Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN NILAI PASAR PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (PENGUJIAN DENGAN PERSAMAAN SIMUTAN) INFLUENCE OF INTELLECTUAL CAPITAL ON THE FIRMS’ FINANCIAL PERFORMANCE AND MARKET VALUATION USING DATA DRAWN FROM MANUFACTURING COMPANY LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE Hadri Kusuma1, Mursyida Mahmud2 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia 1 Email:
[email protected],
[email protected] 1,2
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan khususnya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada BEI 2006-2011. Dengan menggunakan model Pulic-Value Added Intellectual Coefficients (VAIC), indikator VAIC yang digunakan adalah biaya research & development, biaya advertising. Selain itu juga penelitian ini juga menambahkan variabel kontrol (ukuran perusahan dan leverage) pada kinerja keuangan. Penelitian ini menggunakan bantuan SmartPLS untuk analisis data. Berdasarkan hasil uji analisis diketahui bahwa biaya advertising tidak menjadi indikator untuk mengukur intellectual capital dan juga leverage tidak menjadi indikator untuk mengukur variabel kontrol. Hasil penelitian mendukung hipotesis bahwa intellectual capital mempunyai hubungan positif terhadap kinerja keuangan dan nilai pasar. Kata Kunci: Intellectual capital, kinerja keuangan, nilai pasar, VAICTM, biaya research & development, biaya advertising
ABSTRACT This study aims to analalyze the influence of Intellectual Capital (IC) on the firms’ financial performance and market valuation using data drawn from manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange 2006-2011.Using Pulic’s model Value Added Intellectual Coefficient (VAIC), we employed the research and development expense, advertising expense as the indicators of VAIC. Besides that, this study adds the variable control (size of firm and leverage) for financial performance. This study used partial least square (PLS) for data analysis. Based on the result of analysis, it was found that advertising expense was not the indicator for intellectual capital and leverage is not the indicator for the variable control. However, the result supporedt the hypothesis that firms’ intellectual capital has a positive impact on financial performance and market value. Keywords:
Intellectual capital, financial performance, market price, VAICTM, Research Cost & development, advertising cost PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan juga diikuti oleh perkembangan perekonomian dunia dari perekonomian yang berbasis sumber daya fisik menjadi perekonomian yang berbasis pengetahuan
K.16
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 (knowledge-based economy). Perekonomian berbasis pengetahuan ditandai dengan banyak bermunculnya beberapa dekade ini industri-industri berbasis pengetahuan seperti industri komputer, industri software, industri yang bergerak dibidang penelitian, industri yang bergerak dibidang jasa (industri keuangan dan asuransi), dan banyak lagi. Industri-industri tersebut memanfaatkan sumber daya yang yang mereka miliki baik itu sumber daya karyawannya, sumberdaya fisik dan non fisik untuk menciptakan inovasi-inovasi sehingga dapat bersaing dan memberikan nilai tersendiri atas produk dan jasa yang dihasilkan bagi konsumennya. Dalam knowledge-based economy hampir semua aktivitas didasarkan pada pengetahuan, dan hal ini menjadi hal terpenting dalam sumber daya ekonomi dan ini menggantikan modal keuangan dan modal fisik sebagai modal yang dulunya dianggap modal terpenting. Perusahaan yang berbasis pengetahuan akan menciptakan suatu cara untuk mengelola pengetahuan (manajemen pengetahuan) sebagai sarana untuk memperoleh penghasilan perusahaan. Pengetahuan ditransformasikan, dikapitalisasikan, dan ditransfer menjadi sarana untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Sebuah software komputer dibuat dari ide dan intelektual pembuatnya salah satu bukti bahwa pengetahuan menyumbang arti penting bagi perusahaan. Meningkatnya perbedaan nilai buku perusahaan dengan nilai pasar perusahaan menarik perhatian banyak peneliti untuk mengetahui nilai apa yang tidak terkandung dalam laporan keuangan. Chen et. al (2005) menulis adanya batasan pada laporan keuangan dalam menjelaskan nilai perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya berpaku pada aset fisik tapi intellectual capital (IC). Ulum (2009) menyatakan bahwa pada umumnya IC diidentifikasi sebagai perbedaan antara nilai pasar perusahaan dan nilai buku aset perusahaan tersebut. Edvinsson dan Malone (1997) dalam Chen et. al. (2005) mengungkapkan intellectual capital terdiri dari human capital, dan structural capital yang terdiri dari pelanggan, proses, database, merek, dan sistem. Stewart (1997) dalam Khalique et al. (2011) mengatakan intelectual capital terdiri dari human capital, customer capital, dan structural capital. Human capital meliputi pengetahuan, keahlian, kompetansi dan motivasi yang dimiliki karyawan. Structural capital mencakup budaya perusahaan, komputer software, dan teknologi informasi. Sedangkan relational capital meliputi loyalitas konsumen, pelayanan jasa terhadap konsumen, dan hubungan baik dengan pemasok. Banyak penelitian tentang intellectual capital yang sudah dilakukan baik yang diluar negeri maupun di dalam negeri. Jenis penelitian yang dilakukan bervariasi mulai dari pengidentifikasian, pengukuran, pengungkapan, dan berbagai aspek yang pengaruh dan dipengaruhi oleh intellectual capital. Penelitian tentang intellectual capital berpengaruh terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan telah dilakukan oleh Chen et al. (2005) di Taiwan dengan menggunakan VAICTM dengan metode analisis korelasi regresi, dan hasilnya intellectual capital berpengaruh terhadap nilai pasar dan kinerja perusahaan. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Tan et al. (2007) di Singapura dengan menggunakan VAICTM dan alat analisis PLS juga dilakukan Ulum (2008) di Indonesia dengan VAICTM dan alat analisis PLS dan hasilnya intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Akan tetapi, Kuryanto dan Syafruddin dan Yuniasih et al menunjukkan hasil bahwa tidak ada pengaruh positif antara intellectual capital sebuah perusahaan dengan kinerja perusahaan. Hasil penelitian yang berbeda-beda tentang pengaruh intellectual capital tersebut mungkin dikarenakan proksi, metode dan alat analisis yang dipakai berbeda. Perbedaan tersebut membuka peluang untuk melakukan penelitain lanjutan dengan menambahkan proksi yang belum terukur dengan VAICTM seperti yang telah dilakukan Chen et al. (2005) di Taiwan. Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh intellectual capital perusahaan terhadap kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan, dan menguji pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai pasar perusahaan. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA Landasan Teori Bagian ini menjelaskan tentang teori-teori yang mendukung penelitian. Dalam penelitian ini dijelaskan empat teori yang mendasari penelitian yaitu, stakeholder theory, resource based theory, market based theory, dan signaling theory. Stakeholder merupakan individu, kelompok atau organisasi baik secara keseluruhan atau secara parsial yang memiliki kekuasaan, kepentingan serta menghadapi risiko akibat kegiatan perusahaan tersebut baik secara langsung ataupun tidak langsung. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan stakeholder adalah seluruh pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang menjadi fokus kajian atau perhatian. Jadi stakeholder bukan hanya investor dan kreditor saja tapi juga termasuk pemerintah, karyawan, pemasok,
K.17
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 pelanggan, dan masyarakat. Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus mampu memberikan manfaat bagi stakeholdernya sehingga manajemen harus mengelola organisasi untuk keuntungan seluruh stakeholder. Ulum (2009) mengatakan dalam menjelaskan intellectual capital teori ini harus dilihat dari kedua bidangnya yaitu bidang etika (moral) maupun bidang manejerial. Bidang etika berkaitan dengan seluruh stakeholder memiliki hak untuk diperlakukan adil oleh manajemen, dan menajemen harus mengelola perusahaan untuk kepentingan seluruh stakeholder. Ketika manajemen bisa menciptakan nilai bagi perusahaan, maka manajemen sudah memenuhi aspek etika teori ini. Selanjutnya Ulum (2009) berpendapat bahwa stakeholder memiliki kekuatan untuk mempengaruhi manajamen korporasi dan ini merupakan fungsi dari pengendalian stakeholder atas sumber daya yang dibutuhkan organisasi. Stakeholder berkepentingan mempengaruhi manajeman dalam pemanfaatan seluruh potensi yang dimiliki perusahaan. Karena dengan pengelolaan yang baik dan maksimal seluruh potensi yang dimiliki maka akan dapat meningkatkan value added yang kemudian meningkatkan kinerja keuangan. Resource based theory adalah teori yang menjelaskan tentang kinerja perusahaan akan optimal jika perusahaan memiliki keunggulan kompetitif sehingga bisa menghasilkan nilai bagi perusahaan. Keunggulan kompetitif adalah sesuatu yang lengket di perusahaan dan sulit untuk ditiru oleh perusahaan lain. Keunggulan kompetitif didapatkan dengan memanfaatkan dan mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan baik. Sumber daya adalah semua yang dimiliki dan dikendalikan perusahaan baik itu aset, kemampuan perseorangan karyawan, pengetahuan tentang teknologi, proses organisasional, dan informasi yang berguna untuk mengimplementasikan strategi perusahaan sehingga meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan. Wernerfelt (1984) mengatakan bahwa perusahaan lebih dilihat melalui sumber daya yang mereka miliki daripada melalui produk. Dengan demikian, strategi pengembangan melibatkan keseimbangan antara pemanfaaatan sumber daya yang sudah dimiliki (related supplementary) dan pengembangan sumber daya baru dengan kombinasi efektif dengan sumber daya yang sudah dimiliki (related complementary). Oleh karena itu, pertumbuhan optimal perusahaan melibatkan keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya yang ada dan pengembangan yang baru. Collis dan Montgomery (1997) memberikan beberapa cara untuk meningkatakan kualitas sumber daya perusahaan. Pertama menguatkan sumber daya yang sudah ada dengan meningkatkan kualitas mereka, kedua dengan menambah perlengkapan sumber daya yang berguna untuk menguatkan posisi perusahaan di pasar, dan yang ketiga dengan mengembangkan sumber daya baru untuk masuk ke industri yang lebih aktraktif. Menurut Pearce dan Robinson (2003) ada 3 konsep dasar dari resource based view yaitu: 1. Tangible assets, adalah aset fisik dan keuangan yang perusahaan gunakan untuk menyediakan nilai untuk konsumen. Contoh tangible assets adalah peralatan produksi, bahan baku mentah, sumber daya keuangan, real estate dan komputer. 2. Intangible asset, adalah aset yang tidak bisa dilihat dan disentuh, dan menciptakan keunggulan kompetitif. Contoh intangible assets adalah merek dagang, reputasi perusahaanm moral organisasi, pengetahuan teknikal, paten, akumulasi pengalaman dalam perusahaan. 3. Organizational capabilities, tidak sespesifik tangible assets dan intangible assets. Organizatinal capabilities adalah skill dan cara dari mengkombinasikan aset, orang, dan proses yang perusahaan gunakan untuk mengubah input menjadi output. Intellectual capital merupakan bagian sumber daya yang dimiliki perusahaan, Apabila perusahaan bisa mengukur sumber daya yang dimilikinya berupa intellectual capital maka intellectual capital akan memberikan kontribusi terhadap kinerja perusahaan dan nilai pasarnya. Market Based Theory memandang bahwa kinerja perusahaan tidak hanya ditentukan oleh faktor- faktor internal tetapi juga oleh faktor-faktor eksternal. Susanto (2007) dalam Pramelasari (2010) mengatakan bahwa konsep MBT ini didasarkan atas konsep competitive force model. Model ini menjelaskan lima faktor pendorong eksternal yang harus diperhatikan oleh sebuah organisasi agar mampu memperoleh keunggulan kompetitif dalam lingkungan bisnis, yaitu : 1. Ancaman pemain baru dalam bisnis. 2. Persaingan diantara perusahaan-perusahaan yang berada dalam industri. 3. Ancaman adanya produk atau layanan pengganti. 4. Kekuatan pemasok. 5. Kekuatan pembeli.
