Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8
ANALISIS PENDAPATAN DAN POLA PEMASARAN PETANI GULA KELAPA DI DESA SEMEDO KECAMATAN PEKUNCEN KABUPATEN BANYUMAS PATTERN ANALYSIS OF INCOME AND MARKETING OF PALM SUGAR FARMERS IN SEMEDO PEKUNCEN BANYUMAS Venita Sofiani1 1
Universitas Muhammadiyah Sukabumi Jl. R. Syamsudin No. 50 Sukabumi Email:
[email protected] ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran faktor–faktor yang mempengaruhi pola konsumsi rumah tangga petani di Desa Semedo Kecamatan Pekuncen Kabupten Banyumas. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah pendapatan rumah tangga dan pola pemasaran. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei. Data diperoleh langsung dari responden yaitu rumah tangga petani di Desa Semedo Kecamatan Pekuncen Kabupten Banyumas, dan dari monografi. Metode analisis yang digunakan adalah tabulasi silang, kriteria kontribusi pendapatan usahatani, analisis margin pemasaran dan farmer’s share, serta kriteria kesejahteraan. Berdasarkan perhitungan tabulasi silang pendapatan rumah tangga memiliki pengaruh positif terhadap pola konsumsi rumah tangga petani. Berdasarkan kriteria kontribusi, pendapatan dari usahatani terhadap pendapatan rumah tangga adalah besar. Berdasarkan hasil analisis margin pemasaran dan farmer’s share pola pemasaran yang menguntungkan bagi petani ada pada pola II dan berdasarkan kriteria kesejahteraan kondisi petani masih dalam kondisi tidak sejahtera. Kata Kunci: Kesejahteraan Petani,Pendapatan Keluarga, dan Pola Konsumsi ABSTRACT This study aims to view the factors that influence the consumption patterns of farm households inSemedo Village in Pekuncen Subdistrict in Banyumas Regency. Factors that affect the household income and marketing patterns.This research was conducted by survey method. Data obtained directly from respondents are farmer households in Semedo Village in Pekuncen Subdistrict in Banyumas Regency, and of the monograph. Analytical methods used were cross tabulation, the criteria of the contribution of farm income, marketing margin analysis and farmer share and criteria for welfare.Based on the calculation of cross-tabulation of household income have a positive effect on household consumption patterns. Based on the criteria of contribution, income from farming to household income is great. Based on the analysis of marketing margins and the farmer's share of marketing pattern is favorable for farmers in pattern II and the welfare state based on the criteria of farmers are still in a condition not prosperity. Keyword: Family Income, Consumption Patterns, and Famer Prosperity PENDAHULUAN Pembangunan pada hakekatnya merupakan serangkaian usaha dan kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengentasan kemiskinan.Pembangunan suatu daerah dapat dicapai dengan memberdayakan potensi sumber daya yang ada dengan harapan sumber daya tersebut mampu memberikan nilai positif ekonomi bagi daerah tersebut. Peran sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting karena sebagian besar anggota masyarakat dinegara-negara berkembang menggantungkan hidupnya pada sektor tersebut. Jika para perencana dengan sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya, maka satu-satunya cara adalah dengan meningkatkan kesejahteraan sebagian besar anggota masyarakatnya yang hidup disektor pertanian itu sehingga dapat
96
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 mengurangkan angka kemiskinan. Cara ini bisa ditempuh dengan jalan meningkatkan produksi tanaman pangan dan tanaman perdagangan mereka dan atau dengan menaikan harga yang mereka terima atas produk-produk yang mereka hasilkan (Arsyad, 1999:327). Hasil penelitian Dian Widyanningsih (2010:13) menunjukan bahwa sumbangan sektor pertanian yang cukup besar terhadap PDRB ternyata tidak menjamin kesejahteraan petani, khususnya petani yang memiliki lahan sendiri. Desa Semedo merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Banyumas, sebagian besar penduduknya hidup dari sektor pertanian. Hampir sebagian besar penduduk di Desa Semedo hidup dengan mengusahakan gula kelapa. Gula kelapa sendiri sudah menjadi komoditi ekspor, namun dilihat dari angka kemiskinan masyarakat di Desa Semedo menunjukan bahwa pendapatan serta pola pemasaran yang diterima petani gula kelapa di Desa Semedo tidak menjamin kesejahteraan mereka. Realita ini menunjukan bahwa kehidupan yang dialami petani adalah satu gambaran kondisi konsumsi dan tingkat kesejahteraan petani. Pendapatan dapat diartikan sebagai semua bentuk balas karya yang diperoleh seseorang sebagai imbalan atau balas jasa atas sumbangannya terhadap proses produksi. Pendapatan keluarga