SEKTOR MAINAN Sektor mainan menggunakan banyak kemasan mewah. Uji forensik menunjukkan bahwa kemasan yang digunakan banyak merk terkemuka mengandung serat dari hutan hujan Indonesia. Investigasi Greenpeace Internasional juga memperoleh kaitan antara merk mainan terkemuka ini dengan APP, perusahaan pulp dan kertas terbesar dan sangat terkenal yang beroperasi di Indonesia. •
Uji forensik menunjukkan penggunaan reguler serat kayu hutan alam tropis (MTH) dalam kemasan merk mainan terkemuka yang diproduksi di Cina atau Indonesia.
•
Bukti lacak balak (chain-of-custody) di Cina dan Indonesia menunjukkan bahwa APP adalah pemasok penting bagi bahan pengemasan merk-merk mainan ternama.
•
Hutan hutan Indonesia sedang dibabat habis untuk memproduksi pulp APP, yang dipasok ke sektor pengemasan di Indonesia dan Cina.
ULASAN SEKTOR MAINAN Anak perusahaan grup konglomerat Sinar Mas, Asia Pulp & Paper (APP)1 secara umum adalah perusahaan kertas tak bernama (anonymous), walaupun mereka mengaku sebagai salah satu dari tiga produser pulp dan kertas teratas dunia. Produksi pulp utama APP berada di Indonesia.2 Seperlima dari kayu hutan alam tropis campuran (mixed tropical hardwood, MTH) dari hasil penebangan habis hutan dan hutan gambut Indonesia dilebur dalam kilangkilang APP.3 Hilangnya hutan ini mendorong banyak spesies yang terancam punah lebih cepat menuju kepunahan serta penyebab perubahan iklim. Dalam tahun 2008, Staples – perusahaan produk alat kantor terbesar dunia4 – menyatakan bila mereka tetap menjadi pelanggan APP akan ‘sangat membahayakan merk kami’.5 Menurut data terakhir, Cina telah melampaui AS sebagai produsen kertas dan papan dunia menurut volume.6 Produksi kemasan merupakan 60% dari jumlah ini.7 Sementara sektor ini juga menggunakan sejumlah besar pulp daur ulang, mereka tetap membuat sangat banyak serat kayu baru.8 Basis produksi utama APP untuk kertas dan pengemasan adalah Cina, dimana mereka mencirikan diri sebagai ‘Pemasok Produk Kertas Berkualitas Tinggi’.9 Cina adalah pasar kedua terbesar setelah Amerika Serikat untuk kemasan mewah.10 APP menggunakan serat kayu baru untuk materi kemasan berkualitas tinggi. Sektor-sektor kunci untuk kemasan antara lain adalah makanan, minuman, farmasi, produk rumahtangga, dan barang pribadi serta peralatan listrik.11 APP merupakan risiko bagi merkmerk dalam sektor ini, dengan mengaitkan mereka melalui rantai pasokan kertas dan kemasan dengan penghancuran hutan hujan Indonesia. Sektor mainan adalah contoh yang paling nyata dari merk-merk konsumen yang menggunakan banyak kemasan mewah. Angka-angka APP yang tersedia di ranah publik tidak memungkinkan untuk menghitung seberapa penting sektor mainan untuk kelompok bisnis ini. Walau demikian, lebih dari separuh materi kemasan APP diproduksi di Cina, terutama oleh dua kilang APP di Propinsi Ningbo, Zhejiang. Propinsi ini juga merupakan lokasi banyak percetakan yang menyediakan jasa untuk kemasan sektor mainan. Tidak seperti perusahaan-perusahaan progresif seperti halnya Unilever atau Nestlé, pemain utama dalam sektor mainan tampaknya awam akan risiko kaitan merk mereka dengan deforestasi.
BUKTI FORENSIK YANG MENGAITKAN SEKTOR MAINAN DENGAN PENGRUSAKAN HUTAN HUJAN DI INDONESIA Indonesia adalah satu-satunya produsen skala besar pulp MTH (kayu hutan alam tropis campuran) dan akasia.12 Di Indonesia sendiri terdapat hanya dua produsen skala besar pulp MTH, yaitu APP dan APRIL.13 APRIL tidak memproduksi materi kemasan di Indonesia,14 yang artinya APP adalah produsen utama materi kemasan dengan kandungan MTH. Di Cina, hanya terdapat tiga jalur nyata bagaimana MTH bisa muncul dalam produk kemasan: pertama, melalui impor papan kemasan dari Indonesia, dimana APP merupakan produsen utama; kedua, melalui impor pulp MTH dari APP atau APRIL yang kemudian diproduksi menjadi materi kemasan di Cina; dan ketiga, melalui impor kayu serpih dari pembukaan hutan hujan di Indonesia yang kemudian dilebur dan dijadikan materi kemasan di Cina. APP adalah produsen terbesar kertas dan kemasan di Cina.15 Dua pertiga produksi pulp APP di Cina pada tahun 2009 bergantung pada kayu impor,16 termasuk dari Indonesia. Selanjutnya, APP Cina mengimpor hampir sepertiga kebutuhan pulp mereka,17 termasuk dari Indonesia. Bila diketahui bahwa materi APP Cina mengandung MTH, secara logis dapat dikatakan bahwa ini diimpor dari APP Indonesia.18 Tidak seperti perusahaan-perusahaan pulp lainnya, APP tidak mengiklankan produksi pulp mereka untuk dijual ke pasar bebas atau di website mereka.19 APP mengadakan kayu hutan alam tropis campuran (MTH) untuk memproduksi pulp baru (bukan daur ulang) berkualitas tinggi untuk dibuat kertas fotokopi, kertas tisu, kemasan dan materi cetakan mewah (glossy).20 Faktanya, diperkirakan 20% dari serat yang masuk ke kilang-kilang pulp perusahaan ini berasal dari pembukaan hutan alam.21 Sisanya berasal dari perkebunan – sebagian besar akasia. Investigasi Greenpeace bertujuan untuk mengidentifikasi konsumen korporat dalam sektor mainan yang menggunakan produk kemasan buatan Cina atau Indonesia dan kaitannya dengan pengrusakan hutan hutan serta kaitannya dengan APP. Langkah-langkah kunci dalam investigasi Greenpeace adalah sebagai berikut: 1) Greenpeace mengidentifikasi serangkaian merk mainan utama di sejumlah negara di dunia. 2) Greenpeace mengirim contoh materi kemasan ke IPS, otoritas global untuk pengujian produk kertas, yang secara luas digunakan oleh sektor kertas.22 3) Seorang ahli IPS menyiapkan dan menguji contoh-contoh kemasan dengan mikroskop forensik untuk mengidentifikasi spesies kayu yang digunakan. Dalam sebagian besar kasus, kandungan serat kayu baru dari lapisan mewah dari papan kemasan yang diuji untuk menentukan besar kandungan MTH – kayu hutan alam tropis campuran – atau serat akasia dalam kemasan.23 Adanya MTH atau akasia secara kuat mengindikasikan bahwa serat pulp tersebut berasal dari Indonesia.24 IPS telah mengkonfirmasi ditemukannya MTH dan akasia dalam rangkaian contoh yang diuji.25 Bukti forensik ini mengaitkan pemain-pemain utama dalam sektor mainan dengan pengrusakan hutan hujan Indonesia. Setelah ditemukannya kaitan antara kemasan yang digunakan oleh beberapa merk mainan terkemuka dengan pengrusakan hutan hujan Indonesia, investigasi Greenpeace berusaha untuk mengkonfirmasi kaitan dagang dengan APP.
