Seleksi Donor dan Informed Consent Donor
Ulfah Suryani Unit Transfusi darah Pusat Palang Merah Indonesia
•Ketersediaan, keamanan dan kemudahan akses terhadap darah dan produk darah harus dapat dijamin.(World Health Assembly (WHA) 63.12 on Availability, Safety and Quality of Blood Products)
•Pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan transfusi darah yang aman, bermanfaat, mudah diakses, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
• Bila memungkinkan penyumbangan darah didapatkan dari pendonor tetap ( regular ) dan pendonor ulang. • Diharapkan dari pendonor regular dan pendonor ulang diperoleh kepastian tentang riwayat kesehatannya, dan juga mampu mendeteksi potensi faktor resiko pendonor. • Pada pendonor baru sebaiknya diberikan informasi (secara tertulis maupun lisan), bahwa perlunya menjawab pertanyaan secara jujur tentang riwayat kesehatan mereka dan gaya hidup sehingga mampu memutuskan apakah mereka memenuhi syarat untuk menjadi pendonor darah.
Seleksi Donor •Badan Regulasi Nasional memegang peranan penting dalam penetapan kerangka kriteria seleksi donor dan modifikasi kebijakan terkait proses seleksi donor (WHO, 2011) •Kriteria seleksi donor yang relevan dengan kondisi masyarakat harus dibuat dan dikaji ulang secara teratur berdasarkan: 1. Hasil surveilans epidemiologi populasi pendonor yang berkesinambungan 2. Penilaian atas risiko terhadap keamanan darah di tingkat lokal dan internasional yang baru.
Kriteria seleksi donor •tujuannya untuk melindungi pendonor dan pasien. •dibuat relevan dengan kondisi populasi. •diperbaharui jika perlu sesuai dengan perubahan epidemiologi setempat dan penilaian terhadap risiko yang baru muncul.
Ketentuan area donor • Area donor darah terpisah dari semua area pengolahan dan pengujian. • Area seleksi pendonor hendaklah didesain guna menjaga kerahasiaan wawancara. • Ruang istirahat dan penyegaran untuk pendonor terpisah dari area donasi atau penyimpanan. • Observasi pendonor selama penyegaran pasca donor sebaiknya tetap dipantau dan terlihat oleh petugas . CPOB / 2016 hal :4.10-12
Identifikasi dan registrasi pendonor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Identifikasi harus tervalidasi dengan menunjukkan identitas pendonor, guna menghindari kesalahan saat menginput data donor, Informasi pendonor minimal mencakup : Nomor identitas (KTP/SIM/passport) No.kartu donor Nama lengkap ( nama pertama,tengah,akhir) Alamat lengkap rumah (kelurahan, kecamatan,kota) No. Hp Jenis kelamin Tempat/tgl lahir Pekerjaan → 12 jam post donasi dapat membahayakan pendonor seperti pekerjaan supir, pilot* Alamat kantor dan alamat email
*European Committee on Blood Transfusion,edisi 16,2010.
Kriteria Seleksi Kriteria Umum
Penjelasan
Usia
Usia minimal 17 tahun. Pendonor pertama kali dengan umur >60 tahun dan pendonor ulang dengan umur >65 tahun dapat menjadi pendonor dengan perhatian khusus Donor darah lengkap: -≥ 55 kilogram untuk penyumbangan darah 450 mL -≥ 45 kilogram untuk penyumbangan darah 350 mL Donor apheresis: -≥ 55 kilogram Sistolik : 90 hingga 160 mm Hg Diastolik : 60 hingga 100 mm Hg Dan perbedaan antara sistolik dengan diastolik lebih dari 20 mmHg 50 hingga 100 kali per menit dan teratur
Berat badan
Tekanan darah
Denyut nadi
Kriteria Seleksi Kriteria Umum
Penjelasan
Suhu tubuh
36,5 – 37,5 0C
Hemoglobin
12,5 hingga 17 g/dL
Penampilan donor
Kondisi tersebut dibawah ini, tidak diizinkan untuk mendonorkan darah: Anemia, jaundice, sianosis, dispnoe, ketidak stabilan mental , alkohol atau keracunan obat
Risiko hidup
terkait gaya Orang dengan gaya hidup yang menempatkan mereka pada risiko tinggi untuk mendapatkan penyakit infeksi berat yang dapat ditularkan melalui darah.
