Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8
KEGIATAN PEMANFAATAN SDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI KARANGSOKA KECAMATAN KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN METODE PROBLEM SOLVING NATURAL RESOURCES ACTIVITIES TO IMPROVE THE USE OF LEARNING IPS (SOCIAL SCIENCES) CLASS IV ELEMENTARY SCHOOL DISTRICT STATE KARANGSOKA BANYUMAS DISTRICT WITH PROBLEM SOLVING Dhi Bramasta1, Enuh Zainuddin2 1,2
Program Studi Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Jl. Raya Dukuhwaluh , PO BOX 202 Purwokerto 53182 Telp. (0281) 636751 ext 130 email:
[email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam kegiatan pemanfaatan SDA pembelajaran IPS kelas IV SDN Karangsoka Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas melalui penerapan Problem Solving; (2) Mendapatkan bukti-bukti bahwa penerapan Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan pemanfaatan SDA pembelajaran IPS kelas IV SDN Karangsoka Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif menggunakan metode problem solving. Penelitian dilakukan dalam dua siklus, satu siklus dilakukan dua kali tindakan kelas. Subyek penelitian adalah kelas IV sebanyak 29 siswa terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan, dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 antara bulan april sampai agustus 2015. Teknik pengumpulan dengan lembar observasi dan lembar tes selama tindakan serta dokumentasi kegiatan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode problem solving terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Karangsoka Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas. Hal ini terlihat pada hasil observasi aktifitas guru pada siklus I dengan persentase 51,18 % dengan kriteria cukup baik, dan meningkat pada siklus II dengan persentase 62,9 % dengan persentase baik. Sedangkan hasil tes peserta didik naik dari siklus I dengan persentase 79,31% dan naik menjadi 86,20% pada siklus II. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran IPS pada materi pemanfaatan SDA menggunakan pendekatan problem solving mengalami peningkatan yang signifikan, ditunjukkan dengan kenaikkan aktifitas guru dan kenaikkan hasil tes siswa pada setiap siklusnya. Kata Kunci : Hasil Belajar IPS, Problem Solving ABSTRACT The purpose of this study were (1) To determine student learning outcomes in the utilization of natural resources Elementary School fourth grade social studies (IPS) lesson Karangsoka Banyumas District of twins through the application of Problem Solving ; (2) Obtaining evidence that the application of problem solving can improve student learning outcomes in the utilization of natural resources Elementary School fourth grade social studies (IPS) lesson Karangsoka Kembaran District of Banyumas . This research is a classroom action research conducted collaboratively using methods of problem solving. The study was conducted in two cycles, one cycle is done twice a class act. Subjects were grade IV as many as 29 students consisting of 12 male students and 17 female students, held in the second semester of 2014/2015 academic year between the months of April to August 2015. The technique of collecting the
28
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 observation sheet and test sheet for action as well as documentation of the learning activities. By applying the research results of problem solving methods proven to improve student learning outcomes in grade IV SDN Karangsoka Kembaran District of Banyumas. This is seen in the observation of the activities of teachers in the first cycle with a percentage of 51.18% with a pretty good criteria, and increased in the second cycle with a percentage of 62.9% with a good percentage. While the test results of students climbed from the first cycle with the percentage of 79.31% and rose to 86.20% in the second cycle. It can be concluded that the IPS learning activities in the material utilization of natural resources use problem solving approach has increased significantly, as shown by the increase in the activities of teachers and increase the test results of students in each cycle. Keywords : Learning Outcomes Social Sciences IPS, Problem Solving PENDAHULUAN Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan dapat terlihat dari kualitas pembelajaran yang dihasilkan. Kualitas pembelajaran merupakan interaksi dari berbagai komponenkomponen yang terkait dalam pembelajaran sehingga terlaksana suatu kegiatan pembelajaran yang efektif. Kegiatan pembelajaran akan dapat berjalan secara optimal apabila semua komponen dalam indikator kualitas pembelajaran berjalan dengan baik, termasuk didalamnya keterampilan guru dan aktifitas guru. Pada pelaksanaan pembelajaran semua yang berkaitan dengan pendidikan yaitu guru, siswa, pemerintah, harus sesuai dengan kurikulum pendidikan nasional. Menurut undang-undang No.19 Th 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional yang mengamanahkan proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif (Permendiknas, 2005). Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa standar kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji manusia dalam hubungannya dengan lingkungan sosial dan fisiknya. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat keseluruhan yang pada pokoknya persoalan manusia dalam lingkungan fisik maupun dalam lingkungan sosialnya, dan bahan yang diambil dari berbagai ilmu-ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik dan psikologi sosial. Melalui mata pelajaran IPS, para siswa nantinya mampu menghadapi dan menangani masalah kompleksitas kehidupan yang ada dimasyarakat yang berkembang tidak terduga. ( Rosdijati, 2012 : 58). Hardini & Puspitasari (2012 : 173) merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu : 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan, 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global. Yang dimaksud kemampuan adalah mempunyai ketrampilan-ketrampilan yang harus dikembangkan juga meliputi ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkan untuk memperoleh pengetahuan dan nilai serta sikap. Materi IPS pada hakikatnya adalah menelaah interaksi antara individu dan masyarakat serta lingkungan (fisik, sosial-budaya). Pembelajaran IPS mencakup keseluruhan kehidupan interpersonal peserta didik, yang meliputi pengajaran sosial yang dialami peserta didik di rumah, di sekolah dan di berbagai lingkungan tempat peserta didik bergaul. Banyak dijumpai pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas IV belum optimal yang ditunjukkan dengan hasil perolehan nilai mata pelajaran IPS cenderung rendah (di bawah standar KKM) yang ditetapkan. Hal tersebut dapat terjadi karena masih kurangnya pengembangan kemampuan berfikir siswa terhadap materi pembelajaran yang telah diterima. Sehingga materi yang telah diterima dalam pembelajaran tidak ada perkembangan sama sekali.
