Media Komunikasi Paroki St. Stefanus, Cilandak - Jakarta Selatan
137 Th.XIV
#
Januari 2016
SEMANGAT & HARAPAN BARU Perayaan 49 Memandang 59 Jadwal 41 Membangun Wajah Kerahiman Pekan Suci & Peradaban Cinta Kasih
Allah
Paskah 2016
APEL KEBHINEKAAN (KOLASE) Foto by Stevanus - Belum ditemukan di Folder
Daftar Isi
35.
Seputar Paroki – PDKK Natal Bersama PDKK – Malam
36.
Natal Bersama PDKK – Pagi
37. 40.
POJOK KOMSOS, Sikap yang layak pada saat Misa SUASANA MALAM NATAL 1
45.
Opini; Apa Harapan anda di tahun 2016 ini?
46.
TUNAS STEFANUS; Matthew dan Angel
2.
Apel Kebhinekaan
4.
Kerling
5.
Seputar Paroki - Wilayah 4 Kunjungan dan Aksi Sosial Natal Lingkungan St. Antonius Ke Kapel Keluarga Nazaret Kp. Pulo - Pdk. Labu Wilayah VII
8.
Kegiatan Natal Lingkungan St. Antonius
47.
Cerpen; Lili Putih yang Pudar
9.
Seputar Paroki - Wilayah 9 Perayaan Natal & Tahun Baru Wilayah IX St. Benedictus
54.
Halangan dan Larangan Nika dalam Perkawinan Katolik
12.
Kegiatan Lingkungan Keuarga Kudus
60.
Santo-Santa; Timotius & Titus
13.
Kunjungan Pastoral ke Lingkungan St. Bonaventura
62.
DANA PAROKI & Ongkos Cetak Media PASS
15.
Koor Wilayah IX St. Benedictus
63.
Mewarnai; Santa Claus
16.
Seputar Paroki - Wilayah 2 Kegiatan Lingkungan Sta. Bernadette
17.
Natal Lingkungan Sta. Maria Fatima
18.
Seputar Paroki – Wilayah 7 Natal Lingkungan Sta. Helena
19. 20
Seputar Paroki – Wilayah 11 Natal Bersama Para Oma di Panti Wredha Santana Pertemuan Adven ke-4 bersama Rm. Alex Dirja SJ
21.
Seputar Paroki – Wilayah 1 Kegiatan Natal Wilayah
22. 25.
Seputar Paroki – LANSIA Berbagi Bersama Opa & Oma Panti Wredha St. Melania Seputar Paroki – POLIKLINIK Natal bersama Poliklinik St. Stefanus
26.
Seputar Paroki – MEDITASI KRISTIANI Hening untuk menanggapi Cinta Tuhan
29.
MISA MALAM NATAL 2
30.
PESTA NAMA ST. STEFANUS
32.
GOA NATAL 2015
24.
MISA MALAM NATAL 1
15
.
Kegiatan Lingkungan Keluarga Kudus wilayah IX St. Benedictus
15
.
Kegiatan Komunitas Lansia St. Stefanus
4. KERLING
Semangat dan Harapan Baru Salam damai Kristus bagi kita semua, Tahun 2015 sudah kita lewati dan saat ini kita sudah memasuki tahun 2016. Tentunya dengan memasuki tahun baru ini, sudah layak dan sepantasnya kita menatap hari-hari ini dan ke depan dengan semangat dan harapan baru. Dengan semangat dan harapan baru, bukan berarti yang lama ditinggalkan begitu saja. Kita harus belajar dari pengalaman lama di tahun 2015 dan menjadikan modal yang sangat penting bagi kita untuk memperbaiki kesalahan, bangkit dari kejatuhan dan meningkatkan kemampuan atau kualitas yang kita miliki.
Pimpinan A. Setyo Listiantyo (Tyo) Creative Design
Agung E. W, Triasputro (Put), Benny Arvian Redaksi Paulus Sihombing (PAS), Adiya W. S (Dya), Kornelius Jemada (KJ), Felicia N (FN), Donald Saluling (DS), Veronica Putri Larosa (VPL), Prima Pasaribu (Pr), Saverinus Januar, Ignatia Astrid D. F (As), Stevanus Putro (SS), Maria Love (Mary) Facebook
[email protected] Artikel atau peliputan
[email protected], +6281328130513 Iklan & Donasi Dian Wiardi (+818-183419) No rekening Komsos BCA dengan no 731.0278879 an.
Mirjam Anindya Wiardi atau R. Prakoso
Penerbitan Majalah MediaPASS dibawah perlindungan Dewan Paroki St. Stefanus Cilandak melalui Seksi Komunikasi Sosial Ketua Dewan Paroki Antonius Sumardi, SCJ Penasehat KOMSOS Dauddy Bahar Ketua Seksi KOMSOS Agustinus Sonny Prakoso Sekretaris Alberta S. Listiantrianti Bendahara Dian Wiardi (DW) Koord. Unit Kerja A. Setyo Listiantyo Koord. Unit Media Dian Wiardi Koord. Unit Teknologi Informasi (IT) Sukiahwati Hartanto Web Page www. st-stefanus.or.id Email
[email protected] twitter @ParokiStefanus Redaktur Sukiahwati Hartanto Programmer Yorren Handoko Administrator Patricia Utaminingtyas Warta Paroki Dian Wiardi, Yohanes Ledo Radio/Video/TV/Facebook Triasputro, Benny Arvian Mading/Akrilik Kornelius Jemada Twiter
Susan J, Irene.
Majalah MediaPass juga menghadirkan diri tengah kita semua dengan semangat dan harapan yang baru di tahun 2016 ini. Kami ingin tetap memberikan pelayanan yang terbaik bagi seluruh umat dan Gereja melalui pewartaan dan komunikasi, yang memang menjadi tugas dan tanggung jawab kami. Pada edisi awal tahun ini, kami menampilkan hal yang sedikit berbeda dengan edisi biasanya. Edisi kali ini kami lebih banyak menyajikan berita tentang kegiatan atau pesta perayaan Natal dan Tahun Baru yang diselenggarakan oleh Lingkungan, Wilayah, Komunitas, dan Paguyuban yang ada di Paroki St. Stefanus. Semoga seluruh rangkaian seputar kegiatan ini pun mampu menginspirasi kita untuk membangun semangat dan harapan baru bagi kita semua dan Paroki kita yang tercinta. Kami mengajak umat sekalian untuk tetap memberikan semangat dan harapan baru untuk Gereja, Negara dan Masyarakat, sebagaimana St. Paulus menyerukan hal ini kepada umat di Roma 12:12, “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!” Semoga Tuhan memberkati kita semua.
5. SEPUTAR PAROKI
Kegiatan Lingkungan St. Antonius Penulis & Foto
Sigit Budiarto
Kunjungan dan Aksi Sosial Natal Lingkungan St. Antonius Ke Kapel Keluarga Nazaret Kp. Pulo - Pdk. Labu Wilayah VII
K
egelisahan untuk memperindah dan membuat nyaman suasana di Kapel Nazaret yang dirasakan warga Kp. Pulo di Wil.7 bergayung sambut dengan sasaran aksi sosial Natal warga Ling. St. Antonius. Betapa tidak, diawali dari sebuah bincang ringan hal kegelisahan akan kondisi ka-pel Nazareth yang memerlukan beberapa perbaikan dan perhatian antara Bpk. Pius, selaku Korwil 7 dengan Bpk. Sonny Prakosa, sebagai salah seorang penasihat Lingkungan St. Antonius, Wil.4, St. Theresia Avila. Kegelisahan yang sempat diungkap agar dapat ditata segera meliputi tata suara (sound system), tata udara (kipas angin) dan perapihan
WILAYAH
4
eksterior dinding dan teras Kapel. Syukur pada Allah pihak paroki St. Stefanus telah turut ambil bagian membantu memaksimalkan tata suara (sound system) di kapel Keluarga Nazareth. Tidak membutuhkan waktu yang lama, kegelisahan hasil bincang tersebut, sampai pada rapat akhir pengurus Ling. St. Antonius, di medio November 2015, khususnya dalam konteks berbagi yang mewujud dalam “Aksi Sosial Nyata Natal 2015”. Kata sepakat pun
6
diwujudnyatakan pengurus dengan menyebar info via WhatsApp group dan surat himbauan kepada warga. Informasi di antara warga Antonius semakin intens dalam dua pertemuan terakhir KKS Adven yang tergabung dalam KKS Wilayah 4, St. Theresia Avila. Minggu pagi, tanggal 20 Desember 2015, sekitar pk. 10.00 WIB, kami bertujuh, yaitu Ibu Vonny (Penasihat), Ibu Maria (Sie Liturgi), Ibu Josephine & Liliana (Bendahara), Ibu Lia (Sekretaris), dan pak Sigit sebagai Ketuling serta Ibu Maudy (perwakilan warga Ling. Antonius) berangkat menuju Kapel Keluarga Nazareth. Setiba di lokasi, kami disambut hangat oleh bapak Pius, diajak masuk dan dijamu di rumah Beliau. Sejenak berkenalan dengan istri pak Pius yang ramah, dengan ringan tangan menyajikan makanan khas NTT, berupa “jagung titi” bercampur kacang tanah dan buahbuahan segar serta tak ketinggalan teh hangat manis melepas dahaga kami.
Beberapa saat berselang pak Domi, selaku Sekretaris Wilayah 7 pun datang menyemarakan suasana yang riang berbalut cinta dan canda. Cerita kenangan pun mengalir ringan dari kisah kasih berkeluarga hingga sejarah warga NTT di sekitar Kp. Pulo. Bincangbincang pun sampai pada serbaserbi Kapel Nazareth. Mulanya kapel Nazareth merupakan sebuah ruang serba guna, namun pada “masa krisis ekonomi tahun 1998” difungsikan menjadi sebuah kapel bernama Kapel Keluarga Nazareth yang diberkati oleh Rm. Y. Marwoto, SCJ pada Jumat Pertama, 3 Juli 1998. Kendati hingga kini Kapel Nazareth belum resmi menjadi bagian dari Gereja di KAJ tetapi telah memberikan banyak manfaat sebagai tempat beribadat dan berkegiatan bagi warga lingkungan di Wilayah 7. Bahkan di Kapel Keluarga Nazareth pun telah ditetapkan Jadwal Misa/Ekaristi Kudus pada setiap hari Sabtu, pk. 17.30 WIB yang artinya terbuka bagi seluruh umat Paroki St. Stefanus.
7
Setelah beramah tamah, kami mewakili warga Ling. St. Antonius menyerahkan secara simbolik kepada Bapak Pius bantuan berupa 5 buah kipas angin dinding dan sebuah kipas angin portable serta amplop kasih senilai Rp.5.846.000,00 dengan harapan dapat digunakan untuk dapat melengkapi keperluan perbaikan Kapel Keluarga Nazareth. Kenyamanan ruangan dan suasana segar di Kapel Keluarga Nazareth dalam Misa Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 yang siap dijelang tentunya sangat diharapkan oleh seluruh umat Kp. Pulo Wil.7 khususnya, dan umat paroki St. Stefanus pada umumnya. Sebelum berpisah dan pamit pulang, kami menyempatkan diri meninjau
dan masuk ke Kapel Keluarga Nazareth untuk merasakan suasana dan pesona kesederhanaan yang ada. Setelah mengabadikan diri berfoto ria bersama, kami pun mohon diri sekitar pk. 12.00 WIB. diiringi senyum khas Bpk. Pius dan Bpk. Domi serta keluaga yang mewakili warga Kampung Pulo – Pondok Labu, Wilayah 7. Teriring kunjungan ini, tidak lupa kami atas nama warga Antonius mengucapkan “Selamat Natal 2015 dan Tahun Baru 2016” untuk segenap pengurus dan seluruh warga Lingkungan yang tergabung di wilayah 7. Lingkungan Sta. Helena, Romo Sanjoyo, St. Simeon; Lingkungan Sugiyopranoto dan St. Theodorus.*** Emanuel …’Tuhan Beserta Kita’ Damai di Hati dan di Bumi.
8. SEPUTAR PAROKI
Kegiatan Natal Lingkungan St. Antonius Penulis & Foto
Sonny Prakoso
Perayaan Natal Lingkungan Antonius, Wilayah IV diadakan pada hari Jumat, 22 Januari 2016, di kediaman Bpk. Agus Reksaodewanto dan Ibu Tati, dengan Tema “Sukacita Natal Bersama Keluarga” Perayaan Natal & Tahun Baru Lingkungan Antonius dimulai pukul 08.00 WIB dengan berbagi ke para pemulung dan tukang sampah. Dimana membagi 20 box makanan kepada para pemulung dan tukang sampah disekitar jalan Radio Dalam, Pondok Indah, Jakarta Selatan, pembagian box makanan tersebut diwakilkan oleh Bapak Wisman. Kemudian pada Pk. 19 30. dilanjutkan dengan Kumpul Bersama yang dihadiri oleh Bpk /Ibu, OMK dan anak-anak se-Lingkungan. Bahkan dihadiri pula para tamu undangan Ibu Theresia Lina - Koordinator Wilayah 4 dan Ibu. Poernama dan Bpk. Ketua Lingkungan Faustina dan beberapa warga lingkungan Clementus, lingkungan Dionisius,
Para tamu yang hadir lebih dari 55 orang. Acara dibuka oleh Bapak Sigit (Ketua Lingkungan Antonius) doa pembukaan oleh Ibu Maria (sie liturgi) dan dilanjutkan dengan nyanyi nyanyian, dialog yang lucu-lucu. Gitar tunggal oleh Owen (salah satu
cucu warga).