Pemeriksaan pra-donasi
Paling cepat waktu makan 3 jam sebelum penyumbangan ( Permenkes 91/2015, hal : 73 )
Persyaratan Pengambilan Apheresis Semua prosedur apheresis •Analisis protein total termasuk albumin dan IgG paling tidak setahun sekali. Prosedur apheresis trombosit •Donor harus memiliki jumlah minimal trombosit 150 x 10 9µL •Minimal dua minggu diantara pengambilan apheresis trombosit
Persyaratan Pendaftaran dan seleksi donor • Harus dilaksanakan mengacu pada prosedur yang didokumentasikan. • Pendonor harus diidentifikasi saat pendaftaran dan diulang kembali setiap sebelum tahap kritis pada proses seleksi dan pengambilan, atau ketika pindah dari satu petugas ke petugas lainnya. Paling sedikit, hal ini harus dilakukan sebelum seleksi dan sebelum penusukan vena. • Pendonor baru harus diberikan informasi tentang risiko penyumbangan darah, baik untuk pendonor maupun pasien, mereka harus diberi informasi perlunya kejujuran dalam merespon pertanyaan.
Registrasi o Informasi harus secara lengkap mengidentifikasikan pendonor o jika pendonor reguler, maka informasi tersebut harus dapat menghubungkan pendonor dengan catatan yang sudah ada.
Tahapan seleksi donor kegiatan
Persyaratan
Donor mengisi formulir kuesioner dan informed consent
•Formulir identitas donor yg disetujui dan terdapat kontrol dokumen. •Kuesioner dan informed consent yg hrs ditanda tangani pendonor.
Registrasi
Input data ke dalam SIM UTD
Pemeriksaan dokter dan Verifikasi jawaban terhadap pertanyaan kesehatan validasi pendonor pendonor. Timbang Berat badan→divalidasi setiap akan digunakan. Pemeriksaan kesehatan sederhana ( tekanan darah, denyut Nadi, Hb, dan suhu ) Pastikan donor paham dan telah tanda tangan informed consent Pemeriksaa Hb dan golongan darah
• Alat dan reagen yg telah dikualifikasi dan divalidasi dan terdapat CoA •Petugas yg terlatih dan kompeten •Pemeriksaan gol darah harus dilakukan pada pendonor darah <3 kali
PENOLAKAN DONOR PERMANEN KONDISI
PENJELASAN
Kanker/Keganasan
Dibatasi : keganasan haematologi dan yang berhubungan dgn viremia , mis : hemofilia
Creutzfeldt Jakob Diseases ( penyakit sapi gila )
Semua org yg pernah diobati/menerima oleh ekstrak dari klj pituitary manusia, cangkok durameter atau kornea atau memiliki keluarga yg berisiko CJD atau tertular ensefalopati spongiform
Diabetes
Jika mendapat pengobatan insulin
Pecandu
Semua yang memiliki riwayat IVDU**
Penyakit jantung dan pembuluh darah
Semua penderita peny. Jantung khususnya peny koroner, angina pectoris, arithmia jantung yg berat, riwayat peny serebrovaskuler, thrombosis arteri atau vena yang berulang.
Kondisi infeksi
Karier HIV ½, HTLV ½, HBV, HCV, Babesiosis, Leishmania, Chronic Q Fever Chagas, berperilaku sexual berisiko 14
PENOLAKAN DONOR SEMENTARA KONDISI
PENJELASAN
Endoskopi dg biopsi menggunakan alat fleksibel, dg luka inokulasi, akupunktur, tattoo, tindik badan, mukosa terpercik darah, jar atau sel cangkok asal manusia
6 bulan atau 4 bulan dengan hasil NAT HCV negatif
Transfusi komponen darah
6 bulan atau 4 bulan dengan hasil NAT HCV negatif.