29
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 Untuk mengoptimalkan hasil belajar IPS dan melibatkan siswa agar aktif dalam pembelajaran maka perlu diterapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kelas. Salah satu metode dalam pembelajaran adalah metode Problem Solving. Dengan memberikan sebuah permasalahan kepada siswa maka akan mendorong siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran, karena siswa dituntut untuk memecahkan permasalahan yang telah diberikan oleh guru.
TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan uraian tersebut, tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam kegiatan pemanfaatan SDA pembelajaran IPS kelas IV SDN Karangsoka Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas melalui penerapan Problem Solving. 2. Mendapatkan bukti-bukti bahwa penerapan Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan pemanfaatan SDA pembelajaran IPS kelas IV SDN Karangsoka Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas. METODE PENELITIAN Alternatif solusi untuk meningkatkan hasil belajar IPS kelas IV sekolah dasar dalam kegiatan pemanfaatan SDA dengan metode problem solving, dilaksanakan dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif. Desain penelitian tindakan kelas menggunakan alur siklus penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart. Ada beberapa tahapan dalam penelitian ini (Wiriaatmadja, 2005 : 66) yaitu : (1) Perencanaan (Plan); (2) tindakan (Act); (3) Pengamatan (Observe); (4) Refleksi (Reflect). Dilakukan dengan dua siklus, seperti terlihat pada gambar 1 sebagai berikut :
Gambar 1. Alur Kegiatan Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar dengan jumlah 29 siswa. Obyek penelitiannya adalah penerapan metode problem solving. Pengumpulan dengan lembar observasi dan lembar tes selama tindakan serta dokumentasi kegiatan pembelajaran. Selanjutnya analisis data dengan reduksi data, pemaparan data dan pengambilan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Perencanaan Siklus I Perencanaan tindakan siklus I sebagai berikut : 1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk dua kali pertemuan. 2. Membuat alat peraga atau media pembelajaran 3. Membuat lembar kerja kelompok yaitu untuk pertemuan 1 dan pertemuan 2. 4. Membuat kisi-kisi soal evaluasi akhir siklus. 5. Membuat soal evaluasi akhir siklus. 6. Membuat lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. 7. Membuat kisi-kisi angket dan angket hasil belajar 8. Membuat kunci jawaban untuk tes tertulis dan tes evaluasi akhir siklus.