Suasana suka cita dan cinta serta damai senantiasa tercipta. Acara dilanjutkan dengan makan malam bersama dimana makanan disediakan dan disumbang oleh masing-masing Ibu se-Lingkungan. Acara selesai Pk. 22.00 dan diberikan hadiah-hadiah kepada anakanak remaja dan para senior senior.***
9. SEPUTAR PAROKI PERSIAPAN
Wilayah IX Santo Benedictus yang terdiri dari lingkungan Keluarga Kudus, lingkungan St. Bonaventura dan lingkungan St. Bonifacius mengadakan Perayaan Natal Bersama 2015 dan Tahun Baru 2016 pada hari Sabtu, tanggal 9 Januari 2016 di BE-QYU Resto & Café, jalan Karang Tengah Raya, Lebak Bulus. Lokasi ini relatip dekat dengan tempat tinggal semua warga Wilayah IX, sehingga sebagian umat memilih datang dengan berjalan kaki. Panitia juga mengundang anak-anak, perawat-perawat dan sustersuster dari Yayasan Bhakti Luhur yang berlokasi di dalam Wilayah IX. Yayasan ini mengkhususkan pelayanan mereka pada anak-anak yatim piatu atau yang menderita berbagai disability seperti tuna grahita dan sebagainya. Umat yang datang pagi itu mencapai 125 orang dan melebihi ekspektasi panitia sehingga ruangan menjadi penuh sesak namun penuh kehangatan dan persaudaraan. Seluruh persiapan baik dari konsumsi sampai dekorasi oleh para ibu-ibu berjalan sangat baik dibawah koordinasi Ibu Lucia Windoe, Ketua Lingkungan St. Bonifacius, beserta tim gabungan dari ke-3 lingkungan.
MISA KUDUS
Berkat komunikasi yang baik, undangan yang dikirim secara personal dan MedSos WA Group Wilayah IX, mayoritas umat sudah berdatangan sejak pukul
9:00 pagi. Tepat jam 10:00 Rm. Aloysius Irawan, MSF sebagai selebran utama memulai Misa. Pastor muda yang berpembawaan tenang namun mempunyai rasa humor yang tinggi ini mengawali perkenalannya dengan mengatakan bahwa tarekat yang diikutinya MSF bukan singkatan dari “Manungso Soko Flores”, sebagaimana sering diplesetkan oleh pastor-pastor yang berasal dari Indonesia Timur melainkan adalah Missionariorum a Sacra Familia, dalam bahasa Latin, yaitu Misionaris Keluarga Kudus. Nama Keluarga Kudus inilah yang juga dijadikan nama lingkungan oleh salah satu lingkungan yang ada di Wilayah IX. Dalam homilinya, Romo menekankan hendaknya Keluarga Kudus dijadikan wujud nyata ketika kita mau “Hidup Bersama sebagai Keluarga Allah” yang menjadi tema perayaan Natal bersama ini. Diingatkannya pula, bahwa pelayanan yang kita lakukan ini seharusnya membuat kita se-
10
makin kecil dan Kemuliaan Allah menjadi semakin besar seperti yang diteladankan oleh Yohanes Pem-baptis dalam bacaan injil hari itu, Yohanes 3:22-30. Setelah misa selesai dan sebelum pindah acara, Bapak George Daenuwy selaku Kordinator Wilayah IX, meminta tiga umat mewakili ke 3 lingkungan memberi kesan/pesan pertemuan. Ibu Threes mewakili lingkungan Keluarga Kudus memberikan kesan betapa keakraban di antara semua peserta dapat dirasakan. Beliau berharap agar pertemuan seperti ini bisa diadakan lebih dari sekali dalam setahun. Bapak Yohanes Latief, wakil dari lingkungan St. Bonaventura menyatakan bahwa yang membahagiakan hati adalah karena dapat lebih banyak mengenal kawan seiman satu lingkungan dan wilayah lewat kegiatan ini. Terakhir, Bapak Lambert yang ditunjuk mewakili lingkungan St. Bonifacius dalam kesannya menyatakan hubungan yang makin baik dari waktu ke waktu semakin terjalin di antara umat Wilayah 9. Selanjutnya, menjelang acara permainan dan ramah tamah, umat diajak “ice breaking” dengan dipimpin seorang anggota OMK Wilayah 9 dengan samasama menyanyi dan menari diiringi lagu “Pizza Hut” yang biasanya dimainkan anak-anak di kelas Bina Iman.
Perayaan Natal & Tahun Baru Wilayah IX – St. Benedictus Penulis & Foto
Agus Prihantono
WILAYAH
9
PERMAINAN, RAMAHTAMAH DAN DOOR PRIZE
Bapak George setelah misa, meminta kepada semua hadirin diharapkan berlaku sebagai anakanak yang artinya permainan akan melibatkan tidak saja anak-anak melainkan juga seluruh umat yang hadir. Namun karena keterbatasan waktu, akhirnya permainan ini hanya diikuti oleh anak-anak. Permainan yang dilombakan adalah mengambil air dengan tapas, lalu diperas dimasukkan ke dalam botol. Nomor lainnya berebut tempat duduk ketika lagu yang diputar sementara berjoget dihentikan
11
sementara. Seluruh pemenang dan peserta mendapatkan goody bags dari panitia. Ketika mendekati jam 12 siang permainan dihentikan. Tibalah saatnya makan siang. Setelah dibuka dengan doa makan yang dipimpin oleh bapak Agus Prihantono, para hadirin berduyun mengambil makanan di tempat yang sudah disiapkan Panitia. Di jeda acara makan diumumkan agar jangan meninggalkan tempat dulu karena ada pemberian door prize dan foto bersama (we-fie) seluruh peserta acara. Setelah berfoto bersama, acara pemberian Door Prize dan goody bags bagi anak-anak dibawah umur 12 tahun pun diadakan.
Adapun hadiah utama yaitu microwave dimenangkan oleh warga Lingkungan Keluarga Kudus, pak Bambang. Seiring matahari makin meninggi, akhirnya ibu Vita, selaku MC meminta semua berdiri merapat untuk berdoa penutup bersama yang dipimpin oleh bapak George. Acara ditutup dengan Lagu Kemesraan, lagu yang terasa hikmat dan tenang terutama karena warga bernyanyi bersama. Diteruskan dengan Kapan Kapan, lagu dari KoesPlus yang lebih hangat. Semua umat saling bergandengan pada saat menyanyi bersama dan bersalaman dengan penuh kehangatan pada saat pesta berakhir. Kapan kapan pasti kita bertemu lagi!***
12. SEPUTAR PAROKI
P
ertemuan Keluarga diadakan empat kali, pada tanggal 9 Desember 2015 yang lalu di rumah Bpk Chris atau Ibu Yani. Dan ini adalah pertemuan ke-2, pertemuan ini diadakan untuk memperkuat tali persaudaraan sesama
warga. Acara ini dibuka oleh Bok. Chris dan Bambang dengan ibadat sabda yang dilanjutkan permainan tanya jawab yang dibagi-bagi berdua untuk lebih mengenal satu dengan yang lain. Acara ditutup dengan sharing dari beberapa warga tentang hidup berkeluarga dan juga Sr. Faustina yang menceritakan, bagaiamana kemudian ia sampai terpanggil untuk menjadi suster Alma.*** Kegiatan Lingkungan Keluarga kudus Penulis & Foto
George D.
13. SEPUTAR PAROKI
Kunjungan Pastoral ke Lingkungan St. Bonaventura Penulis & Foto
Julia Lukman
Pada hari Selasa, tanggal 19 Januari 2016, Pastor Antonius Sumardi, SCJ, anggota Dewan Paroki Harian (DPH) Paroki St. Sfefanus-Cilandak dan SKK mengadakan kunjungan pastoral ke lingkungan St. Bonaventura yang berada di Wilayah IX – St. Benedictus. Pertemuan ini diadakan di rumah ketua lingkungan yaitu bapak Husada. Acara ini dimulai pada pukul 19.30 sampai dengan pukul 21.45 dan dihadiri oleh 30 orang warga di lingkungan St. Bonaventura. Kunjungan Pastoral ini dimaksudkan untuk berdialog langsung dengan umat, mendengarkan persoalan-persoalan yang dialami oleh umat; keluhan-keluhan ataupun masukan-masukan dari umat serta sosialisasi ARDAS.
Jakarta. Demikian pula Bendahara lingkungan St. Bonaventura sharing tentang keberhasilannya mengumpulkan iuran warga dengan mengedarkan list warga yang sudah lunas dan belum.
Dalam kesempatan tersebut, pastor Sumardi menyampaikan bahwa laporan keuangan paroki St. Stefanus mendapat apresiasi dengan predikat sangat baik dari tim audit Keuskupan Agung
Masih dalam pertemuan dan kunjungan pastoral, Seksi Kerasulan Keluarga menjelaskan dan mensosialisasikan tentang pendampingan bagi keluarga-keluarga, baik di lingkungan maupun di
Lebih lanjut pastor Sumardi menegaskan bahwa tahun 2016 adalah Tahun Kerahiman Allah. Beliau mengajak warga yang yang hadir untuk merefleksikan bagaimana dapat menampilkan Allah Yang Maharahim dalam setiap kegi-atan dan menjadi manusia yang mensejahterakan serta memerdekakan serta bagaimana dapat diciptakan lingkungan hidup yang lebih nyaman, baik dengan warga seiman maupun tidak seiman.
14
Gereja. Seksi Kerasulan mempunyai program Agape, dimana umat mempunyai peluang untuk konseling dan konsultasi. Bagi mereka yang sudah menikah, diadakan misa peringatan Hari Ulang Tahun Perkawinan (HUP) setiap 2 bulan sekali, untuk mengukuhkan supaya mereka lebih akrab dan keluarga tetap bersatu saling menguatkan. Pada akhirnya, Seksi Kerasulan mengharapkan agar setiap lingkungan mempunyai perhatian kepada keluarga-keluarga,
misalnya dengan mengadakan doa bersama dalam keluarga, retret keluarga dan lain sebagainya. Pertemuan penuh persaudaraan ini ditutup dengan doa dan berkat oleh Pastor Sumardi. Semoga kemuliaan Tuhan semakin bertambah dalam setiap usaha dan niat baik yang dilahirkan dari perjumpaan ini.
15. SEPUTAR PAROKI
Kegiatan Lingkungan Keluarga Kudus Penulis & Foto
George D.
bagi 20 anak panti berikut susu dan makanan pokok bagi mereka yang sangat membutuhkan.***
R
asanya tidak cukup jika tidak berbagi syukur kita dengan anak-anak panti dengan mengadakan kunjungan tanggal 16 Desember 2016 dengan bernyanyi, bermain dan berdoa bersama yang dihadiri oleh para suster, pengasuh dan tentu warga keluarga kudus yang menyediakan waktu bersama anakanak panti yaitu keluarga Yohannes Hemming, Theresia Jongky, Anton Kuncoro, Lola, Chris yani, keluarga Piet Matutina, Bambang, Herry, Andrew Supit, Imelda, dan lain-lain. Acara ditutup dengan makan bersama dan memberikan bingkisan
Koor wilayah IX St. Benedictus menjadi aktif dibawah bimbingan John Edward, yang sangat professional dalam melatih. Walaupun usia para anggotanya sudah cukup tua namun masih bisa bernyanyi dengan baik. Para anggota sedang makan bakso di tempat ibu Lenny Anwar.
Kegiatan Koor Wilayah IX St. Benedictus Penulis & Foto
George D.