INVESTIGASI GREENPEACE MENGAITKAN SEKTOR MAINAN DENGAN APP Banyak merk terkemuka dalam sektor mainan diproduksi di Cina dan Indonesia dan dijual dengan banyak kemasan mewah.
Tidak ada di antara produsen mainan besar seperti Mattel, Disney, Hasbro dan LEGO memiliki kebijakan perusahaan yang memastikan mereka dan pemasok pihak ketiga atau pemegang lisensi tidak berkontribusi pada pengrusakan hutan hutan dunia yang tersisa.26 Greenpeace melakukan investigasi untuk menentukan adanya kaitan dagang di Indonesia dan Cina antara APP dan pemain utama dalam sektor mainan. Langkah-langkah kunci dalam investigasi adalah: 1) Greenpeace menentukan beberapa produk mainan dari merk-merk ternama dan teremuka dari sejumlah negara di dunia. 2) Greenpeace mengidentifikasi dan menginvestigasi percetakan dan pabrik kemasan dari kemasan terkait, bila memungkinkan. 3) Greenpeace mengidentifikasi industri penggunan produk APP melalui data perdagangan, materi publikasi dan sumber-sumber rahasia. Hasil investigasi menunjukkan bahwa kemasan untuk produk bermerk Mattel, Disney, LEGO dan Hasbro menggunakan kertas APP. Investigasi ini hanya puncak gunung es dalam hal menguak skala potensi kaitan perdagangan di Indonesia dan Cina antara sektor mainan dan APP, serta dampaknya terhadap hutan hujan Indonesia. Sebagian besar produk konsumen dijual dengan kemasan. Tanpa adanya kebijakan pengadaan korporat yang kuat, perusahaan atau merk apa saja yang mengadakan produk kertasnya dari Cina dan Indonesia berisiko dikaitkan dengan APP dan turut mendorong pengrusakan hutan hujan Indonesia.
MATTEL Hasil uji forensik menunjukkan bahwa sebagian besar kemasan untuk boneka busana Mattel Barbie seringkali mengandung kayu hutan hujan Indonesia. Mattel menggunakan kemasan yang dibuat dengan kertas yang diproduksi APP, kelompok bisnis yang menurut investigasi Greenpeace terus menerus terbukti menghancurkan hutan hujan habitat dari satwa yang sangat terancam punah dan juga terlibat dengan pengrusakan lahan gambut berskala besar. • • • •
‘Mattel adalah perancang, produsen dan penjual produk mainan terbesar di seluruh dunia.’ Merk Mattel Girls & Boys merupakan hampir 60% dari total penjualan Mattel tahun 2010. Bukti yang diperoleh Greenpeace menunjukkan bahwa Mattel menggunakan kayu hutan hujan Indonesia dalam kemasan Barbie. Investigasi Greenpeace menunjukkan bahwa APP memasok Mattel.
MATTEL ADALAH NOMER SATU DALAM MAINAN Mattel adalah produsen terbesar di sektor mainan dunia.27 Perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek New York (New York Stock Exchange) dan berkantor pusat di El Segundo, California, AS. Pada tahun 2010, realisasi penjualan bersih perusahaan ini mencapai US$ 5,9 milyar (€ 4,4 milyar).28 Walaupun produk Mattel dijual di lebih dari 150 negara di dunia,29 hampir 80% penjualannya di AS dan Eropa.30 Merk Mattel Girls & Boys merupakan hampir 60% dari total penjualan di tahun 2010.31 Merk ini termasuk boneka busana dan aksesoris Barbie, Disney Classics, permainan dan teka-teki (puzzle), dan produk-produk Monster High, Hot Wheels, Matchbox, Toy Story dan Batman.32 Barbie adalah lambang budaya, dan telah mendominasi pasar boneka busana selama setengah abad.
Kebijakan kertas Produksi sendiri ‘Sampai saat ini merk-merk Mattel telah melaksanakan proyek pilot yang menyertakan atribut keberlanjutan (sustainability). […] Misalnya, jajaran boneka Barbie Thumbelina kami menggunakan 100 persen karton daur ulang [ditambahkan penekanan] pada kemasan dan memberikan petunjuk bagaimana mendaur ulang.’33 Laporan tahunan perusahaan, laporan filantropi dan kewarga-duniaan telah dicetak pada kertas bersertifikasi FSC, dan ‘untuk materi cetakan lain, kami biasanya bekerja dengan pemasok kertas dan percetakan yang dapat merekomendasikan stok kertas bersertifikasi FSC terbaru.’34 Perusahaan ini bekerja dengan pihak ketiga seperti Amazon.com untuk menghindari tambahan kemasan yang tak perlu untuk pengiriman produknya ke konsumen.35 Inisiatif-inisiatif lemah dan terbatas dari produsen boneka terbesar dunia ini tidak memastikan bahwa Mattel tidak berdagang dengan perusahaan yang terlibat deforestasi. Produk yang diproduksi oleh pihak ketiga atau pemegang lisensi ‘[Prinsip-Prinsip Manufaktur Global] Mattel berlaku untuk semua pihak yang memproduksi, merakit, berlisensi atau mendistribusikan produk atau kemasan yang padanya terdapat merk Mattel. […] Perlindungan Lingkungan: Fasilitas pabrik harus memberlakukan program lingkungan untuk meminimisasi dampaknya terhadap lingkungan.’36 Mattel mensyaratkan sertifikasi independennya tersendiri untuk semua materi, termasuk produk kertas untuk kemasan, untuk membuktikan bahwa mereka memenuhi standar dalam hal tidak menggunakan atau pembatasan serangkaian bahan kimia berbahaya. Hal ini berlaku tidak hanya untuk produksi sendiri, tapi juga untuk pihak ketiga dan pemegang lisensi. Walau demikian, Mattel tidak mensyaratkan para pihak ketiga atau pemegang lisensi untuk menghindari berdagang dengan perusahaan yang terlibat dengan deforestasi.