Epilepsi
3 tahun berhenti pengobatan tanpa serangan
Demam > 380C, seperti flu
2 minggu setelah gejala hilang
Penyakit ginjal
Glomerulonefritis akut, ditolak 5 tahun setelah sembuh total
12 bulan sebelum donor**
15
PENOLAKAN DONOR SEMENTARA KONDISI
PENJELASAN
Pengobatan
Pengobatan menunjukkan adanya penyakit. Daftar obat dimana donasi diperbolehkan harus tersedia dan disetujui oleh dokter UTD. Penolakan donor utk trombosit,jika individu mendapatkan pengobatan yg berdampak pd trombosit
Osteomielitis
2 tahun setelah sembuh total
Kehamilan
6 bulan setelah melahirkan atau penghentian kehamilan atas ijin dokter
Demam rheumatik
2 tahun setelah serangan tanpa adanya bukti penyakit jantung kronis. Jika ada komplikasi maka penolakan menjadi permanen
Bedah
Tidak ada penyumbangan darah hingga sembuh total dan sehat
Cabut gigi
Jika tidak ada komplikasi biasanya 1 minggu (menghindari bakteriemia yang tersamar)
•Permenkes No.91 Tahun 2015 tentang Pelayanan Transfusi Darah •AABB.2016. DHQ Flowcharts v2.0
IMUNISASI JENIS VAKSINASI
PENJELASAN
Vaksin dg virs dan bakteri yg dilemahkan : BCG, yellow fever, rubella, campak, polio (oral), gondongan/mumps, vaksin tifus dan kolera yg live attenuated
4 minggu
Vaksin dg bakteria yang mati: kolera, tifus,
Diterima jika keadaan kesehatan baik
Vaksin dg virus yg diinaktifkan : polio (injeksi), influenza
Diterima jika keadaan kesehatan baik
Toxoid: Diphteri, tetanus
Diterima jika keadaan kesehatan baik
Vaksin lain: Hepatitis A dan B, Hepatitis B,
Diterima jika tidak ada apa-apa dan tidak ada paparan 1 mgg untuk mencegah HBsAg positif terkait vaksinasi Diterima jika tidak ada apa-apa, 1 tahun jika ada paparan
Rabies, ensephalitis tick-borne
Penerimaan atau penolakan harus berdasarkan: •respons pendonor terhadap pertanyaan rinci tentang faktor-faktor kesehatan, keluarga dan gaya hidup. •riwayat bepergian donor. •pemeriksaan fisik dan pengobatan.
Interval, Frekuensi dan Volume KOMPONEN Whole Blood
KRITERIA Interval
PERSYARATAN
waktu sejak -
penyumbangan terakhir
Laki-Laki
: 2 bulan
-
Perempuan : 2 bulan
-
48
jam
jika
penyumbangan
terakhir adalah
prosedur plasmapheresis atau plateletpheresis Frekuensi pengambilan Volume (maximum) Apheresis plasma
-
Laki-Laki 6 penyumbangan pertahun
-
Perempuan 4 penyumbangan pertahun
-
450 mL ± 10% diluar antikoagulan
-
350 mL ± 10% diluar antikoagulan
Interval sejak penyumbangan -
1 minggu
terakhir
1 bulan dari penyumbangan darah lengkap atau
-
jika
terjadi
kegagalan
pengembalian
sel darah
merah saat apheresis Frekuensi pengambilan
33 pengambilan per donor per tahun
Volume (maksimum)
-
Pengambilan tidak boleh melebihi 13%
volume
darah total (10,5 mL per kg berat badan) -
750
mL
plasma
pengambilan -
1,5 L plasma per minggu
-
25 L per tahun
diluar
antikoagulan per
Interval, Frekuensi dan Volume KOMPONEN Apheresis plasma dengan trombosit
KRITERIA Interval
PERSYARATAN
waktu sejak -
penyumbangan terakhir
2
minggu
setelah pengambilan
apheresis trombosit terakhir -
1 bulan dari penyumbangan darah lengkap
atau kegagalan
pengembalian
sel
darah merah
selama apheresis Frekuensi pengambilan
26 pengambilan per donor per tahun, dengan
jarak
minimal
2 minggu
diantara pengambilan Volume (maksimum)
-
Pengambilan
tidak
boleh melebihi
13% volume darah total
(8,5 mL
per kg berat badan) -
650 mL plasma dan trombosit diluar antikoagulan per pengambilan
•Permenkes No.91 Tahun 2015 tentang Pelayanan Transfusi Darah •AABB.2016. DHQ Flowcharts v2.0
Informed consent donor • Harus ada informed consent tertulis • IC merupakan bagian dari catatan donor • Calon pendonor harus menandatangani IC dan memahami tanggung jawab moral dan hukum dan resiko yg mgkn muncul terkait donor darah, termasuk persetujuan darah dan komponen darahnya ditransfusikan/diolah. • Formulir kuesioner pendonor 2 1. Pedoman CPOB Unit Penyediaan Darah, Tahun 2016. 2. AABB.Edisi 15. page : 97 -115. 21
Informed consent donor • Sesuai dengan CPOB dalam informed consent donor harus ada : Validasi donor : - penilaian kesehatan pendonor dengan pemeriksaan kesehatan pendonor,riwayat kesehatan, riwayat pemeriksaan IMLTD, Verifikasi formulir donor : untuk memastikan bahwa pendonor mengerti pertanyaan yg ada pada formulir dan dapat menggali kehidupan pendonor apakah termasuk resiko tinggi atau tidak.