K.18
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 Kekuatan dari faktor pendorong diatas akan menentukan keuntungan secara keseluruhan dalam organisasi. Kekutan masing-masing pendorong tersebut ditentukan oleh karakteristik ekonomi dan teknis masing-masing industri. Karenanya market based theory menjelaskan untuk memiliki keunggulan bersaing dalam lingkungan bisnis yang tingkat persaingannya ketat seperti sekarang ini, maka faktor-faktor eksternal ini bisa menjadi faktor pendorong perusahaan untuk menentukan dan memiliki sumber daya strategik. Pada signaling theory Brigham dan Houston (2011) mengatakan bahwa menejer memiliki informasi yang berbeda (lebih baik) tentang prospek perusahaan dibandingkan dengan yang dimiliki oleh investor. Hal ini disebut dengan informasi asimetris. Kondisi seperti ini membuat informasi yang dimiliki oleh manajer dan pihak luar tidak sama. Pihak manajemen lebih banyak mengetahui informasi perusahaan daripada pihak luar. Kurangnya informasi mengenai perusahaan akan membuat pihak luar memberi harga yang rendah kepada perusahan sebagai bentuk perlindungan diri. Untuk memberikan informasi yang sama kepada masyarakat makan pihak manajemen perusahaan harus memberi sinyal agar masyarakat mengetahui kondisi perusahaan dan percaya bahwa apa yang ingin disampaikan perusahaan adalah benar. Brigham dan Houston (2011) mendefinisikan sinyal (signal) “Suatu tindakan yang diambil oleh manajemen suatu perusahaan memberikan petunjuk kepada investor tentang bagaimana manajemen menilai prospek perusahaan tersebut.” Zainal Arifin (2007) menjelaskan sinyal perusahaan sebagai berikut: “Salah satu solusi yang dapat dipakai oleh manajer yang memang benar-benar memiiki informasi yang bagus tentang perusahaannya adalah dengan memberikan sinyal kepada investor dengan melakukan suatu tindakan atau kebijakan yang tidak bisa ditiru oleh perusahaan yang tidak memiliki informasi sebagus informasi perusahaan tersebut. Sinyal (signal) menurut literatur keuangan adalah tindakan yang akan membebani perusahaan pemberi sinyal suatu biaya yang besar (deadweight costs) untuk dapat membuat orang luar yang kurang informasi menjadi percaya terhadap apa yang disampaikan. Sinyal menjadi kredibel jika perusahaan lain yang tidak memiliki kinerja seperti yang dimiliki perusahaan pemberi sinyal sulit untuk meniru (mimic) sinyal tersebut.” Pengembangan Hipotesis Penelitian Intellectual capital dan kinerja keuangan Tidak ada definisi yang berlaku umum tentang intellectual capital. Definisi intellectual capital menurut Stewart dalam Bontis (1998) adalah semua yang ada di perusahaan yang bisa memberikan keunggulan kompetitif di pasar yang disebut material intellectual yang terdiri dari pengetahuan, informasi, intellectual property, pengalaman bisa digunakan untuk meningkatkan kekayaan. Dengan kata lain dari banyak pengertian dapat diringkas bahwa intellectual capital adalah kemampuan, keterampilan, keahlian, dan bentuk pengetahuan yang berguna dalam organisasi sebagai keunggulan kompetitif bagi perusahaan sehingga dapat bersaing dan bertahan dipasar dan meningkatkan kekayaan perusahaan. Edvinsson and Malone (1997) dalam Ulum (2009 hal 25) mengkategorikan intellectual capital menjadi tiga bentuk dasar yaitu human capital, structural capital, customer capital. Human capital adalah kemampuan manusia gabungan organisasi untuk memecahkan masalah bisnis. Human capital melekat pada orang dan tidak bisa dimiliki oleh organisasi. Human capital mencakup pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan karyawan. Human capital juga mencakup seberapa efektif sebuah organisasi menggunakan sumber daya manusia sebagai diukur dengan kreativitas dan inovasi. Human capital merupakan sumber daya kunci yang dapat menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan sehingga perusahaan mampu bersaing dan bertahan di lingkungan bisnis yang dinamis. Structural capital adalah segalanya dalamsebuah organisasi yang mendukung karyawan (human capital) dalam pekerjaan mereka. Structural capital adalah infrastruktur pendukung yang memungkinkan sumber daya manusia berfungsi. Modal struktural mencakup hal-hal tradisional seperti seperti bangunan, hardware, software, proses, paten, dan merek dagang. Selain itu, modal struktural mencakup hal-hal seperti citra organisasi, organisasi, sistem informasi, dan kepemilikan database. Karena luasnya structural capital, maka dibagi lagi menjadi organization capital, process capital, dan innovation capital. Organizational capital mencakup filosofi organisasi dan sistem untuk memanfaatkan kemampuan organisasi. Process capital merepresentasikan know-how didalam perusahaan yang terdiri dari teknologi, prosedur, dan program yang menerapkan dan meningkatkan pengiriman barang dan jasa. Innovation capital adalah kreativitas karyawan dalam memanfaatkan peluang-peluang yang ada dalam lingkungan perusahaan sehingga mampu menciptakan innivasi dan nilai tambah bagi perusahaan. Innovation capitalterdiri adalah
K.19
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 sesuatu yang menciptakan keberhasilan dimasa depan dan terdiri dari intellectual properties dan intangible assets. Intellectual properties adalah semua yang dilindungi hak komersial seperti hak cipta dan merek dagang. Dan intangible assets semua potensi dan teori yang dimiliki untuk menjalankan organisasi. 