merupakan total atau keseluruhan pendapatan yang diterima oleh sektor rumah tangga berupa gaji, upah atau bunga atas penyerahan faktor-faktor produksi seperti tanah, modal, tenaga kerja, dan lainnya (Sukirno, 2002:49). Pada saat tingkat pendapatan masyarakat sangat rendah pada umumnya pengeluaran rumah tangga lebih besar dari pendapatannya, sehingga konsumsi saat itu tidak hanya dibatasi oleh pendapatan saja, tapi juga menggunakan sumber-sumber lain seperti tabungan dari waktu sebelumnya menjual harta kekayaan rumah tangga atau meminjam. Pada kenyataannya pendapatan keluarga bersumber dari beberapa hal antara lain : 1. Usaha sendiri atau wiraswasta yaitu usaha kecil-kecilan yang dijalankan sendiri atau dengan bantuan anggota keluarga seperti berdagang, mengerjakan sawah dan lain-lain. 2. Bekerja dengan orang lain, misalnya bekerja di kantor atau perusahaan sebagai pegawai atau karyawan. 3. Hasil dari milik, misalnya menyewakan sawah, menyewakan rumah, meminjamkan uang dengan bunga (Harjo, 2009:14). Pendapatan keluarga yang diperoleh digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Semua biaya yang dikeluarkan oleh setiap anggota keluarga maupun secara keseluruhan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya merupakan pengeluaran keluarga. Pada umumnya pendapatan keluarga dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan makanan, perumahan, pakaian, pendidikan, kesehatan, iuran dan lain-lain. Untuk memenuhi kebutuhan ini tentu saja pengeluaran tiap anggota keluarga berbeda-beda tergantung dari pendapatannya. Makin rendah pendapatan keluarga maka makin besar yang diperlukan untuk makan dan makin kecil yang diperlukan untuk kepentingan lain yang tidak penting (Widyanningsih, 2010:13). Menurut Swastha dan Irawan (1981:5), pemasaran adalah termasuk salah satu kegiatan dalam perekonomian dan membantu dalam penciptaan nilai ekonomi. Sedangkan nilai ekonomi itu sendiri akan menentukan harga barang dan jasa kepada individu-individu. Selain pemasaran kegiatan lain yang dapat menciptakan nilai ekonomi adalah : (1) Produsen yang membuat barang-barang, dan (2)Konsumen yang menggunakan barang-barang tersebut. Dalam hal ini pemasaran berada diantara produsen dan konsumen, Ini berarti pemasaran menjadi penghubung antara dua pihak tersebut atau dengan kata lain pemasaran adalah suatu kegiatanyang mengarahkan arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Secara harfiah kesejahteraan adalah suatu keadaan atau kondisi yang terdapat rasa aman, tentram dan makmur yang dirasakan oleh seluruh masyarakat secara bersama-sama. Dalam Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1974 Bab 1 Pasal 2 Ayat 1 kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia dan pancasila (Widyanningsih, 2010:6) Berdasarkan gambaran penelitian tersebut maka rumusan masalah penetian ini dijelaskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1) Seberapa besarkah kontribusi pendapatan dari usahatani gula kelapa terhadap pendapatan rumah tangga petani gula kelapa di Desa Semedo? 2) Pola pemasaran yang manakah yang menguntungkan bagi petani gula kelapa di Desa Semedo?
97
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran faktor–faktor yang mempengaruhipola konsumsi rumah tangga petani di Desa Semedo Kecamatan Pekuncen Kabupten Banyumas. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei yaitu pengumpulan informasi tentang sekelompok petani gula kelapa, melalui suatu cara yang sistematis seperti pengisian daftar pertanyaan dan wawancara (Suparmoko, 1999:35). Metode untuk menentukan sampel digunakan rumus sebagai berikut (Iqbal, 2002) : =
Keterangan : n =Jumlah Sampel N =Jumlah Populasi e =Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahanpengambilan sampel yang masih ditolerir atau diinginkan 1% - 10%.
1.
Dari rumus diatas maka jumlah sampel pada penelitian ini adalah : = = 84,47 dibulatkan jadi 85 sampel. ( , )
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pendapatan dari usahatani gula kelapa terhadap pendapatan rumah tangga petani gula kelapa digunakan rumus sebagai berikut (Widyaningsih, 2010:36) : YP Pmp = × 100% Yk
Keterangan : Pmp =sumbangan pendapatan usahatani gula kelapa terhadap pendapatan rumah tangga petani gula kelapa Yp = pendapatan petani dari usahatani gula kelapa Yk = pendapatan rumah tangga petani gula kelapa Kriteria pengujian : a. Hipotesis diterima apabila sumbangan pendapatan dari usahatani gula kelapa terhadap pendapatan keluarga ≥ 50 persen, maka dikatakan kontribusinya besar. b. Hipotesis ditolak apabila sumbangan pendapatan dari usahatani gula kelapa terhadap pendapatan keluarga < 50 persen, maka dikatakan kontribusinya kecil. 2.
