Seminar Nasional Ke – III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran
Studi Kebencanaan Geologi dan Kawasan Geowisata Desa Siki, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur Mohammad Gunadhi Rahmadi1, Adventino2 dan Djohan Rizal Prasetya3 Jurusan Teknik Geologi, Universitas Trisakti, jl. Kyai Tapa No. 1 Grogol, Jakarta Barat, 11440, DKI Jakarta E-mail:
[email protected]/
[email protected]
1Mahasiswa
“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran
Studi Kebencanaan Geologi dan Kawasan Geowisata Desa Siki, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur Mohammad Gunadhi Rahmadi1, Adventino2 dan Djohan Rizal Prasetya3 1Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi, Universitas Trisakti, jl. Kyai Tapa No. 1 Grogol, Jakarta Barat, 11440, DKI Jakarta E-mail:
[email protected]/
[email protected]
ABSTRAK Indonesia mempunyai curah hujan yang tinggi, sehingga menyebabkan batuan menjadi lapuk dan terjadinya rawan longsor. Faktor likuifaksi juga menentukan terjadinya bencana longsor akibat pergerakan tanah di karenakan gempa bumi. Selain alam yang bekerja, faktor manusia juga bisa menjadi penyebab terjadinya bencana longsor. Sistem peringatan dini harus di realisasikan supaya dapat meminimalisir, sehingga tidak merenggut banyak kerugian secara material dan non material. Salah satu daerah yang berpotensi kebencanaan ialah Desa Siki, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur. Melalui metode pengambilan data primer berupa pemetaan secara langsung dan analisa indra jarak jauh, didapatkan satuan geomorfologi pegunungan lipatan, satuan geomorfologi pegunungan sesar dan satuan geomorfologi gunung api. Serta litologi penyusunnya terdiri dari tiga satuan batuan antara lain Satuan Batutufa, Satuan Breksi Monomik dan Intrusi Diorite. Selain tentang masalah kebencanaan geologi, juga menyimpan aspek-aspek geowisata yang sangat menguntungkan secara materi antara lain memberikan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, memperkenalkan lokasi tersebut kepada pengunjung sehingga semakin luas dikenal, serta meningkatkan pendapatan daerah tersebut. Kata kunci : kebencanaan geologi, sistem peringatan dini, geowisata, Desa Siki, Trenggalek Pendahuluan Latar Belakang Geologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang bumi, baik dalam aspek pemanfaatan sumberdaya mineral maupun energi. Karena memberikan suatu informasi, maka bidang geologi sangat dibutuhkan didalam aspek untuk mengidentifikasi kebencanaan geologi agar pemanfaatan sumberdaya mineral berjalan dengan optimal. Di lihat dari aspek geografis, Indonesia merupakan wilayah kepulauan yang terletak di antara tiga lempeng yaitu: Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Selain terletak diantara tiga lempeng, Indonesia juga terletak di garis khatulistiwa yang beriklim tropis dan memiliki
curah hujan tinggi. Dilihat dari aspek tersebut, Indonesia termasuk kedalam kategori rawan bencana. Guna untuk mengatasi kebencanaan, dibutuhkan pembangunan yang berbasis mitigasi bencana supaya untuk mengurangi resiko dampak dari bencana tersebut serta memberikan rasa aman, tentram, nyaman dan produktif. Kabupaten Trenggalek terletak di sebelah Selatan wilayah Jawa Timur dengan fisiografi termasuk kedalam zona Pegunungan Selatan (Van Bemmelen, 1949). Secara tektonik, wilayah ini diapit oleh dua lempeng yaitu lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia.