LEMBAR INFORMED CONSENT STANDAR Yth. Unit Transfusi Darah …………….. Saya telah mendapatkan dan membaca semua informasi yang diberikan serta menjawab pertanyaan dengan jujur. Saya mengerti dan bersedia menyumbangkan darah dengan volume sesuai standar yang diberlakukan dan setuju diambil contoh darahnya untuk keperluan pemeriksaan laboratorium berupa uji golongan darah, HIV, Hepatitis B , Hepatitis C, Sifilis dan infeksi lainnya yang diperlukan serta untuk kepentingan penelitian. Bila ternyata hasil pemeriksaan labotarium perlu ditindaklanjuti, maka saya setuju untuk diberi kabar tertulis. Jika komponen plasma tidak terpakai untuk transfusi, saya setuju dapat dijadikan produk plasma untuk pengobatan. Tanda Tangan Petugas
Tanda Tangan Donor
Nama jelas
Nama Jelas 23
Sistim rujukan dan konseling donor • Notifikasi donor reaktif IMLTD Salah satu strategi untuk menjamin keamanan darah terhadap infeksi yang ditularkan lewat transfusi darah adalah diadakannya uji saring yg saat ini ditujukan pd infeksi HIV,Hepatitis B, Hepatitis C,dan Sifilis. Setiap tahun rata-rata 3% dari darah donor tiadak dapat di transfusikan krn hasil uji saring IMLTD repeated reactif ( RR) menunjukkan hasil positif pada darah donor yg initial reactif (IR). Sesuai dengan PP No.7/2011 tentang pelayanan darah, ditekankan pentingnya pemberitahuan kepada pendonor atas hasil uji saring darah RR melalui konseling dan rujukan ke RS utk mendapatkan pemeriksaan diagnostik dan penanganan selanjutnya.
Pemberitahuan kepada donor
Pemberituan hasil uji saring IMLTD yang RR sebaiknya disampaikan secara tertulis dengan menggunakan pemanggilan donor untuk konsultasi. Jika melalui surat tak ada respon maka pendonor tersebut dimasukkan ke dalam daftar cekal sampai UTD menerima hasil umpan balik uji diagnostik negatif dari RS
Rujukan pendonor dengan hasil uji saring RR ke RS
Pendonor yang telah konseling di UTD harus di rujuk secara tertulis ke RS untuk pengujian diagnostik dan penanganan lebih lanjut Pendonor dirujuk dengan surat pengantardari UTD : 1. Ke bagian penyakit dalam utk donor dgn hasil uji saring Hepatitis B/C sub bagian Hepatologi 2. Ke bagian kulit kelamin RS,utk donor dengan hasil uji saring Sifilis 3. Ke Unit layanan Konseling dan Tes HIV, utk donor dengan hasil uji saring HIV.
Standar konseling donor darah Ruang konseling pendonor : tertutup untuk menjaga kerahasiaan Tenaga konseling : dokter/perawat yg telah mendapatkan pelatihan konseling dan HIV,dan bekerja di UTD Prosedur konseling : Pendonor di beri penjelasan ttg uji saring dg hasi RR, yg bukan hasil diagnosa,hanya sbg penetapan darah donor tdk dapat di transfusi Donor di rujuk ke RS utk pemeriksaan diagnostik, dgn biaya ditanggung oleh pendonor Penjelasan harus jelas,ringkas, dan dilaksanakan dgn empati.
Umpan balik hasil pengujian diagnostik terhadap pendonor darah dan UTD Jika hasil diagnostik positif →dokter RS memberitau donor utk di tolak permanen mendonorkan darahnya, dan hasilnya dikirim ke UTD secara tertulis oleh RS ke UTD Jika hasil diagnostik negatif →donor dapat kembali menyumbangkan darah. ( prosedur konseling,186). Pendonor dgn hasil pengujian diagnostik negatif harus konseling dan tidak diizinkan donor darahnya sementara waktu sampai hasil uji saring berikutnya non reactive lalu boleh mendonorkan kembali darahnya ( hal 182 ) Jika umpan balik dari RS tidak ada dalam waktu 3 bulan,maka status donor di UTD dirubah dari “ditolak sementara” menjadi “ditolak permanen”