Untuk mengetahui pola pemasaran yang paling menguntungkan bagi petani gula kelapa digunakan analisa margin pemasaran dan farmer share. Analisa margin pemasaran dapat digunakan untuk mengetahui distribusi margin pemasaran yang terdiri dari biaya dan keuntungan dari setiap aktivitas lembaga pemasaran yang berperan aktif, serta untuk mengetahui bagian harga (farmer share) yang diterima petani. Marjin pemasaran dapat dihitung dengan menggunakan formulasisebagai berikut(Mahaputra, 2007:531): MP = Pr-Pf Keterangan : MP = Margin pemasaran Pr = Harga tingkat pedagang Pf = Harga tingkat petani Farmer’s share adalah bagian harga yang diterima oleh petani dalam suatu sistem pemasaran. Analisis ini membandingkan harga yang diterima oleh petani (produsen) dengan harga di tingkat pengecer atau konsumen akhir. Besarnya persentase Farmer’s share berbanding terbalik dengan margin pemasaran. Semakin tinggi margin pemasaran maka persentase Farmer’s share-nya semakin rendah. Secara umum, analisis Farmer’s share diformulasikan sebagai berikut (Ernawati, 2006:37) :
98
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 Fs = x 100% Keterangan : Fs = Bagian harga yang diterima oleh petani (Farmer’s share) Pf = Harga ditingkat petani (produsen) Pr = Harga ditingkat pedagang luar kota atau konsumen akhir Kriteria pengujian : a. Jika Margin Pemasaran >Farmer’s share, maka dikatakan menguntungkan di sisi pedagang. b. Jika Farmer’s share> Margin Pemasaran, maka dikatakan menguntungkan di sisi petani. HASIL DAN PEMBAHASAN Besarnya kontribusi pendapatan yang diperoleh responden terhadap pendapatan keluarga dapat dilihat pada Tabel 1 : Tabel 1. Kontribusi Pendapatan Responden terhadap Pendapatan Rumah Tangga dalam Satu Bulan Pada Usahatani Gula Kelapa di Desa Semedo
No.
Rata-Rata Pendapatan (Rp)
Proporsi Sumbangan Pendapatan (%)
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
Keterangan
1
2.267.884
< 50
19
22,35
Kecil
2
1.259.321
≥ 50
66 85
77,64
Besar
Jumlah
100,00
Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki proporsi kontribusi kurang dari 50 persen berjumlah 19 orang atau 22,35 persen dengan rata-rata pendapatan Rp 2.267.884,00. Hal ini berarti kontribusi masyarakat di Desa Semedo sebagian besar berasal dari usahatani gula kelapa yang ditunjukan dengan angka lebih besar dari atau sama dengan 50 persen yang berjumlah 66 orang atau 77,64 persen dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp 1.259.321,00 artinya bahwa masyarakat di Desa Semedo sebagian besar menggantungkan pendapatan dari usahatani gula kelapa atau kontribusi dari usahatani di Desa Semedo bisa dikatakan besar. Kontribusi yang besar ini dapat menyumbang pada pendapatan keluarga usahatani gula kelapa, jika pendapatan besar maka dapat memenuhi kebutuhan keluarga sehingga angka kemiskinan berkurang dalam masyarakat dikarenakan mereka memiliki pendapatan untuk dikonsumsi. Hasil pendapatan yang dimiliki dari usahatani gula kelapa terbagi menjadi 2 jenis yaitu pendapatan dari gula kelapa yang berupa gula “batok” dan olahan gula kelapa yang berbentuk gula “semut”. Ternyata menurut hasil penelitian pendapatan dari hasil produksi gula “semut” memiliki nilai jual ekonomi yang lebih tinggi. Jika dilihat dari margin pemasaran, hubungan margin pemasaran memiliki keterkaitan dengan Farmer’s share, analisis ini dilakukan untuk membandingkan harga yang diterima oleh petani sebagai produsen dengan harga yang dibayar oleh konsumen akhir sehingga dapat diketahui mengenai posisi petani dalam hal pembagian keuntungan. Tabel 2. Kontribusi Margin Pemasaran dan Farmer’s Share dalam Satu Bulan Pada Usahatani Gula Kelapa di Desa Semedo Pola I (Rp/Kg)
Pola II (Rp/Kg)
Pola III (Rp/Kg)
Pola IV (Rp/Kg)
Farmer's Share
83.91%
90.90%
83.91%
89.41%
Margin Pemasaran
1.046.00
546.00
1046.00