BUKTI FORENSIK MENGAITKAN MATTEL DENGAN PENGRUSAKAN HUTAN HUJAN INDONESIA Pabrik Mattel di Indonesia dikhususkan untuk pembuatan boneka, sebagian besarnya memproduksi berbagai jenis boneka Barbie dan karakter khas boneka lainnya.37 Selanjutnya, Mattel mendapat lisensi dari Disney untuk memproduksi serangkaian boneka dari film-film Disney.38 Cina adalah pusat manufaktur terbesar untuk produk bermerk Mattel.39 Ini termasuk produk Barbie, serta serangkaian luas produk mainan lainnya dari permainan kartu sampai sepeda otoped.40 Hasil uji forensik ahli menunjukkan bahwa MTH secara reguler ditemukan dalam serangkaian luas produk kemasan dan kertas Mattel.41 Hal ini membuktikan bahwa Mattel berperan dalam pengrusakan hutan hujan Indonesia. Pengumpulan bukti oleh Greenpeace akan produk kemasan dan kertas Mattel yang diproduksi di Indonesia terbukti mengandung MTH:42
Pilihan bukti Greenpeace akan produk kemasan atau kertas yang diproduksi di Cina terbukti mengandung MTH:43
INVESTIGASI GREENPEACE MENUNJUKKAN KAITAN MATTEL DENGAN APP Investigasi Greenpeace menguak hubungan dagang antara APP dan Mattel di Indonesia dan Cina. Sertifikasi mengindikasikan bahwa APP adalah pemasok Mattel Greenpeace telah mendapatkan sertifikasi yang mengindikasikan bahwa APP memasok materi kemasan untuk produk-produk Mattel. Mattel mensyaratkan uji dan sertifikasi materi, termasuk produk kertas untuk kemasan, untuk menunjukkan bahwa mereka memenuhi standar dalam hal tidak menggunakan atau pembatasan serangkaian bahan kimia berbahaya. Kilang utama APP untuk papan kemasan di Indonesia – PT Indah Kiat Pulp & Paper Serang (IKPP), berlokasi di Pulau Jawa – telah menerima sertifikasi ini untuk beberapa merk papan kertas (paperboard)44 yang mereka produksi dan perdagangkan dalam negri Indonesia dan diekspor ke Cina. Kilang ini dipasok oleh kilang pulp APP di Sumatra;45 yang menggunakan MTH dari hutan hujan Indonesia.46 Dalam negri Cina, kilang APP di Ningbo telah menerima sertifikasi Mattel untuk produksi kertas untuk permainan kartu.47 APP memproduksi kemasan Barbie yang berasal dari hutan hujan Investigasi Greenpeace mengungkapkan kaitan dagang antara APP dan pabrik Barbie Mattel di Indonesia. Bukti-bukti selanjutnya menunjukkan kaitan dagang melalui pabrik-pabrik lain. Barbie ‘Made in Indonesia’48 Pabrik Mattel di Indonesia memproduksi serangkaian boneka busana. Termasuk bonekaboneka dengan merk Mattel sendiri, yaitu Barbie, serta merk populer Monster High dan boneka-boneka edisi khusus – biasanya berkaitan dengan karakter film atau TV. Pabrik di
Indonesia juga membuat boneka-boneka bermerk Disney di bawah lisensi; termasuk rangkaian boneka Princess dan rangkaian High School Musical. Greenpeace mengidentifikasi dua percetakan Indonesia yang memproduksi kemasan untuk boneka-boneka Mattel buatan Indonesia (‘Made in Indonesia’) yang dijual di Jerman, Australia, Britania Raya, Amerika Serikat dan tempat lain, yaitu: Sansico dan PT Bukit Muria Jaya (PT BMJ).49 Investigasi lebih lanjut mengungkapkan kaitan dagang antara perusahaan-perusahaan ini dengan APP.50 Sansico51 memiliki pabrik di Indonesia, dan mengklaim dapat memproduksi lebih dari 1 juta unit kemasan per minggunya. Mattel adalah salah satu pelanggan utamanya, dan dilaporkan telah memasok kemasan tercetak kepada kepada perusahaan ini selama dua dekade.52 Sebagian besar produksinya lewat percetakan Sansico, PT Printec II, yang bersebelahan dengan pabrik utama Mattel Indonesia. Menurut informasi rahasia, pabrik Sansico ini adalah pelanggan APP Indonesia. Percetakan ini memproduksi berbagai produk kemasan untuk Mattel, termasuk yang dilisensi oleh Disney. Pabrik Sansico, PT Grafitec, juga memasok kemasan untuk Mattel Indonesia.53 PT BMJ adalah bagian dari Grup Djarum dan merupakan produsen kemasan lintas sektor terkemuka di Indonesia.54 Menurut informasi rahasia, BMJ adalah pelanggan APP Indonesia. Uji forensik kemasan Mattel yang berasal dari percetakan ini terbukti secara reguler menggunakan MTH. Barbie ‘Made in Indonesia’ hanya puncak gunung es55 Investigasi Greenpeace mengenai kemasan boneka busana hanya merupakan puncak gunung es dalam pengungkapan potensi dampak Mattel terhadap hutan hujan Indonesia. Menurut ‘Laporan GRI 2007’ Mattel: ‘Mayoritas produk kami, termasuk produksi yang dioutsource diproduksi di Cina.’56 Di Cina sendiri, Mattel membuat produk dari mulai boneka busana, permainan, teka-teki dan permainan kartu sampai aksesoris Barbie dan merk mainan lainnya.57 Sebagian besar produk dijual dengan kemasan atau mengandung semacam materi kertas lainnya. Hasil uji forensik kemasan boneka busana Barbie ‘Made in China’ mengungkapkan sejumlah produk yang mengandung MTH.58 Menurut website perusahaan,59 perusahaan APP Ningbo Asia Converting mengklaim untuk membuat produk kemasan sepeda otoped bermerk Barbie. Perusahaan satu kelompoknya (sister company) Ningbo Asia Pulp & Paper, memperoleh sertifikat Mattel untuk papan kertas permainan kartu60 dan mengimpor pulp dari Indonesia.61 Permainan kartu UNO dan kemasan bergambar karakter Disney Winnie the Pooh telah positif terbukti mengandung MTH.62 APP adalah produsen produk kertas terbesar di Cina, dan sekitar sepertiga dari produksi kertas dan papan kertasnya adalah untuk kemasan.63 Tanpa adanya kebijakan kuat dan pengamanan spesifik, produk kertas dari Cina atau Indonesia berisiko tinggi untuk dikaitkan dengan APP, dan merupakan pendorong pengrusakan hutan hujan Indonesia.