“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran
Batas lempeng tersebut mengakibatkan dimana zona lemah terjadi, sehingga zona tersebut yang mengakibatkan terjadinya suatu rawan bencana atau dalam kata lain mengakibatkan kebencanaan geologi dan memberikan aspek keuntungan (manfaat) . Disekitar wilayah kontak tumbukan lempeng terdapat adanya zonasi-zonasi yang meliputi Zonasi vulkanisme, Zonasi magmatisme, Zonasi gempa, Zonasi mineralisasi, Zonasi gerakan tanah dan Zonasi endapan hidorkarbon (Zakaria, 2008). Zonasi dapat terjadi dan bergantung dari letak daerah secara struktur tektonik. 1. Permasalahan dan Tujuan Penelitian Berdasarkan dari aspek sumberdaya, Desa Siki Kabupaten Trenggalek merupakan bagian dari wilayah tektonik di Indonesia yang memiliki potensi yang menguntungkan baik mineral dan energi dari kewilayahannya. Karena berada di jalur tektonik tentunya rentan dengan adanya kendala berupa kebencanaan geologi. Sehingga diperlukan identifikasi dan mitigasi kebencanaan geologi di Desa Siki Kabupaten Trenggalek agar sumberdaya dapat dioptimalkan dan menjadi sumber pendapatan guna untuk pembangunan berkelanjutan. 1.1 Perumusan Masalah 1. Apakah didaerah tersebut dapat terjadi tanah longsor? 2. Bagaimana dampak pengaruh tanah longsor? 3. Apakah didaerah tersebut memiliki potensi daerah wisata? 4. Bagaimana besar potensi geowisata yang dimiliki? Jawab: 1. Desa Siki dapat terjadi tanah longsor, hal ini dapat kita lihat dengan susunan litologinya batuan tuff dan memiliki kemiringan lereng yang sangat terjal sehingga dapat memungkinkan terjadinya longsor. 2. Karena litologi batuan tuff dan desa Siki terletak berada didataran tinggi maka pengaruh tanah longsor sangat begitu besar.
3. Desa Siki memiliki potensi geowisata yang sangat besar, karena terletak didataran tinggi sehingga memiliki pemandangan alam yang indah serta menghadap kearah Samudera Hindia. 4. Potensi geowisata yang dimiliki sangat begitu besar, karena keindahan alam di desa Siki masih sangat alamiah sehingga kenyamanan dan ketentraman masih sangat terjamin. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk menganalisis suatu bencana yang ada di desa Siki,Trenggalek, Jawa Timur, serta melakukan kegiatan mitigasi bencana untuk mengurangi kerugian secara material dan imaterial. Selain menganalisa studi kebencanaan, kita juga menganalisa potensi geowisata di daerah tersebut. Untuk membuka lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat sekitar, meningkatkan perekonomian dan mengenalkan daerah tersebut kepada wisatawan baik dalam maupun luar negeri. 2.
Dasar Teori 2.1 Kebencanaan Geologi Jenis Kebencanaan Geologi Kebencanaan geologi dapat diartikan sebagai suatu bencana alam yang diakibatkan oleh pengaruh faktor interaksi geologi. Peristiwa tersebut mengakibatkan kerugian harta benda, merusak sarana dan prasarana, merusak fasilitas umum lainnya serta mengakibatkan banyak korban manusia serta makhluk hidup lainnya. Adapun jenis-jenis dari kebencanaan geologi berupa pergerakan tanah, gempa tektonik, gempa volkanik, letusan gunung api serta tsunami. Ada pula jenis kebencanaan geologi yang diakibatkan oleh faktor eksogen (cuaca, hujan, dll) kondisi geologi berupa : a. Erosi dan Sedimentasi b. Banjir dan banjir bandang c. Subsidence (penurunan tanah) faktor akibat pengaruh pembebanan. d. Liquifaction berkaitan dengan gempa bumi.
“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran
Faktor-faktor adanya gaya endogen dan eksogen yang saling berhubungan sehingga menyebabkan terjadinya kebencanaan geologi diwilayah tersebut. 2.2 Kebencanaan Geologi akibat aktivitas tektonik Aktivitas tektonik berkaitan erat dengan pergerakan lempeng atau pergerakan sesarsesar aktif. Daerah yang memiliki zona lemah memiliki kerentanan terhadap bencana. Beberapa kebencanaan geologi yang melibatkan aktivitas tektonik adalah tsunami, gempa bumi, letusan gunung api dan tanah longsor. 2.3 Identifikasi kebencanaan Tanah Longsor Di daerah Kabupaten Trenggalek, Desa Siki tentunya memiliki kerawanan longsor yang begitu tinggi, menurut data pada litologi dan kelerengan. Tanah longsor terjadi karena gaya pendorong lebih besar dari gaya penahan. Gaya pendorong meliputi intesitas air hujan, dan ketebalan lereng. Sedangkan pada gaya penahan meliputi kekuatan suatu batuan (Sidle dan Dakkal, 2003)
menurun akibat sudut lereng curam atau tinggi lereng bertambah akibat erosi maupun akibat pemangkasan atau penimbunan lereng. Metodologi Penelitian Mulai
Perumusan Masalah 1. Apakah didaerah tersebut dapat terjadi tanah longsor? 2. Bagaimana dampak pengaruh tanah longsor? 3. Apakah didaerah tersebut memiliki potensi daerah wisata? 4. Bagaimana besar potensi geowisata yang dimiliki?