16. SEPUTAR PAROKI
2 U
ntuk menyambut Natal 2015, Komisi Kerasulan Keluarga KAJ mempersiapkan bahan untuk 4 kali pertemuan/rekoleksi di lingkungan/komunitas dengan tema “Keluargaku penuh syukur.” Lingkungan Sta. Bernadette menyelenggarakan 4x pertemuan dan untuk setiap pertemuan diadakan di rumah umat yang berbeda dan yang terakhir diadakan tanggal 23 Desember 2015 bertempat di kediaman keluarga Frans Jonosewojo. Hadir 17 warga termasuk frater Surya Nandi dan frater Angga, seminaris putra dari bapak Kristiono dan ibu Nancy yang merupakan umat lingkungan Bernadette. Adapun tema pertemuan ke 4 adalah Keluargaku penuh syukur. Setelah aktivitas lempar bola yang lucu dan menyegarkan, semua peserta yang hadir membaca 1 Korintus 9: 22-27 sesuai buku
WILAYAH Kegiatan Lingkungan Sta. Bernadette Penulis & Foto
Frans Jonosewoyo
panduan. Frater Surya sebagai fasilitator meminta wakil setiap keluarga membagikan hasil permenungan masing-masing tentang ayat yang paling menyentuh dari perikop tersebut. Ada berbagai sudut pandang yang disharingkan tetapi intinya adalah seperti orang yang berlomba, maka ia akan berusaha giat mengejar kemenangan. Bersama Kristus kita harus berusaha mengalahkan kelemahan diri untuk mengejar keselamatan. Kita juga diutus membawa keselamatan bagi orang lain, bermental kuat meski kadang ditolak. Tidak ingin dilayani, dikasihani dan dengan senjata rohani tetap kuat melanjutkan pelayanan kepada sesama. Kalau putus asa dan lemah, selalu ingat Tuhan menghargai setiap usaha kita dalam perjuangan memenangkan iman. Setelah diselingi beberapa nyanyian, umat diminta mengungkapkan syukur atas kurnia Tuhan pada dirinya, keluarganya dan lingkungannya. Pertemuan ditutup dengan santap malam bersama.***
17. SEPUTAR PAROKI
Kegiatan Natal bersama Lingkungan Sta. Maria Fatima Penulis & Foto
KJ
N
atal bersama sudah menjadi tradisi dan program rutin dari lingkungan Santa Maria Fatima. Meskipun momen ini dirayakan setiap tahunnya namun tak pernah membosankan karena dikemas secara berbeda agar tidak monoton. Umat lingkungan yang hadir terlihat bersemangat dan antusias dalam memeriahkan acara ini. Tampak terlihat sekitar 40 orang hadir. Natal yang bertema “Kembali ke Keluarga” diselenggarakan secara sederhana di rumah Bapak Bernardus pada hari Sabtu, tanggal 9 Januari 2016. Acara yang dimulai pada pukul 11.00 WIB ini diawali dengan lantunan lagu-lagu
Natal, dilanjutkan dengan Ibadat Sabda dan sambutan dari bapak ketua lingkungan. Setelah itu diadakan pembagian kado untuk para senior. Acara Natal kali ini dipersembahkan secara khusus bagi para senior-senior sebagai reward atas partisipasi dan semangat dari beliau-beliau yang tak pernah pudar untuk terus mendukung dan mensukseskan setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Acara pun terus bergulir, sambil menikmati makan siang, para warga lingkungan sangat menikmati kebersamaan karena dapat bertemu dan ngobrol satu sama lain untuk membangun keakraban. Tepat pukul satu siang, selesailah sudah acara Natal bersama ini. Dengan membawa kegembiraan dan harapan baru, semua warga kembali ke rumah masing-masing untuk melanjutkan kegiatan dan kehidupan dalam terang Kristus, yang selalu menyertai umatNya. Semoga di sepanjang tahun 2016 ini, seluruh warga dimampukan untuk selalu berjalan dalam terang kasih Kristus dan semakin kompak.
18. SEPUTAR PAROKI
Syukuran Natal Lingkungan Santa Helena Malam Minggu, 2 Januari 2016 sambil membawa nasi bungkus umat lingkungan Santa Helena berbondong-bondong datang ke kediaman bapak Yohanes Bedjo untuk merayakan Natal bersama. Wajahwajah ceria dan bahagia menghiasi tenda yang beratapkan terpal dan panggung sederhana yang didekorasi dari dedaunan. Hampir 60 orang hadir meramaikan perayaan ini. Mereka terlihat kompak, antusias dan begitu bersemangat. Acara dimulai pukul 08.00 WIB diawali sambutan dari bapak Hilarius Mamu selaku ketua lingkungan kemudian dilanjutkan doa pembukaan dan makan bersama. Tari-tarian dan suara merdu anak-anak dalam melantunkan lagu-lagu Natal, membuat suasana begitu terasa menyentuh dalam keakraban dan kebersamaan. Bapak ketua lingkungan perayaan Natal menyatakan bahwa perayaan tahun ini merupakan perayaan yang paling sederhana karena tanpa ada persiapan seperti tahun-tahun sebelumnya sehingga tidak merepotkan warga. Beliau menegaskan bahwa yang penting warga bisa kumpul bersama dalam suasana kegembiraan. Perayaan ini ditutupi dengan joget bersama. Semua umat pulang dengan hati gembira dan suka cita.***KJ
7
WILAYAH
Foto Belum ada PIC Benny & Lius
19. SEPUTAR PAROKI
B
erbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada hari Minggu, tanggal 10 Januari 2016 sekitar 35 umat lingkungan Santa Maria Ratu Damai merayakan Natal di sebuah Panti Werdha. Di dalam kebersamaan yang dipimpin Ketua Panitia Bapak Budhi Soendoro, rombongan berangkat Pk. 05.10 dari Jakarta dan sampai di Cirebon jam 08.30 untuk mengawali aktifitas dengan mengikuti Misa Pk. 09.00 di gereja St. Jusuf. Panti Werdha Santana berlokasi di Cirebon mempunyai kapasitas huni 40 lansia yang didirikan atas prakarsa dan sebagai wujud kepedulian paroki St. Jusuf terhadap lansia. Pada saat kunjungan, penghuni yang ada sekitar 20 lansia dengan usia paling senior 92 tahun. Pelayanan dan pendampingan dilakukan oleh para suster dan dibantu karyawan berjumlah 16 orang.
Merayakan Natal Bersama Para Oma PANTI WERDHA SANTANA
11
WILAYAH
Kegiatan Lingkungan Maria Ratu Damai
Penulis & Foto Arie Mukti Acara diisi dengan bergembira bernyanyi bersama para Oma dan kemudian ditutup dengan memberikan bhakti kasih Natal dari umat Maria Ratu Damai berupa bingkisan kepada masing-masing oma dan sumbangan kepada pengelola panti yang diserahkan oleh Ketua Lingkungan Maria Ratu Damai, Bapak Tedjo. ***
20. SEPUTAR PAROKI
Pertemuan Adven ke-4 lalu, Minggu 18 Desember 2016 di Rumah Ibu Sintha dan Bapak. Andre Lingkungan Felisitas dengan menhadirkan Rm. Alex Dirdja, SJ. Kegiatan Lingkungan Sta. Felisitas Penulis & Foto
Sintha
21. SEPUTAR PAROKI
Kegiatan Natal Penulis & Foto
S
KJ
WILAYAH
1
abtu, 16 Januari 2016, Gedung Serbaguna Komplek Bank Mandiri Cipete tampak begitu ramai, hangat dan penuh canda tawa layaknya sebagai keluarga Allah. Pada hari itu, umat wilayah I yang terdiri dari 4 (empat) lingkungan yaitu Lingkungan St. Yohanes Pemandi, Lingkungan St. Gregorius, Lingkungan St. Hubertus, dan Lingkungan St. Yudas Tadeus mengadakan Natal bersama dengan tema “Hidup bersama sebagai keluarga Allah” (Kej 6:16) sekaligus pesta nama pelindung wilayah 1 St. Yohanes Salib.
Acara diawali misa pembukaan yang dipimpin oleh oleh Romo Martin van Oij, SCJ, dengan diiringi oleh paduan suara dari wilayah I. Sesudah Misa, acara selanjutnya adalah sambutan dari bapak Antonius Sariadi selaku koordinator wilayah. Beliau mengucapkan terima kasih kepada seluruh umat yang hadir dan atas
kerjasama panitia sehingga perayaan ini dapat terselenggara dengan baik. Selesai makan siang, tiba saatnya acara yang ditunggu-tunggu yaitu tukar kado. Ada yang menarik dalam sesi ini dimana setiap kado dipindah-pindah secara estafet sesuai dengan iringan musik. Jika musik berhenti, maka orang yang terakhir menerima kado tersebut berhak memilikinya. Di akhir acara, kegembiraan semakin bertambah dengan sesi foto bersama dan pengundian door prize. Pukul 14.00 WIB, acara ini selesai. Dengan membawa sukacita dan harapan baru, semua umat kembali ke rumah untuk melanjutkan kegiatan. Semoga di sepanjang tahun 2016 kita hidup bersama sebagai keluarga Allah.***
22. SEPUTAR PAROKI
Berbagi Bersama OPA & OMA PANTI WERDHA St. Melania Lanjut usia atau yang biasa disebut Lansia adalah usia dimana seseorang sudah melewati seluruh fase kehidupan. Dari mulai lahir, bertumbuh remaja, dewasa lalu tua. Menjadi tua adalah hal mutlak yang pasti akan dialami oleh setiap orang. Tua adalah dimana kondisi fisik menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan lemah dari berbagai jenis kegiatan.
O
leh sebab itu, seseorang yang sudah dikatakan lansia tentu butuh seseorang, yang bisa membantu mereka melakukan segala aktifitas mereka. Tempat dimana berkumpulnya orang-orang lanjut usia, baik secara sukarela ataupun diserahkan oleh pihak keluarga untuk diurus segala keperluannya, yang dikelola oleh pemerintah maupun pihak swasta disebut Panti Jompo. Minggu, 27 Desember 2015, kurang lebih pukul 10.00 WIB rombongan Komunitas Lansia St. Stefanus - Cilandak tiba di Panti Werdha Melania yang terletak di Jl. Pahlawan No. 4 RT 06/03, Rempoa, Ciputat. Kedatangan rombongan ini diterima dengan hangat oleh pimpinan panti, Ibu Margaretha Maria Ning Sunarwinto atau biasa disapa dengan panggilan Ibu Ning.
Dibuka dengan acara ibadat sabda, rombongan Komunitas Lansia St. Stefanus-Cilandak juga mengisi acara dengan bernyanyi bersama dan ramah tamah dengan para oma dan opa panti werdha. Terlihat kegembiraan di wajah semua yang hadir pada saat foto bersama, seperti sebuah keluarga besar yang sedang berbahagia. Seusai membagi bingkisan, semua yang hadir kemudian makan bersama. Panti yang sudah berdiri sejak tahun 1980 atau sekitar 30 tahun ini berada di bawah naungan Yayasan Katolik Sta. Melania yang berpusat di Rawasari. Panti ini didirikan untuk melayani Lansia dalam mengisi hari tua. Melania mempunyai misi “Melayani para Lansia yang membutuhkan bimbingan, perhatian, dan kekeluargaan dalam kebersamaan.” Selain di Rempoa panti werdha ini juga memiliki cabang di daerah Pademangan. Untuk jumlah penghuni yang ada di Pademangan sendiri karena masih baru, hanya dihuni oleh 9 orang. Bedanya, untuk panti Sta. Melania yang ada di Pademangan ini, hanya dikhususkan untuk peserta yang berkebutuhan khusus. Atau bisa dikatakan orang yang hanya dapat melakukan segala kegiatannya di tempat tidur.
23
Panti Melania mempunyai visi melayani para penghuninya agar mengisi hari tuanya dengan kegiatan positif, dan berarti. Syarat menjadi penghuni Melania adalah mereka yang memilih tinggal di Panti harus atas keinginan sendiri. Karena jika dipaksa tinggal bukan atas dasar keinginan mereka, biasanya malah tidak betah dan selalu minta pulang. Sebagian besar penghuni Melania tinggal di Panti karena kesepian di tengah keluarga yang sibuk bekerja, tidak ada yang memperhatikan dan mengurus mereka di rumah. Apalagi banyak diantaranya yang tinggal di Panti Melania ini adalah mereka yang tidak pernah menikah atau hingga masa tuanya tetap sendiri. Menurut ibu Ning, yang sudah 28 tahun mengelola panti tersebut, untuk tinggal di panti, seseorang harus berusia 65 s/d 75 tahun, dalam
keadaan sehat, dan keluarga mereka mau terlibat untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Sedangkan untuk besarnya biaya, tergantung latar belakang setiap penghuni. Saat ini pengurus panti berjumlah delapan orang. Mereka memberikan pelayanan sesuai dengan profesi dan keahlian mereka masing-masing. Di antaranya ada yang berprofesi sebagai dokter dan bertugas melayani di bidang kesehatan. Bidang-bidang lain yang dikelola adalah keuangan, dan menu makanan. “Para pengurus tidak menerima gaji. Kami melayani tanpa mengharapkan imbalan apa pun,” ungkap Ibu Ning. Meskipun dibawah naungan yayasan Katolik, akan tetapi penghuni panti werdha dihuni dari berbagai agama dan suku, karena memang misinya tidak membedakan suku
24
dan agama. Saat ini Panti dihuni oleh Oma Opa yang berasal dari suku Ambon, Batak, Menado, Jawa, Tionghoa, dll. Karena misinya tersebut panti ini bak sekolah cinta kasih. Para penghuni saling melayani, sementara para pengurus yang melayani para sepuh ini pun tidak berharap imbalan. Saat ini karena kondisi panti yang sedang dalam tahap renovasi, jumlah penghuni panti yang seharusnya bisa menampung sebanyak 55 orang, kini hanya berjumlah 43 orang. Dengan jumlah pekerja sebanyak 21 orang. Sementara menurut ibu Ning, untuk sumber dananya sendiri, bantuan yang mereka terima sebagian ada yang dari gereja dan sebagian lagi ditanggung oleh keluarga peserta. Cara sosialisasinya adalah dari mulut ke mulut. Jika hanya mengandalkan biaya operasional dari bayaran penghuni, Panti Melania tentu tidak mampu berdiri. Mereka selama ini juga mendapat bantuan dari para donatur tetap, maupun sumbangan insidental.