DISNEY Hasil uji forensik menunjukkan bahwa serangkaian luas produk kertas dan kemasan yang bermerk Disney secara reguler mengandung bahan kayu dari hutan hujan Indonesia. Di Indonesia, Mattel memproduksi serangkaian luas boneka busana bermerk Disney. Mattel dipasok oleh APP, sebuah kelompok dimana dari investigasi Greenpeace terbukti terus menerus terbukti menghancurkan hutan hujan habitat dari satwa yang sangat terancam punah dan juga terlibat dengan pengrusakan lahan gambut berskala besar.
•
•
• •
Kesepakatan lisensi Disney berlaku untuk semua perusahaan yang memproduksi produk yang menggunakan merk Disney. Walau demikian, kesepakatan ini tidak mensyaratkan tidak digunakannya kayu yang berasal dari hutan hujan. Mattel memproduksi serangkaian luas boneka busana Princess bermerk Disney, termasuk Snow White, Cinderella, Rapunzel dan boneka Sleeping Beauty, pada pabrik yang sama yang membuat Barbie. Bukti-bukti Greenpeace menunjukkan bahwa Mattel Indonesia menggunakan kayu yang berasal dari hutan hujan Indonesia untuk kemasan produk bermerk Disney. Investigasi Greenpeace menunjukkan bahwa APP memasok papan kemasan untuk produk Disney yang diproduksi oleh Mattel.
DISNEY ADALAH MERK TERLISENSI NOMER SATU Disney adalah ‘pemberi lisensi [produk] terbesar dunia dengan hasil penjualan eceran global sebesar $27 milyar pada tahun 2009’.64 Disney adalah perusahaan publik, terdaftar pada Bursa Efek New York, dengan kantor pusatnya di Burbank, California, USA.65 Perusahaan yang dibentuk tahun 1923 sebagai studio kartun, saat ini telah berkembang menjadi bisnis hiburan multinasional.66 Total penjualan Disney tahun 2010 mencapai US$ 38,1 milyar (€ 28,2 milyar).67 Sementara divisi produk konsumennya hanya merupakan 7% dari penjualan,68 perusahaan saat ini bekerja sama dengan para pengecer utamanya untuk bergeser dari ‘model bisnis lisensi’ menjadi ‘perusahaan produk konsumen’:69 yang bercita-cita untuk mengembangkan pemasaran produknya. ‘Produk bermerk Disney terinspirasi film-film animasi Disney yang sangat dicintai, termasuk film pertama – Snow White and the Seven Dwarfs – sampai film-film terbaru seperti The Princess and the Frog serta Toy Story dan Cars dari Disney·Pixar’70 ‘Disney Princess telah menjadi merk gaya hidup yang kuat dan menyumbang $4 milyar dari penjualan eceran global, menyentuh tiap aspek kehidupan anak-anak perempuan di seluruh dunia.’71 Kebijakan kertas ‘Konservasi alam adalah prioritas utama Disney.’72 Disney telah menyurati Greenpeace mengakui perannya dalam mengurangi deforestasi,73 dan telah memberlakukan kebijakan pembelian yang berlaku pada sebagian dari pembuatan produksi langsungnya. Produksi sendiri ‘Disney bertujuan untuk mendapatkan 100% dari kertas yang dipasok untuk produk dan kemasan oleh bisnis non-lisensinya dari sumber berkelanjutan. Kertas yang dipasok akan memuat kandungan daur ulang, dipasok dari hutan bersertifikat, atau yang sumber asalnya diketahui.’74 Kebijakan lemah ini tidak memastikan bahwa Disney tidak berdagang dengan dengan perusahaan-perusahaan yang terlibat deforestasi. Dengan ‘mengetahui sumber asalnya’ artinya bahwa ‘pembeli telah diberitahu di mana kayu tumbuh dan telah dipastikan bahwa asalnya bukan dari tempat yang tidak diinginkan (misalnya ditebang secara ilegal)’.75 Produk yang diproduksi oleh pihak ketiga atau pemegang lisensi ‘Sebagian besar produk bermerk Disney diproduksi dan dijual di bawah lisensi yang diberikan oleh Disney kepada pihak ketiga.’76 Secara teori, kode perilaku (code of conduct) Disney berlaku untuk semua produsen produkproduk Disney, termasuk barang-barang yang diproduksi pihak ketiga dan pemegang lisensi.77 ‘Perusahaan-perusahaan yang membuat produk bermerk Disney harus menandatangani kontrak yang menyatakan bahwa mereka tidak sedang dan tidak akan
mempekerjakan buruh di bawah umur’,78 misalnya. Namun di bawah judul ‘Perlindungan Lingkungan’, kode ini hanya mensyaratkan produsen untuk ‘mematuhi semua peraturan dan perundang-undangan lingkungan yang berlaku’.79 Selanjutnya, kebijakan kertas Disney80 hanya berlaku untuk sejumlah produk terbatas yang diproduksi sendiri. Persyaratan ini tidak diberlakukan pada lebih dari 3.700 pemegang lisensinya81 untuk menghindarkan mereka dari berdagang dengan perusahaan-perusahaan yang terlibat deforestasi.