1. Customer Capital / Relational Capital Relational capital merupakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari para pemasok, pelanggan dan juga pemerintah dan masyarakat. Customer capital adalah kekuatan dan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Indikator customer capital adalah kepuasan pelanggan, bisnis yang berulang antara pelanggan dan perusahaan, kesejahteraan finansial, dan sensitivitas harga. Berikut ini adalah gambar ringkasan dari komponen intellectual capital. Intellectual capital adalah kemampuan, keterampilan, keahlian, dan bentuk pengetahuan yang berguna dalam organisasi sebagai keunggulan kompetitif bagi perusahaan sehingga dapat bersaing dan bertahan dipasar dan meningkatkan kekayaan perusahaan. Jika perusahaan bisa memanfaatkan intellectual capital yang dimilikinya maka perusahaan itu akan lebih unggul dibanding perusahaan lain. Hal ini didukung oleh resource based theory yang menjelaskan tentang perusahaan yang dapat mengelola sumber dayanya dengan baik akan memiliki keunggulan bersaing sehingga bisa menciptakan nilai untuk perusahaannya. Oleh karenanya kinerja keuangan perusahaan selain dipengaruhi aset fisik perusahaan juga dipengaruhi aset tidak berwujud seperti kemampuan karyawan, infrasruktur yang memadai, teknologi yang canggih, hubungan dengan pemasok dan pelanggan yang baik, nama baik perusahaan, dan kemampuan untuk melakukan inovasiinovasi dalam produknya. Semua komponen-komponen yang mempengaruhi kinerja keuangan tersebut merupakan bagian dari intellectual capital. Sehingga jika perusahaan dapat mengelola dan memanfaatkan intellectual capitalnya dengan baik maka kinerja keuangannya juga akan baik. Hubungan intellectual capital dengan kinerja keuangan perusahaan telah dibuktikan secara empiris oleh beberapa peneliti dalam berbagai pendekatan di beberapa negara. Firer dan Williams (2003), Chen et al.(2005) dan Tan et al.(2007) telah membuktikan bahwa IC (VAIC™) mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dengan menggunakan VAIC™ yang diformulasikan oleh Pulic (1998; 1999; 2000), biaya research & development, dan biaya advertising sebagai ukuran kemampuan intelektual perusahaan (corporate intellectual ability) dan kinerja keuangan diukur dengan ROA, ROE, EP, ATO BEP, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: H1: Intellectual capital perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Masar Melalui Kinerja Keuangan Resource based theory menjelaskan jika perusahaan bisa mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan baik maka kinerja keuangannya akan baik sehingga juga mempengaruhi nilai pasar dari perusahaan. Nilai pasar disini adalah harga saham dari perusahaan tersebut. Harga saham ditentukan oleh presepsi pasar. Presepsi pasar dipengaruhi stakehokder perusahaan. Stakeholder perusahaan bukan hanya investor dan kreditor, tapi juga calon investor dan kreditor, pemerintah, masyarakat, pelanggan juga pemasok. Para stakeholder lebih menyenangi perusahaan yang bisa menciptakan nilai bagi kepentingannya. Jika stakeholdernya calon investor maka kepentingannya terhadap perusahaan adalah perusahaan kinerjanya baik sehingga perusahaan laba dan investor juga mendapat keuntungan dari modal yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Sehingga perusahaan yang kinerjanya baik maka akan mampu memenuhi kepentingan stakeholder sehingga sahamnya banyak diminati dan harga sahamnya menjadi naik. Kinerja yang baik didapatkan dari pemanfaatan intellectual capital yang baik oleh perusahaan. Jika kinerja keuangan perusahaan yang benar-benar baik karena telah memanfaatkan dan mengelola intellectual capitalnya maka perusahaan harus memberi signal kepada pihak eksternal dengan melakukan tindakan atau kebijakan yang tidak bisa dilakukan oleh perusahaan lain yang tidak memiliki kinerja yang sama. Hal ini dijelaskan dalam teori signaling. Contohnya dalam pemberian deviden, pemberian deviden merupakan signal dari perusahaan bahwa perusahaannya dalam kondisi baik atau laba, karena perusahaan yang dalam kondisi merugi tidak akan mampu memberikan deviden, kalaupun ingin memberikan deviden itu akan menjadikan biaya yang besar bagi perusahaan tersebut. Ulum (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh intellectual capital terhadap nilai pasar perusahaan. Hasil penelitian tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Tan et al. (2007) dan Chen et al. (2005) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara IC dengan nilai pasar perusahaan. Jika IC meningkat, dalam artian dikelola dengan baik, maka hal ini dapat meningkatkan persepsi pasar terhadap nilai
K. 20
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 perusahaan. Dengan menggunakan VAIC™ yang diformulasikan oleh Pulic (1998; 1999; 2000), biaya research & development, dan biaya advertising sebagai ukuran kemampuan intelektual perusahaan (corporate intellectual ability), nilai perusahaan diukur dengan MBV dan PBV, dan kinerja keuangan diukur dengan ROA, ROE, EP, ATO, BEP maka diajukan hipotesis sebagai berikut: H2: Intellectual capital berpengaruh positif terhadap nilai pasar melalui kinerja keuangan. Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar Kinerja keuangan adalah hasil yang dicapai oleh perusahaan atas berbagai aktivitas yang dilakuakan dalam mendayagunakan sumber keuangan yang tersedia yang berguna untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan adalah mengubah data dari laporan keuangan menjadi informasi yang berguna bagi pihak pengambil keputusan (Horne dan Wachowiz, 2005). Dalam mengukur kinerja keuangan diperlukan data keuangan perusahaan yang dipublikasikan dan dibuat berdasarkan prinsip akuntansi keuangan berterima umum. Laporan keuangan dalam bentuk perbandingan untuk memperoleh pemahaman mengenai kinerja keuangan perusahaan dalam bentuk ratio keuangan. Keown et al. (2005) mendefinisikan rasio keuangan adalah penulisan ulang data akuntansi ke dalam bentuk perbandingan dalam rangka mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Kinerja keuangan adalah alat ukur untuk menilai keberhasilan perusahaan atas berbagai aktivitas yang dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya untuk menghasilkan laba. Seperti yang dijelaskan dalam marked based theory kinerja keuangan tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor faktorfaktor internal tetapi juga eksternal seperti ancaman pemain baru dalam bisnis, persaingan diantara perusahaan dalam industri yang sama, kekuatan pemasok dan kekuatan pembeli. Perusahaan yang mempunyai intellectual capital tinggi dalam artian dapat mengelola intellectual capital dengan baik akan mampu bertahan diketatnya persaingan bisnis sekarang ini. Kinerja yang baik didapatkan dari pemanfaatan intellectual capital yang baik oleh perusahaan. Karena adanya asimetri informasi antara