Sepanjang jalan tiada henti bercerita dan tertawa, aku menghitung bintang-bintang dan tak terasa sudah sampai di tempat mie ayam rica-ricanya “Pasti abang nya bingung nih kakak bawa cewek lain lagi” “Iyalah kakak kan buaya jadi banyak ceweknya, aku palingan jadi pijakkan doang” “Hush apa sih kamu omongannya, kakak mau nya kamu kok” “Udah berapa cewek yang kakak omongin kaya gitu” “Satu kok, kamu aja ahahaha” “Dasar buaya” Aku diam mengamati tempat ini, aku sering lewat sini tapi baru sadar kalau ada tempat mie ayam yang ramai pake banget seperti ini. Setelah pesanan datang, kami masih duduk depan-depanan dan dia berkata “Tumben kamu mau duduk kaya gini biasanya juga mau samping-sampingan, lagi seru nih bola nya” “Lagi bete. Males ah” “Yah tuh kan bolanya gak masuk ke gawang tuh ahhh” aku menengok ke arah televisi “Kan aku udah bilang sini samping aja biar seru kita nonton bolanya”
Dan akhirnya aku pindah duduk samping dia, ya aku memang paling suka duduk samping-sampingan karena kesannya lebih intim, tapi aku tetap tidak bisa menetralkan deguban ini. Setelah makan, dia sedang bayar ke kasir “Berapa mas?” “45.000” Aku menengok ke arahnya sambil berkata dalam hati “ Bagus kurang dari 50.000” Dan pada saat kasir memberikan struk ke dia dan dia telah menerimanya, tanganku dengan sigap menarik struk tersebut “Astaga Do, kaget aku” Mas-mas kasir ketawa melihat tingkahku dan aku malah mengeluarkan wajah tidak bersalah sehingga berhasil membuat Kak Beben ikut ketawa. Di parkiran tempat mie ayam kak Beben berkata hal yang membuatku kaget “Ido, Semoga kita berjodoh ya, kalau kita enggak berjodoh kakak akan paksa biar kita berjodoh” Aku hampir menangis mendengar pengakuan itu tapi aku menjawab “Kak, jodoh udah di atur, kita gak bisa memaksakan kehendak, terkadang saat kita udah berusaha 2
berjodoh pasti akan banyak hal yang menggoyahkan. Aku juga ingin terus sama kakak tapi aku masih menyerahkan hati ke Tuhan kak” “Tapi kakak maunya sama kamu de, kamu yang buat hari-hari kakak jadi ketawa terus de” “Terkadang kita hadir hanya untuk membuat orang lain bahagia kak, kita masih mencari yang terbaik untuk pendamping. Udah yuk kak, aku mau pulang” “Iya de” Namun dia masih menatap wajahku, perjalanan pulang tiba-tiba aku memeluk erat tubuhnya pertanda aku tidak ingin di ajak bicara dahulu sambil bergumam dalam hati “Aku sayang kak sama kamu, aku ingin kamu jadi bagian hidupku, tapi aku gak pernah tau rencana Tuhan, yang aku tau dalam hatiku, hatiku memilih kakak sejak kejadian itu” Flashback Di rumah kakek dan turun hujan tiba-tiba handphone ku berdering “Halo iya kak ada apa?” “Kamu lagi dimana? Jadi nonton sama temen-temen kamu, ini mau hujan loh”
3
“Udah ujan kali kak, ya kalau gak jadi paling aku nonton di graha sendirian aja kak” “Yaudah tunggu ya, kakak hari ini kerja pulang cepet nanti kakak temenin kamu nonton” “Dih ngapain kak gak usahlah kak” Ternyata benar hari itu pulang cepat dari kerjaannya dan sudah berada di depan gerbang rumah kakek. Aku yang sudah rapi sejak tadi langsung keluar dari rumah, menyambut dengan senyuman “Dih seneng nih ye” “Enggak tuh biasa aja, ayo kak udah jam berapa nih?” “Ya ampun de” Sampai di graha kita masih aja bercanda, seperti tidak pernah kehabisan topik, ketika aku mulai diam dia yang berbicara dan ketika dia diam aku lah yang berbicara. Itu adalah hal yang paling membuatku nyaman. Ceritanya kita hampir kehabisan tiket demi nonton jam segitu biar bisa kuliah malemnya. “De, hunger games aja ya” Aku mengangguk setuju meskipun film apa, yang penting aku bisa manusia menyebalkan ini. Kami lebar sambil menunggu gedung 4
aku gak tau itu terbebas dari si bercerita panjang pertujukkan film
kami di putar, kami dapat kursi paling atas hahaha aku ingat hal itu, hal memalukan tapi lucu. Ya setelah kami duduk dan dia membeli popcorn sejujurnya sih aku paling gak suka nonton sambil makan tapi udah di beliin mau gimana lagi. Nah lagi seru-serunya nunggu si film mulai eh ada mas-mas gitu bilang ke aku “De, itu kursi aku yang di tempatin mas nya” Aku melihat mas nya dengan wajah gak bersalah dan mas nya bilang “Eh yaudah gapapa, kamu duduk di situ aja, duduk di sini juga sama aja kok” Aku menggaruk tengkuk ku yang sama sekali gak gatal tapi emang itu caraku kalau aku bingung dan Kak Beben bilang ke mas nya “Ma’af ya mas” “Eh gak apa-apa lah” Film nya seru sih tapi aku rada gak ngerti gitu sama alur ceritanya, sepanjang film kak Beben menyuapiku popcorn dan entah kenapa jari nya selalu tertahan di bibir bawahku sambil mengusap lembut.
5