Studi Literatur 1. Fisiografi 2. Geologi regional
Pengumpulan Data 1. Melakukan pemetaan 2. Pengambilan sampel 3. Pengambilan Foto
Pengolahan Data 1. Analisa petrografi 2. Pembuatan Peta Geologi dan Geomorfologi
Pembahasan
Gambar 2.3.1. Bentuk - Bentuk Longsor (Varnes & Cruden, 1996; USGS, 2004; BGS, 2013).
Kekuatan menahan dari tubuh lereng dapat menurun akibat kenaikan kadar air tanah. Hujan sering penyebab pemicu naiknya kadar air dan akan memperlemah sifat fisik mekanik tanah dan menurunkan faktor keamanan lereng. Selain itu, kekuatan menahan dapat
1. Peta wilayah terhadap rawan bencana longsor 2. Pengelompokan potensi wilayah geowisata
Kesimpulan dan Saran
Selesai Gambar 6. Bagan alur penelitian
“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran
Diskusi Desa Siki, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur dengan fisiografi termasuk kedalam zona Pegunungan Selatan (Van Bemmelen, 1949) dan litologi penyusunnya terdiri dari tiga satuan batuan antara lain Satuan Batutufa, Satuan Breksi Monomik dan Intrusi Diorite.
Gambar 7.0 Zona Pegunungan Selatan (Van Bemmelen, 1949)
Hal ini memungkinkan bahwa desa Siki memiliki tingkat kerawanan longsor yang begitu tinggi karena memiliki litologi penyusun batuannya berupa batuan Tuff.
Gambar 7.2 Komposisi Batuan Tuff dan Breksi
Gambar 7.2 Sesar Sinistral batuan tuff dengan batuan sampingnya
Pada gambar diatas, adanya sesar dengan arah sinistral yang kontak langsung dengan batuan tuff serta dengan kontak batuan disampingnya. Tidak hanya ditujukan pada pergeseran sesar sinistral, kemiringan lereng juga sangat mempengaruhi bahwa lokasi desa Siki memiliki kerentanan terhadap rawan longsor. Kemiringan lereng dapat kita lihat pada gambar 7.3
Gambar 7.3 Pengaruh kemiringan lereng terhadap kerawanan longsor
Adanya triangular facet juga memperkuat bukti bahwa desa Siki memiliki kerawanan longsor yang begitu tinggi. Triangular facet menunjukan adanya aktifitas seperti sesar naik dan dan sesar turun sehingga menyebabkan batuan atau lapisan penyusunnya mengalami gangguan sehingga “Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran
dapat merubah ketahanan dan menyebabkan longsor. Seperti dapat kita lihat pada gambar 7.4 yang menunjukan adanya triangular facet pada perbukitan, terjadinya pergerakan lapisan batuan dan tanah sehingga menyebabkan luncuran atau peluruhan lapisan tanah pada bagian atas.