(Matius 25:36) berkata : “Ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku”. Ini adalah kata-kata yang paling tepat untuk menggambarkan peran serta gereja sebagai sumber dana untuk panti werdha tersebut. Jadi saudara-saudara sekalian Juruselamat meng-undang Anda untuk menyerahkan diri Anda dalam pelayanan kepada sesama. Kesempatan-kesempatan Anda untuk melakukan hal itu tak terbatas. Termasuk ikut serta mem-perhatikan orangorang yang sang-at membutuhkan perhatian kita. Sebab dijelaskan juga dalam (Matius 25:40) bahwa “Dan Raja itu menjawab mereka: Aku berkata kepada-mu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”. Selamat melayani.*** Penulis & Foto
Pr
25. SEPUTAR PAROKI
(Matius 6 :33) bahwa: “Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”.
NATAL BERSAMA POLIKLINIK ST.STEFANUS
J
umat, 22 Januari 2016, Poliklinik Santo Stefanus mengundang Koperasi Budi Asih, Seksi Ketenagakerjaan (Seksi Pelayanan Sosial Ekonomi) dan Pijat Refleksi untuk bersilaturahmi dalam merayakan natal bersama yang bertempat di Poliklinik St. Stefanus. Acara diawali dengan menyanyikan lagu “Hari Ini Kurasa Bahagia”. Semua ikut bernyanyi sambil bergandengan tangan kemudian dilanjutkan dengan doa pembukaan yang dipimpin oleh ibu Maya Hidayat. Selesai doa, dalam sambutan pembukaannya dr. Is menekankan bahwa “kita harus melayani dengan kasih, bukan karena profit”. Tuhan pasti akan mencukupkan semuanya. Jika hanya mengejar profit, kita akan selalu merasa kekurangan. Prinsip ekonomi surga merupakan hal yang paling baik untuk dijadikan pedo-
man. Karena dengan memberi sebanyak banyaknya, Tuhan akan mengembalikan bahkan menambahkan lebih dari yang kita berikan.
Kebanyakan orang kristen, umumnya akan mencari semuanya yang akan ditambahkan daripada mencari kerajaan Allah. Bahkan dalam doa-doa kita, kebanyakan meminta yang ditambahkan daripada kehendak Allah. Tuhan bukan tidak ingin memberkati anak-anakNya tetapi Ia ingin kita lebih dahulu menjadikanNya sebagai Tuhan atau prioritas utama dalam seluruh aspek kehidupan. Secara sederhana dapat kita lihat dalam doa Bapa Kami. “Kita patut berbangga atas persaudaraan kita yang tetap berjalan baik serta dapat bekerja sama dalam kasih. Rejeki itu Tuhan yang atur seberapapun kalau memang itu adalah rejeki kita, maka kita akan mendapatkanya. Saya yakin dan berharap, semoga tahun depan kita bisa berjalan bersama dan lebih maju lagi”. Begitu kata beliau diakhir sambutannya. Acara ditutup dengan foto dan makan bersama, semua terlihat asyik dan akrab dalam suasana kekeluargaan.*** Kegiatan Natal Poliklinik, Koperasi , PSE (bid tenaga kerja) dan Pijat Refleksi Penulis
KJ
& Foto
26. SEPUTAR PAROKI “Meditasi Kristiani adalah salah satu bentuk doa hening, diam, dan sederhana, sembari mengucap kata doa ‘Maranatha’ tanpa henti, yang artinya datanglah Tuhan Yesus. Melalui meditasi, kita menanggapi cinta Tuhan yang tak terbatas, dan tak bersyarat kepada manusia. Dalam keheningan kita juga menyadari bahwa Tuhan tidak jauh, melainkan ada di dalam hati kita.”
Hening untuk
Menanggapi Cinta Tuhan Penulis & Foto
CP
P
ada tanggal 17 Januari 2016, komunitas Meditasi Kristiani (MK) Paroki St. Stefanus Cilandak menghadiri perayaan natal dan tahun baru komunitas Meditasi Kristiani se-JABODETABEK di TK Sta. Ursula, Jakarta Pusat. Kegiatan ini dihadiri oleh sebanyak 17 komunitas yang tersebar di paroki-paroki yang ada di wilayah, Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Acara diawali dengan perayaan Misa Ekaristi yang dipimpin oleh Rm. Tan Thian Sing, MSF, selaku moderator Nasional komunitas Meditasi Kristiani Indonesia. Sebelum Ekaristi ditutup, Rm Thian Sing mengajak seluruh umat yang hadir untuk melakukan meditasi
selama 30 menit. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan sharing mengenai keaktifan komunitas Meditasi Kristiani (MK) yang ada di wilayah JABODETABEK, rencana kegiatan MK Indonesia satu tahun ke depan, dan acara diakhiri dengan foto bersama serta ramah tamah. Pada kegiatan ini, sebanyak 19 orang peserta Meditasi Kristiani Paroki St. Stefanus hadir. Seluruh peserta, baik dari Paroki St. Stefanus maupun peserta dari paroki lain yang ada
27
di JABODETABEK begitu hikmat dan sukacita megikuti kegiatan ini. Terlebih pada saat Ekaristi, Rm. Tan Thian Sing berpesan bahwa hendaknya umat Katolik pada tahun Kerahiman Ilahi ini saling menghargai umat manusia, karena semua manusia di dunia ini adalah saudara. Selanjutnya Rm. Tan Thian Sing mengajak umat dalam hening mendengarkan kehendak Tuhan, agar di setiap doa bukan hanya kita yang selalu memohon, tetapi kita mendengarkan kehendak Tuhan dan membiarkan Tuhan hidup di dalam diri kita masing-masing. Komunitas meditasi Kristiani di Paroki St. Stefanus ini sudah berdiri sejak Agustus 2015. Awalnya pada bulan Juni 2015, Rm. Tan Thian Sing MSF memberikan seminar di Paroki St. Stefanus dan seminar ini ditanggapi secara positif oleh umat yang hadir. Kemudian Ibu Maria Margaretha berinisiatif menemui Rm. Antonius Sumardi, SCJ untuk meminta izin agar kegiatan ini dapat diikuti oleh seluruh umat Paroki
St. Stefanus yang memiliki kerinduan akan hadirnya Tuhan Yesus. Puji Tuhan, bahwa Rm. Antonius Sumardi memberikan izin dan ikut terlibat dalam proses persiapan terbentuknya komunitas ini. Ibu Maria memaparkan bahwa meditasi Kristiani adalah salah satu cara doa yang sederhana melalui pedoman 3S, yaitu silence, still, dan, simple (duduk, diam dan tenang) dan menggunakan mantra atau kata doa “Maranatha”, yang artinya artinya datanglah Tuhan Yesus. Melalui pedoman tersebut, dalam keheningan kita memberi waktu untuk Tuhan untuk menanggapi cintaNya dan menyadari kehadiranNya yang tidak jauh, melainkan ada di dalam hati kita. Selanjutnya melalui hening kita juga belajar mendengarkan suara Tuhan. Satu hal yang paling penting ketika melakukan meditasi adalah
28
kesetiaan, yaitu dijalani dalam kondisi tenang sehari 2 kali yaitu pagi dan malam hari selama 20-30 menit dan setia mengucapkan kata doa yaitu “Maranatha” saat bermeditasi. Dengan setia bermeditasi, kita akan semakin menyadari tuntunan Roh Kudus di dalam kehidupan kita untuk menjadikan kita manusia yang dirindukan oleh Tuhan. Sampai saat ini, komunitas Meditasi Kristiani di Paroki St. Stefanus terdapat kurang lebih 20 anggota yang datang silih berganti untuk megikuti kegiatan meditasi yang dilaksanakan secara bersama-sama setiap Sabtu dan Senin, pukul 06.00 – 07.00 di Kapel Gedung Leo Dehon, lantai 3. Kegiatan meditasi ini dilakukan setelah misa harian pagi selesai. Hal ini bertujuan agar peserta yang mengikuti
meditasi dalam keadaan hikmat dan sukacita setelah menerima Tubuh dan darah Kristus. Pada saat pertemuan bersama-sama, setiap anggota melakukan meditasi secara bersama-sama, kemudian dilanjutkan dengan sharing dari setiap anggota yang memiliki pengalaman batin. Pada kesempatan ini, setiap anggota saling berbagi mengenai pengalaman meditasi dan saling menguatkan dalam menjalani hidup sehari-hari, agar setiap berkegiatan selalu menghadirkan dan mengandalkan Tuhan Yesus. Kegiatan ini juga terbuka bagi siapa saja yang ingin merasakan hadirnya Tuhan Yesus. Bagi umat yang ingin bergabung untuk merasakan relasi tanpa batas dengan Tuhan yesus dapat hadir pada setiap pertemuan yang sudah dijadwalkan. ***
35. SEPUTAR PAROKI
M
isa awal tahun PDKK Malam yang diadakan pada tanggal 13 Januari 2016. Misa dipimpin oleh pastor Martin van Ooij, SCJ. Lalu diadakan acara tukar kado yang dibungkus dengan kertas koran.
Kegiatan Natal PDKK-Malam Penulis & Foto
DW
36. SEPUTAR PAROKI PERAYAAN NATAL dan TAHUN BARU di Panti Werdha Bina Bhakti Babakan Serpong 5 Januari 2016
Kegiatan Natal PDKK-PAGI Penulis & Foto
May
37. POJOK KOMSOS Bersikap yang layak di hadapan Tuhan pada saat Misa merupakan keharusan dalam mempersiapkan diri yang terbaik atas apa yang sudah Allah berikan kepada kita. Berikut ini panduan dari katakese dalam memaknai setiap sikap yang baik dalam mempersembahkan misa.
1
Masuk ke Gereja membuat tanda salib.
Jangan terburu-buru, tetapi hayatilah dan syukurilah bahwa karena rahmat Baptis anda bisa bergabung ke dalam persekutuan Gereja. Jangan membiasakan memberi air suci pada orang lain dengan mengulurkan jari anda. Ketika anda dibaptis anda dipanggil dengan nama pribadi anda, berarti sangat personal, maka tanda salib jangan dibuat dengan asal-asalan.
Perayaan Ekaristi/ Misa Kudus adalah rangkaian doa.
Maka tanda salib hanya dilakukan pada awal dan akhir misa kudus saja yaitu ketika imam memulai dan mengakhiri misa. Jangan buat tanda salib banyak-banyak. Tanda Salib di sini menunjuk pada tanda salib biasa dan bukan penandaan dahi, bibir, dan dada dengan salib yang tetap harus dilakukan saat bacaan Injil.
2
3
Ketika doa pembuka, sampaikanlah ujud pribadi anda dalam hati, singkat saja sambil mengaminkan doa yang dibawakan imam.
Tuhan sudah tahu masalah anda jadi tidak perlu bertele-tele. Pada zaman dahulu, kesempatan ini diisi dengan doa spontan oleh umat yang hadir, yang akhirnya ditutup oleh imam. (Kesempatan lain yang bisa dilakukan untuk menyampaikan ujud pribadi adalah ketika doa umat, pada waktu yang disediakan).
38
Tanda salib yang dibuat sebaiknya tanda salib besar, yaitu dengan menyentuh pusar (sebagai lambang inkarnasi Kristus).
Tidak membuat tanda salib ketika imam memberi absolusi umum (“...semoga Allah mengasihani kita...dst..”), karena yang kita ikuti adalah Misa Kudus bukan Sakramen Tobat. Tidak salah membuat tanda salib dengan menyentuh dada ketika berkata “Putra”.
4
7
5
Berlutut sebelum duduk, jangan asal-asalan, jangan hanya membungkuk, kecuali terpaksa.
Yang ada di depan anda adalah Kristus sebenar-benarnya dalam rupa Hosti di Tabernakel. Ingatlah sejenak juga akan inkarnasi Kristus. Hosti dalam Tabernakel, bisa diasosiasikan dengan Kristus dalam rahim Maria. Tentang pakaian yang pantas untuk menghadap Pencipta anda sendiri yang ada secara fisik di hadapan anda, anda pasti bisa memilihnya bukan? Seberapa sopan anda berpakaian mencerminkan seberapa tinggi penghormatan anda akan Kristus dalam tabernakel. Nyanyikanlah Tuhan Kasihanilah kami dan Kemuliaan dengan penuh hormat.
Harap diingat bahwa Kemuliaan adalah kidung malaikat di padang Efrata ketika kelahiran Kristus. Jadi, mohon dinyanyikan dengan penuh sukacita dan hormat.
Bacaan kitab suci yang dibacakan dari ambo (mimbar) adalah waktu Allah berbicara dan kita mendengarkan, yaitu menyimak dengan penuh perhatian.
Jika paroki anda menyediakan teks misa, anda lebih baik membaca kutipan bacaan sebelum misa dimulai. Tatap lektor/ imamnya karena Allah sedang berbicara pada anda. Komunikasi yang baik dalam percakapan adalah saling menatap bukan? Pembacaan Injil - dan bukannya homili - adalah puncak Liturgi Sabda. Harap diingat, suara yang anda dengar adalah Suara Kristus sendiri karena imam bertindak IN PERSONA CHRISTI (mewakili Kristus sepenuh-penuhnya)
8
6
Mohon menyanyikan KUDUS dengan sepenuh hati, dengan keagungan, jangan asal-asalan.