perusahaan dan pihak eksternal, maka perusahaan harus memberikan informasi kepada pihak ekternal bagaimana kinerja keuangannya. Perusahaan tidak bisa secara langsung mengatakan kinerja keuangannya baik. Semua perusahaan memiliki kecendrungan untuk mengatakan kinerja keuangannya baik. Jika kinerja keuangan perusahaan benar-benar baik maka perusahaan harus memberi signal kepada pihak eksternal dengan melakukan tindakan atau kebijakan yang tidak bisa dilakukan oleh perusahaan lain yang tidak memiliki kinerja yang sama. Hal ini dijelaskan dalam teori signaling. Jika masyarakat telah percaya dengan kinerja perusahaan yang baik maka nilai pasar perusahaan juga akan naik. Nilai pasar yang dimaksud adalah harga saham. Karena harga saham dipengaruhi oleh presepsi masyarakat. Jadi semakin baik kinerja keuangan perusahaan maka semakin tinggi juga nilai pasar perusahaan. Penelitian Haryaningsih (2012) mengatakan bahwa jika kinerja peusahaan baik maka nilai perusahaan juga akan baik. Dengan menggunakan ROA, ROE, EP, ATO, BEP sebagai pengukur dari kinerja keuangan, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: H3: Kinerja keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai pasar perusahan. Berdasarkan penjelasan pengembangan hipotesis, gambar berikut merupakan kerangka pemikiran penelitian ini. Kerangka pemikiran mengenai pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan dan nilai pasar.
K. 21
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 VAICTM H3
Intellectual Capital
RD AD
Nilai Pasar
H1
H2
Kinerja Keuangan
MBV
PBV
Kontrol Size ROE
ROA
EP
ATO
BEP
Leverage
Gambar 1. Model Penelitian METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2006 - 2011. Perusahaan manufaktur merupakan industry dengan jumlah perusahaan paling banyak terdaftar di Bursa Efek. Selain itu pemilihan perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur dianggap perusahaan yang membutuhkan intellectual capital untuk tetap bisa bersaing diantara ketatnya persaiangan bisnis sekarang dengan menciptakan produk-produk yang berkualitas dan bernilai jual tinggi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling atau sering disebut juga judgement sampling. Jumlah sampel yang memenuhui criteria tampak pada tabel 1. Tabel 1. Pemilihan Sampel Penelitian Kriteria Perusahaan Manufaktur Rugi Ekuitas Negatif Tidak memiliki Biaya R&D Tidak memiliki Biaya Iklan Jumlah Sampel Akhir
2011 146 19 4 101 1 21
2010 148 21 5 100 1 21
2009 146 23 7 95 0 21
2008 149 46 0 86 0 17
2007 150 25 5 105 0 15
2006 142 37 4 87 0 14
Jumlah 881 171 25 574 2 109
Variabel Penelitian Intellectual capital pada penelitian yang dilakukan oleh Tan et al. (2007), Afroze (2011), dan Dadashinasab et al. (2012) diukur dengan menggunakan model Pulic (VAICTM), sedangkan Chen et. al. (2005) mengukur dengan menggunakan model Pulic (VAIC TM) ditambah dengan biaya research & development (RD) dan biaya advertising (AD). Dalam mengukur intellectual capital dengan value added (VAIC™) ada suatu komponen penting dalam intellectual capital yang belum terukur yaitu innovation capital dan relation capital. Dalam penelitian ini innovation capital diukur sengan biaya research & development, dan relation capital diukur dengan biaya advertising. Dalam penelitian ini yang dijadikan pengukuran intellectual capital adalah VAIC™ dan biaya research & development (RD) dan biaya advertising (AD) sama seperti penelitian Chen et. al. (2005). Chen et. al. (2005) dalam mengukur kinerja keuangan menggunakan Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Growth (GR), dan Employee Productivity (EP) sedangkan Tan et al. (2007) menggunakan
K. 22
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 ROE, Earning per share (EPS), dan ASR untuk mengukur kinerja keuangan. Ulum (2008) menggunakan ROA, Asset turnover (ATO), dan GR. Kinerja keuangan dalam penelitian ini diwakilkan oleh 5 indikator yaitu ROE, ROA, EP, ATO dan Basic Earning Power (BEP). Penelitian yang dilakukan Chen et. al. (2005) untuk mengukur nilai pasar digunakan market to book value (MBV) dan Rani (2012) mengukur nilai pasar dengan Price to book value. Pada penelitian ini nilai pasar diukur dengan Market to Book Value dan Harga pasar perlembar. Di samping itu, dalam penelitian ini variabel kontrol yang digunkana adalah ukuran perusahaan dan leverage sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Rani (2012). Metode Analisis Penelitian ini menggunakan analisis structural equation modeling (SEM). Persamaan 1 dan 23 merefleksikan pengujian hipotesis: KK = β1IC + β2Ctrl + Z1......................................................................1 NP = β3IC +β4KK + Z2........................................................................2 Dimana: KK = Kinerja Keuangan NP = Nilai Pasar IC = Intellectual Capital β = Konstanta Z = Error Untuk mengetahui Validitas dan reabilitas model dilakukan evaluasi model pengukuran atau outer model. Outer model dapat dievaluasi melalui substantive content-nya yaitu dengan membandingkan besarnya relative weight dan melihat signifikansi dari indikator konstruk tersebut (Chin, 1998 dalam Ghozali dan Hengky (2012). Hasil pengujian menunjukan bahwa semua nilai original sample estimate adalah positif. Sedangkan untuk indikator-indikator yang tidak memenuhi kriteria validitas dikeluarkan dari model. Indikator yang dihilangkan tersebut adalah biaya advertising (AD) untuk indikator konstruk intellectual capital dan DER untuk indikator konstruk kontrol. Selain dengan melihat original sample estimate, validitas bisa juga ditentukan dengan melihat nilai cross loading masing-masing indikator ke konstruknya. Untuk bisa dikatakan valid maka masing-masing indikator harus memiliki nilai cross loading > 0,7 untuk setiap variabel. Hasil pengujian menunujkan konsisten dengan descriminant validity sebelumnya. Penelitian ini menggunakan composite reliability. Hasil pengujian menunjukan semua variable memiliki nilai composite reliability sangat baik, yaitu lebih dari 0,70. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini adalah reliable atau memenuhi uji reliabilitas.