BUKTI FORENSIK MENGAITKAN DISNEY DENGAN PENGHANCURAN HUTAN HUJAN INDONESIA Hasil uji forensik ahli menunjukkan bahwa MTH secara reguler ditemukan dalam serangkaian luas produk kemasan dan kertas bermerk Disney.82 Hal ini membuktikan bahwa Disney berperan dalam pengrusakan hutan hujan Indonesia. Pengumpulan bukti oleh Greenpeace akan produk kemasan dan kertas bermerk Disney terbukti mengandung MTH:83
INVESTIGASI GREENPEACE MENUNJUKKAN KAITAN DISNEY DENGAN APP Merk Disney Princess ‘Made in Indonesia’84 Greenpeace telah mengidentifikasi bahwa Mattel memproduksi boneka-boneka busana bermerk Disney Princess dan High School Musical di Indonesia. Boneka-boneka khas ini, termasuk Snow White, Cinderella, Rapunzel dan Sleeping Beauty, diproduksi pada pabrik Mattel Indonesia yang sama yang memproduksi Barbie. Uji forensik pada serangkaian luas materi kemasan untuk boneka-boneka ini menunjukkan bahwa secara reguler ditemukan sejumlah besar MTH.85 Investigasi Greenpeace menunjukkan bahwa Mattel Indonesia menggunakan materi kemasan buatan APP. Mattel Indonesia memproduksi boneka busana bermerk Disney. Sebagian dari kemasan untuk produk ini memakai label sebagai produksi Sansico, yang menerima pasokan bahan baku dari APP. Lihat ‘Investigasi Greenpeace Mengaitkan Mattel dengan APP’. Puncak gunung es86 Disney duduk sebagai ‘pemberi lisensi terbesar dunia dengan penjualan eceran global mencapai $27 milyar pada tahun 2009’.87 Lebih dari 3.700 perusahaan lisensi memproduksi barang-barang bermerk Disney dengan lisensi di seluruh dunia.88 Sebagian besar produk Disney dijual dengan kemasan atau merupakan produk kertas (alat tulis, teka-teki, buku gambar, dsb). Kemasan untuk produk bermerk Disney yang diproduksi oleh Mattel Indonesia jelas hanya merupakan puncak gunung es dalam hal kaitan perusahaan ini dengan APP dan
pengrusakan hutan hujan Indonesia. Ningbo Asia Pulp & Paper memperoleh sertifikat Mattel untuk papan kertas permainan kartu.89 Hasil uji forensik kartu dan kemasan untuk edisi Disney dari permainan kartu UNO dari Mattel buatan Cina telah terbukti mengandung MTH.90 Di Indonesia, investigasi awal Greenpeace mengidentifikasi serangkaian barang bermerk Disney yang dipasarkan secara luas oleh sejumlah pemegang lisensi untuk penjualan eceran internasional seperti Carrefour. Hasil uji forensik dari serangkaian kemasan untuk produkproduk ini menunjukkan pemakaian MTH.91 Tanpa adanya pengaman khusus, produk-produk kertas terutama dari Cina dan Indonesia berisiko tinggi dikaitkan dengan APP dan menjadi pendorong hancurnya hutan hujan Indonesia.
HASBRO DAN LEGO Selain mengidentifikasi produk-produk bermerk Mattel dan Disney dan kaitannya dengan pengrusakan hutan hujan Indonesia, investigasi Greenpeace juga mengidentifikasi sejumlah produsen mainan besar, termasuk Hasbro dan LEGO, yang memproduksi produknya di Cina yang telah terbukti menggunakan MTH dalam produk-produk kertasnya. Greenpeace telah berhasil mengaitkan APP dengan Hasbro dan LEGO. •
Hasbro adalah produsen mainan global kedua terbesar di dunia.
•
Banyak produk-produk mainan ‘Made in China’ tidak mencantumkan pembuat kemasannya.
•
Salah satu edisi special buku kegiatan Star Wars dari LEGO dicetak oleh Hung Hing, salah satu dari tiga pengimpor terbesar kertas APP Indonesia di Cina. Sampulnya terbukti mengandung MTH.
HASBRO DAN LEGO ADALAH PEMAIN BESAR HASBRO ADALAH KEDUA DI BIDANG MAINAN Hasbro adalah produsen kedua terbesar dunia di sektor mainan. Saham perusahaan ini diperdagangkan di NASDAQ Global Select Market. Hasbro berkantor pusat di Pawtucket, Rhode Island, AS. Pada tahun 2010, Hasbro merealisasi penjualan bersih sebesar US$ 4,0 milyar (€ 3,0 milyar).92 Sekitar 50% dari penjualan 2010 adalah di AS.93 Dua pertiga penjualan94 adalah untuk mainan anak laki-laki – termasuk karakter dan merk seperti GI Joe, Incredible Hulk, Indiana Jones, Spider-Man, SpongeBob, Sesame Street, the Simpsons, Star Wars dan yang diproduksi di bawah lisensi Disney (Mickey Mouse, High School Musical, Little Einsteins, Toy Story 3) – serta permainan dan teka-teki seperti Monopoly, Scrabble dan Trivial Pursuit.95 Kebijakan kertas Produksi sendiri Hasbro telah menentukan ‘tujuan bahwa pada 2011 setidaknya 75% dari kemasan kertasnya akan berasal dari materi daur ulang atau sumber-sumber yang mempraktekkan pengelolaan hutan berkelanjutan’.96 Pada tahun 2015 mereka bertujuan untuk meningkatkannya menjadi 90% untuk semua kemasan papan kertas dan isi dari semua permainan dalam kotak.97 Produk-produk di bawah lisensi Hasbro mengakui tanggung jawabnya untuk produk-produk yang dibuat di bawah lisensi, dan mereka ‘bekerja dengan para pemegang lisensi mainan dan permainan inti untuk membantu mereka memberlakukan standar yang serupa’.98 Kebijakan saat ini tidak mencegah merk Hasbro untuk dikaitkan dengan perusahaan yang berdagang dengan perusahaan lain yang terlibat dengan deforestasi.