Dikarenakan bahwa ketika menyanyikan/ mengucapkan KUDUS kita bergabung dengan seluruh penghuni surga yang memuji Allah tak henti.
39 39
9
Ketika konsekrasi (Inilah TubuhKu, Inilah Darah-Ku atau ketika Hosti diangkat dan Piala diangkat) anda boleh mengangkat kedua tangan yang terkatup seperti ritus ibadat di Pura Hindu, yang juga sudah merupakan ungkapan penyembahan.
Yang terpenting ketika konsekrasi adalah anda harus menatap-Nya. Harap diingat, Suara yang anda dengar (Inilah Tubuh-Ku, Inilah DarahKu, adalah Suara Kristus sendiri. Lagi, hal ini dikarenakan Imam bertindak IN PERSONA CHRISTI. Jadi? TATAPLAH Hosti dan Piala itu dengan penuh hormat, yakinkan pada diri anda kalau itu adalah Kristus sendiri, bukannya sibuk dengan permohonan dalam hati.
11
Konsekrasi (bahasa Latin: consecratio dari con + sacre, kudus atau suci) adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang dikuduskan atau dikhususkan untuk suatu maksud tertentu, umumnya dalam hal religius
Ketika imam mengucapkan menyanyikan : “Dengan perantaraan Kristus, bersama Dia, dan dalam Dia...dst...” Ikutilah dalam hati, TATAPLAH hosti dan piala yang diangkat.
Ketika “AMIN” dinyanyikan (dalam bahasa inggris disebut THE GREAT AMEN”). Mohon dinyanyikan dengan sepenuh hati, dengan suara terindah yang anda miliki. Dikarenakan bahwa The Great Amen ini adalah puncak Liturgi Ekaristi.
10
Jangan menadahkan tangan seperti imam, pada waktu berdoa atau menyanyikan Bapa Kami.
Dikarenakan imam sedang berdoa atas nama Gereja atau IN PERSONA ECCLESIA. Sikap yang benar adalah mengatupkan tangan, tanda berdoa. Hayatilah doa Bapa Kami. Sadarilah bahwa “rezeki” yang anda minta itu terutama adalah “Roti Hidup” dalam Ekaristi. (dalam bahasa aslinya (Aram), doa Bapa Kami menggunakan kata “roti” bukan rezeki. Pun, dalam bahasa latin digunakan kata “PANEM” yang berarti roti.)
Tidak mengucapkan doa PRESIDENSIAL (yang boleh diucapkan oleh imam saja) doa: “..jangan perhitungkan dosa kami tetapi perhatikanlah iman GerejaMu”
Jika Imam mengucapkan “marilah kita mohon damai Tuhan” dsb sebelum doa ini, bukan berarti kita harus ikut mengucapkan doa ini. Ucapkan dalam hati saja kemudian diaminkan dengan iman.
12
40
41. ORBITAN UTAMA
MEMBANGUN PERADABAN
CINTA KASIH Penulis
Guntoro, Agustinus, scj Foto Dok MP & Berbagai sumber
TREND
Gereja Universal
Pulanglah ke keluarga Anda masingmasing; ciptakanlah keluarga yang penuh cinta kasih
RESOLUSI
S
etiap tahun baru, biasanya kita mempunyai harapan dan semangat baru untuk melakukan atau mewujudkan sesuatu. Kita berusaha membangun resolusi dan komitmen untuk sesuatu yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Kita disini bisa meliputi setiap pribadi, maupun kelompok masyarakat atau institusi tertentu, seperti negara, perusahaan, sekolah dan tentunya kita yang tergabung dalam persekutuan umat beriman
4242 42
dalam Yesus Kristus, yang disebut Gereja. Maka permenungan bagi kita saat ini, seiring dengan perjalanan awal tahun 2016, apa yang menjadi harapan dan semangat baru Gereja di tahun 2016 ini dan bagaimana kita perlu ambil bagian di dalam gerakan tersebut. Keluarga: Harapan Lama yang Tetap Baru Di awal tahun 2016 ini kita dikejutkan dengan pemberitaan adanya beberapa orang yang raib atau hilang dari keluarganya. Ada dugaan bahwa mereka berani meninggalkan keluarga dan mas-yarakatnya untuk mengikuti suatu organisasi tertentu dengan motif religius; mengabdi kepada Tuhannya secara lebih radikal. Keluarga menjadi tidak penting lagi, tatkala Tuhannya ditempatkan di atas segala-galanya. Pertanyaannya, apakah cara menghidupi iman semacam itu selaras dengan harapan dan iman Kristiani? Penomorsatuan Allah di atas segala-galanya sangatlah Injili. Yesus pun mempunyai standar yang sama tatkala berbicara kepada murid-muridNya dan orang-orang yang mengikutiNya, “Jikalau seorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudarasaudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku” (Luk 14:26). Apakah Yesus menghendaki supaya kita untuk membenci dan
meninggalkan keluarga? Kata-kata Yesus harus ditempatkan dalam konteks tertentu. Dalam situasi yang khusus, Yesus menantang komitmen hidup kita bahwa Tuhanlah yang semestinya menjadi prioritas kehidupan kita. Namun mencintai Tuhan dan di waktu yang sama, mencintai keluarga tidak perlulah dipertentangkan, karena dalam konteks yang lebih luas Yesus menunjukkan betapa pentingnya keluarga bagi kita. Bahkan mencintai keluarga, bisa menjadi suatu perwujudan yang paling padat bagi kita untuk mencintai Allah. Duduk makan malam bersama keluarga, makan bersama dan berbagi pengalaman hari, adalah gambaran dasar kebersamaan dan solidaritas. Karena Yesus memberi kepada kita Ekaristi sebagai makanan, maka ada hubungan erat antara keluarga dan Misa.
Paus Fransiskus dalam banyak kesempatan juga menyinggung betapa pentingnya keluarga bagi kita. Secara sederhana ia mengaitkan kebersamaan keluarga dengan kebersamaan kita dalam perayaan Ekaristi. “Ketika anakanak di meja yang masih asyik dengan komputer, atau telepon, dan tidak saling mendengarkan,
43 43
ini bukan keluarga,” tegas Paus, “itu hotel.” Kembali ke pertanyaan awal, apa yang menjadi semangat dan harapan kita di tahun 2016? Pulanglah ke keluarga Anda masingmasing; ciptakanlah keluarga yang penuh cinta kasih. Itulah harapan kita, harapan Gereja. Bukan suatu harapan yang baru, tetapi harus terus menerus diperbaharui, karena keluarga selamanya tetap menjadi sumber cinta kasih dan tempat dimana Allah mewujudkan kasihNya yang paling mendalam. Kerahiman Allah: Trend Gereja Universal Tahun 2016 adalah Tahun Kerahiman Allah. Inilah yang dimakhlumkan oleh Gereja Universal. Ada banyak alasan mengapa Gereja mengajak kita untuk mendalami dan mengalami kerahiman Allah. Salah satunya adalah realitas yang ditunjukkan oleh Paus Fransiskus di dalam bulla yang berjudul Wajah Kerahiman, berikut ini, “Janganlah jatuh ke dalam pola pikir yang mengerikan, yang beranggapan bahwa kebahagiaan bergantung pada uang dan bahwa, dibandingkan dengan uang, semua yang lain tidak ada nilai atau martabatnya. …Kekerasan yang ditimpakan kepada orang lain demi menimbun kekayaan yang berlumuran darah tidak akan mampu membuat seorang pun berkuasa atau tidak mati” (MV no. 19.1). Paus juga menyentil pelaku orang-orang yang terbelenggu budaya korupsi, “Luka-
luka bernanah (akibat korupsi) ini merupakan dosa berat yang berteriak keras ke surga untuk mendapatkan pembalasan, karena luka itu merongrong dasar-dasar kehidupan pribadi dan masyarakat.
Korupsi membuat kita tidak mampu melihat masa depan dengan penuh harapan, karena kerakusannya yang lalim itu menghancurkan harapan-harapan kaum lemah dan menginjak-injak orang yang paling miskin di antara kaum miskin. Korupsi adalah… skandal publik yang berat. (MV no. 19.2) Di tengah-tengah keadaan dunia yang seperti itulah, Mgr. Ig. Suharyo di dalam Surat Gembalanya kepada umat Keuskupan Agung Jakarta, mengajak umat untuk mengikuti trend Gereja Universal, yakni dengan memperdalam pemahaman dan keyakinan kita bahwa Allah adalah Maharahim, mengalaminya secara pribadi, menjalankan pertobatan
44
dan mewujudkan pertobatan itu dalam kehidupan yang nyata. Allah yang rahim sangat amat dibutuhkan oleh tahun 2016. Radikalisme agama yang masih marak di tahun 2015, seakan-akan menjadi hantu yang membayangbayangi tahun 2016. Untuk itulah, kerahiman Allah menjadi pengharapan yang besar bagi kita. Kita sebagai Gereja diundang untuk menghayati iman dengan masuk akal; dengan kesadaran bahwa tidaklah masuk akal mencintai Tuhan dengan membunuh sesama. Kita harus merangkul semua orang yang berbeda keyakinan sebagai satu keluarga Allah.
Tahun 2016 adalah momen bagi kita untuk mengembalikan cinta kasih di pusat kehidupan dunia.
Berjalan Bersama Membangun Peradaban Cinta Kasih
Membungkus semua semangat dan harapan Gereja di tahun 2016, kita diajak untuk berjalan bersama membangun peradaban cinta kasih. Cinta kasih adalah intisari iman kita. Cinta kasih menjawab semua persoalan hidup dengan segala tantangannya. Tragedi dunia dengan aneka kekerasan, kebencian dan perpecahan, terjadi dan terus bergejolak, karena dunia telah menyisihkan cinta kasih bukan sebagai bab kehidupan yang penting. Memang, cinta kasih itu sesuatu yang usang, tetapi tidak pernah akan raib ditelan zaman. Peradaban uang dan kuasa yang sedang digandrungi dunia, tidak pernah akan menyisihkan peradaban cinta kasih. Namun kita bertanggung jawab untuk menjadi “penjaga gawang” agar peradaban cinta kasih tidak lagi-lagi kebobolan. Maka semangat dan harapan kita adalah satu. Bahwa cinta kasih harus menjadi sumber inspirasi dan nafas kehidupan setiap makhluk, tidak melulu menjadi sekedar sumber inspirasi membuat lagu, film dan puisi.
45. OPINI
APA HARAPAN ANDA DI TAHUN 2016 INI?
Susyana Suwadie Paroki Katedral Jakarta Wilayah Santo Ignatius de Loyola Aktif anggota Paduan Suara Paroki Katedral Maria Assumptae, Museum Katedral, KAJ Radioline
“Personal resolution bagi saya tidak harus
Vento Paroki St. Stefanus Aktif OMK St. Stefanus
“Harapan untuk negara
kita, semoga bumi Indonesia lebih baik di segala bidang dari tahun lalu.
yang sangat wah. Cukup yang sederhana dan dekat dengan kegiatan dan kehidupan disekitar kita sendiri. Seperti contoh kecil : Bagaimana mampu berkomitmen lebih baik lagi untuk ikut terlibat aktif hemat listrik, hemat air, ikut peduli dengan mengurangi pemakaian plastik dalam kegiatan sehari-hari. Dan bagaimana diri kita menjadi lebih baik lagi dilingkungan terkecil yaitu keluarga , lingkungan, wilayah dan akhirnya bagi sesama dan mahkluk hidup dan hidup sederhana dengan berani mengatakan cukup. Resolusi untuk komunitas Katolik bagaimana saya dapat memberikan sumbangsih dalam pelayanan secara total sesuai komitmen di komunitas Katolik dan bisa berelasi dengan rekan-rekan komunitas Katolik dengan baik dan penuh pengertian serta saling mendukung
Edi Cahyanto Paroki St. Stefanus Aktif Wakil Ketua Dewan Paroki St. Stefanus
“Harapan di Tahun 2016 : Semoga berkat
& rahmat Allah Maharahim melimpah kepada banyak umat di paroki St. Stefanus menggerakkan hatinya mau menjadi Pengurus Dewan Paroki Pleno yang akan berganti di tahun ini sehingga muncul semangat & tekad baru mendorong terlaksananya program karya pelayanan yang fokus & kongkrit sesuai dengan citacita Arah Dasar KAJ.
Irma Wirawaty Paroki Santo Bonaventura Wilayah 7 Santa Kristina Aktif Pemazmur, tim perangkai bunga, Sie Dekorasi OMK SIAP - Pra IYD 2016, Sie Dekorasi ARDAS
“Melakukan kebaikan kecil
dengan sungguh hati di setiap kesempatan, tekun belajar dan mengembangkan talenta yang Tuhan berikan, saling mendukung di dalam keluarga dan komunitas demi kebaikan bersama. Berani membuka diri untuk perubahan dan kebaikan.