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Deskriptif Statistik Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan kondisi data yang akan digunakan dalam penelitian. Penjelasan data disertai dengan nilai minimum, nilai maksimum, mean, dan standar deviasi, dan range. Tebel 2 merupakan statistik deskriptif dari 109 data penelitian yang terdiri dari variabel intellectual capital, kinerja keuangan, nilai pasar dan kontrol. Pengujian Hipotesa dan Pembahasan Untuk melakukan pengujian hipotesis dilakukan dengan uji inner model (structural model). Pengujian inner model ini bertujuan untuk melihat hubungan antar variabel konstruk. Inner model dievaluasi dengan melihat besarnya persentase variance yang dijelaskan, yaitu dengan melihat nilai R-square setiap konstruk variable dependen. Hasil pengujian terlihat nilai R-square untuk variabel nilai pasar sebesar 0,665 sedangkan untuk variabel kinerja keuangan memiliki nilai R-square sebesar 0,756. Dengan demikian pengaruh variabel intellectual capital dan variabel kontrol terhadap kinerja keuangan adalah sebesar 75,6% sedangkan sisanya 24,4% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian. Untuk mengetahui bagaimana signifikansi masing-masing variabel disajikan di Tabel 3. Penjelasan dan signifikansi masing-masing variabel akan menjawab hipotesia yang telah diajukan sebelumnya. Berikut akan dibahas untuk masing-masing hipotesis yang telah diajukan.
K. 23
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 Tabel 2. Hasil Deskriptif Statistik Sampel Penelitian Mean
Std. Deviation
Range
Minimum
Maximum
VAIC
4,37
2,61
17,33
1,78
19,11
RD
0,02
0,06
0,35
0,00
0,35
AD
0,12
0,15
0,56
0,00
0,56
ROE
0,19
0,20
1,12
0,01
1,13
ROA
0,11
0,11
0,46
0,00
0,46
Log EP
7,61
0,82
3,93
5,48
9,41
ATO
1,31
0,49
2,33
0,40
2,72
BEP
0,17
0,19
1,55
0,00
1,55
DER
1,30
3,22
26,94
0,10
27,04
Size
12,23
0,66
2,47
10,92
13,39
PBV
3,78
6,66
39,87
0,22
40,09
Price
3.759,60
5.542,96
23.750
50
23.800
Tabel 3. Hasil Pengujian Hipotesa
Variabel
original sample estimate
P-value Mean of subsamples
Standard deviation
T-Stat
Intelectual Capital -> Kinerja Keuangan
0.7 56
0.738
0.092
8.214
0.0000
Intelectual Capital -> Nilai Pasar
0.4 65
0.420
0.216
2.150
Kinerja Keuangan -> Nilai Pasar
0.3 86
0.441
0.189
2.036
Kontrol -> Kinerja Keuangan
0.2 56
0.265
0.091
2.816
0.0169 0.0221 0.0029
Tabel 3 menunjukan bahwa intellectual capital berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Nilai koefisien (original sample of estimate) positif sebesar 0,765 yang menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dan signifikan pada alpha 1%. Dari pengujian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 (H1) yang mempresentasikan hubungan positif intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan didukung data: apabila intellectual capital meningkat, maka kinerja keuangan perusahaan juga akan meningkat. Dengan demikian perusahaan yang mengelola sumber daya intelektualnya secara maksimal akan mampu menciptakan nilai tambah (value added) bagi perusahaan sehingga perusahaan dapat tumbuh dan unggul dalam persaingan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Chen et al.(2005), Tan et al.(2007), Ulum (2008), Pramela sari (2010) yang menyatakan bahwa intellectual capital mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Pembuktian ini mendukung teori stakeholder. Teori ini menjelaskan bahwa upaya menciptakan nilai bagi perusahaan, manajemen perusahaan harus dapat mengelola dan memanfaatkan sumber daya fisik dan non fisik yang dimilikinya dengan maksimal baik karyawan (human capital), aset fisik (physical capital), maupun structural capital sehingga bisa menambah value added dan nantinya akan meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan terbuktinya bahwa intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan, maka manajer sebagai salah satu stakeholder harus mengelola dan meningkatkan intellectual capital yang ada diperusahaan baik itu
K. 24