30
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 B. Hasil Tindakan Siklus I Pelaksanaan siklus I yaitu terdiri dari dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama pada tanggal 21 April 2015 pada jam pelajaran pertama yaitu pukul 07.15 – 08.25. 1. Kegiatan pendahuluan a. Peserta didik memulai kegiatan pembelajaran dengan berdoa, yang dipimpin oleh salah satu temannya dengan bimbingan guru b. Peserta didik menyampaikan salam dan guru menjawab salam dari peserta didik c. Guru mengecek kehadiran peserta didik d. Guru membangkitkan motivasi belajar peserta didik dengan mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan apersepsi 2. Kegiatan Inti a. Menyampaikan Masalah : Guru menanyakan kepada peserta didik tentang kegiatan konsumsi b. Mengumpulkan Data : Peserta didik menuliskan kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh pribadi c. Menentukan Jawaban : Peserta didik menuliskan jawaban tentang kegiatan konsumsi pribadi d. Menguji Kebenaran/Menyampaikan Jawaban : Perwakilan peserta didik menyampaikan jawaban di depan kelas dan menuliskan jawabannya di papan tulis tentang kegiatan konsumsi dan peserta didik mencocokan hasil jawaban e. Menarik Kesimpulan : Bersama dengan guru peserta didik dibimbing membuat kesimpulan hasil pembelajaran yang telah dilakukan selama kegiatan pembelajaran 3. Kegiatan Penutup a. Peserta didik mencatat hasil pembelajaran/kesimpulan yang dilakukan tentang kegiatan konsumsi b. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan guru c. Peserta didik mencatar PR yang diberikan guru d. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama dan diakhiri dengan salam C. Hasil Observasi Siklus 1 1. Hasil Observasi Aktifitas Siswa Berdasarkan observasi aktifitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus I yang terdiri dari dua kali pertemuan diperoleh jumlah 51,18 dengan kriteria aktifitas siswa cukup baik. Selama proses pembelajaran berlangsung dalam siklus I yang terdiri dari dua pertemuan indikator atau aspek yang dinilai yaitu meliputi : a. Siswa siap untuk mengikuti pembelajaran, presentase dari aktifitas siswa selama siklus I yaitu 100%. b. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru dan duduk tenang dengan persentase 72,22% ini menunjukan sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan dari guru, beberapa siswa tidak memperhatikan penjelasan dari guru. c. Siswa siap duduk pada kelompok masing-masing, dengan persentase 62,96% banyak siswa yang belum siap duduk sesuai dengan kelompok, hal tersebut dikarenakan siswa belum terbiasa melaksanakan pembelajaran secara berkelompok. d. Siswa siap pada alat peraga dan sarana lain yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran, dengan persentase 61,11% ini menunjukan siswa telah siap dengan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran. e. Siswa yang aktif bertanya, persentasenya yaitu 35,18%, selama pembelajaran berlangsung dalam pertemuan 1 dan pertemuan 2 siswa belum berani untuk bertanya pada guru, hanya sebagian kecil siswa yang memliliki keberanian untuk bertanya, f. Siswa menjawab pertanyaan dari guru (termasuk angkat tangan) persentasenya adalah 59,25%, hanya sebagian siswa yang berani untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, sebagian siswa hanya diam dan tidak berani untuk berpendapat.
31
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 g. Siswa aktif dalam melaksanakan tugas kelompok, persentasenya adalah 55,55% dalam kerja kelompok sebagian siswa belum dapat bekerjasama dengan baik, karena siswa belum terbiasa untuk belajar berkelompok. h. siswa ikut aktif dalam berdiskusi kelompok, dalam pelaksanaan diskusi kelompok hanya 57,40% siswa yang aktif dalam diskusi kelompok, sebagian siswa ada yang bermain sendiri dan ada juga yang cenderung diam, i. Siswa menanyakan setiap materi yang belum paham, dalam pembelajaran siklus I siswa tidak berani bertanya dari materi yang belum jelas, persentasenya hanya 48,18% siswa yang berani bertanya pada guru, hanya sebagain kecil saja, siswa masih cenderung pasif tidak mau bertanya jika terdapat kesulitan, j. Siswa memanfaatkan alat peraga dalam mengerjakan soal, persentasenya adalah 61,14% siswa sudah memnfaatkan alat peraga dalam menyelesaikan soal-soal, sebagian siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang menggnakanan alat peraga secara langsung. k. Siswa dapat bekerjasama dengan baik dan berhubungan dengan teman satu sama lain, persentasenya 61,11%. Hanya sebagian siswa yang bekerja sama dengan teman satu kelompoknya, sebagian siswa masih belajar secara individu. l. Berperilaku menyimpang (bermain sendiri, tidur dalam kelas, makan, bermain, berbicara yang bukan pelajaran) persentasenya adalah 22,21%, selama siklus I berlangsung dalam proses pembelajaran ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan dari guru dan tidak mengikuti kegiatan diskusi kelompok, diantaranya siswa bermain sendiri dan berbicara yang bukan pelajaran. m. Siswa dapat menyelesaikan tugas dari guru tepat waktu dengan perentase 49,99%, sebagian siswa membutuhkan waktu yang lebih untuk mengerjakan soal-soal dari guru. Soal tertulis pada siklus I yang dilaksanakan selama proses pembelajaran selama dua pertemuan, sedangkan tes evaluasi akhir siklus, dengan rata-rata 76,54 siswa yang tuntas sebanyak 23 anak (79,31%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 6 anak (20,68%) dan nilai tertinggi adalah 100 dan terendah adalah 50. 