LEGO ADA DI POSISI KEEMPAT DI BIDANG MAINAN LEGO adalah produsen mainan terbesar keempat di dunia.99 LEGO adalah perusahaan pribadi milik keluarga, berkantor pusat di Billund, Denmark.100 Produk-produk perusahaan ini dijual di lebih dari 130 negara.101 Pada tahun 2010, pendapatan perusahaan ini dari penjualan produknya adalah DKK 16,0 milyar (€ 2,1 milyar).102 Selain produk utama LEGO, mereka juga memproduksi produk di bawah lisensi yang termasuk produk-produk bermerk dari film atau film kartun seperti Star Wars, Harry Potter, Toy Story, SpongeBob dan Indiana Jones.103 Kebijakan kertas Pada bulan Mei 2011, LEGO memberitahu Greenpeace bahwa mereka berniat menginvestigasi keprihatinan Greenpeace mengenai APP dengan para pemasok mereka secepatnya. Perusahaan ini akan ‘berusaha untuk memastikan semua kemasan dan materi cetak untuk semua produk bermerk LEGO dipasok dari sumber-sumber berkelanjutan dan sebisa mungkin menggunakan kandungan daur ulang’.104 Bilamana materi kemasan LEGO mensyaratkan penggunaan serat baru dibanding kandungan daur ulang, LEGO hanya meminta pemasoknya untuk mendeklarasikan bahwa mereka dapat ‘setidaknya mendokumentasikan bahwa kemasan yang dipasok kepada LEGO Group tidak mengandung serat kayu yang dapat dilacak kembali ke deforestasi ilegal; kayu dari spesies kayu terancam; atau praktek bisnis korup atau ilegal lainnya’.105 Walau LEGO telah mengakui pentingnya membeli dari sumber-sumber bersertifikasi FSC,106 sistem yang berlaku sekarang tidak cukup kuat untuk memastikan bahwa serat yang digunakan untuk kemasan produk mereka berasal dari sumber-sumber bersertifikasi FSC. Produk-produk yang diproduksi pihak ketiga LEGO memiliki kode perilaku yang memberi syarat minimum ‘untuk memastikan pelanggan dan subkontraktor untuk memproduksi komponen dan memberikan jasa kepada LEGO Group dengan cara yang etis’.107 Misalnya: ‘Pekerja di bawah umur tidak boleh dilibatkan atau dimanfaatkan. […] Pekerja paksa tidak boleh dilibatkan atau dimanfaatkan.’108 Namun di bawah ‘Perlindungan Lingkungan’ kode perilaku ini hanya mensyaratkan produsen untuk mematuhi ‘hukum dan perundang-undangan yang terkait dengan perlindungan lingkungan’.109 LEGO tidak mensyaratkan pihak ketiga untuk menghindari perdagangan dengan perusahaan-perusahaan yang terlibat dengan deforestasi.
HASIL UJI FORENSIK MENGAITKAN HASBRO DAN LEGO DENGAN PENGHANCURAN HUTAN HUJAN INDONESIA HASBRO Hasil uji forensik membuktikan bahwa MTH secara reguler ditemukan dalam serangkaian kemasan dan produk kertas dalam produk bermerk Hasbro.110 Bukti ini menguak peran Hasbro dalam penghancuran hutan hujan Indonesia Produk kemasan dan produk kertas yang mengandung MTH antara lain:111
LEGO Hasil uji forensik dari lapisan luar dari sampul produk-produk LEGO menunjukkan penggunaan serat MTH.112 Bukti ini menguak peran LEGO dalam penghancuran hutan hujan Indonesia. Produk yang mengandung MTH:113
INVESTIGASI GREENPEACE MENGAITKAN HASBRO DAN LEGO KE APP HASBRO Hasbro memiliki kaitan rantai pasokan dengan APP. Sertifikasi membuktikan bahwa APP adalah pemasok Hasbro Seperti Mattel, Hasbro mensyaratkan sertifikasi untuk semua materi, termasuk produk kertas untuk membuktikan bahwa mereka memenuhi standar dalam hal tidak menggunakan atau pembatasan serangkaian bahan kimia berbahaya.114 Kilang APP utama untuk papan kertas kemasan di Indonesia – PT Indah Kiat Pulp & Paper Serang (IKPP), berlokasi di Jawa – telah menerima sertifikasi untuk beberapa merk permainan papan115 yang mereka produksi dan perdagangkan di Indonesia dan ke Cina. Kilang ini dipasok oleh kilang pulp APP di Sumatra;116 yang menggunakan MTH dari hutan hujan Indonesia. Di Cina, kilang APP Ningbo telah menerima sertifikasi Hasbro untuk produksi papan kertas.117 Rantai pasokan Hasbro118 Hasbro telah men-outsource banyak produksinya ke pabrik-pabrik di Cina termasuk permainan papan seperti Monopoly, Trivial Pursuit, The Game of Life, Twister dan Scrabble dan mainan termasuk Transformers dan My Little Pony. Hasil uji forensik awal dari serangkaian kemasan produk bermerk Hasbro yang dibuat di Cina menunjukkan pemakaian MTH.119 Label pada permainan papan bermerk Hasbro yang dibeli di Cina mengidentifikasi QP Printing dan Top Mix Industries sebagai produsennya. QP Printing juga mengekspor permainan papan bermerk Hasbro termasuk Monopoly dan Scrabble.120 Website The Top Mix Industries mempromosikan perusahaan ini sebagai ‘produsen yang ditunjuk untuk membuat permainan terkenal “Monopoly” ’.121 Produsen lainnya telah diidentifikasi pula. Investigasi awal Greenpeace telah mendapatkan bukti terdokumentasi akan kaitan dagang antara produsen produk bermerk Hasbro dan APP di Cina dan Indonesia. Tanpa adanya pengaman khusus, produk-produk kertas terutama dari Cina dan Indonesia berisiko tinggi dikaitkan dengan APP dan pendorong hancurnya hutan hujan Indonesia.