Gambar 7.4 Triangular Facet
Karena terletak didataran tinggi, tentunya Desa Siki memiliki kerawanan longsor yang begitu tinggi sehingga dibutuhkan mitigasi bencana untuk mengatasi bencana longsor tersebut. Adapun langkahlangkah mitigasi terhadap longsor yang dapat dilakukan berupa: 1. Jangan membuat kolam atau sawah diatas lereng. Adanya pembebanan yang berat pada bagian lereng, dan air pada kolam atau sawah dapat hilang terserap kedalam tanah sehingga menyebabkan ketahanan tanah menjadi berkurang dan tekanan dari atas yang begitu berat karna adanya pembebanan sehingga menyebabkan longsor. 2. Tidak mendirikan rumah di bawah tebing karena jika terjadi longsor maka dapat tertimpa timbunan longsor dari atas bukit. 3. Jangan menebang pohon di sekitar lereng, karena akan menyebabkan hilangnya akar pohon sehingga air tidak terserap kepohon melainkan kedalam tanah
4. Jangan memotong tebing secara tegak lurus, karena akan mengurangi daya penahan tanah terhadap tanah yang berada di atasnya. Walaupun di atas lereng masih dipenuhi oleh pohon namun jika badan tebing sudah terpotong secara dalam justru tanah di bagian bawah yang akan kehilangan penopang sehingga akan mudah menimbukkan terjadinya tanah longsor. 5. Tidak mendirikan bangunan di sekitar sungai, semakin tinggi jarak antara bibir tebing terhadap sungai maka akan semakin besar peluangterjadinya longsor. Terjadinya erosi tanah tidak langsung namun tanah yang terus tergerus oleh erosi tanah akan menyebabkan semakin habisnya tanah ada di sekitar sungai. Dan jika saat proses terjadinya hujan pada musim hujan dimana aliran sungai sangat deras dan volumenya besar maka dengan mudah terjadinya erosi. 6. Membuat terasering, memperlambat run off (aliran permukaan) ketika hujan serta membuat aliran air agar tidak tergenang. 7. Lakukan Upaya Preventif, dengan cara mengecek keadaan tanah apakah terdapat retakan atau tidak. Jika ditemukan retakan, segera tutup celah retakan dengan tanah lempung supaya tidak banyak air masuk kedalam celah retakan tersebut. 8. Teknik Bore Pile, berfungsi meneruskan beban struktur bangunan diatasnya dari permukaan tanah sampai lapisan tanah keras di bawahnya. Pondasi bore pile memiliki fungsi yang sama dengan pondasi tiang pancang atau pondasi dalam lainya 9. Memberikan penyuluhan kepada Masyarakat tentang penebangan pohon secara sembarangan, karena
“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran
dapat mengganggu struktur tingkat ketahanan tanah. Jadi jika dimasukan kedalam sebuah sistem sketsa aliran tentang bencana geologi, maka sketsanya dapat ditunjukan dibawah ini:
Gambar 8.1 Kondisi pemandangan Desa Siki.
Gambar 7.5 sketsa aliran bencana geologi
Kesimpulan Desa Siki, Kabupaten Trenggalek, Povinsi Jawa Timur secara fisiografi terletak ke dalam zona Pegunungan Selatan (Van Bemmelen, 1949). Karena letak zonanya berada diwilayah rawan terhadap kebencanaan terutama kebencanaan berupa tanah longsor, hal ini dapat kita cegah atau hindarkan sesuai yang telah di bahas dalam bagian diskusi tentang langkah-langkah mitigasi terhadap longsor. Bencana alam longsor memang tidak dapat bisa kita hentikan, namun dapat kita cegah atau atasi dengan langkah-langkah yang tepat. Berada diwilayah zona Pegunungan Selatan, tentunya desa Siki memiliki view atau pemandangan yang begitu indah. Terletak berada didataran tinggi tentunya langsung bisa melihat pemandangan bukit, lembah serta pemandangan langsung melihat Samudera Hindia.
Karena dapat menarik parawisatawan, sehingga Desa Siki dapat dijadikan sebagai tempat objek wisata alam dan tentunya dapat menambah pendapatan guna untuk pembangunan yang berkelanjutan di daerah Desa Siki. Selain dapat dimanfaatkan untuk menikmati keindahan alamnya, di Desa Siki juga terdapat banyak intrusi-intrusi magma, intrusi tersebut berupa kekar. Sehingga dapat dimanfaatkan untuk studi geologi. Hal ini dapat kita lihat dengan adanya kekar sheeting joint dengan komposisinya adalah batuan beku.
Gambar 8.2 Sheeting joint
“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran
Daftar Pustaka Zakaria, Z., 2004, Kebencanaan Geologi dan Hubungannya dengan Aktifitasnya Sutikno, & Untung S., 1996, Peran Geologi dalam penanggulangan Bencana Bandono, dan Brahmantyo, Budi., 2006 (Jurnal Geoaplika Vol. 1 No. 2, 2006, hal. 71-78). Bandono, dan Brahmantyo, B., 1992. Peta Geomorfologi, Masalah dan Penggunaannya dalam Pembangunan Berwawasan Lingkungan di Indonesia. Pros. PIT IAGI XXI, Yogyakarta, hal. 777-783. Sumber lain : http://ilmugeografi.com/ilmubumi/tanah/cara-mencegah-tanahlongsor http://www.borepile.info/2014/09/pondasibored-pile-strauss.html
“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”