46. TUNAS STEFANUS Patricia Elsa Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet Lingkungan Yoakim Aktif Seksi Liturgi lingkungan, Komunitas Thomas, KAJ Radioline
“
Harapan saya di tahun 2016 ini tentunya hampir sama dengan banyak orang. Ingin keluarga, pelayanan dan rencana-rencana kita dapat berjalan dengan baik dan lancar. Tapi yang pasti saya ingin pola hidup rohani saya, yaitu bertekun dalam doa dan membaca firman Tuhan menjadi makanan rohani saya. Dengan demikian, iman saya kepada Yesus semakin kuat mengakar. Ayat pegangan saya - Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan yang dengan mengabaikan kehinaan, tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia. yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. (Ibr 12:2) Tunas Stefanus Lingkungan Sta. Felisitas Penulis & Foto
SJ
Matthew dan Angel adalah
pasangan kakak beradik yang sangat aktif di lingkungan sekolah Harapan Bangsa dan paroki. Sebagai orangtua, Bapak Andi Utomo dan Ibu Yohana Atik Utomo, sangat mendukung aktifitas anak-anaknya. Berdomisili di lingkungan Anastasia, Wilayah 11, anak-anaknya-pun berprestasi di Paroki St. Matias sebagai Putra dan Putri Altar. Thomas Matthew Austin Utomo (Matthew) mempunyai prestasi gemilang di sekolah. Selain mempunyai hobi yang aktif seperti Basket, Sepakbola dan Pingpong, Matthew juga berprestasi sebagai Juara
1 di kompetisi Bahasa Inggris dan Matematika. Aurelia Angelika Natasha Utomo (Angel) juga mempunyai prestasi yang membanggakan. Gadis yang mempunyai hobi membaca, menyanyi dan olahraga, juga meraih beberapa prestasi di kejuaraan Pidato bahasa Inggris (juara1), Bahasa Mandarin (juara 2), dan Story Telling (juara1). Angel juga mendapatkan beasiswa dalam masa edukasi nya Mari kita doakan Matthew dan Angel supaya dapat terus berkarya dalam kasih Tuhan, menjadi lilin-lilin kecil yang menerangi dunia.***
47. CERPEN
bag III Rupanya, penyakit Lily semakin parah. Mungkin, ini terjadi karena ia menolak pengobatan lebih lanjut yang sementara disarankan dokter yaitu dirawat di rumah sakit. Mungkin juga, karena ia terlalu lelah. Penyakit GBS yang diderita-nya membuatnyasulitbernapas.Iapunharus menggunakan alat bantu pernapasan, ventilator. Untuk sementara waktu juga, Lily terpaksa harus dirawat di rumah sakit. Putra. Laki-laki itu sudah 3 hari menunggu Lily di tempat biasa, di bawah pohon rindang hijau di sekolah Lily pukul 2 siang. Dan, ia tidak melihat sosok gadis itu. “Permisi,”katanyapadasese-orang yangkebetulanlewat.“KamukenalLily?” tanyanya. “Lily? Lily Dariani?” tanyanya lagi. “Mm... hm, ya Lily Dariani,” “Oh Lily Dariani. Mas nggak tahu? Dia sakit, dirawat di rumah sakit, sudah sejak 3 hari yang lalu tuh,” jelas orang itu. “Sakit? Sakit apa ya?” “Kata ayahnya sih GBS, Guillain apa tuh namanya. Intinya sakitnya GBS namanya,”kataorangitu.“Oh,dirawatdimana ya?” Setelahorangitumemberikanalamat rumah sakit tempat Lily dirawat, Pu-
tralangsungpergikerumahsakititu.Dan dia pun menemukan kamar rawat Lily. “Lily?”panggilnya.Iamasukperlahan-lahan.Saatitu,sedangtidakadasiapasiapa.“Pu...Putra...”katanya.Nampaknya, iasudahmulaibisaberbicaralagi,walaupun suaranya sangat pelan dan ia masih harus menggunakan ventilator. “Kamu sakit? Kenapa nggak pernah ngomong?” Untuk pertanyaan yang ini, Lily tidakdapatmenjawab.Lagipula,memang ia juga tidak ingin menjawab. Mulutnya terasasangatlemahuntukberbicara.Selama beberapa jam, mereka tidak bicara apa pun. Putra pun akhirnya pulang ketika jam besuk sudah berakhir. Ayah Lily, sudah ditelepon pihak sekolah mengenai keadaan Lily. Namun, ia belum bisa pulang ke Jakarta. Jika ia pulangmendadak,iabisalangsungdipecatkarenaiamasihkaryawanbaru.Iapun harus menunggu sampai akhir minggu. Sampai esok-esok, Putra masih datang menjenguk Lily. Hal itu membuatLilysedikitber-semangatwalaupun
48
keadaannyasepertiitu.Iamulaiberbicara banyak hal. Bercerita dan menang-gapi cerita Putra. “Kenapa kamu setiap hari ke sini, Putra? ”tanyanya. Putra tersenyum. “Aku tahu kamu pasti kesepian, menurut informasi dari teman-teman sekelasmu, ayahmu tidak bisa pulang, beliau akan pulang ke Jakarta akhir minggu. Jadi, kamu pasti tidak ada teman, dan kurasa kamu butuh teman.” Hal inilah yang membuat Lily semakin jatuh cinta kepada Putra. Hingga suatu hari, ayah-nya tak sanggup lagi membayar biaya rumah sakit. Ia pun membawa pulang Lily ke rumah. Lily duduk di kursi roda karena kakinya sangat lemas untuk berdiri. Bahkan, dokter menduga bahwa Lily mengalami kelumpuhan. Lily terus-terusan meyakinkan ayahnya untuk pergi bekerja dan tidak perlumengkhawa-tirkandirinya.Ayahnya pun berpikir panjang dan memutuskan untuk bekerja. Ia menitipkan Lily kepada tetanggakontrakannya.Putramasihsering berkunjung ke rumah Lily. Membawakannyamakandanmenemaninyabercerita,hinggamalam.Begitu juga besok dan besoknya. Lily tidak tahubagaimanaperasaanPutrakepadanya, namun ia yakin bahwa Putra memiliki perasa-an yang sama dengannya. Namun sepertinya Lily salah. Tok, tok tok “Masuk, Putra,” kata Lily. Ia sangat yakin bahwa orang yang akan mengetuk pintu kon-trakannya di sore hari adalah Putra. “Hai, Lily,” katanya.
Namun, ia datang tidak sendirian. “Kenalkan, ini Randini, pacarku,” katanya. “Dan Randini, ini Lily, dia temanku. Ternyata dulunya dia adik kelasku saat masih SMA,” kata Putra bersemangat. Ia mengenalkan Randini, teman sekampusnya kepada Lily. Hatinya terasa teriris-iris. Ia yang diam-diam menyukai Putra, yang yakin bahwa Putra juga menyukainya, namun ternyata Putra hanya menganggapnya teman, tidak lebih dari teman, dan hanya menganggapnya adik kelas, tidak lebih dari seorang adik kelas. “Halo, aku Randini, teman sekampusnya Putra, hanya saja kami beda jurusan.” Lily memaksakan diri tersenyum. Ia menjabat tangan Randini walau enggan. “Aku Lily,” ka-tanya. Lily, tidak ingin menemui Putra lagi.
Esoknya, Putra masih datang ke rumah Lily. Namun ia mengunci pintunya dan tidak pernah membukakan pintu untuk Putra dan Randini. Ia menghabiskan waktu di kamarnya, duduk di atas kursi rodanya dan menangis. Menyesali kenyataan bahwa ia pernah menyukai Putra. Laki-laki yang disangkanya baik, ternyata malah menyakiti dirinya sendiri. (*) Karena terlalu stres memikirkan Putra, ia jadi seringkali lupa meminum obatnya. Apa pun yang akan terjadi padanya, ia tidak peduli lagi….(bersambung)
49. ORBITAN LEPAS
Memandang Wajah
KERAHIMAN ALLAH
P
ada tanggal 8 Desember 2015, bertepatan dengan Pesta Maria dikandung tanpa noda, sampai dengan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam, pada tanggal 20 November 2016, ditetapkan oleh Paus Fransiskus sebagai Tahun Kerahiman Allah. Penetapan ini disertai dengan dikeluarkannya sebuah bulla yang berjudul “Misericordiae Vultus” (Wajah Kerahiman). Judul bulla tersebut menarik dan menantang kita untuk merenungkan lebih jauh, bagaimana kita memandang wajah kerahiman Allah. Wajah Kerahiman Allah dapat kita pandang dari tindakan Allah yang nyata, seperti telah dimakhlumkan oleh Nabi Zefanya, dimana Allah telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atas umat-Nya, hadir di tengah-tengah umat-Nya, dan membaharui umat dengan kasih-Nya (3:1517). Tiga kata kunci tindakan Allah:
Guntoro, Agustinus, SCJ
Penulis Foto Berbagai sumber
mengampuni, hadir dan membaharui. Dengan tiga aspek itu, kita sungguh mengalami dan memandang wajah sempurna kerahiman Allah. Dengan pengampunan, manusia dimerdekakan dari belenggu dosa. Dengan kehadiran-Nya, manusia memperoleh rasa kesetiakawananNya dan tidak berjalan sendirian dalam perjuangan hidup. Dengan pembaharuan, manusia dimungkinkan untuk melihat terang dan berjalan dalam kasih-Nya. Allah yang sempurna dapat menghadirkan diri dalam bentuk dan cara apa pun. Maka segala sesuatu di bumi ini bisa kita jadikan sarana untuk memandang wajah kerahiman Allah. Namun pertama, sebagai orang Katolik, hendaklah kita mengarahkan pandangan kita kepada sebagai pimpinan tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus. Sejak awal pelayanannya, ia telah melakukan amat banyak tindakan
50
simbolik. Surat Gembala Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ig. Suharyo, mencatat beberapa tindakan simbolik tersebut sebagai berikut. Perjalanan Paus yang pertama ke luar kota Roma adalah pergi ke Pulau Lampedusa di Italia Selatan. Ia ke sana setelah mendengar banyak kaum imigran mati dalam usaha menyeberang laut dari pantai Afrika.
Di tempat itu ia menunjukkan keberpihakan kepada kaum imigran. Ia mempersembahkan misa dengan piala yang dibuat dari kayu yang diambil dari perahu rusak yang pernah membawa imigran dari Afrika menuju pulau itu. Altar yang dipakai adalah kapal kecil yang sedikit dicat. Upacara ini disiarkan ke seluruh dunia dan diharapkan dapat “mengusik” suara hati dan “wake up the world” (membangunkan dunia). Ketika ia mendengar bahwa
ada satu pabrik di Bangladesh yang terbakar dan banyak orang menjadi korban, dialah yang pertama kali memperhatikannya, sambil mengusik banyaknya perusahaan yang memperlakukan buruh sebagai “pekerja budak.” Keberpihakan Paus ini menunjukkan wajah kerahiman Allah, wajah yang hadir dan bersetiakawan kepada yang
“
Saat ini 'buruh budak' menjadi mata uang yang biasa. Paus Fransiskus
51 51
lemah dan diberlakukan secara tidak manusiawi. Wajah kerahiman Allah ada dimana-mana. Ada dalam diri penumpang bus atau subway yang memberikan tempat duduknya bagi ibu hamil, anak kecil dan orang tua. Ada dalam diri orang yang antri dengan sabar dalam aneka kepentingan umum. Ada dalam diri orang yang membuang sampah pada tempatnya. Ada dalam diri seseorang yang membeli burung-burung di pasar dan kemudian dilepaskan di alam bebas. Ada dalam diri seorang ayah yang sibuk tetapi menyempatkan waktu untuk bermain dan mendampingi anaknya mengerjakan PR. Masih banyak lagi bisa dicatat di sini, namun pada akhirnya sangat penting kemudian kita bertanya diri, bagaimana aku menghadirkan wajah kerahiman Allah di dalam kehidupanku, khususnya di tengah-tengah keluarga. Kata memandang tidak hanya berdimensi keluar, tetapi juga ke dalam. Untuk itulah penting bagi kita untuk melihat ke dalam diri kita masingmasing, bagaimana menghadirkan wajah Allah dalam segala bahasa
tubuh, kata dan tingkah laku kita. Kata memandang juga mempunyai
beberapa dimensi yang lain, antara lain dimensi kontemplatif, mencecap (merasakan atau mengalami), menjalankan pertobatan dan mewujudkan pertobatan itu dalam kehidupan yang nyata. Memandang mempunyai dimensi kontemplatif. Memandang wajah kerahiman Allah berarti kita diundang untuk berkontemplasi; hening dan berdoa. Doa adalah sarana paling sederhana untuk berjumpa dengan Allah. Seorang suster pengikut Mother Teresa, pernah mengusulkan supaya waktu doa komunitas dikurangi, dengan demikian mereka mempunyai lebih banyak waktu untuk berbuat dan menolong banyak orang. Tetapi Mother Teresa tidak menyetujui usulan itu dengan sebuah keyakinan iman, bahwa wajah Allah sama pentingnya dalam hidup
52
kontemplatif dan aktif. Dalam konteks ini, kita diundang untuk tidak menyepelekan kekuatan doa, dengan berkata, “Ah… aku cuma bisamendukung dengan doa!” Memandang juga berdimensi pengalaman personal. Kerahiman Allah harus dicecap, dirasakan dan dialami secara personal. Ketika kita mengalami Allah secara personal, kita akan digerakkan untuk menempatkan Allah di atas segalagalanya. Perjuangan kita kemudian adalah mencari Allah di dalam relasi pribadi antara aku dan Allah. Kalau kita menempatkan atau menggantungkan iman kita kepada (Gereja) agama, orang tua, suamiistri atau pihak lain, kita badai menerpa, kita akan goyah karena tidak mempunyai pegangan. Ketika kita kecewa dengan seorang pastor, kita menjadi goyah dan terguncang. Ketika kita ke gereja karena orang tua, maka kita merantau dan jauh dari orang tua, semakin asing juga yang namanya gereja dengan segala aktivitasnya. Ketika aku menjadi Katolik, hanya demi menikah, maka ketika ada kekecewaan deng-
an suami atau istri, kecewa pula dengan Tuhan yang diimaninya demi sebuah sertifikat. Namun badai tidak akan dapat menggoyahkan kita, kalau kita mempunyai pengalaman mencintai dan dicintai secara personal dengan kerahiman Allah. Memandang bukanlah selayang pandang, tetapi memandang dengan intensitas yang mendalam. Untuk itu, memandang harus sampai kepada dimensi pertobatan. Kita semua pun diajak untuk bertobat, memperbarui haluan hidup dan mewujudkannya dalam tindakan nyata. Kisah-kisah dalam Injil bisa menjadi cermin bagi kita untuk berganti haluan. Seperti para pemungut cukai, kita diundang untuk mengembangkan sikap hidup yang tulus dan jujur dalam menjalankan
53
tugas (Luk 3:12-13); seperti perempuan Samaria yang bergegas meninggalkan jar, tanpa membawa air, karena telah menemukan air yang sesungguhnya, yakni Yesus sebagai Air Kehidupan dan menempatkan Yesus di atas segala-galanya (Yoh 4); seperti Zakheus yang bersukacita dan berjanji di hadapan Yesus untuk mengembalikan hak orang lain yang bukan menjadi haknya, dalam hal ini adalah uang milik masyarakat (Luk 19:2).***
Tampak depan Altar St. Stefanus pada saat Misa Malam Natal 2015.