LEGO122 LEGO memiliki kaitan rantai pasokan dengan APP. LEGO mempunyai kesepakatan lisensi eksklusif dari Lucasfilm Ltd. yang memberikan hak perusahaan ini untuk memproduksi dan memasarkan serangkaian mainan LEGO yang
berdasarkan tema dari film Star Wars trilogi yang pertama dan tiga film berikutnya.123 Beberapa edisi spesial produk Star Wars diterbitkan oleh Dorling Kindersley (bagian dari Penguin Group) dan dicetak di Cina oleh percetakan-percetakan yang berkaitan dengan APP. Salah satu percetakan produk ini (Leo Paper)124 dua kali memenangkan ‘Sinar Mas Print Awards’ pada tahun 2009 – sebuah kompetisi yang terbuka hanya untuk para konsumen APP; percetakan lain (Hung Hing Printing) 125 dimiliki oleh grup perusahaan yang sama dengan Sun Hing Paper.126 Menurut data perdagangan rahasia 2010, Sun Hing Paper adalah termasuk tiga importir terbesar Cina akan kertas APP Indonesia. Hasil uji forensik dari satu produk edisi spesial Star Wars diproduksi oleh Hung Hing terbukti mengandung MTH. Hanya puncak gunung es? Kiatan-kaitan dengan APP dan bukti bahwa serat hutan hujan dalam rantai pasokan LEGO dan Hasbro sangat mungkin hanya merupakan puncak gunung es bagi perusahaan ini dan produsen mainan lainnya. Makin banyak produsen di sektor mainan yang memusatkan produksi mereka di Cina. Misalnya, kemasan untuk produk-produk LEGO baru-baru ini semakin banyak yang diproduksi di Cina; dahulu, hampir semua diproduksi di Denmark atau negara Eropa lainnya. Tanpa adanya pengaman khusus, produk kertas dari Cina atau Indonesia berisiko tinggi dikaitkan dengan APP, dan dengan pengrusakan hutan hujan Indonesia.
CATATAN AKHIR 1
APP secara formal tidak ada. Ia merupakan kelompok perusahaan Sinar Mas yang beroperasi di sektor pulp & kertas. PT Purinusa Ekapersada adalah pemegang saham terbesar di PT Indah Kiat, PT Pindo Deli, PT Lontar Papyrus dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia. PT Purinusa Ekapersada menguasai 52,7% saham PT Indah Kiat. Sumber: Indah Kiat (2009): 48. PT Purinusa Ekapersada menguasai 97,73% saham PT Pindo Deli. Sumber: PT Pindo Deli (2010): 56. PT Purinusa Ekapersada menguasai PT Lontar Papyrus melalui PT Pindo Deli (lihat atas), yang menguasai 99,79% saham PT Lontar Papyrus. Sumber: Lontar Papyrus (2010): 33. PT Purinusa Ekapersada menguasai 59,6% saham Tjiwi Kimia. Sumber: Tjiwi Kimia (2010): 53 2
APP (2009a). Lihat juga Tempo Interaktiv (2010).
3
% pada tahun 2007, menurut APP (2009a). Perhitungan Greenpeace berdasarkan data pemerintah Indonesia juga menghasilkan 20% pada tahun 2009. Sumber: Dephut (2010a). 4
Website Staples: www.staples.com/sbd/cre/marketing/about_us/index.htm
5
Wall St Journal (2008)
6
WRAP (2011): 5. Sumber-sumber yang digunakan oleh WRAP adalah China Paper Association, RISI, HMRC dan estimasi WRAP. 7
WRAP (2011): 5
8
WRAP (2011): 5
9
Website APP: www.app.com.cn/english/index.html
10
Menurut Pira (2011), Cina adalah pasar kemasan mewah utama di wilayah Asia Pasifik dan pasar kedua terbesar dunia setelah AS. Kemasan mewah didefinisikan dalam studi ini sebagai kemasan primer dan sekunder termasuk tutup dan segel, yang digunakan khususnya untuk barang-barang berharga premium dalam sektor barang konsumen. 11
Freedonia (2010) dan Datamonitor PLC (2009)
12
Lihat misalnya: Pihlajamäki & Hytonen (2004). Para penulis bekerja di konsultan spesialis industry pulp dan kertas Jaakko Pöyry. 13
Kedua perusahaan memproduksi pulp dalam jumlah besar, Kertas Nusantara (ex Kiani Kertas) dan PT Tanjung Enim Lestari, hanya menggunakan serat akasia. Lihat Pirard & Cossalter (2006). 14
APRIL (2009). APRIL memproduksi papan kertasnya di kilang mereka SSYMB di Cina.
15
APP (2009a): 6
16
APP (2010): 36
17
APP (2010) p36. Data bea cukai resmi Cina menunjukkan bahwa kilang papan kertas APP Cina mengimpor pulp Indonesia. Sumber: Informasi Perdagangan Impor & Ekspor Bea Cukai Cina (CTI) (2010). Data perdagangan rahasia yang diperoleh Greenpeace menunjukkan bahwa kilang pulp APP di Perawang, Riau adalah eksportir pulp di Cina. Sumber: Data rahasia 2010, salinan dimiliki oleh Greenpeace Internasional. 18
Hanya APP dan APRIL yang memproduksi pulp MTH di Indonesia. Keduanya mengekspor pulp ke Cina. Kedua perusahaan memiliki kilang di Cina. Namun sangat kecil kemungkinannya bila APP Cina membeli dari saingan mereka APRIL. 19
Lihat website APP: www.asiapulppaper.com
20
Lihat website APP: www.asiapulppaper.com
21
% pada tahun 2007, menurut APP (2009a). Perhitungan Greenpeace berdasarkan data pemerintah Indonesia mendapatkan hasil sama 20% untuk 2009. Sumber: Kemenhut (2010a). 22
Integrated Paper Services (IPS): www.ipstesting.com
23
Mengikuti standard industri TAPPI T401.
24
Jika sebuah produk mengandung kayu rimba campuran (MTH), artinya produk tersebut berasal dari Indonesia. Negara lain dengan hutan tropis tidak menebang habis dan membubur hutan mereka dalam skala perdagangan komersial. Pulp akasia juga hampir eksklusif berasal dari Indonesia. Di wilayah tropis lain, eucalyptus adalah spesies utama yang ditanam di perkebunan kayu pulp. 25
Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace.