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 dengan cara meningkatkan kualitas karyawan, penyediakan fasilitas yang mendukung bagi karyawan untuk bekerja dan mengembangkan ide-ide mengembangkan perusahaaan, melakukan penelitian-penelitian untuk mengembangkan pasar dan kemajuan perusahaan, dan yang paling penting kebijakan-kebijakan yang diambil untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Bukti empiris tersebut juga sesuai dengan pandangan Resource Based Theory (RBT). Teori ini menjelaskan apabila perusahaan memiliki keunggulan bersaing maka perusahaan itu akan bertahan lama dipasaran sehingga dengan pasar yang telah dipengang maka banyak keuntungan-keungtungan akan diraih oleh perusahaan tersebut. Keunggulan bersaing yang dimaksud bisa berwujud dan tidak berwujud. Selain itu, keunggulan bersaing itu tidak akan dapat begitu saja tanpa adanya biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkannya. Salah satu caranya adlah dengan melakukan penelitian seperti penelitian pasar selain itu juga melakukan pengembangan-pengembangan produk. Kedua, kemampuan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki secara efektif. Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar Perusahaan Kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap nilai pasar. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien (original sample of estimate) positif sebesar 0,386 dan signifikan pada alpha 5%. Dengan demikian semakin tinggi kinerja keuangan perusahaan maka keuntungan yang didapat perusahaan juga akan semakin tinggi. perusahaan dengan banyak keuntungan akan mendapat penilaian yang baik dari masyarakat. Penilaian tersebut nantinya akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Haryaningsih (2012) yang menyatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan yang baik akan diikuti dengan nilai pasar perusahaan yang baik. Hasil Penilitian ini juga mendukung teori signaling. Teori ini menjelaskan bahwa kinerja perusahaannya baik dengan memberi sinyal kepada pihak-pihak yang ditujunya. Sinyal-sinyal yang diberikan perusahaan itu bisa dengan kinerja keuangan yang baik. Kinerja keuangan yang baik bisa dilihat salah satunya dari tingakt profitibilitas dan likwiditas keuangannya. Apabila sinyal-sinyal yang diberikan sudah ditangkap oleh pihak yang dituju maka sinyal tersebut akan direspon. Salah satu bentuk responnya adalah banyak yang menanamkan modalnya di perusahaan tersebut, sehingga harga saham dan nilai pasar perusahaan tersebut akan meningkat. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan, semakin tinggi laba yang didapat perusahaan dan semakin banyak juga keuntungan yang dinikmati pemegang saham, sehingga semakin besar juga harga saham akan naik. Sebaliknya, apabila terdapat berita buruk mengenai kinerja keuangan perusahaan maka akan menyebabkan penurunan harga saham pada perusahaan tersebut karena kinerja keuangan perusahaan ini akan menjadi tolak ukur seberapa besar risiko yang akan ditanggung investor. Intellectual Capital dan Nilai Pasar Hipotesis 3 (H3) yang merepresentasikan hubungan positif intellectual capital terhadap nilai pasar perusahaan juga didukung data terbukti. Nilai koefisien (original sample of estimate) adalah positif sebesar 0.465 dan signifikan pada alpha 5%. Dengan demikian semakin meningkat intellectual capital perusahaan maka akan semakin meningkat juga nilai pasar perusahaan. Hasil ini bearti mendukung penelitian Tan et al. (2007) dan Chen et al. (2005) yang menunjukkan bahwa intellectual capital mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai pasar perusahaan. Hasil ini juga mendudkung dan sesuai dengan resource based theory yang menjelaskan untuk dapat tetap bersaingan di pasar maka perusahaan harus memiliki keunggulan bersaing. Salah satu bentuk keunggulan bersaing yang dimiliki perusahaan adalah dalam bentuk intellectual capital. Perusahaan yang mampu bersaing lama kelamaan akan menguasai pasar dan akan berhasil mendapat laba yang besar. Hal ini akan meningkatkan nilai perusahaan dan nilai saham perusahaan. Karena perusahaan yang banyak menghasilkan keuntungan menjadi daya tarik investor untuk menanamkan modal ke perusahaan dengan demikian nilai saham perusahaan juga akan mengalami kenaikan. KESIMPULAN Penelitian ini menguji pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan pada perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia dari tahun 2006-2011. Hasil penelitain ini menunjukan Intellectual capital secara signifikan mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan. Di samping itu kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai pasar.