Memulai tahun baru dengan Kerahiman Ilahi
ilustrasi
DS
Tahun kerahiman Allah pada akhirnya mengajak kita untuk membuat wajah kerahiman Allah semakin familiar, diakui dan dijadikan standar kehidupan kita. Selama ini, wajah kerahiman Allah telah tertutupi oleh aneka wajah kepalsuan dunia, semakin asing dan tidak dikenal orang banyak. Saatnya bagi kita untuk mengembalikannya; bukan hanya hanya tahun ini, tetapi untuk sepanjang tahun dan usia. Namun, mari jadikan tahun ini sebagai momentum khusus untuk membangunkan dunia. Itulah yang kiranya dimaksudkan oleh Rasul Paulus dengan mengatakan, “Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang” (Flp. 4:5).
54. ORBITAN LEPAS
&
Gereja membutuhkan suatu jaminan, bukan saja supaya perkawinan demikian bisa diteguhkan dengan sah dan layak, melainkan juga agar pasangan yang menikah dengan cara seperti ini sesegera mungkin bisa hidup bersama sebagai suami – isteri.
HALANGAN Bonaventura Sutadi LARANGAN NIKAH PERKAWINAN KATOLIK
dalam
Setelah membahas mengenai halangan – halangan nikah dalam tulisan pertama, maka dalam tulisan kedua ini akan disampaikan mengenai larangan-larangan nikah menurut hukum Gereja Katolik. Seperti sudah dijelaskan dalam tulisan pertama, berbeda dengan halangan nikah yang mengakibatkan sebuah perkawinan tidak sah (invalidum, tidak diakui keberadaannya oleh Gereja), maka larangan nikah mengakibatkan perkawinan tidak layak (illiceitum, tidak layak secara hukum). Untuk peneguhan kanonik, halangan memerlukan dispensasi dan larangan memerlukan ijin dari otoritas gerejawi yang berwenang.
Penulis Foto Poetrafoto, Hendralesmana & Fearless
Perlu juga diketahu, ada larangan yang dikenakan pada orang yang akan melangsungkan perkawinan (calon pengantin), ada larangan yang dikenakan pada orang yang berwenang meneguhkan perkawinan (pastor paroki, imam, diakon yang mendapat delegasi dari Ordinaris wilayah).
I. Larangan yang dikenakan pada orang yang akan melangsungkan perkawinan. 1. Perkawinan campur beda Gereja (mixta religio)
Kanon 1124 - Perkawinan antara dua orang dibaptis, yang diantaranya satu dibaptis dalam Gereja Katolik atau diterima di dalamnya setelah baptis dan tidak meninggalkannya
55 55
secara formal, sedangkan pihak yang lain menjadi anggota Gereja atau persekutuan gerejawi yang tidak mempunyai kesatuan penuh dengan Gereja Katolik, tanpa ijin jelas dari otoritas yang berwenang, dilarang. Bagi pihak yang lain dituntut sahnya baptisan yang pernah diterimanya di komunitas gerejawi tidak katolik. Sahnya baptisan sebagaimana dinormakan dalam kanon 849 dan 854, yaitu bahwa baptisan diterimakan dengan pencurahan air atau pembenaman di dalam air disertai rumus kata-kata trinitaris. Ijin dari otoritas gerejawi atas larangan ini diberikan jika ada alasan yang wajar dan masuk akal, serta memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam kanon 1125, yaitu: ➢ Pernyataan dari pihak katolik untuk menghindari segala hal yang membahayakan imannya serta berjanji untuk berusaha dengan sekuat tenaga untuk membaptis dan mendidik anakanak dalam iman katolik; ➢ Janji pihak katolik tersebut diberitahukan kepada pihak tidak katolik pada waktunya, sehingga pihak tidak katolik mengetahui bahwa pasangannya mempunyai janji dan tanggung jawab yang harus dipenuhi; dan ➢ Kedua pihak diberitahu ajaran Gereja Katolik mengenai perkawinan. Diharapkan mereka
memahami makna dan konsekuensi perkawinan secara katolik, khususnya berkaitan dengan karakter unitas dan indissolubilitas perkawinan (monogam dan tak terceraikan).
2. Perkawinan bersyarat
Yang dimaksudkan dengan perkawinan bersyarat adalah bahwa sahtidaknya perkawinan yang telah dilangsungkan sangat ditentukan oleh terpenuhi-tidaknya persyaratan yang dikenakan pada perkawinan tersebut.
Kanon 1102 : Ayat 1. Perkawinan tidak dapat dilangsungkan secara sah dengan syarat mengenai sesuatu yang akan datang. Ayat 2. Perkawinan yang dilangsungkan dengan syarat mengenai sesuatu yang lampau atau mengenai sesuatu yang sekarang, adalah sah atau tidak sah tergantung dari terpenuhi atau tidaknya hal yang dijadikan syarat itu. Ayat 3. Namun, syarat yang disebut dalam ayat 2 itu tidak dapat dibubuhkan secara layak (licit), kecuali dengan ijin Ordinaris wilayah yang diberikan secara tertulis.
56
Kanon 1102 sengaja membedakan 3 jenis syarat yang dapat dikenakan pada kesepakatan nikah, yaitu mengenai sesuatu yang akan datang, sesuatu yang sekarang dan sesuatu yang sudah lampau; masing-masing jenis mempunyai konsekuensi yuridisnya sendiri. >Kesepakatan bersyarat mengenai sesuatu yang akan datang dilarang oleh Gereja karena syarat ini selalu menggagalkan perkawinan. Dengan mencantumkan syarat mengenai sesuatu yang akan datang, maka validitas kesepakatan baru dapat dipastikan setelah semua syarat yang dicantumkan itu terpenuhi. Dengan demikian, selama persyaratan belum terpenuhi, perkawinan yang telah dilaksanakan pun juga belum sah. Secara yuridis, menjadi tidak jelas sama sekali kapan perkawinan itu akan menjadi sah.
Pencantuman syarat mengenai sesuatu yang sekarang ini dapat dilakukan, asalkan telah mendapatkan ijin tertulis dari Ordinaris wilayah, maka dapat dilakukan.
>Kesepakatan bersyarat mengenai sesuatu yang sekarang adalah bahwa kesepakatan itu digantungi persyaratan mengenai fakta sekarang yang dapat dibuktikan pada saat perkawinan dilangsungkan. Karena persyaratan tersebut dapat dibuktikan, maka validitas perkawinan pun dapat dibuktikan pada saat akad nikah dilangsungkan. >Kesepakatan bersyarat mengenai sesuatu yang lampau adalah bahwa kesepakatan itu dikenai persyaratan mengenai fakta yang telah terjadi dan hal ini dapat dibuktikan pada saat akad nikah dilangsungkan.
3. Perkawinan rahasia
Kanon 1130 - Atas alasan yang berat dan mendesak, Ordinaris wilayah dapat mengijinkan bahwa perkawinan dirayakan secara rahasia. Kanon 1131 – Ijin merayakan perkawinan secara rahasia membawa serta : 1* bahwa penyelidikan yang harus dilakukan sebelum perkawinan dilaksanakan secara rahasia. 2* bahwa kerahasiaan perkawinan yang telah dirayakan dijaga oleh Ordinaris wilayah, peneguh, para saksi, dan pasangan sendiri. Yang dimaksud dengan perkawinan rahasia adalah perkawinan yang dirayakan secara diam-diam, hanya di hadapan seorang imam peneguh
57
dan 2 orang saksi. Karena sifatnya rahasia, maka segala macam bentuk publikasi tidak dibuat, termasuk pengumuman nikah sebagaimana dituntut oleh kanon 1067 dan berita nikah sebagaimana diatur dalam kanon 1121. Ordinaris wilayah berkewajiban untuk memastikan bahwa perkawinan rahasia ini dilaksanakan secara benar dan sah (valid) serta layak (licit). Perkawinan yang dilangsungkan secara rahasia tidak secara eksplisit dilarang, namun membutuhkan ijin dari Ordinaris wilayah, yang diberikan atas alasan yang berat dan mendesak. Selain 3 jenis larangan di atas, seseorang bisa juga terkena larangan yang diakibatkan oleh suatu keputusan, baik oleh Otoritas Gereja (kanon 1077) maupun oleh Pengadilan Gerejawi (Tribunal) (kanon 1684).
II. Larangan – larangan yang dikenakan pada orang yang berwenang meneguhkan perkawinan.
Kanon 1071 memuat daftar situasi orang –orang (calon pengantin) yang membutuhkan reksa pastoral perkawinan secara khusus. Sebenarnya yang dilarang bukanlah perkawinan itu sendiri, melainkan orang yang akan meneguhkan
perkawinan, yakni pastor paroki, imam atau diakon yang mendapat delegasi dari Ordinaris wilayah. Seseorang dilarang meneguhkan perkawinan orang dalam situasi – situasi berikut ini, kecuali dengan ijin tertulis dari Ordinaris wilayah.
1. Perkawinan orang pengembara (Kan. 1071 ay. 1,1) Yang dimaksud pengembara adalah orang yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap, dalam arti tidak memiliki domisili maupun kuasidomisili di manapun. Keadaan khas pengembara mempersulit peneguh perkawinan untuk memperoleh kepastian mengenai status bebasnya (status liber).
Dalam kategori ini, termasuk orang yang sebelumnya pernah menjadi pengembara dan baru pada saat hendak melangsungkan perkawinan mendapatkan domisili atau kuasi domisili; sebaliknya tidak perlu dipandang sebagai pengembara, orang yang tidak memiliki domisili/ kuasi-domisili pada saat hendak melangsungkan perkawinan, namun sebelumnya selalu memiliki domisili/kuasi-domisili.
58
2. Perkawinan yang menurut norma undang-undang negara tidak dapat diakui atau tidak dapat dilangsungkan (Kan. 1071 ay. 1,2)
Hukum Gereja menegaskan bahwa perkawinan religius di hadapan petugas Gereja juga memiliki akibat-akibat sipil. Maka untuk kita di Indonesia, perlu dipatuhi pula ketentuan-ketentuan yang ada dalam UU no. 1 Tahun 1974 (UU Perkawinan).
3. Perkawinan orang yang terikat kewajiban-kewajiban kodrati terhadap pihak lain atau terhadap anak-anak yang lahir dari hubungan sebelumnya (Kan. 1071 ay. 1,3)
Di sini secara eksplisit digunakan kata hubungan dan bukan ikatan nikah. Dengan demikian dikandung pengertian yang sangat luas, mencakup masalah sah- tidak sah, masalah masih terikat – sudah diceraikan oleh Pengadilan sipil dll. Gereja membutuhkan jaminan bahwa kewajiban-kewajiban itu akan dipenuhi oleh pihak yang bersangkutan. Tanpa jaminan itu, Ordinaris wilayah dapat melarang peneguhan perkawinan, paling tidak untuk sementara waktu.