26
Greenpeace mempelajari kebijakan pengadaan dan lingkungan yang tersedia di ranah publik dari Mattel, Disney, LEGO, Hasbro serta lainnya. 27
Mattel (2007): 2
28
Mattel (2011): 26
29
Mattel (2009): 4
30
Mattel (2011): 5
31
Mattel (2011): 27
32
Reuters online, profil perusahaan Mattel, www.reuters.com/finance/stocks/companyProfile?symbol=MAT.O diakses 13 Mei 2011 33
Mattel (2009): 32
34
Shaver (2011)
35
Mattel (2009): 32
36
Mattel (2007): 8–9
37
Investigasi Greenpeace 2010–2011
38
Investigasi Greenpeace 2010–2011
39
Mattel (2007): 3
40
Investigasi Greenpeace 2010–2011
41
Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace.
42
Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace.
43
Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace.
44
Kilang Indah Kiat Pulp & Paper (Sinar Mas) di Serang, online, serifikat produk http://www.ikserang.com/products_certificates.asp 45
misalnya APP (2007): 34
46
20% pada tahun 2007, menurut APP (2009a). Perhitungan Greenpeace berdasarkan data pemerintah Indonesia mendapatkan hasil sama 20% untuk 2009. Sumber: Kemenhut (2010a). 47
Ningbo Zhonghua Paper Co. Ltd., online http://www.zhonghuapaper.com/service/ewebeditor/UploadFile/20091210114914396.pdf 48
Investigasi Greenpeace 2010–2011
49
KBA (2010) dan BMJ (2008)
50
Investigasi Greenpeace 2010-2011
51
Website Sansico Resources: http://www.sansicoresources.com/Affiliated.html
52
KBA (2010)
53
KBA (2010)
54
Goliath (2010)
55
Investigasi Greenpeace 2010–2011
56
Mattel (2007): 3
57
Investigasi Greenpeace 2010–2011
58
Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace.
59
Ningbo Asia Paper Converting Co. Ltd, online http://napccl.en.china.cn/sellingleads/detail_1008419901_Sell-Box.html diakses 12 Januari 2011 60
Ningbo Zhonghua Paper Co. Ltd., online http://www.zhonghuapaper.com/service/ewebeditor/UploadFile/20091210114914396.pdf 61
CTI (2010)
62
Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace.
63
Investigasi Greenpeace 2010–2011
64
Disney (2010)
65
Disney (2011a)
66
Disney (2011a)
67
Disney (2011a): 28
68
Disney (2011a): 30
69
Disney (2010)
70
Disney (2010)
71
Disney (2010)
72
Disney (2011b)
73
Stevens (2011)
74
Disney (2011b)
75
Disney (2011b)
76
Disney (2011b)
77
Website The Walt Disney Company ‘Corporate Citizenship - Labor Standards - Code of Conduct for Manufacturers’: http://corporate.disney.go.com/citizenship/codeofconduct.html 78
Website The Walt Disney Company ‘Corporate Citizenship - Labor Standards - FAQ’: http://corporate.disney.go.com/citizenship/faq.html 79
Website The Walt Disney Company ‘Corporate Citizenship - Labor Standards - Code of Conduct for Manufacturers’: http://corporate.disney.go.com/citizenship/codeofconduct.html. Lihat juga website The Walt Disney Company website ‘Corporate Citizenship - Labor Standards - FAQ’: http://corporate.disney.go.com/citizenship/faq.html; misalnya ‘Sebagai syarat berbisnis dengan Disney’ perusahaan ini mensyaratkan ‘para pemegang lisensi dan vendor untuk mengidentifikasi pabrik dimana mereka berniat untuk memasok produk bermerk Disney’. 80
Disney (2011b)
81
Disney (2011b)
82
Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace.
83
Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace.
84
Investigasi Greenpeace 2010–2011.
85
Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace.
86
Investigasi Greenpeace 2010–2011.
87
Disney (2010)
88
Disney (2011b)
89
Ningbo Zhonghua Paper Co. Ltd., online http://www.zhonghuapaper.com/service/ewebeditor/UploadFile/20091210114914396.pdf 90
Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace.
91
Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace.
92
Hasbro (2011): 3
93
Hasbro (2011): 79
94
Hasbro (2011): 79
95
www.hasbro.com/shop/brandlist.cfm
96
Greener Package (2010)
97
Greener Package (2010)
98
Greener Package (2010)
99
LEGO Group (2011b): 6
100
LEGO Group (2011b)
101
LEGO Group (2011b): 20
102
LEGO Group (2011a): 11
103
www.lego.com/en-us/products/default.aspx
104
Kaspersen (2011b)
105
Kaspersen (2011b)
106
Kaspersen (2011a)
107
LEGO Group Code of Conduct Version 4.0: http://cache.lego.com/downloads/info/Codeofconduct/CODEOFCONDUCT_English.pdf 108
LEGO Group Code of Conduct Version 4.0: http://cache.lego.com/downloads/info/Codeofconduct/CODEOFCONDUCT_English.pdf 109
LEGO Group Code of Conduct Version 4.0: http://cache.lego.com/downloads/info/Codeofconduct/CODEOFCONDUCT_English.pdf 110
Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace.
111
Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace.
112
Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace.
113
Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace.
114
Hasbro (2005)
115
Kilang Indah Kiat Pulp & Paper (Sinar Mas) di Serang, online, sertifikat produk http://www.ikserang.com/products_certificates.asp 116
misalnya APP (2007): 34
117
Ningbo Zhonghua Paper Co. Ltd., online http://www.zhonghuapaper.com/service/ewebeditor/UploadFile/20091210114914396.pdf 118
Investigasi Greenpeace 2010–2011
119
Hasil uji IPS 2010–2011. Salinan dimiliki oleh Greenpeace.
120
Data bea cukai AS (2010)
121
Website Top Mix Industries: www.topmix.net/products
122
Investigasi Greenpeace 2010–2011
123
LEGO Group (2011b)
124
Disebutkan pada produk.
125
Disebutkan pada produk.
126
Lihat website Hung Hing: www.hhop.com.hk
Full presentation of this briefing is available at www.greenpeace.org/app-toying-with-extinction June 2011 Published by Greenpeace International Ottho Heldringstraat 5 1066 AZ Amsterdam The Netherlands
[email protected]