K. 25
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 Hasil penelitian tersebut berimplikasi manajemen perusahaan perlu meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya serta memilih sumber daya manusia yang kompeten agar memberikan nilai tambah yang besar untuk perusahaan (human capital), melengkapi infrastruktur pendukung yang dapat mendukung sumber daya manusia berfungsi (structural capital), menjaga dan meningkatkan hubungan baik antara perusahaan dengan mitranya seperti pemasok, pelanggan dan pemerintah (relational capital), serta melakukan research & development. Dengan meningkatnya nilai intellectual capital (human capital, structural capital, relational capital, research & development) dapat meningkatkan juga kinerja keuangan perusahaan dan nilai pasar perusahaan. Bagi investor dan calon investor juga perlu mempertimbangkan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki intellectual capital karena intellectual capital mempengaruhi kinerja keuangan dan nilai pasar secara positif. Beberapasaran untuk penelitian selanjut yang mungkin dapat dilkukan untuk memperbaiki atau mengkonfirmasi hasil penelitian ini. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengembangkan indikator ukuran kinerja keuangan, nilai pasar dan intellectual capital selain yang digunkan dalam penelitian ini. Penelitian selanjut bisa menambah gross dan net profit margin sebagai indikator kinerja keuangan, Price-earning ratio dan retun harian juga bisa digunkan untuk mengukur nilai pasar saham. Sampel yang digunakan terbatas pada perusahaan manufaktur saja. Penelitian selanjutnya disarankan juga untuk meneliti tidak hanya sektor manufaktur saja, tetapi juga membandingkan hasil nya dengan sektor lainnya seperti sektor perbankan, asuransi, real estate, konstruksi, dan transportasi. DAFTAR PUSTAKA Afroze, Rubina (2011), Intellectual Capital and Its influence on the Financial Performance, ASA University Review, 5 (1), Januari – Juni, hal: 161-173. Andrikopoulos, Andreas (2013), Accounting for intellectual capital: on The Elusive Path From Theory to Practice, diperoleh pada 30 Maret 2013 di: http://ssrn.com/abstract=1399333. Anshor, Muslich (2009), Refleksi Kapital Intelektual dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Kelompok Industri Manufaktur yang (Go Public) di Indonesia, Majalah Ekonomi, 2, Agustus 2009, hal: 210-230. Arifin, Zainal (2007), Teori Keuangan & Pasar Modal, Edisi Pertama, Yogyakarta: Ekonisia. Bontis, N (1998), Intellectual capital: An Exploratory Study That Develops Measures and Models, Journal of Management Decision, 36 (2), hal: 63-76. Bontis, N., W.C.C Keow, S. Richardson (2000), Intellectual Capital and Business Performance in Malaysian Industries, Journal of Intellectual Capital, 1 (1), hal: 85-100. Brigham, Eugene F, dan Joel F. Houston (2011), Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (terj.), Jilid 2, Edisi Kesebelas, Jakarta: Salemba Empat. Chen, Ming-Chin, S.J. Cheng, Y. Hwang (2005), An Empirical Investigation of The Relationship Between Intellectual Capital and Firms’ Market Value and Financial Performance, Journal of Intellectual Capital, 6 (2), hal: 159-176. Collis, David J dan Cynthia A. Montgomery (1997), Corporate Strategi Resources and The Scope of The Firm, Unites States of America: McGraw-Hill/Irwin. Dadashinasab, Majid et al. (2012), The Effect of Intellectual Capital on Performance: A Study among Iranian Automotive Industry, Journal of Basic and Applied Scientific Research, 2 (11), hal: 11353-11360. Ferdinand, Augusty (2006), Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen, Edisi keempat, Semarang: BP UNDIP Ghozali, Imam, Fuad (2005), Structural Equation Modeling, Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan Program Lisrel 8.80, Edisi kedua, Semarang:BP UNDIP.
K. 26
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 Haryaningsih, Neni (2012), Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Market Value Melalui Financial Performance Sebagai Variabel Intervening, Skripsi Sarjana (Tidak dipublikasikan), Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII. Horne, James C. Van dan John M. Wachowicz (2005), Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan (terj.), Jilid 2, Edisi keduabelas, Jakarta: Salemba Empat. Jaluanto, dan Leonardo Adi Kurniawan (2012), Studi Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar dan Kinerja Keuangan Perusahaan Makanan dan Minuman (Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Th. 2009-2010), Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang, Hal: 37-46. Keown, Arthur J. et al. (2005), Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan (terj.), Jilid 1, Edisi Kesepuluh, Jakarta :Indeks. Khalique, Muhammad (2011), Relationship of Intellectual Capital With The Organizational Performance of Pharmaceutical Companies in Pakistan, Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 5(12), hal:1964-1969. Kuryanto, Benny dan Muchamad Syafruddin (2009), Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan, Jurnal Akuntansi & Auditing, 5 (2), Mei, hal: 128- 147. Latan, Hengky dan Imam Ghozali (2012), Partial Least Squares: Konsep, Teknik dan Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 2.0 M3, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Luthy, D.H (2000), Intellectual Capital and It’s Measurement, diperoleh pada 31 Maret 2013 di http://citeseerx.ist.psu.edu/messages/downloadsexceeded.html Molodchik, Mariya Anatolievna, Elena Anatolievna Shakina, Anna Andreevna Bykova (2012), Intellectual Capital Transformation Evaluating Model, Journal of Intellectual Capital, 13 (4), hal: 1-17. Pearce, John A. dan Richard B. Robinson, Jr (2003), Strategic Management: Formulating, Implementation, and control, edisi 8, New York: McGraw-Hill/Irwin. Pramelasari, Yosi Metta (2010), Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar dan Kinerja Keuangan Perusahaan, Skripsi Sarjana (Tidak dipublikasikan), Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. PSAK
19 (Revisi 2000) - Aktiva Tidak Berwujud, diperoleh pada 30 Maret http://alengwee.files.wordpress.com/2011/10/psak-20-biaya-riset-dan-pengembangan.pdf
2013
di:
Rani, Widya Puspita (2012), Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Pasar dengan Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Kontrol, Skripsi Sarjana (Tidak dipublikasikan), Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII. Sanusi, Anwar (2012), Metodologi Penelitian Bisnis, Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono (2011), Motedologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta. Tan, H.P, D. Plowman, P. Hancock (2007), Intellectual Capital and Financial Returns of Companies, Journal of Intellectual Capital, 8 (1), hal: 76-95. Ulum, Ihyaul (2007), Pengaruh Intellectual Capital Terrhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan di Indonesia, Tesis Magister Sains Akuntansi (Tidak dipublikasikan), Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. (2008), Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan di Indonesia, Jurnal Akuntansi Keuangan Perusahaan, 10 (2), November, hal: 77-84. (2009), Intellectual Capital, Konsep dan Kajian Empiris, Malang: Graha Ilmu. Wernerfelt, Birger (1984), A Resource-Based View of The Firm, Strategic Management Journal, 5 (2), Apr.Jun., hal. 171-180.
K. 27
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 Widiyaningrum, Ambar (2004), Modal Intelektual, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1, hal: 16-25. Yuniasih, Ni Wayan. D. G. Wirama, I. D. N. Badera (2010), Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Pasar Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa efek Indonesia), (Tidak dipublikasikan), Denpasar, Universitas Udayana.
K. 28