMU, MENANGISLAH! ANDAIKATA SAYA APA YANG ENGKAU KELUHKAN APA YANG KAU HARAP? APA YANG KAU KELUHKAN? TIADA TEMPAT PELARIAN MENANGISI DOSA-DOSA SEPANJANG MALAM UNTUK APA TANGISAN PANJANG ITU? APA YANG DILAKUKAN KEDUA TANGANKU? DAN TABIBPUN SAKIT Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
AKU BERLARI MENDATANGIMU QADAR APA YANG BERLAKU? LAKUKAN AMALAN MEREKA LIDAHPUN BERBUAT DOSA YANG TELAH HILANG DARIKU AKU MENGERTI DIRIKU DAN DOSA-DOSAKU AKU ORANG YANG PALING BANYAK DOSA HARI PERHITUNGAN JANGAN MENYELEWENGKAN SITRULLAH RASA TAKUT YANG BESAR TAKUT MUSIBAH DOSA-DOSA YANG TERAMAT BANYAK MUSIBAH DAN DOSA AKU TAKUT SU‘UL KHATIMAH MERATAPI DIRI WAHAI DIKAU YANG MAHA PENGAMPUN TANGISAN ADALAH PENYEJUK HATI SEORANG LELAKI MENANGISI DOSANYA SEPANJANG MALAM MENANGISI DOSA-DOSA DOSA-DOSA KITA YANG DITUTUPI HASRAT SEORANG HAMBA PADA AMPUNAN ALLAH AKU TAKUT AKAN DOSA-DOSAKU AKU BERTINDAK UNTUK MENEBUS DOSA TIDAK ADA YANG SELAMAT DARI MURKA ALLAH ALLAH AKAN MENAGIH TANGGUNG JAWABMU TERHADAP MEREKA SETIAP MASALAH MEMINTA JAWABAN AKU TAKUT DARI DOSA INI DAN TAMPAKLAH BAGI MEREKA DARI ALLAH APA YANG TIDAK PERNAH MEREKA PERKIRAKAN
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
MENANGISI DOSA-DOSA YANG LEWAT BERBUATLAH UNTUK HARI KIAMAT YAKINKAH AKAN AMALANMU? BERBUATLAH UNTUK TUHANMU LALU UNTUK DIRIMU LIHATLAH AMALANMU MAQAMAT MUKHALAFAT DOSA MAKSIAT DAN DOSA DOSA-DOSA LALAI DAN DOSA MEREMEHKAN DAN MENYIA-NYIAKAN DI MANAKAH TERDAPAT KESELAMATAN HATINYA TERBAKAR RASA TAKUT MELALAIKAN HAK-HAK ALLAH TUKARLAH DIRIMU WAHAI DZAT YANG TIDAK TERPEDAYA OLEH DOSA DOSAKU YANG BANYAK MERANGKAK KE SURGA BANYAK DOSA BURUK AMALAN BILANGAN TERAKHIR
TAKUT AJAL MENJEMPUT BISA JADI BAIK ATAU BURUK NIKMAT DAN MAKSIAT TIADA PENGHARAP YANG MERUGI DOSA-DOSAKU TIDAK MEMBERIMU MADHARAT ISTIGHFAR YANG MENGGETARKAN AKU KHAWATIR DENGAN DOSA-DOSAKU BETAPA BURUK DIRIKU DENGAN DOSA-DOSA INI APA YANG MENJAMINKU AMAN? DOSA SERTA DOSA-DOSA SIFAT ORANG-ORANG YANG TAKUT KEPADA ALLAH TAUBAT DAN PENYESALAN
Shofaul Qalbi, Lc.
KUWAIS Media Kreasindo
WAHAI SEBAIK-BAIK TEMPAT KEMBALI APA YANG MENDORONG ANDA MENANGIS? SEBAIK-BAIK PERKARA ADA LIMA TANGISAN KARENA DOSA JANGAN MERASA TENTERAM TELAH BERBUAT BANYAK KATAKAN PADA JIWAMU, WAHAI ORANG DURHAKA! BAYANGKAN DIRIMU DALAM KUBUR MENJALANI HISAB DI HADAPAN ALLAH PENUTUP
Shofaul Qalbi, Lc.