2. Refleksi Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama siklus I, perlu dilakukan adanya refleksi untuk perbaikan dan mengoptimalkan proses pembelajaran dimana akan dijadikan sebagai rencana tindakan untuk perbaikan pada siklus II yang akan dilaksanakan berikutnya. Kekurangan-kekurangan selama proses pembelajaran siklus I akan diperbaikai pada siklus II dengan tetap menggunakan metode demonstrasi dan alat peraga. Hasil refleksi dalam penelitian tindakan kelas siklus I dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki yang menjadi rencana tindakan pada siklus II antara lain disajikan dalam tabel berikut ini : Dalam melaksanakan pembelajaran guru kurang mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa, siswa masih cenderung malu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru, siswa merasa takut salah dengan jawaban dirinya sendiri, Guru tidak membahas satu persatu dari soal-soal yang telah dikerjakan oleh siswa. D. Deskripsi Siklus 2 1. Hasil Perencanaan Siklus II Perencanaan tindakan siklus II sebagai berikut : a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk dua kali pertemuan. b. Membuat alat peraga atau media pembelajaran c. Membuat lembar kerja kelompok yaitu untuk pertemuan 1 dan pertemuan 2. d. Membuat kisi-kisi soal evaluasi akhir siklus. e. Membuat soal evaluasi akhir siklus. f. Membuat lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. g. Membuat kisi-kisi angket dan angket hasil belajar h. Membuat kunci jawaban untuk tes kuis tertulis dan tes evaluasi akhir siklus. 2. Hasil Tindakan Siklus II Pelaksanaan siklus II terdiri dua kali pertemuan, pertemuan pertama pada tanggal 28 April 2015 pada jam pelajaraan pertama yaitu pukul 07.15 – 08.25.
32
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 1) Kegiatan pendahuluan a) Peserta didik memulai kegiatan pembelajaran dengan berdoa, yang dipimpin oleh salah satu temannya dengan bimbingan guru b) Peserta didik menyampaikan salam dan guru menjawab salam dari peserta didik c) Kehadiran peserta didik dicek oleh guru d) Guru membangkitkan motivasi belajar peserta didik dengan mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan apersepsi 2) Kegiatan Inti a) Menyampaikan Masalah b) Guru menanyakan kepada peserta didik tentang kegiatan konsumsi c) Mengumpulkan Data d) Peserta didik menuliskan kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh pribadi e) Menentukan Jawaban f) Peserta didik menuliskan jawaban tentang kegiatan konsumsi pribadi g) Menguji Kebenaran/Menyampaikan Jawaban h) Perwakilan peserta didik menyampaikan jawaban di depan kelas dan menuliskan jawabannya di papan tulis tentang kegiatan konsumsi dan peserta didik mencocokan hasil jawaban i) Menarik Kesimpulan j) Bersama dengan guru peserta didik dibimbing membuat kesimpulan hasil pembelajaran yang telah dilakukan selama kegiatan pembelajaran 3) Kegiatan Penutup a) Peserta didik mencatat hasil pembelajaran/kesimpulan yang dilakukan tentang kegiatan konsumsi b) Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan guru c) Peserta didik mencatar PR yang diberikan guru d) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama dan diakhiri dengan salam 3. Hasil Observasi Aktifitas Siswa Berdasarkan observasi aktifitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus II yang terdiri dari dua kali pertemuan diperoleh jumlah 62,9 % dengan kriteria aktifitas siswa baik. Selama proses pembelajaran berlangsung dalam siklus II yang terdiri dari dua pertemuan indikator atau aspek yang dinilai yaitu meliputi : a. Siswa siap untuk mengikuti pembelajaran IPS dalam kegiatan pemanfaatan SDA, persentase dari aktifitas siswa selama siklus II yaitu 100% dalam pembelajaran IPS dalam kegiatan pemanfaatan SDA seluruh siswa telah siap mengikuti kegiatan pembelajaran. b. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru dan duduk dengan tenang dengan persentase 83,88% ini menunjukan siswa berantusias untuk mengikuti pembelajaran, c. Siswa siap duduk pada kelompok masing-masing, dengan persentase 79,33% siswa telah siap duduk pada kelompok masing-masing. d. Siswa siap pada alat peraga dan sarana lain yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran, dengan persentase 75,55% ini menunjukan siswa telah siap dengan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu guru membagikan alat peraga berupa media gambar tiap kelompok satu set alat peraga. e. Siswa yang aktif bertanya, persentasenya yaitu 69,55%, selama pembelajaran berlangsung dalam pertemuan 1 dan pertemuan 2 siswa sudah mulai berani untuk bertanya kepada guru, hal tersebut menunjukan peningkatan sikap keberanian siswa, f. Siswa menjawab pertanyaan dari guru (termasuk angkat tangan) persentasenya adalah 71,77%, siswa sebagian besar mulai berani untuk berpendapat dengan menjawab pertanyaan dari guru. g. Siswa aktif dalam melaksanakan tugas kelompok, persentasenya adalah 82,11% dalam kerja kelompok sebagian besar siswa sudah memiliki tanggung jawab untuk bersama-sama mengerjakan tugas dari guru secara berkelompok. h. Siswa ikut aktif dalam berdiskusi kelompok, dalam pelaksanaan diskusi kelompok hanya 78,33% siswa yang aktif dalam diskusi kelompok, sebagian besar siswa mengerjakan soal-soal dengan
33
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 berdiskusi secara bersama-sama dengan teman satu kelompok untuk mendapatkan jawaban yang benar, i. Siswa menanyakan setiap materi yang belum paham, dalam pembelajaran siklus II siswa berani untuk bertanya kepada guru mengenai hal-hal yang belum dimengerti, persentasenya adalah 67,23%, j. Siswa memanfaatkan alat peraga dalam mengerjakan soal, persentasenya adalah 76,55% siswa sudah memnfaatkan alat peraga dalam menyelesaikan soal-soal, sebagian siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang menggnakanan alat peraga secara langsung. k. Siswa dapat bekerjasama dengan baik dan berhubungan dengan teman satu sama lain, persentasenya 70%. Sebagian besar siswa sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran secara berkelompok sehingga melatih siswa untuk bisa bekerjasama satu sama lain, l. Berperilaku menyimpang (bermain sendiri, tidur dalam kelas, makan, bermain, berbicara yang bukan pelajaran) persentasenya adalah 22,89% selama siklus II berlangsung dalam proses pembelajaran ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan dari guru dan tidak mengikuti kegiatan diskusi kelompok, diantaranya siswa bermain sendiri dan berbicara yang bukan pelajaran. m. Siswa dapat menyelesaikan tugas dari guru tepat waktu dengan persentase 69,77%, sebagian besar siswa mengejakan soal-soal latihan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh guru. Tes tertulis pada siklus II yang dilaksanakan selama proses pembelajaran selama dua pertemuan, sedangkan tes evaluasi akhir siklus II , dengan rata-rata 78,52, siswa yang tuntas sebanyak 25 anak (93,10%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 4 anak (13,79%) dan nilai tertinggi adalah 100 dan terendah adalah 40. 2. Refleksi Tahap terakhir dalam Penelitian Tindakan Kelas selama pembelajaran IPS dalam kegiatan pemanfaatan SDA siklus II adalah tehap refleksi. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama siklus II, maka perlu dilakukan adanya refleksi untuk perbaikan dan mengoptimalkan proses pembelajaran dimana akan dijadikan sebagai acuan untuk menentukan penelitian sampai siklus II atau akan dilanjutkan ke siklus berikutnya, dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dari data hasil selama siklus II masih terdapat beberapa kekurangan, diantaranya dirinci dalam tabel di bawah ini yaitu : guru harus bisa membagi tugas tiap anggota kelompok, sehingga semua anggota kelompok bekerja sama dengan baik, selain itu juga untuk menghindari siswa bermain sendiri dalam pembelajaran.
KESIMPULAN Metode problem solving terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Karangsoka Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas. Hal ini terlihat pada hasil observasi aktifitas guru pada siklus I dengan persentase 51,18 % dengan kriteria cukup baik, dan meningkat pada siklus II dengan persentase 62,9 % dengan persentase baik. Sedangkan hasil tes peserta didik naik dari siklus I dengan persentase 79,31% dan naik menjadi 86,20% pada siklus II. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran IPS pada materi pemanfaatan SDA menggunakan pendekatan problem solving mengalami peningkatan yang signifikan, ditunjukkan dengan kenaikkan aktifitas guru dan kenaikkan hasil tes siswa pada setiap siklusnya. Penerapan metode problem solving dalam pelajaran IPS kegiatan pemanfaatan SDA kelas IV SD adalah alternatif untuk mengembangkan keterampilan guru dan mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam memahami materi pelajaran IPS. DAFTAR PUSTAKA Hardini, I., & Puspitasari.D., ( 2012). Strategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta : Familia. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006. Tentang Standar Isi Untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Mendiknas. Rosdijati, N., (2012). Panduan Pakem IPS SD, Jakarta : Erlangga
34