646.00
Lembaga Pemasaran
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui, pola I menunjukan farmer’s share sebesar 83.91% dengan margin pemasaran sebesar Rp 1.046,00. Diikuti pola II dimana farmer’s share sebesar 90.90% dengan margin pemasaran sebesar Rp 546,00. Pola III farmer’s share sebesar 83.91% dengan margin pemasaran
99
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 sebesar Rp 1046,00. Pola IV farmer’s share sebesar 89.41% dengan margin pemasaran sebesar Rp 646,00. Semakin tinggi persentase farmer’s share dari tiap-tiap pola pemasaran yang ada, maka semakin rendah nilai margin pemasarannya, atau dapat diketahui bahwa persentase farmer’s share berbanding terbalik dengan nilai margin pemasarannya. Perbandingan antara farmer’s share dan margin pemasaran saluran yang menguntungkan petani dari pola I sampai IV terjadi pada pola II, diketahui bahwa farmer’s share yang paling besar dan margin pemasaran yang paling kecil. Hal ini disebabkan karena perbedaan harga yang diterapkan antara masingmasing pedagang perantara, pola II menunjukan harga yang cukup stabil dan menguntungkan petani gula kelapa. Penjualan yang dilakukan oleh petani gula kelapa melalui beberapa tahapan, namun sebagian besar petani menjual hasil usahanya ke ketengkulak, dari tengkulak ada yang didistribusikan ke pasar namun ada juga yang dijual ke pabrik-pabrik salah satunya sebagai bahan pembuatan kecap. KESIMPULAN 1. Kontribusi pendapatan dari usahatani gula kelapa terhadap pendapatan rumah tangga adalah besar karena kontribusinya lebih dari 50 persen. Rata-rata besarnya sumbangan pendapatan petani dari usahatani gula kelapa terhadap pendapatan rumah tangga adalah 77,64 persen. Pendapatan hasil usatani gula kelapa yang memiliki nilai jual yang tinggi adalah gula “semut” 2. Pola pemasaran yang memiliki rantai pemasaran paling pendek adalah pola IV yaitu : Petani Tengkulak Pedagang Luar Kota. Namun, berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini pola pemasaran yang memiliki margin pemasaran terkecil dan farmer’s share terbesar terdapat pada pola II yaitu : Petani Tengkulak Pengumpul Pedagang Luar Kota. Diketahui bahwa pola pemasaran tersebut memiliki margin pemasaran terkecildan persentase farmer’s share terbesar dibandingkan dengan pola pemasaran lainnya artinya semakin tinggi nilai persentase farmer’s share, maka suatu sistem pemasaran dianggap semakin menguntungkan petani. UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sukabumi Bp H. Darmo H. Suwiryo, S.E., M.Pd., M.M, Ketua Program Studi Perpajakan Ibu Hj. Eris Darsawati, S.E., M.Pd, LPPM dan seluruh dosen yang telah membantu dan memberikan kesempatan dalam mengikuti kegiatan Seminar Nasional. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Lincolin. (1999). Ekonomi Pembangunan, Edisi Keempat. Bagian penerbitan STIE YKP. Yogyakarta. Dwi Ernawati. (2006). Analisis Ekonomi Pemasaran Salak Pondok di Kecamatan Madukaraka Kabupaten Banjarnegara. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. I Ketut Mahaputra. (2007). Pola Pemasaran Ternak Sapi Bali Di Kawasan Primatani LKDRIK Kabupaten Buleleng, Seminar Nasional. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali. Bali. Diakses pada 17 Januari 2011. Maria Widyarini. (2007). Petani Indonesia di Negara Agraris, Jurnal Administrasi bisnis, Vol.3, No.1. M. Hasan Iqbal. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Sukirno, Sadono. (2002). Pengantar Teori Makro Ekonomi. Bina Grafika. Jakarta. Suparmoko, M., (1999). Metode Penelitian Praktis. BPFE. Yogyakarta. Swastha, B, dan Irawan. (1981). Manajemen Pemasaran Modern. BPLM AMP-YKPN. Yogyakarta. Widyanningsih, Dian. (2010). Analisis Pendapatan Dan Pola Konsumsi Keluarga Petani Padi Di Desa Bojongsari Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
100