4. Perkawinan orang yang telah meninggalkan iman katolik secara terbuka
(Kan. 1071 ay.1, 4)
Berdasarkan ini, maka perkawinan seorang katolik dengan orang yang telah meninggalkan iman katolik secara terbuka diperlakukan seperti perkawinan campur, bisa campur beda agama ataupun campur beda Gereja.
5.Perkawinan orang yang terkena hukuman gerejawi (Kan. 1071 ay. 1,5) Hukuman gerejawi bersumber dari keputusan atau dekrit pengadilan gerejawi (tribunal) yang mengadili masalah-masalah perkawinan.
59
6. Perkawinan anak yang belum dewasa tanpa diketahui atau secara masuk akal tidak disetujui oleh orangtuanya (Kan. 1071 ay. 1,6) Belum dewasa di sini tidak hanya diartikan sebagai belum genap berusia 16 tahun untuk laki-laki atau 14 tahun untuk perempuan sebagaimana disyaratkan dalam kanon 1083 bagi sahnya perkawinan. Belum dewasa mesti diartikan sesuai dengan ketentuan kanon 97 ayat 1, yakni pribadi yang belum genap berusia 18 tahun. Oleh karena itu, meski seseorang telah mendapatkan dispensasi dari halangan usia, tetap dituntut untuk memiliki persetujuan dari orangtuanya, jika ia belum genap berusia 18 tahun.
Jadwal Perayaan Pekan Suci & Paskah 2016 1. Ibadat Jalan Salib setiap hari Jumat pada masa Prapaskah pukul 18.00 wib 2. Minggu Palma (Minggu, 20 Maret 2016) Misa I : 07.00 wib Misa II : 09.30 wib (Perarakan) Misa III : 16.30 wib Misa IV : 19.00 wib 3. Kamis Putih (Kamis, 24 Maret 2016) Misa I : 18.30 wib Misa II : 21.30 wib
Belum dewasa juga bisa diartikan secara lebih luas, yakni belum mencapai usia yang biasa untuk menikah menurut adat kebiasaan setempat (Kan. 1072 & Kan. 1083).
4. Jumat Agung (Jumat, 25 Maret 2016) Jalan Salib terakhir/Pasio : 08.00 wib Ibadat I : 10.30 wib Ibadat II : 14.00 wib Ibadat III : 17.30 wib
7. Perkawinan yang akan dilangsungkan dengan perantaraan orang yang dikuasakan (Kan. 1071 ay. 1,7)
5. Sabtu Paskah (Sabtu, 26 Maret 2016) Misa I : 17.30 wib Misa II : 21.30 wib
Untuk perkawinan yang dilangsungkan dengan perantaraan orang yang mendapat kuasa ini, ada beberapa syarat khusus agar perkawinan demikian bisa dilaksanakan dengan sah, seperti yang tertuang dalam Kan. 1105 ay.1 sampai dengan 4.
6. Minggu Paskah (Minggu, 27 Maret 2016) Misa I : 07.00 wib Misa II : 09.30 wib (Misa Paskah Anak-Anak) Misa III : 17.00 wib
60. SANTO SANTA
St. Timotius & Titus 26 Januari
Timotius dikenal sebagai rekan
kerja dan pendamping terpercaya dari Santo Paulus dalam perjalanan-perjalanan misinya. Ia (kemungkinan) lahir di Lystra, sebuah kota di Asia Kecil. Ayahnya kafir, sedangkan ibunya beragama Yahudi. Bersama ibunya, Eunike dan neneknya Lois, Timotius bertobat dan menjadi Kristen pada saat Santo Paulus pertama kali mengunjungi Likaonia (2Tim 1:5). Semenjak masa muda, Timotius sudah mengenal Kitab Suci agama Yahudi dari ibunya. Bahkan kitab itu sudah menjadi bacaan utama. Tujuh tahun kemudian (setelah menjadi Kristen) ketika Santo Paulus kembali ke Lystra Timotius sudah menjadi pemuda yang aktif dan saleh, dan bersemangat rasul. Ia dipuji oleh saudara saudara seiman di Lystra dan Ikonium (Kis16:2). Untuk menghilangkan pertentang-
an antara kaum Yahudi dan Yudeo Kristen, Timotius disunat (Kis16:3). Ia lalu menemani Paulus ke Berea. Disana ia tinggal bersama Silas, sementara Paulus melanjutkan perjalanannya. Kemudian, ia bertemu lagi dengan Paulus di Korintus (Kis 18:5) dan lalu menemani Paulus ke Yerusalem (Kis20:4). Timotius dikenal sebagai seorang yang bersama Paulus menulis enam pucuk surat (1Tes1:1; 2Tes1:1; 2Kor1:1; Flp1:1; Kol1:1; [[Fil 1]]). Namanya tercantum lagi di suratsurat Penjara yang memberitakan tentang pengutusan Timotius untuk mengunjungi orang orang Kristen di Filipi. Karena tidak seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan dia dan yang begitu bersungguh sungguh memperhatikan kepentingan Yesus Kristus. Kamu tahu bahwa kesetiannya telah teruji dan bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya. Dialah yang kuharap untuk kukirimkan dengan segera, sudah jelas bagiku bagaimana jalannya perkaraku (Fil2:20-23).
Timotius sungguh dicintai dan disayang oleh Paulus. Hal ini dapat terlihat pada awal setiap surat yang ditujukan Paulus kepadanya: Anakku yang
terkasih. Paulus sungguh kagum akan kesetiaan Timotius terhadap setiap ajarannya: Engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku. Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokia dan di Ikonium dan di Lystra. (2Tim3:10-11). Setelah Paulus dilepaskan dari penjara, ia mengangkat Timotius sebagai Uskup di Efesus. Ia kemudian dibunuh dengan kejam pada tahun 97.
Selain Timotius, Titus adalah seorang rekan seperjalanan Paulus. Ia berasal dari Antiokia di Asia Kecil. Ia lahir di dalam sebuah keluarga yang masih kafir. Karena pewartaan Paulus, Titus bertobat dan menjadi seorang Kristen yang aktif dalam karya pewartaan Injil. Ia menemani Paulus ke Yerusalem untuk menghadiri Konsili mengenai Hukum Musa. Sesudah itu, Paulus mengirim dia dua kali ke Korintus untuk menasehati orang-orang Kristen disana dalam beberapa masalah yang membahayakan kesatuan Iman dan kebenaran Iman.
Karena jasajasanya dan semangatnya dalam melayani Injil dan orang-orang Kristen, maka Paulus mengangkat Titus menjadi Uskup di Kreta. Paulus menabhiskan dia untuk melanjutkan misi yang telah di mulai di Pulau Kreta. Titus meninggal di Kreta.***
ilustrasi
DS
“Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia bisa dipastikan akan tersesat, karena ia tidak sempat menata dirinya dalam suatu lingkungan sosial. Komunikasi membuat individu membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai panduan untuk menafsirkan, situasi apapun yang ia hadapi.” wikipedia
Komunikasi Sosial St. Stefanus
membuka pendaftaran bagi rekan-rekan yang ingin bergabung dalam kegiatan Jurnalistik Gereja, Informasi Langit Teknologi, Communication Event (Seminar, Talkshow, menceritakan Pameran, Workshop), kemuliaan Allah, Fotografi, Sketsa, Film, dan cakrawala Radio dan Media Sosial. memberitakan Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Putro (0818.08030381) Tyo (0813.28130513)
pekerjaan tangan-Nya. (Mzm 19:2)
62. DANA PAROKI DESEMBER 2015 Lingkungan
Kode
Perhit. 7-Des15
Perhit. 14-Des15
Perhit. 21-Des15
Perhit. 28-Des15
No
Wil
1
1
St.Hubertus
HBS
3
240,000
5
820,000
3
140,000
2
2
1
St.Yoh.Pemandi
YPE
7
120,000
11
600,000
2
150,000
-
-
3
1
St.Gregorius
GRR
6
240,000
5
130,000
3
150,000
-
-
Amplop
RP
Amplop
RP
Amplop
RP
Amplop
RP 40,000
4
1
St.Yudas Tadeus
YTA
1
7,000
1
100,000
8
255,000
9
530,000
5
2
Sta. Theresia
THE
6
180,000
3
60,000
8
365,000
4
1,520,000
6
2
Sta.M.Immaculata
MIM
6
105,000
-
-
1
20,000
1
10,000
7
2
Sta.Maria Fatima
MFA
-
-
6
54,000
-
-
3
34,000
8
2
Sta.M. Bernadette
BDE
9
55,000
4
295,000
26
265,000
15
535,000
9
3
St.Markus
MKI
4
300,000
5
290,000
6
200,000
1
100,000
10
3
St.Nicodemus
NDS
-
-
11
3
St.Oktavianus
OTS
1
100,000
15 7
1,070,000
2
70,000
-
-
415,000
3
180,000
2
5,050,000
12
3
St.Paulinus
PLN
4
275,000
3
300,000
5
525,000
-
-
13
3
St.Quirinus
QRS
1
100,000
4
450,000
2
150,000
1
30,000
14
4
St.Antonius
ATS
2
75,000
7
285,000
5
170,000
15
4
St.Clementus
CLS
1
50,000
8
600,000
3
60,000 1,760,000
6
120,000
-
-
-
19
1,820,000
8
750,000 140,000
16
4
Sta. Faustina
FSA
-
-
-
-
35
5
Sta.Angela
AGE
1
30,000
-
-
-
18
5
St.Bartholomeus
BTS
1
150,000
2,570,000
50,000 360,000
17
10
1 10
19
5
Emmanuel
EML
8
3,220,000
7
620,000
1
1,000,000
3
20
5
Sta.Ursula
URS
4
500,000
4
1,250,000
1
500,000
-
-
21
6
St.M.Magdalena
MMA
5
110,000
7
525,000
6
185,000
4
60,000
22
6
St.Aloysius
ALS
6
110,000
15
1,315,000
-
-
7
150,000
23
6
St.Thomas Aquino
TAQ
14
525,000
6
400,000
4
175,000
1
10,000
24
7
Sta.Helena
HLN
30
223,000
3
20,000
4
21,000
1
20,000
25
7
Romo Sanjoyo
RSO
5
60,000
1
5,000
6
100,000
-
-
26
7
St.Simeon
SMN
7
47,000
11
85,000
5
50,000
8
32,000
27
7
Sugiyopranoto
SGO
2
21,000
33
244,000
-
-
8
61,000
28
7
St.Theodorus
THO
8
55,000
13
210,000
2
20,000
7
110,000
85,000
26
1,235,000
5
170,000
21
450,000
585,000
14
200,000
20
615,000
-
-
4
195,000
8
275,000
8
125,000 101,000
29
8
St.Paulus
PLS
7
30
8
St.Timotius
TTS
13
31
8
Sta.Veronica
VRA
2
70,000
32
9
St.Bonaventura
BVA
4
140,000
16
1,180,000
4
140,000
4
33
9
St.Bonifacius
BFS
7
460,000
4
104,000
3
120,000
-
-
34
9
Keluarga Kudus
KKS
1
250,000
5
192,000
8
247,000
3
105,000 200,000
35
10 St.Yoh Don Bosco
DBD
5
47,000
4
70,000
3
90,000
1
36
10 St.Kristoforus
CRS
3
85,000
4
70,000
2
70,000
-
-
37
10 Sta. Maria Goretti
MGI
5
220,000
5
55,000
3
60,000
5
205,000
38
10 Sta.Maria B.Setia
MBS
1
100,000
2
200,000
12
239,000
1
15,000
39
11
FSE
1
30,000
1
50,000
2
150,000
5
370,000 100,000
Sta.Felicitas
40
11
Sta.Anastasia
ANS
3
250,000
255,000
3
125,000
1
41
11
Maria Ratu Damai
MRD
1
50,000
12 4
90,000
-
-
4
90,000
42
12 St.Bernardus
BDS
2
40,000
1
50,000
3
110,000
1
100,000
43
12 St.Dionisius
DNS
3
60,000
8
500,000
12
810,000
2
100,000
44
12 St.Elias
ELS
4
240,000
7
260,000
5
350,000
2
30,000
DONASI PENGGANTIAN BIAYA CETAK MAJALAH MEDIAPASS JANUARI 2016 1 2 3 4 5 6
Lingk. St. Paulus (tahun 2015) Lingk. St. Timotius (tahun 2015) Lingkungan Sta. Veronica Lingkungan Sta. Maria Fatima Lingkungan St. Bartolomeus (tahun 2015) Lingkungan St. Bartolomeus (tahun 2016) Total
600,000 300,000 1,350,000 50,000 3,600,000 3,780,000 9,680,000
Terima kasih atas donasi yang telah diberikan, kami menunggu kontribusi Anda di edisi-edisi berikutnya. Harap memberitahukan apabila donasi dikirim melalui transfer. Untuk setiap penerimaan donasi, akan diberikan bukti penerimaan resmi.
Jika teman-teman sudah mewarnai lembar mewarnai dalam Tunas Stefanus. Hasil karya-nya bisa dimasukkan ke dalam kotak KOMSOS atau difoto dan dikirimkan ke email redaksimediapass@ yahoo.com. Hasil karya pemenang akan dipasang di website dan Facebook.